kajian implementasi produksi bersih pada ikm batik di sentra batik desa tirtomoyo, kabupaten...

Upload: dianmas

Post on 18-Oct-2015

69 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IkM Batik di Sentra Batik Desa Tirtomoyo...

    http:///reader/full/kajian-implementasi-produksi-bersih-pada-ikm-batik-di-sentra-batik

    KAJIAN IMPLEMENTASI PRODUKSI BERSIH PADA IKM BATIK

    DI SENTRA BATIK DESA TIRTOMOYO, KABUPATEN WONOGIRI

    Edy Suhartono(1,2), Basuki Setyo Budi(1)

    (1)Politeknik Negeri Semarang(2)Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

    Jl. Imam Bardjo, SH. No. 3, Semarang

    Abstrak

    Perkembangan industri batik di Kabupaten Wonogiri sangat pesat yang didukung oleh

    puluhan sentra batik yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebelum tahun 2007, kondisi

    sentra batik Kabupaten Wonogiri berkembang secara alami. Berdasarkan kemampuan

    dalam penyerapan tenaga kerja, maka jenis industri kerajinan batik menduduki rangking

    pertama atau sangat potensial dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sebesar 853 orang.

    Salah satu klaster yang padat dengan volume produksi tinggi adalah klaster batik Desa

    TirtomoyoKecamatan Tirtomoyo Kabupaten Wonogiri. Untuk meningkatkan kinerja

    ekonomi, sosial, dan lingkungan pada klaster batik Desa Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri

    dilakukan penerapan perangkat produksi bersih berkelanjutan dan optimalisasi

    pemanfaatan limbah padat melalui pola (3R).Hasil produksi pengraj in batik ada berupa

    kain batik, sprei dan sarung bantal, hem, kemeja, daster, sarung, taplak meja,

    kerudung. Kapasitas produksi masing masing pengrajin per bulan antara 30 kodi

    sampai 500 kodi. Pertumbuhan UKM di Kabupaten Wonogiri khususnya klaster batik

    Desa Tirtomoyo setiap tahunnya berkembang meskipun ada yang tutup usahanya, dan

    merupakan jantung perekonomian garmen di kabupaten Wonogiri. Rata-rata satu

    perusahaan mempunyai karyawan 15 orang. Setiap tahun rata-rata satu perusahaan

    mempergunakan 10.950 kg lilin batik, kain grey 182.880 m, H2O21600 l, koslik 2000 kg,

    teepol 200 kg. pada proses produksi batik rata-rata membutuhkan air 15.000 l, minyaktanah 10 l. Sedangkan selama setahun lilin yang terbuang 12,5%, produk gagal 9.144 m,

    H2O2 yang tercecer 200 l, kostik yang tercecer 24 kg, air limbah 80% dari air yang

    digunakan, teepol yang tercecer 10 kg, bahan pewarna 50,4 kg, belum ada yang

    mengunakan pewarna alam.Tahapan yang harus dilalui untuk menerapkan produksi

    bersih berkelanjutan yaitu mengidentifikasi penyebab inefisiensi, menganalisis sebab dan

    dampak lingkungan, menentukan langkah-langkah perbaikan pengelolaan lingkungan yang

    diperlukan, mengintegrasikannya dalam struktur organisasi perusahaan serta

    mengevaluasi langkah-langkah tersebut.

    Kata kunci: Efisiensi, Produksi Bersih, Pengelolaan lingkungan

    A. PENDAHULUANDewasa ini, penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan mengarah pada

    upaya perbaikan lingkungan yang dilakukan secara terpadu dan sistematis oleh seluruh pihak

    yang berkepentingan menuju pencapaian keseimbangan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial.

    Upaya terpadu dan sistematis tersebut mencakup antara lain penyediaan kebijakan dan program

    pemerintah yang kondusif, praktek pengelolaan lingkungan terbaik oleh perilaku pembangunan,

    infrastruktur pengelolaan lingkungan yang memadai dalam bentuk pendidikan dan pelatihan

    yang dikemas dalam kegiatan Penerapan IPTEKS bagi produk ekspor.

