inilah review edisi 11 : papua kaya papua miskin

68
c inilahREVIEW 10 Tahun I | 31 Oktober - 06 November 2011

Upload: inilah-review

Post on 01-Mar-2016

256 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Inilah Review Edisi 11 : Papua Kaya Papua Miskin

TRANSCRIPT

cinilahREVIEW 10 Tahun I | 31 Oktober - 06 November 2011

HLM SP & DAFIS 11.indd 3 11/5/11 5:34 PM

2 inilahREVIEW 08 Tahun I | 17-23 Oktober 2011

COVER 2-3 11.indd 2 11/4/11 5:30 AM

3inilahREVIEW 08 Tahun I | 17-23 Oktober 2011

iklan ireview 9..BJB.indd 3 1/2/2011 10:33:24 PM

4 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Mailbox

Cover:Achilles Lapod

Saya membaca dan melihat di berbagai media bahwa awal tahun 2012 mendatang merupakan siklus lima tahunan banjir be-sar di Jakarta. Banjir terakhir yang seolah menenggelamkan Jakarta terjadi di awal tahun 2007 silam. Saat ini hujan memang mulai terjadi di berbagai tempat di Jakarta.

Saya berharap tidak bakal terjadi banjir besar seperti tahun 2007 lalu. Tapi agaknya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus tetap waspada akan siklus lima tahunan ini. Maklum saja, kabarnya dulu banjir 2007 menyebabkan kerugian yang angkanya mencapai Rp 4,7 triliun. Wah, jumlah yang sangat besar.

Oleh karena itulah Pak Gubernur Foke harus waspada dan menyiapkan seluruh ja-jarannya agar kerugian besar tidak terulang lagi. Semoga segala sesuatu yang seharus-nya sudah dipersiapkan untuk mengantisi-pasi banjir benar-benar telah dilakukan.

Fikri, Jl Wahab, Utan Kayu Utara Jakarta Timur

INILAHREVIEW

PEMIMPIN UMUM/PEMIMPIN REDAKSI:

MUCHLIS HASYIM

REDAKTUR EKSEKUTIF: TRI JULI SUKARYANA

REDAKTUR SENIOR: DEREK MANANGKA,

SATRIO ADINUGROHO, SIGAS, SETIYADI, FONDA LAPOD

REDAKTUR FOTO: DAHLAN REBO PAHING

FOTOGRAFER: WIRASATRIA

DESAIN & LAYOUT: IRFAN ANANTA,

YAYAN TARYANA, KAMALUDIN NUR FAHRI

RISET: MAHARIO, ASRI PUTRI, ADITYA B

SEKRETARIS REDAKSI: IRA SRI REJEKI

UNIT USAHAPEMIMPIN USAHA: I NYOMAN BRAHMANDITA,

MANAGER KEUANGAN: FAHMI ALAMSYAH

MANAGER IKLAN: ALVIN ALVERDIAN

MANAGER IT: BONNY HADI PUTRA

SIRKULASI: HERRY CHATIB

TATA USAHA: NONON PRIMAYANI PUTRI

PENASEHAT HUKUM: LUCAS SH & PARTNERS

ALAMAT USAHA: JL. RIMBA NO. 42, KEBAYORAN BARU-

JAKARTA SELATAN 12150, TEL. 021 7222338 (HUNTING),

FAX. 021 7222659,

ALAMAT REDAKSI: JL. SUNGAI SAMBAS VI/12,

KEBAYORAN BARU-JAKARTA SELATAN 12130,

TEL 021 72787319, FAX. 021 7210976

PENERBIT: PT IPo Comm

DISTRIBUSI: THREE MANDIRI (3M)

Koruptor Kok Diberi Remisi?

Saya kaget mengetahui adanya ke-bijakan pemerintah yang memberikan remisi buat para koruptor. Lho, di satu sisi pemerintah membentuk Komisi Pemberantasan Korupsi, di sisi lain jus-tru memberikan remisi atau pemotongan masa tahanan kepada para koruptor.

Korupsi bagi saya adalah tindakan paling tak bermoral karena merugikan rakyat. Di negeri ini, koruptor harusnya diganjar hukuman seberat-beratnya. Tidak hanya agar pelaku yang bersang-kutan jera, tapi juga membuat orang lain yang punya kesempatan korupsi menjadi berpikir ulang untuk melaku-kannya. Fakta bahwa negara kita masuk dalam peringkat tertinggi korupsi di dunia, harusnya menjadi pertimbangan untuk tidak memberikan keringanan buat para terpidana korupsi.

Belakangan muncul istilah mora-torium remisi, kemudian karena banyak dicibir muncul istilah pengetatan remisi bagi para koruptor. Apa pun namanya, seharusnya tidak perlu ada remisi bagi para koruptor. Sekali lagi buat memberi dampak jera kepada semua orang.

Kalau pun ada yang mendukung agar diberikan remisi bagi para koruptor, jangan-jangan berasal dari para kerabat koruptor atau para koruptor lainnya. Alasan HAM dan sebagainya agaknya hanya bumbu penyedap agar remisi di-berikan kepada koruptor. Padahal sebe-narnya, justru para koruptor itulah yang terlebih dulu melanggar HAM karena telah membuat derita banyak orang.

Supartono, Jalan Cipinang Cempedak IV No. 20E, Jakarta Timur

Target Juara Umum Jangan Abaikan Sprotivitas

Sebentar lagi kita bakal menjadi tuan rumah SEA Games 2011 yang digelar di Palembang dan Jakarta. Meski kabarnya persiapan berjalan terseok-seok, saya tetap berdoa se-moga semuanya bakal siap sedia saat hari H pembukaan pada 11 November mendatang. Maklum, perhelatan ini bakal membawa nama dan harga diri bangsa Indonesia.

Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng mengatakan bahwa tar-get kontingen Indonesia adalah men-jadi juara umum dalam SEA Games ke-26 kali ini. Yakni dengan menyabet 25 persen dari total medali emas yang disediakan. Pemerintah bahkan me-nyediakan bonus Rp 200 juta buat para atlet yang berhasil mempersembahkan medali emas, Rp 50 juta untuk perak, dan Rp 30 juta untuk perunggu. Saya salut dengan cara pemerintah meman-cing motivasi para atlet agar menjadi yang terbaik dalam berbagai pertan-dingan yang dipertandingkan.

Satu hal yang perlu dicatat, tolong jangan sampai target menjadi juara umum ini dilakukan dengan mengha-lalkan berbagai cara. Misalnya me-lakukan kecurangan atau menyuap wasit atau petugas di arena pertan-dingan agar memberi keuntungan bagi atlet tuan rumah. Alangkah indahnya apabila SEA Games 2011 sukses dan Indonesia menjadi juara umum karena memang para atletnya memberikan prestasi terbaiknya. Sukses buat Kontingen Indonesia.

Prima Alam, Jl Haji Ilyas, Rt 04/RW 10, Petukangan Utara,

Jakarta Selatan

SuratMingguini

http://www.inilah.com/ireviewINILAH GRUP MEDIA : PORTAL NEWS: WWW.INILAH.COM PORTAL NEWS : WWW.INILAHJABAR.COM SURAT KABAR : INILAH KORAN PORTAL NEWS : WWW.JAKARTAPRESS.COM

MAJALAH EKONOMI DAN BISNIS

Pak Foke Tolong Perhatikan Banjir

HLM SP & DAFIS 11.indd 4 1/9/2011 11:22:26 PM

5inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

12 | “RAKYAT PAPUA KECEWA”

13 | KENDURI DI BUMI CENDRAWASIH

34 FIGUR |GWEN WINARNOMAK NYUSS OF INDONESIA

46 PROFIL

PENERUS TRAH WARTAWAN DI PLN

27 SISIPAN | MILIARAN RUPIAH DARI RONGSOKANDi tangan seorang mantan peracik obat, barang rongsokan bisa disulap menjadi ‘emas’. Sayang, masih banyak yang menganggap ini sebagai bisnis kotor yang mengganggu estetika lingkungan.

20 BISNIS | SITI NURBAYA MENCARI JODOHBalai Pustaka akan masuk ke Telkom. Begitu pula PPFN ke Adhi Karya. Namun tak gampang karena beda bisnis intinya.

16 NASIONAL | SELAMAT DATANG OTORITAS SUPERKeberadaan OJK sudah disahkan sejak dua pekan lalu, tapi masih banyak hal yang perlu dibenahi. Bank Indonesia memberi catatan khusus karena tak pernah dilibatkan dalam pembahasan.

Editorial

Kotak Surat

36 | Gaya Hidup

38 | Kehutanan

40 | Internasional

48 | Hukum

52 | Makro

58 | Pasar Modal

63 | Kolom Lie Charlie

64 | Bisnis Sepekan

66 | Kolom

CONTENTREVIEW

Sumber daya alam Papua melimpah ruah, mulai dari pertambangan hingga perikanan. Tapi ironisnya, orang Papua tak menikmati semua itu.

LaporanUtama

PAPUA KAYA PAPUA MISKIN

DAFIS 11.indd 5 1/10/2011 1:22:21 AM

6 inilahREVIEW 10 Tahun I | 31 Oktober-06 November 2011

editorial

Aksi mogok yang dilakukan ribuan pekerja PT Freeport Indonesia, yang sudah berlang-sung hampir dua bulan lamanya, menunjuk-

kan sebuah fakta lain. Gambar di berbagai media cetak maupun elektronik menunjukkan bahwa di perusahaan milik warga Amerika Serikat itu tak se-dikit orang Papua yang bekerja sebagai karyawan. Sebuah kenyataan yang sungguh berbeda dengan pandangan masyarakat kebanyakan selama ini, yang menyebutkan bahwa orang Papua itu malas. Dan yang lebih parah lagi, orang Papua itu hanya gemar mabuk-mabukan ketimbang harus bekerja keras.

Bahkan akibat seks bebas, pemerhati HIV/AIDS dari Elijah Generation mengatakan bahwa AIDS di provinsi ini sudah seperti genosida alias pem-bunuhan besar-besaran yang terencana terhadap satu ras. Sehingga diperlukan tindakan pencegahan secara nyata oleh semua pihak, pemerintah, gereja, mesjid dan para tokoh masyarakat. Sebab kalau dibiarkan, 20 atau 30 tahun lagi keberadaan suku-suku di Papua hanya akan tinggal sejarah.

Benar-benar memprihatinkan. Tapi, ya itu tadi, tak semua saudara kita nun di timur sana berperi-laku buruk seperti itu. Pada dasarnya, orang Papua adalah manusia santun yang rajin bekerja dan penuh tanggung jawab pada keluarga.

Jangan menilai orang Papua berdasarkan tingkah-nya di tempat-tempat hiburan malam. Sebab, kalau di tempat seperti itu semua orang perilakunya sama, mabuk. Jadi bukan hanya orang Papua.

Menurut Kombes Pol Guntur Setyanto, Kanit V Dir I Kamtranas Bareskrim Polri, selain HIV/AIDS, ancaman bagi masyarakat Papua adalah minuman keras. Banyak masyarakat di sana yang meninggal karena alkohol. Selain itu, minuman keras juga kerap menjadi pemicu munculnya gangguan keamanan.

Namun, sekali lagi, itu adalah gambaran masyara-kat Papua yang malang, yang tidak berdaya meng-hadapi gelombang godaan dari alkohol dan seks bebas. Patut diingat pula, ancaman alkohol dan seks bebas juga berlaku bagi seluruh warga masyarakat di republik ini.

Di sisi lain, tak sedikit warga di provinsi ini yang bisa tampil gemilang dengan prestasinya. Pangkat jenderal, menteri, anggota dewan, ilmuwan, dan bah-kan peraih medali emas olimpiade fisika-matema-tika, serta sejumlah posisi lainnya—yang hanya bisa

ditempati oleh orang-orang pilihan—bukan barang baru bagi warga Papua.

Begitu pun di dunia usaha. Sejak tahun 60-an sudah ada sejumlah warga Papua yang sukses dalam berbisnis. Sementara itu tak sedikit penduduk Papua yang hidup secara ‘normal’ artinya tak terpengaruh oleh budaya seks bebas, alkohol dan kemalasan.

Warga yang tinggal di wilayah pantai dan ke-pulauan mencari nafkah dengan menangkap ikan dan membuat sagu. Sementara yang tinggal di pedalaman yang dekat dengan sungai dan lembah bekerja sebagai penangkap ikan, berburu dan me-ngumpulkan hasil hutan. Dan yang hidup di dataran tinggi lebih banyak yang berternak serta berkebun.

Tanah Papua, memang, menyediakan segala ke-butuhan manusia yang tinggal di atasnya. Wilayah berluas 422 ribu Km2 ini merupakan provinsi yang kaya akan sumber daya alam. Tanah bagian atasnya subur dan bagian bawahnya disesaki oleh kekayaan tambang—seperti emas, perak dan nikel—yang melimpah ruah. Papua memiliki cadangan tambang terbesar di dunia dengan potensi 2,5 miliar ton.

Keberadaan harta karun ini, sudah sejak lama, disadari betul oleh penduduk Papua. Makanya, ke-tika perusahaan asing dan swasta nasional masuk ke provinsi ini (tanpa kulonuwun), sebagian pendu-duk melakukan perlawanan. ”Tanah ini saya punya tubuh, Gunung Nemangkawi ini jantungku, Danau Wonangon ini saya punya sum-sum, Kali ini saya pu-nya nafas….” begitu Mama Yosepha Alomang, tokoh Amungme yang memperjuangkan hak azasi manu-sia.

Mama tahu betul, masuknya pandatang bukan sekedar mengeruk kekayaan Papua, tapi juga mem-bawa pengaruh buruk bagi kehidupan masyarakat. Bahkan peraih Anugrah Yap Tiam Hiem ini akhirnya terpaksa meninggalkan suaminya lantaran memiliki hobi mabuk-mabukkan.

Itu sebabnya, wajar jika para pekerja Freeport—terutama berasal dari Papua—menuntut kesetaraan gaji dengan penambang lain yang ada di manca ne-gara. Jika dihitung secara material, nilainya memang naik berlipat-lipat. Tapi itu belum seberapa. “Kami masih baik karena hanya menuntut kesetaraan. Kami tidak menuntut kekayaan bumi kami yang sudah lebih 40 tahun dikeruk Freeport. Kami juga tidak menuntut rusaknya moral suku kami yang diaki-batkan oleh budaya para pendatang,” kata seorang tokoh pekerja asal Papua. n

Tanah ini sayaPunya Tubuh

Email kami: [email protected] Kirim surat: inilahreview, Jl. Sambas VI No.12Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Info Berlangganan: (021) 7278313, 72787316

HLM 6 Editorial 11.indd 6 11/5/11 10:06 PM

7inilahREVIEW 06 Tahun I | 3-9 Oktober 2011

Keluarga Siti Hardiyanti rukmana alias Mbak Tutut merasa dirugikan oleh bos grup MNC Hary Tanoesoedibjo karena aset PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia (PT CTPI) di gedung milik Tutut dipindahkan ke gedung milik Hary.

Saat melapor di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polda Metro Jaya, Selasa (1/11/2011), Dandy rukmana, anak sulung Siti Hardiyanti rukmana, mengaku kesal karena tidak dilibatkan dalam perubahan itu. n

PerDagaNgaN minyak mentah bergerak lesu pada Selasa (1/11/2011) terpengaruh rencana referendum Yunani yang berpotensi mengagalkan

bailout oleh uni eropa. Minyak mentah jenis turun uS$1 menjadi uS$92,19 per barel di New York Mercantile exchange (NYMeX) untuk pengiriman

Desember. Sementara minyak jenis Brent hanya turun 2 sen menjadi uS$109,54 per barel di london. n

FoTo artis muda Nikita Willy yang tengah berhura-hura beredar di internet. Nikita yang di sinetron terkenal kalem, dalam foto dugem tersebut terlihat lebih berani. ada sekitar tujuh foto yang tersebar luas di internet. Dari foto tersebut, Nikita bersama teman-temannya tengah menikmati pesta ‘dugem’ di salah satu klub malam.

Nikita, artis muda yang kini diklaim sebagai artis berbayaran termahal itu, asyik tengah ‘dugem’ bersama kawan-kawannya. Dalam foto yang tak bertanggal itu, Nikita memakai busana merah, dengan bagian dada perempuan muda kelahiran Jakarta, 29 Juni 1994 itu sedikit terbuka. n

PeNYeraNg Manchester City Mario Balotelli diam-diam mengencani bintang porno ketika kekasihnya sedang pergi. Balotelli mengencani

seorang bintang porno bernama Holly Henderson ketika kekasihnya sedang melakoni pekerjaan model di Italia.

Dikabarkan, Balotelli menyambangi Holly di sebuah acara pemotretan yang berlokasi di sebuah hotel di Manchester. Keduanya

kemudian kedapatan bermesraan di tempat parkir hotel sebelum menaiki mobil. n

PelaKu pasar dinilai tidak bisa berharap apa-apa dari pertemuan g20 jika Yunani menolak bailout melalui referendum. Inilah skenario terburuknya bagi IHSg.

Kepala riset eTrading Securities Betrand raynaldi mengatakan, yang paling mungkin bagi g20 adalah membahas skenario terburuk jika Yunani keluar dari uni eropa. efek negatifnya akan menyebar ke mana-mana. Ketakutan pasar akan membuat bursa saham turun tajam. n

#1 Keluarga Cendana Mewanti Hary Tanoe

#2 Referendum Yunani Paksa Harga Minyak Turun

#4 Heboh, Foto Dugem Nakal Nikita Willy

#3 Pacar Pergi, Balotelli Kencani Bintang Porno

#5 Pasar Tidak Bisa Berharap dari G20

8 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

laporaNuTamaPaPua

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 8 11/5/11 11:38 PM

sepanjang 1.170 mil dipenuhi ribuan pulau-pulau kecil. Papua memiliki te-rumbu karang terkaya dan terbaik di du-nia. Begitu pula dengan hutan bakaunya. Berbagai jenis ikan hidup di sini, mulai dari pelagis besar, pelagis kecil, kerapu, udang, teripang, kerang, dan lain-lain. Potensi lestari perikanan Papua sebesar 1.404.220 ton per tahun.

Karena itu tak salah kalau Papua ter-masuk daerah yang diminati investor asing. Data realisasi investasi triwulan III/2011 yang dirilis Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Papua ter-masuk lima besar penanaman modal asingnya paling tinggi yakni sebesar US$ 0,4 miliar. Secara kumulatif, realisasi penanaman modal asing di Papua dari Januari-September mencapai US$ 1,2 miliar, dengan sektor utama di pertam-bangan, perkebunan, kehutanan.

DIkuasaI ORang LuaRPendek kata, harta karun di bumi Papua begitu bejibun. Tapi ironisnya, keba-nyakan orang Papua tak menikmatinya. “Kita ini kaya, tapi kita miskin terus,” ujar Edo Kondologit, penyanyi asal Pa-pua.

Edo benar. Lihat saja jumlah orang Papua yang berada di bawah garis kemis-kinan terus bertambah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kalau pada Maret 2010 jumlahnya 761,62 ribu jiwa,

Jika benar keuntungan PT Freeport Indonesia setiap ta-hun mencapai US$ 6 miliar atau Rp 54 triliun, silakan bagi

dengan 3,2 juta jiwa penduduk Papua. Hasilnya, masing-masing orang Papua setiap tahun mengantongi Rp 16,8 juta.

Itu baru sebagian dari hasil tambang yang selama puluhan tahun ini dikeruk PT Freeport Indonesia, perusahaan asal Amerika Serikat itu.

Sumber daya alam Papua memang melimpah ruah, mulai dari pertam-bangan, kehutanan, pertanian, perke-bunan, hingga perikanan.

Selama ini sektor pertambangan memberi sumbangan yang paling besar bagi perekonomian Papua, yakni lebih dari 50%. Jenis tambang yang menjadi unggulan adalah tembaga, emas, mi-nyak, dan gas dengan potensi 2,5 miliar ton. Batuan biji emas dan tembaga ber-ada di wilayah konsesi PT Freeport In-donesia.

Tak hanya itu kekayaan tambangnya.

Sumber daya alam Papua melimpah ruah, mulai dari pertambangan hingga perikanan. Tapi ironisnya, orang Papua tak menikmati semua itu.

Dana-dana dari pusat, di luar anggaran rutin, hanya 30% yang

sampai ke rakyat. Sedangkan 70% habis oleh birokrat dan po-

litisi lokal. Saya meminta agar anggaran Pemda diawasi se-

hingga persentasenya bisa diba-lik, 70% untuk rakyat. Jika ini

terjadi, barulah manfaat NKRI dapat dirasakan rakyat Papua

laporaN uTama PaPua

Di sana ada batu bara sebanyak 6,3 juta ton, batu gamping di atas areal seluas 190 ribu hektar, pasir kuarsa seluas 75 ribu hektar dengan potensi 21,5 juta ton, lempung 1,2 juta ton, marmer 350 juta ton, granit 125 juta ton, dan hasil tam-bang lainnya seperti pasir besi, nikel, dan krom.

Karena 90% daratan Papua adalah hutan, produk unggulan pun banyak la-hir dari belantara yang dipadati lebih 1.000 spesies tanaman. Lebih 150 varie-tas di hutan itu merupakan tanaman komersial. Hutan di Papua mencapai 3l juta hektar terdiri atas hutan konservasi seluas 6,4 juta hektar, hutan lindung 7,4 juta hektar, hutan produksi tetap 8,1 juta hektar, hutan produksi terbatas 1,8 juta hektar, dan hutan yang dapat dikonversi 6,3 juta hektar.

Papua juga memiliki perkebunan se-luas 5 juta hektar. Komoditi yang men-jadi unggulan adalah kelapa sawit, ka-kao, kopi arabic, buah merah, dan karet.

Di sektor perikanan, garis pantainya

9inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

TEKS satRIO aDI nugROhO Dan IWan PuRWantOnO FoTo RIsEt IluSTraSI fOnDa LaPOD

n suasana DI PasaR tRaDIsIOnaL DI PaPua

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 9 11/5/11 11:38 PM

namun Maret 2011 naik menjadi 944,79 ribu jiwa. Ini baru yang di bawah garis kemiskinan, belum yang miskin.

Jeffry Wayne Renold Papare, tokoh pemuda Papua mengatakan, perekono-mian Papua hingga kini masih dikuasai orang luar Papua, termasuk asing. Me-nurut data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah warga pendatang yang ada di Pa-pua sebanyak 43% dari 3,2 juta pendu-duknya.

Menurut Jeffry, proyek-proyek be-sar bernilai miliaran rupiah dikuasai perusahaan-perusahaan luar Papua, se-mentara proyek bernilai jutaan rupiah diserahkan para pekerja lokal.

Jadilah rakyat Papua tertinggal jauh dibandingkan provinsi-provinsi lain-nya di Indonesia. Indeks Pembangunan Manusia Papua dan Papua Barat adalah yang terendah di Indonesia. Untuk Pa-pua berada di nomor 32 dan Papua Barat nomor 33. Mutu pendidikan anak-anak Papua di pedalaman semakin tertinggal jauh.

Hampir setiap hari banyak tenaga ke-sehatan yang meninggalkan puskesmas di pedalaman. Kalaupun ada tenaga ke-sehatan, obat-obatan pun sulit didapat. Dari segi ekonomi rakyat, bila kita me-masuki pasar-pasar tradisional di Papua dan Papua Barat, amat sulit menemukan adanya “Mama-mama Papua” yang ber-dagang di pasar. Mereka telah tersingkir ke pelataran pasar, toko, atau di trotoar jalan.

Jangan BIaRkan MIskInSeharusnya orang Papua tidak seperti itu. Selain sumber daya alamnya begitu berlimpah, setiap tahun pemerintah pusat pun memberikan dana otonomi khusus kepada Papua dan Papua Barat. Dalam Undang-Undang Anggaran Pen-dapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012, dana otonomi khusus untuk Pa-pua mencapai Rp 3,833 triliun, sedang-kan untuk Papua Barat sebesar Rp 1,642 triliun. Selain itu, tahun depan ada pula alokasi dana tambahan untuk pem-bangunan infrastruktur di Papua dan Papua Barat sebesar Rp 1 triliun.

Namun banyak yang menduga seba-gian besar dana otonomi khusus tersebut tidak mengucur ke rakyat. “Dana-dana dari pusat, di luar anggaran rutin, hanya 30% yang sampai ke rakyat. Sedangkan 70% habis oleh birokrat dan politisi lo-kal. Saya meminta agar anggaran Pemda diawasi sehingga persentasenya bisa di-balik, 70% untuk rakyat. Jika ini terjadi,

barulah manfaat NKRI dapat dirasakan rakyat Papua,” ujar mantan Menko Per-ekonomian Rizal Ramli.

Ya, Papua memang tidak boleh di-biarkan terus melarat. Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Papua dan Papua Barat harus dibenahi dengan ke-bijakan yang holistik, bukan parsial. “Kami ingin membuat seluruh masya-rakat nyaman, namun kami pun butuh bantuan dari para bupati dan walikota

di sana. Kepemimpinan mereka dibu-tuhkan. Sapa dan dengarkan masyarakat Papua dan Papua Barat,” ujarnya.

Seriuskah? Boleh jadi. Setidaknya, kini ada tim khusus untuk memperce-pat pembangunan di Papua dan Papua Barat. Tim yang diberi nama Unit Per-cepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat (UP4B) dike-tuai mantan Pangdam Iskandar Muda, Bambang Darmono. Selain itu ada unit

laporaN uTama PaPua

InVEstOR Dan BIDang usaha DI PaPua

10 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 10 11/5/11 11:38 PM

khusus pelaksanaan Otonomi Khusus Papua. “Tugasnya mengkoordinasikan kapasitas penguatan kementerian dan lembaga agar program pembangunan di sana bisa dijalankan dengan baik,” kata Wakil Menteri Perencanaan Pem-bangunan Nasional/Bappenas Lukita Dinarsyah Tuwo.

Tim ini juga akan mengevaluasi dana Otonomi Khusus Papua yang diduga ba-nyak diselewengkan. Dus, Badan Peng-awasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) serta Badan Pemeriksa Keuang-an (BPK) akan terlibat di tim itu.

Lukita bilang, struktur geogra-

fis selama ini menjadi kendala utama pembangunan di Papua. Nantinya, pembangunan di wilayah Papua akan difokuskan ke satu titik lalu dibiarkan berkembang.

Setelah daerah tersebut berkembang dengan baik, maka akan dikembangkan infrastruktur pendukung di daerah se-kitar pengembangan. “Jadi, infrastruk-turnya kami pusatkan di daerah-daerah strategis,” ujarnya.

Mudah-mudahan ini bukan janji ko-song. Jangan sampai ada lagi orang Pa-pua melarat di tanah mereka yang kaya raya. n

laporaN uTama PaPua

apa sebenarnya yang menjadi penyebab Papua te-rus bergolak? Penelitian yang

dilakukan Lembaga Ilmu Pengetahu-an Indonesia (LIPI) menemukan em-pat yang menjadi sumbu pemicu.

Pertama, marjinalisasi terhadap masyarakat Papua. Marjinalisasi ini mengakibatkan munculnya ketidak-seimbangan masyarakat Papua dalam hubungan daerah dengan pusat.

Kedua, kegagalan pembangunan. Ini bisa dilihat dari ketidaksetaraan hasil pembangunan.

Ketiga, status politik Papua. Dan keempat, masalah pelanggaran HAM.

“Sekarang bagaimana menyelesai-kan akar masalah itu dengan jujur. Ini yang belum dilakukan,” kata ang-gota Tim Kajian LIPI tentang Papua, Adriana Elisabeth.

