kasih ayah-ibu sepanjang masa · 11/11/2018 · pertama kali dideklarasikan ketika masa...

2
PERPUSTAKAAN KPK Kasih Ayah-Ibu Sepanjang Masa S abtu sore menjadi waktu yang tak dapat diganggu gugat bagi Keluarga Garnida yang terdiri dari Itje Garnida dan anak- anaknya, Satya dan Cakra. Setiap kali hari berganti Sabtu dan setelah mengerjakan sholat Ashar adalah waktu yang mereka habiskan khusus untuk Bapak. Berkumpul bersama di ruang keluarga, Itje akan memutar video peninggalan Bapak. Kadang, Itje membiarkan anak-anaknya menonton sendiri video-video Bapak tersebut. Satya dan Cakra yang hanya berbeda usia tiga tahun menyaksikan video-video dari Bapak yang diperuntukkan untuk mereka berdua. Meskipun tidak jarang bagi beberapa video, Bapak meminta Itje –Istrinya– untuk memutar video di waktu- waktu tertentu, seperti ketika berusia 14 tahun, 17 tahun, dan seterusnya. Bagi Bapak, inilah satu- satunya hal yang dapat diberikan untuk anak- anaknya ketika dirinya sudah tiada. Adalah Gunawan Garnida, seorang Bapak, kepala keluarga Garnida. Setelah divonis hanya memiliki sisa waktu satu tahun akibat penyakit yang menggerogotinya, ia mempunyai sebuah ide untuk membuat video-video bagi anak-anak. Ia tidak ingin mereka tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah. Satu tahun sisa hidupnya, ia gunakan kamera handycam sebagai ‘penghubung’ dirinya dengan anak-anak di masa yang akan datang. Dari video-video inilah, ia menitipkan pesan-pesan seorang ayah, tentang kasih sayang terhadap saudara, rajin belajar, bahkan pesan menjadi laki-laki yang baik ketika membangun rumah tangga. Kisah dalam Sabtu Bersama Bapak memang hanya fiksi, namun nilai yang tersirat di dalamnya sesungguhnya sangat nyata ada di tengah kehidupan kita sehari-hari. Tentang peran seorang ayah untuk, tak hanya memberi nafkah bagi keluarga, melainkan juga mendidik keluarga, terutama anak-anaknya. Sebab, selain kasih sayang, anak-anak juga perlu nilai-nilai dari figur seorang ayah. Adhitya Mulya, sang penulis, mengklaim bahwa buku yang ditulis dalam dua tahun ini, menghabiskan waktu riset hingga sepanjang usianya, 36 tahun. Ide ceritanya sendiri bermula dari sebuah pertanyaan besar, bagaimana apabila ia sebagai seorang ayah, hanya diberikan sisa hidup yang tidak banyak? Tentunya dalam waktu yang sempit, harus ia gunakan sebaik-baiknya, agar anak-anaknya tak kehilangan sosok ayah. Membaca buku ini, serasa kita sebagai anak, diperingatkan berkali-kali bahwa suatu saat kelak kita akan menjadi orangtua. Dan sebagai orangtua, kita seharusnya, bisa lebih memahami anak-anak sehingga proses pendidikan dan penanaman nilai mulia kepada mereka, berjalan lebih mudah. BUKU PILIHAN ¢ 86 ¢ Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya ¢ Chicken Soup for The Soul: Hadiah Terindah ¢ Habibie dan Ainun ¢ Jangan Korupsi, Ayah! ¢ Life Metamorphosis ¢ People of The Book ¢ Semar Gugat di Temanggung “Menjadi panutan adalah tugas orangtua – untuk semua anak.” – Adhitya Mulya – E-NEWSLETTER EDISI 11 VOL.IV | NOVEMBER 2018 Penulis Penerbit : Adhitya Mulya : Gagas Media

Upload: vannhu

Post on 25-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kasih Ayah-Ibu Sepanjang Masa · 11/11/2018 · Pertama kali dideklarasikan ketika masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 November 2006 di Solo, Jawa Tengah

