kasus konseling

20
MAKALAH KOMUNIKASI DAN KONSELING Oleh: 1. Wahyudi Ikhsan FA/06850 2. Nur Hidayati FA/06896 3. Muhajirin Dean EF/01255 4. Retno Wahyuningrum EF/01259 5. Tamzil EF/01296 6. Husnari Nazir EF/01300 7. Irma Muslimin EF/01302 8. Rahma Artemisia EF/01310 9. Yenita Malasari EF/01312 PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS GADJAH MADA

Upload: macruv

Post on 23-Jun-2015

625 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

MAKALAH KOMUNIKASI DAN KONSELING

Oleh: 1. 2.3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Wahyudi Ikhsan Nur Hidayati Muhajirin Dean Retno Wahyuningrum Tamzil Husnari Nazir Irma Muslimin Rahma Artemisia Yenita Malasari

FA/06850 FA/06896 EF/01255 EF/01259 EF/01296 EF/01300 EF/01302 EF/01310 EF/01312

PROGRAM PROFESI APOTEKER UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2008

PENDAHULUAN Definisi Asma adalah keadaan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversible, dipisahkan oleh masa dimana ventilasi relative mendekati normal. Pada penderita asma keadaan ini dirangsang oleh berbagai faktor. Hal ini menandakan suatu keadaan hiperaktivitas bronkus yang khas. Definisi lain asma adalah suatu penyakit inflamasi kronik pada saluran pernafasan dimana berbagai sel ikut terlibat terutama mast cell, eusinofil, dan limfosit T yang dikarakteristik oleh : Obstruksi saluran nafas yang bersifat reversible, baik secara spontan maupun dengan pengobatan Inflamasi saluran nafas Peningkatan respon saluran nafas terhadap berbagi rangsngan

Etiologi Sebagian besar asma disebabkan oleh alergi, yang dipicu oleh bbeberapa macam alergen seperti serbuk sari bunga, kutu, kecoak, debu, jamur, maupun debu binatang. Jika dilihat dari etiologinya, asma mempunyai beberapa istilah antara lain : Allergic asthma : ekstrinsik asma (pemicu dari luar). Infectious asthma : disebabkan karena adanya infeksi virus. Exercise indused asthma : disebabkan karena olah raga dimungkinkan karena hilang atau

berkurangnya air dan panas dari epithelium of air ways. Occupational asthma : asma yang terkait dengan pekerjaan, umumnya diperantarai IgE-related

allergy. Drug induced asthma : aspirin dan golongan NSAID lainnya.

Obat-obat ini bekerja menghambat enzim siklooksigenase pada jalur asam arachidonat. Penghambata ini diarahkan ke jalur lipooksigenase yang menhasilakan leukotrien lebih banyak sehingga aka memicu terjadinya asma.

Patofisiologis dan Patogenesis

Penderita asma tidak mampu mencapai aliran udara normal selama pernafasan (terutama pada ekspirasi) yang ditujukan dengan rendahnya FEV1. Karena banyak saluran pernafasan yang menyempit dan tidak dapat dialiri dan dikosongkan dengan cepat menyebabkan terjadinya aerasi paru-paru yang tidak seimbang dan hilangny ruang penyesuaian normal antar ventilasi daan aliran darah paru-paru. Turbulensi aliran udara dan getaran ke bronkus mengakibatkan suara mengi yang terdengar jelas pada saat serangan asma. Namun tanda fisik ini juga mencolok pada gangguann pernafasan lainnya. Penderita asma yang gelisah biasanya bernafas lebih cepat dari normal, sehinggan kegiatan yang tidak perlu dihindari bagi penderita asma. Gejala dan penanda utama untuk mendiagnosa penyakit asma antara lain : Mengi pada saat menghirup udara. Riwayat batuk yang memburuk pada saat malam hari, dada sesak yang terjadi berulang dan nafasnya yang tersengal-sengal. Hambatan pernafasan yang reversible selama siang hari. Adanya peningkatan gejala saat olah raga, infeksi virus, paparan terhadap allergen dan perubahan musim. Terbangun pada malam hari karena sesak nafas. Berdasarkan pemicunya asma dikategorikan menjadi : 1. Ekstrinsik/ atopic/episodic asma : pemicu diketahui, yaitu adanya eksternal allergen. 2. Intrinsik/ cryptogenik asma : pemicu tidak diketahui dan bersifat persisten. Berdasarkan penampakan klinisnya asma diklasifikasikan menjadi : 1. Derajat 4 : persisten berat Gejala terus menerus, aktivitas fisik terbatas, serangan sering ditemui pada malam hari. Parameter FEV1/FEC 60%, prediksi variasi >30%. 2. Derajat 3: Persisten sedang. Gejala setiap hari menggunakan agonis 2 setiap hari, serangan mengganggu aktivitas, serangan > 2x per minggu 1x per minggu. Parameter FEV1/FEC 60-80%, prediksi variasi >30%.

3. Derajat 2: Persisten ringan Gejala ditemui >2x per minggu tapi 2x sebulan. Parameter FEV1/FEV 80%, prediksi variasi 20-30%. 4. Derajat 1 : asma intermiten Gejala >2x seminggu, asymptomatic dan PEF normal antar serangan. Gejala pada malam hari 2x sebulan. Parameter FEV1/FEV 80%, prediksi variasi