kajian pustaka-revisi

Upload: selly-handik-pratiwi

Post on 07-Jan-2016

226 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

macam fungsi kajian perekaman contojh aplikasi

TRANSCRIPT

1. Pendahuluan1.1 Latar BelakangSelain memilih rancangan penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan, seorang peneliti juga perlu melakukan kajian pustaka terkait dengan topik penelitiannya.Secara umum yang dimaksud kajian pustaka adalah upaya yang dilakukan oleh peneliti atau calon peneliti untuk memperoleh dan menghimpun segala informasi tertulis yang relevan dengan masalah yang diteliti.Informasi ini diperoleh dari sumber primer, sumber sekunder bahkan sumber tersier, yaitu laporan penelitian, buku-buku, karangan ilmiah, disertasi, tesis, maupun skripsi, ensiklopedi, peraturan-peraturan, buku pedoman, ketetapan-ketetapan, dan sumber-sumber lain yang tertulis dan elektronik.Informasi yang digali dan dihimpun dari sumber-sumber itu berupa teori-teori, konsep-konsep, temuan-temuan, dan lain-lain yang berkaitan dengan tema sentral penelitian yang dilakukan. Dengan menggali teori-teori atau konsep-konsep yang telah dikembangkan dalam bidang dalam bidang ilmu yang diteliti, peneliti akan memperoleh wawasan yang lebih luas untuk dapat menguraikan tema penelitiannya. Kegiatan kajian pustaka juga dimaksudkan untuk menghindari terjadnya duplikasi-duplikasi dengan kegiatan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti terdahulu.Kajian pustaka ini membantu peneliti untuk menentukan topik yang dipilih dalam penelitian layak atau tidak. Kajian pustaka juga akan memberikan pengetahuan luas bagi peneliti dalam membatasi ruang lingkup penelitiannya. Kajian pustaka merupakan bagian dari sebuah penelitian yang berisi teori sebagai pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah.Tanpa teori dalam suatu kajian pustaka bagaikan bangunan tanpa fondasi, akibatnya penelitian tersebut akan mudah tergoyah.Kajian pustaka lazimnya ditulis oleh peneliti sebagai upaya untuk menunjukkan perian atau hubungan antar variabel yang diteliti, sehingga menjadi jelas hubungannya secara teoritis.Kajian pustaka merupakan kerangka pikir dan alternatif strategi pemecahan masalah penelitian yang telah dirumuskan secara operasional.Kajian pustaka memiliki beberapa tujuan utama, yakni menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya (Cooper, 1984; Marshall & Rossman, 2006).

1.2 Masalah atau Topik BahasanMacam, fungsi, kiat penelusuran, pengkajian, dan perekaman kajian pustaka dalam penelitian (kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan) beserta contoh aplikasinya.

1.3 TujuanMengetahui macam, fungsi, kiat penelusuran, pengkajian, dan perekaman kajian pustaka dalam penelitian (kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan) berserta contoh aplikasinya.

1.4 Kajian PustakaA. Macam Kajian PustakaDalam penulisan karya tulis ilmiah ada beberapa macam referensi yang dapat digunakan. Macam referensi yang dimaksud meliputi: buku, buku kumpulan artikel, artikel dalam buku, artikel jurnal atau majalah, artikel koran, dokumen resmi pemerintah, hasil penelitian, makalah, karya terjemahan, dan karya tulis dalam internet. Dari sekian banyak referensi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga macam (Rifai, 1995).Pertama, referensi yang terdiri atas bahan yang tercetak dan diterbitkan serta disimpan di perpustakaan serta diacu dalam tulisan karya ilmiah.Referensi golongan ini disebut dengan referensi pustaka.Kedua, referensi yang terdiri atas bahan yang diterbitkan atau tidak diterbitkan, namun diacu dalam tulisan karya ilmiah.Referensi golongan ini disebut sebagai referensi rujukan.Ketiga, referensi yang terdiri atas semua bahan baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan, yang diacu atau tidak diacu dalam tulisan karya ilmiah.Referensi golongan yang terakhir ini disebut bibliografi.Referensi golongan ketiga ini biasanya digunakan dalam penulisan buku teks, buku pegangan, atau buku ajar.Menurut ibnu, Mukhadis, dan Dasna (2003) bahwa kelompok bahan referensi (printed atau nonprinted), bila dilihat dari sumber asalnya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok. Ketiga kelompok sumber bahan referensi tersebut meliputi: (1) bahan referensi sumber primer (primary source); (2) bahan referensi sumber sekunder (secondary source); dan (3) bahan referensi sumber tersier (tertiary source). Kelompok bahan referensi yang berasal dari sumber primer, yaitu berupa hasil karya (karangan) asli yang ditulis oleh seseorang yang mengalami, mengamati, atau mengerjakan sendiri secara langsung.Kelompok bahan referensi yang bersal dari sumber sekunder, yaitu berupa hasil karya yang dijadikan sarana pendukung ide atau gagasan penulis yang berasal dari bukan berasal dari kelompok sumber primer.Kelompok sumber referensi tersier yaitu berupa hasil karya yang dijadikan sarana pendukung ide atau gagasan penulis yang berasal bukan dari sumber primer atau sumber sekunder.Disarankan bagi para penulis suatu karya ilmiah, sebaiknya sumber referensi yang digunakan sebagai dasar acuan atau mendukung ide atau gagasannya adalah kelompok sumber referensi primer, bukan kelompok sumber referensi sekunder, atau kelompok sumber referensi tersier.Apabila, dengan kondisi yang sangat terpaksa dan tidak mungkin mendapatkan sumber referensi kelompok primer, maka dapat digolongkan dihadapkan pada kondisi dhorurot, maka diperbolehkan menggunakan sumber referensi sekunder sebagai penguat atau pendukung ide atau gagasan dalam menulis suatu karya ilmiah. Disamping itu, penulis dalam memilih sumber referensi yang digunakan sebagai penguatan ide atau gagasan juga perlu memperhatikan tuntutan akan aspek relevansi, kemutakhiran, dan memadai (adequasi).Bahan sumber referensi yang ada di perpustakaan (perguruan tinggi atau lembaga lain) pada umumnya dipilah ke dalam beberepa bentuk berikut: Ensiklopedia, yang merupakan sumber referensi yang komprehensif atau luas. Selain ensiklopedia umum (general encyclopedia), terdapat juga ensiklopedia-ensiklopedia yang lebih khusus dalam berbagai bidang ilmu (subject encyclopedia). Misalnya, ensiklopedia pendidikan, ensiklopedia biologi, ensiklopedia teknologi. Kamus, yang memuat kata-kata dengan artinya yang disusun secara alfabetik. Selain kamus umum juga banyak terdapat kamus-kamus dalam berbagai bidang ilmu sesuai dengan subjek bidang keilmuan tertentu. Buku-buku teks dan buku-buku referensi, yang berisi pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu yang dipaparkan secara lebih komprehensif. Sebagai buku teks atau buku referensi dalam perkembangan dewasa ini lazimnya disusun berbasis penelitian. Direktori atau buku pegangan, yang memuat alamat dan data lain serta pedoman untuk mengerjakan sesuatu. Atau memuat alamat kelompok pakar, kelompok lembaga, kelompok bidang vokasi tertentu. Biografi, yang memuat alamat data perorangan antara lain, nama, tempat dan tanggal lahir, pendidikan, dan lain-lain terkait informasi pribadi dari suatu tokoh dalam bidang keilmuan tertentu. Indeks, yang memuat daftar judul karya tulis atau daftar judul subjek yang disusun secara alfabetik. Untuk itu di dalam satu volume, jilid, atau tahun lazimnya diberikan daftar indeks, baik indeks subjek maupun indeks pengarang. Abstrak, yang memuat ringkasan karangan, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya. Ringkasan dalam hal ini menyajikan isi-isi esensial dari suatu karangan atau tesis, disertasi, atau laporan penelitian keseluruhan. Untuk itu, tampilan abstrak berbeda dengan tampilan ringkasan. Laporan penelitiani, yang secara lengkap memuat anatomi da nisi laporan yang mungkin relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Laporan penelitian yang dapat dijadikan referensi sebaiknya memperhatikan aspek kemutakhiran, terutama untuk bidang keilmuan yang relatif peka dengan temuan baru Majalah, jurnal, dan surat kabar, yang memuat artikel-artikel yang mungkin relevan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Skripsi, tesis, disertasi yang biasanya melaporkan hasil dan proses suatu penelitian yang telah teruji, baik oleh pembimbing maupun penguji.

