kak erna

31
FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS BAB I LATAR BELAKANG Lengkuas (Alpinia galanga L. Swartz) merupakan salah satu tanaman dari famili Zingiberaceae yang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, karminatif, anti jamur, anti gatal, bengkak, anti allergi, dan anti hipoglikemik (Kubo et al. 1991; Akhtar et al. 2002; Matsuda et al. 2003). Bahkan ekstrak lengkuas dapat dimanfaatkan untuk menghambat oksidasi lemak dan meningkatkan stabilitas mikrobia pada daging giling (Cheah dan Gan 2000). Pada konsentrasi 0,05-0,10% dapat memperpanjang masa simpan daging giling sampai 7 hari. Komponen kimia utama yang memberikan aroma pada lengkuas adalah senyawa asetoksikhavikol asetat (ACA/galangal asetat) yang bersifat sebagai anti allergi, anti oksidan, dan anti jamur (Jansenn dan Scheffer 1985). Galangal asetat tidak stabil dalam bentuk larutan karena mudah mengalami reaksi KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

Upload: ratuloly

Post on 07-Dec-2015

233 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

fito

TRANSCRIPT

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

BAB I

LATAR BELAKANG

Lengkuas (Alpinia galanga L. Swartz) merupakan salah satu tanaman dari

famili Zingiberaceae yang rimpangnya dapat dimanfaatkan sebagai obat. Secara

tradisional, lengkuas sering digunakan sebagai obat sakit perut, karminatif, anti

jamur, anti gatal, bengkak, anti allergi, dan anti hipoglikemik (Kubo et al. 1991;

Akhtar et al. 2002; Matsuda et al. 2003). Bahkan ekstrak lengkuas dapat

dimanfaatkan untuk menghambat oksidasi lemak dan meningkatkan stabilitas

mikrobia pada daging giling (Cheah dan Gan 2000). Pada konsentrasi 0,05-0,10%

dapat memperpanjang masa simpan daging giling sampai 7 hari.

Komponen kimia utama yang memberikan aroma pada lengkuas adalah

senyawa asetoksikhavikol asetat (ACA/galangal asetat) yang bersifat sebagai anti

allergi, anti oksidan, dan anti jamur (Jansenn dan Scheffer 1985). Galangal

asetat tidak stabil dalam bentuk larutan karena mudah mengalami reaksi

hidrolisis, dan senyawa ini tidak terdapat dalam minyak atsiri lengkuas. Senyawa

antijamur lainnya dari lengkuas dan sangat efektif untuk menghambat

pertumbuhan jamur Trichophyton mentagrophytes dan Candida albicans adalah

(E)-8β,17 epoksilabd-12-en-15, 16-dial, (E)-8-(17)-12-labadiene-15, 16 dial,

dan galanolakton (Haraguchi et al. 1996; Windono dan Sutarjadi 2002).

Senyawa-senyawa tersebut termasuk dalam golongan diterpen. Biasanya

terdapat korelasi yang sangat positif antara struktur senyawa kimia dengan

aktivitas biologi, dan pada gilirannya terhadap efek terafitik yang diberikan (Aftab

dan Sial 2004).

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Senyawa anti jamur yang ditemukan dari jenis Alpinia lainnya, seperti dalam

minyak atsiri A. officinarum dan A. speciosa, sangat efektif dalam menghambat

strains dermatophyte sampai 80% (Lima et al. 1993). Penggunaan obat anti

jamur mikosis mempunyai efek samping, antara lain iritasi pada kulit, mual, dan

sakit kepala (Sundari dan Winarno 2001). Dengan kandungan bahan aktif di

dalamnya, pemanfaatan ekstrak lengkuas dalam formulasi sabun transparan

diperkirakan mampu menghambat jamur penyakit kulit, karena sabun transparan

adalah salah satu sediaan emulsi yang difungsikan sebagai penghantar obat pada

bagian yang terkena penyakit.

Sabun adalah garam alkali karboksilat (RCOONa). Gugus R bersifat

hidrofobik karena bersifat nonpolar dan COONa bersifat hidrofilik (polar). Proses

yang terjadi dalam pembuatan sabun disebut sebagai saponifikasi (Girgis 2003).

