kak penyusunan rekayasa estetika koridor utama dan sekunder kel bontang lestari

27
Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 1 KERANGKA ACUAN KERJA PENYUSUNAN REKAYASA ESTETIKA KORIDOR UTAMA DAN SEKUNDER KELURAH BONTANG LESTARI I. Latar Belakang Pertumbuhan kota yang relatif cepat mengakibatkan permasalahan terutama di sepanjang koridor- koridor utama dan sekunder kota dengan aktivitas utama perdagangan dan jasa. Pertumbuhan dan perkembangan aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan pengalokasian dan penyediaan ruang, tidak didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana yang mampu menampung kecenderungan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga mengakibatkan munculnya permasalahan di di sepanjang koridor utama dan sekunder yang semakin kompleks. Aktifitas dan perkembangan kegiatan yang kurang terstruktur merangsang munculnya kondisi khusus terutama pada kawasan dan bagian lingkungan kota yang cenderung memiliki pertumbuhan fisik yang cepat. Pada lingkungan demikian, bangunan-bangunan tumbuh secara serampangan, kurang tertib, kurang produktif serta kurang memperhatikan konteks lingkungannya. Sehingga secara visual, lingkungan yang terbentuk menjadi semrawut, tidak nyaman dan tidak manusiawi. Kota Bontang ingin mewujudkan sebagai kota yang mempunyai daya saing kuat untuk menghadapi persaingan era globalisasi. Untuk mampu bersaing, kota harus memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Melihat perkembangan Kota Bontang dalam beberapa tahun terakhir begitu pesat, kurang seimbang dengan pengendalian yang ketat membawa wajah Kota Bontang nampak kurang tertata dan kumuh, terutama di Kawasan Koridor Utama dan Sekunder dan sekitarnya. Kondisi demikian dapat menimbulkan citra negatif dan melemahkan daya saing kota. Oleh karena itu diperlukan upaya besar dan sungguh- sungguh untuk mengubah citra kota atau Reimagining City melalui penataan bangunan dan lingkungan. Untuk itulah, dalam rangka menciptakan kawasan sepanjang koridor utama dan sekunder yang lebih teratur, maka Pemerintah Kota Bontang dalam Tahun Anggaran 2010 ini mengadakan kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

Upload: ali-ali-aza

Post on 05-Jul-2015

281 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 1

KERANGKA ACUAN KERJA

PENYUSUNAN REKAYASA ESTETIKA KORIDOR UTAMA DAN SEKUNDER KELURAH BONTANG LESTARI

I. Latar Belakang

Pertumbuhan kota yang relatif cepat mengakibatkan permasalahan terutama di sepanjang koridor-

koridor utama dan sekunder kota dengan aktivitas utama perdagangan dan jasa. Pertumbuhan

dan perkembangan aktivitas tersebut tidak diimbangi dengan pengalokasian dan penyediaan

ruang, tidak didukung oleh penyediaan sarana dan prasarana yang mampu menampung

kecenderungan pertumbuhan dan perkembangannya, sehingga mengakibatkan munculnya

permasalahan di di sepanjang koridor utama dan sekunder yang semakin kompleks.

Aktifitas dan perkembangan kegiatan yang kurang terstruktur merangsang munculnya kondisi

khusus terutama pada kawasan dan bagian lingkungan kota yang cenderung memiliki

pertumbuhan fisik yang cepat. Pada lingkungan demikian, bangunan-bangunan tumbuh secara

serampangan, kurang tertib, kurang produktif serta kurang memperhatikan konteks

lingkungannya. Sehingga secara visual, lingkungan yang terbentuk menjadi semrawut, tidak

nyaman dan tidak manusiawi.

Kota Bontang ingin mewujudkan sebagai kota yang mempunyai daya saing kuat untuk

menghadapi persaingan era globalisasi. Untuk mampu bersaing, kota harus memiliki keunggulan

kompetitif dan komparatif dibandingkan dengan kota-kota lainnya. Melihat perkembangan Kota

Bontang dalam beberapa tahun terakhir begitu pesat, kurang seimbang dengan pengendalian

yang ketat membawa wajah Kota Bontang nampak kurang tertata dan kumuh, terutama di

Kawasan Koridor Utama dan Sekunder dan sekitarnya. Kondisi demikian dapat menimbulkan citra

negatif dan melemahkan daya saing kota. Oleh karena itu diperlukan upaya besar dan sungguh-

sungguh untuk mengubah citra kota atau Reimagining City melalui penataan bangunan dan

lingkungan.

Untuk itulah, dalam rangka menciptakan kawasan sepanjang koridor utama dan sekunder yang

lebih teratur, maka Pemerintah Kota Bontang dalam Tahun Anggaran 2010 ini mengadakan

kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari.

Page 2: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 2

II. Landasan Kerja

Kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari Tahap I dalam pelaksanaan kerjanya berdasarkan kepada :

a) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4725);

b) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran

Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469);

c) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);

d) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

e) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Standar Pelayanan Umum.

f) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4532);

g) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

h) Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah empat kali terakhir dengan Peraturan

Presiden Nomor 8 Tahun 2006;

i) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

j) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Page 3: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 3

k) Peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah setempat.

l) Peraturan daerah tentang bangunan gedung.

III. Maksud, Tujuan dan Sasaran

3.1 Maksud

Sebagai dokumen panduan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada Kawasan

Koridor Utama dan Sekunder di wilayah Kelurahan Bontang Letari.

3.2 Tujuan

Tujuan dari Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari Tahap I adalah:

1) Menyiapkan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan pada kawasan koridor utama dan

sekunder Kelurahan Bontang Lestari sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik

kawasan, bersama masyarakat dan semua stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi lokal dengan memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.

2) Menyusun program investasi pembangunan sebagai acuan implementai dari rencana dan

rancangan yang telah disusun, dengan menyertakan masyarakat sekitar sebagai bagian

integral dari upaya pembangunan di lingkungan/ kawasan koridor utama dan sekunder

Kelurahan Bontang Lestari.

3.3 Sasaran

Sasaran dari Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari Tahap I adalah:

1. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Tersusunnya RTBL untuk Kawasan Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari sebagai bagian dari upaya penataan fungsi dan fisik kawasan, bersama masyarakat

dan semua Stakeholder, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lokal dengan

memperhatikan keserasian dengan alam sekitarnya.

