kajian morfologi dan pengaruhnya terhadap …

15
ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab 344 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERUBAHAN MAKNA (ANALISA BUKU AL ‘ARABIYAH BAINA YADAIKA) Asbarin, Dita Armitha Sari, dan Kumillaela Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang [email protected] ABSTRAK: Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa semit yang memiliki karakteristik unik. Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik Arab yang menelaah seluk beluk bentuk kata, serta pengaruhnya terhadap perubahan makna. Tulisan ini mencoba untuk membahas sejauh mana implikasi kajian morfologi terhadap perubahan makna dalam buku Arabiyah Baina Yadaik (ABY). Hasil tulisan ini menyebutkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara kajian morfologi dan implikasinya terhadap perubahan makna yang harus dikaji secara mendalam sehingga mengetahui makna yang sesungguhnya. KATA KUNCI: Morfologi, Perubahan Makna, ABY. Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu sebuah komunitas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan (al-Khuli, 1981: 148). Bahasa juga merupakan sistem yang menganut sistem tertentu dalam tataran fonologi, morfologi, dan sintaksis. Karena bahasa merupakan sistem, tentu saja bahasa bersifat sistemis atau mempunyai atauran-aturan yang khas (Asrori 2004: 6). Lebih jelasnya, bahasa merupakan fenomena yang memadukan bagian makna dan bagian bunyi, bahasa mempunyai 3 subsistem, yaitu subsistem fonologis, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal (Kridalaksana2009: 5). Bahasa Arab merupakan salah satu anggota rumpun bahasa semit, yang memiliki keunikan sebagaimana bahasa-bahasa lain yang telah dikelompokkan dalam berbagai rumpun bahasa. Diantara keunikan bahasa Arab adalah dua kata yang berbeda satu huruf saja artinya bisa sangat kontras. Misalnya [ نعمة] dan [نقمة] “ni’mah” dan “niqmah” artinya nikmat dan sengsara. Perbedaan huruf ‘ain dan qaf menyebabkan perbedaan makna yang kontras. Salah satu subsistem kajian bahasa adalah morfologi. Morfologi dalam bahasa Arab disebut ilm’ al-sharf. Ilm’ sharf termasuk kajian yang sangat penting karena menyangkut struktur bahasa yang mempunyai filososfis. Substansi kajian ‘ilm al-sharf atau morfologi bahasa Arab membahas tentang bentuk-bentuk kata. Kata sharaf sendiri berarti pemalingan kata yang mengakibatkan perubahan

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

344 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERUBAHAN MAKNA

(ANALISA BUKU AL ‘ARABIYAH BAINA YADAIKA)

Asbarin, Dita Armitha Sari, dan Kumillaela

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

[email protected]

ABSTRAK: Bahasa Arab merupakan rumpun bahasa semit yang memiliki

karakteristik unik. Morfologi merupakan salah satu kajian linguistik Arab yang

menelaah seluk beluk bentuk kata, serta pengaruhnya terhadap perubahan makna.

Tulisan ini mencoba untuk membahas sejauh mana implikasi kajian morfologi

terhadap perubahan makna dalam buku Arabiyah Baina Yadaik (ABY). Hasil

tulisan ini menyebutkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara kajian

morfologi dan implikasinya terhadap perubahan makna yang harus dikaji secara

mendalam sehingga mengetahui makna yang sesungguhnya.

KATA KUNCI: Morfologi, Perubahan Makna, ABY.

Bahasa merupakan alat komunikasi antar individu sebuah komunitas dalam

menyampaikan pikiran dan perasaan (al-Khuli, 1981: 148). Bahasa juga

merupakan sistem yang menganut sistem tertentu dalam tataran fonologi,

morfologi, dan sintaksis. Karena bahasa merupakan sistem, tentu saja bahasa

bersifat sistemis atau mempunyai atauran-aturan yang khas (Asrori 2004: 6).

Lebih jelasnya, bahasa merupakan fenomena yang memadukan bagian makna dan

bagian bunyi, bahasa mempunyai 3 subsistem, yaitu subsistem fonologis,

subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal (Kridalaksana2009: 5).

Bahasa Arab merupakan salah satu anggota rumpun bahasa semit, yang

memiliki keunikan sebagaimana bahasa-bahasa lain yang telah dikelompokkan

dalam berbagai rumpun bahasa. Diantara keunikan bahasa Arab adalah dua kata

yang berbeda satu huruf saja artinya bisa sangat kontras. Misalnya [نعمة] dan [نقمة]

“ni’mah” dan “niqmah” artinya nikmat dan sengsara. Perbedaan huruf ‘ain dan

qaf menyebabkan perbedaan makna yang kontras.

