kajian proses geomorfologi dan konservasi...

17
KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG PROPINSI JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Geografi Oleh : Didik Supriyadi NIM : E100090049 Kepada FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Upload: tranhanh

Post on 07-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH

DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

PROPINSI JAWA TENGAH

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi Geografi

Oleh :

Didik Supriyadi

NIM : E100090049

Kepada

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN
Page 3: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

1 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH

DI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

PROPINSI JAWA TENGAH

Assessment Processes Geomorphology and Soil Conservation in Bulu Sub District

Temanggung District Central Java Province

by

Didik Supriyadi¹ dan Taryono²

¹MahasiswaFakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

²Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Surakarta 57102

E-mail : [email protected],

ABSTRACT

The research was conducted in the Bulu Sub District Temanggung District Central Java Province

entitled: "Assessment Processes Geomorphology and Soil Conservation in Bulu Sub District Temanggung

District Central Java Province " aims: (1) Knowing the characteristics of geomorphology, 2) Knowing

the distribution of the forms of erosion and mass movement susceptibility levels, (3) Knowing agihan form

of soil conservation.

The method used in this study is the method of survey and laboratory analysis. The sampling

method using a stratified random sampling with strata land units. Data analysis method used is

descriptive qualitative method. While to analyze the vulnerability of mass movement used assessment

dignity method.The results showed that :(1)Geomorphological characteristics in the study area varies

from the largest slope land units V3IIILCH ie 45% and a low of 10% in land units V2IIRCP. Erosion is

splash erosion, sheet, gully and trench. Weathering processes that occur ranging from mild weathering

occurs on land units V2IIRCP, V2IRCK, V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT, V3IILCP, V3IRCP, V3IIRCP,

V3IRCT. Weathering on land units being V2IIRCSw, V3IILCK, V3IIRCSw and heavy weathering on land

units V2IRCT, VIIILCH, V3IIILCT, V3IILCT, V3IIRCT. Lithologies that make up the study area is a

breccia, lava, and tuff.(2) Distribution of forms of erosion that occurs among other; Splash erosion found

on each unit of land, there is a splash erosion and sheet erosion on land units V2IRCP, V2IIRCSw,

V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT, V3IIILCH, V3IIILCT, V3IILCP, V3IILCT, V3IIRCK,

V3IIRCP, V3IIRCSw, V3IIRCT, V3IRCP, V3IRCT. Splash erosion, sheet erosion and riil erosion in land

units V2IIRCP, V2IIRCSw, V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT, V3IIILCH, V3IIILCT,

V3IICSw, V2IRCT, VIIILCH, V3IIILCT, V3IILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw, V3IIRCT. Splash erosion, sheet

erosion, riil erosion and gully erosion ditch in land units V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCSw, V2IRCT,

V3IIILCH, V3IIILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw, V3IIRCT.

(3)Based on the calculation of the dignity of 9 parameters in each land unit mass movement

generating vulnerability in the study area. The vulnerability of mass movement mild (Class I) is located

on land units V2IRCK, V2IRCP, V3IRCT, V3IRCP, V3IIRCP. The vulnerability of mass movement are

(Class II) in land units V2IIRCP, VIIRCSw, V2IRCSw, V2IIRCT, V3IIILCH, V3IILCP, V3IIRCK,

V3IIRCSw, V3IIRCT. The vulnerability of heavy mass movement (Class III) located on land units

V2IIRCT, V3IIILCT, V3IILCT. (4)Agihan form of various soil conservation soil conservation contained in

each unit of land is not always in accordance with the syntax in soil conservation, thus the need to reform

the method and form of conservation is applied in the study area. Conservation of soil that has been well

and in accordance with the standards contained in the conservation of land units V2IIRCP, V2IIRCSw,

V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCP, V2IRCT, V3IIILCT, V3IILCP, V3IIRCP, V3IRCP, V3IRCT. While the soil

conservation methods are not good at V2IRCSw land units, V3IIILCH, V3IILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw

and V3IIRCT. The results of this study are presented in the mass movement susceptibility maps, maps

morfokonservasi and geomorphological maps with scale 1: 50,000.

Keywords : Geomorphological Processes, Erosion, Mass movement,Soil conservation

Page 4: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

2 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Propinsi

Jawa Tengah dengan judul: “Kajian Proses Geomorfologi Dan Konservasi Tanah di

Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Propinsi Jawa Tengah”, bertujuan: 1)

Mengetahui karakteristik geomorfologi, 2) Mengetahui persebaran bentuk-bentuk erosi

dan tingkat kerentanan gerak massa, 3) Mengetahui agihan bentuk konservasi tanah.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan analisa

laboratorium. Metode pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling

dengan strata satuan lahan. Metode analisis data yang digunakan adalah metode

diskriptif kualitatif. Sedangkan untuk menganalisis kerentanan gerak massa digunakan

metode pengharkatan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Karakteristik geomorfologi di di

daerah penelitian sangat bervariasi mulai dari kemiringan lereng yang terbesar di satuan

lahan V3IIILCH yaitu 45% dan yang terendah sebesar 10% pada satuan lahanV2IIRCP.

Erosi yang terjadi adalah erosi percik, lembar, alur dan parit. Proses pelapukan yang

terjadi mulai dari pelapukan ringan terjadi di satuan lahan V2IIRCP, V2IRCK, V2IRCP,

V2IRCSw, V2IRCT, V3IIRCP,V3IRCT. Pelapukan sedang di satuan lahan V2IIRCSw,

V3IILCK, V3IIRCSw dan pelapukan berat di satuan lahan V2IRCT, VIIILCH, V3IILCT,

V3IIRCT. Litologi yang menyusun daerah penelitian adalah breksi, lahar, lava, dan tuff.

(2) Persebaran bentuk-bentuk erosi yang terjadi antara lain; Erosi percik terdapat pada

setiap satuan lahan , Erosi percik dan erosi lembar terdapat di satuan lahan V2IRCP,

V2IIRCSw, V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCSw, V3IIILCH, V3IIILCT, V3IILCT, V3IIRCK, V3IIRCP,

V3IIRCT, V3IRCP, V3IRCT. Erosi percik, erosi lembar dan erosi alur di satuan lahan V2IIRCSw, V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCSw, V2IRCT, V3IIILCH, V3IIILCT, VIIILCH,

V3IIILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw, V3IIRCT. Sedangkan erosi percik, erosi lembar, erosi

alur dan erosi parit di satuan lahan V2IIRCT, V2IRCT, V3IIILCH, V3IIILCT, V3IIRCK,

V3IIRCSw, V3IIRCT.

