kasus kegawatdaruratan
DESCRIPTION
Portofolio Borang IshipTRANSCRIPT
PROGRAM DOKTER INTERNSHIP INDONESIA
PORTOFOLIO
Oleh
dr. Galih Januar Adytia
Pembimbing
Dr. Sangidu
DINAS KESEHATAN KABUPATEN JOMBANG
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JOMBANG
2015
Kasus Kegawatdaruratan
Nama Peserta : dr. Galih Januar Adytia
Nama Wahana : RSUD Jombang
Topik : Kejang Demam Sederhana
Tanggal (kasus): 22 Juli 2015
Tanggal presentasi : - Pendamping: dr. Sangidu
Tempat presentasi : -
Obyektif Presentasi:
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: An.M/2th/13kg
Tujuan: Mendiagnosis kejang demam dan penatalaksanaannya
Bahan bahasan : Tinjauan
Pustaka
Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi
dan diskusi
E-mail Pos
Data pasien : Nama: an.M No RM: 234XXX
Nama klinik : Telp: (-) Terdaftar sejak:
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis :
(heteroanamnesa tanggal 22 Juli 2015)
Keluhan utama : kejang
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien mengalami kejang selama 10 menit, kejang seluruh tubuh badan kaku
mata melirik keatas. Setelah kejang pasien sadar, demam ( +) sejak 1 hari SMRS,
batuk (+), pilek (+), BAB + dan BAK + dalam batas normal, mual (-), muntah (-)
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien sebelumnya berobat ke bidan karena keluhan batuk pilek, diberi obat, keluhan
sedikit berkurang.
3. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
Pasien belum pernah kejang sebelumnya
4. Riwayat Keluarga :
Keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama
5. Riwayat Pekerjaan :
-
6. Lain-lain :
Riwayat Pribadi
Riwayat alergi: pasien tidak punya alergi
Riwayat imunisasi: imunisasi wajib pasien lengkap.
Review of System
Gangguan neurologis : nyeri kepala (-), kesemutan (-)
Gangguan mata : pandangan kabur (-)
Gangguan THT : penurunan pendengaran (-), mimisan (-)
Gangguan kardiovaskuler : nyeri dada (-), sesak/ngongsrong (-)
Gangguan sistem pernafasan : batuk lama (-)
Gangguan pencernaan : BAB seperti petis (-), BAB disertai darah (-)
Gangguan liver : penyakit kuning (-), riwayat hepatitis (-)
Gangguan perkemihan : BAK + lancar, bengkak kaki (-)
Gangguan pembekuan darah : (-)
7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
TTV : HR= 100x per menit RR= 28x per menit,
Tax = 39,7 ºC
Kepala/leher : Konjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-),
mukosa mulut kering, faring hiperemis (+), PKL (-), JVP R+0cm
Thorax : Cor/ S1 S2 tunggal, regular, murmur (-),
Pulmo/ simetris,
Pc S S Au V V Rh - - Wh - -
S S V V - - - -
S S V V - - - -
Abdomen : flat, soefl, bising usus (+) N, nyeri tekan (-) turgor kulit kembali
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
8. Diagnosa:
1.ISPA
2. Kejang Demam Sederhana
9. Rencana
Rencana Diagnosa : Darah lengkap, widal dan urin lengkap
Hasil laboratorium
Darah Lengkap
Wbc: 7,3 x 109/L
Hb: 12,5 g/dl
Rbc : 5,35 x 1012Ll
Hct 37,1 %
MCV 69,4 fl
MCH 23,3 pg
MCHC 33.6 g/dl
PLT : 261 x 109/L
Widal
Sal Tiphy O : (-)
Sal Tiphy H : (-)
Sal Tiphy A : 1/160
Sal Tiphy B : 1/160
Urin lengkap
Warna : kuning jernih
Albumin : -
Reduksi : -
Urobilin : normal
Bilirubin : -
PH : 6
BJ : 1,020
Keton : -
Sedimen
Leukosit : 4-6/lpb
Eritrosit : -
Epitel : 8-9 /lpb
Kristal : -
Rencana terapi :
Infus D1/2NS 500cc/24jam
Diet nasi lauk 3x 1
Iv ampicillin 3 x 350 mg
Iv metamizol 150mg K/P jika tax>38,5oC
Iv diazepam 4mg K/P jika kejang
Po sanmol syr 3 x 1 ½ sendok takar
Po imunos syr 1x 1 sendok takar
Puyer : CTM (1/4 tab) GG (1/3 tab) vit BC (1/3 tab) vit C (1/3 tab) 3 x 1
Rencana Monitoring
Keluhan (kejang, demam) , TTV
Follow up hari ke-2
S : demam (+) menurun, pilek berkurang, makan dan minum (+) nafsu makan
bertambah
O : KU cukup compos mentis, Tax 37,60C
A : 1. ISPA 2. Kejang demam sederhana
Pdx: -
Ptx:
Kebutuhan cairan 1150 cc/24 jam
Infus D1/2NS 500cc/24jam
Diet nasi lauk 3x 1
Iv ampicillin 3 x 350 mg
Iv metamizol 150mg K/P jika tax>38,5oC
Iv diazepam 4mg K/P jika kejang
Po sanmol syr 3 x 1 ½ sendok takar
Po imunos syr 1x 1 sendok takar
Puyer : CTM (1/4 tab) GG (1/3 tab) vit BC (1/3 tab) vit C (1/3 tab) 3 x 1
Follow up hari ke-3
S : demam (+) menurun
O : KU cukup compos mentis, Tax 37,30C
A : 1. ISPA 2. Kejang demam sederhana
Pdx: -
Ptx:
Kebutuhan cairan 1150 cc/24 jam
Infus D1/2NS 500cc/24jam
Diet nasi lauk 3x 1
Iv ampicillin 3 x 350 mg
Iv metamizol 150mg K/P jika tax>38,5oC
Iv diazepam 4mg K/P jika kejang
Po sanmol syr 3 x 1 ½ sendok takar
Po imunos syr 1x 1 sendok takar
Puyer : CTM (1/4 tab) GG (1/3 tab) vit BC (1/3 tab) vit C (1/3 tab) 3 x 1
Follow up hari ke-4
S : demam (-), makan dan minum (+)
O : KU cukup compos mentis, Tax 36,5 0C
A : 1. ISPA 2. Kejang demam sederhana
Pdx: -
Ptx:
ACC KRS
Amoxicillin syr 3x 1 ½ cth
Pamol syr 3x 1 ½ cth
Puyer : CTM (1/4 tab) GG (1/3 tab) vit BC (1/3 tab) vit C (1/3 tab) 3 x 1
Imunos syr 1x 1 cth
Daftar Pustaka:
1. Konsensus penatalaksanaan kejang demam
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis dan penatalaksanaan kejang demam
2. Edukasi pada pasien berkaitan dengan mencegah berulangnya kejang
demam
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Kejang Demam
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Biasanya terjadi pada
anak usia 6 bulan- 5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam kemudian
kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi
berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk kejang demam. Bila anak usia kurang dari 6 bulan
atau lebih dari 5 tahun pikirkan kemungkinan adanya infeksi SSP atau epilepsi.
Klasifikasi
1. Kejang Demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, umum tonik dan atau
tonik klonik, umumnya akan berhenti sendiri, tanpa gerakan fokal atau berulang dalam
waktu 24 jam. Setelah kejang sadar.
2. Kejang demam kompleks
Kejang demam dengan ciri salah satu berikut:
Kejang lama >15 menit
Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Diantara 2 bangkitan kejang anak
sadar.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk mencari penyebab atau sumber
infeksi. Pemeriksaan yang dapat dilakukan diantaranya darah perifer, elektrolit, gula
darah.
Pemeriksaan radiologis foto x ray kepala, CT. MRI jarang dilakukan, tidak rutin dan
atas indikasi.
Pungsi lumbal pemeriksaan cairan cerebrospinal dilakukan untuk menegakkan atau
menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya meningitis bakterial ialah
0,6%-6,7%. Pada bayi manifestasi meningitis tidak jelas sehingga pungsi lumbal
dianjurkan dilakukan pada:
1) Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan
2) Bayi antara 12-18 bulan : dianjurkan
3) Bayi > 18 bulan tidak rutin
Elektroensefalografi dapat dilakukan pada kasus kejang demam yang tidak khas seperti
kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun atau kejang demam fokal.
Fakyor resiko berulangnya kejang demam
Riwayat kejang demam dalam keluarga
Usia kurang dari 15 bulan
Temperatur yang rendah saat kejang
Cepatnya kejang setelah demam
Bila seluruh faktor tersebut ada, maka kemungkinan berulang 80%, bila tidak terdapat faktor
tersebut kemungkinan hanya 10-15% berulang
Faktor resiko terjadinya Epilepsi
Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama
Kejang demam kompleks
Riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung
Penatalaksanaan Kejang Demam
1) Antipiretik yang direkomendasikan adalah paracetamol (acetaminophen)
(10-15mg/kgBB/kali) dan ibuprofen (5-10mg/kgBB/kali).
2) Antikonvulsan diazepam oral dosis 0,3mg/kgBB/kali atau diazepam rektal
0,5mg/kgBB/kali setiap 8 jam pada suhu >38,50C dapat menurunkan resiko berulangnya
kejang.
