kaleidoskop 2012 ditjen pp dan pl

76
KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATA 2013 KALEIDOSKOP TAHUN 2012 DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN i AN LINGKUNGAN

Upload: ditjen-pp-dan-pl

Post on 05-Dec-2014

10.089 views

Category:

Education


0 download

DESCRIPTION

Kaleidoskop 2013 Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DANPENYEHATA

2013

KALEIDOSKOP

TAHUN 2012 DIREKTORAT JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT

DAN

PENYEHATAN LINGKUNGAN

i

ATAN LINGKUNGAN

Page 2: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

i

Kata Pengantar

Puji Syukur kami Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan PetunjukNya sehingga kami dapat

menyusun Buku Kaleidoskop Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun

2012.

Buku ini berisikan informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan sepanjang tahun 2012 di lingkungan Ditjen PP

dan PL disertai dengan capaian indikator program yang terkait bidang PP dan PL dan buku ini disusun atas

kerjasama antar seluruh Satuan Kerja Eselon II di lingkungan Ditjen PP dan PL.

Kami berharap buku ini dapat menjadi bahan informasi bagi Lintas Program di Lingkungan Kementerian

Kesehatan dan Lintas Sektor terkait dalam Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Kami sampaikan juga ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini

dan kami sangat berharap adanya masukan untuk penyempurnaan penyusunan buku ini dimasa mendatang.

Plh. Sekretaris Ditjen PP dan PL

ttd

dr. H. M. Subuh, MPPM

Page 3: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

ii

Sambutan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Indonesia berhadapan dengan berbagai masalah penyakit (triple burden) dimana penyakit menular

belum teratasi dan penyakit tidak menular cenderung naik serta adanya ancaman dari munculnya

penyakit infeksi new emerging dan re-emerging.

Situasi tersebut dipengaruhi oleh kondisi perkembangan penyakit yang amat pesat dan dinamis

termasuk ketersediaan obat-obatan , vaksin dan masalah resistensi.

Pengendalian penyakit menular dan tidak menular termasuk penyehatan lingkungan merupakan

salah satu Fokus Prioritas Pembangunan Kesehatan 2010-2014 oleh karena itu peran Direktorat

Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dalam mendukung tercapainya Prioritas

Pembangunan Kesehatan menjadi sangat penting.

Untuk itu dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh seluruh Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen

PP dan PL diharapkan dapat dilaksanakan dengan baik dan terukur serta dampak memberikan

dampak bagi pembangunan kesehatan di Indonesia.

Dalam rangka memberikan informasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan sepanjang tahun

2012 Ditjen PP dan PL menyusun Buku Kaleidoskop Kegiatan yang bertujuan sebagai bahan

informasi bagi Lintas Program di Lingkungan Kementerian Kesehatan dan Lintas Sektor terkait bidang

pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

Page 4: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

iii

Melalui penyusunan buku Kaleidoskop Kegiatan Ditjen PP dan PL tahun 2012 ini diharapkan

pelaksanaan kegiatan pada tahun 2013 dapat terlaksana lebih baik dari pelaksanaan kegiatan tahun

2012.

Jakarta, 2 Januari 2013

Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

ttd

Prof.dr.Tjandra Yoga Aditama

Page 5: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

iv

Daftar Isi :

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i

SAMBUTAN DIRJEN PP DAN PL ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iv

BAB I : Hasil Capaian Indikator Program ....................................................................................... 1

BAB II : Cuplikan Kegiatan .............................................................................................................. 4

A. Periode Januari - Maret 2012 .................................................................................................... 4

B. Periode April - Juni 2012 ........................................................................................................... 20

C. Periode Juli- September 2012 ...................................................................................................34

D. Periode Oktober - Desember 2012 ..........................................................................................50

BAB III: Dukungan Pembiayaan Anggaran Ditjen PP dan PL Tahun 2012 ...................................... 68

Page 6: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

1

BAB I

CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM LINGKUP DITJEN PP DAN PL TAHUN 2012

No Indikator

CAPAIAN Keterangan

Data 2012 tw III

dibandingkan

Data 2011 tw III

2012 Data Pembanding

2011

s/d Triwulan III s/d Triwulan III

I. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG

A. Pengendalian TB

1 Persentase kasus baru TB

Paru (BTA positif) yang

ditemukan (CDR)

61.5 62.4 Menurun, karena kelengkapan

laporan di twIII tahun 2012 lebih

rendah dibandingkan tw 3 tahun

2011.

Persentase kabupaten yang

mengirimkan laporan lengkap di tw

III tahun 2011 seebsar 99%

sedangkan di tw III tahun 2012

sebesar 95%

Page 7: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

2

No Indikator

CAPAIAN Keterangan

Data 2012 tw III

dibandingkan

Data 2011 tw III

2012 Data Pembanding

2011

s/d Triwulan III s/d Triwulan III

2 Persentase kasus baru TB

Paru (BTA positif) yang

disembuhkan (SR)

87.9 90.2 Menurun, karena kelengkapan

laporan di tw III tahun 2012 lebih

rendah di bandingkan tw III tahun

2011. Persentase kabupaten yang

mengirimkan laporan lengkap di tw III

tahun 2011 sebesar 95% sedangkan

di tw III tahun 2012 sebesar 91%

B. Pengendalian HIV/AIDS

1. Persentase ODHA yang

mendapatkan ART 79.8 76.8 Meningkat

2 Jumlah orang yang berumur

15 tahun atau lebih yang

menerima konseling dan

testing HIV

216.561

jumlah

kumulatif =

795.846

69.389

jumlah kumulatif

= 369.966

Meningkat

3 % Kab/Kota yg melaksanakan

pencegahan penularan HIV

sesuai pedoman

77.8 63.09 Meningkat

Page 8: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

3

No Indikator

CAPAIAN Keterangan

Data 2012 tw III

dibandingkan

Data 2011 tw III

2012 Data Pembanding

2011

s/d Triwulan III s/d Triwulan III

II. PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG

C. Pengendalian DBD

1 Angka kesakitan penderita

DBD per 100.000 penduduk

26.37 20.38 Meningkat karena :

1. Masing kurangnyapengetahuan

dan peran serta masyarakat

2. Upaya penatalaksanaan penemuan

kasus secara dini, tata laksana

penderita DBD sampai upaya

pemutusan rantai penularan yang

belum optimal

3. Cuaca/iklim yg mendukung

peningkatan kepadatan vector

penular DBD (nyamuk Aedes

aegypti)

4. Terjadinya peningkatan kasus di

beberapa provinsi

D. Pengendalian Malaria

1 Angka penemuan kasus

malaria per 1000 penduduk 1.2 1.33 Menurun

Page 9: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

4

No Indikator

CAPAIAN Keterangan

Data 2012 tw III

dibandingkan

Data 2011 tw III

2012 Data Pembanding

2011

s/d Triwulan III s/d Triwulan III

E. Pengendalian Zoonosis

1. Persentase kasus zoonosa

yang ditemukan ditangani

sesuai standar 86.96 83.8 Meningkat

III. SURVEILANS, IMUNISASI, KARANTINA DAN KESEHATAN MATRA

F. Imunisasi

1. Persentase bayi usia 0-11

bulan yang mendapat

imunisasi dasar lengkap 68.5 57.9 Meningkat

2. Persentase anak usia 0-11

bulan yang mendapatkan

imunisasi campak 68.5 58.7 Meningkat

G. Surveilans

1. Persentase penanggulangan

KLB < 24 jam 75 70 Meningkat

F. Karantina kesehatan

Page 10: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

5

No Indikator

CAPAIAN Keterangan

Data 2012 tw III

dibandingkan

Data 2011 tw III

2012 Data Pembanding

2011

s/d Triwulan III s/d Triwulan III

1 Persentase faktor risiko

potensial PHEIC yang

terdeteksi di pintu negara

99.9 91.5 Meningkat

G. Kesehatan matra

1 Persentase terlaksananya

penanggulangan faktor risiko

dan pelayanan kesehatan

pada wilayah kondisi matra

62.2 59 Meningkat

IV. PENYEHATAN LINGKUNGAN

1 Jumlah desa yang

melaksanakan STBM 7.325 4.893 Meningkat

V. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR

1 Persentase Propinsi yang

melakukan pembinaan

pencegahan dan

penanggulangan penyakit

tidak menular (SE, deteksi)

90.9 75.8 Meningkat

Page 11: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

6

No Indikator

CAPAIAN Keterangan

Data 2012 tw III

dibandingkan

Data 2011 tw III

2012 Data Pembanding

2011

s/d Triwulan III s/d Triwulan III

2 Persentase propinsi yang

memiliki Perda tentang

Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 72.7 54.5 Meningkat

VI. SEKRETARIAT

1 Jumlah UPT Vertikal yang

ditingkatkan sarana dan

prasarananya

53 45 Meningkat

2 Jumlah rancangan regulasi

dan standar yang disusun 10 15

Menurun karena beberapa

rancanganyang telah diproses masih

perlu penyempurnaan substansi

Catatan :

1. Data-data program lain belum dapat ditampilkan karena membutuhkan data tahunan, atau karena perlu survei

khusus untuk mendapatkannya

2. Keterangan yang tertulis dalam huruf italicmerupakan data lebih rendah di tahun 2012 triwulan III dibandingkan

data tahun 2011 triwulan III dengan penjelasan sebagaimana tersebut diatas.

Page 12: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

7

BAB II

CUPLIKAN KEGIATAN

A. PERIODE JANUARI-MARET 2012

18 Januari 2012 dilaksanakan Pertemuan Penyusunan Laporan Keuangan Unit Akuntansi

Pembantu Pengguna Anggaran/Barang - Eselon 1 (UAPPA/B-E1) Ditjen PP dan PL di Bandung.

Pertemuan bertujuan untuk menyusun laporan keuangan tingkat Eselon 1 dan dihadiri oleh

pengelola Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Pengelola Sistem Informasi Manajemen dan

Akuntasi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) dari satuan kerja di lingkungan Ditjen PP dan PL.

Narasumber pertemuan terdiri dari Inspektur III Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan,

Kepala Biro Keuangan dan BMN, Kepala Bagian Penyusunan Laporan Keuangan Biro Keuangan

dan BMN, Tim Review Laporan Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan, Tim Help

Desk Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kementerian Keuangan, dan Tim Help Desk

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan.

Dalam arahannya, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama menyampaikan hal - hal

pokok yang harus dimiliki petugas keuangan di Kementerian, yaitu (a) penguasaan terhadap

berbagai aturan yang ada di jajaran pemerintahan, (b) profesionalisme ilmu keuangan dan ilmu

Page 13: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

8

akuntansi, baik dasar, lanjutan, maupun penerapannya dalam pekerjaan sehari-hari, (c) selalu

bekerja dengan amat cermat, tekun dan berhati-hati, terutama ketika berhadapan dengan angka

yang banyak dan rumit, (d) kejujuran harus selalu diutamakan dan di junjung tinggi dalam

pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.

Selain itu, Prof. Tjandra menyampaikan bahwa dalam suatu Kementerian, perlu dijamin adanya

laporan keuangan satuan kerja secara berjenjang dengan akurat, relevan, berkala, teratur dan

akuntabel, serta agar selalu melakukan kelaikan manajemen keuangan yang merupakan bagian

penting dalam jalannya organisasi, apalagi dalam upaya mencapai predikat laporan keuangan

WTP di tahun 2012.

20 Januari 2012, sebagai salah satu anggota dewan juri Indonesia Millennium Development

Goals Awards 2011 (IMA 2011), Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama

menilai dan melihat langsung kinerja salah satu kelurahan di Bekasi sebagai nominasi IMA 2011.

Peninjauan lapangan ini dilakukan terhadap upaya penyehatan sanitasi dan perbaikan perilaku

masyarakat melalui diskusi dengan pelaksana kegiatan, pemerintah daerah, masyarakat

penerima manfaat kegiatan, serta peninjauan langsung sarana sanitasi yang dibangun.

Malam penganugerahan IMA 2011 diselenggarakan pada Rabu, 1 Februari 2012 bertempat di

Balai Kartini, Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia dengan bertemakan “Beraksi

Untuk Negeri".

Page 14: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

9

Selain Dirjen PP dan PL anggota dewan juri "IMA 2011" lainnya terdiri dari Menteri Dalam Negeri

Gamawan Fauzi, Wakil Menteri Pertanian, Biro Pusat Statistik Dr. Rusman Heriawan, Ketua

Yayasan Inovasi Pemerintah Daerah (YIPD) Dr. Erna Witoelar, Redaktur Senior Kompas Dr. Ninok

Leksono, ndonesia Country Director World Food Programme (WFP) Coco Ushiyama, Direktur

Pemberitaan Metro TV Suryopratomo, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN)

Dr. Nafsiah Mboi SpA, MPH, Kepala Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Dr. Sonny Harry B Harmadi, dan Prof. Dr. Fasli Jalal.

26 Januari 2012Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama bersama Walikota

Bontang Ir. H. Adi Darma, M.Si pada Kamis, menghadiri Pertemuan Evaluasi Pengembangan

Pelabuhan Sehat di Wilayah Bontang untuk mengetahui perkembangan Pelabuhan Sehat

wilayah Bontang dan Sangatta, Kalimantan Timur tahun 2012. Pertemuan diikuti 7 Kantor

Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I, 13 KKP Kelas II, 8 KKP Kelas III, Balai Besar Teknik Kesehatan

Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru, Dinkes Provinsi Kaltim,

Administrator Pelabuhan, Dinkes kota Bontang, Dinkes Kabupaten Kutai Timur, Forum Kota

Sehat Bontang, serta pemangku kepentingan lainnya di Pelabuhan Bontang dan Sangatta.

