karyailmiah

23

Click here to load reader

Upload: abdulkusnan

Post on 01-Jul-2015

195 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KaryaIlmiah

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

ECENG GONDOK merupakan tanaman yang hidup mengapung di

air.Kondisi di daerah kecamatan lengayang yang mayoritas penduduknya

mengandalkan lahan pertanian sebagai sumber ekonomi bagi kehidupan sehari-

hari membuat eceng gondok menjadi tanaman yang sangat mudah ditemui di

daerah ini.Eceng gondok biasanya sangat mudah dijumpai didaerah persawahan

yang habis panen atau daerah persawahan yang terbengkalai dan digenangi

air.Keberadaan eceng gondok didaerah ini sering diabaikan oleh masyarakat

padahal selain tanaman gulma atau dianggap sebagai tanaman pengganggu eceng

gondok memiliki manfaat yang sangat menguntungkan dalam menyerap sisa-sisa

pestisida yang digunakan sebagai obat atau racun hama di lahan pertanian.Oleh

karna itulah penulis tergelitik untuk menulis karya ilmiah ini.

B. TUJUAN PENULISAN

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk,mengetahui sifat-sifat eceng

gondok secara global serta kemampuannya dalam menyerap logam-logam berat

sisa dari hasil pestisida.Selain itu juga untuk mengetahui seberapa besar dampak

negatif dan positif yang ditimbulkan oleh eceng gondok terhadap lingkungan.

C. WAKTU DAN TEMPAT

Penulisan karya ilmiah dimulai pada tanggal 25 November - 10 Desember

2010.Tempat penulisan karya ilmiah ini dilakukan di rumah penulis sendiri

tepatnya Desa Ganting Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

1

Page 2: KaryaIlmiah

D. PEMBATASAN MASALAH

Karya ilmiah ini mengambil pembatasan masalah sekitar pengenalan

eceng gondok dan sifat-sifatnya serta kemampuan daya serapnya terhadap logam-

logam berat.Kemampuan daya serap eceng gondok terhadap logam berat dibatasi

pada daya serapnya terhadap krom (Cr) dan cesium (Cs).

E. PERUMUSAN MASALAH

Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) menurut Nunung

Prabaningrum,Anung Muharini,Yorike Imelda Dimalouw dalam tulisannya yang

berjudul “DAYA SERAP TANAMAN ECENG GONDOK SEBAGAI SALAH

SATU ALTERNATIF FITOREMEDIATOR” dapat digunakan untuk

mendekontaminasikan polutan dari lingkungan khususnya daerah

perairan.Dekontaminasi polutan dari lingkungan dapat dilakukan dengan

menggunakan teknologi Fitoremediasi.Fetoremediasi adalah pemenfaatan

tanaman untuk menyerap,mengekstrasi,menghilangkan atau mendetoksikasi

polutan dari lingkungan hidupnya.

Pada perkembangannya,proses Fitoremediasi yang telah diteliti dan

dipublikasikan serta digunakan secara komersial adalah:

1. Fitoekstrasi,yaitu metode yang memanfaatkan tanaman pengakumulasi

logam atau radionuklida yang dapat mengangkut dan membersihkan

konsentrat logam atau radionuklida dari tanah kedalam bagian tanaman

yang kemudian dipanen.

2. Rizofiltrasi,yaitu metode yang memanfaatkan akar-akar tanaman untuk

menyerap konsentrat dari lapisan endapan logam beracun atau radio

nuklida dari dalam air yang tercemar kedalam bagian tanaman.

Kelebihan teknologi ini antara lain modal proses relatif kecil,biaya yang

dipergunakan relatif rendah,gangguan terhadap lingkungan minimal,dan dapat

diterima langsung oleh masyarakat (Argonne National Lab,1997).

2

Page 3: KaryaIlmiah

Menurut Herman Yoseph Sriyana dalam tulisannya yang berjudul

“KEMAMPUAN ECENG GONDOK DALAM MENURUNKAN KADAR

KROM (Cr) PADA LIMBAH DENGAN SISTEM AIR MENGGENANG DAN

AIR MENGALIR” menjelaskan bahwa eceng gondok dapat digunakan sebagai

Fitoremediator atau tanaman yang dapat menyerap Krom di air.Peristiwa

penyerapan krom (Cr) daiair oleh eceng gondok dari lingkungannya terjadi

melalui peristiwa difusi.Peristiwa difusi ini bisa dipercepat dengan meningkatkan

suhu,tekanan dan konsentrasi zat terlarut (Salisbury,1995).

