karsinoma

Upload: rinda-febrina

Post on 15-Jul-2015

429 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS ORAL MEDICINE Karsinoma Sel Skuamosa Regio Intra Oral

I.

.Identitas Pasien Nama Pasien Tempat Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat Tetap No. Rek. Medik Tanggal Pemeriksaan : Santi Moktaria : Palembang / 20 Februari 1983 : Perempuan : Jln.Mayeni : 0000.50.29.17 : 14-05-2011

II.

Anamnesis Keluhan Utama Pasien datang dengan keluhan adanya pembengkakan pada pipi bawah kanannya yang timbul 2 minggu setelah pasien mencabut giginya, terasa perih, dan berdarah sewaktu menyikat gigi sehingga pasien ingin benjolan tersebut diangkat. Keluhan Tambahan Pasien tidak memiliki keluhan tambahan Riwayat Perawatan Gigi: Pasien pernah melakukan pencabutan gigi geraham bawah kanan di puskesmas 2 minggu yang lalu dan menambal gigi depan atasnya beberapa tahun yang lalu Kebisaaan Buruk Pasien tidak memiliki kebisaaan buruk

1

Riwayat Sosial: Pasien adalah ibu rumah tangga yang belum memiliki anak. Riwayat Penyakit Sistemik: Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik III. Pemeriksaan Objektif a. Pemeriksaan Ektra Oral IV. Wajah simetris Bibir normal Kelenjar getah bening submandibular kanan teraba dan sakit Kelenjar getah bening submandibular kiri tidak teraba dan tidak sakit Keadaan Umum Intra Oral Debris : ada, regio a,b,c,d,e,f Plak : ada, regio a,b,c,d,e,f : ada, regio a,b,c,d,e,f

Kalkulus

Perdarahan interdental : regio d,e,f Gingiva : Terdapat massa lunak nodul granular berdiameter 2 cm dan panjang 6 cm bewarna merah dan putih, licin, dan terasa sakit bila ditekan pada gingival bagian bukal sebelah kanan rahang bawah

Mukosa Palatum Lidah Dasar mulut

: Sehat : Sehat : Sehat : Sehat

b. Pemeriksaan Gigi Geligi dan Jaringan Penyangga D3 : 36,46,47 24 (Iritasio pulpa)

2

Sisa akar : 14,15,16, dan 17 ( Nekrose radiks) Kehilangan gigi : 26 dan 16 (edentulous 16 dan 26) Impaksi horisontal gigi 48 ( Eruptio Deficilis 48) V. Diagnosis Sementara Karsinoma sel skuamosa

VI.

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang ideal untuk pasien ini adalah pemeriksaan sitologi dan radiografi. 2 Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien ini adalah pemeriksaan Patologi Anatomi. Pasien dirujuk ke Patologi Antomi untuk dilakukan pemeriksaan sitologi FNAB pada lesi. Hasil pemeriksaan lesi didapat sediaan sitologi aspirasi dan scrapping regio intra anal rahang bawah kanan dengan populasi sel cukup dan latar belakang sel darah merah terdiri dari sel-sel epitel superficial, diantaranya dijumpai sel-sel neoplastik, ukuran besar yang tersebar satu-satu, inti pleomorfik, membran inti ireguler, kromatin kasar dan bentuk sel bizarre dengan sitoplasma sedikit.

VII.Tinjauan Pustaka 1. 1 Karsinoma Sel Skuamosa Karsinoma Sel Skuamosa adalah neoplasma maligna dari keratinizing cell dengan karakteristik anaplasia, tumbuh cepat, invasi lokal dan berpotensi metastasis.1 Karsinoma ini dapat terjadi pada seluruh permukaan rongga mulut.2 Pemeriksaan DNA menunjukkan mutasi oncogenes p53 paling umum dijumpai hingga hamper 90% kasus. 2 1.2 Gambaran Mikroskopis Karsinoma Sel Skuamosa secara histologis menunjukkan

proliferasi epitel skuamous. 2 Terlihat sel-sel yang atipia disertai perubahan

3

prosesus rete peg, pembentukan keratin yang abnormal, pertambahan proliferasi basaloid sel, susunan sel menjadi tidak teratur, dan membentuk anak tumor yang berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya atau membentuk anak sebar ke organ lain. 2 1. 3 Klasifikasi Karsinoma Sel Skuamosa WHO mengklasifikasikan karsinoma ini menjadi 3 secara histologis yaitu:2

