kajian ekonomi regional banten triwulan iv 2010 - bi.go.id · triwulan iv 2010 i kajian ekonomi...

78
Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010

Upload: nguyendang

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Kajian Ekonomi Regional Banten

Triwulan IV 2010

Page 2: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

 

i

Kajian Ekonomi Regional Banten

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang

telah melimpahkan rahmat serta ridha-Nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi

Regional (KER) Banten Triwulan IV 2010 dapat diselesaikan dan diterbitkan. Kajian Ekonomi

Regional yang diterbitkan secara periodik setiap triwulan, merupakan salah satu perwujudan

peranan Bank Indonesia Serang kepada stakeholders baik Kantor Pusat Bank Indonesia

maupun stakeholders daerah dalam memberikan informasi maupun analisis terhadap kondisi

terkini perekonomian Banten maupun prospeknya di masa mendatang.

Buku Kajian Ekonomi Regional ini mencakup kajian mengenai perkembangan

makroekonomi regional Banten saat ini; perkembangan inflasi; perbankan dan sistem

pembayaran; perkembangan keuangan daerah; perkembangan ketenagakerjaan dan

kesejahteraan serta outlook perekonomian ke depan. Berdasarkan asesmen pada Triwulan IV

2010, perkembangan kinerja perekonomian Banten secara umum semakin membaik dengan

pertumbuhan yang meningkat pesat sebesar 6,31% (yoy) sehingga keseluruhan tahun 2010

mencapai 5,94% (yoy).

Sementara itu perkembangan inflasi Banten relatif mengalami tekanan pada sisi

supply sehingga berada pada level 6,10% (yoy), yang diperkirakan didorong cukup kuat oleh

adanya gejolak harga pangan. Kinerja perbankan relatif meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sesuai dengan proyeksi pada triwulan sebelumnya. Kinerja perekonomian yang

baik memberikan dampak positif terhadap ekspektasi para agen ekonomi maupun pihak

perbankan dalam penyaluran kreditnya.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada

semua pihak baik Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, Pemerintah Daerah Provinsi di

Banten,perusahaan/asosiasi di Provinsi Banten serta pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami

sebutkan satu-persatu. Kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi

pengembangan perekonomian Provinsi Banten.

Serang, 9 Februari 2011

TTD

Andang Setyobudi Pemimpin

Page 3: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

ii

Kajian Ekonomi Regional Banten

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 4: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

iii Kajian Ekonomi Regional Banten

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif Halaman v

Tabel Indikator Ekonomi Banten Halaman ix Bab I Kondisi Makro Ekonomi Regional Halaman 1

Sisi Permintaan Halaman 1Sisi Penawaran Halaman 8

Boks 1 Analisis SWOT Kajian Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Domba dan Pola Pembiayaannya di Kelurahan Juhut

Kecamatan Karang Tanjung Kabupaten Pandeglang

Halaman 21

Bab II Perkembangan Inflasi Daerah Halaman 25Perkembangan Inflasi Banten Halaman 25

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi Halaman 31

Bab III Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran Halaman 35Perkembangan Intermediasi Bank Umum Halaman 35 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat Halaman 43

Perkembangan Perbankan Syariah Halaman 44 Perkembangan Kredit Usaha Rakyat Halaman 46Perkembangan Sistem Pembayaran Halaman 46

Bab IV Keuangan Daerah Halaman 49 Pendapatan Daerah Halaman 50

Belanja Daerah Halaman 51

Bab V Kesejahteraan Masyarakat Halaman 55 Ketenagakerjaan Halaman 55

Kesejahteraan Masyarakat Halaman 58

Page 5: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

iv Kajian Ekonomi Regional Banten

Bab VI Prospek Perekonomian Halaman 61

Pertumbuhan Ekonomi Halaman 62Inflasi Halaman 66

Untuk Informasi lebih lanjut dapat menghubungi: Kelompok Kajian dan Survei Kantor Bank Indonesia Serang Jl. Yusuf Martadilaga No. 12 Serang – Banten Ph : 0254 – 223788 Fax : 0254 – 223875 email : [email protected], [email protected] atau [email protected] Website : www.bi.go.id

Page 6: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

v

Kajian Ekonomi Regional Banten

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kinerja perekonomian Banten pada Triwulan IV 2010 terus meningkat tercermin dari

meningkatnya kinerja komponen permintaan dan sektoral secara simultan hingga

mengalami akselerasi pada level 6,31% (yoy). Masih berlanjutnya pemulihan ekonomi

dunia terutama emerging countries dan perekonomian nasional hingga akhir tahun 2010,

meningkatnya permintaan domestik dan membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap

perekonomian baik konsumen maupun pelaku usaha diperkirakan berpengaruh cukup

signifikan terhadap peningkatan kinerja sisi permintaan maupun kinerja sektoral.

Dari sisi permintaan, berbagai komponen diperkirakan meningkat terutama sisi

konsumsi dan ekspor Banten. Berbagai indikator tingkat konsumsi menunjukkan

pertumbuhan yang relatif tinggi, begitu pula dengan indikator ekspor. Peningkatan kinerja

sektor industri pengolahan dan tetap tingginya permintaan dari negara mitra dagang turut

mendukung pertumbuhan ekspor Banten pada periode laporan. Realisasi belanja pemerintah

daerah yang relatif tinggi seiring dengan realisasi/perolehan pendapatan daerah melebihi target

tahun 2010 turut meningkatkan komponen konsumsi pemerintah.

Sementara itu dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor di Banten mengalami

peningkatan kinerja pada level yang relatif tinggi, seiring dengan membaiknya

perekonomian global dan nasional. Sektor industri pengolahan; listrik, gas dan air bersih;

sektor bangunan; sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian menunjukkan

performa yang meningkat. Sementara itu, sektor perdagangan hotel dan restoran serta sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terlihat sedikit melambat namun tetap bertumbuh

tinggi, dan hanya sektor jasa-jasa yang melambat cukup signifikan yang diperkirakan

disebabkan terutama oleh melambatnya subsektor jasa pemerintahan.

Tekanan Inflasi Banten pada Triwulan IV 2010 meningkat dengan level inflasi Banten

sebesar 6,10% (yoy) yang dipengaruhi terutama oleh komponen volatile foods.

Berdasarkan hasil disagregasi inflasi, tekanan inflasi dari kelompok volatile foods khususnya

padi-padian dan bumbu-bumbuan masih berlanjut pada Triwulan IV 2010. Gangguan cuaca

yang berkepanjangan yang menghambat jumlah pasokan bahan makanan diperkirakan

mendorong kontribusi inflasi volatile foods secara signifikan. Tekanan dari komponen

Page 7: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

vi

Kajian Ekonomi Regional Banten

administered prices juga terindikasi meningkat, sedangkan tekanan dari kelompok inti masih

cenderung stabil.

Kegiatan intermediasi perbankan di Banten semakin ekspansif dan tetap berkualitas.

Kondisi ini tercermin dari semakin membaiknya rasio Loan to Deposit Ratio bank umum di

Banten baik sistem konvensional maupun prinsip syariah dan rasio kredit non lancar yang

semakin rendah. Di sisi lain, tren meningkatnya rasio pembiayaan non lancar Bank Pembiayaan

Rakyat Syariah (BPRS) di Banten diharapkan dapat memberikan sinyal untuk lebih berhati-hati

dalam menganalisis kelayakan calon debitur dalam proses pemberian pembiayaan dan progress

pengembaliannya di masa yang akan datang.

Sementara itu, semakin membaiknya kondisi makroekonomi dan dunia usaha di

Banten mampu mendorong peningkatan transaksi pembayaran melalui kliring maupun

RTGS. Kondisi tersebut mencerminkan semakin membaiknya usaha skala kecil maupun besar di

Banten yang terlihat dari peningkatan transkasi keuangan dengan mitra bisnisnya.

Realisasi pendapatan maupun belanja daerah Pemerintah Provinsi Banten hingga

Triwulan IV 2010 relatif tinggi dan bahkan pada komponen pendapatan daerah

melebihi realisasi periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan daerah

Pemerintah Provinsi Banten hingga Triwulan IV 2010 di atas target yang ditetapkan.

Tercapainya perolehan pendapatan daerah tersebut terutama berasal dari pajak daerah seiring

meningkatnya jumlah pajak kendaraan bermotor karena bertambahnya penjualan kendaraan

bermotor di Banten. Sementara itu realisasi belanja daerah pada Triwulan IV 2010 melebihi

pencapaian pada periode yang sama satu tahun sebelumnya meskipun secara total keseluruhan

pencapaian selama satu tahun, realisasi belanja daerah tahun 2010 (95,49%) sedikit lebih

rendah daripada tahun 2009 (95,87%).

Meningkatnya kondisi perekonomian Banten turut memberikan dampak yang positif

terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat Banten secara umum. Kondisi

ketenagakerjaan relatif membaik yang tercermin dari menurunnya tingkat pengangguran di

Banten hingga pada level 13,68% pada Agustus 2010 lebih baik dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya sebesar 14,97%. Perbaikan ini didorong oleh penyerapan tenaga

kerja terutama pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-

jasa menjadi kontributor penurunan angka tersebut. Sementara itu tingkat kesejahteraan

masyarakat Banten yang diindikasikan dari persentase jumlah penduduk miskin pada tahun

2010 juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan.

Page 8: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

vii

Kajian Ekonomi Regional Banten

Setelah bertumbuh cukup tinggi pada Triwulan IV 2010 sebesar 6,31% (yoy),

perekonomian Banten diperkirakan tetap bertumbuh tinggi namun cenderung sedikit

melambat pada triwulan mendatang dengan kisaran angka sebesar 6,05% - 6,10%

(yoy). Sektor-sektor utama seperti sektor industri pengolahan diperkirakan belum meningkat

secara signifikan seiring dengan siklus bisnis yang umumnya cenderung slow down pada awal

tahun, begitu pula dengan kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran. Selain itu, adanya

gejolak politik di wilayah Timur Tengah diperkirakan cukup memberikan tekanan terhadap

kinerja perdagangan internasional khususnya terkait dengan kinerja ekspor dan impor sektor

industri pada triwulan mendatang.

Sejalan dengan membaiknya perekonomian, tekanan terhadap inflasi Banten pada

Triwulan I 2011 pun diproyeksikan meningkat, ditambah dengan adanya gejolak harga

pangan dan faktor eksternal. Inflasi Banten triwulan mendatang diperkirakan tetap

pada level relatif tinggi dan diperkirakan berada pada kisaran 6,80% (yoy) lebih tinggi

daripada Triwulan IV 2010 sebesar 6,10% (yoy). Membaiknya ekspektasi masyarakat

terhadap kondisi perekonomian maupun kondisi penghasilan secara umum pada tahun 2011

diperkirakan memberikan dampak peningkatan permintaan dan kemudian meningkatkan

potensi peningkatan harga/inflasi dari sisi permintaan. Di sisi lain, terganggunya pasokan/supply

bahan pangan yang diperkirakan terus terjadi hingga Triwulan I 2011 akibat kondisi alam yang

kurang menguntungkan dan ditambah dengan kenaikan harga barang impor (imported

inflation) juga dapat memberikan tekanan yang cukup besar terhadap kondisi inflasi periode

mendatang.

Page 9: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

viii

Kajian Ekonomi Regional Banten

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 10: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

ix

Kajian Ekonomi Regional Banten

TABEL INDIKATOR EKONOMI BANTEN I. MAKROEKONOMI

INDIKATOR 2009 2010

Tw III* Tw IV* Tw I* Tw II* Tw III** Tw IV** PDRB Harga Konstan (Rp Miliar)

21.309,67 21.453,91 21.165,95 21.819,70 22.600,78 22.807,34

1. Pertanian 1.553,87 1.412,02 1.621,71 1.700,71 1.652,67 1.506,33

2. Pertambangan dan Penggalian

22,84 23,01 23,37 24,35 24,80 25,25

3. Industri Pengolahan 11.049,35 11.108,07 10.855,64 11.081,42 11.419,94 1.554,37

4. LGA 753,31 762,19 774,53 799,25 846,64 859,91

5. Konstruksi 562,20 577,00 546,10 587,80 603,74 622,15

6. PHR 3.870,12 3.973,39 3.865,65 4.025,85 4.245,48 4.349,30

7. Transportasi & Komunikasi

1.773,61 1.823,36 1.808,34 1.862,14 1.989,51 2.059,14

8. Keuangan, persewaan, jasa

772,35 795,12 788,86 804,69 817,34 841,02

9. Jasa-jasa 952,01 979,76 881,75 933,49 1.000,65 989,87

Pertumbuhan PDRB (% y-o-y)

4,64 4,82 5,48 5,87 6,06 6,31

Ekspor – Impor *** (2.331,64) (2.444,24) (2.172,13) (1.859,46) (1.628,26) (1.551,02)

Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta)

1.348,30 1.533,10 1.712,11 1.918,23 1.854,87 1.473,31

Volume Ekspor Non Migas (ribu ton)

785,38 890,32 890,17 885,68 924,56 822,31

Nilai Impor Non Migas (USD Juta)

3.679,94 3.977,34 3.884,24 3.777,70 3.483,13 3.024,34

Volume Impor Non Migas (ribu ton)

2.637,81 2.361,41 2.498,98 2.621,99 2.714,28 2.176,51

Indeks Harga Konsumen

118,86 119,05 119,88 121,59 124,31 126,31

1. Kota Serang 122,37 122,29 122,67 124,97 126,89 129,85

2. Kota Cilegon 118,40 118,64 119,67 121,59 123,65 125,90

3. Kota Tangerang 118,28 118,51 119,39 120,96 123,94 125,72

Tingkat Inflasi (% y-o-y)

3,11 2,86 3,16 4,44 4,59 6,10

1. Kota Serang 6,16 4,57 4,21 4,80 3,69 6,18

2. Kota Cilegon 4,52 3,11 3,36 4,64 4,43 6,12

3. Kota Tangerang 2,29 2,49 2,92 4,34 4,79 6,08

Tingkat Inflasi Umum (% y-o-y)

3,11 2,86 3,16 4,44 4,59 6,10

1. Bahan Makanan 2,58 1,81 1,16 7,90 9,00 14,10

2. Makmin, Rokok, Tbk 10,11 8,35 5,73 5,54 4,57 3,76

3. Perumahan, LGA, BB 2,93 3,15 3,30 2,12 3,65 4,41

4. Sandang 7,90 7,17 5,21 7,24 6,85 8,37

5. Kesehatan 8,17 6,77 5,08 4,26 3,81 5,30

6. Pendidikan, rekreasi, Olahraga

3,53 6,15 5,87 5,32 5,05 3,64

7. Transp, Kom, jasa keu.

(4,59) (4,29) 1,30 1,20 -0,31 1,10

Keterangan: * angka sementara, ** angka sangat sementara *** Data Ekspor Tw IV 2010 merupakan data sementara (gabungan Oktober – November 2010)

Page 11: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

x

Kajian Ekonomi Regional Banten

TABEL INDIKATOR EKONOMI BANTEN II. PERBANKAN

INDIKATOR 2009 2010

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* Bank Umum* DPK (Rp Triliun) 37,66 42,75 36,89 42,79 40,08 49,251. Tabungan 14,52 16,06 12,51 13,58 14,17 16,422. Giro 7,51 8,74 7,35 9,95 7,83 9,353. Deposito 15,63 17,94 17,03 19,27 18,09 23,48Kredit berdasarkan lokasi proyek (Rp Triliun)

54,63 58,02 60,39 75,70 71,95 75,78

1. Modal Kerja 25,47 26,94 25,90 33,78 31,95 33,382. Investasi 10,81 11,41 12,88 18,43 15,32 17,313. Konsumsi 18,35 19,66 21,60 23,49 24,70 25,08Kredit berdasarkan lokasi proyek (Rp Triliun)

54,63 58,02 60,39 75,70 71,95 75,78

1. Pertanian 0,40 0,39 0,56 3,24 0,49 0,522. Pertambangan 0,17 0,18 0,22 0,24 0,23 0,203. Industri Pengolahan 18,07 18,42 16,47 25,40 18,28 19,674. Listrik, gas dan air 2,87 3,10 4,97 4,40 7,23 7,595. Konstruksi 2,66 2,82 2,89 2,84 2,66 2,516. Perdagangan 7,11 8,12 7,07 8,34 8,60 10,407. Pengangkutan 0,37 0,41 0,73 1,09 1,42 1,608. Jasa Dunia Usaha 3,93 4,09 3,45 3,93 4,38 4,589. Jasa Sosial Masyarakat 0,71 0,81 0,95 1,26 2,86 2,6910. Lain-lain 18,35 19,66 23,07 24,97 25,79 26,03Kredit MKM Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten (Rp Triliun)

29,66 31,18 33,79 36,64 39,47 40,16

1. Modal Kerja 9,39 9,75 9,97 10,91 11,00 11,092. Investasi 1,97 2,09 2,52 2,56 4,14 4,213. Konsumsi 18,30 19,33 21,29 23,17 24,33 24,86Kredit MKM Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten (Rp Triliun)

29,66 31,18 33,79 36,64 39,47 40,16

1. Pertanian 0,17 0,17 0,19 0,13 0,20 0,222. Pertambangan 0,07 0,07 0,10 0,08 0,14 0,113. Industri Pengolahan 3,39 3,42 3,67 4,12 4,03 4,244. Listrik, gas dan air 0,03 0,04 0,05 0,04 0,52 0,065. Konstruksi 0,63 0,65 0,65 0,75 0,71 0,766. Perdagangan 4,85 5,09 4,28 4,73 5,24 5,377. Pengangkutan 0,19 0,23 0,29 0,26 0,27 0,288. Jasa Dunia Usaha 1,67 1,74 1,64 1,47 1,54 1,639. Jasa Sosial Masyarakat 0,38 0,45 0,57 0,77 2,35 2,2410. Lain-lain 18,30 19,33 22,38 24,26 24,91 25,25

Keterangan : * posisi November 2010

Page 12: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

1

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB I PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

Kinerja perekonomian Banten pada Triwulan IV 2010 terus meningkat yang

diindikasikan dari meningkatnya kinerja komponen permintaan dan sektoral secara

simultan hingga mengalami akselerasi pada level 6,31% (yoy). Level pertumbuhan

ekonomi Banten pada Triwulan IV 2010 jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan III

2010 sebesar 6,06% (yoy) maupun dengan triwulan lainnya sepanjang tahun 2008 – 2010.

Dari sisi permintaan, seluruh komponen diperkirakan bertumbuh meningkat yang

mendukung peningkatan kinerja perekonomian Banten pada triwulan laporan.

Berdasarkan berbagai indikator tingkat konsumsi diperkirakan tetap bertumbuh tinggi, begitu

pula dengan tingkat investasi. Sementara itu, peningkatan kinerja sektoral khususnya sektor

industri pengolahan turut mendukung pertumbuhan ekspor Banten pada periode laporan.

Sementara itu dari sisi sektoral, hampir seluruh sektor di Banten mengalami

peningkatan kinerja, seiring dengan membaiknya perekonomian global dan nasional.

Berbagai sektor seperti sektor industri pengolahan; bangunan; sektor pengangkutan dan

komunikasi; sektor pertanian, pertambangan dan penggalian; serta listrik, gas dan air bersih

mengalami peningkatan kinerja. Sementara itu sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami sedikit perlambatan namun tetap

berada pada level yang cukup tinggi, dan hanya sektor jasa-jasa yang terlihat mengalami

perlambatan yang cukup signifikan.

1.1. SISI PERMINTAAN

Meningkatnya pertumbuhan ekonomi Banten pada periode laporan diperkirakan

ditopang oleh meningkatnya seluruh komponen. Tingkat konsumsi swasta diperkirakan

tumbuh kuat dengan tendensi meningkat, yang didorong oleh meningkatnya pendapatan

masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan, yang didukung oleh pembiayaan

perbankan yang relatif tinggi. Tingginya tingkat konsumsi masyarakat tersebut juga

dicerminkan oleh berbagai indikator survei. Membaiknya kinerja sektoral khususnya sektor

industri pengolahan yang merupakan kontributor terbesar PDRB Banten kemudian mendorong

optimisme investor maupun calon investor untuk menanamkan modalnya di Banten. Sementara

Page 13: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

2

Kajian Ekonomi Regional Banten

itu menguatnya permintaan internasional mampu mendorong kinerja ekspor luar negeri Banten

yang lebih tinggi pada periode laporan.

Tabel I.1. Pertumbuhan PDRB Banten Sisi Permintaan (% yoy)

2009*Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Konsumsi Swasta 6,26 5,58 5,80 5,87 5,89 6,30 5,97Konsumsi Pemerintah 15,35 14,62 8,52 6,09 4,91 6,71 6,53Investasi 4,10 3,52 7,80 7,93 7,96 8,05 7,94Ekspor 0,63 -11,57 5,80 6,63 12,51 15,41 10,46Impor 0,96 -13,15 10,44 5,03 7,83 15,14 9,86PDRB 4,82 4,69 5,48 5,87 6,06 6,31 5,94

2010*Uraian 2009 2010

Sumber: BPS Provinsi Banten, *) Perkiraan Bank Indonesia

1.1.1. Konsumsi

Tingkat konsumsi masyarakat pada periode laporan diperkirakan tetap kuat dengan

pertumbuhan yang meningkat pada perkiraan level 6,45% (yoy). Menguatnya daya beli

masyarakat oleh karena adanya tambahan pendapatan dari bonus dan tunjangan menjelang

akhir tahun yang diperkirakan menjadi faktor-faktor yang dapat meningkatkan laju konsumsi

masyarakat Banten pada periode laporan. Sementara itu di pedesaan, Indeks Nilai Tukar Petani

Banten yang terus meningkat juga mengindikasikan adanya penguatan daya beli dan konsumsi

masyarakat pedesaan.

