kajian penguningan (degreening) pada jeruk … · 12 pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total...

95
KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK KEPROK MADU TERIGAS ASAL KABUPATEN SAMBAS KALIMANTAN BARAT RENNY ANGGRAINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: phungdieu

Post on 18-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK

KEPROK MADU TERIGAS ASAL KABUPATEN SAMBAS

KALIMANTAN BARAT

RENNY ANGGRAINI

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time
Page 3: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Kajian Penguningan

(Degreening) Pada Jeruk Keprok Madu Terigas Asal Kabupaten Sambas

Kalimantan Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing

dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun

tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan

dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Renny Anggraini

NRP F153110061

*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak

luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

Page 4: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

RINGKASAN

RENNY ANGGRAINI. Kajian Penguningan (Degreening) pada Jeruk keprok

Madu Terigas Asal Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Di bawah bimbingan

ROKHANI HASBULLAH dan SUTRISNO.

Jeruk keprok madu Terigas pada saat dipanen masih kehijau-hijauan.

Masyarakat lebih menyukai buah jeruk dengan kulit berwarna kuning sedangkan

jeruk dengan warna hijau dianggap belum matang. Kulit jeruk berwarna kuning

merata membuat konsumen tidak keberatan untuk membayar dengan harga lebih

tinggi. Perlakuan pascapanen guna memperbaiki estetika buah jeruk dapat

dilakukan dengan teknik penguningan (degreening) menggunakan gas etilen.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji konsentrasi dan lama pemaparan

(trigger time) pada jeruk keprok madu Terigas (Citrus nobilis var. chrysocarpa),

(2) mengkaji pengaruh degreening terhadap perubahan fisikokimia dan sensori

jeruk keprok madu Terigas, (3) menetapkan konsentrasi dan trigger time terbaik

dalam proses degreening jeruk keprok madu Terigas.

Mutu jeruk terlebih dahulu dianalisis, kemudian jeruk disusun dalam kotak

karton yang telah dilapisi plastik LLDPE (Linear Low Density Polyethilene)

dengan ketebalan 0,06 mm. Plastik tersebut kemudian ditutup dengan bagian atas

kotak karton tetap terbuka. Masing-masing plastik berisi kurang lebih 3 kg buah

jeruk. Gas etilen dengan konsentrasi 0, 1000, 1500, dan 2000 ppm masing-masing

diinjeksi ke dalam plastik LLDPE yang berisi jeruk menggunakan syringe.

Selanjutnya proses dibiarkan berjalan dengan trigger time sesuai perlakuan yaitu

10, 20, dan 30 jam. Setelah trigger time masing-masing tercapai, plastik dibuka

dan jeruk dibiarkan pada suhu ruang hingga jeruk berubah warna menjadi kuning.

Jeruk kemudian dianalisis mutunya meliputi perubahan warna, kekerasan, kadar

air jus, pH, kandungan vitamin C, kandungan klorofil dan karotenoid, total

padatan terlarut, serta organoleptik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa etilen mampu mengubah warna jeruk

menjadi lebih menarik, meningkatkan total karotenoid, dan menurunkan total

klorofil. Namun etilen tidak mempengaruhi kualitas seperti kadar air, kekerasan,

total padatan terlarut, dan vitamin C. Degreening juga meningkatkan nilai

kesukaan panelis terhadap warna jeruk, dan tidak mempengaruhi nilai kesukaan

panelis terhadap kemanisan, tekstur, maupun aroma jeruk keprok madu Terigas.

Proses degreening jeruk keprok madu Terigas yang terbaik adalah dengan

konsentrasi etilen 1000 ppm dan trigger time 30 jam. Hasil degreening terjadi

pada hari keempat pemaparan pada suhu ruang yang ditandai dengan perubahan

warna hijau menjadi kuning.

Kata kunci: jeruk, degreening, etilen, trigger time, fisikokimia

Page 5: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

SUMMARY

RENNY ANGGRAINI. Study of Terigas Tangerine Degreening Originate from

Sambas Regency of West Kalimantan. Supervised by ROKHANI HASBULLAH

and SUTRISNO

Terigas tangerine peel is still green even when it has reached acceptable

internal maturity, meanwhile the green peel indicated immature fruit. Improving

tangerine uniform yellow peel will also improve its aesthetic quality and price

which could be taken by ethylene degreening technique. The objectives of this

research were: (1) to study the ethylene concentration and trigger time of Terigas

tangerine (Citrus nobilis var. chrysocarpa) degreening process, (2) to investigate

influences of degreening on physicochemical and organoleptic changes of Terigas

tangerine, (3) to determine the best ethylene consentration and trigger time of

Terigas tangerine degreening process.

Initial tangerine quality were analyzed before the tangerine were arranged

inside box layered by LLDPE 0.06 mm plastic. After that the plastic was closed

with the top of box remained open. Each box contained of 3 kg tangerines which

finally exposed by 1000, 1500, and 2000 ppm of exogenous ethylene and without

ethylene (control), with trigger time for 10, 20, and 30 hours. Soon after each

trigger time was reached, the plastic was then opened and tangerines were placed

at room temperature until their peel turned to be yellow. After that, quality of

tangerines were analyzed which consisted of color changes, firmness, juice

misture content, pH value, vitamin C content, total of chlorophyll and carotenoid,

total soluble solid, and organoleptic.

Results of the research showed that ethylene enhanced color of tangerine,

increased total of carotenoid, and decreased total of chlorophyll. However it did

not affect internal quality such as moisture content, firmness, total soluble solid,

and vitamin C. Postharvest degreening also increased panelists preference of

tangerine external color, nevertheless it did not affect sweetness, texture, and

aroma of Terigas tangrine. The best treatment was 1000 ppm ethylene with trigger

time for 30 hours. Uniform yellow peel of Terigas tangerine occured on the fourth

day of storage at room temperature.

Keywords: tangerine, degreening, ethylene, trigger time, physicochemical

Page 6: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan

atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau

tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan

IPB

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 7: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK

KEPROK MADU TERIGAS ASAL KABUPATEN SAMBAS

KALIMANTAN BARAT

RENNY ANGGRAINI

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains

pada

Program Studi Teknologi Pasca Panen

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 8: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Lilik Pujantoro MAgr

Page 9: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

Judul Tesis : Kajian Penguningan (Degreening) Pada Jeruk Keprok Madu

Terigas Asal Kabupaten Sambas Kalimantan Barat

Nama : Renny Anggraini

NRP : F153110061

Disetujui oleh

Komisi Pembimbing

Dr Ir Rokhani Hasbullah, MSi

Ketua

Prof Dr Ir Sutrisno, MAgr

Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana

Teknologi Pasca Panen

Prof Dr Ir Sutrisno, MAgr Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 05 Februari 2014 Tanggal Lulus:

Page 10: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas

segala karunia-Nya karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih

dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini adalah

degreening, dengan judul Kajian Penguningan (Degreening) Pada Jeruk Keprok

Madu Terigas Asal Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.

Ir. Rokhani Hasbullah, M.Si. dan Bapak Prof. Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr. selaku

komisi pembimbing, serta Bapak Dr. Ir. Lilik Pujantoro, M.Agr. selaku penguji

luar komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini tidak

luput dari kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis tetap membuka diri untuk

menerima saran dan kritik yang sifatnya konstruktif. Di samping itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ahmad dan Bapak Sulyaden selaku

laboran di laboratorium Teknik Lingkungan Biosistem dan TPPHP yang telah

banyak membantu dalam penelitian ini.

Ungkapan terima kasih yang tak terkira dan penghargaan yang setinggi-

tingginya penulis sampaikan kepada suami tercinta (Amri Yahya, S.Hut) dan

orangtua tercinta (Ibu Ir. Ani Muani M.S. dan Ibu Nurhayati), adik (Nia), tante (Bi

Mul dan Bi Uti), paman (Om Di dan Om Gigin), kakak-kakak (Rezza dan Elizza),

dan seluruh keluarga serta kerabat di Pontianak yang telah menjadikan penelitian

ini terlaksana dan karya ilmiah ini selesai ditulis. Kepada almarhum Ayahanda

tercinta (Ir. Maman Rukmantara, M.S.) yang selalu memberi panutan semasa

hidupnya. Serta kepada rekan-rekan TPP yang selalu dapat diandalkan (Kak Nur,

Asni, Bu Nini, Adhitya, Kania, Sugihartati) dan teman-teman seperjuangan TPP

dan TMP 2011 lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih

atas segala masukan, saran, kritik, serta bantuan yang terus-menerus diberikan.

Harapan penulis semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat di masa depan.

Terakhir penulis ingin mengucapkan terima kasih untuk semua dan semoga Allah

SWT meridhoi kita semua, Amin.

Bogor, Februari 2014

Renny Anggraini

Page 11: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

RIWAYAT HIDUP

Renny Anggraini, lahir di Pontianak pada tanggal 3 Januari 1987. Penulis

merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Ir. Maman

Rukmantara, M.S. (Alm.) dan Ir. Ani Muani, M.S. Pendidikan sarjana ditempuh

di Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura

Pontianak dari tahun 2005 hingga tahun 2010. Selama program sarjana, penulis

pernah menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Tingkat 1 Fakultas Pertanian

Universitas Tanjungpura dan menjadi finalis lomba TOEFL Universitas

Tanjungpura. Sebagai syarat kelulusan pada program sarjana penulis menulis

skripsi yang berjudul “Pengaruh Varietas Jeruk Keprok dan Jenis Penstabil

Terhadap Fisikokimia dan Sensori Cloudy Juice.”

Kesempatan untuk melanjutkan ke Program Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor pada Program Studi Teknologi Pascapanen penulis peroleh pada tahun

2011. Beasiswa pascasarjana berupa Beasiswa Unggulan diperoleh dari Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi. Dalam menyelesaikan tugas akhir tesis, penulis

melakukan penelitian dengan judul “Kajian Penguningan (Degreening) Pada

Jeruk Keprok Madu Terigas Asal Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.

Page 12: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time
Page 13: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xi

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR LAMPIRAN xv

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 2

Kerangka Pemikiran 3

TINJAUAN PUSTAKA

Aspek Botani Tanaman Jeruk Keprok Madu Terigas 4

Kondisi Degreening 5

Etilen (C2H4) 5

Degreening Menggunakan Gas Etilen 6

Pengemasan Degreening 7

METODOLOGI

Waktu dan Tempat 9

Bahan dan Alat 9

Prosedur Penelitian 9

Rancangan Percobaan 13

Parameter Pengamatan 13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Jeruk Keprok Madu Terigas 19

Pengaruh Konsentrasi Etilen Terhadap Warna Buah Jeruk 20

Proses Degreening 22

Total Klorofil dan Karotenoid 23

Derajat Kecerahan (L*) 25

Derajat Warna Hijau (a*) 26

Derajat Warna Kuning (b*) 27

Derajat Hue (oHue) 29

Perubahan Sifat Fisikokimia 31

Kadar Air Jus 31

Kekerasan 33

Total Padatan Terlarut 34

Vitamin C Jus 35

Uji Organoleptik 37

Warna Kulit 37

Kemanisan 38

Tekstur 39

Aroma 40

Penentuan Perlakuan Terbaik 41

SIMPULAN DAN SARAN 43

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 49

Page 14: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Kandungan gizi jeruk keprok per 100 gram bahan 4

2 Hasil Analisis mutu jeruk keprok madu Terigas 19

3 Pengaruh interaksi konsentrasi etilen dan trigger time terhadap warna

jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di udara terbuka 22

4 Perkembangan perubahan ohue jeruk keprok madu Terigas dengan

trigger time 30 jam 29

5 Perkembangan perubahan warna jeruk keprok madu Terigas dengan

trigger time 30 jam 30

6 Pengaruh interaksi konsentrasi etilen dan trigger time terhadap sifat

fisikokimia jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di

udara terbuka 31

7 Nilai perlakuan jeruk keprok madu Terigas 42

Page 15: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xiii

DAFTAR GAMBAR

1 Kotak Karton Single Wall 8

2 Diagram alir penelitian pendahuluan degreening buah jeruk Siam 11

3 Diagram alir degreening jeruk keprok madu Terigas 12

4 Pengemasan dalam melakukan degreening 13

5 Chromameter 14

6 Rheometer 14

7 Spektrofotometer 17

8 Refraktometer 17

9 Pengaruh konsentrasi etilen 0 ppm (•), 1500 ppm (■), dan 2000 ppm

(▲) terhadap derajat kecerahan (L*) buah jeruk Siam setelah ditrigger

selama 30 jam 20

10 Pengaruh konsentrasi etilen 0 ppm (•), 1500 ppm (■), dan 2000 ppm

(▲) terhadap derajat warna hijau (a*) buah jeruk setelah ditrigger

selama 30 jam 21

11 Pengaruh konsentrasi etilen 0 ppm (•), 1500 ppm (■), dan 2000 ppm

(▲) terhadap derajat warna kuning (b*) buah jeruk setelah ditrigger

selama 30 jam 21

12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total

karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time 30 jam pada

hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 23

13 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap derajat kecerahan jeruk keprok

madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 26

14 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap derajat warna hijau jeruk keprok

madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 26

15 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap derajat warna kuning jeruk keprok

madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 28

16 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap kadar air jus jeruk keprok madu

Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 31

17 Pengaruh lama pemaparan di suhu ruang terhadap kadar air jus jeruk

keprok madu Terigas pada konsentrasi etilen 0 ppm (•) ppm (♦), 1500

ppm (■) dan 2000 ppm (▲) dengan trigger time 30 jam 32

18 Pengaruh lama pemaparan di suhu ruang terhadap kekerasan jeruk

keprok madu Terigas pada konsentrasi etilen 0 ppm (•) dan 2000 ppm

(▲) dengan trigger time 10 jam 33

19 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap TPT jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 35

20 Pengaruh lama pemaparan di suhu ruang terhadap kandungan vitamin C

jus jeruk keprok madu Terigas pada konsentrasi etilen 0 ppm (•) dan

2000 ppm (▲) dengan trigger time 30 jam 36

21 Nilai kesukaan panelis terhadap warna jeruk keprok madu Terigas pada

berbagai konsentrasi etilen 38

22 Nilai kesukaan panelis terhadap kemanisan jeruk keprok madu

Terigas pada berbagai konsentrasi etilen 38

Page 16: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xiv

23 Nilai kesukaan panelis terhadap tekstur jeruk keprok madu Terigas pada

berbagai konsentrasi etilen 39

24 Nilai kesukaan panelis terhadap aroma jeruk keprok madu Terigas pada

berbagai konsentrasi etilen 40

Page 17: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1 Hasil uji Anova kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 50

2 Hasil uji Anova TPT jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 50

3 Hasil Uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-2 pemaparan di suhu ruang untuk TPT 50

4 Hasil uji Anova vitamin C jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 51

5 Hasil uji Anova total klorofil jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-

2 pemaparan di suhu ruang 51

6 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-2 pemaparan di suhu ruang untuk total klorofil 51

7 Hasil uji Anova total karotenoid jeruk keprok madu Terigas pada hari

ke-2 pemaparan di suhu ruang 52

8 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-2 pemaparan di suhu ruang untuk total karotenoid 52

9 Hasil uji Anova kadar air jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 52

10 Hasil uji Anova derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-2 pemaparan di suhu ruang 53

11 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-2 pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*) 53

12 Hasil uji Anova derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-2 pemaparan di suhu ruang 54

13 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok Madu Terigas pada

hari pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna kuning (b*) 54

14 Hasil uji Anova derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-2 pemaparan di suhu ruang 55

15 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-2 pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*) 55

16 Hasil uji Anova kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 56

17 Hasil uji Anova TPT jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 56

18 Hasil uji Anova vitamin C jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 56

19 Hasil uji Anova total klorofil jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-

4 pemaparan di suhu ruang 57

20 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk total klorofil 57

21 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk total klorofil 57

22 Hasil uji Anova total karotenoid jeruk keprok madu Terigas pada hari

ke-4 pemaparan di suhu ruang 58

Page 18: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xvi

23 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk total karotenoid 58

24 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk total karotenoid 58

25 Hasil uji Anova kadar air jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 59

26 Hasil uji Anova derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 59

27 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*) 59

28 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*) 59

29 Hasil uji Anova derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 60

30 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna kuning (b*) 60

31 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna kuning

(b*) 60

32 Hasil uji Anova derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang 61

33 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*) 61

34 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*) 61

35 Hasil uji Anova kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 62

36 Hasil uji Anova TPT jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 62

37 Hasil uji Anova vitamin C jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 62

38 Hasil uji Anova total klorofil jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-

6 pemaparan di suhu ruang 63

39 Hasil uji Anova total karotenoid jeruk keprok madu Terigas pada hari

ke-6 pemaparan di suhu ruang 63

40 Hasil uji Anova kadar air jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 63

41 Hasil uji Anova derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-6 pemaparan di suhu ruang 64

42 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-6 pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*) 64

43 Hasil uji Anova derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas

pada hari ke-6 pemaparan di suhu ruang 65

44 Hasil uji Anova derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-6 pemaparan di suhu ruang 65

45 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada

hari ke-6 pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*) 65

Page 19: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xvii

46 Nilai kesukaan panelis terhadap warna jeruk keprok madu Terigas

setelah degreening 66

47 Nilai kesukaan panelis terhadap kemanisan jeruk keprok madu Terigas

setelah degreening 67

48 Nilai kesukaan panelis terhadap tekstur jeruk keprok madu Terigas

setelah degreening 68

49 Nilai kesukaan panelis terhadap aroma jeruk keprok madu Terigas

setelah degreening 69

50 Derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 70

51 Derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 70

52 Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang 71

53 Derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 71

54 Derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 72

55 Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang 72

56 Derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 73

57 Derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 73

58 Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang 74

59 Derajat kecerahan (L*), derajat warna hijau (a*), dan derajat warna

kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-0 74

60 Uji indeks efektifitas jeruk keprok madu Terigas pada berbagai

konsentrasi etilen dan trigger time dalam degreening 75

Page 20: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

xviii

Page 21: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Maraknya buah impor antara lain sunkist, apel, pear, kiwi dan anggur yang

masuk ke Indonesia sangat mempengaruhi daya jual buah lokal. Buah lokal

dengan penampilan dan kualitas yang kurang baik mulai ditinggalkan

konsumennya. Walaupun tidak secara total ditinggalkan, buah lokal tidak dapat

bersaing di segmen pasar yang sama dengan buah-buahan impor. Salah satu buah

lokal yang mulai tergeser oleh buah impor karena penampilannya adalah jeruk

lokal.

Jeruk merupakan salah satu tanaman buah yang disukai dan mempunyai

prospek yang baik untuk diusahakan. Selain rasanya enak, buah jeruk merupakan

sumber vitamin C yang sangat diperlukan oleh tubuh. Tanaman jeruk meja,

seperti jeruk siam, jeruk manis, dan jeruk keprok, tersebar di seluruh Indonesia

dengan sentra produksi terdapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kalimantan

Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara

Timur (Agrimas Kapitalindo 2007). Sekitar 70-80% jeruk yang dikembangkan di

Indonesia adalah jeruk siam, dan sisanya adalah jeruk keprok unggulan daerah

dan jeruk lainnya (Suyamto et al. 2005).

Indonesia memiliki beragam jenis jeruk keprok berkualitas baik dan

berpotensi mengisi permintaan dalam negeri. Jenis jeruk keprok tersebut di

antaranya adalah; jeruk keprok SoE (NTT), Batu 55, Pulung dan Madura (Jawa

Timur), Garut (Jawa Barat), Tejakula (Bali), Siompu (Sulawesi Tenggara) dan

Kelila (Papua). Selain itu terdapat pula beberapa varietas yang baru

dikembangkan yaitu keprok madu Terigas (Kalimantan Barat), Jeruk Kacang

(Sumatera Barat) dan Borneo Prima (Kalimantan Timur).

Daerah di Kalimantan Barat yang dikenal sebagai sentra penghasil jeruk

berkualitas terbaik adalah dari kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Saat ini,

selain jeruk siam Pontianak, masyarakat Sambas juga mengembangkan jeruk

varietas baru yaitu jeruk keprok madu Terigas. Jeruk keprok madu Terigas

memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan jeruk siam dan dengan rasa yang

lebih manis. Namun, kendala yang dihadapi jeruk keprok madu Terigas salah

satunya adalah penampakannya. Satuhu (1995), menjelaskan bahwa mutu buah-

buahan sangat dipengaruhi oleh penampakan dan cita rasanya yang dipengaruhi

pula oleh tingkat ketuaan buah. Buah yang tingkat kematangannya cukup akan

mempunyai penampilan menarik dan rasa yang enak.

Warna jeruk keprok madu Terigas yang dipanen masih kehijau-hijauan.

Masyarakat sangat menyukai buah jeruk dengan kulit berwarna kuning dengan

asumsi bahwa jeruk yang berwarna kuning merata berada pada tahap kematangan

sempurna dan memiliki rasa yang manis, sedangkan jeruk dengan warna hijau

merupakan jeruk yang belum matang dan memiliki rasa yang asam sehingga

dengan kulit jeruk berwarna kuning merata membuat konsumen tidak keberatan

untuk membayar dengan harga lebih tinggi (Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan

Buah Sub Tropik 2012). Hal tersebut menunjukkan bahwa warna kulit jeruk

sangat penting untuk nilai estetika dan merupakan faktor terpenting dalam

menentukan pemasaran dan nilai jual.

Page 22: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

2

Rais dan Nurhadi (1996), menjelaskan bahwa perlakuan pascapanen guna

memperbaiki penampakan dan kualitas buah jeruk dapat dilakukan dengan teknik

penguningan (degreening) menggunakan gas etilen, teknik pengemasan dengan

pengaturan konsentrasi CO2/O2, pengurangan susut bobot melalui pelapisan lilin,

model kemasan dan alat pengangkutan.

Penguningan dilakukan untuk membuat warna kuning kulit buah jeruk

lebih merata dan seragam. Penguningan merupakan proses perombakan pigmen

hijau (klorofil) pada kulit jeruk secara kimiawi dan sekaligus membentuk

warna kuning jingga (karotenoid) pada kulit jeruk. Proses ini tidak berpengaruh

terhadap bagian dalam jeruk seperti gula, asam dan jus jeruk.

Kulit jeruk lokal yang masak warnanya cenderung hijau, kalau pun

menguning, tetap tidak merata warnanya (Setiawan dan Trisnawati 2001). Buah

jeruk yang matang lebih identik dengan warna kulit yang kuning, sedangkan

buah jeruk keprok madu Terigas yang sudah matang optimal tidak selalu

mempunyai warna kuning yang seragam, masih ada warna hijaunya. Oleh

karena itu untuk mengusahakan agar jeruk keprok madu Terigas berwarna kuning

seragam dan dapat bersaing dengan jeruk impor, dilakukanlah degreening pada

jeruk keprok madu Terigas.

