kajian ekonomi regional - bi.go.id filesamarinda. triwulan i - 2009 . i . kata pengantar . puji...

59
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Kalimantan Timur Kantor Bank Indonesia Samarinda Triwulan I - 2009

Upload: lecong

Post on 09-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Kalimantan Timur

Kantor Bank Indonesia Samarinda

Triwulan I - 2009

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan

buku Kajian Ekonomi Regional (KER) Kalimantan Timur (Kaltim) periode triwulan I-2009 dapat

dirampungkan. Buku KER ini mengulas perkembangan ekonomi, perbankan, keuangan daerah, sistem

pembayaran dan outlook Kaltim dalam rangka pemberian informasi yang komprehensif kepada para

stakeholders Bank Indonesia. Kami mengharapkan publikasi ini dapat menjadi salah satu sumber

rujukan bagi pemangku kebijakan, akademisi, pelaku usaha, perbankan, masyarakat, dan pihak-

pihak lainnya yang membutuhkan serta memiilki perhatian terhadap perkembangan ekonomi Kaltim.

Asesmen singkat kami terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan daerah Kalimantan

Timur (Kaltim) selama triwulan I-2009, adalah sebagai berikut:

1. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 diperkirakan turun sebesar 0,95% (y-o-y),

setelah pada triwulan sebelumnya masih tercatat positif sebesar 1,44% (y-o-y). Pertumbuhan

ekonomi Kaltim tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional

yang diperkirakan mencapai 4% (y-o-y).

2. Laju inflasi triwulanan Kaltim pada triwulan I-2009 mencapai 9,39% (y-o-y), menunjukkan

penurunan dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang sebesar 13,06% (y-o-y). Laju inflasi

tahunan Kaltim ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat

sebesar 7,92% (y-o-y). Angka inflasi Kaltim tersebut merupakan gabungan inflasi (IHK) yang

terjadi di Samarinda, Balikpapan, dan Tarakan, yang merupakan wilayah baru yang dimasukkan

untuk perhitungan laju inflasi di Kalimantan Timur, masing-masing sebesar sebesar 12,69% (y-o-

y), 11,30% (y-o-y) dan 19,85% (y-o-y).

3. Kinerja usaha perbankan Kaltim sebagaimana lazimnya pola awal tahun terlihat belum terlalu

bergairah.

a) Dari sisi penghimpunan dana, simpanan dana masyarakat pada bank-bank umum se-

Kaltim selama periode laporan mencapai Rp 41.367 miliar, mengalami penurunan sebesar

0,36% dibandingkan dengan posisi pada triwulan sebelumnya.

b) Sementara dari sisi penyaluran dana, total kredit atas dasar lokasi kantor selama triwulan

I-2009 mencapai sebesar Rp 21.012 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 2,63%

dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya. Namun atas dasar lokasi proyek, kredit

yang disalurkan sistem perbankan secara nasional untuk Kaltim tercatat menurun sebesar

3,5% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sehingga posisinya menjadi Rp 29.110

miliar pada triwulan I-2009 (s.d Februari). Apabila ditelusuri lebih lanjut, diketahui bahwa

35,3% dari total kredit berlokasi proyek di Kaltim berasal dari bank yang berkantor di luar

Kaltim, terutama oleh kantor pusat bank yang berada di DKI Jakarta (pangsa 33,8%).

c) Walaupun secara nominal kredit berdasarkan lokasi proyek pada triwulan I-2009 mengalami

penurunan namun rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) Kaltim atas dasar lokasi proyek

mencapai 70,4%, masih lebih tinggi dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang

sebesar 50,8%.

d) Pembiayaan berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) yang berhasil disalurkan bank

umum yang berkantor di Kaltim selama periode laporan mencapai 65,5% atau Rp 13.764

miliar dari total kredit sebesar Rp 21.012 miliar. Penyaluran kredit UMKM tersebut

mengalami peningkatan sebesar 1,39% dibandingkan dengan triwulan IV-2008.

4. Dengan mencermati berbagai faktor, pertumbuhan ekonomi Kaltim pada triwulan II-2009

diperkirakan mencapai 1,7% - 2,7% (y-o-y) atau kembali tumbuh positif setelah mengalami

penurunan pada triwulan laporan, dengan laju inflasi triwulanan yang diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan periode sebelumnya.

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

ii

Dengan memperhatikan perkembangan ekonomi Kaltim yang mulai terimbas krisis ekonomi

global, stimulus fiskal baik yang berasal dari APBN maupun APBD menjadi kunci utama untuk

menyelamatkan sektor riil dari keterpurukan yang lebih dalam. Program pembangunan yang

diarahkan kepada penguatan kemandirian ekonomi domestik dan peningkatan daya saing ekonomi

lokal perlu mendapat prioritas dan langkah nyata dari pemerintah daerah dan segenap unsur

masyarakat. Selain itu, sinergitas antara dunia usaha, perbankan dan pemerintah daerah perlu

dipupuk secara berkala sehingga setiap kendala yang menghambat jalannya perekonomian Kaltim

dapat dicarikan solusinya secara optimal didukung dengan aparat birokrat yang handal dan memilki

tata kelola yang baik (good governance).

Akhirnya, kami menyadari bahwa buku ini masih belum sempurna, untuk itu secara terus

menerus memerlukan perbaikan. Oleh karena itu, masukan dan kritik yang membangun serta umpan

balik sangat kami harapkan demi peningkatan kualitas publikasi ini di masa mendatang. Dalam

penyusunan kajian ini, kami banyak memperoleh bantuan data/informasi dari berbagai pihak seperti

perbankan dan instansi pemerintah daerah, BUMN maupun swasta sehingga kajian ini menjadi lebih

informatif. Atas seluruh bantuan tersebut kami mengucapkan banyak terima kasih dan apresiasi yang

setinggi-tingginya. Harapan kami, hubungan baik yang terjalin selama ini terus berlangsung bahkan

dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Samarinda, 1 Mei 2009

BANK INDONESIA SAMARINDA

Gentur Wibisono Deputi Pemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

iii

DDAAFFTTAARR IISSII

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….........................................................

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..........................................................

DAFTAR TABEL .....................………………………………………………................................................….

DAFTAR GRAFIK ...............................................................................................................

i

iii

vi

vii

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF ………………………………..…………………………………………………………………………………

I. Gambaran Umum ……………………….…………………………………………………………………….……..

II. Asesmen Perekonomian ..............................................................................

III. Asesmen Inflasi ……………………………………………………………………………………………………..

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran ................................................

1. Perbankan .........................................................................................

2. Sistem Pembayaran .............................................................................

V. Perkiraan …………………………………………………………………………………………………………………..

VI. Anekdotal Informasi ………………………………………………………………………………………………

BBAABB II PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO REGIONAL …………………………….……………………….

1.1 Gambaran Umum ..........................................................................................

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan ..................................................

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga ......................................................................

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah ........................................................................

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) ………………………………………

1.2.4 Ekspor dan Impor ...…….........................................................................

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran …………………………………………………………

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan ……………………………..

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian ………………………………………………..…………..

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan ……………………………………………………………….……………..

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih ………………………………………………………………………….….

1.3.5 Sektor Bangunan …………………………………………...........................................….

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………....................................……

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .....................................................

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ...................................

1.3.9 Sektor Jasa-jasa ...................................................................................

Boks. Pertumbuhan Pasar Ekspor Non Migas Provinsi Kalimantan Timur tahun 2000 – 2008 dengan Analisis Shift Share ………….....…………………………………….

BBAABB IIII EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII ………………………………………………………………………..…….

2.1 Gambaran Umum ……………………………………………………….……………………………………..…..

2.2. Inflasi Triwulanan (q-t-q)………………………………………………………………..……...…………….

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)…….………………………………………………

2.2.2 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)……………………………………….…………..

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)…………………………………………………………

1

1

1

2

3

3

3

4

4

6

6

6

7

8

8

9

11

12

13

13

14

14

15

15

16

17

18

20

20

20

20

21

21

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

iv

2.3. Inflasi Tahunan (y-o-y).......................................………………………………………………

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda ……….......................................…………..

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan ….......................................................

2.3.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan ………………………………………………………………………..

22

22

23

23

BBAABB IIIIII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN PPEERRBBAANNKKAANN DDAAEERRAAHH ………. …….…………………………………………………

3.1 Gambaran Umum ……………………………………………………………………………………………..……….

3.2 Perkembangan Usaha Bank Umum ……………………………………………………………….…….……

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif ………………………………………………………………………..

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat ……………….. …………………………………………….….

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum ……………………………………………………….…….………….

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim ….….…………………………………….…..

b. Kredit Bank Umum berlokasi proyek di Kaltim …………………………………..…..

3.3 Perkembangan Kredit Mikro, Kecil dan Menengah (MKM)………………………………….………

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ……………………………………………….

a. Perkembangan Aset BPR …………………………………………………………………………....

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR ……………………………………………..………

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR ……..…………………………………………………..

3.5 Asesmen Risiko Perbankan …………………………………………………………. ……………..…………..

3.5.1 Risiko Kredit ……………………………………………………………………………………................

3.5.2 Risiko Likuiditas ...................................................................................

3.5.3 Risiko Pasar ........................................................................................

Boks. Hasil Quick Survey: Penurunan BI Rate dan Suku Bunga Perbankan Kaltim ................................................................................................................

BAB IV KEUANGAN DAERAH ………………….………….......................………………… ...........................

4.1 Gambaran Umum ...........................................................……………....................

4.2 Pendapatan .....................................................………………………………..................

4.3 Belanja …………………………………….………………………………………………………….……………………….

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN ………………………………………………………………………….

5.1 Gambaran Umum ……………………. …………………………………………………………………… ……………

5.2 Perkembangan Transaksi Tunai …………………………………………….…………………………………..

5.2.1 Perkembangan Peredaran Uang Kartal ……………………………………………………………..

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai …………………………………………………………………………..

5.3.1 Perkembangan Transaksi Kliring ……………………………………………………………………….

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS …………………………………………………………………..

BAB VI PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN .................

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur per Sektor Ekonomi …………

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN INFLASI DAERAH .....................................................

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan II-2009 ................................................

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi .........................................................................

LAMPIRAN

25

25

26

26

26

27

27

28

30

32

32

33

33

34

34

35

36

37

39

39

39

40

42

42

42

42

43

43

43

45

45

46

46

48

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

v

DDAAFFTTAARR TTAABBEELL Halaman

1.1

1.2 1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

2.1 2.2 2.3 2.4

2.5

2.6

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

3.13 5.1

6.1

Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur .......................................

Realisasi Penanaman Modal di Kaltim……………………………………………………………………………

Perkembangan Komponen Ekspor Tw I-2009 ……………………………………………………..

Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan I-2009 (HS 2 dijit, dalam juta USD).....................................................................

Perkembangan Komponen Impor Tw IV-2008 ……………………………………………………….

Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan I-2009 (HS 2 Dijit, dalam juta USD) ........................................................ ......

Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur .........……...........................…………

Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Trw I-2009 (y-o-y) ............................

Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Trw I-2009 (y-o-y) ..........................

Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ………………….

Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta ………………………………………………………

Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda................................................................

Inflasi Triwulanan di Kota Balikpapan.................................................................

Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan ………………………………………………………………………………

Inflasi Tahunan Kota Samarinda menurut kelompok barang dan jasa................

Inflasi Tahunan Kota Balikpapan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Inflasi Tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang dan jasa.....................

Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim ......

Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim...........................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim ........................................

Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim .....

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit .....................................

Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi .....................................................................

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Perkembangan Kredit UMKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi ………………………………………….................

Perkembangan Usaha BPR di Kalimantan Timur (dalam juta rupiah) .....................

Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Kolektibilitas .....................................

Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum ......................

Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK ...............................

Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar) .........................

Komposisi Ketenagakerjaan per Sektor Ekonomi di Kalimantan Timur.....................

7

8 9

10 10

11

12

13

15

16

17 21

21 22

22 23

24

26

27 28

29

30 30

31

32

34

34

35

36

44

45

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

vi

1.1

1.2

1.3

1.4

1.5

1.6

1.7

1.8

1.9

1.10

1.11

1.12

1.13

1.14

1.15

1.16

1.17

1.18

1.19

1.20

1.21

2.1

3.1

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

3.9

3.10

3.11

3.12

4.1

4.2

4.3

4.4

4.5

4.6

4.7

4.8

DDAAFFTTAARR GGRRAAFFIIKK

Pertumbuhan PDB Nasional vs PDRB Kaltim (y-o-y)…………………………………………………..

Perkembangan Kredit Konsumsi …………………………………………………………………………...…...

Perkembangan IKK, Kondisi Ekonomi Saat Ini & Ekspektasi Konsumen .…........…….

Perkembangan Indeks Kondisi Penghasilan Saat Ini.............................................

Perkembangan Dana Pemda di Perbankan Kalimantan Timur.................................

Perkembangan Kredit Investasi ……………..…………....................................…..…………

Perkembangan Ekspor Impor melalui Pelabuhan di Samarinda & Balikpapan ………

Komoditas Penyumbangan Penurunan Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Tw 1-

09 …………………………………………………………………………………………………………………………………..

Kontribusi Pertumbuhan Ekspor Non Migas Kaltim Q 1-09 per Negara………………………

Kontribusi Pertumbuhan Sektor Pertanian Triwulan I-2009 (y-o-y) …………………………

Perkembangan Kredit Sektor Pertanian di Kaltim ……………………………………………………….

Kontribusi Pertumbuhan Subsektor Pertambang Triwulan I-2009 (y-o-y) …………………

Perkembangan Produksi Batubara di Kaltim........................................................

Perkembangan Kredit Sektor Industri di Kaltim..................................................

Perkembangan Kredit Sektor Listrik di Kaltim.....................................................

Perkembangan Konsumsi Semen di Kalimantan Timur..........................................

Perkembangan Kredit Perdagangan di Kaltim ……………..................................……….

Perkembangan Bongkar & Muat melalui Pelabuhan di Samarinda dan Balikpapan……

Perkembangan Arus Penumpang Domestik di Bandara Sepinggan…………………………….

Perkembangan Penyaluran Kredit Perbankan ……………………………………………………….

Perkembangan Laba Operasional Perbankan di Kaltim………………………………………………..

Laju Inflasi Kalimantan Timur dan Nasional (y-o-y) …………..………………………………………

Kinerja Triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (q-t-q) ............

Kinerja Tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (y-o-y) ...............

Perkembangan Suku Bunga Simpanan dan BI-Rate..............................................

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-Rate .............................................

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim ........................................

Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim...............................

Perkembangan Aset BPR .................................................................................

Perkembangan DPK Berdasarkan Jenis ..............................................................

Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan ...............................................

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim .........................................

Struktur Kepemilikan Simpanan .......................................................................

Perkembangan Bunga Kredit dan Rasio NPLs ..................................................

Komposisi Komponen Pendapatan pada Realisasi APBD Prov. Kaltim 2008.............

Kontribusi Realisasi Komponen PAD ..................................................................

Kontribusi Realisasi Komponen Pendapatan Transfer...........................................

Pangsa APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kaltim th 2009 (tidak termasuk Kutai

Kartanegara) utk Komponen Pendapatan ..........................................................

Komposisi Komponen Belanja pada Realisasi APBD Prov. Kaltim 2008....................

Kontribusi Realisasi Komponen Belanja Operasi...................................................

Kontribusi Realisasi Komponen Belanja Modal....................................................

Pangsa APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kaltim th 2009 (tidak termasuk Kutai

6

7

7

8

8

8

9

9

10

12

12

13

13

13

14

14

15

15

15

16

16

20

25

25

26

27

28

29

32

33

33

35

35

36

39

39

40

40

40

40

41

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

vii

5.1

5.2

5.3

5.4

6.1

7.1

7.2

7.3

7.4

7.5

Kartanegara) utk Komponen Belanja..................................................................

Perkembangan Pengedaran Uang Kartal di Kaltim …………..…………………………………………

Perkembangan PTTB …………………………………………………………………………………………………..

Perkembangan Transaksi Kliring di Kalimantan Timur ……………………………………………….

Perkembangan Transaksi RTGS di Kota Samarinda & Balikpapan......................

Komposisi Tenaga Kerja per Sektor Ekonomi di Kaltim tahun 2008........................

Survei Kegiatan Dunia Usaha ............................ .........................................

Ketepatan Waktu untuk membeli barang tahan lama............................................

Perkembangan Ekspektasi Konsumen ...........................................................

Ekspektasi Penghasilan dan Ekspektasi Tabungan ...............................................

Indeks Perubahan Harga Umum 3 bulan yang akan datang...................................

41

42

43

43

44

45

46

46

47

48

48

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Ringkasan Eksekutif

1

RRIINNGGKKAASSAANN EEKKSSEEKKUUTTIIFF KKAAJJIIAANN EEKKOONNOOMMII RREEGGIIOONNAALL

PPRROOVVIINNSSII KKAALLIIMMAANNTTAANN TTIIMMUURR PPEERRIIOODDEE TTRRIIWWUULLAANN II--22000099

I. Gambaran Umum

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar -0,95% (y-o-y), setelah pada triwulan

IV-2008 tumbuh positif sebesar 1,44%. Dari sisi permintaan, kontributor terbesar penurunan

pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 ini berasal komponen penanaman modal tetap

domestik bruto (PMDTB) dan komponen konsumsi rumah tangga.

Dari sisi penawaran, penurunan PDRB pada triwulan laporan berasal dari sektor

pertambangan dan penggalian, terutama akibat menurunnya produksi sub-sektor

pertambangan non migas, yaitu batubara, yang dipengaruhi oleh faktor cuaca dan

pelemahan permintaan. Sektor lainnya yang juga berpengaruh pada melambatnya

pertumbuhan ekonomi triwulan berjalan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang

dipengaruhi oleh menurunnya permintaan; serta sektor pertanian yang dipengaruhi

penurunan produksi sub-sektor perikanan, terkait dengan penurunan permintaan pasar

terutama pasar luar negeri.

Sementara itu, laju peningkatan harga barang dan jasa di Kalimantan Timur pada

periode berjalan ini cenderung melambat bila dibandingkan dengan triwulan IV-2008.

Penurunan ini dipengaruhi oleh menurunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan

jasa dan penurunan tarif angkutan menyusul penurunan harga BBM oleh pemerintah.

Perkembangan intermediasi perbankan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2009

diwarnai dengan penurunan jumlah simpanan masyarakat (-0,36%) pada bank umum di

Kaltim namun jumlah kredit bank umum atas dasar lokasi kantor tetap tumbuh positif

(2,63%). Asesmen terhadap risiko yang dihadapi perbankan Kaltim menunjukkan stabilitas

yang tetap konusif dengan sedikit peningkatan pada risiko kredit dan risiko likuiditas.

Pada triwulan II-2009, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan kembali

tumbuh posisitf dalam kisaran antara 1,7% sampai dengan 2,7% (y-o-y). Faktor yang

diperkirakan akan menjadi pendorong pergerakan ekonomi triwulan II-2009 adalah

meningkatnya permintaan masyarakat untuk konsumsi dan meningkatnya investasi yang

didorong oleh ekspektasi positif para pelaku usaha. Sedangkan berdasarkan sektor

ekonominya, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 diperkirakan akan didorong oleh sektor

industri pengolahan, terutama migas.

Takanan laju inflasi pada triwulan II-2009 diperkirakan akan meningkat. Prediksi ini

terkait dengan meningkatnya permintaan masyarakat yang dudukung oleh hasil survei

konsumen yang menunjukkan ekspektasi peningkatan penghasilan. Selain itu juga,

diperkirakan masyarakat cenderung menggunakan tambahan penghasilannya untuk

konsumsi dibandingkan dengan ditabung.

II. Asesmen Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur pada periode triwulan I-2009

diperkirakan mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar -0,95% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Laju perumbuhan ini lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang mencapai 1,44% (y-

o-y).

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Ringkasan Eksekutif

2

Dari sisi permintaan

Dari

, kontributor terbesar menurunnya pertumbuhan ekonomi pada

triwulan I-2009 ini berasal dari penanaman modal tetap domestik bruto (PMDTB) yaitu

sebesar -1,17%, dengan pertumbuhan mencapai -7,08% (y-o-y) dibandingkan dengan

triwulan yang sama tahun sebelumnya. Komponen ini dipengaruhi oleh melambatnya

pertumbuhan realisasi investasi. Hal ini tercermin pula dari melambatnya pertumbuhan

penyaluran kredit perbankan. Komponen lainnya yang menjadi kontributor cukup besar

adalah komponen konsumsi rumah tangga, yang turun sebesar 2,74% (y-o-y) dan memiliki

kontribusi sebesar -0,43%.

sisi penawaran

, penurunan PDRB pada triwulan laporan terutama berasal dari

pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian, yang turun sebesar 5,25% (y-o-y)

dengan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar -2,03%. Penurunan pertumbuhan sektor

ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi sub-sektor pertambangan non migas, terutama

batubara, yang dipengaruhi oleh tingginya curah hujan sehingga menyulitkan proses

penambangan, dan menurunnya permintaan pasar. Sektor lainnya yang menjadi salah satu

kontributor besar terhadap penurunan selama triwulan I-2009 adalah sektor perdagangan,

hotel dan restoran yang diperkirakan mengalami penurunan sebesar -2,32% (y-o-y), dengan

kontribusi sebesar -0,19%. Penurunan pada sektor ini terkait dengan masih lemhanya daya

beli yang berakibat pada penurunan permintaan masyarakat. Selain itu juga, melambatnya

pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I-2009 juga dipengaruhi oleh sektor pertanian, yang

berkontribusi sebesar -0,16% dengan pertumbuhan sebesar -2,20% (y-o-y), yang

dipengaruhi oleh menurunnya produktivitas sub sektor perikanan karena menurunnya

permintaan pasar, terutama pasar luar negeri yang terimbas krisis ekonomi global.

