kajian ekonomi regional - bi.go.id · 1.3 distribusi pdrb atas dasar harga berlaku menurut lapangan...
TRANSCRIPT
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
Provinsi Jambi
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
Triwulan IV - 2012
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
K A T A P E N G A N T A R
Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan
IV-2012 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun
komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders
internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku
usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)
diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan
ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro
regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,
ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi
dan inflasi daerah.
Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan
IV-2012 menunjukkan peningkatan pertumbuhan yaitu dari 7,29% (yoy) menjadi 9,09%
(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan
perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian Jambi selama tahun 2012
menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88% perekonomian Indonesia yang sebesar
Rp8.241,9 triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 4,22% (yoy) lebih rendah
dari triwulan lalu 4,43% (yoy) serta inflasi nasional 4,30% (yoy). Perkembangan perbankan
juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit.
Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu
sebesar 107,48% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman,
ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,70%. Pembenahan sektor riil
secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan
terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan
yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga serta
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto.
Dalam penyusunan KER triwulan IV-20112 kami banyak memperoleh support dari
dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh
karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua
pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang
akan datang.
Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam
meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk
kemakmuran masyarakat Jambi.
Jambi, Februari 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI JAMBI
Marlison Hakim
Kepala Perwakilan
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
i
DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i Daftar Tabel ......................................................................................... ii Daftar Grafik ......................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5
A. Umum ............................................................................. 5
B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan
Perikanan.................................................................. ... 8
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 11
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 12
4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ... 14
5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 15
C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 17
1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 18
2. Investasi ................................................................... ... 20
3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 22
3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 22
3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 24
BAB II. Inflasi ....................................................................................... 27
A. Kajian Umum ................................................................. 27
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 29
1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 31
2. Kelompok Makanan Jadi........................................... ... 34
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan
Bakar....................................................................... .... 34
4. Kelompok Sandang.................................................. .... 34
5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 35
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 35
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 35
Boks 1. Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Di Provinsi Jambi
Boks 2. Produksi Dan Distribusi Beras Di Provinsi Jambi
BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 37
A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 37
B. Bank Umum ................................................................... 38
1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 38
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
ii
2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 39
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana..................... ... . 42
4. Undisbursed Loan...................................................... .. 44
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing
Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi............... 44
6. Perkembangan Kredit UMKM ...................................... 46
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 47
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ............................... 47
1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 48
2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... ... 49
3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 49
4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 49
5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)................ 50
BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 51
A. Realisasi Pendapatan DaerahTahun 2012 ............................ 51
B. RealisasiBelanja Daerah Tahun 2012 ................................... 52
C. APBD 2013 ........................................................................ 53
D. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ............................... 54
E. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................. 56
Boks 2. Belanja Modal Provinsi Jambi
BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ............................. 57
A. Ketenagakerjaan Daerah .................................................... 57
B. Kemiskinan ........................................................................ 59
BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 63
A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 63
B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 65
Lampiran Glosary
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
iii
DAFTAR TABEL
1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6
1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi
(y-o-y) 7
1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 15
1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 18
1.5 Realisasi Investasi PMA Jambi 21
2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 29
2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 30
2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi
Periode Triwulan III-2012 30
3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 38
3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 40
3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 41
3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 42
3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 42
3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 44
3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan
Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 44
3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi
Jambi 45
3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi
Jambi 48
3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 50
4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulanan IV-2012 52
4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulanan III-2012 52
4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 55
4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 56
5.1 Perbandingan UMP Wilayah Sumatera 57
5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor ( 2007 = 100 ) 59
6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 64
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
iv
DAFTAR GRAFIK
1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 6 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi (Ha) 9 1.6 Nilai Tukar Petani(NTP) Provinsi Jambi 9 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 10 1.9 Distrbusi Jenis Pupuk 11 1.10 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 11 1.11 Tingkat Hunian Hotel 12 1.12 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 13 1.13 Lifting Minyak Bumi 13 1.14 Lifting Gas Alam 13 1.15 Perkembangan Produksi Karet Jambi 14 1.16 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 15 1.17 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 15 1.18 Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih 15 1.19 PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 16 1.20 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 16 1.21 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 16 1.22 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 17 1.23 Perkembangan Total Arus Barang 17 1.24 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Triwulanan IV Tahun 2012 18 1.25 Perkembangan Penjualan Premium 19 1.26 Perkembangan Penjualan Solar 19 1.27Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 20 1.28 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 20 1.29 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 20 1.30 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21 1.31 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21 1.32 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 21 1.33 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22 1.34 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 23 1.35 Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama 23 1.36 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 23 1.37 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.38 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24 1.39 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25 1.40 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25 1.41 Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang 25 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 27 2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 28
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
v
2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2012 29 2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 31 2.5 Perkembangan Harga Jagung 32 2.6 Perkembangan Harga Daging 32 2.7 Perkembangan Harga Beras 33 2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 33 2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 33 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 34 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 36 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 39 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 40 3.3 PerkembanganLoan to Deposit Ratio (LDR) Bank UmumProvinsi Jambi 45 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 46 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 47 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 48 3.8 Perkembangan Nominal Kliring 49 3.9 Perkembangan Volume Kliring 49 4.1 Perkembangan APBD dan Realisasi 2010 - 2013 54 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 55 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 55 4.4 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 56 4.5 PerkembanganDepositodanGiroPemerintah Daerah Provinsi Jambi 57 5.1 Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas 58 5.2 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 60 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.dJanuari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 65 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d
Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 66 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode Tahun
2010 s.d Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 66
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
a. Inflasi dan PDRB
TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IVMAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 133.49 133.49 133.90 137.41 138.68 139.12
Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 2.76 2.76 3.90 6.80 4.43 4.22
PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1)
18,962,397 4,878,010 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268
- Pertanian 5,580,225 1,417,451 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865
- Pertambangan dan Penggalian 2,642,297 687,233 632,818 664,546 691,806 724,265
- Industri Pengolahan 2,347,523 610,822 602,129 621,508 645,624 663,663
- Listrik, Gas, dan Air Bersih 161,918 41,083 41,538 42,222 43,115 45,734
- Bangunan 888,073 228,799 232,286 241,825 263,095 294,423
- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,340,709 870,155 879,489 899,172 939,087 956,236
- Pengangkutan dan Komunikasi 1,374,510 351,936 352,177 361,214 375,484 384,400
- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,087,897 278,649 282,678 290,388 295,250 304,502
- Jasa 1,539,245 391,882 393,196 397,868 402,330 405,179
Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,999,592 397,937 330,267 379,947 285,237 295,369 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 4,721,239 1,163,958 1,507,099 1,561,561 872,828 1,372,439
-
Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)
171,462 38,788 34,070 16,962 26,040 30,537 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 165,505 38,236 10,440 33,658 24,426 39,317
Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000
201120122011
INDIKATOR
2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan
21 kelompok barang berdasarkan SITC 2
digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik
impor menggunakan SITC 2 digit
b. Perbankan
Tw.IV-11 Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 21,001,143 21,001,143 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 DPK(Rp Juta) 16,388,558 16,388,558 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194
- Tabungan 9,099,034 9,099,034 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 - Giro 3,167,099 3,167,099 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 - Deposito 4,122,425 4,122,425 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 -
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1) 20,666,544 20,666,544 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 - Modal Kerja 8,572,331 8,572,331 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 - Konsumsi 3,520,586 3,520,586 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 - Investasi 8,573,626 8,573,626 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 - Dana 16,090,956 16,090,956 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 - LDR 128.44 128.44 126.51 134.11 138.26 144.43-
Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 15,106,829 15,106,829 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 - Modal Kerja 6,454,596 6,454,596 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 - Konsumsi 6,151,718 6,151,718 6,534,233 6,921,191 7,784,459 3,723,619 - Investasi 2,500,515 2,500,515 2,693,215 2,846,175 3,251,684 8,237,555
- LDR (%) 92.18 92.18 91.05 95.64 100.19 107.48- NPL Gross (%) 260,903 260,903 274,616 301,173 319,845 328,384 - NPL Gross nominal 1.73 1.73 1.75 1.79 1.78 1.70
Kredit MKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,001,269 3,001,269 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031
- Kredit Modal Kerja 1,116,950 1,116,950 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794
- Kredit Investasi 193,105 193,105 203,093 226,438 246,076 265,709
- Kredit Konsumsi 1,691,215 1,691,215 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528
Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 6,828,723 6,828,723 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184
- Kredit Modal Kerja 2,069,518 2,069,518 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917
- Kredit Investasi 741,010 741,010 824,744 952,979 1,028,456 1,117,634
- Kredit Konsumsi 4,018,195 4,018,195 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633
Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 3,050,007 3,050,007 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797
- Kredit Modal Kerja 2,067,299 2,067,299 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435
- Kredit Investasi 544,169 544,169 584,976 613,395 654,497 452,035
- Kredit Konsumsi 438,539 438,539 520,786 401,576 477,927 481,328
Total Kredit MKM (Rp Juta) 12,880,000 12,880,000 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 NPL MKM gross (%) 2.03 2.03 1.76 3.85 1.30 2.13
- NPL MKM Gross Nominal 260,903 260,903 236,264 559,480 200,255 322,875
B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 423,987 423,987 460,613 534,589 622,101 644,378 DPK (Rp Juta) 316,427 316,427 349,774 410,115 431,198 481,763 - Tabungan (Rp Juta) 64,647 64,647 63,909 69,101 71,206 80,701 - Deposito (Rp Juta) 251,780 251,780 285,865 341,013 359,992 401,062
Kredit (Rp Juta) 288,561 288,561 337,067 410,499 463,125 487,782 - Modal Kerja 80,588 80,588 87,282 102,479 114,570 123,865 - Investasi 61,977 61,977 73,586 87,528 98,433 95,547 - Konsumsi 145,995 145,995 176,199 220,492 250,123 268,370
Kredit UMKM (Rp Juta) 142,565 142,565 160,868 190,007 213,003 219,412 Rasio NPL Gross (%) 9.09 9.09 8.86 7.96 7.90 6.27 - NPL Gross (Nominal) 12,955 12,955 14,246 15,131 16,822 13,762 - PPAP 6,918 6,918 7,257 8,131 8,582 8,560 Rasio NPL Net (%) 2.09 2.09 2.07 1.71 1.78 1.07 LDR (%) 91.19 91.19 96.37 100.09 107.40 101.25
TAHUN 2011 TAHUN 2012TAHUN 2011
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
INDIKATOR
TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH
c. Sistem Pembayaran
Tw.IV-11 Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012
SISTEM PEMBAYRAN
Inflow (Rp Juta) 1,867,244 489,008 518,106 418,971 805,987 393,685
Outflow (Rp Juta) 5,249,945 1,334,919 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,822
Pemusnahan Uang (ribu lembar) 351,723 109,877 272,452 24,127 11,991 66,122
Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 136,011 38,746 64,796 72,693 48,131 52,404
Volume Transaksi RTGS 166,524 43,497 39,368 44,630 44,319 48,651
Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,094,295 2,493,524 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,594,776
Volume Kliring Debet (lembar) 267,248 67,865 69,746 65,514 61,324 69,487
Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 36,523 40,218 40,232 37,883 38,559 41,187
Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,073 1,095 1,107 1,017 973 1,103
Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 196,513 59,861 45,677 39,077 48,694 46,655
Volume Kliring Pengembalian (lembar) 4,676 1,418 1,225 1,430 1,451 1,485
Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 789 966 725 620 798 765
Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 19 23 19 23 24 24
Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 171,855 59,861 36,225 33,051 40,025 35,192
Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 3,947 1,418 856 1,164 1,150 1,134
Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 690 903 575 525 656 577
Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 16 14 14 18 19 19
INDIKATORTahun 2011
TAHUN 2011Tahun 2012
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
1
RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI
I. Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 9,09%
(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya 7,29%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong
oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga sementara dari sisi
penawaran, pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan hotel dan
restoran menjadi penyumbang utama pertumbuhan.
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2012 menunjukkan
bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 46,68% dari
jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,01% dan sektor
sekunder sebesar 17,31%.
Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan
dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian
Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88%
perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Pangsa perekonomian
Jambi tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 0,85%.
Dari sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi menunjukkan
peningkatan produksi pada angka yang relatif tinggi dengan laju pertumbuhan
utama masih ditopang oleh tingginya pertumbuhan sektor pertanian serta
Perdagangan, Hotel dan Restoran serta terakselerasinya perkembangan sektor
konstruksi.
Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekonomi Provinsi Jambi
terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi fisik yang tercatat melalui
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) serta konsumsi rumah
tangga.
II. Inflasi
Pada triwulan IV-2012,inflasi kota Jambi tercatat 4,22% (yoy),lebih
rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43% (yoyy)
serta rata-rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir 5,83% (yoyy).
Perekonomian Provinsi Jambi triwulan IV- 2012 mengalami peningkatan
yaitu dari 7,29% (yoy) menjadi 9,09%
(yoy)....
Pada triwulan IV-2012, Kota Jambi mengalami
inflasi sebesar 4,22% (yoy) ..........
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
2
Penurunan tersebut juga sejalan dengan menurunnya inflasi nasional dari
4,31% (yoy) menjadi 4,30% (yoy).
Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya inflasi kota Jambi
utamanya disebabkan oleh menurunnya inflasi inti dari 5,04% (yoy) menjadi
4,98% (yoy) diikuti dengan penurunan inflasi administered price yaitu dari
6,69% (yoy) menjadi 5,05% (yoy).1 Di sisi lain, inflasi volatile food masih
menunjukkan peningkatan yaitu dari 1,82% (yoy) menjadi 2,33% (yoy).
Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya harga bahan makanan terutama
daging ayam ras yang meningkat 16,73% dengan sumbangan inflasi
0,3260%. Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober,
Novemberdan Desember 2012 masing-masing 0,05%(m-t-m);-0,35%(m-t-m);
dan 0,62%(m-t-m).
III. Perbankan dan Sistem Pembayaran
Kinerja perbankan pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan
peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran
kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik
sebesar 729 bps yaitu menjadi 107,48%. Kualitas kredit yang diberikan baik
tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu
sebesar 1,70% (di bawah ketentuan 5%) serta sedikit lebih rendah dari
triwulan sebelumnya sebesar 1,78%.
Outstanding kredit bank umum meningkat 7,45% (qtq) menjadi
Rp19.287,68 miliar, sementara DPK meningkat 0,15% (qtq) menjadi
Rp17.945,19 miliar. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar
Rp24.475,08 miliar.
Aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan hal ini tercermin
dari meningkatnya cash outflow sebesar 12,80% serta RTGS dan transaksi
kliring. Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan
sebesar 7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.548,12 miliar.
Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami peningkatan
sebesar 8,88% dibandingkan triwulan sebelumnya.
1Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit....
RINGKASAN EKSEKUTIF
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
3
IV. Keuangan Pemerintah Daerah
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2012
mencapai Rp2.662,91 miliar (terealisasi 122,08% dari APBD-P), sementara itu
realisasi belanja mencapai Rp2.559,27 miliar (92,51%). Jika dibandingkan
dengan semester lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar
30,44% dan 92,51%.
Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012
dianggarkan meningkat 12,11% dibandingkan anggaran APBD-P 2012
menjadi Rp2.445,37 miliar sementara belanja Pemerintah Daerah Provinsi
Jambi pada tahun 2012 sebesar Rp2.652,83 miliar atau turun 4,11% dari
tahun sebelumnya. Dengan demikian akan terdapat defisit sebesar RP207,45
miliar yang akan dibiayai oleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA)tahun
2012 yang sebesar Rp689,91 miliar.
V. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan
mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi
90,64 dari 90,96 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada
tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari Rp1.142.500,- menjadi
Rp1.300.000. UMP tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung,
Bangka Belitung dan Bengkulu.
VI. Prospek Perekonomian
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, Laju pertumbuhan tahunan
Provinsi Jambi pada triwulan I-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan
triwulan IV-2012. Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah
tangga diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi
Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan
ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel
dan restoran.
Pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada pada angka yang
tinggi bahkan di atas 10% yaitu pada kisaran 10,5%-11,0% (yoy) dari
triwulan laporan yang tumbuh mencapai 9,09% (yoy). Sementara proyeksi
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%.
Realisasi pendapatan 2012 mencapai
122,08% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai
92,51%...
UMP Jambi meningkat 13,79%
Laju pertumbuhan PDRB triwulan I-2013
diperkirakan berkisar 10,5%-11,0% (yoy).....
RINGKASAN EKSEKUTIF
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
4
Perkembangan harga-harga pada triwulan I-2013 diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan triwulan IV-2012 mencapai 5,0%-5,50% (yoy) meningkat
dari triwulan laporan 4,22% (yoy).
Faktor penyebab inflasi terutama bersumber dari sisi penawaran.
Produksi bumbu-bumbuan yang masih terbatas menjadi penyebab
peningkatan inflasi volatile foods. Namun demikian, masuknya musim panen
padi diharapkan dapat menahan laju inflasi kelompak ini.
Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik)
secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara
langsung maupun dampak lanjutannya.
Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada
meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga barang investasi
terutama properti. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam
beberapa tahun terakhir memicu turut menyebabkan kenaikan harga properti
Jambi
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain
1) Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-
bumbuan, 2) Meningkatnya pembangunan konstruksi masyarakat, 3) Kondisi
infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan
biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi memasuki musim
hujan yang dapat menghambat distribusi. Beberapa hal tersebut diperkirakan
akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun 2013.
Laju inflasi Triwulan I-2013 diperkirakan berkisar 5,00-5,50% (yoy).....
5
BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL
A. Umum
Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 9,09% (yoy),
lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya
7,29%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong oleh peningkatan
investasi dan konsumsi rumah tangga. Sementara itu dari sisi penawaran,
pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan hotel dan restoran menjadi
penyumbang utama pertumbuhan.
Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2012 menunjukkan
bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 46,68% dari
jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,01% dan sektor
sekunder sebesar 17,31%.
Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan
dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian
Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88%
perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Pangsa perekonomian
Jambi tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 0,85%.
Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)
15.1 15.6 16.2 16.5 16.7 17.6 18.7 19.6
6.5
6.5 6.5 6.5
6.3
6.376.17 6.11
9.048.56
8.74
7.86
6.15
7.15 7.29
9.09
4
5
6
7
8
9
10
0
5
10
15
20
25
30
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12
Sumber: BPS (diolah)
%
Output Provinsi Jambi Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
6
Secara triwulanan,
perkembangan perekonomian
Jambi menunjukkan
peningkatan 2,84% (qtq)
melambat dibandingkan
triwulan III-2012 yang tumbuh
mencapai 3,28% (qtq). Secara
triwulanan, pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh meningkatnya
sektor pertambangan dan bangunan. Sektor pertambangan tumbuh 4,69% (qtq)
dengan andil 0,63%. Produksi migas yang cenderung melambat dalam tiga
triwulan awal tahun 2012, kembali menunjukkan peningkatan di triwulan
laporan. Sementara itu maraknya pembangunan konstruksi terutama perumahan
dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan sektor bangunan dapat tumbuh
11,91% (qtq) dengan sumbangan 0,60%.
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)
Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh PMTDB yang
meningkat 6,42% (qtq) dengan sumbangan inflasi 1,15%. Pengeluaran konsumsi
rumah tangga memiliki bobot terbesar mengalami perlambatan pertumbuhan
menjadi 1,59% dari 1,83% di triwulan sebelumnya. Setelah adanya perayaan hari
besar keagamaan pada triwulan sebelumnya, konsumsi masyarakat di triwulan
I II III IV I II III Growth Andil
1.17 1.34 1.97 0.39 2.38 2.78 1.83 1.59 0.47 Pertambangan dan Penggalian 4.15 4.60 4.40 1.01 (7.92) 5.01 4.10 4.69 0.63 Industri Pengolahan 0.85 1.65 3.85 2.36 (1.42) 3.22 3.88 2.79 0.35 Listrik, Air dan Gas 1.05 0.87 1.09 0.97 1.11 1.65 2.12 6.07 0.05
0.87 1.58 2.01 2.22 1.52 4.11 8.80 11.91 0.61 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.03 2.16 5.16 1.50 1.07 2.24 4.44 1.83 0.33 Pengangkutan dan Komunikasi 0.09 1.26 2.51 1.15 0.07 2.57 3.95 2.37 0.17 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.31 1.62 2.00 1.41 1.45 2.73 1.67 3.13 0.18
0.94 1.21 2.03 0.71 0.34 1.19 1.12 0.71 0.06 1.39 1.97 3.14 1.15 (0.22) 2.93 3.28 2.84 2.84
I II III IV I II III Growth Andil
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.56 0.90 2.18 1.25 0.47 1.06 2.42 0.73 0.49 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (3.07) 3.88 6.91 5.08 (5.27) 2.68 3.22 1.11 0.21 Lembaga Swasta Nirlaba 1.28 2.35 6.76 0.60 1.63 1.97 2.56 1.67 0.01 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0.05 5.72 3.45 2.51 1.21 4.22 6.84 6.42 1.15 Perubahan Stok 0.53 3.90 2.48 13.64 0.54 2.28 (2.01) 7.66 0.23
2.01 2.02 6.73 -9.01 -8.77 11.58 -2.62 -0.22 -0.14-0.09 2.34 6.54 -6.46 -8.17 8.99 -2.25 -1.23 -0.881.39 1.97 3.14 1.15 (0.22) 2.93 3.28 2.84 2.84
2012 Tw IV-2012
2012 Tw IV-2012
Bangunan
2011
2011
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
JENIS PENGELUARAN
Ekspor Impor
Jasa-Jasa
LAPANGAN USAHA
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Pertanian
Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq)
1.39
1.97
3.14
1.15
(0.22)
2.93 3.28
2.84
(0.5)
-
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4,200
4,400
4,600
4,800
5,000
5,200
5,400
Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12
PersenRp miliarNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
7
7
laporan kembali normal. Namun demikian, banyaknya intensitas acara di akhir
tahun mampu menjaga konsumsi pada level yang cukup baik.
