kajian kapasitas pemerintah daerah delapan kabupaten di papua 2005

Upload: mulatikulon

Post on 12-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

TRANSCRIPT

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    1/239

    LAPORAN AKHIR

    KAJIAN KAPASITAS PEMERINTAH DAERAH

    DELAPAN KABUPATEN TERPILIH

    DI PAPUA

    O l e h :

    TIM UNIPA

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    2/239

    Laporan ini merupakan hasil kajian terhadap kapasitas pemerintah daerah. Kajian

    tersebut dilakukan secara independen, namun demikian UNDP turut serta dalammemberikan pengarahan dan masukan kepada organisasi baik pada proses awalmaupun pada proses persiapan laporan. Adapun data yang dikumpulkan, analisa danisu-isu yang disampaikan tidak sepenuhnya mewakili pandangan dari UNDP.

    This report represents the result of an assessment local government capacity. Theassessment was carried out independently of the UNDP, however UNDP advisorsprovided initial guidance to the organizations that conducted the assessments and gavefeedback on the preparation of the report. As such, the information gathered has notbeen verified and the analysis and issues associated therewith do not necessarilyrepresent the views of UNDP.

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    3/239

    KATA PENGANTAR

    KATA PENGANTAR

    Sebagai tindak lanjut kerjasama antara Pusat Penelitian Pemberdayaan Fiskal dan

    Ekonomi Daerah (P3FED) Universitas Negeri Papua (UNIPA) dengan UNDP-Papua

    Capacity Needs Assessment, maka telah dilakukan kajian di 8 (delapan) Kabupaten

    terpilih di Papua. Tujuan utama kajian ini, adalah untuk: : (1) mengidentifikasi

    kapasitas sumberdaya pemerintah daerah. dan (2) mengianalisis terhadap pelayanan

    sosial dasar yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah.

    Dari kedelapan kabupaten tersebut empat (4) diantaranya merupakan kabupaten

    lama, yaitu Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, Kabupaten Fakfak dan

    Kabupaten Yapen, sedangkan 4 (empat) kabupaten lainnya adalah kabupaten baru

    hasil pemekaran berdasarkan UU No. 26 Tahun 2002, yaitu : Kabupaten Teluk

    Wondama, Kabupaten Waropen, Kabupaten Raja Ampat dan Kabupaten Kaimana.

    Laporan ini disusun berdasarkan hasil kajian dan analisis dari data-data, baik data

    sekunder yang diperoleh dari instansi terkait maupun data primer yang merupakan

    hasil pengamatan langsung dilapangan serta wawancara dengan beberapa stake

    holders.

    Laporan ini merupakan Laporan Akhir yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

    bagi Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta pemangku

    kepentingan (stake holders) dalam perencanaan dan implementasi serta upaya-upaya

    pembangunan di Tanah Papua.

    Pada kesempatan ini disampaikan penghargaan dan terimakasih yang sebesar-

    besarnya kepada UNDP-Papua Capacity Needs Assessment Project atas

    kepercayaannya kepada Pusat Penelitian Pemberdayaan Fiskal dan Ekonomi Daerah

    Universitas Negeri Papua (P3FED-UNIPA) untuk melaksanakan kegiatan ini.

    Terimakasih dan penghargaan disampaikan kepada 8 (delapan) Pemerintah Kabupaten

    yang menjadi target kegiatan, serta pihak-pihak lain yang ikut membantu kelancaran

    kegiatan ini. Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di Papua di masa

    mendatang diharapkan benar-benar menyatu dengan masyarakat

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    4/239

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI

    No. Teks Halaman

    KATA PENGANTAR i

    DAFTAR ISI ii

    RINGKASAN EKSEKUTIF R 1

    I. PENDAHULUAN I 1

    II. KABUPATEN MANOKWARI II 1

    III. KABUPATEN TELUK WONDAMA III 1

    IV. KABUPATEN SORONG IV 1

    V. KABUPATEN RAJA AMPAT V 1

    VI. KABUPATEN FAKFAK VI 1

    VII. KABUPATEN KAIMANA VII 1

    VIII KABUPATEN YAPEN VIII 1

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    5/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    1. PENDAHULUAN

    Provinsi Papua (dulu Propinsi Irian Jaya) merupakan salah satu propinsi terluas di

    Indonesia, tetapi dengan jumlah kabupaten/kota yang terbatas. Untukmengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah

    telah membentuk 3 kabupaten baru berdasarkan Undang-Undang Nomor45/1999, yaitu : Kabupaten Mimika, Kabupaten Nabire, dan Kabupaten Puncak

    Jaya. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 5/2000, pemerintahmengukuhkan Kotamadya Administratif Sorong menjadi Kotamadya Sorong.

    Dengan demikian Provinsi Papua telah terdiri dari 12 kabupaten dan 2kotamadya.

    Berdasarkan kondisi sosial-ekonomi yang sangat dinamis, pemerintah kembali

    menyadari pentingnya upaya untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensipenyelengaaraan pemerintahan dan pembangunan dengan membentuk 14

    kabupaten baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 26/2002. Hal-hal tersebutdi atas menunjukkan bahwa jumlah kabupaten/kota telah mengalami

    peningkatan 2 kali lipat. Namun penambahan jumlah kabupaten/kota sebesar ini

    bukanlah hal yang mudah, sehingga menimbulkan pertanyaan. Apakah benarpemerintah kabupaten induk telah meningkat kapasitasnya untuk

    menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan ?. Sejauhmana kapasitaspemerintah kabupaten baru untuk menyelenggarakan pemerintahan, dan bila

    mungkin juga pembangunan ?. Dari segi inilah dipandang perlu untukmelakukan Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah 8 Kabupaten Terpilih di Papua.

    Tujuan utama kajian ini, adalah untuk: : (1) mengidentifikasi kapasitas

    sumberdaya pemerintah daerah 8 kabupaten terpilih, dan (2) menganalisispelayanan sosial dasar yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah 8 kabupaten

    terpilih.

    2. KARAKTERISTIK WILAYAH

    2.1. Fisik Wilayah

    Luas wilayah tiap kabupaten bervariasi cukup besar, mulai dari yang paling

    sempit sampai dengan yang paling luas. Kabupaten Yapen adalah yang palingsempit yakni 2 050 Km2, tetapi masih jauh lebih luas dibandingkan Kota Jayapura

    (940 Km2) maupun Kota Sorong (1.105 Km

    2

    ). Kabupaten yang paling luas(46.108 Km2) adalah Kabupaten Raja Ampat, tetapi 40.108 Km2 (87 %) di

    antaranya merupakan perairan laut. Sisanya seluas 6.000 Km2(13 %) saja yang

    merupakan daratan, namun masih lebih luas dibandingkan Kabupaten Yapenmaupun Kabupaten Teluk Wondama (5.788 Km2).

    Bentuk wilayah kabupaten berbeda menjadi dua bentuk, yakni kabupaten

    kepulauan kabupaten kombinasi dari daratan tanah besar Papua dan pulau pulau

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    6/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    kabupaten bervariasi dari 3 distrik (Kabupaten Waropen) sampai dengan 12

    distrik (Kabupaten Sorong). Jumlah kampung pada setiap kabupaten juga

    bervariasi dengan variasi yang besar, mulai dari 61 kampung (KabupatenWaropen) sampai dengan 409 kampung (Kabupaten Manokwari). Kelurahan

    telah dimiliki oleh kabupaten induk atau tidak terdapat di kabupaten pemekaran.Jumlah kelurahan terbanyak terdapat di Kabupaten Manokwari (9 Kelurahan),

    dan tersedikit di Kabupaten Sorong (1 Kelurahan). Ditinjau dari jumlah kampungmaupun kelurahan yang terbesar, tampaknya Kabupaten Manokwari memiliki

    potensi untuk pemekaran Kota.

    2.3. Tataguna Wilayah

    Peruntukan wilayah dibedakan menjadi 2 peruntukan yang bersifat umum yaknikawasan lindung, dan kawasan budidaya. Namun kabupaten diperoleh data valid

    mengenai peruntukan wilayah terbatas pada Kabupaten Manokwari danKabupaten Raja Ampat.

    Di Kabupaten Manokwari sebagian besar (68 %) wilayahnya diperuntukan

    sebagai kawasan lindung, dan sebagian kecil (32 %) lainnya diperuntukansebagai kawasan budidaya. Luas kawasan lindung ini lebih besar lagi di

    Kabupaten Raja Ampat (71 %), tetapi sebaliknya luas kawasan budidaya menjadi

    lebih sempit (29 %). Namun hal ini tidak menjadi masalah dilihat dari proporsipenduduk yang sebagian besar tergantung pada usaha perikanan tangkap.

    Masalah akan muncul jika pertambangan digunakan sebgai salah satu sektorandalan dalam pembangunan ekonomi daerah.

    2.4. Kependudukan

    Variabel kependudukan penting mencakup jumlah penduduk, kepadatanpenduduk, dan pertumbuhan penduduk. Selengkapnya keadaan kependudukan

    di setiap kabupaten dapat dilihat pada Tabel 3

    Jumlah penduduk ternyata bervariasi cukup besar antar kabupaten. Penduduk

    terbanyak terdapat di Kabupaten Manokwari (143 949 Jiwa), dan tersedikit di

    Kabupaten Waropen (23 072). Kepadatan penduduk tertinggi (34,40 Jiwa/Km2)terdapat di Kabupaten Yapen, dan terendah (1,04 Jiwa/Km2). Pertumbuhan

    penduduk yang berhasil diperoleh datanya adalah di 3 kabupaten induk yakniKabupaten Sorong, Fakfak, dan Kabupaten Yapen. Pertumbuhan penduduk

    tertinggi (5,56 %) terjadi di Kabupaten Fakfak, dan terendah (2,75 %) diKabupaten Yapen.

    2.5. Mata Pencaharian

    Ketergantungan ekonomi penduduk dibedakan menjadi 3 yakni sektor primer,

    sekunder, dan sektor tertier. Sebaran proporsi rumahtangga berdasarkan

    ketergantungannya pada setiap sektor dapat dilihat pada Lampiran 4. Proporsipenduduk terbesar tergantung pada sektor sekunder, dengan variasi 30 71

    persen Menyusul pada sektor sekunder dengan variasi 8 51 persen Proporsi

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    7/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    tergantung pada sektor sekunder terjadi di Kabupaten Sorong (40 %), sesuai

    jumlah industri pengolahan skala menengah dan besar di kabupaten ini yang

    cukup banyak seperti industri perkayuan, gas, dan minyak bumi. Proporsipenduduk terbesar yang tergantung pada sektor tertier terjadi di Kabupaten

    Fakfak (34 %), dan terendah di Kabupaten Sorong.

    2.6. Kemiskinan

    Tingkat kemiskinan penduduk dinilai berdasarkan indeks kemiskinan manusia

    (IKM) menurut Laporan Pembangunan Manusia (2004). Selengkapnya indekskemiskinan di 4 kabupaten induk dapat dilihat pada Tabel 5.

    Berdasarkan indeks kemiskinan manusia pada tahun 2002 ternyata KabupatenManokwari menempati rangking kemiskinan tertinggi dengan IKM sebesar 39,0.Menyusul Kabupaten Yapen dengan IKM sebesar 38,9 dan selanjutnya

    Kabupaten Sorong dengan IKM sebesar 28,3, terakhir Kabupaten Fakfak dengan

    IKM sebesar 26,9.

    3. KAPASITAS SUMBERDAYA PEMDA

    Jumlah pegawai yang tersedia pada masing-masing Kabupaten sangat bervariasi

    dan umumnya kabupaten induk memiliki jumlah pegawai yang sangat banyak

    dibandingkan dengan kabupaten pemekaran (Tabel 7). Hal ini dapat dibuktikandari rata-rata proporsi pegawai pemda terhadap jumlah penduduk untukkabupaten induk sebesar (3,83 0,92) % dan untuk kabupaten pemekaran

    sebesar (1,72 0,70)%. Artinya untuk kabupaten induk dalam setiap 100

    penduduk rata-rata terdapat 4 pegawai negeri sedangkan untuk kabupatenpemekaran setiap 100 penduduk terdapat 2 pegawai, untuk itu penambahan

    pegawai pada kabupaten pemekaran masih layak untuk dilakukan. Sehinggasecara umum dapat dikatakan bahwa setiap pegawai negeri melayani 33

    penduduk. Dari jumlah pegawai tersebut terdapat 44,42 % pegawai golongan

    II dan 39,55 % pegawai golongan III sedangkan sekitar 4 % dari golonganadalah pegawai I dan IV. Artinya pengambil keputusan dalam melakukan

    pelayanan kepada penduduk di kabupaten dilakukan oleh 4 % pegawai pemda,jika mengikuti daftar urutan kepangkatan.

