karakteristik pengeringan rumput laut ulva sp. dan … · 2019-01-02 · laju pengeringan kedua...

12
1 Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp. dan Sargassum sp. ................................(Dwi Joko Prasetyo et al.) KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN Sargassum sp. Drying Characteristics of Ulva sp. and Sargassum sp. Seaweeds Dwi Joko Prasetyo*, Tri Hadi Jatmiko, dan Crescentiana Dewi Poeloengasih Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jalan Jogja-Wonosari KM 31,5, Gunungkidul, DI Yogyakarta, Indonesia *Korespondensi Penulis: [email protected] Diterima: 12 Februari 2018; Direvisi: 19 Maret 2018; Disetujui: 23 April 2018 ABSTRAK Dalam penelitian ini karakteristik pengeringan dari rumput laut Ulva sp. dan Sargassum sp. telah dipelajari. Proses pengeringan dilakukan pada kondisi variasi suhu 40, 50, dan 60 °C di dalam alat pengering laboratorium. Laju pengeringan dievaluasi dengan empat model pengeringan lapis tipis, yakni Newton, Page, Two-Term, dan Midilli. Model yang paling sesuai ditentukan dari nilai sum square error (SSE) dan root mean square error (RMSE) terendah, serta nilai r tertinggi. Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode laju pengeringan konstan pada pengeringan Ulva sp. dan Sargassum sp. Hasil menunjukkan bahwa laju pengeringan meningkat seiring peningkatan kadar air dan suhu, dan laju pengeringan menurun seiring dengan berjalannya waktu. Laju pengeringan tertinggi diperoleh pada suhu 60 °C untuk Ulva sp. dan Sargassum sp. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa model Midilli memiliki nilai SSE dan RMSE terendah, serta nilai r tertinggi. Berdasarkan hasil tersebut model Midilli merupakan model yang paling sesuai untuk menggambarkan laju pengeringan Ulva sp. dan Sargassum sp. KATA KUNCI: pengeringan, rumput laut, Ulva sp., Sargassum sp. ABSTRACT In this project drying characteristic of Ulva sp. and Sargassum sp. were studied. Drying process was conducted using laboratory scale dryer at various temperatures (40, 50, and 60 °C). Four different thin layer drying models, i.e., Newton, Page, Two-term and Midilli were used to evaluate the drying kinetics. The most appropriate model was determined based on the lowest value of sum square error (SSE) and root mean square error (RMSE), and the highest value of r. There was only decrease period and no constant drying period in drying rate of Ulva sp. and Sargassum sp. The results showed that drying rate increased as moisture content and temperature increased, while drying rate decreased as drying time increased. The highest drying rate was obtained at 60°C for Ulva sp. and Sargassum sp. The evaluation reveals that Midilli model has the lowest value of SSE and RMSE and the highest value of r at all condition. Based on the results, it was found that Midilli model was the appropriate model to describe the drying rate of Ulva sp. and Sargassum sp. KEYWORDS: drying, seaweed, Ulva sp., Sargassum sp. Copyright © 2018, JPBKP, Nomor Akreditasi : 769/AU3/P2MI-LIPI/08/2017 DOI : http://dx.doi.org/10.15578/jpbkp.v13i1.515 PENDAHULUAN Rumput laut Ulva sp. dan Sargassum sp. merupakan rumput laut yang banyak ditemukan di Pantai Sepanjang, Yogyakarta. Kedua jenis rumput laut tersebut banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir Pantai Sepanjang baik sebagai bahan pangan maupun komoditas perdagangan. Rumput laut hijau Ulva sp. memiliki berbagai manfaat, antara lain sebagai sumber zat warna (Haryatfrehni, Dewi, Meilianda, Rahmawati, & Sari 2015), polisakarida ulvan (Robic, Sassi, & Lahaye, 2008), serat (Yaich et al., 2011; Yaich et al., 2015) dan protein (Tabarsa, Rezaei, Ramezanpour, & Waaland, 2012), serta sebagai sumber antioksidan (Kurniasih, Pramesti, & Ridlo, 2014). Rumput laut coklat Sargassum sp. juga memiliki potensi yang luar biasa di samping merupakan sumber alginat yang dapat dimanfaatkan sebagai pengemulsi,

Upload: others

Post on 14-Feb-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

1

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva spDAN Sargassum sp

Drying Characteristics of Ulva sp and Sargassum sp Seaweeds

Dwi Joko Prasetyo Tri Hadi Jatmiko dan Crescentiana Dewi PoeloengasihBalai Penelitian Teknologi Bahan Alam Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Jalan Jogja-Wonosari KM 315 Gunungkidul DI Yogyakarta IndonesiaKorespondensi Penulis prasetyo_dwijokoyahoocoid

Diterima 12 Februari 2018 Direvisi 19 Maret 2018 Disetujui 23 April 2018

ABSTRAK

Dalam penelitian ini karakteristik pengeringan dari rumput laut Ulva sp dan Sargassum sptelah dipelajari Proses pengeringan dilakukan pada kondisi variasi suhu 40 50 dan 60 degC didalam alat pengering laboratorium Laju pengeringan dievaluasi dengan empat modelpengeringan lapis tipis yakni Newton Page Two-Term dan Midilli Model yang paling sesuaiditentukan dari nilai sum square error (SSE) dan root mean square error (RMSE) terendah sertanilai r tertinggi Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode lajupengeringan menurun dan tidak ada periode laju pengeringan konstan pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp Hasil menunjukkan bahwa laju pengeringan meningkat seiringpeningkatan kadar air dan suhu dan laju pengeringan menurun seiring dengan berjalannyawaktu Laju pengeringan tertinggi diperoleh pada suhu 60 degC untuk Ulva sp dan Sargassum spHasil evaluasi menunjukkan bahwa model Midilli memiliki nilai SSE dan RMSE terendah sertanilai r tertinggi Berdasarkan hasil tersebut model Midilli merupakan model yang paling sesuaiuntuk menggambarkan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp

KATA KUNCI pengeringan rumput laut Ulva sp Sargassum sp

ABSTRACT

In this project drying characteristic of Ulva sp and Sargassum sp were studied Drying processwas conducted using laboratory scale dryer at various temperatures (40 50 and 60 degC) Fourdifferent thin layer drying models ie Newton Page Two-term and Midilli were used to evaluatethe drying kinetics The most appropriate model was determined based on the lowest value ofsum square error (SSE) and root mean square error (RMSE) and the highest value of r There wasonly decrease period and no constant drying period in drying rate of Ulva sp and Sargassum spThe results showed that drying rate increased as moisture content and temperature increasedwhile drying rate decreased as drying time increased The highest drying rate was obtained at60degC for Ulva sp and Sargassum sp The evaluation reveals that Midilli model has the lowestvalue of SSE and RMSE and the highest value of r at all condition Based on the results it wasfound that Midilli model was the appropriate model to describe the drying rate of Ulva sp andSargassum sp

KEYWORDS drying seaweed Ulva sp Sargassum sp

Copyright copy 2018 JPBKP Nomor Akreditasi 769AU3P2MI-LIPI082017DOI httpdxdoiorg1015578jpbkpv13i1515

PENDAHULUAN

Rumput laut Ulva sp dan Sargassum spmerupakan rumput laut yang banyak ditemukan diPantai Sepanjang Yogyakarta Kedua jenis rumputlaut tersebut banyak dimanfaatkan oleh masyarakatpesisir Pantai Sepanjang baik sebagai bahan panganmaupun komoditas perdagangan Rumput laut hijauUlva sp memiliki berbagai manfaat antara lain

sebagai sumber zat warna (Haryatfrehni DewiMeilianda Rahmawati amp Sari 2015) polisakarida ulvan(Robic Sassi amp Lahaye 2008) serat (Yaich et al2011 Yaich et al 2015) dan protein (Tabarsa RezaeiRamezanpour amp Waaland 2012) serta sebagaisumber antioksidan (Kurniasih Pramesti amp Ridlo2014) Rumput laut coklat Sargassum sp juga memilikipotensi yang luar biasa di samping merupakan sumberalginat yang dapat dimanfaatkan sebagai pengemulsi

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

2

penstabil dan pensuspensi (Kadi 2005) serta sebagaisumber antioksidan (Norra Aminah amp Suri 2016)Berbagai manfaat tersebut menyebabkan keduarumput laut memiliki nilai ekonomis Pada umumnyakedua jenis rumput laut ini mengalami blooming saatmusim kemarau sehingga banyak dipanen olehmasyarakat sekitar Pantai Sepanjang Rumput lautyang telah dipanen kemudian dikeringkan untuk dijualkepada pengepul atau diolah sendiri Rumput laut Ulvasp telah diolah menjadi keripik ulva oleh masyarakatsekitar dan dapat juga diolah menjadi produk nori ulva(Zakaria Priosoeryanto Erniati amp Sajida 2017)

Pada umumnya proses pengeringan rumput lautdi tingkat masyarakat dilakukan secara langsung dipantai dengan bantuan sinar matahari Metodepengeringan ini merupakan metode pengeringan palingmudah dan paling murah namun memerlukan waktucukup lama yaitu 3-5 hari tergantung intensitas sinarmatahari (Djaeni Sasongko amp van Boxtel 2013Masduqi Izzati amp Prihastanti 2014) Selain itupengeringan dengan menggunakan metodepenjemuran umumnya menghasilkan produk yangkurang higienis serta berkualitas rendah (Djaeni etal Gothandapani Parvathi amp Kennedy 1997)Fudholi Sopian Othman amp Ruslan (2014) melaporkanbahwa dengan metode pengeringan solar dryer prosespengeringan rumput laut merah dapat dipercepatmenjadi 15 jam atau 2 hari saja Suherman et al(2018) juga melaporkan bahwa metode pengeringandengan solar dryer memiliki efisiensi yang lebih tinggidaripada metode pengeringan dengan sinar mataharilangsung

Salah satu aspek penting dalam penentuan lajuproses pengeringan adalah penggunaan pemodelan

matematika proses pengeringan Pemodelanmatematika proses pengeringan memperlihatkankarakteristik dari proses pengeringan bahan tersebutEvaluasi model pengeringan lapis tipis telah diterapkanpada berbagai jenis rumput laut seperti Eucheumacottonii (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani Assadad ampSiregar 2016) Ascophyllum nodosum (Kadam TiwariampOrsquoDonnell 2015) dan Himanthalia elongata (GuptaCox amp Abu-Ghannam 2011) namun belum pernahdilakukan pada rumput laut Ulva sp dan Sargassumsp Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untukmenginvestigasi model pengeringan yang sesuai untukmenggambarkan karakteristik pengeringan rumput lautUlva sp dan Sargassum sp

