kajian pustaka

22
6 G. Kajian Pustaka Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi 1. Pengertian Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi Teknik pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kamus besar bahasa Indonesia (2005:1158) teknik diartikan sebagai metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni. Menurut Subana (2011:195) cara atau kiat yang di gunakan oleh guru upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa teknik adalah cara kongkret yang dipakai guru saat proses pembelajaran dalam mengimplementasikan metode secara spesifik untuk mengarahkan peserta didik agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berbagai macam teknik pembelajaran dapat digunakan seorang guru yang tujuannya untuk membantu peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Kemampuan pengajaran sangat menentukan dalam memilih teknik mengajar yang akan digunakan. Hal ini berpengaruh

Upload: hmhida

Post on 29-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pustaka

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian pustaka

6

G. Kajian Pustaka

Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi

1. Pengertian Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi

Teknik pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk

mengarahkan kegiatan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Kamus besar bahasa Indonesia (2005:1158) teknik diartikan sebagai

metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan

sesuatu yang berhubungan dengan seni. Menurut Subana (2011:195) cara atau kiat

yang di gunakan oleh guru upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa teknik adalah cara kongkret yang dipakai guru saat proses pembelajaran

dalam mengimplementasikan metode secara spesifik untuk mengarahkan peserta

didik agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Berbagai macam teknik pembelajaran dapat digunakan seorang guru yang

tujuannya untuk membantu peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran

dengan baik. Kemampuan pengajaran sangat menentukan dalam memilih teknik

mengajar yang akan digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kegiatan belajar

siswa akan lebih interaktif jika guru menerapkan suatu teknik pembelajaran

tertentu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik berpikir-berpasangan-

berbagi. Teknik ini diharapkan dapat membantu mengoptimalisasikan kegiatan

pembelajaran di kelas.

Teknik pembelajaran Berpikir-Berpasangan-Berbagi dapat dijadikan

alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik pembelajaran

ini, dikembangkan oleh Frank Lyman yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang

dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pada dasarnya, model ini

merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi

Page 2: Kajian pustaka

7

kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi dan prosedur yang

digunakan dalam Berpikir-Berpasangan-Berbagi dapat memberi siswa lebih

banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu (imas dan sani,

2015:58).

Komponen pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berbagi

mempunyai beberapa komponen, yaitu (soimin (2014:210) :

1. Berpikir

Pelaksanaan pembelajaran berpikir-berpasangan-berbagi diawali dari

berpikir sendiri mengenai pemecahan suatu masalah. Tahap berpikir menuntut

siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari referensi agar lebih

mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru.

2. Berpasangan

Setelah diawali dengan berpikir, siswa kemudian diminta untuk

mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan. Tahap diskusi

merupakan tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna

memperdalam pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk

aktif menyampaikan pendapat sdan mendengar pendapat orang lain dalam

kelompok serta mampu bekerja sama dengan orsng lain.

3. Berbagi

Setelah mendiskusikan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa

yang ada diminta untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan

bersama pasangannya masing-masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi

menuntut siswa untuk mampu mempertahankan pendapatnya secara

bertanggung jawab, serta mampu mempertahankan pendapat yang telah

disampaikannya.

Berdasarkan pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa teknik

berpikir-berpasangan-berempat adalah suatu teknik belajar yang memberikan

kesempatan bagi siswa untuk bekeja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain

Page 3: Kajian pustaka

8

untuk mengoptimalisasikan partisipasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa

dapat bertukar pikiran dan saling berdiskusi dengan pasangan lain.

2. Cara kerja Model Berpikir-Berpasangan-Berbagi

Adapun langkah atau cara kerja Model ini diungkap oleh Huda (2014:206) sebagai

berikut:

1. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4

anggota/siswa

2. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok

3. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-

sendiri terlebih dahulu.

4. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap

pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.

5. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok masing-masing untuk

menshare hasil diskusinya.