Rumusan Masalah

Masalah penanganan produk hortikultura setelah dipanen (pasca panen)

sampai saat ini masih menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius

baik di kalangan petani, pedagang, maupun di kalangan konsumen sekalipun.

Walau hasil yang diperoleh petani mencapai hasil yang maksimal tetapi apabila

penanganan setelah dipanen tidak mendapat perhatian maka hasil tersebut segera

akan mengalami penurunan mutu atau kualitasnya. Hal tersebutlah yang menjadi

perhatian agar produk hortikultura yang telah dengan susah payah diupayakan

agar hasil yang dapat dipanen mencapai jumlah yang setinggi-tingginya dengan

kualitas yang sebaik-baiknya.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya tarik jeruk keprok madu Terigas

adalah dengan degreening sehingga warna yang didapat pada jeruk keprok madu

Terigas menjadi kuning seragam, namun proses degreening juga memiliki

kelemahan di mana jika tidak dilakukan dengan tepat maka justru akan

menjadikan jeruk cepat rusak, oleh sebab itu perlu diteliti cara penanganan

degreening yang tepat sehingga menghasilkan produk jeruk dengan kualitas

maksimal.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan secara umum untuk mengkaji proses degreening

menggunakan etilen. Sedangkan secara khusus bertujuan untuk :

1. Mengkaji konsentrasi etilen dan lama pemaparan (trigger time) pada proses

degreening jeruk keprok madu Terigas (Citrus nobilis var. chrysocarpa).

2. Mengkaji pengaruh degreening terhadap perubahan fisikokimia dan sensori

jeruk keprok madu Terigas

3. Menetapkan konsentrasi etilen dan lama pemaparan (trigger time) terbaik pada

jeruk keprok madu Terigas.

Page 23: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

3

Kerangka Pemikiran

Penanganan buah dilakukan untuk tujuan penyimpanan, transportasi dan

pemasaran. Langkah yang harus dilakukan dalam penanganan buah setelah

dipanen meliputi pemilihan (sorting), pemisahan berdasarkan umuran (sizing),

pemilihan berdasarkan mutu (grading), dan pengepakan (packing). Namun

demikian, untuk beberapa komoditi atau jenis buah tertentu memerlukan

tambahan penanganan seperti degreening, pencucian, penggunaan bahan kimia,

pelapisan (coating), dan pendinginan awal (precooling).

Buah jeruk lokal memiliki potensi yang besar sehingga perlu dilakukan

penanganan pascapanen yang baik dan tepat sehingga dapat meningkatkan

kualitas buah jeruk lokal. Teknologi pascapanen yang mudah diterapkan pada

buah jeruk adalah teknik degreening yaitu upaya menghilangkan warna hijau

melalui dekomposisi pigmen. Penghilangan warna hijau dengan maksud

membentuk warna tertentu yang dikehendaki karena permintaan (kesukaan) yang

dapat meningkatkan penampilan dengan membuat warna buah menjadi lebih

menarik. Penguningan biasanya menggunakan zat perangsang metabolik berupa gas

alifatis tidak jenuh yang disebut etilen. Ritenour et al. (2004) merekomendasi

beberapa kondisi dalam penguningan (dengan etlilen), yaitu: suhu, konsentrasi etilen,

kelembaban relatif, ventilasi dan sirkulasi udara. Suhu 82-83 oF (28-29

oC) adalah

suhu optimum dalam penguningan. Suhu di atas atau dibawah suhu tersebut

cenderung memperlambat proses penguningan. Konsentrasi 5 ppm etilen cukup

untuk mencapai laju penguningan yang maksimal.

Prinsip proses penguningan jeruk dengan asetilen sama dengan etilen karena

bentuknya sama, yaitu gas. Hasil penguningan terbaik diperoleh dari penggunaan

2000 ppm asetilen ke jeruk Valensia selama 11 jam pemeraman pada kondisi ruangan

yang bersuhu 29-32 oC dengan kelembaban relatif 80-90% dan penyimpanan selama

7.4 hari. Penampakan jeruk berubah secara drastis dari warna kulit hijau menjadi

kuning (Broto et al.1996).

Konsentrasi gas etilen dan trigger time yang tepat akan menghasilkan hasil

degreening yang terbaik pada jeruk keprok madu Terigas sehingga buah jeruk

tersebut yang pada umumnya berwarna hijau kekuningan dan tidak seragam

menjadi berwarna kuning merata dan menarik.

Teknologi degreening dapat memperbaiki warna kulit jeruk keprok madu

Terigas dari hijau menjadi kuning seragam, untuk memberikan nilai tambah

seperti buah jeruk impor dengan demikian diharapkan mengurangi jeruk impor di

pasaran dan harapannya ke depan dapat menambah devisa negara melalui ekspor.

Page 24: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

4

TINJAUAN PUSTAKA

Aspek Botani Tanaman Jeruk Keprok Madu Terigas

Tanaman jeruk keprok madu Terigas diklasifikasikan sebagai berikut

(Anonim 2008):

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus nobilis var chrysocarpa

Jeruk keprok madu Terigas memiliki ciri-ciri kulit tebal 0.2-0.3 cm dengan

diameter buah 5.8–7.6 cm dan berat 150–300 gram serta rasa manis, sedikit asam

dan segar, jika masak di pohon rasa sari buahnya seperti madu dengan tingkat

kemanisan 9-12 °Brix (Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik

2012). Pohon jeruk keprok madu Terigas memiliki tinggi yang sama dengan jeruk

Siam. Tangkai daun bersayap sangat sempit sampai boleh dikatakan tidak

bersayap, panjang 0.5-1.5 cm. Helaian daun berbentuk bulat telur memanjang,

eliptis atau berbentuk lanset dengan ujung tumpul, melekuk ke dalam sedikit,

tepinya bergerigi beringgit sangat lemah dengan panjang 3.5-8 cm. Bunganya

mempunyai diameter 1.5-2.5 cm, berkelamin dua daun mahkotanya putih.

Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1.5 mm. Kandungan vitamin C jeruk keprok cukup tinggi yaitu sekitar 29.00 mg, dan

kalsium sebesar 18.00 mg. Selain itu jeruk keprok juga mengandung karbohidrat,

protein, fosfor, vitamin A, B1, B2, dan lainnya (Tabel 1).

Tabel 1 Kandungan gizi jeruk keprok per 100 gram bahan

Kandungan gizi Jumlah

Energi 28.00 kal

Protein 0.50 g

Lemak 0.10 g

Karbohidrat 7.20 g

Kalsium 18.00 mg

Fosfor 10.00 mg

Serat 0.20 g

Besi 0.10 mg

Vitamin A 160.00 RE

Vitamin B1 0.06 cg

Vitamin B2 0.03 mg

Vitamin C 29.00 mg

Niacin 0.30 g

Sumber : Wirakusumah, 2001

Page 25: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

5

Kondisi Degreening

Pada iklim tropis, jeruk tidak menampakkan warna menarik pada saat

matang, hal inilah yang menyebabkan jeruk lokal memerlukan degreening, oleh

karena itu diperlukan perlakuan etilen untuk mempercepat degradasi klorofil dan

kenampakan warna orange (Ladaniya 2008). Analisis sampel kulit jeruk

menunjukkan perubahan konsentrasi relatif, tingkat total klorofil berkurang

seiring dengan kematangan jeruk dan degreening (Jahn dan Yang 1996).

Degreening dengan konsentrasi etilen 1-5 ppm, temperatur 20-29 °C, dan RH 90-

96% direkomendasikan. Fasilitas ventilasi pada ruang penyimpanan sangat

penting. Etilen juga menyebabkan akumulasi karotenoid pada lemon dan jeruk

keprok (Young dan Jahn 1994).

Kitagawa et al. (1999) menggunakan konsentrasi 500-1000 ppm etilen

dengan waktu aplikasi selama 15 jam dengan suhu 20-25 °C untuk menguningkan

jeruk Satsuma dengan sistem sederhana di mana jeruk dalam keranjang dibungkus

dengan plastik PVC yang kemudian diekspos dengan etilen.

Fungsi etilen pada penguningan jeruk terdiri dari setidaknya 2 kategori.

Pertama yaitu untuk degreening (degradasi klorofil), yang terjadi pada temperatur

30 °C dengan 5-10 ppm etilen. Kedua yaitu untuk pewarnaan, di mana etilen

dibutuhkan untuk biosintesis β-citraurin. Karotenoid sangat sensitif terhadap

temperatur. Perbedaan kelembaban (70-90%) selama pemaparan tidak

mempengaruhi perubahan warna (Cohen 1998), meskipun demikian selalu

disarankan degreening dalam kelembaban tinggi (lebih dari 90%) untuk

mencegah pengerutan dan pembakaran gas.

Kombinasi optimal RH dan temperatur bervariasi pada setiap spesies jeruk

yang berbeda. Pada beberapa contoh, manipulasi temperatur dan meningkatkan

konsentrasi etilen dapat meningkatkan kecepatan degreening lebih dari 200%.

Kecepatan degreening lebih baik pada temperatur lebih tinggi (29.4 °C) dan

konsentrasi etilen 100-250 ppm (Ahrens dan Barmore 2001).

Etilen (C2H4)

Pertumbuhan dan perkembangan buah tidak hanya dipengaruhi oleh faktor

eksternal seperti halnya lingkungan, tetapi juga oleh hormon yang ada di dalam

tanaman. Sejauh ini, peran hormon dalam tanaman belum mendapat perhatian

khusus dari para petani. Adanya hormon inilah yang bisa mempengaruhi tingkat

produktifitas maupun kualitas buah.

Salah satu hormon yang mempengaruhi kualitas buah adalah etilen.

Etilen merupakan hormon tumbuh yang diproduksi dari hasil metabolisme normal

dalam tanaman. Etilen berperan dalam pematangan buah dan kerontokan daun.

Etilen disebut juga ethane. Senyawa etilen pada tumbuhan ditemukan dalam fase

gas, sehingga disebut juga gas etilen. Gas etilen tidak berwarna dan mudah

menguap.

Etilen memiliki struktur yang cukup sederhana dan diproduksi pada

tumbuhan tingkat tinggi. Etilen sering dimanfaatkan oleh para distributor dan

importir buah. Buah dikemas dalam bentuk belum masak saat diangkut pedagang

buah. Setelah sampai untuk diperdagangkan, buah tersebut diberikan etilen

(diperam) sehingga cepat masak. Hal ini dilakukan umumnya pada buah

Page 26: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

6

klimakterik. Dalam pematangan buah, etilen bekerja dengan cara memecahkan

klorofil pada buah muda, sehingga buah hanya memiliki xantofil dan karoten.

Dengan demikian, warna buah menjadi jingga atau merah.

Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam amino metionin

yang esensial pada seluruh jaringan tumbuhan. Menurut Mckeon et al. (1995),

produksi etilen bergantung pada tipe jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan

perkembangan. Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses:

1. ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP dan air akan

membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.

2. Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase (ACC-sintase) kemudian

memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil metionin).

3. Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan memproduksi etilen. Reaksi

ini dikatalisasi menggunakan enzim pembentuk etilen.

Etilen digunakan dalam bentuk gas atau dalam bentuk larutan etilen lepas

yang terurai dalam jaringan buah, sehingga terjadi degreening dan memperbaiki

kenampakan. Metode yang digunakan dalam mengaplikasikan etilen tergantung

dari biaya, kenyamanan, dan faktor keamanan. Larutan yang terurai di dalam atau

di permukaan jeruk untuk melepaskan etilen memiki keuntungan berupa aplikasi

yang mudah. Etilen yang berupa hidrokarbon, tersedia dari penyulingan minyak

tanah dan diisi ke dalam tabung baja besar menjadi gas bertekanan.

Gas etilen merombak klorofil pada kulit jeruk dan mensintesis pigmen

karotenoid. Aktivitas perombakan tersebut hanya terjadi pada lapisan

subepidermal kulit buah. Hasilnya kulit buah yang semula hijau berubah menjadi

jingga tanpa mengubah rasa buah. Menurut Broto et al. (1996), degreening

dengan menggunakan gas etilen tidak mengubah nilai gizi jeruk. Gas etilen tidak

mempengaruhi kadar gula total, kadar asam total, dan kadar vitamin C. Artinya,

pemberian etilen hanya mengubah tampilan kulit jeruk dari hijau ke jingga tanpa

mengubah rasa dan nilai gizi.

Degreening Menggunakan Gas Etilen

Proses degreening yaitu proses perombakan warna hijau pada kulit jeruk

diikuti dengan proses pembentukan warna kuning jingga. Degreening merupakan

cara perlakuan pada buah jeruk untuk memperbaiki atau cara menguningkan buah

agar dapat seragam terutama pada jeruk untuk dapat bersaing dalam ekspor seperti

halnya jeruk keprok yang mempunyai warna kuning merata. Tujuan degreening

adalah untuk meningkatkan nilai estetika jeruk, namun tidak membantu dalam

menjaga kualitas. Degreening dapat dilakukan antara lain menggunakan gas

etilen, gas asetilen (C2H2), dan ethepon. Pada umumnya zat perangsang metabolik

yang digunakan untuk degreening buah jeruk adalah gas etilen.

Gas etilen dialirkan ke ruang degreening bersama udara dan secara serentak

terjadi pertukaran udara pada proses aliran yang terus berlanjut pada temperatur

dan kelembaban yang terkontrol. Metode ini digunakan telah lebih dari 5 dekade

dengan beberapa perubahan atau modifikasi. Pada trickle method penggunaan

etilen untuk degreening, jeruk disimpan pada ruangan dengan pertukaran udara

terus-menerus pada temperatur dan RH terkontrol dengan mempertahankan

tetesan etilen konsentrasi rendah secara kontinyu. Metode ini lebih efektif

dibandingkan shot method standar Australia pada sistem degreening, di mana

Page 27: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

7

jeruk disimpan pada ruang tertutup dengan etilen pada konsentrasi tertentu selama

1-12 jam tanpa kontrol lingkungan. Sistem tetesan dengan etilen 10 ppm lebih

cepat merespon perkembangan warna dari pada shot method dengan konsentrasi

250-1000 ppm etilen. Untuk hasil yang optimal, diperlukan temperatur sekitar 29 oC dan RH 95% (Jorgensen, 1998).

McCornack dan Wardowski (1998), merekomendasikan kondisi degreening

menggunakan trickle method untuk jeruk Florida dengan konsentrasi 1-5 ppm,

27.8-29.4 oC, RH 90-96%, dan sirkulasi udara rata-rata 47.2 lit/s/408 kg jeruk atau

satu kali pergantian udara per jam. Jeruk yang telah mencapai kematangan standar

dan diberi perlakuan tersebut dapat didegreening dalam 72 jam. Pada tahap awal

degreening, 30oC untuk penghilangan klorofil setelah itu 20-25

oC untuk sintesis

karotenoid seringkali direkomendasikan untuk hasil yang memuaskan (Cohen

1997). Penggunaan etilen pada trickle method secara umum digunakan pada

ruangan degreening yang besar.

Cohen (1997), memberikan perlakuan pada jeruk 5-10 ppm etilen yang

dialirkan secara berkesinambungan pada suhu 25 oC selama 12 jam sehari diikuti

dengan interval 12 jam. Perlakuan tersebut diulang dengan siklus 12 jam selama 3

hari pada RH 90% dan volume pertukaran udara 0,6 per jam.

Di Jepang, Kitagawa et al. (1999), mencoba metode yang berbeda dalam

penggunaan etilen dengan dasar shot method. Pada uji skala kecil dengan jeruk

Satsuma, keranjang dibungkus dengan polyester/polietilen film berlapis-lapis

(agriculture grade, 0.2 mm, PVC film) dan diberi perlakuan etilen selama 15 jam.

Setelah terpapar udara bebas, klorofil terdegradasi dengan cepat dan warna kuning

segera muncul. Hasil degreening dengan konsentrasi etilen sebesar 500-1000 ppm

sangat memuaskan. Lebih jauh lagi, Kitagawa et al. (2001), mengembangkan

metode menggunakan plastik pengemas setebal 0.2 mm (PVC) untuk buah yang

disimpan. Konsentrasi etilen sebesar 1000 ppm dan waktu perlakuan 15 jam

adalah yang paling cocok. Dalam 3-4 hari setelah pemindahan dari plastik

pembungkus, degradasi klorofil terjadi. 20-25 oC diketahui sebagai temperatur

yang paling efektif.

Degreening menggunakan gas etilen dengan metode yang dilakukan Cohen

(1997) menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan metode yang dilakukan

Kitagawa et al. (1999) jika diaplikasikan pada jeruk yang kulit buahnya masih

berwarna hijau, namun metode Kitagawa et al. (1999) menunjukkan hasil yang

lebih unggul bila diaplikasikan pada jeruk yang baru mulai berubah warna.

Pengemasan Degreening

Pengemasan dalam degreening dimaksudkan untuk menciptakan kondisi

yang cocok untuk mendukung terjadinya degradasi klorofil dan sintesis

karotenoid pada kulit jeruk yang distimulasi oleh etilen.

Plastik LLDPE (Linear Low Density Polyethylene)

LLDPE dicirikan dengan densitas antara 0.915–0.925 g/cm3. LLDPE adalah

polimer linier dengan percabangan rantai pendek dengan jumlah yang cukup

signifikan. Umumnya dibuat dengan kopolimerisasi etilena dengan rantai

pendek alfa-olefin (1-butena, 1-heksena, 1-oktena, dan sebagainya). LLDPE

Page 28: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

8

memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari LDPE, dan memiliki ketahanan

yang lebih tinggi terhadap tekanan.

LLDPE banyak diproduksi dengan blown film, diekstruksi pada 137-204 oC

melalui die sirkular. Film yang berbentuk tabung ditiup dengan udara mencapai

diameter tertentu. Kemudian film tersebut didinginkan, diratakan, diberi corona

treatment, kemudian digulung menjadi roll. Proses ini menghasilkan film dengan

orientasi molekul yang seimbang dan kekuatan lentur yang baik.

LLDPE mencair pada suhu 120°C hingga 160 °C, suhu transisi 20°C dan

maksimum suhu operasi 50 °C. LLDPE memiliki OTR (Oxygen Transfer Rate)

sebesar 2500 cc/m2/hari. OTR adalah kecepatan gas oksigen menembus melalui

film pada kondisi suhu dan kelembaban relatif. Sedangkan WVTR (Water Vapor

Transfer Rate) atau kecepatan uap air menembus suatu film pada kondisi suhu dan

kelembaban udara tertentu adalah sebesar 1.75-7.50 g/m2/hari.

Kotak Karton

Kotak karton gelombang (Corrugated Carton Box) biasanya merupakan

multi lapisan kertas yang digunakan untuk kemasan karton lipat. Kotak karton

dianggap sebagai komoditas dan banyak digunakan dalam industri konsumen dan

pertanian untuk tujuan kemasan. Bahan baku utama dari kotak karton adalah

limbah kertas yang dihasilkan oleh industri kertas.

Kotak karton yang seringkali ditemukan dalam kehidupan sehari-hari adalah

kotak karton single wall. Single wall cocok digunakan untuk berbagai macam

pengemasan. Karton ini seringkali digunakan dalam container atau media-media

pengemas lainnya tanpa dibebani oleh beban statis. Kardus dengan single wall

cocok untuk penyimpanan, pengemasan dan pengiriman. Kotak yang kecil dapat

disimpan dalam kotak yang lebih besar guna keamanan barang yang lebih baik.

Kotak karton ini merupakan lembaran karton gelombang yang terdiri dari 2 liner

dan 1 lapisan gelombang dengan lapisan terakhir kertas kraft dan dapat ditutup

untuk menambah keamanan.

Gambar 1 Kotak Karton Single Wall

Page 29: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

9

METODOLOGI

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Lingkungan Biosistem

dan Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor selama 3 bulan, dimulai

dari 28 Januari 2013 sampai 29 April 2013.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi buah jeruk keprok

madu Terigas, etilen murni, iodine, amilum, aseton. Alat yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kardus, plastik LLDPE dengan tebal 0.06 mm, syringe,

penjepit, pipet tetes, alat pemeras, beker glass, gelas ukur, erlenmeyer, wadah,

vortex, pH meter, buret, corong, timbangan analitik, alat tulis menulis, alat

dokumentasi, peralatan uji sensori, desikator, oven, botol timbang, labu ukur.

chromameter, rheometer, refraktometer, oven, spektrofotometer.

Prosedur Penelitian

Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan degreening buah jeruk menggunakan gas etilen

dilakukan sebagai pengamatan awal pengaruh gas etilen terhadap perubahan

warna buah jeruk. Jeruk Siam dicuci bersih kemudian ditiriskan lalu dianalisis

warna awalnya, kemudian jeruk disusun dalam kotak karton yang bagian

dalamnya dilapisi plastik LLDPE (Linear Low Density Polyethilene) merk kluplas

dengan ketebalan 0.06 mm. Plastik tersebut kemudian ditutup dengan kotak

karton bagian atas dibiarkan terbuka. Plastik berisi jeruk tersebut kemudian

diinjeksi dengan gas etilen murni dengan konsentrasi 1500 ppm, 2000 ppm, dan

kontrol (tanpa injeksi etilen) kemudian dibiarkan selama 30 jam. Setelah 30 jam,

plastik dibuka dan jeruk diletakkan pada suhu ruang. Pengamatan perubahan

warna jeruk dilakukan setiap 2 hari hingga jeruk berwarna kuning/orange merata.

Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk menentukan range konsentrasi etilen

pada perlakuan utama dalam menguningkan jeruk sehingga memastikan etilen

dapat bekerja efektif pada penelitian utama.

Penelitian Utama

Degreening dilakukan setelah panen yaitu setelah dilakukan pengkelasan

(grading). Cara degreening yang dipilih dalam penelitian ini adalah cara Shot

Method seperti yang dilakukan Kitagawa et al. (2001). Sebelum perlakuan

degreening, jeruk keprok madu Terigas disortasi dan dicuci dengan air mengalir,

lalu ditiriskan. Kemudian jeruk dianalisis terlebih dahulu mutunya meliputi

warna, kekerasan, TPT, dan kadar air. Setelah itu jeruk disusun dalam kotak

karton yang bagian dalamnya telah dilapisi plastik LLDPE (Linear Low Density

Polyethilene) dengan ketebalan 0.06 mm. Plastik tersebut kemudian ditutup

Page 30: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

10

V0 (ml) =

dengan bagian atas kotak karton tetap terbuka. Masing-masing plastik berisi

kurang lebih 3 kg buah jeruk.

