karya ilmiah remaja
DESCRIPTION
KIR "Peranan Orang Tua dalam Pencapaian Prestasi Siswa"TRANSCRIPT
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, mungkin tak satu orang pun
yang tak mengenal apa itu sekolah. Sekolah dapat dimulai dari
PAUD, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Dengan bersekolah
banyak hal yang dapat diperoleh. Bukan hanya ilmu pengetahuan,
tetapi pendidikan moral seperti kejujuran dan kedisiplinan,
bagaimana untuk bekerja sama, dan banyak hal lain yang dapat
kita peroleh dari bersekolah.
Dari setiap apa yang dilakukan pasti harus ada tujuanya.
Sama halnya dengan bersekolah, apa tujuan bersekolah?, pastinya
setiap orang bersekolah karena ingin pintar dan ingin meraih
prestasi agar bisa menjadi orang yang sukses sesuai yang dicita-
citakan.
Salah satu tujuan bersekolah adalah meraih prestasi.
Prestasi mungkin lebih erat kaitannya dengan segala sesuatu yang
dihasilkan dari usaha yang telah dikerjakannya dan memberikan
dampak yang baik bagi orang yang melakukan itu serta mampu
membuat orang lain kagum atas hasil tersebut.
1
Hal yang sering dijadikan sebagai indikator dalam
menentukan seseorang berprestasi adalah hasil belajarnya. Hal itu
dapat berupa nilai rapor, peringkat yang didapatkan, nilai ujian dan
apa yang telah dihasilkan (sesuatu yang dapat memberi
kemudahan yang belum ada sebelumnya).
Biasanya, indikator di atas dapat tercapai setelah mengikuti
semester atau ujian. Dan hasilnya dapat dilihat melalui rapor atau
ijazah. Siswa bangga jika mendapatkan nilai-nilai yang baik bahkan
mampu membuat orang tuanya pun turut bangga dengan hal itu.
Sebaliknya siswa pasti merasa kecewa jika mendapatkan nilai-nilai
yang buruk dan membuat orang tua pun juga turut kecewa.
Sebenarnya dimana letak kesalahannya sehingga harus
mendapatkan nilai buruk seperti itu? Apakah pada anak atau orang
tuanya?. Salah satu penyebabanya adalah kurangnya peranan
orang tua dalam pencapaian prestasi siswa. Menginginkan anaknya
menjadi dokter tetapi untuk membeli buku cetak biologi saja tidak
diperbolehkan, atau menginginkan anaknya rajin belajar tetapi
orang tuanya sibuk sendiri dengan pekerjaannya, serta banyak hal
lain yang kadang membuat prestasi belajar siswa menurun karena
kurangnya peranan orang tua didalamnya.
Orang tua memang memegang peranan yang sangat besar
dalam tercapainya prestasi anaknya sendiri karena dari orang
tualah seorang anak dapat mendapatkan sesuatu yang lebih besar
2
yang tidak ia dapatkan dari diri orang lain. Bukan hanya kebutuhan
primer seperti: makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang dapat
diberikan orang tua. Tetapi kebutuhan lain, terutama kebutuhan
rohani seperti: kasih sayang dan motivasi- motivasi yang baik
dalam mencapai apa yang diinginkannya. Oleh karena itu, penulis
tertarik untuk mengangkat judul mengenai “ANALISA PERANAN
ORANG TUA DALAM TERCAPAINYA PRESTASI BELAJAR
SISWA SMA NEGERI 1 MAKALE”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka
dirumuskan pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana peranan orang tua dalam pencapaian prestasi siswa
SMA Negeri 1 Makale?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan peranan orang tua dalam tercapainya
prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Makale.
3
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan bacaan yang diharapkan dapat memberi manfaat
bagi peneliti berikutnya maupun bagi pembacanya.
2. Dapat menambah pengetahuan pembaca terutama siswa dan
orang tua tentang pentingnya peranan orang tua dalam
pencapaian prestasi belajar siswa di sekolah.
4
Bab II
Tinjauan Pustaka
A. Tinjauan umum tentang orang tua
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah
dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang
sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-
anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan
anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan
pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian
keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang
sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari
ayah, ibu, dan anak-anak.
Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang
dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu
adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu
dan bapak selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak
juga yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan
cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan
sehari-hari, selain itu orang tua juga telah memperkenalkan
5
anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab
secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak.
Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari
orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si
anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka
setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari
terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan
hidupnya dahulu.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi
anak-anak mereka, karena dari mereka anak-anak mula-mula
menerima pendidikan. Corak pendidikan dalam rumah tangga
secara umum tidak berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian
yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan secara kodrati
suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami
membangun situsi atau iklim pendidikan.
Timbulnya iklim atau suasana tersebut, karena adanya
interaksi yaitu hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal
balik antara orang tua dan anak. Sebagai peletak pertama
pendidikan, orang tua memegang peranan penting bagi
pembentukan watak dan kepribadian anak, maksudnya bahwa
watak dan kepribadian tergantung kepada pendidikan awal yang
berasal dari orang tua terhadap anaknya.
6
Orang tua (ayah dan ibu) memegang peranan yang penting
dan sangat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Sejak
anak lahir, ibu yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu
seorang anak pada umumnya lebih cinta kepada ibu karena ibu
merupakan orang yang pertama dikenal anak. Maka dari itu ibu
harus menanamkan kepada anak, agar mereka dapat mencintai
ilmu, membaca lebih banyak, lebih dinamis, disiplin, dan ibu
memberikan motivasi yang sehat dan menjadi teladan bagi anak
mereka.
Peranan orang tua selaku pendidik dalam keluarga adalah
pangkal ketentraman dan kedamaian hidup, bahkan dalam
perspektif keluarga, bukan hanya sebagai persekutuan hidup
terkecil saja, melainkan sampai pada lingkungan yang lebih besar
dalam arti masyarakat secara luas, yang darinya memberi peluang
untuk hidup bahagia atau celaka.
Tanggung jawab yang perlu disadarkan dan dibina oleh
kedua orang tua kepada anak adalah sebagai berikut:
1. Memelihara dan membesarkannya.
2. Melindungi dan menjamin kesehatannya, baik secara
jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan,
penyakit, atau bahaya lingkungan yang dapat
membahayakan dirinya.
7
3. Mendidiknya dengan berbagai ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang berguna bagi hidupnya.
4. Membahagiakan anak untuk dunia dan akhirat dengan
memberikan pendidikan agama.
Dengan demikian, orang tua sebagai pendidik utama
pertama dan terakhir pada hakikatnya memiliki tanggung jawab
yang komprehensip dan sangat kompleks, menyangkut semua
aspek kehidupan baik pendidikan jasmani maupun pendidikan
rohani dan tanggung jawab, ibadah, akhlak, intelektual, dan
kematangan psikis.
Seorang anak apabila telah memasuki usia sekolah menjadi
tugas dan tangung jawab orang tua untuk menyerahkan anaknya
kepada sekolah. Faktor lain yang menjadi tanggung jawab orang
tua adalah menyediakan alat-alat perlengkapan belajar anak di
rumah, memperhatikan lingkungan pergaulan, memberikan
kesempatan kepada anak untuk menyampaiakan dan
mengungkapkan masalahnya.
Dalam hal ini M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa
berhasil baik atau tidaknya pendidikan di sekolah bergantung pada
dan dipengaruhi oleh pendidikan di dalam keluarga. Pendidikan
keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak
selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam
8
keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Pandangan tersebut di atas menunjukkan betapa perlunya
orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan dan kemajuan
pendidikan anak-anaknya, sebab perhatian dan bimbingan yang
cukup dari orang tua sangat menunjang bagi keberhasilan
pendidikan anak.
Tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak-
anaknya mempunyai dasar yang kuat. Salah satu wujud nyata dari
tanggung jawab yang dimaksud adalah memperhatikan kebutuhan
dalam pendidikan anak-anak mereka, menyediakan sarana dan
fasilitas belajar yang dibutuhkan anak. Semua dilakukan atas dasar
kerjasama kedua orang tua (ayah dan ibu).
