kamis, 20 januari 2011 | media indonesia ruu diy tiru ... · analisis pengaruh tokoh di enam media...

1
ZUBAEDAH HANUM D EWAN Perwakil- an Daerah (DPD) menilai jabatan gu- bernur utama yang termuat dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Keis- timewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya meng- ulang model yang diterapkan penjajah kolonial Belanda. Sebab, RUU itu berpotensi mengadu domba sultan dengan rakyatnya. Wakil Ketua Komite I DPD RI Ferry Tinggogoy di Jakarta, kemarin, mengungkapkan, ber- dasarkan kajian dan paparan pakar sejarah, penjajah kolonial Belanda berupaya memecah belah dan mengadu domba rakyat dengan raja Jawa mela- lui pengangkatan pimpinan daerah kembar. “Setelah mendengarkan paparan para pakar, model demikian ternyata sudah di- terapkan oleh kolonial Belanda di masa lalu,” ujarnya. Ia menambahkan, penjajah Belanda membentuk patih yang menjalankan roda peme- rintahan hanya bertujuan un- tuk mengadu domba antara sultan dengan rakyat. Selain itu, ia menambahkan, jabatan gubernur dan gubernur utama yang tercantum dalam RUU tentang Keistimewaan DIY versi pemerintah hanya- lah rekayasa semata karena tidak diakui dalam peraturan perundang-undangan. “Jadi, RUU Keistimewaan Yogyakarta yang diajukan pemerintah ke DPR saat ini sebenarnya hanya dijadikan tameng bagi pemerintah demi menghindari tuntutan rakyat Yogyakarta,” ujarnya. Ketua Panitia Perancang UU DPD I Wayan Sudirta menam- bahkan, apabila penetapan Sri Sultan sebagai Gubernur DIY bertentangan dengan NKRI, upaya menyeragamkan model demokrasi justru lebih berten- tangan lagi. Menurut dia, kendati ditetap- kan sebagai Gubernur Yogya- karta, Sri Sultan tetap harus tunduk pada berbagai pera- turan perundang-undangan yang berlaku. Ia menambahkan, DPD memandang RUU ini sangat berbahaya dan bisa merusak sistem pemerintahan sehingga DPD menyarankan agar RUU yang diajukan pemerintah itu sebaiknya ditarik dan diuji publik bersamaan dengan draf yang telah disusun DPD. Anggota DPD dari DIY Ha- d Asrom menyatakan, esensi RUU tentunya untuk menye- jahterakan rakyat di sana. As- pirasi masyarakat, imbuh dia, nyata-nyata menolak untuk pasal pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY melalui pemilihan. “Selama ini Yogya hidup ten- teram dan sekarang mengapa pemerintah justru mengotak- katik stabilitas,” ujarnya. Ia menambahkan, berdasar- kan hasil survei dan kajian yang Universitas Gadjah Mada, sebanyak 75% masyarakat Yog- yakarta menghendaki pene- tapan untuk pengisian posisi gubernur dan wakil gubernur. Draf pembanding Secara terpisah, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, draf RUU DIY versi pemerintah nyata-nyata berbeda dengan keinginan rakyat. “Kan masih berbeda dengan pandangan masyarakat Yogya karena yang memilih atau tidak adalah masyarakat, suara saya kan cuma satu,” ujar Sultan di Gedung DPR. Oleh karena itu, Sultan meng aku sudah menyerah- kan draf pembanding kepada DPR. “Yog ya sendiri sudah mengajukan materinya untuk perbandingan. Ada empat per- bandingan dengan draf yang diajukan pemerintah tahun lalu,” papar Sultan. (Ant/P-1) [email protected] MANTAN Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima Charta Politika Lifetime Achievement Award sebagai pemuka opini dengan gaya kepemimpinan paling berpengaruh. Direktur Riset Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkap- kan, gaya komunikasi spontan, lugas, terbuka, dan egaliter me- nempatkan Kalla pada tokoh yang cukup dominan dalam pemberitaan media masa. “Gaya ini ada pada saat Kalla menjabat sebagai wakil presi- den maupun dalam aktivitas sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI),” jelas Yunarto dalam penganugerah- an Charta Politika Award 2010 di Jakarta, tadi malam. Penganugerahan ini dilaku- kan setelah Charta Politika melakukan survei berdasarkan penelusuran media. Charta Politika mengukur dan meng- analisis pengaruh tokoh di enam media cetak sepanjang 2010. Enam media tersebut adalah Kompas, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Republika, Rakyat Merdeka, dan Indo Pos. Selain Kalla, sejumlah to- koh juga mendapat penghar- gaan sebagai pemuka opini paling berpengaruh sepanjang 2010. Mereka adalah pimpinan Komisi Pemberantasan Ko- rupsi Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah untuk kategori pimpinan lembaga negara, Gamawan Fauzi untuk kategori pimpinan kemente- rian/lembaga, Pramono Anung untuk kategori politisi partai politik