BAHAN DAN METODE

Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian iniadalah rumput laut Ulva sp dan Sargassum sp yangdiperoleh dari Pantai Sepanjang Gunungkidul DIYogyakarta Waktu pengambilan sampel disesuaikandengan masa panen rumput laut yang dilakukan olehmasyarakat sekitar Pantai Sepanjang Ulva sp diambilpada bulan November 2017 dan Sargassum sp diambilpada bulan Januari 2018 Rumput laut diambil langsungdari laut kemudian dicuci dengan air laut disortasidan diletakkan pada wadah berisi air laut untukmenjaga kondisi rumput laut Proses pengeringandilakukan pada hari berikutnya

Dalam proses pengeringan ini alat-alat yangdipergunakan adalah oven skala laboratorium UF110Memmert (dimensi 560x480x400 mm terdapat 2 buah

Gambar 1 Alat pengering skala laboratoriumFigure1 Laboratory scale dryer

3

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

rak) anemometer Sanfix GM8902 termohigrometerBioTemp neraca analitis digital (AND GR-300) danmoisture analyzer (AND MX-50)

Metode

Proses pengeringan

Proses pengeringan dilakukan pada variasi suhu40 50 dan 60 degC dengan sistem pengeringan udaratersirkulasi Tiga level suhu tersebut dipilih karenapengeringan produk hasil pertanian dengan udaratersirkulasi disarankan dilakukan pada suhu 45-75 degC(Fithriani et al 2016) Variasi suhu 40 50 dan 60 degCjuga telah diaplikasikan pada penelitian terdahulutentang pengeringan rumput laut (Fithriani et alFudholi et al 2011) Pada setiap suhu percobaankondisi oven diatur sama yakni pada kecepatanputaran kipas 50 dan bukaan flap 50 sehinggamenghasilkan debit udara pengering pada nilai 0209-0238 m3menit Massa rumput laut yang dikeringkansebesar 600 g dan dibalik setiap 1 jam Kelembabanudara relatif di dalam pengering selama prosespengeringan berada pada nilai 76-80 sedangkankelembaban udara relatif udara sekitar berada padanilai 82-86

Parameter pengamatan dalam penelitian iniadalaha Pengukuran perubahan massa sampel sebanyak

10 g dilakukan setiap 15 menit dengan 3 kaliulangan dan dihentikan setelah massa sampelbahan konstan Pengukuran massa dilakukandengan mengeluarkan sampel dari oven dansetelah dilakukan pengukuran sampel dengancepat dikembalikan ke dalam oven Meskipunterdapat selisih antara kelembaban udara relatifdi dalam oven (76-80) dan udara sekitar (82-86) pada kondisi ini diasumsikan laju adsorbsiuap air sekitar ke dalam bahan diabaikan karenafluktuasi nilai kelembaban relatif bukan merupakanfaktor yang signif ikan pada kecepatanpengeringan pada buah dan sayuran (OnwudeHashim Janius Nawi amp Abdan 2016)

b Pengukuran kadar air akhirkadar airkeseimbangan dari sampel dilakukan dengan alatmoisture analyzer pada suhu operasi 105 degC

c Moisture ratio (MR) dihitung dengan persamaanberikut (Ibrahim Sopian amp Daud 2009)

KeteranganMR = Moisture ratioMCe = kadar air keseimbangan MC0 = kadar air awal MC = kadar air pada waktu tertentu Ww = berat air yang teruapkan gramWd = berat kering gram

d Laju pengeringan pada tiap waktu dihitung denganpersamaan berikut

KeteranganDR = laju pengeringan gram airgram bahan

keringmenitMt+dt = kadar air pada waktu t+dt gram airgram

bahan keringMt = kadar air pada waktu t gram airgram bahan

keringdt = selisih waktu menit

Nilai laju pengeringan total pada masing-masingrumput laut dan suhu ditentukan dengan persamaandi atas Nilai laju pengeringan yang diperolehkemudian diuji statistik Ulva sp dan Sargassum spmerupakan dua jenis rumput laut dengan karakter yangsangat berbeda sehingga uji statistik hanya dilakukanuntuk melihat pengaruh suhu terhadap lajupengeringan Uji statistik dilakukan dengan metodeOne Way Completely Randomized ANOVAmenggunakan software CoStat untuk masing-masingrumput laut Jika terdapat perbedaan signifikan makadata diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test(DMRT)

Model matematika pengeringan

Model matematika pengeringan Ulva sp danSargassum sp ditentukan dengan menggunakan datamoisture ratio (MR) yang dihubungkan terhadapwaktusehingga diperoleh kurva pengeringan Kurvapengeringan kemudian dievaluasi menggunakanmetode kuadrat terkecil (least square method) diMicrosoft Excel dengan mencari nilai sum square error(SSE) terkecil Kurva hasil evaluasi kemudiandicocokkan dengan empat model pengeringan lapistipis Model pengeringan yang dipilih adalah NewtonPage Two-Term dan Midilli Model Newton dan Pagemerupakan model yang umum dipilih dalam evaluasipengeringan rumput laut Beberapa penelitianmemperlihatkan bahwa model Page sesuai untukevaluasi model pengeringan rumput laut (Djaeni amp Sari2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi

MR =MC-MCe

MC0-MCe

MC = Ww Wd

DR =-(Mt+dtndashMt)

dt

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

4

et al 2014) Model Two-Term dan Midilli sering dipilihuntuk evaluasi komoditas lain dengan model Midillimenjadi model yang sesuai (Chin Law Supramanianamp Cheng 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz2004 Tulek 2011) Di sisi lain keempat model yangdipilih memiliki karakteristik yang berbeda ModelNewton dan Page diturunkan berdasarkan NewtonrsquosLaw of Cooling sedangkan model Two-term dan Midilliberdasarkan Fickrsquos Second Law of Diffusion (Erbayamp Icier 2010) Oleh karena itu keempat model tersebutdikaji untuk melihat kesesuaian dengan prosespengeringan rumput laut sehingga dapat diketahuikarakteristik pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp Kurva yang terbentuk dari setiap modeldievaluasi dengan root mean square error (RMSE) dancoefficent of correlation (r) Model yang paling cocokadalah kurva dengan nilai r tertinggi serta nilai SSEdan RMSE terendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Pengeringan dan KadarAir terhadap Laju Pengeringan

Pengaruh waktu terhadap laju pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp ditunjukkan pada Gambar 2Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkanfenomena yang sama yakni didominasi oleh periodelaju pengeringan menurun dan tidak adanya periodelaju pengeringan konstan Nilai laju pengeringantertinggi diperoleh pada awal waktu pengeringan danterus menurun sampai nilai terendah pada periodeakhir pengeringanHasil ini sama untuk rumput lautEucheuma cottonii (Fithriani et al 2016) dan bahanlainnya (Darvishi et al 2014 Prasetyo JatmikoPoeloengasih amp Kismurtono 2017 Tulek 2011) Padalaju pengeringan menurun mekanisme fisik berupa

Gambar 2Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassum sp (b)Figure 2 Correlation between time and drying rate of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)

Tabel 1 Model pengeringan yang digunakanTable 1 Mathematical models used

a b

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

ModelModel PersamaanEquation PustakaReferenceNewton MR = exp(-kt) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016

Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Page MR = exp(-ktn) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Two-term MR = a exp(-kt) + a1 exp(-k1t) Chin et al 2009 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli Kucuk amp Yapar 2002

Midilli MR = a exp(-ktn) + a1t) Chin et al 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli et al 2002

5

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

difusi air di dalam bahan merupakan faktor yangdominan (Lahsasni Kouhila Mahrouz amp Jaouhari2004)

Laju pengeringan kedua jenis rumput laut jugadipengaruhi oleh kadar air bahan seperti ditunjukkanpada Gambar 3 Penurunan ni lai kadar airmengakibatkan penurunan nilai laju pengeringan(Prasetyo et al 2017) Gambar 4 memperlihatkanpenurunan kadar ai r bahan seiring denganbertambahnya waktu dan hal ini menyebabkanpenurunan nilai laju pengeringan Nilai laju pengeringantinggi terjadi pada awal waktu pengeringan Hal inidisebabkan masih tingginya kadar air bebas dipermukaan bahan sehingga air lebih mudahteruapkan Pada proses pengeringan Ulva sp danSargassum sp laju pengeringan konstan tidak terjadi

sehingga difusi merupakan mekanisme dominan padaproses pengeringan Seiring bertambahnya waktu airyang tersisa berada pada bagian dalam bahansehingga membutuhkan waktu untuk berdifusi menujupermukaan sebelum teruapkan Hal ini yangmenyebabkan semakin menurunnya laju pengeringan(Fithriani et al 2016)

Pengaruh Suhu terhadap Laju Pengeringan

Nilai kadar air keseimbangan dan lama waktupengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spdisajikan pada Tabel 2 Pada kedua jenis rumput lautter l ihat bahwa kenaikan suhu pengeringanmenyebabkan waktu pengeringan menjadi semakinsingkat Fenomena ini sama dengan hasil penelitianterdahulu pada rumput laut dan komoditas lain (Ertekin

Gambar 3 Hubungan antara kadar air dan laju pengeringan Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 3 Correlation between moisture content and drying rate of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Gambar 4Hubungan antara waktu dan kadar air Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 4 Correlation between time and moisture content of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

a

a b

b

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kada

r air

(g a

irg

bera

tker

ing)

M

oist

ure

Con

tent

(g w

ater

g d

ry m

atte

r)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kad

ar a

ir (g

air

g be

ratk

erin

g)

Moi

stur

e C

onte

nt (g

wat

erg

dry

mat

ter)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

6

amp Yaldiz 2004 Gupta et al 2011 Prasetyo et al2017) Pada suhu 40 dan 50 degC Ulva spmembutuhkan waktu pengeringan lebih lama dankadar air keseimbangan lebih tinggi dibandingkandengan Sargassum sp sedangkan pada suhu 60 degCterjadi fenomena yang sebaliknya Nilai kadar airkeseimbangan berbagai suhu dari Ulva spmemilikirentang nilai yang lebih lebar (603-1410) dibandingdengan Sargassum sp (809-983 ) Pada keduarumput laut terdapat fenomena yang sama yaknikenaikan suhu menyebabkan penurunan kadar airkeseimbangan bahan