Salah satu subsistem kajian bahasa adalah morfologi. Morfologi dalam

bahasa Arab disebut ilm’ al-sharf. Ilm’ sharf termasuk kajian yang sangat penting

karena menyangkut struktur bahasa yang mempunyai filososfis. Substansi kajian

‘ilm al-sharf atau morfologi bahasa Arab membahas tentang bentuk-bentuk kata.

Kata sharaf sendiri berarti pemalingan kata yang mengakibatkan perubahan

Page 2: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

345

bentuk kata yang berdampak pada perolehan makna. Perubahan dan pemalingan

kata inilah yang disebut At-Tashrif. Dari proses At-Tashrif ini menghasilkan

wazan atau timbangan.

Wazan Secara definitif dapat diartikan standar untuk menentukan pola kata

yang ditimbang (mauzun) dengan disandarkan kepada kata yang menimbang

(wazan) dengan menyejajarkan huruf yang mati dengan huruf yang mati, serta

membilang hururf asal dengan huruf ف ع ل dan huruf zaidah dengan huruf

zaidah.

Tekstur dasar morfologi dalam bahasa Arab salah satunya disebut dengan

shigot (bentuk kata atau bentuk kalimah yang ditinjau dari segi makna). Shigot

sendiri terdiri dari tiga bagian, yaiutu: shigot isim, shigot fi’il, dan shigot sifat.

Pada tataran berikutnya, shigot-shigot ini sering kali mengalami proses afiksasi

atau penambahan huruf, yaitu huruf-huruf tambahan yang masuk dalam kata

sehingga dari penambahan tersebut akan muncul berbagai variasi makna.

Verba (fi’il) merupakan salah satu kajian morfologi bahasa Arab (ilm’

sharf). Kalimah fi’il adalah kalimah yang menunjukkan arti pekerjaan pada suatu

masa atau waktu tertentu. Menurut bilangan hurufnya fi’il dibagi menjadi dua,

yaitu sulasi dan ruba’I. sedangkan ditinjau dari sisi keaslian huruf kata kerja

dalam bahasa Arab diklasifikasikan ke dalam dua jenis, yakni fi’il mujarrad dan

f’il mazid. Fi’il mujarrad adalah fi’il yang huruf-huruf pendukungnya adalah asli.

Maksud asli di sini adalah fi’il yang hurufnya tanpa tambahan. Adapun fi’il yang

huruf pendukungnya mengalami penambahan atas huruf aslinya dinamai dengan

fi’il mazid. (Imaduddin dan dan Akhmad 2008:23).

Dalam penelitian ini, akan memilih fi’il sulasi dari pada fi’il ruba’I, karena

fi’il sulasi merupakan bentuk dasar dari derivasi-derivasi yang menghasilkan

banyak kosa-kata dalam bahasa Arab dan yang paling produktif membentuk

wazan ke bentuk mazid. Untuk penambahan (zawaid) dari al-fi’l al-madi al-sulasi

al-mujarrad menjadi al-fi’I al-madi al-mazid para pakar linguistik klasik maupun

modern telah sepakat bahwa mereka membagi menjadi tiga bagian, yaitu

penambahan yang terdiri dari satu konsonan disebut al-ruba’I, penambahan dua

konsonan disebut al-khumasi, dan penambahan tiga konsosnan disebut al-sudasi.

Dengan demikian fi’il sulasi mazid memiliki 12 wazan yang terdiri dari 3

Page 3: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

346 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

kelompok, yakni (1) yang ditambah satu huruf ada 3 wazan, (2) yang ditambah

dua huruf ada 5 wazan, (3) dan yang ditambah dengan tiga huruf ada 4 wazan

(Ibnu Ali, 1951 M / 1371 H : 12-30 ; Al-Ghalayani, 1973 : 224-225 ; Al-Hasan

dkk, 1975 : 83-113 ; Ad-Dahdah, 1987 : 118).

Proses morfologis adalah sebuah proses yang mengubah leksem atau satuan

leksikal menjadi kata (Arifin 2009:9). Dari akar kata dan pola tersebutlah kata

dalam bahasa Arab terbentuk. Adapun kata adalah satuan atau bentuk yang dapat

berdiri sendiri dalam tuturan.

