kajian ekonomi dan keuangan regional provinsi … · iii kajian ekonomi dan keuangan regional...

126
KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO November 2018 KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI GORONTALO

Upload: others

Post on 29-Jan-2020

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO

November 2018

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI GORONTALO

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 ii

Publikasi ini dan publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada : www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo

Salinan publikasi ini dapat diperoleh dengan menghubungi :

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Jl. By Pass Kel. Tamalate, Kec. Kota Timur Gorontalo 96113, Indonesia

Telepon : 0435-824444 Faksimili : 0435-827993

iii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Visi Bank Indonesia :

Menjadi Bank Sentral yang berkontribusi secara nyata terhadap perekonomian Indonesia dan

terbaik diantara negara emerging markets.

Misi Bank Indonesia : 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan

bauran kebijakan Bank Indonesia.

2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial

Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.

3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis

lain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi

struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan pembiayaan ekonomi, termasuk

infrastruktur, melalui akselerasi pendalaman pasar keuangan.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di

tingkat daerah.

7. Memperkuat peran internasional, organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem

informasi Bank Indonesia.

Nilai-Nilai Strategis : Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas (trust and integrity); (ii)

profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan (excellence); (iv) mengutamakan kepentingan

umum (public interest); dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork)

yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 iv

DEWAN REDAKSI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

REGIONAL PROVINSI GORONTALO

Penanggung jawab : Ricky P. Gozali

(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo)

Pemimpin Redaksi : Gunawan Purbowo

(Deputi Kepala Perwakilan / Kepala Tim Advisory dan

Pengembangan Ekonomi

Mitra Bestari : Deasy Ariyanti

(Analis Ekonomi / Departemen Regional III kantor Pusat BI)

Penyunting : Rangga Pratama

(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Penulis : Rangga Pratama

(Analis / Manajer Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans)

Rahmi Mabrury

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Koordinasi dan

Komunikasi Kebijakan)

M. Asep Zaenal Ansory

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Data dan Statistik

Ekonomi dan Keuangan)

Kontributor : Yudist Admiral Nugroho

(Asisten Analis / Asisten Manajer Fungsi Pelaksanaan

Pengembangan UMKM)

Abdul Haris Masi

(Pelaksana Yunior Fungsi Data dan Statistik Ekonomi dan

Keuangan)

v KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo merupakan publikasi

triwulanan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo yang membahas

mengenai kondisi Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Keuangan Pemerintah, Inflasi Daerah,

Stabilitas Sistem Keuangan, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah, Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan, serta

Prospek Perekonomian. Buku Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Gorontalo

diterbitkan setiap periode Februari, Mei, Agustus, dan November setiap tahunnya. Publikasi ini

berfungsi sebagai media advisory Bank Indonesia kepada pemangku kepentingan di daerah

mengenai perkembangan kondisi terkini, prospek perekonomian, dan isu yang berkembang di

masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveilans

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Jalan Bypass Tamalate Kota Timur

Gorontalo 96135

T 0435-824444

F 0435-827993

Salinan elektronis publikasi ini dapat diunduh melalui situs https://www.bi.go.id/id/publikasi/kajian-ekonomi-regional/gorontalo/Default.aspx Untuk mendapatkan salinan elektronis publikasi ini pada kesempatan pertama, silahkan mengirimkan surel ke [email protected] dengan mencantumkan subjek Publikasi KEKR Gorontalo beserta nama, jabatan dan instansi.

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya sehingga

penyusunan Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Gorontalo dapat

diselesaikan dengan baik. Kajian ini disusun dan disajikan setiap triwulan meliputi aspek

pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, sistem keuangan dan pengembangan

akses keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang, ketenagakerjaan dan

kesejahteraan masyarakat, serta prospek ekonomi ke depan.

Melalui kajian ini, peranan strategis Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Gorontalo diharapkan dapat tercapai yaitu sebagai economic intelligent and research unit yang

diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat,

menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan stakeholders di daerah dan di pusat dalam

pengambilan kebijakan.

Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah

berkontribusi baik berupa pemikiran maupun penyediaan data atau informasi, baik secara

langsung maupun melaui survei dan liaison. Saran dan masukan dari berbagai pihak sangat

kami harapkan demi kualitas kajian dan peranan yang lebih baik ke depan.

Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal, terutama bagi

pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo.

Gorontalo, November 2018 Kepala Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Gorontalo

vii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Halaman ini sengaja dikosongkan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ vi

BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ....................................................................................... 1

1.1 GAMBARAN UMUM ............................................................................................. 1

1.2 SISI PENGGUNAAN ............................................................................................... 3

1.2.1 KONSUMSI ............................................................................................ 3

1.2.2 INVESTASI ............................................................................................. 7

1.2.3 EKSPOR – IMPOR ................................................................................. 10

1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA) ................................................. 12

1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN .......... 13

1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI

MOBIL DAN SEPEDA MOTOR ............................................................... 15

1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI ......................................................... 16

BAB 2 : KEUANGAN PEMERINTAH .................................................................................................... 33

2.1 GAMBARAN UMUM ........................................................................................... 33

2.2 APBD PROVINSI GORONTALO ............................................................................. 38

2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .......... 38

2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO .... 38

2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) ...................................... 39

2.2.4 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO .................. 41

2.2.5 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO ............ 41

2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO.......................................... 43

BAB 3 : INFLASI DAERAH .................................................................................................................. 45

3.1 INFLASI UMUM .................................................................................................. 46

3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI ............................................................. 47

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN .................................................................. 50

3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA ............................................................. 54

3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI ......................... 58

3.6 PENGENDALIAN INFLASI ..................................................................................... 58

ix KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

BAB 4 : STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM,

PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............. 61

4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO ...................................................... 61

4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH ........................................................................ 68

4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ................................................... 68

4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI ............................................................ 69

4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................................ 71

4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN ......................................................................... 71

4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH ............................................................. 72

BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN .......................................................................... 79

5.1 KETENAGAKERJAAN ........................................................................................... 79

5.1.1 PENGANGGURAN ................................................................................ 82

5.2 KESEJAHTERAAN ................................................................................................ 83

5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT ..................................................................... 83

5.2.2 NILAI TUKAR PETANI ........................................................................... 84

5.2.3 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI) .......... 85

BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN ................................................................................................... 89

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ................................................................. 90

6.2 PROSPEK INFLASI ............................................................................................... 93

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 x

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo .................................................................. 4

Grafik 1.4. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Gorontalo ..................................................................... 5

Grafik 1.5 Ekspektasi Kondisi Dunia Usaha Perdagangan ................................................................ 5

Grafik 1.6 Level IKE Triwulan III 2018 ............................................................................................. 5

Grafik 1.7. Ekspektasi Konsumen Ke Depan ..................................................................................... 5

Grafik 1.8. Perkembangan Realisasi ................................................................................................ 6

Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Provinsi Gorontalo ............................... 6

Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD ........................................................................................ 8

Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi PMDN ..................................................................................... 9

Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi PMA ........................................................................................ 9

Grafik 1.15. Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo ...................................................... 10

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo ............................................. 11

Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Gorontalo ....................................................... 11

Grafik 1.18 Impor Barang Modal Gorontalo Triwulan III 2018......................................................... 11

Grafik 1.20. Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas ........................ 13

Grafik 1.21. Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung di Gorontalo ............................................ 14

Grafik 1.22 Luas dan pertumbuhan Panen Jagung .......................................................................... 14

Grafik 1.23 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo .................................... 14

Grafik 1.24 Kredit Pertanian Gorontalo .......................................................................................... 14

Grafik 1.25 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan ....................................................... 15

Grafik 1.26 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT ......................................... 15

Grafik 1.28. Perkembangan Kredit Konstruksi ................................................................................. 17

Grafik 1.29. Perkembangan Impor Barang Modal ............................................................................ 17

Grafik 1.30. Potensi Peningkatan Kinerja PDRB Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi) ..... 24

Grafik 1.31. Potensi Peningkatan Kinerja Ekspor Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi) ... 24

Grafik 1.32, Potensi Peningkatan Kinerja Tenaga Kerja Sektoral dari Baseline-nya (Program

Modifikasi)................................................................................................................... 24

Grafik 1.33. Potensi Peningkatan Kinerja Impor Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi) .... 24

Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan II 2017 dan 2018 .......................................................... 34

Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah......................................... 35

Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah......................................... 35

Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018 ................................... 35

Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota Triwulan III 2018 di Provinsi Gorontalo ..... 35

Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan triwulan III 2018 secara spasial ....................................... 36

Grafik 2.7. Gambaran Kondisi Keuangan triwulan III 2018 ............................................................ 36

Grafik 2.8. Kinerja APBD Gorontalo Tahun 2018 ............................................................................ 37

Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tahun 2018.......................................................... 37

Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo ................................................................ 37

Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo .................................. 37

Grafik 2.13 Pangsa Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan II dan III 2018 ............... 40

Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja ............ 41

Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018 ..................................... 43

Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten ................... 43

Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd) .............................................. 46

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy) ............................................................... 46

xi KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi .... 47

Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food ......................................... 48

Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food (Lanjutan) ........................ 48

Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered Prices ....................................................................... 49

Grafik 4.2 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK di Gorontalo ............................................. 64

Grafik 4.3 Proporsi DPK Gorontalo ............................................................................................... 65

Grafik 4.4 Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo .............................................................. 65

Grafik 4.5 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan .......................................................................... 66

Grafik 4.6 Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo ........................................................................ 67

Grafik 4.7 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ................................................................. 67

Grafik 4.8 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal ................................................................. 68

Grafik 4.9 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten .................................................... 68

Grafik 4.10 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga ...................................................... 69

Grafik 4.11 Indeks Tendensi Konsumen Gorontalo ......................................................................... 69

Grafik 4.12. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini ..................................................... 69

Grafik 4.13. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang .................................. 69

Grafik 4.14 Perkembangan Survei Konsumen Bank Indonesia Prov. Gorontalo ............................... 70

Grafik 4.15 Likert Scale Biaya, Persediaan Tenaga Kerja dan Kapasitas Utilisasi Gorontalo ............. 70

Grafik 4.16 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo ................................................................ 71

Grafik 4.17 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi ............................................................................... 71

Grafik 4.18. Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan ........................................ 71

Grafik 4.19 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo .......................................... 72

Grafik 4.20 Perkembangan Inflow – Outflow .................................................................................. 73

Grafik 4.21. Data Temuan Uang Palsu Gorontalo ............................................................................ 73

Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja ............................................................................... 80

Grafik 5.2. Perkembangan Realisasi Jumlah Karyawan .................................................................. 80

Grafik 5.4 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini ........................................................ 82

Grafik 5.5 Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo .................................................................... 82

Grafik 5.6 Tingkat Pengangguran ................................................................................................. 83

Grafik 5.7 Pengangguran Menurut Daerah ................................................................................... 83

Grafik 5.8 Indeks Tendensi Konsumen (ITK).................................................................................. 83

Grafik 5.9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) di Sulawesi ............................................................... 83

Grafik 5.11 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per Subsektor ................................................. 85

Grafik 5.12 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo ............................................................................ 86

Grafik 5.13 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo ......................................................................... 86

Grafik 5.14 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo......................................................................... 87

Grafik 5.15 Kurva Lorenz Gorontalo ............................................................................................... 87

Grafik 5.16 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total)..................................... 87

Grafik 5.17 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo ............................................................................... 87

Grafik 5.18 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total).................................... 88

Grafik 5.19 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo .............................................................................. 88

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN per Lapangan Usaha di Provinsi ............................................. 9

Tabel 1.4 Volume Ekspor Komoditas asal Gorontalo .................................................................... 20

Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan II 2017 dan Triwulan II 2018......... 42

Tabel 3.1 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok ............................. 54

Tabel 3.2 Inflasi Kelompok Bahan Makanan ................................................................................ 55

Tabel 3.3 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau ............................... 55

Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar .................................... 56

Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Sandang ............................................................................................ 56

Tabel 3.6 Inflasi Kelompok Kesehatan ......................................................................................... 57

Tabel 3.7 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga .................................................... 57

Tabel 3.8 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan .................................... 57

Tabel 3.9 Inflasi IHK Provinsi di Pulau Sulawesi ............................................................................ 58

Tabel 4.1. Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo....................................................................... 62

Tabel 5.1 Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo ....................................................................... 81

Tabel 5.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo .......................................................... 88

xiii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Halaman ini sengaja dikosongkan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xii

RINGKASAN EKSEKUTIF

PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

Pada triwulan III 2018,

pertumbuhan ekonomi

Provinsi Gorontalo tercatat

sebesar 5,24% (yoy) lebih

rendah dibandingkan

triwulan II 2018 sebesar

7,45% (yoy).

Di triwulan IV 2018, kinerja

perekonomian Provinsi

Gorontalo diperkirakan

akan lebih baik

dibandingkan triwulan III

2018.

Pada triwulan III 2018, pertumbuhan ekonomi Provinsi

Gorontalo tercatat sebesar 5,24% (yoy) lebih rendah dibandingkan

triwulan II 2018 sebesar 7,45% (yoy). Namun, kinerja pertumbuhan

ekonomi Gorontalo tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi

penggunaan, kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah,

dan investasi cukup mendorong pertumbuhan ekonomi pada

triwulan laporan meskipun terjadi tekanan yang disebabkan oleh

perlambatan konsumsi LNPRT yang disertai dengan pertumbuhan

kegiatan impor Gorontalo yang lebih besar dari pertumbuhan

ekspor. Pada sisi penawaran, meskipun terjadi perlambatan kinerja

lapangan usaha pertanian akibat dari penurunan hasil panen, kinerja

lapangan usaha utama lainnya secara umum mengalami perbaikan

seperti pada lapangan usaha perdagangan, dan konstruksi.

Di triwulan IV 2018, kinerja perekonomian Provinsi Gorontalo

diperkirakan akan lebih baik dibandingkan triwulan III 2018. Adanya

HBKN yang dirangkai dengan libur akhir tahun dan berbagai MICE

yang diselenggarakan di Gorontalo seperti Festival Boalemo,

Karnaval Karawo dan event lainnya serta kegiatan pembangunan

yang dilakukan pemerintah, diperkirakan akan mendoron perbaikan

ekonomi di triwulan IV 2018. Peningkatan konsumsi tersebut juga

diperkirakan akan menopang perbaikan kinerja LU perdagangan. Di

sisi lain, panen komoditas pangan utama diperkirakan turut

mendorong kinerja lapangan usaha pertanian.

Total pagu anggaran APBN

dan APBD Provinsi

Gorontalo pada tahun 2018

tercatat sebesar Rp11,8

triliun yang terdiri atas

APBD Provinsi dengan

pangsa 14,3% (Rp1,7

triliun), APBD

Kabupaten/Kota 48.6%

(Rp5,7 triliun), dan APBN

KEUANGAN PEMERINTAH

Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo

pada tahun 2018 tercatat sebesar Rp11,8 triliun yang terdiri atas

APBD Provinsi dengan pangsa 14,3% (Rp1,7 triliun), APBD

Kabupaten/Kota 48.6% (Rp5,7 triliun), dan APBN 36,5% (4,4 triliun).

Nilai Pagu pada tahun ini apabila dibandingkan dengan tahun 2017

meningkat sebesar 2,9% atau sebesar Rp333,5 miliar dari Rp 11,5

triliun. Terjadinya peningkatan pagu dan perbaikan tata kelola

keuangan pemerintah daerah dan dana dari pemerintah pusat

xiii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

36,5% (4,4 triliun)

Kinerja realisasi pendapatan

dan belanja pemerintah

daerah pada triwulan III

2018 mengalami perbaikan

dibandingkan triwulan III

2017.

Terjadinya peningkatan

kinerja keuangan pemda

sejalan dengan perbaikan

tata kelola keuangan

untuk mencapai target

pembangunan untuk

mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang inklusif.

diharapkan dapat mendukung pencapaian target pembangunan

untuk meningkatkan kesejaheraan masyarakat di Gorontalo.

Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah

pada triwulan III 2018 mengalami perbaikan dibandingkan triwulan

III 2017. Realisasi belanja APBD pemda Gorontalo pada triwulan III

2018 tercatat sebesar Rp5,8 triliun atau 78,6% dari total pagu 2018

dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp. 4,2 triliun atau 57,8%

dari pagu 2017. Sedangkan serapan kinerja APBN pada triwulan III

2018 sebesar 56,1% (Rp. 2,5 triliun) lebih rendah dibandingkan

tahun sebelumnya ditengah peningkatan kinerja APBD Provinsi

maupun Kab/Kota.

Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan

dengan perbaikan tata kelola keuangan dan pola seasonal untuk

mencapai target pembangunan untuk mewujudkan pertumbuhan

ekonomi yang inklusif. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan

misi pembangunan sejalan dengan target pemerintah daerah untuk

memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat

pengangguran terbuka dan IPM di Provinsi Gorontalo

Pada triwulan III 2018,

inflasi Gorontalo tercatat

menurun dari dari 1,88%

di triwulan II 2018 menjadi

1,79% (yoy)

Penurunan tekanan inflasi

terutama didorong oleh

terkendalinya inflasi

volatile food dan

administered prices.

Penurunan harga bahan

pangan dan holtikultura

pasca perayaan Idul Fitri

mendorong penurunan

inflasi volatile food

INFLASI DAERAH

Pada triwulan III 2018, inflasi Gorontalo tercatat menurun

dari 1,88% di triwulan II 2018 menjadi 1,79% (yoy). Capaian

tersebut juga berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,88%

(yoy). Dengan capaian tersebut, sampai dengan triwulan III 2018

inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 1,19% (ytd).

Penurunan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh

terkendalinya inflasi volatile food dan administered prices.

Penurunan harga bahan pangan dan holtikultura pasca perayaan

Idul Fitri mendorong penurunan inflasi volatile food. Sementara itu,

penurunan inflasi administered prices pada triwulan III 2018

ditopang oleh penurunan didorong oleh penurunan tarif angkutan

baik udara maupun antarkota seiring kembali normalnya permintaan

pasca lebaran. Selain itu, penurunan harga bensin non subsidi juga

mendorong penurunan tekanan inflasi administered prices lebih

lanjut. Di sisi lain, inflasi inti cenderung meningkat sejalan dengan

perkembangan faktor eksternal. Peningkatan tersebut terutama

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xiv

Ke depan, pada triwulan IV

2018, Inflasi Gorontalo

diperkirakan akan

mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Melambatnya

pertumbuhan

perekonomian Gorontalo

pada triwulan III 2018

masih ditopang oleh

stabilitas keuangan

Gorontalo yang relatif

terjaga

didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan

peningkatan harga emas global. Selain itu, tingginya inflasi inti juga

didorong oleh inflasi kelompok pendidikan seiring masuknya tahun

ajaran baru 2018-2019. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap

permintaan akan pakaian seragam sekolah yang mendorong

peningkatan inflasi sandang.

Ke depan, pada triwulan IV 2018, Inflasi Gorontalo

diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Peningkatan tersebut akan terjadi di seluruh komponen

inflasi baik inflasi volatile food, inti maupun administered prices

seiring dengan peningkatan permintaan saat perayaan Natal dan

Tahun Baru. Selain dipengaruhi oleh peningkatan permintaan,

tekanan inflasi volatile food juga akan dipengaruhi oleh masih

terganggunya pasokan bahan pangan yang berasal dari Sulawesi

Tengah akibat bencana yang melanda. Tekanan inflasi administered

prices akan dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara karena

tingginya permintaan dan penyesuaian tarif rokok. Secara

keseluruhan tahun rendahnya capaian inflasi mendorong optimisme

capaian inflasi tahun 2018 yang diperkirakan berada pada batas

bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1%. Meski demikian,

risiko inflasi tetap patut diwaspadai terutama terkait dengan

peningkatan tekanan inflasi inti terkait kondisi sektor eksternal yakni

kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar.

STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN

AKSES KEUANGAN DAN UMKM, PENYELENGGARAAN

SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Melambatnya pertumbuhan perekonomian Gorontalo pada triwulan

III 2018 masih ditopang oleh stabilitas keuangan Gorontalo yang

relatif terjaga. Hal tersebut tercermin dari risiko kredit perbankan

yang masih di bawah level indikatif yakni sebesar 2,87%. Hal

tersebut didukung dengan meningkatnya penghimpunan dana,

meskipun kinerja perbankan masih belum optimal terkait dengan

perkembangan aset dan kredit yang cenderung melambat.

Meskipun terjadi perlambatan perekonomian Gorontalo, kondisi

ketahanan korporasi di Gorontalo yang masih terjaga. Risiko

xv KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Pada triwulan III 2018 baik

transaksi pembayaran

tunai maupun non tunai

mengalami penurunan

dibandingkan triwulan II

2018

rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage ratio membaik,

sedangkan tingkat risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan

relatif stabil. Membaiknya kinerja korporasi pada triwulan III 2018

diperkirakan didorong oleh korporasi yang terus melakukan efisiensi

seiring perlambatan kinerja perekonomian.

Sementara itu, sesuai dengan siklusnya pada triwulan III

2018 baik transaksi pembayaran tunai maupun non tunai

mengalami penurunan dibandingkan triwulan II 2018. Penurunan

tersebut disebabkan oleh kembali normalnya kegiatan ekonomi

pasca puncaknya di triwulan II 2018 seiring pelaksanaan Pilkada dan

Idul Fitri. Pada triwulan ini, terjadi kondisi net inflow di sisi sistem

pembayaran tunai seiring dengan banyaknya yang masuk

dibandingkan dengan dana yang keluar

Kondisi ketenagakerjaan

Gorontalo pada triwulan III

2018 melambat

dibandingkan periode

sebelumnya seiring dengan

pertumbuhan ekonomi

yang melambat.

Pada triwulan III 2018,

daya beli masyarakat masih

solid meskipun terjadi

penurunan Indeks Tendesi

Konsumen (ITK) karena

faktor seasonal.

KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada triwulan III 2018

melambat dibandingkan periode sebelumnya seiring dengan

pertumbuhan ekonomi yang melambat. Menurunnya kondisi

ketenagakerjaan disebabkan oleh peningkatan Tingkat

Pengangguran Terbuka (TPT) dan penurunan Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK). Indikasi peningkatan kondisi

ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan perlambantan pada

lapangan usaha utama di Gorontalo yaitu LU pertanian.

Pada triwulan III 2018, daya beli masyarakat masih solid

meskipun terjadi penurunan Indeks Tendesi Konsumen (ITK) karena

faktor seasonal. Kembali normalnya tingkat konsumsi masyarakat

pasca puncak konsumsi akibat pola musiman rangkaian HBKN yang

jatuh di triwulan sebelumnya mendorong penurunan ITK. Namun

demikian, optimisme masyarakat masih cukup solid. Hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme

konsumen Gorontalo pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga. Hal

ini tercermin dari IKE dan IEK yang masih di atas level optimis 100.

Masih tingginya nilai IEK tersebut juga mengindikasikan ekspektasi

masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi

kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan

terciptanya kesinambungan dalam tingkat konsumsi masyarakat ke

depan.

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xvi

Perbaikan tingkat

kemiskinan Gorontalo

pada periode Maret 2018,

diiringi dengan perbaikan

kondisi ketimpangan

pendapatan

Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode Maret

2018, diiringi dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan.

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga Maret 2018

mengalami penurunan menjadi sebanyak 198,51 ribu jiwa atau

sebesar 16,81% dari jumlah penduduk. Sejalan dengan hal tersebut

rasio gini Gorontalo pada Maret 2018 juga membaik menjadi 0,40

dari 0,41 di September 2017. Perbaikan tingkat ketimpangan

tersebut mencerminkan perbaikan kualitas pembangunan yang lebih

merata.

PROSPEK PEREKONOMIAN

Untuk keseluruhan tahun,

kinerja perekonomian

Gorontalo di tahun 2018

diperkirakan akan lebih

baik dibandingkan tahun

2017 dengan tingkat

pertumbuhan pada kisaran

6,5%-6,9% (yoy)

Memasuki tahun 2019,

perekonomian pada

triwulan I 2019

diperkirakan akan lebih

rendah di bandingkan

dengan triwulan IV 2018

dan berada pada rentang

6,2%-6,4% (yoy)

Di tahun 2019,

perekonomian Gorontalo

Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo

di tahun 2018 diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun

2017 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,5%-6,9% (yoy).

Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada

tahun 2018 berasal dari peningkatan permintaan domestik yaitu

konsumsi dan investasi. Konsumsi rumah tangga diperkirakan

tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya seiring

meningkatnya pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan

kinerja pertanian sebagai lapangan usaha utama, peningkatan UMP,

peningkatan aktivitas ekonomi secara umum, dan terjaganya

tekanan inflasi. Di sisi lain, peningkatan kinerja investasi terutama

akan didorong oleh adanya pembangunan proyek strategis yaitu

PLTU Sulbagut I yang mempunyai nilai cukup besar, serta adanya

base year effect akibat terbatasnya nilai investasi di tahun 2017.

Memasuki tahun 2019, perekonomian pada triwulan I 2019

diperkirakan akan lebih rendah di bandingkan dengan triwulan IV

2018 dan berada pada rentang 6,2%-6,4% (yoy). Relaksasi

perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan terjadi

sesuai dengan siklusnya seiring dengan berakhirnya puncak

konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah di akhir tahun

2018. Selain itu, kinerja investasi diperkirakan masih belum optimal

seiring dengan masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah

dan sikap investor yang masih wait and see di awal tahun terutama

jelang pilpres 2019.

Di tahun 2019, perekonomian Gorontalo secara keseluruhan

xvii KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

secara keseluruhan tahun

diperkirakan akan

meningkat dan berada

pada kisaran 7,0%-7,4%.

Dari sisi inflasi, secara

keseluruhan tahun 2018,

inflasi Gorontalo

diperkirakan akan lebih

rendah dari 2017 dan

berada di dalam rentang

sasaran inflasi nasional

yakni 3,5±1%

Pada triwulan I 2019, laju

inflasi diperkirakan akan

meningkat namun masih

dalam kisaran yang

terkendali yakni sekitar

3,5%

Sementara itu, inflasi

tahun 2019 diperkirakan

masih stabil dalam sasaran

nasional 3,5±1%

tahun diperkirakan akan meningkat dan berada pada kisaran 7,0%-

7,4%. Sumber utama pertumbuhan ekonomi diperkirakan terutama

akan didorong oleh permintaan domestik seiring dengan

peningkatan konsumsi karena pelaksanaan Pemilu Legislatif dan

Presiden 2019 dan masih berlanjutnya proyek strategis nasional.

Namun demikian, sektor eksternal khususnya ekspor luar negeri

diperkirakan masih belum akan pulih seiring dengan pertumbuhan

ekonomi dunia yang stagnan di tengah perbaikan perekonomian

nasional.

Dari sisi inflasi, secara keseluruhan tahun 2018, inflasi

Gorontalo diperkirakan akan lebih rendah dari 2017 dan berada di

dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%. Penurunan

tekanan Inflasi dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food

dan inflasi administered price di tengah inflasi inti yang cenderung

meningkat. Peningkatan inflasi inti diperkirakan sejalan peningkatan

asumsi makro yang lebih tinggi dari 2017. Sementara itu, tidak

adanya kebijakan strategis pemerintah terkait kenaikan tarif dan

semakin intensifnya peran TPID di Gorontalo dalam menjaga inflasi

terutama dari sisi supply diperkirakan akan mendorong penurunan

inflasi volatile food dan administered price.

Pada triwulan I 2019, laju inflasi diperkirakan akan

meningkat namun masih dalam kisaran yang terkendali yakni sekitar

3,5%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama didorong oleh

inflasi inti dan administered prices di tengah inflasi volatile food yang

relatif terkendali. Peningkatan tekanan inflasi inti didorong oleh

adanya pilpres pada tahun 2019 dan juga kenaikan UMP pada tahun

2019 yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat.

Sementara itu, masuknya periode panen raya tanaman pangan dan

hortikultura akan mendorong peningkatan pasokan sehingga inflasi

volatile food relatif terjaga. Meskipun demikian, terdapat risiko

terjadinya el-nino (rendah) yang dapat menggangu kinerja LU

pertanian.

Sementara itu, inflasi tahun 2019 diperkirakan masih stabil

dalam sasaran nasional 3,5±1%. Namun, terdapat beberapa risiko

yang masih harus diwaspadai. Dari sisi administered prices, terdapat

risiko kenaikan harga BBK (Bahan Bakar Khusus/non subsidi) akibat

tren harga minyak dunia yang cenderung meningkat. Dari sisi inflasi

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 xviii

inti, terdapat risiko passthrough kenaikan harga komoditas,

khususnya terhadap bahan pangan. Selain itu, terdapat risiko

memburuk ekspektasi inflasi apabila Pilpres 2019 berjalan kurang

lancar. Dari sisi volatile food, terganggunya pasokan pangan akibat

adanya potensi la-nina terutama diawal tahun 2019 menjadi faktor

risiko yang perlu diperhatikan

xix KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

TABEL INDIKATOR EKONOMI

PROVINSI GORONTALO

2016

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Ekonomi Makro Regional

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (Rp Tril iun) 6,79 6,93 7,52 7,36 7,70 7,74 8,36 8,07 8,40 8,40 8,93 8,88 9,16 9,23 9,61

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Rp Tril iun) 5,37 5,41 5,74 5,54 5,72 5,72 6,14 5,93 6,14 6,10 6,46 6,39 6,53 6,55 6,79

Ekspor

- Nilai Ekspor Non Migas (US$ Juta) 4,59 16,08 6,02 4,68 1,26 0,02 1,90 1,13 - - - 1,58 5,02 1,83 -

Impor

- Nilai Impor Non Migas (US$ Juta) 2,27 0,97 1,54 95,26 11,02 8,35 6,21 0,94 3,33 - 0,52 2,67 - - 0,53

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy) 5,28 6,09 7,39 4,30 5,74 4,89 (4,20) 1,30 2,73 3,69 4,41 4,34 2,83 1,88 1,79

Perbankan*

Dana Pihak Ketiga (Rp Tril iun) 3,86 4,08 4,23 3,90 4,33 4,51 4,42 4,45 4,50 4,85 5,01 4,63 5,02 4,67 5,30

- Giro 0,79 0,89 0,77 0,48 0,90 0,82 0,69 0,58 0,81 0,80 0,84 0,52 1,14 0,90 1,23

- Tabungan 1,78 1,83 2,01 2,38 2,13 2,33 2,32 2,68 2,35 2,56 2,68 2,91 2,52 2,60 2,62

- Deposito 1,28 1,36 1,45 1,04 1,30 1,37 1,41 1,19 1,34 1,49 1,50 1,20 1,35 1,17 1,44

Kredit (Rp Tril iun) 9,40 9,82 10,03 10,32 10,45 10,83 10,93 11,20 11,38 11,91 13,65 13,71 13,58 13,69 14,31

- Modal Kerja 2,42 2,58 2,58 2,75 2,83 2,94 2,93 3,05 3,11 3,24 4,08 3,69 3,64 3,71 4,08

- Investasi 0,99 1,02 1,04 1,14 1,17 1,31 1,33 1,37 1,38 1,63 1,86 1,94 1,94 1,99 2,08

- Konsumsi 6,00 6,22 6,41 6,43 6,45 6,58 6,67 6,78 6,89 7,04 7,72 8,08 8,00 7,98 8,14

Kredit UMKM (Rp Tril iun) 2,50 2,59 2,64 2,80 2,88 3,02 2,99 3,04 3,29 3,46 2,97 3,38 3,93 4,01 4,30

- Modal Kerja 2,02 2,11 2,13 2,21 2,29 2,42 2,38 2,41 2,61 2,25 2,56 2,88 3,71 3,23

- Investasi 0,48 0,48 0,51 0,60 0,59 0,60 0,61 0,63 0,85 0,72 0,83 1,05 1,99 1,07

Loan to Deposit Ratio (%) 243,83 240,92 236,81 264,50 241,60 240,10 247,33 251,96 252,66 245,43 254,16 296,22 270,60 292,98 270,00

NPL Gross (%) 3,77 4,19 3,92 3,54 3,83 3,67 3,78 3,06 3,48 3,47 3,26 2,78 2,13 2,92 2,08

Sistem Pembayaran

Transaksi RTGS

- Volume Transaksi 1.849,00 2.222 2.409

- Nominal Transaksi (Rp tril iun) 1,34 1,56 2,13

Inflow/Outflow

- Inflow (miliar) 679 323 553 261 563 318 810 366 547 260 120 117 516 363 444

- Outflow (miliar) 191 330 559 399 171 760 382 422 251 733 195 268 354 417 216

Transaksi Kliring

- Volume Transaksi 17.151 17.169 17.794 17.119 14.565 13.779 16.245 17.025 14.835 12.092 5.313 3.618 10.303 8.655 9.668

- Nominal Transaksi (Rp Miliar) 466 437 495 452 392 363 445 436 386 275 141 100 256 396 279

2018Indikator

2015 2017

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 1

1 BAB 1: PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo di triwulan III 2018 tercatat sebesar 5,24%

(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan II 2018 yang tercatat sebesar 7,45% (yoy). Namun,

kinerja pertumbuhan ekonomi Gorontalo tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi penggunaan, kinerja konsumsi

rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi cukup mendorong pertumbuhan ekonomi

pada triwulan laporan maskipun terjadi tekanan yang disebabkan oleh perlambatan konsumsi

LNPRT yang disertai dengan pertumbuhan kegiatan impor Gorontalo yang lebih besar dari

pertumbuhan ekspor. Pada sisi penawaran, kinerja lapangan usaha utama secara umum

mengalami perbaikan seperti pada lapangan usaha perdagangan, dan konstruksi meskipun

terjadi perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian akibat dari penurunan hasil panen.

Memasuki triwulan IV 2018, kinerja perekonomian Provinsi Gorontalo diperkirakan akan

lebih baik dibandingkan triwulan III 2018. Akselerasi perekonomian Gorontalo pada triwulan IV

2018 terutama akan didorong oleh peningkatan konsumsi seiring HBKN yang dirangkai dengan

libur akhir tahun dan berbagai MICE yang diselenggarakan di Gorontalo seperti Festival

Boalemo, Karnaval Karawo dan even lainnya serta kegiatan pembangunan yang dilakukan

pemerintah. Peningkatan konsumsi tersebut juga diperkirakan akan menopang perbaikan

kinerja LU perdagangan. Di sisi lain, panen komoditas pangan utama akan mendorong kinerja

lapangan usaha pertanian.