(3) Berdasarkan hasil perhitungan harkat 9 parameter pada setiap satuan lahan

menghasilkan tingkat kerentanan gerak massa di daerah penelitian. Tingkat kerentanan

gerak massa ringan (Klas I) terdapat di satuan lahan V2IRCK,V2IRCP, V3IRCT, V3IRCP,

V3IIRCP. Tingkat kerentanan gerak massa sedang (Klas II) di satuan lahanV2IIRCP,

VIIRCSw, V2IRCSw, V2IIRCT, V3IIILCH, V3IILCP, V3IIRCK, V3IIRCSw,

V3IIRCT.Tingkat kerentanan gerak massa berat (Klas III) terdapat di satuan

lahanV2IIRCT, V3IIILCT, V3IILCT. (4) Agihan bentuk konservasi tanah dari berbagai

konservasi tanah yang terdapat di setiap satuan lahan tidak selalu sesuai dengan setandar

konservasi tanah, dengan demikian perlu dilakukan pembenahan dalam metode maupun

bentuk konservasi yang diterapkan di daerah penelitian. Konservasi tanah yang sudah

baik dan sesuai dengan standar konservasi terdapat di satuan lahan V2IIRCP, V2IIRCSw,

V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCP, V2IRCT, V3IIILCT, V3IILCP, V3IIRCP, V3IRCP, V3IRCT.

Sedangkan metode konservasi tanah yang belum baik terdapat pada satuan lahan

V2IRCSw, V3IIILCH, V3IILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw dan V3IIRCT. Hasil dari

penelitian ini disajikan dalam peta kerentanan gerak massa, peta morfokonservasi dan

peta geomorfologi dengan Skala 1 : 50.000.

Kata Kunci : Proses Geomorfologi, Erosi, Gerak massa, Konservasi Tanah.

Page 5: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

3 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

PENDAHULUAN

Geomorfologi merupakan studi

yang mempelajari bentuklahan dan

proses yang mempengaruhinya serta

menyelidiki hubungan timbal balik

antara bentuklahan dan proses-proses itu

dalam susunan keruangan

(Verstappen,1983). Proses geomorfologi

adalah perubahan-perubahan baik secara

fisik maupun kimiawi yang

mengakibatkan modifikasi permukaan

bumi (Thornbury, 1970). Penyebab

proses geomorfologi adalah benda-benda

alam yang dikenal dengan benda-benda

alam berupa angin dan air. Proses

geomorfologi dibedakan menjadi dua

yaitu proses eksogen (tenaga asal luar

bumi) yang umumnya sebagai perusak

dan proses endogen (tenaga yang berasal

dari dalam bumi) sebagai pembentuk,

keduanya bekerja bersama-sama dalam

merubah permukaan bumi.

Bentuklahan adalah kenampakan

medan yang dibentuk oleh proses-proses

alam dan mempunyai komposisi

serangkaian, karateristik fisik dan visual

tertentu di manapun bentuklahan ditemui

(Way, 1973 dalam Van Zuidam, 1979).

Bentuklahan mengalami proses

perubahan secara dinamis selama proses

geomorfologi bekerja pada bentuklahan

tersebut. Tenaga yang bekerja disebut

dengan tenaga geomorfologi yaitu semua

media alami yang mampu mengikis dan

mengangkut material di permukaan

bumi, tenaga ini dapat berupa air

mengalir, air tanah, gelombang, arus,

tsunami, angin, dan gletser. Berdasarkan

pada proses yang bekerja pada

permukaan bumi dikenal dengan proses,

fluvial, marine, eolin, pelarutan, dan

proses gletser. Akibat dari adanya proses

tersebut maka terjadi proses degradasi

dan agradasi. Proses degradasi

menyebabkan penurunan permukaan

bumi, sedangkan agradasi menyebabkan

penaikan permukaan bumi. Pada proses

degradasi didalamnya terdapat proses

pelapukan, gerak massa dan erosi

(Thornbury, 1970). Erosi adalah

hilangnya atau terkikisnya tanah atau

bagian-bagian tanah dari suatu tempat

yang diangkut oleh air dan angin ke

tempat lain (Sitanala Arsyad,1989).

Gerak massa tanah (mass

movement) merupakan proses

bergeraknya puing-puing batuan

(termasuk di dalamnya tanah) secara

besar-besaran menuruni lereng secara

lambat hingga cepat, oleh adanya

pengaruh langsung dari gravitasi

(Finlayson,1980; Varnes, 1978 dalam

Imam Hardjono, 1997). Gerakan massa

tanah (mass movement) atau batuan pada

lereng dapat terjadi akibat interaksi

pengaruh antara beberapa kondisi yang

meliputi kondisi morfologi, geologi,

hidrogeologi, dan tata guna lahan.

Kondisi-kondisi tersebut saling

berpengaruh sehingga mewujudkan

suatau kondisi yang mempunyai

kecenderungan atau berpotensi untuk

bergerak (Karnawati, 2005).

Suprapto Dibyosaputro (1999)

mengemukakan manusia dalam

upayanya memanfaatkan lahan untuk

meningkatkan produktivitas pertanian,

kadang hanya memandang penghasilan

(income) dari hasil kegiatanya. Campur

tangan manusia terhadap pengelolaan

sumber daya lahan dalam wujud

pemanfaatan dan pengelolaan tanah yang

mencakup penterasan, pencangkulan

Page 6: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

4 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

penanaman, penebangan kayu pada

lahan-lahan yang mempunyai

kemiringan lereng miring hingga terjal

tanpa memperhatikan kaidah-kaidah

konservasi tanah dan air akhirnya dapat

menimbulkan masalah baru seperti

terjadinya berbagai macam gerak massa

(mass movement). Konservasi tanah

diartikan sebagai penempatan setiap

bidang tanah sebagai cara penggunaan

yang sesuai dengan bidang kemampuan

tanah tersebut dan cara

memperlakukanya sesuai dengan

persyaratan yang di perlukan agar tidak

terjadi kerusakan tanah.

Daerah penelitian di Wilayah

Kecamatan Bulu yang merupakan salah

satu dari 20 kecamatan di wilayah

Kabupaten Temanggung, jarak dari kota

Temanggung 6 km. Secara Geografis

Kecamatan Bulu terletak antara 70 16

30” – 70 21’ 0” LS dan 110

0 4

’ 30” –

1100

9’ 0” BT, dengan ketinggian rata-

rata 772 m dpl dan luas 4.304 ha.

Dengan rincian lahan sawah 1.364 Ha

dan bukan lahan sawah 2.940 ha.

Persentase wilayah kecamatan Bulu

terhadap Kabupaten Temanggung adalah

4,94%. Rata-rata jumlah hari hujan 64

hari dan banyaknya curah hujan 22

mm/th, dengan jumlah penduduk 44.722

jiwa (Data BPS Kabupaten

Temanggung, 2012).