Page 15: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

Dirjen PP dan PL menyampaikan beberapa hal penting tentang Pelabuhan Sehat, antara lain: (a)

pelabuhan mempunyai dimensi luas, bukan hanya tempat kapal berlabuh, tetapi juga ada aspek

sosial, ekonomi dan bersifat strategis, (b) mewujudkan Pelabuhan Sehat memerlukan komitmen

semua pemangku kepentingan di wilayah pelabuhan dan merupakan kerja sinergi bersama, (c)

Pelabuhan Sehat meliputi 5 aspek, yaitu kesehatan pelabuhan, kesehatan lingkungan, kesehatan

masyarakat di wilayah kerja sekitar pelabuhan, bagian dari pelaksanaan International Health

Regulation (IHR 2005), dan bagian dari Gerakan Nasional Bersih Negeriku (GNBN).

Dalam Kunjungan ke Bontang,

Prof. Tjandra menyempatkan

berkunjung ke Puskesmas di Kota

Bontang, Bank sampah, dan pasar

sehat (25/1). Hal positif yang

diperoleh dari kunjungan

tambahan tersebut, yaitu

masyarakat memperoleh

pengobatan secara cuma

mulai dari puskesmas sampai

dengan rumah sakit provinsiDirjen PP dan PL bersama Walikota Bontang, dalam acara evaluasi pelabuhan sehat

10

PP dan PL menyampaikan beberapa hal penting tentang Pelabuhan Sehat, antara lain: (a)

luas, bukan hanya tempat kapal berlabuh, tetapi juga ada aspek

sosial, ekonomi dan bersifat strategis, (b) mewujudkan Pelabuhan Sehat memerlukan komitmen

semua pemangku kepentingan di wilayah pelabuhan dan merupakan kerja sinergi bersama, (c)

hat meliputi 5 aspek, yaitu kesehatan pelabuhan, kesehatan lingkungan, kesehatan

International Health

(IHR 2005), dan bagian dari Gerakan Nasional Bersih Negeriku (GNBN).

Dalam Kunjungan ke Bontang,

Prof. Tjandra menyempatkan

berkunjung ke Puskesmas di Kota

Bontang, Bank sampah, dan pasar

sehat (25/1). Hal positif yang

diperoleh dari kunjungan

tambahan tersebut, yaitu

masyarakat memperoleh

pengobatan secara cuma-cuma

mulai dari puskesmas sampai

rumah sakit provinsi yang

Page 16: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

11

sumber pembiayaannya berasal dari pemerintah daerah. Selain itu, penyelenggaraan Pasar

Sehat Rawa Indah yang merupakan 1 dari 10 Pasar Sehat pilot project Kementerian Kesehatan RI

di Indonesia dinilai cukup baik. Hal ini terlihat dari kebersihan pasar, keberadaan poliklinik dan

toilet yang memenuhi syarat kesehatan, serta berjalannya sistem "Radio Land", yaitu terdapat

siaran radio lokal pasar yang memberi pesan-pesan dan hiburan bagi komunitas pasar.

Direncanakan juga dibuat sistem streaming agar dapat juga dimanfaatkan pasar yang lainnya.

Sementara itu, penerapan bank sampah yang dikelola oleh masyarakat dapat mengurangi

volume sampah rumah tangga dan menghasilkan kerajinan masyarakat, seperti tas, topi, dan

dompet yang memberi manfaat ekonomis kepada masyarakat setempat.

31 Januari 2012 dikantor Organisasi Konferensi Islam (OKI) Jedah, Direktur Jenderal PP dan PL,

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mendampingi Menteri Kesehatan RI pada "5th Meeting of the

Organization of Islamic Cooperation (OIC) Steering Committee on Health" yang dibuka oleh

Menteri Kesehatan Kazakhstan sebagai Chairperson of the Steering Committee on Health.

Beberapa topik penting yang dibahas dalam pertemuan ini antara lain: 1) kemandirian negara

Islam dalam pengadaan obat dan vaksin, termasuk peran PT. Biofarma sebagai penyedia vaksin

penting bagi dunia, 2) proses mendapatkan Pra Kualifikasi WHO untuk obat dan vaksin yang

diproduksi negara Islam, 3) perkembangan hasil resolusi "4th Meeting of the OIC Steering

Committee on Health" di Astana tahun 2011 yang sudah dilakukan, 4) rencana penempatan ahli

kesehatan Indonesia dalam Health Implementing Unit (HIU) di Markas Besar OKI di Jeddah, 5)

Page 17: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

12

penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan "6th Meeting of the OIC Steering

Committee on Health" yang serta merta Menteri Kesehatan RI menjadi Chairperson of the

Steering Committee on Health 2013-2015 dan tuan rumah penyelenggaraan “4th Islamic

Minister of Health 2013” serta kemungkinan Menteri Kesehatan RI menjadi semacam

koordinator kegiatan khusus OKI di bidang kesehatan.

Menteri Kesehatan RI mendapat kesempatan pertama menyampaikan Statement by Head of

Delegation, antara lain 1) apresiasi kepada OIC, 2) perlunya implementasi berbagai kesepakatan

yang ada, dan 3) Indonesia siap menjadi tuan rumah “4th Islamic Minister of Health 2013”.

Pada hari kedua pertemuan (1/2), Prof. Tjandra memimpin Delegasi RI (DELRI) dan

membicarakan beberapa hal penting yaitu 1) langkah-langkah persiapan pelaksanaan "6th

Meeting of the OIC Steering Committee on Health" di Indonesia pada Januari 2013, yang salah

satu materi utamanya adalah mempersiapkan agenda "4th Islamic Minister of Health Conference

2013" di Indonesia; dan 2) persiapan "4th Islamic Minister of Health Conference, 2013" di

Indonesia dengan topik yang akan dibahas antara lain Pandemic Preparedness Plan, Gizi, serta

Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular.

Disepakati akan ada pembicaraan secara intensif antara Kementerian Kesehatan RI dengan

Sekretariat OKI untuk mempersiapkan acara penting di atas serta membahas tentang

kemungkinan mengadakan pertemuan teknis/tenaga ahli, sehingga pada "4th Islamic Minister of

Page 18: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

13

Health Conference 2013" di Indonesia sudah terdapat rancangan bahasan yang akan dilaporkan

untuk disetujui para Menteri Kesehatan OKI yang akan hadir.

2 Februari 2012, Tim Ditjen PP dan PL yang terdiri dari Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina,

dan Kesehatan Matra (Simkar dan Kesma), Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung

(PPML), dan Direktur

Penyehatan Lingkungan (PL),

menerima kunjungan kerja

Tim Dinas Kesehatan

Kabupaten Indragiri Hulu,

Riau. Tim Dinkes tersebut

dipimpin oleh Kepala Dinas

Kesehatan, Zainal Arifin, SKM,

M.Kes dan berjumlah 23

orang, terdiri dari Kepala

Bidang dan Kepala Seksi Dinas

Kesehatan, serta Kepala

Puskesmas di Kabupaten

Indragiri Hulu.

Direktur Simkar dan Kesma, dr. Andi Muhadir, MPH (tengah) memberi

sambutan saat menerima kunjungan Tim Dinkes Kab. Indragiri Hulu didampingi

Kadinkes Kab. Indragiri Hulu, Zainal Arifin, SKM, M.Kes (kiri) dan Kasubbag

Humas, Sri Handini, SH, M.Kes (kanan)

Page 19: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

14

Kunjungan dimaksudkan untuk mengetahui program dan kegiatan Ditjen PP dan PL, khususnya

upaya preventif dan promotif yang terkait dengan MDGs.

Direktur Simkar dan Kesma dr. Andi Muhadir, MPH, mewakili Sesditjen PP dan PL menyambut

baik kunjungan tim Dinkes dan mengharapkan dapat meningkatkan kerja sama antara Dinas

Kesehatan Kabupaten dengan Kementerian Kesehatan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan memaparkan program dan capaiannya di

Kabupaten Indragiri Hulu, terutama terkait dengan lingkup PP dan PL. Sejalan dengan program

kesehatan di kabupaten telah mencapai target, alokasi anggaran untuk kesehatan juga

meningkat secara signifikan. Selanjutnya para Direktur memaparkan program, target, dan

capaian indikator kinerja kegiatan di lingkungan Ditjen PP dan PL.

Diharapkan dengan kunjungan kerja Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu

dapatmeningkatkan hubungan kerja yang lebih baik, serta memperoleh masukan yang

bermanfaat untuk diterapkan di daerahnya.

13 Februari 2012, dilaksanakan Pertemuan Jejaring Kesehatan Matra Nasional sebagai upaya

meningkatkan koordinasi kesehatan matra tingkat nasional. Pertemuan dihadiri 90 peserta yang

merupakan para penentu kebijakan dari lintas program, lintas sektor, badan usaha, organisasi

profesi, serta organisasi kemasyarakatan terkait, yaitu Kementerian Dalam Negeri, Kementerian

Page 20: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

15

Sosial, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian

Pariwisata, TNI, POLRI, Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan

Pengendalian Penyakit, PT Garuda Indonesia, Lion Air, Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia,

Perhimpunan Kesehatan Wisata Indonesia, Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia,

Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Penerbangan Indonesia, Persatuan Kedokteran

Kelautan, Kwartir Nasional Pramuka, Persatuan Olah Raga Selam Indonesia, serta Kerabat

Pecinta Alam.

Isu yang berkembang dalam pertemuan ini antara lain:

1. Jejaring ini hendaknya dapat dijadikan jenjang koordinasi untuk menyelesaikan

permasalahan terkait kesehatan matra

2. Permasalahan kesehatan matra pada buruh migran, meliputi belum tersedianya data dasar

kesehatan termasuk kesehatan jiwa, masih adanya pemeriksaan yang dilakukan di sarana

kesehatan di luar ketentuan.

3. Permasalahan kesehatan penerbangan meliputi belum optimalnya pemeriksaan kesehatan

terhadap awak pesawat, khususnya terkait isu penggunaan narkotika di kalangan pilot dan

identifikasi human factor serta hazard yang ada.

4. Permasalahan kesehatan matra di lapangan antara lain pengendalian faktor risiko pada

gangguan keamanan dan kesehatan bagi anggota TNI yang berada di wilayah perbatasan.

Dalam pertemuan ini, Dirjen PP dan PL menyampaikan arahan 1) upaya kesehatan matra agar

disosialisasikan secara lebih luas kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat, antara

lain melalui press briefing, buku panduan, leaflet, dan buku saku; 2) jejaring ini agar dibuat

Page 21: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

16

menjadi bentuk formal, dari pusat sampai daerah; 3) perlu upaya antisipatif dalam bentuk SOP.

27 Februari 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr.

Tjandra Yoga Aditama yang mewakili

Menteri Kesehatan bersama 11 organisasi

profesi (IDI, PERDOSKI, PERDOSRI, IPNI, IBI,

PREI, ARVI, ARSADA, IAKMI, AIPKI), 2

Fakultas Kedokteran (FKUI, dan FK

Atmajaya) & WHO Indonesia tanda tangani

Piagam Seruan Nasional (Global Appeal)

Mengatasi Kusta dalam rangka Hari Kusta

Sedunia ke-59, di Jakarta.

Penandatanganan Piagam Seruan Nasional

Mengatasi Kusta merupakan upaya untuk

menghapuskan stigma dan diskriminasi terhadap Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK)

di masyarakat, termasuk dalam layanan publik. Pada tahun ini Peringatan Hari Kusta Sedunia

mengangkat tema “Berdayakan orang yang pernah mengalami kusta agar mandiri”, dan sub

tema “Mari dukung orang yang pernah mengalami kusta agar menjadi sehat dan sejahtera”, dan

“Hapus diskriminasi terhadap orang yang pernah mengalami kusta dalam layanan publik”.

Page 22: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

17

Terdapatnya survey situasi stigma dan diskriminasi terhadap OYPMK di 5 kabupaten dan hasil

penelitian mengenai pemenuhan dan perlindungan hak OYMPK dan keluarga mereka yang

dilakukan Komisi Nasional HAM merupakan bukti adanya stigma dan diskriminasi terhadap

OYPMK. “Saya melarang perlakuan diskriminatif kepada orang yang pernah mengalami kusta di

tanah air dengan alasan apapun juga”, tegas Menkes.

Saat ini Indonesia masih menjadi penyumbang kasus baru kusta nomor 3 di dunia setelah India

dan Brasil. Pada tahun 2010, Indonesia melaporkan 17.012 kasus baru dan 1.822 atau 10,71% di

antaranya, ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2 (cacat yang tampak). Selanjutnya,

1.904 kasus (11,2%) adalah anak-anak. Keadaan ini menunjukkan, penularan penyakit kusta

masih ada di masyarakat dan keterlambatan penemuan kasus masih terjadi.

26 Maret 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan

PL), Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama membuka Pertemuan Sosialisasi Reformasi Birokrasi Bidang

SDM Aparatur.

Reformasi Birokrasi (RB) merupakan proses menata ulang, mengubah, memperbaiki dan

menyempurnakan birokrasi agar menjadi lebih baik (profesional, bersih, efisien, efektif dan

produktif). Tujuan Reformasi Birokrasi adalah perubahan pola pikir (mind set), budaya kerja

(culture set) dan perilaku (behaviour).

