kajian pendidikan teknologi kejuruan buku vocation education stephen billet

33
CHAPTER 3 VOCATIONS By : Muhammad Agung Prabowo (7156130754) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2013

Upload: m-agung-prabowo

Post on 16-May-2015

2.316 views

Category:

Education


6 download

DESCRIPTION

Presentasi Kajian dari buku vocation education karangan stephen billet bab 3 tentang vocations

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

CHAPTER 3VOCATIONS

By :Muhammad Agung Prabowo (7156130754)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUANPROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2013

Page 2: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

2

PENDAHULUANAda beberapa hal yang dibahas dalam bab

3 pendahuluan pendidikan kejuruan. Antara lain adalah :1. Pengertian pendidikan kejuruan menurut para ahli vocations2. Hakikat pendidikan kejuruan3. Fungsi pendidikan kejuruan4. Tujuan pendidikan kejuruan5. Landasan pendidikan kejuruan6. The valuating of vocation7. Imperative of Brute Fact’s

Page 3: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

3

Pendidikan kejuruan?

Page 4: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

1. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu. PP 29 tahun 1990 pasal 1 ayat 3.

2. Byram dan Wenrich (1956) mengatakan bahwa “vocational education is teaching people how to work effectively)

3. Rupert Evans(1978): Pendidikan Kejuruan adalah bagian dari sistem yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada satu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.

4. Smith-Hughes (1917) mendefinisikan “vocational education was training less than college grade to fit for useful employment” (Thompson, 1973:107).

5. UUNo.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 21: Pendidikan Kejuruan merupakan jenjang pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

PENGERTIAN PENDIDIKAN KEJURUAN

Page 5: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

APA PENGERTIAN PENDIDIKAN KEJURUAN

MENURUT ANDA?

Page 6: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

K-DOLBE1.KNOW2.DO3.LIVE TOGETHER4.BE

Page 7: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

HAKIKAT PENDIDIKAN KEJURUAN • ...does not imply a one-way subordination of the person to the

practice. Vocation describes work that is fulfilling and meaningful to the individual, such that it helps to provide a sense of self, of personal identity. (Hansen,1994, p. 263)

Terjemahan :…Tidak berarti seseorang melalukan satu arah subordinasi untuk latihan tersebut. Pendidikan Kejuruan yaitu pekerjaan yang penuh makna bagi individu, serta membantu untuk memberikan rasa percaya diri, dan memiliki identitas pribadi yang kuat. (Hansen, tahun 1994, hal 263)

• The dominant vocation of all human beings at all times is living-intellectual and moral growth. (Dewey, 1916 p.310)…Pendidikan kejuruan tergantung dari tingkat intelektual dan moral seseorang. (Dewey, thn 1916 hal.310)

Page 8: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

FUNGSI PENDIDIKAN KEJURUAN

1. Menyiapkan individu menjadi manusia seutuhnya yang mampu meningkatkan kualitas hidup, mengembangkan dirinya, dan memiliki keahlian dan keberanian membuka peluang meningkatkan penghasilan.

2. Menyiapkan individu menjadi tenaga kerja produktif.

3. Menyiapkan individu untuk hidup bermasyarkat.

4. Menyiapkan individu menguasai IPTEK

Selalu ada kesempatan sekecil apapun peluangnya

Page 9: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

TUJUAN PENDIDIKAN KEJURUAN 1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif,

mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada didunia usaha dana dunia industri, sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi bidang keahliannya.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetensi, beradaptasi dilingkungan kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidangnya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi sesuai dengan program keahiannya yang dipilih.

Page 10: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

PRINSIP PENDIDIKAN KEJURUAN

• Kesadaran akan karir• Pendidikan yang menyeluruh dan merupakan

bagian dari masyarakat (public system)• Kurikulum dalam pendidikan kejuruan

berdasarkan atas kebutuhan-kebutuhan dunia kerja/dunia industri

• Inovasi ditekankan pada kurikulum pendidikan kejuruan

• Seseorang disiapkan untuk dapat memasuki duni kerja melalui pendidikan kejuruan

• Pengawasan dan meningkatkan pengalaman pekerjaan /okupasi dapat diberikan melalui pendidikan kejuruan