III. Asesmen Inflasi

Laju perkembangan inflasi tahunan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2009, yang

ditunjukkan oleh pergerakan IHK, tercatat sebesar 9,39% (y-o-y), lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan IV-2008 tercatat sebesar 13,06%. Namun laju inflasi tahunan Kalimantan

Timur ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan nasional yang tercatat sebesar

7,92%. Melambatnya laju inflasi tahunan pada triwulan I-2009 ini dipengaruhi oleh

menurunnya tingkat konsumsi masyarakat dan harga komoditas serta penurunan ongkos

angkut. Sementara faktor yang menjadi determinan laju inflasi di Kalimantan Timur periode

berjalan ini adalah adanya kenaikan tarif PDAM.

Laju inflasi tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi tahunan

triwulan I-2009 mencapai 10,52% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan triwulan IV-2008 sebesar 12,69%. Laju inflasi tahunan tertinggi di Kota

Samarinda terjadi pada kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar yaitu

sebesar 18,07% (y-o-y). Inflasi kelompok komoditas ini dipengaruhi oleh kenaikan tarif air

minum PDAM. Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau (14,88%) dan kelompok komoditas bahan makanan (11,28%).

Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan

pada periode berjalan ini mencapai 7,29% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi triwulan sebelumnya sebesar 11,30%.

Kelompok komoditas dengan laju inflasi tertinggi di Kota Balikpapan terjadi pada kelompok

komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga, yaitu sebesar 13,69% (y-o-y), yang

dipengaruhi oleh meningkatnya biaya pendidikan; kemudian diikuti oleh kelompok komoditas

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (10,57%) dan kelompok komoditas bahan

makanan (9,21%).

Kota Tarakan triwulan I-2009 tercatat sebesar 11,69% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan triwulan IV-2008 yang mencapai 19,85%.

Kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok komoditas dengan laju inflasi

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Ringkasan Eksekutif

3

tertinggi, yaitu sebesar 21,31% (y-o-y), diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi

(13,46%) dan kelompok komoditas sandang (8,89%).

IV. Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

1. Perbankan

Kegiatan intermediasi perbankan Kaltim selama triwulan I-2009 diwarnai oleh

penurunan simpanan masyarakat sebesar 0,36% (q-t-q) sehingga posisinya menjadi Rp

41,37 triliun. Menurut jenis simpanan, penurunan dana pada triwulan laporan terutama

berasal dari giro dan tabungan, yang masing-masing turun sebesar 2,48% dan 3,90%.

Sementara itu, simpanan deposito mencatat kenaikan sebesar 5,93%.

Penyaluran kredit pada triwulan I-2009 masih bertumbuh secara positif meskipun

mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Jumlah kredit yang

dikucurkan bank umum yang berkantor di Kaltim mencapai Rp 21.012,4 miliar atau hanya

tumbuh sebesar 2,63% (q-t-q), sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya sebesar 3,16% (q-t-q). Sementara itu, penyaluran kredit berdasarkan lokasi

proyek pada periode laporan (s.d Februari 2009) tercatat berjumlah Rp 29.110,2 miliar atau

mengalami penurunan sebesar 3,5% dibandingkan posisi triwulan IV-2008. Dengan

perkembangan tersebut, LDR atas dasar lokasi proyek mencapai 70,4% atau lebih tinggi

dibandingkan dengan LDR atas dasar lokasi kantor yang sebesar 50,8%.

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di

Kaltim pada Triwulan I-2009 mencapai Rp 13.764 miliar atau dengan pangsa 65,5%

terhadap total kredit. Sama halnya dengan pertumbuhan kredit secara keseluruhan, kredit

MKM pada triwulan laporan juga tumbuh relatif rendah yakni sebesar 1,39% (q-t-q). Dari

segi kualitasnya, persentase NPLs kredit MKM menunjukkan peningkatan, yakni dari 2,40%

menjadi 3,06%.

Perkembangan BPR di wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-2009 dibandingkan

dengan triwulan IV-2008, cukup beragam. Perkembangan jumlah aset dan penghimpunan

dana mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,77% dan 7,60% (q-t-q). Jumlah aset

meningkat menjadi Rp 191,4 miliar dan DPK meningkat menjadi Rp 66,43 miliar. Namun

demikian, penyaluran kredit BPR mengalami penurunan sebesar -1,69% (q-t-q); menjadi Rp

133,75 miliar; dengan persentase NPL menjadi 8,99% dari 8,83% pada triwulan IV-2008.

Hasil asesmen terhadap stabilitas perbankan Kaltim selama triwulan I-2009

menggambarkan tingkat risiko yang relatif terkendali meskipun dengan sedikit peningkatan

pada risiko kredit dan risiko likuiditas. Pada sisi risiko kredit, persentase NPL mencatat sedikit

kenaikan, dari 2,20% pada triwulan IV-2008 menjadi 2,50% pada triwulan laporan.

Sementara dari risiko likuiditas, rasio alat likuid terhadap non-core deposits (NCD)

mengalami penurunan, dari 97,30% pada triwulan IV-2008 menjadi 89,63% pada triwulan I-

2009.

2. Sistem Pembayaran

Jumlah transaksi uang kartal antara perbankan di wilayah Kalimantan Timur dengan

Bank Indonesia pada triwulan I-2009 mencapai Rp 2.143 miliar, naik 42,99% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Jumlah uang kartal yang beredar

tersebut terdiri dari jumlah inflow sebesar Rp 1.122 miliar dan jumlah outflow sebesar Rp

1.021 miliar; sehingga pada triwulan I-2009 ini, wilayah Kalimantan Timur mengalami net

inflow sebesar Rp 101,36 miliar. Jumlah net inflow ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Ringkasan Eksekutif

4

setoran bank-bank ke kas Bank Indonesia. Meningkatnya jumlah uang kartal yang masuk ke

kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur ini tidak memberi dampak pada peningkatan jumlah

uang kartal yang dikategorikan dalam Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Jumlah PTTB

pada triwulan berjalan mencapai Rp 52 miliar atau turun -73,41% (q-t-q) dibandingkan

dengan triwulan IV-2008. Adanya peningkatan jumlah inflow yang tidak diikuti oleh

meningkatnya jumlah PTTB menunjukkan bahwa secara umum perbankan di wilayah

Kalimantan Timur menyetorkan uang yang layak edar, hal ini dikarenakan menumpuknya

jumlah uang kartal di kazanah perbankan.

Sementara jumlah transaksi kliring di Kalimantan Timur tercatat sebesar Rp 4.499

miliar, mengalami peningkatan sebesar 7,14% (y-o-y) dibandingkan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sedangkan transaksi RTGS menunjukkan masih menunjukkan

perkembangan yang menurun, yaitu sebesar -41,33% (y-o-y) dibandingkan triwulan I-2008,

menjadi Rp 28.755 miliar.

V. Perkiraan

1. Perekonomian

Perekonomian Kalimantan Timur pada triwulan II-2009 diperkirakan akan tumbuh

positif, yaitu berkisar antara 1,7% s.d. 2,7% (y-o-y). Beberapa indikator yang diperkirakan

menentukan arah pertumbuhan ekonomi yang positif pada triwulan II-2009, adalah:

meningkatnya ekspektasi para pelaku usaha terhadap perekonomian yang dapat berimbas

pada peningkatan investasi dan produktivitas, dan juga adanya peningkatan ekspektasi

konsumen, yang dapat menjadi pendorong pada peningkatan konsumsi. Dari PDRB sisi

permintaan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi ini diperkirakan dipengaruhi oleh konsumsi

rumah tangga, yang diperkirakan meningkat karena dorongan konsumsi non makanan. Hal

ini ditunjukkan oleh hasil survei konsumen (SK) Bank Indonesia bahwa pada triwulan II-2009

konsumen cenderung untuk meningkatkan pembelian barang tahan lama; yang didorong

dengan adanya peningkatan gaji PNS, TNI dan Polri. Selain itu, komponen ekspor

diperkirakan juga akan menjadi salah satu pendorong, dengan pertumbuhan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan impor. Demikian juga halnya dengan komponen

penanaman modal domestik tetap bruto (PMDTB), yang diperkirakan akan kembali

mengalami pertumbuhan yang positif.

Sedangkan dari PDRB sektoral, perekonomian Kalimantan Timur diperkirakan akan

didorong oleh kinerja positif sektor industri pengolahan, terutama migas, yang didorong oleh

meningkatnya produksi elpiji seiring dengan rencana pemerintah untuk mengurangi

penggunaan minyak tanah, dan melakukan konversi ke elpiji. Sementara sektor lainnya

diperkirakan masih akan tumbuh negatif, namun relatif lebih baik dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2009.

2. Inflasi

Tekanan terhadap inflasi di Kalimantan Timur pada triwulan II-2009 diprediksi akan

meningkat, sehingga laju inflasi IHK akan lebih tinggi dibandingkan dengan periode

sebelumnya. Meningkatnya tekanan ini diperkirakan berasal dari meningkatnya permintaan

masyarakat karena adanya ekspektasi peningkatan penghasilan, salah satunya adalah

kebijakan pemerintah untuk menaikkan gaji pegawai negeri sipil (PNS), TNI dan Polri. Selain

itu, berdasrkan hasil konsumen diketahui bahwa konsumen akan mulai membelanjakan

tambahan penghasilan yang diperoleh untuk pembelian barang tahan lama.

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Ringkasan Eksekutif

5

VI. Anekdotal Informasi

• Gubernur Kaltim pada triwulan laporan telah menandatangani 4 (empat) Nota

Kesepahaman (MoU) pembangunan Kaltim, meliputi:

Kerjasama Pemprov Kaltim dengan PT. PLN terkait penyediaan listrik 2 x 100 MW,

bernilai Rp 1,48 triliun untuk jangka waktu sampai dengan 2011.

Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan meliputi perpanjangan landasan

pacu menjadi 3.250 meter dan perluasan terminal baru, bernilai Rp 1,1 triliun yang

berasal dari APBD Pemkot. Balikpapan sebesar Rp 50 miliar, APBD Pemprov. Kaltim

Rp 100 miliar, APBN Rp 350 miliar dan PT. Angkasa Pura Rp 800 miliar.

Pembangunan akan dimulai pada tahun 2010.

Kerjasama Pemprov. Kaltim dengan PT. Merex Indonesia dalam pembentukan

Kaltim Airlines yang bergerak dalam bidang jasa penerbangan, bernilai USD 15 juta

dengan komposisi penyertaan saham adalah 34% untuk Pemprov. Kaltim, 33%

oleh investor dan 33% oleh pengelola atau investor.

Kerjasama Pemprov. Kaltim dengan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV untuk

membangun pelabuhan peti kemas di Kariangau, bernilai Rp 583,5 miliar untuk

jangka waktu sampai dengan tahun 2010. Dana pembangunan tersebut berasal dari

APBD Pemprov. Kaltim (Rp 70 miliar), APBN Rp 99 miliar dan PT. Pelindo Rp 414,5

miliar. Diharapkan pada 2011 terminal peti kemas ini sudah dapat beroperasi.

• Alokasi pemanfaatan dana SILPA untuk stimulus Fiskal guna mendukung ekspansi ke

sektor riil di Kalimantan Timur pada tahun 2009 mencapai Rp 138 miliar. Alokasi dana ini

meliputi beberapa proyek sebagai berikut:

Departemen Pekerjaan Umum, sebesar Rp 58 miliar yang meliputi:

Jalan & jembatan provinsi, yaitu poros Bontang-Sangatta dan Perbatasan

Simanggaris (Rp 25 miliar) dan jalan & jembatan kabupaten kota yang berada

di wilayah Kab. Berau, Tana Tidung, dan Kutai Barat (Rp 33 miliar)

Departemen Perhubungan, sebesar Rp 58 miliar, yang meliputi:

Pelabuhan udara di Kab. Pasir dan Kota Samarinda (Rp 15 miliar) dan

pelabuhan laut di Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Berau dan Kab. Kutai

Kartanegara (Rp 43 miliar).

Departemen Pertanian, berupa proyek jalan produksi sentra perkebunan dan jalan

usaha tani dan irigasi di Kota Samarinda, Kab. Kutai Kartanegara dan Kab. Penajam

Paser Utara (Rp 20 miliar).

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

6

PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN EEKKOONNOOMMII MMAAKKRROO

RREEGGIIOONNAALL

1.1 Gambaran Umum

Perekonomian Kalimantan Timur pada

triwulan I-2009 diperkirakan mengalami

pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar -

0,95% (y-o-y), setelah pada triwulan IV-2008

masih tumbuh positif sebesar 1,44%.

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur ini

lebih rendah dibandingkan perkiraan

pertumbuhan PDB Nasional sebesar 4% (Grafik

1.1.).

Dari sisi permintaan, melambatnya

pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur

triwulan I-2009 ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur

karena para pelaku usaha masih mengambil sikap wait and see terhadap perkembangan

perekonomian sehubungan dengan perlambatan perekonomian global. Selain itu juga dipengaruhi

oleh melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, terutama untuk konsumsi non makanan

karena masyarakat cenderung lebih suka menabung kelebihan pendapatannya dibandingkan untuk

konsumsi.

Sementara itu berdasarkan PDRB sisi penawaran, melambatnya pertumbuhan ekonomi

Kalimantan Timur dipengaruhi oleh perlambatan yang terjadi di sektor pertambangan dan

penggalian, terutama sub sektor pertambangan non migas, sebagai akibat dari penurunan

produktivitas batubara yang disebabkan curah hujan yang tinggi sehingga menyulitkan proses

penambangan dan perlambatan permintaan.

1.2 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Permintaan

Berdasarkan PDRB menurut penggunaan triwulan I-2009, perekonomian Kalimantan Timur

menunjukkan pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar -0,95% (y-o-y). Hal ini terutama

dipengaruhi oleh pertumbuhan negatif pada komponen penanaman modal tetap domestik bruto

(PMDTB) dan konsumsi rumah tangga, yang masing-masing mengalami penurunan sebesar -7,08%

dan -2,74%; dan berkontribusi sebesar -1,17% dan -0,43% terhadap pertumbuhanekonomi

Kalimantan Timur triwulan I-2009.

Faktor-faktor yang menjadi mempengaruhi penurunan ekonomi Kalimantan Timur dari sisi

permintaan adalah melambatnya pertumbuhan penyaluran kredit perbankan yang dipengaruhi oleh

perilaku pelaku usaha yang membatasi investasinya mengingat semakin meningkatnya potensi

perlambatan ekonomi ke depan, dan menurunnya konsumsi masyarakat, terutama untuk konsumsi

non makanan.

BBBAAABBB

III

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

7

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan Kalimantan Timur

Q III-08 Q IV-08 Q I-09* Q III-08 Q IV-08 Q I-09*Konsumsi Rumah Tangga 3.34 1.14 -2.74 0.53 0.18 -0.43

Makanan 4.67 1.38 7.40 0.36 0.11 0.57Non Makanan 2.08 0.91 -12.53 0.17 0.07 -0.99

Pengeluaran KLSN 5.89 2.78 6.50 0.02 0.01 0.02Pengeluaran Pemerintah 9.52 4.28 -8.44 0.47 0.22 -0.43

Pemb. Modal Tetap Domestik Bruto 10.27 4.90 -7.08 1.63 0.80 -1.17Perubahan Stok 6.24 10.89 15.64 0.06 0.10 0.15

Ekspor Neto (a-b) 3.01 0.21 1.46 1.87 0.13 0.90a. Ekspor 6.33 -6.19 -5.82 7.67 -7.52 -7.10

Ekspor LN 6.23 -6.45 -5.35 5.30 -5.49 -4.58Ekspor Antar Daerah 6.56 -5.58 -6.94 2.37 -2.03 -2.52

b. Impor 9.80 -12.71 -13.24 5.80 -7.65 -8.00Impor LN 14.32 -23.50 -17.16 4.62 -7.85 -5.78

Impor Antar Daerah 4.38 0.74 -8.29 1.18 0.20 -2.21PDRB Kaltim 4.58 1.44 -0.95 4.58 1.44 -0.95Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah (Q I-09 perkiraan Bank Indonesia)

Jenis PenggunaanKontribusiPertumbuhan (y-o-y)

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi Rumah Tangga di Kalimantan

Timur pada triwulan I-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang melambat, yaitu

sebesar -2,74% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

1,14%. Melambatnya pertumbuhan tingkat

konsumsi ini dipengaruhi oleh melambatnya

pertumbuhan konsumsi rumah tangga non

makanan. Kontribusi pertumbuhan komponen

konsumsi non makanan ini terhadap pertumbuhan

komponen konsumsi rumah tangga mencapai -6,37%. Sedangkan pertumbuhan komponen

makanan sebesar 3,63%. Melambatnya pertumbuhan komponen konsumsi non makanan

terlihat dari melambatnya penyaluran kredit konsumsi perbankan yang pada triwulan I-2009

tumbuh sebesar 23,84%(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan IV-2008 yang mencapai 28,49% (y-o-y) (Grafik 1.2). Penyaluran kredit konsumsi

pada periode berjalan ini mencapai Rp 6,7 triliun.

Berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK)

yang dilakukan oleh Bank Indonesia Samarinda

pada triwulan I-2009, Indeks Keyakinan Konsumen

(IKK) berada sedikit diatas level optimis 100, yaitu

sebesar 106,17. Posisi ini dipengaruhi oleh Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat sebesar

116,17. Nilai IEK ini menunjukkan bahwa

konsumen memiliki ekspektasi yang positif

terhadap perkembangan ekonomi dalam 6 bulan

ke depan. Sementara Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKES) masih berada di bawah level

100, yaitu sebesar 96,17 (Grafik 1.3). Rendahnya indeks ini menunjukkan bahwa konsumen

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

8

melihat bahwa perekonomian saat ini

masih berada pada kondisi yang relatif

tertekan oleh perkembangan global.

Perlambatan yang terjadi pada

pertumbuhan komponon konsumsi non

makanan ini dipengaruhi juga oleh

menurunnya pendapatan yang mereka

terima pada periode berjalan. Hal ini

terlihat pada indeks Kondisi Penghasilan

Saat ini yang menunjukkan penurunan

(Grafik 1.4).

1.2.2 Pengeluaran Pemerintah

Pengeluran Pemerintah

pada triwulan I-2009 diperkirakan

mengalami pertumbuhan yang

melambat, yaitu sebesar -8,44% (y-

o-y), lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan IV-2008 yang

tercatat sebesar 4,28%. Hal ini

dipengaruhi oleh relatif rendahnya

realisasi pengeluaran pemerintah,

terutama untuk pembiayaan proyek.

Hal ini dapat tercermin dari nominal simpanan milik Pemda di perbankan Kaltim yang

meningkat cukup tinggi, yakni dari Rp 8.856,2 miliar pada triwulan IV-2008 menjadi Rp

11.218,6 miliar pada triwulan I-2009 (Grafik 1.5).

1.2.3 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB)

Pembentukan Modal Tetap Domestik

Bruto (PMDTB) Kalimantan Timur pada triwulan

I-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan

yang melambat, yaitu sebesar -7,08% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan PMTDB pada triwulan IV-2008

yang mencapai 4,9%.

Dari sisi pembiayaan perbankan,

melambatnya pertumbuhan tersebut terlihat

juga dari perlambatan kredit investasi

perbankan pada periode berjalan. Penyaluran

kredit investasi pada triwulan I-2009 mencapai Rp 5,32 triliun, atau tumbuh 45,05% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang sebesar 45,67%.

(Grafik 1.6). Penurunan ini diperkirakan terkait dengan prilaku pelaku usaha yang

membatasi investasinya mengingat semakin meningkatnya potensi perlambatan ekonomi ke

depan.

Sementara itu, berdasarkan

data BKPM, realisasi penanaman

modal dalam negeri (PMDN) di

Tabel 1.2 Realisasi Penanaman Modal di KaltimInvestasi Q 1-08 Q 2-08 Q 3-08 Q 4-08 Q 1-09*PMDN (Rp miliar) 13.0 - 214.8 70.9 7.6 PMA (USD juta) 1.5 3.1 7.2 0.8 - *Jan 2009Sumber: BKPM

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

9

Kalimantan Timur pada triwulan I-2009 (hingga Januari) tercatat sebesar Rp 7,6 miliar;

sedangkan penanaman modal asing (PMA) belum ada realisasinya (Tabel 1.2). PMDN

tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 20 orang.