Sebagian besar wilayah

Kecamatan Bulu penggunaan lahanya

didominasi oleh tegalan, sawah, hutan,

permukiman, dan kebun, hutan negara

saat ini hanya berada di sekitar puncak

gunung sumbing. Pada kondisi daerah

dengan kemiringan yang curam (21-

45%), tidak semua daerah dapat

ditanami dengan tanaman tahunan,

daerah tersebut cenderung dibiarkan dan

tidak dilakukan pengelolaan. Dengan

pemanfaatan lahan yang demikian maka

daerah dataran tinggi dapat di golongkan

ke dalam daerah yang rawan terhadap

bencana gerak massa tanah, kekeringan,

lahan kritis dan erosi.

Berdasarkan hasil orientasi

lapangan daerah penelitian aspek

morfometri dan morfologinya sangat

bervariasi. Tanah yang ada di daerah

penelitian adalah latosol coklat, rogosol

coklat kekelabuan. Topografi daerah

penelitian bervariasi dari bergelombang

hingga bergunung dengan kemiringan

lereng <15% hingga lebih dari 40%.

Praktek konservasi sebagian besar masih

sederhana yaitu berupa terras tradisional,

maka dilihat dari fenomena tersebut di

temukan bentuk-bentuk erosi dan gerak

massa dengan tingkat dan intensitas yang

bervariasi di daerah penelitian, yang

seacara tidak lansung menunjukan

bahwa pengelolaan lahan di daerah

penelitian perlu dilakukan pembenahan-

pembenahan, agar erosi dan gerak massa

tanah dapat dikurangi seminimal

mungkin dan agar tanah dapat brfungsi

secara optimal serta untuk kelestarian

lingkungan. Adapun tujuan dari

penelitian ini yaitu :

1. Mengetahui karakteristik

geomorfologi yang terdapat di daerah

penelitian.

2. Mengetahui persebaran bentuk-

bentuk erosi dan tingkat kerentanan

gerak massa.

3. Mengetahui agihan bentuk konservasi

tanah dengan adanya bentuk-bentuk

erosi dan gerak massa yang terjadi di

daerah penelitian.

Page 7: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

5 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode Survei, analisis

data dan uji laboratorium. Metode

survey lapangan meliputi pengamatan,

pengukuran dan pencatatan data secara

sistematik terhadap obyek atau

fenomena yang di teliti. Metode analisa

laboratorium yaitu metode yang

menggunakan laboratorium untuk

memperoleh hasilnya. Sedangkan

analisanya memanfaatkan data kualitatif

yaitu analisa yang menggunakan data

dalam bentuk kata, kalimat ataupun

pernyataan (Priyono dkk, 1995).

Penelitian ini juga menggunakan metode

analisis diskriptif kualitatif dan

interpretasi peta serta di dukung dengan

data sekunder yaitu data yang di

dapatkan dari instansi-instansi yang

terkait dengan penelitian. Sedangkan

untuk pengambilan sampel

menggunakan metode stratifeid random

sampling yaitu sampel yang diambil

dengan strata bertingkat (Hadi Sabari

Yunus , 2010), dimana satuan lahan pada

daerah penelitian sebagai stratanya.

Untuk menganalisis tingkat kerentanan

gerak massa dengan metode

pengharkatan.

Data yang dikumpulkan berupa

data primer dan data sekunder. Data

primer yang dikumpulkan berupa

karakteristik lahan yang meliputidata

lereng, tanah, batuan, proses

geomorfologi, air tanah, dan kondisi

lahan. Data sekunder meliputi data iklim,

data tematik berupa data peta-peta

tematik yang terekait dengan

permasalahan yang diteliti. Alat yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

palu geologi, abney level, meteran,

kompas, peta administrasi, peta

topografi, peta penggunaan lahan dan

peta satuan lahan

Pengolahan dan Aanalisis Data

Klasifikasi Tingkat Erosi.

Klasifikasi tingkat erosi mengikuti klasifikasi dari Van Zuidam (1979) sebagai berikut.

Tabel 1. Klassifikasi Tingkat Erosi

No Kedalaman

Erosi cm

Jarak Antar Alur

<20 20-50 50-150 150-300 >300

1 <50 Sedang Ringan - - -

2 50 - 150 Berat Sedang Ringan - -

3 150 - 300 Sangat berat Berat Sedang Ringan -

4 >300 Sangat berat Sangat

berat

Berat Sedang Ringan

Sumber : Van Zuidam (1979)

Tabel 2.Klasifikasi Kerapatan Pola Aliran

No Jarak Antar Alur pada Peta Skala 1 :

20.000

Tingkat Kerapatan

1 >4,00 cm Tidak ada – Jarang

2 4,00 – 2,90 cm Jarang

3 2,80 – 1,70 cm Sedang

4 <1,70 cm Rapat

Sumber : Van Zuidam (1979) dengan modifikasi

Page 8: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

6 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

Berdasarkan tabel 1. klasifikasi

tingkat erosi yang dikemukakan oleh

Van Zuidam, maka untuk mengetahui

tingkat erosi di daerah peenlitian

dilakukan pengamatan dan pengukuran

dilapangan dengan membandingkan data

klasifikasi tingkat erosi dan kerapatan

pola aliran yang dikemukakan oleh Van

Zuidam sebagai parameter teradap

bentuk-bentuk erosi yang terjadi.

Sedangkan untuk mengetahui bentuk-

bentuk erosi, yang meliputi bentuk erosi

percik, lembar, dan parit yang terjadi

didaerah penelitian dilakukan dengan

cara pengukuran dan pengamatan

langsung dilapangan.

Klasifikasi Kerentanan Gerak Massa

Dalam penelitian ini data yang

dianalisis dikelompokan untuk

menentukan klas kerentanan gerak

massa didaerah penelitian. Untuk

perhitungan tingkat masing-masing klas

kerentanan gerak massa sebagai berikut :

a. Jumlah parameter pendukung gerak

massa adalah 9 parameter

b. Nilai terendah harkat adalah 1 dan

nilai tertinggi adalah 3Berda sarkan pada

jumlah parameter dan nilai harkat dari

masing-masing parameter maka untuk

menentukan klas gerak massa didaerah

penelitian dibuat berdasarkan rumus

yang dikemukakan oleh Sutrisno Hadi (

dalam Imam Hardjono, 1997) yang dapat

diformulasikan sebagai berikut :

I = R

N

K = Klas Interval

R = Jarak pengukuran nilai tertinggi

dikurangi nilai terendah

N = Jumlah interval yang diinginkan

Untuk jarak interval klas diperoleh

dengan cara pengukuran nilai harkat

tertinggi dengan nilai harkat terendah.

