karya ilmiah remaja (don't copy)
TRANSCRIPT
Dampak Penggunaan Bahasa Alay bagi Aktivitas
Interaksi Sosial Peserta Didik Kelas XI
SMA Citra Nusa
Disusun oleh :
Riztanty Ayudia Yuniwati NIS : 131410092
YAYASAN SURYA PURNAMA JAYA
SMA CITRA NUSA
Jl. KSR Dadi Kusmayadi No. 17 Cibinong-Kabupaten Bogor
Telp. (021) 87916911
ii
PENGESAHAN PEMBIMBING
Karya ilmiah ini di ajukan untuk memenuhi tugas akhir semester genap
Judul Karya Tulis : Dampak Penggunaan Bahasa Alay bagi Aktivitas
Interaksi Sosial Peserta Didik kelas XI SMA Citra Nusa
Disusun oleh :
Nama Lengkap : Riztanty Ayudia Yuniwati NIS : 131410092
Kelas : 11 IIS 2 ( XI IIS 2 )
Guru Pembimbing
1. Nama Lengkap : Mia Westina, S.Pd
2. Guru Mapel : Sosiologi
SMA Citra Nusa.
Cibinong, 5 Maret 2015
Menyetujui
Wakabid Akademik, Guru Pembimbing,
Yayan, S.Pd Mia Westina, S.PdNIK. 2910.69
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Widaranti,S.E
NIK. 2910.04
iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
KARYA ILMIAH
Judul karya tulis : Dampak Penggunaan Bahasa Alay bagi Aktivitas Interaksi
Sosial Peserta Didik kelas XI SMA Citra Nusa
Disusun oleh :
Nama Lengkap : Riztanty Ayudia Yuniwati NIS : 131410092
Kelas : 11 IIS 2 ( XI IIS 2 )
Guru Pembimbing
1. Nama Lengkap : Mia Westina, S.Pd
2. Guru Mapel : Sosiologi
Tanggal Presentasi : 5 Maret 2015
Tim Penguji : Tanda Tangan
1. Yayan, S.Pd ...................................................
2. Murni, S.Pd ...................................................
3. Etie Rinjayanti, S.Pd ....................................................
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah karya tulis ilmiah ini
dengan judul “Dampak Penggunaan Bahasa Alay bagi Aktivitas Interaksi Sosial
Peserta Didik kelas XI SMA Citra Nusa”.
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini saya banyak mendapat bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Widaranti, S.E selaku Kepala SMA Citra Nusa.
2. Ibu Mia Westina, S.Pd. Selaku guru pembimbing yang telah
membimbing saya dalam menyelesaikan karya tulis ini.
3. Serta teman-teman kelas XI SMA Citra Nusa yang telah membantu
mengisi angket.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah karya tulis ilmiah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna memperbaiki kesalahan saya dalam penyusunan
makalah yang selanjutnya. Saya berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi saya khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Cibinong, 27 Februari 2015
Penulis
v
DAFTAR ISI
PENGESAHAN PEMBIMBING............................................................................................... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI
KARYA ILMIAH.................................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iv
DAFTAR ISI........................................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 3
1.3 Tujuan dan Manfaat.................................................................................................. 3
1.4 Metode Penelitian .................................................................................................... 3
1.5 Subjek Penelitian...................................................................................................... 3
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Sejarah istilah alay secara umum.............................................................................. 4
2.2 Interaksi Sosial .......................................................................................................... 5
2.2.1 Kontak Sosial ...................................................................................................... 6
2.2.2 Komunikasi......................................................................................................... 7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Dampak Bahasa Alay bagi Interaksi Sosial Peserta Didik SMA Citra Nusa................ 8
3.2 Proses penyebaran bahasa alay di SMA Citra Nusa.................................................. 8
3.3 Cara mengurangi penggunaan bahasa alay menurut siswa-siswi SMA Citra Nusa .. 9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 11
4.2 Saran ....................................................................................................................... 11
Lampiran ........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangModernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi
dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik
dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju,
berkembang, dan makmur. Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil dari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini.
Teknologi merupakan keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi
alat-alat sederhana.
Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak,
telepon, dan internet, telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan
memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah
kebudayaan. Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai
seni untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern
adalah bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi
interaksi sesama manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-
sub kebudayaan baru seperti bangkitnya budaya media sosial yang berbasis pada
perkembangan komputer dan internet.
