kata pengantarrepo.apmd.ac.id/789/1/na dan raperda umkm dprd jombang.pdfkata pengantar puji syukur...

110

Upload: others

Post on 21-Jan-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga
Page 2: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Jombang dapat diselesaikan.

Keberadaan Usaha Mikro bukan hanya menunjang kegiatan ekonomi nasional, namun juga menjadi gantungan jutaan warga. Sehingga Usaha Mikro memiliki nilai strategis untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan antar sektor. Oleh karenanya penguatan terhadap ekonomi mikro menjadi prioritas menuju terciptanya fundamental ekonomi yang kokoh. Namun dalam praktiknya, Usaha Mikro masih menghadapi banyak permasalahan baik secara internal maupun ekternal. Keberpihakan pemerintah terhadap sektor ini dirasa masih belum memadai yang ditunjukkan dengan lemahnya dukungan kebijakan, anggaran dan program untuk penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

Penyusunan rancangan peraturan daerah ini merupakan komitmen berbagai pihak terhadap Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif. Terutama DPRD Kabupaten Jombang yang menginisiasi peraturan daerah ini, rancangan ini juga tidak lepas dari kontribusi dari Pemerintah Kabupaten Jombang, Dunia Usaha, serta para pelaku ekonomi mikro dan ekonomi kreatif di Jombang. Untuk itu, kami Tim Penyusun mengucapkan apresiasi yang setinggi-tingginya dan terima kasih yang sebesar-besarnya pada para pihak yang telah banyak membantu penyelesaian rancangan peraturan daerah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa rancangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya input dan diskusi lanjutan dari berbagai pihak di Jombang agar naskah ini sungguh membawa manfaaat bagi masyarakat Jombang. Akhirul kata, semoga kebijakan yang dimuat dalam rancangan ini dapat diimplementasikan dengan baik, konsekuen dan penuh rasa tanggungjawab.

Penyusun

Tim PSKPPM

Page 3: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... .2

A. Latar Belakang ................................................................................... 2

B. Permasalahan dan Solusinya ............................................................. 3

C. Kegunaan Naskah Akademik ............................................................. 9

D. Metode Yuridis Empiris ...................................................................... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS ....................................................... 41

A. Kajian Teoritis .................................................................................. 41

B. Prinsip-Prinsip Yang Terkait Dengan Penyusunan Norma ................. 56

C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Serta

Permasalahan Yang Dihadapi Masyarakat ...................................... 59

D. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru Yang Akan Diatur

Dalam Undang-Undang Atau Peraturan Daerah Terhadap Aspek

Kehidupan Masyarakat Dan Dampaknya Terhadap Aspek Beban

Keuangan Negara ............................................................................. 61

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT ....... 65

BAB IV LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS ....................... 72

A. Landasan Filosofis ........................................................................... 72

B. Landasan Sosiologis ......................................................................... 77

C. Landasan Yuridis ............................................................................. 79

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP MATERI

MUATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA ..................... .80

A. Ketentuan Umum ............................................................................ 80

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 84

A. Simpulan ......................................................................................... 84

B. Saran-Saran ..................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 86

LAMPIRAN:

− RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PENGUATAN USAHA MIKRO DAN EKONOMI KREATIF DI KABUPATEN JOMBANG

Page 4: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

NASKAH AKADEMIK

PERDA TENTANG PENGUATAN USAHA MIKRO DAN EKONOMI KREATIF

TIM

PUSAT STUDI KEBIJAKAN PUBLIK DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT STPMD “APMD” YOGYAKARTA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN JOMBANG

2017

Page 5: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia, salah satunya

bertujuan untuk menanggulangi kemiskinan. Di lain pihak, kemiskinan

menjadi semacam input bagi perencanaan pembangunan, sekaligus output

bagi pembangunan kurang berhasil yang menjadi feedback bagi

perencanaan di masa mendatang. Untuk menanggulangi pengangguran

dan meratakan pembangunan beserta hasil-hasilnya merupakan upaya

untuk memadukan berbagai kebijaksanaan program pembangunan yang

tersebar di berbagai sektor dan wilayah Indonesia dengan berbagai

karakteristik ekonomi sosial dan budayanya, yang akan ikut menciptakan

lapangan kerja.

Keberadaan dan peran UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)

dalam menunjang kegiatan ekonomi nasional, terutama untuk mengatasi

persoalan kemiskinan, pengangguran, dan kesenjangan antar sektor,

sangat penting dan strategis. Oleh karenanya penguatan terhadap

ekonomi skala kecil dan menengah menjadi prioritas menuju terciptanya

fundamental ekonomi yang kokoh. Namun dalam melaksanakan peran

dan merealisasikan potensi yang besar tersebut, UMKM masih

menghadapi banyak permasalahan baik secara internal maupun ekternal.

Untuk itu perlunya upaya pemerintah daerah untuk menguatkan UMKM,

sehingga bisa melindungi dan membantu pelakunya.

Di tengah upaya untuk semakin menajamkan program

penanggulangan pengangguran dan kemiskinan di Indonesia perlu

dicari metode evaluasi dan monitoring yang tepat agar kualitas

pelaksanaan program penanggulangan pengangguran dan kemiskinan

menjadi semakin baik di masa datang. Dengan indikator-indikator

yang obyektif dan terukur para pengambil keputusan menjadi lebih

mudah melakukan perbaikan-perbaikan dari berbagai segi agar

Page 6: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

3

program penciptaan lapangan kerja menjadi lebih berkelanjutan

(sustainable) dan tidak bersifat charity. Dengan demikian kegagalan

suatu program di masa lalu bukan berarti telah gagal dalam segala

aspeknya sehingga harus diganti dengan program baru. Pengalaman

selama ini menunjukkan kecenderungan lapangan kerja yang bersifat

formal jumlahnya terbatas, sementara jumlah angkatan kerja terus

bertambah. Untuk itu pekerjaan sektor informal menjadi alternatif

dalam memenuhi kebutuhan lapangan pekerjaan, sektor tersebut

adalah UMKM dan ekonomi kreatif.

Adapun karakteristik UMKM antara lain : Jenis barang

usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu; Tempat

usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu; Belum

melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak

memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha;

Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner

yang memadai; Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah; Pada

umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka

sudah akses ke lembaga keuangan non bank; Umumnya tidak

mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Untuk menguatkan UMKM dan

ekonomi kreatif di Kabupaten, sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka kabupaten hanya

bertanggungjawab pada pembinaan usaha ekonomi mikro saja.

B. Permasalahan dan Solusinya

1. Permasalahan Yang Dihadapi Berkaitan dengan pengaturan penguatan Usaha Mikro dan

ekonomi kreatif di daerah, maka masih dihadapkan pada banyak dan

kompleksnya permasalahan pengangguran dan kemiskinan di daerah

dan juga di desa. Terlebih lagi Pemerintah Daerah belum mempunyai

landasan yang kuat untuk menentukan langkah penguatan ekonomi

kerakyatan baik Usaha Mikro maupun ekonomi kreatif, karena

Page 7: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

4

daerah belum cukup memadai dalam mengembangkan ekonomi

kerakyatan tersebut.

Banyaknya langkah terkait dengan pengembangan ekonomi

kerakyatan dan pedesaan, namun belum terkoordinasikan dengan baik

di tingkat kabupaten, menyebabkan kurang efektifnya pengentasan

kemiskinan dan pengangguran di daerah. Hal ini tercermin banyaknya

program dan kegiatan yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan

dan pengangguran yang diajukan oleh Organisasi Pemerintah Daerah

(OPD), di sisi lain minimnya koordinasi dan pelembagaan karena belum

ada payung hukum dan regulasi untuk menguatkan ekonomi kreatif

warga, menyebabkan belum optimalnya program pengentasan

pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu diperlukan harmonisasi,

sinkronisasi dan sinergitas segenap OPD dalam mengajukan program

pengentasan pengangguran dan kemiskinan, dengan mengacu

peraturan daerah yang nantinya akan dibentuk yakni Raperda tentang

Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

Permasalahan yang sering ditenukan bahwa pemerintah

daerah selalu terlambat dalam membuata kebijakan terkait dengan

peningkatan perekonomian rakyat, sehingga kebijakan mengalami bias

dari permasalahan yang riel. Adanya ketentuan yang tegas dan jelas

terkait dengan penguatan ekonomi kerakyata akan bisa menjadi

landasan upaya penguatan ekonomi Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

Identifikasi melalui penelitian (Supardal, 2013) yang pernah

dilakukan terhadap UMKM selama ini diperoleh beberapa data dan

infromasi kondisi UMKM. Permasalahan yang paling sering timbul

dalam usaha pengembangan ini berhubungan dengan karakteristik

yang dimiliki oleh UMKM yang sedikit menyulitkan. Beberapa

karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar UMKM antara

lain: 1) Rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang

bekerja pada sektor UMKM; 2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja

yang berimbas pada rendahnya gaji dan upah; 3) Kualitas barang

yang dihasilkan relatif rendah; 4) Mempekerjakan tenaga kerja wanita

Page 8: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

5

lebih besar daripada pria; 5) Lemahnya struktur permodalan dan

kurangnya akses untuk menguatkan struktur modal tersebut; 6)

Kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru, serta 7)

Kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial. 8) Secara

kelembagaan belum ada wadah atau forum produk sejenis sehingga

saling mendukung proses dan permintaan pasar.

Untuk itu penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif harus

diarahkan untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut. Karena

produk-produk UMKM memiliki potensi besar untuk memasuki pasar

global jika bisa dikembangkan. Keunikan dan kekhasan produk dari

tangan kreatif pengusaha kecil merupakan modal dasar

pembangunan ekonomi nasional yang bernilai tinggi dan perlu

dikembangkan. Artinya, upaya penguatan ekonomi kreatif termasuk

Usaha Mikro harus mempertimbangkan pula dinamika pasar global.

Karena perkembangan ke depan dalam bingkai pasar bebas, pasti

berhadapan dengan para pelaku pasar bebas, termasuk pelaku

ekonomi global. Untuk itu harus ada satu regulasi semacam

peraturan daerah sebagai dasar yang mampu membingkai berbagai

kepentingan para pelaku UMKM, khususnya produksi sejenis,

sehingga cukup kuat menghadapi pasar.

Hasil pengamatan sementara, bahwa pelaku Usaha Mikro di

Kabupaten Jombang memiliki potensi yang cukup besar. Produk-

produk yang mereka miliki sangat bervariasi dan pontensi untuk

dikembangkan, didukung dengan tingginya motivasi dan semangat

pelaku Usaha Mikro untuk berkembang. Namun mereka masih

menghadapi banyak permasalahan dalam pengembangan usaha.

Permasalahannya tidak sekedar permasalahan klasik seperti

keterbatasan modal, tehnologi, pemasaran, pengadaan bahan baku,

tetapi dampak dari berlakunya Asean China Free Trade Agreement

(ACFTA) dan pertambahan minimarket maupun supermarket yang

sudah banyak berdiri di sekitar usaha mereka. Pemberlakuan ACFTA

dengan membanjirnya produk-produk China yang akan menjadi

Page 9: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

6

pesaing bagi usaha mereka. Untuk itu pelaku Usaha Mikro perlu

dilindungi keberadaannya dengan konteks peraturan daerah.

2. Pentingnya Naskah Akademik

Diantara nilai pentingnya Naskah Akademik dalam kaitannya

pembuatan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penguatan Usaha

Mikro dan Ekonomi Kreatif sebagai berikut:

a. Menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, bahwa dalam

mengajukan rancangan Undang-undang maupun Peraturan Daerah

harus didasarkan pada Naskah Akademik yang disusun oleh pihak

ketiga. Dengan demikian Naskah Akademik merupakan syarat mutlak

untuk menjadi landasan dalam penyusunan RUU maupun Raperda.

b. Secara legal formal naskah akademik menjadi landasan dan

acuan dalam pembentukan rancangan peraturan daerah. Untuk

itu naskah akademik akan memuat berbagai landasan seperti

landasan filosofis, sosiologis dan landasan yuridis terkait dengan

rancangan yang akan diatur dalam peraturan daerah. Dengan

demikian kedudukan dan posisi raperda yang kuat dilihat dari

demensi filosofis, sosiologis dan juga yuridisnya.

c. Naskah akademik juga memberikan landasan akademik bagi

rancangan peraturan daerah yang akan dibuat, untuk itu dalam

naskah akademik akan diberikan landasan teori yang cukup kuat

terkait dengan masalah yang diatur, sehingga muatan dalam

rancangan perda bisa dipahami secara logis rasional.

d. Disamping kepentingan persyaratan legal formal peraturan

perundang-undangan, namun naskah akademik juga menjadi

arena dan wadah bagi segenap stakeholders untuk bisa

menyampaikan aspirasi warga terkait dengan masalah yang akan

diatur, sehingga perda yang dilahirkan bersifat partisipatif. Hal ini

terjadi karena dalam penyusunan naskah akademik melalui

serangkaian proses pengumpulan data yang salah satunya melalui

Page 10: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

7

Focus Group Discussion (FGD), sehingga semua aspirasi akan

direspon dalam penyusunan naskah akademik dan raperdanya.

e. Dengan naskah akademik akan menjamin bahwa raperda yang

akan dilahirkan mempunyai kualitas yang standar sebagai

aturan tertinggi di daerah, yang selanjutnya bisa ditindak-lanjuti

dengan peraturan bupati dan pengaturan operasional lainnya.

3. Landasan Pembentukan Peraturan Daerah

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur;

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan; (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234);

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

d. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Usaha Kecil Dan Usaha Menengah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4866);

e. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 212,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5355);

f. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan

Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor

12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4502) sebagaimana telah diubah dengan

PeraturanPemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubaha

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara

Page 11: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

8

Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 171, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5340);

h. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembara

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

i. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5404);

j. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan Dan

Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

k. Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi

Penataan Pedagang Kaki Lima;

l. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan

Inkubator Wirausaha;

m. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan

untuk Usaha Mikro Kecil;

n. Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2013 tentang Pelaksanaan

Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui Pendekatan Kewilayahan;

o. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

p. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulanan Kemiskinan;

q. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Produk Hukum Daerah;

r. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010

tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

Page 12: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

9

C. Kegunaan Naskah Akademik Penulisan naskah akademik ini dimaksudkan untuk memberikan

landasan akademik atas penyusunan Rancangan Peraturan Daerah

tentang Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif adalah:

a. Sebagai dasar penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang

Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

b. Melakukan kajian terhadap arti penting Rancangan Peraturan

Daerah tentang Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

c. Memberikan landasan bagi Daerah untuk melakukan upaya-upaya

penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

Peraturan Daerah yang disusun ini tentu tidak mungkin

melakukan pengaturan pada semua aspek yang terkait dengan

penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif dengan segala aspek

yang ada didalamnya, karena ada beberapa aspek yang belum bisa

diatur secara tegas, hal ini dikarenakan karena mempertimbangkan

beberapa faktor, seperti, keterbatasan anggaran daerah.

Adapun sasaran pengaturan yang hendak dijelaskan dalam

naskah akademik ini mencakup:

a. Memberikan kejelasan pengaturan terhadap upaya-upaya untuk

mengatur tentang penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

b. Memberikan kejelasan pengaturan terhadap pengelolaan Usaha

Mikro dan kelembagaannya.

c. Menghidupkan dan melestarikan kembali kearifan lokal dengan

tata nilai positif yang bisa mendorong penguatan Usaha Mikro dan

ekonomi kreatif.

D. Metode Yuridis Empiris 1. Tipe Penelitian

Karena naskah akademik dipergunakan sebagai landasan

pembentukan suatu Rancangan Peraturan termasuk Raperda, maka

dalam hal ini penelitian ini termasuk penelitian pembentukan hukum

Page 13: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

10

(law making). Disamping itu penelitian sekaligus juga merupakan

penelitian penerapan hukum (law application), karena akan dilakukan

penelitian peraturan perundangan terkait dengan Raperda yang akan

dibentuk. Adapun yang dimaksud sebagai penelitian pembentukan

hukum karena bertujuan untuk merumuskan prinsip-prinsip /

norma hukum yang menjadi dasar / landasan hukum yang berlaku

bagi peristiwa konkrit sehari-hari. Sedangkan dimaksud sebagai

penelitian penerapan hukum karena dalam perumusan prinsip norma

tersebut tidak terlepas dari tindakan menerapkan norma yang ada

sebelumnya baik di tingkat pusat (nasional) maupun di tingkat

daerah. Sesuai dengan tujuannya yang hendak membentuk hukum

positif, maka penelitian ini menggunakan metode normatif (doktrinal)

artinya data-datanya bersifat mengikat dan tidak menimbulkan

sesuatu yang bersifat interpretatif. Data-data terutama didasarkan

pada kajian literatur (bahan hukum sekunder) dan studi lapangan

(OPD terkait) melalui FGD stakeholders Kabupaten Jombang.

Selanjutnya dari berbagai data itu identifikasikan dan direduksi, serta

dianalisis dengan analisis dan argumentasi kualitatif.

2. Jenis dan Alat Pengumpul Data

Data yang dikumpulkan adalah berupa keputusan hukum (das

sollen) yang mengatur mengenai kebijakan pengentasan kemiskinan

yang sudah ada di Kabupaten Jombang, serta fakta (das sein), yang

merupakan realisasi keputusan hukum atau yang mendasari

pembentukan ketentuan hukum terkait pengentasan kemiskinan.

Keputusan hukum berupa peraturan-peraturan hukum di tingkat

nasional maupun daerah yang mengatur pengentasan fakir miskin.

Data tersebut dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang ditujukan

sebagai penggalian informasi kepustakaan di berbagai perpustakaan

maupun lewat internet.

Disamping itu, data diambil melalui Focus Group Discussion

(FGD) stakeholders daerah Kabupaten Jombang dan juga tokoh-

Page 14: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

11

tokoh desa, serta pendapat para ahli yang berkompeten dalam hal

peraturan mengenai penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif

Untuk melengkapi data dan informasi yang dibutuhkan dalam

rangka penyusunan Raperda Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi

Kreatif, maka dilakukan FGD untuk mengumpulkan beberapa

informasi terkait dengan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif yang

bisa dijadikan acuan dalam menyusun Raperda tentang Penguatan

Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

3. Analisis Data

Analisis data dimulai dengan inventarisasi dan sistematisasi

norma untuk melihat ketentuan yang berkaitan dengan penguatan

Usaha Mikro dan ekonomi kreatif dalam hukum nasional maupun

peraturan daerah. Tahap selanjutnya adalah analisis data dengan

melakukan eksplikasi yaitu penjelasan serta evaluasi atau penilaian

mengenai hukum positif baik dalam hukum nasional maupun peraturan

daerah yang sesuai dengan kondisi Kabupaten Jombang berkaitan

dengan Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif. Kegiatan

penelitian yang terakhir adalah melakukan preskripsi terhadap

perumusan aturan Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif di

Kabupaten Jombang, dengan menggunakan analisis kualitatif yang

dirumuskan selain dari studi pustaka juga dari hasil pengkajian

pendapat-pendapat para ahli dan pihak-pihak berkompeten dalam FGD

dengan didukung data sekunder dalam profil Kabupaten Jombang.

4. Pendekatan Penulisan

Dalam penulisan naskah akademik ini, metode dan

pendekatan yang digunakan adalah melalui pengamatan di lapangan

dan studi literatur, yang selanjutnya didiskusikan melalui FGD

(forum group discussion) kemudian dikomunikasikan dalam forum

musyawarah dengan instansi pemerintah (OPD) terkait dengan

penanganan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

Page 15: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

12

Adapun sistematika penulisan naskah akademik ini, adalah

sebagai berikut :

a) Bagian pertama

Sampul depan /cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

b) Bagian Kedua

Bab 1 Pendahuluan : (1) Latar Belakang; (2) Permasalahan; (3) Tujuan

dan Sasaran Penulisan; (4) Metode dan Pendekatan Penulisan;

Bab 2 Kajian Teoritis dan Empiris Bab 3 Analisis dan Kajian Peraturan Perundang-undangan yang

terkait dengan materi yang akan diatur dalam Peraturan Daerah

tentang Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

Bab 4 Ruang Lingkup Pengaturan Naskah Akademik Peraturan

Daerah : (1) Ketentuan umum; (2) Materi pokok yang akan diatur;

(3) Ketentuan Penutup

c) Bagian Ketiga

Bab 5 Penutup yang menguraikan Kesimpulan dan saran/rekomendasi

d) Bagian Keempat :

Daftar Pustaka

Disamping itu juga disajikan data sekunder dalam profil

Kabupaten Jombang, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

cakupan pengaturan raperda yang akan disusun, sebagai berikut:

Profil Kabupaten Jombang Sejarah

Jombang termasuk Kabupaten yang masih muda usia,

setelah memisahkan diri dari gabungannya dengan Kabupaten

Mojokerto yang berada di bawah pemerintahan Bupati Raden Adipati

Ario Kromodjojo, yang ditandai dengan tampilnya pejabat yang

Page 16: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

13

pertama mulai tahun 1910 sampai dengan tahun 1930 yaitu : Raden Adipati Ario Soerjo Adiningrat.

Menurut sejarah lama, konon dalam cerita rakyat mengatakan

bahwa salah satu desa yaitu desa Tunggorono, merupakan gapura

keraton Majapahit bagian Barat, sedang letak gapura sebelah selatan

di desa Ngrimbi, dimana sampai sekarang masih berdiri candinya.

Cerita rakyat ini dikuatkan dengan banyaknya nama-nama desa

dengan awalan "Mojo" (Mojoagung, Mojotrisno, Mojolegi, Mojowangi,

Mojowarno, Mojojejer, Mojodanu dan masih banyak lagi).

Salah Satu Peninggalan Sejarah di Kabupaten Jombang

Candi Ngrimbi, Pulosari Bareng Bahkan di dalam lambang daerah

Jombang sendiri dilukiskan sebuah gerbang, yang dimaksudkan

sebagai gerbang Mojopahit dimana Jombang termasuk wewenangnya

Suatu catatan yang pernah diungkapkan dalam majalah Intisari

bulan Mei 1975 halaman 72, dituliskan laporan Bupati Mojokerto

Raden Adipati Ario Kromodjojo kepada residen Jombang tanggal 25

Januari 1898 tentang keadaan Trowulan (salah satu onderdistrict

afdeeling Jombang) pada tahun 1880.