PERPUSTAKAAN KPK

Kasih Ayah-Ibu Sepanjang Masa

Sabtu sore menjadi waktu yang tak dapat

diganggu gugat bagi Keluarga Garnida

yang terdiri dari Itje Garnida dan anak-

anaknya, Satya dan Cakra. Setiap kali hari berganti

Sabtu dan setelah mengerjakan sholat Ashar

adalah waktu yang mereka habiskan khusus untuk

Bapak. Berkumpul bersama di ruang keluarga, Itje

akan memutar video peninggalan Bapak. Kadang,

Itje membiarkan anak-anaknya menonton sendiri

video-video Bapak tersebut.

Satya dan Cakra yang hanya berbeda usia tiga

tahun menyaksikan video-video dari Bapak yang

diperuntukkan untuk mereka berdua. Meskipun

tidak jarang bagi beberapa video, Bapak meminta

Itje –Istrinya– untuk memutar video di waktu-

waktu tertentu, seperti ketika berusia 14 tahun, 17

tahun, dan seterusnya. Bagi Bapak, inilah satu-

satunya hal yang dapat diberikan untuk anak-

anaknya ketika dirinya sudah tiada.

Adalah Gunawan Garnida, seorang Bapak,

kepala keluarga Garnida. Setelah divonis hanya

memiliki sisa waktu satu tahun akibat penyakit

yang menggerogotinya, ia mempunyai sebuah ide

untuk membuat video-video bagi anak-anak. Ia

tidak ingin mereka tumbuh tanpa kasih sayang

seorang ayah. Satu tahun sisa hidupnya, ia

gunakan kamera handycam sebagai ‘penghubung’

dirinya dengan anak-anak di masa yang akan

datang. Dari video-video inilah, ia menitipkan

pesan-pesan seorang ayah, tentang kasih sayang

terhadap saudara, rajin belajar, bahkan pesan

menjadi laki-laki yang baik ketika membangun

rumah tangga.

Kisah dalam Sabtu Bersama Bapak memang

hanya fiksi, namun nilai yang tersirat di dalamnya

sesungguhnya sangat nyata ada di tengah

kehidupan kita sehari-hari. Tentang peran seorang

ayah untuk, tak hanya memberi nafkah bagi

keluarga, melainkan juga mendidik keluarga,

terutama anak-anaknya. Sebab, selain kasih

sayang, anak-anak juga perlu nilai-nilai dari figur

seorang ayah.

Adhitya Mulya, sang penulis, mengklaim

bahwa buku yang ditulis dalam dua tahun ini,

menghabiskan waktu riset hingga sepanjang

usianya, 36 tahun. Ide ceritanya sendiri bermula

dari sebuah pertanyaan besar, bagaimana apabila

ia sebagai seorang ayah, hanya diberikan sisa

hidup yang tidak banyak? Tentunya dalam waktu

yang sempit, harus ia gunakan sebaik-baiknya,

agar anak-anaknya tak kehilangan sosok ayah.

Membaca buku ini, serasa kita sebagai anak,

diperingatkan berkali-kali bahwa suatu saat kelak

kita akan menjadi orangtua. Dan sebagai orangtua,

kita seharusnya, bisa lebih memahami anak-anak

sehingga proses pendidikan dan penanaman nilai

mulia kepada mereka, berjalan lebih mudah.

BUKU PILIHAN

¢ 86

¢ Biarlah Malaikat yang Menjaga Saya

¢ Chicken Soup for The Soul: Hadiah Terindah

¢ Habibie dan Ainun

¢ Jangan Korupsi, Ayah!

¢ Life Metamorphosis

¢ People of The Book

¢ Semar Gugat di Temanggung

“Menjadi panutan adalah tugas orangtua – untuk semua anak.”

