kajian ekonomi regional - bi.go.id · 1.3 distribusi pdrb atas dasar harga berlaku menurut lapangan...

101
KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Triwulan IV - 2012

Upload: vuongliem

Post on 02-Aug-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Triwulan IV - 2012

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi triwulan

IV-2012 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan periodik

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun

komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders

internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku

usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota)

diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan

ekonomi daerah. KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro

regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah,

ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi

dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi pada triwulan

IV-2012 menunjukkan peningkatan pertumbuhan yaitu dari 7,29% (yoy) menjadi 9,09%

(yoy). Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan dengan

perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian Jambi selama tahun 2012

menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88% perekonomian Indonesia yang sebesar

Rp8.241,9 triliun. Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 4,22% (yoy) lebih rendah

dari triwulan lalu 4,43% (yoy) serta inflasi nasional 4,30% (yoy). Perkembangan perbankan

juga menunjukkan peningkatan dari sisi aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit.

Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor juga cukup baik yaitu

sebesar 107,48% Sementara itu, kualitas kredit masih berada pada level yang aman,

ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 1,70%. Pembenahan sektor riil

secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan

terutama dalam rangka meningkatkan investasi. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan

yang akan datang bergantung pada peningkatan konsumsi rumah tangga serta

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto.

Dalam penyusunan KER triwulan IV-20112 kami banyak memperoleh support dari

dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh

karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua

pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang

akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Februari 2012 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI JAMBI

Marlison Hakim

Kepala Perwakilan

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

i

DAFTAR ISI Daftar Isi ... ............................................................................................... i Daftar Tabel ......................................................................................... ii Daftar Grafik ......................................................................................... iii Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Ekonomi Makro Regional ......................................................... 5

A. Umum ............................................................................. 5

B. PDRB Sisi Produksi .............................................................. 7

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan

Perikanan.................................................................. ... 8

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)............ 11

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian....................... ... 12

4. Sektor Industri Pengolahan........................................ ... 14

5. Sektor-sektor Lain .................................................... ... 15

C. PDRB Sisi Pengeluaran ........................................................ 17

1. Pengeluaran Konsumsi ............................................. ... 18

2. Investasi ................................................................... ... 20

3. Perdagangan Eksternal.............................................. ... 22

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ....................... .. 22

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi......................... .. 24

BAB II. Inflasi ....................................................................................... 27

A. Kajian Umum ................................................................. 27

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 29

1. Kelompok Bahan Makanan....................................... ... 31

2. Kelompok Makanan Jadi........................................... ... 34

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan

Bakar....................................................................... .... 34

4. Kelompok Sandang.................................................. .... 34

5. Kelompok Kesehatan ............................................... ... 35

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga............ .. 35

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 35

Boks 1. Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Di Provinsi Jambi

Boks 2. Produksi Dan Distribusi Beras Di Provinsi Jambi

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran .......................................... 37

A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 37

B. Bank Umum ................................................................... 38

1. Perkembangan Aset Bank ........................................ ... 38

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

ii

2. Perkembangan Dana Masyarakat............................... .. 39

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana..................... ... . 42

4. Undisbursed Loan...................................................... .. 44

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing

Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi............... 44

6. Perkembangan Kredit UMKM ...................................... 46

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ........................................... 47

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai ............................... 47

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi....... . 48

2. Penyediaan Uang Layak Edar..................................... ... 49

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 49

4. Perkembangan Kliring Lokal...................................... ... 49

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)................ 50

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 51

A. Realisasi Pendapatan DaerahTahun 2012 ............................ 51

B. RealisasiBelanja Daerah Tahun 2012 ................................... 52

C. APBD 2013 ........................................................................ 53

D. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ............................... 54

E. Keuangan Pemerintah Daerah ............................................. 56

Boks 2. Belanja Modal Provinsi Jambi

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ............................. 57

A. Ketenagakerjaan Daerah .................................................... 57

B. Kemiskinan ........................................................................ 59

BAB VI Prospek Perekonomian ............................................................. 63

A. Pertumbuhan Ekonomi ...................................................... 63

B. Proyeksi Inflasi ................................................................... 65

Lampiran Glosary

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

iii

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (q-t-q) 6

1.2 Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi

(y-o-y) 7

1.3 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 15

1.4 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 18

1.5 Realisasi Investasi PMA Jambi 21

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 29

2.2 Perkembangan Inflasi Triwulanan (q-t-q) serta Tahunan (y-o-y) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 30

2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan III-2012 30

3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 38

3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 40

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 41

3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 42

3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 42

3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 44

3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 44

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 45

3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 48

3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 50

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulanan IV-2012 52

4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulanan III-2012 52

4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 55

4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 56

5.1 Perbandingan UMP Wilayah Sumatera 57

5.2 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor ( 2007 = 100 ) 59

6.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 64

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

iv

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 6 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi (Ha) 9 1.6 Nilai Tukar Petani(NTP) Provinsi Jambi 9 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 tahun di Provinsi Jambi 10 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 10 1.9 Distrbusi Jenis Pupuk 11 1.10 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 11 1.11 Tingkat Hunian Hotel 12 1.12 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 13 1.13 Lifting Minyak Bumi 13 1.14 Lifting Gas Alam 13 1.15 Perkembangan Produksi Karet Jambi 14 1.16 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 15 1.17 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 15 1.18 Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih 15 1.19 PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur 16 1.20 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 16 1.21 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 16 1.22 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal 17 1.23 Perkembangan Total Arus Barang 17 1.24 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

Triwulanan IV Tahun 2012 18 1.25 Perkembangan Penjualan Premium 19 1.26 Perkembangan Penjualan Solar 19 1.27Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor 20 1.28 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 20 1.29 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 20 1.30 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick-Up Baru 21 1.31 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 21 1.32 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 21 1.33 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 22 1.34 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 23 1.35 Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama 23 1.36 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 23 1.37 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24 1.38 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan 24 1.39 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 25 1.40 Lima komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 25 1.41 Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang 25 2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 27 2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (y-o-y) 28

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

v

2.3 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per September 2012 29 2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 31 2.5 Perkembangan Harga Jagung 32 2.6 Perkembangan Harga Daging 32 2.7 Perkembangan Harga Beras 33 2.8 Perkembangan Harga Tepung Terigu 33 2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 33 2.10 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 34 2.11 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 36 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 39 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 40 3.3 PerkembanganLoan to Deposit Ratio (LDR) Bank UmumProvinsi Jambi 45 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi 46 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 47 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 48 3.8 Perkembangan Nominal Kliring 49 3.9 Perkembangan Volume Kliring 49 4.1 Perkembangan APBD dan Realisasi 2010 - 2013 54 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 55 4.3 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 55 4.4 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 56 4.5 PerkembanganDepositodanGiroPemerintah Daerah Provinsi Jambi 57 5.1 Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas 58 5.2 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 60 6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (m-t-m) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.dJanuari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 65 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d

Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 66 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Periode Tahun

2010 s.d Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013 66

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

a. Inflasi dan PDRB

TRW.IV TRW.I TRW.II TRW.III TRW.IVMAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi 133.49 133.49 133.90 137.41 138.68 139.12

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 2.76 2.76 3.90 6.80 4.43 4.22

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1)

18,962,397 4,878,010 4,867,497 5,010,243 5,174,524 5,321,268

- Pertanian 5,580,225 1,417,451 1,451,187 1,491,500 1,518,732 1,542,865

- Pertambangan dan Penggalian 2,642,297 687,233 632,818 664,546 691,806 724,265

- Industri Pengolahan 2,347,523 610,822 602,129 621,508 645,624 663,663

- Listrik, Gas, dan Air Bersih 161,918 41,083 41,538 42,222 43,115 45,734

- Bangunan 888,073 228,799 232,286 241,825 263,095 294,423

- Perdagangan Hotel dan Restoran 3,340,709 870,155 879,489 899,172 939,087 956,236

- Pengangkutan dan Komunikasi 1,374,510 351,936 352,177 361,214 375,484 384,400

- Keuangan, Persewaan dan Jasa 1,087,897 278,649 282,678 290,388 295,250 304,502

- Jasa 1,539,245 391,882 393,196 397,868 402,330 405,179

Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,999,592 397,937 330,267 379,947 285,237 295,369 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 4,721,239 1,163,958 1,507,099 1,561,561 872,828 1,372,439

-

Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3)

171,462 38,788 34,070 16,962 26,040 30,537 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 165,505 38,236 10,440 33,658 24,426 39,317

Catatan1) Angka sementara berdasarkan tahun dasar 2000

201120122011

INDIKATOR

2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan

21 kelompok barang berdasarkan SITC 2

digit yang berlaku.3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik

impor menggunakan SITC 2 digit

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

b. Perbankan

Tw.IV-11 Tw.I-1 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-12PERBANKANA. Bank Umum :Total Aset (Rp Juta) 21,001,143 21,001,143 23,052,408 23,780,624 24,163,959 24,475,084 DPK(Rp Juta) 16,388,558 16,388,558 17,255,120 17,611,536 17,917,502 17,945,194

- Tabungan 9,099,034 9,099,034 8,754,559 9,207,801 9,141,330 10,132,421 - Giro 3,167,099 3,167,099 3,866,278 3,373,061 3,687,655 3,762,667 - Deposito 4,122,425 4,122,425 4,634,284 5,030,674 5,088,518 4,050,106 -

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek1) 20,666,544 20,666,544 21,339,606 23,116,929 23,608,285 25,707,902 - Modal Kerja 8,572,331 8,572,331 8,956,344 9,761,212 9,281,782 9,935,402 - Konsumsi 3,520,586 3,520,586 3,671,188 4,211,014 9,574,000 10,289,952 - Investasi 8,573,626 8,573,626 8,712,074 9,144,703 4,752,503 5,482,548 - Dana 16,090,956 16,090,956 16,867,872 17,236,728 17,075,570 17,799,606 - LDR 128.44 128.44 126.51 134.11 138.26 144.43-

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 15,106,829 15,106,829 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 - Modal Kerja 6,454,596 6,454,596 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 - Konsumsi 6,151,718 6,151,718 6,534,233 6,921,191 7,784,459 3,723,619 - Investasi 2,500,515 2,500,515 2,693,215 2,846,175 3,251,684 8,237,555

- LDR (%) 92.18 92.18 91.05 95.64 100.19 107.48- NPL Gross (%) 260,903 260,903 274,616 301,173 319,845 328,384 - NPL Gross nominal 1.73 1.73 1.75 1.79 1.78 1.70

Kredit MKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 3,001,269 3,001,269 3,058,451 3,118,341 3,439,722 3,388,031

- Kredit Modal Kerja 1,116,950 1,116,950 1,171,534 1,266,632 1,464,483 1,464,794

- Kredit Investasi 193,105 193,105 203,093 226,438 246,076 265,709

- Kredit Konsumsi 1,691,215 1,691,215 1,683,825 1,625,270 1,729,163 1,657,528

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 6,828,723 6,828,723 7,245,244 8,169,666 8,582,895 9,193,184

- Kredit Modal Kerja 2,069,518 2,069,518 2,100,859 2,324,547 2,014,978 2,084,917

- Kredit Investasi 741,010 741,010 824,744 952,979 1,028,456 1,117,634

- Kredit Konsumsi 4,018,195 4,018,195 4,319,640 4,892,140 5,539,461 5,990,633

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 3,050,007 3,050,007 3,153,428 3,252,103 3,368,116 2,588,797

- Kredit Modal Kerja 2,067,299 2,067,299 2,047,667 2,237,132 2,235,693 1,655,435

- Kredit Investasi 544,169 544,169 584,976 613,395 654,497 452,035

- Kredit Konsumsi 438,539 438,539 520,786 401,576 477,927 481,328

Total Kredit MKM (Rp Juta) 12,880,000 12,880,000 13,457,123 14,540,110 15,390,733 15,170,012 NPL MKM gross (%) 2.03 2.03 1.76 3.85 1.30 2.13

- NPL MKM Gross Nominal 260,903 260,903 236,264 559,480 200,255 322,875

B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 423,987 423,987 460,613 534,589 622,101 644,378 DPK (Rp Juta) 316,427 316,427 349,774 410,115 431,198 481,763 - Tabungan (Rp Juta) 64,647 64,647 63,909 69,101 71,206 80,701 - Deposito (Rp Juta) 251,780 251,780 285,865 341,013 359,992 401,062

Kredit (Rp Juta) 288,561 288,561 337,067 410,499 463,125 487,782 - Modal Kerja 80,588 80,588 87,282 102,479 114,570 123,865 - Investasi 61,977 61,977 73,586 87,528 98,433 95,547 - Konsumsi 145,995 145,995 176,199 220,492 250,123 268,370

Kredit UMKM (Rp Juta) 142,565 142,565 160,868 190,007 213,003 219,412 Rasio NPL Gross (%) 9.09 9.09 8.86 7.96 7.90 6.27 - NPL Gross (Nominal) 12,955 12,955 14,246 15,131 16,822 13,762 - PPAP 6,918 6,918 7,257 8,131 8,582 8,560 Rasio NPL Net (%) 2.09 2.09 2.07 1.71 1.78 1.07 LDR (%) 91.19 91.19 96.37 100.09 107.40 101.25

TAHUN 2011 TAHUN 2012TAHUN 2011

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

INDIKATOR

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

c. Sistem Pembayaran

Tw.IV-11 Tw.I-12 Tw.II-12 Tw.III-12 Tw.IV-2012

SISTEM PEMBAYRAN

Inflow (Rp Juta) 1,867,244 489,008 518,106 418,971 805,987 393,685

Outflow (Rp Juta) 5,249,945 1,334,919 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,822

Pemusnahan Uang (ribu lembar) 351,723 109,877 272,452 24,127 11,991 66,122

Nominal Transaksi RTGS (Rp miliar) *) 136,011 38,746 64,796 72,693 48,131 52,404

Volume Transaksi RTGS 166,524 43,497 39,368 44,630 44,319 48,651

Nominal Kliring Debet (Rp juta) 9,094,295 2,493,524 2,534,615 2,347,560 2,380,495 2,594,776

Volume Kliring Debet (lembar) 267,248 67,865 69,746 65,514 61,324 69,487

Rata-rata Harian Nominal Kliring Debet 36,523 40,218 40,232 37,883 38,559 41,187

Rata-rata Harian Volume Kliring Debet 1,073 1,095 1,107 1,017 973 1,103

Nominal Kliring Pengembalian (Rp juta) 196,513 59,861 45,677 39,077 48,694 46,655

Volume Kliring Pengembalian (lembar) 4,676 1,418 1,225 1,430 1,451 1,485

Rata-rata Harian Nominal Kliring Pengembalian 789 966 725 620 798 765

Rata-rata Harian Volume Kliring Pengembalian 19 23 19 23 24 24

Nominal Tolakan Cek/BG Kosong (Rp juta) 171,855 59,861 36,225 33,051 40,025 35,192

Volume Tolakan Cek/BG Kosong (lembar) 3,947 1,418 856 1,164 1,150 1,134

Rata-rata Harian Nominal Tolakan Cek/BG Kosong 690 903 575 525 656 577

Rata-rata Harian Volume Tolakan Cek/BG Kosong 16 14 14 18 19 19

INDIKATORTahun 2011

TAHUN 2011Tahun 2012

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

1

RINGKASAN EKSEKUTIF PEREKONOMIAN JAMBI

I. Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 9,09%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya 7,29%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong

oleh peningkatan investasi dan konsumsi rumah tangga sementara dari sisi

penawaran, pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan hotel dan

restoran menjadi penyumbang utama pertumbuhan.

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2012 menunjukkan

bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 46,68% dari

jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,01% dan sektor

sekunder sebesar 17,31%.

Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan

dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian

Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88%

perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Pangsa perekonomian

Jambi tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 0,85%.

Dari sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi menunjukkan

peningkatan produksi pada angka yang relatif tinggi dengan laju pertumbuhan

utama masih ditopang oleh tingginya pertumbuhan sektor pertanian serta

Perdagangan, Hotel dan Restoran serta terakselerasinya perkembangan sektor

konstruksi.

Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekonomi Provinsi Jambi

terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi fisik yang tercatat melalui

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) serta konsumsi rumah

tangga.

II. Inflasi

Pada triwulan IV-2012,inflasi kota Jambi tercatat 4,22% (yoy),lebih

rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43% (yoyy)

serta rata-rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir 5,83% (yoyy).

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan IV- 2012 mengalami peningkatan

yaitu dari 7,29% (yoy) menjadi 9,09%

(yoy)....

Pada triwulan IV-2012, Kota Jambi mengalami

inflasi sebesar 4,22% (yoy) ..........

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

2

Penurunan tersebut juga sejalan dengan menurunnya inflasi nasional dari

4,31% (yoy) menjadi 4,30% (yoy).

Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya inflasi kota Jambi

utamanya disebabkan oleh menurunnya inflasi inti dari 5,04% (yoy) menjadi

4,98% (yoy) diikuti dengan penurunan inflasi administered price yaitu dari

6,69% (yoy) menjadi 5,05% (yoy).1 Di sisi lain, inflasi volatile food masih

menunjukkan peningkatan yaitu dari 1,82% (yoy) menjadi 2,33% (yoy).

Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya harga bahan makanan terutama

daging ayam ras yang meningkat 16,73% dengan sumbangan inflasi

0,3260%. Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober,

Novemberdan Desember 2012 masing-masing 0,05%(m-t-m);-0,35%(m-t-m);

dan 0,62%(m-t-m).

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan

peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran

kredit. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik

sebesar 729 bps yaitu menjadi 107,48%. Kualitas kredit yang diberikan baik

tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu

sebesar 1,70% (di bawah ketentuan 5%) serta sedikit lebih rendah dari

triwulan sebelumnya sebesar 1,78%.

Outstanding kredit bank umum meningkat 7,45% (qtq) menjadi

Rp19.287,68 miliar, sementara DPK meningkat 0,15% (qtq) menjadi

Rp17.945,19 miliar. Aset perbankan pada triwulan laporan sebesar

Rp24.475,08 miliar.

Aktivitas pembayaran tunai mengalami peningkatan hal ini tercermin

dari meningkatnya cash outflow sebesar 12,80% serta RTGS dan transaksi

kliring. Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan

sebesar 7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp 2.548,12 miliar.

Sedangkan pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami peningkatan

sebesar 8,88% dibandingkan triwulan sebelumnya.

1Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

Kinerja perbankan meningkat ditandai dengan meningkatnya jumlah aset, penghimpunan dana dan penyaluran kredit....

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

RINGKASAN EKSEKUTIF

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

3

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2012

mencapai Rp2.662,91 miliar (terealisasi 122,08% dari APBD-P), sementara itu

realisasi belanja mencapai Rp2.559,27 miliar (92,51%). Jika dibandingkan

dengan semester lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar

30,44% dan 92,51%.

Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012

dianggarkan meningkat 12,11% dibandingkan anggaran APBD-P 2012

menjadi Rp2.445,37 miliar sementara belanja Pemerintah Daerah Provinsi

Jambi pada tahun 2012 sebesar Rp2.652,83 miliar atau turun 4,11% dari

tahun sebelumnya. Dengan demikian akan terdapat defisit sebesar RP207,45

miliar yang akan dibiayai oleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA)tahun

2012 yang sebesar Rp689,91 miliar.

V. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan

mengalami penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi

90,64 dari 90,96 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada

tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari Rp1.142.500,- menjadi

Rp1.300.000. UMP tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung,

Bangka Belitung dan Bengkulu.

VI. Prospek Perekonomian

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, Laju pertumbuhan tahunan

Provinsi Jambi pada triwulan I-2013 diperkirakan meningkat dibandingkan

triwulan IV-2012. Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah

tangga diperkirakan masih menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi

Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan

ekonomi Jambi masih didominasi sektor pertanian, serta perdagangan, hotel

dan restoran.

Pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada pada angka yang

tinggi bahkan di atas 10% yaitu pada kisaran 10,5%-11,0% (yoy) dari

triwulan laporan yang tumbuh mencapai 9,09% (yoy). Sementara proyeksi

pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%.

Realisasi pendapatan 2012 mencapai

122,08% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai

92,51%...

UMP Jambi meningkat 13,79%

Laju pertumbuhan PDRB triwulan I-2013

diperkirakan berkisar 10,5%-11,0% (yoy).....

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

RINGKASAN EKSEKUTIF

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

4

Perkembangan harga-harga pada triwulan I-2013 diperkirakan lebih

tinggi dibandingkan triwulan IV-2012 mencapai 5,0%-5,50% (yoy) meningkat

dari triwulan laporan 4,22% (yoy).

Faktor penyebab inflasi terutama bersumber dari sisi penawaran.

Produksi bumbu-bumbuan yang masih terbatas menjadi penyebab

peningkatan inflasi volatile foods. Namun demikian, masuknya musim panen

padi diharapkan dapat menahan laju inflasi kelompak ini.

Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik)

secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara

langsung maupun dampak lanjutannya.

Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada

meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga barang investasi

terutama properti. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam

beberapa tahun terakhir memicu turut menyebabkan kenaikan harga properti

Jambi

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain

1) Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-

bumbuan, 2) Meningkatnya pembangunan konstruksi masyarakat, 3) Kondisi

infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan

biaya distribusi dan transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi memasuki musim

hujan yang dapat menghambat distribusi. Beberapa hal tersebut diperkirakan

akan memacu meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun 2013.

Laju inflasi Triwulan I-2013 diperkirakan berkisar 5,00-5,50% (yoy).....

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

5

BAB I EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Perekonomian Jambi pada Triwulan IV-2012 tumbuh sebesar 9,09% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

7,29%. Dari sisi permintaan, perekonomian terutama didorong oleh peningkatan

investasi dan konsumsi rumah tangga. Sementara itu dari sisi penawaran,

pertumbuhan sektor pertanian dan perdagangan hotel dan restoran menjadi

penyumbang utama pertumbuhan.

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2012 menunjukkan

bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar yaitu 46,68% dari

jumlah PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) 36,01% dan sektor

sekunder sebesar 17,31%.

Pergerakan pertumbuhan ekonomi di Jambi lebih tinggi dibandingkan

dengan kondisi perekonomian nasional yang tumbuh 6,11%. Perekonomian

Jambi selama tahun 2012 menghasilkan output Rp72,65 triliun atau 0,88%

perekonomian Indonesia yang sebesar Rp8.241,9 triliun. Pangsa perekonomian

Jambi tersebut meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 0,85%.

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (yoy)

15.1 15.6 16.2 16.5 16.7 17.6 18.7 19.6

6.5

6.5 6.5 6.5

6.3

6.376.17 6.11

9.048.56

8.74

7.86

6.15

7.15 7.29

9.09

4

5

6

7

8

9

10

0

5

10

15

20

25

30

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q1V-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q1V-12

Sumber: BPS (diolah)

%

Output Provinsi Jambi Pertumbuhan Indonesia Pertumbuhan Jambi

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

6

Secara triwulanan,

perkembangan perekonomian

Jambi menunjukkan

peningkatan 2,84% (qtq)

melambat dibandingkan

triwulan III-2012 yang tumbuh

mencapai 3,28% (qtq). Secara

triwulanan, pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh meningkatnya

sektor pertambangan dan bangunan. Sektor pertambangan tumbuh 4,69% (qtq)

dengan andil 0,63%. Produksi migas yang cenderung melambat dalam tiga

triwulan awal tahun 2012, kembali menunjukkan peningkatan di triwulan

laporan. Sementara itu maraknya pembangunan konstruksi terutama perumahan

dalam beberapa waktu terakhir menyebabkan sektor bangunan dapat tumbuh

11,91% (qtq) dengan sumbangan 0,60%.