Menurut Adriana, selama ini ke-salahan yang terjadi di Papua adalah tidak adanya kebijakan yang terpadu antara pemerintah pusat dengan dae-rah. Penyebabnya, mereka tidak saling percaya. “Ada distrust yang serius an-tara Jakarta dan Papua. Ketika Papua melakukan hal yang berbeda dianggap separatis,” ujarnya. n

empat sumbu pemicu

InVEstOR Dan BIDang usaha DI PaPua

11inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 11 11/5/11 11:38 PM

“Rakyat Papua Kecewa”Paskalis Kossay, Ketua Kaukus papua Dpr

kutan. Ingin berekspresi berlebih, di-anggap makar atau separatis, yang harus ditumpas dengan bedil. Saya kira, nggak begitulah.

Soal tuntutan karyawan PT Freeport Indonesia, bagaimana?

Kalau soal tuntutan dari karyawan Freeport, saya pikir wajar. Mereka perlu kita dukung. Sampai saat ini Freeport tidak pernah membuka data penting. Misalnya, berapa produksi emas, temba-ga serta produk lainnya dalam setahun. Lalu penghasilannya berapa. Yang jelas, hasilnya triliunan. Ironisnya, kondisi warga Papua, tidak signifikan, jauh dari sejahtera. Kenyataannya, kesehatan, pendidikan dan sarana lainnya, jauh dari standar. Rasanya memang belum ada ke-adilan di tanah Papua.

Bukankah keberadaan Freeport membawa berkah?

Kekayaan alam di Papua sudah dike-ruk habis-habisan. Sementara yang di-kembalikan, hanya secuil. Apakah ini di-namakan keadilan? Marilah kita berani jujur. Bahwa kondisi di Papua, memang tidak ada keadilan.

Tentang separatisme di Papua?Kalau pemerintah salah arah, bisa.

Adanya ketakutan atau kekhawatiran, membuat warga semakin apatis terha-dap pemerintah pusat. Kondisi seperti ini, peluang bagi kelompok yang proke-merdekaan. Semangat untuk lepas dari NKRI, mudah cepat diterima masyara-kat Papua. Dan, kita tidak tahu lagi, ba-gaimana mengatasinya.

Belum lagi, keraguan dari para kepala daerah di Papua. Agak berbeda sedikit saja dengan pusat, sudah dicap separatis. Nah, yang seperti ini, sangat mengganggu para pemangku kebijakan di Papua.

Untuk mematikan semangat itu? Solusinya hanya satu. Kembali ke UU

No 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua. Laksanakan secara konsisten, sungguh-sungguh dan menyeluruh. n

Papua, jelaslah merugi. Pembangunan infrastruktur terhambat, membuat ak-tivitas ekonomi juga terhambat. Ini ber-dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Papua. Sementara, Papua ingin sekali mengejar ketertinggalan dari pro-vinsi lain.

Lalu apa yang salah? Kan sudah gamblang, konflik itu, pe-

micunya karena pemerintah pusat yang tidak konsisten dengan Otonomi Khu-sus (Otsus) Papua. Sepuluh tahun ber-jalan, tidak ada signifikansinya dengan kemajuan Papua. Kesejahteraan rakyat Papua, juga sangat pas-pasan. Bahkan boleh dikata minim sekali.

Apa contoh konkret pemerintah ti-dak konsisten?

Banyak sekali. Misalnya, UU No 21 Tahun 2001 tentang Otsus Papua, jelas dan tegas. Bahwa provinsi yang diakui pemerintah, namanya Papua. Tidak ada yang lain. Sekarang, pusat malah mem-berikan peluang terjadinya konflik, bah-kan perpecahan.

Inpres No 21 Tahun 2003 tentang pe-mekaran wilayah, melahirkan Papua Te-ngah dan Papua Barat. Memang hanya Papua Barat yang disetujui, karena ide pembentukan Papua Tengah mendapat perlawanan hebat dari warga Papua.

Sayangnya, pusat tidak menangkap gejolak di Papua dengan cerdas. Bahwa kehadiran Papua Barat, membuat rakyat Papua, kecewa. Lebih lagi, pemerintah pusat nadanya, tidak percaya dengan ke-mampuan daerah. Jadi, semuanya harus drop-drop dari pusat. Inilah yang mem-buat warga Papua, luka.

Artinya, lahirnya Papua Barat malah memicu masalah baru di Papua?

Memang begitu. Misalnya, adanya pengakuan pusat terhadap kebera-daan Majelis Rakyat Papua (MRP) Barat. Ini membuat warga Papua bi-

ngung. Sekaligus menjadi bibit konflik dan perpecahan. Saat ini, warga Papua diliputi keta-

TEKS satRIO aDI nugROhO FoTo RIsEt

laporaN uTama PaPua

entah sudah yang ke berapa, konflik berdarah kerap terjadi di Papua. Dari tuntutan upah

ribuan karyawan PT Freeport Indonesia sampai Organisasi Papua Merdeka.

Kenapa konflik sering terjadi? Iwan Purwantono dari Inilah Review mewa-wancarai Ketua Kaukus Papua DPR, Paskalis Kossay, Jumat pekan lalu. Peti-kannya:

Apa kabar Papua?Kondisi terkini di Papua, cenderung

sudah kondusif. Namun semuanya ma-sih unpredictable. Karena konflik atau kekerasan di Papua, bisa terjadi kapan saja. Memang masih ada konflik di Ti-mika dan Puncak Jaya. Tetapi, sudah berangsur-angsur pulih kok.

Papua sepertinya langganan konflik?Itulah yang sangat kita sesali. Warga

Papua, tentu tidak ingin konflik ter-

jadi. Akibat konflik, dam-

paknya bagi rakyat dan

p e m e -r i n t a h d a e r a h P a p u a ,

c u k u p m e n g -

ganggu. Ke-tika tidak ada

stabilitas di

12 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 12 11/5/11 11:38 PM

Kenduri diBumi Cendrawasih

“Papua itu men-jadi ‘kenduri’berbagai pihak, termasuk asing untuk mencicipi dan meraupkeuntungan di dalamnya.”

rektor Universitas Islam Ne-geri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat,

pasti tidak sedang bercanda ketika berkata: “Papua itu menjadi ‘kenduri’ berbagai pihak, termasuk asing untuk mencicipi dan meraup keuntungan di dalamnya.”

Lebih seram lagi, Komaruddin bilang, pihak asing diduga terus mendorong Pa-pua untuk merdeka. Soalnya, menurut pengakuan Panglima Organisasi Papua Merdeka yang pernah berbincang de-ngan mantan Menteri Sekretaris Negara Bondan Gunawan, tak ada keinginan bagi masyarakat Papua untuk memerde-kakan diri.

Tentang dugaan ini, Komaruddin tak sendirian. Pengamat militer dan inteli-jen dari Universitas Indonesia, Mardigu Wawiek Prabowo, sempat mencium bau yang sama. “Kami menduga kuat ada tangan-tangan asing yang bermain di sana. Mereka melihat kekayaan alam Pa-

pua yang sangat melimpah sebagai sua-tu hal yang ‘seksi’. Jika tangan-tangan asing itu bisa menguasai Papua, artinya mereka punya akses yang luas untuk menjarah kekayaan alamnya,” ungkap Mardigu.

Beberapa indikasi keterlibatan asing tampak dari jenis senjata yang digu-nakan kelompok bersenjata di Papua, yakni senjata-senjata baru, bukan sen-jata standar Indonesia. Selain itu, taktik dan strategi para perusuh waktu menye-rang, jelas metoda baru yang terlatih.

Tak hanya itu. Jaringan ini juga me-lancarkan gerakan intelektual, misal, pertemuan atau seminar di forum inter-nasional. Upaya internasionalisasi telah berlangsung lama. Sejak 2000, Bob Brown, senator dari Partai Hijau Australia aktif memotori terbentuknya Parliamentary Group on West Papua. Pada 2003, Bob me-ngampanyekan masuknya isu pelurusan sejarah Irian Jaya dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Irian Jaya.

Parliamentary Group on West Papua juga didukung organisasi internasional, se-perti Asia Pacific Human Rights Network (APHRN), West Papua Action Australia (WPA-A), Action in Solidarity with East Timor (ASIET), Australian Council for Overseas Aid (ACFOA), East Timor Ac-tion Network (ETAN), dan The Centre for People and Conflict Studies The University of Sydney. Lembaga yang terakhir itu me-miliki proyek West Papua Project (WPP), dipimpin Stuart Rees, seorang peneliti dan penulis tentang Indonesia. Denis Leith juga memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Papua dengan membantu penggalangan dana bagi WPP.

Sekitar dua bulan lalu, International Lawyers for West Papua (ILWP) menye-lenggarakan konferensi di East School of the Examination Schools—bagian dari Universitas Oxford, Inggris. Konferensi ini berisi bagaimana memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.

Pemerintah Indonesia bukannya tak paham soal konferensi yang diselengga-rakan ILWP. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, gerakan untuk Papua di wilayah Oxford memang ada. Menurut dia, sejumlah orang di kawasan itu terus berupaya menghidupkan masa-lah Papua di Inggris.

“Orang-orangnya itu-itu juga. Saya kan dulu pernah di Inggris sebagai duta besar. Jadi, saya tahu siapa orang-oran-gnya. Upaya mereka selama ini tak mem-peroleh dukungan luas dari masyarakat dan pemerintah Inggris,” ujar Marty.

Kalau memang begitu, dugaan Ko-maruddin makin terang bahwa di bumi Cendrawasih sedang ada kenduri. n

Diduga kuat ada tangan-tangan asing yang bermain di Papua. Mereka melihat kekayaan alam Papua yang sangat melimpah sebagai suatu yang ‘seksi’.TEKS satRIO aDI nugROhO Dan IWan PuRWantOnO FoTo RIsEt

n gERakan OPM. KEKuaTaN aSINg DIDuga TErlIbaT

laporaN uTama PaPua

13inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 13 11/5/11 11:38 PM

ini kisah tentang dana otonomi khusus (otsus) untuk Papua dan Pa-pua Barat. Sejak 2002 hingga 2010,

pemerintah pusat telah mencairkan dana otsus sebesar Rp 28,8 triliun untuk kedua provinsi tersebut.

Dana otsus ini setiap tahun terus meningkat. Tahun 2011 ini, pemerintah pusat menganggarkan Rp 3,10 triliun untuk Papua dan Rp 1,33 triliun untuk Papua Barat. Tahun depan, 2012, dana otsus untuk kedua provinsi ini dinaik-kan 23% menjadi Rp 3,83 triliun untuk Papua dan Papua Barat Rp 1,64 triliun.

Selain dana otsus, pemerintah juga akan mengalokasikan dana tambahan

infrastruktur untuk Papua sebesar Rp 571,4 miliar dan Papua Barat sebanyak Rp 428,6 miliar. Belum lagi dana-dana yang mengalir melalui kementerian dan lembaga.

Pendek kata, Papua ibarat anak yang dimanjakan. Lihat saja soal alokasi ang-garan untuk Papua yang sudah di atas Rp 28 triliun. Dengan jumlah penduduk ke-dua provinsi 3,2 juta jiwa, maka sebenar-nya rata-rata penduduk Papua dan Pa-pua Barat mendapatkan jatah sekitar Rp 9 juta per orang. “Itu jauh lebih tinggi dibandingkan aliran dana pada setiap orang di provinsi lain,” ujar Menteri Ko-ordinator Perekonomian, Hatta Rajasa.

Dengan uang sebesar itu, seharus-nya masyarakat Papua tak lagi ada yang tertinggal dibandingkan saudaranya di Jawa. Tapi tengok saja, jumlah pendu-duk Papua yang hidup di bawah garis kemiskinan setahun ini meningkat. Me-nurut data Badan Pusat Statistik (BPS), kalau pada Maret 2010 jumlahnya 761,62 ribu jiwa, namun Maret 2011 menjadi 944,79 ribu jiwa.

Padahal tujuan pemerintah pusat menggelontorkan dana otsus adalah untuk meningkatkan pendidikan, ke-sehatan, infrastruktur, dan ekonomi.

aDMInIstRasI aMBuRaDuLSoal dana otsus memang bisa membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Ad-ministrasinya amburadul. Selama ini pe-merintah provinsi dan pemerintah dae-rah menggabungkan dana otsus dengan APBD sehingga progam-progam yang dijalankan tidak jelas, apakah itu berasal dari dana otsus atau dana APBD. Cela-kanya lagi, tak ada pertanggungjawaban dan evaluasi anggaran.

Pertengahan April lalu, Badan Pe-meriksa Keuangan (BPK) menemukan dugaan penyelewengan dana otsus Pa-pua sebesar Rp 1,85 triliun. Dana sebe-sar itu dipertanyakan, karena parkir dan

Dana Otsus Berbau KasusDengan dana otsus yang berlimpah ruah, seharusnya masyarakat Papua tak lagi tertinggal. Siapa memainkan dana otsus? TEKS satRIO aDI nugROhO Dan IWan PuRWantOnO FoTo RIsEt

laporaN uTama PaPua

14 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

n RuMah WaRga: maSIh baNyaK yaNg hIDup DI bawah garIS KEmISKINaN

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 14 11/5/11 11:38 PM

tidak diketahui jelas pemanfaatannya dan didepositokan di beberapa bank na-sional dan daerah. Padahal, seharusnya dana otsus ini digunakan untuk program kesejehateraan rakyat Papua. Misalnya pendidikan dan kesehatan, bukan dide-positokan di bank.

BPK menegaskan penempatan dana otsus dalam bentuk deposito berten-tangan dengan pasal 73 ayat 1 dan 2 Permendagri 13 tahun 2006. “Kegiatan fiktif tersebut sangat pasti menjadi per-soalan hukum. Dana itu harusnya digu-nakan untuk program pendidikan dan kesehatan rakyat Papua,” tutur anggota BPK Rizal Djalil.

OPM Dan Dana OtsusKejanggalan ini pun memunculkan se-jumlah isu mulai dugaan dana dikorupsi sejumlah pejabat daerah dan pusat. Bah-kan isu makin liar menyebutkan dana itu ditabung untuk mendukung gerakan kemerdekaan Papua.

Nah, soal yang terakhir ini memang sempat disinggung Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro. Dia bilang, ada dana otsus Papua yang diselewengkan untuk mendukung kegiatan makar Or-ganisasi Papua Merdeka (OPM). “Soal penyelewengan dana otsus untuk makar memang ada indikasinya,” ujar Purnomo.

Nyatanya, OPM terus membuat si-tuasi tak nyaman. Mereka kabarnya se-ring mengancam elit Papua agar dana otsus diserahkan kepada mereka. “Tar-getnya menggagalkan progam otsus di Papua,” ungkap sumber majalah ini.

Jika dana otsus tak sampai turun ke bawah, maka masyarakat Papua akan terus tertinggal dibandingkan daerah-daerah lain di Indonesia. Nah, dari sini-lah pemerintah pusat bakal dituding tak becus mengurus Papua. “Setelah itu me-reka akan mendesak pemerintah untuk membuka langkah referendum,” tam-bah sumber.

Lalu, siapa elit Papua yang bermain dengan soal ini? Memang semua harus dibuktikan dulu. “Harus ada investigasi khusus dan laporan pertanggungja-waban yang jelas. Pengawasan dan pen-gawalan dana otsus harus dilaksanakan secara ketat dan tegas, termasuk sam-pai tingkat implementasinya,” ujar Ke-tua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Marwan Ja’far. Tapi, kata Marwan, jika ditemukan ada kepala daerah menye-lewengkan dana otsus, harus ditindak tanpa pandang bulu.

M Ridha Saleh, Wakil Ketua Kom-

nas HAM yang juga anggota Sub Komisi Mediasi Komnas HAM, yang menangani masalah Papua, juga mempertanyakan penggunaan dana otsus. Kasus serang-kaian kerusuhan akhir-akhir ini menun-jukkan masalah di Papua makin rumit. Pendekatan kemakmuran dengan mem-berikan dana otsus saja tak cukup.

“Masalah Papua bukan menggelon-torkan dana besar di sana, tapi bagai-mana menciptakan situasi yang adil dengan melibatkan tokoh-tokoh untuk berdialog,” ujar Ridha.

BELuM MaMPu MEngELOLaLahirnya UU No 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua memang diha-rapkan dapat menyelesaikan banyak masalah di Papua. Namun setelah 10 tahun berjalan, masyarakat Papua te-tap miskin, keamanan tidak terjamin, dan ketidakadilan serta pelanggaran hak asasi manusia terus terjadi.

Selama Oktober lalu, terjadi serang-kaian penembakan yang menewaskan 10 orang termasuk Kapolsek Mulia, Puncak Jaya, Komisaris (Anumerta) Dominggus O Awes. Penembakan oleh gerombolan ber-senjata itu hingga kini belum terungkap.

Muncul kritik bahwa pemerintah

mengabaikan pelaksanaan UU 21/2001 tentang Otsus Papua. “Bukan hanya setengah hati, pemerintah tidak mau melandaskan penanganan Papua ber-dasarkan UU Otsus Papua,” kata Ferry Mursyidan Baldan, mantan Ketua Pan-sus RUU Otsus Papua.

Namun Dirjen Otonomi Daerah Ke-menterian Dalam Negeri Djoherman-syah Djohan menilai, ada yang salah da-lam pengelolaan Otsus Papua. “Mereka mengelola sendiri dengan pemimpin dan birokrasi yang berasal dari mereka sendiri. Artinya, ada yang salah dengan pengelolaannya,” kata Djohermansyah.

Ia menyebutkan, berdasarkan Otsus Papua, yang menjalankan pemerintahan di wilayah tersebut ialah pemimpin lokal seperti gubernur, wali kota, MRP (Majelis Rakyat Papua), dan DPRP (De-wan Perwakilan Rakyat Papua). “Nya-ris tidak ada pihak luar Papua yang ikut membantu jalannya pemerintahan. Di sini terlihat bahwa mereka belum men-jalankan tata kelola pemerintahan yang baik,” katanya.

Parahnya lagi, banyak di antara me-reka hanya lulusan SLTA. “Akibatnya, sering terjadi mismanagement,” kata Djohermansyah. n

laporaN uTama PaPua

Dengan jumlah pendudukkedua provinsi 3,2 juta jiwa, maka sebenarnya rata-rata penduduk Papua dan Papua

Barat mendapatkan jatahsekitar Rp 9 juta per orang.

15inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

n MasyaRakat PaPua: baNyaK DI aNTara mErEKa haNya luluSaN SlTa

HLM 8-15 LAPUT 11.indd 15 11/5/11 11:38 PM

16 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

nasionalotoritas jasa keuangan

OtOritas Jasa Keuangan (OJK) boleh dibilang bayi ajaib yang selalu mengundang

kontroversi. Selain masa penggodok­annya berlarut­larut hingga sembilan tahun, setelah lahir pun tetap menjadi topik perbincangan hangat di berbagai kalangan.

Maklum, kewenangan otoritas ini sungguh sangat lebar. OJK dibentuk un­tuk mengatur dan mengawasi kegiatan seluruh perusahaan yang bergiat di sek­

tor keuangan. Mulai dari perbankan, pembiayaan, asuransi, dana pensiun, pe­gadaian hingga pasar modal.

Jadi, selain mengambil alih wewe­nang BI, OJK juga bakal mengambil pe­ran yang selama ini dijalankan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam LK) dan sebagian peran Kementerian Keuangan. Maka­nya, tak mengherankan apabila ada yang menyebut otoritas ini sebagai lembaga super power.

selamat Datang Otoritas super

Keberadaan OJK sudah disahkan sejak dua pekan lalu, tapi masih banyak hal yang perlu dibenahi. Bank indonesia memberi catatan

khusus karena tak pernah dilibatkan dalam pembahasan. TEKS Ardi SiregAr FOTO dok. inilAh.com dAn dAhlAn rebo pAhing

Menurut Ketua Panitia Khusus DPR tentang OJK, Nusron Wahid, fungsi, tugas dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal dan lembaga keuang­an sudah harus beralih dari Menkeu ke OJK selambat­lambatnya pada 31 De­sember 2012.

”Selama proses transisi, Dewan Komisioner OJK membentuk tim tran­sisi untuk membantu kelancaran proses peralihan dari otoritas pengawasan yang

HAl 16-19 Edisi 11 Nasional.indd 16 1/9/2011 10:46:29 PM

17inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

nasionalotoritas jasa keuangan

lama ke OJK,” katanya.Apabila tugas Menkeu di dua sektor

tersebut sudah diserahkan (paling lam­bat 31 Desember 2012), setahun kemu­dian giliran wewenang BI yang bakal dipasrahkan. Sehingga di awal 2014 oto­ritas ini sudah bisa bergerak dengan ke­kuatan dan kewenangan penuh.

Berlarut­larutnya pembahasan OJK, kabarnya, juga disebabkan bakal hi­langnya wewenang pengawasan bank dari tangan BI. Perdebatan tentang ini berlangsung alot lantaran BI secara te­rang­terangan tak setuju jika fungsi pengawasan bank diserahkan kepada otoritas baru tersebut.

Padahal, seperti kata Ketua Komisi IX bidang keuangan dan perbankan DPR Harry Azhar Aziz, selama lebih dari 10 tahun, peran BI telah melampaui ba­tas dalam melakukan pengawasan per­bankan. Sebab dalam pasal 34 UU No 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, je­las­jelas disebutkan bahwa pengawasan perbankan bukan berada di bank sen­tral. “Pengendalian moneter memang ada di Bank Indonesia tetapi bukan di sektor pengawasan,” kata Harry.

Menurut Harry, pengawasan bank oleh OJK tidak akan mengikuti sistem pengawasan yang dilakukan BI selama ini, meski juga bukan berarti BI tak bisa melakukan pemeriksaan terhadap bank. “BI masih berhak melakukan pemerik­saan terhadap bank, tetapi dia diwajib­kan melapor kepada OJK terlebih da­hulu,” ujarnya.

molor SetAhunSejatinya dua hari sebelum palu diketok, BI secara khusus mengirim catatan yang berisi masukan ke DPR soal hubungan BI dengan OJK dalam mengendalikan moneter. Catatan itu penting karena BI tidak pernah dilibatkan dalam pem­bahasan di Pansus. “Catatan ini dalam konteks kami tidak tahu isi draft final RUU OJK. Kami juga masih meraba­ra­ba,” kata Difi A Johansyah, Kepala Biro Humas BI, beberapa waktu lalu.

Ada tiga hal yang disorot BI. Per­tama tentang mekanisme pengawasan BI terhadap bank sistemik dan prosedur mendapatkan informasi. Kedua, soal koordinasi dalam menjaga makro per­ekonomian. Dan ketiga, soal nasib para pengawas asal BI.

Menurut Difi, BI mengingatkan agar semua hal teknis menyangkut OJK seperti kewenangan, struktur orga­nisasi, mekanisme koordinasi hingga

pe ngambilan keputusan, harus tuntas dalam masa transisi. “Jadi ketika orga­nisasi baru ini beroperasi penuh tak ada miskomunikasi antar lembaga,” ujarnya.

Khusus soal pengawasan terhadap bank berdampak sistemik, BI berharap mendapat keleluasaan untuk melaku­kan akses secara langsung dan tidak perlu melewati birokrasi OJK. Akses langsung diperlukan karena saat mengambil ke­bijakan penting, BI tidak bisa menunggu lama. Contohnya ketika BI harus mela­kukan stabilisasi nilai tukar untuk meres­pons gejolak pasar. Di sini, BI butuh infor­masi yang cepat tentang kondisi bank.

“Kami perlu tahu bank mana yang berspekulasi, melepas surat utang ne­gara (SUN), menimbun valuta asing atau kekeringan likuiditas. Kalau kita tidak bisa masuk langsung ke bank, akan su­sah memutuskannya,” katanya.

Ada sekitar 14 bank yang masuk ka­tegori bank berdampak sistemik yang menjadi penentu sektor industri. BI perlu selalu mengetahui kondisi mereka agar kebijakan moneter bisa seiring de­ngan perkembangan industri. Misalnya saat mengendalikan likuiditas, BI perlu mengetahui secara langsung kondisi bank sistemik ini.

“Kebijakan BI bisa menjadi bume­rang. Misalkan ingin mengetatkan likui­ditas, ternyata banyak bank lagi kesu­litan, kan berbahaya,” tutur Difi.

Hal lain yang disorot adalah soal pendanaan OJK. Sesuai UU yang baru disahkan, alokasi APBN untuk OJK pada tahap awal sebesar Rp 300,04 miliar. Pada pasal 34 menyebutkan, anggaran OJK bersumber dari APBN dan atau pu­ngutan dari pihak yang melakukan ke­

giatan di sektor jasa keuangan. Soal pu­ngutan ini sempat dipertanyakan Ketua Umum Himbara (Himpunan Bank­Bank milik Negara) Gatot Suwondo. ”OJK akan mengawasi kami, tapi kami bayar fee ke OJK. Obyektivitas pengawasan­nya bagaimana?” tanya Gatot.

Muncul pula pertanyaan seputar 843 pegawai pengawas BI yang nantinya bakal bergabung di OJK. Selama ini santer bere­dar, gaji mereka bakal dipotong 40 persen dibanding gaji di BI. Menurut Deputi Gu­bernur BI Ardhayadi, soal nasib karyawan BI di bidang pengawasan ini, direksi telah menyiapkan skenario untuk merotasi atau memindahkan pegawai di bidang peng­awasan ke bidang lainnya.

Menanggapi berbagai kekhawatiran tadi, Menteri Keuangan Agus Marto­wardojo menegaskan, OJK akan meng­awasi perbankan dari aspek mikropru­densial, sementara BI akan mengawasi aspek makronya. Aspek mikro seperti kelembagaan, kesehatan bank dan aspek kehati­hatian bank. Alasan utama pem­bentukan OJK tak lain dilandasi fakta bahwa jasa keuangan semakin kompleks dan dinamis. “Baik karena pengaruh glo­balisasi, perkembangan teknologi, mau­pun inovasi produk keuangan,” ujarnya.

Masih menurut Agus, OJK justru menjaga perlindungan konsumen dan stabilitas sistem keuangan. Dan, satu hal lagi yang penting, OJK merupakan amanat pasal 34 UU no 3 tahun 2004 tentang Bank Indonesia. Pasal tersebut mengamanatkan pembentukan lem­baga pengawasan sektor jasa keuangan selambat­lambatnya 30 Desember 2010. Jadi artinya, kelahiran OJK sebenarnya sudah terlambat hampir setahun. n

HAl 16-19 Edisi 11 Nasional.indd 17 1/9/2011 10:46:31 PM

18 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

nasionalkartu kredit

seanDainya masih hidup, Irzen Octa pastilah bakal me­narik napas lega mendengar

kabar terbaru dari Bank Indonesia di awal November ini. Irzen adalah nasa­bah kartu kredit Citibank yang diduga tewas akibat penganiayaan oleh debt collector Citibank di Menara Jamsos­tek, Jakarta.

Belajar dari kasus itulah, BI merasa perlu menerbitkan revisi peraturan yang menyangkut alat pembayaran menggu­nakan kartu (PBI APMK). Revisi PBI APMK bakal diterbitkan akhir bulan ini. Rancangan finalnya telah disahkan pada Rapat Dewan Gubernur BI pada Selasa pekan lalu.

Isinya, antara lain, penagihan kartu kredit harus dilakukan tanpa ancaman dan tekanan dan bank dilarang mena­gih tunggakan kartu kredit ke keluarga nasabah. “BI juga melarang penjualan tagihan kepada debt collector secara borongan,” kata Ronald Waas, Direktur Direktorat Akunting dan Sistem Pem­bayaran BI, Jumat pekan lalu.