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2008 2009 2010

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Grafik I.1. Indeks Keyakinan Konsumen

dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini

Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2008 2009 2010

Indeks Kondisi Penghasilan Saat Ini

Indeks Kondisi Ketersediaan Lapangan Kerja Grafik I.2. Indeks Kondisi Penghasilan dan

Ketersediaan Lapangan Kerja Banten

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

Tabel I.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani per Sub Sektor Provinsi Banten

Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVPangan 92,94 95,8 98,29 100,06 100,81 103,46Hortikultura 105,9 104,79 102,57 103,25 108,73 107,65Perkebunan Rakyat 106,27 104,53 102,41 104,15 102,16 99,22Peternakan 108,61 107,41 105,32 103,93 107,24 105,25Perikanan 98,64 96,78 96,21 96,21 98,38 96,42NTP 98,77 99,67 100,11 101,18 103,09 103,71

NTP per Sub Sektor2009 2010

Sumber: BPS Provinsi Banten

Page 14: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

3

Kajian Ekonomi Regional Banten

Membaiknya ekspektasi konsumen mengkonfirmasi perkiraan tetap kuatnya konsumsi

pada triwulan laporan. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini terlihat

semakin baik. Selain itu, keyakinan terhadap kondisi ketersediaan lapangan kerja dan

penghasilan yang cenderung stabil dan sedikit meningkat diperkirakan mendukung tetap

kuatnya konsumsi pada Triwulan IV 2010. Indeks beban angsuran pinjaman terhadap total

pendapatan saat ini dibandingkan dengan enam bulan yang lalu juga terlihat menurun yang

berarti kesempatan masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan level konsumsinya

semakin besar.

80,00

82,00

84,00

86,00

88,00

90,00

92,00

94,00

96,00

98,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010

Grafik I.3. Indeks Beban Angsuran Pinjaman terhadap Pendapatan Saat Ini

Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

Peningkatan konsumsi diperkirakan didorong pula oleh kuatnya pembiayaan

perbankan dan menurunnya angka indeks beban angsuran pinjaman terhadap

pendapatan saat ini. Dukungan pembiayaan dari perbankan yang dicerminkan dari

pertumbuhan kredit konsumsi tetap kuat pada kisaran level 30% (yoy) (khususnya kredit KPR

dan KPA tipe <= 70 m2) dan memberikan dorongan terhadap peningkatan konsumsi pada

Triwulan IV 2010. Selain itu, peningkatan konsumsi juga diindikasikan dari impor barang

konsumsi pada periode laporan yang meningkat signifikan.

-200

0

200

400

600

800

1.000

-

5

10

15

20

25

1 2 34 5 6 78 91011121 23 4 56 7 8 91011121 2 3 45 6 78 91011

2008 2009 2010

Rib

u T

on %

y-o-y

Volume Impor Barang Konsumsi Growth (RHS)

Grafik I.4. Perkembangan Impor Barang

Konsumsi Banten

Sumber: Bank Indonesia

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n % y-o

-y

Kredit Konsumsi Growth (RHS)

Grafik I.5. Perkembangan Kredit Konsumsi

Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia

Page 15: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

4

Kajian Ekonomi Regional Banten

1.1.2. Investasi

Kinerja investasi Banten diperkirakan relatif stabil dengan kecenderungan meningkat

secara moderat pada periode laporan. Tingkat investasi Banten pada Triwulan IV 2010

diperkirakan stabil dengan kecenderungan adanya sedikit peningkatan melalui aliran dana-dana

kepada sektor industri utama di Banten. Salah satu produsen baja terbesar di Banten, PT.

Krakatau Steel telah melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada pertengahan Triwulan IV

2010. Alokasi sekitar 35,8% dari penggunaan dana hasil IPO tersebut dipergunakan antara lain

untuk mendanai investasi barang modal rencana modernisasi dan ekspansi kapasitas produksi

pabrik baja lembaran canai panas. Sementara itu dana sebesar 24,2% digunakan untuk

peningkatan modal kerja dan sebesar 25% untuk membiayai pematangan lahan seluas 388

hektar dalam rangka penyertaan pada proyek pabrik baja terpadu PT Krakatau POSCO; dan

sisanya digunakan untuk peningkatan penyertaan modal pada anak perusahaan yaitu PT.

Krakatau Bandar Samudera dan PT. Krakatau Daya Listrik.

-200-1000100200300400500600700800

-

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

Rib

u T

on %

y-o

-y

Volume Impor Barang Modal Growth (RHS)

Grafik I.6. Perkembangan Volume Impor

Barang Modal Banten

Sumber: Bank Indonesia

-1.000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

-

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

Rib

u T

on %

y-o-y

Volume Impor Alat Transportasi untuk Industri Growth (RHS)

Grafik I.7. Perkembangan Volume Impor

Alat Transportasi untuk Industri

Sumber: Bank Indonesia

Peningkatan investasi juga terindikasi dari tren perkembangan impor alat transportasi

untuk industri, impor barang modal maupun tingkat konsumsi semen. Tren impor

barang modal secara umum maupun alat transportasi untuk industri terindikasi meningkat

seiring dengan peningkatan kinerja sektor industri. Sementara itu, investasi swasta dalam

bentuk pembangunan properti komersial maupun residensial di Banten khususnya di Tangerang

juga berkembang pesat. Kondisi perekonomian yang membaik dan tingkat suku bunga

perbankan yang relatif stabil dan semakin rendah serta permintaan yang tetap tinggi dan

berimbas pada kenaikan laba bersih pada beberapa pengembang besar (developer) di Banten

mendukung keyakinan pelaku usaha dan investor untuk berekspansi atau meningkatkan

investasi pada sektor properti. Kinerja investasi Banten yang relatif stabil dengan

kecenderungan meningkat juga diindikasikan dari pertumbuhan penggunaan semen yang lebih

baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Page 16: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

5

Kajian Ekonomi Regional Banten

-40-30-20-10010203040

0

50

100

150

200

250

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112

2007 2008 2009 2010

rib

u to

n % yo

y

Konsumsi Semen (ton) Growth (RHS)

Grafik I.8. Perkembangan Konsumsi Semen Banten

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia

1.1.3. Ekspor – Impor1

Tabel I.3. Perkembangan Ekspor dan Impor Banten Tahun 2010

Tw I Tw II Tw III Tw IV*Nilai (USD Ribu) 1.712.109 1.918.230 1.854.871 1.473.313

Volume (Ribu Ton) 890 886 925 822

Nilai (USD Ribu) 3.884.236 3.777.695 3.483.130 3.024.335

Volume (Ribu Ton) 2.499 2.582 2.638 2.361

Impor

Ekspor

Uraian2010

Sumber: Bank Indonesia (* Sampai dengan November 2010)

Kinerja ekspor diperkirakan terus meningkat sejalan dengan membaiknya

perekonomian dunia. Ekspor luar negeri Banten terindikasi meningkat, khususnya ke

negara/kawasan tujuan utama seperti USA dan ASEAN. Peningkatan nilai ekspor tersebut

didukung oleh tren peningkatan ekspor berbagai produk seperti kertas dan produk kertas,

mineral tidak mengandung logam, tekstil serta besi/baja. Harga baja di pasaran internasional

yang diperkirakan meningkat hingga Triwulan IV 2010 karena meningkatnya permintaan baja

dari China, kuatnya permintaan dari berbagai negara-negara Asia, serta mulai berkurangnya

stok baja dunia mendorong peningkatan ekspor baja dari Banten. Sementara itu, kinerja ekspor

utama Banten lainnya seperti tekstil, alas kaki, dan logam tidak mengandung besi meskipun

melambat namun masih bertumbuh pada level yang tinggi sehingga tetap dapat mendukung

peningkatan kinerja ekspor Banten secara umum pada periode laporan.

                                                            1 Data ekspor dan impor merupakan angka sementara (hingga November 2010)

Page 17: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

6

Kajian Ekonomi Regional Banten

-40-30-20-100102030405060

0100200300400500600700800

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

% y-o

-y

USD

Ju

ta

Nilai Ekspor Growth (RHS)

Grafik I.9. Perkembangan Nilai Ekspor

Banten

Sumber: Bank Indonesia

(40,00)(30,00)(20,00)(10,00)-10,00 20,00 30,00 40,00 50,00

050

100150200250300350400450

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

USD

Ju

ta % y-o

-y

Volume Ekspor Growth (RHS)

Grafik I.10. Perkembangan Volume Ekspor

Banten

Sumber: Bank Indonesia

Tabel I.4. Perkembangan Nilai Ekspor Beberapa Produk Utama Banten (Manufactured

Goods)

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agust-10 Sep-10 Okt-10 Nop-10

Nilai (Ribu USD) 33.068 37.740 40.557 43.433 39.578 41.539 42.051 41.646 30.821 41.924 37.675

Growth 29,42 37,88 38,35 40,89 26,80 39,41 29,34 37,73 22,96 31,28 27,16

Nilai (Ribu USD) 53.060 50.196 56.358 56.943 58.379 57.922 55.711 66.941 57.629 64.175 67.492

Growth 389,39 253,65 203,11 169,69 106,52 72,09 49,47 50,78 56,01 33,02 35,97

Nilai (Ribu USD) 34.768 38.914 40.082 45.218 43.980 42.392 38.104 41.225 41.429 50.323 47.972

Growth 22,52 46,37 48,48 55,38 35,84 20,35 28,21 32,24 55,39 27,14 41,98

Nilai (Ribu USD) 6.966 6.772 5.809 4.822 6.788 6.921 3.643 8.422 3.092 6.456 14.765

Growth (43,85) (23,25) (71,03) (34,46) 38,32 102,09 459,69 91,23 49,46 694,05 181,48

Nilai (Ribu USD) 9.933 11.353 11.302 12.443 12.454 14.166 14.381 13.980 10.480 14.172 13.367

Growth 39,57 79,30 82,73 59,19 52,53 59,42 45,93 23,99 15,42 15,13 43,03

Logam tidak Mengandung Besi

Kertas dan Produk Kertas

Besi/Baja

Mineral tidak Mengandung Logam

Uraian

Tekstil

Sumber: Bank Indonesia

Tabel I.5. Perkembangan Nilai Ekspor Beberapa Produk Utama Banten (Miscellanous

Manufactured Articles)

Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10 Jul-10 Agust-10 Sep-10 Okt-10 Nop-10

Nilai (USD ribu) 9.983 10.816 10.772 9.196 8.460 8.493 8.436 7.916 4.900 8.310 8.099

Growth -8,42 5,16 6,96 8,82 -6,42 2,09 9,00 -3,92 -20,39 18,75 5,06

Nilai (USD ribu) 56.767 54.775 59.410 59.999 61.528 70.079 77.338 69.500 47.718 62.534 62.966

Growth 4,68 -1,41 21,48 22,98 7,62 21,94 18,40 26,66 11,58 34,54 22,33

Nilai (USD ribu) 122.509 98.016 98.827 139.583 145.761 158.865 151.096 136.642 98.272 140.078 162.415

Growth 27,96 5,63 25,24 35,42 27,82 49,60 110,46 100,54 68,24 73,42 58,65

Uraian

Furnitur

Pakaian Jadi

Alas Kaki

Sumber: Bank Indonesia

Sejalan dengan peningkatan ekspor, impor Banten pun mengalami tren peningkatan

pada periode laporan. Berdasarkan Grafik 11 dan 12 secara umum pertumbuhan impor

Banten terindikasi meningkat bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meningkatnya

impor Banten terutama dipengaruhi oleh peningkatan tren impor barang konsumsi dan barang

modal, sementara impor bahan baku/penolong terindikasi masih relatif stabil.

Page 18: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

7

Kajian Ekonomi Regional Banten

-60-40-20020406080100120140160

0200400600800

1.0001.2001.4001.6001.8002.000

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

% yo

y

USD

Ju

ta

Nilai Impor Growth (RHS)

Grafik I.11. Perkembangan Nilai Impor

Banten

Sumber: Bank Indonesia

-100

-50

0

50

100

150

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

12 34 5 67 8910111212 34 56 7 8910111212 34 56 7 891011

2008 2009 2010

Rib

u T

on %

yoy

Volume Impor Growth

Grafik I.12. Perkembangan Volume Impor

Banten

Sumber: Bank Indonesia

(200,00)

-

200,00

400,00

600,00

800,00

1.000,00

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

% y

oy

Bahan Baku/Penolong Barang Modal Barang Konsumsi

Grafik I.13. Pertumbuhan Volume Impor Barang Konsumsi, Barang Modal dan Bahan

Baku/Penolong Banten

Sumber: Bank Indonesia

1.1.4. Konsumsi Pemerintah

Realisasi belanja pemerintah pada Triwulan IV 2010 adalah sebesar Rp 1,29 triliun yang

relatif meningkat. Belanja Pemerintah Provinsi Banten hingga akhir Triwulan IV 2010

mencapai Rp 1,29 triliun atau sekitar 43,25% terhadap pagu perubahannya di tahun 2010.

Realisasi belanja pemerintah daerah Provinsi Banten tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 32,02%.

Tabel I.6. Persentase Realisasi APBD Banten per Triwulan

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*APBD Banten 2.366,62 2.366,62 2.525,07 2.525,07 2.525,07 2.511,27 2.511,27 2.511,27 2.981,77 Realisasi per Triwulan 136,57 720,43 755,27 808,55 808,55 293,86 594,40 669,41 1.289,67 Persentase realisasi 5,77% 30,44% 29,91% 32,02% 32,02% 11,70% 23,67% 26,66% 43,25%

20102009Uraian 2009

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Banten (angka Tw VI 2010 merupakan

angka sementara)

Page 19: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

8

Kajian Ekonomi Regional Banten

1.2. SISI PENAWARAN

Peningkatan kinerja perekonomian terus berlanjut pada level yang tinggi sebesar

6,31% (yoy) seiring dengan meningkatnya performas sektoral secara umum di Banten.

Berbagai sektor utama seperti sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan beberapa sektor lainnya

bertumbuh tinggi pada Triwulan IV 2010.  Membaiknya perekonomian nasional yang

diindikasikan dari membaiknya tendensi bisnis di Indonesia berimbas positif terhadap berbagai

sektor di Banten. Tingginya laju perekonomian di Banten terlihat dari meningkatnya indeks

perkembangan realisasi kegiatan usaha di Banten, meningkatnya gairah dan ekspektasi pelaku

usaha terhadap kondisi bisnis, serta adanya ekspansi usaha khususnya di sektor industri

pengolahan.

Tabel I.7. Pertumbuhan Ekonomi Banten Berdasarkan Sektor Ekonomi

Tw III* Tw IV* Tw I* Tw II* Tw III* Tw IV**Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

3,91 3,43 4,37 5,61 6,29 6,36 6,68 6,23 Meningkat Meningkat

Pertambangan dan Penggalian 11,37 5,78 13,95 6,26 8,93 8,56 9,74 8,39 Meningkat MelambatIndustri Pengolahan 2,32 2,64 2,21 2,84 3,38 3,35 4,02 3,41 Meningkat MeningkatListrik, Gas dan Air Bersih 4,56 5,52 4,16 12,67 11,07 12,39 12,82 12,24 Meningkat MeningkatBangunan 8,73 3,54 9,66 5,87 6,97 7,39 7,82 7,04 Meningkat Melambat

Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,22 7,99 6,51 8,23 8,43 9,70 9,46 8,98 Melambat Meningkat

Pengangkutan dan Komunikasi 10,02 11,16 10,91 11,82 11,98 12,17 12,93 12,24 Meningkat MeningkatKeuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

12,20 9,60 13,61 7,90 7,48 5,83 5,77 6,72 Melambat Melambat

Jasa-jasa 5,42 5,08 7,59 6,22 6,70 5,11 1,03 4,65 Melambat MelambatPDRB 4,64 4,82 4,69 5,48 5,87 6,06 6,31 5,94 Meningkat Meningkat

Tendensi 2010 terhadap 2009

Sektor 201020092009 2010** Tendensi Tw IV

'10 thd Tw III '10

Sumber: BPS Provinsi Banten, Triwulan IV 2010 merupakan angka sangat sementara

85

90

95

100

105

110

115

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2007 2008 2009 2010

Indeks Tendensi Bisnis

Grafik I.14. Perkembangan Indeks

Tendensi Bisnis Nasional

Sumber: BPS RI

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

T.I T.II T.III T.IV T.I T.II T.III T.IV T.I T.II T.III

2008 2009 2010

Sald

o B

ersi

h

Realisasi Kegiatan Usaha

Grafik I.15. Perkembangan Realisasi

Kegiatan Usaha

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank

Indonesia

1.2.1. Sektor Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

Sektor pertanian terindikasi meningkat secara moderat pada Triwulan IV 2010 pada

level 6,68% (yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,36% (yoy).

Page 20: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

9

Kajian Ekonomi Regional Banten

Musim panen padi yang kedua diperkirakan telah berakhir pada Triwulan III 2010 dan mulai

periode laporan memasuki musim tanam. Namun demikian, secara keseluruhan tahun 2010

diperkirakan tetap lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2010. Berdasarkan data ARAM III

2010, produksi padi di wilayah Banten pada tahun 2010 dapat mencapai 2,05 juta kg Gabah

Kering Giling, atau meningkat sekitar 10,77% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan luas panen padi sawah maupun padi ladang yang diperkirakan masing-masing

sebesar 9,49% (yoy) dan 14,97% (yoy) mendukung meningkatnya produksi padi secara

keseluruhan. Adanya cuaca ekstrim dengan tingginya curah hujan sepanjang tahun 2010

diperkirakan tidak memberikan hambatan yang berarti terhadap produktivitas padi sawah pada

Triwulan IV 2010 sehingga kinerja sektor pertanian tetap tinggi pada periode laporan.

Tabel I.8. ARAM III Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Banten

Tahun 2009 – 2010

Sumber: BPS Provinsi Banten

Grafik I.16. Distribusi Curah Hujan Desember 2010

Sumber: BMKG RI

Page 21: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

10

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel I.9. Perkiraan Musim Hujan dan Sifat Hujan di Wilayah Banten

Semester II 2010

Irigasi (Ha) Non Irigasi (Ha)1. Pandeglang bagian barat Sep I – Sep III AN 1.652,54 29.475,782. Pandeglang bagian utara, Serang

bagian Selatan Sep II – Okt I N 1.196,28 15.942,153. Lebak bagian barat, Pandeglang

bagian timur Sep II – Okt I AN 2.039,35 22.758,854. Serang bagian utara, Tengerang

bagian utara, DKI Jakarta bagianutara, Bekasi bagian utara Nov I – Nov III AN 12.551,28 63.830,01

5. Serang bagian tenggara, Tangerangbagian selatan Sep III - Okt II N 5.018,01 30.993,61

No. DaerahAwal Musim Hujan Antara

Sifat HujanLuas Sawah

Sumber: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)

Ket: (AN: di Atas Normal, N: Normal)

1.2.2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian bertumbuh meningkat sebesar 9,74% (yoy).

Pada Triwulan IV 2010 terlihat adanya tren peningkatan ekspor barang-barang galianseperti

ekspor mineral tidak mengandung logam. Sementara itu, walaupun terlihat adanya tren

perlambatan penyaluran kredit untuk sektor pertambangan di wilayah Banten dengan posisi

terakhir pada November 2010 sebesar Rp 200,07 miliar namun masih relatif tinggi pada level

10,60% (yoy) yang diperkirakan tetap mendorong laju perekonomian Banten.

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

-

2

4

6

8

10

12

14

16

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2009 2010

USD

Ju

ta

% yo

y

Ekspor Mineral Tidak Mengandung Logam Growth (RHS)

Grafik I.17. Perkembangan Nilai Ekspor

Logam Bukan Besi Banten

Sumber: Bank Indonesia

-100,00

-50,00

0,00

50,00

100,00

150,00

-

50

100

150

200

250

300

350

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp

Mil

iar %

yoy

Kredit Sektor Pertambangan Growth (RHS)

Grafik I.18. Perkembangan Kredit Sektor

Pertambangan Berdasarkan Lokasi Proyek

di Banten

Sumber: Bank Indonesia

1.2.3. Sektor Industri Pengolahan

Peningkatan kinerja sektor industri pengolahan diperkirakan semakin meningkat pada

level 4,02% (yoy) yang dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja perekonomian global

dan nasional yang mendorong peningkatan permintaan domestik maupun ekspor

barang-barang olahan industri. Kinerja berbagai perusahaan pada sektor industri

pengolahan di Banten terindikasi terus membaik seiring dengan membaiknya perekonomian

Page 22: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

11

Kajian Ekonomi Regional Banten

global yang berdasarkan perkiraan International Monetary Fund dapat bertumbuh sekitar 4,8%

(yoy) pada tahun 2010 jauh lebih baik dibandingkan dengan tahun 2008 maupun 2009.

Tabel I.10. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara-negara Maju di Dunia

2010 2011Dunia 2,8 -0,6 4,8 4,2Advanced Economies 0,2 -3,2 2,7 2,2USA 0,0 -2,6 2,6 2,3Eropa 0,5 -4,1 1,7 1,5Jepang -1,2 -5,2 2,8 1,5UK -0,1 -4,9 1,7 2,0Canada 0,5 -2,5 3,1 2,7Negara Maju Lainnya 1,7 -1,2 5,4 3,7Emerging & Developing Economies 6,0 2,5 7,1 6,4China 9,6 9,1 10,5 9,6India 6,4 5,7 9,7 8,4ASEAN 4,7 1,7 6,6 5,4

Proyeksi20092008Area

Sumber: World Economic Outlook Update October 2010, International Monetary Fund

-60,00

-50,00

-40,00

-30,00

-20,00

-10,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

T.I

T.II

T.III

T.IV T.

