kamis, 17 januari 2013 proyek rp 22,6 miliar diusut filebut rata-rata tukar tugas dan we-wenang saja...

1
Kaur Ekspress 16 KAMIS, 17 JANUARI 2013 Bengkulu Ekspress PENDIDIKAN WARTA DESA Sekolah Kekurangan Ruang HARAPAN pembangunan satu ruang un- tuk SDN 04 Padang Guci Hulu hingga dua ta- hun ini belum juga dikabulkan. Sebelumnya pihaknya sudah melakukan pengusulan gar minta bantuan ruang guru, mengingat saat ini untuk ruang guru pihaknya memakai se- bagin rung belajar. Sehingga ruang RKB diskat menjdi dua ruangan. “Kita harapkan tahun ini bisa mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK), karena jika tidak maka sampai kapan- pun sekolah yang sudah 16 tahun tidak akan berubah,” ujar Kepsek SDN O4 Padang Guci Hulu Sasda Binata SPd , kemarin. Menurutnya, pihaknya khawatir jika tahun ini penerimaan siswa baru, ruang guru akan terpakai untuk murid baru. Sehingga untuk ruang guru jelas tidak ada. Makany pihaknya sangat mengharapkan bangunan DAK terse- but. “Kita hanya minta satu ruangan saja namun jika Diknas memberikan lebih RKB hal ini sangat kita sykuri, disamping itu juga murid baru tiap tahunya selalu bertambah,” jelasnya.(823) Hati-hati Rawan Banjir KADES Pasar Baru, Kecamatan Kaur Selatan Merwan Jonaidi mengatakan pihak masyarakat harus berhati-hati menyikapi banjir. Ditambah membludaknya air hujan dan tempat pem- buangan membuat siring menjadi mampet. Pihaknya mengharapkan agar masyarakat bisa membersihkan setiap siring yang ada di depan rumah khususnya wilayah Kecamatan Kaur se- latan, mengingat rata-rata pembangunan siring terlalu kecil. “Akibat hujan deras ini jelas adanya palstik atau sampah yang menyumbat siring, kita harapkan semua masyarakat bisa memer- hatikan siring tersebut, sehingga Kaur selatan sebagai ibu Kota Kabupaten tidak bnjir,” ujar kades, kemarin. (823) BINTUHAN, BE- Pihak penyidik Kejari Bintuhan dalam waktu dekat ini akan turun kelapangan untuk mengecek ulang terhadap proyek lanjutan pembangunan jaringan transmisi air bersih di Muara Sahung Rp 22,6 miliar dari APBN Dinas PU Provinsi . Proyek tersebut berjalan mulai tahun 2011 dengan anggaran Rp 12 miliar untuk pembangunan bedungan intik di SP 8 Muara Sa- hung, serta pembangunan pema- sangan pipa sepanjang 6,5 Km. Setelah itu proyek tersebut dilan- jutkan dengan pemasangan pipa mulai dari SP 3 hingga Kota Bin- tuhan dengan anggaran Rp 10,6 miliar. Diduga proyek tersebut beberapa item yang menyalahi aturan, namun lebih jauh pihakn- ya akan turun kelapangan untuk mengaudit karena ada dugaan pengurangan volume. “Kita akan turun kelapangan itu untuk menjadi bahan kita untuk di audit, sehingga dalam penyidikan tersebut harus pasti dan akurat, yang jelas dalam waktu dekat ini kita akan turun,” ujar Kejari Bin- tuhan HM Iwa Swia Pribawa SH didampingi Kasi Intel Romza Sep- tiawan SH MH, kemarin. Menurut Iwa, info terbaru yang tel- ah penyidik yang didapatkan, bahwa memang proyek tersebut belaum adaa izin lahan di SP 8 dan SP 3. Na- mun ini masih dugaan sementara sebelum pihaknya mengecek ke- lapangan. Karena jika itu terjadi jelas proyek tersebut mubazir dan tidak sesuai aturan. “Kita akan cek terlebih dahulu untuk proyek tahun 2011 yakni pembangunan Bedun- gan Intik di SP 8 Muara Sahung dan pemasangan pipa sepanjang 6.5 KM dari SP 8 hingga SP 3, karena dugaan kita awal mulanya persoalan dari sana yakni anggaran tahun 2011,” jelasnya. Sedangkan