kajian filsafat (ontologis, epistemologis, web viewdalam makalah ini, ... apa yang dimaksud dengan...

38
MAKALAH FILSAFAT ILMU NAMA: SITI AROFAH, S.Sos NIM: 102904153 PRODI : PTIK DOSEN: Bpk. Dr. Syahrul, M.P UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Hewlett-Packard | Error! No text of specified style in document. 1

Upload: trandat

Post on 30-Jan-2018

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

MAKALAH FILSAFAT ILMU

NAMA: SITI AROFAH, S.SosNIM: 102904153PRODI : PTIKDOSEN: Bpk. Dr. Syahrul, M.P

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSARKERJASAMA DENGAN PEMERINTAH PROPINSI

KALIMANTAN TIMUR

Hewlett-Packard | Error! No text of specified style in document. 1

Page 2: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulilah kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat

dan hidayahNya.

Terimakasih kepada Bapak Dr. Syahrul, M.P yang telah memberikan

ilmunya sehingga makalah “Kajian Filsafat Ilmu (Epitemologi. Ontologis dan

Aksiologi) dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi” dapat terselesaikan

dengan baik sebagai tugas mata kuliah Filsafat Ilmu.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi yang membaca.

Terimakasih

Penulis

Page 3: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

BAB 1

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran, yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, dan (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yang teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6). Tercakup dalam definisi tersebut adalah semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur komputer maupun (tele) komunikasi. Istilah TIK atau ICT (Information and Communication Technology), atau yang di kalangan negara Asia berbahasa Inggris disebut sebagai Infocom, muncul setelah berpadunya teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya) dan teknologi komunikasi sebagai sarana penyebaran informasi pada paruh kedua abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang sangat pesat, jauh melampaui bidang-bidang teknologi lainnya. Bahkan sampai awal abad ke-21 ini, dipercaya bahwa bidang TIK masih akan terus pesat berkembang dan belum terlihat titik jenuhnya sampai beberapa dekade mendatang. Pada tingkat global, perkembangan TIK telah mempengaruhi seluruh bidang kehidupan umat manusia. Intrusi TIK ke dalam bidang-bidang teknologi lain telah sedemikian jauh sehingga tidak ada satupun peralatan hasil inovasi teknologi yang tidak memanfaatkan perangkat TIK.

Dalam makalah ini penulis membahas mengenai “Kajian Filsafat Ilmu (Epitemologi. Ontologis dan Aksiologi) dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi”

Page 4: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

BAB II

PERMASALAHAN

Seluruh ilmu hakikatnya berasal dari filsafat. Darinyalah seluruh ilmu

berasal, darinya pula seluruh ilmu dan pengetahuan manusia dilahirkan. Sikap

dasar selalu bertanya menjadi ciri filsafat, menurun pada berbagai cabang ilmu

yang semula berinduk padanya. Karenanya, dalam semua ilmu terdapat

kecenderungan dasar itu. Manakala ilmu mengalami masalah yang sulit

dipecahkan, ia akan kembali pada filsafat dan memulainya dengan sikap dasar

untuk bertanya. Dalam filsafat, manusia mempertanyakan apa saja dari berbagai

sudut, secara totalitas menyeluruh, menyangkut hakikat inti, sebab dari segala

sebab, mancari jauh ke akar, hingga ke dasar.

Membicarakan pengaruh TIK pada berbagai bidang lain tentu memerlukan

waktu diskusi yang sangat panjang. Dalam makalah ini, kaitan filsafat dengan

TIK akan di bahas tanpa mengecilkan pengaruh TIK di bidang lain, bidang

pembelajaran mendapatkan manfaat lebih dalam kaitannya dengan kemampuan

TIK mengolah dan menyebarkan informasi.

Permasalahan dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimanakah landasan epistemologis dalam kajian TIK?

2. Bagaimana landasan ontologis dalam kajian TIK?

3. Bagaimanakah landasan aksiologis dalam kajian TIK?

4. Kaitan antara filsafat ilmu dengan komunikasi.

5. Pengaruh epistemologi dengan TIK.

Page 5: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

BAB III

PEMBAHASAN

A. LANDASAN ONTOLOGIS DALAM TIK

Cabang utama metafisika adalah ontologi, studi mengenai

kategorisasi benda-benda di alam dan hubungan antara satu dan lainnya.

Ahli metafisika juga berupaya memperjelas pemikiran-pemikiran manusia

mengenai dunia, termasuk keberadaan, kebendaan, sifat, ruang, waktu,

hubungan sebab akibat, dan kemungkinan.

Cabang Ontologi, yaitu berada dalam wilayah ada. Kata Ontologi

berasal dari Yunani, yaitu onto yang artinya ada dan logos yang artinya

ilmu. Dengan demikian, ontologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang

keberadaan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: apakah

objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat dari objek itu?

Bagaimanakah hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia

yang membuahkan pengetahuan dan ilmu?

Ontologi merupakan salah satu kajian kefilsafatan yang paling kuno

dan berasal dari Yunani. Studi tersebut membahas keberadaan sesuatu yang

bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat

ontologis ialah seperti Thales, Plato, dan Aristoteles. Pada masanya,

kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan

kenyataan. Dan pendekatan ontologi dalam filsafat mencullah beberapa

paham, yaitu: (1) Paham monisme yang terpecah menjadi idealisme atau

spiritualisme; (2) Paham dualisme, dan (3) pluralisme dengan berbagai

nuansanya, merupakan paham ontologik.

Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan yang bisa

dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui panca

indera manusia. Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan

Page 6: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

pengetahuan ilmiah manusia. Sementara kajian objek penelaahan yang

berada dalam batas prapengalaman (seperti penciptaan manusia) dan

pascapengalaman (seperti surga dan neraka) menjadi ontologi dari

pengetahuan lainnya di luar iimu. Beberapa aliran dalam bidang ontologi,

yakni realisme, naturalisme, empirisme.

B. LANDASAN EPISTEMOLOGI DALAM KAJIAN TIK

Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,

metode dan batasan pengetahuan manusia (a branch of philosophy that

investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge).

Epistemologi juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). berasal

dari kata Yunani episteme, yang berarti “pengetahuan”, “pengetahuan yang

benar”, “pengetahuan ilrniah”, dan logos = teori. Epistemologi dapat

didefmisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau

sumber, struktur, metode dan sahnya (validitas) pengetahuan.

Epistemologi, yaitu berada dalam wilayah pengetahuan. Kata

Epistemologi berasal dari Yunani, yaitu episteme yang artinya cara dan

logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, epistemologi dapat diartikan

sebagai ilmu tentang bagaimana seorang ilmuwan akan membangun

ilmunya. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:

bagaimanakah proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan

menjadi ilmu? Bagaimanakah prosedurnya? Untuk hal ini, kita akan

mengarah ke cabang fisafat metodologi.

Persoalan-persoalan dalam epistemologi adalah: 1) Apakah

pengetahuan itu ?; 2) Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu ?;

3) Darimana pengetahuan itu dapat diperoleh ?; 4) Bagaimanakah validitas

pengetahuan itu dapat dinitai ?; 5) Apa perbedaan antara pengetahuan a

priori (pengetahuan pra-pengalaman) dengan pengetahuan a posteriori

Page 7: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

(pengetahuan puma pengalaman) ?; 6) Apa perbedaan di antara:

kepercayaan, pengetahuan, pendapat, fakta, kenyataan, kesalahan,

bayangan, gagasan, kebenaran, kebolehjadian, kepastian ?

Langkah dalam epistemologi ilmu antara lain berpikir deduktif dan

induk-tif Berpikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada

pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah

dikurnpuikan se,belumnya Secara sistematik dan kumulatif pengetahuan

ilnuah disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi

mengenai sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada.

Secara konsisten dan koheren maka ilmu mencoba memberikan penjelasan

yang rasional kepada objek yang berada dalam fokus penelaahan.

C. LANDASAN AKSIOLOGI DALAM TIK

Aksiologi berasal dari kata axios yakni dari bahasa Yunani yang

berarti nilai dan logos yang berarti teori. Dengan demikian maka aksiologi

adalah “teori tentang nilai” (Amsal Bakhtiar, 2004: 162). Aksiologi diartikan

sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang

diperoleh (Jujun S. Suriasumantri, 2000: 105). Menurut Bramel dalam Amsal

Bakhtiar (2004: 163) aksiologi terbagi dalam tiga bagian: Pertama, moral

conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika; Keduei,- esthetic

expression, yaitu ekspresi keindahan, Ketiga, sosio-political life, yaitu

kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosio-politik.

Aksiologi, yaitu berada dalam wilayah nilai. Kata Aksiologi berasal

dari Yunani, yaitu axion yang artinya nilai dan logos yang artinya ilmu.

Dengan demikian, aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai

etika seorang ilmuwan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:

untuk apa pengetahuan ilmu itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara

penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan objek

Page 8: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan metode

ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan profesional? Dengan

begitu , kita akan mengarah ke cabang fisafat Etika.

Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi

disamakan dengan value dan valuation. Ada tiga bentuk value dan valuation,

yaitu: 1) Nilai, sebagai suatu kata benda abstrak; 2) Nilai sebagai kata benda

konkret; 3) Nilai juga digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai.

Aksiologi dipahami sebagai teori nilai dalam perkembangannya

melahirkan sebuah polemik tentang kebebasan pengetahuan terhadap nilai

atau yang bisa disebut sebagai netralitas pengetahuan (value free).

Sebaliknya, ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai

atau yang lebih dikenal sebagai value bound. Sekarang mana yang lebih

unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada

keterikatan nilai.

Netralitas ilmu hanya terletak pada dasar epistemologi raja: Jika hitam

katakan hitam, jika ternyata putih katakan putih; tanpa berpihak kepada

siapapun juga selain kepada kebenaratt yang nyata. Sedangkan secara

ontologi dan aksiologis, ilmuwan hams manrpu ntenilai antara yang baik dan

yang buruk, yang pada hakikatnya mengharuskan dia menentukan sikap

(Jujun S. Suriasumantri, 2000:36).

D. KAITAN ANTARA FILSAFAT ILMU DENGAN TEKNOLOGI

INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Para ahli sepakat bahwa landasan ilmu komunikasi yang pertama adalah

filsafat. Filsafat melandasi ilmu komunikasi dari domain ethos, pathos, dan logos

dari teori Aristoteles dan Plato. Ethos merupakan komponenfilsafat yang

mengajarkan ilmuwan tentang pentingnya rambu-rambu normative dalam

Page 9: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

pengembangan ilmu pengetahuan yang kemudian menjadi kunci utama bagi

hubungan antara ilmu dan masyarakat. Pathos merupakan komponen filsafat yang

menyangkut aspek emosi atau rasa yang ada dalam diri manusia sebagai makhluk

yang senantiasa mencintai keindahan, penghargaan, yang dengan ini manusia

berpeluang untuk melakukan improvisasi dalam pengembangan ilmu

pengetahuan. Logos merupakan komponen filsafat yang membimbing para

ilmuwan untuk mengambil suatu keputusan berdasarkan pada pemikiran yang

bersifat nalar dan rasional, yang dicirikan oleh argument-argumen yang logis.