3. Keunggulan dan Kelemahan

Keunggulan model berpikir-berpasangan-berbagi menurut Shoimin (2014:211-

212), yaitu :

1. Berpikir-berpasangan-berbagi mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan

dan dalam setiap kesempatan.

2. Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan imajinasi siswa.

3. Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata

pelajaran.

4. Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.

5. Siswa dapat belajar dari siswa lain.

6. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau

menyampaikan idenya.

4. Kekurangan model pembelajaran berpikir-berpasangan-berbagi

Page 4: Kajian pustaka

9

a. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

b. Lebih sedikit ide yang muncul.

c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengahan.

Menulis

Pengertian Menulis

Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk

bahasa tulisan untuk tujuan, misalnya, memberitahu, meyakinkan, menghibur.

Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam

mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau

pihak lain dengan tulisannya itu antara lain, mengajak, menginformasikan,

menyakinkan, membujuk, atau menghibur pembaca.

Menulis dikatakan sebagai suatu keterampilan karena merupakan bentuk

komunikasi dalam bahasa tulisan, dan merupakan fase terakhir yang harus dikuasai

setelah keterampilan menyimak, berbicara dan juga keterampilan membaca.

Keterampilan menulis dianggap paling sulit dari keterampilan berbahasayang lainya.

Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,

melainkanharus melalui latian dan praktik yang dan teratur.

Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa sengat berkaitan dengan

katerampilan membaca. Pada prinsipnya tulisan dibuat untuk dibaca oleh orang lain

atau penulis sendiri. Sepert dikatakan oleh Tarigan (2008: 4) ” Hubungan antara

menulis dengan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan

pembaca.” Seperti hanya menulis dan membaca, menulis dan berbicara pun

mempunyai hubungan yaitu ciri yang sama-sama produktif dan ekspresif. Perbedaan

terletak pada komunikasi yang langsung dan tidak langsung.

Page 5: Kajian pustaka

10

Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain

dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa

dan gambaran grafik itu (Cahyani, Isah. 2012: 73) . Gambaran atau lukisan mungkin

dapat menyampaikan makna-makna tetapi tidak menggambarkan makna-makna.

Menulis juga merupakan kegiatan kreatif yang tidak terlepas dari kegiatan sehari-hari

yang merupakan bagian dari komunikasi antara manusia. Menurut beberapa

pengertian Jadi menulis ialah kegiatan melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang sehingga orang lain

dapat membaca tulisan tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik

itu

Pada hakikat menulis ialah belajar berkomunikasi. Agar komunikasi berjalan

dengan baik diperlukan keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Dapat

disimpulkan beberapa pendapat disimpulkan bahwa menulis dapat diartikan

mengarang. Mengarang adalah kegiatan merangkan bahasa dan tujuan tertentu

dengan menggunakan sistem tanda yang dapat dibaca.

Menulis bukan sekedar menyampaikan ide, gagasan, atau hasil pemikiran ke

dalam bentuk tulisan tetapi membutuhkan pengertian agar dapat dipahami oleh

penulis dan pembaca. definisi para ahli bahasa di atas dapat diungkapkan kembali

bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan, ide, gagasan, dan pengalaman kepada orang lain dalam bentuk

tulisan sebagai bentuk komunikasi secara tidak lagsung.

Tujuan menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi

yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan

para pelajar berpikir kritis.Keterampilan menulis juga dapat memudahkan kita

merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau

Page 6: Kajian pustaka

11

persepsi kita, memecahkan masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi

pengalaman.Tulisan pula dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.

Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan; tetapi karena tujuan itu

sangat beraneka ragam, bagi penulis yang bekum berpengalaman ada baiknya

memperhatikan kategori di bawah ini:

a. Memberitahukan atau menajar

b. Meyajinkan atau mendesak

c. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.

