kajian pustaka
DESCRIPTION
pustakaTRANSCRIPT
6
G. Kajian Pustaka
Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi
1. Pengertian Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagi
Teknik pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan oleh guru untuk
mengarahkan kegiatan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Kamus besar bahasa Indonesia (2005:1158) teknik diartikan sebagai
metode atau sistem untuk mengerjakan sesuatu, cara membuat atau melakukan
sesuatu yang berhubungan dengan seni. Menurut Subana (2011:195) cara atau kiat
yang di gunakan oleh guru upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa teknik adalah cara kongkret yang dipakai guru saat proses pembelajaran
dalam mengimplementasikan metode secara spesifik untuk mengarahkan peserta
didik agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Berbagai macam teknik pembelajaran dapat digunakan seorang guru yang
tujuannya untuk membantu peserta didik agar tercapainya tujuan pembelajaran
dengan baik. Kemampuan pengajaran sangat menentukan dalam memilih teknik
mengajar yang akan digunakan. Hal ini berpengaruh terhadap kegiatan belajar
siswa akan lebih interaktif jika guru menerapkan suatu teknik pembelajaran
tertentu.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik berpikir-berpasangan-
berbagi. Teknik ini diharapkan dapat membantu mengoptimalisasikan kegiatan
pembelajaran di kelas.
Teknik pembelajaran Berpikir-Berpasangan-Berbagi dapat dijadikan
alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik pembelajaran
ini, dikembangkan oleh Frank Lyman yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang
dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pada dasarnya, model ini
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi
7
kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi dan prosedur yang
digunakan dalam Berpikir-Berpasangan-Berbagi dapat memberi siswa lebih
banyak waktu berfikir, untuk merespon dan saling membantu (imas dan sani,
2015:58).
Komponen pembelajaran kooperatif tipe berpikir-berpasangan-berbagi
mempunyai beberapa komponen, yaitu (soimin (2014:210) :
1. Berpikir
Pelaksanaan pembelajaran berpikir-berpasangan-berbagi diawali dari
berpikir sendiri mengenai pemecahan suatu masalah. Tahap berpikir menuntut
siswa untuk lebih tekun dalam belajar dan aktif mencari referensi agar lebih
mudah dalam memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru.
2. Berpasangan
Setelah diawali dengan berpikir, siswa kemudian diminta untuk
mendiskusikan hasil pemikirannya secara berpasangan. Tahap diskusi
merupakan tahap menyatukan pendapat masing-masing siswa guna
memperdalam pengetahuan mereka. Diskusi dapat mendorong siswa untuk
aktif menyampaikan pendapat sdan mendengar pendapat orang lain dalam
kelompok serta mampu bekerja sama dengan orsng lain.
3. Berbagi
Setelah mendiskusikan hasil pemikirannya, pasangan-pasangan siswa
yang ada diminta untuk berbagi hasil pemikiran yang telah dibicarakan
bersama pasangannya masing-masing kepada seluruh kelas. Tahap berbagi
menuntut siswa untuk mampu mempertahankan pendapatnya secara
bertanggung jawab, serta mampu mempertahankan pendapat yang telah
disampaikannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa teknik
berpikir-berpasangan-berempat adalah suatu teknik belajar yang memberikan
kesempatan bagi siswa untuk bekeja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain
8
untuk mengoptimalisasikan partisipasi siswa dalam pembelajaran sehingga siswa
dapat bertukar pikiran dan saling berdiskusi dengan pasangan lain.
2. Cara kerja Model Berpikir-Berpasangan-Berbagi
Adapun langkah atau cara kerja Model ini diungkap oleh Huda (2014:206) sebagai
berikut:
1. Siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4
anggota/siswa
2. Guru memberikan tugas pada setiap kelompok
3. Masing-masing anggota memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-
sendiri terlebih dahulu.
4. Kelompok membentuk anggota-anggotanya secara berpasangan. Setiap
pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan individunya.
5. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompok masing-masing untuk
menshare hasil diskusinya.