Page 23: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

18

Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi berapa kondisi birokrasi yang perlu diubah untuk

dapat mencapai tujuan Berbagai kondisi yang harus diubah tersebut dapat dikategorikan ke

dalam beberapa Area Perubahan yaitu: Pelayanan Publik, Tata Laksana, Peraturan Perundang-

undangan, Pengawasan, Organisasi, SDM Aparatur, Akuntabilitas Kenerja dan Pola Pikir dan

Budaya Kerja. Kegiatan ini harus dipahami dan diterima oleh semua pegawai sehingga Ditjen

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL) perlu melakukan Sosialisasi

Reformasi Birokrasi SDM Aparatur di Lingkungan Pusat dan UPT agar terdapat kesamaan

pandangan terhadap Program Reformasi Birokrasi di Lingkungan Ditjen PP dan PL.

Dalam acara yang dihadiri pimpinan unit kerja di lingkungan Ditjen PP dan PL itu, dirjen

menyampaikan 5 hal penting : 1) Reformasi birokrasi merupakan komitmen nasional. Setiap

aparat negara dan pemerintahan harus menjalankan Reformasi Birokrasi, 2) Tujuan reformasi

birokrasi adalah perubahan aparat pemerintah untuk mencapai hal yang lebih baik, 3) Salah satu

aspek utama reformasi birokrasi bidang SDM aparatur adalah penentuan peta jabatan, analisa

beban kerja, dan analisa jabatan, 4) Perubahan yang tidak mudah oleh karena itu, perlu dikuasai

pengetahuan tentang manajemen perubahan, dan 5) Setiap pemimpin harus mensosialisasikan

konsep reformasi birokrasi ke seluruh jajarannya dan menjadi pemimpin untuk berubah ke arah

yang lebih baik

31 Maret 2012 , peringatan TB Day 2012 mengusung tema global CALL FOR A WORLD FREE OF

TB yang bertujuan untuk mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk dapat mengendalikan TB

Page 24: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

19

sehingga dunia terbebas dari penyakit ini. Slogan Let’s Unite to Stop TB pada Peringatan TB Day

2012 merupakan upaya untuk mengingatkan bahwa keterlibatan semua pihak dalam

pengendalian TB masih terus perlu dilakukan demi terciptanya Indonesia bebas TB.

Rangkaian kegiatan Acara puncak Peringatan Hari

TB Sedunia Tahun 2012 dimulai dengan acara

seminar sehari pada 31 Maret 2012 yang diikuti

lebih dari 2000 peserta diantaranya berasal

dariSektor pemerintah, NGO/CSOs/FBOs,

Organisasi Profesi (IDI, PAPDI,PDPI, IDI, IAKMI),

Lembaga Intersektoral(External &Internal Kemkes),

Mahasiswa, Masyarakat,

Partners/NGOinternationatioanl, dll.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Prof. dr, Tjandra

Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, membuka secara resmi seminar yang diselenggarakan di

gedung Menara 165 Jakarta. 10 aksi terobosan yang kini dilakukan DitJen PPPL dalam

penanggulangan TB, yaitu : (1) Lab rujukan, (2) External quality assurance system, (3) Rapid

diagnostic test, (4) TB dalam akreditasi RS, (5) Penanganan Multi Drug Resistance (MDR) TB, (6)

Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama saat

memberikan presentasi dalam rangka symposium

Nasional Peringatan Hari TB Sedunia 2012

Page 25: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

20

Peran organisasi profesi, (7) Pemberdayaan masyarakat, (8) Media massa, (9) Kesinambungan &

penguatan program dan (10) Mengikuti perkembangan ilmiah terkini

B. PERIODE APRIL-JUNI 2012

2-5 April 2012 Pertemuan Nasional Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

dilaksanaka di hotel Grand Royal Panghegar Bandung, Jawa barat dibuka oleh Direktur Jenderal

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP dan PL) Prof. dr. Tjandra Yoga

Aditama, Sp.P(K), MARS, DTM&H, DTCE di dampingi Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

dengan tema “Melalui Pertemuan Nasional PP dan PL tahun 2012, Kita Tingkatkan Sinkronisasi

Pusat, Daerah dan UPT”, Dalam sambutannya, Dirjen PP dan PL menyampaikan tiga pesan

penting dalam Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Tahap Perencanaan merupakan

komponen yang amat penting dan berbasis bukti, baik secara Ilmiah, data masa lalu, dan

prediksi, dijalankan sesuai dengan aturan dan Proper Plan Prevent Poor Performance (P5). Tahap

Pelaksanaan harus dilakukan sesuai dengan perencanaan, perlu mengakomodasi perubahan

sesuai aturan, dilaksanakan dengan konsisten, kerja keras, dan dasar utama, pelaksanaan

haruslah mewujudkan hasil. Tahap Pengendalian merupakan bagian tidak terpisahkan dari

perencanaan dan pelaksanaan melalui evaluasi dan koreksi sedini mungkin meliputi aspek

keuangan, administrasi, pelaksanaan program, dan pencapaian indikator.

Dirjen PP dan PL juga menyampaikan perlunya sinkronisasi dan persiapan Exit Strategy dalam hal

Page 26: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

21

bantuan luar negeri. Efisiensi anggaran PP dan PL di tahun 2012 sebesar Rp. 281 M, dengan 2

prinsip utama yaitu "sharing the pain" dan "self blocking", sesuai dengan petunjuk dan rambu

yang ada. Pemotongan anggaran ini juga harus tidak mengurangi kualitas pelaksanaan program

dan pencapaian target kinerja Ditjen PP dan PL.

Pertemuan dihadiri sekitar 200 peserta yang terdiri dari 33 Kepala Dinas Provinsi, para Kepala

Unit Pelaksana Teknis (UPT), Pejabat Eselon 3 dan 4 di lingkungan Ditjen PP dan PL. Hadir juga

Narasumber pertemuan yang berasal dari pejabat Esselon 1 di Lingkungan Kementerian

Kesehatan atau yang mewakili, Ditjen Anggaran dan Ditjen Perbendaharaan Kementerian

Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan, Ditjen Cipta Karya Kementerian

Pekerjaan Umum dan Bappenas.

12 April 2012, bertempat di hotel Aryaduta Jakarta dilaksanakan peringatan Hari Malaria

Sedunia (HMS) yang dimulai dengan pengukuhan Forum Nasional GEBRAK Malaria. Acara

dihadiri oleh Wakil Presiden RI, beberapa Menteri dan Princess Astrid putri Raja Belgia yang

merupakan Utusan Khusus Roll Back Malaria (RBM), suatu organisasi di bawah naungan PBB

yang mendukung peran serta berbagai sektor dalam penanggulangan malaria di dunia.

Page 27: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

22

Princess Astrid didampingi Dirjen PP dan PL

bertemu dengan Ibu Ani Yudhoyono pada 13

April 2012 di Istana Negara. Pada

kesempatan tersebut, Princess Astrid

menyampaikan penghargaan atas kemajuan

penanggulangan malaria di Indonesia. Beliau

juga tertarik pada kegiatan koordinasi malaria

dengan kesehatan ibu dan anak serta

imunisasi, penyebaran ikan pemakan jentik

nyamuk dan peran dokter kecil. Terakhir

beliau berharap Ibu Negara berkenan untuk

membawa isu malaria pada pertemuan-

pertemuan internasional.

Pada 14 –15 April 2012, Princess Astrid dan Dirjen PP dan PL, mengunjungi Provinsi Lampung

untuk meninjau pelaksanaan program penanggulangan malaria di Provinsi Lampung. Princess

Astrid dan Dirjen PP dan PL mengunjungi Poskesdes Kalianda untuk menyaksikan penyuluhan

dan pemeriksaan darah dengan Rapid Diagnostic Test (RDT), program integrasi malaria dengan

Direktur PPBB, dr.Rita Kusriastuti didampingi perwakilan

WHO untuk Indonesia, Staf Ahli Menteri dan Utusan Khusus

Roll Back Malaria, saat membuka pertemuan Forum

Nasional GEBRAK Malaria

Page 28: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

23

pemeriksaan Ibu Hamil, dan imunisasi. Selain itu juga penyebaran benih ikan pemakan jentik

nyamuk (ikan kepala timah) ke kolam ikan di Merak Belantung Kecamatan Kalianda, serta

mengunjungi Puskesmas Way Urang, dan RS Abdul Moeloek Bandar Lampung untuk melihat

pelaksanaan pelayanan kesehatan dasar.

Puncak HMS diadakan di Palangkaraya Provinsi Kalimantan Tengah pada 2 Mei 2012. Diadakan

pencangan deklarasi “Provinsi Kalteng siap untuk bebas malaria pada tahun 2018” yang dihadiri

oleh Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah,

Direktur RSUD Palangka Raya, serta Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

mewakili Kementerian Kesehatan RI.

20 April 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL),

Kemenkes RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE atas nama Menteri

Kesehatan RI telah membuka secara resmi Pelatihan Nasional Edukator Diabetes Indonesia Ke-

10 yang dilakukan oleh Perhimpunan Edukator Diabetes Indonesia (PEDI).

BrigJen DR. Dr. Aris Wibudi, Ketua Umum PEDI menyampaikan laporannya bahwa pelatihan

selama 3 hari ini diikuti lebih dari 200 orang yang terdiri dari dokter, perawat, diietesien dan

petugas lainnya. Selain itu pelatihan yang sudah berjalan 10 tahun ini mempunyai 3 tingkatan

yaitu dasar,lanjut dan berkelanjutan serta dengan Metode pelatihan dalam bentuk teori, loka

karya, dan simulasi.

Page 29: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

24

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama Mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan RI menyambut baik

pelatihan ini, sedikitnya karena 4 hal :

1. Diabetes Mellitus (DM) yang merupakan masalah kesehatan paling penting di Indonesia,

dengan data antara lainmerupakan Penyebab kematian ke 6, Prevalensi DM perkotaan 5,7%,

dan Prevalensi Toleransi Glukosa Terganggu 10,2%

2. Pengendalian DM haruslah merupakan continuum care, dimana edukasi merupakan salah

satu faktor yang sangat penting

3. Mereka yang sudah dilatih akan langsung dapat menangani pasien DM dan keluarganya

sehingga mereka dapat tetap sehat, bugar dan mandiri.

4. Ini merupakan bentuk nyata partisipasi aktif masyarakat kesehatan untuk bersama

pemerintah menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia, dalam hal ini Diabetes

Mellitus Demikian disampaikan oleh Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama.

7 Mei 2012,Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan PL),

Kemenkes, Prof. dr Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE di kota Yogyakarta

melakukan peresmian Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas IV Yogyakarta, yang merupakan

pemekaran KKP Kelas II Semarang yang ditandai dengan Pembukaan selubung Papan Nama dan

Penandatanganan Prasasti. Pada kesempatan ini sekaligus dilakukan juga acara serah terima

jabatan dan serah terima pemanfaatan aset dari KKP Kelas II Semarang ke KKP Kelas IV

Yogyakarta.

Page 30: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

25

Dirjen PP dan PL membuka selubung papan nama KKP Kelas IV

Yogyakarta

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama dalam

sambutannya menyampaikan bahwa KKP

Kelas IV Yogyakarta merupakan KKP ke 49

di-Indonesia,masing-masing KKP

mempunyai beberapa Kantor Wilayah Kerja

(WilKer) yang melayani ratusan pelabuhan

dan bandara diseluruh Indonesia.

Beliau menambahkan, bahwa KKP Kelas IV Yogyakarta diminta untuk melakukan; tugas pokok

dan fungsinya baik sebagai cegah tangkal penyakit maupun aspek kesehatan masyarakat di

lingkungan pelabuhan serta pelayanan kesehatan jamaah haji, koordinasi yang baik dengan

seluruh pemangku kepentingan di lingkungan pelabuhan di wilayah kerjanya, koordinasi dengan

Dinas Kesehatan dan Pemerintah Daerah setempat, bila diperlukan maka turut membantu

penanganan masalah kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan PP dan PL, di

daerah tempat kerjanya, bekerja sesuai aturan per-undang-undangan yang ada, melaporkan

secara berkala ke DitJen P2PL tentang perkembangan tugas dan pekerjaan.

10 Mei 2012 , dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih intensif

Page 31: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

26

melalui program percepatan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan melaksakanan

rangkaian acara pembinaan wilayah kesehatan di Provinsi Sumatera Barat yang bertepatan

dengan acara Rapat Kerja Kesehatan Daerah Sumatera Barat.

Kegiatan diawali dengan pertemuan

Akselerasi dan Sinkronisasi Pembangunan

Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Pada

acara yang dibuka oleh Walikota Bukit Tinggi

tersebut, Dirjen PP dan PL Prof. dr. Tjandra

Yoga Aditama membuka dan memberikan

paparan yang dilanjutkan dengan diskusi

tentang program kesehatan terpadu di

Sumatera Barat.

Materi diskusi yang menarik diantaranya: Penjelasan tentang Poltekes, Aspek pelayanan RS ,obat

generik, tarif Askes, Kebutuhan tempat tidur menjelang BPJS, Permintaan anggaran untuk

Dirjen PP dan PL didampingi Walikota Bukit Tinggi dan

Kadinkes Prov. Sumbar saat menjadi pembicara pada

pertemuan Akselerasi dan Sinkronisasi Pembangunan

Kesehatan Prov. Sumbar

Page 32: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

27

kegiatan PP dan PL di kabupaten/kota termasuk DAK,

Pentingnya pendidikan dan pelatihan SDM, kegiatan kesehatan di beberapa kabupaten

(penurunan AKI dan AKB, penanggulangan HIV/AIDS), peran Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi

(MTKP) dan Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia (MTKI) dalam pekerjaan bidan, Kejelasan

penempatan dokter Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PDSBK) setelah lulus,

serta puskesmas perkotaan dengan pelayanan persiapan jamaah haji. Kegiatan dilanjutkan

dengan kunjungan kerja Sesditjen PP dan PL dr. Yusharmen D.Comm.H., M.Sc ke Kota Sawah

Lunto pada 11 Mei 2012 untuk menyaksikan deklarasi Open Defecation Free (ODF) 9 kelurahan

dan peresmian kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM).

dr. Yusharmen menyambut baik kegiatan tersebut karena terkait dengan masalah mendasar di

bidang kesehatan sebagai wujud nyata dari upaya promotif dan preventif yang menjadi prioritas

Pemerintah.