Ada 2 jenis sabun yang dikenal, yaitu sabun padat (batangan) dan sabun cair

(Hambali et al. 2005). Sabun padat dibedakan atas 3 jenis, yaitu sabun opaque,

translucent, dan transparan. Sabun transparan merupakan salah satu jenis sabun

yang memiliki penampilan menarik karena penampakannya. Selain itu, sabun

transparan bisa menjadi alternatif sediaan obat dengan penampakan yang lebih

menarik. Penambahan ekstrak lengkuas dalam formula sabun transparan

difungsikan sebagai penghantar obat pada bagian yang terkena penyakit.

Penyakit yang disebabkan oleh jamur tidak begitu berbahaya, tetapi

pengobatan yang efektif membutuhkan biaya yang tinggi dan waktu yang relatif

lama (Neely dan Ghannum 2000). Selain itu, obat-obatan antijamur yang beredar

saat ini sudah ba- nyak yang resistan terhadap mikroba tertentu (Alexander dan

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Perfect 1997; Ghannum dan Rice 1999). Pencarian obat baru yang bisa

mengontrol mikroba penyebab penyakit pada kulit dan rambut sangat diperlukan

(Kubo et al. 1991).

Penggunaan bahan alami untuk mengobati penyakit telah banyak dilakukan

oleh masyarakat dunia karena keamanannya (Alleyne et al. 2005). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui efektifitas daya anti jamur lengkuas setelah

diformulasikan dalam sabun transparan, karakteristik, dan penerimaan konsumen

terhadap sabun transparan yang dihasilkan. Aplikasi ekstrak lengkuas dalam

sabun transparan diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah dari lengkuas.

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

BAB II

URAIAN TANAMAN

A. 1. Sistematika / Klasifikasi

Tanaman yang digunakan dalam penelitian adalah :

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Alpinia

 Spesies : Alpinia galanga (L.) Sw.

2. Kandungan kimia

Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1 % minyak atsiri

berwarna kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48 %,

sineol 20 % – 30 %, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin,

dan lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut

galangol, kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin,

kadinen, heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa

flavonoid, dan lain-lain.

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

3. Aktivitas biologi

Penelitian yang lebih intensif menemukan bahwa rimpang lengkuas

mempunyai aktivitas biologi yaitu mengandung zat-zat yang dapat

menghambat enzim xanthin oksidase sehingga bersifat sebagai antitumor,

yaitu trans-p-kumari diasetat, transkoniferil diasetat, asetoksi chavikol

asetat, asetoksi eugenol setat, dan 4-hidroksi benzaidehida (Noro dkk.,

1988).

Lengkuas Juga mengandung suatu senyawa diarilheptanoid yang

dinamakan 1-(4-hidroksifenil)-7- fenilheptan-3,5-diol.   Buah lengkuas

mengandung asetoksichavikol asetat dan asetoksieugenol asetat yang

bersifat anti radang dan antitumor.

Juga mengandung kariofilen oksida, kario filenol, kuersetin-3-metil

eter, isoramnetin, kaemferida, galangin, galangin-3-metil eter, ramnositrin,

dan 7- hidroksi-3,5-dimetoksiflavon. Biji lengkuas mengandung senyawa-

senyawa diterpen yang bersifat sitotoksik dan antifungal, yaitu galanal A,

galanal B, galanolakton, 12-labdiena-15,16-dial, dan 17- epoksilabd-12-

ena-15,16-dial (Morita dan ltokawa, 1988).

Komponen kimia utama yang memberikan aroma pada lengkuas

adalah senyawa asetoksikhavikol asetat (ACA/galangal asetat) yang

bersifat sebagai anti allergi, anti oksidan, dan anti jamur (Jansenn dan

Scheffer 1985). Galangal asetat tidak stabil dalam bentuk larutan karena

mudah mengalami reaksi hidrolisis, dan senyawa ini tidak terdapat dalam

minyak atsiri lengkuas. Senyawa antijamur lainnya dari lengkuas dan

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton

mentagrophytes dan Candida albicans adalah (E)-8β,17 epoksilabd-12-en-

15, 16-dial, (E)-8-(17)-12-labadiene-15, 16 dial, dan galanolakton

(Haraguchi et al. 1996; Windono dan Sutarjadi 2002).