B. Tinjauan Umum Tentang Sekolah
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin yaitu: skhole, scola,
scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu
senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu
luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka,
yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa
anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah
9
mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal
tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni).
Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak
didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak,
sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada
anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai
pelajaran di atas. Namun saat ini kata sekolah telah berubah arti
menjadi suatu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar
serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Sekolah dipimpin
oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil
kepala sekolah. Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah
berbeda-beda tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan
sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang
tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang lain. Ketersediaan
sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting dalam
terlaksananya proses pendidikan.
Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber
daya dan tujuan penyelenggara pendidikan. Sebuah sekolah
mungkin sangat sederhana di mana sebuah lokasi tempat bertemu
seorang pengajar dan beberapa peserta didik, atau mungkin,
sebuah kompleks bangunan besar dengan ratusan ruang dengan
puluhan ribu tenaga kependidikan dan peserta didiknya.
10
Di Indonesia, sekolah menurut statusnya dibagi menjadi 2
macam yaitu:
1. Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh
pemerintah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah
pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.
2. Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-
pemerintah/swasta, penyelenggara berupa badan berupa
yayasan pendidikan yang sampai saat ini badan hukum
penyelenggara pendidikan masih berupa rancangan peraturan
pemerintah.
Sebuah lembaga pendidikan seperti sekolah tidak boleh
diartikan sebagai sekedar sebuah sebuah gedung saja, tempat
anak-anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi
pengetahuan. Sekolah sebagi institusi peranannya jauh lebih luas
dari pada sekedar tempat belajar. Berdiri dan diselenggarakanya
sebuah sekolah, pada dasarnya didukung dan dijiwai oleh suatu
kebudayaan yang mendukungnya. Norma-norma atau nilai
kebersamaan yang menjiwai kebudayaan yang mendukungnya itu,
harus dijadikan landasan bagi sekolah dalam mewujudkan
peranannya, yang sekaligus akan memberikan ciri-ciri khusus yang
membedakan dari lembaga-lembaga lain yang terdapat
dimasyarakat sekitarnya. Peranan sekolah sebagai lembaga
11
pendidikan adalah mengembangkan potensi manusiawi yang
memiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas
kehidupan sebagai manusia, baik secara individual maupun
sebagai anggota masyarakat. Kegiatan untuk
mengembangkan potensi itu harus dilakukan secara berencana,
terarah dan sistematik guna mencapai tujuan tertentu. Tujuan itu
harus mengandung nilai- nilai yang serasi dengan kebudayaan
dilingkungan masyarakat yang menyelenggarakan sekolah sebagai
lembaga pendidikan. Oleh karena itulah maka dapat dikatakan
bahwa fungsi sekolah adalah meneruskan, mempertahankan dan
mengembangkan kebudayaan suatu masyarakat, melalui kegiatan
ikut membentuk kepribadian anak-anak agar menjadi
manusia dewasa yang mampu berdiri sendiri didalam kebudayaan
dan masyarakat sekitarnya. Dengan kata lain sekolah berfungsi
mempersiapkan pengganti generasi yang kelak mampu
mempertahankan eksistensi kelompok atau masyarakat/bangsanya
yang memiliki kebudayaan tertentu berbeda dari kelompok atau
masyarakat / bangsa yang lain.