3. Keunggulan dan Kelemahan
Keunggulan model berpikir-berpasangan-berbagi menurut Shoimin (2014:211-
212), yaitu :
1. Berpikir-berpasangan-berbagi mudah diterapkan diberbagai jenjang pendidikan
dan dalam setiap kesempatan.
2. Menyediakan waktu berpikir untuk meningkatkan imajinasi siswa.
3. Siswa menjadi lebih aktif dalam berpikir mengenai konsep dalam mata
pelajaran.
4. Siswa lebih memahami tentang konsep topik pelajaran selama diskusi.
5. Siswa dapat belajar dari siswa lain.
6. Setiap siswa dalam kelompoknya mempunyai kesempatan untuk berbagi atau
menyampaikan idenya.
4. Kekurangan model pembelajaran berpikir-berpasangan-berbagi
9
a. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.
b. Lebih sedikit ide yang muncul.
c. Jika ada perselisihan, tidak ada penengahan.
Menulis
Pengertian Menulis
Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk
bahasa tulisan untuk tujuan, misalnya, memberitahu, meyakinkan, menghibur.
Menulis sebagai sebuah keterampilan berbahasa adalah kemampuan seseorang dalam
mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau
pihak lain dengan tulisannya itu antara lain, mengajak, menginformasikan,
menyakinkan, membujuk, atau menghibur pembaca.
Menulis dikatakan sebagai suatu keterampilan karena merupakan bentuk
komunikasi dalam bahasa tulisan, dan merupakan fase terakhir yang harus dikuasai
setelah keterampilan menyimak, berbicara dan juga keterampilan membaca.
Keterampilan menulis dianggap paling sulit dari keterampilan berbahasayang lainya.
Menurut Tarigan (2008:3) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis,
melainkanharus melalui latian dan praktik yang dan teratur.
Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa sengat berkaitan dengan
katerampilan membaca. Pada prinsipnya tulisan dibuat untuk dibaca oleh orang lain
atau penulis sendiri. Sepert dikatakan oleh Tarigan (2008: 4) ” Hubungan antara
menulis dengan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan
pembaca.” Seperti hanya menulis dan membaca, menulis dan berbicara pun
mempunyai hubungan yaitu ciri yang sama-sama produktif dan ekspresif. Perbedaan
terletak pada komunikasi yang langsung dan tidak langsung.
10
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu (Cahyani, Isah. 2012: 73) . Gambaran atau lukisan mungkin
dapat menyampaikan makna-makna tetapi tidak menggambarkan makna-makna.
Menulis juga merupakan kegiatan kreatif yang tidak terlepas dari kegiatan sehari-hari
yang merupakan bagian dari komunikasi antara manusia. Menurut beberapa
pengertian Jadi menulis ialah kegiatan melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang sehingga orang lain
dapat membaca tulisan tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik
itu
Pada hakikat menulis ialah belajar berkomunikasi. Agar komunikasi berjalan
dengan baik diperlukan keterampilan berbahasa, baik lisan maupun tulisan. Dapat
disimpulkan beberapa pendapat disimpulkan bahwa menulis dapat diartikan
mengarang. Mengarang adalah kegiatan merangkan bahasa dan tujuan tertentu
dengan menggunakan sistem tanda yang dapat dibaca.
Menulis bukan sekedar menyampaikan ide, gagasan, atau hasil pemikiran ke
dalam bentuk tulisan tetapi membutuhkan pengertian agar dapat dipahami oleh
penulis dan pembaca. definisi para ahli bahasa di atas dapat diungkapkan kembali
bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang berfungsi untuk
menyampaikan pesan, ide, gagasan, dan pengalaman kepada orang lain dalam bentuk
tulisan sebagai bentuk komunikasi secara tidak lagsung.
Tujuan menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan
para pelajar berpikir kritis.Keterampilan menulis juga dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
11
persepsi kita, memecahkan masalah yang kita hadapi, dan menyusun urutan bagi
pengalaman.Tulisan pula dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.