B. Fungsi Kajian PustakaMenurut Castetter dan Heisler (1984:38-43) menerangkan bahwa kajian referensi dalam upaya mealkukan penulisan karya ilmiah secara rinci fungsinya dipilah-pilah menjadi beberapa kepentingan sesuai tahapan penulisan yang dilakukan. Kepentingan yang dimaksud meliputi:1. Mengkaji dan menjelajah peta permasalahanAktivitas menurut peta permasalahan, secara esensi mengkaji dan mendalami dinamika perkembangan permasalahan, perkembangan objek kajian, dan berbagai kiat epistemologis atau aksiologis atau objek yang akan dijadikan kajian. Pengkajian terhadap perkembangan permasalahan secara kronologis dimulai sejak permasalahan tersebut muncul (masa lalu) sampai pada keadaan saat ini. Dengan pemerian kronologis kedua pola dinamika tersebut akan memberi gambaran yang lebih jelas tentang perkembangan esensi permasalahan yang dijadikan objek kajian. Baik yang berupa tinjauan atau pemerian dari periode waktu ke periode waktu, penyebab maupun dampak yang ditimbulkan, sesuai dengan irama dielektika perkembangan fenomena yang dijadikan fokus kajian.

2. Membantu pemilihan topik dan prosedur penulisanDalam merancang prosedur pemilihan topik, telaah kajian atau dalam konteks penelitian lazim disebut rancangan penelitian (research design), melalui kegiatan kajian referensi banyak manfaatnya. Keuntungan utama, dalam hal ini, yaitu banyak diperoleh pengalaman yang dapat dijadikan slot atau skemata dalam berpikir mencari alternatif upaya mengkaji prosedur-prosedur atau pendekatan yang pernah dipakai penlis (peneliti-peneliti)terdahulu dalam memecahkan masalah yang relatif sama cakupan ontologisnya. Dengan mengetahui kelemahan dan kelebihan prosedur-prosedur tersebut, kemudian dapat dipilih, diadakan penyesuaian, dan dirancang suatu prosedur yang paling cocok berdasarkan skala prioritas untuk diaplikasikan dalam pemecahan masalah atau objek kajian yang dihadapi.

3. Mendalami landasan teoretis topik kajianSalah satu karakteristik penting dalam penulisan karya ilmiah, yaitu kegiatan yang dilakukan seharusnya berada pada konteks cakupan bidang garapan ilmu pengetahuan atau teknologi yang ada. Pengkajian pustaka, dalam hal ini akan berguna utamanya dalam melakukan pendalaman konteks cakupan bidang garapan keilmuan yang seutuhnya (unified explanation) yang berkaitan dengan objek yang dikaji. Penjelasan atas topik kajian secara teoretis yang memadai menjadi penting, bila dikaitkan dengan dua persyaratan dalam upaya mencari kebenaran secara keilmuan (ilmiah) yang disampaikan Soewardi, (2000), yaitu terpenuhinya unsur the logic of inquiry, dan the emipirical testing.The logic of inquiry sebagai representasi berpkir teoretis atau berlogika yang lurus menjadi bagian dari persyaratan dalam upaya mencari kebenaran keilmuan yang dalam berbagai literatur sering disebut dengan logically certain yang harus dipenuhi.Di sampng itu, pengkajian sumber pustaka ini, dapat membuat peta jalan khazanah topik kajian menjadi lebih jelas dan akuntabel.

4. Mengkaji kelebihan dan kekurangan topik terdahuluKegunaan kajian pustaka yang dikenal secara umum adalah untuk membuktikan bahwa topik kajian yang diangkat belum pernah dilakukan oleh penulis sebelumnya.Pembuktian keaslian topk kajian ini bersumber pada pengkajian terhadap topik-topik terdahulu yang pernah dilakukan.Bukti yang dicari dapat berupa kenyataan bahwa topik yang dikaji memang memenuhi persyaratan dari aspek kebaruan (novalty) yang belum pernah dilakukan pembahasan terhadap permasalahan yang dikaji.

