karakter fisiologis dan anatomis batang tanaman …digilib.unila.ac.id/28069/3/skripsi tanpa bab...

62
KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) F1 HASIL INDUKSI MEDAN MAGNET YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Skripsi) Oleh Nungki Nuari Dewi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMANTOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) F1 HASIL INDUKSI MEDAN

MAGNET YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici

(Skripsi)

OlehNungki Nuari Dewi

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

ABSTRAK

KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMANTOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) F1 HASIL INDUKSI MEDAN

MAGNET YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici

OlehNungki Nuari Dewi

Buah tomat mengandung nutrisi tinggi yang bermanfaat bagi tubuh manusiasebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium, mineral, vitaminA, B1, B2, B6, B9, E, dan vitamin C, sehingga banyak dibudidayakan diIndonesia. Proses pembudidayaan tanaman tomat cenderung mengalami banyakkendala, salah satunya adalah serangan jamur Fusarium oxysporum f.sp.lycopersici (Fol) yang dapat menyebabkan tanaman layu hingga kematian apabilatingkat infeksi tinggi. Solusi dari permasalahan ini adalah dengan perbaikankualitas benih dan penggunaan benih yang tahan terhadap serangan patogenjamur. Salah satunya dengan pemaparan medan magnet pada benih. Medanmagnet diduga mampu meningkatkan perkecambahan, aktivitas enzim, diametersel parenkim, dan kandungan vitamin C. Tujuan penelitian ini untuk melihatketahanan tanaman tomat F1 berdasarkan diameter sel parenkim, ketebalan ligninpada pembuluh xilem, aktivitas peroksidase, dan kandungan vitamin C.Penelitian disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap(RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah benih F1 yang diperoleh daritanaman tomat yang benihnya diinduksi medan magnet 0,2 mT dan diinfeksiFusarium oxysporum (Fox). Faktor kedua adalah penginfeksian Fusariumoxysporum f.sp. lycopersici (Fol). Berdasarkan analisis ragam dan uji Fisherα=5% menunjukkan diameter sel parenkim tertinggi pada perlakuan infeksi Fol143,98 µm; ketebalan lignin tidak berbeda nyata, tetapi pada perlakuan infeksi Folrelatif lebih tinggi dibanding perlakuan tanpa infeksi sebesar 10,719 µm; aktivitasenzim peroksidase tertinggi pada perlakuan interaksi benih dan infeksi Fol (BxF),yaitu M0F60A sebesar 1,2340 U/mg/min; dan kandungan vitamin C tertinggi padaperlakuan interaksi benih dan infeksi Fol (BxF), yaitu M15F0B sebesar 0,8140gr/mg.

Kata kunci: Lycopersicum esculentum Mill., Fusarium oxysporum f.sp.lycopersici, medan magnet, karakter fisiologis, karakteranatomis

Page 3: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMANTOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) F1 HASIL INDUKSI MEDAN

MAGNET YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici

OlehNungki Nuari Dewi

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelarSARJANA SAINS

PadaJurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 4: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,
Page 5: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,
Page 6: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

RIWAYAT HIDUP

Nungki Nuari Dewi, putri pertama dari dua bersaudara oleh

pasangan Bapak Sujoko dan Ibu Lisah yang lahir di

Purwodadi Dalam pada 20 Juli 1996. Penulis mengawali

pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 2 Purwodadi Dalam

pada tahun 2001 – 2007. Penulis melanjutkan penidikannya

di Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Tanjung Sari pada tahun 2007 –

2010 dan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Tanjung Bintang pada tahun

2010 – 2013. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan perguruan tinggi

di Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lampung.

Selama menjadi mahasiswi, penulis pernah menjadi asisten praktikum Embriologi

Tumbuhan, Biologi Umum, Genetika, dan Fisiologi Tumbuhan. Penulis juga

menjadi anggota Bidang Ekspedisi di HIMBIO (Himpunan Mahasiswa Biologi)

FMIPA UNILA. Pada tahun 2016, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di

Kampung Warga Makmur Jaya, Banjar Agung, Tulang Bawang selama 60 hari.

Pada tahun yang sama, penulis juga melaksaakan Kerja Praktik di Great Giant

Pineapple Company selama 40 hari dengan judul “EFEKTIVITAS KADAR AIR

TERHADAP RESPIRASI MIKROORGANISME PADA KOMPOS PROSES

H – 15 DI COMPOST PLANT PT. GREAT GIANT PINEAPPLE”.

Page 7: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat kesehatan,kekuatan, kesabaran dan keikhlasan untukku dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada:

Ayahandaku tercinta Sujoko dan Ibundaku tersayang Lisah yang tidakpernah berhenti mendukungku dan selalu mendoakan di setiap sujudnya untuk

keberhasilanku.

Adindaku tersayang Novear Anjali yang selalu menebarkan kebahagiaansebagai penyemagat di setiap langkah menyelesaikan studiku.

Kamu _________ satu nama yang selalu aku semogakan, terimakasih atassemua doa dan waktunya.

Bapak dan Ibu dosen dan terutama pembimbingku yang senantiasa sabarmemberikan bimbingan dan ilmunya dengan ikhlas hingga penulis menyelesaikan

tulisan ini.

Sahabat – sahabatku yang selalu mendukung dan menemaniku saat sukamaupun duka.

Almamaterku tercinta, Universitas Lampung

Page 8: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

MOTTO

Jika kamu tidak suka dengan hidupmu sekarang, perbaikilah. Ubah hidup dan duniamusendiri, berusaha hingga peluhmu tak dapat mengalir lagi. Iringi semua perjalanan dan

usahamu dengan doa. Karena kamu diciptakan sebagai manusia berakal dan bukansebatang pohon yang hanya diam menunggu nasibnya (Penulis)

Words build bridges into unexplored regions (Adolf hitler)

Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan mati hariini.(James Dean)

Keberanian terbesarmu adalah rasa takutmu, maka lawanlah tuk dapatkan! (Penulis)

“Man Jadda Wa Jadda”Barang siapa yang bersungguh - sungguh akan mendapatkannya

Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia maka haruslah dengan ilmu, barangsiapa yang menginginkan kebahagiaan di akhirat haruslah dengan ilmu, dan barang siapa

yang menginginkan kebahagiaan pada keduanya maka haruslah dengan ilmu”(HR. ibn Asakir)

Page 9: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim....

Alhamdulillahirobbilalamin puji syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat,

Hidayah serta Ridho yang telah dilimpahkan. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “KARAKTER

FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN TOMAT

(Lycopersicum esculentum Mill.) F1 HASIL INDUKSI MEDAN MAGNET

YANG DIINFEKSI Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici”

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penyusunan skripsi ini banyak mendapat

bantuan dari berbagai pihak. Dengan teriring salam dan doa penulis mengucapkan

rasa terimakasih banyak kepada:

1. Ayahanda (Sujoko) dan Ibundaku (Lisah), adikku (Novear Anjali) tercinta

yang selalu mendoakan, memberi kasih sayang, kesabaran, dukungan dan

semangat kepada penulis untuk menggapai cita – cita. Semoga selalu diberi

kesehatan dan umur yang panjang.

2. Ibu Rochmah Agustrina, Ph. D. selaku pembimbing 1 sekaligus pembimbing

akademik yang telah bersabar memberi arahan dan bimbingan sehingga

penulis mampu menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi.

Page 10: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

x

3. Dr. Bambang Irawan, M. Sc. selaku pembimbing 2 yang telah bersabar

memberi saran, membagi ilmu dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Endang Nurcahyani, M. Si. selaku pembahas yang telah memberikan

kritik dan koreksi kepada penulis.

5. Ibu Dra. Nuning Nurcahyani, M. Sc. selaku ketua jurusan Biologi Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

6. Bapak. Prof. Warsito, S.Si, DEA, Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika

Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung

7. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Biologi FMIPA Unila, terimakasih atas bimbingan

dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama masa studi. Karyawan

dan staff serta laboran di Jurusan Biologi yang telah membantu dalam

penelitian hingga terselesaikan skripsi ini.

8. Lukman Hakim atas doa, semangat, dan solusi kepada penulis dalam

melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi.

9. Teman – teman team penelitian, Ade, Mas Aji, Teh Nasyia, dan Siti

terimakasih atas motivasi dan kebersamaannya dalam melaksanakan

penelitian.

10. Sahabat lelah, partner bisnis dan juga teman curhat yang menjadi keluarga.

Sarah Niati terimakasih atas kebersamaan dan keceriaannya.

11. Dewi Setyawati, Muna Sari, Siti Nurhayati, Neria Vicha Ekstiani, Ayu

selvyany, Sally Khoirunisa (CACAHABAT), Ade Safitri, Dea Putri Andeska,

Lina Linda Wati, dan Winda Jayanti yang tidak pernah bosan bersama sampai

semester ini.

Page 11: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

xi

12. Sahabat-sahabat Biologi angkatan 2013 kelas b: Iffa, Silvia, Siska, Okta,

Yaya, Icil, Dame, Yopi, Aini, Nunur, mas Verry, Imeh, Carina, Eva, Teta,

Venny, Vozza, Sari, Upy, Anis, Benny, Nyoman, Sabti, mb Retno, Fhora,

Ellia, Sita dan seluruh keluarga besar kelas a.

13. Seluruh keluarga besar HIMBIO, khususnya bidang Ekspedisi yang telah

memberikan pengalaman dan pembelajaran yang sanga5t bermanfaat.

14. Teman – teman KWI 2014, KKN Warga Makmur Jaya kecamatan Banjar

Agung, Tulang Bawang (Adam, bang Yakub, Ria, Ulfah, mbak Wulan dan

Intan) serta satu, dan teman – teman kerja praktik (Widya, Dicky, Tartila, dan

Iif).

15. Mantan penghuni Wisma Aditya: Windara Insan Mayora, Siti Nur Rohmah,

Keke, Laili, Dian, mb S. Nur Asia, dan masih banyak lagi yang tidak dapat

disebutkan satu per satu.

16. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baik balasan. Penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Akan

tetapi penulis berharap skripsi ini mampu memberikan informasi dan ilmu yang

bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Bandar Lampung, 21 Agustus 2017

Penulis

Nungki Nuari Dewi

Page 12: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ............................................................................................. i

ABSTRAK ......................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL DALAM ......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

MOTTO .............................................................................................................viii

SANWACANA .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 11.2 Tujuan Penelitian .................................................................................. 31.3 Manfaat Penelitian ................................................................................ 41.4 Kerangka Pikir ...................................................................................... 41.5 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTKA ................................................................................ 6

2.1 Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) .............................. 6

Page 13: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

xiii

2.1.1 Biologi Tanaman Tomat ........................................................... 62.1.2 Budidaya Tanaman Tomat ........................................................ 92.1.3 Tanaman Tomat F1 ................................................................... 10

2.2 Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Fol) ......................................... 112.2.1 Biologi Fol ................................................................................ 122.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fol ............. 142.2.3 Layu Fusarium pada Tanaman Tomat ...................................... 14

2.3 Medan Magnet ...................................................................................... 162.3.1 Pengaruh Medan Magnet terhadap Pertumbuhan Tanaman ..... 18

2.4 Vitamin C (Asam Askorbat) ................................................................. 202.5 Enzim Peroksidase ................................................................................ 22

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 25

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................... 253.2 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................... 25

3.2.1 Alat – Alat Penelitian ................................................................ 253.2.2 Bahan – Bahan Penelitian ......................................................... 26

3.3 Rancangan Penelitian ............................................................................ 273.4 Pelaksanaan Penelitian .......................................................................... 27

3.4.1 Peremajaan Isolat Jamur Fol ..................................................... 283.4.2 Penanaman Tanaman Tomat ..................................................... 313.4.3 Pemeliharaan Tanaman Tomat .................................................. 353.4.4 Analisis Parameter .................................................................... 36

3.5 Analisis Data ......................................................................................... 38

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 39

4.1 Diameter Sel Parenkim ......................................................................... 394.2 Ketebalan Lignin ................................................................................... 424.3 Aktivitas Enzim Peroksidase ................................................................ 444.4 Kandungan Vitamin C .......................................................................... 47

V. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 51

5.1 Simpulan ............................................................................................... 515.2 Saran ..................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 52

LAMPIRAN ....................................................................................................... 59

Page 14: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Pengaruh perlakuan interaksi benih dan infeksi Fol (BxF) terhadapaktivitas enzim peroksidase tanaman tomat F1 ..................................... 45

Tabel 2. Pengaruh perlakuan benih (B) (a); infeksi Fol (F) (b); dan interaksibenih dan infeksi Fol (BxF) (c) terhadap kandungan vitamin Ctanaman tomat F1 .................................................................................. 47

Tabel 3. Unit percobaan yang digunakan dalam penelitian ................................ 59

Tabel 4. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan benih (B), infeksi Fusariumoxysporum f.sp. lycopersici (Fol) (F), dan interaksi antara perlakuanbenih dan infeksi Fol (BxF) terhadap diameter sel parenkim batangtanaman tomat F1 .................................................................................. 59

Tabel 5. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan benih (B), infeksi Fusariumoxysporum f.sp. lycopersici (Fol) (F), dan interaksi antara perlakuanbenih dan infeksi Fol (BxF) terhadap ketebalan lignin pembuluhxilem tanaman tomat F1 ........................................................................ 60

Tabel 6. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan benih (B), infeksi Fusariumoxysporum f.sp. lycopersici (Fol) (F), dan interaksi antara perlakuanbenih dan infeksi Fol (BxF) terhadap aktivitas enzim peroksidasetanaman tomat F1 ................................................................................. 60

Tabel 7. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan benih (B), infeksi Fusariumoxysporum f.sp. lycopersici (Fol) (F), dan interaksi antaraperlakuan benih dan infeksi Fol (BxF) terhadap kandunganvitamin C tomat F1 ............................................................................... 60

Page 15: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tanaman tomat .................................................................................. 6

Gambar 2 Isolat Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici ..................................... 12

Gambar 3. (a) Gejala serang Fol; (b) Jaringan pembuluh yang mati .................. 15

Gambar 4. Arah garis medan magnet .................................................................. 17

Gambar 5. Kaidah tangan kanan ......................................................................... 17

Gambar 6. Struktur asam askorbat (vitamin C) .................................................. 21

Gambar 7. Bagan alir penelitian .......................................................................... 28

Gambar 8. Isolat murni Fol (a) dan isolat Fol yang telah diremajakan (b) ......... 30

Gambar 9. Kerapatan spora Fol pada pengenceran 10-2 ..................................... 31

Gambar 10. Perendaman benih dengan akuades dan suspensi Fol ..................... 31

Gambar 11. Perkecambahan biji dengan media kapas dan kertas germinasi ...... 32

Gambar 12. Penyemaian benih dalam plastik ukuran 5x8 cm ............................ 33

Gambar 13. Penanaman benih dalam polybag .................................................... 33

Gambar 14. Tata letak sampel polybag di lahan ................................................. 34

Gambar 15. Rata – rata diameter sel parenkim batang tanaman tomat F1akibat pengaruh infeksi Fol (F) ....................................................... 40

Gambar 16. Perbandingan diameter sel parenkim tanaman tomat F1 yang tidakdiinfeksi (A) dan yang diinfeksi (B) F. oxysporum f.sp lycopersiciperbesaran 100x ............................................................................... 40

Gambar 17. Rata – rata tebal lignin pembuluh xilem akibat perlakuan infeksiF. oxysporum f.sp. lycopersici (F) ................................................... 42

Page 16: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

xvi

Gambar 18. Perbandingan tebal lignin pembuluh xilem yang tidak diinfeksi(A) dan yang diinfeksi (B) F. oxysporum f.sp. lycopersiciperbesaran 200x................................................................................ 44

Gambar 19. Rata – rata aktivitas enzim peroksidase akibat perlakuan interaksibenih dan infeksi F. oxysporum f.sp. lycopersici (BxF) ................. 45

Gambar 20. Rata –rata kandungan vitamin C akibat pengaruh benih (B) (a);infeksi Fol (F) (b); dan interaksi benih dan infeksi Fol (BxF) ........ 48

Gambar 21. Biji tomat yang digunakan dalam penelitian ................................... 61

Gambar 22. Isolat Fol berumur 14 hari yang digunakan .................................... 61

Gambar 23. Alat dan bahan analisis diameter sel parenkim dan tebal lignin ..... 61

Gambar 24. Pembuatan sayatan melintang batang tomat dan pengamatan ........ 62

Gambar 25. Preparat melintang dan hasil pengamatan perbesaran 100x (a)diameter sel parenkim dan (b) tebal lignin pembuluh xilem ........... 62

Gambar 26. Penggerusan daun tomat dan penyaringan ekstrak untuk analisisenzim peroksidase ........................................................................... 62

Gambar 27. Penambahan pirogaol dan H2O2 (a) dan sentrifuge larutan (b) ....... 63

Gambar 28. Ekstrak daun tomat yang sudah ditambah pirogaol dan H2O2 (a)dan ekstrak yang siap dianalisis aktivitas eszim peroksidase (b) .... 63

Gambar 29. Titrasi dan hasil titrasi ..................................................................... 63

Page 17: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanaman tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yaitu dari daerah

sekitar Meksiko sampai Peru. Tomat menyebar ke seluruh wilayah tropik

Amerika sebagai gulma melalui kotoran burung pemakan biji. Penyebaran di

Indonesia sendiri dibawa oleh orang Belanda (Pracaya, 2012). Tomat

merupakan jenis sayuran yang banyak digunakan pada masakan atau

dikonsumsi sebagai buah. Buah tomat mengandung banyak nutrisi yang

bermanfaat bagi tubuh manusia (Rugayah et al., 2004), sehingga tomat

menjadi tanaman komoditas penting dan bernilai ekonomi tinggi. Namun

produksi tomat di Indonesia relatif rendah. Data Statistik Departement

Pertanian tahun 2011 menunjukkan bahwa produksi tomat baru mencapai

642.020 ton per tahun sedangkan permintaan pasar mencapai 1.230.000 ton

per tahun (Sutini, 2011).

Salah satu masalah yang menyebabkan rendahnya produksi tomat adalah

infeksi jamur patogen, antara lain Fusarium oxysporum f.sp. lycopersici (Fol).

Fol menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui tanah dan masuk ke dalam

jaringan tanaman tomat melalui akar atau pangkal batang tanaman. Fol akan

membentuk polipeptida likomarasmin yang menghambat permeabilitas

Page 18: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

2

membran plasma pada jaringan tanaman yang dapat mengganggu proses

penyerapan air dan unsur hara (Pitojo, 2005), sehingga menurunkan daya

tumbuh dan produksi tanaman tomat.

Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat sangat dipengaruhi

oleh faktor lingkungan di sekitarnya termasuk medan magnet. Medan magnet

diketahui dapat memberikan efek pada metabolisme tanaman (Cakmak et al.,

2010). Reitz et al. (1994) menyatakan bahwa semua benda di bumi

dipengaruhi oleh medan magnet termasuk unsur-unsur yang menyusun

jaringan tumbuhan. Begitu pula pergerakannya dalam tumbuhan (De Souza et

al., 1999).

Bilalis et al. (2013), membuktikan bahwa medan magnet dapat meningkatkan

muatan negatif sel tumbuhan, sehingga menginduksi akar lebih mudah

menyerap ion bermuatan positif, seperti K, P, N, Ca, dan Mg. Unsur tersebut

berperan dalam sintesis protein, pembentuk struktur sel, aktivator enzim, dan

penyusun klorofil sehingga tanaman dapat tumbuh lebih tinggi.

Morejon et al. (2007) menyatakan bahwa medan magnet mampu merubah

sifat fisika dan kimia air. Perubahan sifat air menyebabkan air menjadi lebih

mudah diserap oleh sel – sel biji. Peningkatan air dalam biji memacu aktivitas

enzim-enzim perkecambahan seperti enzim α – amilase sehingga metabolisme

germinasi dalam biji menjadi lebih cepat (Anggraini, 2012 ; Rohma et al.,

2013). Akibatnya terjadi peningkatan perkecambahan. Penelitian Pertiwi

(2011) membuktikan bahwa pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 7 menit

48 detik dapat meningkatkan produktivitas pada tanaman tomat. Serta

Page 19: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

3

penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2013) menunjukkan diameter sel

parenkim yang lebih baik dari kontrol.

Pada penelitian sebelumnya diuji pengaruh infeksi Fusarium oxysporum (Fox)

terhadap benih tomat yang sebelumnya dipapar medan magnet. Hasil

menunjukkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas enzim peroksidase dan

kandungan vitamin C (Listiana, 2016 dan Nastiti, 2017). Tanaman yang tahan

terhadap infeksi mikroorganise akan menunjukkan adanya peningkatan

aktivitas enzim peroksidase, sedangkan pada tanaman yang rentan infeksi

akan menunjukkan penurunan aktivitas enzim peroksidase (Agrios, 1996).

Enzim peroksidase juga berperan sebagai katalisator dalam proses

pembentukan lignin (Bouizgarne et al., 2006). Dengan adanya lignin maka

dinding sel tumbuhan menjadi lebih tebal sehingga sulit dipenetrasi patogen

(Hopkins et al., 2001).

