kamis, 10 maret 2011 | media indonesia sepatu lokal kian ... fileperizinan dan informasi per-bank an...
TRANSCRIPT
naikan harga minyak dunia yang saat ini melebihi US$100 per barel dikhawatirkan akan menghambat bisnis penerbang-an di Tanah Air. “Kenaikan harga avtur akan memengaruhi tarif. Juga, dapat menurunkan minat masyarakat bepergian de-ngan pesawat,” ungkapnya.
Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay mengaku, hingga saat ini pihaknya belum menerima surat pengajuan pene-rapan fuel surcharge dari INACA. Sebab itu, Kemenhub masih menerapkan aturan tarif batas atas sebagai pedoman maskapai penerbangan dalam penentuan tarif. “Kita belum berlakukan fuel surcharge. Saya rasa maskapai belum rugi dengan harga avtur saat ini,” tukasnya.
Ia juga memastikan, hingga saat ini tidak ada maskapai yang melanggar ketentuan tarif batas atas akibat adanya kenaikan harga avtur tersebut. (CS/E-4)
MI/ROMMY PUJIANTO
CINTA SEPATU NASIONAL: Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu (kanan) didampingi Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar memperhatikan produk sepatu saat kampanye Cinta Sepatu Nasional di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, kemarin. Dalam kampanye tersebut dicanangkan bahwa Jumat merupakan hari sepatu nasional untuk mendukung program Aku Cinta 100% Indonesia (ACI) yang sudah dicanangkan pada 2009.
mengajukan surat kepada ke-menterian,” ujar Emirsyah di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, INACA sebagai perwakilan perusahaan pe-ner bangan nasional berharap Kemenhub dapat memberikan solusi atas tingginya harga avtur yang berdampak pada
INACA Minta Penyesuaian Tarif Domestik
meningkatnya biaya operasi-onal maskapai. “INACA meng-ajukan surat tersebut karena ingin mendapatkan petunjuk dari Dirjen Perhubungan Udara bagaimana penerapannya, agar semuanya fair,” jelasnya.
Sekjen INACA Tengku Burha-nuddin menambahkan, ke-
ASOSIASI Perusahaan Pener-bangan Niaga Indonesia (In-donesia National Air Carriers Association/INACA) meminta Kementerian Perhubungan (Ke-menhub) untuk memasukkan biaya tambahan bahan bakar (fuel surcharge) ke tarif pener-bangan domestik.
K e t u a U m u m I N A C A Emir syah Satar mengatakan pihaknya akan mengajukan surat permohonan pemberla-kuan fuel surcharge untuk rute penerbangan domestik. Hal itu untuk menyiasati kenaikan harga minyak dunia yang turut memengaruhi harga bahan bakar pesawat (avtur). Saat ini, harga avtur nyaris mendekati Rp10 ribu per liter.
“Sebelumnya, fuel surcharge akan diberlakukan jika harga avtur mencapai Rp10 ribu dan berlangsung selama tiga bulan berturut-turut. Tapi terus te-rang, sekarang juga kami akan
scoring terhadap nasabah seperti biro kredit. “Dengan sistem ini, pengajuan kredit ke bank lebih mudah,” jelasnya.
Joni beralasan, BI tidak bisa memberikan scoring nasabah ka-rena berpotensi menimbulkan konfl ik dengan bank. Pasalnya, kesalahan scoring debitur akan menyebabkan turunnya keper-cayaan bank kepada BI. Untuk itu, pihaknya mendukung ada-nya biro kredit swasta untuk memberikan scoring nasabah. “Kalau mereka (biro kredit swasta) mengeluarkan data, bank mau percaya atau tidak, ya terserah banknya,” ujar Joni.
Biro Kredit Mudahkan Akses NasabahMenurut rencana, peraturan
BI terkait dengan biro kredit swasta tersebut akan diterbitkan pada akhir semester I tahun ini. Semua pihak yang berminat bisa saja membentuk biro kre-dit swasta. Namun, Joni meng-ingatkan, pembangunan biro kredit tidaklah murah dan me-merlukan teknologi informasi yang mutakhir.
“Jadi enggak semua orang bisa. Contohnya di Malaysia, ba nyak yang bagus tapi ada yang dituntut terus dan akhir-nya tutup,” cetus Joni.