1.2.4 Ekspor dan Impor

Pertumbuhan ekspor Kalimantan

Timur pada triwulan I-2009, diperkirakan

masih mengalami penurunan, yaitu

sebesar -5,8% (y-o-y) dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini lebih tinggi dibandingkan dengan

penurunan triwulan IV-2008 yang sebesar -6,19%. Kontribusi penurunan komponen ekspor

pada triwulan berjalan adalah komponen ekspor luar negeri yang berkontribusi sebesar -

3,8% dan komponen ekspor antar daerah sebesar -2%.

Penurunan ekspor ini juga

terlihat dari melambatnya

pertumbuhan aktivitas ekspor di dua

pelabuhan besar di Kalimantan Timur,

yaitu pelabuhan di Kota Samarinda dan

Kota Balikpapan. Pertumbuhan volume

ekspor di kedua pelabuhan tersebut

pada triwulan I-2009 hanya sebesar

56%, lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan IV-

2008 yang tercatat sebesar 124,94% (y-o-y) (Grafik 1.7). Penurunan kinerja ekspor ini

diduga terkait dengan krisis ekonomi global yang berdampak terhadap penurunan

permintaan komoditas ekspor Kalimantan Timur.

Sementara itu berdasarkan data ekspor non migas yang berasal dari Ditjen. Bea

dan Cukai yang diolah oleh Bank Indonesia, ekspor non migas Kalimantan Timur triwulan I-

2009 mencapai USD 968,9 juta, mengalami penurunan sebesar -2,40% dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar USD 992,8 juta. Berdasarkan

komoditasnya, ekspor bahan bakar mineral masih menjadi komoditas andalan ekspor non

migas Kalimantan Timur dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 91,93% dengan nilai

USD 890,7 juta (Tabel 1.3). Nilai ekspor komoditas ini mengalami pertumbuhan sebesar

17,83% dibandingkan dengan triwulan I-2008, yang mencapai USD 755,9 juta. Hal ini

dipengaruhi oleh permintaan batubara yang relatif stabil. Namun demikian, pertumbuhan

ekspor batubara yang berkontribusi sebesar 13,57% terhadap pertumbuhan ekspor non

migas Kaltim triwulan I-2009, tidak diikuti oleh ekspor sejumlah komoditas lainnya, yang

cenderung mengalami penurunan.

Kontribusi penurunan terbesar berasal

dari ekspor komoditas bahan kimia

anorganik yang mengalami penurunan

sebesar -80,82% (y-o-y), dengan

kontribusi sebesar -7,73%; diikuti oleh

ekspor komoditas bahan kimia organik

dengan kontribusi sebesar -3,69% dan

komoditas kayu dan barang dari kayu

Komponen Pangsa Pertumb. KontribusiEkspor 1.00 -5.8 -5.8

Ekspor LN 0.71 -5.3 -3.8Ekspor Antar Daerah 0.29 -6.9 -2.0

Sumber: Perkiraan BI Samarinda, diolah

Tabel 1.3 Perkembangan Komponen Ekspor Tw I-2009

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

10

sebesar -2,66% (Grafik 1.8). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya permintaan

karena perlambatan ekonomi dunia.

Tabel 1.4. Komoditas Utama dan Negara Tujuan Utama Ekspor non Migas Kaltim Triwulan I-2009 (HS 2 dijit, dalam USD)

Komoditas Jumlah Pangsa Negara Jumlah Pangsa

27 - Bahan Bakar Mineral 890,695,940 91.93% Jepang 261,842,734 27.02%

03 - Ikan dan Udang 20,046,602 2.07% India 169,025,058 17.44%

28 - Bahan Kimia Anorganik 18,207,785 1.88% Korea Selatan 109,468,643 11.30%

44 - Kayu, Barang dari Kayu 14,553,873 1.50% Taiwan 105,679,771 10.91%

29 - Bahan Kimia Organik 12,423,577 1.28% Hongkong 62,191,275 6.42%

84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 4,677,641 0.48% Italia 53,756,009 5.55%

15 - Lemak & Minyak Hewan / Nabati 4,243,582 0.44% Cina 45,774,347 4.72%

90 - Perangkat Optik 1,366,252 0.14% Filipina 33,324,890 3.44%

73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 671,204 0.07% Belanda 30,275,752 3.12%

88 - Kapal Terbang dan Bagiannya 465,100 0.05% Malaysia 27,099,314 2.80%

Lainnya 1,572,579 0.16% Lainnya 70,486,342 7.27%

Total 968,924,135 100% Total 968,924,135 100%

Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah

Berdasarkan negara tujuan

ekspor, pangsa terbesar triwulan I-2009

ini masih dimiliki oleh Jepang (27,02%),

diikuti oleh India (17,44%), dan negara

dengan pangsa pasar terbesar ketiga

adalah Korea Selatan (11,3%).

Berdasarkan kontribusi terhadap

pertumbuhan, kontribusi terbesar

pertumbuhan berasal dari India (8,64%),

diikuti Jepang (5,82%), Hongkong (4,01%), Belanda (2,03%) dan Filipina (0,63%) (Grafik

1.9). Pada triwulan I-2009 ini, negara tujuan ekspor non migas Kalimantan Timur yang

mengalami pertumbuhan tertinggi dibandingkan dengan triwulan I-2008 adalah Brunei

Darussalam, yang meningkat secara signifikan, yaitu lebih dari 4000%; diikuti oleh Belanda

(198,54%) dan Hongkong (177,44%). Sementara negara tujuan yang mengalami penurunan

adalah Rusia sebesar -99,93%, diikuti oleh negara Eropa lainnya (-99,93%) dan Pakistan (-

99,5%).

Sementara itu, pertumbuhan

impor Kalimantan Timur pada triwulan IV-

2008 diperkirakan mengalami penurunan

sebesar -13,24% (y-o-y) dibandingkan

periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang tercatat sebesar -12,71%. Penurunan kinerja

impor Kalimantan Timur triwulan I-2009 ini dipengaruhi terutama oleh penurunan impor luar

negeri, yang menyumbang -9,15% terhadap pertumbuhan impor periode berjalan ini.

Sementara impor antar daerah menyumbang -3,87% (tabel 1.5).

Berdasarkan data yang tercatat di Bea Cukai, nilai impor non-migas Kaltim selama

triwulan I- 2009 berjumlah USD 1.101 juta atau mengalami peningkatan sebesar 370,9%,

dibandingkan dengan triwulan I tahun 2008. Berdasarkan negaranya, kontribusi terbesar

pertumbuhan impor non-migas adalah impor dari Korea Selatan yang menyumbang sebesar

Komponen Pangsa Pertumb. KontribusiImpor 1.00 -13.24 -13.02

Impor LN 0.53 -17.16 -9.15Impor Antar Daerah 0.47 -8.29 -3.87

Sumber: Perkiraan BI Samarinda, diolah

Tabel 1.5 Perkembangan Komponen Impor Tw I-2009

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

11

350,% dari kenaikan impor non migas Kalimantan Timur; kemudian diikuti oleh peningkatan

impor yang berasal dari Singapura (13,14%), Amerika Serikat (9,09%), Kanada (3,43%)

dan Jerman (2,59%). Berdasarkan pangsa pasarnya, Korea Selatan merupakan negara asal

barang dengan pangsa pasar terbesar, yaitu mencapai 74,6% diikuti oleh Singapura (5,1%),

Amerika Serikat (5%) dan Negara Eropa lainnya (4,3%) (Tabel 1.6).

Sementara berdasarkan komoditasnya, pertumbuhan impor non-migas Kaltim pada

triwulan I-2009 disumbang oleh komoditas kapal laut dan bangunan terapung (320,05%),

mesin-mesin/pesawat mekanik (19,85%) dan komoditas mesin dan peralatan listrik

(18,72%). Pangsa terbesar impor non migas Kalimantan Timur didominasi oleh komoditas

kapal laut dan bangunan terapung yaitu sebesar 74,7% (Tabel 1.6).

Tabel 1.6 Komoditas Impor Non Migas Utama dan Negara Asal Impor Utama Kaltim Triwulan I-2009 (HS 2 Dijit, dalam USD)

Komoditas Jumlah Pangsa

Negara Jumlah Pangsa

(USD) Pasar (USD) Pasar

89 - Kapal Laut dan Bangunan Terapung 822,132,282 74.7% Korea Selatan 821,758,480 74.6%

84 - Mesin-mesin / Pesawat Mekanik 130,661,536 11.9% Singapura 56,420,931 5.1%

85 - Mesin / Peralatan Listik 49,630,257 4.5% Amerika Serikat 55,137,378 5.0%

73 - Benda-benda dari Besi dan Baja 24,721,089 2.2% Eropa Lainnya 46,996,414 4.3%

31 - Pupuk 19,182,085 1.7% Jepang 32,338,884 2.9%

87 - Kendaraan dan Bagiannya 15,717,028 1.4% Kanada 17,658,254 1.6%

40 - Karet dan Barang dari Karet 12,550,575 1.1% Australia 15,172,254 1.4%

90 - Perangkat Optik 8,033,537 0.7% Perancis 12,084,716 1.1%

82 - Perkakas, Perangkat Potong 5,888,741 0.5% Jerman 8,312,738 0.8%

38 - Berbagai Produk Kimia 5,185,319 0.5% Italia 7,668,689 0.7%

Lainnya 7,459,053 0.7% Lainnya 27,612,764 2.5%

Total 1,101,161,502 100% Total 1,101,161,502 100%

Sumber: Ditjen Bea & Cukai, diolah Perdagangan komoditas non migas Kalimantan Timur pada triwulan I-2009

mengalami net import (jumlah impor lebih besar dibandingkan dengan ekspor) sebesar USD

132,2 juta.

Namun demikian, secara keseluruhan, Kalimantan Timur diperkirakan masih

mengalami net export. Komponen net export ini pada periode berjalan diperkirakan

mengalami pertumbuhan sebesar 1,46% dibandingkan periode yang sama tahun

sebelumnya. Pertumbuhan net export yang positif ini memberikan kontribusi sebesar 0,9%

terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur triwulan I-2009 (Tabel 1.1).

1.3 Perkembangan Indikator PDRB Sisi Penawaran

Perekonomian Kalimantan Timur secara tahunan, yang dihitung melalui PDRB dengan

migas diperkirakan mengalami penurunan pada triwulan I-2009, yaitu sebesar -0,95% (y-o-y),

setelah pada triwulan IV-2008 masih tumbuh positif sebesar 1,44%. Sedangkan PDRB tanpa

migasnya mengalami penurunan yang lebih tajam yakni sebesar -6,04%, sedangkan pada periode

sebelumnya yang tercatat tumbuh positif sebesar 0,36%.

Penurunan PDRB sisi penawaran Kalimantan Timur periode berjalan ini terutama berasal

dari penurunan sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai -5,25% (y-o-y) dengan

kontribusi sebesar -2,03%. Penurunan sektor ini terutama berasal dari penurunan produksi pada

sub-sektor pertambangan non migas, terutama batubara. Beberapa sektor lainnya yang

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

12

diperkirakan tumbuh melambat adalah sektor pertanian (-2,20%), bangunan (-1,84%), sektor

perdagangan, hotel dan restoran (-2,32%) dan sektor pengangkutan (-0,67%).

Namun demikian, sektor industri pengolahan mampu tumbuh positif, yaitu dengan

pertumbuhan sebesar 3,87% (y-o-y) dan menyumbang sebesar 1,24% terhadap pertumbuhan

ekonomi Kalimantan Timur pada periode berjalan ini. Sektor-sektor lainnya yang juga tumbuh

positif adalah sektor listrik, gas dan air bersih (2,72%), sektor keuangan (8,52%) dan sektor jasa-

jasa (2,06%).

Table 1.7. Pertumbuhan PDRB Sektoral Kalimantan Timur

Sektor Ekonomi Pertumbuhan (y-o-y) Kontribusi

Q III-08 Q IV-08 Q I-09 Q III-08 Q IV-08 Q I-09

Pertanian -1.29 -17.58 -2.20 -0.09 -1.27 -0.16

Pertambangan & penggalian 5.46 5.73 -5.25 2.12 2.22 -2.03

Industri Pengolahan 2.15 -2.10 3.87 0.70 -0.68 1.24

Listrik, gas, & air bersih 6.06 3.38 2.72 0.02 0.01 0.01

Bangunan 7.76 5.35 -1.84 0.26 0.18 -0.06

Perdagangan, hotel dan restoran 8.75 4.11 -2.32 0.70 0.34 -0.19

Pengangkutan 8.01 5.80 -0.67 0.41 0.30 -0.03

Keuangan 10.86 7.40 8.52 0.30 0.21 0.24

Jasa-jasa 7.75 6.41 2.06 0.15 0.12 0.04

PDRB 4.58 1.44 -0.95 4.58 1.44 -0.95

PDRB tanpa Migas 5.32 0.36 -6.04

Sumber: BPS Kaltim, diolah

1.3.1 Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan pada triwulan IV-2008 diperkirakan

mengalami penurunan sebesar 2,20% (y-o-y), lebih

baik dibandingkan penurunan pada triwulan IV-2008

yang mencapai 17,58%. Pertumbuhan yang negatif

ini berasal dari penurunan yang terjadi di beberapa

sub sektor, yaitu sub sektor perikanan (-13,97%),

sub sektor tanaman bahan makanan (-1,23%) dan

sub sektor tanaman perkebunan (-0,76%). Sub

sektor perikanan juga memberikan kontribusi

terbesar pertumbuhan negatif di sektor pertanian,

yaitu sebesar -3,48%. Hal ini dipengaruhi oleh

menurunnya permintaan komoditas perikanan, terutama untuk pasar ekspor.

Dari sisi pembiayaan perbankan, terlihat

bahwa penyaluran kredit untuk sektor

pertanian mengalami pertumbuhan yang

melambat, dengan jumlah penyaluran pada

triwulan I-2009 sebesar Rp 883,6 miliar, atau

tumbuh sebesar 66,35% (y-o-y), lebih

rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2008 yang mencapai

74,89%.

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

13

1.3.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini diperkirakan mengalami pertumbuhan

yang negatif, yaitu sebesar -5,25% (y-o-y), sedangkan

pada triwulan IV-2008 masih tumbuh positif sebesar

5,73%. Kinerja negatif ini dipengaruhi oleh menurunnya

kinerja sub sektor pertambangan non migas, yang tumbuh

negatif -15,61%. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya curah

hujan di Kalimantan Timur pada triwulan I-2009 sehingga

menyulitkan penambangan batubara dan berkurangnya

permintaan batubara karena perlambatan ekonomi dunia.

Hal ini didukung oleh data produksi batu-bara yang

bersumber Departemen ESDM yang memperlihatkan

perlambatan melambatnya produksi

batubara Kalimantan Timur (Grafik 1.13).

Melambatnya kinerja sub sektor ini

menyumbang -7,90% terhadap

pertumbuhan sektor pertambangan dan

penggalian. Demikian halnya yang terjadi

dengan sub sektor penggalian, yang juga

mengalami pertumbuhan yang negatif.

Namun, sub sektor pertambangan migas

mampu tumbuh sebesar 5,78%, dengan

kontribusi pertumbuhan terhadap sektoral

sebesar 2,77%.

1.3.3 Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan pada triwulan

I-2009 diperkirakan mengalami pertumbuhan

yang positif, yaitu sebesar 3,87% (y-o-y),

setelah pada triwulan IV-2008 tercatat

mengalami penurunan sebesar -2,1% (y-o-y).

Meningkatnya pertumbuhan sektor berasal dari

meningkatnya kinerja sub sektor industri

pengolahan migas, yang pertumbuhannya didorong oleh kebijakan pemerintah untuk meningkatkan

produksi elpiji dalam rangka mempercepat kebijakan konversi dari minyak tanah ke elpiji.

Sementara itu, laju pertumbuhan sub sektor industri pengolahan non migas menunjukkan

pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar -

1,1% (y-o-y). Kontributor terbesar

pertumbuhan negatif tersebut berasal dari sub

sektor industri pupuk, kimia dan barang dari

karet, dengan kontribusi sebesar -2,14% atau

tumbuh sebesar -8,81% (y-o-y). Penurunan

kinerja industri ini diperkirakan dipengaruhi

oleh penurunan produksi pupuk. Sub sektor

lain yang juga berkontribusi cukup besar pada

pertumbuhan yang negatif adalah industri

makanan, minuman dan tembakau, dengan

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. KontribusiMakanan, Minuman & Tembakau 0.15 -10.20 -1.51Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki 0.01 -0.79 0.00Barang Kayu & Hasil Hutan Lain 0.21 6.32 1.32Kertas & Barang Cetakan 0.34 5.01 1.71Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 0.25 -8.81 -2.16Semen, Barang Lain Bukan Logam 0.02 -13.25 -0.23Alat Angkutan, Mesin dan Peralatan 0.02 -7.33 -0.16Barang Lainnya 0.01 -3.47 -0.04

Jumlah 1.00 -1.08 -1.08Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.8 Perkembangan Industri Non Migas Kaltim Tw I-2009 (y-o-y)

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

14

kontribusi sebesar -1,53% terhadap pertumbuhan sub sektor industri pengolahan migas (Tabel

1.9). Penurunan sektor industri pengolahan non migas ini juga terlihat dari melambatnya

penyaluran kredit sektor industri, yang tumbuh sebesar 9,18% (y-o-y), lebih lambat dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan IV-2008, yang mencapai 20,56% (1.14).

1.3.4 Sektor Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada

periode laporan diperkirakan tumbuh

sebesar 2,72% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

3,38%. Meningkatnya produksi sektor ini

dipengaruhi oleh subsektor air bersih yang

mengalami peningkatan sebesar 2,59% (y-

o-y) dan sub sektor listrik (2,75%).

Pertumbuhan kedua sub sektor tersebut

dipengaruhi dengan adanya peningkatan

penyediaan fasilitas listrik dan air bersih

untuk masyarakat. Peningkatan kinerja sektor ini terlihat juga dari meningkatnya pertumbuhan

kredit perbankan yang disalurkan pada sektor listrik, air dan gas (Grafik 1.15).

1.3.5 Sektor Bangunan

Sektor bangunan diperkirakan

menunjukkan pertumbuhan yang

negatif pada periode berjalan ini,

yaitu sebesar -1,84% (y-o-y),

sedangkan pada triwulan IV-2008

masih tumbuh positif sebesar 5,35%.

Penurunan kinerja sektor ini terlihat

dari menurunnya konsumsi semen di

Kalimantan Timur, yang pada triwulan

I-2009 mencapai 225,8 ribu ton, atau

mengalami penurunan sebesar -

4,10% (y-o-y); padahal pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar 17,50%, atau mencapai 246,5

ribu ton. Penurunan ini dipengaruhi oleh berkurangnya aktivitas pembangunan fisik, terutama

proyek pemerintah yang biasanya pada triwulan pertama masih dalam proses perencanaan atau

persiapan pelelangan.

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

15

1.3.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan

restoran pada triwulan I-2009 diperkirakan

mencatat pertumbuhan yang negatif, yaitu

sebesar -2,32% (y-o-y), sementara pada

triwulan IV-2008 masih tumbuh posisif

sebesar 4,11%. Melambatnya pertumbuhan

sektor ini dipengaruhi oleh menurunnya

permintaan masyarakat terhadap barang

dan jasa. Hal ini didukung pula oleh

melambatnya pertumbuhan penyaluran

kredit perdagangan pada triuwlan laporan,

yang mencapai Rp 4,77 triliun, atau tumbuh sebesar 22,31% (y-o-y); lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang sebesar 30,38%.

Penurunan aktivitas perdagangan di

wilayah Kalimantan Timur pada triwulan I-

2009 ini terlihat juga dari penurunan

aktivitas bongkar-muat di pelabuhan

Samarinda dan Balikpapan, yang

meningkat hanya sebesar -37,23% (y-o-

y); lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang

sebesar -26.68% (Grafik 1.18).

1.3.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor pengangkutan & komunikasi

pada triwulan IV-2008 diprediksi mengalami

penurunan sebesar -0,67% (y-o-y), setelah

pada triwulan sebelumnya tumbuh sebesar

5,80%. Penurunan sektor ini berasal dari sub

sektor komunikasi yang tumbuh negatif sebesar -4,39% (y-o-y), karena adanya penurunan tarif

komunikasi. Sementara itu sub sektor angkutan mengalami pertumbuhan yang stagnan.

Pertumbuhan sub sektor angkutan berasal dari pertumbuhan pada sub sektor angkutan laut yang

memberikan kontribusi sebesar 0,37%, diikuti oleh sub sektor jasa penunjang angkutan (0,18%).

Sedangkan sub sektor yang memberikan kontribusi negatif adalah sub sektor angkutan jalan raya

dan sub sektor angkutan udara,

yang masing-masing

berkontribusi sebesar -0,40%

dan -0,32% (Tabel 1.10).