Dikatakan juga, kegiatan Deklarasi ODF dan Persemian Posbindu PTM merupakan media yang

sangat efektif untuk mensosialisasikan perilaku hidup bersih dan sehat kepada masyarakat.

Page 33: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

16 Mei 2012, Dirjen PP dan PL Prof dr. Tjandra Yoga Aditama melakukan talkshow

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995

dan 2001, serta Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa Penyakit

Tidak Menular (PTM) menduduki peringkat

teratas dibanding penyakit menular. PTM

memerlukan biaya pengobatan yang jauh lebih

mahal, menjadi beban sosial dan ekonomi

keluarga. Penyakit Kanker merupakan PTM

utama yang menjadi penyebab kematian

nomor 6 di Indonesia.

Di Indonesia, tantangan yang dihadapi adalah 70% pasien kanker terdeteksi pada stadium lanjut,

terbatasnya pengetahuan masyarakat termasuk keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan

dengan pengobatan tradisional, serta gaya hidup tidak sehat seperti meroko

konsumsi makanan yang diawetkan. Hal tersebut disampaikan oleh Hal tersebut disampaikan

oleh Dirjen PP dan PL Prof dr. Tjandra Yoga Aditama pada talkshow tersebut.

Dirjen PP dan PL saat menjadi pembicara dalam talkshow

PPTM

28

talkshow di Metro TV.

i Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995

dan 2001, serta Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa Penyakit

Tidak Menular (PTM) menduduki peringkat

teratas dibanding penyakit menular. PTM

memerlukan biaya pengobatan yang jauh lebih

i beban sosial dan ekonomi

keluarga. Penyakit Kanker merupakan PTM

utama yang menjadi penyebab kematian

Di Indonesia, tantangan yang dihadapi adalah 70% pasien kanker terdeteksi pada stadium lanjut,

terbatasnya pengetahuan masyarakat termasuk keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan

dengan pengobatan tradisional, serta gaya hidup tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol,

Hal tersebut disampaikan

Page 34: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

29

Talkshow juga membahas perlunya pembatasan konsumsi gula, garam, dan lemak. Kegiatan

tersebut juga menghadirkan pakar di bidang kanker yaitu Dr. dr.Laila Nuranna, Sp.OG (K), dan

salah satu pakar bidang gizi.

Dr. Laila Nuranna menyampaikan penyakit kanker dipengaruhi oleh faktor risiko seperti

merokok, minum alkohol, kurang aktifitas fisik, kurang konsumsi sayur, konsumsi lemak tinggi,

obesitas. Dr . Laila juga menyampaikan pentingnya menghindari faktor risiko kanker, melakukan

pemeriksaan sejak dini, skrining/penapisan, vaksinasi HPV (pada kanker serviks), Periksa

Payudara Sendiri (SADARI) pada kanker payudara. Dirjen PP dan PL juga menyampaikan bahwa

kelayakan kecukupan konsumsi garam di Indonesia adalah 6 gram/hari (+_ 1 sdt/hari), konsumsi

lemak 20 - 25% dari total energi sesorang (1,5 – 3 sdm atau 15 gr-30 gr/hari), dan konsumsi gula

sebesar 10 % dari total energi seseorang. Strategi yang dapat digunakan antara lain

membiasakan makan beranekaragam, menggunakan bumbu alami, menambahkan garam pada

saat makanan sudah terhidang, memasak dengan mengukus/merebus, mengkonsumsi makanan

segar (tidak diawetkan), memakan daging tanpa gajih, menggunakan santan encer, membatasi

makanan digoreng, dan membaca label makanan.

Pada talkshow tersebut dibahas jugapentingnya membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak,

karena dapat meningkatkan risiko PTM. Dalam waktu 15 tahun, 87,5% yang sensitif natrium

(garam) dan 50% yang tidak sensitif akan menjadi hipertensi. Konsumsi gula dan lemak berlebih

berpotensi menjadi obesitas dan diabetes.

Page 35: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

30

21 - 26 Mei 2012, Dirjen PP dan PL, Prof. Tjandra Yoga Aditama, sebagai "Alternate Head of

Delegation Indonesia" bersama Wamenkes dan Delegasi RI (DELRI) menghadiri WHA - World

Health Assembly (pertemuan tertinggi World Health Organization - WHO) Ke-65, di Jenewa

Swiss.

Sidang WHA Ke-65 membahas 20 agenda yang

terdiri dari agenda pleno dan 2 Komite, yaitu A)

Technical Matters dan B Administrative Matters

dengan Tema Utama adalah "Towards Universal

Health Coverage" yang menghasilkan 13 resolusi

dan 4 keputusan. Topik yang dibahas dalam

pertemuan tersebut antara lain "Universal

Health Coverage" Millenium Development Goals

(MDGs), Penyakit Tidak Menular (PTM),

Gangguan Jiwa, serta Gizi dan Kehamilan.

Beberapa agenda Dirjen PP dan PL bersama Wamenkes antara lain melakukan rapat DELRI,

mengikuti pertemuan Gerakan Non Blok (non alignment movement) tentang kesehatan,

mengadakan pertemuan bilateral dengan Menkes Amerika Serikat, dan pertemuan dengan 6

Wamenkes didampingi Dirjen PP dan PL menghadiri

sidang WHA Ke-65, Genewa

Page 36: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

31

negara lainnya dalam rapat Foreign Policy and Global Health (FPGH) serta mengadakan

pertemuan dengan Menkes Bangladesh. Selain itu Dirjen PP dan PL turut mendampingi

Wamenkes melakukan pertemuan resmi dengan Direktur Jenderal WHO untuk membahas

jumlah staf internasional WHO dari Indonesia yang masih sangat terbatas, masalah Universal

Coverage dan pengalaman Indonesia dalam menghadapi bencana.

Pada kesempatan ini Prof. Tjandra mengadakan pembicaraan dengan perwakilan Department of

Control of Neglected Tropical Disease WHO, yang membahas langkah-langkah penanggulangan

beberapa penyakit di Indonesia, yaitu lepra, kecacingan pada anak, filariasis, schistosomiasis dan

frambusia.

15 Juni 2012, di Kota MedanDirektorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2),

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang didukung oleh Dinas Kesehatan Kota Medan

dan PT Johnson Home Hygiene Products (JHHP) beserta mitra terkaitmenyelenggarakan

konferensi pers dalam rangka peringatan ASEAN Dengue Day ke-2. Acara ini merupakan puncak

dari rangkaian kegiatan dalam rangka peringatan Hari ASEAN Dengue Day yang dicanangkan

pada 15 Juni 2011 lalu yang dinilai sangat penting sebagai inisiatif dalam Pengendalian Demam

Berdarah di wilayah Asia Tenggara.

Adapun rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan oleh berbagai pihak terkait dalam upaya

meningkatkan pengendalian Demam Berdarah, diantaranya :

Page 37: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

32

1. Kampanye Awas Demam Berdarah 2012 yang dilakukan bersama pemerintah, PT Johnson

Home Hygiene Products (JHHP), Institut Pertanian Bogor, Yayasan Obor Berkat Indonesia dan

Indomaret yang dilakukan di 5 kota terpilih: Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan

(bulan Januari-Juni 2012). Kegiatan yang dilakukan berupa:

a. Penyuluhan di 250 sekolah dengan bekerjasama dengan Yayasan Obor Berkat Indonesia.

b. Pemilihan Jumantik Cilik yaitu kompetisi yang akan dilakukan oleh anak-anak SD dengan

melakukan beragam aktivitas pemberantasan nyamuk.

c. Pengadaan situs www.awasdb.comsebagai pusat informasi Kampanye Awas DB

2. Pelatihan Jumantik di Jawa Barat yang diselenggarakan oleh Pusat Promosi Kesehatan.

3. Pembuatan billboard oleh Pusat Promosi Kesehatan yang akan dipasang ditempat yang

strategis sebagai salah satu media KIE untukmasyarakat.

Mengirim surat edaran kepada Kepala Daerah untuk mengingatkan mengenai “Komitmen Kepala

Daerah Dalam Pengendalian Demam Berdarah” sesuai hasil kesepakatan dalam Dialog Nasional

pada saat peluncuran ASEAN Dengue Day

Project Manager Kampanye Awas DB, Rezka Ilhamsyahmenjelaskan bahwa Kampanye Awas DB

2012 telah dilaksanakan dari Desember 2011 hingga Juni 2012 dengan kegiatan antara lain

edukasi langsung mengenai pencegahan DBD dan kompetisi Jumantik Cilik ke-250 sekolah dasar

di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya dan Medan. Khusus untuk Kota Medan sudah

Page 38: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

33

ditetapkan 3 sekolah pemenang kompetisi Jumantik Cilik, yaitu SDN 060899, SDN 060912 dan

SDN 065853.Dalam Acara tersebut diserahkan hadiah bagi pemenang lomba jumantik yang

diserahkan oleh Direktur PPBB, perwakilan Dinkes Provinsi Sumatera Utara, Kadinkes Kota

Medan, dan Mitra. Dalam kesempatan itu disampaikan dukungan program oleh mitra terkait

dalam kampanye awas DBD yang ditandai dengan pemberian sumbangan oleh Indomaret kepada

Yayasan OBI.

Konferensi Pers dalam peringatan ASEAN Dengue Day ke 2 di Medan

Kegiatan Pemeriksaan Jentik oleh Jumantik cilik

Page 39: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

34

C. PERIODE JULI-SEPTEMBER 2012

25 Juli 2012 , Direktorat Jenderal PP dan PL bersama Unit Utama Kemenkes lainnya

melaksanakan pembinaan wilayah terpadu di Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Kota Banda

Aceh bersamaan dengan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda). Ibu Menteri Kesehatan

Republik Indonesia, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH membuka Rapat Kerja Kesehatan Daerah

(Rakerkesda) Provinsi Aceh tahun 2012. Rakerkesda dengan tema “Melalui Rapat Kerja

Kesehatan Daerah Mari Kita Perkuat Sinergitas Program Kesehatan Pemerintah Pusat dan

Daerah untuk Percepatan Target MDG’s 2015”.

Hadir pada pertemuan ini antara lain Gubernur Aceh, dr. H. Zaini Abdullah, Bupati/Walikota,

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, para Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD),

pimpinan dan anggota DPRD, Dirjen Bina Upaya Kesehatan, Dirjen Bina Gizi & KIA, Dirjen Bina

Farmasi dan Alkes, Sesditjen PP dan PL, Direktur Utama PT ASKES, Pangdam Iskandar Muda,

serta Kajati Aceh.Pada kesempatan ini, Gubernur Provinsi Aceh menetapkan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2011 – 2027 yang memberikan prioritas pada

delapan fokus utama pembangunan diantaranya bidang kesehatan. Selain itu disusun Rencana

Strategis (Renstra) bidang kesehatan sebagai konsep rencana pembangunan jangka menengah

Provinsi Aceh tahun 2012-2017 dengan harapan bahwa target pembangunan kesehatan yang

ditetapkan dalam Millenium development Goals (MDG’s) 2015 dapat tercapai.

Page 40: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

Pada kesempatan ini, Menkes memberikan apresiasi kepada Gubernur Aceh yang mengeluarkan

kebijakan larangan merokok bagi PNS didalam ruangan, kantor, dan lingkungan kerja, dan untuk

Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) dengan membebaskan biaya pengobatan seluruh

penduduk Provinsi Aceh. Hal tersebut dapat dijadikan model untuk penerapan jaminan

kesehatan nasional di Indonesia yang diamanatkan Undang-Undang Badan Pengelola Jaminan

Sosial (UU BPJS).

Ibu Menteri Kesehatan juga meresmikan Pusat

Unggulan Diagnostik AIDS, TB dan Malaria (ATM

DCoE) di Balai Laboratorium Kesehatan Aceh, yang

merupakan satu-satunya Pusat Diagnostik Malaria

yang mengaplikasikan Metode

Assurance Sampling (LQAS) di Indonesia, dan Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak

Menular (PTM) di Desa Alue Deah Teungoh, Kota

Banda Aceh, sekaligus menyerahkan bantuan

peralatan Posbindu.

Menkes RI saat meresmikan Pusat Keunggulan Diagnostik

AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria di Kota Banda Aceh.

Pemerintah Aceh.

35

Gubernur Aceh yang mengeluarkan

kebijakan larangan merokok bagi PNS didalam ruangan, kantor, dan lingkungan kerja, dan untuk

Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) dengan membebaskan biaya pengobatan seluruh

an model untuk penerapan jaminan

Undang Badan Pengelola Jaminan

juga meresmikan Pusat

Unggulan Diagnostik AIDS, TB dan Malaria (ATM

DCoE) di Balai Laboratorium Kesehatan Aceh, yang

satunya Pusat Diagnostik Malaria

yang mengaplikasikan Metode Lot Quality

(LQAS) di Indonesia, dan Pos

Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak

Menular (PTM) di Desa Alue Deah Teungoh, Kota

Banda Aceh, sekaligus menyerahkan bantuan

Page 41: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

36

28 Juli 2012 Masalah Hepatitis Sudah Di Depan Mata”, merupakan tema yang diangkat pada

seminar hepatitis yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan (PP dan PL), Kemenkes RI dalam rangka memperingati Hari Hepatitis

Sedunia ke-3 Tahun 2012 di Jakarta (28/7).