Limbah yang mengandung bahan aktif logam berat krom (Cr) sangat

beracun bagi kehidupan organism.Keberadaan krom dalam perairan dapat

merusak tanah dan lahan pertanian.Krom (Cr) sangat berbahaya bagi kesehatan

karena unsur krom dapat menyebabkan kanker,gagal ginjal dan kerusakan paru-

paru (Palar,1994).

Salah satu metode untuk menguji daya serap eceng gondok terhadap krom

adalah dengan pengujian langsung terhadap limbah krom (Cr) pada air

menggenang dan air mengalir.Pada air tergenang limbah krom dengan konsentrasi

20 ppm dibuat dengan cara melarutkan 74,63 mg K2CrO4 dalam 1 liter air.

Penurunan konsentrasi krom (Cr) pada air menggenang dilakukan dengan

memasukan limbah krom (Cr) kedalam kolam eceng gondok.Kolam yang dipakai

berukuran panjang 150 cm,lebar 70 cm,dan tinggi 30 cm.Pengukuran kadar krom

(Cr) dilakukan dengan mengukur sampel setiap hari pada jam yang sama

menggunakan alat ukur AAS selama 15 hari.

Gambar 1. Spektrofotometer Serapan Atom (AAS)

3

Page 4: KaryaIlmiah

Ukuran kolam untuk pemgukuran krom pada air mengalir sama dengan

pengukuran krom pada air menggenang,pengukuran atau penghitungan terhadap

sampel juga dilakukan selama 15 hari dengan alat yang sama,yaitu: AAS.Letak

perbedaannya adalah pada system air mengalir disediakan pintu masuk dan pintu

keluar air pada kolam bak penampung.

Selain pengukuran daya serap eceng gondok terhadap krom (Cr),juga telah

dilakukan pengukuran daya serap tanaman eceng gondok terhadap unsur cesium

(Cs).Pengukuran ini dilakukan oleh Nunung Prabaningrum,Anung Muharani dan

Yorike Imelda Dimalouw.Pengukuran daya serap eceng gondok terhadap unsur

cesium (Cs) dilakukan dengan menggunakan bahan air sumur,tanaman eceng

gondok yang diambil didaerah yang sama,memiliki jumlah daun yang sama dan

tinggi hamper sama,CsNO3 buatan,HNO3,Hcl buatan dan Aquades (Air Destilata).

Cesium adalah salah satu zat radioaktif yang dapat terlepas

kelingkungan.Sehingga lingkungan akan terkontaminasi atau tercemar distribusi

dan metabolism unsur cesium (Cs) relatif mirip dengan kalium sehingga dapat

terdistribusi keseluruh tubuh apabila kita mengonsumsi air yang mengandung

cesium.

Radionuklida cesium (Cs) dihasilkan dari reaksi fisi bahan bakar reaktor

nuklir yang memancarkan radiasi gamma sebagai radiasi utamanya serta sangat

berbahaya bagi lingkungan karna memiliki tingkat toksisitas yang

tinggi.Kecelakaan reaktor yang dapat menyebabakan lepasnya radionuklida ke

lingkungan dapat disebabakan oleh beberapa faktor,antara lain: kebocoran pada

selongsong bahan bakar,tidak sempurnanya penanganan pada saat penggantian

bahan bakar,populasi neutron yang tinggih dan pecahnya pipa pendingin reaktor.

Alat yang digunnakan dalam pengukuran daya serap eceng gondok

terhadap cesium ini meliputi: fasilitas iradiasi lazy susan reaktor kartini PT

APB,bulan sebagai sumber neutron termal,kompor pemanas,oven,agate

mortal,peralatan gelas kimia,neraca digital,pipet ukur,sarung tangan,ember plastik

dan vial polietilen.