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (qtq)

Dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh PMTDB yang

meningkat 6,42% (qtq) dengan sumbangan inflasi 1,15%. Pengeluaran konsumsi

rumah tangga memiliki bobot terbesar mengalami perlambatan pertumbuhan

menjadi 1,59% dari 1,83% di triwulan sebelumnya. Setelah adanya perayaan hari

besar keagamaan pada triwulan sebelumnya, konsumsi masyarakat di triwulan

I II III IV I II III Growth Andil

1.17 1.34 1.97 0.39 2.38 2.78 1.83 1.59 0.47 Pertambangan dan Penggalian 4.15 4.60 4.40 1.01 (7.92) 5.01 4.10 4.69 0.63 Industri Pengolahan 0.85 1.65 3.85 2.36 (1.42) 3.22 3.88 2.79 0.35 Listrik, Air dan Gas 1.05 0.87 1.09 0.97 1.11 1.65 2.12 6.07 0.05

0.87 1.58 2.01 2.22 1.52 4.11 8.80 11.91 0.61 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.03 2.16 5.16 1.50 1.07 2.24 4.44 1.83 0.33 Pengangkutan dan Komunikasi 0.09 1.26 2.51 1.15 0.07 2.57 3.95 2.37 0.17 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 1.31 1.62 2.00 1.41 1.45 2.73 1.67 3.13 0.18

0.94 1.21 2.03 0.71 0.34 1.19 1.12 0.71 0.06 1.39 1.97 3.14 1.15 (0.22) 2.93 3.28 2.84 2.84

I II III IV I II III Growth Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0.56 0.90 2.18 1.25 0.47 1.06 2.42 0.73 0.49 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (3.07) 3.88 6.91 5.08 (5.27) 2.68 3.22 1.11 0.21 Lembaga Swasta Nirlaba 1.28 2.35 6.76 0.60 1.63 1.97 2.56 1.67 0.01 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 0.05 5.72 3.45 2.51 1.21 4.22 6.84 6.42 1.15 Perubahan Stok 0.53 3.90 2.48 13.64 0.54 2.28 (2.01) 7.66 0.23

2.01 2.02 6.73 -9.01 -8.77 11.58 -2.62 -0.22 -0.14-0.09 2.34 6.54 -6.46 -8.17 8.99 -2.25 -1.23 -0.881.39 1.97 3.14 1.15 (0.22) 2.93 3.28 2.84 2.84

2012 Tw IV-2012

2012 Tw IV-2012

Bangunan

2011

2011

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

JENIS PENGELUARAN

Ekspor Impor

Jasa-Jasa

LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertanian

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (qtq)

1.39

1.97

3.14

1.15

(0.22)

2.93 3.28

2.84

(0.5)

-

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4,200

4,400

4,600

4,800

5,000

5,200

5,400

Q I-11 Q II-11 Q III-11 Q IV-11 Q I-12 Q II-12 Q III-12 Q IV-12

PersenRp miliarNominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

7

7

laporan kembali normal. Namun demikian, banyaknya intensitas acara di akhir

tahun mampu menjaga konsumsi pada level yang cukup baik.

B. PDRB Sisi Produksi

Dari sisi penawaran, seluruh sektor ekonomi menunjukkan peningkatan

produksi pada angka yang relatif tinggi dengan laju pertumbuhan utama masih

ditopang oleh tingginya pertumbuhan sektor pertanian serta sektor perdagangan,

hotel dan restoran serta terakselerasinya perkembangan sektor konstruksi. Sektor

pertanian yang merupakan sektor utama di Jambi memberikan andil

pertumbuhan ekonomi mencapai 2,57% diikuti oleh sektor perdagangan, hotel

dan restoran 1,76% serta sektor konstruksi 1,35%.

Tabel 1.2. Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (yoy)

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku tercatat sebesar

Rp19,59 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian

sebesar 29,27%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 17,41%, serta

sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,99%. Dengan demikian,

struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami

perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.3).

IV I II III Growth Andil

4.96 6.22 7.72 7.56 8.85 2.57 Pertambangan dan Penggalian 14.89 1.57 1.98 1.68 5.39 0.76 Industri Pengolahan 8.97 6.51 8.16 8.19 8.65 1.08 Listrik, Air dan Gas 4.05 4.11 4.90 5.97 11.32 0.10

6.84 7.54 10.21 17.54 28.68 1.35 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.16 10.21 10.30 9.54 9.89 1.76 Pengangkutan dan Komunikasi 5.09 5.06 6.42 7.91 9.22 0.67 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan 6.50 6.64 7.80 7.45 9.28 0.53

4.97 4.34 4.32 3.39 3.39 0.27 7.86 6.15 7.15 7.29 9.09 9.09

2012

Pertanian

Bangunan

Jasa-JasaPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

LAPANGAN USAHA2011 Tw IV-2012

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

8

Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan

perikanan menunjukkan kinerja yang baik dengan tumbuh 8,85% (yoy) lebih

tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu 7,56% (yoy). Secara triwulanan

pertumbuhan sektor ini mencapai 1,59% (qtq) sedikit melambat dibandingkan

dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 1,83% (qtq).

Pada triwulan laporan, sub sektor tanaman bahan makanan tumbuh

0,34% (qtq) lebih tinggi dari triwulan lalu yang turun 0,61%(qtq). Produksi padi

cenderung tinggi di awal tahun terutama pada bulan Februari Juli, seiring

tingginya produksi padi di wilayah Kerinci. Produksi tersebut kemudian

meningkat kembali di bulan Desember seiring memasuki masa panen padi di

wilayah Tanjung Jabung.

Berdasarkan angka ramalan yang dikeluarkan oleh BPS, luas panen padi

selama bulan September Desember mencapai 46.760 ha meningkat 2,16% dari

tahun sebelumnya 45.770 ha. Untuk itu, produksi tanaman bahan makanan

menunjukkan pertumbuhan mencapai 7,12% (yoy) dibandingkan posisi yang

sama tahun lalu.

Pertanian, 29.27

Pertambangan dan Penggalian,

17.41

Industri Pengolahan,

11.00

Listrik, gas & air, 0.94

Bangunan, 5.36

Perdagangan, Hotel dan restauran,

15.99

Pengangkutan dan

Komunikasi, 6.35

Keuangan, Persewaan dan

Jasa Perusahaan,

5.12

Jasa-jasa, 8.55

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

9

9

Grafik 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) Grafik 1.5 Panen Jagung dan Kedelai Provinsi Jambi (Ha)

Namun demikian, meningkatnya produksi tanaman bahan makanan di

triwulan laporan tidak diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP). NTP

Desember 2012 dibandingkan NTP September 2012 turun 0,35% menjadi 90,64.

Menurunnya NTP tersebut disebabkan oleh melambatnya harga jual terutama

tanaman perkebunan. Sementara itu, indeks yang harus dibayar oleh petani

mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Salah satu yang harus diperhatikan terkait

nilai tukar ini adalah petani yang menggantungkan pendapatan hidupnya hanya

dari satu sumber saja, misalkan perkebunan. Penurunan harga komoditas ini akan

berdampak pada penurunan pendapatan mereka.

Grafik 1.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

Sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar 14,45% dari PDRB

mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,33% (qtq), melambat dari

pertumbuhan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 3,52% (qtq).

Perlambatan ini terutama disebabkan oleh melambatnya produksi kelapa sawit.

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

2010 2011 2012 (ARAM II) 0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

Jagung Kedelai

2010 2011 2012 (ARAM II)

80

90

100

110

120

130

140

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012

indeks terima indeks bayar NTP

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

10

Kelapa sawit mengalami perlambatan produksi di triwulan laporan.

Tingginya pasokan akibat melimpahnya produksi triwulan lalu sementara

permintaan yang terbatas menjadi penyebab penumpukan tersebut. Kondisi ini

akhirnya berdampak pada turunnya harga jual kelapa sawit baik di Jambi maupun

harga jual internasional. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun Rp1.195,51/kg turun

22,39% dari triwulan lalu sementara harga CPO di Jambi turun 19,83%. Kondisi

ini sejalan dengan turunnya harga di tingkat internasional 22,16% menjadi USD

714,74/metric ton. Harga kelapa sawit ini merupakan yang terendah semenjak

pertengahan tahun 2009. Selain itu, yang perlu dikhawatirkan adalah harga

kelapa sawit di petani bukan plasma mengalami penurunan yang lebih tinggi.

Grafik 1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sumber: Disbun Provinsi Jambi

Harga bokar di Jambi mulai

menunjukkan peningkatan. Harga

rata-rata bokar Rp24.643/kg

meningkat 9,13% (qtq).

Sebaliknya, harga karet di tingkat

internasional masih menunjukkan

penurunan mencapai 4,45%

menjadi USD 313,06/cent. Selama

tahun 2012, harga karet turun

mencapai 26,70% yang disebabkan oleh merosotnya permintaan dunia.

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2011 2012

Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

Grafik 1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

-

100

200

300

400

500

600

700

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2011 2012

USD cent/KgRp/Kg

Harga Bokar (Rp/kg)

Harga Karet Internasional (USD cent/kg)

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

11

11

Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor

tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan sebesar 30.155

ton meningkat 81,28% (qtq) dari triwulan lalu.3 Penyaluran pupuk tersebut

cenderung meningkat di akhir tahun. Berdasarkan informasi dari Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk bersubsidi sebagian besar

didominasi oleh pupuk NPK Phonska (38,97%), diikuti oleh pupuk Urea

(38,12%), SP-36 (16,22%), dan ZA (6,69%). Selama tahun 2012, penyaluran

pupuk bersubsidi meningkat 81,28% dari tahun lalu.

rafik 1.9. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.10. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Grafik 1.9

Grafik 1.10

Sub sektor peternakan tumbuh 1,25% (qtq) melambat dibandingkan

triwulan lalu yang sebesar 2,10% (qtq). Pasca perayaan hari besar keagamaan

dimana kebutuhan akan daging meningkat, produksi daging cenderung

mengalami perlambatan. Sementara itu, sub sektor perikanan turun 0,15% lebih

sebaliknya, sub sektor kehutanan mampu tumbuh 5,30% (qtq) lebih tinggi dari

triwulan sebelumnya 2,18% (qtq).

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukkan pertumbuhan

9,89% (yoy); dengan sumbangan inflasi 1,76%. Perkembangan sektor ini

terutama didukung oleh tingginya perkembangan perdagangan besar dan eceran

di Jambi yang tumbuh 9,99% (yoy). Peningkatan investasi di Jambi berpengaruh

3 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea.

0 5 10 15 20 25 30 35

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

20

11

20

12

(Kilo Ton)

SP-36/Superphos ZA NPK PHONSKA Urea

20.18

14.42 12.84

32.60

22.95

29.94

16.64

30.16

-100

-50

0

50

100

150

200

0

5

10

15

20

25

30

35

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2011 2012

Persen (%)Kilo Ton

Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

12

terhadap tinggi kebutuhan barang pendukung sehingga sektor perdagangan juga

turut meningkat.

Berdasarkan perhitungan triwulanan, sub sektor perdagangan besar dan

eceran yang memiliki pangsa terbesar dalam sektor PHR (pangsa 92,47%)

tumbuh 1,86% (qtq) melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 4,53%

(qtq). Perlambatan tersebut disebabkan oleh faktor musim dimana pada triwulan

lalu tedapat perayaan hari besar keagamaan.

Sementara itu, sub sektor

hotel menunjukkan peningkatan

mencapai 3,69% (qtq) lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya

2,44% (qtq). Pada akhir tahun,

terdapat kecenderungan

peningkatan intensitas kegiatan

baik oleh swasta atau pemerintah

yang berdampak pada peningkatan sub sektor hotel. Kondisi ini juga terlihat dari

meningkatnya tingkat hunian hotel dari 47,34% di triwulan lalu menjadi 47,86%

di triwulan laporan yang diikuti dengan meningkatnya jumlah tamu menginap

23,25% menjadi 58.288 orang.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh sebesar 5,39% (yoy) lebih

tinggi dari triwulan sebelumnya 1,68% (yoy). Meningkatnya nilai tambah sub

sektor migas yang mencapai 6,28% (qtq) menjadi pendorong utama kembali

tumbuhnya sektor tersebut. Produksi migas yang sempat turun di awal tahun

2012, kembali menunjukkan peningkatan. Produksi migas di triwulan laporan

meningkat 32,32% (qtq) dibandingkan triwulan lalu. Namun demikian produksi

gas alam cenderung turun 2,28% dibandingkan triwulan lalu.

Grafik 1.11. Tingkat Hunioan Hotel

Grafik 1.11

50,954

60,511 54,126 56,688

50,821 57,930

47,293

58,288

0

10

20

30

40

50

60

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

13

13

Grafik 1.12. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi

Grafik 1.13. Lifting Minyak Bumi Grafik 1.14. Lifting Gas Alam

Produksi migas selama triwulan IV-2012 mencapai 1.671,64 Kbarrel.

Adanya lokasi pertambangan baru juga ikut mendorong kinerja sub sektor ini.

Sementara itu, lifting gas alam diperkirakan turun menjadi 12.495 BBTU. Secara

akumulatif di tahun 2012, lifting minyak bumi Jambi mengalami penurunan

mencapai 11,84% yang disebabkan oleh kondisi sumur yang sudah cukup tua

sementara produksi gas alam cenderung stabil dari waktu ke waktu. 4

Sementara itu, produksi pertambangan tanpa migas meningkat cukup

signifikan mencapai 34,74% (yoy) atau 6,35% dari triwulan lalu. Meningkatnya

produksi batubara menjadi pendorong kenaikan tersebut. Harga batu bara yang

merosot semenjak awal tahun 2012 kembali menunjukkan peningkatan di

triwulan laporan. Harga rata-rata batu bara di tingkat internasional mencapai

4 Data bulan September 2012 merupakan perkiraan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

4.92 5.37 5.11 1.03

(14.25)

5.72

5.64 0.17

-25

0

25

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV*

2011 2012

PErsentase ribu barel

Lifting Minyak Bumi

Pertumbuhan PDRB

* Angka perkiraan Bank Indonesia untuk Bulan Desember 2012

(10.34)

(7.98)

25.53

(7.59) (10.28)

(7.41) (9.74)

32.32

(20)

(10)

-

10

20

30

40

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

I II III IV I II III IV*

2011 2012

Persen (%)

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2012

K Barel

Minyak Bumi (Barel) Pertumbuhan, aksis kanan

(3.11) (15.50)

15.82

4.46

(5.72)

5.48

(1.49) (2.28)

(20)

(10)

-

10

20

30

-

5,000

10,000

15,000

20,000

I II III IV I II III IV*

2011 2012

Persen (%)

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi.*: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Desember 2012

BBTU

Lifting Gas Alam (BBTU) Pertumbuhan, aksis kanan

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

14

USD 66,80/mt di triwulan laporan meningkat 9,07% dari triwulan lalu. Namun

apabila dibandingkan dengan harga tahun lalu, harga batu bara masih 15,38%

lebih rendah.

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan meningkat mencapai 8,65% (yoy), dengan

andil pertumbuhan 1,76%. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan

triwulan lalu yang sebesar 8,19% (yoy). Namun demikian, berdasarkan

perhitungan triwulanan, sektor industri pengolahan tumbuh 2,73% melambat

dari triwulan lalu 3,92%. Perlambatan tersebut disebabkan oleh melambatnya

industri tanpa migas, terutama produksi CPO.

Berdasarkan data

dari Gapkindo (Gabungan

Pengusaha Karet

Indonesia) produksi crumb

rubber di triwulan laporan

menunjukkan penurunan

1,18% yaitu dari 76.065

ton di triwulan lalu

menjadi 75.165 di triwulan laporan. Masih terdapatnya stok karet di pedagangan

menyebabkan produksi sedikit menurun di triwulan laporan. Kondisi ini juga

terkonfirmasi dengan menurunnya pertumbuhan indeks produksi industri Karet

dan Barang dari Karet dan Barang dari Plastik 4,58% di triwulan laporan.

Jika dibandingkan tahun 2011, produksi karet selama tahun 2012 turun

mencapai 6,72%. Penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya permintaan

untuk ekspor. Selain itu, harga yang turun juga menjadi disinsentif bagi petani.5

Tingginya produksi CPO pada triwulan lalu diikuti dengan tingginya stok

CPO di PKS dan tanki. Kondisi ini diikuti dengan melambatnya produksi pada

triwulan laporan. Pelambatan ini tercermin dari melambatnya industri makanan,

minuman dan tembakau sebesar 3,92% (qtq), lebih rendah dari triwulan lalu

5 Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Grafik 1.15. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867 81,805

68,679 74,585 77,418 76,065 75,165

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Volume Produksi Bokar (Ton) Pertumbuhan (%)

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

15

15

5,29%. Hal ini juga terkonfirmasi dari perlambatan indeks produksi makanan

sebesar 3,83% (qtq) dibandingkan triwulan lalu 7,81%.

Tabel 1.3. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih (LGA) tumbuh sebesar 11,32% (yoy)

lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar

5,97%. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya produksi listrik dan

air bersih masing-masing 11,68% (yoy) dan 8,88% (yoy).

Meningkatnya sub sektor listrik dimaksud tercermin dari meningkatnya

jumlah konsumsi listrik di Jambi 13,92% (yoy). Jumlah konsumsi listrik di Jambi

selama triwulan laporan mencapai 318.599 MWH dengan jumlah pelanggan

mencapai 505.636 rekening.

Grafik 1.16. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.17. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

Grafik 1.16

Grafik 1.17

Sementara itu,

pemakaian sub sektor air bersih

yang dicatat oleh PDAM Tirta

Mayang menunjukkan

penurunan di triwulan laporan.

tercermin dari menurunnya

Rata-rata konsumsi air bersih

Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12 Trw I-12 Trw II-12 Trw III-12 Trw IV-12

Industri Makanan -15.69 18.70 7.81 3.83 9.98 7.76 7.76 5.94

Industri Minuman 7.16 -4.93 0.59 5.04 9.91 -0.55 7.64 5.43

Industri Karet dan Barang dari

Karet dan Barang dari Plastik

-5.58 12.14 5.56 -4.58 6.06 2.40 6.66 4.11

I B S -12.92 13.96 6.48 4.30 12.22 11.86 7.69 4.38

Jenis Industri q-to-q y-o-y

Pertumbuhan

385 415 432 443 461 483 486 506

-

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV

2011 2012

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

385 415 432 443 461 483 486 506

-

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV

2011 2012

Sumber: PLN cabang Jambi & PLN cabang Muara Bungo (diolah)

Pelanggan (dalam ribu)

Grafik 1.18. Perkembangan Indeks Produksi Listrik dan Air Bersih

861

872

858

852

863

857

-0.61

1.33

-1.64

-0.68

1.34

-0.73

(3)

(1)

1

3

5

840

845

850

855

860

865

870

875

Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4

2011

Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2012

ribu M3

Total Konsumsi Air (LHS)

Pertumbuhan (RHS)

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

16

bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 857,00 ribu M²

lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 834,48 ribu M².

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami peningkatan 9,22%

(yoy) pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

sebesar 7,91% (yoy). Peningkatan dimaksud berasal dari meningkatnya sub

sektor pengangkutan maupun komunikasi yang masing-masing tumbuh 9,40%

(yoy) dan 7,51% (yoy).

Grafik 1.19. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Jumlah Konsumsi Avtur

Grafik 1.20. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.21. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang

Grafik 1.20

Grafik 1.21

Jumlah penumpang baik yang datang maupun berangkat dari Bandara

Sultan Thaha Jambi terus menunjukkan peningkatan seiring dengan

bertambahnya jumlah penerbangan. Pada triwulan laporan, jumlah penumpan

(total berangkat dan datang) meningkat 15,84% dari tahun lalu. Adanya

perluasan bandara di tahun 2012 turut memperbesar kapasitas pesawat yang

dapat beroperasi.

Sub sektor angkutan laut tumbuh sebesar 6,45% (yoy) lebih tinggi

dibandingkan triwulan lalu yang turun 4,21% (yoy). Namun demikian, total arus

barang di pelabuhan menunjukkan penurunan 31,98% (yoy) menjadi 1.306,77

(80)

(60)

(40)

(20)

-

20

40

-

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III

2011 2012

Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiri

Konsumsi Avtur (ratusan liter), aksis kiri

Pert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan

020406080

100120140160180

I II III IV I II III IV

2011 2012Sumber: PT. Angkasa Pura II

ribu orang

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

0

500

1000

1500

I II III IV I II III IV

2011 2012Sumber: PT.Angkasa Pura II

ton

Jumlah Bongkar Jumlah Muat

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

17

17

kilo ton.6 Menurunnya aktivitas ekspor di triwulan laporan berdampak pada

penurunan aktivitas di pelabuhan.

Grafik 1.120 Perkembangan Jumlah Kunjungan Kapal Grafik 1.21. Perkembangan Total Arus Barang

Grafik 1.20

Grafik 1.21

Sub sektor komunikasi tumbuh 7,51% (yoy) yang didukung

pertumbuhan pos dan telekomunikasi 7,54% (yoy) dan jasa penunjang

komunikasi 5,10% (yoy).

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

9,28% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,45% (yoy).

Peningkatan ini terutama didukung oleh meningkatnya pertumbuhan sub sektor

bank 12,26% (yoy) lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu 8,92% (yoy).

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan tumbuh 3,39% (yoy) stabil dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya. Sektor ini didukung oleh sub sektor jasa

pemerintahan umum 2,96% (yoy) dan sub sektor jasa swasta 5,49% (qtq).

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekonomi Provinsi Jambi

terutama disebabkan oleh meningkatnya investasi fisik yang tercatat melalui

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) serta konsumsi rumah

tangga. Investasi fisik tercatat meningkat 19,93% (yoy) dengan andil

pertumbuhan 3,35% sementara konsumsi rumah tangga meningkat 4,75% (yoy)

dengan andil 3,22%. Berdasarkan strukturnya, 55,96% perekonomian Jambi

ditopang oleh konsumsi, diikuti dengan investasi fisik 18,31%. Namun demikian,

pangsa konsumsi rumah tangga tersebut cenderung mengalami penurunan dari

6 Total arus barang yang dimaksud terdiri dari impor, ekspor, bongkar dan muat.

33.43

40.52

80.64

112.95

11.31-1.24

-4.21

6.45

-50

0

50

100

150

-

500

1,000

1,500

2,000

I II III IV I II III IV

2011 2012

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Unit Pertumbuhan

-3.2825.20

39.24

28.81

-5.39

123.60

88.86

-31.98-50

0

50

100

150

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

I II III IV I II III IV

2011 2012

persen(%)

Sumber: Pelindo Jambi

unit

Jumlah Total Arus BarangPertumbuhan

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

18

waktu ke waktu. Pada triwulan IV-2011, pangsa konsumsi rumah tangga masih

sebesar 59,93%.

Tabel 1.4. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (qtq) 7

Grafik 1.22. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan IV tahun 20128

1. Pengeluaran Konsumsi

Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga

konstan sebesar 4,75% (yoy), lebih rendah dari triwulan sebelumnya 5,29%

(yoy). Menurunnya harga jual komoditas berdampak pada perlambatan konsumsi

rumah tangga. Di samping itu, melambatnya produksi hasil perkebunan (yang

merupakan mata pencaharian utama masyarakat Jambi) juga menjadi faktor

perlambatan dimaksud.