B. Jenis sediaan yang akan dibuat

Sabun transparan antijamur dengan bahan aktif ekstrak lengkuas (alpinia

galanga L.Swartz.)

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

BAB III

METODE KERJA

1. Formula

Formula sediaan sabun transparan antijamur dengan bahan aktif ekstrak

lengkuas :

Tabel 1. Formula sabun transparan

Table 1. Formula of transparent soap

Bahan/Material Komposisi/Composition (%)

1 2 3Asam stearat/Stearic acid Minyak kelapa/Coconut oil Minyak jarak/Castor oil NaOH 30 /Natrium hydroxide Gliserin/Glycerine Etanol/Ethanol Gula/Sugar Dietanolamida (DEA)/Diethanolamide NaCl/Natrium chloride Air/Aquadest Ekstrak lengkuas/Galangal extract

6,8 19,8 6,0 20,1 9,8 15,0 13,8 1,0 0.2 6,5 1,0

6,6 19,6 6,0 19,9 9,6 15,0 13,6 1,0 0,2 6,5 2,0

6,419,46,019,79,415,013,41,00,26,53,0

2. Pengolahan Sampel

Pengolahan sampel dilakukan dengan mengekstraksi lengkuas, yang

dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etil asetat 60%

(perbandingan bahan terhadap pela-rut 1:10), diaduk selama 3 jam, lalu

didiamkan selama 1 malam. Setelah penyaringan, kemudian filtrat diuapkan

pelarutnya dengan pengurangan tekanan sampai diperoleh ekstrak kental.

Kualitas ekstrak lengkuas dianalisis dengan penentuan pH, sisa pelarut, dan

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

kelarutan dalam alkohol 80%. Aplikasi terhadap sabun transparan

menggunakan ekstrak kering yang telah diformulasikan dengan maltodekstrin.

3. Standarisasi

vUji organoleptik

Uji organoleptik yang dilaku-

kan merupakan uji tingkat kesukaan

atau hedonik. Panelis yang diminta

penilaiannya adalah panelis tidak

terlatih. Uji dilakukan terhadap

warna/transparansi, tekstur, kesan

kesat, dan aroma. Skala penilaian

yang digunakan adalah 1-5 dengan

jumlah panelis 30 orang.

Uji efektivitas

Efektivitas sabun transparan

diuji dengan menggunakan biakan

jamur M. canis dan T. mentagrophytes

serta larutan uji berupa sabun yang

dilarutkan dalam aquades disiapkan

sesuai dengan konsentrasi yang

diinginkan, yaitu 1.000; 3.000; dan

5.000 ppm. Setelah itu, disiapkan

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

petridish berisi media SDA (Saboroud

Dextrosa Agar). Pada setiap petridish

dibuat tiga sumuran sebagai ulangan.

Inokulasikan masing-masing jamur ke

dalam media agar sebesar 106

CFU/mL

sesuai standar inokulum dari National

Committe for Clinical Laboratory Stan-

dard (NCCLS), dengan menggunakan

cotton bud steril. Cara menghitung

spora menggunakan alat hymocyto-

meter. Larutan uji dengan beberapa

konsentrasi seperti tersebut di atas

kemudian dimasukkan sebesar 40 L

pada masing-masing sumur yang ada.

Inkubasikan pada suhu 37 C selama

78 jam. Minimum inhibitory concen-

tration (MICs) diketahui dengan meng-

ukur zona hambat yang terbentuk di

sekitar masing-masing sumur, kemu-

dian dibuat rata-ratanya.

a) Karakteristik bahan baku

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Karakteristik lengkuas kering yang digunakan dalam percobaan (Tabel

2) telah memenuhi standar MMI kecuali untuk persyaratan kadar abu.