Gas etilen masing-masing 0 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm, dan 2000 ppm

diinjeksi ke dalam plastik LLDPE (Linear Low Density Polyethilene) yang berisi

jeruk menggunakan syringe. Selanjutnya proses dibiarkan berjalan dengan trigger

time sesuai perlakuan yaitu 10 jam, 20 jam, dan 30 jam. Setelah trigger time

masing-masing tercapai, plastik dibuka dan jeruk dibiarkan pada udara terbuka

dan suhu ruang selama 6 hari hingga jeruk berubah warna menjadi orange. Jeruk

kemudian dianalisis mutunya meliputi perubahan warna, kekerasan, kadar air,

kandungan vitamin C, kandungan klorofil dan karotenoid, total padatan terlarut,

serta organoleptik. Penelitian utama ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi

dan trigger time terbaik dalam proses degreening jeruk keprok madu Terigas.

Pelaksanaan penelitian pendahuluan ditunjukkan pada Gambar 2, cara yang

dilakukan dalam degreening jeruk keprok madu Terigas dijelaskan pada Gambar

3, sedangkan ilustrasi pengemasan dalam melaksanakan degreening pada

penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 4.

Cara perhitungan masing-masing konsentrasi injeksi gas etilen dalam satuan

volume ( sebagai perlakuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan :

V0 : Volume etilen (ml)

V1: Volume Wadah – Volume buah dalam wadah (ml)

E : Konsentrasi etilen (ppm)

Page 31: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

11

Pengemasan

Plastik LLDPE 0,06 mm &

kotak karton

Gambar 2 Diagram alir penelitian pendahuluan degreening buah jeruk Siam

Pencucian

Pemaparan pada suhu ruang

Pengamatan perubahan

warna

Injeksi etilen murni

Konsentrasi: 0, 1500, &

2000 ppm

Trigger time: 30 jam

Jeruk berwarna

kuning/orange

seragam

Analisis warna awal

Jeruk lokal

berwarna kehijauan

Penentuan range konsentrasi

etilen yang akan diterapkan

pada penelitian utama

Page 32: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

12

Gambar 3 Diagram alir degreening jeruk keprok madu Terigas

Sortasi dan pencucian

Analisis mutu jeruk (warna,

kekerasan, kadar air, &TPT)

Pengemasan

Plastik LLDPE 0,06 mm &

kotak karton

Pemaparan pada suhu ruang

selama 6 hari

Jeruk keprok madu

Terigas

Injeksi etilen murni

Konsentrasi: 0, 1000. 1500, &

2000 ppm

Trigger time: 10, 20, & 30 jam

Analisis setiap 2 hari terhadap:

Proses degreening: warna,

klorofil & karotenoid

Sifat fisikokimia: kekerasan,

TPT, vitamin C, & kadar air

Organoleptik

Pengolahan data

Penentuan konsentrasi etilen

dan trigger time terbaik

Page 33: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time
Page 34: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

14

dari 0 sampai -70 untuk warna biru. Pengukuran dilakukan tiga kali pada tiga titik

yang berbeda pada salah satu sisi objek (Andarwulan et al. 2011).

Gambar 5 Chromameter

Kekerasan

Parameter reologi yang penting dan sering digunakan dalam menganalisis

produk hortikultura yang bersifat padat adalah pengukuran kekerasan. Pengukuran

parameter kekerasan produk hortikultura yang dalam penelitian ini berupa buah

jeruk keprok madu Terigas dilakukan menggunakan alat rheometer, dimana

prinsip pengujian kekerasan ini adalah mengukur ketahanan buah terhadap jarum

yang terdapat pada alat rheometer.

Kekerasan adalah sifat produk yang menunjukkan daya tahan untuk pecah

akibat gaya tekan yang diberikan. Sifat derajat mudah patah dari suatu benda

dapat dinyatakan sebagai nilai kekerasan (hardness). Cara untuk mengukur

kekerasan yaitu di mana gaya tekan akan memecahkan produk padat dengan

menekan hingga produk pecah/berlubang. Besarnya gaya tekan untuk

memecahkan produk padat inilah yanga disebut nilai kekerasan. Semakin besar

gaya yang diperlukan maka produk tersebut semakin kuat. Pengujian kekerasan

dilakukan pada tiga titik yang berbeda pada masing-masing buah, yaitu bagian

atas, tengah, dan bawah. Nilai kekerasan dinyatakan dalam kg/mm2 (Andarwulan

et al. 2011).

Gambar 6. Rheometer

Gambar 6 Rheometer

Page 35: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

15

Kadar Air Jus (Wet Basis)

Kadar air adalah besarnya kandungan air yang terkandung dalam suatu

produk. Metode pengukuran yang digunakan adalah metode oven dengan suhu

100 oC. Penentuan kadar air dengan metode oven dilakukan dengan cara

mengeluarkan air dari bahan dengan bantuan panas yang disebut dengan proses

pengeringan. Metode pengeringan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengeringan oven udara.

Metode oven udara adalah metode yang paling sering digunakan untuk

analisis kadar air dalam bahan pangan. Pada metode ini air dikeluarkan dari bahan

pada tekanan udara (760 mmHg) sehingga air menguap pada suhu 100 oC yaitu

sesuai pada titik didihnya.

Oven yang digunakan pada analisis kadar air ini dipanaskan dengan listrik.

Analisis kadar air dengan metode oven didasarkan atas berat yang hilang, oleh

karena itu sampel seharusnya mempunyai kestabilan panas yang tinggi dan tidak

mengandung komponen yang mudah menguap. Beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi analisis air dengan metode oven di antaranya adalah yang

berhubungan dengan penimbangan sampel, kondisi oven, pengeringan sampel,

dan perlakuan setelah pengeringan.

Analisis kadar air dilakukan dengan cara: (1) Mengeringkan cawan kosong

dan tutupnya dalam oven vaccum selama 15 menit pada suhu 100 oC dan di

dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang, (2) Menimbang 2 gram sampel

jus jeruk, (3) Meletakkan cawan beserta isi dan tutupnya selama 6 jam, (4)

Memindahkan cawan ke desikator, tutup dengan penutup cawan, lalu didinginkan,

(5) Setelah dingin ditimbang kembali, kemudian (6) Mengeringkan kembali ke

dalam oven sampai diperoleh berat yang tetap.

Perhitungan dilakukan secara wet basis dan dinyatakan dalam persen

(Sudarmadji et al. 1986).

Keterangan :

a : berat cawan kering yang sudah konstan (gram)

b : berat sampel awal (gram)

c : berat cawan dan sampel kering yang sudah konstan (gram)

Kandungan Vitamin C Jus

Pengujian vitamin C pada jeruk keprok madu Terigas dilakukan dengan

menggunakan metode iodimetri (titrasi langsung dengan larutan baku iodium 0.01

N) dapat digunakan terhadap asam askorbat murni atau larutannya. Dalam

pelaksanaannya, analisis vitamin C menggunakan indikator amilum 1% dan

larutan iodium 0.01 N. Indikator amilum 1% dibuat dengan melarutkan 10 g pati

dalam 1 liter aquades yang sedang mendidih, sedangkan larutan iodium 0.01 N

dibuat dengan melarutkan 2-2.5 gram Kl dan 1.269 gram I2 dalam aquades sampai

1 liter.

Kadar air (wet basis)=

Page 36: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

16

Analisis vitamin C buah jeruk dilakukan dengan cara (1) Sampel jus jeruk

ditimbang sebanyak 10 gram dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, (2)

Sampel diencerkan dengan menggunakan aquadest sampai tanda batas, kemudian

dikocok sampai homogen, (3) Larutan sampel dipipet sebanyak 25 mL dan

dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan indikator

amilum 1% sebanyak 1 ml, kemudian (4) Dilakukan titrasi dengan larutan I2 0.01

N sampai terjadi perubahan warna menjadi biru.

Menurut Sudarmadji et al. (1986), setelah didapatkan volume titrasi iodium,

maka kadar vitamin C dihitung dengan persamaan :

Keterangan :

fp : faktor pengenceran (x)

ekv : equivalen (mg/ml)

1 ml iodium : 0.88 mg asam askorbat

Kandungan Total Klorofil dan Karotenoid

Kandungan total klorofil dan karotenoid diukur dengan

menggunakan metode spektrofotometri. Kulit jeruk digerus/diblender

kemudian ditimbang beratnya sebesar 1 gram. Sampel yang sudah digerus

(slurry) kemudian diekstraksi dengan 100 mL aseton 80%, diaduk hingga klorofil

dan karotenoid larut. Ekstrak tersebut disaring dengan kertas saring. Filtrat

yang didapat ditempatkan dalam cuvet untuk selanjutnya diukur kandungan

klorofil total d a n k a r o t e n o i d n y a d e n g a n a l a t spektrofotometer pada

panjang gelombang 480 nm, 646 nm, dan 663 nm. Menurut Harborne

(1991), setelah didapat nilai absorbansi, kandungan total klorofil dan karotenoid

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Total klorofil (mg/l) = (17.3 x A646) + (7.18 x A663)

Total karotenoid (µmol/l) =

Keterangan :

A480 : absorbansi pada panjang gelombang 480 nm

A646 : absorbansi pada panjang gelombang 646 nm

A663 : absorbansi pada panjang gelombang 663 nm

V : volume ekstrak (ml),

W : berat sampel (gram)

1 µmol/L = 27.25 mg/L

mg Vit.C/100 gram =

Titrasi sampel x fp x ekv

Berat Sampel x 100

Page 37: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

17

Gambar 7. Spektrofotometer

Gambar 7 Spektrofotometer

Total Padatan Terlarut

Pengukuran total padatan terlarut dilakukan dengan menggunakan alat

refraktometer dengan cara memeras jeruk untuk mendapatkan sari buahnya

kemudian dilakukan pengukuran kadar gula dengan meletakkan cairan tersebut ke

dalam prisma refraktometer, namun sebelum dan sesudah pembacaan, prisma

refraktometer dibersihkan dengan alkohol agar konsentrasi buah jeruk yang

diukur sebelumnya tidak tercampur pada pengukuran selanjutnya. Angka yang

tertera pada refraktometer menunjukan kadar total padatan terlarut (°Brix) yang

mewakili rasa manis (Dewi dan Padmarsari 2007).

Gambar 8. Refraktometer

Gambar 8 Refraktometer

Uji Organoleptik

Uji organoleptik pada dasarnya bersifat objektif dan subjektif. Objektif yaitu

menjawab pertanyaan dasar dalam penilaian kualitas suatu bahan/produk, yaitu

pembedaan dan deskripsi, sementara subjektif berkaitan dengan kesukaan atau

penerimaan (Setyaningsih et al. 2010).

Uji organoleptik dalam penelitian ini dilakukan oleh 25 orang panelis tidak

terlatih dengan menggunakan metode Hedonic Scale Scoring. Pada pelaksanaan

pengujian, produk yang diujikan disajikan secara acak dengan memberikan kode

yang berbeda yaitu dengan 3 angka acak (Pudjirahaju dan Astutik 1999).

Pengujian sensori dilakukan dengan parameter warna, tingkat kemanisan, tekstur,

dan aroma.

Data organoleptik dianalisis menggunakan analisis non parametrik dengan

uji Kruskal-Wallis. Kaidah keputusan untuk uji ini adalah: apabila KW ≥ X2 maka

perlakuan mempengaruhi sensori jeruk keprok madu Terigas, sedangkan bila KW

≤ X2 maka perlakuan tidak mempengaruhi sensori jeruk keprok madu Terigas. X

2

Page 38: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

18

dapat dilihat pada tabel X2 taraf 5%, sedangkan KW (Kruskal-Wallis) yang

didapat dengan rumus sebagai berikut :

Penentuan Perlakuan Terbaik

Selanjutnya untuk menentukan perlakuan terbaik dilakukan uji indeks

efektifitas menggunakan metode De Garmo et al. (1984) dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Variabel pengamatan diurutkan menurut prioritas dan kontribusi terhadap hasil.

2. Masing-masing variabel ditentukan bobotnya (BV) sesuai kontribusinya, yang

dikuantifikasikan antara 0 – 1.

3. Ditentukan bobot normal (BN) masing-masing variabel dengan membagi bobot

tiap variabel (BV) dengan jumlah semua bobot variabel.

4. Ditentukan nilai efektivitas (Ne) masing-masing variabel, dengan rumus:

Ne = (Nilai perlakuan - Nilai terjelek) / (Nilai terbaik - Nilai terjelek)

(Untuk variabel dengan nilai rata-rata semakin besar semakin baik, maka rata-

rata tertinggi sebagai nilai terbaik dan terendah sebagai nilai terjelek.

Sebaliknya untuk variabel dengan rata-rata semakin kecil semakin baik, maka

rata-rata terendah sebagai nilai terbaik dan tertinggi sebagai nilai terjelek).

5. Ditentukan nilai hasil (Nh) masing-masing variabel yang diperoleh dari

perkalian antara BN dengan Ne-nya.

6. Nh semua variabel untuk masing-masing alternatif perlakuan dijumlahkan.

7. Dipilih perlakuan terbaik (optimum), yaitu alternatif perlakuan yang

mendapatkan jumlah Nh tertinggi.

Page 39: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Jeruk Keprok Madu Terigas

Jeruk keprok madu Terigas dipanen pada umur 31 minggu SBM (setelah

bunga mekar) di mana pada umur ini buah sudah tidak terlalu keras jika dipegang,

bagian bawahnya agak empuk, dan bila dijentik dengan jari bunyinya tidak

nyaring. Hasil analisis mutu jeruk keprok madu Terigas yang disajikan pada Tabel

2, menunjukkan karakteristik jeruk keprok madu Terigas sebelum diberikan

perlakuan degreening dan merupakan data hari ke-0 pada semua perlakuan. Hasil

analisis mutu dengan 3 ulangan menunjukkan bahwa warna jeruk keprok madu

Terigas cenderung menampakkan warna hijau dengan nilai a* sebesar -12.31 dan

nilai b* sebesar 24.21. Derajat kecerahan pada jeruk keprok madu Terigas juga

cukup rendah yaitu 43.01. Rata-rata kekerasan pada jeruk keprok madu Terigas

adalah 3.01 kgf. Hal ini menunjukkan bahwa buah jeruk masih memiliki tekstur

yang keras.

Tabel 2 Hasil Analisis mutu jeruk keprok madu Terigas

Kandungan rata-rata total padatan terlarut yaitu 9.76 oBrix, hal ini

menggambarkan bahwa kandungan gula pada jeruk tersebut cukup tinggi dan

buah memiliki rasa manis. Menurut Didik (2010), target mutu jeruk keprok madu

Terigas untuk total padatan terlarut adalah sebesar 10 oBrix. Departemen

Pertanian (2004), menambahkan bahwa buah jeruk siap dipanen bila kandungan

jusnya 33–40%, dan nilai TPT nya 10-12 oBrix. Kandungan vitamin C jeruk

keprok madu Terigas adalah sebesar 41.18 mg/100g. Balai Penelitian Tanaman

Jeruk dan Buah Sub Tropik (2012), menyatakan bahwa kandungan vitamin C

dalam jeruk keprok madu Terigas adalah sebesar 32.27 mg/100g. Sedangkan

Komponen Rerata

Derajat kecerahan (L*) 43.01 ± 1.89

Derajat warna hijau (a*) -12.31 ± 0.92

Derajat warna kuning (b*) 24.22 ± 2.39

Kekerasan (kgf) 3.01 ± 0.04

TPT (oBrix) 9.76 ± 0.73

Vitamin C (mg/100g) 41.18 ± 11.42

Total klorofil (mg/L) 3.46 ± 0.15

Total karotenoid (mg/L) 0.03 ± 0.00

Kadar air (%) 92.36 ± 0.51

Diameter (cm) 6.83 ± 0.35

Page 40: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

20

kadar vitamin C dalam jeruk keprok Batu adalah sebesar 38.21 mg/100 gram. Hal

tersebut menunjukkan bahwa kandungan vitamin C yang dimiliki jeruk keprok

memiliki kisaran yang sama.

Total klorofil pada jeruk keprok madu Terigas adalah 3.46 mg/l,

sedangkan total karotenoid adalah 0.03 mg/l. Hal ini menunjukkan bahwa

pigmen warna hijau lebih besar dibandingkan pigmen warna kuning meskipun

jeruk telah matang.

Kadar air pada jeruk keprok madu Terigas cukup tinggi yaitu 92.36%.

Menurut Varheij dan Coronel (1993), buah jeruk matang memiliki kadar air 77-

92%. Diameter jeruk menunjukkan rerata 6.83 cm sehingga jeruk digolongkan

pada grade A.

Pengaruh Konsentrasi Etilen Terhadap Warna Buah Jeruk

Penelitian pendahuluan degreening menggunakan jeruk Siam berwarna

hijau dengan perlakuan konsentrasi etilen ternyata memiliki respon yang berbeda

terhadap perubahan warna (Gambar 9, 10, dan 11).

Gambar 9 Pengaruh konsentrasi etilen 0 ppm ( , 1500 ppm ( , dan 2000 ppm

(▲) terhadap perkembangan derajat kecerahan (L*) buah jeruk Siam

setelah ditrigger selama 30 jam

40

45

50

55

60

65

70

0 2 4 6

kec

erah

an (

L*)

hari ke -

Page 41: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

21

Gambar 10 Pengaruh konsentrasi etilen 0 ppm ( , 1500 ppm ( , dan 2000 ppm

(▲) terhadap derajat warna hijau (a*) buah jeruk Siam setelah

ditrigger selama 30 jam

Gambar 11 Pengaruh konsentrasi etilen 0 ppm ( , 1500 ppm ( , dan 2000 ppm

(▲) terhadap derajat warna kuning (b*) buah jeruk Siam setelah

ditrigger selama 30 jam

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan pada hari ke 0, 2, 4, dan 6 didapat

bahwa jeruk Siam tanpa perlakuan etilen memiliki kecerahan (L*), derajat warna

hijau (a*) dan derajat warna kuning (b*) terendah dibandingkan dengan jeruk

Siam dengan perlakuan konsentrasi etilen 1500 ppm dan 2000 ppm. Sedangkan

jeruk Siam dengan perlakuan konsentrasi etilen 2000 ppm memiliki kecerahan,

derajat warna hijau dan derajat warna kuning tertinggi di antara jeruk Siam

dengan perlakuan yang lain. Namun perbedaan kecerahan (L*), derajat warna

hijau (a*), dan derajat warna kuning (b*) antara konsentrasi etilen 1500 maupun

2000 ppm tidak berbeda nyata, sehingga ada kemungkinan konsentrasi etilen yang

-15

-10

-5

0

5

10

15

0 2 4 6

Der

ajat

war

na

hij

au (

a*)

Hari ke-

20

25

30

35

40

45

50

55

60

65

0 2 4 6

der

ajat

war

na

kunin

g (

b*)

hari ke -

Page 42: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

22

lebih rendah akan menghasilkan nilai L*, a*, dan b* yang tidak berbeda nyata

pula dengan konsentrasi 1500 dan 2000 ppm. Oleh sebab itu range konsentrasi

etilen pada penelitian utama menjadi 0, 1000, 1500, dan 2000 ppm.

Perubahan warna yang terjadi pada jeruk lokal pada nilai kecerahan, derajat

warna hijau dan kuning memiliki pola yang sama antara ketiga perlakuan yaitu

semakin meningkat dari hari ke hari. Hal tersebut disebabkan karena telah terjadi

degradasi warna hijau pada kulit jeruk diikuti dengan proses pembentukan warna

kuning. Kitagawa et al. (2001), mengatakan bahwa dalam 3-4 hari setelah

pemindahan jeruk dari tempat pemaparan etilen, degradasi klorofil terjadi.

Proses Degreening

Proses degreening merupakan proses perombakan atau degradasi klorofil

disertai dengan sintesis karotenoid. Proses tersebut berimplikasi terhadap

terjadinya perubahan warna buah di mana hilangnya klorofil dan terbentuknya

karotenoid akan memperlihatkan warna kuning pada kulit buah (Pantastico 1986).

Warna merupakan salah satu faktor penentu mutu dan kualitas buah-buahan.

Perubahan warna pada buah seringkali dijadikan kriteria utama oleh konsumen

dalam menentukan kematangannya. Pada jeruk, warna kuning cerah pada

umumnya lebih disukai dan lebih menarik dibandingkan warna hijau walaupun

seringkali jeruk yang telah matang tidak menunjukkan perubahan warna hijau

menjadi kuning seragam. Perubahan warna hijau menjadi kuning pada jeruk yang

matang dengan keadaan warna hijau harus dibantu dengan degreening. Pengaruh

interaksi konsentrasi etilen dan trigger time terhadap warna jeruk keprok madu

Terigas disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Pengaruh interaksi konsentrasi etilen dan trigger time terhadap warna

jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di udara terbuka

Keterangan : Huruf yang sama dalam kolom menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji

Duncan dengan taraf 5%

Konsentrasi

etilen

(ppm)

Trigger

time

(jam)

Parameter warna

Total Klorofil

(mg/l)

Total Karotenaoid

(µmol/l ) L* a* b*

0 10 0.85 ± 0.18 a 0.015 ± 0.001 a 50.99 ± 0.66 a -13.83 ± 0.74 a 40.12 ± 1.92 a

20 0.48 ± 0.66 a 0.009 ± 0.001 a 50.52 ± 0.31 a -11.34 ± 4.67 a 41.26 ± 3.46 a

30 0.82 ± 0.55 a 0.009 ± 0.002 a 57.97 ± 1.99 a -8.06 ± 2.32 a 50.95 ± 1.29 a

1000 10 0.57 ± 0.39 a 0.013 ± 0.001 a 61.26 ± 4.81 a -3.11 ± 5.80 a 54.64 ± 8.39 a

20 0.88 ± 0.30 a 0.012 ± 0.003 a 57.80 ± 4.09 a -3.77 ± 3,52 a 48.76 ± 6.69 a

30 0.21 ± 0.08 a 0.009 ± 0.001 a 70.59 ± 0.18 a 4.05 ± 1.21 a 63.97 ± 1.35 a

1500 10 0.82 ± 0.33 a 0.017 ± 0.002 a 59.20 ± 2.25 a -3.57± 4.37 a 45.06 ± 3.43 a

20 0.28 ± 0.23 a 0.012 ± 0.002 a 60.71 ± 3.13 a -3.59 ± 3.24 a 47.61 ± 1.18 a

30 0.23 ± 0.04 a 0.013 ± 0.000 a 66.18 ± 0.27 a 2.95 ± 0.78 a 58.88 ± 0.98 a

2000 10 0.61 ± 0.15 a 0.014 ± 0.004 a 63.18 ± 3.73 a -4.36 ± 3.79 a 52.99 ± 2.82 a

20 0.11 ± 0.01 a 0.016 ± 0.004 a 62.06 ± 4.92 a -4.63 ± 1.59 a 53.94± 7.85 a

30 0.10 ± 0.02 a 0.016 ± 0.004 a 64.02 ± 1.53 a 4.62 ± 0.24 a 58.19 ± 2.01 a

Page 43: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

23

Analisis statistik pada Tabel 3 menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi

etilen dan trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap derajat kecerahan, warna

hijau, maupun kuning jeruk keprok madu Terigas, serta tidak berpengaruh pula

terhadap kandungan klorofil dan karotenoid totalnya.