Sehingga kegiatan pemerintahan di Jombang sebenarnya

bukan dimulai sejak berdirinya (tersendiri) Kabupaten jombang kira-

kira 1910, melainkan sebelum tahun 1880 dimana Trowulan pada saat

itu sudah menjadi onderdistrict afdeeling Jombang, walaupun saat itu

masih terjalin menjadi satu Kabupaten dengan Mojokerto. Fakta yang

lebih menguatkan bahwa sistem pemerintahan Kabupaten Jombang

telah terkelola dengan baik adalah saat itu telah ditempatkan seorang

Asisten Resident dari Pemerintahan Belanda yang kemungkinan

wilayah Kabupaten Mojokerto dan Jombang Lebih-lebih bila ditinjau

dari berdirinya Gereja Kristen Mojowarno sekitar tahun 1893 yang

bersamaan dengan berdirinya Masjid Agung di Kota Jombang, juga

tempat peribadatan Tridharma bagi pemeluk Agama Kong hu Chu di

kecamatan Gudo sekitar tahun 1700.

Page 17: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

14

Konon disebutkan dalam ceritera rakyat tentang hubungan

Bupati Jombang dengan Bupati Sedayu dalam soal ilmu yang

berkaitang dengan pembuatan Masjid Agung di Kota Jombang dan

berbagai hal lain, semuanya merupakan petunjuk yang mendasari

eksistensi awal-awal suatu tata pemerintahan di Kabupaten Jombang

Kondisi Geografis Kabupaten Jombang

Kabupaten Jombang merupakan salah satu dari 38

kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur yang terletak pada koridor

bagian tengah wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara geografis, Kabupaten

Jombang terletak antara 7° 20’ 48,60” – 7° 46’ 41,26” Lintang Selatan

serta antara 112° 03’ 46,57” – 112° 27’ 21,26” Bujur Timur.

Kabupaten Jombang memiliki letak yang sangat strategis,

karena berada pada perlintasan jalan arteri primer Surabaya – Solo –

Jakarta dan jalan kolektor primer Malang – Jombang – Babat. Selain

itu, Kabupaten Jombang juga dilintasi ruas jalan tol Surabaya –

Mojokerto – Kertosono yang kini sedang dalam tahap konstruksi,

sebagai bagian dari jalan tol Trans Jawa. Dalam skenario

pengembangan sistem perwilayahan Jawa Timur, Kabupaten Jombang

termasuk dalam kawasan Wilayah Pengembangan Germakertosusila

Plus, dan Perkotaan Jombang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal

(PKL), yakni kawasan perkotaan yang memiliki fungsi pelayanan dalam

lingkup lokal (skala kabupaten atau beberapa kecamatan)

Luas wilayah Kabupaten Jombang 1.159,50 km², atau

menempati sekitar 2,5% luas wilayah Provinsi Jawa Timur. Secara

administratif, Kabupaten Jombang terdiri dari 21 kecamatan, yang

meliputi 302 desa dan 4 kelurahan, serta 1.258 dusun/lingkungan.

Batas wilayah administrasi Kabupaten Jombang adalah:

Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Lamongan dan

Kabupaten Bojonegoro.

Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto.

Page 18: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

15

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Kediri dan

Kabupaten Malang.

Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah

Provinsi Jawa Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km²[3], dan jumlah

penduduknya 1.201.557 jiwa (2010), terdiri dari 597.219 laki-laki

dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang terletak di tengah-

tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di atas

permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat

daya Kota Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang

memiliki posisi yang sangat strategis, karena berada di

persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya-Madiun-

Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur Malang-Tuban.

Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena

banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya.

[5] Bahkan ada pameo yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok

pesantren di tanah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesantren di

Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di antara pondok pesantren yang

terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum

(Rejoso).

Banyak tokoh terkenal Indonesia yang dilahirkan di Jombang, di

antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH Abdurrahman

Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid Hasyim,

tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun

Najib. Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa

Jawa yaitu ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo

mewakili kaum santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan

(nasionalis/kejawen). Kedua kelompok tersebut hidup berdampingan

dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua elemen ini digambarkan

dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.

Page 19: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

16

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur

mengukuhkan Jombang sebagai salah satu kabupaten di jawa timur.

Kabupaten Jombang adalah termasuk yang mempunyai iklim tropis,

sedangkan berdasarkan hasil perhitungan menurut klasifikasi yang

diberikan oleh Smidt dan Ferguson termasuk tipe iklim D. Dimana tipe ini

biasanya musim penghujan jatuh pada bulan Oktober sampai April dan

musim kemarau jatuh pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.

Tata guna lahan : Pola penggunaan tanah di Kabupaten

Jombang (2003) terbanyak digunakan untuk area persawahan (42%),

diikuti dengan permukiman (19%), hutan (18%), tegal (12%), dan

lainnya. Sebagian besar sawah (82%) merupakan irigasi teknis, dan

sebagian (10%) merupakan sawah tadah hujan.

Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Kabupaten Jombang adalah 1.201.557 jiwa

(2010) terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan.

Sedikitnya 55% penduduk tinggal di wilayah perkotaan. Kepadatan

penduduk di Kabupaten Jombang sebesar 997 jiwa/km². Konsentrasi

sebaran penduduk terutama di Kecamatan Jombang (dengan tingkat

kepadatan penduduk tertinggi, yakni 3.198 jiwa/km²), Kecamatan

Tembelang (bagian selatan), Kecamatan Peterongan (bagian tengah dan

selatan), Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno (bagian utara dan

timur), sepanjang jalan raya Jombang-Peterongan-Mojoagung-

Mojokerto, serta sepanjang jalan raya Jombang-Diwek-Blimbing-Ngoro-

Kandangan. Kawasan padat penduduk lainnya adalah kawasan

perkotaan di kecamatan Ploso, Perak, dan Ngoro. Bagian barat laut

(yang merupakan perbukitan kapur) dan bagian tenggara (yang

merupakan daerah pegunungan) merupakan kawasan yang memiliki

kepadatan penduduk jarang. Pertumbuhan penduduk tahun 2007 s/d

2009 meningkat rata-rata 11,01 % pertahun.

Page 20: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

17

Etnis dan bahasa :Penduduk Jombang pada umumnya

adalah etnis Jawa. Namun demikian, terdapat minoritas etnis

Tionghoa dan Arab yang cukup signifikan. Etnis Tionghoa umumnya

tinggal di perkotaan dan bergerak di sektor perdagangan dan jasa.

Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai

bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa yang dituturkan banyak memiliki

pengaruh Dialek Surabaya yang terkenal egaliter dan blak-blakan.

Kabupaten Jombang juga merupakan daerah perbatasan dua dialek

Bahasa Jawa, antara Dialek Surabaya dan Dialek Mataraman.

Beberapa kawasan yang berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk dan

Kediri memilki pengaruh Dialek Mataraman yang banyak memiliki

kesamaan dengan Bahasa Jawa Tengahan. Salah satu ciri khas yang

membedakan Dialek Surabaya dengan Dialek Mataram adalah

penggunaan kata arek (sebagai pengganti kata bocah) dan kata cak

(sebagai pengganti kata mas).

Agama

Sebagian besar agama yang dianut penduduk Jombang

adalah Islam dianut oleh 98% penduduk Kabupaten Jombang,

diikuti dengan agama Kristen Protestan (1,2%), Katolik (0,3%),

Buddha (0,09%), Hindu (0,07%), dan lainnya (0,02%).[13] Meskipun

Jombang dikenal dengan sebutan "kota santri", karena banyaknya

sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya, Namun

kehidupan beragama di Kabupaten Jombang sangat toleran. Di

Kecamatan Mojowarno, (atau sekitar 8 km dari Ponpes Tebuireng),

merupakan kawasan dengan pemeluk mayoritas beragama Kristen

Protestan, dan daerah tersebut pernah menjadi pusat penyebaran

salah satu aliran agama Kristen Protestan pada era Kolonial Belanda,

denga bangunan gereja tertua dan salah satu terbesar di Jawa Timur

yaitu Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno dengan

dilengkapi rumah sakit Kristen dan Sekolah-sekolah Kristen. Agama

Hindu juga dianut sebagian penduduk Jombang, terutama di

Page 21: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

18

kawasan selatan (Wonosalam, Bareng, dan Ngoro). Selain itu,

Kabupaten Jombang memiliki tiga kelenteng, yakni Hok Liong Kiong

di Kecamatan Jombang, Hong San Kiong di Kecamatan Gudo (yang

didirikan tahun 1700) dan Bo Hway Bio di Kecamatan Mojoagung.

Pendidikan

Sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Universitas Darul

Ulum (UNDAR), STKIP PGRI Jombang, STIE PGRI Dewantara,

Universitas Bahrul Ulum, Intitut Keislaman Hasyim Asy'ari (Ikaha),

Universitas Pesantren Darul Ulum (UNIPDU), STIKES Pemkab

Jombang, STIKES ICME, serta sejumlah akademi. Universitas Darul

Ulum merupakan perguruan tinggi terkemuka di Jombang. Pada tahun

2005, Kabupaten Jombang terdapat 560 SD negeri dan 22 SD swasta;

46 [{Sekolah Menengah Pertama|SMP]] negeri dan 86 SMP swasta; 12

SMA negeri dan 37 SMA swasta; 7 SMK negeri dan 39 SMK swasta.

Sementara, untuk sekolah formal Islam, terdapat 5 MI negeri dan 257

MI swasta; 17 MTs negeri dan 102 MTs swasta; serta 10 MA negeri dan

65 MA swasta. Sekolah favorit di Kabupaten Jombang pada umunya

untuk tingkat SD adalah SDN Kepanjen 2, SDN Jombatan 3, dan SD

Islam Roushon Fikr, untuk tingkat SMP adalah SMPN 1 Jombang,

sedang untuk tingkat SMA adalah SMAN 2 Jombang dan SMA

Unggulan Darul Ulum. Sekolah kejuruan di Jombang juga menjadi

sekolah unggulan untuk remaja Jombang misalnya SMKN 1 Jombang

(SMEA) yang memiliki hotel sendiri dan SMKN 3 Jombang (STM).

Komunikasi dan Media Massa

Jombang memiliki satu kode area dengan Mojokerto, yakni

0321.[15] Operator telepon seluler yang beroperasi di Jombang

untuk GSM adalah Telkomsel, Indosat, 3, dan Excelcomindo; sedang

untuk CDMA adalah Indosat Starone, Telkom Flexi, dan Mobile 8. Di

Jombang terdapat beberapa stasiun radio FM (termasuk dua milik

pemerintah), serta sejumlah tabloid, majalah, dan surat kabar

Page 22: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

19

regional. Leading newspaper di Jombang antara lain adalah Harian

Seputar Indonesia (SINDO), Jawa Pos (Radar Mojokerto), Kompas,

Duta Masyarakat, Surya, Bangsa, dan Memorandum, Surabaya Pagi,

Jatim Mandiri. Dan beberapa lagi, media mingguan yang cukup eksis

di kota santri ini, Radar Minggu, Rakyat Pos, tabloid SIDAK. Media

tersebut berbasis berita lokal dan telah beredar di hampir seluruh

wilayah di Jawa Timur. Di Jombang dapat dengan jelas menangkap

saluran TVRI, 10 TV swasta nasional serta beberapa stasiun televisi

lokal di Surabaya dan Kediri.

Perekonomian

Sektor pertanian menyumbang 38,16% total PDRB Kabupaten

Jombang. Meski nilai produksi pertanian mengalami peningkatan,

namun kontribusi sektor ini mengalami penurunan. Sektor pertanian

digeluti oleh sedikitnya 31% penduduk usia kerja. Tradisi,

kemudahan yang disediakan oleh alam, dan adanya terobosan baru

rupanya menjadikan alasan untuk bertahan. Kesuburan tanah di

sini konon dipengaruhi oleh material letusan Gunung Kelud yang

terbawa arus deras Sungai Brantas dan Kali Konto serta sungai-

sungai kecil lainnya. Sistem pengairan juga sangat ekstensif dan

memadai, dan 83% di antaranya merupakan irigasi teknis.

Sedikitnya 42% lahan di Jombang digunakan sebagai area

persawahan. Letaknya di bagian tengah kabupaten dengan

ketinggian 25-100 meter dpl. Lokasi ini ditanamai tanaman padi

serta palawija seperti jagung, kacang kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, dan ubi kayu. Komoditas andalan tanaman pangan Kabupaten

Jombang di tingkat provinsi adalah padi, jagung, kacang kedelai dan

ubi kayu. Besarnya produksi padi telah menempatkan Jombang

sebagai daerah swasembada beras di provinsi Jawa Timur.

Di bagian utara merupakan sentra buah-buahan seperti

mangga, pisang, nangka, dan sirsak. Kecamatan Wonosalam juga

merupakan sentra buah-buahan terutama Durian Bido. Kecamatan

Page 23: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

20

Perak merupakan penghasil utama jeruk nipis, yang diunggulkan

karena tipis kulitnya serta banyak airnya.

Perkebunan

Komoditas andalan perkebunan Kabupaten Jombang di

tingkat provinsi adalah tebu. Sedang di tingkat regional, komoditas

unggulan adalah serat karung, kelapa, kopi, kakao, jambu mete,

randu, tembakau, dan beberapa tanaman Toga (lengkuas, kencur,

kunyit, jahe, dan serai). Proyek percontohan Toga terlengkap di

Jombang adalah Taman Toziega PKK Kabupaten Jombang dan

Toziega Asri di Desa Dapurkejambon Jombang. Toziega (Taman Obat

Gizi dan Ekonomi Keluarga) merupakan pengembangan dari Toga

(Tanaman Obat Keluarga). Dimana dalam Toziega ditambahkan

pengadaan sumber gizi secara mandiri dan komersialisasi dari hasil

pengelolaan tanaman obat. Gagasan proyek percontohan Toziega

dicetuskan dan dibidani oleh Ir. Tyasono Sankadji yang kemudian

menjadi salah satu jargon kebanggaan pertanian dan perkebunan

Kabupaten Jombang. Tebu merupakan bahan mentah utama

industri gula di Jombang, (dimana Jombang memiliki dua pabrik

gula). Perkebunan tebu tersebar merata di dataran rendah dan

dataran tinggi Kabupaten Jombang. Daerah pegunungan di sebelah

tenggara (terutama Kecamatan Wonosalam) merupakan sentra

tanaman perkebunan kopi, kakao, dan cengkeh. Daerah pegunungan

di utara merupakan penghasil utama tembakau di Jombang.

Kehutanan

Hampir 20% wilayah Kabupaten Jombang merupakan

kawasan hutan. Kawasan hutan tersebut terdapat di bagian utara

(kecamatan Plandaan, Kabuh, Kudu, dan Ngusikan) serta bagian

tenggara Kabupaten Jombang (kecamatan Wonosalam, Bareng, dan

Mojowarno). Di wilayah hutan Kabupaten Jombang, 61% merupakan

hutan produksi, 23% hutan tebang pilih, 15% hutan wisata, dan

Page 24: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

21

1,5% merupakan hutan lindung. Kayu jati adalah komoditas

unggulan subsektor kehutanan di Kabupaten Jombang.

Peternakan dan Perikanan

Komoditas peternakan Kabupaten Jombang meliputi ayam

pedaging, ayam petelur, ayam buras, sapi potong, sapi perah, kerbau,

kambing, domba, dan itik. Ayam pedaging merupakan komoditas

unggulan peternakan di tingkat provinsi. Beberapa perusahaan

menengah bergerak di bidang peternakan. Mengingat lokasi Kabupaten

Jombang yang bukan kawasan pantai, perikanan perairan umum dan

kolam merupakan komoditas unggulan di bidang perikanan.

Perdagangan

Sektor perdagangan menyumbang PDRB kabupaten terbesar

kedua setelah pertanian. Majunya pertanian di Jombang rupanya turut

menggairahkan sektor perdagangan. Kabupaten Jombang merupakan

salah satu penyuplai utama komoditas pertanian tanaman pangan dan

perkebunan di Jawa Timur. Kabupaten Jombang memiliki 17 pasar

umum yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, serta 12 pasar

hewan. Kota Jombang sendiri memiliki Pasar Legi Citra Niaga, Pasar

Pon, Pasar Loak, dan Pasar Burung. Perdagangan retail dilayani oleh

berbagai pusat perbelanjaan serta supermarket besar maupun kecil. Di

samping Pasar Legi Citra Niaga, dua kawasan ruko yang terbesar

adalah Kompleks Simpang Tiga dan Kompleks Cempaka Mas. Selain

kota Jombang, kawasan pusat komersial regional di Kabupaten

Jombang terdapat di Mojoagung, Ploso, dan Ngoro.

Industri Manufaktur

Gedung Industri Perusahaan CJI di Jombang. Sektor industri

manufaktur menyumbang PDRB kabupaten terbesar ketiga setelah

pertanian dan perdagangan. Majunya industri di Jombang ditopang oleh

kemudahan transportasi, serta letak Kabupaten Jombang yang strategis,

Page 25: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

22

yakni berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa dan bersebelahan

dengan kawasan segitiga industri Surabaya-Mojokerto-Pasuruan.

Di Kabupaten Jombang industry yang merambah pasar luar

negeri di antaranya adalah PT Pei Hai Wiratama Indonesia (produk

sepatu, topi dan T-Shirt dengan brand "Diadora" dan "Fila") di Jogoloyo

(Jogoroto); PT Japfa Comfeed (produk makanan ternak) di Tunggorono

(Jombang); PT Usmany Indah (produk kayu olahan), MKS-Sampoerna

(produk rokok) di Ploso dan Ngoro, PT Cheil Jedang Indonesia (produk

industri kimia setengah jadi) di Jatigedong (Ploso);PT Cheil Jedang

Superfeed (produk pakan ternak) di Mojoagung, PT Mentari International

(produk mainan anak) di Tunggorono (Jombang), serta PT Seng Fong

Moulding Perkasa (produk ubin kayu). Kabupaten Jombang juga memiliki

dua pabrik gula: PG Djombang Baru di Kecamatan Jombang dan PG

Tjoekir di Kecamatan Diwek. Sebanyak 96% industri manufaktur di

Kabupaten Jombang merupakan industri kecil, dengan penyerapan

tenaga kerja sebesar 60%. Industri kecil yang merambah pasar luar negeri

adalah industri kerajinan manik-manik kaca (di Desa Plumbon-Gambang,

Kecamatan Gudo) dan industri kerajinan cor kuningan (di Desa

Mojotrisno, Mojoagung). Kedua kerajinan tersebut adalah khas Jombang.

Sementara itu, industri kecil lain yang dipasarkan di tingkat nasional

antara lain adalah mebelair (di Mojowarno), anyaman tas (di Mojowarno),

limun (di Bareng dan Ngoro), serta Kecap "Ikan Dorang", yang merupakan

salah satu trade mark Jombang.

Pertambangan dan Penggalian

Saat ini Kabupaten Jombang tidak terdapat aktivitas

pertambangan. Namun diduga bagian utara dan barat Kabupaten

Jombang terdapat deposit minyak bumi. Bahan galian di Kabupaten

Jombang antara lain yodium, diatomit, andesit, lempung, dan pasir batu.

Page 26: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

23

Perbankan Di Kabupaten Jombang terdapat beberapa Bank besar yang

beroprasi seperti Bank Jatim, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank

Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, BNI, BII, Bank Mega dan lain-

lain. Bank-bank tersebut juga menyediakan pelayanan ATM hampir

disetiap kecamatan.

Transportasi

Ringin Contong yaitu pertemuan antara Jl KH. Wahid Hasyim

(gb. atas), Jl A Yani (jalan satu arah), dan Jl KH. Abdurrahman Wahid.

Kabupaten Jombang memiliki posisi yang sangat strategis, karena

berada di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Jogjakarta-Surabaya-

Bali). Selain itu, Kabupaten Jombang juga merupakan persimpangan

jalur menuju Kediri/Tulungagung, Malang, serta Babat/pantura. Pusat

kota Jombang dapat ditempuh 1½ jam dari ibu kota Provinsi Jawa

Timur Surabaya, atau dari Bandara Internasional Juanda di Sidoarjo.

Saat ini juga telah dikembangkan ruas jalan tol Mojokerto-Kertosono,

yang melintasi bagian utara Kabupaten Jombang.

Bus

Terminal Kepuhsari, yang terletakdi Kecamatan Peterongan, 5

km dari pusat kota Jombang, merupakan terminal utama kabupaten

yang menghubungkan Jombang dengan kota-kota lainnya. Jalur bus

jurusan Surabaya, Kediri/Tulungagung, dan Solo/Jogja merupakan

jalur yang beroperasi 24 jam nonstop. Bus yang ingin memberhentikan

para penumpang yang ingin ke Jombang Koa biasanya diturunkan di

“Simpang Tiga” kota Jombang yang biasanya disebut Terminal Lama.

Kereta api

Kereta Api yang akan tiba di Stasiun Jombang.

Kabupaten Jombang juga dihubungkan dengan kota-kota lain di Pulau

Jawa dengan menggunakan jalur kereta api. Stasiun Jombang

merupakan stasiun utama, disamping 4 stasiun lainnya: Sembung,

Page 27: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

24

Peterongan, Sumobito, dan Curahmalang. Jalur kereta api yang

melintasi stasiun KA Jombang adalahSurabaya-Jombang-Kertosono PP

(KRD) Surabaya-Kertosono-Blitar-Malang-Surabaya Gubeng PP (KA

Rapih Dhoho/Penataran) Surabaya Gubeng-Yogyakarta PP (KA

Sancaka) Surabaya-Madiun PP (KA Madiun Ekspress) Banyuwangi

Jember-Surabaya-Yogyakarta PP (KA Sri Tanjung) Jember-Surabaya

Yogyakarta-Purwokerto PP (KA Logawa) Surabaya-Yogyakarta Bandung

PP (KA Pasundan, Mutiara Selatan, Turangga, Argo Wilis) Surabaya-

Yogyakarta-Cirebon-Jakarta PP (Bima) Jombang-Solo Semarang-Tegal-

Cirebon-Jakarta PP (KA Bangunkarta)

Sementara jalur kereta api yang sudah tidak aktif lagi antara

lain jurusan : Jombang-Pare-Kediri Jombang-Ploso-Kabuh-Babat.

Jalur ini dulu melewati depan tugu Ringin Contong yang menjadi ciri

khas kota Jombang. Angkutan lokal : Untuk transportasi intra

wilayah kabupaten, terdapat Angkutan Pedesaan dengan 24 trayek,

yang menjangkau ke semua kecamatan. Ini masih ditambah lagi

dengan adanya trayek angkutan antarkota yang menghubungkan

kota Jombang dengan wilayah kabupaten di sekitarnya, yakni

jurusan Pare, Kandangan, Babat, Kertosono, serta Mojokerto.