Penelitian ini dilakukan di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

(MALIKI) Malang, yang berdiri berdasarkan surat keputusan presiden No. 50

tanggal 21 Juni 2004. Universitas ini terletak di Jalan Gajayana 50, Dinoyo

Malang. Secara spesifik akademik, Universitas ini mengembangkan ilmu

pengetahuan tidak saja bersumber dari metode-metode ilmiah melalui penalaran

logis seperti observasi, eksperimentasi, survei, wawancara, dan sebagainya.

Tetapi, juga dari al-Quran dan Hadis yang selanjutnya disebut paradigma

integrasi. Oleh karena itu, posisi matakuliah studi keislaman, yaitu: al-Quran,

Hadis, dan Fiqh menjadi sangat sentral dalam kerangka integrasi keilmuan

tersebut.

Universitas ini juga sebagai implikasi dari model pengembangan

keilmuannya dan keharusan bagi seluruh anggota civitas akademika untuk

menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris. Terutama dalam bidang bahasa Arab,

diharapkan mereka mampu melakukan kajian Islam dari sumber aslinya yaitu al-

Qur’an dan Hadis. Keberadaan pembelajaran bahasa Arab di universitas ini masih

dianggap berhasil oleh berbagai universitas, baik di dalam negeri maupun luar

negeri. Hal ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh sebuah unit

penunjang akademik yaitu Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab

(PKPBA). PKPBA dibentuk oleh Universitas sebagai kekuatan strategis dalam

mengajarkan dan mengembangkan bahasa arab yang akan menunjang

terwujudnya struktur keilmuan yang berorientasikan integrasi Islam dan sains.

Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab (PKPBA) menggunakan buku

yang paling modern, yaitu buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika yang menggunakan

media pembelajaran dari bentuk MP3, pdf, dan sebagainya, sehingga dalam

Page 4: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

347

pembelajarannya dapat mencapai pembelajaran bahasa Arab yang terbaik, sesuai

dengan keinginan, dan memenuhi kebutuhan. Selain itu, juga terdapat latihan

pembelajaran bahasa Arab untuk mempersiapkan setiap pelajar dengan maksimal

dalam mendapatkan materi pembelajaran secara global. Sub-sub materi untuk

meningkatkan level pembelajarannya, meliputi: kebahasaan, kebudayaan dan

profesionalitas dalam penguasaan materi. Hal itu bertujuan untuk menjadikan

kemajuan bahasa dalam teknologi terbaru dalam sistem pembelajaran.

Kajian tentang hal ini menjadi lebih menarik untuk dikembangkan, karena

salah satu diantara segi pembahasan morfologi dalam bahasa Arab adalah

mengenai perubahan bentuk kata yang tentu akan membawa perubahan pada segi

makna. Dengan penelitian ini diharapkan untuk mengetahui implikasi morfologi

serta pengaruhnya terhadap makna dalam buku ‘Arabiyah baina Yadaik. Oleh

karena itu, penelitian yang berjudul “Kajian Morfologi dan Pengaruhnya

Terhadap Perubahan Makna (analisis buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika)” sangat

penting untuk dikaji lebih dalam lagi dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh morfologi terhadap

perubahan makna dalam buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika (ABY) dan bentuk-

bentuk wazan dan faedahnya terhadap perubahan makna dalam buku Al ‘Arabiyah

baina Yadaika (ABY).

MORFOLOGI

Pengertian dan Objek Kajian Morfologi

Definisi Morfologi

Secara etimologi, kata morfologi (bahasa Indonesia) di serap dari bahasa

Inggris “morphology”. Kata ini juga di serap dalam bahasa Arab, menjadi

" مرفولوجي" yang berarti ilmu tentang bentuk kata, namun istilah yang paling

populer dalam bahasa Arab adalah النظام الصرفي / al-nizaamu al-sharfiya atau

‘ilmu isytiqaq yaitu perubahan bentuk kata menjadi bermacam-macam bentuk

untuk mendapatkan makna yang berbeda (Nasution, 2017: 104). Dalam kamus

besar bahasa Indonesia disebutkan, morfologi berarti “cabang linguistik tentang

Page 5: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

348 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang

mencakup kata dan bagian-bagian kata.

Objek Kajian Morfologi

1. Morfem

Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil

yang tidak dapat dibagi atas bagia makna yang terkecil (nasution, 2017 :105).