Jumlah klas yang akan dibuat tiga klas

angka, dimana :

Nilai harkat tertinggi 3 x 9 =27

Nilai harkat terendah 1 x 9 = 9

Jumlah klas = 3

Jadi klas intervalnya =(27−9)

3

=18

3

= 6

Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Kerentanan Gerak Massa

No Klas Inteval Klas Tingkat Kerentanan Gerak

Massa

1 I 9 – 15 Ringan

2 II 15 - 21 Sedang

3 III 21 -27 Berat

Sumber : Penulis (2013)

Setelah klasifikasi kerentanan

gerak massa diketahui langkah

selanjutnya yaitu pembuatan peta

kerentanan gerak massa skala 1 : 50.000.

Peta kerentanan gerak massa dibuat

berdasarkan dari analisis dan

pengharkatan masing-masing parameter

disetiap satuan lahan daerah

penelitian.Untuk pemberian warna pada

peta kerenanan gerak massa disesuaikan

dengan tingkat kerentanan gera massa

yang terjadi didaerah penelitian.Dalam

peneltian ini analisis dilakukan terhadap

karakteristik geomorfologi, morfologi,

litologi, proses geomorfologi berupa

bentuk-bentuk erosi dan gerak massa

Page 9: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

7 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

yang berpengaruh terhadap tindakan

konservasi yang diterapkan untuk

menjaga tanah agar tetap terjaga dan

berfungsi secara optimal.Pengelolaan

dilakukan dengan cara penggunaan

tabulasi dengan penglasifikasian tiap-

tiap variable penelitian seperti

morfologi, litologi, proses geomorfologi

dan bentuk-bentuk konservasi yang telah

ada. Untuk memberikan rekomendasi

praktek konservasi tanah di daerah

menggunakan data petunjuk teknis

stabilitasi lereng perbukitan kritis yang

dikeluarkan oleh Proyek Pendukung

Kawasan Perbukitan Kritis Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan modifikasi

pada variabel morfologi dan tingkat

erosi, disebabkan variabel tersebut

berhubungan langsung dengan

karakteristik atau lahan daerah penelitian

Tabel 4. Rekomendasi konservasi tanah

No Morfologi Bentuklahan Erosi Bentuk Konservasi

Topografi Kemiringan

Lereng (%)

Kedalaman

(cm)

Lebar

(cm)

Mekanik Vegetatif

1 Datar-Bergelombang

<15 <50 <20 Teras Bangku Teras Gulud

Tanaman Semusim 75% Tanaman Pohon 25%

2 Bergelombang-

Berbukit

15-30 50-150 20-50 Teras Bangku

Teras Gulud

Tanaman Semusim 50%

Tanaman Pohon 50%

3 Berbukit-Bergunung 30-45 150-300 50-150 Teras Bangku Teras Gulud

Tanaman Semusim 25% Tanaman Pohon 75%

4 Bergunung >45 >300 >150 Teras bangku

Teras Gulud

Tanaman Semusim 0%

Tanaman Pohon 100%

Sumber : Proyek Pendukung Kawasan Perbukitan Kritis (1993) dengan modifikasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Bentuklahan dan Satuan

Lahan Daerah Penelitian

Berdasarkan hasil interpretasi

peta topografi Kabupaten Temanggung

skala 1: 100.000, dan peta geologi

Kabupaten Temangg skala 1: 100.000

serta hasil orientasi lapangan diperoleh

bahwa daerah penelitian mempunyai

bentuklahan asal vulkan. Bentuklahan

tersebut adalah sebagai berikut :

a) Satuan bentuklahan lereng bawah

vulkan tertoreh berat berbatuan breksi,

lahar, lava dan tuff (V3), Satuan

bentuklahan ini mempunyai relief

berbukit sampai bergunung dengan

kemiringan lereng 15 - >40%. Material

yang menyusun satuan bentuklahan ini

adalah material vulkanik yang terdiri

dari batuan breksi, lahar, lava dan tuff.

Pada satuan bentuklahan ini, erosi yang

terjadi adalah erosi lembar, erosi alur,

dan erosi parit. Sedangkan gerak massa

yang terjadi berupa rock fall, longsoran,

luncuran tanah dan jatuhan tanah (soil

fall). Jenis tanah pada bentuklahan ini

adalah tanah latosol coklat dan regosol

coklat kelabu.

b) Satuan bentuklahan lereng bawah vulkan

tertoreh sedang berbatuan breksi, lahar,

lava dan tuff (V2), Satuan bentuklahan

ini mempunyai relief berbukit atau

miring dengan kemiringan lereng >15 –

40 %. Material yang menyusun satuan

bentuklahan ini berupa material vulkanik

yang terdiri dari pasir, batu lempung,

lanau, breksi, lava, tuff. Proses

geomorfologi yang bekerja pada sauan

bentuklahan ini adalah pelapukan, erosi

dan gerak massa. Sedangkan erosi yang

terjadi pada satuan bentuklahan ini

adalah erosi lembar, erosi alur dan erosi

parit. Jenis tanah yang menyusun satuan

bentuklahan ini adalah latosol coklat,

Page 10: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

8 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

dan regosol coklat kekelabuan

penggunaan lahan yang pada satuan

bentuklahan ini berupa tegalan, sawah

dan perkebunan.

Tabel 5. Satuan Lahan Daerah Penelitian Bentuklahan Kelas Lereng

(%)

Jenis Tanah Penggunaan Lahan

No Satuan

Lahan

Luas

Hektar (ha) Persentase

(%)

Lereng Bawah Vulkan

Tertoreh Sedang Berbatuan Breksi, Lahar,

Lava, dan Tuff, Serta

Pasir, lempung dan lanau (V2)

15 – 40 Regosol Coklat

Permukiman 1 V2IIRCP 75,49 1,75

Sawah 2 V2IIRCSw 404,00 9,38

Tegalan 3 V2IIRCT 337,00 7,82

<15 Kebun Campuran 4 V2IRCK 27,00 0,62

Permukiman 5 V2IRCP 156,00 3,62

Sawah 6 V2IRCSw 879,60 20,43

Tegalan 7 V2IRCT 177,00 4,11

Lereng Bawah Vulkan Tertoreh Berat

Berbatuan Breksi,Lahar

,lava dan tuff (V3)

>40 Latosol Coklat Hutan 8 V3IIILCH 411,00 9,54

Tegalan 9 V3IIILCT 286,00 6,64

15 - 40 Permukiman 10 V3IILCP 54,00 1,25

Tegalan 11 V3IILCT 637,00 14,80

Regosol Coklat Kebun Campuran 12 V3IIRCK 27,00 0,62

Permukiman 13 V3IIRCP 69,22 1,60

Sawah 14 V3IIRCSw 87,00 2,02

Tegalan 15 V3IIRCT 622,00 4,45

<15

Permukiman 16 V3IRCP 10,70 0,24

Tegalan 17 V3IRCT 44,00 1,02

Jumlah Total 4.304,00 100,00

Sumber : Data Lapangan dan Perhitungan Software SIG (2013)

Karakteristik Geomorfologi

di Daerah Penelitian

Karakteristik geomorfologi di

wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten

Temanggung sangat bervariasi mulai

dari kemiringan lereng yang terbesar

di satuan lahan V3IIILCH yaitu 40%

dan yang terendah sebesar 11% pada

satuan lahan V2IIRCP. Erosi yang

terjadi adalah erosi percik, lembar,

alur dan parit yang terjadi pada

sebagian besar satuan lahan.Proses

pelapukan yang terjadi mulai dari

pelapukan ringan terjadi pada satuan

lahan V2IIRCP, V2IRCK, V2IRCP,

V2IRCSw, V2IRCT, V3IILCP,

V3IRCP, V3IIRCP, V3IRCT.