1.1 GAMBARAN UMUM

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat sebesar 5,24%

(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 7,44% (yoy). Sesuai data

historisnya, level pertumbuhan Gorontalo lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan

ekonomi nasional sebesar 5,17% (yoy). Dari sisi penggunaan, perlambatan pertumbuhan

ekonomi Gorontalo didorong oleh penurunan kinerja konsumsi LNPRT dan tingginya

pertumbuhan impor pada triwulan laporan. Terjadinya perlambatan pengeluaran LNPRT

didorong oleh selesainya periode pilkada di Gorontalo dan berakhirnya berbagai bantuan sosial

yang banyak di salurkan pada periode HBKN di triwulan II 2018. Sementara itu, peningkatan

kebutuhan untuk pembangunan proyek strategis seperti impor aspal, mesin, besi dan baja

mendorong peningkatan impor. Dari sisi pengeluaran, perlambatan pertumbuhan ekonomi

disebabkan oleh perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian, perikanan dan kehutanan

seiring dengan penurunan hasil panen akibat masuknya jadwal tanam tanaman pangan utama.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

2 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Namun demikian, permintaan domestik masih cukup terjaga seiring dengan

peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan PMTB. Peningkatan

konsumsi RT didorong oleh masih baiknya daya beli masyarakat karena level pendapatan yang

cukup baik serta ditopang oleh tingkat inflasi yang rendah. Di sisi lain, peningkatan konsumsi

pemerintah didorong oleh pola musimam dalam rangka percepatan pembangunan untuk

mengejar target pembangunan fisik dan realisasi keuangan pemerintah. Sejalan dengan itu,

pertumbuhan PMTB juga meningkat didorong oleh meningkatnya jumlah proyek investasi baik

yang berasal dari PMA maupun PMDN secara signifikan, termasuk didalamnya berbagai rencana

investasi yang masih berupa izin prinsip. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor juga terpantau

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Masih berlanjutnya ekspor jagung baik ke luar

negeri maupun antarprovinsi mendorong peningkatan kinerja ekspor pada periode laporan.

Sesuai dengan pola musimannya, perlambatan pertumbuhan ekonomi berdasarkan

lapangan usahanya disebabkan oleh perlambatan kinerja LU pertanian yang melambat dari

14,18% (yoy) di triwulan sebelumnya menjadi 6,42% (yoy) di triwulan III 2018. Terjadinya

perlambatan pada lapangan usaha pertanian sejalan dengan selesainya masa panen dari

komoditas padi dan jagung dan mulai masuknya periode tanam. Kinerja panen tanaman padi

pada tahun ini hanya terjadi sebanyak 2 kali sesuai dengan siklus 5 kali panen dalam 2 tahun

menyebabkan jumlah panen padi yang cenderung lebih sedikit. Sementara itu kinerja panen

tanaman jagung tidak sebanyak periode yang sama pada tahun sebelumnya akibat dari kondisi

cuaca yang mengalami kemarau yang cukup panjang pada masa tanamnya.

Memasuki triwulan IV 2018, kinerja konsumsi diperkirakan kembali menjadi pendorong

utama meningkatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo seiring dengan pola konsumsi periode

akhir tahun dan peningkatan permintaan di kota mitra dagang utama. Selain itu, peningkatan

juga terjadi pada komponen investasi seiring perbaikan iklim investasi di Gorontalo akibat

adanya penerapan OSS dan promosi yang dilakukan. Di sisi lain, kinerja lapangan usaha utama

yaitu LU pertanian, perdagangan dan konstruksi diperkirakan tumbuh dengan baik sehubungan

dengan kondisi cuaca yang mendukung kegiatan pertanian serta kondisi peningkatan daya beli

masyarakatdan penyelesaian berbagai proyek strategis pemerintah.

Jika dibandingkan dengan kondisi ekonomi pada tahun 2017, pertumbuhan ekonomi

Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 diperkirakan akan lebih tinggi dari pertumbuhan nasional.

Dari sisi penggunaan, kinerja konsumsi diperkirakan akan mengalami peningkatan didorong

oleh kinerja konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah dan ekspor. Peningkatan konsumsi

rumah tangga ditopang oleh pendapatan masyarakat yang meningkat dari peningkatan kinerja

pertanian sejalan dengan realisasi berbagai program bantuan pertanian pemerintah. Adapun,

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 3

kinerja konsumsi pemerintah didorong oleh adanya perbaikan tata kelola pemerintah yang

disertai dengan peningkatan anggaran pemerintah. Sementara itu, kinerja ekspor meningkat

akibat dari perbaikan kegiatan perdagangan ke luar negeri sejak awal tahun. Secara agregat,

konsumsi juga akan didorong oleh adanya event tahunan pariwisata Festival Boalemo, Karnaval

Karawo dan event lainnya.

Grafik 1.1 Pertumbuhan PDRB Provinsi Gorontalo (%, yoy)

Sumber: BPS, diolah

Tabel 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo ADHK 2010 menurut Penggunaan (%, yoy)

2018

Tw I Tw II Tw III Tw IV Total Tw I Tw II Tw III

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,72 7,36 6,43 6,79 6,82 6,25 6,96 7,09

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 10,89 8,71 8,56 8,00 9,00 10,90 10,59 7,61

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3,11 -3,18 6,92 11,71 4,74 1,67 3,63 9,86

4 Investasi (PMTB+ Perubahan Inventori) 3,21 2,24 2,67 4,22 3,35 4,61 4,22 5,38

4.b. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) 14,43 2,02 2,63 4,32 3,06 4,89 3,92 4,97

4.a. Perubahan Inventori 4,23 7,60 3,75 0,11 9,10 2,12 11,31 14,76

5 Ekspor Barang dan Jasa 4,81 10,67 2,65 6,82 5,81 4,76 -18,95 3,18

6 Impor Barang dan Jasa 0,13 0,19 4,14 4,73 2,28 2,18 -21,92 9,52

7,35 6,50 5,23 7,82 6,74 6,19 7,45 5,24P D R B

No Komponen2017

Sumber: BPS, diolah

1.2 SISI PENGGUNAAN

1.2.1 KONSUMSI

Pada triwulan III 2018 konsumsi mengalami peningkatan dari triwulan II 2018, terutama

konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada

triwulan III 2018 meningkat menjadi 7,06% (yoy) dari 6,96% (yoy) pada triwulan II 2018,

sedangkan pertumbuhan konsumsi pemerintah meningkat dari 11,31% (yoy) pada triwulan II

2018 menjadi 9,86% (yoy) pada triwulan III 2018. Peningkatan konsumsi rumah tangga

tersebut terjadi di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh terjaganya

tingkat pendapatan dan terjaganya daya beli masyarakat berkat terkendalinya tingkat inflasi

sehingga jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya. Di sisi lain, kinerja konsumsi pemerintah

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

4 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

tercatat mengalami pertumbuhan sejalan dengan pola musimannya untuk mengejar target

pertumbuhan fisik maupun keuangan daerah.

Memasuki triwulan IV 2018, kinerja konsumsi diperkirakan kembali mengalami

peningkatan yang didorong oleh seluruh komponen konsumsi. Peningkatan pendapatan dari LU

pertanian serta pelaksanaan berbagai event budaya dan keagamaan diperkirakan akan

menopang pertumbuhan konsumsi. Perayaan Natal pada triwulan IV 2018 akan mendorong

peningkatan kinerja konsumsi LNPRT terutama terkait kegiatan santunan dan bantuan sosial.

Peningkatan pertumbuhan juga diperkirakan akan terjadi pada konsumsi pemerintah yang

merealisasikan anggarannya untuk berbagai kegiatan dan program di tahun 2018.

KONSUMSI RUMAH TANGGA

Konsumsi rumah tangga pada triwulan III 2018 tercatat tumbuh sebesar 7,09% (yoy)

lebih tinggi daripada triwulan II 2018 sebesar 6,96% (yoy). Terjadinya peningkatan konsumsi

rumah tangga didorong oleh terjaganya level pendapatan ditengah inflasi yang terkendali. Daya

beli masyarakat yang terjaga juga tercermin dari hasil survei kondisi usaha terhadap lapangan

perdagangan yang terekam membaik.

Meningkatnya pendapatan masyarakat pada triwulan ini juga tercermin dari NTP yang

mengalami peningkatan dari 103,68 pada triwulan lalu menjadi 105,71. Faktor yang

mendorong terjadinya peningkatan NTP petani pada triwulan ini adalah penurunan indeks yang

dibayar petani untuk menjalankan usahanya seperti kebutuhan pembelian Alat Produksi

Pertanian (Alsitan) maupun sarana Produksi Pertanian (saprona).

Grafik 1.2 Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga (%, yoy)

Sumber: Survei Konsumen

Grafik 1.3 Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo

Sumber: Cognos BI, diolah

Kondisi konsumsi masyarakat yang terjaga juga tercermin dari pertumbuhan kredit

konsumsi di perbankan. Pertumbuhan kredit konsumsi pada triwulan III 2018 tercatat sebesar

8,14% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan II 2018 sebesar yang tumbuh sebesar 8,06%

(yoy). Terjaganya level pertumbuhan kredit konsumsi mengindikasikan topangan keuangan bagi

masyarakat untuk menjaga daya beli.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 5

Selain itu, peningkatan konsumsi masyarakat juga juga didukung dari pertumbuhan

lapangan usaha perdagangan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Survei

kegiatan dunia usaha yang dilakukan Bank Indonesia menunjukkan terjadinya perbaikan

ekspektasi nilai SBT perdagangan pada triwulan III dari 2,72% menjadi 5,40%.

Grafik 1.4. Pertumbuhan Kredit Konsumsi Gorontalo

Grafik 1.5 Ekspektasi Kondisi Dunia Usaha Perdagangan

Sumber : Liaison Sumber : BPS

Memasuki triwulan IV 2018, perkembangan dari berbagai indikator terkini

mengindikasikan adanya pola kenaikan dari konsumsi rumah tangga. Dari sisi pendapatan,

kenaikan konsumsi akan ditopang oleh peningkatan penghasilan akibat panen jagung yang

diperkirakan cukup optimal seiring dengan kondisi cuaca yang sudah memasuki musim hujan

di akhir tahun. Level ITK diperkirakan akan berada di atas 100 menunjukkan masih tingginya

optimisme dari kondisi ekonomi di triwulan depan. Sejalan dengan itu, nilai dari IEK juga

meningkat dengan meningkatnya ekspektasi ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi

kondisi ekonomi. Konsumsi masyarakat juga diperkirakan akan tetap terjaga sesuai dengan pola

musiman akibat adanya rangkaian event keagamaan dan budaya, hari libur sekolah, Festival

Boalemo, Karnaval Karawo dan even lainnya.

Grafik 1.6 Level IKE Triwulan III 2018

Grafik 1.7. Ekspektasi Konsumen Ke Depan

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

KONSUMSI PEMERINTAH

Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan III 2018 mengalami pertumbuhan sebesar

9,86% (yoy) atau meningkat dari triwulan lalu sebesar 0,80% (qtq). Peningkatan kinerja

konsumsi pemerintah tercermin dari realisasi APBD Pemda Gorontalo pada triwulan III 2018

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

6 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

yang mencapai 78,57%, meningkat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya

yang mencapai realisasi sebesar 57,80%. Peningkatan realisasi belanja APBD didorong oleh

realisasi belanja operasi berupa belanja pegawai dan belanja barang serta transfer yang tinggi

dibagian komponen lainnya. Selain itu realisasi belanja yang berasal dari pendanaan APBN di

triwulan III 2018 juga tercatat sebesar 74,32% atau meningkat dari 70,63% pada triwulan III

2017. Kenaikan belanja APBN tersebut didorong oleh tingginya realisasi belanja barang dan

pegawai untuk keperluan administrasi pemerintah maupun pemenuhan target pembangunan

daerah.

Grafik 1.8. Perkembangan Realisasi Belanja Barang/Jasa APBD Provinsi Gorontalo

Grafik 1.9 Perkembangan Realisasi Belanja Pegawai APBD Provinsi Gorontalo

Sumber: Badan Keuangan Provinsi Gorontalo Sumber: Badan Keuangan Provinsi Gorontalo

Pada triwulan III 2018 belanja APBD provinsi Gorontalo juga mengalami peningkatan

yang signifikan yakni sebesar 112,01% (yoy) atau sebesar Rp418,67 miliar dari pagu sebesar

496,28 miliar. Peningkatan tersebut didorong oleh adanya tambahan beban anggaran gaji

tenaga pengajar yang ditanggung anggaran Provinsi. Sementara itu, pertumbuhan belanja

barang/jasa dari anggaran APBD Provinsi Gorontalo juga meningkat dari 11,53% (yoy) di

triwulan III 2017 menjadi 145,26% (yoy) pada triwulan III 2018. Sesuai dengan pola historisnya,

peningkatan didorong oleh pemenuhan target pembangunan fisik dan keuangan pemerintah.

Pada triwulan IV 2018, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan semakin meningkat

didorong oleh upaya realisasi program dan anggaran pemerintah. Sampai dengan akhir

triwulan III 2018, realiasi belanja pegawai dan belanja barang/jasa pemerintah Provinsi

Gorontalo adalah sebesar 79,20% dengan sisa anggaran yang akan terealisasi di triwulan IV

2018 adalah sebesar Rp195,7 miliar.

Jika dilihat secara keseluruhan tahun 2018, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan

mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sejalan dengan semakin besarnya

pagu belanja provinsi Gorontalo, baik dari APBN maupun APBD. Alokasi belanja operasional

pemerintah yang terdiri dari belanja pegawai dan belanja barang/jasa, baik dari APBD dan APBN

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 7

mengalami peningkatan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun

sebelumnya. Upaya untuk mendorong realisasi anggaran belanja operasional baik di tingkat

pemerintah daerah dan juga instansi vertikal akan menjadi kunci pendorong peningkatan

kinerja konsumsi pemerintah.

KONSUMSI LEMBAGA NON PROFIT RUMAH TANGGA (LNPRT)

Pertumbuhan konsumsi LNPRT Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 mencapai

7,61% (yoy) atau menurun dari triwulan II 2018 sebesar 10,90% (yoy). Perlambatan ini

terutama didorong oleh berkurangnya aktivitas sosial pemerintah maupun masyarakat setelah

Ramadhan dan perayaan Idul Fitri pada triwulan II 2018 serta berakhirnya pilkada di Gorontalo.

Selain itu, masih rendahnya realisasi belanja bantuan sosial Pemerintah hingga triwulan III 2018

yakni sebesar 34,3% atau lebih rendah dibanding tahun sebelumnya sebesar 51,6%, juga

berkontribusi terhadap penurunan kinerja konsumsi LNPRT. Masih terkendalanya program sosial

pemerintah seperti pemberian bantuan pangan nontunai akibat masalah teknis dan kesesuaian

data penerima menjadi kendala masih rendahnya realisasi bantuan sosial pemerintah.

Pada triwulan IV 2018, konsumsi LNPRT diperkirakan akan mengalami peningkatan

seiring adanya upaya mendorong realisasi program sosial dari pemerintah, maupun rangkaian

HBKN. Fokus pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk dilakukan

melalui berbagai program sosial diperkirakan menjadi pendorong peningkatan konsumsi LNPRT.

Masih cukup besarnya target realisasi belanja bantuan sosial pemerintah sebagai akibat dari

perlambatan belanja sosial di triwulan III 2018 diperkirakan turut mendorong percepatan

penyerapan anggaran di periode ini.

Secara tahunan konsumsi LNPRT pada tahun 2018 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, seiring aktivitas pilkada Provinsi Gorontalo di

tahun 2018. Selain itu pemerintah daerah juga melakukan beberapa program sosial seperti

penambahan jumlah bantuan pemerintah untuk memastikan masyarakat dapat mengakses

pangan dengan harga murah melalui program pasar murah, pasar ikan, bantuan nontunai,

bantuan beras sejahtera (rastra) dan lain sebagainya.

1.2.2 INVESTASI

Pada triwulan III 2018, investasi tumbuh sebesar 5,38% (yoy), meningkat dibandingkan

kinerja triwulan II 2018 yang tumbuh sebesar 4,22% (yoy). Peningkatan ini terutama didorong

oleh investasi bangunan seiring dengan peningkatan realisasi belanja modal pemerintah Provinsi

Gorontalo yang bersumber dari APBN. Pada triwulan III 2018, realisasi belanja modal yang

bersumber dari APBN tercatat sebesar tumbuh 64,45% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan

yang sama di tahun lalu sebesar 58,83% (yoy). Peningkatan tersebut didorong oleh

keberlanjutan pembangunan beberapa proyek pembangunan pemerintah daerah skala besar

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

8 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

dan multiyear seperti jalan GORR, pembangunan dan perbaikan jembatan di berbagai lokasi,

serta proyek pembangunan lainnya.

Peningkatan kinerja investasi tercermin dari perbaikan kredit investasi di perbankan.

Pada triwulan III 2018 pertumbuhan kredit tercatat sebesar 30,59% (yoy) dibandingkan

triwulan II 2018 sebesar 22,46% (yoy). Terjadinya peningkatan kinerja investasi di triwulan III

2018 juga tercermin dari peningkatan kegiatan investasi PMA dan PMDN yang masuk ke

Gorontalo. Pada triwulan laporan, investasi PMDN dilihat dari nilai investasi mengalami

peningkatan yang signifikan yaitu sebesar Rp396,03 miliar dari Rp65 miliar di triwulan II 2018.

Sejalan dengan itu, peningkatan investasi dari PMA didorong oleh semakin banyaknya jumlah

proyek investasi PMA yang masuk yaitu 16 proyek dengan nilai investasi mencapai USD1,61

juta.

Grafik 1.10 Realisasi Belanja Modal APBD

Grafik 1.11 Kredit Investasi di triwulan III 2018

Sumber : DJPN Provinsi Gorontalo Sumber: Cognos, Bank Indonesia

Adapun jenis lapangan usaha yang paling menarik investor dalam negeri (PMDN) di

triwulan III 2018 adalah lapangan usaha sekunder seperti industri makanan minuman dan

industri kayu dengan nilai investasi masing-masing sebesar Rp95 miliar dan Rp49 miliar. Di sisi

lain, jenis lapangan usaha yang paling menarik bagi investor asing (PMA) adalah industri tersier

seperti LGA dan perhotelan dengan nominal investasi mencapai USD 1,55 juta dan USD 19,1

ribu.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 9

Grafik 1.12 Perkembangan Realisasi PMDN

Grafik 1.13 Perkembangan Realisasi PMA

Sumber: Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo

Tabel 1.2 Realisasi PMA dan PMDN per Lapangan Usaha di Provinsi

1 Tanaman Pangan dan Perkebunan - 1 Tanaman Pangan dan Perkebunan 19.500

2 Peternakan - 2 Pertambangan 91.603

3 Kehutanan 15,50 3 Total -

4 Perikanan - 4 Industri Makanan 97.455

5 Pertambangan 4,00 5 Industri Kayu 49.820

6 Total 19,50 6 Total 49.820

7 Industri Makanan 14,00 7 Listrik, Gas dan Air 96.270

8 Industi Kayu 0,10 8 Perdagangan dan Reparasi 41.389

9 Industri Karet, Barang dari karet dan

Plastik

- 9 Hotel dan Restoran -

10 Industri Logam Dasar, Barang Logam,

Mesin dan Elektronik

- 10 Transportasi, Gudang dan

Telekomunikasi

-

11 Total 14,10 11 Jasa Lainnya -

12 Listrik, Gas dan Air 1.555,80 12 Total 137.659,00

13 Perdagangan dan Reparasi -

14 Hotel dan Restoran 19,10

15 Transportasi, Gudang dan

Telekomunikasi

-

16 Jasa Lainnya 3,00

17 Total 1.577,90

Triwulan III 2018

PMA (US$, Ribu) PMDN (Rp, Juta)

Sumber Dinas PNM, ESDM dan Transmigrasi Prov. Gorontalo

Ke depan, investasi pada triwulan IV 2018 diperkirakan mengalami akselerasi sejalan

dengan realisasi berbagai proyek pemerintah maupun swasta. Kinerja pembangunan

pemerintah masih mendominasi kegiatan investasi di Gorontalo yang berasal dari proyek

pemerintah yang termasuk proyek strategis nasional yang sedang masa penyelesaian seperti

jalan GORR, Bendungan Randangan, revitalisasi Danau Limboto Rumah Sakit Provinsi Habibie

Ainun, dan pembangunan waduk Bone. Sementara itu, secara umum kinerja investasi pada

tahun 2018 diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Faktor utama yang

menyebabkan peningkatan kinerja investasi adalah bertambahnya kegiatan pembangunan

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

10 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

proyek multiyear di Gorontalo seperti dimulainya pembangunan waduk Bone di triwulan III-IV

2018.

1.2.3 EKSPOR – IMPOR

Dari sisi eskternal, kinerja ekspor pada triwulan III 2018 tercatat mengalami

pertumbuhan sebesar 3,81% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu yang terkontraksi -18,95%

(yoy). Terjadinya peningkatan kinerja ekspor tersebut terutama disebabkan oleh kinerja ekspor

yang baik hingga triwulan II 2018 untuk komoditas unggulan ekspor Gorontalo seperti jagung,

gula tetes, kayu olahan, dan hasil perikanan. Adapun pasar potensial dari komoditas Gorontalo

adalah beberapa negara seperi Filipina, Singapura, Jepang, Vietnam, Thailand, Hongkong, dan

Taiwan.

Pertumbuhan kinerja ekspor di triwulan III 2018 juga dlihat dari kinerja muat barang

pelabuhan yang mengalami pertumbuhan sebesar 42,99% (yoy) dengan nominal tonase

sebanyak 160,78 ton. Komoditas yang dimuat adalah hasil pertanian seperi jagung dan lainnya

seperti bahan makanan sehari-hari. Peningkatan kinerja ekspor dilihat dari nominalnya pada

triwulan III 2018 adalah sebesar USD 296,5 juta meningkat dibandingkan triwulan II 2018

sebesar USD 20,9 juta.

d

Grafik 1.14 Perkembangan Muat Barang Pelabuhan Gorontalo

Grafik 1.15. Perkembangan Nilai Ekspor Luar Negeri Gorontalo

Sumber: BPS, diolah Sumber : Kantor Pelabuhan se Provinsi Gorontalo

Di tengah peningkatan kinerja ekspor, kinerja impor pada triwulan III 2018 tumbuh

lebih tinggi sebesar 9,52% (yoy) dibandingkan triwulan II 2018 yang mengalami kontraksi

sebesar -21,92% (yoy). Jenis barang impor ke Gorontalo pada triwulan III 2018 didominasi oleh

barang modal seperti mesin, peralatan listrik, besi baja dan kendaraan lainnya. Pertumbuhan

kinerja impor didorong oleh peningkatan aktivitas pembangunan pemerintah untuk berbagai

proyek multiyear baik yang sudah dimulai maupun baru dilaksanakan di triwulan laporan.

Adapun secara nilai impor pada triwulan III 2018 adalah sebesar USD 201 juta dibandingkan

triwulan II 2018 yang terekam nihil.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 11

Grafik 1.16 Perkembangan Bongkar Barang Pelabuhan di Gorontalo

Grafik 1.17 Perkembangan Nilai Impor Luar Negeri Gorontalo

Sumber: BPS, diolah Sumber : Kantor Pelabuhan se Provinsi Gorontalo

Grafik 1.18 Impor Barang Modal Gorontalo Triwulan III 2018

Sumber : BPS, diolah

Kondisi ekspor dan impor pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan meningkat didorong

oleh ekspor komoditas utama seperti gula tebu, hasil perikanan, olahan kayu, dan lainnya.

Selain itu, adanya peningkatan permintaan hortikultura (cabai rawit dan tomat sayur) dari

Sulawesi Utara, juga akan mendorong peningkatan ekspor antardaerah. Dari sisi impor,

peningkatan kinerja impor didorong oleh peningkatan impor barang modal untuk

keberlangsungan kegiatan pembangunan pemerintah seperti aspal, mesin, besi-baja dan

barang kebutuhan proyek lainnya.

Secara keseluruhan tahun 2018, ekspor Gorontalo diperkirakan mengalami peningkatan

jika dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut didorong oleh meningkatnya produksi

pertanian, terutama jagung yang sejak awal tahun 2018 kembali mampu mengekspor ke

Filipina dan Singapura. Di sisi lain, kinerja impor Gorontalo di tahun 2018 diperkirakan

cenderung tertahan akibat tidak adanya kegiatan impor selama lebih dari satu semester

pertama di tahun 2018.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

12 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

1.3 SISI PENAWARAN (LAPANGAN USAHA UTAMA)

Dari sisi penawaran, terjadinya perlambatan pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo

pada triwulan III 2018 didorong oleh perlambatan kinerja lapangan usaha pertanian yang

menurun dari 14,18% (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi sebesar 6,42% (yoy). Terjadinya

penurunan hasil panen akibat cuaca kering dan kerusakan/gangguan sistem irigasi telah

menghambat kinerja lapangan usaha pertanian pada periode laporan.

Namun demikian, kinerja lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha konstruksi

tercatat mengalami perbaikan. Lapangan usaha perdagangan pada triwulan III 2018 tumbuh

sebesar 5,66% (yoy) lebih tinggi dari triwulan II 2018 sebesar 3,79% (yoy) sedangkan

konstruksi tumbuh sebesar 2,03% (yoy) lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 0,53%

(yoy). Peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan aktivitas belanja pemerintah untuk

memenuhi target pembangunan fisik dan realisasi keuangan daerah.

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Tahunan (yoy) Provinsi Gorontalo ADHK 2010 menurut Lapangan Usaha (%, yoy)

2017

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 6,44 4,24 6,43 9,09 4,24 14,18 6,42

Pertambangan dan Penggalian 3,36 3,95 0,08 4,71 4,12 2,69 0,42

Industri Pengolahan 5,99 4,67 6,58 3,46 10,01 8,42 5,49

Pengadaan Listrik dan Gas 11,61 1,72 12,04 8,48 2.125,77 10,63 12,23

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 7,34 2,46 14,92 16,28 13,73 14,64 -1,13

Konstruksi 7,85 9,77 5,10 2,48 4,79 0,53 2,03

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,05 5,73 9,91 9,59 10,62 3,79 5,66

Transportasi dan Pergudangan 8,57 9,67 6,47 5,32 7,71 0,88 2,27

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,93 8,05 8,71 10,62 8,80 1,60 5,37

Informasi dan Komunikasi 9,02 9,80 10,23 10,57 6,32 3,27 9,96

Jasa Keuangan dan Asuransi 4,54 10,15 18,45 9,87 13,48 10,76 0,03

Real Estate 7,85 8,22 8,31 5,32 4,61 3,36 4,51

Jasa Perusahaan 5,96 5,57 5,91 5,51 5,83 5,20 2,72

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 6,92 3,76 -0,10 0,09 1,87 0,10 5,02

Jasa Pendidikan 13,55 7,14 3,78 6,21 9,52 9,16 9,55

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,84 10,64 8,48 4,94 10,18 9,57 7,90

Jasa lainnya 5,28 4,92 3,54 3,54 4,13 1,78 0,01

PDRB 7,27 6,22 6,52 6,74 6,19 7,45 5,24

Uraian2014

Total Total

2015 2016

Total Total I

2018

II III

Sumber: BPS, diolah

Memasuki triwulan IV 2018, kinerja lapangan usaha utama seperti pertanian,

perdagangan, konstruksi, dan akomodasi makanan minuman diperkirakan akan lebih baik dari

triwulan III 2018. Perbaikan kondisi LU pertanian akan didorong oleh musim panen jagung yang

jatuh di triwulan IV 2018. Sementara itu, peningkatan konsumsi masyarakat seiring dengan

perayaan Natal dan Tahun Baru diharapkan akan mendorong perbaikan kinerja LU

perdagangan dan akomodasi makanan minuman. Selain itu, upaya pemerintah untuk

menyelesaikan berbagai proyek strategis menjadi pendorong peningkatan kinerja lapangan

usaha konstruksi.

Kinerja sisi penawaran provinsi Gorontalo pada tahun 2018 terutama didorong oleh

peningkatan lapangan usaha pertanian seiring dengan upaya pemerintah untuk mendorong

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 13

peningkatan produksi pertanian secara on-farm maupun off-farm. Di sisi lain, kinerja lapangan

usaha perdagangan di tahun 2018 diprediksi akan meningkat sejalan dengan terjaganya daya

beli akibat tingkat pendapatan yang baik dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali.

Sedangkan, lapangan usaha konstruksi juga diperkirakan mengalami peningkatan seiring

adanya peningkatan kegiatan realisasi belanja pemerintah untuk berbagai program maupun

proyek strategis nasional seperti pembangunan Jalan GORR, revitalisasi Danau Limboto,

pembangunan waduk Bone, dan perluasan RS Provinsi Habibie-Ainun.

1.3.1 LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN

Pada triwulan III 2018, kinerja lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan

tumbuh melambat menjadi sebesar 6,42% (yoy) dibanding triwulan sebelumnya tumbuh

sebesar 14,18% (yoy). Perlambatan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan hasil

panen pertanian padi dan jagung akibat pengaruh cuaca panas, curah hujan terbatas dan

gangguan sistem irigasi. Di tengah kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III

2018, Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat dari 103,68 menjadi 105,71 yang didorong oleh

penurunan indeks yang dibayar petani secara umum. Peningkatan NTP ini, terjadi untuk semua

kelompok tanaman pangan, tanaman perkebunan rakyat, perikanan dan peternakan. Di sisi

lain, NTP tanaman holtikultura mengalami perlambatan akibat kendala panen komoditas

holtikultura seperti barito yang sangat terpengaruh kondisi musim panas yang minim curah

hujan.

Grafik 1.19. Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo

Grafik 1.20. Perkembangan Nilai Tukar Petani Gorontalo per Kelompok Komoditas

Sumber : BPS Sumber : BPS

Menurunnya kinerja lapangan usaha pertanian pada triwulan III 2018 terkonfirmasi dari

melambatnya pertumbuhan luas panen pertanian di Gorontalo. Luas total panen padi dan

jagung pada triwulan III 2018 menurun dari sebesar 82,15% (yoy) pada triwulan lalu, menjadi -

43,43% (yoy). Selain itu, kondisi cuaca pada triwulan laporan terekam memiliki curah hujan

yang rendah dengan kecepatan angin yang meningkat. Besarnya rata-rata curah hujan pada

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

14 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

triwulan III 2018 adalah sebesar 1,76 mm dan kecepatan angin sebesar 2,29 knot dibandingkan

triwulan II 2018 sebesar 5,34 mm dan 1,33 knot. Kondisi rendahnya curah hujan mengganggu

hasil pertanian sedangkan kecepatan angin yang tinggi berpotensi mengganggu aktivitas

melaut nelayan.

Grafik 1.21. Perkembangan Luas Panen Padi dan Jagung di Gorontalo

Grafik 1.22 Luas dan pertumbuhan Panen Jagung

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo

Kinerja kredit pertanian pada triwulan III 2018 juga mengindikasikan terjadinya

penurunan dengan besar pertumbuhan sebesar 8,78% (yoy) lebih rendah dibandingkan

triwulan II 2018 sebesar 12% (yoy). Terjadinya penurunan kredit pertanian sejalan dengan

masih minimnya aktivitas tanam petani pada triwulan III 2018 yang masih termasuk dalam

musim panen. Di sisi lain masih adanya kendala peyaluran kredit akibat dari catatan NPL LU

pertanian yang tergolong tinggi menyebabkan penyaluran kredit pertanian masih dilakukan

secara terbatas

Grafik 1.23 Kondisi Curah Hujan dan Kecepatan Angin Perairan Gorontalo

Grafik 1.24 Kredit Pertanian Gorontalo

Sumber : BMKG Sumber : Cognos Bank Indonesia

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 15

Pada triwulan IV 2018, lapangan usaha pertanian diperkirakan mengalami peningkatan

seiring dengan adanya potensi panen jagung dari standing crop1. Selain itu, kondisi cuaca pada

triwulan IV 2018 diperkirakan akan semakin baik dengan potensi peningkatan curah hujan dan

kecepatan angin akibat masuknya musim hujan. Selanjutnya, upaya pemerintah untuk

mendorong peningkatan produksi pertanian, khususnya komoditas jagung dan padi dengan

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian secara umum

melalui metode off-farm maupun on-farm sehingga diharapkan dapat memberi dampak yang

signifikan terhadap peningkatan produksi pertanian.

1.3.2 LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN, REPARASI MOBIL

DAN SEPEDA MOTOR

Kinerja LU perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor pada triwulan III

2018 tercatat mengalami perbaikan dengan pertumbuhan sebesar 5,66% (yoy), lebih tinggi

dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 3,79% (yoy). Peningkatan tersebut didorong

peningkatan aktivitas perdagangan ekspor antardaerah dan masih terjaganya daya beli

masyarakat. Secara khusus, terjaganya pendapatan rumah tangga pertanian ditunjukkan oleh

peningkatan NTP yang disertai dengan tingkat inflasi yang rendah sehingga mendorong

terjaganya daya beli masyarakat petani.

Peningkatan kinerja LU perdagangan pada triwulan III 2018 juga tercermin dari

pertumbuhan kredit perdagangan yang meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 8,18%

(yoy) menjadi 9,57% (yoy). Hasil survei kondisi dunia usaha yang dilakukan oleh Bank Indonesia

menunjukan bahwa nilai ekspektasi kondisi usaha perdagangan pada triwulan III 2018

meningkat sebesar 5,40% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,72% (yoy).

Sementara itu, nominal muat barang di pelabuhan juga terpantau meningkat sebesar

120,43% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 67,12% (yoy).

Grafik 1.25 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Perdagangan

Sumber : Cognos, diolah

Grafik 1.26 Perkembangan Kondisi Usaha Perdagangan Ekspektasi SBT

Sumber : SKDU Bank Indonesia

1 Standing Crop adalah total tanaman pertanian yang ada pada suatu lahan pada waktu tertentu

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

16 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 1.27 Perkembangan Muat Pelabuhan

Sumber : BPS, diolah

Memasuki triwulan IV 2018, aktivitas perdagangan berpotensi mengalami perbaikan

dibanding triwulan III 2018 seiring dengan masuknya periode musim liburan yang dirangkai

dengan HBKN di akhir tahun. Masuknya periode high season mendorong peningkatan

konsumsi masyarakat yang menyebabkan perbaikan pada LU perdagangan. Selain itu,

peningkatan aktivitas belanja barang dan jasa pemerintah juga akan ikut berkontribusi

meningkatkan kinerja LU perdagangan. Secara umum, jika dilihat secara tahunan, kinerja

lapangan usaha perdagangan diperkirakan tumbuh lebih baik dari tahun lalu. Terjaganya

tingkat inflasi sepanjang tahun 2018 yang mendorong terjaganya daya beli masyarakat

menopang perbaikan LU perdagangan lebih lanjut.