Menurut kategori di atas menulis merupakan kegiatan memberi informasi dengan

menyajikan dan mengutarakan perasaan seseorang.

Menurut Hugo Hartig tujuan penulisan dibagi menjadi 7 yaitu;

1) Assignment purpose

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak memepunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

2) Alutruistic purpose

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai

perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para lebih mudah dan lebih

menyenangkan dengan karyanya itu.

3) Persuasive purpose

Tulisan ini bertujuan untuk menyenangkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

4) Informational purpose

Page 7: Kajian pustaka

12

Penulisan yang bertujuan memberi informasi atau ketempilan penerangan

kepada para pembaca.

5) Self-expressive

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan sang penarang

kepada para pembaca.

6) Creative purpose

Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.Tetapi ”keinganan

kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan

mencapai norma artistic, atau seni ideal, dan seni idaman. Tulisan yang bertujuan

mencapai nilai-nilai artistic, dan nilai-nilai kesenian.

7) Problem-solving purpose

Dalam tulisan ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.Penulis

ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-

pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para

pembaca. (Tarigan 2008:4).

Fungsi Menulis

Berbicara tentang fungsi menulis tidak lepas dari fungsi bahas karena bahasa

merupakan media untuk keterampilan menulis. Menurut syarif (1975:50) fungsi

bahasa ada dua:

a. Fungsi individual yaitu melahirkan perasaan, pemikiran, atau kemauan kepada

orang lain dalam rangka kepentingan pribadi atau umum.

b. Fungsi masyarakat yaitu untuk berkomunilasi dan mewujudkan sikaf kontrol

sosial; mewujudkan kerjasama antara manusia.

Page 8: Kajian pustaka

13

Berdasarkan pemkembanganya, secara garis besar fungsi bahasa adalah sebagai

berikut:

1. Untukmenyatakan ekspresi diri

2. Sebagai alat untuk berkomunikasi

3. Sebagai alat untuk mangadakan integrasi dan adaftasi sosial

4. Sebagai alat mengadakan kontrol sosial

Menurut Nurjana dkk fungsi menulis dapat di identifikasikan antara lain

sebagai alat untuk; (1). Menginformasikan sesuatu kepada pembaca, (2). Meyakinkan

pembaca, (3). Mengajak pembaca, (4). Menghibur pembaca, (5). Melarang atau

memerintah pembaca, (6)mendukung pendapat orang lain, (7). Menolak atau

menyanggah pendapat orang lain.

Manfaat Menulis

Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998: 1.4) berkaitan dengan manfaat menulis

mengemukakan bahwa:

a. Menulis menyumbang kecerdasan

b. Menulis mengembangkan daya insfirasi dan kreativitas

c. Menulis menumbuhkan keberanian

d. Menulis mendoreong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

Pengertian Eksposisi

Istilahlah eksposisi diambil dari bahasa inggris yakni ekspository, secara

etimologi, tulisan ekspositori bersifat informatif dan instruktif. Informatif berarti

memberikan informasi mengenai mengapa sesuatu terjadi, dan instruktif berarti

menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi. Menurut Gorys Keraf (1981:3) ekspoisi atau

pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk

menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas

Page 9: Kajian pustaka

14

pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Menurut

Akhadiah (1997:119) ekposisi atau pemaparan adalah suatu corak karangan yang

menerangkan atau menginformasikan sesuatu hal yang memperluas pandangan,

wawasan atau pengetahuan pembaca. Menurut Kosasih (2013:69) eksposisi adalah

teks yang memaparkan sesuatu dengan sejelas-jelasnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa eksposisi adalah tulisan yang

digunakan untuk menginformasikan sesuatu yang terjadi, bagaimana melakukan

sesuatu, sehingga pembaca memiliki pemahaman atau pengetahuan tanpa

mempengaruhi pembaca. Tujuan utama paragraf eksposisi adalah memberi informasi

atau keterangan sejelas-jelasnya tentang objek, meskipun pembaca belum mengamati

sendiri tanpa memaksa orang lain untuk menerima gagasan atau informasi, dan

memberitahu mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.