untuk lanjutnya pen- gadaan air bersih tahun 2012, kata Iwa, pihaknya akan melihat doku- men yang ada. Karena anggaran tahun 2012 senilai Rp 10,6 miliar hanya pemasangan jaringan pipa mulai SP 3 hingga kota Bintuhan sepanjang 35 Km. “ Nantinya akan kita lakukan pemeriksaan secara bertahap yang jelas pemeriksaan akan dilakukan dilapangan seba- gai pulbket awal,” jelasnya. Sedangkan untuk pemanggilan, kata Iwa, kontraktor hal ini belum dilakukan sebelum adanya pen- gumpulan alat bukti lengkap, ka- rena penyidikan yang dilakukan harus ada dasar yang kuta dilapa- ngan. Apakah pekerjaan tersebut sudah sesuai atau tidak dengan dokumen yang ada. “Kita belum memanggil PT Hutama Karya (HK) dan PT Sinar Intan Papua Permai (SIPP) yang mengerjakan proyek tersebut. Sebelum kita kelapa- ngan,” jelasnya. (823) Proyek Rp 22,6 Miliar Diusut BINTUHAN, BE- 86 staf pegawai negeri sipil (PNS) di beberapa SKPD mendapat giliran mutasi. Mutasi tidak adilakukan secara formal, mereka han- ya diberitahu sebelumnya. Jika sudah mengetahui lokasi tempat tugasnya dan fungsinya kemudian BKD lang- sung memberikan SK kepada pegawai tersebut. “Mutasi staf merupakan hasil evalu- asi Baaperjakat beberapa hari yang lalu, namun mutasi yang dilakukan sesuai ke- butuhan organisasi, karena ada bebera- pa SKPD yang mengalami kekurangan SDM (Sumaber Daya Manusia)” ujar Kepala BKD Kaur Drs Rolan Haidi mela- lui Kabid Mutasi Erianto SE, kemarin. Dikatakan Eri, mutasi 86 staf terse- but rata-rata tukar tugas dan we- wenang saja namun ada juga yang pindah SKPD. Seperti halnya Kasi Perikanan DKP Kaur Arius S.Pi di- mutasikan ke Badan Penyuluh Perta- nian. Sedangkan PNS yang tukar tu- gas seperti Bendahara di Dishutbang ESDM dan Bendahara DPRD, mereka hanya bertukar wewenang saja den- gan PNS di lingkungan SKPD masing- masing. Disamping itu juga sejumlah PNS yang dimutasi tampak terlihat gembira karena ditempatkan di lokasi yang lebih dekat dengan rumah atau ditempat yang baru. “Semuanya yang dilakukan tersebut sudah sesuai dengan aturan, oleh karena itu 86 staf juga diharapkan sudah bisa melaku- kan tugas dengan baik, seperti ben- dahara yang baru diganti untuk saling berkoordinasi dengan bendahar yang lama,” jelasnya. Sementara itu,asaat disinggung muta- si susulan pihaknya belum mengetahui persis soal tersebut. Mengingat tersebut wewenang bupati. Jikapun ada mutasi jelas adaaa pemberitahuan, namun untuk saat ini belum akan dilakukan mengingat hampir semua PNS masih mengurusi kenaikan pangkat. (823) 86 Pegawai SKPD Dimutasi BINTUHAN, BE- DPRD nilai proyek tebas bayang jalan provinsi di Kabupaten Kaur dinilai mubazir. Pihaknya me- minta Dinas PU Provinsi untuk menegur kontraktor atupun yang pekerjanya agar peker- janya yang dilakukan tidak asal jadi. Sehingga tidak meng- habiskan uang negara. Hal ini dilihat sepanjang 9 Kilometer (Km) jalan negara di Kecama- tan Maje dan Nasal jalan negara nyaris ditutupi rumput. “Kita lihat saja di Desa Bakal, Perda Suka, hingga Kecamatan Nasal, jalan provinsi bakal jadi semak. Karena pengerjaanya asal jadi, hal ini yang harus diketahui oleh Dinas PU Provinsi,” ujar Anggota DPRD Kaur Drs Arjun Tauhari, kemarin. Menurut Arjun, sebenarnya proyek tebas bayang tersebut dilokasi jalan negara setidakn- ya selesai mengerjakan harus dikontrol. Namun nampaknya selama ini tidak demikian. Selesai mengerjakan kontrak- tor