1.3.3 LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI

Pertumbuhan LU konstruksi Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat mengalami

peningkatan menjadi sebesar 2,03% (yoy) dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 0,53% (yoy).

Terjadinya pertumbuhan kinerja lapangan usaha konstruksi tersebut terutama didorong oleh

pola seasonal penyelesaian pembangunan proyek multiyear di Gorontalo terkait dengan

pencapaian realisasi target pembangunan fisik dan keuangan daerah. Beberapa proyek

multiyear yang ada di Gorontalo yang juga termasuk kedalam proyek strategis nasional adalah

proyek pembangunan GORR, Bendungan Bone, RS Habibie-Ainun, dan Revitalisasi Danau

Limboto.

Terjadinya perbaikan kondisi LU konstruksi juga tercermin dari nominal kredit kontruksi

yang mencapai Rp 274,8 miliar, meningkat dibandingkan triwulan II 2018 sebesar Rp202,2

miliar. Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan impor barang modal pada triwulan III 2018

juga terekam mengalami peningkatan dengan nilai impor mencapai USD 201,42 ribu

dibandingkan periode sebelumnya yang terekam nihil. Adapun jenis barang modal yang

diimpor adalah besi baja, mesin, peralatan listrik, kapal dan kendaraan lainnya

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 17

Grafik 1.28. Perkembangan Kredit Konstruksi

Grafik 1.29. Perkembangan Impor Barang Modal

Sumber : Cognos Bank Indonesia Sumber: BPS, diolah

Pada triwulan IV 2018, lapangan usaha konstruksi diperkirakan akan mengalami

pertumbuhan sejalan dengan adanya tambahan kegiatan pembangunan proyek strategis

nasional yang sudah mulai dikerjakan pada triwulan laporan. Selain dari itu, kinerja

pembangunan proyek pemerintah lainnya yang masih terus berlanjut akan mendorong

pertumbuhanj kinerja LU konstruksi pada triwulan ini. Kinerja lapangan usaha konstruksi di

sepanjang tahun 2018 diperkirakan akan lebih baik dari tahun sebelumnya didorong oleh

membaiknya kegiatan investasi swasta yang berasal dari dalam negeri maupun asing.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

18 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

BOKS 1 : RISET GROWTH STRATEGY PROVINSI GORONTALO

Kondisi perekonomian Indonesia mengalami tren penurunan sejak 5 tahun terakhir,

terlihat dari pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2017 sebesar 5,07% (yoy) mengalami

penurunan sejak lima tahun terakhir sebesar 5,56% (yoy). Di sisi lain, kinerja ekspor nasional

juga terekam mengalami penurunan dengan indikasi peningkatan Current Account Deficit

(CAD) tercatat sebesar 3% dari PDB Indonesia pada triwulan II 2018. Terjadinya tren penurunan

kondisi perekonomian nasional juga turut tercermin pada perlambatan pertumbuhan ekonomi

Gorontalo dalam 7 tahun terakhir dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi Gorontalo dalam

lima tahun terakhir adalah sebesar 6,89% (yoy).

Kerangka Berpikir Growth Strategy

Program pembangunan daerah merupakan solusi untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi daerah, perbaikan kinerja ekspor, penurunan kinerja impor untuk mengurangi CAD,

dan perbaikan penyerapan tenaga kerja. Hasil dari pemetaan berdasarkan Trade

Competitiveness Diagnostic menyatakan bahwa hambatan dalam memaksimalkan parameter

output perekonomian terbagi kedalam akses pasar, micro-insentif framework, faktor input, dan

promosi serta infrastruktur dari lapangan usaha utama, dengan faktor input /AKL (peningkatan

produktivitas, barang modal, dan kualitas SDM) sebagaithe most binding constraint .

Penelitian sebelumnya mengenai Growth Diagnostics sudah mengidentifikasi

permasalahan mengenai binding constraint ekonomi namun pada penelitian tersebut masih

bersifat broadbased reform dan belum ada pendetailan dalam lingkup lapangan usaha. Melalui

penelitian Growth Strategy ini, dillakukan simulasi program pembangunan yang diaplikasikan

untuk sub-lapangan usaha unggulan di Gorontalo. Strategi yang dapat diambil guna

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 19

mendorong pertumbuhan adalah dengan melakukan peningkatan melalui upaya strategi

peningkatan capital-accumulation-productivity-decent employment (AKL).

PEREKONOMIAN DAERAH

Gorontalo merupakan provinsi pemekaran dari Sulawesi Utara, dengan kapasitas

ekonomi yang masih kecil di kawasan. Berdasarkan nilai nominal, Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo pada 2017 mencapai Rp25,09 triliun (atas dasar harga berlaku).

Adapun berdasarkan harga konstan, PDRB Provinsi Gorontalo mencapai Rp34,54 triliun dengan

pangsa PDRB Provinsi Gorontalo terhadap PDB nasional hanya sebesar 0,24%. Sementara itu

selama empat tahun terakhir, perekonomian Gorontalo ditopang oleh konsumsi rumah tangga

dan investasi yang masih tumbuh disertai dengan tren peningkatan belanja Pemerintah baik

belanja modal maupun belanja operasional sebagai pendorong dari sisi internal.

Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Gambar 1.2 Trend Pertumbuhan Lapangan Usaha Secara Tahunan

Sumber : BPS Sumber : BPS

Perekonomian Gorontalo didominasi oleh tiga lapangan usaha utama, yaitu lapangan

usaha pertanian, kehutanan dan perikanan; lapangan usaha perdagangan besar&kecil dan

reparasi mobil dan sepeda motor; dan lapangan usaha konstruksi. Pada tahun 2017, ketiga LU

tersebut memiliki pangsa sebesar 59,68% dengan pangsa terbesar adalah lapangan usaha

pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 37,04%.

Sub-Lapangan Usaha tanaman perkebunan di Provinsi Gorontalo merupakan salah satu

dari sub- Lapangan Usaha lapangan usaha pertanian dengan pangsa terhadap PDRB sebesar

3,1% (2017). Data luas areal perkebunan di Provinsi Gorontalo pada 2017 mengalami

pertumbuhan 6,35% (yoy) menjadi seluas nilai 25,9 ribu ha, sementara hasil produksi

meningkat 10,71% (yoy) menjadi sebesar 47,7 ribu sejak 2013. Berdasarkan pada sensus

pertanian ada tahun 2013, jumlah rumah tangga perkebunan yang ada di Provinsi Gorontalo

adalah sebanyak 52.441 rumah tangga, meningkat 22,65% dibandingkan tahun 2003.

Sub-Lapangan Usaha perikanan memiliki pangsa terhadap PDRB sebesar 8,17%.

Sementara, potensi perikanan tangkap Provinsi Gorontalo berdasarkan pada Wilayah

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

20 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Pengelolaan Perikanan (WPP) dan diakui secara nasional maupun internasional adalah : (1) WPP

715 : perairan Teluk Tomini dan Laut Seram 595.630 ton per tahun; (2) WPP 716 : Sulawesi

Samudera Pasifik bagian Pulau Halmahera dan Papua 630.470 ton per tahun; (3) wilayah ZEE

Laut Sulawesi sampai Samudera Pasifik (bagian utara Papua : 487.600 ton per tahun.

Berdasarkan pada data BPS, jumlah rumah tangga perikanan tangkap di Provinsi Gorontalo

sejak lima tahun terakhir (2012 s.d. 2016) terekam stabil dengan nilai pada 2016 sebanyak

6449 RT nelayan.

Gambar 1.3 Kinerja Export, Import dan Neraca Perdagangan

Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.4 Volume Ekspor Komoditas asal Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Gambar 1.4 Kinerja Ekspor dari Provinsi Gorontalo

Gambar 1.5 Kinerja Impor dari Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Provinsi Gorontalo dalam 5 tahun terekam pada neraca perdagangan mengalami defisit

akibat tingginya impor barang dibandingkan ekspor. Nilai ekspor barang luar negeri tehadap

nilai perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) mengalami tren penurunan dalam 4 tahun

terakhir dari 1,56% pada 2015 menjadi 0,85% pada 2017. Pemetaan produk ekspor unggulan

di Gorontalo menggunakan metode product space, Compound Annual Growth Rate (CAGR),

Intensive Margin-Extensive Margin (IM-EM), Revealed Comparative Advantage (RCA), dan Trade

Competitiveness Diagnostic (TCD) menghasilkan beberapa produk unggulan yaitu Cane

Molases, hasil laut, serta kelapa dan olahannya,

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 21

ANALISIS EMPIRIK

Sub Sektor Pangsa

terhadap PDRB

Sub Sektor / komoditas

Product Space

CAGR IM-EM Ekspor (RCA)

TCD

Tanaman pangan 19,38% Perkebunan / Molases 1 1

Small fish in small

pond

Rising Star

Perdagangan Besar dan Eceran

8,29% Perikanan / Crustacean & mollusk,

3 4 Small fish in small

pond

Rising Star

Perikanan 8,17% Perkebunan / Coconut

5 3 Small fish in small

pond

Rising Star

Hambatan ekspor, MoU perdagangan, standar dan sertifikasi ,

promosi, dan sisi administasi

Angkutan Darat 3,91% Perkebunan / Copra 2

Small fish in small

pond

Rising Star

Perkebunan 3,10% Kehutanan / Fuel wood

Small fish in small

pond

Rising Star

Hambatan ekspor, MoU perdagangan, standar dan sertifikasi ,

promosi, dan sisi administasi

Tanaman Hortikultura

2,77% Kehutanan / Wood, non-

coniferous species,

2 Small fish in small

pond

Falling Star

Industri Makanan dan Minuman

2,56% Perkebunan / Coconut

fibre

Small fish in big pond

Falling Star

Peternakan 2,56% Kehutanan / Plywood 4

Small fish in small

pond

Falling Star

Perantara jasa keuangan

2,47% Industri / Other

furniture dan part

5 Small fish in small

pond

Falling Star

Hasil dari pemilihan dengan kriteria pangsa terhadap PDRB dan kinerja ekspor

komoditas terbaik (product space, CAGR, IM-EM, RCA, dan TCD) adalah, sub sektor perikanan,

dan sub sektor perkebunan. Berdasarkan pada pemetaan TCD untuk lapangan usaha utama

tersebut masih memiliki hambatan terkait akses pasar, faktor input (A, K, dan L), promosi dan

infrastruktur. Kelompok hambatan terebut kemudian dipetakan lebih lanjut dan diperoleh hasil

bahwa faktor input merupakan the most binding constraint dari upaya peningkatan perbaikan

parameter output ekonomi daerah. Selanjutnya, fokus lebih lanjut terkait berbagai program

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

22 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

pemerintah daerah pada lapangan usaha utama ini adalah upaya memperbaiki faktor input (A =

produktivitas, K = barang modal, dan L = SDM).

Di dalam penelitian ini, dilakukan analisis terhadap penerapan program pembangunan

daerah untuk lapangan usaha subsektor tanaman perkebunan dan sub sektor perikanan

menggunakan simulasi model IndoTerm dengan aplikasi Gempack. Dalam melakukan simulasi

dibangun sebuah asumsi sebagai landasan yaitu subsektor tanaman perkebunan di Gorontalo

merupakan kombinasi tanaman tebu dengan pangsa 71,68% dan 28,32% untuk tanaman

kelapa. Selain itu ditetapkan tahun 2017 sebagai tahun dasar untuk initial value beberapa

parameter produksi dan ekonomi.

Proses simulasi dilakukan menggunakan program pemerintah daerah dan program

modifikasi (rekomendasi BI). Untuk sub sektor tanaman perkebunan strategi peningkatan

produktivitas dilakukan dengan program rendemen tebu (metode rawat raton, bongkar raton,

dan panen kemarau), dan dikombinasikan program peningkatan produktivitas tanaman kelapa

sebesar 1% per tahun (program penggunaan bibit kelapa hibrida). Sedangkan strategi

peningkatan pengunaan barang modal dilakukan dengan program regenerasi tanaman kelapa

(berupa program underplanting 385 Ha kebun kelapa pertahun yang dikombinasikan dengan

program perluasan lahan tebu). Sedangkan strategi dalam meningkatkan kualitas pekerja

dilakukan dengan program prioritas pendidikan rakyat (Prodira) berupa peningkatan years of

schooling di Gorontalo dari 7,2 menjadi 7,9 tahun pada tahun 2022.

Simulasi peningkatan sub sektor perikanan dibuat berdasarkan informasi strategi

peningkatan produktivitas, peningkatan penggunaan barang modal, serta peningkatan kualitas

pekerja. Program peningkatan produktivitas berupa penyediaan benih ikan dan udang unggul

kepada nelayan. Sementara itu program peningkatan penggunaan barang modal berupa

program bantuan penyediaan kapal tangkap nelayan 3 GT sebanyak 250 unit pertahun.

Sedangan strategi dalam meningkatkan kualitas pekerja dilakukan dengan program prioritas

pendidikan rakyat (Prodira) berupa peningkatan years of schooling di Gorontalo dari 7,2

menjadi 7,9 tahun pada tahun 2022.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 23

Hasil Simulasi dengan Menggunakan Shock Modifikasi Tanaman Perkebunan

Parameter Potensi pertumbuhan Rata-Rata

Kinerja Ekspor 2,72

Pertumbuhan Ekonomi 0,33

Penyerapan tenaga kerja 0,18

Kinerja Impor 0,18

Potensi Peningkatan Kinerja Ekspor Sektoral dari Baselinenya

(Program Modifikasi)

Potensi Peningkatan Kinerja PDRB Sektoral dari Baselinenya

(program Modifikasi)

Potensi Peningkatan Tenaga Kerja Sektoral dari Baselinenya

(program Modifikasi)

Potensi Peningkatan Kinerja Impor Sektoral dari Baselinenya

(Program Modifikasi)

Hasil dari simulasi menunjukkan bahwa program modifikasi (rekomendasi BI)

memberikan potensi pertumbuhan yang lebih tinggi dari program pembangunan daerah. Hasil

dari program untuk subsektor tanaman perkebunan memberikan dampak pada potensi

pertumbuhan kinerja ekspor paling sebesar 2,72% dari baseline-nya, potensi pertumbuhan

PDRB sebesar 0,33% dari baselinenya, penyerapan jumlah tenaga kerja sebanyak 944 orang

(0,18% dari baseline), dan potensi penurunan impor sebesar -0,1% dari baseline-nya. Secara

sektoral peningkatan kondisi sub sektor tanaman perkebunan berdampak terbesar pada LU

industri mamin sebagai pengguna dari produk yang dihasilkan. Jika dilakukan secara terpisah

diketahui bahwa program peningkatan produktivitas (A) adalah program yang menghasilkan

parameter output (pertumbuhan ekonomi, perbaikan penyerapan tenaga kerja, dan perbaikan

kinerja ekspor) yang paling besar dibandingkan program lainnya.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

24 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Hasil Simulasi dengan Menggunakan Shock Modifikasi Perikanan

Parameter Potensi pertumbuhan Rata-Rata

Kinerja Ekspor 1,01

Pertumbuhan Ekonomi 0,99

Penyerapan tenaga kerja 0,03

Kinerja Impor -0,08

Grafik 1.30. Potensi Peningkatan Kinerja PDRB Sektoral dari

Baseline-nya (Program Modifikasi)

Grafik 1.31. Potensi Peningkatan Kinerja Ekspor Sektoral dari

Baseline-nya (Program Modifikasi)

Grafik 1.32, Potensi Peningkatan Kinerja Tenaga Kerja

Sektoral dari Baseline-nya (Program Modifikasi)

Grafik 1.33. Potensi Peningkatan Kinerja Impor Sektoral dari

Baseline-nya (Program Modifikasi)

Hasil dari simulasi program modifikasi (rekomendasi BI) menghasilkan potensi

pertumbuhan kinerja ekspor sebesar 1,01% dari baseline-nya, potensi peningkatan PDRB

sebesar 0,39% dari baselinenya, peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 157 orang

pertahun, dan penurunan kinerja impor sebesar -0,08% dari baseline-nya. Secara sektoral

pertumbuhan pada lapangan usaha perikanan turut mendorong pertumbuhan industri

makanan minuman karena sebagai barang input. Jika dilakukan secara terpisah diketahui

bahwa program peningkatan produktivitas (A) dan barang modal (K) adalah program yang

menghasilkan parameter output (pertumbuhan ekonomi, perbaikan penyerapan tenaga kerja,

dan perbaikan kinerja ekspor) yang paling besar dibandingkan program lainnya.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 25

KESIMPULAN

Kondisi pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo mengalami tren perlambatan sejalan

dengan kondisi pertumbuhan ekonomi nasional. Perlambatan pertumbuhan didorong oleh

kinerja LU non-pertanian. Di sisi lain, kinerja ekspor Gorontalo juga mengalami tren penurunan

dalam 5 tahun terakhir mendorong peningkatan defisit neraca berjalan (current account deficit).

Berdasarkan analisi, strategi pembangunan yang memberikan potensi pertumbuhan paling baik

terhadap parameter output adalah peningkatan produktivitas lapangan usaha tanaman

perkebunan dan program pembangunan peningkatan kapital dan produktivitas untuk .

lapangan usaha sub sektor perikanan. .

Hasil Simulasi Dengan Menggunakan Shock Modifikasi Sub Sektor Tanaman Perkebunan dan Perikanan

Sub sektor tanaman perkebunan

Sub sektor perikanan Total

Kinerja Ekspor 2,724 1,012 3,736

Pertumbuhan Ekonomi 0,338 0,394 0,732

Penyerapan tenaga kerja 0,188 0,036 0,224

Kinerja Impor 0,182 -0,082 0,1

Apabila pelaksanaan program pembangunan dilaksanakan dengan menerapkan strategi

kombinasi untuk sub sektor tanaman perkebunan dan perikanan didapatkan bahwa

pertumbuhan ekonomi berpotensi tumbuh lebih tinggi 0,73% dari nilai baseline per tahun,

potensi perbaikan kegiatan ekspor sebesar 3,73% dari baseline per tahun, dan potensi

peningkatan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1101 orang (0,22% dari baseline) per tahun.

REKOMENDASI

Dari hasil simulasi yang dilakukan bahwa program peningkatan capital accumulation-

productivity-decent employment skema Modifikasi BI untuk sub sektor tanaman perkebunan

dan subsektor perikanan dapat mendorong pertumbuhan parameter output secara signifikan di

Gorontalo. Seterusnya diharapkan agar pemerintah daerah dapat berkomitmen dalam

merumuskan kebijakan maupun langkah strategis untuk pengembangan subsektor tersebut.

Hal ini dapat diawali dengan mendorong komoditas tanaman perkebunan dan perikanan

sebagai komoditas utama pembangunan daerah di Provinsi Gorontalo. Selanjutnya, dalam

rangka mendorong realisasi program pembangunan daerah, perlu dilakukan penguatan dan

feasibility study berupa kajian dan FGD bersama Instansi, dinas teknis, pelaku usaha, maupun

akademisi.

Program pembangunan untuk subsektor tanaman perkebunan dapat dilakukan dengan

berfokus pada peningkatan faktor input. Dari sisi produktivitas, hal ini dapat dilakukan dengan

menjamin ketersediaan pasokan bahan baku secara konsisten. Hal ini dapat didorong melaui

program optimalisasi kinerja UPTD, Balitka, TTIC, Bulog, dan distributor. Tidak terbatas pada

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

26 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

penyediaan, pemerintah daerah sudah harus menjalin jalur koordinasi yang kuat dengan SKPD

teknis terkait dengan program swasembada untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku secara

mandiri melalui peningkatan kapasitas produksi. Selain itu pemerintah daerah juga perlu

mendorong perbaikan akses petani terhadap teknologi pertanian melalui penguatan kualitas

dan jumlah penyuluh pertanian. Seterusnya pemerintah daerah juga dapat mendorong

pertumbuhan subsektor tanaman perkebunan melalui campur tangan kewenangan pemda

dalam mendorong penambahan luas lahan tanaman perkebunan melalui program ekstensifikasi

pertanian. Kemudian diperkuat dengan komitmen daerah untuk mendorong perbaikan angka

sekolah melalui keberlanjutan program pendidikan rakyat.

Pemerintah daerah juga dapat mendorong program pembangunan untuk subsektor

perikanan melalui strategi peningkatan kuantitas dan kualitas bahan baku dengan optimalisasi

usaha Balai Benih Ikan (BBI) yang dikombinasikan dengan strategi mendorong badan

usaha/swasta produksi bahan baku untuk hadir dan beroperasi di Gorontalo. Selanjutnya perlu

juga adanya tindak lanjut MoU kerjasama antar instansi dalam efisiensi desain dan kapasitas

barang modal subsektor perikanan di Gorontalo sehingga pelaku usaha dapat melakukan

kegiatan usahanya dengan efisien, hemat biaya dan dengan kapasitas optimal. Pemerintah

daerah juga harus berkomitmen untuk terus mengejar ketertinggalan di sisi SDM dengan

penerapan berbagai program pendidikan rakyat yang konsisten dan berkelanjutan.

Adapun rekomendasi untuk mengoptimalkan parameter output dari faktor market akses

dan macro-incentive framework adalah dengan penerapan key success untuk memastikan

pertumbuhan parameter output dapat tercapai sesuai target adalah dengan mendorong

perbaikan akses pasar dengan meningkatkan standar/insentif /akses untuk menembus pasar,

dan mendorong perbaikan macro-incentive framework melalui perbaikan iklim, governance,

dan kebijakan tarif.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 27

BOKS 2 : TRANSFORMASI KERAJINAN SULAMAN KARAWO

Kerajinan Sulaman Karawo merupakan kerajinan khas dari Gorontalo. Proses

pembuatan kerajinan ini masih dilakukan secara manual dengan menggunakan tangan tanpa

bantuan mesin. Terdapat 4 (empat) tahapan untuk membuat kerajinan ini, mulai dari

pembuatan desain, mengiris-mencabut, menyulam hingga mengikat. Proses pengirisan dan

pencabutan benang merupakan tahapan dengan risiko yang paling tinggi sehingga

membutuhkan kesabaran, keuletan dan ketelitian para pengrajin agar kain tidak rusak. Tingkat

kesulitan yang tinggi sebanding dengan usaha yang diberikan membuat Kerajinan Sulaman

Karawo memiliki nilai keunikan dan kekhasan yang berbeda dengan kerajinan lain.

Dulu, Sulaman Karawo dikerjakan oleh ibu rumah tangga hanya untuk mengisi waktu

luang. Hingga pada tahun 1970-an kerajinan sulaman karawo mulai dipadukan dalam kerajinan

lain seperti kipas, selendang hingga baju dan mulai diperjualbelikan hingga saat ini. Namun

siapa sangka pada awal tahun 2000, kerajinan Karawo sempat mengalami ancaman kepunahan

disebabkan berkurangnya pembeli yang berdampak pada menurunnya pendapatan pengrajin.

Hal ini dikarenakan model Sulaman Karawo saat itu masih sangat monoton dan beralih

profesinya pengrajin karawo ke profesi lain yang lebih menguntungkan.

Menyikapi kondisi tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

melakukan inisiatif untuk melakukan pengembangan kerajinan Sulaman Karawo. Pada tahun

2010, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo mulai melakukan identifikasi

masalah dan didapatkan permasalahan utama Sulaman Karawo saat itu yaitu dari sisi aspek

sumber daya manusia dan pemasaran.

Tahun 2011, Kerajinan Sulaman Karawo ditetapkan sebagai Klaster binaan Bank

Indonesia. Langkah ini merupakan transformasi awal Karawo sebagai kerajinan khas Gorontalo

yang tidak hanya memiliki nilai seni dan budaya melainkan nilai ekonomi yang sangat

bermanfaat bagi masyarakat Gorontalo. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

melakukan pembinaan dari berbagai aspek secara terstruktur dan komprehensif, antara lain:.

1. Pemberian bantuan teknis berupa alat dan bahan;

2. Pelatihan skill pengrajin terutama dari segi desain;

3. Memberi perluasan informasi dan akses permodalan dari perbankan;

4. Fasilitasi promosi melalui publikasi media serta pameran skala lokal dan regional Sulawesi;

5. Penyelenggaraan event Gorontalo Karnaval Karawo pertama pada tahun 2011.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

28 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Gambar 1.1 Pengembangan Awal Kerajinan Karawo di Gorontalo

Gambar 1.1 Pengembangan Awal Kerajinan Karawo di Gorontalo, Searah dengan arah

jarum jam dari kiri atas: pelatihan pengelolaan manajemen keuangan dan organisasi, pelatihan

teknis pengembangan produk, keikutsertaan dalam pameran Pekan Raya Gorontalo, pelatihan

membuat desain busana.

Semenjak dibina oleh Bank Indonesia, daya tarik Karawo perlahan mulai tumbuh sangat

pesat dan menjadi lebih dikenal masyarakat di dalam daerah Gorontalo hingga skala nasional.

Tentunya hal ini juga tidak bisa dilepaskan dari dukungan para stakeholders yang turut terlibat

dalam pengembangan kerajinan Sulaman Karawo. Keberhasilan tersebut bisa ditunjukkan dari

berbagai prestasi yang didapat seperti:

1. Pemecahan rekor MURI dengan penggunaan Karawo terbanyak di tahun 2013

2. Penetapan karawo sebagai Warisan Budaya tak Benda Indonesia 2014 No. 78 oleh

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

3. Penetapan tanggal 23 Januari sebagai Hari Karawo melalui Pergub No 9 tahun 2014

Selanjutnya pada tahun 2016, Bank Indonesia menginisiasi adanya Program

Pengembangan UMKM Unggulan. Adapun tema pengembangan UMKM yang dimaksud adalah

daerah perbatasan/tertinggal, pemberdayaan perempuan, nelayan, industri kreatif dan komoditi

ekspor/substitusi impor. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo kembali

mengangkat Karawo sebagai bagian dari Program Pengembangan UMKM Unggulan

dikarenakan kerajinan Sulaman Karawo memenuhi jenis tema yang sesuai dengan kondisi

Gorontalo yaitu pemberdayaan perempuan dan penguatan industri kreatif.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 29

Tabel 1.1 Informasi UMKM Kerajinan Karawo Binaan KPwBI Provinsi Gorontalo

Informasi UMKM Karawo

Tahun 2015 2018

Jumlah UMKM (org) 115 200

Produksi (unit) 355 1150

Omzet 26 juta 98 juta

Laba bersih 12 juta 45 juta

Sebagai bagian dari Program UMKM Unggulan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo,

kerajinan Sulaman Karawo didorong untuk lebih berpartisipasi dalam pameran dan fashion

show bergengsi tingkat nasional hingga internasional. Hasilnya Karawo diundang untuk

berpartisipasi dalam ajang fashion show terbesar di Indonesia yaitu Indonesia Fashion Week

2017. Berpartisipasinya Karawo dalam fashion show menjadi sebuah sejarah tersendiri karena

ini merupakan penampilan perdana Karawo dalam ajang fashion show.

Keberhasilan Karawo tampil dalam acara fashion show Indonesia Fashion Week 2017

membuka pintu Karawo menuju ke level yang lebih tinggi yaitu internasional dengan

berpartisipasinya Karawo di New York Couture Fashion Week 2017. Pencapaian ini membuat

Gorontalo khususnya karawo menjadi perhatian dunia. Bahkan setelah acara, berbagai sentra

penjualan fashion di New York langsung menunjukkan ketertarikannya untuk memasarkan

sulaman karawo di Amerika Serikat. Selain itu, eksposur media nasional dan internasional

mendorong tingginya minat masyarakat untuk mengetahui keindahan dan keunikan dari

kerajinan sulaman karawo.

Hingga saat ini, komitmen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

terhadap pengembangan kerajinan karawo tidak pernah berkurang sedikitpun. Adapun selama

tahun 2018, kerajinan sulaman karawo kembali menorehkan catatan prestasi yang luar biasa,

diantaranya sebagai berikut:

1. Terpilih sebagai satu dari enam kerajinan Indonesia yang ditampilkan dalam acara High

Level Meeting IMF 2018 di Jakarta

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

30 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

2. Kembali diundang untuk berpartisipasi dalam acara fashion terbesar di Indonesia yaitu

Indonesia Fashion Week 2018

3. Termasuk dalam enam kerajinan daerah dari seluruh Indonesia Indonesia yang ditampilkan

dalam acara fashion show Karya Kreatif Indonesia 2018. Dalam acara pameran kerajinan

tahunan terbesar di Indonesia ini penjualan karawo mencapai angka Rp80 juta dalam waktu

tiga hari

Gambar 1.2 Ibu Negara Republik Indonesia, Ibu Iriana Joko Widodo bersama Istri Wakil Presiden Republik Indonesia, Ibu Mufidah

Kalla mendapatkan penjelasan terkait pengembangan kerajinan sulaman karawo dari Kepala KPwBI Provinsi Gorontalo, Bapak Ricky

P. Gozali di Booth Kerajinan Karawo Provinsi Gorontalo dalam Pameran Karya Kreatif Indonesia Tahun 2018

4. Termasuk dalam enam kerajinan daerah dari seluruh Indonesia yang ditampilkan serta

menjadi seragam khusus panitia dan peserta dari Bank Indonesia dalam acara IMF-World

Bank Annual Meeting 2018 di Bali. Perlu diketahui bahwa acara tersebut dihadiri 15.000

tamu VIP internasional seperti Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan dari 189

negara, perusahaan swasta multinasional, investor, dan media.

5. Diundang untuk berpartisipasi dalam tiga acara pameran dan fashion show terbesar tingkat

internasional yaitu New York Fashion Week 2018, JMM Fashion Show Paris 2018, serta

Artisan & Product Exhibition New York 2018. Karena ketiga acara tersebut dilaksanakan

pada waktu yang bersamaan, maka KPwBI Provinsi Gorontalo memilih untuk berpartisipasi

dalam acara Artisan & Product Exhibition 2018. Dalam pameran tersebut, kerajinan sulaman

karawo ditampilkan bersama karya fashion dari desainer terkemuka asal Indonesia dan

dijual selama tiga bulan di Manhattan, New York yang merupakan salah satu kota fashion

terbesar di Amerika.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 31

Gambar 1.3 Eksposur media nasional dalam keikutsertaan kerajinan sulaman karawo dalam New York Couture Fashion

Week 2017

6. Untuk pertama kalinya Gorontalo Karnaval Karawo 2018 ditetapkan sebagai bagian dari

100 (seratus) Calendar of Event Wonderful Indonesia yang merupakan daftar event

pariwisata tingkat Internasional di Indonesia tahun 2018 oleh Kementerian Pariwisata

Republik Indonesia.

BAB 1 PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

32 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Halaman ini sengaja dikosongkan

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 33

2 BAB 2 : KEUANGAN PEMERINTAH Total pagu anggaran APBN dan APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 tercatat

sebesar Rp11,8 triliun yang terdiri atas APBD Provinsi dengan pangsa 14,3% (Rp1,7 triliun),

APBD Kabupaten/Kota 48.6% (Rp5,7 triliun), dan APBN 36,5% (4,4 triliun). Nilai Pagu pada

tahun ini apabila dibandingkan dengan tahun 2017 meningkat sebesar 2,9% atau sebesar

Rp333,5 miliar dari Rp 11,5 triliun. Terjadinya peningkatan pagu dan perbaikan tata kelola

keuangan pemerintah daerah dan dana dari pemerintah pusat diharapkan dapat mendukung

pencapaian target pembangunan untuk meningkatkan kesejaheraan masyarakat di Gorontalo.

Kinerja realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah pada triwulan III 2018

mengalami perbaikan dibandingkan triwulan III 2017. Realisasi belanja APBD pemda Gorontalo

pada triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp5,8 triliun atau 78,6% dari total pagu 2018

dibandingkan triwulan III 2017 sebesar Rp. 4,2 triliun atau 57,8% dari pagu 2017. Sedangkan

serapan kinerja APBN pada triwulan III 2018 sebesar 56,1% (Rp. 2,5 triliun) lebih rendah

dibandingkan tahun sebelumnya ditengah peningkatan kinerja APBD Provinsi maupun

Kab/Kota.

Terjadinya peningkatan kinerja keuangan pemda sejalan dengan perbaikan tata kelola

keuangan dan pola musiman untuk mencapai target pembangunan untuk mewujudkan

pertumbuhan ekonomi. Hal ini untuk menjamin tercapainya visi dan misi pembangunan sejalan

dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki tingkat ketimpangan sosial, tingkat

kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Provinsi

Gorontalo.

2.1 GAMBARAN UMUM

Pada tahun 2018, pagu anggaran belanja yang bersumber dari pembiayaan APBN dan

APBD untuk Pemerintah Daerah Gorontalo adalah sebesar Rp11,8 triliun atau meningkat

sebesar 2,9% (yoy). Adapun pangsa pagu APBD Provinsi Gorontalo sebesar 14,3% (Rp1,6

triliun), pemerintah Kabupaten/Kota 48,6% (Rp5,7 triliun), dan APBN 37,1% (4,4 triliun).

Terjadinya perbaikan anggaran belanja didorong oleh peningkatan anggaran belanja

pemerintah Kabupaten/Kota yang tumbuh signifikan seiring dengan meningkatnya nilai pagu

belanja operasi, belanja modal, dan transfer dengan besar peningkatan masing-masing adalah

25,1% (yoy), 50,9% (yoy), 176,4% (yoy). Peningkatan pagu anggaran belanja pemda

diharapkan sejalan dengan strategi pembangunan yang mulai terdesentralisasi dan berdampak

positif terhadap perekonomian Gorontalo.

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

34 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 2.1 Pangsa realisasi PDRB triwulan II 2017 dan 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Dari sisi penyerapan anggaran, realisasi belanja pemda pada triwulan III 2018 mengalami

perbaikan dibandingkan periode yang sama pada tahun 2017. Peningkatan serapan belanja

pemerintah menunjukan komitmen tinggi dalam mengejar target pembangunan untuk

mewujudkan akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Hal ini

tercermin dari kinerja realisasi belanja APBD Kabupaten/Kota pada triwulan III 2018 sebesar

78,6% (Rp5,8 triliun) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 57,8% (Rp4,2 triliun).