Penerapan Model Berfikir-Berpasangan-Berbagi Dalam Pembelajaran Menulis

Teks Eksposisi

Model berpikir-berpasangan-berbagi dapat diterapkan pada pembelajaran

menulis teks eksposis. Model ini dapat menjadikan siswa untuk lebih berinteraksi

untuk bekerjasama dengan lebih banyak karena model ini dapat mengoptimalisasi

partisipasi siswa.

Dalam pembelajaran menulis dibutuhkan konsentrasi untuk membuat sebuah

teks sehingga membutuhkan sebuah teknik yang tepat dan dapat menunjang

keberhasilan pembelajaran menulis ini. Selain itu, siswa dapat belajar menuangkan

gagasan atau pendapatnya melalui alasan yang jelas dari hasil menulis yang didasari

denga kaidah kebahasaan. Dalam hal ini, model berpikir-berpasangan-berbagi tepat

dan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis.

Page 10: Kajian pustaka

15

Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dalam Kurikulum 2013

Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya di sekolah secara

mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode

sesuai kaidah kelimuan.

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

4.2 Menyusun teks

hasil observasi,

tanggapan deskriptif,

eksposisi, eksplanasi,

dan cerita pendek

1. menggunakan bahasa

Indonesia sebagai sarana

komunikasi untuk

mengolah, menalar, dan

menyajikan informasi lisan

maupun tulisan melalui teks

eksposisi

2.memiliki prilaku jujur,

peduli, santun, dan

tanggung jawab dalam

menggunakan bahasa

Indonesia untuk

memaparkan konflik social,

politik, ekonomi, dan

kebijakan public.

3. menganalisis isi dan

bahasa teks eksposisi

4. menulis eksposisi

berdasarkan struktur isi teks

dan bahasa teks eksposisi.

Penyusunan teks

eksposisi sesuai

dengan langkah-

langkah teks

eksposisi

Page 11: Kajian pustaka

16

Langkah-langkah Model Berpikir-Berpasangan-Berbagi dalam Pembelajaran

Menulis Teks Eksposisi

No Langkah-langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa

1. Mengajukan suatu

pertanyaan atau

masalah yang

dikaitkan dengan

pelajaran.

a. Guru

menyampaik

an inti

materi dan

kompetensi

yang ingin

dicapai.

b. Guru

menyuruh

siswa untuk

berpikir

tentang

materi atau

permasalaha

n yang

disampaikan

guru.

a. siswa menyimak inti

materi pembelajaran

yang disampaikan.

b. Siswa memahami

tentang materi atau

permasalahan yang

telah disampaikan guru.

2. Berpasangan dan

mendiskusikan apa

yang telah mereka

peroleh.

a. Guru

meminta

siswa untuk

berpasangan

dengan

teman

a. Siswa memperhatikan

perkataan guru lalu

mencari temannya

untuk berkelompok dan

mnengutarakan hasil

pemikiran masing-

Page 12: Kajian pustaka

17

sebelahnya

(kelompok 2

orang) dan

mengutaraka

n hasil

pemikiran

masing-

masing.

b. Guru

memimpin

pleno kecil

diskusi, tiap

kelompok

mengemuka

kan hasil

diskusinya.

masing.

b. siswamendengarkan

perkataan guru dan

lalu mengemukakan

hasil diskusinya

didepan kelas.

3. Berpasang-pasangan

untuk berbagi dengan

kseluruhan kelas yang

telah mereka

bicarakan.

a. Berawal dari

kegiatan

tersebut,

guru

mengarahka

n

pembicaraan

pada pokok

permasalaha

n menambah

materi yang

belum

a. Siswa menyimak

setelah kegiatan

tersebut selasai lalu

siswa memahami apa

yang sedang

dibicarakan oleh guru

terebut.