5. Menghindari duplikasi topik kajianMelakukan penelusuran dan penelaahan sumber referensi terhadap hasil karya penulis lain (utamanya yang sebidang) menjadi sangat penting. Utamanya dalam menjelajah dan menentukan suatu topik yang akan dijadika objek kajian. Dengan mengetahui sumber-sumber informasi dari berbagai sumber referensi, dimungkinkan dapat memperkecil terjadinya duplikasi atas topik kajian yang dipilih.Muara akhir dari tidak terjadinya duplikat ini, dapat mempercepat dinamika laju spriral kemajuan dialektika keilmuan dalam bidang kajian yang didalami.

6. Memfasilitasi perumusan isi topik kajianPenelaahan sumber referensi yang secara luas dan mendalam, komprehensif, dan bersistem, pada akhirnya dapat membantu pembentukan kerangka pikir (frame of references) penulis sebagai skemata dalam mendeskripsikan permasalahan dan mencari alternatif pemecahan masalah.Dengan skemata yang cukup ini, diharapkan penulis dapat memberikan batasan secara operasional atas topik kajian, dan mampu menjabarkan ke dalam dimensi dan indicator yang secara keseluruhan dapat dijadikan sebagai representasi perumusan isi topik kajian.Beberapa fungsi referensi dalam kaitannya dengan penulisan karya ilmiahdapat dijelaskan sebagai berikut.Pertama, membantu dalam memfasilitasi pencarian topik kajian.Fungsi ini utamanya, bagi pera penulis yang sedang menjelajah dan/ atau mencari suatu topik kajian yang cocok dengan minat dan bidang garapan yang ditekuninya.Di samping itu, kajian referensi juga dapat memperluas wawasan penulis dan mempertajam terhadap pengembangan suatu topik yang akan dan sedang ditetapkan sebagai objek kajian.Kedua, membantu penulis dalam upaya menemukan topik dan menulis suatu topik yang bermakna bagi perkembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks). Dengan referensi ini seorang penulis akan dapat segera mengetahui perkembangan bidang ilmu yang akan ditulis (dikaji) dan mengetahui pada bagian-bagian mana yang belum ditulis oleh orang lain serta tingkat pemanfaatan dan kendala yang timbul dari bidang yang akan dijadikan objek kajian. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil-hasil kajian sebelumnya dab saran-saran pengkajian lanjutan oleh penemu atau penulis sebelumnya dalam bidang yang dijadikan objek kajian.Ketiga, membantu menimbulkan minat terhadap suatu masalah yang perlu dikaji baik oleh orang lain maupun oleh penulis itu sendiri. Hal ini erat kaitannya dengan dinamika laju perkembangan ipteks yang dijadikan sebagai objek kajian. Di samping itu, erat kaitannya dengan upaya mempertajam cara berpikir penulis dalam melakukan identifikasi, pengujian, dan penetapan masalah yang menjadi prioritas untuk segera dipecahkan, baik melalui kajian teoretis maupun empiris.Keempat, membantu penulis dalam upaya memadukan berbagai temuan yang ada.Hasil perpaduan ini dapat berupa topik tentang strategi baru, baik dalam pengembangan maupun pemanfaatan ipteks berdasarkan temuan sebelumnya dalam bidang kajian yang ditekuni. Hal ini dapat terjadi mengingat perkembangan ipteks merupakan suatu resultante dari berbagai temuan dan yang mengarah pada atau mengikuti ritme fenomena dilektika ipteks sesuai dengan gerak langkah dari spiral perkembangan keilmuan yang dijadikan bidang garapan (Mukhadis, 1997)Kelima, membantu memperkuat ide atau gagasan yang disampaikan oleh penulis.Dengan melakukan pengacuan (perujukan) atas suatu referensi yang relevan, mutakhir, dan memadai penulis dapat meyakini bahwa ide atau gagasan yang disampaikan telah berdasarkan pada kebenaran metodologis, kebenaran substantive yang telah diakui oleh kelompok ilmuan dalam bidang ilmu yang bersangkutan.Hal ini juga dapat membantu meyakinkan kepada pembaca bahwa temuan yang disampaikan tidak keluar dari khazanah keilmuan kebenaran yang telah teruji.

C. Kiat Penelusuran Kajian PustakaPada dasarnya, penelusuran kajian referensi dapat dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan pencarian, dan tahapan identifikasi sumper pustaka. Kedua tahapan kajian referensi dapat diuraikan sebagai beriku:1. Tahapan penetapan strategi penelusuranPada tahapan penetapan strategi penelusuran sumber referensi dilakukan dua hal.Pertama, dilakukan pendefinisian topik yang dijadikan objek kajian. Sebelum memulai kajian pustaka didefinisikan terlebih dahulu topik yang akan dijadikan objek kajian. Definisi topik kajian sebagai representasi upaya membuat lebih operasional (mengelaborasi) tentang fokus dan topik kajian, sehingga jelas batasan fenomena, dimensi, dan indikatornya.Bertolak dari batasan ini, dapat diidentifikasi bentuk kata kunci, jumlah kata kunci yang diperlukan sesuai lingkup topik kajian, dan kemutakhiran kajian referensi yang digunakan.Kedua, pengumpulan daftar kata kunci.Sebelum memulai penelusuran informasi dari sumber referensi, perlu dikembangkan strategi pencarian (searching) yang efektif untuk menemukan informasi yang relevan dengan topik kajian.Seringkali pertanyaan utama terhadap topik kajian perlu dijabarkan ke dalam beberapa kata kunci atau frasa.Selain itu, kata kunci perlu dilengkapi dengan kode dan seri nomor referensi.Kumpulan kata kunci, kode dan seri nomor sumber referensi ini yang nantinya digunakan sebagai alat fasilitasi penelusuran, dan evaluasi hasil penelusuran. Dengan evaluasi hasil penelusuran ini, dapat diinterpretasikan sebagai bentuk jawaban atas pertanyaan, apakah perlu dilakukan perluasan, penyempitan, atau perubahan cakupan penelusuran sumber referensi?.