Komponen yang lain dari filsafat adalah komponen piker, yang terdiri dari etika,

logika, dan estetika, Komponen ini bersinegri dengan aspek kajian ontologi

(keapaan), epistemologi (kebagaimanaan), dan aksiologi (kegunaan atau

kemanfaatan).

Pada dasarnya filsafat komunikasi memberikan pengetahuan tentang

kedudukan Ilmu Komunikasi dari perspektif epistemology:

1. Ontologis: What It Is?

Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang cirri-ciri

esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling

abstrak (Suparlan: 2005). Ontolgi sendiri berarti memahami hakikat jenis ilmu

pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu Komunikasi.

Ontologi. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: Apakah

ilmu komunikasi? Apakah yang ditelaah oleh ilmu komunikasi? Apakah objek

kajiannya? Bagaimanakah hakikat komunikasi yang menjadi objek kajiannya?

Ilmu komunikasi dipahami melalui objek materi dan objek formal. Secara

ontologism, Ilmu komunikasi sebagai objek materi dipahami sebagai sesuatu yang

monoteistik pada tingkat yang paling abstrak atau yang paling tinggi sebagai

sebuah kesatuan dan kesamaan sebagai makhluk atau benda. Sementara objek

forma melihat Ilmu Komunikasi sebagai suatu sudut pandang (point of view),

yang selanjutnya menentukan ruang lingkup studi itu sendiri.

Page 10: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

Contoh relevan aspek ontologis Ilmu Komunikasi adalah sejarah ilmu

Komunikasi, Founding Father, Teori Komunikasi, Tradisi Ilmu Komunikasi,

Komunikasi Manusia, dll.

2. Epistemologis: How To Get?

Hakikat pribadi ilmu (Komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan

mengenai pengetahuan ilmu (Komunikasi) sendiri atau Theory of Knowledge.

Persoalan utama epsitemologis Ilmu Komunikasi adalah mengenai persoalan apa

yang dapat ita ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya, “what can we know,

and how do we know it?” (Lacey: 1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait

meliputi “belief, understanding, reson, judgement, sensation, imagination,

supposing, guesting, learning, and forgetting”.

Epistemologi. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain:

Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu?

Bagaimanakah prosedurnya, metodologinya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan

agar bisa mendapat pengetahuan dan ilmu yang benar dalam hal komunikasi? Apa

yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika

kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Secara sederhana sebetulnya perdebatan mengenai epistemology Ilmu

Komunikasi sudah sejak kemunculan Komunikasi sebagai ilmu. Perdebatan

apakah Ilmu Komunikasi adalah sebuah ilmu atau bukan sangat erat kaitannya

dengan bagaimana proses penetapan suatu bidang menjadi sebuah ilmu. Dilihat

sejarahnya, maka Ilmu Komunikasi dikatakan sebagai ilmu tidak terlepas dari

ilmu-ilmu social yang terlebih dahulu ada. pengaruh Sosiologi dan Psikologi

sangat berkontribusi atas lahirnya ilmu ini. Bahkan nama-nama seperti Laswell,

Schramm, Hovland, Freud, sangat besar pengaruhnya atas perkembangan

keilmuan Komunikasi. Dan memang, Komunikasi ditelaah lebih jauh menjadi

sebuah ilmu baru oada abad ke-19 di daratan Amerika yang sangat erat kaitannya

dengan aspek aksiologis ilmu ini sendiri.

Page 11: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

Contoh konkret epistemologis dalam Ilmu Komunikasi dapat dilihat dari

proses perkembangan kajian keilmuan Komunikasi di Amerika (Lihat History of

Communication, Griffin: 2002). Kajian Komunikasi yang dipelajari untuk

kepentingan manusia pada masa peperangan semakin meneguhkan Komunikasi

menjadi sebuah ilmu.

3. Aksiologis: What For?

Hakikat individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek

kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek

epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan pragmatic

filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan manusia itu

sendiri. Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya dengan kebutuhan

manusia akan komunikasi.

Aksiologi. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: Untuk

apa ilmu komunikasi itu digunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan

pengetahuan dan ilmu tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Bagaimanakah

kaitan ilmu komunikasi berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana kaitan

antara operasionalisasi metode ilmiah dalam upaya melahirkan dan menemukan

teori-teori dan aplikasi ilmu komunikasi dengan norma-norma moral dan

profesional?

Kebutuhan memengaruhi (persuasive), retoris (public speaking), spreading

of information, propaganda, adalah sebagian kecil dari manfaat Ilmu Komunikasi.

Secara pragmatis, aspek aksiologis dari Ilmu Komunikasi terjawab seiring

perkembangan kebutuhan manusia.

Filsafat bermula dari pertanyaan dan berakhir pada pertanyaan. Hakikat

filsafat adalah bertanya terus-menerus, karenanya dikatakan bahwa filsafat adalah

sikap bertanya itu sendiri. Dengan bertanya, filsafat mencari kebenaran. Namun,

filsafat tidak menerima kebenaran apapun sebagai sesuatu yang sudah selesai.