langsung pindah, sehingga hasilnya masih seperti semula. Jika hasilnya masih semak blu- kar lebih baik tidak usah diang- garkan, serahkan saja dengan masyarakat mereka dengan gotong royong. “Kalau uang itu diberikan setiap desa untuk go- tong royong, kemungkinan ja- lan negara akan bersih. Namun sekarang para pekera yang selama ini di kontrak Dinas PU Provinsi tidak melakukan pekerjaan dengan baik, bahkan Dinas juga tidak melakukan pengawasan,” jelasnya. Pihak DPRD meminta, kata Arjun, kontraktor yang me- nangani tebas bayang di Kaur lebih baik di black list, lebih baik gantikan dengan pekerja yang lain. “Namun cari yang lebih profesional atau limpah- kan saja ke desa,” jelasnya. Disisi lain, Sekretrais PU Kaur Lawi Amrul SSos mengatakan bahwa untuk proyek tebas bayang untuk jalan provinsi, memang itu haknya Dinas PU Provinsi Bengkulu sehingga PU Kabupaten tidak tahu soal kinerja mereka selama ini, memang seharusnya ada semacam evaluasi, namun pihaknya tidak mengetahui soal tersebut, karena beda mekan- ismenya. “Terkadang karena ini proyek PU Kabupaten yang disalahkan oleh masyarakat, kenapa jalan kok masih berse- mak. Padahal pemeiliharaan jalan negara tersebut diurusi oleh PU Provinsi,” jelasnya. Kemudian itu juga agar lebih jelas, kata lawi, untuk proyek tebas bayang yang dilakukan PU Kabupaten dan PU provinsi itu sangat berbeda. Kalau PU Kabupaten hanya khusus ja- lan kabupaten sedangkan PU Provinsi antara jalan kabu- paten dengan jalan provinsi atau jalan negara, memang PU Provinsi mempunyai anggaran dalam tebas bayang lebih be- sar dibanding PU kabupaten, kemudian rata-rata tebas bay- ang di Kabupaten Kaur rata- rata banyak jalan provinsi. “Hal tersebut memang sudah menjadi tugas dari provinsi melakukan pemeliharaan tebas bayang di jalan provinsi. Sedangkan untuk jalan kabu- paten proyek dilaksanakan sekaligus menebas rerumpu- tan yang ada di tepi-tepi jalan, namun soal kinerja hal ini wewenang masing-masing,” jelasnya.(823) Proyek Tebas Bayang Mubazir SEMAK: Jalan negara kini menjadi semak belukar, dikawtirkan banyak terjadi kecelakaan. Proyek tebas bayang kurang maksimal ROFI/BE BINTUHAN, BE- Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk siswa SD dan SMP Rp 3,3 mil- iar dari APBN-P 2012 gagal disalurkan. Se- banyak 5.648 siswa miskin terpaksa gigit jari (Kecewa). Dispenbud menyatakan kegaga- lan akibat tidak jadi naiknya BBM 2012 lalu. Sehingga BSM yang seharusnya cair bulan November-Desember, akhirnya dibatalkan. “Kita sudah melakukan koordinasi dengan Dirjen Dikdas Kemenbud, bahwa BSM untuk siswa miskin terpaksa ditiadakan untuk tahun 2012, karena BBM tidak naik, tentunya kabar itu membuat siswa kecewa, namun itulah keputusan pusat,” ujar Kadispenbud Kaur M Daud Abdullah SPd, melalui Kabid Dikdas Yuhardi S.IP kemarin. Dikatakan Yuhardi, jika dicairkan maka siswa SD sebanyak 4.712 siswa akan men- dapatakan Rp 2,6 miliar, sedangkan untuk SMP sebanyak 936 siswaa Rp 336 Juta. Siswa SD mendapatkankan Rp 360 ribu per siswa, sedangkan siswa SMP mendapatkan Rp 560 ribu per siswa. Namun apa daya dana terse- but gagal digulirkan. “Tidak perlu disesali mengingat untuk tahun ini akan diusulkan kembali, bukan harus menunggu BBM naik. Tapi kemungkinan dengan program lainnya, mengingat pihak Dispenbud akan menam- bah jumlah siswa miskin untuk diusulkan ke pusat,” katanya.(823) BSM Rp 3,3 Miliar Batal Disalurkan