2. Tahapan mengunjungi sumber referensiLokasi atau sumber referensi dapat berupa perpustakaan, baik di universitas mupun di luar universitas. Atau bahkan di pusat-pusat dokumentasi pemerinta atau lembaga, atau tempat lain yang relevan. Di lokasi sumber referens yang dipilih dan ditetapkan, dengan berbekal kata-kata kunci, dan nomor atau kode sumber referensi.Apabila, penelusuran dilakukan melalui system elektronik, maka searching sumber referensi dapat dengan memasukkan kata-kata kunci yang sudah disiapkan.Namun, apabila penelusuran dilakukan secara manual, kode dan nomor sumber referensi dapat digunakan melalui katalog yang tersedia dalam penelusuran sumber referensi yang diperlukan.3. Tahapan identifikasi sumber referensiIdentifikasi sumber referensi berdasarkan kata kunci, kode, dan nomor sumber referensi, serta katalog dimaksudkan untuk mencari dan menemukan serta mengidentifikasi sumber referensi yang ada dalam bentuk format tertentu.Sumber referensi dalam suatu perpustakaan atau pusat dokumentasi yang lazimnya disusun berdasarkan peringkat nilai substansi yang terkait dengan posisi sumber referensi (primer, sekunder, atau tersier). Pengurutan berdasarkan kriteria tersebut antara lain: jurnal ilmiah; makalah atau prosiding konferensi atau seminar; tesis dan disertasi (tidak dipublikasikan); working paper; bahan referensi; ensiklopedia, buku teks, kamus publikasi pemerintah.

4. Tahapan menelaah, dan merekam sumber referensiKegiatan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara manual maupun elektronik. Menelaah sumber referensi, yaitu kegiatan memahami dan menangkap makna isi pesan substansi isi referensi secara bermakna, dan merekam sumber referensi, yaitu membuat catatan dengan cara tertentu (manual atau elektronik) terhadap isi esensial dari hasil telaah sumber referensi secara jelas. Kedua kegiatan ini, terutama perlu memperhatikan atas pemenuhan persyaratan yang terkait dengan relevansi, up to date, dan adekuasi atau memadai.

5. Tahapan kompilasi hasil kajian sumber referensiRepresentasi dari tahap kelima ini, dapat berupa kompilasi kutipan langsung atau tidak langsung sesuai dengan model system penulisan yang dipilih.Penyusunan hasil kajian sumber referensi pada bentuk kutipan (langsung atau tidak langsung) perlu memperhatikan kaidah penulisan perujukan yang sesuai selingkung latar lembaga yang mengayomi. Penlisan perujukan sumber referensi, selain dimaksudkan untuk memperkuat ide atau gagasan penulis, juga dimaksudkan untuk memberikan penghargaan terhadap penulisyang ide atau gagasannya kita pinjam (rujuk), dan optimalisasi dalam fasilitas pembaca yang mencari, memperluas atau memperdalam terkait dengan isi sumber referensi yang dirujuk.

D. Pengkajian Kajian PustakaPada umumnya urutan langkah yang dilakukan dalam melakukan kajian teoritis melalui sumber bacaan adalah sebagai berikut: Mengkaji teori-teori ilmiah yang berhubungan dengan konsep-konsep yang dipermasalahkan dan akan dipakai dalam analisis (a) membahas hasil-hasil kajian ilmiah lain yang berhubungan dengan apa yang dipermasalahkan (b) merangkum hasil-hasil kajian teori, yang dapat berupa kesimpulan yang berisi jawaban sementara (hipotesis) terhadap rumusan masalah, atau rangkuman argumentasi teoritik yang akan digunakan hasil kajian, (c) mengkaji rumusan masalah penelitian, mengidentifikasi istilah kunci dan topik yang terkait dengan rumusan masalah, (d) teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian bukan hanya yang tercantum dalam rumusan masalah, melainkan pula yang menggambarkan hubungan sebab akibat dengan variabel yang diteliti.

E. Perekaman Kajian PustakaLangkah-langkah untuk melakukan perekaman kajian pustaka, sebagi berikut: (a) memulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi diperhatikan dari yang paling relevan, relevan dan cukup relevan. Cara lain dapat juga misalnya, dengan melihat tahun penelitian di awali dari yang paling mutakhir dan berangsur-angsur mundur ketahuan yang lebih lama, selanjutnya (b) Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan penilaian apakah permasalahan yang di bahas sesuai dengan yang akan dipecahkan dalam penelitian, (c) Mencatat bagian-bagian penting dan relevan dengan permasalahan penelitian untuk menjaga agar tidak terjebak dalam unsure plagiat, para peneliti hendaknya juga mencatat sumber-sumber informasi dan mecantumkannya dalam daftar pustaka, jika memang informasi berasal dari ide / hasil penelitian orang lain, (d)membuat catatan kutipan atau salinan informasi sehingga peneliti dengan mudah dapat mencari kembali bila sewaktu-waktu diperlukan, sangat di anjurkan dalam hal ini bagi para peneliti agar membuat kutipan dalam sistem kartu berukuran 7,5 x 10 cm atau yang sudah di sediakan dalam toko-toko buku dan alat tulis umumnya. Kedua muka kartu secara bolak-balik dapat digunakan. Muka pertama untuk substansi kutipan, sedangkan muka sebaliknya sebagai catatan sumber kutipan, (e) Atur kartu-kartu tersebut menurut abjad atau katalog yang telah dibuat sesuai dengan interes peneliti, agar mudah dalam mencari bila sewaktu-waktu diperlukan, (f) Tulis juga pada muka kartu sebaliknya, dari mana sumber tersebut di ambil secara lengkap dan teliti, (g) Agar mudah mencari dan mengatur kartu-kartu yang di buat, peneliti hendaknya membuat satu substansi kutipan untuk setiap kartu, (h) Yakinkan bahwa isi acuan tersebut di kutip secara langsung, di ringkas atau di uraikan dengan menggunakan bahasa sendiri. Hal yang demikian perlu dilakukan agar peneliti terhindar dari plagiator (penjiplak).F. Contoh Aplikasi Kajian Pustaka Dalam PenelitianSisteminformasi penjualan pembelian akan lebih efektif dan efisien dengan komputerisasi yang tepat. Sistem informasi penjualan dan pembelian mampu memberikan kecepatan pelayanan,pengolahan datayang akurat, sehinggadatabisa langsung digunakan dan dilaporkan kepada atasan.Sistem informasi pengolahan data penjualan dan pembelian ini sebelumya sudah banyak di buat, tetapi tempat dan program aplikasinya yang di gunakan berbeda-beda. Adapun sistem informasi yang berkaitan dengan penjualan dan pembelian yang pernah di buat adalah sebagai berikut :Sulistyowati (2009) Judul penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan tunai pada toko besi Cipta Putra sukoharjo. Dalam penelitian ini sistem aplikasi yang digunakan adalah microsoft visual Foxpro 8.0 dengen menerapkan sistem management database relationship (RDBMS).Dalam penelitian ini sistem yang dibuat mampu dalam menginputkan data atau menampilkan laporan penjualan, laporan pembelian, laporan buku besar, jurnal, neraca percobaan dan laporan keuangan.Susanti (2010) Judul penelitian ini adalah sistem informasi penjualan dan pembelian tunai pada toko besi Berkah gombong. Dalam penelitian ini sistem aplikasi yang digunakan adalah visual Basic 6.0. Dalam penelitian ini sistem yang dibuat mampu dalam menginputkan data atau menampilkan laporan penjualan, laporan pembelian, laporan jurnal umum, buku besar, laporan keuangan.Wicaksono (2011) Judul penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi pembelian dan penjualan pada minimarket yomart di ngawi. Dalam penelitian ini sistem aplikasi yang digunakan adalah sistem informasidengan menggunakan bahasa pemrograman microsoft visual Foxpro 9.0. Dalam penelitian ini sistem yang dibuat mampu dalam menginputkan data atau menampilkan laporan penjualan, laporan pembelian, laporan jurnal umum dan laporan keuangan.Hasanah (2011) Judul penelitian ini adalah sistem informasi penjualan dan pembelian tunai pada toko salam. Dalam penelitian ini sistem aplikasi yang digunakan adalah microsoft visual Basic 6.0. Dalam penelitian ini sistem yang dibuat mampu dalam menginputkan data atau menampilkan laporan penjualan, laporan pembelian, laporan jurnal umum, buku besar dan laporan keuangan.Arini (2011) Judul penelitian ini adalah sistem informasi akuntansi penjualan dan pembelian pada toko sumber usaha. Dalam penelitian ini sistem aplikasi yang digunakan adalah microsoft visual Foxpro 8.0. Dalam penelitian ini sistem yang dibuat mampu dalam menginputkan data atau menampilkan laporan penjualan, laporan pembelian, laporan jurnal, buku besar, laporan keuangan dan laporan fifo.Dalam tinjauan pustaka yang telah di lakukan banyaknya penelitian-penelitian mahasiswa komputerisasi akuntansi yang masih menggunakan sistem aplikasi microsoft visual Basic atau pun Fokpro. Oleh karena itu sistem informasi yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah menggunakan bahasa pemrograman borlan delphi 7 dengan databasenya MySQL.