2. Tersusunnya status legal dari RTBL

Tersusunnya SK Walikota/ SK Bupati untuk mengoperasionalkan RTBL untuk Kawasan

Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari yang telah disusun.

3. Tersusunnya Program Investasi Pembangunan

Page 4: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 4

Tersusunnya Program Investasi Pembangunan kawasan koridor utama dan sekunder

Kelurahan Bontang Lestari yang telah disetujui semua pihak yang terkait dan sebagai

bagian upaya peningkatan kualitas permukiman dengan menyertakan masyarakat sebagai

bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan/ kawasan koridor utama dan

sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

IV. KEDUDUKAN RTBL

Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan

Bontang Lestari dalam hal ini, harus merujuk pada pranata pembangunan yang lebih tinggi, baik

pada lingkup kawasan, kota, maupun wilayah. Kedudukan RTBL dalam pengendalian bangunan

gedung dan lingkungan sepanjang koridor sebagaimana digambarkan dalam diagram 1 berikut.

Page 5: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 5

V. Ruang Lingkup

5.1 Lingkup Wilayah Perencanaan

Lingkup wilayah Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari Tahap I adalah kawasan sepanjang koridor utama dan sekunder di Kelurahan Bontang

Lestari dengan tetap memperhatikan keterkaitannya dengan kawasan sekitarnya.

5.2 Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan

Bontang Lestari Tahap I meliputi sebagai berikut :

1) Tahap Persiapan

Tahap persiapan merupakan tahap awal yang akan dilakukan dalam penyusunan

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari

Tahap I. Pokok-pokok kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini meliputi :

Persiapan administrasi.

Mobilisasi personil.

Pengumpulan data-data literatur terkait.

Pengumpulan data awal.

Perumusan pendekatan dan metodologi.

Penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil.

Persiapan survei.

Penyusunan Laporan Pendahuluan.

2) Tahap Survei Lapangan

Tahap survei lapangan merupakan tahap kedua yang perlu dilakukan dalam rangka

pengumpulan data untuk dikaji sebagai bahan perumusan konsep dan strategi yang akan

dituangkan dalam rencana dan aspek pelaksanaannya.

3) Tahap Kompilasi Data dan Analisis Kawasan Perencanaan

Tahap kompilasi data merupakan tahap pemilahan/ penyeleksian/ pentabulasian/

pendeskripsian data untuk memudahkan proses analisis data. Sedangkan proses analisis

data merupakan proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, memetakan dan

Page 6: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 6

mengapresiasi konteks lingkungan dan nilai lokal dari kawasan perencanaan dan wilayah

sekitarnya. Analisis yang perlu dilakukan secara sistematis meliputi:

Analisis secara umum yang menilai:

- Perkembangan Sosial-Kependudukan : gambaran kegiatan sosial-kependudukan,

dengan memahami beberapa aspek, antara lain tingkat pertumbuhan penduduk,

jumlah keluarga, kegiatan sosial penduduk, tradisi-budaya lokal, dan

perkembangan yang ditentukan secara kultural-tradisional.

- Prospek Pertumbuhan Ekonomi : gambaran sektor pendorong perkembangan

ekonomi, kegiatan usaha, prospek investasi pembangunan dan perkembangan

penggunaan tanah, produktivitas kawasan, dan kemampuan pendanaan

pemerintah daerah.

- Daya Dukung Fisik dan Lingkungan : kemampuan fisik, lingkungan dan lahan

potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Beberapa aspek yang harus

dipahami antara lain : kondisi tata guna lahan, kondisi bentang alam kawasan,

lokasi geografis, sumber daya air, status-nilai tanah, izin lokasi, dan kerawanan

kawasan terhadap bencana alam.

- Aspek Legal Konsolidasi Lahan Perencanaan : kesiapan administrasi dari lahan

yang direncanakan dari segi legalitas hukumnya.

- Daya Dukung Prasarana dan Fasilitas Lingkungan : seperti jenis infrastruktur,

jangkauan pelayanan, jumlah penduduk yang terlayani, dan kapasitas pelayanan.

- Kajian Aspek Signifikansi Historis Kawasan : kaitan kedudukan nilai historis

kawasan pada konteks yang lebih besar, misalnya sebagai aset pelestarian pada

skala kota/regional bahkan pada skala nasional.

Analisis secara khusus yang menilai unsur-unsur elemen kota sesuai konsepsi atau

pendekatan aspek urban design sebagai berikut:

- Tata Guna Lahan

- Bentuk dan Massa Bangunan

- Sirkulasi dan perparkiran.

- Ruang Terbuka

- Jalan Pedestrian

- Signage

- Preservasi.

Page 7: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 7

Hasil analisis kawasan dan wilayah perencanaan mencakup indikasi program bangunan

dan lingkungan yang dapat dikembangkan pada kawasan perencanaan. Pada tahap ini juga

sudah dirumuskan konsep dasar perancangan tata bangunan dan lingkungan di Kelurahan

Bontang Lestari yang meliputi komponen dasar sebagai berikut :

Visi Pembangunan, yaitu gambaran spesifik karakter lingkungan di masa mendatang

yang akan dicapai sebagai hasil akhir penataan suatu kawasan yang direncanakan,

disesuaikan dengan seluruh kebijakan dan rencana tata ruang yang berlaku.

Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan, yaitu suatu gagasan

perancangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan

dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan perencanaan, terkait dengan

struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan

dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada.

Konsep Komponen Perancangan Kawasan, yaitu suatu gagasan perancangan dasar

yang dapat merumuskan komponen-komponen perancangan kawasan (peruntukan,

intensitas, dll).

Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya, yaitu pembagian

suatu kawasan perencanaan menjadi blok-blok pengembangan yang lebih kecil

sehingga strategi dan program pengembangannya dapat lebih terarah dan rinci.

4) Tahap Perumusan dan Pengembangan Perancangan

Tahap perumusan dan pengembangan perancangan meliputi tahap perumusan:

a) Rencana Umum

Merupakan perumusan ketentuan-ketentuan rancangan tata bangunan dan lingkungan

yang bersifat umum dalam mewujudkan lingkungan/ kawasan perencanaan yang layak

huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan. Materi rencana umum

mempertimbangkan potensi mengakomodasi komponen-komponen rancangan suatu

kawasan sebagai berikut:

i. Struktur Peruntukan Lahan

Komponen Penataan meliputi:

(1) Peruntukan Lahan Makro, yaitu rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan

lahan pada suatu wilayah tertentu yang juga disebut dengan tata guna lahan.