Acara ini dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, dr.

Nafsiah Mboi serta penyampaian testimoni Dahlan

Iskan sebagai mantan pasien hepatitis.

Dalam sambutannya, Menkes mengatakan Hepatitis

merupakan masalah kesehatan yang paling besar di

dunia. Dimana sekitar 2 milyar penduduk dunia

pernah terinfeksi oleh virus hepatitis B, 240 juta

orang yang mengidap kronis, dan diperkirakan

terdapat 170 juta penderita penyakit hepatitis C.

Oleh karena itu, di tahun 2010 dibuatlah Resolusi

WHO tentang Hepatitis atas usul Indonesia, Brazil

dan negara lainnya.

Lebih lanjut, Menkes menjelaskan bahwa salah satu

pencegahan penyakit hepatitis yaitu pemberian

Pemukulan gong oleh Menkes RI, Dahlan Iskan, dan

pendamping pengidap HIV saat meresmikan

pembukaan seminar hepatitis sedunia didampingi

Dirjen PP dan PL dan Wamen RI

Page 42: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

37

imunisasi saat bayi/balita. Untuk itu, Menkes menganjurkan kepada seluruh masyarakat agar terus

menerus menyuarakan imunisasi, selalu berperilaku hidup bersih & sehat, tidak mengkonsumsi

makanan sembarangan, serta menjauhi perilaku seks berisiko dan narkoba.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian keynote speech oleh Direktur Jenderal PP dan PL, Prof. dr.

Tjandra Yoga Aditama. Dirjen mengatakan bahwa Indonesia termasuk negara endemis tinggi dalam

Hepatitis, karena prevalensi HBsAG (+) adalah 9,4 %, dimana batas maksimumnya8%. Dirjen

menambahkan bahwa program pencegahan Hepatitis di Indonesia meliputi Pencegahan primer,

yaitu imunisasi pada semua bayidan pencegahan sekunder yaitu penanganan mereka yang sudah

terinfeksi dan Pencegahan tersier.

Setelah Seminar Hepatitis, peringatan HHS Ke-3 dilanjutkan dengan aksi simpatik di Bundaran HI

berupa pembagian merchandise peduli Hepatitis kepada masyarakat oleh Kemenkes bersama Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Senat Mahasiswa FKUI, LSM/Organisasi Kemasyarakatan dan mitra

sponsorship.

Juli 2012,Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PPTM) menyelenggarakan pelatihan

untuk pelatih (Training of Trainers/TOT) pengendalian PTM terintegrasi di beberapa daerah di

Indonesia. Terintegrasi karena dilakukan untuk pengendalian beberapa jenis PTM utama dengan

pendekatan pengendalian faktor risiko bersama (penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker,

diabetes mellitus, penyakit paru-paru kronis, dan termasuk cedera. Faktor risiko bersama PTM

Page 43: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

Direktur PPTM, DR. Ekawati Rahajeng, SKM, M. Kes (Kiri) tengah

membuka TOT PPTM terintegrasi di Provinsi Lampung

antara lain merokok, obesitas, diet tidak sehat, dan kurang aktivitas fisik).

TOT ini dilaksanakan di Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan

Riau, Lampung, D.I. Yogjakarta, Kalimantan

Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Papua

Barat, NTB, Kalimantan Selatan,

Barat, Jawa Tengah, dan Maluku.

TOT diselenggarakan dalam 2 jenis yaitu

kelas manajemen dan kelas teknis. Kelas

manajemen diikuti oleh pengelola program

PTM dari dinas kesehatan provinsi dan

beberapa dinas kesehatan kabupaten/kota

terpilih. Sedangkan kelas teknis diikuti oleh dokter obsgin (khusus kanker) dan dokter umum dari

Puskemas serta rumah sakit. Pelatihan teknis ini ditekankan pada pencegahan, deteksi dan

monitoring faktor risiko PTM melalui Pos Pembinaan terpadu PTM, diagnosis, dan rujukan.

Sebagai tindak lanjut dari TOT ini, setiap daerah akan menyelenggarakan pelatihan teknis di wilayah

masing2 yg bertujuan untuk menyiapkan petugas pelaksana (provider) di Puskemas dan RS rujukan.

38

TOT ini dilaksanakan di Provinsi Aceh,

Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan

Riau, Lampung, D.I. Yogjakarta, Kalimantan

Barat, Sulawesi Tenggara, Bali, Papua, Papua

Barat, NTB, Kalimantan Selatan, Sulawesi

Barat, Jawa Tengah, dan Maluku.

TOT diselenggarakan dalam 2 jenis yaitu

kelas manajemen dan kelas teknis. Kelas

diikuti oleh pengelola program

PTM dari dinas kesehatan provinsi dan

beberapa dinas kesehatan kabupaten/kota

terpilih. Sedangkan kelas teknis diikuti oleh dokter obsgin (khusus kanker) dan dokter umum dari

ditekankan pada pencegahan, deteksi dan

monitoring faktor risiko PTM melalui Pos Pembinaan terpadu PTM, diagnosis, dan rujukan.

atihan teknis di wilayah

) di Puskemas dan RS rujukan.

Page 44: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

39

3 Agustus 2012, Dalam rangka mendukung pencapaian komitmen Kementerian Kesehatan untuk

memiliki nilai-nilai dasar dalam pelaksanaan program kesehatan untuk mencapai tujuan

Pembangunan Kesehatan, yaitu Pro Rakyat, Inklusif, Responsif, Efisien dan Efektif, serta Bersih

Direktur Jenderal PP dan PL memimpin Pencanangan Zona Integritas WBK dan WBBKM dengan

penandatanganan Pakta Integritas yang disaksikan oleh Inspektur Jenderal Kemenkes RI. dr.

Yudhi Prayudha Ishak Djuarsa, MPH diikuti penandatangan pakta integritas oleh seluruh Pejabat

Eselon 2 di lingkungan Ditjen PP dan PL dan beberapa pejabat Kantor Kesehatan Pelabuhan

serta Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

Perwujudan nilai-nilai tersebut divisualisasikan dalam bentuk Wilayah Bebas dari korupsi (WBK)

dan Wilayah Birokrasi Bersih Kompeten Melayani (WBBKM) sebagai komitmen bersama yang

harus dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kesehatan.

Dalam sambutan Dirjen menyampaikan 5 hal, yaitu: 1) Pencanangan ini penting sebagai

pelaksanaan INPRES No 5 tahun 2011 dan kelanjutan pencanangan serupa di Kemenkes pada

bulan Juli serta merupakan kebutuhan untuk mendorong perbaikan di masa yang akan datang.

2) "Bersih" diartikan sebagai taat sepenuhnya pada aturan dan tidak ada kompromi terhadap

aturan 3) "Kompeten" dilakukan dengan terus meningkatkan kemampuan sesuai pekerjaan,

baik dalam hal kesehatan masyarakat maupun manajemen, dan terus mengikuti perkembangan

masyarakat, 4) "Melayani" dapat diartikan secara langsung melayani masyarakat. 5) Setelah

pencanangan maka yang perlu dilakukan adalah mengimplementasikannya dalam pekerjaan

Page 45: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

40

sehari-hari.

Bulan Agustus 2012, Dalam rangka mendukung kesiapsiagaan bidang kesehatan pada arus

mudik lebaran, Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan

PL), menyiapkan Posko Mudik Sehat yang

beropersional dari H-7 sampai dengan H+7. Untuk

kelancaran pengolahan data dan informasi Posko ini

koordinasi lintas program dan lintas sektor terkait

(Korlantas Mabes POLRI dan Kementerian

Perhubungan, PT. PELNI, Dinas Kesehatan Provinsi,

Kabupaten/Kota, KKP, Rumah Sakit serta

Puskesmas).

Untuk mendukung kegiatan tersebut, telah dilakukan pemantauan di Pelabuhan Merak – Bakauheni,

Pelabuhan Tanjung Priok dan beberapa terminal di Jakarta, dan di Yogyakarta (stasiun Lempuyangan

dan Giwangan).Sampai dengan tanggal 26 Agustus 2012, laporan yang disampaikan oleh Posko

berdasarkan data Korlantas POLRI jumlah Kejadian Kecelakaan terdapat 5.006 kecelakaan dengan

rincian 869 meninggal dunia,1.438 luka berat, dan 4.913 luka ringan.

Page 46: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

41

Data kecelakaan lalu lintas tahun 2011 yaitu terdapat 4.435 kecelakaan dengan rincian 750

meninggal dunia, 1.294 luka berat, dan 3.315 luka ringan. Bila dibandingkan dengan hari yang

sama tahun lalu jumlah kecelakaan meningkat 12%, jumlah korban meninggal dunia meningkat

15%, luka berat meningkat 11,13% dan luka ringan meningkat 48%.

Untuk melengkapi data sanitasi lingkungan, Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan Jakarta

juga melakukan pemeriksaan sampel makanan, sanitasi kapal dan terminal, inspeksi rumah

makan dan pemeriksaan kesehatan penjamah makanan. Pemantauan di terminal bis antara lain

pemeriksaan supir bis seperti Tekanan darah, Gula darah, Alkohol, Amphetamin. Pemeriksaan

bakteriologi dan kimiawi warung/restoran, pengecekan toilet umum, dan pencemaran udara,

baik CO maupun debu, penyuluhan kesehatan melalui spanduk, poster-poster dan himbauan ke

masyarakat pengguna terminal. Untuk mendukung pemeriksaan kesehatan di poskes, Dirjen PP

dan PL, Prof. Tjandra juga menyerahkan bantuan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan RI ke

beberapa KKP, Dinas Kesehatan dan terminal jalur arus mudik lebaran.

6 Agustus 2012, Dirjen PP dan PL, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama mendampingi Ibu Menteri

Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi melakukan kunjungan kerja ke Tanah Papua dalam rangka

meluncurkan program akselerasi program HIV/AIDS.Menkes melakukan serangkaian kegiatan,

yaitu (1) melihat kegiatan REACH, bantuan dari CHAI (Clinton Health Access Inititiative, AusAID)

untuk memperluas dan mendorong akses KTS untuk orang yang tinggal di Kabupaten dengan

mengembangkan Centre of Excellent di 6 kab/kota di Propinsi Papua dan selanjutnya menjadi 11

Page 47: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

42

kab/kota dan melatih 90 puskesmas. (2) Peresmian Layanan KTS di KKP Jayapura yang

merupakan tempat yang sangat strategis karena berbatasan dengan wilayah PNG (3) Peresmian

ATM (AIDS, TB, dan Malaria) Centre dalam rangka mencapai target MDGs (4) Dialog interaktif di

TVRI Papua terkait penyakit HIV-AIDS secara Nasional dan secara khusus di Propinsi Papua.

Selanjutnya Menteri Kesehatan melakukan kunjungan kerja ke Propinsi Papua Barat dengan

kegiatan (1) Peluncuran Kampanye Media KIE Program HIV-AIDS (2) peluncuran Program REACH

yang didukung CHAI di 4 kab/kota yang kemudian akan dikembangkan menjadi 10 kab/kota

serta akan melatih sebanyak 50 petugas puskesmas di Papua Barat; (3) Pelepasan Pawai Seni

Budaya dalam rangka Kampanye Program HIV-AIDS; (4) Kunjungan ke layanan VCT di Puskesmas

Sanggeng dan pameran program HIV-AIDS; (5) Talkshow di RRI Papua Barat antara Menkes

dengan peserta Rakerkesda.

10 September 2012, The Third East Asia Ministerial Conference on Sanitation and

Hygiene (EASAN 3) resmi dibuka oleh Menteri Kesehatan RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH.

Kegiatan ini dilaksanakan pada 10-12 September 2012 dan dihadiri oleh 14 Perwakilan

Negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, Jepang, Laos, Malaysia, Mongolia,

Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Timor Leste, dan Vietnam.

Page 48: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

43

Menkes menyampaikan bahwa EASAN 3

merupakan hal penting sebagai kelanjutan dari

EASAN 1 di Beppu, Jepang dan EASAN 2 Manila,

Filipina dalam merumuskan kemitraan sanitasi

regional antara para pemangku kepentingan,

pemerintah, sektor swasta, donor agency,

perguruan tinggi dan masyarakat untuk mencapai

target sanitasi MDG’s. Percepatan cakupan

sanitasi bagi masyarakatdi wilayah Asia Timur

dapat dilakukan melalui peningkatan kerjasama

antar negara terutama kerjasama dengan negara

yang memiliki cakupan sanitasi universal dan

negara yang telah mencapai target MDG’s.

Selain itu, menurut Menkes, ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam EASAN 3 antara lain

deklarasi Bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan pengembangan Strategi Sanitasi Kota

di berbagai kabupaten/kota dalam rangka percepatan perbaikan sanitasi dan perilaku higienis.

Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan "Bali Declaration on Sanitation & Hygiene in East

Asia” yang disepakati 14 negara Delegasi. Penandatanganan deklarasi dilaksanakan pada Senin

(10/9) oleh para Ketua Delegasi termasuk Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama sebagai perwakilan

Ibu Menkes, dr.Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH saat

membuka pertemuan EASAN 3 di Bali

Page 49: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

delegasi Indonesia.