Yang muncul adalah sikap kritis, meragukan terus kebenaran yang ditemukan.

Page 12: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

Dengan bertanya, orang menghadapi realitas kehidupan sebagai suatu masalah,

sebagai sebuah pertanyaan, tugas untuk digeluti, dicari tahu jawabannya.

Tidak sebagaimana dengan ilmu-ilmu alam yang objeknya eksak,

misalnya dalam biologi akan mudah untuk membedakan kucing dengan anjing,

mana jantung dan mana hati, sehingga tidak memerlukan pendefinisian secara

ketat. Tidak demikian halnya dengan ilmu-ilmu sosial yang objeknya abstrak.

Ilmu komunikasi berada dalam rumpun ilmu-ilmu sosial yang berobjek abstrak,

yaitu tindakan manusia dalam konteks sosial. Komunikasi sebagai kata yang

abstrak sulit untuk didefinisikan. Para pakar telah membuat banyak upaya untuk

mendefinisikan komunikasi. Ilmu komunikasi sebagai salah satu ilmu sosial

mutlak memberikan definisi tajam dan jernih guna menjelaskan objeknya yang

abstrak itu.

Tidak semua peristiwa merupakan objek kajian ilmu komunikasi.

Sebagaimana diutarakan, objek suatu ilmu harus terdiri dari satu golongan

masalah yang sama sifat hakikatnya. Karena objeknya yang abstrak, syarat objek

ilmu komunikasinya adalah memiliki objek yang sama, yaitu tindakan manusia

dalam konteks sosial. Artinya, peristiwa yang terjadi antarmanusia. Contoh,

Anda berkata kepada seorang teman, ”Wah, maaf, kemarin saya lupa menelepon.”

Peristiwa ini memenuhi syarat objek ilmu komunikasi , yaitu bahwa yang dikaji

adalah komunikasi antarmanusia, bukan dengan yang lain selain makhluk

manusia.

Telah diketahui ilmu komunikasi memiliki sejumlah ilmu praktika, yaitu

Hubungan Masyarakat, Periklanan, dan Jurnalistik. Misalnya, jika ilmu

komunikasi juga mempelajari penyampaian pesan kepada makhluk selain

manusia, bagaimanakah agar pesan kehumasan yang ditujukan kepada bebatuan

serta tumbuhan yang tercemar limbah perusahaan sehingga memberi respon

positif mereka? Dengan kata lain, penyampaian pesan kepada makhluk selain

manusia akan mencederai kriteria objek keilmuannya.

Page 13: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

Terdapat beraneka ragam definisi komunikasi, hingga pada tahun 1976

saja Dance dan Larson berhasil mengumpulkan 126 definisi komunikasi yang

berlainan. Mereka mengidentifikasi tiga dimensi konseptual penting yang

mendasari perbedaan dari ke-126 definisi temuannya, yaitu:

1. Tingkat observasi atau derajat keabstrakannya

Yang bersifat umum, misalnya definisi yang menyatakan bahwa

komunikasi adalah proses yang menghubungkan satu bagian dengan bagian

lainnya dalam kehidupan. Yang bersifat terlalu khusus, misalnya definisi yang

menyatakan bahwa komunikasi adalah alat untuk mengirimkan pesan militer,

perintah, dan sebagainya melalui telepon, telegraf, radio, kurir, dan

sebagainya.

2. Tingkat kesengajaan

Yang mensyaratkan kesengajaan, misalnya definisi yang menyatakan

komunikasi adalah situasi-situasi yang memungkinkan suatu sumber

mentransmisikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan disadari untuk

mempengaruhi perilaku penerima. Sementara definisi yang mengabaikan

kesengajaan, misalnya dari Gode yang menyatakan komunikasi sebagai proses

yang membuat sesuatu dari yang semula dimiliki oleh seseorang atau

monopoli seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau lebih.

3. Tingkat keberhasilan dan diterimanya pesan

Yang menekankan keberhasilan dan diterimanya pesan, misalnya definisi

yang menyatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi

untuk mendapatkan saling pengertian. Sedangkan yang tidak menekankan

keberhasilan, misalnya definisi yang menyatakan bahwa komunikasi adalah

proses transmisi informasi.

Dengan beragamnya definisi komunikasi, sementara definisi itu diperlukan

untuk menggambarkan objek ilmu komunikasi secara jelas dan jernih, maka pada

tahun 1990-an para teoritisi komunikasi berdebat dan mempertanyakan apakah

Page 14: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

komunikasi harus disengaja? dan Apakah komunikasi harus diterima (received)?

Setelah beradu argumentasi, para ahli sepakat untuk tidak sepakat dan menyatakan

bahwa sekurang-kurangnya terdapat tiga perspektif (sudut pandang) / paradigma

yang dapat diakomodir.

Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap diri dan

lingkungannya yang akan mempengaruhi dalam berpikir (kognitif), bersikap

(afektif), dan bertingkah laku (konatif). Karenanya, paradigma sangat menentukan

bagaimana seorang ahli memandang komunikasi yang menjadi objek ilmunya.