Berdasarkan uraian diatas berarti sekolah sebagai lembaga
pendidikan memikul tanggung jawab mempersiapkan anak-anak
agar mampu meneruskan sejarah dan tata cara kehidupan manusia
sebagai makhluk yang berbudaya. Kebudayaan itu sendiri bukanlah
sesuatu yang statis, akan tetapi terus menerus berkembang secara
12
dinamis. Oleh karena itu sekolah tidak sekedar berfungsi untuk
mempertahankan kebudayaan yang ada, tetapi juga
mengembangkan sesuai dengan martabat manusia
yang kehidupannya selalu dipenuhi dengan kebutuhan yang
semakin meningkat. Melalui sekolah anak-anak dipersiapkan
menjadi manusia yang memiliki pengetahuan, ketrampilan dan
keahlian mengelola lingkungan fisik atau material, kemungkinan
manusia menciptakan berbagai kelengkapan untuk mempermudah
dan menyenangkan kehidupannya. Sedang dibidang sosial dan
spiritual, sekolah berfungsi membina dan mengembangkan sikap
mental yang erat hubungannya dengan norma-norma kehidupan
yang bersifat manusiawi dan keagamaan.Bilamana fungsi tersebut
diatas dihubungkan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara,
maka sekolah berkewajiban pula mempersiapkan anak-anak
menjadi warga negara yang mengetahui dan mampu menjalankan
hak dan kewajibannya. Khusus bagi bangsa dan negara Indonesia
fungsi tersebut diwujudkan dalam bentuk meneruskan nilai-nilai
luhur pandangan hidup bangsa berdasarkan pancasila dalam
pembentukan sikap mental anak-anak.
13
C. Tinjauan umum tentang prestasi belajar
Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai (dari yang telah
dilakukan, dikerjakan.Prestasi belajar berarti penguasaan
pengetahuan atau keterampilan yg dikembangkan melalui mata
pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yg
diberikan oleh guru. Berprestasi adalah mempunyai prestasi dalam
suatu hal (dari yg telah dilakukan, dikerjakan).
Menurut Sardiman A.M (2001:46) “Prestasi adalah
kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai
faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar
individu dalam belajar”. Sedangkan pengertian prestasi menurut A.
Tabrani (1991:22) “Prestasi adalah kemampuan nyata (actual
ability) yang dicapai individu dari satu kegiatan atau usaha”.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:186) “Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan
sebagainya)”.
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa prestasi merupakan suatu hasil yang telah dicapai sebagai
bukti usaha yang telah dilakukan.
Dalam pengertian umum, belajar adalah mengumpulkan
sejumlah pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari
seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang ini dikenal dengan
guru. Orang yang banyak pengetahuannya diidentifikasi sebagai
14
orang yang banyak belajar, sementara orang yang sedikit
pengetahuannya didentifikasi sebagai orang yang sedikit belajar,
dan orang yang tidak berpengetahuan dipandang sebagai orang
yang tidak belajar. Sehingga prestasi belajar merupakan tingkat
kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan
menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi
setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi
atau rendahnya prestasi belajar siswa.
15
BAB III
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, yaitu
penelitian yang menggunakan data angka dengan membagi
kuesioner/ angket. Angket yang kami gunakan yaitu angket tertutup
dan angket semi-terbuka.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat yang dipilih adalah SMA Negeri 1 Makale. Dan
dilaksanakan pada tanggal 13 Februari 2013.
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data dalam penelitian ini berupa informasi mengenai
peranan orang tua dalam pencapaian prestasi siswa, akibat bila
kurangnya peranan orang tua dalam proses pendidikan anaknya,
dan perilaku yang seharusnya diperoleh seorang anak dari orang
tuanya agar mampu mencapai suatu prestasi di sekolah.
16
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
Data primer : diperoleh dengan membagi kuesioner yang
berisi pertanyaan tentang pengetahuan
mengenai peranan orang tua dalam
pencapaian prestasi siswa.
Data sekunder : diperoleh dari instansi terkait, seperti internet
yang berhubungan dengan penelitian.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini adalah semua warga SMA Negeri 1
Makale.
2. Sampel
Sampel adalah contoh, monster, represant atau wakil dari
satu populasi yang jumlahnya cukup besar. Sampel dalam
penelitian ini adalah pelajar kelas X dan XI SMA Negeri 1
Makale sebanyak 30 orang.
17
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan
A. Hasil Penelitian
Penelitian mengenai peranan orang tua dalam pencapaian
prestasi siswa SMA Negeri 1 Makale dilaksanakan pada tanggal 13
bruari 2013. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner
kepada siswa yang merupakan siswa kelas X dan XI sebanyak 30
orang untuk diisi sesuai yang pernah dialami maupun diamatinya.
Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai tujuan penelitian dan
disajikan dalam bentuk tabel. Berikut ini adalah hasil penelitian
yang telah dilakukan
18
TABEL 1
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI ORANG TUA ITU BAIK
No Pernyataan Frekuensi Persen (%)
1 YA
Alasan : a. Sudah dibesarkan
b. Selalu disayang
c. Selalu mendidik
dan mengajarkan
hal- hal yang baik
d. Orang tua yang
menyekolahkan
12
13
3
2
40
43,34
10
6,66
2 TIDAK 0 0
Total 30 100
Sebanyak 30 responden (100%) menyatakan bahwa orang tua itu
baik. Dengan alasan yang berbeda-beda, yaitu: sudah dibesarkan (40%),
selalu disayang(43,34%), selalu mendidik dan mengajarkan hal- hal yang
baik (10%), dan orang tua yang menyekolahkan (6,66%). Tidak ada
responden (0%) menyatakan bahwa orang tua tidak baik.
19
TABEL 2
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI HAL APA YANG ANDA TIDAK SUKAI
DARI ORANG TUA
No Pernyataan Frekuensi Persen (%)
1 Tingkah laku yang sering marah 11 36,67
2 Pelit uang jajan 3 10
3 Pilih kasih 2 6,67
4 Serba mengatur 5 16,66
5Jawaban lain
-Tidak ada9 30
Total 30 100
Sebanyak 11 responden (36,67%) menyatakan bahwa hal yang
tidak disukai dari orang tua adalah tingkah laku yang sering marah,
sebanyak 3 responden (10 %) menyatakan bahwa pelit uang jajan,
sebanyak 2 responden (6,67%) menyatakan bahwa pilih kasih , dan
sebanyak 5 responden (16,66%) menyatakan bahwa serba mengatur,
serta 9 responden (30%) menyatakan jawaban lain yaitu tidak ada.
20
TABEL 3
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI PERNAH TIDAKNYA DIMARAHI OLEH
ORANG TUA SENDIRI
N
oPernyataan Frekuensi Persen (%)
1 YA 30 100
2 TIDAK 0 0
Total 30 100
Dari tabel di atas, sebanyak 30 responden (100%) menyatakan
pernah dimarahi oleh orang tua sendiri dan tidak ada responden yang
menyatakan tidak pernah dimarahi orang tua sendiri.
21
TABEL 4
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI PENYEBAB DIMARAHI OLEH ORANG
TUA SENDIRI
No Pernyataan Frekuensi Persen (%)
1 Lambat Bangun 6 20
2 Malas Belajar 5 16,67
3 Memarahi/ memukul adik 1 3,33
4 Pulang ke rumah larut malam 3 10
Jawaban lain :
- A,B,C, dan D
- Tidak makan sayur
- Malas bekerja
7
1
7
23,3
3,33
23,33
Total 30 100
Dari tabel di atas, sebanyak 6 responden (20%) menyatakan
penyebab dimarahi oleh orang tua sendiri adalah lambat bangun,
sebanyak 5 responden (16,67%) menyatakan malas belajar, sebanyak 1
responden (3,33%) menyatakn memarahi/memukul adik, dan sebanyak 3
responden (10%) menyatakan pulang ke rumah larut malam, serta
sebanyak 15 responden (50%) menyatakan jawaban lain yaitu semua
22
pilihan sebanyak 7 responden, tidak makan sayur sebanyak 1 responden,
dan malas bekerja sebanyak 7 respoden.
TABEL 5
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI APAKAH ORANG TUA SELALU
MEMBERIKAN APA YANG DIMINTA
No Pernyataan Frekuensi Persen (%)
1 Selalu 0 0
2 Kadang-kadang 23 76,67
3 Jarang 7 3,33
4 Tidak Pernah 0 0
Total 30 100
Tidak ada responden (0%) menyatakan bahwa orang tua selalu
memberikan yang diminta, sebanyak 23 responden (76,67%) menyatakan
kadang-kadang, sebanyak 7 responden (23,33) menyatakan jarang, dan
tidak ada responden yang menyatakan tidak pernah.