Laju pengeringan total pada masing-masing bahandan variasi suhu pengeringan yang diperoleh kemudiandihitung dan dilakukan uji statistik yang hasilnyadisajikan pada Tabel 3 Dari hasil uji statistik dapatdiketahui bahwa pada kedua jenis rumput laut suhumempengaruhi nilai laju pengeringan (plt005)Pengaruh suhu terhadap laju pengeringan diuji lebihlanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)Hasil uji menunjukkan bahwa laju pengeringantertinggi kedua rumput laut diperoleh pada suhupengeringan 60 degC Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ertekin amp Yaldiz (2004)bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka lajupengeringan akan semakin cepat Pada suhu yanglebih tinggi perbedaan suhu antara permukaan bahandan udara pengering semakin besar Hal ini memicupeningkatkan jumlah uap air yang teruapkan sehinggalaju pengeringan juga meningkat (Chin et al 2009)Akan tetapi penggunaan suhu pengeringan yangterlalu tinggi tidak disarankan karena akan merusakkomponen aktif pada bahan (Chin et al Fithriani etal 2016 Tulek 2011)

Laju pengeringan dipengaruhi oleh sifat bahan dankondisi operasi pengeringan Dalam penelitian inikedua jenis rumput laut memiliki sifat yang berbedaUlva sp memiliki bentuk seperti lembaran daun tipissedangkan rumput laut Sargassum sp memilikibentuk yang lebih tebal dan lebih komplek denganadanya bentuk seperti batang dan daun Hal inimenyebabkan penempatan Sargassum sp di dalamoven menjadi lebih ringkas daripada Ulva sp sehinggapada proses pengeringan Sargassum sp udara panasdapat menjangkau seluruh permukaan bahandibandingkan pengeringan pada Ulva sp Oleh karena

Tabel 2 Kadar air keseimbangan dan waktu pengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spTable 2 Equilibrium moisture contents and drying time of Ulva spand Sargassum sp seaweeds

Tabel 3 Laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada berbagai SuhuTable 3 Drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at various temperatures

KeteranganNote Huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata untuk kolom yang samaThe same letter shows no significantdifference for the same column

Rumput LautSeaweeds

SuhuTemperature (degC)

Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture

Content ()

Waktu PengeringanDrying Time

(MenitMinutes)40 1410 45050 989 30060 603 18040 983 40550 811 22560 809 195

Ulva spUlva sp

Sargassum sp Sargassum sp

Ulva sp Ulva sp Sargassum spSargassum sp40 00145c 00158c

50 00199b 00281b

60 00370a 00341a

SuhuTemperature (degC)Laju PengeringanDrying Rate

((AirBerat Kering(gg)MenitWaterDry Matter (gg)Minutes))

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 2: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

2

penstabil dan pensuspensi (Kadi 2005) serta sebagaisumber antioksidan (Norra Aminah amp Suri 2016)Berbagai manfaat tersebut menyebabkan keduarumput laut memiliki nilai ekonomis Pada umumnyakedua jenis rumput laut ini mengalami blooming saatmusim kemarau sehingga banyak dipanen olehmasyarakat sekitar Pantai Sepanjang Rumput lautyang telah dipanen kemudian dikeringkan untuk dijualkepada pengepul atau diolah sendiri Rumput laut Ulvasp telah diolah menjadi keripik ulva oleh masyarakatsekitar dan dapat juga diolah menjadi produk nori ulva(Zakaria Priosoeryanto Erniati amp Sajida 2017)

Pada umumnya proses pengeringan rumput lautdi tingkat masyarakat dilakukan secara langsung dipantai dengan bantuan sinar matahari Metodepengeringan ini merupakan metode pengeringan palingmudah dan paling murah namun memerlukan waktucukup lama yaitu 3-5 hari tergantung intensitas sinarmatahari (Djaeni Sasongko amp van Boxtel 2013Masduqi Izzati amp Prihastanti 2014) Selain itupengeringan dengan menggunakan metodepenjemuran umumnya menghasilkan produk yangkurang higienis serta berkualitas rendah (Djaeni etal Gothandapani Parvathi amp Kennedy 1997)Fudholi Sopian Othman amp Ruslan (2014) melaporkanbahwa dengan metode pengeringan solar dryer prosespengeringan rumput laut merah dapat dipercepatmenjadi 15 jam atau 2 hari saja Suherman et al(2018) juga melaporkan bahwa metode pengeringandengan solar dryer memiliki efisiensi yang lebih tinggidaripada metode pengeringan dengan sinar mataharilangsung

Salah satu aspek penting dalam penentuan lajuproses pengeringan adalah penggunaan pemodelan

matematika proses pengeringan Pemodelanmatematika proses pengeringan memperlihatkankarakteristik dari proses pengeringan bahan tersebutEvaluasi model pengeringan lapis tipis telah diterapkanpada berbagai jenis rumput laut seperti Eucheumacottonii (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani Assadad ampSiregar 2016) Ascophyllum nodosum (Kadam TiwariampOrsquoDonnell 2015) dan Himanthalia elongata (GuptaCox amp Abu-Ghannam 2011) namun belum pernahdilakukan pada rumput laut Ulva sp dan Sargassumsp Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untukmenginvestigasi model pengeringan yang sesuai untukmenggambarkan karakteristik pengeringan rumput lautUlva sp dan Sargassum sp

BAHAN DAN METODE

Bahan

Bahan utama yang digunakan dalam penelitian iniadalah rumput laut Ulva sp dan Sargassum sp yangdiperoleh dari Pantai Sepanjang Gunungkidul DIYogyakarta Waktu pengambilan sampel disesuaikandengan masa panen rumput laut yang dilakukan olehmasyarakat sekitar Pantai Sepanjang Ulva sp diambilpada bulan November 2017 dan Sargassum sp diambilpada bulan Januari 2018 Rumput laut diambil langsungdari laut kemudian dicuci dengan air laut disortasidan diletakkan pada wadah berisi air laut untukmenjaga kondisi rumput laut Proses pengeringandilakukan pada hari berikutnya

Dalam proses pengeringan ini alat-alat yangdipergunakan adalah oven skala laboratorium UF110Memmert (dimensi 560x480x400 mm terdapat 2 buah

Gambar 1 Alat pengering skala laboratoriumFigure1 Laboratory scale dryer

3

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

rak) anemometer Sanfix GM8902 termohigrometerBioTemp neraca analitis digital (AND GR-300) danmoisture analyzer (AND MX-50)

Metode

Proses pengeringan

Proses pengeringan dilakukan pada variasi suhu40 50 dan 60 degC dengan sistem pengeringan udaratersirkulasi Tiga level suhu tersebut dipilih karenapengeringan produk hasil pertanian dengan udaratersirkulasi disarankan dilakukan pada suhu 45-75 degC(Fithriani et al 2016) Variasi suhu 40 50 dan 60 degCjuga telah diaplikasikan pada penelitian terdahulutentang pengeringan rumput laut (Fithriani et alFudholi et al 2011) Pada setiap suhu percobaankondisi oven diatur sama yakni pada kecepatanputaran kipas 50 dan bukaan flap 50 sehinggamenghasilkan debit udara pengering pada nilai 0209-0238 m3menit Massa rumput laut yang dikeringkansebesar 600 g dan dibalik setiap 1 jam Kelembabanudara relatif di dalam pengering selama prosespengeringan berada pada nilai 76-80 sedangkankelembaban udara relatif udara sekitar berada padanilai 82-86

Parameter pengamatan dalam penelitian iniadalaha Pengukuran perubahan massa sampel sebanyak

10 g dilakukan setiap 15 menit dengan 3 kaliulangan dan dihentikan setelah massa sampelbahan konstan Pengukuran massa dilakukandengan mengeluarkan sampel dari oven dansetelah dilakukan pengukuran sampel dengancepat dikembalikan ke dalam oven Meskipunterdapat selisih antara kelembaban udara relatifdi dalam oven (76-80) dan udara sekitar (82-86) pada kondisi ini diasumsikan laju adsorbsiuap air sekitar ke dalam bahan diabaikan karenafluktuasi nilai kelembaban relatif bukan merupakanfaktor yang signif ikan pada kecepatanpengeringan pada buah dan sayuran (OnwudeHashim Janius Nawi amp Abdan 2016)

b Pengukuran kadar air akhirkadar airkeseimbangan dari sampel dilakukan dengan alatmoisture analyzer pada suhu operasi 105 degC

c Moisture ratio (MR) dihitung dengan persamaanberikut (Ibrahim Sopian amp Daud 2009)

KeteranganMR = Moisture ratioMCe = kadar air keseimbangan MC0 = kadar air awal MC = kadar air pada waktu tertentu Ww = berat air yang teruapkan gramWd = berat kering gram

d Laju pengeringan pada tiap waktu dihitung denganpersamaan berikut

KeteranganDR = laju pengeringan gram airgram bahan

keringmenitMt+dt = kadar air pada waktu t+dt gram airgram

bahan keringMt = kadar air pada waktu t gram airgram bahan

keringdt = selisih waktu menit

Nilai laju pengeringan total pada masing-masingrumput laut dan suhu ditentukan dengan persamaandi atas Nilai laju pengeringan yang diperolehkemudian diuji statistik Ulva sp dan Sargassum spmerupakan dua jenis rumput laut dengan karakter yangsangat berbeda sehingga uji statistik hanya dilakukanuntuk melihat pengaruh suhu terhadap lajupengeringan Uji statistik dilakukan dengan metodeOne Way Completely Randomized ANOVAmenggunakan software CoStat untuk masing-masingrumput laut Jika terdapat perbedaan signifikan makadata diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test(DMRT)

Model matematika pengeringan

Model matematika pengeringan Ulva sp danSargassum sp ditentukan dengan menggunakan datamoisture ratio (MR) yang dihubungkan terhadapwaktusehingga diperoleh kurva pengeringan Kurvapengeringan kemudian dievaluasi menggunakanmetode kuadrat terkecil (least square method) diMicrosoft Excel dengan mencari nilai sum square error(SSE) terkecil Kurva hasil evaluasi kemudiandicocokkan dengan empat model pengeringan lapistipis Model pengeringan yang dipilih adalah NewtonPage Two-Term dan Midilli Model Newton dan Pagemerupakan model yang umum dipilih dalam evaluasipengeringan rumput laut Beberapa penelitianmemperlihatkan bahwa model Page sesuai untukevaluasi model pengeringan rumput laut (Djaeni amp Sari2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi

MR =MC-MCe

MC0-MCe

MC = Ww Wd

DR =-(Mt+dtndashMt)

dt

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

4

et al 2014) Model Two-Term dan Midilli sering dipilihuntuk evaluasi komoditas lain dengan model Midillimenjadi model yang sesuai (Chin Law Supramanianamp Cheng 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz2004 Tulek 2011) Di sisi lain keempat model yangdipilih memiliki karakteristik yang berbeda ModelNewton dan Page diturunkan berdasarkan NewtonrsquosLaw of Cooling sedangkan model Two-term dan Midilliberdasarkan Fickrsquos Second Law of Diffusion (Erbayamp Icier 2010) Oleh karena itu keempat model tersebutdikaji untuk melihat kesesuaian dengan prosespengeringan rumput laut sehingga dapat diketahuikarakteristik pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp Kurva yang terbentuk dari setiap modeldievaluasi dengan root mean square error (RMSE) dancoefficent of correlation (r) Model yang paling cocokadalah kurva dengan nilai r tertinggi serta nilai SSEdan RMSE terendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Pengeringan dan KadarAir terhadap Laju Pengeringan

Pengaruh waktu terhadap laju pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp ditunjukkan pada Gambar 2Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkanfenomena yang sama yakni didominasi oleh periodelaju pengeringan menurun dan tidak adanya periodelaju pengeringan konstan Nilai laju pengeringantertinggi diperoleh pada awal waktu pengeringan danterus menurun sampai nilai terendah pada periodeakhir pengeringanHasil ini sama untuk rumput lautEucheuma cottonii (Fithriani et al 2016) dan bahanlainnya (Darvishi et al 2014 Prasetyo JatmikoPoeloengasih amp Kismurtono 2017 Tulek 2011) Padalaju pengeringan menurun mekanisme fisik berupa

Gambar 2Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassum sp (b)Figure 2 Correlation between time and drying rate of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)

Tabel 1 Model pengeringan yang digunakanTable 1 Mathematical models used

a b

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

ModelModel PersamaanEquation PustakaReferenceNewton MR = exp(-kt) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016

Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Page MR = exp(-ktn) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Two-term MR = a exp(-kt) + a1 exp(-k1t) Chin et al 2009 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli Kucuk amp Yapar 2002

Midilli MR = a exp(-ktn) + a1t) Chin et al 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli et al 2002

5

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

difusi air di dalam bahan merupakan faktor yangdominan (Lahsasni Kouhila Mahrouz amp Jaouhari2004)

Laju pengeringan kedua jenis rumput laut jugadipengaruhi oleh kadar air bahan seperti ditunjukkanpada Gambar 3 Penurunan ni lai kadar airmengakibatkan penurunan nilai laju pengeringan(Prasetyo et al 2017) Gambar 4 memperlihatkanpenurunan kadar ai r bahan seiring denganbertambahnya waktu dan hal ini menyebabkanpenurunan nilai laju pengeringan Nilai laju pengeringantinggi terjadi pada awal waktu pengeringan Hal inidisebabkan masih tingginya kadar air bebas dipermukaan bahan sehingga air lebih mudahteruapkan Pada proses pengeringan Ulva sp danSargassum sp laju pengeringan konstan tidak terjadi

sehingga difusi merupakan mekanisme dominan padaproses pengeringan Seiring bertambahnya waktu airyang tersisa berada pada bagian dalam bahansehingga membutuhkan waktu untuk berdifusi menujupermukaan sebelum teruapkan Hal ini yangmenyebabkan semakin menurunnya laju pengeringan(Fithriani et al 2016)

Pengaruh Suhu terhadap Laju Pengeringan

Nilai kadar air keseimbangan dan lama waktupengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spdisajikan pada Tabel 2 Pada kedua jenis rumput lautter l ihat bahwa kenaikan suhu pengeringanmenyebabkan waktu pengeringan menjadi semakinsingkat Fenomena ini sama dengan hasil penelitianterdahulu pada rumput laut dan komoditas lain (Ertekin

Gambar 3 Hubungan antara kadar air dan laju pengeringan Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 3 Correlation between moisture content and drying rate of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Gambar 4Hubungan antara waktu dan kadar air Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 4 Correlation between time and moisture content of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

a

a b

b

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kada

r air

(g a

irg

bera

tker

ing)

M

oist

ure

Con

tent

(g w

ater

g d

ry m

atte

r)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kad

ar a

ir (g

air

g be

ratk

erin

g)

Moi

stur

e C

onte

nt (g

wat

erg

dry

mat

ter)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

6

amp Yaldiz 2004 Gupta et al 2011 Prasetyo et al2017) Pada suhu 40 dan 50 degC Ulva spmembutuhkan waktu pengeringan lebih lama dankadar air keseimbangan lebih tinggi dibandingkandengan Sargassum sp sedangkan pada suhu 60 degCterjadi fenomena yang sebaliknya Nilai kadar airkeseimbangan berbagai suhu dari Ulva spmemilikirentang nilai yang lebih lebar (603-1410) dibandingdengan Sargassum sp (809-983 ) Pada keduarumput laut terdapat fenomena yang sama yaknikenaikan suhu menyebabkan penurunan kadar airkeseimbangan bahan

Laju pengeringan total pada masing-masing bahandan variasi suhu pengeringan yang diperoleh kemudiandihitung dan dilakukan uji statistik yang hasilnyadisajikan pada Tabel 3 Dari hasil uji statistik dapatdiketahui bahwa pada kedua jenis rumput laut suhumempengaruhi nilai laju pengeringan (plt005)Pengaruh suhu terhadap laju pengeringan diuji lebihlanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)Hasil uji menunjukkan bahwa laju pengeringantertinggi kedua rumput laut diperoleh pada suhupengeringan 60 degC Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ertekin amp Yaldiz (2004)bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka lajupengeringan akan semakin cepat Pada suhu yanglebih tinggi perbedaan suhu antara permukaan bahandan udara pengering semakin besar Hal ini memicupeningkatkan jumlah uap air yang teruapkan sehinggalaju pengeringan juga meningkat (Chin et al 2009)Akan tetapi penggunaan suhu pengeringan yangterlalu tinggi tidak disarankan karena akan merusakkomponen aktif pada bahan (Chin et al Fithriani etal 2016 Tulek 2011)

Laju pengeringan dipengaruhi oleh sifat bahan dankondisi operasi pengeringan Dalam penelitian inikedua jenis rumput laut memiliki sifat yang berbedaUlva sp memiliki bentuk seperti lembaran daun tipissedangkan rumput laut Sargassum sp memilikibentuk yang lebih tebal dan lebih komplek denganadanya bentuk seperti batang dan daun Hal inimenyebabkan penempatan Sargassum sp di dalamoven menjadi lebih ringkas daripada Ulva sp sehinggapada proses pengeringan Sargassum sp udara panasdapat menjangkau seluruh permukaan bahandibandingkan pengeringan pada Ulva sp Oleh karena

Tabel 2 Kadar air keseimbangan dan waktu pengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spTable 2 Equilibrium moisture contents and drying time of Ulva spand Sargassum sp seaweeds

Tabel 3 Laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada berbagai SuhuTable 3 Drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at various temperatures

KeteranganNote Huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata untuk kolom yang samaThe same letter shows no significantdifference for the same column

Rumput LautSeaweeds

SuhuTemperature (degC)

Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture

Content ()

Waktu PengeringanDrying Time

(MenitMinutes)40 1410 45050 989 30060 603 18040 983 40550 811 22560 809 195

Ulva spUlva sp

Sargassum sp Sargassum sp

Ulva sp Ulva sp Sargassum spSargassum sp40 00145c 00158c

50 00199b 00281b

60 00370a 00341a

SuhuTemperature (degC)Laju PengeringanDrying Rate

((AirBerat Kering(gg)MenitWaterDry Matter (gg)Minutes))

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 3: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

3

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

rak) anemometer Sanfix GM8902 termohigrometerBioTemp neraca analitis digital (AND GR-300) danmoisture analyzer (AND MX-50)

Metode

Proses pengeringan

Proses pengeringan dilakukan pada variasi suhu40 50 dan 60 degC dengan sistem pengeringan udaratersirkulasi Tiga level suhu tersebut dipilih karenapengeringan produk hasil pertanian dengan udaratersirkulasi disarankan dilakukan pada suhu 45-75 degC(Fithriani et al 2016) Variasi suhu 40 50 dan 60 degCjuga telah diaplikasikan pada penelitian terdahulutentang pengeringan rumput laut (Fithriani et alFudholi et al 2011) Pada setiap suhu percobaankondisi oven diatur sama yakni pada kecepatanputaran kipas 50 dan bukaan flap 50 sehinggamenghasilkan debit udara pengering pada nilai 0209-0238 m3menit Massa rumput laut yang dikeringkansebesar 600 g dan dibalik setiap 1 jam Kelembabanudara relatif di dalam pengering selama prosespengeringan berada pada nilai 76-80 sedangkankelembaban udara relatif udara sekitar berada padanilai 82-86

Parameter pengamatan dalam penelitian iniadalaha Pengukuran perubahan massa sampel sebanyak

10 g dilakukan setiap 15 menit dengan 3 kaliulangan dan dihentikan setelah massa sampelbahan konstan Pengukuran massa dilakukandengan mengeluarkan sampel dari oven dansetelah dilakukan pengukuran sampel dengancepat dikembalikan ke dalam oven Meskipunterdapat selisih antara kelembaban udara relatifdi dalam oven (76-80) dan udara sekitar (82-86) pada kondisi ini diasumsikan laju adsorbsiuap air sekitar ke dalam bahan diabaikan karenafluktuasi nilai kelembaban relatif bukan merupakanfaktor yang signif ikan pada kecepatanpengeringan pada buah dan sayuran (OnwudeHashim Janius Nawi amp Abdan 2016)

b Pengukuran kadar air akhirkadar airkeseimbangan dari sampel dilakukan dengan alatmoisture analyzer pada suhu operasi 105 degC

c Moisture ratio (MR) dihitung dengan persamaanberikut (Ibrahim Sopian amp Daud 2009)