Setiap jenis tulisan mengandung beberapa tujuan; tetapi karena tujuan itu
sangat beraneka ragam, bagi penulis yang bekum berpengalaman ada baiknya
memperhatikan kategori di bawah ini:
a. Memberitahukan atau menajar
b. Meyajinkan atau mendesak
c. Mengutarakan/mengekspresikan perasaan dan emosi yang berapi-api.
Menurut kategori di atas menulis merupakan kegiatan memberi informasi dengan
menyajikan dan mengutarakan perasaan seseorang.
Menurut Hugo Hartig tujuan penulisan dibagi menjadi 7 yaitu;
1) Assignment purpose
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak memepunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
2) Alutruistic purpose
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedudukan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para lebih mudah dan lebih
menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Persuasive purpose
Tulisan ini bertujuan untuk menyenangkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Informational purpose
12
Penulisan yang bertujuan memberi informasi atau ketempilan penerangan
kepada para pembaca.
5) Self-expressive
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan sang penarang
kepada para pembaca.
6) Creative purpose
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri.Tetapi ”keinganan
kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan
mencapai norma artistic, atau seni ideal, dan seni idaman. Tulisan yang bertujuan
mencapai nilai-nilai artistic, dan nilai-nilai kesenian.
7) Problem-solving purpose
Dalam tulisan ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.Penulis
ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-
pikiran dan gagasan-gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para
pembaca. (Tarigan 2008:4).
Fungsi Menulis
Berbicara tentang fungsi menulis tidak lepas dari fungsi bahas karena bahasa
merupakan media untuk keterampilan menulis. Menurut syarif (1975:50) fungsi
bahasa ada dua:
a. Fungsi individual yaitu melahirkan perasaan, pemikiran, atau kemauan kepada
orang lain dalam rangka kepentingan pribadi atau umum.
b. Fungsi masyarakat yaitu untuk berkomunilasi dan mewujudkan sikaf kontrol
sosial; mewujudkan kerjasama antara manusia.
13
Berdasarkan pemkembanganya, secara garis besar fungsi bahasa adalah sebagai
berikut:
1. Untukmenyatakan ekspresi diri
2. Sebagai alat untuk berkomunikasi
3. Sebagai alat untuk mangadakan integrasi dan adaftasi sosial
4. Sebagai alat mengadakan kontrol sosial
Menurut Nurjana dkk fungsi menulis dapat di identifikasikan antara lain
sebagai alat untuk; (1). Menginformasikan sesuatu kepada pembaca, (2). Meyakinkan
pembaca, (3). Mengajak pembaca, (4). Menghibur pembaca, (5). Melarang atau
memerintah pembaca, (6)mendukung pendapat orang lain, (7). Menolak atau
menyanggah pendapat orang lain.
Manfaat Menulis
Graves (dalam Akhadiah dkk., 1998: 1.4) berkaitan dengan manfaat menulis
mengemukakan bahwa:
a. Menulis menyumbang kecerdasan
b. Menulis mengembangkan daya insfirasi dan kreativitas
c. Menulis menumbuhkan keberanian
d. Menulis mendoreong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Pengertian Eksposisi
Istilahlah eksposisi diambil dari bahasa inggris yakni ekspository, secara
etimologi, tulisan ekspositori bersifat informatif dan instruktif. Informatif berarti
memberikan informasi mengenai mengapa sesuatu terjadi, dan instruktif berarti
menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi. Menurut Gorys Keraf (1981:3) ekspoisi atau
pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk
menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas
14
pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Menurut
Akhadiah (1997:119) ekposisi atau pemaparan adalah suatu corak karangan yang
menerangkan atau menginformasikan sesuatu hal yang memperluas pandangan,
wawasan atau pengetahuan pembaca. Menurut Kosasih (2013:69) eksposisi adalah
teks yang memaparkan sesuatu dengan sejelas-jelasnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa eksposisi adalah tulisan yang
digunakan untuk menginformasikan sesuatu yang terjadi, bagaimana melakukan
sesuatu, sehingga pembaca memiliki pemahaman atau pengetahuan tanpa
mempengaruhi pembaca. Tujuan utama paragraf eksposisi adalah memberi informasi
atau keterangan sejelas-jelasnya tentang objek, meskipun pembaca belum mengamati
sendiri tanpa memaksa orang lain untuk menerima gagasan atau informasi, dan
memberitahu mengupas, menguraikan atau menerangkan sesuatu.