Peruntukan ini bersifat mutlak karena telah diatur pada ketentuan dalam rencana

tata ruang wilayah.

Page 8: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 8

(2) Peruntukan Lahan Mikro, yaitu peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala

keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertikal) berdasarkan prinsip

keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur adalah:

Peruntukan lantai dasar, lantai atas, maupun lantai besmen;

Peruntukan lahan tertentu, misalnya berkaitan dengan konteks lahan

perkotaan-perdesaan, konteks bentang alam/lingkungan konservasi,

atau pun konteks tematikal pengaturan pada spot ruang bertema

tertentu.

ii. Intensitas Pemanfaatan Ruang

Intensitas Pemanfaatan Lahan adalah tingkat alokasi dan distribusi luas lantai

maksimum bangunan terhadap lahan/ tapak peruntukannya. Komponen

perencanaan meliputi:

(1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB), yaitu angka persentase perbandingan

antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung yang dapat dibangun

dan luas lahan/ tanah perpetakan/ daerah perencanaan yang dikuasai.

(2) Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu angka persentase perbandingan

antara jumlah seluruh luas lantai seluruh bangunan yang dapat dibangun

dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

(3) Koefisien Daerah Hijau (KDH), yaitu angka persentase perbandingan

antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang

diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas tanah

perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai.

(4) Koefisien Tapak Besmen (KTB), yaitu angka persentase perbandingan

antara luas tapak besmen dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan

yang dikuasai.

(5) Sistem Insentif-Disinsentif Pengembangan, terdiri atas:

Insentif Luas Bangunan, yaitu insentif yang terkait dengan KLB dan

diberikan apabila bangunan gedung terbangun memenuhi persyaratan

peruntukan lantai dasar yang dianjurkan. Luas lantai bangunan yang

ditempati oleh fungsi tersebut dipertimbangkan untuk tidak

diperhitungkan dalam KLB.

Page 9: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 9

Insentif Langsung, yaitu insentif yang memungkinkan penambahan

luas lantai maksimum bagi bangunan gedung yang menyediakan

fasilitas umum berupa sumbangan positif bagi lingkungan permukiman

terpadu; termasuk di antaranya jalur pejalan kaki, ruang terbuka

umum, dan fasilitas umum.

6) Sistem Pengalihan Nilai Koefisien Lantai Bangunan (TDR=Transfer of

Development Right), yaitu hak pemilik bangunan/pengembang yang dapat

dialihkan kepada pihak atau lahan lain, yang dihitung berdasarkan

pengalihan nilai KLB, yaitu selisih antara KLB aturan dan KLB terbangun.

iii. Tata Bangunan

Tata Bangunan adalah produk dari penyelenggaraan bangunan gedung beserta

lingkungannya sebagai wujud pemanfaatan ruang, meliputi berbagai aspek

termasuk pembentukan citra/ karakter fisik lingkungan, besaran, dan konfigurasi

dari elemen-elemen: blok, kaveling/ petak lahan, bangunan, serta ketinggian dan

elevasi lantai bangunan, yang dapat menciptakan dan mendefinisikan berbagai

kualitas ruang kota yang akomodatif terhadap keragaman kegiatan yang ada,

terutama yang berlangsung dalam ruang-ruang publik.

Tata Bangunan juga merupakan sistem perencanaan sebagai bagian dari

penyelenggaraan bangunan gedung beserta lingkungannya, termasuk sarana dan

prasarananya pada suatu lingkungan binaan baik di perkotaan maupun di

perdesaan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dengan aturan tata ruang

yang berlaku dalam RTRW Kabupaten/ Kota, dan rencana rincinya.

Komponen penataan meliputi:

(1) Pengaturan Blok Lingkungan, yaitu perencanaan pembagian lahan dalam

kawasan menjadi blok dan jalan, di mana blok terdiri atas petak

lahan/kaveling dengan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas:

Bentuk dan Ukuran Blok;

Pengelompokan dan Konfigurasi Blok;

Ruang Terbuka dan Tata Hijau.

(2) Pengaturan Kaveling/ Petak Lahan, yaitu perencanaan pembagian lahan

dalam blok menjadi sejumlah kaveling/petak lahan dengan ukuran, bentuk,

pengelompokan dan konfigurasi tertentu. Pengaturan ini terdiri atas:

Page 10: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 10

Bentuk dan Ukuran Kaveling;

Pengelompokan dan Konfigurasi Kaveling;

Ruang Terbuka dan Tata Hijau.

(3) Pengaturan Bangunan, yaitu perencanaan pengaturan massa bangunan

dalam blok/ kaveling. Pengaturan ini terdiri atas:

Pengelompokan Bangunan;

Letak dan Orientasi Bangunan ;

Sosok Massa Bangunan;

Ekspresi Arsitektur Bangunan.

(4) Pengaturan Ketinggian dan Elevasi Lantai Bangunan, yaitu perencanaan

pengaturan ketinggian dan elevasi bangunan baik pada skala bangunan

tunggal maupun kelompok bangunan pada lingkungan yang lebih makro

(blok/ kawasan). Pengaturan ini terdiri atas:

Ketinggian Bangunan ;

Komposisi Garis Langit Bangunan;

Ketinggian Lantai Bangunan.

iv. Sistem Sirkulasi dan Jalur Penghubung

Sistem sirkulasi dan jalur penghubung terdiri dari jaringan jalan dan pergerakan,

sirkulasi kendaraan umum, sirkulasi kendaraan pribadi, sirkulasi kendaraan

informal setempat dan sepeda, sirkulasi pejalan kaki (termasuk masyarakat

penyandang cacat dan lanjut usia), sistem dan sarana transit, sistem parkir,

perencanaan jalur pelayanan lingkungan, dan sistem jaringan penghubung.

Komponen Penataan meliputi:

(1) Sistem jaringan jalan dan pergerakan, yaitu rancangan sistem pergerakan

yang terkait, antara jenis-jenis hirarki/kelas jalan yang tersebar pada

kawasan perencanaan (jalan arteri, kolektor dan jalan lingkungan/lokal) dan

jenis pergerakan yang melaluinya, baik masuk dan keluar kawasan, maupun

masuk dan keluar kaveling.

(2) Sistem sirkulasi kendaraan umum, yaitu rancangan sistem arus pergerakan

kendaraan umum formal, yang dipetakan pada hirarki/ kelas jalan yang ada

pada kawasan perencanaan.