EASAN 3 resmi ditutup pada Selasa (11/9). Selanjutnya para peserta melakukan kunjungan

lapangan ke 3 lokasi program Sanitasi dan Air Bersih yaitu Kab. Bangli , Kab. Tabanan dan

Denpasar (12/9) .

10 September 2012, Sejalan dengan komitmen

Kemenkes untuk mengembangkan kualitas

sumber daya manusia sebagai sarana

peningkatan pelayanan kepada masyarakat

dan upaya profesionalisme pegawai, Ditjen PP

dan PL berupaya mendorong penyelenggaran

pendidikan dan pelatihan (diklat) di berbagai

bidang guna mendukung akselerasi pencapaian

Program PP-PL.

Bentuk dukungan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan upaya profesionalisme pegawai

dalam akselerasi program PP dan PL diwujudkan dengan penyelenggaraan Diklat Karantina

Kesehatan Angkatan Ke-3 Pola 416 Jam serta diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pola 400

Jam.

Direktur Simkar Kesma, dr.Andi Muhadir, MPH saat

melakukan pemeriksaanbarisan siswa Diklat Karantina

44

rta melakukan kunjungan

lapangan ke 3 lokasi program Sanitasi dan Air Bersih yaitu Kab. Bangli , Kab. Tabanan dan

Bentuk dukungan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan upaya profesionalisme pegawai

dalam akselerasi program PP dan PL diwujudkan dengan penyelenggaraan Diklat Karantina

3 Pola 416 Jam serta diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Pola 400

Direktur Simkar Kesma, dr.Andi Muhadir, MPH saat

melakukan pemeriksaanbarisan siswa Diklat Karantina

Page 50: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

45

Penyelenggaraan Diklat Karantina Kesehatan bertujuan agar peserta mampu melakukan cegah

tangkal penyakit yang berpotensi Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) di pintu

masuk negara. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan Lembaga Lakespra Saryanto TNI AU

dan dilaksanakan selama 45 hari di Pacet, Jawa Barat, dan Jakarta. Diklat diikuti 90 orang peserta

dari 49 KKP se-Indonesia yang dibuka oleh Direktur Simkar Kesma. Metode diklat dibagi menjadi dua,

yaitu Diklat Kepemimpinan yang dilaksanakan oleh TNI AU dan Diklat Teknis Program dengan

narasumber dari Kementerian Kesehatan serta praktisi di bidangnya.

Sementara itu, penyelenggaraan Diklat PPNS bertujuan untuk menjawab kekurangan jumlah PPNS

yang menangani kasus bidang PP dan PL di lapangan. Diklat ini diselenggarakan bekerjasama dengan

Bareskrim Polri yang diikuti 59 orang peserta dari KKP, BTKLPP, dan Ditjen PP dan PL, serta

dilaksanakan selama 2 bulan di Mega Mendung, Jawa Barat yang dimulai pada 11 September 2012.

Narasumber pada diklat PPNS berasal dari Polri dan Kementerian Kesehatan.

14 September 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP dan

PL), Kementerian Kesehatan RI, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, pada

14 September 2012, setelah memimpin Sertijab Kepala KKP Kelas I Medan, sore harinya melakukan

kunjungan kerja meninjau Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Medan yang merupakan Unit

Pelaksana Teknis DitJen PP dan PL yang tugas utamanya melakukan surveilans berbasis

laboratorium, khususnya laboboratorium untuk keadaan lingkungan dan dampaknya bagi kesehatan

masyarakat.Dalam pengarahan kepada pimpinan dan seluruh karyawan, Prof. Tjandra

Page 51: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

46

menyampaikan beberapa hal yaitu mengenai jaminan mutu pelayanan yang merupakan hal mutlak

dalam pekerjaan di laboratorium BTKL, yang antara lain ditandai dengan status akreditasi, internal

dan external quality control serta terus belajar meningkatkan ilmu.

Lanjut Prof. Tjandra, sedangkan untuk pekerjaan rutin penilaian kesehatan lingkungan di BTKL harus

diikuti dengan analisa dampak kesehatan masyarakatnya, memberikan analisa dan usulan

pemecahan masalah kepada pihak terkait dan memonitor agar pemecahan masalah memang

dilakukan.

Prof. Tjandra juga menganjurkan agar pemeriksaan kesehatan lingkungan pada keadaan khusus

(bencana alam, event nasional, situasi tertentu dan lain-lain) harus terus digalakkan sesuai situasi

yang terjadi.Selain itu, Lakukan inovasi-inovasi untuk membuat teknologi kesehatan lingkungan baru

yang dapatdimanfaatkan masyarakat, Kata Prof. Tjandra.Terakhir Prof. Tjandramengharapkan agar

semua kegiatan BTKL harus mampu disosialisasikan ke masyarakat luas, antara lain melalui media

massa dan lain-lain.

28 September 2012Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof.

dr. Tjandra Yoga Aditama, menjadi pembicara pada ASEAN Seminar on Neglected Tropical

Diseases Update 2012 yang bertempat di Jakarta menyampaikan beberapa hal antara lain terkait

penyakit infeksi tropik terabaikan (Neglected Tropical Diseases-NTD) yang bukan hanya

terabaikan oleh pemerintah, tapi juga terabaikan oleh kalangan peneliti, petugas kesehatan

Page 52: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

47

masyarakat, donor, kalangan bisnis, perusahaan farmasi, dan lain-lain.

Pada pertemuan tersebut, dihadiri oleh lintas

program dan lintas sektor terkait, baik dalam

maupun luar negeri.

Di kesempatan yang sama, dalam presentasinya

beliau juga menyampaikan data dan program

dari beberapa NTD di Indonesia, seperti kusta,

frambusia, kecacingan, skistosomiasis dan

filariasis yang antara lain dimana data kusta

dalam pengobatan di akhir Desember 2010

sebanyak 19.741 orang dan tahun 2011

sebanyak 23.169.

Sedangkan yang sudah diobati, penyakit kusta sampai saat ini sejak tahun 1982 sekitar 400.000

orang sesuai dengan target internasional, seperti target eliminasi Filariasis di seluruh dunia di

tahun 2020, global target Kusta di tahun 2015, yang dimana angka Cacat Tingkat 2 turun

sebanyak 35% dibandingkan 2010 dan frambusia tereradikasi dari dunia pada tahun 2020.

Penyakit infeksi tropik terabaikan dapat melibatkan banyak issue seperti Kemiskinan (MDG 1),

Menkes RI didampingi para peserta ASEAN Seminar on NTDs

Update 2012

Page 53: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

48

Geografi, Stigma, Kurang pendidikan (MDG 2), Lingkungan (MDG 7) dan tentunya aspek

kesehatan masyarakat.

Selain itu dalam diskusinya, Prof. Tjandra menyampaikan antara lain pentingnya advokasi pada

pimpinan daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta perlunya kerjasama ASEAN dalam

bentuk komitmen bersama untuk penanggulangan NTD.

26-29 September 2012, diselenggarakan Pertemuan Penguatan Kapasitas Inti di Pintu Masuk

Negara Melalui Rencana Aksi Implementasi International Health Regulations (IHR) 2005 Tahun

2012-2014 pada di Bidakara hal ini sejalan Pemberlakuan IHR 2005 di Indonesia telah

berlangsung selama lima tahun.

Untuk dapat menilai apakah IHR 2005 telah berlaku secara penuh diadakan evaluasi dengan

menggunakan instrumen dari WHO yang telah dilakukan oleh KKP se Indonesia. Untuk itu

Jakarta ini sangat pentng karena melibatkan Kepala KKP se Indonesia.

Pertemuan tersebut dibuka oleh Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan RI Prof. Tjandra Yoga Aditama. Dalam sambutannya Dirjen menekankan pentingnya

memiliki kesiapsiagaan, kemampuan mendeteksi dan melakukan respon terhadap Public Health

Emergency of International Concerne (PHEIC) atau Kedaruratan Kesehatan yang Meresahkan

Dunia (KKMD)”.

Page 54: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

49

Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan

pada KKP seluruhIndonesia, adabeberapa

kapasitas inti yang masih kurang dan perlu

upaya-upaya penguatan, yaitu : surveilans,

kesiapsiagaan, respon, komunikasi risiko,

kemampuan utama di pintu masuk

negara, dan kemampuan yang

berhubungan dengan bahan berbahaya

(zoonosis, keamanan pangan, radionuklir

dan kimia), Selain itu pertemuan juga

membahas rencana selanjutnya dalam

rangka peningkatan kapasitas inti di pintu

masuk negara, sesuai Annex Ib IHR 2005.

Dalam arahannya, Dirjen mengatakan bahwa untuk mencapai kapasitas inti yang diharapkan

sesuai dengan amanat IHR 2005, Komnas Implementasi IHR 2005 telah menyusun Rencana Aksi

Implementasi IHR 2005 tahun 2012 – 2014. Rencana aksi ini merupakan rencana kegiatan untuk

memperkuat kapasitas inti. Mengingat beratnya tanggung jawab dan waktu yang singkat, maka

diperlukan suatu strategi, komitmen, integrasi dengan stakeholder di pintu masuk negara, baik di

Peserta pertemuan Kepala KKP dan B/BTKL pada pertemuan Evaluasi

Pelaksanaan IHR 2005

Page 55: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

50

pelabuhan, bandara, maupun lintas batas negara dalam mencapai kemampuan inti.

D. PERIODE OKTOBER-DESEMBER 2012

31 Oktober s/d 2 November 2012 Di Hotel Sahira Butik-Bogordiselenggarakan pertemuan riview

pengendalian DBD Regional Jawa- Bali yang

bertujuan Melakukan evaluasi terhadap

pelaksanaan program pengendalian DBD

dan meningkatkan kerjasama antar daerah

serta komitmen seluruh pengelola

program Arbovirosis dalam upaya

pengendalianDemam Berdarah Dengue

(DBD).

Dalam pertemuan tersebut dihasilkan Kesepakatan dan Rencana Tindak Lanjut yang dihasilkan

antara lain:

1. Definisi Operasional Kasus

Page 56: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

51

a. Definisi operasional kasus yang dilaporkan ke pusat tetap masih mengacu rujukan yang

selama ini yaitu Demam Dengue, Demam Berdarah Dengue dan Dengue Syok Syndrom

(DSS).

b. Segera menentukan Definisi Operasional yang dipakai sebagai acuan nasional dengan

rujukan guideline DBD dari WHO tahun 1997, 2009, atau 2011 melalui Dirjen BUK

bersama-sama dengan IDAI dan PAPDI.

2. Sistem Pelaporan

a. Dinkes Provinsi menyampaikan laporan kasus ke pusat setiap bulan padatanggal 15

bulan berikutnya melalui email : [email protected] dan fax. (021) 4202856

b. Dinkes Provinsi segera mengirimkan laporan umpan balik distribusi logistik yang sudah

dikirim pusat (perangko provinsi) termasuk jika ada permasalahan / kendala ke pusat.

c. Untuk menentukan KLB mengacu kepada kriteria KLB yang tercantum dalam Permenkes

RI No.1501 Th.2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan

Wabah dan Upaya Penanggulangannya

d. Jika terjadi KLB / peningkatan kasus segera melaporkan ke pusat dengan melampirkan

W1 dan penanggulangan yang sudah dilakukan. (Laporan lengkap menyusul)

e. Kemenkes melalui Ditjen PP dan PL memberikan umpan balik laporan yang dibuat setiap

3 bulanan / triwulan sesuai dengan laporan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Page 57: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

52

3. Kemitraan / CSR

a. Sudah adanya MOU antara KEMENKES dengan beberapa perusahaan (Phapros, Pfizer,

GSK, Sanofi, Deltomed, Novartis, Otsuka, Indah Kiat) sebaiknya dapat ditindaklanjuti di

daerah yaitu peran CSR dalam mendukung Pengendalian DBD.

b. Bentuk kemitraan yang sudah ada didaerah agar dipertahankan seperti Pokjanal DBD,

Desa Siaga.

4. Pendanaan

Menggalang pendanaan dalam pengendalian DBD menggunakan :

a. Dana APBD

b. Dana ADD (Alokasi Dana Desa)

c. Dana BOK yang dapat digunakan untuk : transport petugas PE dan petugas PJB,

pembelian solar sebagai bahan campuran insektisida keperluan fogging focus,

pembuatan media KIE

d. Dana DEKON

15 Oktober 2012, Pada peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun (HCTPS) yang dilaksanakan di

SDN 04, 05, 06 Karet di Jakarta Selatan (15/10), Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH

mengatakan diare menjadi penyebab kematian bayi dan balita kedua terbanyak setelah

Page 58: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

53

pneumonia. Laporan UNICEF 2012 menunjukkan bahwa

pneumonia dan diare masih menjadi penyakit utama

penyebab kematian anak di dunia. Kejadian ini sangat

mengkhawatirkan, sehingga sejak dini anak-anak harus

dibiasakan mencuci tangan pakai sabun.

Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)dapat menurunkan

kasus diare sampai dengan 47 persen. Penyakit akibat

infeksi oleh bakteri, virus atau parasit ini mendominasi

kematian balita di Indonesia. Berdasarkan data WHO,

infeksi diare mengancam kehidupan 1,87 juta anak

balita setiap tahun di seluruh dunia sedangkan di

Indonesia, WHO memperkirakan sekitar 31.200 anak

balita meninggal setiap tahun karena diare. Selain itu, CTPS juga dapat menekan pneumonia hingga

50% dan flu burung hingga 50%.