Penerapan Model Berfikir-Berpasangan-Berbagi Dalam Pembelajaran Menulis
Teks Eksposisi
Model berpikir-berpasangan-berbagi dapat diterapkan pada pembelajaran
menulis teks eksposis. Model ini dapat menjadikan siswa untuk lebih berinteraksi
untuk bekerjasama dengan lebih banyak karena model ini dapat mengoptimalisasi
partisipasi siswa.
Dalam pembelajaran menulis dibutuhkan konsentrasi untuk membuat sebuah
teks sehingga membutuhkan sebuah teknik yang tepat dan dapat menunjang
keberhasilan pembelajaran menulis ini. Selain itu, siswa dapat belajar menuangkan
gagasan atau pendapatnya melalui alasan yang jelas dari hasil menulis yang didasari
denga kaidah kebahasaan. Dalam hal ini, model berpikir-berpasangan-berbagi tepat
dan dapat diterapkan dalam pembelajaran menulis.
15
Pembelajaran Menulis Teks Eksposisi dalam Kurikulum 2013
Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah kongkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang di pelajarinya di sekolah secara
mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah kelimuan.
Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok
4.2 Menyusun teks
hasil observasi,
tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi,
dan cerita pendek
1. menggunakan bahasa
Indonesia sebagai sarana
komunikasi untuk
mengolah, menalar, dan
menyajikan informasi lisan
maupun tulisan melalui teks
eksposisi
2.memiliki prilaku jujur,
peduli, santun, dan
tanggung jawab dalam
menggunakan bahasa
Indonesia untuk
memaparkan konflik social,
politik, ekonomi, dan
kebijakan public.
3. menganalisis isi dan
bahasa teks eksposisi
4. menulis eksposisi
berdasarkan struktur isi teks
dan bahasa teks eksposisi.
Penyusunan teks
eksposisi sesuai
dengan langkah-
langkah teks
eksposisi
16
Langkah-langkah Model Berpikir-Berpasangan-Berbagi dalam Pembelajaran
Menulis Teks Eksposisi
No Langkah-langkah Kegiatan guru Kegiatan siswa
1. Mengajukan suatu
pertanyaan atau
masalah yang
dikaitkan dengan
pelajaran.
a. Guru
menyampaik
an inti
materi dan
kompetensi
yang ingin
dicapai.
b. Guru
menyuruh
siswa untuk
berpikir
tentang
materi atau
permasalaha
n yang
disampaikan
guru.
a. siswa menyimak inti
materi pembelajaran
yang disampaikan.
b. Siswa memahami
tentang materi atau
permasalahan yang
telah disampaikan guru.
2. Berpasangan dan
mendiskusikan apa
yang telah mereka
peroleh.
a. Guru
meminta
siswa untuk
berpasangan
dengan
teman
a. Siswa memperhatikan
perkataan guru lalu
mencari temannya
untuk berkelompok dan
mnengutarakan hasil
pemikiran masing-
17
sebelahnya
(kelompok 2
orang) dan
mengutaraka
n hasil
pemikiran
masing-
masing.
b. Guru
memimpin
pleno kecil
diskusi, tiap
kelompok
mengemuka
kan hasil
diskusinya.
masing.
b. siswamendengarkan
perkataan guru dan
lalu mengemukakan
hasil diskusinya
didepan kelas.
3. Berpasang-pasangan
untuk berbagi dengan
kseluruhan kelas yang
telah mereka
bicarakan.
a. Berawal dari
kegiatan
tersebut,
guru
mengarahka
n
pembicaraan
pada pokok
permasalaha
n menambah
materi yang
belum
a. Siswa menyimak
setelah kegiatan
tersebut selasai lalu
siswa memahami apa
yang sedang
dibicarakan oleh guru
terebut.