G. Kajian Pustaka Laporan Hasil Penelitian Kuantitatif

Pada penelitian kuantitatif dalam kajian pustakanya, peneliti menggunakan teori secara deduktif.Tujuannya untuk menguji atau menverifikasi suatu teori dari pada mengembangkannya maka peneliti kuantitatif seyogyanya mengajukan teori, mengumpulkan data untuk menguji teori tersebut, dan menyatakan konfirmasi atau diskonfirmasi atas teori tersebut berdasarkan hasil yang diperoleh.Kajian pustaka digunakan peneliti untuk menunjukkan perian atau hubungan antar variabel yang dijadikan objek kajian, sehingga menjadi jelas hubungannya secara teoritis.Perian atau hubungan variabel secara teoritis ini digunakan sebagai kerangka pikir dan arah pemilihan alternatif strategi pemecahan masalah yang telah dirumuskan secara operasional. Kajian pustaka diharapkan menjadikan: (a) kerangka pikir peneliti atas variabel yang dijadikan objek kajian menjadi jelas konteksnya dalam khazanah disiplin bidang keilmuan tertentu; (b) pemilihan dan penetapan alternatif strategi yang diambil dalam pemecahan masalah yang diperanggungjawabkan; (c) kejelasan akan arah dan prosedur pemecahan masalah yang akan dilakukan; dan (d) dasar untuk membuat justfikasi bagi konsultan, reviewer, atau pembimbing atas wawasan dan kerangka pikir peneliti atas penelitian yang dilakukan.

Peneliti menguji atau menverifikasi suatu teori

Peneliti menguji hipotesis-hipotesis atau rumusan masalah dari teori tersebut

Peneliti mendefinisikan dan mengoperasionalisasikan variabel-variabelyang terbentuk dari teori tersebut

Peneliti mengukur atau mengobservasi variabel-variabel dengan bantuan instrumen untuk memperoleh skor-skor

Gambar 1. Pendekatan Deduktif dalam Penelitian Kuantitatif

Sesuai dengan fungsi dan peranannya, maka uraian kajian pustaka mengacu pada variabel-variabel yang dijadikan objek kajian.Oleh karena itu, uraian kajian pustaka diupayakan tidak melebar terlalu jauh dari variabel yang dijadikan objek kajian.Variabel-variabel yang dijadikan objek kajian lazimnya tergambar pada judul penelitian, atau pada batasan operasional variabel.Uraian kajian pustaka yang baik, yaitu kajian pustaka yang mampu menunjukkan pemerian atau keterkaitan antara variabel yang dijadikan objek kajian.Wujud pemerian dan/ atau keterkaitan variabel ini dapat digunakan sebagai acuan kerangka pikir atau dalam membangun hipotesis penelitian.Kajian pustaka berperan sebagai acuan kerangka piker, apabila penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap dan memerikan, memetakan atau mencandra suatu variabel yang dijadikan objek kajian.Sedangkan kajian pustaka dijadikan acuan dalam membangun hipotesis, apabila penelitian yang dilakukan bertujuan memverifikasi penjelasan, peramalan, atau pengontrolan atas keterkaitan antar variabel yang dijadikan objek penelitian.Macam kajian pustaka penelitian kuantitatifa. Judul penelitian yang lebih bertujuan untuk memerikan suatu fenomena atau variabel yang dijadikan objek kajianContoh Judul: Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Pada Sekolah Satu Atap di Kabupaten Malang. Isi uraian kajian pustaka dalam judul ini dapat mengacu pada variabel utama yang dijadikan objek kajian.Variabel yang ada pada judul tersebut dapat diidentifikasi yaitu pembelajaran muatan lokal pada sekolah satu atap, dan di Kabupaten Malang sebagai keterangan tempat atau lokasi penelitan. Uraian kajian pustaka atas judul penelitian tersebut dapat diperikan, yakni: 1. Konteks dan karakteristik kurikulum muatan lokal di sekolah satu atap; a. Konteks kurikulum muatan lokalb. Karakteristik kurikulum muatan lokal2. Fokus dan orientasi kurikulum muatan lokal di sekolah satu atap;a. Fokus kurikulum muatan lokalb. Orientasi kurikulum muatan lokal3. Pelaksanaan pembelajaran kurikulum muatan lokal di sekolah satu atap. a. Perencanaan pembelajaran muatan lokalb. Pelaksanaan pembelajaran muatan lokalc. Evaluasi pembelajaran muatan lokalb. Judul penelitian yang lebih berorientasi pada hubungan antar variabel yang dijadikan objek kajianHubungan antar variabel dalam judul penelitian dapat dipilah menjadi tiga, yakni hubungan antar variabel yang bersifat (1) menjelaskan, (2) meramalkan, dan (3) mengontrol.1. Hubungan variabel yang bersifat menjelaskanHubungan variabel yang bersifat menjelaskan ditandai dengan tidak adanya manipulasi variabel yang dilakukan oleh peneliti.Penelitian dalam hal ini lebih berusaha memberikan penjelasan antara hubungan variabel, baik yang berperan sebagai variabel bebas (variant), maupun variabel kriteriat (tergantung).Variabel bebas yang diperankan sebagai variabel penyebab atas variabel tergantung yang sudah terjadi. Contoh judul hubungan variabel yang lebih bersifat menjelaskan, yakni Hubungan Antara Komitmen Guru dan Hasil Belajar muatan Lokal Siswa Sekolah Satu Atap di Kabupaten Malang . Representasi kerangka kajian pustaka berdasarkan variabel yang dijadikan objek kajian, yakni: (a) konteks dan orientasi kurikulum muatan lokal di sekolah satu atap; (b) komiten guru dalam pembelajaran kurikulummuatan lokal di sekolah satu atap; (c) hasil belajar kurikulum muatan lokal di sekolah satu atap; (d) hubungan antara komitmen guru dan hasil belajar siswa kurikulum muatan lokal di sekolah satu atap; (e) rangkuman hasil kajian pustaka.