Kondisi ini juga tercermin dari melambatnya indeks tendensi konsumen

yaitu dari 109,14 di triwulan lalu menjadi 103,10. Namun angka yang masih

7 dikurangkan dengan nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 8 Pangsa (share) net impor sebesar 8,66% merupakan pengurangan dari total share PDRB sisi pengeluaran.

IV I II III Growth Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4.97 4.88 5.05 5.29 4.75 3.22 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13.12 10.55 9.27 5.50 1.52 0.30 Lembaga Swasta Nirlaba 11.34 11.72 11.31 6.92 8.05 0.05 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 12.17 13.47 11.87 15.53 19.93 3.35 Perubahan Stok 21.64 21.65 19.74 14.49 8.47 0.27

1.07 -9.61 -1.14 -9.80 -1.08 -0.751.90 -6.34 -0.25 -8.48 -3.37 -2.63

7.86 6.15 7.15 7.29 9.09 9.09

20122011

Ekspor ImporPRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

JENIS PENGELUARANTw IV-2012

Konsumsi rumah tangga ,

55.96Lembaga

Swasta Nirlaba, 0.62

Konsumsi pemerintah ,

17.21

PMTDB, 18.31

Perubahan Stok, 2.58

Net Impor, -5.32

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

19

19

diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memadang

perekonomian Jambi.9

Melambatnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di triwulan laporan

juga tercermin dari menurunnya penjualan kendaraan bermotor. Penjualan

sepeda motor mengalami penurunan 52,31%. Penjualan kendaraan roda empat

seperti sedan, jeep dan minibus juga menunjukkan penurunan sebesar 3,23%.

Sementara itu, penyaluran kredit real estate masih terus meningkat 25,41% (yoy)

menjadi sebesar Rp163,38 miliar.

Kondisi ini juga didukung dengan melambatnya konsumsi BBM oleh

masyarakat. Jumlah konsumsi premium di triwulan laporan 111.482 kilo liter

meningkat 5,14% dari tahun lalu tapi masih lebih rendah dari konsumsi triwulan

III-2012. Sebaliknya, konsumsi solar juga menunjukkan penurunan 5,08%

menjadi 114.133 kilo liter. Jumlah konsumsi premium selama tahun 2012

mencapai 411.920 kilo liter meningkat 8,07% dari tahun lalu sementara

konsumsi solar turun 3,76% menjadi 471.588 kilo liter.

Pengeluaran konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar

1,52% (yoy) melambat dari triwulan lalu 5,50% (yoy) dengan andil pertumbuhan

0,30%. Realisasi penyaluran belanja APBD cenderung meningkat di akhir tahun

namun pada tahun 2012 realisasi belanja sudah tersebar semenjak awal tahun.

Dengan demikian terjadi perlambatan penyaluran APBD di akhir tahun pada

triwulan laporan.

Grafik 1.23. Perkembangan Penjualan Premium

Grafik 1.24. Perkembangan Penjualan Solar

9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkanBadan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.

95,318

100,155

107,417 106,030 109,381

107,211

113,846 111,482

85,000

90,000

95,000

100,000

105,000

110,000

115,000

120,000

I II III IV I II III IV

2011 2012Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

129,301 128,048

112,448

120,237 120,354

124,244

112,856 114,133

100,000

105,000

110,000

115,000

120,000

125,000

130,000

135,000

I II III IV I II III IV

2011 2012Sumber: PT. Pertamina UPMS II, Palembang

Kilo Liter

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

20

Grafik 1.25. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Grafik 1.26. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

Grafik 1.27. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi

Grafik 1.25.

Grafik 1.26.

Grafik 1.27.

2. Investasi

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh 19,93% (qtq)

meningkat dibandingkan triwulan lalu yang mencapai 3,34% (qtq). Selama tahun

2012, investasi di Jambi terus menunjukkan peningkatan yang disebabkan oleh

tingginya pembangunan fisik baik oleh pemerintah ataupun swasta. Kondisi ini

juga didukung oleh peningkatan kredit investasi mencapai 48,91%. Sementara

menurut pendapat pengusaha melalui hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU),

optimisme pengusaha dalam memandang kondisi bisnis meningkat yang

ditunjukkan dengan meningkatnya indeks situasi bisnis dari 6,25% menjadi

10,42%.

50,051 47,182

59,071

45,479

34,214 39,296

30,635

23,511

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

I II III IV I II III IV

2011 2012

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

Sedan, Jeep, Minibus 47,683 44,449

55,942

42,106

30,913 36,299

27,851

20,081

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

I II III IV I II III IV

2011 2012Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

SEPEDA MOTOR

71.19

37.09

44.85

34.37

44.92 42.20 54.25

25.41

0

10

20

30

40

50

60

70

80

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

Rp

Mili

ar Kredit Real Estate Pertumbuhan

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

21

21

Tabel 1.5 Realisasi Investasi PMA dan PMDN Jambi

Jumlah investasi PMA yang dicatat oleh Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM) terdapat investasi mencapai USD 5.628 ribu selama triwulan IV-

2012 meningkat 5,48% dibandingkan triwulan lalu. Berdasarkan sektornya,

investasi PMA terbesar ditujukan untuk perdagangan dan reparasi mencapai

USD4.072 ribu (72,36%) diikuti dengan pertambangan USD 1.214 ribu

(21,57%). Sejalan dengan itu, investasi PMDN menunjukkan peningkatan yang

signifikan dari Rp25,21 miliar di triwulan III-2012 menjadi Rp394,93 miliar di

triwulan laporan. Adanya investasi di Industri Kertas, Barang dari kertas dan

Percetakan mencapai Rp293,24 miliar menjadi penyumbang utama tingginya

investasi Jambi.

Grafik 1.28. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.29. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Grafik 1.30. Konsumsi Semen Provinsi Jambi

Grafik 1.28.

Grafik 1.29.

Grafik 1.30.

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4

PMA (USD ribu) 48,952 96,406 5,336 5,628

PMDN (Rp Juta) 19,702 20,772 25,208 394,930

Keterangan2012

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

450,000

1,502 1,564 1,637

2,021 1,878 1,839

1,324

1,907

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

I II III IV I II III IV

2011 2012

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

unit

TRUCK/PICK UP

12.83

6.65

46.9141.27

43.25

33.17

41.92

48.91

0

10

20

30

40

50

60

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

2011 2012

Rp r

ibu Kredit Investasi (juta Rp) Pertumbuhan (%)

2.81

(5.74)(10.96)

3.78

24.90

(4.47)

(9.27)

27.37

-20

-10

0

10

20

30

-20 40 60 80

100 120 140 160

I II III IV I II III IV

2011 2012

(%)

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

KTon Konsumsi Semen Pertumbuhan

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

22

Pertumbuhan perubahan stok sebesar 8,47% (qtq) lebih rendah dari

triwulan sebelumnya yang sebesar 19,93% (qtq). Sementara, pangsa untuk

perubahan stok sebesar 2,58%.

3. Perdagangan Eksternal

Perkembangan ekspor Provinsi Jambi (ke luar daerah dan luar negeri) dan

impor Provinsi Jambi (dari luar daerah dan luar negeri) mengalami penurunan

pada triwulan laporan. Ekspor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri)

turun 0,85% (qtq). Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya ekspor antar

daerah 5,40% (qtq), sementara ekspor ke luar negeri meningkat 5,70% (qtq).

Impor barang (dari luar provinsi maupun luar negeri) turun 4,56% (qtq).

Pada triwulan laporan, ekspor Provinsi Jambi mencapai Rp8,77 triliun, lebih tinggi

dibandingkan impor yang mencapai Rp7,82 triliun.

Berdasarkan dokumen

pemberitahuan ekspor barang

(PEB), ekspor luar negeri Provinsi

Jambi sebesar USD 295,40 juta

sedangkan impor USD 30,54 juta.

Dengan kondisi tersebut, Provinsi

Jambi mengalami net ekspor

sebesar USD 264,83juta.

3.1. Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi

Ekspor ke luar negeri provinsi Jambi pada triwulan laporan mencapai USD

295,40 juta meningkat 3,55% dari triwulan lalu USD 285,24 juta namun masih

lebih rendah dari triwulan IV-2012 yang mencapai USD397,94 juta.

Meningkatnya ekspor triwulan laporan utamanya disebabkan oleh meningkatnya

nilai ekspor batu bara serta pulp dan kertas masing-masing USD 6,71 juta

(24,66%) dan USD 7,84 juta (38,61%) dibandingkan triwulan lalu. Meningkatnya

nilai ekspor tersebut terutama disebabkan oleh kembali beroperasinya beberapa

perusahaan batu bara di Jambi yang sempat tutup akibat merosotnya harga di

awal tahun. Harga batu bara yang mulai meningkat kembali menjadi instentif

Grafik 1.31. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

561 550489

398330

380

285

2183

28 39 34 17 26

539

467462

359

296

363

259

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III

2011 2012

Juta

USD Ekspor Impor Net Ekspor

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

23

23

bagi pengusaha untuk kembali meningkatkan produksi. Kondisi ini terlihat dari

peningkatan volume batu bara yang lebih tinggi dari peningkatan nilainya yaitu

sebesar 64,40%. Sementara itu, produksi pulp dan kertas juga meningkat seiring

dengan bertambahnya investasi di bidang usaha ini. Sebaliknya, anjloknya harga

kelapa sawit diikuti dengan turunnya nilai ekspor komoditi ini mencapai 2,31%

yaitu dari USD 36,54 juta menjadi USD 35,70 juta.

Selama tahun 2012, ekspor Jambi turun mencapai 35,40% yang

disebabkan oleh menurunnya ekspor hampir semua komoditas utama. Penurunan

tersebut selain disebabkan oleh menurunnya harga juga disebabkan oleh

menurunnya produksi akibat turunnya permintaan. Berdasarkan komoditasnya,

minyak dan lemak sayur (CPO) merupakan komoditas yang mengalami

penurunan ekspor tertinggi mencapai 40,59% dengan penurunan volume

28,20%. Untuk mengurangi dampak penurunan permintaan dunia, perusahaan

kelapa sawit cenderung untuk menjual hasil produksi di dalam negeri ataupun

mencari pangsa tujuan baru.

Grafik 1.32. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

Grafik 1.33. Perkembangan Nilai Ekspor Lima Komoditi Utama

Grafik 1.34. Perkembangan Volume Ekspor

Lima Komoditi Utama

12.30

-1.86

-11.07

-18.68

-17.01

15.04

-24.93

3.55

-35

-25

-15

-5

5

15

25

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Juta

USD Lainnya Batu Bara, Kokas dan Briket

Fixed Vegetable Oil Crude Rubber

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Juta

USD

Karet Mentah Sayur dan buah Minyak, lemak sayur

Batu bara, briket Lainnya

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

0

50

100

150

200

250

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Karet Mentah

Sayur dan buah

Minyak, lemak sayur

Lainnya

Batu bara, briket (RHS)

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

24

Berdasarkan jenis komoditinya, nilai ekspor terbesar dicapai oleh

komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 168,10 juta atau 56,91%

dari total ekspor non migas, diikuti oleh minyak dan lemak sayur serta batu bara

dan briket masing-masing mencapai USD 35,70 juta (12,08% dari total ekspor

non migas), dan USD 31,50 juta (10,66% dari total ekspor non migas).

Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi, terlihat bahwa ekspor produk

primer masih mendominasi baik untuk hasil perkebunan maupun pertambangan.

Grafik 1.35. Volume Ekspor Non Migras Provinsi Jambi

Grafik 1.36. Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Negara Tujuan

Berdasarkan negara tujuan, menurunnya ekspor Provinsi Jambi dimaksud

dipicu oleh menurunnya ekspor ke Malaysia mencapai USD 2,98 juta (7,39%)

yang didominasi oleh kelapa sawit. Berdasarkan pangsanya negara tujuan ekspor

utama Provinsi Jambi berada di kawasan Asia yang hampir setara dengan

65,28% total ekspor Provinsi Jambi. Jika berdasarkan negara, ekspor utama

Jambi di triwulan laporan adalah ke Amerika Serikat yang mencapai USD 53,92

juta (18,14%) diikuti dengan Jepang USD 46,97 juta (15,90%).

Berdasarkan negaranya, penurunan ekspor selama tahun 2012 terutama

dipicu oleh menurunnya ekspor ke tiga negara yaitu Singapura, Jepang dan RRC.

Singapura merupakan salah satu negara persinggahan sebelum memasarkan hasil

produksi Jambi ke negara lainnya. Ekspor ke Singapura didominasi oleh karet

mentah dimana pada negara ini akan dilakukan pemasaran hasil produksi

bersama. Menurunnya permintaan akan karet menjadi penyebab turunnya ekspor

ke Singapura. Kondisi yang sama terjadi untuk Jepang yang merupakan salah

satu negara tujuan ekspor karet mentah Jambi. Sementara, melambatnya

pertumbuhan ekonomi China berdampak pada menurunnya permintaan akan

cpo dari Jambi.

Karet Mentah56.91%

Sayur dan buah

2.63%

Minyak, lemak sayur

12.08%

Batu bara, briket

10.66%

Lainnya17.71%

0

20

40

60

80

100

120

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Juta

USD

Amerika Serikat Malaysia Singapura

Jepang RRC Eropa

India Lainnya

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

EKONOMI MAKRO REGIONAL

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

25

25

3.2. Impor Luar Negeri Provinsi Jambi

Impor non migas mengalami peningkatan sebesar 17,27% (USD 4,50 juta)

jika dibandingkan triwulan lalu menjadi USD 30,54 juta. Meningkatnya jumlah

impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya impor mesin listrik menjadi USD

4,92 juta (meningkat USD4,34 juta).

Grafik 1.37. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan didominasi

oleh kelompok bahan baku USD 28,25 juta (92,50%) diikuti dengan barang

modal USD 2,27 juta (7,43%) serta barang konsumsi USD 0,23 juta (0,07%).

Meningkatnya impor di triwulan laporan utamanya disebabkan oleh

meningkatnya impor bahan baku USD 10,01 juta (54,92%). Meningkatnya

investasi di Jambi diikuti dengan meningkatnya impor bahan baku sebagai salah

satu bahan pembangunan fisik.

Berdasarkan komoditinya, impor Provinsi Jambi terbesar adalah mesin

pembangkit tenaga yang mencapai USD 8,04 juta (26,33%), dan mesin industri

khusus USD 7,08 juta (23,19%).

Grafik 1.38. Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi

Grafik 1.39. Impor Non Migas Provinsi Jambi Berdasarkan Jenis Barang

21

83

28

3934

17

2631

-57.67

290.93

-66.78

40.31 -12.16

-50.21

53.5217.27

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Juta

USD

Impor

g. Impor (RHS)

0

10

20

30

40

50

60

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2011 2012

Juta

USD

Mesin Industri Tertentu/Khusus Besi dan Baja

Mesi Industri dan Perlengkapannya Mesin Pembangkit Tenaga

Alat Pengangkutan Lainnya Lainnya

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV

2010 2011 2012

Juta

USD

Barang Konsumsi Bahan Baku

Barang Modal

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

27

BAB II INFLASI

A. Kajian Umum

Pada triwulan IV-2012,inflasi kota Jambi tercatat 4,22% (yoy),lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 4,43% (yoyy) serta rata-

rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir 5,83% (yoyy). Penurunan

tersebut juga sejalan dengan menurunnya inflasi nasional dari 4,31% (yoy)

menjadi 4,30% (yoy).

Berdasarkan asesmen Bank Indonesia, menurunnya inflasi kota Jambi

utamanya disebabkan oleh menurunnya inflasi inti dari 5,04% (yoy) menjadi

4,98% (yoy) diikuti dengan penurunan inflasi administered price yaitu dari 6,69%

(yoy) menjadi 5,05% (yoy).13Kembali terpenuhinya pasokan akan gas elpiji yang

sempat menipis ketika bulan puasa dan lebaran, mendorong penurunan harga

gas elpiji. Sedangkan menurunnya inflasi inti disebabkan oleh turunnya harga

makanan jadi serta bahan konstruksi seperti batu bata dan seng.

Di sisi lain, inflasi volatile food masih menunjukkan peningkatan yaitu dari

1,82% (yoy) menjadi 2,33% (yoy). Kenaikan ini bersumber dari meningkatnya

harga bahan makanan terutama daging ayam ras yang meningkat 16,73%

dengan sumbangan inflasi 0,3260%.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

13Perhitungan disagregasi inflasi berdasarkan sub kelompok barang.

7.99

4.45

5.31

2.76 3.90

6.80

4.43

4.22

6.655.54

4.61

3.79 3.97

4.53 4.31

4.3

0

5

10

1 2 3 4 1 2 3 4

2011 2012

Persen (%)

Kota Jambi Nasional

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

28

Berdasarkan perhitungan triwulanan, peningkatan harga di triwulan

laporan sebesar 0,32% lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

tercatat sebesar 0,92% serta rata-rata kenaikan inflasi dalam triwulan IV selama

tiga tahun terakhir tercatat (1,29%/qtq). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-

m) pada bulan Oktober, Novemberdan Desember 2012 masing-masing 0,05%(m-

t-m);-0,35%(m-t-m); dan 0,62%(m-t-m).

Grafik 2.2. Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy)

Dibandingkan dengan kota-kota lain, tingkat inflasi di Kota Jambi masih

lebih tinggi dibandingkan Batam, Padang dan Pekan baru, namun masih lebih

rendah dibandingkan dengan Bengkulu.14

Grafik 2.3. Perbandingan Inflasi (yoy) Kota Jambi dan 65 Kota di Indonesia per Desember 2012

14 Sumber: DSM, Bank Indonesia.

7.98

4.45 5.31

2.753.91

6.804.43 4.22

-5

0

5

10

15

20

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2011 2012

%(y-o-y)

Umum Inflasi Inti Volatile Foods Administered Prices

0

5

10

15

Ban

da

Ace

hLh

oks

eu

maw

eB

atam

Pal

em

ban

gSu

raka

rta

Tega

lD

um

aiM

amu

juTe

rnat

eSi

bo

lga

Pak

anb

aru

Cir

eb

on

Be

kasi

Par

e-P

are

Mad

iun

Pad

ang

Sid

em

pu

anB

ima

Wat

amp

on

eM

ed

anTa

sikm

alay

aC

ilego

nTa

nju

ng

Pin

ang

Suka

bu

mi

Ban

du

ng

Bo

gor

Mat

aram

Pal

op

oD

ep

ok

Pad

ang

Sin

gkaw

ang

Jam

bi

Ban

dar

Lam

pu

ng

Yogy

akar

taSu

rab

aya

Sera

ng

Tan

gera

ng

Jem

be

rJa

yap

ura

Jaka

rta

Mak

asar

Mal

ang

Be

ngk

ulu

Ke

dir

iSa

mp

itD

en

pas

arP

em

atan

g Si

anta

rP

urw

oke

rto

Sam

arin

da

Sem

aran

gM

ano

kwar

iSu

me

ne

pK

up

ang

Soro

ng

Ke

nd

ari

Go

ron

talo

Pal

uP

rob

olin

ggo

Ban

jarm

asin

Tara

kan

Man

ado

Bal

ikp

apan

Mau

me

reP

angk

al P

inan

gP

on

tian

akA

mb

on

Pal

angk

aray

aN

asio

nal

Di bawah Inflasi Nasional Di atas Inflasi Nasional

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

29

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Berdasarkan kelompoknya, inflasi Kota Jambi bersumber dari

meningkatnya harga kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar

0,62% (qtq) dengan sumbangan inflasi 0,09% (qtq) diikuti oleh kelompok

makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,43% (qtq) dengan

sumbangan inflasi 0,08% (qtq).

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn Inflasi Smbgn

I Bahan Makanan -3.50 -1.04 6.50 1.89 -0.24 (0.07) 0.12 0.04

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 2.03 0.40 1.54 0.31 1.39 0.27 0.43 0.08

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 3.86 0.77 1.43 0.29 0.93 0.19 0.34 0.07

IV Sandang 1.18 0.07 0.05 0.00 1.84 0.11 0.18 0.01

V Kesehatan 0.46 0.02 0.00 0.00 0.58 0.02 0.61 0.02

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0.76 0.04 0.88 0.05 0.54 0.03 0.08 0.00

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0.43 0.06 0.49 0.07 2.54 0.37 0.62 0.09

INFLASI 0.31 0.31 2.62 2.62 0.92 0.92 0.32 0.32

Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)

KELOMPOK

Triwulan I-2012

(q-t-q, %)

Triwulan II-2012

(q-t-q, %)

Triwulan III-2012

(q-t-q, %)

Triwulan IV-2012

(q-t-q, %)

qtq yoy qtq yoy qtq yoy qtq yoy

I. BAHAN MAKANAN -3.50 -1.13 6.50 7.84 -0.24 1.96 0.12 2.65a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA -1.37 7.91 1.53 10.97 5.15 11.52 0.91 6.26b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 2.11 -1.98 13.97 2.07 -10.55 -6.95 4.74 9.04c. IKAN SEGAR -0.47 -2.39 0.12 -6.76 1.65 -4.82 3.83 5.17d. IKAN DIAWETKAN 9.47 9.83 2.73 8.27 1.05 5.22 -1.22 12.25e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 2.38 4.90 0.63 3.57 4.13 7.22 0.18 7.49f. SAYUR-SAYURAN -1.06 0.10 9.81 6.59 26.98 5.06 -9.89 24.30g. KACANG-KACANGAN -0.11 -3.57 0.88 -0.01 14.52 12.73 6.10 22.44h. BUAH-BUAHAN -9.70 2.12 -3.19 -9.94 16.95 5.27 -6.79 -4.71i. BUMBU-BUMBUAN -28.62 -22.81 42.69 83.49 -37.64 -11.89 8.02 -31.40j. LEMAK DAN MINYAK 2.69 -4.47 -1.74 -3.09 1.09 -1.72 -6.12 -4.23k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 3.33 4.36 1.63 5.24 5.89 9.35 -1.07 10.02II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 2.03 8.51 1.54 8.54 1.39 7.44 0.43 5.48a. MAKANAN JADI 1.47 8.36 0.26 7.28 1.34 5.77 0.42 3.54b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 3.36 5.18 5.22 10.50 2.01 11.55 -0.93 9.92c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 2.59 10.91 2.40 10.37 1.17 9.03 1.24 7.59III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 3.86 7.14 1.43 8.43 0.93 7.93 0.34 6.69a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 4.63 7.18 3.00 10.18 0.73 9.24 1.56 10.24b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 3.68 8.64 -1.07 7.21 1.58 7.99 -1.91 2.20c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 0.19 1.97 0.08 1.51 0.26 0.15 -0.03 0.50d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 3.05 6.60 1.13 7.71 0.64 6.57 0.37 5.28IV. SANDANG 1.18 7.90 0.05 4.71 1.84 1.80 0.18 3.29a. SANDANG LAKI-LAKI -0.18 2.74 0.75 1.51 1.21 0.52 0.21 2.00b. SANDANG WANITA -1.02 6.27 -0.06 4.16 0.30 -1.04 0.34 -0.45c. SANDANG ANAK-ANAK 5.24 13.98 1.23 10.75 0.52 5.82 0.10 7.19d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 1.14 9.10 -1.29 3.35 4.68 2.23 0.08 4.58V. KESEHATAN 0.46 1.85 0.00 1.64 0.58 1.29 0.61 1.67a. JASA KESEHATAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00b. OBAT-OBATAN 0.19 0.79 0.19 0.99 2.88 3.27 0.00 3.27c. JASA PERAWATAN JASMANI 1.86 10.85 0.00 10.85 0.13 6.07 5.44 7.54d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 0.76 2.31 -0.13 1.57 0.17 0.51 0.36 1.16VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.76 11.11 0.88 12.03 0.54 2.90 0.08 2.29a. JASA PENDIDIKAN 0.00 15.82 1.16 17.17 0.56 2.51 0.00 1.73b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 2.73 6.14 2.66 8.96 0.77 6.27 0.00 6.27c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 5.66 8.96 1.03 9.89 1.06 9.31 -0.19 7.67d. REKREASI -1.60 -0.21 -0.87 -1.20 -0.11 -2.54 0.77 -1.82e. OLAHRAGA 0.87 0.28 0.00 0.28 0.06 1.05 0.00 0.93VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 0.43 0.54 0.49 0.80 2.54 3.34 0.62 4.13a. TRANSPOR 0.63 1.01 0.52 1.30 3.82 4.79 0.41 5.46b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.06 -1.86 0.00 -1.86 0.00 0.06 0.00 0.06c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 0.00 2.25 1.26 2.83 0.00 1.26 2.94 4.24d. JASA KEUANGAN 0.00 0.00 0.00 0.00 0.70 0.70 0.00 0.70

INFLASI (UMUM) 0.31 3.90 2.62 6.80 0.92 4.43 0.32 4.22

Sumber : BPS (diolah)Sumber: BPS (diolah)

KELOMPOK/SUBKELOMPOKTriwulan I-2012 Triwulan II-2012 Triwulan III-2012 Triwulan IV-2012

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

30

Berdasarkan komoditinya (Tabel 2.3.), penyumbang pembentukan inflasi

terbesar adalah cabe merah; daging ayam ras; nila(Oktober 2012), bawang

merah; kontrak rumah; patin (November2012) serta daging ayam ras; bayam dan

udang basah (Desember2012).