– Adhitya Mulya –

E-NEWSLETTER EDISI 11 VOL.IV | NOVEMBER 2018

PenulisPenerbit

: Adhitya Mulya: Gagas Media

Page 2: Kasih Ayah-Ibu Sepanjang Masa · 11/11/2018 · Pertama kali dideklarasikan ketika masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 November 2006 di Solo, Jawa Tengah

elain terkenal dengan kecintaannya terhadap Sdunia penerbangan, Mantan Presiden RI

ketiga, B.J. Habibie juga memiliki kecintaan lain,

yaitu membaca. Bagi Habibie membaca adalah

sebuah keharusan, karena tanpa membaca sulit

baginya untuk menghasilkan karya-karya luar

biasa termasuk mendukung kecintaannya

terhadap dunia penerbangan.

Dari hobi membaca, lantas berdiri sebuah

P e r p u s t a k a a n p r i b a d i y a n g t e r l e t a k d i

kediamannya di Kuningan, Jakarta Selatan.

Perpustakaan yang diberi nama Perpustakaan

Habibie-Ainun ini merupakan sudut favorit bagi

Habib ie. Ruangan yang memiliki desain Eropa

klasik ini didominasi dengan ornamen kayu

berwarna coklat. Terlihat pula sebuah tangga

dengan pegangan besi berwarna emas sangat

serasi dengan nuansa kayu di sekitarnya.

Ditambah dengan penerangan yang cukup,

membuat siapapun yang mengunjunginya akan

betah berlama-lama menghabiskan waktu di

perpustakaan ini.

Perpustakaan Habibie & Ainun ini memiliki koleksi

buku lebih dari 5.000 judul yang tersusun di dua

lantai perpustakaan tersebut. Buku-buku yang

tersusun di sana tidak hanya dibeli sendiri oleh

Habibie, tetapi ada pula yang merupakan hadiah

dari rekan-rekannya. Tidak hanya buku-buku

berbahasa Indonesia, ada juga buku dengan

Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman.

Perpustakaan ini tetap bisa diakses oleh umum

dengan membuat perjanjian lebih dulu. Selain itu,

kita juga harus mendaftar menjadi anggota

Perpustakaan Habibie & Ainun untuk dapat

membaca bentuk digital dari koleksi tercetak yang

ada di Perpustakaan. Nilai historis atau langkanya

koleksi menjadi alasan buku-buku di sini tidak

dapat dipinjam.

Berbagai sumber

Inspirasi Literasi

Ü Hari Ayah Nasional diperingati setiap tanggal 12 November. Pertama kali dideklarasikan ketika masa

pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 November 2006 di Solo, Jawa Tengah.

Hari Ayah sendiri digagas oleh para wanita dari komunitas Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP).

Ü Di Indonesia, Hari Ayah mungkin kurang populer. Namun, di Amerika Serikat, Hari Ayah merupakan

hari keempat terbesar untuk mengirim kartu ucapan, setelah Natal, Valentine, dan Hari Ibu.

Ü Masing-masing negara merayakan Hari Ayah pada waktu yang berbeda-beda. Hampir 75 negara

termasuk Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Italia, Malaysia, dan SIngapura merayakan Hari Ayah

setiap pekan ketiga bulan Juni. Sementara masyarakat Thailand merayakan Hari Ayah pada tanggal

5 Desember bertepatan dengan Hari Lahir Raja Bhumibol Adulyadej.

tahukah kamu?

Artikel Korupsi

Asset Recovery and Mutual Legal Assistance

Bribery

Fraud

Indeks

Persepsi

Korupsi

Pemberantasan

Korupsi

di Indonesia

Kasus Korupsi

Korupsi dan Agama

Korupsi

di Wilayah

Lain

Korupsi Khusus

Money Laundering

Novel

Korupsi Pendidikan Antikorupsi

Peradilan

Peraturan

Korupsi

Prosiding

Korupsi

Teori Korupsi

Whis

tleblo

win

g

Direktori Subjek Korupsi Perpustakaan KPK

Kunjungi dan manfaatkan koleksi Perpustakaan KPK untuk mencari referensi dan rekreasi!

perpustakaan.kpk.go.id

Jatuh Cinta dengan Perpustakaan Habibie & Ainun