Pelapukan sedang terjadi pada satuan

lahan V2IIRCSw, V3IILCK,

V3IIRCSw dan pelapukan berat

terdapat di satuan lahan V2IRCT,

VIIILCH, V3IIILCT, V3IILCT,

V3IIRCT. Litologi yang menyusun

daerah penelitian adalah breksi, lahar,

lava, dan tuff.

Persebaran Bentuk-Bentuk Erosi

di Daerah Penelitian

Tipe erosi yang berkembang di

daerah penelitian berupa erosi percik,

erosi lembar, erosi alur hingga erosi

parit. Erosi alur banyak ditemukan pada

tempat-tempat yang digunakan untuk

lahan tegalan, sedangkan erosi parit

umumnya berkembang pada tempat-

tempat terbuka dan tidak diolah dengan

baik.Bentuk-bentuk erosi yang terjadi

didaeah penelitian diantaranya adalah

Erosi Percik (splash erosion), di daerah

penelitian terjadi pada setiap satuan

lahan. Pada kondisi lahan yang miring

erosi percik akan menjadi masalah

karena erosi percik menuju ke arah

bawah dan menuruni lereng akibat

pengaruh air hujan yang jatuh ke

permukaan tanah, semakin ke bawah

maka erosi yang terjadi akan semakin

besar. Erosi Lembar (sheet erosion), di

daerah penelitian terdapat pada satuan

lahan V2IRCP, V2IIRCSw, V2IIRCT,

V2IRCK, V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT,

Page 11: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

9 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

V3IIILCH, V3IIILCT, V3IILCP.

Lembar (sheet erosion), di daerah

penelitian terdapat pada satuan lahan

V2IRCP, V2IIRCSw, V2IIRCT,

V2IRCK, V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT,

V3IIILCH, V3IRCP, V3IRCT. Erosi

Alur (riil erosion), di daerah penelitian

terdapat pada satuan lahan V2IIRCP,

V2IIRCSw, V2IIRCT, V2IRCK,

V2IRCP. Erosi Parit (Gully erosion) di

daerah penelitian terdapat pada satuan

lahan V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCSw.

Erosi Parit (Gully erosion) di daerah

penelitian terdapat pada satuan lahan

V2IIRCT, V2IRCK,

V2IRCSw,V2IRCT, V3IIILCH,

V3IIILCT.

Tingkat Kerentanan Gerak Massa

di Daerah Penelitian

Tingkat kerentanan gerak massa

daerah penelitian dapat diketahui dengan

mlakukan penilaian terhadap variabel

yang mempengaruhi gerak massa pada

setiap satuan lahan. Tedapat 9 parameter

yang digunakan untuk mengetahui

tingkat kerentanan gerak masssa

didaerah penelitian. Untuk mengetahui

kerentanan gerak massa didaerah

penelitian dilakukan dengan cara

pengharkatan pada masing-masing

satuan lahan dengan cara penjumlahan

harakat, kemudian dikelompokan

kedalam tingkat kerentanan gerak massa.

Tabel 6. Analisis tehadap sembilan (9) parameter gerak Massa di setiap satuan lahan daerah

penelitian No Satuan

Lahan

Peng.

lahan

Lereng

(%)

Ked.

Air

Tanah

(cm)

Prmeabili

tas (cm/jam)

Pelapuk

an

Batuan

(cm)

Solum

Tanah

(cm)

Tekstur Torehan Curah

Hujan

1 V2IIRCP P 23 125 2,14 45 55 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

2 V2IIRCSw Sw 21 125 2,14 45 57 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

3 V2IIRCT T 25 75 2,14 150 95 Glh. Lempungan Kuat 1.744,3

4 V2IRCK K 14 125 2,14 45 60 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

5 V2IRCP P 10 125 2,14 45 60 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

6 V2IRCSw Sw 12 125 2,14 45 60 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

7 V2IRCT T 13 125 2,14 45 60 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

8 V3IIILCH H 45 275 3,57 150 95 Geluhan Kuat 1.744,3

9 V3IIILCT T 45 275 3,57 150 95 Geluhan Kuat 1.744,3

10 V3IILCP P 40 150 3,57 150 95 Geluhan Sedang 1.744,3

11 V3IILCT T 40 150 3,57 150 95 Geluhan Kuat 1.744,3

12 V3IIRCK K 35 150 2,14 150 95 Glh. Lempungan Sedang 1.744,3

13 V3IIRCP P 35 270 2,14 45 95 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

14 V3IIRCSw Sw 35 150 2,14 75 90 Glh. Lempungan Kuat 1.744,3

15 V3IIRCT T 35 150 2,14 75 90 Glh. Lempungan Kuat 1.744,3

16 V3IIRCP P 14 150 2,14 75 90 Glh. Lempungan Sedang 1.744,3

17 V3IRCT T 12 275 2,14 45 60 Glh. Lempungan Ringan 1.744,3

Sumber : - Peta Satuan Lahan Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Skala 1 : 30.000

- Peta Penggunaan Lahan Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung Skala 1 : 30.000

- Data Lapangan (2013), Analisa Laboratorium (2013)

Page 12: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

10 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

Tabel 7. Hasil Pengharkatan setiap satuan lahan di daerah penelitian

No Satuan

Lahan

Peng.

Lahan

Lereng Ked.