Tabel 2.3. Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi Periode triwulan IV-2012

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan mengalami inflasi 0,12% (qtq) dengan

sumbangan inflasi 0,04% lebih rendah dari rata-rata inflasi tiga tahun terakhir

yang sebesar 1,96% (qtq). Cukup stabilnya harga bahan makanan tersebut

bersumber dari menurunnya harga bumbu-bumbuan dan sayur-sayuran yang

masing-masing turun 6,79% dan 9,89%. Di samping itu, adanya program

TW IV-2012 TW IV-2012

Sumbangan Sumbangan

OKTOBER OKTOBER

1 Cabe Merah 0.1336 1 Kangkung -0.1297

2 Daging Ayam Ras 0.1074 2 Bayam -0.1164

3 Nila 0.0860 3 Bahan bakar rumah tangga -0.0851

4 Tahu Mentah 0.0754 4 Udang Basah -0.0530

5 Kacang Panjang 0.0587 5 Petai -0.0501

6 Nasi 0.0498 6 Daun Singkong -0.0480

7 Pemeliharaan/service 0.0493 7 Tomat Buah -0.0441

8 Tukang bukan mandor 0.0383 8 Minyak Goreng -0.0415

9 Kayu balokan 0.0352 9 Kelapa -0.0292

10 Tomat Sayur 0.0274 10 Gula Pasir -0.0271

0.6611 -0.6242

NOVEMBER NOVEMBER

1 Bawang Merah 0.1893 1 Daging Ayam Ras -0.2690

2 Kontrak Rumah 0.0402 2 Cabe Merah -0.1857

3 Patin 0.0400 3 Kacang Panjang -0.1155

4 Sewa Rumah 0.0369 4 Tomat Buah -0.0539

5 Bawang Putih 0.0332 5 Minyak Goreng -0.0336

6 Beras 0.0325 6 Cabe Rawit -0.0281

7 Bahan Bakar Rumah Tangga 0.0317 7 Daun Singkong -0.0276

8 Wortel 0.0289 8 Petai -0.0270

9 Gabus 0.0286 9 Ketimun -0.0258

10 Jeruk 0.0157 10 Telur Ayam Ras -0.0234

0.4770 -0.7896

DESEMBER DESEMBER

1 Daging Ayam Ras 0.3260 1 Kacang Panjang -0.0745

2 Bayam 0.1280 2 Minyak Goreng -0.0638

3 Udang Basah 0.0973 3 Bahan Bakar Rumah Tangga -0.0589

4 Bawang Merah 0.0953 4 Cabe Merah -0.0447

5 Kangkung 0.0420 5 Pisang -0.0426

6 Tomay Sayur 0.0367 6 Gula Pasir -0.0195

7 Angkutan Udara 0.0310 7 Patin -0.0181

8 Beras 0.0269 8 Petai -0.0171

9 Cumi-cumi 0.0178 9 Jeruk -0.0163

10 Nila 0.0178 10 Bawang Putih -0.0133

0.8188 -0.3688

Sumber : BPS (diolah)

10 KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI 10 KOMODITAS PENYUMBANG DEFLASI

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Sumbangan 10 Komoditas Sumbangan 10 Komoditas

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

31

peningkatan produksi bahan makanan selama tahun 2012 ikut menyebabkan

terkendalinya harga bahan makanan. Inflasi bahan makanan selama tahun 2012

tercatat 2,65% (yoy), lebih rendah dari rata-rata tiga tahun terakhir yang sebesar

5,65% (yoy).

Menurunnya harga sub

kelompok bumbu-bumbuan

didorong oleh menurunnya

harga cabe merah 19,43%

(qtq) yaitu dari rata-rata

Rp20.583.kg menjadi

Rp16.583/kg. Kembali stabilnya

harga setelah perayaan hari

besar keagamaan mendorong

penurunan harga tersebut. Di samping itu, tingginya pasokan baik dari dalam

maupun luar provinsi Jambi ikut menyebabkan stabilnya harga. Namun demikian,

harga bawang merah menunjukkan peningkatan 14,38% dari triwulan

sebelumnya. Mayoritas pasokan bawang merah didapatkan dari pulau Jawa

sehingga menurunnya produksi dari daerah sentra berdampak pada kenaikan

harga di Jambi.

Harga daging ayam ras turun 11,78% (qtq) yaitu dari Rp26.167/kg

menjadi Rp23.083/kg. Pada triwulan lalu, harga daging ayam ras sempat

meningkat sejalan dengan kondisi di tingkat nasional. Kenaikan dimaksud

disebabkan oleh meningkatnya harga DOC ayam akibat usaha mencari

keuntungan lebih dari petani menjelang bulan puasa serta tingginya permintaan

menjelang bulan puasa. Namun demikian, harga tersebut sudah kembali stabil

dalam triwulan laporan. pada bulan Agustus dan September, harga daging ayam

ras perlahan-lahan turun menjadi Rp23.645/kg dan Rp22.733/kg menuju harga

normal sehingga terjadi deflasi di triwulan laporan.

Harga jagung yang merupakan pakan utama ternak relatif stabil selama

triwulan laporan yaitu Rp5.000/kg sama dengan harga akhir triwulan lalu.

Sementara itu, harga daging sapi meningkat 2,42%. Setelah mengalami

peningkatan pasca perayaan hari besar keagamaan, harga daging sapi belum

Grafik 2.4. Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan

-

10,000

20,000

30,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/kg)

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Merah

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

32

memnunjukkan penurunan kembali, bahkan terus meningkat. Pada bulan

Desember harga daging sapi Rp90.000/kg lebih tinggi dari harga September

Rp88.750/kg.

Perkembangan harga sub kelompok ikan segar relatif stabil pada

triwulan laporan, yaitu mengalami inflasi namun dengan angka yang relatif kecil

tercatat 3,83% (qtq).

Grafik 2.5. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.6. Perkembangan Harga Daging

Perkembangan harga beras

mengalami peningkatan untuk

beras kualitas premium dengan

kisaran 2 4% (qtq), Di tingkat

internasional harga beras juga

meningkat 4,91%. Musim panen

beras di wilayah timur Jambi

dimulai pada bulan Desember sementara di wilayah barat pada bulan Februari.

15Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram/0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg.

0100020003000400050006000700080009000

0123456789

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Jagung internasional (aksis kiri)Jagung pipilan kering (aksis kanan)

50,000

55,000

60,000

65,000

70,000

75,000

80,000

85,000

90,000

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012

(Rp/Kg)

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

Daging Ayam Broiler (aksis kiri)

Daging Sapi Murni (aksis kanan)

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Beras15

-20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

0

100

200

300

400

500

600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2011 2012

(Rp ribu/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/CWT)

Beras internasional (aksis kiri)

Beras King (aksis kanan)

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

33

Perkembangan harga

tepung terigu merek Segitiga

Biru sedikit meningkat menjadi

Rp7.500/kg. Di tingkat

internasional harga gandum

yang merupakan bahan baku

tepung terigu meningkat

0,67% (qtq).16

Harga rata-rata Crude

Palm Oil(CPO) internasional

yang meningkat di awal tahun

kembali mengalami penurunan

di triwulan laporan. Harga

rata-rata CPO internasional

mencapai USD 715/metric ton

turun 21,66% (qtq) dari

triwulan sebelumnya yang

sebesar USD 912/metric ton. Harga minyak goreng juga menunjukkan penurunan

mencapai 10,31% yaitu dari rata-rata Rp10.127/kg menjadi Rp9.083/kg.

2. Kelompok Makanan Jadi

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi 5,48% (yoy) dengan laju inflasi triwulanan 0,43% (qtq). Berdasarkan sub

kelompoknya, urutan inflasi tertinggi tercatat pada sub kelompok tembakau dan

minuman beralkohol 1,24% (qtq), diikuti sub kelompok makanan jadi

(0,42%/qtq) sementara sub kelompok minuman yang tidak beralkohol turun

(1,17%/qtq).

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan IV-

2012 mengalami inflasi sebesar 0,34% (qtq) dengan laju inflasi tahunan

mencapai 6,69% (yoy) yang artinya lebih tinggi dari inflasi Jambi yang sebesar

4,22% (yoy).

16 Satu bushel setara dengan 27 kg.

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Tepung Terigu

Grafik 2.9. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

5000

6000

7000

8000

9000

0123456789

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(USD/Bushel)

Wheat/Gandum (aksis kiri) Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

11.000

12.000

0

500

1000

1500

2000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2011 2012

(Rp/Kg)

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

(Ringgit/Ton)

CPO internasional (aksis kiri)

Minyak goreng lokal (aksis kanan)

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

34

Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi dialami oleh biaya tempat

tinggal yang meningkat 1,54% (qtq) atau 10,24% (yoy) dari posisi yang sama

tahun lalu. Peningkatan tersebut bersumber dari meningkatnya biaya kontrak

rumah yang meningkat 18,98% (yoy) dengan sumbangan inflasi tahun 2012

mencapai 0,866%.

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang

pada triwulan IV-2012

mengalami inflasi sebesar

3,29% (yoy) meningkat dari

triwulan sebelumnya 1,80%

(yoy). Berdasarkan sub

kelompoknya, inflasi

triwulan laporan terutama

disumbangkan oleh sub

kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 4,58% (yoy). Relatif

meningkatnya inflasi tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga emas pada

triwulan laporan. Harga rata-rata emas meningkat 3,68% (qtq) dibandingkan

dengan rata-rata triwulan lalu menjadi USD 1.717,64/troy ounce.17

5. Kelompok Kesehatan

Harga komoditi yang tergabung dalam kelompok kesehatan meningkat

0,61% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan bersumber dari

meningkatnya harga jasa perawatan jasmani mencapai 5,44% (qtq). Sementara

harga komoditi lainnya relatif stabil.

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar

0,08% (qtq) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 0,54% (qtq).

Inflasi tertinggi disumbangkan oleh sub kelompok rekreasi 0,77% sementara sub

kelompok perlengkapan dan peralatan pendidikan mengalami penurunan harga

0,19% dibandingkan triwulan lalu.

17Sumber: Bloomberg.1 (satu) troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

0.00

500.00

1000.00

1500.00

2000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Sumber: Bloomberg & BPS Prov. Jambi

(USD/troy ounce)

Emas internasional (aksis kiri)

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

INFLASI

TRIWULAN IV-2012 | KAJIANEKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

35

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Perkembangan harga yang terjadi pada kelompok transportasi,

komunikasi dan jasa keuangan mengalami peningkatan 0,62% (qtq) dengan

sumbangan inflasi sebesar0,09% (qtq). Berdasarkan sub kelompoknya, kenaikan

tersebut bersumber dari meningkatnya sub kelompok sarana dan penunjang

transpor 2,94%.

Selama tahun 2012, inflasi kelompok transpor mencapai 4,13% (yoy)

dengan sumbangan inflasi 0,59%. Inflasi tersebut utamanya disebabkan oleh

kenaikan biaya transpor mencapai 5,46% diikuti dengan sub kelompok sarana

dan penunjang transpor 4,24%. Berdasarkan komoditasnya, kenaikan biaya

angkutan udara mencapai 37,21% selama tahun 2012 menjadi penyumbang

utama inflasi tersebut. Biaya angkutan udara cenderung meningkat pada

waktu-waktu tertentu seperti hari besar keagamaan, dan libur sekolah. Namun

demikian, kenaikan tersebut cenderung persisten dimana ketika hari besar telah

berlalu harga masih belum menunjukkan penurunan.

Harga rata-rata minyak di pasar internasional menurun dibandingkan

periode triwulan III-2012 yaitu dari USD 92,12/barrel, turun 4,32% menjadi USD

88,14/barrel.

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

0.00

25.00

50.00

75.00

100.00

125.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2011 2012

Sumber: Bloomberg

Harga Minyak (USD/Barrel)

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Boks.1

UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI PROVINSI JAMBI

Ketahanan pangan (food security) adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan secara cukup baik (jumlah dan

mutu), aman, merata dan terjangkau sehingga merupakan salah satu isu penting

berkaitan dengan ketersediaan pangan (availability dan stability), distribusi

(accessibility), dan serapan pangan (food utilization) yang pada akhirnya

mempengaruhi ketahanan sosial, stabilitas sosial, ketahanan nasional serta stabilitas

ekonomi termasuk pengendalian inflasi (harga) secara umum.

Penggolongan pangan yang digunakan FAO dikenal sebagai Desirable Dietary

Pattern (Pola Pangan Harapan/PPH) yaitu susunan beragam pangan yang didasarkan

pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolute maupun

relatif) dari suatu pola ketersediaan atau konsumsi pangan. Di dalam PPH ada sembilan

kelompok pangan yaitu:(1) Padi-padian (2) Umbi-umbian (3) Pangan Hewani (4)

Minyak dan lemak (5) Buah/biji (6) Kacang-kacangan (7) Gula (8) Sayur dan buah (9)

Lain-lain:Teh, kopi, bumbu-bumbuan, makanan dan minuman yang mengandung

alkohol. Diantara sembilan kelompok pangan tersebut pola konsumsi pangan

penduduk Indonesia saat ini didominasi padi-padian (beras) sehingga upaya

peningkatan produksi padi masih menjadi prioritas pemerintah dalam mengatasi

persoalan pangan nasional.

Aspek fundamental dalam ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dalam

jumlah dan kualitas yang memadai melalui peningkatan produktivitas dan produksi

bahan pangan serta melalui perbaikan manajemen cadangan makanan. Pemenuhan

ketersediaan pangan ini terkait peningkatan permintaan pangan yang lebih cepat

akibat peningkatan jumlah penduduk, daya beli masyarakat, pertumbuhan ekonomi

dan perubahan selera dibandingkan pertumbuhan penyediaannya yang dapat

menimbulkan kesenjangan. Ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang strategis

mencakup ketersediaan komoditas padi (beras), tebu (gula pasir), cabe merah dan

bawang merah sehingga penting melihat peta kondisi produksi dan ketersediaan

pangan, serta mengidentifikasi pola perdagangan dan distribusi antar daerah dan

identifikasi kendala, potensi dan rekomendasi ketahanan pangan di Provinsi Jambi.

Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi potensi sektor pertanian khususnya komoditas padi, tebu,

bawang merah, dan cabe merah di Provinsi Jambi

2. Mengidentifikasi permasalahan (kendala) dalam sektor pertanian dalam kaitannya

dengan upaya pencapaian ketahanan pangan di Provinsi Jambi

3. Menggali upaya yang telah dilakukan oleh SKPD untuk mengembangkan

pertanian dan pencapaian ketahanan pangan ditinjau berdasarkan komoditas

4. Merumuskan langkah-langkah strategis dalam mencapai ketahanan pangan di

Jambi

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Ketahanan Pangan di Provinsi Jambi

Kondisi Geografis Provinsi Jambi

Luas penutup/penggunaan lahan di Provinsi Jambi (tahun 2011) didominasi hutan

(31,43%), kebun campur (16,09%), perkebunan lain (14,03%),perkebunan sawit

(15,74%), semak/belukar (10,70%), sawah 2,62%, pemukiman 0,95% dan sisanya

berupa mangrove, tanah terbuka dan tambak/empang dan lainnya.

Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah di Provinsi Jambi

Tabel Luas Sawah, Produktivitas Padi, Cabe Merah dan Bawang Merah Provinsi Jambi tahun

2011

Kabupaten

Sawah Padi Cabe Merah Bawang Merah

Luas Sawah Luas Panen Hasil/Ha Produksi Luas

Lahan Produksi Luas

Lahan Produksi

(ha) % (ha) (ku) ( ton) (ha) (ku) (ha) (ku)

Tanjabtim 41.437 32,34 28.345 31.07 88.061 278 4.045 0 0

Tanjabbar 18.207 14,21 24.501 36.95 90.542 116 11.957 0 0 Muaro Jambi

14.987 11,70

8.882

44.48

39.506

194

7.032 0 0

Kerinci 13.190 10,30 26.018 51.86 134.94 1.602 171.276 764 78.608

Bungo 8.605 6,72 9.854 40.17 39.587 115 3.231 0 0

Merangin 6.258 4,88 21.803 38.3 83.509 346 29.321 23 586

Sarolangun 5.028 3,92 12.324 40.77 50.248 70 1.995 0 0

Batanghari 5.028 3,92 8.663 47.89 41.489 47 2.449 0 0

Tebo 4.963 3,87 8.298 36.58 30.357 63 1.522 0 0 Kota Jambi*) 0 0

1.155

41.25

4.765

21

1.229 0 0

Provinsi Jambi

128.116 100,00 157.44

41.07

646.64

2.900

235.274 803 79.927

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Jambi (2012)

Dari data diatas terlihat hal-hal sebagai berikut:

1. Sawah terluas ada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur namun produktivitas padi

per hektare-nya terendah karena terkait kualitas sumber daya lahan sawah yang

sebagian besar terkontaminasi besi (Pirit) sedangkan produktivitas sawah tertinggi

adalah Kabupaten Kerinci yang disebabkan pengelolaan dan sistem irigasi yang

ada.

2. Produktivitas cabe merah tertinggi yaitu Kabupaten Kerinci dan Merangin. Dalam

hal penanaman, petani di kedua kabupaten tersebut menerapkan teknologi

budidaya dengan mulsa plastik hitam perak dan didukung pemupukan unsur

makro dan mikro (pupuk pelengkap cair).

3. Saat ini bawang merah hanya ditanam di Kabupaten Kerinci dan Merangin

sedangkan kabupaten lain tidak ditanam karena kabupaten tersebut tidak

memiliki dataran tinggi yang merupakan kontur yang ideal untuk penanaman

bawang merah.

4. Produksi tebu saat ini mulai diprioritaskan Kabupaten Kerinci selain padi, cabe

merah dan bawang merah. Tebu yang diupayakan adalah tebu varietas lokal

dengan produk akhir berupa gula merah. Terlihat dari Kelompok Tani Sungai

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Gedang yang fokus membudidayakan tebu lebih dari 26 hektare mampu

menghasilkan 36 ton tebu per tahunnya dengan hasil berupa gula merah dan

mensuplai tebu untuk industri kecap di Sumatera Barat.

Isu dan Kendala dalam Perkembangan Pangan di Provinsi Jambi

Beberapa isu dan kendala terkait dengan perkembangan pangan di Provinsi

Jambi antara lain:

1. Terjadinya alih fungsi lahan dan trend kelapa sawit sehingga luas lahan dan

produksi pangan semakin berkurang.

2. Belum adanya rencana tata ruang wilayah yang mantap untuk menetapkan alokasi

lahan pertanian.

3. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia dalam hal pengembangan dan

peningkatan produksi tanaman pangan.

4. Belum memadainya prasarana dan sarana transportasi yang memudahkan akses

distribusi produksi pangan sehingga biaya distribusi pangan menjadi cukup tinggi.

5. Kelembagaan pangan berupa lumbung pangan kurang berfungsi.

6. Terbatasnya sistem informasi harga faktor produksi dan harga jual produksi

tanaman pangan di tingkat petani sehingga petani mendapatkan harga jual yang

cukup rendah dan tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan.

7. Benih bermutu sulit didapat dan penggunaan pupuk yang tidak berimbang

(disebabkan mahalnya pupuk).

Upaya Peningkatan Sektor Pertanian

1. Peningkatan produksi pertanian

Upaya peningkatan produksi pertanian saat ini masih fokus pada padi saja

sedangkan cabe merah dan bawang merah baru sebatas subsidi sarana produksi

saja. Adapun upaya peningkatan produksi padi melalui:

a. Intensifikasi yaitu melalui program subsidi input sarana produksi pertanian

seperti pupuk dan pestisida, alat dan mesin pertanian (alsintan) bagi kelompok

tani, sistem budidaya mutakhir seperti sistem tanam jarwo (jajaran legowo) dan

SRI (system of rice intensification), peningkatan indeks pertanaman (IP) menjadi

dua atau tiga kali dalam setahun, perbaikan sistem irigasi dan drainase.

b. Ekstensifikasi memiliki banyak tantangan karena persaingan dengan

pengembangan infrastruktur, pemukiman, trend budidaya sawit dan beralih ke

komoditas hortikultura yang dapat dipanen beberapa kali dalam setahun.

Namun peluang ekstensifikasi ini masih terbuka mengingat penutupan lahan

semak belukar dan rawa masih potensial dijadikan lahan sawah.

2. Aspek Distribusi Tanaman Pangan di Provinsi Jambi

Sistem distribusi tanaman pangan untuk mengupayakan pengalokaksian pangan

kepada masyarakat secara efektif dan efisien dan mendorong terciptanya stabilitas

harga pangan di tingkat produsen dan konsumen. Kegiatan yang dilaksanakan

melalui:

a. Penguatan Lembaga Distribusi Pangan

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) adalah upaya

pemberdayaan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dalam pengelolaan

distribusi pangan melalui pembelian, penyimpanan, pengolahan dan

pemasaran untuk mendorong stabilitas harga gabah/beras/jagung di tingkat

petani dan mengembangkan cadangan pangan masyarakat. Di Provinsi Jambi,

LDPM telah dilaksanakan di Kabupaten Kerinci dalam bentuk bantuan sosial

sebesar Rp100.000.000,00 kepada kelompok tani yang tergabung dalam

GAPOKTAN untuk menjaga stabilitas harga produksi.

b. Pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat

Lumbung pangan di Provinsi Jambi sebagian besar sudah tidak berfungsi

dengan baik karena produksi pangan langsung dijual ke pasar atau ke

pedagang. Mengatasi hal tersebut Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi

memberikan bantuan berupa pembangunan fisik lumbung, pengisian

cadangan pangan dan penguatan modal. Di Kabupaten Kerinci,

pengembangan lumbung pangan dengan memberikan bantuan sosial kepada

6 (enam) kelompok tani di Desa Mandiri Pangan.

c. Stabilisasi Harga Pangan

Fluktuatif harga pangan disebabkan beberapa hal diantaranya pengaruh

produksi (musiman), permintaan (daya beli), spekulasi, prasarana dan sarana

produksi, harga dunia, dan variabel makro ekonomi. Upaya yang dilakukan

Pemerintah Provinsi Jambi melalui operasi pasar untuk mencegah lonjakan

harga khususnya pada hari-hari besar, menyediakan sistem informasi produksi,

konsumsi dan harga bulanan produk tanaman pangan sehingga petani

mendapatkan harga yang sesuai dan cukup baik.