KeteranganMR = Moisture ratioMCe = kadar air keseimbangan MC0 = kadar air awal MC = kadar air pada waktu tertentu Ww = berat air yang teruapkan gramWd = berat kering gram

d Laju pengeringan pada tiap waktu dihitung denganpersamaan berikut

KeteranganDR = laju pengeringan gram airgram bahan

keringmenitMt+dt = kadar air pada waktu t+dt gram airgram

bahan keringMt = kadar air pada waktu t gram airgram bahan

keringdt = selisih waktu menit

Nilai laju pengeringan total pada masing-masingrumput laut dan suhu ditentukan dengan persamaandi atas Nilai laju pengeringan yang diperolehkemudian diuji statistik Ulva sp dan Sargassum spmerupakan dua jenis rumput laut dengan karakter yangsangat berbeda sehingga uji statistik hanya dilakukanuntuk melihat pengaruh suhu terhadap lajupengeringan Uji statistik dilakukan dengan metodeOne Way Completely Randomized ANOVAmenggunakan software CoStat untuk masing-masingrumput laut Jika terdapat perbedaan signifikan makadata diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test(DMRT)

Model matematika pengeringan

Model matematika pengeringan Ulva sp danSargassum sp ditentukan dengan menggunakan datamoisture ratio (MR) yang dihubungkan terhadapwaktusehingga diperoleh kurva pengeringan Kurvapengeringan kemudian dievaluasi menggunakanmetode kuadrat terkecil (least square method) diMicrosoft Excel dengan mencari nilai sum square error(SSE) terkecil Kurva hasil evaluasi kemudiandicocokkan dengan empat model pengeringan lapistipis Model pengeringan yang dipilih adalah NewtonPage Two-Term dan Midilli Model Newton dan Pagemerupakan model yang umum dipilih dalam evaluasipengeringan rumput laut Beberapa penelitianmemperlihatkan bahwa model Page sesuai untukevaluasi model pengeringan rumput laut (Djaeni amp Sari2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi

MR =MC-MCe

MC0-MCe

MC = Ww Wd

DR =-(Mt+dtndashMt)

dt

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

4

et al 2014) Model Two-Term dan Midilli sering dipilihuntuk evaluasi komoditas lain dengan model Midillimenjadi model yang sesuai (Chin Law Supramanianamp Cheng 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz2004 Tulek 2011) Di sisi lain keempat model yangdipilih memiliki karakteristik yang berbeda ModelNewton dan Page diturunkan berdasarkan NewtonrsquosLaw of Cooling sedangkan model Two-term dan Midilliberdasarkan Fickrsquos Second Law of Diffusion (Erbayamp Icier 2010) Oleh karena itu keempat model tersebutdikaji untuk melihat kesesuaian dengan prosespengeringan rumput laut sehingga dapat diketahuikarakteristik pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp Kurva yang terbentuk dari setiap modeldievaluasi dengan root mean square error (RMSE) dancoefficent of correlation (r) Model yang paling cocokadalah kurva dengan nilai r tertinggi serta nilai SSEdan RMSE terendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Pengeringan dan KadarAir terhadap Laju Pengeringan

Pengaruh waktu terhadap laju pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp ditunjukkan pada Gambar 2Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkanfenomena yang sama yakni didominasi oleh periodelaju pengeringan menurun dan tidak adanya periodelaju pengeringan konstan Nilai laju pengeringantertinggi diperoleh pada awal waktu pengeringan danterus menurun sampai nilai terendah pada periodeakhir pengeringanHasil ini sama untuk rumput lautEucheuma cottonii (Fithriani et al 2016) dan bahanlainnya (Darvishi et al 2014 Prasetyo JatmikoPoeloengasih amp Kismurtono 2017 Tulek 2011) Padalaju pengeringan menurun mekanisme fisik berupa

Gambar 2Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassum sp (b)Figure 2 Correlation between time and drying rate of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)

Tabel 1 Model pengeringan yang digunakanTable 1 Mathematical models used

a b

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

ModelModel PersamaanEquation PustakaReferenceNewton MR = exp(-kt) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016

Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Page MR = exp(-ktn) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Two-term MR = a exp(-kt) + a1 exp(-k1t) Chin et al 2009 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli Kucuk amp Yapar 2002

Midilli MR = a exp(-ktn) + a1t) Chin et al 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli et al 2002

5

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

difusi air di dalam bahan merupakan faktor yangdominan (Lahsasni Kouhila Mahrouz amp Jaouhari2004)

Laju pengeringan kedua jenis rumput laut jugadipengaruhi oleh kadar air bahan seperti ditunjukkanpada Gambar 3 Penurunan ni lai kadar airmengakibatkan penurunan nilai laju pengeringan(Prasetyo et al 2017) Gambar 4 memperlihatkanpenurunan kadar ai r bahan seiring denganbertambahnya waktu dan hal ini menyebabkanpenurunan nilai laju pengeringan Nilai laju pengeringantinggi terjadi pada awal waktu pengeringan Hal inidisebabkan masih tingginya kadar air bebas dipermukaan bahan sehingga air lebih mudahteruapkan Pada proses pengeringan Ulva sp danSargassum sp laju pengeringan konstan tidak terjadi

sehingga difusi merupakan mekanisme dominan padaproses pengeringan Seiring bertambahnya waktu airyang tersisa berada pada bagian dalam bahansehingga membutuhkan waktu untuk berdifusi menujupermukaan sebelum teruapkan Hal ini yangmenyebabkan semakin menurunnya laju pengeringan(Fithriani et al 2016)

Pengaruh Suhu terhadap Laju Pengeringan

Nilai kadar air keseimbangan dan lama waktupengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spdisajikan pada Tabel 2 Pada kedua jenis rumput lautter l ihat bahwa kenaikan suhu pengeringanmenyebabkan waktu pengeringan menjadi semakinsingkat Fenomena ini sama dengan hasil penelitianterdahulu pada rumput laut dan komoditas lain (Ertekin

Gambar 3 Hubungan antara kadar air dan laju pengeringan Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 3 Correlation between moisture content and drying rate of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Gambar 4Hubungan antara waktu dan kadar air Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 4 Correlation between time and moisture content of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

a

a b

b

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kada

r air

(g a

irg

bera

tker

ing)

M

oist

ure

Con

tent

(g w

ater

g d

ry m

atte

r)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kad

ar a

ir (g

air

g be

ratk

erin

g)

Moi

stur

e C

onte

nt (g

wat

erg

dry

mat

ter)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

6

amp Yaldiz 2004 Gupta et al 2011 Prasetyo et al2017) Pada suhu 40 dan 50 degC Ulva spmembutuhkan waktu pengeringan lebih lama dankadar air keseimbangan lebih tinggi dibandingkandengan Sargassum sp sedangkan pada suhu 60 degCterjadi fenomena yang sebaliknya Nilai kadar airkeseimbangan berbagai suhu dari Ulva spmemilikirentang nilai yang lebih lebar (603-1410) dibandingdengan Sargassum sp (809-983 ) Pada keduarumput laut terdapat fenomena yang sama yaknikenaikan suhu menyebabkan penurunan kadar airkeseimbangan bahan

Laju pengeringan total pada masing-masing bahandan variasi suhu pengeringan yang diperoleh kemudiandihitung dan dilakukan uji statistik yang hasilnyadisajikan pada Tabel 3 Dari hasil uji statistik dapatdiketahui bahwa pada kedua jenis rumput laut suhumempengaruhi nilai laju pengeringan (plt005)Pengaruh suhu terhadap laju pengeringan diuji lebihlanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)Hasil uji menunjukkan bahwa laju pengeringantertinggi kedua rumput laut diperoleh pada suhupengeringan 60 degC Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ertekin amp Yaldiz (2004)bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka lajupengeringan akan semakin cepat Pada suhu yanglebih tinggi perbedaan suhu antara permukaan bahandan udara pengering semakin besar Hal ini memicupeningkatkan jumlah uap air yang teruapkan sehinggalaju pengeringan juga meningkat (Chin et al 2009)Akan tetapi penggunaan suhu pengeringan yangterlalu tinggi tidak disarankan karena akan merusakkomponen aktif pada bahan (Chin et al Fithriani etal 2016 Tulek 2011)

Laju pengeringan dipengaruhi oleh sifat bahan dankondisi operasi pengeringan Dalam penelitian inikedua jenis rumput laut memiliki sifat yang berbedaUlva sp memiliki bentuk seperti lembaran daun tipissedangkan rumput laut Sargassum sp memilikibentuk yang lebih tebal dan lebih komplek denganadanya bentuk seperti batang dan daun Hal inimenyebabkan penempatan Sargassum sp di dalamoven menjadi lebih ringkas daripada Ulva sp sehinggapada proses pengeringan Sargassum sp udara panasdapat menjangkau seluruh permukaan bahandibandingkan pengeringan pada Ulva sp Oleh karena

Tabel 2 Kadar air keseimbangan dan waktu pengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spTable 2 Equilibrium moisture contents and drying time of Ulva spand Sargassum sp seaweeds

Tabel 3 Laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada berbagai SuhuTable 3 Drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at various temperatures

KeteranganNote Huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata untuk kolom yang samaThe same letter shows no significantdifference for the same column

Rumput LautSeaweeds

SuhuTemperature (degC)

Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture

Content ()

Waktu PengeringanDrying Time

(MenitMinutes)40 1410 45050 989 30060 603 18040 983 40550 811 22560 809 195

Ulva spUlva sp

Sargassum sp Sargassum sp

Ulva sp Ulva sp Sargassum spSargassum sp40 00145c 00158c

50 00199b 00281b

60 00370a 00341a

SuhuTemperature (degC)Laju PengeringanDrying Rate

((AirBerat Kering(gg)MenitWaterDry Matter (gg)Minutes))

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 4: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

4

et al 2014) Model Two-Term dan Midilli sering dipilihuntuk evaluasi komoditas lain dengan model Midillimenjadi model yang sesuai (Chin Law Supramanianamp Cheng 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz2004 Tulek 2011) Di sisi lain keempat model yangdipilih memiliki karakteristik yang berbeda ModelNewton dan Page diturunkan berdasarkan NewtonrsquosLaw of Cooling sedangkan model Two-term dan Midilliberdasarkan Fickrsquos Second Law of Diffusion (Erbayamp Icier 2010) Oleh karena itu keempat model tersebutdikaji untuk melihat kesesuaian dengan prosespengeringan rumput laut sehingga dapat diketahuikarakteristik pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp Kurva yang terbentuk dari setiap modeldievaluasi dengan root mean square error (RMSE) dancoefficent of correlation (r) Model yang paling cocokadalah kurva dengan nilai r tertinggi serta nilai SSEdan RMSE terendah

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Waktu Pengeringan dan KadarAir terhadap Laju Pengeringan