Upload: trinhhuong

Post on 24-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAMIS, 17 JANUARI 2013 Proyek Rp 22,6 Miliar Diusut filebut rata-rata tukar tugas dan we-wenang saja namun ada juga yang pindah SKPD. Seperti halnya Kasi Perikanan DKP Kaur Arius S.Pi

Kaur Ekspress16 KAMIS, 17 JANUARI 2013 Bengkulu Ekspress

PENDIDIKAN

WARTA DESA

Sekolah Kekurangan RuangHARAPAN pembangunan satu ruang un-

tuk SDN 04 Padang Guci Hulu hingga dua ta-hun ini belum juga dikabulkan. Sebelumnya pihaknya sudah melakukan pengusulan gar minta bantuan ruang guru, mengingat saat ini untuk ruang guru pihaknya memakai se-bagin rung belajar. Sehingga ruang RKB diskat menjdi dua ruangan. “Kita harapkan tahun ini bisa mendapatkan Dana Alokasi Khusus (DAK), karena jika tidak maka sampai kapan-pun sekolah yang sudah 16 tahun tidak akan berubah,” ujar Kepsek SDN O4 Padang Guci Hulu Sasda Binata SPd , kemarin.

Menurutnya, pihaknya khawatir jika tahun ini penerimaan siswa baru, ruang guru akan terpakai untuk murid baru. Sehingga untuk ruang guru jelas tidak ada. Makany pihaknya sangat mengharapkan bangunan DAK terse-but. “Kita hanya minta satu ruangan saja namun jika Diknas memberikan lebih RKB hal ini sangat kita sykuri, disamping itu juga murid baru tiap tahunya selalu bertambah,” jelasnya.(823)

Hati-hati Rawan BanjirKADES Pasar Baru, Kecamatan Kaur Selatan

Merwan Jonaidi mengatakan pihak masyarakat harus berhati-hati menyikapi banjir. Ditambah membludaknya air hujan dan tempat pem-buangan membuat siring menjadi mampet. Pihaknya mengharapkan agar masyarakat bisa membersihkan setiap siring yang ada di depan rumah khususnya wilayah Kecamatan Kaur se-latan, mengingat rata-rata pembangunan siring terlalu kecil. “Akibat hujan deras ini jelas adanya palstik atau sampah yang menyumbat siring, kita harapkan semua masyarakat bisa memer-hatikan siring tersebut, sehingga Kaur selatan sebagai ibu Kota Kabupaten tidak bnjir,” ujar kades, kemarin. (823)

BINTUHAN, BE- Pihak penyidik Kejari Bintuhan dalam waktu dekat ini akan turun kelapangan untuk mengecek ulang terhadap proyek lanjutan pembangunan jaringan transmisi air bersih di Muara Sahung Rp 22,6 miliar dari APBN Dinas PU Provinsi . Proyek tersebut berjalan mulai tahun 2011 dengan anggaran Rp 12 miliar untuk pembangunan bedungan intik di SP 8 Muara Sa-hung, serta pembangunan pema-sangan pipa sepanjang 6,5 Km.

Setelah itu proyek tersebut dilan-jutkan dengan pemasangan pipa

mulai dari SP 3 hingga Kota Bin-tuhan dengan anggaran Rp 10,6 miliar. Diduga proyek tersebut beberapa item yang menyalahi aturan, namun lebih jauh pihakn-ya akan turun kelapangan untuk mengaudit karena ada dugaan pengurangan volume.

“Kita akan turun kelapangan itu untuk menjadi bahan kita untuk di audit, sehingga dalam penyidikan tersebut harus pasti dan akurat, yang jelas dalam waktu dekat ini kita akan turun,” ujar Kejari Bin-tuhan HM Iwa Swia Pribawa SH

didampingi Kasi Intel Romza Sep-tiawan SH MH, kemarin.

Menurut Iwa, info terbaru yang tel-ah penyidik yang didapatkan, bahwa memang proyek tersebut belaum adaa izin lahan di SP 8 dan SP 3. Na-mun ini masih dugaan sementara sebelum pihaknya mengecek ke-lapangan. Karena jika itu terjadi jelas proyek tersebut mubazir dan tidak sesuai aturan. “Kita akan cek terlebih dahulu untuk proyek tahun 2011 yakni pembangunan Bedun-gan Intik di SP 8 Muara Sahung dan pemasangan pipa sepanjang 6.5 KM

dari SP 8 hingga SP 3, karena dugaan kita awal mulanya persoalan dari sana yakni anggaran tahun 2011,” jelasnya.