Sejalan dengan hal tersebut, serapan belanja APBD Provinsi di triwulan laporan mencapai

68,4% (Rp1,2 triliun) dibandingkan periode di tahun lalu 62,5% (Rp1,1 triliun), dan kinerja

penyerapan APBN mencapai 56,1% (Rp2,5 triliun).

Baiknya tingkat serapan belanja pemerintah pada triwulan laporan juga dibarengi

dengan perbaikan realisasi pendapatan pemda dan turut mendorong peningkatan rasio Indeks

Kemampuan Rutin (IKR)2 yang bergerak dari 25,5% pada triwulan III 2017 menjadi 28,8% pada

triwulan III 2018. Terjadinya perbaikan kondisi pendapatan dan belanja pada periode ini

dibandingkan tahun lalu mencerminkan perbaikan PAD daerah, dana perimbangan maupun

transfer pemerintah. Tingkat pengelolaan belanja yang tercermin dari level IKR masih dalam

kategori kurang dan perlu ditingkatkan melalui strategi peningkatan PAD untuk mencapai level

minimum IKR 60%. Adapun kinerja IKR terbaik dimiliki oleh pemerintah Kota Gorontalo sebesar

19,19% akibat level PAD Kota Gorontalo (Rp214,9 miliar) paling tinggi dibandingkan

Kabupaten lain. Lebih lanjut, tingkat PAD Kota Gorontalo yang tinggi berasal dari pendapatan

pajak, dan pendapatan lain-lain yang sah.

2 Rasio Indeks kemampuan Rutin adalah perbandingan antara total pendapatan terhadap total belanja operasi

daerah yang mencerminkan kemampuan daerah dalam membiayai pembiayaan rutinnya

2018

2017

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 35

Grafik 2.2. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah

Grafik 2.3. Perbandingan Belanja Wilayah dengan Pendapatan Daerah

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

Terjadinya peningkatan serapan belanja pada triwulan III 2018 akibat dari peningkatan

belanja barang dan jasa mencapai 15,1% (yoy). Namun demikian, hal tersebut tidak dibarengi

dengan pertumbuhan PAD sehingga mendorong penurunan tingkat rasio pengelolaan belanja3.

Tingkat Rasio Pengelolaan Belanja pada periode laporan mengalami penurunan menjadi

115,7% dibandingkan rasio pengelolaan belanja pada triwulan III 2017 sebesar 120,11%

(Grafik 2.3). Tingkat rasio pengelolaan belanja pada triwulan II 2018 berdasarkan pada wilayah

paling tinggi dimiliki oleh kabupaten Boalemo (131,6%), mengindikasikan tata kelola belanja

yang sudah baik dengan memperhatikan tingkat pendapatan daerah.

Grafik 2.4. Rasio Pengelolaan Belanja Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018

Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo

(diolah)

Grafik 2.5. Rasio Pengelolaan Belanja Kabupaten/Kota Triwulan III 2018 di Provinsi Gorontalo

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

3 Rasio Pengelolaan Belanja adalah perbandingan antara realisasi pendapatan APBD terhadap realisasi belanja Provinsi Gorontalo

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

36 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Kinerja kemampuan keuangan daerah4 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo pada

triwulan III 2018 tercatat sebesar Rp699,3 miliar, meningkat sebesar 12,7% (yoy) dibanding

triwulan III 2017 sebesar Rp620,4 miliar (grafik 2.6). Terjadinya peningkatan kemampuan

keuangan Pemprov mencerminkan kemampuan pemerintah daerah melaksanakan otonomi

daerah yang lebih baik, meski masih perlu terus ditingkatkan. Sejalan dengan itu, tingkat

kapasitas fiskal juga tercatat mengalami pertumbuhan menjadi 278,8% pada periode laporan

dari 264,27% pada triwulan III 2017 akibat dari dari perbaikan PAD Pemprov dari sisi

penerimaan pajak, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan PAD lain-lain yang sah.

Grafik 2.6. Gambaran kondisi Keuangan triwulan III 2018 secara spasial

Grafik 2.7. Gambaran Kondisi Keuangan triwulan III 2018

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Kondisi keuangan pemerintah provinsi yang mengalami perbaikan pada periode ini

sejalan dengan kondisi keuangan pemkab dan pemkot di triwulan III 2018. Kinerja Kemampuan

Keuangan Daerah tertinggi dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 284,4% yang

mencerminkan kondisi pelaksanaan desentralisasi pembangunan yang lebih baik dibandingkan

kabupaten/kota lain. Sedangkan, kinerja kapasitas fiskal tertinggi secara spasial pada triwulan III

2018 adalah Kota Gorontalo dengan nilai mencapai Rp114,79 miliar. Pendorong perbaikan

kapasitas fiskal di Kota Gorontalo adalah peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari

komponen retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah dan PAD lain-lain yang sah

dengan masing-masing pertumbuhan 26,2% (yoy), 56,8% (yoy), dan 26,8% (yoy).

4 Kemampuan Keuangan Daerah adalah total dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak, dan Dana alokasi Umum

setelah dikurangi pegneluaran belanja pegawai

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 37

Grafik 2.8. Kinerja APBD Gorontalo Tahun 2018

Grafik 2.9. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah Tahun 2018

Sumber: e monep Gorontalo Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

Di sisi lain, terjadinya perbaikan pada tingkat pendapatan pemerintah daerah Gorontalo

terjadi akibat dari penurunan terhadap Keuangan Pemerintah Pusat (transfer Dana

Perimbangan). Hal ini tercermin dari rasio kemandirian fiskal5 yang meningkat dari 19,08%

pada triwulan III 2017 menjadi sebesar 20,84% pada triwulan III 2018 (grafik 2.10). Semakin

tingginya kemandirian fiskal daerah tercatat dari nilai dana transfer pemerintah pusat kepada

pemerintah Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 yang berkurang menjadi Rp1.064,2 miliar

dari sebesar Rp1.130,72 miliar. Kabupaten/kota yang mempunyai rasio kemandirian yang

tertinggi adalah Kota Gorontalo tercatat sebesar 14,4%. Tingginya rasio kemandirian fiskal

Kota Gorontalo mengindikasikan kemampuan keuangan yang lebih kuat dalam menghasilkan

pendapatan yang bersumber dari daerahnya sendiri dibandingkan Kabupaten dan Kota lainnya

di Gorontalo.

Grafik 2.10. Rasio Kemandirian Fiskal Provinsi Gorontalo

Grafik 2.11. Rasio Kemandirian Fiskal Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo

Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Gorontalo

(diolah)

Sumber : Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah)

5 Rasio kemandirian adalah rasio yang menunjukan kemampuan daerah dalam menghasilkan pendapatannya sendiri. Rasio

kemandirian dihitung dengan penjumlahan PAD dan DBH dibagi dengan total pendapatan. Rasio Kemandirian yang semakin tinggi menunjukkan bahwa daerah tersebut semakin mandiri dan tidak bergantung kepada bantuan eksternal (pemerintah pusat dan atau provinsi). Rasio kemandirian yang semakin tinggi juga menunjukkan semakin tingginya tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah yang ditunjukkan dengan semakin tingginya partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah (Halim, 2007, dikutip dalam Ika, Syahrir, 2013).

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

38 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

2.2 APBD PROVINSI GORONTALO

2.2.1 PAGU ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO

Total pagu APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 ditargetkan sebesar Rp1.7 triliun,

menurun -5,2% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun. Lebih lanjut pendorong

terjadinya penurunan pagu anggaran pendapatan adalah pendapatan transfer sebesar -6,9%

yang berasal dari Dana Perimbangan menjadi Rp1,372 triliun (pangsa 79,1%) dari sebelumnya

Rp1,4 triliun. Sementara itu, pangsa PAD Provinsi Gorontalo cenderung meningkat menjadi

Rp362 miliar atau sebesar 20,9% dari pagu tahun ini.

Tabel 2.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan III 2017 dan Triwulan III 2018

No Uraian APBD 2017 (Rp miliar)

Triwulan III 2017 APBD 2018 (Rp

miliar)

Triwulan III 2018

Realisasi (Rp miliar)

% Realisasi thd APBD

Realisasi (Rp miliar)

% Realisasi thd APBD

I Pendapatan Asli Daerah (PAD)

361,5 238,9 66,06% 362,58 261,96 72,25%

a. Pajak Daerah 326,1 214,5 65,77% 330,85 242,54 73,31%

b. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

4,0 2,8 69,30% 7,33 4,35 59,35%

c. Retribusi Daerah 6,0 3,9 65,41% 2,42 4,85 200,29%

d. Lain-lain PAD 25,4 17,7 69,53% 21,98 10,22 46,51%

II Dana Perimbangan 1445,3 1130,7 78,23% 1122,11 1067,19 95,11%

a. Bagi Hasil Pajak 26,9 25,4 94,36% 28,01 16,89 60,29%

b. Dana Alokasi Umum 997,6 818,4 82,04% 1006,93 839,10 83,33%

c. Dana Alokasi Khusus 414,0 286,9 69,29% 82,46 209,48 254,03%

III Lain-lain Pendapatan 8,0 7,9 98,46% 0,75 0,46 60,88%

Total Pendapatan 1.814,89 1.377,45 75,90% 1.502,43 1.329,61 88,50%

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.2 REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN APBD PROVINSI GORONTALO

Tingkat realisasi pendapatan APBD Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 sebesar

77,1% dari target anggaran APBD 2018 dan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III

2017 sebesar 75,2%. Lebih dalam terjadinya peningkatan realisasi pendapatan didorong oleh

petumbuhan realisasi PAD dan Pendapatan Transfer dengan besar 72,4% dan 78,4% d

triwulan III 2018 dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 66,9% dan 77,2%. Peningkatan

realisasi PAD didorong oleh tingginya realisasi untuk komponen pajak daerah, retribusi daerah

dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan sebesar masing-masing 73,3%,

66,2%, dan 179,4%. Di sisi lain Pendapatan Transfer juga mengalami pertumbuhan di

komponen Dana perimbangan untuk Dana Alokasi Umum dan Alokasi Khusus dengan tingkat

realisasi sebesar 83,3% dan 66,2%. Lebih lanjut mengenai realisasi pendapatan yang tercatat

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 39

meningkat signifikan tersebut, akan meningkatkan ruang fiskal pemerintah untuk realisasi

pembangunan ekonomi, dan infrastruktur dalam mendorong perekonomian.

2.2.3 REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

PAD Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 memiliki kinerja realisasi yang tumbuh

cukup signifikan dalam mendorong pertumbuhan realisasi pendapatan daerah. Adapun besar

realisasi PAD pada triwulan laporan dibandingkan triwulan III 2017 tercatat sebesar 72,4% dari

pagu atau Rp362 miliar, dari tahun sebelumnya 66,9%. Semakin besarnya realisasi PAD di

periode ini terhadap pagu anggarannya didorong oleh kinerja penerimaan Pajak, Retribusi

Daerah, dan Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Pangsa dari komponen PAD di

Provinsi Gorontalo masih didominasi oleh pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah dengan

pangsa sebesar 92% dari total PAD, disusul oleh lain-lain PAD sebesar 4,0%, retribusi sebesar

2,0% dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan 2,0%.

Peningkatan penerimaan pajak pemerintah provinsi didorong oleh pembayaran untuk

kategori Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), BBNKB, PBBKB, Pajak Air Permukaan, dan Pajak

Rokok. Perbaikan penyerapan pajak daerah merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam

menerima hak-hak pemda yang bersumber dari pembayaran pajak yang terlambat

pembayarannya akibat minimnya kesadaran dalam membayar pajak. Di sisi lain, pemda juga

berinisiatif melakukan berbagai perbaikan pelayanan, penertiban administrasi, dan pembebasan

biaya mutasi telah mendorong peningkatan penerimaan pajak.

Selain dari penerimaan pajak juga terdapat jenis penerimaan lainnya yaitu hasil retribusi

daerah. Penerimaan pos retribusi berasal dari penerimaan pungutan daerah untuk pembayaran

jasa umum, jasa usaha maupun perizinan tertentu seperti Izin Perpanjangan IMTA. Di sisi lain,

kinerja penerimaan dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan juga merupakan salah satu

pendorong peningkatan PAD terekam dengan realisasi sebesar 66,2% dibandingkan triwulan III

2017 sebesar 65,4%. Adapun sumber dari Pengelolaan Kekayaan Yang Dipisahkan berupa

pembagian laba atas penyertaan modal dari perusahaan BUMN di Gorontalo seperti PT.Pelindo

IV.

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

40 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 2.12. Pangsa PAD APBD Provinsi Gorontalo 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Realisasi Dana Perimbangan Serapan dari realisasi Dana Perimbangan pada triwulan III 2018 adalah sebesar 78,7%

atau Rp1,06 triliun mengalami peningkatan dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 77,1%.

Penerimaan DAU yang mengalami peningkatan mendorong perbaikan pada pos Dana

Perimbangan dengan besar 78,6% pada triwulan III 2018 dibandingkan pada triwulan III 2017

sebesar 72,4%. Pertumbuhan DAU Pemerintah Provinsi sejalan dengan adanya tujuan

pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

upaya pembangunan yang terdesentralisasi. Dana Alokasi Umum memiliki porsi paling besar

dalam komponen Dana Perimbangan (78,6%), disusul dengan DAK (19,6%) dan DBH (1,6%).

Secara tahunan, realisasi Dana Perimbangan meningkat menjadi 78,4% dari pagu dari

triwulan III 2017 sebesar 77,2%. Realisasi nilai pagu untuk DAU dipergunakan untuk alokasi

pendanaan biaya pegawai maupun kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi seperti berbagai proyek pembangunan berupa pembangunan RS Habibie Ainun, GORR,

dan lainnya.

Grafik 2.13 Pangsa Dana Perimbangan APBD Provinsi Gorontalo Triwulan II dan III 2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 41

2.2.4 PAGU ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO

Tingkat pagu Belanja APBD Provinsi Gorontalo pada tahun 2018 tercatat mengalami

penurunan dengan nilai pagu belanja APBD Provinsi Gorontalo tercatat sebesar Rp1,69 triliun,

menurun sebesar 8,2% (yoy) dibandingkan tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp2,3 triliun.

Penurunan pagu anggaran belanja di tahun 2018 utamanya didorong oleh penurunan pagu

anggaran Belanja Operasi dan Transfer sebesar -13,5% (yoy) dan -3,6% (yoy). Di sisi lain, terjadi

peningkatan pagu anggaran Belanja Modal pada triwulan III 2018 yakni sebesar 14,5% (yoy)

yang didorong oleh Belanja Tanah dan Belanja Aset Tetap Lainnya.

Peningkatan belanja modal didorong oleh adanya peningkatan pagu Realisasi belanja

tanah yang dilakukan oleh pemerintah provinsi. Besar peningkatan belanja tanah dan belanja

aset tetap lainnya masing-masing sebesar 169,8%(yoy) dan 310,6% (yoy). Adapun jenis belanja

modal tanah adalah kegiatan pembebasan lahan untuk pembangunan GORR dan proyek

strategis lainnya di Gorontalo.

Grafik 2.14. Pangsa Belanja Operasional dan Non Operasional terhadap Anggaran Belanja 2017-2018

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.2.5 REALISASI ANGGARAN BELANJA APBD PROVINSI GORONTALO

Kinerja realisasi belanja APBD Provinsi Gorontalo di triwulan III 2018 mencapai 68,4%

(Rp1,15 triliun), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan III 2017 sebesar 62,5% (Rp1,14

triliun). Adanya peningkatan realisasi belanja tersebut didorong oleh semua komponen realisasi

belanja baik belanja operasi, dan transfer. Pada triwulan III 2018 terjadi perbaikan kinerja

realisasi belanja pemerintah sejalan dengan berbagai kegiatan konsumsi pemerintah untuk

pembangunan proyek strategis nasional seperti bendungan Bolango Ulu, maupun preservasi

dan pelebaran jalan dan pembangunan Bandara Pohuwato.

Apabila dilakukan disagregasi berdasarkan pada jenisnya, realisasi Belanja Operasi

Provinsi Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat sebesar 76,1%, meningkat dibandingkan

triwulan III 2017 sebesar 67,5%. Pendorong dari peningkatan Belanja Operasi adalah realisasi

semua komponennya seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan keuangan, dan

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

42 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

belanja bantuan sosial. Peningkatan realisasi belanja barang anggaran Provinsi Gorontalo

tersebut sejalan dengan upaya Pemda untuk mengejar target pembangunan fisik daerah.

Di sisi lain, realisasi Transfer pada triwulan III 2018 adalah sebesar 67,3% meningkat

dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 55,5%. Terjadinya perbaikan realisasi Transfer didorong

peningkatan signifikan untuk Transfer Bantuan keuangan sebesar 297,5% pada triwulan III

2018. Peningkatan Transfer Bantuan Keuangan didorong oleh strategi Pemprov untuk

mendorong realisasi pembangunan yang dilakukan oleh Pemkot maupun Pemkab di Gorontalo.

Tabel 2.2. Realisasi Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018

No

Uraian APBD 2017 (Rp miliar)

Triwulan III 2017

APBD 2018 (Rp miliar)

Triwulan III 2018

Realisasi (Rp miliar)

% Realisasi thd APBD

Realisasi (Rp

miliar)

% Realisasi thd APBD

I Belanja Operasi 1.869,12

938,19

50,19% 1325,9 910,9 68,70%

a. Belanja Pegawai 573,36

462,31

80,63% 648,5 418,7 64,56%

b. Belanja Barang dan Jasa 512,87

284,33

55,44% 421,8 327,4 77,61%

c. Belanja Bunga -

-

-

0,0 0,0 -

d. Belanja Subsidi -

-

-

0,0 0,0 -

e. Belanja Hibah 242,01

187,24

77,37% 197,6 145,0 73,35%

f. Belanja Bantuan Sosial 6,10

1,09

17,79% 58,0 19,9 34,29%

g. Belanja Bantuan Keuangan 11,32

3,23

28,50% 1,0 2,9 297,55%

II Belanja Modal 292

125

42,86% 332,5 140,6 42,30%

III

Belanja Tidak Terduga 3,04

0,75

24,62% 5,0 0,6 12,52%

IV

Belanja Bagi Hasil 148,64

88,76

59,72% 153,2 100,9 65,88%

Total Belanja 2.313,15

1.153,03

49,85% 1.816,58

1.153,07

63,47%

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

Tabel 2.3. Pangsa Belanja Daerah Provinsi Gorontalo Triwulan III 2017 dan Triwulan III 2018

No Uraian Triwulan III 2017 (%) Triwulan III 2018 (%)

I Belanja Operasi 81,37 79,00

a. Belanja Pegawai 40,10 36,31

b. Belanja Barang dan Jasa 24,66 28,39

c. Belanja Bunga - -

d. Belanja Subsidi - -

e. Belanja Hibah 16,24 12,57

f. Belanja Bantuan Sosial 0,09 1,72

g. Belanja Bantuan Keuangan 0,28 0,25

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 43

II Belanja Modal 10,87 12,20

III Belanja Tidak Terduga 0,06 0,05

IV Belanja Bagi Hasil 7,70 8,75

Total Belanja 100,00 100,00

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah)

2.3 REALISASI BELANJA APBN DI PROVINSI GORONTALO

Realisasi belanja APBN pada triwulan III 2018 adalah sebesar 61,6% dari pagu atau

sebesar Rp561 miliar. Realisasi belanja tersebut mengalami perlambatan dibandingkan triwulan

III 2017 yang mencapai 63,4% atau sebesar Rp516,3 miliar. Realisasi belanja APBN pada

triwulan III 2018 dialokasikan paling besar untuk belanja pegawai pemerintah, yaitusebesar

74,9% (Rp141,2 miliar) dimana realisasi belanja pegawai tersebut mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 65,9% atau Rp125,1 miliar. Selanjutnya, pengeluaran

dengan pagu terbesar kedua adalah belanja barang/jasa yang memiliki kinerja realisasi

penyerapan yang cukup tinggi mencapai 50,5% atau sebesar Rp553,4 miliar.

Sementara itu, realisasi belanja modal tercatat sebesar 64,5% dari pagu anggaran atau

sebesar Rp162,1 miliar tumbuh dibandingkan triwulan III 2017 sebesar 58,8% (Rp144 miliar).

Salah satu komponen belanja modal yang terekam mengalami peningkatan adalah belanja

tanah untuk kepentingan pembebasan lahan pembangunan jalan dan fasilitas umum lainnya.

Beberapa kegiatan pembangunan yang diperkirakan akan meningkatkan realisasi

pembangunan adalah berbagai proyek strategis provinsi seperti pembangunan Bendungan

Bone Hulu.

Grafik 2.15. Pangsa Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo Triwulan III 2018

Grafik 2.16. Perbandingan Realisasi APBN di Provinsi Gorontalo per Kota / Kabupaten

Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo (diolah) Sumber: Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Gorontalo

(diolah) Ke depan, peningkatan realisasi belanja pemerintah provinsi menjadi semakin krusial

sebagai salah satu indikator yang mencerminkan prioritas daerah dalam pengelolaan

keuangannya. Lebih lanjut, pencapaian target realisasi pembangunan fisik dan keuangan

sejalan dengan target pemerintah daerah untuk memperbaiki parameter output yang masih

BAB 2 KEUANGAN PEMERINTAH

44 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

rendah seperti tingkat ketimpangan sosial, tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran terbuka

dan IPM di Provinsi Gorontalo dan Perbaikan tingkat realisasi pembangunan infrastruktur di

Gorontalo sebagai penggerak roda perekonomian dalam perbaikan daya saing Provinsi

Gorontalo di mata investor, baik domestik maupun mancanegara. Hal tersebut dapat

diwujudkan antara lain melalui peningkatan kinerja penyerapan anggaran pada setiap satuan

kerja wilayah. Selain itu, fungsi semakin diperlukan dalam monitoring realisasi anggaran secara

intensif.

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 45

3 BAB 3 : INFLASI DAERAH Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan III 2018 juga turut

disertai dengan penurunan tekanan inflasi, dari 1,88% menjadi 1,79% (yoy). Capaian tersebut

juga berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,88% (yoy). Rendahnya capaian inflasi ini

terutama didorong oleh membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga

pangan dibandingkan tahun 2017. Dengan capaian tersebut, sampai dengan triwulan III 2018

inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 1,19% (ytd).

Rendahnya capaian inflasi tersebut terutama didorong oleh terkendalinya inflasi volatile

food dan administered prices. Penurunan harga bahan pangan dan hortikultura pascaperayaan

Idul Fitri mendorong penurunan inflasi volatile food. Sementara itu, penurunan inflasi

administered prices pada triwulan III 2018 ditopang oleh penurunan didorong oleh penurunan

tarif angkutan baik udara maupun antarkota seiring kembali normalnya permintaan pasca

Lebaran. Selain itu, penurunan harga bensin nonsubsidi juga mendorong penurunan tekanan

inflasi administered prices lebih lanjut. Di sisi lain, inflasi inti cenderung meningkat sejalan

dengan perkembangan faktor eksternal. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh

meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan peningkatan harga emas global. Selain itu,

tingginya inflasi inti juga didorong oleh inflasi kelompok pendidikan seiring masuknya tahun

ajaran baru 2018-2019. Hal tersebut juga berpengaruh terhadap permintaan akan pakaian

seragam sekolah yang mendorong peningkatan inflasi sandang.

Pada triwulan IV 2018, inflasi Gorontalo diperkirakan akan mengalami peningkatan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut akan terjadi di seluruh komponen

inflasi baik inflasi volatile food, inti maupun administered prices seiring dengan peningkatan

permintaan saat perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain dipengaruhi oleh peningkatan

permintaan, tekanan inflasi volatile food juga akan dipengaruhi oleh masih terganggunya

pasokan bahan pangan yang berasal dari Sulawesi Tengah akibat bencana yang melanda.

Tekanan inflasi administered prices akan dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara karena

tingginya permintaan dan penyesuaian tarif rokok. Secara keseluruhan tahun rendahnya

capaian inflasi mendorong optimisme capaian inflasi tahun 2018 yang diperkirakan berada

pada batas bawah sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1%. Meski demikian, tekanan inflasi

tetap patut diwaspadai terutama terkait dengan peningkatan tekanan inflasi inti terkait kondisi

sektor eksternal, yakni kenaikan harga minyak dunia dan depresiasi nilai tukar.

BAB 3 INFLASI DAERAH

46 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

3.1 INFLASI UMUM

Melambatnya pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan III 2018 juga turut

disertai dengan penurunan inflasi, dari 1,88% (yoy) menjadi 1,79% (yoy). Capaian tersebut juga

berada di bawah inflasi nasional yang mencapai 2,88% (yoy). Rendahnya capaian inflasi ini

terutama didorong oleh membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong normalisasi harga

pangan dibandingkan tahun 2017. Dengan capaian tersebut, sampai dengan triwulan III 2018

inflasi tahun kalender Gorontalo baru mencapai 1,19% (ytd). Dengan perkembangan tersebut,

inflasi 2018 diperkirakan berada pada kisaran sasaran inflasi 3,5±1%.

Grafik 3.1 Tingkat Inflasi Tahun Kalender Provinsi Gorontalo (ytd)

Grafik 3.2 Inflasi Provinsi Gorontalo dan Nasional (yoy)

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Berdasarkan disagregasinya, penurunan tekanan inflasi Gorontalo pada triwulan III 2018

terutama didorong oleh penurunan tekanan inflasi volatile food dan administered prices. Andil

inflasi volatile food dan administered prices pada triwulan III 2018 masing-masing menurun dari

0,38% dan 0,47% pada triwulan II 2018 menjadi -0,33% dan 0,41%. Terjaganya pasokan

bahan pangan dan hortikultura serta tidak adanya kebijakan strategis pemerintah terkait

penyesuaian tarif mendorong penurunan tekanan inflasi volatile food dan administered prices

tersebut. Sementara itu, andil inflasi inti pada triwulan III 2018 cenderung meningkat dari

1,03% pada triwulan sebelumnya menjadi 1,74% sejalan dengan perkembangan faktor

eksternal. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi

rupiah dan peningkatan harga emas global.

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 47

Grafik 3.3 Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi

Grafik 3.4 Sumbangan Inflasi Tahunan Provinsi Gorontalo berdasarkan Kelompok Disagregasi

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

3.2 PERKEMBANGAN DISAGREGASI INFLASI

Penurunan tekanan inflasi volatile food masih menjadi pendorong utama penurunan

tekanan inflasi pada triwulan III 2018. Kembali normalnya permintaan masyarakat pascapuncak

permintaan saat perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018 dan disertai dengan pasokan pangan di

pasaran yang memadai mendorong penurunan tekanan inflasi volatile food. Pada triwulan III

2018 kelompok volatile food mengalami deflasi sebesar -1,54% (yoy), menurun dibandingkan

pada triwulan II 2018 yang mengalami inflasi sebesar 1,67% (yoy). Meredanya tekanan inflasi

kelompok ini terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, sayur-sayuran dan

buah-buahan.

Pada triwulan III 2018, harga daging terpantau mulai kembali ke level yang relatif

rendah sehingga mendorong penurunan tekanan inflasi subkelompok daging dan hasil-hasilnya

dari 15,46% (yoy) pada triwulan II 2018 menjadi 1,41% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh

penurunan inflasi daging ayam ras dari 28,00% (yoy) di triwulan lalu menjadi -1,32% (yoy) dan

daging sapi dari 1,74% (yoy) menjadi 1,05% (yoy). Penurunan tersebut sejalan dengan pola

musimannya dimana mulai kembali normalnya permintaan masyarakat setelah perayaan Idul

Fitri di triwulan II 2018.

Penurunan tekanan inflasi kelompok volatile food juga ditopang oleh rendahnya inflasi

subkelompok ikan segar. Inflasi ikan segar pada triwulan III 2018 menurun dari 3,86% (yoy)

pada triwulan II 2018 menjadi 0,23% (yoy). Penurunan inflasi tersebut terjadi pada hampir

seluruh jenis ikan diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor kuning dan layang/benggol yang

mengalami deflasi masing-masing sebesar -8,57% (yoy), -6,25% (yoy), -5,00% (yoy) dan -

4,35% (yoy). Deflasi tersebut terjadi seiring dengan peningkatan pasokan karena membaiknya

kondisi cuaca yang mendukung nelayan untuk melaut di tengah penurunan permintaan pada

triwulan III 2018.

BAB 3 INFLASI DAERAH

48 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Sementara itu, meskipun mulai mulai meningkat, subkelompok bumbu-bumbuan masih

mengalami deflasi. Pada triwulan III 2018 subkelompok bumbu-bumbuan tercatat masih

mengalami deflasi sebesar -4,30% (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya sebesar -8,87%

(yoy). Masih deflasinya subkelompok ini terutama ditopang oleh beberapa komoditas utama

yakni lada, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah yang masing-masing mengalami

deflasi sebesar -24,43% (yoy), -11,47% (yoy), -1,08% (yoy) dan -0,88% (yoy).

Memasuki triwulan IV 2018, tekanan inflasi volatile food diperkirakan akan meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh

peningkatan permintaan masyarakat seiring perayaan Natal dan Tahun Baru dan didorong oleh

masih belum pulihnya pasokan dari daerah mitra dagang utama yakni Sulawesi Tengah

pascabencana yang melanda. Selain itu, mulai masuknya musim hujan disertai dengan cuaca

yang buruk diperkirakan akan mengakibatkan frekuensi melaut nelayan berkurang sehingga

akan mengganggu pasokan ikan.

Grafik 3.5 Inflasi Bulanan Kelompok Volatile Food

Sumber: BPS, data diolah

Grafik 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food

Grafik 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Subkelompok Volatile Food (Lanjutan)

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

Selanjutnya, kelompok administered prices pada triwulan III 2018 tercatat mengalami

inflasi sebesar 2,22% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

2,54% (mtm). Penurunan tersebut terutama didorong oleh lebih rendahnya inflasi tarif

angkutan baik antarkota maupun udara dibandingkan triwulan II 2018. Inflasi tarif angkutan

udara pada triwulan III 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -9,20% (yoy), lebih rendah dari

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 49

triwulan II 2018 sebesar 7,18% (yoy), sedangkan inflasi angkutan antarkota tercatat mengalami

inflasi sebesar 0,00%, menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,73%

(yoy). Namun demikian, penurunan tekanan inflasi administered prices tertahan oleh inflasi

kelompok tembakau yang tercatat inflasi sebesar 8,53% (yoy) seiring dengan penyesuaian tarif

cukai rokok 2018.

Pada triwulan IV 2018, inflasi administered prices diperkirakan akan meningkat

dibandingkan dengan triwulan III 2018. Peningkatan tersebut terutama didorong oleh kenaikan

tarif angkutan udara seiring dengan peningkatan permintaan saat libur Natal dan Tahun Baru.

Selain itu, penyesuaian tarif rokok juga masih akan berlangsung sampai dengan sisa tahun

2018.

Grafik 3.8 Inflasi Angkutan Udara

Grafik 3.9 Pola Inflasi/Deflasi Administered Prices

Sumber: BPS, data diolah Sumber: BPS, data diolah

Di sisi lain, inflasi inti pada triwulan III 2018 meningkat dari 1,75% (yoy) dari triwulan II

2018 menjadi 2,91% (yoy) seiring dengan perkembangan faktor eksternal. Peningkatan

tekanan inflasi inti terutama didorong oleh meningkatnya tekanan depresiasi rupiah dan harga

komoditas global. Secara kelompok, tekanan inflasi inti terutama didorong oleh subkelompok

biaya tempat tinggal, makanan jadi, pendidikan, komunikasi dan rekreasi yang masing-masing

memberikan andil inflasi sebesar 0,32%, 0,25%, 0,22%, 0,16%, dan 0,16%. Pada

subkelompok tempat tinggal, inflasi terutama didorong oleh inflasi semen dan seng yang

tercatat meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar 4,49% (yoy) dan 7,69% (yoy) dari 1,58%

(yoy) dan 7,36% (yoy). Pada kelompok makanan jadi, inflasi terutama didorong oleh inflasi mie

sebesar 6,97% (yoy), sedangkan pada kelompok komunikasi, inflasi terutama didorong oleh

inflasi tarif pulsa ponsel sebesar 10,27% (yoy). Peningkatan tersebut disinyalir akibat dari

depresiasi nilai tukar rupiah dimana input produksi dari mie (gandum) dan pulsa ponsel (biaya

satelit) bergantung terhadap nilai tukar dollar Amerika Serikat.

BAB 3 INFLASI DAERAH

50 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Memasuki triwulan IV 2018 inflasi inti diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan

triwulan III 2018. Peningkatan inflasi tersebut terutama didorong oleh peningkatan permintaan

jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Selain itu, kondisi ketidakpastian eksternal juga

diperkirakan masih berlanjut yang diperkirakan akan berdampak pada nilai tukar dan barang

impor. Namun demikian, ekspektasi inflasi relatif terjaga tercermin pada hasil survei pedagang

eceran dan survei konsumen Bank Indonesia dimana ekspektasi inflasi baik di level pedagang

maupun konsumen relatif stabil.

Meski tekanan inflasi pada awal triwulan IV 2018 masih cukup rendah, lonjakan

permintaan masyarakat diperkirakan meningkat hingga akhir triwulan IV 2018 seiring dengan

perayaan Natal dan Tahun Baru. Dengan kondisi tersebut, TPID se-Provinsi Gorontalo

melakukan berbagai langkah antisipatif melalui peningkatan koordinasi pengendalian inflasi.

Terkait hal tersebut, TPID se-Provinsi telah melaksanakan rapat koordinasi pada awal Oktober

2018. Ke depan, TPID se-Provinsi Gorontalo terus melakukan langkah-langkah pengendalian

sesuai roadmap jangka pendek dan menengah TPID, dengan fokus pada upaya menjamin

pasokan dan distribusi, khususnya berbagai bahan kebutuhan pokok, dan menjaga ekspektasi

inflasi

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN

Secara bulanan, tingkat inflasi bulanan Gorontalo sepanjang triwulan III 2018 lebih

rendah dibandingkan dengan rataan historisnya dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan Juli

2018 Gorontalo mencatatkan inflasi 0,14% (mtm), sementara bulan Agustus dan September

2018 tercatat deflasi masing-masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,06% (mtm).