    Saat ini telah dilakukan Kajian terhadap struktur organisasi perangkat daerahyang didasarkan pada pertimbangan rasional dan profesional melalui :

    UU 22 pasal 11 Kewenangan Wajib

    Ketentuan Umum PP 8 Tahun 2003

    Kepress No. 34 Tahun 2003 SKB No. 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan No. 17 Tahun 2003

    Kajian terhadap struktur kelembagaan Daerah tersebut dilakukan dengan

    pertimbangan adanya Tumpang Tindih/duplikasi Tupoksi, Struktur yang lebihtinggi, Misi dan Visi daerah (Kedepan, Potensi), Potensi Daerah (komoditas

    unggulan), Kebutuhan Daerah dan Masyarakat dan Tingkat Nilai Ekonomis

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    8/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Dengan adanya Tupoksi pada masing-masing Bagian, Dinas, Badan, kantor dan

    Distrik, maka kegiatan pelayanan kepada masyarakat akan memberikan outcome

    yang dapat diukur baik dari sisi pembiayaan maupun dari sisi manfaat yangditerima.

    4. KEUANGAN DAERAH

    4.1. Penerimaan

    Penerimaan Kabupaten umumnya bersumber dari PAD (pajak daerah, retribusidaerah, laba perusahan milik daerah dan lain-lain PAD yang sah), Dana

    Perimbangan ( bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dan

    dana alokasi khusus), dana Otsus, dan dana APBNPenerimaan dalam bentuk PAD maupun dana perimbangan tergantung dari

    bagaimana kelembagaan dalam Pemda melakukan pelayanan terhadapmasyarakat luas dalam upaya menumbuhkan sektor-sektor ekonomi yang

    potensial pada masing-masing Daerah. Dari hasil pemantauan dan informasiyang diperoleh dari masyarakat bahkan para pengusaha dapat disimpulkan

    bahwa terhadap 4 Kabupaten induk maupun 4 Kabupaten Pemekaran yang

    memiliki banyak potensi-potensI Penerimaan Daerah yang belum di gali(diperdakan). Kondisi PAD masing masing Kabupaten rata-rata sangat bervariasi

    dan umumnya baru diperoleh pada kabupaten induk sedangkan kabupatenpemekaran belum semuanya tersedia. Rata-rata PAD tertinggi diperoleh pada

    tahun 2003 sedangkan dari sisi wilayah, Kabupaten Sorong dan Fak-Fak yangmemiliki perolehan PAD tertinggi pada 2 tahun berjalan (Tabel 3). Perolehan

    PAD berdasarkan luas wilayah pada Tahun 2003, Kabupaten Yapen yangmemperoleh PAD tertinggi yaitu pada setiap luasan 1 km2 diperoleh PAD

    sebesar Rp. 1,284,196.35 begitu pula pada tahun 2002 setiap 1 km2 diperoleh

    PAD sebesar RP. 1,415,662.38

    Penerimaan yang diperoleh dari dana perimbangan masing-masing kabupatendidasarkan pada Faktor penyeimbang (Alokasi minimum, Lumpsum, proporsikebutuhan belanja pegawai tahun sebelumnya), Kebutuhan Fiskal (indeks

    penduduk, indeks luas wilayah, indeks kemiskinan relative, indeks harga

    bangunan) dan Potensi Fiskal (PAD, Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam).Rata rata perolehan dana perimbangan tertinggi adalah Kabupaten Manokwari

    hal ini disebabkan tingginya jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Manokwari,dan tingginya indeks kemiskinan yang indeksnya mencapai 332.

    Dana otsus yang berasal dari APBN dibagikan ke masing-masing kabupatensebesar 40 % dan Provinsi Papua 60 % . Perolehan Dana Otsus berdasarkanperhitungan dari Provinsi Papua pada masing-masing kabupaten menunjukkan

    bahwa pada tahun 2002 dan 2003 terhadap 8 kabupaten masing-masing Rp.155,753,573,000 dan Rp. 162,109,241,242. Kabupaten yang memperoleh dana

    otsus terbesar adalah Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Sorong.

    P l h d d i t (APBN) d l bi i kt k i di i

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    9/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    memiliki pembiayaan aparatur terbesar yaitu mencapai Rp. 399,230,687,197

    dengan rata terhadap setiap pegawai sebesar Rp 114,196,421 orang artinya

    rata-rata setiap pegawai memperoleh Rp 114,196,421 per tahun , sedanghkanyang terendah adalah Kabupaten Manokwari Rp 38,472,884 artinya rata-

    rata setiap pegawai memperoleh Rp 38,472,884 per tahun. Sedangkan untukpembiayaan publik Kabupaten Yapen yang paling besar mengalokasikan

    pembiayaan pembangunan pada masing-masing sektor ekonomi yang ada.

    Perbandingan antara pembiayaan aparatur dan pembiayaan public setiapkabupaten menunjukkan bahwa Kabupaten Sorong memiliki pembiayaan

    aparatur tertinggi yang mencapai 89,19 % dari APBD sedangkan yang terendah

    adalah Kabupaten Yapen Waropen dan untuk pembiayaan public terjadi

    sebaliknya yang terbesar adalah Kabupaten Yapen yang mencapai 50,88 %.Jadi rata-rata pengeluaran aparatur dari 4 kabupaten Induk sebesar 63,69%sedangkan pengeluaran public sebesar 36,31 %.

    Pembiayaan pembangunan pada masing-masing sektor menunjukkan bahwasektor aparatur pemerintah memiliki proporsi pembiayaan pembangunan rata-

    rata mencapai 20,29 % diikuti oleh sektor transportasi sebesar 13,82 %, dansektor pendidikan sebesar 12,51 %.

    5. PENGIKUTSERTAAN MASYARAKAT DALAM PEMERINTAHAN

    5.1. DPRD Periode 2004 - 2009

    Seluruh kabupaten terpilih jumlah anggota DPRD masing-masing 20 orang,

    kecuali Kabupaten Manokwari yang mempunyai anggota DPRD 25 orang.

    Partisipasi perempuan dalam keanggotaan DPRD masih sangat rendah, yaituhanya 7,3%. Partisipasi perempuan paling tinggi di Kabupaten Kaimana (20%),

    kemudian Sorong (10%). Di Fakfak justru tidak ada anggota DPRD berjenis

    kelamin perempuan

    Dari seluruh anggota DPRD 61% diantaranya berasal dari Papua dan 39% dariluar Papua. Kendati terdapat variasi antar kabupaten, namun keterwakilan antar

    kelompok masyarakat cukup baik. Dari segi tingkat pendidikan, sebagian besar(66%) anggota DPRD berpendidikan setaraf SMU, dan hanya 40% berpendidikan

    perguruan tinggi baik Diploma maupun strata 1.

    Berdasarkan agama, sebagian besar (68,3%) beragama Kristen dan sisanya(31,7%) beragama Islam. Kecenderungan di atas terjadi di semua kabupaten

    terpilih, kecuali di Kaimana dan Fakfak yang didominir oleh anggota yangberagama Islam, yaitu berturut-turut 60% dan 55%.

    Keanggotaan DPRD didominir oleh partai-partai besar seperti GOLKAR dan PDIP.Kendati demikian, keanggotaan DPRD hasil PEMILU 2004 ini terlihat lebih

    beragam dari segi partai politik. Tidak kurang dari 19 partai politik yang memilikianggota DPRD di kabupaten terpilih. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa asal

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    10/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    partisipatif. Disamping itu, partisipasi masyarakat melalui Lembaga Musyawarah

    Adat (LMA), baik di tingkat distrik maupun kabupaten.

    Secara umum lembaga ini belum berfungsi efektif melakukan tugasnya dalamrangka merealisasikan tujuannya. Hal ini disebabkan pembinaan yang secarastruktural menjadi tanggungjawab bupati dan camat/kepala distrik tidak

    terselenggara secara baik. Faktor-faktor utama penyebab lemahnya pembinaanadalah :

    1. Faktor isolasi kampung, sehingga akses dari pusat-pusat pemerintahanmenjadi sulit;

    2. Lemahnya komitmen lembaga Pembina untuk melakukan pembinaan

    secara kontinu dan berkelanjutan;

    3. Terbatasnya pendidikan dan lemahnya pemahaman aparat di tingkat

    kampung/desa tentang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan

    desa.

    Lembaga ini sekarang telah berganti nama menjadi Badan Perencanaan Kampung(BAPERKAM). Namun fungsi dan peranannya masih tetap sama, dan masih

    belum efektif.

    5.3. Sistem Pengadilan

    Terdapat dua jenis sistem pengadilan yang berlaku, yaitu sistem pengadilan

    formal (Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara) dan PengadilanAdat. Pengadilan Negeri umumnya menangani permasalahan pidana dan perdata

    berat yang terjadi di masyarakat.

    Pengadilan Adat umumnya tidak melembaga dalam menyelesaikan permasa-lahan peradilan. Hal ini terjadi di setiap kesatuan adapt di semua

    kabupaten/kota yang menjadi sasaran penelitian. Permasalahan yang menonjol

    ditangani berdasarkan hukum adat adalah berbagai permasalahan yang berkaitandengan hak-hak atas sumberdaya alam. Pelanggaran etika dan moral yang

    umum terjadi dalam kehidupan masyarakat juga cenderung diselesaikanberdasarkan hukum adat. Pengadilan ini dilaksanakan secara insidentil, yaitu

    apabila terjadi kasus yang menyangkut masyarakat adat.

    5.4. Keikutsertaan Masyarakat Di Perencanaan Pembangunan Daerah

    Perubahan paradigma ditandai dengan perlunya partisipasi masyarakat secara

    aktif dalam setiap proses pembangunan sejak dari perencanaan, pelaksanaan danpengawasan. Perform Project Regional Papua mengkampanyekan model

    pendekatan PDPP (Pola Dasar Pembangunan Partisipatif). Pendekatan ini

    diharapkan mengakomodasikan kepentingan pemerintah dan menyerap sertamenyalurkan aspirasi masyarakat dengan mengedepankan partisipasi

    masyarakat dalam setiap tahap.

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    11/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Di bidang pendidikan, setiap sekolah terdapat komite sekolah (dulu BP3) yang

    beranggotakan para orang tua murid dan donator. Kendati setiap sekolah

    mempunyai komite sekolah yang ikut bertanggungjawab terhadap kemajuanpendidikan, namun peranan ini belum berkembang sesuai yang diharapkan. Hal

    ini di sebabkan rendahnya kemampuan, baik financial maupun intelektual,disamping kurangnya sosialisasi dan informasi yang sampai pada anggota komite

    sekolah.

    Di bidang kesehatan, keikutsertaan masyarakat dalam pelayanan dalam bentukkader posyandu. Kader posyandu ditujukan untuk membantu tenaga medis yang

    jumlahnya terbatas, tetapi di daerah-daerah pedesaan justru kader posyandu

    menjadi tenaga inti dalam pelayanan kesehatan di pedesaan.

    6. KEADAAN EKONOMI, 2000 - 2003

    6.1. PDRB dan Struktur Perekonomian

    Perhitungan PDRB masih terbatas pada kabupaten lama, karena sampai dengantahun 2004 penyerahan aset kepada kabupaten pemekaran secara penuh belum

    dilakukan. Dari segi jumlah, terdapat perbedaan PDRB yang cukup besar antar

    kabupaten. PDRB harga berlaku tahun 2002 di Kabupaten Sorong mencapai373% lebih tinggi dari Kabupaten Fakfak dan 135% dari Kabupaten Manokwari .

    Struktur perekonomian masih didominasi oleh kelompok sektor primer (pertaniandan pertambangan/penggalian) dengan kontribusi rata-rata 53% terhadap

    produksi bruto atas harga berlaku atau 55,18% terhadap produksi bruto atas

    harga konstan tahun 1993.