Penggunaan media sosial saat ini bukan hanya sebagai alat komunikasi
semata, melainkan juga mendorong terbentuknya interaksi yang hampir sama
seperti interaksi tatap muka. Disini interaksi terbentuk lalu dipercepat prosesnya
melalui teks, suara, foto, dan video call. Awal mula terbentuknya sosial media
terjadi pada tahu 1978 dari penemuan sistem papan buletin, yang dapat
memungkinkan kita untuk mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat
berkomunikasi dengan mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya
masih terhubung dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini
2
ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah sesama
pecinta dunia komputer.
Perkembangan sosial media pertaman kali dilakukan melalui pengiriman
surat elektronik pertama oleh peneliti ARPA (Advanced Research Project Agency)
pada tahun 19711. Pada tahun 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi,
yaitu Blogger. Situs ini menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman
situsnya sendiri, sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang
apapun, termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah, sehingga bisa
di katakan Blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah media sosial.
Pada tahun 2002 munculah Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu
menjadi booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal. Pada
tahun 2004 lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal, merupakan
salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota terbanyak hingga saat ini.
Pesatnya perkembangan media sosial dikarenakan semua orang seperti bisa
memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi,
radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak,
maka lain halnya dengan media sosial.
Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan media
sosial dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa
biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan.Pengguna
media sosial dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik
tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model konten lainnya.
Pesatnya perkembangan media sosial sehingga penggunaan jejaring sosial
internet kini banyak diminati kalangan remaja. Remaja menggunakan media sosial
untuk berkomunikasi dengan teman sebayanya.
1Jarot Setyaji, Buku Pintar menguasai Komputer dan Laptop, Media Kita, Jakarta, 2010, hlm 260
3
Dalam menggunakan media sosial, biasanya remaja suka mengirim status
curhatan, meng-upload foto dengan gaya tertentu dan menulis status dengan
menggunakan bahasa alay. Penggunaan bahasa alay di media sosial sudah sering
dan menimbulkan dampak tersendiri.
1.2 Rumusan MasalahDari latar belakang diatas maka saya merumuskan masalah menjadi tiga
pertanyaan ilmiah berikut ini:
1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari penggunaan bahasa alay bagi
interaksi sosial siswa-siswi kelas XI SMA Citra Nusa?
2. Bagaimana proses penyebaran bahasa alay di SMA Citra Nusa?
3. Bagaimana cara untuk mengurangi pemakaian bahasa alay sebagai bahasa
sehari-hari menurut siswa-siswi SMA Citra Nusa?
1.3 Tujuan dan ManfaatPenelitian ini memiliki beberapa tujuan yakni bersifat praktis untuk
melengkapi tugas Karya Tulis Ilmiah sebagai tugas akhir sekolah. Dan juga
bersifat teoritis untuk memperkaya kajian serta wawasan sebagai bahan bacaan.
1.4 Metode PenelitianMetode yang saya gunakan dalam membuat karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Deskriptif
2. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari di internet dan buku-buku
panduan
1.5 Subjek PenelitianSubjek Penelitian saya adalah populasi kelas XI SMA Citra Nusa. Dengan
sample sebanyak 10 orang kelas IPA dan 15 orang kelas IPS. Saya menggunakan
teknik pengumpulan data berupa angket dan mewawancarai beberapa orang
subjek penelitian.
4
BAB IIKERANGKA TEORI
2.1 Sejarah istilah alay secara umumFenomena anak alay semakin marak saat ini. Mulai dari gaya berpakaian
hingga tata bahasa. Ciyus dan miapa adalah kata-kata alay teranyar yang marak
yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari, media jejaring sosial, maupun iklan
komersial di media massa. Tidak hanya bahasa, tulisan alay juga semakin sering
menghiasi media sosial atau bahkan sejumlah iklan di media. Kata-kata itu ditulis
dengan kombinasi huruf besar, kecil dan angka, sungguh jauh dari kaidah ejaan
yang benar.
“Alay merupakan suatu fenomena yang terjadi pada sekelompok remaja
minoritas dan memiliki karakteristik yang unik. Bahasa yang mereka gunakan
terkadang “menyilaukan” mata dan “menyakiti” telinga bagi masyarakat yang
tidak terbiasa,” tutur Bramantio, seperti dikutip dari situs Unair, Rabu
(28/11/2012).
Dia menjelaskan, alay memiliki stereotipe2 tentang gaya hidup kampungan
atau norak. Istilah alay sendiri menggambarkan kondisi remaja yang tidak
memiliki arah tujuan yang jelas dan masih labil. “Fenomena alay saat ini telah
menyebar ke lapisan remaja Indonesia. Banyak yang akhirnya menggunakan
bahasa alay dalam komunikasi lisan dan tulisan,” ungkapnya.