Pengukuran dilakukan dengan cara memasukan air sumur dengan volume

3 liter kedalam ember plastik kemudian dipilih eceng gondok dengan tinggi 30 cm

dengan jumlah daun 5 helai.Kemudian eceng gondok di aklamasi atau ditanam

4

Page 5: KaryaIlmiah

kedalam ember plastik selama 1 minggu setelah terlebih dahulu eceng gondok

dicuci sampai bersih.Aklamasi dilakukan agar eceng gondok dapat beradaptasi

dengan lingkungan baru.

Setelah 1 minggu dilakukan penambahan CsNO3 kedalam media tanam

dengan konsentrasi 5,10 dan 15 mg/l.Setelah itu tanaman (eceng gondok) dipanen

dengan variasi umur 4,8,12 dan 16 hari setelah CsNO3 dimasukkan kemedia

tanam.

Tanaman yang sudah dipanen dicuci bersih dengan aquades,lalu

dipisahkan bagian tanaman,yaitu: akar,batang dan daun.Kemudian dikeringkan

dengan menggunakan kompor pemanas pada suhu 100 0C selama 10 jam.Sampel

yang telah kering kemudian ditumbuk menjadi serbuk,diambil dengan cara

dengan berat 40 mg dan dimasukkan kedalam vial polietilen.Selanjutnyadianalisis

kadar unsur Cs dengan menggunakan analisis aktivasi neutron.

Dari hasil pengukuran daya serap eceng gondok terhadap krom (Cr) dan

cesium (Cs) dapat dilihat pada BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN.Pengukuran

terhadap krom (Cr) dilakukan dengan sistem air menggenang dan air mengalir

sedangkan cesium pengukuran dilakukan pada akar,batang dan daun eceng

gondok.

5

Page 6: KaryaIlmiah

BAB II

MATERI KARYA ILMIAH

A. SEKILAS TENTANG ECENG GONDOK

Eceng gondok atau enceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah

satu jenis tumbuhan air mengapung.Selain dikenal dengan nama eceng

gondok,dibeberapa daerah di Indonesia eceng gondok mempunyai nama lain

seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama kelipuk,di Lampung dikenal

dengan nama ringgak,di Dayak dikenal dengan nama ilung-ilung dan di Manado

dikenal dengan nama tumpe.Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak

sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp Von Martius,seorang

ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan

ekspedisi di sungai Amazon Brazil.Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh

yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak

lingkungan perairan.Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air

ke daerah peraiaran lainnya.

Gambar 2. Eceng Gondok

Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang berakar dalam

tanah.Tingginya sekitar 0,4 - 0,5 meter,tidak mempunyai batang,daunya tunggal

serta berbentuk oval.Ujung dan pangkal daun meruncing sedangkan pangkal

tangkai menggelembung.Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau,bunganya

berbentuk tabung.Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam.Buahnya kotak

beruang tiga dan berwarna hijau.

6

Page 7: KaryaIlmiah

B. HABITAT ECENG GONDOK

Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal,tanah basa,rawa,aliran

air,danau,tempat penampungan air dan sungai.Eceng gondok dapat mentolerir

perubahan yang ekstrim dari ketingian air,laju air dan perubahan ketersediaan

nutrien,PH,temperature dan racun-racun dalam air.Pertumbuhan eceng gondok

yang cepat dapat disebabkan oleh air yang mengandung nutrien tinggi ,terutama

yang kaya akan nitrogen,fosfat dan potasium.Kandungan garam yang tinggi dalam

air dapat menghambat pertumbuhan eceng gondok seperti yang terjadi pada

danau-danau dierah pantai Afrika Barat,dimana eceng gondok bertambah

sepanjang musim hujan dan berkurang saat kandungan garam naik yaitu: pada saat

musim kemarau.

C. DAMPAK NEGATIF ECENG GONDOK TERHADAP

LINGKUNGAN

Eceng gondok selalu dianggap sebagai pengganggu karena

pertumbuhannya yang cepat dan banyak dapat menimbulkan dampak negatif

terhadap lingkunan.Dampak-dampak negatif terhadap lingkungan yang

disebabkan oleh eceng gondok antara lain:

1. Meningkatkan Ovapotranspirasi,yaitu pengupan dan hilangnya air melalui

daun-daun tanaman dikarenakan daun-daun eceng gondok yang lebar dan

tipis serta pertumbuhannya yang cepat.

2. Eceng gondok dalam jumlah yang besar atau banyak diperairan dapat

mengakibatkan turunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan

sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air

(DO:Dissolved Oxygens).

3. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun kedasar perairan

sehingga mempercepat terjadinya proses pendakalan.

7

Page 8: KaryaIlmiah

4. Mengganggu lalu lintas (transportasi) air,khususnya bagi masyarakat yang

kehidupannya masih tergantung dari sungai seperti didaerah pedalaman

Kalimantan dan beberapa daerah lainnya.

5. Meningkatkan habitat bagi vekto penyakit pada manusia.

6. Menurunkan nilai estetika pada lingkungan perairan.

Untuk mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh eceng gondok

dapat dilakukan cara penanggulangan sebagai berikut:

1. Menggunakan herbisida.

2. Mengangkat eceng gondok secara langsung dari lingkungan perairan.

3. Menggunakan hewan predator (hewan pemakan eceng gondok) seperti

ikan grass carp (Etenopharngodon Idella).

4. Memberdayakan eceng gondok sebagai tanaman bermanfaat.

Gambar 3. Ikan Grass Carp

D. DAMPAK POSITIF ECENG GONDOK TERHADAP

LINGKUNGAN

Karena cukup banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan oleh eceng

gondok maka banyak masyarakat yang tidak acuh atau tidak mau peduli terhadap

eceng gondok.Eceng gondok hanya dianggap sebagai gulma pengganggu pada

daerah perairan.Padahal tidak mungkin tuhan menciptakan sesuatu secara sia-sia

8

Page 9: KaryaIlmiah

dan tidak ada gunanya.Jika dipikirkan lebih mendalam selain dampak negatif yang

ditimbulkan oleh eceng gondok terhadap lingkungan,eceng gondok juga memiliki

manfaat atau mempunyai dampak positif terhadap lingkungan antara lain:

1. Eceng gondok dapat digunakan untuk bahan kerajinan tangan.

2. Eceng gondok dapat digunakan sebagai media bagi petumbuhan jamur

meraing.

3. Eceng gondok bisa digunakan sebagai bahan pembuatan perabot.

4. Eceng gondok juga dapat dijadikan kompos.

5. Eceng gondok mengandung Lignoselulosa yang dapat digunakan sebagai

bahan pembuatan kertas.

6. Eceng gondok juga bisa digunakan sebagai bahan pembuatan Bioetanol

(Biogas) yang sekarang ini amat diperlukan untuk mengatasi berkurangnya

produksi minyak dunia.

7. Eceng gondok juga dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak.

8. Terakhir yang saat ini menjadi bahan penelitian dan perbincangan para

pakar,eceng gondok dapat dijadikan sebagai Fitoremediator atau tanaman

penyerap limbah logam yang berbahaya bagi lingkungan,seperti: Fe, Hg,

Zn, Pb, Cr, Cs dan sebagainya.

9

Page 10: KaryaIlmiah

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Daya Serap Enceng Gondok Terhadap Krom ( Cr )

Berdasarkan ujicoba atau penelitian yang dilakukan oleh Herman Joseph

Sriyana tentang kemampuan enceng gondok dalam menurunkan kadar krom pada

sistem air menggenang dan sistem air mengalir maka diperoleh data atau hasil

dalam bentuk tabel (1) dan tabel (2) sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil Penyerapan Eceng Gondok Terhadap Krom (Cr) pada Sistem Air

Menggenang

Hari

Ke-

Konsentrasi

Krom (ppm)

Besar Penurunan

Konsentrasi Krom (ppm)

Kecepatan Penyerapan Crom /

kg eceng gondok / hari

1 18,91 1,09 74,64

2 17,82 1,09 73,82

3 16,77 1,05 71,13

4 15,71 1,06 71,85

5 14,65 1,06 71,90

6 13,63 1,02 69,21

7 12,65 0,98 69,52

8 11,69 096 65,20

9 10,72 0,97 65,92

10 9,75 0,97 65,96

11 8,85 0,9 61,21

12 7,97 0,88 59,88

13 7,15 0,82 55,81

14 6,39 0,76 51,73

15 5,74 0,65 44,23

Tabel 2. Hasil Penyerapan Eceng Gondok Terhadap Krom (Cr) Pada Sistem

Air Mengalir

10

Page 11: KaryaIlmiah

Hari

Ke-

Konsentrasi

Krom (ppm)