Berikut ini adalah uraian atas ketiga paradigma sebagai hasil ”kesepakatan untuk

tidak sepakat” dari para teoritisi komunikasi:

1. Paradigma-1

Komunikasi harus terbatas pada pesan yang sengaja diarahkan seseorang

dan diterima oleh orang lainnya. Paradigma ini menyatakan bahwa pesan

harus disampaikan dengan sengaja, dan pesan itu harus diterima. Artinya,

untuk dapat terjadi komunikasi, syaratnya harus terdapat komunikator

pengirim, pesan itu sendiri, dan komunikan penerima. Implikasinya, jika

pesan tidak diterima, tidak ada komunikan, karena tidak ada manusia yang

menerima pesan. Jadi tidak ada komunikasi dan proses komunikasi yang

merupakan kajian paradigma ini. Misalnya, ketika seorang teman melambai

pada kita tapi kita tidak melihat, ini bukan komunikasi yang menjadi

kajiannya, karena kita selaku komunikan tidak menerima pesan itu.

2. Paradigma-2

Komunikasi harus mencakup semua perilaku yang bermakna bagi

penerima, apakah disengaja atau tidak. Paradigma ini menyatakan bahwa

pesan tidak harus disampaikan dengan sengaja, tapi harus diterima. Paradigma

ini relatif mengenal istilah komunikan penerima. Biasanya dalam

penggambaran model, pada dua titik pelaku komunikasi dinamai sebagai

komunikator mengingat keduanya mempunyai peluang untuk menyampaikan

pesan, baik disengaja maupun tidak, yang dimaknai oleh pihak lainnya. Atau,

Page 15: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

keduanya disebut sebagai komunikan yang dimaknai sebagai semua manusia

pelaku komunikasi. Intinya, selama ada pemaknaan pesan pada salah satu

pihak, adalah komunikasi yang menjadi kajiannya. Maka ketika kita dengan

tidak sengaja melenggang di tepi jalan dan supir taksi berhenti serta bertanya,

”Taksi, pak?” ini adalah komunikasi yang menjadi kajiannya karena supir itu

telah memaknai lenggangan kita yang tidak sengaja sebagai panggilan

terhadapnya, tanpa terlalu mempersoalkan siapa pengirim dan penerima.

3. Paradigma-3

Komunikasi harus mencakup pesan-pesan yang disampaikan dengan

sengaja, namun derajat kesengajaan sulit untuk ditentukan. Paradigma ini

menyataan bahwa pesan harus disampaikan dengan sengaja, tapi tidak

mempersoalkan apakah pesan diterima atau tidak. Artinya, untuk dapat terjadi

komunikasi, syaratnya harus terdapat komunikator pengirim, pesan, dan target

komunikan penerima. Ketika seorang teman melambaikan tangan tapi kita

tidak melihat, ini merupakan komunikasi yang menjadi kajiannya.

Pertanyaannya adalah mengapa pesan itu tidak kita terima? Gangguan apa

yang sedang terjadi, apakah pada salurannya? Atau pada alat penerima (mata

kita)? Atau ada hal lainnya?

Tujuan filsafat adalah mengumpulkan pengetahuan manusia sebanyak

mungkin, mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini. Menemukan

hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur semuanya itu dalam bentuk yang

sistematik. Filsafat membawa kita kepada pemahaman & pemahaman membawa

kita kepada tindakan yang lebih layak. Tiga bidang kajian filsafat ilmu adalah

epistemologis, ontologis, dan oksiologis. Ketiga bidang filsafat ini merupakan

pilar utama bangunan filsafat.

Epistemologi: merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat,

metode, dan batasan pengetahuan manusia yang bersangkutan dengan kriteria bagi

penilaian terhadap kebenaran dan kepalsuan. Epistemologi pada dasarnya adalah

cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh dalam prosesnya

Page 16: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

menggunakan metode ilmiah. Medode adalah tata cara dari suatu kegiatan

berdasarkan perencanaan yang matang & mapan, sistematis & logis.

Ontologi: adalah cabang filsafat mengenai sifat (wujud) atau lebih sempit

lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui. Dalam ilmu pengetahuan sosial

ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial. Menurut Stephen Litle

John, ontologi adalah mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan

kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi

kemanusiaan.

Aksiologis: adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai seperti

etika, estetika, atau agama. Litle John menyebutkan bahwa aksiologis, merupakan

bidang kajian filosofis yang membahas value (nilai-nilai) Litle John

mengistilahkan kajian menelusuri tiga asumsi dasar teori ini adalah dengan nama

metatori. Metatori adalah bahan spesifik pelbagai teori seperti tentang apa yang

diobservasi, bagaimana observasi dilakukan dan apa bentuk teorinya. ”Metatori

adalah teori tentang teori” pelbagai kajian metatori yang berkembang sejak 1970 –

an mengajukan berbagai metode dan teori, berdasarkan perkembangan paradigma

sosial. Membahas hal-hal seperti bagaimana sebuah knowledge itu (epistemologi)

berkembang. Sampai sejauh manakah eksistensinya (ontologi) perkembangannya

dan bagaimanakah kegunaan nilai-nilainya (aksiologis) bagi kehidupan sosial.

Pembahasan ; Berita infotainment dalam kajian filosofis. Kajian ini akan

meneropong lingkup persoalan di dalam disiplin jurnalisme, sebagai sebuah

bahasan dari keilmuan komunikasi, yang telah mengalami degradasi bias tertentu

dari sisi epistemologis, ontologis bahkan aksiologisnya terutama dalam penyajian

berita infotainment di televisi.