IT.

IIT.

IIIT.

IV T.I

T.II

T.III

T.IV

2008 2009 2010

Sald

o B

ersi

h

Sektor Industri Pengolahan

Realisasi Kegiatan Usaha

Grafik I.19. Realisasi Kegiatan Usaha Sektor Industri Pengolahan Banten

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha – Bank Indonesia

World Steel Association melalui Worldsteel Short Range Outlook memperkirakan

bahwa konsumsi baja dunia akan meningkat sekitar 13,1% (yoy) pada tahun 2010

menjadi sekitar 1.272 juta metrik ton, setelah menurun cukup tajam pada tahun 2009

dengan pertumbuhan -6,6% (yoy). Proyeksi tersebut didasarkan pada perbaikan ekonomi di

negara-negara maju seperti Uni Eropa, Amerika Utara dan Commonwealth of Independent

States (CIS) serta peningkatan laju perekonomian yang tinggi di negara-negara berkembang.

Kondisi tersebut kemudian mendorong peningkatan permintaan baja termasuk dari

Indonesia yang kemudian mendorong peningkatan kinerja industri baja di Banten.

Kinerja PT. Krakatau Steel salah satu produsen baja terbesar di Indonesia diproyeksikan terus

meningkat, sebagai salah satu dampak positif menguatnya permintaan baja domestik dan

internasional. Pada akhir tahun 2009, penjualan baja perusahaan tersebut menurun sekitar -

3,20% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2008 akibat adanya krisis global yang kemudian

Page 23: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

12

Kajian Ekonomi Regional Banten

mengakibatkan penurunan permintaan baja. Dengan membaiknya perekonomian dunia

khususnya pada tahun 2010, permintaan bahan baku baja di sektor energi serta pertumbuhan

infrastruktur pun berangsur meningkat. Kondisi ini membawa kembali kondisi industri baja

dalam keadaan stabil yang terindikasi dari meningkatnya penjualan baja perusahaan tersebut

pada semester I 2010 sekitar 30,28% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya.

Sementara itu, pembangunan perusahaan patungan dengan POSCO yang merupakan salah

satu produsen baja besar dari Korea Selatan dan peluncuran saham perdana perusahaan

tersebut di bursa modal dapat meningkatkan kapasitas produksi dan diperkirakan dapat

mendorong kinerja industri baja Banten secara umum. Peningkatan kinerja subsektor industri

besi/baja tersebut juga terindikasi dari tren peningkatan ekspor besi/baja Banten.

Tabel I.11. Proyeksi Konsumsi/Permintaan Baja Negara-negara di Dunia

Sumber: World Steel Association, 2010

(200)(100)-100 200 300 400 500 600 700 800

-

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2009 2010

USD

Ju

ta

% yo

y

Ekspor Besi dan Baja Growth (RHS)

Grafik I.20. Perkembangan Nilai Ekspor

Besi/Baja Banten

Sumber: Bank Indonesia

-500

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

-10 20 30 40 50 60 70 80 90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

Rib

u T

on

% yo

y

Volume Ekspor Besi/Baja Growth (RHS)

Grafik I.21. Perkembangan Volume Ekspor

Besi/Baja Banten

Sumber: Bank Indonesia

Page 24: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

13

Kajian Ekonomi Regional Banten

-100

-50

0

50

100

150

200

250

0

20

40

60

80

100

120

140

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

Ind

eks

(200

7=10

0)

% yo

yAngka Indeks Produksi Baja Banten

Pertumbuhan Produksi Baja Banten (RHS)

Grafik I.22. Indikator Perkembangan Produksi Baja Banten

Sumber: Produsen Baja di Banten

Sementara itu, tren peningkatan harga kertas, dan permintaan kertas dunia yang

terjadi pada tahun 2010 mendorong kinerja industri kertas di Indonesia. Kondisi ini

terindikasi dari tren ekspor kertas dan produk kertas yang meningkat. PT. Indah Kiat Pulp and

Paper yang merupakan salah satu produsen besar kertas dan pulp di Banten terlihat mengalami

peningkatan kinerja yang sangat baik pada tahun 2010. Adanya peluang peningkatan

permintaan kertas domestik maupun internasional kemudian mendorong perusahaan tersebut

untuk meningkatkan kapasitas produksi pulp/bubur kertas sekitar 20% (yoy) dibandingkan

dengan tahun 2009. Pasokan bahan baku kayu yang mencukupi serta kondisi kapasitas mesin

yang memadai diharapkan dapat mendukung pencapaian target tersebut. Berdasarkan data

laporan keuangan perusahaan tersebut, terlihat tingkat penjualan pendapatan yang diterima

(EBT) PT. Indah Kiat pada kuartal III 2010 pun meningkat signifikan dibandingkan periode yang

sama tahun sebelumnya.

(40)(30)(20)(10)-10 20 30 40 50 60

-

10

20

30

40

50

60

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011

2009 2010

USD

Ju

ta

% yo

y

Ekspor Kertas dan Turunannya Growth (RHS)

Grafik I.23. Perkembangan Nilai Ekspor

Kertas dan Produk Kertas Banten

Sumber: Bank Indonesia

-40-30-20-10010203040506070

-

10

20

30

40

50

60

70

80

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rib

u T

on

% yo

y

Volume Ekspor Kertas dan Produk Kertas Growth (RHS)

Grafik I.24. Perkembangan Volume Ekspor

Kertas dan Produk Kertas Banten

Sumber: Bank Indonesia

Page 25: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

14

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel I.12. Income Statement PT. Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk Triwulan III

Tahun 2007 – 2010

Uraian 2007 2008 2009 2010

Sales (Rp) 12.271.288.592.096    17.211.450.647.600  11.987.359.259.883  16.316.005.791.772   Gross Profit (Rp) 2.304.901.611.866      4.679.106.825.600    843.438.469.713        3.093.619.326.914     EBT (Rp) 312.172.457.750          2.371.156.498.400    (1.474.357.758.993)   592.070.311.856         

Sumber: Bursa Efek Indonesia

(40)

(20)

-

20

40

60

80

100

120

140

-

20

40

60

80

100

120

140

160

180

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

% yo

y

USD

Ju

ta

Nilai Ekspor Alas Kaki Growth (RHS)

Grafik I.25. Perkembangan Nilai Ekspor

Alas Kaki Banten

Sumber: Bank Indonesia

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

%

USD

Ju

ta

Nilai Ekspor Pakaian Jadi Growth (RHS)

Grafik I.26. Perkembangan Nilai Ekspor

Pakaian Jadi Banten

Sumber: Bank Indonesia

(60,00)(40,00)(20,00)-20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00

-20 40 60 80

100 120 140 160 180 200

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Juta

USD

Nilai Ekspor Produk Kimia Growth (% yoy)

Grafik I.27. Perkembangan Nilai Ekspor

Produk Kimia Banten

Sumber: Bank Indonesia

-60-40-20020406080100120

-

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

Rib

u T

on %

yoy

Volume Ekspor Produk Kimia Growth (RHS)

Grafik I.28. Perkembangan Volume Ekspor

Produk Kimia Banten

Sumber: Bank Indonesia

 

Kinerja subsektor industri utama lainnya seperti industri kimia, pakaian jadi dan alas

kaki juga diperkirakan tetap kuat dengan kecenderungan meningkat pada Triwulan IV

2010. Pada industri kimia, ekspornya terlihat meningkat signifikan menuju akhir Triwulan

IV2010 yang mengindikasikan adanya peningkatan performa industri tersebut terutama industri

kimia organik dan plastik (primary form). Sementara itu walaupun tren ekspor alas kaki dari

Banten sedikit melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun dengan level

Page 26: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

15

Kajian Ekonomi Regional Banten

pertumbuhan yang tinggi pada kisaran 60% - 70% pada periode laporan mengindikasikan

bahwa performa industri alas kaki masih tetap baik. Kinerja industri pakaian jadi pun

diperkirakan meningkat. Membaiknya perekonomian nasional mendorong peningkatan

permintaan termasuk komoditas pakaian jadi, khususnya saat menjelang pertandingan

persahabatan Indonesia dengan negara lain seperti Uruguay pada awal Oktober 2010

menyambut perayaan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Pesanan pakaian jenis kaus, kemeja

dan jeans meningkat cukup pesat, dan diperkirakan keuntungan yang diperoleh dapat

meningkat lebih dari 50% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan kinerja industri pengolahan tersebut mendorong peningkatan kebutuhan

pembiayaan termasuk dari perbankan. Penyaluran kredit oleh bank umum untuk sektor

industri pengolahan yang berlokasi di Banten terlihat meningkat mencapai level 8,89% (yoy)

atau sebesar Rp 19,67 triliun pada pertengahan Triwulan IV 2010. Tren kualitas kredit sektor

industri yang membaik menuju level di bawah batas aman 5% pada tahun 2010 diperkirakan

turut meningkatkan ekspektasi perbankan terhadap kondisi sektor industri pengolahan maupun

kemampuan pengembalian dari berbagai perusahaan di sektor tersebut, sehingga pada periode

selanjutnya mendorong kepercayaan perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit untuk

sektor industri.

-40-30-20-100102030405060

-

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

% y-o

-y

Kredit Sektor Industri Growth (RHS)

Grafik I.29. Perkembangan Kredit untuk

Sektor Industri

Sumber: Bank Indonesia

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2010

%

Grafik I.30. Perkembangan Rasio NPL

Sektor Industri

Sumber: Bank Indonesia

1.2.4. Sektor Bangunan

Kinerja sektor bangunan pun meningkat pada level pertumbuhan 7,82% (yoy) yang

didukung oleh relatif stabil dan semakin rendahnya suku bunga perbankan serta

kemudahan-kemudahan skema pembelian yang diberikan para pengembang properti

dan perbankan kepada para calon pembeli. Pada sektor swasta, optimisme dari

pengembang-pengembang besar yang direalisasikan melalui pembangunan berbagai properti

komersial maupun residensial khususnya di wilayah Tangerang dan Serang diperkirakan akan

Page 27: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

16

Kajian Ekonomi Regional Banten

terus terjaga positif hingga triwulan mendatang. Sementara itu, tren penurunan suku bunga

kredit yang semakin membaik seiring dengan dipertahankannya BI Rate pada level 6,5% hingga

Desember 2010 kemudian mendorong tren penurunan suku bunga kredit untuk sektor

bangunan termasuk yang berasal dari bank umum di Banten. Hal ini kemudian semakin

memberikan kemudahan akses pembiayaan melalui kredit sehingga mendorong peningkatan

minat masyarakat untuk membeli properti khususnya tipe di bawah 70 m2.

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

2009 2010

% y

oy

Kredit konsumsi kpr dan kpa <= type 70

Grafik I.31. Perkembangan Kredit

Konsumsi KPR dan KPA <= tipe 70

Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia

16,34

15,96

14,73

15,4215,3215,1415,06

14,9214,7214,5914,55

14,4

13

13,5

14

14,5

15

15,5

16

16,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2010

%

Grafik I.32. Perkembangan Suku Bunga

Tertimbang Kredit untuk Sektor

Bangunan Berdasarkan Lokasi Bank di

Banten

Sumber: Bank Indonesia

Meningkatnya performa pengembang besar di Banten seperti PT. Alam Sutera,Tbk dan PT.

Bumi Serpong Damai, Tbk. diperkirakan juga menjadi indikator meningkatnya sektor bangunan.

Berdasarkan hasil tracking, tingkat penjualan perusahaan pengembang besar tersebut

meningkat cukup signifikan pada Triwulan III 2010 dan diperkirakan terus meningkat hingga

triwulan laporan. Percepatan pembangunan beberapa mal yang merupakan bagian dari mega

proyek diperkirakan dapat mendorong peningkatan kinerja perusahaan tersebut hingga akhir

tahun 2010.

Tabel I.13. Income Statement PT. Alam Sutera Realty, Tbk

Uraian Tw III 2008 Tw III 2009 Tw III 2010

Sales (Rp) 401.343.277.435 281.676.807.900 596.904.436.454 Sales Growth (% yoy) -29,82% 111,91%Gross Profit (Rp) 100.708.038.051 104.432.575.436 311.836.201.656 Gross Profit Growth (% yoy) 3,70% 198,60%EBT (Rp) 81.099.599.946 85.146.733.651 261.863.843.574 EBT Growth (% yoy) 4,99% 207,54%

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Page 28: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

17

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel I.14. Income Statement PT. Bumi Serpong Damai, Tbk

Uraian Tw III 2009 Tw III 2010

Sales (Rp) 871.366.697.000 905.708.960.000 Sales Growth (% yoy) - 3,94%Gross Profit (Rp) 432.089.355.000 500.565.590.000 Gross Profit Growth (% yoy) - 15,85%EBT (Rp) 246.390.896.000 291.471.005.000 EBT Growth (% yoy) - 18,30%

Sumber: Bursa Efek Indonesia

1.2.5. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan masih relatif kuat dengan

kecenderungan sedikit melambat pada level 9,46% (yoy). Tren pembelian barang tahan

lama berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia yang terlihat melambat pada triwulan

laporan mengindikasikan adanya perlambatan pada sub sektor perdagangan. Namun demikian,

adanya optimisme terhadap kondisi penghasilan saat ini yang ditunjukkan dari hasil Survei

Konsumen Banten dan relatif kuatnya kredit untuk sektor perdagangan diperkirakan dapat

mempertahankan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran dari potensi

perlambatan yang lebih dalam.

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Indeks Kondisi Penghasilan Saat Ini

Grafik I.33. Indeks Kondisi Penghasilan

Saat Ini Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

0,010,020,030,040,050,060,070,080,090,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2008 2009 2010

Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama

Grafik I.34. Indeks Ketepatan Waktu

Pembelian Barang Tahan Lama Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

-

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n%

yoy

Kredit Sektor Perdagangan Growth (RHS) Grafik I.35. Perkembangan Kredit untuk Sektor Perdagangan Berdasarkan Lokasi

Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia

Page 29: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

18

Kajian Ekonomi Regional Banten

1.2.6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi yang meningkat sebesar 12,93% (yoy)

pada triwulan laporan diperkirakan didorong oleh peningkatan pembiayaan yang

signifikan dari perbankan dan terus membaiknya sektor industri pengolahan. Pada

pertengahan Triwulan IV 2010 kredit yang diberikan untuk sektor pengangkutan tercatat

bertumbuh sangat tinggi sebesar 271,13% (yoy) dengan nominal Rp 1,39 triliun. Tingginya

pembiayaan perbankan untuk sektor tersebut diperkirakan mendorong peningkatan kinerja dari

sektor pengangkutan dan komunikasi. Diperkirakan kredit perbankan tersebut juga

dipergunakan untuk membiayai impor alat transportasi untuk kebutuhan non industri yang

bertumbuh tinggi hingga pertengahan Triwulan IV 2010.

-50050100150200250300350

0

2

4

6

8

10

12

14

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2009 2010

% y

oy %

yoy

Growth PDRB Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Growth Kredit Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Grafik I.36. Perkembangan Pertumbuhan

PDRB dan Pertumbuhan Kredit untuk

Sektor Pengangkutan Berdasarkan Lokasi

Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia

(6,00)(4,00)(2,00)-2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2009 2010

Rib

u U

nit

% y-o

-y

Total Arus Kendaraan yang Menggunakan Tol Tangerang-Merak

Growth (RHS)

Grafik I.37. Perkembangan Arus Kendaraan

yang Menggunakan Tol Tangerang - Merak

Sumber: Pengelola Tol Tangerang – Merak

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2009 2010

Rib

u U

nit

Penumpang

Komersial

Grafik I.38. Volume Arus Kendaraan yang Menggunakan Tol Tangerang – Merak per

Sifat Kendaraan

Sumber: Pengelola Tol Tangerang – Merak

Page 30: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

19

Kajian Ekonomi Regional Banten

1.2.7. Sektor-sektor Lainnya

Sektor listrik, gas dan air diperkirakan bertumbuh tinggi dengan kecenderungan

meningkat pada level 12,82% (yoy) pada Triwulan IV 2010. Kinerja sektor listrik, gas dan

air pada periode laporan diperkirakan masih relatif tinggi pada Triwulan IV 2010 dengan

tingginya dorongan pembiayaan perbankan dengan level pertumbuhan yang sangat signifikan

di atas 100% (yoy).

0

50

100

150

200

250

300

-

1

2

3

4

5

6

7

8

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

% y-o

-y

Kredit Sektor Listrik, Gas dan Air Growth (RHS)

Grafik I.39. Perkembangan Kredit untuk

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8

2009 2010

Un

it

Electricity, Gas, Steam and Hot Water

Grafik I.4. Perkembangan Impor Barang-

barang Kelistrikan, Gas dan Air Banten

Sumber: Bank Indonesia

Sementara itu, performa sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan terindikasi

mengalami sedikit perlambatan pada Triwulan IV 2010 pada level 5,77% (yoy).

Diperkirakan perlambatan yang terjadi pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

disebabkan oleh adanya perlambatan pada subsektor persewaan. Sementara itu, kinerja

perbankan yang menjadi proksi sektor keuangan yang relatif meningkat dapat menopang

kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa dunia usaha sehingga tidak melambat lebih jauh.

Sementara itu berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia terhadap perusahaan-perusahaan besar

di subsektor persewaan dan jasa dunia usaha, kondisi usaha secara umum pada sektor tersebut

masih relatif stabil pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sektor jasa-jasa diperkirakan melambat cukup dalam pada level 1,03% (yoy).

Pertumbuhan pada sektor jasa-jasa yang melambat diperkirakan disebabkan oleh melambatnya

perkembangan subsektor jasa pemerintahan umum pada periode laporan karena kegiatan jasa

pemerintahan banyak dilaksanakan terutama pada triwulan sebelumnya. Sementara itu adanya

perlambatan kredit untuk jasa sosial kemasyarakatan diperkirakan juga mendorong

perlambatan kinerja sektor jasa-jasa pada periode laporan.

Page 31: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

20

Kajian Ekonomi Regional Banten

0

50

100

150

200

250

300

350

400

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp

Mil

iar %

yoy

Kredit Sektor Jasa Sosial Masyarakat Growth (RHS)

Grafik I.42. Perkembangan Kredit untuk Sektor Jasa Sosial Masyarakat Berdasarkan

Lokasi Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia

Page 32: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

21

Kajian Ekonomi Regional Banten

Boks I. ANALISIS SWOT

KAJIAN KELAYAKAN PENGEMBANGAN USAHA TERNAK DOMBA

DAN POLA PEMBIAYAANNYA

DI KELURAHAN JUHUT KECAMATAN KARANGTANJUNG KABUPATEN PANDEGLANG

Pada tahun 2010 KBI Serang melalui Kelompok Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM

melaksanakan kajian mengenai “ Kelayakan Pengembangan Usaha Ternak Domba dan

Pola Pembiayaannya di Kelurahan Juhut Kecamatan Karangtanjung Kabupaten

Pandeglang”. Selain diharapkan akan meningkatkan pendapatan peternak, pengembangan

peternakan sangat berpotensi menghasilkan pupuk organik yang dapat digunakan bagi

peningkatan produktifitas pertanian tanaman bahan makanan (Tabama) seperti padi dan

sayuran yang merupakan komoditi penyebab inflasi yang cukup signifikan. Sebagaimana

diketahui pemakaian pupuk kimia selama ini menyebabkan tingginya biaya produksi petani,

sehingga pemakaian pupuk organik dapat menekan biaya produksi disamping pasar tabama

dengan memakai pupuk oragnik sedang meningkat saat ini. Dengan demikian pengembangan

peternakan sejalan dengan pengembangan pertanian tanaman bahan makanan sehingga

kedepan diharapkan dapat dilaksanakan kajian lanjutan mengenai Sistem Agribisnis Terpadu

di lokasi yang sama.

SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity

(peluang) dan threats (ancaman). Analisis SWOT dalam kajian ini dimaksudkan untuk

mengetahui gambaran secara deskriptif antara kemampuan internal (kekuatan dan

kelemahannya) dan situasi eksternalnya (peluang dan ancaman). Dari gambaran (kekuatan dan

kelemahan) dan (peluang dan ancaman), selanjutnya dapat dirumuskan strategi dan tindakan

atau langkah-langkah yang diperlukan untuk menyeimbangkan kekuatan dan kelemahan

dengan peluang dan ancaman dalam Program Pengembangan Kampung Ternak Domba

Terpadu Kabupaten Pandeglang. Sistematika analisis dilakukan mengikuti ruang lingkup kajian

kelayakan pengembangan usaha yang meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis

produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek keuangan, aspek sosial ekonomi dan

lingkungan. Gambaran Program Pengembangan Kampung Ternak Domba Terpadu berdasarkan

hasil analisis SWOT terhadap berbagai aspek sebagai berikut :

Page 33: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

22

Kajian Ekonomi Regional Banten

A. Aspek Pasar dan Pemasaran

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang AncamanStrategi/Langkah yang

Diperlukan1 Aspek Pasar dan

PemasaranMata rantai distribusi dalam pemasaran domba di Kabupaten Pandeglang kurang efisien. Terutama jika melalui jalur distribusi 4 tingkat, harga yang diterima petani sekitar 72,30% s.d 74,53% dari harga yang dibayar konsumen.