18
diungkapkan
para siswa.
Peran Guru
Peran seorang guru dalam pembelajaran disekolah berkaitan erat dengan
siswa. Keduanya saling berkaitan karena seorang guru adalah sebagai fasilitator, atau
penyampai pengetahuan terhadap peserta didik. Guru harus bisa memberikan
motivasi dan penguatan terhadap peserta didik karena hal tersebut sangat diperlukan
agar dapat mengarahkan kreatifitas siswa. Selain itu, guru harus membantu peserta
didik dalam menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain.
Menurut Asmani (2011:19) peran guru itu sebagai penjabar dan penerjemah
bahan atau materi pembelajaran agar mudah diterima oleh subjek belajar. Sedangkan
dalam kurikulum 2013 peran guru adalah harus mampu memberikan penekanan yang
berbeda dari kurikulum sebelumnya yakni fokus pada karakter atau sikap peserta
didik dan menjadi pendidik yang kuat juga dapat bekerja sama dengan guru lainnya
sehingga mampu melahirkan pembelajaran yang mengundang siswa untuk aktif.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu sosok penting
dalam pembelajarn adalah guru karena guru adalah pendidik professional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik yang bertujuan untuk
pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yangv lebih baik.
Peran Siswa
Peran siswa dalam proses pembelajaran dikelas sangat diperlukan agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai karena, siswa adalah subjek yang terlibat langsung dalam
19
kegiatan belajar mengajar. Siswa di harapkan dapat berperan aktif saat pembelajaran
dikelas. Aktifnya siswa dalam pembelajarn akan memunculkan keinginan untuk
belajar dan mengubah proses berpikir mereka, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari
yang tidak bisa menjadi bisa sehingg dengan adanya proses pembelajaran diharapkan
mampu merubah tingkah laku siswa.
Menurut Prastowo (2011:18) dalam proses pembelajaran dikelas bukan hanya
guru yang aktif sebagai fasilitator tetapi peran siswa juga sangat penting untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan Dimjati dan
mudjiono (1994:56) keaktifan siswa dapat didorong oleh guru, guru berupaya untuk
meningkatkan keaktifan siswa baik aktif mencari, memproses, dan mengelola
perolehan belajarnya. Dalam hal ini partisipasi aktif siswa sangat diperlukan agar
terciptanya proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat tercapainya
tujuan pembelajaran.
Peran materi
Guru dalam menjalankan proses pembelajaran dibutuhkan suatu bahan ajar
atau materi yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran. Bahan
ajar merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran yang berperan penting
dalam membantu siswa mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Materi pembelajaran secara garis besar terdiri
dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Menurut prastowo (2011:17) materi ajar merupakan seperangkat materi atau
subtansi pembelajaran yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
Selain itu Depdiknas menyatakan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat, dan
teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Jadi, dapat disimpulkan bahwa materi berperan sangat
20
penting dalam pembelajaran karena materi merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran atau sasaran belajar dalam upaya mewujudkan kompetensi siswa.
Evaluasi
Kegiatan evaluasi merupakan proses yang sistematis, dalam hal ini evaluasi
dalam pengajaran merupakan suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara
berkesinambungan. Menurut Arikunto (2010: 36) evaluasi adalah kegiatan
pengumpulan data atau informasi, untuk dibandingkan dengan kriteria, yang
kemudian diambil kesimpulan-kesimpulan. Menurut Norman (1996: 5) evaluasi
adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan
sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran yang telah dicapai oleh siswa.
Berdasarkan pengertian ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu
proses yang direncanakan untuk memperoleh informasi atau data yang kemudian
kemudian dibuat suatu keputusan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam
pembelajaran.
Teknik evaluasi yang akan digunakan penulis adalah tes. Tes adalah
instrument pengukuran, seperti tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian,
tes hasil belajar. Menurut Sukmadinata (2011: 321) tes yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks eksposisi dengan
menggunakan teknik berpikir-berpasangan-berbagi berupa tes tertulis.