Dalam hal informasi, filsafat membantu memberikan pengetahuannya

sebagai berikut:

1. Kajian Aspek Epistemologis:

Dalam berita hal terpenting adalah fakta. Pada titik yang paling inti dalam

setiap pesannya pelaporan jurnalisme mesti membawa muatan fakta. Setiap

Page 17: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

kepingan informasi mengimplikasikan realitas peristiwa kemasyatakatan. Tiap

pesan menjadi netral dari kemungkinan buruk penafsiran subyektif yang tak

berkaitan dengan kepentingan–kepentingan kebutuhan masyarakat. Charnley

(1965 : 22.30) mengungkapkan kunci standardisasi bahasa penulisan yang

memakai pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat,

seimbang, obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian. Hal-hal

ini merupakan tolok ukur dari ”The Quality of News” dan menjadi pedoman yang

mengondisikan kerja wartawan di dalam mendekati peristiwa berita & membantu

upaya tatkala mengumpulkan & mereportase berita. Secara epistemologis cara-cara

memperoleh fakta ilmiah yang menjadi landasan filosofis sebuah berita

infotainment yang akan ditampilkan berdasarkan perencanaan yang matang,

mapan, sistematis & logis.

2. Kajian Aspek Ontologis

Dalam kajian berita infotainment ini bahasan secara ontologis tertuju pada

keberadaan berita infotainment dalam ruang publik. Fenomena tentang berita

infotainment bukan gejala baru di dunia jurnalisme. Pada abad 19, pernah

berkembang jurnalisme yang berusaha mendapatkan audiensnya dengan

mengandalkan berita kriminalitas yang sensasional, skandal seks, hal-hal, yang

menegangkan dan pemujaan kaum selebritis ditandai dengan reputasi James

Callender lewat pembeberan petualangan seks, para pendiri Amerika Serikat,

Alexande Hamilton & Thomas Jeferson merupakan karya elaborasi antara fakta

dan desus-desus. Tahun itu pula merupakan masa kejayaan William Rudolf Hearst

dan Joseph Pulitzer yang dianggap sebagai dewa-dewa ”Jurnalisme kuning.”

Fenomena jurnalisme infotainment kembali mencuat ketika terjadi berita

hebohnya perselingkuhan Presiden Amerika ”Bill Clinton- Lewinsky”. Sejak saat

itu seakan telah menjadi karakteristik pada banyak jaringan TV di dunia. Di

Indonesia, fenomena ini juga bukan terbilang baru. Sejak zaman Harmoko

(Menteri Penerangan pada saat itu) banyak surat kabar–surat kabar kuning muncul

& diwarnai dengan antusias masyarakat. Bahkan ketika Arswendo Atmowiloto

Page 18: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

menerbitkan Monitor semakin membuat semarak ”Jurnalisme kuning di

Indonesia”. Pasca Orde Baru ketika kebebasan pers dibuka lebar-lebar semakin

banyak media baru bermunculan, ada yang memiliki kualitas tetapi ada juga yang

mengabaikan kualitas dengan mengandalkan sensasional, gosip, skandal dan lain-

lain. Ketika tayangan Cek & Ricek dan Kabar Kabari berhasil di RCTI, TV

lainnya juga ikut-ikut menayangkan acara gosip. Dari sinilah cikal bakal

infotainment marak di TV kita. Fenomena infotainment merupakan hal yang tidak

bisa terhindarkan dari dunia jurnalisme kita. Pada realitasnya ini banyak disukai

oleh masyarakat dengan bukti rating tinggi (public share tinggi)

3. Kajian pada aspek aksiologis

Secara aksiologis kegunaan berita infotainment dititik beratkan kepada

hiburan. Pengelola acara ini menarik audiens hanya dengan menyajikan tontonan

yang enak dilihat sebagai sebuah strategi bisnis jurnalisme. Hal ini akan

berdampak pada menundanya selera dan harapan sejumlah orang terhadap sesuatu

yang lain. Ketika etika infotainment telah salah langkah mencoba untuk

”menyaingkan” antara berita & hiburan. Padahal nilai dan daya pikat berita itu

berbeda, infotainment pada gilirannya akan membentuk audiens yang dangkal

karena terbangun atas bentuk bukan substansi.

Pengelola media melalui berita infotainment terkadang tidak lagi

mempertimbangkan moral sebagai pengontrol langkah mereka sehingga begitu

mengabaikan kepentingan masyarakat.Hal itulah yang terjadi dengan berita

infotainment di Indonesia, beberapa kaidah yang semestinya dijalankan malah

diabaikan demi kepentingan mengejar rating dan meraup keuntungan dari

pemasang iklan.

E. PENGARUH EPISTEMOLOGI TERHADAP TIK

Bagi Karl R. Popper, epistemologi adalah teori pengetahuan ilmiah.

Sebagai teori pengetahuan ilmiah, epistemologi berfungsi dan bertugas

Page 19: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

menganalisis secara kritis prosedur yang ditempuh ilmu pengetahuan dalam

membentuk dirinya. Tetapi, ilmu pengetahuan harus ditangkap dalam

pertumbuhannya, sebab ilmu pengetahuan yang berhenti, akan kehilangan

kekhasannya. Ilmu pengetahuan harus berkembang terus, sehingga tidka jarang

temuan ilmu pengetahuan yang lebih dulu ditentang atau disempurnakan oleh

temuan ilmu pengetahuan yang kemudian. Perkemabangan ilmu pengetahuan

dengan demikian membuktikan, bahwa kebenaran ilmu pengetahuan itu bersifat

tentatif. Selama belum digugurkan oleh temuan lain, maka suatu temuan dianggap

benar. Perbedaan hasil teman dalam masalah yang sama ini disebabkan oleh

perbedaan prosedur yang ditempuh para ilmuwan dalam membentuk ilmu

pengetahuan. Melalui pelaksanaan fungsi dan tugas dalam menganalisis prosedur

ilmu pengetahuan tersebut, maka epistemologi dapat memberikan pengayaan

gambaran proses terbentuknya pengetahuan ilmiah. Proses ini lebih penting

daripada hasil, mengingat bahwa proses itulah menunjukkan mekanisme kerja

ilmiah dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Akhirnya, epistemologi bisa

menentukan cara kerja ilmiah yang paling efektif dalam memperoleh ilmu

pengetahuan yang kebenarannya terandalkan.