Page 11: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

TIGA TEORI PENDIDIKAN KEJURUAN

(Prosser dan Allen, 1925)

1. Pendidikan Kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja

2. Pendidikan kejuruan akan efektif jika individu dilatih secara langsung dan spesifik

3. Menumbuhkan kebiasaan kerja yang efektif kepada siswa akan terjadi hanya jika pelatihan dan pembelajaran yang diberikan berupa pekerjaan nyata dan bukan sekedar latihan

Page 12: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Dimensi Kejuruan (Vokasi)

Individu Sosial

Hansen (tahun 1994, hal 266) mengusulkan bahwa vokasi menggambarkan suatu pekerjaan yang sosial dan nilai yang memiliki makna tentang hubungan pribadi. Dengan demikian, Hansen menekankan hubungan antara pribadi dan faktor sosial.

Page 13: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Batasan-Batasan Individu dalam Vokasi

Kegiatan Individu

Gender

Hak Asasi Bakat

Ketertarikan / Kemauan

Page 14: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

LANDASAN KEJURUAN

Hukum

Filosofis

Psikologi

Sosiologi

Kultural

IPTEK

Page 15: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Landasan Hukum

• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 15: Menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.

• Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Page 16: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Landasan Filosofis

• Eksitensialisme: pendidikan kejuruan harus mengembangkan eksistensi manusia, bukan merampasnya.

• Esensialisme : pendidikan kejuruan harus mengkaitkan dirinya dengan system-sistem yang lain (ekonomi, ketenagakerjaan, politik, social dan moral).

• Pragmatism, yaitu pandangan yang melihat bahwa pendidik dan siswa unsur penting dalam proses pembelajaran.

Page 17: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Landasan Psikologi

• Pendidikan kejuruan melandaskan diri pada keyakinan bahwa manusia itu memiliki perbedaan dalam dimensi-dimensi fisik,intelektual, emosional, dan spiritualnya. Oleh karena itu, perlu digunakan cara-cara penyampaian yang berbeda-beda pulas

Page 18: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Landasan Sosiologi

• Pemahaman atas interaksi sosial akan membantu perencanaan kurikulum yang sesuai dengan keputusan tentang bagaimana sekolah akan berhubungan dengan masyarakat (Beane:2005).

Page 19: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Landasan Kultural

• Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan /dikembangkan dengan jalan mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudyaaan di tempat proses pendidikan berlangsung.

Page 20: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

• Pendidikan dan Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat erat kaitannya, seiring dengan kemajuan IPTEK maka pendidikan juga akan mengalami kemajuan yang sangat pesat, begitu juga kemajuan cabang-cabang ilmu akan menyebabkan tersedianya informasi empiris yang cepat dan tepat yang akan bermuara pada kemajuan teknologi pendidikan.

Page 21: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• “Every person shall be occupied in something which makes

the lives of others betterworth living, and which accordingly makes the ties which binds persons together moreperceptible – which breaks down the barriers of distance between them. It denotes a stateof affairs in which the interests of each in his work is uncoerced and intelligent: based onits congeniality to his own aptitudes. (cited as seen Dewey, 1916, p. 316)”

Terjemahannya:• “Setiap orang harus disibukkan dalam sesuatu yang membuat

kehidupan orang lain lebih baik dan layak dalam kehidupannya. Dan membuat ikatan lebih erat secara bersama-sama – sehingga lebih mudah memecah suatu masalah atau hambatan antar mereka. Hal ini merupakan keadaan di mana kepentingan masing-masing pribadi dalam bekerja tidak terjadi paksaan dan cerdas dalam bekerja. (dikutip dari Dewey, 1916, hal.316)”

Page 22: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• Palmer (2000) berpendapat bahwa kejuruan

sebagai kejuruan yang menunjukkan pertumbuhan ke arah otentik kebutuhan diri yang ingin dicapai lebih dari melalui kerja saja, meskipun pekerjaan merupakan komponen utama dari pertimbangan.

• Winch (2004a) mengklaim bahwa meskipun ada perdebatan tentang jumlah waktu kita bekerja, bagaimanapun, kami ingin pekerjaan yang harus berharga, bukan hanya dalam imbalan kita saja, tetapi juga di kepuasan intrinsik yang datang dari melakukan sesuatu yang kita lihat sebagai sesuatu (pekerjaan) yang berharga.