Sedangkan untuk lanjutnya pen-gadaan air bersih tahun 2012, kata Iwa, pihaknya akan melihat doku-men yang ada. Karena anggaran tahun 2012 senilai Rp 10,6 miliar hanya pemasangan jaringan pipa mulai SP 3 hingga kota Bintuhan sepanjang 35 Km. “ Nantinya akan kita lakukan pemeriksaan secara bertahap yang jelas pemeriksaan akan dilakukan dilapangan seba-

gai pulbket awal,” jelasnya.Sedangkan untuk pemanggilan,

kata Iwa, kontraktor hal ini belum dilakukan sebelum adanya pen-gumpulan alat bukti lengkap, ka-rena penyidikan yang dilakukan harus ada dasar yang kuta dilapa-ngan. Apakah pekerjaan tersebut sudah sesuai atau tidak dengan dokumen yang ada. “Kita belum memanggil PT Hutama Karya (HK) dan PT Sinar Intan Papua Permai (SIPP) yang mengerjakan proyek tersebut. Sebelum kita kelapa-ngan,” jelasnya. (823)

Proyek Rp 22,6 Miliar Diusut

BINTUHAN, BE- 86 staf pegawai negeri sipil (PNS) di beberapa SKPD mendapat giliran mutasi. Mutasi tidak adilakukan secara formal, mereka han-ya diberitahu sebelumnya. Jika sudah mengetahui lokasi tempat tugasnya dan fungsinya kemudian BKD lang-sung memberikan SK kepada pegawai tersebut.

“Mutasi staf merupakan hasil evalu-asi Baaperjakat beberapa hari yang lalu, namun mutasi yang dilakukan sesuai ke-butuhan organisasi, karena ada bebera-pa SKPD yang mengalami kekurangan SDM (Sumaber Daya Manusia)” ujar Kepala BKD Kaur Drs Rolan Haidi mela-lui Kabid Mutasi Erianto SE, kemarin.

Dikatakan Eri, mutasi 86 staf terse-but rata-rata tukar tugas dan we-wenang saja namun ada juga yang pindah SKPD. Seperti halnya Kasi Perikanan DKP Kaur Arius S.Pi di-mutasikan ke Badan Penyuluh Perta-nian. Sedangkan PNS yang tukar tu-

gas seperti Bendahara di Dishutbang ESDM dan Bendahara DPRD, mereka hanya bertukar wewenang saja den-gan PNS di lingkungan SKPD masing-masing. Disamping itu juga sejumlah PNS yang dimutasi tampak terlihat gembira karena ditempatkan di lokasi yang lebih dekat dengan rumah atau ditempat yang baru. “Semuanya yang dilakukan tersebut sudah sesuai dengan aturan, oleh karena itu 86 staf juga diharapkan sudah bisa melaku-kan tugas dengan baik, seperti ben-dahara yang baru diganti untuk saling berkoordinasi dengan bendahar yang lama,” jelasnya.

Sementara itu,asaat disinggung muta-si susulan pihaknya belum mengetahui persis soal tersebut. Mengingat tersebut wewenang bupati. Jikapun ada mutasi jelas adaaa pemberitahuan, namun untuk saat ini belum akan dilakukan mengingat hampir semua PNS masih mengurusi kenaikan pangkat. (823)

86 Pegawai SKPD Dimutasi

BINTUHAN, BE- DPRD nilai proyek tebas bayang jalan provinsi di Kabupaten Kaur dinilai mubazir. Pihaknya me-minta Dinas PU Provinsi untuk menegur kontraktor atupun yang pekerjanya agar peker-janya yang dilakukan tidak asal jadi. Sehingga tidak meng-habiskan uang negara. Hal ini dilihat sepanjang 9 Kilometer (Km) jalan negara di Kecama-tan Maje dan Nasal jalan negara nyaris ditutupi rumput. “Kita lihat saja di Desa Bakal, Perda Suka, hingga Kecamatan Nasal, jalan provinsi bakal jadi semak. Karena pengerjaanya asal jadi, hal ini yang harus diketahui oleh Dinas PU Provinsi,” ujar Anggota DPRD Kaur Drs Arjun Tauhari, kemarin.