Page 11: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 11

(3) Sistem sirkulasi kendaraan pribadi, yaitu rancangan sistem arus pergerakan

bagi kendaraan pribadi sesuai dengan hirarki/ kelas jalan pada kawasan

perencanaan.

(4) Sistem sirkulasi kendaraan umum informal setempat, yaitu rancangan sistem

arus pergerakan bagi kendaraan umum dari sektor informal, seperti ojek,

becak, andong, dan sejenisnya, yang dipetakan pada hirarki/ kelas jalan

yang ada pada kawasan perencanaan.

(5) Sistem pergerakan transit, yaitu rancangan sistem perpindahan arus

pergerakan dari dua atau lebih moda transportasi yang berbeda, yang

dipetakan pada hirarki/ kelas jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

(6) Sistem parkir, yaitu rancangan sistem gerakan arus masuk dan keluar

kaveling atau grup kaveling untuk parkir kendaraan di dalam internal

kaveling.

(7) Sistem perencanaan jalur servis/ pelayanan lingkungan, yaitu rancangan

sistem arus pergerakan dari kendaraan servis (seperti pengangkut sampah,

pengangkut barang, dan kendaraan pemadam kebakaran) dari suatu

kaveling atau blok lingkungan tertentu, yang dipetakan pada hirarki/kelas

jalan yang ada pada kawasan perencanaan.

(8) Sistem sirkulasi pejalan kaki dan sepeda, yaitu rancangan sistem arus

pejalan kaki (termasuk penyandang cacat dan lanjut usia) dan pemakai

sepeda, yang khusus disediakan pada kawasan perencanaan.

(9) Sistem jaringan jalur penghubung terpadu (Pedestrian Linkage), yaitu

rancangan sistem jaringan berbagai jalur penghubung yang memungkinkan

menembus beberapa bangunan atau pun beberapa kaveling tertentu dan

dimanfaatkan bagi kepentingan jalur publik.

v. Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau

Sistem Ruang Terbuka dan Tata Hijau merupakan komponen rancang kawasan,

yang tidak sekadar terbentuk sebagai elemen tambahan atau pun elemen sisa

setelah proses rancang arsitektural diselesaikan, melainkan juga diciptakan

sebagai bagian integral dari suatu lingkungan yang lebih luas.

Penataan sistem ruang terbuka diatur melalui pendekatan desain tata hijau yang

membentuk karakter lingkungan serta memiliki peran penting baik secara

Page 12: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 12

ekologis, rekreatif dan estetis bagi lingkungan sekitarnya, dan memiliki karakter

terbuka sehingga mudah diakses sebesar-besarnya oleh publik.

Komponen Penataan meliputi :

(1) Sistem Ruang Terbuka Umum (kepemilikan publik-aksesibilitas publik), yaitu

ruang yang karakter fisiknya terbuka, bebas dan mudah diakses publik

karena bukan milik pihak tertentu.

(2) Sistem Ruang Terbuka Pribadi (kepemilikan pribadi–aksesibilitas pribadi),

yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka tapi terbatas, yang hanya dapat

diakses oleh pemilik, pengguna atau pihak tertentu.

(3) Sistem Ruang Terbuka Privat yang dapat diakses oleh Umum (kepemilikan

pribadi–aksesibilitas publik), yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka, serta

bebas dan mudah diakses oleh publik meskipun milik pihak tertentu, karena

telah didedikasikan untuk kepentingan publik sebagai hasil kesepakatan

antara pemilik dan pihak pengelola/pemerintah daerah setempat, di mana

pihak pemilik mengizinkan lahannya digunakan untuk kepentingan publik,

dengan mendapatkan kompensasi berupa insentif/disinsentif tertentu, tanpa

mengubah status kepemilikannya.

(4) Sistem Pepohonan dan Tata Hijau, yaitu pola penanaman pohon yang

disebar pada ruang terbuka publik.

(5) Bentang Alam, yaitu ruang yang karakter fisiknya terbuka dan terkait dengan

area yang dipergunakan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik, dan

pemanfaatannya sebagai bagian dari alam yang dilindungi.

(6) Area Jalur Hijau, yaitu salah satu ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai

area preservasi dan tidak dapat dibangun. Pengaturan ini untuk kawasan:

Sepanjang sisi dalam Daerah Milik Jalan (Damija);

Sepanjang bantaran sungai;

Sepanjang sisi kiri kanan jalur kereta;

Sepanjang area di bawah jaringan listrik tegangan tinggi;

Jalur hijau yang diperuntukkan sebagai jalur taman kota atau hutan

kota, yang merupakan pembatas atau pemisah suatu wilayah.

Page 13: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 13

vi. Tata Kualitas Lingkungan

Penataan Kualitas Lingkungan merujuk pada upaya rekayasa elemen-elemen

kawasan yang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu kawasan atau subarea

dengan sistem lingkungan yang informatif, berkarakter khas, dan memiliki

orientasi tertentu.

Komponen Penataan meliputi:

(1) Konsep Identitas Lingkungan, yaitu perancangan karakter (jati diri) suatu

lingkungan yang dapat diwujudkan melalui pengaturan dan perancangan

elemen fisik dan nonfisik lingkungan atau sub area tertentu.

Pengaturan ini terdiri atas:

Tata karakter bangunan/lingkungan (Built-in Signage and Directional

System), yaitu pengolahan elemen-eleman fisik bangunan/ lingkungan

untuk mengarahkan atau memberi tanda pengenal suatu

lingkungan/bangunan, sehingga pengguna dapat mengenali karakter

lingkungan yang dikunjungi atau dilaluinya sehingga memudahkan

pengguna kawasan untuk berorientasi dan bersirkulasi.

Tata penanda identitas bangunan, yaitu pengolahan elemen-eleman

fisik bangunan/ lingkungan untuk mempertegas identitas atau

penamaan suatu bangunan sehingga pengguna dapat mengenali

bangunan yang menjadi tujuannya.

Tata kegiatan pendukung secara formal dan informal (Supporting

Activities), yaitu pengolahan secara terintegrasi seluruh aktivitas

informal sebagai pendukung dari aktivitas formal yang diwadahi dalam

ruang/ bangunan, untuk menghidupkan interaksi sosial dari para

pemakainya.

(2) Konsep Orientasi Lingkungan, yaitu perancangan elemen fisik dan nonfisik

guna membentuk lingkungan yang informatif sehingga memudahkan

pemakai untuk berorientasi dan bersirkulasi.

