karakteristik dan identifikasi m. tb

9
Karakteristik dan Identifikasi M. Tuberculosis 1. PENDAHULUAN Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di daerah urban., lingkungan yang padat, dibuktikan dengan penemuan yang berasal dari mumi dan ukiran dinding pyramid di Mesir kuno. Sebagaimana juga halnya di negara-negara berkembang lain, tuberkulosis (TB) di Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. WHO memperkirakan adanya 20 juta kasus di seluruh dunia, dengan angka kematian sebesar 3 juta pertahun, 80% diantaranya meninggal di negara berkembang. Dilaporkan bahwa insidensi penyakit ini pada masa kini meningkat di negara tertentu berhubung dengan tingkat infeksi yang tinggi dan terjadinya penurunan daya tahan tubuh akibat kemiskinan atau penyakit AIDS. Di samping itu diakibatkan pula oleh insidensi kasus TB resisten yang semakin tinggi. Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik yang dapat mengenai hampir semua organ tubuh, yaitu organ

Upload: syukri-la-ranti

Post on 10-Jun-2015

2.180 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Karakteristik M. TuberculosisMAsih perlu verifikasi. Jadi harap ketelitiannya....Peace....

TRANSCRIPT

Page 1: Karakteristik Dan Identifikasi M. Tb

Karakteristik dan Identifikasi M. Tuberculosis

1. PENDAHULUAN

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi kronik yang sudah sangat

lama dikenal pada manusia, misalnya dia dihubungkan dengan tempat tinggal di

daerah urban., lingkungan yang padat, dibuktikan dengan penemuan yang berasal

dari mumi dan ukiran dinding pyramid di Mesir kuno.

Sebagaimana juga halnya di negara-negara berkembang lain, tuberkulosis

(TB) di Indonesia masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama.

WHO memperkirakan adanya 20 juta kasus di seluruh dunia, dengan angka

kematian sebesar 3 juta pertahun, 80% diantaranya meninggal di negara

berkembang. Dilaporkan bahwa insidensi penyakit ini pada masa kini meningkat

di negara tertentu berhubung dengan tingkat infeksi yang tinggi dan terjadinya

penurunan daya tahan tubuh akibat kemiskinan atau penyakit AIDS. Di samping

itu diakibatkan pula oleh insidensi kasus TB resisten yang semakin tinggi.

Tuberkulosis merupakan penyakit sistemik yang dapat mengenai hampir

semua organ tubuh, yaitu organ pernafasan (TBparu-TBP) ataupun di organ di

luar paru (TB Ekstraparu- TBE). Kuman TB dapat hidup lama tanpa aktifitas

dalam jaringan tubuh (dormant) hingga sampai saatnya ia aktif kembali. Lesi TB

dapat sembuh tetapi dapat juga berkembang progresif atau mengalami proses

kronik atau serius. Lesi ini dapat dijumpai secara bersama di organ paru dan

ekstraparu ataupun secara sendiri-sendiri. Karena itu dalam penatalaksanaan TB

pada umumnya, TB paru pada khususnya, haruslah tercakup usaha yang gigih

untuk mencari bukti adanya kejadian TB di organ ekstraparu. Beberapa negara

maju melaporkan penurunan angka kejadian TBP disertai peningkatan prosentase

kejadian TBE. Hal ini berhubungan dengan hal di atas dan adanya metoda

diagnosis yang lebih maju terhadap TBE hingga lebih sering bisa ditemukan.

Penelitian di Jawa Barat menunjukkan kejadian TBE yang tinggi yang menyertai

Page 2: Karakteristik Dan Identifikasi M. Tb

TBP. Selama ini umumnya perhatian terarah kepada penatalaksanaan TBP hingga

efek terapi diukur dari penyembuhan TBP saja tanpa perhatian yang cukup pada

kesembuhan TBE yang menyertainya. Timbul kesan seolah-olah penanganan TB

paru sudah dianggap inklusif menyelesaikan pula masalah penanganan TB

Ekstraparu yang mungkin menyertainya. Sikap ini tentu menyebabkan

penatalaksanaan TB tidak sempurna karena mungkin terapi TBE belumlah tuntas.

Sasaran terapi TB dengan demikian haruslah sekaligus mencapai kesembuhan

TBP dan TBE. Pada tahun 1993 WHO mengeluarkan petunjuk program terapi

tuberkulosis dan Depkes RI menyebarluaskan petunjuk Panduan Kemasan Obat

Anti Tuberkulosis (OAT). Pedoman dan tatalaksana yang baru ini patut

dipedomani dan dilaksanakan. Dalam makalah ini akan diuraikan diagnosis dan

penatalaksanaan TB berdasarkan hal-hal tersebut di atas.

2. EPIDEMIOLOGI

Tuberkulosis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi

Mycobacterium tuberculosis complex yaitu kuman M. tuberkulosis, M. bovis, atau

M. africanum. Penyakit ini diketahui mengenai hampir semua organ tubuh dalam

bentuk TB Paru dan TB Ekstraparu. Pemikiran kemungkinan adanya TBE yang

menyertai TBP pada seorang penderita agaknya belum menjadi kelaziman.

Dikenal istilah Koch pulmonum, yaitu penyakit paru yang disebabkan M.

tuberkulos. Seringkali penyakit tuber kulosis diidentikkan dengan Koch

pulmonum, seolah-olah tuberkulosis hanya menimbulkan penyakit paru-paru saja.