    Laju pertumbuhan PDRB atas harga berlaku tahun 2001 rata-rata 10,35%, tahun

    2002 meningkat menjadi 11,7%, dan tahun 2003 13,12%. Kendati PDRB

    Kabupaten Fakfak paling kecil dibandingkan yang lainnya, namun memiliki lajupertumbuhan paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan perekonomian

    di Kabupaten Fakfak sudah mulai kondusif. Laju pertumbuhan PDRB riel yangdihitung berdasarkan harga konstan tahun 1993 rata-rata masih mencapai 5%

    pertahun, yaitu 3,5% pada tahun 2001, 5,12% pada tahun 2002 dan 6,42% padatahun 2003. Kendati demikian terdapat beberapa sektor yang mengalami

    kemunduran secara riel.

    6.2. Ketenagakerjaan

    Kendati terdapat kesulitan di dalam menghitung komposisi tenaga kerja yangbekerja menurut jenis usaha karena keterbatasan data, namun berdasarkan

    perkiraan berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa lebih dari separohtenaga kerja (53%) bekerja di kelompok sector primer, terutama di sektor

    pertanian. Kurang lebih 22,4% tenaga kerja bekerja di kelompok sektor tersier,yaitu pada bidang-bidang usaha perdagangan, hotel dan restoran, jasa

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    12/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    kelompok sektor. Di Sorong dan Manokwari, kelompok sektor primer didominir

    oleh sektor pertambangan dan penggalian, sementara di Fakfak didominir oleh

    sektor pertanian.

    6.3. Perdagangan, Koperasi dan Perbankan

    6.3.1. Perdagangan

    Kegiatan perdagangan di Kabupaten-Kabupaten terpilih berupa perdagangan

    lokal dan perdagangan antar pulau dan ekspor, mencakup barang-barang yangdihasilkan sendiri oleh daerah dan barang-barang yang didatangkan dari daerah

    lain.

    Barang-barang yang dihasilkan sendiri umumnya dihasilkan oleh kelompok sektorprimer seperti hasil-hasil pertanian, perikanan, kehutanan dan pertambangan.

    Hasil pertanian pangan, karena dihasilkan oleh kegiatan yang bersifat ekstensifdan tradisional menyebabkan tidak dapat bersaing di pasar lokal terutama untuk

    konsumsi masyarakat di perkotaan. Hasil-hasil dari perkebunan, perikanan dan

    kehutanan dalam bentuk bahan mentah diantar pulaukan atau diekspor.

    Sebagian besar barang-barang kebutuhan masyarakat di semua kabupaten yang

    menjadi sasaran penelitian masih dipenuhi dengan cara mendatangkan dari

    daerah lain. Barang-barang yang didatangkan dari luar daerah dalam jumlahcukup besar diantaranya : pangan, sandang, bahan bangunan, elektronik, BBM,

    dan otomotif. Kendati Papua memiliki potensi lahan pertanian yang luas, namunkebutuhan pangan, terutama ayam, telur, dan sayuran didatangkan dari daerah

    lain khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan.

    6.3.2. Koperasi

    Secara keseluruhan jumlah koperasi di kabupaten-kabupaten terpilih cukup

    banyak, baik koperasi produksi, konsumsi, simpan pinjam dan serba usaha.

    Sebagian besar koperasi adalah koperasi yang tidak aktif, terutama koperasiproduksi dan koperasi serba usaha yang berada di daerah pedesaan. Jenis

    koperasi yang aktif umumnya yang berbentuk koperasi konsumsi dan simpanpinjam dan berada di perkotaan.

    6.3.3. Perbankan

    Di semua kabupaten sasaran penelitian sudah terdapat lenbaga perbankan,

    kendati masih terbatas pada bank-bank milik pemerintah, seperti Bank Mandiri,Bank Papua, Bank Rakyat Indonesia dan Bank Danamon. Di kabupaten lama,

    status bank-bank tersebut adalah Kantor Cabang yang terdapat di ibukota

    kabupaten dengan sejumlah Kantor Unit dan Kantor Kas. Di beberapa daerahpedalaman terdapat beberapa Kantor Kas, kendati jumlahnya terbatas.

    Di kabupaten-kabupaten pemekaran keberadaan lembaga perbankan masih

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    13/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    6.4. Observasi dan Kesimpulan

    Kondisi perekonomian makro Kabupaten terpilih menunjukkan perkembangan

    yang lambat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai PDRB per kapita atas harga berlakumaupun atas harga konstan yang lebih kecil dari belanja daerah. Strukturperekonomian masih didominasi kelompok sektor primer terutama sektor

    pertanian. Kendati sektor pertanian menyerap lebih dari 50% tenaga kerja,namun hanya memberikan kontribusi pada PDRB sebesar 35,20%. Hal ini

    menunjukkan bahwa produktivitas sektor pertanian sangat rendah dibandingkelompok sektor lainnya.

    Kelompok sektor sekuder yang mencakup sector industri pengolahan, bangunan,

    listrik dan air minum juga belum berkembang. Satu-satunya sektor yang palingbesar menyumbang terhadap PDRB adalah subsektor bangunan Sektor ini

    menyerap hampir 25% tenaga kerja dan menyumbang 22.3% PDRB.

    Kelompok sektor tersier, terutama perdagangan menunjukkan indikasi bahwa

    perekonomian sangat bergantung dari daerah lain, terutama dalam pemenuhankebutuhan pokok.

    7. PELAYANAN SOSIAL DASAR PEMDA

    7.1. Kesehatan

    7.1.1. Kebijaksanaan daerah

    Kebijaksanaan daerah bidang kesehatan di Kabupaten Manokwari dan KabupatenTeluk Wondama antara lain difokuskan pada ; Peningkatan sarana dan prasarana

    kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, peningkatan jumlahtenaga medis dan paramedis, serta peningkatan kualitas sumberdaya manusia

    kesehatan. bidang kesehatan masih terfokus pada penyuluhan perbaikanperilaku sehat, lingkungan sehat, perbaikan gizi masyarakat, dan pengadaan

    fasilitas kesehatan.

    Kebijaksanaan daerah bidang kesehatan di Kabupaten Sorong dan Raja Ampatpada tahun terakhir difokuskan dalam rangka pengembangan sarana dan

    prasarana kesehatan yaitu peningkatan status rumah sakit, dan pelayanankesehatan masyarakat terpadu.

    Di Kabupaten Fakfak dan Kaimana kebijaksanaan daerah bidang kesehatan

    antara lain; peningkatan pelayanan kesehatan dan pelayanan kesehatan didaerah terpencil, peningkatan mutu pelayanan sarana kesehatan, peningkatan

    jumlah sarana pendukung pelayanan kesehatan, dan pengawasan pengadaan dandistribusi obat-obatan.

    Kebijaksanaan daerah di bidang kesehatan di Kabupaten Yapen dan Waropen

    antara lain; Peningkatan kesehatan lingkungan, peningkatan kesehatan Ibu danA k d k k k ti ib d k b ik i i ib h il

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    14/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    7.1.2. Anggaran, Sumberdaya Manusia, Fasilitas, dan Indikator

    Sumberdaya Pelayanan

    Anggaran kesehatan dari APBD di 8 (delapan) kabupaten cenderung meningkatdari tahun ke tahun, akan tetapi dari persentase anggaran daerah masih dapatdikatakan rendah.

    Dana otonomi khusus di 8 kabupaten cenderung meningkat selama 2 (dua) tahunterakhir, mengingat bidang kesehatan merupakan prioritas dengan

    diberlakukannya UU No. 21 tahun 2001 tersebut. Dana ini diarahkan untukpelayanan kesehatan, bukan untuk infrastruktur. Akan tetapi dalam kenyataan di

    lapangan, dana tersebut lebih diarahkan untuk pembangunan fisik kesehatan.

    Rasio dokter terhadap penduduk masih relatif besar, yaitu 1: 2.035 hingga 1 :23.0000. Rasio paramedis terhadap penduduk juga masih relatif rendah yaitu 1 :

    217 hingga 1 : 517. Belum tampak peningkatan berarti dalam jumlah dokter,tenaga medis dan paramedis sebelum dan sesudah adanya otonomi khusus.

    Disamping jumlah tenaga medis yang belum mencukupi, penyebarannya jugatidak merata. Di semua kabupaten, sebagian besar tenaga medis berada

    didaerah perkotaan

    Sarana dan prasarana kesehatan relatif terbatas jumlahnya di setiap kabupaten.

    Kabupaten pemekaran belum mempunyai rumah sakit, terbatas pada puskesmasyang melayani rawat inap yang dimiliki sebelum terpisah dari kabupaten induk.

    Rata-rata tiap distrik sudah memiliki 1 (satu) unit Puskesmas. Belum tampakadanya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan sebelum dan sesudah

    adanya otonomi khusus.

    7.1.3. Output/Hasil Kinerja (Indikator MDGs)

    Sampai saat ini jenis penyakit penduduk didominasi oleh penyakit malaria,

    penyakit menular tuberklosis, ISPA, diare, dan penyakit kulit. Terjadikecenderungan penyakit menular seksual yaitu HIV/AIDS yang menjangkiti

    masyarakat terutama di Kabupaten Sorong dan Manokwari.

    Tidak terdapat data angka kematian bayi pada kabupaten-kabupaten pemekaran.

    Pada kabupaten induk, angka kematian bayi masih relatif tinggi dibandingkandengan Propinsi Papua (51) maupun nasional (44) kecuali Kabupaten Fakfak

    dan Manokwari. Angka kematian balita relatif rendah kecuali Kabupaten Yapen,namun belum tampak penurunan angka yang berarti sebelum dan sesudah

    adanya Otonomi Khusus.

    7.2. Pendidikan

    7.2.1. Kebijaksanaan Daerah

    Kebijakan pendidikan di Kabupaten Manokwari ditujukan pada peningkatankapasitas dan mutu pelayanan pendidikan dari dasar hingga perguruan tinggi

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    15/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    kebijakan pendidikan lebih ditujukan peningkatan jumlah guru, jumlah sekolah

    baik dari tingkat dasar hingga tingkat menengah, dan perbaikan sarana

    prasarana sekolah yang kurang layak.

    Sementara itu kebijakan pendidikan di Kabupaten Fakfak dan Kaimana ditujukanpada kemampuan daya serap kurikulum nasional maupun lokal, peningkatan

    angka partisipasi murni dari sekolah dasar hingga tingkat sekolah menengahatas, peningkatan dan pemerataan guru.

    Kebijaksanaan dalam bidang pendidikan di Kabupaten Yapen terutama dalam hal

    wajib belajar 9 tahun bagi anak hingga usia 17 tahun. Di samping itupeningkatan sarana prasarana penunjang pendidikan, peningkatan kemampuan

    guru melalui penataran-penataran dan sekolah bagi guru-guru lebih lanjut,penghapusan iuran wajib sekolah bagi anak-anak kurang mampu (sumber :

    Sudin Dikmenjur P dan P). Kebijaksanaan di bidang pendidikan di Kabupaten

    Waropen diutamakan dalam peningkatan jumlah sekolah dari tingkat dasarhingga lanjutan, perbaikan sekolah yang rusak, peningkatan jumlah tenaga

    pengajar.

    Dari uraian kebijaksanaan diatas dapat disimpulkan bahwa kebijaksanaan daerah

    pada kabupaten induk lebih diarahkan pada peningkatan mutu pelayananpendidikan dari tingkat dasar hingga menengah atas, peningkatan angka

    partisipasi murni tingkat dasar hingga menengah atas, peningkatan danpemerataan guru. Sementara itu kebijaksanaan pendidikan di kabupaten

    pemekaran pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan sarana dan prasaranapendidikan, serta pengadaan guru-guru.

    7.2.2. Anggaran, Sumberdaya Manusia, dan Indikator Sumberdaya

    Pelayanan (Fasilitas)

    Anggaran pendidikan dari APBD di 8 (delapan) kabupaten cenderung meningkatdari tahun ke tahun. Khusus Kabupaten Yapen anggaran pendidikan besar

    diarahkan dalam pembangunan fisik gedung SMU Unggulan.

    Disamping dana APBD masih terdapat dana propinsi yaitu Otonomi Khusus danDana Dekonsentrasi Sektoral yang diperuntukkan untuk pelayanan masyarakat

    bidang pendidikan. Belum terlihat hasil pelayanan publik dengan dana besaryang dapat dirasakan oleh masyarakat.

