kajian pustaka resistensi

7
Antibiotika atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme untuk mengatasi pengaruh antibiotik. Dengan kata lain, mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, misalnya bakteri, akan kebal dan tidak mati walau diberi antibiotic (Betina, 1983). Resistensi antibiotik adalah kemampuan dari bakteri atau mikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotic. Resistensi antibiotic terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi. Akibatnya bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga makin membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut. Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat adanya anggapan bahwa yang resisiten terhadap obat tertentu adalah tubuh orang, padahal sebenarnya bakteri yanag ada di dalam tubuh tersebutlah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya (Rostinawati, 2009) Menurut Betina (1983), antibiotik menghentikan atau mengganggu sejumlah proses seluler sehari-hari yang mengandalkan bakteri untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup, seperti: melumpuhkan produksi dinding sel bakteri yang melindungi sel dari lingkungan eksternal mengganggu sintesis protein dengan mengikat mesin yang membangun protein, asam amino dengan asam amino mendatangkan malapetaka dengan proses metabolisme, seperti sintesis asam folat, sebuah vitamin B yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang

Upload: nuril-aviciena

Post on 12-May-2017

222 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PUSTAKA RESISTENSI

Antibiotika atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat yang digunakan untuk

mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Resistensi antibiotik adalah

kemampuan mikroorganisme untuk mengatasi pengaruh antibiotik. Dengan kata lain,

mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, misalnya bakteri, akan kebal dan tidak mati

walau diberi antibiotic (Betina, 1983).

Resistensi antibiotik adalah kemampuan dari bakteri atau mikroorganisme lain untuk

menahan efek antibiotic. Resistensi antibiotic terjadi ketika bakteri dapat merubah diri

sedemikian rupa hingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat

lain yang sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi.

Akibatnya bakteri tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga makin

membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan khusus terhadap suatu jenis

antibiotika tertentu, sehingga membahayakan orang yang terkena penyakit tersebut.

Kesalahpahaman yang sering terjadi di masyarakat adanya anggapan bahwa yang resisiten

terhadap obat tertentu adalah tubuh orang, padahal sebenarnya bakteri yanag ada di dalam

tubuh tersebutlah yang menjadi resisten terhadap pengobatan, bukan tubuhnya (Rostinawati,

2009)

Menurut Betina (1983), antibiotik menghentikan atau mengganggu sejumlah proses

seluler sehari-hari yang mengandalkan bakteri untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup,

seperti:

melumpuhkan produksi dinding sel bakteri yang melindungi sel dari lingkungan eksternal

mengganggu sintesis protein dengan mengikat mesin yang membangun protein, asam

amino dengan asam amino

mendatangkan malapetaka dengan proses metabolisme, seperti sintesis asam folat, sebuah

vitamin B yang dibutuhkan bakteri untuk berkembang

memblokir sintesis DNA dan RNA

Menurut Pratiwi (2008), terdapat bermacam-macam metode uji antimikroba seperti yang

dijelaskan berikut ini:

Metode disc diffusion (tes Kirby dan Bauer)

Metode difusi digunakan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Piringan yang

berisi agen antimikroba diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme yang

akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan

pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba permukaan media agar.

E-test

Page 2: KAJIAN PUSTAKA RESISTENSI

Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar

terendah hingga tertinggi dan diletakkan permukaan media agar yang telah ditanami

mikroorganisme. Pengamatan dilakukan pada area jernih yang ditimbulkannya yang

menunjukkan kadar agen antimikroba yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada

media agar.

Ditch-plate techniquePada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada parit yang

dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara

membujur dan mikroba uji (maksimum 6 macam) digoreskan kearah parit yang berisi agen

antimikroba.

Cup-plate techniquemetode ini serupa dengan mitode disc diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar

yang telah ditanami dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen antimikroba

yang akan diuji.

Gradient-plate techniquePada metode ini konsentrasi agen antimikroba pada media agar secara teoretis bervariasi

dari 0 hingga maksimal. Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan. Campuran kemudian

dituang kedalam cawan petri dan diletakkan dalam posisi miring. Nutrisi kedua selanjutnya

dihitung diatasnya.