Berdasarkan ulasan di atas maka dilakukan penelitian lanjutan mengenai

karakter fisiologis dan anatomis batang tanaman tomat (Lycopersicum

esculentum Mill.) F1 hasil induksi medan magnet yang diinfeksi F. oxysporum

f.sp. lycopersici (Fol). Penelitian ini dilakukan untuk megetahui apakah

ketahanan tanaman tomat F1 (Filial pertama) masih menunjukkan respon

yang baik.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ketahanan tanaman

tomat F1 hasil induksi nmedan magnet dan Fox yang diinfeksi kembali

dengan Fol berdasarkan:

Page 20: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

4

1. diameter sel parenkim

2. ketebalan lignin

3. aktivitas enzim peroksidase, dan

4. kandungan vitamin C

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada petani tomat tentang

cara mendapatkan benih yang tahan terhadap serangan jamur Fol. Secara

ilmiah hasil penelitian ini juga dapat memberikan konstribusi terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang pertanian dan budidaya

tanaman.

1.4 Kerangka Pikir Penelitian

Tomat merupakan tanaman hortikultura dan bernilai ekonomi tinggi. Selain

itu tomat juga memiliki banyak manfaat, diantaranya: sebagai bumbu, buah

dan sayuran yang dapat di konsumsi secara langsung. Tomat mengandung

banyak zat penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karena itu permintaan

buah tomat selalu tinggi, sehingga banyak dibudidayakan di Indonesia.

Salah satu masalah yang dihadapi dalam budidaya tanaman tomat adalah

serangan jamur patogen Fol. Jamur ini menyebabkan penyakit layu fusarium

yang menyerang tomat melalui akar atau pangkal batang, menyebabkan daun

tanaman layu hingga kematian apabila tingkat infeksi tinggi.

Page 21: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

5

Solusi terhadap permasalahan budidaya tomat adalah dengan pemakaian benih

yang tahan serangan jamur patogen, dengan memanfaatkan medan magnet.

Hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa pemaparan medan magnet

0,2 mT pada benih tomat yang diinfeksi Fox meningkatkan kandungan

vitamin C dan aktivitas enzim peroksidase. Tanaman yang tahan terhadap

infeksi mikroorganise menunjukkan adanya peningkatan aktivitas enzim

peroksidase, sebaliknya pada tanaman yang rentan infeksi menunjukkan

penurunan aktivitas enzim peroksidase. Enzim peroksidase juga berperan

sebagai katalisator dalam proses pembentukan lignin. Lignin membuat

dinding sel menjadi lebih tebal, sehingga sulit dipenetrasi patogen.

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian mengenai “karakter

fisiologis dan anatomis batang tanaman tomat (L. esculentum Mill.) F1 hasil

induksi medan magnet yang diinfeksi F. oxysporum f.sp. lycopersici”.

1.5 Hipotesis Penelitian

Dari kerangka pikir di atas, maka hipotesis yang dapat diambil adalah tanaman

tomat F1 hasil induksi medan magnet dan Fox yang diinfeksi kembali dengan

Fol memiliki daya tahan yang baik, ditunjukkan dengan karakter fisiologis

dan anatomis yang memiliki:

1. Diameter sel parenkim lebih besar dari benih tanaman yang tidak diinfeksi

2. Lignin yang tebal dari benih tanaman yang tidak diinfeksi

3. Aktivitas enzim peroksidase yang tinggi dari benih tanaman yang tidak

diinfeksi

4. Kandungan vitamin C yang tinggi dari benih tanaman yang tidak diinfeksi

Page 22: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.)

Tanaman tomat berasal dari Amerika yaitu dari daerah sekitar Meksiko

sampai Peru. Kata tomat berasal dari Bahasa Aztek, dari suku indian yaitu

xitomate atau xitotomate. pada awalnya tanaman tomat menyebar sebagai

gulma di seluruh wilayah tropik Amerika melalui kotoran burung pemakan

biji. Penyebaran tanaman tomat ke Eropa dan Asia dibawa oleh orang

Spanyol. Di Indonesia sendiri tanaman tomat menyebar setelah kedatangan

orang Belanda. Saat ini tanaman tomat sudah tersebar di wilayah tropik dan

subtropik (Pracaya, 2012).

2.1.1 Biologi Tanaman Tomat

Gambar 1. Tanaman tomat (Dokumentasi Pribadi)

Page 23: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

7

Klasifikasi tanaman tomat menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Tubiflorae

Suku : Solanaceae

Marga : Lycopersicum

Jenis : Lycopersicum esculentum Mill.

Tanaman tomat termasuk tanaman semusim atau annual yang dapat tumbuh

dengan baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (Pitojo, 2005).

Sebagai perdu, tinggi tanaman tomat dapat mencapai 0,5 – 2,0 meter.

Tanaman tomat memiliki sistem perakaran tunggang yang menembus ke

dalam tanah dan memiliki akar serabut yang tumbuh dangkal ke arah

samping (Tugiyono, 2005).

Batang tanaman tomat muda berbentuk bulat dengan tekstur lunak. Setelah

tua cenderung membentuk sudut dengan tekstur keras berkayu. Batang

berwarna hijau dan terdapat bulu – bulu halus (Wiryanta, 2004) diantaranya

membentuk rambut kelenjar. Batang tomat juga beruas – ruas. Pada ruas

batang bagian atas terjadi penebalan dan pada ruas bagian bawah tumbuh

akar – akar pendek (Tugiyono, 2005).

Daun tanaman tomat berwarna hijau, berbentuk oval dengan panjang sekitar

20 – 30 cm dan lebar 10 – 20 cm (Wiryanta, 2004) serta panjang tangkai

Page 24: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

8

sekitar 3 – 6 cm. Tepi daun bergerigi membentuk celah – celah menyirip

serta sedikit melengkung ke dalam. Daun tanaman tomat merupakan daun

majemuk ganjil dengan jumlah 5 – 7 buah dan tumbuh berselang – seling.

Pada celah daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun – daun

kecil (Tugiyono, 2005).

Bunga tanaman tomat termasuk bunga sempurna, benang sari dan putik

terdapat pada bunga yang sama. Sehingga mampu melakukan penyerbukan

sendiri maupun penyerbukan silang dengan bantuan serangga. Bunga

tanaman tomat memiliki diameter ± 2 cm, tersusun dalam satu rangkaian

dengan jumlah 5 sampai 10 kuntum bunga. Setiap kuntum terdiri dari 5

helai kelopak berwarna hijau yang terdapat di pangkal bunga dan 5 helai

mahkota berwarna kuning. Bunga tomat muncul menggantung pada ujung

batang tanaman yang masih muda (Tugiyono, 2005).

Bentuk buah tomat bervariasi tergantung pada jenisnya, ada buah yang

berbentuk bulat, sedikit bulat, lonjong, oval, dan bulat persegi. Warna buah

tomat hijau muda lalu berubah menjadi kuning kemerahan apabila sudah

masak. Biji terlindungi daging buah, memiliki bentuk seperti ginjal, pipih,

berbulu, dan berwarna coklat. Ukuran biji kecil dengan lebar 2 – 4 mm dan

panjang 3 – 5 mm (Pracaya, 2012).

Buah tomat memiliki rasa getir dan bau yang tidak enak ketika masih muda

karna kandungan zat lycopersicin. Bau yang dimiliki buah tomat muda

perlahan akan hilang apabila buah sudah mencapai kemasakannya. Rasa

buah tomat perlahan akan berubah menjadi manis keasamaan (Tugiyono,

Page 25: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

9

2005). Sebagai salah satu komoditas pertanian yang penting buah tomat

juga memiliki kandungan zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia antara

lain vitamin C untuk kekebalan tubuh dan mengobatai berbagai penyakit

seperti sariawan. Vitamin A untuk mengobati xeropthalmia pada mata.

Sebagai sumber mineral, dan zat besi (Fe) yang berperan dalam

pembentukan sel darah merah atau hemoglobin (Tugiyono, 2005).

2.1.2 Budidaya Tanaman Tomat

Pertumbuhan tanaman tomat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti

cahaya, suhu, kelembapan udara, air, unsur hara dan kemasaman tanah (pH)

(Subhan et al, 2009). Tanaman tomat membutuhkan sinar matahari penuh

sepanjang hari untuk pembentukan klorofil, vitamin C dan karoten

(provitamin A), tetapi sinar matahari terik tidak disukainya. Angin kering

dan udara panas kurang baik bagi pertumbuhan tanaman tomat karena

menyebabkan kerontokan bunga. Suhu ideal untuk perkecembahan benih

tomat adalah 25 – 30oC. Sementara itu, suhu ideal untuk pertumbuhan

tanaman tomat 24 – 28oC pada siang hari dan sekitar 15 – 20°C pada malam

hari (Wiryanta, 2004)

Kelembapan udara 95% mampu merangsang pertumbuhan tanaman tomat

muda. Curah hujan bukan faktor pembatas utama dalam pertumbuhan

tanaman tomat apabila kebutuhan air dapat tercukupi dari irigrasi (Pitojo,

2005). Saragih (2010) menyatakan bahwa pada fase vegetatif tanaman

tomat memerlukan curah hujan yang cukup tinggi, sedangkan pada fase

Page 26: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

10

generatif tanaman tomat membutuhkah curah hujan yang rendah. Curah

hujan ideal untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar antara 750 – 1.250

mm per tahun (Pitojo, 2005).

Tanaman tomat mampu tumbuh pada hampir semua jenis tanah, baik tanah

berpasir hingga tanah pasir gembur yang memiliki kandungan hara tinggi

atau tanah humus (Tugiyono, 2005). Sifat kimia tanah seperti kemasaman

tanah (pH) juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat. Umumnya

tanaman tomat tumbuh optimal pada kondisi asam, yaitu kisaran pH 5 – 6.

pH tanah, selain mempengaruhi pertumbuhan dapat juga mempengaruhi

kegiatan mikroorganisme tanah. Terutama dalam proses penguraian bahan

organik dan ketersedian zat – zat hara yang mampu diserap oleh tanaman

tomat, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pertumbuhan

tanaman tomat (Tugiyono, 2005).

2.1.3 Tanaman Tomat F1

Tanaman tomat mampu melakukan penyerbukan silang maupun sendiri.

Perkawinan atau persilangan dua varietas galur murni ini disebut hibridisasi.

Induk galur murni disebut sebagai generasi P (Parental generation).

Sedangkan keturunan yang bersifat hibrid disebut generasi filial pertama

(F1). Kata filial berasal dari Bahasa Latin yang berarti putra. Secara alami

hibrid F1 menyerbuk sendiri menghasilkan generasi F2 (Campbell et al.,

2010).

Page 27: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

11

Perbanyakan pada tanaman tomat adalah melalui biji. Dengan demikian

salah satu pendukung keberhasilan produksi tomat adalah dari benih yang

digunakan (Setiawan dan Trisnawati, 1993). Pada penelitian yang akan

dilakukan, benih yang akan digunakan adalah benih dari generasi filial

pertama (F1) tanaman tomat yang berasal dari benih parental (P) yang diberi

perlakuan medan magnet 0,2 mT dan diinfeksi F. oxysporum selama 0’ dan

60’.