Pengaruh waktu terhadap laju pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp ditunjukkan pada Gambar 2Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkanfenomena yang sama yakni didominasi oleh periodelaju pengeringan menurun dan tidak adanya periodelaju pengeringan konstan Nilai laju pengeringantertinggi diperoleh pada awal waktu pengeringan danterus menurun sampai nilai terendah pada periodeakhir pengeringanHasil ini sama untuk rumput lautEucheuma cottonii (Fithriani et al 2016) dan bahanlainnya (Darvishi et al 2014 Prasetyo JatmikoPoeloengasih amp Kismurtono 2017 Tulek 2011) Padalaju pengeringan menurun mekanisme fisik berupa

Gambar 2Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassum sp (b)Figure 2 Correlation between time and drying rate of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)

Tabel 1 Model pengeringan yang digunakanTable 1 Mathematical models used

a b

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

ModelModel PersamaanEquation PustakaReferenceNewton MR = exp(-kt) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016

Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Page MR = exp(-ktn) Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholi et al 2011 Fudholi et al 2014

Two-term MR = a exp(-kt) + a1 exp(-k1t) Chin et al 2009 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli Kucuk amp Yapar 2002

Midilli MR = a exp(-ktn) + a1t) Chin et al 2009 Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004 Midilli et al 2002

5

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

difusi air di dalam bahan merupakan faktor yangdominan (Lahsasni Kouhila Mahrouz amp Jaouhari2004)

Laju pengeringan kedua jenis rumput laut jugadipengaruhi oleh kadar air bahan seperti ditunjukkanpada Gambar 3 Penurunan ni lai kadar airmengakibatkan penurunan nilai laju pengeringan(Prasetyo et al 2017) Gambar 4 memperlihatkanpenurunan kadar ai r bahan seiring denganbertambahnya waktu dan hal ini menyebabkanpenurunan nilai laju pengeringan Nilai laju pengeringantinggi terjadi pada awal waktu pengeringan Hal inidisebabkan masih tingginya kadar air bebas dipermukaan bahan sehingga air lebih mudahteruapkan Pada proses pengeringan Ulva sp danSargassum sp laju pengeringan konstan tidak terjadi

sehingga difusi merupakan mekanisme dominan padaproses pengeringan Seiring bertambahnya waktu airyang tersisa berada pada bagian dalam bahansehingga membutuhkan waktu untuk berdifusi menujupermukaan sebelum teruapkan Hal ini yangmenyebabkan semakin menurunnya laju pengeringan(Fithriani et al 2016)

Pengaruh Suhu terhadap Laju Pengeringan

Nilai kadar air keseimbangan dan lama waktupengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spdisajikan pada Tabel 2 Pada kedua jenis rumput lautter l ihat bahwa kenaikan suhu pengeringanmenyebabkan waktu pengeringan menjadi semakinsingkat Fenomena ini sama dengan hasil penelitianterdahulu pada rumput laut dan komoditas lain (Ertekin

Gambar 3 Hubungan antara kadar air dan laju pengeringan Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 3 Correlation between moisture content and drying rate of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Gambar 4Hubungan antara waktu dan kadar air Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 4 Correlation between time and moisture content of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

a

a b

b

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kada

r air

(g a

irg

bera

tker

ing)

M

oist

ure

Con

tent

(g w

ater

g d

ry m

atte

r)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kad

ar a

ir (g

air

g be

ratk

erin

g)

Moi

stur

e C

onte

nt (g

wat

erg

dry

mat

ter)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

6

amp Yaldiz 2004 Gupta et al 2011 Prasetyo et al2017) Pada suhu 40 dan 50 degC Ulva spmembutuhkan waktu pengeringan lebih lama dankadar air keseimbangan lebih tinggi dibandingkandengan Sargassum sp sedangkan pada suhu 60 degCterjadi fenomena yang sebaliknya Nilai kadar airkeseimbangan berbagai suhu dari Ulva spmemilikirentang nilai yang lebih lebar (603-1410) dibandingdengan Sargassum sp (809-983 ) Pada keduarumput laut terdapat fenomena yang sama yaknikenaikan suhu menyebabkan penurunan kadar airkeseimbangan bahan

Laju pengeringan total pada masing-masing bahandan variasi suhu pengeringan yang diperoleh kemudiandihitung dan dilakukan uji statistik yang hasilnyadisajikan pada Tabel 3 Dari hasil uji statistik dapatdiketahui bahwa pada kedua jenis rumput laut suhumempengaruhi nilai laju pengeringan (plt005)Pengaruh suhu terhadap laju pengeringan diuji lebihlanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)Hasil uji menunjukkan bahwa laju pengeringantertinggi kedua rumput laut diperoleh pada suhupengeringan 60 degC Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ertekin amp Yaldiz (2004)bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka lajupengeringan akan semakin cepat Pada suhu yanglebih tinggi perbedaan suhu antara permukaan bahandan udara pengering semakin besar Hal ini memicupeningkatkan jumlah uap air yang teruapkan sehinggalaju pengeringan juga meningkat (Chin et al 2009)Akan tetapi penggunaan suhu pengeringan yangterlalu tinggi tidak disarankan karena akan merusakkomponen aktif pada bahan (Chin et al Fithriani etal 2016 Tulek 2011)

Laju pengeringan dipengaruhi oleh sifat bahan dankondisi operasi pengeringan Dalam penelitian inikedua jenis rumput laut memiliki sifat yang berbedaUlva sp memiliki bentuk seperti lembaran daun tipissedangkan rumput laut Sargassum sp memilikibentuk yang lebih tebal dan lebih komplek denganadanya bentuk seperti batang dan daun Hal inimenyebabkan penempatan Sargassum sp di dalamoven menjadi lebih ringkas daripada Ulva sp sehinggapada proses pengeringan Sargassum sp udara panasdapat menjangkau seluruh permukaan bahandibandingkan pengeringan pada Ulva sp Oleh karena

Tabel 2 Kadar air keseimbangan dan waktu pengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spTable 2 Equilibrium moisture contents and drying time of Ulva spand Sargassum sp seaweeds

Tabel 3 Laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada berbagai SuhuTable 3 Drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at various temperatures

KeteranganNote Huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata untuk kolom yang samaThe same letter shows no significantdifference for the same column

Rumput LautSeaweeds

SuhuTemperature (degC)

Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture

Content ()

Waktu PengeringanDrying Time

(MenitMinutes)40 1410 45050 989 30060 603 18040 983 40550 811 22560 809 195

Ulva spUlva sp

Sargassum sp Sargassum sp

Ulva sp Ulva sp Sargassum spSargassum sp40 00145c 00158c

50 00199b 00281b

60 00370a 00341a

SuhuTemperature (degC)Laju PengeringanDrying Rate

((AirBerat Kering(gg)MenitWaterDry Matter (gg)Minutes))

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 5: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

5

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

difusi air di dalam bahan merupakan faktor yangdominan (Lahsasni Kouhila Mahrouz amp Jaouhari2004)

Laju pengeringan kedua jenis rumput laut jugadipengaruhi oleh kadar air bahan seperti ditunjukkanpada Gambar 3 Penurunan ni lai kadar airmengakibatkan penurunan nilai laju pengeringan(Prasetyo et al 2017) Gambar 4 memperlihatkanpenurunan kadar ai r bahan seiring denganbertambahnya waktu dan hal ini menyebabkanpenurunan nilai laju pengeringan Nilai laju pengeringantinggi terjadi pada awal waktu pengeringan Hal inidisebabkan masih tingginya kadar air bebas dipermukaan bahan sehingga air lebih mudahteruapkan Pada proses pengeringan Ulva sp danSargassum sp laju pengeringan konstan tidak terjadi

sehingga difusi merupakan mekanisme dominan padaproses pengeringan Seiring bertambahnya waktu airyang tersisa berada pada bagian dalam bahansehingga membutuhkan waktu untuk berdifusi menujupermukaan sebelum teruapkan Hal ini yangmenyebabkan semakin menurunnya laju pengeringan(Fithriani et al 2016)

Pengaruh Suhu terhadap Laju Pengeringan

Nilai kadar air keseimbangan dan lama waktupengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spdisajikan pada Tabel 2 Pada kedua jenis rumput lautter l ihat bahwa kenaikan suhu pengeringanmenyebabkan waktu pengeringan menjadi semakinsingkat Fenomena ini sama dengan hasil penelitianterdahulu pada rumput laut dan komoditas lain (Ertekin

Gambar 3 Hubungan antara kadar air dan laju pengeringan Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 3 Correlation between moisture content and drying rate of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Gambar 4Hubungan antara waktu dan kadar air Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 4 Correlation between time and moisture content of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

a

a b

b

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kada

r air

(g a

irg

bera

tker

ing)

M

oist

ure

Con

tent

(g w

ater

g d

ry m

atte

r)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Kad

ar a

ir (g

air

g be

ratk

erin

g)

Moi

stur

e C

onte

nt (g

wat

erg

dry

mat

ter)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

000

002

004

006

008

010

012

014

00 15 30 45 60 75

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Kadar air (g airg bahan kering)Moisture content (g waterg dry matter)

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

6

amp Yaldiz 2004 Gupta et al 2011 Prasetyo et al2017) Pada suhu 40 dan 50 degC Ulva spmembutuhkan waktu pengeringan lebih lama dankadar air keseimbangan lebih tinggi dibandingkandengan Sargassum sp sedangkan pada suhu 60 degCterjadi fenomena yang sebaliknya Nilai kadar airkeseimbangan berbagai suhu dari Ulva spmemilikirentang nilai yang lebih lebar (603-1410) dibandingdengan Sargassum sp (809-983 ) Pada keduarumput laut terdapat fenomena yang sama yaknikenaikan suhu menyebabkan penurunan kadar airkeseimbangan bahan

Laju pengeringan total pada masing-masing bahandan variasi suhu pengeringan yang diperoleh kemudiandihitung dan dilakukan uji statistik yang hasilnyadisajikan pada Tabel 3 Dari hasil uji statistik dapatdiketahui bahwa pada kedua jenis rumput laut suhumempengaruhi nilai laju pengeringan (plt005)Pengaruh suhu terhadap laju pengeringan diuji lebihlanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)Hasil uji menunjukkan bahwa laju pengeringantertinggi kedua rumput laut diperoleh pada suhupengeringan 60 degC Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ertekin amp Yaldiz (2004)bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka lajupengeringan akan semakin cepat Pada suhu yanglebih tinggi perbedaan suhu antara permukaan bahandan udara pengering semakin besar Hal ini memicupeningkatkan jumlah uap air yang teruapkan sehinggalaju pengeringan juga meningkat (Chin et al 2009)Akan tetapi penggunaan suhu pengeringan yangterlalu tinggi tidak disarankan karena akan merusakkomponen aktif pada bahan (Chin et al Fithriani etal 2016 Tulek 2011)