B. PDRB Sisi Produksi
Dari sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi menunjukkan peningkatan
produksi pada angka yang relatif tinggi dengan laju pertumbuhan utama masih
ditopang oleh tingginya pertumbuhan sektor pertanian serta sektor perdagangan,
hotel dan restoran serta terakselerasinya perkembangan sektor konstruksi. Sektor
pertanian yang merupakan sektor utama di Jambi memberikan andil
pertumbuhan ekonomi mencapai 2,57% diikuti oleh sektor perdagangan, hotel
dan restoran 1,76% serta sektor konstruksi 1,35%.
Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)
Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar
Rp19,59 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian
sebesar 29,27%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,41%, serta
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,99%. Dengan demikian,
struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami
perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).
IV I II III Growth Andil
4.96 6.22 7.72 7.56 8.85 2.57 Pertambangan dan Penggalian 14.89 1.57 1.98 1.68 5.39 0.76 Industri Pengolahan 8.97 6.51 8.16 8.19 8.65 1.08 Listrik, Air dan Gas 4.05 4.11 4.90 5.97 11.32 0.10
6.84 7.54 10.21 17.54 28.68 1.35 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.16 10.21 10.30 9.54 9.89 1.76 Pengangkutan dan Komunikasi 5.09 5.06 6.42 7.91 9.22 0.67 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 6.50 6.64 7.80 7.45 9.28 0.53
4.97 4.34 4.32 3.39 3.39 0.27 7.86 6.15 7.15 7.29 9.09 9.09
2012
Pertanian
Bangunan
Jasa-JasaPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
LAPANGAN USAHA2011 Tw IV-2012
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
8
Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012
1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan
perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,85% (yoy) lebih
tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu 7,56% (yoy). Secara triwulanan
pertumbuhan sektor ini mencapai 1,59% (qtq) sedikit melambat dibandingkan
dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,83% (qtq).
Pada triwulan laporan, sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh
0,34% (qtq) lebih tinggi dari triwulan lalu yang turun 0,61%(qtq). Produksi padi
cenderung tinggi di awal tahun terutama pada bulan Februari Juli, seiring
tingginya produksi padi di wilayah Kerinci. Produksi tersebut kemudian
meningkat kembali di bulan Desember seiring memasuki masa panen padi di
wilayah Tanjung Jabung.
Berdasarkan angka ramalan yang dikeluarkan oleh BPS, luas panen padi
selama bulan September Desember mencapai 46.760 ha meningkat 2,16% dari
tahun sebelumnya 45.770 ha. Untuk itu, produksi tanaman bahan makanan
menunjukkan pertumbuhan mencapai 7,12% (yoy) dibandingkan posisi yang
sama tahun lalu.
Pertanian, 29.27
Pertambangan dan Penggalian,
17.41
Industri Pengolahan,
11.00
Listrik, gas & air, 0.94
Bangunan, 5.36
Perdagangan, Hotel dan restauran,
15.99
Pengangkutan dan
Komunikasi, 6.35
Keuangan, Persewaan dan
Jasa Perusahaan,
5.12
Jasa-jasa, 8.55
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
9
9
Grafik 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) Grafik 1.5 Panen Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi (Ha)
Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di
triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP
Desember 2012 dibandingkan NTP September 2012 turun 0,35% menjadi 90,64.
Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya harga jual terutama
tanaman perkebunan. Sementara itu, indeks yang harus dibayar oleh petani
mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus diperhatikan terkait
nilai tukar ini adalah petani yang menggantungkan pendapatan hidupnya hanya
dari satu sumber saja, misalkan perkebunan. Penurunan harga komoditas ini akan
berdampak pada penurunan pendapatan mereka.
Grafik 1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi
Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 14,45% dari PDRB
mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,33% (qtq), melambat dari
pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,52% (qtq).
Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melambatnya produksi kelapa sawit.
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
2010 2011 2012 (ARAM II) 0
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des
Jagung Kedelai
2010 2011 2012 (ARAM II)
80
90
100
110
120
130
140
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012
indeks terima indeks bayar NTP
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
10
Kelapa sawit mengalami perlambatan produksi di triwulan laporan.
Tingginya pasokan akibat melimpahnya produksi triwulan lalu sementara
permintaan yang terbatas menjadi penyebab penumpukan tersebut. Kondisi ini
akhirnya berdampak pada turunnya harga jual kelapa sawit baik di Jambi maupun
harga jual internasional. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.195,51/kg turun
22,39% dari triwulan lalu sementara harga CPO di Jambi turun 19,83%. Kondisi
ini sejalan dengan turunnya harga di tingkat internasional 22,16% menjadi USD
714,74/metric ton. Harga kelapa sawit ini merupakan yang terendah semenjak
pertengahan tahun 2009. Selain itu, yang perlu dikhawatirkan adalah harga
kelapa sawit di petani bukan plasma mengalami penurunan yang lebih tinggi.
Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
Sumber: Disbun Provinsi Jambi
Harga bokar di Jambi mulai
menunjukkan peningkatan. Harga
rata-rata bokar Rp24.643/kg
meningkat 9,13% (qtq).
Sebaliknya, harga karet di tingkat
internasional masih menunjukkan
penurunan mencapai 4,45%
menjadi USD 313,06/cent. Selama
tahun 2012, harga karet turun
mencapai 26,70% yang disebabkan oleh merosotnya permintaan dunia.
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2011 2012
Harga (Rp)
CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l
Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
-
100
200
300
400
500
600
700
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112
2011 2012
USD cent/KgRp/Kg
Harga Bokar (Rp/kg)
Harga Karet Internasional (USD cent/kg)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
11
11
Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor
tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan sebesar 30.155
ton meningkat 81,28% (qtq) dari triwulan lalu.3 Penyaluran pupuk tersebut
cenderung meningkat di akhir tahun. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian
Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar
didominasi oleh pupuk NPK Phonska (38,97%), diikuti oleh pupuk Urea
(38,12%), SP-36 (16,22%), dan ZA (6,69%). Selama tahun 2012, penyaluran
pupuk bersubsidi meningkat 81,28% dari tahun lalu.
rafik 1.9. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.10. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk
Grafik 1.9
Grafik 1.10
Sub sektor peternakan tumbuh 1,25% (qtq) melambat dibandingkan
triwulan lalu yang sebesar 2,10% (qtq). Pasca perayaan hari besar keagamaan
dimana kebutuhan akan daging meningkat, produksi daging cenderung
mengalami perlambatan. Sementara itu, sub sektor perikanan turun 0,15% lebih
sebaliknya, sub sektor kehutanan mampu tumbuh 5,30% (qtq) lebih tinggi dari
triwulan sebelumnya 2,18% (qtq).
2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)
Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan
9,89% (yoy); dengan sumbangan inflasi 1,76%. Perkembangan sektor ini
terutama didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran
di Jambi yang tumbuh 9,99% (yoy). Peningkatan investasi di Jambi berpengaruh
3 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.
0 5 10 15 20 25 30 35
TW I
TW II
TW III
TW IV
TW I
TW II
TW III
TW IV
20
11
20
12
(Kilo Ton)
SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea
20.18
14.42 12.84
32.60
22.95
29.94
16.64
30.16
-100
-50
0
50
100
150
200
0
5
10
15
20
25
30
35
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
2011 2012
Persen (%)Kilo Ton
Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
12
terhadap tinggi kebutuhan barang pendukung sehingga sektor perdagangan juga
turut meningkat.
Berdasarkan perhitungan triwulanan, sub sektor perdagangan besar dan
eceran yang memiliki pangsa terbesar dalam sektor PHR (pangsa 92,47%)
tumbuh 1,86% (qtq) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,53%
(qtq). Perlambatan tersebut disebabkan oleh faktor musim dimana pada triwulan
lalu tedapat perayaan hari besar keagamaan.
Sementara itu, sub sektor
hotel menunjukkan peningkatan
mencapai 3,69% (qtq) lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya
2,44% (qtq). Pada akhir tahun,
terdapat kecenderungan
peningkatan intensitas kegiatan
baik oleh swasta atau pemerintah
yang berdampak pada peningkatan sub sektor hotel. Kondisi ini juga terlihat dari
meningkatnya tingkat hunian hotel dari 47,34% di triwulan lalu menjadi 47,86%
di triwulan laporan yang diikuti dengan meningkatnya jumlah tamu menginap
23,25% menjadi 58.288 orang.
3. Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 5,39% (yoy) lebih
tinggi dari triwulan sebelumnya 1,68% (yoy). Meningkatnya nilai tambah sub
sektor migas yang mencapai 6,28% (qtq) menjadi pendorong utama kembali
tumbuhnya sektor tersebut. Produksi migas yang sempat turun di awal tahun
2012, kembali menunjukkan peningkatan. Produksi migas di triwulan laporan
meningkat 32,32% (qtq) dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian produksi
gas alam cenderung turun 2,28% dibandingkan triwulan lalu.
Grafik 1.11. Tingkat Hunioan Hotel
Grafik 1.11
50,954
60,511 54,126 56,688
50,821 57,930
47,293
58,288
0
10
20
30
40
50
60
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
13
13
Grafik 1.12. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi
Grafik 1.13. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.14. Lifting Gas Alam
Produksi migas selama triwulan IV-2012 mencapai 1.671,64 Kbarrel.
Adanya lokasi pertambangan baru juga ikut mendorong kinerja sub sektor ini.
Sementara itu, lifting gas alam diperkirakan turun menjadi 12.495 BBTU. Secara
akumulatif di tahun 2012, lifting minyak bumi Jambi mengalami penurunan
mencapai 11,84% yang disebabkan oleh kondisi sumur yang sudah cukup tua
sementara produksi gas alam cenderung stabil dari waktu ke waktu. 4
Sementara itu, produksi pertambangan tanpa migas meningkat cukup
signifikan mencapai 34,74% (yoy) atau 6,35% dari triwulan lalu. Meningkatnya
produksi batubara menjadi pendorong kenaikan tersebut. Harga batu bara yang
merosot semenjak awal tahun 2012 kembali menunjukkan peningkatan di
triwulan laporan. Harga rata-rata batu bara di tingkat internasional mencapai
4 Data bulan September 2012 merupakan perkiraan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
4.92 5.37 5.11 1.03
(14.25)
5.72
5.64 0.17
-25
0
25
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV*
2011 2012
PErsentase ribu barel
Lifting Minyak Bumi
Pertumbuhan PDRB
* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2012
(10.34)
(7.98)
25.53
(7.59) (10.28)
(7.41) (9.74)
32.32
(20)
(10)
-
10
20
30
40
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
I II III IV I II III IV*
2011 2012
Persen (%)
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2012
K Barel
Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan
(3.11) (15.50)
15.82
4.46
(5.72)
5.48
(1.49) (2.28)
(20)
(10)
-
10
20
30
-
5,000
10,000
15,000
20,000
I II III IV I II III IV*
2011 2012
Persen (%)
Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2012
BBTU
Lifting Gas Alam (BBTU) Pertumbuhan, aksis kanan
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
14
USD 66,80/mt di triwulan laporan meningkat 9,07% dari triwulan lalu. Namun
apabila dibandingkan dengan harga tahun lalu, harga batu bara masih 15,38%
lebih rendah.
4. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolahan meningkat mencapai 8,65% (yoy), dengan
andil pertumbuhan 1,76%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan
triwulan lalu yang sebesar 8,19% (yoy). Namun demikian, berdasarkan
perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan tumbuh 2,73% melambat
dari triwulan lalu 3,92%. Perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya
industri tanpa migas, terutama produksi CPO.
Berdasarkan data
dari Gapkindo (Gabungan
Pengusaha Karet
Indonesia) produksi crumb
rubber di triwulan laporan
menunjukkan penurunan
1,18% yaitu dari 76.065
ton di triwulan lalu
menjadi 75.165 di triwulan laporan. Masih terdapatnya stok karet di pedagangan
menyebabkan produksi sedikit menurun di triwulan laporan. Kondisi ini juga
terkonfirmasi dengan menurunnya pertumbuhan indeks produksi industri Karet
dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik 4,58% di triwulan laporan.
Jika dibandingkan tahun 2011, produksi karet selama tahun 2012 turun
mencapai 6,72%. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya permintaan
untuk ekspor. Selain itu, harga yang turun juga menjadi disinsentif bagi petani.5
Tingginya produksi CPO pada triwulan lalu diikuti dengan tingginya stok
CPO di PKS dan tanki. Kondisi ini diikuti dengan melambatnya produksi pada
triwulan laporan. Pelambatan ini tercermin dari melambatnya industri makanan,
minuman dan tembakau sebesar 3,92% (qtq), lebih rendah dari triwulan lalu
5 Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo
Grafik 1.15. Perkembangan Produksi Karet Jambi
Sumber: Gapkindo Cabang Jambi
88,713 85,867 81,805
68,679 74,585 77,418 76,065 75,165
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
20
0
20,000
40,000
60,000
80,000
100,000
120,000
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
15
15
5,29%. Hal ini juga terkonfirmasi dari perlambatan indeks produksi makanan
sebesar 3,83% (qtq) dibandingkan triwulan lalu 7,81%.
Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang
5. Sektor-sektor Lain
Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 11,32% (yoy)
lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar
5,97%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan
air bersih masing-masing 11,68% (yoy) dan 8,88% (yoy).
Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya
jumlah konsumsi listrik di Jambi 13,92% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi
selama triwulan laporan mencapai 318.599 MWH dengan jumlah pelanggan
mencapai 505.636 rekening.
Grafik 1.16. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.17. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik
Grafik 1.16
Grafik 1.17
Sementara itu,
pemakaian sub sektor air bersih
yang dicatat oleh PDAM Tirta
Mayang menunjukkan
penurunan di triwulan laporan.
tercermin dari menurunnya
Rata-rata konsumsi air bersih
Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12 Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12
Industri Makanan -15.69 18.70 7.81 3.83 9.98 7.76 7.76 5.94
Industri Minuman 7.16 -4.93 0.59 5.04 9.91 -0.55 7.64 5.43
Industri Karet dan Barang dari
Karet dan Barang dari Plastik
-5.58 12.14 5.56 -4.58 6.06 2.40 6.66 4.11
I B S -12.92 13.96 6.48 4.30 12.22 11.86 7.69 4.38
Jenis Industri q-to-q y-o-y
Pertumbuhan
385 415 432 443 461 483 486 506
-
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV
2011 2012
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
385 415 432 443 461 483 486 506
-
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV
2011 2012
Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)
Pelanggan (dalam ribu)
Grafik 1.18. Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih
861
872
858
852
863
857
-0.61
1.33
-1.64
-0.68
1.34
-0.73
(3)
(1)
1
3
5
840
845
850
855
860
865
870
875
Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4
2011
Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2012
ribu M3
Total Konsumsi Air (LHS)
Pertumbuhan (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
16
bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 857,00 ribu M²
lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 834,48 ribu M².
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 9,22%
(yoy) pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 7,91% (yoy). Peningkatan dimaksud berasal dari meningkatnya sub
sektor pengangkutan maupun komunikasi yang masing-masing tumbuh 9,40%
(yoy) dan 7,51% (yoy).
Grafik 1.19. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur
Grafik 1.20. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang
Grafik 1.21. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang
Grafik 1.20
Grafik 1.21
Jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat dari Bandara
Sultan Thaha Jambi terus menunjukkan peningkatan seiring dengan
bertambahnya jumlah penerbangan. Pada triwulan laporan, jumlah penumpan
(total berangkat dan datang) meningkat 15,84% dari tahun lalu. Adanya
perluasan bandara di tahun 2012 turut memperbesar kapasitas pesawat yang
dapat beroperasi.
Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 6,45% (yoy) lebih tinggi
dibandingkan triwulan lalu yang turun 4,21% (yoy). Namun demikian, total arus
barang di pelabuhan menunjukkan penurunan 31,98% (yoy) menjadi 1.306,77
(80)
(60)
(40)
(20)
-
20
40
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III
2011 2012
Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah)
PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri
Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri
Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan
020406080
100120140160180
I II III IV I II III IV
2011 2012Sumber: PT. Angkasa Pura II
ribu orang
Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang
0
500
1000
1500
I II III IV I II III IV
2011 2012Sumber: PT.Angkasa Pura II
ton
Jumlah Bongkar Jumlah Muat
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
17
17
kilo ton.6 Menurunnya aktivitas ekspor di triwulan laporan berdampak pada
penurunan aktivitas di pelabuhan.
Grafik 1.120 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.21. Perkembangan Total Arus Barang
Grafik 1.20
Grafik 1.21
Sub sektor komunikasi tumbuh 7,51% (yoy) yang didukung
pertumbuhan pos dan telekomunikasi 7,54% (yoy) dan jasa penunjang
komunikasi 5,10% (yoy).
Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar
9,28% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,45% (yoy).
Peningkatan ini terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor
bank 12,26% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu 8,92% (yoy).
Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 3,39% (yoy) stabil dari
pertumbuhan triwulan sebelumnya. Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa
pemerintahan umum 2,96% (yoy) dan sub sektor jasa swasta 5,49% (qtq).
C. PDRB Sisi Pengeluaran
Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekonomi Provinsi Jambi
terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi fisik yang tercatat melalui
Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) serta konsumsi rumah
tangga. Investasi fisik tercatat meningkat 19,93% (yoy) dengan andil
pertumbuhan 3,35% sementara konsumsi rumah tangga meningkat 4,75% (yoy)
dengan andil 3,22%. Berdasarkan strukturnya, 55,96% perekonomian Jambi
ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan investasi fisik 18,31%. Namun demikian,
pangsa konsumsi rumah tangga tersebut cenderung mengalami penurunan dari
6 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.
33.43
40.52
80.64
112.95
11.31-1.24
-4.21
6.45
-50
0
50
100
150
-
500
1,000
1,500
2,000
I II III IV I II III IV
2011 2012
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
unit
Unit Pertumbuhan
-3.2825.20
39.24
28.81
-5.39
123.60
88.86
-31.98-50
0
50
100
150
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
I II III IV I II III IV
2011 2012
persen(%)
Sumber: Pelindo Jambi
unit
Jumlah Total Arus BarangPertumbuhan
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
18
waktu ke waktu. Pada triwulan IV-2011, pangsa konsumsi rumah tangga masih
sebesar 59,93%.
Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (qtq) 7
Grafik 1.22. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan IV tahun 20128
1. Pengeluaran Konsumsi
Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga
konstan sebesar 4,75% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya 5,29%
(yoy). Menurunnya harga jual komoditas berdampak pada perlambatan konsumsi
rumah tangga. Di samping itu, melambatnya produksi hasil perkebunan (yang
merupakan mata pencaharian utama masyarakat Jambi) juga menjadi faktor
perlambatan dimaksud.
Kondisi ini juga tercermin dari melambatnya indeks tendensi konsumen
yaitu dari 109,14 di triwulan lalu menjadi 103,10. Namun angka yang masih
7 dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 8 Pangsa (share) net impor sebesar 8,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.
IV I II III Growth Andil
Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4.97 4.88 5.05 5.29 4.75 3.22 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13.12 10.55 9.27 5.50 1.52 0.30 Lembaga Swasta Nirlaba 11.34 11.72 11.31 6.92 8.05 0.05 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 12.17 13.47 11.87 15.53 19.93 3.35 Perubahan Stok 21.64 21.65 19.74 14.49 8.47 0.27
1.07 -9.61 -1.14 -9.80 -1.08 -0.751.90 -6.34 -0.25 -8.48 -3.37 -2.63
7.86 6.15 7.15 7.29 9.09 9.09
20122011
Ekspor ImporPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
JENIS PENGELUARANTw IV-2012
Konsumsi rumah tangga ,
55.96Lembaga
Swasta Nirlaba, 0.62
Konsumsi pemerintah ,
17.21
PMTDB, 18.31
Perubahan Stok, 2.58
Net Impor, -5.32
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
19
19
diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memadang
perekonomian Jambi.9
Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan
juga tercermin dari menurunnya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan
sepeda motor mengalami penurunan 52,31%. Penjualan kendaraan roda empat
seperti sedan, jeep dan minibus juga menunjukkan penurunan sebesar 3,23%.
Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 25,41% (yoy)
menjadi sebesar Rp163,38 miliar.
Kondisi ini juga didukung dengan melambatnya konsumsi BBM oleh
masyarakat. Jumlah konsumsi premium di triwulan laporan 111.482 kilo liter
meningkat 5,14% dari tahun lalu tapi masih lebih rendah dari konsumsi triwulan
III-2012. Sebaliknya, konsumsi solar juga menunjukkan penurunan 5,08%
menjadi 114.133 kilo liter. Jumlah konsumsi premium selama tahun 2012
mencapai 411.920 kilo liter meningkat 8,07% dari tahun lalu sementara
konsumsi solar turun 3,76% menjadi 471.588 kilo liter.
Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar
1,52% (yoy) melambat dari triwulan lalu 5,50% (yoy) dengan andil pertumbuhan
0,30%. Realisasi penyaluran belanja APBD cenderung meningkat di akhir tahun
namun pada tahun 2012 realisasi belanja sudah tersebar semenjak awal tahun.
Dengan demikian terjadi perlambatan penyaluran APBD di akhir tahun pada
triwulan laporan.
Grafik 1.23. Perkembangan Penjualan Premium
Grafik 1.24. Perkembangan Penjualan Solar
9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanBadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
95,318
100,155
107,417 106,030 109,381
107,211
113,846 111,482
85,000
90,000
95,000
100,000
105,000
110,000
115,000
120,000
I II III IV I II III IV
2011 2012Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
129,301 128,048
112,448
120,237 120,354
124,244
112,856 114,133
100,000
105,000
110,000
115,000
120,000
125,000
130,000
135,000
I II III IV I II III IV
2011 2012Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang
Kilo Liter
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
20
Grafik 1.25. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.26. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru
Grafik 1.27. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi
Grafik 1.25.
Grafik 1.26.
Grafik 1.27.
2. Investasi
Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh 19,93% (qtq)
meningkat dibandingkan triwulan lalu yang mencapai 3,34% (qtq). Selama tahun
2012, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh
tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini
juga didukung oleh peningkatan kredit investasi mencapai 48,91%. Sementara
menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU),
optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis meningkat yang
ditunjukkan dengan meningkatnya indeks situasi bisnis dari 6,25% menjadi
10,42%.
50,051 47,182
59,071
45,479
34,214 39,296
30,635
23,511
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
I II III IV I II III IV
2011 2012
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
Sedan, Jeep, Minibus 47,683 44,449
55,942
42,106
30,913 36,299
27,851
20,081
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
I II III IV I II III IV
2011 2012Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
SEPEDA MOTOR
71.19
37.09
44.85
34.37
44.92 42.20 54.25
25.41
0
10
20
30
40
50
60
70
80
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
Rp
Mili
ar Kredit Real Estate Pertumbuhan
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
21
21
Tabel 1.5 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi
Jumlah investasi PMA yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) terdapat investasi mencapai USD 5.628 ribu selama triwulan IV-
2012 meningkat 5,48% dibandingkan triwulan lalu. Berdasarkan sektornya,
investasi PMA terbesar ditujukan untuk perdagangan dan reparasi mencapai
USD4.072 ribu (72,36%) diikuti dengan pertambangan USD 1.214 ribu
(21,57%). Sejalan dengan itu, investasi PMDN menunjukkan peningkatan yang
signifikan dari Rp25,21 miliar di triwulan III-2012 menjadi Rp394,93 miliar di
triwulan laporan. Adanya investasi di Industri Kertas, Barang dari kertas dan
Percetakan mencapai Rp293,24 miliar menjadi penyumbang utama tingginya
investasi Jambi.
Grafik 1.28. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.29. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi
Grafik 1.30. Konsumsi Semen Provinsi Jambi
Grafik 1.28.
Grafik 1.29.
Grafik 1.30.
Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4
PMA (USD ribu) 48,952 96,406 5,336 5,628
PMDN (Rp Juta) 19,702 20,772 25,208 394,930
Keterangan2012
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
400,000
450,000
1,502 1,564 1,637
2,021 1,878 1,839
1,324
1,907
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
I II III IV I II III IV
2011 2012
Sumber: Dispenda Provinsi Jambi
unit
TRUCK/PICK UP
12.83
6.65
46.9141.27
43.25
33.17
41.92
48.91
0
10
20
30
40
50
60
-
500
1,000
1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
2011 2012
Rp r
ibu Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)
2.81
(5.74)(10.96)
3.78
24.90
(4.47)
(9.27)
27.37
-20
-10
0
10
20
30
-20 40 60 80
100 120 140 160
I II III IV I II III IV
2011 2012
(%)
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah
KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
22
Pertumbuhan perubahan stok sebesar 8,47% (qtq) lebih rendah dari
triwulan sebelumnya yang sebesar 19,93% (qtq). Sementara, pangsa untuk
perubahan stok sebesar 2,58%.
3. Perdagangan Eksternal
Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah dan luar negeri) dan
impor Provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan
pada triwulan laporan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri)
turun 0,85% (qtq). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya ekspor antar
daerah 5,40% (qtq), sementara ekspor ke luar negeri meningkat 5,70% (qtq).
Impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) turun 4,56% (qtq).
Pada triwulan laporan, ekspor Provinsi Jambi mencapai Rp8,77 triliun, lebih tinggi
dibandingkan impor yang mencapai Rp7,82 triliun.
Berdasarkan dokumen
pemberitahuan ekspor barang
(PEB), ekspor luar negeri Provinsi
Jambi sebesar USD 295,40 juta
sedangkan impor USD 30,54 juta.
Dengan kondisi tersebut, Provinsi
Jambi mengalami net ekspor
sebesar USD 264,83juta.
3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi
Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD
295,40 juta meningkat 3,55% dari triwulan lalu USD 285,24 juta namun masih
lebih rendah dari triwulan IV-2012 yang mencapai USD397,94 juta.
Meningkatnya ekspor triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya
nilai ekspor batu bara serta pulp dan kertas masing-masing USD 6,71 juta
(24,66%) dan USD 7,84 juta (38,61%) dibandingkan triwulan lalu. Meningkatnya
nilai ekspor tersebut terutama disebabkan oleh kembali beroperasinya beberapa
perusahaan batu bara di Jambi yang sempat tutup akibat merosotnya harga di
awal tahun. Harga batu bara yang mulai meningkat kembali menjadi instentif
Grafik 1.31. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi
561 550489
398330
380
285
2183
28 39 34 17 26
539
467462
359
296
363
259
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III
2011 2012
Juta
USD Ekspor Impor Net Ekspor
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
23
23
bagi pengusaha untuk kembali meningkatkan produksi. Kondisi ini terlihat dari
peningkatan volume batu bara yang lebih tinggi dari peningkatan nilainya yaitu
sebesar 64,40%. Sementara itu, produksi pulp dan kertas juga meningkat seiring
dengan bertambahnya investasi di bidang usaha ini. Sebaliknya, anjloknya harga
kelapa sawit diikuti dengan turunnya nilai ekspor komoditi ini mencapai 2,31%
yaitu dari USD 36,54 juta menjadi USD 35,70 juta.
Selama tahun 2012, ekspor Jambi turun mencapai 35,40% yang
disebabkan oleh menurunnya ekspor hampir semua komoditas utama. Penurunan
tersebut selain disebabkan oleh menurunnya harga juga disebabkan oleh
menurunnya produksi akibat turunnya permintaan. Berdasarkan komoditasnya,
minyak dan lemak sayur (CPO) merupakan komoditas yang mengalami
penurunan ekspor tertinggi mencapai 40,59% dengan penurunan volume
28,20%. Untuk mengurangi dampak penurunan permintaan dunia, perusahaan
kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di dalam negeri ataupun
mencari pangsa tujuan baru.
Grafik 1.32. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi
Grafik 1.33. Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama
Grafik 1.34. Perkembangan Volume Ekspor
Lima Komoditi Utama
12.30
-1.86
-11.07
-18.68
-17.01
15.04
-24.93
3.55
-35
-25
-15
-5
5
15
25
0
100
200
300
400
500
600
700
800
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Juta
USD Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket
Fixed Vegetable Oil Crude Rubber
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Juta
USD
Karet Mentah Sayur dan buah Minyak, lemak sayur
Batu bara, briket Lainnya
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
0
50
100
150
200
250
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Karet Mentah
Sayur dan buah
Minyak, lemak sayur
Lainnya
Batu bara, briket (RHS)
EKONOMI MAKRO REGIONAL
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
24
Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh
komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 168,10 juta atau 56,91%
dari total ekspor non migas, diikuti oleh minyak dan lemak sayur serta batu bara
dan briket masing-masing mencapai USD 35,70 juta (12,08% dari total ekspor
non migas), dan USD 31,50 juta (10,66% dari total ekspor non migas).
Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk
primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.
Grafik 1.35. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi
Grafik 1.36. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan
Berdasarkan negara tujuan, menurunnya ekspor Provinsi Jambi dimaksud
dipicu oleh menurunnya ekspor ke Malaysia mencapai USD 2,98 juta (7,39%)
yang didominasi oleh kelapa sawit. Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor
utama Provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan
65,28% total ekspor Provinsi Jambi. Jika berdasarkan negara, ekspor utama
Jambi di triwulan laporan adalah ke Amerika Serikat yang mencapai USD 53,92
juta (18,14%) diikuti dengan Jepang USD 46,97 juta (15,90%).
Berdasarkan negaranya, penurunan ekspor selama tahun 2012 terutama
dipicu oleh menurunnya ekspor ke tiga negara yaitu Singapura, Jepang dan RRC.
Singapura merupakan salah satu negara persinggahan sebelum memasarkan hasil
produksi Jambi ke negara lainnya. Ekspor ke Singapura didominasi oleh karet
mentah dimana pada negara ini akan dilakukan pemasaran hasil produksi
bersama. Menurunnya permintaan akan karet menjadi penyebab turunnya ekspor
ke Singapura. Kondisi yang sama terjadi untuk Jepang yang merupakan salah
satu negara tujuan ekspor karet mentah Jambi. Sementara, melambatnya
pertumbuhan ekonomi China berdampak pada menurunnya permintaan akan
cpo dari Jambi.
Karet Mentah56.91%
Sayur dan buah
2.63%
Minyak, lemak sayur
12.08%
Batu bara, briket
10.66%
Lainnya17.71%
0
20
40
60
80
100
120
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Juta
USD
Amerika Serikat Malaysia Singapura
Jepang RRC Eropa
India Lainnya
EKONOMI MAKRO REGIONAL
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
25
25
3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi
Impor non migas mengalami peningkatan sebesar 17,27% (USD 4,50 juta)
jika dibandingkan triwulan lalu menjadi USD 30,54 juta. Meningkatnya jumlah
impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya impor mesin listrik menjadi USD
4,92 juta (meningkat USD4,34 juta).
Grafik 1.37. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi
Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan didominasi
oleh kelompok bahan baku USD 28,25 juta (92,50%) diikuti dengan barang
modal USD 2,27 juta (7,43%) serta barang konsumsi USD 0,23 juta (0,07%).
Meningkatnya impor di triwulan laporan utamanya disebabkan oleh
meningkatnya impor bahan baku USD 10,01 juta (54,92%). Meningkatnya
investasi di Jambi diikuti dengan meningkatnya impor bahan baku sebagai salah
satu bahan pembangunan fisik.
Berdasarkan komoditinya, impor Provinsi Jambi terbesar adalah mesin
pembangkit tenaga yang mencapai USD 8,04 juta (26,33%), dan mesin industri
khusus USD 7,08 juta (23,19%).
Grafik 1.38. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi
Grafik 1.39. Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang
21
83
28
3934
17
2631
-57.67
290.93
-66.78
40.31 -12.16
-50.21
53.5217.27
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Juta
USD
Impor
g. Impor (RHS)
0
10
20
30
40
50
60
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2011 2012
Juta
USD
Mesin Industri Tertentu/Khusus Besi dan Baja
Mesi Industri dan Perlengkapannya Mesin Pembangkit Tenaga
Alat Pengangkutan Lainnya Lainnya
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2010 2011 2012
Juta
USD
Barang Konsumsi Bahan Baku
Barang Modal
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
27
BAB II INFLASI
A. Kajian Umum
Pada triwulan IV-2012,inflasi kota Jambi tercatat 4,22% (yoy),lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43% (yoyy) serta rata-
rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir 5,83% (yoyy). Penurunan
tersebut juga sejalan dengan menurunnya inflasi nasional dari 4,31% (yoy)
menjadi 4,30% (yoy).
Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya inflasi kota Jambi
utamanya disebabkan oleh menurunnya inflasi inti dari 5,04% (yoy) menjadi
4,98% (yoy) diikuti dengan penurunan inflasi administered price yaitu dari 6,69%
(yoy) menjadi 5,05% (yoy).13Kembali terpenuhinya pasokan akan gas elpiji yang
sempat menipis ketika bulan puasa dan lebaran, mendorong penurunan harga
gas elpiji. Sedangkan menurunnya inflasi inti disebabkan oleh turunnya harga
makanan jadi serta bahan konstruksi seperti batu bata dan seng.
Di sisi lain, inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan yaitu dari
1,82% (yoy) menjadi 2,33% (yoy). Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya
harga bahan makanan terutama daging ayam ras yang meningkat 16,73%
dengan sumbangan inflasi 0,3260%.
Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
13Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.
7.99
4.45
5.31
2.76 3.90
6.80
4.43
4.22
6.655.54
4.61
3.79 3.97
4.53 4.31
4.3
0
5
10
1 2 3 4 1 2 3 4
2011 2012
Persen (%)
Kota Jambi Nasional
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
28
Berdasarkan perhitungan triwulanan, peningkatan harga di triwulan
laporan sebesar 0,32% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 0,92% serta rata-rata kenaikan inflasi dalam triwulan IV selama
tiga tahun terakhir tercatat (1,29%/qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-
m) pada bulan Oktober, Novemberdan Desember 2012 masing-masing 0,05%(m-
t-m);-0,35%(m-t-m); dan 0,62%(m-t-m).
Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy)
Dibandingkan dengan kota-kota lain, tingkat inflasi di Kota Jambi masih
lebih tinggi dibandingkan Batam, Padang dan Pekan baru, namun masih lebih
rendah dibandingkan dengan Bengkulu.14
Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Desember 2012
14 Sumber: DSM, Bank Indonesia.
7.98
4.45 5.31
2.753.91
6.804.43 4.22
-5
0
5
10
15
20
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV
2011 2012
%(y-o-y)
Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices
0
5
10
15
Ban
da
Ace
hLh
oks
eu
maw
eB
atam
Pal
em
ban
gSu
raka
rta
Tega
lD
um
aiM
amu
juTe
rnat
eSi
bo
lga
Pak
anb
aru
Cir
eb
on
Be
kasi
Par
e-P
are
Mad
iun
Pad
ang
Sid
em
pu
anB
ima
Wat
amp
on
eM
ed
anTa
sikm
alay
aC
ilego
nTa
nju
ng
Pin
ang
Suka
bu
mi
Ban
du
ng
Bo
gor
Mat
aram
Pal
op
oD
ep
ok
Pad
ang
Sin
gkaw
ang
Jam
bi
Ban
dar
Lam
pu
ng
Yogy
akar
taSu
rab
aya
Sera
ng
Tan
gera
ng
Jem
be
rJa
yap
ura
Jaka
rta
Mak
asar
Mal
ang
Be
ngk
ulu
Ke
dir
iSa
mp
itD
en
pas
arP
em
atan
g Si
anta
rP
urw
oke
rto
Sam
arin
da
Sem
aran
gM
ano
kwar
iSu
me
ne
pK
up
ang
Soro
ng
Ke
nd
ari
Go
ron
talo
Pal
uP
rob
olin
ggo
Ban
jarm
asin
Tara
kan
Man
ado
Bal
ikp
apan
Mau
me
reP
angk
al P
inan
gP
on
tian
akA
mb
on
Pal
angk
aray
aN
asio
nal
Di bawah Inflasi Nasional Di atas Inflasi Nasional
INFLASI
TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
29
B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang
Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kota Jambi bersumber dari
meningkatnya harga kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar
0,62% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,09% (qtq) diikuti oleh kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43% (qtq) dengan
sumbangan inflasi 0,08% (qtq).
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi
Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi
Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa
Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn
I Bahan Makanan -3.50 -1.04 6.50 1.89 -0.24 (0.07) 0.12 0.04
II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.03 0.40 1.54 0.31 1.39 0.27 0.43 0.08
III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 3.86 0.77 1.43 0.29 0.93 0.19 0.34 0.07
IV Sandang 1.18 0.07 0.05 0.00 1.84 0.11 0.18 0.01
V Kesehatan 0.46 0.02 0.00 0.00 0.58 0.02 0.61 0.02
VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.76 0.04 0.88 0.05 0.54 0.03 0.08 0.00
VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.43 0.06 0.49 0.07 2.54 0.37 0.62 0.09
INFLASI 0.31 0.31 2.62 2.62 0.92 0.92 0.32 0.32
Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)
KELOMPOK
Triwulan I-2012
(q-t-q, %)
Triwulan II-2012
(q-t-q, %)
Triwulan III-2012
(q-t-q, %)
Triwulan IV-2012
(q-t-q, %)
qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy
I. BAHAN MAKANAN -3.50 -1.13 6.50 7.84 -0.24 1.96 0.12 2.65a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA -1.37 7.91 1.53 10.97 5.15 11.52 0.91 6.26b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 2.11 -1.98 13.97 2.07 -10.55 -6.95 4.74 9.04c. IKAN SEGAR -0.47 -2.39 0.12 -6.76 1.65 -4.82 3.83 5.17d. IKAN DIAWETKAN 9.47 9.83 2.73 8.27 1.05 5.22 -1.22 12.25e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 2.38 4.90 0.63 3.57 4.13 7.22 0.18 7.49f. SAYUR-SAYURAN -1.06 0.10 9.81 6.59 26.98 5.06 -9.89 24.30g. KACANG-KACANGAN -0.11 -3.57 0.88 -0.01 14.52 12.73 6.10 22.44h. BUAH-BUAHAN -9.70 2.12 -3.19 -9.94 16.95 5.27 -6.79 -4.71i. BUMBU-BUMBUAN -28.62 -22.81 42.69 83.49 -37.64 -11.89 8.02 -31.40j. LEMAK DAN MINYAK 2.69 -4.47 -1.74 -3.09 1.09 -1.72 -6.12 -4.23k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 3.33 4.36 1.63 5.24 5.89 9.35 -1.07 10.02II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 2.03 8.51 1.54 8.54 1.39 7.44 0.43 5.48a. MAKANAN JADI 1.47 8.36 0.26 7.28 1.34 5.77 0.42 3.54b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 3.36 5.18 5.22 10.50 2.01 11.55 -0.93 9.92c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 2.59 10.91 2.40 10.37 1.17 9.03 1.24 7.59III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.86 7.14 1.43 8.43 0.93 7.93 0.34 6.69a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 4.63 7.18 3.00 10.18 0.73 9.24 1.56 10.24b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 3.68 8.64 -1.07 7.21 1.58 7.99 -1.91 2.20c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.19 1.97 0.08 1.51 0.26 0.15 -0.03 0.50d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 3.05 6.60 1.13 7.71 0.64 6.57 0.37 5.28IV. SANDANG 1.18 7.90 0.05 4.71 1.84 1.80 0.18 3.29a. SANDANG LAKI-LAKI -0.18 2.74 0.75 1.51 1.21 0.52 0.21 2.00b. SANDANG WANITA -1.02 6.27 -0.06 4.16 0.30 -1.04 0.34 -0.45c. SANDANG ANAK-ANAK 5.24 13.98 1.23 10.75 0.52 5.82 0.10 7.19d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 1.14 9.10 -1.29 3.35 4.68 2.23 0.08 4.58V. KESEHATAN 0.46 1.85 0.00 1.64 0.58 1.29 0.61 1.67a. JASA KESEHATAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN 0.19 0.79 0.19 0.99 2.88 3.27 0.00 3.27c. JASA PERAWATAN JASMANI 1.86 10.85 0.00 10.85 0.13 6.07 5.44 7.54d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 0.76 2.31 -0.13 1.57 0.17 0.51 0.36 1.16VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.76 11.11 0.88 12.03 0.54 2.90 0.08 2.29a. JASA PENDIDIKAN 0.00 15.82 1.16 17.17 0.56 2.51 0.00 1.73b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 2.73 6.14 2.66 8.96 0.77 6.27 0.00 6.27c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 5.66 8.96 1.03 9.89 1.06 9.31 -0.19 7.67d. REKREASI -1.60 -0.21 -0.87 -1.20 -0.11 -2.54 0.77 -1.82e. OLAHRAGA 0.87 0.28 0.00 0.28 0.06 1.05 0.00 0.93VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.43 0.54 0.49 0.80 2.54 3.34 0.62 4.13a. TRANSPOR 0.63 1.01 0.52 1.30 3.82 4.79 0.41 5.46b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.06 -1.86 0.00 -1.86 0.00 0.06 0.00 0.06c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.00 2.25 1.26 2.83 0.00 1.26 2.94 4.24d. JASA KEUANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.70 0.70 0.00 0.70
INFLASI (UMUM) 0.31 3.90 2.62 6.80 0.92 4.43 0.32 4.22
Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)
KELOMPOK/SUBKELOMPOKTriwulan I-2012 Triwulan II-2012 Triwulan III-2012 Triwulan IV-2012
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
30
Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi
terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; nila(Oktober 2012), bawang
merah; kontrak rumah; patin (November2012) serta daging ayam ras; bayam dan
udang basah (Desember2012).
Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV-2012
1. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,12% (qtq) dengan
sumbangan inflasi 0,04% lebih rendah dari rata-rata inflasi tiga tahun terakhir
yang sebesar 1,96% (qtq). Cukup stabilnya harga bahan makanan tersebut
bersumber dari menurunnya harga bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran yang
masing-masing turun 6,79% dan 9,89%. Di samping itu, adanya program
TW IV-2012 TW IV-2012
Sumbangan Sumbangan
OKTOBER OKTOBER
1 Cabe Merah 0.1336 1 Kangkung -0.1297
2 Daging Ayam Ras 0.1074 2 Bayam -0.1164
3 Nila 0.0860 3 Bahan bakar rumah tangga -0.0851
4 Tahu Mentah 0.0754 4 Udang Basah -0.0530
5 Kacang Panjang 0.0587 5 Petai -0.0501
6 Nasi 0.0498 6 Daun Singkong -0.0480
7 Pemeliharaan/service 0.0493 7 Tomat Buah -0.0441
8 Tukang bukan mandor 0.0383 8 Minyak Goreng -0.0415
9 Kayu balokan 0.0352 9 Kelapa -0.0292
10 Tomat Sayur 0.0274 10 Gula Pasir -0.0271
0.6611 -0.6242
NOVEMBER NOVEMBER
1 Bawang Merah 0.1893 1 Daging Ayam Ras -0.2690
2 Kontrak Rumah 0.0402 2 Cabe Merah -0.1857
3 Patin 0.0400 3 Kacang Panjang -0.1155
4 Sewa Rumah 0.0369 4 Tomat Buah -0.0539
5 Bawang Putih 0.0332 5 Minyak Goreng -0.0336
6 Beras 0.0325 6 Cabe Rawit -0.0281
7 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0317 7 Daun Singkong -0.0276
8 Wortel 0.0289 8 Petai -0.0270
9 Gabus 0.0286 9 Ketimun -0.0258
10 Jeruk 0.0157 10 Telur Ayam Ras -0.0234
0.4770 -0.7896
DESEMBER DESEMBER
1 Daging Ayam Ras 0.3260 1 Kacang Panjang -0.0745
2 Bayam 0.1280 2 Minyak Goreng -0.0638
3 Udang Basah 0.0973 3 Bahan Bakar Rumah Tangga -0.0589
4 Bawang Merah 0.0953 4 Cabe Merah -0.0447
5 Kangkung 0.0420 5 Pisang -0.0426
6 Tomay Sayur 0.0367 6 Gula Pasir -0.0195
7 Angkutan Udara 0.0310 7 Patin -0.0181
8 Beras 0.0269 8 Petai -0.0171
9 Cumi-cumi 0.0178 9 Jeruk -0.0163
10 Nila 0.0178 10 Bawang Putih -0.0133
0.8188 -0.3688
Sumber : BPS (diolah)
10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas
INFLASI
TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
31
peningkatan produksi bahan makanan selama tahun 2012 ikut menyebabkan
terkendalinya harga bahan makanan. Inflasi bahan makanan selama tahun 2012
tercatat 2,65% (yoy), lebih rendah dari rata-rata tiga tahun terakhir yang sebesar
5,65% (yoy).
Menurunnya harga sub
kelompok bumbu-bumbuan
didorong oleh menurunnya
harga cabe merah 19,43%
(qtq) yaitu dari rata-rata
Rp20.583.kg menjadi
Rp16.583/kg. Kembali stabilnya
harga setelah perayaan hari
besar keagamaan mendorong
penurunan harga tersebut. Di samping itu, tingginya pasokan baik dari dalam
maupun luar provinsi Jambi ikut menyebabkan stabilnya harga. Namun demikian,
harga bawang merah menunjukkan peningkatan 14,38% dari triwulan
sebelumnya. Mayoritas pasokan bawang merah didapatkan dari pulau Jawa
sehingga menurunnya produksi dari daerah sentra berdampak pada kenaikan
harga di Jambi.
Harga daging ayam ras turun 11,78% (qtq) yaitu dari Rp26.167/kg
menjadi Rp23.083/kg. Pada triwulan lalu, harga daging ayam ras sempat
meningkat sejalan dengan kondisi di tingkat nasional. Kenaikan dimaksud
disebabkan oleh meningkatnya harga DOC ayam akibat usaha mencari
keuntungan lebih dari petani menjelang bulan puasa serta tingginya permintaan
menjelang bulan puasa. Namun demikian, harga tersebut sudah kembali stabil
dalam triwulan laporan. pada bulan Agustus dan September, harga daging ayam
ras perlahan-lahan turun menjadi Rp23.645/kg dan Rp22.733/kg menuju harga
normal sehingga terjadi deflasi di triwulan laporan.
Harga jagung yang merupakan pakan utama ternak relatif stabil selama
triwulan laporan yaitu Rp5.000/kg sama dengan harga akhir triwulan lalu.
Sementara itu, harga daging sapi meningkat 2,42%. Setelah mengalami
peningkatan pasca perayaan hari besar keagamaan, harga daging sapi belum
Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan
-
10,000
20,000
30,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/kg)
Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
32
memnunjukkan penurunan kembali, bahkan terus meningkat. Pada bulan
Desember harga daging sapi Rp90.000/kg lebih tinggi dari harga September
Rp88.750/kg.
Perkembangan harga sub kelompok ikan segar relatif stabil pada
triwulan laporan, yaitu mengalami inflasi namun dengan angka yang relatif kecil
tercatat 3,83% (qtq).
Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging
Perkembangan harga beras
mengalami peningkatan untuk
beras kualitas premium dengan
kisaran 2 4% (qtq), Di tingkat
internasional harga beras juga
meningkat 4,91%. Musim panen
beras di wilayah timur Jambi
dimulai pada bulan Desember sementara di wilayah barat pada bulan Februari.
15Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg.
0100020003000400050006000700080009000
0123456789
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2011 2012
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Jagung internasional (aksis kiri)Jagung pipilan kering (aksis kanan)
50,000
55,000
60,000
65,000
70,000
75,000
80,000
85,000
90,000
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012
(Rp/Kg)
Sumber: Disperindag Provinsi Jambi
(Rp/Kg)
Daging Ayam Broiler (aksis kiri)
Daging Sapi Murni (aksis kanan)
Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras15
-20 40 60 80 100 120 140 160 180 200
0
100
200
300
400
500
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2011 2012
(Rp ribu/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/CWT)
Beras internasional (aksis kiri)
Beras King (aksis kanan)
INFLASI
TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
33
Perkembangan harga
tepung terigu merek Segitiga
Biru sedikit meningkat menjadi
Rp7.500/kg. Di tingkat
internasional harga gandum
yang merupakan bahan baku
tepung terigu meningkat
0,67% (qtq).16
Harga rata-rata Crude
Palm Oil(CPO) internasional
yang meningkat di awal tahun
kembali mengalami penurunan
di triwulan laporan. Harga
rata-rata CPO internasional
mencapai USD 715/metric ton
turun 21,66% (qtq) dari
triwulan sebelumnya yang
sebesar USD 912/metric ton. Harga minyak goreng juga menunjukkan penurunan
mencapai 10,31% yaitu dari rata-rata Rp10.127/kg menjadi Rp9.083/kg.
2. Kelompok Makanan Jadi
Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami
inflasi 5,48% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 0,43% (qtq). Berdasarkan sub
kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan
minuman beralkohol 1,24% (qtq), diikuti sub kelompok makanan jadi
(0,42%/qtq) sementara sub kelompok minuman yang tidak beralkohol turun
(1,17%/qtq).
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan IV-
2012 mengalami inflasi sebesar 0,34% (qtq) dengan laju inflasi tahunan
mencapai 6,69% (yoy) yang artinya lebih tinggi dari inflasi Jambi yang sebesar
4,22% (yoy).
16 Satu bushel setara dengan 27 kg.
Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu
Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng
5000
6000
7000
8000
9000
0123456789
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112
2011 2012
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(USD/Bushel)
Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
10.000
11.000
12.000
0
500
1000
1500
2000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2011 2012
(Rp/Kg)
Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi
(Ringgit/Ton)
CPO internasional (aksis kiri)
Minyak goreng lokal (aksis kanan)
INFLASI
KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
34
Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi dialami oleh biaya tempat
tinggal yang meningkat 1,54% (qtq) atau 10,24% (yoy) dari posisi yang sama
tahun lalu. Peningkatan tersebut bersumber dari meningkatnya biaya kontrak
rumah yang meningkat 18,98% (yoy) dengan sumbangan inflasi tahun 2012
mencapai 0,866%.
4. Kelompok Sandang
Kelompok sandang
pada triwulan IV-2012
mengalami inflasi sebesar
3,29% (yoy) meningkat dari
triwulan sebelumnya 1,80%
(yoy). Berdasarkan sub
kelompoknya, inflasi
triwulan laporan terutama
disumbangkan oleh sub
kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 4,58% (yoy). Relatif
meningkatnya inflasi tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga emas pada
triwulan laporan. Harga rata-rata emas meningkat 3,68% (qtq) dibandingkan
dengan rata-rata triwulan lalu menjadi USD 1.717,64/troy ounce.17
5. Kelompok Kesehatan
Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan meningkat
0,61% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan bersumber dari
meningkatnya harga jasa perawatan jasmani mencapai 5,44% (qtq). Sementara
harga komoditi lainnya relatif stabil.
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar
0,08% (qtq) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,54% (qtq).
Inflasi tertinggi disumbangkan oleh sub kelompok rekreasi 0,77% sementara sub
kelompok perlengkapan dan peralatan pendidikan mengalami penurunan harga
0,19% dibandingkan triwulan lalu.
17Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)
Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional
0.00
500.00
1000.00
1500.00
2000.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi
(USD/troy ounce)
Emas internasional (aksis kiri)
INFLASI
TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
35
7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,
komunikasi dan jasa keuangan mengalami peningkatan 0,62% (qtq) dengan
sumbangan inflasi sebesar0,09% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, kenaikan
tersebut bersumber dari meningkatnya sub kelompok sarana dan penunjang
transpor 2,94%.
Selama tahun 2012, inflasi kelompok transpor mencapai 4,13% (yoy)
dengan sumbangan inflasi 0,59%. Inflasi tersebut utamanya disebabkan oleh
kenaikan biaya transpor mencapai 5,46% diikuti dengan sub kelompok sarana
dan penunjang transpor 4,24%. Berdasarkan komoditasnya, kenaikan biaya
angkutan udara mencapai 37,21% selama tahun 2012 menjadi penyumbang
utama inflasi tersebut. Biaya angkutan udara cenderung meningkat pada
waktu-waktu tertentu seperti hari besar keagamaan, dan libur sekolah. Namun
demikian, kenaikan tersebut cenderung persisten dimana ketika hari besar telah
berlalu harga masih belum menunjukkan penurunan.
Harga rata-rata minyak di pasar internasional menurun dibandingkan
periode triwulan III-2012 yaitu dari USD 92,12/barrel, turun 4,32% menjadi USD
88,14/barrel.
Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional
0.00
25.00
50.00
75.00
100.00
125.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2011 2012
Sumber: Bloomberg
Harga Minyak (USD/Barrel)
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
Boks.1
UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI
Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik (jumlah dan
mutu), aman, merata dan terjangkau sehingga merupakan salah satu isu penting
berkaitan dengan ketersediaan pangan (availability dan stability), distribusi
(accessibility), dan serapan pangan (food utilization) yang pada akhirnya
mempengaruhi ketahanan sosial, stabilitas sosial, ketahanan nasional serta stabilitas
ekonomi termasuk pengendalian inflasi (harga) secara umum.
Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal sebagai Desirable Dietary
Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yaitu susunan beragam pangan yang didasarkan
pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun
relatif) dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Di dalam PPH ada sembilan
kelompok pangan yaitu:(1) Padi-padian (2) Umbi-umbian (3) Pangan Hewani (4)
Minyak dan lemak (5) Buah/biji (6) Kacang-kacangan (7) Gula (8) Sayur dan buah (9)
Lain-lain:Teh, kopi, bumbu-bumbuan, makanan dan minuman yang mengandung
alkohol. Diantara sembilan kelompok pangan tersebut pola konsumsi pangan
penduduk Indonesia saat ini didominasi padi-padian (beras) sehingga upaya
peningkatan produksi padi masih menjadi prioritas pemerintah dalam mengatasi
persoalan pangan nasional.
Aspek fundamental dalam ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dalam
jumlah dan kualitas yang memadai melalui peningkatan produktivitas dan produksi
bahan pangan serta melalui perbaikan manajemen cadangan makanan. Pemenuhan
ketersediaan pangan ini terkait peningkatan permintaan pangan yang lebih cepat
akibat peningkatan jumlah penduduk, daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi
dan perubahan selera dibandingkan pertumbuhan penyediaannya yang dapat
menimbulkan kesenjangan. Ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang strategis
mencakup ketersediaan komoditas padi (beras), tebu (gula pasir), cabe merah dan
bawang merah sehingga penting melihat peta kondisi produksi dan ketersediaan
pangan, serta mengidentifikasi pola perdagangan dan distribusi antar daerah dan
identifikasi kendala, potensi dan rekomendasi ketahanan pangan di Provinsi Jambi.
Tujuan Penelitian
1. Mengidentifikasi potensi sektor pertanian khususnya komoditas padi, tebu,
bawang merah, dan cabe merah di Provinsi Jambi
2. Mengidentifikasi permasalahan (kendala) dalam sektor pertanian dalam kaitannya
dengan upaya pencapaian ketahanan pangan di Provinsi Jambi
3. Menggali upaya yang telah dilakukan oleh SKPD untuk mengembangkan
pertanian dan pencapaian ketahanan pangan ditinjau berdasarkan komoditas
4. Merumuskan langkah-langkah strategis dalam mencapai ketahanan pangan di
Jambi
Ketahanan Pangan di Provinsi Jambi
Kondisi Geografis Provinsi Jambi
Luas penutup/penggunaan lahan di Provinsi Jambi (tahun 2011) didominasi hutan
(31,43%), kebun campur (16,09%), perkebunan lain (14,03%),perkebunan sawit
(15,74%), semak/belukar (10,70%), sawah 2,62%, pemukiman 0,95% dan sisanya
berupa mangrove, tanah terbuka dan tambak/empang dan lainnya.
Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah di Provinsi Jambi
Tabel Luas Sawah, Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah Provinsi Jambi tahun
2011
Kabupaten
Sawah Padi Cabe Merah Bawang Merah
Luas Sawah Luas Panen Hasil/Ha Produksi Luas
Lahan Produksi Luas
Lahan Produksi
(ha) % (ha) (ku) ( ton) (ha) (ku) (ha) (ku)
Tanjabtim 41.437 32,34 28.345 31.07 88.061 278 4.045 0 0
Tanjabbar 18.207 14,21 24.501 36.95 90.542 116 11.957 0 0 Muaro Jambi
14.987 11,70
8.882
44.48
39.506
194
7.032 0 0
Kerinci 13.190 10,30 26.018 51.86 134.94 1.602 171.276 764 78.608
Bungo 8.605 6,72 9.854 40.17 39.587 115 3.231 0 0
Merangin 6.258 4,88 21.803 38.3 83.509 346 29.321 23 586
Sarolangun 5.028 3,92 12.324 40.77 50.248 70 1.995 0 0
Batanghari 5.028 3,92 8.663 47.89 41.489 47 2.449 0 0
Tebo 4.963 3,87 8.298 36.58 30.357 63 1.522 0 0 Kota Jambi*) 0 0
1.155
41.25
4.765
21
1.229 0 0
Provinsi Jambi
128.116 100,00 157.44
41.07
646.64
2.900
235.274 803 79.927
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jambi (2012)
Dari data diatas terlihat hal-hal sebagai berikut:
1. Sawah terluas ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur namun produktivitas padi
per hektare-nya terendah karena terkait kualitas sumber daya lahan sawah yang
sebagian besar terkontaminasi besi (Pirit) sedangkan produktivitas sawah tertinggi
adalah Kabupaten Kerinci yang disebabkan pengelolaan dan sistem irigasi yang
ada.
2. Produktivitas cabe merah tertinggi yaitu Kabupaten Kerinci dan Merangin. Dalam
hal penanaman, petani di kedua kabupaten tersebut menerapkan teknologi
budidaya dengan mulsa plastik hitam perak dan didukung pemupukan unsur
makro dan mikro (pupuk pelengkap cair).
3. Saat ini bawang merah hanya ditanam di Kabupaten Kerinci dan Merangin
sedangkan kabupaten lain tidak ditanam karena kabupaten tersebut tidak
memiliki dataran tinggi yang merupakan kontur yang ideal untuk penanaman
bawang merah.
4. Produksi tebu saat ini mulai diprioritaskan Kabupaten Kerinci selain padi, cabe
merah dan bawang merah. Tebu yang diupayakan adalah tebu varietas lokal
dengan produk akhir berupa gula merah. Terlihat dari Kelompok Tani Sungai
Gedang yang fokus membudidayakan tebu lebih dari 26 hektare mampu
menghasilkan 36 ton tebu per tahunnya dengan hasil berupa gula merah dan
mensuplai tebu untuk industri kecap di Sumatera Barat.
Isu dan Kendala dalam Perkembangan Pangan di Provinsi Jambi
Beberapa isu dan kendala terkait dengan perkembangan pangan di Provinsi
Jambi antara lain:
1. Terjadinya alih fungsi lahan dan trend kelapa sawit sehingga luas lahan dan
produksi pangan semakin berkurang.
2. Belum adanya rencana tata ruang wilayah yang mantap untuk menetapkan alokasi
lahan pertanian.
3. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengembangan dan
peningkatan produksi tanaman pangan.
4. Belum memadainya prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan akses
distribusi produksi pangan sehingga biaya distribusi pangan menjadi cukup tinggi.
5. Kelembagaan pangan berupa lumbung pangan kurang berfungsi.
6. Terbatasnya sistem informasi harga faktor produksi dan harga jual produksi
tanaman pangan di tingkat petani sehingga petani mendapatkan harga jual yang
cukup rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
7. Benih bermutu sulit didapat dan penggunaan pupuk yang tidak berimbang
(disebabkan mahalnya pupuk).
Upaya Peningkatan Sektor Pertanian
1. Peningkatan produksi pertanian
Upaya peningkatan produksi pertanian saat ini masih fokus pada padi saja
sedangkan cabe merah dan bawang merah baru sebatas subsidi sarana produksi
saja. Adapun upaya peningkatan produksi padi melalui:
a. Intensifikasi yaitu melalui program subsidi input sarana produksi pertanian
seperti pupuk dan pestisida, alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi kelompok
tani, sistem budidaya mutakhir seperti sistem tanam jarwo (jajaran legowo) dan
SRI (system of rice intensification), peningkatan indeks pertanaman (IP) menjadi
dua atau tiga kali dalam setahun, perbaikan sistem irigasi dan drainase.
b. Ekstensifikasi memiliki banyak tantangan karena persaingan dengan
pengembangan infrastruktur, pemukiman, trend budidaya sawit dan beralih ke
komoditas hortikultura yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun.
Namun peluang ekstensifikasi ini masih terbuka mengingat penutupan lahan
semak belukar dan rawa masih potensial dijadikan lahan sawah.