23
TABEL 6
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI APAKAH ORANG TUA MEMBERIKAN
JIKA MEMINTA UANG UNTUK MEMBELI PERLENGKAPAN
SEKOLAH KHUSUSNYA BUKU CETAK
N
oPernyataan Frekuensi Persen (%)
1
YA
Alasan : a. Merupakan kebutuhan
yang penting
b. Merupakan kewajiban
orang tua
c. Tanpa alas an
24
3
10
80
10
10
2 TIDAK 0 0
Total 30 100
Semua responden (100%) menyatakan bahwa orang tua
memberikan uang untuk membeli perlengkapan sekolah, dengan alasan
merupakan kebutuhan yang penting sebanyak 24 responden (80%),
24
merupakan kewajiban orang tua sebanyak 3 responden (10%), tanpa
alasan sebanyak 3 responden (3%), dan tidak ada responden yang
menyatakan orang tua tidak memberikan uang untuk membeli
perlengkapan sekolah.
TABEL 7
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI SERINGKAH ORANG TUA
MENYARANKAN ANAKNYA BELAJAR
N
oPernyataan Frekuensi Persen (%)
1 YA 27 90
2 TIDAK 3 10
Total 30 100
Sebanyak 27 responden (90%) menyatakan bahwa sering
disarankan belajar oleh orang tuanya dan sebanyak 3 responden (10%)
menyatakan tidak sering disarankan belajar oleh orang tuanya.
25
TABEL 8
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI PERNAKAH ORANG TUA MEMBANTU
MENGERJAKAN TUGAS/PR
N
oPernyataan Frekuensi Persen (%)
1 YA 20 66,67
2 TIDAK 10 33,33
Total 30 100
Sebanyak 20 responden (66,67%) menyatakan bahwa orang
tuanya pernah membantu mengerjakan tugas/PR dan 10 responden
(33.33%) menyatakan bahwa orang tuanya tidak pernah membantu
mengerjakan tugas/PR.
26
TABEL 9
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI TEMPAT YANG BIASANYA
DIGUNAKAN UNTUK BERCAKAP-CAKAP DENGAN ORANG
TUA
No Pernyataan Frekuensi Persen (%)
1 Di meja makan (saat makan) 3 10
2 Di ruang tamu 11 36,67
3 Di ruang keluarga 14 46,67
4 Jawaban lain : - di kamar tidur 2 6,66
Total 30 100
Sebanyak 3 responden (10%) menyatakan bahwa tempat yang
biasanya digunakan untuk bercakap-cakap dengan orang tua adalah di
meja makan (saat makan), sebanyak 11 responden (36,67%) menyatakan
di ruang tamu, sebanyak 14 responden (46,67%) menyatakan di ruang
27
keluarga, dan sebanyak 2 responden (6,66%) menyatakan jawaban lain
yaitu kamar tidur.
TABEL 10
DISTRIBUSI PERNYATAAN PELAJAR SMA NEGERI 1
MAKALE MENGENAI PENTINGKAH ORANG TUA
No Pernyataan Frekuensi Persen (%)
1 Sangat Penting 29 96,67
2 Penting 0 0
3 Cukup Penting 1 3,33
4 Tidak Penting 0 0
Total 30 100
Sebanyak 29 reponden (96,67%) menyatakan orang tua sangat
penting, tidak ada responden menyatakan orang tua penting dan tidak
penting, sebanyak 1 responden (3,33%) menyatakan cukup penting, dan
tidak ada responden menyatakan jawaban lain.
28
B. PEMBAHASAN
Lebih banyak responden yaitu sebanyak 15 responden
(50%) menyatakan bahwa hal yang tidak disukai dari orang tua
adalah tingkah laku yang sering marah. Hal ini wajar bila seorang
anak tidak menyukai orang tua yang selalu memarahinya apalagi
anak yang sedang dalam usia remaja.
Semua responden (100%) menyatakan bahwa pernah
dimarahi oleh orang tua sendiri.
Sebanyak 15 responden (50%) memilih jawaban lain dari
keempat pernyataan yang semuanya mengarah pada alasan orang
tua memarahinya yaitu karena lambat bangun, malas belajar,
memarahi/memukul adik, pulang ke rumah larut malam, tidak
makan sayur, dan malas bekerja.