Morfem dalam bahasa Arab adalah hurf-hurf yang bermakna dan berfungsi secara

gramatikal, seperti hurf-hurf jer, nasab dan hurf-hurf jazm. Semua hurf yang di

maksud semuanya memiliki makna, tetapi tidak bisa dipahami, kecuali ia telah

masuk dalam sebuah rangkaian kalimat.

2. Klasifikasi Kata

Para linguis Arab sepakat membuat klasifakasi kata bahasa Arab ada tiga,

yaitu: isim, fi’il dan harf. Maka yang menjadi ruang lingkup pembahasan

morfologi bahasa Arab adalah (1) الأسماء المتمكن (isim-isim yang dapat di’irob)

dan (2) الأفعال المتصرفة (fi’il-fi’il yang dapat ditasrif). Hal ini di tegaskan oleh Al-

Ghulayani dalam kitabnya jami’ addurus al ‘arabiyah: “huruf dan yang serupa

denganya tidak termasuk dalam pembahasan morfologi bahasa Arab. Yang

dimaksud dengan yang mempunyai huruf adalah isim-isim mabni dan fi’il-fi’il

jamid, keduanya sama denga huruf; tidak mempunya tasrihf”. (Al-Ghulayain,

1987: 208).

3. Pembentukan kata (تصنيع الكلمة)

a. Inflektif (التصريف اللغوية)

Inflektif adalah unsur yang di tambah pada sebuah kata untuk

menunjukan suatu hubungan gramatikal (Kridaklasana, 2001: 83). Seperti

huruf و yang ditambahkan pada akhir kata فعل menunjukan makna jama’

(plural).

b. Derivatif (تصريف الإصطلاحي)

Derivatif adalah proses pengimbuhan afiks non-inflektif pada dasar untuk

membentuk kata (Kridaklasana, 2001: 41). pembentukan kata secara derivatif

Page 6: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

349

adalah membentuk kata baru, yang identitas leksikalnya tidak sama dengan

kata dasarnya (Nasution, 2017: 111). Proses derivasi disamping menimbulkan

kelasa kata yang berbeda, juga menimbulkan makna yang berbeda, walaupun

kelas kata sama. Misalnya: نصر bisa juga menjadi منصور dan seterusnya.

4. Proses Morfologi (العملية المورفلوجية)

Proses morfologi adalah cara pembentukan kata-kata dengan menghubungkan

morfem yang satu dengan morfem yang lainya (Samsuri, 1987: 190). Proses di

maksud adalah sebagai berikut:

1. Afiksasi

Afiksasi adalah proses atau hasil penambahan afiks pada akar atau dasar kata.

Afiksasi dibagi menjadi tiga: Prefiks (سوابق) , Infiks (زيادة) , Sufiks.

2. Reduplikasi (التأكيد)

Merupakan proses morfemis yang mengulang kata dasar, baik secara

keseluruhan, sebagian maupun dengan perubahan bunyi (Chaer, 2007: 182).

Dalam bahasa Arab, proses seperti ini disebut dengan التأكيد. Yaitu pengulangan

kata secara utuh dengan makna penguat (Nasution, 2017: 118). Seperti kata: جاء

.Disini tidak menunjukan makna jama’ tapi sebagai penguat .جاء الغيب

3. Komposisi (الجملة الإضافية)

Merupakan hasil dari gabungan morfem dasar dengan morfem dasar, baik

bebas maupun yang terikat, sehingga terbentuk sebuah leksikal yang baru dan

makna yang baru. Misalnya: حمبيت الله، بيت الل . Dan lain-lain.

Menurut Sutan Takdir Alisabana yang dikutip oleh Chaer- menjelaskan

bahwa dikatakan kata majemuk jika terjadi penggabungan dua morfem dan

menimbulkan makna yang baru yang buka makna gabungan dari morfem-morfem

yang tersusun. Seperti kumis kucing dengan makna “sejenis rumput”. Jika

maknanya ‘kumis dari binatang kucing, itu bukan termasuk kata majemuk (Chaer,

2001: 185).

Page 7: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

350 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

4. Modifikasi internal

Yaitu proses pembentukan kata dengan penambahan unsur-unsur (yang

biasanya vokal) kedalam morfem yang berkerangka tetap (konsonan), (Chaer,

2001: 189).

Dalam hal ini, bahasa Arab selalu menggunakan modifikasi internal, karena

bahasa Arab tidak bisa dibaca tanpa dibantu dengan vokal-vokal (الحركات) .

Misalnya morfem tetap n-s-r (ر-ص-ن) tanpa bisa dibaca tanpa diberi vokal

(Nasution, 2017: 120).