oposisi, Priyo Budi Santoso untuk kategori politisi koalisi, Burhanuddin Muhtadi untuk kategori aktivis LSM/ pengamat, dan Alex Noerdin untuk kategori kepala daerah. Yunarto mengungkapkan penghargaan ini memiliki nilai penting. Proses demokratisasi tidak pernah bisa dilepaskan dari keberadaan pers. Peran media semakin besar menunjukkan derajat demokra- si yang lebih tinggi pada suatu negara. “Menyikapi hal ini Charta Politika Indonesia me- nyadari pentingnya penelitian dengan metode survei ber- dasarkan penelusuran media,” ujarnya. Charta Politika Lifetime Achievement Award 2009 sebelumnya dianugerahkan kepada almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid. (AO/P-1) 4 P OLKAM KAMIS, 20 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA RUU DIY versi pemerintah sangat berbahaya sehingga DPD menyarankan pemerintah menarik RUU itu. RUU DIY Tiru Model Kolonial Gaya ini ada pada saat Kalla menjabat sebagai wakil presiden maupun dalam aktivitas sebagai Ketua Umum PMI.” Yunarto Wijaya Direktur Riset Charta Politika Sri Sultan HB X Gubernur DIY Jusuf Kalla Jadi Tokoh Paling Berpengaruh M Ju Po A de pa Yu ka lu ne ya pe m de se M Yu an di ka m pe Po an en 9 Anggota Ombudsman Terpilih SETELAH tiga hari menjalani t and proper test di Komisi II DPR, terpilihlah sembilan anggota Ombudsman Republik Indonesia (Ombudsman RI) baru, periode 2011-2016. Pemilihan tersebut dilakukan melalui voting yang dipimpin oleh Ketua Komisi II Chairuman Harahap. Ke-9 anggota Ombudsman RI tersebut adalah Azlaini Agus, Budi Santoso, Ibnu Tri Cahyo, Hendra Nurtjahjo, Pranowo Dahlan, Danang GW, Petrus B Peduli, M Khoirul, dan Kartini Istikomah. Setelah menentukan sembilan nama anggota, Komisi II lang- sung melakukan voting untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Ombudsman. Dari hasil voting, dipilih Danang GW sebagai Ketua Ombudsman dan untuk wakil ketua terpilih Azlaini Agus yang mendapat 17 suara. (*/P-4) Majelis Kehormatan Dekati Tenggat TENGGAT kerja Majelis Kehormatan Hakim (MKH) untuk kasus dugaan korupsi di tubuh Mahkamah Konstitusi semakin dekat. Pada akhir Desember 2010, Ketua MK Mahfud MD pernah me- nyatakan deadline pemeriksaan MKH adalah 30 hari. Hingga kemarin, MKH tak menunjukkan melanjutkan ker- janya mengusut dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan dua hakim konstitusi, Akil Mochtar dan Arsyad Sanusi. Ditemui Media Indonesia kemarin, Sekretaris Panel Etik MKH Achmad Sodiki enggan memberikan komentar. Ia beralasan, kewenangan menyampaikan progres pemeriksaan ada di Ketua MKH, yakni hakim Harjono yang saat ini tengah menghadiri konferensi ha- kim konstitusi dunia di Brasil. “Nanti saja. Tunggu Pak Harjono pulang. Pokoknya akan secepatnyalah,” ujarnya. (CC/P-4) Parpol Gagal Lahirkan Politisi Muda PROSES rekrutmen calon pemimpin dari kaum muda melalui par- tai politik ataupun organisasi kepemudaan belum memengaruhi kebijakan nasional. Politik transaksional maupun dinastokrasi (politik dinasti) masih mewarnai proses regenerasi kepemimpinan dari daerah hingga pusat. Hal itu merupakan benang merah dari Diskusi Politik Youth- speak: Political Outlook 2011 di Jakarta, Rabu, (19/1). Hadir pem- bicara dari sejumlah tokoh pemuda, seperti Ketua Umum DPP KNPI Ahmad Doli Kurnia, Akbar Zulfakar (Gema Keadilan), Erik S Wardhana (Gema Hanura), Malik Haramain (GP Ansor), dan peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanud- din Muhtadi. Peneliti senior LSI Burhanuddin Muhtadi menerangkan krite- ria politikus muda dalam kepemimpinan nasional belum jelas. “Pasalnya, ada juga pemimpin muda yang berjiwa tua. Gawatnya lagi politik dinasti atau dinastokrasi makin menguat,” jelasnya. Menurutnya, kualitas kepemimpinan pemuda ke depan men- jadi tantangan bersama kaum muda. Sebagai contoh, kinerja legislasi periode kali ini yang didominasi kalangan muda justru tidak menghasilkan produk legislasi berkualitas. (Wis/P-4) DINAMIKA MI/ROMMY P CHARTA POLITIKA AWARD 2010: Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengangkat penghargaan Charta Politika Award 2010 kategori Lifetime Achievement di Jakarta, tadi malam. PADA teks foto yang bersumber dari kantor berita Antara di halaman 4 Media Indonesia edisi Rabu (19/1) tertulis ahli hukum pidana dari Universitas Gadjah Mada Eddy OS Hiariej, yang betul adalah ahli hukum pidana dari Universitas Islam Indonesia Mudzakiir, demikian kekeliruan ini kami perbaiki. Pembetulan teks foto MI/USMAN ISKANDAR