    Edy Suhartono, Basuki Setyo Budi 95

  • 5/28/2018 Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IkM Batik di Sentra Batik Desa Tirtomoyo...

    http:///reader/full/kajian-implementasi-produksi-bersih-pada-ikm-batik-di-sentra-batik

    Pertumbuhan UKM di Kabupaten Wonogiri khususnya klaster batik Desa Tirtomoyo

    setiap tahunnya berkembang meskipun ada yang tutup usahanya, dan merupakan jantung

    perekonomian garmen di kabupaten Wonogiri. Rata-rata satu perusahaan mempunyai karyawan

    15 orang. Setiap tahun rata-rata satu perusahaan mempergunakan 10.950 kg lilin batik, kain

    grey 182.880 m, H2O21600 l, koslik 2000 kg, teepol 200 kg. pada proses produksi batik rata-

    rata membutuhkan air 15.000 l, minyak tanah 10 l. Sedangkan selama setahun lilin yang

    terbuang 12,5%, produk gagal 9.144 m, H2O2yang tercecer 200 l, kostik yang tercecer 24 kg,

    air limbah 80% dari air yang digunakan, teepol yang tercecer 10 kg, bahan pewarna 50,4 kg,

    belum ada yang mengunakan pewarna alam. (Setyowati, 2007). Kondisi ini tentunya dapat

    berkontribusi negatif kepada lingkungan maupun perusahaan apabila tidak dilakukan

    pengelolaan secara terpadu. Fakta menunjukkan bahwa upaya pengelolaan lingkungan dan

    penghematan bahan baku, bahan tambahan, air maupun energi masih dihadapkan kepada

    kendala-kendala kurangnya pengetahuan praktis pengelolaan lingkungan dan sumber daya

    manusia yang terbatas.

    Sebagai upaya peningkatan potensi-potensi tersebut maka dilakukan penerapan

    produksi bersih berkelanjutan di Kampoeng Batik Desa TirtomoyoWonogiri. Melalui penerapan

    produksi bersih berkelanjutan, volume air limbah dapat berkurang sejak air proses produksi

    serta bahan pencemar yang terkandung di dalamnya pun dapat berkurang dengan adanya

    penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Dengan berkembangnya volume air limbah serta

    bahan pencemar, kebutuhan biaya pengolahan serta bahan pencemar, kebutuhan biaya

    pengolahan air limbah pun akan berkurang. Tahapan yang harus dilalui untuk menerapkan

    produksi bersih berkelanjutan yaitu mengidentifikasi penyebab dan efisiensi menganalisis sebab

    dan dampak lingkungan, menentukan langkah-langkah perbaikan pengelolaan lingkungan yang

    diperlukan, mengintegrasikannya dalam struktur organisasi perusahaan serta mengevaluasi

    langkah-langkah tersebut.

    Permasalahan

    a. Adanya keluaran bukan produk (KBP) atau Non Product Output(NPO) yang berupa materi,energi, dan air yang terbuang 10 30% dan total biaya produksi.

    b. KBP terutama lilin/malam yang ikut larut dalam airc. Belum adanya perangkap malam/lilin yaitu koen. Koen/wax trap.d. Belum optimalnya strategi produksi bersih berkelanjutan dengan efisiensi secara ekonomis

    pada proses produksi dan peningkatan pelayanan yang berimplikasi pada pengurangan

    penggunaan sumber daya alam maupun pengurangan penggunaan bahan beracun dan

    berbahaya.

    96 Edy Suhartono, Basuki Setyo Budi

    DIAN MAS, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2013

  • 5/28/2018 Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IkM Batik di Sentra Batik Desa Tirtomoyo...

    http:///reader/full/kajian-implementasi-produksi-bersih-pada-ikm-batik-di-sentra-batik

    Tujuan Penelitian

    a. Mengevaluasi perhitungan efisiensi energi pada Industri Batikb. Menyusun Potensi efisiensi energi pada Industri Batikc. Mengevaluasi penggunaan energi di Industri Batik yang dapat dioptimalkan sedemikian

    diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan

    B. SUMBER INSPIRASIStrategi pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif dan terpadu yang diterapkan

    secara terus menerus pada proses produksi, produk dan jasa sehingga meningkatkan eko-

    efisiensi dan mengurangi terjadinya resiko terhadap manusia dan lingkungan (UNEP). Pada

    awalnya pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan kapasitas daya dukung (Carrying

    Capacity Approach) akibat terbatasnya daya dukung alamiah untuk menetralisir pencemaran

    yang semakin meningkat. Upaya dalam mengatasi masalah pencemaran berubah pendekatan

    pengolahan limbah yang terbentuk (End Of Pipe Treatment ).