5. Pemendekan (النحت)

Chaer, menyebutkan maksud pemendekan adalah proses penanggalan bagian-

bagian leksem atau gabungan leksem sehingga menjadi sebuah bentuk singkat,

tapi maknanya tetap sama dengan makna bentuk utuhnya. Misalnya bentuk lab

(untuk laboratorium), dok (dokter) dan lain-lain (chaer, 2017: 191).

Dalam bahasa Arab ditemukan istilah النحت, menurut Waafi, النحت adalah:

“membentuk sebuah kata dari dua atau beberapa kata yang menunjukan satu

makna yang sama dari kata atau kalimat yang dipendekan”. Misalnya: kalimat

.Dan lain-lain .بسمل diakronimkan menjadi بسم الله الرحمن الرحيم

Wazan atau Timbangan dalam Morfologi

1. Defenisi wazan, macam-macam dan faedahnya

Wazan adalah huruf khusus yang terpilih untuk menimbang atau mewazankan

kata-kata dalam bahasa Arab, huruf-hurfnya yaitu: ف /fa/ ع /’ain/ ل /lam/

(Ma’rifa, 2013: 25), dan secara sederhana wazan artinya bentuk (Nurul Huda,

2013: 19).

a. Macam-macam dan faedah wazan

1) Fi’il sulasi mujjarod diikutkan wazan ل ع :berfaedah ف

a) lit-ta'diyah /memuta'addikan fi'il lazim.

b) lit-taktsiir /menunjukkan memperbanyak.

Page 8: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

351

c) lin-nisbah /menisbatkan maf'uul (objek) pada bentuk asal fi'il.

d) li salbi /membuang bentuk asal fi'il dari (maf'ulnya).

e) lit-tikhoodil-fi'li minal-ismi /menjadikan fi'il dari isim.

2) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan فاعل maka berfaedah:

a) Musyarokah (persekutuan) di antara dua orang.

b) Mengganti wazan فعل yang berfaedah taksir seperti:

c) li ma’naa af’ala “litta’diyah” /bermakna wazan af’ala untuk

memuta’addikan fiil lazim.

d) li ma’naa fa’ala mujarrod /bermakna fa’ala (fi’il mujarrad).

3) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan أفعل dengan menambahkan

hamzah qotho’ di permulaan berfaedah:

a) Ta’diyah: menjadikan fa’ilnya menjadi maf’ul,

b) Masuknya Fa’il pada suatu waktu.

c) Menujunya fa’il pada suatu tempat.

d) Adanya pokok / sumber fi’il itu di fa’ilnya

e) Melebih-lebihkan makna fi’il,

f) Adanya sesuatu dalam sifat.

g) Shohruroh : berubahnya fa’il mempunyai sesuatu

h) Ta’rida, maksudnya failnya fi’il menawarkan supaya maf’ulnya

diberi hukum dengan asalnya fi’il itu.

i) Menghilangkan atau meniadakan asal fi’il,

j) Hainunah, telah tiba waktu dimana fa’ilnya fi’il itu diperbuat denga

asalnya fi’il itu

4) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan تفاعل berfaedah:

a) Saling (masing-masing fail bisa jadi maful).

b) Menunjukkan arti pura-pura,

c) Terjadinya pekerjaan secara bertahapMenjadi Muthaw’ahnya

wazan Faa’ala.

5) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan تفعل maka berfaedah:

Page 9: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

352 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

a) Muthowa’ahnya dari fi’il wazan fa’-‘ala yang bermakna taktsir

b) Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan

sesuatu dari dalam dirinya.

c) Fa’il mengambil asal fi’il dari maf’ul.

d) Menunjukan menghindari suatu pekerjaan.

e) Menunjukkan makna “(berubah) menjadi

f) Menunjukkan hasil suatu pekerjaan secara berangsur-angsur

g) Menuntut atau meminta sutau hasil pekerjaan

6) Fi’il sulasi mujarrod diikuti dengan wazan افتعل yang berfaedah:

a) muthowa’anya (akibat yang ditimbulkan oleh) fi’il yang mengikuti

wazan فعل

b) Membuatnya fa’il pada asal fi’il

c) Untuk menambah berlebih-lebihan dalam ma’nanya fi’il.

d) mengganti wazan فعل (mengganti fi’il sulasi mujarrodnya),

e) Mengganti wazan تفاعل yang berfaedah musyarokah (persekutuan)

f) Meminta, seperti: اكتد (ia memintanya agar bekerja keras).

7) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan انفعل yang berfaedah:

a) muthowa’anya yang mengikuti wazan فعل

b) muthowa’anya yang mengikuti wazan لافع .

8) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan افعل yang berfaedah:

a) Masuknya fa’il pada suatu sifat

b) Penekanan terhadap sifat yang dimiliki fa’il

9) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan استفعل yang berfaedah:

a) Fa’il meminta maf’ul melakukan suatu pekerjaan.

b) Menemukan suatu sifat yang dimiliki oleh maf’ul.

c) Perubahan keadaan fa’il kepada asal fi’il.

Page 10: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

353

d) Takalluf, maksudnya pelaku berusaha lebih untuk menampakkan

sesuatu dari dalam dirinya.

e) Makna عل ,Mujarrod ف

f) Menjadi Muthaw’ahnya wazan اعلفع ل أ dan ف .

10) Fi’il tsulasi mujarrod diikuti dengan wazan افعوعل yang berfaedah:

a) Melebih-lebihkan.

b) Mengganti wazan فعل

11) Fi’il tsulasi mujarrod dimulhaqkan (disamakan) dengan wazan تفعلل

yang berfaedah:

a) Muthowa’ah dari fi’il yang mulhaq pada wazan دحرج

12) Fi’il Ruba’i mujarrod diikuti dengan wazan افعنلل yang berfaedah:

a) Muthowa’ah dari fi’il yang mengikuti wazan فعلل

13) Fi’il Ruba’i mujarrod diikuti dengan wazan افعلل yang berfaedah:

a) Melebih-lebihkan fi’il lazim.

2. Shigot

Shigot menurut bahasa adalah jenis atau bentuk. Sedangkan menurut istilah

shigot adalah jenis perubahan kata bahasa Arab dalam tasrif istilahi (derivatif),

(Ma’rifah, 2013: 15).

Adapuan shigot dalam tasrif istilaahi semuanya berjumlah sepuluh jenis

(Ma’rifah, 2013: 15), yaitu: Fi’il madhi, Fi’il mudhari, Masdar, Isim fa’il, Isim

maf’ul, Fi’il Amar, Fi’il nahi, Isim zaman, Isim makan, Ism alat.

Penelitian ini dilakukan UIN Maulana Malik Ibrahim (MALIKI) Malang, yang

merupakan universitas pelopor di Indonesia yang mengajarkan bahasa Arab secara

intensif kepada mahasiswanya. Hal ini tidak lepas dari kerja keras yang dilakukan oleh

sebuah unit penunjang akademik yaitu Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab

(PKPBA). PKPBA dibentuk oleh Universitas sebagai kekuatan strategis dalam

mengajarkan dan mengembangkan bahasa arab.

Page 11: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

354 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Pada tahun akademik 2004/2005, setelah dosen-dosen PKPBA dilatih oleh Arabic

For All, Riyadh Saudi Arabia selama 30 Jam Pelatihan, PKPBA pun kemudian merubah

kurikulum pembelajarannya dengan menggunakan silsilah Al ‘Arabiyah baina Yadaika,

yang diterbitkan oleh Al ‘Arabiyah Li al Jami’ (Arabic For All) di Riyadh. Buku

Arabiyah Baina Yadaik (ABY) ini ditulis oleh : Dr. Abdurrahman Bin Ibrahim Al-

Fauzan, Dr. Mukhtar Ath Thahir Husain, Dr. Muhammad Abdul Khaliq Muhammad

Fadhl Isyrof, dan Dr. Muhammad bin Abdurrohman Ali Syaikh. Mereka merupakan

dosen di Ma’had al-Lughoh al-Arabiyah (Institut Bahasa Arab) King Saud University

Riyadh Saudi Arabia.

Buku ABY ini diterbitkan oleh Mu`assasah al-Waqf al-Islami Riyadh (cetakan I)

pada tahun 1422H/2001M. Tujuan penulisan buku seri pembelajaran bahasa Arab ini

adalah untuk menghantarkan peserta didik memiliki: kemampuan berbahasa (kifâyah

lughowiy-yah), kemampuan berkomunikasi (kifâyah ittishôliyyah), dan kemampuan

berbudaya (kifâyah tsaqôfiyyah).