Peluang pasar masih sangat terbuka. Baik pasar lokal (Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten), DKI Jakarta, maupun Nasional.

Gapoktan kedepan perlu diberdayakan agar mampu mengembangkan fungsinya menjadi pelaku pasar. Dengan demikian, tataniaga ternak hidup akan terkait erat dengan kegiatan budidaya (on farm ), memperpendek rantai distribusi sehingga pemasaran domba menjadi efisien.

B. Aspek Teknis Produksi

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang AncamanStrategi/Langkah yang

Diperlukan2 Aspek Teknis

ProduksiRencana perbaikan ruas jalan menuju: a. Kampung Mauk dan Kampung Cinyurup pengaspalan ( PNPM Mandiri Perdesaan , 2010) dan hotmix (DPU Kab. Pandeglang, 2011).

b. Kp. Ciodeng – Kp. Balangendong (DAU APBD Kab. Pandeglang, 2011)

c. Jalan Gang di Kp. Cinyurup sepanjang 1.950 m (ABT 2010 APBD Kabupaten, DPU).

(Sumber: Lurah Juhut,2010)

* Pemberian pakan belum efisien. Secara kuantitas berlebih, namun tidak memperhatikan komposisi sesuai kebutuhan berdasarkan status fisiologik ternak.

a. Penyuluhan tentang nutrisi dan tata laksana pemberian pakan.

b. Memperbanyak penyediaan tanaman leguminose pohon dan rumput gajah, melalui kegiatan: bantuan pengadaan bibit, pendampingan penanaman, monitoring pertumbuhan tanaman, dan monitoring pemberian pakan.

* Bibit domba cukup tersedia, baik domba lokal ataupun jenis unggul.

c. Bibit domba Sumber pengadaan bibit domba unggul seperti domba garut dari Jawa Barat. Sehingga bagi peternak kecil dengan kemampuan terbatas (61,36% responden) merasa menghadapi kendala untuk mendapatkan bibit domba unggul.

Ketergantungan bibit unggul dari luar daerah sekaligus merupakan peluang bagi Kampung Ternak Juhut untuk melakukan pengembangan peternakan domba berbasis usaha pembibitan ternak rakyat (Village Breeding Center/VBC)

Perlu dilakukan fasilitasi pengembangan usaha berbasis usaha pembibitan ternak rakyat, dengan pola pemuliaan inti terbuka (open nucleus breeding schem. ).

* Sumber pengadaan bibit domba lokal dari daerah Selatan Pandeglang (Kecamatan Panimbang, Sobang, Cibaliung), Kabupaten Serang dan Lebak.

b. Pakan ternak Tersedia sumber hijauan pakan ternak yang melimpah dengan perkiraan daya tampung domba sebanyak 24.610 ekor.

* Pemberian pakan masih didominasi rumput liar + herba (73,31%) dan dedaunan (18,65%). Pemberian leguminose masih sedikit ( leguminose pohon 2,52%, leguminosa sisa tanaman sayuran 2,99%). Pemberian rumput gajah juga masih sedikit (2,54%).

a. Lokasi Lokasi sesuai untuk pengembangan usaha ternak domba : 1) Mempunyai kecocokan lingkungan untuk dapat berproduksi; 2) Sosio kultur masyarakat yang mendukung; 3) Ketersediaan hijauan pakan ternak yang melimpah;(4) Cukup strategis dan dekat dengan pasar; 5) Aman.

Terdapat tiga ruas jalan yang kondisinya kurang bagus/rusak, yaitu jalan menuju Kampung Mauk, Kampung Cinyurup, dan Kampung Ciodeng – Balangendong.

 

Page 34: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

23

Kajian Ekonomi Regional Banten

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Strategi/Langkah yang Diperlukan

2 Aspek Teknis Produksi

* Letak kandang terlalu dekat dengan rumah.* Kapasitas kandang terbatas.

Perlu masukan teknologi nutrisi, peningkatan manajemen pemeliharaan (perbaikan pemberian kualitas pakan pada induk masa laktasi dan perawatan anak-anak domba dengan lebih baik ), kesehatan hewan dan perkandangan.

Masih diperlukan diseminasi IPTEK, Pelatihan/ Sekolah Lapang, Studi Banding.

f. Tenaga Kerja Cukup tersedia tenaga terampil yang secara sosio kultur terbiasa memelihara domba.

Tingkat penguasaan IPTEK dan ketrampilan masih terbatas (jika dikaitkan dengan kebutuhan pengembangan usaha yang berorientasi agribisnis)

e. Perkandangan Peternak mampu membangun kandang secara swadaya

Penyuluhan tentang perkandangan yang baik

* 63% responden peternak tidak melakukan pemisahan antara anak periode pra sapih dengan anak periode pasca sapih. Dan 40% tidak melakukan pemisahan antara induk masa kering dengan induk bunting dan masa laktasi.

d. Reproduksi Litter size dan selang beranak sudah bagus (rataan litter size kelahiran pertama 1,58%, kelahiran kedua 1,91%, kelahiran ketiga 1,8%; rataan selang beranak pertama – beranak kedua, dan beranak kedua – beranak ketiga masing-masing 8 bulan.

Mortalitas anak sampai dengan pasca sapih relatif tinggi, terutama yang berasal dari kelahiran pertama rata-rata mencapai 13,5% .

 

 

C. Aspek Manajemen dan Kelembagaan

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang AncamanStrategi/Langkah yang

Diperlukan3 Aspek Manajemen

dan Kelembagaan* Mengakar dimasyarakat, karena ditopang oleh ”modal sosial” yang cukup kuat yaitu penerapan nilai-nilai kebersamaan dan kejujuran serta prinsip transparansi dan musyawarah.

* Tingkat pendidikan SDM Pengurus Gapoktan rendah rata-rata hanya tamat SD, sehingga mereka memiliki keterbatas pengetahuan dan ketrampilan teknis, administratif atau pun manajerial.

Perlu dilakukan Penguatan Kelembagaan, melalui:

* Dipercaya masyarakat dan instansi pembina.

* Belum memiliki aturan tertulis.

a. Pendampingan administrasi kelembagaan dan administrasi keuangan.

* Keterbatasan kemampuan keuangan/ modal dan belum memiliki akses terhadap keuangan bank/non bank.

* Adanya dukungan kebijakan: SK Bupati Pandeglang tentang (1) Penetapan Lokasi Kampung Ternak Domba Terpadu ; (2) Pembentukan Tim Teknis Pengembangan Kampung Ternak Domba Terpadu.

* Pembinaan SDM pengurus Kelompok Tani/Gapoktan masih minim.

c. Pembinaan SDM Pengurus Kelompok Tani dan Gapoktan

* Bantuan penyediaan input produksi (terutama ternak bibit), bimbingan teknis, sekolah lapang dan penelitian.

* Belum dimilikinya Dokumen Rencana Pengembangan Kampung Ternak Domba Terpadu (Grand Design .

d. Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan Kampung Ternak Domba Terpadu (Grand Disain).

b. Pendampingan pengembangan Gapoktan menjadi Kelembagaan Formal, misal menjadi Koperasi Serba Usaha yang memungkinkan memiliki unit-unit usaha Simpan Pinjam, Produksi dan Pemasaran.

a. Kelembagaan Petani (Kelompok Tani dan Gapoktan)

b. Peran Lembaga Pembina

Page 35: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

24

Kajian Ekonomi Regional Banten

D. Aspek Keuangan

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang AncamanStrategi/Langkah yang

Diperlukan* Pengembangan usaha pada skala 12 induk + 1 pejantan layak untuk dilaksanakan, karena: NPV positif (Rp.10.602.107,-), IRR 34,49% > tingkat suku bunga(13,5%), Net B/C 1,63 > 1, PbP 3,34 tahun masih dalam periode proyek ( < 4 tahun) .

* Skala usaha rata-rata per peternak masih kecil (4 ekor induk).

* Biaya produksinya relatif rendah (tidak perlu membeli hijauan pakan ternak) sehingga peternak memperoleh manfaat biaya.

* Kemampuan permodalan peternak terbatas/lemah.

* Peternak umumnya tidak memiliki agunan yang memenuhi syarat.

* Tidak mempunyai akses terhadap lembaga keuangan bank/non bank

4 Aspek Keuangan Terdapat beberapa skema kredit yang memungkinkan untuk dapat diakses, seperti: a) KUR Kupedes/ Mikro BRI; b) KKP-E; c) Kredit PKBL Bank BUMN; d) Kredit Mikro Utama Jabar Banten.

Fasilitasi akses kredit perbankan bagi petani/ peternak yang memiliki rencana pengembangan usaha dan dinilai layak (feasible).

E. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang AncamanStrategi/Langkah yang

Diperlukan5 Aspek Sosial Ekonomi

dan Lingkungan

* Memberikan manfaat sosial ( meningkatkan kebersamaan dan kerjasama ).

Kontribusi usaha ternak domba terhadap pendapatan rumah tangga masih kecil (5,86%), karena:

Dengan skala usaha 4 ekor induk (jika telah lunas dan telah melakukan pen jualan hasil produksinya), kontribusi pendapatan yang berasal dari ternak domba akan meningkat menjadi 35,9%;

a. Sosialisasi potensi pendapatan usaha ternak domba pola pengembangbiakan dan pembesaran anak pada skala ekonomi.

* Kehadiran usaha ternak domba secara umum diterima masyarakat sekitar.

* Umumnya peternak belum melakukan penjualan hasil produksi ternaknya (masih dalam periode pengembalian anak domba untuk perguliran);

* Jika skala usaha ditingkatkan menjadi 12 ekor induk + 1 pejantan, usaha ternak domba potensial berperan sebagai sumber pendapatan utama.

b. Memfasilitasi peternak untuk dapat mengembangkan usahanya pada skala ekonomi.

* Memberikan manfaat ekonomi, terutama sebagai penghasil pupuk kandang dan sebagai tabungan.

* Skala usaha masih kecil rata-rata 4 ekor induk.

* Potensi dampak negatif terhadap lingkungan, khususnya di pemukiman padat Kampung Cinyurup RT 2, 3 dan 4.

Perlu fasilitasi pengadaan lahan/areal khusus untuk perkandangan kelompok bagi peternak RT.2, RT.3 dan RT.4 Kampung Cinyurup.

* Ada potensi ketidak setujuan warga non peternak khusus di RT 2, 3 dan 4 Kp. Cinyurup pada saat populasi domba semakin banyak.

Perlu diupayakan pendirian industri kompos yang dikelola gapoktan/koperasi dengan biaya swadayamasyarakat dan dibantu lembaga/dinas/instani terkait.

b. Dampak Lingkungan

Memberikan dampak positif terhadap lingkungan berupa pemanfaatan kotoran domba sebagai pupuk organik yang dapat memelihara kesuburan tanah.

* Apabila jumlah ternak meningkat pesat maka berpotensi didirikan industri kompos shg dapat mengurangi dampak negatif kotoran terhadap lingkungan sekitar kandang disamping terdapat tambahan pendapatan bagi peternak dari menjual kotoran ternak ke industri kompos. Kompos dapat dijual ke petani sayuran/buah2an/ padi atau pedagang tanaman hias (pasar terbuka karena pertumbuhan perumahan di kota tangerang, serang dan cilegon cukup tinggi).

a. Sosial Ekonomi

Page 36: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

25

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi Banten pada Triwulan IV 2010 terutama bersumber dari meningkatnya

inflasi volatile foods. Inflasi tahunan Banten pada Triwulan IV 2010 mencapai besaran 6,10%

(yoy) atau lebih tinggi dibandingkan dengan Triwulan IV 2009 (2,86%) maupun dengan

Triwulan III 2010 (4,59%). Adanya gangguan/anomali cuaca menyebabkan terjadinya gagal

panen volatile food di berbagai daerah yang menjadi pemasok ke wilayah Banten terutama jenis

tanaman bumbu-bumbuan dan bahan pangan, sehingga mendorong kontribusi inflasi volatile

foods secara signifikan di wilayah ini. Tekanan dari komponen administered price juga

cenderung tinggi, sedangkan tekanan dari kelompok inti masih cenderung stabil.

Inflasi Kota Serang mengalami peningkatan yang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan inflasi kota lainnya di Banten, yaitu Kota Tangerang dan Cilegon. Inflasi bulanan

Kota Serang pada Desember 2010 mencapai level 1,19% (mtm) atau sebesar 6,18% (yoy).

Angka tersebut merupakan tingkat inflasi kota tertinggi dibandingkan kedua kota lainnya di

Banten. Gejolak pasokan khususnya komoditas yang tergabung dalam kelompok volatile foods

dan sedikit peningkatan tarikan permintaan dari subkelompok barang pribadi dan sandang lain

khususnya emas mendorong peningkatan inflasi yang cukup signifikan pada akhir tahun 2010

di kota tersebut.

2.1. Perkembangan Inflasi Banten

Inflasi tahunan Banten pada akhir Triwulan IV 2010 berada pada level 6,10% (yoy)

atau tetap lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang mencapai angka

6,96% (yoy). Namun demikian, trennya cenderungmeningkat dibandingkan dengan Triwulan

IV 2009 sebesar 2,86% (yoy) maupun dengan Triwulan III 2010 sebesar 4,59% (yoy). Adanya

tekanan dari sisi supply yang ditimbulkan terutama dari gejolak pasokan dan harga komoditas

pangan meningkatkan tekanan terhadap inflasi IHK Banten yang sebelumnya masih berada

dalam koridor sasaran inflasi nasional sebesar 5%±%.

Page 37: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

26

Kajian Ekonomi Regional Banten

11,01

9,739,19

3,213,122,752,992,86

3,203,71

3,163,50

3,35

4,445,32

5,63

4,59 4,945,176,10

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

% y

oy

Inflasi Banten

Grafik II.1 Perkembangan Inflasi Banten

Sumber: BPS Provinsi Banten

-4,00

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112

2008 2009 2010

% y

oy

Deviasi Nasional Banten

Grafik II.2 Perbandingan Inflasi Banten dan

Nasional

Sumber: BPS Provinsi Banten dan BPS RI

Akumulasi kenaikan laju inflasi Banten yang mengalami percepatan sejak Juni 2010

disebabkan karena adanya gangguan pasokan bumbu-bumbuan dan bahan pangan.

Hal tersebut terkonfirmasi dari hasil pertemuan koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah

Provinsi Banten, yang menyatakan adanya serangan hama penyakit daun kuning ditambah

dengan adanya faktor cuaca yang kurang menguntungkan (curah hujan yang lebih banyak dan

panjang) sehingga mengganggu stabilitas tingkat produksi dan pasokan komoditas tersebut.

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

Jun-

08

Aug

-08

Oc t

-08

Dec

-08

Feb-

09

Apr

-09

Jun-

09

Au g

-09

Oc t

-09

Dec

-09

Feb-

10

Apr

-10

Jun-

10

Au g

-10

Oc t

-10

Dec

-10

% y

oy

Bahan Makanan Perumahan, LGA & BB

Grafik II.3. Perkembangan Inflasi tahun dasar (% ytd) Banten Kelompok Bahan

Makanan dan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Sumber: BPS Provinsi Banten

Sementara itu ekspektasi masyarakat terhadap harga juga cenderung meningkat di

dua triwulan terakhir pada tahun 2010. Hasil Survei Konsumen di wilayah Banten

menunjukkan adanya tren yang meningkat pada akhir tahun 2010 dan mengindikasikan bahwa

masyarakat Banten masih cenderung berhati-hati dalam mempersepsikan harga di masa

datang.

Page 38: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

27

Kajian Ekonomi Regional Banten

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

123456789101112123456789101112123456789101112

2008 2009 2010

% yo

y

Ekspektasi Harga 3 bulan yang akan datang

Inflasi Banten (RHS)

Grafik II.4. Indeks Ekspektasi Harga 3 Bulan yang Akan Datang dan Perkembangan

Inflasi Tahunan Banten

Sumber:Survei Konsumen Bank Indonesia dan BPS Provinsi Banten

2.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa

A. Inflasi Bulanan

Peningkatan inflasi bulanan pada Triwulan IV 2010 terjadi pada kelompok bahan

makanan terutama pada subkelompok bumbu-bumbuan di Kota Serang dan kenaikan

tarif listrik progresif (administred price) yang mulai diberlakukan pada akhir triwulan

III 2010. Kelompok bahan makanan mengalami kenaikan indeks harga yang sangat tinggi pada

Triwulan IV 2010 sebesar 1,74% (mtm) yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi

sebesar 0,43%. Kenaikan terbesar terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 5,08%

(mtm). Kenaikan indeks harga bumbu-bumbuan bulanan tertinggi terjadi terutama di Kota

Serang yang mencapai level yang tinggi sebesar 20,00% (mtm). Pertumbuhan indeks harga

yang cukup tinggi juga terjadi pada subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya

sebesar 4,06% (mtm) dan bahkan di Kota Serang mencapai level 5,59% (mtm). Sementara itu,

andil inflasi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada akhir tahun

mencapai 0,09% atau kedua terbesar setelah bahan makanan.

Tabel II.1. Inflasi Bulanan (% mtm) dan Andil Inflasi Bulanan (%) Banten per Kelompok

Barang dan Jasa Banten

Kelompok Oct-10 Nov-10 Dec-10 Andil (%)

Umum 0,53 0,44 0,63 0,63Bahan Makanan 0,44 1,18 1,74 0,43Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0,15 0,29 0,10 0,02Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 0,62 0,31 0,35 0,09Sandang 1,61 0,24 0,80 0,04Kesehatan 0,81 0,35 0,81 0,04Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 2,80 -0,02 0,05 0,00Transportasi dan Komunikasi -0,44 0,06 0,06 0,01

Sumber: BPS Provinsi Banten

Page 39: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

28

Kajian Ekonomi Regional Banten

B. Inflasi Tahunan

Adanya gangguan pasokan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap

perkembangan indeks harga bahan makanan. Pada akhir Triwulan IV 2010 kelompok

tersebut mengalami kenaikan indeks harga yang sangat tinggi pada level 14,10% (yoy) yang

merupakan level tertinggi sejak Triwulan II 2009. Kelompok tersebut memberikan sumbangan

yang besar yaitu sebesar 3,01% terhadap inflasi keseluruhan Banten Triwulan IV 2010.

Tabel II.2. Inflasi Tahunan (% yoy) Banten per Kelompok Barang dan Jasa

Kelompok Tw IV '09 Tw I '10 Tw II '10 Tw III '10 Tw IV '10

Umum 2,86 3,16 4,44 4,59 6,10Bahan Makanan 1,81 1,16 7,90 9,00 14,10Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 8,35 5,73 5,54 4,57 3,76Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 3,15 3,30 2,12 3,65 4,41Sandang 7,17 5,21 7,24 6,85 8,37Kesehatan 6,77 5,08 4,26 3,81 5,30Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 6,15 5,87 5,32 5,05 3,64Transportasi dan Komunikasi -4,29 1,30 1,20 -0,31 1,10

Sumber: BPS Provinsi Banten

Keenam kelompok lainnya pun mengalami kenaikan indeks harga walaupun tidak

setinggi kelompok bahan makanan. Inflasi kelompok sandang sebesar 8,37% (yoy) dengan

bobot terhadap inflasi Banten sekitar 0,54% terutama disumbang oleh subkelompok barang

pribadi dan sandang lain yang disebabkan oleh tren meningkatnya harga emas hingga akhir

tahun 2010. Sementara itu walaupun kenaikan indeks harga kelompok perumahan, listrik, gas,

air dan bahan bakar tidak setinggi kelompok bahan makanan atau kelompok sandang, namun

sumbangannya cukup besar terhadap inflasi Banten diperkirakan mencapai 1,04% yang

disebabkan terutama dari subkelompok bahan bakar, penerangan dan air dengan adanya

penyesuaian administered price yaitu kenaikan Tarif Dasar Listrik sejak akhir Triwulan III 2010

dan juga adanya kenaikan bahan bakar rumah tangga yang cukup besar yaitu minyak tanah.

6,10

14,10

3,76 4,41

8,37

5,30 3,64

1,10

6,10

3,01

0,68 1,04 0,54 0,24 0,28 0,20 -

2,00 4,00 6,00 8,00

10,00 12,00 14,00 16,00

Inflasi (% yoy) Andil Inflasi (%)

Grafik II.5. Perkembangan Inflasi Tahunan dan Andil Inflasi Banten Triwulan IV 2010

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

Page 40: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

29

Kajian Ekonomi Regional Banten

2.1.2. Inflasi Berdasarkan Kota

Inflasi Kota Serang meningkat sangat signifikan pada bulan Desember 2010,

mengingat kondisi sebelumnya pada awal Triwulan III 2010 hingga pertengahan

Triwulan IV 2010 cenderung lebih rendah dibandingkan dengan kedua kota lainnya

Tangerang dan Cilegon. Adanya tekanan dari sisi penawaran dan sedikit tarikan

permintaan menjadi penyebab utama peningkatan tersebut. Inflasi Kota Serang pada

akhir Triwulan IV 2010 mencapai level 6,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan kedua

kota lainnya. Pada akhir Desember 2010 terlihat adanya percepatan peningkatan inflasi di kota

tersebut, yang disebabkan oleh adanya tekanan dari sisi supply yaitu dari subkelompok padi-

padian, umbi-umbian dan hasilnya serta kelompok bumbu-bumbuan dan adanya peningkatan

tarikan permintaan khususnya dari subkelompok barang pribadi dan sandang lain yang

diperkirakan oleh adanya peningkatan tren harga emas. Selain itu, persentase bobot konsumsi

barang komoditas volatile food di Kota Serang relatif lebih tinggi dibandingkan kedua kota

lainnya di Banten. Kondisi relatif tingginya inflasi Kota Serang akan berpotensi terus berlanjut

apabila anomali cuaca terus terjadi dan tidak ada langkah antisipasi untuk menyeimbangkan

supply dengan demand komoditas volatile food tersebut.