Perkembangan sub sektor

angkutan udara yang melambat

terlihat pada jumlah arus

penumpang domestik di bandara

Sepinggan, Balikpapan. Pada

triwulan I-2009, jumlah

penumpang domestik melalui

Pengangkutan Pangsa Pertumb. KontribusiAngkutan Jalan Raya 0.27 -1.48 -0.40Angkutan Sungai, Danau dan Penyeb. 0.12 1.42 0.16Angkutan Laut 0.11 3.42 0.38Angkutan Udara 0.14 -2.34 -0.32Jasa Penunjang Angkutan 0.37 0.49 0.18

Jumlah 1.00 0.01 0.01Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.9 Perkembangan Sub Sektor Angkutan Kaltim Tw I-2009 (y-o-y)

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

16

Sepinggan mencapai 924 ribu orang atau tumbuh sebesar 6,31% (y-o-y). Pertumbuhan ini masih

lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan IV-2008 yang sebesar 9,20%.

(Grafik 1.19).

1.3.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan pada triwulan I-2009 ini mengalami

pertumbuhan sebesar 8,52% (y-o-y), lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan IV-2008 sebesar 7,40%. Kontribusi

terbesar pertumbuhan sektor ini dipengaruhi oleh sub sektor sewa bangunan yaitu sebesar 4,77%,

dengan pertumbuhan sebesar 11,02% (y-o-y); kemudian dikuti oleh sub jasa perusahaan

(2,145%) dengan pertumbuhan sebesar 8,06% (y-o-y), dan sub sektor bank (1,18%) dengan

pertumbuhan sebesar 4,60%. Dari sub sektor perbankan,

pertumbuhan kinerja sub sektor ini terlihat

dari meningkatnya penyaluran kredit, yang

pada triwulan I-2009 mencapai Rp 21,01

triliun, atau tumbuh sebesar 27,93% (y-o-y)

dibandingkan triwulan yang sama tahun

sebelumnya, sedikit lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan IV-2008 yang

tumbuh sebesar 30,15% (Grafik 1.20).

Pertumbuhan sub sektor bank yang positif ini

didorong masih cukup tingginya kebutuhan

dunia usaha terhadap pembiayaan perbankan,

walaupun tidak setinggi periode sebelumnya

karena tekanan perlambatan ekonomi dan suku

bunga kredit yang masih dinilai cukup tinggi.

Sementara dari operasional perbankan

menunjukkan bahwa laba operasional

perbankan masih tumbuh positif, yaitu sebesar

29,84% (y-o-y), namun lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada

triwulan IV-2008 yang sebesar 33,20% (Grafik

1.21).

Industri Tanpa Migas Pangsa Pertumb. KontribusiBank 0.26 4.60 1.18Lembaga Keuangan Tanpa bank 0.04 9.65 0.43Jasa Penunjang Keuangan 0.00 8.39 0.00Sewa Bangunan 0.43 11.02 4.77Jasa Perusahaan 0.27 8.06 2.14

Jumlah 1.00 8.52 8.52Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.10 Perkembangan Sektor Keuangan, Persewaan, & Jasa Perusahaan

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

17

1.3.9 Sektor Jasa-jasa

Sektor ini pada periode laporan

diperkirakan mengalami pertumbuhan

sebesar 2,06% (y-o-y), lebih rendah

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan

IV-2008 sebesar 6,41%. Subsektor

pemerintah umum mengalami peningkatan sebesar 3,14%, sebaliknya subsektor swasta

diperkirakan mengalami penurunan sebesar 1,41%.

Pada subsektor swasta, kontribusi pertumbuhan yang negatif dipengaruhi oleh sub sektor

jasa perorangan dan rumah tangga yaitu sebesar -1,56%, dengan pertumbuhan sebesar -2,27%

(y-o-y). Sementara sub sektor jasa hiburan dan rekreasi dan sub sektor jasa sosial

kemasyarakatan tumbuh positif masing-masing sebesar 0,40% dan 0,82%.

Swasta Pangsa Pertumb. KontribusiJasa Hiburan dan Rekreasi 0.26 0.40 0.11Jasa Sosial Kemasyarakatan 0.05 0.82 0.04Jasa Perorangan dan Rumahtangga 0.69 -2.27 -1.56

Jumlah 1.00 -1.41 -1.41Sumber: Proyeksi BI Samarinda, diolah

Tabel 1.12 Perkembangan Sub Sektor Jasa-jasa Swasta

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

18

Boks. Pertumbuhan Pasar Ekspor Non Migas Provinsi Kalimantan Timur tahun 2000 – 2008

dengan Analisis Shift-Share

Nilai ekspor Non migas Provinsi Kalimantan

Timur (Kaltim) sejak tahun 2000 hingga

2008 terus menunjukkan perkembangan

yang meningkat, dengan peningkatan

mencapai 299,54% pada tahun 2008

dibandingkan dengan ekspor tahun 2000,

yaitu dari USD 2,1 miliar menjadi USD 8,3

miliar. Sementara pertumbuhan ekspor

tahun 2008 dibandingkan dengan tahun

2007 mengalami pertumbuhan sebesar 55,02% (y-o-y). Ekspor non migas Kaltim ini sangat

dipengaruhi oleh ekspor komoditas coal, coke & briquette (SITC) yang pada tahun 2008 menyumbang

lebih dari 80% ekspor non migas Kaltim (Grafik 1). Sementara berdasarkan negara tujuan ekspornya,

masih didominasi oleh negara-negara di kawasan Asia, yang pada tahun 2008 memiliki pangsa sebesar

lebih dari 87% dari keseluruhan ekspor non migas Kaltim. Besarnya pangsa pasar negara-negara Asia

terhadap ekspor non migas Kaltim dipengaruhi oleh pesatnya pertumbuhan ekonomi di kawasan

tersebut, sejak tahun 2000. Oleh karena itu, permintaan mereka terhadap komoditas sumber energi

juga meningkat, dan salah satu sumber energi yang jumlahnya berlimpah dan dengan harga yang

relatif murah adalah batubara; dan Kaltim merupakan salah satu daerah utama penghasil komoditas ini.

Perkembangan ekonomi yang pesat

dalam kurun waktu lebih dari

sewindu ini, yang berbeda di tiap

negara, telah meningkatkan

permintaan negara-negara importir

komoditas non migas dari Kaltim;

dan hal ini telah merubah posisi tiap-

tiap negara sebagai negara tujuan

utama ekspor Kaltim. Berdasarkan

analisis shift share diketahui bahwa

sejak tahun 2000 hingga 2008 telah

terjadi perubahan yang signifikan

diantara pangsa negara-negara importir tersebut.

Dari hasil perhitungan shift share terhadap negara tujuan ekspor non migas Kaltim tahun 2008, negara

dengan perubahan pangsa pasar terbesar adalah India, yang dapat meningkatkan pangsa pasarnya

sebesar 6,46%, naik dari 2,26% pada tahun 2000 menjadi 8,72% pada tahun 2008. Peningkatan ini

diikuti oleh Korea Selatan (4,43%), Malaysia (3,80%), Cina (3,70%) dan Italia (2,98%) (Gafik 2). Dari

10 negara dengan shift share terbesar, 8 diantaranya berasal dari kawasan Asia, sedangkan 2 negara

lainnya adalah Italia dan Australia. Namun demikian, walaupun India tercatat sebagai negara dengan

peningkatan pangsa pasar terbesar, negara yang masih dominan menjadi negara dengan pangsa pasar

terbesar komoditas ekspor non migas Kaltim adalah Jepang; yang pada tahun 2008 dibandingkan

dengan tahun 2000 telah mengalami penurunan pangsa pasar sebesar -13,36%. Jepang merupakan

negara dengan dengan negative net shift share terbesar, atau telah kehilangan sebesar USD 1,1 miliar;

diikuti oleh Amerika Serikat (-5,89%), Singapura (-3,14%), Belanda (-1,31%), dan Vietnam (-0,94%)

(Tabel 1).

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Ekonomi Makro Regional

19

Tabel. 1 Komposisi negara-negara dengan Positive Net Shift Share dan Negative Net Shift Share

Negara Pangsa

Selisih Positive

Negara Pangsa

Selisih Negative

2000 2008 Net Shift (USD) 2000 2008 Net Shift (USD)

India 2.26% 8.72% 6.46% 536,970,484 Jepang 32.25% 18.89% -13.36% (1,111,191,445)

Korea Selatan 9.57% 14.00% 4.43% 368,367,215 Amerika Serikat 6.75% 0.87% -5.89% (489,751,340)

Malaysia 2.08% 5.88% 3.80% 315,969,002 Singapura 6.15% 3.02% -3.14% (260,897,093)

Cina 2.50% 6.20% 3.70% 307,435,842 Belanda 3.42% 2.11% -1.31% (108,862,047)

Italia 1.83% 4.80% 2.98% 247,535,894 Vietnam 1.48% 0.54% -0.94% (78,027,658)

Thailand 1.88% 4.81% 2.93% 243,440,276 Belgia 1.10% 0.22% -0.88% (72,880,551)

Taiwan 15.18% 17.74% 2.56% 213,083,303 Saudi Arabia 0.91% 0.30% -0.61% (51,108,223)

Hongkong 1.54% 2.94% 1.40% 116,261,715 Amerika Selatan 0.85% 0.25% -0.59% (49,430,788)

Pakistan 0.02% 0.63% 0.61% 50,435,577 Inggris 1.27% 0.77% -0.50% (41,398,690)

Australia 0.81% 1.15% 0.34% 28,501,935 Eropa Timur 0.49% 0.01% -0.48% (40,018,951)

Sumber: Ditjen Bea dan Cukai, Bank Indonesia; diolah

Peningkatan pangsa pasar di

beberapa negara tujuan ekspor non

migas Kaltim, tentunya tidak terlepas

dari pertumbuhan ekonomi yang

terjadi di negara-negara tersebut,

yang sejak tahun 2000 hingga 2008

mampu mencatatkan pertumbuhan

ekonomi yang positif dan relatif

tinggi (Grafik 3).

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

20

EEVVAALLUUAASSII PPEERRKKEEMMBBAANNGGAANN IINNFFLLAASSII

2.1 Gambaran Umum

Laju inflasi tahunan di Kalimantan Timur

pada triwulan I-2009 mencapai 9,39% (y-o-

y), masih lebih rendah dibandingkan laju

inflasi tahunan pada triwulan IV-2008, yang

tercatat sebesar 13,06%. Namun laju inflasi

di Kalimantan Timur ini masih lebih tinggi

dibandingkan dengan laju inflasi tahunan

nasional yang sebesar 7,92%. Berdasarkan

komoditasnya, laju inflasi tertinggi terjadi

pada kelompok komoditas perumahan, yaitu

sebesar 13,62% (y-o-y); diikuti oleh kelompok komoditas makanan jadi, rokok dan tembakau

(12,02%), kelompok komoditas bahan makanan (11,79%), kelompok komoditas pendidikan,

rekreasi dan olahraga (9,49%), kelompok komoditas kesehatan (6,85%), kelompok komoditas

sandang (5,17%) dan kelompok komoditas transportasi dan komunikasi yang merupakan satu-

satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi, yaitu sebesar -0,94%.

Berdasarkan kota pembentuk inflasi Kaltim, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan

terjadi di Tarakan yakni sebesar 11,69% (y-o-y), diikuti oleh Samarinda dan Balikpapan masing-

masing sebesar 10,52% (y-o-y) dan 7,29% (y-o-y).

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Inflasi Kaltim pada triwulan I

2009, meliputi:

• Dari sisi permintaan, adanya kenaikan tarif air minum oleh PDAM di Kota Samarinda dan

Balikpapan.

• Dari sisi penawaran, dipengaruhi oleh penurunan harga bahan bakar (BBM).

2.2 Inflasi Triwulanan (q-t-q)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Samarinda (q-t-q)

Laju perkembangan harga komoditas barang dan jasa triwulanan di Kota Samarinda pada

triwulan I-2009 mencapai 1,49% (y-t-d), merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan

kota-kota lainnya di Kalimantan Timur, dengan laju inflasi tertinggi pada triwulan awal tahun

2009 ini tercatat terjadi pada kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakar, yaitu mencapai 3,36% (y-t-d). Tingginya laju inflasi kelompok komoditas ini

dipengaruhi oleh kenaikan tarif air minum PDAM. Kemudian diikuti oleh kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (2,94%) dan kelompok komoditas sandang

(2,59%). Sedangkan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami

deflasi tertinggi, yaitu sebesar -3,82%. Hal ini dipengaruhi dengan adanya penurunan harga

BBM yang kemudian diikuti dengan penurunan tarif angkutan kota.

BBBAAABBB

IIIIII

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Evaluasi Perkembangan Inflasi

21

Tabel 2.1

Inflasi Triwulanan di Kota Samarinda

Q 4-08 Q 1-09Bahan Makanan 1.58 2.44Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 4.14 2.94

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar -2.44 3.36Sandang 0.81 2.59Kesehatan 0.76 1.86Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.11 -0.36Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -3.15 -3.82

UMUM -0.06 1.49Sumber: BPS, diolah

KelompokInflasi Q-t-Q (%)

2.2.1 Inflasi Triwulanan Kota Balikpapan (q-t-q)

Laju inflasi triwulanan di Kota Balikpapan pada triwulan I-2009 tercatat sebesar 0,03% (y-

t-d), merupakan laju inflasi tahun berjalan terendah di wilayah Kalimantan Timur. Kelompok

komoditas yang mengalami peningkatan laju inflasi tertinggi adalah kelompok komoditas

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, yaitu sebesar 2,82%; diikuti oleh kelompok

komoditas sandang (1,82%) dan kelompok komoditas perumahan, air, listrik, gas, dan bahan

bakar (1,13%). Sedangkan laju deflasi terbesar terjadi pada kelompok komoditas transpor,

komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar -4,30%. Hal ini dipengaruhi oleh penurunan

harga tarif angkutan karena adanya penurunan harga BBM.

Tabel 2.2 Inflasi Tahun Berjalan di Kota Balikpapan

Q 4-08 Q 1-09Bahan Makanan 1.32 -0.84Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.73 2.82Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.21 1.13Sandang 1.09 1.82Kesehatan 0.93 0.84Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.63 -0.07Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -2.56 -4.30

UMUM 0.39 0.03Sumber: BPS, diolah

KelompokInflasi Q-t-Q (%)

2.2.3 Inflasi Triwulanan Kota Tarakan (q-t-q)

Laju inflasi triwulanan di Kota Tarakan triwulan I-2009 mencapai 0,53% (y-t-d), dengan

kelompok komoditas sandang tercatat dengan laju inflasi tertinggi, yaitu mencapai 4,89%; diikuti oleh

kelompok komoditas bahan makanan (1,92%) dan kelompok komoditas makanan jadi, minuman, rokok

dan tembakau (0,33%). Sementara kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan,

seperti halnya yang terjadi pada kota-kota lain di Kalimantan Timur, mengalami deflasi, yaitu sebesar -

4,11%; yang juga dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan kota karena penurunan harga BBM.

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Evaluasi Perkembangan Inflasi

22

Tabel 2.3 Inflasi Triwulanan di Kota Tarakan

Q 4-08 Q 1-09Bahan Makanan 3.06 1.92Makananan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 1.70 0.33Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0.43 0.30Sandang 2.18 4.89Kesehatan 1.36 0.07Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.22 0.00Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan -5.77 -4.11

UMUM 0.82 0.53Sumber: BPS, diolah

Q-t-Q (%)Kelompok

2.3 Inflasi Tahunan (y-o-y)

2.3.1 Inflasi Tahunan Kota Samarinda

Laju inflasi Kota Samarinda secara tahunan pada triwulan I-2009 tercatat sebesar 10,52%

(y-o-y), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan sebelumnya sebesar 12,69%.

Laju inflasi Kota Samarinda ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi tahunan secara

nasional yang tercatat sebesar 7,92%.

Kelompok komoditas dengan laju inflasi terbesar adalah kelompok perumahan, air listrik,

gas dan bahan bakar yang mencapai 18,07%. Peningkatan laju inflasi kelompok komoditas ini

dipengaruhi oleh kenaikan tarif PDAM. Komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi cukup tinggi

adalah komoditas makanan jadi (14,88%), diikuti oleh kelompok bahan makanan (11,28%)

dan kelompok komoditas kesehatan (8,43%) (Tabel 2.5). Secara umum, penurunan laju inflasi

tahunan di Kota Samarinda ini dipengaruhi oleh melambatnya permintaan masyarakat

dibandingkan dengan periode sebelumnya dan adanya kecukupan pasokan untuk komoditas

kebutuhan pokok. Sedangkan kelompok komoditas transpor, komunikasi dan jasa keuangan

mengalami deflasi sebesar -0,52% yang dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan karena

adanya penurunan harga BBM.

Tabel 2.4

Inflasi tahunan Samarinda menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 3-08 Q 4-08 Q 1-09 Bahan Makanan 20.66 20.38 11.28 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 11.01 12.94 14.88 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 19.59 15.91 18.07 Sandang 13.38 7.85 5.44 Kesehatan 11.21 7.64 8.43 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 5.22 8.50 7.77 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 6.87 3.53 -0.52

TOTAL 14.37 12.69 10.52 Sumber: BPS, diolah

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Evaluasi Perkembangan Inflasi

23

2.3.2 Inflasi Tahunan Kota Balikpapan

Laju inflasi tahunan di Kota Balikpapan pada periode berjalan mencapai 7,29% (y-o-y),

lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV-2008 yang mencapai 11,30%. Laju

inflasi tahunan Kota Balikpapan ini lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi tahunan

nasional yang tercatat sebesar 7,92%. Laju inflasi tertinggi di kota ini tercatat terjadi pada

kelompok komoditas pendidikan, rekreasi dan olahraga yaitu sebesar 13,69% (y-o-y).

Komoditas lainnya yang memiliki laju inflasi yang cukup tinggi juga adalah komoditas

perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar (10,57%), kelompok komoditas bahan makanan

(9,21%) dan komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (8,12%). Sementara

satu-satunya kelompok komoditas yang mengalami deflasi adalah kelompok komoditas

transpor, komunikasi dan jasa keuangan, yang dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan

kota.

Tabel 2.5 Inflasi tahunan Balikpapan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Inflasi Y-o-Y (%)

Q 3-08 Q 4-08 Q 1-09 Bahan Makanan 19.05 21.02 9.21 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 6.74 6.92 8.12 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 13.90 12.64 10.57 Sandang 2.16 5.02 3.59 Kesehatan 2.95 4.83 4.68 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 18.49 15.91 13.69 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 4.53 2.50 -2.27

TOTAL 11.42 11.30 7.29 Sumber: BPS, diolah

2.2.3 Inflasi Tahunan Kota Tarakan

Laju inflasi tahunan di Kota Tarakan pada triwulan I-2009 mencapai 11,69% (y-o-y),

merupakan yang tertinggi diantara kota-kota pembentuk inflasi di Kalimantan Timur. Laju inflasi

tahunan Kota Tarakan ini lebih tinggi dibandingkan dengan laju inflasi nasional yang 7,92%.

Berdasarkan kelompok komoditasnya, kelompok komoditas bahan makanan merupakan kelompok

komoditas dengan laju inflasi tertinggi yaitu sebesar 21,31% (y-o-y); diikuti oleh kelompok

komoditas makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (13,46%), dan kelompok komoditas

sandang (8,89%). Sementara laju inflasi terendah tercatat pada kelompok komoditas transpor,

komunikasi dan jasa keuangan, yaitu sebesar 1,56%.

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Evaluasi Perkembangan Inflasi

24

Tabel 2.6 Inflasi tahunan Kota Tarakan menurut kelompok barang & jasa

Kelompok Y-o-Y (%)

Q 4-08 Q 1-09 Bahan Makanan 35.25 21.31 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 15.78 13.46 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 18.99 7.53 Sandang 8.74 8.89 Kesehatan 9.69 7.46 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 2.62 1.68 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 8.62 1.56

UMUM 19.85 11.69 Sumber: BPS, diolah

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

25

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

3.1. Gambaran Umum

Perkembangan ekonomi global yang semakin memburuk turut mempengaruhi kinerja

perbankan Kaltim selama triwulan laporan. Hal ini tercermin dari penurunan beberapa indikator

kegiatan usaha perbankan seperti aset dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). Namun

demikian, penyaluran kredit tetap mengalami peningkatan. Sementara itu, asesmen terhadap

stabilitas perbankan daerah memperlihatkan kondisi yang kondusif meskipun beberapa risiko

mulai menunjukkan peningkatan.

Apabila dibandingkan dengan data nasional (s.d Februari 2009) atas dasar pertumbuhan

triwulanan (qtq), indikator kegiatan usaha di Kaltim dan nasional menujukkan perkembangan

yang tidak searah. Jumlah aset dan DPK nasional tercatat meningkat masing-masing sebesar

1,4% dan 1,0%, sedangkan pada saat yang sama perbankan Kaltim mengalami penurunan

jumlah aset dan DPK masing-masing sebesar 1,8% dan 0,4%. Di sisi kredit, pengucuran kredit

secara nasional menurun sebesar 0,4% namun di Kaltim tercatat naik sebesar 2,6%.