Pengaturan ini terdiri atas: Sistem tata informasi (Directory Signage System), yaitu pengolahan

elemen fisik di lingkungan untuk menjelaskan berbagai

Page 14: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 14

informasi/petunjuk mengenai tempat tersebut, sehingga memudahkan

pemakai mengenali lokasi dirinya terhadap lingkungannya.

Sistem tata rambu pengarah (Directional Signage System), yaitu

pengolahan elemen fisik di lingkungan untuk mengarahkan pemakai

bersirkulasi dan berorientasi baik menuju maupun dari bangunan atau

pun area tujuannya.

(3) Wajah Jalan, yaitu perancangan elemen fisik dan non fisik guna membentuk

lingkungan berskala manusia pemakainya, pada suatu ruang publik berupa

ruas jalan yang akan memperkuat karakter suatu blok perancangan yang

lebih besar. Pengaturan ini terdiri atas:

Wajah penampang jalan dan bangunan;

Perabot jalan (Street Furniture);

Jalur dan ruang bagi pejalan kaki (Pedestrian);

Tata hijau pada penampang jalan;

Elemen tata informasi dan rambu pengarah pada penampang jalan;

Elemen papan reklame komersial pada penampang jalan.

vii. Sistem Prasarana dan Uti litas Lingkungan

Sistem prasarana dan utilitas lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik suatu

lingkungan yang pengadaannya memungkinkan suatu lingkungan dapat

beroperasi dan berfungsi sebagaimana semestinya. Sistem prasarana dan utilitas

lingkungan mencakup jaringan air bersih dan air limbah, jaringan drainase,

jaringan persampahan, jaringan gas dan listrik, serta jaringan telepon, sistem

jaringan pengamanan kebakaran, dan sistem jaringan jalur penyelamatan atau

evakuasi. Komponen penataan meliputi:

(1) Sistem jaringan air bersih, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan

penyediaan air bagi penduduk suatu lingkungan, yang memenuhi

persyaratan bagi operasionalisasi bangunan atau lingkungan, dan

terintegrasi dengan jaringan air bersih secara makro dari wilayah regional

yang lebih luas.

(2) Sistem jaringan air limbah dan air kotor, yaitu sistem jaringan dan distribusi

pelayanan pembuangan/pengolahan air buangan rumah tangga, lingkungan

komersial, perkantoran, dan bangunan umum lainnya, yang berasal dari

Page 15: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 15

manusia, binatang atau tumbuh-tumbuhan, untuk diolah dan kemudian

dibuang dengan cara-cara sedemikian rupa sehingga aman bagi lingkungan,

termasuk di dalamnya buangan industri dan buangan kimia.

(3) Sistem jaringan drainase, yaitu sistem jaringan dan distribusi drainase suatu

lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang

terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro dari wilayah regional

yang lebih luas.

(4) Sistem jaringan persampahan, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan

pembuangan/pengolahan sampah rumah tangga, lingkungan komersial,

perkantoran dan bangunan umum lainnya, yang terintegrasi dengan sistem

jaringan pembuangan sampah makro dari wilayah regional yang lebih luas.

(5) Sistem jaringan listrik, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan

penyediaan daya listrik dan jaringan sambungan listrik bagi penduduk suatu

lingkungan, yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi bangunan

atau lingkungan, dan terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik makro dari

wilayah regional yang lebih luas.

(6) Sistem jaringan telepon, yaitu sistem jaringan dan distribusi pelayanan

penyediaan kebutuhan sambungan dan jaringan telepon bagi penduduk

suatu lingkungan yang memenuhi persyaratan bagi operasionalisasi

bangunan atau lingkungan, yang terintegrasi dengan jaringan instalasi listrik

makro dari wilayah regional yang lebih luas.

(7) Sistem jaringan pengamanan kebakaran, yaitu sistem jaringan pengamanan

lingkungan/kawasan untuk memperingatkan penduduk terhadap keadaan

darurat, penyediaan tempat penyelamatan, membatasi penyebaran

kebakaran, dan/atau pemadaman kebakaran.

(8) Sistem jaringan jalur penyelamatan atau evakuasi, yaitu jalur perjalanan yang

menerus (termasuk jalan ke luar, koridor/selasar umum dan sejenis) dari

setiap bagian bangunan gedung termasuk di dalam unit hunian tunggal ke

tempat aman, yang disediakan bagi suatu lingkungan/kawasan sebagai

tempat penyelamatan atau evakuasi.

Page 16: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 16

b) Panduan Rancangan

Panduan Rancangan merupakan penjelasan lebih rinci atas Rencana Umum yang

telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk penjabaran materi utama melalui

pengembangan komponen rancangan kawasan pada bangunan, kelompok bangunan,

elemen prasarana kawasan, kaveling dan blok, termasuk panduan ketentuan detail

visual kualitas minimal tata bangunan dan lingkungan.

Panduan Rancangan memuat ketentuan dasar implementasi rancangan terhadap

kawasan perencanaan, berupa ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang bersifat

lebih detil, memudahkan dan memandu penerapan dan pengembangan rencana

umum, baik pada bangunan, kelompok bangunan, elemen prasarana kawasan,

kaveling, maupun blok.

Panduan Rancangan bersifat mengaktualisasikan tujuan penataan

lingkungan/kawasan yang layak huni, berjati diri, produktif, dan berkelanjutan secara

lebih terstruktur dan mudah dilaksanakan (Design Guidelines). Prinsip-prinsip

pengembangan rancangan meliputi :

i. Panduan Rancangan tiap Blok Pengembangan meliputi:

(1) Panduan rancangan dari masing–masing materi Rencana Umum

(2) Aturan-aturan Dasar

Panduan dalam RTBL dipertegas dengan pemberlakuan aturan dasar yang

meliputi aturan wajib, aturan anjuran utama dan aturan anjuran, beserta

pendelegasian kewenangan untuk memutuskan keterlibatan desain dalam

konsep penataan kawasan, serta mengontrol implementasi atas aturan dasar

tersebut.

ii. Simulasi Rancangan Tiga Dimensional

Gambaran mengenai simulasi penerapan seluruh konsep RTBL, perancangan

bangunan dan lingkungan pada tiap kaveling/ blok pengembangan, dan gambaran

keseluruhan simulasi rancangan pada kawasan perencanaan; termuat di

dalamnya seperti batasan/ambang volume dan sosok bangunan yang diizinkan

dalam suatu “amplop bangunan” (Building Envelope).