a. Well differentiated (Grade I) : yaitu proliferasi sel-sel tumor di mana sel-sel basaloid masih berdiferensiasi dengan baik membentuk keratin. b. Moderate differentiated (Grade II) : yaitu proliferasi sel-sel tumor di mana sebagian sel-sel basaloid masih menunjukkan berdiferensiasi dengan membentuk keratin. c. Poorly differentiated (Grade III) : yaitu proliferasi sel-sel tumor di mana seluruh sel-sel basaloid tidak menunjukkan diferensiasi membentuk keratin sehingga sel sulit dikenali lagi. 1.4 Etiologi dan Faktor Predisposisi Penyebab karsinoma sel skuamosa yang pasti belum diketahui. Penyebabnya diduga berhubungan dengan bahan karsinogen dan faktor predisposisi a. Bahan karsinogenik 3 Tembakau Penggunaan tembakau dalam bentuk apapun ( rokok, merokok dengan pipa, mengunyah tembakau, merokok terbalik ) adalah salah satu fakor etiologi penting terjadinya karsinoma sel skuamosa. 4 Faktor resiko terjadinya karsinoma pada perokok tembakau ini tergantung kepada beberapa faktor seperti frekuensi konsumsi dan

4

tinggi rendahnya kandungan tar dalam rokok.

4

Namun berdasarkan

perkiraan rata rata bahwa orang yang merokok 20 batang per hari memiliki resiko untuk menderita karsinoma 10 kali lebih besar daripada orang yang tidak merokok. 4 Nikotin dari rokok dapat menghambat mekanisme apoptosis tubuh. Apoptosis adalah mekanisme alami tubuh untuk mematikan sel-sel yang tidak lagi diperlukan, demi keseimbangan fungsinya secara keseluruhan. Jika apoptosis terhambat, maka akan terjadi pertumbuhan sel-sel yang baru sementara sel-sel yang tidak diperlukan masih tetap ada dan tidak dimusnahkan. Hal inilah yang mengakibatkan sel-sel tersebut tumbuh secara tidak terkendali. 4 Alkohol Konsumsi alkohol sebagai faktor resiko tunggal penyebab karsinoma sangat sulit ditentukan khususnya pada pasien yang merupakan perokok berat yang juga pecandu alkohol. . karsinoma.4 4

Konsumsi

alkohol dan tembakau memiliki efek multiplikatif terhadap terjadinya Mekanisme efek mulitiplikatif dari alakohol dan tembakau adalah efek dehidrasi yang ditimbulkan oleh tembakau sehingga meningkatkan permeabilitas mukosa dan efek dari bahan karsinogen dari alkohol dan tembakau.5 b. Paparan sinar matahari langsung( hanya untuk bibir) 3 c. Infeksi 3 Sifilis Candidosis Virus

d. Penyakit Mukosa 3

5

Lichen Planus Displasia epitel oral Oral Submucous Fibrosis

e. Gangguan genetik3 Anemia Fanconi Diskeratosis kongenita f. Faktor Nutrisi 2 Defisiensi vitamin A,C,E dan Fe Peranan diet dan status nutrisi dalam mencegah

kanker telah menjadi subjek berbagai macam penelitian dan dari hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa defisiensi vitamin A,C,E dan Fe dapat mendukung terjadinya karsinoma oral.4 Kekurangan zat besi dapat memicu karsinoma aerodigestif (termasuk oral) eperti yang terlihat Sindrom Plummer Vinson.4

Konsumsi buah dan sayur

dalam jumlah tinggi dapat menurunkan resiko karsinoma, dan studi terbaru menunjukkan bahwa pasien dengan kanker kepala dan leher memiliki tingkat konsumsi lemak dan daging yang tinggi. 4

f. Faktor Sistem Kekebalan Tubuh2 Peningkatan insidensi kanker pada pasien yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh, seperti pada penderita transplantasi, AIDS, dan defisiensi kekebalan genetik telah dilaporkan. 2 Konsep ini juga didukung oleh