3. Program Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

a. Kabupaten Merangin ditetapkan kawasan strategi cepat tumbuh dengan

format agropolitan dan minapolitan serta menetapkan Kawasan Masurai

sebagai kawasan pertanian terpadu sebagai upaya penyangga terhadap alih

fungsi lahan yang tidak terkendali.

b. Kabupaten Tanjung Jabung Timur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2011 -2013 menetapkan kawasan

lahan pertanian berkelanjutan seluas 17.000 hektare dan Gertak Tanpa Dusta

c. Kabupaten Tanjung Jabung Barat dengan Gertak Paduka yaitu gerakan tanam

dua kali setahun.

KESIMPULAN

1. Permasalahan program ketahanan pangan di Provinsi Jambi adalah permasalahan

infrastruktur jalur transportasi yang belum memadai menyebabkan jalur distribusi

pengadaan input maupun pemasaran hasil produksi menjadi terhambat.

2. Pemerintah Provinsi Jambi melalui SKPD-SKPD melakukan program peningkatan

ketahanan pangan yaitu Program optimalisasi lahan, Program subsidi produksi,

Program bantuan pengembangan agroindustri gula, dan program subsidi beras.

3. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui

suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan,

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis

dan berkesinambungan.

4. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif

kegiatan seperti:

a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, pengelolaan dan

pemanfaatan sumber daya lahan pangan.

b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi

pertanian seperti sistem irigasi untuk meningkatkan frekuensi tanam dan

produktifitas lahan.

c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan

pemasaran hasil pertanian.

5. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif

program kegiatan seperti:

a. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan.

b. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman

berbasis sumberdaya pangan lokal.

c. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter

maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi.

SARAN

1. Mengembangkan sistem ketahanan pangan di Provinsi Jambi yang kokoh melalui

suatu kondisi yang kondusif sehingga sub sistem produksi, ketersediaan pangan,

distribusi, dan konsumsi pangan dapat berfungsi dan berkembang secara sinergis

dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan produksi pangan di Provinsi Jambi melalui peningkatan ketersediaan

dan kualitas data sumberdaya lahan potensial untuk produksi pangan.

a. Pemantapan rencana tata ruang wilayah, penataan, dan penetapan alokasi

lahan pertanian dan lahan abadi dengan peraturan daerah dalam rangka

mencegah dan mengendalikan alih fungsi lahan.

b. Perbaikan, pemeliharaan, dan peningkatan infrastruktur pendukung produksi

pertanian dan pengembangan sistem penyuluhan dan pendampingan dalam

produksi dan pemanfaatan hasil pertanian.

c. Revitalisasi peran koperasi dalam pengadaan dan penyaluran input dan

pemasaran hasil pertanian.

d. Pengembangan teknologi produksi terutama untuk teknologi pasca panen,

khususnya untuk menekan kehilangan pasca panen pada saat proses

perontokan, pengeringan, penggilingan, maupun transportasi.

3. Pengembangan ketersediaan pangan di Provinsi Jambi melalui beberapa alternatif

program kegiatan seperti:

a. Peningkatan kemampuan dan kerjasama pemerintah daerah, masyarakat dan

swasta secara sinergis dalam pengadaan dan pengelolaan cadangan.

b. Pengaturan ekspor dan impor pangan untuk menjamin ketahanan pangan.

c. Pengembangan teknologi dan produk pangan olahan bermutu dan aman

berbasis sumberdaya pangan lokal.

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

d. Pengembangan kerjasama jaringan distribusi dan informasi pangan baik inter

maupun intra provinsi dan kabupaten/ kota di wilayah Provinsi Jambi.

4. Pengembangan distribusi dan aksesibilitas pangan di Provinsi Jambi. Ada beberapa

alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain:

a. Peningkatan efisiensi dan kelancaran distribusi pangan.

b. Peningkatan pengawasan kelancaran pasokan pangan dan stabiltas harga

pangan utama.

c. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan daya beli

pangan melalui kegiatan produktif dan berkesinambungan.

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Boks.2

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BERAS DI PROVINSI JAMBI

Latar Belakang

Produksi beras di Jambi mencapai 628.828 ton pada tahun 2010. Produksi

beras dari tahun ke tahun memang menunjukkan peningkatan dalam hal volume

namun dengan laju yang relatif kecil. Berdasarkan sebarannya, daerah penghasil beras

terutama terletak di Kabupaten Kerinci dengan total produksi 27% dari produksi

provinsi, diikuti dengan Tanjung Jabung Timur (16%) dan Tanjung Jabung Barat

(12%).

Grafik 1 Produksi Beras Jambi Grafik 2 Penyebaran Produksi Beras

Jambi

-

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kerinci27%

Tanjabtim

16%Tanjabba

r12%

Merangin

11%

Bungo6%

Sarolangun

10%

Lainnya18%

Apabila kita bandingkan dengan jumlah konsumsi, maka Jambi termasuk

wilayah yang surplus beras dimana produksi mencapai 628.828 ton sementara

konsumsi beras 417.301 ton sehingga terdapat surplus beras sebesar 211.527 ton.

Berdasarkan wilayahnya, 6 (enam) wilayah mengalami surplus beras yaitu Kerinci,

Tanjabtim, Tanjabbar, Sarolangun, Merangin, dan Batanghari sementara 4 (empat)

wilayah lainnya yaitu Bungo, Muaro Jambi, Tebo dan dan Kota Jambi mengalami

defisit beras.

Grafik 3 Penyebaran Produksi Beras Jambi

(100.000) (50.000) - 50.000 100.000 150.000

Kerinci

Tanjung Jabung Timur

Tanjung Jabung Barat

Sarolangun

Merangin

Batanghari

Bungo

Muaro Jambi

Tebo

Kota Jambi

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Karakteristik Petani Beras

Untuk mengidentifikasi pola perdagangan antar daerah yang mencakup

analisa, mengenai masalah transportasi, sistim logistik (pergudangan), pola konsumsi

masyarakat, pola distribusi, dan rantai tata niaga, telah dilaksanakan survei kepada

petani maupun pedagang beras. Jumlah responden petani padi yang disurvei sebanyak

19 orang yang tersebar di Kerinci (26%), Batanghari (21%), Merangin (21%),

Tanjabbar (21%) dan Sarolangun (11%). Mayoritas petani bekerja pada lahan basah

(95%) sementara hanya 5% yang bekerja pada lahan kering. Lahan tersebut sebagian

besar sudah dimiliki oleh petani (53%), walaupun masih terdapat 37% petani yang

bekerja pada lahan sewa dan 10% yang bekerja pada lahan garapan. Jenis padi yang

ditanam adalah padi lokal (48%) diikuti dengan Ciherang (33%) dan IR-64 (14%) dan

Inpari (5%).

Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa dalam setahun rata-rata petani

menanam sebanyak 2 (dua) kali yaitu awal tahun (Maret/April) serta akhir tahun

(September) dengan rata-rata luas lahan yang digarap di relatif kecil yaitu 0,1 1

Ha/masa tanam. Masa panen yang terjadi juga cukup merata, dengan hasil panen

terbesar pada bulan Januari dan Juni.

Dari sisi komponen biayanya, proporsi biaya terbesar yang dikeluarkan selama

masa pra panen adalah biaya tenaga kerja (25,88%), diikuti oleh biaya peralatan

(24,24%) dan bibit (18,04%). Keseluruhan komponen input tersebut seperti bibit,

pupuk, obat pengendalian hama maupun tenaga kerja berasal dari daerah setempat

(satu lokasi dengan responden). Seperti halnya biaya pra panen, mayoritas biaya pasca

panen adalah untuk biaya tenaga kerja (34,58%), diikuti oleh biaya penggilingan padi

(16,40%) dan biaya peralatan panen (15,13%).

Tabel 1 Ringkasan Hasil Survei Mengenai Produksi Padi

Kategori Keterangan Beras

Sebaran Daerah

Kerinci, Merangin,

Batanghari, TanjabJenis Lahan Lahan BasahStatus Kepemilikan Milik Sendiri, SewaJenis yang ditanam Beras lokalPeriode Tanam Maret/April, September Periode Panen Januari, JuniPangsa Biaya Terbesar (Tanam) Tenaga Kerja, PeralatanPangsa Biaya Terbesar (Panen) Tenaga Kerja

Produksi

Dari hasil survei hanya sedikit responden yang menjual hasil produksi sebelum

berlangsungnya panen yaitu sebesar 11%, sementara 89% lainnya memilih untuk

menjual setelah panen berlangsung. Pola distribusi padi/beras berdasarkan jawaban

responden sebagian besar menjual di kota/kabupaten yang sama terutama melalui

pengepul (54%), diikuti konsumen langsung (35%) dan koperasi (11%). Mengingat

penjualan kepada konsumen untuk kebutuhan rumah tangga dalam volume yang

relatif sedikit, maka dapat disimpulkan dari persepsi responden petani pola distribusi

beras kepada konsumen secara luas hanya melalui satu jalur yaitu pengepul di

Kab./Kota yang sama (setempat). Pengepul inilah yang nantinya akan membawa beras

tersebut ke Kota, Kabupaten ataupun provinsi lainnya.

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Tabel 2 Ringkasan Hasil Survei Mengenai Distribusi dan Stok Pergudangan Petani Padi

Kategori Keterangan BerasDijual Sebelum Panen 11%Pola Distribusi Petani - PengepulLokasi Penjualan Kabupaten sama

Penggunaan Bahan Makanan Dijual (37%), Disimpan

(32%) dan Dikonsumsi (31%)Menggunakan Gudang 1 Responden (5%)Lokasi Gudang Kelurahan SamaLama Penyimpanan 6 - 12 bulan

Distribusi

Stok dan

Pegudangan

Hasil produksi tersebut sebagian besar (37%) langsung dijual, kemudian 32%

hasil produksi disimpan untuk dijual sampai masa panen berikutnya sedangkan sisanya

31% dikonsumsi sendiri oleh petani. Mayoritas hasil panen yang langsung dijual

tesebut menunjukkan bahwa petani membutuhkan cashflow yang cukup untuk

digunakan sebagai modal penanaman berikutnya.

Selanjutnya, hanya 1 (satu) orang responden (5%) mengunakan fasilitas

penyimpanan/gudang untuk menyimpan hasil produksi dengan sebaran lokasi gudang

hanya pada sekitaran kelurahan yang sama saja dengan jangka waktu penyimpanan

selama 6 - 12 bulan.

Distribusi Perdagangan Beras

Penjualan beras dimulai dari petani kepada pengepul. Pengepul sebagian besar

berada di kabupaten/kota yang sama dengan petani yang kemudian melakukan

penjualan lintas daerah. Dari pedagang pengepul, beras kemudian mayoritas dijual ke

pedagang besar kemudian ke pedagang pengecer dan konsumen.

Untuk sumber pasokan beras di Jambi sebagian besar berasal dari pedagang

pengepul di luar provinsi Jambi (89%) yang terdiri atas Sumatera Selatan (44%),

Lampung (22%), Sumbar (22%) serta dari dalam provinsi Jambi yaitu Kerinci (11%).

Selanjutnya, pedagang pengepul menjual beras kepada pedagang-pedagang besar

yang mayoritas sudah berada di kota/Kabupaten yang sama (59%). Pedagang besar ini

yang akan mendistribusikan beras kepada pedagang pengecer di pasar-pasar.

Grafik 4 Jalur Distribusi Beras di Jambi

Pengepul

Petani

Pedagang Besar

82,35%

17,65%

Pedagang Grosir

Pedagang Pengecer

Konsumen

80,00% 13,33% 6,67%

26,32%

71,43%

21,05%

Pedagang Grosir7,15%

42,85%

50%

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Tabel 3 Asal Pembelian Beras

Asal PembelianKota/Kab

Sama

Provinsi

Sama

Provinsi

bedaImpor Total

Petani/Produsen 50,00 0,00 50,00 0,00 100Pedagang Pengepul 0,00 11,11 88,89 0,00 100Pedagang Besar 59,26 22,22 18,52 0,00 100Pedagang Pengecer 100,00 0,00 0,00 0,00 100

Tabel 4 Sumber Pasokan Beras

Petani %Padang 50Sungai Penuh 50Total 100

Pedagang Pengepul %Palembang 44,44Lampung 22,22Solok, Sumbar 22,22Kerinci 11,11

Total 100,00

Terkait dengan infrastruktur, sebagian besar responden mempunyai persepsi

terhadap kualitas pelabuhan dan bandara relatif lebih baik dari pada jalan. Responden

mempersepsikan bahwa 35% jalan masih dalam kondisi rusak. Berdasarkan kondisi

aspal jalan, mayoritas responden (44%) mempersepsikan kondisi jalan aspal baru 50

80%, diikuti dengan 42% responden yang mempersepsikan kondisi jalan aspal sudah

lebih dari 80% sementara sisanya berpendapat jalan aspal di Jambi masih kurang dari

50%.

Kendala utama dalam perdagangan beras di Jambi adalah infrastruktur (55%).

Hal ini terkait dengan produksi beras yang berasal dari daerah-daerah sehingga

membutuhkan infrastruktur yang baik dalam distribusinya.

Tabel 5 Hambatan Perdagangan Beras

Hambatan %Bahan Baku 5 Alam 5 Infrastruktur 55 Biaya Angkut 10 Jumlah angkutan 0 Pungli 0 Lainnya 25

Total 100

Terkait dengan manajemen stok dan pergudangan, 6 (enam) responden

pedagang (15%) menyatakan menggunakan fasilitas penyimpanan stok (gudang)

khusus. Lokasi gudang tersebut berlokasi di wilayah sekitar Kabupaten.

Margin responden dalam satu tahun terakhir relatif bervariasi (sebanyak 95%

responden) dengan besarnya persentase margin sebagian besar pedagang berada

dibawah 10% yang dinyatakan oleh 80% responden. Apabila terjadi kenaikan harga,

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

maka sebagian besar pedagang (92%) akan meningkatkan harga kepada pedagang

selanjutnya/konsumen.

Disparitas Harga Beras

Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabilitas harga

komoditas beras antar daerah dilakukan estimasi terhadap persamaan disparitas harga

dengan model panel data dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 6. Dengan

memasukkan variabel independen jarak (kepada kota referensi dalam hal ini Jakarta),

Infrastruktur (Jalan), Biaya Input, Pendapatan per kapita, diharapkan dapat

menjelaskan perilaku disparitas harga.

Tabel 6 Hasil Estimasi Disparitas Harga Komoditas Beras

Variabel

R-squared - within 0.849

R-squared - between 0.4721

R-squared - overall 0.2161

Variable

Produksi -0.0046

Pendapatan/Konsumsi 0.4709 ***

Infrastruktur -0.1225 **

Input Cost 0.3053 ***

Jarak 0.6463 ***

Nilai

Koefisien positif pada kenaikan biaya input menunjukkan bahwa kenaikan

biaya input akan memperbesar disparitas harga. Kenaikan pendapatan per kapita riil

masyarakat daerah penelitian akan meningkatkan disparitas harga dengan kota

referensi karena kenaikan permintaan. Masyarakat dengan pendapatan yang lebih

tinggi mengkonsumsi kualitas beras yang lebih baik (dengan harga yang lebih mahal).

Selanjutnya, koefisien negatif pada variabel Infrastruktur (Jalan) dapat diintrepetasikan

bahwa semakin baik kualitas infrastruktur akan berpengaruh pada semakin kecilnya

variabilitas harga beras daerah dengan kota referensi. Variabel jarak ke sentra ekonomi

yang merupakan proksi dari biaya transportasi mempunyai positif yang berarti bahwa

semakin dekat jarak akan menurunkan tingkat disparitas harga daerah dengan kota

referensi (Jakarta).

Selanjutnya, koefisien negatif pada jumlah produksi menunjukkan bahwa

meningkatnya produksi di Jambi akan mengurangi disparitas harga dengan kota

referensi sesuai dengan hipotesa awal.

Harga beras di seluruh kabupaten/kota di Jambi relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan daerah referensi dengan perbedaan relatif mencapai Rp308 –

Rp3.168 lebih tinggi per kg. Berdasarkan kabupatennya, disparitas harga di Kerinci dan

Tanjabtim merupakan yang terkecil, hal ini sesuai dengan kondisi kedua wilayah

tersebut yang menjadi produsen beras terbesar di Jambi. Namun yang menarik adalah

kota Jambi yang bukan merupakan daerah penghasil beras memiliki disparitas harga

yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan wilayah surplus beras lainnya seperti

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Merangin. Pasokan yang cukup baik di wilayah ibukota provinsi menyebabkan aliran

barang relatif lebih baik dan terjaga sehingga harga juga rendah. Sementara itu,

Muaro Jambi sebagai kabupaten yang mengelilingi Kota Jambi juga mendapatkan

manfaat dari aliran barang menuju kota. Dengan demikian, harga beras di kedua

daerah tersebut cenderung lebih rendah meskipun bukan merupakan wilayah

produsen.

Grafik 5 Disparitas Harga Beras Per Kabupaten/Kota

0 1000 2000 3000 4000

Kerinci

Tanjabtim

Batanghari

Tanjabbar

Kota Jambi

Merangin

Bungo

Muaro Jambi

Sarolangun

Tebo

Kesimpulan Penelitian yang dilakukan baik berdasarkan yang berasal dari hasil estimasi

model maupun survei lapangan telah menghasilkan beberapa temuan empiris antara

lain :

1. Dalam memenuhi kebutuhan bahan makanan, terjadi perdagangan antar wilayah

di Kabupaten-Kota. Kondisi ini juga terlihat dari signifikansi koefisien spatial

weight matrix yang menandakan terdapat hubungan spasial antar wilayah yang

mempengaruhi pembentukan harga lima komoditas. Interaksi antar wilayah

tersebut akan mempengaruhi harga di Provinsi Jambi.

2. Dari hasil survei, sebagian besar kebutuhan beras di Jambi didapatkan dari dalam

provinsi.

3. Berdasarkan hasil estimasi model disparitas harga, diketahui bahwa faktor jarak ke

sentra ekonomi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap disparitas harga.

Namun yang menarik, meskipun Kota Jambi bukanlah kota produsen beras yang

diteliti ini, namun memiliki disparitas harga yang relatif lebih kecil dibandingkan

kabupaten lainnya.

Saran dan Rekomendasi Kebijakan Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan, terapat beberapa hal implikasi

kebijakan sebagai yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan defisit pangan

di Provinsi Jambi di antaranya :

1. Optimalisasi kerjasama perdagangan antar daerah mengingat tingginya saling

ketergantungan akan kabupaten/provinsi. Kerjasama tersebut meliputi koordinasi

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

linat instansi/kabuapten terkait jadwal tanam, panen, maupun stok serta

kebutuhan masing-masing daerah.

2. Untuk menunjang kegiatan perdagangan antar daerah maka Provinsi Jambi

diharapkan dapat memiliki data antara lain sebagai berikut:

a. Neraca produksi dan konsumsi kebutuhan bahan makanan di Provinsi Jambi.

b. Produksi bahan makanan dan komoditas unggulan termasuk jalur distribusi,

waktu produksi, pembeli serta kebutuhan dalam Provinsi Jambi.

c. Ketergantungan bahan makanan di Jambi terhadap daerah lain termasuk jalur

distribusi, asal daerah produsen, serta kebutuhan di dalam Provinsi Jambi.

d. Peta produksi, distribusi dan konsumsi bahan makanan se- Provinsi Jambi.

3. Perbaikan infrastruktur jalan produksi maupun distribusi. Para pedagang terutama

komoditi pertanian cenderung mempersepsikan kondisi jalan dalam keadaan

kurang baik. Di samping itu, kondisi infrastruktur mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap disparitas harga antar daerah. Untuk itu, infrastruktur jalan

yang baik hendaknya menjadi salah satu prioritas pemerintah daerah.

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

37

BAB III PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan pada triwulan IV-2012 secara umum menunjukkan

peningkatan baik dari sisi aset, penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Loan

to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor naik sebesar 729 bps

yaitu menjadi sebesar 107,48%. Kualitas kredit yang diberikan baik tercermin dari

rasio Non Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70% (di bawah

ketentuan 5%) serta sedikit lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar 1,78%.

A. Perkembangan Kelembagaan20

Secara kelembagaan, jumlah bank dan kantor bank yang beroperasi di wilayah

kerja Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi selama Triwulan IV-2012

terdapat penambahan 6 (enam) kantor bank yang terdiri dari 5(lima) kantor bank

umum dan 1 (satu) kantor BPR. Dengan demikian terdapat 30 (tiga puluh) bank

umum dan 16 (enam belas) BPR, yang terdiri dari 300 kantor bank umum dan 25

kantor BPR. Dari 29 (dua puluh sembilan) bank umum yang beroperasi di wilayah

Jambi, terdapat 23 (dua puluhtiga) bank konvensional, termasuk diantaranya 1 (satu)

Bank Pembangunan Daerah, dan 6 (enam) bank syariah.

Berdasarkan sebaran jumlah kantor bank umum dan BPR, Kota Jambi

mendominasi 36,92% atau 120 (seratus dua puluh) kantor dari seluruh kantor bank

di Provinsi Jambi, diikuti Kabupaten Bungo 34 (tiga puluh empat) kantor atau

10,46%. Sementara untuk kabupaten yang paling sedikit jumlah kantor banknya

adalah Tanjung Jabung Timur dan Kota Sungai Penuh, masing-masing sebanyak 7

(tujuh) kantor atau (2,15%).

20Rincianjumlah Kantor Bank Umumdan BPR per-kabupaten/kota se-Provinsi Jambi dapat dilihat pada halaman lampiran.

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

38

Tabel 3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi

JUMLAH BANK 2010

2011 2012 Pangsa

(%) Trw

1

Trw

2

Trw

3

Trw

4

Trw

1

Trw

2

Trw

3

Trw

4

Kota Jambi 89 94 96 103 108 117 117 117 120 36.92

Kerinci 23 22 23 18 19 19 19 19 19 5.85

Bungo 27 28 28 28 30 31 31 32 34 10.46

Muara Jambi 21 22 22 27 31 31 31 32 32 9.85

Sarolangun 20 20 20 23 24 25 25 25 25 7.69

Tebo 16 16 16 18 18 18 18 18 18 5.54

Merangin 18 18 18 20 21 21 21 21 22 6.77

Batanghari 16 16 16 16 18 18 18 18 18 5.54

Tanjung Jabung Barat 19 19 19 21 23 23 23 23 23 7.08

Tanjung Jabung Timur 6 6 7 7 7 7 7 7 7 2.15

Sungai Penuh 1 1 5 7 7 7 7 7 2.15

T O T A L 255 261 265 281 306 317 317 319 325 100.00

B. Bank Umum

1. Perkembangan Aset Bank

Total aset bank umum di Provinsi Jambi mengalami peningkatan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Aset bank umum tumbuh 1,29% lebih rendah dari

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 1,61% menjadi Rp24.475,08 miliar

dari triwulan sebelumnya yang sebesar Rp24.163,96 miliar. Dibandingkan dengan

posisi yang sama tahun lalu, aset perbankan meningkat mencapai 16,54%.