Hampir semua responden (76,67%) menyatakan bahwa
kadang-kadang orang tua memberikan apa yang diminta.
Semua responden (100%) menyatakan bahwa orang tua akan
memberikan jika meminta uang untuk membeli perlengkapan
29
sekolah khususnya buku cetak karena merupakan kebutuhan yang
penting dan merupakan kewajiban orang tua.
Sebanyak 11 responden (36,67%) menyatakan bahwa
kadang-kadang orang tua menanyakan bagaimana prestasinya di
sekolah.
Hampir semua responden (90%) menyatakan bahwa orang
tua sering menyarankannya belajar. Hal ini merupakan tanggung
jawab orang tua untuk mendidik anaknya.
Sebanyak 20 responden (66,67%) menyatakan bahwa orang
tuanya pernah membantu mengerjakan tugas/PR. Hal ini juga
merupakan tanggung jawab orang tua sebagai pengajar.
Sebanyak 14 responden (46,67%) menyatakan bahwa tempat
yang biasanya digunakan untuk bercakap-cakap dengan orang tua
di ruang keluarga. Hal ini karena ruang keluarga adalah tempat
berkumpulnya semua anggota keluaga termasuk orang tua dan
anak dan tempat lain seperti: di meja makan (saat makan), di ruang
tamu, dan di kamar tidur.
Hampir semua responden yaitu 29 reponden (96,67%)
menyatakan bahwa orang tua sangat penting.
30
BAB V
Penutup
A. Simpulan
Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan, mengenai
peranan orang tua dalam pencapaian prestasi siswa SMA Negeri 1
Makale, maka dapat ditarik simpulan bahwa orang tua berperan
penting dalam tercapainya prestasi belajar siswa SMA Negeri 1
Makale. Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya sangatlah
besar, bahkan orang tua memarahi anaknya karena orang tua
peduli dan sayang kepada anaknya. Memenuhi kebutuhan anak
seperti perlengkapan sekolah yang mendukung terlaksananya
proses pembelajaran di sekolah, memberikan perhatian seperti
selalu menanyakan bagaimana prestasinya di sekolah,
menyarankannya belajar, dan membantu mengerjakan tugas, serta
membahas bersama-sama masalah ataupun hal-hal mengenai apa
yang dialami bersama anak.
31
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian, maka penulis memberikan
saran, sangat diharapkan agar orang tua memperhatikan
kebutuhan anaknya, karena itu sangat menunjang anak didalam
proses belajarnya, terutama dalam mencapai prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKAhttp://edukasimedia.wordpress.com/2011/07/15/definisi-sekolah/
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2180686-peranan sekolah- sebagai-lembaga-pendidikan/#ixzz2KMf3SOJa
http://www.duniapsikologi.com/fungsi-dan-peran-orang-tua
https://www.google.com/search?q=Peranan+orang+tua&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a
https://www.google.com/search?q=DEFENISI+SEKOLAH&ie=utf8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a
32
BIOGRAFI PENULIS
Grace Primayanti , dilahirkan di
Ge’tengan pada 11 Januari 1997. Ia
merupakan anak keempat dari 8 bersaudara
dan merupakan putri kedua dari pasangan
Yunus Tammu dan Martina Reni. Saat ini,
ayahnya bekerja sebagai guru matematika di
SMPN 5 Mengkendek dan ibunya bekerja
sebagai guru dan Kepala TK Pertiwi Ge’tengan.
Sebelumnya Ia menempuh pendidikan di TK Pertiwi Ge’tengan dan
setelah umurnya mencapai lima setengah tahun, tahun 2002 Ia
disekolahkan di SDN 143 Inp. Ge’tengan. Selama itu, Ia mencapai
prestasi yang cukup baik, dimana Ia selalu meraih peringkat 1 kelas dan
juga sejak kelas 3 SD Ia selalu aktif dalam kegiatan sekolah seperti
pramuka dan lomba paduan suara. Tahun 2008, Ia tamat dan
melanjutkan pendidikannya di SMPN 1 Mengkendek, selama itu Ia juga
mencapai banyak prestasi baik akademik maupun non akademik seperti,
33
selalu masuk dalam 3 besar peringkat umum sejak kelas VII sampai kelas
IX, menjadi anggota paduan suara dan vocal group, menjadi peserta OSN
tingkat kabupaten pada bidang studi matematika, dan banyak prestasi lain
yang Ia dapatkan hingga Ia tamat pada tahun 2011. Pada tahun yang
sama Ia melanjutkan pendidikannya di SMAN 1 Makale hingga saat ini.