Air

Tanah

Permea

bilitas

(cm/jam)

Lapukan

Batuan

Solum

Tanah

Tekstur Torehan Curah

Hujan

Jmlh Keren

Tanan

1 V2IIRCP 2 2 2 3 1 1 2 1 2 16 Sedang

2 V2IIRCSw 3 2 2 3 1 1 2 1 2 17 Sedang

3 V2IIRCT 3 2 3 3 3 3 2 3 2 24 Berat

4 V2IRCK 2 1 2 3 1 1 2 1 2 15 Ringan

5 V2IRCP 2 1 2 3 1 1 2 1 2 15 Ringan

6 V2IRCSw 3 1 2 3 1 1 2 1 2 16 Sedang

7 V2IRCT 3 1 2 3 1 1 2 1 2 16 Sedang

8 V3IIILCH 1 3 1 3 3 3 2 3 2 21 Sedang

9 V3IIILCT 3 3 1 3 3 3 2 3 2 23 Berat

10 V3IILCP 2 2 2 3 3 3 2 2 2 21 Sedang

11 V3IILCT 3 2 2 3 3 3 2 3 2 23 Berat

12 V3IIRCK 2 2 2 3 3 3 2 2 2 20 Sedang

13 V3IIRCP 2 2 1 3 1 1 2 1 2 15 Ringan

14 V3IIRCSw 3 2 2 3 2 2 2 3 2 21 Sedang

15 V3IIRCT 3 2 2 3 2 2 2 3 2 21 Sedang

16 V3IRCP 2 1 2 3 2 2 2 1 2 17 Ringan

17 V3IRCT 3 1 1 3 1 1 2 1 2 15 Ringan

Sumber : Penulis (2013)

Tingkat Kerentanan Gerak Massa

klas I

Tingkat kerentanan gerak massa

dapat diketahui dari hasil perhitungan

harkat dari 9 parameter pada setiap

satuan lahan. Tingkat kerentanan

gerak massa ringan (Klas I) terdapat

pada satuan bentuklahan lereng

bawah vulkan tertoreh sedang (V2)

yaitu pada satuan lahan V2IRCK,

V2IRCP, dengan penggunaan lahan

kebun campuran dan permukiman.

Sedangkan pada satuan bentuklahan

lereng bawah vulkan tertoreh berat

(V3) yaitu pada satuan lahan

V3IRCT, V3IRCP, V3IIRCP, dengan

penggunaan lahan tegalan dan

permukiman.

Tingkat Kerentanan Gerak Massa

Klas II

Tingkat kerentanan gerak massa

sedang (Klas II) di daerah penelitian

terdapat pada satuan bentuklahan

lereng bawah vulkan tertoreh sedang

(V2), yaitu pada satuan

lahanV2IIRCP, VIIRCSw,

V2IRCSw, V2IIRCT, dengan

penggunaan lahan permukiman,

sawah dan tegalan. Sedangkan pada

satuan bentuklahan lereng bawah

vulkan tertoreh berat (V3), terdapat

pada satuan lahan V3IIILCH,

V3IILCP, V3IIRCK, V3IIRCSw,

V3IIRCT, dengan penggunaan lahan

berupa hutan, permukiman, kebun,

sawah dan tegalan.

Page 13: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

11 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

Tingkat Kerentanan Gerak Massa

Klas III

Tingkat kerentanan gerak

massaberat (Klas III) di

daerahpenelitian terdapat pada satuan

bentuklahan lereng bawah vulkan

tertoreh sedang (V2) yaitu pada

satuan lahan V2IIRCT, dengan

penggunaan lahan permukiman,

sawah dan tegalan. Sedangkan pada

satuan bentuklahan lereng bawah

vulkan tertoreh berat (V3) terdapat

pada satuan lahan V3IIILCT,

V3IILCT, dengan penggunaan lahan

berupa tegalan. Tingkat kerentanan

gerak massa di daerah penelitian

disajikan dalam bentuk peta

kerentanan gerak massa Skala 1 :

50.000. Tipe gerak massa yang terjadi

didaerah penelitian adalah tipe

longsoran (slide), Tipe rock fall Tipe

jatuhan tanah (soil fall), dan tipe

debris fall.

Distribusi Bentuk-Bentuk Konservasi dan Rekomendasi Konservasi

Tabel 8.Distribusi bentuk-bentuk konservasi pada satuan lahan daerah penelitian NO Satuan

Lahan

Kemir

ngan

Lreng

(%)

Kedala

man

Erosi

Alur

(cm)

Pola

Aliran

Tipe Gerak Massa

Metode Konservasi

Mekanik Vegetatif

Pola

Tanam

Jenis Tanaman

1 V2IIRCP 23 35 Jarang Longsoran (Slide) Teras Bangku Kontruksi Baik

Musiman Tahunan

Campuran

2 V2IIRCSw 21 45 Jarang Debris Fall Teras Bangku

Kontruksi Baik

Musiman Pepaya,Pisang, Jagung, Padi,

Tembakau, Cabai

3 V2IIRCT 25 55 Sedang Jatuhan Tanah (Soil Fall)

Teras Bangku Musiman Tembakau, Pisang, Ketela Pohon, Jagung, Cabai, Kacang Tanah

4 V2IRCK 14 32 Sedang Debris Falls Teras Bangku Musiman

Tahunan

Ketela, cabai, bambu, Kopi,

Akasia, Mahoni

5 V2IRCP 10 22 Sedang Debris fall Teras Bangku Kerapatan Sedang

Campuran

6 V21RCSw 12 12 Sedang Debris Falls Teras Bangku

Tak Sempurna

Musiman

Tahunan

Ketela Pohon, Tembakau, Pisang,

Padi, Cabai, Mahoni, Trembesi, Waru, Suren

7 V2IRCT 13 15 Jarang Debris Falls Teras Bangku

Kontruksi Baik

Musiman

Tahunan

Jagung, Ketela, Cabai,Kacang

Tanah, Talas, Pepaya

8 V3IIILCH 45 75 Rapat Longsoran (Slids) Teras Gulud Musiman Tahunan

Pinus, Akasia,Mahoni, Waru, Suren

9 V3IIILCT 45 11 Rapat Debris Fall Teras Bangku

Kontruksi Baik

Musiman

Tahunan

Tembakau, Pisang, Ketela Pohon,

Jagung, Cabai, Kacang Tanah

10 V3IILCP 40 4 Jarang Longsoran (Slide) Teras Bangku Kontruksi Baik

Kerapatan Jarang

Campuran

11 V3IILCT 40 65 Rapat Rock Fall Teras Bangku

Tak Sempurna

Musiman

Tahunan

Pisang, Ketela Pohon, Pepaya,

jagung, Cabai, mahoni, Akasia,

waru, Suren

12 V3IIRCK 35 20 Rapat Longsoran (Slide) Teras Gulud Musiman

Tahunan

Jagung, Ketela Pohon, Sengon,

Mahoni

13 V3IIRCP 35 8 Sedang Longsoran (Slide) Teras Bangku

kontruksi Baik

Kerapatan

Sedang

Campuran

14 V3IIRCSw 35 65 Jarang Jatuhan Tanah (Soil

Fall)