Sikap ini dapat dihilangkan dengan meningkatkan kewaspadaan dalam

mendeteksi penyakit tuberkulosis bentuk lain atau pada organ lain yang mungkin

menyertai TB paru.

Mengingat ada beberapa bakteri penyebab TB, maka diperlukan

identifikasi yang komprehensif untuk dapat membedakan Mycobacterium yang

satu dengan lainnya. Identifikasi ini akan sangat berguna pada saat pemberian

terapi antibiotic.

Page 3: Karakteristik Dan Identifikasi M. Tb

3. CARA IDENTIFIKASI DAN KARAKTERISTIK M.

TUBERCULOSIS

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, ada beberapa jenis bacterium

yang dapat menyebabkan Tuberculosis. Secara keseluruhan, semua bakteri ini

digolongkan ke dalam istilah M. Tuberculosis complex karena kemiripan gejala

yang ditimbulkan oleh beberapa jenis Mycobactrium ini. Yang termasuk dalam

kompleks ini adalah:

a. M. Tuberculosis yang menjadi penyebab utama TB pada manusia

b. M. Bovis yang merupakan penyebab utama TB pada sejumlah mamalia.

c. M. Africanum yang merupakan tipe bakteri intermediate antara mycobacterium

pada manusia dan hewan. Bakteri jenis ini banyak ditemukan di daerah

khatulistiwa Afrika.

Kesemua keluarga Mycobacterium complex memiliki sifat tidak motil,

tidak berspora, tidak berkapsul dan memiliki morfologi lurus atau sedikit

membnegkok dengan ukuran kira – kira 3 X 0,3 µm. dalam sputum dan sejumlah

specimen klinis lainnya, bakteri – bakteri jenis ini dapat terlihat secara tunggal

atau berkelompok dalam jumlah yang sedikit dan dalam kultur cairan, bakteri –

bakteri ini sering tumbuh dalam bentuk koloni tali berganda yang diistilahkan

dengan benang serpentine (Serpentine Chord).

Basil Tuberculosis dapat tumbuh secara luas dalam kultur media yang

diperkaya, tapi yang biasa digunakan dalam praktek adalah medium Lowenstein-

Jensen. Medium ini adalah medium yang mengandung malachite green untuk

menghambat pertumbuhan bakteri lain yang dapat mengontainasi dan untuk

memberikan pewarnaan kontras sehingga koloni Mycobacterium dapat dilihat.

Mycobacterium Tuberculosis dapat menunjukkan pertumbuhan pada

medium LJ dalam jangka waktu kira – kira 2 minggu, Meskipun untuk melakukan

isolasi primer untuk kepentingan klinis membuthkan waktu kira – kira 8 minggu.

Selain itu warna koloni untuk Mycobacterium Tuberculosis adalah putih susu.

Page 4: Karakteristik Dan Identifikasi M. Tb

Yang membedakannya dengan M. Bovine adalah M. Tuberculosis tidak butuh

natrium piruvat dalam gliserol untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik.

Dinding basil Mycobacterium mengandung wax yang tersusun dari lipid,

dan asam mycolic. Oleh karena itu butuh pewarnaan asam untuk dapat

memberikan perwarnaan pada dinding bakteri ini. Karena dinding ini,

mycobacterium dapat hidup di daerah kering dengan temperature 35-37 ºC,

Namun pada suhu yang lebih rendah dari 25º C atau lebih tinggi dari 41º C,

bakteri ini tidak dapat tumbuh. Selain itu Mycobacterium sangat peka terhadap

sinar UV.

Semua mycobacteria bersifat aerob obligat, tapi M. Bovis tumbuh lebih

baik pada kondisi rendah tekanan Oksigen. Selain itu ketika tumbuh bersama

dalam medium agar lunak, M. Tuberculosis mengalami pertumbuhan pada

permukaan medium sedangkan M. Bovis justru tumbuh beberapa millimeter di

bawah permukaan media. Hal ini cukup berguna untuk membedakan keduanya.

Basil tuberculosis dapat hidup di susu dan pada hampir semua material

selama tidak terekspos pada sinar UV. Mycobacterium sangat rentan terhadap

alcohol, formalin, hipoklorit, dan disinfektan fenol.

Secara sederhana, sejumlah karakteristik Mycobacterium dapat dilihat

pada table di bawah ini:

SpesiesKecocokan

atmosfirNitratase

Kepekaan

pada TCH

Kepekaan

pada

Pyrazimide

M.

tuberculosisAerob Positif Resisten Sensitif

M. bovisMicro-

aerofilikNegatif Sensitif Resisten

M. AfricanumMicro-

aerofilikbervariasi Sensitif Sensitif

Page 5: Karakteristik Dan Identifikasi M. Tb

Daftar Pustaka

GreenWood David dkk. 2002. Medical Microbiology: Mycobacteria..

Nottingham: Churchill

Tim IPD UI. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV:

Tuberculosis. Jakarta: UI Press

Zul Dahlan. Cermin Dunia Kedokteran : Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis .No. 115, 1997

Page 6: Karakteristik Dan Identifikasi M. Tb

Laporan Tambahan

Praktikum Mikrobiologi

KARAKTERISTIK DAN IDENTIFIKASI M.

TUBERCULOSIS

Oleh:

Nama : Syukri La Ranti

NIM : C 111 07 180

Kelompok : A-5

Asisten : Anwar

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2008