Kenaikan aset perbankan tersebut didorong oleh meningkatnya aset bank

swasta maupun bank syariah dengan peningkatan masing-masing adalah Rp357,18

miliar (5,31%) dan Rp110,37 miliar (6,72%).Sementara bank pemerintah mengalami

penurunan Rp156,42 miliar (0,99%). Berdasarkan pangsanya, aset perbankan

terbesar adalah dari bank pemerintah Rp15.638,91 miliar (63,90%) diikuti dengan

bank swasta Rp7.082,54 miliar (28,94%) dan bank syariah Rp1.753,63 miliar

(7,16%).

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

39

39

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum naik sebesar

0,15% (Rp27,69 miliar), yaitu dari Rp17.917,50 miliar menjadi Rp17.945,19 miliar

dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, DPK mampu tumbuh sebesar

9,50% atau meningkat Rp1.556,64 miliar. Pertumbuhan tersebut lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,43% (y-o-y).

Menurunnya harga komoditas berdampak pada perlambatan DPK tersebut. Untuk

mempertahankan konsumsi, masyarakat cenderung untuk mengurangi saving.

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK didukung oleh

meningkatnya penghimpunan dana bank konvensional, khususnya bank swasta

nasional, maupun bank syariah. Penghimpunan dana bank swasta nasional

meningkat Rp225,86 miliar atau sebesar 4,22% dari triwulan sebelumnya menjadi

Rp5.584,11 miliar sementara penghimpunan dana oleh bank syariah meningkat

7,98% atau sebesar Rp61,98 miliar menjadi Rp839,13 miliar. Sedangkan

penghimpunan bank

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

40

Tabel 3.2 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV q-t-q y-o-y

14.445.646 14.963.948 15.529.459 15.761.553 16.585.286 16.908.019 17.140.352 17.106.065 (0,20) 8,53

1 2.912.169 3.093.480 3.253.682 3.042.217 3.719.902 3.262.134 3.544.714 3.545.201 0,01 16,53

2 7.642.613 7.838.189 8.089.803 8.780.598 8.440.494 8.861.544 8.777.027 9.715.665 10,69 10,65

3 Simpanan Berjangka 3.890.864 4.032.279 4.185.974 3.938.738 4.424.891 4.784.341 4.818.612 3.845.199 (20,20) (2,37)

451.347 473.262 549.690 627.005 669.834 703.517 777.150 839.129 7,98 33,83

1 64.051 65.357 80.635 124.882 146.376 110.927 142.941 217.466 52,14 74,14

2 232.876 244.079 262.372 318.436 314.065 346.257 364.303 416.756 14,40 30,88

3 154.420 163.826 206.683 183.687 209.393 246.333 269.906 204.907 (24,08) 11,55

14.896.993 15.437.210 16.079.149 16.388.558 17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194 0,15 9,50

1 2.976.220 3.158.837 3.334.317 3.167.099 3.866.278 3.373.061 3.687.655 3.762.667 2,03 18,80

2 7.875.489 8.082.268 8.352.175 9.099.034 8.754.559 9.207.801 9.141.330 10.132.421 10,84 11,36

3 4.045.284 4.196.105 4.392.657 4.122.425 4.634.284 5.030.674 5.088.518 4.050.106 (20,41) (1,75)

Pertumbuhan

Bank Konvensional

URAIAN2011 2012

Giro

Tabungan

Simpanan Berjangka

Giro

Tabungan

Bank Syariah

Giro

Tabungan

Simpanan Berjangka

Jumlah

Berdasarkan jenis penghimpunan dana,meningkatnya DPK dipicu oleh

meningkatnya giro dan tabunganmasing-masing sebesar Rp75,01 milliar (2,03%) dan

Rp991,09 miliar (10,84%). Sedangkan simpanan berjangka mengalami penurunan

yaitu sebesar Rp1.038,41miliar (-21,41%). Namun jika berdasarkan pangsanya,

penghimpunan dana terbesar masih diraih oleh tabungan yaitu sebesar 56,46%,

diikuti oleh simpanan berjangka22,57% dan giro 20,97%.

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

Berdasarkan golongan pemilik, meningkatnya nilai DPK terutama berasal

dari perseorangan sebesar Rp1.018,047 miliar, bukan lembaga keuangan sebesar

Rp500,344 miliar, BUMN atau pemerintah campuran sebesar Rp51,407 miliar, dan

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

41

41

BUMD sebesar Rp9,809 miliar. Berdasarkan pangsanya, DPK terbesar masih

didominasi oleh perorangan yang mencapai 72,06%, diikuti oleh pemerintah daerah

(Pemda) 11,64%, dan bukan lembaga keuangan 11,12%.

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik (dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share

Penduduk/Residents

1 Pemerintah Pusat 76.642 0,44 119.429 0,68 110.646 0,62 138.194 0,77

2 Pemerintah Daerah (Pemda) 3.568.063 20,69 3.560.053 20,23 3.672.156 20,50 2.087.516 11,64

3 Badan Dan Lembaga Pemerintah 30.576 0,18 35.071 0,20 40.134 0,22 26.433 0,15

4 BUMN Atau Pemerintah Campuran 494.475 2,87 536.234 3,05 475.800 2,66 527.207 2,94

5 BUMD 19.921 0,12 44.783 0,25 38.044 0,21 47.853 0,27

6 Lembaga Keuangan Non Bank 94.358 0,55 103.699 0,59 117.708 0,66 121.675 0,68

7 Bukan Lembaga Keuangan 1.315.199 7,63 1.301.403 7,40 1.493.414 8,34 1.993.759 11,12

8 Sektor Swasta Lainnya 16.530 0,10 52.839 0,30 57.217 0,32 69.194 0,39

9 Perseorangan 11.628.010 67,43 11.844.261 67,31 11.907.155 66,47 12.925.202 72,06

Jumlah 17.243.774 100 17.597.773 100 17.912.274 100 17.937.033 100

Bukan Penduduk/Non-Residents 11.346 0 13.762 0 5.228 0 8.160 0

17.255.120 17.611.536 17.917.502 17.945.194

Trw.II-2012 Trw.III-2012 Trw.IV-2012Trw.I-2012

Penduduk dan bukan penduduk

No. Golongan Pemilik

Berdasarkan lokasi proyek, jumlah penghimpunan dana masyarakat

mengalami penurunan sebesar Rp202,11 miliar (1,11%). Berdasarkan lokasinya,

penurunan terbesar berada di KabupatenTanjung Jabung Barat sebesar Rp116,63

miliar (6,96%) dan Kabupaten Batanghari sebesar Rp40,78 miliar (3,40%).

Sedangkan peningkatan terjadi di Kabupaten Kerinci sebesar Rp25,02 miliar (2,43%)

dan Kabupaten Merangin sebesar Rp8,99 miliar (1,27%). Berdasarkan pangsanya,

62,65% penghimpunan dana di Provinsi Jambi masih didapatkan dari kota Jambi

diikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 9,72%.

Tabel 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek21 (dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Persen

1 Kota Jambi 10.573.279 62,68 10.782.792 62,56 11.389.479 62,44 11.301.302 62,65 (88.177) (0,77)

2 Batanghari 1.280.421 7,59 1.282.200 7,44 1.197.695 6,57 1.156.919 6,41 (40.776) (3,40)

3 Tanjung Jabung Barat 1.579.445 9,36 1.634.542 9,48 1.676.340 9,19 1.559.714 8,65 (116.625) (6,96)

4 Merangin 870.233 5,16 867.863 5,03 705.492 3,87 714.483 3,96 8.991 1,27

5 Kerinci 1.014.727 6,02 1.011.972 5,87 1.028.536 5,64 1.053.552 5,84 25.017 2,43

6 Sarolangun 444.001 2,63 468.571 2,72 501.837 2,75 499.470 2,77 (2.367) (0,47)

7 Bungo 1.105.766 6,56 1.188.789 6,90 1.742.390 9,55 1.754.217 9,72 11.827 0,68

16.867.872 100 17.236.729 100 18.241.769 100 18.039.657 100 (202.112) (1,11)

Trw. IV-12*)Kota/KabupatenNo.

JUMLAH

PertumbuhanTrw. I-12 Trw. II-12*) Trw. III-12*)

21Sumber: SEKDA Provinsi Jambi (termasuk BPR) dan berdasarkan lokasi penghimpunan dana sehingga terdapat perbedaan dengan data DPK sebelumnya yang bersumber dari LBU. Data sampai dengan Agustus 2012

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

42

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit olehbank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan

meningkat Rp1.336,61miliar (7,45%)yaitu dari Rp17.951,07 miliar pada triwulan

sebelumnya menjadi Rp19.287,68 miliar. Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar6,58%. Dibandingkan

triwulan yang sama tahun lalu, penyaluran kredit meningkat mencapai 27,68% lebih

tinggi dari pertumbuhan triwulan lalu yang sebesar 25,94%.

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV Nominal Persen

Kelompok Bank 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336,610 7.45

1 Bank Pemerintah 10,290,880 10,774,901 11,562,677 12,425,598 862,921 7.46

2 Bank Swasta*) 4,141,405 4,639,411 4,853,802 5,230,708 376,906 7.77

3 Bank Syariah 1,278,334 1,428,775 1,534,587 1,631,370 96,783 6.31

Jenis Penggunaan 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336,610 7.45

1 Modal Kerja 6,483,171 7,075,722 6,914,923 7,326,502 411,579 5.95

2 Investasi 2,693,215 2,846,175 3,251,684 3,723,619 471,935 14.51

3 Konsumsi 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 453,097 5.82

Sektor Ekonomi 15,710,619 16,843,087 17,951,066 19,287,676 1,336,610 7.45

1 Pertanian 2,084,321 2,379,914 2,645,774 3,028,774 383,000 14.48

2 Pertambangan dan Penggalian 74,895 85,464 105,342 112,898 7,557 7.17

3 Industri 683,728 593,737 512,696 568,332 55,636 10.85

4 LGA 5,316 5,805 5,934 9,297 3,362 56.66

5 Konstruksi 525,704 554,813 608,107 681,974 73,868 12.15

6 Perdagangan Hotel dan Restoran 3,843,098 4,400,752 4,469,047 4,766,386 297,339 6.65

7 Pengangkutan dan Komunikasi 180,290 209,596 270,627 283,620 12,993 4.80

8 Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 727,319 856,073 902,947 948,469 45,523 5.04

9 Jasa-jasa 1,051,715 835,742 646,134 650,370 4,236 0.66

10 Bukan Lapangan Usaha 6,534,233 6,921,191 7,784,459 8,237,555 453,097 5.82

PertumbuhanURAIAN

2012

Berdasarkan Kelompok Bank, peningkatan jumlah kredit dialami oleh bank

konvensional maupun bank syariah. Penyaluran kredit bank konvensional tumbuh

Rp1.239,83miliar (7,55%), sementara kredit bank syariah tumbuh Rp96,78 miliar

(6,31%) dibandingkan triwulan sebelumnya. Jika dilihat dari pangsa (share)

penyaluran kredit, pangsa kredit bank konvensional sebesar 91,54% sementara bank

syariah sebesar 8,46%.

Berdasarkan Jenis Penggunaan, kredit investasi meningkat Rp471,93 miliar

(14,51%),modal kerja Rp411,58 miliar (5,95%), dankredit konsumsi sebesar

Rp453,10 miliar (5,82%).

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

43

43

Berdasarkan pangsanya, kredit terbesar adalahkonsumsi, yaitu sebesar 42,71%

diikuti oleh kredit modal kerja sebesar37,99%, dan kredit investasisebesar 19,31%.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit terbesar terjadi pada

sektor Listrik, Gas dan Air sebesar Rp3,36 miliar (56,66%), sektor pertanian sebesar

Rp383 miliar (14,48%) dan sektor konstruksi sebesar Rp73,87 miliar (5,03%).

Pangsa penyaluran kredit masih didominasi oleh kredit kepada bukan

lapangan usaha, yaitu sebesar 42,71%, diikuti sektor perdagangan, hotel dan

restoran 24,71% dan sektor pertanian sebesar 15,70%.Dominasi penyaluran kredit

pada ketiga sektor tersebut mencapai 83,12% dari total outstanding kredit.

Berdasarkan lokasi Proyek22, jumlah kredit yang disalurkan ke Provinsi Jambi

oleh perbankan meningkat sebesar Rp755,68 miliar (3,09%), yaitu dari Rp24.449,92

miliar menjadi sebesar Rp25.205,60 miliar. Peningkatan tersebut diantaranya di

Kotamadya Sungai Penuh sebesar Rp0,355 milyar (11,57%), Kotamadya Jambi

sebesar Rp614,91 miliar (5,71), Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar Rp74,544

miliar (5,65%), Kabupaten Sarolangun sebesar Rp47,88 miliar (4,18%) dan

peningkatan terkecil di Kabupaten Muaro Jambi sebesar Rp23,25 miliar (0,98%).

Namun terdapat kabupaten yang mengalami penurunan kredit yang diberikan yaitu

Kabupaten Bungo sebesar Rp94,324 miliar (3,28%) dan Kabupaten Batanghari

sebesar Rp18,24 miliar (1,27%).

Tabel 3.6 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi (dalam jutaan rupiah)

Tw I Tw II Tw III TW IV*) Nominal %Batanghari 1,358,377 1,408,801 1,436,400 1,418,160 -18,240 -1.27Sarolangun 974,325 1,060,049 1,146,119 1,194,003 47,884 4.18Kerinci 1,016,838 1,082,999 1,073,439 1,114,558 41,119 3.83Muaro Jambi 2,539,812 2,355,694 2,379,486 2,402,738 23,252 0.98Tanjung Jabung Barat 1,105,903 1,176,378 1,320,517 1,395,061 74,544 5.65Tanjung Jabung Timur 343,587 373,274 401,691 415,648 13,958 3.47Tebo 910,647 1,110,380 1,124,683 1,140,639 15,955 1.42Merangin 1,557,053 1,905,565 1,923,995 1,960,269 36,275 1.89Bungo 2,018,162 2,503,720 2,871,542 2,777,218 -94,324 -3.28Sungai Penuh - - 3,065 3,420 355 11.57Jambi 9,514,903 10,140,069 10,768,985 11,383,895 614,910 5.71T O T A L 21,339,606 23,116,929 24,449,920 25,205,608 755,688 3.09

*) Bulan November 2012

PertumbuhanKabupaten/Kota

2012

22 Data posisi bulan November 2012. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek termasuk kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi.

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

44

4. Undisbursed Loan

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) sebesar Rp1.590,10 miliar

atau menurun sebesar Rp193,82 miliar dari triwulan sebelumnya yang sebesar

Rp1.783,92 miliar.Penurunan undisbursed loan tersebut terutama dipicu oleh

turunnya kelonggaran tarik konsumsi sebesar Rp71,13 miliar (79,28%),dan kredit

modal kerja yang turun Rp112,27 miliar (7,46%).

Tabel 3.7 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV

1 Investasi 107,400 120,633 127,940 127,334 351,358 233,996 189,242 178,824

2 Konsumsi 77,724 87,041 92,317 85,671 105,891 109,267 89,719 18,590

3 Modal kerja 1,127,137 1,142,458 1,267,721 1,258,585 1,503,475 1,466,023 1,504,962 1,392,690

1,312,261 1,350,132 1,487,978 1,471,590 1,960,724 1,809,286 1,783,923 1,590,104

20122011

Jenis Penggunaan

Total

Kategori

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR)23, pada triwulan laporan jika dibandingkan

triwulan sebelumnya berdasarkan bank pelapor meningkat sebesar 729 bps yaitu dari

100,19% menjadi 107,48%.Sedangkan LDR berdasarkan lokasi proyek naik400 bps

yaitu dari 136,46% menjadi 140,46%.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

111.71% 117.81%129.03%

137.74%123.67%

131.26% 136.46% 140.46%

82.97% 87.07% 88.65%

92.18%

91.05% 95.64%100.19% 107.48%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

0

5

10

15

20

25

30

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12

Rp triliun

Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta)

LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen)

23 LDR perbankan adalah rasio antara penyaluran kredit bank umum dengan dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum pada triwulan laporan.

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

45

45

Kualitas kredit yang diberikan tergolong baik tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) gross bank umum, yaitu sebesar 1,70%(di bawah

ketentuan 5%) lebih rendah dari triwulan sebelumnya sebesar1,78%.

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi dialami oleh sektor

pertambangan dan penggalian sebesar 4,26%, diikuti oleh sektor

konstruksisebesar 2,54% dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar

2,45%.

Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)1. Pertanian Peternakan Kehutanan dan Perikanan 2,645,774 54,786 2.07 3,028,774 71,766 2.37 2. Pertambangan dan Penggalian 105,342 522 0.50 112,898 4,806 4.26 3. Industri 512,696 2,360 0.46 568,332 3,311 0.58 4. LGA 5,934 - - 9,297 - - 5. Konstruksi 608,107 21,481 3.53 681,974 17,334 2.54

6.Perdagangan Hotel dan Restoran 4,469,047 110,784 2.48 4,766,386 116,900 2.45

7Pengangkutan dan Komunikasi 270,627 714 0.26 283,620 8,377 2.95

8. Keuangan,Real estate dan Jasa Perusahaan 902,947 20,668 2.29 948,469 13,943 1.47 9. Jasa-jasa 646,134 14,050 2.17 650,370 11,491 1.77 10. Bukan Lapangan Usaha 7,784,459 94,480 1.21 8,237,555 80,457 0.98

17,951,066 319,845 1.78 19,287,676 328,384 1.70

TW IV-12TW III-12

J U M L A H

No Sektor Ekonomi

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.4), terlihat bahwa margin keuntungan

perbankan di Provinsi Jambi mengalami penurunan. Margin rata-rata tertimbang

antara suku bunga kredit dengan suku bunga deposito 3 (tiga) bulan menurun dari

8,31% menjadi 8,21%. Demikian juga, suku bunga perbankan untuk dana dan suku

bunga kredit mengalami penurunan masing-masing menjadi sebesar 5,19% dan

13,40%. Sementara itu, angka BI-rate dibandingkan triwulan sebelumnya

menunjukkan angka yang sama yaitu 5,75%.

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

46

Grafik 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum di Provinsi Jambi

6. Perkembangan Kredit UMKM

Pada triwulan laporan, kredit UMKM mengalami peningkatan sebesar 6,12%,

yaitu dari Rp7,36 miliar menjadi Rp7,81 miliar.

Grafik 3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

Pangsa kredit UMKM terhadap total kredit mencapai 40,52%. Berdasarkan

distribusinya, kredit menengah memiliki pangsa terbesar yaitu 14,49%, lalu diikuti

kredit kecil sebesar 14,08%, serta kredit mikro sebesar 11,95% dari total kredit

perbankan.

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

47

47

Grafik 3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

13.60 14.35 12.42 11.95

15.68 15.19 14.24 14.08

13.66 15.10 14.36 14.49

57.07 55.37 58.98 59.48

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW I-12 TW II-12 TW III-12 TW IV-12

Mikro Kecil Menengah Kredit Bukan UMKM

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR pada triwulan laporan mengalami peningkatan dibanding triwulan

sebelumnya, tercermin dari jumlah aset, DPK dan penyaluran kredit yang mengalami

pertumbuhan positif. Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp644,38

miliar atau meningkat 3,58% dibanding pada triwulan sebelumnya yang sebesar

Rp622,10 miliar. Sementara itu,jumlah penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) oleh

BPR di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp21,36 miliar (4,64%) menjadi Rp481,76

miliar.

Pada triwulan laporan, jumlah penyaluran kredit juga mengalami peningkatan

sebesar Rp40,24miliar (8,99%) menjadi Rp487,78 miliar. Peningkatan kredit yang

lebih tinggi dibandingkan peningkatan dana menyebabkan LDR BPR meningkat 30

bps dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari 80,70% menjadi 81,00%. Disisi

yang lain, kualitas kredit menunjukkan peningkatan, yaitu dengan turunnya

persentase Non Performing Loan(NPL) dari 3,63% menjadi 2,82%.

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai

Pada periode triwulan IV-2012, aktivitas pembayaran tunai mengalami

peningkatan hal ini tercermin dari meningkatnya cash outflow sebesar 12,80% dan

RTGS serta transaksi kliring.

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

48

Untuk pembayaran non tunai, nilai kliring mengalami peningkatan sebesar

7,04% dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2.548,12 miliar. Sedangkan

pembayaran melalui RTGS dari Jambi mengalami peningkatan sebesar 8,88%

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tabel 3.9 Perkembangan Sistem Pembayaran melalui KPw Bank Indonesia Provinsi Jambi

Trw 1 Trw.II Trw.III Trw.IV Nominal Persen

Nilai Kliring (juta Rp) 2,488,938 2,347,560 2,380,495 2,548,121 167,626 7.04 Volume Kliring (lembar warkat) 70,971 65,514 62,775 70,972 8,197 13.06 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 518,106 418,971 805,987 393,685 (412,301) (51.15) Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 771,960 1,187,425 1,387,811 1,565,493 177,682 12.80 Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (253,854) (768,455) (581,824) (1,171,807) (589,983) 101.40 RTGS dari Jambi (miliar Rp) 10,339 15,139 15,677 18,270 2,593 16.54 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 51,804 54,010 29,104 29,431 327 1.12 RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 2,653 3,543 3,350 4,702 1,352 40.37 Cek dan BG Kosong- Lembar 856 1,164 1,150 1,134 (16.00) (1.39) - Nominal (juta Rp) 36,225 33,051 40,025 35,192 (4,833) (12.07)

UraianPertumbuhan (q-t-q)2012

D.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan,

untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp1.565,49 miliar meningkat 12,80%.

Untuk aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp393,69 miliar menurun 51,15%.

Dengan demikian, pada triwulan laporan, Provinsi Jambi mengalami net outflow

sebesar Rp1.171,81 miliar.

Grafik 3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows

di Provinsi Jambi

-200

-150

-100

-50

0

50

100

150

200

250

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

Q1-11 Q2-11 Q3-11 Q4-11 Q1-12 Q2-12 Q3-12 Q4-12

PersenRp miliar

Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

49

49

D.2. Penyediaan Uang Layak Edar

Secara berkala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

melaksanakan pemusnahan uang yang tidak layar edar (UTLE) melalui kegiatan

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB). Pemberian tanda terhadap uang kartal tidak

layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia, bertujuan untuk menjaga

kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, pemberian

tanda tidak berharga (PTTB) di Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp67,44miliar

(562,39%) menjadi Rp79,43miliar.

D.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan telah ditemukan uang palsu sebanyak 49 lembar pada

pecahan Rp100.000 dan sebanyak 4 lembar pada pecahan Rp50.000. Untuk

mengantisipasi agar tidak beredarnya kembali uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara berkala terus mensosialisasikan Ciri-

ciri Keaslian Uang Rupiah kepada seluruh lapisan masyarakat.

D.4. Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan

tercatat sebesar Rp2.548,12 miliar atau meningkat 7,04% dibandingkan triwulan

sebelumnya. Volume kliring juga meningkat sebesar 13,06%, yaitu dari 62.775

menjadi 70.972 lembar warkat.