Teras Bangku

Tak Sempurna

Musiman

Tahunan

Jagung, Tembakau, Ketela

Pohon, kacang Tanah, Padi,

Cabai, Sengon

15 V3IIRCT 35 33 Sedang Longsoran (Slide) Teras Gulud Musiman Tahunan

Tembakau ,Jagung, Ketela Pohon, Waru

16 V3IRCP 14 12 Jarang Debris Fall Teras Bangku

Kontruksi Baik

Kerapatan

Sedang

Campuran

17 V3IRCT 12 10 Rapat Debris Fall Teras Bangku

Kontruksi Baik

Musiman Tembakau, Jagung, Ketela

Pohon, Pepaya, Pisang, Kacang

Sumber : Data Primer (Penulis, 2013)

Page 14: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

12 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

Tabel 9. Alternatif Konservasi Tanah Menurut Proyek Pendukung Kawasan Perbukitan Kritis DIY

No Satuan

Lahan

Kmrngan

Lrng (%)

Metode Konservasi Saat ini Jenis Tanaman Saat ini Alternatif Konservasi Jenis Tanaman

Mekanik Vegetatif Mekanik Vegetatif

1 V2IIRCP 23 Teras Bangku

Kontruksi Baik

Musiman

Tahunan

Campuran Teras Bangku

Teras gulud

Musiman 25%

Tahunan 75 %

Kacang tanah, Ketela Pohon, Pisang, Papaya, Jati,

Mahoni, Nangka, Kelapa, Trembesi, Akasia

2 V2IIRCSw 21 Teras Bangku

Kontruksi baik

Musiman Pepaya, Pisang, padi, Jagung,

Tembakau, Cabai

Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 75%

Tahunan 25%

Kacang Tanah, Padi, Ketela Pohon, Pisang, Pepaya,

Nangka, Trembesi, Akasia

3 V2IIRCT 25 Teras Gulud Musiman Pisang, Ketela Pohon, Jagung, Tembakau, Cabai, Kacang Tanah

Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 50% Tahunan 50%

Kacang Tanah, Ketela Pohon, Tembakau, Jati, Nangka

4 V2IRCK 14 Teras Bangku

Kontruksi Baik

Tahunan Mahoni, Akasia, Suren, Trembesi, Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 25%

Tahunan 75%

Kacang Tanah, Ketela Pohon, Jati, Mahoni, Nangka,

Mahoni, Akasia, Trembesi, Kopi

5 V2IRCP 10 Teras Bangku Kontruksi Baik

Musiman Tahunan

Campuran Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 25% Tahunan 75%

Kacang Tanah, Ketela Pohon, Jati, Mahoni, Nangka, Trembesi, Akasia

6 V2IRCSw 12 Teras Bangku

Tak Sempurna

Musiman

Tahunan

Ketela Pohon, Tembakau, Padi,

Pisang, Cabai, Trembesi, Mahoni

Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 75%

Tahunan 25%

Kacang Tanah, Padi, Ketela Pohon, Jagung, Padi,

Tembakau, Cabai, Jati, Sengon, Mahoni

7 V2IRCT 13 Teras Bangku Kontruksi Baik

Musiman Tahunan

Pisang, Ketela Pohon, Pepaya, Mahoni, Jagung, Cabai, Akasia

Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 50% Tahunan 50%

Jagung, Tembakau, Kacang, Cabai,Jati, Pinus, Trembesi

8 V3IIILCH 45 Teras Gulud Tahunan Pinus, Mahoni, Akasia, Waru, Suren Teras Bangku

Teras Gulud

Tahunan100 % Jati, Sengon, Mahoni, Mete, Kelapa, Nangka, Pinus

9 V3IIILCT 45 Teras Bangku Kontruksi Baik

Musiman Tahunan

Ketela Pohon, Tembakau, Pepaya, jagung, Cabai, Mahoni, Akasia

Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 25% Tahunan 75%

Kacang Tanah, Jagung, Ketela Pohon, Jati, Sngon, Kelapa, Mahoni, Nangka

10 V3IILCP 40 Teras Bangku

Kontruksi Baik

Musiman

Tahunan

Campuran Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 75%

Tahunan 25%

Pisang, Kacang, Ketela Pohon, Pepaya Jati,

Trembesi, Akasia

11 V3IILCT 40 Teras Bangku Tak Srmpurna

Musiman Tahunan

Pisang, Ketela Pohon, Jagung, Pepaya, cabai, Mahoni, Waru, suren

Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 50% Tahunan 50%

Kacang Tanah Ketela Pohon, Jati, Sengon, Kelapa

12 V3IIRCK 35 Teras Gulud Musiman

Tahunan

Jagung, Ketela Pohon, Kacang

Mahoni

Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 25%

Tahunan 75%

Kacang Tanah, Ketela pohon, Jati, Sengon, Kelapa,

Kopi

13 V3IIRCP 35 Teras Bangku Kontruksi Baik

Musiman Tahunan

Campuran Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 25% Tahunan 75%

Kacang Tanah, Ketela Pohon, Jati, Sengon, Kelapa

14 V3IIRCSw 35 Teras Bangku

Tak Sempurna

Musiman

Tahunan

Jagung, Tembakau, Keela Pohon,

Kacang Tanah, Padi, Cabai, Sengon

Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 75%

Tahunan 25%

Pisang, Kacang, Ketela Pohon, Pepaya, jati,

15 V3IIRCT 35 Teras Gulud Musiman Tahunan

Tembakau, jagung, Ketela Pohon, Waru

Teras Bangku Teras Gulud

Musiman 50% Tahunan 50%

Kacang Tanah, Tembakau,Ketela Pohon, Jati, Nangka

16 V3IRCP 14 Teras Bangku

Konstruksi Baik

Musiman

Tahunan

Campuran Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 25%

Tahunan 75%

Ketela Pohon,Kacang Tanah, Jati, Sengon, Kelapa

17 V3IRCT 12 Teras Bangku

Konstruksi Baik

Musiman

Tahunan

Tembakau, Jagung, Ketela Pohon,

Pepaya, Pisang, Kacang Tanah

Teras Bangku

Teras Gulud

Musiman 50%

Tahunan 50%

Kacang Tanah, Tembakau, ketela Pohon, Jati

Sumber : Proyek Pendukung Kawasan Perbukitan Kritis DIY (1993) dengan Modifikasi Penulis (2013)

Page 15: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

13 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1. Karakteristik geomorfologi di

wilayah Kecamatan Bulu Kabupaten

Temanggung sangat bervariasi mulai

dari kemiringan lereng yang terbesar

di satuan lahan V3IIILCH yaitu 40%

dan yang terendah sebesar 10% pada

satuan lahan V2IIRCP. Erosi yang

terjadi adalah erosi percik, lembar,

alur dan parit yang terjadi pada

sebagian besar satuan lahan. Proses

pelapukan yang terjadi mulai dari

pelapukan ringan terjadi pada satuan

lahan V2IIRCP, V2IRCK, V2IRCP,

V2IRCSw, V2IRCT, V3IILCP, V3IRCP,

V3IIRCP, V3IRCT. Pelapukan sedang

terjadi pada satuan lahan V2IIRCSw,

V3IILCK, V3IIRCSw dan pelapukan

berat terdapat di satuan lahan

V2IRCT, VIIILCH, V3IIILCT,

V3IILCT, V3IIRCT. Litologi yang

menyusun daerah penelitian adalah

breksi, lahar, lava, dan tuff.