Menurut Arjun, sebenarnya proyek tebas bayang tersebut dilokasi jalan negara setidakn-ya selesai mengerjakan harus dikontrol. Namun nampaknya selama ini tidak demikian. Selesai mengerjakan kontrak-tor langsung pindah, sehingga hasilnya masih seperti semula. Jika hasilnya masih semak blu-kar lebih baik tidak usah diang-

garkan, serahkan saja dengan masyarakat mereka dengan gotong royong. “Kalau uang itu diberikan setiap desa untuk go-tong royong, kemungkinan ja-lan negara akan bersih. Namun sekarang para pekera yang selama ini di kontrak Dinas PU Provinsi tidak melakukan pekerjaan dengan baik, bahkan Dinas juga tidak melakukan pengawasan,” jelasnya.

Pihak DPRD meminta, kata Arjun, kontraktor yang me-nangani tebas bayang di Kaur lebih baik di black list, lebih baik gantikan dengan pekerja yang lain. “Namun cari yang lebih profesional atau limpah-kan saja ke desa,” jelasnya.

Disisi lain, Sekretrais PU Kaur Lawi Amrul SSos mengatakan bahwa untuk proyek tebas bayang untuk jalan provinsi, memang itu haknya Dinas PU Provinsi Bengkulu sehingga PU Kabupaten tidak tahu soal kinerja mereka selama ini, memang seharusnya ada semacam evaluasi, namun pihaknya tidak mengetahui soal tersebut, karena beda mekan-ismenya. “Terkadang karena

ini proyek PU Kabupaten yang disalahkan oleh masyarakat, kenapa jalan kok masih berse-mak. Padahal pemeiliharaan jalan negara tersebut diurusi oleh PU Provinsi,” jelasnya.

Kemudian itu juga agar lebih jelas, kata lawi, untuk proyek tebas bayang yang dilakukan PU Kabupaten dan PU provinsi itu sangat berbeda. Kalau PU Kabupaten hanya khusus ja-lan kabupaten sedangkan PU Provinsi antara jalan kabu-paten dengan jalan provinsi atau jalan negara, memang PU Provinsi mempunyai anggaran dalam tebas bayang lebih be-sar dibanding PU kabupaten, kemudian rata-rata tebas bay-ang di Kabupaten Kaur rata-rata banyak jalan provinsi. “Hal tersebut memang sudah menjadi tugas dari provinsi melakukan pemeliharaan tebas bayang di jalan provinsi. Sedangkan untuk jalan kabu-paten proyek dilaksanakan sekaligus menebas rerumpu-tan yang ada di tepi-tepi jalan, namun soal kinerja hal ini wewenang masing-masing,” jelasnya.(823)

Proyek Tebas Bayang Mubazir

SEMAK: Jalan negara kini menjadi semak belukar, dikawtirkan banyak terjadi kecelakaan. Proyek tebas bayang kurang maksimal

ROFI/BE

BINTUHAN, BE- Bantuan Siswa Miskin (BSM) untuk siswa SD dan SMP Rp 3,3 mil-iar dari APBN-P 2012 gagal disalurkan. Se-banyak 5.648 siswa miskin terpaksa gigit jari (Kecewa). Dispenbud menyatakan kegaga-lan akibat tidak jadi naiknya BBM 2012 lalu. Sehingga BSM yang seharusnya cair bulan November-Desember, akhirnya dibatalkan. “Kita sudah melakukan koordinasi dengan Dirjen Dikdas Kemenbud, bahwa BSM untuk siswa miskin terpaksa ditiadakan untuk tahun 2012, karena BBM tidak naik, tentunya kabar itu membuat siswa kecewa, namun itulah keputusan pusat,” ujar Kadispenbud Kaur M Daud Abdullah SPd, melalui Kabid Dikdas

Yuhardi S.IP kemarin.Dikatakan Yuhardi, jika dicairkan maka

siswa SD sebanyak 4.712 siswa akan men-dapatakan Rp 2,6 miliar, sedangkan untuk SMP sebanyak 936 siswaa Rp 336 Juta. Siswa SD mendapatkankan Rp 360 ribu per siswa, sedangkan siswa SMP mendapatkan Rp 560 ribu per siswa. Namun apa daya dana terse-but gagal digulirkan. “Tidak perlu disesali mengingat untuk tahun ini akan diusulkan kembali, bukan harus menunggu BBM naik. Tapi kemungkinan dengan program lainnya, mengingat pihak Dispenbud akan menam-bah jumlah siswa miskin untuk diusulkan ke pusat,” katanya.(823)

BSM Rp 3,3 Miliar Batal Disalurkan