Perlakuan medan magnet pada benih tomat menunjukkan bahwa energi

medan magnet dengan kuat energi dan cara perlakuan yang tepat dapat

meningkatkan vigor dan produksi tanaman tomat generasi (El – Yaziedl et

al., 2011 dan De Souza et al., 2005). Penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Nastiti (2017) dan Listiana (2016), menunjukkan bahwa pemaparan

medan magnet 0,2 mT pada benih tomat dapat mempertahankan daya

tumbuh dan produksinya meskipun benih tomat diinfeksi F. oxysporum.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa, meskipun F. oxysporum dapat

menurunkan pertumbuhan dan produksi tomat. Adanya perlakuan medan

magnet 0,2 mT menyebabkan penurunan laju pertumbuhan dan produksi

tanaman tomat tersebut tidak berbeda nyata dengan kontrol, bahkan pada

beberapa perlakuan masih lebih tinggi dari kontrol.

2.2 Fusarium oxysporum

F.oxysporum adalah jamur patogen dengan kisaran inang sangat luas. F.

oxysporum masuk ke dalam genus Fusarium merupakan jamur patogenik

yang menyebabkan penyakit layu pada berbagai tanaman dan sangat penting

Page 28: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

12

secara ekonomi. Banyak spesies fusarium berada di dalam tanah dalam

bentuk klamidospora atau sebagai hifa pada sisa tanaman dan bahan organik

lain (Saragih dan Silalahi, 2006).

2.2.1 Biologi Fusarium oxysporum

Klasifikasi fusarium menurut Semangun (2001) adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Fungi

Filum : Ascomycota

Kelas : Sordariomycetes

Bangsa : Hypocreales

Suku : Netriaceae

Marga : Fusarium

Jenis : Fusarium oxysporum

Gambar 2. Fusarium oxysporum (Juniawan, 2015)

F. oxysporum tumbuh dengan cepat pada suhu 25oC, dalam kondisi tersebut

koloni F. oxysporum mencapai diameter 4,5 – 6,5 cm. F. oxysporum

Page 29: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

13

memiliki miselium permukaan yang jarang hingga melimpah, berwarna

putih – ungu dan tumbuh kuat pada permukaan agar stroma. Beberapa

isolat F. oxysporum mengeluarkan aroma seperti bunga bungur, dan

menghasilkan sporodokium dengan lendir oranye dari makrokonidiumnya

(Soesanto, 2008).

F. oxysporum mengalami 2 fase dalam daur hidupnya, yaitu fase

patogenesis dan saprogenesis. Pada fase patogenesis, F. oxysporum hidup

sebagai parasit pada tanaman inang. Apabila tidak ada tanaman inang, F.

oxysporum hidup di dalam tanah sebagai saprofit pada sisa-sisa tanaman dan

memasuki fase saprogenesis. Pada fase ini F. oxysporum menjadi sumber

inokulum penyebab penyakit pada tanaman lain. Penyebaran propagul

terjadi melalui angin, air tanah, serta tanah terinfeksi yang terbawa alat

pertanian dan manusia (Djaenuddin, 2011).

F. oxysporum menyerang berbagai jenis tanaman, antara lain tomat, kentang

dan tanaman hias seperti lili, tulip, krisan, gladiol, dan anyelir (Nelson et al.,

1981). F. oxysporum mempunyai banyak bentuk khusus yang disebut

dengan formae speciales (f. sp.), yang masing – masing mempunyai kisaran

inang terbatas dan seringkali memiliki sejumlah ras patogen (Shivas dan

Beasley, 2005). Salah satunya yang menyerang tanaman tomat yaitu

F. oxysporum f.sp. lycopersici. F. oxysporum menyerang tanaman melalui

ujung akar lateral, kemudian menyebar secara interseluler atau intraseluler

dalam jaringan parenkim (Lestari et al., 2006).

Page 30: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

14

2.2.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fusarium

oxysporum

F. oxysporum merupakan jamur patogenik yang menyerang berbagai

tanaman tomat. F. oxysporum mampu tumbuh dan berkembang dengan baik

dalam kondisi lingkungan tertentu. Adapun faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan F. oxysporum meliputi suhu, keasaman (pH), air dan sumber

karbon (C). Suhu optimum untuk pertumbuhan jamur F. oxysporum antara

25 – 30oC, dengan suhu maksimum 37o C dan minimum 5o C. Titik

kematian jamur ini pada suhu 57,5 – 60o C dalam tanah. Pertumbuhan spora

optimum terjadi pada suhu 20 – 25o C selama 24 jam (Soesanto, 2008).

F. oxysporum bertahan hidup dalam tanah pada kisaran pH 4,5 – 6,0.

Tumbuh dengan baik sebagai biakan murni pada pH 3,6 – 8,4 (Djaenuddin,

2011) dengan pH optimum 7,7 (Soesanto, 2008). Sedangkan pH optimum

untuk pertumbuhan dan perkembangan spora sekitar 5,0 (Djaenuddin,

2011). Sumber C yang bagus untuk penumbuhan spora termasuk pati dan

manitol. Pembentukan makrokonidium dipacu oleh lampu merkuri dan

medium mengandung sukrosa. (Soesanto, 2008).

2.2.3 Layu Fusarium pada Tanaman Tomat

Salah satu penyakit utama pada tanaman tomat adalah layu fusarium yang

disebabkan oleh jamur F. oxysporum f.sp lycopersici (Fol) yang ditularkan

melalui tanah dan menyebabkan kerugian besar dalam budidaya

Page 31: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

15

tanaman tomat. Jamur Sebagai penyakit yang ditularkan oleh tanah maka

Fol ini tersebar luas di dalam tanah berbentuk klamidospora (Sujatmiko et

al., 2012). Fol masuk ke dalam jaringan tanaman tomat melalui akar atau

pangkal batang tanaman. Fol akan membentuk polipeptida likomarasmin

yang menghambat permeabilitas membran plasma pada jaringan tanaman

sehingga mengganggu proses penyerapan air dan zat hara (Pitojo, 2005).

(a) (b)

Gambar 3. (a) Gejala Serangan Fusarium oxysporum f.sp lycopersici padadaun

(b) Jaringan pembuluh berwarna coklat(Srinivasan, 2010)

Gejala awal yang ditimbulkan oleh Fol bemacam-macam, yakni terjadi

perubahan warna daun yang paling tua menjadi kekuningan dan berlanjut ke

bagian daun yang lebih muda. Perubahan warna ini terjadi pada satu sisi

tanaman atau pada daun yang sejajar dengan tangkai daun (Cahyono, 1998).

Pertulangan daun sebelah atas menjadi pucat meskipun dapat terjadi juga

Page 32: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

16

pada pertulangan daun bagian bawah. Gejala lainnya tanaman kerdil

dengan tangkai merunduk dan akhirnya layu. Apabila gejala terlihat di

dekat pangkal batang, ketika batang dipotong melintang akan terlihat cincin

cokelat pada berkas pembuluh (Semangun, 2004) dan menyebabkan

kelayuan hingga kematian pada tanaman tomat jika tingkat serangan tinggi.

2.3 Medan Magnet

Berdasarkan ilmu fisika medan magnet adalah ruangan di sekitar kutub

magnet, yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik yang

menyebabkan timbulnya gaya di muatan listrik lain yang bergerak. Medan

magnet digambarkan dengan garis – garis yang bergerak dari kutub utara ke

kutub selatan dan tidak pernah saling memotong. Berbeda dengan medan

listrik, muatan negatif dan positifnya dapat dipisahkan (Ishaq, 2007).

Semakin besar garis – garis medan magnet menunjukkan bahwa kekuatan

medan magnet suatu magnet semakin besar pula (Soedojo, 2000).

Berdasarkan sumbernya, medan magnet dapat diperoleh secara alami dan

buatan. Medan magnet alami berasal dari batu magnet alam dalam bentuk

besi oksida (Fe3O4). Sedangkan, medan magnet buatan diperoleh dari arus

listrik yang dihasilkan melalui kumparan yang disebut solenoida (Giancoli,

1998).

Solenoida adalah kumparan yang terbentuk dari lilitan kawat tembaga.

Solenoida dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet (Giancoli,

1998) dengan pola garis medan magnet seperti ditimbulkan magnet batang

Page 33: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

17

(Soedojo, 2000). Garis – garis medan magnet adalah lingkaran – lingkaran

yang sesumbu dengan kawat pada solenoida. Garis – garis ini sesuai dengan

kaidah tangan kanan. Medan paling kuat terletak di pusat solenoida. Kuat

medan magnet di ujung – ujung setengah dari kuat medan magnet pusat,

sehingga besarnya menurun (Young dan Freedman, 2003). Oleh karena itu,

solenoida dapat digunakan sebagai medan magnet dengan salah satu

ujungnya sebagai kutub selatan dan ujung lainnya sebagai kutub utara

(Supiyanto, 2002).

Gambar 4. Arah garis medan magnet (Supiyanto, 2002)

Gambar 5. Kaidah tangan kanan (Supiyanto, 2002)

Page 34: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

18

2.3.1 Pengaruh Medan Magnet terhadap Pertumbuhan Tanaman

Pada tahun 1600, William Gilbert menemukan bahwa bumi merupakan

magnet alami dengan kutub magnetnya berada dekat kutub utara dan kutub

selatan (Tipler, 2001). Dengan demikian semua benda di bumi dipengaruhi

oleh medan magnet termasuk unsur – unsur pada tanaman seperti senyawa

organik dalam sitoplasma dan unsur hara penyusun jaringan tumbuhan

(Reitz et al., 1994). Materi – materi biologi menunjukkan sifat

kemagnetannya yang menyebabkan pergerakan molekul atau unsur dalam

tumbuhan dipengaruhi oleh keberadaan medan magnet (De Souza et al.,

1999).

Berdasarkan sifat kemagnetannya, unsur di bumi digolongkan ke dalam

feromagnetik, paramegnetik, dan diamagnetik. Unsur feromagnetik dan

paramagnetik akan mengalami magnetisasi searah dengan medan magnet

serta memiliki sifat dapat dipengaruhi medan magnet. Sedangkan unsur

yang bersifat diamagnetik sangat sulit dipengaruhi oleh medan magnet dan

akan mengalami magnetisasi ke arah berlawanan dengan medan magnet.

Keberadaan medan magnet mempengaruhi sifat polarisasi magnetisasi unsur

hara penyusun jaringan tumbuhan dan senyawa kimia dalam sitoplasma

(Reitz et al.,1994). Unsur yang bersifat feromagnetik adalah Fe. Al dan Pt

merupakan unsur yang bersifat paramagnetik. Sedangkan unsur yang

bersifat diamagnetik adalah Cu dan Au (Soedojo, 2000).