2. Aspek Distribusi Tanaman Pangan di Provinsi Jambi
Sistem distribusi tanaman pangan untuk mengupayakan pengalokaksian pangan
kepada masyarakat secara efektif dan efisien dan mendorong terciptanya stabilitas
harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Kegiatan yang dilaksanakan
melalui:
a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) adalah upaya
pemberdayaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam pengelolaan
distribusi pangan melalui pembelian, penyimpanan, pengolahan dan
pemasaran untuk mendorong stabilitas harga gabah/beras/jagung di tingkat
petani dan mengembangkan cadangan pangan masyarakat. Di Provinsi Jambi,
LDPM telah dilaksanakan di Kabupaten Kerinci dalam bentuk bantuan sosial
sebesar Rp100.000.000,00 kepada kelompok tani yang tergabung dalam
GAPOKTAN untuk menjaga stabilitas harga produksi.
b. Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat
Lumbung pangan di Provinsi Jambi sebagian besar sudah tidak berfungsi
dengan baik karena produksi pangan langsung dijual ke pasar atau ke
pedagang. Mengatasi hal tersebut Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi
memberikan bantuan berupa pembangunan fisik lumbung, pengisian
cadangan pangan dan penguatan modal. Di Kabupaten Kerinci,
pengembangan lumbung pangan dengan memberikan bantuan sosial kepada
6 (enam) kelompok tani di Desa Mandiri Pangan.
c. Stabilisasi Harga Pangan
Fluktuatif harga pangan disebabkan beberapa hal diantaranya pengaruh
produksi (musiman), permintaan (daya beli), spekulasi, prasarana dan sarana
produksi, harga dunia, dan variabel makro ekonomi. Upaya yang dilakukan
Pemerintah Provinsi Jambi melalui operasi pasar untuk mencegah lonjakan
harga khususnya pada hari-hari besar, menyediakan sistem informasi produksi,
konsumsi dan harga bulanan produk tanaman pangan sehingga petani
mendapatkan harga yang sesuai dan cukup baik.
3. Program Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
a. Kabupaten Merangin ditetapkan kawasan strategi cepat tumbuh dengan
format agropolitan dan minapolitan serta menetapkan Kawasan Masurai
sebagai kawasan pertanian terpadu sebagai upaya penyangga terhadap alih
fungsi lahan yang tidak terkendali.
b. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2011 -2013 menetapkan kawasan
lahan pertanian berkelanjutan seluas 17.000 hektare dan Gertak Tanpa Dusta
c. Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Gertak Paduka yaitu gerakan tanam
dua kali setahun.
KESIMPULAN
1. Permasalahan program ketahanan pangan di Provinsi Jambi adalah permasalahan
infrastruktur jalur transportasi yang belum memadai menyebabkan jalur distribusi
pengadaan input maupun pemasaran hasil produksi menjadi terhambat.
2. Pemerintah Provinsi Jambi melalui SKPD-SKPD melakukan program peningkatan
ketahanan pangan yaitu Program optimalisasi lahan, Program subsidi produksi,
Program bantuan pengembangan agroindustri gula, dan program subsidi beras.
3. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui
suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan,
distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis
dan berkesinambungan.
4. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif
kegiatan seperti:
a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya lahan pangan.
b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi
pertanian seperti sistem irigasi untuk meningkatkan frekuensi tanam dan
produktifitas lahan.
c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan
pemasaran hasil pertanian.
5. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif
program kegiatan seperti:
a. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan.
b. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman
berbasis sumberdaya pangan lokal.
c. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter
maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi.
SARAN
1. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui
suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan,
distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis
dan berkesinambungan.
2. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui peningkatan ketersediaan
dan kualitas data sumberdaya lahan potensial untuk produksi pangan.
a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, dan penetapan alokasi
lahan pertanian dan lahan abadi dengan peraturan daerah dalam rangka
mencegah dan mengendalikan alih fungsi lahan.
b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi
pertanian dan pengembangan sistem penyuluhan dan pendampingan dalam
produksi dan pemanfaatan hasil pertanian.
c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan
pemasaran hasil pertanian.
d. Pengembangan teknologi produksi terutama untuk teknologi pasca panen,
khususnya untuk menekan kehilangan pasca panen pada saat proses
perontokan, pengeringan, penggilingan, maupun transportasi.
3. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif
program kegiatan seperti:
a. Peningkatan kemampuan dan kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan
swasta secara sinergis dalam pengadaan dan pengelolaan cadangan.
b. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan.
c. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman
berbasis sumberdaya pangan lokal.
d. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter
maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi.
4. Pengembangan distribusi dan aksesibilitas pangan di Provinsi Jambi. Ada beberapa
alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:
a. Peningkatan efisiensi dan kelancaran distribusi pangan.
b. Peningkatan pengawasan kelancaran pasokan pangan dan stabiltas harga
pangan utama.
c. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan daya beli
pangan melalui kegiatan produktif dan berkesinambungan.
Boks.2
PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI
Latar Belakang
Produksi beras di Jambi mencapai 628.828 ton pada tahun 2010. Produksi
beras dari tahun ke tahun memang menunjukkan peningkatan dalam hal volume
namun dengan laju yang relatif kecil. Berdasarkan sebarannya, daerah penghasil beras
terutama terletak di Kabupaten Kerinci dengan total produksi 27% dari produksi
provinsi, diikuti dengan Tanjung Jabung Timur (16%) dan Tanjung Jabung Barat
(12%).
Grafik 1 Produksi Beras Jambi Grafik 2 Penyebaran Produksi Beras
Jambi
-
100.000
200.000
300.000
400.000
500.000
600.000
700.000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Kerinci27%
Tanjabtim
16%Tanjabba
r12%
Merangin
11%
Bungo6%
Sarolangun
10%
Lainnya18%
Apabila kita bandingkan dengan jumlah konsumsi, maka Jambi termasuk
wilayah yang surplus beras dimana produksi mencapai 628.828 ton sementara
konsumsi beras 417.301 ton sehingga terdapat surplus beras sebesar 211.527 ton.
Berdasarkan wilayahnya, 6 (enam) wilayah mengalami surplus beras yaitu Kerinci,
Tanjabtim, Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, dan Batanghari sementara 4 (empat)
wilayah lainnya yaitu Bungo, Muaro Jambi, Tebo dan dan Kota Jambi mengalami
defisit beras.
Grafik 3 Penyebaran Produksi Beras Jambi
(100.000) (50.000) - 50.000 100.000 150.000
Kerinci
Tanjung Jabung Timur
Tanjung Jabung Barat
Sarolangun
Merangin
Batanghari
Bungo
Muaro Jambi
Tebo
Kota Jambi
Karakteristik Petani Beras
Untuk mengidentifikasi pola perdagangan antar daerah yang mencakup
analisa, mengenai masalah transportasi, sistim logistik (pergudangan), pola konsumsi
masyarakat, pola distribusi, dan rantai tata niaga, telah dilaksanakan survei kepada
petani maupun pedagang beras. Jumlah responden petani padi yang disurvei sebanyak
19 orang yang tersebar di Kerinci (26%), Batanghari (21%), Merangin (21%),
Tanjabbar (21%) dan Sarolangun (11%). Mayoritas petani bekerja pada lahan basah
(95%) sementara hanya 5% yang bekerja pada lahan kering. Lahan tersebut sebagian
besar sudah dimiliki oleh petani (53%), walaupun masih terdapat 37% petani yang
bekerja pada lahan sewa dan 10% yang bekerja pada lahan garapan. Jenis padi yang
ditanam adalah padi lokal (48%) diikuti dengan Ciherang (33%) dan IR-64 (14%) dan
Inpari (5%).
Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa dalam setahun rata-rata petani
menanam sebanyak 2 (dua) kali yaitu awal tahun (Maret/April) serta akhir tahun
(September) dengan rata-rata luas lahan yang digarap di relatif kecil yaitu 0,1 1
Ha/masa tanam. Masa panen yang terjadi juga cukup merata, dengan hasil panen
terbesar pada bulan Januari dan Juni.
Dari sisi komponen biayanya, proporsi biaya terbesar yang dikeluarkan selama
masa pra panen adalah biaya tenaga kerja (25,88%), diikuti oleh biaya peralatan
(24,24%) dan bibit (18,04%). Keseluruhan komponen input tersebut seperti bibit,
pupuk, obat pengendalian hama maupun tenaga kerja berasal dari daerah setempat
(satu lokasi dengan responden). Seperti halnya biaya pra panen, mayoritas biaya pasca
panen adalah untuk biaya tenaga kerja (34,58%), diikuti oleh biaya penggilingan padi
(16,40%) dan biaya peralatan panen (15,13%).
Tabel 1 Ringkasan Hasil Survei Mengenai Produksi Padi
Kategori Keterangan Beras
Sebaran Daerah
Kerinci, Merangin,
Batanghari, TanjabJenis Lahan Lahan BasahStatus Kepemilikan Milik Sendiri, SewaJenis yang ditanam Beras lokalPeriode Tanam Maret/April, September Periode Panen Januari, JuniPangsa Biaya Terbesar (Tanam) Tenaga Kerja, PeralatanPangsa Biaya Terbesar (Panen) Tenaga Kerja
Produksi
Dari hasil survei hanya sedikit responden yang menjual hasil produksi sebelum
berlangsungnya panen yaitu sebesar 11%, sementara 89% lainnya memilih untuk
menjual setelah panen berlangsung. Pola distribusi padi/beras berdasarkan jawaban
responden sebagian besar menjual di kota/kabupaten yang sama terutama melalui
pengepul (54%), diikuti konsumen langsung (35%) dan koperasi (11%). Mengingat
penjualan kepada konsumen untuk kebutuhan rumah tangga dalam volume yang
relatif sedikit, maka dapat disimpulkan dari persepsi responden petani pola distribusi
beras kepada konsumen secara luas hanya melalui satu jalur yaitu pengepul di
Kab./Kota yang sama (setempat). Pengepul inilah yang nantinya akan membawa beras
tersebut ke Kota, Kabupaten ataupun provinsi lainnya.
Tabel 2 Ringkasan Hasil Survei Mengenai Distribusi dan Stok Pergudangan Petani Padi
Kategori Keterangan BerasDijual Sebelum Panen 11%Pola Distribusi Petani - PengepulLokasi Penjualan Kabupaten sama
Penggunaan Bahan Makanan Dijual (37%), Disimpan
(32%) dan Dikonsumsi (31%)Menggunakan Gudang 1 Responden (5%)Lokasi Gudang Kelurahan SamaLama Penyimpanan 6 - 12 bulan
Distribusi
Stok dan
Pegudangan
Hasil produksi tersebut sebagian besar (37%) langsung dijual, kemudian 32%
hasil produksi disimpan untuk dijual sampai masa panen berikutnya sedangkan sisanya
31% dikonsumsi sendiri oleh petani. Mayoritas hasil panen yang langsung dijual
tesebut menunjukkan bahwa petani membutuhkan cashflow yang cukup untuk
digunakan sebagai modal penanaman berikutnya.
Selanjutnya, hanya 1 (satu) orang responden (5%) mengunakan fasilitas
penyimpanan/gudang untuk menyimpan hasil produksi dengan sebaran lokasi gudang
hanya pada sekitaran kelurahan yang sama saja dengan jangka waktu penyimpanan
selama 6 - 12 bulan.
Distribusi Perdagangan Beras
Penjualan beras dimulai dari petani kepada pengepul. Pengepul sebagian besar
berada di kabupaten/kota yang sama dengan petani yang kemudian melakukan
penjualan lintas daerah. Dari pedagang pengepul, beras kemudian mayoritas dijual ke
pedagang besar kemudian ke pedagang pengecer dan konsumen.
Untuk sumber pasokan beras di Jambi sebagian besar berasal dari pedagang
pengepul di luar provinsi Jambi (89%) yang terdiri atas Sumatera Selatan (44%),
Lampung (22%), Sumbar (22%) serta dari dalam provinsi Jambi yaitu Kerinci (11%).
Selanjutnya, pedagang pengepul menjual beras kepada pedagang-pedagang besar
yang mayoritas sudah berada di kota/Kabupaten yang sama (59%). Pedagang besar ini
yang akan mendistribusikan beras kepada pedagang pengecer di pasar-pasar.
Grafik 4 Jalur Distribusi Beras di Jambi
Pengepul
Petani
Pedagang Besar
82,35%
17,65%
Pedagang Grosir
Pedagang Pengecer
Konsumen
80,00% 13,33% 6,67%
26,32%
71,43%
21,05%
Pedagang Grosir7,15%
42,85%
50%
Tabel 3 Asal Pembelian Beras
Asal PembelianKota/Kab
Sama
Provinsi
Sama
Provinsi
bedaImpor Total
Petani/Produsen 50,00 0,00 50,00 0,00 100Pedagang Pengepul 0,00 11,11 88,89 0,00 100Pedagang Besar 59,26 22,22 18,52 0,00 100Pedagang Pengecer 100,00 0,00 0,00 0,00 100
Tabel 4 Sumber Pasokan Beras
Petani %Padang 50Sungai Penuh 50Total 100
Pedagang Pengepul %Palembang 44,44Lampung 22,22Solok, Sumbar 22,22Kerinci 11,11
Total 100,00
Terkait dengan infrastruktur, sebagian besar responden mempunyai persepsi
terhadap kualitas pelabuhan dan bandara relatif lebih baik dari pada jalan. Responden
mempersepsikan bahwa 35% jalan masih dalam kondisi rusak. Berdasarkan kondisi
aspal jalan, mayoritas responden (44%) mempersepsikan kondisi jalan aspal baru 50
80%, diikuti dengan 42% responden yang mempersepsikan kondisi jalan aspal sudah
lebih dari 80% sementara sisanya berpendapat jalan aspal di Jambi masih kurang dari
50%.
Kendala utama dalam perdagangan beras di Jambi adalah infrastruktur (55%).
Hal ini terkait dengan produksi beras yang berasal dari daerah-daerah sehingga
membutuhkan infrastruktur yang baik dalam distribusinya.
Tabel 5 Hambatan Perdagangan Beras
Hambatan %Bahan Baku 5 Alam 5 Infrastruktur 55 Biaya Angkut 10 Jumlah angkutan 0 Pungli 0 Lainnya 25
Total 100
Terkait dengan manajemen stok dan pergudangan, 6 (enam) responden
pedagang (15%) menyatakan menggunakan fasilitas penyimpanan stok (gudang)
khusus. Lokasi gudang tersebut berlokasi di wilayah sekitar Kabupaten.
Margin responden dalam satu tahun terakhir relatif bervariasi (sebanyak 95%
responden) dengan besarnya persentase margin sebagian besar pedagang berada
dibawah 10% yang dinyatakan oleh 80% responden. Apabila terjadi kenaikan harga,
maka sebagian besar pedagang (92%) akan meningkatkan harga kepada pedagang
selanjutnya/konsumen.
Disparitas Harga Beras
Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabilitas harga
komoditas beras antar daerah dilakukan estimasi terhadap persamaan disparitas harga
dengan model panel data dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 6. Dengan
memasukkan variabel independen jarak (kepada kota referensi dalam hal ini Jakarta),
Infrastruktur (Jalan), Biaya Input, Pendapatan per kapita, diharapkan dapat
menjelaskan perilaku disparitas harga.
Tabel 6 Hasil Estimasi Disparitas Harga Komoditas Beras
Variabel
R-squared - within 0.849
R-squared - between 0.4721
R-squared - overall 0.2161
Variable
Produksi -0.0046
Pendapatan/Konsumsi 0.4709 ***
Infrastruktur -0.1225 **
Input Cost 0.3053 ***
Jarak 0.6463 ***
Nilai
Koefisien positif pada kenaikan biaya input menunjukkan bahwa kenaikan
biaya input akan memperbesar disparitas harga. Kenaikan pendapatan per kapita riil
masyarakat daerah penelitian akan meningkatkan disparitas harga dengan kota
referensi karena kenaikan permintaan. Masyarakat dengan pendapatan yang lebih
tinggi mengkonsumsi kualitas beras yang lebih baik (dengan harga yang lebih mahal).
Selanjutnya, koefisien negatif pada variabel Infrastruktur (Jalan) dapat diintrepetasikan
bahwa semakin baik kualitas infrastruktur akan berpengaruh pada semakin kecilnya
variabilitas harga beras daerah dengan kota referensi. Variabel jarak ke sentra ekonomi
yang merupakan proksi dari biaya transportasi mempunyai positif yang berarti bahwa
semakin dekat jarak akan menurunkan tingkat disparitas harga daerah dengan kota
referensi (Jakarta).
Selanjutnya, koefisien negatif pada jumlah produksi menunjukkan bahwa
meningkatnya produksi di Jambi akan mengurangi disparitas harga dengan kota
referensi sesuai dengan hipotesa awal.
Harga beras di seluruh kabupaten/kota di Jambi relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah referensi dengan perbedaan relatif mencapai Rp308 –
Rp3.168 lebih tinggi per kg. Berdasarkan kabupatennya, disparitas harga di Kerinci dan
Tanjabtim merupakan yang terkecil, hal ini sesuai dengan kondisi kedua wilayah
tersebut yang menjadi produsen beras terbesar di Jambi. Namun yang menarik adalah
kota Jambi yang bukan merupakan daerah penghasil beras memiliki disparitas harga
yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan wilayah surplus beras lainnya seperti
Merangin. Pasokan yang cukup baik di wilayah ibukota provinsi menyebabkan aliran
barang relatif lebih baik dan terjaga sehingga harga juga rendah. Sementara itu,
Muaro Jambi sebagai kabupaten yang mengelilingi Kota Jambi juga mendapatkan
manfaat dari aliran barang menuju kota. Dengan demikian, harga beras di kedua
daerah tersebut cenderung lebih rendah meskipun bukan merupakan wilayah
produsen.
Grafik 5 Disparitas Harga Beras Per Kabupaten/Kota
0 1000 2000 3000 4000
Kerinci
Tanjabtim
Batanghari
Tanjabbar
Kota Jambi
Merangin
Bungo
Muaro Jambi
Sarolangun
Tebo
Kesimpulan Penelitian yang dilakukan baik berdasarkan yang berasal dari hasil estimasi
model maupun survei lapangan telah menghasilkan beberapa temuan empiris antara
lain :
1. Dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan, terjadi perdagangan antar wilayah
di Kabupaten-Kota. Kondisi ini juga terlihat dari signifikansi koefisien spatial
weight matrix yang menandakan terdapat hubungan spasial antar wilayah yang
mempengaruhi pembentukan harga lima komoditas. Interaksi antar wilayah
tersebut akan mempengaruhi harga di Provinsi Jambi.
2. Dari hasil survei, sebagian besar kebutuhan beras di Jambi didapatkan dari dalam
provinsi.
3. Berdasarkan hasil estimasi model disparitas harga, diketahui bahwa faktor jarak ke
sentra ekonomi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap disparitas harga.
Namun yang menarik, meskipun Kota Jambi bukanlah kota produsen beras yang
diteliti ini, namun memiliki disparitas harga yang relatif lebih kecil dibandingkan
kabupaten lainnya.
Saran dan Rekomendasi Kebijakan Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan, terapat beberapa hal implikasi
kebijakan sebagai yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan defisit pangan
di Provinsi Jambi di antaranya :
1. Optimalisasi kerjasama perdagangan antar daerah mengingat tingginya saling
ketergantungan akan kabupaten/provinsi. Kerjasama tersebut meliputi koordinasi
linat instansi/kabuapten terkait jadwal tanam, panen, maupun stok serta
kebutuhan masing-masing daerah.
2. Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi Jambi
diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:
a. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di Provinsi Jambi.
b. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur distribusi,
waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi Jambi.
c. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain termasuk jalur
distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di dalam Provinsi Jambi.
d. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi Jambi.
3. Perbaikan infrastruktur jalan produksi maupun distribusi. Para pedagang terutama
komoditi pertanian cenderung mempersepsikan kondisi jalan dalam keadaan
kurang baik. Di samping itu, kondisi infrastruktur mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap disparitas harga antar daerah. Untuk itu, infrastruktur jalan
yang baik hendaknya menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah.
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
37
BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Kinerja perbankan pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan
peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan
to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 729 bps
yaitu menjadi sebesar 107,48%. Kualitas kredit yang diberikan baik tercermin dari
rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70% (di bawah
ketentuan 5%) serta sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,78%.
A. Perkembangan Kelembagaan20
Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah
kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2012
terdapat penambahan 6 (enam) kantor bank yang terdiri dari 5(lima) kantor bank
umum dan 1 (satu) kantor BPR. Dengan demikian terdapat 30 (tiga puluh) bank
umum dan 16 (enam belas) BPR, yang terdiri dari 300 kantor bank umum dan 25
kantor BPR. Dari 29 (dua puluh sembilan) bank umum yang beroperasi di wilayah
Jambi, terdapat 23 (dua puluhtiga) bank konvensional, termasuk diantaranya 1 (satu)
Bank Pembangunan Daerah, dan 6 (enam) bank syariah.
Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, Kota Jambi
mendominasi 36,92% atau 120 (seratus dua puluh) kantor dari seluruh kantor bank
di Provinsi Jambi, diikuti Kabupaten Bungo 34 (tiga puluh empat) kantor atau
10,46%. Sementara untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya
adalah Tanjung Jabung Timur dan Kota Sungai Penuh, masing-masing sebanyak 7
(tujuh) kantor atau (2,15%).