Prestasinya pun cukup berkembang dengan persaingan yang cukup ketat
dengan siswa-siswi SMAN 1 Makale yang berprestasi.Menjadi peringkat 2
kelas pada semester ganjil kelas 10, peringat 4 kelas pada semester
berikutnya, dan hinnga saat ini juga menjadi peringkat 4 kelas pada
semester ganjil kelas 11. Ia juga aktif dalam kegiatan PORSENI dan
kegiatan Pra-natal. Bahkan Ia pernah ikut dan menang dalam lomba Buka
Baca Alkitab pada kegiatan Pra-natal mewakili kelasnya dan memperoleh
juara 3. Ia juga berkeinginan ikut seleksi olimpiade bidang studi
matematika di sekolah dan menjadi pesertanya, namun tak seperti yang
diharapkannya ternyata sekolah tidak mengadakan seleksi dan hanya
memilih 3 orang sebagai peserta. Ia tak kecewa dan tetap percaya semua
pasti ada waktunya dan inilah karya Tuhan yang terbaik bagi dirinya.
Grace memiliki kesenangan bermain basket dan bermain game-
game di computer seperti, Counter Strike, Crazy Taxi, Pro Soccer
Evolution, Alien Shooter, Hangaroo, dan games lainnya sejak Ia berada di
SD. Ia memiliki kesenangan tersebut karena Ia sering bermain bersama
kakaknya yang pada saat itu juga merupakan salah satu pemain basket di
34
SMAN 1 Makale. Dan saat memasuki SMP Ia juga belajar bermain gitar
dari kakaknya, dan hingga saat ini menjadi hobinya.
Risca pratisca
Lahir di Rantetayo, tanggal 27 juli 1996
dan sekarang berumur 17 tahun. Risca
merupakan anak ke-2 dari 5 bersaudara dari
pasangan Charles J. Mangalik dan Bernadet
P. Kalimbuang. Risca memeluk agama
Kristen Protestan dan memiliki hobi dibidang
olahraga.
Risca seorang siswa dari SMAN 1
MAKALE kelas IX dan mengambil jurusan IPA, riwayat pendidikan
sampai saat ini yaitu :
TK SYALOOM (2001-2002)
SD 167 TINA(2002-2008)
SMPN 2 RANTETAYO(2008-2011)
SMAN 1 MAKALE(2011- saat ini).
35
Sesuai dengan hobinya di bidang olahraga Ia mengembangkan
bakatnya di bidang olahraga seperti Bulutangkis, bola voli, dan
tennis meja. Prestasi yang pernah diraih selama duduk di bangku
SMP yaitu mendapat predikat siswa berprestasi (ranking 1) dari
kelas 1-3(selama menuntut ilmu di SMP), Ia juga pernah
mendapatkan penghargaan berupa piagam seperti juara I
bulutangkis, juara II solo puteri, dan juara III pidato bahasa inggris
tingkat sekolah. Ia lulus dari SMP dengan NEM 27,30 dan
melanjutkan ke SMAN 1 MAKALE. Prestasi yang pernah diraih saat
duduk di bangku SMA pada bulan Agustus 2010 menjadi Runner
Up bulutangkis tingkat kabupaten, juara I bulutangkis (2010), juara
II bulutangkis (2011-2012) tingkat sekolah, juara I bola voli tingkat
sekolah(2012) dan juara harapan I bola voli tingkat
kabupaten(2012)
Hingga pada saat ini, Ia masih tetap ingin mengukir banyak prestasi
dalam hidupnya dengan penuh semangat dan tetap mengandalkan
Tuhan.
36