Kadar abu yang cukup tinggi, kemungkinan disebabkan proses pencucian

rimpang lengkuas kurang sempurna karena bentuk rimpang yang tidak

seragam, sehingga kotoran seperti tanah ikut teranalisis. Nilai kadar abu

tidak larut asam yang rendah pada bahan baku lengkuas menunjukkan

bahwa hanya sedikit jumlah mineral yang tidak larut dalam asam. Pada

umumnya abu yang tidak larut asam terdiri dari silika dan pasir.

Tabel 2. Mutu bahan baku

Table 2. Quality of raw material

Karakteristik/Characteristic(%)

Hasil analisis/Analysis result

(%)

Materia Medika Indonesia (1978)

(%)

Kadar air/Moisture contentKadar abu/Ash content Kadar abu yang tidak larut dalam asam/Ash insoluble in acid Kadar sari larut dalam air/Water soluble extractive Kadar sari larut dalam alkohol/ Alcohol soluble extractive

7,80 9,12 2,93

31,22

21,60

Tidak dipersyaratkan≤ 3,9≤ 3,7

≥ 5,2

≥ 1,7

Kadar air sari larut dalam alkohol dan air jauh melebihi ketentuan

standar. Gupta (1999) menerangkan bahwa kadar sari larut dalam alkohol

dan kadar sari larut dalam air dilakukan untuk mengetahui jumlah zat

berkhasiat yang dapat larut dalam suatu pelarut, baik alkohol maupun air.

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Senyawa yang dapat larut dalam alkohol dari lengkuas, antara lain

galangin, eugenol, kaemferol, dan kuersetin.

b) Karakteristik sabun transparan

Karakteristik sabun yang dihasilkan biasanya dipengaruhi oleh

distribusi dari asam-asam lemak yang digunakan (George 1994). Asam-

asam lemak yang digunakan pada penelitian ini berasal dari minyak kelapa

dan minyak jarak.

1) Kadar air

Berdasarkan analisis keragaman diketahui bahwa kadar air sabun

transparan tidak berbeda nyata terhadap perubahan konsentrasi ekstrak

lengkuas. Sabun transparan dengan penambahan ekstrak lengkuas 1;

2; dan 3%, masing-masing mempunyai kadar air 17,44; 17,46; dan

17,46%. Bila dibandingkan dengan standar kadar air maksimal yakni 17

%, ternyata kadar air sabun transparan tidak terlalu melampaui

ketentuan. Banyaknya air yang ditambahkan pada sabun akan

berpengaruh terhadap kelarutan sabun. Semakin banyak air yang

terkandung dalam sabun maka sabun akan semakin mudah menyusut

pada saat digunakan (Spitz 1996). Kadar air terbaik untuk sabun

transparan sesuai ketentuan SASO adalah 17%, dan apabila kadar

airnya 17% maka berarti kualitas sabun tersebut kurang begitu baik

(Anonymous 2009).

2) Jumlah asam lemak dan kadar fraksi yang tidak tersabunkan

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Konsentrasi ekstrak lengkuas ternyata berpengaruh sangat nyata

terhadap jumlah asam lemak dan kadar fraksi tak tersabunkan pada

sabun transparan yang dihasilkan. Ada kecenderungan asam lemak

akan menurun tetapi fraksi tak tersabunkan akan meningkat dengan

peningkatan konsentrasi ekstrak lengkuas (Gambar 1). Bila

dibandingkan dengan SASO untuk jumlah asam lemak dan fraksi tak

tersabunkan, sabun yang dihasilkan memiliki karakteristik yang

berbeda. Dalam standar disebutkan untuk jumlah minimal untuk asam

lemak 65% dan kadar fraksi tak tersabunkan 2,0%. Fraksi tak

tersabunkan berkaitan dengan zat-zat yang sering terdapat dalam

minyak atau lemak yang tak tersabunkan karena hidrokarbon alkali dan

tidak larut dalam air. Zat-zat tersebut biasanya berupa sterol, zat

warna, dan hidrokarbon (Anonymous 1962).