Besar Penurunan

Konsentrasi Krom (ppm)

Kecepatan Penyerapan Crom /

kg eceng gondok / hari

1 18,86 1,14 83,27

2 18,85 1,15 84,00

3 18,87 1,13 82,54

4 18,82 1,18 86,19

5 18,83 1,17 85,46

6 18,82 1,18 86,19

7 18,83 1,17 85,46

8 18,83 1,17 85,46

9 18,83 1,17 85,46

10 18,81 1,19 83,27

11 18,84 1,16 84,73

12 18,82 1,18 86,19

13 18,82 1,18 86,19

14 18,84 1,16 84,73

15 18,86 1,14 83,27

B. Hasil Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Cesium ( Cs)

Berdasarkan ujicoba atau penelitian yang dilakukan oleh Nunung

Prabaningrum, Anang Mohari dan Yorike Imelda didapatkan hasil daya serap

eceng gondok pada bagian akar, batang dan daun sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Penyerapan Akar Eceng Gondok Terhadap Cesium ( Cs )

Konsentrasi Berat Cs ( μg / g akar kering )

11

Page 12: KaryaIlmiah

CsNo3 ( mg/L )

4 hari 8 hari 12 hari 16 hari

0 28 ± 5 86 ± 25 625 ± 25 480 ± 22

5 1601 ± 40 3189 ± 68 3785 ± 68 5185 ± 71

0 1735 ± 41 7142 ± 100 10.235 ± 100 6256 ± 78

15 3751 ± 60 5799 ± 94 9304 ± 94 15.847 ± 124

Tabel 4. Hasil Daya Serap Batang Eceng Gondok Terhadap Cesium ( Cs )

Konsentrasi

CsNo3 ( mg/L )

Berat Cs ( μg / g akar kering )

4 hari 8 hari 12 hari 16 hari

0 11 ± 3 41 ± 6 224 ± 15 396 ± 20

5 648 ± 25 1123 ± 33 1182 ± 34 2070 ± 45

0 1438 ± 37 1898 ± 44 2042 ± 44 2395 ± 47

15 1662 ± 40 4796 ± 69 3537 ± 59 5364 ± 73

Tabel 5. Hasil Daya Serap Daun Eceng Gondok Terhadap Cesium ( Cs )

Konsentrasi

CsNo3 ( mg/L )

Berat Cs ( μg / g akar kering )

4 hari 8 hari 12 hari 16 hari

0 28 ± 5 122 ± 11 223 ± 15 36 ± 6

5 922 ± 29 2076 ± 45 2342 ± 48 4592 ± 68

0 1623 ± 40 3204 ± 56 3781 ± 59 3033 ± 55

15 2123 ± 46 4694 ± 68 4112 ± 63 7626 ± 86

C. Pembahasan Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Krom ( Cr )

12

Page 13: KaryaIlmiah

Pengujian yang dilakukan terhadap eceng gondok dalam menurunkan

kadar krom ( Cr ) 20 ppm diperoleh data pada tabel 1 bahwa konsentrasi krom

pada kolom eceng gondok mengalami penurunan dari konsentrasi awal 20 ppm

menjadi 5,74 pada hari ke-15 sehingga terjadi penurunan konsentrasi krom

sebesar 14,26 ppm atau 71,3 % dari konsentrasi awal.

Kecepatan penyerapan per harinya juga mengalami penurunan dari 74,64

mg cr / Kg eceng gondok / harinya pada hari ke-15. hal ini mungkin disebabkan

menurunnya konsentrasi krom (Cr) disekitar akar eceng gondok sehingga krom

yang mengalami difusi berbanding lurus dengan perbedaan konsentrasi krom (Cr)

antar kedua tempat yang mengalami difusi atau antara konsentrasi krom di

lingkungan sekitar akar dan di dalam air. Jadi jika perbedaan konsentrasi krom

(Cr) antara sekitar akar dan didalam akar semakin kecil maka penyerapan yang

terjadi juga semakin kecil.