20Rincianjumlah Kantor Bank Umumdan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
38
Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi
JUMLAH BANK 2010
2011 2012 Pangsa
(%) Trw
1
Trw
2
Trw
3
Trw
4
Trw
1
Trw
2
Trw
3
Trw
4
Kota Jambi 89 94 96 103 108 117 117 117 120 36.92
Kerinci 23 22 23 18 19 19 19 19 19 5.85
Bungo 27 28 28 28 30 31 31 32 34 10.46
Muara Jambi 21 22 22 27 31 31 31 32 32 9.85
Sarolangun 20 20 20 23 24 25 25 25 25 7.69
Tebo 16 16 16 18 18 18 18 18 18 5.54
Merangin 18 18 18 20 21 21 21 21 22 6.77
Batanghari 16 16 16 16 18 18 18 18 18 5.54
Tanjung Jabung Barat 19 19 19 21 23 23 23 23 23 7.08
Tanjung Jabung Timur 6 6 7 7 7 7 7 7 7 2.15
Sungai Penuh 1 1 5 7 7 7 7 7 2.15
T O T A L 255 261 265 281 306 317 317 319 325 100.00
B. Bank Umum
1. Perkembangan Aset Bank
Total aset bank umum di Provinsi Jambi mengalami peningkatan dibandingkan
triwulan sebelumnya. Aset bank umum tumbuh 1,29% lebih rendah dari
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,61% menjadi Rp24.475,08 miliar
dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp24.163,96 miliar. Dibandingkan dengan
posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 16,54%.
Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank
swasta maupun bank syariah dengan peningkatan masing-masing adalah Rp357,18
miliar (5,31%) dan Rp110,37 miliar (6,72%).Sementara bank pemerintah mengalami
penurunan Rp156,42 miliar (0,99%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan
terbesar adalah dari bank pemerintah Rp15.638,91 miliar (63,90%) diikuti dengan
bank swasta Rp7.082,54 miliar (28,94%) dan bank syariah Rp1.753,63 miliar
(7,16%).
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
39
39
Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi
2. Perkembangan Dana Masyarakat
Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum naik sebesar
0,15% (Rp27,69 miliar), yaitu dari Rp17.917,50 miliar menjadi Rp17.945,19 miliar
dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar
9,50% atau meningkat Rp1.556,64 miliar. Pertumbuhan tersebut lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,43% (y-o-y).
Menurunnya harga komoditas berdampak pada perlambatan DPK tersebut. Untuk
mempertahankan konsumsi, masyarakat cenderung untuk mengurangi saving.
Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK didukung oleh
meningkatnya penghimpunan dana bank konvensional, khususnya bank swasta
nasional, maupun bank syariah. Penghimpunan dana bank swasta nasional
meningkat Rp225,86 miliar atau sebesar 4,22% dari triwulan sebelumnya menjadi
Rp5.584,11 miliar sementara penghimpunan dana oleh bank syariah meningkat
7,98% atau sebesar Rp61,98 miliar menjadi Rp839,13 miliar. Sedangkan
penghimpunan bank
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
40
Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV q-t-q y-o-y
14.445.646 14.963.948 15.529.459 15.761.553 16.585.286 16.908.019 17.140.352 17.106.065 (0,20) 8,53
1 2.912.169 3.093.480 3.253.682 3.042.217 3.719.902 3.262.134 3.544.714 3.545.201 0,01 16,53
2 7.642.613 7.838.189 8.089.803 8.780.598 8.440.494 8.861.544 8.777.027 9.715.665 10,69 10,65
3 Simpanan Berjangka 3.890.864 4.032.279 4.185.974 3.938.738 4.424.891 4.784.341 4.818.612 3.845.199 (20,20) (2,37)
451.347 473.262 549.690 627.005 669.834 703.517 777.150 839.129 7,98 33,83
1 64.051 65.357 80.635 124.882 146.376 110.927 142.941 217.466 52,14 74,14
2 232.876 244.079 262.372 318.436 314.065 346.257 364.303 416.756 14,40 30,88
3 154.420 163.826 206.683 183.687 209.393 246.333 269.906 204.907 (24,08) 11,55
14.896.993 15.437.210 16.079.149 16.388.558 17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194 0,15 9,50
1 2.976.220 3.158.837 3.334.317 3.167.099 3.866.278 3.373.061 3.687.655 3.762.667 2,03 18,80
2 7.875.489 8.082.268 8.352.175 9.099.034 8.754.559 9.207.801 9.141.330 10.132.421 10,84 11,36
3 4.045.284 4.196.105 4.392.657 4.122.425 4.634.284 5.030.674 5.088.518 4.050.106 (20,41) (1,75)
Pertumbuhan
Bank Konvensional
URAIAN2011 2012
Giro
Tabungan
Simpanan Berjangka
Giro
Tabungan
Bank Syariah
Giro
Tabungan
Simpanan Berjangka
Jumlah
Berdasarkan jenis penghimpunan dana,meningkatnya DPK dipicu oleh
meningkatnya giro dan tabunganmasing-masing sebesar Rp75,01 milliar (2,03%) dan
Rp991,09 miliar (10,84%). Sedangkan simpanan berjangka mengalami penurunan
yaitu sebesar Rp1.038,41miliar (-21,41%). Namun jika berdasarkan pangsanya,
penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 56,46%,
diikuti oleh simpanan berjangka22,57% dan giro 20,97%.
Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi
Berdasarkan golongan pemilik, meningkatnya nilai DPK terutama berasal
dari perseorangan sebesar Rp1.018,047 miliar, bukan lembaga keuangan sebesar
Rp500,344 miliar, BUMN atau pemerintah campuran sebesar Rp51,407 miliar, dan
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
41
41
BUMD sebesar Rp9,809 miliar. Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih
didominasi oleh perorangan yang mencapai 72,06%, diikuti oleh pemerintah daerah
(Pemda) 11,64%, dan bukan lembaga keuangan 11,12%.
Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)
Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share
Penduduk/Residents
1 Pemerintah Pusat 76.642 0,44 119.429 0,68 110.646 0,62 138.194 0,77
2 Pemerintah Daerah (Pemda) 3.568.063 20,69 3.560.053 20,23 3.672.156 20,50 2.087.516 11,64
3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 30.576 0,18 35.071 0,20 40.134 0,22 26.433 0,15
4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 494.475 2,87 536.234 3,05 475.800 2,66 527.207 2,94
5 BUMD 19.921 0,12 44.783 0,25 38.044 0,21 47.853 0,27
6 Lembaga Keuangan Non Bank 94.358 0,55 103.699 0,59 117.708 0,66 121.675 0,68
7 Bukan Lembaga Keuangan 1.315.199 7,63 1.301.403 7,40 1.493.414 8,34 1.993.759 11,12
8 Sektor Swasta Lainnya 16.530 0,10 52.839 0,30 57.217 0,32 69.194 0,39
9 Perseorangan 11.628.010 67,43 11.844.261 67,31 11.907.155 66,47 12.925.202 72,06
Jumlah 17.243.774 100 17.597.773 100 17.912.274 100 17.937.033 100
Bukan Penduduk/Non-Residents 11.346 0 13.762 0 5.228 0 8.160 0
17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194
Trw.II-2012 Trw.III-2012 Trw.IV-2012Trw.I-2012
Penduduk dan bukan penduduk
No. Golongan Pemilik
Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat
mengalami penurunan sebesar Rp202,11 miliar (1,11%). Berdasarkan lokasinya,
penurunan terbesar berada di KabupatenTanjung Jabung Barat sebesar Rp116,63
miliar (6,96%) dan Kabupaten Batanghari sebesar Rp40,78 miliar (3,40%).
Sedangkan peningkatan terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar Rp25,02 miliar (2,43%)
dan Kabupaten Merangin sebesar Rp8,99 miliar (1,27%). Berdasarkan pangsanya,
62,65% penghimpunan dana di Provinsi Jambi masih didapatkan dari kota Jambi
diikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 9,72%.
Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek21 (dalam jutaan rupiah)
Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen
1 Kota Jambi 10.573.279 62,68 10.782.792 62,56 11.389.479 62,44 11.301.302 62,65 (88.177) (0,77)
2 Batanghari 1.280.421 7,59 1.282.200 7,44 1.197.695 6,57 1.156.919 6,41 (40.776) (3,40)
3 Tanjung Jabung Barat 1.579.445 9,36 1.634.542 9,48 1.676.340 9,19 1.559.714 8,65 (116.625) (6,96)
4 Merangin 870.233 5,16 867.863 5,03 705.492 3,87 714.483 3,96 8.991 1,27
5 Kerinci 1.014.727 6,02 1.011.972 5,87 1.028.536 5,64 1.053.552 5,84 25.017 2,43
6 Sarolangun 444.001 2,63 468.571 2,72 501.837 2,75 499.470 2,77 (2.367) (0,47)
7 Bungo 1.105.766 6,56 1.188.789 6,90 1.742.390 9,55 1.754.217 9,72 11.827 0,68
16.867.872 100 17.236.729 100 18.241.769 100 18.039.657 100 (202.112) (1,11)
Trw. IV-12*)Kota/KabupatenNo.
JUMLAH
PertumbuhanTrw. I-12 Trw. II-12*) Trw. III-12*)
21Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (termasuk BPR) dan berdasarkan lokasi penghimpunan dana sehingga terdapat perbedaan dengan data DPK sebelumnya yang bersumber dari LBU. Data sampai dengan Agustus 2012
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
42
3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana
Penyaluran kredit olehbank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan
meningkat Rp1.336,61miliar (7,45%)yaitu dari Rp17.951,07 miliar pada triwulan
sebelumnya menjadi Rp19.287,68 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar6,58%. Dibandingkan
triwulan yang sama tahun lalu, penyaluran kredit meningkat mencapai 27,68% lebih
tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 25,94%.
Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
TW I TW II TW III TW IV Nominal Persen
Kelompok Bank 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336,610 7.45
1 Bank Pemerintah 10,290,880 10,774,901 11,562,677 12,425,598 862,921 7.46
2 Bank Swasta*) 4,141,405 4,639,411 4,853,802 5,230,708 376,906 7.77
3 Bank Syariah 1,278,334 1,428,775 1,534,587 1,631,370 96,783 6.31
Jenis Penggunaan 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336,610 7.45
1 Modal Kerja 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 411,579 5.95
2 Investasi 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 471,935 14.51
3 Konsumsi 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 453,097 5.82
Sektor Ekonomi 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336,610 7.45
1 Pertanian 2,084,321 2,379,914 2,645,774 3,028,774 383,000 14.48
2 Pertambangan dan Penggalian 74,895 85,464 105,342 112,898 7,557 7.17
3 Industri 683,728 593,737 512,696 568,332 55,636 10.85
4 LGA 5,316 5,805 5,934 9,297 3,362 56.66
5 Konstruksi 525,704 554,813 608,107 681,974 73,868 12.15
6 Perdagangan Hotel dan Restoran 3,843,098 4,400,752 4,469,047 4,766,386 297,339 6.65
7 Pengangkutan dan Komunikasi 180,290 209,596 270,627 283,620 12,993 4.80
8 Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 727,319 856,073 902,947 948,469 45,523 5.04
9 Jasa-jasa 1,051,715 835,742 646,134 650,370 4,236 0.66
10 Bukan Lapangan Usaha 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 453,097 5.82
PertumbuhanURAIAN
2012
Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami oleh bank
konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional tumbuh
Rp1.239,83miliar (7,55%), sementara kredit bank syariah tumbuh Rp96,78 miliar
(6,31%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dilihat dari pangsa (share)
penyaluran kredit, pangsa kredit bank konvensional sebesar 91,54% sementara bank
syariah sebesar 8,46%.
Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit investasi meningkat Rp471,93 miliar
(14,51%),modal kerja Rp411,58 miliar (5,95%), dankredit konsumsi sebesar
Rp453,10 miliar (5,82%).
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
43
43
Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar adalahkonsumsi, yaitu sebesar 42,71%
diikuti oleh kredit modal kerja sebesar37,99%, dan kredit investasisebesar 19,31%.
Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada
sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp3,36 miliar (56,66%), sektor pertanian sebesar
Rp383 miliar (14,48%) dan sektor konstruksi sebesar Rp73,87 miliar (5,03%).
Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan
lapangan usaha, yaitu sebesar 42,71%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan
restoran 24,71% dan sektor pertanian sebesar 15,70%.Dominasi penyaluran kredit
pada ketiga sektor tersebut mencapai 83,12% dari total outstanding kredit.
Berdasarkan lokasi Proyek22, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi
oleh perbankan meningkat sebesar Rp755,68 miliar (3,09%), yaitu dari Rp24.449,92
miliar menjadi sebesar Rp25.205,60 miliar. Peningkatan tersebut diantaranya di
Kotamadya Sungai Penuh sebesar Rp0,355 milyar (11,57%), Kotamadya Jambi
sebesar Rp614,91 miliar (5,71), Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar Rp74,544
miliar (5,65%), Kabupaten Sarolangun sebesar Rp47,88 miliar (4,18%) dan
peningkatan terkecil di Kabupaten Muaro Jambi sebesar Rp23,25 miliar (0,98%).
Namun terdapat kabupaten yang mengalami penurunan kredit yang diberikan yaitu
Kabupaten Bungo sebesar Rp94,324 miliar (3,28%) dan Kabupaten Batanghari
sebesar Rp18,24 miliar (1,27%).
Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)
Tw I Tw II Tw III TW IV*) Nominal %Batanghari 1,358,377 1,408,801 1,436,400 1,418,160 -18,240 -1.27Sarolangun 974,325 1,060,049 1,146,119 1,194,003 47,884 4.18Kerinci 1,016,838 1,082,999 1,073,439 1,114,558 41,119 3.83Muaro Jambi 2,539,812 2,355,694 2,379,486 2,402,738 23,252 0.98Tanjung Jabung Barat 1,105,903 1,176,378 1,320,517 1,395,061 74,544 5.65Tanjung Jabung Timur 343,587 373,274 401,691 415,648 13,958 3.47Tebo 910,647 1,110,380 1,124,683 1,140,639 15,955 1.42Merangin 1,557,053 1,905,565 1,923,995 1,960,269 36,275 1.89Bungo 2,018,162 2,503,720 2,871,542 2,777,218 -94,324 -3.28Sungai Penuh - - 3,065 3,420 355 11.57Jambi 9,514,903 10,140,069 10,768,985 11,383,895 614,910 5.71T O T A L 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,205,608 755,688 3.09
*) Bulan November 2012
PertumbuhanKabupaten/Kota
2012
22 Data posisi bulan November 2012. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
44
4. Undisbursed Loan
Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp1.590,10 miliar
atau menurun sebesar Rp193,82 miliar dari triwulan sebelumnya yang sebesar
Rp1.783,92 miliar.Penurunan undisbursed loan tersebut terutama dipicu oleh
turunnya kelonggaran tarik konsumsi sebesar Rp71,13 miliar (79,28%),dan kredit
modal kerja yang turun Rp112,27 miliar (7,46%).
Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
(dalam jutaan rupiah)
TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV
1 Investasi 107,400 120,633 127,940 127,334 351,358 233,996 189,242 178,824
2 Konsumsi 77,724 87,041 92,317 85,671 105,891 109,267 89,719 18,590
3 Modal kerja 1,127,137 1,142,458 1,267,721 1,258,585 1,503,475 1,466,023 1,504,962 1,392,690
1,312,261 1,350,132 1,487,978 1,471,590 1,960,724 1,809,286 1,783,923 1,590,104
20122011
Jenis Penggunaan
Total
Kategori
5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)
gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Loan to Deposits Ratio (LDR)23, pada triwulan laporan jika dibandingkan
triwulan sebelumnya berdasarkan bank pelapor meningkat sebesar 729 bps yaitu dari
100,19% menjadi 107,48%.Sedangkan LDR berdasarkan lokasi proyek naik400 bps
yaitu dari 136,46% menjadi 140,46%.
Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi
111.71% 117.81%129.03%
137.74%123.67%
131.26% 136.46% 140.46%
82.97% 87.07% 88.65%
92.18%
91.05% 95.64%100.19% 107.48%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
0
5
10
15
20
25
30
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12
Rp triliun
Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta)
LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen)
23 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
45
45
Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik tercermin dari rasio Non
Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70%(di bawah
ketentuan 5%) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar1,78%.
Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 4,26%, diikuti oleh sektor
konstruksisebesar 2,54% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
2,45%.
Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi
Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 2,645,774 54,786 2.07 3,028,774 71,766 2.37 2. Pertambangan dan Penggalian 105,342 522 0.50 112,898 4,806 4.26 3. Industri 512,696 2,360 0.46 568,332 3,311 0.58 4. LGA 5,934 - - 9,297 - - 5. Konstruksi 608,107 21,481 3.53 681,974 17,334 2.54
6.Perdagangan Hotel dan Restoran 4,469,047 110,784 2.48 4,766,386 116,900 2.45
7Pengangkutan dan Komunikasi 270,627 714 0.26 283,620 8,377 2.95
8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 902,947 20,668 2.29 948,469 13,943 1.47 9. Jasa-jasa 646,134 14,050 2.17 650,370 11,491 1.77 10. Bukan Lapangan Usaha 7,784,459 94,480 1.21 8,237,555 80,457 0.98
17,951,066 319,845 1.78 19,287,676 328,384 1.70
TW IV-12TW III-12
J U M L A H
No Sektor Ekonomi
Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan
perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang
antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari
8,31% menjadi 8,21%. Demikian juga, suku bunga perbankan untuk dana dan suku
bunga kredit mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar 5,19% dan
13,40%. Sementara itu, angka BI-rate dibandingkan triwulan sebelumnya
menunjukkan angka yang sama yaitu 5,75%.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
46
Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi
6. Perkembangan Kredit UMKM
Pada triwulan laporan, kredit UMKM mengalami peningkatan sebesar 6,12%,
yaitu dari Rp7,36 miliar menjadi Rp7,81 miliar.
Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi
Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 40,52%. Berdasarkan
distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 14,49%, lalu diikuti
kredit kecil sebesar 14,08%, serta kredit mikro sebesar 11,95% dari total kredit
perbankan.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
47
47
Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi
13.60 14.35 12.42 11.95
15.68 15.19 14.24 14.08
13.66 15.10 14.36 14.49
57.07 55.37 58.98 59.48
0%
20%
40%
60%
80%
100%
TW I-12 TW II-12 TW III-12 TW IV-12
Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM
C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan
sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami
pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp644,38
miliar atau meningkat 3,58% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar
Rp622,10 miliar. Sementara itu,jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh
BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp21,36 miliar (4,64%) menjadi Rp481,76
miliar.
Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan
sebesar Rp40,24miliar (8,99%) menjadi Rp487,78 miliar. Peningkatan kredit yang
lebih tinggi dibandingkan peningkatan dana menyebabkan LDR BPR meningkat 30
bps dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 80,70% menjadi 81,00%. Disisi
yang lain, kualitas kredit menunjukkan peningkatan, yaitu dengan turunnya
persentase Non Performing Loan(NPL) dari 3,63% menjadi 2,82%.
D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai
Pada periode triwulan IV-2012, aktivitas pembayaran tunai mengalami
peningkatan hal ini tercermin dari meningkatnya cash outflow sebesar 12,80% dan
RTGS serta transaksi kliring.
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
48
Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar
7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.548,12 miliar. Sedangkan
pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami peningkatan sebesar 8,88%
dibandingkan triwulan sebelumnya.
Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi
Trw 1 Trw.II Trw.III Trw.IV Nominal Persen
Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 167,626 7.04 Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 8,197 13.06 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518,106 418,971 805,987 393,685 (412,301) (51.15) Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 177,682 12.80 Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (253,854) (768,455) (581,824) (1,171,807) (589,983) 101.40 RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 2,593 16.54 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 327 1.12 RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 1,352 40.37 Cek dan BG Kosong- Lembar 856 1,164 1,150 1,134 (16.00) (1.39) - Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 (4,833) (12.07)
UraianPertumbuhan (q-t-q)2012
D.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi
Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,
untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp1.565,49 miliar meningkat 12,80%.
Untuk aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp393,69 miliar menurun 51,15%.
Dengan demikian, pada triwulan laporan, Provinsi Jambi mengalami net outflow
sebesar Rp1.171,81 miliar.
Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows
di Provinsi Jambi
-200
-150
-100
-50
0
50
100
150
200
250
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
1.600
1.800
2.000
Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12
PersenRp miliar
Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
49
49
D.2. Penyediaan Uang Layak Edar
Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi
melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal tidak
layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia, bertujuan untuk menjaga
kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian
tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp67,44miliar
(562,39%) menjadi Rp79,43miliar.
D.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan
Pada triwulan laporan telah ditemukan uang palsu sebanyak 49 lembar pada
pecahan Rp100.000 dan sebanyak 4 lembar pada pecahan Rp50.000. Untuk
mengantisipasi agar tidak beredarnya kembali uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-
ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat.