Epistemologi juga membekali daya kritik yang tinggi terhadap konsep-

konsep atau teori-teori yang ada. Dalam filsafat, banyak konsep dari pemikiran

filosof yang kemudian mendapat serangan yang tajam dari pemikiran filosof lain

berdasarkan pendekatan-pendekatan epistemologi. Penguasaan epistemologi,

terutama cara-cara memperoleh pengetahuan yang membantu seseorang dalam

melakukan koreksi kritis terhadap bangunan pemikiran yang diajukan orang lain

maupun oleh dirinya sendiri. Koreksi secara kontinyu terhadap pemikirannya

sendiri ini untuk menyempurnakan argumentasi atau alasan supaya memperoleh

hasil pemikiran yang maksimal. Ini menunjukkan bahwa epistemologi bisa

mengarahkan seseorang untuk mengkritik pemikiran orang lain (kritik eksternal)

dan pemikirannya sendiri (kritik internal). Implikasinya, epistemologi senantiasa

mendorong dinamika berpikir secara korektif dan kritis, sehingga perkembangan

Page 20: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

ilmu pengetahuan relatif mudah dicapai, bila para ilmuwan memperkuat

penguasaannya.

Dinamika pemikiran tersebut mengakibatkan polarisasi pandangan, ide

atau gagasan, baik yang dimiliki seseorang maupun masyarakat. Mohammad

Arkoun menyebutkan, bahwa keragaman seseorang atau masyarakat akan

dipengaruhi pula oleh pandangan epistemologinya serta situasi sosial politik yang

melingkupinya. Keberangaman pandangan seseorang dalam mengamati suatu

fenomena akan melahirkan keberagaman pemikiran. Kendati terhadap satu

persoalan, tetapi karena sudut pandang yang ditempuh seseorang berbeda, pada

gilirannya juga menghasilkan pemikiran yang berbeda. Kondisi demikian

sesungguhnya dalam dunia ilmu pengetahuan adalah suatu kelaziman, tidak ada

yang aneh sama sekali, sehingga perbedaan pemikiran itu dapat dipahami secara

memuaskan dengan melacak akar persoalannya pada perbedaan sudut pandang,

sedangkan perbedaan sudut pandangan itu dapat dilacak dari epistemologinya

Secara global epistemologi berpengaruh terhadap peradaban manusia.

Suatu peradaban, sudah tentu dibentuk oleh teori pengetahuannya. Epistemologi

mengatur semua aspek studi manusia, dari filsafat dan ilmu murni sampai ilmu

sosial. Epistemologi dari masyarakatlah yang memberikan kesatuan dan koherensi

pada tubuh, ilmu-ilmu mereka itu—suatu kesatuan yang merupakan hasil

pengamatan kritis dari ilmu-ilmu—dipandang dari keyakinan, kepercayaan dan

sistem nilai mereka. Epistemologilah yang menentukan kemajuan sains dan

teknologi. Wujud sains dan teknologi yang maju disuatu negara, karena didukung

oleh penguasaan dan bahkan pengembangan epistemologi. Tidak ada bangsa yang

pandai merekayasa fenomena alam, sehingga kemajuan sains dan teknologi tanpa

didukung oleh kemajuan epistemologi. Epistemologi menjadi modal dasar dan

alat yang strategis dalam merekayasa pengembangan-pengembangan alam

menjadi sebuah produk sains yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Demikian

halnya yang terjadi pada teknologi. Meskipun teknologi sebagai penerapan sains,

tetapi jika dilacak lebih jauh lagi ternyata teknologi sebagai akibat dari

pemanfaatan dan pengembangan epistemologi.

Page 21: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan

berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk

teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara epistemologis,

yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang bagaimana cara

mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang harus disediakan untuk

mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya. Pada awalnya seseorang yang berusaha

menciptakan sesuatu yang baru, mungki saja mengalami kegagalan tetapi

kegagalan itu dimanfaatkan sebagai bagian dari proses menuju keberhasilan.

Sebab dibalik kegagalan itu ditemukan rahasia pengetahuan, berupa faktor-faktor

penyebabnya. Jadi kronologinya adalah sebagai berikut: mula-mula seseorang

berpikir dan mengadakan perenungan, sehingga didapatkan percikan-percikan

pengetahuan, kemudian disusun secara sistematis menjadi ilmu pengetahuan

(sains). Akhirnya ilmu pengetahuan tersebut diaplikasikan melalui teknologi,

technology is an apllied of science (teknologi adalah penerapan sains). Pemikiran

pada wilayah proses dalam mewujudkan teknologi itu adalah bagian dari filsafat

yang dikenal dengan epistemologi. Berdasarkan pada manfaat epistemologi dalam

mempengaruhi kemajuan ilmiah maupun peradaban tersebut, maka epistemologi

bukan hanya mungkin, melainkan mutlak perlu dikuasai.