Medan magnet merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Anggraini, 2012). Pengaruh

Page 35: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

19

medan magnet telah banyak diujikan pada beberapa tanaman yang berbeda

seperti jagung, cocor bebek, dan tomat.

Saragih dan Silaban (2010) membuktikan bahwa kuat medan magnet

sebesar 20 mT dengan waktu magnetisasi 30 menit meningkatkan laju

perkecambahan dan laju pertumbuhan kecambah kacang kedelai (Glycine

max). Hasil penelitian Alfredo et al. (2013) membuktikan paparan medan

magnet 100 mT, 150 mT, dan 200 mT dapat memengaruhi penyerapan air

oleh jaringan embrio sehingga menyebabkan turgor pada sel radikula

kecambah kacang kedelai. Medan magnet dapat meningkatkan muatan

negatif sel tumbuhan, sehingga menginduksi akar lebih mudah menyerap

ion bermuatan positif, seperti K, P, N, Ca, dan Mg. Ion – ion tersebut

berperan dalam sintesis protein, pembentuk struktur sel, aktivator enzim,

dan penyusun klorofil sehingga tumbuhan memiliki pertumbuhan lebih

tinggi (Bilalis et al., 2013).

Pada proses perkecambahan, medan magnet mampu merubah sifat fisika

dan kimia air (Morejon et al., 2007). Perubahan sifat air menyebabkan air

mudah diserap oleh sel – sel biji. Peningkatan air dalam sel biji memacu

aktivitas enzim – enzim perkecambahan pada biji seperti enzim α – amilase

sehingga metabolisme pada biji menjadi lebih cepat (Anggraini, 2012 ;

Rohma et al., 2013). Peningkatan metabolisme tersebut mengakibatkan

peningkatan perkecambahan pada biji. Penelitian Winandari (2011)

membuktikan bahwa pemaparan medan magnet 0,2 mT selama 7 menit 48

Page 36: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

20

detik mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman tomat (L. esculentum Mill.),

serta luas daun dan kandungan klorofil b pada daun menjadi lebih baik.

Sedangkan penelitian Pertiwi (2011) membuktikan bahwa pemaparan

medan magnet 0,2 mT selama 7 menit 48 detik dapat meningkatkan

produktivitas tanaman tomat.

2.4 Vitamin C (Asam Askorbat)

Tomat adalah salah satu tanaman hortikultura penting di Indonesia. Buahnya

memiliki rasa yang enak dan dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, antara

lain dimakan secara langsung, diolah menjadi jus buah, sebagai pelengkap

bumbu dapur dan sebagainya. Selain memiliki rasa yang enak, buah tomat

juga memiliki kandungan zat yang bermanfaat bagi tubuh manusia antara

lain protein, gula, histamin (Rugayah et al., 2004), zat besi (Fe), potassium,

mineral, vitamin A, dan vitamin C (Tugiyono, 2005).

Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terkandung dalam suatu

makanan dengan jumlah yang sedikit dan dibutuhkan oleh tubuh untuk

fungsi metabolisme normal dalam jumlah yang besar. Tergantung pada jenis

vitaminnya, ada yang larut dalam air dan larut dalam lemak. Vitamin C

termasuk ke dalam vitamin yang larut dalam air. Vitamin C atau asam

askorbat adalah senyawa dengan atom karbon 6 (heksosa) dan

diklasifikasikan sebagai karbohidrat yang erat kaitannya dengan

monosakarida. Vitamin C mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol

dan gliserol dan tidak dapat larut dalam pelarut non polar seperti eter,

benzene, klorofom dan lain-lain. Vitamin C berbentuk kristal putih, tidak

Page 37: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

21

berbau, bersifat asam dan stabil dalam bentuk kering. Dan sifatnya mudah

teroksidasi secara reversible membentuk asam L – dehidroaskorbat (asam

askorbat yang kehilangan dua atom H) yang lebih mudah masuk ke dalam sel

sebelum digunakan (Muchtadi, 2000). Karena sifatnya yang mudah

dioksidasi vitamin C merupakan reduktor yang kuat (Thurnham et al., 2000).

Gambar 6. Struktur kimia Asam Askorbat (vitamin C) Levine et al., 1996

Vitamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan makhluk hidup. Vitamin C atau asam askorbat disebut juga

sebagai senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal

bebas dari polusi di sekitar lingkungan. Vitamin C berfungsi sebagai

antioksidan untuk mencegah atau mengurangi pencoklatan – penghitaman

eksplan, untuk meningkatkan toleransi garam dan sebagai kofaktor pada

reaksi hidroksilasi (Wattimena et al., 1992).

Penelitian yang dilakukan Arab et al. (2006) pada biji alfafa (Medicago

sativa) menunjukan bahwa penambahan asam askorbat ke medium MS yang

mengandung NaCl meningkatkan perkecambahan biji, aktifitas asam fosfat,

Page 38: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

22

kandungan klorofil, dan bahan kering. Penelitian yang dilakukan Behairy et

al. (2012) menunjukan fenomena yang sama. Perendaman biji Fenugreek

(Trigonella foenum-graecum) dalam larutan asam askorbat dapat

meningkatkan perkecambahan, panjang tunas (shoot), dan klorofil total pada

kondisi stress garam. Dengan demikian adanya peningkatan kandungan

vitamin C sebagai akibat perlakuan medan magnet dapat membantu tanaman

dalam melawan serangan patogen.

2.5 Enzim Peroksidase

Enzim merupakan protein biokatalisator untuk proses – proses fisiologi

tanaman yang pengadaan dan pengaturannya dikontrol secara genetik.

Menurut Gaman dan Sherrington (1992), enzim memiliki sifat – sifat sebagai

berikut:

1. Aktivitas enzim sangat spesifik

Pada umumnya satu enzim mengkatalis satu reaksi. Contoh enzim

tersebut adalah enzim laktase menghidrolisis gula laktosa tetapi tidak

mempengaruhi disakarida lain.

2. Pengaruh suhu

Aktivitas enzim sangat dipengaruhi oleh suhu. Enzim membutuhkan

suhu 35 – 40oC untuk bekerja optimal, pada suhu rendah enzim inaktif

dan pada suhu tinggi (>50oC) enzim terdenaturasi.

3. Pengaruh pH

pH optimal kerja enzim 7 (netral). Pada pH sangat asam dan basa enzim

akan inaktif. Akan tetapi beberapa enzim dapat bekerja dalam kondisi

Page 39: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

23

asam atau alkalis.

4. Koenzim dan Aktifator

Enzim memerlukan substansi lain agar berfungsi secara efektif.

Misalnya substansi koenzim bukan protein yang mengaktifkan enzim.

Beberapa vitamin berfungsi sebagai enzim. Beberapa ion anorganik,

misalnya ion kalsium dan ion klorida dapat meningkatkan aktivitas

beberapa enzim. Senyawa ini dikenal sebagai kofaktor.

5. Konsentrasi substrat

Kompleks enzim dan substrat terjadi karena adanya kontak. Hasil

eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,

maka pertambahan konsentrasi substrat akan meningkatkan laju reaksi.

Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan

kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Pada

konsentrasi substrat rendah, sisi aktif enzim hanya menampung sedikit

substrat.

Enzim peroksidase secara alami disintesis tumbuhan dan termasuk kelompok

PR – protein (pathogenesis related protein) dari golongan 13 (Vidyasekaran,

1997). PR – protein merupakan protein spesifik pada tanaman, berfungsi

untuk mempertahankan diri. Enzim ini aktif apabila terjadi serangan patogen,

hama atau virus (Zhou et al., 1992) dengan tujuan untuk menghambat

serangan. Tanaman menghasilkan senyawa peroksida (H2O2) yang mampu

meningkatkan enzim peroksidase (Bouizgarne et al,. 2006). Hersanti (2005)

membuktikan bahwa terjadi peningkatan enzim peroksidase pada tanaman

Page 40: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

24

cabai merah yang diinduksi ketahanannya terhadap Cucumber Mosaic Virus

(CMV) oleh ekstrak daun nanangkaan (Euphorbia hirta). Penelitian

Umamaheswari et al. (2009) bahwa inokulasi Bacillus subtilis pada tanaman

semangka menunjukkan peningkatan enzim peroksidase 280% dibandingkan

dengan kontrol. Tanaman yang tahan dari infeksi ataupun inokulasi

mikroorganise akan terjadi peningkatan aktivitas enzim peroksidase,

sedangkan tanaman yang tidak tahan dari infeksi ataupun inokulasi

mikroorganisme akan mengalami penurunan aktivitas enzim peroksidase

dibandingkan tanaman yang sehat (Agrios, 1996).

Enzim peroksidase mampu menghasilkan H2O2 yang bersifat toksik bagi

patogen dengan mengkatalis senyawa fenolik menjadi senyawa kuinon.

Enzim peroksidase juga berperan sebagai katalisator dalam proses

pembentukan lignin (Bouizgarne et al., 2006) dari r – kumaril alkohol,

koniferil alkohol dan sinapsisi alkohol (Hopkins et al., 2001). Dengan adanya

lignin maka dinding sel tumbuhan menjadi lebih tebal sehingga sulit

dipenetrasi patogen (Hopkins et al., 2001). Lignin merupakan sistem

ketahanan struktur tanaman yang memiliki sifat sukar terdegradasi oleh

mikroorganisme. Berfungsi untuk menghambat patogen masuk dan

berkembang pada jaringan tanaman (Sticher et al., 1997; Goddman et al.,

1986; Lea and Leegood, 1999).

Page 41: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Januari sampai April 2017 di Laboratorium

Botani 1 Jurusan Biologi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam,

dan Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

3.2.1 Alat – Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah peralatan untuk isolasi F.

oxysporum f.sp. lycopersici (Fol), perkecambahan, penyemaian benih

tanaman, dan pengukuran diameter sel parenkim, tebal lignin, aktivitas

enzim peroksidase, dan kandungan vitamin C. Peralatan yang digunakan

untuk isolasi antara lain: cawan petri, batang pengaduk, beaker glass 1000

ml, erlenmeyer 250 ml, tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose, lampu

spritus, inkubator, laminar air flow, oven, autoklaf, hotplate,

haemocytometer, alumunium foil, wrapping cling dan sumbat.

Peralatan yang digunakan untuk perkecambahan, penyemaian dan

Page 42: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

26

penamanam antara lain: cawan petri, labu ukur 10 ml dan 100 ml, lighting

grow chamber, plastik ukuran 5 x 8 cm, polybag, tong, dan lainnya

Peralatan yang digunakan untuk analisis diameter sel parenkim, ketebalan

lignin pada pembuluh xilem, aktivitas enzim peroksidase, dan kandungan

vitamin C antara lain: timbangan digital, alu dan mortar, gelas beaker 50 ml,

sentrifuge, kuvet, spektrofotometer, pipet tetes, buret, statif + klem,

erlenmeyer 125 ml, mikroskop, gelas preparat, gelas penutup, mikrometer

okuler dan objektif, cutter atau silet, dan kamera.