Laju pengeringan dipengaruhi oleh sifat bahan dankondisi operasi pengeringan Dalam penelitian inikedua jenis rumput laut memiliki sifat yang berbedaUlva sp memiliki bentuk seperti lembaran daun tipissedangkan rumput laut Sargassum sp memilikibentuk yang lebih tebal dan lebih komplek denganadanya bentuk seperti batang dan daun Hal inimenyebabkan penempatan Sargassum sp di dalamoven menjadi lebih ringkas daripada Ulva sp sehinggapada proses pengeringan Sargassum sp udara panasdapat menjangkau seluruh permukaan bahandibandingkan pengeringan pada Ulva sp Oleh karena

Tabel 2 Kadar air keseimbangan dan waktu pengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spTable 2 Equilibrium moisture contents and drying time of Ulva spand Sargassum sp seaweeds

Tabel 3 Laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada berbagai SuhuTable 3 Drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at various temperatures

KeteranganNote Huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata untuk kolom yang samaThe same letter shows no significantdifference for the same column

Rumput LautSeaweeds

SuhuTemperature (degC)

Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture

Content ()

Waktu PengeringanDrying Time

(MenitMinutes)40 1410 45050 989 30060 603 18040 983 40550 811 22560 809 195

Ulva spUlva sp

Sargassum sp Sargassum sp

Ulva sp Ulva sp Sargassum spSargassum sp40 00145c 00158c

50 00199b 00281b

60 00370a 00341a

SuhuTemperature (degC)Laju PengeringanDrying Rate

((AirBerat Kering(gg)MenitWaterDry Matter (gg)Minutes))

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 6: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

6

amp Yaldiz 2004 Gupta et al 2011 Prasetyo et al2017) Pada suhu 40 dan 50 degC Ulva spmembutuhkan waktu pengeringan lebih lama dankadar air keseimbangan lebih tinggi dibandingkandengan Sargassum sp sedangkan pada suhu 60 degCterjadi fenomena yang sebaliknya Nilai kadar airkeseimbangan berbagai suhu dari Ulva spmemilikirentang nilai yang lebih lebar (603-1410) dibandingdengan Sargassum sp (809-983 ) Pada keduarumput laut terdapat fenomena yang sama yaknikenaikan suhu menyebabkan penurunan kadar airkeseimbangan bahan

Laju pengeringan total pada masing-masing bahandan variasi suhu pengeringan yang diperoleh kemudiandihitung dan dilakukan uji statistik yang hasilnyadisajikan pada Tabel 3 Dari hasil uji statistik dapatdiketahui bahwa pada kedua jenis rumput laut suhumempengaruhi nilai laju pengeringan (plt005)Pengaruh suhu terhadap laju pengeringan diuji lebihlanjut dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT)Hasil uji menunjukkan bahwa laju pengeringantertinggi kedua rumput laut diperoleh pada suhupengeringan 60 degC Hal ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Ertekin amp Yaldiz (2004)bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka lajupengeringan akan semakin cepat Pada suhu yanglebih tinggi perbedaan suhu antara permukaan bahandan udara pengering semakin besar Hal ini memicupeningkatkan jumlah uap air yang teruapkan sehinggalaju pengeringan juga meningkat (Chin et al 2009)Akan tetapi penggunaan suhu pengeringan yangterlalu tinggi tidak disarankan karena akan merusakkomponen aktif pada bahan (Chin et al Fithriani etal 2016 Tulek 2011)

Laju pengeringan dipengaruhi oleh sifat bahan dankondisi operasi pengeringan Dalam penelitian inikedua jenis rumput laut memiliki sifat yang berbedaUlva sp memiliki bentuk seperti lembaran daun tipissedangkan rumput laut Sargassum sp memilikibentuk yang lebih tebal dan lebih komplek denganadanya bentuk seperti batang dan daun Hal inimenyebabkan penempatan Sargassum sp di dalamoven menjadi lebih ringkas daripada Ulva sp sehinggapada proses pengeringan Sargassum sp udara panasdapat menjangkau seluruh permukaan bahandibandingkan pengeringan pada Ulva sp Oleh karena

Tabel 2 Kadar air keseimbangan dan waktu pengeringan rumput laut Ulva sp dan Sargassum spTable 2 Equilibrium moisture contents and drying time of Ulva spand Sargassum sp seaweeds

Tabel 3 Laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada berbagai SuhuTable 3 Drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at various temperatures

KeteranganNote Huruf yang sama menunjukkan tidak beda nyata untuk kolom yang samaThe same letter shows no significantdifference for the same column

Rumput LautSeaweeds

SuhuTemperature (degC)

Kadar Air Keseimbangan Equilibrium Moisture

Content ()

Waktu PengeringanDrying Time

(MenitMinutes)40 1410 45050 989 30060 603 18040 983 40550 811 22560 809 195

Ulva spUlva sp

Sargassum sp Sargassum sp

Ulva sp Ulva sp Sargassum spSargassum sp40 00145c 00158c

50 00199b 00281b

60 00370a 00341a

SuhuTemperature (degC)Laju PengeringanDrying Rate

((AirBerat Kering(gg)MenitWaterDry Matter (gg)Minutes))

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 7: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

7

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

itu pada suhu 40 dan 50 degC waktu pengeringanSargassum sp lebih singkat dibandingkan Ulva sp(Tabel 2)

Sebaliknya pada suhu pengeringan 60 degC Ulvasp memerlukan waktu pengeringan lebih singkatdaripada Sargassum sp Hasil penelitian menunjukkantidak dijumpai adanya fase laju pengeringan konstanpada proses pengeringan Ulva sp dan Sargassumsp pada berbagai variasi suhu Hal tersebutmenunjukkan bahwa proses difusi merupakanmekanisme dominan yang terjadi selama prosespengeringan Peningkatan kecepatan pengeringanUlva sp pada suhu 60 degC menunjukkan adanya

kemungkinan perubahan mekanisme yang terjadiselama proses pengeringan sehingga pada suhutersebut Ulva sp lebih cepat kering dibandingkanSargassum sp

Model Matematika Pengeringan Ulva spdan Sargassum sp

Korelasi antara nilai moisture ratio (MR) dan waktudisajikan pada Gambar 7 Kurva yang terbentukkemudian dievaluasi dengan empat model pengeringanlapis tipis dan hasil evaluasi disajikan pada Tabel 4Hasil evaluasi kurva pengeringan kedua jenis rumputpada berbagai variasi suhu memperlihatkan model

Gambar 5 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 40 degC (a)dan 50 degC (b)

Figure 5 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 40 degC(a) and 50 degC (b)

Gambar 6 Hubungan antara waktu dan laju pengeringan Ulva sp dan Sargassum sp pada suhu 60 degCFigure 6 Correlation between time and drying rate of Ulva sp and Sargassum sp at temperature of 60 degC

a b

000

001

002

003

004

005

006

007

008

0 100 200 300 400 500

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Sargassum-40

000

002

004

006

008

010

012

0 50 100 150 200 250 300 350

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(

dbm

in)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-50

Sargassum-50

000

002

004

006

008

010

012

014

0 50 100 150 200 250

Laju

peng

erin

gan

(bk

men

it)

Dry

ing

rate

(db

min

)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-60

Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 8: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

8

Gambar 7 Hubungan antara waktu dan MR Ulva sp (a) Sargassum sp (b)Figure 7 Correlation between time and MR of Ulva sp (a) Sargassum sp (b)

Tabel 4 Evaluasi Model MatematikaTable 4 Mathematical Models Evaluation

00

01

02

03

04

05

06

07

08

09

10

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e Ra

tio (M

R)

Waktutime (menitminutes)

Ulva-40

Ulva-50

Ulva-60

0001020304050607080910

0 60 120 180 240 300 360 420 480

Moi

stur

e R

atio

(MR

)

Waktutime (menitminutes)

Sargassum-40

Sargassum-50

Sargassum-60

a b

Rumput Laut Seaweeds

SuhuTemperature (degC)

ModelM odels

SSE r RMSE

New ton k = 00102 00025 09997 00148Page k = 00080 n = 10505 00010 09998 00083

Tw o-term a = 10234 k = 00104 00018 09997 00147a1 = -00234 k1 = 09987

Midilli a = 09955 n = 00082 00007 09999 00000a1 = 00000 k = 10410

New ton k = 00115 00212 09973 00344Page k = 00048 n = 11876 00060 09986 00286

Tw o-term a = 10783 k = 00124 00150 09969 00403a1 = -00783 k1 = 09995

Midilli a = 09864 n = 00059 00017 09995 00007a1 = -00001 k = 11237

New ton k = 00207 00117 09969 00318Page k = 00115 n = 11431 00065 09977 00260

Tw o-term a = 10592 k = 00218 00102 09967 00322a1 = -00592 k1 = 09999

Midilli a = 09889 n = 00146 00034 09987 00010a1 = -00002 k = 10654

New ton k = 00087 00244 09977 00334Page k = 00035 n = 11857 00047 09992 00255

Tw o-term a = 10759 k = 00094 00160 09975 00407a1 = -00759 k1 = 09987

Midilli a = 09845 n = 00039 00011 09998 00005a1 = -00001 k = 11482

New ton k = 00174 00203 09962 00400Page k = 00072 n = 12039 00080 09978 00289

Tw o-term a = 10898 k = 00188 00156 09961 00414a1 = -00898 k1 = 09995

Midilli a = 09775 n = 00069 00059 09982 00026a1 = -00001 k = 12021

New ton k = 00191 00096 09984 00237Page k = 00092 n = 11753 00014 09995 00137

Tw o-term a = 11073 k = 00210 00045 09987 00237a1 = -01073 k1 = 09999

Midilli a = 09969 n = 00107 00005 09998 00003a1 = -00001 k = 11285

KonstantaConstants

Ulva spUlva sp

Sargassum spSargassum sp

40

50

60

40

50

60

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 9: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