D.4. Perkembangan Kliring Lokal
Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan
tercatat sebesar Rp2.548,12 miliar atau meningkat 7,04% dibandingkan triwulan
sebelumnya. Volume kliring juga meningkat sebesar 13,06%, yaitu dari 62.775
menjadi 70.972 lembar warkat.
Grafik 3.8 dan 3.9 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring
2.188
2.364 2.434 2.489 2.348 2.380
6,85 8,02
2,94 2,27
1,40
7,04
-
5
10
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV
2012
Persendalam miliar Rupiah
Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring
Grafik 3.8
67.850 66.886
69.283 70.971 65.514 62.775 70.972
4,95 2,89
3,58
2,44
(7,69)(4,18)
13,06
(15)
-
15
-
40.000
80.000
120.000
Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV
2012
Persenlembar warkat
Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring
Grafik 3.9
PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012
50
Di sisi lain, jumlah lembar cek dan BG kosong dibandingkan triwulan
sebelumnya menurun sebesar 1,39%, yaitu dari 1.150 lembar menjadi 1.134 lembar
dan secara nominal jumlah cek dan BG kosong juga menurun sebesar Rp4,83 miliar
(12,07%) yaitu dari Rp40,03 miliar menjadi Rp35,19 miliar.
B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)24
Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross
Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total
(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp4.273 ribu (8,88%) dibandingkan
triwulan sebelumnya yaitu dari Rp48.131 miliar menjadi Rp52.404 miliar. Transfer
masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp327 miliar (1,12%), dan transfer keluar
dari Provinsi Jambi juga meningkat sebesar Rp2.593 miliar (16,54%) sedangkan
transfer masuk dan keluar di Provinsi Jambi Rp1.352 miliar (40,37%).
Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)
24Sistem BI-RTGS adalahsuatu sistem transfer danaelektronikantarpesertadalammatauang Rupiah, yang penyelesaiantransaksidilakukansecaraseketika(real time).
51
BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2012
mencapai Rp2.662,91 miliar (terealisasi 122,08% dari APBD-P), sementara itu
realisasi belanja mencapai Rp2.559,27 miliar (92,51%). Jika dibandingkan dengan
semester lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 30,44% dan
92,51%.
A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012
Pada tahun 2012, realisasi pendapatan Provinsi Jambi mencapai
Rp2.662,91 miliar atau melebih target APBD-P yang sebesar Rp2.181,29 miliar.
Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer
pemerintah pusat Rp1.665,59 miliar (62,55%) sementara, Pendapatan Asli
Daerah (PAD) di Jambi baru mencapai Rp995,65 miliar (37,39%).
Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, pendapatan pemerintah provinsi
Jambi meningkat Rp576,21 miliar atau 21,64% dari pendapatan tahun 2011
yang sebesar Rp1.635,67 miliar. Peningkatan tersebut bersumber dari
meningkatnya pendapatan transfer mencapai Rp558,47 miliar (33,53%).
Pajak daerah yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi
menyumbangkan 30,35% (Rp808,26 miliar) dari total pendapatan Jambi.
Meningkatnya pajak tersebut juga seiring dengan bertambahnya jumlah
kendaraan di Jambi.
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
52
Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan IV-2012
B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2012
Pada tahun 2012, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2.559,27
miliar atau mencapai 92,51% dari APBD-P yang sebesar Rp2.766,57 miliar.
Berdasarkan jenisnya, belanja terbesar masih ditujukan untuk belanja operasi
Rp1.575,06 miliar (61,54%) sementara, realisasi belanja modal sebesar Rp682,90
miliar (26,68%).
Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, belanja pemerintah provinsi
Jambi meningkat Rp802,00 miliar atau 31,34% dari belanja tahun 2011 yang
sebesar Rp1.757,27 miliar.
Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2012
Nominal Persen Nominal Persen
PENDAPATAN 2,181.29 2,041.56 93.59 2,662.91 122.08 Pendapatan Asli Daerah 753.37 751.13 99.70 995.65 132.16Pajak Daerah 645.32 609.81 94.50 808.26 125.25Retribusi Daerah 11.16 9.42 84.38 14.25 127.64Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9.61 29.98 312.12 29.98 312.12Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 101.92 116.77 143.16 164.03
Pendapatan Transfer 1,426.76 1,289.25 90.36 1,665.59 116.74Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,085.73 1,046.02 96.34 1,341.20 123.53
Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 97.38 63.84 219.71 144.03Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 253.18 150.20 356.44 211.45Dana Alokasi Umum 731.95 670.96 91.67 731.95 100.00Dana Alokasi Khusus 32.67 24.50 75.00 33.11 101.33
Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 243.23 71.32 324.38 95.12Dana Penyesuaian 341.03 243.23 71.32 324.38 95.12
Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 1.18 101.26 1.67 143.71
S.D TRW IV-2012S.D TRW III-2012APBD-P 2012URAIAN
Nominal Persen Nominal Persen
BELANJA 2,766.57 1,455.74 52.62 2,559.27 92.51Belanja Operasi 1,726.95 934.06 54.09 1,575.06 91.20Belanja Pegawai 567.04 376.44 66.39 531.43 93.72Belanja Barang 657.86 286.14 43.50 596.88 90.73Belanja Subsidi 0.29 0.00 0.00 0.24 81.34Belanja Hibah 356.59 243.17 68.19 339.33 95.16Belanja Bantuan Sosial 65.50 0.00 0.00 32.31 49.33Belanja Bantuan Keuangan 79.67 28.32 35.54 74.86 93.97
Belanja Modal 723.24 301.24 41.65 682.90 94.42Belanja Tanah 5.70 0.00 0.00 2.99 52.47Belanja Peralatan dan Mesin 112.10 37.76 33.69 105.89 94.46Belanja Bangunan dan Gedung 106.72 37.33 34.98 100.13 93.82Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 494.82 224.91 45.45 470.16 95.02Belanja Aset Tetap Lainnya 3.68 1.03 28.09 3.52 95.81Belanja Aset Lainnya 0.21 0.21 96.98 0.21 96.981.41
Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 2.39 23.94Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 2.39 23.94
S.D TRW IV-2012S.D TRW III-2012APBD-P 2012URAIAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
53
53
Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar adalah untuk belanja
operasi yang mencapai Rp1.575,06 miliar (61,54%) kemudian diikuti dengan
belanja modal Rp682,90 miliar (26,68%). Dirinci lebih lanjut, penyaluran terbesar
adalah untuk belanja barang Rp596,88 miliar (terealisasi 90,73%) diikuti belanja
pegawai Rp531,43 miliar (terealisasi 93,72%) dan belanja jalan, irigasi dan
jaringan Rp470,16 miliar (terealisasi 95,02%). Semakin meningkatnya realisasi
belanja untuk infrastruktur akan berdampak pada efisiensi biaya yang timbul dari
sisi transportasi dan distribusi.
C. APBD 2013
Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012
dianggarkan meningkat 12,11% dibandingkan anggaran APBD-P 2012 menjadi
Rp2.445,37 miliar sementara belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada
tahun 2012 sebesar Rp2.652,83 miliar atau turun 4,11% dari tahun sebelumnya.
Dengan demikian akan terdapat defisit sebesar RP207,45 miliar yang akan
dibiayai oleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun 2012 yang sebesar
Rp689,91 miliar.
Silpa Provinsi Jambi cenderung meningkat dari tahun ke tahun dimana
pada tahun 2010 dan 2011 Silpa tercatat sebesar Rp 334,75 miliar dan Rp632,70
miliar. Realisasi pendapatan yang cenderung selalu diatas perhitungan APBD (di
atas 120%) sementara realisasi belanja cenderung di bawah APBD (sekitar 90%)
menyebabkan terus meningkatnya silpa dimaksud.
Berdasarkan komponen penyusunan rencana pendapatan, Dana
Perimbangan merupakan penyumbang terbesar yaitu Rp1.299,93 miliar (53,16%)
yang menandakan masih tingginya ketergantungan dari pusat. Pangsa Dana
alokasi umum mencapai Rp836,58 miliar (34,21%) sementara Pendapatan Asli
Daerah (PAD) mencapai Rp804,41 miliar (32,89%). Angka PAD tersebut juga
masih lebih rendah dari realisasi 2012 yang mencapai Rp995,58 miliar.
Di sisi belanja, alokasi terbesar adalah untuk belanja langsung yang
mencapai 51,27% (Rp1.359,99 miliar). Jika ditilik lebih lanjut, belanja langsung
yang terbesar adalah untuk belanja modal Rp710,01 miliar (26,76%) diikuti
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
54
dengan belanja barang dan jasa sebesar Rp546,43 miliar (20,60%). Namun
demikian, jumlah anggaran belanja modal di tahun ini turun 13,25% dari
anggaran tahun sebelumnya.
Grafik 4.1. Perkembangan APBD dan Realisasi 2010 - 2013
D. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah
Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada selama tahun 2012
mencapai Rp2,32 triliun meningkat 11,42% dibandingkan tahun 2011 yang
sebesar Rp2,082 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya
pendapatan pajak dalam negeri Rp237,77 miliar (11,42%). Apabila dirinci lebih
lanjut, peningkatan tersebut bersumber dari pajak penghasilan Rp155,17 miliar
(15,99%) diikuti dengan Pajak Pertambahan Nilai Rp68,86 miliar (6,79%).
1,395.2
1,596.4
1,635.7
1,938.9
2,181.3
2,766.6
2,445.4
2,652.8
1,625.7
1,492.1
2,086.7
1,757.3
2,662.8
2,558.5
Pendapatan
Belanja
Pendapatan
Belanja
Pendapatan
Belanja
Pendapatan
Belanja
2010
2011
2012
2013
Realisasi APBD
KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
55
55
Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk
pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp2,32 triliun (86,79%) diikuti
dengan pendapatan PNPB lainnya Rp240,89 miliar (9,01%). Apabila dirinci lebih
lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Penghasilan (PPh)
sebesar Rp1.125,66 miliar diikuti (42,12%)Pajak Pertambahan Nilai Rp1.082,52
miliar (40,50%).
Grafik 4.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi
Grafik 4.2 Grafik 4.3
Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada tahun 2012 terealisasi
sebesar Rp4,30 triliun meningkat Rp621,02 miliar (16,89%) dari tahun lalu.
Meningkatnya belanja tersebut bersumber belanja modal Rp241,33 miliar diikuti
dengan peningkatan belanja pegawai Rp155,98 miliar (13,58%). Berdasarkan
pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat untuk belanja modal yaitu sebesar
Pajak Dalam Negeri, 86.79
Pajak Perdaga
ngan Int'l, 3.58
Penerimaan SDA,
0.60
Pendapatan
Hibah, 0.01
PPh, 42.12 PPN,
40.50
PBB, 2.75
Lainnya, 1.41
Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
(dalam juta Rupiah)
Nominal Persen (%)
I Pajak Dalam Negeri 2,081,822,299,370 2,319,593,313,544 237,771,014,174 11.42
PPh 970,495,765,733 1,125,662,631,513 155,166,865,780 15.99
PPN 1,013,657,429,900 1,082,521,611,367 68,864,181,467 6.79
PBB 63,432,348,172 73,502,930,423 10,070,582,251 15.88
Cukai 327,431,000 97,524,000 (229,907,000) (70.22)
Lainnya 33,909,324,565 37,808,616,241 3,899,291,676 11.50
II Pajak Perdagangan Int'l 267,767,474,540 95,737,529,298 (172,029,945,242) (64.25)
Pendapatan Bea Masuk 21,511,394,465 25,511,349,644 3,999,955,179 18.59
Pendapatan Bea Keluar 246,256,080,075 70,226,179,654 (176,029,900,421) (71.48)
III Penerimaan SDA 14,053,351,046 16,097,238,097 2,043,887,051 14.54
Pendapatan Pertambangan Umum 13,755,115,046 16,085,652,549 2,330,537,503 16.94
Pendapatan kehutanan 298,236,000 11,585,548 (286,650,452)
IV PNPB Lainnya 262,230,782,735 240,886,701,460 (21,344,081,275) (8.14)
V Pendapatan Hibah - 297,294,000 297,294,000
2,625,873,907,691 2,672,612,076,399 46,738,168,708 1.78
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
Pertumbuhan
Tahun 2011 Tahun 2012
Total Realisasi Pendapatan
REALISASI PENDAPATAN
KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
56
Rp1.582,43 miliar (36,81%) diikuti dengan belanja pegawai Rp1.304,56 miliar
(30,35%).
Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
(dalam juta Rupiah)
Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi
E. Keuangan Pemerintah Daerah
Tingginya realisasi belanja pada triwulan laporan juga tercermin dari
menurunnya jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi 43,15%.
Simpanan pemerintah daerah mencapai Rp2,09 triliun turun Rp1,58 trliun
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp3,67 triliun.
Nominal Persen (%)
I Belanja Pegawai 1,148,579,127,781 1,304,558,576,329 155,979,448,548 13.58 Belanja Gaji dan Tunjangan 1,131,389,450,378 1,275,582,955,585 144,193,505,207 12.74
Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus 17,917,436,181 30,357,141,560 12,439,705,379 69.43
Belanja Kontribusi Sosial (727,758,778) (1,381,520,816) (653,762,038) 89.83
II Belanja Barang 868,595,428,477 970,364,470,196 101,769,041,719 11.72 Belanja Barang 526,967,747,099 600,208,016,218 73,240,269,119 13.90
Belanja Jasa 62,919,139,704 68,500,798,037 5,581,658,333 8.87
Belanja Perjalanan 153,610,278,982 145,922,929,237 (7,687,349,745) (5.00)
Belanja Pemeliharaan 112,975,648,744 140,089,047,897 27,113,399,153 24.00
Belanja Layanan Umum 12,122,613,948 15,643,678,807 3,521,064,859 29.05
III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan 2,200,966,647 816,043,569 (1,384,923,078) (62.92)Belanja Denda 2,200,966,647 816,043,569 (1,384,923,078) (62.92)
IV Belanja Bantuan Sosial 293,048,169,116 432,228,084,085 139,179,914,969 47.49 Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan293,048,169,107 432,228,084,185 139,179,915,078 47.49
V Belanja Lain-Lain 24,172,683,395 8,313,607,612 (15,859,075,783) (65.61)Belanja Lain-Lain 24,172,683,395 8,313,607,612 (15,859,075,783) (65.61)
VI Belanja Modal 1,341,096,684,948 1,582,427,919,131 241,331,234,183 18.00 Belanja Modal Tanah 4,144,674,128 1,606,692,200 (2,537,981,928) (61.23)
Belanja Modal Peralatan dan Mesin 245,927,469,796 360,733,120,593 114,805,650,797 46.68
Belanja Modal Gedung dan Bangunan 155,259,892,120 155,359,269,801 99,377,681 0.06
Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 924,385,778,708 1,049,399,676,120 125,013,897,412 13.52
Belanja Modal Fisik Lainnya 11,378,870,196 15,329,160,417 3,950,290,221 34.72
3,677,693,060,364 4,298,708,700,922 621,015,640,558 16.89
Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah
Pertumbuhan
Tahun 2011 Tahun 2012
Total Realisasi Belanja
REALISASI BELANJA
Belanja Pegawai,
30.35
Belanja Barang, 22.57 Belanja
Bantuan Sosial, 10.05
Belanja Modal, 36.81
KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
57
57
Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi
2.35
2.77 2.90
1.71
3.57 3.56 3.67
2.09
0
1
2
3
4
Tw I - 11 Tw II -11
Tw III -11
Tw IV -11
Tw I - 12 Tw II -12
Tw III -12
Tw IV -12
(Rp triliun)
Giro Deposito Tabungan total dpk pemda
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
59
BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami
penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 90,64 dari
90,96 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2013
meningkat 13,79% yaitu dari Rp1.142.500,- menjadi Rp1.300.000. UMP tersebut
lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu.
A. Kesejahteraan
UMP Provinsi Jambi pada tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari
Rp1.142.500,- menjadi Rp1.300.000. Kenaikan UMP cenderung lebih tinggi dari
pada angka inflasi Jambi dimana angka inflasi pada tahun 2012 sebesar 4,22%.
Sementara itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di
urutan keempat terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih
tinggi dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung.
Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera
Berdasarkan survei kecil yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi kepada
beberapa perusahaan, didapatkan informasi bahwa kenaikan UMP tidak
berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi. Kondisi ini disebabkan oleh
mayoritas perusahaan yang telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari
2011 2012 2013
1 NAD 1,350,000 1,400,000 1,550,000 10.71
2 SUMUT 1,035,000 1,200,000 1,305,000 8.75
3 SUMBAR 1,055,000 1,150,000 1,350,000 17.39
4 RIAU 1,120,000 1,238,000 1,400,000 13.09
5 KEPRI 975,000 1,015,000 1,365,087 34.49
6 JAMBI 1,028,000 1,142,500 1,300,000 13.79
7 SUMSEL 1,048,440 1,195,220 1,350,000 12.95
8 BANGKA BELITUNG 1,024,000 1,100,000 1,265,000 15.00
9 BENGKULU 815,000 930,000 1,200,000 29.03
10 LAMPUNG 855,000 975,000 1,150,000 17.95
%No ProvinsiUMP
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
60
UMP baru. Namun demikian, apabila kenaikan UMP yang tinggi tersebut akan
memperkecil ruang gerak perusahaan dalam menetapkan gaji pegawai ke
depannya.
Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara
lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan
Desember 2012, NTP sebesar 90,64 atau turun 32 bps dibandingkan bulan
September 2012.1 Penurunan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani,
kecuali petani tanaman padi palawija. Menurunnya harga jual komoditas di
tingkat internasional menyebabkan terbatasnya peningkatan indeks yang
diterima oleh petani. Sementara itu, adanya inflasi diikuti dengan cenderung
meningkatnya indeks yang harus dibayar dari petani. Dengan demikian, angka
NTP cenderung terus mengalami penurunan, bahkan di bawah 100.
Grafik 5.1. Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas
1 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.
-20
-15
-10
-5
0
5
10
15
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2012
NTP Inflasi Karet CPO
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
61
61
Tabel 5.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)
B. Kemiskinan
Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal
penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre
Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang
berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 12.373,52
ton, meningkat 59% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai
Juli Agust Sept Okt Nov Des
1 Tanaman Padi Palawija
a Indeks Diterima Petani 121.47 121.77 121.80 122.90 122.67 122.76 0.96
- Padi 114.36 114.26 114.28 115.23 115.10 115.55 1.27
- Palawija 149.18 151.05 151.13 152.76 152.20 150.86 -0.27
b Indeks Dibayar Petani 136.04 137.25 137.13 137.67 137.77 138.07 0.94
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.85 138.12 137.84 138.31 138.46 138.74 0.90
- Indeks BPPBM 132.65 133.59 134.16 134.96 134.87 135.22 1.06
Nilai Tukar Petani (NTP-P) 89.29 88.72 88.82 89.27 89.04 88.91 0.09
2 Hortikultura
a Indeks Diterima Petani 118.95 120.81 119.50 120.00 119.09 120.08 0.58
- Sayur-sayuran 118.52 120.06 118.69 119.45 117.91 119.28 0.59
- Buah-buahan 119.47 121.71 120.47 120.67 120.52 121.05 0.58
b Indeks Dibayar Petani 134.58 135.64 135.48 135.90 136.03 136.34 0.86
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.57 137.84 137.56 138.01 138.15 138.43 0.87
- Indeks BPPBM 126.99 127.26 127.55 127.88 127.93 128.37 0.82
Nilai Tukar Petani (NTP-H) 88.39 89.06 88.20 88.30 87.55 88.07 -0.13
3 Tanaman Perkebunan Rakyat
a Indeks Diterima Petani 126.84 127.40 125.26 126.91 126.69 125.40 0.14
- Tanaman Perkebunan Rakyat 126.84 127.40 125.26 126.91 126.69 125.40 0.14
b Indeks Dibayar Petani 135.91 136.80 136.84 137.11 137.54 137.94 1.10
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.49 138.53 138.51 138.80 139.26 139.69 1.18
- Indeks BPPBM 129.81 130.16 130.39 130.59 130.92 131.19 0.80Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 93.33 93.12 91.54 92.56 92.11 90.91 -0.63
4 Peternakan
a Indeks Diterima Petani 129.88 131.05 130.73 131.40 130.25 130.44 -0.29
- Ternak Besar 126.94 128.25 128.10 129.07 127.83 127.77 -0.33
- Ternak Kecil 124.90 125.43 125.28 126.27 125.38 124.70 -0.58
- Unggas 136.73 137.78 137.06 136.99 135.76 137.11 0.05
- Hasil Ternak 144.54 145.86 145.06 144.88 144.62 144.29 -0.77
b Indeks Dibayar Petani 130.07 130.90 130.79 131.08 131.25 131.43 0.64
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.53 137.89 137.67 138.01 138.34 138.57 0.90
- Indeks BPPBM 121.14 121.23 121.26 121.49 121.45 121.56 0.30
Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 99.85 100.11 99.96 100.25 99.24 99.25 -0.71
5 Perikanan
a Indeks Diterima Petani 118.15 119.21 119.38 119.27 119.37 120.01 0.63
- Penangkapan 110.58 111.60 112.29 111.53 111.04 112.19 -0.10
- Budidaya 132.68 133.82 133.01 134.15 135.36 135.04 2.03
b Indeks Dibayar Petani 129.75 130.51 130.74 130.94 131.22 131.26 0.52
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134.94 136.07 136.34 136.57 137.00 137.03 0.69
- Indeks BPPBM 118.81 118.81 118.93 119.07 119.06 119.11 0.18Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 91.06 91.34 91.31 91.09 90.96 90.64 -0.67
a INDEKS YANG DITERIMA (It) 123.91 124.69 123.6 124.73 124.31 124.03 0.43b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 134.93 135.94 135.89 136.26 136.51 136.83 0.94c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 91.83 91.73 90.96 91.54 91.06 90.64 -0.32
PROVINSI JAMBI
KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK
2012PERUBAHAN (%)
( Sept ke Des)
KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
62
7.781,89 ton. Penyaluran raskin di triwulan laporan juga termasuk penyaluran
raskin ke-13.2
Grafik 5.2. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi
Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)
Penyaluran raskin ke 13 pada triwulan laporan mencapai 1.274,04 ton
5.34 5.166.58 6.89
6.12
3.27
7.78
12.37
-
2
4
6
8
10
12
14
TW I TW II TW III TRW IV TW I TW II TW III TRW IV
Rib
u ton
Penyaluran Raskin (kg)
63
BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN
Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2013
diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2012. Peningkatan investasi
dan pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor
utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi
penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor
pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran.