Total Klorofil dan Karotenoid

Kandungan klorofil pada kulit buah tidak hanya mempengaruhi fotosintesis,

namun juga berperan dalam pewarnaan buah yang juga merupakan indeks

kematangan buah yang penting. Grafik total klorofil jeruk keprok madu Terigas

pada berbagai konsentrasi etilen ditunjukkan pada Gambar 12a, dan grafik total

karotenoid ditunjukkan oleh Gambar 12b.

(a)

(b)

Gambar 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total

karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time 30 jam

pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

0 1000 1500 2000

Tota

l klo

rofi

l (m

g/L

)

Konsentrasi etilen (ppm)

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0 1000 1500 2000

Tota

l kar

ote

noid

mol/

l)

Konsentrasi etilen (ppm)

Page 44: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

24

Hasil penelitian yang direpresentasikan pada grafik Gambar 12a

menunjukkan kecendrungan pola menurun. Semakin tinggi konsentrasi etilen

menyebabkan kandungan total klorofil semakin menurun dan buah semakin

kehilangan warna hijaunya. Hal ini menunjukkan penurunan klorofil total semakin

meningkat dengan adanya perlakuan etilen. Senada dengan yang dinyatakan oleh

Peng et al. (2013), bahwa kehilangan klorofil secara jelas ditingkatkan oleh

adanya aplikasi etilen, meningkat selama 48-72 jam dan mencapai 70% dalam 72

jam setelah perlakuan. Di samping itu, perlakuan aplikasi etilen memicu

peningkatan rasio klorofil a dan klorofil b. Shimokawa et al. (1988),

menambahkan bahwa menurunnya kandungan klorofil pada buah yang diberi

perlakuan etilen disebabkan oleh meningkatnya aktifitas enzim klorofilase dan

menurunnya ukuran dan jumlah kloroplas pada kulit jeruk.

Nilai kandungan klorofil terendah dicapai oleh perlakuan degreening

dengan konsentrasi etilen 2000 ppm yaitu sebesar 0.10 mg/l, sedangkan

kandungan klorofil tertinggi didapatkan oleh perlakuan degreening tanpa

konsentrasi etilen (0 ppm) yaitu sebesar 0.82 mg/l..

Selama perkembangan buah jeruk, warna berubah dari hijau menjadi kuning

atau merah yang berhubungan dengan berkurangnya kandungan klorofil dan

bertambahnya karotenoid. Kandungan klorofil dapat pula dipengaruhi oleh

biosintesis klorofil, interkonversi klorofi a dan b, dan juga degradasi (Tanaka dan

Tanaka 2006). Selain itu, didapatkan bahwa kondisi ikatan klorofil juga

mempengaruhi degradasi klorofil. Suhu ruang yang berkisar antara 25-30 oC

dalam penyimpanan jeruk setelah trigger time tercapai turut mempercepat

terjadinya degradasi klorofil di mana Cohen (1998) menyatakan bahwa degradasi

klorofil akibat pemaparan etilen terjadi paling efektif pada suhu kurang lebih 30 oC.

Hasil uji Anova pada Lampiran 19 menunjukkan bahwa konsentrasi etilen

maupun trigger time sama-sama berpengaruh nyata terhadap total klorofil jeruk

keprok madu Terigas. Uji lanjut Duncan pada taraf 5% menunjukkan antara

konsentrasi etilen 0, 1000, dan 1500 ppm tidak berbeda nyata, namun ketiga

konsentrasi tersebut berbeda nyata dengan konsentrasi etilen 2000 ppm (Lampiran

20). Uji lanjut Duncan taraf 5% terhadap trigger time menunjukkan antara trigger

time 10 dan 20 jam tidak berbeda nyata, namun keduanya berbeda nyata dengan

trigger time 30 jam (Lampiran 21).

Jeruk adalah sumber karotenoid yang kompleks dengan jumlah karotenoid

terbesar yang ditemukan pada buah. Selama pemaparan, terjadi akumulasi

karotenoid bersamaan dengan degradasi klorofil. Gambar 12b memperlihatkan

kecendrungan peningkatan total karotenoid yang seiring dengan meningkatnya

konsentrasi etilen. Semakin tinggi konsentrasi etilen menyebabkan kandungan

total karotenoid semakin meningkat pula.

Matsumoto et al. (2009), menyatakan bahwa perlakuan degreening

menggunakan etilen dapat meningkatkan nilai karotenoid pada kulit jeruk

Satsuma. Zhou et al. (2010), dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan

total karotenoid jeruk Ponkan meningkat secara bertahap setelah jeruk

didegreening menggunakan etilen. β – kripoxantin dan β – karoten meningkat

secara terus-menerus selama penyimpanan, perubahan ini dipicu oleh perlakuan

etilen.

Page 45: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

25

Nilai kandungan total karotenoid terendah dicapai oleh perlakuan tanpa

konsentrasi etilen (0 ppm) yaitu sebesar 0.009 µmol/l, sedangkan kandungan

klorofil tertinggi didapatkan oleh perlakuan dengan konsentrasi etilen 2000 ppm

yaitu sebesar 0.016 µmol/l.

Hasil uji Anova menunjukkan trigger time berpengaruh nyata dan

konsentrasi etilen berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan total karotenoid

(Lampiran 22). Lebih jauh lagi dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 5 % yang

hasilnya menunjukkan bahwa antara perlakuan trigger time 10 dan 20 jam tidak

berbeda nyata, namun berbeda nyata terhadap trigger time 30 jam (Lampiran 24).

Uji lanjut Duncan pada taraf 5% terhadap perlakuan konsentrasi etilen

menunjukkan antara konsentrasi etilen 0 dan 1000 ppm tidak berbeda nyata,

begitu pula antara konsentrasi 1500 dan 2000 ppm. Namun antara konsentrasi

etilen 0 dan 1000 ppm dengan 1500 dan 2000 ppm memperlihatkan perbedaan

yang nyata (Lampiran 23).

Noack (2000) menyatakan bahwa proses pertama yang terjadi dalam

degreening adalah proteolisis dari plastid stroma. Degreening terjadi akibat etilen

mempercepat aktifitas enzim proteolitik, degenerasi lemak dari kloroplas dengan

formasi tetes minyak di mana pigmen kuning (karotenoid) terlarut. Lebih lanjut

lagi Roper dan Miller (2001) menyatakan bahwa proses degreening jeruk terjadi

akibat etilen dan enzim menghidrolisis plastid stroma sehingga menyediakan zat-

zat yang dapat digunakan dalam respirasi. Hal tersebut menyebabkan klorofil

tidak terlindung sehingga klorofil bertindak berdasarkan klorofilase dan dioksidasi

oleh hidrogen peroksida dengan bantuan katalis besi(II)hidroksida atau oleh

besi(III)hidroksida ditambah katalis kuprum(II)diroksida. Reaksi tersebut

menyebabkan klorofil terdegradasi dan karotenoid terakumulasi.

Derajat Kecerahan (L*)

Warna yang digunakan dinyatakan dari tingkat L*, di mana nilai L*

menyatakan kecerahan yaitu cahaya pantul yang menghasilkan warna akromatik

(putih, abu-abu, dan hitam). Derajat kecerahan jeruk keprok madu Terigas

ditunjukkan oleh grafik pada Gambar 13.

Derajat kecerahan (L*) pada kulit jeruk keprok madu Terigas cenderung

membentuk pola yang sama yaitu meningkat dengan adanya perlakuan etilen.

Nilai L berkisar antara 0-100 di mana 0 untuk warna hitam dan 100 untuk warna

putih. Derajat kecerahan yang ditunjukkan pada Gambar 13 berkisar antara 50.91-

70.59. Nilai L yang semakin besar menunjukkan bahwa warna buah semakin

cerah sehingga terlihat semakin menarik. Derajat kecerahan tertinggi dicapai oleh

perlakuan degreening dengan konsentrasi etilen sebesar 1000 ppm yaitu sebesar

70.59 dengan trigger time 30 jam.

Page 46: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

26

Gambar 13 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap derajat kecerahan jeruk keprok

madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang

Gambar 13 menunjukkan bahwa dengan perlakuan etilen nilai L* jauh lebih

meningkat dibandingkan tanpa perlakuan etilen. Hal ini terlihat di mana pada

trigger time 30 jam, pemberian etilen sebesar 1000 ppm dapat meningkatkan nilai

L* sebesar 21.77% dari perlakuan tanpa etilen. Hasil uji Anova menunjukkan

(Lampiran 32) bahwa konsentrasi etilen dan trigger time berpengaruh sangat

nyata terhadap derajat kecerahan jeruk keprok madu Terigas. Uji lanjut Duncan

pada taraf 5 % menunjukkan antara konsentrasi etilen 1000, 1500, dan 2000 ppm

tidak berbeda nyata namun ketiga konsentrasi etilen tersebut berbeda nyata

terhadap perlakuan konsentrasi etilen 0 ppm (Lampiran 33). Sedangkan uji lanjut

Duncan taraf 5% untuk trigger time menunjukkan bahwa trigger time 10 dan 20

jam tidak berbeda nyata namun kedua perlakuan tersebut berbeda nyata terhadap

trigger time 30 jam (Lampiran 34). Barus (1996) dalam penelitiannya menyatakan

bahwa pemberian perlakuan etepon maupun etilen terhadap buah jeruk manis

dapat menambah kecerahan warna buah. Perlakuan terbaik konsentrasi etilen

adalah 1000 ppm dan trigger time terbaik yaitu selama 30 jam.

Derajat Warna Hijau (a*)

Buah-buahan yang berwarna hijau banyak mengandung klorofil karena

kandungan klorofil jumlahnya relatif lebih banyak dibandingkan dengan

karotenoid atau pigmen-pigmen lainnya. Derajat warna hijau (a*) pada berbagai

konsentrasi etilen ditunjukkan oleh Gambar 14.

Gambar 14 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap derajat warna hijau jeruk

keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang

-20

-15

-10

-5

0

5

10

0 1000 1500 2000Der

ajat

war

na

hij

au (

a*)

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0 1000 1500 2000

Der

ajat

kec

erah

an (

L*)

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

Page 47: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

27

Perlakuan etilen memberikan efek perubahan warna hijau pada jeruk keprok

madu Terigas seperti terlihat pada Gambar 14 di mana perlakuan tanpa etilen

memiliki nilai a* yang jauh lebih rendah dibandingkan perlakuan dengan

konsentrasi etilen 1000, 1500, dan 2000 ppm, namun antara ketiga perlakuan

tersebut menghasilkan derajat warna hijau yang tidak jauh berbeda. Derajat warna

hijau (a*) jeruk semakin menuju nilai positif setelah mendapatkan perlakuan

etilen. Semakin positif nilai a* maka warna hijau pada buah semakin menghilang

dan berubah menjadi warna kuning. Setelah buah jeruk didegreening akan

menyebabkan semakin berkurangnya warna hijau pada kulit buah dan berubah

menjadi kuning. Menurut Pantastico (1986), proses biokimia dalam penguraian

klorofil disebabkan oleh enzim klorofilase. Jeruk dengan perlakuan etilen

memiliki nilai a* yang lebih cepat meningkat ke arah positif dibandingkan jeruk

tanpa perlakuan etilen. Hal ini disebabkan etilen mempercepat degradasi klorofil

dan mensintesis karotenoid sehingga warna hijau pada jeruk lebih cepat hilang

dan digantikan oleh warna kuning. Ladaniya (2008), menyatakan bahwa

pemberian etilen berarti menciptakan klimakterik buatan pada buah jeruk. Etilen

berperan mengikat reseptor membentuk kompleks teraktivasi yang memicu reaksi

primer, reaksi primer memulai reaksi rantai yang memodifikasi ekspresi gen

termasuk di dalamnya sifat warna kulit buah jeruk.

Menurut Muchtadi dan Sugiyono (1994), hilangnya warna hijau pada buah

terjadi akibat adanya oksidasi atau penjenuhan terhadap ikatan rangkap molekul

klorofil. Matto et al. (1986) dalam Pantastico (1986), menyatakan bahwa

hilangnya klorofil pada kulit buah diakibatkan meningkatnya aktifitas klorofilase

yang menguraikan klorofil menjadi bagian fitol dan inti profirin sehingga tidak

berwarna hijau lagi.

Gambar 14 juga menunjukkan bahwa trigger time dalam proses degreening

memberikan pengaruh terhadap derajat warna hijau yang dihasilkan. Trigger time

30 jam menghasilkan derajat warna hijau yang jauh lebih tinggi dibandingkan

trigger time 10 dan 20 jam. Derajat warna hijau tertinggi dicapai oleh perlakuan

konsentrasi etilen 2000 ppm dan trigger time 30 jam dengan nilai a* sebesar

4,624. Berdasarkan hasil uji Anova (lampiran 26) didapatkan bahwa konsentrasi

etilen dan trigger time berpengaruh sangat nyata terhadap derajat warna hijau (a*)

kulit jeruk keprok madu Terigas. Hasil uji tersebut kemudian dilanjutkan dengan

uji Duncan pada taraf 5% (lampiran 27) di mana didapatkan bahwa antara

perlakuan konsentrasi etilen 1000, 1500, dan 2000 ppm tidak berbeda nyata

sedangkan ketiga konsentrasi etilen tersebut berbeda nyata dengan perlakuan

tanpa etilen (0 ppm). Hasil uji Duncan pada taraf 5% untuk trigger time

memperlihatkan bahwa antara trigger time 10 dan 20 jam tidak berbeda nyata

namun keduanya berbeda nyata dengan trigger time 30 jam (Lampiran 28). Dari

hasil uji Duncan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan terbaik untuk

konsentrasi etilen adalah 1000 ppm dan perlakuan terbaik untuk lama pemaparan

adalah 30 jam.

Derajat Warna Kuning (b*)

Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada penelitian ini

yang ditunjukkan oleh Gambar 15 cenderung mengalami peningkatan dengan

adanya perlakuan etilen. Hal ini berarti etilen menyebabkan warna kuning pada

jeruk semakin bertambah.1000 ppm etilen telah cukup meningkatkan derajat

Page 48: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

28

warna kuning dibandingkan konsentrasi etilen 1500 dan 2000 ppm, hal ini

dibuktikan dengan nilai b* yang lebih tinggi pada perlakuan 1000 ppm etilen

dibandingkan perlakuan lainnya.

Gambar 15 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap derajat warna kuning jeruk

keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang

Etilen berfungsi merangsang degradasi klorofil dan membentuk karotenoid

kulit buah jeruk. Pada penelitiannya tentang pembentukan warna kulit buah

menggunakan etilen pada buah jeruk manis Shamouti, Cohen (1998)

menambahkan bahwa pada awal pemberian perlakuan etilen warna kulit buah

tampak kuning disebabkan karena hancurnya klorofil dan adanya karotenoid pada

kulit buah, setelah tahap ini karotenoid mulai terakumulasi hingga kulit buah

tampak jingga.

Warna kuning pada jeruk keprok madu Terigas berasal dari pigmen

karotenoid. Karotenoid merupakan golongan pigmen yang larut lipid dan terdapat

pada buah (Harbourne 1987). Pada dasarnya ada dua jenis karotenoid yaitu

karoten (tanpa atom oksigen dalam molekulnya) dan xantofil (mempunyai atom

oksigen dalam molekulnya). Beta karoten adalah anggota karoten yang paling

banyak terdapat pada buah, pigmen ini umumnya menyebabkan warna jingga

pada buah serta mempunyai peran penting sebagai pro-vitamin A, sedangkan

warna kuning biasanya disebabkan oleh xantofil (Winarno 2002). Menurut

Dwijoseputra (1990) dalam Syska (2006), warna kuning dan merah pada bahan

hasil pertanian disebabkan oleh adanya pigmen karotenoid, pembentukan

senyawa karotenoid disebabkan oleh senyawa-senyawa yang dilepaskan pada

proses degradasi klorofil.

Gambar 15 menunjukkan bahwa trigger time juga mempengaruhi

peningkatan nilai b* pada jeruk keprok madu Terigas, di mana 30 jam merupakan

trigger time dengan derajat warna kuning tertinggi yaitu sebesar 63.97. Hasil uji

Anova pada Lampiran 29, menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi etilen dan

trigger time berpengaruh sangat nyata terhadap derajat warna kuning (b*) kulit

jeruk keprok madu Terigas sehingga dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5

0

10

20

30

40

50

60

70

0 1000 1500 2000

Der

ajat

war

na

kunin

g (

b*)

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

Page 49: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

29

% (Lampiran 30). Uji menunjukkan bahwa antara konsentrasi etilen 1000 dan

2000 ppm tidak memiliki perbedaan yang nyata, namun kedua konsentrasi etilen

tersebut berbeda nyata dengan perlakuan tanpa etilen (0 ppm) dan juga dengan

perlakuan 1500 ppm etilen. Perlakuan 1500 ppm etilen juga berbeda nyata dengan

perlakuan tanpa etilen. Hasil uji Duncan untuk trigger time (Lampiran 31)

menunjukkan bahwa trigger time 10 dan 20 jam tidak berbeda nyata, namun

kedua perlakuan tersebut berbeda nyata dengan trigger time 30 jam. Dari hasil uji

Duncan pada taraf 5% tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan terbaik

untuk konsentrasi etilen adalah 1000 ppm dan perlakuan terbaik untuk trigger

time adalah 30 jam.

oHue

Hasil pengukuran nilai a* dan b* dikonversikan ke dalam satuan kromatik

derajat Hue (ohue). Nilai

ohue mendeskripsikan warna murni dimana

menunjukkan warna dominan dalam campuran beberapa warna. Hasil pengukuran

nilai ohue ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Perkembangan perubahan ohue jeruk keprok madu Terigas dengan

trigger time 30 jam

Konsentrasi

etilen

(ppm)

Hari ke

0 2 4 6 ohue Warna

ohue Warna

ohue Warna

ohue Warna

0 -58.52 ± 0.17 hijau -71.27 ± 2.58 hijau -81.01 ± 2.85 hijau -81.65 ± 3.58 hijau

1000 -58.52 ± 0.17 hijau -83.50 ± 3.90 hijau 86.37 ± 4.04 kuning 87.57 ± 1.96 kuning

1500 -58.52 ± 0.17 hijau -82.51 ± 0.79 hijau 87.13 ± 3.08 kuning 88.30 ± 2.97 kuning

2000 -58.52 ± 0.17 hijau -84.00 ± 1.83 hijau 85.46 ± 2.90 kuning 89.44 ± 3.05 kuning

Tabel 4 menunjukkan bahwa hingga hari kedua pemaparan pada suhu ruang,

nilai ohue negatif yang menandakan jeruk masih berwarna hijau pada seluruh

perlakuan etilen baik konsentrasi 0, 1000, 1500, maupun 2000 ppm. Namun nilai ohue mulai positif pada hari keempat pemaparan pada suhu ruang khususnya pada

perlakuan 1000, 1500, dan 2000 ppm. Perlakuan etilen menstimulasi perubahan

warna jeruk keprok madu Terigas dari hijau menjadi kuning yang mulai terjadi

pada hari keempat pemaparan pada suhu ruang. Nilai ohue berkisar antara -58.52-

89.44. Nilai ohue terendah terjadi di hari ke-0 pada seluruh perlakuan dan yang

tertinggi terjadi di hari ke-6 pada perlakuan konsentrasi 2000 ppm.

Menurut Purvis (2000), klorofilase yang mengkatalis reaksi hidrolisis

klorofil in vitro secara drastis meningkat ketika jeruk diekspos dengan etilen.

Selain itu struktur internal kloroplas terpecah selama degreening dengan etilen.

Aktifitas peningkatan klorofilase tertinggi muncul antara 24 dan 48 jam

pemaparan dengan etilen. Perubahan struktur dalam sel epicarp jeruk selama

pemaparan etilen terbatas kepada kloroplas. Kloroplas pada buah yang berwarna

hijau memiliki sistem grana yang luas. Membran tilakoid bahkan padat dan

memiliki ruang yang ketat merata. Perubahan struktur tidak nyata setelah 24 jam

pemaparan dengan etilen, namun setelah 48 jam kebanyakan grana menghilang.

Stroma lamela yang berkonsentrasi di sekitar pinggiran kloroplas merupakan

Page 50: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

30

klorofil terakhir yang berisi membran yang menghilang. Setelah 48 jam

pemaparan etilen, membran melebar dan menjadi ruang yang tidak beraturan.

Setelah 72 jam, hanya beberapa kloroplas dalam jeruk yang diberi perlakuan

etilen yang berisi struktur membran yang teratur. Dispersi membran berkembang

hingga ke vesikula. Plastoglobuli dengan intensitas pewarnaan yang berbeda juga

terakumulasi dan beberapa di antaranya sering terlihat mengekstrusi dari kloroplas

ke sitoplasma dan vakuola.

Tabel 5 Perkembangan perubahan warna jeruk keprok madu Terigas dengan

trigger time 30 jam

Konsentrasi

etilen (ppm)

Hari ke

0 2 4 6

0

1000

1500

2000

Page 51: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

31

Perubahan Sifat Fisikokimia

Sifat fisikokimia jeruk berhubungan dengan proses pematangan jeruk baik

pematangan yang berhubungan dengen proses dalam jaringan kulit, maupun

proses pematangan internal dalam daging buah. Pengaruh interaksi konsentrasi

etilen dan trigger time terhadap sifat fisikokimia jeruk keprok madu Terigas

ditunjukkan pada Tabel 6.

Tabel 6 Pengaruh interaksi konsentrasi etilen dan trigger time terhadap sifat

fisikokimia jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di

udara terbuka

Keterangan : Huruf yang sama dalam kolom menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji

Duncan dengan taraf 5%

Analisis statistik pada tabel 6 menunjukkan bahwa interaksi konsentrasi

etilen dan trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisikokimia jeruk

keprok madu Terigas.

Kadar Air Jus

Kadar air dalam buah erat hubungannya dengan kegiatan pascapanen

terutama penyimpanan. Kadar air pada suatu bahan alam sangat menentukan mutu

organoleptiknya, terutama rasa dan keempukannya. Pengaruh konsentrasi etilen

terhadap kadar air jeruk keprok madu Terigas ditunjukkan pada Gambar 16.