Rencana keluarnya PBI APMK ini sebenarnya sudah ditunggu banyak ka­langan. Maklum, selama ini, belum ada aturan yang melarang pengalihan ta­gihan secara borongan dari bank kepada debt collector. Padahal, justru di sinilah peluang terjadinya pelanggaran dalam proses penagihan. Termasuk aksi keke­rasan oleh sang penagih.

Selain mekanisme penagihan. PBI APMK juga akan mengatur batas mini­mal penghasilan calon nasabah kartu kredit. Pada saat PB APMK diberlaku­kan 1 Januari 2013, calon nasabah harus memiliki penghasilan minimal Rp 3 juta dan plafon kartu kreditnya maksimal tiga kali gaji. Nasabah yang berpengha­silan di bawah Rp 10 juta per bulan ha­nya boleh memiliki dua kartu kredit dari penerbit yang berbeda.

Hal lainnya, bank penerbit kartu kredit juga tak bakal bisa seenaknya mematok tingkat bunga pinjaman. BI menetapkan batas atas bunga pin­jaman sebesar 3 persen per bulan. Saat ini banyak bank yang menetapkan bu­

nga pinjaman antara 3,5% hingga 4% per bulan. Tak hanya itu, kartu kredit nantinya juga tidak boleh digunakan untuk mengajukan kredit tanpa a­gunan (KTA).

Berdasarkan data yang dimiliki BI, bisnis kartu kredit memang terus membesar dalam empat tahun ter­akhir. Transaksi kartu kredit sepan­jang tahun 2007 hanya Rp 72,6 triliun. Namun di tahun 2010 melesat 225% menjadi Rp 163,21 triliun. Nah, da­lam enam bulan pertama tahun 2011 ini, nilai transaksi sudah mencapai Rp 120,85 triliun. Sementara nilai kredit macet kartu kredit per Agustus 2011 tercatat Rp 3,18 triliun. Angka ini tu­run 26,79% dibanding Agustus tahun lalu Rp 4,34 triliun.

Menurut Gubernur BI Darmin Nasu­tion, revisi PBI APMK bertujuan agar in­dustri kartu kredit tumbuh sehat. “Kami memilih perkembangan industri yang masuk akal tetapi aman bagi konsumen. Daripada perkembangan berlebihan te­tapi keamanan kurang,” katanya.

Revisi PBI APMK ini juga disambut hangat oleh anggota Komisi XI DPR Kemal Azis. Menurutnya, saat ini seba­gian nasabah telah menggunakan kartu kredit secara berlebihan dan tidak sehat. “Trennya di berbagai negara memang perlu limitasi kartu kredit. Sebab kini semakin banyak rumah tangga bangkrut akibat penggunaan kartu kredit yang tak terkendali,” kata Kemal. n

Menggesek aturan Kartu Gesek

Bank indonesia segera merevisi peraturan tentang kartu kredit. sebuah upaya untuk mengurangi jumlah rumah tangga yang

bangkrut gara-gara memakai kartu secara tak terkendali.

TEKS Ardi SiregAr FOTO riSet

HAl 16-19 Edisi 11 Nasional.indd 18 1/9/2011 10:46:33 PM

19inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

nasionalbpjs

JOKO HeryOnO, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Serikat Pekerja Nasional (DPP

SPN) terlihat geram. Ia mengaku akan melakukan konsolidasi dengan seluruh DPD untuk menarik dana Jaminan Hari Tua (JHT) dari PT Jamsostek. Fakta bahwa Undang­Undang BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang te­lah disahkan DPR dianggap belum me­nampung aspirasi para pekerja.

“Kami akan terus melakukan perla­wanan dan segera melakukan konsoli­dasi dan rapat koordinasi dengan DPD untuk menarik dana Jaminan Hari Tua dan dana lainnya,” kata Joko.

Kegusaran Joko juga dirasakan para buruh yang tergabung dalam Forum

Bersama Manajemen Sumber Daya Ma­nusia (Formasa) dan Forum Penyela­matan Dana Pekerja/Buruh Jawa Timur. Para buruh di Jatim ini juga berniat un­tuk menarik seluruh dana JHT mereka di PT Jamsostek. Alasannya sederhana, mereka tidak rela jika dana yang selama ini disetorkan secara rutin ke PT Jam­sostek (Persero) digunakan pemerintah untuk mensubsidi rakyat miskin.

“Selama ini kami saja masih miskin, kenapa kami para pekerja dan buruh yang melarat ini harus mensubsidi jaminan kesehatan untuk rakyat miskin,” kata En­dung Sutrisno, Koordinator Formasa.

Menurutnya, apabila pemerintah dan DPR mau membentuk BPJS baru khusus untuk rakyat miskin, para buruh

pasti akan mendukung. “Tapi kalau sam­pai Jamsostek digabung dengan BPJS lainnya, jelas kami tolak. Makanya, se­belum digabung, kami sepakat menarik seluruh dana JHT yang selama ini kami percayakan untuk dikelola PT Jamsos­tek,” jelasnya.

Begitulah, pengesahan UU BPJS yang dilakukan dalam rapat paripurna DPR pada 28 Oktober lalu, memang menyi­sakan tentangan dari berbagai kalangan. Hasil dari sidang paripurna itu mene­tapkan, ke depan akan dibentuk BPJS I yang membidangi kesehatan dan BPJS II yang mengurus masalah ketenagaker­jaan.

BPJS I akan mulai beroperasi 1 Ja­nuari 2014, sedangkan BPJS II paling lambat Juli 2015. Pembentukan dua lembaga baru itulah yang ditentang para buruh karena berarti empat BUMN yang selama ini mengurus jaminan sosial ­­ PT Jamsostek, PT Askes, PT Taspen, dan PT Asabri­­ bakal dilebur.

Selain soal peleburan empat BUMN tadi, kalangan pekerja juga menganggap telah terjadi skandal besar legislasi na­sional dalam hal pengesahan UU BPJS. Pasalnya, setelah UU disahkan mela­lui Sidang Paripurna DPR pada Jumat (28/10), ternyata ke depan masih akan dilakukan berbagai pembahasan. “Ba­gaimana mungkin sebuah UU disahkan secara serampangan tanpa prosedur yang normal,” kata Ketua Umum Fede­rasi Serikat Pekerja BUMN Abdul Latif Algaff, Selasa pekan lalu.

Apa yang disampaikan Latif untuk merespons pernyataan Wakil Ketua Pa­nitia Khusus RUU BPJS Ferdiansyah yang mengatakan bahwa meski telah disahkan dalam rapat paripurna, naskah final RUU BPJS sebenarnya belum sele­sai dibahas.

“Panja belum lapor ke pleno pan­sus. Kemudian penjelasan belum diba­has. Lalu sinkronisasi terhadap bab, pasal, dan ayat, juga belum dilakukan. Pendapat mini fraksi juga belum di­sampaikan, sehingga akhirnya belum ada naskah RUU yang final. Pemeritah memaksakan diri dalam pengesahan RUU BPJS ini,” kata Latif mengutip Ferdiansyah.

Toh, kalangan DPR justru merasa puas telah berhasil mengegolkan UU ini. Menurut Pramono Anung, pimpinan sidang paripurna, pengesahan UU BPJS merupakan yang pertama dalam sejarah bangsa ini. “Mudah­mudahan jadi tiket ke surga,” ujarnya. n

Menggugattiket ke surgaKalangan buruh dan pekerja berencana

menarik dana jaminan hari tua mereka di Jamsostek apabila BUMn itu dilebur menjadi BPJs ii. Para buruh tak rela apabila mereka

yang sudah miskin itu harus mensubsidi rakyat miskin.

TEKS Ardi SiregAr FOTO dok. inilAh.com

HAl 16-19 Edisi 11 Nasional.indd 19 1/9/2011 10:46:36 PM

n AcArA Si Unyil di TVri. Idenya datang darI MenterI BUMn

20 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

bisnisbumn

Siti Nurbaya lahir dari rahim imajinasi Marah Rusli. Karya sastra yang melegenda ini diterbitkan tahun 1920

oleh Balai Pustaka. Sejak masa kolonial Belanda hingga setelah kemerdekaan, perusahaan negara (BUMN) ini menjadi penerbit yang besar dan modern.

Semasa jayanya, Balai Pustaka me-mang menerbitkan banyak karya pe-nulis papan atas. Selain Marah Rusli, ada Abdul Muis dengan Salah Asuhan

(1928), Tulis Sutan Sati dengan Sengsara Membawa Nikmat (1928) atau ada pula Laila Majnun (1932) karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA).

Generasi di bawahnya ada Lho (Putu Wijaya), Olenka (Budi Darma), Ombak Parangtritis (Nasjah Djamin), Madu Prahara (Motinggo Busye), Telepon (Sori Siregar), Tiga Kota (Nugroho No-tosusanto), dan buku kumpulan puisi dan lain-lain. 

Balai Pustaka juga menerjemah-

kan karya sastra dari luar, seperti karya Antonine De Saint (Terbang Malam), Nicolaj Gogol (Tarras Bulba), A.Hamid G.As Sahar (Suasana Bergema), juga ada Ryunosuke Akutagawa (Rashomon dan Aneka Kisah).

Sayangnya, Balai Pustaka harus teng-gelam di tengah pusaran persaingan. BUMN ini kalah bersaing dengan pe-nerbit swasta yang mencapai ratusan jumlahnya. Maka, Balai Pustaka pun ter-perosok semakin dalam. Berbagai masa-

Siti Nurbaya Mencari Jodoh

Balai Pustaka akan masuk ke Telkom. Begitu pula PPFN ke Adhi Karya. Namun tak gampang karena beda bisnis intinya.

TEKS AS riyAnTo FOTO riSeT

HAl 20-25 Edisi 11 Bisnis.indd 20 1/9/2011 10:43:17 PM

n KegiATAn di BAlAi PUSTAKA. PenyakItnya sUdah kronIs

n dAhlAn iSKAn

21inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

bisnisbumn

lah menenggelamkan BUMN ini, mulai dari kasus korupsi di daerah hingga ma-salah SDM yang tidak mumpuni.

Kini, Balai Pustaka harus menang-gung utang sekitar Rp 110 miliar. Pada-hal asetnya tak sampai Rp 100 miliar. Berbagai upaya pun dilakukan untuk menyelamatkan Balai Pustaka dari ke-bangkrutan. Misalnya, BUMN ini sudah melakukan program pensiun dini seba-nyak 75% karyawan. Kini, perusahaan penerbit dan percetakan ini cuma me-miliki 225 karyawan.

Tak hanya itu, Balai Pustaka juga merekrut karyawan yang memiliki kua-lifikasi di bidang teknologi informasi. Maksudnya, BUMN ini akan masuk pada digitalisasi. Sejak dua tahun lalu, perusa-haan ini sudah merekrut tiga orang pro-fessional di bidang media digital.

Namun berbagai upaya itu ternyata tak cukup membantu. Penyakit Balai Pustaka sudah sangat kronis. Sejak ta-hun 2005, BUMN ini terus merugi. “Akumulasi kerugian hingga saat ini mencapai Rp 110 miliar,” kata Zaim Uchrowi, Direktur Utama Balai Pustaka.

Siti Nurbaya pun mulai mencari jodoh agar bisa hidup. BUMN ini sudah mulai melakukan pendekatan dengan Telkom. Akhirnya mereka berpacaran sejak Oktober lalu. Kedua sejoli ini meng ikat kerjasama dalam penyediaan konten digital. Balai Pustaka, yang ma-sih memiliki prospek, akan diakuisisi oleh Telkom. “Jadi ini seperti anak per-usahaan tetapi atas keinginan BUMN

yang bersangkutan. Bukan keinginan saya atau keinginan kementerian,” pa-par Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN.

Si Unyil MencAri BAPAK AngKATNamun, PT Telkom masih pikir-pikir untuk mengakuisisi Balai Pustaka. “Se-jauh ini kami belum melakukan lang-kah-langkah apapun terkait akuisisi Balai Pustaka, termasuk petunjuk dari Kementerian BUMN kami belum menerimanya secara resmi,” kata Eddy Kurnia, Head of Corporate Com-munication PT Tel-kom.

D i t a m b a h k a n Eddy, proses akui-sisi ini tidak seder-hana karena me-merlukan banyak p e r t i m b a n g a n bisnis. Perseroan juga perlu melaku-kan kajian lebih lan-jut terhadap rencana ini. Selain itu, bisnis inti Balai

Pustaka juga sebenarnya tidak sejalan dengan bisnis BUMN telekomunikasi tersebut.

Tak hanya Siti Nurbaya yang galau. Kegalauan serupa juga dialami oleh Si Unyil. Perusahaan Produksi Film Na-sional (PPFN), produsen Si Unyil, juga sedang megap-megap. Sama seperti Balai Pustaka, Dahlan pun berharap ada BUMN besar yang sudi menampung Si Unyil.

Namun, secara terus terang Dahlan mengakui, memang janggal bila PT Adhi Karya mengakuisisi PPFN dan Telkom mengakuisisi Balai Pustaka. Karena itu, menurut Dahlan, rencana akuisisi ini ha-rus dilakukan melalui kajian mendalam. “Kami serahkan kepada masing-masing BUMN. Segala sesuatunya harus dilaku-kan dengan mengedepankan tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG),” katanya.

Sikap Adhi pun sama seperti Telkom. BUMN karya ini masih mengkaji pem-belian PPFN. “Kami sekarang sedang mengkaji, baik dari sisi bisnis dan aspek lainnya,” kata Kurnadi Gularso, Sekreta-ris Perusahaan Adhi.

Jika proses kajian akuisisi tersebut rampung, maka perusahaan pelat me-rah tersebut akan mulai melaporkan rencana akuisisi tersebut lewat keter-bukaan informasi di Bursa Efek Indone-sia (BEI), dilanjutkan dengan prosedur akuisisi lain sebagai perusahaan ter-buka. “Aksi korporasi ini kan melibatkan salah satu pemegang saham. Jadi masih

kita kaji,” imbuhnya.Selain itu, masih ada beberapa

hal yang menjadi masalah da-lam akuisisi ini, seperti bentuk

PPFN yang masih Perum dan bisnis intinya yang tidak se-

suai dengan Adhi. “Kita belum tahu apakah nanti bisnisnya PPFN akan di-

ganti atau tidak. Ini kan ide dari menteri (BUMN), tentunya harus kita res-

pons dan kaji dulu,” tam-bah Kurnadi.

Begitulah nasib Si Unyil dan Siti Nurbaya kini. n

HAl 20-25 Edisi 11 Bisnis.indd 21 1/9/2011 10:43:20 PM

n BAnjir MenerjAng PABriK MoBil di ThAilAnd. TerPaksa MerevIsI keMBalI target PenjUalan.

22 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

bisnisotomotif

ThAilANd terendam. Banjir yang terjadi sejak Juli lalu itu te-lah menenggelamkan 25 dari 77

provinsi di Negari Gajah Putih ini. Ke-rugian pun terus membengkak. Diper-kirakan total kerugian Thailand akibat banjir telah mencapai lebih dari US$ 31,4 miliar. Sebanyak 40% dari kerugian

itu disumbang dari kerugian kawasan in-dustri yang mencapai US$ 14 miliar.

Adapun kerugian di industri otomo-tif yang dilansir Bloomberg (mengutip JP Morgan Chasel & Co), diperkirakan mencapai US$ 500 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun selama sebulan. Pabrik Honda Automobile (Thailand) Co Ltd di Ayut-

thaya berhenti berproduksi sejak 4 Okto-ber. Produsen lainnya, seperti Toyota di Chachoengsao, Nissan di Samut Prakarn, Mitsubishi di Chon Buri, Auto Alliance di Rayong, dan Isuzu di Chachoengsao, juga melakukan hal yang sama. 

Bencana banjir di Thailand itu mem-pengaruhi industri otomotif di Indone-

Peluang dariBanjir Thailand

Pasar otomotif akan terkoreksi gara-gara banjir di Thailand. impiannya relokasi.

TEKS AS riyAnTo FOTO riSET dan Ardhy fernAndo

HAl 20-25 Edisi 11 Bisnis.indd 22 1/9/2011 10:43:24 PM

23inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

bisnisotomotif

sia. Maklum, selama ini Indonesia sa-ngat tergantung pada negara tersebut. Begitu pula sebaliknya. Namun, untuk urusan relokasi pabrik dari Thailand, tampaknya tidak mudah.

Indonesia memang surga bagi pro-dusen otomotif. Produk apapun yang dilempar ke pasar pasti laku dan per-mintaan selalu naik. Hingga semester I-2011, penjualan kendaraan roda empat mencapai 506.743 unit atau naik diban-ding periode sama tahun lalu yang ber-jumlah 442.314 unit. Tak heran bila pen-jualan roda empat tahun ini bisa di atas 870 ribu unit.

Namun, banjir di Thailand akan membuat target penjualan otomotif na-sional 2011 kembali ke target semula, yakni antara 840 ribu hingga 850 ribu unit. “Sebelum kejadian ini, kami op-timistis mampu menembus penjualan 870 ribu unit,” kata Johnny Darmawan, Presiden Direktur PT Toyota-Astra Mo-tor (TAM).

Johnny menyebut produk Toyota yang didatangkan dari Thailand seperti Toyota Camry, Corolla, Yaris, Vios, dan Hilux bisa mengalami penurunan seba-nyak 10 ribu unit pada November. Bia-sanya, dalam kondisi normal, produk Toyota yang diimpor dari Thailand bisa

mencapai 70 ribu-80 ribu unit.Pasar yang menganga itu membuat

produsen otomotif tertarik merakit mobilnya di Indonesia. Namun, dengan segala kemudahan dan kesiapan infra-struktur, Thailand lebih unggul mena-rik produsen. Sebelum dibenam banjir, Pemerintah Thailand telah menyetujui anggaran tambahan mencapai 3,42 mi-liar baht (sekitar Rp 1 triliun) guna pem-bangunan infrastruktur, termasuk fasili-tas sirkuit pengujian kendaraan. Proyek besar industri otmotif Thailand tersebut akan rampung pada 2014 atau berbaren-gan dengan ketika negeri ini diproyeksi mencapai jumlah produksi kendaraan roda empat 3 juta unit.

Selain roda empat, industri otomo-tif Thailand juga telah dilirik para pe-main industri roda dua internasional. Thailand akan menjadi basis produksi Kawasaki dan Suzuki, khususnya un-tuk model-model berkapasitas mesin besar. Selain kedua perusahaan Jepang tersebut, Harley-Davidson dan Ducati, juga telah menyatakan akan memba-ngun pabriknya di Negeri Gajah Putih. Belakangan Honda menunjuk Thai-land sebagai basis global produksi mo-del CBR 250R yang juga dipasarkan ke Indonesia.

reloKASi Ke indoneSiANamun banjir membuat banyak impian melambung. Industri otomotif di Thai-land akan merelokasikan pabriknya ke Indonesia. “Saya baru dihubungi saja, belum menerima permohonan resmi. Dua yang mau relokasi, tapi saya tidak bisa menyebutkan namanya,” kata Edy Putra Irawadi, Deputi Menko Pereko-nomian bidang Industri dan Perda-gangan.

Namun, lanjut Edy, mereka ingin mengetahui bentuk insentif apa yang bisa diberikan pemerintah Indonesia. Edy memperkirakan paling cepat mereka akan merelokasi pabriknya ke Indonesia tahun depan. “Mereka meminta tahun 2012, tapi mereka bertanya apakah bisa dia dapat tax holiday,” papar Edy.

Selain itu, ada dua industri otomotif lainnya yang ingin mengembangkan pa-sarnya di Indonesia. Industri tersebut ingin menjadikan Indonesia sebagai ba-sis ekspor produk otomotif. “Yang akan melakukan perluasan adalah Mercy dan Toyota,” tambah dia.

Lain halnya data yang disampaikan Budi Darmadi, Dirjen Industri Ung-gulan Berbasis Teknologi Tinggi Ke-menterian Perindustrian. Menurut dia, ada puluhan perusahaan otomotif yang mau menanamkan investasinya ke Indonesia. Mereka didominasi oleh per-usahaan komponen Tier-1 dan Tier-2 (sub komponen).

Para penanam modal ini ada yang benar-benar investasi baru, namun ada pula yang hanya menambah peralatan dan jumlah produksi. “Yang namanya investasi bukan selalu bikin pabrik baru, tambah peralatan di pabrik, logistik juga butuh dana besar. Ini yang mau kami dorong, bukan dipindahkan dan meng-ganggu investasi di negara lain. Tapi di-tambah atau juga bikin baru di sini,” kata Budi.

Lain halnya dengan Yuwono, Sekre-taris Umum Gabungan Industri Kenda-raan Bermotor Indonesia. Menurutnya, cepat atau lambat produsen otomotif bakal merelokasi pabriknya ke Indone-sia. Perpindahan ini bukan karena ben-cana banjir yang melanda Thailand, melainkan lantaran pasar otomotif di Indonesia yang sangat besar. 

Dia menyarankan pemerintah agar membenahi dan membangun  infra-struktur. Selain itu memperbaiki re-gulasi untuk kemudahan berusaha di Tanah Air. “Karena kegiatan ini merupa-kan jangka panjang,” ujarnya. n

n Pasar otoMotIf IndonesIa MeMang Besar.

HAl 20-25 Edisi 11 Bisnis.indd 23 1/9/2011 10:43:29 PM

n dItUdIng sePatU BUatan ChIna.

24 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Jejak-jejak Sepatu di Brazil

bisnisantidumping

ProduSeN sepatu Indonesia sedang bersuka cita. Angka eks-por tetap menanjak meskipun

dibayangi krisis Eropa dan Amerika Serikat. Ekspor sepatu tahun ini dipre-diksi bisa mencapai US$ 3,2 miliar se-telah ekspor sepatu China dan Vietnam sebagai pesaing utama Indonesia turun.

Bahkan selama sembilan bulan per-tama di 2011, ekspor sepatu Indonesia sudah menembus US$ 2,8 miliar atau se-kitar Rp 23,8 triliun. Tahun lalu, ekspor alas kaki Indonesia mencapai US$ 2,6 miliar atau Rp 22,1 triliun.

Namun, masih ada ganjalan bagi eks-portir sepatu Indonesia. Awal Oktober lalu, pemerintah Brazil protes karena

angka keberhasilan ekspor di atas ter-nyata semu. Sepatu-sepatu tersebut di-tuding berasal dari China yang diekspor ke Brazil.

Intinya, pemerintah Brazil melaku-kan penyelidikan antidumping circu-mvention terhadap produk sepatu asal Indonesia karena diduga melakukan reekspor secara ilegal produk sepatu asal China. Padahal, dengan kebijakan antidumping circumvention, produk se-patu China telah dikenai bea masuk an-tidumping sebesar US$ 13,85 per pasang sejak Maret 2010.

Tuduhan itu sebenarnya sudah berasap sejak akhir Juli 2010. Saat itu Brasil menuduh Indonesia, Vietnam,

dan Malaysia menjadi negara persing-gahan China untuk menjual produk alas kaki murah ke Brasil. Sejak itu, Brasil memperkuat regulasi antidumping cir-cumvention dengan memberlakukan a-turan kandungan lokal dari produk yang diekspor sebanyak 40% dan kandungan tambahan sebanyak 25%.

Benarkah? Ernawati, Direktur Peng-amanan Perdagangan Kementerian Per-dagangan, membantahnya. Menurut dia, aturan antidumping circumvention Brazil itu diberlakukan pada Agustus, sedangkan tuduhan kepada produsen alas kaki Indonesia diajukan pada Okto-ber. “Jadi seolah-olah aturan itu berlaku surut,” ujar Erna.

Tuduhan itu juga membuat gerah Asosiasi Persepatuan Indonesia (Apri-sindo). Kini asosiasi ini sedang menye-lidikinya. Binsar Marpaung, Sekretaris Jenderal Aprisindo, mengatakan pro-ses penyelidikan butuh waktu sebulan. “Kami harus memeriksa dan meminta klarifikasi dulu, karena ini sensitif,” katanya.

Setelah pemeriksaan terhadap lebih dari 10 pabrik sepatu Nike dan Adidas itu selesai, barulah Aprisindo akan menjawab tuduhan itu. Jadi, kita tunggu saja. n

ekspor sepatu terus meningkat. indonesia dituduh membawa sepatu China dan dijual

ke Brazil. TEKS AS riyAnTo FOTO riSeT

HAl 20-25 Edisi 11 Bisnis.indd 24 1/9/2011 10:43:30 PM

Jakarta me-nempati pe-ringkat dua dari 21 kota

di dunia yang mengalami ke-naikan harga

n kedUa tertInggI darI 21 negara

25inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Semakin Sesak Berpijak

bisnisproperti

harga properti, lahan industri, maupun apartemen mewah di Jakarta dan sekitarnya

terus membumbung. TEKS AS riyAnTo FOTO dAhlAn reBo PAhing

JAKArTA dan sekitarnya sema-kin sesak. Harga lahan industri dan apartemen mewah di Jakarta

dan sekitarnya terus membumbung tinggi. Adalah Colliers International yang mengeluarkan laporan terbaru bahwa harga lahan industri di dalam ne-geri terus menunjukkan kenaikan yang pesat pada tahun ini.

Kawasan industri di Bekasi dan Karawang, misalnya, pada triwulan III-

2011 tercatat mengalami kenaikan yang fantastis atau di atas rata-rata 7,2%. Harga lahan industri di kawasan Bekasi pada periode triwulan III-2011 sebe-sar US$ 102,88 (Rp 874 ribu per meter persegi naik menjadi US$ 142,32 (Rp 1,2 juta) per meter persegi atau naik sekitar 38,3%. Adapun harga lahan di Karawang senilai US$ 68,95 (Rp 586 ribu) per me-ter persegi menjadi US$ 91,05 (Rp 774 ribu) per meter persegi atau naik 32,1%

dibandingkan kuartal II-2011.Dari sisi penjualan lahan industri di

tahun 2011 mencatat rekor tersendiri se-panjang sejarah. Total lahan yang terjual hingga triwulan III-2011 telah melam-paui angka total penjualan di 2010 atau naik 65% dengan jumlah sekitar 897 hektar. Penjualan lahan juga turut me-nyebabkan kenaikan harga di triwulan III dengan rata-rata 7,2% dibandingkan triwulan II-2011.

Serupa namun tak sama, perusahaan konsultan properti global, Knight Frank, mengungkapkan bahwa survei yang di-lakukan menunjukkan bahwa Jakarta menempati peringkat dua dari 21 kota di dunia yang mengalami kenaikan harga rata-rata selama 12 bulan terakhir un-tuk pasar properti mewah. Di pasar Asia Pasifik, Jakarta mengungguli Beijing, Hong Kong, Shanghai, Singapura, dan Mumbai.

Menurut Fakky Ismail Hidayat, Se-nior Associate Director Knight Frank,

pertumbuhan harga yang positif ter-sebut ditunjang sejumlah faktor ekster-nal seperti kondisi ekonomi Indonesia yang kondusif, politik yang stabil, dan pasokan properti mewah yang terbatas. Selain itu, permintaan konsumen lokal segmen atas meningkat untuk tujuan in-vestasi.

“Kenaikan itu seiring dengan me-ningkatnya jumlah pertumbuhan orang kaya Indonesia,” ujarnya.