3) Bagian tidak larut dalam alkohol dan kadar alkali bebas

Konsentrasi ekstrak lengkuas berpengaruh nyata terhadap bagian

tak larut dalam alkohol tetapi tidak nyata terhadap kadar alkali bebas

pada sabun transparan yang dihasilkan (Gambar 2). Bagian tidak larut

dalam alkohol pada setiap tingkat konsentrasi ekstrak saling berbeda

nyata. Anonymous (2002) menjelaskan bahwa bahan yang tidak larut

dalam alkohol meliputi garam alkali seperti karbonat, silikat, fosfat,

sulfat, dan pati. Bagian tidak larut alkohol dari sabun transparan

dengan konsentrasi ekstrak 3% tidak memenuhi persyaratan (2,88%)

karena lebih tinggi dari yang dipersyaratkan (2%). Tingginya bagian

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

tidak larut dalam alkohol ini disebabkan oleh kandungan protein dan

pati dalam lengkuas. Selain itu, ekstrak lengkuas yang ditambahkan

mengandung bahan pengikat berupa pati yaitu maltodekstrin. Hal ini

juga yang mengakibatkan bagian tidak larut dalam alkohol yang

dihasilkan akan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi

ekstrak. Kadar alkali bebas dari sabun yang dihasilkan tidak berbeda

nyata antar konsentrasi, tetapi telah sesuai dengan dipersyaratkan sabun

transparan, yaitu 1%. Bila kadar alkali bebas terlalu tinggi, akan

menyebabkan kulit menjadi kering, dan akan menghasilkan sabun yang

tidak transparan atau opague (Anonymous 2004).

4) pH

Nilai pH sabun yang dihasilkan berbeda nyata terhadap perubahan

konsentrasi ekstrak lengkuas (Gambar 3). Sabun dengan konsentrasi

ekstrak lengkuas 1% mempunyai pH berbeda nyata dengan yang

mengandung ekstrak 3%, sedangkan pada konsentrasi 2% pH sabun

tidak berbeda nyata dengan pH sabun yang mengandung ekstrak

lengkuas 1 dan 3%. Kisaran nilai pH ini memenuhi kriteria mutu sabun

mandi. Menurut Anonymous (2002), standar pH untuk sabun mandi

berkisar antara 9-11. pH optimum untuk sabun mandi adalah 9,2,

karena bila lebih tinggi, warna sabun akan menjadi lebih gelap

(Anonymous 2009). Nilai pH memiliki kecenderungan menurun

seiring dengan penambahan ekstrak lengkuas. Hal ini disebabkan oleh

ekstrak lengkuas bersifat asam. Dilaporkan bahwa ekstrak lengkuas

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

yang mempunyai pH netral dan daya antioksidan lebih tinggi

dibandingkan dengan yang mempunyai pH asam (Juntachote and

Berghofer 2005).

5) Busa

Untuk stabilitas busa, stabilitas emulsi dan kekerasan sabun tidak

berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan konsentrasi ekstrak

lengkuas (Tabel 3). Busa merupakan salah satu parameter penting

dalam penentuan mutu sabun mandi. Pada penggunaannya, busa

berperan dalam proses pembersihan dan melimpahkan wangi sabun

pada kulit. Adanya senyawa tidak jenuh (asam lemak tidak jenuh)

dalam campuran minyak, tidak akan menstabilkan busa (Gromophone

1983).

6) Kekerasan

Tingkat kekerasan ditentukan dengan mengukur kedalaman jarum

penetrasi pada sabun. Kedalaman ini biasanya dinyatakan dalam

sepersepuluh milimeter dari nilai yang tercantum pada skala

penetrometer. Semakin tinggi kedalaman penetrasi jarum menunjukan

bahwa suatu sampel semakin lunak. Ada kecenderungan, meningkatnya

konsentrasi lengkuas, kekerasan sabun akan melunak. Bila sabun

terlalu lunak akan menyebabkan sabun mudah larut dan menjadi cepat

rusak (Anonymous, 2007).