Konsentrasi

etilen

(ppm)

Trigger time

(jam) Kadar Air (%)

Kekerasan

(kgf) TPT (OBrix)

Vitamin C

(mg/100g)

0 10 90.2±0.8 a 2.21±0.13 a 10.4±1.3 a 35.90±4.84 a

20 90.7±1.2 a 2.40±0.35 a 9.8±2.0 a 44.35±15.84 a

30 90.7±0.8 a 2.29±0.24 a 9.8±0.8 a 32.73±1.83 a

1000 10 90.1±0.4 a 2.40±0.43 a 10.7±0.3 a 34.85±3.17 a

20 90.8±0.7 a 2.30±0.22 a 9.0±1.4 a 38.02±3.17 a

30 90.9±0.6 a 2.33±0.30 a 8.8±0.7 a 31.68±3.17 a

1500 10 90.3±0.1 a 1.83±0.65 a 10.8±0.2 a 32.73±3.66 a

20 90.9±0.1 a 2.13±0.15 a 10.2±1.0 a 47.52±13.81 a

30 90.6±0.8 a 2.16±0.28 a 9,9±0.8 a 30.62±3.66 a

2000 10 91.7±0.7 a 2.26±0.44 a 9.6±1.2 a 31.68±12.67 a

20 90.7±0.3 a 2.30±0.39 a 10.3±0.3 a 31.68±3.17 a

30 91.5±0.1 a 2.18±0.29 a 9.4±0.6 a 35.90±6.59 a

Page 52: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

32

Gambar 16 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap kadar air jus jeruk keprok madu

Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang

Gambar 16 menunjukkan terjadi peningkatan kadar air dengan semakin

tingginya konsentrasi etilen. Diduga hal ini terjadi akibat meningkatnya kadar jus

selama trigger time. Menurut Mazumdar dan Bhatt (1996), perlakuan etilen dapat

meningkatkan kadar gula dan jus pada jeruk. Konsentrasi etilen 2000 ppm

merupakan perlakuan dengan kadar air jeruk keprok madu Terigas tertinggi,

sedangkan perlakuan tanpa konsentrasi etilen merupakan perlakuan dengan

kadar air terendah. Berbeda halnya dengan pengaruh lama pemaparan di suhu

ruang terhadap kadar air jeruk (Gambar 17), di mana terjadi penurunan kadar air

akibat adanya penyimpanan/pemaparan di suhu ruang, meskipun perbedaan

kadar air pada semua perlakuan tidak signifikan. Hal tersebut didukung oleh

pernyataan Pangestuti et al. (2008), bahwa kandungan air buah jeruk semakin

menurun dengan semakin lamanya penyimpanan pada semua umur petik.

Gambar 17 Pengaruh lama pemaparan di suhu ruang terhadap kadar air jus jeruk

keprok madu Terigas pada konsentrasi etilen 0 ppm ( ppm

(♦), 1500 ppm ( dan 2000 ppm (▲) dengan trigger time 30 jam

80

85

90

95

100

0 2 4 6

Kad

ar a

ir (

%)

Hari ke-

0 ppm

1000 ppm

1500 ppm

2000 ppm

87

88

89

90

91

92

93

0 1000 1500 2000

10 jam

20 jam

30 jam

Page 53: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

33

Buah jeruk merupakan buah non klimakterik sehingga dipanen pada saat

matang. Setelah dipetik buah jeruk masih melakukan respirasi meskipun laju

respirasinya rendah. Menurut Santoso dan Purwoko (1995), jeruk tergolong buah

yang laju respirasinya rendah yaitu 5-10 mg CO2/kg-jam. Proses respirasi yang

lambat ini menyebabkan jeruk dapat mempertahankan kadar airnya. Meskipun

terjadi peningkatan kadar air pada jeruk keprok madu Terigas dengan adanya

perlakuan etilen, dan penurunan kadar air jeruk akibat penyimpanan/pemaparan di

suhu ruang, namun kadar air jeruk masih berada pada batas normal dan tidak

menunjukkan perbedaan yang signifikan. Rerata kadar air awal jeruk keprok madu

Terigas adalah 92,36%, sedangkan kadar air jeruk setelah degreening berkisar

antara 90%-92%. Menurut Varheij dan Coronel (1992), buah jeruk matang

memiliki kadar air 77- 92%.

Hasil uji Anova (Lampiran 25) menunjukkan bahwa konsentrasi etilen dan

trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air jeruk keprok madu

Terigas sehingga tidak dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 5%. Menurut

Ladaniya (1998), persentase jus antara jeruk dengan maupun tanpa perlakuan

etilen tidak berbeda nyata. Perlakuan etilen tidak berpengaruh terhadap komposisi

internal jeruk kecuali kandungan asam tertitrasi.

Kekerasan

Kekerasan merupakan salah satu parameter mutu yang penting pada buah.

Biasanya perubahan tekstur yang terjadi pada produk hortikultura selama

penyimpanan adalah menurunnya tingkat kekerasan sehingga menjadi lunak.

Selama pemaparan pada suhu ruang setelah trigger time tercapai, kekerasan jeruk

keprok madu Terigas mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh degradasi

hemiselulosa dan pektin menjadi asam pektin yang larut dalam air (Muchtadi

1996). Kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada berbagai konsentrasi etilen

dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Pengaruh lama pemaparan di suhu ruang terhadap kekerasan jeruk

keprok madu Terigas pada konsentrasi etilen 0 ppm ( dan 2000

ppm (▲) dengan trigger time 10 jam

0

1

2

3

4

0 2 4 6

Kek

eras

an (

kgf)

Hari ke-

Page 54: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

34

Gambar 18 menunjukkan bahwa kekerasan jeruk keprok madu Terigas

semakin menurun selama pemaparan di suhu ruang selama 6 hari, dimulai dari

hari kedua hingga hari keenam. Baik jeruk tanpa perlakuan etilen maupun dengan

perlakuan etilen memperlihatkan penurunan kekerasan yang relatif sama.

Penurunan kekerasan jeruk keprok madu Terigas setelah degreening pada

perlakuan kontrol (0 ppm) adalah sebesar 1.13 kgf, 1000 ppm sebesar 1.37 kgf,

1500 ppm sebesar 1.17, dan 2000 ppm etilen adalah sebesar 1.18 kgf. Hal ini

menunjukkan bahwa perlakuan etilen tidak berpengaruh terhadap kekerasan jeruk.

Tucker et al. (1993) mengatakan bahwa perubahan tekstur menjadi lunak

pada kebanyakan buah salah satunya dapat disebabkan oleh mekanisme

kehilangan tekanan turgor. Kehilangan tekanan turgor sebagian besar merupakan

proses non-fisiologis yang berhubungan dengan dehidrasi buah pascapanen.

Selain itu, penurunan nilai kekerasan terjadi karena proses pemecahan polimer

karbohidrat khususnya pektin dan hemiselulosa, melemahkan sel dan gaya kohesif

yang mengikat sel bersama-sama. Laju degradasi senyawa pektin ini secara

langsung berhubungan dengan laju pelunakan buah (Santoso dan Purwoko 1995).

Pelunakan buah diakibatkan pemecahan komponen dinding sel, penurunan zat-zat

pektin pada jeruk terjadi selama perkembangan buah. Zat-zat tersebut terdapat

dalam bentuk protopektin, asam-asam pektinat, pektin, dan asam-asam pektat

(Huber 1993). Menurunnya seluruh zat-zat pektat mengakibatkan kekerasan buah

berkurang dan buah menjadi lunak (Pantastico 1986).

Hasil uji Anova (Lampiran 16), menyatakan bahwa konsentrasi etilen dan

trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap kekerasan jeruk keprok madu

Terigas. Menurut Ladaniya (2008), kekerasan jeruk dengan perlakuan degreening

dan tanpa degreening tidak berbeda nyata.

Total Padatan Terlarut

Bagian terbesar dari total padatan terlarut dalam buah adalah kandungan

gula, sehingga banyaknya total padatan terlarut yang terukur merupakan

banyaknya kandungan gula total pada buah jeruk. Grafik pada Gambar 19

menunjukkan pola TPT yang meningkat hampir pada seluruh perlakuan, hal ini

berarti telah terjadi kenaikan derajat TPT yang mewakili tingkat kemanisan jeruk

keprok madu Terigas. Hasil tersebut sejalan dengan pernyataan Mazumdar dan

Bhatt (1996) dalam penelitiannya bahwa perlakuan etilen dapat meningkatkan

TPT dalam jeruk, meskipun peningkatannya tidak berbeda nyata baik pada jeruk

dengan maupun tanpa perlakuan etilen. Nilai TPT tertinggi dicapai oleh jeruk

yang diberi perlakuan 1500 ppm dan trigger time 10 jam 10.86oBrix. Sedangkan

nilai TPT terendah dicapai oleh jeruk dengan perlakuan konsentrasi etilen sebesar

1000 ppm dan trigger time 30 jam yaitu sebesar 8.80 oBrix.

Muchtadi dan Sugiyono (1994), menyatakan bahwa bila pati terhidrolisis

maka akan terbentuk glukosa sehingga kadar gula dalam buah akan meningkat.

Kenaikan TPT terjadi karena karbohidrat terhidrolisis menjadi senyawa glukosa

dan fruktosa, sedangkan penurunan TPT terjadi karena kadar gula sederhana

mengalami perubahan menjadi alkohol, aldehid, dan asam (Winarno 2002).

Page 55: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

35

TPT akan meningkat dengan cepat ketika buah mengalami pematangan dan

akan terus menurun seiring lamanya penyimpanan. Hal ini disebabkan terjadinya

hidrolisa pati yang tidak larut dalam air menjadi gula yang larut dalam air.

Selanjutnya dalam proses penuaan semakin berlanjut penurunan TPT, hal ini

dikarenakan hidrolisa pati sudah sedikit sekali sedangkan respirasi meningkat dan

sintesa asam yang mendegradasi gula tetap berlangsung (Pantastico 1986)

Gambar 19 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap TPT jeruk keprok madu

Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu ruang

Hasil uji Anova (Lampiran 17) menunjukkan bahwa konsentrasi etilen dan

trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap TPT jeruk keprok madu Terigas.

Hal ini berarti proses degreening dengan etilen tidak mempengaruhi kemanisan

yang terkandung dalam jeruk.

Menurut Mayuoni et al. (2011), degreening menggunakan etilen

meningkatkan respirasi dan produksi etilen pada berbagai spesies jeruk yang

mengindikasikan kemungkinan aktifasi proses metabolik dalam buah, namun

ternyata evaluasi lebih lanjut menemukan bahwa pemaparan etilen pada proses

degreening tidak mempengaruhi total padatan terlarut dan tingkat keasaman pada

jus jeruk Navel dan Satsuma. Ditambahkan lagi oleh Chaudary et al. (2008)

bahwa degreening dengan etilen tidak memiliki pengaruh nyata terhadap tingkat

total padatan terlarut pada Star Ruby Grapefruit.

Vitamin C Jus

Vitamin C atau asam askorbat merupakan faktor kualitas nutrisi terpenting

pada buah jeruk. Kandungan vitamin C dalam buah dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor di antaranya perbedaan genotipe, kondisi iklim tempat tumbuh

buah, perlakuan selama di kebun, kematangan dan metode pemanenan, serta

prosedur penanganan pasca panen. Kandungan vitamin C jeruk keprok madu

Terigas pada konsentrasi etilen yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 20.

0

2

4

6

8

10

12

14

0 1000 1500 2000

TP

T (

oB

rix

)

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

Page 56: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

36

Gambar 20 Pengaruh lama pemaparan di suhu ruang terhadap kandungan

vitamin C jus jeruk keprok madu Terigas pada konsentrasi etilen 0

ppm ( ppm (♦), 1500 ppm ( dan 2000 ppm (▲) dengan

trigger time 30 jam

Pola yang terbentuk pada Gambar 20 menunjukkan semakin lama

pemaparan jeruk pada suhu ruang setelah trigger time tercapai, maka kandungan

vitamin C akan semakin menurun. Kandungan vitamin C pada jeruk keprok madu

Terigas dengan perlakuan konsentrasi etilen 0 ppm dan 2000 ppm cenderung

mengalami penurunan angka yang relatif sama, hal ini berarti konsentrasi etilen

tidak mempengaruhi kandungan vitamin C dalam jeruk.

Penurunan kandungan vitamin C yang terjadi diakibatkan terjadinya

degradasi selama pemaparan pada suhu ruang. Menurut Muchtadi (1996), vitamin

C atau asam askorbat sangat sensitif terhadap berbagai macam bentuk degradasi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi mekanisme degradasi meliputi suhu, pH,

oksigen, enzim, katalis logam, konsentrasi awal asam askorbat, serta

perbandingan asam askorbat dan asam dehidroaskorbat. Ditambahkan lagi

olehnya bahwa selama penyimpanan bahan pangan hasil pertanian akan

mengalami perubahan sebagai akibat dari pengaruh luar dan pengaruh dari dalam

bahan pangan itu sendiri. Pengaruh dari luar dapat berupa faktor mekanis dan

suhu, sedangkan faktor dari dalam dapat berupa kerusakan kimiawi seperti reaksi

enzimatis dan non enzimatis.

Rerata kandungan vitamin C jeruk tanpa perlakuan etilen, 1000 ppm, dan

1500 ppm etilen (40.13 mg/100g) pada hari kedua pemaparan suhu ruang lebih

tinggi dibandingkan jeruk dengan perlakuan konsentrasi etilen 2000 ppm (36.96

mg/100 g). Namun pada hari ke-4 dan ke-6, vitamin C jeruk dengan perlakuan

konsentrasi etilen 2000 ppm (35.90 dan 30.62 mg/100 g) lebih tinggi

dibandingkan jeruk tanpa perlakuan etilen (32.73 dan 28.51 mg/100 g), 1000 ppm

etilen (31.68 dan 32.73 mg/100 g), serta 1500 ppm etilen (30.62 dan 31.68

mg/100 g).

20

25

30

35

40

45

50

55

60

0 2 4 6

Vit

amin

C (

mg/1

00g)

Hari ke-

Page 57: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

37

Hasil analisis Anova (Lampiran 18) menunjukkan bahwa konsentrasi etilen

dan trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap vitamin C jeruk keprok madu

Terigas. Hal ini didukung oleh pernyataan Mayuoni et al. (2011), bahwa tidak

ditemukan perubahan tingkat kandungan vitamin C yang berarti pada jeruk

Satsuma baik yang kontrol (tanpa perlakuan etilen) maupun jeruk Satsuma dengan

perlakuan degreening. Chaudary et al. (2008), menambahkan lagi bahwa tidak

ada perbedaan yang nyata antara buah Star Ruby Grapefruit yang didegreening

maupun yang tidak didegreening pada hari ke 0, 7, 21, 28, dan 35 penyimpanan

terhadap vitamin C, bahkan pada akhir masa penyimpanan buah yang

didegreening maupun tidak memiliki tingkat kandungan vitamin C yang sama.

Etilen membantu hidrolisa stroma plastid dan bahan-bahan yang dapat

digunakan untuk respirasi di mana klorofil tidak terlindungi dan terhidrolisa oleh

enzim klorofilase, selanjutnya diioksidasi oleh hidrogen peroksida dengan

bantuan besi(II)hidroksida sebagai katalisator, namun aktifitas hidrolisa tersebut

hanya terjadi pada lapisan sub epidermis jeruk sehingga mutu internal jeruk tidak

terpengaruh (Roper dan Miller 2001).

Uji Organoleptik

Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui penerimaan konsumen

terhadap mutu fisik dan sensori buah jeruk. Uji organoleptik dilakukan oleh 25

panelis tidak terlatih dengan metode Hedonic Scale Scoring yang meliputi warna

kulit, kemanisan, tekstur, dan aroma jeruk keprok madu Terigas.

Warna Kulit

Warna kulit buah merupakan indikator utama bagi konsumen dalam menilai

mutu buah yang akan dibeli. Perubahan warna kulit jeruk dari hijau menjadi

kuning merupakan suatu daya tarik bagi buah tersebut, sehingga warna kulit

menjadi salah satu faktor yang menentukan penerimaan konsumen. Nilai

kesukaan panelis terhadap warna disajikan pada grafik Gambar 21.

Hasil uji organoleptik terhadap warna kulit jeruk keprok madu Terigas

menunjukkan bahwa nilai kesukaan panelis terhadap warna jeruk pada seluruh

perlakuan bervariasi. Nilai kesukaan panelis terhadap warna jeruk setelah

degreening berkisar antara 2.56-3.46. Nilai kesukaan panelis tertinggi dicapai oleh

jeruk dengan perlakuan konsentrasi 2000 ppm dan trigger time 20 jam, sedangkan

nilai kesukaan panelis terendah didapatkan oleh jeruk dengan perlakuan

konsentrasi etilen 0 ppm dan trigger time 30 jam.

Page 58: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

38

Gambar 21 Nilai kesukaan panelis terhadap warna jeruk keprok madu Terigas

pada berbagai konsentrasi etilen

Hasil uji Kruskal-Wallis pada Lampiran 46 menunjukkan bahwa KW

warna: 26.411 dan chi kuadrat: 19.675, karena KW> x2

0.05 (11) yaitu

26.411>19.675 maka perlakuan konsentrasi etilen dan trigger time mempengaruhi

nilai kesukaan panelis terhadap warna. Hal ini disebabkan karena terjadi

perubahan warna menjadi lebih menarik akibat perlakuan degreening. Degreening

mempercepat perkembangan warna jeruk yang menjadikannya jauh lebih menarik

dengan warna kulit kuning atau merah (Chaudary et al. 2012)

Kemanisan

Kemanisan merupakan salah satu atribut sensori yang berhubungan dengan

flavor. Seringkali komoditi hortikultura khususnya buah dinilai dari rasa

manisnya, sehingga rasa manis dapat dijadikan sebagai tolak ukur kualitas suatu

jenis buah. Hasil uji organoleptik kesukaan panelis terhadap kemanisan jeruk

keprok madu Terigas dipresentasikan pada Gambar 22.

Gambar 22 Nilai kesukaan panelis terhadap kemanisan jeruk keprok madu

Terigas pada berbagai konsentrasi etilen

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

5.0

0 1000 1500 2000

Nil

ai k

esukaa

n

Konsentrasi etilen

10 jam

20 jam

30 jam

-0.5

0.5

1.5

2.5

3.5

4.5

0 1000 1500 2000

Nil

ai k

esukaa

n

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

Page 59: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

39

Hasil uji organoleptik terhadap kemanisan jeruk keprok madu Terigas

menunjukkan bahwa nilai kesukaan panelis terhadap kemanisan jeruk pada

seluruh perlakuan sangat fluktuatif. Nilai kesukaan panelis terhadap warna jeruk

setelah degreening berkisar antara 2.76-3.48. Nilai kesukaan panelis tertinggi

dicapai oleh jeruk dengan perlakuan konsentrasi 2000 ppm dan trigger time 30

jam, sedangkan nilai kesukaan panelis terendah didapatkan oleh jeruk dengan

perlakuan konsentrasi etilen 0 ppm dan trigger time 10 jam dan perlakuan dengan

konsentrasi etilen 1000 ppm dan trigger time 30 jam.

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis pada Lampiran 47 didapatkan nilai KW

kemanisan: 14.515 dan chi kuadrat: 19.675, karena KW <x2

0.05 (11) yaitu

14.515<19.675 maka perlakuan konsentrasi etilen dan trigger time tidak

mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap kemanisan jeruk keprok madu

Terigas. Menurut Chaudary et al. (2012), degreening menggunakan etilen tidak

mempengaruhi rasa Star Ruby Grapefruit. Degreening menggunakan etilen juga

tidak menyebabkan buah terlewat matang dan tidak menimbulkan sensasi off

flavour, serta bahkan sama sekali tidak menyebabkan rasa pahit. Mayuoni et al.

(2011) menambahkan bahwa degreening menggunakan etilen tidak memberikan

pengaruh terhadap rasa jeruk dan grapefruit.

Tekstur

Pada buah jeruk, kemudahan dalam mengupas kulitnya adalah faktor yang

penting yang mempengaruhi kenyamanan dalam mengonsumsi. Pada jeruk yang

memiliki tekstur kulit yang keras seperti Hassaku, Navel, dan Grapefruit, kulit

harus dikupas dengan pisau, sedangkan kulit jeruk yang lembut seperti Satsuma

dan Clementine dapat dengan mudah dikupas. Kekerasan atau tekstur merupakan

karakteristik yang penting selama memakan jeruk. Nilai kesukaan panelis

terhadap tekstur jeruk keprok madu Terigas dengan perlakuan degreening

disajikan pada Gambar 23.

Gambar 23 Nilai kesukaan panelis terhadap tekstur jeruk keprok madu Terigas

pada berbagai konsentrasi etilen

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

0 1000 1500 2000

Nil

ai k

esukaa

n

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

Page 60: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

40

Grafik pada Gambar 23 menunjukkan bahwa nilai kesukaan panelis

terhadap tekstur jeruk keprok madu Terigas setelah mendapat perlakuan

degreening berkisar antara 2.76-3.52. Nilai kesukaan panelis tertinggi didapatkan

oleh perlakuan degreening dengan konsentrasi etilen 2000 ppm dan trigger time

30 jam, sedangkan nilai kesukaan panelis terendah didapatkan oleh perlakuan

dengan konsentrasi etilen 1000 ppm dan trigger time 20 jam.

Berdasarkan uji Kruskal-Wallis pada Lampiran 48 didapatkan nilai KW

tekstur: 9.411 dan chi kuadrat: 19.675, karena KW <x2

0,05 (11) yaitu

9.411<19.675 maka perlakuan konsentrasi etilen dan trigger time tidak

mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap tekstur jeruk keprok madu

Terigas. Menurut Barus (1986), jeruk yang diberi perlakuan degreening tidak

menyebabkan perbedaan kekerasan buah secara nyata. Ladaniya (2008),

menyatakan bahwa perlakuan degreening menggunakan etilen tidak menyebabkan

pengaruh yang nyata terhadap kualitas buah jeruk termasuk salah satunya tekstur

atau kekerasan.

Aroma

Aroma seperti halnya rasa, warna, dan tekstur adalah salah satu faktor

penting penentu kualitas pada buah jeruk. Seringkali aroma dikaitkan dengan zat-

zat volatil yang terkandung di dalamnya. Zat-zat volatil aroma pada jeruk

mandarin dan grapefruit telah diteliti dan lebih dari 300 zat volatil aroma

ditemukan. Aroma jeruk terbentuk oleh komponen campuran seperti monoterpen,

sesquiterpen, alkohol, aldehid, asam, ester, keton, dan lain-lain. Pada penelitian

ini aroma jeruk dinilai oleh 25 panelis dengan nilai kesukaan (Gambar 24).