Inflasi Bulan Juli 2018

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan Juli 2018 relatif stabil dan

terkendali. Tekanan inflasi tercatat sebesar 0,14% (mtm), berada di bawah level inflasi nasional

sebesar 0,28% (mtm). Berdasarkan pada perkembangan inflasi secara tahunan tekanan inflasi

bulan ini mencapai 0,98% (yoy), sedangkan tekanan inflasi sampai dengan Juli 2018 adalah

sebesar 1,27% (ytd). Pendorong dari perbaikan kinerja inflasi adalah kelompok volatile food

yang mengalami koreksi harga seiring terjaganya pasokan. Sedangkan Inflasi yang terjadi pada

bulan Juli 2018 terutama didorong oleh inflasi inti seiring dengan kenaikan tarif pulsa ponsel

dan biaya pendidikan.

a. Kelompok volatile food pada Juli 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -0,94% (mtm),

atau lebih rendah dari Juni 2018 sebesar -0,11% (mtm). Koreksi harga terjadi untuk

komoditas ikan segar sebesar -0,28% (mtm), daging ayam ras -0,02% (mtm), dan sayuran

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 51

sebesar -0,04% (mtm). Penurunan harga komoditas ikan tangkap yang mendorong deflasi

sejalan dengan kembali normalnya permintaan masyarakat setelah Lebaran dan terjaganya

pasokan ikan akibat aktivitas melaut nelayan yang kembali normal pada kondisi cuaca yang

kondusif. Sejalan dengan itu, hasil panen sayuran di wilayah sentra produksi dengan

pasokan yang terjaga turut mendorong penurunan harga sayuran di pasaran.

Namun demikian, tekanan inflasi kelompok volatile food didorong oleh kenaikan harga

untuk komoditas cabai rawit dengan nilai inflasi sebesar 11,34% (mtm). Kondisi tersebut

disinyalir karena rendahnya pasokan komoditas cabai rawit di Gorontalo seiring dengan

peningkatan permintaan cabai di Manado saat perayaan Cengbeng dan pengucapan umat

Nasrani di bulan Juli.

b. Kelompok Administered Price bulan Juli 2018 juga mengalami deflasi sebesar -0,38% (mtm)

jauh lebih rendah dibandingkan inflasi Juni 2018 sebesar 0,84% (mtm). Koreksi harga

kelompok administered price didorong oleh penurunan tarif transportasi pasca mudik

Lebaran untuk tarif angkutan udara maupun transportasi antarkota dengan besar masing-

masing -9,93% (mtm), dan -4,25% (mtm). Selain itu, koreksi harga bahan bakar bensin

nonsubsidi memperdalam penurunan tekanan inflasi administered prices lebih lanjut.

Sementara itu, subkelompok tembakau masih terpantau mengalami inflasi sebesar 1,21%

(mtm) akibat penyesuaian tarif cukai rokok 2018 yang mendorong peningkatan harga

komoditas rokok kretek, rokok filter, dan rokok putih dengan besar masing-masing 5,75%

(mtm), 0,36% (mtm) dan 0,505 (mtm).

c. Di sisi lain, peningkatan harga kelompok inti pada Juli 2018 sebesar 0,72% (mtm) menjadi

menahan tekanan deflasi Gorontalo lebih dalam. Peningkatan harga kelompok inti

didorong oleh meningkatnya tarif pulsa ponsel dan harga mie instan yang masing-masing

sebesar 6,55% (mtm) dan 6,66% (mtm). Peningkatan tersebut disinyalir didorong oleh

depresiasi nilai tukar dimana alat-alat komunikasi dan bahan baku pembuatan mie

(gandum) masih dipenuhi dari impor. Selain itu, inflasi pendidikan juga terpantau naik

sebesar 0,78% (mtm) seiring dengan masuknya tahun ajaran baru 2018.

Inflasi Bulan Agustus 2018

Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan Agustus 2018 mencatatkan deflasi

sebesar -0,02% (mtm) atau menurun dibanding bulan Juli 2018 yang tercatat inflasi sebesar

0,14% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan tingkat inflasi adalah sebesar

1,95% (yoy) sedangkan inflasi tahun kalendar hingga Agustus 2018 tercatat sebesar 1,25%

(ytd). Deflasi yang terjadi pada bulan Agustus 2018 terutama didorong oleh penurunan inflasi

volatile food dan inti sedangkan administered prices meningkat.

BAB 3 INFLASI DAERAH

52 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

a. Kelompok volatile food pada Agustus 2018 terekam mengalami deflasi sebesar -1,44%

(mtm), jauh lebih dalam dibandingkan deflasi pada Juli 2018 sebesar -0,94% (mtm). Koreksi

harga terjadi untuk komoditas barito (bawang, rica, dan tomat) sebesar masing-masing -

5,82% (mtm), -9,74% (yoy) dan -28,82% (mtm), juga komoditas ayam hidup -9,73%

(mtm), dan daging ayam ras -4,32% (mtm). Terjadinya koreksi harga komoditas yang

mendorong deflasi sejalan dengan tingkat pemenuhan pasokan yang baik ditengah tingkat

permintaan masyarakat yang normal. Sejalan dengan itu, masuknya musim panen

kelompok tanaman hortikultura di Sulawesi Tengah turut mendorong adanya aliran barang

menuju ke Gorontalo dan menambah ketersediaan pasokan di pasar. Lebih dalam terkait

dengan adanya periode Idul Adha yang jatuh pada bulan ini turut berperan dalam

penurunan harga komoditas daging ayam karena terjadinya peningkatan konsumsi daging

sapi. Namun demikian, harga komoditas ikan tangkap secara umum untuk jenis ikan

selar/tude, ikan cakalang/sisik, ekor kuning, dan layang/benggol terekam mengalami

peningkatan dengan besar 6,75% (mtm) dibandingkan bulan lalu yang terekam mengalami

deflasi.

b. Tekanan harga kelompok administered prices bulan Agustus 2018 terkendali dengan besar

inflasi mencapai 0,04% (mtm) lebih tinggi dibandingkan Juli 2018 yang mengalami deflasi

sebesar -0,38% (mtm). Terjadinya peningkatan harga kelompok ini berasal dari peningkatan

tarif angkutan udara dari -9,93% (mtm) menjadi 0,98% (mtm). Peningkatan tarif angkutan

udara tersebut disinyalir akibat dari peningkatan tarif pesawat udara tujuan Gorontalo-

Manado seiring semakin sedikitnya maskapai yang beroperasi pada rute tersebut. Di sisi lain

masuknya periode liburan musim panas turut mendorong peningkatan biaya tarif angkutan

udara.

c. Di sisi lain, tekanan inflasi kelompok inti pada Agustus 2018 tercatat sebesar 0,49%

mengalami perlambatan dibandingkan bulan lalu sebesar 0,72% (mtm). Tekanan inflasi

pada kelompok inti terutama didorong oleh meningkatnya biaya sekolah (SMP, SMA dan

universitas), dan pergerakan harga komoditas ikan laut dengan masing-masing sebesar

14,15% (mtm), dan 38,36% (mtm). Terjadinya peningkatan biaya sekolah terjadi untuk

pengeluaran kelompok sekolah formal maupun penyelenggaraan kursus terutama diawal

semester baru.

Inflasi Bulan September 2018

Indeks Harga Konsumen (IHK) Gorontalo di bulan September 2018 mencatatkan deflasi

sebesar -0,06% (mtm) atau lebih dalam dibanding bulan Agustus 2018 yang mengalami deflasi

sebesar -0,02% (mtm). Kondisi deflasi tersebut lebih rendah dibandingkan rata-rata historisnya

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 53

dalam 5 tahun terakhir yang mencapai 0,30% (mtm). Dengan perkembangan inflasi tersebut,

pada tahun 2018 hingga september 2018 inflasi Gorontalo tercatat sebesar 1,19% (ytd), atau

secara tahunan mencapai 1,79% (yoy), jauh di bawah sasaran tahun 2018 sebesar 3,5+1% dan

masih di bawah realisasi inflasi nasional yang mencapai 2,88% (yoy).

a. Kelompok volatile food pada September 2018 tercatat mengalami deflasi sebesar -1,84%

(mtm), lebih baik dibandingkan deflasi pada Agustus 2018 sebesar -1,44% (mtm). Koreksi

harga terjadi untuk komoditas barito (bawang, rica, dan tomat) sebesar masing-masing -

1,69% (mtm), -9% (mtm) dan -12,03% (mtm), juga komoditas ikan tude/selar -10%(mtm),

ayam hidup -8,33% (mtm), dan daging ayam ras -2,54% (mtm). Terjadinya koreksi harga

komoditas yang mendorong deflasi tersebut sejalan dengan tingkat pemenuhan pasokan

yang baik dan terjaga ditengah tingkat permintaan masyarakat yang normal. Sejalan

dengan itu, masuknya musim panen kelompok tanaman holtikuktura di Sulawesi Tengah

turut mendorong adanya aliran barang menuju ke Gorontalo dan menambah ketersediaan

pasokan di pasar. Namun demikian, masih adanya beberapa harga komoditas ikan tangkap

untuk jenis ikan Nike, ikan Bubara tercatat mengalami peningkatan dengan besar inflasi

masing-masing 50,0% (mtm) dan 9,08% (mtm) dibandingkan bulan lalu yang terekam

mengalami deflasi.

b. Tekanan inflasi kelompok inti pada September 2018 mengalami penurunan yang tercatat

sebesar 0,43% dibandingkan bulan lalu sebesar 0,46% (mtm). Tekanan inflasi pada

kelompok inti terutama didorong oleh meningkatnya biaya jaringan saluran TV yang

mengalami peningkatan biaya sebesar 33,33% (mtm) dengan kontribusi inflasi sebesar

0,19% (mtm), Ikan Nike dengan inflasi sebesar 50% (mtm) serta inflasi biaya rekreasi

sebesar 12,38%(mtm). Terjadinya peningkatan biaya jaringan saluran TV dikarenakan

adanya peningkatan biaya bulanan Mimoza TV.

c. Tekanan harga kelompok administered prices bulan September 2018 terkendali dengan

besar inflasi mencapai 0,46% (mtm) lebih tinggi dibandingkan bulan Agustus 2018 yang

mengalami inflasi sebesar 0,04% (mtm). Terjadinya peningkatan harga kelompok ini berasal

dari masih tingginya tarif angkutan udara dengan inflasi sebesar 0,96% (mtm) serta adanya

inflasi pada biaya rokok putih dan kretek masing-masing sebesar 0,79%(mtm) dan

0,69%(mtm). Tingginya tarif angkutan udara tersebut disinyalir akibat dari peningkatan

tarif pesawat udara tujuan Gorontalo-Manado seiring semakin sedikitnya maskapai yang

beroperasi pada rute tersebut.

BAB 3 INFLASI DAERAH

54 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

3.4 INFLASI KELOMPOK BARANG DAN JASA6

Berdasarkan kelompok barang dan jasa, meredanya tekanan inflasi pada triwulan III 2018

didorong oleh meredanya tekanan inflasi kelompok bahan makanan, kelompok kesehatan,

kelompok sandang, dan kelompok transportasi. Sementara itu, kelompok barang dan jasa

lainnya seperti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan,

air, listrik, gas dan bahan bakar, dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga cenderung

meningkat.

Tabel 3.1 Tingkat Inflasi dan Sumbangan Inflasi Tahunan menurut Kelompok

Sumber: BPS, data diolah

Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan merupakan kelompok dengan penurunan tekanan inflasi

tertinggi pada triwulan III 2018, yaitu dari 1,80% (yoy) menjadi deflasi -0,61% (yoy). Penurunan

tekanan inflasi tertajam terjadi pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya dimana turun dari

15,46% (yoy) menjadi 1,41% (yoy). Penurunan ini terutama didorong oleh penurunan inflasi

daging ayam ras dari 28,00% (yoy) di triwulan lalu menjadi -1,32% (yoy) dan daging sapi dari

1,74% (yoy) menjadi 1,05% (yoy). Hal ini sejalan dengan pola musimannya dimana permintaan

masyarakat sudah kembali normal setelah perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018.

Selanjutnya, subkelompok ikan segar juga menurun dari 3,86% (yoy) menjadi 0,23%

(yoy). Peningkatan pasokan seiring baiknya kondisi cuaca yang mendukung nelayan untuk

melaut di tengah penurunan permintaan mendorong penurunan inflasi ikan pada triwulan III

2018. Penurunan inflasi pada subkelompok ikan segar terjadi pada hampir seluruh jenis ikan

utama diantaranya ikan tuna, selar/tude, ekor kuning dan layang/benggol yang mengalami

deflasi masing-masing sebesar -8,57% (yoy), -6,25% (yoy), -5,00% (yoy) dan -4,35% (yoy).

Penurunan tekanan inflasi juga terlihat pada subkelompok sayur-sayuran yang turun dari

-2,10% (yoy) menjadi -9,08% (yoy). Penurunan subkelompok ini terutama didorong oleh

6 Terdapat 7 (tujuh) kelompok barang dan jasa dalam perhitungan inflasi (lihat tabel 3.1)

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 55

penurunan tekanan inflasi pada komoditas daun bawang yang turun dari 30,38% (yoy) menjadi

-32,88% (yoy) dan kangkung yang turun dari -21,65% (yoy) menjadi -22,17% (yoy). Hasil

panen sayuran di wilayah sentra produksi dengan pasokan yang terjaga turut mendorong

penurunan harga sayuran di pasaran.

Sementara itu, subkelompok bumbu-bumbuan tercatat masih mengalami deflasi sebesar

-4,30% (yoy) tapi meningkat dari bulan sebelumnya sebesar -8,87% (yoy). Masih deflasinya

subkelompok ini terutama ditopang oleh beberapa komoditas utama yakni lada, cabai rawit,

bawang putih, dan bawang merah yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -24,43%

(yoy), -11,47% (yoy), -1,08% (yoy) dan -0,88% (yoy).

Tabel 3.2 Inflasi Kelompok Bahan Makanan

I II III IV I II III

Bahan Makanan 4,99 4,94 7,12 6,49 3,61 1,80 -0,61

Padi-padian, Umbi-umbian,dan Hasilnya -1,52 0,10 -2,05 -1,99 -1,40 -0,99 1,06

Daging dan Hasil-hasilnya 2,10 -2,30 7,19 4,13 12,44 15,46 1,41

Ikan Segar -1,57 -4,81 8,20 21,88 17,54 3,86 0,23

Ikan Diawetkan -0,25 5,91 9,36 5,74 1,36 2,82 -5,37

Telur, Susu, dan Hasil-hasilnya -4,39 -4,77 0,71 5,73 1,23 3,70 5,23

Sayur-sayuran 47,02 56,30 30,29 -5,15 4,87 -2,10 -9,08

Kacang-kacangan 4,76 4,20 12,30 10,48 10,91 10,33 1,66

Buah-buahan -16,88 -4,20 2,84 -3,67 4,66 -0,27 -4,41

Bumbu-bumbuan 36,25 42,43 23,58 3,15 -27,19 -8,87 -4,3

Lemak dan Minyak 7,58 4,78 0,43 2,90 -2,86 -1,52 -0,78

Bahan Makanan Lainnya 3,12 6,05 0,00 0,00 0,86 3,89 13,59

Kelompok2017

Arah2018

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Peningkatan cukai rokok dan harga bahan baku telah mendorong peningkatan inflasi

kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau dari 2,54% (yoy) menjadi 4,08%

(yoy). Peningkatan terjadi diseluruh komponen subkelompok ini yakni makanan jadi, minuman

yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol yang masing-masing menjadi

2,82% (yoy), 0,41% (yoy), dan 8,53% (yoy) dari 1,68% (yoy), -0,37% (yoy), dan 5,76% (yoy).

Tabel 3.3 Inflasi Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau

I II III IV I II III

Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan

Tembakau 3,08 1,78 2,20 2,48 1,52 2,54 4,08

Makanan Jadi 1,18 2,05 2,00 2,27 1,59 1,68 2,82

Minuman yang Tidak Beralkohol 2,56 -10,65 -8,75 -6,54 -4,58 -0,37 0,41

Tembakau dan Minuman Beralkohol 7,24 9,98 10,19 8,83 5,11 5,76 8,53

Kelompok2017 2018

Arah

Sumber: BPS, diolah

BAB 3 INFLASI DAERAH

56 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar relatif meningkat

dari 1,19% (yoy) menjadi 1,55% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh peningkatan tekanan

inflasi subkelompok biaya tempat tinggal dan perlengkapan rumah tangga dari 1,38% (yoy)

dan 0,18% (yoy) menjadi 1,92% (yoy) dan 0,70% (yoy). Peningkatan subkelompok biaya

tempat tinggal terutama disebabkan oleh peningkatan harga harga semen dan seng.

Tabel 3.4 Inflasi Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

I II III IV I II III

Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan

Bakar 2,32 4,53 4,50 4,56 3,23 1,19 1,55

Biaya Tempat Tinggal 0,79 1,32 1,60 1,72 1,91 1,38 1,92

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 8,19 18,09 16,45 15,60 8,75 0,15 0,16

Perlengkapan Rumah Tangga 1,09 1,12 1,28 0,89 0,08 0,18 0,70

Penyelenggaraan Rumah Tangga 0,63 -1,17 -0,24 1,83 1,47 3,64 3,43

Kelompok2017 2018

Arah

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan III 2018 mengalami penurunan level inflasi dari 2,97%

(yoy) menjadi 2,42% (yoy). Penurunan tersebut terjadi di sebagian besar komponen sub

kelompok, yakni sandang wanita, anak-anak dan barang pribadi dan sandang lainnya.

Penurunan tekanan inflasi kelompok ini terutama didorong oleh berakhirnya puncak

permintaan masyarakat akan komoditas sandang di periode Lebaran pada triwulan sebelumnya.

Tabel 3.5 Inflasi Kelompok Sandang

I II III IV I II III

Sandang 2,76 2,32 2,32 2,45 2,22 2,97 2,42

Sandang Laki-Laki 4,06 3,98 3,65 2,37 1,09 1,97 2,78

Sandang Wanita 1,41 0,40 0,86 1,69 1,27 3,02 0,67

Sandang Anak-Anak 2,57 2,94 3,07 3,63 2,69 2,92 2,67

Barang Pribadi dan Sandang Lain 3,13 1,63 1,19 2,08 5,51 4,95 4,48

Kelompok2017 2018

Arah

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Kesehatan

Tekanan inflasi kelompok kesehatan pada triwulan III 2018 menurun dari 2,86% (yoy)

menjadi 1,95% (yoy). Penurunan tekanan inflasi terjadi pada seluruh subkelompok yakni obat-

obatan, jasa perawatan jasmani, dan kosmetika. Penurunan tersebut didorong oleh kebijakan

pemerintah untuk menjaga pasokan obat dan pemberian pelayanan kesehatan dengan harga

terjangkau.

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 57

Tabel 3.6 Inflasi Kelompok Kesehatan

I II III IV I II III

Kesehatah 4,33 5,04 4,89 5,87 3,78 2,86 1,95

Jasa Kesehatan 0,02 1,71 1,71 1,69 1,69 0,00 0,00 =

Obat-obatan 6,06 6,47 7,94 11,14 3,67 2,43 1,93

Jasa Perawatan Jasmani 0,30 5,26 8,28 8,28 8,28 3,14 0,35

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 6,76 6,18 4,48 5,11 4,10 4,58 3,33

Kelompok2017 2018

Arah

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga tercatat mengalami peningkatan inflasi

dari 3,37% (yoy) menjadi 8,45% (yoy). Peningkatan inflasi subkelompok ini didorong oleh

masuknya masa ajaran baru sehingga mendorong peningkatan harga perlengkapan/ peralatan

pendidikan dan olahraga. Selain itu, peningkatan biaya TV berlangganan juga mendorong

peningkatan tekanan inflasi pada kategori hiburan.

Tabel 3.7 Inflasi Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

I II III IV I II III

Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 1,13 0,84 2,72 2,72 3,37 3,37 8,45

Pendidikan 0,36 0,00 3,81 3,81 3,81 3,81 7,70

Kursus-Kursus / Pelatihan 1,80 1,80 1,80 0,60 10,54 10,54 10,54

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 4,99 4,31 0,92 1,13 3,86 4,15 4,92

Rekreasi 0,55 0,59 1,48 1,60 1,21 1,13 12,60

Olahraga 0,20 0,81 2,52 1,97 2,90 1,68 0,40

Kelompok2017 2018

Arah

Sumber: BPS, diolah

Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Inflasi kelompok transportasi komunikasi dan jasa keuangan di triwulan III menurun dari

1,52% (yoy) menjadi 1,44% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh penurunan subkelompok

transportasi terutama terjadi di tarif angkutan baik antar kota maupun udara dibandingkan

triwulan II 2018. Inflasi tarif angkutan udara pada triwulan III 2018 tercatat mengalami deflasi

sebesar -9,20% (yoy) menurun dari triwulan II 2018 sebesar 7,18% (yoy), sedangkan inflasi

angkutan antar kota tercatat mengalami inflasi sebesar 0,00% menurun dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya sebesar 4,73% (yoy). Sementara itu, subkelompok komunikasi cenderung

meningkat dari 0,36% (yoy) menjadi 6,57% (yoy). Peningkatan tersebut disinyalir didorong oleh

depresiasi nilai tukar dimana alat-alat komunikasi masih dipenuhi dari impor.

Tabel 3.8 Inflasi Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

I II III IV I II III

Transportasi, Komunikasi, dan Jasa

Keuangan 0,22 3,28 3,62 3,42 2,14 1,52 1,44

Transpor -1,13 2,79 3,69 3,44 2,60 1,78 0,60

Komunikasi dan Pengiriman 6,17 4,98 2,07 2,08 0,14 0,36 6,57

Sarana dan Penunjang Transpor 10,33 10,94 10,94 10,66 1,01 1,18 2,90

Jasa Keuangan 0,00 0,00 0,23 0,23 0,23 0,23 0,00

Kelompok2017 2018

Arah

Sumber: BPS, diolah

BAB 3 INFLASI DAERAH

58 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

3.5 PERBANDINGAN INFLASI ANTAR PROVINSI/KOTA DI SULAWESI

Secara agregat, laju inflasi tahunan Pulau Sulawesi pada triwulan III 2018 tercatat

sebesar 2,49% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 3,54% (yoy).

Pencapaian ini di bawah laju inflasi nasional sebesar 2,88% (yoy). Penurunan tekanan inflasi

disebabkan oleh turunnya harga komoditas bahan makanan pada sebagian daerah di Sulawesi.

Sementara itu, Provinsi Gorontalo menjadi provinsi dengan inflasi ketiga terendah

setelah Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara yang masing-masing mencapai 1,40%

(yoy) dan 1,45% (yoy). Sementara itu, provinsi Sulawesi Selatan merupakan provinsi dengan

inflasi tertinggi di Pulau Sulawesi dengan inflasi mencapai 3,09% (yoy).

Tabel 3.9 Inflasi IHK Provinsi di Pulau Sulawesi

PROVINSI Tw II-18 Tw III-18

SULAWESI TENGGARA 1,79 1,40

SULAWESI UTARA 3,46 1,45

GORONTALO 1,88 1,79

SULAWESI BARAT 2,68 1,95

SULAWESI TENGAH 3,61 2,52

SULAWESI SELATAN 4,14 3,09

Sumber: BPS, diolah

3.6 PENGENDALIAN INFLASI

Dalam melakukan sinergi upaya pengendalian inflasi pada triwulan III 2018, TPID di

Provinsi Gorontalo memiliki fokus dalam 1) menjaga kenaikan harga bahan makanan strategis

seperti cabai, BBM, Listrik, LPG; 2) mengendalikan pasokan komoditas pangan strategis yang

sangat berpengaruh pada peningkatan tekanan inflasi; dan, 3) melakukan intervensi dalam

distribusi komoditas.

Strategi stabilisasi harga komoditas pangan strategis pada triwulan III dibuat dengan

mempertimbangkan terjadinya risiko peningkatan inflasi yang harus diwaspadai yakni: (i) dari

sisi administered price, terdapat risiko kenaikan harga BBM non subsidi akibat tren kenaikan

harga minyak dunia; (ii)dDari sisi inflasi inti, terdapat risiko passthrough kenaikan harga

komoditas, khususnya terhadap bahan pangan; (iii) dari sisi volatile food, terganggunya

pasokan pangan menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan.

Masih tingginya risiko tekanan inflasi tersebut membutuhkan upaya pengendalian inflasi

melalui beberapa kegiatan antara lain:

BAB 3 INFLASI DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 59

1. Penguatan database di masing-masing TPID dari setiap pihak terkait konsumsi, produksi,

dan distribusi sehingga dapat diketahui kondisi surplus/defisit komoditas pangan strategis

di daerah.

2. Melakukan koordinasi dan komunikasi bersama dengan Badan Ketahanan Pangan, Dinas

Pertanian, Dinas Pangan, PPI dan aparatur penegak hukum untuk melakukan monitoring,

pengumpulan informasi kondisi terkini pasokan dan perkembangan harga komoditas

pangan di setiap daerah dan pasar-pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern serta

isu-isu terkini;

3. Mendorong peningkatan pasokan komoditas pangan strategis seperti bawang merah,

cabai rawit, tomat, telur ayam ras dan daging ayam ras dari beberapa produsen baik di

lokal Gorontalo maupun daerah mitra dagang;

4. Memperkuat cadangan pangan pemerintah dan tata kelola operasi pasar oleh Bulog;

5. Mendorong Penganekaragaman konsumsi pangan lokal melalui konsep kelompok

Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yaitu pemberdayaan kelompok wanita tani di

kabupaten/kota;

6. Melakukan peningkatan upaya penanaman cabai rawit dan tomat sayur di tingkat rumah

tangga bekerja sama dengan PKK, khususnya di Kota Gorontalo dan Kabupaten Gorontalo,

dengan tujuan meningkatkan pasokan di tingkat rumah tangga;

7. Melakukan sidak terhadap pelaku perdagangan dan tata niaga komoditas pangan strategis

oleh TPID, Satgas dan Dewan Ketahanan Pangan untuk menjaga praktek bisnis yang baik

dan juga menjaga ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan pasokan dan tingkat

harga;

8. Upaya koordinasi Program pengembangan distribusi dan cadangan pangan, berupa

kegiatan lumbung pangan masyarakat dan Toko Tani Indonesia (bekerjasama dengan

Gapoktan dan BULOG);

9. Polda Gorontalo akan membackup kegiatan operasi pasar dari sisi keamanan, koordinasi

pihak satgas pangan akan melakukan pengawasan dan keamanan distribusi pangan dari

hulu sampai hilir yang akan berpotensi pada gangguan kamtibmas;

10. Melakukan upaya pengendalian harga ikan segar, yang tercatat persisten menjadi

pendorong tekanan inflasi selama beberapa tahun terakhir melalui berbagai upaya, seperti

dukungan terhadap pelaksanaan operasi pasar, pengadaan operasional cold storage,

bantuan operasional kapal tangkap dan upaya lainnya;

BAB 3 INFLASI DAERAH

60 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

11. Penyediaan beras oleh Bulog Sub Divisi Regional (subdivre) Gorontalo untuk ketahanan

selama lima bulan ke depan. Selain itu melaksanakan arahan Kementerian Perdagangan

untuk melakukan Operasi Pasar;

12. PT Pertamina Gorontalo mengeluarkan larangan bagi SPBU untuk melayani pembelian oleh

pengecer BBM terutama dalam jumlah besar. Serta meminta SPBU untuk menambahkan

waktu operasional menjadi 24 jam apabila dibutuhkan sesuai dengan tren kebutuhan di

lapangan;

13. PT. Pertamina Gorontalo bersama dengan PT. Hiswana Migas melakukan penambahan

pasokan LPG 3 Kg dan bright gas 5 Kg serta pengawasan distribusi LPG yang disalurkan

oleh agen kepada pengecer melalui pangkalan siaga serta melakukan sosialisasi

penggunaan LPG Non Subsidi kepada rumah makan dan industri kecil sehingga jika

terdapat pelanggaran, pihak Pertamina bersama dengan PT Hiswana Migas akan

memberikan pembinaan hingga sanksi berupa skorsing tidak dapat menjual LPG kepada

agen tersebut atau melakukan pencabutan izin sebagai agen LPG Pertamina;

14. Memperbaiki manajemen produksi melalui penguatan kelembagaan petani (corporate/

cooperative farming), pengelolaan produksi dan pascapanen khususnya pengeringan dan

pergudangan, seperti penggunaan Integrated Cold Storage (ICS) untuk penyimpanan

komoditas ikan segar dan penggunaan CAS (Control Atmosphare Storage) untuk

penyimpanan komoditas hortikultura (cabai rawit dan bawang merah) yang mempunyai

karakter tidak tahan lama;

15. Meningkatkan tingkat rendemen dan kualitas beras melalui revitalisasi penggilingan, untuk

memperbaiki kualitas dan pasokan beras;

16. Menyalurkan Rastra Bansos dan Bantuan Pangan Non Tunai sesuai dengan jadwal dan

dengan kualitas yang terjaga.

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 61

4 BAB 4 : STABILITAS KEUANGAN DAERAH,

PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN

UMKM, PENYELENGGARAAN SISTEM

PEMBAYARAN, DAN PENGELOLAAN UANG

RUPIAH

Meskipun pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada triwulan III 2018 melambat, stabilitas

keuangan Gorontalo relatif terjaga. Hal tersebut tercermin dari risiko kredit perbankan yang

masih terjaga, yakni sebesar 2,87%. Hal tersebut didukung dengan meningkatnya

penghimpunan dana, walaupun kinerja perbankan masih belum optimal terkait dengan

perkembangan aset dan kredit yang cenderung melambat.

Selain itu, kondisi ketahanan korporasi di Gorontalo yang masih terjaga. Risiko

rentabilitas, solvabilitas, dan interest service coverage ratio membaik, sedangkan tingkat risiko

likuiditas, turn-over aset dan persediaan relatif stabil. Membaiknya kinerja korporasi pada

triwulan III 2018 diperkirakan didorong oleh korporasi yang terus melakukan efisiensi seiring

perlambatan kinerja perekonomian.

Sementara itu, sesuai dengan siklusnya pada triwulan III 2018, transaksi pembayaran

tunai maupun nontunai menurun dibandingkan triwulan II 2018. Penurunan tersebut

disebabkan oleh kembali normalnya kegiatan ekonomi pascapuncaknya di triwulan II 2018

seiring pelaksanaan Pilkada dan Idul Fitri. Pada triwulan ini, terjadi kondisi net inflow di sisi

pengelolaan uang Rupiah seiring dengan banyaknya dana yang masuk dibandingkan dengan

dana yang keluar.

4.1 PERKEMBANGAN PERBANKAN GORONTALO

Meski terjadi perlambatan pertumbuhan perekonomian Gorontalo pada triwulan III

2018, stabilitas keuangan relatif terjaga. Hal ini tercermin dari risiko kredit yang masih terjaga,

yakni sebesar 2,87%. Namun, kinerja perbankan masih belum optimal terkait dengan

perkembangan aset dan kredit yang melambat. Di sisi lain, perkembangan penghimpunan dana

mengalami kenaikan.

Terjadinya perlambatan kondisi perekonomian di Provinsi Gorontalo tidak tercermin dari

sektor korporasi yang masih terjaga dengan risiko rentabilitas, solvabilitas, dan interest service

coverage ratio yang membaik. Di sisi lain, tingkat risiko likuiditas, turn over aset dan persediaan

dari korporasi relatif stabil dibandingkan periode sebelumnya. Pendorong perbaikan pada

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

62 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

kinerja korporasi di triwulan III 2018 adalah strategi peningkatan permintaan di tengah kinerja

perekonomian yang melambat.

Sementara itu, ketahanan sektor rumah tangga yang terjaga tercermin pada

pertumbuhan kredit rumah tangga yang masih kuat dengan NPL yang relatif masih terkendali

yakni sebesar 2,63%. Selain itu, tingkat keyakinan konsumen masih berada pada level optimis

didorong kegiatan konsumsi pada triwulan III 2018 yang meningkat dibanding triwulan

sebelumnya.

Di sisi lain, kinerja sektor UMKM secara keseluruhan juga mengalami penurunan yang

tercermin dari penyaluran kredit UMKM yang menurun dari 7,92% (yoy) menjadi 4,99% (yoy)

pada triwulan III 2018. Sektor UMKM masih dihadapkan pada tekanan finansial seiring dengan

NPL yang cukup tinggi.

Mengingat peran UMKM yang cukup penting dalam perekonomian, Bank Indonesia

terus melakukan berbagai program kerja untuk pengembangan UMKM. Di sisi lain, Bank

Indonesia juga terus melakukan sinergi dan kolaborasi untuk mendukung tercapainya

ketahanan dan kemandirian pangan dengan melakukan pengembangan klaster.

Tabel 4.1. Indikator Perbankan Provinsi Gorontalo

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4 Tw 1 Tw 2 Tw 3

Aset (Rp Miliar) 10.103 10.694 10.785 11.571 11.697 12.064 12.118

Growth Aset (%,yoy) 8,18% 8,66% 9,96% 15,30% 15,78% 12,80% 12,36%

Kredit (Rp Miliar) 11.376 12.494 13.654 13.710 13.581 13.685 14.315

Growth Kredti (Rp Miliar) 37,16% 44,60% 24,93% 22,36% 19,38% 9,53% 4,84%

DPK (Rp Miliar) 4.709 5.071 5.009 4.628 4.790 4.671 5.302

Growth DPK (% yoy) 3,92% 6,94% 7,42% 4,08% 1,73% -7,89% 5,85%

LDR 241,59% 246,38% 272,60% 296,22% 283,50% 292,98% 270,00%

NPL 3,48% 3,31% 3,10% 2,78% 3,03% 2,92% 2,87%

2017 2018

Kondisi Umum

Pada triwulan III 2018 kinerja sektor perbankan melambat seiring dengan penurunan

pertumbuhan ekonomi. Aset dan kredit perbankan tumbuh melambat di tengah peningkatan

pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Namun demikian, Secara keseluruhan fungsi

intermediasi perbankan sampai dengan triwulan III 2018 relatif baik dengan risiko kredit yang

terjaga. Hal ini terlihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang cukup baik (sedikit menurun dari

292,50% ke 270,00%). Selain itu, rasio kredit bermasalah berada di bawah batas target

indikatif NPL, menurun dari 2,92% menjadi 2,87%.

Pada triwulan III 2018 pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo tercatat melambat dari

12,80% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 12,36% (yoy). Sejalan dengan itu, pertumbuhan kredit

pada triwulan III 2018 juga menurun menjadi 4,87% (yoy) dari 9,55% (yoy) pada triwulan

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 63

sebelumnya. Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat dari 3.23% (yoy) pada triwulan lalu

menjadi 5,85% (yoy).