Gambaran tersebut merupakan salah satu simulasi yang mungkin diterapkan.

Rancangan bangunan yang sesungguhnya berupa variasi dari simulasi tersebut,

Page 17: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 17

tergantung pada fleksibilitas dan kretivitas perancang pada waktu proses

perencanaan teknis bangunan gedung.

iii. Tahap Pengembangan Dukungan Pelaksanaan

Tahap ini meliputi perumusan:

a. Tahap perumusan rencana investasi

Aspek-aspek Perencanaan meliputi:

(i) Program bersifat jangka menengah, minimal untuk kurun waktu 5

(lima) tahun, serta mengindikasikan investasi untuk berbagai macam

kegiatan, yang meliputi: tolok ukur/kuantitas pekerjaan, besaran

rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan kesepakatan

sumber pendanaannya.

(ii) Meliputi investasi pembangunan yang dibiayai oleh pemerintah

daerah/pusat (dari berbagai sektor), dunia usaha/swasta, dan

masyarakat.

(iii) Menjelaskan pola-pola penggalangan pendanaan, kegiatan yang perlu

dilakukan khususnya oleh Pemda setempat, sekaligus saran/alternatif

waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.

(iv) Menjelaskan tata cara penyiapan dan penyepakatan investasi dan

pembiayaan, termasuk menjelaskan langkah, pelaku, dan perhitungan

teknisnya.

(v) Menuntun para pemangku kepentingan dalam memperoleh justifikasi

kelayakan ekonomi dan usulan perencanaan lingkungan dengan

memisahkan jenis paket berjenis cost recovery, non cost recovery, dan

pelayanan publik.

iv. Tahap perumusan ketentuan pengendalian rencana

Aspek-aspek Pengendalian meliputi:

(i) Ketentuan administratif untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh

rencana dan program serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah

daerah dalam rangka mendorong pelaksanaan materi RTBL agar

terlaksana secara efektif termasuk melalui mekanisme perizinan

(terutama IMB = Izin Mendirikan Bangunan).

Page 18: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 18

(ii) Arahan yang bersifat mengantisipasi terjadinya perubahan pada tahap

pelaksanaan, yang disebabkan oleh berbagai hal, tetapi masih dapat

memenuhi persyaratan daya dukung dan daya tampung lahan,

kapasitas prasarana lingkungan binaan, masih sejalan dengan

rencana dan program penataan kota, serta masih dapat menampung

aspirasi masyarakat.

c. Tahap perumusan pengendalian pelaksanaan rencana

(i) Aspek-aspek pengendalian pelaksanaan rencana

Penetapan alat-alat dan prosedur pengendalian pelaksanaan,

seperti dalam mekanisme perizinan IMB, review tim ahli bangunan

gedung (TABG), dan penerapan insentif/ disinsentif;

Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis

dokumen RTBL;

Evaluasi pelaksanaan peran para pemangku kepentingan sesuai

kesepakatan dalam penataan bangunan dan lingkungan, baik

pemerintah daerah, dunia usaha, masyarakat, maupun Pemerintah;

Pengawasan teknis atas pelaksanaan sistem perizinan dan

pelaksanaan kegiatan pembangunan di lokasi penataan;

Penerapan mekanisme sanksi dalam penyelenggaraan

pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan.

(ii) Pengelolaan Kawasan

Kepentingan pengelolaan yang mengikat semua pihak dengan

suatu peraturan yang saling menguntungkan, termasuk juga

mengikat dan menguntungkan lembaga penerusnya, pengguna

pewarisnya, atau yang diberi kuasa.

Kepentingan agar semua persil yang berada dalam lingkungan

binaan yang ditata tersebut dapat digunakan, dikelola dan

dipelihara sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang dimuat pada

pedoman pengelolaan kawasan.

Kepentingan pemberlakuan peraturan bagi seluruh persil yang

ditujukan untuk meningkatkan dan melindungi nilai, daya tarik, dan

Page 19: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 19

daya guna pakai dari seluruh fungsi yang ada untuk kepentingan

bersama.

Kepentingan perencanaan aset eksisting yang harus mendukung

kebutuhan pelayanan lingkungan setempat.

Pertimbangan lain seperti umur bangunan atau aset properti dan

risiko investasi yang harus dipertimbangkan sejak tahap

perancangan kawasan.

Kepentingan pengendalian yang dikaitkan dengan pola kerjasama

yang berlaku, seperti pola BOT, BOO, dan sebagainya.

5.2 Lingkup Materi

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

dititikberatkan pada hal-hal sebagai berikut:

1) Program Bangunan dan Lingkungan:

Harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi ekonomi, sosial dan budaya.

Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep keberagaman kawasan

(Diversity), seperti keseimbangan pengembangan fungsi perumahan, niaga/ usaha,

rekreasi, budaya dan upaya-upaya pelestarian.

Program merupakan penjabaran peruntukkan lahan yang telah ditetapkan, untuk kurun

waktu tertentu, baik yang menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luasan bangunan.

Termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan (peruntukan

lahan mikro), kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum, dan fasilitas sosial.

2) Program Investasi:

Bersifat jangka menengah (5 tahun),

Mengindikasikan investasi untuk macam-macam kegiatan yang konsisten dengan

program bangunan dan lingkungan, meliputi tolok ukur/ kuantitas pekerjaam, besaran

rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan usulan sumber

pendanaannya.

Tidak hanya meliputi investasi pembangunan yang akan dibiayai oleh pemerintah dari

berbagai sektor, daerah dan pusat, tetapi terutama dari yang akan dapat dibiayai oleh

dunia usaha dan masyarakat.

Page 20: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 20

3) Rencana umum dan Panduan Perancangan (Design Plan)

Rencana peruntukan lahan mikro

Rencana perpetakan

Rencana tapak

Rencana sistem pergerakan

Rencana prasarana/sarana tingkungan.

Rencana aksesibilitas lingkungan

Rencana wujud bangunan

4) Rencana Detail (Design-Guidelines)

Bersifat panduan rencana teknik tata bangunan yang lebih memperjelas pencapaian

kualitas minimal visual dan lingkungan yang responsif.