    7.2.3. Output/Kinerja

    Output bidang pendidikan terbaik terdapat di Kabupaten Fak-fak, dimana rasiomurid terhadap sekolah relatif rendah khususnya tingkat Sekolah Dasar, dimana

    setiap 1 sekolah menampung murid sebanyak 36 murid. Sementara itu rasiomurid terbesar di Kabupaten Teluk Wondama Dilihat dari rasio murid terhadap

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    16/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Angka Partisipasi murni untuk tingkat SD relatif besar, artinya jumlah anak usia

    sekolah dasar relatif besar yang telah masuk sekolah dasar. Sementara itu

    angka partisipasi murni sekolah menengah pertama maupun atas masih relatif

    rendah. Dengan demikian indeks pembangunan milenium (MDGs) untuk tingkatSD telah tercapai.

    7.3. Pertanian

    7.3.1. Kebijaksanaan Daerah

    Dalam pengembangan sektor pertanian, ke 8 (delapan) kabupaten memiliki DinasKehutanan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas

    Perkebunan, dan Dinas Peternakan. Pemerintah menjalankan kebijaksanaan

    pengembangan pertanian di ke-empat sektor ini.

    Kebijakan daerah dalam bidang pertanian antara lain Pengembangan Agribisnis

    Hortikultura, Pengembangan Agribisnis Peternakan, Pengembangan KawasanIndustri Masyarakat Perkebunan, dan Pengembangan Karantina Pertanian.

    Di samping itu dinas lingkup pertanian juga membuat kebijakan lain yaitu

    pembinaan aparat melalui pendidikan formal maupun non formal yaitu denganmengirimkan pegawai-pegawai untuk melanjutkan pendidikan maupun mengikutipelatihan pertanian. Kebijakan pembinaan petani melalui pendidikan non formal

    yaitu melalui penyuluhan yang diberikan. Kebijakan mengembangkan pembinaan

    bagi kelompok-kelompok usaha agribisnis, dan kebijakan meningkatkanketersediaan dan pemanfaatan sarana prasarana pertanian.

    7.3.2. Anggaran, Sumberdaya Manusia, dan Indikator SumberdayaPelayanan (Fasilitas)

    Kendati pertanian merupakan sector yang menjadi basis perekonomian rakyat diPapua, namun dari segi anggaran di 8 kabupaten menunjukkan belum

    mendapatkan prioritas yang layak.

    Dari sisi sumberdaya manusia, sebagian besar tenaga fungsional cenderung

    terjebak menangani masalah-masalah administrative di kantor, dan umumnya

    sebagian besar di perkotaan. Petugas penyuluh pertanian lapangan (PPL) yangmenjadi ujung tombak pelayanan kepada petani/nelayan, jumlahnya sangat

    terbatas disamping kualitasnya juga terbatas. Disamping itu, fasilitas yang dapat

    menjangkau wilayah binaan yang umumnya terpencar sangat terbatas, sehinggasering PPL hanya melakukan pembinaan di 10% 25% dari wilayah binaan yangmenjadi tanggungjawabnya. Di sisi lain, penghargaan terhadap sedikit PPL yang

    berhasil justru dengan mempromosikan pada jabatan-jabatan administrative dikantor.

    7 3 3 Output/Kinerja

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    17/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    transportasi yang dapat menghubungkan Papua dengan daerah-daerah lain,

    menyebabkan sebagian besar kebutuhan pangan kawasan ini dan Papua

    umumnya didatangkan dari luar Papua. Hal ini menyebabkan Papua hanya

    menjadi pasar bagi produk-produk pertanian, sementara pertanian Papua tidakdapat bersaing, dan cenderung menurun produksinya.

    7.4. Prasarana dan sarana

    7.4.1. Kebijaksanaan Daerah

    Kebijaksanaan daerah bidang sarana dan prasarana di kabupaten induk ditujukan

    terutama pada pemeliharaan rusa jalan, perbaikan dermaga pelabuhan,peningkatan bandar udara, peningkatan status bandar udara, peningkatan

    jaringan listrik maupun telepon, dan pengelolaan daerah aliran sungai.Sementara itu pada kabupaten-kabupaten pemekaran diutamakan pada

    pembangunan pelabuhan laut, merintis pembuatan maupun mengembangkan

    luas bandar udara, pengadaan listrik dan air minum serta pengadaan jaringantelepon.

    7.4.2. Anggaran

    Dari segi anggaran, secara nominal di 8 kabupaten menunjukkan peningkatan

    yang sangat besar. Hal ini disebabkan prioritas pembangunan di semuakabupaten di Papua adalah untuk mengurangi isolasi daerah, sehingga fungsi

    pelayanan pemerintah menjadi efektif dan potensi ekonomi dapat dikembangkan.Anggaran untuk sarana dan prasarana bersumber dari APBD serta Dana Otsus

    Papua yang 40%-nya dibagikan ke kabupaten/kota di Papua.

    7.4.3. Output/Kinerja

    Bidang Perhubungan, pembangunan sarana jalan terbatas pada jalanmenghubungkan sebagian daerah terutama di ibukota distrik, jalan-jalan yang

    menghubungkan antar kampung masih sangat terbatas dan terbuat daripengerasan. Pada kabupaten pemekaran, sarana perhubungan utama masih

    menggunakan transportasi laut.

    Bidang Listrik, pembangunan sarana listrik di Kabupaten induk relatif meningkat,

    telah menjangkau sebagian besar distrik maupun kampung. Pada kabupaten

    pemekaran, jumlah pelanggan yang terpenuhi relatif terbatas, sehingga jumlahpelanggan maupun kualitas pelayan masih terbatas.

    Dalam Pelayanan telekomunikasi masih terbatas jumlah jaringan yang dikelolaoleh P.T. Telekomunikasi. Di kabupaten induk telekomunikasi yang digunakan

    selain menggunakan telepon otomat juga dapat menggunakan telepon seluler.

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    18/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    pemekaran terbatas pada sumber air sumur masing-masing diusahakan oleh

    penduduk, dan sebagian memanfaatkan sungai secara langsung.

    8. LESSONS -LEARNED dan BEST PRACT I CES

    8.1. Pembangunan Ekonomi

    Dalam Pengembangan ekonomi, proyek-proyek UNDP dinilai oleh masyarakat

    adalah proyek yang berhasil meningkatkan pendapatan masyarakat di bidangpertanian luas. Proyek-proyek UNDP yang dinilai berhasil antara lain CCAD, dan

    PARUL (yaitu pembinaan nelayan). Proyek-proyek ini berhasil merumuskanmetoda pembinaan ekonomi yang bertumpu pada aspek kelembagaan petani dan

    nelayan.

    PPK, Program Pengembangan Kecamatan yaitu pemberian dana lunak yangdikelola langsung oleh distrik untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di tingkat

    distrik. Program ini dianggap baik karena tersedianya dana untuk membiayaipembangunan ekonomi di tingkat pedesaan.

    HPH, sebagian masyarakat menilai kehadiran HPH lebih banyak merusak hutan

    daerah, akan tetapi tidak dapat dipungkiri, banyak masyarakat bergantung padagaji dari bekerja di HPH. Disamping itu, kehadiran HPH meningkatkan kegiatanekonomi melalui proses multiplier.

    Khusus di Kabupaten Manokwari dan Yapen, kehadiran Lembaga Swadaya

    masyarakat yaitu Yalhimo dan Papua Lestari telah mampu mengkritik kerusakanlingkungan hidup di daerah tersebut.

    8.2. Pemerintahan

    CLGI dan NDI yaitu program UNDP dalam meningkatkan kapasitas eksekutif

    daerah dan parlemen daerah dengan pemberian asistensi pada pihak-pihak

    tersebut. Program-program ini dianggap baik karena telah menularkan metodeyang efektif dalam pemberian asistensi.

    8.3. Pendidikan dan Kesehatan

    Program pendidikan dan Kesehatan yang dinilai oleh masyarakat paling berhasil

    adalah program UNICEF, yaitu Manajemen Sekolah Berbasis Keluarga, danpeningkatan gizi anak sekolah, dan ibu-ibu hamil. Program ini dianggap baik

    karena dinilai cocok dengan kondisi wilayah dan sosial budaya masyarakat Papua.

    9. KESIMPULAN

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    19/239

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    kelembagaan daerah, (b) menyelenggarakan PEMILU Legislatif dan

    Presidan, dan (c) pembentukan DPRD.

    2. Kapasitas pemerintah kabupaten masih bervariasi besar, mulai ri kurangbaik sampai dengan baik dalam hal kemampuan Pejabat Bupati untukmelaksanakan tugas pokok dibidang pembangunan infrastruktur

    pemerintahan. Disamping itu masih bervariasi pula dalam hal domisilidan tempat penyelengga dilihat tugas pemerintahan, seperti adanya

    pejabat dan personil pemerintah kabupaten yang masih berdomisili danmenyelenggarakan tugas pokok pemerintahan di kabupaten induk baik

    secara terselubung maupun terang-terangan, tetapi ada pula yang telah

    tinggal menetap dan melaksanakan tugas pokok pemerintahan di masing-

    masing kabupaten pemekaran.

    3. Kapasitas pemerintah kabupaten untuk memberikan pelayanan sosialdasar belum direncanakan secara holistik dan belum memberi penekaran

    pada pendekatan partisipatif, sebagai dampak dari belum semuakabupaten memiliki Kerangka Umum Tata Ruang dan juga belum meliki

    Rencana Strategis.

    4. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah kabupaten dalam

    menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan, dapat dilakukan

    melalui upaya-upaya nyata sebagai berikut:a. Mempercepat pembangunan perumahan pegawai dan perkantoran

    seluruh lembaga pemerintah kabupaten pada masing-masingkabupaten pemekaran.

    b. Merelokasi pusat-pusat industri pengolahan yang menggunakan bahanbaku yang bersumber dari wilayah kabupaten pemekaran

    bersangkutan.

    c. Menyediakan data base yang valid dan mutakhir, serta mempercepatpenyusunan Kerangka Umum Tata Ruang Wilayah, dan Rencana

    Strategis masing-masing kabupaten.

    9.2. Kabupaten Induk

    5. Pemerintah kabupaten memiliki kapasitas yang baik untuk

    menyelenggarakan tugas pokok pemerintahan ditinjau dari terlaksananyadengan baik sebagian tugas pokok bupati untuk: (a) menyelenggarakan

    PEMILU Legislatif dan Presiden, dan (b) membentuk DPRD.

    6. Kapasitas pemerintah kabupaten menjadi kurang efektif dan tidak efisiendalam hal penyelenngaraan pemerintahan dan pembangunan akibat

    lambannya upaya-upaya nyata untuk merasionalisasi kembali struktur

    pemerintah kabupaten disamping lambannya upaya-upaya nyata untukmelakukan revisi Rencana Strategis yang telah dimiliki.

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    20/239

    PENDAHULUAN

    I. PENDAHULUAN

    Provinsi Papua (dulu Propinsi Irian Jaya) merupakan salah satu propinsi terluas di

    Indonesia, dengan jumlah kabupaten/kota yang terbatas. Masing-masing Kabupaten

    Jayapura, Jayawijaya, Merauke, Fakfak, Yapen-Waropen, Biak Numfor, Paniai,Manokwari, Kabupaten Sorong, dan Kota Madya Jayapura. Terbatasnya jumlah

    kabupaten/kota telah disadari oleh pemerintah sebagai salah satu faktor penenturendahnya efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

    Untuk mengefektifkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, pemerintahtelah membentuk 3 kabupaten baru. Masing-masing: (1) Kabupaten Mimika hasil

    pemekaran Kabupaten Fakfak, (2) Kabupaten Nabire, dan (3) Kabupaten Puncak Jaya

    hasil pemekaran Kabupaten Paniai. Ketiga kabupaten ini dibentuk berdasarkanUndang-Undang Nomor 45/1999. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor

    5/2000, pemerintah mengukuhkan Kotamadya Administratif Sorong menjadiKotamadya Sorong. Dengan demikian Provinsi Papua telah terdiri dari 12 kabupaten

    dan 2 kotamadya.