Gambar 24 Nilai kesukaan panelis terhadap aroma jeruk keprok madu Terigas

pada berbagai konsentrasi etilen

Hasil uji organoleptik yang ditunjukkan oleh grafik pada Gambar 24 sangat

bervariasi dan fluktuatif. Nilai kesukaan panelis terhadap aroma jeruk keprok

madu Terigas berkisar antara 3.04-3.56. Nilai kesukaan tertinggi dicapai oleh

perlakuan degreening dengan konsentrasi etilen 2000 ppm dan trigger time 30

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

0 1000 1500 2000

Nil

ai k

esukaa

n

Konsentrasi etilen (ppm)

10 jam

20 jam

30 jam

Page 61: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

41

jam, sedangkan nilai kesukaan terendah didapatkan oleh perlakuan dengan

konsentrasi etilen 1000 ppm dan trigger time 20 jam.

Hasil uji Kruskal-Wallis pada Lampiran 49 didapat nilai KW aroma:-77.527

dan chi kuadrat: 19.675, karena KW <x2

0.05 (11) yaitu -77.527<19.675 maka

perlakuan konsentrasi etilen dan trigger time tidak mempengaruhi tingkat

kesukaan panelis terhadap aroma jeruk keprok madu Terigas. Pada penelitiannya

Mayuoni et al. (2011) mendapatkan bahwa degreening menggunakan etilen hanya

memiliki sedikit sekali pengaruh terhadap zat volatil aroma jeruk. Contohnya,

pemaparan dengan etilen pada jeruk Navel mengurangi kandungan dua zat volatil

aldehid, dan meningkatkan tiga derivat karvon zat volatil. Chaudary et al. (2012)

juga menyatakan bahwa degreening Star Ruby grapefruit menggunakan etilen

tidak memiliki pengaruh terhadap bau dan rasa buah.

Penentuan Perlakuan Terbaik

Berdasarkan proses degreening, perubahan sifat fisikokimia dan sensori

jeruk keprok madu Terigas, dilakukan analisis penentuan perlakuan terbaik

dengan uji indeks efektivitas (De Garmo et al. 1984). Hasil uji indeks evektifitas

dinyatakan dengan nilai perlakuan yang ditunjukkan pada Tabel 7.

Perlakuan dengan nilai tertinggi adalah perlakuan konsentrasi etilen 1000

ppm dengan trigger time 30 jam dengan nilai perlakuan sebesar 0.77. Sehingga

dapat ditentukan bahwa perlakuan terbaik adalah perlakuan konsentrasi etilen

1000 ppm dengan trigger time 30 jam. Perubahan warna jeruk dari hijau menjadi

kuning merata sudah dapat dilihat pada hari keempat pemaparan di suhu ruang.

Kitagawa et al (2001) Setelah 3-4 hari pemindahan jeruk dari tempat pemaparan

etilen maka degradasi klorofil mulai terjadi.

Kitagawa et al. (2001), menyatakan bahwa hasil degreening jeruk Satsuma

dengan konsentrasi etilen 500-1000 ppm sudah sangat memuaskan,

ditambahkannya lagi bahwa konsentrasi 1000 ppm etilen merupakan konsentrasi

optimum dalam proses degreening, konsentrasi etilen lebih dari itu tidak

memberikan perbedaan yang signifikan terhadap warna jeruk jika dibandingkan

dengan konsentrasi 1000 ppm etilen. Hal tersebut disebabkan aktifitas enzim

klorofilase telah bekerja maksimal dengan stimulan 1000 ppm etilen di mana

aktifitas klorofilase yang meningkat akan mempercepat penguraian klorofil.

Enzim klorofilase menginisiasi katabolisme klorofil untuk membentuk klorofilide

dan pada akhirnya mengakumulasi pigmen warna lain seperti karotenoid

(Shimokawa et al. 1998).

Trigger time 30 jam merupakan trigger time terbaik dibandingkan trigger

time 10 dan 20 jam. Hal tersebut disebabkan jeruk terpapar etilen dalam waktu

yang cukup lama pada trigger time 30 jam. Menurut Sdiri et al. (2012), semakin

lama jeruk terpapar oleh etilen maka warna jeruk akan semakin cepat berubah dari

hijau menjadi kuning. Lamanya jeruk terpapar etilen memberikan waktu bagi

etilen untuk menstimulasi aktifitas enzim klorofilase yang berperan dalam

penguraian klorofil.

Page 62: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

42

Tab

el 7

Nil

ai p

erla

kuan

jer

uk k

epro

k m

adu T

erig

as

Var

iabel

Nil

ai p

erla

kuan

0 p

pm

& 1

0

jam

0 p

pm

& 2

0

jam

0 p

pm

& 3

0

jam

1000

ppm

&

10 j

am

1000

ppm

&

20 j

am

1000

ppm

&

30 j

am

1500

ppm

&

10 j

am

1500

ppm

&

20 j

am

1500

ppm

&

30 j

am

2000

ppm

&

10 j

am

2000

ppm

&

20 j

am

2000

ppm

&

30 j

am

b*

0.0

0

0.0

5

0.0

1

0.1

0

0.0

8

0.1

6

0.0

9

0.1

4

0.1

4

0.0

6

0.0

5

0.1

3

kar

ote

noid

0.1

2

0.0

8

0.1

6

0.1

0

0.1

1

0.1

0

0.1

5

0.1

2

0.0

7

0.0

0

0.0

6

0.1

0

L*

0.0

0

0.0

4

0.0

1

0.0

8

0.0

6

0.1

4

0.0

8

0.1

3

0.1

3

0.0

6

0.0

6

0.1

2

vit

amin

C

0.0

3

0.0

0

0.0

0

0.1

3

0.0

0

0.0

2

0.0

4

0.0

3

0.0

1

0.0

2

0.0

7

0.0

1

TP

T

0.0

5

0.0

5

0.0

3

0.1

1

0.0

8

0.1

0

0.0

7

0.0

3

0.0

7

0.0

9

0.0

0

0.0

5

kek

eras

an

0.0

2

0.0

3

0.0

4

0.1

0

0.0

2

0.0

8

0.0

3

0.0

6

0.0

4

0.0

4

0.0

6

0.0

0

kad

ar a

ir

0.0

0

0.0

4

0.0

8

0.0

2

0.0

5

0.0

3

0.0

2

0.0

8

0.0

4

0.0

8

0.0

3

0.0

6

a*

0.0

0

0.0

1

0.0

2

0.0

5

0.0

5

0.0

6

0.0

5

0.0

6

0.0

6

0.0

6

0.0

6

0.0

5

klo

rofi

l 0.0

1

0.0

4

0.0

0

0.0

1

0.0

4

0.0

6

0.0

2

0.0

3

0.0

6

0.0

4

0.0

6

0.0

4

Tota

l 0.2

4

0.3

5

0.3

6

0.7

0

0.4

9

0.7

7

0.5

6

0.6

7

0.6

2

0.4

4

0.4

4

0.5

6

Page 63: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

43

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Buah jeruk keprok madu Terigas pada umur petik 31 minggu SBM (setelah

bunga mekar) memiliki karakteristik antara lain: warna dengan derajat

kecerahan 43,01, derajat warna hijau -12,31, derajat warna kuning 24,21,

kekerasan 3,01 kgf, TPT 9,76 oBrix, vitamin C 41,18 mg/100 g, dan kadar air

sebesar 92,36%, serta diameter 6,83 cm.

2. Konsentrasi etilen dan trigger time terbukti mampu mengubah nilai a* dari -

13,83 menjadi 4,62 dan b* dari 40,12 menjadi 63,97, dan dapat meningkatkan

total karotenoid serta menurunkan total klorofil, namun interaksi antara

konsentrasi etilen dan trigger time tidak berpengaruh nyata terhadap proses

degreening.

3. Pemberian etilen pada proses degreening tidak mempengaruhi sifat fisikokimia

buah seperti kadar air, kekerasan, total padatan terlarut, dan vitamin C.

4. Degreening meningkatkan nilai kesukaan panelis terhadap warna kulit dan

tidak mempengaruhi nilai kesukaan panelis terhadap kemanisan, tekstur,

maupun aroma jeruk keprok madu Terigas.

5. Proses degreening jeruk keprok madu Terigas yang terbaik adalah dengan

konsentrasi etilen 1000 ppm dan trigger time 30 jam. Hasil degreening terjadi

pada hari keempat pemaparan pada suhu ruang yang ditandai dengan

perubahan warna hijau menjadi kuning merata.

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian proses degreening jeruk keprok madu Terigas

dengan menerapkan metode MAP.

2. Perlu diteliti pengaruh suhu penyimpanan terhadap proses degreening jeruk

keprok madu Terigas.

3. Perlu juga diteliti pengaruh proses degreening terhadap umur simpan jeruk

keprok madu Terigas.

Page 64: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

44

DAFTAR PUSTAKA

Agrimas Kapitalindo. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk

[Internet]. [diunduh 2012 Feb 26]. Tersedia pada:

www.agrimaskapitalindo.com.

Ahrens MJ, Barmore CR. 2001. Interactive Effects of Temperature and Ethylene

Concentration On Postharvest Colour Development in Citrus. Acta Hort.

201, 21-27.

Andarwulan N, Kusnandar F, Herawati D. 2011. Analisis Pangan. Jakarta (ID):

Dian Rakyat.

Anonim. 2008 Jeruk [Internet]. [diunduh 2010 Mei 1]. Tersedia pada:

http://www.situshijau.co.id/tulisan.php?act=detail&id=9&id_kolom=3.

[Deptan] Departemen Pertanian. 2004. Standar Prosedur Operasional Jeruk

Siem Madu Kabupaten Karo dan Dataran Tinggi Bukit Barisan

Sumatera Utara. Direktorat Tanaman Buah, Direktorat Jenderal Bina

Produksi Hortikultura, Departemen Pertanian.

[Balitjestro] Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Sub Tropik. 2012. Varietas

Jeruk Unggulan Nasional: Siap Menggilas Buah Impor. Jakarta:

Kementrian Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Barus TN. 1996. Pengaruh Pemberian Ethrel (Etepon) Setelah Panen dan Tingkat

Kematangan Buah Terhadap Pembentukan Warna Jingga Kulit Buah

Pada Buah Jeruk Manis. Tesis. Program Studi Budidaya Pertanian.

Departemen Pertanian, IPB Bogor.

Broto W, Prabawati S, Soedibyo. 1996. Kajian Pengaruh Konsentrasi Asetilen

Terhadap Efektifitas Degreening Jeruk Valensia (Citrus sinensis, L.) Asal

Lembang, Jawa Barat. Penelitian Hortikultura. 4(1) : 76 – 85.

Chaudary P, Jayaprakasha GK, Porat R, Patil BS. 2012. Degreening and

Postharvest Storage Influences Star Ruby Grapefruit (Citrus paradisi

Macf.) Bioactive Compounds. Food Chemistry 135: 1667-1675.

Cohen E. 1997. Investigations on Postharvest Treatments of Citrus Fruit in Israel.

Proc. Int. Symp., Guangzou, China, 9-11 November 1996. International

Academic Publication, pp. 32-36.

Cohen E. 1998. Some Physiological Aspects of Citrus Fruit Degreening. Proc. Int.

Coc. Citric., Vol. I, pp. 247-249.

De Garmo EP, Sullivan WG, Canada CR. 1984. Engineering Economy 7th

Edition. McMillan Publ.Co. New York.

Page 65: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

45

Dewi YSK, Padmarsari FXW. 2007. Pengaruh Substitusi Sari Jeruk Siam dengan

Sari Buah Markisa Terhadap Sifat Fisikokimia dan Sensori Tablet

Effervescent Selama Penyimpanan. Laporan Penelitian.

Didik. 2010. Budidaya Jeruk [Internet]. [diunduh 2013 Nov 13]. Tersedia pada:

http://epetani.deptan.go.id/budidaya/budidaya-jeruk-1478.

Handoko, Dody D, Napitupulu B, Sembiring H. 2010. Penanganan

Pascapanen Buah Jeruk. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Sumatera Utara. Prosiding seminar nasional teknologi inovatif

pascapanen untuk pengembangan industri berbasis pertanian.

Harborne JB, Barberan TFA. 1991. Ecological Chemistry and Biochemistry

of Plant Terpenoids. Oxford (GB): Clarendon Press.

Huber DJ. 1993. The role of cell wall hydrolases in fruit softening. Hort. Rev.

5:169–219.

Jahn OL, Young R. 1996. Changes in Chlorophyl a, b, and ab Ratio During Color

Development in Citrus Fruit. J. Am. Soc. Hort. Sci. 101, 416-418.

Jorgensen KR. 1998. Degreening of citrus fruit in response to varying levels of O2

and C2H4. J. Am. Soc. Hort. Sci. 94, 123-125.

Kitagawa H, Adachi S, Tarutani T. 1999. Studies On the Colouring of The

Satsuma II. A Practical and Convenient Method of Colouring or

Degreening with Ethylene Using Plastic Film. J. Japanese. Soc. Hort. Sci.

40, 195-199.

Ladaniya MS. 1998. Intermittent Ethylene Treatment Technique for Degreening

of Fruits with Special Reference To Nagpur Mandarin. Indian Fd Packer.

52: 5-10.

Ladaniya MS. 2008. Citrus Fruit : Biology, Technology, and Evaluation.

Academic Press. San Diego, USA.

Matsumoto H, Ikoma Y, Kato M, Nakajima N, Hasegawa Y. 2009. Effect of

postharvest temperature and ethylene on carotenoid accumulation in the

flavedo and juice sacs of Satsuma mandarin (Citrus unshiu Marc.) fruit.

J. Agric. Food Chem. 57, 4724–4732.

Mayuoni L, Tietel Z, Bhimanagouda SP, Porat R. 2011. Does Ethylene

Degreening Affect Internal Quality of Citrus Fruit. Postharvest Biology

and Technology journal: 50-58.

Mazumdar BC, Bhatt DNV. 1996. Effects of Pre-Harvest Application of GA and

Ethrel On Sweet Orange. Progressive Hort. 8, 89-91.

Page 66: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

46

McCornack AA, Wardowski W. 1998. Degreening Florida Citrus : Procedure and

Physiology. Proc. Int. Soc. Citric., Vol. 1 pp. 211-215.

McKeon TA, Maculet FJC, Yang SF. 1995. Biosynthesis and Metabolism of

Ethylene. Plant Hormones: Physiology, Biochemistry and Molecular

Biology. Dordrecht: Kluwer. pp. 118-139.

Muchtadi D. 1996. Fisiologi Pascapanen Sayuran dan Buah-buahan. Bogor (ID):

IPB Press.

Muchtadi TR, Sugiyono. 1994. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen

pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Pusat antar Universitas. IPB Bogor.

Noack K. 2000. Biological decomposition of chlorophyll. Biochem Z 316: 166- 187.

Pangestuti R, Arry S, Suhariyono. 2008. Umur Simpan dan Perubahan Kualitas

Jeruk Keprok SoE (Citrus reticulata Blanco) Pada Umur Petik dan Suhu

Penyimpanan yang Berbeda. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah

Subtropika, Batu.

Pantastico EB. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada

University Press.

Peng G, Xie XL, Jiang Q, Song Song, Jie Xu C. 2013. Chlorophyll a/b binding

protein plays a key role in natural and ethylene-induced degreening of

Ponkan (Citrus reticulata Blanco). Scientia Horticulturae 160: 37-43.

Perina I, Satiruiani, Felycia ES, Herman H. 2007. Ekstraksi Pektin dari Berbagai

Macam Kulit Jeruk. J. Widya Teknik Vol 6. 1: 1-10.

Pudjirahaju A, Astutik. 1999. Penilaian Kualitas Makanan Secara Organoleptik..

Malang (ID): Universitas Brawijaya.

Purvis AC. 2000. Differential inhibition of ethylene by AgNO3 and a,a'-dipyridyl

in the degreening of calamondin fruit. Plant Physiol 63: S-91.

Rais M, Nurhadi. 1996. Peningkatan Effisiensi Teknologi Usaha Tani Jeruk. Balai

Penelitian Tanaman Buah. Badan Penelitian dan Pengembangan

Hortikultura. Departemen Pertanian. Jakarta.

Ritenour MA, Miller WM, Wardowski. 2004. Recommendations for Degreening

Florida Fresh Citrus Fruit [Internet]. [diunduh 2012 Feb 26]

http://edis.ifas.ufl.edu/TOPIC_Citrus_Post Harvest.

Page 67: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

47

Roper BE, Miller EV. 2001. The effects of some special treatments in the

degreening of Florida oranges as measured by respiration rate. Plant

physiol 2001 April; 26(2): 244-257.

Santoso BB, Purwoko BS. 1995. Fisiologi dan Teknologi Pascapanen Tanaman

Hortikultura. Indonesia Australia Eastern Universitas Project.

Satuhu S. 1995. Teknik Pemeraman Buah. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Setiawan AI, Trisnawati Y. 2001. Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siam.

Jakarta (ID): Penebar Swadaya.

Setyaningsih D, Apriyantono A, Sari MP. 2010. Analisis Sensori untuk Industri

Pangan dan Agro. Bogor (ID): IPB Press.

Shimokawa K, Sakanoshita, Horiba. 1998. Ethylene Induced Changes of

Chloroplast Structure In Satsuma Mandarin. Pl Cell Physiol. 19: 229-

236.

Sudarmadji SB, Haryono S. 1986. Analisa Bahan Makanan Hasil Pertanian.

Yogyakarta (ID): Liberty.

Suyamto, Supriyanto A, Agustian A, Triwiratno A, Winarno M. 2005. Prospek

dan Arah Pengembangan Agribisnis Jeruk. Badan Penelitian dan

Pengembanga Pertanian, Departemen Pertanian, Jakarta.

Sdiri S, Navarro P, Monterde A, Benabda J, Salvador A. 2012. New degreening

treatments to improve the quality of citrus fruit combining different

periods with and without ethylene exposure. Postharvest biology and

technology 63 (2012) 25-32.

Syska K. 2006. Kajian Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Etilen Terhadap

Perubahan Fisiologi dan Mutu Buah Pepaya Varietas IPB 1. Tesis.

Program Studi Teknologi Pascapanen. Departemen Teknik Pertanian,

IPB Bogor.

Tanaka A, Tanaka R. 2006. Chlorophyll metabolism. Curr. Opin. Plant Biol. 9,

248–255.

Tucker GA, Taylor J, Seymour G. 1993. Biochemistry of Fruit Ripening. London

(GB): Chapman & Hall.

Verheij EWM, Coroner RE. 1993. Plant Resources of South-East Asia No 2 : Edible Fruits

and Nut. Prosea. Bogor. p. 119-141.

Winarno FG. 2002. Fisiologi Lepas Panen Produk Hortikultura. Bogor (ID): M-

Brio Press.

Page 68: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

48

Wirakusumah ES. 2001. Buah dan Sayur untuk Terapi. Jakarta (ID): Penebar

Swadaya.

Young R, Jahn OL. 1994. Preharvest Sprays of 2-Chloroethyl-Phosphonic Acid

for Colouring Robinson Tangerines. Proc. Fla. Sta. Hort. Soc. 85, 33-37.

Zhou YJ, Sun CD, Zhang LL, Dai X, Xu CJ, Chen KS. 2010. Preferential

accumulation of orange-colored carotenoids in Ponkan (Citrus reticulata)

fruit peel following postharvest application of ethylene or ethephon.

Scientia Horticulturae 126: 229-235.