Tabel II.3. Perkembangan Inflasi Tahunan (% yoy) per Kota

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV1 Cilegon 3,11 3,36 4,64 4,43 6,122 Serang 4,57 4,21 4,80 3,69 6,183 Tangerang 2,49 2,92 4,34 4,79 6,08

2,86 3,16 4,44 4,59 6,10

2009No. Kota

2010

Banten Sumber: BPS Provinsi Banten

Tabel II.4 Inflasi Tahunan (% yoy) dan Andil Inflasi (%) per Kota Triwulan IV 2010

Inflasi Andil Inflasi Inflasi Andil Inflasi Inflasi Andil Inflasi% y-o-y % % y-o-y % % y-o-y %

1 Umum 6,12 6,12 6,18 6,18 6,08 6,082 Bahan Makanan 11,85 3,01 16,46 3,87 14,03 3,083 Makmin, Rokok dan Tbk 4,42 1,00 4,52 0,97 3,51 0,584 Perum, Air, LGA dan BB 6,06 1,38 3,02 0,65 4,40 1,185 Sandang 1,37 0,07 6,20 0,47 9,96 0,506 Kesehatan 1,61 0,06 2,16 0,08 6,50 0,297 Pend, Rekreasi dan OR 2,88 0,17 1,15 0,08 4,25 0,318 Trans, Kom dan Jasa Keu 2,86 0,43 0,47 0,07 0,90 0,14

KelompokNo.Cilegon TangerangSerang

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

Page 41: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

30

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel II.5 Perkembangan Inflasi per Kelompok Komponen Kota Serang

2009Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Volatile Foods 0,45 0,33 2,15 1,57 3,76 Administered Price 1,31 1,96 0,74 0,73 0,67 Core 2,86 2,00 1,91 1,38 1,75 Inflasi IHK 4,57 4,21 4,80 3,69 6,18

2010Inflasi per Kelompok Komponen

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

Gejolak pasokan bahan makanan yang terjadi di Kota Serang dan Kota Cilegon

tercermin dari tren perkembangan inflasi volatile foods. Kenaikan indeks harga bahan

makanan di Serang dan Kota Cilegon disebabkan oleh perubahan indeks harga yang cukup

signifikan dari sub kelompok padi-padian, daging dan hasil-hasilnya, bumbu-bumbuan dan

sayur-sayuran. Tingkat pasokan yang menurun akibat cuaca buruk di daerah-daerah pemasok

kemudian mendorong adanya peningkatan harga di Kota Jakarta dan Tangerang dan kemudian

merambah hingga ke Serang dan Cilegon. Hal ini karena barang-barang yang dijual di Kota

Serang sebagian besar berasal dari Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta dan Pasar Induk Tanah

Tinggi di Tangerang sehingga gejolak supply yang terjadi di pasar induk tersebut kemudian

menimbulkan dampak ikutan terhadap perubahan harga di Kota Serang. Selain itu, adanya

proses perbaikan jalan tol Tangerang – Merak di berbagai ruas yang masih berlangsung hingga

akhir Triwulan IV 2010 diperkirakan cukup menghambat distribusi bahan makanan ke Kota

Serang dan Cilegon sehingga menimbulkan dampak kenaikan biaya yang berakibat pada

kenaikan harga.

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

18,00

20,00

% y

oy

Volatile Foods

Adm. Price

Core

Grafik II.6. Perkembangan Inflasi per

Kelompok Komponen Kota Serang

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

Core

Adm. Price

Volatile Foods

%

Grafik II.7. Sumbangan Inflasi per

Kelompok Komponen Kota Serang

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

Page 42: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

31

Kajian Ekonomi Regional Banten

-2,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

% y

oy Volatile Foods

Adm. Price

Core

Grafik II.8. Perkembangan Inflasi per

Kelompok Komponen Kota Cilegon

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

‐1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

Core

Adm. Price

Volatile Foods

%

Grafik II.9. Sumbangan Inflasi per

Kelompok Komponen Kota Cilegon

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

Sementara itu, tekanan inflasi pada kelompok volatile foods di Kota Tangerang juga

cukup tinggi pada Triwulan IV 2010 meskipun tidak setinggi yang terjadi di Kota

Serang. Akses yang lebih dekat dan lebih baik dengan sumber pasokan seperti dari pasar induk

di DKI Jakarta diperkirakan membantu pasokan dan tingkat harga di kota tersebut lebih stabil

dibandingkan dengan kota lainnya di Banten.

-10,00

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

Jun-

09

Aug

-09

Oct

-09

Dec

-09

Feb-

10

Apr

-10

Jun-

10

Au g

-10

Oct

-10

Dec

-10

% y

oy

Volatile Foods

Adm. Price

Core

Grafik II.10. Perkembangan Inflasi per

Kelompok Komponen Kota Tangerang

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

‐2,00

‐1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

Core

Adm. Price

Volatile Foods

%

Grafik II.11. Sumbangan Inflasi per

Kelompok Komponen Kota Tangerang

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inflasi

Tekanan inflasi dari sisi fundamental terutama dari aspek tarikan permintaan

diperkirakan relatif stabil dengan kecenderungan meningkat pada Triwulan IV 2010.

Gairah peningkatan perekonomian menuju akhir tahun 2010 dan stimulus dari perayaan Natal

2010 dan Tahun Baru 2011 diperkirakan cukup meningkatkan inflasi dari sisi permintaan

walaupun diperkirakan tidak sebesar triwulan sebelumnya. Peningkatan tarikan permintaan

yang relatif besar terjadi di Kota Serang yang diperkirakan disebabkan oleh adanya peningkatan

indeks harga kelompok sandang yaitu pada komoditas emas.

Page 43: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

32

Kajian Ekonomi Regional Banten

-5,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

% y

oy Volatile Foods

Adm. Price

Core

Grafik II.12. Perkembangan Inflasi per

Kelompok Komponen Banten

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

‐2,00

‐1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

Core

Adm. Price

Volatile Foods

%

Grafik II.13. Sumbangan Inflasi per

Kelompok Komponen Banten

Sumber: BPS Provinsi Banten, diolah

Sementara itu, tekanan inflasi yang bersumber dari faktor eksternal diperkirakan

sedikit meningkat yang disebabkan oleh adanya kenaikan harga komoditas

internasional strategis yaitu emas. Tekanan eksternal diperkirakan cenderung meningkat

akibat adanya tren peningkatan harga emas dan minyak dunia. Namun demikian, relatif

stabilnya nilai tukar Rupiah pada kisaran level Rp 9.000,-, dan tren perkembangan rata-rata

harga barang impor yang relatif stabil menuju akhir Triwulan IV 2010 membantu menahan

gejolak inflasi yang bersumber dari faktor eksternal tersebut.

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

1234567891011121234567891011121234567891011121234567891011

2007 2008 2009 2010

USD

/Kg

Rata-rata Harga Barang Impor

Grafik II.14. Perkembangan Rata-rata

Harga Barang Impor

Sumber: Bank Indonesia

Grafik II.15. Perkembangan Harga Emas

internasional

Sumber: www.goldprice.org

Page 44: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

33

Kajian Ekonomi Regional Banten

0

20

40

60

80

100

120

140

160

Jan-

2008

Mar

-200

8

Mei

-200

8

Jul-2

008

Sep-

2008

Nop

-200

8

Jan-

2009

Mar

-200

9

Mei

-200

9

Jul-2

009

Sep-

2009

Nop

-200

9

Jan-

2010

Mar

-201

0

Mei

-201

0

Jul-2

010

Sep-

2010

Nop

-201

0

USD

/bar

rel

Grafik II.16. Perkembangan Harga Minyak Dunia

Sumber: US Energy Information Administration

Ekspektasi masyarakat terhadap harga pun masih cenderung stabil, walaupun

terindikasi akan mengalami peningkatan pada triwulan mendatang. Ekspektasi

masyarakat yang tercermin dari indeks ekspektasi konsumen terhadap harga-harga tiga bulan

mendatang yang terindikasi tidak berfluktuasi dan masih menunjukkan pergerakan level yang

relatif stabil.

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Ekspektasi Harga 3 bulan yang akan datang

Grafik II.17. Indeks Ekspektasi terhadap Harga Tiga Bulan yang Akan Datang

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

Sementara itu pada sisi non fundamental, tekanan inflasi pada akhir Triwulan IV 2010

diperkirakan disebabkan oleh tekanan dari sisi supply khususnya volatile foods.

Tekanan inflasi volatile foods terlihat meningkat signifikan menuju akhir Triwulan IV 2010 yang

diikuti oleh tekanan dari inflasi administered prices. Adanya gangguan cuaca yang kurang stabil

menyebabkan pasokan bahan makanan relatif terganggu dan meningkatkan tekanan inflasi.

Sementara itu, adanya penyesuaian administered prices berupa kenaikan Tarif Dasar Listrik pada

triwulan sebelumnya terindikasi masih berimbas pada triwulan laporan yang diperkuat lagi

dengan adanya kenaikan bahan bakar rumah tangga.

Page 45: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

34

Kajian Ekonomi Regional Banten

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 46: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

35

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN

DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kegiatan intermediasi perbankan di Banten semakin ekspansif dan tetap berkualitas.

Kondisi ini tercermin dari semakin membaiknya rasio Loan to Deposit Ratio bank umum di

Banten baik sistem konvensional maupun prinsip syariah dan rasio kredit non lancar yang

semakin rendah. Namun yang perlu mendapat perhatian adalah kinerja BPR yang sedikit

menurun terutama rasio kredit non lancar BPRS yang cenderung meningkat.

Sementara itu, semakin membaiknya kondisi makroekonomi dan dunia usaha di

Banten mampu mendorong peningkatan transaksi bisnis dengan kliring maupun RTGS.

Kondisi tersebut mencerminkan semakin membaiknya usaha skala kecil maupun besar di

Banten yang terlihat dari peningkatan transkasi keuangan dengan mitra bisnisnya.

3.1. PERKEMBANGAN INTERMEDIASI BANK UMUM

Tingginya ekspansi bank umum ternyata belum mampu meningkatkan rasio

penyaluran kredit (Loan to Deposit Ratio/LDR) bank umum. Pertumbuhan penghimpunan

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit menyebabkan rasio

LDR mengalami penurunan dari sebesar 86,47% pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar

76,39% pada Triwulan IV 2010.

Tabel III.1. Perkembangan Beberapa Indikator Bank Umum di Provinsi Banten

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*Nominal Rp Triliun 42,75 36,89 42,79 40,08 51,65Pertumbuhan % yoy 19,22 2,51 21,12 6,43 20,83Nominal Rp Triliun 58,02 30,20 32,65 34,66 39,45Pertumbuhan % yoy 0,76 18,79 21,00 31,02 39,64

Loan to Deposit Ratio Rasio % 66,09 81,86 76,30 86,47 76,39Nominal Rp Triliun 3,15 0,93 0,98 0,99 0,93NPL % 5,44 3,10 3,00 2,84 2,34Nominal Rp Triliun 58,02 60,39 75,70 71,95 75,78Pertumbuhan % yoy 0,76 6,05 36,47 31,69 34,72

2010

Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek di Provinsi Banten**

2009UnitUraian

Rasio Kredit Non Lancar Berdasarkan Lokasi Bank di Provinsi Banten

Kredit Berdasarkan Lokasi Bank di Provinsi Banten

DPK

Sumber: Bank Indonesia, (* data kredit bank pelapor Tw IV ’10 merupakan angka sementara posisi

Desember 2010, ** data kredit lokasi proyek Tw IV ’10 merupakan posisi November 2010)

3.1.1. Perkembangan Simpanan/Dana Pihak Ketiga Masyarakat

Varian produk yang ditawarkan dengan berbagai kemudahan dalam menarik

simpanan khususnya untuk simpanan deposito serta pemberian suku bunga yang

Page 47: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

36

Kajian Ekonomi Regional Banten

kompetitif bagi nasabah menyebabkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mengalami

peningkatan yang cukup pesat pada triwulan laporan. Dana yang dapat diserap

masyarakat oleh bank umum di Banten pada Triwulan IV 2010 tercatat sebesar Rp 51,65 triliun,

dengan pertumbuhan sebesar 20,83% (yoy), meningkat cukup signifikan dibandingkan akhir

triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan DPK sebesar 6,43% (yoy). Diperkirakan

dipertahankannya suku bunga acuan pada level 6,5% hingga akhir tahun 2010 dan berbagai

penawaran produk simapanan yang menarik bagi nasabah khususnya jenis deposito,

mendorong preferensi masyarakat untuk menempatkan dananya dalam bentuk portofolio

jangka panjang yang tercermin dari peningkatan pertumbuhan deposito yang sangat tinggi

dibandingkan dengan kedua komponen lainnya sebesar 32,13% (yoy) pada triwulan laporan.

Simpanan bentuk deposito tersebut umumnya memiliki fleksibilitas yang baik sehingga para

nasabah mendapatkan keuntungan optimal. Di samping itu, bagi para pelaku usaha deposito

dapat dijadikan jaminan pada Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) untuk

membantu transaksi bisnisnya.

Komposisi simpanan/Dana Pihak Ketiga di Banten belum mengalami perubahan

struktural, dimana porsi simpanan jangka pendek tetap mendominasi porsi simpanan

masyarakat secara umum. Sekitar 54,09% dari total DPK di Banten berbentuk tabungan dan

giro yang berjangka waktu pendek. Di sisi lain, dari data kredit berdasarkan jangka waktu,

terindikasi bahwa meskipun porsi kredit jangka panjang (> 36 bulan) masih memegang porsi

terbesar atau sekitar 53,15% terhadap total kredit pada periode laporan, meskipun pada saat

ini mengalami penurunan pangsa dibandingkan dengan awal tahun 2010. Sebaliknya, kredit

jangka pendek relatif bertumbuh meningkat. Kondisi tersebut mampu memperbaiki manajemen

likuiditas perbankan di Banten. Gairah menabung pada masyarakat Banten lebih banyak

dilakukan pada Triwulan II dan IV, karena khususnya pada Triwulan III kebutuhan penggunaan

dana relatif tinggi, seperti untuk kebutuhan pendidikan dan rumah tangga. Di sisi lain, bagi

pelaku bisnis, simpanannya digunakan untuk memperkuat modal kerja khususnya pada

Triwulan I untuk mengantisipasi meningkatnya permintaan.

Page 48: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

37

Kajian Ekonomi Regional Banten

7,28 6,91 6,537,98 7,55

6,287,51

8,747,35

9,957,83

10,2511,78

12,65 13,08 13,23 13,62 13,48 14,5216,06

12,5113,58 14,17

17,69

10,8711,97 12,73

14,64 14,82 15,57 15,6317,94 17,03

19,2718,09

23,71

-

5

10

15

20

25

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liun

Giro Tabungan Deposito

Grafik III.1. Perkembangan DPK Banten

per Jenis Simpanan

Sumber: Bank Indonesia, (*merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV

Tw I Tw II Tw III Tw IV

Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2008 2009 2010

% y

oy

Giro Tabungan Deposito

Grafik III.2. Pertumbuhan Tahunan DPK

Banten per Jenis Simpanan

Sumber: Bank Indonesia, (*merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

Tabel III.2. Perkembangan Kredit Menurut Jangka Waktu Berdasarkan Lokasi Bank

di Banten

Tw I Tw II Tw III Tw IV*00 -12 Jangka Pendek (Rp Juta) 8.265.566 9.218.605 10.187.377 14.311.658 102,45 36,2712 - 36 Jangka Menengah (Rp Juta) 3.525.788 4.140.851 5.168.966 4.174.154 -55,51 10,58> 36 Jangka Panjang (Rp Juta) 18.408.775 19.292.461 19.302.063 20.967.570 77,67 53,15TOTAL (Rp Juta) 30.200.128 32.651.917 34.658.407 39.453.382 39,64 100,00

2010Jangka Waktu (bulan)

Pangsa (%)

Growth (% yoy)

Sumber: Bank Indonesia, (*merupakan angka sementara posisi Desember 2010)

3.1.2. Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Bank di Banten

Peningkatan ekspansi kredit bank umum yang berlokasi di Banten didorong oleh

meningkatnya aktivitas bisnis. Nominal kredit yang disalurkan bank umum berdasarkan

lokasi bank di Banten pada Triwulan IV 2010 tercatat sebesar Rp 39,45 triliun yang bertumbuh

sebesar 39,64% (yoy) yang merupakan level pertumbuhan tertinggi sejak awal tahun 2010.

Peningkatan kredit tertinggi terjadi pada jenis penggunaan modal kerja dengan pertumbuhan

yang mencapai 62,13% (yoy). Sektor industri pengolahan dan perdagangan merupakan dua

sektor yang menjadi target penyaluran modal kerja terbesar dari bank umum yang berlokasi di

Banten. Pada industri pengolahan, industri logam dasar besi baja dan industri makanan

merupakan jenis industri yang menggunakan kredit modal kerja relatif besar dibandingkan

dengan jenis industri lainnya. Sementara itu, pada sektor perdagangan, perdagangan eceran

dan perdagangan mobil turut menjadi sektor usaha yang menjadi pengguna kredit modal kerja

dengan nilai relatif besar dibandingkan dengan jenis perdagangan lainnya. Di sisi lain, kredit

lainnya seperti kredit investasi juga bertumbuh tinggi pada periode laporan sebesar 28,13%

(yoy) terutama kredit investasi untuk jenis usaha perdagangan impor dan eceran.

Page 49: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

38

Kajian Ekonomi Regional Banten

Di sisi lain, tingkat konsumsi yang tinggi di Banten tercermin pula dari pangsa kredit

konsumsi yang terbesar dibandingkan dengan jenis kredit produktif. Tingginya

kebutuhan konsumsi masyarakat terutama di wilayah Tangerang kemudian memicu

peningkatan kebutuhan pembiayaan berupa kredit konsumsi dari perbankan.

Tabel III.3. Perkembangan Kredit Menurut Jenis Penggunaan Berdasarkan Lokasi Bank

di Banten

Tw I Tw II Tw III Tw IV*Modal Kerja (Rp juta) 8.063.103 11.209.447 12.172.116 13.238.768 62,13 33,56Investasi (Rp juta) 2.395.648 2.357.564 2.407.238 2.787.390 28,13 7,07Konsumsi (Rp juta) 19.741.378 19.084.907 20.079.052 23.427.225 30,79 59,38BANTEN (Rp juta) 30.200.128 32.651.917 34.658.407 39.453.382 39,64 100,00

Growth Tw IV '10 (% yoy)

Pangsa Tw IV '10 (%)

Jenis Penggunaan2010

Sumber: Bank Indonesia, (*merupakan angka sementara posisi Desember 2010)

051015202530354045

05

1015202530354045

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

% yoy

Total Kredit Growth (RHS)

Grafik III.3. Perkembangan Kredit

Berdasarkan Lokasi Bank di Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

-20-1001020304050607080

0

2

4

6

8

10

12

14

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

% yoy

Kredit Modal Kerja Growth (RHS)

Grafik III.4. Perkembangan Kredit Modal

Kerja Berdasarkan Lokasi Bank di Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

0

1

1

2

2

3

3

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

% yoy

Kredit Investasi Growth (RHS)

Grafik III.5. Perkembangan Kredit Investasi

Berdasarkan Lokasi Bank di Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

0510152025303540

0

5

10

15

20

25

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n

% yoy

Kredit Konsumsi Growth (RHS)

Grafik III.6. Perkembangan Kredit

Konsumsi Berdasarkan Lokasi Bank di

Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

Page 50: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

39

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel III.4. Perkembangan Kredit Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Bank di

Banten

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*

Pertanian 117.474 127.287 39.574 136.539 97.994 0,25 -16,58Pertambangan 43.132 62.571 66.013 85.813 91.312 0,23 111,70Industri pengolahan 2.594.171 2.909.452 3.253.560 3.670.735 4.173.234 10,58 60,87Listrik,Gas dan Air 13.043 14.857 17.508 26.528 26.984 0,07 106,89Konstruksi 970.735 1.071.142 1.224.918 1.255.862 1.350.866 3,42 39,16Perdagangan 4.109.564 3.137.802 3.235.204 3.656.895 4.044.223 10,25 -1,59Pengangkutan 123.273 159.377 161.974 157.798 169.556 0,43 37,54Jasa Dunia Usaha 2.136.552 1.358.320 3.550.887 4.293.983 4.532.262 11,49 112,13Jasa Sosial Masyarakat 219.225 719.126 970.521 981.593 1.108.803 2,81 405,78Lain-lain 17.926.279 20.640.195 20.131.758 20.392.661 23.858.149 60,47 33,09BANTEN 28.253.448 30.200.128 32.651.917 34.658.407 39.453.382 100,00 39,64

SektoralPangsa Tw IV '10 (%)

Growth Tw IV '10 (%

yoy)

2009 2010

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka sementara posisi Desember 2010)

Perkembangan kredit untuk sektor jasa dunia usaha terlihat meningkat menuju

periode laporan. Kredit untuk sektor jasa dunia usaha bertumbuh signifikan hingga mencapai

level 112,13% (yoy) pada periode laporan. Tren pertumbuhan yang meningkat tersebut

kemudian mendorong peningkatan porsi kredit untuk sektor jasa dunia usaha menjadi sebesar

11,49% pada Triwulan IV 2010 dan menjadi salah satu sektor yang menyerap kredit terbesar

selain sektor industri pengolahan (sebesar 10,58% terhadap total kredit Triwulan IV 2010) dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran (sebesar 10,25%). Sementara itu, meskipun memiliki

pangsa kredit yang relatif kecil, pertumbuhan kredit ke sektor jasa sosial masyarakat semakin

diminati bank umum di Banten yang tercermin dari angka pertumbuhan kredit tersebut hingga

mencapai level 405,78% (yoy). Sebaliknya, kredit untuk pertanian mengalami penurunan akibat

gangguan cuaca yang berkepanjangan, di sisi lain menurunnya kredit untuk sektor

perdagangan diperkirakan juga menjadi faktor yang menyebabkan melambatnya kinerja sektor

tersebut pada periode laporan.