    Berdasarkan kondisi sosial-ekonomi yang sangat dinamis, pemerintah kembali

    menyadari pentingnya upaya untuk lebih meningkatkan efektivitas dan efisiensi

    penyelengaaraan pemerintahan dan pembangunan dengan membentuk 14 kabupatenbaru berdasarkan Undang-Undang Nomor 26/2002. Ke 14 kabupaten baru ini adalah

    (1) Kabupaten Sorong Selatan dan (2) Kabupaten Raja Ampat hasil pemekaranKabupaten Sorong, (3) Kabupaten Pegunungan Bintang, (4) Kabupaten Yahukimo, (5)

    Kabupaten Tolikara hasil pemekaran Kabupaten Jayawijaya, (6) Kabupaten Waropenhasil pemekaran Kabupaten Yapen-Waropen, (7) Kabupaten Kaimana hasil pemekaran

    Kabupaten Fakfak, (8) Kabupaten Bovendigoel, (9) Kabupaten Asmat, (10) KabupatenMappi hasil pemekaran Kabupaten Merauke, (11) Kabupaten Teluk Bintuni, (!2)

    Kabupaten Teluk Wondama hasil pemekaran Kabupaten Manokwari, (13) Kabupaten

    Sarmi dan (14) Kabupaten Keerom hasil pemekaran Kabupaten Jayapura.

    Hal-hal tersebut di atas menunjukkan bahwa jumlah kabupaten/kota telah mengalamipeningkatan 2 kali lipat. Namun penambahan jumlah kabupaten/kota sebesar ini

    bukanlah hal yang mudah, sehingga menimbulkan pertanyaan. Apakah benarpemerintah kabupaten induk telah meningkat kapasitasnya untuk menyelenggarakan

    pemerintahan dan pembangunan ?. Sejauhmana kapasitas pemerintah kabupatenbaru untuk menyelenggarakan pemerintahan, dan bila mungkin juga pembangunan ?.

    Dari segi inilah dipandang perlu untuk melakukan Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah

    8 Kabupaten Terpilih di Papua.

    Tujuan utama kajian ini, adalah untuk: : (1) mengidentifikasi kapasitas sumberdaya

    pemerintah daerah 8 kabupaten terpilih, dan (2) mengianalisis pelayanan sosial dasar

    yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah 8 kabupaten terpilih.

    Metode pengkajian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan teknik

    l d t di l

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    21/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    II. KABUPATEN MANOKWARI

    1. KARAKTERISTIK WILAYAH

    1.1. Keadaan Fisik Wilayah

    Wilayah Kabupaten Manokwari mempunyai topografi daerah pantai, dataran

    rendah hingga pegunungan dan menurut pencatatan Stasiun Mateorologi

    Rendani memiliki tingkat kelembaban udara relatif tinggi yang berkisar antara81% - 86%. Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan April dan

    kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September sedang menurut

    pencatatan Stasiun Metereologi Uncen Manokwari tingkat kelembaban udararelatif tinggi berkisar antara 93%-95% terjadi pada bulan Maret dan Oktober,kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Juni, Juli, September dan

    Nopember. Curah hujan tertinggi menurut stasiun pencatat Meteorologi

    Rendani terjadi pada bulan April yang mencapai 326 mm, sedangkan curahhujan terendah terjadi pada bulan September yang mencapai 50 mm. hari

    hujan tertinggi terjadi bulan Desember yang mencapai 24 hari, sedangkan harihujan terendah terjadi pada bulan September yang mencapai 10 hari.

    Dengan adanya pemekaran kabupaten maka berimbas pada pembagian fisikwilayah, yang berdasarkan peruntukan lahan untuk kawasan lindung dankawasan budidaya, menunjukkan bahwa peruntukan lahan untuk kawasan

    budidaya hanya 29,96 % dari luas wilayah kabupaten Manokwari, sedanganlebih dari 70 % merupakan kawasan lindung. Rincian luas wilayah berdasarkan

    Distrik (Tabel 1) menunjukan bahwa Distrik Kebar memiliki luasan terbesar di

    Kabupaten Manokwari, jumlah kampung terbanyak terdapat pada distrikMinyambouw, sedangkan sedangkan Distrik Manokwari merupakan satu-

    satunya Distrik yang memiliki Kelurahan.

    1.2. Pembagian Administratif wilayah

    Wilayah Kabupaten Manokwari setelah dilakukan pemekaran menjadi 3kabupaten, (Kabupaten Manokwari, Kabupaten Teluk Bintuni dan kabupaten

    Teluk Wondama) maka luasnya menjadi 14655 km2dan terletak antara 00 15Lintang Utara - 3015 Lintang Selatan, dan 134045 Bujur Timur -132035 Bujur

    Barat, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara denganSamudera Pasifik, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Bintuni, Sebelah Barat

    dengan Kabupaten Sorong Selatan dan Sebelah Timur dengan Kabupaten Teluk

    Wondama dan Kab Biak Numfor.

    Secara Administrasi Kabupaten Manokwari terdiri dari 11 Distrik, 405 Kampung

    dan 9 Kelurahan (Tabel 1). Distrik dalam wilayah Kabupaten Manokwari yang

    berada pada rencana lintas batas daerah adalah Distrik Amberbaken yangberbatasan dengan kabupaten Sorong, Distrik Kebar berbatasan dengan

    kabupaten Sorong selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni Distrik Minyambow

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    22/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    cenderung menurun (Tabel 2) disamping itu adanya mobilitas penduduk ke luar

    Manokwari khususnya pada daerah-daerah pemekaran.

    Kepadatan penduduk sebesar 9,82 Jiwa/km

    2

    (Tabel 3), dan terkonsentrasi diDistrik Manokwari (46,87)%. Jumlah kampung terbanyak berada pada distrikMinyambou yang mencapai 103 kampung, dengan kepadatan penduduk

    sebesar 12,79 jiwa/km2. Dari jumlah kampung yang tersebar pada 11 distrikmaka rata-rata setiap kampung terdapat 352 jiwa.

    Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2001 (Tabel 4)menunjukkan bahwa proporsi laki-laki lebih dominan (52,5%), pada setiap

    distrik dibanding perempuan.

    Dibandingkan dengan laporan BPS pusat (Tabel 5) menunjukkan bahwakabupaten Manokwari memeiliki proporsi penduduk laki-laki terbesar bila

    dibandingkan dengan Provinsi Papua maupun secara Nasional.

    Tempat tinggal pada 10 Distrik di luar Distrik Manokwari menunjukkan bahwadari 932 rumah tinggal yang disurvei terdapat 29,8 % rumah tinggal yang

    kurang layak berdasarkan kriteria BKKBN (Tabel 6) Jika dilihat dari Distrikmenunjukkan bahwa Distrik Masni yang memiliki proporsi tempat tinggal yang

    kurang layak (59 %)

    Ketergantungan ekonomi penduduk pada 3 sektor utama yaitu primer,sekunder, dan sektor tertier (Tabel 7), menunjukkan bahwa 50% penduduk

    Manokwari masih mengandalkan akan sektor primer.

    Sedangkan dari sisi pengeluaran perkapita berdasarkan data susenas daritahun ketahun cenderung bertambah (Tabel 8)

    1.4. Kemiskinan

    Menurut BPS penduduk miskin di kabupaten Manokwari sejak tahun 1999sampai tahun 2003 cenderung bertambah (Tabel 9) yaitu pada kondisi

    sebelum pemekaran dan sesudah pemekaran (otonomi khusus).

    Berdasarkan kriteria keluarga pra sejahtera dan sejahtera menurut BKKBN diKabupaten Manokwari umumnya keluarga pra sejahtera terkonsentrasi di desa

    yang mencapai 70,9 % dan yang terbanyak adalah kelompok pra sejahtera66,8 %.(Tabel 10)

    Dengan membandinkan indeks kemiskinan manusia versi BPS menunjukkan

    bahwa indeks kemiskinan manusia secara Nasional maupun provinsicenderung berkurang sedangkan di wilayah Manokwari indeksnya bertambah(Tabel 11). Hal ini mengindikasikan bahwa Indeks Kemiskinan Manusia di

    Kabupaten Manokwari cenderung bertambah.

    2 KAPASITAS SUMBERDAYA PEMDA

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    23/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    Secara rinci jumlah personil Pemda Kabupaten yang ditempatkan pada masing-

    masing lembaga lingkup Pemda Kabupaten Manokwari berdasarkan jenis

    kelamin (Tabel 14) menunjukkan bahwa terdapat 78,81 pegawai dengan jenis

    kelamin laki-laki dan 21,2 % pegawai perempuan.

    Dibandingkan dengan data BPS (Tabel 15) menunjukkan bahwa jumlah

    pegawai negeri dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 72 % sedangkanperempuan sebanyak 28 %.

    Berdasarkan umur sekitar 23 % pegawi berumur 36-40 tahun sedangkanyang mendekati pensiun mendekati 15 % dari jumlah pegawai (Tabel 16)

    Berdasarkan profesi pegawai negeri yang ada di Kabupaten Manokwari

    menunjukkan bahwa terdapat 67,11 % yang berprofesi sebagai guru,paramedis sebanyak 16,36% (Tabel 17)

    Jumlah pegawai yang ditempatkan pada masing-masing distrik di Kabupaten

    Manokwari sebanyak 282 pegawai yang melayani masyarakat pada masing-masing Distrik, dan jumlah pegawainya terkonsentrasi di Kelurahan. Dari

    jumlah tersebut terdapat 19,86 % pegawai dengan jenis kelamin perempuan(Tabel 18)

    Jumlah pegawai pada Lembaga Teknis dan Sekertariat Daerah sebanyak

    4.663 pegawai sedangkan lingkungan Distrik sebanyak 282 pegawai. Pegawaitersebut melayani seluruh anggota masyarakat yang jumlahnya 143.949 jiwa

    sehingga rationya 1:29 artinya rata-rata setiap pegawai pemda melayani 29

    penduduk.

    Kelembagaan Pemda Kabupaten Manokwari hingga tahun 2004 terdiri dari

    Kepala Daerah, Wakil Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah Kabupaten sertadi Bantu oleh 3 Asisten yaitu :

    Asisten .Tata Praja

    Asisten Kesejahteraan Rakyat Asisten Administrasi

    Asisten Tata Praja terdiri dari :

    bagian pemerintahan

    bagian hukum

    bagian pemerintahan Kampung

    bagian hubungan masyarakat dan protokolAsisten Kesejahteraan Rakyat terdiri dari :

    bagian perekonomian

    bagian kesejahteraan rakyatAsisten Administrasi terdiri dari :

    bagian Keuangan

    bagian Organisasi

    bagian Umum dan perlengkapanDinas yang di bentuk sebanyak Dinas yang terdiri dari :

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    24/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    Dinas Sosial

    Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    Dinas Pertanian tanaman pangan

    Dinas Peternakan Dinas Perikanan dan kelautan

    Dinas Kehutanan

    Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi

    Dinas kebersihan dan Pertamanan

    Badan yang dibentuk masing-masing :

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Badan Pengawasan Daerah.

    Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Badan Kepegawaian Daerah Badan Kesatuan Bangsa

    Kantor yang dibentuk

    Kantor Pemberdayaan Perempuan

    Kantor PDE Kantor Pamong Praja

    Kantor Pemuda dan Olah Raga

    Kantor KSB

    Pada lembaga non pemda terdapat juga pegawai yang melaksanakan fungsipada lembaga pendukung tersebut di kabupaten Manokwari berdasarkan

    golongan dan jenis kelamin (Tabel 19) menunjukkan bahwa terdapat 28,5

    pegawai yang berjenis kelamin perempuan.

    Proporsi perempuan yang berkerja di lingkup setda dan instansi teknis

    sebanyak 21,2 %, di lingkup distrik sebanyak 19,86 % dan dilingkup nonPemda sebanyak 28,5 % dan jika di bandingan dengan perempuan pekerja

    profesional (Tabel 20) menunjukkan bahwa terjadi penambahan jumlah

    wanita sebagai pekerja profesioanal dari tahun 1999 sampai 2002 mengalami

    peningkatan, dan terdapat kecenderungan bahwa wanita pekerja profesionallebih memilih pada instansi non pemda. Kecenderungan proporsi perempuanpekerja profesional ini tidak terlalu berbeda dengan kondisi di Kabupaten

    Manokwari pada tahun 2004.

    3. KEUANGAN DAERAH

    3.1. Penerimaan

    Penerimaan Kabupaten bersumber dari PAD (pajak daerah, retribusi daerah,laba perusahan milik daerah dan lain-lain PAD yang sah) dan Dana

    Perimbangan ( bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, dana alokasi umum dandana alokasi khusus) serta dana Otsus.