9

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Midilli merupakan model yang paling sesuai Padaberbagai kondisi pengeringan model Midilli memilikinilai SSE dan RMSE terendah dan nilai r tertinggiPerbandingan antara nilai MR hasil model dengan nilaiMR eksperimen ditunjukkan pada nilai SSE r danRMSE pada Tabel 4 Hasil ini menunjukkan bahwaproses pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp secara teoritis lebih cenderungmengikuti Fickrsquos Second Law of Diffusion daripadaNewtonrsquos Law of Cooling Model Midilli lebih seringdigunakan untuk evaluasi pengeringan komoditas laindibanding dengan rumput laut dan hasil ini sesuaidengan hasil terdahulu pada beberapa komoditasyang lain (Darvishi et al 2014 Ertekin amp Yaldiz 2004Prasetyo et al 2017 Tulek 2011) Model lain yangkesesuaiannya mendekati model Midilli adalah modelPage Hal ini sesuai dengan hasil penelitiansebelumnya pada pengeringan berbagai jenis rumputlaut (Djaeni amp Sari 2015 Fithriani et al 2016 Fudholiet al 2011 Fudholi et al 2014)

Penerapan dari evaluasi model pengeringan dapatdigunakan untuk memprediksi nilai MR ataukandungan ai r bahan pada berbagai waktupengeringan sehingga proses pengeringan dapatdikendalikan dan diperoleh hasil sesuai yangdiinginkan Contoh aplikasi adalah seperti padaGambar 8 yang memperlihatkan korelasi antara MReksperimen dan MR prediksi pada pengeringan Ulvasp dan Sargassum sp pada suhu 40 50 dan 60 degCIndikasi bahwa model terpilih sesuai dengan hasilaktual ditunjukkan dengan sudut kurva yangmendekati nilai 45 degC (Tulek 2011)

KESIMPULAN

Laju pengeringan rumput laut Ulva sp danSargassum sp memiliki karakteristik laju pengeringanmenurun dan tanpa laju pengeringan konstan Lajupengeringan kedua bahan menurun seiring denganbertambahnya waktu dan berbanding lurus dengankandungan air bahan dan suhu Hasil evaluasi modelmatematika memperlihatkan bahwa model Midillimemiliki nilai SSE dan RMSE terendah serta nilai rtertinggi sehingga model Midilli merupakan modelyang paling sesuai untuk pengeringan kedua jenisrumput laut

DAFTAR PUSTAKAChin S K Law C L Supramaniam C V amp Cheng P

G (2009) Thin-Layer drying characteristics and qualityevaluation of air-dried Ganoderma tsugae MurrillDrying Technology 27(9) 975ndash984 doi10108007373930902904350

Darvishi H Rezaie A Asghari A Azadbakht M NajafiG amp Khodaei J (2014) Study of the drying kineticsof pepper Journal of the Saudi Society of AgriculturalSciences 13(2) 130ndash138 doi101016jjssas201303002

Djaeni M amp Sari D A (2015) Low TemperatureSeaweed Drying Using Dehumidified Air ProcediaEnvironmental Sciences 23(Ictcred 2014) 2ndash10doi101016jproenv201501002

Djaeni M Sasongko S B amp Van Boxtel A J B (2013)Enhancement of Energy Efficiency and Food ProductQuality Using Adsorption Dryer with ZeoliteInternational Journal of Renewable Energy

Gambar 8 Hubungan antara MR eksperimen dengan MR prediksi pada pengeringan Ulva sp (a) dan Sargassumsp (b) pada suhu 40 50 dan 60 degC

Figure 8 Correlation between experimental MR and predicted MR of Ulva sp (a) and Sargassum sp (b)drying at temperature of 40 50 and 60 degC

ba

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Ulva-40Ulva-50Ulva-60

0001020304050607080910

0 02 04 06 08 1

MR

Pre

diks

iPre

dict

edM

R

MR EksperimenExperimental MR

Sargassum-40Sargassum-50Sargassum-60

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 10: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

10

Development 2 (2) 81ndash86 Retrieved fromwwwijredcom

Erbay Z amp Icier F (2010) A review of thin layer drying offoods Theory modeling and experimental resultsCritical Reviews in Food Science and Nutrition 50(5)441ndash464 doi10108010408390802437063

Ertekin C amp Yaldiz O (2004) Drying of eggplant andselection of a suitable thin layer drying model 63349ndash359 doi101016jjfoodeng200308007

Fithriani D Assadad L amp Siregar ZA (2016)Karakteristik dan Model Matematika KurvaPengeringan Rumput Laut Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 11 (2) 159-170 doi1015578jpbkpv11i2290

Fudholi A Othman M Y Ruslan M H Yahya MZaharim A amp Sopian K (2011) The effects of dryingair temperature and humidity on drying kinetics ofseaweed Recent Research in Geography GeologyEnergy Environment and Biomedicine Corfu 129-133

Fudholi A Sopian K Othman M Y amp Ruslan M H(2014) Energy and exergy analyses of solar dryingsystem of red seaweed Energy and Buildings68(PARTA) 121ndash129 doi101016jenbuild201307072

Gothandapani L Parvathi K amp Kennedy Z J (1997)Evaluation of Different Methods of Drying on theQuality of Oyster Mushroom (Pleurotus sp) DryingTechnology 15 (6-8) 1995-2004 doi10108007373939708917344

Gupta S Cox S amp Abu-Ghannam N (2011) Effect ofdifferent drying temperatures on the moisture andphytochemical constituents of edible Irish brownseaweed LWT - Food Science and Technology 44(5)1266ndash1272 doi101016jlwt201012022

Haryatfrehni R Dewi SC Meilianda A RahmawatiS amp Sari IZR (2015) Preliminary Study the Potencyof Macroalgae in Yogyakarta Extraction and Analysisof Algal Pigments from CommonGunungkidulSeaweeds Procedia Chemistry 14 373-380doi101016jproche201503051

Ibrahim M Sopian K amp Daud W R W (2009) Study ofthe Drying Kinetics of Lemon Grass AmericanJournal of Applied Sciences 6(6) 1070-1075doi103844ajassp200910701075

Kadam S U Tiwari B K amp OrsquoDonnell C P (2015)Effect of ultrasound pre-treatment on the dryingkinetics of brown seaweed Ascophyllum nodosumUltrasonics Sonochemistry 23 302ndash307doi101016jultsonch201410001

Kadi A (2005) Beberapa Catatan Kehadiran MargaSargassum di Perairan Indonesia Oseana XXX(4)19-29 Retreived from oseanografil ipigoiddokumenoseana_xxx(4)19-29pdf

Kurniasih S D Pramesti R amp Ridlo A (2014)Penentuan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput LautUlva sp dari Pantai Krakal-Yogyakarta Journal ofMarine Research 3(4) 617-626 Retreived from

httpsejournal3undipacidindexphpjmrarticleview1142311082

Lahsasni S Kouhila M Mahrouz M amp Jaouhari J T(2004) Drying Kinetics of Prickly Pear Fruit (Opuntiaficus indica) Journal of Food Engineering 61(2) 173-179 doi101016S0260-8774(03)00084-0

Masduqi A F Izzati M amp Prihastanti E (2014) EfekMetode Pengeringan Terhadap Kandungan BahanKimia dalam Rumput Laut Buletin Anatomi DanFisiologi XXII(I) 1ndash9 Retreived from httpsejournalundipacidindexphpjanafisarticleview78046397

Midilli A Kucuk H amp Yapar Z (2002) A New Model forSingle-Layer Drying Drying Technology 20(7) 1503-1513 doi101081DRT-120005864

Norra I Aminah A amp Suri R (2016) Effects of dryingmethods solvent extraction and particle size ofMalaysian brown seaweed Sargassum sp on thetotal phenolic and free radical scavenging activityInternational Food Research Journal 23(4) 1558ndash1563 Retrieved from httpwwwifrjupmedumy

Onwude D I Hashim N Janius R B Nawi N M ampAbdan K (2016) Modeling the Thin-Layer Drying ofFruits and Vegetables A Review ComprehensiveReviews in Food Science and Food Safety 15(3)599ndash618 doi1011111541-433712196

Prasetyo D J Jatmiko T H Poeloengasih C D ampKismurtono M (2017) Drying Characteristics ofKidney Shape Ganoderma lucidum Drying in AirCirculation System IOP Conference Series Earthand Environmental Science 101 (1) 012012doi1010881755-13151011012012

Robic A Sassi J F amp Lahaye M (2008) Impact ofStabilization Treatments of the Green Seaweed Ulvarotundata (Chlorophyta) on the Extraction Yield thePhysico-chemical and Rheological Properties ofUlvan Carbohydrate Polymer 74 (3) 344-352doi101016jcarbpol200802020

Suherman Djaeni M Kumoro A C Prabowo R ARahayu S amp Khasanah S (2018) ComparisonDrying Behavior of Seaweed in Solar Sun and OvenTray Dryer MATEC Web of Conference 156 05007doi101051matecconf20181565007

Tabarsa M Rezaei M Ramezanpour Z amp Waaland JR (2012) Chemical Compositions of the MarineAlgae Gracilaria salicornia (Rhodophyta) and Ulvalactuca (Chlorophyta) as a Potential Food SourceJournal of the Science of Food and Agriculture 92(12)2500-2506 doi101002jsfa5659

Tulek Y (2011) Drying Kinetics of Oyster Mushroom(Pleurotus ostreatus) in a Convective Hot Air DryerJournal of Agricultural Science and Technology 13(5)655-664

Yaich H Garna H Bchir B Besbes S Paquot MRichel A Blecker C amp Attia H (2015) ChemicalComposition and Functional Properties of DietaryFibre Extracted by Englyst and Prosky Methods fromthe Alga Ulva lactuca Collected in Tunisia AlgalResearch 9 65-73 doi101016jalgal201502017

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 11: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

11

Karakteristik Pengeringan Rumput Laut Ulva sp dan Sargassum sp (Dwi Joko Prasetyo et al)

Yaich H Garna H Besbes S Paquot M Blecker Camp Attia H (2011) Chemical Composition andFunctional Properties of Ulva lactuca SeaweedCollected in Tunisia Food Chemistry 128(4) 895-901 doi101016jfoodchem201103114

Zakaria F R Priosoeryanto B P Erniati amp Sajida(2017) Karakteristik Nori dari Campuran RumputLaut Ulva lactuca dan Eucheuma cottonii JurnalPascapanen dan Bioteknologi Kelautan danPerikanan 12 (1) 23-30 doi1015578jpbkpv12i1336

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12

Page 12: KARAKTERISTIK PENGERINGAN RUMPUT LAUT Ulva sp. DAN … · 2019-01-02 · Laju pengeringan kedua rumput laut memperlihatkan adanya periode laju pengeringan menurun dan tidak ada periode

JPB Kelautan dan Perikanan Vol 13 No 1 Tahun 2018 1-12

12