Upload: lequynh

Post on 19-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ZUBAEDAH HANUM

DEWAN Perwakil-an Daerah (DPD) menilai jabatan gu-bernur utama yang

termuat dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) Keis-timewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanya meng-ulang model yang diterapkan penjajah kolonial Belanda. Sebab, RUU itu berpotensi mengadu domba sultan dengan rakyatnya.

Wakil Ketua Komite I DPD RI Ferry Tinggogoy di Jakarta, kemarin, mengungkapkan, ber-dasarkan kajian dan paparan pakar sejarah, penjajah kolonial Belanda berupaya memecah belah dan mengadu domba rakyat dengan raja Jawa mela-lui pengangkatan pimpinan daerah kembar.

“Setelah mendengarkan paparan para pakar, model demikian ternyata sudah di-terapkan oleh kolonial Belanda di masa lalu,” ujarnya.

Ia menambahkan, penjajah Belanda membentuk patih yang menjalankan roda peme-rintahan hanya bertujuan un-tuk mengadu domba antara sultan dengan rakyat.

Selain itu, ia menambahkan, jabatan gubernur dan gubernur utama yang tercantum dalam RUU tentang Keistimewaan DIY versi pemerintah hanya-lah rekayasa semata karena tidak diakui dalam peraturan perundang-undangan.

“Jadi, RUU Keistimewaan Yogyakarta yang diajukan pemerintah ke DPR saat ini sebenarnya hanya dijadikan tameng bagi pemerintah demi menghindari tuntutan rakyat Yogyakarta,” ujarnya.

Ketua Panitia Perancang UU DPD I Wayan Sudirta menam-bahkan, apabila penetapan Sri Sultan sebagai Gubernur DIY bertentangan dengan NKRI, upaya menyeragamkan model demokrasi justru lebih berten-tangan lagi.

Menurut dia, kendati ditetap-

kan sebagai Gubernur Yogya-karta, Sri Sultan tetap harus tunduk pada berbagai pera-turan perundang-undangan yang berlaku.

Ia menambahkan, DPD memandang RUU ini sangat berbahaya dan bisa merusak sistem pemerintahan sehingga DPD menyarankan agar RUU yang diajukan pemerintah itu sebaiknya ditarik dan diuji publik bersamaan dengan draf yang telah disusun DPD.