Sikap inilah yang mengendalikan kekuasaan ilmu ilmu yang besar. Sebuah

keniscayaan, bahwa seorang ilmuwan harus mempunyai landasan moral yang

kuat. Jika ilmuan tidak dilandasi oleh landasan moral, maka peristiwa terjadilah

kembali yang dipertontonkan secara spektakuler yang mengakibatkan terciptanya

“Momok kemanusiaan” yang dilakukan oleh Frankenstein (Jujun S.

Suriasumantri, 2000:36). Nilai-nilai yang juga harus melekat pada ilmuan,

sebagaimana juga dicirikan sebagai manusia modern: (1) Nilai teori: manusia

modern dalam kaitannya dengan nilai teori dicirikan oleh cara berpikir rasional,

orientasinya pada ilmu dan teknologi, serta terbuka terhadap ide-ide dan

pengalaman baru. (2) Nilai sosial : dalam kaitannya dengan nilai sosial, manusia

modem dicirikan oleh sikap individualistik, menghargai profesionalisasi,

menghargai prestasi, bersikap positif terhadap keluarga kecil, dan menghargai

Page 22: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

hak-hak asasi perempuan; (3) nilai ekonomi : dalam kaitannya dengan nilai

ekonomi, manusia modem dicirikan oleh tingkat produktivitas yang tinggi, efisien

menghargai waktu, terorganisasikan dalam kehidupannya, dan penuh perhitungan;

(4) Nilai pengambilan keputusan: manusia modern dalam kaitannya dengan nilai

ini dicirikan oleh sikap demokratis dalam kehidupannya bermasyarakat, dan

keputusan yang diambil berdasarkan pada pertimbangan pribadi; (5) Nilai agama:

dalam hubungannya dengan nilai agama, manusia modem dicirikan oleh sikapnya

yang tidak fatalistik, analitis sebagai lawan dari legalitas, penalaran sebagai lawan

dari sikap mistis (Suriasumantri, 1986, Semiawan,C 1993).

Page 23: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Ontologi berarti studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang cirri-ciri

esensial dari yang ada dalam dirinya sendiri, menurut bentuknya yang

paling abstrak (Suparlan: 2005). Ontolgi sendiri berarti memahami

hakikat jenis ilmu pengetahuan itu sendiri yang dalam hal ini adalah Ilmu

Komunikasi.

2. Hakikat pribadi ilmu (Komunikasi) yaitu berkaitan dengan pengetahuan

mengenai pengetahuan ilmu (Komunikasi) sendiri atau Theory of

Knowledge. Persoalan utama epsitemologis Ilmu Komunikasi adalah

mengenai persoalan apa yang dapat ita ketahui dan bagaimana cara

mengetahuinya, “what can we know, and how do we know it?” (Lacey:

1976). Menurut Lacey, hal-hal yang terkait meliputi “belief,

understanding, reson, judgement, sensation, imagination, supposing,

guesting, learning, and forgetting”.

3. Hakikat individual ilmu pengetahuan yang bersitaf etik terkait aspek

kebermanfaat ilmu itu sendiri. Seperti yang telah disinggung pada aspek

epistemologis bahwa aspek aksiologis sangat terkait dengan tujuan

pragmatic filosofis yaitu azas kebermanfaatan dengan tujuan kepentingan

manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu Komunikasi erat kaitannya

dengan kebutuhan manusia akan komunikasi.

4. Epistemologi senantiasa mendorong manusia untuk selalu berfikir dan

berkreasi menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru. Semua bentuk

teknologi yang canggih adalah hasil pemikiran-pemikiran secara

Page 24: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

epistemologis, yaitu pemikiran dan perenungan yang berkisar tentang

bagaimana cara mewujudkan sesuatu, perangkat-perangkat apa yang

harus disediakan untuk mewujudkan sesuatu itu, dan sebagainya.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka setiap pembahasan mengenai

ilmu pengetahuan diharapkan melalui kajian landasan filosofis, yaitu

ontologi, epistemologi dan aksiologi agar supaya upaya dan usaha yang

menjadi pembaharuan dalam teknologi informasi dan komunikasi

pendidikan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Perkembangan teknologi yang semakin canggih hendaknya di

imbangi dengan kebijaksanaan pemakaian dan penggunaannya, jangan

sampai teknologi membuat kita menjadi bermalas-malasan.

Page 25: KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, Web viewDalam makalah ini, ... Apa yang dimaksud dengan kebenaran? Apakah kriteria kebenaran dan logika kebenaran dalam konteks ilmu komunikasi?

Page

KAJIAN FILSAFAT (ONTOLOGIS, EPISTEMOLOGIS, DAN AKSIOLOGIS) DENGAN TIK

DAFTAR PUSTAKA

Suhartono, Suparlan. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz. 2005.

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung. Remaja

Rosdakarya..2001.

Effendy, Onong Uchyana. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung. Remaja

Rosdakarya. 1994

Effendy., Onong Uchjana, 2000, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Penerbit PT. Citra

Aditya Bakti, Bandung.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi Revisi. Jakarta. Raja Grafindo

Persada. 2008.

Suriasumantri, Jujun S, 1985, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Penerbit Sinar

Harapan, Jakarta

http://rahmasyilla.wordpress.com/2010/02/03/hakekat-filsafat-komunikasi/#more-192

http://defickry.wordpress.com/2007/08/23/filsafat-dan-komunikasi/

http://fajardawn.blogspot.com/2009/05/hakikat-komunikasi.html