Grafik 3.8 dan 3.9 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring

2.188

2.364 2.434 2.489 2.348 2.380

6,85 8,02

2,94 2,27

1,40

7,04

-

5

10

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV

2012

Persendalam miliar Rupiah

Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring

Grafik 3.8

67.850 66.886

69.283 70.971 65.514 62.775 70.972

4,95 2,89

3,58

2,44

(7,69)(4,18)

13,06

(15)

-

15

-

40.000

80.000

120.000

Trw. II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Trw.III Trw.IV

2012

Persenlembar warkat

Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring

Grafik 3.9

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV-2012

50

Di sisi lain, jumlah lembar cek dan BG kosong dibandingkan triwulan

sebelumnya menurun sebesar 1,39%, yaitu dari 1.150 lembar menjadi 1.134 lembar

dan secara nominal jumlah cek dan BG kosong juga menurun sebesar Rp4,83 miliar

(12,07%) yaitu dari Rp40,03 miliar menjadi Rp35,19 miliar.

B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)24

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi secara total

(keluar dan masuk/dari dan ke) naik sebesar Rp4.273 ribu (8,88%) dibandingkan

triwulan sebelumnya yaitu dari Rp48.131 miliar menjadi Rp52.404 miliar. Transfer

masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp327 miliar (1,12%), dan transfer keluar

dari Provinsi Jambi juga meningkat sebesar Rp2.593 miliar (16,54%) sedangkan

transfer masuk dan keluar di Provinsi Jambi Rp1.352 miliar (40,37%).

Tabel 3.10 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

24Sistem BI-RTGS adalahsuatu sistem transfer danaelektronikantarpesertadalammatauang Rupiah, yang penyelesaiantransaksidilakukansecaraseketika(real time).

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

51

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2012

mencapai Rp2.662,91 miliar (terealisasi 122,08% dari APBD-P), sementara itu

realisasi belanja mencapai Rp2.559,27 miliar (92,51%). Jika dibandingkan dengan

semester lalu, realisasi tersebut meningkat masing-masing sebesar 30,44% dan

92,51%.

A. Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012

Pada tahun 2012, realisasi pendapatan Provinsi Jambi mencapai

Rp2.662,91 miliar atau melebih target APBD-P yang sebesar Rp2.181,29 miliar.

Berdasarkan jenisnya, pendapatan terbesar masih tergantung dari transfer

pemerintah pusat Rp1.665,59 miliar (62,55%) sementara, Pendapatan Asli

Daerah (PAD) di Jambi baru mencapai Rp995,65 miliar (37,39%).

Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, pendapatan pemerintah provinsi

Jambi meningkat Rp576,21 miliar atau 21,64% dari pendapatan tahun 2011

yang sebesar Rp1.635,67 miliar. Peningkatan tersebut bersumber dari

meningkatnya pendapatan transfer mencapai Rp558,47 miliar (33,53%).

Pajak daerah yang merupakan sumber kemandirian suatu provinsi

menyumbangkan 30,35% (Rp808,26 miliar) dari total pendapatan Jambi.

Meningkatnya pajak tersebut juga seiring dengan bertambahnya jumlah

kendaraan di Jambi.

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

52

Tabel 4.1. Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan IV-2012

B. Realisasi Belanja Daerah Tahun 2012

Pada tahun 2012, realisasi belanja Provinsi Jambi mencapai Rp2.559,27

miliar atau mencapai 92,51% dari APBD-P yang sebesar Rp2.766,57 miliar.

Berdasarkan jenisnya, belanja terbesar masih ditujukan untuk belanja operasi

Rp1.575,06 miliar (61,54%) sementara, realisasi belanja modal sebesar Rp682,90

miliar (26,68%).

Apabila dibandingkan dengan tahun lalu, belanja pemerintah provinsi

Jambi meningkat Rp802,00 miliar atau 31,34% dari belanja tahun 2011 yang

sebesar Rp1.757,27 miliar.

Tabel 4.2. Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan III-2012

Nominal Persen Nominal Persen

PENDAPATAN 2,181.29 2,041.56 93.59 2,662.91 122.08 Pendapatan Asli Daerah 753.37 751.13 99.70 995.65 132.16Pajak Daerah 645.32 609.81 94.50 808.26 125.25Retribusi Daerah 11.16 9.42 84.38 14.25 127.64Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 9.61 29.98 312.12 29.98 312.12Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 87.28 101.92 116.77 143.16 164.03

Pendapatan Transfer 1,426.76 1,289.25 90.36 1,665.59 116.74Transfer Pemerintah Pusat - Dana Perimbangan 1,085.73 1,046.02 96.34 1,341.20 123.53

Dana Bagi Hasil Pajak 152.54 97.38 63.84 219.71 144.03Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 168.56 253.18 150.20 356.44 211.45Dana Alokasi Umum 731.95 670.96 91.67 731.95 100.00Dana Alokasi Khusus 32.67 24.50 75.00 33.11 101.33

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 341.03 243.23 71.32 324.38 95.12Dana Penyesuaian 341.03 243.23 71.32 324.38 95.12

Lain-lain Pendapatan yang Sah 1.16 1.18 101.26 1.67 143.71

S.D TRW IV-2012S.D TRW III-2012APBD-P 2012URAIAN

Nominal Persen Nominal Persen

BELANJA 2,766.57 1,455.74 52.62 2,559.27 92.51Belanja Operasi 1,726.95 934.06 54.09 1,575.06 91.20Belanja Pegawai 567.04 376.44 66.39 531.43 93.72Belanja Barang 657.86 286.14 43.50 596.88 90.73Belanja Subsidi 0.29 0.00 0.00 0.24 81.34Belanja Hibah 356.59 243.17 68.19 339.33 95.16Belanja Bantuan Sosial 65.50 0.00 0.00 32.31 49.33Belanja Bantuan Keuangan 79.67 28.32 35.54 74.86 93.97

Belanja Modal 723.24 301.24 41.65 682.90 94.42Belanja Tanah 5.70 0.00 0.00 2.99 52.47Belanja Peralatan dan Mesin 112.10 37.76 33.69 105.89 94.46Belanja Bangunan dan Gedung 106.72 37.33 34.98 100.13 93.82Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 494.82 224.91 45.45 470.16 95.02Belanja Aset Tetap Lainnya 3.68 1.03 28.09 3.52 95.81Belanja Aset Lainnya 0.21 0.21 96.98 0.21 96.981.41

Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 2.39 23.94Belanja Tak Terduga 10.00 1.99 19.91 2.39 23.94

S.D TRW IV-2012S.D TRW III-2012APBD-P 2012URAIAN

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

53

53

Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja terbesar adalah untuk belanja

operasi yang mencapai Rp1.575,06 miliar (61,54%) kemudian diikuti dengan

belanja modal Rp682,90 miliar (26,68%). Dirinci lebih lanjut, penyaluran terbesar

adalah untuk belanja barang Rp596,88 miliar (terealisasi 90,73%) diikuti belanja

pegawai Rp531,43 miliar (terealisasi 93,72%) dan belanja jalan, irigasi dan

jaringan Rp470,16 miliar (terealisasi 95,02%). Semakin meningkatnya realisasi

belanja untuk infrastruktur akan berdampak pada efisiensi biaya yang timbul dari

sisi transportasi dan distribusi.

C. APBD 2013

Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada tahun 2012

dianggarkan meningkat 12,11% dibandingkan anggaran APBD-P 2012 menjadi

Rp2.445,37 miliar sementara belanja Pemerintah Daerah Provinsi Jambi pada

tahun 2012 sebesar Rp2.652,83 miliar atau turun 4,11% dari tahun sebelumnya.

Dengan demikian akan terdapat defisit sebesar RP207,45 miliar yang akan

dibiayai oleh sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) tahun 2012 yang sebesar

Rp689,91 miliar.

Silpa Provinsi Jambi cenderung meningkat dari tahun ke tahun dimana

pada tahun 2010 dan 2011 Silpa tercatat sebesar Rp 334,75 miliar dan Rp632,70

miliar. Realisasi pendapatan yang cenderung selalu diatas perhitungan APBD (di

atas 120%) sementara realisasi belanja cenderung di bawah APBD (sekitar 90%)

menyebabkan terus meningkatnya silpa dimaksud.

Berdasarkan komponen penyusunan rencana pendapatan, Dana

Perimbangan merupakan penyumbang terbesar yaitu Rp1.299,93 miliar (53,16%)

yang menandakan masih tingginya ketergantungan dari pusat. Pangsa Dana

alokasi umum mencapai Rp836,58 miliar (34,21%) sementara Pendapatan Asli

Daerah (PAD) mencapai Rp804,41 miliar (32,89%). Angka PAD tersebut juga

masih lebih rendah dari realisasi 2012 yang mencapai Rp995,58 miliar.

Di sisi belanja, alokasi terbesar adalah untuk belanja langsung yang

mencapai 51,27% (Rp1.359,99 miliar). Jika ditilik lebih lanjut, belanja langsung

yang terbesar adalah untuk belanja modal Rp710,01 miliar (26,76%) diikuti

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

54

dengan belanja barang dan jasa sebesar Rp546,43 miliar (20,60%). Namun

demikian, jumlah anggaran belanja modal di tahun ini turun 13,25% dari

anggaran tahun sebelumnya.

Grafik 4.1. Perkembangan APBD dan Realisasi 2010 - 2013

D. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada selama tahun 2012

mencapai Rp2,32 triliun meningkat 11,42% dibandingkan tahun 2011 yang

sebesar Rp2,082 triliun. Peningkatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya

pendapatan pajak dalam negeri Rp237,77 miliar (11,42%). Apabila dirinci lebih

lanjut, peningkatan tersebut bersumber dari pajak penghasilan Rp155,17 miliar

(15,99%) diikuti dengan Pajak Pertambahan Nilai Rp68,86 miliar (6,79%).

1,395.2

1,596.4

1,635.7

1,938.9

2,181.3

2,766.6

2,445.4

2,652.8

1,625.7

1,492.1

2,086.7

1,757.3

2,662.8

2,558.5

Pendapatan

Belanja

Pendapatan

Belanja

Pendapatan

Belanja

Pendapatan

Belanja

2010

2011

2012

2013

Realisasi APBD

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

55

55

Berdasarkan komposisinya, penerimaan pajak terbesar adalah untuk

pendapatan pajak dalam negeri yang mencapai Rp2,32 triliun (86,79%) diikuti

dengan pendapatan PNPB lainnya Rp240,89 miliar (9,01%). Apabila dirinci lebih

lanjut, pendapatan terbesar adalah untuk Pajak Pertambahan Penghasilan (PPh)

sebesar Rp1.125,66 miliar diikuti (42,12%)Pajak Pertambahan Nilai Rp1.082,52

miliar (40,50%).

Grafik 4.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.3. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi

Grafik 4.2 Grafik 4.3

Belanja pemerintah pusat di wilayah Jambi pada tahun 2012 terealisasi

sebesar Rp4,30 triliun meningkat Rp621,02 miliar (16,89%) dari tahun lalu.

Meningkatnya belanja tersebut bersumber belanja modal Rp241,33 miliar diikuti

dengan peningkatan belanja pegawai Rp155,98 miliar (13,58%). Berdasarkan

pangsanya, belanja tertinggi pemerintah pusat untuk belanja modal yaitu sebesar

Pajak Dalam Negeri, 86.79

Pajak Perdaga

ngan Int'l, 3.58

Penerimaan SDA,

0.60

Pendapatan

Hibah, 0.01

PPh, 42.12 PPN,

40.50

PBB, 2.75

Lainnya, 1.41

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

(dalam juta Rupiah)

Nominal Persen (%)

I Pajak Dalam Negeri 2,081,822,299,370 2,319,593,313,544 237,771,014,174 11.42

PPh 970,495,765,733 1,125,662,631,513 155,166,865,780 15.99

PPN 1,013,657,429,900 1,082,521,611,367 68,864,181,467 6.79

PBB 63,432,348,172 73,502,930,423 10,070,582,251 15.88

Cukai 327,431,000 97,524,000 (229,907,000) (70.22)

Lainnya 33,909,324,565 37,808,616,241 3,899,291,676 11.50

II Pajak Perdagangan Int'l 267,767,474,540 95,737,529,298 (172,029,945,242) (64.25)

Pendapatan Bea Masuk 21,511,394,465 25,511,349,644 3,999,955,179 18.59

Pendapatan Bea Keluar 246,256,080,075 70,226,179,654 (176,029,900,421) (71.48)

III Penerimaan SDA 14,053,351,046 16,097,238,097 2,043,887,051 14.54

Pendapatan Pertambangan Umum 13,755,115,046 16,085,652,549 2,330,537,503 16.94

Pendapatan kehutanan 298,236,000 11,585,548 (286,650,452)

IV PNPB Lainnya 262,230,782,735 240,886,701,460 (21,344,081,275) (8.14)

V Pendapatan Hibah - 297,294,000 297,294,000

2,625,873,907,691 2,672,612,076,399 46,738,168,708 1.78

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Pertumbuhan

Tahun 2011 Tahun 2012

Total Realisasi Pendapatan

REALISASI PENDAPATAN

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

56

Rp1.582,43 miliar (36,81%) diikuti dengan belanja pegawai Rp1.304,56 miliar

(30,35%).

Tabel 4.4. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

(dalam juta Rupiah)

Grafik 4.4. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

E. Keuangan Pemerintah Daerah

Tingginya realisasi belanja pada triwulan laporan juga tercermin dari

menurunnya jumlah simpanan Pemerintah Daerah di perbankan Jambi 43,15%.

Simpanan pemerintah daerah mencapai Rp2,09 triliun turun Rp1,58 trliun

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp3,67 triliun.

Nominal Persen (%)

I Belanja Pegawai 1,148,579,127,781 1,304,558,576,329 155,979,448,548 13.58 Belanja Gaji dan Tunjangan 1,131,389,450,378 1,275,582,955,585 144,193,505,207 12.74

Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus 17,917,436,181 30,357,141,560 12,439,705,379 69.43

Belanja Kontribusi Sosial (727,758,778) (1,381,520,816) (653,762,038) 89.83

II Belanja Barang 868,595,428,477 970,364,470,196 101,769,041,719 11.72 Belanja Barang 526,967,747,099 600,208,016,218 73,240,269,119 13.90

Belanja Jasa 62,919,139,704 68,500,798,037 5,581,658,333 8.87

Belanja Perjalanan 153,610,278,982 145,922,929,237 (7,687,349,745) (5.00)

Belanja Pemeliharaan 112,975,648,744 140,089,047,897 27,113,399,153 24.00

Belanja Layanan Umum 12,122,613,948 15,643,678,807 3,521,064,859 29.05

III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan 2,200,966,647 816,043,569 (1,384,923,078) (62.92)Belanja Denda 2,200,966,647 816,043,569 (1,384,923,078) (62.92)

IV Belanja Bantuan Sosial 293,048,169,116 432,228,084,085 139,179,914,969 47.49 Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan293,048,169,107 432,228,084,185 139,179,915,078 47.49

V Belanja Lain-Lain 24,172,683,395 8,313,607,612 (15,859,075,783) (65.61)Belanja Lain-Lain 24,172,683,395 8,313,607,612 (15,859,075,783) (65.61)

VI Belanja Modal 1,341,096,684,948 1,582,427,919,131 241,331,234,183 18.00 Belanja Modal Tanah 4,144,674,128 1,606,692,200 (2,537,981,928) (61.23)

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 245,927,469,796 360,733,120,593 114,805,650,797 46.68

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 155,259,892,120 155,359,269,801 99,377,681 0.06

Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 924,385,778,708 1,049,399,676,120 125,013,897,412 13.52

Belanja Modal Fisik Lainnya 11,378,870,196 15,329,160,417 3,950,290,221 34.72

3,677,693,060,364 4,298,708,700,922 621,015,640,558 16.89

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Pertumbuhan

Tahun 2011 Tahun 2012

Total Realisasi Belanja

REALISASI BELANJA

Belanja Pegawai,

30.35

Belanja Barang, 22.57 Belanja

Bantuan Sosial, 10.05

Belanja Modal, 36.81

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KEUANGAN PEMERINTAH DAREAH

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

57

57

Grafik 4.5. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

2.35

2.77 2.90

1.71

3.57 3.56 3.67

2.09

0

1

2

3

4

Tw I - 11 Tw II -11

Tw III -11

Tw IV -11

Tw I - 12 Tw II -12

Tw III -12

Tw IV -12

(Rp triliun)

Giro Deposito Tabungan total dpk pemda

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

59

BAB V KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami

penurunan jika dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu menjadi 90,64 dari

90,96 pada triwulan lalu. Dari sisi upah, UMP provinsi Jambi pada tahun 2013

meningkat 13,79% yaitu dari Rp1.142.500,- menjadi Rp1.300.000. UMP tersebut

lebih tinggi dibandingkan dengan Lampung, Bangka Belitung dan Bengkulu.

A. Kesejahteraan

UMP Provinsi Jambi pada tahun 2013 meningkat 13,79% yaitu dari

Rp1.142.500,- menjadi Rp1.300.000. Kenaikan UMP cenderung lebih tinggi dari

pada angka inflasi Jambi dimana angka inflasi pada tahun 2012 sebesar 4,22%.

Sementara itu, dibandingkan dengan provinsi lainnya, UMP Jambi berada di

urutan keempat terkecil dari sepuluh provinsi di Sumatera, namun masih lebih

tinggi dibandingkan Provinsi Lampung, Bengkulu, dan Bangka Belitung.

Tabel 5.1. Perbandingan UMP Wilayah Sumatera

Berdasarkan survei kecil yang diadakan oleh Bank Indonesia Jambi kepada

beberapa perusahaan, didapatkan informasi bahwa kenaikan UMP tidak

berpengaruh signifikan terhadap biaya produksi. Kondisi ini disebabkan oleh

mayoritas perusahaan yang telah menetapkan standar gaji yang lebih tinggi dari

2011 2012 2013

1 NAD 1,350,000 1,400,000 1,550,000 10.71

2 SUMUT 1,035,000 1,200,000 1,305,000 8.75

3 SUMBAR 1,055,000 1,150,000 1,350,000 17.39

4 RIAU 1,120,000 1,238,000 1,400,000 13.09

5 KEPRI 975,000 1,015,000 1,365,087 34.49

6 JAMBI 1,028,000 1,142,500 1,300,000 13.79

7 SUMSEL 1,048,440 1,195,220 1,350,000 12.95

8 BANGKA BELITUNG 1,024,000 1,100,000 1,265,000 15.00

9 BENGKULU 815,000 930,000 1,200,000 29.03

10 LAMPUNG 855,000 975,000 1,150,000 17.95

%No ProvinsiUMP

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

60

UMP baru. Namun demikian, apabila kenaikan UMP yang tinggi tersebut akan

memperkecil ruang gerak perusahaan dalam menetapkan gaji pegawai ke

depannya.

Untuk melihat indikator kesejahteraan petani pada triwulan laporan, antara

lain dapat menggunakan Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi. Pada bulan

Desember 2012, NTP sebesar 90,64 atau turun 32 bps dibandingkan bulan

September 2012.1 Penurunan NTP tersebut dialami oleh semua kategori petani,

kecuali petani tanaman padi palawija. Menurunnya harga jual komoditas di

tingkat internasional menyebabkan terbatasnya peningkatan indeks yang

diterima oleh petani. Sementara itu, adanya inflasi diikuti dengan cenderung

meningkatnya indeks yang harus dibayar dari petani. Dengan demikian, angka

NTP cenderung terus mengalami penurunan, bahkan di bawah 100.

Grafik 5.1. Perkembangan NTP, Inflasi dan Harga Komoditas

1 NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2012

NTP Inflasi Karet CPO

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

61

61

Tabel 5.2. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)

B. Kemiskinan

Dalam rangka turut mensukseskan program pemerintah dalam hal

penanggulangan kemiskinan, pemerintah Provinsi Jambi (melalui Bulog Divre

Jambi) secara rutin membagikan beras miskin (raskin) kepada masyarakat yang

berhak. Pada triwulan laporan, penyaluran raskin mencapai sebesar 12.373,52

ton, meningkat 59% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

Juli Agust Sept Okt Nov Des

1 Tanaman Padi Palawija

a Indeks Diterima Petani 121.47 121.77 121.80 122.90 122.67 122.76 0.96

- Padi 114.36 114.26 114.28 115.23 115.10 115.55 1.27

- Palawija 149.18 151.05 151.13 152.76 152.20 150.86 -0.27

b Indeks Dibayar Petani 136.04 137.25 137.13 137.67 137.77 138.07 0.94

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.85 138.12 137.84 138.31 138.46 138.74 0.90

- Indeks BPPBM 132.65 133.59 134.16 134.96 134.87 135.22 1.06

Nilai Tukar Petani (NTP-P) 89.29 88.72 88.82 89.27 89.04 88.91 0.09

2 Hortikultura

a Indeks Diterima Petani 118.95 120.81 119.50 120.00 119.09 120.08 0.58

- Sayur-sayuran 118.52 120.06 118.69 119.45 117.91 119.28 0.59

- Buah-buahan 119.47 121.71 120.47 120.67 120.52 121.05 0.58

b Indeks Dibayar Petani 134.58 135.64 135.48 135.90 136.03 136.34 0.86

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.57 137.84 137.56 138.01 138.15 138.43 0.87

- Indeks BPPBM 126.99 127.26 127.55 127.88 127.93 128.37 0.82

Nilai Tukar Petani (NTP-H) 88.39 89.06 88.20 88.30 87.55 88.07 -0.13

3 Tanaman Perkebunan Rakyat

a Indeks Diterima Petani 126.84 127.40 125.26 126.91 126.69 125.40 0.14

- Tanaman Perkebunan Rakyat 126.84 127.40 125.26 126.91 126.69 125.40 0.14

b Indeks Dibayar Petani 135.91 136.80 136.84 137.11 137.54 137.94 1.10

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 137.49 138.53 138.51 138.80 139.26 139.69 1.18

- Indeks BPPBM 129.81 130.16 130.39 130.59 130.92 131.19 0.80Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 93.33 93.12 91.54 92.56 92.11 90.91 -0.63

4 Peternakan

a Indeks Diterima Petani 129.88 131.05 130.73 131.40 130.25 130.44 -0.29

- Ternak Besar 126.94 128.25 128.10 129.07 127.83 127.77 -0.33

- Ternak Kecil 124.90 125.43 125.28 126.27 125.38 124.70 -0.58

- Unggas 136.73 137.78 137.06 136.99 135.76 137.11 0.05

- Hasil Ternak 144.54 145.86 145.06 144.88 144.62 144.29 -0.77

b Indeks Dibayar Petani 130.07 130.90 130.79 131.08 131.25 131.43 0.64

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136.53 137.89 137.67 138.01 138.34 138.57 0.90

- Indeks BPPBM 121.14 121.23 121.26 121.49 121.45 121.56 0.30

Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 99.85 100.11 99.96 100.25 99.24 99.25 -0.71

5 Perikanan

a Indeks Diterima Petani 118.15 119.21 119.38 119.27 119.37 120.01 0.63

- Penangkapan 110.58 111.60 112.29 111.53 111.04 112.19 -0.10

- Budidaya 132.68 133.82 133.01 134.15 135.36 135.04 2.03

b Indeks Dibayar Petani 129.75 130.51 130.74 130.94 131.22 131.26 0.52

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 134.94 136.07 136.34 136.57 137.00 137.03 0.69

- Indeks BPPBM 118.81 118.81 118.93 119.07 119.06 119.11 0.18Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 91.06 91.34 91.31 91.09 90.96 90.64 -0.67

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 123.91 124.69 123.6 124.73 124.31 124.03 0.43b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 134.93 135.94 135.89 136.26 136.51 136.83 0.94c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 91.83 91.73 90.96 91.54 91.06 90.64 -0.32

PROVINSI JAMBI

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOK

2012PERUBAHAN (%)

( Sept ke Des)

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

62

7.781,89 ton. Penyaluran raskin di triwulan laporan juga termasuk penyaluran

raskin ke-13.2

Grafik 5.2. Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi

Sumber: Bulog Provinsi Jambi (diolah)

Penyaluran raskin ke 13 pada triwulan laporan mencapai 1.274,04 ton

5.34 5.166.58 6.89

6.12

3.27

7.78

12.37

-

2

4

6

8

10

12

14

TW I TW II TW III TRW IV TW I TW II TW III TRW IV

Rib

u ton

Penyaluran Raskin (kg)

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

63

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

Laju pertumbuhan tahunan Provinsi Jambi pada triwulan I-2013

diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV-2012. Peningkatan investasi

dan pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan masih menjadi kontributor

utama pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang. Dari sisi

penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih didominasi sektor

pertanian, serta perdagangan, hotel dan restoran.