Page 13: Kajian pustaka

18

diungkapkan

para siswa.

Peran Guru

Peran seorang guru dalam pembelajaran disekolah berkaitan erat dengan

siswa. Keduanya saling berkaitan karena seorang guru adalah sebagai fasilitator, atau

penyampai pengetahuan terhadap peserta didik. Guru harus bisa memberikan

motivasi dan penguatan terhadap peserta didik karena hal tersebut sangat diperlukan

agar dapat mengarahkan kreatifitas siswa. Selain itu, guru harus membantu peserta

didik dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun

orang lain.

Menurut Asmani (2011:19) peran guru itu sebagai penjabar dan penerjemah

bahan atau materi pembelajaran agar mudah diterima oleh subjek belajar. Sedangkan

dalam kurikulum 2013 peran guru adalah harus mampu memberikan penekanan yang

berbeda dari kurikulum sebelumnya yakni fokus pada karakter atau sikap peserta

didik dan menjadi pendidik yang kuat juga dapat bekerja sama dengan guru lainnya

sehingga mampu melahirkan pembelajaran yang mengundang siswa untuk aktif.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu sosok penting

dalam pembelajarn adalah guru karena guru adalah pendidik professional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang bertujuan untuk

pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangv lebih baik.

Peran Siswa

Peran siswa dalam proses pembelajaran dikelas sangat diperlukan agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai karena, siswa adalah subjek yang terlibat langsung dalam

Page 14: Kajian pustaka

19

kegiatan belajar mengajar. Siswa di harapkan dapat berperan aktif saat pembelajaran

dikelas. Aktifnya siswa dalam pembelajarn akan memunculkan keinginan untuk

belajar dan mengubah proses berpikir mereka, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari

yang tidak bisa menjadi bisa sehingg dengan adanya proses pembelajaran diharapkan

mampu merubah tingkah laku siswa.

Menurut Prastowo (2011:18) dalam proses pembelajaran dikelas bukan hanya

guru yang aktif sebagai fasilitator tetapi peran siswa juga sangat penting untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan Dimjati dan

mudjiono (1994:56) keaktifan siswa dapat didorong oleh guru, guru berupaya untuk

meningkatkan keaktifan siswa baik aktif mencari, memproses, dan mengelola

perolehan belajarnya. Dalam hal ini partisipasi aktif siswa sangat diperlukan agar

terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat tercapainya

tujuan pembelajaran.

Peran materi

Guru dalam menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan ajar

atau materi yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Bahan

ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang berperan penting

dalam membantu siswa mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar atau tujuan

pembelajaran yang telah ditentukan. Materi pembelajaran secara garis besar terdiri

dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka

mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Menurut prastowo (2011:17) materi ajar merupakan seperangkat materi atau

subtansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh

dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.

Selain itu Depdiknas menyatakan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat, dan

teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan

implementasi pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa materi berperan sangat

Page 15: Kajian pustaka

20

penting dalam pembelajaran karena materi merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembelajaran atau sasaran belajar dalam upaya mewujudkan kompetensi siswa.

Evaluasi

Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, dalam hal ini evaluasi

dalam pengajaran merupakan suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

berkesinambungan. Menurut Arikunto (2010: 36) evaluasi adalah kegiatan

pengumpulan data atau informasi, untuk dibandingkan dengan kriteria, yang

kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan. Menurut Norman (1996: 5) evaluasi

adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan

sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa.

Berdasarkan pengertian ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu

proses yang direncanakan untuk memperoleh informasi atau data yang kemudian

kemudian dibuat suatu keputusan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam

pembelajaran.

Teknik evaluasi yang akan digunakan penulis adalah tes. Tes adalah

instrument pengukuran, seperti tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian,

tes hasil belajar. Menurut Sukmadinata (2011: 321) tes yang digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dengan

menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berbagi berupa tes tertulis.