Menurut pertumbuhan tahunan (yoy), kinerja perbankan Kaltim tercatat lebih baik

dibanding nasional. Jumlah aset, DPK dan kredit pada perbankan Kaltim bertumbuh masing-

masing sebesar 25,5%, 25,5% dan 27,8%, lebih tinggi dibanding pertumbuhan nasional

masing-masing sebesar 20,5%, 20,8% dan 25,7%.

Sementara itu, perkembangan kegiatan usaha BPR pada triwulan I 2009 juga

menunjukkan perkembangan yang beragam. Total aset mencatat peningkatan sebesar 4,77%

(q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara penghimpunan dana mengalami

peningkatan sebesar 7,60% (q-t-q). Sedangkan penyaluran kredit mengalami penurunan

dibandingkan dengan triwulan IV-2008, yaitu turun sebesar -1,69% (q-t-q).

BBBAAABBB

IIIIIIIII

1.4%

1.0%

-0.4%

-0.4%

2.6%

-1.8%

-2.0% -1.0% 0.0% 1.0% 2.0% 3.0%

Aset

DPK

Kredit

Nasional

Kaltim

Grafik 3.1

Kinerja triwulanan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (qtq)

20.5%

20.8%

25.7%

25.5%

25.5%

27.8%

0.0% 5.0% 10.0% 15.0% 20.0% 25.0% 30.0%

Aset

DPK

Kredit

Grafik 3.2

Kinerja tahunan Kegiatan Usaha Perbankan Kaltim dan Nasional (yoy)

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

26

Asesmen terhadap risiko-risiko yang dihadapi perbankan daerah, memperlihatkan

terjadinya peningkatan risiko kredit dan risiko likuiditas namun tetap dalam kondisi yang

terkendali.

3.2. Perkembangan Usaha Bank Umum

3.2.1 Total Aset dan Aktiva Produktif

Total aset bersih (net assets) bank umum di Kaltim pada triwulan I-2009 tercatat Rp

45.652 miliar, mengalami penurunan 1,75% (qtq) dibandingkan posisi triwulan sebelumnya

(Tabel 3.1). Menurut kelompok bank, penurunan jumlah aset bersih dialami baik oleh bank

pemerintah maupun bank swasta, masing-masing sebesar 2,4% dan 0,21%. Jika

dibandingkan dengan posisi triwulan I-2008, total aset perbankan mencatat pertumbuhan

sebesar 25,45% (yoy).

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Aktiva Produktif Bank Umum di Kaltim

Tw1-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw3-08 Tw4-08 qtq yoy

Jumlah Aset Bersih 36,389 46,465 45,652 100.00% 100.00% -1.75% 25.45%

Bank Pemerintah 25,654 32,634 31,850 70.23% 69.77% -2.40% 24.15%

Bank Swasta 10,735 13,832 13,802 29.77% 30.23% -0.21% 28.57%

Aktiva Produktif 24,573 30,487 30,572 100.00% 100.00% 0.28% 24.41%

Penempatan pada Bank Indonesia 6,372 7,891 7,549 25.88% 24.69% -4.34% 18.47%

Penempatan pada Bank Lain 420 790 702 2.59% 2.30% -11.16% 67.13%

Surat berharga yang dimiliki 1,335 1,308 1,296 4.29% 4.24% -0.95% -2.97%

Kredit yang diberikan 16,435 20,474 21,012 67.16% 68.73% 2.63% 27.85%

Lainnya 11 24 13 0.08% 0.04% -46.49% 18.68%

Pertumb. Tw1-09Keterangan

Posisi (dalam Rp miliar) Komposisi

Dilihat dari komposisinya, aktiva produktif bank umum di Kaltim masih didominasi

oleh pemberian kredit dengan pangsa 68,73% dan penempatan pada BI dengan pangsa

24,69%. Sedangkan surat-surat berharga (SSB) yang dimiliki pangsanya hanya 4,24% dan

sisanya 2,30% terdiri dari penempatan pada bank lain, tagihan lainnya dan penyertaan (tabel

3.1). Penurunan suku bunga acuan (BI-rate) pada triwulan laporan, diperkirakan ikut

berpengaruh terhadap penurunan penempatan pada BI sebesar 4,34%, dari Rp 7.891 miliar

pada triwulan IV-2008 menjadi Rp 7.549 miliar pada triwulan laporan.

3.2.2 Penghimpunan Dana Masyarakat

Dana masyarakat yang berhasil

dihimpun oleh bank umum di Kaltim pada

triwulan I-2009 mencapai Rp 41.367 miliar,

mengalami penurunan 0,36% (qtq)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(Tabel 3.2). Jika dibandingkan dengan posisi

triwulan I-2008, penghimpunan dana pihak

ketiga (DPK) telah mengalami pertumbuhan

sebesar 25,45% (yoy). Tren penurunan suku

bunga simpanan menyusul penurunan BI-

rate (Grafik 3.3), diperkirakan memberikan

andil terhadap penurunan DPK pada bank umum di Kaltim.

2

4

6

8

10

12

14

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2007 2008 2009

Suku

Bun

ga (%

)

Tabungan Dep-1m BI-rate

Grafik 3.3. Perkembangan Suku Bunga Simpanan

dan BI-rate

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

27

Berdasarkan jenis simpanannya, penurunan dana pada triwulan laporan terutama

berasal dari giro dan tabungan, yang masing-masing turun sebesar 2,48% dan 3,90%.

Sementara itu, simpanan deposito mencatat kenaikan sebesar 5,93%.

Menurut kelompok bank, penurunan simpanan terjadi baik pada bank milik

pemerintah maupun swasta, masing-masing sebesar 0.29% dan 0,54%. Menurut jenis

simpanannya, deposito pada bank pemerintah dan tabungan pada bank swasta mengalami

peningkatan sebesar 10,12% dan 0,68%. Sedangkan untuk jenis simpanan lainnya

mengalami penurunan.

Tabel 3.2. Perkembangan Penghimpunan Dana pada bank Umum di Kaltim

KomposisiTw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw1-09 q-t-q y-o-y

Total DPK 32,974 35,113 39,350 41,518 41,367 100.0% -0.36% 25.45%Giro 9,523 11,013 13,532 12,917 12,597 30.5% -2.48% 32.28%Tabungan 12,643 14,031 14,474 15,525 14,920 36.1% -3.90% 18.01%Deposito 10,809 10,069 11,344 13,075 13,851 33.5% 5.93% 28.15%

Bank Pemerintah 24,022 25,797 29,183 29,940 29,852 72.2% -0.29% 24.27%Giro 7,740 9,099 11,643 10,859 10,586 25.6% -2.51% 36.77%Tabungan 8,983 10,168 10,405 10,962 10,326 25.0% -5.81% 14.95%Deposito 7,298 6,530 7,135 8,119 8,941 21.6% 10.12% 22.50%

Bank Swasta 8,953 9,315 10,166 11,578 11,515 27.8% -0.54% 28.62%Giro 1,783 1,914 1,889 2,059 2,011 4.9% -2.32% 12.80%Tabungan 3,660 3,863 4,069 4,563 4,594 11.1% 0.68% 25.52%Deposito 3,510 3,538 4,208 4,957 4,910 11.9% -0.94% 39.88%

Pert. TwI-09Posisi (dalam Rp Miliar)Jenis Simpanan

3.2.3 Penyaluran Kredit Bank Umum

Penyaluran kredit bank umum di Kaltim

pada triwulan I-2009 menunjukkan

perlambatan namun masih tercatat positif

Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut juga

seiring dengan tingkat suku bunga yang masih

cenderung meningkat meskipun BI-rate telah

mengalami penurunan cukup tajam selama

triwulan laporan, yakni dari 9,25% pada akhir

triwulan IV-2008 menjadi 7,75% pada triwulan

laporan (Grafik 3.4). Semakin meningkatnya

tingkat kehati-hatian perbankan di tengah

prospek ekonomi yang terimbas krisis global dan terdapatnya jeda waktu dalam merespon

penurunan BI-rate merupakan sejumlah faktor yang diperkirakan menjadi alasan dibalik tren

peningkatan suku bunga kredit (lihat boks “Hasil Quick Survei Penurunan BI-rate dan Suku

Bunga Perbankan Kaltim”).

a. Kredit Bank Umum ber-kantor di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan bank umum yang berkantor di Kaltim pada triwulan I-

2009 mencapai Rp 21.012,4 miliar (tabel 3.3). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit pada

triwulan laporan tercatat 2,63% (q-t-q) atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan IV-2008 sebesar 3,16%. Jika dibandingkan dengan posisi

triwulan I-2008, penyaluran kredit pada triwulan I-2009 telah tumbuh sebesar 27,85% (y-

o-y) (grafik 3.5).

Menurut kelompok bank, kredit yang disalurkan bank umum pemerintah mencapai Rp

13.167,5 miliar (pangsa 62,7%) atau mengalami peningkatan 9,47% dibandingkan dengan

6

8

10

12

14

16

18

20

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2007 2008 2009

Suku

Bun

ga (%

)

K. Inv K. Kons KMK BI-rate

Grafik 3.4.

Perkembangan Suku Bunga Kredit dan BI-rate

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

28

triwulan sebelumnya. Sebaliknya, penyaluran kredit oleh bank umum swasta mengalami

penurunan sebesar 7,11%, menjadi Rp 7.844,9 miliar (pangsa 37,3%) pada triwulan

laporan.

Berdasarkan jenis penggunaannya,

semua jenis kredit mengalami

pertumbuhan yang positif secara

triwulanan (qtq). kredit investasi

mengalami pertumbuhan tertinggi, yaitu

sebesar 5,84% menjadi Rp 5.324,5 miliar

(pangsa 25,3%). Selanjutnya kredit

konsumsi meningkat sebesar 2,76%

menjadi Rp 6.664 miliar (pangsa 31,7%),

diikuti kredit modal keja yang meningkat

0,73% menjadi Rp 9.024 miliar (pangsa

42,9%). Menurut sektor ekonomi,

pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas dan air (26,99%), diikuti

sektor pertambangan (22,54%), sektor angkutan (6,79%) dan sektor konstruksi (6,1%).

Tabel 3.3. Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Komposisi

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw1-09 q-t-q y-o-y

Kredit 16,435.2 18,209.6 19,846.9 20,473.8 21,012.4 100.0% 2.63% 27.85%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 9,891.5 11,144.0 11,938.4 12,028.3 13,167.5 62.7% 9.47% 33.12%

Bank Swasta 6,543.7 7,065.6 7,908.5 8,445.5 7,844.9 37.3% -7.11% 19.88% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 7,373.3 8,202.2 8,713.7 8,958.4 9,024.0 42.9% 0.73% 22.39%Investasi 3,670.8 4,219.6 4,804.4 5,030.6 5,324.5 25.3% 5.84% 45.05%Konsumsi 5,391.2 5,787.9 6,328.8 6,484.7 6,664.0 31.7% 2.76% 23.61%

Sektor EkonomiPertanian 550.6 665.9 846.0 887.4 915.9 4.4% 3.21% 66.35%Pertambangan 525.2 583.0 478.7 555.5 680.7 3.2% 22.54% 29.61%Perindustrian 719.8 710.5 767.5 864.7 785.9 3.7% -9.12% 9.18%Listrik, Gas dan Air 14.2 14.9 27.4 27.2 34.6 0.2% 26.99% 144.05%Konstruksi 2,152.9 2,384.7 2,719.9 2,476.4 2,627.5 12.5% 6.10% 22.04%Perdagangan 3,901.1 4,319.5 4,524.9 4,765.4 4,771.3 22.7% 0.12% 22.31%Angkutan 549.6 703.8 813.8 889.9 950.3 4.5% 6.79% 72.90%Jasa Dunia Usaha 2,459.3 2,803.6 3,090.1 3,254.6 3,311.0 15.8% 1.73% 34.63%Jasa Sosial 161.4 222.4 238.8 254.7 260.7 1.2% 2.37% 61.57%Lain-Lain 5,401.2 5,801.2 6,339.8 6,498.0 6,674.7 31.8% 2.72% 23.58%

LDR 49.84% 51.86% 50.44% 49.31% 50.79%

Pert. Tw1-09Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Dengan terjadinya peningkatan kredit di saat penurunan simpanan, nisbah pinjaman

terhadap simpanan bruto (Gross-LDR) bank umum yang berkantor di Kaltim mengalami

kenaikan, dari 49,31% pada triwulan IV-2008 menjadi 50,79% pada triwulan laporan.

b. Kredit bank umum berlokasi proyek di Kaltim

Jumlah kredit yang disalurkan perbankan secara nasional untuk membiayai proyek

yang berlokasi di wilayah Kaltim pada periode laporan (s.d Februari 2009) tercatat sebesar

Rp 29.110,2 miliar, mengalami penurunan sebesar 3,5% dibandingkan dengan posisi kredit

pada triwulan sebelumnya (Tabel 3.4). Namun jika dibandingkan dengan triwulan I tahun

0

5

10

15

20

25

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2006 2007 2008 2009

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

0%5%10%15%20%25%30%35%40%

Kredit g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.5.

Perkembangan Kredit Bank Umum berkantor di Kaltim

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

29

2008, kredit berdasarkan lokasi proyek mengalami pertumbuhan sebesar 21,26% (y-o-y)

(Grafik 3.6).

Menurut propinsi asal bank pemberi

kredit, 64,7% merupakan kredit dari bank

di Kaltim sendiri sementara sisanya berasal

dari bank umum yang berkantor di luar

Kaltim, terutama diberikan oleh kantor

pusat bank di Jakarta dengan pangsa

33,8% terhadap total kredit berlokasi

proyek di Kaltim. Sisanya berasal dari bank

yang berkantor di Jatim (0,81%) dan Kalsel

(0,56%) dan propinsi lainnya dengan

pangsa 0,20%.

Pertumbuhan triwulanan (qtq) kredit menurut kelompok bank menujukkan bahwa

baik bank pemerintah maupun bank swasta mengalami penurunan kredit yakni sebesar

0,87% dan 6,14%. Sementara menurut jenis penggunaan, penurunan hanya dialami oleh

kredit modal kerja (-10,22%) sedangkan kredit investasi dan konsumsi meningkat sebesar

2,65% dan 1,22%. Berdasarkan sektor ekonomi, pertumbuhan tertinggi dialami oleh sektor

perindustrian (22,9%) dan sektor konstruksi (8,08%). Sementara itu, sektor

pertambangan, sektor angkutan dan sektor perdagangan mengalami penurunan kredit,

masing-masing sebesar 38,27%, 2,46% dan 1,77%. Dengan tingkat penurunan kredit yang

lebih besar dibanding tingkat penurunan DPK maka nisbah pinjaman terhadap simpanan

(LDR) berdasarkan lokasi proyek di Kaltim mengalami penurunan, dari sebesar 72,7% per

triwulan IV-2008 menjadi 70,4% per triwulan I-2009.

Tabel 3.4. Jumlah Kredit Bank Umum Berlokasi Proyek di Kaltim

Komposisi

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw1-09 q-t-q y-o-y

Kredit Lokasi Proyek 24,005.8 27,091.9 29,728.4 30,166.0 29,110.2 100.0% -3.50% 21.26% Kelompok Bank

Bank Pemerintah 11,745.2 13,024.9 14,086.1 15,116.8 14,985.0 51.5% -0.87% 27.58%Bank Swasta 12,260.6 14,067.0 15,642.3 15,049.2 14,125.2 48.5% -6.14% 15.21%

Jenis PenggunaanModal Kerja 11,570.4 13,223.1 14,257.1 13,693.4 12,293.8 42.2% -10.22% 6.25%Investasi 7,218.5 8,084.1 9,160.0 9,961.0 10,225.4 35.1% 2.65% 41.66%Konsumsi 5,249.6 5,784.6 6,311.3 6,511.6 6,591.0 22.6% 1.22% 25.55%

Sektor EkonomiPertanian 1,478.1 1,898.7 2,213.0 2,438.5 2,461.0 8.5% 0.92% 66.50%Pertambangan 4,028.1 4,969.4 5,220.0 4,617.3 2,850.4 9.8% -38.27% -29.24%Perindustrian 1,376.3 1,323.5 1,492.1 1,688.4 2,075.0 7.1% 22.90% 50.77%Listrik, Gas dan Air 314.9 344.3 348.2 335.7 341.5 1.2% 1.72% 8.46%Konstruksi 2,691.2 2,943.2 3,315.2 3,109.7 3,360.9 11.5% 8.08% 24.88%Perdagangan 4,304.6 4,733.5 5,173.5 5,417.6 5,321.6 18.3% -1.77% 23.63%Angkutan 941.6 1,086.5 1,164.2 1,277.0 1,245.5 4.3% -2.46% 32.28%Jasa Dunia Usaha 3,409.5 3,839.5 4,292.3 4,547.6 4,634.4 15.9% 1.91% 35.92%Jasa Sosial 244.5 168.6 198.5 222.6 228.9 0.8% 2.83% -6.39%Lain-Lain 5,217.0 5,784.6 6,311.4 6,511.6 6,591.0 22.6% 1.22% 26.34%

LDR - lokasi proyek 72.8% 77.2% 75.5% 72.7% 70.4%

Pert. Tw1-09Keterangan

Posisi (dalam Rp Miliar)

Menurut kabupaten/kota, penyaluran kredit terkonsentrasi untuk membiayai proyek

di kota Samarinda dan kota Balikpapan yang merupakan pusat bisnis di Kalimantan Timur.

Jumlah kredit yang dikucurkan untuk proyek di kota Samarinda mencapai Rp 9.132,3 miliar

0

510

1520

2530

35

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2006 2007 2008 2009

Kre

dit

(tr

iliu

n R

p)

-20%

-10%0%

10%20%

30%40%

50%Kredit (sb kanan) g (yoy) g (qtq)

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berlokasi

Proyek di Kaltim

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

30

(pangsa 31,21%) dan di kota Balikpapan (termasuk Kabupaten Penajam Paser Utara)

sebesar Rp 8.792,9 miliar (pangsa 30,05%). Sementara itu, alokasi kredit terkecil diperoleh

Kabupaten Malinau sebesar Rp 72,3 miliar (pangsa 0,25%).

Apabila dilihat dari nisbah pinjaman terhadap simpanan (LDR), nisbah tertinggi

terjadi di kota Bontang sebesar 132,6%, diikuti oleh Kabupaten Kutai Barat (119,74%) dan

Kabupaten Kutai Kartanegara (115,59%). Sedangkan LDR terendah terjadi pada Kabupaten

Malinau dengan nisbah 11,9% (Tabel 3.5).

Tabel 3.5. Perbandingan Kredit Lokasi Proyek dan DPK menurut Kabupaten/Kota di Kaltim

Kredit DPK Kredit DPKKota Samarinda 9,132.3 14,134.4 31.21% 35.48% 64.61%Kota Balikpapan 8,792.9 9,316.2 30.05% 23.39% 94.38%Kab. Kutai Kartanegara 3,233.4 2,797.3 11.05% 7.02% 115.59%Kota Bontang 2,639.6 1,986.8 9.02% 4.99% 132.86%Kab. Berau 1,632.7 1,804.7 5.58% 4.53% 90.47%Kota Tarakan 1,234.7 3,329.5 4.22% 8.36% 37.08%Kab. Paser 822.0 1,777.7 2.81% 4.46% 46.24%Kab. Kutai Timur 728.9 1,830.8 2.49% 4.60% 39.81%Kab. Bulungan 432.5 1,352.6 1.48% 3.40% 31.98%Kab. Kutai Barat 325.1 271.5 1.11% 0.68% 119.74%Kab. Nunukan 210.0 628.9 0.72% 1.58% 33.39%Kab. Malinau 72.3 607.4 0.25% 1.52% 11.90%

*) konsep netto yaitu tidak termasuk milik pemerintah pusat dan bukan penduduk

Kabupaten/KotaNominal* (Rp M) Pangsa

LDR

3.3. Perkembangan Kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM)

Penyaluran kredit berskala mikro, kecil dan menengah (MKM) oleh bank umum di Kaltim

pada Triwulan I-2009 mencapai Rp 13.764 miliar atau dengan pangsa 65,5% terhadap total

kredit (Tabel 3.6). Sejalan dengan pertumbuhan total kredit, kredit MKM pada triwulan laporan

juga tumbuh relatif rendah yakni sebesar 1,39% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya. Menurut skalanya, kredit berskala mikro (plafon hingga Rp 50 juta) tumbuh

sebesar 4,83% diikuti kredit berskala kecil (plafon Rp 50 juta hingga Rp 500 juta) sebesar

2,22%. Sedangkan kredit menengah (plafon Rp 500 juta s.d Rp 5 miliar) mengalami penurunan

sebesar 1,30%. Apabila dibandingkan dengan posisi triwulan I-2008, kredit MKM mencatat

pertumbuhan sebesar 27,85% (yoy).