3.2.2 Bahan – Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari bahan untuk

pembuatan isolat, perkecambahan, penyemaian dan penanaman serta bahan

untuk analisis aktivitas enzim peroksidase, kandungan vitamin C dan tebal

dinding sel. Bahan – bahan yang digunakan untuk pembuatan media isolasi

antara lain, alkohol 70 %, akuades, kentang, agar dan sukrosa serta isolat F.

oxysporum f.sp. lycopersici.

Bahan – bahan yang digunakan untuk perkecambahan, penyemaian dan

penanaman antara lain: benih tomat F1 yang diperoleh dari parental yang

benihnya diinduksi medan magnet 0,2 mT dan diinfeksi F. oxysporum

(Fox), kertas germinasi, kapas, akuades, air, pupuk kompos, tanah dan ajir

dari bambu.

,

Page 43: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

27

Bahan – bahan yang digunakan untuk analisis aktivitas enzim peroksidase,

kandungan vitamin C dan tebal dinding sel antara lain: tanaman tomat,

pirogaol, H2O2 larutan H2SO4 1 %, larutan iodium 0,01 N, indikator

amilumvitamin C, safranin 1%, FAA, alkohol 70%, akuades, kertas label,

dan tisu.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian disusun secara faktorial menggunakan Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah benih F1 yang diperoleh

dari parental yang benihnya diinduksi medan magnet 0,2 mT dan diinfeksi

Fox. Variasi benih diberi nama dengan M0F0, M0F60, M7F0, M7F60, M11F0,

M11F60, M15F0, dan M15F60. Faktor kedua perlakuan infeksi Fusarium

oxysporum f.sp. lycopersici (Fol) selama 0’ (A) dan 60’ (B). Setiap unit

percobaan diulang sebanyak 4 kali. Parameter yang diuji yaitu, diameter sel

parenkim, ketebalan lignin, aktivitas enzim peroksidase, dan kandungan

vitamin C.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

Secara singkat pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada bagan alir penelitian

(Gambar 7).

Page 44: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

28

Gambar 7. Bagan alir penelitian

Berikut ini uraian tahapan penelitian yang disajikan pada bagan alir Gambar 7

3.4.1 Peremajaan Isolat Jamur Fol

1. Pembuatan Medium ( Potato Dextrose Agar) PDA

Media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan sebagai media isolasi

dan peremajaan jamur Fol. Media PDA dibuat menggunakan kentang

Peremajaan isolat Fusarium oxysporum f.sp.lycopersici (Fol) dalam media PDA untuk

mendapatkan monospora

Perendaman benih F1 dalam suspensi monosporakonidia Fol dengan kerapatan 107 konidia sel/ml

selama 60 menit

Perkecambahan benih di cawan petri

Penyemaian dalam plastik ukuran 5x8 danpenanaman di lahan pertanian

Pengambilan Data: diameter sel parenkim ketebalan lignin aktivitas enzim

peroksidase kandungan vitamin C

Pemeliharaan tanaman tomat

Analisis data

Kesimpulan

Page 45: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

29

yang telah dibersihkan kulitnya dan dipotong dadu berukuran kecil

sebanyak 500 gram. Selanjutnya kentang direbus dalam 500 ml aquades

selama 2 jam. Air rebusan disaring untuk menghilangkan kotoran atau

sisa potongan kentang. Air rebusan yang telah disaring kemudian

dipanaskan dengan menambahkan 20 gram dekstrosa, 15 gram agar –

agar dan aquades hingga volume mencapai 1000 ml. Larutan diaduk

hingga homogen, kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer 500

ml dan ditutup dengan sumbat kapas dan aluminium foil apabila suhu

mulai menurun. Larutan yang ada dalam erlenmeyer disterilkan

menggunakan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121° C dan

tekanan 1 atm. Setelah itu larutan dapat langsung digunakan sebagai

media (Malloch, 1981).

2. Peremajaan Isolat Jamur Fol

Peremajaan isolat jamur secara aseptis untuk mencegah kontaminasi.

Koloni jamur Fol diambil dari isolat menggunakan jarum ose dan

diinokulasikan ke cawan petri berisi medium PDA kemudian diinkubasi

selama ± 5 hari pada suhu 28 – 30° C. Koloni jamur yang menunjukkan

Fol berwarna putih keunguan dan mengeluarkan aroma seperti bunga

bungur (Soesanto, 2008). Koloni jamur yang sudah tumbuh

dipindahkan ke medium PDA lain untuk memperoleh biakan isolat

monospora.

Page 46: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

30

(a) (b)

Gambar 8. (a) isolat murni Fol; dan (b) isolat Fol yang telah

diremajakan

3. Pembuatan Suspensi Isolat Jamur Fol

Isolat murni Fol yang berwarna putih diambil dan ditambahkan akuades

10 ml ke dalam cawan petri. Isolat dikeruk dan dimasukkan ke dalam

tabung reaksi kemudian dihomogenkan. Isolat yang telah

dihomogenkan merupakan isolat pengenceran 10-1. Pengenceran isolat

dilakukan kembali dengan mengambil 1 ml isolat dari pengenceran 10-1

dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi berisi akuades 9 ml untuk

mendapatkan isolat pengenceran 10-2. Masing-masing pengenceran

dihitung kerapatan monospora konidia menggunakan haemocytometer

untuk mendapatkan kerapatan 107 konidia sel/ml (Prescott, 2002).

Kerapatan spora yang sesuai untuk perlakuan dalam penelitian ini

diperoleh pada pengenceran 10-2 .

Page 47: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

31

Gambar 9. Kerapatan spora Fol pada pengenceran 10-2

3.4.2 Penanaman Benih F1

1. Perendaman Benih

Gambar 10. Perendaman benih dengan akuades dan suspensi Fol

Meyiapkan cawan petri yang sudah diberi label dan memilih biji yang

bagus. Biji tomat direndam akuades selama 24 jam kemudian direndam

suspensi Fol 107 konidia sel/ml selama 60 menit untuk perlakuan yang

diinfeksi (B) dan tetap direndam akuades untuk yang tidak diinfeksi (A).

Page 48: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

32

2. Penyiapan Media

Media yang digunakan adalah tanah dan campuran pupuk organik

kompos yang sudah disterilkan di Laboratorium Lapang Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung dengan perbandingan 3:1 (3 untuk

tanah dan 1 untuk kompos). Media tanam dimasukkan ke dalam plastik

kecil berukuran 5 x 8 cm untuk penyemaian, polybag berukuran 10 x 10

cm dan berukuran 40 x 40 cm untuk penanaman.

3. Perkecambahan Biji

Biji yang sudah direndam akuades 24 jam dan diberi perlakuan A (tidak

diinfeksi Fol) dan B (diinfeksi Fol 60 menit) dikecambahkan dalam

cawan petri berisi media kapas dan kertas germinasi dalam kondisi

basah selama 24 jam.

Gambar 11. Perkecambahan biji dengan media kapas dan kertas

germinasi

Page 49: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

33

4. Penyemaian Benih Tomat

Biji tomat yang telah muncul tunas disemai dalam plastik kecil ukuran 5

x 8 yang berisi media tanam, masing – masing berisi 1 benih.

Penyemaian dilakukan selama 14 hari.

Gambar 12. Penyemaian benih dalam plastik ukuran 5x8 cm

5. Penanaman Benih Tomat

Tanaman berumur 14 hari dipindahlan ke dalam polybag dengan

kedalaman 1 cm. Polybag ukuran 10 x 10 diisi 2 tanaman tomat dan

polybag ukuran 40 x 40 cm masing – masing diisi 4 tanaman tomat

berusia 14 hari. Total polybag yang digunakan adalah 64 buah

berukuran 40 x 40 cm dan 128 buah berukuran 10 x 10 cm. Setelah itu

mengatur tata letak polybag di lahan. Tata letak polybag dapat di lihat

pada Gambar 14.

Gambar 13. Penanaman benih dalam polybag

Page 50: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

34

Gambar 14. Tata letak sampel polybag di lahan

Keterangan:

A : infeksi Fol selama 0 menit

B : infeksi Fol selama 60 menit

M : induksi pada benih parental selama 0, 7, 11 dan 15 menit

F : infeksi Fox pada benih parental selama 0 dan 60 menit

M0F0A1

M0F0A2

M0F0A3

M0F0A4

M0F0B1

M0F0B2

M0F0B3

M0F0B4

M0F60A1

M0F60A2

M0F60A3

M0F60A4

M0F60B1

M0F60B2

M0F60B3

M0F60B4

M7F0A1

M7F0A2

M7F0A3

M7F0A4

M7F0B1

M7F0B2

M7F0B3

M7F0B4

M7F60A1

M7F60A2

M7F60A3

M7F60A4

M7F60B1

M7F60B2

M7F60B3

M7F60B4

M11F0A1

M11F0A2

M11F0A3

M11F0A4

M11F0B1

M11F0B2

M11F0B3

M11F0B4

M11F60A1

M11F60A2

M11F60A3

M11F60A4

M11F60B1

M11F60B2

M11F60B3

M11F60B4

M15F0A1

M15F0A2

M15F0A3

M15F0A4

M15F0B1

M15F0B2

M15F0B3

M15F0B4

M15F60A1

M15F60A2

M15F60A3

M15F60A4

M15F60B1

M15F60B2

M15F60B3

M15F60B4

Page 51: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

35

3.4.3 Pemeliharaan Tanaman Tomat

1. Penyiraman

Tanaman tomat disiram 2 kali sehari untuk menjaga ketersediaan air dan

mencegah tanah retak – retak kekeringan.

2. Penyulaman

Penyulaman dilakukan dengan mengganti bibit yang mati dengan bibit

yang baru dan diambil dari bibit terdahulu atau bibit yang ditanam

dengan selang waktu 7 – 14 hari dari awal penyemaian. Jika dalam 3

minggu setelah tanam masih ditemukan bibit yang mati tidak perlu lagi

dilakukan penyulaman.

3. Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila telah tumbuh gulma yang mengganggu

pertumbuhan tanaman tomat.

4. Pemupukan

Pupuk diberikan sebagai pupuk dasar atau pupuk susulan. Pupuk dasar

yang digunakan adalah pupuk kandang atau kompos. Pupuk susulan

berupa pupuk NPK yang diberikan 3 kali selama pertumbuhan tanaman

tomat.

5. Pemasangan ajir

Ajir terbuat dari bambu berukuran panjang 2 x 100 cm di tancapkan 10

cm dari pohon, ditanamkan ke dalam tanah sedalam 20-30 cm dengan

posisi miring keluar. Pemasangan ajir bertujuan agar tanaman tomat

Page 52: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

36

tidak roboh. Ajir dipasang dengan tinggi 1 – 1,75 meter. Pemasangan

ajir dilakukan setelah tinggi tanaman berkisar 10 sampai 15 cm, dengan

mengikatkan tanaman tomat pada ajir dengan tali plastik. Model ikatan

berbentuk angka 8 agar batang tomat tidak terluka karena bergesekan

dengan tiang ajir. Ikatan tidak terlalu kuat agar tidak menghambat

pembesaran batang.