Anggota DPD dari DIY Ha-fi d Asrom menyatakan, esensi RUU tentunya untuk menye-jahterakan rakyat di sana. As-pirasi masyarakat, imbuh dia, nyata-nyata menolak untuk pasal pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY melalui pemilihan.

“Selama ini Yogya hidup ten-teram dan sekarang mengapa pemerintah justru mengotak-katik stabilitas,” ujarnya.

Ia menambahkan, berdasar-kan hasil survei dan kajian yang Universitas Gadjah Mada, sebanyak 75% masyarakat Yog-yakarta menghendaki pene-tapan untuk pengisian posisi gubernur dan wakil gubernur.

Draf pembandingSecara terpisah, Gubernur

DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan, draf RUU DIY versi pemerintah nyata-nyata berbeda dengan keinginan rakyat.

“Kan masih berbeda dengan pandangan masyarakat Yogya karena yang memilih atau tidak adalah masyarakat, suara saya kan cuma satu,” ujar Sultan di Gedung DPR.

Oleh karena itu, Sultan meng aku sudah menyerah-kan draf pembanding kepada DPR. “Yog ya sendiri sudah mengajukan materinya untuk perbanding an. Ada empat per-bandingan dengan draf yang diajukan pemerintah tahun lalu,” papar Sultan. (Ant/P-1)

[email protected]

MANTAN Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima Charta Politika Lifetime Achievement Award sebagai pemuka opini dengan gaya kepemimpinan paling berpengaruh.

Direktur Riset Charta Politika Yunarto Wijaya mengungkap-kan, gaya komunikasi spontan, lugas, terbuka, dan egaliter me-nempatkan Kalla pada tokoh yang cukup dominan dalam pemberitaan media masa.

“Gaya ini ada pada saat Kalla menjabat sebagai wakil presi-den maupun dalam aktivitas sebagai Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI),” jelas Yunarto dalam penganugerah-an Charta Politika Award 2010 di Jakarta, tadi malam.

Penganugerahan ini dilaku-kan setelah Charta Politika melakukan survei berdasarkan penelusuran media. Charta Politika mengukur dan meng-analisis pengaruh tokoh di enam media cetak sepanjang

2010. Enam media tersebut adalah Kompas, Media Indonesia, Seputar Indonesia, Republika, Rakyat Merdeka, dan Indo Pos.

Selain Kalla, sejumlah to-koh juga mendapat penghar-gaan sebagai pemuka opini pa ling berpengaruh sepanjang

2010. Mereka adalah pimpinan Komisi Pemberantasan Ko-rupsi Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah untuk kategori pimpinan lembaga negara, Gamawan Fauzi untuk kategori pimpinan kemente-

rian/lembaga, Pramono Anung untuk kategori politisi partai politik oposisi, Priyo Budi Santoso untuk kategori politisi koalisi, Burhanuddin Muhtadi untuk kategori aktivis LSM/pengamat, dan Alex Noerdin untuk kategori kepala daerah.

Yunarto mengungkapkan penghargaan ini memiliki nilai penting. Proses demokratisasi tidak pernah bisa dilepaskan dari keberadaan pers.

Peran media semakin besar menunjukkan derajat demokra-si yang lebih tinggi pada suatu negara. “Menyikapi hal ini Charta Politika Indonesia me-nyadari pentingnya penelitian dengan metode survei ber-dasarkan penelusuran media,” ujarnya.

Charta Politika Lifetime Achievement Award 2009 sebelumnya dianugerahkan kepada almarhum mantan Presiden Abdurrahman Wahid. (AO/P-1)

4 POLKAM KAMIS, 20 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

RUU DIY versi pemerintah sangat berbahaya sehingga DPD menyarankan pemerintah menarik RUU itu.