Dari data yang diperoleh dari tabel 2 diketahui bahwa kecepatan

penyerapan kadar krom pada sistem air mengalir oleh eceng gondok terlihat

konstan (tetap). Hal ini kemungkinan disebabkan oleh karena konsentrasi krom

(Cr) pada air limbah yang ada disekitar akar eceng gondok selalu tetap, yaitu

sebesar 20 ppm sehingga kecepatan proses difusi atau penyerapan yang terjadi

juga konstan.

D. Pembahasan Daya Serap Energi Gondok Terhadap Cesium (Cs)

Dari data yang ditunjukkan dari tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah

Cesium (Cs) yang diserap akar eceng gondok semakin besar dengan

bertambahnya umur tanaman eceng gondok. Daya serap terbesar pada akar

dicapai pada pemberian konsentrasi CSNO3 sebesar 15 mg / L ke dalam media

tanam dengan umur tanaman 16 hari, yaitu ( 15847 ± 124 ) μg / gr akar kering.

Pada tabel 4. jumlah Cesium yang diserap batang eceng gondok meningkat

untuk pemberian konsentrasi 5 dan 10 mg / L dengan bertambahnya umur

tanaman. Pada pemberian konsentrasi 15 mg / L menunjukkan jumlah Cesium

yang diserap batang menurun pada saat umur 12 hari dan meningkat pada umur16

hari. Hal ini dikarenakan pada umur 12 hari Cesium diserap oleh akar sebagian

13

Page 14: KaryaIlmiah

besar ditranspor ke daun sehingga Cesium diserap batang sedikit. Pada saat umur

16 hari Cesium yang diserap oleh batang lebih banyak karena sebagian besar

ditranspor ke daun. Daya serap batang terhadap Cesium terbesar dicapai pada

pemberian larutan CsNO3 dengan konsentrasi 15 mg / L dengan umur tanaman 16

hari, yaitu ( 5364 ± 73 μg / g batang. Kering )

Pada tabel 5 pemberian konsentrasi 5 mg / L, jumlah Cesium yang diserap

meningkat dengan bertambahnya umur tanaman. Pada konsentrasi 10 mg / L

dalam media tanaman, daya serap daun pada hari ke-16 mengalami penurunan,

akibat dari berkurangnya bulu-bulu akar yang aktif. Daya serap daun terhadap

Cesium terbesar dicapai pada pemberian larutan CsNO3 dengan konsentrasi 15

mg / L dengan umur tanaman 16 hari yaitu : ( 7626 ± 86) μg / g daun kering ).

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

14

Page 15: KaryaIlmiah

A. Kesimpulan

Dari data yang diperoleh pada tabel 1 sampai dengan tabel 5 dapat

disimpulkan bahwa eceng gondok dapat digunakan sebagai fitoremediator atau

tanaman yang mampu menyerap limbah Krom dan Cesium yang terdapat didalam

air. Oleh karena itu sangat diharapkan agar dimasa yang akan datang dilakukan

penelitian yang lebih mendalam terhadap eceng gondok agar segala kelebihan

yang dimiliki oleh eceng gondok dapat lebih dimanfaatkan

B. Saran

Oleh karena cukup banyaknya manfaat yang dapat kita peroleh dari eceng

gondok maka penulis menyarankan agar keberadaan eceng gondok dilingkungan

perlu mendapat perhartian khusus agar segala kelebihan eceng gondok dapat

dipergunakan sebaik-baiknya guna kepentingan umat manusia. Eceng gondok

tidak lagi dianggap sebagai gulma / pengganggu tetapi dianggap sebagai tanaman

yang berguna bagi lingkungan dan umat manusia.

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: KaryaIlmiah

Argonne, National Laboratory, 1997. Biomining The Soil To Remove Metal. Program and Capabilites Database, No. 603 – 002

Dwijoseputro, 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia : Pustaka Jakarta

Kalsoum. U, 2005, Pengaruh pH terhadap Kemampuan Eceng Gondok Dalam Menurunkan Kadar Amonia Pada Air Berbasis Amonia Dengan Kondisi Air Menggenang, Jurusan Teknik Sipil UGM : Yogyakarta

Palar. H, 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta Jakarta : Jakarta

Salisbury. BF, 1995, Fisiologi Tumbuhan, Penerbit ITB : Bandung

Stoenis, J. V, 1997, Flora Untuk Sekolah di Indonesia, PT. Prodnya Paramitha : Jakarta

16