Pariwisata Kabupaten Jombang memiliki berbagai keindahan alam dan

potensi pariwisata lain yang menarik. Sangat disayangkan, potensi

tersebut pada umumnya belum digali, dan tidak memiliki pendukung

sarana dan prasarana yang memadai untuk memajukan pariwisata di

Kabupaten Jombang, sehingga menunggu adanya investasi untuk

menggarapnya. Hal ini sangat penting dan menguntungkan, mengingat

posisi Kabupaten Jombang yang bersebelahan dengan daerah tujuan

wisata alam Malang di tenggara dan Pacet-Trawas-Tretes di timur; serta

wisata historis (situs Majapahit) Trowulan. Di Jombang memiliki

beberapa tempat pariwisata yang menarik, yaitu Pemandian

Sumberboto di Mojowarno, Candi Arimbi di Bareng, Sendang Made di

Page 28: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

25

Kudu, Kedung Cinet di Plandaan, Kedung Sewu serta Desa Manduro

yang berpenduduk asli Madura di Kabuh,perkebunan teh, cengkeh

serta durian di Wonosalam serta air terjun Tretes di Wonosalam.Dan

juga arung jeram (Rafting)di desa panglungan ,WonosaLam. Selain itu

juga terdapat wisata religi yaitu makam Gus Dur (KH. Abdurrahman

Wahid), KH. Wahid Hasyim dan KH. Hasyim Asyari di Tebuireng,

Diwek, serta bangunan gereja tertua di Jawa Timur yaitu GKJW

Mojowarno. Selain itu terdapat wisata buatan, salah satunya yaitu Tirta

Wisata yang terletak di wilayah Peterongan.

Pelembagaan UMKM oleh Dinas Terkait

Berdasarkan Peraturan Bupati Jombang Nomor 25 Tahun

2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Jabatan Struktural Dinas

Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kabupaten Jombang,

dijelaskan bahwa Tugas Pokok Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil

Dan Menengah Kabupaten Jombang adalah membantu Bupati dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan daerah Kabupaten Jombang di bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah.

Fungsi Dinas Koperasi dan UMKM Dalam melaksanakan tugasnya, maka Dinas Koperasi Dan Usaha

Mikro, Kecil Dan Menengah Kabupaten Jombang mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rumusan rencana program dan kegiatan dalam

rangka penetapan kebijakan teknis di bidang Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil Dan Menengah;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil Dan Menengah;

c. Pengkoordinasian perumusan dan penyusunan petunjuk teknis

operasional dan perundang-undangan di bidang Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil Dan Menengah;

Page 29: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

26

d. Penyusunan rencana dan program pembangunan bidang Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;

e. Pelaksanaan kegiatan program dengan menyiapkan perumusan,

pengolahan dan penelaahan kebijakan sesuai dengan bidang

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;

f. Pelaksanaan pembinaan, dengan mengatur kerjasama dengan

instansi terkait dan lembaga swadaya masyarakat dalam rangka

peningkatan pemberdayaan bidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil

Dan Menengah;

g. Pelaksanaan bimbingan teknis dan penyuluhan serta pengevaluasian

program sektoral dibidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;

h. Pembinaan, pengembangan, pengendalian dan pengawasan

dibidang Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah;

i. Pembinaan dibidang administrasi dan penjabaran kebijaksanaan

operasional dan teknis yang meliputi bidang Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil Dan Menengah;

j. Pengelolaan tugas kesekretariatan;

Visi Visi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kabupaten

Jombang diturunkan dari Visi Kabupaten Jombang. Visi Kabupaten

Jombang adalah JOMBANG SEJAHTERA UNTUK SEMUA dengan

demikian, maka Visi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan

Menengah Kabupaten Jombang adalah TERWUJUDNYA KOPERASI BERKUALITAS DAN UMKM YANG TANGGUH SERTA BERDAYA SAING. a. BERKUALITAS: artinya Koperasi yang memiliki partisipasi anggota

yang kuat dengan kinerja usaha yang semakin sehat dan

berorientasi kepada usaha anggota serta memiliki kepedulian sosial.

b. TANGGUH: artinya kondisi Koperasi Dan UMKM yang tangguh

dengan memiliki manajemen yang Sehat & Kuat sehingga mampu

menghadapi Tantangan dalam setiap perubahan ekonomi.

Page 30: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

27

c. BERDAYA SAING: artinya kondisi Koperasi dan UMKM yang

mampu berkompetisi dengan pelaku Koperasi dan UMKM yang

lain secara sehat.

Misi Misi Dinas Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah

Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut :

1. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan bersih.

2. Memperluas lapangan kerja melalui penciptaaan produk unggulan

pada tiap desa.

3. Memperluas jaringan kerja dengan pihak ketiga dibidang

pengembangan UMKM.

4. Meningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha Koperasi.

Tantangan dan Peluang Pengembangan UMKM

Dalam melakukan pengembangan pelayanan, Dinas Koperasi

dan UMKM Kabupaten Jombang memiliki beberapa tantangan dan

peluang, yang terbagi dari faktor internal dan faktor eksternal.

Berikut uraian yang telah teridentifikasi:

Faktor Internal: 1. Semakin berkurangnya SDM Koperasi dan UMKM yang ada di

Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jombang karena purna

tugas dan mutasi;

2. Adanya mutasi pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten

Jombang yang seringkali tidak memperhatikan kompetensi dan

latar belakang pendidikan maupun pengalamannya.

3. Kurangnya kuantitas dan kualitas pendidikan teknis maupun

fungsional bagi SDM Koperasi dan UMKM tentang Pendidikan dan

Pelatihan Perkoperasian dan UMKM, baik yang dilaksanakan oleh

SKPD peningkatan SDM PNS di Kabupaten, Provinsi Jawa Timur

maupun Kementerian Koperasi dan UKM RI;

Page 31: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

28

4. Semakin meningkatnya tingkat pendidikan formal pegawai seiring

dengan kebutuhan dan tuntutan tugas dan fungsi dinas yang semakin

besar dan semakin baik dalam pelayanan kepada masyarakat.

5. Banyaknya peraturan dalam melakukan pelayanan kepada

masyarakat sehingga semakin tertib administrasinya.

Faktor Eksternal:

Dengan munculnya Koperasi Wanita di 306 Desa, KMDH,

Koppontren dan KSP selama 5 tahun pelaksanaan pemberdayaan

Koperasi dan UMKM, membawa dampak peningkatan konsentrasi

pembinaan kearah ketrampilan pembukuan, penyusunan laporan,

fungsi dan teknik pengawasan koperasi, manajemen pengelolaan

perkoperasian maupun pengembangan usaha bagi anggota, maupun

pembinaan kewirausahaan. Dengan semakin banyaknya jumlah

Koperasi dan UMKM tersebut, maka meningkat juga

permasalahan yang ditimbulkan antara lain :

1. Masih munculnya Lembaga Keuangan (Koperasi) illegal yang beroperasi

di desa-desa yang merugikan pelaku usaha mikro di pedesaan;

2. Tidak dilaporkannya hasil RAT maupun laporan keuangan

tahunan oleh Koperasi;

3. Adanya pergantian kepengurusan Koperasi;

4. Munculnya banyak wirausaha baru di pedesaan yang tidak

terindentifikasi sehingga menyulitkan dalam pembinaan;

5. Masih lemahnya publikasi (promosi) produk UMKM dalam arena

promosi maupun pemasaran;

6. Belum diterimanya produk UMKM skala mikro sektor industri

pengolahan dengan hasil makanan dan minuman di pasar modern;

7. Masih lemahnya pemahaman dan kemandirian UMKM terhadap

perijinan;

8. Semakin kritisnya masyarakat dalam pelayanan SKPD.

Page 32: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

29

Isu-isu Srearegis Berdasarkan Tugas dan Fungsi Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD

Evaluasi hasil pemberdayaan dan pembinaan Koperasi dan

UMKM di Kabupaten Jombang dalam kurun waktu 5 (lima) tahun

yaitu tahun 2009 - 2013, masih ditemukannya permasalahan

Koperasi dan UMKM yang belum tuntas, antara lain:

1. Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia Koperasi dan UMKM masih banyak yang

belum mempunyai pandangan luas dan modern khususnya dalam hal

manajemen dan meningkatkan kualitas produk serta pengembangan

usahanya sehingga masih memerlukan dorongan dan fasilitasi dari

Pemerintah yang berupa diklat teknis maupun manajemen.

2. Permodalan

Kurangnya permodalan masih dirasakan oleh pelaku Koperasi dan

UMKM untuk mengembangkan usahanya, sehingga suntikan dana

baik melalui perbankkan maupun bantuan Pemerintah masih

sangat diharapkan.

3. Pemasaran

Permasalahan jaringan pemasaran produk Koperasi dan UMKM

masih terbatas dan sangat tergantung dengan kualitas produk

yang dihasilkan.

Faktor Yang Mempengaruhi Tercapainya Pelaksanaan Program Faktor Penghambat

1. Mayoritas UMKM bergerak dalam sektor informal tanpa dukungan

perijinan usaha sehingga UMKM sulit bersaing dalam mekanisme pasar. 2. Terbatasnya akses Koperasi dan UMKM terhadap sumberdaya

produktif, terutama permodalan, bahan baku, teknologi, sarana

prasarana dan informasi pasar.

3. Kurang tumbuhnya penciptaan wirausaha baru disebabkan pola pikir

dan peluang usaha terhadap jiwa kewirausahaan masih rendah.

4. Masih rendahnya kompetensi para pengelola Koperasi dan UMKM.

5. Kecintaan masyarakat terhadap produk daerah sendiri masih kurang.

Page 33: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

30

Faktor Pendorong

1. Tersedianya dukungan pelatihan SDM Koperasi dan UMKM baik

dari APBD Kabupaten Jombang melalui Dinas Koperasi dan

UMKM maupun APBD Provinsi Jatim melalui Balai Diklat untuk

meningkatkan kompetensinya.

2. Adanya bantuan peralatan dan bahan bagi UMKM untuk memulai

usahanya dengan tujuan menjadi UMKM mandiri.

3. Fasilitasi pengenalan produk melalui pameran baik di dalam

maupun luar daerah dengan tujuan dapat dikenalnya produk

Koperasi dan UMKM oleh masyarakat luas.

4. Adanya fasilitasi klinik konsultasi bisnis bagi Koperasi dan UMKM

yang ingin berkonsultasi terhadap permasalahan yang dihadapi

seperti permodalan, jaringan pemasaran, produksi dan bahan.

Penentuan Isu-Isu Strategis

Beberapa isu-isu strategis urusan Koperasi dan UMKM antara lain:

Urusan Koperasi 1. Dengan terbatasnya SDM perkoperasian, yang disebabkan keluar, kurangnya

pembinaan kualitas SDM melalui Diklat Perkoperasian (Pengawasan,

Akuntansi Koperasi, Manajemen SP, Perkoperasian/kelembagaan), sulit

untuk monitoring keberadaan Lembaga Keuangan MIkro Illegal yang sangat

merugikan masyarakat.

2. Masih lemahnya fasilitasi pemerintah berupa akses permodalan

bagi Koperasi dengan bertambahnya kepercayaan masyarakat

dalam berkoperasi.

3. Masih banyaknya Koperasi yang tidak melaksanakan RAT maupun

Laporan progress kelembagaan dan usaha (Simpan pinjam).

4. Masih diperlukan evaluasi secara kompetitif dan terpadu untuk

memberikan motivasi kepada pengelola dalam meningkatan

akuntabilitas kinerja pengelolaan perkoperasian dan mendapatkan

progres kinerja yang dapat memacu perkembangan lembaga

koperasi yang lain.

Page 34: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

31

5. Masih banyak anggota koperasi yang pinjam untuk kepentingan

konsumtif dan bukan produktif.

6. Masih lemahnya pemahaman anggota Koperasi dalam pengembangan

modal koperasi sebagai milik bersama.

7. Mayoritas UMKM bergerak dalam sektor informal tanpa dukungan

perijinan usaha sehingga UMKM sulit bersaing dalam mekanisme pasar.

8. Terbatasnya akses UMKM terhadap sumberdaya produktif,

terutama permodalan, bahan baku, teknologi, sarana prasarana

dan informasi pasar.

9. Perkembangan koperasi masih lemah disebabkan semberdaya produktif,

permodalan, teknologi, sarana prasarana dan informasi pasar.

10. Kurang tumbuhnya penciptaan wirausaha baru disebabkan pola pikir

dan peluang usaha terhadap jiwa kewirausahaan masih rendah.

11. Masih rendahnya kompetensi para pengelola Koperasi dan UMKM.

12. Kecintaan masyarakat terhadap produk daerah sendiri masih kurang.

Urusan UMKM

1. Masih lemahnya kesadaran pelaku usaha UMKM dengan hasil produk

makanan dan minuman yang masih belum mempunyai PIRT, HAKI

dan Ijin Usaha (SIUP/TDP) sehingga tidak dapat menerobos Pasar

Modern yang lebih banyak dikunjungi olah masyarakat.

2. Masih lemahnya fasilitasi pemerintah dalam pengenalan produk

UMKM baik di pasar regional maupun nasional yang bisa akses

seecara tradisional berupa promo, penyediaan space pada Pasar

Modern maupun teknoligi informasi (WEBSITE UMKM).

3. Masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan pelaku UMKM

dalam mengolah limbah UMKM menjadi produk bernilai ekonomis

melalui pemberdayaan masyarakat sekitar.

4. Masih lemahnya pelaku UMKM skala mikro dalam akses

permodalan dengan atau dengan Koperasi maupun CSR untuk

pengembangan sector ekonomi produktif.

Page 35: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

32

5. Masih lemahnya fasilitasi pemerintah dalam mendorong

produktifitas usaha melalui bantuan alat produksi.

6. Masih lemahnya pemahaman pelaku UMKM dalam kemitraan baik

bersifat SDM, bahan, produksi, permodalan maupun pasar;

7. Masih rendahnya ketrampilan SDM sector Industri olahan dalam

hasil kerajinan maupun makanan dan minuman sehingga kalah

dalam persaingan global.

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD

1. Menciptakan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan yang profesional

Sasaran :

a. Mewujudkan aparatur pemerintah yang profesional

2. Terciptanya perluasan lapangan kerja berbasis pada produk unggulan

Sasaran :

a. Munculnya wirausaha baru tiap desa

b. Munculnya produk unggulan pada tiap desa

3. Terciptanya jaringan kerja UMKM

Sasaran :

a. Terjalinnya kemitraan dengan pihak ketiga

4. Terwujudnya Koperasi yang berkualitas

Sasaran :

a. Terciptanya kelembagaan Koperasi yang berkualitas

b. Mewujudkan Koperasi berkualitas di kawasan agropolitan

c. Mewujudkan kemandirian perempuan dalam perekonomian

d. Terciptanya usaha Koperasi yang sehat

Strategi dan Kebijakan SKPD

Adapun strategi yang digunakan dalam mendorong pengembangan

kelembagaan dan usaha Koperasi dan UMKM dengan cara :

1. Pengembangan potensi sumber daya aparatur yang didukung

dengan sarana/prasarana yang memadai dalam melaksanakan

tupoksi sebagai institusi pembina Koperasi dan UMKM;

Page 36: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

33

2. Menggunakan peningkatan pemahaman prinsip-prinsip UMKM

kepada stakeholders;

3. Meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha dan penguasaan teknologi;

4. Meningkatkan kemampuan organisasi dan manajemen;

5. Meningkatkan kemampuan akses terhadap sumber permodalan

serta memperkuat struktur permodalan;

6. Peningkatan Sosialisasi peran dan fungsi kelembagaan koperasi wanita;

7. Peningkatan kapasitas dan volume usaha koperasi wanita.

Kebijakan adalah keputusan politik pemerintah untuk

mengarahkan stakeholders dalam kerangka pelaksanaan program

pemerintah. Kebijakan dalam pelaksanaan program Dinas Koperasi Dan

Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Kabupaten Jombang diarahkan pada:

1. Penyediaan kebutuhan sarana dan prasarana untuk mendukung

kinerja aparatur dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi;

2. Menciptakan iklim kelembagaan dan usaha UMKM yang kompetitif

dan kondusif;

3. Revitalisasi kelembagaan koperasi;

4. Penguatan kelembagaan dan pemberdayaan koperasi wanita.

Visi dan Misi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

Jombang, tujuan beserta sasaran, strategi dan kebijakan periode

tahun 2014 - 2018 dapat dilihat melalui pemaparan tabel berikut ini.

Icon Kuliner Di Kabupaten Jombang Jombang Kota Beriman, memiliki sebuah ikon kota yang

bernama “Ringin Contong”. Di dekat Ringin Contong inilah ada tempat

makan yang terkenal bagi orang asli Jombang baik yang masih tinggal di

sana maupun yang sudah merantau ke kota lain. Tempat makan

tersebut hanya menjual soto dhog. Tempat makan yang mengutamakan

kesederhanaan, membuat banyak orang yang memiliki kenangan akan

tempat ini merasa nyaman. Tempatnya tidak luas, karena dibuka di

teras di depan sebuah rumah. Tersedia dua meja yang di atasnya

Page 37: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

34

terdapat beberapa piring yang berisi lauk pauk (perkedel, hati sapi, paru

sapi, dll), dan kita dibebaskan untuk memilih sendiri lauknya begitu

pula jumlahnya. Salah satu mejanya langsung berhadapan dengan

penjual, sedangkan meja yang lain di atasnya diletakkan berbagai

macam minuman, diantaranya sinom, minuman bersoda, dll.

Untuk tempat duduknya tidak disediakan tempat duduk

individu, namun 4 tempat duduk panjang yang masing-masing bisa

muat untuk 3 hingga 4 orang. Makanan yang ditawarkan menurutku

tidak cukup untuk memuaskan rasa laparku, namun bagi seorang

perempuan menu itu sudah cukup untuk mengisi perut yang sedang

keroncongan. Isinya standard menu soto dhog, nasi putih berkuah

soto yang berisi daging sapi, ditaburi sedikit tauge pendek, dan

terkahir diberi bumbu yang ditaruh di sebuah botol. Biasanya botol

tersebut akan digedhog di meja, namun di sini tidak dilakukan,

mungkin sang penjual yang telah berusia tak muda lagi sehingga

kemampuan menggedhog botol tak seperti dulu ketika masih muda.

Jam buka tempat makan ini dimulai pada pukul 17.00 WIB,

dan ditutup ketika dagangannya telah habis, biasanya habis pada

pukul 20.00 WIB namun ketika hujan turun maka baru habis pukul

21.00 WIB. Tidak ada tempat parkir resmi, namun mampu

menampung beberapa mobil dan sepeda motor. Banyak langganan

yang datang, bahkan ada keluarga dari Surabaya yang merasa tidak

lengkap jika tidak mampir ke sana ketika bepergian ke kota

Jombang. Karena selain makanannya yang enak juga harganya yang

dari dulu hingga sekarang yang tidak menguras isi dompet dari

pembeli.Memang Soto Dok Sotonya Kota Santri Jombang

Makanan terenak banget di Jombang yakni:

1. Ketan Merdeka

Makanan pagi yang ringan untuk menambah tenaga anda, kamu

harus mencicipi makanan tradisional Jawa Timur yang satu ini yaitu

ketan merdeka ini. Ketan ini sangat enak dan di masak dengan

menggunakan campuran santan. sehingga ketannya terasa gurih.

Page 38: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

35

Lokasinya di jl. Merdeka No 29 Jombang. Buka tiap pagi pukul 5

hingga habis. Rata-rata habis pukul 7. Dalam hal pembeli harus antri

2. Ayam Panggang Urap

Ayam panggang urap ini adalah menu makanan jawa timur yang

popular dan juga enak di Kota Jombang. Ayam yang digunakan

adalah ayam kampung sehingga rasanya lebih mantap dan juga

lebih gurih. Ayam panggang urap ini proses pemanggangan

dilakukan dengan cara mengolesi bumbu secara bertahap

sehingga bumbu menyerap dengan rata dan juga di sajikan

dengan nasi putih hangat. Lokasinya di Depot Nikmat Jl. Cempaka

Ds Mojongapit (100m Pertokoan Simpang Tiga).

3. Sop Buntut Bakar

Makanan lain yang enak di jombang adalah sop buntut bakar RM

Henny. Sop buntut bakar ini terasa enak, kuahnya segar dan juga

buntutnya tidak bau anyir. Sop buntut ini diracik dengan bumbu

khusus sehingga rasanya nikmat dan juga berbeda dari sop

buntut lainnya. Lokasinya Jl. Jend. Gatot Subroto No. 45-46,

Jombang. Jam buka pagi pk 8.00-21.00.

4. Nasi Kikil Dusun Mojosongo, Desa Balongbesuk

Jika anda ingin makan menu yang lainnya yang ada di Jombang ini,

nasi kikil bisa jadi pilihan. nasi kikil ini di masak dengan bumbu

yang pas . Nasi kikil di sajikan dengan sayur lodeh yang gurih dan

maknyus. Tersedia beberapa penjual di lapak-lapak kaki lima di

sepanjang Jl. Raya Mojosongo Desa Balongbesuk atau sekitar 4 km

utara Ponpes Tebuireng/Makam Gusdur.

5. Tom Yam Panda Resto

Untuk kuliner yang satu ini meskipun berasal dari Thailand tapi di

indonesia sudah lumayan terkenal, nah bagi anda yang sedang

wisata kuliner, tidak ada salahnya anda mencoba kuliner tom yam

enak ini yang di cita rasanya telah disesuaikan dengan lidah orang

Indonesia. Lokasinya ada di Jl. Hayam Wuruk Kota Jombang.

Page 39: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

36

6. Pecel Pincuk Bu Djiah

Nasi Pecel Pincuk Bu Djiah, untuk kuliner yang satu ini juga

sudah terkenal di seluruh Indonesia. Makanan tradisional jawa

timur namun tetap saja penyajian dan rasa disetiap daerah

kota/kabupaten mempunyai ciri khasnya. Pecel Pincuk Bu Djiah

berkarateristik bumbu halus dan rasanya manis. Tapi tidak pedas.

Untuk aneka sayurnya ada kangkung, timun, kecambah dan

kemangi saja. Akan tetapi ada bendhoyo, dan daun pepaya.