Page 51: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

40

Kajian Ekonomi Regional Banten

-80-60-40-20020406080100120140

0500

1.0001.5002.0002.5003.0003.5004.0004.5005.000

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV

Tw I Tw II Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp M

iliar %

yoy

Jasa Dunia Usaha Growth (RHS)

Grafik III.7. Perkembangan Kredit untuk

Sektor Jasa Dunia Usaha Berdasarkan

Lokasi Bank di Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

Pertanian0,25%

Pertambangan0,23%

Industri pengolahan

10,58%

Listrik,Gas dan Air0,07%

Konstruksi3,42%

Perdagangan10,25%

Pengangkutan0,43%

Jasa Dunia Usaha

11,49%Jasa Sosial Masyarakat

2,81%

Lain-lain60,47%

Grafik III.8. Pangsa Kredit Menurut Sektor

Ekonomi Berdasarkan Lokasi Bank di

Banten Triwulan IV 2010

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka

sementara posisi Desember 2010)

Tabel III.5. Perkembangan Kredit Menurut Kota/Kabupaten Berdasarkan Lokasi Bank di

Banten

Tw I Tw II Tw III Tw IV*

Kab. Lebak 329.475 351.102 365.327 381.334 0,97 Kab. Pandeglang 757.952 800.183 834.568 849.356 2,15 Kab. Serang 981.668 1.210.821 1.287.636 1.396.739 3,54 Kab. Tangerang 4.343.917 4.702.175 4.985.267 5.986.026 15,17 Kota Cilegon 2.751.698 3.032.985 3.081.618 3.233.509 8,20 Kota Tangerang 18.227.393 19.689.653 20.754.810 24.017.687 60,88 Kota Serang 2.808.026 2.864.997 3.349.181 3.588.730 9,10 Banten 30.200.128 32.651.917 34.658.407 39.453.382 100,00

Kota/Kabupaten2010

Pangsa Tw IV '10 (%)

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka sementara posisi Desember 2010)

Kota Tangerang masih tetap menjadi penyalur terbesar kredit di Banten sepanjang

tahun 2010 seiring meningkatnya jumlah residensial dan pembangunan properti di

wilayah tersebut. Kredit yang disalurkan oleh bank-bank umum yang berlokasi di Kota

Tangerang mencapai sekitar 60,88% dari total kredit atau sekitar Rp 24,02 triliun pada

Triwulan IV 2010 atau dengan rata-rata sekitar 60,37% selama tahun 2010. Penyaluran kredit

oleh bank-bank umum di Kabupaten Tangerang juga meningkat sepanjang tahun 2010 yang

terindikasi dari pangsanya yang menunjukkan tren meningkat.

Page 52: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

41

Kajian Ekonomi Regional Banten

14,38 14,40 14,38

15,17

13,50

14,00

14,50

15,00

15,50

Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2010

%

Grafik III.9. Perkembangan Pangsa Kredit yang Disalurkan oleh Bank Umum

Berdasarkan Lokasi Bank di Kabupaten Tangerang terhadap Provinsi Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka sementara posisi Desember 2010)

Kualitas kredit yang disalurkan oleh bank-bank umum yang berlokasi di Banten juga

terindikasi membaik dengan menurunnya rasio kredit non lancar/Non Performing Loan

(NPL). Rasio NPL kredit yang disalurkan oleh bank umum di Banten pada triwulan IV 2010

terlihat masih berada dalam koridor/batas aman dengan tren yang menurun sebesar 2,34%

pada Triwulan IV 2010.

2,993,20

3,71

3,08 3,10 3,00 2,84

2,34

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2009 2010

%

NPL

Grafik III.10. Perkembangan Rasio NPL Kredit yang Disalurkan Bank Umum yang

Berlokasi Banten

Sumber: Bank Indonesia, (* merupakan angka sementara posisi Desember 2010)

3.1.3. Perkembangan Penyaluran Kredit Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten

Kepercayaan perbankan atau investor di luar Banten terhadap perekonomian Banten

tetap tinggi yang tercermin dari peningkatan kredit berdasarkan lokasi proyek di

Banten yang bertumbuh tinggi sebesar 34,72% (yoy) pada Triwulan IV 2010.

Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 59,83% (yoy) dengan nominal

sebesar Rp 17,31 triliun. Meningkatnya penyaluran kredit investasi hingga akhir tahun 2010

diperkirakan mendukung pertumbuhan investasi Banten pada periode laporan terutama pada

sektor-sektor utama seperti sektor industri pengolahan dan pengangkutan.

Page 53: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

42

Kajian Ekonomi Regional Banten

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n % yo

y

Total Kredit Growth (RHS)

Grafik III.11. Perkembangan Kredit

Berdasarkan Lokasi Proyek di Banten

Sumber: Bank Indonesia, (*posisi November 2010)

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

02468

101214161820

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n % yo

y

Nominal Kredit Investasi Growth (RHS)

Grafik III.12. Perkembangan Kredit

Investasi Berdasarkan Lokasi Proyek di

Banten

Sumber: Bank Indonesia, (*posisi November 2010)

Kredit produktif lainnya yaitu kredit untuk modal kerja turut mencatat tren

peningkatan juga meskipun tidak sebesar pertumbuhan kredit investasi. Penyaluran

kredit modal kerja berdasarkan lokasi proyek sempat melambat pada tahun 2009 karena

pengusaha lebih bersikap wait-and-see. Namun sejak awal tahun 2010 dan seiring terus

meningkatnya kinerja perekonomian, penyaluran kredit modal kerja untuk proyek yang

berlokasi di Banten meningkat mencapai Rp 33,38 triliun dengan level pertumbuhan 28,62%

(yoy) dan pangsa sebesar 44,05% terhadap total kredit. Kebutuhan usaha dan peningkatan

modal kerja untuk mengantisipasi kenaikan permintaan terlihat khususnya pada sektor industri.

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

0

5

10

15

20

25

30

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n % yo

y

Nominal Kredit Konsumsi Growth (RHS)

Grafik III.13. Perkembangan Kredit

Konsumsi Berdasarkan Lokasi Proyek di

Banten

Sumber: Bank Indonesia, (*posisi November 2010)

-20,00-15,00-10,00-5,000,005,0010,0015,0020,0025,0030,0035,00

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I Tw II

Tw III

Tw IV*

2008 2009 2010

Rp

Tri

liu

n % yo

y

Nominal Kredit Modal Kerja Growth (RHS)

Grafik III.14. Perkembangan Kredit Modal

Kerja Berdasarkan Lokasi Proyek di

Banten

Sumber: Bank Indonesia, (*posisi November 2010)

Page 54: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

43

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel III.6. Perkembangan Kredit Menurut Jenis Penggunaan Berdasarkan Lokasi

Proyek di Banten

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*Modal Kerja 26.942.326 25.904.926 33.782.695 31.955.519 33.383.973 28,62 44,05 Investasi 11.413.636 12.879.864 18.432.950 15.323.609 17.313.587 59,83 22,85 Konsumsi 19.661.544 21.601.424 23.488.890 24.669.634 25.084.574 28,87 33,10 BANTEN 58.017.506 60.386.214 75.704.535 71.948.762 75.782.134 34,72 100,00

Pangsa Tw IV '10 (%)

Jenis Penggunaan2009 2010 Growth Tw IV

'10 (% yoy)

Sumber: Bank Indonesia, (*posisi November 2010)

Peningkatan kredit pada sektor kuat di Banten seperti sektor industri pengolahan dan

pengangkutan kemudian mendorong kinerja sektor tersebut pada periode laporan.

Kredit untuk sektor industri pengolahan terindikasi sempat menurun hingga berada pada level

pertumbuhan terendah sebesar -24,87% (yoy) pada Triwulan I 2010 kemudian relatif

meningkat hingga berada pada level 8,89% (yoy) pada pertengahan Triwulan IV 2010.

Sementara itu kredit untuk sektor pengangkutan juga meningkat dan bahkan sangat signifikan

menuju level 305,58% (yoy) dengan nominal Rp 1,60 triliun pada periode laporan. Dengan

meningkatnya kinerja sektor-sektor utama Banten yang meningkatkan kebutuhan akan sektor

pengangkutan dan didukung dengan peningkatan penyaluran kredit untuk sektor tersebut

kemudian mendorong kinerja sektor pengangkutan pada periode laporan.

Tabel III.7. Perkembangan Kredit Menurut Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi Proyek

di Banten

2009Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Pertanian 392.658 556.306 3.241.935 485.335 519.865 39,01 0,69 Pertambangan 180.004 221.437 235.032 229.427 200.067 10,60 0,26 Industri pengolahan 18.419.144 16.472.870 25.396.522 18.282.949 19.666.112 8,89 25,95 Listrik,Gas dan Air 3.102.786 4.971.777 4.397.716 7.230.118 7.594.430 151,34 10,02 Konstruksi 2.822.777 2.893.132 2.843.859 2.664.954 2.505.071 -9,52 3,31 Perdagangan 8.124.802 7.073.494 8.339.860 8.602.006 10.399.125 37,83 13,72 Pengangkutan 405.942 726.108 1.091.406 1.421.596 1.597.584 305,58 2,11 Jasa Dunia Usaha 4.094.995 3.451.840 3.928.870 4.384.669 4.577.771 25,75 6,04 Jasa-jasa 812.854 949.307 1.263.532 2.862.260 2.688.331 234,71 3,55 Lain-lain 19.661.544 23.069.943 24.965.803 25.785.448 26.033.778 33,75 34,35 Total 58.017.506 60.386.214 75.704.535 71.948.762 75.782.134 34,72 100,00

2010 Pangsa Tw IV '10 (%)

Growth Tw IV '10 (% yoy)

Sektor Ekonomi

Sumber: Bank Indonesia, (*posisi November 2010)

3.2. PERKEMBANGAN BANK PERKREDITAN RAKYAT2

Kinerja intermediasi Bank Perkreditan Rakyat (BPR) pada Triwulan IV 2010 relatif

membaik. Dari sisi penyaluran kredit, pada triwulan laporan pertumbuhan penyaluran kredit

                                                            2 Bank Perkreditan dimaksud merupakan BPR konvensional, data pada Triwulan IV 2010 merupakan angka sementara posisi Desember 2010

Page 55: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

44

Kajian Ekonomi Regional Banten

oleh BPR di Banten mencapai Rp 659,86 miliar atau bertumbuh sebesar 22,20% (yoy) dan lebih

tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 16,70% (yoy). Di

sisi lain, penghimpunan DPK mencapai Rp 508,93 miliar, meningkat pada level pertumbuhan

35,87% (yoy) dibandingkan dengan triwulan lalu. Kondisi tersebut juga dapat mencerminkan

adanya pertumbuhan bisnis pada sektor mikro dan kecil di wilayah Banten. Sementara itu dari

sisi wilayah, BPR yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang memiliki pangsa dan

pertumbuhan kredit tertinggi dibandingkan wilayah lainnya di Provinsi Banten.

Tabel III.8. Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat Provinsi Banten

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*

Jumlah bank (tidak termasuk kantor cabang) 73 73 73 73 72 -1,37Total Aset (Rp Juta) 736.765 777.128 813.846 849.743 906.743 23,07Dana Pihak Ketiga (Rp Juta) 374.586 431.502 448.457 466.281 508.934 35,87Kredit yang diberikan (Rp Juta) 539.985 550.073 592.204 628.830 659.861 22,20

2009Indikator

2010 Growth Tw IV '10 (% yoy)

Sumber: Statistik Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Bank Indonesia

Tabel III.9. Perkembangan Kredit yang Disalurkan Bank Perkreditan Rakyat

Berdasarkan Kota/Kabupaten di Provinsi Banten

2009

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*Kab. Lebak 2.370 2.394 2.407 2.476 2.787 17,60 0,42 Kab. Pandeglang 8.027 8.594 8.924 10.104 9.579 19,35 1,45 Kab. Serang 108.524 114.137 124.520 125.840 126.905 16,94 19,23 Kab. Tangerang 232.219 246.969 267.742 293.126 312.929 34,76 47,42 Kota Cilegon 8.306 9.945 10.070 10.435 10.640 28,10 1,61 Kota Tangerang 180.538 168.034 178.541 186.850 197.021 9,13 29,86 Kota Serang - - - - - - - Banten 539.985 550.073 592.204 628.830 659.861 22,20 100,00

2010Kota/Kab Pangsa (%)

Growth Tw IV '10 (% yoy)

Sumber: Statistik Bank Perkreditan Rakyat Konvensional Bank Indonesia

3.3. PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

Kinerja bank umum syariah dan unit usaha syariah semakin baik dengan pertumbuhan

aset, pembiayaan dan dana yang sangat signifikan. Total aset pada tahun 2010 (Rp 4,04

triliun) meningkat cukup tinggi sebesar 92,94% (yoy) dari tahun sebelumnya. Bertambahnya

jumlah kantor dan sosialisasi produk yang semakin baik turut memicu signifikansi pertumbuhan

aset bank umum syariah di Banten. Pembiayaan yang disalurkan oleh bank umum syariah dan

unit usaha syariah di Banten pada triwulan laporan mencapai Rp 2,08 triliun dengan

pertumbuhan yang meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 87,58% (yoy).

Sementara itu total dana pihak ketiga yang dihimpun bank umum syariah dan unit usaha

syariah pada triwulan laporan pun masih bertumbuh tinggi meskipun sedikit melambat

dibandingkan periode sebelumnya sebesar 100,40% (yoy) dengan nominal mencapai Rp 3,00

triliun. Percepatan pertumbuhan kredit yang terjadi kemudian memberikan dampak positif

Page 56: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

45

Kajian Ekonomi Regional Banten

terhadap Finance to Deposit Ratio (FDR) pada Triwulan IV 2010 sebesar 69,42% atau lebih

tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 64,83%. Ekspansi perkembangan

pembiayaan tersebut cukup berkualitas yang tercermin dari rasio pembiayaan non lancar (Non

Performing Finance/NPF) semakin membaik dibandingkan periode sebelumnya menjadi sebesar

2,22% pada periode laporan.

Tabel III.10. Perkembangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

di Provinsi Banten

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVAset Rp Miliar 2.096 2.476 2.694 3.545 4.044 Pembiayaan Rp Miliar 1.111 1.244 1.507 1.827 2.084 Dana Pihak Ketiga Rp Miliar 1.498 1.726 2.084 2.818 3.002 FDR % 74,17 72,07 72,31 64,83 69,42 NPF % 2,92 3,00 3,40 3,07 2,22

20102009Indikator Satuan

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia

Perkembangan kegiatan intermediasi BPR Syariah (BPRS) di Banten secara umum

sedikit menurun. Pada triwulan laporan terjadi peningkatan penghimpunan DPK yang lebih

tinggi dibandingkan dengan peningkatan pembiayaan. Hal itu mendorong penurunan Finance

to Deposit Ratio (FDR) dari sebelumnya sebesar 110,91% pada Triwulan III 2010 menjadi

sebesar 107,64% pada akhir Triwulan IV 2010. Sedikit menurunnya kinerja BPR syariah pada

triwulan ini tercerminkan dari meningkatnya rasio pembiayaan non lancar atau Non Performing

Financing (NPF) hingga mencapai besaran 10,91% pada periode laporan. BPRS di Banten

diharapkan dapat lebih berhati-hati dalam menganalisis kelayakan calon debitur dalam proses

pemberian pembiayaan dan progress pengembaliannya.

Tabel III.11. Perkembangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Provinsi Banten

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVAset Rp Juta 238.676 250.440 257.011 277.376 294.726 Pembiayaan Rp Juta 193.925 204.840 190.011 209.150 217.888 Dana Pihak Ketiga Rp Juta 160.071 176.178 181.791 188.575 202.424 FDR % 121,15 116,27 104,52 110,91 107,64 NPF % 5,67 5,52 8,81 10,59 10,91

2010Indikator Satuan

2009

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, Bank Indonesia

Page 57: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

46

Kajian Ekonomi Regional Banten

3.4. PERKEMBANGAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR)

Pada periode laporan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) terlihat bertumbuh

signifikan dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya sepanjang tahun 2010

baik dari sisi jumlah debitur yang dibiayai maupun nominalnya. Nominal KUR yang

disalurkan pada bulan Desember 2010 adalah sebesar Rp 807,78 miliar (bertumbuh sangat

signifikan sebesar 125,46% yoy) dengan jumlah debitur 59.994 debitur. Terlihat penyaluran

KUR meningkat secara signifikan terutama yang berasal dari Bank Mandiri. Dengan semakin

banyaknya jumlah debitur yang menerima KUR dari perbankan di Banten diharapkan pada

masa yang akan datang, status debitur tersebut meningkat menjadi debitur kredit non KUR

dengan plafon kredit yang lebih besar seiring meningkatnya skala usaha.

Tabel III.12. Perkembangan KUR di Provinsi Banten per Bank Penyalur

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IVKredit (Rp Juta) 6.803 6.803 11.053 14.453 34.326 Debitur 24 24 33 41 593 Kredit (Rp Juta) 2.508 2.133 2.879 5.062 7.636 Debitur 21 15 19 37 52 Kredit (Rp Juta) 21.312 18.925 26.509 30.955 54.072 Debitur 90 142 203 146 266 Kredit (Rp Juta) 17.455 17.705 18.105 18.435 18.435 Debitur 50 51 52 53 53 Kredit (Rp Juta) 87.563 88.032 128.607 139.935 157.442 Debitur 658 651 895 951 1.047 Kredit (Rp Juta) 156.968 176.530 201.013 223.451 275.918 Debitur 35.727 38.309 43.728 48.508 56.216 Kredit (Rp Juta) 65.673 151.862 162.524 166.355 177.427 Debitur 541 628 724 775 861 Kredit (Rp Juta) - 345 17.176 42.989 82.528 Debitur - 5 210 462 906 Kredit (Rp Juta ) 358.282 462.334 567.866 641.636 807.784 Debitur 37.111 39.825 45.864 50.973 59.994 Kredit N.A 70,41 95,52 87,49 125,46 Debitur N.A 27,58 38,39 47,12 61,66

2010

Growth (% yoy)

No. Bank Uraian2009

1 Bank Mandiri

2 Syariah Mandiri

3 BNI

4 Bank Bukopin

8 Bank Jabar Banten

T O T A L

5 BRI

6 BRI Mikro

7 BTN

Sumber: Kementerian Koordinator Perekonomian RI

.

3.5. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi pembayaran non tunai baik menggunakan kliring maupun sarana Real Time

Gross Settlement (RTGS) terindikasi stabil cenderung meningkat dan sekaligus

mengindikasikan semakin tingginya perputaran usaha di Banten. Penggunaan kliring

sebagai sarana dalam penyelesaian transaksi usaha terlihat meningkat pada Triwulan IV 2010

baik secara nominal maupun volume. Pada keseluruhan Triwulan IV 2010 penggunaan

pembayaran non tunai melalui kliring tercatat sebanyak 62.979 lembar warkat dengan

pertumbuhan yang relatif stabil dari triwulan sebelumnya sekitar 6,53% (yoy). Sementara itu

nominal transaksi yang dihasilkan menggunakan piranti tersebut adalah sebesar Rp 1,47 triliun

dengan level pertumbuhan sebesar 20,58% (yoy) yang bertumbuh signifikan dibandingkan

triwulan lalu yang mencatatkan transaksi sebesar Rp 1,40 triliun dengan level pertumbuhan

Page 58: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

47

Kajian Ekonomi Regional Banten

11,98% (yoy). Kondisi kliring tersebut mencerminkan bahwa aktivitas transaksi pembiayaan

pada periode laporan lebih banyak didominasi dalam skala nilai/nominal yang besar.