Harga rata-rata properti mewah di Jakarta, baik kondominium maupun perumahan tampak ( landed house), khususnya di beberapa daerah mewah yang paling diminati, masih menunjuk-kan pertumbuhan keuntungan modal (capital gain) di kisaran 5% hingga 20% dibandingkan kuartal III-2010. “Diper-kirakan, pasar properti mewah di Ja-karta masih terus meningkat sampai a-khir tahun ini,” ujar Fakky. n

HAl 20-25 Edisi 11 Bisnis.indd 25 1/9/2011 10:43:33 PM

b inilahREVIEW 08 Tahun I | 17-23 Oktober 2011

IReview Edisi 6 th 1 b.indd 2 1/2/2011 10:44:21 PM

27

sisipanrongsokan

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 27 11/4/11 9:23 PM

Di manapun, di negeri ini, tak sulit mencari pe-dagang barang bekas atau barang rongsokan se-kalipun. Mulai dari Jakarta hingga daerah-daerah

pinggiran, banyak terlihat orang menjual barang-barang bekas seperti kardus, botol plastik minuman, besi-besi tua, hingga mobil, dan perangkat rumah tangga.

Barang-barang second hand memang barang bekas pa-kai. Namun, dalam soal uang tidak ada istilah ‘uang bekas’, sehingga bisnis di sektor inipun tidak bisa dianggap main-main. Karena itu tidak heran bila bisnis ini menjadi feno-mena, bahkan tren di banyak negara.

Di Singapura misalnya, siapa yang tak kenal dengan Su-ngai Road Thieves Market. Ini adalah sebuah pasar loak pa-ling populer bagi kalangan wisatawan yang sudah ada sejak

tahun 1930-an. Pasar ini awalnya menjadi tempat untuk membeli barang-barang hasil curian.

Begitu pula di Italia, di kota mode Milan terdapat pasar loak yang khusus memperdagangkan barang-barang bekas dari mantan kekasih, yang dikenal dengan sebutan “Ex and the City”, menyitir sebuah judul film “Sex and the City”.

Regulasi KetatHanya saja yang menjadi pembeda bisnis barang bekas di dalam negeri dan di luar negeri. Di negara-negara maju, para pedagang barang bekas di negara-negara dilindungi oleh payung hukum. Sebuah peraturan yang bisa melin-dungi konsumen dan pedagangnya dari kemungkinan tun-tutan hukum. Sebab, pada awalnya pasar loak atau bisnis barang bekas banyak ditumpangi oleh barang-barang ilegal atau hasil curian.

Seperti di negara bagian California, Amerika Serikat yang mulai menerapkan regulasi untuk pedagang barang bekas pada tahun 1957 sebagai upaya mencegah perda-gangan barang-barang curian.

Bahkan pada tahun 2000, Senat dengan Senat Bill 1520 meminta Departemen Kehakiman untuk mengembang-kan sebuah sistem yang mengharuskan pedagang barang

n Jual Beli Besi tua, Menjanjikan keuntungan tinggi

28 inilahReVieW 11 tahun i | 07-13 november 2011

sisipanrongsokan

ini bisnis besar. Besi tua dan barang rongsokan akhirnya menjadi lahan bagi pengusaha berkantung tebal

dari dalam dan luar negeri.tekS MiKail FOtO Dahlan ReBo pahing, Riset

iLuStRaSi FonDa lapoD

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 28 11/4/11 9:23 PM

Di kota modeMilan terdapat

pasar loak yang khu-sus memperdagang-kan barang-barang bekas dari mantan

kekasih, yang dikenaldengan sebutan

“Ex and the City”, menyitir sebuahjudul film “Sex

and the City”

bekas dan rumah gadai di seluruh negara bagian melaku-kan transaksi yang tercatat secara elektronik untuk semua transaksi barang bekas. Aturan diperlukan lantaran bisnis barang bekas, memang melibatkan nilai transaksi yang menggiurkan.

putaRan uangBukan cuma di negeri Paman Sam, bisnis barang bekas me-mang melibatkan banyak fulus berputar. Begitu pula di In-donesia. Tengok saja pasar loak Dupak, di Surabaya, Jawa Timur. Saat terbakar pada akhir Agustus lalu, seorang juragan barang bekas bernama H. Duhaji harus kehilangan omzet yang mencapai Rp 1,5 miliar. Dari kejadian itu, lelaki asal Madura yang tinggal di Sidoarjo ini kehilangan keun-tungan sebanyak Rp 90 juta per bulannya.

Bisa dibayangkan berapa uang yang berputar dalam bis-nis ini. Itu sebabnya, banyak yang tertarik menekuni usaha yang kadang dipandang sebelah mata. Salah satu bisnis barang rongsokan yang banyak menjanjikan keuntungan adalah jual beli besi tua. Apalagi di negara yang tengah giat membangun infrastrukturnya, besi menjadi kebutuhan dasar yang harus terpenuhi.

Besi BeKas yang MenggiuRKan Tingginya permintaan dan rendahnya pasokan, men-dorong harga bahan baku besi di Indonesia meroket. Seba-gai catatan, kebutuhan besi di Indonesia setiap tahun seki-tar 8 – 12 juta metrik ton. Sementara produsen lokal baru bisa memasok sekitar 4 – 6 juta metrik ton per tahunnya. Artinya, tersedia pasar yang cukup besar bagi bahan baku besi. Dan, bahan baku itu tak melulu datang dari bijih besi dari pertambangan, tetapi juga dari besi-besi bekas yang didaur ulang.

Berdasarkan data Direktorat Logam Departemen Per-industrian, setiap tahun Indonesia membutuhkan besi be-kas rata-rata sekitar dua juta ton, sementara pasokan da-

lam negeri cuma 600 ribu ton. Walhasil, negeri kita masih harus mengimpor 1,4 juta ton.

Dari data tersebut bisa dihitung berapa uang yang bisa berputar di bisnis ini. Taruhlah harga rata-rata besi bekas Rp 3.000 per kilogramnya, maka dana yang berputar tak kurang dari Rp 6 triliun. Sebuah angka yang sangat men-janjikan.

Mungkin, lantaran tingginya potensi keuntungan yang ada, mata rantai bisnis besi tua–sebelum berakhir di pabrik peleburan–menjadi sangat panjang. Mulai dari pemulung, pengepul kecil, pengepul menengah, pengepul besar, dan pengepul besi tua yang berperan sebagai pemasok pabrik peleburan.

Namun seperti biasa, di setiap potensi keuntungan se-

sisipanrongsokan

n suasana pasaR loaK Di singapuRa, awaLnya teMpat juaL beLi baRang-baRang cuRian

29inilahReVieW 11 tahun i | 07-13 november 2011

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 29 11/4/11 9:23 PM

Saatnya nanti yangboleh melakukan pem-

bongkaran dan daur ulang kapal hanya pihak yang mampu memenuhisyarat yang ditetapkan oleh badan internasio-nal, yakni IMO (Inter-

national MarineOrganization)

lalu diiringi oleh ancaman risiko kerugian. Apalagi besi bekas kini juga sudah termasuk komoditas yang diperda-gangkan secara internasional, sehingga harganya pun ke-rap berfluktuasi dengan tajam. Pergerakan harga yang su-lit diduga ini dipengaruhi beragam faktor, mulai dari krisis ekonomi global hingga disparitas harga besi bekas di dalam dan luar negeri.

Saat ini, sejumlah pengusaha limbah besi tua atau ba-rang rongsokan menyebut harga besi tua hanya Rp 3.000 per kilogram. Padahal, sebelum krisis pada Juli 2008 lalu, harganya sempat mencapai Rp 8.000 per kilogram.

Pun halnya dengan harga tembaga yang turun dari Rp 62.000 menjadi Rp 40.000 per kilogram, harga alumu-nium turun dari Rp 24.000 menjadi Rp 18.000 per kilo-gram, logam turun dari Rp 32.000 menjadi Rp 18.000, dan harga timah turun dari Rp 27.000 menjadi Rp 17.000 per kilogram.

Penurunan harga besi, tembaga, timah, dan logam mulia lainnya itu mulai terasa sejak bulan Agustus 2008, lantaran harga besi dan timah tersebut di luar negeri mengalami pe-nurunan, sehingga mengakibatkan harga komoditas di da-lam negeri juga ikut mengerut.

Akibatnya, seorang pengepul kecil bisa menderita ke-rugian hingga puluhan juta rupiah. Itu lantaran mereka membayar tinggi, tapi ketika akan dijual harganya jatuh. Nah, untuk mengatasi kerugian yang lebih parah, peng-usaha pun terpaksa menahan stok barangnya untuk waktu yang cukup panjang.

Beruntung, membaiknya situasi perekonomian saat ini mendorong harga besi bekas kembali tembus di angka Rp 4.000 per kilogram. Sebuah tingkat harga yang cukup me-legakan bagi pengepul barang bekas, kendati masih berada di bawah harga sebelum krisis 2008. Pasalnya besi menjadi penyumbang lebih dari 50% omzet secara keseluruhan di samping kertas, kardus, botol, karung, dan plastik.

Secara umum besi bekas dibagi dalam tiga kelas yakni kelas A, B, dan C. Besi kelas A adalah jenis besi berat (tebal), kelas B besi yang tipis seperti pelat dan kompor, sedangkan kelas C adalah besi jenis seng maupun kaleng. Harganya pun berbeda, besi kelas A antara Rp 4.000 –Rp 4.200 per kg, kelas B Rp 3.000 per kg, dan kelas C Rp 2.500 – Rp 2.800 per kg.

Kapal tua Dan pesaWat BeKasTak hanya jenis besinya, pelaku usaha ini pun terbagi da-lam beberapa kelas. Dari pemulung yang berjalan dari ru-mah ke rumah, hingga pemulung kelas kakap yang berbis-nis dari daur ulang kapal atau pesawat.

Di kawasan pantai di daerah Pengasinan, Jakarta Utara sering terlihat kapal dan tongkang rongsokan disandarkan di sana. Kapal besar tersebut akan dipotong-potong, untuk selanjutnya didaur ulang. Atau coba saja tengok sesekali di kawasan Bandara Soekarno Hatta. Di sana tak jarang di-temui beberapa pekerja tengah membelah badan pesawat menjadi potongan kecil.

Bisnis pemotongan kapal dan pesawat memerlukan modal yang besar plus keahlian dalam menaksir harga. Ke-ahlian yang tak banyak dimiliki orang. Perhitungan yang cermat, kelihaian menaksir bagian-bagian kapal atau tong-kang yang mempunyai nilai jual ikut menentukan untung

n potongan BangKai pesaWat, juRagan LOkaL Makin teRSingkiR

sisipanrongsokan

30 inilahReVieW 11 tahun i | 07-13 november 2011

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 30 11/4/11 9:23 PM

rugi bisnis ini.Misalnya, sebuah tongkang tua saat masih beroperasi

berbobot 12 ribu DWT. Namun saat dinyatakan sudah tidak layak berlayar lagi, rongsokan besi tua ini beratnya akan berkurang dimakan usia. Di sinilah kelihaian menaksir di-perlukan, boleh jadi dalam taksiran tongkang rongsokan itu bobotnya tinggal 75% setelah dikurangi bagian-bagian yang tak bernilai jual.

Dengan taksiran itulah, sang pengusaha membeli tong-kang tersebut dengan harga Rp 600 juta. Biaya ini masih ditambah dengan ongkos menarik tongkang dan biaya ma-suk ke Jakarta yang mencapai Rp 350 juta, total modal awal yang diperlukan sekitar Rp 900 juta.

Rongsokan tongkang ini kemudian dipotong-potong. Jika sebuah tongkang yang telah dipotong-potong men-capai bobot 10 ribu ton, dengan harga besi bekas Rp 4.000 per kilo maka setidaknya sang pengusaha bisa mengan-tungi pendapatan Rp 4 miliar. Artinya, keuntungan yang diperoleh tak kurang dari Rp 2 miliar.

atuRan KetatMakanya, bisnis besi bekas tidak bisa dipandang sebelah mata. Dan memang, itulah yang membuat peminat bisnis ini terus bertambah, sejumlah negara maju berusaha mem-batasi gerak pengusaha besi bekas tradisional, dengan pen-dekatan aturan main internasional. Salah satu yang dibi-dik adalah soal pembongkaran dan daur ulang kapal bekas atau ship dismantling and ship recycle.

Meski belum diputuskan, namun terdapat indikasi bila pada saatnya nanti yang boleh melakukan pembongkaran dan daur ulang kapal hanya para pihak yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh badan internasional, yakni IMO (International Marine Organization).

Argumentasi yang diajukan adalah bahwa dalam setiap kapal bekas terdapat elemen B3 dan limbah B3. Limbah itu bisa berasal dari bagian-bagian kapal, maupun dari sisa muatan yang membahayakan kesehatan manusia dan ling-kungan.

Selain itu ada lagi persyaratan yang mewajibkan pe-nguasaan teknologi tinggi serta permodalan dalam jumlah besar yang tentu saja bakal menyulitkan para pengusaha tradisional. Sehingga, pada akhirnya yang bisa memenuhi syarat hanyalah pengusaha besar atau investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia. Sementara para ju-ragan besi tua justru terpuruk karena pada gilirannya me-reka menjadi “pengusaha ilegal” yang riskan menghadapi tuntutan hukum.

Ini dialami oleh Suhadi alias Bewok, seorang pengusaha besi bekas spesialis bangkai pesawat terbang. Setahun be-lakangan ini lapak Bewok yang berada di kawasan Pang-kalan Jati, Jakarta Selatan tak lagi dipenuhi oleh besi po-tongan bekas pesawat.

Padahal, sebelumnya, dia dan anak buahnya banyak disibukkan dengan aksi bongkar pesawat bekas di bandara Soekarno-Hatta. “Malah, kita pernah memborong empat pesawat sekaligus. Nilainya mencapai Rp 500 juta. Tentu saja keuntungannya berlipat-lipat,” papar Bewok.

Kini Bewok tak lagi berani memborong pesawat. Bukan lantaran banyaknya pungli di kawasan bandara tempatnya membedah pesawat, apalagi soal modal. “Ini semata ka-rena aturan sekarang yang ketat. Makanya sekarang yang main orang Korea atau India atau perusahaan besar. Kami cuma berani main di tenaga kerjanya. Soal ini, kami lebih hebat dan murah ketimbang tukang dari luar.”

Wah, akhirnya pemerintah juga yang menyetel rakyat-nya untuk tetap jadi bangsa kuli. n

sisipanrongsokan

31inilahReVieW 11 tahun i | 07-13 november 2011

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 31 11/4/11 9:23 PM

DEpOK, Jawa Barat tak cuma dikenal sebagai kota kampus. Kota yang menjadi pusatnya Universi-tas Indonesia itu juga dikenal sebagai kota mal.

Maklum, di ruas jalan utama Margonda berjejer pusat per-belanjaan yang kerap dikunjungi masyarakat sekitar.

Ada yang unik di sudut Kampung Kukusan, Depok. Se-buah mal yang lain dari biasanya berdiri di situ. Bangunan-nya pun terkesan compang-camping dengan beragam ba-rang terpajang di sana-sini. Semuanya barang bekas alias rongsokan. Namanya, Mal Rongsok.

Di tangan seorang mantan peracik obat, barang rongsok bisa disulap

menjadi ‘emas’. Sayang, masihbanyak yang menganggap ini

sebagai bisnis kotor yang meng-ganggu estetika lingkungan.

tekS MiKail FOtO MiKail

Keberadaan Mal Rongsok kini tak kalah pamor oleh mal-mal megah yang ada di Depok. Pengunjungnya juga beragam, dari pemulung hingga para kontraktor atau ka-langan berduit. Mereka datang mencari barang rongsok atau bekas yang masih bisa dipakai atau bisa diakali.

Haris contohnya. Profesinya sebagai pengembang pe-rumahan tak sungkan untuk mencari kusen, pintu, hingga wadah pencuci piring di mal ini. “Malah tak jarang saya da-pat sofa atau furnitur rongsok. Saya tahu persis kualitasnya bagus dan akan kembali bernilai bila ada polesan sedikit.”

Shally, seorang ibu rumah tangga dari kalangan me-nengah juga tak sungkan belanja di Mal Rongsok itu. Ala-sannya sederhana, selain murah, keunikkan barang yang dijual jadi pertimbangan lain. “Kalau lagi beruntung, kita bisa dapat barang antik. Cuma kita harus pandai-pandai menaksir harga pasaran dan biaya memperbaikinya. Na-manya juga rongsok.”

neKat Dan KReatiVitasMal Rongsok memang unik. Pemiliknya bernama Nurcho-lis Agi. Cholis, sapaan lelaki berusia 43 tahun ini, dulunya

n Mal RongsoK, pengunjungnya DaRi peMuLung SaMpai kaLangan beRDuit pengunjungnya DaRi peMuLung SaMpai kaLangan beRDuit

Mal Rongsok Kreasi Peracik Obat

sisipanrongsokan

32 inilahReVieW 11 tahun i | 07-13 november 2011

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 32 11/4/11 9:24 PM

Soal rezeki itu urusan Tuhan. Tapi saya

yakin, rongsok akanselalu punya nilai.

Bila tak laku secara utuh, saya tinggal

kanibal dan timbang saja. Pokoknya gak

ada yang tersisa

bekerja sebagai asisten apoteker. Kreativitas dan rasa ingin tahunya yang tinggi membuatnya tak bisa diam hingga akhirnya hengkang dari profesi yang digelutinya sejak lama itu. “Saya tak tega melihat orang beli obat mahal. Pa-dahal saya tahu biaya meracik obat tak seberapa,” akunya.

Mulailah Cholis berpetualang. Jadi guru ngaji pernah dilakoni. Keahliannya meracik obat sempat membuatnya nyaris terjerumus ke dunia kelam. “Saya pernah diajak orang meracik ekstasi di sebuah klub malam di kawasan Kota, Jakarta Barat. Baru tahap uji coba, banyak yang keta-gihan racikan saya. Saya jadi takut hingga akhirnya kabur.”

Mulailah dia membuka bengkel servis elektronik di ru-mah kontrakannya. Dari sinilah kemudian Cholis berpi-kir, jika diakali barang bekas bisa memiliki nilai yang lebih tinggi. “Tak cuma elektronik, saya mulai jualan spare part motor bekas dan akhirnya merembet ke barang bekas lain-nya.”

Waktu terus berjalan. Cholis banyak kedatangan pe-langgan. Tidak saja warga sekitar pembeli barang bekas-nya, tapi juga para pemulung yang menawarkan rongsokan yang didapatnya. Lama kelamaan, rumah kontrakkannya tak lagi cukup memuat barang rongsoknya. Mengontrak sebuah lahan kosong akhirnya jadi pilihan. “Konsekuen-sinya, ini harus jadi bisnis serius. Dan saya nggak mau tanggung-tanggung. Akhirnya Mal Rongsok saya dirikan. Alasannya sederhana, belum ada mal sejenis di Indonesia!”

oMset Ratusan JutaJadilah Cholis total menggeluti bisnis rongsok. Ia pun dituntut merogoh kocek dalam-dalam. Ini lantaran Cholis tak mau lagi hanya bergantung pada para pemulung pema-sok barang bekasnya. “Saya harus bermain lebih besar. Mulailah saya ikut lelang borongan barang-barang bekas kantoran. Mulai dari komputer, meja, besi, karpet, bahkan kabel-kabel bekas. Pendek kata, gak ada yang tersisa.”

Untuk urusan lelang, Cholis harus siap dengan kocek puluhan juta hingga ratusan juta. Bukan jumlah sedikit tentunya. Namun, jaringannya yang luas membuat bebe-rapa rekannya tak sungkan menalangi modal yang dibu-tuhkan. Prinsipnya bisa bagi hasil atau pinjaman. “Alhamdulillah, orang percaya sama saya.”

Memang, banyak yang menyebut, bisnis rongso-kan penuh dengan risiko. Namun bagi Cholis itu ti-dak berlaku. Ia yakin, kesa-baran dan kreativitas yang tak pernah berhenti men-jadi modal utama dalam menjalankan roda bisnis rongsoknya. “Soal rezeki itu urusan Tuhan. Tapi saya ya-kin, rongsokan akan selalu punya nilai. Bila tak laku se-cara utuh, saya tinggal kanibal dan timbang saja. Pokoknya gak ada yang tersisa.”

Bisnis Cholis tak lagi sekadar rongsokan kecil. Mal Rongsok adalah sebuah bisnis besar dengan omset yang sudah mencapai ratusan juta rupiah dengan tujuh orang

karyawan. “Dalam satu bulan perputaran uang paling sedikit Rp 100 juta. Kalau ada borongan besar, bisa lebih,” ujarnya.

Puaskah? “Ini bukan soal puas atau belum. Manusia tak pernah merasa puas. Bagi saya, bisa menghidupi keluarga ada-lah berkah. Tapi tetap, mimpi saya membesarkan Mal Rong-sok ini tak pernah berhenti,” ujar Cholis.

Itulah Cholis yang tak per-nah bisa diam dalam berpikir. Hanya saja lelaki ini kini sedikit gundah lantaran lahan di mana Mal Rongsok mi-liknya berdiri sudah diincar pengembang besar yang sudah memborong lahan di sekitar. “Tumpukkan barang rongsok dianggap tak sedap dipandang. Mereka bilang, kami meng-ganggu estetika keindahan lingkungan.” n

n baRang yang DijuaL beRagaM

tuhkan. Prinsipnya bisa bagi hasil atau pinjaman.

karyawan. “Dalam satu bulan perputaran uang paling sedikit Rp 100 juta. Kalau ada borongan besar, bisa lebih,” ujarnya.

puas atau belum. Manusia tak pernah merasa puas. Bagi saya, bisa menghidupi keluarga ada-

nah bisa diam dalam berpikir. Hanya saja lelaki ini kini

sisipanrongsokan

33inilahReVieW 11 tahun i | 07-13 november 2011

HLM 27-33 SISIPAN ireview 11 rev.indd 33 11/4/11 9:24 PM

Selain wajah dan logat bulenya, Gwen

membuat ‘Wisata Kuliner’ terasa ma-kin mak nyuss saja

34 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Bondan Winarno berun-tung punya putri secantik Gwen. Betapa tidak? Program ‘Wisata Kuliner’ yang diba-

wakannya di salah satu televisi swasta itu makin ditonton banyak orang sejak kemunculan Gwendoline Amanda Wi-rastari. Selain wajah dan logat bulenya, Gwen membuat ‘Wisata Kuliner’ terasa makin mak nyuss saja.

Bukan hanya itu, kemunculan Gwen berhasil memikat Asian Food Channel--stasiun televisi internasional khusus ma-kanan—untuk membawa ‘Wisata Kuliner’ ke salah satu program mereka. Gwen dan

Bondan akan tampil sebagai pemandu pro-gram yang diberi nama ‘Taste of Indonesia’ yang akan mulai ditayangkan Kamis 10 November pukul 20.00 Wib.

Gwen sendiri agaknya bersuka hati dengan ‘Taste of Indonesia’. Akun Twit-ter-nya banyak menjawab berbagai per-tanyaan seputar ‘Taste of Indonesia’ atau AFC. Satu hal yang pasti, Gwen juga sibuk berpromo kepada para penggemarnya. “Taste of Indonesia akan mulai tgl 10Nov jam 7 WIB di AFC :D Nonton ya!! :D,” begi-tulah tulis Gwen. Toh, ada juga penggemar Gwen yang penasaran sebab sama sekali belum pernah mendengar Gwen meng-ucapkan kalimat sakti ayahnya, ”Mak Nyuss…” Jadi kita tunggu saja adakah Mak Nyuss ala Gwen di Taste of Indonesia. n

figur

HLM 34-35 FIGUR 11.indd 34 11/4/11 11:39 PM

Hamil tujuh bulan dengan bayi kembar di kandungan tak menyu-rutkan langkah Rieke ‘Oneng’ Dyah Pitaloka untuk ikut aksi

long march mendukung RUU Badan Penye-lenggara Jaminan Sosial (BPJS-red). Bersama sekitar seribuan wanita lainnya, Oneng ber-jalan kaki dari Bundaran Hotel Indonesia me-nuju Istana Negara di Jalan Medan Merdeka Utara, pada hari Minggu pekan lalu.

Perempuan kelahiran 37 tahun lalu itu tampak bersemangat mengikuti aksi karena tingginya angka kematian ibu hamil gara-gara tidak adanya jaminan kesehatan yang mema-dai. Tapi, semangat saja ternyata tak cukup. Di tengah perjalanan, Oneng terpaksa me-lanjutkan aksi dengan duduk di kursi roda.

Menurut Oneng, kandungannya se-

Bagi larasati gading, berlenggak-lenggok di atas panggung maupun seni me-nunggang kuda merupakan

kegiatan yang sama-sama menantang. Apalagi, sebentar lagi, mantan model ini akan mewakili Indonesia sebagai salah satu atlet equestrian atau seni menung-gang kuda di SEA Games 2011.

“Saya akan berusaha untuk menjadi yang terbaik. Setiap atlet tidak akan per-nah mematok target menjadi nomor dua atau tiga. Yang kami lihat adalah bagai-mana merebut medali emas,” kata Larasati yang September lalu menjadi juara untuk nomor dressage atau tunggang serasi da-lam lomba berkuda di Aachen, Jerman.

Ia meraih kemenangan bersama kuda kesayangannya bernama Wallenstein yang dibelinya beberapa bulan lalu. Berbekal gelar di level internasional itulah, Larasati berani mematok target emas untuk nomor

dressage di SEA Games nanti. Selain dres-

sage, nomor lain

yang dipertandingkan adalah eventing atau trilomba dan show jumping atau lompat rintangan.

“Ini SEA Games ketiga saya, sehingga saya sudah punya gambaran seperti apa,” ujarnya sembari menyebut kontingen berkuda Thailand sebagai rival ter-berat. Meski Indonesia di cabang olahraga berkuda SEA Games belum pernah meraih medali emas, kali ini berani mentarget-kan dua medali emas. Salah sa-tunya tentu saja lewat Larasati dan Wallenstein.

Lalu apa menariknya ber-kuda bagi Larasati? Berkuda, kata dia, berbeda dengan olahraga lain. Di saat kita mencoba, biasanya susah dilupakan. Kita dituntut fokus kontrol kaki bawah dan badan. “Olahraga ini bagus juga diberikan pada anak-anak daripada main game. Diajarkan sportif dan

kompetitif,” katanya yakin. Mudah-mudahan Larasati benar-

benar memecahkan rekor, berha-sil menangguk emas pertama ca-bang berkuda buat Merah Putih. Dan kalau berhasil maka meda-linya bisa dibilang sebagai ha-diah ulang tahun ibu tiga anak

ini yang pada 14 November berusia 40. n

hat wal afiat sehingga merasa tidak harus konsultasi ke dokter kandungan sebelum ikut aksi long march. “Saya yakin, asal niat baik siapa pun pasti diberi kekuatan,” ujar-nya. Sebagai anggota DPR, ia merasa ber-tanggung jawab untuk aktif memperjuang-kan kepentingan rakyat atas kebutuhan jaminan kesehatan, jaminan kerja, kecela-kaan, pensiun, hari tua dan kematian.

Satu hal yang ditakutkan Oneng tak lain jika negara menjalankan pasar bebas namun tidak memberikan pelampung bagi rakyatnya berupa jaminan kesehatan dan jaminan sosial. Dia khawatir akan semakin banyak rakyat mati karena tidak ada biaya berobat ke rumah sakit. “Kalau sakitnya parah dan tidak ada biaya, terus bagai-mana?” tanyanya. n

figur

35inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

HLM 34-35 FIGUR 11.indd 35 11/4/11 11:39 PM

36 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Gadget Baru, Bikin Hidup Lebih Gaya

gaya hidup gadget

Gaya hidup diGital, kini menjadi kecenderungan se-bagian orang. Hal yang wajar terjadi di tengah masifnya

perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Bagi mereka, peralatan di-gital menjadikan rutinitas hidup dan pe-kerjaan bisa dijalani dengan lebih efisien dan efektif.