1. Kifâyah lughowiyyah (Kecakapan berbahasa) mencakup dua aspek, yaitu :

a) Kemampuan (ketrampilan) berbahasa, terdapat empat aspek pembelajaran :

1) al-`istimâ’ (mendengar)

2) al-kalâm (berbicara)

3) al-qirô`ah (membaca)

4) al-kitâbah (menulis)

b) Tiga unsur (komponen) bahasa, meliputi:

1. al-ashwât (bunyi)

2. al-mufrodât (perbendaharaan kata)

3. at-tarôkîb an-naħwiyyah (struktur gramatikal)

2. Kifâyah ittishôliyyah (Kecakapan dalam berkomunikasi), yaitu sebagai kemampuan peserta

didik dalam berkomunikasi langsung, baik lisan maupun tulisan, dengan pemilik bahasa

dalam konteks pergaulan sosial mereka.

3. Kifâyah tsaqôfiyyah (Menambah wawasan), yaitu sebagai kemampuan peserta didik dalam

memahami ragam aspek budaya bahasa, yakni budaya bahasa Arab dan Islam.

ANALISIS KALIMAT PADA BUKU AROBIYAH BAINA YADAIK (ABY)

مئن إ . 1ستقبل، وهو مط

تيار مهنة الم

ى اخ

ثيرا عل

فسه، يعينه ك

سان مع ن

ى وإن صدق الإن

ل

ى عدد من إل

ف ن يتعر

يه أ

بغي عل

اته، ين

فسه وصف

ى ن

اب إل

الش

ف ن يتعر

تيار. وبعد أ

حسن الاخ

تار منها ما يناسبه.

هن، ليخ الم

Page 12: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

355

Analisis buku ABY hal: 140

ف shigot fi’il mudhori’, kalimat tersebut berasal dari kata : يتعر

– يعرف

,عرف

dalam kamus al-munawwir kata

ع : bisa berubah menjadi, harum baunya عرف

رف ,

mengharumkan :

ف : mengakui ,عر

رف: dan menjadi makrifat/tidak asing ,اعت

ف عر

ت

dalam paragraph tersebut menggunakan redaksi fi’il mazid

ف عر –ت

ف يتعر .

Kalimat

ف yang mengikuti wazan يتعر ل ع

ف ini memiliki arti takalluf ت

(berusahanya fa’il dengan keras). Sehingga dalam konteks kalimat diatas memiliki

makna “jika seseorang itu memiliki kejujuran, kejujuran itu akan banyak

memberikan pertolongan kepadanya saat dia memilih profesi untuk masa

depannya, maka dia akan menjadi pribadi yang lebih tenang dalam menetapkan

pilihan. Dan seorang pemuda itu harus benar-benar mengetahui potensi dirinya

agar ia dapat memilih profesi yang tepat untuk masa depannya.”

؟

ا حدث. ماذ

ومطيعة

بة د

، ومؤ

بة ي

ط

ها زوجة قول دائما : إن

نت ت

2. فيصل : ك

Analisis buku ABY hal: 58

دبا

shigot masdar mim, kalimat : مؤبة د

ل mengikuti wazan مؤ ع

dengan ف

menambahkan tadl’if (mendobel ain fi’il) berfaidah membuat fi’il (perbuatan) dari

isim. Jadi dalam kalimat diatas diartikan “kamu selalu mnegatakan: bahwasanya

dia itu istri yang baik, sopan, dan taat. Apa yang terjadi?”. Namun sopan yang

dimaksud dalam kalimat tersebut bukanlah sopan yang berasal dari dirinya

sendiri, namun istri tersebut sopan karena disuruh suaminya.

.سارة

ضررا وخ

لك إل

ابل ذ

ون مق

ذ

خ

جائر، ول يأ ى الس

عل

ثيرة

ك

موالا

نون أ

دخ

3. ينفق الم

Analisis buku ABY hal: 20

ابل

shigot isim fa’il, Kalimat : مق ابل

اعل yang mengikuti wazan مق dengan ف

menambahkan alif setelah fa’ fi’il dengan faedah kesengajaan. Jadi kalimat diatas

diartikan “perokok menghabiskan banyak uang untuk merokok, dan ia mengetahui

bahwa merokok itu hanya akan menimbulkan kerusakan dan kerugian”. Jadi

paragraph tersebut menggunkan wazan اعل ف , dikarenakan adanya unsur

kesengajaan seorang perokok. Perokok itu sudah mengetahui kerugian apa yang

akan dia dapat pada saat dia merokok.

Page 13: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

356 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

ى مئن إل

ستقبل، و هو مط

تيار مهنة الم

ى اخ

ثيرا عل

فسه، يعينه ك

سان مع ن

4. وإن صدق الإن

تيار.