Pada umumnya metode yang dipergunakan dalam uji sensitivitas bakteri adalah metode

Difusi Agar yaitu dengan cara mengamati daya hambat pertumbuhan mikroorganisme oleh

ekstrak yang diketahui dari daerah di sekitar kertas cakram (paper disk) yang tidak ditumbuhi

oleh mikroorganisme. Zona hambatan pertumbuhan inilah yang menunjukkan sensitivitas

bakteri terhadap bahan anti bakteri (Jawetz, 1995).

Menurut Irianto (2006), faktor-faktor yang berpengaruh pada metode Kirby-Bauer adalah:

a) Ketebalan media agar

b) Umur bakteri

Tujuan dari proses uji sensisitivitas ini adalah untuk mengetahui obat-obat yang paling

cocok (paling poten) untuk kuman penyebab penyakit terutama pada kasus-kasus penyakit

yang kronis dan untuk mengetahui adanya resistensi terhadap berbagai macam antibiotik.

Penyebab kuman resisten terhadap antibiotik yakni memang kuman tersebut resisten terhadap

antibiotik yang diberikan, akibat pemberian dosis dibawah dosis pengobatan dan akibat

penghentian obat sebelum kuman tersebut betul-betul terbunuh oleh antibiotic (Dwidjoseputro,

1998).

Page 3: KAJIAN PUSTAKA RESISTENSI

Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama fungi

dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak

bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay,

1978). Para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat antibiotik

namun berhubung dengan adanya sifat toksis bagi manusia, hanya sebagian kecil saja yang

dapat digunakan sebagai obat diantaranya adalah streptomycin vial injeksi, Tetrasiklin kapsul,

Kanamicin kapsul, Erytromicin kapsul, Colistin  tablet, Cefadroxil tablet dan Rifampisin kapsul

(Djide, 2003).

Sensitivitas bakteri terhadap antibiotik tergantung kapada kemampuan antibiotik tersebut

untuk menembus dinding sel bakteri. Antibiotik lebih banyak yang efektif bekerja terhadap

bakteri Gram positif karena permeabilitas dinding selnya lebih tinggi dibandingkan bakteri Gram

negatif. Jadi suatu antibiotik dikatakan mempunyai spektrum sempit apabila mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif, sedangkan antibiotik berspektrum luas jika

pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dapat dihambat oleh antibiotik

tersebut (Sumadio, dkk. 1994).

Menurut Andrajati (2008), Amoksilin adalah antibiotic dalam kelompok obat penisilin.

Memerangi bakteri dalam tubuh anda. Amoksilin digunakan untuk mengobati berbagai jenis

inveksi yang disebabkan oleh bakteri seperti : inveksi telinga, inveksi kantong kemih,

peneumonia, gonore dan inveksi coli/salmonella. Amosilin juga kadang-kadang digunakan

bersama dengan yang lain. Plaritromisin disebut antibiotic (biaxin) untuk mengobati bisul perut

yang disebabkan oleh inveksi belicobacterphilory. Kombinasi ini kadang-kadang digunakan

dengan peredam asam lambung disebut tansopiazole (prevacid).

Rumus Molekul C16H19N3O5S (anonym, 1995)

Sinonim 4-thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid,6-[[2-amino-2-

(4-hydroxyphenyl) acetyl]amino]-3,3-dimethyl-7-oxo-;4-Thia-1-

azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid, 6-[[amino(4-

hydroxyphenyl)acetyl]amino]-3,3-dimethyl-7-oxo-;6-{[Amino(4-

hydroxyphenyl)acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo-4-thia-1-

azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid; (2S,5R,6R)-6-{[(2R)-

2-amino-2-(4-hydroxyphenyl)acetyl]amino}-3,3-dimethyl-7-oxo-4-

thia-1-azabicyclo[3.2.0]heptane-2-carboxylic acid trihydrate

(anonym, 2007)

Page 4: KAJIAN PUSTAKA RESISTENSI

Fungsi Sebagai antibiotic (Siswandono, 2000)

Kajian Farmakologis Amoksisilin adalah antibiotik dengan spektrum luas, digunakan

untuk pengobatan yaitu untuk infeksi pada saluran napas,

saluran empedu, dan saluran seni, gonorhu, gastroenteris,

meningitis dan infeksi karena Salmonella thypi seperti demam

tipoid.