Berada di Jl. Wahid Hasyim 9A Jombang Telp: 0321-6205280.

Buka setiap Hari kecuali Jumat, Mulai pukul 07.00 – 23.00 WIB.

7. Nasi Bali Daging

Menu ini dimasak dengan menggunakan daging sapi bagian

sanding lamur dan diberi beberapa bumbu rempah dan cabai.

Proses masak yang lama menjadikan makanan ini sangat enak

dan memiliki aroma rempah yang kuat, namun tidak menyengat.

Rasanya joss. Lokasinya ada di alun-alun Kota Jombang.

8. Nasi Krawu Depot Giri Jaya

Kuliner Kota Pudak Gresik ini dihadirkan Depot Giri Jaya di

Jombang. Disajikan dengan kemasan pincuk dari daun pisang,

menjadikan klop suasana dan rasa. Depot Giri Jaya di Jl Gusdur

eks Jl Merdeka dan pemiliknya Muhammad Ubab.

9. Nasi/mie Pedas Pak Tofa Sambong

Spesialis untuk penyuka hidangan pedas. Nasi dan mie goreng.

Mau terima tantangan. tersedia level 1, 2, 5 dst hingga tak

terbatas. Buka layanan di Jl KH Mimbar Desa Sambong Dukuh

pada pukul 18.00-23.00 WIB.

10. Rawon Rosobo Taman Mojoagung

Rawn Rosobo di timur Taman RTH Mojoagung layak menyandang

atribut sebagai salah satu legenda kuliner Jombang. Kuahnya

bening. Tapi rasa kluweknya nendang.

Dipadukan dengan daging/empal yang empuk. Buka layanan

sejak pagi pukul 8.00 21.00 WIB.

Page 40: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

37

11. Martabak CakMart Pasar Ngoro

Butuh martabak atau terang bulan saat berada di kawasan

Jombang Selatan, mampir saja di Lapak MARTABAK CAKMART

PASAR NGORO. Buka mulai selepas Maghrib pk 18 hingga sekitar

pukul 23.00. Dimakan di tempat atau dibungkus, sama enaknya.

Martabak atau terang bulan, juga sama legitnya di lidah. Mau

pesan? Monggo kontak Cak Mart Bobby

12. Sego Lodeh Mbok Semah Ds Dukuh Klopo

Sejauh apapun jaraknya, jika menu kulinernya maknyus, pasti

diburu konsumen. Apalalagi jika ditambah harganya yang

terjangkau. Ini juga berlaku pada usaha kuliner Lodeh Kapas Mbok

Semah di Desa Dukuh Klopo Kecamatan Peterongan. Buka saat

malam hari, antreannya selalu bikin kesel ramai.

13. Es Degan Leci Jalan Gusdur

Entah terbawa barokah Gusdur atau memang terbentuk alami,

kuliner Es Degan di Jl Gusdur eks Jalan Merdeka telah menjadi

icon kuliner Kota Santri. Murah meriah segar pelepas dahaga. Bisa

memilih lapak2 yang menjajakan menu dasar kelapa muda

disajikan di gelas yang dikolaborasikan dengan alpokat (musiman),

leci atau susu.

14. Rumah Makan Halal Tebuireng

Ini adalah satu-satunya, setidaknya menurut amatan penulis, sebuah

usaha makanan dan minuman yang menbranding konsep halalan

thayyiban di Kota Santri. Baru berdiri sejak awal tahun 2016. Namun,

pertumbuhan pelangganya cukup signifikan. Meski bukan dimiliki

oleh keluarga Ponpes Tebuireng, olahan berbasis makanan laut atau

seafood cukup diminatri. Apalagi lokasinya hanya berjarak sekitar

100 m di depan gerbang Ponpes Tebuireng. Juga tersedia model

prasmanan. Meski menunya masih sangat terbatas.

15. Warkop Pasar Ploso

Mengadopsi konsep angkringan menjadi ciri khas Warkop Ploso.

Berada di sekitar Pasar Ploso (di utara Jombang), tak hanya

Page 41: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

38

menyajikan kopi dengan harga sangat terjangkau. Pilihan lainnya

adalah sego kucing dengan lauk tahu bundar, tempe/tahu bacem,

sate telor puyuh, wedang jahe dan jajanan tradisional seperti

gethuk, gathot dll. MUlanya jadi jujugan sopir dan kru truk yang

melintasi Ploso dari dan ke arah Lamongan-Tuban-Panturan.

Namun, kini jangkauan segmen peminatnya meluas.

16. Penyetan Bu Halimah Pasar Mojoagung

Suka sambel penyetan yang disajikan beserta cobeknya? Cobalah

pilihan yang satu ini. Bukanya malam hari. Tersedia menu

gurame, ayam, bebek, lele bakar/goreng. Disajikan dengan dua

pilihan, sambelan atau urap-urap. Sebelum seramai sekarang,

sekitar 2006 saat masih jualan di lapak Pasar Mojoagung lama di

Taman Mojoagung saat ini, ikan yang disajikan fresh langsung

digoreng. Namun, gegara antrean bejibun, ikannya diproses

siangnya. Sehingga rasanya terasa kurang nendang.

17. Rumah Makan Pojok II Desa Jatipelem-Perak

Kecepatan penyajian dan kemampuan menjaga kualitas rasa

menjadikan Rumah Makan Pojok II di Kec Perak masih bertahan

hingga usia 50 tahunan saat ini. Arek Jombang. mantan Kapolri

Jenderal Purn Timur Pradopo adalah salah satu pelangganya saat

yan gbersangkutan pulang kampung.

18. Mie Senggol Bang Fadhil

Berada di pujasera Jl Hayamwuruk, Mie Senggol Bang Fadhil

menyediakan menu chineese food dengan harga terjangkau. Harga

kaki lima, kualitas bintang lima. Begitu slogan layanannya.

Tertarik mencoba? Datangi lapaknya di Jl Hayamwuruk pada pk

18-23.00, 7 hari seminggu.

19. Limun Temulawak dan Coffe Beer Ngoro

Minuman berkarbonasi ini juga merupakan icon minuman

Jombang. Meski tergerus pasarnya oleh jejaring bisnis minuman

karbonasi asing, LIMUN NGORO masih tetap bertahan. Di segmen

Page 42: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

39

yang menyempit. Kini, peredarannya menyebar di kecamatan

pinggiran Jombang.

20. Kecap Jombang

Oleh-oleh Jombang khas bagi ibu-ibu rumah tangga adalah Kecap

salah satunya, yang selalu diburu di pasar-pasar tradisional.

Makanan Khas Jombang Yang Terkenal

Ada 5 Makanan Khas Jombang Yang Terkenal - Pernahkah

anda berkunjung ke Jombang??, Jombang merupakan kabupaten

yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa Timur. Jombang ini

dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya sekolah

pendidikan Islam di wilayahnya. Ada yang mengatakan Jombang

merupakan pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena hampir

seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang.

Namun untuk pembahasan kali ini bertopik makanan khas

indonesia, apa saja makanan khas di Jombang ini? pasti anda

penasaran, untuk itu simak saja 5 makanan khas di jombangyang

terkenal di bawah ini:

1. Kikil Khas Jombang

Kikil sendiri adalah kakinya sapi atau kerbau. kikil ini

merupakan baan dasar makanan khas kiki jombang ini, Kikil

dimasak dengan suhu tinggi dan dengan waktu yang lumayan lama,

ditambah dengan bumbu-bumbu khas, dikasih santan dan bahan-

bahan pendukung. Jadilah makanan khas kikil Jombang. Kikil ini

akan terasa lebih enak jika dimakan pakai nasi. Untuk tambahan

nasi kikil ditambah dengan kering tempe atau tahu, diberi sayur

bung/bambu yang masi muda dan empal daging atau jeroan sapi

yang dimasak bacem. Dalam penyajiannya menggunakan daun

pisang yang dibentuk pincuk.

2. Es Degan khas Jombang

Es degan khas jombang ini berbahan dasar Buah dari kelapa

muda yang diserut kemudian diberi gula dan es. Yang menjadikan

Page 43: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

40

khasnya Es degan ini mendapat bahan tambahan yang berupa nata de

coco, alpukat, dan durian yang dilengkapi dengan susu cair. Tambahan-

tambahan khas tersebut yang membuat es ini terasa nikmat.

3. Pecel Rengkek

Pecel rengkek, pasti anda bertanya-tanya apa sih rengkek

itu? nama makanan khas pecel dini di ambil dari asal penjualnya

yang kesemuanya kaum ibu paruh baya membawa semacam box

yang terbuat dari kayu dan tripleks, yang orang-orang terkadang

juga menyebut box ini dengan ronjot, ditaruh di atas sepeda atau

sepeda motor. Tempatnya itu di namakan rengkek, Nasi pecel ini di

sajika dengan pincuk yang menjadikan uniknya makanan ini.

4. Sego Sadukan

Sego Sadukan ini ialah nasi bungkus yang isinya sekepal

nasi, ada mie, lauk tahu-tempe diiris kecil-kecil, dan kadang-

kadang ada tambahan ikan teri di dalamnya. Sadhukan artinya

tendangan, mungkin karena porsinya yang minimalis itulah

dinamakan Sego Sadhukan, sekali tendang langsung bisa mencelat

jauh atau sekali santap langsung habis.

5. Onde-onde Kacang Merah

Onde-onde Kacang Merah ini terbuat dari bahan dasar

tepung beras ketan yang ditaburi dengan wijen, untuk dalamnya

diisi dengan kacang merah. Makanan khas ini sangat cocok untuk

di jadikan oleh-oleh sewaktu anda berkunjung ke jombang.

Page 44: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

41

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS

A. Kajian Teoritis Ekonomi Kerakyatan UMKM

Pengertian UMKM cukup beragam berdasarkan beberapa definisi

yang berbeda-beda. Pendefinisian ini antara lain dilakukan oleh Badan

Pusat Statistik, Kementrian Keuangan, Bank Indonesia dan Bank Dunia.

Demikian pula di berbagai Negara mendefinisikan secara berbeda tentang

UMKM atau SMS (Small Medium Enterprise). Acuan terbaru tentang UMKM

didasarkan pada definisi yang ada dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang UMKM, dimana mengelompokkannya berdasarkan

asset dan omsetnya. Word Bank mengelompokkan usaha berdasarkan

asset, omset dan jumlah tenaga kerja. Sementara beberapa Negara ada

yang menambahkan kriteria modal saham.

Namun sebagai acuan, pengertian UMKM yang dalam

penelitian ini hanya pada lingkup UKM (Usaha Kecil Mikro) yang

mengacu pada Undang-Undang No.20 Tahun 2008, yaitu:

1) Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro. Kriiteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat

usaha, atau

- Memiliki hasil usaha penjualan tahunan paling banyak Rp

300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah.)

2) Usaha Kecil adalah usaha ekonomi yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang langsung dari

Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha

Kecil. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

Page 45: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

42

- memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (lima puluh

juta rupiah.) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah.) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

Rp 300.000.000,- (tigaratus juta rupiah) sampai dengan paling

banyak Rp 2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus juta rupiah).

Aktifitas manajemen pengembangan UMKM dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu (1) aktifitas saat akan mendirikan UMKM. Pada saat ini,

fungsi manajemen yang terpenting adalah fungsi perencanaan yang sering

disebut studi kelayakan (feasibility study) bisnis. (2) aktifitas saat UMKM

sudah berdiri. Pada saat ini semua fungsi manajemen berperan berimbang

pada empat bidang fungsional UMKM yaitu bidang produksi, bidang

pemasaran, bidang sumberdaya manusia, dan bidang keuangan.

Studi kelayakan bisnis adalah aktifitas untuk menganalisis

apakah sebuah rencana bisnis layak dijalankan atau tidak. Studi

kelayakan dapat dilakukan dengan sangat formal dengan data yang

sangat lengkap, namun dapat juga dilakukan dengan aktifitas yang

relatif sederhana. Kelengkapan data dan analisis dalam studi

kelayakan biasanya tergantung pada besar-kecilnya dana investasi.

Semakin besar dana investasinya maka semakin cermat dan lengkap

studi kelayakannya.

Sebelum studi kelayakan dilakukan, perlu ada dua aktifitas

yang perlu dilakukan yaitu studi kesempatan (opportunity study) dan

studi kelayakan awal (pre feasibility study). Studi kesempatan adalah

studi untuk menganalisis ada kesempatan bisnis apa saja pada lokasi

dan waktu tertentu. Sumberdaya alam yang ada, industri yang sekarang

ada, peluang adanya permintaan atas suatu produk/jasa adalah

sejumlah sumber informasi untuk menganalisis studi kesempatan.

Setelah ditemukan satu peluang maka dilanjutkan dengan melakukan

studi kelayakan awal. Studi ini hanya melakukan pengumpulan data

yang belum detail terkait dengan bisnis yang akan dijalankan.

Page 46: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

43

Tujuannya adalah untuk meyakinkan penggagas apakah bisnis tersebut

memang perlu untuk dilakukan studi kelayakan yang lengkap.

Jika studi kelayakan awal menyimpulkan bahwa rencana bisnis

pantas untuk dilanjutkan dengan studi kelayakan, maka berikut ini

adalah aspek-aspek yang harus dianalisis dalam studi kelayakan:

1) Analisis Permintaan Pasar. Analisis ini ingin mengetahui berapa unit

produk yang akan mampu dijual perusahaan dengan harga tertentu.

Dengan demikian akan dapat diperkirakan besar penjualan UMKM

selama periode tertentu. Pengetahuan tentang perusahaan yang

menjual produk yang sama (pesaing) dan produk substitusi,

bagaimana struktur pasarnya, dan bagaimana kemudahan masuk-

keluarnya perusahaan (barrier to entry and to exit) sangat penting

untuk analisis permintaan pasar.

2) Analisis Operasional. Analisis ini meliputi segala aspek yang terkait

dengan pembuatan produk atau penyediaan jasa. Ini meliputi

pemilihan lokasi usaha; tataletak bangunan dan mesin; pemilihan

mesin; perencanaan produksi yang disesuaikan dengan hasil

analisis permintaan pasar; jenis dan biaya bahan baku; jenis dan

biaya tenaga kerja; dan perencanaan biaya operasional yang lain.

3) Analisis Sumberdaya Manusia. Analisis ini meliputi perencanaan

kebutuhan SDM yang terkait dengan jumlah kebutuhan, jumlah

dan jenis posisi pekerjaan, dan kualifikasi yang disyaratkan.

4) Analisis Keuangan. Analisis ini bertujuan untuk menghitung

apakah rencana bisnis akan menghasilkan laba sesuai yang

disyaratkan. Dengan mengambil data pendapatan dari analisis

permintaan pasar dan data biaya dari analisis opersaional akan

diperoleh prediksi laba perusahaan. Jika laba yang dihasilkan

dalam kurun waktu tertentu dapat menutup modal investasi awal

maka proyek bisnis disimpulkan layak. Kesimpulan layak ini

biasanya dilengkapi dengan beberapa alat/metode capital budgeting

seperti payback period, net present value, dan internal rate of return.

Page 47: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

44

Jika hasil studi kelayakan disimpulkan layak maka UMKM

akan memasuki fase investasi. Di sini UMKM harus melakukan

aktifitas (1) negosiasi dan mengikat kontrak dengan sejumlah pihak

seperti investor, ahli teknik sipil, pemasok mesin, ahli teknologi, dan

pihak lain yang dibutuhkan untuk membangun usaha; (2)

membangun proyek bisnis meliputi pembangunan sipil dan instalasi

mesin; (3) melakukan uji coba operasionalisasi usaha, dan (4)

memulai usaha (soft opening) hanya untuk kalangan terbatas. (Zainal

Arifin dalam Supardal, 2010 : 6)

Setelah selesai fase investasi maka UMKM akan masuk ke

fase operasional. Pada saat itu, UMKM secara resmi sudah berdiri dan

aktifitasnya yang diawali dengan pembukaan usaha (grand opening)

yang merupakan interaksi pertama kali UMKM dengan khalayak

umum. Pada saat itu, UMKM akan menjalankan fungsi manajemen

secara berimbang antara perencanaan, pelaksanaan, pengawasan,

dan pengembangan. Seperti disampaikan di atas, pada tahap ini

UMKM akan menjalankan empat bidang manajemen fungsional yaitu

manajemen pemasaran, manajemen produksi/operasi, manajemen

sumberdaya manusia, dan manajemen keuangan.

Manajemen pemasaran meliputi aktifitas manajemen dengan tujuan

agar produk/jasa yang dibuat perusahaan dapat diterima oleh konsumen.

Strategi bagaimana memilih produk yang akan dijual termasuk kemasannya,

bagaimana mengenalkan (mempromosikan) produk, bagaimana menetapkan

harga yang cocok, dan bagaimana mendistribusikan produk tersebut adalah

aktifitas utama di manajemen pemasaran.

Manajemen produksi/operasi adalah aktifitas manajemen dengan

tujuan membuat sebuah produk/jasa dengan kualitas/kualifikasi tertentu

dengan biaya yang efisien. Strategi bagaimana dapat membuat

produk/jasa yang kualitasnya sesuai standar, dengan waktu pengerjaan

yang sesuai standar, dan dengan biaya yang sesuai standar adalah

aktifitas utama dalam manajemen produksi/operasi.

Page 48: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

45

Manajemen sumberdaya manusia adalah aktifitas manajemen

dengan tujuan menemukan dan membentuk sumberdaya manusia yang

trampil dan inovatif. Aktifitasnya meliputi perekrutan sumberdaya

manusia, penempatannya pada posisi yang tepat, membangun sistem

kompensasi yang dapat memotivasi pekerja untuk bekerja lebih baik,

dan menyusun model pengembangan sumberdaya manusia yang tepat.

Manajemen keuangan adalah aktifitas manajemen yang

bertujuan agar UMKM dapat memaksimumkan labanya melalui

keputusan investasi dan pendanaan yang tepat. Aktifitasnya meliputi

pemilihan investasi, pemilihan pendanaan, pengelolaan arus kas, dan

manajemen modal kerja. Ukuran seperti ratio likuiditas, ratio

solvabilitas, ratio aktifitas, dan ratio rentabilitas akan digunakan

untuk melihat keberhasilan UMKM dalam manajemen keuangannya.

Pemberdayaan dan Penguatan UMKM

Pemberdayaan adalah terjemahan dari empowerment, sedang

memberdayakan adalah terjemahan dari empower. Menurut Meriem

Webster dan Oxford English Dictionary, kata empower mengandung

dua pengertian, yaitu: (1) to give power dan authority to atau memberi

kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke

pihak lain; (2) to give ability atau anable atau usaha untuk memberi

kemampuan atau keperdayaan.

Menurut Karl Marx (dalam Kajian Potensi UMKM Kota

Yogyakarta, 2009), pemberdayaan masyarakat adalah proses perjuangan

kaum powerless untuk memperoleh surplus value dilakukan melalui

distribusi penguasaan faktor-faktor produksi. Perjuangan untuk

mendistribusikan penguasaan faktor produksi harus dilakukan melalui

perjuangan politik. Menurut Friedman, pemberdayaan harus dimulai

dari rumah tangga. Pemberdayaan rumah tangga adalah pemberdayaan

yang mencakup aspek sosial, politik dan psikologi. Yang dimaksud

pemberdayaan sosial adalah usaha bagaimana rumah tangga lemah

memperoleh akses informasi, akses pengetahuan dan ketrampilan,

Page 49: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

46

akses untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial dan akses kesumber-

sumber keuangan. Yang dimaksud pemberdayaan politik adalah usaha

bagaimana rumah tangga lemah memiliki akses dalam proses

pengambilan keputusan publik yang mempengaruhi masa depannya.

Sedang pemberdayaan psikologis adalah usaha bagaimana membangun

kepercayaan diri rumah tangga yang lemah.

Pandangan mengenai pemberdayaan pada prinsipnya adalah

penguatan masyarakat untuk dapat berpartisipasi dalam proses

pengambilan keputusan yang mempengaruhi masa depannya, penguatan

masyarakat untuk dapat memperoleh faktor-faktor produksi, dan

penguatan masyarakat untuk dapat menentukan pilihan masa depannya.

Dari pandangan mengenai konsep pemberdayaan tersebut, maka

pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-

faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran,

penguatan masyarakat untuk mendapatkan upah/gaji yang memadai

dan penguatan masyarakat untuk memperooleh informasi, pengetahuan

dan ketrampilan yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari

aspek masyarakat sendiri maupun dari aspek kebijakan pemerintah.

Karena persoalan strategis perekonomian masyarakat bersifat

lokal spesifik dan problem spesifik, maka operasional pemberdayaan

masyarakat tidak dapat diformulasikan dan secara generik. Perlu

pemahaman secara jernih terhadap karakteristik permasalahan

ketidak berdayaan masyarakat di bidang ekonomi. Dengan

pemahaman yang jernih, akan lebih produktif dalam menformulasikan

konsep atau pendekatan yang sesuai dengan karakteristik

permasalahan local. Namun, penanganan masalah lokal tidak

seluruhnya dapat dilakukan melalui pendekatan ekonomi semata,

karena banyak dimensi-dimensi politik, sosial, budaya yang harus

ditangani. Oleh sebab itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat (pelaku

UMKM) tidak dapat dilakukan tanpa pemberdayaan politik dan

kebijakan politik. Dimensi yang harus ditangani dalam pemberdayaan

masyarakat dalam bidang ekonomi bersifat multi dimensi. Dari tulisan

Page 50: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

47

Sumodiningrat (1999 : 34), konsep pemberdayaan ekonomi secara

ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang diselenggarakan

oleh rakyat. Perekonomian yang disenggarakan oleh rakyat adalah

perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan

mesyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian

mereka sendiri. Pengertian rakyat adalah semua warga negara.

2. Pemberdayaan ekonomi rakyat adalah usaha untuk menjadikan

ekonomi yang kuat, besar, modern dan berdaya saing tinggi dalam

mekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan

ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan

ekonomi rakyat harus dilakukan melalui perubahan struktural.

3. Perubahan struktural yang dimaksud adalah perubahan dari ekonomi

tradisional ke ekonomi modern, dari ekonomi lemah ke ekonomi kuat,

dari ekonomi subsisten ke ekonomi pasar, dari ketergantungan ke

kemandirian. Langkah-langkah proses perubahan struktur meliputi:

1) pengalokasian sumber pemberdayaan sumberdaya; 2) penguatan

kelembagaan; 3) penguasaan tehnologi; 4) pemberdayaan sumberdaya

manusia.