4. Cara Pembuatan Sediaan

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Formulasi untuk sabun transparan menggunakan modifikasi metode

Cognis (Anonymous 2003), sesuai dengan Tabel 1. Proses pembuatan sabun

diawali dengan mereaksikan asam stearat dengan fase asam lemak dengan

NaOH. Asam stearat dilelehkan dengan pemanasan (70ºC) sampai mencair.

Setelah asam stearat dan minyak homogen, kemudian ditambahkan larutan

NaOH 30% pada suhu 60-70oC. Pada saat penambahan NaOH ini, adonan

akan menjadi keras dan lengket yang menunjukan terbentuknya stok sabun.

Pengadukan terus dilakukan sampai homogen kemudian dilakukan

penambahan gliserin sehingga pengadukan lebih mudah dilakukan.

Penambahan sukrosa dilakukan secara bertahap sambil terus dilakukan

pengadukan hingga sukrosa larut sempurna. Setelah larutan menjadi homogen,

selanjutnya ditambahkan cocoDEA, NaCl, ekstrak lengkuas, dan air.

Selanjutnya sabun dituangkan dalam cetakan dan didiamkan selama 24 jam

pada suhu ruang. Satu adonan akan menjadi 6-7 unit sabun transparan

masing-masing seberat 14-15,5 g.

5. Uji Stabilitas

a) Uji Efektifitas sabun transparan antijamur terhadap jamur uji

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Sabun transparan yang mengandung ekstrak lengkuas mampu

menghambat pertumbuhan jamur uji, yaitu M. canis dan T.

mentagrophytes. Kedua jamur ini mudah menginfeksi kulit karena

adanya kontak dengan sesama, terutama dengan hewan piaraan seperti

anjing, kucing, dan burung (Trakranrungsie et al. 2008; Adenkule dan

Okali 2004). Diameter hambat sabun transparan yang mengandung ekstrak

lengkuas 1% terhadap T. mentagrophytes pada tingkat pengenceran

1.000; 3.000; dan 5.000 ppm secara berurutan adalah 5; 7; dan 9 mm.

Nilai diameter hambat terhadap M. canis pada setiap tingkat pengenceran

secara berurutan adalah 5; 7; dan 10,67 mm. Daya hambat yang tinggi

menunjukkan bahwa senyawasenyawa yang ada dalam ekstrak sangat

efektif untuk mengendalikan jamur tersebut (Hernani et al. 2007).

Diameter hambat minimum yang menunjukan adanya aktivitas mikroba

adalah 6 mm (Nostro et al. 2000).

b) Uji organoleptik

Uji organoleptik yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji

kesukaan atau uji hedonik. Panelis yang diminta penilaiannya adalah

kelompok panelis tidak terlatih.

1) Warna dan tekstur

Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan

konsentrasi ekstrak lengkuas berbeda nyata terhadap penilaian

kesukaan warna (Gambar 5). Uji lanjut Duncan menyatakan bahwa

penilaian kesukaan panelis pada setiap konsentrasi ekstrak lengkuas

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

saling berbeda nyata. Berdasarkan rata-rata penilaian pada uji Duncan

dapat diketahui juga bahwa untuk sabun dengan penambahan ekstrak

lengkuas 1% panelis cenderung menyatakan suka hingga sangat suka.

Pada sabun dengan penambahan ekstrak 2%, panelis mengatakan biasa

hingga suka, dan untuk sabun dengan ekstrak 3% panelis cenderung

menyatakan biasa. Penambahan ekstrak lengkuas yang berwarna

kecoklatan dan agak keruh mengakibatkan berkurangnya transparansi

pada sabun transparan.

2) Busa dan kesan kesat

Penilaian kesukaan panelis terhadap busa berbeda nyata terhadap

perbedaan tingkat konsentrasi ekstrak lengkuas pada tingkat

kepercayaan 95% ( =0,05) (Gambar 6). Hasil uji lanjut Duncan

menunjukan bahwa penilaian kesukaan panelis pada sabun dengan

ekstrak lengkuas 3% berbeda nyata dengan penilaian panelis terhadap

busa sabun transparan yang mengandung ekstrak lengkuas 1 dan 2%.