3.4.4 Analisis Parameter

1. Diameter Sel Parenkim

Batang tanaman tomat berumur 4 minggu disayat melintang. Sayatan

yang telah diperoleh diletakkan di atas gelas objek kemudian ditetesi

safranin dan dibiarkan selama beberapa menit. Setelah itu, preparat

ditetesi glyserin dan ditutup dengan cover glass. Preparat yang telah siap

diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 100 x 10. Sel parenkim

yang diukur pada masing – masing perlakuan. Pengukuran diameter sel

parenkim menggunakan mikrometer okuler yang telah dikalibrasi dengan

mikrometer objektif (Anggraeni, 2013).

2. Lignin

Pengamatana lignifikasi pada irisan batang tanaman tomat F1 hasil induksi

medan magnet yang diinfeksi Fol menggunakan metode Ruzin (1999)

dalam Andari (2016) dalam pembuatan preparatnya. Tanaman tomat yang

sudah tidak produksi lagi dicabut lalu batang dibersihkan dari daun – daun.

Batang yang sudah bersih direndam dalam FAA selama 24 jam.

Selanjutnya batang dijepit dan diiris melintang.

Page 53: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

37

Irisan melintang direndam dalam safranin encer (1% w/v) selama 1,5 jam,

kemudian dibilas dengan akuades. Irisan yang telah dibilas direndam

selama 2 – 5 menit dalam larutan alkohol 70 %. Kemudian direndam

kembali dalam larutan safranin dan dikering anginkan. Sesudah kering

irisan diletakkan diatas gelas preparat dan ditutup dengan gelas penutup.

Selanjutnya diamati di bawah mikroskop dengan sampai jaringan pada

batang tampak.

3. Analisis Aktivitas Enzim Peroksidase

Analisis aktivitas enzim peroksidase dilakukan dengan metode Saravanan

et al., (2004). Daun tomat segar ditimbang sebanyak 0,5 gram dan digerus

dalam aquades lalu disaring dengan kertas saring. Filtrat ditambahkan 1,5

mL 0,05 M pirogaol dan 0,5 mL 1% H2O2. Larutan disentrifuge dengan

kecepatan 5,000 rpm pada suhu 4oC selama 10 menit. Larutan diendapkan

dalam suhu kamar dan dimasukkan ke dalam kuvet berukuran 0,5 mL.

Pada tahap awal kuvet yang berisi larutan sampel ditambahkan 100 µL

H2O2 1% dan dibaca dari nol selama 5 menit menggunakan

sprektofotometer dengan panjang gelombang 420 nm. Aktivitas enzim

peroksidase dihitung dalam U/mg/min. Satu unit adalah aktivitas

berubahnya OD 420 nm pada sprektofotometer per menit.

4. Kandungan Vitamin C

Analisis kandungan vitamin C pada tomat dilakukan saat buah tomat

memasuki usia pematangan menggunakan metode kimia, yaitu titrasi

iodimetri (Jacobs, 1958). Buah tomat sebanyak 200 – 300 gram

Page 54: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

38

dihancurkan dengan menggunakan blender hingga menghasilkan pasta.

Pasta tomat sebanyak 10 – 30 gram dimasukkan ke labu takar 100 ml dan

ditambahkan akuades hingga tanda batas kemudian dikocok homogen.

Larutan disaring menggunakan kertas saring untuk memisahkan filtratnya.

Filtrat diambil dengan pipet volume sebanyak 5 – 25 ml dan dimasukkan

ke dalam erlenmeyer 125 ml, kemudian ditambahkan 2 ml larutan amilum

(stratch) 1%. Filtrat kemudian dititrasi dengan larutan iodium 0,01 N.

Kadar vitamin C ditentukan dengan cara mengkonversi jumlah larutan

penitrat terhadap kadar asam askorbat yang terlarut di dalamnya. 1 ml

iodium 0,01 N setara dengan 0,88 mg asam askorbat.

3.5 Analisis Data

Data yang didapatkan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

dianalisis secara deskriptif komparatif dan didukung dengan foto. Data

kuantitatif dari setiap parameter dianalisis menggunakan Analisis Ragam

(Analysis of Variance) dan uji lanjut dengan Fisher Pairwaise α=5%.

Page 55: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Benih tanaman tomat F1 hasil induksi medan magnet dan F. oxysporum (Fox)

yang diinfeksi kembali dengan F. oxysporum f.sp. lycopersici (Fol)

menunjukkan ketahanan yang dapat dilihat dari:

1. Diameter sel parenkim tertinggi pada perlakuan infeksi Fol yaitu 143,98

µm.

2. Tidak ada perbedaan nyata ketebalan lignin pada pembuluh xilem, tetapi

pada perlakuan infeksi Fol ketebalan lignin pada pembuluh xilem relatif

lebih tinggi, yaitu 10,719 µm.

3. Aktivitas enzim peroksidase tertinggi pada perlakuan interaksi benih dan

infeksi Fol (BxF), yaitu pada M0F60A sebesar 1,2340 U/mg/min.

4. Kandungan vitamin C tertinggi pada perlakuan interaksi benih dan infeksi

Fol (BxF) yaitu pada M15F0B sebesar 0,8140 gr/mg.

5.2 Saran

Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan mengenai respon ketahanan

tanaman dari infeksi patogen terhadap fisiologis dan anatomis dengan

parameter yang berbeda.

Page 56: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

DAFTAR PUSTAKA

Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi Ketiga. Terjemahan M.Busnia. UGM-Press. Yogyakarta.

Andari G. 2016. Karakterisasi Planlet Anggrek Tanah (Spathoglottis Plicata Bl)Hasil Induced Resistance Dengan Asam Fusarat Terhadap FusariumOxysporum Secara In Vitro. Skripsi. FMIPA UNILA. Bandar Lampung.

Arab., Laila., Eshaupaur., Ali Akbar. 2006. The Effect of Ascorbic Acid on SaltIncuded Alfafa (Medicago sativa L.) In Vitro Culture. An InternationalJournal Published By The Nigerian Seciety for Experimental Biology 18(2): 63 – 69.

Alfredo, S.G., Fransisco G.R., Yulexis P.F., dan Danilo D.P. 2013. Stimulation ofGermination and Growth in Soybean Seeds by Stationary Magnetic FieldTreatment. Cuba: Departement of Plant Physiology and post – Haverst.Institute of Fundamental Reserches on Tropical Agriculture AlexanderVon Humboldt. Asian J Agri Biol, 1(2):85 – 90.

Anggraeni K. D, Rochmah Agustrina, dan Tundjung Tripeni H. 2013 AnatomiBatang dan Stomata Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yangDikecambahkan di Bawah Pengaruh Medan Magnet 0,2 mT. SeminarNasional Sains & Teknologi V. Lembaga Penelitian Universitas LampungJurusan Biologi FMIPA, Universitas Lampung.

Anggraini, W. 2012. Isolasi dan karakterisasi Aktivitas Enzim Amilase padaKecambah Kedelai Putih (Glycine max (L). Merill) dan Kacang Hijau(Phaseolus radiatus) di Bawah Pengaruh Medan Magnet. Skripsi.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Bacon, C.W, Porter, J.K, Norred W.P, and Leslie, J.F. 1996. Production of FusaricAcid by Fusarium sp. Applied and Enviromental Microbiologi. 62 (11):4039-4043.

Behairy, R.T., El-Dannasaury., Mohamed., and Cracker, Lyle. 2012. Impact ofAscorbic Acid on Seed Germination, Seedling Growth, and EnzymeActivity of Salt Stress Fenugreek. Journal of Medicinally Active Plants.

.

Page 57: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

53

Bilalis, Dimitrios J., et al. 2013. Magnetic Field Pre-sowing Treatment as anOrganis Friendly Tecnique to Promote Plant Growth and ChemicalElement Accumulation in Early Stages of Cotton. Australian Journal ofCop Science.

Bouizgarne B, Bouteau H.E.M, Frankart C, Reboutier D, Madiona K, PennarunA.M, Monestiez M, Trouverie J, Amiar Z, Briand J, Brault M, Rona J.P,Ouhdouch Y, and Hadramu E.I. 2006. Early Physiological Responses ofArabidopsis thaliana Cells to Fusaric Acid: Toxic and Signalling Effect.New Phytologist 169: 209 – 218.

Cahyono, B.1998. Tomat. Penerbit Kanisus. Yokyakarta.134 Hlm.

Cakmak, T., Dumlupinar, R., and Erdal, S. 2010. Acceleration of Germination andEarly Growth of Wheat and Bean Seedlings Grown Under VariousMagnetic Field and Osmotic Conditions. Bioelectromagnetics. Hal. 120 –129. Turkey.

Campbell, N.A., Reece, J.B dan Mitchell, L.G. 2010. Biologi Edisi KedelapanJilid 1. Erlangga. Jakarta

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants.Columbia University Press. New York.

Deacon, J. W. 1997. Modern Mycology 3hd ed. Blackwell Science. New York.

De Souza, A.; L.E. Porras and F.R. Casate. 1999. Effect of magnetic treatment oftomato (Lycopersicon esculentum Mill.) seeds on germination and seedlinggrowth. Invest. Agr. Prod. Prot. Veg. 14 (3): 437-444.

De Souza, A.; D. García; L. Sueiro; L. Licea and E. Porras. 2005. Pre – sowingmagnetic treatment of tomato seeds: effects on the growth and yield ofplants cultivated late in the season. Spanish Journal of AgriculturalResearch 3(1), 113-122.

Djaenuddin,N. 2011. Bioekologi Dan Pengelolaan Penyakit Layu Fusariumoxysporum. Seminar dan Pertemuan Tahunan XXI PEI. 67 – 71.

El-Yazied, A., Shalaby, O. A., A.M. El-Gizawy, S.M. Khalf and A. El-Satar.2011. Effect of Magnetic Field on Seed Germination and TransplantGrowth of Tomato. Journal of American Science.7 (12).

Gaman, P.M. dan Sherrington, K.B. 1992. Ilmu Pangan, Pengantar Ilmu Pangan,Nutrisi dan Mikrobiologi. Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Giancoli, Douglas C. 1998. Fisika. Edition Empat. Erlangga. Jakarta.

Page 58: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

54

Goodman, R.N, Zoltan K., and Milton Z. 1986. The Biochemistry and Physiologyof Plant Disease. D. Van Nostrand Company, Inc. New Jersey, Toronto,London, Melbourne.