Fenomena gaya hidup digital bukan saja diminati mereka yang mudah menerima teknologi. Orang awam pun juga tidak ke-tinggalan ikut berperan dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi.

Gaya hidup digital kian menjadi ke-butuhan ketika piranti yang ada, ter-masuk gadget menawarkan berbagai kemudahan. Misalnya, yang ditawarkan Telemedicine, yakni perkawinan telepon seluler (ponsel) pintar dengan alat pen-deteksi jantung: Smartheart.

Perpaduan ini menjadikan ponsel pintar dapat difungsikan sebagai alat pengawas jantung hanya dalam waktu

30 detik. Perangkat ini berbentuk pe-ngait melingkari dada pengguna dan merekam tingkat jantung pengguna melalui aktivitas elektro yang terjadi. Terhubung melalui Bluetooth, detakan jantung yang dideteksi dikirim ke ponsel pintar dan ditampilkan secara digital.

Smartheart yang baru saja dirilis ini, diyakini banyak kalangan termasuk para dokter akan banyak membantu siapa pun untuk dapat dengan cepat mendeteksi ke-sehatan jantung dengan cepat dan murah. Cukup dengan 300 poundsterling saja atau sekitar Rp 4 juta, Smartheart sudah bisa terhubung dengan ponsel pintar Anda.

KolaboRasIblacKbERRy - PoRschE

Selain Smartheart ada beberapa piranti gadget terbaru lain yang diperkenalkan ke publik. Kolaborasi unik Research in Motion (RIM) dengan pabrikan mobil ternama, Porsche, melahirkan Black-Berry Porsche Design Smartphone P’9981.

Selain fitur-fitur unggulan, RIM juga mengandalkan unsur stylish. Ponsel ini memiliki berat 155 gram, tinggi 115 milime-ter, dan lebar 4,53 inci, dilengkapi Blacklit Keyboard yang bisa menyala di tempat ge-lap. Ponsel pintar ini disebut RIM sebagai ponsel pintar dengan style yang tak usang dimakan waktu yang dikawinkan dengan teknologi terbaik di kelasnya.

Menyoal fitur yang diunggulkan, di ponsel ini BlackBerry menawarkan ba-nyak kemudahan dan kebaruan tekno-logi. Wajar jika kemudian harga ponsel pintar yang diluncurkan di Dubai, Uni Emirat Arab ini dibandrol 1.425 euro atau sekitar Rp 17,79 juta. Wow….

TIga NoTEbooK hPHewlett-Packard, meluncurkan tiga notebook terbaru untuk segmen high end di Indonesia, yakni Envy Beats Edi-tion, Pavilion dv6, dan ProBook 5330m.

Gadget bukan lagi pelengkap, tapi sudah jadi kebutuhan dan bagian dari gaya hidup digital yang kini menjadi

kecenderungan banyak orang. TEKS ElKa saRasWaTI FOTO RIsET

HLM 36-37 GAYA HIDUP 11.indd 36 11/5/11 10:40 PM

37inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

gaya hidup gadget

Pabrikan piranti teknologi asal negeri Abang Sam ini menjanjikan tidak hanya produk yang berteknologi tinggi, namun juga desain nan elegan.

Ketiga varian ini memiliki tekno-logi yang menunjang fungsi entertain-ment dan piranti teknologi pemindai sidik jari. Dengan teknologi ini, peng-guna cukup mendaftarkan sidik jari dengan password. Untuk memasukkan password, pengguna tinggal memindai jari pada sensor khusus yang terletak di bagian bawah keyboard.

Dua galaxy samsuNgSamsung Electronics juga melucurkan smartphone Galaxy Nexus, yang sempat di-tunda akibat kepergian Co-Founder Apple Steve Jobs. Ponsel pintar ini mengusung sistem operasi terbaru Android, Ice Cream Sandwich dan menawarkan sejumlah fungsi seperti fitur pengenal wajah untuk membuka ponsel yang dikunci.

Samsung juga meluncurkan tablet

generasi barunya, Galaxy Tabs 7.0 Plus yang diperkenalkan di Indonesia per-tama kali di Nusa Dua, Bali, pekan ke-marin. Berbeda dengan generasi sebe-lumnya, Galaxy yang satu ini memiliki tampilan lebih ramping dengan keteba-lan 9,96 mm dan berat 345 gram.

Di dalam, tablet ini didukung oleh dual core processor 1,2 GHz, RAM 1 GB, baterai Li-on 4,000 mAh, dan dua ka-mera masing 3 MP dan 2 MP. Sedang-kan sistem operasinya menggunakan Android 3.2 Honeycomb.

TablET uNTuK DEsaINERWacom meluncurkan komputer tablet Cintiq 24HD, yang disebut-sebut pe-rangkat tepat bagi desainer profesional. Fasilitas menggambar didukung moni-tor LCD berlayar 24 inci, berkualitas tinggi lengkap dengan pena (stylus pen).

Layarnya beresolusi 1.920x1.200 pik-sel dengan sudut pandang 178 derajat dan rasio aspek 16:10. Desainnya ergonomis

sehingga nyaman digunakan. Perangkat memiliki bobot 13,7 kilogram tanpa dudu-kan. Dirancang untuk komputer bersistem operasi Windows dan MacIntosh, Wacom Cintiq 24HD dibanderol dengan harga US$ 2.499 atau sekitar Rp 23 juta.

sabRE DaRI NoKIaNokia Sabre merupakan salah satu pro-duk ponsel pintar yang menggunakan sistem Windows Phone 7. Peluncuran-nya dilakukan Nokia World di kota Lon-don, Inggris, berbarengan dengan pro-duk Nokia lainnya, Nokia 800 Sea Ray. Harga Nokia Sabre diperkirakan berada dalam range US$ 410 sampai US$ 480 atau Rp 4 juta – Rp 5 juta sehingga ber-ada di pasar kelas menengah.

Ponsel pintar ini memiliki prosesor inti satu, dengan kecepatan sebesar 1,4 GHz, kapasitas RAM 1GB, latar WVGA seukuran 3,5 inci dan kamera resolusi 5 Megapixel serta menggunakan tekhno-logi full touch screen. n

HLM 36-37 GAYA HIDUP 11.indd 37 11/5/11 10:40 PM

38 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

SengonPembawa Hoki

kehutanansengonisasi

MUSIM buah Mangga telah tiba. Para petani di sentra-sentra produksi mangga seperti di

Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, kini tengah menikmati masa panen mangga. Tetapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, mangga tidak lagi menjadi satu-satunya sumber rezeki pe-tani di Probolinggo. Beberapa di antara mereka malah telah mengganti tanaman mangga dengan tanaman sengon yang lebih menjanjikan keuntungan.

Pelan tapi pasti, di Probolinggo, ta-naman sengon memang mulai meng-geser pamor mangga. Akibatnya, dalam beberapa tahun belakangan ini populasi pohon mangga di kabupaten ini telah menyusut ratusan ribu pohon. Catatan

yang ada di Dinas Pertanian Probolinggo menyebutkan, tahun 2009 di Kabupaten Probolinggo masih terdapat sekitar 1 juta pohon. Tahun lalu jumlahnya me-nyusut tinggal 789 ribu pohon saja.

Suli Artawi (56), seorang petani dan eksportir mangga asal Probolinggo, me-ngatakan bahwa tahun ini sudah sekitar 100 ribu pohon mangga diganti dengan pohon Sengon alias Albasia falcataria oleh pemiliknya karena sudah tidak pro-duktif (berusia di atas 50 tahun). Me-nurut Suli, para petani mangga terpikat oleh sengon karena harga kayu pohon ini yang terus meningkat serta masa panen yang tergolong singkat (sekitar 5 tahun). Dengan teknik cangkok, sebe-narnya mangga sudah bisa dipanen pada

usia 5 tahun. Namun baru berproduksi maksimal pada umur 10 tahun.

Di lahan seluas satu hektare, ideal-nya dapat ditanam sekitar 3.300 pohon sengon. Layaknya pohon berkayu, se-ngon tidak memerlukan perawatan ber-arti. Hanya ketika berumur kurang dari dua tahun perlu dijaga agar tanaman ini tidak dimakan ternak. Agar pertum-buhannya optimal, pada tahun ketiga dan keempat dilakukan penjarangan. Sehingga pada saat panen hanya sekitar 60% pohon saja yang akan dipanen (se-kitar 2000 pohon).

Setelah berusia 5 tahun atau ketika diameter pohon sudah lebih dari 30 cm, sengon siap dipanen. Di tingkat petani harganya antara Rp 500 ribu - Rp 800

Karena lebih menguntungkan, beberapa daerah dilanda demam sengonisasi. Apalagi pemerintah

menyediakan pinjaman untuk penanaman sengon. TEKS HIDEKO FOTO RISET

HAl 38-39 Edisi 11Kehutanan.indd 38 1/9/2011 10:34:27 PM

ribu per meter kubik. Dengan diame-ter batang 30 cm, lazimnya satu meter kubik terdiri dari 3 batang pohon. Total jendral dari satu hektare sengon petani akan mendapat Rp 333 juta. Setelah di-kurangi biaya tanam dan pemeliharaan selama lima tahun sebesar Rp 65 juta, maka petani bisa mengantongi keun-tungan Rp 265 juta. Ini belum mempe-rhitungkan kayu yang dijual saat penja-rangan dan hasil dari tanaman tumpang sari.

Selain dinilai lebih menguntung-kan, aksi ganti pohon mangga dengan sengon di Probolinggo sebenarnya me-rupakan buah sosialisasi program Hu-tan Tanaman Rakyat (HTR) yang mulai digencarkan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dalam beberapa tahun ini. Salah satu jenis tanaman yang direko-mendasikan untuk program HTR adalah sengon. Pohon ini dipilih karena terke-nal bandel terhadap hama dan penyakit, pertumbuhannya pun cepat sehingga dalam waktu relatif singkat sudah bisa dimanfaatkan kayunya.

MENJADI ANDALANSaat ini program HTR menjadi salah satu program andalan Kemenhut. Mela-lui program ini, masyarakat diajak terli-bat aktif dalam gerakan tanam semiliar pohon tiap tahun. Lebih dari itu, seperti yang dikatakan Menteri Kehutanan, Zulkifl i Hasan kepada Iwan Purwantono dari inilahREVIEW, program HTR di-butuhkan untuk menunjang industri berbahan baku kayu.

Seperti diketahui paradigma industri berbahan kayu mulai berubah. Bila dulu 70% bahan baku industri ini didapat dari kayu yang ada di hutan alam, sisanya baru dari kayu hasil tanaman. “Saat ini hutan alam kondisinya sudah mempri-hatinkan, sehingga sekarang rasio bahan baku kayu terbalik menjadi 75% berasal dari tanaman industri dan hanya 25% dari hutan alam,” ujar Zulkifl i Hasan.

Kemenhut memang punya kepen-tingan untuk menjaga pasokan bahan baku industri kayu. Maklum, dalam dua tahun terakhir industri ini terus ber-kembang pesat. Tak kurang dari 328 per-usahaan berbasis kayu bermunculan de-ngan total investasi sekitar Rp 32 triliun. Meskipun masih tergolong perusahaan kecil, namun mereka mampu menye-rap tenaga kerja 237 ribu orang lebih. Lumayan kan?

Industri ini mulai tumbuh di seki-tar Banten, Tasikmalaya, seluruh kabu-

Program HTR dibutuhkan

untuk menun-jang industri

berbahan baku kayu.

PTUMPUKAN LEMBARAN TRIPLEKS. MAKIN DIBUTUHKAN UNTUK INDUSTRI KAYU

paten di Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Daerah tersebut, menurut Hadi Daryan-to, Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, masyarakatnya banyak me-nanam pohon jenis sengon atau jabon (Anthocephalus cadamba )  yang di-butuhkan industri berbahan baku kayu. “Bahkan ada yang menanam sengon di pe-karangan rumah,” ujarnya.

Saat ini industri berbasis kayu yang telah beroperasi diantaranya industri plywood berkapasitas produksi 11,8 juta meter kubik per tahun, veneer 2,4 juta meter kubik, sawned timber 6,2 juta meter kubik, laminated veneer lumber (LVL) 527 ribu meter kubik, wood chip 15,4 juta meter kubik, dan wood pallete energy 467 ribu meter kubik.

Jadi, memang wajar jika pemerintah mulai menggiatkan kembali gerakan sengonisasi (menanam sengon) seperti

yang pernah dilakukan pemerintah di era 1980-an. Untuk lebih merangsang masyarakat menanam sengon, Kemen-hut telah menyiapkan dana khusus sebesar Rp 2 triliun. Dana yang dike-lola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Kehutanan itu dialokasikan untuk me-ngembangkan HTR dan juga HTI (Hu-tan Tanaman Industri). BLU Kehutanan dapat memberikan bantuan pinjaman kepada mereka yang mengusahakan HTR atau HTI.

Sayang, karena masih kurang sosiali-sasi, belum banyak petani yang meman-faatkan dana tersebut.

39inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

kehutanansengonisasi

HAl 38-39 Edisi 11Kehutanan.indd 39 1/9/2011 10:34:32 PM

40 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

internasionalyunani

Wajah muram ditunjuk-kan para pemimpin dunia saat penutupan Konferensi

Tingkat Tinggi negara-negara G-20 di Cannes, Perancis. Pertemuan yang dihelat selama dua hari (3-4/11) itu ga-gal mencapai kesepakatan final soal ba-gaimana mendanai skema European Financial Stability Facility (EFSF), yaitu skema dana bailout yang didesain untuk mencegah masalah utang Yunani dan 27 negara UE lainnya meluber ke negara tetangga atau ke ekonomi global.

Pada akhir Oktober lalu, KTT Uni Eropa di Brussels, Belgia, menghasilkan keputusan soal pemberian dana bai-lout. Tapi, itu masih akan tergantung adanya investasi dari negara-negara seperti China dan Brazil. Asumsi-nya, mereka akan berpartisipasi untuk kepentingan ekonomi global.

Upaya UE untuk men-cari dana bailout dengan menjual lebih banyak obligasi terbitan EFSF ter-nyata belum bisa meyakinkan para kreditor asing terkemuka, se-perti China, Jepang, dan ekonomi-eko-nomi Asia Timur lainnya.

Baik Brazil maupun China tidak ter-tarik dengan ide itu. Brasil ingin inves-tasi itu datang melalui Dana Moneter Internasional (IMF). Sedangkan China tidak ingin menghamburkan cadangan

devisanya, ka-rena masih khawatir soal krisis AS dan zona euro.

“Saya be-lum melihat

pa sar punya k e p e r c a y a a n

atas kemampuan EFSF, jadi zona euro

perlu membangun suatu benteng dan meningkatkan

langkah-langkah yang konkret,” kata Menteri Keuang an Jepang, Jun Azumi.

Kekhawatiran munculnya krisis baru dengan skala yang lebih luas kini mun-cul. “Krisis di Eropa menyebabkan krisis sistemik global, termasuk di Asia,” kata Azumi.

Tanda-Tanda SuRamKTT G-20 sendiri sudah menjukkan

tanda-tanda kelabu di awal pertemuan. KTT dibayang-bayangi drama referen-dum di Yunani, apakah “ya” atau “tidak” terhadap skema Brussels yang dihasil-kan pemimpin Eropa.

Jika referendum itu menyatakan “tidak” terhadap haircut 50% dari nilai bond, artinya Yunani harus keluar dari Uni Eropa. Namun, Yunani akhirnya melunak dan membatalkan referendum.

Sementara kekhawatiran terhadap Yunani mereda, muncul kekhawatiran terhadap Italia, yang memiliki utang le-bih dari US$ 2,6 triliun dan menghadapi kebutuhan pinjaman besar pada tahun-tahun mendatang.

Koalisi Perdana Menteri Italia Sil-vio Berlusconi gagal mendapatkan du-kungan mitra Uni Eropa bagi reformasi

Dunia Dicekam Krisis BaruKegagalan KTT G-20 di Cannes mencapai kesepakatan final mengenai bailout krisis utang zona euro menimbulkan kekhawatiran baru. Krisis bisa menjalar ke kawasan lain.TEKS alI SundoluhuR FOTO RISET

RUBRIK: INTERNASIONALHALAMAN: 44-45TEKS: ALI SUNDOLUHURFOTO:

-----------------

HAl 40- 45 Edisi 11International.indd 40 1/9/2011 10:29:54 PM

41inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

internasionalyunani

yang dijanjikannya. Selama negosiasi di KTT G20, PM Berlusconi setuju untuk dimonitor IMF terhadap reformasi Ita-lia yang dilakukannya.

Tapi masalah Italia tetap mengemu-ka. Bank Sentral Eropa (ECB) dipaksa membeli surat utang Italia dalam upaya untuk stabilisasi pasar surat utang Ero-pa. Sementara itu, investor minta imbal hasilnya dinaikan sebelum mereka membeli obligasi Italia yang baru.

Berbagai masalah yang kini terjadi di zona euro lebih banyak bersifat struktu-ral, disebabkan oleh penciptaan pasar bersama Uni Eropa. Uni Eropa men-ciptakan ECB, namun peraturan per-bankan tetap menjadi tanggungjawab masing-masing pemerintah.

Itulah mengapa negara-negara lemah di Eropa saat ini di ambang gagal bayar. Rencana penyelamatan mewajibkan bank-bank di Eropa untuk menyisihkan lebih banyak uang untuk menciptakan buffer yang lebih besar untuk menahan resesi parah.

“Zona euro tidak dapat berkembang tanpa sistem perbankan terpadu dan ini tidak bisa tanpa ada kerangka kebijakan perbankan terpadu. Lebih baik itu di-mulai sekarang,” tulis Nicolas Veron, se-orang ekonom senior di pusat penelitian Eropa Bruegel.

Negara-negara Eropa memiliki a-turan mereka sendiri dan memiliki kedi-siplinan yang berbeda. Seperti Jerman dan Belanda yang begitu disiplin, tapi Italia dan Yunani yang kurang disiplin. Para pemimpin Uni Eropa mencoba mencari cara untuk mensentralisasi fungsi itu, namun terbentur adanya pe-merintah yang berdaulat.

YunanIFaktor Yunani menjadi pemecah konsentrasi terbesar dalam pertemuan pemimpin G-20, terkait pernyataan ren-cana referendum atas keputusan Uni Eropa. Rencana itu jelas membuat gusar sejumlah pemimpin utama Eropa, ter-utama Kanselir Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy.

Pasalnya, mereka berdua sudah mati-matian memperjuangkan Yunani agar utangnya kepada pihak swasta dipotong 50% dan sepakat memberikan utang baru kepada Yunani.

Masalahnya, PM Yunani George Papandreou cemas bahwa bailout baru dari Uni Eropa itu disertai syarat sangat memberatkan pemerintah dan rakyat Yunani, karena harus memangkas ang-garan dan menaikkan pajak. Padahal, dalam beberapa pekan terakhir Yunani dilanda demonstrasi massal agar Yunani tidak begitu saja menerima syarat berat dari Uni Eropa.

Meski PM Papandreou akhirnya membatalkan rencana referendum, na-mun ini menjadi penyumbang bagi ke-kalutan dalam pertemuan tersebut.

Di Yunan sendiri, krisis utang telah berkembang menjadi krisis sosial dan politik. Tugas Papandreou selanjutnya adalah membentuk koalisi dengan me-libatkan kubu oposisi untuk bersiap menerima utang darurat baru dari Uni Eropa senilai 130 miliar euro dan men-cegah Yunani jatuh bangkrut karena ga-gal bayar utang.

Akibat rencana referendum itu, par-lemen Yunani menggelar voting mosi ti-dak percaya.

Beruntung, Perdana Menteri Yu-nani George Papandreou akhirnya se-lamat dari mosi tidak percaya di rapat parlemen.

Papandreou selamat setelah hasil pemungutan suara yang diselenggara-kan parlemen dari Jumat hingga Sabtu lalu, Partai PASOK yang mendukung Papandreou memperoleh 153 dari 300 suara di parlemen. Namun, Papandreou dipaksa membentuk pemerintahan koa-lisi dan kemungkinan dia tidak akan ber-tahan lama menjabat sebagai perdana menteri.

Namun, Papandreou sudah meng-indikasikan bahwa jabatannya sebagai perdana menteri tidak akan lama lagi berakhir. “Hal terakhir yang saya pedu-likan adalah posisi saya. Saya bahkan tidak peduli bila tidak terpilih lagi. Kini waktunya membuat upaya baru. Saya ti-dak pernah berpikir menjadikan politik sebagai profesi,” kata Papandreou. n

HAl 40- 45 Edisi 11International.indd 41 1/9/2011 10:29:55 PM

n PonSEl SonYERIcSSon. Pecah kongsi.

42 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07 - 13 November 2011

MenungguMagic Sony

di Smartphone

internasionalsony

SeTelah bergandengan se-lama 10 tahun, LM Erics-son dan Sony Corp akhirnya mengumumkan perpisahan.

Ericsson setuju menjual 50% saham SonyEricsson yang dimilikinya kepada Sony dengan harga 1,05 miliar euro atau sekitar Rp 13 triliun.

Serta merta, Sony menantang raja-ra-ja smartphone macam Apple, Samsung, dan HTC di pasar ponsel pintar. Ma-lah, raja elektronik dari Jepang ini siap menghadirkan magic dari smartphone yang akan diproduksinya. “Ini adalah awal dari sesuatu yang yang ajaib,” kata CEO Sony, Sir Howard Stringer.

Seperti siap “perang”, pengumuman kesepakatan Sony dan Ericsson dilan-sir beberapa saat setelah Nokia meng-umumkan kembali ke medan persaingan smartphone dengan Windows Phone.

Sony menggambarkan pembelian ini sebagai “serpihan terakhir dari puzzle” dari portofolio produk hiburan Sony,

termasuk film, televisi dan musik. Bu-kanlah kebetulan jika kesepakatan itu diumumkan di bulan yang sama dengan peluncuran jaringan Sony Entertain-ment Network.

Sony sangat percaya diri dengan mo-dal konten yang dimiliki untuk dapat menekuk pesaingnya. Dengan pembe-lian ini, Sony otomatis memiliki lima pa-ten penting yang berhubungan dengan teknologi handset nirkabel milik SonyE-ricsson. “Kita bisa lebih cepat dan lebih luas menawarkan smartphone, laptop, tablet, dan televisi yang terhubung de-ngan satu sama lain dan membuka dunia baru hiburan online,” kata Stringer.

“Kompetitor tidak memiliki film, tele-visi, dan game. Kami dapat menggunakan konten kami sebagai senjata untuk men-dorong penjualan. Ini termasuk Sony PlayStation Network dan penyedia musik online, permainan dan video,” paparnya.

Stringer menyebut masuk ke bisnis smartphone merupakan “langkah logis berikutnya” dalam empat strategi per-usahaan dengan menawarkan tablet, PC, TV dan sekarang ponsel. Gugus tugas di Tokyo telah menyusun strategi dan pe-rubahan branding. Kemungkinan, me-rek produknya nanti tidak lagi memakai nama SonyEricsson.

SmaRTPhonE XPERIaSaat ini, SonyEricsson sudah memiliki smartphone Xperia yang diklaim lebih baik dari iPhone 4Gs. “Tapi, kami masih punya tugas yang harus dilakukan. Akan ada banyak efisiensi operasional, R&D, dan pemasaran,” kata Sir Howard.

Xperia adalah smartphone berbasis Android yang mampu merebut 11% pa-sar ponsel Android hingga akhir kuar-tal ketiga tahun ini. Ponsel pintar ini

Sony siap menghadirkan magic di smartphone setelah menguasai sepenuhnya Sonyericsson

dengan mahar Rp 13 triliun.TEKS alI SundoluhuR FOTO RISET

HAl 40- 45 Edisi 11International.indd 42 1/9/2011 10:29:57 PM

mencatat 80% dari total penjualan ponsel produksi SonyEricsson.

Para analis menilai, lang-kah Sony ini positif bagi masa depan SonyEricsson. “Saya percaya ini meningkatkan prospek untuk SonyErics-son, karena Sony dapat mengambil tanggung jawab penuh dan memanfaatkan hal-hal unik yang mereka miliki,” kata Greger Johans-son, seorang analis perusa-haan riset Redeye.

Ia melihat inilah ke-sempatan untuk mengin-tegrasikan ponsel dengan produk lain yang dimiliki Sony. Namun, Johansson mengingatkan, persaingan di pasar smartphone akan sangat sulit, karena pesaing SonyEricsson juga berkem-bang cepat. Dengan deal ini, Ericsson akan fokus pada bisnis peralatan nirkabel dan mengembangkan pasar konektivitas di beberapa platform.

“Sepuluh tahun lalu, ketika kami membentuk usaha patungan, mengga-bungkan produk Sony de-

ngan

k e -ahlian tekno-

logi telekomuni kasi Ericsson, itu adalah perte-

muan yang sempurna untuk men-dorong pengembangan fitur ponsel. Hari ini, kita mengambil langkah yang sama logis ketika Sony mengakuisisi sa-ham kami di SonyEricsson,” kata kata CEO Ericsson Hans Vestberg.

Langkah Ericsson ini dinilai tepat oleh analis. “Bagi Ericsson, SonyErics-son tidak memiliki nilai strategis lagi,” kata Helena Nordman-Knutson, analis Fondkommission Ohman, Stockholm.

Pasca-pengumuman penjualan sa-ham Ericsson di SonyEricsson kepada Sony, saham keduanya langsung naik. Saham Ericsson naik 5,1% menjadi 70,1 kroner (US$ 10,7) di bursa Stockholm. Sementara saham Sony naik 5,4% men-jadi 1,65 yen (US$ 21,7) di bursa Tokyo. n

NaMa SonyEricsson merupakan kependekan dari Sony Erics-son Mobile Communications AB. Perusahaan pembuat telepon genggam ini didirikan pada tahun 2001 hasil gabungan dari dua

perusahaan besar dalam dua bidang yang berbeda yakni perusahaan elektronik asal Jepang: Sony dan perusahaan telekomunikasi seluler asal Swedia: Ericsson

Perusahaan ini sebelumnya bernama Ericsson saja. Setelah pengga-bungan, markas perusahaan yang dulunya berada di Swedia telah ber-pindah ke Hammersmith di London, Inggris. SonyEricsson tercatat sebagai perusahaan pembuat ponsel terbesar keenam di dunia setelah Nokia, Samsung, LG, Research in Motion, dan Apple.

Selain memproduksi ponsel untuk pasar global, SonyEricsson juga memproduksi ponsel khusus untuk pasar Jepang. Ponsel SonyEricsson Jepang menggunakan layanan jaringan dari operator seluler Jepang, se-perti NTT docomo, au by KDDI, dan SoftBank Mobile.

Sistem penamaan seri ponsel SonyEricsson yang diluncurkan sebe-lum 2008, dimulai dengan singkatan dari nama seri atau nama operator, diikuti dengan tiga angka yang menunjukkan kode seri ponsel (0-9), dan diakhiri dengan huruf alfabet yang menyatakan versi ponsel. Huruf i un-tuk versi internasional, a untuk versi Amerika, c untuk versi China, dan im untuk versi layanan i-mode. Contohnya adalah SonyEricsson K750i, W800a, T610c, dan K550im.

Sistem penamaan seri ponsel SonyEricsson yang diluncurkan pada 2008 hingga sekarang dimulai dengan singkatan dari nama seri atau nama operator, diikuti dengan angka pertama yang menunjukkan kelas atau tingkatan ponsel, angka kedua yang menunjukkan varian ponsel, dan angka ketiga yang menunjukkan bentuk ponsel. Contohnya adalah SonyEricsson C510, W902, dan R306.