Tabel 3.6. Perkembangan Kredit Bank Umum Menurut Skala Kredit

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw1-09 q-t-q y-o-y

Mikro (s.d Rp 50 jt) 3,000 3,245 3,499 3,523 3,694 17.6% 4.83% 23.12%

Kecil (Rp 50 jt s.d 500 jt) 3,407 3,848 4,212 4,248 4,342 20.7% 2.22% 27.44%

Menengah (Rp 500 jt s.d 5 miliar) 4,779 5,368 5,705 5,804 5,728 27.3% -1.30% 19.87%

Kredit UMKM (s.d Rp 5 miliar) 11,186 12,460 13,416 13,575 13,764 65.5% 1.39% 23.05%

Besar (> Rp 5 miliar) 5,250 5,749 6,431 6,899 7,249 34.5% 5.07% 38.08%

Total 16,435 18,210 19,847 20,474 21,012 100.0% 2.63% 27.85%

KomposisiSkala Kredit

Posisi (miliar Rp) Pert. Tw4-08

Berdasarkan kelompok bank, kredit MKM yang disalurkan bank pemerintah pada triwulan

laporan tercatat Rp 7.918,3 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 9,54% dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Sebaliknya, jumlah kredit MKM yang dikucurkan bank swasta turun

sebesar 7,88% dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (Tabel 3.7).

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

31

Tabel 3.7. Perkembangan Kredit MKM Bank Umum Menurut Kelompok Bank,

Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw4-08 Tw1-09 q-t-q y-o-y

Kredit UMKM 11,185.6 12,460.2 13,415.7 13,574.6 13,763.7 100.0% 100.0% 1.39% 23.05%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 6,176.2 6,967.1 7,504.4 7,228.8 7,918.3 53.3% 57.5% 9.54% 28.21%

Bank Swasta 5,009.4 5,493.1 5,911.3 6,345.8 5,845.4 46.7% 42.5% -7.88% 16.69% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 4,525.9 5,127.8 5,426.3 5,459.4 5,381.4 40.2% 39.1% -1.43% 18.90%Investasi 1,377.2 1,622.6 1,749.6 1,793.9 1,889.1 13.2% 13.7% 5.31% 37.18%Konsumsi 5,282.6 5,709.8 6,239.8 6,321.2 6,493.2 46.6% 47.2% 2.72% 22.92%

Sektor EkonomiPertanian 313.8 340.7 321.7 351.5 352.9 2.6% 2.6% 0.39% 12.46%Pertambangan 148.7 143.0 138.7 139.5 133.0 1.0% 1.0% -4.66% -10.55%Perindustrian 174.5 177.9 189.6 184.4 177.8 1.4% 1.3% -3.54% 1.90%Listrik, Gas dan Air 6.4 7.9 21.1 20.8 21.4 0.2% 0.2% 2.75% 234.26%Konstruksi 811.2 949.7 1,063.8 969.2 956.9 7.1% 7.0% -1.27% 17.96%Perdagangan 2,848.4 3,192.9 3,356.7 3,462.9 3,497.4 25.5% 25.4% 1.00% 22.78%Angkutan 254.2 299.4 333.7 372.3 357.0 2.7% 2.6% -4.09% 40.47%Jasa Dunia Usaha 1,250.3 1,534.3 1,640.7 1,641.8 1,661.4 12.1% 12.1% 1.19% 32.88%Jasa Sosial 85.5 91.3 98.9 97.7 102.0 0.7% 0.7% 4.39% 19.27%Lain-Lain 5,292.6 5,723.1 6,250.8 6,334.5 6,503.9 46.7% 47.3% 2.67% 22.89%

Pert. Tw1-09Keterangan

KomposisiPosisi (dalam Rp miliar)

Peningkatan penyaluran kredit MKM pada triwulan laporan juga didukung oleh penyaluran

kredit usaha rakyat (KUR) di Kalimantan Timur yang pada triwulan laporan mencapai Rp 273,6

miliar dengan jumlah debitur sebanyak 28.808.

Menurut jenis penggunaan, lebih dari separoh kredit MKM disalurkan untuk usaha

produktif yang pangsanya mencapai 52,8%, terdiri dari kredit modal kerja dan kredit investasi

masing-masing berjumlah Rp 5.381,4 miliar (pangsa 39,1%) dan Rp 1.889,1 miliar (pangsa

13,7%). Sementara sisanya sebesar Rp 6.493,2 miliar (pangsa 47,2%) merupakan kredit

konsumsi. Dilihat dari pertumbuhannya secara triwulanan (qtq), kredit investasi tumbuh paling

tinggi yaitu sebesar 5,31%, diikuti kredit konsumsi yang meningkat 2,72%. Sementara, kredit

modal kerja mengalami penurunan sebesar 1,43%.

Secara sektoral, distribusi penyaluran kredit MKM terutama untuk membiayai tiga sektor

utama, yaitu sektor perdagangan (pangsa 25,4%), sektor jasa dunia usaha (pangsa 12,1%) dan

sektor konstruksi (pangsa 7,0%). Dilihat dari pertumbuhan triwulanannya (qtq), lima sektor

mencatat pertumbuhan positif, tertinggi dialami oleh sektor jasa sosial (4,39%). Sedangkan,

empat sektor mengalami penurunan kredit, dengan tingkat penurunan tertinggi terjadi pada

sektor pertambangan (-4,66%).

Tabel 3.8. Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Menurut Skala Kredit

Mikro Kecil Menengah UMKM Mikro Kecil Menengah UMKM

Lancar 3,126.5 3,858.6 5,314.9 12,300.0 3,244.1 3,798.6 5,056.1 12,098.7

Dalam Perhatian Khusus 328.5 282.6 337.5 948.5 362.2 431.3 450.4 1,243.9

Kurang Lancar 11.1 22.9 31.0 64.9 17.9 15.2 59.5 92.7

Diragukan 14.4 10.7 27.0 52.1 22.9 18.7 35.1 76.6

Macet 43.0 72.7 93.4 209.1 46.5 77.9 127.4 251.8

Total Kredit UMKM 3,523.3 4,247.5 5,803.7 13,574.6 3,693.6 4,341.7 5,728.5 13,763.7

Nominal NPLs 68.4 106.3 151.4 326.1 87.3 111.8 222.0 421.1

% NPLs 1.94 2.50 2.61 2.40 2.36 2.57 3.88 3.06

Trw1-09 (miliar Rp)Koletibilitas

Trw4-08 (miliar Rp)

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

32

Kualitas kredit MKM yang disalurkan bank umum di Kaltim selama triwulan laporan relatif

terjaga, meskipun sedikit memburuk seperti ditunjukkan oleh persentase kredit bermasalah

bruto (gross-non performing loans/NPLs) yang sebesar 3,06% pada trwulan laporan atau lebih

tinggi dibanding persentase NPLs pada triwulan IV-2008 yang sebesar 2,40%. Dilihat dari

skalanya, kredit MKM yang dikucurkan untuk kredit mikro memiliki persentase NPLs terendah

yaitu 2,36%, sedanmgkan persentase NPLs tertinggi dialami oleh kredit berskala menengah

sebesar 3,88% (Tabel 3.8).

Tabel 3.9

Perkembangan Kredit MKM Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) menurut Kelompok Bank, Jenis Penggunaan dan Sektor Ekonomi

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw4-08 Tw1-09

NPLs Kredit UMKM 375.8 379.5 358.2 326.1 421.1 95.0 29.13% 2.40% 3.06%

Kelompok Bank

Bank Pemerintah 257.8 271.4 249.0 186.5 283.8 97.3 52.18% 2.58% 3.58%

Bank Swasta 118.0 108.1 109.2 139.6 137.3 -2.3 -1.67% 2.20% 2.35% Jenis Penggunaan

Modal Kerja 172.9 179.0 162.1 164.6 193.5 28.8 17.52% 3.02% 3.60%Investasi 71.8 71.9 72.6 45.5 76.6 31.2 68.53% 2.53% 4.06%Konsumsi 131.1 128.5 123.5 116.0 151.0 35.0 30.15% 1.84% 2.33%

Sektor EkonomiPertanian 23.8 24.3 13.7 10.6 15.6 5.0 47.44% 3.00% 4.41%Pertambangan 4.1 3.1 5.0 3.3 3.4 0.1 2.17% 2.38% 2.55%Perindustrian 12.2 13.0 12.0 5.0 4.2 -0.7 -14.85% 2.69% 2.37%Listrik, Gas dan Air 0.0 0.0 0.0 0.2 0.2 0.0 -11.76% 0.98% 0.84%Konstruksi 44.0 34.2 38.7 32.5 71.8 39.3 121.12% 3.35% 7.51%Perdagangan 104.5 114.6 108.1 92.9 109.9 17.0 18.33% 2.68% 3.14%Angkutan 4.2 6.4 5.9 5.3 3.6 -1.8 -32.93% 1.43% 1.00%Jasa Dunia Usaha 45.3 48.4 41.9 51.0 51.4 0.4 0.73% 3.11% 3.09%Jasa Sosial 4.6 5.0 7.4 7.0 6.8 -0.2 -2.53% 7.13% 6.66%Lain-Lain 133.0 130.4 125.4 118.4 154.3 35.8 23.00% 1.87% 2.37%

KeteranganNisbah NPLPert. Tw1-09Posisi (Rp miliar)

Berdasarkan kelompok bank, persentase kredit MKM bermasalah pada bank pemerintah

tercatat di atas persentase NPLs bank swasta, yakni 3,58% berbanding 2,35%. (tabel 3.9).

Dilihat dari jenis penggunaan kredit, persentase NPLs UMKM untuk kredit investasi

merupakan yang tertinggi yaitu mencapai 4,06% atau sedikit diatas NPLs triwulan sebelumnya

yang sebesar 2,53%. Selanjutnya, persentase NPLs UMKM untuk kredit modal kerja dan

konsumsi juga mengalami peningkatan menjadi sebesar 3,60% dan 2,33%, atau lebih tinggi

dibanding persentase NPLs triwulan sebelumnya sebesar 3,02% dan 1,84%. Menurut sektor

ekonomi, persentase NPLs tertinggi terjadi pada sektor konstruksi (7,51%) dan sektor jasa sosial

(6,66%). Sedangkan sektor-sektor lainnya mencatat persentase NPLs di bawah 5%.

3.4 Perkembangan Usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 1

a. Perkembangan Aset BPR

Jumlah aset BPR di wilayah Kalimantan

Timur mengalami pertumbuhan sebesar 33,73% (y-

o-y) dibandingkan dengan triwulan I-2008, dengan

total nilai mencapai Rp 191,4 miliar. Pertumbuhan

ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan IV-2008 yang sebesar 24,39%.

1 Tidak termasuk BPR/S di kota Balikpapan (2 BPR/S)

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

33

Demikian juga secara triwulanan, aset BPR tumbuh sebesar 4,77% (q-t-q) dibandingkan

dengan jumlah aset triwulan IV-2008. Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan

pertumbuhan aset triwulan IV-2008 dibandingkan dengan triwulan III-2008 yang sebesar

5,80%.

b. Perkembangan Dana Pihak Ketiga BPR

Jumlah dana pihak ketiga (DPK) BPR di Kalimantan Timur pada triwulan I-2009 ini

mengalami peningkatan sebesar 30,65% (y-o-y) dibandingkan triwulan I-2008. Pertumbuhan

ini lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2008

yang sebesar 24,32%. Pertumbuhan pada

periode berjalan ini dipengaruhi oleh peningkatan

jumlah deposito yang mengalami peningkatan

sebesar 36,36% (y-o-y) menjadi Rp 66,43 miliar

dari Rp 48,71 miliar pada triwulan IV-2007.

Pertumbuhan deposito ini berkontribusi sebesar

20,50% dari pertumbuhan DPK triwulan berjalan.

Secara triwulanan, DPK BPR tumbuh sebesar

7,60% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan IV-

2008.

c. Penyaluran Kredit/Pembiayaan BPR

Penyaluran kredit oleh BPR pada

triwulan laporan mencapai Rp 133,75 miliar,

atau mengalami peningkatan sebesar 40,87%

(y-o-y) dibandingkan triwulan I-2008.

Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan IV-2008 yang sebesar 49,40%.

Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh

pertumbuhan pada kredit modal kerja yang

pada triwulan berjalan ini mengalami

pertumbuhan sebesar 36,88% (y-o-y) menjadi

Rp 80,97 miliar; dengan kontribusi sebesar 22,98%. Sementara pertumbuhan kredit

konsumsi dan kredit investasi masing-masing mencapai 38,17% dan 86,06% (y-o-y),

dengan kontribusi terhadap pertumbuhan kredit BPR sebesar 11,59% dan 6,30. Secara

triwulanan, penyaluran kredit ini mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu sebesar -

1,69% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan IV-2008. Sementara itu, rasio kredit

bermasalah (Non Performing Loans/NPL) BPR pada triwulan I-2009 mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan IV-2008, yaitu dari 8,83% menjadi 8,99%.

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

34

Tabel 3.10. Perkembangan usaha BPR di Kalimantan Timur

(dalam juta rupiah)

2009Q I Q II Q III Q IV Q I Q-t-Q Y-o-Y

Jumlah BPR 11 11 11 11 11Aset 143,155 161,276 172,714 182,727 191,434 4.77 33.73Kredit 94,943 117,144 125,516 136,050 133,747 -1.69 40.87

Modal Kerja 59,157 73,120 80,966 86,113 80,971 -5.97 36.88Investasi 6,951 8,632 9,301 12,727 12,932 1.61 86.06Konsumsi 28,836 35,391 35,248 37,209 39,844 7.08 38.17

DPK 86,408 93,546 101,344 104,923 112,896 7.60 30.65Deposito 48,714 54,247 60,423 61,081 66,426 8.75 36.36Tabungan 37,694 39,299 40,920 43,842 46,470 5.99 23.28LDR (%) 109.88 125.23 123.85 129.67 118.47 NPLs (%) 7.86 7.74 6.59 8.83 8.99

Sumber : Laporan bulanan BPR Kalimantan Timur, diolah kembali.

Keterangan2008 Q I-2009

3.5. Asesmen Risiko Perbankan

3.5.1 Risiko Kredit

Secara umum, risiko kredit yang dihadapi perbankan daerah Kaltim masih kondusif

meskipun terdapat sedikit peningkatan persentase kredit bermasalah bruto (Gross-NPLs)

pada semua jenis penggunaan kredit dan sebagian sektor ekonomi yang dibiayai.

Kualitas kredit yang disalurkan bank umum di Kaltim pada triwulan laporan

mengalami sedikit penurunan, tercermin dari nisbah NPLs pada triwulan I-2009 sebesar

2,50% atau sedikit lebih tinggi dibanding nisbah NPLs triwulan IV-2008 sebesar 2,20%

(Tabel 3.11). Dilihat dari pertumbuhannya, jumlah kredit bermasalah tercatat meningkat

sejumlah Rp 75,9 miliar (16,88%).

Tabel 3.11. Perkembangan Kolektibiltas Kredit Bank Umum

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw4-08 Tw1-09 +/- (Rp M) q-t-q

1. Lancar 14,675.9 16,594.6 17,986.9 18,868.7 18,470.8 92.16% 87.90% -397.9 -2.11%

2. Dalam Perhatian Khusus 1,244.5 1,089.6 1,337.9 1,155.4 2,016.1 5.64% 9.59% 860.7 74.50%

3. Kurang lancar 56.4 61.2 86.5 64.9 121.2 0.32% 0.58% 56.3 86.78%

4. Diragukan 69.0 65.4 71.5 103.4 82.6 0.50% 0.39% -20.8 -20.08%

5. Macet 389.5 398.8 364.1 281.4 321.7 1.37% 1.53% 40.3 14.33%

NPLs (3+4+5) 514.9 525.4 522.1 449.7 525.6 2.20% 2.50% 75.9 16.88%

Total Kredit 16,435.2 18,209.6 19,846.9 20,473.8 21,012.4 100.00% 100.00% 538.7 2.63%

Pert. Tw4-08Sektor

Kolektibilitas (Rp M) Komposisi

Berdasarkan kelompok bank, bank pemerintah menghadapi risiko kredit yang relatif

lebih tinggi dibandingkan dengan bank swasta. Hal tersebut terlihat dari persentase kredit

bermasalah (NPLs) pada bank pemerintah yang tercatat 2,73%, atau lebih tinggi

dibandingkan dengan nisbah NPLs bank swasta sebesar 2,12%. Dilihat dari

perkembangannya, baik bank pemerintah maupun bank swasta sama-sama mengalami

peningkatan nisbah NPLs (Tabel 3.12).

Menurut jenis penggunaan, risiko kredit pada semua jenis penggunaan relatif terjaga

dengan baik dengan mencatat rasio NPLs dibawah 5%. Risiko kredit tertinggi terjadi pada

kredit modal kerja, yang persentase NPLs-nya pada triwulan laporan mencapai 3,11% atau

meningkat dibandingkan dengan persentase NPLs pada triwulan sebelumnya sebesar 2,85%.

Sementara itu, persentase NPLs kredit kredit konsumsi dan kredit investasi tercatat sebesar

2,27% dan 1,77%.

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

35

Tabel 3.12. Perkembangan Kredit Bermasalah Bruto (Gross-NPLs) Bank Umum

Tw1-08 Tw2-08 Tw3-08 Tw4-08 Tw1-09 +/- (Rp M) q-t-q Tw4-08 Tw1-09 Kelompok Bank

Bank Pemerintah 366.65 319.09 383.07 280.67 359.28 78.61 28.0% 2.33 2.73 Bank Swasta 148.23 206.32 139.08 169.01 166.31 -2.71 -1.6% 2.00 2.12

Jenis PenggunaanModal Kerja 204.35 212.21 218.78 255.09 280.49 25.39 10.0% 2.85 3.11 Investasi 179.44 184.67 179.88 78.59 94.12 15.53 19.8% 1.56 1.77 Konsumsi 131.08 128.53 123.48 116.00 150.98 34.98 30.2% 1.79 2.27

Sektor EkonomiPertanian 34.34 34.88 24.22 21.04 30.07 9.02 42.9% 2.37 3.28 Pertambangan 9.27 6.36 5.02 15.92 15.99 0.07 0.5% 2.87 2.35 Perindustrian 20.87 21.59 20.63 4.96 4.22 -0.74 -14.8% 0.57 0.54 Listrik, Gas & Air 0.02 0.02 0.02 0.20 0.18 -0.02 -11.8% 0.75 0.52 Konstruksi 134.62 133.83 144.49 82.30 120.45 38.15 46.4% 3.32 4.58 Perdagangan 111.77 121.65 133.87 114.44 125.64 11.21 9.8% 2.40 2.63 Angkutan 4.25 6.44 5.91 5.32 3.57 -1.75 -32.9% 0.60 0.38 Jasa Dunia Usaha 62.19 65.25 49.64 74.79 59.13 -15.66 -20.9% 2.30 1.79 Jasa Sosial 4.58 4.96 12.92 12.30 12.07 -0.23 -1.9% 4.83 4.63 Lain-Lain 132.96 130.44 125.42 118.41 154.26 35.85 30.3% 1.82 2.31

514.88 525.41 522.14 449.68 525.58 75.90 16.9% 2.20 2.50

Nisbah NPL (%)Keterangan

Total

Pert. Tw1-09Nominal NPL (Rp M)

Berdasarkan sektor ekonomi, semua sektor mencatat nisbah NPLs yang relatif rendah

(dibawah 5%) dengan nisbah tertinggi terjadi pada sektor konstruksi dan sektor jasa sosial,

dengan persentase NPLs masing-masing sebesar 4,63% dan 4,58%.

3.5.2 Risiko Likuiditas

Asesmen risiko likuiditas bertujuan untuk melihat paparan risiko likuiditas yang

dihadapi bank umum di Kaltim ditinjau dari kecukupan likuiditas, struktur kepemilikan

simpanan dan profil jangka waktu dan sebaran nominal serta rekening simpanan.

Kondisi likuiditas perbankan Kaltim selama triwulan laporan cukup terkendali

meskipun sedikit mengetat. Ketahanan likuiditas perbankan Kaltim yang tercermin dari rasio

antara jumlah alat likuid terhadap jumlah non-core deposit (NCD) tercatat sebesar 89.63%

atau lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 97,30%. Penurunan ini berasal

dari lebih tingginya penurunan jumlah alat likuid dibanding penurunan kewajiban jangka

pendek (Grafik 3.10).

89.6397.30104.55

84.1393.71

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

T1-08 T2-08 T3-08 T4-08 T1-09

(Rp

tri

liu

n)

0

20

40

60

80

100

120

(%)

Alat Likuid NCD Alat Likuid/NCD Grafik 3.10.