Hadi, H. 2003. Analisis Genetik Sifat Ketahanan Tanaman Karet TerhadapPenyakit Gugur Daun Corynespora. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana.Institut Pertanian Bogor.

Hersanti. 2005. Analisis Aktivitas Enzim Peroksidase dan Kandungan AsamSalisilat dalam Tanaman Cabai Merah yang Diinduksi Ketahanannyaterhadap Cucumber Mosaic Virus Oleh Ekstrak Daun Nanangkaan(Euphorbia hirta). SKIM IX. UNPAD – UKM.

Hopkins DW, Webster EA, Chudek JA, & Halpin C. 2001. Decomposition in soilof tobacco plants with genetic modifications to lignin biosynthesis. SoilBiol. Biochem. 33: 1455–1462.

Ishaq, M. 2007. Fisika Dasar: Elektrisitas dan Magnetisme. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Jacobs, M.B. 1958. The Chemistry and Technology of Food and Food Product.Interscience Publishers. New York.

Juniawan, 2015. Fungitoksisitas Eugenol terhadap Jamur Fusarium oxysporumf.sp. cubense. Artikel tidak dipublikasikan. Universitas Brawijaya.Malang.

Lea, PJ and Leegood, RC. 1999. Plant biochemistry and molecular biology. JohnWiley. Chichester.

Lestari, E.G., D. Sukmadjaja, dan Mariska, I. 2006. Perbaikan KetahananTanaman Panili Terhadap Penyakit Layu Melalui Kultur In Vitro. JurnalLitbang Pertanian, 25(4).pp 149-153.

Levine, M., Rumsey S., Wang Y., Park J., Kwon O., Xu W., and Amano N.1996b. Vitamin C. In : Ziegler EE, Filer Lj Jr, eds. Present Knowledge inNutrition, 7th edition. Washington, DC : ILSI Press. Pp. 146-159.

Listiana, I. 2016. Pengaruh Medan Magnet 0,2 mT Terhadap PertumbuhanGeneratif Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) YangDiinfeksi Fusarium oxysporum. Tesis. Universitas Lampung. Lampung.

Lusiati. 2017. Uji Ketahanan Tomat F1 Dari Parental Terpapar Medan Magnet 0,2mT Dan Diinfeksi Fusarium oxysporum Terhadap Serangan Penyakit LayuFusarium. Tesis. Program Pascasarjana Magister Biologi, FakultasMatematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. BandarLampung.

Page 59: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

55

Malloch, D. 1981. Moulds: Their Isolation, Cultivation, Identification. Universityof Toronto Press. Canada.

Ma’rufiyanti. P., Sudarti, dan Gani. A. A. 2014. Pengaruh Pemaparan MedanMagnet ELF (Extremly low Frequency) 300 μTdan 500 μT TerhadapPerubahan Vitamin C dan Derajat keasaman (pH) pada Buah Tomat.Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 3 No.3 Desember 2014, Hal 278-284.

Morejon, LP., Palacio, JC. Castro., Abad, Valazquez., Govea, AP. 2007.Stimulation of Pinus tropicalis M. Seeds by Magnetically Treated Water.International Journal Agrophysics. 21:173-177

Muchtadi, D. 2000. Sayur-sayuran Sumber Sehat dan Antioksidan: MencegahPenyakit Degeneratif. Dept. Teknologi Pangan dan Gizi. IPB. 102 hal.

Nastiti, E. 2016. Efektifitas Medan Magnet 0,2 mT Terhadap Resistensi TanamanTomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Yang Diinfeksi Fusarium sp.Tesis. Universitas Lampung. Lampung.

Nelson, P.V, 1981. Greenhouse Operation and Management 2nd Edition. RestonPublishing Company, Inc. Virgina.

Pertiwi, A. 2011. Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnet TerhadapProduktivitas Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Skripsi.Jurusan Biologi Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pitojo, S. 2005. Benih Tomat. Kanisius. Yogyakarta.

Pracaya. 2012. Bertanam Tomat. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Prescott, L.M. 2002. Prescott-Harley-Klein’s: Microbiology, 5th ed., 553. TheMcGraw-Hill Companies,. New York.

Reitz, J.R., Mildford, F.J., dan Cristy, R.W. 1994. Dasar-dasar Teori ListrikMagnit. Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Rohma A., Sumardi, Eti Ernawiati dan Rochmah Agustrina. 2013. PengaruhMedan Magnet Terhadap Aktivitas Enzim α-amilase pada KecambahKacang Merah dan Kacang Buncis Hitam (Phaseolus vulgaris L.).Seminar Nasional Sains & Teknologi V. Lembaga Penelitian UniversitasLampung.

Rugayah, E.A. Widjaja, dan Pratiwi. 2004. Pedoman Pengumpulan DataKeanekaragaman Flora. Pusat Penelitian Biologi, LIPI. Bogor.

Ruzin, S.E. 1999. Plant Microtechnique and Microscopy. Oxford UniversityPress. New york. Dalam Andari G. 2016. Karakterisasi Planlet AnggrekTanah (Spathoglottis Plicata Bl) Hasil Induced Resistance Dengan

Page 60: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

56

Asam Fusarat Terhadap Fusarium Oxysporum Secara In Vitro. Skripsi.FMIPA UNILA. Bandar Lampung.

Saragih, H., Tobing, J., dan Silaban, O. 2010. Meningkatkan Laju PertumbuhanKecambah Kedelai Dengan Berbantuan Medan Magnetik Statik. ProsidingSeminar Nasional Fisika. Universitas Advent Indonesia. Bandung.

Saragih,Y.S dan F.H. Silalahi. 2006. Isolasi dan Identifikasi Spesies FusariumPenyebab Penyakit Layu pada Tanaman Markisa Asam. JurnalHortikultura. 16 (4): 336-344.

Saravanan, T, Bhaskaran R,dan Muthusamy M. 2004. Pseudomonas flourescensInduced Enzimological Change in Banana Roots (cv. Rasthali) againstFusarium Wilt Disease. Plant Pathology Journal. 3: 72 – 80.

Sari, E. N. 2011. Pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnet yang BerbedaTerhadap Indeks Mitosis dan Anatomi Tanaman Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.). Skripsi. Jurusan Biologi Universitas Lampung. BandarLampung.

Semangun , H. 2001. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah MadaUniversity Press. Yogyakarta. Hal.247 – 251.

Semangun, H. 2004. Penyakit-Penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. GajahMada University. Yogyakarta.

Setiawan dan Trisnawati. 1993. Cara Pembudidayaan, Pengelolaan danPemasaran Tembakau. Penebar Swadaya. Jakarta.

Shivas, R dan D. Beasley. 2005. Pengelolaan Koleksi Patogen Tanaman.Diterjemahkan oleh Kramadibrata,K., N. Wulijarni dan M. Machmud.Queensland Department of Primary Industries and Fisheries, Australia.

Smirnoff, N. 2000. Ascorbic Acid: Metabolism and Functions of a Multi-FacettedMolecule. Elsevier science. Hal. 229-235. United Kingdom.

Soedojo, Peter. 2000. Fisika Dasar. Penerbit Andi. Yogyakarta

Soesanto, L., Rokhlani, dan N., Prihatiningsih, 2008. Penekanan beberapaMikroorganisme Antagonis trehadap Penyakit Layu Fusarium Gladiol.Jurnal Agrivita.30(1). Hal.75-89.

Srinivasan R (Ed.). 2010. Safer Tomato Production Methods: A Field Guide forSoil Fertility and Pest Management. AVRDC Publication No. 10-740. 97p. Shanhua, Taiwan.

Sticher L, Mauch – Mani B and Metraux JP. 1997. Systemic Acruired Resistance.Annual Review Phytopathology 35: 235 – 270.

Page 61: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

57

Subhan, N. Nurtika, dan N. Gunadi. 2009. Respons Tanaman Tomat terhadapPenggunaan Pupuk Majemuk NPK 15 – 15 – 15 pada Tanah Latosol padaMusim Kemarau. J. Hort. 19(1): 40 – 48.

Suharti, T., N., Yuniarti, E., Rustam, E.R., Kartiana, A.R., Hidayat, dan E.Ismiati. 2009. Pengaruh Hama dan Penyakit Benih Selama Pengolahandan Penyimpanan terhadap Viabilitas Benih dan Vigor Bibit diPersemaian (Laporan Hasil Penelitian). Balai Penelitian danPengembangan Teknologi Perbenihan. Bogor.

Sujatmiko,B., Sulistyaningsih E., dan Murti,H.R. 2012. Studi Ketahanan Melon(Cucumis melo L) Terhadap Layu Fusarium Secara In-sVitro danKaitannya Dengan Asam Salisilat. Ilmu Pertanian Vol. 15: 1 – 18.

Sulistyoningsih, hariyani.,2011. Gizi Untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Graha Ilmu.Yogyakarta.

Supiyanto, 2002. Sains Fisika. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Sutini. 2011. Analisis Stabilitas Tomat. Universitas Indonesia. Jakarta.

Thurnham DI, Mc Gabe, Northrop-Clewes CA, Nestel P. 2003. Effect ofsubclinical infection on plasma retinol concentrations and assessment ofprevalence of vitamin A deficiency: Meta Analysis. The Lancet 362: 2052– 2058.

Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Penerbit Erlangga.Jakarta.

Tugiyono. 2005. Tanaman Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta: 250 halaman.

Umamaheshwari, R., G. Thirumaran, P. Anantharaman. 2009. Potentialantibacterial activities of seagrasses from Vellar Estuary; Southeast Coastof India. Advances in Biological Research, 3: 140 – 143.

Vidhyasekaran, P. 1997. Fungal Pathogenesis in Plants and Crops, MoleculerBiology and Host Defense Mechanism. Marcel Dekker. New York. 553 p.

Wattimena G. A., Gunawan L. W., Mattjik N. A., Syamsudin E., Wiendi N. M.A., & Ernawati A. 1992. Bioteknologi Tanaman. Laboratorium KulturJaringan Tanaman. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. DirektoratJenderal Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi. Bogor(ID). IPB. 309 hlm.

Winandari, Ofi P. 2011. Perkecambahan dan Pertumbuhan Tomat (Lycopersicumesculentum Mill.) di bawah pengaruh Lama Pemaparan Medan Magnetyang Berbeda. Skripsi. FMIPA Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Page 62: KARAKTER FISIOLOGIS DAN ANATOMIS BATANG TANAMAN …digilib.unila.ac.id/28069/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · sebagai sumber protein, gula, histamin, zat besi (Fe), potassium,

58

Wiryanta,W.T.B, 2004. Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Young and Freedman. 2003. Fisika Universitas Jilid I. Erlangga. Jakarta.

Zhou, B.W., s.Y. Liu, D.Y. Chen, Q. Yu, J. Yang, and C. Wang. 1992. Peroxidasein relation to varietal resistance to vius disease in rapeseed (Brassicanapus). Abstract. Oil Crops of China 2 : 52-54.