Page 23: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• Bauman (1998), memberikan gagasan untuk

menemukan diri yang otentik atau nilai sebenarnya dengan cara yang mencerminkan penyimpangan dan egaliter dunia dari pandangan yang sebelumnya adalah etos kerja telah digantikan oleh estetika kerja.

• “. . . a vocation may be many things. . .. but what most emphatically it is not –not in thisrendering of it at any rate– is a proposition for a life project or a whole life strategy. (1998, p. 36)”

Terjemahannya:• “... Sebuah kejuruan mungkin sangat banyak variasinya...

tetapi apa yang dipilih merupakan pilihannya selamanya-tidak mengambil kejuruan yang bukan bidangnya - ada proposisi untuk proyek hidup atau strategi seumur hidup. (1998, hal. 36)”

Page 24: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• Pernyataan sentiment baik yang baru dan tradisi lama

dipegang dari posisi-posisi istimewa elit sosial dari Aristoteles.• Kritik ini menekankan perlunya konsepsi kejuruan yang

dimediasi oleh bentuk-bentuk sosial dan keharusan, namun pada akhirnya diartikulasikan oleh dan mengistimewakan perspektif pribadi.

• Kebanyakan orang ingin terlibat dalam pekerjaan yang dapat membuat penilaian tentang nilainya, daripada membuat penilaian dari sudut pandang poin orang lain.

• Akibatnya, tidak semua bentuk pekerjaan berbayar menyatakan bahwa individu yang melakukannya dapat diklasifikasikan sebagai kejuruan mereka: hanya komponen-komponen yang memiliki arti besar bagi mereka.

• Martin (2001) menunjukkan bahwa kejuruan adalah karya kita memilih untuk melakukan yang berbeda dari pekerjaan yang harus kita lakukan (hal. 257).

Page 25: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• Demikian pula, Hansen (1994, hlm263-264) menyatakan bahwa: 

“. . . being a teacher, a minister, a doctor, or a parent would not be vocational if the individual kept the practice at arm’s length, divorced from his or her sense of identity, treating it in effect as one among many indistinguishable occupations. In such a case, the person would be merely an occupant of a role. This is not to say the person would conceive the activityas meaningless. He or she might regard it as strictly a job, as a necessity one has to accept, perhaps in order to secure the time or resources to do something else. Thus, in addition tobeing of social value, an activity must yield a sense of personal fulfilment in its own right in order to be a vocation.”

Terjemahannya:• “...menjadi guru, pendeta, dokter, atau orang tua atau tidak menjadi kejuruan

apapun jika individu terus bekerja dengan (menggunakan) lengan panjang, berlindung dari identitas dirinya, memulihkan dari efek sebagai salah satu di antara banyak pekerjaan yang dibedakan. Dalam kasus seperti itu, orang tersebut akan hanya menjadi penghuni peran. Ini bukan untuk mengatakan orang tersebut akan memahami aktivitas sebagai sesuatu yang berarti. Dia mungkin menganggapnya sebagai pekerjaan yang ketat, sebagai salah satu kebutuhan yang harus diterima, mungkin dalam rangka untuk menggunakan waktu atau sumber daya untuk melakukan sesuatu yang lain. Dengan demikian, selain menjadi nilai sosial, kegiatan harus menghasilkan rasa pemenuhan pribadi dalam dirinya sendiri agar menjadi kejuruan.”

Page 26: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• Dalam satu penelitian, seorang mahasiswi fisioterapi bekerja

paruh waktu di sebuah gimnasium sebagai resepsionis dan pelatih, untuk membantu dukungan studi universitasnya (Billett dkk., 2005).

• Kemudian dia bekerja paruh waktu untuk menjadi resepsionis di sebuah pusat fisioterapi, untuk tujuan terkait. Pekerjaan paruh waktu ini selaras dengan dan menjadi bagian dari lintasan kejuruannya.

• Namun, dalam studi yang sama, wanita itu bekerja paruh waktu di sebuah restoran untuk mendukung studi universitasnya.