Perkembangan Rasio Alat Likuid Perbankan Kaltim

11.2

4.1

1.2

8.8

5.2

2.1

21.6

10.1

4.1

3.6

20.4

8.1

3.8

2.8

19.3

8.6

3.1

2.1

24.824.4

0 5 10 15 20 25 30

Perorangan

Pemda

Perus. Swasta

Lainnya

DPK (Rp miliar)

Tw 1-09

Tw 4-08

Tw 3-08

Tw 2-08

Tw 1-08

Grafik 3.11. Struktur Kepemilikan Simpanan

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

36

Dari segi struktur kepemilikan diketahui bahwa 60% simpanan di bank umum pada

triwulan laporan merupakan milik perorangan, yakni mencapai Rp 24.807 miliar. Selanjutnya

dana milik pemerintah daerah tercatat Rp 11.207 miliar dengan pangsa 27,11% dan dana

milik perusahaan swasta sebesar Rp 4.103 miliar dengan pangsa 9,93% (Grafik 3.11).

Tabel 3.13

Struktur Jangka Waktu, Sebaran Nominal dan Rekening DPK

Tw1-08 Tw4-08 Tw1-09 Tw1-08 Tw4-08 Tw1-09

Jangka pendek

Giro 9,523 12,917 12,597 28.9% 31.1% 30.5%

Tabungan 12,643 15,525 14,920 38.3% 37.4% 36.1%

Simpanan berjangka s.d 3 bulan 9,303 10,908 11,821 28.2% 26.3% 28.6%

Total DPK s.d 3 bulan 31,469 39,350 39,338 95.4% 94.8% 95.1%

Jangka menengah panjang

Total DPK > 3 bulan 1,506 2,168 2,030 4.6% 5.2% 4.9%

Struktur Sebaran Nominal DPK

Nominal s.d Rp 100 juta 8,626 10,769 10,452 26.2% 25.9% 25.3%

Nominal >Rp 100 juta s.d Rp 2 miliar 12,202 15,381 14,750 37.0% 37.0% 35.7%

Nominal > Rp 2 miliar 12,146 15,367 16,166 36.8% 37.0% 39.1% Struktur Sebaran Rekening DPK

Rekening s.d Rp 100 jt (dlm ribuan) 1,758.1 1,779.7 1,844.1 97.6% 97.2% 97.4%

Rekening > Rp 100 jt s.d Rp 2 miliar 41.9 50.4 47.6 2.3% 2.8% 2.5%

Rekening > Rp 2 miliar 1.1 1.6 1.4 0.1% 0.1% 0.1%

32,974 41,518 41,367 100.0% 100.0% 100.0%

1,801.2 1,831.7 1,893.1 100.0% 100.0% 100.0%

Komposisi

Total DPK

Keterangan

Total Rekening

Posisi (nominal dlm miliar Rp)

Berdasarkan profil jangka waktu, struktur simpanan terkonsentrasi tinggi pada

simpanan jangka pendek dengan pangsa 95,1% (Tabel 3.13). Struktur simpanan yang

didominasi oleh simpanan berjangka pendek tersebut rentan terhadap penarikan dana secara

tiba-tiba (sudden withdrawal), terutama oleh nasabah besar. Namun kebijakan pemerintah

untuk menjamin jumlah simpanan masyarakat hingga sebesar Rp 2 miliar/nasabah

menguatkan kepercayaan deposan terhadap sistem perbankan. Hal ini dibuktikan dari

perkembangan struktur sebaran nominal dan rekening DPK yang menunjukkan tidak

terdapatnya pengalihan rekening pada nominal kecil, bahkan nominal simpanan di atas Rp 2

miliar mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

3.5.3 Risiko Pasar

Berdasarkan analisis grafis yang

menghubungkan antara suku bunga

kredit dengan rasio NPLs dalam periode

triwulan I-2006 s.d triwulan I-2009

(Grafik 3.12), terlihat pergerakan yang

acak antara nisbah NPLs dengan suku

bunga kredit. Hal ini didukung oleh hasil

penghitungan koefisien korelasi2

2 Angka koefisen korelasi berkisar 0 s.d 1, makin mendekati angka 1 berarti derajat hubungan antara kedua variabel makin tinggi, sebaliknya makin mendekati angka 0 menunjukkan hubungan yang makin lemah

kedua

variabel tersebut yang hanya 0,54. Oleh

karenanya dapat dikatakan bahwa

persentase NPLs tidak sensitif terhadap

perubahan tingkat bunga kredit.

10.011.012.013.014.015.016.017.018.0

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

2006 2007 2008 2009

(%)

0.01.02.03.04.05.06.07.08.0

(%)

Bunga Kredit (sumbu kiri)

Gross NPLs (sumbu kanan)

Grafik 3.12. Perkembangan bunga kredit dan rasio NPLs

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

37

BOKS. HASIL QUICK SURVEI:

Penurunan BI-rate selama triwulan I-2008 yang mencapai 150 basis poin, dari 9,25% pada akhir triwulan IV-2008 menjadi 7,75% ternyata tidak direspon dengan penurunan suku bunga perbankan terutama suku bungan kredit. Oleh karena itu pada Maret 2009, KBI Samarinda melakukan quick survei dengan responden 20 bank umum di Kaltim melalui pengisian kuesioner oleh pejabat yang berwenang.

PENURUNAN BI RATE DAN SUKU BUNGA PERBANKAN KALTIM

Respon suku bungan simpanan

Hasil quick survei menunjukkan bahwa dari sisi simpanan, 40% responden bank menyatakan menurunkan tingkat bunga giro, 40% responden menurunkan tingkat bunga tabungan dan 75% responden menurunkan suku bunga deposito. Adapun alasan bagi bank untuk tidak menurunkan suku bunga simpanan terutama mengingat suku bunga yang berlaku sekarang dinilai sudah rendah (38%), mencegah nasabah penyimpan beralih ke bank lain yang menawarkan suku bunga lebih tinggi (38%) dan sebagai strategi bank mempertahanan likuiditas (25%). Respon suku bunga pinjaman

Dilihat dari segi pinjaman, 47% responden bank menyatakan menurunkan suku bunga kredit konsumsi, 58% responden menurunkan tingkat bunga kredit modal kerja dan 58% responden menyatakan menurunkan suku bunga kredit investasi.

Adapun alasan bagi bank untuk tidak menurunkan suku bunga pinjaman terutama mengingat tingkat risiko kredit yang diperkirakan masih tinggi (56%), suku bunga dinilai sudah rendah (25%), net interest margin (NIM) menipis sehingga dapat menganggu target laba (13%) dan permintaan kredit dinilai masih tinggi atau debitur tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga (6%). Jika dibandingkan antara penurunan suku bunga simpanan dengan suku bunga pinjaman, terlihat bahwa suku bunga simpanan khususnya deposito cukup responsif terhadap penurunan BI-rate sementara suku bunga kredit belum sepenuhnya berubah.

Suku Bunga Giro saat ini (dibandingkan Desember 2008)

Turun40%

Tetap 60%

Naik0%

Suku Bunga Tabungan saat ini (dibandingkan Desember 2008)

Naik15%

Tetap 45%

Turun40%

Suku bunga Deposito saat ini (dibandingkan Desember 2008)

Tetap 10%

Turun75%

Naik15%

Faktor penyebab suku bunga naik atau tetap setelah penurunan BI-rate

25%

37%

38%

Strategi mempertahankan likuiditasSuku bunga simpanan sudah relatif rendahMencegah nasabah beralih ke bank lain

Suku Bunga Kredit Konsumsi saat ini (dibandingkan Desember 2008)

Turun47% Tetap

32%

Naik21%

Suku Bunga Kredit Modal Kerja saat ini (dibandingkan Desember 2008)

Naik26%

Tetap 16%

Turun58%

Suku bunga Kredit Investasi saat ini (dibandingkan Desember 2008)

Tetap 16%Turun

58%

Naik26%

Faktor penyebab suku bunga naik atau tetap setelah penurunan BI-rate

56%25%

13% 6%

Tingkat risiko kredit diperkirakan masih tinggiSuku bunga sudah relatif rendahNIM menipis shg target laba tergangguPermintaan kredit masih tinggi

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Perbankan Daerah

38

Jangka waktu penyesuaian bila terjadi penurunan BI-rate Rata-rata waktu yang diperlukan bagi bank untuk melakukan penyesuaian bila terjadi penurunan BI-rate cukup berbeda antara suku bungan simpanan dengan suku bunga pinjaman. Untuk simpanan, 58% responden bank hanya membutuhkan waktu kurang dari satu bulan untuk melakukan penyesuaian suku bunga bila terjadi penurunan BI-rate. Sementara dari sisi pinjaman, 48% responden menyatakan memerlukan rata-rata waktu penyesuaian suku bunga antara satu sampai dengan dua bulan setelah terjadinya penurunan BI-rate. Periode Evaluasi Suku Bunga Dalam melakukan evaluasi terhadap perubahan suku bunga, hanya 14% responden bank yang menyatakan BI-rate sebagai faktor pertimbangan. Sebagian besar respoden (72%) menyebutkan evalusi dilakukan setap saat sesuai dengan kebutuhan pengelolaan aset dan likuiditas. Sisanya 14% responden mengatakan bahwa evaluasi dilakukan secara periodeik atau bersifat rutin. Hasil quick survei di atas mengonfirmasi lebih sensitifnya suku bunga simpanan terhadap penurunan B-rate namun tidak demikian halnya dengan suku bunga pinjaman, yang ternyata tidak otomatis merespon penurunan BI-rate karena mempertimbangkan berbagai faktor lainnya terutama kebutuhan portofolio aset dan likuiditas.

Waktu penyesuaian suku bunga simpanan merespon penurunan BI-rate

>2 bln26%

1-2 bln16%

< 1 bln58%

Waktu penyesuaian suku bunga pinjaman merespon penurunan BI-rate

< 1 bln26%

1-2 bln48%

>2 bln26%

Periode Evaluasi Penetepan suku bunga

72%

14%

14%

setiap saat sesuai kebutuhan pengelolaanaset dan liabilitasSegera setelah terjadi perubahan BI rate

Setiap periode tertentu/rutin

P

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

39

KEUANGAN DAERAH

4.1 Gambaran Umum

Realisasi komponen pendapatan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Perubahan Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2008 lebih tinggi dibandingkan dengan APBD Pnya.

Peningkatan ini terjadi pada setiap komponen pendapatan, dan yang memberikan kontribusi terbesar

pada peningkatan realisasi pendapatan adalah komponen dana bagi hasil bukan pajak (SDA), yang juga

merupakan komponen terbesar pembentuk komponen pendapatan.

Sementara itu, realisasi komponen belanja lebih rendah dibandingkan dengan APBD P; yang

dipengaruhi oleh rendahnya realisasi seluruh komponen belanja. Kontributor terbesar rendahnya

realisasi komponen belanja dipengaruhi oleh rendahnya realisasi pada komponen belanja bangunan dan

gedung.

4.2 Pendapatan

Komponen pendapatan dalam APBD

Kalimantan Timur terdiri dari beberapa

komponen besar, yaitu Pendapatan Asli Daerah

(PAD), Pendapatan Transfer, dan komponen

Lain-lain pendapatan yang sah (Grafik 4.1).

Secara keseluruhan, realisasi komponen

pendapatan pada APBD Prov. Kalimantan

Timur tahun 2008 mengalami peningkatan

sebesar 19,27%, yaitu tumbuh dari Rp 4.944

miliar berdasarkan APBD-P menjadi Rp 6.124

miliar. Kontribusi terbesar peningkatan pendapatan berasal dari komponen Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

(SDA) yaitu sebesar 12,76%, dengan pertumbuhan mencapai 23,15%. Jumlah Dana Bagi Hasil Bukan

Pajak (SDA) ini sebesar Rp 3.375,8 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah dana

bagi hasil sumber daya alam yang diterima oleh Kalimantan Timur.

Berdasarkan komponen utamanya, realisasi komponen PAD mengalami pertumbuhan sebesar

16,14% dibandingkan dengan APBD Perubahan.

Peningkatan komponen ini dipengaruhi oleh

pertumbuhan komponen Pendapatan Pajak

Daerah, yang memberikan kontribusi

pertumbuhan sebesar 9,04%. Komponen ini

memiliki pangsa sebesar 75,55% dengan

pertumbuhan sebesar 11,96%. Komponen

lainnya yang memberikan kontribusi cukup besar

adalah komponen Lain-lain PAD yang sah,

dengan kontribusi sebesar 5,46% dengan pertumbuhan sebesar 45,13% (Grafik 4.2).

Komponen pendapatan transfer mengalami pertumbuhan sebesar 20,88% dibandingkan

dengan APBD P. Kontributor terbesar pertumbuhan komponen ini berasal dari komponen Dana Bagi

Hasil Bukan Pajak (SDA) sebesar 19,29%; dengan pertumbuhan mencapai 23,15%. Realisasi komponen

ini mencapai Rp 3.375,8 miliar atau meningkat sebesar Rp 781,4 miliar. Komponen lainnya, yaitu dana

BBBAAABBB

IIIVVV

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Keuangan Daerah

40

bagi hasil pajak dan dana alokasi umum juga

mengalami pertumbuhan yang positif, masing-masing

sebesar 11,69% dan 0,01%. Kontribusi kedua

komponen tersebut sebesar 1,58% dan 0% (Grafik

4.3). Komponen pendapatan yang terakhir adalah

komponen Lain-lain pendapatan yang sah, yang

mengalami pertumbuhan sebesar 11,73%.

Pertumbuhan komponen ini berasal dari pendapatan

hibah, yang pada realisasi ini jumlahnya mencapai Rp 7,02 miliar.

Sementara itu berdasarkan APBD

tahun 2009, jumlah komponen pendapatan

APBD seluruh kabupaten/kota dan provinsi

di Kalimantan Timur (tidak termasuk Kab.

Kutai Kartanegara karena belum ada

datanya) mencapai Rp 17,72 triliun. Pangsa

terbesarnya dimiliki oleh APBD Provinsi

Kalimantan Timur, yaitu mencapai 28,28%;

dan yang terkecil adalah kabupaten termuda

di wilayah Kalimantan Timur, yaitu

Kabupaten Tana Tidung, dengan pangsa

sebesar 1,11% (Grafik 4).

4.3 Belanja

Komponen Belanja pada realisasi APBD

Kaltim tahun 2008 terdiri dari komponen belanja

operasi, belanja modal , transfer dan belanja tak

terduga. Masing-masing komponen tersebut

memiliki pangsa sebesar 62,65%, 26,06%,

11,28% dan 0,02% (Grafik 4.5). Secara

keseluruhan, realisasi komponen belanja ini

mencapai Rp 6,35 triliun, lebih rendah

dibandingkan dengan APBD P tahun 2008 yang

sebesar Rp 7,42 triliun; atau lebih rendah

sebesar -16,90%. Kontributor terbesar rendahnya realisasi komponen ini adalah dari komponen belanja

bangunan dan gedung, yaitu sebesar -4,10%; dengan pertumbuhan sebesar -34,79%. Komponen ini

memiliki pangsa sebesar 11,78%.

Berdasarkan komponen utamanya,

realisasi komponen belanja operasi lebih

rendah 16,08% dibandingkan dengan APBD

P; dengan kontribusi terbesar rendahnya

realisasi komponen ini adalah berasal dari

komponen belanja barang, yaitu sebesar -

5,98%, diikuti oleh komponen hibab (-

5,08%), belanja pegawai (-3,27%), belanja

bantuan sosial (-1,39%), dan belanja

bantuan keuangan (-0,38%) (Grafik 4.6).

Realisasi pada komponen belanja modal mencapai Rp 1,65 triliun, lebih rendah 25,97%

dibandingkan dengan APBD P. Komponen terbesar yang mempengaruhi rendahnya realisasi komponen

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Keuangan Daerah

41

belanja modal pada tahun 2008 ini adalah komponen

belanja bangunan dan gedung, yaitu sebesar -15,73%.

Beberapa komponen lainnya juga mengalami realisasi

yang rendah, yaitu masing-masing adalah komponen

belanja jalan, irigasi dan jaringan (-5,13%), belanja

peralatan dan mesin (-3,51%), belanja tanah (-0,93%),

dan komponen belanja aset tetap lainnya (-0,68%) (Grafik

4.7).

Sementara itu, berdasarkan APBD

tahun 2009 seluruh wilayah di Kalimantan

Timur (tidak termasuk Kab. Kutai

Kartanegara), pangsa terbesar komponen

belanja dimiliki oleh Provinsi Kalimantan

Timur, dengan pangsa sebesar 22,55%

(Grafik 4.8). Total keseluruhan komponen

belanja ini mencapai Rp 24,1 trliun.

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

42

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

5.1. Gambaran Umum

Perkembangan sistem pembayaran pada triwulan I-2009, yang terdiri dari transaksi

tunai melalui uang kartal dan transaksi non tunai melalui kliring dan RTGS menunjukkan

perkembangan yang beragam. Transaksi uang kartal mengalami peningkatan yang relatif tinggi

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, dan mengalami net inflow karena

meningkatnya jumlah setoran uang kartal dari perbankan di wilayah Kalimantan Timur.

Sedangkan jumlah uang kartal yang termasuk dalam kategori Pemberian Tanda Tidak Berharga

(PTTB) mengalami pertumbuhan yang negatif.

Sementara itu, transaksi non tunai melalui kliring pada periode berjalan ini masih

mengalami pertumbuhan yang positif, namun relatif melambat dibandingkan triwulan IV-2008,

sedangkan transaksi melalui RTGS mengalami pertumbuhan yang negatif.

5.2. Perkembangan Transaksi Tunai

5.2.1. Perkembangan Pengedaran Uang Kartal

Transaksi tunai antara

perbankan di Kalimantan Timur dengan

Kantor Bank Indonesia Samarinda dan

Balikpapan, pada triwulan I-2009

mencapai Rp 2.143 miliar atau

mencatat pertumbuhan positif sebesar

42,99% dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya (grafik

5.1). Angka pertumbuhan tersebut

lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan transaksi tunai secara

year-on-year pada triwulan IV-2008 yang sebesar -20,94%. Sementara itu, transaksi tunai

secara triwulanan mengalami penurunan sebesar -37,46% dibandingkan dengan triwulan IV-

2008.

Dari nominal transaksi tunai pada periode laporan tersebut, jumlah uang yang keluar

dari kas Bank Indonesia di Kalimantan Timur mencapai Rp 1.021 miliar. Jumlah ini

mengalami penurunan sebesar -60,28% (q-t-q) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Sedangkan jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia dari perbankan mencapai

Rp 1.122 miliar atau naik sebesar 31% dibandingkan triwulan IV-2008. Secara keseluruhan,

pada triwulan I-2009 ini, Kalimantan Timur mengalami net inflow (jumlah uang masuk lebih

besar dibandingkan dengan uang yang keluar) sebesar Rp 101,36 miliar. Meningkatnya

jumlah uang yang masuk ini dipengaruhi oleh meningkatnya setoran uang kartal dari

perbankan karena berkurangnya permintaan uang kartal dari masyarakat untuk transaksi

pada triwulan I-2009.

BBBAAABBB

VVV

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Sistem Pembayaran

43

Dari jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia di wilayah Kalimantan

Timur, terdapat uang kartal yang masuk dalam kategori Uang Tidak Layak Edar (UTLE), yaitu

uang yang menurut klasifikasi Bank Indonesia sudah tidak layak untuk menjadi alat

pembayaran, misalnya mengalami kelusuhan dalam tingkat yang parah atau rusak. Jenis

uang yang termasuk dalam UTLE tersebut kemudian masuk dalam klasifikasi untuk

dimusnahkan atau Bank Indonesia

melakukan Pemberian Tanda Tidak

Berharga (PTTB). Jumlah uang yang

termasuk dalam kategori PTTB ini

pada triwulan I-2009 mencapai Rp 52

miliar atau mengalami penurunan

sebesar -73,41% (q-t-q)

dibandingkan triwulan IV-2008

(grafik 5.2). Sedangkan secara

tahunan, jumlah PTTB ini mengalami

penurunan sebesar -80,92% (y-o-y).

Meningkatnya jumlah uang kartal yang masuk ke kas Bank Indonesia, namun tidak

diikuti oleh meningkatnya jumlah PTTB menunjukkan bahwa jumlah uang yang disetorkan

kembali oleh perbankan secara umum masih termasuk dalam kategori layak edar.

5.3 Perkembangan Transaksi Non-Tunai

5.3.1. Perkembangan Transaksi Kliring

Transaksi kliring di wilayah Kalimantan

Timur, yang meliputi Kota Samarinda, Balikpapan,

Bontang dan Tarakan, pada triwulan I-2009

mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya,

walaupun menunjukkan kecenderungan yang

melambat (grafik 5.3). Jumlah transaksi kliring

triwulan I-2009 mencapai Rp 4.499 miliar atau

meningkat 7,14% (y-o-y); dengan jumlah volume

transaksi sebesar 223.000 transaksi. Sementara

dibandingkan dengan periode triwulan IV-2008,

transaksi kliring mengalami penurunan sebesar

sebesar -10,99% (q-t-q). Melambatnya pertumbuhan transaksi kliring ini dipengaruhi oleh

melambatnya aktivitas perekonomian Kalimantan Timur pada periode berjalan, sehingga

mempengaruhi jumlah transaksi keuangan.