6

Melief dkk (1975) yang melaporkan insidensi tumor pada pasien yang mendapat penekanan sistem kekebalan tubuh sebesar 10%.2 Gangguan sistem kekebalan selain disebabkan oleh kerusakan genetik juga dapat disebabkan oleh penuaan, obat-obatan, dan infeksi virus. 2 I.5 Perawatan Perawatan umumnya melibatkan eksisi, electrosurgery, radiasi atau kemoterapi jika tumor telah bermetastase luas.2 Jika dilakukan eksisi dengan sempurna, menunjukkan prognosis baik.2 I.6 Prognosis Prognosis mungkin dipengaruhi oleh faktor yang berkaitan dengan pasien (umur, status penampilan, jenis kelamin, gejala klinis, komorbiditas), faktor yang berkaitan dengan tumor itu sendiri ( tipe histologis lesi dan grade, invasi perineural dan vascular, reseptor, abnormalitas genetik, proliferasi), faktor yang berkaitan dengan perawatan (teknik pembedahan, dosis dan intensitas radiasi, serta kemoterapi). Jika dilakukan eksisi dengan sempurna, menunjukkan prognosis baik2. Walaupun demikian beberapa ahli melaporkan pada kasus yang bermetastasis luas sekitar 30-65% pasien meninggal dalam waktu 5 tahun. 2 VII. Diagnosa Diagnosa Lesi adalah Karsinoma Sel Skuamosa Regio Intra Oral Diagnosa banding lesi ini adalah : Erythroplakia Erythroleukoplakia Leukoplakia

7

VIII.Rencana Perawatan Perawatan umumnya melibatkan eksisi, electrosurgery, radiasi atau kemoterapi jika tumor telah bermetastase luas. Adapun fase-fase perawatan untuk pasien ini yaitu:2

Jika

dilakukan eksisi dengan sempurna, menunjukkan prognosis baik.2

Fase I (Fase Etiotropik) Kontrol Plak Scalling Tumpatan GIC pada gigi 11,21,36,47 DHE

Fase II (Fase Bedah) Proses Kemoterapi

Fase III (Fase Restorasi)

Restorasi GTC pada gigi 16,26,46

Fase IV (Fase Maintanance) Kontrol plak Kontrol Karsinoma DHE

8

XI.Pembahasan a. Perawatan

Gambar 1. Foto Awal

Perawatan ideal pada pasien ini adalah eksisi bedah (reseksi rahang), kemoterapi, laser, radiasi atau kombinasi radiasi dan kemoterapi.5 Pasien kemudian memilih pengobatan dengan cara kemoterapi. Adapun obat-obatan yang akan diinjeksikan pada proses kemoterapi adalah: Bleomycin Fluorouracil Cabowplat

Gambar 2.Foto Kontrol a. Analisa Etiologi Lesi kanker ini mungkin disebabkan oleh bahan karsinogen (tembakau dan alkohol), infeksi, faktor nutrisi, penyakit mukosa, gangguan genetik ataupun oleh faktor sistem kekebalan tubuh.4

9

c. Alasan Penegakan Diagnosa Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan sitologi di bagian Patologi Anatomi. d. Alasan Pemilihan Jenis Perawatan dan Pengobatan Jenis perawatan yang dipilih oleh pasien adalah kemoterapi dikarenakan memiliki dampak yang tidak merusak estetik apabila pasien memilih perawatan eksisi bedah berupa reseksi rahang. 4 XII.Kesimpulan Karsinoma sel skuamosa dapat didiagnosis melalui anamnesis, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan laboratorium yang tepat. 4 Oleh karena itu, penting bagi dokter gigi untuk mengedukasi pasien untuk menghindari potensi masuknya bahan karsinogenik masuk ke dalam tubuh dan sering rutin melakukan pemeriksaan rutin ke dokter maupun dokter gigi. Lesi berpotensi kambuh bila eksisi bedah tidak dilakukan dengan sempurna. 4 XII. Daftar Pustaka

1. Vacarella, Furst Gabriela et al. Recurrent Sores by Ill Fitting Dentures and Intra Oral Squamous Cell Carcinoma In Smokers. Sao PauloJournal of Public Health DentistRT. 2008: 1 2. Syafriadi, Mei. Patologi Mulut Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik. Andi Yogyakarta,2008: 74-85. 3. Cawson, RA. Cawsons Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 7th ed. London: Churchill Livingstone, 2002:185-8 4. Field, Anne & Lesley, Longman. Tyldesleys Oral Medicine. Fifth Edition. Oxford University Press,2003: 326-31. 5. Greenberg, MS. Burkets Oral Medicine. 10th ed. Hamilton Ontario: Bc Decker Inc, 2003:195-6 6. A. Bsoul, Sameer et al. Squamous Cell Carcinoma of The Oral Tissues : A Comprehensive Review for Oral Health Care Providers. Continuing Education Course Revised August 2008:12.

10

11