Aset Perbankan

Pada triwulan III 2018 aset perbankan di Gorontalo tercatat sebesar Rp12,1 triliun, atau

tumbuh 12,80% (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 12,36% (yoy). Melambatnya pertumbuhan aset perbankan di Gorontalo merupakan

dampak dari pertumbuhan kredit yang melambat, sejalan dengan penurunan kinerja ekonomi

Gorontalo secara umum.

Bila dilihat dari kelompok banknya, bank persero masih memiliki aset terbesar di antara

bank lainnya, dengan pangsa sebesar 92,8%, diikuti bank swasta sebesar 7,2%. Sementara itu,

tidak ada bank asing dan campuran yang beroperasi di Gorontalo.

Pertumbuhan Kredit Perbankan

Kinerja penyaluran kredit perbankan pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga meskipun

melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercermin dari pertumbuhan kredit

yang lebih rendah dibanding pertumbuhan DPK. Menurunnya kegiatan ekonomi pada periode

tersebut mengakibatkan menurunnya permintaan atas pembiayaan yang berasal dari

perbankan. Sementara menurunnya kebutuhan uang tunai pasca periode Lebaran mendorong

meningkatnya DPK (selanjutnya lihat bagian Penghimpunan Dana Pihak Ketiga dan Penyaluran

Kredit).

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga

Seiring menurunnya tingkat kebutuhan masyarakat Gorontalo akan uang tunai pada

periode pasca Lebaran, kegiatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung meningkat

dari 2,74% (yoy) menjadi 5,85% (yoy) pada triwulan III 2018. Akselerasi DPK ini terutama

didorong oleh tingginya pertumbuhan kinerja giro. Meskipun demikian, hal tersebut tidak

merubah dominasi tabungan sebagai instrumen utama dalam penghimpunan DPK yang

mencapai 50%, disusul oleh deposito 27% dan giro yang mencapai 23% dari total DPK.

Pangsa ini cenderung tidak berubah dibandingkan dengan triwulan II 2018 lalu.

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

64 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 4.1 Proporsi DPK di Gorontalo Triwulan III 2018

Rendahnya kebutuhan masyarakat akan uang tunai pada periode pasca Lebaran yang

turut diiringi dengan meningkatnya penghasilan dunia usaha di Gorontalo pada periode yang

sama mendorong peningkatan kinerja tabungan, yaitu dari 7,91% (yoy) menjadi 12,81% (yoy).

Meningkatnya pertumbuhan tabungan ini terutama didorong oleh meningkatnya tabungan

non-perseorangan di Gorontalo khususnya dunia usaha yang mengalami pertumbuhan yang

cukup signifikan. Di sisi lain, tabungan perseorangan mengalami perlambatan pertumbuhan

apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Grafik 4.2 Perkembangan dan Laju Pertumbuhan DPK di Gorontalo

Sumber: Cognos BI (diolah)

Berdasarkan golongan nasabah, proporsi nasabah perorangan pada perbankan

Gorontalo masih cukup dominan, yaitu 65,34% dari total DPK. Dengan demikian, kinerja

penghimpunan dana sangat bergantung pada nasabah perorangan. Pada triwulan III 2018, DPK

sektor perseorangan cenderung melambat dari 9,59% (yoy) menjadi 7,92% (yoy). Terjadinya

penurunan ini terutama didorong oleh penurunan DPK dari jenis giro perseorangan yang

mengalami penurunan.

Deposito;

27%

Tabungan;

50%

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 65

Grafik 4.3 Proporsi DPK Gorontalo

Grafik 4.4 Perkembangan DPK perseorangan Gorontalo

Sumber: Cognos BI (diolah) Sumber: Cognos BI (diolah)

Penyaluran Kredit

Seiring dengan kinerja ekonomi yang melambat, kegiatan penyaluran kredit di Gorontalo

pada triwulan III 2018 juga melambat dari 9,55% (yoy) pada triwulan lalu menjadi 4,87% (yoy).

Melambatnya penyaluran kredit ini diperkirakan didorong oleh kembali normalnya aktivitas

konsumsi masyarakat di Gorontalo pascapuncak konsumsi pada periode Lebaran. Hal tersebut

mengakibatkan kebutuhan akan pembiayaan relatif menurun. Berdasarkan sektor ekonominya,

perlambatan penyaluran kredit di Gorontalo terutama didorong oleh melambatnya penyaluran

kredit pada sektor lapangan usaha utama yaitu sektor pertanian, Perdagangan Besar dan Eceran

(PBE), dan konstruksi dari masing-masing sebesar 11,88% (yoy), 11,52% (yoy) dan 4,93% (yoy)

menjadi sebesar 8,67% (yoy), 4,78% (yoy) dan -37,55% (yoy). Terkontraksinya kredit PBE dan

konstruksi didorong oleh faktor seasonal setelah Lebaran dimana aktivitas perdagangan

masyarakat akan menurun dan berakhirnya tradisi untuk memperbaiki rumah masyarakat.

Berdasarkan tujuan penggunaan, kredit terbesar digunakan untuk Konsumsi dengan

proporsi 56,89%, diikuti oleh kredit modal kerja 28,57% dan kredit investasi 14,55%. Proporsi

ini relatif sama dengan triwulan sebelumnya. Kredit konsumsi dan modal kerja menurun dari

masing-masing sebesar 10,52% (yoy) dan 9,19% (yoy) dari triwulan lalu menjadi 5,52% (yoy)

dan 0,20% (yoy) di triwulan III 2018. Sementara itu, kredit investasi meningkat dari 6,36% (yoy)

di triwulan lalu menjadi 12,23%. Melambatnya kredit konsumsi dan modal kerja tersebut

sejalan dengan melambatnya aktivitas ekonomi pasca Lebaran di triwulan II 2018. Sementara

itu, meningkatnya kinerja kredit investasi diharapkan mampu mendorong perekonomian

Gorontalo untuk tumbuh lebih baik ke depan.

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

66 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 4.5 Proporsi Kredit per Jenis Penggunaan

Meskipun demikian, kualitas kredit masih terpantau baik .Pada triwulan III 2018 NPL

perbankan Gorontalo mencapai 2,87% atau menurun dari triwulan II 2018 yang mencapai

2,92%. Berdasarkan sektor ekonomi, NPL sektor konstruksi cenderung tinggi, yaitu mencapai

28,91% terkait dengan siklus pembayaran kepada kontraktor yang relatif tertahan hingga akhir

tahun. Dengan demikian, optimisme akan membaiknya kualitas kredit konstruksi pada akhir

tahun masih relatif tinggi. Sementara itu, menurunnya kredit pertanian diakibatkan oleh

menurunnya kinerja sektor pertanian. Namun demikian, hal tersebut tidak mempengaruhi

kemampuan bayar debitur. Hal tersebut tercermin dari sangat baiknya kualitas kredit yang

dimiliki sektor ini. NPL sektor pertanian pada triwulan III 2018 sebesar 1,16%.

Secara spasial, kredit perseorangan masih terkonsentrasi di Kota Gorontalo dengan

pangsa sebesar 47,91% dan Kabupaten Gorontalo dengan pangsa kredit perseorangan

terbesar kedua sebesar 28,41%. Pertumbuhan kredit perseorangan tertinggi pada triwulan III

2018 dimiliki oleh Kabupaten Gorontalo yang tumbuh sebesar 11,81% (yoy). Dari sisi jumlah

rekening, jumlah rekening kredit multiguna memiliki rekening dengan jumlah rekening kredit

terbesar sebanyak 35.739 rekening (Tabel 4.2)..

Tabel 4.2 Komposisi dan Jumlah Rekening Kredit Perseorangan per Komponen Penggunaan di Gorontalo

Akses Keuangan kepada UMKM

Sejalan dengan kondisi kredit perbankan secara umum, laju pertumbuhan kredit

UMKM juga tercatat mengalami perlambatan. Pertumbuhan kredit UMKM dari yang

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 67

semula tumbuh sebesar 7,92% (yoy) pada triwulan II 2018 menjadi sebesar 4,99% (yoy) pada

triwulan III 2018. Perlambatan pertumbuhan penyaluran kredit UMKM dipengaruhi oleh base

year effect Lebaran tahun lalu.

Dari sisi ketahanan risiko kredit, tekanan risiko kredit UMKM mengalami peningkatan.

Kredit UMKM pada triwulan III 2018 mengalami peningkatan tekanan yang tercermin dari

peningkatan NPL kredit UMKM menjadi sebesar 7,63% (yoy) dari sebesar 7,11% (yoy) pada

triwulan sebelumnya. Tekanan risiko kredit pada kredit UMKM harus menjadi perhatian

bersama karena NPL UMKM yang sudah cukup tinggi.

Grafik 4.6 Pertumbuhan Kredit UMKM Gorontalo

Grafik 4.7 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit

Pangsa kredit UMKM di Gorontalo mengalami penurunan. Pangsa UMKM Gorontalo

menurun dari sebesar 29,90% pada periode triwulan sebelumnya menjadi sebesar 27,82%

pada triwulan III 2018. Berdasarkan kelompok nominal kreditnya, mayoritas pangsa realisasi

kredit UMKM pada triwulan III 2018 tersalurkan pada rentang nominal < 10jt yaitu sebesar

23,79% dan rentang nominal >100 juta Rp500 juta sebesar 22,42%.

Di sisi lain, berdasarkan sebaran wilayah per Kabupaten dan Kota di Gorontalo, pada

periode laporan konsentrasi realisasi kredit UMKM terbesar masih berada di Kota Gorontalo

dengan pangsa mencapai 38,75%, diikuti oleh Kabupaten Gorontalo sebesar 31,56% dan

Kabupaten Pohuwato sebesar 11,25%.

TW IV 2017

TW III 2017

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

68 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 4.8 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Nominal

Grafik 4.9 Pangsa Kredit UMKM Berdasarkan Kota/Kabupaten

Eksistensi UMKM terus didorong oleh Bank Indonesia melalui kebijakan persentase kredit yang

harus disalurkan kepada UMKM. Porsi tersebut di tahun 2018 telah ditingkatkan menjadi 20%

dari total kredit. Bank Indonesia menilai kebijakan ini akan mampu mendorong pertumbuhan

UMKM yang berkualitas. Akan tetapi NPL UMKM yang cenderung lebih tinggi dari kredit non-

UMKM perlu mendapat perhatian, khususnya pada saat seleksi debitur yang mengajukan

kredit.

4.2 STABILITAS KEUANGAN DAERAH

4.2.1 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA7

Konsumsi Rumah Tangga memiliki peran besar dalam ekonomi Gorontalo dan menjadi

mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini tercermin dari pangsa konsumsi

rumah tangga terhadap perekonomian Gorontalo yang mencapai 61,01%. Pada triwulan III

2018, PDRB konsumsi rumah tangga Gorontalo meningkat dari 6,96% (yoy) pada triwulan

sebelumnya menjadi 7,09% (yoy). Kondisi ini menunjukan bahwa optimisme konsumsi

masyarakat yang tetap terjaga.

Pada triwulan III 2018, konsumsi rumah tangga tumbuh 7,09% (yoy), dengan pangsa terhadap

perekonomian sebesar 61,01%. Kondisi ini sejalan dengan optimisme masyarakat yang tetap

terjaga. Namun, sedikit dibawah level optimis 100, yaitu mencapai 98,79 atau menurun dari

sebelumnya sebesar 133,20. Hal ini terutama didorong jumlah volume barang yang dikonsumsi

setelah selesainya hari perayaan Lebaran di triwulan II 2018.

7 Rumah tangga di dalam sistem keuangan memiliki 2 (dua) fungsi yaitu sebagai penyedia dana dan sebagai penerima pendanaan dari

institusi keuangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan rumah tangga adalah tingkat pendapatan, tingkat pengangguran, tingkat konsumsi dan kondisi pembiayaan/kredit oleh rumah tangga.

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 69

Grafik 4.12. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi Saat Ini

Grafik 4.13. Persepsi Rumah Tangga terhadap Ekonomi 6 Bulan Mendatang

Grafik 4.10 Kontribusi Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga

Grafik 4.11 Indeks Tendensi Konsumen Gorontalo

Sumber : BPS, diolah Sumber : BPS, diolah

Besarnya peran rumah tangga dalam pertumbuhan ekonomi Gorontalo diiringi dengan

kerentanan yang rendah. Adapun sumber kerentanan tersebut umumnya berasal dari

keyakinan dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun yang akan

datang dimana pada akhirnya akan mempengaruhi pola belanja rumah tangga. Hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level optimisme konsumen Gorontalo pada

triwulan III 2018 masih tetap terjaga yang tercermin dari IKE dan IEK yang masih di atas level

optimis 100. Indeks IKE dan IEK pada triwulan III 2018 tercatat sebesar sebesar 121,71 dan

111,45.

Sumber : BPS, diolah

Sumber : BPS, diolah

4.2.2 ASESMEN SEKTOR KORPORASI

Kinerja sektor perdagangan besar dan eceran yang meningkat turut mendorong

perbaikan risiko kredit dan keuangan sektor korporasi. Meskipun pertumbuhan ekonomi

Gorontalo pada triwulan III 2018 melambat dari 7,45% pada triwulan sebelumnya menjadi

sebesar 5,24% (yoy), kinerja sektor korporasi tumbuh cukup stabil. Lebih lanjut perbaikan di

triwulan ini dari sisi korporasi didorong pertumbuhan lapangan usaha ekonomi kedua terbesar

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

70 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

di Gorontalo yakni LU perdagangan besar dan eceran. Adapun besarnya pertumbuhan PDRB

lapangan usaha Perdagangan besar dan eceran pada triwulan ini adalah sebesar 5,24% (yoy)

dengan pangsa ekonomi sebesar 10,95% dari total PDRB Gorontalo triwulan III 2018.

Kinerja Korporasi dan Penilaian Risiko

Pada triwulan III 2018, kegiatan dunia usaha di Gorontalo mengalami penurunan tapi

secara umum masih dalam level aman bagi keuangan korporasi. Menurut hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) selama triwulan III 2018 yang diukur berdasarkan Saldo Bersih

Tertimbang (SBT), kondisi kegiatan usaha mengalami penurunan dari 34,17% menjadi 13,74%

pada triwulan laporan. Penurunan tersebut bersifat siklikal dimana pasca puncak aktivitas

kegiatan konsumsi yang terjadi di triwulan II 2018 seiring dengan pelaksanaan Pilkada dan Idul

Fitri. Namun demikian, dari hasil liaison Bank Indonesia, pelaku usaha masih tetap optimis

kinerja ekonomi ke depan akan mengalami perbaikan.

Grafik 4.14 Perkembangan Survei Konsumen Bank Indonesia Prov. Gorontalo

Grafik 4.15 Likert Scale Biaya, Persediaan Tenaga Kerja dan Kapasitas Utilisasi Gorontalo

Sumber : SKDU BI Gorontalo

Sumber : SKDU BI Gorontalo

Dari sisi eksposur perbankan, sektor korporasi di Gorontalo memanfaatkan kredit

perbankan terbesar pada kredit modal kerja. Porsi kredit modal kerja korporasi memiliki

pangsa yang cukup besar terhadap total kredit yang disalurkan oleh perbankan pada korporasi.

Kredit modal kerja memiliki pangsa hingga 28,60%. Hal ini mencerminkan bahwa banyak

korporasi menggunakan modal dari perbankan untuk kegiatan operasional hariannya. Di sisi

lain, kredit investasi memiliki pangsa sebesar 14,56% yang merupakan tambahan pembiayaan

rencana pengembangan usaha sektor korporasi.

Meski demikian, pertumbuhan kredit korporasi untuk modal kerja mengalami

perlambatan di akhir periode triwulan III 2018. Terjadinya perlambatan pertumbuhan kredit

korporasi didorong oleh penurunan tingkat konsumsi masyarakat Gorontalo pasca periode

bulan suci Ramadhan (Grafik 4.17).

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 71

Grafik 4.16 Pertumbuhan Kredit Korporasi di Gorontalo

Grafik 4.17 Proporsi Kredit Sektoral Korporasi

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Risiko kredit dari sisi korporasi dalam batas aman sejalan dengan level NPL yang baik.

Tekanan risiko kredit gagal bayar yang tercermin pada indikator Non Performing Loan (NPL)

menunjukkan bahwa kerentanan korporasi masih dalam batas aman. Secara rata-rata NPL

korporasi masih terjaga dan mengalami perbaikan dari 3,92% pada triwulan II 2018 menjadi

2,87% pada triwulan III 2018. Hal ini menunjukkan tekanan risiko kredit yang tidak bertambah

akibat kinerja kredit sektor korporasi yang membaik.

Grafik 4.18. Non Performing Loan Korporasi menurut jenis penggunaan

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

4.3 SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

4.3.1 SISTEM PEMBAYARAN

Transaksi non tunai yang diselenggarakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia. Transaksi kliring mencakup kliring kredit dan

kliring debet. Transaksi yang diproses oleh SKNBI meliputi kumulasi data keuangan elektronik

transaksi card based melalui mesin EDC (kartu kredit dan kartu debet) dan transaksi paper

based (cek, bilyet giro dan nota debet).

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

72 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Pada triwulan III 2018, transaksi kliring melalui SKNBI secara volume tercatat sebesar 9.083

warkat dengan nilai nominal transaksi sebesar Rp262,64 miliar. Volume tersebut menunjukkan

penurunan sebesar -8,88% (qtq) dibandingkan volume transaksi SKNBI pada triwulan II yang

tercatat sebanyak 9.968 warkat. Penurunan volume transaksi juga diikuti oleh penurunan nilai

transaksi sebesar -10,70% dari sebelumnya sebesar Rp294,10 miliar. Sementara itu, rata-rata

harian transaksi SKNBI di Gorontalo pada triwulan III 2018 tercatat 165,15 warkat dengan nilai

sebesar Rp4,78 miliar per hari. Penurunan transaksi kliring tersebut sejalan perlambatan kinerja

ekonomi yang terjadi pada triwulan III 2018.

Grafik 4.19 Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara

4.3.2 PENGELOLAAN UANG RUPIAH

Transaksi Tunai

Sesuai dengan polanya, pada triwulan laporan penarikan uang kartal menurun secara

signifikan disertai peningkatan penyetoran seiring dengan menurunnya kebutuhan

uang tunai pasca Lebaran dan tahun ajaran baru pada triwulan II 2018. Dengan

demikian transaksi uang kartal di Gorontalo mencatat net cash inflow. Pada triwulan III 2018,

tren aliran uang pada Kas Titipan Bank Indonesia di Kota Gorontalo dan Kas Titipan Marisa

untuk wilayah Gorontalo menunjukkan inflow dimana aliran uang masuk (inflow) lebih besar

dari aliran uang keluar (outflow). Transaksi outflow tercatat sebesar Rp216,53 miliar mengalami

penurunan sebesar -43,02% (qtq) dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp380,00

miliar. Di sisi lain, transaksi inflow mengalami akselerasi sebesar 17,28% (qtq) dari Rp378,60

miliar pada triwulan II 2018 menjadi sebesar Rp444,03 miliar pada periode laporan triwulan III

2018 (Grafik 4.19).

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 73

Grafik 4.20 Perkembangan Inflow Outflow Grafik 4.21. Data Temuan Uang Palsu Gorontalo

Penanganan Uang Palsu

Dalam menjaga kelancaran sistem pembayaran di Gorontalo, Bank Indonesia senantiasa

melakukan berbagai tindakan yang bersifat preventif maupun represif, agar sistem pembayaran

berjalan lancar, aman, efektif dan efisien.

Uang Rupiah yang beredar di masyarakat terus-menerus dijaga kualitasnya oleh Bank Indonesia.

Uang Rupiah perlu dijaga kualitasnya agar uang yang beredar dalam kondisi baik dan layak

sehingga masyarakat nyaman dalam menggunakan uang Rupiah sehari-hari. Uang Rupiah

memiliki ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang Rupiah dari

upaya pemalsuan. Secara umum, ciri-ciri keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur

pengaman yang tertanam pada bahan uang.

Adapun terkait temuan uang palsu (UPAL) di Gorontalo, pada periode III triwulan 2018

ditemukan 7 lembar uang palsu yang terdiri dari 5 lembar pecahan Rp100.000, 1 lembar

pecahan Rp20.000, dan 1 lembar pecahan Rp5.000.

Masyarakat memiliki peran besar dalam memutus mata rantai kejahatan pemalsuan uang

Rupiah, diantaranya dengan melaporkan dugaan tindak pidana pemalsuan yang dialami atau

diketahui kepada Polisi. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo bekerja sama

dengan Kepolisian Daerah Gorontalo senantiasa melakukan koordinasi terkait penanganan

uang palsu seperti Dugaan Pelanggaran Kewajiban Penggunaan Uang Rupiah di Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Dugaan Tindak Pidana terhadap Uang Rupiah.

Kegiatan edukasi kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah terus dilakukan

dalam meningkatkan pemahaman masyarakat akan keaslian uang Rupiah.

Sumber : Bank Indonesia

Sumber : Bank Indonesia

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

74 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

BOKS 3 : ANALISIS REGIONAL FINANCIAL ACCOUNT AND BALANCE

SHEET TRIWULAN I DAN II KPWBI GORONTALO

Gambaran Umum

Pinjaman merupakan salah satu sumber pendanaan yang banyak dipakai oleh negara, baik

negara berkembang maupun negara maju, untuk melaksanakan berbagai program

pembangunan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi pada saat alokasi dana yang

ada tidak mencukupi. Namun demikian, dalam praktiknya pemanfaatan utang sebagai sumber

pembiayaan harus diiringi dengan tata kelola yang baik terhindar dari risiko krisis.

Terjadinya krisis utang internasional seperti pada tahun 1997 di Thailand yang berdampak

sistemik terhadap krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 dan krisis subprime mortgage di

Amerika Serikat yang menyebabkan krisis keuangan dunia pada tahun 2008, telah menjadi

pendorong perbaikan tata kelola utang di seluruh negara di dunia. Salah satu alat analisis dalam

memetakan risiko sistemik adalah financial account and balance sheet yang digunakan untuk

mengetahui aliran dana antar sektor terutama untuk mengetahui sektor mana yang memiliki

neto aset finansial ataupun kewajiban, relatif terhadap sektor lain. Metode tersebut telah

menjadi best practice di negara maju sepert Uni Eropa (Integrated Economic Account) dan

Amerika Serikat (Integrated Macroeconomic Account). Untuk itu, Bank Indonesia telah

menyusun Financial Account and Balance Sheet nasional dan regional yang mampu

menghubungkan aliran dana dari seluruh sektor ekonomi baik dari sisi produksi, pendapatan

dan konsumsi maupun data neto kekayaan secara agregat.

Analisis RFABS mampu menangkap

financial imbalances dan risiko

sistemik antar sektor rill (Perusaahaan

non keuangan, rumah tangga),

sektor keuangan (perbankan, institusi

keuangan non bank, dan Bank

Sentral), dan sektor publik

(pemerintah pusat dan daerah).

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 75

Analisis RFABS Gorontalo

Berdasarkan pada analisis RFABS, total aset Gorontalo didominasi oleh aset keuangan dimana

pada triwulan II 2018 pangsanya mencapai 68,45% dari total aset, meski menurun dari

triwulan I 2018 yang mencapai 77,17%. Jenis aset keuangan yang paling besar adalah

pinjaman (loan), yang pada triwulan II 2018 meningkat menjadi sebesar 56% dari 41% pada

triwulan I 2018. Pada triwulan II 2018 pangsa aset berupa kepemilikan saham mengalami

penurunan yang signifikan dari 33% menjadi 2%.

Matrix Analysis Triwulan I dan II 2018 Provinsi Gorontalo

Matrix analysis adalah bentuk analisis untuk mengetahui posisi suatu sektor relatif terhadap

sektor lainnya dengan menggunakan BSA8 Matrix Net Financial Position.

Matrix Net Financial Position Triwulan I 2018

Matrix Net Financial Position Triwulan II 2018

NFC HH ODC OFC LG ROI ROW TOTAL

NFC - (9.21) (123.78) - (416.19) (692.53) - (1,241.71)

HH 9.21 - (6,229.86) (15.88) (30.67) 1,432.82 - (4,834.39)

ODC 123.78 6,229.86 - (84.01) (2,185.04) 1,203.59 0.95 5,289.12

OFC - 15.88 84.01 - 0.04 - - 99.94

LG 416.19 30.67 2,185.04 (0.04) - 74.20 - 2,706.06

ROI 692.53 (1,432.82) (1,203.59) - (74.20) - - (2,018.07)

ROW - - (0.95) - - - - (0.95)

NFC 0.00% -0.03% -0.34% 0.00% -1.15% -1.91% 0.00% -3.43%

HH 0.03% 0.00% -17.21% -0.04% -0.08% 3.96% 0.00% -13.36%

ODC 0.34% 17.21% 0.00% -0.23% -6.04% 3.33% 0.00% 14.61%

OFC 0.00% 0.04% 0.23% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.28%

LG 1.15% 0.08% 6.04% 0.00% 0.00% 0.21% 0.00% 7.48%

ROI 1.91% -3.96% -3.33% 0.00% -0.21% 0.00% 0.00% -5.58%

ROW 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%

Pemegang utang (Debitur)

Dalam Milyar Rupiah

Persen PDRB

Pe

me

ga

ng

Ase

t (K

red

itu

r)

8 Balance Sheet Analysis

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

76 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

a. Sektor perbankan

Pada triwulan II 2018 aset perbankan tercatat sebesar Rp5,2 triliun atau meningkat

dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp 3,8 triliun. Kepemilikan aset oleh sektor

perbankan pada triwulan II 2018 kepada sektor rumah tangga adalah sebesar Rp6,2 triliun

cukup stabil dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp6,3 triliun. Masih tingginya pangsa

kredit perbankan terhadap sektor rumah tangga sejalan dengan tingginya penyaluran

kredit konsumsi dibandingkan kredit investasi maupun modal kerja. Pada triwulan II 2018

pertumbuhan kredit konsumsi adalah 12,14% (yoy) dibandingkan kredit modal kerja

sebesar 11,02% (yoy) dan kredit investasi sebesar 7,76% (yoy).

Sementara itu, nilai aset sektor perbankan yang disalurkan pada sektor Rest of Indonesia

(ROI) meningkat menjadi Rp1,2 triliun pada triwulan II 2018 dari Rp 970 miliar pada

triwulan I 2018. Di sisi lain, kinerja kepemilikan aset perbankan pada sektor perusahaan

non keuangan adalah sebesar Rp123 miliar pada triwulan II 2018 menurun dari Rp 289

miliar pada triwulan I 2018. Terjadinya penurunan penyaluran kredit perbankan pada

sektor perusahaan non keuangan seiring dengan masih rendahnya credit appetite sektor ini

akibat level NPL yang cenderung tinggi terutama untuk lapangan usaha pertanian dan

konstruksi. Di sisi lain, kondisi iklim usaha yang belum tumbuh baik salah satunya terlihat

dari berabagai kendala usaha terkait dengan ketersediaan listrik, air dan bahan baku.

b. Sektor Pemerintah Daerah

Di sisi lain, kepemilikan aset terbesar kedua di provinsi Gorontalo adalah sektor

pemerintah, pada triwulan II 2018 sebesar Rp2,7 triliun. Berdasarkan kepemilikan asetnya,

sektor pemerintah daerah memiliki aset pada sektor keuangan dengan besar Rp 2,1 triliun

pada triwulan II 2018 menurun dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp 3,7 triliun.

Kepemilikan aset pemda berupa equity atau saham terhadap Lembaga perbankan daerah

BPD SulutGo. Kerjasama antara sektor pemerintah dengan sektor perbankan BPD SulutGo

berupa aktivitas pembayaran gaji pegawai pemda, maupun pengelolaan dana

pembangunan yang berasal dari APBD.

Kepemilikan aset kedua terbesar milik sektor pemerintah daerah adalah kepada sektor

perusahaan non keuangan atau sektor riil dengan besar aset mencapai Rp 416,7 miliar

pada triwulan II 2018 mengalami penurunan dibandingkan triwulan I 2018 sebesar Rp 7,8

triliun. Penurunan aset sektor pemerintah daerah juga terjadi untuk kepemilikan aset pada

sektor rumah tangga dengan besar Rp 30,67 miliar pada triwulan II 2018 dari Rp 432 miliar

pada triwulan I 2018. Terjadinya penurunan kepemilikan aset seiring dengan tingginya

kebutuhan pemerintah daerah untuk membiayai kebutuhan belanja daerah untuk pos

belanja pegawai, belanja barang jasa dll akibat pencairan gaji ke-13 pada periode laporan

BAB 4 Stabilitas keuangan Daerah, pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 77

yang disertai dengan program pembangunan untuk mengejar realisasi pembangunan fisik

dan keuangan.

Network Analysis Triwulan I dan II 2018 Provinsi Gorontalo

Network Analysis adalah analisis keterkaitan antar institusi yang dapat berdampak pada

interlinkage disstress dalam suatu sistem keuangan menggunakan static maupun dynamic

network. Network analysys membantu untuk memahami interkoneksi dan potensi transmisi

risiko antar sektor. Potensi transmisi risiko berupa billateral exposure mencerminkan sectoral

balance sheet yang saling terkoneksi dan berpotensi memincu peningkatan risiko sistemik saat

terjadi shock pada satu sektor.

Network Net Transaksi Triwulan I 2018 Network Net Transaksi Triwulan II 2018

a. Sektor Perbankan

Terjadi perubahan net transaksi sektor perbankan pada triwulan I 2018 dari net lending

menjadi net borrowing pada triwulan II 2018. Pada triwulan I 2018, sektor perbankan

sebagai net lending banyak menyalurkan kredit kepada sektor rumah tangga, sektor

ROI, dan sektor perusahaan non keuangan. Lebih dalam terlihat bahwa pada credit

appetite perbankan terhadap jenis kredit konsumsi sektor rumah tangga masih

mendominasi sejalan dengan tingginya daya beli masyarakat akibat panen melimpah.

Pada triwulan II 2018 terjadi perubahan sektor perbankan menjadi net borrowing

sebesar Rp 903,2 miliar terutama untuk pendanaan yang berasal dari pemerintah

daerah, sektor rumah tangga, sektor IKNB, dan pendanaan asing. Komponen

pendanaan dari pemerintah daerah sebagai holder of liability terbesar di sektor

perbankan sebesar Rp 974,12 miliar sejalan dengan adanya transfer dana untuk

keperluan pembangunan. Di sisi lain, terjadinya aliran dana dari rumah tangga kepada

sektor perbankan pada triwulan II 2018 seiring dengan tingkat konsumsi yang tumbuh

namun terkendali mendorong peningkatan porsi DPK sebesar 7,06% (qtq).

BAB 4 Stabilitas Keuangan Daerah, Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM, Penyelenggaraan Sistem Pembayaran, dan Pengelolaan Uang Rupiah

78 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

b. Sektor Pemerintah Daerah

Pada triwulan I dan II 2018 transaksi pemerintah daerah tercatat sebagai net lender

dengan jumlah transasksi pada triwulan II 2018 sebesar Rp 1,02 triliun. Sektor

pemerintah daerah menyalurkan dana terutama kepada sektor perbankan untuk

keperluan pembangunan daerah. Di sisi lain, sektor pemerintah juga melakukan

kegiatan transfer dana ke sektor perusahaan non keuangan terkait dengan pembayaran

berbagai proyek pembangunan pemerintah dan keperluan lainnya dengan besar

mencapai Rp 24,74 miliar.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 79

5 BAB 5 : KETENAGAKERJAAN DAN

KESEJAHTERAAN

Kondisi ketenagakerjaan Gorontalo pada triwulan III 2018 menurun dibandingkan

periode sebelumnya seiring dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Menurunnya kondisi

ketenagakerjaan disebabkan oleh peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dan

penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Indikasi peningkatan kondisi

ketenagakerjaan tersebut sejalan dengan perlambantan pada lapangan usaha utama di

Gorontalo yaitu LU pertanian.

Pada triwulan III 2018, daya beli masyarakat masih solid meskipun terjadi penurunan

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) karena faktor musiman. Kembali normalnya tingkat konsumsi

masyarakat pasca puncak konsumsi akibat pola musiman rangkaian HBKN yang jatuh di

triwulan sebelumnya mendorong penurunan ITK. Namun demikian, optimisme masyarakat

masih cukup solid. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa level

optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga. Hal ini tercermin

dari IKE dan IEK yang masih di atas level optimis 100. Masih tingginya nilai IEK tersebut juga

mengindikasikan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi

kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan terciptanya kesinambungan

dalam tingkat konsumsi masyarakat ke depan.

Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode Maret 2018 turut diiringi dengan

perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo

hingga Maret 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 198,51 ribu jiwa atau sebesar

16,81% dari jumlah penduduk. Sejalan dengan hal tersebut rasio gini Gorontalo pada Maret

2018 juga membaik menjadi 0,40 dari 0,41 di September 2017. Perbaikan tingkat ketimpangan

tersebut mencerminkan perbaikan kualitas pembangunan yang lebih merata.

5.1 KETENAGAKERJAAN

Kinerja ketenagakerjaan Gorontalo pada triwulan III 2018 melambat dibandingkan

periode sebelumnya seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Perlambatan

kondisi ketenagakerjaan tercermin dari penurunan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)

dan peningkatan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada triwulan berjalan. Jumlah angkatan

kerja Gorontalo hingga Agustus 2018 tercatat sebesar 578.880 orang dengan TPAK sebesar

67,34%. Tingkat partisipasi tersebutmenurun dibandingkan periode Februari 2018 yang sebesar

622.395 orang dengan TPAK sebesar 72,90%. Penurunan TPAK disebabkan karena terjadinya

penurunan jumlah penduduk angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja tapi tidak diiringi

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

80 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

dengan jumlah penduduk usia kerja yang masuk ke pasar kerja. Sedangkan untuk penduduk

bukan angkatan kerja pada Agustus 2018 tercatat mengalami peningkatan sebanyak 49.365

dibandingkan Februrari 2018.