2. Hubungan variabel yang bersifat meramalkanHubungan variabel yang bersifat meramalkan ditandai sebagaimana pada hubungan variabel yang sekadar menjelaskan fenomena, yaitu tidak adanya manipulasi yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian dalam hal ini lebih berusaha mengidentifikasi dan meramalkan hubungan antara variabel, baik yang berperan sebagai variabel bebas (variant), maupun variabel kriteria (tergantung) sebagai suatu fenomena yang telah dan akan berlangsung. Hubungan antar variabel yang bersifat meramalkan suatu fenomena ini biasanya dilakukan setelah dapat menjelaskan hubungan antar variabel yang terjadi sebagai dasar acuan atau kerangka pikir untuk memformulasikan suatu ramalan (forecasting). Artinya, berdasarkan hasil penjelasan hubungan antar variabel tersebut, dapat digunakan sebagai referensi untuk meramalkan fenomena yang akan terjadi dari hubungan antar variabel yang diperankan sebaga penyebab (variabel variant, variabel bebas) dan variabel yang diperankan sebagai akibat (variabel tergantung, variabel kriteria). Pembedanya, keberadaan variabel bebas yang diperankan sebagai variabel penyebab atas variabel tergantung sudah terjadi atau yang belum terjadi dan digunakan untuk meramalkan keberadaan variabel tergantung yang sudah terjadi atau variabel yang akan terjadi.Contoh hubungan variabel yang lebih bersifat meramalkan dalam suatu penelitian dapat dikemas dalam judul: Perbedaan hasil Belajar Ditinjau dari Komitmen Guru dalam Mengelola Pembelajaran Kurikulum Muatan Lokal Siswa Sekolah Satu Atap di Kabupaten Malang. Representasi kerangka kajian pustaka berdasarkan variabel yang dijadikan objek kajian adalah sebagai berikut: (a) konteks dan orientasi kurikulum muatan lokal sekolah satu atap; (b) komitmen guru dalam mengelola pembelajaran di sekolah satu atap; (c) hasil belajar kurikulum muatan lokal siswa sekolah satu atap; (d) hasil belajar ditinjau dari komitmen guru dalam mengelola pembelajaran di sekolah satu atap; (e) rangkuman hasil kajian pustaka.3. Hubungan variabel yang bersifat mengontrol fenomenaHubungan antar variabel yang bersifat mengontrol fenomena ditandai dengan adanya upaya yang tidak sekedar menjelaskan atau meramalkan suatu fenomena, tetapi dilakukan melalui manipulasi variabel yang dilakukan oleh peneliti. Penelitian dalam hal ini lebih berusaha untuk melakukan upaya mengontrol hubungan antara variabel, baik yang berperan sebagai variabel bebas (independent variable), maupun yang berperan sebagai variabel tergantung (dependent variable) sebagai suatu fenomena yang akan terjadi. Hubungan antar variabel yang lebih bersifat mengontrol suatu fenomena ini biasanya dilakukan setelah melamarkan hubungan antar varibel yang terjadi sebagai dasar acuan atau kerangka berpikir untuk melakukan manipulasi atau mengontrol variabel. Artinya, berdasarkan hasil penjelasan dan atau peramalan hubungan antar variabel tersebut, dapat digunakan sebagai referensi untuk mengontrol fenomena yang akan terjadi dari hubungan antara variabel yang akan dijadikan objek kajian. Pembedanya, keberadaan variabel bebas yang diperkarakan sebagai variabel penyebab atas variabel tergantung dalam hal ini dimanipulasi, dirancang sedemikian rupa dan diperlakukan sebagai suatu perlakuan baru (treatment baru).Contoh hubungan variabel yang lebih bersifat mengontrol yang dikemas dalam judul penelitian: Pengaruhpenataan Isi Tipe Prosedural Model Elaborasi, dan lokus Kendali Terhadap Hasil Belajar di SMK. Representasi kerangka kajian pustaka berdasarkan variabel yang dijadikan objek kajian adalah sebagai berikut: (a) karakteristik dan hasil belajar isi tipe prosedural; (b) model elaborasi dalam penataan isi prosedural; (c) lokus kendali siswa; (d) pengaruh model penataan isi dan lokus kendala terhadap hasil belajar; (e) rangkuman hasil pembahasan kepustakaan.Anatomi Laporan Penelitian KuantitatifABSTRAKUCAPAN TERIMA KASIHDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRANBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKAA. Perian/ karakteristik variabel AB. Perian/ karakteristik variabel BC. Perian/ karakteristik variabel CD. Hubungan/ pengaruh variabel A dengan BE. Hubungan/ pengaruh variabel A dengan CF. Hubungan/ pengaruh variabel B dengan CBAB III METODE PENELITIANBAB IV HASIL PENELITIANBAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIANBAB VI PENUTUPDAFTAR RUJUKANLAMPIRAN