Oktober 2012, di Kab.Bintan Kep.Riau, Kab.50 Koto Sumatera Barat, dan Kab.Bulungan Kalimantan

Utara, telah dilaksanakan Pencanangan dan Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop

BABS). Pada acara tersebut, seperti dalam setiap sambutannya, Prof. Tjandra menyampaikan

Roadshow Sosialisasi Lima Waktu Penting CTPS

Page 59: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

54

semboyan “Health is not everything, but without health everything is nothing” dan aspek promotif

dan preventif merupakan hal yang amat penting dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Salah

satu upaya preventif adalah melalui Stop BABS yang merupakan satu dari lima pilar Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM).

Pada kunjungan kerja di 3 lokasi tersebut,

rangkaian kegiatan diawali dengan

pencanangan dan Deklarasi Stop BABS di desa

Bumi Rahayu-Tanjung Selor, Kabupaten

Bulungan Kalimantan Timur pada 17 Oktober

2012, yang didampingi oleh Bupati Bulungan.

Selain itu, Dirjen memberikan penghargaan

kepada Kabupaten Bulungan karena

merupakan kabupaten pertama yang

mendeklarasikan Stop BABS di Provinsi

Kalimantan Timur dan sampai saat ini telah mencapai 10 desa. Diharapkan agar pada tahun 2014

atau 2015, seluruh 81 desa di Kabupaten Bulungan sudah dapat mendeklarasikan Stop BABS.

Pada 25 Oktober 2012, Dirjen bersama Bupati Bintan, Anshar Ahmad, menyaksikan Deklarasi

Stop BABS di 11 desa di Kabupaten Bintan Kepulauan Riau. Prof. Tjandra menyampaikan bahwa

perlu memberikan apresiasi yang cukup besar atas apa yang sudah mulai dikembangkan di

Dirjen PP dan PL mengunjungi pameran sanitasi di Kabupaten

Bulungan diantaranya pembuatan toilet oleh warga

Page 60: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

55

Kabupaten Bintan. Selanjutnya, pada 29 Oktober 2012, di Desa jorong Korek Iliar Nagari Tanjung

Bungo, Kabupaten 50 Koto Sumatera Barat.

Kunjungan ke desa yang berjarak 40 km dari ibukota kabupaten ini adalah untuk menyaksikan

Deklarasi Stop BABS dari 26 jorong dan nagari di Kabupaten 50 Koto. Dirjen juga berkesempatan

untuk meresmikan langsung sumber air umum dan mengunjungi fasilitas jamban di rumah

penduduk. Kabupaten Koto merupakan wilayah yang mengembangkan Program 1.000 jamban

dan berhasil membuat kloset sederhana yang bagus dan sehat dengan biaya sekitar Rp 30.000,-.

Kegiatan pencanangan dan deklarasi Stop BABS serupa telah dilaksanakan juga di beberapa

daerah antara lain Kab,Indragiri Hulu, Indragiri Hilir dan Dumai.

23 November 2012, diselenggarakan pertemuanthe First Policy Roundtable on Future Access to

Cancer Care in ASEAN Countries di Hotel JW Marriot.Kanker merupakan masalah kesehatan

serius di dunia yang menjadi penyebab kematian utama. Menurut WHO(2010), terdapat 7,8 juta

penduduk meninggal akibat kanker, sementara di Indonesia 12,9% kematian disebabkan oleh

kanker. Pada tahun 2011, kanker menyumbang 21% penyakit tidak kenular. Mengingat kondisi

tersebut, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai target dalam World Cancer

Declaration tahun 2020. Demikian disampaikan oleh Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi saat

membuka egiatan tersebut. Kegiatan ini dihadiri oleh 30 delegasi dari 7 negara, yaitu Thailand,

Filipina, Malaysia, Laos, Kamboja, Vietnam dan Indonesia.

Page 61: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

56

Pada tahun 2015 diperkirakan akan ada 1 juta

kasus kanker per tahun. Sementara itu, sistem

kesehatan di sebagian besar negara-negara

ASEAN tidak dapat sepenuhnya siap dalam

pelayanan kanker akibat masih adanya gap

antara negara maju dan berkembang. Diperlukan

strategi untuk memperkecil gap tersebut serta

meningkatkan upaya pencegahan dan

pengobatan kanker di kawasan ASEAN.

Strategi dilakukan dengan memberikan pelayanan kesehatan di pelayanan primer dan sekunder,

penggunaan obat-obatan yang terjangkau dan berkualitas, dan penerapan mekanisme regional

dan global dalam pembiayaan dan pengadaan peralatan kesehatan.

Menkes mengajak delegasi dari negara-negara ASEAN untuk meningkatkan pendidikan

kesehatan, promosi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Selain pelayanan kesehatan, upaya

pencegahan juga harus ditingkatkan, seperti untuk menghindari rokok, obesitas, dan kurang

aktivitas fisik.

Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, SpA, MPH membuka the First

Policy Roundtable on Future Access to Cancer Care in ASEAN

Countries di Jakarta

Page 62: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

57

Delegasi dari negara-negara ASEAN menyepakati The Jakarta Call for Action on Cancer Control,

yang merupakan seruan dalam pengendalian kanker di kawasan ASEAN diantaranya komitmen

untuk memasukkan pengendailan kanker dalam agenda pembangunan kesehatan sebagai

prioritas, kerja sama antara pemerintah dan pihak terkait, penguatan upaya pencegahan dan

deteksi dini, upaya diagnosis dan pengobatan, dan peningkatan surveilans dan penelitian kanker.

28 November 2012, Menteri Kesehatan, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, melantik pejabat Eselon I

dan II di lingkungan Kementerian Kesehatan di Jakarta.Pejabat yang dilantik adalah dr.

Yusharmen, D.Comm.H, M.Sc yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Ditjen PP dan PL

sebagai Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Pembiayaan dan Pemberdayaan Masyarakat

menggantikan dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes yang dipromosikan menjadi Kepala Badan

Pengembangan dan pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (BPPSDMK). Selanjutnya,

Dra. Budi Dhewajani, MA dilantik sebagai Kepala Pusat Kerjasama Luar Negeri Sekretariat

Jenderal Kementerian Kesehatan menggantikan Dra. Niniek Kun Naryatie dipromosikan menjadi

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Ukraina, Georgia,

dan Armenia.

Pelantikan pejabat struktural eselon I dan II hari ini dilakukan untuk mengisi kekosongan

jabatan setelah pejabat sebelumnya dipromosikan. Pelantikan dan mutasi pejabat pemerintah

adalah bagian dari dinamika organisasi, untuk pemantapan dan peningkatan kapasitas

kelembagaan, pembinaan karier pegawai, penyegaran, dan peningkatan kinerja.

Page 63: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

58

“Setiap pelantikan pejabat hendaknya dimaknai untuk kepentingan organisasi bukan sekedar

penempatan pejabat pada jabatan tertentu melainkan merupakan langkah pembenahan

organisasi untuk meningkatkan kinerja”, ujar Menkes.

Parameter yang digunakan dalam menentukan

jabatan bagi setiap pegawai dilakukan dengan

pertimbangan kapasitas, kompetensi, integritas,

loyalitas, moralitas, pendidikan,pelatihan, nilai

pengabdian dan komitmen kepada tugas dan

tanggung jawab.Menkes meminta kepada dr.

Yusharmen agar menyukseskan pelaksanaan

program Kementerian Kesehatan dan dapat dengan

cepat mempelajari tugas dan tanggung jawab yang

baru utamanya di bidang pembiayaan dan

pemberdayaanmasyarakat terkait penyiapan

implementasi jaminan kesehatan semesta bersama Pokja yang telah dibentuk.Dengan

diberlakukannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

dan Undang-Undang No. 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial maka

tantangan yang berat, menuju jaminan kesehatan semesta atau universal health coverage harus

dihadapi.

Ibu Menteri Kesehatan menyaksikan

penandatanganan Pakta Integritas Pejabat yang

dilantik

Page 64: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

59

Dalam kesempatan yang sama, Menkes menyampaikan bahwa Pusat Kerjasama Luar Negeri

merupakan ujung tombak kerjasama Internasional bidang kesehatan. Peran Pusat Kerjasama

Luar Negeri harus lebih kuat sebagai point of entry Kementerian Kesehatan untuk urusan

kerjasama luar negeri. Upaya meningkatkan peran Indonesia menjawab tantangan kesehatan

global dilakukan dengan pendekatan Multi Track: Multilateral, Regional, Bilateral melalui

kebijakan satu pintu, yaitu melalui Pusat Kerjasama Luar Negeri.

29 November 2012, Untuk meningkatkan

partisipasi masyarakat dalam kegiatan

Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP)

Filariasis telah dilakukan Pencanangan

Pemberian Obat Massal Pencegahan Filariasis

bersama Bupati Kabupaten Indragiri Hilir dan

Direktur Jenderal PP dan PL, pada peringatan

Hari Kesehatan Nasional di Kabupaten

Indragiri Hilir.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk memutuskan rantai penularan filariasis maka dilaksanakan

Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) filariasis di daerah endemis. Sampai tahun 2012

Page 65: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

60

telah dilakukan POMP filariasis di 119 kabupaten/kota dengan jumlah sasaran 53 juta

penduduk.

3 Desember 2012 bertempat di Aula Pendopo Kabupaten Aceh Jaya diselenggarakan Kalakarya

Peanggulangan Daerah Bermasalah Kesehatan (PDBK) untuk Kabupaten Aceh Jaya, Provinsi

Aceh. Kalakarya dihadiri oleh ±200 orang

peserta terdiri dari Kader, Bidan Desa, Kepala

Puskesmas, Para Keucik, Mukim, Camat dan

unsur Muspidadi Kab. Aceh Jaya dan Nara

Sumber dari Pusat. . Direktur Pengendalian

Penyakit Tidak Menular, DR. Ekowati

Rahajeng, SKM, MKes selaku Pembina Utama

Kab. Aceh Jaya dan Bupati Aceh Jaya

berkenan memberikan sambutan dan arahan

kepada seluruh peserta, yang pada intinya

mengajak seluruh komponen masyarakat yang ada di Kabupaten Aceh Jaya untuk bersinergi

dan bekerja keras agar dapat meningkatkan IPKM Aceh Jaya pada Riskesdas 2013 mendatang.

Sesuai SK Menkes no. 200/2012 Ditjen PP dan PL mendapat tugas untuk mendampingi DBK di

16 Kabupaten/kot di Provinsi Aceh, dan 8 Kab/kota di Provinsi Papua. Selama tahun 2011- 2012

Page 66: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

61

telah di laksanakan 7 kalakarya/booster di Kab. Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Timur, Aceg

Barat, Pidie, Gayo Lues dan Kota Langsa.

4 Desember 2012Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (PPML) Dr. H.M. Subuh, MPPM

saat menjadi salah satu narasumber acara Talkshow

yang membahas seputar masalah HIV/AIDS di

Indonesia pada di Studio 1 Sindo TV Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI dalam hal penanggulangan

masalah HIV/AIDS di Indonesia memiliki suatu

kegiatan untuk memberikan pelayanan yang utuh dan

paripurna yang disebut sebagai layanan Komprehensif

dan berkesinambungan. Strategi tersebut tetap

mengacu kepada SRAN AIDS-IMS 2011-2014.

Dimana layanan Komprehensif meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi

masyarakat yang membutuhkan (yang belum terinfeksi agar tidak tertular, yang sudah terinfeksi

agar kualitas hidup meningkat), melibatkan seluruh sektor terkait, masyarakat termasuk swasta,

kader, LSM, kelompok dampingan sebaya, ODHA, keluarga, PKK, tokoh adat, tokoh agama dan tokoh

masyarakat serta organisasi/kelompok yang ada di masyarakat. Sedangkan layanan

berkesinambungan meliputi pemberian layanan komprehensif HIV atau Paripurna sejak dari rumah

Page 67: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

62

atau komunitas, hingga ke fasyankes (puskesmas, klinik, dan rumah sakit) selama perjalanan infeksi

HIV dan memberikan layanan terpadu dan berkesinambungan untuk memberikan dukungan bak

aspek manajerial, medis psikologis maupun sosial untuk ODHA selama perawatan dan pengobatan

untuk mengurangi atau menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

7 Desember 2012, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof. dr.

Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE melantik Pengurus Pusat Perkumpulan

Pemberantasan Penyakit Parasitik Indonesia (P4I) periode 2012 - 2015, di Bogor, Jawa Barat.

Pada kesempatan itu, Prof. Tjandra

menyampaikan kepada pengurus baru P4I agar

melakukan beberapa hal antara lain

memperkuat organisasi, mencari induk di

tingkat internasional, mendaftarkan ke badan

yang kompeten di dalam negeri

(Kemenkumham, atau Kemendagri dan lain-

lain, dilihat aturan-aturannya dan memperluas

cabang-cabang di daerah.

Selain itu perlu dilakukan juga kajian dan penelitian tentang masalah aktual di lapangan dan

kajian untuk menentukan kebijakan publik. Penelitian-penelitian ini seyogyanya dapat

Dirjen PP dan PL melantik Pengurus P4I Periode 2012-2015

Page 68: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

63

dipublikasikan di jurnal internasional nantinya.

Berikut susunan pengurus baru Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasitik Indonesia (P4I)

berdasarkan Keputusan Ketua Umum Pengurus Pusat P4I, Nomor 04/SKP/PP/2012 tentang

Pembentukan Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasitik Indonesia (P4I)

Masa Bhakti 2012-2015:Sebagai Pelindung Dirjen PP dan PL Kemenkes RI dan Kepala Badan

Litbangkes Kemenkes RI. Penasehat Prof. Supratman Sukowati (Badan Litbangkes, Kemenkes),

Prof. dr. Ridad Agoes (FK, Unpad), Prof. Dr. dr. Teguh Wahju Sardjono (FK, Unibraw), Prof. Dr.