    Penerimaan Kabupaten Manokwari yang dialokasikan dari tahun 2002 sampaitahun 2004 menunjukkan bahwa penerimaan DAU merupakan sumber terbesar

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    25/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    Manokwari menjadi 3 kabupaten sehingga pembiayaan pembangunan bagi

    kabupaten induk nilainya menjadi lebih berkurang (Tabel 23). Berdasarkan

    laporan pertanggung jawaban dari pemda pengeluaran aparatur dari gaji

    pegawai yang terbesar, yaitu untuk membayar 4845 pegawai negeri yangsebaian besartersebar pada instansi teknis dan secretariat daerah.Pengeluaran pembangunan untuk belanja publik lebih didominasi oleh sektor

    pendidikan, transportasi komunikasi dan kesehatan.

    Pengeluaran pembanguan yang dibiayai dari provinsi dan merupakan danaOtsus (Tabel 24) proporsinya dari tahun 2002 dan 2003 sangat bervariasi

    yaitu pada tahun 2002 pengeluaran pembangunan didominasi oleh sektor

    pendidikan dan transportasi sedangan pada tahun 2003 pengeluarannya

    didominasi oleh sektor Kesehatan dan pendidikan.Sedangkan pengeluaran pembangunan yang dibiaya dari pusat (Tabel 15) padadua tahun berturut-turut pembiayaan pembangunannya lebih difokuskan pada

    sektor transportasi dan komunikasi

    Dana Dekon dari Depdagri pada 4 sektor utama (Tabel 26) masih cenderung

    kepada sektor pendidikan dan keshatan

    Dana yang dialokasikan ke distrik berdasarkan laporan pertanggungjawabanBupati pada bulan Desember 2004 lebih dominan di alokasikan untuk kegiatan

    Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Pemukiman dan Ekonomi Kerakyatan serta

    Industri Kecil.

    Pada masyarakat tingkat kampung dana yang diperuntukkan lebih dominanpada sektor Pertanian secara luas seperti pengadaan alat-alat pertanian,

    pengadaan bibit. Pelayanan dasar kesehatan pembangunan puskesmas,pendidikan pembangunan sekolah.

    3.3. Observasi, opini, kesimpulan

    Sistem pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Manokwari didasarkan padapengalokasian anggaran pada masing-masing sektor yang kemudian ditangani

    olehg berbagai instansi teknis.

    Berdasarkan laporan pertanggungjawaban Bupati pada Bulan Desember 2004

    menunjukkan itikad transporansi kepada publik tentang jenis-jenis penerimaandaerah yang dipakai dalam pelaksanaan pembangunan.

    Mengenai pemanfaatan secara baik pembiayaan pembangunan tersebut belumdapat disimpulkan karena pihak Bawasda tidak bersedia untuk menyampaikanbeberapa hasil pemeriksaan terhadap pembiayaan pembangunan.

    Mengenai accountablenya pembiayaan pembangunan dilihat dari program

    pembangunan yang dilaksanakan, menunjukkan bahwa secara umum belum

    mampu menggambarkan visi dan misi yang hendak dicapai karena visi dan

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    26/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    sarjana dan 50 % berpendidikan SMU sisanya dalah Diploma. Terdapat 62,5 %

    yang Anggota Dewannya berasal dari Papua, terdapat 87,5 % yang beragama

    Kristen, umumnya 75% yang berumur diatas 30 tahun

    Sebagian besar anggota DPRD periode 2004-2009 merupakan anggota dewanyang baru, juga ada terpilih kembali periode ini, 25 orang anggota DPRD ini

    yang memiliki pekerjaan terakhir sebelum menjadi Anggota DPRD ada dudukdi instansi pemerintah, ketua partai, karyawan perusahaan, wiraswasta, ketua

    klasis, kepala desa dan pengacara.

    Sistem pemilihan adalah langsung dipilih oleh masyarakat. Sebagai

    konsekuensinya ialah bahwa untuk menjalankan fungsi dewan mereka perlu

    mempelajari banyak hal terutama peraturan dan berbagai hal yang terkait

    dengan fungsi dan tugas dewan seperti fungsi dan tugas legislasi, fungsi dantugas penganggaran, dan fungsi dan tugas pengawasan.

    Berdasarkan kinerja DPRD periode sebelumnya dapat disampaikan bahwa

    legislatif relatif sudah menjalankan fungsinya. Dalam kaitannya dengan fungsilegislasi, Dewan bersama dengan Pemda telah menghasilkan sejumlah perda.

    Terkait dengan fungsi penganggaran telah menyusun berbagai dokumenperencanaan dan Perda tentang RAPBD, serta membahas hasil pelaksanaan

    APBD berdasarkan laporan Pertanggungjawaban yang ditetapkan melalui perda,

    perda tentang pemekaran distrik , perda tentang kelembagaan dan perangkatdaerah.

    Jenis pengaduan tahun 2004 dari hasil wawancara dengan wakil DPRD adalah

    pengaduan tentang pemekaran distrik dengan 18 perkara yang ditangani,Dewan juga menjalankan fungsi melalui kunjungan dalam daerah.

    Anggota Dewan tersebut sedang menjalankan fungsinya berupa membuat

    Perda, mengunjungi masyarakat, menyusun dan menetapkan APBD,melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan perundang-undangan, dan

    meminta pertanggungjawaban Bupati.

    Sampai tahun 2004 fungsi yang nyata dilakukan adalah memintapertanggungjawaban Bupati atas pelaksanaan APBD Tahun 2004.

    4.2. Perwakilan Kampung/Masyarakat Adat

    Lembaga sejenis perwakilan kampung yang disebut sebagai BadanPerencanaan Kampung (BAPERKAM) merupakan salah satu wujud perencanaan

    dan penyelenggaraan pemerintahaan, pembangunan kampung dengan

    menggunakan pendekatan partisipatif. Tugas pokok lembaga ini dalam rangkamencapai tujuan yaitu merencanakan pembangunan berdasarkan azasmusyawarah; menggerakkan dan meningkatkan prakarsa serta partisipasi

    masyarakat untuk melakukan pembangunan secara terpadu; menumbuhkan

    kondisi dinamis masyarakat untuk mengembangkan ketahanan di desa maupunkelurahan.

    KABUPATENMANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    27/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    keberadaan Papua maupun keterwakilan dalam Majelis Rakyat Papua. Sebagai

    wujud dalam menunjang aktivitas LMA, saat ini sedang direalisasikan gedung

    LMA.

    4.3. Sistem Pengadilan

    Terdapat dua jenis sistem pengadilan yang berlaku, yaitu sistem pengadilan

    formal (Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tata Usaha Negara) dan PengadilanAdat. Pengadilan Negeri umumnya menangani permasalahan pidana dan

    perdata berat yang terjadi di masyarakat. Ketersediaan aparat dalam sistempengadilan formal (Tabel 28) menunjukkan bahwa sistem ini dapat berfungsi

    dengan baik.

    Jenis dan jumlah kasus yang ditangani terbanyak adalah kasus pidana (Tabel29) kemudian perdata sedangkan masih terdapat daftar antri dari kasus

    pidana dan perdata.

    Pengadilan Adat umumnya belum melembaga dalam menyelesaikan

    permasalahan peradilan. Permasalahan yang menonjol ditangani berdasarkanhukum adat adalah berbagai permasalahan yang berkaitan dengan hak-hak

    atas sumberdaya alam. Pelanggaran etika dan moral yang umum terjadi dalamkehidupan masyarakat juga cenderung diselesaikan berdasarkan hukum adat.

    4.4. Keikutsertaan Masyarakat Di Perencanaan Pembangunan Daerah

    Model pendekatan Pola Dasar Pembangunan Partisipatif yang di perkenalkanoleh beberapa LSM seperti Perform Project, Yahilmo, Perdu dan beberapa LSM

    lainnya telah membangkitkan keikutsertaan masyarakat di dalam perencanaanpembangunan daerah. Pendekatan ini difokuskan untuk mengakomodasikan

    kepentingan pemerintah dan menyerap serta menyalurkan aspirasi masyarakat

    dengan mengedepankan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap.

    Pada setiap distrik sasaran, masyarakat dibekali dengan merencanakanpembangunan dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada di sekitar

    masyarakat, kemudian terdapat beberapa program pendampingan yangmemungkinkan untuk didanai, teruatama dalam meningkatkan perekonomian

    masyarakat.

    Umumnya terdapat dua model yang dipakai, yaitu Rencana PembangunanJangka Menengah Kampung dan perumusan Program Strategi dan telah

    dilaksanakan di beberapa Distrik Kabupaten Manokwari.

    4.5. Keikutsertaan Masyarakat Di Bidang Pelayanan Dasar

    Partisipasi yang paling menonjol dalam hal pelayanan dasar adalah di bidang

    pendidikan dan kesehatan.

    Bidang pendidikan, setiap sekolah terdapat komite sekolah yang

    beranggotakan para orang tua murid dan donator Komite sekolah ini ikut

    KABUPATENMANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    28/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    pedesaan justru kader posyandu menjadi tenaga inti dalam pelayanan

    kesehatan di pedesaan karena keterbatasan tenaga medis.

    5. KEADAAN EKONOMI, 2000-2003

    5.1. PDRB dan Struktur Perekonomian

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) baik harga berlaku maupun hargakonstan mengalami pertumbuhan (Tabel 30). Data tahun 2003 menurut BPS

    Manokwari masih disempurnakan di Jayapura .

    Struktur perekonomian masih didominasi oleh kelompok sektor primer(pertanian dan pertambangan/penggalian) dengan kontribusi rata-rata 58,34%

    terhadap produksi bruto atas harga berlaku atau 59.79 % terhadap produksibruto atas harga konstan tahun 1993 (Tabel 21 dan 22). Rata-rata

    pertumbuhan selama 2 tahun didominasi oleh sector tersier yang mencapai69,4 untuk harga berlaku dan 22,99 untuk harga konstan.

    5.2. Ketenagakerjaan

    Hasil wawancara dengan Dinas Tenaga kerja menunjukkkan bahwa jumlah

    pencari kerja yang terpakai untuk bekerja berkisar 55% adalah tamatan SLTAsementara yang menamatkan pendidikan sarjana muda, pendidikan sarjana

    berkisar 27%. Sedangkan perusahaan- perusahaan yang terdaftar memilikijumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sebagian besar adalah laki-laki berkisar

    85%, perempuan 15 %. Berdasarkan umur, jumlah tenaga kerja yang terdaftarmemiliki umur diatas sembilan belas tahun yang telah tamat pendidikannya.

    Komposisi tenaga kerja dari tahun 2000 hingga 2002 mengalami perubahan

    pada masing-masing sektor, terutama pada sektor sekunder dan tersier,sedangkan pada sektor primer relatif stabil. Berdasarkan sektor-sektor yang

    ada, jumlah komposisi tenaga kerja menunjukkan bahwa sektor pertanian yang

    lebih banyak proporsinya (Tabel 33).

    Kendati terdapat kesulitan di dalam menghitung komposisi tenaga kerja yangbekerja menurut jenis usaha karena keterbatasan data, namun berdasarkan

    perkiraan berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa terdapat 50 %pekerja di kelompok sector primer, terutama di sektor pertanian, 26 % pada

    sector sekunder dan 24 % pada sector tersier , yaitu pada bidang-bidang usahaperdagangan, hotel dan restoran, jasa pengangkutan dan komunikasi, jasa

    keuangan dan persewaan, jasa perusahaan dan jasa-jasa lainnya. Sektor

    sekunder, terutama industri pengolahan menyerap hampir seperempat darijumlah tenaga kerja.

    Selama tahun 1999 sampai tahun 2003 berdasarkan data BPS Pusat, angkatankerja dan yang bekerja cenderung menurun, setelah mengalami kenaikan pada

    tahun 2001, sedangkan jumlah pengangguran cenderung menurun ( Tabel 34)

    KABUPATENMANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    29/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    sektor tersier dan sekunder sedangkan yang keluar manokwari adalah sector

    primer dan sekunder.

    Barang-barang yang dihasilkan sendiri umumnya berasal dari kelompok sektor

    primer seperti hasil-hasil pertanian, perikanan, kehutanan dan pertambangan.Kegiatan hasil pertanian pangan bersifat ekstensif dan tradisional sehingga

    belum mampu bersaing di pasar lokal terutama untuk konsumsi masyarakat diperkotaan, sedangkan dari perkebunan, perikanan dan kehutanan dalam

    bentuk bahan mentah diantar pulaukan atau diekspor.