Sedangkan penilaian panelis terhadap busa yang dihasilkan oleh sabun

yang mengandung ekstrak lengkuas 1 dan 2% tidak berbeda nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Adenkule, A.A. and S.O. Okoli. 2004. Antifungal Activity of the Crude Extract of Alafia barberi Oliver (Apocynaceae) and Chasmanthera dependens

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

Hoscht (Menisper-maceae). Hamdard. XLV(3):52-56.

Aftab, K. and A.A. Sial. 2004. Phytomedicine : New and Old Approaches. Hamdard. XLII(2): 11-15.

Akhtar, M.S., M.A. Khan, and M.T. Malik. 2002. Hypoglycemic Activity of Alpinia galanga Rhizome and Its Extract in Rabbits. Fitoterapia. 73:623-628.

Alexander, B.D. and J.R. Perfect. 1997. Antifungal Resistence Trends Towards the Year 2000. Implications for Theraphy and New Approaches. Drugs. 54:657-678.

Alleyne, T., S. Roche, C. Thomas, and A. Shirley. 2005. The Control of Hypertension by use Coconut Water and Mauby : Two Tropical Food Drinks. West Indian Med. J. 54(1):3-8.

Anonymous. 1962. Farmakope Indonesia I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 506 hlm.

Anonymous. 1998. Quality Control for Medicinal Plant Material. WHO, Geneva : 1-3. Anonymous. 2002. Annual Book of ASTM Standards. Vol 15. West Conshocken, PA, USA. 12-14, 80.

Anonymous. 2003. Clear Bar Soap, Formulation No : GWH 96/25. Care Chemical Division PT. Cognis Indonesia, Jakarta. 20 Januari 2009.

Anonymous. 2004. Transparent Soap Formulations and Methods of Making Same. http://www.free patentsonline.com/5529714.html. 20 Januari 2009.

Anonymous. 2007. Saponification Table Plus the Characteristic of Oils in Soap. http://www.soapmakingresource.com/saponification-table.html. 12 Pebruari 2007.

Anonymous. 2009. US Patent 5417876-Transparent Soap for-mulations and Methods of Making Same. http://www.patentstrom.US/ paten/5417876/description.html.

Benneth. 1947. Practical Emulsions. 2nd Completely Revised edt. Chemical Publishing Co., Inc, NewYork.

Cheah, P.B. and S.P. Gan. 2000. Antioxidative/Antimicrobial Effects of Galangal and Alpha-Tocopherol in Minced Beef. J. Food. Prot. 63(3):404-7.

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

George, E.D. 1994. Fatty Acid Distribution of Fats, Oils, and Soaps by High Performance Liquid Chromatography Without Derivatization. J. Am. Oil. Chem. Soc. 71:789-791.

Ghannum, M.A. and L.B. Rice. 1999. Antifungal Agents : Mode of Action, Mechanism with Bacterial Resistence. Clinical Microbiology Reviews. 12(4):501-507.

Girgis, A.Y. 2003. Production of High Quality Castile Soap from High Rancid Olive Oil. Gracas y Aceites. 54(3):226-233. Griffin, D.H. 1981. Fungal Physiology. John Wiley and Son, Inc. USA. 242-243.

Gromophone, M.A. 1983. Lather Stability of Soap Solutions. JAOCS. 60(5):1022-1024.Gupta. 1999. Prospect and Per-spectives of Natural Plants Products in Medicine. Indian Journal of Pharmacology. 26:1-12.

Hambali, E., A. Suryani, dan M. Rifai. 2005. Membuat Sabun Tranparan untuk Gift dan Kecantikan. Penebar Swadaya, Jakarta : 19-23.

Haraguchi, H., Y. Kuyata, K. Inada, Shingu, K. Miyahara, M. Nagao, and A. Yagi. 1996. Antifungal Activity from Alpinia galanga and the Competition for Incorporation of Unsaturated Fatty Acids in Cell Growth. Planta Med. 62(4):308-413.

Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia. Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Terjemahan. ITB, Bandung : 47-51.

Hernani, E. Kusumaningtyas, dan Abubakar. 2007. Senyawa Anti Jamur dari Ekstrak Lengkuas Merah. Prosiding Seminar Nasional dan Pameran Pengembangan Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik. Puslitbangbun : 542-550.

Hustiyani, R. 1994. Ekstraksi dan Karakterisasi Minyak Atsiri serta Oleoresin Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt). Skripsi Fateta, IPB-Bogor : 58-59.

Jansenn, A.M. and J.J. Scheffer. 1985. Acetoxychavicol Acetate, an Antifungal Component of Alpinia galanga. Planta Med. 1985 Dec; (6):507-11.

Jirovetz, L., G. Buchbaur, M.P. Shati, and N.K. Leela. 2003. Analysis of the Essential Oils of the Leaves, Stems, Rhizomes, and Roots of the Medicinal Plant Alpinia galanga from Southern India. Acta. Pharm. 53:73-81.

Juntachote and E. Berghofer. 2005. Antioxidative Properties and Stability of Ethanolic Extracts of Holy Basil and Galangal. Food Chemistry 92:193-

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt

FORMULA SABUN TRANSPARAN ANTIJAMUR DENGAN BAHAN AKTIF EKSTRAK LENGKUAS

202.

Kubo, I., M. Himejima, and H. Muroi. 1991. Antimicrobial Activity of Flavor Components of Elettaria cardamomum (Zingiberaceae) seed. J. Agric. Food. Chem. 39:1984-1986.

Lima, E.O., O.F. Gompertz, A.M. Giesbrecht, and M.Q. Paulo. 1993. In Vitro Antifungal Activity of Essential Oils obtained from Official Plants against Dermato-phytes. Mycoses. 36:333-336.

Matsuda, H., Y. Pongpiriyadacha, T. Morikawa, M. Ochi, and M. Yoshikawa. 2003. Gastroprotec-tive Effects of Phenilpropanoids From The Rhizome of Alpinia galanga in Rats : Structure Requirements and Mode Action. European Journal of Pharmacology. 471:59-67.

Neely, M.N. and M.A. Ghannum. 2000. The Exciting Future of Antifungal Theraphy. European Journal of Clinical Microbiology and Infection Diseases. 19:897-914. Nostro, A., M.P. Germano, V.D. Angelo, A. Marino, and M.A. Cannatelli. 2000. Extraction Methods and Biautography for Evaluation of Medicinal Plant Antimicrobial Activity. Applied Microbiology. 30:379-384.

Piyali, G., R.G. Bhirud, and V.V. Kumar. 1994. Detergency and Foam Studies on Linear Alkylbenzene Sulfonate and Secondary Alkyl Sulfonate. J. of Surfactan and Detergent. 2(4):489-493.

Someya, Y., A. Kobayashi, and A. Kubota. 2001. Isolation and Identification of Trans-2- and trans-3-hydroxy-1,8-cineole Glucosides from Alpinia galanga. Biosci. Biotechnol. Biochem. 65(4):950-953.

Spitz, I. 1996. Soap and Detergent a Theorical and Practical Review. AOCS Press, Champain-Illionis : 2, 47-73.

Sundari, D. dan M.W. Winarno. 2001. Informasi Tumbuhan Obat sebagai Anti Jamur. Puslitbang Kesehatan, Departemen Kesehatan, Jakarta. 130:28-30.

Trakranrungsie, N., A. Chatchawanchontera, and W. Khunkitti. 2008. Ethnoveterinary Study for Anti Dermotophytic of Piper betle, Alpinia galanga and Allium ascalonicum Extracts In Vitro. Reserach in Veterinary Science. 84:80-84.

Windono, T. dan Sutarjadi. 2002. Penyebaran dalam Aneka Jenis Bahan Alami Serta Profil Struktur Kimia Senyawa Antifungi terhadap Candida albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Artocarpus. 2(2):48-62.

KELOMPOK 1 AKTSAR ROSKIANA AHMAD, S.Farm., M.Farm.,Apt