Page 69: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

49

LAMPIRAN

Page 70: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

50

Lampiran 01 Hasil uji Anova kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di

suhu ruang

Lampiran 02 Hasil uji Anova TPT jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di suhu

ruang

Lampiran 03 Hasil Uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang untuk TPT

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.3921 0.1307 0.454 3.01 4.72

Trigger time 2 0.2159 0.1079 0.375 3.4 5.61

Interaksi 6 1.1479 0.1913 0.665 2.51 3.67

Galat 24 6.9080 0.2878

Total 35 8.6638

KK % 22.15

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 1.5764 0.5255 0.875 3.01 4.72

Trigger time 2 6.5067 3.2533 5.417* 3.4 5.61*

Interaksi 6 1.6511 0.2752 0.458 2.51 3.67

Galat 24 14.4133 0.6006

Total 35 24.1475

KK % 7.72

Perlakuan Rerata Kode

T1 9.442 a

T2 10.375 b

T3 10.308 b

Duncan 5% 0.790

Page 71: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

51

Lampiran 04 Hasil uji Anova vitamin C jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di

suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 95.9017 31.9672 0.468 3.01 4.72

Trigger time 2 17.2846 8.6423 0.127 3.4 5.61

Interaksi 6 638.4154 106.4026 1.558 2.51 3.67

Galat 24 1639.2499 68.3021

Total 35 2390.8516

KK % 21.34

Lampiran 05 Hasil uji Anova total klorofil jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di

suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.9564 0.3188 1.930 3.01 4.72

Trigger time 2 10.5667 5.2834 31.987** 3.4 5.61

Interaksi 6 0.9599 0.1600 0.969 2.51 3.67

Galat 24 3.9641 0.1652

Total 35 16.4472

KK % 32.80

Lampiran 06 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang untuk total klorofil

Perlakuan Rerata Kode

T1 1.929 c

T2 1.182 b

T3 0.606 a

Duncan 5% 0.414

Page 72: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

52

Lampiran 07 Hasil uji Anova total karotenoid jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan

di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.0001 0.00002 0.543 3.01 4.72

Trigger time 2 0.0021 0.00106 24.724** 3.4 5.61

Interaksi 6 0.0002 0.00003 0.659 2.51 3.67

Galat 24 0.0010 0.00004

Total 35 0.0034

KK % 35.56

Lampiran 08 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang untuk total karotenoid

Perlakuan Rerata Kode

T1 0.029 b

T2 0.016 a

T3 0.011 a

Duncan 5% 0.007

Lampiran 09 Hasil uji Anova kadar air jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di

suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.9415 0.3138 0.822 3.01 4.72

Trigger time 2 2.2559 1.1279 2.954 3.4 5.61

Interaksi 6 2.1633 0.3606 0.944 2.51 3.67

Galat 24 9.1643 0.3818

Total 35 14.5250

KK % 0.68

Page 73: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

53

Lampiran 10 Hasil uji Anova derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 325.7602 108.5867 12.070** 3.01 4.72

Trigger time 2 43.6949 21.8474 2.428 3.4 5.61

Interaksi 6 19.8679 3.3113 0.368 2.51 3.67

Galat 24 215.9169 8.9965

Total 35 605.2399

KK % -33.38

Lampiran 11 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 -14.081 a

E1 -7.811 b

E2 -6.260 b

E3 -7.791 b

Duncan 5% 3.377

Page 74: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

54

Lampiran 12 Hasil uji Anova derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 1101.2052 367.0684 14.870** 3.01 4.72

Trigger time 2 88.4638 44.2319 1.792 3.4 5.61

Interaksi 6 122.1859 20.3643 0.825 2.51 3.67

Galat 24 592.4567 24.6857

Total 35 1904.3116

KK % 10.70

Lampiran 13 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok Madu Terigas pada hari pemaparan

di suhu ruang untuk derajat warna kuning (b*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 36.886 a

E1 48.992 b

E2 49.678 b

E3 50.192 b

Duncan 5% 5.594

Page 75: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

55

Lampiran 14 Hasil uji Anova derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Perlakuan 11 602.0574 54.7325 5.648 2.22 3.09

Konsentrasi etilen 3 493.3180 164.4393 16.969** 3.01 4.72

Trigger time 2 48.3750 24.1875 2.496 3.4 5.61

Interaksi 6 60.3644 10.0607 1.038 2.51 3.67

Galat 24 232.5728 9.6905

Total 35 834.6302

KK % 5.481

Lampiran 15 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2

pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 50.451 a

E1 58.191 b

E2 58.824 b

E3 59.710 b

Duncan 5% 3.505

Page 76: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

56

Lampiran 16 Hasil uji Anova kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di

suhu ruang

Lampiran 17 Hasil uji Anova TPT jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu

ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 3.5300 1.1767 1.119 3.01 4.72

Trigger time 2 5.0117 2.5058 2.383 3.4 5.61

Interaksi 6 5.0883 0.8481 0.806 2.51 3.67

Galat 24 25.2400 1.0517

Total 35 38.8700

KK % 10.34

Lampiran 18 Hasil uji Anova vitamin C jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di

suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 116.8105 38.9368 0.632 3.01 4.72

Trigger time 2 413.1579 206.5789 3.353 3.4 5.61

Interaksi 6 407.5822 67.9304 1.103 2.51 3.67

Galat 24 1478.6703 61.6113

Total 35 2416.2209

KK % 22.02

Sumber keragaman Derajat

bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.4790 0.1597 1.300 3.01 4.72

Trigger time 2 0.0687 0.0343 0.279 3.4 5.61

Interaksi 6 0.2269 0.0378 0.308 2.51 3.67

Galat 24 2.9491 0.1229

Total 35 3.7238

KK % 15.68

Page 77: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

57

Lampiran 19 Hasil uji Anova total klorofil jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan

di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.9339 0.3113 3.115* 3.01 4.72

Trigger time 2 0.8958 0.4479 4.481* 3.4 5.61

Interaksi 6 1.1751 0.1958 1.959 2.51 3.67

Galat 24 2.3989 0.1000

Total 35 5.4038

KK % 63.23

Lampiran 20 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk total klorofil

Lampiran 21 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk total klorofil

Perlakuan Rerata Kode

E0 0.717 b

E1 0.553 ab

E2 0.443 ab

E3 0.275 a

Duncan 5% 0.356

Perlakuan Rerata Kode

T1 0.713 b

T2 0.438 ab

T3 0.341 a

Duncan 5% 0.322

Page 78: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

58

Lampiran 22 Hasil uji Anova total karotenoid jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan

di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.000102 0.000034 4.5230* 3.01 4.72

Trigger time 2 0.000052 0.000026 3.4543* 3.4 5.61

Interaksi 6 0.000090 0.000015 1.9959 2.51 3.67

Galat 24 0.000181 0.000008

Total 35 0.000426

KK % 21.203

Lampiran 23 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk total karotenoid

Lampiran 24 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk total karotenoid

Perlakuan Rerata Kode

T1 0.015 b

T2 0.013 ab

T3 0.012 a

Duncan 5% 0.0028

Perlakuan Rerata Kode

E0 0.011 a

E1 0.011 a

E2 0.014 ab

E3 0.015 b

Duncan 5% 0.003

Page 79: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

59

Lampiran 25 Hasil uji Anova kadar air jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di

suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 3.3702 1.1234 2.478 3.01 4.72

Trigger time 2 0.8942 0.4471 0.986 3.4 5.61

Interaksi 6 3.2498 0.5416 1.195 2.51 3.67

Galat 24 10.8819 0.4534

Total 35 18.3962

Lampiran 26 Hasil uji Anova derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 650.6771 216.8924 21.288** 3.01 4.72

Trigger time 2 383.8242 191.9121 18.836** 3.4 5.61

Interaksi 6 31.3018 5.2170 0.512 2.51 3.67

Galat 24 244.5214 10.1884

Total 35 1310.3244

KK % -85.81

Lampiran 27 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 -11.075 a

E1 -0.944 b

E2 -1.404 b

E3 -1.456 b

Duncan 5% 3.594

Lampiran 28 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*)

Perlakuan Rerata Kode

T1 -6.218 a

T2 -5.834 a

T3 0.893 b

Duncan 5% 3.252

Page 80: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

60

Lampiran 29 Hasil uji Anova derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 778.1778 259.3926 14.027** 3.01 4.72

Trigger time 2 792.8450 396.4225 21.437** 3.4 5.61

Interaksi 6 143.5246 23.9208 1.294 2.51 3.67

Galat 24 443.8287 18.4929

Total 35 2158.3761

KK % 8.37

Lampiran 30 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna kuning (b*)

Lampiran 31 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna kuning (b*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 44.111 a

E1 55.791 c

E2 50.518 b

E3 55.044 bc

Duncan 5% 4.841

Perlakuan Rerata Kode

T1 48.204 a

T2 47.893 a

T3 58.000 b

Duncan 5% 4.382

Page 81: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

61

Lampiran 32 Hasil uji Anova derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 632.1239 210.7080 25.351** 3.01 4.72

Trigger time 2 340.0988 170.0494 20.459** 3.4 5.61

Interaksi 6 113.4842 18.9140 2.276 2.51 3.67

Galat 24 199.4813 8.3117

Total 35 1285.1882

KK % 4.775

Lampiran 33 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*)

Lampiran 34 Hasil uji Duncan 5% terhadap trigger time jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4

pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 53.161 a

E1 63.220 b

E2 62.031 b

E3 63.089 b

Duncan 5% 3.246

Perlakuan Rerata Kode

T1 58.660 a

T2 57.774 a

T3 64.692 b

Duncan 5% 2.937

Page 82: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

62

Lampiran 35 Hasil uji Anova kekerasan jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan

di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.0774 0.0258 0.141 3.01 4.72

Trigger time 2 0.0016 0.0008 0.004 3.4 5.61

Interaksi 6 0.1627 0.0271 0.148 2.51 3.67

Galat 24 4.4004 0.1834

Total 35 4.6422

Lampiran 36 Hasil uji Anova TPT jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan di

suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 2.6989 0.8996 0.891 3.01 4.72

Trigger time 2 1.8506 0.9253 0.916 3.4 5.61

Interaksi 6 1.3428 0.2238 0.222 2.51 3.67

Galat 24 24.2400 1.0100

Total 35 30.1322

KK % 10.077

Lampiran 37 Hasil uji Anova vitamin C jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan

di suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 420.4063 140.1354 1.105 3.01 4.72

Trigger time 2 858.0972 429.0486 3.382 3.4 5.61

Interaksi 6 1568.4388 261.4065 2.061 2.51 3.67

Galat 24 3044.3213 126.8467

Total 35 5891.2635

KK % 30.91

KK % 23.66

Page 83: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

63

Lampiran 38 Hasil uji Anova total klorofil jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan di

suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 1.3414 0.4471 0.796 3.01 4.72

Trigger time 2 1.1150 0.5575 0.993 3.4 5.61

Interaksi 6 1.7258 0.2876 0.512 2.51 3.67

Galat 24 13.4805 0.5617

Total 35 17.6627

KK % 98.48

Lampiran 39 Hasil uji Anova total karotenoid jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.000109 0.000036 1.8823 3.01 4.72

Trigger time 2 0.000012 0.000006 0.3233 3.4 5.61

Interaksi 6 0.000169 0.000028 1.4571 2.51 3.67

Galat 24 0.000463 0.000019

Total 35 0.000754

KK % 30.830

Lampiran 40 Hasil uji Anova kadar air jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan di

suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 0.5235 0.1745 0.602 3.01 4.72

Trigger time 2 0.8289 0.4144 1.430 3.4 5.61

Interaksi 6 3.4281 0.5713 1.971 2.51 3.67

Galat 24 6.9564 0.2899

Total 35 11.7368

KK % 0.589

Page 84: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

64

Lampiran 41 Hasil uji Anova derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang

Sumber

keragaman Derajat bebas

Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah F hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 690.9559 230.3186 6.888** 3.01 4.72

Trigger time 2 20.4213 10.2107 0.305 3.4 5.61

Interaksi 6 51.6441 8.6073 0.257 2.51 3.67

Galat 24 802.4511 33.4355

Total 35 1565.4724

KK % -379.88

Lampiran 42 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang untuk derajat warna hijau (a*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 -9.108 a

E1 0.856 b

E2 0.991 b

E3 1.172 b

Duncan 5% 6.510

Page 85: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

65

Lampiran 43 Hasil uji Anova derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang

Lampiran 44 Hasil uji Anova derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 242.0303 80.6768 3.355* 3.01 4.72

Trigger time 2 68.3705 34.1852 1.421 3.4 5.61

Interaksi 6 65.2054 10.8676 0.452 2.51 3.67

Galat 24 577.1982 24.0499

Total 35 952.8044

KK % 8.175

Lampiran 45 Hasil uji Duncan 5% konsentrasi etilen jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6

pemaparan di suhu ruang untuk derajat kecerahan (L*)

Perlakuan Rerata Kode

E0 55.741 a

E1 61.517 b

E2 62.536 b

E3 60.156 ab

Duncan 5% 5.521

Sumber keragaman Derajat bebas Jumlah

kuadrat

Kuadrat

tengah

F

hitung

F tabel

5% 1%

Konsentrasi etilen 3 548.6597 182.8866 2.982 3.01 4.72

Trigger time 2 143.1953 71.5976 1.167 3.4 5.61

Interaksi 6 160.7658 26.7943 0.437 2.51 3.67

Galat 24 1471.9537 61.3314

Total 35 2324.5745

KK % 14.91

Page 86: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

66

Lam

pir

an

46

Nil

ai k

esuk

aan p

anel

is t

erhad

ap w

arna

jeru

k k

epro

k m

adu T

erig

as s

etel

ah d

egre

enin

g

P

an

elis

E

0T

1

E0

T2

E0

T3

E1

T1

E1

T2

E1

T3

E2

T1

E2

T2

E2

T3

E3

T1

E3

T2

E3

T3

Elm

i K

amsi

ati

1

8

8

8

15

6,5

1

56,5

1

56,5

8

1

56,5

5

4

15

6,5

5

4

15

6,5

Nin

i M

. R

enu

r 2

5

4

15

6,5

1

56,5

5

4

54

15

6,5

1

56,5

5

4

54

15

6,5

2

54

15

6,5

Nu

rfit

ri R

. 3

1

56,5

1

56,5

1

56,5

1

56,5

5

4

54

15

6,5

1

56,5

2

54

25

4

25

4

15

6,5

Ber

ly L

amp

elle

4

2

54

25

4

15

6,5

1

56,5

2

54

15

6,5

2

54

25

4

54

54

15

6,5

2

94

Mer

ry S

abed

5

2

54

15

6,5

5

4

15

6,5

8

8

2

54

29

4

15

6,5

5

4

29

4

54

Ro

zan

a 6

2

94

25

4

15

6,5

5

4

54

54

25

4

15

6,5

2

54

15

6,5

5

4

15

6,5

A.

Kh

airu

n M

. 7

2

54

15

6,5

1

56,5

1

56,5

5

4

15

6,5

2

54

15

6,5

5

4

15

6,5

1

56,5

1

56,5

Kh

oir

ul

M.

8

15

6,5

2

54

15

6,5

1

56,5

5

4

25

4

25

4

54

15

6,5

5

4

15

6,5

2

94

Syah

irm

an H

. 9

1

56,5

1

56,5

1

56,5

2

54

54

25

4

25

4

15

6,5

5

4

15

6,5

1

56,5

2

54

Nu

rhay

ati

10

8

15

6,5

8

5

4

54

15

6,5

1

56,5

1

56,5

5

4

15

6,5

5

4

15

6,5

Ad

hit

ya

Y.

P.

11

54

8

54

8

15

6,5

1

56,5

1

56,5

2

54

15

6,5

2

54

25

4

15

6,5

Iman

S.

12

54

54

54

25

4

54

54

15

6,5

1

56,5

5

4

25

4

25

4

15

6,5

Yen

i M

idel

P.

13

54

54

54

15

6,5

5

4

15

6,5

1

56,5

5

4

25

4

25

4

25

4

15

6,5

Su

gih

arta

ti

14

15

6,5

5

4

15

6,5

2

54

54

54

54

15

6,5

5

4

15

6,5

5

4

15

6,5

Dia

na

N.

15

15

6,5

8

2

94

25

4

15

6,5

2

54

29

4

25

4

15

6,5

1

56,5

2

94

25

4

Rid

wan

1

6

15

6,5

5

4

54

15

6,5

5

4

54

15

6,5

1

56,5

2

54

25

4

25

4

25

4

An

di

Fat

inaw

are

17

54

25

4

54

25

4

15

6,5

2

94

8

29

4

15

6,5

5

4

54

54

Kas

mia

ti

18

54

25

4

54

8

25

4

15

6,5

5

4

25

4

15

6,5

5

4

15

6,5

2

94

Nia

Per

mat

asar

i

19

8

54

15

6,5

1

56,5

5

4

25

4

54

25

4

25

4

54

8`

15

6,5

Wah

yu

2

0

29

4

15

6,5

1

56,5

5

4

54

15

6,5

1

56,5

2

54

15

6,5

2

54

25

4

15

6,5

Ni

Way

an A

ri

21

25

4

15

6,5

1

56,5

1

56,5

5

4

15

6,5

2

54

25

4

15

6,5

1

56,5

2

54

15

6,5

Riz

a N

uar

i 2

2

15

6,5

1

56,5

5

4

15

6,5

5

4

15

6,5

1

56,5

1

56,5

2

54

25

4

25

4

15

6,5

Rin

a M

eria

na

23

54

15

6,5

2

54

15

6,5

5

4

15

6,5

2

54

15

6,5

2

54

15

6,5

1

56,5

5

4

Inta

n H

afil

ud

in

24

15

6,5

2

54

54

15

6,5

1

56,5

1

56,5

1

56,5

1

56,5

2

54

25

4

25

4

15

6,5

Hen

dri

Ikh

san

25

15

6,5

2

54

54

15

6,5

1

56,5

5

4

15

6,5

1

56,5

1

56,5

1

56,5

2

94

54

to

tal

(Rj)

3

414

,5

36

37

28

25

,5

36

93

23

19

36

76

,5

42

25

,5

45

62

,5

38

72

,5

40

77

,5

46

31

42

07

,5

ra

ta-r

ata

1

36,5

8

14

5,4

8

11

3,0

2

14

7,7

2

92

,76

14

7,0

6

16

9,0

2

18

2,5

1

54,9

1

63,1

1

92,9

6

16

8,3

0

SD

9

0,6

90

85

,369

72

,199

72

,590

65

,603

74

,778

81

,648

68

,986

80

,009

74

,296

84

,757

70

,365

R

j2

11

65

88

10

,25

13

22

77

69

7

983

45

0,2

5

13

63

82

49

53

77

76

1

13

51

66

52

,25

17

85

48

50

,25

20

81

64

06

,25

1

499

62

56

,25

16

62

60

06

,25

21

44

61

61

17

70

30

56

,25

x2

0,0

5 (

11

)

19

,675

KW

2

6,4

11

Page 87: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

67

Lam

pir

an 47

Nil

ai k

esukaa

n p

anel

is t

erhad

ap k

eman

isan

jer

uk k

epro

k m

adu T

erig

as s

etel

ah d

egre

enin

g

P

an

elis

E

0T

1

E0

T2

E0

T3

E1

T1

E1

T2

E1

T3

E2

T1

E2

T2

E2

T3

E3

T1

E3

T2

E3

T3

Elm

i K

amsi

ati

1

44

,5

14

1

14

1

24

2,5

2

42,5

2

42,5

2

42,5

2

42,5

1

41

44

,5

24

2,5

2

42,5

Nin

i M

. R

enu

r 2

4

4,5

4

4,5

4

4,5

2

42,5

1

41

14

1

14

1

44

,5

14

1

14

1

14

1

14

1

Nu

rfit

ri R

amad

han

i 3

1

41

14

1

44

,5

14

1

5,5

5

,5

24

2,5

4

4,5

2

42,5

4

4,5

4

4,5

1

41

Ber

ly L

amp

elle

4

1

41

24

2,5

2

42,5

2

42,5

1

41

14

1

44

,5

14

1

14

1

14

1

14

1

24

2,5

Mer

ry S

abed

5

4

4,5

2

42,5

4

4,5

4

4,5

4

4,5

4

4,5

5

,5

14

1

24

2,5

4

4,5

2

42,5

1

41

Ro

zan

a 6

1

41

29

1

29

1

14

1

14

1

24

2,5

2

42,5

2

42,5

5

,5

24

2,5

1

41

24

2,5

A.

Kh

airu

n M

uti

a 7

2

42,5

1

41

44

,5

14

1

44

,5

14

1

14

1

44

,5

14

1

44

,5

14

1

24

2,5

Kh

oir

ul

M.

8

44

,5

29

1

24

2,5

1

41

44

,5

14

1

14

1

14

1

24

2,5

4

4,5

2

42,5

2

91

Syah

irm

an H

akim

9

2

42,5

1

41

14

1

29

1

44

,5

29

1

44

,5

44

,5

14

1

44

,5

14

1

44

,5

Nu

rhay

ati

10

44

,5

14

1

24

2,5

4

4,5

1

41

14

1

24

2,5

2

42,5

1

41

14

1

44

,5

24

2,5

Ad

hit

ya

Y.

Pra

dh

ana

11

44

,5

5,5

2

42,5

5

,5

14

1

14

1

14

1

24

2,5

2

91

24

2,5

2

42,5

2

42,5

Iman

Sab

aris

man

1

2

24

2,5

1

41

14

1

14

1

14

1

5,5

2

42,5

4

4,5

1

41

14

1

44

,5

44

,5

Yen

i M

idel

Peb

ruli

ta

13

14

1

24

2,5

1

41

29

1

44

,5

44

,5

44

,5

29

1

29

1

29

1

24

2,5

1

41

Su

gih

arta

ti

14

44

,5

44

,5

14

1

24

2,5

4

4,5

4

4,5

4

4,5

4

4,5

4

4,5

1

41

44

,5

24

2,5

Dia

na

Nu

rso

leh

at

15

44

,5

29

1

29

1

29

1

24

2,5

1

41

29

1

14

1

14

1

24

2,5

2

91

14

1

Rid

wan

1

6

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

14

1

24

2,5

An

di

Fat

inaw

are

17

14

1

24

2,5

2

42,5

1

41

29

1

14

1

24

2,5

4

4,5

1

41

14

1

44

,5

14

1

Kas

mia

ti

18

44

,5

14

1

5,5

4

4,5

2

42,5

4

4,5

2

91

24

2,5

2

42,5

5

,5

44

,5

24

2,5

Nia

Per

mat

asar

i

19

24

2,5

4

4,5

1

41

14

1

14

1

5,5

4

4,5

2

91

44

,5

44

,5

24

2,5

1

41

Wah

yu

2

0

14

1

44

,5

14

1

44

,5

14

1

14

1

14

1

24

2,5

4

4,5

2

42,5

4

4,5

2

42,5

Ni

Way

an A

ri

21

14

1

14

1

14

1

24

2,5

2

42,5

1

41

14

1

24

2,5

1

41

14

1

24

2,5

1

41

Riz

a N

uar

i 2

2

44

,5

14

1

14

1

24

2,5

4

4,5

4

4,5

1

41

24

2,5

4

4,5

1

41

24

2,5

2

42,5

Rin

a M

eria

na

23

24

2,5

2

42,5

1

41

14

1

14

1

24

2,5

2

42,5

1

41

24

2,5

2

42,5

2

42,5

1

41

Inta

n H

afil

ud

in

24

44

,5

14

1

14

1

24

2,5

2

42,5

1

41

14

1

14

1

14

1

14

1

24

2,5

2

42,5

Hen

dri

Ikh

san

25

14

1

14

1

14

1

14

1

44

,5

14

1

14

1

24

2,5

1

41

14

1

14

1

14

1

to

tal

29

71

39

61

38

11

41

64

32

75

30

90

,5

39

17

,5

40

63

38

11

33

71

,5

40

14

,5

47

00

ra

ta-r

ata

1

18,8

4

15

8,4

4

15

2,4

4

16

6,5

6

13

1

12

3,6

2

15

6,7

1

62,5

2

15

2,4

4

13

4,8

6

16

0,5

8

18

8

SD

7

5,2

78

81

,735

77

,162

84

,591

81

,085

76

,811

83

,875

87

,482

77

,162

79

,149

85

,117

66

,190

R

j2

88

26

84

1

15

68

95

21

14

52

37

21

17

33

88

96

10

72

56

25

95

51

19

0

15

34

68

06

16

50

79

69

14

52

37

21

11

36

70

12

16

11

62

10

22

09

00

00

x2

0,0

5 (

11

)

19

,675

KW

1

4,5

15

Page 88: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

68

Lam

pir

an 4

8 N

ilai

kes

uk

aan p

anel

is t

erhad

ap t

ekst

ur

jeru

k k

epro

k m

adu T

erig

as s

etel

ah d

egre

enin

g

P

an

elis

E

0T

1

E0

T2

E0

T3

E1

T1

E1

T2

E1

T3

E2

T1

E2

T2

E2

T3

E3

T1

E3

T2

E3

T3

Elm

i K

amsi

ati

1

24

2

24

2

24

2

24

2

24

2

24

2

24

2

24

2

35

,5

13

1,5

1

31,5

1

31,5

Nin

i M

. R

enu

r 2

3

5,5

3

5,5

3

5,5

2

42

13

1,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

Nu

rfit

ri R

amad

han

i 3

2

42

35

,5

13

1,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

2

42

35

,5

13

1,5

1

31,5

2

42

24

2

Ber

ly L

amp

elle

4

2

42

24

2

13

1,5

1

31,5

2

42

13

1,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

3

2

42

Mer

ry S

abed

5

2

42

3

35

,5

24

2

3

35

,5

35

,5

13

1,5

1

31,5

1

31,5

2

42

13

1,5

Ro

zan

a 6

2

93,5

2

42

35

,5

29

3,5

2

42

35

,5

24

2

24

2

35

,5

35

,5

13

1,5

3

5,5

A.