H. Kajian Pustaka Laporan Hasil Penelitian KualitatifPeran landasan teoriyang didapat dari kajian pustaka pada penelitian kuantitatif berbeda dengan penelitian kualitatif.Pada penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.Sedangkan pada penelitian kualitatif, peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori substantif.Esensi dari kajian pustaka sebagai upaya untuk menunjukkan perian atau hubungan antar variabel yang diteliti, sehingga menjadi jelas hubungannya secara teoritis. Kajian pustaka laporan penelitian kualitatif lebih bersifat sebagai landasan teori atau kerangka pikir yang dimanfaatkan sebagai pemandu peneliti agar fokus penelitian sesuai dengan kenyataan di lapangan, membuat jelas akan arah dan prosedur penelitian yang akan dilakukan, dan dapat dijadikan dasar untuk membuat justifikasi bagi konsultan, reviewer, atau pembimbing atas wawasan dan kerangka pikir peneliti atas penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu, kajian pustaka dilakukan dengan sub-sub pokok bahasan yang mengacu pada fokus yang diteliti. Di samping itu, kajian pustaka juga berfungsi sebagai bahan penjelas yang akan mengantar dihasilkannya suatu proposisi teori sebagai tujuan akhir penelitian dengan pendekatan kualitatif.Kajian pustaka dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan literatur secara konsisten berdasarkan asumsi-asumsi yang berasal dari para partisipan, tidak memberi ruang bagi pandangan pribadi peneliti.Kajian pustaka dalam penelitian in pada umumnya dilakukan dengan pertimbangan bahwa penelitian tersebut haruslah eksploratif.Artinya, peneliti tidak boleh terlalu banyak menulis tentang topik atau populasi yang diteliti. Sebaliknya, peneliti harus mendengarkan opini partisipan dan membangun pemahaman berdasarkan apa yang di dengar. Peneliti menggunakan teori dalam kajian pustaka untuk tujuan yang berbeda-beda.Pertama, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai penjelas atas perilaku dan sikap-sikap tertentu.Teori ini bisa menjadi sempurna dengan adanya variabel-variabel, konstruk-konstruk, dan hipotesis-hipotesis penelitian.Kedua, peneliti kualitatif sering kali menggunakan prespektif teoretis sebagai panduan umum untuk meneliti gender, kelas, dan ras (atau isu lain mengenai kelompok-kelompok marginal). Prespektif ini biasanya digunakan dalam penelitian advokasi/ partisipatoris kualitatif dan dapat membantu peneliti untuk merancang rumusan masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, serta membentuk call for action and change (panggilan untuk melakukan aksi dan perubahan).Ketiga, dalam penelitian kualitatif, teori sering kali digunakan sebagai poin akhir penelitian. Dengan menjadikan teori sebagai poin akhir penelitian, berarti peneliti menerapkan proses penelitiannya secara induktif yang berlangsung mulai dari data, kemudian ke tema-tema umum dan menuju teori atau model tertentu.

Peneliti mengemukakan teori-teori dari literatur-literatur dan pengalaman pribadinya

Peneliti mencari pola-pola umum, teori-teori dari tema-tema atau kategori-kategori yang dibuat

Peneliti menganalisis data berdasarkan tema-tema dan kategori-kategori

Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka pada partisipan dan merekam catatan-catatan lapangan

Peneliti mengumpulkan informasi (wawancara atau observasi)

Gambar 2. Pendekatan Induktif dalam Penelitian Kualitatif

Keempat, beberapa penelitian kualitatif tidak menggunakna teori yan terlalu eksplisit. Hal ini bisa disebabkan oleh: (1) karena tidak ada satu pun penelitian kualitatif yang dilakukan dengan obsrvasi yang benar-benar murni, dan (2) karena struktur konseptual sebelumnya yang disusun oleh teori dan metode tertentu telah memberikan starting point bagi keseluruhan observasi.Kegiatan kajian pustaka dilakukan oleh peneliti atau calon peneliti pada saat sebelum, selama, dan sesudah kegiatan penelitian dilakukan. Kajian pustaka dilakukan pada saat sebelum penelitian berlangsung mempunyai tujuan sebagai berikut:1. Mencari informasi yang relevan dengan masalah yang akan diteliti2. Memperdalam pengetahuan peneliti mengenai berbagai hal baik yang menyangkut masalah dan bidang yang diteliti maupun metode penelitiannya3. Mengkaji teori-teori yang relevan dengan masalah yang akan diteliti sebagai landasan dan acuan teoretis yang tepat4. Mengkaji hasil-hasil penelitian terdahuluyang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan, sehingga dapat diketahui apa saja yang sudah diteliti oleh peneliti-peneliti terdahulu, apa saja temuan-temuannya, dan bagian-bagian mana yang belum diteliti5. Mendapatkan informasi tentang aspek-aspek mana dari topik atau pokok bahasan yang sama yang sudah pernah diteliti, sehingga tidak terjadi duplikasi.

Kegiatan kajian pustaka yang dilakukan selama penelitian berlangsung, memiliki tujuan sebagai berikut:1. Mengumpulkan informasi yang lebih khusus yang terkait dengan masalah atau fokus yang diteliti2. Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan teori yang sesuai sebagai landassan penelitian yang sedang dilakukan3. Mengumpulkan dan memanfaatkan informasi yang berkaitan dengan metode penelitian agar dapat melakukan analisis data yang sesuai.

Kegiatan kajian pustaka yang dilakukan setelah kegiatan penelitian memiliki tujuan sebagai berikut:1. Mencari informasi yang lebih khusus yang terkait dengan hasil penelitian2. Memanfaatkan informasi yang ada kaitannya dengan hasil penelitian sebagai bahan perbandingan dalam pembahasan hasil penelitian3. Memanfaatkan teori-teori yang sudah ada, baik yang mendukung maupun yang menolak hasil penelitian untuk dapat menarik kesimpulan penelitian