5.3.2 Perkembangan Transaksi BI-RTGS

Transaksi RTGS (Real Time Gross Settlement) di Kalimantan Timur triwulan I-2009

mencapai Rp 28.755 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 41,33% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat penurunan ini lebih

tinggi dibandingkan dengan tingkat penurunan pada triwulan IV-2008 yang sebesar -

27,53%. Melambatnya pertumbuhan transaksi RTGS pada periode berjalan ini dipengaruhi

oleh menurunnya tingkat transaksi dengan menggunakan RTGS, baik yang berasal dari

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Perkembangan Sistem Pembayaran

44

maupun yang masuk ke Kalimantan Timur, yang masing-masing menunjukkan pertumbuhan

yang negatif yaitu sebesar -49,98% dan -29,65% (y-o-y).

Sementara secara triwulanan, transaksi RTGS pada triwulan I-2009 juga mengalami

penurunan sebesar -27,08% (q-t-q) dibandingkan dengan transaksi pada triwulan IV-2008

yang sebesar Rp 39.431 miliar. Penurunan ini dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan

transaksi ekonomi masyarakat Kalimantan Timur karena pengaruh melambatnya

pertumbuhan ekonomi global. Hal ini disebabkan tingginya ketergantungan perekonomian

Kaltim terhadap daerah luar Kaltim.

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS di Kalimantan Timur (Rp miliar)

Transaksi RTGS 2008 2009 Q I-2009

Q I Q II Q III Q IV Q I Q-t-Q Y-o-Y

Keluar Kaltim

Jumlah 28,145 14,320 16,340 17,746 14,077 -20.67 -49.98

Volume 16,243 17,476 20,648 20,163 17,024 -15.57 4.81

Masuk Ke Kaltim

Jumlah 20,863 15,409 20,123 21,686 14,678 -32.32 -29.65

Volume 22,142 23,940 28,501 30,181 26,740 -11.40 20.77

Total

Jumlah 49,008 29,729 36,463 39,431 28,755 -27.08 -41.33

Volume 38,385 41,416 49,149 50,344 43,764 -13.07 14.01

Sumber : BI Web

Berdasarkan lokasi Kantor Bank

Indonesia (KBI) di Kalimantan Timur,

transaksi RTGS di wilayah kerja KBI

Samarinda pada periode berjalan ini

mencapai Rp 20.927 miliar dengan volume

transaksi sebesar 26.442 transaksi. Jumlah

transaksi RTGS di KBI Samarinda mengalami

penurunan sebesar 50,01% (y-o-y)

dibandingkan dengan periode yang sama

tahun sebelumnya. Sementara transaksi RTGS

di Balikpapan tercatat sebesar Rp 7.828 miliar

atau meningkat sebesar 9,51% (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun

sebelumnya. Penurunan transaksi di Kota Samarinda memberikan sumbangan yang besar

terhadap penurunan transaksi RTGS di Kalimantan Timur, yaitu dengan andil sebesar -

42,71%, karena pangsa transaksi RTGS Kota Samarinda mencapai 85,41% dari keseluruhan

transaksi RTGS di Kalimantan Timur.

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

45

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan di Kalimantan Timur per sektor ekonomi

Perekonomian Kalimantan Timur

sangat didominasi oleh dua sektor

utama, yaitu sektor pertambangan dan

penggalian dan sektor industri

pengolahan, yang berdasarkan pada

PDRB 2008, masing-masing memiliki

pangsa sebesar 45,47% dan 33,78%.

Namun dari sisi penyerapan tenaga

kerja, kedua sektor tersebut hanya

mampu menyerap tenaga kerja sebesar

13,07% dari keseluruhan tenaga kerja di

Kalimantan Timur pada tahun 2008 atau sebesar 155.033 orang (Grafik 6.1). Keseluruhan tenaga kerja

di Kalimantan Timur pada tahun 2008 mencapai 1.259.072 orang; dan sektor pertanian merupakan

sektor terbesar yang mampu menyerap tenaga kerja. Penyerapan yang tinggi ini dipengaruhi oleh

karakteristik dari sektor pertanian, yaitu merupakan sektor yang padat karya dan tidak memerlukan

keterampilan yang tinggi untuk dapat bekerja di sektor tersebut. Sementara pada sektor pertambangan

dan sektor industri pengolahan, merupakan sektor ekonomi yang padat modal, sehingga tidak

memerlukan jumlah tenaga kerja yang besar, dan untuk dapat bekerja pada sektor tersebut, diperlukan

keterampilan khusus, sehingga hal ini mampu membatasi jumlah orang yang dapat bekerja di sektor

tersebut.

Secara keseluruhan, sejak tahun 2005 hingga 2008, perkembangan ketenagakerjaan di

Kalimantan Timur berdasarkan sektor ekonominya, relatif tidak mengalami perubahan yang berarti.

Tabel 6.1 Komposisi Ketenagakerjaan per Sektor Ekonomi di Kalimantan Timur

Lap. Kerja Utama 2005 2006 2007 2008

Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa Jumlah Pangsa

Pertanian 369,579 34.28% 409,479 35.70% 369,702 33.87% 456,453 36.25%

Pertambangan 46,557 4.32% 78,669 6.86% 62,271 5.70% 71,085 5.65%

Industri 93,097 8.64% 78,468 6.84% 82,979 7.60% 83,948 6.67%

Listrik, Gas & Air 7,496 0.70% 4,372 0.38% 4,675 0.43% 4,227 0.34%

Bangunan 76,378 7.08% 70,323 6.13% 69,207 6.34% 81,306 6.46%

Perdagangan 226,089 20.97% 228,394 19.91% 232,401 21.29% 258,683 20.55%

Angkutan & Pergudangan 79,305 7.36% 69,414 6.05% 74,266 6.80% 83,863 6.66%

Keuangan & Jasa Perusahaan 10,857 1.01% 49,670 4.33% 25,982 2.38% 24,097 1.91%

Jasa Kemasyarakatan 168,736 15.65% 158,092 13.78% 170,142 15.59% 195,410 15.52%

TOTAL 1,078,094 100.00% 1,146,881 100.00% 1,091,625 100.00% 1,259,072 100.00%

Sumber: BPS Kaltim, diolah

BBBAAABBB

VVVIII

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

45

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

7.1 Prospek Perekonomian Daerah Triwulan I-2009

Perekonomian Kalimantan Timur pada

triwulan II-2009 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dan tumbuh positif, dengan perkiraan laju

pertumbuhan berkisar antara 1,7% s.d. 2,7% (y-o-y).

Salah satu indikator yang menjadi arah pertumbuhan

positif tersebut dapat terlihat dari hasil Survei

Indikator Ekonomi Regional (SKDU) yang dilakukan

Bank Indonesia Samarinda, yang menunjukkan bahwa

pada triwulan II-2009 para pelaku usaha memiliki

ekspektasi yang lebih optimis terhadap kondisi usaha

mereka dibandingkan dengan triwulan I-2009. Saldo

bersih tertimbang (SBT) Ekspektasi usaha triwulan II-

2009 tercatat sebesar 7,33%, lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I-2009 yang tercatat

sebesar 0,37%. Sedangkan SBT untuk ekspektasi situasi bisnis triwulan II-2009 sebesar 12%, lebih

tinggi dibandingkan triwulan I-2009 yang sebesar 4,11%. Faktor yang mendorong meningkatnya

ekspektasi para pelaku usaha adalah pelaksanaan pemilu legislatif yang berlangsung dengan aman dan

diperkirakan dimenangkan oleh partai yang berasal dari pemerintah saat ini, sehingga hal ini akan

memberikan arah kebijakan ekonomi yang lebih jelas ke depannya.

Dari PDRB sisi permintaan, konsumsi rumah

tangga diperkirakan mengalami pertumbuhan yang

positif, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

pada triwulan I-2009, yang diperkirakan akan didorong

oleh peningkatan konsumsi non makanan. Hal ini

terlihat dari indikator Survei Konsumen (SK), yaitu

ketepatan waktu untuk membeli barang tahan lama,

yang pada SK bulan April 2009 berada pada level

116,5; lebih tinggi dibandingkan posisi akhir triwulan I-

2009 (Maret) yang sebesar 87 (Grafik 7.2)

Meningkatnya konsumsi masyarakat ini diperkirakan turut didorong oleh kenaikan gaji pegawai negeri

sipil (PNS), TNI dan Polri pada bulan April 2009. Sementara itu pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009

juga diperkirakan akan didorong oleh kembali tumbuhnya komponen ekspor dengan mulai membaiknya

permintaan luar negeri. Pertumbuhan ekspor ini diperkirakan akan tumbuh lebih cepat dibandingkan

dengan pertumbuhan impor, yang diperkirakan masih tumbuh negatif, namun relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan triwulan I-2009, seiring dengan meningkatnya ekspektasi pelaku ekonomi untuk

meningkat skala usahanya. Komponen lainnya, seperti pengeluaran pemerintah dan penanaman modal

domestik bruto (PMDTB) diperkirakan mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan periode

sebelumnya, walaupun masih menunjukkan pertumbuhan yang negatif.

BBBAAABBB

VVVIIIIII

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Prospek perekonomian Daerah

46

Sementara itu dari sisi PDRB sektoral, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2009 diperkirakan

didorong oleh pertumbuhan di sektor industri pengolahan, terutama migas, dengan adanya kebijakan

pemerintah untuk meningkatkan konversi elpiji; dan sektor pertambangan dan penggalian, yang

didorong oleh pertumbuhan pada sub sektor pertambangan migas dan non migas. Sementara beberapa

sektor lainnya diperkirakan masih tumbuh negatif, walaupun relatif lebih baik dibandingkan periode

triwulan I-2009. Sektor-sektor tersebut antara lain sektor pertanian, yang diperkirakan masih akan

tertekan oleh pertumbuhan negatif yang terjadi pada sub sektor perikanan karena belum pulihnya

permintaan dari luar negeri terhadap komoditas perikanan; sektor perdagangan, dan sektor keuangan.

Sementara itu hasil SK yang

dilakukan Bank Indonesia Samarinda pada

bulan April 2008 menunjukkan Indeks

Ekspektasi Konsumen (IEK) berada pada

level 126,33; berada diatas level optimis

100,00, dan lebih tinggi dibandingkan posisi

akhir triwulan I-2009 (Maret), yang tercatat

sebesar 116,17 (Grafik 7.3). Hal ini

menunjukkan bahwa konsumen memiliki

keyakinan yang cukup positif terhadap

kondisi perekonomian di masa mendatang,

terutama ekspektasi terhadap penghasilan, yang dipengaruhi oleh adanya kenaikan gaji bagi PNS, TNI

dan Polri.

Isu-isu strategis yang diperkirakan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur di

masa yang akan datang, antara lain:

• Gubernur Kaltim menandatangani 4 (empat) Nota Kesepahaman (MoU) pembangunan Kaltim

Gubernur Kaltim, Awang Faroek Ishak, telah menandatangani 4 (empat) Nota Kesepahaman (MoU)

pembangunan Kaltim, yaitu:

Kerjasama Pemprov Kaltim dengan PT. PLN terkait penyediaan listrik 2 x 100 MW, bernilai

Rp 1,48 triliun untuk jangka waktu sampai dengan 2011.

Pengembangan Bandara Internasional Sepinggan meliputi perpanjangan landasan pacu

menjadi 3.250 meter dan perluasan terminal baru, bernilai Rp 1,1 triliun yang berasal dari

APBD Pemkot. Balikpapan sebesar Rp 50 miliar, APBD Pemprov. Kaltim Rp 100 miliar,

APBN Rp 350 miliar dan PT. Angkasa Pura Rp 800 miliar. Pembangunan akan dimulai pada

tahun 2010.

Kerjasama Pemprov. Kaltim dengan PT. Merex Indonesia dalam pembentukan Kaltim

Airlines yang bergerak dalam bidang jasa penerbangan, bernilai USD 15 juta dengan

komposisi penyertaan saham adalah 34% untuk Pemprov. Kaltim, 33% oleh investor dan

33% oleh pengelola atau investor.

Kerjasama Pemprov. Kaltim dengan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV untuk

membangun pelabuhan peti kemas di Kariangau, bernilai Rp 583,5 miliar untuk jangka

waktu sampai dengan tahun 2010. Dana pembangunan tersebut berasal dari APBD

Pemprov. Kaltim (Rp 70 miliar), APBN Rp 99 miliar dan PT. Pelindo Rp 414,5 miliar.

Diharapkan pada 2011 terminal peti kemas ini sudah dapat beroperasi.

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

Prospek perekonomian Daerah

47

• Alokasi pemanfaatan dana SILPA untuk stimulus Fiskal guna mendukung ekspansi ke sektor riil di

Kalimantan Timur pada tahun 2009 mencapai Rp 138 miliar. Alokasi dana ini meliputi beberapa

proyek sebagai berikut:

Departemen Pekerjaan Umum, sebesar Rp 58 miliar yang meliputi:

Jalan & jembatan provinsi, yaitu poros Bontang-Sangatta dan Perbatasan

Simanggaris (Rp 25 miliar) dan jalan & jembatan kabupaten kota yang berada di

wilayah Kab. Berau, Tana Tidung, dan Kutai Barat (Rp 33 miliar)

Departemen Perhubungan, sebesar Rp 58 miliar, yang meliputi:

Pelabuhan udara di Kab. Pasir dan Kota Samarinda (Rp 15 miliar) dan pelabuhan

laut di Kab. Penajam Paser Utara, Kab. Berau dan Kab. Kutai Kartanegara (Rp 43

miliar).

Departemen Pertanian, berupa proyek jalan produksi sentra perkebunan dan jalan usaha

tani dan irigasi di Kota Samarinda, Kab. Kutai Kartanegara dan Kab. Penajam Paser Utara

(Rp 20 miliar).

7.2 Prospek Perkembangan Inflasi

Tekanan terhadap laju perkembangan harga

barang dan jasa pada triwulan II-2009 diperkirakan

akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan

periode triwulan I-2009. Hal ini dipengaruhi oleh

adanya peningkatan konsumsi masyarakat yang

dipengaruhi oleh adanya peningkatan penghasilan,

seperti halnya yang diterima oleh PNS, TNI dan Polri.

Hal ini terlihat juga dari hasil SK bulan April 2009 yang

menunjukkan bahwa indeks ekspektasi penghasilan

masyarakat berada pada level 156; lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan Maret 2009 yang

sebesar 144,5. Sementara indeks ekspektasi tabungan masyarakat pada bulan April 2009 tercatat

sebesar 140; lebih rendah dibandingkan dengan bulan Maret 2009 yang sebesar 141 (Grafik 7.4). Hal

ini menunjukkan bahwa dengan adanya ekspektasi peningkatan penghasilan pada triwulan II-2009,

masyarakat akan cenderung menggunakannya untuk konsumsi, dibandingkan dengan menabung. Hal

ini didukung pula dengan meningkatnya indeks ketepatan waktu untuk membeli barang tahan lama

(Gafik 7.2).

Sementara itu juga, indeks yang

mengukur perubahan harga umum 3 bulan

yang akan datang dari hasil SK bulan April

2009 berada pada level 136; lebih tinggi

dibandingkan posisi bulan Maret 2009 yang

sebesar 129 (Grafik 7.5). Hal ini menunjukkan

bahwa konsumen memperkirakan bahwa pada

periode triwulan II-2009 harga-harga akan

naik.

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

LAMPIRAN

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

2009

Q I Q II Q III Q IV Q I*

MAKRO EKONOMI

Indeks Harga Konsumen (IHK) 166.80 112.61 116.35 116.63 117.54

Kota Samarinda 165.99 113.57 116.93 116.86 118.60

Kota Balikpapan 167.76 110.64 113.98 114.43 114.46

Kota Tarakan 115.17 121.55 122.55 123.20

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y,%) 11.05 14.9 13.99 13.06 9.39

Kota Samarinda 11.60 15.83 14.37 12.69 10.52

Kota Balikpapan 10.40 13.66 11.42 11.30 7.29

Kota Tarakan 15.33 20.68 19.85 11.69

PDRB - harga konstan (miliar Rp) 25,592.33 25,814.59 25,949.64 25,811.47 25,348.76

Pertanian 1,957.63 1,860.22 1,728.87 1,511.26 1,914.66

Pertambangan & Penggalian 9,858.43 10,041.29 10,184.14 10,429.62 9,341.19

Industri Pengolahan 8,164.66 8,232.89 8,231.40 8,010.76 8,480.72

Listrik, gas dan air bersih 78.64 79.30 80.24 80.35 80.78

Bangunan 874.35 892.53 907.53 913.97 858.29

Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,107.97 2,117.59 2,162.06 2,190.87 2,059.17

Pengangkutan dan Komunikasi 1,328.20 1,347.21 1,375.70 1,382.01 1,319.30 Keuangan, Persewaan dan Jasa 727.37 745.19 764.74 767.97 789.38 Jasa 495.07 498.37 514.97 524.68 505.26

Pertumbuhan PDRB (y-o-y,%) 6.62 6.82 4.58 1.44 (0.95) Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 1,575.36 1,733.84 2,420.98 2,588.11 992.79 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 28,888 28,732 29,504 3,365 13,427 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 304.82 404.26 370.31 693.46 1,101.16 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 149.03 161.41 115.06 154.17 66.68 *PDRB Kaltim Q 1-09 merupakan angka perkiraan Bank Indonesia

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR2008

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id fileSamarinda. Triwulan I - 2009 . i . KATA PENGANTAR . Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan buku

2009

Q I Q II Q III Q IV Q I*PERBANKANBank Umum:Total Aset (Rp triliun) 36.39 38.72 43.69 46.47 45.65 DPK (Rp triliun) 32.97 35.11 39.35 41.52 41.37

Tabungan (Rp triliun) 12.64 14.03 14.47 15.52 14.92 Giro (Rp triliun) 9.52 11.01 13.53 12.92 12.60 Deposito (Rp triliun) 10.81 10.07 11.34 13.08 13.85

Kredit (Rp triliun) - berdasarkan lokasi proyek 24.01 27.09 29.73 30.17 29.11 Modal Kerja 11.57 13.22 14.26 13.69 12.29 Konsumsi 7.22 8.08 9.16 9.96 10.23 Investasi 5.25 5.78 6.31 6.51 6.59 LDR 72.80% 77.16% 75.55% 72.66% 70.37%

Kredit (Rp triliun) -berdasarkan lokasi kantor cab 16.44 18.21 19.85 20.47 21.01 Modal Kerja 7.37 8.20 8.71 8.96 9.02 Konsumsi 5.39 5.79 6.33 6.48 6.66 Investasi 3.67 4.22 4.80 5.03 5.32 LDR 49.84% 51.86% 50.43% 49.31% 50.79%

Kredit UMKM (Rp triliun)Kredit Mikro (<Rp 50 juta) (Rp triliun) 3.00 3.25 3.50 3.52 3.69

Kredit Modal Kerja 0.35 0.41 0.44 0.42 0.44

Kredit Investasi 0.04 0.10 0.10 0.10 0.11 Kredit Konsumsi 2.61 2.74 2.95 3.00 3.14

Kredit Kecil (Rp 50 juta < X ≤ Rp 500 juta) (Rp triliun) 3.41 3.85 4.21 4.25 4.34 Kredit Modal Kerja 1.20 1.32 1.42 1.39 1.36 Kredit Investasi 0.25 0.36 0.42 0.46 0.52 Kredit Konsumsi 1.96 2.17 2.37 2.40 2.45

Kredit Menengah (Rp 500 juta < X < ≤ Rp 5 miliar) (Rp triliun) 4.78 5.37 5.70 5.80 5.73 Kredit Modal Kerja 2.98 3.40 3.56 3.65 3.58 Kredit Investasi 1.09 1.16 1.23 1.24 1.26 Kredit Konsumsi 0.72 0.81 0.91 0.92 0.90

Total Kredit MKM (Rp triliun) 11.19 12.46 13.42 13.57 13.76 NPL MKM gross (%) 3.66 3.05 2.67 2.40 3.06 NPL MKM nett (%)

BPR:Total Aset (Rp miliar) 143.15 161.28 172.71 182.73 191.43 DPK (Rp miliar) 86.41 93.55 101.34 104.92 112.90

Tabungan 37.69 39.30 40.92 43.84 46.47 Giro - - - - - Deposito 48.71 54.25 60.42 61.08 66.43

Kredit (Rp miliar) 94.94 117.14 125.52 136.05 133.75 Modal Kerja 59.16 73.12 80.97 86.11 80.97 Konsumsi 28.84 35.39 35.25 37.21 39.84 Investasi 6.95 8.63 9.30 12.73 12.93

Kredit UMKM (Rp miliar) 94.94 117.14 125.52 136.05 133.75 Rasio NPL Gross (%) 7.86 7.74 6.59 8.83 8.99 Rasio NPL Nett (%)LDR 109.88% 125.23% 123.85% 129.67% 118.47%

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR2008