karl fischer

2
Metode ini digunakan untuk mengukur kadar air dengan metode volumetri berdasarkan prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi Karl Fischer (campuran iodin, sulfur dioksida, dan pridin dalam larutan metanol). Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan iodin dan sulfur dioksida agar reaksi dengan air menjadi lebih baik dan juga mengikat asam sulfat yang terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas dan tepat. Pereaksi karl fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi harus selalu distandarisasi. Standarisasi menggunakan standart Na-tartrat 2 H2O. Selama masih ada air dalam bahan, iodin akan bereaksi, tetapi begitu air habis, maka iodin akan bebas. Pada saat itu, titrasi dihentikan iodin bebas ini akan memberikan warna kuning coklat. Untuk memperjelas pewarnaan maka dapat ditambahkan metilin biru dan akhir titrasi akan memberikan warna hijau (Sudarmadji, 1989). Dalam pelaksanaannya titrasi harus dilakukan dengan kondisi bebas dari pengaruh kelembaban udara. Untuk keperluan tersebut dapat dilakukan dalam ruang tertutup. Cara titrasi Karl Fischer ini telah berhasil dipakai untuk penentuan kadar air dalam alkohol, ester-ester, senyawa lipida, lilin, pati, tepung gula, madu dan bahan makanan yang dikeringkan. Cara ini banyak dipakai karena memberikan harga yang tepat dan dikerjakan cepat. Tingkat ketelitiannya lebih kurang 0,5 mg

Upload: rifda-latifa

Post on 04-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Kimia Analisis

TRANSCRIPT

Metode ini digunakan untuk mengukur kadar air dengan metode volumetri berdasarkan prinsip titrasi. Titran yang digunakan adalah pereaksi Karl Fischer (campuran iodin, sulfur dioksida, dan pridin dalam larutan metanol). Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan iodin dan sulfur dioksida agar reaksi dengan air menjadi lebih baik dan juga mengikat asam sulfat yang terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas dan tepat. Pereaksi karl fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka terhadap uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi harus selalu distandarisasi. Standarisasi menggunakan standartNa-tartrat2 H2O.Selama masih ada air dalam bahan, iodin akan bereaksi, tetapi begitu air habis, maka iodin akan bebas. Pada saat itu, titrasi dihentikan iodin bebas ini akan memberikan warna kuning coklat. Untuk memperjelas pewarnaan maka dapat ditambahkan metilin biru dan akhir titrasi akan memberikan warna hijau (Sudarmadji, 1989).Dalam pelaksanaannya titrasi harus dilakukan dengan kondisi bebas dari pengaruh kelembaban udara. Untuk keperluan tersebut dapat dilakukan dalam ruang tertutup. Cara titrasi Karl Fischer ini telah berhasil dipakai untuk penentuan kadar air dalam alkohol,ester-ester,senyawa lipida, lilin, pati, tepung gula, madu dan bahan makanan yang dikeringkan. Cara ini banyak dipakai karena memberikan harga yang tepat dan dikerjakan cepat. Tingkat ketelitiannya lebih kurang 0,5 mg dan dapat ditingkatkan lagi dengan sistem elektroda yaitu dapat mencapai 0,2 mg (Sudarmadji, 1989).Tahapan reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:I2+ SO2+ 2 C6H5N C6H5N.I2+ C6H5N. SO2C6H5N. I2+ C6H5N.SO2+ C6H5N + H2O 2(C6H5N. HI) + C6H5N. SO3C6H5N. SO3+ CH3OH C6H5N (H)SO4CH3I2(dengan metilen biru akan berubah warnanya menjadi hijau)

C5H5N.I2 + C5H5N.SO2 + C5H5N + H2O 2C5H5N.HI + C5H5N.SO3 C5H5N.SO3 + CH3OH C5H5N(H)SO4CH3

Penetuan KA berdasarkan reaksi: Reduksi Iodine (I2) oleh SO2 dengan adanya molekul air (H2O): 2H2O+SO2 +I2 C5H2SO4 +2HI . . . . . . . . . . (1) Selanjutnya dimodifikasi dengan penambahan Pyridine (C5H5N) dan Methanol (CH3OH): C5H5NI2 +C5H5NSO2 +C5H5N+H2O 2C5H5NHI+C5H5NSO3 . . . . . . . . . . . . . . . . (2) C5H5NSO3 + CH3OH C5H5N(H)SO4CH3 . . . (3) 1 mol H2O memerlukan 1 mol I2, 1 mol SO2, 3 mol C5H5N, dan 1 mol CH3OH (Karl Fischer Reagent). 3.5 mg H2O = 1 ml Reagent.