4. Pemberdayaan ekonomi rakyat, tidak cukup hanya dengan

peningkatan produktivitas, memberikan suntikan modal sebagai

stimulant, tetapi harus dijamin adanya kerjasama dan kemitraan

yang erat antara yang telah maju dengan yang masih lemah dan

belum berkembang.

5. Kebijakannya dalam pemberdayaan ekonomi rakyat adalah: 1)

pemberian peluang atau akses yang lebih besar kepada aset

produksi (khususnya modal); 2) memperkuat posisi tidak sekedar

price taker ; 3) pelayanan pendidikan dan kesehatan; 4) penguatan

industry kecil; 5) mendorong munculnya wirausaha baru; dan 6)

pemerataan spasial.

6. Kegiatan pemberdayaan masyarakat mencakup: 1) peningkatan

akses bantuan modal usaha; 2) peningkatan akses pengembangan

Page 51: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

48

SDM; 3) peningkatan akses ke sarana dan prasarana yang

mendukung langsung social ekonomi masyarakat lokal.

Dalam konteks ini, pemberdayaan masyarakat harus

dilakukan melalui tiga aspek pokok, yakni:

a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya

potensi atau daya yang dimiliki masyarakat (enabling). Di sini titik

tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap manusia, setiap masyarakat

memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Pemberdayaan adalah

upaya untuk membangun daya itu, dengan mendorong (encourage),

memotivasi dan membangkitkan kesadaran (awareness) akan potensi

yang dimilikinya, serta berupaya untuk mengembangkannya.

b. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat

(empowering) melalui pemberian input berupa bantuan dana,

pembangunan prasarana dan sarana, baik fisik (jalan, irigasi,

listrik) maupun sosial (sekolah, kesehatan), serta pengembangan

lembaga pendanaan, penelitian dan pemasaran di Daerah, dan

pembukaan akses kepada berbagai peluang (opportunities) yang

akan membuat masyarakat menjadi makin berdaya.

c. Memberdayakan mengandung pula arti melindungi masyarakat

melalui pemihakan kepada masyarakat yang lemah untuk

mencegah persaingan yang tidak seimbang oleh karena

kekurangberdayaan menghadapi yang kuat, dan bukan berarti

mengisolasi atau menutupi dari interaksi. Pemberdayaan

masyarakat tidak membuat masyarakat bergantung pada berbagai

program pemberian (charity), karena pada dasarnya setiap apa yang

dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri, yang hasilnya dapat

dipertukarkan dengan pihak lain.

Pemberdayaan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan posisi

tawar masyarakat dengan meningkatkan kapasitasnya. Setidaknya ada

tiga kapasitas dasar yang dibutuhkan untuk itu, yakni:

Page 52: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

49

Pertama, suara (voice), akses, dan kontrol warga masyarakat terhadap

pemerintahan dan pembangunan yang mempengaruhi kehidupannya sehari-

hari. Pertama, suara adalah hak dan tindakan warga masyarakat

menyampaikan aspirasi, gagasan, kebutuhan, kepentingan, dan tuntutan

terhadap komunitas terdekatnya maupun kebijakan pemerintah. Tujuannya

adalah mempengaruhi kebijakan pemerintah maupun menentukan agenda

bersama untuk mengelola kehidupan secara kolektif dan mandiri.

Dalam konteks perencanaan pembangunan partisipatif, maka suara

dapat disampaikan oleh masyarakat melalui musyawarah-musyawarah

perencanaan pembangunan. Di sini lah masyarakat dapat mengusulkan

ide pembangunan yang berangkat dari kebutuhan riil mereka,

menyusun prioritas, dan mengambil keputusan pembangunan. Namun

demikian sistem pembangunan dengan paradigma top down di masa lalu

telah mereduksi kapasitas tersebut, sehingga masyarakat merasa

sungkan atau tidak berani mengemukakan gagasannya dalam forum

resmi meskipun diberi kesempatan. Di sini diperlukan sebuah proses

pembelajaran melalui fasilitasi, motivasi, edukasi, dan advokasi secara

terus menurus untuk mengembalikan kepercayaan diri masyarakat dan

meningkatkan kemampuannya dalam menyampaikan aspirasi secara

jelas dan sistematis berbasis kebutuhan.

Kedua, akses berarti ruang dan kapasitas masyarakat untuk masuk

dalam arena governance, yakni mempengaruhi dan menentukan

kebijakan serta terlibat aktif mengelola sumberdaya publik termasuk

dalam pelayanan publik. Akses akan menjadi arena titik temu antara

warga dan pemerintah. Pemerintah wajib membuka ruang akses warga

dan memberikan layanan publik pada warga, terutama kelompok-

kelompok marginal. Sebaliknya warga secara bersama-sama proaktif

mengidentifikasi problem, kebutuhan dan potensinya maupun

merumuskan gagasan pemecahan masalah dan pengembangan potensi

secara sistematis. Pemerintah wajib merespons gagasan warga

Page 53: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

50

sehingga bisa dirumuskan visi dan kebijakan bersama dengan berpijak

pada kemitraan dan kepercayaan.

Ketiga, kontrol warga masyarakat terhadap lingkungan komunitasnya

maupun proses politik yang terkait dengan pemerintah. Kita mengenal

kontrol internal (self-control) dan kontrol eksternal. Artinya, kontrol

bukan saja mencakup kapasitas masyarakat melakukan pengawasan

(pemantauan) terhadap kebijakan (implementasi dan risiko) dan tindakan

pemerintah, tetapi juga kemampuan warga melakukan penilaian secara

kritis dan reflektif terhadap risiko-risiko atas tindakan mereka. Self-

control ini sangat penting karena masyarakat sudah lama berada dalam

konteks penindasan berantai: yang atas menindas yang bawah,

sementara yang paling bawah saling menindas ke samping. Artinya

kontrol eksternal digunakan masyarakat untuk melawan eksploitasi dari

atas, sementara self-control dimaksudkan untuk menghindari mata

rantai penindasan sesama masyarakat, seraya hendak membangun

tanggungjawab sosial, komitmen dan kompetensi warga terhadap segala

sesuatu yang mempengaruhi kehidupannya sehari-hari.

Perkembangan UMKM dan Masalahnya

Permasalahan mendasar dalam bidang manajemen bagi

pengusaha kecil (UMKM) pada berbagai sektor usaha, umumnya

adalah kekurang-mampuan menentukan pola manajemen yang sesuai

dengan kebutuhan dan perkembangan usaha. Karena setiap periode

tahap perkembangan usaha akan menuntut tingkat pengelolaan

produksi yang berbeda. Pada awal perkembangan produksi dan skala

usaha produksi yang masih relatip kecil, gaya manajemen keluarga

yang sederhana masih mendominasi, sehingga mengarah kepemuasan

pengelolaan hanya pada seseorang (one man show) sebagai kepala

keluarga masih relevan.

Sejalan dengan perkembangan dan lingkungan usaha (baik

intern maupun ekstern), maka gaya manajemen konvensional tidak

dapat dipaksakan lagi, karena pemaksaan suatu hal dapat menjadi

Page 54: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

51

pangkal munculnya berbagai masalah baru. Dengan demikian, pelaku

usaha kecil (UMKM) dituntut harus selalu dinamis dalam menerapkan

manajemen yang sesuai dengan perkembangan usaha. Maisaroh (dalam

Prasetyo, 2002), mengatakan tuntutan menggunakan manajemen

konvensional baru dapat dilakukan jika pengusaha kecil memiliki

kemampuan dan ketrampilan (manajeman skill) yang memadai.

Pada dasarnya UMKM mempunyai banyak fungsi; misalnya fungsi

sosial dapat mengurangi kemiskinan dan memperluas lapangan kerja,

kesempatan berusaha, serta meningkatkan pendapatan. Fungsi ekonomi,

mampu memanfaatkan sumberdaya alam dan meningkatkan pendapatan

daerah atau Negara serta menghemat devisa. Fungsi budaya, dapat

meningkatkan ketrampilan masyarakat serta mencerdaskan rakyat dalam

melestarikan budaya bangsa. Fungsi ketahanan nasional, dapat

meningkatkan keuletan dan ketangguhan, memupuk kepribadian dan

kemampuan serta menumbuhkan kepercayan diri sendiri dan kepribadian.

Pada kenyataannya, UMKM selain mempunyai banyak fungsi

dan manfaat, keberadaan UMKM juga masih mengandung berbagai

masalah mendasar yang perlu segera dikaji dan diatasi. Selain

masalah di bidang manajemen yang disebutkan di atas, pengusaha

kecil (pelaku UMKM) juga menghadapi masalah pemasaran, masalah

sumberdaya manusia, masalah permodalan, masalah kemitraan serta

masalah-masalah sosial, ekonomi, politik dan budaya (Arogana, 2002)

Masalah pemasaran oleh banyak pengusaha kecil dianggap

sebagai aspek yang palingpenting. Pemasaran adalah suatu system

keseluruhan dari kegiatan bisnis yang diajukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan

jasa yang memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensia. Dengan kata lain, adanya faktor pemasaran

yang baik permasalahan yang lain seperti modal usaha dan tenaga kerja

juga akan semakin baik. Dengan pemasaran yang baik, modal usaha

dapat bertambah dengan sendirinya, tanpa pinjam dari pihak lain. Oleh

Page 55: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

52

karena itu, pemasaran hasil produksi sering dianggap sebagai masalah

yang paling utama diantara masalah-masalah lainnya.

Masalah sumberdaya manusia dalam usaha kecil mikro

(UMKM) sering terkait dengan struktur organisasi dari pembagian

kerja, masalah tenaga kerja upahan dan keluarga, kemampuan

manajerial pengusaha itu sendiri sering lemah. Karena pengusaha

kecil belum dapat memperhitungkan azas manfaat dan biaya dari

perubahan penerapan manajemen baru yang sesuai. Kenyataannya

yang sering terjadi adalah, pengusaha kecil (UMKM) sering tidak mau

melakukan pembagian tugas secara tegas, pengadmnistrasian yang

baik, tanpa memperhitungkan seberapa besar manfaat yang dapat

ditimbulkan dalam jangka panjang. Akibat kelemahan UMKM ini,

pihak bank atau lembaga keuangan menjadi enggan untuk

memberikan pinjaman modal kepada pelaku usaha kecil mikro.

Masalah permodalan, pada dasarnya merupakan masalah

utama tetapi untuk usaha kecil mikro (UMKM) sering dianggap bukan

yang paling utama, karena modal usaha kecil juga sedikit. Masalah

kekurangan modal pada dasarnya merupakan masalah derivative

sebagai akibat masih sempitnya jangkauan pemasaran serta masih

lemahnya sumberdaya manusia yang terampil dalam usahanya.

Sempitnya pemasaran berakibat pada perputaran modal juga menjadi

lambat, dan masih lemahnya SDM berakibat produk menjadi tidak

efissien. Selain itu, adanya sumberdaya manusia yang lemah dan tidak

mampu membuat administrasi yang baik berdampak pada penambahan

modal menjadi sulit dicari. Karena itu, kelemaahan SDM pada dasarnya

merupakan kelemahan manajerial pengusaha kecil (UMKM) itu sendiri.

Masalah kemitraan dalam usaha kecil dapat diartikan berbeda-

beda. Masalah kemitraan dapat diartikan bekerjasama antar pengusaha

kecil atau bekerjasama dengan pengusaha menengah atau besar.

Masalah kemitraan dalam usaha kecil baik dengan sesama pengusaha

kecil atau dengan pengusaha besar masih kurang dan terbatas. Menurut

Maisaroh (dalam Prasetyo, 1998) dalam penelitiannya menegaskan

Page 56: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

53

tentang kemitraan atau aliansi strategis menunjukkan bahwa, masalah

kemitraan antar pengusaha kecil (pelaku UMKM) menjadi sangat penting

ketimbang kemitraan dengan pengusaha menengah atau besar.

Dimensi Kinerja Pasar UMKM

Berbagai dimensi kinerja pasar (market performent) adalah: laba

usaha, kesempatan kerja, pertumbuhan, penciptaan nilai tambah,

efisiensi, produktifitas dan pemerataan hasil serta pemerataan

pertumbuhan industri. Kinerja pasar yang baik terutama mencakup

harga yang rendah, efisiensi, inovasi dan keadilan.Tujuan kenerja dalam

kaitannya dengan ekonomi memiliki banyak aspek. Menurut para pakar

ekonomi biasanya memusatkan hanya pada tiga aspek pokok yaitu:

efisiensi, kemajuan tehnologi dan keseimbangan dalam distribusi.

1) Efisiensi dalam mengalokasikan sumberdaya

a. Efis ensi internal yaitu: perusahaan yang dikelola dengan baik,

mendiskripsikan usaha yang maksimum dari para pekerja dan

menghindari kejenuhan dalam pelaksanaan jalannya perusahaan

(UMKM)

b. Alokasi yang efisien yaitu: sumberdaya ekonomi dialokasikan

sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam

produksi yang dapat menaikkan nilai dari output. Di semua

perusahaan, harga ditentukan sama dengan biaya marginal dan

biaya rata-rata jangka panjang ( P = LRMC = LRAC )

2) Kemajuan teknologi

Kemajuan tehnologi dan penggunaannya dalam praktek adalah

secepat mungkin.

3) Keseimbangan dalam distribusi atau keadilan (equity)

Keadilan yang dimaksud disini adalah keadilan distribusi. Keadilan

terhadap distribusi yang wajar (yang berkaitan dengan standart

masyarakat) terdapat tiga dimensi pokok yaitu: kesejahteraan,

pendapatan dan kesempatan.

Page 57: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

54

4) Dimensi lainnya

Yang termasuk dalam pengertian dimensi lainnya disini antara lain

adalah: kebebasan individu dalam memilih, keamanan dari bahaya

yang mengancam, dukungan factor politik,sosial budaya dan

lingkungan setempat, dan keanekaragaman model, warna, corak

budaya masyarakat yang ada.

Sementara itu, Bygrave (1996) dikutip oleh Suwandi (1999),

mengungkapkan bahwa untuk mengukur kinerja usaha dari bisnis

kecil sebaiknya menyertakan peranan usaha kecil dalam menyerap

tenaga kerja. Dalam sistem ekonomi perekonomian Indonesia, peranan

usaha kecil dalam penyerapan tenaga kerja telah teruji demikian

pentingnya. Dari sensus BPS tahun 2006 (dalam KR, 4 Juni 2009),

menyebutkan secara nasional Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

meliputi 99,98 persen dari total pelaku usaha menyumbangkan

tenaga kerja sekitar 97 persen dari total tenaga yang terjun dalam

dunia usaha di Indonesia. Melihat hal ini, posisi UMKM sangat

strategis dalam perekonomian rakyat.

Kajian dan penelitian yang telah dilakukan tentang pemberdayaan

UMKM dalam rangka mengurangi kemiskinan meliputi :

a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai persoalan yang dihadapi

kelompok UMKM dalam menjalankan aktivitasnnya.

b. Mendeskripsikan peran Pemerintah Kota dalam memfasilitasi dan

memberdayakan UMKM dalam rangka mengurangi kemiskinan

masyarakat.

c. Menentukan strategi dan kebijakan yang tepat untuk mengembangkan

UMKM dalam rangka pengentasan kemiskinan.

Kerangka Penguatan UMKM

Meskipun perkembangan UMKM dan koperasi secara umum telah

menunjukkan hasil yang cukup baik, namun tantangan yang dihadapi

pada masa depan cukup berat. Secara umum, UMKM dan koperasi skala

Page 58: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

55

usahanya masih sedikit dan tidak memiliki skala usaha minimum yang

efisien. Karen itu, para pelaku ekonomi rakyat dalam hal ini adalah UMKM

dituntut harus memiliki kenerja yang lebih efisien dan produktif, sehingga

memiliki daya saing yang tinggi. Pemerintah dan lembaga bantuan terkait

dituntut bersikap tegas yakni: tidak menggunakan system proteksi dalam

pengembangan usaha mikro kecil, tetapi lebih banyak berperan sebagai

penyedia fasilitas serta iklim usaha yang kondosif (enabling), pembuat dan

penegak peraturaan, dan pemberi bantuan bagi yang lemah (protecting).

Bentuk pemihakan (enabling) dan perlindungan (protecting) yang dimaksud

dalam pemberdayaan ekonomi rakyat dalam hal ini adalah kepada pelaku

Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM). Namun demikian, pendekatan

pemberdayaan ekonomi rakyat (UMKM) dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan empowering yakni ikut menyiapkan dan memperkuat potensi

atau daya yang dimiliki masyarakat (pelaku UKM).

Dengan demikian, ada dua model pemberdayaan ekonomi

rakyat (pelaku UKM) kemitraan atau kolaborasi bisnis yang dimaksud

adalah bagi para pelaku UMKM yang memiliki produksi yang lebih

besar akan lebih efisien dan fisible secara ekonomi. Bagi para pelaku

UMKM, pengembangan usaha melalui kegiatan bersama atau

berkolaborasi atau kemitraan ini skala usaha (economies of scale)

dapat ditingkatkan, dan cakupan usahanya (economies of scope) juga

dapat diperluas, serta dapat pula dikembangkan usaha produksi yang

baru. Sejalan dengan itu, bargaining position pelaku UMKM dapat

ditingkatkan atau diperdayakan, baik terhadap supplier (dalam pasar

input) maupun terhadap mitra usahanya.

Page 59: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

56

Pengembangan UMKM

Fragmented Program

Integrated Program

Network Program

Gambaran UMKM terdapat berbagai program UMKM yang berjalan sendiri-sendiri, belum terintegrasi dalam wadah asosiasi UMKM

UMKM mempunyai wadah tunggal asosiasi UMKM produk sejenis. Semua program pemasaran dikelola oleh asosiasi

UMKM mempunyai kemandirian. Produk sudah menejelajahi pasar, tidak sekedar pasar domestik juga ada jejaring dengan ekonomi global.

Peran pemerintah UKM

Congested state, dimana pemerintah melakukan intervensi dan kontrol terhadap UMKM

Maximalist state. Pemerintah menjadi regulator yang kuat bagi UMKM

Minimalist state. Pemerintah menjadi fasilitator saja, bahkan hanya menjadi penonton aktivitas ekonomi UMKM

Tujuan Penguatan aktor antar pelaku UMKM dari berbagai demensi sehingga bisa meningkatkan produksi

Penguatan kelembagaan UMKM dengan membangun jejaring scr internal

Membuat jaringan global sehingga mampu berkompetensi dengan pasar global.

Risiko/ konsekuensi

Terjadi fragmentasi rencana, tujuan, proses, wadah dan aktivitas UMKM. Sehingga UMKM tercerai berai dengan posisi tawar lemah

Semua program dan bantuan yang masuk ke UMKM harus tunduk pada rencana UMKM yang telah terlembaga.

Butuh proses, disain kelembagaan dan waktu yang panjang dan rumit untuk membuat jaringan global.

B. Prinsip-prinsip Yang Terkait Dengan Penyusunan Norma Dalam menyusun norma dan kaidah pengaturan dalam

rancangan Peraturan Daerah, maka akan dipaparkan beberapa

prinsip sebagai asas penyusunan peraturan sebagai berikut:

1. Asas Kejelasan Tujuan adalah bahwa setiap pembentukan

peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang

jelas yang hendak dicapai.

Page 60: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

57

2. Asas Kelembagaan atau Pejabat Pembentuk yang Tepat adalah

bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus

dibuat oleh lembaga negara atau pejabat Pembentuk Peraturan

Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-

undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila

dibuat oleh lembaga negara atau pejabat yang tidak berwenang.

3. Asas Kesesuaian antara Jenis, Hierarki, dan Materi Muatan adalah

bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus

harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat

sesuai dengan jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan.

4. Asas dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap pembentukan

peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektivitas

Peraturan Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik

secara filosofis, sosiologis, maupun yuridis.

5. Asas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan adalah bahwa setiap

pembentukan peraturan perundang-undangan harus karena

memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

6. Asas Kejelasan Rumusan adalah bahwa setiap pembentukan

peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan

teknis penyusunan Peraturan Perundang-undangan, sistematika,

pilihan kata atau istilah, serta bahasa hukum yang jelas dan

mudah dimengerti sehingga tidak menimbulkan berbagai macam

interpretasi dalam pelaksanaannya.

7. Asas keterbukaan adalah bahwa setiap pembentukan peraturan

perundang-undangan harus mulai dari perencanaan, penyusunan,

pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan bersifat

transparan dan terbuka. Dengan demikian, seluruh lapisan masyarakat

mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk memberikan

masukan dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

Page 61: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

58

8. Asas Pengayoman adalah bahwa setiap materi peraturan

perundang-undangan harus berfungsi memberikan pelindungan

untuk menciptakan ketentraman masyarakat.

9. Asas kemanusiaan bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus mencerminkan pelindungan dan penghormatan

hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara

dan penduduk Indonesia secara proporsional.

10. Asas Kebangsaan adalah bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia

yang majemuk dengan tetap menjaga prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

11. Asas Kekeluargaan adalah bahwa setiap bahwa setiap materi

peraturan perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah

untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

12. Asas Kenusantaraan bahwa setiap materi peraturan perundang-

undangan harus senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh

wilayah Indonesia dan Materi Muatan Peraturan Perundang-

undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem

hukum nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

13. Asas Bhinneka Tunggal Ika bahwa setiap materi peraturan

perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk,

agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah serta budaya

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

14. Asas keadilan adalah bahwa bahwa setiap materi peraturan

perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara

proporsional bagi setiap warga negara.

15. Asas Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan bahwa

setiap materi peraturan perundang-undangan tidak boleh memuat

hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang, antara

lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

Page 62: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

59

16. Asas Ketertiban dan Kepastian Hukum bahwa setiap materi

peraturan perundang-undangan harus dapat mewujudkan ketertiban

dalam masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.

17. Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan bahwa setiap

materi peraturan perundang-undangan harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan

individu, masyarakat dan kepentingan bangsa dan negara.

18. Asas Legalitas yaitu adanya persamaan kedudukan, perlindungan,

dan keadilan di hadapan hukum.

19. Asas Keseimbangan yaitu proses hukum yang ada haruslah

menegakkan hak asasi manusia dan melindungi ketertiban umum.