    C. METODEa. Kajian Perpustakaan, kajian ini dilakukan untuk mendapatkan sumber-sumber referensi yang

    dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan kajian ini.

    b. Metode pengumpulan data, pengumpulan data sekunder akan diperoleh dari instansi terkait,sedangkan data primer diperoleh dari survey lapangan.

    c. Teknik analisis dan pengolahan data, analisis data berupa analisis deskriptif terhadap datasekunder dan informasi yang ada yang diperoleh dari instansi terkait pada tahap sebelumnya.

    Dari tahap ini dapat diperoleh gambaran kondisi kinerja industri batik di Simbang |Kulon,

    seperti analisis tentang tingkat penggunaan bahan dan energi, tingkat volume limbah yang

    dibuang ke lingkungan

    d. Menyusun Model Korelasi, yang dapat digunakan untuk mencari determinan (faktor-faktoryang mempengaruhi) keberhasilan pengelolaan industri batik secara efisien dan ramah

    terhadap lingkungan(ekoefisiensi).

    e. Menyusun Model Statistik Peramalan/Regresi, yang dapat digunakan untuk meramal(forecast) indikator-indikator penting dan dipakai sebagai bahan perencanaan yang akan

    datang.

    Edy Suhartono, Basuki Setyo Budi 97

    Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IKM Batik di Sentra Batik

  • 5/28/2018 Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IkM Batik di Sentra Batik Desa Tirtomoyo...

    http:///reader/full/kajian-implementasi-produksi-bersih-pada-ikm-batik-di-sentra-batik

    D. KARYA UTAMAa. Lay out UKM batik sesuai dengan penerapan produksi bersihb. Hot Spots UKM batik pada gudang obat haspel, printing, pencucian plankan, dan paddr.c. Analisis sebab dan alternatif langkah masing-masing UKM dalam penerapan produksi

    bersih.

    d. Perhitungan KBP sebelum penerapan produksi bersih dan sesudah penerapan produksibersih.

    e. Bangunan koen/wax trap untuk perangkap lilin dengan panjang 345 cm dan lebar 90 cm

    kedalaman 135 cm yang disekat-sekat menjadi 4 bak.

    E.

    ULASAN KARYA

    Konsep Produksi BersihKonsep ini memiliki hierarchy di mana recycle harus dilakukan langsung (in-pipe

    recycle). Jadi penyelesaian masalah lingkungan ditekankan pada sumber pencemaran bukan

    pada akhir proses seperti pada end-ofpipe treatment technology, meliputi pemanfaatan sumber

    alam secara efisien yang bermakna pula bagi penyusutan limbah yang dihasilkan, pencemaran,

    dan penyusutan risiko bagi kesehatan dan keselamatan manusia. Konsep ini tidak selalu

    membutuhkan kegiatan yang mahal atau teknologi canggih tetapi sering kali menghasilkan

    penghematan yang potensial sehingga meningkatkan daya saing di pasar. Yang dibutuhkan

    adalah perubahan sikap, pengelolaan lingkungan yang bertanggung-jawab dan penilaian pilihan

    teknologi. Produksi bersih yang sederhana untuk diterapkan adalah good housekeeping

    Langkah Produksi Bersih1). Substitusi Bahan Baku dan Bahan Pembantu

    a. Mengganti bahan baku yang mengandung bahan berbahaya dengan bahan yang tidak ataulebih sedikit mengandung bahan berbahaya dan baracun (B-3).

    b. Mengganti bahan pelarut dan bahan pembersih yang mengandung bahan berbahaya.2). Memperbaiki Sistem Tata Rumah Tangga

    a. Mengurangi kehilangan bahan baku, produk dan energi sebagai akibat adanya kebocoran,dan tumpahan.

    b. Menempatkan peralatan dengan baik untuk menghindari terjadinya tumpahan dankontaminasi.

    c. Menyediakan dan menggunakan penampung tetesan, tumpahan dan kebocoran.d. Mencegah tercampurnya aliran limbah dari sumber yang berbeda.