Lebih rinci menjelaskan arahan bentuk, dimensi, gubahan, perletakan dan lain-lain dari

suatu bangunan, komponen bangunan, ruang terbuka, sarana. prasarana bangunan

dan lingkungan sampai dengan materi seperti facade, perletakan dan signase,

pedestrian dan lain-lain.

5) Administrasi Pengendalian Program dan Rencana (administration guidelines)

6) Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development Guidelines)

Rumusan arahan substansi teknis kelanjutan dari rencana, dan program sebagai

masukan teknis bagi peraturan daerah tentang bangunan pada lingkungan tertentu,

yang pengembangan lingkungannya telah mengacu kepada RTBL yang disusun.

Arahan bersifat lokal sesuai dengan batasan lingkungan yang dikendalikan, aturan

yang bersifat Performance-Based sebagai bagian yang tak terpisahkan dari RTBL.

Merupakan ketentuan umum penatalaksanaan atau manajemen pelaksanaannya.

VI. Keluaran/ Output

Keluaran dari Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari meliputi:

1. Buku Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Koridor Utama dan Sekunder

Kelurahan Bontang Lestari yang memberikan arahan/panduan yang terkait dengan:

a. Program Bangunan dan Lingkungan;

Page 21: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 21

b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana;

e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

2. Album Gambar, merupakan rancangan/desain kawasan Koridor Utama dan Sekunder.

VII. Jangka Waktu Pelaksanaan

Jangka waktu pelaksanaan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang

Lestari adalah 6 (enam) bulan atau 180 (seratus delapan puluh hari kalender) hari kalender.

VIII. Metodologi

Metodologi yang dilakukan meliputi:

1. Menyiapkan tim kerja yang bekerja secara simultan dan sinergis serta tidak saling

tumpang tindih dalam pelaksanaan pekerjaan.

2. Melakukan desk study (studi literatur) : best practice, pedoman, literatur, studi terdahulu

terkait.

3. Melakukan field study (studi lapangan) untuk inventarisasi data dilakukan dengan

pengumpulan data sekunder pada instansi terkait maupun survey pengamatan lapangan

langsung.

4. Melakukan pembahasan dengan Tim Teknis Daerah sebelum melakukan pembahasan

Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir (diskusi teknis).

5. Setelah menampung data dan informasi yang terkait sebagai bahan masukan dalam

menyusun kajian-kajian, selanjutnya akan dilakukan analisis perencanaan dan

perancangan kawasan, serta pembahasan-pembahasan termasuk diskusi dengan tim

teknis daerah.

Page 22: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 22

VIII. Pendanaan

Kegiatan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

didanai dari APBD Kota Bontang Tahun Anggaran 2010 pada Dokumen Anggaran Satuan Kerja

(DASK) Dinas Tata Ruang Kota Bontang.

IX. Susunan Personil (Tenaga Ahli)

Konsultan berkewajiban membentuk tim untuk menyusun Rekayasa Estetika Koridor Utama dan

Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I yang secara fungsional dapat berhubungan

langsung dengan pemberi tugas dalam penyelesaian rencana tersebut. Adapun tim yang dibentuk

oleh konsultan adalah merupakan gabungan dari beberapa keahlian yang meliputi beberapa

bidang minimal pada tingkat keahlian:

Sesuai dengan program kebutuhan perencanaan kawasan, maka konsultan menyiapkan tenaga

ahli dari beberapa bidang keilmuan yang berkompeten sebagai berikut:

Tenaga Ahli.

1. Ahli Urban Design (Team Leader)2. Ahli Perancangan Kota/ Arsitek3. Ahli Landscape4. Ahli Teknik Lingkungan5. Ahli Sipil

Asisten Tenaga Ahli.

1. Ass. Ahli Perancangan Kota/ Arsitek2. Ass. Ahli Landscape

Tenaga Pendukung/Penunjang

1. Tenaga Administrasi2. Operator Komputer3. Surveyor

Page 23: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 23

1. Team Leader, dengan pengalaman minimal 10 (sepuluh) tahun berpendidikan minimal S2

di bidang Perencanaan Kota/ Urban Design. Team Leader memiliki tugas:

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan dan pendelegasian pekerjaan kepada anggota tim

yang lain;

b. Melakukan analisis persoalan penurunan kualitas lingungan fisik, ekonomi, dan social

budaya kawasan;

c. Menganalisis proses dan prosedur perencanaan perancangan kawasan;

d. Melakukan analisis terhadap pola dan struktur ruang kawasan berdasar pada

landasan teoritik dan kondisi fakta lapangan;

e. Merumuskan konsep perancangan dan program perancangan kawasan disamping

juga membuat rencana biaya perencanaan dan memberikan masukan alternatif

solusi problematik yang muncul, agar proses teknis perencanaan dapat berjalan

seefisien mungkin, tanpa harus mengesampingkan kaidah estetika lingkungan;

f. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan secara menyeluruh, baik dokumen

tertulis, maupun dokumen gambar tekniknya.

2. Ahli Perancangan Kota/ Arsitek, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun

berpendidikan minimal S1 di bidang terkait. Tugas tenaga ahli arsitek:

a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya

secara rutin dan periodik terkait dengan kondisi & validasi data lapangan,

pengembangan model penataan fungsi sesuai dengan seluruh kebutuhan jaringan

infrastruktur lingkungan perkotaan, dan strategi teknis penataan sistem jaringannya,

agar dapat dikendalikan secara efisien dan efektif;

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tenaga pendukung terkait, baik

tenaga pendukung lapangan maupun studio.

c. Melakukan analisis kualitas lingkungan dan bangunan kawasan;

d. Melakukan analisis kualitas visual arsitektur kawasan;

e. Melakukan perancangan kawasan dan mempersiapkan dan memberikan materi/

petunjuk teknis sesuai bidang keahliannya pada setiap tahap perencanaan, agar

kesinambungan proses perencanaannya terkendali.

f. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan

bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar

tekniknya.

Page 24: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 24

3. Ahli Landscape, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan minimal

S1 di bidang terkait. Tugas tenaga ahli landscape adalah:

a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya

secara rutin dan periodik terkait dengan kondisi & validasi data lapangan,

pengembangan konsep lansekap kawasan perkotaan, dan strategi teknis desain

secara lengkap agar memacu terciptanya kawasan kota taman yang efisien dan

efekti;

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tenaga pendukung terkait, baik

tenaga pendukung lapangan maupun studio;

c. Melakukan analisis kondisi landscape kawasan;

d. Melakukan perancangan landscape kawasan;

e. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan

bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar

tekniknya.