• Pemilik restoran mendorong dia untuk mengambil peran pengawasan dan pelatihan dengan pelayan paruh waktu lainnya di restoran. Namun, dia menolak, karena ini bukan bagaimana dia ingin menghabiskan waktu dan energi. Berbeda dengan pemilik restoran yang sedang berlatih kejuruannya melalui pekerjaan mereka, bagi dia, pekerjaan hanyalah sarana untuk mencapai tujuan, bukan kejuruannya.

Page 27: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of Vocations• Somerville (2006 ) melaporkan bahwa banyak pekerja

perawatan manula terlibat dalam bentuk pekerjaan itu karena dinilai lebih mudah (tersedia secara lokal dan cocok dengan komitmen lain).

• Namun, seiring waktu, ia menemukan bahwa banyak dari para pekerja itu melakukan pekerjaan mereka untuk mengidentifikasi dirinya sebagai pekerja perawatan manula.

• Jadi, keterlibatan awal mereka didasarkan pada pemenuhan keharusan pribadi satu jenis (misalnya uang produktif). Namun, melalui keterlibatan dalam kegiatan ini dan dengan usia pasien, pekerjaan mereka menjadi penting dalam cara-cara yang melampaui pekerjaan yang hanya dibayar yaitu menjadi kejuruan mereka.

Page 28: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

The Valuing of VocationsMenurut Dewey (1916)

Di sini kita melihat saling ketergantungan yang kuat antara tujuan sosial dan tujuan pribadi. Keterlibatan ini memberikan pengertian bahwa didalam bekerja bukan saja mencari penghasilan tetapi juga perlu adanya hubungan sosial antar pekerja agar suasana kerja lebih nyaman dan harmonis.

TUJUAN SOSIALTUJUAN PRIBADI

Page 29: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Imperative of Brute Fact’s• Fakta brute (Searle, 1995): fakta-fakta alam.• Dua dimensi kasar kejuruan individu:

(i) ada kegiatan yang muncul dari dunia fisik dan

(ii) ada fakta Brute/kasar yang membentuk ruang lingkup panggilan individu (yaitu apa yang mereka bisa terlibat dalam dan cita-cita)

Pertama, banyak dari kegiatan di mana manusia terlibat masalah yang didapatkan dalam alam.

Seperti: Kebutuhan untuk membangun dan memelihara, kebutuhan panas dan dingin, perawatan untuk muda dan tua, memberikan ketentuan kesehatan bagi mereka yang sehat dan persediaan makanan yang aman secara imperatif yang ditemukan di alam, dan diwujudkan dalam kegiatan yang berusaha untuk mengatasi kebutuhan hewan, dan bagaimana mereka berubah.

Page 30: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Imperative of Brute Fact’sKedua,

individu juga dibentuk oleh kematangan, yang dapat membentuk suatu perkembangan emosionalnya dan juga perkembangan tingkah laku. Pilihan kejuruan dibatasi oleh fakta Brute berupa penuaan yaitu usia.

Misalnya: pada suatu tingkat usia, petugas pemadam kebakaran dan personil militer tidak memiliki kekuatan fisik yang diperlukan untuk terlibat dalam beberapa aspek garis depan dari pekerjaan mereka. Dalam sebuah penelitian, ditemukan bahwa 'pemadam kebakaran' mampu melanjutkan kejuruan yang mereka sukai, tetapi melalui peran pelatihan, pendidikan dan pengawasan, tidak dalam tugas garis depan (Billett et al., 2005).

Page 31: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Imperative of Brute Fact’sKejuruan muncul dan diubah melalui sebuah trialitas (tiga unsur dalam satu kesatuan) terdiri dari:

KELEMBAGAANFAKTA BRUTE/

KASARPRIBADI

Page 32: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

Imperative of Brute Fact’sTrialitas terdiri dari tiga set fakta: kontribusi dari fakta

brute/kasar, sosial dan pribadi.

Bersama-sama, mereka menyediakan dasar untuk mengelaborasi pandangan tentang kejuruan, bagaimana mereka dihasilkan, masuk kedalamnya dan berubah melalui negosiasi yang terdiri dari kehidupan sosial, fakta brute/kasar dan faktor pribadi.

Page 33: Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan buku vocation education stephen billet

TERIMA KASIH