    98 Edy Suhartono, Basuki Setyo Budi

    DIAN MAS, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2013

  • 5/28/2018 Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IkM Batik di Sentra Batik Desa Tirtomoyo...

    http:///reader/full/kajian-implementasi-produksi-bersih-pada-ikm-batik-di-sentra-batik

    Modifikasi Produka. Memformulasikan kembali rancangan produk untuk mengurangi dampak negatif terhadap

    lingkungan setelah produk tersebut dipakai.

    b. Menghilangkan kemasan yang berlebihan dan tidak perlu.c. Meningkatkan masa pakai produk (product lifetime).d. Mendisain produk sehingga produk tersebut dapat didaur ulang. Modifikasi Prosesa. Mengganti peralatan yang rusak dan perbaikan tata letaknya untuk mengoptimalkan aliran

    bahan dan efisiensi produk.

    b. Memperbaiki kondisi proses seperti kecepatan aliran, temperatur, tekanan dan waktupenyimpanan,untuk memperbaiki kualitas produk akhir dan mengurangi terbentuknya

    limbah.

    F. KESIMPULANKesimpulan dan keuntungan dalam penerapan Produksi Bersih

    a. Meningkatkan efisiensi.b. Mengurangi Biaya Pengolahan Limbah.c. Konsevasi Bahan Baku dan Energi.d. Membantu Akses Kepada Lembaga Finansial.e. Memenuhi Permintaan Pasar.f. Memperbaiki Kualitas Lingkungan.g. Memenuhi Peraturan Lingkungan.h. Memperbaiki Lingkungan Kerja.i. Meningkatkan Persepsi Masyarakat.

    G. DAMPAK DAN MANFAAT KEGIATANa. Mengetahui Tingkat efisiensi energi pada Industri Batikb. Mengetahui Potensi efisiensi energi pada Industri Batikc. Mengetahui penggunaan energi di Industri Batik yang dapat dioptimalkan sedemikian

    diperoleh tingkat efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan

    Edy Suhartono, Basuki Setyo Budi 99

    Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IKM Batik di Sentra Batik

  • 5/28/2018 Kajian Implementasi Produksi Bersih pada IkM Batik di Sentra Batik Desa Tirtomoyo...

    http:///reader/full/kajian-implementasi-produksi-bersih-pada-ikm-batik-di-sentra-batik

    H. DAFTAR PUSTAKA(1) Sustainable Development Program. January 1998.

    http://www.unido.org/ssites/env/sectors/sectors701.html. An extensive overview of textileproduction including sub sectors. Also includes a very detailed technical description of

    cleaner production techniques such as chemical substitution, water conservation and waste

    minimization.

    (2) Energy Conservation in the Textile Industry. United Nations Industrial DevelopmentOrganization (UNIDO) and Ministry of International Trade and Industry. (MITI), Japan

    1992

    http://www.unido.org/userfiles/PembletP/sectorstextile.pdf. This manual presents a lengthy

    discussion of various kinds of textile productionyarn and fiber production, knitting,

    weaving, clothing, dyeing and finishingand provides guidance on energy-saving

    technologies for each one.

    (3) The Textiles Industry: Improvement of Resource Efficiency and EnvironmentalPerformance. CleanerProduction.com, Hamner and Associates LLC, 2000

    http://www.cleanerproduction.com/industries/textiles.html. A short discussion of cleaner

    production issues and a checklist of possible areas of attack. This Web site also includes

    links to a number of other textile sites.

    (4) UNEP Textiles Working Group on Cleaner Production.http://www.emcentre.com/textile/index.htm. A large Web site with access to cleaner

    production techniques and examples. Includes the case study EP3Pollution Prevention

    Assessment for a TextileDyeing Facility

    (http://www.emcentre.com/textile/casestudy/process/p7.htm. )

    100 Edy Suhartono, Basuki Setyo Budi

    DIAN MAS, Volume 2 Nomor 2 Oktober 2013