-4-20246810121416

-

10

20

30

40

50

60

70

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2009 2010

Rp

Mil

iar %

yoy

Volume Growth (RHS)

Grafik III.15. Perkembangan Transaksi

Kliring Berdasarkan Volume di Wilayah

Serang

Sumber: Statistik Sistem Pembayaran Bank

Indonesia

-10

-5

0

5

10

15

20

25

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2009 2010

Rp

Mil

iar %

yoy

Nominal Growth (RHS)

Grafik III.16. Perkembangan Transaksi

Kliring Berdasarkan Nominal di Wilayah

Serang

Sumber: Statistik Sistem Pembayaran Bank

Indonesia

Tabel III.13. Perkembangan Penggunaan RTGS di Wilayah Banten

Nominal (Rp Miliar)

Volume Nominal

(Rp Miliar)Volume

Nominal (Rp Miliar)

Volume

Triwulan I 2009 78.577 23.089 18.787 28.302 1.586 2.486 Triwulan II 2009 46.591 23.322 17.733 28.417 1.738 2.950 Triwulan III 2009 14.842 21.197 17.507 26.183 1.813 2.961 Triwulan IV 2009 14.539 22.198 17.677 25.704 1.674 3.358 Triwulan I 2010 13.833 21.165 17.363 25.464 1.724 3.085 Triwulan II 2010 18.616 24.799 19.459 25.838 2.501 3.548 Triwulan III 2010 17.593 28.681 18.280 29.158 2.641 3.946 Triwulan IV 2010 23.450 32.852 21.948 30.871 3.519 4.519

From To From - To

Periode

Sumber: Statistik Sistem Pembayaran Bank Indonesia, diolah

(20,00)

(10,00)

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010

% y

oy

From Banten (Volume) To Banten (Volume)

From-To Banten (Volume)

Grafik III.17. Perkembangan Growth

Transaksi RTGS Berdasarkan Volume di

Wilayah Banten

Sumber: Statistik Sistem Pembayaran Bank

Indonesia

(100,00)

(50,00)

-

50,00

100,00

150,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010

% y

oy

From Banten (Nominal) To Banten (Nominal)

From-To Banten (Nominal)

Grafik III.18. Perkembangan Growth

Transaksi RTGS Berdasarkan Nominal di

Wilayah Banten

Sumber: Statistik Sistem Pembayaran Bank

Indonesia

Page 59: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

48

Kajian Ekonomi Regional Banten

Transaksi yang banyak dilakukan di Banten umumnya dalam skala relatif besar karena

sifat bisnis industri dan perdagangan besar yang cenderung pembayarannya relatif

lebih tinggi dibandingkan sifat bisnis retail. Kegiatan penyelesaian transaksi keuangan

bernilai besar dan penyelesaian waktu/settlement cepat dengan menggunakan piranti Bank

Indonesia Real Time Gross Settlement (RTGS) pada Triwulan IV 2010 secara umum

menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Page 60: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

49

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB IV PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH

Realisasi pendapatan daerah Pemerintah Provinsi Banten hingga Triwulan IV 2010 di

atas target yang ditetapkan. Tercapainya perolehan pendapatan daerah tersebut

terutama berasal dari pajak daerah seiring meningkatnya jumlah pajak kendaraan

bermotor karena bertambahnya penjualan kendaraan bermotor di Banten. Secara

keseluruhan tahun 2010 pendapatan daerah Banten mencapai Rp 2,92 triliun (106,13% dari

rencana target sebesar Rp 2,75 triliun. Meskipun persentase realisasi pendapatan daerah pada

Oktober hingga Desember 2010 relatif lebih rendah sebesar 21,25% dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya, namun secara keseluruhan realisasi pendapatan daerah Provinsi Banten

melebihi yang ditargetkan dengan realisasi pencapaian sebesar 106,13% melebihi pencapaian

tahun 2009 sebesar 15,59%.

Sementara itu realisasi belanja daerah pada Triwulan IV 2010 melebihi pencapaian

pada periode yang sama satu tahun sebelumnya meskipun secara total keseluruhan

pencapaian selama satu tahun, realisasi belanja daerah tahun 2010 (95,49%) sedikit

lebih rendah daripada tahun 2009 (95,87%). Perolehan pendapatan daerah Provinsi Banten

yang melebihi targetnya di tahun 2010 diperkirakan mendorong peningkatan pagu anggaran

belanja Provinsi Banten pada APBD-P 2010 dengan total realisasi sebesar Rp 2,85 triliun atau

sekitar 95,49% dari pagu perubahannya. Pagu belanja daerah Provinsi Banten tahun 2010

dalam APBD-P 2010 meningkat menjadi sebesar Rp 2,98 triliun dari sebelumnya sebesar Rp

2,53 triliun. Sementara itu realisasi belanja daerah Provinsi Banten pada Triwulan IV 2010

adalah Rp 1,29 triliun atau 43,25% terhadap APBD-P 2010 dan secara keseluruhan tahun 2010

mencapai Rp 2,85 triliun atau 95,49%.

Page 61: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

50

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tabel IV.1. Ringkasan APBD dan Realisasi APBD Pemerintah Provinsi Banten

Hingga Triwulan IV Tahun 2009 dan Tahun 2010 (dalam Rp Juta)

APBD‐P Realisasi % APBD‐P Realisasi %A Pendapatan Daerah 2.307.104    2.436.096 105,59 2.750.902 2.919.453   106,13    1 Pendapatan Asli Daerah 1.539.769    1.687.751 109,61 1.924.535 2.305.210   119,78     2 Dana Perimbangan 763.836        744.967     97,53 822.775     610.478       74,20       3 Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.500            3.379         96,54 3.593         3.765           104,81     B Belanja Daerah 2.525.068    2.420.821 95,87 2.981.774 2.847.342   95,49       1 Belanja Tidak Langsung 1.235.698    1.173.762 94,99 1.361.145 1.303.954   95,80       2 Belanja Langsung 1.289.370    1.247.059 96,72 1.620.628 1.543.388   95,23       

No. Uraian2009 2010*

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Provinsi Banten (angka tahun 2010

merupakan angka sementara)

4.1. Pendapatan Daerah

Tingginya realisasi pendapatan daerah dari penambahan pajak kendaraan bermotor

dan semakin membaiknya proses pengurusan pajak tersebut melalui sistem online

mendorong pencapaian realisasi pendapatan daerah Banten pada periode laporan.

Realisasi pendapatan daerah keseluruhan tahun 2010 mencapai sekitar Rp 2,92 triliun yang

mencapai 106,13% dari targetnya, sementara persentase pencapaian pendapatan daerah pada

tahun 2009 hanya sekitar 105,59%. Percepatan perolehan pendapatan daerah pada Triwulan I

hingga Triwulan III 2010 menopang tingginya realisasi pendapatan daerah Provinsi Banten

secara keseluruhan tahun 2010.

Tabel IV.2. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Banten Hingga Triwulan IV

Tahun 2009 dan Tahun 2010

Nominal % Nominal %

Pendapatan Daerah 2.307.104.222.411 2.436.096.122.341 105,59 2.750.902.035.850 2.919.453.009.842 106,13 A. Pendapatan Asli Daerah 1.539.768.500.936 1.687.750.749.401 109,61 1.924.534.634.850 2.305.209.959.821 119,78

- Pajak Daerah 1.474.100.000.000 1.617.821.795.281 109,75 1.846.500.000.000 2.208.021.959.250 119,58 - Retribusi Daerah 2.949.000.000 2.921.743.038 99,08 2.949.000.000 3.132.847.245 106,23 - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 29.341.500.936 29.415.351.892 100,25 37.485.634.850 37.505.460.041 100,05 - Lain-lain PAD yang Sah 33.378.000.000 37.591.859.190 112,62 37.600.000.000 56.549.693.285 150,40

B. Dana Perimbangan 763.835.721.475 744.966.513.378 97,53 822.774.901.000 610.477.606.973 74,20 - Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 370.535.631.475 351.666.426.378 94,91 427.135.282.000 288.063.576.973 67,44 - Dana Alokasi Umum 361.179.090.000 361.179.087.000 100,00 381.979.019.000 318.315.850.000 83,33 - Dana Alokasi Khusus 32.121.000.000 32.121.000.000 100,00 13.660.600.000 4.098.180.000 30,00

C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 3.500.000.000 3.378.859.562 96,54 3.592.500.000 3.765.443.048 104,81 - Pendapatan Hibah 3.500.000.000 3.016.009.562 86,17 3.592.500.000 3.765.443.048 104,81 - Dana Darurat - - - - - - - Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya - - - - - - - Dana Penyesuaian dan Otsus - 362.850.000 N.A - - - - Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda Lainnya - - - - - -

URAIAN Anggaran-P 2009Realisasi 2009

Anggaran-P 2010Realisasi 2010

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Provinsi Banten (angka tahun 2010

merupakan angka sementara)

Tingginya realisasi pajak daerah menjadi penopang utama pencapaian pendapatan

daerah pada triwulan laporan. Hanya dalam kurun waktu Oktober – Desember tahun 2010,

realisasi pajak daerah Provinsi Banten telah mencapai Rp 579,61 miliar atau sekitar 31,39% dari

targetnya sebesar Rp 1,85 triliun. Sementara itu sepanjang Triwulan I hingga Triwulan III 2010

Page 62: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

51

Kajian Ekonomi Regional Banten

pencapaian pajak daerah bahkan mencapai Rp 1,63 triliun. Kontribusi pajak kendaraan

bermotor khususnya truck atau pick up jenis umum serta Bea Balik Nama kendaraan jenis

sedan, jeep maupun station wagon pribadi dan umum mendorong realisasi pendapatan daerah

yang tinggi pada Triwulan IV 2010 maupun secara keseluruhan tahun.

26,29

29,18

30,87

29,56

24,00

25,00

26,00

27,00

28,00

29,00

30,00

31,00

32,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2010

%

Pajak Kendaraan Bermotor

Grafik IV.3. Persentase Realisasi

Pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor

Provinsi Banten Tahun 2010

Sumber:DPKAD Provinsi Banten, diolah (*

Persentase Tw IV 2010 terhadap Anggaran

Perubahan 2010

40,37

47,62 47,42

33,31

-

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

50,00

Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2010

%

Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor

Grafik IV.4. Persentase Realisasi

Pendapatan Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor Provinsi Banten Tahun 2010

Sumber:DPKAD Provinsi Banten, diolah (*

Persentase Tw IV 2010 terhadap Anggaran

Perubahan 2010

Peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD) Provinsi Banten melalui sistem online dan pembukaan kantor pembantu di Pandeglang

wilayah selatan pada Triwulan IV 2010 diperkirakan membantu pencapaian pendapatan daerah

pada tahun 2010 maupun tahun berikutnya. Pembukaan kantor pembantu tersebut

dimaksudkan untuk lebih fokus melayani enam kecamatan yaitu Cibaliung, Cigeulis,

Panimbang, Sumur, Cimanggu dan Angsana. Di sisi lain, meningkatnya pendapatan dan kondisi

ekonomi yang membaik turut mendorong peningkatan pembelian kendaraan bermotor.

4.2. Belanja Daerah

Perolehan pendapatan daerah Provinsi Banten yang diperkirakan melebihi targetnya

di tahun 2010 diperkirakan mendorong peningkatan pagu anggaran belanja Provinsi

Banten menjadi sebesar Rp 2,98 triliun pada APBD-P 2010. Realisasi pendapatan daerah

Provinsi Banten hingga Triwulan IV 2010 telah mencapai sebesar Rp 2,33 triliun atau sekitar

98,22% terhadap target APBD (murni) 2010. Sementara itu berdasarkan prognosis APBD tahun

2010 diperkirakan realisasi pendapatan daerah dapat mencapai sekitar 109,85% dari pagunya.

Proyeksi yang disertai realisasi/pencapaian yang tinggi tersebut diperkirakan mendorong

optimisme pemerintah daerah Provinsi Banten untuk dapat meningkatkan pagu anggaran

belanjanya pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 2,98 triliun.

Page 63: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

52

Kajian Ekonomi Regional Banten

Realisasi belanja daerah Provinsi Banten Triwulan IV 2010 terindikasi meningkat. Pada

periode laporan, realisasi belanja daerah Provinsi Banten mencapai Rp 1,29 triliun atau sekitar

43,25% terhadap APBD-P 2010 yang relatif meningkat bila dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya dengan tingkat realisasi sekitar 32,02%. Realisasi belanja daerah

Provinsi banten relatif terkonsentrasi pada Triwulan IV 2010 yang diperkirakan untuk

menyelesaikan berbagai program khususnya yang berkaitan dengan proyek infrastruktur.

5,77%

30,44%29,91% 32,02%

11,70%

23,67%26,66%

43,25%

0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2009 2010

Rp

Mil

iar

Realisasi per Triwulan Persentase realisasi

Grafik IV.5. Realisasi dan Persentase

Realisasi Belanja Daerah Provinsi Banten

per Triwulan Tahun 2009 – 2010

Sumber:DPKAD Provinsi Banten, diolah (*

Persentase Tw IV 2010 terhadap Anggaran

Perubahan 2010

-40-20020406080100120140

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

Tw I Tw II Tw III Tw IV*

2010

Rp

Mil

iar

% yo

y

Realisasi per Triwulan Growth (RHS)

Grafik IV.6. Realisasi Belanja Daerah

Provinsi Banten dan Pertumbuhannya

Tahun 2010

Sumber:DPKAD Provinsi Banten, diolah (*

Persentase Tw IV 2010 terhadap Anggaran

Perubahan 2010

Tabel IV.3. Anggaran dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Banten Hingga Triwulan IV

Tahun 2009 dan 2010

Nominal % Nominal %Belanja Daerah 2.525.067.959.752 2.420.820.941.173 95,87 2.981.773.544.459 2.847.341.714.603 95,49 A. Belanja Tidak Langsung 1.235.697.507.156 1.173.761.521.881 94,99 1.361.145.378.413 1.303.953.670.366 95,80 B. Belanja Langsung 1.289.370.452.596 1.247.059.419.292 96,72 1.620.628.166.046 1.543.388.044.237 95,23

- Belanja Pegawai 111.621.595.100 106.741.193.350 95,63 114.844.382.600 108.309.753.100 94,31 - Belanja Barang dan Jasa 484.630.472.214 457.752.098.414 94,45 633.755.814.801 594.988.584.156 93,88 - Belanja Modal 693.118.385.281 682.566.127.528 98,48 872.027.968.645 840.089.706.981 96,34

URAIAN Anggaran-P 2009Realisasi 2009

Anggaran-P 2010Realisasi 2010

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Provinsi Banten (angka tahun 2010

merupakan angka sementara)

Sementara itu, pada tahun 2010 belanja pemerintah pusat untuk wilayah Provinsi

Banten mencapai sebesar Rp 1,23 triliun yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun

sebelumnya. Sebagian besar anggaran tersebut diperuntukkan bagi dana dekonsentrasi

sekitar 90,54% dan sisanya sebagai dana tugas pembantuan.

Tabel IV.4. Anggaran Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Banten

Page 64: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

53

Kajian Ekonomi Regional Banten

2008 2009 20101 Dekonsentrasi 838.830 1.361.276 1.116.240 2 Tugas Pembantuan 171.407 108.456 116.568

1.010.237 1.469.731 1.232.808

No. Anggaran (Rp Juta)Kewenangan

Total Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten

Page 65: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

54

Kajian Ekonomi Regional Banten

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 66: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

55

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB V KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Meningkatnya tren kondisi perekonomian Banten terlihat membawa dampak yang

positif terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat Banten secara umum. Kondisi

ketenagakerjaan relatif membaik yang tercermin dari menurunnya tingkat pengangguran di

Banten hingga pada level 13,68% pada Agustus 2010 lebih baik dibandingkan dengan periode

yang sama tahun sebelumnya sebesar 14,97%. Perbaikan ini didorong oleh penyerapan tenaga

kerja terutama pada sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta jasa-

jasa menjadi kontributor penurunan angka tersebut.

Tingkat kesejahteraan masyarakat Banten yang diindikasikan dari persentase jumlah

penduduk miskin pada tahun 2010 juga menunjukkan perkembangan yang

menggembirakan. Berdasarkan data BPS Provinsi Banten, persentase penduduk miskin Banten

pada tahun 2010 adalah sebesar 7,16% yang relatif membaik dibandingkan dengan tahun

sebelumnya, dan relatif rendah dibandingkan dengan beberapa provinsi tetangga seperti Jawa

Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. Upah Minimum Provinsi Banten yang

disesuaikan pada tahun 2010 menjadi sebesar Rp 955.708 relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan provinsi-provinsi di sekitarnya di wilayah Jawa (kecuali DKI Jakarta) dan diperkirakan

turut membantu mempertahankan kondisi kesejahteraan masyarakat Banten pada periode

laporan.

5.1. KETENAGAKERJAAN

Kondisi ketenagakerjaan Banten terindikasi semakin membaik pada Triwulan IV 2010.

Tercatat pada Agustus 2010 jumlah angkatan kerja di Banten sebanyak 5.309.462 jiwa dengan

jumlah orang bekerja sebanyak 4.583.085 jiwa dan tidak bekerja (pengangguran terbuka)

sebanyak 726.377 jiwa. Lebih rendahnya kenaikan jumlah pengangguran dibandingkan dengan

kenaikan jumlah penduduk yang bekerja kemudian mendorong Tingkat Pengangguran Terbuka

Banten mengalami penurunan menjadi sebesar 13,68% pada Agustus 2010 dari sebelumnya

sebesar 14,97% pada Agustus 2009. Struktur penyerapan tenaga kerja Banten per sektor masih

relatif sama pada periode laporan. Sektor perdagangan, industri pengolahan serta keuangan

dan jasa-jasa masih menjadi sektor-sektor penyerap tenaga kerja terbesar dengan pertumbuhan

tingkat penyerapan tenaga kerja yang meningkat. Peningkatan kinerja sektor-sektor tersebut

kemudian diperkirakan mendorong peningkatan penyerapan tenaga kerjanya.

Page 67: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

56

Kajian Ekonomi Regional Banten

15,75

14,15

15,1814,90 14,97

14,13

13,68

12,5

13

13,5

14

14,5

15

15,5

16

Feb Agt Feb Agt Feb Agt

2007 2008 2009 2010

%

TPT Banten

Grafik V.1 Perkembangan Tingkat

Pengangguran Terbuka Banten

Sumber: BPS Provinsi Banten

Pertanian16%

Industri23%

Bangunan/Konstruksi

5%

Perdagangan/Rumah

makan dan Akomodasi

26%

Angkutan, Pergudangan

dan Komunikasi

8%

Keuangan, Real Estate dan

Jasa-jasa21%

Listrik dan Pertambanga

n1%

Grafik V.2 Distribusi Penyerapan Tenaga

Kerja Banten Menurut Sektor Agustus 2010

Sumber: BPS Provinsi Banten

-

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2009 2010

Juta

Jiw

a % yo

y

Tenaga Kerja Sektor Industri Pertumbuhan Sektor Industri

Grafik V.3 Pertumbuhan dan Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Industri

Sumber: BPS Provinsi Banten

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2009 2010

Juta

Jiw

a % yo

y

Tenaga Kerja Sektor Perdagangan

Pertumbuhan Sektor Perdagangan

Grafik V.4 Pertumbuhan dan Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Perdagangan

Sumber: BPS Provinsi Banten

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

0,28

0,3

0,32

0,34

0,36

0,38

0,4

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2009 2010

Juta

Jiw

a % yo

y

Tenaga Kerja Sektor Pengangkutan

Pertumbuhan Sektor Pengangkutan

Grafik V.5 Pertumbuhan dan Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Pengangkutan

Sumber: BPS Provinsi Banten

-

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2009 2010

Juta

Jiw

a % yo

y

Tenaga Kerja Sektor Jasa Pertumbuhan Sektor Jasa

Grafik V.6 Pertumbuhan dan Penyerapan

Tenaga Kerja Sektor Jasa-jasa

Sumber: BPS Provinsi Banten

Upaya pemerintah daerah untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja antara lain

melalui penyelenggaraan bursa kerja (Job Fair) ke-2 Tahun 2010 di wilayah Serang pada bulan

November 2010. Sementara itu untuk lebih mendekatkan kebutuhan dunia usaha dengan

Page 68: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

57

Kajian Ekonomi Regional Banten

potensi sumber daya manusia khususnya tamatan SMK dalam rangka meningkatkan

penyerapan tenaga kerja, Pemerintah Provinsi Banten juga telah menyelenggarakan job

matching pada pertengahan Triwulan IV 2010. Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Pedesaan tahun 2010 juga memberikan hasil yang menggembirakan

terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja di Banten. Salah satunya adalah di Kabupaten

Lebak, diperkirakan tenaga kerja yang dapat diserap dengan pelaksanaan program tersebut

sebanyak 54.446 jiwa yang tersebar di 27 kecamatan di Lebak. Sementara itu, di kota Cilegon

dilakukan proyek padat karya untuk menciptakan lapangan kerja terutama dalam proyek

perbaikan jalan/lingkungan.

Namun demikian, peningkatan kesempatan kerja penduduk oleh pemerintah

diharapkan juga diimbangi dengan meningkatkan hal yang mendasar yaitu masalah

peningkatan kompetensi atau pendidikan tenaga kerja agar mampu mengimbangi

kebutuhan pasar kerja khususnya sektor industri di Banten. Berdasarkan data

perkembangan beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia, angka partisipasi sekolah

penduduk Banten usia 16-18 tahun adalah sebesar 49,96% pada tahun 2009 atau relatif

rendah dibandingkan dengan wilayah-wilayah tetangganya di Jawa dan Bali. Fenomena ini

mencerminkan tingkat pendidikan masyarakat Banten masih berada pada level yang relatif

rendah, sehingga tenaga-tenaga kerja yang terserap khususnya oleh sektor industri sebagian

besar bukan merupakan tenaga kerja terdidik/ahli. Untuk mengatasi gap/kesenjangan antara

kualifikasi perusahaan dengan kondisi tenaga kerja di Banten, diperlukan koordinasi antara

pemerintah daerah, lembaga pendidikan menengah dan tinggi, kontribusi perusahaan/pihak

swasta (secara link and match) maupun LSM terkait untuk membentuk suatu program yang

terintegrasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat Banten sesuai dengan

kualifikasi kebutuhan penyedia lapangan kerja.

0

20

40

60

80

100

120

7 - 12 13 - 15 16 - 18

2009

%

DKI Jakarta

Jawa Barat

Banten

Jawa Tengah

DIY

Jawa Timur

Bali

Grafik V.7. Angka Partisipasi Sekolah Menurut Usia Sekolah Provinsi Banten dan

Provinsi Lainnya di wilayah Jawa – Bali Tahun 2009

Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia – BPSRI

Page 69: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

58

Kajian Ekonomi Regional Banten

5.2. KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Peningkatan kondisi perekonomian Banten memberikan dampak positif terhadap

kondisi kesejahteraan Banten secara umum. Persentase jumlah penduduk miskin yang

menjadi salah satu indikator kesejahteraan tercatat sebesar 7,16% pada awal tahun 2010.