Pada kesempatan sama, Ba-dan Sertifikasi Manajemen
BANK Indonesia (BI) menilai kehadiran biro kredit swasta akan mempermudah nasabah dalam mendapatkan kredit. Soal nya, hasil penilaian (scoring) biro atas nasabah bisa diguna-kan bank sebagai pertimbang-an dalam penyaluran kredit.
Hal itu dikatakan Direktur Perizinan dan Informasi Per-bank an BI Joni Swastanto di Jakarta, kemarin. Menurutnya, bank sentral sebenarnya telah memiliki sistem informasi debi-tur (SID). Akan tetapi, sistem ini hanya untuk mengukur kelan-caran kredit. Padahal informasi kredit juga harus melakukan
Risiko (BSMR) mendorong ter-ben tuknya biro kredit swasta. Pasalnya, biro itu memudahkan bank dalam mengelola risiko penyaluran kredit. “BSMR men-dorong terbentuknya credit bureau karena itu salah satu alat manajemen risiko,” ujar Ketua Harian BSMR Gandung Troy.
Dia berharap, peraturan BI yang akan diterbitkan terkait dengan biro kredit dapat men-jem batani usulan-usulan me-ngenai pembentukan biro kredit swasta. Selain itu, biro kredit swasta diharapkan bisa meng-akses asuransi dan lembaga multifi nance. (*/E-%)
Mereka seakan ingin menun-jukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri sebetulnya tidak kalah dengan produk asing, baik dalam hal kualitas maupun kenyamanan dipakai.
“Ini murni produksi Indone-sia yang sudah menembus pasar ekspor. Merek berbau asing hanya bagian strategi me nembus pasar global. Sepatu ini nyaman dipakai, kualitasnya bagus,” ujar Mari seusai tampil di panggung.
Menurutnya, sepatu produksi dalam negeri dari sentra indus-tri sepatu Mojokerto, Tangerang, Bekasi, dan Cibaduyut ini ingin mengulang sukses batik yang te-
lah menjadi identitas nasional.“Bila pasar ekspor yang me-
miliki standar kualitas tinggi sudah bisa dimasuki, kini tinggal menggugah kesadaran kita un-tuk menjadikan sepatu sebagai bagian dari ekspresi kebanggaan atas produk nasional,” ujarnya.
Mari menargetkan, penca-nang an Hari Sepatu Indonesia ini menjadi momentum gerakan nasional memakai sepatu lokal. Di lingkup terbatas, ia sudah memulainya dengan mewajib-kan 3.000 pegawai Kemendag memakai sepatu lokal setiap
JAJANG SUMANTRI
SIAPA sangka sepatu de ngan merek-merek bernuansa asing seperti Andre Valentino, Elle
Paris, Studio Nine, Absolut, Gino Mariani, dan Sledger ada-lah murni buatan Indonesia.
Kemarin, dalam rangkaian acara pencanangan Hari Sepatu Indonesia di Kantor Kemente-rian Perdagangan, Jakarta, sepa-tu-sepatu itu dipamerkan.
Tidak tanggung-tanggung, Men teri Perdagangan Mari Elka Pangestu dan pejabat eselon I Kementerian Perda gang an yang langsung mempe ragakan alas kaki pro duk si sen tra industri sepatu di Tanah Air itu.
Dalam balutan sepatu lokal mereka terlihat nyaman ber-lenggak-lenggok bak peraga-wati profesional di atas catwalk.
Lima pabrik baru akan dibangun untuk menjadikan kapasitas produksi nasional 400 juta pasang per tahun.
hari Jumat. Sedikit beringsut ke belakang,
ajakan untuk memakai sepatu lokal pernah digaung kan Wakil Presiden (saat itu) Ju suf Kalla pada akhir 2008. Bahkan karena komitmennya yang tinggi terha-dap pengembangan sepatu lokal, nama Jusuf Kalla diabadikan para perajin sepatu Cibaduyut, Ban dung, pada produk sepatu dengan merek JK Collection.
Berbagi pasarMenurut Ketua Umum Aso-
sia si Persepatuan Indonesia Edi Widjanarko, ge rakan ini diharapkan bisa memperbesar pangsa pasar se patu lokal di dalam negeri. “Sepatu lokal menguasai 70% pasar kelas menengah ke atas. Namun kita harus berbagi 50%:50% dengan produk impor untuk segmen menengah ke bawah.”
Menurut Edi, para produsen lokal kini sudah berupaya me-menuhi standar kualitas dari mulai bahan hingga desain yang diminati pasar.
