kajian aspek ideasional dan interpretasi …digilib.isi.ac.id/2151/1/bab 1 bachtiar fw.pdf · tugas...

30
KAJIAN ASPEK IDEASIONAL DAN INTERPRETASI BIOGRAFIS KARYA FOTO STEPHANUS SETIAWAN SKRIPSI Bachtiar Firgiawan Wahono NIM 1110554031 JURUSAN FOTOGRAFI FAKULTAS SENI MEDIA REKAM INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2016 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Upload: buibao

Post on 13-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KAJIAN ASPEK IDEASIONAL

DAN INTERPRETASI BIOGRAFIS

KARYA FOTO STEPHANUS SETIAWAN

SKRIPSI

Bachtiar Firgiawan Wahono

NIM 1110554031

JURUSAN FOTOGRAFI

FAKULTAS SENI MEDIA REKAM

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2016

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

KAJIAN ASPEK IDEASIONAL DAN INTERPRETASI BIOGRAFIS

KARYA FOTO STEPHANUS SETIAWAN

TUGAS AKHIR

SKRIPSI

untuk memenuhi persyaratan derajat sarjana

Program Studi Fotografi

Bachtiar Firgiawan Wahono

NIM 1110554031

JURUSAN FOTOGRAFI

FAKULTAS SENI MEDIA REKAM

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2016

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

ii

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ini saya persembahkan sebagai tanda bakti kepada Bapak dan Ibu yang tidak pernah lelah

mendoakan yang terbaik bagi putranya,

serta sebagai tanda cinta kepada Kakak, Adik, seluruh keluarga, dan para sahabat yang telah memberikan

semangat serta kasih sayang.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

iv

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama : Bachtiar Firgiawan Wahono

No. Mahasiswa : 1110554031

Program Studi : S-1 Fotografi

Judul Skripsi : Kajian Aspek Ideasional dan Interpretasi Biografis

Karya Foto Stephanus Setiawan

menyatakan bahwa dalam Skripsi Tugas Akhir saya tidak terdapat bagian yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

manapun dan juga tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diteritkan oleh pihak lain sebelumnya, kecuali secara tertulis saya sebutkan

dalam daftar pustaka.

Saya bertanggung jawab atas Skripsi Tugas Akhir saya ini, dan saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku, apabila di kemudian hari

diketahui dan terbukti tidak sesuai dengan pernyataan ini.

Yogyakarta, 18 Januari 2016

Yang menyatakan

Bachtiar Firgiawan Wahono

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. Tak lupa, shalawat serta

salam selalu dihaturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Sebagai salah satu persyaratan kelulusan meraih gelar sarjana seni di

Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, penulis membuat

karya tulis ilmiah sebagai Tugas Akhir Skripsi yang berjudul “Kajian Aspek

Ideasional dan Interpretasi Biografis Karya Foto Stephanus Setiawan”.

Secara khusus, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang begitu

besar kepada ayahanda Joko Wahono, S.Pd. M.A.P., dan ibunda Nur Latifah yang

tidak pernah lelah berusaha secara lahir dan batin demi kesuksesan putranya.

Terima kasih penulis ucapkan juga kepada kakak Nurhana Azizia Latief, S.Sn.,

mas Mujiburrahman S.H.I., dan adik Achmad Fauzan Triguntur Tirtayudha, atas

perhatian, semangat, doa, dan motivasi dengan caranya masing-masing agar

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi ini. Tak lupa juga, terima kasih

banyak untuk Halimatussa’diah Aceh atas perhatian, bantuan, inspirasi, dan

motivasi, serta doa yang senantiasa dipanjatkan oleh segenap keluarga.

Dalam pembuatan Tugas Akhir Skripsi ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan, namun dengan segala kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki,

penulis berusaha menyelesaikan secara maksimal. Selama proses penyusunan

Tugas Akhir Skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dan dukungan dari

banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

vi

1. Bapak Drs. Alexandri Luthfi R., M.S., Dekan Fakultas Seni Media

Rekam, Intitut Seni Indonesia Yogyakarta;

2. Bapak Mahendradewa Suminto, M.Sn., Ketua Jurusan Fotografi,

Fakultas Seni Media Rekam, Intitut Seni Indonesia Yogyakarta;