Berikut langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan oleh peneliti atau calon peneliti untuk melakukan pelacakan kajian pustaka, yakni:1. Mendaftar semua topik, kata kunci, sub pokok bahasan, masalah atau fokus yang terkait dengan penelitian2. Mencari setiap topik, sub pokok bahasan, variabel atau fokus pada katalog atau ensiklopedi subjek3. Memilih deskripsi bahan pustaka yang diperlukan tersebut dari sumber-sumber yang tersedia4. Memeriksa indeks yang memuat topik-topik masalah yang diteliti5. Memeriksa abstrak penelitian yang berisi informasi untuk penelitian-penelitian yang berkaitan dengan dengan masalah yang diteliti6. Mencari secara lebih khusus artikel-artikel jurnal, buku-buku, dan bahan-bahan pustaka lainyang relevan dengan masalah yang diteliti7. Setelah informasi yang relevan itu ditemukan, kemudian dilakukan kajian dengan cara me-review atau meringkas bahan pustaka tersebut dan menyusunnya sesuai dengan urutan kepentingan dan relevansinya dengan masalah yang diteliti8. Membaca dan mencatat bahan-bahan pustaka tersebut, kemudian disusun dan ditulis kembali hasil kajiannya9. Sebagai langkah akhir adalah menyusun rangkuman dan menuliskan hasil kajian pustaka dalam bentuk esai.Anatomi Laporan Penelitian KualitatifABSTRAKUCAPAN TERIMA KASIHDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRANBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKAA. Perian/ karakteristik variabel AB. Perian/ karakteristik variabel BC. Perian/ karakteristik variabel CD. Tautan variabel A, B, dan CBAB III METODE PENELITIANBAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUANBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN LINTAS TEMUANBAB VI PENUTUPDAFTAR RUJUKANLAMPIRANContoh Aplikasi Kajian Pustaka Penelitian KualitatifJudul peneltian yakni Implementasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008 Pada Pendidikan Vokasional (Studi Kasus SMK Negeri 2 Metro). Representasi kerangka kajian pustaka berdasarkan variabel yang dijadikan objek kajian adalah sebagai berikut: (a) Konsep pendidikan vokasional; (b) Karakteristik system manajemen mutu; (c) Karakteristik The International Organization fo Standardzation (ISO); (d) Implementasi delapan prinsip manajemen mutu pada pendidikan vokasional; (e) Kerangka pikir penelitian.Judul peneltian yakni Eksistensi, Peran, dan Fungsi Lembaga Bursa Kerja Khusus di Sekolah Menengah Kejuruan (Studi Kasus di SMk Negeri Kalianda Kabupaten Lampung Selatan) . Representasi kerangka kajian pustaka berdasarkan variabel yang dijadikan objek kajian adalah sebagai berikut: (a) Karakteristik dan proses manajemen; (b) Karakteristik dan proses manajemen pendidikan; (c) Karakteristik lembaga bursa kerja; (d) Kerangka pikir penelitian.

I. Kajian Pustaka Laporan Hasil Penelitian dan PengembanganKajian pustaka dalam laporan hasil penelitian dan pengembangan dilakukan secara opsional. Alternatif penulisan kajian pustaka dapat dituliskan dalam bab tersendiri atau dengan cara tersirat dalam pembahasan bab metode penelitian dan pengembangan. Kajian pustaka mengungkapkan kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah yang dihadapi atau dalam mengembangkan produk yang diharapkan. Kerangka acuan disusun berdasarkan kajian berbagai aspek teoretis dan empiris yang terkait dengan permasalahan dan upaya yang akan ditempuh untuk memecahkannya. Uraian-uraian dalam bab kajian pustaka diharapkan menjadi landasan teoretis mengapa masalah itu perlu dipecahkan dan mengapa cara pengembangan produk tersebut dipilih.Kajian teoretis mengenai model dan prosedur yang akan digunakan dalam pengembangan juga perlu dikemukakan dalam bab kajian pustaka, terutama dalam rangka memberikan pembenaran terhadap produk yang dikembangkan. Selain itu, dalam bab kajian pustaka dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya lain yang mungkin sudah pernah ditempuh oleh ahli lain untuk mendekati permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian, upaya penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan memiliki landasan empiris yang tepat.

Anatomi Laporan Penelitian PengembanganABSTRAKUCAPAN TERIMA KASIHDAFTAR ISIDAFTAR GAMBARDAFTAR TABELDAFTAR LAMPIRANBAB I PENDAHULUANBAB II KAJIAN PUSTAKAA. Perian/ karakteristik variabel AB. Perian/ karakteristik variabel BC. Perian/ karakteristik variabel CD. Tautan variabel A dengan BE. Tautan A terhadap CF. Tautan B terhadap CBAB III METODE PENELITIANBAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUANBAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN LINTAS TEMUANBAB VI PENUTUPDAFTAR RUJUKANLAMPIRANContoh Aplikasi Kajian Pustaka Penelitian dan PengembanganJudul peneltian yakni Pengembangan Project Work Sebagai Sistem Evaluasi Produktif SMK Program Keahlian Elektronika d Kota Blitar. Representasi kerangka kajian pustaka berdasarkan variabel yang dijadikan objek kajian adalah sebagai berikut: (a) Karakteristik project work; (b) Karakteristik sistem evaluasi produktif SMK; (c) Tinjauan tentang teknik analisis data; (d) Penelitian sebelumnya yang relevan.

2. Penutup 2.1 Kesimpulan1. Kajian pustaka pada hasil laporan penelitian kuantitatif ditulis mengacu pada variabel-variabel yang dijadikan objek penelitian, dan tidak melebar terlalu jauh dari batasan variabel yang dijadikan objek kajian.2. Kajian pustaka pada hasil laporan penelitian kualitatif tidak jauh berbeda dengan hasil laporan penelitian kuantitatif. Namun, esensi dari kajian pustaka ditulis oleh peneliti sebagai upaya untuk menunjukkan perian atau hubungan antar variabel yang diteliti, sehingga menjadi jelas hubungannya secara teoritis.3. Kajian pustaka pada hasil laporan penelitian penelitian dan pengembangan memaparkan langkah-langkah prosedural yang ditempuh oleh pengembang dalam membuat produk.

DAFTAR RUJUKANCreswell, J.W. 2014.Research Design: Quantitative, Qualitative, and Mixed. Terjemahan oleh Fawaid, A. Yogyakarta: Pustaka Belajar.Moleong, L.J. 2012.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.Mukhadis, A. 2014.Kiat Menulis Karya Ilmiah: Bentuk, Anatomi, isi Esensial dan Contoh Aplikasinya. Malang: Aditya Media Publising.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. 2010. Malang: Universitas Negeri Malang.Satori, D. & Komariah, A. 2013.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, cv.Tukiran. 2011. Penelitian Kuantitatif: Sebuah Pengantar. Bandung: Alfabeta.Ulfatin, N. 2014.Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Malang: Bayumedia Publishing.

1

22