Amoxicillin adalah turunan penisilin yang tahan asam tetapi

tidak tahan terhadap penisilinase. Amoksisilin aktif melawan

bakteri gram positif yang tidak menghasilkan β-laktamase dan

aktif melawan bakteri gram negatif karena obat tersebut dapat

menembus pori–pori dalam membran fosfolipid luar.

Untuk pemberian oral, amoksisilin merupakan obat pilihan

karena di absorbsi lebih baik dari pada ampisilin, yang

seharusnya diberikan secara parenteral.

Amoksisilin diabsorpsi dengan cepat dan baik pada saluran

pencernaan, tidak tergantung adanya makanan. Amoksisilin

terutama diekskresikan dalam bentuk tidak berubah di dalam

urin. Ekskresi Amoksisilin dihambat saat pemberian bersamaan

dengan probenesid sehingga memperpanjang efek terapi

(Siswandono, 2000)

Dosis 250 – 500 mg setiap 8 jam atau 500-875 mg mg 2 kali sehari

(Siswandono, 2000)

Pemerian Bahan Serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau(anonym, 1995)

Data Kelarutan Sukar larut dalam air dan methanol, tidak larut dalam benzene,

dalam karbon, tetraklorida, dan dalam klorofom (anonym, 1995)

Log P 0,97 dengan nilai P = 9,33 (soto, 2005)

PH 3.5 – 6.0 (anonym, 1995)

Stabilitas terhadap pH 3.5 – 6.0 (wiryatini, 2010)

Stabilitas terhadap

suhu

Terurai pada suhu 30-35 °C (wiryatini, 2010)

Stabilitas terhadap

cahaya

Tidak stabil terhadap paparan cahaya (wiryatini, 2010)

Page 5: KAJIAN PUSTAKA RESISTENSI

Stabilitas terhadap air 11,5 – 14,5 % (anonym, 2007)

Kerapatan;BJ 365.4 g/mol (anonym, 1995)

Titik Leleh/Lebur -

Inkompatibilitas -

Penyimpanan Dalam wadah yang tidak tembus cahaya (wiryatini, 2010)

Betina, V., 1983, The chemistry and Biology of Antibiotics, Scientific Publishing Company,

New York.

Djide, M.N, 2003. Mikrobiologi Farmasi. Makassar: Jurusan Farmasi Unhas.

Dwidjoseputro, D.1998.  Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi. Bandung: Yrama Widya.

Jawetz, G., Melnick, J. L., dan Adelberg, E. A. 1991. Mikrobiologi untuk Profesi

Kesehatan, Jakarta: EGC.

Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta : Erlangga

Rostinawati, Tina. 2009. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bunga Rosella Terhadap E.

Coli, S.Aureus Dengan Metode Difusi Aga. Bandung: UNPAD.

Sumadio, H., dan Harahap, 1994. Biokimia dan Farmakologi Antibiotika. Medan: USU

Press.

Tjay, Tann Hoan., Rahardja, Kirana. 2008. Obat-Obat Penting. Jakarta: Penerbit

Elexmedia Komputindo.

Andrajati, R., Sigit, J.I dan Kusnandar., 2008. Iso Farmakoterapi. , Jakarta: ISFI

Siswandono, Soekardjo, B., 2000, Kimia Medisinaledisi 1, Surabaya Airlangga University,

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia edisi IV, Jakarta Departemen Kesehatan Republik

Indonesia,

Wiryatini, N.M., 2010, jurnal awal formulasi sediaan non steril sediaan sirup kering amoxicillin I-

MOX, Universitas Udayana Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Anonim, 2007, USP, , Amerika, The United States Pharmacopeial Convention

Page 6: KAJIAN PUSTAKA RESISTENSI

Soto, Ana, Alberto A., M.K. 2005. Original Research Article Separation and Purification Technology.

Khoskbarchi, Partitioning of Antibiotics in a two-liquid Phase System Formed By Water and

Room Temperature Ionic Liquid,