Namun belakangan ini, SonyEricsson lebih sering menggunakan nama khusus dibandingkan dengan nama indeks dalam memasarkan ponselnya. Misalnya Xperia arc, Satio, dan Vivaz. Meskipun demikian, nama indeks dari ponsel-ponsel tersebut juga masih disertakan. Hal ini dapat dilihat pada daftar ponsel SonyEricsson untuk pasar Cina. Contohnya adalah SonyEricsson Xperia arc mempunyai nama indeks LT15i. n [tjs]

n KanToR SonY. Menantang raja-raja sMartPhone.

43inilahREVIEW 11 Tahun I | 07 - 13 November 2011

PerkawinanDua Raksasa

internasionalsony

HAl 40- 45 Edisi 11International.indd 43 1/9/2011 10:30:00 PM

n PanaSonIc dI JEPang. sulit berkoMPetisi dengan saMsung electronics

44 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07 - 13 November 2011

internasionalpanasonic

SaTu per satu perusahaan multi-nasional mengungkapkan pende-ritaan akibat krisis yang terjadi di

zona Euro dan Amerika Serikat. Kali ini, giliran Panasonic Corp, perusahaan rak-sasa kebutuhan elektronik asal Jepang, mengumumkan forecast kerugian tahun fiskal 2011.

Panasonic memperkirakan kerugian bersih tahun ini mencapai 420 miliar yen (US$ 5,5 miliar atau Rp 50 triliun). Kerugian ini akibat menggelembungnya biaya restrukturisasi, penguatan mata uang yen, dan melemahnya permintaan dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Ini merupakan kerugian terbesar ke-dua dalam sejarah perusahaan tersebut. Kerugian terbesar sebelumnya terjadi

pada tahun fiskal 2001, ketika Panaso-nic membukukan kerugian bersih 427,8 miliar yen akibat runtuhnya gelembung bisnis teknologi informasi.

Panasonic berencana mempercepat restrukturisasi dengan alokasi biaya 514 miliar yen. Ini termasuk perampingan divisi TV dan bisnis semikonduktor yang berkinerja buruk. Divisi TV kalah ber-saing dengan kompetitor Sony dan terjadi tumpang-tindih bisnis setelah Panasonic membeli anak perusahaan, Sanyo.

Estimasi penjualan TV tahunan dipo-tong menjadi 19 juta set dari target 25 juta. “Apa yang butuh kita atasi adalah televisi dan bisnis semikonduktor ter-kait,” kata Chief Financial Officer Mako-to Uenoyama.

Penjualan diperkirakan hanya men-capai 8,3 triliun yen, turun 4,5% dari ta-hun sebelumnya. Proyeksi penjualan itu berkurang sekitar 400 miliar yen dari perkiraan sebelumnya. Panasonic sulit berkompetisi dengan kompetitor se-perti Samsung Electronics.

Apresiasi mata uang yen dan penu-runan harga juga menjadi sebab keru-gian. Mata uang yen menguat dan men-capai rekor tertinggi terhadap dolar AS. Intervensi bank sentral terpaksa dilaku-kan untuk melawan aksi spekulan valas.

“Rugi bersih sebesar 420 miliar yen termasuk akibat kenaikan biaya res-trukturisasi dan lonjakan nilai tukar yang diasumsikan 76 yen per dolar AS,” kata Hiroyuki Fukunaga, CEO Investrust.

Harga saham Panasonic turun sekitar sepertiga dari 1.200 yen pada awal tahun ini. Harga saham terus menurun hingga 31% dibanding awal tahun ini. Dan, penu-runan sekitar 13% di pasar yang lebih luas.

Panasonic mengalami  kerugian ope-rasional dalam bisnis TV untuk tahun keempat berturut-turut. Karena bisnis televisi menurun, perusahaan beren-cana mengintegrasikan tiga fasilitas ma-nufaktur layar panel plasma dengan dua pabrik layar panel kristal cair.

Perusahaan berencana memotong tenaga kerja melalui restrukturisasi dan metode lainnya. Ini bagian dari se-rangkaian upaya restrukturisasi pada akhir tahun fiskal 2011. Panasonic akan memangkas 17.000 tenaga kerja hingga Maret 2013. n

Panasonic Tersengat Krisis

aS-eropaRaksasa elektronik asal jepang, Panasonic,

rugi Rp 50 triliun tahun ini karena merosotnya permintaan dari amerika Serikat

dan uni eropa.TEKS alI SundoluhuR FOTO RISET

HAl 40- 45 Edisi 11International.indd 44 1/9/2011 10:30:01 PM

n KamERa KodaK. terancaM gagal bayar.

45inilahREVIEW 11 Tahun I | 07 - 13 November 2011

internasionalkodak

Kodak Digilas Zaman

Perusahaan fotografi legendaris, eastman Kodak Co, diambang kematian akibat gagal beradaptasi dengan

cepatnya teknologi fotografi.TEKS alI SundoluhuR FOTO RISET

BaGi banyak orang di Indonesia, nama Kodak sudah identik de-ngan kamera. Tak heran banyak

orang menyebut Kodak untuk semua ka-mera. Demikian akrab, hingga ada juga istilah ‘Mat Kodak’ untuk menyebut fotografer.

Kini, Kodak tengah dirundung ma-salah. Kelangsungan hidup perusahaan fotografi legendaris itu dalam tanda ta-nya besar akibat beban operasional yang besar dan tingkat penjualan yang terus menurun akibat kalah bersaing.

Kodak, perusahaan penemu kamera digital pertama pada 1975 dan pertama kali yang berhasil mengembangkan teknologi foto di dalam ponsel, tengah menghadapi krisis terburuk dalam 131 tahun sejarahnya.

Tak bisa dipungkiri, di masa lalu, Kodak merupakan perusahaan paling inovatif. Lebih dari satu abad lalu, Kodak berjasa mempopulerkan fotografi dan memasar-kan rol film flexible pertama di dunia pada 1888. Kodak mentransformasikan peng-ambilan gambar dengan kamera menjadi komoditas massal pada 1900.

Sayangnya, produsen film terbe-sar di dunia ini terlalu terbuai dengan kesuksesannya abad 20 dan gagal me-manfaatkan modal reputasinya untuk beradaptasi dengan gelombang baru teknologi fotografi.

Keberlangsungan hidup Eastman Kodak pada 12 bulan ke depan akan ter-gantung pada penjualan patennya yang bernilai miliaran dolar AS atau menam-bah utang. Kemungkinannya, perusa-haan ini akan memilih opsi menambah utang, yang diperkirakan mencapai US$ 500 juta. Penambahan utang ini diam-bil dalam upaya mendukung kebutuhan operasional.

“Kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasional pada 12 bulan

ke depan tergantung pada kemampuan menguangkan portofolio paten gambar digital melalui penjualan, atau pembe-rian hak lisensi, atau menambah utang baru,” sebut Kodak pada berkas yang di-kirimkan ke US Securities and Exchange Commission.

Pada laporan tiga bulanan yang diri-lis Kamis pekan lalu, perusahaan legen-daris dan salah satu ikon Amerika Seri-kat ini sedang bergulat dengan “hantu” gagal bayar. Namun, sampai saat ini, Kodak tetap tidak berencana menyata-kan kebangkrutan.

Kodak menyatakan, cash perusahaan turun 10% pada kuartal ketiga dari kuar-tal kedua. Perusahaan ini juga diperkira-kan akan menderita kerugian yang lebih besar akibat kegagalan memasarkan printer dan kamera digital terbarunya.

Per 30 September tahun ini, cash Ko-dak sebesar US$ 862 juta, turun dari posisi per 30 Juni sebesar US$ 957 juta. Ini merupakan cash terendah yang dipegang per-usahaan tersebut.

Pada kuartal ketiga tahun ini, kerugian dari operasional Kodak membengkak hingga US$ 222 juta atau setara dengan 83 sen per saham. Kerugian membengkak dari perkiraan semula US$ 200 hingga US$ 400 juta menjadi an-tara US$ 400 hingga US$ 600 juta. Sepan-jang tahun ini, harga saham Kodak turun tajam hingga 80%.

Para analis akan menyimak secara seksama detil rencana penjualan hak intelek-tual perusahaan. Dalam

kaitan ini, Kodak menyewa penasihat keuangan untuk menjual lebih dari 1.100 paten gambar digital. “Ketika penjualan portopolio terjadi, itu akan meningkat-kan cash perusahaan,” sebut pernyataan Kodak.

Para analis memperkirakan pen-jualan paten Kodak bernilai US$ 2 mi-liar-3 miliar. Namun, hingga saat ini, Kodak belum memiliki rencana konkret terkait rencana penjualan paten ter-sebut. Karena itu, nasibnya masih tetap di ujung tanduk. n

HAl 40- 45 Edisi 11International.indd 45 1/9/2011 10:30:02 PM

46 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Penerus Trah Wartawan di PLN

Nur Pamudji

profildirut pln

SeNiN pagi pekan lalu di Gardu Induk PLN, Karet Tengsin, Jakarta Pusat, terlihat kesi-bukan yang lain dari biasanya. Sejumlah pe-

jabat negara, seperti Menteri BUMN, Dahlan Iskan dan Menteri ESDM, Jero Wacik, terlihat berkumpul di sana.

Mereka berkumpul di gardu induk itu bukan te-ngah menghadiri peresmian proyek PLN. Mereka te-ngah menyaksikan pelantikan Direktur Utama PLN yang baru, Nur Pamudji. Seperti diketahui, posisi orang nomor satu di perusahaan setrum negara itu lowong setelah Dahlan Iskan diangkat menjadi Men-teri BUMN, beberapa waktu lalu.

Lokasi pelantikan Dirut PLN kali ini memang ti-dak lazim. Boleh jadi, ini merupakan permintaan khusus dari Dahlan Iskan yang tergolong nyentrik. Keunikan lainnya dari pelantikan Dirut PLN adalah pada pemilihan waktu, yakni pada tanggal 1, bulan 11 pukul 11 siang. Lokasi gardu induk PLN dipilih untuk mengingatkan agar PLN terus menjaga layanan dan pasokan setrum kepada para pelanggan. Sedangkan angka satu dipilih karena ini terkait dengan orang nomor satu di PLN.

Terpilihnya Nur sebagai Dirut PLN memang se-buah kejutan. Pasalnya nama Nur muncul pada hari-hari terakhir sebelum Menteri BUMN menetapkan Dirut baru PLN. Sebelumnya ada beberapa nama dari jajaran direksi PLN yang lebih dijagokan, di antara-nya Murtaqi Syamsuddin (Direktur Perencanaan dan Manajemen Bisnis) dan Moch Harry Jaya Pahlawan (Direktur Operasi Indonesia Barat). Nama-nama ini-lah yang bersaing ketat dalam detik-detik terakhir pemilihan Dirut PLN.

Ada beberapa nilai plus yang akhirnya mengantar-kan Nur Pamudji menjadi Dirut PLN. Salah satunya, menurut Dahlan, Nur merupakan direktur termu-da di antara 10 direktur PLN. Saat ini usianya baru menginjak 50 tahun. “Orang muda itu lazimnya bisa mendorong kemajuan yang lebih pesat,” kata Dahlan. Se-

Nur terpilih menjadi dirut PLN karena memiliki visi yang sama dengan dahlan iskan. ia juga memiliki nilai tambah, yakni pernah menjadi wartawan kampus.TEKS HIdEko FOTO RIsEt

HAl 46-47 Edisi 11Profil.indd 46 1/9/2011 10:32:44 PM

lain itu, beberapa kalangan menilai Nur memiliki visi dan semangat yang sama dengan Dahlan Iskan.

Tak bisa dipungkiri, Dahlan memang perlu ikut “campur tangan” dalam pe-milihan Direktur PLN kali ini. Pasalnya pembaruan di tubuh PLN yang telah di-canangkan sejak tahun lalu merupakan pertaruhan besar bagi dirinya. Jadi, wa-jar jika kinerja PLN akan terus dikawal. Itu sebabnya, Dahlan cenderung memi-lih orang yang memiliki visi yang sama dengannya. Dengan berseloroh Dahlan mengatakan, Nur dipilih karena ia per-nah menjadi wartawan di Institut Tek-nologi Bandung (ITB). Nur juga pernah mengasuh rubrik Ilmu dan teknologi di harian Sinar Harapan.

Sebelum duduk di kursi Dirut PLN, Nur Pamudji menjabat  sebagai Direk-tur Energi Primer. Pamudji mulai ber-gabung dengan PLN pada 1985 sebagai Enjinir Sistem Operasi Pembangkit hingga 2001. Kemudian beberapa posisi penting di PLN pernah dijabat lulusan Teknik Elektrik ITB tahun 1985 ini. Di antaranya Manajer Transmisi un-tuk Area Sulawesi Selatan (2001-2002) serta Manajer Sistem Operasi Pembang-kit Jawa-Bali (2005 - 2008). Dari tahun 2004 - 2005, ia memimpin Tim Pengem-bangan Sistem Kompetensi SDM PLN.

sama-sama daRI madIunMenjadi nahkoda dari BUMN yang strategis layaknya PLN, memang sarat nuansa politis. Apalagi uang yang ber-putar di PLN terbilang wah. Lihat saja dana subsidi listrik yang diterima PLN tahun ini mencapai Rp 37,8 triliun dan tahun depan meningkat lagi menjadi Rp 45 triliun. Dari sisi pendapatan, se-lama semester I-2011, PLN mampu me-raih pendapatan Rp 93,3 triliun dan laba bersih sebesar Rp 6,5 triliun. Sementara total aset yang dimiliki BUMN ini men-capai Rp 391,3 triliun.

Biarlah waktu yang akan

membuktikan kebenaran

suara-suara sumbang itu.

Yang pasti tugas sebagai

Dirut PLN tidak mudah.

Melihat besarnya kekayaan PLN, tak heran bila banyak pihak mengincar po-sisi Dirut PLN. Suara-suara sumbang pun langsung terdengar mengiringi ter-pilihnya Nur sebagai Dirut PLN. Rumor menyebutkan ada kedekatan antara Dahlan Iskan dengan orang tua Nur yang sama–sama berasal dari Madiun, Jawa Timur. Kedekatan inilah yang di-sinyalir merupakan nilai plus Nur se-hingga terpilih menjadi Dirut PLN.

Biarlah waktu yang akan membuk-tikan kebenaran suara-suara sumbang itu. Yang pasti tugas sebagai Dirut PLN tidak mudah. Pada November ini ada hajatan besar yang harus didukung oleh PLN, yakni penyelenggraan Sea Games XXVI dan KTT ASEAN di Bali. Dalam

jangka panjang PLN dituntut untuk me-nigkatkan pelayanan dan ketersediaan pasokan listrik. PLN juga harus mening-katkan rasio elektrifikasi nasional dari 67,2% saat ini menjadi 99% pada 2020.

Selaku Direktur Utama PLN Nur Pamudji mengatakan, ada empat hal yang akan menjadi prioritas utama PLN. Yakni meningkatkan pelayanan pelang-gan, perbaikan jaringan transmisi dan distribusi, percepatan pembangunan pembangkit listrik, dan penyediaan gas untuk pembangkit listrik PLN.

“Empat hal itu merupakan prioritas yang saling terkait satu sama lain,” ujar lulusan pasca sarjana Teknik Univer-sity of New South Wales Australia (1995) dan and Master of Public Management dari National University of Singapore (2003).

Untuk itu PLN akan fokus untuk me-nyelesaikan proyek-proyek pembangkit yang masuk dalam program PLTU 10 ribu megawatt (MW). Diakui oleh Nur, selama ini ada hambatan yang membuat sebagian pengerjaan proyek itu mundur. “Kami akan terus cari solusi agar pro-yek tersebut dapat selesai tepat waktu,” ucapnya.

Di samping itu, PLN akan terus men-cari pasokan gas untuk pembangkit lis-trik. Gas merupakan jalan terbaik untuk efisiensi pembangkitan listrik karena harganya lebih murah dan ramah ling-kungan dibanding BBM. “Kami ingin gas bisa dipasok dari dalam negeri, tapi jika tidak bisa, tidak menutup kemungkinan untuk impor,” jelasnya. n

47inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

Penerus Trah Wartawan di PLN

profildirut pln

HAl 46-47 Edisi 11Profil.indd 47 1/9/2011 10:32:47 PM

48 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

hukum penerbangan

“SeriuS nih, apa mereka benar-benar mau bayar kalau terlambat terbang?”

Pertanyaan yang dibalut ketidakperca-yaan itu terlontar dari mulut Darwin, se-orang konsultan saat ditemui di Bandara Soekarno-Hatta. Akhir pekan kemarin ia bermaksud terbang ke Kota Pahlawan, Surabaya.

Darwin tak yakin pemerintah benar-benar akan berpihak pada penumpang. Bukan hanya Darwin, tapi juga beberapa pengguna jasa lain yang sempat ditemui mengaku sangsi maskapai mau mema-tuhi regulasi terbaru di dunia pener-bangan nasional tersebut.

Kenyataannya, maskapai nasional yang tergabung dalam Asosiasi Perusa-haan Penerbangan Nasional Indone-sia (Indonesia National Air Carriers Association/INACA) memang meminta Permenhub No.77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara ditunda pelaksanaannya. Dan Ke-menterian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya memenuhi keinginan maska-pai dan memutuskan menunda pember-lakuan aturan yang mengatur bentuk tanggung jawab pengangkut angkutan udara.

Penundaan dibenarkan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub, Bambang S Ervan yang mengatakan, “Kemung-kinan memang diundur”. Sebelumnya, sejak diterbitkan 8 Agustus 2011, Kemen-hub mengagendakan sosialisasi tersebut selama tiga bulan dan pada 8 November 2011 sudah diberlakukan.

Dengan penundaan ini maka maska-pai kembali mengacu pada Kepmenhub No. 25 Tahun 2008 yang mengatur pem-berian kompensasi kepada penumpang terkait keterlambatan penerbangan. Mulai dari pemberian makanan, penye-diaan akomodasi hingga memindahkan penumpang ke penerbangan lain jika terjadi keterlambatan penerbangan.

Pasal asuRansIPenundaan terkait pasal tentang asu-ransi di mana dalam Permenhub No. 77 Tahun 2011 tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara Pasal 16

Susahnya Melindungi Penumpang

Maskapai penerbangan masih bebas menunda penerbangan. Sebab denda yang diatur Kementerian Perhubungan belum diberlakukan.TEKS Elka saRasWatI FOTO DOk. InIlah.cOm

n CalON pENumpaNg SEdaNg mElIhaT jadwal KEbEraNgKaTaN

HLM 48-51 HUKUM 11.indd 48 11/5/11 11:04 PM

Ini Dia kinerja OtP maskapai

Dibuat untuk Ditunda

Data Kementerian Perhubungan per semester I 2011 mengenai ketepatan waktu penerbangan (on time performance/OtP), menempatkan Garuda Indonesia se-bagai maskapai terbaik dibanding maskapai lainnya. Sementara faktor utama penyebab keterlambatan adalah faktor operasional 7,295 kali (77%) dan faktor teknis 1.368 kali (13,3%).

Sanksi tegas dikeluarkan Kemenhub terhadap Lion air, yang memiliki pering-kat OtP terendah. Lion air diharuskan melakukan perbaikan dalam upaya me-ningkatkan keselamatan dan ketepatan jadwal penerbangan.

Permenhub no Pm 77/2011

BaB IIJenis tanggung Jawab Pengangkut dan Besaran kerugian

Pasal 2Pengangkut yang mengoperasikan pesawat udara wajib bertanggung jawab atas kerugian terhadap:

penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka-luka;hilang atau rusaknya bagasi kabin;hilang, musnah, atau rusaknya bagasi tercatat;hilang, musnah atau rusaknya kargo;keterlambatan angkutan udara; dankerugian yang diderita oleh pihak ketiga.

Pasal 3Jumlah ganti kerugian terhadap penumpang yang meninggal dunia, cacat tetap atau luka-luka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a ditetapkan sebagai berikut:

Penumpang yang meninggal dunia di dalam pesawat udara karena akibat kece-lakaan udara atau kejadian yang semata-mata ada hubungannya dengan pe-ngangkutan udara diberikan ganti kerugian sebesar Rp 1.250.000.000,00 (satu miliar dua ratus lima puluh juta rupiah) per penumpang.

Penumpang yang mengalami cacat tetap, meliputi:1. Penumpang yang dinyatakan cacat tetap total oleh dokter dalam jangka waktu

paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja sejak terjadinya kecelakaan diberikan ganti kerugian sebesar Rp 1.250.000.000,00 (satu miliar dua ratus lima puluh juta rupiah) per penumpang; dan

2. Penumpang yang dinyatakan cacat tetap sebagian oleh dokter dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja sejak terjadinya kecelakaan di-berikan ganti kerugian sebagaimana termuat dalam lampiran yang tidak terpi-sahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 10Jumlah ganti kerugian untuk penumpang atas keterlambatan penerbangan seba-gaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a ditetapkan sebagai berikut:a. keterlambatan lebih dari 4 (empat) jam diberikan ganti rugi sebesar Rp

300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) per penumpang;

Sumber: Kementerian Perhubungan, data diolah

49inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

hukum penerbangan

ayat (1) disebutkan bahwa tanggung ja-wab pengangkut wajib diasuransikan ke-pada perusahaan asuransi dalam bentuk konsorsium asuransi.

Sedangkan pada ayat (2) dinyatakan bahwa bentuk konsorsium bersifat ter-buka kepada seluruh perusahaan asuransi yang memenuhi syarat dan perizinan un-tuk berpartisipasi dalam program asuransi tanggung jawab pengangkut angkutan udara.

Konsorsium asuransi memang men-jadi hal yang diwajibkan dalam Permen-hub No. 77 tahun 2011. Salah satu per-timbangan adalah besarnya nilai ganti kerugian yang nantinya harus dibayar-kan maskapai kepada penumpang. Se-lain denda keterlambatan Rp 300.000, maskapai juga berkewajiban memberi-kan uang santunan Rp 1,25 miliar bila ada penumpang yang meninggal dunia dalam penerbangan.

Nah, maskapai-maskapai masih eng-gan menjadi nasabah dalam konsorsium asuransi tersebut. Tengku Burhanuddin, Sekjen INACA, menyebut, masing-ma-sing maskapai telah berafiliasi dengan perusahaan asuransi tertentu. Pertim-bangan lain ditambahkannya,” Di In-donesia ada maskapai yang full service dan ada low cost carrier atau berbiaya rendah. Jadi tidak semua bisa diganti uang”.

tIDak EfEktIfPenundaan ini tentu saja disayangkan. Apalagi dalam kenyataannya, pember-lakukan Kepmenhub No. 25 Tahun 2008 tidak efektif untuk memaksa maskapai mematuhi jadwal keberangkatan. Te-ngok saja data Kemenhub terkait kinerja ketepatan keberangkatan (on time per-formance/OTP) maskapai nasional pada Semester I 2011.

Meski OTP maskapai nasional secara umum terus membaik, namun berdasar-kan data Kemehub baru Garuda Indone-sia yang tingkat OTP-nya di atas 80%. Lainnya, masih di bawah 80% dan Lion Air menjadi maskapai nasional menjadi yang terendah hingga sempat menerima sanksi dari Kemenhub karena seringnya delay atau menunda keberangkatan.

Kemenhub sendiri awalnya meyakini keberadaan Permenhub No. 77 Tahun 2011 akan membuat maskapai semakin menaati jadwal. Maklumlah, keterlam-batan penerbangan memang menjadi keluhan utama pengguna jasa pener-bangan termasuk kepada Yayasan Lem-baga Konsumen Indonesia (YLKI). n

HLM 48-51 HUKUM 11.indd 49 11/5/11 11:04 PM

50 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

hukum pemalsuan merek

dengan merek serupa yang diduga palsu.Penelusuran yang dilakukan penyi-

dik mendapatkan, kegiatan pemalsuan kaos merek Cressida, melibatkan lima tempat yang ada di kawasan Tambora, Jakarta Barat dan di kawasan Cipulir, Jakarta Selatan. Tanggal 24 Oktober 2011, polisi menggerebek sebuah perusa-haan konveksi yang disamarkan sebagai gudang, di Jalan Pekapuran II No 19-19A RT 010/005 Tanah Sereal, Tambora. Per-usahaan konveksi ini milik tersangka berinisial MY dan saat digerebek tengah memproduksi 1.712 lusin kaos merek Cressida.

Sementara tempat lainnya adalah

Kedua toko itu terletak di Blok F2 lantai tiga Pasar Regional Ta-nah Abang, Jakarta Pusat. Tum-

pukan celana jeans merek Cardinal terli-hat di sudut toko. Gara-gara celana jeans dengan merek terkenal itu, Toko X-Four dan Fauzi Cam menjadi sasaran pengge-ledahan penyidik dari Direktorat Krimi-nal Khusus Polda Metro Jaya (Ditkrim-sus PMJ).

Polisi menyelidik kedua toko ter-sebut atas laporan PT Multi Garmen Jaya sebagai pemilik merek Cardinal. Perusahaan garmen tersebut curiga ke-dua toko tersebut menjual celana jeans merek Cardinal yang diduga palsu. Da-

lam penggeledahan yang berlangsung 27 Oktober lalu di Toko X-Four di Los BKS No 177, polisi menyita 118 celana jeans merek Cardinal palsu dan menangkap DA si pemilik toko. Sementara di Toko Fauzi Cam di Los BKS No 156-159, pe-nyidik menyita 27 celana jeans Cardinal palsu sekaligus mengamankan PD yang menjadi pemilik toko.

Beberapa hari sebelumnya, Ditkrim-sus PMJ juga membongkar kasus pemal-suan merek lain: Cressida yang menjadi brand terkenal untuk produk kaos. Po-lisi menyelidiki kasus ini setelah PT Idola Insani selaku pemilik merek Cres-sida mendapati banyaknya produk kaos

Kuatnya Cengkraman Pemalsu Merek

Dalam setahun kasus pemalsuan merek yang terjadi diIndonesia mencapai puluhan triliun rupiah.

TEKS Elka saRasWatI FOTO RIsEt

n cElana JEans BERmEREk. baNyaK dIpalSu

HLM 48-51 HUKUM 11.indd 50 11/5/11 11:04 PM

51inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

PRODuk sasaRanPEmalsuan mEREk

hukum pemalsuan merek

gaan pemalsuan mereknya ke polisi. Pa-dahal dalam UU No. 15 Tahun 2001 ten-tang Merek, jelas disebutkan, perbuatan melanggar hukum terkait memalsukan merek termasuk delik aduan.

Dengan kata lain, polisi baru bisa ber-tindak jika memang sudah ada aduan. “Dan begitu pengaduan disampaikan, maka kami langsung bertindak cepat menangkap para pelaku pemalsuan,” tegas Direktur Krimsus PMJ Kombes Sufyan Syarif.

MIAP menyadari kondisi ini. Orga-nisasi yang beranggotakan antara lain sejumlah perusahaan dan beberapa in-dustri yang menentang praktik-prak-tik pemalsuan, berencana mengambil porsi lebih besar dalam proses hukum terhadap para pemalsu maupun penge-darnya, agar mereka bisa mendapatkan hukuman setimpal sehingga menimbul-

kan efek jera.Bentuknya, MIAP akan mendorong

para pengusaha dan anggotanya untuk bertindak melalui organisasi dan tidak seperti sekarang ini yang cenderung sendiri-sendiri. Melalui mekanisme ini maka para anggota akan membuat tar-get operasi dan diikuti verifikasi sebagai bukti awal. Setelah bukti awal terkum-pul, maka anggota mengkoordinasikan dengan MIAP yang akan melaporkannya kepada polisi.