Kh

airu

n M

uti

a 7

2

42

13

1,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

Kh

oir

ul

M.

8

13

1,5

2

42

29

3,5

1

31,5

2

42

29

3,5

2

42

35

,5

24

2

13

1,5

1

31,5

2

93,5

Syah

irm

an H

akim

9

2

42

13

1,5

1

31,5

2

42

13

1,5

2

42

24

2

13

1,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

2

42

Nu

rhay

ati

10

24

2

24

2

13

1,5

2

42

13

1,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

2

42

24

2

Ad

hit

ya

Y.

Pra

dh

ana

11

35

,5

3

35

,5

3

35

,5

13

1,5

2

42

13

1,5

2

42

13

1,5

2

42

24

2

Iman

Sab

aris

man

1

2

24

2

24

2

35

,5

24

2

35

,5

35

,5

24

2

13

1,5

1

31,5

2

42

13

1,5

1

31,5

Yen

i M

idel

Peb

ruli

ta

13

24

2

24

2

24

2

13

1,5

3

3

5,5

1

31,5

3

5,5

3

1

31,5

1

31,5

3

5,5

Su

gih

arta

ti

14

13

1,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

3

5,5

3

5,5

2

42

35

,5

13

1,5

1

31,5

2

42

Dia

na

Nu

rso

leh

at

15

13

1,5

2

93,5

2

93,5

2

42

24

2

24

2

29

3,5

2

42

13

1,5

1

31,5

2

93,5

2

42

Rid

wan

1

6

35

,5

35

,5

35

,5

13

1,5

3

5,5

3

5,5

1

31,5

2

42

24

2

13

1,5

2

42

24

2

An

di

Fat

inaw

are

17

13

1,5

2

42

24

2

35

,5

13

1,5

2

42

24

2

13

1,5

1

31,5

2

42

35

,5

13

1,5

Kas

mia

ti

18

24

2

35

,5

13

1,5

3

5,5

2

42

13

1,5

2

42

29

3,5

2

42

13

1,5

3

5,5

2

42

Nia

Per

mat

asar

i

19

24

2

35

,5

13

1,5

3

5,5

3

5,5

1

31,5

2

42

29

3,5

3

5,5

3

5,5

1

31,5

2

42

Wah

yu

2

0

13

1,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

2

42

35

,5

13

1,5

3

5,5

2

42

Ni

Way

an A

ri

21

24

2

13

1,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

1

31,5

2

42

35

,5

13

1,5

1

31,5

2

42

24

2

Riz

a N

uar

i 2

2

13

1,5

1

31,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

2

42

13

1,5

1

31,5

2

42

13

1,5

1

31,5

2

42

Rin

a M

eria

na

23

24

2

13

1,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

2

42

13

1,5

1

31,5

2

93,5

1

31,5

Inta

n H

afil

ud

in

24

13

1,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

2

42

24

2

29

3,5

2

42

29

3,5

1

31,5

Hen

dri

Ikh

san

25

35

,5

13

1,5

1

31,5

3

5,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

3

5,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

1

31,5

to

tal

45

02

35

96

,5

32

71

36

14

,5

29

25

,5

32

34

44

87

,5

39

19

,5

32

97

,5

33

31

40

20

46

94

ra

ta-r

ata

1

80,0

8

14

3,8

6

13

0,8

4

14

4,5

8

11

7,0

2

12

9,3

6

17

9,5

1

56,7

8

13

1,9

1

33,2

4

16

0,8

1

87,7

6

SD

8

0,7

07

89

,266

78

,389

82

,470

83

,612

80

,227

75

,582

87

,061

79

,775

50

,677

83

,592

70

,507

Rj2

2

026

80

04

1

293

48

12

,3

10

69

94

41

13

06

46

10

,25

8

558

55

0

10

45

87

56

20

13

76

56

,3

15

36

24

80

10

87

35

06

,3

11

09

55

61

16

16

04

00

22

03

36

36

x2

0,0

5 (

11

)

19

,675

KW

9

,41

2

Page 89: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

69

Lam

pir

an 4

9 N

ilai

kes

uk

aan p

anel

is t

erhad

ap a

rom

a je

ruk k

epro

k m

adu T

erig

as s

etel

ah d

egre

enin

g

P

an

elis

E

0T

1

E0

T2

E0

T3

E1

T1

E1

T2

E1

T3

E2

T1

E2

T2

E2

T3

E3

T1

E3

T2

E3

T3

Elm

i K

amsi

ati

1

23

8,5

2

38,5

1

20

23

8,5

2

38,5

2

38,5

1

20

24

,5

12

0

12

0

12

0

12

0

Nin

i M

. R

enu

r 2

1

20

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

24

,5

12

0

12

0

Nu

rfit

ri R

amad

han

i 3

1

20

12

0

23

8,5

1

20

12

0

12

0

23

8,5

2

38,5

2

38,5

2

38,5

2

91,5

2

91,5

Ber

ly L

amp

elle

4

2

38,5

2

38,5

1

20

24

,5

12

0

12

0

24

,5

12

0

12

0

12

0

12

0

4

Mer

ry S

abed

5

1

20

23

8,5

1

20

12

0

24

,5

12

0

24

,5

24

,5

23

8,5

1

20

23

8,5

2

4,5

Ro

zan

a 6

2

38,5

2

91,5

2

38,5

2

91,5

1

20

24

,5

29

1,5

2

91,5

2

38,5

2

91,5

2

91,5

2

91,5

A.

Kh

airu

n M

uti

a 7

1

20

12

0

12

0

23

8,5

2

38,5

1

20

12

0

24

,5

12

0

12

0

12

0

12

0

Kh

oir

ul

M.

8

24

,5

12

0

12

0

24

,5

23

8,5

2

4,5

2

38,5

2

4,5

1

20

24

,5

12

0

23

8,5

Syah

irm

an H

akim

9

2

38,5

2

38,5

2

38,5

2

38,5

1

20

23

8,5

2

38,5

1

20

12

0

12

0

23

8,5

1

20

Nu

rhay

ati

10

12

0

23

8,5

1

20

12

0

12

0

23

8,5

1

20

12

0

12

0

12

0

23

8,5

2

38,5

Ad

hit

ya

Y.

Pra

dh

ana

11

24

,5

2

23

8,5

2

2

38,5

2

91,5

1

20

12

0

12

0

23

8,5

1

20

23

8,5

Iman

Sab

aris

man

1

2

12

0

23

8,5

2

4,5

2

38,5

2

4,5

2

4,5

2

38,5

1

20

12

0

23

8,5

1

20

12

0

Yen

i M

idel

Peb

ruli

ta

13

12

0

23

8,5

1

20

23

8,5

2

4,5

2

4,5

2

38,5

1

20

23

8,5

2

91,5

2

38,5

1

20

Su

gih

arta

ti

14

12

0

12

0

12

0

12

0

24

,5

23

8,5

2

4,5

1

20

23

8,5

1

20

23

8,5

2

38,5

Dia

na

Nu

rso

leh

at

15

23

8,5

2

38,5

2

91,5

2

91,5

1

20

23

8,5

1

20

12

0

12

0

12

0

23

8,5

2

38,5

Rid

wan

1

6

24

,5

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

23

8,5

1

20

An

di

Fat

inaw

are

17

12

0

23

8,5

1

20

12

0

12

0

29

1,5

1

20

12

0

24

,5

12

0

24

,5

24

,5

Kas

mia

ti

18

23

8,5

1

20

23

8,5

2

91,5

2

38,5

1

20

23

8,5

2

91,5

2

38,5

2

2

4,5

2

38,5

Nia

Per

mat

asar

i

19

12

0

12

0

23

8,5

1

20

12

0

23

8,5

2

38,5

2

91,5

1

20

24

,5

24

,5

23

8,5

Wah

yu

2

0

23

8,5

2

4,5

1

20

24

,5

12

0

12

0

12

0

23

8,5

2

4,5

2

38,5

2

4,5

2

38,5

Ni

Way

an A

ri

21

12

0

12

0

12

0

12

0

12

0

24

,5

12

0

24

,5

12

0

12

0

12

0

12

0

Riz

a N

uar

i 2

2

23

8,5

2

38,5

2

38,5

1

20

12

0

12

0

23

8,5

1

20

12

0

24

,5

12

0

12

0

Rin

a M

eria

na

23

12

0

12

0

23

8,5

2

38,5

1

20

24

,5

12

0

12

0

24

,5

23

8,5

1

20

12

0

Inta

n H

afil

ud

in

24

23

8,5

2

38,5

1

20

24

,5

12

0

12

0

12

0

12

0

23

8,5

1

20

23

8,5

2

38,5

Hen

dri

Ikh

san

25

12

0

12

0

12

0

24

,5

12

0

12

0

23

8,5

1

20

24

,5

23

8,5

2

38,5

2

91,5

to

tal

37

80

42

61

,5

40

24

36

30

32

10

,5

34

81

39

51

,5

32

74

34

47

,5

35

54

40

27

,5

42

74

ra

ta-r

ata

1

51,2

1

70,4

6

16

0,9

6

14

5,2

1

28,4

2

13

9,2

4

15

8,0

6

13

0,9

6

13

7,9

1

42,1

6

16

1,1

1

70,9

6

SD

7

1,9

46

75

,701

66

,008

92

,982

64

,783

86

,844

76

,665

79

,729

71

,209

85

,137

84

,724

85

,180

R

j2

14

28

84

00

1

816

03

82

16

19

25

76

13

17

69

00

10

30

73

10

12

11

73

61

15

61

43

52

10

71

90

76

11

88

52

56

12

63

09

16

16

22

07

56

18

26

70

76

x2 0

,05

(11

)

19

,675

KW

-7

7,5

28

Page 90: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

70

Lampiran 50 Derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di suhu

ruang

Lampiran 51 Derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di suhu

ruang

Kombinasi perlakuan ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 48,840 46,997 50,810 146,647 48,882

T2 53,040 50,373 52,203 155,617 51,872

T3 54,353 49,910 47,533 151,797 50,599

454,060 151,353

E1

T1 54,447 60,530 53,310 168,287 56,096

T2 55,170 59,820 53,410 168,400 56,133

T3 63,547 64,520 58,970 187,037 62,346

523,723 174,574

E2

T1 59,217 55,387 56,070 170,673 56,891

T2 57,777 60,743 60,820 179,340 59,780

T3 61,873 61,773 55,760 179,407 59,802

529,420 176,473

E3

T1 64,453 54,763 59,647 178,863 59,621

T2 61,803 54,693 61,730 178,227 59,409

T3 61,647 60,940 57,717 180,303 60,101

537,393 179,131

Total 696,167 680,450 667,980 2044,597 56,794

Kombinasi perlakuan ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 -14,590 -15,630 -15,940 -46,160 -15,387

T2 -13,370 -16,503 -13,400 -43,273 -14,424

T3 -12,093 -12,840 -12,360 -37,293 -12,431

-126,727 -42,242

E1

T1 -10,547 -3,553 -14,673 -28,773 -9,591

T2 -4,087 -8,033 -10,820 -22,940 -7,647

T3 -3,317 -7,277 -7,993 -18,587 -6,196

-70,300 -23,433

E2

T1 -2,693 -10,087 -7,963 -20,743 -6,914

T2 -4,607 -1,500 -9,540 -15,647 -5,216

T3 -2,833 -6,013 -11,103 -19,950 -6,650

-56,340 -18,780

E3

T1 -8,460 -11,927 -8,383 -28,770 -9,590

T2 -9,370 -7,783 -7,927 -25,080 -8,360

T3 -5,307 -4,267 -6,697 -16,270 -5,423

-70,120 -23,373

Total -91,273 -105,413 -126,800 -323,487 -8,986

Page 91: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

71

Lampiran 52 Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-2 pemaparan di

suhu ruang

Lampiran 53 Derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di

suhu ruang

Kombinasi perlakuan ulangan

Total Rerata Konsentrasi

etilen

Lama

degreening I II III

E0

T1 34,367 31,067 38,223 103,657 34,552

T2 41,200 35,493 41,630 118,323 39,441

T3 41,840 36,750 31,403 109,993 36,664

331,973 110,658

E1

T1 45,463 53,510 41,013 139,987 46,662

T2 44,467 51,453 41,830 137,750 45,917

T3 57,263 56,687 49,243 163,193 54,398

440,930 146,977

E2

T1 52,183 44,300 44,477 140,960 46,987

T2 48,210 52,910 53,190 154,310 51,437

T3 53,433 53,767 44,633 151,833 50,611

447,103 149,034

E3

T1 57,237 43,250 48,577 149,063 49,688

T2 52,817 41,490 53,673 147,980 49,327

T3 53,230 53,273 48,180 154,683 51,561

451,727 150,576

Total 581,710 553,950 536,073 1671,733 46,437

Kombinasi perlakuan Ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 51,453 51,283 50,237 152,973 50,991

T2 50,820 50,547 50,210 151,577 50,526

T3 55,673 59,263 58,967 173,903 57,968

478,453 159,484

E1

T1 55,717 63,897 64,183 183,797 61,266

T2 56,490 62,387 54,537 173,413 57,804

T3 70,437 70,540 70,793 211,770 70,590

568,980 189,660

E2

T1 61,780 57,667 58,153 177,600 59,200

T2 57,110 62,783 62,233 182,127 60,709

T3 66,447 65,907 66,203 198,557 66,186

558,283 186,094

E3

T1 66,347 59,077 64,127 189,550 63,183

T2 64,007 56,457 65,710 186,173 62,058

T3 64,807 65,007 62,260 192,073 64,024

567,797 189,266

Total 721,087 724,813 727,613 2173,513 60,375

Page 92: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

72

Lampiran 54 Derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu

ruang

Lampiran 55 Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-4 pemaparan di suhu

ruang

Kombinasi perlakuan Ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 -13,000 -14,077 -14,417 -41,493 -13,831

T2 -16,713 -8,350 -8,950 -34,013 -11,338

T3 -6,493 -6,953 -10,723 -24,170 -8,057

-99,677 -33,226

E1

T1 -8,427 3,073 -3,980 -9,333 -3,111

T2 -0,230 -3,823 -7,270 -11,323 -3,774

T3 5,430 3,560 3,170 12,160 4,053

-8,497 -2,832

E2

T1 1,347 -6,997 -5,060 -10,710 -3,570

T2 -0,353 -3,590 -6,830 -10,773 -3,591

T3 3,447 2,053 3,350 8,850 2,950

-12,633 -4,211

E3

T1 -3,980 -8,323 -0,777 -13,080 -4,360

T2 -6,137 -4,783 -2,973 -13,893 -4,631

T3 4,633 4,863 4,377 13,873 4,624

-13,100 -4,367

Total -40,477 -43,347 -50,083 -133,907 -3,720

Kombinasi perlakuan ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 38,53 39,58 42,2467 120,357 40,119

T2 37,3567 43,9233 42,5133 123,793 41,264

T3 49,9433 50,5067 52,3967 152,847 50,949

396,997 132,332

E1

T1 44,9633 59,78 59,1867 163,930 54,643

T2 46,4433 56,2967 43,5333 146,273 48,758

T3 65,5167 63,3533 63,0433 191,913 63,971

502,117 167,372

E2

T1 41,6233 45,08 48,4767 135,180 45,060

T2 48,78 47,62 46,4233 142,823 47,608

T3 58,1667 60 58,4933 176,660 58,887

454,663 151,554

E3

T1 51,6433 51,11 56,2333 158,987 52,996

T2 56,5967 45,1067 60,1233 161,827 53,942

T3 55,8867 59,5567 59,14 174,583 58,194

495,397 165,132

Total 595,450 621,913 631,810 1849,173 51,366

Page 93: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

73

Lampiran 56 Derajat kecerahan (L*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan di suhu

ruang

Lampiran 57 Derajat warna hijau (a*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan di suhu

ruang

Kombinasi perlakuan ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 53,260 55,043 55,220 163,523 54,508

T2 55,620 53,070 63,417 172,107 57,369

T3 62,050 53,677 50,317 166,043 55,348

501,673 167,224

E1

T1 58,900 64,493 58,003 181,397 60,466

T2 56,567 63,690 57,137 177,393 59,131

T3 64,393 68,177 62,297 194,867 64,956

553,657 184,552

E2

T1 62,703 58,717 59,367 180,787 60,262

T2 65,417 60,923 64,637 190,977 63,659

T3 64,990 66,790 59,280 191,060 63,687

562,823 187,608

E3

T1 68,143 60,437 47,147 175,727 58,576

T2 65,007 57,350 53,750 176,107 58,702

T3 62,767 67,040 59,767 189,573 63,191

541,407 180,469

Total 739,817 729,407 690,337 2159,560 59,988

Kombinasi perlakuan ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 -11,727 -10,997 -12,863 -35,587 -11,862

T2 -10,617 -15,623 -0,087 -26,327 -8,776

T3 -2,233 -8,847 -8,977 -20,057 -6,686

-81,970 -27,323

E1

T1 -4,077 9,930 -5,943 -0,090 -0,030

T2 3,517 0,367 -3,690 0,193 0,064

T3 2,540 2,490 2,573 7,603 2,534

7,707 2,569

E2

T1 4,107 -4,100 0,183 0,190 0,063

T2 -1,547 8,123 -3,023 3,553 1,184

T3 7,123 3,583 -5,530 5,177 1,726

8,920 2,973

E3

T1 -0,723 -5,747 11,450 4,980 1,660

T2 -3,140 -0,683 11,073 7,250 2,417

T3 0,640 -0,090 -2,233 -1,683 -0,561

10,547 3,516

Total -16,137 -21,593 -17,067 -54,797 -1,522

Page 94: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

74

Lampiran 58 Derajat warna kuning (b*) jeruk keprok madu Terigas pada hari ke-6 pemaparan di

suhu ruang

Kombinasi perlakuan ulangan Total Rerata

Konsentrasi etilen Lama degreening I II III

E0

T1 41,587 45,427 45,527 132,540 44,180

T2 46,360 41,397 59,770 147,527 49,176

T3 56,243 43,510 36,960 136,713 45,571

416,780 138,927

E1

T1 51,147 60,640 49,417 161,203 53,734

T2 47,880 59,323 48,060 155,263 51,754

T3 59,900 63,390 56,143 179,433 59,811

495,900 165,300

E2

T1 57,327 50,463 51,600 159,390 53,130

T2 59,653 54,453 60,120 174,227 58,076

T3 59,750 63,513 51,343 174,607 58,202

508,223 169,408

E3

T1 64,927 54,103 31,817 150,847 50,282

T2 58,930 46,577 42,010 147,517 49,172

T3 55,513 62,890 52,647 171,050 57,017

469,413 156,471

Total 659,217 645,687 585,413 1890,317 52,509

Lampiran 59 Derajat kecerahan (L*), derajat warna hijau (a*), dan derajat warna kuning (b*) jeruk

keprok madu Terigas pada hari ke-0

Perlakuan Bagian Ulangan I Ulangan II Ulangan III

L* a* b* L* a* b* L* a* b*

A I 43,020 -10,660 24,780 41,180 -12,630 21,730 41,650 -13,850 22,660

II 44,370 -10,250 26,370 45,530 -11,430 25,310 38,960 -13,430 19,350

III 45,500 -14,020 28,690 44,990 -11,730 25,570 41,920 -12,830 23,490

Rata-rata 44,297 -11,643 26,613 43,900 -11,930 24,203 40,843 -13,370 21,833

Page 95: KAJIAN PENGUNINGAN (DEGREENING) PADA JERUK … · 12 Pengaruh konsentrasi etilen terhadap (a) total klorofil dan (b) total karotenoid jeruk keprok madu Terigas dengan trigger time

75

Lampiran 60 Uji indeks efektifitas jeruk keprok madu Terigas pada berbagai konsentrasi etilen dan

trigger time dalam degreening

variabel BV BN E0T1 E0T2 E0T3 E1T1 E1T2 E1T3

NE NP NE NP NE NP NE NP NE NP NE NP

b* 1 0.159 0.000 0.000 0.320 0.051 0.089 0.014 0.611 0.097 0.485 0.077 1.000 0.159

karotenoid 1 0.159 0.769 0.122 0.532 0.085 1.000 0.159 0.636 0.101 0.676 0.107 0.658 0.105

L* 0.9 0.143 0.000 0.000 0.274 0.039 0.080 0.011 0.570 0.082 0.443 0.063 1.000 0.143

vitamin C 0.8 0.127 0.258 0.033 0.032 0.004 0.000 0.000 1.000 0.127 0.032 0.004 0.129 0.016

TPT 0.7 0.111 0.455 0.050 0.455 0.050 0.295 0.033 1.000 0.111 0.682 0.076 0.909 0.101

kekerasan 0.6 0.095 0.211 0.020 0.320 0.030 0.393 0.037 1.000 0.095 0.211 0.020 0.867 0.082

kadar air 0.5 0.079 0.000 0.000 0.492 0.039 0.987 0.078 0.268 0.021 0.644 0.051 0.433 0.034

a* 0.4 0.063 0.000 0.000 0.214 0.014 0.360 0.023 0.822 0.052 0.828 0.052 1.000 0.063

klorofil 0.4 0.063 0.166 0.010 0.604 0.038 0.000 0.000 0.201 0.013 0.649 0.041 1.000 0.063

TOTAL 6.3 0.236 0.350 0.355 0.698 0.492 0.767

E2T1 E2T2 E2T3 E3T1 E3T2 E3T3

NE NP NE NP NE NP NE NP NE NP NE NP

0.573 0.091 0.889 0.141 0.897 0.143 0.390 0.062 0.319 0.051 0.821 0.131

0.959 0.152 0.724 0.115 0.434 0.069 0.000 0.000 0.404 0.064 0.610 0.097

0.551 0.079 0.876 0.125 0.879 0.126 0.389 0.056 0.401 0.057 0.831 0.119

0.290 0.037 0.258 0.033 0.097 0.012 0.194 0.025 0.548 0.070 0.065 0.008

0.636 0.071 0.250 0.028 0.659 0.073 0.795 0.088 0.000 0.000 0.455 0.050

0.330 0.031 0.652 0.062 0.437 0.042 0.374 0.036 0.596 0.057 0.000 0.000

0.258 0.020 0.957 0.076 0.514 0.041 1.000 0.079 0.342 0.027 0.816 0.064

0.828 0.052 0.906 0.057 0.944 0.059 0.939 0.059 0.992 0.062 0.785 0.049

0.356 0.022 0.554 0.035 0.896 0.056 0.584 0.037 0.892 0.056 0.608 0.038

0.556 0.672 0.621 0.441 0.444 0.557