Supargiyono (FK, UGM), dr. Thomas Soeroso (Dit PPBB, Kemenkes), dr. Sardikin Giriputro (RSU

Persahabatan).Ketua Umum dr.Rita Kusriastuti, M.Sc (Direktur PPBB Kemenkes), Wakil Ketua

Umum dr. Isra Wahid (FK, Unhas), Wakil Ketua I drs. Winarno (Dit PPBB, Kemenkes), Wakil

Ketua II Dr. drh. Upik Kesumawati Hadi (FKH, IPB), Sekretaris Umum Dr. Suwito (Dit PPBB,

Kemenkes), Sekretaris I dra. Shinta Badan Litbangkes, Kemenkes), Sekretaris II drh. Siti Ganefa

Pakki (Dit PPBB, Kemenkes), Bendahara Umum Yetty Intarti (Dit PPBB, Kemenkes), Bendahara I

dr. Marti Kusumaningsih (Dit PPBB, Kemenkes), Bendahara II dr. Magdalena (FK, Untar). Bidang

Organisasi dan Humas, Koordinator dr. Asik Surya (Dit PPBB, Kemenkes), Anggota Ali Izhar (Dit

PPBB, Kemenkes), Dr. Lukman Hakim (Dit. PPBB, Kemenkes), Drs. Mualif (ASPHAMI), Ir.

Zulkirman (ASPPHAMI), dr. Netry Ristiani (Dinkes Prov. DKI), drh. Sugiarto (Dit PPBB,

Kemenkes). Bidang Kemitraan dan Pengabdian Masyarakat, Koordinator drs. Saktiyono ( Dit

PPBB, Kemenkes), Anggota Prof. dr. Saleha Sungkar (FK, UI), Dr. Cicilia Windyaningsih (RSPI,

Page 69: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

64

Kemenkes), dr. Niken Wastu Palupi (Dit PPBB, Kemenkes), dr. Sinurtina (Dit PPBB, Kemenkes),

dr. Iriani Samad (Dit PPBB, Kemenkes), dra. Blondine C.P (BBPVRP Salatiga). Bidang Penelitian

dan Pengembangan, Koordinator dr. Din Syafruddin (Lembaga Biologi Eijkman), Anggota Prof.

dr. Chairil Anwar (FK, Unsri), Dr. Damar Triboewono (BBPVRP Salatiga), Dr. drh. Fajar Satria

(FKH, IPB), drg. Sekartuti (Badan Litbangkes), Dr. Luki (FK, Unibraw), Dr. Amirulloh (FMipa,

Unhalu). Bidang Usaha dan Dana, Koordinator dr. Desak Made Wismarini (Dit. PPBB,

Kemenkes), Anggota, drh. Misriyah (Dit PPBB, Kemenkes), Aris Munanto (Dit PPBB, Kemenkes),

dr. Kahar Tjandra (PT. Mahakam Beta Farma), Ir. Aidil Zarkasih (PT. Adiwara), Olavina Harahap

(PT. Pfizer), dr. Teresia (PT. Novartis) dan Rosdina Napitupulu (PT. Mega Medica Mandiri).

Perkumpulan Pemberantasan Penyakit Parasitik Indonesia (P4I) sendiri telah berusia 37 tahun

dan mulai terbentuk sejak 31 Januari 1976. P4I didirikan dengan tujuan untuk menghimpun

semua daya dan dana untuk pemberantasan penyakit parasitik seperti filariasis, kecacingan,

malaria, diare dan lain-lain serta penyakit tropis lainnya dalam arti yang seluas-luasnya,

membantu Pemerintah Indonesia dalam pemberantasan penyakit parasitik dan penyakit tropis

lainnya di Indonesia, dan memajukan serta mengembangkan ilmu parasitik dan ilmu penyakit

tropis dalam arti yang seluas-luasnya, ujar Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Ditjen PP dan PL Kemenkes RI dr. Rita Kusriastuti, M.Sc, selaku Ketua Umum P4I saat

memberikan kata sambutan pada pelantikan Pengurus Pusat P4I periode 2012-2015

12 Desember 2012 , Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,

Page 70: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

65

Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama pada 12 Desember 2012 telah melantik 42 pejabat di

Lingkungan Ditjen PP dan PL, yang terdiri dari 15 Pejabat Eselon 3 dan 27 Pejabat Eselon 4 baik

di Kantor Pusat maupun juga di Unit Pelaksana Teknis (UPT).

Pada sambutannya, Dirjen PP dan PL

menyampaikan 5 hal yaitu :1)ucapan selamat

bagi para pejabat yang telah dilantik; 2) Agar

semua bekerja sesuai dengan aturan yang ada,

antara lain berpegang pada semua aturan

kedinasan yang ada, pakta integritas yang

ditanda tangani semua pejabat, Sumpah

jabatan yang dilakukan; 3) Agar tugas pokok

dan fungsi (tupoksi) dijalankan dengan baik,

dengan memperhatikan tupoksi yang sudah

resmi ditetapkan, masalah kesehatan terus

berkembang, dan karena itu harus

selalu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi, upayakan terus mencari inovasi agar

pelaksanaan tugas dapat terus menjadi lebih baik; 4) Manajemen sumber daya manusia (SDM)

harus dijalankan dengan baik, sehingga tercapai kesatuan tim yang bekerja sama baik dalam

Pejabat yang telah dilantik melakukan penandatanganan pakta

integritas disaksikan oleh Dirjen PP dan PL

Page 71: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

66

organisasi; 5) Pada acara ini juga diberikan piagam pada mereka yang purna bakti di tahun

2012, dan akan menjadi acara rutin, untuk semacam mengingat jasa-jasa yang sudah dilakukan

atau diberikan ketika mereka melakukan tugas. Apa-apa yang dilakukan kini pada dasarnya

merupakan satu proses dengan apa-apa yang sudah dilakukan pada masa sebelumnya

17 Desember 2012 ,Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Prof.

dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE diundang untuk menjadi pembicara

panel pertama pada An International Consultative Workshop , Gain-of-Function Research on

Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 Viruses, yang diselenggarakan di Natcher Conference

Center- National Institute of

Health, Bethesda Maryland USA.

Pada panel pertama pertemuan

yang dihadiri oleh para pakar dari

berbagai negara ini Prof. Tjandra

menyampaikan beberapa hal

antara lain mengenai secara

umum, Indonesia yang

menggunakan hasil penelitian

dalam penentuan kebijakan

publik, juga sebagai bahan Dirjen PP dan PL menjadi pembicara pada pertemuan An

International Consultative Workshop , Gain-of-Function Research on

Highly Pathogenic Avian Influenza H5N1 Viruses, yang

diselenggarakan di Natcher Conference Center- National Institute of

Health, Bethesda Maryland USA

Page 72: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

67

advokasi dan untuk menjelaskan situasi kesehatan masyarakat ke masyarakat.

Selain itu, Indonesia terus meningkatkan kemampuan surveilans dan respon dalam penanganan

H5N1/flu burung, antara lain dengan penyelenggaraan simulasi skala besar, penyiapan sarana

dan prasarana, proses pembentukan WHO Collaborating Center, penyiapan laboratorium dan

lain-lain. Sedangkan tentang riset yang mempelajari kemungkinan peningkatan penularan

penyakit infeksi (Gain of Function), Kata Prof. Tjandra, maka harus dilakukan dengan

pertimbangan manfaat dengan keamanan pekerjaan serta dampak buruk yang mungkin terjadi.

Lanjut Prof. Tjandra, riset yang mempelajari kemungkinan peningkatan penularan penyakit

infeksi (Gain of Function) H5N1 dapat berperan sebagai semacam "pengingat" bahwa

kemungkinan pandemi memang ada, juga tentang potensi pembuatan vaksin. Sedangkan untuk

riset "Gain of Function" perlu melibatkan peneliti dari negara darimana virus berasal. Hal ini

penting karena pada akhirnya hasil penelitian harus dapat digunakan untuk kesehatan

masyarakat di daerah dimana ada kasus yang perlu ditangani.

Prof. Tjandra juga kembali menekankan bahwa hubungan internasional dalam topik ini harus

selalu sejalan dengan WHO Pandemic Influenza Preparedness Framework, khususnya prinsip

transparasi, kesetaraan dan beban yang sama antara "virus sharing" dan "benefit sharing".

Page 73: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

68

BAB III

DUKUNGAN PEMBIAYAAN ANGGARAN DITJEN PP DAN PL TAHUN 2012

Penyediaan anggaran untuk penyelenggaraan Program PP dan PL Tahun Anggaran 2012 adalah

sebagai berikut:

1. Program PP dan PL merupakan salah satu Program Kementerian Kesehatan Tahun 2012 telah

ditetapkan alokasi anggaran sebesar Rp1.311.857.100.000,- melalui serangkaian proses:

a. Pertemuan Tiga Pihak (trilateral meeting) antara Kemenkes (Ditjen PP dan PL) – Bappenas –

Kementerian Keuangan

b. Sinkronisasi perencanaan dan anggaran penyelenggaraan program di pusat dengan daerah

melalui kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).

c. Pembahasan dengan DPR untuk penetapan rencana kerja, prioritas, dan pembiayaan.

d. Penetapan pagu definitif sesuai Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE-01/MK.2/2011

tanggal 1 Nopember 2011.

e. Alokasi anggaran tersebut disistribusikan untuk membiaya Program hingga ke daerah

dengan distribusi sebagai berikut:

� Kantor Pusat Ditjen PP dan PL sebesar Rp611.872.413.000,- (46,64%)

Page 74: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

69

� Kantor UPT (10 BTKLPP, 49 KKP) sebesar Rp577.994.625.000,- (44,06%)

� Dekonsentrasi 33 Provinsi sebesar Rp74.663.372.000,- (5,69%)

� Tugas Pembantuan 31 Kab/Kota sebesar Rp47.326.690.000,- (3,61%)

2. Sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam rangka pengamanan APBN 2012, maka dilakukan

efisiensi anggaran. Dalam hal ini program PP dan PL dilakukan efisiensi sebesar

Rp281.758.509.000,- atau 21,48% dari pagu total. Sehingga setelah efisiensi tersebut, alokasi

Program PP dan PL adalah sebesar Rp1.030.098.591.000,- yang pendistribusiannya adalah

sebagai berikut:

a. Kantor Pusat Ditjen PP dan PL sebesar Rp451.750.133.940,- (43,86%)

b. Kantor UPT (10 BTKLPP, 49 KKP) sebesar Rp127.232.805.880,- (44,30%)

c. Dekonsentrasi 33 Provinsi sebesar Rp74.663.372.000,- (7,25%)

d. Tugas Pembantuan 31 Kab/Kota sebesar Rp47.326.690.000,- (4,59%)

3. Berdasarkan pembahasan antara Pemerintah dengan DPR, bahwa terjadi perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Nasional TA 2012. Program PP dan PL mendapat alokasi APBN-P 2012

sebesar Rp201.250.000.000,- sehingga total alokasi akhir anggaran Program

Rp1.231.348.591.000,-. Peruntukan penambahan alokasi anggaran melalui APBN-P 2012

tersebut adalah:

Page 75: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

70

a. Sarana cold chain Rp. 40.000.000.000,-

b. Pembangunan sarana prasarana sistem connecting fasilitas produksi dan chicken breeding

dan alih teknologi vaksin flu burung Rp38.400.000.000,-

c. Penyimpanan dan pemeliharaan sarana prasarana pembangunan fasilitas produksi vaksin flu

burung Rp1.000.000.000,-

d. Penanggulangan HIV/AIDS Rp66.528.190.000,-

e. Penanggulangan dan dukungan logistik Malaria Rp10.000.000.000,-

f. Penanggulangan ISPA Rp10.000.000.000,-

g. Penanggulangan KLB Difteri Rp20.000.000.000,-

h. Pengadaan bahan serologi frambusia Rp8.500.000.000,-

i. Surveilans epidemiologi deteksi dini KLB Rp3.000.000.000,-

j. Pengendalian PPPL dalam situasi khusus (Matra) Rp1.000.000.000,-

k. Penguatan laboratorium B/BTKLPP untuk akreditasi dan pelayanan Rp2.121.810.000,-

l. Dukungan manajemen Sekretariat Ditjen PP dan PL Rp100.000.000,-

Page 76: Kaleidoskop 2012 Ditjen PP dan PL

71

Pada tahun 2012 ini juga dilakukan serangkaian proses dan pembahasan perencanaan dan anggaran

untuk penyelenggaraan Program PP dan PL Tahun Anggaran 2013. Alokasi anggaran Program PP dan

PL TA 2013 adalah Rp1.640.237.319.000,- atau meningkat 33,21% dibandingkan alokasi pasca

efisiensi dan APBN-P Tahun 2012.

Dari alokasi 2013 tersebut, dan mengacu kepada kebijakan pemerintah untuk mendorong lebih

besar alokasi anggaran ke daerah, maka distribusi alokasi anggaran Program PP dan PL Tahun 2013

adalah sebagai berikut:

� Kantor Pusat Ditjen PP dan PL sebesar Rp624.906.630.000,- (38,10%)

� Kantor UPT (10 BTKLPP, 49 KKP) sebesar Rp724.828.199.000,- (44,19%)

� Dekonsentrasi 33 Provinsi sebesar Rp153.615.810.000,- (9,37%)

� Tugas Pembantuan 1 Provinsi dan 165 Kab/Kota sebesar Rp136.886.680.000,- (8,35%)