Menurut Bramantio, kemunculan bahasa alay berkembang sejak masuknya
teknologi layanan pesan singkat atau SMS. Keterbatasan karakter pada fitur
handphone membuat mereka harus mencari cara untuk menyingkat isi SMS, salah
satu cara untuk memyingkat sms adalah dengan cara menyingkat kata.
2Margaret Puspitarini, “Asal-usul Perkembangan Bahasa Alay”, Okezone, diakses dari
http://news.okezone.com/read/2012/11/28/373/724664/asal-usul-perkembangan-bahasa-alay, pada tanggal 18 Februari2015 pukul 16:15
5
Selanjutnya, alay juga berkembang sejak kemunculan situs jejaring sosial
seperti fb, path, dan twitter. Disitus jejaring sosial tersebut, remaja diberi
kebebasan berekspresi desain tampilan dan foto untuk mendapatkan perhatian
yang lebih, orang juga menulis status dengan isi yang mencolok dan penggunaan
gaya menulis yang berlebihan atau biasa disebut alay.
2.2 Interaksi SosialInteraksi sosial adalah kunci dari kehidupan sosial, oleh karena tanpa
interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Bertemunya orang
perorangan secara badaniyah belaka tidak akan menghasilkan pergaulan hidup
dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup semacam itu akan terjadi apabila
orang-orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia saling bekerjasama,
saling berbicara, untuk mencapai suatu tujuan bersama. Maka dapat dikatakan
bahwa interaksi sosial adalah dasar proses-proses sosial, pengertian mana
menunjuk pada hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang
menyangkut hubungan antara orang perorangan, antar kelompok manusia,
maupun antara orang dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu,
interaksi sosial dimulai. Pada saat itu mereka saling sapa, berjabat tangan, saling
berbicara. . Suatu contohnya adalah dalam hal seorang guru menghadapi murid-
muridnya yang merupakan suatu kelompok manusia didalam kelas. Dalam
interaksi sosial tersebut, pada taraf pertama akan tampak bahwa guru mencoba
untuk menguasai kelasnya supaya interaksi sosial berlangsung dengan seimbang,
dimana terjadi saling pengaruh memperngaruhi antara kedua belah pihak.
Apabila seseorang memukul kursi misalnya, tidak akan terjadi suatu
interaksi sosial karena kursi tersebut tidak akan bereaksi atau mempengaruhi
orang yang telah memukulnya. Interaksi sosial tidak akan terjadi apabila manusia
Gambar 1 Tulisan alay siswi SMA Cinus di Twitter
6
mengadakan hubungan yang langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak
berpengaruh terhadap sistem syarafnya, sebagai akibat hubungan termaksud.
Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua
syarat yaitu :
1. Adanya kontak sosial
2. Adanya komunikasi
2.2.1 Kontak SosialKata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (artinya bersama-
sama) dan tango (artinnya menyentuh) ; jadi artinya secara hurufiyyah adalah
“bersama-sama menyentuh”. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi
hubungan langsung, sebagai gejala sosial tidak perlu berarti suatu hubungan
langsung, oleh karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa
menyentuhnya, seperti dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut. Apabila
dengan perkembangan teknologi saat ini, orang-orang dapat berhubungan satu
dengan yang lainnya melalui telepon, telegraf, surat, internet, dan sebagainya,
yang tidak memerlukan sesuatu hubungan langsung 3. Bahkan dapat dikatakan
bahwa hubungan langsung tidak perlu menjadi syarat utama terjadinya kontak.
Perlu dicatat bahwa kontak sosial memiliki sifat positif dan negatif. Yang
bersifat positif mengarah pada suatu kerjasama, sedangkan yang negatif mengarah
pada suatu pertentangan Suatu kontak sosial dapat juga bersifat primer dan
sekunder. Kontak primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung
bertemu dan bertatap muka, misalnya apabila orang-orang saling berjabat tangan,
senyum.Sebaliknya kontak sosial sekunder memerlukan suatu perantara. Misalnya
A meminta tolong ke B supaya diperkenalkan dengan gadis C, maka kontak
tersebut merupakan kontak sosial sekunder.
3Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, cetakan ke III, Penerbit Universitas, Jakarta, 1974, hlm 178
7
2.2.2 KomunikasiArti yang terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perikelakuan oranglain dan perasaan-perasaan apa yang disampaikan
oleh orang lain tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi
terhadap perasaan yang disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya
komunikasi, sikap-sikap dan perasaan-perasaan suatu kelompok orang dapat
diketahui oleh kelompok orang lainnya. Dalam komunikasi kemungkinan sekali
terjadi berbagai macam penafsiran terhadap tingkah laku orang lain. Suatu
senyum misalnya, dapa ditafsirkan sebagai suatu keramah-tamahan. Dengan
demikian, suatu komunikasi memungkinkan kerjasama antara orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan memang komunikasi merupakan salahsatu
syarat terjadinya kerjasama. Namun, komunikasi tidak selalu menghasilkan
kerjasama bahkan suatu pertikaian mungkin akan terjadi sebagai akibat suatu
salah paham.
8
BAB IIIPEMBAHASAN
3.1 Dampak Bahasa Alay bagi Interaksi Sosial Peserta Didik SMA CitraNusa
Siswa-siswi SMA Citra Nusa yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan
mereka berbahasa alay, hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan
tersendiri. Menurut mereka bahasa alay membuat mereka dianggap tidak “kudet”
(kurang update) dan tidak ketinggalan zaman. Mereka juga berpendapat bahwa
penggunaan bahasa alay menjadikan interaksi sosial lebih asyik, lebih seru dan
lebih keren. Dalam menggunakan bahasa alay para siswa-siswi di SMA Citra
Nusa juga bisa dianggap lebih gaul dan lebih keren daripada teman-temannya
yang lain.
Sebagian dari mereka menganggap bahasa alay merupakan suatu bentuk
kreativitas yang harus dikembangkan untuk mendapat pujian dari teman-temannya
dan membuktikan bahwa dia dianggap lebih gaul dan tidak kudet . Namun, bahasa
alay juga dapat digunakan sebagai bahan bullying oleh orang-orang tertentu.
3.2 Proses penyebaran bahasa alay di SMA Citra NusaPenyebaran bahasa alay di SMA Citra Nusa sangat cepat. Proses ini
menurut kajian sosiologi dikenal sebagai difusi4 . Proses penyebarannya terjadi
didalam masyarakat yang sama atau istilah ilmiahnya difusi intra society5. Proses
penyebarannya paling mudah melalui teman, apalagi didukung oleh media
elektronik yang menggunakan dan menayangkan bahasa alay seperti dalam film-
film remaja. Media cetak, misalnya bahasa yang ada dalam majalah, surat kabar
atau koran. Selain itu, pembuatan karya sastra remaja seperti cerpen atau novel
yang umumnya menggunakan bahasa alay. Padahal media massa memiliki peran
besar dalam perkembangan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah yang yang telah ada.
4Kun Maryati, Sosiologi untuk SMA kelas XII, Penerbit Esis, Jakarta, 2007, hlm 17
5Ibid, hlm 17
9
Sebagian siswa-siswi di SMA Citra Nusa juga mengetahui bahasa alay
melalui sosial media, hal ini terjadi sejak menjamurnya situs-situs jejaring sosial,
penikmat situs jejaring sosial yang kebanyakan adalah remaja menjadi agen dalam
menyebarkan pertukaran bahasa alay. Hal ini disebabkan karena tulisan remaja di
situs jejaring sosial yang menggunakan bahasa alay akan dilihat jelas dan ditiru
oleh siswa-siswi di SMA Citra Nusa, misalnya postingan status di path, twitter,
dan facebook.
Bahasa alay akan selalu muncul dan menyebar sesuai zaman dan
menjamurnya sosial media. Beberapa tahun lalu, istilah “kepo” atau “ingin tahu
saja” sempat ngetren. Istilah-istilah tersebut lantas tenggelam dengan sendirinya,
tergantikan oleh istilah lain. Di antaranya, “Ciyus”, “slowkeun”, “miapah”,
“keleus”, dan “binggo/bingitz”.
3.3 Cara mengurangi penggunaan bahasa alay menurut siswa-siswi SMACitra Nusa
Tidak bisa kita pungkiri bahwa bahasa alay menyebar bagaikan virus,
menjakiti siapa saja dan skala terbesarnya adalah para remaja. Terutama, siswa-
siswi di SMA Citra Nusa. Remaja adalah usia yang dikenal dengan masa dimana
latah mudah menjadi tren. Penggunaan bahasa alay tidak hanya dianggap wajar
dan seru, namun bahasa alay mampu membuat efek negatif karena bahasa yang
digunakan tidak sesuai dengan standar ejaan yang disempurnakan dalam Bahasa
Indonesia.