Inflasi triwulan mendatang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan
laporan. Dari sisi penawaran masih terbatasnya produksi bahan makanan serta
cuaca yang dalam musim hujan menjadi faktor peningkatan inflasi triwulan
mendatang. Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik)
secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung
maupun dampak lanjutannya. Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi
juga berdampak pada meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-
harga barang investasi terutama properti. Namun demikian, antisipasi yang tepat
mengenai kemungkinan-kemungkinan kenaikan harga menjadi faktor penahan
tingginya inflasi di triwulan mendatang.
A. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi
Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,3%-1,8%(qtq)
tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan yang mencapai 2,84%. Sementara itu,
secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada pada angka
yang tinggi bahkan di atas 10% yaitu pada kisaran 10,5%-11,0% (yoy) dari
triwulan laporan yang tumbuh mencapai 9,09% (yoy). Sementara proyeksi
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%.
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
64
Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga masih
menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan
mendatang diikuti dengan meningkatnya ekspor seiring dengan meningkatnya
produksi komoditas utama yaitu karet.
Kondisi ini juga didukung dari hasil SKDU triwulan IV-2012 dimana
responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini
tercermin dari meningkatnya angka total saldo bersih tertimbang perkembangan
dunia usaha triwulan IV-2012 yaitu dari minus 0,72 menjadi 1,79.
Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha
Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung
pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub
sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Produksi karet diperkirakan
akan meningkat sementara masuknya musim panen padi mendorong tumbuhnya
sub sektor. Di samping itu, harga komoditi karet yang mulai membaik juga
diharapkan menjadi faktor pendorong berkembangnya sektor ini. Sektor industri
pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan
pertumbuhan sektor pertanian.
Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan akan tumbuh. Adanya
pertambangan migas baru diperkirakan mendorong pertumbuhan sektor ini.
Triwulan
IV-2012*
Triwulan
IV-2012*
1 Pertanian (1.40) 2.09
2 Pertambangan dan Penggalian (1.53) (2.29)
3 Industri Pengolahan - 0.47
4 Listrik dan Air Minum 0.20 0.40
5 Bangunan 0.69 (1.37)
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (1.47) (0.74)
7 Pengangkutan dan Komunikasi - -
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.21 2.43
9 Jasa-jasa 1.59 0.80
(0.72) 1.79
Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor
Total
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI
65
65
Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih
meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat. Selanjutnya,
menggeliatnya perkembangan ekonomi juga diikuti dengan meningkatnya
perdagangan sehingga mendorong sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
B. Proyeksi Inflasi
Perkembangan harga-harga pada triwulan I-2013 diperkirakan lebih tinggi
dibandingkan triwulan IV-2012 mencapai 5,0%-5,50% (yoy) meningkat dari
triwulan laporan 4,22% (yoy). Faktor penyebab inflasi terutama bersumber dari
sisi penawaran. Produksi bumbu-bumbuan yang masih terbatas menjadi
penyebab peningkatan inflasi volatile foods. Namun demikian, masuknya musim
panen padi diharapkan dapat menahan laju inflasi kelompak ini.
Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara
bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung
maupun dampak lanjutannya.
Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada
meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga barang investasi
terutama properti. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam
beberapa tahun terakhir memicu turut menyebabkan kenaikan harga properti
Jambi.
Komoditi-komoditi yang diperkirakan mengalami peningkatan harga
adalah bumbu-bumbuan, dan biaya properti.
Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Februari - Desember 2013 adalah angka perkiraan
m-t-m (%)
2010 2011 2012 2013
PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012
66
Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013
Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi
Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013
Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan
mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)
Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-bumbuan, 2)
Meningkatnya pembangunan konstruksi masyarakat, 3) Kondisi infrastruktur
(jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan
transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi memasuki musim hujan yang dapat
menghambat distribusi. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu
meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun 2013.
Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup
mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras
di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga
beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi
13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang
kurang mampu.
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Februari - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-o-y (%)
2010 2011 2012 2013
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Catatan: Inflasi Februari -Desember 2012 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%
y-t-d (%)
2010 2011 2012 2013
LAMPIRAN
KAJIAN EKONOMI REGIONAL
PROVINSI JAMBI
Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
I II III IV
1. PERTANIAN 5,017,519.35 5,315,494.69 5,606,135.46 5,736,268.60 21,675,418.10
a. Tanaman Bahan Makanan 1,488,317.10 1,588,754.20 1,650,528 1,688,077 6,415,677
b. Tanaman Perkebunan 2,733,902.47 2,898,991.92 3,080,312 3,134,775 11,847,982
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 267,500.37 277,128.02 300,515 312,898 1,158,042
d. Kehutanan 302,634.01 316,348.28 329,477 350,662 1,299,121
e. Perikanan 225,165.40 234,272.27 245,303 249,855 954,596
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,935,154.71 3,034,593.08 3,245,437.92 3,411,489.41 12,626,675.14
a. Minyak dan Gas Bumi 2,332,061.80 2,409,027.70 2,624,182 2,754,472 10,119,743
b. Pertambangan tanpa Migas 438,407.62 453,857.56 440,730 468,001 1,800,996
c. Penggalian 164,685.29 171,707.82 180,526 189,016 705,935
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,805,130.75 1,923,125.81 2,039,002.81 2,156,261.53 7,923,520.90
a. Industri Migas 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 696,548.86
1. Pengilangan Minyak Bumi 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314 696,549
2. Gas Alam Cair - 0.00 0.00 - -
b. Industri Tanpa Migas **) 1,643,630.03 1,753,392.53 1,861,002.13 1,968,947.36 7,226,972.05
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 657,642.55 702,597.51 760,451 810,169 2,930,859
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 8,648.80 9,525.38 10,166 10,364 38,703
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 770,631.62 825,932.08 861,533 912,456 3,370,553
4. Kertas dan Barang Cetakan 84,781.50 86,950.04 92,019 94,268 358,019
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 40,096.87 43,399.10 46,232 46,584 176,312
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 55,958.44 58,194.94 62,463 66,348 242,964
7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - -
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8,303.14 8,805.37 9,264 9,526 35,898
9. Barang lainnya 17,567.12 17,988.09 18,875 19,233 73,663
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 154,736.94 160,324.36 169,588.09 184,615.34 669,264.73
a. Listrik 132,323.08 137,209.46 144,809 158,059 572,401
b. Gas - - - -
c. Air Bersih 22,413.85 23,114.90 24,779 26,556 96,864
5. BANGUNAN 740,911.40 807,599.30 893,464 1,050,667 3,492,642
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,603,995.21 2,751,169.47 2,972,192.36 3,132,381.05 11,459,738.10
a. Perdagangan Besar & Eceran 2,398,001.45 2,533,184.76 2,743,300 2,896,370 10,570,857
b. Hotel 36,258.81 38,316.91 40,338 42,319 157,233
c. Restoran 169,734.95 179,667.80 188,554 193,692 731,648
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 1,067,045.08 1,113,783.59 1,197,357.40 1,243,347.42 4,621,533.49
a. Pengangkutan 980,846.57 1,024,306.75 1,103,333.24 1,145,998.00 4,254,484.56
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 676,559.19 706,652.40 753,973 786,783 2,923,967
3. Angkutan Laut 114,097.78 118,145.33 121,442 123,969 477,655
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 43,624.84 44,186.13 44,452 44,740 177,003
5. Angkutan Udara 95,149.68 101,738.58 127,526 133,492 457,906
6. Jasa Penunjang Angkutan 51,415.09 53,584.32 55,941 57,014 217,954
b. Komunikasi 86,198.51 89,476.84 94,024.16 97,349.43 367,048.93
1. Pos dan Telekomunikasi 84,863.43 88,088.49 92,581 95,856 361,389
2. Jasa Penunjang Komunikasi 1,335.08 1,388.34 1,443 1,493 5,660
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 872,106.31 914,231.16 958,069.53 1,004,025.23 3,748,432.23
a. Bank 391,502.56 415,728.13 443,397 479,824 1,730,452
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 57,695.33 60,969.28 66,148 68,973 253,785
c. Jasa Penunjang Keuangan 4,062.37 4,256.01 4,586 4,767 17,671
d. Sewa Bangunan 406,117.70 420,213.85 430,545 436,675 1,693,552
e. Jasa Perusahaan 12,728.33 13,063.90 13,393 13,787 52,973
9. JASA-JASA 1,536,501.56 1,586,501.82 1,638,020.93 1,675,915.91 6,436,940.22
a. Pemerintahan Umum 1,316,359.78 1,360,850.41 1,401,344.46 1,430,047.24 5,508,601.90
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 923,464.04 957,392.98 983,236 998,308 3,862,401
2. Jasa Pemerintah lainnya 392,895.74 403,457.43 418,109 431,739 1,646,201
b. Swasta 220,141.78 225,651.41 236,676.46 245,868.67 928,338.32
1. Sosial Kemasyarakatan 154,344.59 158,243.64 166,285 174,514 653,387
2. Hiburan & Rekreasi 9,966.83 10,307.00 10,938 11,167 42,379
3. Perorangan & Rumahtangga 55,830.37 57,100.76 59,453 60,188 232,572
PDRB Migas 16,733,101.31 17,606,823.30 18,719,268.25 19,594,971.76 72,654,164.62
PDRB Tanpa Migas 14,239,538.78 15,028,062.31 15,917,085.79 16,653,185.52 61,837,872.40
PDRB Tanpa Migas dan batubara 13,639,630.44 14,404,471.46 15,298,354.87 15,997,870.29 59,340,327.06
2012J U M L A HLAPANGAN USAHA
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
I II III IV
1. PERTANIAN 1,451,186.57 1,491,500.03 1,518,732.27 1,542,865.25 6,004,284.13
a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 545,148.73 541,828 543,672 2,162,675
b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 725,854.91 751,430 768,967 2,948,764
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 96,459.78 98,481 99,711 390,108
d. Kehutanan 64,936.63 66,745.15 68,202 71,814 271,698
e. Perikanan 56,254.56 57,291.46 58,791 58,702 231,039
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 632,817.93 664,546.24 691,806.04 724,265.28 2,713,435.49
a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 489,491.91 517,085 540,846 2,010,413
b. Pertambangan tanpa Migas 110,446.89 114,365.25 111,903 119,014 455,729
c. Penggalian 59,381.24 60,689.08 62,818 64,405 247,294
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 621,508.05 645,624.17 663,662.58 2,532,923.78
a. Industri Migas 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 141,061.34
1. Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079 141,061
2. Gas Alam Cair - 0.00 - -
b. Industri Tanpa Migas **) 568,450.44 586,917.98 609,910.79 626,583.23 2,391,862.45
1. Makanan, Minuman dan Tembakau 250,968.71 260,069.36 273,824.42 284,558.61 1,069,421
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 4,177.81 4,426.93 4,584.48 4,620 17,809
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 234,507.07 242,510.04 248,396.19 252,195 977,608
4. Kertas dan Barang Cetakan 33,376.39 33,571.90 34,592.62 35,170 136,711
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 11,801.83 12,322.81 12,873.32 12,959 49,957
6. Semen & Brg. Galian bukan logam 23,440.80 23,585.87 24,827.20 26,228 98,082
7. Logam Dasar Besi & Baja 0.00 0.00 0.00 - -
8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 3,319.05 3,482.29 3,614.17 3,652 14,068
9. Barang lainnya 6,858.77 6,948.77 7,198.39 7,201 28,207
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 41,537.78 42,221.57 43,115.20 45,734.43 172,608.99
a. Listrik 36,271.74 36,925.09 37,714.74 40,063 150,974
b. Gas 0.00 0.00 - -
c. Air Bersih 5,266.04 5,296.48 5,400.47 5,672 21,635
5. BANGUNAN 232,285.95 241,824.86 263,095.05 294,423 1,031,629
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 879,489.33 899,172.48 939,087.21 956,235.86 3,673,984.88
a. Perdagangan Besar & Eceran 809,836.44 827,576.34 865,079.09 881,149 3,383,641
b. Hotel 15,380.24 15,888.05 16,276.04 16,877 64,421
c. Restoran 54,272.65 55,708.09 57,732.09 58,210 225,923
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 352,177.09 361,213.60 375,484.18 384,400.33 1,473,275.20
a. Pengangkutan 319,522.49 327,861.55 341,287.30 349,732.30 1,338,403.64
1. Angkutan Rel 0.00 -
2. Angkutan Jalan Raya 202,129.19 208,254.26 214,552.84 221,068 846,004
3. Angkutan Laut 43,026.37 43,653.82 44,232.08 44,760 175,673
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 17,879.40 17,962.09 18,006.22 18,076 71,924
5. Angkutan Udara 36,365.42 37,566.59 43,416.58 44,611 161,959
6. Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 20,424.78 21,079.58 21,218 82,844
b. Komunikasi 32,654.60 33,352.05 34,196.88 34,668.03 134,871.56
1. Pos dan Telekomunikasi 32,298.19 32,990.95 33,829.07 34,296 133,414
2. Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 361.10 367.81 372 1,458
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 282,677.58 290,388.04 295,249.61 304,502.14 1,172,817.37
a. Bank 154,075.06 160,109.54 162,965.44 170,697 647,847
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 15,233.60 15,799.13 16,017 61,922
c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 1,581.31 1,643.40 1,666 6,440
d. Sewa Bangunan 108,019.05 109,258.77 110,592.95 111,803 439,674
e. Jasa Perusahaan 4,161.30 4,204.82 4,248.68 4,319 16,934
9. JASA-JASA 393,196.05 397,868.41 402,330.21 405,179.46 1,598,574.13
a. Pemerintahan Umum 325,992.49 329,898.89 332,812.45 334,914.83 1,323,618.65
1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 210,188.92 212,765.30 213,973.78 215,016 851,944
2. Jasa Pemerintah lainnya 115,803.57 117,133.59 118,838.67 119,899 471,675
b. Swasta 67,203.56 67,969.52 69,517.76 70,264.63 274,955.48
1. Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 43,753.04 44,776.97 45,240 177,022
2. Hiburan & Rekreasi 3,755.93 3,796.16 3,893.68 3,964 15,410
3. Perorangan & Rumahtangga 20,195.85 20,420.32 20,847.12 21,060.44 82,524
PDRB Migas 4,867,497.26 5,010,243.28 5,174,523.97 5,321,268.11 20,373,532.62
PDRB Tanpa Migas 4,370,828.92 4,486,161.31 4,621,725.65 4,743,342.67 18,222,058.54
PDRB Tanpa Migas dan batubara 4,226,703.49 4,337,205.98 4,474,109.28 4,587,249.36 17,625,268.11
J U M L A H2012
LAPANGAN USAHA
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Keterangan: *angka sementara
** angka sangat sementara
Komponen I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 Total-2012
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 9,990,278.95 10,249,898.62 10,741,319.53 10,965,457.70 41,946,954.79
1.1. Makanan 6,307,122.00 6,417,265.04 6,691,116.09 6,775,868.53 26,191,371.65
1.2. Non Makanan 3,683,156.95 3,832,633.58 4,050,203.44 4,189,589.17 15,755,583.14
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 108,741.37 113,045.23 118,367.81 121,908.50 462,062.91
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,055,001.96 3,172,848.27 3,303,814.57 3,372,018.16 12,903,682.96
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,927,705.53 3,090,876.72 3,336,979.25 3,587,141.88 12,942,703.38
5. Perubahan Stok 455,402.57 475,637.16 473,567.26 505,644.46 1,910,251.45
6. Diskrepansi Statistik
7. Ekspor Barang dan Jasa 7,860,365.36 8,825,487.28 8,941,910.18 8,865,570.85 34,493,333.67
7.1. Ekspor Luar Negeri 4,061,251.32 4,938,356.80 3,664,390.03 3,873,300.12 16,537,298.27
7.2. Ekspor Antar Daerah 3,799,114.04 3,887,130.48 5,277,520.15 4,992,270.73 17,956,035.41
8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7,664,394.44 8,320,969.99 8,196,690.34 7,822,769.78 32,004,824.55
8.1. Impor Luar Negeri 310,931.83 218,818.06 330,366.51 388,669.61 1,248,786.00
8.2. Impor Antar Daerah 7,353,462.61 8,102,151.93 7,866,323.83 7,434,100.18 30,756,038.55
PDRB 16,733,101.31 17,606,823.30 18,719,268.25 19,594,971.76 72,654,164.62
Komponen I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 Total-2012
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,325,263.11 3,360,578.69 3,441,819.42 3,467,011.76 13,594,672.98
1.1. Makanan 2,170,555.76 2,186,116.89 2,231,222.94 2,240,359.79 8,828,255.38
1.2. Non Makanan 1,154,707.35 1,174,461.80 1,210,596.48 1,226,651.97 4,766,417.60
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 33,059.19 33,712.02 34,573.67 35,149.54 136,494.42
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 928,532.86 953,417.54 984,147.13 995,088.87 3,861,186.40
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 830,604.68 865,689.62 924,886.39 984,300.06 3,605,480.76
5. Perubahan Stok 158,220.72 161,820.24 158,560.24 170,711.44 649,312.64
6. Diskrepansi Statistik 0.00 0.00
7. Ekspor Barang dan Jasa 3,086,956.85 3,444,415.64 3,354,255.91 3,346,976.68 13,232,605.08
7.1. Ekspor Luar Negeri 1,846,285.52 2,224,049.27 1,655,821.24 1,757,540.35 7,483,696.38
7.2. Ekspor Antar Daerah 1,240,671.33 1,220,366.37 1,698,434.67 1,589,436.33 5,748,908.70
8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3,495,140.16 3,809,390.48 3,723,718.79 3,677,970.24 14,706,219.66
8.1. Impor Luar Negeri 127,847.68 89,565.53 132,424.14 153,841.22 503,678.57
8.2. Impor Antar Daerah 3,367,292.48 3,719,824.95 3,591,294.65 3,524,129.01 14,202,541.09
PDRB 4,867,497.26 5,010,243.28 5,174,523.97 5,321,268.11 20,373,532.62
Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100
Sumber: BPS Provinsi Jambi
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
I UMUM 134.95 133.21 133.90 133.97 134.91 137.41 137.84 138.42 138.68 138.75 138.26 139.12
II BAHAN MAKANAN 154.01 145.77 145.76 145.34 148.09 155.24 155.85 153.84 154.86 154.58 151.79 155.04
III. MAKANAN JADI, MNMAN, ROKOK & TBK 157.45 157.97 158.67 159.29 159.93 161.11 161.92 163.10 163.35 163.84 164.06 164.05
IV. PERUMAHAN 122.84 123.76 126.05 126.20 126.55 127.85 128.18 129.35 129.04 128.86 129.77 129.48
V. SANDANG 131.11 132.24 133.32 133.35 132.81 133.39 133.46 134.34 135.85 136.12 136.01 136.09
VI. KESEHATAN 121.43 121.77 121.83 121.83 121.80 121.83 122.38 122.54 122.54 122.85 123.15 123.29
VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 128.69 129.11 129.13 129.46 129.24 130.27 130.91 130.98 130.97 131.10 131.14 131.08
VIII. TRANSPORT & KOMUNIKASI 107.25 107.60 107.63 107.78 108.14 108.16 108.14 111.38 110.91 111.30 111.34 111.60
URAIAN2012
Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.
Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.
PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.
PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.
Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.
Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.
Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.
Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.
Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.
Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.
Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.
Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.
Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.
Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.