C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Serta Permasalahan Yang Dihadapi Masyarakat

Berkaitan dengan penanganan dan penanggulangan kemiskinan

diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang UMKM,

selanjutnya dibentuk Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 Tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

Selanjutnya berkaitan dengan pengaturan tentang Penguatan UMKM dan

Ekonomi Kreatif Kabupaten Jombang, maka disusun Rancangan Peraturan

Daerah tentang Penguatan UMKM dan Ekonomi Kreatif.

Dalam pelaksanaan menggunakan strategi Penguatan UMKM

dan Ekonomi Kreatif sebagai berikut:

Pertama, mempermudah UMKM untuk mengakses permodalan.

Kedua, memperluas jaringan pemasaran.

Ketiga, meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Keempat, tersedianya sarana dan prasarana usaha yang memadai.

Kelima, terciptanya iklim usaha yang kondusif, dan

Keenam, teknologi yang tepat guna.

Namun dalam praktek pelaksanaan di lapangan masih terdapat

beberapa kelemahan berkaitan dengan konsistensi pelaksanaan strategi

Page 63: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

60

penguatan UMKM dan ekonomi kreatif. Hal ini terkait dengan beberapa

OPD terkait dengan penguatan UMKM yang sedikit banyak bersifat

egosektoral, kurang koordinasi antar sektor menyebabkan upaya

penguatan UMKM belum optimal. Selanjutnya beberapa program dalam

penguatan UMKM sebagai berikut:

Program penguatan UMKM dan Ekonomi kreatif terdiri dari :

a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan UMKM

untuk berkarya dengan prakarsa sendiri.

b. Mewujudkan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan

berkeadilan.

c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi

pasar sesuai dengan kompetensi UMKM.

d. Peningkatan daya saing UMKM.

e. Penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara

terpadu

Beberapa konsekuensi yang harus dipersiapkan oleh daerah

antara lain:

Pertama, kemampuan sumber daya manusia, khususnya Sumber

Daya Manusia Aparatur Daerah yang harus memiliki keterampilan

baik secara teknik maupun wawasan intelektual yang luasdan

diharapkan dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiris

esuai dengan kreativitas dan daya inovasi yang tinggi.

Kedua, kemampuan sumber-sumber keuangan daerah untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri, karena selama ini sektor-sektor

pembiayaan pembangunan daerah pada umumnya masih sangat

bergantung pada pemerintah pusat. Namun dengan diberlakukannya

otonomi daerah, maka pembiayaan pembangunan danpenyelenggaraan

pemerintahan daerah harus diusahakan oleh pemerintah daerah otonom,

sedangkan subsidi dari pemerintah pusathanya bersifat sebagai

pelengkap, karenanya pemerintah daerah otonom harus mampu menggali

Page 64: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

61

berbagai potensi sumber daya daerah sehingga dapat menopang

pembangunan dan penyelenggaraan pada daerah yang bersangkutan.

Ketiga, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperlancar

pekerjaan, kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah,

Keempat organisasi dan manajemen faktor ini tidak kalah pentingnya

dengan ketiga faktor tersebut diatas karena penyelenggaraan

pemerintahan daerah sangat ditentukan oleh berjalannya fungsi-

fungsi manajemen dalam menjalankan kegiatan pemerintahan.

Sedangkan Gunawan Sumodiningrat (1999:34), mengemukakan

tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan daerah

yaitu (1) bentuk kontribusi riil dari daerah yang diharapkan oleh pemerintah

pusat dalam proses pembangunan dasar, (2) aspirasi masyarakat daerah itu

sendiri terutama yang terefleksi pada prioritas pembangunan daerah, (3)

keterkaitan antara daerah dalam tata perekonomian makro dan politik.

Pemberdayaan UMKM di tengah arus globalisasi dan

tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu mengadapai

tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa,

pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan

area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual

UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-

produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di

Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu

menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia (Sudaryanto, 2011).

D. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru Yang Akan Diatur

Dalam Undang-Undang Atau Peraturan Daerah Terhadap Aspek Kehidupan Masyarakat Dan Dampaknya Terhadap Aspek Beban Keuangan Negara

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Usaha Kecil Dan Usaha, menempatkan daerah sebagai institusi

yang mempunyai wewenang dan kewajiban untuk ikut serta dalam

penguatan UMKM dan ekonomi kreatif di daerahnya. Untuk itu mengatur

Page 65: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

62

dan mengurus terkait dengan penguatan UMKM dan ekonimi kreatif itu

Daerah diwajibkan untuk menyusun kebijakan daerah khususnya perda

yang mengatur setrategi dan kebijakan penguatan UMKM dan ekonomi

kreatif sesuai peraturan perundang-undangan, khususnya yang

menyangkut peraturan perundang-undangan penguatan UMKM dan

ekonomi kreatif. Secara politik konsep kewajiban untuk ikut penguatan

UMKM dan ekonomi kreatif, maka daerah mempunyai hak untuk

mengatur dan mengurus kewenangan untuk penanggulangan

pengangguran dan kemiskinan daerah. Daerah harus mempupunyai

prakarsa untuk mengatur (membuat aturan) dalam tatakelola penguatan

UMKM dan ekonomi kreatif

Berdasarkan konsep kewajiban daerah untuk ikut dalam

penguatan UMKM dan ekonomi kreatif di daerahnya, maka akan lebih

terbuka kesempatan daerah dan bagi masyarakat daerah untuk

berpartisipasi dalam menyelenggarakan penanggulangan pengangguran

kemiskinan berbasis masyarakat, dan penyelenggaraan pembangunan yang

bisa meningkatkan jumlah lapangan kerja bagi warga miskin utnuk

meningkatkan taraf hidupnya, karena masyarakat bisa langsung mengambil

peran dalam mengakses lapangan kerja tersebut. Sebagai penyelenggara

penguatan UMKM dan ekonomi kreatif daerah dan pemerintah daerah wajib

menampung semua aspirasi masyarakat untuk dijadikan rekomendasi

dalam mengambil kebijakan dalam penanggulangan pengangguran dan

kemiskinan di daerah.

Dalam setiap program pemerintahan daerah yang telah

direncanakan oleh pemerintah wajib disosialisasikan kepada

masyarakat atau dalam setiap penyusunan program baik dari tingkat

pusat sampai pada tingkat daerah seharusnya masyarakat juga

mempunyai andil. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan pada

dasarnya merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan

masyarakat secara aktif dan sukarela dari dalam dirinya maupun dari

luar dirinya dalam keseluruhan proses kegiatan yang bersangkutan.

Partisipasi masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan bisa kerja

Page 66: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

63

sama dengan pihak ketiga disamping antara masyarakat dengan

pemerintah desa dalam meningkatkan kesejahteraan warga miskin,

melalui penguatan UMKM dan ekonomi kreatif.

Dengan adanya peraturan daerah terkait penguatan UMKM

dan ekonomi kreatif di Kabupaten Jombang pada dasarnya akan lebih

melengkapi dan memberikan kepastian hukum, sekaligus pedoman

untuk pembentukan organisasi dan tata kerja pemerintah daerah

dalam upaya menguatkan para pelaku UMKM dengan melibatkan

seluruh pemangku kepentingan pemerintahan daerah di lingkungan

Kabupaten Jombang. Selain itu juga diperlukan untuk memberi ruang

partisipasi masyarakat dalam kaitannya dengan berpartisipasi dalam

ikut serta penguatan UMKM dan ekonomi kreatif yang akan diatur

rancangan peraturan daerah.

Kepentingan dan aspirasi masyarakat yang terwadai dalam

berbagai lembaga kemasyarakatan merupakan salah satu sumber

utama dalam partisipasi penyelenggaraan masyarakat local dalam

pengutan UMKM dan ekonomi kreatif. Tanpa lembaga-lembaga tersebut,

pemerintah daerah tentu akan mampu menjangkau dan mengalami

kesulitan dalam menggerakkan partisipasi masyarakat dalam berbagai

bentuk partisipasi penguatan UMKM. Selain itu lembaga-lembaga

kemasyarakatan juga memiliki tanggung jawab sosial dan moral

terhadap penyelenggaraan kegiatan penguatan UMKM di daerahnya.

Akan tetapi kebutuhan Pemerintah Daerah akan adanya

dukungan partisipasi dari lembaga-lembaga kemasyarakatan dan

tanggungjawab lembaga-lembaga kemasyarakatan dan penyelenggaraan

ekonomi kreatif di daerah, seolah mengalami hambatan formal karena

belum adanya pedoman aturan-aturan yang kuat semacam perda,

selama ini telah ada dan diberlakukan kebijakan bupati baik itu

peraturan bupati maupun keputusan bupati. Maka dari itu diperlukan

perda yang menjadi pedoman bagi pembentukan organisasi dan tata

kerja pemerintahan daerah dalam penanganan penguatan UMKM dan

ekonomi kreatif.

Page 67: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

64

Banyak manfaat yang akan pemerintah daerah dengan

adanya perda penguatan ekonomi kreatif yang antara lain akan

memperoleh kepastian hukum dan pedoman bagi Pemerintah daerah

dalam membentuk dalam melindungi dan penguatan UMKM dan

ekonomi kreatif berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang UMKM, membawa konsekuensi ditetapkannya perda memang

membawa dampak dalam upaya penguatan UMKM, sekaligus

berdampak pengelolaan anggaran daerah. Namun dari ketentuan

perda sudah ditentukan pengelolaan penggunaan angaran terkait

dengan program dan kegiatan penguatan UMKM dan ekonomi kreatif.

Untuk itu dampak dikeluarkan perda ini tidak akan membebani

anggaran Negara, karena telah dianggarkan sebelumnya,

Page 68: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

65

BAB III EVALUASI DAN ANALISIS PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT

Hukum sebagai perangkat norma-norma kehidupan dalam

bermasyarakat merupakan salah satu instrumen terciptanya aktivitas segnap

stakeholders daerah yang terlibat secara aktif dalam penguatan Usaha Mikro

dan ekonomi kreatif. Pada kenyataannya peraturan perundangan yang

mengatur tentang UMKM yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

Tentang UMKM, belum secara khusus mengatur pemberdayaan UMKM,

demikian pula dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang

Pelaksanaan UU Nomor 20 / 2013 tentang UMKM.

Untuk itulah perlunya daerah menindak-lanjuti dengan membuat

perda terkait dengan Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif, sehingga

akan tercipta landasan yang kuat bagi pemerintah kabupaten untuk

menangani para pelaku UMKM. Karena selama ini pemerintah daerah dan

kelembagaan daerah dan masyarakat daerah yang tidak bias bersinergi

untuk mengambil peran masing-masing, karena belum adanya pengaturan

yang satu berupa perda Penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

Kelembagaan lokal merupakan institusi local yang sudah cukup berperan

dalam mengorganisir masyarakat, maka harus didorong dengan peraturan

daerah sebagai acuan dan landasan gerak penguatan pelaku Usaha Mikro.

Adapun upaya penguatan Usaha Mikro sesuai Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut:

Dalam pasal Pasal 4 dijelaskan sebagai berikut :

Prinsip pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

a. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

b. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan;

c. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar

sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

Page 69: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

66

d. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

e. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara

terpadu.

Bagian Kedua

Tujuan Pemberdayaan

Adapun tujuan pemberdayaan UMKM dijelaskan dalam Pasal 5:

Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

a. mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang,

dan berkeadilan;

b. menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

c. meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan

daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan

ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

Dalam Pasal 7 bahwa pemerintah daerah mempunyai kewajiban menumbuhkan

UMKM sebagai berikut:

1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menumbuhkan Iklim Usaha dengan

menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang

meliputi aspek:

a. pendanaan;

b. sarana dan prasarana;

c. informasi usaha;

d. kemitraan;

e. perizinan usaha;

f. kesempatan berusaha;

g. promosi dagang; dan

h. dukungan kelembagaan.

2) Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif membantu

menumbuhkan Iklim Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Page 70: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

67

Sedangkan terkait pendanaan diatur dalam Pasal 8 sebagai berikut:

Aspek pendanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a

ditujukan untuk:

a. memperluas sumber pendanaan dan memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah untuk dapat mengakses kredit perbankan dan lembaga

keuangan bukan bank;

b. memperbanyak lembaga pembiayaan dan memperluas jaringannya

sehingga dapat diakses oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

c. memberikan kemudahan dalam memperoleh pendanaan secara cepat,

tepat, murah, dan tidak diskriminatif dalam pelayanan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

d. membantu para pelaku Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk

mendapatkan pembiayaan dan jasa/produk keuangan lainnya yang

disediakan oleh perbankan dan lembaga keuangan bukan bank, baik

yang menggunakan sistem konvensional maupun sistem syariah

dengan jaminan yang disediakan oleh Pemerintah.

Pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban dalam pengembangan

usaha UMKM seperti diatur dalam Pasal 16 sebagai berikut:

1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah memfasilitasi pengembangan

usaha dalam bidang:

a. produksi dan pengolahan;

b. pemasaran;

c. sumber daya manusia; dan

d. desain dan teknologi.

2) Dunia usaha, dan masyarakat berperan serta secara aktif melakukan

pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengembangan, prioritas,

intensitas, dan jangka waktu pengembangan diatur dengan Peraturan

Pemerintah.

Page 71: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

68

Pasal 17

Pengembangan dalam bidang produksi dan pengolahan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf a dilakukan dengan cara:

a. meningkatkan teknik produksi dan pengolahan serta kemampuan

manajemen bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

b. memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana,

produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong, dan kemasan

bagi produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

c. mendorong penerapan standarisasi dalam proses produksi dan

pengolahan; dan

d. meningkatkan kemampuan rancang bangun dan perekayasaan bagi

Usaha Menengah.

Pasal 18

Pengembangan dalam bidang pemasaran, sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 16 ayat (1) huruf b dilakukan dengan cara:

a. melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran;

b. menyebarluaskan informasi pasar;

c. meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran;

d. menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba

pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi

Usaha Mikro dan Kecil;

e. memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, dan

distribusi; dan

f. menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.

Pasal 19

Pengembangan dalam bidang sumber daya manusia sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) huruf c dilakukan dengan cara:

a. memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan;

b. meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial; dan

Page 72: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

69

c. membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan dan pelatihan

untuk , melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan

kreativitas bisnis, dan penciptaan wirausaha baru.

Pasal 20

Pengembangan dalam bidang desain dan teknologi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 16 ayat (1) huruf d dilakukan dengan:

a. meningkatkan kemampuan di bidang desain dan teknologi serta

pengendalian mutu;

b. meningkatkan kerjasama dan alih teknologi;

c. meningkatkan kemampuan Usaha Kecil dan Menengah di bidang

penelitian untuk mengembangkan desain dan teknologi baru;

d. memberikan insentif kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang

mengembangkan teknologi dan melestarikan lingkungan hidup; dan

e. mendorong Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk memperoleh

sertifikat hak atas kekayaan intelektual.

Pengaturan Pemerintah Indonesia mengenai pelaksanaan penguatan

UMKM, secara umum diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun

2013 tentang Pelaksanaan Penguatan UMKM Melalui Pendekatan Wilayah

Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tersebut,

diatur sebagai berikut:

Pasal 2

1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya

menyelenggarakan pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan

Usaha Menengah.

2) Pemberdayaan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:

a. pengembangan usaha;

b. Kemitraan;

c. perizinan; dan

Page 73: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

70

Selanjutnya terkait dengan fasilitasi pengembangan UMKM oleh Pemerintah

Daerah:

Pasal 3

1) Pengembangan usaha dilakukan terhadap Usaha Mikro, Usaha Kecil,

dan Usaha Menengah.

2) Pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. fasilitasi pengembangan usaha; dan

b. pelaksanaan pengembangan usaha.

Pasal 4

1) Fasilitasi pengembangan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3

ayat (2) huruf a dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam

bidang produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber daya manusia,

serta desain dan teknologi.

a. pengembangan usaha;

b. Kemitraan;

c. perizinan; dan

d. koordinasi dan pengendalian.

Adapun kegiatan pengembangan UMKM sebagai berikut:

Pasal 5

1) Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilakukan melalui:

a. pendataan, identifikasi potensi, dan masalah yang dihadapi;

b. penyusunan program pembinaan dan pengembangan sesuai potensi

dan masalah yang dihadapi;

c. pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan; dan

d. pemantauan dan pengendalian pelaksanaan program.

2) Pengembangan Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pendekatan:

Page 74: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

71

a. koperasi;

b. sentra;

c. klaster; dan

d. kelompok.

Page 75: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

72

BAB IV

LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS

A. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah dasar dan kaidah utama dalam

penyelenggaraan nilai-nilai utama dan universal, misalnya nilai keadilan

dan kepastian dan sebagainya. Dalam konsep negara hukum yang

demokratis keberadaan peraturan perundang-undangan, termasuk

Peraturan Daerah dalam pembentukannya harus didasarkan pada

beberapa asas. Menurut Van der Vlies sebagaimana dikutip oleh A.

Hamid S. Attamimi membedakan 2 (dua) kategori asas-asas

pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut (beginselen

van behoorlijk rcgelgeving), yaitu asas formal dan asas material.

Asas-asas formal meliputi: ( Rudi: 2008)

1. Asas tujuan jelas (Het beginsel van duideijke doelstellin)

2. Asas lembaga yang tepat (Het beginsel van het juiste orgaan)

3. Asas perlunya pengaturan (Het noodzakelijkheid beginsel)

4. Asas dapat dilaksanakan (Het beginsel van uitvoorbaarheid)

5. Asas Konsensus (het beginsel van de consensus)

Asas-asas material meliputi:

1. Asas kejelasan terminologi dan sistematika (het beginsel van de

duiddelijke terminologie en duidelijke systematiek). Artinya rancangan

perda yang dibentuk harus mempunyai kejelasan tujuan dan

sistematika yang baik.

2. Asas bahwa peraturan perundang-undangan mudah dikenali (Het

beginsel van den kenbaarheid); bahwa raperda dengan mudah

dipahami bagi pembacanya.

3. Asas persamaan (Het rechts gelijkheids beginsel); artinya perda yang

dibentuk mempunyai prinsip kesamaan bagi seluruh warga.

Page 76: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

73

4. Asas kepastian hukum (Het rechtszekerheids begin sel); artinya

rancangan perda harus mempunya kejelasan dan kepastian hukum.

5. Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual (Het

beginsel van de individuelerechtsbedeling); artinya raperda yang

disusun mempunyai kesesuaian dengan kondisi warga masyarakat.

Asas-asas ini lebih bersifat normatif, meskipun bukan norma

hukum, karena pertimbangan etik yang masuk ke dalam ranah

hukum. Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan ini

penting untuk diterapkan karena dalam era otonomi luas dapat terjadi

pembentuk Peraturan Daerah membuat suatu peraturan atas dasar

intuisi sesaat bukan karena kebutuhan masyarakat. Pada prinsipnya

asas pembentukan peraturan perundang-undangan sangat relevan

dengan asas umum administrasi publik yang baik (general principles of

good administration).

Dalam Peraturan Daerah yang dibentuk berdasarkan pada

asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang meliputi:

1. Kejelasan tujuan: yaitu bahwa setiap Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang

hendak dicapai.

2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat; yaitu adalah

bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat

oleh lembaga/pejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan

yang berwenang. Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat

dibatalkan atau batal demi hukum, apabila dibuat oleh

lembaga/pejabat yang tidak berwenang.

3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan; bahwa dalam

Pembentakan Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar

memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis Peraturan.

Perundang-undangannya.

4. Dapat dilaksanakan, yaitu bahwa setiap Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas Peraturan

Page 77: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

74

Perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara

filosofis, yuridis maupun sosiologis.

5. Kedayagunaan dan kehasil-gunaan; yaitu bahwa setiap Peraturan

Perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan

dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara.

6. Kejelasan rumusan; yaitu bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan

harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-

undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa

hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan

berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.

7. Keterbukaan: yaitu bahwa dalam proses Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan,

dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian

seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-

luasnya untuk memberikan masukan dalam proses pembuatan

Peraturan Perundang-undangan.

Selain asas tersebut di atas, dalam pembetukan peraturan

perundang yang sifatnya mengatur, termasuk peraturan daerah, juga

harus memenuhi asas materi muatan sebagaimana diatur meliputi:

1. Asas pengayoman yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan

dalam rangka menciptakan ketentraman masyarakat.

2. Asas kemanusiaan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan

penghormatan hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat

setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional.

3. Asas kebangsaan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa

Indonesia yang pluralistik (kebhinnekaan) dengan tetap menjaga

prinsip negara kesatuan Republik Indonesia.

Page 78: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

75

4. Asas kekeluargaan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk

mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.

5. Asas kenusantaraan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan senantiasa memperhatikan kepentingan

seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan Peraturan Perundang-

undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem

hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.

6. Asas bhinneka tunggal ika yaitu bahwa Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk,

agama, suku dan golongan, kondisi khusus daerah, dan budaya

khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam

kehidupan. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

7. Asas keadilan yaitu bahwa setiap Materi Muatan Peraturan

Perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara

proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.

8. Asas kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan yaitu

bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tidak boleh

berisi hal-hal yang bersifat membedakan berdasarkan latar belakang,

antara lain, agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.

9. Asas ketertiban dan kepastian hukum yaitu bahwa setiap Materi Muatan

Peraturan Perundang-undangan harus dapat menimbulkan ketertiban

dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum.

10. Asas keseimbangan, keserasian, dan keselarasan yaitu bahwa setiap

materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan

keseimbangan, keserasian, dan keselarasan, antara kepentingan

individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.

Berkaitan dengan asas-asas materi muatan tersebut, ada sisi lain

yang harus dipahami oleh pengemban kewenangan dalam membentuk

Peraturan Daerah. Pengemban kewenangan harus memahami segala

macam seluk beluk dan latar belakang permasalahan dan muatan yang

Page 79: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

76

akan diatur oleh Peraturan Daerah tersebut. Hal ini akan berkait erat

dengan implementasi asas-asas tersebut di atas.

Dalam proses pembentukannya, Peraturan Daerah membutuhkan

partisipasi masyarakat agar hasil akhir dari Peraturan Daerah dapat

memenuhi aspek keberlakuan hukum dan dapat dilaksanakan sesuai

tujuan pembentukannya. Partisipasi masyarakat dalam hal ini dapat

berupa masukan dan sumbang pikiran dalam perumusan substansi

pengaturan Peraturan Daerah. Hal ini sangat sesuai dengan butir-butir

konsep sebagaimana dikemukakan oleh Prof. Sudikno Mertokusumo bahwa

hukum atau perundang-undangan akan dapat berlaku secara efektif

apabila memenuhi tiga daya laku sekaligus yaitu filosofis, yuridis, dan

sosiologis. Disamping itu juga harus memperhatikan efektifitas/daya

lakunya secara ekonomis dan politis.