MIAP berkeyakinan, melalui meka-nisme ini maka aksi para pemalsu merek akan makin bisa ditekan. Terlebih bila saat bersamaan, aparat penegak hukum mulai dari penyidik, jaksa penuntut umum dan hakim mau bersikap tegas dengan menuntut maupun menjatuh-kan hukuman seberat-beratnya. Semoga saja. n

perusahaan konveksi milik tersangka SO di Jl Duri Utara I Gang Pasti No 14A RT 007/007 Jakarta Barat, perusahaan konveksi milik tersangka berinisial YP di Jalan Jembatan Besi II No 25, RT 007/001 Kelurahan Jembatan Besi, dan di Toko TIO Jaya yang ada di Lantai Dasar BSK No. 144 Pasar Cipulir. Dari tempat-tempat tersebut, polisi menyita ribuan kaus bermerek Cressida yang su-dah bisa diduga adalah barang palsu.

tERus maRakUpaya kepolisian menindak aksi pemal-suan merek patut mendapat acungan jempol. Sayangnya upaya ini seperti-nya lebih seperti menggantang angin. Kenyataannya masih banyak pemalsu merek yang tetap bebas menjual pro-duk-produk palsu mereka.

Kenyataan ini dikuatkan survei Lem-baga Penyelidikan Ekonomi dan Ma-syarakat Fakulas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI), bekerjasama dengan Masyarakat Indonesia Anti Pe-malsuan (MIAP). Dalam publikasi yang disampaikan di Jakarta, Kamis pekan kemarin, peneliti LPEM-FEUI menye-but pemalsuan merek telah merasuk pada berbagai produk.

Survei meliputi 12 sektor industri di Indonesia dan dilakukan sejak tahun 2010 dengan melibatkan 500 responden di Jakarta dan Surabaya. Hasilnya, se-perti dikatakan Ketua Umum MIAP, Wi-dyaretna Buenastuti, “Persentase pemal-suan tertinggi ditunjukkan barang dari kulit, diikuti perangkat lunak (software)”.

Kuatnya cengkraman pemalsu me-rek, juga tergambar dari besaran keru-gian produsen yang mereknya dipalsu. Berdasarkan hasil studi MIAP, dalam setahun kasus pemalsuan yang terjadi di Indonesia mencapai puluhan triliun ru-piah. Sebagai gambaran saja, jumlah nilai pemalsuan barang selama periode Juni – Oktober 2010 mencapai Rp 43,2 triliun.

Terus maraknya pemalsuan merek dan produk, menurut MIAP tidak terle-pas dari belum jelasnya kerangka hukum dan proses penegakan hukum. Baik da-lam artian tindakan hukum oleh aparat penegak hukum, maupun sanksi hukum terhadap pelaku pemalsuan yang kurang memberi efek jera.

Bantu PElaPORanSalah satu kendala dalam proses hukum terhadap tindak pidana pemalsuan me-rek, adalah belum semua produsen dan pemegang merek mau melaporkan du-

Sumber : Publikasi Survei LPEM-FEUI dan MIaP

HLM 48-51 HUKUM 11.indd 51 11/5/11 11:04 PM

52 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

makroindustri kreatif

Kreatiflah Industri Kreatif

Jika ditangani serius, industri kreatif bisa menjadi salah satu motor penggerak perekonomian nasional. Sayang, perhatian dari

pemerintah masih minim. TEKS Bastaman FOTO dahlan reBo pahing dan nury syBli

HAl 52-55 Edisi 11 MAKRO.indd 52 1/10/2011 12:06:48 AM

n pameran kerajinan

53inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

makroindustri kreatif

InduStrI kreatif tampaknya se-dang naik daun. Selain ramai diper-bincangkan, berbagai pameran in-

dustri kreatif pun digelar di tanah air. Salah satunya adalah ASEAN Fair yang dua pekan lalu dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Denpa-sar, Bali. Pameran ekonomi kreatif se-Asia Tenggara itu berlangsung selama satu bulan, sejak 24 Oktober lalu hingga 23 November mendatang. Pameran ini diharapkan menjadi wadah bagi nega-ra-negara di Asia Tenggara untuk mem-promosikan budaya dan ekonomi kreatif mereka.

Tak hanya di Indonesia, saat ini ham-pir semua negara mengadopsi ekonomi atau industri kreatif yang dipopulerkan oleh Inggris pada tahun 1990-an (lihat: Ekonomi Kawula Muda). Selain Inggris, Malaysia, Singapura, Cina, Taiwan, dan New Zealand adalah beberapa negara yang berhasil mengembangkan industri kreatif. Seperti biasa, Indonesia agak te-lat mengembangkan industri yang satu ini. Perhatian pemerintah pada industri ini baru dimulai tahun 2006. Tiga tahun kemudian presiden menerbitkan Inpres Nomor 6 yang mewajibkan seluruh ins-tansi pemerintah membuat rencana aksi untuk membantu industri kreatif.

Oh ya, di Indonesia industri kreatif didefinisikan sebagai industri yang ber-asal dari pemanfaatan kreativitas, ke-trampilan, serta bakat individu. Namun, apapun definisinya, yang jelas kreatif di sini berarti kemampuan menciptakan sesuatu yang baru. Entah itu bentuknya atau fungsinya. Dengan pengertian se-perti itu maka sesungguhnya semua in-dustri dapat dikatakan industri kreatif. Mulai dari kerajinan tangan, jasa, hingga industri berat. Hebel atau balok beton membuktikan bahwa industri berat se-kalipun mampu menghasilkan produk kreatif. Dengan menyusun balok-balok beton, kini orang dapat membangun loteng sekaligus anak tangganya da-lam waktu sekejap. Biayanya pun relatif murah.

Makanan dan minuman jelas masuk dalam industri kreatif. Ubi, kentang, terong, dan pisang pun bisa dimasak menjadi berbagai jenis makanan. Dulu, kombinasi singkong dan keju hanya jadi judul lagu penyanyi Ari Wibowo. Tapi sekarang banyak sekali kreasi makanan yang terbuat dari singkong dan keju. Dulu, orang hanya mengenal teh manis. Kini orang bisa minum teh dengan aro-ma buah-buahan, bahkan bersoda. Ada

juga nanas dan bayam goreng.Tata busana atau fashion merupakan

bidang kreatif yang sangat luas. Dulu, tali bra selalu disembunyikan. Tapi se-karang kaum hawa justru senang me-mamerkan tali bra hitam di pundaknya. Dulu, mungkin tak ada orang yang ber-fikir bahwa manik-manik bisa dikreasi-kan menjadi gantungan ponsel dan laku dijual. Kini,orang membuat topi, tas, tudung lampu dari kulit kerang. Bahkan di Jember Fashion Week, taplak meja plastik jadi pakaian.

Walau pun mencakup banyak sektor, dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025, Rencana Pe-ngembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009 – 2015 Kementerian Perdagangan hanya memfokuskan industri kreatif pada 14 sub-sektor. Ada industri perikla-nan, arsitektur, barang seni atau barang-barang asli, unik, langka serta estetika tinggi. Industri kreatif juga mencakup kerajinan, desain, fesyen, serta video, film, dan fotografi. Selain itu, masuk pula industri musik, penerbitan, dan percetakan. Di ranah teknologi, muncul industri layanan komputer dan piranti lunak, siaran televisi dan radio, serta riset dan pengembangan (termasuk pe-

nelitian bahasa, sastra, seni), serta jasa konsultan.

sudah diakuiWalau pun belum digarap secara serius, sumbangan industri kreatif terhadap Pro-duk Domestik Bruto (PDB) termasuk cu-kup besar. Tahun lalu, sumbangan indus-tri ini terhadap PDB sudah mencapai 6,3% atau sekitar Rp 378 triliun. Sumbangan ini datang dari sub-sektor industri musik, film, fesyen, percetakan, arsitektur, design grafis, dan seni. Pada tahun 2014, sum-bangan industri kreatif terhadap PDB di-perkirakan mencapai 10% atau sekitar Rp 1.000 triliun. Jelas, industri kreatif tidak bisa dipandang sebelah mata.

Tak hanya terhadap PDB, industri kreatif juga menjadi penyedia lapangan pekerjaan yang cukup potensial. Andi Surya Boediman, pendiri dan pimpinan Internasional Design School (IDS), memperkirakan industri kreatif menye-rap sekitar 5,4 juta tenaga kerja. Dari jumlah tersebut, 500 ribu di antara-nya adalah pekerja kreatif yang sudah mampu menciptakan pekerjaan sen-diri. Karena itu Andi optimistis, industri kreatif bisa menjadi salah satu lokomotif perekonomian nasional. ”Yang jadi ma-

HAl 52-55 Edisi 11 MAKRO.indd 53 1/10/2011 12:06:54 AM

54 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

makroindustri kreatif

salah, saat ini tak ada program pengem-bangan industri kreatif dari pemerintah. Anggarannya pun kecil,” kata Andi.

Betul, pemerintah telah menunjuk Ke-menterian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Pariwi-sata dan Ekonomi Kreatif untuk menga-wal industri kreatif. Namun dukungan dari pemerintah masih dirasakan kurang, terutama dalam mengatasi pembajakan karya. Rendahnya daya beli masyara-kat memang membuat pembajakan hasil karya berkembang subur di tanah air. Aki-bat maraknya pembajakan ini, orang pun malas berkarya. Karena itu, pelaku indus-tri kreatif meminta pemerintah menindak tegas pelaku pembajakan karya. ”Pemba-jakan karya menyebakan degradasi kreati-vitas,” kata Andi.

Masalah lain yang dihadapi industri kreatif adalah persoalan permodalan. Saat ini kehadiran industri kreatif be-lum diakui oleh sektor perbankan. Aki-batnya, pelaku industri kreatif bekerja berdasarkan pesanan. Pendidikan di bidang industri kreatif juga masih minim. Umumnya, menurut Andi, pe-laku usaha kreatif di tanah air belajar dari pengalaman. Ini berbeda dengan di Malaysia, misalnya. Di negeri jiran itu ada Kementerian Khusus Usahawan Muda yang memfokuskan pada pengem-bangan industri kreatif.

Jadi, jangan heran bila industri krea-tif Indonesia tertinggal jauh dari negara lain. Padahal, seperti dikatakan Ridwan Kamil, Ketua Bandung Creative City Forum (BCCF), prestasi industri kreatif Indonesia sudah diakui di luar negeri. Ridwan sendiri adalah arsitek yang me-rancang Marina Bay Waterfront Master Plan (Singapura), Suktohai Urban Re-sort Master Plan (Bangkok, Thailand), dan Ras Al Kaimah Waterfront Master Plan (Qatar dan UEA). Ia juga banyak menggarap proyek di Cina, Hong Kong, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.

Menurut Euis Saedah, Dirjen Indus-tri Kecil Menengah Kementerian Perin-dustrian, jika ditangani serius, ekonomi kreatif bisa menjadi motor perekonomian nasional. Fashion, contohnya. Dalam lima tahun terakhir, sumbangan sub-industri ini terhadap PDB mencapai Rp 7,9 triliun per tahun atau sekitar 5,9%. Tak hanya itu, industri fashion juga menyerap sekitar 4 juta tenaga kerja serta mampu mengha-silkan devisa Rp 50,3 triliun. ”Karena itu, kami mengundang kementerian lain un-tuk bersama-sama mengembangkan in-dustri fashion,” kata Euis. n

dI era 1990-an, kota-kota di Inggris mengalami kemunduran ekonomi karena larinya sejumlah industri ke negara berkembang yang mena-warkan bahan baku serta tenaga kerja murah. Menghadapi kondisi

itu Tony Blair dan New Labour Party, yang saat itu tengah mencalonkan diri menjadi PM Inggris, menggagas pendirian National Endowment for Science and the Art (NESTA) yang bertujuan untuk mendanai pengembangan bakat-bakat muda di Inggris. Tak heran bila dikatakan industri kreatif lahir dari generasi muda di Inggris.

Setelah terpilih menjadi PM Inggris, 1997, Blair membentuk Creative Industries Task Force. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyara-kat tentang pentingnya kontribusi industri kreatif terhadap perekonomian (PDB) Inggris. Lembaga tersebut berada di bawah Department of Culture, Media and Sport (DCMS). Satu tahun kemudian, DCMC mempublikasikan hasil pemetaan industri kreatif yang pertama kalinya.

Kini ekonomi atau industri kreatif banyak diadopsi negara-negara ber-kembang, terutama oleh bekas jajahan Inggris. Di Indonesia, industri krea-tif mulai popular tahun 2006. Tiga tahun kemudian turun Inpres No 6 ten-tang dukungan terhadap industri kreatif. Dengan komposisi penduduk muda mencapai 103 juta atau 43% dari populasi, Indonesia memang memiliki po-tensi yang cukup besar untuk mengembangkan industri kreatif. Tapi sayang, perhatian pemerintah dinilai masih sangat kurang. Tahun lalu, Kementerian Perdagangan hanya menganggarkan dana Rp 6,2 miliar untuk mengembang-kan industri kawula muda. n

Industri Kawula Muda

HAl 52-55 Edisi 11 MAKRO.indd 54 1/10/2011 12:06:55 AM

57inilahREVIEW 08 Tahun I | 17-23 Oktober 2011 57inilahREVIEW 08 Tahun I | 17-23 Oktober 2011

IReview Edisi 6 th 1 b.indd 57 7/21/2011 4:15:07 AM

n Freeport IndonesIa.

Terindikasi melakukan

pembayaran ilegal

kepada polisi.

56 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

makro

Si Kaya, Si Miskin,Si Tukang Suap

Praktik suap ternyata tak hanya dilakukan pengusaha Indonesia, tapi oleh perusahaan dari negara maju. TI meminta negara maju bertindak lebih tegas terhadap perusahaan mereka yang nakal.

TEKS Bastaman FOTO rIset

HAl 56-57 Edisi 11 Tambang.indd 56 1/10/2011 12:13:41 AM

57inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

makro

SuaP menyuap ternyata bukan monopoli pengusaha Indonesia. Berdasarkan survei Transpa-

rency International (TI), perusahaan-perusahaan dari Rusia, China dan Mek-siko paling doyan melakukan praktik tercela tersebut. Borok ketiga negara itu terung kap dalam Indeks Bayar Suap (Bribery Payers Index atau BPI) yang di-publikasikan TI pekan lalu.

Bagaimana dengan pengusaha In-donesia? Ah, tak ada yang istimewa. Ne-geri ini berada di urutan ke-4 dalam daf-tar pengusaha yang gemar melakukan penyuapan.

Survey BPI dilakukan terhadap 28 ne-gara yang memiliki kontribusi sebesar 78% terhadap foreign direct investment (FDI) dan ekspor global. Para responden

dari 28 negara tersebut diminta memberi-kan penilaian tentang seberapa sering me-reka melakukan suap di negara-negara di mana mereka memiliki hubungan bisnis.

Hasilnya, untuk tahun ini, Indonesia berada di urutan ke-25 dengan BPI se-besar 7,1. Posisi ini lebih baik dibanding-kan Rusia (6,1), China (6,5) dan Meksiko (7,0). Pengusaha Belanda dan Swiss me-rupakan yang paling bersih karena nya-ris tidak pernah menyuap untuk memu-luskan bisnisnya.

Yang cukup menarik, perusahaan yang getol menyuap itu berasal dari ne-gara yang selama ini dikenal gigih mem-berantas korupsi. China, misalnya, se-lama ini dikenal sangat keras terhadap pejabatnya yang korup. Indonesia juga gencar memerangi korupsi. Tapi praktik sogok menyogok justru banyak dilaku-kan pengusaha asal Rusia, China, Mek-siko dan Indonesia.

”Praktik suap menyuap merupakan perpaduan antara kebiasaan di negara asal pengusaha tersebut dan lemahnya hukum di negara tempat mereka berbis-nis,” kata Franky Simanjuntak, Manajer Tata Kelola Ekonomi Transparansi In-ternasional Indonesia (TII).

Di Indonesia, suap menyuap me-mang sudah menjadi trandisi bagi ka-langan pengusaha. Jhon Tafbu Ritonga, pengamat ekonomi Universitas Suma-tera Utara (USU), mengatakan para pengusaha melakukan praktik suap karena dipaksa oleh keadaan. Selain lingkungan, sistem yang ada juga tidak berbasis pada pengetahuan alias ber-dasarkan opini.

Jhon menunjuk Peraturan Presiden Nomor 54/2010 tentang Pengadaan Ba-rang dan Jasa yang belum lama ini meng-gantikan Keputusan Presiden No. 80 ta-hun 2003. ”Dari dulu sampai sekarang tidak standar baku penghitungan bahan baku serta unit biayanya,” kata Jhon.

tak ada yang BersIhUcapan Jhon dibenarkan Jonner Napi-tupulu, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Utara. Me-nurutnya, para pengusaha terpaksa me-lakukan praktik suap karena birokrasi yang berbelit-belit. ”Bagi pengusaha, se-mua harus berjalan cepat karena terkait produksi. Jika ada yang penghambat, biasanya apara pengusaha mencari jalan yang cepat,” kata Jonner.

Kebiasaan mencari jalan cepat ini tak hanya dilakukan para pengusaha Indonesia, tetapi juga oleh pebisnis dari

luar negeri. ”Kondisi yang memaksa ter-jadinya suap.”

Beberapa kasus penyuapan yang di-lakukan pengusaha asing di Indonesia memang pernah mencuat. Salah satunya adalah Siemens. Perusahaan dari Jer-man ini dikenai denda 201 juta Euro oleh pemerintah Jerman karena melakukan penyuapan untuk memenangkan ten-der, salah satunya adalah proyek PLTU Paiton II di Jawa Timur pada 2007.

Kasus lainnya yang sempat terung-kap ke permukaan adalah suap yang dilakukan oleh perusahaan Innospec terhadap sejumlah pejabat di Indonesia terkait penggunaan bahan kimia TEL dalam BBM. Sayang, kasus ini sampai saat ini belum ditindaklanjuti oleh KPK.

Freeport McMoRan, induk usaha Freeport Indonesia, telah dilaporkan oleh United Steelworkers di Amerika karena terindikasi melakukan pem-bayaran ilegal kepada aparat keamanan Indonesia.

Laporan itu didasari pernyatan peja-bat Polri baru-baru ini tentang pem-bayaran secara reguler oleh Freeport In-donesia kepada polisi. Jika benar, maka Freport McMoRan bisa dituduh telah melanggar Foreign Corrupt Practice Act atau undang-undang Amerika menge-nai penyuapan yang dilakukan perusa-haan Amerika di luar negeri.

Ini menarik. Soalnya, penyuapan itu dilakukan oleh perusahaan dari negara yang telah meratifikasi konvensi OECD (Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan) dan UNCAC (Konvensi PBB untuk Melawan Korupsi).

Pantas jika Huguette Labelle, Ketua TI, begitu dongkol. Sebab, perusahaan tukang suap dari negara maju itu telah mengecil-kan upaya keras yanag dilakukan peme-rintah negara berkembang dalam mem-bentuk pemerintahan yang bersih dan upaya upaya mengatasi kemiskinan. ”Para pemimpin G-20 harus segera mencegah praktik suap di luar negeri. Hukuman ha-rus ditingkatkan,” katanya.

Praktik sogok menyogok memang tak bisa dibiarkan. Setiap tahunnya aksi penyuapan ini mencapai US$ 1 triliun. Karena itu, menurut Labelle, ratifikasi OECD dan UNCAC tidak cukup meng-hapus praktik haram itu dari muka bumi.

Ia mengusulkan, sebaiknya nega-ra-negara industri juga benar-benar me-negakkan peraturan yang mereka miliki untuk menghukum korporasi-korporasi yang menjalankan praktik uang semir kepada pejabat asing. n

HAl 56-57 Edisi 11 Tambang.indd 57 1/10/2011 12:13:43 AM

n AcArA Si Unyil di TVri. Idenya datang darI MenterI BUMn

58 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

pasar modalanalisis

Euforia itu hanya berlangsung dalam hitungan hari. Hangatnya perdagangan efek, yang dipicu

oleh kesepakatan Jerman dan Prancis Cs yang menyatakan siap membantu krisis Yunani, akhirnya sirna dengan cepat. Syu-kurlah, Perdana Menteri Yunani George

Papandreou segera ‘eling’. Rencana refe-rendum, untuk meminta persetujuan rak-yat atas bailout yang akan diberikan para tetangganya sesama anggota Zona Euro, segera dibatalkan. Dan itu berarti negeri para dewa tersebut akan menerima po-tongan utang hingga 50% dan pinjaman

baru senilai 130 miliar Euro.Papandreou selamat dari mosi tidak

percaya yang dilancarkan parlemen de-ngan kemenangan tipis, 147 : 153. Na-mun fakta itu belum membuat suasana menjadi tenang. Pasar tetap dihantui oleh ketidakpastian yang cukup tebal.

Selesaikan Dalam Sehari

atau…Kegelisahan melanda para pelaku pasar modal di seluruh dunia.

Perdagangan saham pekan ini diyakini bakal diramaikan oleh aksi hit and run. TEKS AhmAd mUnjin FOTO riSeT

HAl 58-61 Edisi 11 Pasar Modal.indd 58 1/9/2011 11:18:52 PM

59inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

pasar modalanalisis

Itu pula yang menyebabkan indeks Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq melemah di Sabtu dini hari. “Laporan data pengang-guran di AS yang membaik, tak mampu memupus kecemasan pasar,” kata se-orang analis.

Felix Sindhunata, Kepala Riset Henan Putihrai Asset Management, juga berpendapat serupa. Kata dia, pe-nguatan yang terjadi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di peng-hujung minggu lalu, hanya reaksi se-mentara atas pembatalan referendum yang dilakukan Papandreou.

Betul, langkah pembatalan itu me-mungkinkan mengucurnya bantuan untuk Yunani. Tapi karena belum ada konfirmasi, para pelaku pasar tetap akan melangkah dengan ekstra hati-hati. “Ke-unggulan fundamental emiten bukan

clok di level psikologis yang dicita-cita-kan selama ini, 4.000.

Ayo mAin cepATUntuk menyambut kondisi yang—Insya Allah—membaik itu, Felix menyodorkan saham-saham perbankan, otomotif dan alat berat sebagai pilihan. Ia pun me-nunjuk efek terbitan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), BMRI, BBCA, ASII dan UNTR sebagai saham-saham yang layak dikoleksi.

Dalam kondisi global seperti saat ini, investor harus disiplin dalam melaku-kan trading jangka pendek. Sebab, jika situasi global memburuk, semua saham akan terpuruk kendati memiliki funda-mental relatif kuat. “Usahakan trading itu harus selesai sehari. Untung dan rugi harus direalisasikan dalam sehari,” pesannya.

Saham-saham perbankan juga men-dapat rekomendasi beli dari Willy San-jaya. Menurut pengamat pasar modal ini, sudah banyak saham bank yang ber-ada jauh di bawah harga wajarnya. BJBR, misalnya, mestinya berada di kisaran Rp 1.800. Sementara BMRI memiliki target harga Rp 7.500, BBRI Rp 7.300, BBNI dengan target Rp 5.000, BBCA Rp 9.000 dan saham PT Bank Danamon (BDMN) Rp 5.500.

Selain perbankan, Willy juga me-lihat potensi penguatan yang cukup besar di saham-saham pertambangan. Efek PT Borneo Lumbung Energi (BORN) yang kini menclok di Rp 850, contohnya, berpotensi menuju Rp 1.300. “Harga saham ini sudah terting-gal jauh,” katanya. Saham lainnya yang juga mendapat rekomendasi strong buy adalah PTBA yang seharusnya kembali ke level Rp 20.000, BUMI yang bisa merangkak ke Rp 2.800, HRUM de-ngan target Rp 9.500 dan ENRG yang bisa kembali ke Rp 230.

Sama seperti pendapat rekan-rekan-nya, Willy melihat saatnya pasar me-masuki kondisi bullish. Kalau tak ada gangguan dari faktor Eropa, ia percaya, indeks akan melaju kencang dan men-capai 4.000 pada akhir tahun ini. Dan suasana akan lebih nyaman jika pada Rapat Dewan Gubernur (RDG), yang berlangsung 10 November, BI kembali menurunkan tingkat bunga acuan.

Itu bukan mustahil terjadi, setelah Okober lalu kita mencatatkan deflasi 0,12%. Tapi, sayang, seluruh kabar baik itu berulang kali terganjal oleh krisis yang melanda Eropa. n

jaminan aman dari koreksi saat bursa global dan regional rontok,” kata Felix. Ia memprediksi indeks di pekan ini akan bergerak fluktuatif di rentang yang sa-ngat lebar, 3.620 – 3.880.

Yang dijadikan pertimbangan, me-mang, bukan Yunani semata, tapi juga negara-negara di Eropa secara keselu-ruhan. Italia contohnya. Negeri ini me-miliki kewajiban hingga 1,9 triliun euro (120% dari PDB). Sementara pertum-buhan perekonomiannya sangat rendah, di bawah 1%.

Bisa dibayangkan, jika Yunani yang ‘hanya’ berutang 370 miliar euro bisa mengguncang dunia, apalagi Italia yang kewajibannya lima kali lipat lebih be-sar. Yang lebih membahayakan, obligasi terbitan Italia banyak dikoleksi oleh in-vestor global. Sehingga bila terjadi ga-gal bayar dampaknya akan menjalar ke banyak arah. “Italia lebih berbahaya,” tutur Felix.

Itu sebabnya, Felix menilai berin-vestasi saat ini (untuk jangka panjang sekalipun) penuh dengan risiko. Bila Papandreou tiba-tiba mundur—seperti yang diisyaratkan Sang PM Jumat lalu, pasar akan langsung bergejolak.

Keadaan yang memburuk di Eropa, menurut perhitungan Felix, akan men-dorong indeks saham Jakarta mene-nembus level support 3.620 menuju 3.500 dan 3.300. Tapi kalau tak ada sen-timen buruk lanjutan, secara tehnikal, IHSG bakal menguat dan bermain di atas 3.800. Nah, jika angka tersebut bisa bertahan selama beberapa hari, bukan mustahil di akhir tahun IHSG bisa men-

“Usahakan trading itu harus sele-sai sehari.

Untung dan rugi harus

direalisasi-kan dalam

sehari.”

3829,96

iHSG DoW JoNES

12.231

3783,63

11.983

28/10 28/10

4/11

4/11

HAl 58-61 Edisi 11 Pasar Modal.indd 59 1/9/2011 11:18:55 PM

60 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

SEtElaH masa lebaran lewat, para pengusaha ritel kini tengah bersiap-siap menyambut musim

panen ke dua di tahun ini, Natal dan Ta-hun Baru. Sebab biasanya, di saat-saat itulah penjualan meningkat dengan sig-nifikan. Untuk merangsang konsumen, para peritel pun dipastikan akan me-

nyelenggarakan cuci gudang dengan pe-nawaran diskon yang menawan.

Ini merupakan berkah bagi peng-usaha di sektor ini, setelah September pascalebaran kemarin mengalami pe-nurunan omset hingga 10%. Sehingga, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Tutum Rahanta optimistis target

penjualan di tahun ini yang sebesar Rp 120 triliun akan tercapai dengan mulus.