3. Bapak Oscar Samaratungga, S.E., M.Sn., Sekretaris Jurusan Fotografi,

Fakultas Seni Media Rekam, Intitut Seni Indonesia Yogyakarta;

4. Bapak Irwandi, M.Sn., selaku dosen pembimbing I atas arahan topik

penelitian, bimbingan, konsultasi, dan motivasi yang telah diberikan

sehingga Tugas Akhir Skripsi ini bisa terwujud;

5. Bapak Kurniawan Adi Sapturo, S.I.P., M.A., Ph.D., selaku dosen

pembimbing II atas bimbingan, konsultasi, diskusi, motivasi, dan

inspirasi yang telah membuat penulis mendapatkan ilmu dan

pengalaman baru yang sangat bermanfaat dan sangat berharga dalam

bidang penelitian;

6. Bapak Stephanus Setiawan E.FIAP, yang telah berkenan direpotkan

untuk meluangkan waktu dan pikirannya untuk menjadi subjek dalam

Tugas Akhir Skripsi ini;

7. Bapak Pamungkas Wahyu Setiyanto, M.Sn., selaku Cognate yang

membantu penyempurnaan Tugas Akhir Skripsi ini;

8. Prof. Drs. Soeprapto Soedjono, M.F.A., Ph.D., yang telah memotivasi

dan menjadi inspirasi bagi penulis untuk melakukan pengkajian

fotografi sebagai Skripsi;

9. Ibu Zulisih Maryani, M.A., selaku dosen wali dan orangtua penulis di

kampus yang senantiasa memberikan motivasi untuk belajar dengan

sebaik-baiknya;

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

vii

10. Segenap Bapak dan Ibu dosen Jurusan Fotografi, yang telah

membagikan ilmu yang bermanfaat selama menjalani perkuliahan.

11. Pak Edi, Mbak Enny, Mas Surya, Mas Pur, serta segenap sivitas

akademika Fakultas Seni Media Rekam, ISI Yogyakarta;

12. Teman-teman jurusan fotografi Angkatan 2011;

13. Harika Debiansyah, Rifqa Army, Fahmi Ulinuha, Cahya Achmad, Bayu

Sanjaya, Eduardus “Cebe”, Yudho Priambodo, para sahabat dan teman

baik penulis yang paling sering menjadi andalan di saat penulis

membutuhkan bantuan.

14. Indra Guwenda, sebagai mentor, teman diskusi, rekan kerja, teman baik

penulis yang sudah memberikan motivasi, inspirasi, dan pengalaman

berharga sejak penulis masih bersekolah;

15. Seluruh anggota keluarga, sahabat, dan kerabat yang tidak bisa

disebutkan satu per satu yang telah memberikan dorongan untuk

mewujudkan Tugas Akhir Skripsi ini.

Semoga Tugas Akhir Skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua

untuk lebih maju dalam berkesenian dengan lebih kreatif sehingga akan terwujud

generasi yang lebih baik daripada sebelumnya.

Yogyakarta, 18 Januari 2016

Bachtiar Firgiawan Wahono

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ................................................................................................ v

DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xi

ABSTRAK .................................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5 D. Metodologi Penelitian .................................................................................. 5

1. Desain Penelitian .................................................................................... 5 2. Definisi Operasional Variabel ............................................................... 10 3. Populasi dan Cara Pengambilan Sampel ............................................ 11 4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 13

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 16

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................................... 19

A. Metode Biografis ........................................................................................... 19 B. Teori Kritik Seni ............................................................................................ 21

BAB III. OBJEK PENELITIAN .................................................................................. 23

A. Stephanus Setiawan ...................................................................................... 23 B. Karya-Karya Foto S. Setiawan ..................................................................... 29

1. Karya Foto Setiawan Setelah Tahun 1994 ........................................... 29 2. Karya Foto Setiawan Sebelum Tahun 1994 ......................................... 44

BAB. IV ANALISIS DATA ........................................................................................ 50

A. Analisis Data .................................................................................................. 51 1. Faktor 01: Lingkungan Belajar .............................................................. 52 2. Faktor 02: Peristiwa Penting ................................................................. 55 3. Faktor 03: Prestasi ................................................................................... 58 4. Faktor 04: Kebiasaan Pribadi ................................................................ 59 5. Faktor 05: Pandangan Pribadi .............................................................. 66

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................................. 74 1. Berkat #3 .................................................................................................. 74