3) Pemberian obat rumatan pemberian obat rumatan fenobarbital atau as. Valproat
setiap hari efektif dalam menurunkan resiko berulangnya kejang. Dosis phenobarbital 3-
4mg/kgBB/hari terbagi dalam 1-2 dosis atau asam valproat 15-40mg/kgBB/hari dalam
2-3 dosis.
Indikasi pemberian terapi rumatan:
Kejang lama >15 menit
Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang ex
hemiparesis, paresis Todd, CP, retardasi mental,hidrocefalus.
Kejang fokal
Pengobatan rumat dipertimbangkan bila:
Kejang berulang 2x atau lebih dalam 24 jam
Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan
Kejang demam > 4 x/tahun
Bagan tatalaksana kejang
Kejang
Diazepam rektal 0,5-0,75mg/kgBB/x
Masing Kejang
Diazepam rektal 0,5-0,75mg/kgBB/x
Masing Kejang
Rujuk RS
Diazepam iv 0,3-0,5mg/kgBB bolus pelan
Masing Kejang
Fenitoin iv 10-20mg/kgBB/x kecepatan 1mg/kgBB/menit
Masing Kejang Berhenti kejang
ICU Fenitoin iv 4-8 mg/kgBB/hari
(12 jam setelah dosis awal)
Interval 5 menit
1. Subyektif :
Anamnesa: Pasien mengalami kejang selama 10 menit, kejang seluruh tubuh badan
kaku mata melirik keatas. Setelah kejang pasien sadar, demam ( +) sejak 1 hari
SMRS, batuk (+), pilek (+), BAB + dan BAK + dalam batas normal, mual (-), muntah
(-), riwayat trauma kepala/ jatuh (-)
berdasarkan hasil anamnesa kita dapat menentukan jenis kejang, menyingkirkan
penyebab intrakranial, dan mencari fokus infeksi penyebab kejang
2. Objektif :
Keadaan umum : pasien tampak sakit sedang, compos mentis
TTV : HR= 100x per menit RR= 28x per menit,
Tax = 39,7 ºC
Kepala/leher : Konjunctiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-),
mukosa mulut kering, faring hiperemis (+), PKL (-), JVP R+0cm
Thorax : Cor/ S1 S2 tunggal, regular, murmur (-),
Pulmo/ simetris,
Pc S S Au V V Rh - - Wh - -
S S V V - - - -
S S V V - - - -
Abdomen : flat, soefl, bising usus (+) N, nyeri tekan (-) turgor kulit kembali
Ekstremitas : akral hangat, edema (-), CRT < 2 detik
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik kita mengetahui bahwa pasien demam tinggi,
dan menemukan fokus infeksi berasal dari saluran nafas
3. Assessment (penalaran klinis) :
Berdasarkan data yang kita dapatkan pada hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
maka assesment yang sesuai dengan kondisi pasien adalah:1. ISPA 2. Kejang
demam sederhana. Sementara fokus infeksi adalah ISPA, hingga ditemukan data-
data lebih lanjut dari keluhan pasien dan pemeriksaan baik fisik maupun
laboratorium.
4. “Plan (Rencana) ” :
Rencana Diagnosis :
Pasien direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan tambahan berupa
pemeriksaan darah lengkap (Hb, leukosit, trombosit, dan Hct), Widal, dan urin
lengkap. Fungsi pemeriksaan ini adalah untuk mencari kemungkinan fokus infeksi
lain yang menyebabkan kondisi pasien demam tinggi.
Rencana Terapi/Pengobatan/Klinis & Biologis :
Kebutuhan cairan 1150 cc/24 jam
Infus D1/2NS 500cc/24jam
Diet nasi lauk 3x 1
Iv ampicillin 3 x 350 mg
Iv metamizol 150mg K/P jika tax>38,5oC
Iv diazepam 4mg K/P jika kejang
Po sanmol syr 3 x 1 ½ sendok takar
Po imunos syr 1x 1 sendok takar
Puyer : CTM (1/4 tab) GG (1/3 tab) vit BC (1/3 tab) vit C (1/3 tab) 3 x 1
Planning monitoring :
Keluhan (terutama kejang dan demam)
TTV : TD, N, RR,
Edukasi:
Menjelaskan tentang penyakit pasien dan menyarankan setelah KRS agar orang tua
pasien menjaga kondisi anaknya agar tidak terjadi kejang berulang diantaranya
dengan segera memberi penurun panas jika demam, segera memeriksakan anak
ketika sakit, selain itu juga diperlukan tindakan suportif lain yang dapat mendukung
peningkatan imunitas tubuh anak sehingga anak tidak mudah sakit.
Konsultasi : Pasien dikonsulkan ke spesialis anak