Sepanjang 2010, omzet penjual-an sepatu di pasar domestik se-besar Rp25 triliun. Persaingan yang ketat dengan produk im-por membuat produsen hanya menargetkan pertumbuhan 8% menjadi Rp27 triliun di 2011.
Pada tahun ini, imbuh Edi, lima pabrik sepatu baru akan hadir di Indonesia dengan nilai investasi masing-masing sebe-sar US$60 juta-US$70 juta. Ke-beradaan lima pabrik itu akan menambah kapasitas produksi sepatu nasional dari 100 juta pasang menjadi 400 juta pasang per tahun. (E-2)
Sepatu Lokalkian Mengglobal
Menanti Terwujudnya UU Pengadaan Lahan
MI/ROMMY PUJIANTO
BIAYA AVTUR: Petugas mengisikan avtur ke pesawat di Bandara Supadio, Pontianak, Kalbar, beberapa waktu lalu. Kemenhub diminta memasukkan biaya tambahan bahan bakar dalam tarif penerbangan domestik.
pat skor 3,7 dari maksimal tujuh poin, lebih rendah daripada Thailand (4,9) dan Malaysia (5,5).
Adapun Presiden Susilo Bambang Yu-dhoyono telah berjanji meningkatkan be-lanja infrastruktur menjadi Rp126 triliun (sekitar US$14,5 miliar) pada 2011. Alokasi itu naik dari Rp108 triliun (US$12,2 miliar) pada tahun sebelumnya.
Akan tetapi, tambahan pembiayaan itu belum dapat mengatasi isu kritis yang seharusnya dijawab lewat UU pengadaan lahan. Yakni perlunya batas waktu ne-go siasi atas tanah atau lahan yang akan digunakan untuk proyek-proyek yang ber kaitan dengan kepentingan umum.
Kelak, dengan UU itu, kompensasi ba gi pemilik tanah yang bermak sud men jual tanah mereka untuk keperlu an peng adaan jalan, jalur kereta api, sistem pembuangan air, bendungan, pelabuhan, atau bandara harus disepakati dalam 60 hari.
Jika pemilik tanah keberatan dengan ta-waran yang ada, mereka memiliki 14 hari untuk mengajukan banding ke pengadilan tinggi, yang harus mengeluarkan kepu-tus an dalam 30 hari. Naik banding lebih lanjut tidak diperbolehkan. Pemerintah berhak membatalkan sertifi kat tanah jika permohonan banding ditolak.
Langkah-langkah tersebut diharapkan
bisa mengatasi kemacetan pembangun-an akibat penundaan yang panjang. Pe nundaan yang sering kali disebabkan perselisihan antara pemilik tanah, pe-merintah daerah, dan Badan Pertanahan Nasional lantaran tidak adanya mekanis-me hukum untuk mencapai kesepakatan harga bagi semua pihak.
Satu contoh kasus macetnya pembangun-an infrastruktur adalah Jalan Tol Trans-Jawa sepanjang 650 kilometer. Per Agustus 2010, proyek tersebut baru mencakup 24% dari lahan yang dibutuhkan. Akibatnya, proyek krusial itu diprediksi tidak bakal selesai pada tiga tahun ke depan.
Di sisi lain, saat pengusaha dan inves-tor bersemangat menunggu pengesahan draf undang-undang pengadaan lahan itu menjadi UU, kelompok oposisi khawatir UU itu kelak memberi pemerintah kekua-saan yang terlalu besar untuk mengusir penduduk dari tanah mereka sendiri.
Dengan mengingat pentingnya pemba-ngunan infrastruktur terhadap pertum-buhan ekonomi, pemerintah diharapkan dapat menyeimbangkan hak-hak pemilik tanah dengan kebutuhan masyarakat luas. Dengan keseimbangan itu, Indonesia akan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang berpeluang membuka pintu investasi yang lebih besar. (E-3)
PEMBA NGUN-AN in frastruktur seyogia nya akan melaju pesat jika undang-undang (UU) tentang
peng ada an lahan untuk ke pentingan umum jadi terbit. Sebagai re gulasi yang te lah lama ditung gu-tunggu, UU ter sebut diharapkan dapat menyederha nakan proses akuisisi tanah yang kompleks dan ketinggalan zaman.
Namun, kendati dukungan terhadapnya cukup besar, berbagai kendala di parlemen menyebabkan implementasi UU pengada-an lahan bisa tertunda hingga 2012.