Masing-masing unsur atau landasan daya laku tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut: (1) landasan filosofis, maksudnya agar produk

hukum yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah jangan sampai

bertentangan dengan nilai-nilai hakiki ditengah-tengah masyarakat,

misalnya agama dan adat istiadat; (2) daya laku yuridis berarti bahwa

perundang-undangan tersebut harus sesuai dengan asas-asas hukum

yang berlaku dan dalam proses penyusunannya sesuai dengan aturan

main yang ada. Asas-asas hukum umum yang dimaksud disini contohnya

adalah asas “retroaktif”, “lex specialis derogat lex generalis”; lex superior

derogat lex inferior; dan “lex posteriori derogat lex priori”; (3) produk-produk

hukum yang dibuat harus memperhatikan unsur sosiologis, sehingga

setiap produk hukum yang mempunyai akibat atau dampak kepada

masyarakat dapat diterima oleh masyarakat secara wajar bahkan spontan;

(4) landasan ekonomis, yang maksudnya agar produk hukum yang

diterbitkan oleh Pemerintah daerah dapat berlaku sesuai dengan tuntutan

ekonomis masyarakat dan mencakup berbagai hal yang menyangkut

kehidupan masyarakat, misalkan kehutanan dan pelestarian sumberdaya

alam; (5) landasan politis, maksudnya agar produk hukum yang

Page 80: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

77

diterbitkan oleh pemerintah daerah dapat berjalan sesuai dengan tujuan

tanpa menimbulkan gejolak ditengah-tengah masyarakat.

Tidak dipenuhinya kelima unsur daya laku tersebut diatas akan

berakibat tidak dapat berlakunya hukum dan perundang-undangan secara

efektif. Kebanyakan produk hukum yang ada saat ini hanyalah berlaku

secara yuridis tetapi tidak berlaku secara filosofis dan sosiologis.

Ketidaktaatan asas dan keterbatasan kapasitas daerah dalam penyusunan

produk hukum yang demikian ini yang dalam banyak hal menghambat

pencapaian tujuan otonomi daerah. Dalam hal ini, keterlibatan masyarakat

akan sangat menentukan aspek keberlakuan hukum secara efektif.

Dari pandangan Pound ini dapat disimpulkan bahwa unsur

normatif dan empirik dalam suatu peraturan hukum harus ada; keduanya

adalah sama-sama perlunya. Artinya, hukum yang pada dasarnya adalah

gejala-gejala dan nilai-nilai yang dalam masyarakat sebagai suatu

pengalaman dikonkretisasi dalam suatu norma-norma hukum melalui

tangan para ahli-ahli hukum sebagai hasil rasio yang kemudian dilegalisasi

atau diberlakukan sebagai hukum oleh negara. Yang utama adalah nilai-

nilai keadilan masyarakat harus senantiasa selaras dengan cita-cita

keadilan negara yang dimanifestasikan dalam suatu produk hukum.

B. Landasan Sosiologis

Landasan sosiologis adalah suatu dasar dari demensi

kemasyarakatan, artinya sebuah peraturan tidak boleh menimbulkan

kegelisahan di masyarakat, sekaligus bertentangan dengan norma-

norma yang ada di masyarakat. Sebaliknya bahwa suatu peraturan

daerah harus bisa diterima segenap komunitas masyarakat, sehingga

masyarakat bisa mendukung pelaksanaan peraturan tersebut. Adapun

demensi landasan sosiologis dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama, secara sosiologis, jelas bahwa untuk menciptakan

masyarakat adil dan makmur seperti yang diamanatkan dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945, bangsa Indonesia harus memulai paradigma

pembangunan dari bawah (Desa), karena sebagian besar penduduk

Page 81: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

78

Indonesia beserta segala permasalahannya dengan kemiskinan, maka

Negara atau pemerintah harus berusaha untuk bisa mengentaskan

kemiskinan. Tetapi selama ini, pembangunan cenderung berorientasi pada

pertumbuhan dan bias pada kesenjangan antara si kaya dan si miskin yang

cukup tajam. Sumberdaya ekonomi yang tumbuh di kawasan daerah dan

desa diambil oleh kekuatan yang lebih besar, sehingga daerah dan desa

kehabisan sumberdaya dan menimbulkan kemiskinan bagi sejumlah

penduduk. Kondisi ini yang menciptakan ketidakadilan, kemiskinan

maupun keterbelakangan senantiasa melekat pada masyarakat miskin,

maka upaya untuk mengatur langkah pengentasan kemiskinan melalui

UMKM adalah suatu hal yang ditunggu warga masyarakat.

Kedua, ide dan pengaturan penguatan UMKM ke depan

dimaksudkan untuk memperbaiki berbagai langkah dan strategi

penguatan UMKM yang cukup memadai dan komprehensif. Dengan

demikian pengaturan secara sosiologis hendak memperkuat daerah

dan desa sebagai entitas masyarakat yang kuat dan mandiri,

mengingat selama ini langkah SKPD belum tersinkronisasi dan

terkoordinasi dalam upaya penguatan UMKM.

Ketiga, pengaturan tentang penguatan Usaha Mikro dan ekonomi

kreatif dimaksudkan untuk merespon proses globalisasi, yang ditandai

oleh proses liberalisasi (informasi, ekonomi, teknologi, budaya, dan lain-lain)

dan munculnya pemain-pemain ekonomi dalam skala global. Dampak

globalisasi dan ekploitasi oleh kapitalis global tidak mungkin dihadapi oleh

lokalitas adalah persaingan yang tidak seimbang sehingga menimbulkan

bertambahnya jumlah warga miskin. Oleh karena diperlukan kesiapan

daerah untuk menguatkan UMKM dan ekonomi kreatif.

Berikutnya, ketiganya memiliki misi yang sama yaitu

mewujudkan kesejahteraan masyarakat, bahkan yang lebih mendasar

adalah survival ability bangsa. Perlu diingat bahwa negara tidaklah

sekedar agregasi daerah-daerah atau Desa-Desa yang otonom. (Hastu,

2007). Spirit Desa bertenaga sosial, berdaulat secara politik, berdaya

secara ekonomi dan bermartabat secara budaya sebenarnya menjadi

Page 82: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

79

cita-cita dan fondasi lokal-bawah yang memperkauat negara-bangsa

mendorong pengentasan kemiskinan. Maka dari itu mengatur

penguatan pelaku Usaha Mikro menjadi penting untuk membuktikan

komitmen pemerintah daerah Kabupaten Jombang dalam mewujudkan

kesejahteraan masyarakat.

C. Landasan Yuridis

Landasan yuridis adalah kerangkan hukum formal yang

dijadikan acuan dan pedoman dalam menyusun peraturan

perundangan yang baru, sehingga tidak menimbulkan konflik

kepentingan dan overlapping pengaturan. Berkaitan dengan landasan

yuridis yang dijadikan dasar acuan penyusunan Raperda Penguatan

UMKM dan Ekonomi Kreatif, maka dapat dipaparkan beberapa acuan

hukum sebagai berikut:

1. Pengaturan Penguatan UMKM : Undang-Undang Nomor 20 Tahun

2008 tentang UMKM.

2. Pemeraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan

UU Nomor 20 /Tahun 2008 tentang UMKM.

3. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk

Usaha Mikro Kecil.

Page 83: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

80

BAB V JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN, DAN RUANG LINGKUP

MATERI MUATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

Bab ini akan memaparkan lebih lanjut mengenai jangkauan dan

arah pengaturan darai rancangan Peraturan Daerah tentang Penguatan

Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

Adapun ruang lingkup pengaturan dalam Rancangan Peraturan

Daerah tentang Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif antara lain

sebagai berikut:

A. Ketentuan Umum 1. Daerah adalah Kabupaten Jombang.

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai

unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Bupati adalah Bupati Jombang.

4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.

5. Camat adalah pimpinan Kecamatan sebagai unsur perangkat Daerah.

6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas

wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat, hak asal- usul dan / atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

7. Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar

adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha

Besar sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

8. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Page 84: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

81

Mikro dengan kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000, dan

hasil usaha penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-

9. Izin Usaha adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pejabat yang

berwenang berdasarkan ketentuan 1 / 36 peraturan perundang-

undangan sebagai bukti legalitas yang menyatakan sah bahwa Usaha

Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah telah memenuhi persyaratan

dan diperbolehkan untuk menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu.

10. Jangka Waktu adalah kondisi tingkatan lamanya pengembangan usaha

yang diberikan kepada Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah.

11. Kemitraan adalah kerja sama dalam keterkaitan usaha, baik langsung

maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan,

mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan

pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar.

12. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan

Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan

perundangundangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan

ekonomi, agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah memperoleh

pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan

berusaha yang seluasluasnya.

13. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah,

dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia

dan berdomisili di Indonesia.

14. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah, Pemerintah

Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan

lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan

memperkuat permodalan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

15. Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang selanjutnya disingkat

KPPU adalah komisi sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan

Persaingan Usaha Tidak Sehat.

Page 85: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

82

16. Undang-Undang adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

17. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah

Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan

Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

18. Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggungjawabnya di

bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

19. Menteri Teknis/Kepala Lembaga Pemerintah Nonkementerian adalah

menteri/pimpinan lembaga pemerintah Nonkementerian yang secara

teknis bertanggungjawab untuk mengembangkan Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah dalam sektor kegiatannya.

20. Pejabat adalah pejabat yang berwenang untuk memberikan Izin

Usaha sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

21. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati/walikota, dan perangkat

daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Ruang Lingkup dan Isi Pengaturan sebagai berikut:

BAB II PENGEMBANGAN USAHA

Dalam bab ini diatur tentang : Fasilitasi Pengembangan, Kegiatan

Pengembangan, Prioritas, Intensitas, dan Jangka Waktu, Pelaksanaan

Pengembangan

BAB III KEMITRAAN

Dalam bab ini diatur tentang pola-pola kemitraan. Inti plasma, sub

kontrak, waralaba, perdagangan umum, distribusi dan keagenan, bagi

hasi, kerjasama operasional, usaha patungan. Penyumber-luaran, serta

kemitraan lain, perjanjian. Disamping itu diatur pula peran pemerintah

dan pemerintah daerah dalam kemitraan, pengawasan kemitraan, Tata

Cara Pengenaan Sanksi Administratif.

Page 86: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

83

BAN IV PERIZINAN

Dalam bab ini diatur tentang bentuk perizinan, Penyederhanaan Tata

Cara Perizinan, Tata Cara Permohonan Izin Usaha, Biaya Perizinan,

Informasi Izin Usaha, Pembinaan dan Pengawasan.

BAB V KOORDINASI DAN PENGENDALIAN PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO

Dalam bab ini diatur tentang : Lingkup Koordinasi, Penyelenggaraan

Koordinasi dan Pengendalian Pemberdayaan Usaha Mikro, serta Mekanisme

Koordinasi dan Pengendalian.

BAB KETENTUAN PERALIHAN

Pada bab ini akan diatur tentang Usaha Mikro, yang telah melakukan

aktifitas usaha dan belum memiliki perizinan usaha, dalam jangka

waktu paling lama 3 (tiga) tahun.

BAB VII PENUTUP

Dalam bab ini diatur tentang berlakunya Peraturan Daerah ini dan

perintah diundangkan dalam lembaran daerah.

Page 87: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

84

BAB VI PENUTUP

Pada bab ini, akan disampaikan simpulan dan saran terkait

penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penguatan Usaha

Mikro dan Ekonomi Produktif, yang antara lain sebagai berikut:

A. Simpulan

1. Berkaitan dengan praktik penguatan pelaku Usaha Mikro secara

umum belum optimal dalam arti langkah pemerintah daerah yang

ada belum diikuti secara konsisten, terkoordinasi dan bersinergi

dalam rangka meningkatkan ekonomi kecil, terutama menyangkut

pelaksana di lapangan yakni OPD terkait. Hal ini terjadi salah satu

belum adanya suatu peraturan Daerah yang mengikat dan

membingkai berbagai kebijakan pemerintah daerah, sekaligus

pengawasan dan monitoring oleh Dewan Perwakilan rakyat Daerah

terkait penguatan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif.

2. Pokok elaborasi teori dapat dipaparkan teori dan konsep yang

mendukung tentang macam-macam jenis penguatan Usaha Mikro,

teori tentang model-model ekonomi kreatif, teori tentang

pemberdayaan masyarakat , serta teori tentang jaminan dan

perlindungan ekonomi kecil mikro, serta peran pemerintah dalam

berbagai level pemerintahan dalam penanggulangan pengangguran.

Dengan landasan teori tersebut raperda yang akan disusun

mempunyai landasan, setidaknya landasan yang ilmiah, sehingga

bisa diuji kebenaran dari struktur yang diambil untuk diputuskan

dalam pengambilan kebijakan.

3. Dalam kajian atas nomenklatur penguatan Usaha Mikro dan

ekonomi kreatif semua mempunyai roh dan semangat untuk

mengurangi pengangguran dan kemiskinan, demikian juga jika

raperda ini berjudul Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif

Page 88: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

85

juga mempunyai kaitan dengan semangat menangani ekonomi kecil

mikro. dengan asas yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya

adalah prinsip-prinsip umum dalam penyusunan peraturan daerah

yang termaktub dalam ketentuan umum, yang mengarahkan

kemana perda ini akan menjangkau, sekaligus ketentuan ini akan

membatasi lingkup pengaturan. Selanjutnya diuraikan ketentuan

pokok ruang lingkup pengaturan yang berisi tentang pokok-pokok

kaidah yang akan diatur dalam raperda yang disusun.

B. Saran- Saran 1. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah hendaknya dapat

memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat lokal yang

berkaitan dengan kondisi ekonomi warga yang nantinya akan menjadi

objek dari peraturan daerah, terutama peraturan tentang penguatan

ekonomi kecil mikro dan menengah di Kabupaten Jombang.

2. Dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah hendaknya

menentukan skala prioritas pengaturan, untuk itu perlunya ada

pelibatan dan partisipasi masyarakat terutama tokoh masyarakat

yang dilakukan secara langsung, melalui public hearing maupun

konsultasi publik atas draft Raperda tentang Penguatan Usaha

Mikro dan Ekonomi Kreatif. Disamping ada semangat wakil rakyat

untuk memberdayakan masyarakat ekonomi lemah, terutama

pengurangan pengangguran dan angka kemiskinan akan diatur

dalam Rancangan Peraturan Daerah ini.

3. Dalam Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Penguatan

Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif hendaknya disiapkan dan diikuti

dengan Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah yang nantinya akan ditetapkan.

4. Berkaitan dengan penamaan judul Raperda tentang Penguatan Usaha

Mikro dan Ekonomi Kreatif, sebetulnya sudah mencerminkan upaya

yang konkrit bahwa fakta di masyarakat menunjukkan ada sebagian

warga yang bergerak pada ekonomi mikro kecil yang perlu dikuatkan.

Page 89: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

86

DAFTAR PUSTAKA Ade Komarudin, 2014, Politik Hukum Integratif UMKM, Penerbit RM

Books, Jakarta.

Anoraga, Pandji, 2001, Perilaku Keorganisasian, Jakarta : Dunia Pustaka

Jaya.

Anonim, 2001, Budaya Paternalisme Dalam Birokrasi Pelayanan Publik,

Yogyakarta : Policy Brief CPPS-UGM,

Dwi Harsono, 1998, Efektivitas Otonomi Daerah, Purwokerto : Penelitian-

UNSOED,

Jos Luhukay, Makin Flat Organisasinya, Makin Tinggi TI-nya, Ebizzasia,

Volume III No 24 – Februari-Maret 2005

Les Pang, 2001, A Lesson in the “Leadership for the 21st Century” Course

//member.aol.com/lpang10473/ldc.flat.htm

Linda, 2012. Analisis Dampak Kredit Mikro Terhadap Perkembangan

Usaha Mikro Di Kota Semarang, Universitas Diponegoro.

B. Hestu Cipto Handoyo. 2008. Prinsip-Prinsip Legal Drafting dan Desain

Naskah Akademik. Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma Jaya

Yogyakarta.

Dharma, Surya, 2005, Manajemen Kinerja, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Maria Farida Indrati S. 2007. Ilmu Perundang-undangan : Jenis, Fungsi,

dan Materi Muatan. Yogyakarta : Kanisius

Maskun, Sumitro, 1997, Pembangunan Masyarakat Desa, Asas,

Kebijaksanaan, dan Manajemen, Media Widya Mandala, Yogyakarta,

Nasikun, 1995, Kemiskinan di Indonesia Menurun, dalam Perangkap

Kemiskinan, Problem, dan Strategi Pengentasannya, (Bagong Suyanto,

ed), Airlangga Univercity Press

Sukirno, S. 1985. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah dan dasar

Kebijaksanaan. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta.

Page 90: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

87

Swasono dan Sulistyaningsih. 1993. Pengembangan Sumberdaya

Manusia : Konsepsi Makro untuk Pelaksanaan di Indonesia. Izufa

Gempita, Jakarta.

Mukhyi, Abdul. M & Saputro, Imam, Hadi, 1995. Pengantar Manajemen

Umum.

Jakarta : Gunadarma University

Herbert J. Rubin :Journal of Public Administration Review; “Understanding

The Ethos of Community Based Development : Ethno Graphic

Description for Public Administrators”, Sep/Oct 1993; Vol. 53, No. 5;

ABI/INFORM Researchpg. 431. Northen Illinois University).

I.C. van der Vlies, Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke

regelgeving, ’s-Gravenhage : Vuga 1984 hal 186 seperti dikutip oleh

A. Hamid S. Attamimi, Peranan Keputusan Presiden Republik

Indonesia dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Negara, hal. 330,

dalam Maria Farida Indrati, S., Ilmu Perundang-undangan, Jenis,

Fungsi, dan Materi Muatan, Jakarta : Kanisius, hlm. 253-254.

Simatupang, Pantjar, M.H. Togatorop, Rudy P. Sitompul, Tulus

Tambunan (eds.) (1994), Prosiding Seminar Nasional Peranan

Strategis Industri Kecil dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap

II, UKI-Press, Jakarta.

Soetrisno, Loekman (1995), “Membangun Ekonomi Rakyat Melalui

Kemitraan : Suatu Tinjauan Sosiologis”, makalah dalam Diskusi

Ekonomi Kerakyatan, Hotel Radisson, Yogyakarta, 5 agustus.

Sumodiningrat, Gunawan (1994), “Tantangan dan Peluang Pengembangan

Usaha Kecil”, Jurnal Tahunan CIDES, no.1, h.157-164.

Syamsi, Ibnu, 1999, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Yogyakarta

: Bina Aksara.

__________, 1996, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Yogyakarta,

Renika Cipta.

Supardal, 2013, Pengembangan UMKM berbasis Usaha Sejenis untuk

Memperkuat usaha, Journa Siasat Bisnis (Terakreditasi Nasional)

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM

Page 91: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

88

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan UU N0

20/2008.

Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Untuk

Usaha Mikro Kecil

Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan,

Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;

Page 92: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

1

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR ……………… TAHUN 2017

TENTANG

PENGUATAN USAHA MIKRO DAN EKONOMI KREATIF

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG,

Menimbang : a. bahwa Usaha Mikro memiliki peran dan kedudukan

yang strategis dalam membangun ketahanan ekonomi masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja dan penanggulangan kemiskinan;

b. bahwa Usaha Mikro sebagai salah satu pelaku

pembangunan ekonomi di daerah perlu diberdayakan melalui fasilitasi dan penciptaan iklim usaha yang sehat sekaligus memberikan manfaat dan kesejahteraan masyarakat Jombang;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan b perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Penguatan Usaha Mikro dan Ekonomi Kreatif.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5234);

Page 93: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

2

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116);

6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5394);

7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 40; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5404);

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

11. Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern;

12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Kebijakan Industri Nasional;

13. Peraturan Presiden Nomor 125 Tahun 2012 tentang Koordinasi Penataan Pedagang Kaki Lima;

14. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pengembangan Inkubator Wirausaha;

15. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2014 tentang Perizinan untuk Usaha Mikro Kecil;

16. Peratuan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Izin Usaha Mikro dan Kecil (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 1814); dan

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036).

Page 94: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

3

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JOMBANG

dan BUPATI JOMBANG

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENGUATAN USAHA MIKRO DAN EKONOMI KREATIF

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Jombang. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Jombang. 3. Bupati adalah Bupati Jombang. 4. Perangkat Daerah adalah Dinas dan/atau Badan yang menyelenggarakan

urusan pemerintahan daerah. 5. Penguatan Usaha Mikro adalah upaya yang dilakukan Pemerintah

Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat secara sinergis dalam bentuk pengembangan dan penumbuhan iklim usaha terhadap Usaha Mikro sehingga mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh, mandiri dan berdaya saing.

6. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang.

7. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar yang melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.

8. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah Daerah, untuk memperkuat Usaha Mikro secara sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan, perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.

9. Izin Usaha adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai bukti legalitas yang menyatakan sah bahwa Usaha Mikro telah memenuhi persyaratan dan diperbolehkan untuk menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu.

10. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha Mikro.

Page 95: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

4

11. Fasilitasi adalah upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro dengan serangkaian kegiatan yang memberikan kemudahan berupa bantuan, pendampingan, bimbingan untuk menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan dan daya saing Usaha Mikro.

12. Pembiayaan adalah penyediaan dana oleh Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan masyarakat melalui bank, koperasi, dan lembaga keuangan bukan bank, untuk mengembangkan dan memperkuat permodalan Usaha Mikro.

13. Penjaminan adalah pemberian jaminan pinjaman Usaha Mikro oleh Lembaga Penjamin Kredit sebagai dukungan untuk memperbesar kesempatan memperoleh pinjaman dalam rangka memperkuat permodalannya.

14. Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dengan Usaha Besar.

15. Perlindungan Usaha adalah upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada usaha untuk menghindari praktik monopoli dan pemusatan kekuatan ekonomi oleh Pelaku Usaha.

16. Pelaku Usaha adalah setiap orang per orang atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan di daerah atau melakukan kegiatan dalam daerah, baik sendiri maupun bersama-sama melalui kesepakatan menyelenggarakan kegiatan dalam berbagai bidang ekonomi.