    Barang-barang yang didatangkan dari luar daerah dalam jumlah cukup besar

    diantaranya : pangan, sandang, bahan bangunan, elektronik, BBM, dan

    otomotif. Kendati Papua memiliki potensi lahan pertanian yang luas, namun

    kebutuhan pangan, terutama ayam, telur, dan sayuran didatangkan dari daerahlain khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan.

    5.3.2. Koperasi

    Berdasarkan hasil Raker wilayah provinsi Papua Tahun 2003 menunjukkan

    bahwa perkembangan koperasi sampai dengan tahun 2003 mencapai 2211koperasi yang berbadan hukum. Dari jumlah tersebut, terdapat 289 Koperasi

    di Kabupaten Manokwari (Tabel 36).

    Secara keseluruhan jumlah koperasi di kabupaten Manokwar cukup banyak,baik koperasi produksi, konsumsi, simpan pinjam dan serba usaha.

    Sebagian besar koperasi adalah koperasi yang tidak aktif, terutama koperasi

    produksi dan koperasi serba usaha yang berada di daerah pedesaan. Jeniskoperasi yang aktif umumnya yang berbentuk koperasi konsumsi dan simpan

    pinjam dan berada di perkotaan.

    Upaya menumbuhkan koperasi tersebut telah delakukan dengan program

    kompensasi BBM tahun 2003 namun dari Evaluasi Tim Unipa upaya tersebut

    kurang berhasil.

    5.3.3. Perbankan

    Peranan perbankan masih terbatas dalam menggerakkan roda perekonomian di

    kabupaten-kabupaten terpilih, terutama yang menyangkut pengembanganekonomi pedesaan. Pemerintah Provinsi Papua telah mengalokasikan dana

    kredit untuk usaha ekonomi masyarakat sebesar 15 miliar rupiah pada Bank

    Papua untuk dibagikan ke masing-masing cabang Bank Papua di Papua. BankPapua tetap mempunyai komitmen membantu pengusaha UKM dalam rangka

    ikut membantu perkembangan perekonomian daerah.

    Disamping Bangk Papua terdapat bank swasta lainnnya yang menunjang roda

    perekonomian di Manokwari yaitu : Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia, Bank

    Danamon dan Bank BNI.

    5 4 Observasi dan Kesimpulan

    KABUPATENMANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    30/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    Kelompok sektor sekuder yang mencakup sector industri pengolahan,

    bangunan, listrik dan air minum juga menyumbang terhadap PDRB sebesar

    15,52 % dan menyerap 26 % tenaga kerja sedangkan sector tersier dengan

    PDRB sebesar 26,14 % meneyerap tenaga kerja sebesar 26 %.

    Penyaluran kredit oleh bank tidak disertai dengan pendampingan yang baik

    sehingga sector pertanian, perikanan yang merupakan andalan bagimasyarakat kurang mampu berkembang dan berkompetisi dengan produk-

    produk yang dating dari luar.

    Ketersedian Lembaga koperasi bagi masyarakat yang akan mengembangan

    usahanya kurang dapat berkembang dengan baik karena pendampingan teknis

    maupun administrasi yang tidak dilakukan secara professional oleh instansi

    teknis maupun lembaga kredit.

    Pengkreditan seperti BPR adalah hanya untuk memberikan pinjaman untuknasabah berupa uang dengan jaminan atas barang dengan jangka waktu

    tertentu, sementara untuk instansi lain membuka pelayanan jasa denganmeminjamkan uang dan barang untuk karyawan diinstansi tersebut dengan

    jangka waktu tertentu.

    6. PELAYANAN SOSIAL DASAR PEMDA

    6.1. Kesehatan

    6.1.1. Kebijaksanaan daerah

    Kebijaksanaan daerah bidang kesehatan di Kabupaten Manokwari antara lain;

    Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, peningkatan pelayanan

    kesehatan masyarakat, peningkatan jumlah tenaga medis dan paramedis, sertapeningkatan kualitas sumberdaya manusia.

    6.1.2. Fasilitas, Sumberdaya Manusia, Anggaran, dan IndikatorSumberdaya Pelayanan

    Sarana kesehatan yang tersedia di Wilayah Kabupaten Manokwari berupa

    Rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (PUSTU) yang digunakan olehseluruh lapisan masyarakat (Tabel 37) meliputi : Rumah sakit yang dikelola

    Pemerintah Daerah adalah Rumah Sakit Umum Manokwari, yang dikelola

    Angkatan Darat adalah Rumah Sakit Korem, yang dikelola Angkatan Laut

    adalah RS Angkatan Laut dan yang dikelola Kepolisian adalah Poliklinik Polres,serta yang dikelola Yayasan Katholik adalah Klinik Misi.

    Tenaga Kesehatan yang tersedia dalam menjalankan tugas pelayanan kepadamasyarakat (Tabel 38) menunjukkan bahwa tenaga dokter masih dibutuhkan

    terutama untuk dokter spesialis seperti mata, kulit, THT, begitu juga padamasing-masing Distrik karena penyebaran tenaga dokter masih terkonsentrasi

    KABUPATENMANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    31/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    masih relatif besar, yaitu 1: 6.258. Artinya rata-rata seorang dokter

    menangani 6.258 jiwa penduduk.

    Rasio paramedis terhadap penduduk juga masih relatif rendah yaitu 1 : 615

    artinya seorang perawat rata-rata menangani penduduk sebanyak 615 orang.

    Jadi dengan adanya penambahan tenaga medis baik Dokter maupun juru

    rawat rasionya masih terlalu tinggi. Terlebih pada daerah-daerah yang jauh daripusat Kabupaten atau pada Distrik yang tidak tersedia Sarana dan prasarana

    kesehatan, kondisi ini akan semakin memperburuk pelayanan kepadamasyarakat.

    Dengan membandingkan kondisi kesehatan penduduk Kabupaten Manokwari

    dengan Provinsi dan secara Nasional (Tabel 40), menunjukkan bahwa angkakematian bayi lebih tinggi dari secara Nasional artinya dari 1000 kelahitan bayi

    terdapat 47 bayi yang meninggal. Penduduk dengan keluhan kesehatan lebihrendah proporsinya dibandingkan dengan provinsi maupun secara nasional hal

    ini disebabkan karena kurang tersedianya sarana dan prasarana kesehatan.Penduduk yang melakukan pengobatan sendiri proporsinya berada di bawah

    provinsi maupun nasional artinya inisiatif dari penduduk untuk berobat sangatkurang, sedangkan kelahiran yang ditolong tenaga medis berada dibawah rata-

    rata nasioanl walaupun lebih tinggi dari rata-rata provinsi

    Sumber Pembiayaan berasal dari APBD, Dana Otsus dan dana dari pusat (Tabel23 s/d Tabel 26) menunjukkan bahwa selama 3 tahun berturut-turutpembiayaan kesehatan mengalami peningkatan.

    6.1.3. Output/Hasil Kinerja (Indikator MDGs)

    Sampai saat ini jenis penyakit penduduk didominasi oleh penyakit malaria,

    penyakit menular tuberklosis, ISPA, diare, dan penyakit kulit(Tabel 41).Terjadikecenderungan penyakit menular seksual yaitu HIV/AIDS yang menjangkiti

    masyarakat terutama yang menurut beberapa LSM total penderita HIV/AIDS di

    Manokwarai telah mencapai 17 orang.

    Angka kematian bayi mengalami penurunan yaitu dari 85 bayi pada tahun 2000

    menjadi 45 bayi pad atahun 2003 begitu pula dengan anhka kematian balitadari 60 balita menjadi 21 balita (Tabel 42).

    Kondisi Kesehatan penduduk Manokwari berdasarkan angka kematian bayi

    masih lebih baik dibandingkan wilayah Papua walaupun secara nasionalmasih lebih tinggi, sedangkan penduduk dengan keluhan sakit proporsinya

    masih berada dibawah Papua maupun Nasional begitu pula dengan angkamorbiditas dan penduduk yang melakukan pengobatan sendiri. Sedangkan

    rata-rata lama sakit lebih tinggi dari Papua dan lebih rendah dari Nasional dan

    kelahiran ditolong tenaga medis secara nasional masih lebih rendah namunlebih tinggi dari wilayah Papua.

    KABUPATENMANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    32/239

    KABUPATEN MANOKWARI

    6.2.2. Fasilitas, Sumberdaya Manusia, Anggaran, dan Indikator

    Sumberdaya Pelayanan

    Fasilitas yang menunjang pelaksanaan kebijan pendidikan sekolah mulai dari

    TK hingga perguruan tinggi (Tabel 44). Yang ditangani langsung olehpemerintah daerah mulai dari jenjang pendidikan TK sampai SMU sedangkan PT

    hanya sebatas bantuan kontribusi pembiayaan.

    Jumlah sekolah tersebut tersebar pada 11 distrik yang ada di Manokwari, dan

    yang paling banyak terkonsentrasi di pusat Kabupaten terutama untuk SMP danSMU.

    Disamping itu terdapat beberapa perguruan Tinggi yang menampung akan

    lulusan-lulusan SMU antara lain Universitas Negeri Papua, Sekolah TinggiTheologia, Sekolah Tiunggi Ilmu Hukum, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi,

    Sekolah Tinggi Pertanian.

    Untuk mendukung proses belajar mengajar pada masing-masing sekolahterdapat murid dan guru pada setiap sekolah (Tabel 45) dengan jumlah murid

    sebanyak 47.777 orang dan jumlah guru sebanyak 2272 orang.

    Berdasarkan jenis kelamin maka murid dengan jenis kelamin laki-laki lebihdominan dibandingkan perempuanpada setiap jenjang pendidikan(Tabel 46)

    Sedangkan jumlah guru berdasarkan jenis kelamin masih masih lebih banyakguru laki-laki kecuali jenjang TK semua guru perempuan (Tabel 47)

    Pembiayaan untuk sektor pendidikan bersumber dari APBD, Provinsi dan Pusat

    (Tabel 23 sampai Tabel 26), menunjukkan bahwa besarnya pembiayaanpendidikan selama 3 tahun terakhir cenderung meningkat.

    6.2.3. Output/Kinerja

    Outputs sektor pendidikan berupa pembangunan Kantor Dinas P dan P,

    Pembangunan gedung SD dan rumah guru, Pembangunan gedung SLTP danrumah guru, Pembangunan SLTA dan rumah guru yang diperuntukan untukmenunjang proses belajar mengajar.

    Sekolah yang dibangun tentunya diperuntukan untuk aktivitas belajarmengajar, dimana ratio sekolah dengan murid tertinggi adalah SMU Negeri

    yang mencapai 615 murid begitu pula ratio sekolah dengan guru yang terbesaradalah SMU Negeri. Mengenai penggunaan ruang belajar yang tertinggi adalah

    SLTP Swasta yang mencapai 58 murid setiap ruang. Ketersediaan ruang belajar

    masing-masing sekolah untuk SMU dan SMK masing-masing 14 ruang belajar.Sedangkan ratio murid dengan guru yang tertinggi adalah SMU swasta yaitu 1

    guru menangani 52 murid (Tabel 48).

    Partisipasi sekolah untuk anak sekolah baik SD, SMP di Kabupaten Manokwarimasih berada di bawah standar Provinsi maupun Nasional sedangkan SMU

    sudah berada diatas standar nasional walaupun masih berada di bawah standar

    KABUPATEN MANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    33/239

    6.3. Pertanian

    6.3.1. Kebijaksanaan Daerah

    Dalam pengembangan sektor pertanian, yang terdiri dari Dinas Kehutanan,

    Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, DinasPeternakan dan Dinas Perikanan dan Kelautan Pemerintah menjalankan

    kebijaksanaan pengembangan pertanian.

    Kebijakan pengembangan tersebut meliputi pembangunan Pertanian rakyat

    terpadu, pengembangan sumberdaya dan prasarana Pertanian, PembangunanPerkebunan rakyat terpadu, Pengembangan sumberdaya sarana dan prasarana

    perkebunan, Pembangunan kehutanan Rakyat Terpadu, Pembangunan UsahaKehutanan, Pembangunan Peternakan rakyat terpdu, Pengembangan kawasan

    sentra produksi (KSP) peternakan, Pengembangan Sumberdaya, Sarana danPrasarana Peternakan, pembinaan dan pengendalian kesehatan hewan dan

    ternak rakyat, pengembangan penangkapan ikan, pengembangan budidaya

    ikan.