Hasil dari Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada

triwulan III 2018 menunjukkan hasil yang searah dengan kondisi ketenagakerjaan. Lapangan

usaha seperti pertanian, PHR, pengangkutan, dan industri pengolahan mengkonfirmasi

terjadinya penurunan realisasi jumlah tenaga kerja pada triwulan berjalan. Dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, kinerja realisasi tenaga kerja LU pertanian pada triwulan III 2018

menurun dari 0,77% menjadi 0,35% seiring dengan terjadinya perlambatan kegiatan usaha

pertanian karena penurunan hasil panen dan kekeringan lahan. Di sisi lain, kinerja realisasi

tenaga kerja LU PHR juga menurun dari 5,36% menjadi 0,68 pada triwulan III 2018 akibat dari

berakhirnya rangkaian HBKN. Penurunan penyerapan tenaga kerja secara umum seiring dengan

kondisi ekonomi Gorontalo yang mengalami perlambatan, khususnya dipengaruhi oleh kembali

normalnya permintaan masyarakat pasca perayaan Idul Fitri di triwulan II 2018 yang

berpengaruh pada aktivitas ekonomi masyarakat.

Grafik 5.1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Grafik 5.2. Perkembangan Realisasi Jumlah Karyawan per Sektor Usaha (SKDU)

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Terjadinya penurunan realisasi penyerapan tenaga kerja hasil dari SKDU Provinsi

Gorontalo pada triwulan III 2018 sejalan dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia pada

September 2018. Berdasarkan hasil survei konsumen, indeks ketersediaan lapangan kerja pada

triwulan III 2018 tercatat mengalami penurunan menjadi sebesar 100,09 dari triwulan

sebelumnya sebesar 133,33. Penurunan ketersediaan lapangan kerja juga berhubungan dengan

penurunan penghasilan rumah tangga dengan sebesar 119,79 pada triwulan III 2018 dari

161,67 di triwulan II 2018.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 81

Tabel 5.1 Klasifikasi Pekerjaan Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Lebih lanjut, peran sektor informal terhadap penyerapan tenaga kerja di Gorontalo

hingga Agustus 2018 masih dominan, terutama yang berasal dari sektor UMKM. Porsi tenaga

kerja informal di Gorontalo mencapai 61,27% atau 340.375 orang, menurun dari Februari

2018 yang mencapai 62,34% atau sebanyak ......orang. Perkembangan sektor informal tersebut

sejalan dengan dari rata-rata pertumbuhan kredit UMKM yang menurun dari triwulan

sebelumnya. Sementara itu, porsi tenaga kerja sektor formal cenderung meningkat dari bulan

Februari 2018 yakni dari 37,66% atau 225.901 orang menjadi 38,73% atau 215.158 orang.

Meskipun secara pangsa mengalami peningkatan, secara nominal jumlah karyawan formal

mengalami penurunan seiring dengan masih belum berkembangnya pertumbuhan sektor

industri dan jasa di Provinsi Gorontalo.

Ke depan, berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia pada triwulan III 2018

kondisi ketersediaan lapangan kerja diperkirakan masih belum optimal, meskipun tingkat

pendapatan mengalami peningkatan. Perkiraan ketersediaan lapangan kerja ke depan

mengalami penurunan dengan indeks sebesar 121,48 dibandingkan triwulan lalu sebesar

133,33. Hal ini sejalan dengan masih tingginya risiko terganggunya kinerja lapangan usaha

pertanian akibat kondisi cuaca maupun sistem irigasi pertanian yang masih terganggu

dibeberapa lokasi

Grafik 5.3 Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ke depan

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

82 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

5.1.1 PENGANGGURAN

Tingkat pengangguran Provinsi Gorontalo pada Agustus 2018 tercatat sebesar 4,03%,

meningkat dibandingkan Februari 2018 sebesar 3,62%. Peningkatan TPT di Gorontalo

didorong oleh perlambatan penyerapan tenaga kerja dibeberapa sektor utama. Hasil liaison

Bank Indonesia kepada pelaku usaha menyatakan bahwa minimnya kegiatan penambahan

jumlah pegawai seiring penurunan permintaan domestik untuk lapangan usaha utama seperti

pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi. Penurunan realisasi tenaga

kerja tersebut, diiringi dengan penurunan pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja di

Gorontalo pada triwulan III 2018 yang tercermin pada Indeks penghasilan dari hasil Survei

Konsumen Bank Indonesia sebagaimana dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Hasil survei

kondisi dunia usaha juga menunjukan tren perlambatan pada realisasi tenaga kerja lapangan

usaha pada triwulan III 2018 sebesar 21,23% dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 26,09%.

Grafik 5.4 Indeks Ketenagakerjaan dan Penghasilan Saat ini

Grafik 5.5 Jumlah Karyawan Dunia Usaha Gorontalo

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Sumber: SKDU, BI

Secara spasial, penyumbang penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada

Agustus 2018 adalah TPT perkotaan sebesar 5,08% dibandingkan Februari 2018 sebesar

4,36%. Hal ini selaras dengan informasi mengenai penyumbang penurunan penyerapan

ketenagakerjaan lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi, jasa keuangan, dan konstruksi

yang terfokus di wilayah perkotaan. Berdasarkan pada tingkat pendidikan, penurunan

penyerapan tenaga kerja terbesar adalah pada level pendidikan SMK untuk kebutuhan tenaga

kerja pada karya yang bergerak dari 4,48% pada Februari 2018 menjadi 12,06% pada Agustus

2018.

Sejalan dengan tingginya tingkat pengangguran di perkotaan, berdasarkan tingkat

pendidikan, TPT tertinggi terdapat pada tingkat SMK, SMA dan perguruan tinggi yang masing-

masing tercatat sebesar 12,06%, 9,06% dan 5,73% sedangkan tingkat pendidikan rendah

yakni SMP dan SD masing-masing tercatat sebesar 2,16% dan 1,47%. Karakteristik

perekonomian Provinsi Gorontalo yang ditopang oleh sektor informal menyebabkan

banyaknya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi pekerja berpendidikan rendah. Selain itu,

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 83

tenaga kerja berpendidikan rendah cenderung menerima apapun jenis pekerjaan yang

tersedia.

Grafik 5.6 Tingkat Pengangguran

Sumber: BPS Provinsi Gorontal

Grafik 5.7 Pengangguran Menurut Daerah

Sumber: BPS Provinsi Gorontal

5.2 KESEJAHTERAAN

5.2.1 DAYA BELI MASYARAKAT

Pada triwulan III 2018, daya beli masyarakat masih solid meskipun terjadi penurunan

Indeks Tendensi Konsumen (ITK) karena faktor seasonal. Di triwulan III 2018, ITK tercatat

sebesar 98,79 atau menurun dibandingkan triwulan II 2018 sebesar 133,2. Kembali normalnya

tingkat konsumsi masyarakat pasca puncak konsumsi akibat pola musiman rangkaian HBKN

yang jatuh di triwulan sebelumnya mendorong penurunan ITK. Namun demikian, optimisme

masyarakat masih cukup solid. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia mengindikasikan bahwa

level optimisme konsumen Gorontalo pada triwulan III 2018 masih tetap terjaga. Hal ini

tercermin dari IKE dan IEK yang masih di atas level optimis 100. Indeks IKE dan IEK pada

triwulan III 2018 tercatat sebesar sebesar 121,71 dan 111,4. Masih tingginya nilai IEK tersebut

juga meindikasikan ekspektasi masyarakat terhadap ketersediaan lapangan kerja dan ekspektasi

kondisi ekonomi ke depan akan meningkat sehingga diharapkan terciptanya kesinambungan

dalam tingkat konsumsi masyarakat ke depan.

Grafik 5.8 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

Menurut Variabel Pembentuknya Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Grafik 5.9 Indeks Tendensi Konsumen (ITK)

di Sulawesi

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

84 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

5.2.2 NILAI TUKAR PETANI

Tingkat kesejahteraan petani pada triwulan III 2018 meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya, tercermin dari penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) Gorontalo. NTP Gorontalo

meningkat 1,96% (qtq), yaitu dari 103,68 menjadi 105,71. Peningkatan tersebut disebabkan

oleh kenaikan indeks harga yang diterima (It) lebih besar dibandingkan dengan indeks harga

yang dibayar (Ib). Indeks diterima tercatat (It) naik 1,16% (qtq) sementara indeks yang dibayar

(Ib) turun -1,42% (qtq).

Indeks harga yang diterima (It) petani menggambarkan fluktuasi harga komoditas

pertanian yang dihasilkan oleh petani. Nilai It petani di Gorontalo pada triwulan ini sebesar

137,53, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 134,84, atau meningkat

1,16%. Kenaikan Indeks harga yang diterima diperkirakan didukung oleh kenaikan harga Harga

Gabah Kering Giling (GKG) baik di level petani maupun penggilingan. Selain itu masih baiknya

harga komoditas utama mendorong kenaikan It pada periode laporan.

Sementara itu, Indeks Harga yang dibayar (Ib) petani menggambarkan fluktuasi harga

barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, serta fluktuasi harga barang dan

jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada triwulan III 2018, Ib petani

menurun menjadi 130,11 dari triwulan sebelumnya 131,53, atau menurun -1,42% (qtq).

Penurunan tersebut salah satunya didorong oleh stabil dan rendahnya tingkat inflasi khususnya

di daerah pedesaan Gorontalo seiring dengan penurunan harga hampir di seluruh kelompok

bahan makanan, makanan jadi, sandang, kesehatan dan transportasi. Dengan demikian,

kanaikan It yang lebih tinggi dibandingkan kenaikan Ib, mendorong nilai NTP Gorontalo lebih

tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

I II III IV I II III IV I II III

Nilai Tukar Petani (NTP) 104,89 105,57 105,6 105,95 104,43 105,22 105,48 105,38 103,1 103,68 105,71

Indeks yang Diterima (It) 130,41 130,49 130,93 131,89 132,11 134,21 134,24 132,94 132,78 136,37 137,53

Indeks yang Dibayar (Ib) 124,34 123,61 123,99 124,49 126,51 127,55 127,27 126,15 128,79 131,53 130,11

1. Tanaman Padi dan palawija 107,4 107,44 107,95 111,15 105,29 108,55 108,3 110,61 105,61 106,37 109,86

2. Holtikultura 121,83 117,42 113,49 112,5 116,78 113,44 112,05 106,68 107,72 108,28 107,47

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 95,21 97,10 98,1 98,29 97,5 100,18 102,56 103,91 99,25 99,18 102,13

4. Peternakan 100,49 103,57 104,69 102,61 101,67 101,2 101,47 100,47 100,81 101,87 103,29

5. Perikanan 99,66 102,53 102,36 102,65 103,18 100,59 100,53 101,22 100,9 100,78 102,19

2018NTP

2016 2017

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, diolah

Tabel 5.2. Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 85

Grafik 5.10 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Grafik 5.11 Perkembangan NTP Provinsi Gorontalo per

Subsektor

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo

Jika dilihat per subsektornya, peningkatan nilai tukar petani didorong oleh peningkatan

nilai tukar petani padi dan palawija yang tercatat sebesar 109,86 pada triwulan III 2018.

Peningkatan tersebut didorong oleh kenaikan harga adalah gabah, jagung, dan kacang tanah.

Selain itu, gencarnya bantuan pemerintah terhadap petani dalam penyediaan Alat Produksi

Pertanian (Alsitan) dan sarana Produksi Pertanian (Saprona) mendorong penurunan biaya

produksi. Selanjutnya, nilai tukar petani yang mengalami peningkatan adalah nilai tukar

peternakan, perikanan dan tanaman perkebunan rakyat yang masing-masing tercatat sebesar

103,29, 102,19 dan 102,13. Sementara itu, meskipun masih surplus (di atas nilai 100) nilai

tukar petani holtikultura menurun dari 108,28 menjadi 107,47 seiring dengan harga jual cabai

rawit dan tomat yang menurun karena tingginya pasokan.

5.2.3 KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (RASIO INDEKS GINI)

Perbaikan tingkat kemiskinan Gorontalo pada periode Maret 2018, diiringi

dengan perbaikan kondisi ketimpangan pendapatan. Jumlah penduduk miskin di Provinsi

Gorontalo hingga Maret 2018 mengalami penurunan menjadi sebanyak 198,51 ribu jiwa atau

sebesar 16,81% dari jumlah penduduk. Sejalan dengan hal tersebut rasio gini Gorontalo pada

Maret 2018 juga membaik menjadi 0,40 dari rilis BPS pada September 2017 sebesar 0,41.

Perbaikan tingkat ketimpangan tersebut mencerminkan perbaikan kualitas pembangunan yang

lebih merata.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

86 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 5.12 Perkembangan Rasio Gini Gorontalo

Grafik 5.13 Perkembangan Kemiskinan Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Namun, perbaikan kondisi kemiskinan di Gorontalo masih diiiringi dengan ketimpangan

distribusi pendapatan9, . Pada periode Maret 2018, 20% penduduk dengan pendapatan

tertinggi mempunyai porsi pendapatan sebesar 44,88% (terhadap total pendapatan),

sedangkan 40% berpendapatan menengah mempunyai porsi sebesar 38,83% dan 40%

berpendapatan rendah hanya mempunyai porsi sebesar 16,30%. Hal tersebut menunjukan

distribusi pendapatan di Gorontalo dikuasai oleh high income people.

Meski demikian, ketimpangan distribusi pendapatan tersebut cenderung membaik. Hal

ini terlihat dari bentuk kurva Lorenz10 yang mendekati perfect distribution line. Terjadi

peningkatan distribusi pendapatan 40% penduduk berpendapatan terendah dari porsi

pendapatan sebesar 14,58% (terhadap total pendapatan) pada periode Maret 2017 menjadi

15,72% di Maret 2018. Sementara itu, 40% penduduk berpendapatan menengah juga

mengalami peningkatan porsi pendapatan dari 37,02% di tahun 2017 menjadi 38,03% di

tahun 2018, sedangkan penguasan pendapatan oleh 20% penduduk berpendapatan tertinggi

menurun dari 48,40% di tahun 2017 menjadi 46,25% di tahun 2018.

9 Merujuk pada konsep perhitungan Bank Dunia, BPS menghitung distribusi pendapatan dengan membagi populasi menjadi tiga kelompok,

yakni 20% penduduk dengan pendapatan tertinggi (High income), 40% penduduk dengan pendapatan menengah (middle income) dan 40% dengan pendapatan terendah (low income). 10

Kurva Lorenz (Max O. Lorenz, 190%) merupakan diagram yang menggambarkan distribusi kumulatif pendapatan menurut kelompok

penduduk. Semakin dekat Kurva Lorenz dengan garis diagonal, menyiratkan distribusi pendapatan yang semakin merata. Sebaliknya, kurva yang semakin jauh dari garis diagonal menunjukan distribusi pendapatan penduduk yang semakin timpang.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 87

Grafik 5.14 Porsi Distribusi Pendapatan Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Grafik 5.15 Kurva Lorenz Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Di daerah pedesaan Gorontalo, ketimpangan pendapatan pada tahun 2018 juga

membaik dibandingkan tahun 2017. Hal ini terlihat dari kurva lorenz yang mendekati perfect

distribution. Penguasan pendapatan oleh 40% penduduk berpendapatan terendah meningkat

dari 15,57% di tahun 2017 menjadi 16,58% di tahun 2018. Sementara itu, 40% penduduk

berpendapatan menengah juga mengalami peningkatan dari 38,62% di tahun 2017 menjadi

39,15% di tahun 2018, sedangkan 20% penduduk berpendapatan tinggi menurun dari

45,81% menjadi 44,27%. Namun demikian, distribusi pendapatan di daerah pedesaan masih

dikuasai oleh high income people.

Grafik 5.16 Porsi Distribusi Pendapatan Pedesaan Gorontalo (% thd total)

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Grafik 5.17 Kurva Lorenz Pedesaan Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Sementara di daerah perkotaan, ketimpangan distribusi pendapatan pada tahun 2018

cenderung membaik dibandingkan 2017. Hal ini terlihat dari kurva lorenz yang mendekati

perfect distribution. Penguasan pendapatan oleh 40% penduduk berpendapatan terendah

meningkat dari 15,29% di tahun 2017 menjadi 16,30% di tahun 2018. Sementara itu, 40%

penduduk berpendapatan menengah juga mengalami peningkatan dari 36,80% di tahun 2017

menjadi 38,83% di tahun 2018, sedangkan 20% penduduk berpendapatan tinggi menurun

dari 47,91% menjadi 44,88%. Sehingga sama halnya dengan daerah pedesaan, distribusi

pendapatan di daerah pedesaan masih dikuasai oleh high income people.

BAB 5 Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

88 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Grafik 5.18 Porsi Distribusi Pendapatan Perkotaan Gorontalo (% thd total)

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Grafik 5.19 Kurva Lorenz Perkotaan Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

Untuk mencapai pemerataan pembangunan yang lebih berkualitas dan pertumbuhan

ekonomi yang lebih inklusif diperlukan upaya pemerintah untuk memperbaiki aspek

pemerataan (equity) dalam distribusi pendapatan. Perbaikan tersebut dapat dilakukan dengan

dengan intervensi langsung untuk pembangunan modal manusia. Peran aktif pemerintah

dibutuhkan untuk dapat menjamin seluruh penduduk agar dapat mengakses kebutuhan

mendasar agar mampu mengembangkan potensinya. Hal ini, tercermin dari perkembangan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Dalam perkembangannya, IPM Gorontalo terus meningkat

setiap tahunnya dan pada tahun 2017 mencapai 67,01. Namun demikian, level IPM Gorontalo

tersebut termasuk ke dalam kategori menengah ke bawah atau lebih rendah dibandingkan

dengan provinsi lain di wilayah Sulawesi, Maluku dan Papua (table 6.1). Oleh karena itu,

diperlukan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan kualitas pengembangan manusia

seperti memperbaiki kualitas pendidikan, kesehatan dan pendapatan, sehingga kesejahteraan

akan merata dan jurang kesenjangan antara kaya dan miskin dapat dipersempit.

Tabel 5.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gorontalo

Sumber: BPS Gorontalo, diolah

BAB 6 Prospek Perekonomian

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 89

6 BAB 6: PROSPEK PEREKONOMIAN Untuk keseluruhan tahun, kinerja perekonomian Gorontalo di tahun 2018 diperkirakan

akan lebih baik dibandingkan tahun 2017 dengan tingkat pertumbuhan pada kisaran 6,5%-

6,9% (yoy). Sumber utama peningkatan pertumbuhan ekonomi Gorontalo pada tahun 2018

berasal dari peningkatan permintaan domestik yaitu konsumsi dan investasi. Konsumsi rumah

tangga diperkirakan tumbuh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya seiring meningkatnya

pendapatan masyarakat bersumber dari peningkatan kinerja pertanian sebagai lapangan usaha

utama, peningkatan UMP, peningkatan aktivitas ekonomi secara umum, dan terjaganya

tekanan inflasi. Di sisi lain, peningkatan kinerja investasi terutama akan didorong oleh adanya

pembangunan proyek strategis yaitu PLTU Sulbagut I yang mempunyai nilai cukup besar, serta

adanya base year effect akibat terbatasnya nilai investasi di tahun 2017.

Memasuki tahun 2019, perekonomian pada triwulan I 2019 diperkirakan akan lebih

rendah di bandingkan dengan triwulan IV 2018 dan berada pada rentang 6,2%-6,4% (yoy).

Relaksasi perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan terjadi sesuai dengan

siklusnya seiring dengan berakhirnya puncak konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah

di akhir tahun 2018. Selain itu, kinerja investasi diperkirakan masih belum optimal seiring

dengan masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah dan sikap investor yang masih wait

and see di awal tahun terutama jelang pilpres 2019.

Di tahun 2019, perekonomian Gorontalo secara keseluruhan tahun diperkirakan akan

meningkat dan berada pada kisaran 6,7%-7,1%. Sumber utama pertumbuhan ekonomi

diperkirakan terutama akan didorong oleh permintaan domestik seiring dengan peningkatan

konsumsi karena pelaksaan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019 dan masih berlanjutnya proyek

strategis nasional. Namun demikian, sektor eksternal khususnya ekspor luar negeri diperkirakan

masih belum akan pulih seiring dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang stagnan di tengah

perbaikan perekonomian nasional.

Dari sisi inflasi, secara keseluruhan tahun 2018, inflasi Gorontalo diperkirakan akan lebih

rendah dari 2017 dan berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%.

Penurunan tekanan Inflasi dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food dan inflasi

administered price di tengah inflasi inti yang cenderung meningkat. Peningkatan inflasi inti

diperkirakan sejalan peningkatan asumsi makro yang lebih tinggi dari 2017. Sementara itu,

tidak adanya kebijakan strategis pemerintah terkait kenaikan tarif dan semakin intensifnya

peran TPID di Gorontalo dalam menjaga inflasi terutama dari sisi supply diperkirakan akan

mendorong penurunan inflasi volatile food dan administered price.

Pada triwulan I 2019, laju inflasi diperkirakan akan meningkat namun masih dalam

kisaran yang terkendali yakni sekitar 3,5%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama

didorong oleh inflasi inti dan administered prices di tengah inflasi volatile food yang relatif

BAB 6 Prosepek Perekonomian

90 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

terkendali. Peningkatan tekanan inflasi inti didorong oleh adanya pilpres pada tahun 2019 dan

juga kenaikan UMP pada tahun 2019 yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat.

Sementara itu, masuknya periode panen raya tanaman pangan dan hortikultura akan

mendorong peningkatan pasokan sehingga inflasi volatile food relatif terjaga. Meskipun

demikian, terdapat risiko terjadinya el-nino (rendah) yang dapat menggangu kinerja sektor

pertanian.

Sementara itu, inflasi tahun 2019 diperkirakan masih stabil dalam sasaran nasional

3,5±1%. Namun, terdapat beberapa risiko yang masih harus diwaspadai. Dari sisi administered

prices, terdapat risiko kenaikan harga BBK (Bahan Bakar Khusus/non subsidi) akibat tren harga

minyak dunia yang cenderung meningkat. Dari sisi inflasi inti, terdapat risiko passthrough

kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan. Selain itu, terdapat risiko

memburuk ekspektasi inflasi apabila Pilpres 2019 berjalan kurang lancar. Dari sisi volatile food,

terganggunya pasokan pangan akibat adanya potensi la-nina terutama diawal tahun 2019

menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan.

6.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI

Melihat prospek dan risiko ke depan, perekonomian Gorontalo untuk keseluruhan

tahun 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun 2017 dengan tingkat pertumbuhan

pada kisaran 6,5%-6,9% (yoy). Pertumbuhan tersebut diperkirakan akan ditopang oleh

konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, ekspor, dan investasi. Sedangkan dari sisi

penggunaan, lapangan usaha yang akan mengalami peningkatan adalah lapangan usaha

pertanian, lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha konstruksi.

Konsumsi rumah tangga di tahun 2018 diperkirakan meningkat dibandingkan tahun

sebelumnya. Peningkatan konsumsi rumah tangga terutama didorong oleh meningkatnya

pendapatan masyarakat seiring peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) pertanian seiring

upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi dan ekspor komoditas pertanian yaitu jagung

pipilan. Peningkatan LU pertanian tersebut juga didorong oleh perbaikan penerimaan ekspor

seiring dengan kembali bergeliatnya ekspor jagung ke Filipina. Selain itu, perbaikan kinerja

sektor utama seperti konstruksi dan perdagangan juga menopang tingkat penerimaan

masyarakat dari sisi sektoral. Optimisme konsumen juga diperkirakan akan meningkat di sisa

tahun 2018 seiring dengan perayaan Natal dan Tahun Baru. Konsumsi LNPRT pada tahun 2018

juga diperkirakan akan meningkat dari tahun 2017 seiring dengan pelaksanaan PILKADA di

beberapa daerah di Provinsi Gorontalo.

Dari sisi pemerintah, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan meningkat dari tahun

sebelumnya seiring dengan optimalisasi belanja pemerintah khususnya penyelesaian

pembangunan infrastruktur strategis. Selain itu, proses transfer DAU/DAK dari Pemerintah Pusat

BAB 6 Prospek Perekonomian

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 91

yang tidak menghadapi kendala juga diperkirakan akan meningkatkan realisasi belanja di sisa

akhir tahun 2018.

Seiring dengan peningkatan belanja pemerintah, kinerja investasi di tahun 2018 juga

diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan investasi terutama akan

didorong oleh investasi bangunan seiring dengan gencarnya realisasi proyek infrastruktur

strategis. Sementara itu, di sisi swasta, investasi non-bangunan juga diperkirakan akan

meningkat. Ekspektasi peningkatan investasi swasta tersebut tercermin dari hasil liaison di

beberapa kontak Bank Indonesia yang menyatakan akan merealisasikan investasi akhir tahun

2018. Realisasi proyek infrastruktur yang tepat waktu dan membaiknya kinerja sektor eksternal

telah menciptakan persepsi positif akan iklim investasi di Gorontalo. Hal tersebut juga

diakomodasi oleh reformasi birokrasi yang terus diupayakan oleh pemerintah. Pembiayaan yang

memadai juga menunjang realisasi investasi pada periode mendatang.

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor di tahun 2018 diperkirakan membaik seiring dengan

perbaikan harga komoditas pangan yang disertai dengan mulai menggeliatnya ekspor jagung

dengan tujuan utama ke Filipina setelah vakum selama 2 tahun. Selain itu, juga terdapat

komoditas yang secara konsisten di ekspor dari Gorontalo yaitu gula tetes dengan tujuan

Vietnam dan Thailand. Komoditas lainnya seperti hasil laut berupa ikan tuna juga di ekspor dari

Gorontalo dengan tujuan negara-negara di Asia Timur Seperti Hongkong, Taiwan dan Jepang.

Dari sisi lapangan usaha, peningkatan kinerja ekonomi Gorontalo pada tahun 2018

masih didominasi oleh 4 sektor utama yaitu pertanian, konstruksi, dan perdagangan, dan

administrasi pemerintah. Kinerja sektor pertanian diperkirakan akan stabil sejalan dengan

program pemerintah yang menerapkan musim panen yang terus berlangsung di sepanjang

tahun sehingga produksi pertanian akan tetap terjaga. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah

berupa program pengaturan pola tanam yakni

menjaga kontinuitas kegiatan pertanian sepanjang tahun. Selain itu, tingginya intensi

pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi ditandai dengan tingginya penyaluran

bantuan dalam bentuk alat atau benih diharapkan mampu menahan perlambatan produksi

lebih lanjut. Meningkatnya kinerja konsumsi domestik pada tahun 2018 akibat adanya

pelaksanaan PILKADA dibeberapa daerah, menjadi faktor pendorong utama terhadap

peningkatan kinerja lapangan usaha perdagangan dan administrasi pemerintahan. Sementara

itu, peningkatan kinerja lapangan konstruksi terutama terkait upaya percepatan realisasi

berbagai proyek pemerintah dan juga belanja modal pemerintah.

Memasuki tahun 2019, perekonomian pada triwulan I 2019 diperkirakan akan lebih

rendah di bandingkan dengan triwulan IV 2018 dan berada pada rentang 6,2%-6,4% (yoy).

perlambatan perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan terjadi sesuai dengan

siklusnya seiring dengan berakhirnya puncak konsumsi baik rumah tangga maupun pemerintah

BAB 6 Prosepek Perekonomian

92 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

di akhir tahun 2018. Selain itu, kinerja investasi diperkirakan masih belum optimal seiring

dengan masih rendahnya realisasi belanja modal pemerintah dan sikap investor yang masih wait

and see di awal tahun terutama menjelang pilpres 2019.

Dari sisi konsumsi, daya beli masyarakat diperkirakan masih solid dan cenderung akan

stabil seiring dengan mulai meningkatnya konsumsi LNPRT karena persiapan Pilpres di triwulan

ke II 2019. Selain itu kenaikan UMP di 2019 juga mendorong tingkat optimisme konsumsi

masyarakat. Hal tersebut ditandai dengan hasil survei konsumen Bank Indonesia yang

menunjukan bahwa konsumen masih tetap optimis dalam memandang kondisi ekonomi,

penghasilan, dan lapangan pekerjaan di awal tahun 2019.

Sejalan dengan polanya, kinerja konsumsi pemerintah diperkirakan menurun. Pada

triwulan I 2019, tingkat realisasi anggaran pemerintah yang belum optimal mendorong

terhambatnya pertumbuhan konsumsi pemerintah. Meskipun demikian, monitoring realisasi

anggaran yang terus dilaksanakan secara intensif diperkirakan dapat menjaga realisasi konsumsi

pemerintah.

Belum optimalnya realisasi belanja pemerintah juga diperkirakan turut menekan kinerja

investasi pemerintah. Proses pengadaan yang pada umumnya tidak terjadi di awal tahun

menyebabkan tidak optimalnya capaian investasi pemerintah pada periode mendatang. Kendati

demikian, realisasi belanja infrastruktur strategis yang terus dilakukan seiring dengan komitmen

pemerintah untuk terus menyempurnakan kualitas infrastruktur yang ada diperkirakan mampu

menahan penurunan kinerja investasi lebih lanjut. Ekspektasi peningkatan investasi dari sisi

swasta juga masih cukup kuat, tercermin dari beberapa kontak liaison yang menyatakan

rencananya untuk merealisasikan investasi berupa barang modal pada periode mendatang,

antara lain upaya peningkatan luas lahan serta pengadaan mesin.

Dari sisi lapangan usaha, perekonomian Gorontalo pada triwulan I 2019 diperkirakan

didukung oleh kinerja kategori pertanian yang masih baik. Sementara itu, kinerja kategori

konstruksi dan perdagangan diperkirakan melambat. Sementara, masuknya periode panen raya

tanaman pangan dan hortikultura akan mendorong kinerja kategori pertanian pada

pertengahan triwulan I 2019. Meskipun demikian, terdapat risiko terjadinya el-nino (rendah)

yang dapat menggangu kinerja sektor pertanian. Ekspektasi akan meningkatnya permintaan,

terutama dari sisi domestik meningkatkan kinerja kategori industri pengolahan. Meningkatnya

kapabilitas industri pendukung seperti listrik diperkirakan mampu menunjang aktivitas industri.

Peningkatan aktivitas industri juga dilakukan untuk meningkatkan stok dalam rangka

menyambut Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang jatuh pada triwulan II 2019.

Kinerja LU konstruksi di triwulan I 2019 diperkirakan tumbuh melambat sejalan dengan

proses pengadaan proyek infrastruktur pemerintah yang cenderung lambat di awal tahun.

BAB 6 Prospek Perekonomian

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 93

Meskipun demikian, masih berlanjutnya proyek infrastruktur strategis diharapkan mampu

menahan semakin dalamnya penurunan kinerja konstruksi. Sementara itu, kinerja lapangan

usaha utama lainnya, LU Perdagangan Besar dan Eceran (PBE), juga memiliki kecenderungan

mengalami penurunan sejalan dengan selesainya puncak aktivitas konsumsi pasca perayaan

Natal dan tahun baru.

Secara keseluruhan tahun, perekonomian Gorontalo pada tahun 2019 diperkirakan

akan meningkat dibandingkan 2018 dan berada pada kisaran 6,7%-7,1%. Sumber utama

pertumbuhan ekonomi diperkirakan terutama akan didorong oleh permintaan domestik seiring

dengan peningkatan konsumsi karena pelaksaan Pemilu Legislatif dan Presiden 2019 dan masih

berlanjutnya proyek strategis nasional. Namun demikian, pelaksaan Pemilu juga menimbulkan

ketidakpastian terhadap investor sehingga persepsi negatif terhadap investasi khususnya

investasi swasta harus terus diwaspadai.

6.2 PROSPEK INFLASI

Tekanan inflasi pada triwulan IV 2018 diperkirakan akan mengalami peningkatan tetapi

masih berada pada batas target inflasi nasional sebesar 3,5%±1% (yoy). Peningkatan tersebut

diperkirakan akan terjadi diseluruh komponen inflasi seiring dengan peningkatan aktivitas

konsumsi di akhir tahun. Dari sisi supply, masuknya musim hujan di triwulan IV 2018

diperkirakan akan mempengaruhi pasokan hortikultura dan ikan segar.

Peningkatan tekanan inflasi kelompok volatile food pada akhir tahun diperkirakan akan

dipengaruhi oleh peningkatan permintaan masyarakat seiring dengan adanya perayaan HBKN.

Peningkatan akibat HBKN terutama akan terjadi untuk permintaan komoditas cabai rawit dan

bawang merah dari baik dari Gorontalo maupun kota mitra dagang utama seperti Sulawesi

Utara. Selain itu, adanya perayaan Maulid Nabi yang secara tradisi dirayakan cukup besar di

Gorontalo akan mendorong peningkatan permintaan masyarakat terhadap beberapa komoditas

seperti tepung, minyak, gula, telur ayam ras dan daging ayam ras. Dengan adanya perbedaan

harga jual cabai rawit dan bawang merah antara Sulawesi Utara dan Gorontalo, diperkirakan

akan mengakibatkan adanya mobilisasi pasokan komoditas tersebut seiring mekanisme pasar.

Sementara itu, kecenderungan pola produksi beberapa komoditas hortikultura dan bumbu-

bumbuan yang mengalami penurunan di akhir tahun seiring tingginya curah hujan, serta

tingginya gelombang laut yang mempengaruhi usaha penangkapan ikan, menjadi faktor utama

risiko dari sisi supply.

Dari sisi kelompok administered prices, tekanan terutama akan berasal dari peningkatan

tarif angkutan dan tarif pulsa seluler. Masuknya musim libur akhir tahun mendorong

peningkatan permintaan tiket pesawat dan peningkatan frekuensi komunikasi. Selain itu, masih

adanya penyesuaian cukai rokok yang terdistribusi selama satu tahun akan mendorong inflasi

administered prices di akhir tahun. Di sisi lain, peningkatan inflasi inti terutama akan didorong

BAB 6 Prosepek Perekonomian

94 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

oleh peningkatan permintaan dan bahan baku makanan. Peningkatan tersebut diperkirakan

akan mendorong subkelompok makanan jadi dan sandang. Selain itu, depresiasi nilai tukar

diperkirakan akan mendorong tekanan imported inflation di tengah ekspektasi inflasi yang

masih cukup terkendali.