حسن الاخ

Analisis buku ABY hal: 140

مئن مئن shigot isim fa’il, Kalimat : مط

ل yang mengikuti wazan مط

عل

ini اف

memiliki faedah melebih-lebihkan fi’il lazim. Sehingga dalam konteks kalimat

diatas bermakna “jika seseorang itu memiliki kejujuran, kejujuran itu akan banyak

memberikan pertolongan kepadanya saat dia memilih profesi untuk masa

depannya, maka dia akan menjadi pribadi yang lebih tenang dalam menetapkan

pilihan”. Dapat disimpulkan bahwa kalimat tersebut menggunakan wazan لعل

,اف

karena memiliki faedah melebih-lebihkan fi’il lazim. Dalam konteks ini berarti

melebih-lebihkan kejujuran, yaitu orang itu bisa tenang karna ia memiliki

kejujuran.

ة، وا5 ة العربي تين، الإسلامياف

ق

اع أن يجمع بين الث

عاصرة. وهو . استط

لحديثة الم

اتب بليغ.ه، وك و

طيب مف

بير، وخ

عالم ك

Analisis buku ABY hal: 186

الم sighot isim fa’il, Kalimat : عالم ع mengikuti wazan عل yang , يفعل –ف

bercirikan penambah alif setelah fa’ fi’il, sehingga memiliki arti orang yang

banyak mengetahui, dalam teks tersebut didefinisikan sebagai ilmuan yang hebat.

Penggalan teks diatas berarti: “Sehingga ia mampu menggabungkan dua budaya,

kontemporer Arab Islam dan modern. Dia adalah seorang ilmuwan hebat,

pengkhotbah dan penulis yang fasih.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Morfologi atau ilm sharf dalam ilmu linguistik mempunyai peran penting

dalam perubahan setiap bentuk kata untuk mendapatkan makna yang berbeda.

Page 14: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

357

2. Dalam buku Al ‘Arabiyah baina Yadaika (ABY), banyak ditemukan kata

yang menggunakan bentuk wazan fi’il tsulasi mujarrod, dan adanya

perbedaan wazan pada setiap kalimatnya sangat berpengaruh terhadap

perubahan makna.

Saran

Berdasarkan pemaparan dan berbagai keterbatasan penelitian ini, peneliti

merasa perlu untuk menyampaikan sejumlah saran untuk penelitian-penelitian

yang akan datang, sebagai berikut:

1. Perbedaan wazan serta faedahnya dalam penelitian ini sebatas pada

penggunaan wazan dalam buku ‘Arabiyah bain yadaik (ABY) jilid dua,

sehingga perlu diadakan penelitian lebih lanjut dalam kajian morfologi serta

penggunaan wazan dan faedahnya, baik dalam masalah wazan pada buku-

buku bahasa Arab yang lain dan juga hal-hal lain yang termasuk kajian

morfologi.

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam buku-buku yang kemungkinan

memiliki perbedaan wazan yang berimplikasi terhadap perbedaan makna

secara lebih luas agar dapat didapatkan hasil yang lebih komprehensif.

DAFTAR RUJUKAN

Chaer, Abdul, 2002. Linguistik Umum. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Nasution, Sahkholid, 2017. Pengantar Linguistik Bahasa Arab. Siduarjo: CV.

Lisan Arabic

Fachrudin, Awar Aziz, 2017. Pengantar Sejarah dan Mazhab Linguistik Arab.

Siduarjo: CV. Lisan Arabic

Taufiqurrochman, 2008. Leksikologi Bahasa Arab. Malang: UIN Malang Press

Munjiah, Ma’rifa, 2013. Ilmu Shorof Nazhoriah wa totbiyqi. Malang: UIN

Malang Press

Huda, Nurul. 2013. Rumus-rumus Cerdik Pembentukan Kata-kata Bahasa Arab.

Jogjakarta

Mu’sam bin ali, Muhammad. Amtsilatul Attasrifiyah. Nganjuk: pondok pesantren

Daarus Salam

Page 15: KAJIAN MORFOLOGI DAN PENGARUHNYA TERHADAP …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

358 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Kridalaksana, harimutri, 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Al–Gulayaini, al syaikh mustafaa, 1987. Jami’ al-Durus al-‘Arabiyah. Bairut:

mansyurat al-maktabah al-‘Ashariyah.

Al-Khûli, Muhammad Alî, 1982. A Dictionary of Theoretical Linguistic: English-

Arabic. Beirut: Maktabah Lubnan.