    6.3.2. Fasilitas, Sumberdaya Manusia, Anggaran, dan Indikator

    Sumberdaya Pelayanan

    Fasilitas pelayanan yang tersedia berupa kantor yang masing-masing sudahdilengkapi dengan perangkat kelembagaan dan berbagai fasilitas pendukung

    untuk melakukan aktivitasnya seperti ruang kerja, peralatan penunjang sepertikomputer, kendaraan Dinas dan beberapa fasilitas Dinas lainnnya.

    Sumber daya Manusia yang menangani sektor tersebut (Tabel 51)menunjukkan bahwa pegawai laki-laki lebih dominan dibandinghkan dengan

    perempuan begiu pula dengan asal pegawai proporsi putra asli Papua lebih

    tinggi di bandinghkan dengan non papua. Dari Sisi Pendidikan umumnyapegawainya berpendidikan SLTA dan yang berpendidikan Magister hanya 5

    orang.

    Pembiayaan untuk sektor pendidikan bersumber dari APBD, Provinsi dan Pusat(Tabel 23 sampai Tabel 26), menunjukkan bahwa besarnya pembiayaan sektor

    pertanian secara luas cenderung meningkat.

    6.3.3. Output/Kinerja

    Produktivitas pertanian relatif rendah dibandingkan terhadap nasional.

    Pertanian yang diusahakan masyarakat bercorak subsisten dengan pola

    campuran dalam lahan relatif kecil dengan fragmen lebih dari 1 (satu).Sebagian besar penduduk masih bergantung pada matapencaharian sektor ini.

    Dilihat dari hasil pertanian secara luas (Tabel 52 sampai Tabel 56), belumtampak adanya peningkatan yang berarti dalam produksi pertanian,

    dibandingkan dengan daerah lain di daerah Papua. Dapat dikatakanpeningkatan produksi pertanian daerah ini masih relatif cukup

    KABUPATEN MANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    34/239

    telepon, pengelolaan daerah aliran sungai, pengembangan dan konservasi

    sumberdaya air dan irigasi, Penyediaan dan Pengelolaan Sarana Air Bersih

    6.4.2. Fasilitas, Sumberdaya Manusia, Anggaran, dan IndikatorSumberdaya Pelayanan

    Fasiltas penunjang berupa kelembagaan pemda seperti Dinas PU, Dinas

    Perhubungan, Kantor PDAM, PLN, Telkom. Sumberdaya manusia yang tersediadalam pelayanan ini adalah para personol di setiap kantor tersebut. Besarnya

    anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menangani berbagai fasilitasumum tersebut selama 4 tahun terakhir (Tabel 23 sampai Tabel 26)

    menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pembiayaan pelayanan dasar dari

    tahun 2000 hingga 2003.

    Disamping itu terdapat pembiayaan atau investasi yang dilakukan oleh PDAM,

    PLN, Telkom

    6.4.3. Output

    Bidang Perhubungan, pembangunan sarana jalan terbatas pada jalanmenghubungkan sebagian daerah terutama di ibukota distrik, jalan-jalan yang

    menghubungkan antar kampung masih sangat terbatas dan terbuat daripengerasan.(Tabel 57)

    Bidang Listrik, pembangunan sarana listrik relatif meningkat, telah menjangkau

    sebagian besar distrik maupun kampong, namun keterbatasan dayamenyebabkan terjadi pergiliran aliran listrik. Namun saat ini sedang dibangun

    PLTA di Prafi.

    Dalam Pelayanan telekomunikasi masih terbatas jumlah jaringan yang dikelolaoleh P.T. Telekomunikasi. Di kabupaten induk telekomunikasi yang digunakan

    selain menggunakan telepon otomat juga dapat menggunakan telepon seluler.

    Bidang Air Minum, pengelolaan air minum dilakukan oleh Perusahaan Air Minumdengan memanfaatkan sumber air sungai yang ada, pelayanannya terbatas

    pada penduduk perkotaan. Secara keseluruan akses penduduk pada air bersih

    mengalami peningkatan sejak tahun 1999.(Tabel 58).

    7. LESSONS -LEARNED dan BEST PRA CTI CES

    7.1. Pembangunan EkonomiPengembangan ekonomi masyarakat yang dilakukan oleh berbagai LSM dalammendampingi masyarakat, dalam upaya meningkatkan pendapatan masyarakat

    di bidang pengelolaan sumberdaya yang tersedia di masing-masing kampungmelalui program partisipatif masyarakat namun tidak semua kampung

    mendapatkan pendampingan seperti ini. Disamping itu terdapat program

    KABUPATEN MANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    35/239

    Usaha peternakan yang dilakkan oleh masyarakat umumnya terkonsentrasi di

    pusat Kabupaten dalam memenuhi kebutuhan daging dan telur ayam dan pada

    daerah-daerah transmigrasi pengembangan ternak besar dan entok. Pada

    daerah pedalaman dikembangkan penanaman kupu-kupu melalui Yayasan,dimanan masyarakat dibina penanaman pakan kupu-kupu yang produknya dieksport.

    Penangkapan ikan melalui kelembagaan koperasi kurang mampu bertahan

    lama karena pengelolaan yang tidah mendapatkan pendampingan administri.

    Kehadiran Lembaga Swadaya masyarakat seperti Yalhimo Perdu, telah mampu

    mengkritik kerusakan lingkungan hidup sehingga oleh pemerintah daerah

    menyiapkan suatu tempat untuk dibangun tempat untuk pengembangan studi

    menyangkut kawasan lindung.

    7.2. Pemerintahan

    Program penguatan Kapasitas Pemerintahan telah dilakukan oleh beberapa LSM

    Internasional seperti CLGI, BIGG, NDI yaitu program dalam meningkatkankapasitas eksekutif dan parlemen daerah dengan pemberian asistensi pada

    pihak-pihak tersebut yang bekerja sama dengan Pusat PenelitianPemberdayaan Fiskal dan Ekonomi Daerah UNIPA dan Uncen.

    CLGI dan BIGG telah membantu Pemda dalam hal penguatan kapasitasnyadalam melayanan masyarakat berupa Kelembagaan Pemda dan ManajemenAnggaran.

    NDI telah membatu legislatif dalam menjalankan fungsi kedewanannya,sehingga para anggota dewan telah mampu menjalankan fungsinya.

    8. KESIMPULAN UMUM

    Pelaksanaan Pembangunan Manokwari belum memiliki suatu visi yangdibangun dari ketersediaan data base wilayah Manokwari , dalam

    menumbuhkan sector-sektor ekonomi untuk memacu perekonomian secara

    makro.

    Hasil diskusi dengan beberapa perangkat pemerintah Kabupaten maupun

    kecamatan menunjukkan bahwa Renstra tersebut belum dirampungkan dansaat ini sedang dibentuk Tim untuk melanjutkan pembuatan Renstra tersebut.

    Penataan kelembagaan sesuai dengan PP No 8 2003 tentang struktur organisasiyang saat ini sedang dalam pengisian personil.

    Peran dari BPS Kabupaten setelah Otsus telah berkurang hal ini disebabkan

    karena tidak tersedianya operasional tenaga fungsional BPS Kabupaten yang

    bersumber dari pusat sedangkan dalam penyusunan pembiayaan pembangunandi Kabupaten Manokwari sampai saat ini belum pernah teranggarkan walaupun

    KABUPATEN MANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    36/239

    Lembaga perwakilan rakyat dalam menjalankan tugasnya sudah berfungsi

    secara baik karena keberadaan kelembagaan tersebut sudah dilengkapi dengan

    komisi-komisi walupun tempat kerjanya masih darurat.

    Pelayanan pendidikan telah menjangkau semua Distrik walaupun masih sampaipendidik SMP sehingga bayak murid lulusan SMP melanjutkan sekolahnya di

    Pusat Kabupaten. Disamping program dari Dinas P dan P yang dibiayai dariAPBD, Otsus juga terdapat program yang dibiayai dari Kompensasi BBM berupa

    beasiswa yang diperuntukan bagi pelajar yang kurang mampu. Pada SMUNegeri dan SMK terjadi Penumpukan jumlah murid begitu juga dengan jumlah

    guru. Ruang belajar terjadi penumpukan jumlah murid pada SLTP dan SMU

    swasta. Ketersedian ruang belajar terkecil pada TKK dan SLTP Swastasedangkan ratio murid tertinggi pada SMU swasta. Secara nasional partisipasi

    sekolah SMU lebih tinggi walaupun pada wilayah propinsi masih lebih rendah.Angka putus sekolah anak usia 7-15 tahun dibawah rata-rata nasional dan

    propinsi

    Pelayanan kesehatan dasar di setiap Puskesmas dapat berjalan dengan baik

    karena semua puskermas tersedia paramedis yang memadai. Ketersediaanobat-obat pada beberapa puskesmas di Kota cukup tersedia bahkan terdapat

    beberapa apotik yang melakukan usahanya di pusat Kabupaten. Penduduk

    yang melakukan pengobatan sendiri masih dibawah angka nasional maupun

    provinsi, penduduk dengaqn keluhan kesehatan masih lebih rendah baiksecara nasioanal maupun provinsi. Penyakit yang dominan adalah malaria daninfeksi saluran pernafasan atas.

    Bentuk pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan pemberdayaanmasyarakat secara umum dapat berjalan dengan baik, walaupun masih perlu

    pendampingan administrasi untuk mampu mengelolah usaha bisnis, terlebih

    telah terbentuk koperasi yang mampu menggerakkan perekonomianmasyarakat. Sumberdaya yang dikembangkan untuk meningkatkan

    perekonomian masyarakat sangat respons terhadap pasar seperti peternakan,perikanan, hasil hutan dan hasil pertanian. Pada usaha yang berbentuk

    Kopermas justru kurangmenciptakan pemerataan dalam perolehan manfaat.

    KABUPATEN MANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    37/239

    LAMPIRAN

    Tabel 1. Luas dan Jumlah Kampung masing-masing Distrik di KabupatenManokwari

    No Distrik Luas (km2)Jumlah

    kampungJumlah

    Kelurahan

    1 Manokwari 2580 86 9

    2 Warmare 644 18

    3 Prafi 383 15

    4 Masni 1642 45

    5 Minyambouw 1014 1036 Amberbaken 1509 14

    7 Kebar 2703 11

    8 Ransiki 2400 27

    9 Oransbari 373 17

    10 Anggi 595 37

    11 Susurey 812 36

    14655 409 9

    Sumber : Bappeda, 2004

    Tabel 2. Perkembangan penduduk Tahun 2000 sampai Tahun 2004

    No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

    1 2000 176680

    2 2003 161027

    3 2004 143949

    Sumber : BPS dan Bapeda, 2004

    Tabel 3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk masing-masing Distrik Kabupaten

    Manokwari

    No Distrik Jumlah Penduduk (jiwa)Kepadatan

    (jiwa/km2)

    1 Manokwari 67469 26,15

    2 Warmare 5910 9,183 Prafi 11802 30,81

    4 Masni 15257 9,29

    5 Minyambouw 12970 12,79

    6 Amberbaken 2343 1,55

    KABUPATEN MANOKWARI

  • 5/21/2018 Kajian Kapasitas Pemerintah Daerah Delapan Kabupaten Di Papua 2005

    38/239

    Tabel 4. Distribusi penduduk berdasarkan Jenis Kelamin.

    Jumlah Penduduk (Jiwa)No Distrik

    Laki-laki Perempuan

    1 Manokwari 34512 31191

    2 Warmare 3853 3418

    3 Prafi 6669 5807

    4 Masni 8672 7475

    5 Minyambouw 5489 5267

    6 Amberbaken 1439 1330

    7 Kebar 1666 1558

    8 Ransiki 7661 6759

    9 Oransbari 2271 2068

    10 Anggi 2815 2728

    11 Susurey 2960 2938

    78007 70539

    Sumber : BPS Manokwari 2001

    Tabel 5. Proparsi penduduk berdasarkan jenis kelamin

    Proporsi Penduduk dari Total (%)WilayahLaki Perempuan

    Nasional 49,9 50,1

    Papua 47,8 52,2

    Manokwari 51,0 49,0

    Sumber: BPS Pusat

    Tabel 6. Kelayakan Tempat Tinggal Rumah Tangga Menurut B