Angka tersebut diperkirakan semakin menurun pada Triwulan IV 2010 seiring dengan

membaiknya kondisi ketenagakerjaan dan penghasilan masyarakat di Provinsi Banten.

Penetapan tingkat Upah Minimum Provinsi Banten yang relatif lebih tinggi dibandingkan

dengan provinsi lainnya di wilayah Jawal Kondisi tersebut diperkirakan dapat membantu

pendapatan riil dan kesejahteraan masyarakat Banten pada kondisi yang lebih baik

dibandingkan dengan daerah tetangganya.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

2009 2010

%

DKI Jakarta

Jawa Barat

Jawa Tengah

DI Yogyakarta

Jawa Timur

Banten

Bali

Grafik V.8. Perkembangan Persentase

Jumlah Penduduk Miskin Provinsi Banten

dan Provinsi Lainnya di wilayah Jawa –

Bali

Sumber: Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi

Indonesia, BPS RI

0

500

1000

1500

2000

2500

Februari Agustus Februari

2009 2010

Rp

Rib

u

DKI Jakarta

Jawa Barat

Banten

Jawa Tengah

DIY

Jawa Timur

Bali

Grafik V.9. Perkembangan Rata-rata

Pendapatan Buruh/Karyawan/Pegawai per

Bulan Provinsi Banten dan Provinsi Lainnya

di wilayah Jawa – Bali

Sumber Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi

Indonesia, BPS RI

Tabel V.1. Perkembangan Upah Minimum Provinsi per Bulan Menurut Provinsi di

Wilayah Jawa

(dalam Rupiah)

Jabar 447.654 516.300 568.193 628.191 743.141 Jateng 450.000 500.000 547.000 575.000 803.985 DIY 460.000 500.000 586.000 700.000 750.490 Jatim 390.000 448.500 500.000 570.000 856.888 Banten 661.613 745.500 837.000 917.500 955.708

20102009Provinsi 2006 2007 2008

Sumber: Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial Ekonomi Indonesia, BPS RI

Page 70: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

59

Kajian Ekonomi Regional Banten

6,1

6,62

6,886,96

5,6

5,8

6

6,2

6,4

6,6

6,8

7

7,2

Banten Jawa Barat Jawa Tengah

Jawa Timur

% y

oy

Tingkat Inflasi

Grafik V.8. Tingkat Inflasi Tahunan Banten dan Daerah Sekitarnya

Sumber: BPS Provinsi Banten, Jabar, Jateng dan Jatim

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Banten terus meningkat

yang mengindikasikan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum. Indeks

Pembangunan Manusia yang merupakan komposit dari beberapa unsur yaitu Angka Harapan

Hidup, Angka Melek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan Pengeluaran per Kapita DIsesuaikan

merupakan suatu ukuran bagi kesejahteraan masyarakat suatu wilayah. Semakin tinggi angka

IPM berarti kesejahteraan masyarakat wilayah tersebut semakin meningkat. Pada tahun 2009

IPM Provinsi Banten mencapai level 70,06 yang meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun

sebelumnya. Kota Cilegon tetap memegang peringkat tertinggi IPM di wilayah Banten hingga

tahun 2009 yang disusul oleh Kota dan Kabupaten Tangerang.

Tabel V.1. Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten per

Kota/Kabupaten

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009Kab. Pandeglang 63,23 63,66 66,21 66,80 66,90 67,39 67,75 67,98Kab.Lebak 61,56 62,52 65,78 66,31 66,65 66,74 67,11 67,37Kab. Tangerang 68,45 68,78 69,10 69,79 70,04 70,71 71,14 71,44Kab. Serang 63,69 64,27 65,50 66,00 66,80 67,45 67,80 68,30Kota Tangerang 72,21 73,07 73,82 73,90 74,11 74,40 74,70 74,89Kota Cilegon 70,68 71,11 73,53 73,65 74,11 74,43 74,94 75,05Kota Serang N.A N.A N.A N.A N.A N.A 69,43 70,08Banten 66,64 67,21 67,89 68,80 69,11 69,29 69,70 70,06

Kab/KotaIPM

Sumber: BPS Provinsi Banten

Page 71: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

60

Kajian Ekonomi Regional Banten

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

Page 72: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

61

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB VI PROSPEK PEREKONOMIAN

Setelah bertumbuh cukup tinggi pada Triwulan IV 2010 sebesar 6,31% (yoy),

perekonomian Banten diperkirakan tetap bertumbuh tinggi namun terdapat

kecenderungan sedikit melambat pada triwulan mendatang pada kisaran 6,05% -

6,10% (yoy). Diperkirakan pada Triwulan I 2011 performa sektor-sektor utama seperti sektor

industri pengolahan diperkirakan belum meningkat secara signifikan seiring dengan sifat/siklus

bisnis yang pada umumnya cenderung slow down pada awal tahun. Selain itu, adanya gejolak

politik di wilayah Timur Tengah dan ketidakstabilan ekomomi negara maju diperkirakan cukup

memberikan tekanan terhadap kinerja perdagangan internasional khususnya terkait dengan

sektor industri pada triwulan mendatang.

Sementara itu, potensi inflasi hingga akhir Triwulan I 2011 masih akan terjadi. Masih

adanya gejolak harga bahan pangan dan tren meningkatnya imported inflation terutama

peningkatan harga minyak dunia dan komoditas diperkirakan dapat memberikan tekanan

terhadap inflasi Banten triwulan mendatang dengan perkiraan mencapai level 6,80% (yoy). Di

samping itu, potensi rencana pembatasan subsidi BBM (administered prices) terutama di

wilayah Jabodetabek dapat mendorong ekspektasi pelaku bisnis untuk menaikkan harga

khususnya di wilayah Tangerang sehingga turut memicu inflasi di Banten.

Tabel VI.1. Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara/Kawasan di Dunia

2011 2012Dunia -0,6 5,0 4,4 4,5Advanced Economies -3,4 3,0 2,5 2,5USA -2,6 2,8 3,0 2,7Eropa -4,1 1,8 1,5 1,7Jepang -6,3 4,3 1,6 1,8UK -4,9 1,7 2,0 2,3Canada -2,5 2,9 2,3 2,7Negara Maju Lainnya -1,2 5,6 3,8 3,7Emerging & Developing Economies 2,6 7,1 6,5 6,5China 9,2 10,3 9,6 9,5India 5,7 9,7 8,4 8,0ASEAN 1,7 6,7 5,5 5,7

Area 2009 2010 Proyeksi

Sumber: World Economic Outlook – International Monetary Fund, update January 2011

Page 73: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

62

Kajian Ekonomi Regional Banten

6.1. PERTUMBUHAN EKONOMI

6.1.1. Sisi Permintaan/Pengeluaran

Dari sisi permintaan, pada Triwulan I 2011 tingkat konsumsi swasta diperkirakan

relatif stabil. Prakiraan terhadap tingkat konsumsi tersebut salah satunya didasari oleh

ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi, ketenagakerjaan dan penghasilan yang

terindikasi stabil. Upah Minimum Banten pada tahun 2011 meningkat sekitar 4,6%

dibandingkan dengan tahun 2010, namun dengan tingkat inflasi yang relatif lebih tinggi

menebabkan daya beli masyarakat cenderung sedikit menurun. Semakin meningkatnya

penciptaan lapangan kerja dengan meningkatnya proyek pembangunan pabrik, perumahan

dan hotel serta masih stabilnya industri tekstil terutama di wilayah Tangerang, Serang dan

Cilegon yang mendorong peningkatan konsumsi sedikit terganggu dengan adanya gejolak

kenaikan harga yang bersumber dari volatile foods karena faktor gangguan cuaca.

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121

2008 2009 2010Ekspektasi Ekonomi 6 Bulan yang Akan Datang

Grafik VI.1. Indeks Ekspektasi Ekonomi 6

Bulan yang Akan Datang Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

-

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

180,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121

2008 2009 2010

Ekspektasi ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan yang Akan Datang

Ekspektasi Penghasilan 6 Bulan yang Akan Datang

Grafik VI.2. Indeks Ekspektasi Ketersediaan

Kerja dan Ekspektasi Penghasilan 6 Bulan

yang Akan Datang Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

0,0

20,0

40,0

60,0

80,0

100,0

120,0

140,0

160,0

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121

2008 2009 2010

Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik VI.3. Indeks Ekspektasi Konsumen 6 Bulan yang Akan Datang Wilayah Banten

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia

Sementara itu tingkat investasi Banten diprakirakan stabil meskipun dalam level yang

cukup tinggi pada periode mendatang. Investasi swasta diperkirakan stabil dengan

kecenderungan meningkat pada Triwulan I 2011 seiring dengan tetap tingginya gairah dunia

Page 74: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

63

Kajian Ekonomi Regional Banten

usaha di Banten khususnya pada sektor industri pengolahan. Hal ini terindikasi dari banyaknya

investasi besar dari berbagai sektor seperti industri terutama kimia, baja dan konstruksi. Salah

satunya adalah PT. Polychem Indonesia Tbk (anak perusahaan PT. Gajah Tunggal Tbk) akan

membangun pembangkit listrik berkapasitas 15 x 2 MW di kawasan Merak. Untuk itu,

perusahaan tersebut telah mengalokasikan dana investasi USD 20 juta atau sekitar Rp 180

miliar untuk pembangunan PLTU batu bara tersebut. Pembangunan generator dilakukan dalam

rangka menjaga proses produksi perusahaan tetap stabil untuk mengantisipasi ketidakstabilan

pasokan listrik dari PT. PLN. Berdasarkan hasil liasion Bank Indonesia Serang terhadap salah satu

produsen produk pelat timah besar di Banten, pada tahun 2011 perusahaan tersebut akan

meningkatkan kapasitas produksi perusahaan dari sebesar 130.000 ton per tahun menjadi

280.000 ton per tahun. Investasi proyek konstruksi terutama di wilayah Tangerang Selatan oleh

para pengembang besar seperti PT. Alam Sutera, Tbk, PT. Bintaro Jaya, PT. BSD dan PT. Agung

Podomoro pada Triwulan I hingga akhir 2011 menyebabkan investasi pada Triwulan I 2011

tidak akan berbeda dengan triwulan sebelumnya.

Kinerja ekspor dan impor diprakirakan masih tetap tinggi pada triwulan mendatang

walaupun dengan kecenderungan sedikit melambat dibandingkan Triwulan IV 2010.

Relatif tingginya kinerja ekspor diprakirakan terutama berasal dari sub sektor industri baja, kimia

dan alas kaki. Berdasarkan informasi dari World Steel Association, permintaan baja dunia

sepanjang tahun 2011 dapat meningkat sekitar 5,3% (yoy) terutama dengan proyeksi tingginya

pertumbuhan ekonomi negara emerging country. Namun demikian, adanya gejolak politik di

berbagai negara di Timur Tengah terutama jika berlangsung dalam waktu yang lama dan

mengganggu kelancaran arus lalu lintas melalui Terusan Suez diperkirakan dapat menghambat

kinerja ekspor dan impor Banten dari sisi distribusi. Impor barang diperkirakan akan sedikit

melambat seiring adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia dan kenaikan biaya

transportasi barang karena ketidakpastian politik di Timur Tengah.

-500

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

-10 20 30 40 50 60 70 80 90

100

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011

2008 2009 2010

Rib

u T

on

% yo

y

Volume Ekspor Besi/Baja Growth (RHS)

Grafik VI.4 Perkembangan Volume Ekspor

Besi/Baja Banten

Sumber: Bank Indonesia

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

USD

/ton

Harga Ekspor Besi dan Baja

Grafik VI. 5 Perkembangan Rata-rata Harga

Ekspor Besi/Baja Banten

Sumber: Bank Indonesia

Page 75: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

64

Kajian Ekonomi Regional Banten

6.1.2. Sisi Penawaran (Sektoral)

Sementara itu, kinerja sektoral dunia usaha di Banten pada periode mendatang

diprakirakan masih tinggi walaupun dengan kecenderungan sedikit melambat pada

kisaran 6,05% - 6,10% (yoy). Perlambatan kinerja sektoral pada Triwulan I 2011 diprakirakan

berasal dari beberapa sektor yaitu sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; sektor perdagangan, hotel

dan restoran; sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pengangkutan dan komunikasi.

Sementara itu, beberapa sektor yang diperkirakan meningkat hanya sektor pertanian dan jasa-

jasa, sedangkan sektor-sektor lainnya cenderung stabil.

Tabel VI.2 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Banten Berdasarkan Sektor Ekonomi

Tw I* Tw II* Tw III** Tw IV**Pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan

5,61 6,29 6,36 6,68 6,23 6,72 - 6,75

Pertambangan dan Penggalian 6,26 8,93 8,56 9,74 8,39 7,15 - 7,20Industri Pengolahan 2,84 3,38 3,35 4,02 3,41 4,03 - 4,04Listrik, Gas dan Air Bersih 12,67 11,07 12,39 12,82 12,24 10,90 - 11,00Bangunan 5,87 6,97 7,39 7,82 7,04 7,79 - 7,82

Perdagangan, Hotel dan Restoran8,23 8,43 9,70 9,46 8,98 8,20 - 8,30

Pengangkutan dan Komunikasi 11,82 11,98 12,17 12,93 12,24 10,95 - 11,00Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

7,90 7,48 5,83 5,77 6,72 5,69 - 6,05

Jasa-jasa 6,22 6,70 5,11 1,03 4,65 5,23 - 5,30PDRB 5,48 5,87 6,06 6,31 5,94 6,05 - 6,10

Tw I 2011 p)Sektor 2010 2010**

Sumber: BPS Provinsi Banten, (* angka sementara, ** angka sangat sementara, p) proyeksi)

6.1.2.1. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan diproyeksikan bertumbuh stabil sedikit meningkat pada

kisaran level 4,03%-4,04% (yoy) pada Triwulan I 2011. Tetap tingginya permintaan

domestik maupun internasional, serta ekspektasi pelaku usaha terhadap prospek perekonomian

mendatang yang tetap baik diperkirakan akan mempertahankan kinerja sektor industri

pengolahan pada periode mendatang setidaknya pada level yang stabil. Peningkatan kapasitas

produksi yang dilakukan oleh berbagai perusahaan di sektor industri pada tahun 2011

diperkirakan juga dapat mendorong kinerja sektor tersebut menjadi meningkat. Perusahaan

milik pemerintah produsen pelat timah memperkirakan penjualannya akan meningkat pada

tahun 2011 mencapai 15% atau menjadi Rp 1,5 triliun dibandingkan dengan penjualan 2010

Rp 1,3 triliun. Proyeksi tersebut dengan asumsi volume penjualan produksi perseroan mencapai

115.000 ton atau lebih tinggi dari tahun 2010 sebesar 105.000 ton. Peningkatan tersebut tidak

jauh berbeda kondisinya dengan triwulan sebelumnya.

Page 76: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

65

Kajian Ekonomi Regional Banten

Sementara itu, seiring meningkatnya pertumbuhan kendaraan bermotor nasional, salah satu

produsen ban besar di wilayah Banten diperkirakan akan mengalami peningkatan pendapatan

sekitar 20% dibandingkan tahun 2010. Diperkirakan hingga akhir tahun 2010 penjualan ban

mencapai 1,1 juta atau naik 15,7% dibandingkan tahun lalu sebanyak 950.000 unit dan

menguasai 18% pangsa pasar ban nasional.  Begitu pula dengan produsen baja terbesar di

Banten yang menargetkan pada tahun 2011 dapat meningkatkan volume ekspor baja 15-20%

atau mencapai 220.000 metrik ton, dari perkiraan ekspor 2010 sekitar 180.000-190.000 metrik

ton. Diperkirakan tingkat penjualannya meningkat mencapai 2,2 juta ton dari tahun

sebelumnya yang berkisar sebesar 1,8-1,9 juta ton, yang didukung oleh meningkatnya

penjualan dan pangsa pasar perusahaan tersebut untuk pasar otomotif.

‐60

‐50

‐40

‐30

‐20

‐10

0

10

20

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010

Saldo Be

rsih

Industri Pengolahan

Grafik VI.6 Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Industri 6 Bulan yang Akan Datang

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha – Bank Indonesia (angka pada Tw IV ’10 menunjukkan ekspektasi

kondisi sepanjang Semester I 2010)

6.1.2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor perdagangan, hotel dan restoran diperkirakan sedikit melambat pada kisaran

8,20% - 8,30% (yoy) Triwulan I 2011. Siklus/sifat bisnis sektor perdagangan, hotel dan

restoran yang cenderung slow down pada Triwulan I yang diindikasikan dari perkiraan kegiatan

usaha 6 bulan yang akan datang oleh para pelaku usaha dapat berpotensi menahan laju

pertumbuhan sektor tersebut walaupun masih berada pada level yang tinggi. Selain itu adanya

kondisi cuaca yang masih kurang mendukung juga dapat menghambat tingginya kunjungan

wisatawan dan tingkat hunian hotel di Banten khususnya di tempat wisata pada periode

mendatang.

Page 77: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

66

Kajian Ekonomi Regional Banten

‐30

‐20

‐10

0

10

20

30

40

50

60

Tw I Tw II Tw III Tw IV

2010

Saldo Be

rsih

Perdagangan

Grafik VI.7. Perkiraan Kegiatan Usaha Sektor Perdagangan 6 Bulan yang Akan Datang

Sumber: Survei Kegiatan Dunia Usaha – Bank Indonesia (angka pada Tw IV ’10 menunjukkan ekspektasi

kondisi sepanjang Semester I 2010)

6.1.2.3. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi juga diprakirakan sedikit melambat triwulan

mendatang pada kisaran 10,95% - 11,00% (yoy). Sektor pengangkutan diperkirakan sedikit

melambat pada Triwulan I 2010 yang dipengaruhi oleh masih relatif stabilnya sektor industri

pengolahan yang mempengaruhi tingkat penggunaan sektor pengangkutan serta masih

berlangsungnya perbaikan jalan tol Tangerang – Merak yang juga menghambat kinerja sektor

tersebut.

6.1.2.4. Sektor-sektor Lainnya

Sementara itu, sektor-sektor lainnya cenderung stabil. Khusus untuk sektor Listrik, Gas

dan Air Bersih serta sektor pertambangan dan penggalian diperkirakan sedikit mengalami

perlambatan seiring berkurangnya permintaan.

6.2. INFLASI

Pada Triwulan I 2011 tingkat inflasi diprakirakan meningkat dan dapat mencapai level

6,80% (yoy). Tekanan inflasi diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2011 seiring

perekonomian yang diprakirakan masih terus meningkat dan adanya peningkatan tekanan dari

sisi supply. Tren inflasi Banten yang meningkat sejak paruh kedua tahun 2010 diperkirakan

masih terus akan meningkat hingga Triwulan I 2011. Peningkatan tersebut diprediksi masih

bersumber dari gejolak harga bahan pangan karena faktor cuaca dan faktor eksternal melalui

kenaikan harga barang/komoditas impor (imported inflation).

Tabel VI.3 Perkiraan Inflasi Banten Tahun 2011

2011Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I*

% yoy 3,16 4,44 4,59 6,10 6,80

2010Inflasi

 

Sumber: BPS Provinsi Banten, Triwulan I 2011 merupakan proyeksi Bank Indonesia

Page 78: Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan IV 2010 - bi.go.id · Triwulan IV 2010 i Kajian Ekonomi Regional Banten KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

Triwulan IV 2010

67

Kajian Ekonomi Regional Banten

Tekanan dari sisi supply pun diperkirakan tetap besar pada triwulan mendatang. Kondisi cuaca

yang kurang stabil, menyebabkan barang-barang dalam kategori volatile foods mengalami

fluktuasi harga yang cukup kuat terutama pada komoditas yang bersifat perishable pada sub

kelompok sayur-sayuran, bumbu-bumbuan yang dipasok dari luar Banten. Dari sisi eksternal,

adanya tren peningkatan harga minyak internasional yang diperkirakan masih berlangsung

hingga triwulan mendatang dan dapat berimbas pada peningkatan harga barang impor lainnya.

Di samping itu, ketidakstabilan politik di Timur Tengah dapat mempengaruhi ekspektasi pelaku

bisnis di bidang transportasi untuk menaikkan biaya transportasi. Kondisi ini juga memicu

kenaikan imported inflation. Namun demikian, masih terjaganya nilai tukar Rupiah terhadap

USD diperkirakan mampu sedikit meredam gejolak inflasi dari eksternal maupun pembentukan

ekspektasi masyarakat dari faktor nilai tukar.

Tingkat ekspektasi masyarakat walaupun sedikit meningkat namun tetap berada pada

taraf yang stabil. Fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap USD yang masih stabil memberikan

dampak terhadap ekspektasi nilai tukar, sehingga dapat menjaga ekspektasi masyarakat

terhadap harga yang meskipun terindikasi sedikit meningkat namun masih pada level yang

stabil yang terindikasi dari stabilnya Indeks Ekspektasi Masyarakat terhadap Harga 3 Bulan yang

Akan Datang.

Grafik VI.8 Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah terhadap USD

Sumber: Bank Indonesia

-

50,0

100,0

150,0

200,0

250,0

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1

2008 2009 2010

Ekspektasi Harga 3 bulan yang akan datang

Grafik VI.9 Indeks Ekspektasi Masyarakat

terhadap harga 3 Bulan Yang Akan Datang

Sumber: Survei Konsumen – Bank Indonesia