RUU DIY TiruModel Kolonial

Gaya ini ada pada saat Kalla

menjabat sebagai wakil presiden maupun dalam aktivitas sebagai Ketua Umum PMI.”Yunarto WijayaDirektur Riset Charta Politika

Sri Sultan HB XGubernur DIY

Jusuf Kalla Jadi Tokoh Paling Berpengaruh

MJuPoAdepa

Yukaluneyape

mdeseMYuandi

kampePoanen

9 Anggota Ombudsman Terpilih

SETELAH tiga hari menjalani fi t and proper test di Komisi II DPR, terpilihlah sembilan anggota Ombudsman Republik Indonesia (Ombudsman RI) baru, periode 2011-2016. Pemilihan tersebut dilakukan melalui voting yang dipimpin oleh Ketua Komisi II Chairuman Harahap. Ke-9 anggota Ombudsman RI tersebut adalah Azlaini Agus, Budi Santoso, Ibnu Tri Cahyo, Hendra Nurtjahjo, Pranowo Dahlan, Danang GW, Petrus B Peduli, M Khoirul, dan Kartini Istikomah.

Setelah menentukan sembilan nama anggota, Komisi II lang-sung melakukan voting untuk memilih Ketua dan Wakil Ketua Ombudsman. Dari hasil voting, dipilih Danang GW sebagai Ketua Ombudsman dan untuk wakil ketua terpilih Azlaini Agus yang mendapat 17 suara. (*/P-4)

Majelis Kehormatan Dekati Tenggat TENGGAT kerja Majelis Kehormatan Hakim (MKH) untuk kasus dugaan korupsi di tubuh Mahkamah Konstitusi semakin dekat. Pada akhir Desember 2010, Ketua MK Mahfud MD pernah me-nyatakan deadline pemeriksaan MKH adalah 30 hari.

Hingga kemarin, MKH tak menunjukkan melanjutkan ker-janya mengusut dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan dua hakim konstitusi, Akil Mochtar dan Arsyad Sanusi. Ditemui Media Indonesia kemarin, Sekretaris Panel Etik MKH Achmad Sodiki enggan memberikan komentar. Ia beralasan, kewenangan menyampaikan progres pemeriksaan ada di Ketua MKH, yakni hakim Harjono yang saat ini tengah menghadiri konferensi ha-kim konstitusi dunia di Brasil. “Nanti saja. Tunggu Pak Harjono pulang. Pokoknya akan secepatnyalah,” ujarnya. (CC/P-4)

Parpol Gagal Lahirkan Politisi Muda

PROSES rekrutmen calon pemimpin dari kaum muda melalui par-tai politik ataupun organisasi kepemudaan belum memengaruhi kebijakan nasional. Politik transaksional maupun dinastokrasi (politik dinasti) masih mewarnai proses regenerasi kepemimpinan dari daerah hingga pusat.

Hal itu merupakan benang merah dari Diskusi Politik Youth-speak: Political Outlook 2011 di Jakarta, Rabu, (19/1). Hadir pem-bicara dari sejumlah tokoh pemuda, seperti Ketua Umum DPP KNPI Ahmad Doli Kurnia, Akbar Zulfakar (Gema Keadilan), Erik S Wardhana (Gema Hanura), Malik Haramain (GP Ansor), dan peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI) Burhanud-din Muhtadi.

Peneliti senior LSI Burhanuddin Muhtadi menerangkan krite-ria politikus muda dalam kepemimpinan nasional belum jelas. “Pasalnya, ada juga pemimpin muda yang berjiwa tua. Gawatnya lagi politik dinasti atau dinastokrasi makin menguat,” jelasnya.

Menurutnya, kualitas kepemimpinan pemuda ke depan men-jadi tantangan bersama kaum muda. Sebagai contoh, kinerja legislasi periode kali ini yang didominasi kalangan muda justru tidak menghasilkan produk legislasi berkualitas. (Wis/P-4)

DINAMIKA

MI/ROMMY P

CHARTA POLITIKA AWARD 2010: Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla mengangkat penghargaan Charta Politika Award 2010 kategori Lifetime Achievement di Jakarta, tadi malam.

PADA teks foto yang bersumber dari kantor berita Antara di halaman 4 Media Indonesia edisi Rabu (19/1) tertulis ahli hukum pidana dari Universitas Gadjah Mada Eddy OS Hiariej, yang betul adalah ahli hukum pidana dari Universitas Islam Indonesia Mudzakiir, demikian kekeliruan ini kami perbaiki.

Pembetulan teks foto

MI/USMAN ISKANDAR