4. Ahli Teknik Lingkungan, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan

minimal S1 di bidang terkait. Tugas tenaga ahli teknik lingkungan:

a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya

secara rutin dan periodik terkait dengan kondisi & validasi data lapangan,

pengembangan model penataan fungsi sesuai dengan seluruh kebutuhan jaringan

infrastruktur lingkungan perkotaan, dan strategi teknis penataan sistem jaringannya,

agar dapat dikendalikan secara efisien dan efektif;

b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan semua tenaga pendukung terkait, baik

tenaga pendukung lapangan maupun studio;

c. Melakukan analisis kebutuhan jaringan utilitas (air bersih, drainase, limbah,

persampahan) kawasan;

d. Melakukan perancangan jaringan utilitas kawasan.

e. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan

bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar

tekniknya.

Page 25: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 25

5. Ahli Teknik Sipil, dengan pengalaman minimal 8 (delapan) tahun berpendidikan minimal

S1 di bidang terkait. Tugas tenaga sipil:

a. Berkoordinasi dengan Pimpinan Tim Perencanaan dan para tenaga ahli lainnya

secara rutin dan periodik terkait dengan:

i. kondisi & validasi data lapangan, pengembangan sistem struktur bangunan sesuai

dengan daya dukung tanah dan kondisi lapangan, dan strategi teknis sistem

konstruksi terkait.

ii. kondisi & validasi data lapangan, pengembangan sistem struktur jalan raya sesuai

dengan daya dukung tanah dan kondisi lapangan, dan strategi teknis sistem

konstruksi terkait.

iii. kondisi & validasi data lapangan, pengembangan sistem jaringan tangkapan

maupun distribusi berbagai sumberdaya air sesuai dengan kondisi lapangan, dan

strategi teknis sistem konstruksi terkait.

b. Melakukan kajian terkait dengan kondisi struktur bangunan kawasan;

c. Melakukan analisis kebutuhan jaringan transportasi/jalan kawasan;

d. Melakukan perancangan teknik jaringan transportasi/ jalan kawasan.

e. Bertanggung jawab penuh atas hasil perencanaan dan desainnya sesuai dengan

bidang keahlian, baik pada dokumen tertulis, maupun pada dokumen gambar

tekniknya.

X. Pelaporan

Sesuai dengan Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan, maka laporan pekerjaan yang harus dihasilkan

oleh pihak konsultan terdiri dari 4 (empat) jenis laporan dengan perincian dengan sebagai berikut:

1. Laporan Pendahuluan

Buku ini berisikan rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh, mobilisasi tenaga ahli dan

tenaga pendukung lainnya, dan jadwal kegiatan penyedia jasa.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak SPMK

diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan dalam format A3.

2. Laporan Antara/Interm

Laporan ini memuat hasil sementara pelaksanaan pekerjaan yang berisi fakta dan analisis

hasil pengumpulan data.

Page 26: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 26

Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak

SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan dalam format A3.

3. Draft Laporan Akhir

Laporan ini berisikan draft dari:

a. Program Bangunan dan Lingkungan;

b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana;

e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kalender

sejak SPMK diterbitkan diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan format A3.

4. Laporan Akhir

Laporan ini merupakan penyempurnaan dari draft laporan akhir. Laporan harus diserahkan

selambat-lambatnya 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak SPMK diterbitkan

sebanyak 15 (lima belas) buku laporan format A3. Penyedia jasa juga menyerahkan:

a. Album Gambar ukuran A1 sebanyak 5 (lima) album.

b. CD yang berisikan hasil pelaksanaan pekerjaan sebanyak 5 (lima) buah.

XI. Kegiatan Diskusi

Kegiatan diskusi dilakukan untuk membahas draft setiap laporan, baik laporan pendahuluan,

interim dan laporan akhir. Sebelum dan sesudah dilakukan diskusi, konsultan diharuskan

melakukan asistensi hasil pekerjaan dengan pihak pelaksana kegiatan yang membahas antara

lain perbaikan dan penyempurnaan hasil pekerjaan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan melalui :

a. Diskusi dengan Dinas Tata Ruang Kota Bontang dilaksanakan untuk menyepakati rencana

kerja dan program yang telah disusun oleh Konsultan baik itu untuk laporan pendahuluan,

laporan interim, laporan akhir, diskusi dan lokakarya serta laporan-laporan yang terkait

dengan kegiatan.

b. Ekspos Laporan Pendahuluan dengan tim teknis yang telah ditunjuk, dilaksanakan untuk

penyempurnaan terhadap program kerja serta tindak lanjut dari rencana kerja penyusunan

Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

Page 27: KAK Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama Dan Sekunder Kel Bontang Lestari

Penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I 27

c. Diskusi Laporan Antara dengan stakeholder yang terkait dalam rangka konfirmasi hasil

pengumpulan dan pengolahan data yang didapat dari hasil survey serta menjaring aspirasi

dan informasi dan kesepakatan mengenai tujuan dan arah pengembangan kawasan.

d. Diskusi Draft Laporan Akhir sebagai upaya mencapai kesepakatan konsep rancangan

kawasan dan program pengembangan kawasan yang dituangkan dalam konsep (draft)

akhir Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari.

XII. Penutup

Kerangka Acuan Kerja ini merupakan petunjuk dan pedoman bagi konsultan dalam melaksanakan

pekerjaan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I.

Apabila ada beberapa petunjuk atau tahapan pekerjaan perencanaan yang sudah ditentukan tidak

sesuai dengan kondisi lapangan yang ada, Konsultan dapat mengusulkan perubahan dengan

argumentasi teknis yang dapat dipertanggungjawabkan dan tanpa mengurangi kualitas pekerjaan.

Konsultan harus selalu melakukan koordinasi dengan Tim Teknis yang telah dibentuk oleh Dinas

Tata Ruang Kota Bontang dalam pelaksanaan pekerjaan dan terhadap perubahan-perubahan

yang terjadi harus mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas.

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat dengan harapan dapat menjadi pedoman dalam

penyusunan Rekayasa Estetika Koridor Utama dan Sekunder Kelurahan Bontang Lestari Tahap I

dan bila ada kekeliruan dan kekurangan akan diadakan revisi kemudian.

Bontang, ............................ 2010

Mengetahui,Kepala Dinas Tata Ruang Ketua Panitia PelelanganKota Bontang Pengadaan Barang/Jasa