2. Persebaran bentuk erosi yang terjadi

di daerah penelitian berupa erosi

percik, erosi lembar, erosi alur hingga

erosi parit. Erosi percik terdapat pada

setiap satuan lahan di daerah

pnelitian. Erosi percik dan lembar

terdapat pada satuan lahan V2IRCP,

V2IIRCSw, V2IIRCT, V2IRCK,

V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT,

V3IIILCH, V3IIILCT, V3IILCP,

V3IILCT, Erosi percik, erosi lembar dan

erosi alur terdapat pada satuan lahan

V2IIRCP, V2IIRCSw, V2IIRCT,

V2IRCK, V2IRCP, V2IRCSw, V2IRCT,

V3IIILCH, V3IIILCT,

V3IICSw,V2IRCT, VIIILCH, V3IIILCT,

V3IILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw,

V3IIRCT. Sedangkan erosi percik,

erosi lembar, erosi alur dan erosi parit

di daerah penelitian terdapat pada

satuan lahan V2IIRCT, V2IRCK,

V2IRCSw, V2IRCT, V3IIILCH,

V3IIILCT, V3IIRCK, V3IIRCSw,

V3IIRCT. Tingkat kerentanan gerak

massa didaerah penelitian bervariasi

yaitu mulai dari tingkat kerentanan

ringan hingga berat. Tingkat

kerentanan gerak massa ringan (Klas

I) terdapat pada satuan lahan V2IRCK,

V2IRCP, V3IRCT, V3IRCP, V3IIRCP,

dengan penggunaan lahan kebun

campuran, tegalan dan permukiman.

Tingkat kerentanan gerak massa

sedang (Klas II) terdapat pada satuan

lahan lahan V2IIRCP, VIIRCSw,

V2IRCSw, V2IIRCT, V3IIILCH, V3IILCP,

V3IIRCK, V3IIRCSw, V3IIRCT, dengan

penggunaan lahan berupa

permukiman, sawah, hutan, kebun

campuran, tegalan. Tingkat

kerentanan gerak massa berat (Klas

III) terdapat pada satuan lahan

V2IIRCT, V3IIILCT, V3IILCT, dengan

penggunaan lahan tegalan. Gerak

massa yang terjadi di daerah

penelitian disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu pada lereng yang curam

tidak terdapat tanaman yang lebat

sehingga tanah mudah tererosi, Di

samping itu faktor-faktor diluar

geologi yang mempengaruhi

timbulnya gerakan massa adalah

akivitas manusia, curah hujan (iklim),

sifat tanah, proses geomorfologi yang

sedang berlangsung.

3. Agihan bentuk konservasi tanah dari

berbagai konservasi tanah yang

terdapat di setiap satuan lahan tidak

selalu sesuai dengan setandar

konservasi tanah, dengan demikian

perlu dilakukan pembenahan dalam

Page 16: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

14 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

metode maupun bentuk konservasi

yang diterapkan di daerah penelitian.

Konservasi tanah yang sudah baik

dan sesuai dengan standar konservasi

terdapat pada satuan lahan V2IIRCP,

V2IIRCSw, V2IIRCT, V2IRCK, V2IRCP,

V2IRCT, V3IIILCT, V3IILCP, V3IIRCP,

V3IRCP, V3IRCT. Sedangakan metode

konservasi tanah yang belum baik

terdapat pada satuan lahan V2IRCSw,

V3IIILCH, V3IILCT, V3IIRCK,

V3IIRCSw dan V3IIRCT.

SARAN

1. Satuan lahan yang mempunyai bentuk

konservasi yang kurang tepat perlu

dilakukan pembenahan atau harus

dilakukan upaya konservasi tanah

yang lebih sempurna dari bentuk

konservasi yang sudah yang dapat

diharapkan untuk mencegah

terjadinya erosi dan gerak massa

sehingga lahan tetap terjaga dan

lestari.

2. Pada satuan lahan dengan tingkat

erosi dan kerentanan gerak

massaringan, penduduk setempat

sebaiknya tetap menjaga kelestarian

vegetasi yang dapat mencegah

terjadinya gerak massa serta perlu

dilakukan perbaikan terhadap bentuk-

bentuk pemanfaaatan lahan yang

dapat memicu terjadinya gerak massa

dan erosi.

3. Pengelolaan lahan pada daerah yang

mempunyai tingkat erosi dan

kerentanan gerak massayang tinggi

harus selalu ditingkatkan, diantara

usaha yang dapat dilakukan dengan

menanam tanaman tahunan dan

pengelolaan lahan dengan teras

bangku dengan konstruksi baik dan

teras gulud dengan kombinasi-

kombinasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Petunjuk Teknis Stabilisasi Lereng Perbukitan Kritis. Yogyakarta :

Proyek Pendukung Kawasan Perbukitan Kritis.

Arsyad, Sitanala, 1989. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor : Institut Pertanian : Bogor

Press.

Darmawijaya, Isa, 1990. Klasifikasi Tanah. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Hardjono, Imam 1997. Geologi Umum. Buku Pegangan Kuliah. Surakarta : Fakultas

Geografi UMS.

Karnawati, Dwikorita, 2005. Bencana Alam Gerakan Massa Tanah Di indonesia Dan

Upaya Penanggulanganya. Yogyakarta Jurusan Teknik Geologi Fakultas

Teknik UGM.

Priyono, dkk, 1995. Statistik Geografi. Surakarta : Fakultas Geografi UMS.

Suripin, 2004. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta.

Van Zuidam, 1979. Terrain Analysis and Classification Using Aerial Photograph.

Netherland : ITC.

Verstapen, 1983. Applaid Geomorphology : Geomorphological Surveys For

Inveromental Development. Amsterdam : Elvisier.

Yunus, Sabari Hadi, 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kotemporer. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Page 17: KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI …eprints.ums.ac.id/27167/13/02._NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · KAJIAN PROSES GEOMORFOLOGI DAN KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN BULU KABUPATEN

15 Kajian Proses geomorfologi..............(Didik Supriyadi)

Gambar : 1 Peta Kerentanan Gerak Massa Kecamatan Bulu

Kabupaten Temanggung Skala 1 : 50.000

Gambar : 2 Peta Morfokonservasi Kecamatan Bulu Kabupaten

Temanggung Skala 1: 50.000