17. Jejaring Usaha adalah kumpulan pelaku usaha yang berada dalam rantai produksi barang/jasa yang sama atau berbeda dan memiliki keterkaitan satu sama lain serta kepentingan yang sama.

18. Masyarakat adalah orang perseorangan, kelompok orang, dan/atau pemangku kepentingan non pemerintah lain yang bergerak dibidang pemberdayaan Usaha Mikro.

19. Kompetensi adalah kemampuan pelaku usaha dalam mengelola dalam bidang usaha yang ditekuni.

BAB II ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Pengembangan Usaha Mikro dilaksanakan berdasar asas : a. kepastian hukum; b. demokrasi ekonomi; c. kepentingan daerah dan masyarakat; d. persaingan usaha yang sehat; e. keterpaduan pembangunan daerah; f. kemandirian; g. keberlanjutan; h. keterbukaan; dan i. berwawasan lingkungan.

Page 96: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

5

Pasal 3

Pengembangan Usaha Mikro diselenggarakan dengan tujuan : a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah; b. menciptakan dan memperluas lapangan kerja; c. meningkatkan pembangunan ekonomi daerah yang berkualitas dan

berkelanjutan; d. mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis potensi

unggulan daerah; e. meningkatkan daya saing usaha lokal; f. meningkatkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha untuk

menumbuhkan Usaha Mikro; g. menumbuhkembangan kewirausahaan dan budaya kreatif pelaku

Usaha Mikro; h. meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Usaha Mikro; i. meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang

berkeadilan; j. memberikan perlindungan ekonomi masyarakat; k. menumbuhkan iklim usaha daerah yang kondusif; l. mewujudkan kepastian berusaha dan berinvestasi, persaingan yang

sehat, serta mencegah pemusatan atau penguasaan sektor ekonomi oleh satu kelompok atau perseorangan.

BAB III PENGUATAN USAHA MIKRO

Pasal 4

(1) Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat menyelenggarakan

penguatan Usaha Mikro;

(2) Penguatan Usaha Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan : a. fasilitasi pengembangan usaha; dan b. penumbuhan iklim usaha.

BAB IV FASILITASI PENGEMBANGAN USAHA.

Pasal 5

(1) Fasilitasi pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada Pasal

4 ayat (2) huruf a dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan Dunia Usaha dan Masyarakat.

(2) Fasilitasi pengembangan usaha oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan Perangkat Daerah terkait.

Page 97: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

6

Pasal 6

Ruang lingkup fasilitasi pengembangan usaha meliputi : a. pembangunan sumber daya manusia; b. pembiayaan dan penjaminan; c. produksi dan produktifitas; d. pemasaran; e. perijinan dan standarisasi; f. pengembangan ekonomi kreatif.

BAB V PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA

Pasal 7

(1) Pembangunan sumber daya manusia dalam Usaha Mikrountuk

meningkatkan kemampuan sesuai dengan bidang usahanya dan/atau memiliki kompetensi dalam bidang usaha tertentu.

(2) Pemerintah Daerah berperan dan bertanggung jawab dalam pembangunan sumber daya manusia dalam Usaha Mikro.

Pasal 8

Dalam rangka pembangunan sumber daya manusia Usaha Mikro Pemerintah Daerah melakukan upaya fasilitasi meliputi : a. membangun budaya kewirausahaan; b. menumbuhkan motivasi dan kreatifitas usaha; dan c. meningkatkan keterampilan teknis dan manajemen wirausaha.

Pasal 9

(1) Upaya pembangunan sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 dilakukan melalui fasilitasi pendidikan dan pelatihan yang diselengarakan Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat.

(2) Penyelenggaraan bidang-bidang pendidikan dan pelatihan sesuai kebutuhan Usaha Mikro.

(3) Pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilaksanakan oleh : a. perorangan sebagai tenaga ahli dan atau tenaga konsultan dan

atau tenaga pendamping Usaha Mikro; b. lembaga pendidikan dan pelatihan formal maupun non formal

meliputi yayasan, badan hukum swasta, perguruan tinggi dan organisasi kemasyarakatan.

Page 98: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

7

(4) Lembaga pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf b harus memiliki kompetensi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Untuk meningkatkan kompetensi dalam bidang usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) lembaga pendidikan dan pelatihan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.

BAB VI PEMBIAYAAN DAN PENJAMINAN

Bagian Kesatu Pembiayaan

Pasal 10

(1) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan pembiayaan dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah untuk pemberdayaan Usaha Mikro.

(2) Pemerintah Daerah memfasilitasi kerjasama penguatan permodalan Usaha Mikro melalui skema Tanggung Jawab Sosial Perusahaan kepada Usaha Mikro sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Dunia Usaha dan Masyarakat dapat memberikan pembiayaan kepada Usaha Mikro melalui bantuan dan/atau sumber pembiayaan lain yang sah serta tidak mengikat.

(4) Pemerintah Daerah mengkoordinasikan pelaksanaan pembiayaan Usaha Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

Pasal 11

(1) Pengalokasian dan pembiayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) digunakan untuk kegiatan perkuatan permodalan UMKM melalui Lembaga Keuangan Mikro Daerah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Keuangan Mikro Daerah diatur dengan Peraturan Daerah tersendiri.

Pasal 12

Dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro, Pemerintah Daerah melalui perangkat daerah terkait berupaya melakukan : a. pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan

lembaga keuangan bukan bank; b. peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro melalui koperasi simpan

pinjam konvensional dan syariah;

Page 99: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

8

c. penyediaan dan penyaluran kredit mikro melalui Lembaga Keuangan Mikro Daerah;

d. pengembangan sumber pembiayaan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13

Pelaksanaan pengkoordinasian pembiayaan Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan upaya peningkatan sumber pembiayaan Usaha Mikro sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 oleh Perangkat Daerah terkait.

Pasal 14

(1) Pemerintah Daerah memfasilitasi kemudahan bagi Usaha Mikro

dalam memperoleh pembiayaan secara cepat, tepat, murah, dan tidak diskriminatif.

(2) Pemerintah Daerah meningkatkan akses Usaha Mikro terhadap sumber pembiayaan dengan : a. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga keuangan bank dan

bukan bank untuk menumbuhkembangkan dan memperluas jaringan pelayanan terhadap Usaha Mikro;

b. meningkatkan kerjasama dengan lembaga penjamin kredit untuk menumbuhkembangkan dan memperluas jangkauan pelayanan terhadap Usaha Mikro;

c. memberikan pendampingan dan fasilitasi bagi Usaha Mikro dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan; dan

d. meningkatkan fungsi dan peran Konsultan Keuangan Mitra Bank dalam pendampingan dan advokasi bagi Usaha Mikro.

(3) Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif meningkatkan akses UMKM terhadap pinjaman atau kredit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara : a. meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan usaha; b. meningkatkan pengetahuan mengenai prosedur pengajuan kredit

atau pinjaman; dan c. meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis serta manajemen

usaha.

Bagian Kedua Penjaminan

Pasal 15

(1) Pemerintah Daerah memfasilitasi Usaha Mikro dalam upaya memperoleh

pembiayaan melalui Lembaga Penjaminan Kredit.

(2) Penjaminan Kredit hanya ditujukan pada kegiatan yang dilakukan oleh Usaha Mikro yang bersifat produktif.

Page 100: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

9

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga Penjaminan Kredit diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VII PRODUKSI DAN PRODUKTIFITAS

Bagian Kesatu

Pengembangan Produksi

Pasal 16

(1) Pemerintah Daerah memberikan kemudahan akses bagi Usaha Mikro dalam pemanfaatan bahan baku dengan melakukan upaya : a. memberikan kemudahan dalam pengadaan bahan baku, sarana

dan prasarana produksi dan bahan penolong bagi pengolahan produk Usaha Mikro;

b. mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya daerah untuk dapat dijadikan bahan baku bagi pengolahan produk Usaha Mikro;

c. mengembangkan kerjasama antar daerah melalui penyatuan sumberdaya yang dimiliki beberapa daerah dan memanfaatkannya secara optimal sebagai bahan baku bagi pengolahan produk Usaha Mikro; dan

d. mendorong pemanfaatan sumber bahan baku terbarukan agar lebih menjamin kehidupan generasi yang akan datang secara mandiri.

(2) Untuk mengembangkan produksi Usaha Mikro Pemerintah Daerah mendorong dan atau mempromosikan pemanfaatan bahan baku yang berasal dari sumber daya daerah.

(3) Pemerintah Daerah memberikan insentif terhadap Usaha Mikro yang sebagian besar bahan baku produksinya memanfaatkan sumber daya daerah berupa kemudahan promosi dan pemasaran.

(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

Pasal 17

(1) Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat memberikan

fasilitasi, dukungan dan kemudahan bagi Usaha Mikro untuk mendapatkan penguasaan teknologi tepat guna.

(2) Fasilitasi teknologi tepat guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas produk Usaha Mikro.

(3) Fasilitasi teknologi tepat guna diberikan melalui pelatihan, pendampingan dan pemberian peralatan produksi.

Page 101: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

10

Pasal 18

Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, dan Masyarakat melakukan pendampingan bagi Usaha Mikro untuk meningkatkan pengembangan produksi.

Bagian Kedua Peningkatan Produktifitas

Pasal 19

(1) Untuk meningkatkan produktifitas pelaku Usaha Mikro Pemerintah

Daerah, Dunia Usaha dan Masyarakat melakukan fasilitasi : a. pengembangan teknologi tepat guna; b. alih teknologi tepat guna.

(2) Pengembangan teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

dilakukan melalui fasilitasi kerja sama penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan lembaga pendidikan dan/atau lembaga penelitian dan pengembangan dalam negeri.

(3) Alih teknologi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan melalui fasilitasi pelatihan dan pendampingan alih teknologi oleh lembaga pendidikandan/atau lembaga penelitian dan pengembangan dalam negeri kepada Usaha Mikro.

Pasal 20

Dalam rangka meningkatkan kapasitas dan produktivitas Usaha Mikro Pemerintah Daerah, Dunia Usaha, Masyarakat melakukan upaya pembinaan usaha berupa : a. teknis produksi; dan b. manajemen produksi.

BAB VIII PEMASARAN

Pasal 21

(1) Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan Masyarakat memberikan

fasilitasi Usaha Mikro dalam bidang pemasaran di dalam negeri maupun luar negeri.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa : a. melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran; b. menyebarluaskan informasi pasar; c. meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran

bagi Usaha Mikro;

Page 102: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

11

d. menyediakan sarana pemasaran yang meliputi penyelenggaraan uji coba pasar, lembaga pemasaran, penyediaan rumah dagang, dan promosi Usaha Mikro;

e. memberikan dukungan promosi produk, jaringan pemasaran, kontak dagang, dan distribusi; dan

f. menyediakan tenaga konsultan profesional dalam bidang pemasaran.

Pasal 22

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara fasilitasi pemasaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 23

(1) Pemerintah Daerah wajib memberikan perlindungan pasar kepada

Usaha Mikro.

(2) Bentuk perlindungan pasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. pencegahan terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha

oleh orang perorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro;

b. perlindungan atas usaha tertentu yang strategis untuk Usaha Mikro dari upaya monopoli dan persaingan tidak sehat lainnya;

c. perlindungan dari tindakan diskriminasi dalam pemberian layanan pemberdayaan untuk Usaha Mikro;

d. pemberian bantuan konsultasi hukum dan pembelaan bagi pelaku Usaha Mikro; dan

e. perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual.

Pasal 24

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perlindungan pasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX FASILITASI PERIZINAN DAN STANDARISASI

Bagian Kesatu

Fasilitasi Perizinan

Pasal 25

(1) Usaha Mikro dalam melakukan usahanya harus memiliki bukti legalitas usaha sesuai ketentuan peraturan perundang–undangan.

(2) Bukti legalitas usaha untuk Usaha Mikro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk Ijin Usaha Mikro Kecil.

Page 103: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

12

Pasal 26

(1) Tata cara perizinan Usaha Mikro dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pelaksanaan pelayanan perijinan wajib menerapkan tata cara perijinan yang meliputi : a. percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi

standar waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;

b. kejelasan dan kemudahan prosedur pelayanan yang dapat ditelusuri pada setiap tahapan proses perizinan;

c. keterbukaan informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan penyelenggaraan pelayanan perijinan; dan

d. kepastian hukum dalam penyelenggaraan pelayanan perijinan.

Pasal 27

(1) Dalam hal informasi ijin usaha Pejabat yang berwenang wajib menyampaikan informasi kepada Usaha Mikro sebagai pemohon izin mengenai : a. persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon; b. tata cara mengajukan permohonan izin usaha; dan c. batas waktu pelayanan perizinan.

(2) Pejabat yang berwenang wajib memberikan informasi mengenai tahapan

dan perkembangan proses layanan perizinan.

Pasal 28 Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) wajib menyelenggarakan layanan pengaduan atas ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan dan menindaklanjuti sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 29

Pemegang izin usaha berhak : a. memperoleh kepastian dalam menjalankan usahanya; dan b. mendapatkan pelayanan, pemberdayaan dan perlindungan dari

Pemerintah Daerah.

Pasal 30

Pemegang izin usaha wajib : a. menjalankan usahanya sesuai dengan izin usaha; dan b. mematuhi ketentuan yang tercantum dalam izin usaha.

Page 104: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

13

Bagian Kedua Standarisasi

Pasal 31

(1) Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi Usaha Mikro untuk menghasilkan

barang/jasa yang memenuhi standarisasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh Perangkat Daerah terkait sesuai dengan jenis Usaha Mikro dalam bentuk pembinaan tentang standar barang/jasa.

(3) Pelaksanaan fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

Pasal 32

(1) Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan Masyarakat memfasilitasi

pengembangan ekonomi kreatif.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan : a. pengembangan dan pemanfaatan sumber daya kreatif dan

inovasi masyarakat; dan b. menumbuhkan budaya kreatif dan kearifan lokal setempat.

(3) Pemerintah Daerah dapat melakukan fasilitasi sebagaimana dalam

ayat (1) di atas melalui : a. penyediaan ruang dan wilayah untuk masyarakat dalam

berkreatifitas dan berinovasi; b. pengembangan sentra usaha kreatif; c. pelatihan teknologi dan desain; d. konsultasi, bimbingan, advokasi, dan fasilitasi perlindungan Hak

Kekayaan Intelektual untuk Usaha Mikro; dan e. fasilitasi promosi dan pemasaran produk usahaekonomi kreatif di

dalam dan luar negeri.

Page 105: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

14

BAB XI PENUMBUHAN IKLIM USAHA

BAGI USAHA MIKRO

Pasal 33

Penumbuhan iklim usaha yang sehat sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat (2) huruf b dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan melibatkan Dunia Usaha dan Masyarakat.

Pasal 34

Ruang lingkup penumbuhan iklim usaha yang sehat bagi Usaha Mikro meliputi : a. kemitraan dan jejaring usaha; b. perlindungan produk lokal dan produk unggulan daerah; c. penyelenggaraan sistem informasi; dan d. pembinaan dan Pengawasan.

BAB XII Bagian Kesatu

Kemitraan

Pasal 35

(1) Pemerintah daerah memfasilitasi kerjasama Usaha Mikro dengan pihak lain berdasarkan prinsip kemitraan dan menjunjung etika bisnis yang sehat.

(2) Prinsip kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi prinsip :

a. saling membutuhkan; b. saling mempercayai; c. saling memperkuat; dan d. saling menguntungkan.

(3) Fasiltasi kemitraan Usaha Mikro bertujuan untuk :

a. mengembangkan skala Usaha Mikro; b. mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan posisi tawar

Usaha Mikro; c. mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan Usaha Mikro

dalam pelaksanaan transaksi usaha; d. mencegah pembentukan struktur pasar yang mengarah pada

terjadinya persaingan tidak sehat dalam bentuk monopoli, oligopoli, dan monopsoni; dan

e. mencegah terjadinya penguasaan pasar dan pemusatan usaha oleh orang perseorangan atau kelompok tertentu yang merugikan Usaha Mikro.

Page 106: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

15

Pasal 36

Pemerintah Daerah memfasilitasi Usaha Mikro untuk melakukan hubungankemitraan dalam berbagai bentuk bidang usaha meliputi : a. bidang produksi dan pengolahan; b. pemasaran; c. permodalan; d. sumber daya manusia; dan e. ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pasal 37 (1) Dalam mewujudkan kemitraan sebagaimana dimaksud pada Pasal 37

ayat (1), Pemerintah Daerah berperan sebagai fasilitator dalam bentuk : a. membuka akses dan kontak kerjasama untuk Usaha Mikro; b. memberikan pelayanan konsultasi kerjasama bagi Usaha Mikro; dan c. memberikan pendampingan hukum bagi Usaha Mikro dalam

melakukan kontrak kerjasama.

(2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua Jejaring Usaha

Pasal 38

(1) Pelaku Usaha Mikro dapat membentuk jejaring usaha dalam rangka

memperkuat kepentingan Usaha Mikro terhadap pihak lain.

(2) Jejaring usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi bidang usaha yang mencakup bidang-bidang yang disepakati oleh para pihak dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan kesusilaan.

(3) Pembentukan jejaring usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan kepada Pemerintah Daerah.

Page 107: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

16

BAB XIII PRODUK LOKAL DAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

Bagian Kesatu Produk Lokal

Pasal 39

Pemerintah Daerah wajib meningkatkan penggunaan produk daerah hasil dari Usaha Mikro yang ada di wilayah Kabupaten, termasuk dalam pengadaan barang dan/atau jasa.

Bagian Kedua

Produk Unggulan Daerah

Pasal 40

(1) Pemerintah Daerah menetapkan kriteria produk unggulan daerah dan prosedur pengajuan sebagai produk unggulan daerah.

(2) Pemerintah daerah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro wajib melakukan pembinaan, advokasi, perlindungan, dan pendampingan dalam pengurusan produk unggulan daerah yang memiliki persyaratan mendapatkan Hak Kekayaan Intelektual dan melindungi dari persaingan usaha yang dapat mengancam keberadaan produk unggulan daerah di pasaran.

Pasal 41

(1) Pemerintah daerah mendorong terselenggaranya program pemberdayaan

dan promosi daerah dalam menggunakan dan mencintai produk unggulan daerah kepada masyarakat.

(2) Penguatan atas program pemberdayaan dan promosi Usaha Mikro dituangkan dalam kebijakan prioritas Pemerintah Daerah yang disusun dengan memperhatikan potensi sumber daya lokal dan perkembangan perekonomian daerah dan regional.

BAB XIV PENYELENGGARAAN SISTEM INFORMASI

Pasal 42

(1) Pemerintah Daerah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

mengembangkan dan mengelola sistem informasi usaha mikro.

Page 108: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

17

(2) Setiap pelaku Usaha Mikro wajib menyampaikan data secara akurat, lengkap, dan tepat waktu kepada Dinas Koperasi dan Usaha Mikro setiap 1 (satu) tahun.

(3) Pemerintah Daerah melalui Dinas Koperasi dan Usaha Mikro dapat memberikan kemudahan akses data Usaha Mikro melalui sistem informasi bagi Dunia Usaha dan Masyarakat yang berkepentingan.

Pasal 43

Pengembangan usaha sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (1) sebagai bentuk peran serta oleh Dunia Usaha dan Masyarakat.

Pasal 44

(1) Dunia Usaha dan Masyarakat dapat berperan serta dalam

perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Usaha Mikro di daerah.

(2) Peran serta Dunia Usaha dan masyarakat dalam pembangunan Usaha Mikro dapat berbentuk saran, pendapat, usul, penyampaian informasi, dan laporan.

(3) Pemerintah Daerah mendorong peran serta Dunia Usaha dan Masyarakat dalam kaitannya dengan perencanaan dan pelaksanaan pengembangan Usaha Mikro.

BAB XV PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN SANKSI

Bagian Kesatu

Pembinaan dan Pengawasan

Pasal 45

(1) Pembinaan dan pengawasan pemberdayaan Usaha Mikro dan ekonomi kreatif dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menyusun, menyiapkan, menetapkan dan/atau melaksanakan

kebijakan umum di daerah tentang penumbuhan iklim usaha, pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, dan kemitraan;

b. memaduserasikan perencanaan daerah, sebagai dasar penyusunan kebijakan dan strategi pemberdayaan yang dijabarkan dalam program daerah;

c. menyelesaikan masalah yang timbul dalam penyelenggaraan pemberdayaan di daerah;

Page 109: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

18

d. menyelenggarakan kebijakan dan program pengembangan usaha, pembiayaan dan penjaminan, dan kemitraan pada daerah

e. mengkoordinasikan pengembangan kelembagaan dan sumber daya manusia Usaha Mikro di daerah;

f. menjamin persaingan usaha yang sehat bagi Usaha Mikro; g. melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penguatan

Usaha Mikro.

(3) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan oleh Perangkat Daerah terkait sesuai dengan kewenangannya.

Bagian Kedua

Sanksi

Pasal 46

(1) Bupati sesuai dengan kewenangannya mengenakan sanksi administratif berupa : a. peringatan tertulis; b. denda administratif; c. penutupan sementara; d. pembekuan Ijin usaha; dan/atau e. pencabutan Ijin usaha.

(2) Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diberikan berdasarkan hasil pemeriksaan atas laporan yang berasal dari : a. pengaduan; dan/atau b. tindak lanjut hasil pengawasan.

(3) Pemberian sanksi administratif oleh Bupati wajib mengacu pada

norma, standar, prosedur, dan kriteria pemberian sanksi administratif sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 47

(1) Dunia Usaha dan Masyarakat dapat berperan serta dalam

pembinaan dan pengawasan pembangunan Usaha Mikro di daerah.

(2) Peran serta Dunia Usaha dan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berbentuk saran, pendapat, usul, penyampaian informasi, dan laporan.

(3) Pemerintah Daerah mendorong peran serta dengan membuka komunikasi dengan Dunia Usaha dan Masyarakat dalam kaitannya dengan pembinaan dan pengawasan Usaha Mikro.

Page 110: KATA PENGANTARrepo.apmd.ac.id/789/1/NA DAN RAPERDA UMKM DPRD JOMBANG.pdfKATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia sehingga

19

BAB XII KETENTUAN PENUTUP

Pasal 48

Peraturan pelaksana dari Peraturan Daerah ini ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 49

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Jombang.

Ditetapkan di Jombang pada tanggal BUPATI JOMBANG,

ttd Diundangkan di Jombang pada tanggal SEKRETARIS DAERAH JOMBANG ttd