Selama ini masalah infrastruktur se-ring disebut sebagai salah satu pengha-lang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terutama, pada saat negara ini sebenarnya sudah mencapai stabilitas politik yang di perlukan untuk memanfaatkan sumber daya alamnya secara maksimal.
Tidak tersedianya jalur hubungan darat dan laut yang memadai, serta kurangnya penyediaan energi berdampak besar bagi Indonesia yang tengah berupaya meraup investasi asing. Berdasarkan kualitas in frastruktur, World Economic Forum menempatkan Indonesia di bawah nega-ra-negara tetangganya. Indonesia menda-
18 KAMIS, 10 MARET 2011 | MEDIA INDONESIAEKONOMI NASIONAL
JOSH FRANKEN
FOR THE FIRST TIME IN JAKARTA THE MINISTRY OF DEFENSE, REPUBLIC OF INDONESIA WILL HOST
OFFICIAL DELEGATIONS FROM OVER 40 COUNTRIES TO MEET AND DISCUSS STRENGTHENING GLOBAL SECURITY AND STABILITY
BALAI SIDANG JCC INDONESIA
CoordinatingMinistry of Political
Legal and Security AffairsRepublic of Indonesia
Ministry of DefenseRepublic of Indonesia
Indonesian NationalDefense Forces
Indonesian NationalPolice Forces
Indonesian DefenseUniversity
JIDD - JAKARTA INTERNATIONALDEFENSE DIALOGUE 2011
JIDD - JAKARTA INTERNATIONALDEFENSE DIALOGUE 2011
Homeland Security, Counter-Terrorism and Counter-Insurgency will be discussed alongside Peacekeeping Efforts, Humanitarian Relief, Search and Rescue, Disaster Management and Prevention, as well as protecting Critical National Infrastructure - global issues that connect the security and defense community. The JIDD 2011 will highlight and discuss one of the community’s most relevant topics - building capabilities by adopting the latest strategies and technologies through Technology Transfer, Countertrade, Outsourcing and Offset.
HE Susilo Bambang Yudhoyono, President of the Republic of Indonesia*HRH Prince Mohamed Bolkiah, Minister of Foreign Affairs and Trade, Brunei DarussalamHE Dr. Purnomo Yusgiantoro, Minister of Defense, Republic of IndonesiaMr. Gerald Howarth MP, Minister for International Security Strategy, UKMs. Janet Napolitano, Secretary, Department of Homeland Security, USA*General Khalid Shamim Wyne HI (M), Chairman Joint Chiefs of Staff Committee of Pakistan Armed ForcesDr. Stefanie Babst, Acting Assistant Secretary General for Public Diplomacy, NATO
•
•
•
•
•
•
Vice Air Marshal Eris Herryanto, Secretary General, Ministry of Defense, Republic of IndonesiaMr. Shri Satyajeet Rajan, Chairperson, Defence Offset Facilitation Agency (DOFA) of Ministry of Defence, IndiaColonel Ömer Faruk Demircioğlu, Director, Centre of Excellence Defence Against Terrorism, TurkeyMr. Neil K. Rutter, European, Legal and Strategic Planning Committees, Global Offset & Counter Trade (GOCA)Professor Christopher Andrew, Professor of Modern and Contemporary History, University of Cambridge, UK, Official Historian of the British Security Service (MI5)
•
•
•
•
•
JIDD Speaker Faculty to includeJIDD Speaker Faculty to Include
JAKARTA, IS THE NEW CENTER FOR SECURITY AND DEFENSE DIALOGUEJAKARTA, IS THE NEW CENTER FOR SECURITY AND DEFENSE DIALOGUE
alongside and in support of JIDD 2011, APSDEX serves as the exclusive showcase to support the topics being discussed within the conference. This unique pairing of conference and showcase creates a 3-D approach to explore the latest and greatest opportunities to develop a stronger industry in support of security and defense.
MEDIA SUPPORT
23-25 MARCH 2011
23-25 MARCH 2011
* to be confirmed
JIDD Event Secretariat: Jl. Salemba Raya no 14, Jakarta Pusat 10430, Indonesia | T +62 21 367 43951www.jidd.org [email protected]
APSDEX Secretariat: Jl. Teluk Betung, #43, Jakarta Pusat, 10230 | T +62 21 391 3037 www.apsdex.com [email protected]