Oleh karena itu, menurut siswa-siswi di SMA Citra Nusa, untuk
mengurangi pemakaian bahasa alay, sebagai kawula muda hendaknya kita
mencintai Bahasa Indonesia dengan cara bahasa alay harus digunakan sesuai
dengan kondisi dan diseimbangkan dalam kehidupan sehari-hari. Harus pandai
memilah kapan dan dengan siapa bahasa alay tersebut digunakan.Dengan melihat
siapa lawan bicara, maka penggunaan bahasa alay bisa diseimbangkan dengan
Bahasa Indonesia. Sebab tak mungkin dalam kondisi formal menggunakan bahasa
alay.
10
Selain itu, penggunaan bahasa alay harus dibarengi dengan metode
pengajaran atau pembelajaran dan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar agar tidak melumpuhkan logika dan daya nalar secara perlahan-lahan.
Cara lainnya adalah dengan cara rajin membaca portal berita atau buku-
buku yang berisi penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik cetak
maupun online, mengirim pesan SMS atau komentar di akun sosial media atau
apapun yang membutuhkan argumen dari kita, usahakan tetap menggunakan
Bahasa Indonesia. Jika biasanya menyingkat atau menggunakan kata-kata (misal
“yang” menjadi “yg” atau “serius” menjadi ciyus) sebaiknya perlahan-lahan
ditinggalkan. Dan cara yang selanjutnya adalah rajin menulis di media Blog.
Blogger yang baik pasti menggunakan Bahasa Indonesia sebagai cara dalam
menyampaikan pendapatnya atau idenya melalui tulisan. Sebab, akan sangat
membuat orang tidak nyaman ketika semua kalimat yang terdapat dalam blog ber-
bahasa alay. Akan sangat sulit dimengerti bahkan memunculkan selisih paham
nantinya. Dan tentu saja hal tersebut harus dibantu oleh keberadaan orang tua agar
bisa mengarahkan.
11
BAB IVPENUTUP
4.1 KesimpulanBagi siswa-siswi SMA Citra Nusa yang sudah terbiasa dan menyukai
kebiasaan mereka berbahasa alay, hal tersebut merupakan kesenangan dan
kebanggaan tersendiri. Menurut mereka bahasa alay membuat mereka dianggap
tidak “kudet” (kurang update) dan tidak ketinggalan zaman. Penyebaran bahasa
alay di SMA Citra Nusa sangat cepat. Proses penyebaran yang paling cepat adalah
melalui teman, sebagian siswa-siswi di SMA Citra Nusa juga mengetahui bahasa
alay melalui sosial media, hal ini terjadi sejak menjamurnya situs-situs jejaring
sosial.
4.2 SaranSebaiknya penggunaan Bahasa Indonesia dikalangan remaja harus sering
digunakan agar tidak tergantikan oleh bahasa alay. Serta penggunaan bahasa alay
dalam sinetron atau iklan harus dikurangi . Para remaja juga harus sering dan
bangga menggunakan Bahasa Indonesia saat menulis di sosial media, jangan
terlalu sering atau bangga menggunakan bahasa gaul atau alay.
12
Lampiran
No Pertanyaan Kelas Hasil
1 Apakah kamu mengetahuibahasa alay ?
IPAYa : 6
Tidak : 4
IPSYa: 12
Tidak: 3
2 Apakah kamu pernahmenggunakan bahasa alay ?
IPAYa : 3
Tidak : 7
IPSYa : 8
Tidak : 7
3 Apakah kamu senang berbahasaalay?
IPAYa : 1
Tidak : 9
IPSYa : 4
Tidak : 11
4 Apakah kamu senang berbahasaIndonesia yang baik dan benar ?
IPAYa : 7
Tidak : 3
IPSYa : 14
Tidak : 1
5 Apakah kamu ingin BahasaIndonesia punah karena bahasa
alay ?
IPAYa : 1
Tidak : 9
IPSYa : 0
Tidak : 15
6 Apakah kamu mengetahui aturanEYD ?
IPAYa : 8
Tidak : 2
IPSYa : 11
Tidak : 4
13
DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono.(1974). Sosiologi sebagai suatu Pengantar. Jakarta : Penerbit
Universitas.
Setyaji, Jarot.(2010). Buku Pintar menguasai Komputer dan Laptop. Jakarta:
Media Kita.
www.smacitranusa.sch.id diakses pada tanggal 27 Februari 2015 pada pukul
17:00
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi diakses pada tanggal 25 Februari 2015
pukul 19:00
http://id.wikipedia.org/wiki/Modernisasi diakses pada tanggal 25 Februari 2015
pukul 19:05
http://news.okezone.com/read/2012/11/28/373/724664/asal-usul-perkembangan-
bahasa-alay, pada tanggal 18 Februari 2015 pukul 16:15