Tingginya pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia (bahkan menjadi tertinggi ketiga di dunia), sebenarnya sudah dian-tisipasi pasar sejak dini. Maklum, sektor ini relatif terbebas dari pengaruh negatif eksternal. Sentimen yang muncul akibat

Boleh Dilirik,Boleh tidak

tingginya penjualan akhir tahun, tidak akan mendongkrak harga saham ritel terbang tinggi. Sebab, kemungkinan itu sudah

diperhitungkan sejak dini.TEKS AhmAd mUnjin FOTO dAhlAn rebo pAhing

pasar modalsaham ritel

HAl 58-61 Edisi 11 Pasar Modal.indd 60 1/9/2011 11:18:57 PM

61inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

gonjang-ganjing yang melanda pereko-nomian Eropa dan AS nyaris tak meng-ganggu bidang usaha yang satu ini.

Hanya saja, lantaran sudah dianti-sipasi pasar sejak dini, harga saham-sahamnya sejak awal tahun sudah me-nguat cukup tinggi. Sehingga, ”Potensi kenaikannya sudah sangat terbatas,” kata Gina Novrina Nasution, analis dari Reliance Securities.

Tengok saja harga efek keluaran Mi-tra Adi Perkasa (MAPI), Ace Hardware Indonesia (ACES), dan Modern Inter-nasional (MDRN). MAPI misalnya, kini telah bertengger di level Rp 5.050 (4/11). Jika dihitung sejak awal tahun, berarti saham ini telah mengalami kenaikan hingga Rp 2.475 atau sekitar 96%.

Sementara ACES telah naik 28,5% menjadi Rp 3.600 dan MDRN menguat 43% ke Rp 3.300. Hanya saham PT Ramayana Lestari Sentosa (RALS) dan MPPA yang turun harga sahamnya. Pe-nurunan tersebut, kata Gina, akibat aksi

korporasi yang dilakukan emiten yang bersangkutan.

Walhasil, menurut perhitungan ana-lis ini, saham ritel hanya menyisakan potensi penguatan maksimal sebesar 5% saja. Kendati, ia juga yakin, penjualan di akhir tahun akan mengalami pening-katan yang lumayan tinggi. “Tapi pe-ningkatan itu, seperti saya bilang, sudah terfaktorkan sejak awal,” ujarnya.

bAnyAk pilihAn di lUAr riTelMAPI misalnya, hanya memiliki level resistance paling tinggi di Rp 5.200 – Rp 5.300. Sedangkan ACES hingga akhir tahun diprediksi hanya akan mencapai kisaran Rp 3.750 – Rp 3.800. Dan MDRN diperkirakan Rp 3,450. “Untuk Modern harga di atas 3.000 saja sudah bagus,” tutur Gina.

Kalau saham-saham terbitan emiten berfundamental oke saja potensi pengua-tannya sudah tipis, apalagi saham-saham yang digoyang oleh aksi korporasi yang

mengecewakan pasar, seperti MPPA dan RALS. Dua efek ini, lanjut Gina, masih te-tap berada di jalur bearish.

Kalaupun naik, resistance MPPA su-dah terbatas di level Rp 980 dengan sup-port di kisaran Rp 900. RALS yang sudah menukik dari Rp1.000-an ke Rp 650, me-miliki support di angka Rp 630 dan resis-tance Rp 680.

Selain potensi kenaikannya terbatas, saham yang dimiliki publik juga terba-tas, sehingga menjadi kurang likuid. Gina menyarankan, bagi investor yang kadung memegang saham ritel bisa me-nahannya hingga akhir tahun. Namun jika ada kesempatan, segeralah melaku-kan aksi profit taking dan berpindah ke saham lain yang lebih prospektif.

Keraguan terhadap potensi kenaikan harga saham ritel juga dikemukakan Felix Sindhunata. Kepala Riset Henan Putihrai ini tidak yakin kalau saham-sa-ham ritel masih akan menguat hingga a-khir tahun. Hanya saja ia mengingatkan, efek di sektor ini wajib masuk ke dalam pertimbangan investor. Sebab, diban-ding sektor lainnya, bisnis eceran me-miliki ketangguhan yang lebih lantaran tidak terpengaruh oleh faktor eksternal.

Sebagai alternatif, Felix menyodorkan MAPI. Pertimbangannya, secara funda-mental, kinerja perusahaan ini lebih baik ketimbang emiten lainnya. Ditambah lagi, karena menyasar konsumen dari ka-langan menengah atas, kinerja MAPI akan terdongkrak oleh meningkatnya daya beli. “Tapi, di tengah kondisi eksternal yang la-bil, saya sarankan bermain saham dengan pola trading jangka pendek,”kata Felix.

Rekomendasi buy untuk saham PT Mitra Adi Perkasa juga diberikan oleh Willy Sanjaya. Pengamat pasar modal ini tampak lebnih optimistis ketimbang rekan-rekannya dengan alasan bursa mulai memasuki masa bullish .

Ia memprediksi, hingga akhir tahun, harga MAPI akan menguat ke kisaran Rp 5.500 – Rp 6.000. Kalau ramalan itu menjadi kenyataan, artinya MAPI ma-sih memiliki potensi penguatan sebe-sar 9% hingga 18,8%. Sedangkan RALS berpotensi naik hingga 38% menuju Rp 900. Hanya MPPA yang diprediksi akan memble dengan potensi penguatan pa-ling banter ke level Rp 1.000.

Tertarik? Silakan mulai mengoleksi. Tapi ingat, tetaplah teliti sebelum mem-beli. Dan seperti kata Gina, masih ba-nyak saham lain (di luar sektor ritel) yang memiliki masa depan yang lebih kinclong. n

pasar modalsaham ritel

HAl 58-61 Edisi 11 Pasar Modal.indd 61 1/9/2011 11:19:00 PM

62 inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

pasar modalsaham barang konsumsi

SElaiN bisnis ritel, yang biasa mengalami panen di akhir ta-hun adalah sektor barang-ba-

rang konsumsi alias consumer goods. Dan tiga emiten utama yang menikmati masa panen itu adalah PT Indofood Sukses Makmur (INDF), Mayora Indah (MYOR) dan PT Unilever (UNVR).

Seakan berlomba, tiga perseroan tersebut berebut mencatatkan pe-ningkatan penjualan dan laba bersih masing-masing. Manajemen Mayora misalnya, optimistis di tahun ini bakal

mencetak kenaikan penjualan sebesar 19,39% menjadi Rp 8,62 triliun.

Jika angka itu tercapai, maka perusa-haan akan meraih laba bersih Rp 505 miliar. “Untuk mencapai target, kami memasang strategi pemasaran yang te-pat, teknologi produksi dan penetapan harga jual,” kata Hendra Lesmana, Ko-misaris Mayora.

Target serupa juga dipasang oleh PT Indofood Sukses Makmur. Kendati su-dah menjadi raja di sektor ini, manaje-men INDF tetap memasang target pe-

ningkatan pendapatan yang signifikan di tahun ini yakni sebesar 15,6% menjadi Rp 44,9 triliun.

Angka itu kelihatannya bukan sesu-atu yang mustahil untuk dicapai. Sebab hingga triwulan III perseroan telah mencatatkan kenaikan penjualan kon-solidasi sebesar 19,3% menjadi Rp 33,77 triliun. Dari prestasi tersebut, laba ber-sih yang diraih sebesar Rp 2,32 triliun. “Kami optimistis bisa mempertahankan kinerja kami secara berkelanjutan,” kata Anthoni Salim, Direktur Utama sekali-gus CEO Indofood.

Bisnis PT Unilever juga melaju tak kalah kencangnya. Hingga penghujung September lalu, UNVR berhasil me-norehkan kenaikan penjualan bersih 17,96% menjadi Rp 17,32 trililun. Ditam-bah dengan keuntungan dari pelepasan aset sebesar Rp 1,128 triliun, pada triwu-lan III tersebut Unilever sukses menge-ruk keuntungan komprehensif Rp 3,026 triliun.

Berbeda dengan sektor ritel, perge-rakan saham-saham barang konsumsi ternyata tidak selalu selaras dengan ki-nerja yang diraih perseroan. UNVR con-tohnya, dengan ditutup pada level Rp 15.850 maka—jika dihitung sejak awal tahun—harganya malah mengalami pe-lemahan 3,9%.

Sedangkan INDF, kendati menguat, angkanya masih terbilang kecil (5,64%). Yang menawan justru peningkatan harga MYOR yang naik hingga 29,7% menjadi Rp 13.950.

Masih menarikkah saham-saham di sektor ini? Menurut Willy Sanjaya, jika tak ada lagi ganjalan dari krisis Eropa, harga efek barang-barang konsumsi akan melesat seiring pasar yang bullish.

Ia menargetkan MYOR masih akan menguat ke level Rp 16.000, INDF ke Rp 6.500 dan UNVR menuju Rp 20.000. “Saya rekomendasikan buy untuk sa-ham-saham tersebut,” kata pengamat pasar modal ini.

Rekomendasi serupa dikemukakan Felix Sindhunata, Kepala Riset Henan Putihrai Asset Management. Hanya saja,mungkin lantaran MYOR sudah naik cukup tinggi, ia cuma merekomen-dasikan beli untuk UNVR dan INDF.

Menurutnya, di saat saham-saham pertambangan diguncang oleh faktor eksternal, efek consumer goods bisa dija-dikan pilihan karena risikonya yang ren-dah. “Tapi kalau suasana di luar sudah membaik, saham tambang tetap lebih menarik,” tuturnya. n

tiga Yang Menawan

Bisnis consumer goods relatif aman dari badai eksternal. investor boleh kembali

ke saham tambang kalau kondisi di Eropa sudah nyaman.

TEKS AhmAd mUnjin FOTO dAhlAn rebo pAhing

HAl 58-61 Edisi 11 Pasar Modal.indd 62 1/9/2011 11:19:02 PM

63inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

kolomlie charlie

Ekonomi Eropa

EROPA merupakan benua yang paling menderita se-lama berkecamuk Perang Dunia Ke-2. Sehingga orang di benua itu menjadi bangsa traumatis. Tidak ada orang

Eropa, baik tua maupun muda, yang tidak ketakutan membi-carakan perang, termasuk ekonomi yang runtuh akibat perang. Maka saat ada ekonomi salah satu negara Eropa diberitakan sedang dilanda masalah, seluruh rakyat akan menggigil.

Eropa terdiri atas negara-negara besar dan kuat, seperti Jer-man, Inggris, Prancis, Swiss, dan Austria. Ada juga Denmark, Finlandia, Norwegia, dan Swedia yang termashur oleh gadis pirangnya.

Lantas Italia di bawah kepemimpinan seorang kakek yang doyan berpesta seronok; Yunani dan Romawi dengan sisa-sisa keperkasaan mereka; Belanda yang setiap kali kita maki “jaha-nam” dalam adegan film perang kemerdekaan, serta Belgia yang menyumbang Tintin (Herge) dan Hercule Poirot (Agatha Christie) kepada dunia.

Total kini Uni Eropa terdiri atas 27 negara. Selain yang disebutkan di atas, ada beberapa negara yang terikat se-cara geografis dengan Eropa namun kurang kita kenal, seperti Portugal yang memiliki CR7, Bulgaria, Siprus, Chez, Esto-nia, Hunggaria, Irlandia, Latvia, Luxemburg, Lituania, Malta, Polandia, Rumania, Slovakia, serta Spanyol, juara sepakbola sedunia 2010.

Menunggu bergabung dengan Uni Eropa ada Kroasia, Macedonia, Islandia, Montenegro, dan Turki. Tapi kondisi eko-nomi Eropa yang semakin berat dan tak menentu dewasa ini membuat meraka terpaksa harus menunggu.

DiskOn AlA Uni EROPAOtoritas Uni Eropa baru saja menyetujui bantuan kepada Yu-nani berupa diskon 10% untuk setiap transaksi yang dilaku-kannya dengan negara-negara Uni Eropa lain. Artinya barang yang diekspor ke Yunani harus diberi potongan harga otomatis sebesar 10%. Bila mengimpor, Yunani juga memperoleh harga khusus yang lebih murah 10% dari harga normal.

Ini cara yang amat berisiko untuk diselewengkan. Orang bisa jual-beli uang dan nota transaksi atau kata Mbak Sri (Mulyani) sebelum minggat, “Berdampak sistemik.” Pemerintah mesti was-pada mengenai jumlah dana talangan yang batasnya adalah 130 miliar euro atau sama dengan 50% total kerugian obligasi Yunani.

Rencana yang sudah disusun otoritas moneter zona Euro pada tanggal 27 Oktober 2011 ini belum apa-apa sudah meng-hadapi tantangan dari Yunani sendiri. Perdana Menteri Yunani, George Papandreou, diberitakan sedang meminta referendum tentang rencana penyelamatan tersebut.

Kontan dunia marah-marah, teristimewa Prancis dan Jerman

yang memprakarsai talangan 130 miliar euro tersebut. Orang mempertanyakan kesungguhan Yunani dalam menyelamatkan diri dan masyarakat zona Euro yang sedang panik. Ya, kalau referendum berkata “yes”; jika hasilnya adalah “no”, masalah ini bakal bertambah rumit.

Referendum artinya rakyat diminta menjawab mengenai su-atu langkah politik dan sosial yang akan diambil pemerintah dan dijalankan seperti pelaksanaan pemilihan umum. Tentu saja makan waktu dan biaya. Rencananya, referendum yang diga-gas Papandreou ini akan dilaksanakan Desember atau Januari 2012 dan disertai referendum tentang mosi percaya terhadap pemerintah yang berkuasa sekarang.

EkOnOmi BEnUA BiRUBenua biru, sebutan yang sejuk bagi zona

Euro, ternyata juga memiliki sisi kelabu. Orang selama ini mengatakan tak mu-dah berbisnis dengan Eropa. Sama seperti Amerika Serikat, banyak laran-gannya, teristimewa untuk melindungi

kepentingan dalam negeri mereka. Bukan hanya itu sejumlah hal juga selalu di-

kaitkan dengan setiap transaksi yang akan dilakukan. Walhasil, perdagangan dengan Eropa atau Amerika Seri-kat tidak semata-mata ditentukan oleh harga dan kuali-tas barang, tapi juga oleh faktor lainnya.Buruh murah dan buruh anak-anak, kulit hewan yang

ditembak dan disembelih dengan sadis, pohon yang ditebang dengan tidak semena-mena, semua bisa dijadikan isu peno-lakan impor oleh negara-negara Eropa yang beberapa di an-taranya memang sudah makmur sekali.

Jika hal serupa ikut diratifikasi negara yang kemudian ber-gabung dengan ekonomi Eropa, bisa kacau dan mengancam negara pengekspor. Apa China tidak ngambek apabila ekspor buahnya suatu hari ditolak Estonia atau Latvia dengan alasan pemetiknya belum cuci tangan?

Suatu zona ekonomi ternyata tidak mudah dibentuk. Dasar pembentukannya juga mesti dipilih secara hati-hati. Berdasar-kan kedekatan wilayah saja seperti hal yang selama ini dijadikan argumen penggabungan tidak selamanya dapat dianut dan menguntungkan. Ini sudah terbukti dengan Uni Eropa. Orang miskin, apalagi orang kaya, tidak dapat hidup berdampingan dengan lawan kelasnya.

Secara budaya dua negara juga tidak dapat disatukan da-lam satu zona dengan mudah. Bagaimana kita menerima Turki, Maroko, Aljazair, Tunisia, atau Libya sebagai negara “Eropa”? Lihatlah peta. Negara-negara tersebut hanya sepelemparan batu dari Italia atau Yunani, bukan? n

*Penulis pegawai swasta di Bandung.

Penulis: lie Charlie*

Kolom lie Charlie.indd 63 1/9/2011 10:37:24 PM

TEKS Hideko FOTO riset

TEKS Hideko FOTO ardHy fernando

Syukur Alhamdulillah, krisis global tak sampai berimbas pada industri penerbangan di dalam

negeri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, selama kurun waktu Januari-September 2011, penumpang angkutan udara rute domestik mencapai 38,2 juta orang atau naik 22,7% dibanding pe-riode yang sama tahun lalu.

Suharto Abdul Madjid, Ketua Forum Transportasi Udara Masyarakat Trans-portasi Indonesia, mengatakan bisnis penerbangan Indonesia mampu tum-buh di saat pertumbuhan penerbangan global melesu. Kendati pertumbuhan-nya cukup tinggi, namun jumlah pe-numpang pesawat di Indonesia masih terbilang kecil, hanya 16% dari total penduduk.

Namun Suharto optimistis, dengan

IndoneSIa harus diakui surganya barang palsu. Hasil penelitian terba-ru dari Lembaga Penyelidikan Eko-

nomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI) menyatakan, hingga Oktober 2010, ne-gara kehilangan pajak tidak langsung sebesar Rp 43,2 triliun akibat barang-barang palsu itu.

Sementara kerugian PDB nasional ditaksir Rp 34,2 triliun. Yang lebih me-ngerikan lagi, 83 juta penduduk negeri

ini akan kehilangan pekerjaan. LPEM-FEUI juga mengungkapkan, kegiatan pemalsuan ini terjadi di 12 industri penghasil barang seperti produk kulit,

perangkat lunak, pakaian, komponen otomotif, perlengkapan kantor dan elek-tronik, rokok, minuman, pestisida, pelu-mas, kosmetik, dan produk farmasi. n

perekonomian yang terus membaik, jumlah penumpang pesawat diprediksi akan semakin meningkat. Tahun de-pan diper-kirakan jumlah penumpang

pesawat akan mencapai 20% dari popu-lasi penduduk Indonesia atau sekitar 50 juta orang. Prospek bisnis penerbangan domestik memang benar-benar cerah. n

naik di saat krisis ekonomi

n mampu bertaHan dari krisis ekonomi

n mengakibatkan kerugian rp 43 triliun

Surganya Barang-barang Palsu

64 inilahreVieW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

bisnis sepekan

64-65 biskan_ireview 11_REV.indd 64 1/9/2011 12:01:03 AM

dalam setahun terakhir ini jumlah BPR (Bank Perkreditan Rakyat) telah berkurang seba-

nyak 34 bank. Meski begitu, kinerja dari BPR terus memperlihatkan grafik yang menanjak.

Data yang dilansir Bank Indonesia menunjukkan, selama Januari-Septem-ber 2011 BPR mampu menyalurkan kre-dit sebesar Rp 39,66 triliun, naik sebesar 20,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kredit sebesar itu disalurkan oleh 1.683 BPR kepada 2,98 juta debitur. Tak hanya kredit, dana masyarakat yang di-himpun BPR pun tumbuh 22,22% men-jadi Rp 35,85 triliun.

Menurut Joko Suyanto, Ketua Umum Perhimbunan Bank Perkreditan Rakyat

menyuSutnya lahan perke-bunan teh membuat produksi komoditas ini terus mengalami

penurunan. Setiap tahun tak kurang dari 3.000 hektare kebun teh berkurang ka-rena beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.

Akibatnya, seperti yang dikemuka-kan oleh Rochyati, Kepala Bidang Usaha Pusat Penelitian Teh dan Kina PT Riset Perkebunan Nusantara, setiap tahun produksi teh nasional mengalami penu-runan 1.470 ton. Dampak lainnya adalah pangsa pasar ekspor teh Indonesia terus berkurang.

Kesempatan ini tak disia-siakan Viet-nam yang kini berhasil menjadi produ-

sen teh kelima terbesar dunia. Semen-tara Indonesia, yang sebelumnya berada di urutan ketiga, melorot ke peringkat ke tujuh.

Yang lebih memprihatinkan lagi, ta-hun lalu Indonesia mengimpor 20 ribu

ton teh. Itu terjadi setelah pemerin-tah memangkas bea masuk teh dari 5% menjadi 0%. Padahal produsen teh lain-nya menetapkan bea masuk yang tinggi. China dan India misalnya, menetapkan tarif bea masuk 114%. n

Indonesia, hal itu membuktikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BPR makin baik. Ia optimistis akhir tahun ini

pertumbuhan kredit BPR bisa mencapai 22%, DPK meningkat sekitar 24%, dan tingkat LDR 83%. n

kepercayaan terhadap BPr naik

teh Indonesia digusur Vietnam

TEKS Hideko FOTO riset

TEKS Hideko FOTO syamsuddin syaban nasution

n kepercayaan nasabaH terus meningkat

n tergeser oleH laHan saWit

65inilahreVieW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

bisnis sepekan

64-65 biskan_ireview 11_REV.indd 65 1/9/2011 12:01:06 AM

66inilahREVIEW 11 Tahun I | 07-13 November 2011

kolom

BPJS: Beratnya Menggapai Kesejahteraan Masyarakat

Dengan disahkannya Undang-Undang Badan Penye-lenggara Jaminan Sosial (BPJS), 28 Oktober lalu, se-benarnya Indonesia mulai menapak ke arah pelayanan

kesejahteraan yang lebih baik kepada masyarakat tanpa meli-hat status sosialnya. Masyarakat berharap memperoleh kesem-patan yang sama untuk menggapai jaminan kesehatan (yang dilayani oleh BPJS I) dan jaminan ketenagakerjaan (kecelakaan kerja, hari tua, pensiun dan kematian) yang dilayani BPJS II. Pengelolaan BPJS yang berbentuk badan publik diharapkan mampu memberikan pelayanan sosial masyarakat secara me-rata dan berkeadilan. Benarkah demikian?

Permasalahan kewajiban

Esensi BPJS adalah memberikan perlindungan (sebagai hak), tetapi dengan adanya kewajiban membayar premi, ke-nyataan akan berkata lain. UU SJSN Nomor 40/ 2004 (cikal bakal BPJS) hanya mewajibkan BPJS untuk memberikan pela-yanan kepada peserta. Mengapa harus membayar iuran/premi? Terkait kewajiban ini, sebagian masyarakat menolak kehadiran BPJS dengan alasan akan dikomersilkan, dan dianggap meru-bah hak memperoleh jaminan sosial menjadi asuransi sosial de-ngan membayar premi.

Bagi mereka yang bekerja di sektor formal (sesuai UU Ke-tenagakerjaan Nomor 13/2003) yang kenal dengan program jamsostek tentu tidak bermasalah dengan premi (karena di-bayarkan bersama melalui perusahaan). Demikian juga yang miskin (di bawah garis kemiskinan), tidak perlu repot memba-yar karena ditanggung oleh pemerintah. Namun masyarakat golongan ini jangan berharap terlalu banyak untuk memper-oleh layanan jaminan sosial lainnya (ketenagakerjaan), karena pemerintah tidak menanggung premi jaminan sosial lainnya.

Bagaimana dengan sebagian besar masyarakat yang di sek-tor informal, usahanya tidak berbadan hukum dan tidak pernah mengenal asuransi? Tentu sangat sulit karena mereka (cende-rung) tidak harus tunduk pada UU Ketenagakerjaan untuk ikut program jaminan sosial tenaga kerja, dan pemerintah tidak bisa memaksa mereka untuk menjadi peserta.

Adalah berlebihan kekhawatiran Bapak Menkeu bahwa pem-berlakukan BPJS akan memberatkan APBN; bahkan membanding-kannya dengan krisis Eropa (yang menurut beliau karena beban anggaran untuk pemberian jaminan sosial). Kekhawatiran ini tentu mengada-ada, karena beban anggaran hanya untuk membayar premi bagi mereka yang fakir miskin dan tidak mampu; dan hanya diberikan untuk jaminan kesehatan bukan lainnya. Sementara ma-syarakat lain membayar untuk diri mereka sendiri.

Hal ini tentu akan menimbulkan permasalahan di masyara-kat bagi mereka yang tidak memperoleh pelayanan BPJS ini. Kecemburuan sosial bisa muncul dari mereka yang miskin tapi tidak masuk daftar orang yang memperoleh subsidi BPJS ini. Lantas, bila demikian halnya, maka target untuk memberikan ja-minan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia hanya sebatas harapan.

Political allert & Political will BPJS ini sebenarnya lebih ramping karena hanya dikenal

BPJS I dan II, yang sebelumnya meliputi banyak penyedia jasa. Permasalahannya lebih terkait dengan proses penggabungan usaha dan pelayanan dari beberapa BUMN yang dilebur, khu-susnya BPJS II. Ini adalah bentuk merger usaha dan pelayanan yang didasarkan pada amanat undang-undang bukan pada masalah pertimbangan bisnis (profit, cost saving, inefficiency management dan lainnya). Proses ini tentu akan memakan waktu yang relatif lama karena menyangkut aspek permo-dalan, aset, manajemen, sumber daya manusia, aspek hukum, produksi, integrasi jaringan, pelayanan dan lainnya.

Proses ini telah menyebabkan alotnya proses pengesahan RUU BPJS ini, juga dikhawatirkan masih dimungkinkannya tarik ulur operasionalisasi, khususnya BPJS II yang sarat dengan ke-pentingan politik. Dengan demikian, dimungkinkan terjadinya peyimpangan dari apa yang disepakati dengan isi finalnya. Pe-merintah dan DPR harus bisa mengesampingkan niatan elit dan partisan oportunis. Rencana pembentukan BPJS Daerah, meski jasanya dianggap sebagai tambahan/pelengkap, namun karena pendanaanya dari APBD maka akan makin sarat de-ngan politisasi oleh elit di tingkat lokal

Dengan pembebasan premi bagi mereka yang fakir miskin (di bawah garis kemiskinan) dan tidak mampu, bisa menim-bulkan moral hazard bagi mereka yang berpendapatan kecil/mendekati garis kemiskinan. Mereka tentu ingin dianggap fakir miskin. Bila demikian halnya, maka bisa dipastikan jumlah orang yang berada di bawah garis kemiskinan akan meningkat, yang tentu tidak disenangi oleh presiden kita -blunder bagi pemerin-tah (SBY). Memang angka kemiskinan ini sarat dengan politisa-si: prestasi penurunan angka kemiskinan lebih disebabkan oleh terlalu rendahnya garis kemiskinan, untuk tahun 2010 sebesar Rp 7.000 per hari (BPS).

Pengawasan dan sanksi yang tegas menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Bagaimana lemahnya pengawasan dan tidak adanya sanksi yang tegas? Kita bisa berkaca pada ba-gaimana pemerintah memperlakukan UU Ketenagakerjaan ini. Disamping UU yang tidak berisi sanksi tegas, pengawasannya juga memble. UU BPJS berisi kewajiban dan larangan tapi tidak ada sanksi. Dengan tanpa law enforcement maka BPJS hanya jalan di tempat dan menambah beban negara/ masyarakat.

Sosialisasi terhadap suatu kebijakan seringkali disepelekan pemerintah. Hal ini bisa dilihat dari kasus ASEAN China Free Trade Agreement di tahun 2010, di mana masyarakat dan dunia industri terbengong ketika perjanjian berlaku. BPJS harus diso-sialisasikan dengan baik kepada masyarakat, baik itu menyang-kut jasa yang diberikan, kewajiban premi, pengecualian jaminan, sampai proses klaim. Sosialisasi ini harus terus dilakukan secara berkelanjutan.

Bila BPJS ini berhasil, maka Indonesia selangkah lebih maju dalam mensejahterakan rakyatnya melalui pelayanan jaminan sosial, meski masih terbatas karena dengan UU yang ada me-ngesampingkan mereka yang tidak masuk sektor formal dan tidak fakir miskin; juga terbatasnya jaminan sosial lainnya ke-pada fakir miskin. n

Peneliti Ekonomi dan Perdagangan Internasional (sejak 1998), Pusat penelitian Ekonomi (P2E), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

Penulis:Zamroni salim*

HAL 66 Kolom.indd 66 1/9/2011 10:22:22 PM

3inilahREVIEW 08 Tahun I | 17-23 Oktober 2011

COVER 2-3 11.indd 3 11/4/11 5:30 AM

b inilahREVIEW 10 Tahun I | 31 Oktober - 06 November 2011

HLM SP & DAFIS 11.indd 2 11/5/11 5:35 PM