Secara keseluruhan, inflasi Gorontalo tahun 2018 diperkirakan akan lebih rendah dari

2017 dan berada di dalam rentang sasaran inflasi nasional yakni 3,5±1%. Penurunan tekanan

Inflasi dipengaruhi oleh melambatnya inflasi volatile food dan inflasi administered price di

tengah inflasi inti yang cenderung meningkat. Peningkatan inflasi inti diperkirakan sejalan

peningkatan asumsi makro yang lebih tinggi dari 2017. Sementara itu, tidak adanya kebijakan

strategis pemerintah terkait kenaikan tarif dan semakin intensifnya peran TPID di Gorontalo

dalam menjaga inflasi terutama dari sisi supply diperkirakan akan mendorong penurunan inflasi

volatile food dan administered price. Namun, risiko kenaikan inflasi masih harus terus

diwaspadai yakni kenaikan harga minyak dunia yang berpotensi mendorong peningkatan harga

BBM nonsubsidi dan tarif angkutan udara.

Pada tahun 2018, inflasi volatile food diperkirakan akan menurun dibandingkan tahun

2017. Penurunan inflasi ini merupakan hasil koordinasi dan upaya seluruh pihak dalam menjaga

pasokan pangan. Menjelang Lebaran, Tim Pengendalian Inflasi Daerah baik Provinsi maupun

Kabupaten/Kota melakukan operasi pasar di berbagai titik strategis di provinsi Gorontalo. Selain

itu, BULOG juga memastikan ketersediaan beras di sepanjang tahun 2018. TPID juga secara

langsung melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam mengendalikan tekanan

inflasi volatile food yang sempat naik di triwulan III 2018. Terkendalinya pasokan pangan

diperkirakan akan terus berlangsung hingga akhir 2018.

Dilihat selama setahun penuh, Inflasi administered prices pada tahun 2018 relatif

terkendali. Tidak adanya kebijakan strategis pemerintah terkait kenaikan tarif mendorong

penurunan inflasi administered price dibanding tahun lalu. Namun, penyesuaian harga seperti

biaya perpanjangan STNK dan cukai rokok yang terjadi di triwulan I 2018 meningkatkan

tekanan inflasi administered prices tetapi masih dalam perkiraan. Selain itu, sesuai dengan

siklusnya tekanan inflasi juga akan terjadi di akhir tahun dimana diperkirakan akan ada

penyesuaian tarif transportasi menjelang Natal dan Tahun Baru.

Inflasi inti pada tahun 2018 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.

Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat yang tercermin dari

kinerja perekonomian yang meningkat. Selain itu, depresiasi nilai tukar rupiah dan peningkatan

harga komoditas global karena meningkatnya risiko ketidakpastian kondisi perekonomian dunia

telah mendorong peningkatan inflasi inti terutama pada triwulan II dan III 2018. Namun

demikian peningkatan inflasi inti tersebut masih dalam perkiraan. Memasuki triwulan IV 2018,

BAB 6 Prospek Perekonomian

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 95

mulai stabilnya nilai tukar rupiah dan terjaganya ekspektasi inflasi diperkirakan akan mendorong

terjaganya tekanan inflasi inti hingga akhir tahun 2018. Namun, risiko kenaikan permintaan

menjelang Natal dan Tahun Baru harus tetap diwaspadai.

Pada triwulan I 2019, laju inflasi diperkirakan akan meningkat namun masih dalam

kisaran yang terkendali yakni sekitar 3,5%. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama

didorong oleh inflasi inti dan administered prices di tengah inflasi volatile food yang relatif

terkendali. Peningkatan tekanan inflasi inti didorong oleh adanya pilpres pada tahun 2019 dan

juga kenaikan UMP pada tahun 2019 yang mendorong peningkatan daya beli masyarakat.

Sementara itu, masuknya periode panen raya tanaman pangan dan hortikultura akan

mendorong peningkatan pasokan sehingga inflasi volatile food relatif terjaga. Meskipun

demikian, terdapat risiko terjadinya el-nino (rendah) yang dapat menggangu kinerja sektor

pertanian.

Secara keseluruhan tahun, inflasi tahun 2019 diperkirakan masih stabil dalam sasaran

nasional 3,5±1%. Namun, terdapat beberapa risiko yang masih harus diwaspadai. Dari sisi

administered prices, terdapat risiko kenaikan harga BBK (Bahan Bakar Khusus/non subsidi)

akibat tren harga minyak dunia yang cenderung meningkat. Dari sisi inflasi inti, terdapat risiko

passthrough kenaikan harga komoditas, khususnya terhadap bahan pangan. Selain itu, terdapat

risiko memburuk ekspektasi inflasi apabila Pilpres 2019 berjalan kurang lancar. Dari sisi volatile

food, terganggunya pasokan pangan akibat adanya potensi la-nina terutama diawal tahun

2019 menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan.

.

96 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

LAMPIRAN Ekonomi Makro-Inflasi-Perbankan

Daftar Istilah dan Singkatan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 97

1. EKONOMI MAKRO

Tabel 1.A. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi

Penggunaan (Miliar Rupiah)

I II III IV I II III IV I II III

Konsumsi Rumah Tangga 4.627 4.777 4.940 4.949 19.292 5.072 5.260 5.424 5.467 21.223 5.531 5.778 5.921

Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 51 54 56 58 220 58 61 62 65 246 67 69 69

Konsumsi Pemerintah 1.291 2.032 1.810 2.065 7.199 1.398 1.999 1.991 2.366 7.754 1.488 2.135 2.233

Pembentukan Modal Tetap Bruto 2.295 2.384 2.456 2.580 9.715 2.430 2.501 2.604 2.774 10.309 2.618 2.676 2.821

Perubahan Persediaan 307 135 151 83 676 386 155 162 85 787 405 178 194

Total Ekspor (LN + AD) 2.195 1.626 2.262 1.484 6.083 2.305 1.825 2.290 1.496 7.916 2.497 2.085 2.502

Total Impor (LN + AD) 3.073 3.272 3.319 3.146 12.810 3.241 3.403 3.564 3.373 13.581 3.445 3.694 4.122

PDRB 7.695 7.736 8.356 8.073 31.861 8.408 8.398 8.969 8.880 34.655 9.161 9.227 9.620

20172017 2018

20162016

Komponen (Rp miliar)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.B. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Pengeluaran atau Dari Sisi

Penggunaan (Miliar Rupiah)

I II III IV I II III IV I II III

Konsumsi Rumah Tangga 3.455 3.544 3.638 3.649 14.286 3.687 3.805 3.872 3.897 15.261 3.918 4.069 4.146

Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 40 42 43 45 169 44 45 47 48 184 49 50 50

Konsumsi Pemerintah 925 1.370 1.239 1.398 4.933 955 1.331 1.303 1.562 5.151 976 1.383 1.458

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.838 1.900 1.950 2.033 7.721 1.897 1.938 2.001 2.121 7.957 1.989 2.014 2.101

Perubahan Persediaan 185 78 85 46 393 211 84 88 46 429 216 94 101

Total Ekspor (LN + AD) 1.515 1.121 1.525 945 5.106 1.588 1.234 1.589 1.010 5.422 1.660 1.351 1.612

Total Impor (LN + AD) 2.235 2.337 2.343 2.187 9.102 2.238 2.341 2.440 2.290 9.310 2.282 2.411 4.284

PDRB 5.722 5.719 6.136 5.930 23.507 6.145 6.097 6.460 6.394 25.095 6.522 6.551 6.795

20172017 2018

20162016

Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

Tabel 1.C. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi

Penawaran (Miliar Rupiah)

I II III IV I II III IV I II III IV I II III

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.651 2.553 2866 2.517 10.586 2.964 2.774 3.308 2.910 11.955 3.361 3.097 3.493 3.242 13.193 3.603 3.619 3.840

Pertambangan dan Penggalian 86 93 98 98 376 90 92 96 102 380 96 96 101 107 400 101 101 104

Industri Pengolahan 279 295 304 313 1.192 320 337 340 337 1.334 333 347 359 374 1.414 381 388 389

Pengadaan Listrik dan Gas 2 3 2 3 10 3 3 4 4 13 4 4 4 4 16 4 4 4

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3 3 4 4 14 4 4 4 5 17 5 5 5 5 20 5 5 5

Konstruksi 793 845 898 990 3.526 908 938 964 1.009 3.819 921 967 1.006 1.085 3.979 988 999 1.058

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 682 729 786 802 2.998 810 874 904 896 3.484 902 992 1.029 1.020 3.943 1.040 1.056 1.104

Transportasi dan Pergudangan 417 437 464 472 1.791 463 499 510 504 1.976 493 532 534 533 2.093 530 541 551

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 146 157 166 171 640 165 179 184 189 718 189 205 209 212 816 212 213 223

Informasi dan Komunikasi 167 177 187 191 722 198 204 211 215 828 222 232 233 235 922 238 239 257

Jasa Keuangan dan Asuransi 256 265 273 283 1.077 307 323 330 357 1.316 350 363 368 409 1.490 412 415 379

Real Estate 127 132 138 145 542 149 154 156 159 618 162 164 166 169 662 171 172 175

Jasa Perusahaan 7 7 7 7 28 8 8 8 8 31 8 8 8 9 33 9 9 9

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 524 558 637 640 2.359 593 618 597 615 2.423 597 612 594 624 2.427 611 615 628

Jasa Pendidikan 275 284 305 322 1.187 313 317 319 339 1.289 338 346 370 389 1.443 388 389 417

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 239 246 257 272 1.014 277 287 289 291 1.145 292 294 308 323 1.217 324 324 335

Jasa lainnya 112 117 123 127 479 124 126 132 133 514 129 133 139 140 540 136 137 141

PDRB 6.765 6.899 7.517 7.357 28.538 7.695 7.736 8.356 8.073 31.861 8.402 8.398 8.928 8.880 34.607 9.161 9.227 9.620

20182017

20172015Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)

20152016

2016

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

98 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Tabel 1.D. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Gorontalo Atas

Dasar Harga Konstan Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha atau Dari Sisi

Penawaran (Miliar Rupiah)

I II III IV I II III IV I II III III I II III

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.034 1.992 2.151 1.849 8.026 2.127 1.980 2.362 2.072 8.541 2.380 2.185 2.474 2.275 9.314 2.481 2.494 2.633

Pertambangan dan Penggalian 68 73 76 77 294 70 72 73 78 294 74 75 79 81 308 77 76 79

Industri Pengolahan 215 222 221 225 883 229 237 238 237 942 233 240 247 253 974 256 260 261

Pengadaan Listrik dan Gas 4 4 4 4 16 4 4 5 5 18 5 5 5 5 20 5 5 5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3 3 3 3 10 3 3 3 3 12 3 3 4 4 14 4 4 4

Konstruksi 624 655 687 746 2.711 682 703 717 747 2.849 682 712 738 788 2.920 715 716 753

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 543 562 586 585 2.276 590 627 642 641 2.500 644 689 704 703 2.741 712 715 744

Transportasi dan Pergudangan 318 327 339 341 1.325 333 357 363 359 1.412 352 377 378 379 1.485 379 380 387

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 114 119 124 126 483 121 131 134 137 523 137 147 148 149 581 149 149 156

Informasi dan Komunikasi 155 159 164 167 645 171 175 180 185 711 190 198 198 200 786 202 204 218

Jasa Keuangan dan Asuransi 199 202 205 212 818 229 239 242 259 969 251 260 262 288 1.062 288 288 262

Real Estate 104 105 107 112 429 114 115 116 119 464 120 122 123 125 489 126 126 128

Jasa Perusahaan 5 5 5 5 21 6 6 6 6 23 6 6 6 6 24 6 6 6

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 464 471 517 527 1.978 487 504 483 502 1.977 487 499 484 508 1.978 497 499 508

Jasa Pendidikan 228 233 244 254 959 246 247 247 255 995 254 255 268 279 1.057 278 278 294

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 195 198 202 209 804 213 219 219 220 872 220 221 231 242 915 242 242 250

Jasa lainnya 95 97 100 101 393 99 100 104 105 406 101 104 108 109 421 105 105 108

PDRB 5.367 5.426 5.736 5.542 22.070 5.722 5.719 6.136 5.930 23.506 6.140 6.097 6.460 6.394 25.091 6.526 6.551 6.795

20182017

20172015Kategori/Lapangan Usaha (%, yoy)

20152016

2016

Sumber : BPS Provinsi Gorontalo

2. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

U M U M / T O T A L 108,24 109,32 109,62 115,26 113,96 115,98 117,72 120,22 120,5 121,65 120,98 121,78 123,79 126,20 126,32 127,07 127,29 128,51 128,58

BAHAN MAKANAN 105,24 105,98 103,77 112,27 107,16 110,37 115,89 125,01 125,4 129,54 123,43 127,98 131,67 135,37 134,73 136,29 136,41 138,39 133,91

Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 104,16 104,12 103,77 103,98 120,29 107,69 110,55 113,86 131,87 129,02 129,47 129,46 129,87 129,15 126,92 126,88 128,05 127,87 128,27

Daging dan Hasil-hasilnya 98,41 105,65 108,81 112,50 104,51 120,98 127,71 130,39 128,38 142,96 137,36 141,33 131,07 139,67 147,23 147,17 147,37 161,26 149,31

Ikan Segar 107,22 101,99 98,60 93,00 104,24 111,52 121,06 143,02 133,62 148,48 134,51 130,33 131,52 141,34 145,54 158,84 132,07 146,80 145,88

Ikan Diawetkan 116,13 111,44 115,39 110,56 114,23 103,28 111,28 104,41 118,33 108,62 109,65 109,25 118,03 115,04 119,91 115,52 118,25 118,28 113,47

Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 106,38 110,75 112,09 113,38 112,23 113,7 113,71 118,95 117,78 120,5 111,98 113,52 112,61 114,75 112,77 120,02 120,58 119,00 118,67

Sayur-sayuran 99,47 122,79 105,57 89,96 88,56 107,88 116,21 135,62 111,8 117,81 123,6 151,21 164,37 184,14 161,04 143,43 118,44 180,28 146,41

Kacang - kacangan 120,25 120,78 120,47 122,56 120,45 119,68 121,09 120,3 119,02 120,86 123,96 124,15 124,68 125,94 139,21 137,16 114,99 138,95 141,52

Buah - buahan 117,33 118,32 123,93 120,81 122,07 122,88 123,79 131,82 130,24 121,56 123,94 123,82 108,25 116,45 127,46 119,28 155,53 116,13 121,84

Bumbu - bumbuan 105,70 99,48 91,27 205,99 83,38 95,4 105,15 106,64 111,81 99,39 102,04 112,15 152,34 141,56 126,10 115,68 164,05 129,00 120,68

Lemak dan Minyak 105,59 105,26 107,82 110,81 110,17 110,56 107,19 103,29 102,77 103,78 108,21 106,68 110,56 108,74 108,67 109,77 144,30 107,09 107,82

Bahan Makanan Lainnya 110,85 115,51 111,27 114,08 113,14 114,87 112,31 116,28 116,29 116,29 119,92 119,92 119,92 123,32 119,92 119,92 173,44 128,12 136,22

MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 112,42 114,61 115,97 116,65 119,35 122,18 123,28 124,44 126,22 128,99 128,85 128,86 130,11 131,63 131,69 132,05 116,88 134,62 137,06

Makanan Jadi 115,00 116,45 117,16 117,22 120,23 121,24 121,8 122,49 122,49 122,87 123,26 123,29 123,94 125,39 125,72 126,09 100,00 127,50 129,27

Minuman yang Tidak Beralkohol 109,96 111,06 111,96 109,62 110,22 117,73 116,8 119,46 120,84 133,44 131,44 128,08 123,93 119,23 119,94 119,70 113,78 118,79 120,43

Tembakau dan Minuman Beralkohol 108,34 113,06 116,20 120,52 124,05 127,58 131,38 132,53 138,62 139,61 139,61 142,07 148,66 153,54 153,83 154,62 114,44 162,38 166,95

PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 107,46 107,99 109,64 112,21 114,25 114,42 114,34 114,86 115,44 115,35 115,49 116,12 118,12 120,51 120,69 121,42 115,98 122,01 122,56

Biaya Tempat Tinggal 107,27 107,55 108,10 109,60 110,88 110,85 110,43 110,9 111,96 111,88 111,56 112,26 112,84 113,36 113,34 114,19 114,19 114,92 115,52

Bahan Bakar, Penerangan dan Air 106,66 106,78 112,80 120,84 125,98 126,35 126,46 127,32 126,19 125,56 127,32 128,4 136,52 148,27 148,26 148,43 130,34 148,49 148,50

Perlengkapan Rumahtangga 111,14 112,28 113,96 114,64 115,30 116,01 116,59 116,79 116,97 116,99 116,99 117,24 118,24 118,30 118,49 118,28 125,85 118,51 119,32

Penyelenggaraan Rumahtangga 107,55 110,45 110,85 111,04 113,37 114,15 115,78 116,28 117,25 118,24 118,46 117,85 117,99 116,86 118,17 120,01 128,10 118,51 122,22

SANDANG 103,60 106,18 107,61 108,11 109,28 109,81 110,71 110,85 111,27 112,19 113,07 113,53 114,34 115,10 115,69 116,31 197,2 118,20 118,49

Sandang Laki-laki 102,34 105,53 107,38 108,78 110,44 110,24 110,89 110,83 110,87 111,35 112,22 113,52 115,37 115,78 116,32 116,21 151,99 118,06 119,55

Sandang Wanita 103,10 103,67 104,65 104,18 105,39 106,14 106,89 107,04 107,24 107,84 108,19 108,35 108,75 108,27 109,12 110,18 136,69 111,54 109,85

Sandang Anak-anak 102,56 107,91 108,85 110,48 111,21 111,29 112 112,85 112,87 113,18 113,56 114,46 115,77 116,51 117,05 118,61 147,99 119,91 120,18

Barang Pribadi dan Sandang Lain 109,18 109,76 112,16 110,71 111,59 113,96 116,08 115,36 117,73 121,4 124,32 122,82 121,41 123,38 125,80 125,37 87,50 129,49 131,44

KESEHATAN 108,29 110,39 110,89 112,11 113,36 113,32 114,21 115,3 117,55 118,36 120,06 120,69 122,64 125,39 125,93 127,77 142,11 127,88 128,39

Jasa Kesehatan 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 102,58 103,68 103,68 103,68 103,7 103,70 105,45 105,45 105,45 140,67 105,45 105,45

Obat-obatan 106,00 106,43 106,81 107,23 107,84 107,91 109,53 112,48 112,64 114,15 114,27 114,34 119,47 121,54 123,34 127,08 114,64 124,49 125,72

Jasa Perawatan Jasmani 110,26 119,99 120,30 121,36 135,12 136,37 138,7 142,98 159,13 159,6 155,6 159,6 159,60 168,00 172,82 172,82 100,00 173,28 173,42

Perawatan Jasmani dan Kosmetika 113,11 116,33 117,27 119,79 120,23 119,88 120,76 121,05 123 124,01 128,02 129,48 131,31 131,67 133,75 136,09 143,03 137,70 138,21

PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 101,36 102,24 103,87 104,96 106,32 106,33 107,52 108,1 108,12 108,43 108,96 109,01 109,34 109,58 111,92 111,98 130,2 113,02 121,38

Pendidikan 100,27 101,08 103,64 103,73 105,35 105,35 107,16 107,16 107,16 107,55 107,55 107,55 107,55 107,55 111,65 111,65 125,62 111,65 120,25

Kursus-kursus / Pelatihan 103,78 103,78 103,78 103,78 105,80 105,8 106,22 110,7 110,7 110,7 110,7 112,69 112,69 112,69 112,69 113,37 111,28 124,57 124,57

Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 105,89 106,18 106,64 106,64 109,28 109,24 109,81 112,29 112,43 112,66 116,5 116,32 118,04 117,52 117,57 117,64 151,23 122,40 123,36

Rekreasi 100,73 102,19 102,54 106,41 106,44 106,51 106,52 106,92 106,92 107,08 107,11 107,11 107,51 107,71 108,69 108,82 122,52 108,93 122,39

Olahraga 105,24 106,01 108,91 112,03 113,06 113,21 117,75 117,88 117,88 118,56 118,07 118,71 118,11 119,52 121,05 121,05 101,71 121,53 121,53

TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 113,06 113,87 113,63 128,30 121,26 125,44 126,41 126,32 124,34 122,7 122,88 123,17 124,61 127,18 127,33 127,38 100 128,64 129,16

Transpor 116,83 117,77 117,46 135,71 126,63 132,04 133,14 133,18 130,52 128,18 127,77 128,15 129,05 131,76 132,49 132,56 107,85 134,10 133,28

Komunikasi Dan Pengiriman 99,05 99,50 99,50 98,24 97,52 97,55 98,25 97,51 97,44 98,5 101,57 101,56 103,45 103,41 103,67 103,67 139,35 103,78 110,48

Sarana dan Penunjang Transpor 104,38 104,62 104,62 105,20 107,36 107,37 107,46 107,46 107,47 107,47 107,47 107,55 118,57 119,23 119,23 119,01 145,10 120,64 122,69

Jasa Keuangan 101,92 101,92 101,92 127,38 127,38 127,38 127,38 127,38 130,2 130,2 130,2 130,2 130,20 130,20 130,50 130,50 130,14 130,50 130,50

20182017Kelompok/Sub Kelompok

2014 2015 2016

Sumber : BPS Prov. Gorontalo

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 99

3. PERBANKAN I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III

1 Total Asset 7.125,99 7.554,61 7.725,44 8.546,77 8.516,02 8.765,30 9.059,37 9.339,09 9.339,46 9.841,89 9.808,07 10.036,18 10.103,35 10.694,48 10.784,60 11.571,23 11.425,43 12.063,70 12.117,66

2 DPK 3.516,81 3.743,98 3.895,43 3.584,12 4.003,11 4.220,55 4.427,63 4.204,84 4.325,38 4.512,50 4.418,62 4.446,92 4.502,62 4.851,27 5.008,65 4.628,29 5.018,71 4.671,06 5.301,72

- Giro 568,59 670,63 653,14 413,19 811,51 931,94 822,58 556,32 897,84 817,30 692,47 581,11 812,40 798,73 837,57 520,61 1.139,73 897,17 1.232,31

- Deposito 1.043,33 1.161,96 1.186,97 1.065,10 1.301,32 1.375,04 1.476,62 1.082,72 1.299,88 1.368,95 1.407,90 1.185,65 1.343,81 1.494,93 2.675,56 2.911,50 1.354,39 1.169,99 1.444,29

- Tabungan 1.904,90 1.911,39 2.055,33 2.105,83 1.890,28 1.913,57 2.128,43 2.565,80 2.127,66 2.326,25 2.318,25 2.680,15 2.346,41 2.557,61 1.495,52 1.196,18 2.524,59 2.603,89 2.625,120,00

3 Kredit Berdasarkan Penggunaan 6.941,65 7.279,41 7.495,41 8.254,30 8.393,78 8.646,16 8.859,16 9.039,82 10.450,17 10.834,51 10.926,99 11.204,38 11.376,39 11.906,22 13.653,57 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55

- Investasi 576,35 454,11 455,67 977,69 969,28 969,13 998,40 1.013,85 1.168,58 1.308,83 1.331,69 1.373,85 1.379,55 1.626,17 1.855,26 1.941,49 1.938,76 1.991,42 2.082,17

- Modal Kerja 2.018,52 2.115,85 2.114,77 2.174,36 2.208,54 2.303,05 2.327,05 2.396,40 2.827,86 2.942,20 2.929,96 3.053,92 3.109,22 3.235,91 4.081,17 3.688,99 3.637,92 3.711,28 4.089,31

- Konsumsi 4.346,79 4.709,45 4.924,97 5.102,26 5.215,96 5.373,98 5.533,71 5.629,57 6.453,73 6.583,48 6.667,01 6.776,61 6.887,62 7.044,14 7.717,15 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07

4 Kredit Sektoral 6.941,65 7.279,41 7.495,41 8.280,74 8.420,22 8.646,16 8.859,16 9.039,82 10.450,17 10.834,51 10.928,66 11.204,38 11.376,38 11.906,22 13.653,57 13.709,98 13.580,75 13.685,22 14.314,55

- Pertanian, Perburuan & Kehutanan 86,36 90,30 91,25 603,87 602,79 602,14 597,63 610,81 652,51 632,94 654,30 744,13 757,77 1.064,26 1.413,78 1.303,23 1.324,11 1.403,88 1.536,29

- Perikanan 18,70 22,70 22,72 22,81 23,08 23,66 27,83 31,28 32,99 35,23 34,95 36,51 40,60 47,19 55,85 57,60 55,93 54,72 62,33

- Pertambangan & Penggalian 5,27 5,25 5,36 5,42 5,03 6,45 6,13 5,86 10,95 13,20 11,60 10,86 10,62 9,58 11,04 9,83 12,32 12,46 36,96

- Industri Pengolahan 76,35 79,24 87,83 91,19 92,27 88,27 98,71 113,25 210,04 213,13 220,98 232,50 236,37 217,02 230,90 187,14 180,33 229,50 235,10

- Listrik, Gas, & Air 0,81 1,05 1,06 1,10 1,14 2,38 2,80 1,54 62,78 81,48 77,44 77,11 71,49 70,91 66,54 65,92 58,97 57,89 52,83

- Konstruksi 117,32 142,49 140,62 137,01 136,66 154,93 178,15 171,08 272,46 181,35 191,75 181,50 169,82 181,48 440,04 249,42 179,73 216,98 274,80

- Perdagangan Besar & Eceran 1.874,63 1.959,23 1.965,92 2.002,99 2.024,63 2.093,52 2.089,47 2.151,65 2.353,54 2.469,74 2.458,65 2.520,87 2.570,06 2.614,75 3.105,84 3.091,18 3.133,34 3.089,61 3.254,28

- Akomodasi & Penyediaan Makan Minum 45,61 48,04 51,89 80,45 82,85 82,47 113,47 114,28 124,25 213,68 229,19 230,20 232,75 241,32 235,72 278,26 217,30 225,15 225,83

- Transportasi, Pergudangan, & Komunikasi 27,92 32,00 32,14 32,96 31,86 31,71 30,53 32,81 48,75 61,24 63,47 65,00 68,59 67,30 81,56 80,56 82,60 79,44 90,08

- Perantara Keuangan 1,22 5,90 2,09 1,99 1,63 1,47 1,28 1,17 5,48 4,19 3,09 3,49 4,87 7,06 9,42 8,81 9,69 9,93 15,73

- Real Estate, Usaha Persewaan, & Jasa Perusahaan 55,87 49,78 54,12 58,45 57,23 60,50 57,05 57,00 57,09 179,54 173,94 172,54 169,10 164,66 78,94 79,54 82,87 85,58 115,08

- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, & Jaminan Sosial 0,29 0,22 0,26 0,12 0,08 0,05 0,04 0,02 0,61 0,64 0,09 0,09 0,08 0,09 0,44 0,18 0,27 0,75 13,40

- Jasa Pendidikan 0,62 3,26 3,42 2,83 3,87 4,49 5,54 3,91 9,28 8,95 8,48 12,47 13,48 14,46 14,10 13,26 11,36 10,70 10,14

- Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 34,70 4,99 4,43 3,91 6,70 11,96 10,75 12,00 11,41 11,14 12,91 12,46 12,40 20,07 27,55 26,90 28,68 26,27 35,28

- Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan, & Lainnya 240,34 91,02 96,59 96,10 98,05 98,53 95,92 93,65 134,99 135,68 112,33 119,59 121,95 133,52 155,69 168,32 189,79 188,39 199,48

- Jasa Perorangan yg Melayani Rumah Tangga 8,35 9,48 9,73 9,16 8,59 9,06 9,55 9,34 8,62 8,23 7,66 7,35 7,79 8,02 8,65 10,01 9,32 9,35 13,84

- Badan Internas. & Badan Ekstra Internas. Lainnya 0,50 0,46 0,43 0,49 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

- Kegiatan yg Belum Jelas Batasannya 0,85 25,37 1,35 1,96 1,36 0,59 0,59 0,59 0,70 0,70 0,80 1,10 1,02 0,40 0,36 0,32 0,06 0,21 0,05

- Bukan Lapangan Usaha 4.345,94 4.708,62 4.924,21 5.101,50 5.215,96 5.373,98 5.533,71 5.629,57 6.453,73 6.583,48 6.667,01 6.776,61 6.887,62 7.044,14 7.717,15 8.079,50 8.004,07 7.982,52 8.143,07

201820172016Indikator Perbankan (dalam milyar)

2014 2015

Sumber : Laporan Bulanan Bank Umum

100 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

Administered Price

Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya bahan bakar, penerangan, dan air

serta transportasi ataupun harga barang/jasa yang dipengaruhi oleh ketentuan pemerintah

misalnya tembakau dan minuman beralkohol.

Base Effect

Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level

variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup

rendah/tinggi.

BEC

Pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka yang dikelompokkan berdasarkan

kegunaan utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut.

Barang Modal (Capital Goods)

Barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi, biasanya bernilai guna lebih dari 1

tahun.

Bahan Baku (Raw Material)

Barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor industri.

BI 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR)

Suku bunga referensi (suku bunga kebijakan) yang mencerminkan sikap atau arah kebijakan

moneter yang ditetapkan dalam Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap bulannya dan

diumumkan kepada publik.

BI-RTGS

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement, merupakan proses penyelesaian akhir transaksi (settlement)

pembayaran yang dilakukan per transaksi (individually processed / gross settlement) dan bersifat real time

(electronically processed), di mana rekening peserta dapat didebit/ dikredit berkali-kali dalam sehari

sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Ceteris paribus

Semua variabel di luar sistem/model dianggap konstan.

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 101

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan, dan simpanan berjangka

(deposito).

Disposable income

Sejumlah uang yang dapat dapat dibelanjakan dan ditabung setelah dikurangi dengan pajak

penghasilan.

Ekspor dan Impor

Dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara dan antar

daerah.

Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR)

Rasio pembiayaan atau kredit terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank, baik dalam

rupiah maupun valas. Terminologi FDR untuk bank syariah sementara LDR untuk bank

konvensional.

Harga Minyak WTI

Harga minyak mentah dunia yang mengacu pada sebuah ukuran kualitas bernama West Texas

Intermediate atau Texas light sweet.

Indeks Penjualan Barang Konstruksi

Indeks yang merepresentasikan nilai penjualan dari barang-barang konstruksi.

Indeks Keyakinan Konsumen

Indeks yang dihasilkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menggambarkan tingkat

keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian, baik saat ini maupun masa mendatang.

Indeks Kondisi Ekonomi

Salah satu indeks pembentuk Indeks Keyakinan Konsumen Bank Indonesia yang

menggambarkan persepsi konsumen akan kondisi perekonomian pada saat ini.

Inflasi IHK

Kenaikan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan indeks

harga konsumen (IHK), yang mencerminkan perubahan harga barang dan jasa yang dikonsumsi

oleh masyarakat luas.

Inflasi Inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

102 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Aliran masuk uang kartal ke Kantor Bank Indonesia.

Kredit

Penyediaan uang atau tagihan yang sejenis berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Kredit Investasi

Kredit jangka menengah dan panjang untuk investasi barang modal seperti pembangunan

pabrik dan pembelian mesin.

Kredit Modal Kerja

Kredit jangka pendek atau menengah yang diberikan untuk pembiayaan/pembelian bahan baku

produksi.

Kredit Konsumsi

Kredit bagi perorangan untuk pembiayaan barang-barang pribadi seperti rumah (KPR-Kredit

Pemilikan Rumah), kendaraan (KKB-Kredit Kendaraan Bermotor), dan lain-lain seperti Kredit

tanpa agunan.

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Kredit yang diberikan oleh perbankan kepada UMKM memiliki prospek bisnis yang baik

(feasible) tapi belum memiliki kemampuan mengembalikan (bankable). Dana KUR berasal dari

bank pelaksana, namun dijamin sebagian besarnya oleh Pemerintah.

Leading Indicators

Indikator yang digunakan untuk memprediksi pergerakan atau titik balik dari suatu siklus bisnis.

Liaison

Suatu kegiatan pengumpulan data statistik dan informasi yang dilaksanakan secara periodik

melalui wawancara langsung kepada pelaku usaha mengenai perkembangan dan arah kegiatan

usaha.

Loan to Value (LTV)

Sebuah dasar atau metode yang digunakan untuk menentukan seberapa besar pinjaman yang

dapat diberikan kepada debitur berdasarkan aset yang dijadikan jaminan.

Non Performing Loan (NPL) atau Non Performing Financing (NPF)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018 103

Persentase kredit/pembiayaan yang masuk dalam kategori kurang lancar, diragukan, dan macet

terhadap total kredit. Terminologi NPL untuk bank konvensional sementara NPF untuk bank

syariah

NTP (Nilai Tukar Petani)

Rasio antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang

dinyatakan dalam persentase.

Outflow

Aliran keluar uang kartal dari Kantor Bank Indonesia.

Passthrough effect

Efek dari perubahan kondisi ekonomi terhadap ongkos produksi yang pada akhirnya akan

berdampak pada harga retail suatu produk.

Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat

pekerja (yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan)

dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat

syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak.

Quarter on Quarter (qtq)

Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi triwulan tertentu terhadap posisi triwulan

sebelumnya.

PDRB Riil

Produk Domestik Bruto Regional yang nilainya menggunakan harga konstan. Hal ini untuk

menghilangkan pengaruh inflasi dalam mengukur pertumbuhan antar waktu.

Seasonal event

Kejadian yang terjadi secara musiman yang dapat mempengaruhi kondisi ekonomi dan

cenderung terjadi berulang antar tahun.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

SKNBI adalah sistem transfer dana elektronik yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang

penyelesaian setiap transaksinya dilakukan secara nasional. Sejak dioperasikan oleh Bank

Indonesia pada tahun 2005, SKNBI berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi

pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk Retail Value

Payment System (RVPS) atau transaksi bernilai kecil (retail) yaitu transaksi di bawah Rp100 juta.

SurveI Konsumen

104 KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI GORONTALO NOVEMBER 2018

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang dilakukan secara bulanan untuk mengetahui

persepsi atau tingkat keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian.

Survei Penjualan Eceran

Survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk merefleksikan pergerakan dari penjualan

eceran dan dilakukan secara bulanan.

Uang Kartal

Alat pembayaran yang sah yang dikeluarkan dan dijamin oleh Bank Indonesia, baik berupa

kertas maupun logam.

Volatile Foods

Komoditas yang termasuk kelompok bahan makanan, kecuali subkelompok ikan diawetkan dan

bahan makanan lainnya, yang pergerakan naik turunnya harga cukup besar (volatile).

Year on year (yoy)

Ukuran pertumbuhan yang membandingkan posisi satu titik waktu (misal bulan atau triwulan)

terhadap posisi satu titik waktu yang sama tahun sebelumnya.