Inflasi triwulan mendatang diperkirakan lebih tinggi dibandingkan triwulan

laporan. Dari sisi penawaran masih terbatasnya produksi bahan makanan serta

cuaca yang dalam musim hujan menjadi faktor peningkatan inflasi triwulan

mendatang. Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik)

secara bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung

maupun dampak lanjutannya. Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi

juga berdampak pada meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-

harga barang investasi terutama properti. Namun demikian, antisipasi yang tepat

mengenai kemungkinan-kemungkinan kenaikan harga menjadi faktor penahan

tingginya inflasi di triwulan mendatang.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,3%-1,8%(qtq)

tumbuh lebih rendah dari triwulan laporan yang mencapai 2,84%. Sementara itu,

secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Jambi diperkirakan berada pada angka

yang tinggi bahkan di atas 10% yaitu pada kisaran 10,5%-11,0% (yoy) dari

triwulan laporan yang tumbuh mencapai 9,09% (yoy). Sementara proyeksi

pertumbuhan ekonomi tahun 2012 diperkirakan pada kisaran 7,4%-7,8%.

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

64

Peningkatan investasi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

menjadi motor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan

mendatang diikuti dengan meningkatnya ekspor seiring dengan meningkatnya

produksi komoditas utama yaitu karet.

Kondisi ini juga didukung dari hasil SKDU triwulan IV-2012 dimana

responden optimis memandang perekonomian triwulan mendatang. Hal ini

tercermin dari meningkatnya angka total saldo bersih tertimbang perkembangan

dunia usaha triwulan IV-2012 yaitu dari minus 0,72 menjadi 1,79.

Tabel 6.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Sektor pertanian diperkirakan menjadi salah satu pendukung

pertumbuhan ekonomi triwulan mendatang yang didukung oleh tumbuhnya sub

sektor tanaman bahan makanan dan perkebunan. Produksi karet diperkirakan

akan meningkat sementara masuknya musim panen padi mendorong tumbuhnya

sub sektor. Di samping itu, harga komoditi karet yang mulai membaik juga

diharapkan menjadi faktor pendorong berkembangnya sektor ini. Sektor industri

pengolahan diperkirakan akan meningkat pertumbuhannya sejalan dengan

pertumbuhan sektor pertanian.

Sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan akan tumbuh. Adanya

pertambangan migas baru diperkirakan mendorong pertumbuhan sektor ini.

Triwulan

IV-2012*

Triwulan

IV-2012*

1 Pertanian (1.40) 2.09

2 Pertambangan dan Penggalian (1.53) (2.29)

3 Industri Pengolahan - 0.47

4 Listrik dan Air Minum 0.20 0.40

5 Bangunan 0.69 (1.37)

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (1.47) (0.74)

7 Pengangkutan dan Komunikasi - -

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.21 2.43

9 Jasa-jasa 1.59 0.80

(0.72) 1.79

Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor

Total

Page 93: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

TRIWULAN IV-2012 | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

65

65

Sementara itu, pertumbuhan sektor bangunan di bulan mendatang masih

meningkat yang didukung oleh meningkatnya perumahan rakyat. Selanjutnya,

menggeliatnya perkembangan ekonomi juga diikuti dengan meningkatnya

perdagangan sehingga mendorong sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

B. Proyeksi Inflasi

Perkembangan harga-harga pada triwulan I-2013 diperkirakan lebih tinggi

dibandingkan triwulan IV-2012 mencapai 5,0%-5,50% (yoy) meningkat dari

triwulan laporan 4,22% (yoy). Faktor penyebab inflasi terutama bersumber dari

sisi penawaran. Produksi bumbu-bumbuan yang masih terbatas menjadi

penyebab peningkatan inflasi volatile foods. Namun demikian, masuknya musim

panen padi diharapkan dapat menahan laju inflasi kelompak ini.

Dari sisi kebijakan, adanya kenaikan harga TTL (Tarif Tenaga Listrik) secara

bertahap berdampak pada tambahan kenaikan inflasi baik secara langsung

maupun dampak lanjutannya.

Dari sisi permintaan, tingginya investasi di Jambi juga berdampak pada

meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga-harga barang investasi

terutama properti. Maraknya pembangunan properti di kota Jambi dalam

beberapa tahun terakhir memicu turut menyebabkan kenaikan harga properti

Jambi.

Komoditi-komoditi yang diperkirakan mengalami peningkatan harga

adalah bumbu-bumbuan, dan biaya properti.

Grafik 6.1. Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Februari - Desember 2013 adalah angka perkiraan

m-t-m (%)

2010 2011 2012 2013

Page 94: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

PROSPEK PEREKONOMIAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV-2012

66

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013

Grafik 6.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi

Periode Tahun 2010 s.d. Januari 2013 serta Perkiraan Februari s.d Desember 2013

Faktor yang berpotensi akan memberikan tekanan inflasi selama triwulan

mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1)

Terbatasnya produksi beberapa jenis komoditas kelompok bumbu-bumbuan, 2)

Meningkatnya pembangunan konstruksi masyarakat, 3) Kondisi infrastruktur

(jalan, jembatan) yang masih terkendala akan meningkatkan biaya distribusi dan

transportasi barang dan jasa, 4) Kondisi memasuki musim hujan yang dapat

menghambat distribusi. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan memacu

meningkatnya angka inflasi pada periode triwulan I tahun 2013.

Sementara, masih tercukupinya stok beberapa kebutuhan pokok cukup

mampu meredam potensi gejolak harga yang terjadi sewaktu-waktu. Stok beras

di BULOG Divre Jambi juga diprakirakan cukup untuk meredam gejolak harga

beras. Selain itu penerapan kebijakan BULOG dalam menyalurkan raskin menjadi

13 (tiga belas) kali dalam setahun diharapkan dapat membantu masyarakat yang

kurang mampu.

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Februari - Desember 2013 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-o-y (%)

2010 2011 2012 2013

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Catatan: Inflasi Februari -Desember 2012 merupakan angka perkiraan dengan deviasi 1%

y-t-d (%)

2010 2011 2012 2013

Page 95: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PROVINSI JAMBI

Page 96: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Halaman ini sengaja dikosongkan. This page is intentionally blank.

Page 97: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

I II III IV

1. PERTANIAN 5,017,519.35 5,315,494.69 5,606,135.46 5,736,268.60 21,675,418.10

a. Tanaman Bahan Makanan 1,488,317.10 1,588,754.20 1,650,528 1,688,077 6,415,677

b. Tanaman Perkebunan 2,733,902.47 2,898,991.92 3,080,312 3,134,775 11,847,982

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 267,500.37 277,128.02 300,515 312,898 1,158,042

d. Kehutanan 302,634.01 316,348.28 329,477 350,662 1,299,121

e. Perikanan 225,165.40 234,272.27 245,303 249,855 954,596

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 2,935,154.71 3,034,593.08 3,245,437.92 3,411,489.41 12,626,675.14

a. Minyak dan Gas Bumi 2,332,061.80 2,409,027.70 2,624,182 2,754,472 10,119,743

b. Pertambangan tanpa Migas 438,407.62 453,857.56 440,730 468,001 1,800,996

c. Penggalian 164,685.29 171,707.82 180,526 189,016 705,935

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 1,805,130.75 1,923,125.81 2,039,002.81 2,156,261.53 7,923,520.90

a. Industri Migas 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314.17 696,548.86

1. Pengilangan Minyak Bumi 161,500.72 169,733.29 178,000.68 187,314 696,549

2. Gas Alam Cair - 0.00 0.00 - -

b. Industri Tanpa Migas **) 1,643,630.03 1,753,392.53 1,861,002.13 1,968,947.36 7,226,972.05

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 657,642.55 702,597.51 760,451 810,169 2,930,859

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 8,648.80 9,525.38 10,166 10,364 38,703

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 770,631.62 825,932.08 861,533 912,456 3,370,553

4. Kertas dan Barang Cetakan 84,781.50 86,950.04 92,019 94,268 358,019

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 40,096.87 43,399.10 46,232 46,584 176,312

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 55,958.44 58,194.94 62,463 66,348 242,964

7. Logam Dasar Besi & Baja - - - - -

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8,303.14 8,805.37 9,264 9,526 35,898

9. Barang lainnya 17,567.12 17,988.09 18,875 19,233 73,663

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 154,736.94 160,324.36 169,588.09 184,615.34 669,264.73

a. Listrik 132,323.08 137,209.46 144,809 158,059 572,401

b. Gas - - - -

c. Air Bersih 22,413.85 23,114.90 24,779 26,556 96,864

5. BANGUNAN 740,911.40 807,599.30 893,464 1,050,667 3,492,642

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 2,603,995.21 2,751,169.47 2,972,192.36 3,132,381.05 11,459,738.10

a. Perdagangan Besar & Eceran 2,398,001.45 2,533,184.76 2,743,300 2,896,370 10,570,857

b. Hotel 36,258.81 38,316.91 40,338 42,319 157,233

c. Restoran 169,734.95 179,667.80 188,554 193,692 731,648

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 1,067,045.08 1,113,783.59 1,197,357.40 1,243,347.42 4,621,533.49

a. Pengangkutan 980,846.57 1,024,306.75 1,103,333.24 1,145,998.00 4,254,484.56

1. Angkutan Rel - - - - -

2. Angkutan Jalan Raya 676,559.19 706,652.40 753,973 786,783 2,923,967

3. Angkutan Laut 114,097.78 118,145.33 121,442 123,969 477,655

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 43,624.84 44,186.13 44,452 44,740 177,003

5. Angkutan Udara 95,149.68 101,738.58 127,526 133,492 457,906

6. Jasa Penunjang Angkutan 51,415.09 53,584.32 55,941 57,014 217,954

b. Komunikasi 86,198.51 89,476.84 94,024.16 97,349.43 367,048.93

1. Pos dan Telekomunikasi 84,863.43 88,088.49 92,581 95,856 361,389

2. Jasa Penunjang Komunikasi 1,335.08 1,388.34 1,443 1,493 5,660

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 872,106.31 914,231.16 958,069.53 1,004,025.23 3,748,432.23

a. Bank 391,502.56 415,728.13 443,397 479,824 1,730,452

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 57,695.33 60,969.28 66,148 68,973 253,785

c. Jasa Penunjang Keuangan 4,062.37 4,256.01 4,586 4,767 17,671

d. Sewa Bangunan 406,117.70 420,213.85 430,545 436,675 1,693,552

e. Jasa Perusahaan 12,728.33 13,063.90 13,393 13,787 52,973

9. JASA-JASA 1,536,501.56 1,586,501.82 1,638,020.93 1,675,915.91 6,436,940.22

a. Pemerintahan Umum 1,316,359.78 1,360,850.41 1,401,344.46 1,430,047.24 5,508,601.90

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 923,464.04 957,392.98 983,236 998,308 3,862,401

2. Jasa Pemerintah lainnya 392,895.74 403,457.43 418,109 431,739 1,646,201

b. Swasta 220,141.78 225,651.41 236,676.46 245,868.67 928,338.32

1. Sosial Kemasyarakatan 154,344.59 158,243.64 166,285 174,514 653,387

2. Hiburan & Rekreasi 9,966.83 10,307.00 10,938 11,167 42,379

3. Perorangan & Rumahtangga 55,830.37 57,100.76 59,453 60,188 232,572

PDRB Migas 16,733,101.31 17,606,823.30 18,719,268.25 19,594,971.76 72,654,164.62

PDRB Tanpa Migas 14,239,538.78 15,028,062.31 15,917,085.79 16,653,185.52 61,837,872.40

PDRB Tanpa Migas dan batubara 13,639,630.44 14,404,471.46 15,298,354.87 15,997,870.29 59,340,327.06

2012J U M L A HLAPANGAN USAHA

Page 98: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

I II III IV

1. PERTANIAN 1,451,186.57 1,491,500.03 1,518,732.27 1,542,865.25 6,004,284.13

a. Tanaman Bahan Makanan 532,026.15 545,148.73 541,828 543,672 2,162,675

b. Tanaman Perkebunan 702,512.85 725,854.91 751,430 768,967 2,948,764

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 95,456.39 96,459.78 98,481 99,711 390,108

d. Kehutanan 64,936.63 66,745.15 68,202 71,814 271,698

e. Perikanan 56,254.56 57,291.46 58,791 58,702 231,039

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 632,817.93 664,546.24 691,806.04 724,265.28 2,713,435.49

a. Minyak dan Gas Bumi 462,989.81 489,491.91 517,085 540,846 2,010,413

b. Pertambangan tanpa Migas 110,446.89 114,365.25 111,903 119,014 455,729

c. Penggalian 59,381.24 60,689.08 62,818 64,405 247,294

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 602,128.98 621,508.05 645,624.17 663,662.58 2,532,923.78

a. Industri Migas 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079.35 141,061.34

1. Pengilangan Minyak Bumi 33,678.54 34,590.07 35,713.38 37,079 141,061

2. Gas Alam Cair - 0.00 - -

b. Industri Tanpa Migas **) 568,450.44 586,917.98 609,910.79 626,583.23 2,391,862.45

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 250,968.71 260,069.36 273,824.42 284,558.61 1,069,421

2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 4,177.81 4,426.93 4,584.48 4,620 17,809

3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 234,507.07 242,510.04 248,396.19 252,195 977,608

4. Kertas dan Barang Cetakan 33,376.39 33,571.90 34,592.62 35,170 136,711

5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 11,801.83 12,322.81 12,873.32 12,959 49,957

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 23,440.80 23,585.87 24,827.20 26,228 98,082

7. Logam Dasar Besi & Baja 0.00 0.00 0.00 - -

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 3,319.05 3,482.29 3,614.17 3,652 14,068

9. Barang lainnya 6,858.77 6,948.77 7,198.39 7,201 28,207

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 41,537.78 42,221.57 43,115.20 45,734.43 172,608.99

a. Listrik 36,271.74 36,925.09 37,714.74 40,063 150,974

b. Gas 0.00 0.00 - -

c. Air Bersih 5,266.04 5,296.48 5,400.47 5,672 21,635

5. BANGUNAN 232,285.95 241,824.86 263,095.05 294,423 1,031,629

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 879,489.33 899,172.48 939,087.21 956,235.86 3,673,984.88

a. Perdagangan Besar & Eceran 809,836.44 827,576.34 865,079.09 881,149 3,383,641

b. Hotel 15,380.24 15,888.05 16,276.04 16,877 64,421

c. Restoran 54,272.65 55,708.09 57,732.09 58,210 225,923

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 352,177.09 361,213.60 375,484.18 384,400.33 1,473,275.20

a. Pengangkutan 319,522.49 327,861.55 341,287.30 349,732.30 1,338,403.64

1. Angkutan Rel 0.00 -

2. Angkutan Jalan Raya 202,129.19 208,254.26 214,552.84 221,068 846,004

3. Angkutan Laut 43,026.37 43,653.82 44,232.08 44,760 175,673

4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 17,879.40 17,962.09 18,006.22 18,076 71,924

5. Angkutan Udara 36,365.42 37,566.59 43,416.58 44,611 161,959

6. Jasa Penunjang Angkutan 20,122.11 20,424.78 21,079.58 21,218 82,844

b. Komunikasi 32,654.60 33,352.05 34,196.88 34,668.03 134,871.56

1. Pos dan Telekomunikasi 32,298.19 32,990.95 33,829.07 34,296 133,414

2. Jasa Penunjang Komunikasi 356.41 361.10 367.81 372 1,458

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 282,677.58 290,388.04 295,249.61 304,502.14 1,172,817.37

a. Bank 154,075.06 160,109.54 162,965.44 170,697 647,847

b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 14,872.36 15,233.60 15,799.13 16,017 61,922

c. Jasa Penunjang Keuangan 1,549.81 1,581.31 1,643.40 1,666 6,440

d. Sewa Bangunan 108,019.05 109,258.77 110,592.95 111,803 439,674

e. Jasa Perusahaan 4,161.30 4,204.82 4,248.68 4,319 16,934

9. JASA-JASA 393,196.05 397,868.41 402,330.21 405,179.46 1,598,574.13

a. Pemerintahan Umum 325,992.49 329,898.89 332,812.45 334,914.83 1,323,618.65

1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 210,188.92 212,765.30 213,973.78 215,016 851,944

2. Jasa Pemerintah lainnya 115,803.57 117,133.59 118,838.67 119,899 471,675

b. Swasta 67,203.56 67,969.52 69,517.76 70,264.63 274,955.48

1. Sosial Kemasyarakatan 43,251.78 43,753.04 44,776.97 45,240 177,022

2. Hiburan & Rekreasi 3,755.93 3,796.16 3,893.68 3,964 15,410

3. Perorangan & Rumahtangga 20,195.85 20,420.32 20,847.12 21,060.44 82,524

PDRB Migas 4,867,497.26 5,010,243.28 5,174,523.97 5,321,268.11 20,373,532.62

PDRB Tanpa Migas 4,370,828.92 4,486,161.31 4,621,725.65 4,743,342.67 18,222,058.54

PDRB Tanpa Migas dan batubara 4,226,703.49 4,337,205.98 4,474,109.28 4,587,249.36 17,625,268.11

J U M L A H2012

LAPANGAN USAHA

Page 99: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

Keterangan: *angka sementara

** angka sangat sementara

Komponen I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 Total-2012

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 9,990,278.95 10,249,898.62 10,741,319.53 10,965,457.70 41,946,954.79

1.1. Makanan 6,307,122.00 6,417,265.04 6,691,116.09 6,775,868.53 26,191,371.65

1.2. Non Makanan 3,683,156.95 3,832,633.58 4,050,203.44 4,189,589.17 15,755,583.14

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 108,741.37 113,045.23 118,367.81 121,908.50 462,062.91

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,055,001.96 3,172,848.27 3,303,814.57 3,372,018.16 12,903,682.96

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,927,705.53 3,090,876.72 3,336,979.25 3,587,141.88 12,942,703.38

5. Perubahan Stok 455,402.57 475,637.16 473,567.26 505,644.46 1,910,251.45

6. Diskrepansi Statistik

7. Ekspor Barang dan Jasa 7,860,365.36 8,825,487.28 8,941,910.18 8,865,570.85 34,493,333.67

7.1. Ekspor Luar Negeri 4,061,251.32 4,938,356.80 3,664,390.03 3,873,300.12 16,537,298.27

7.2. Ekspor Antar Daerah 3,799,114.04 3,887,130.48 5,277,520.15 4,992,270.73 17,956,035.41

8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 7,664,394.44 8,320,969.99 8,196,690.34 7,822,769.78 32,004,824.55

8.1. Impor Luar Negeri 310,931.83 218,818.06 330,366.51 388,669.61 1,248,786.00

8.2. Impor Antar Daerah 7,353,462.61 8,102,151.93 7,866,323.83 7,434,100.18 30,756,038.55

PDRB 16,733,101.31 17,606,823.30 18,719,268.25 19,594,971.76 72,654,164.62

Komponen I-2012 II-2012 III-2012 IV-2012 Total-2012

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,325,263.11 3,360,578.69 3,441,819.42 3,467,011.76 13,594,672.98

1.1. Makanan 2,170,555.76 2,186,116.89 2,231,222.94 2,240,359.79 8,828,255.38

1.2. Non Makanan 1,154,707.35 1,174,461.80 1,210,596.48 1,226,651.97 4,766,417.60

2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 33,059.19 33,712.02 34,573.67 35,149.54 136,494.42

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 928,532.86 953,417.54 984,147.13 995,088.87 3,861,186.40

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 830,604.68 865,689.62 924,886.39 984,300.06 3,605,480.76

5. Perubahan Stok 158,220.72 161,820.24 158,560.24 170,711.44 649,312.64

6. Diskrepansi Statistik 0.00 0.00

7. Ekspor Barang dan Jasa 3,086,956.85 3,444,415.64 3,354,255.91 3,346,976.68 13,232,605.08

7.1. Ekspor Luar Negeri 1,846,285.52 2,224,049.27 1,655,821.24 1,757,540.35 7,483,696.38

7.2. Ekspor Antar Daerah 1,240,671.33 1,220,366.37 1,698,434.67 1,589,436.33 5,748,908.70

8. Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3,495,140.16 3,809,390.48 3,723,718.79 3,677,970.24 14,706,219.66

8.1. Impor Luar Negeri 127,847.68 89,565.53 132,424.14 153,841.22 503,678.57

8.2. Impor Antar Daerah 3,367,292.48 3,719,824.95 3,591,294.65 3,524,129.01 14,202,541.09

PDRB 4,867,497.26 5,010,243.28 5,174,523.97 5,321,268.11 20,373,532.62

Page 100: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Indeks Harga Konsumen (IHK) Jambi Tahun Dasar 2007=100

Sumber: BPS Provinsi Jambi

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES

I UMUM 134.95 133.21 133.90 133.97 134.91 137.41 137.84 138.42 138.68 138.75 138.26 139.12

II BAHAN MAKANAN 154.01 145.77 145.76 145.34 148.09 155.24 155.85 153.84 154.86 154.58 151.79 155.04

III. MAKANAN JADI, MNMAN, ROKOK & TBK 157.45 157.97 158.67 159.29 159.93 161.11 161.92 163.10 163.35 163.84 164.06 164.05

IV. PERUMAHAN 122.84 123.76 126.05 126.20 126.55 127.85 128.18 129.35 129.04 128.86 129.77 129.48

V. SANDANG 131.11 132.24 133.32 133.35 132.81 133.39 133.46 134.34 135.85 136.12 136.01 136.09

VI. KESEHATAN 121.43 121.77 121.83 121.83 121.80 121.83 122.38 122.54 122.54 122.85 123.15 123.29

VII. PENDIDIKAN, REKREASI & OR 128.69 129.11 129.13 129.46 129.24 130.27 130.91 130.98 130.97 131.10 131.14 131.08

VIII. TRANSPORT & KOMUNIKASI 107.25 107.60 107.63 107.78 108.14 108.16 108.14 111.38 110.91 111.30 111.34 111.60

URAIAN2012

Page 101: KAJIAN EKONOMI REGIONAL - bi.go.id · 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2012 8 1.4 Panen Padi Provinsi Jambi (Ha) 9 1.5 Panen Jagung

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.