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

ix

2. First Time .................................................................................................. 76 3. Menyambut Waisak ............................................................................... 77 4. Kabut Pagi ............................................................................................... 79 5. Pengharapan ........................................................................................... 81 6. Menghadap Hadirat-Nya ...................................................................... 83 7. Aktivitas Pagi .......................................................................................... 84 8. Imlek ......................................................................................................... 87 9. Circle ......................................................................................................... 89 10. Crossing The Desert .................................................................................. 90 11. Crossing The Desert 2 ............................................................................... 93 12. Payung Fantasi ........................................................................................ 95

BAB V. PENUTUP ..................................................................................................... 102

A. Kesimpulan .................................................................................................... 102 B. Saran-saran ..................................................................................................... 103

KEPUSTAKAAN ........................................................................................................ 105

LAMPIRAN ................................................................................................................ 107

A. Lembar Kesediaan ........................................................................................ 108 B. Dokumen Pribadi Stephanus Setiawan: Biodata ...................................... 109 C. Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................................... 111 D. Lembar Coding Transkripsi Wawancara .................................................... 119

BIODATA PENULIS .................................................................................................. 130

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Alur Proses Penelitian .............................................................................. 6

Gambar 2: Stephanus Setiawan .................................................................................. 23

Gambar 3: Berkat #3 .................................................................................................... 30

Gambar 4: First Time .................................................................................................... 33

Gambar 5: Menyambut Waisak ................................................................................. 34

Gambar 6: Kabut Pagi .................................................................................................. 36

Gambar 7: Pengharapan .............................................................................................. 38

Gambar 8: Menghadap Hadirat-Nya ........................................................................ 39

Gambar 9: Aktivitas Pagi ............................................................................................ 40

Gambar 10: Imlek ......................................................................................................... 42

Gambar 11: Circle .......................................................................................................... 44

Gambar 12: Crossing The Desert .................................................................................. 46

Gambar 13: Crossing The Desert 2 ............................................................................... 47

Gambar 14: Payung Fantasi ........................................................................................ 48

Gambar 15: Alur Analisis Data .................................................................................. 50

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

xi

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji aspek ideasional dan interpretasi biografis karya foto Stephanus Setiawan. Aspek ideasional adalah bagaimana seorang fotografer menyikapi fenomena alam dengan menemukan ‘sesuatu’ dan mengungkapkannya dalam berbagai bentuk konsep, teori, dan wacana. Aspek ideasional ini juga merupakan pengimplementasian media fotografi sebagai wahana berkreasi dan menunjukkan ide serta jati diri seorang fotografer. Adapun interpretasi biografis adalah cara untuk mencari jawaban sebab-akibat mengapa fotografer menghasilkan karya dengan ciri tertentu dengan mempertimbangkan latar belakang kepribadiannya. Dengan demikian bentuk tampilan sebuah foto sesungguhnya berkaitan dengan latar belakang kehidupan pembuatnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan peranan proses kehidupan Stephanus Setiawan dalam perwujudan karya-karya fotonya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penyajian deskriptif atas fakta-fakta yang ditemukan. Setelah melalui proses observasi, wawancara dan penentuan sampel, karya-karya foto Stephanus Setiawan diteliti dengan pendekatan metode biografis. Pendekatan metode biografis berguna dalam menganalisis proses perkembangan Stephanus Setiawan untuk menemukan fakta-fakta yang memengaruhi proses penciptaan karya fotonya sehingga terlihat hubungan antara proses perkembangan karir Stephanus Setiawan dengan ide karya fotonya.

Kata kunci: aspek ideasional, interpretasi biografis, karya foto, Stephanus Setiawan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran fotografi dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan.

Lambat laun fotografi yang tadinya sekadar alat bantu menggambar,

berangsur-angsur punya fungsi yang sama seperti halnya sebuah lukisan. Hal

ini berkembang karena adanya kesadaran manusia sebagai makhluk yang

berbudi/ berakal yang memiliki kemampuan lebih untuk dapat merekayasa

alam lingkungan kehidupannya. Hal ini merupakan alasan yang kuat untuk

memungkinkannya tetap bertahan dan menciptakan ‘karya kehidupan’ sebagai

‘tanda’ eksistensinya di dunia ini. Dalam konteks wacana fotografi adalah

bagaimana seorang fotografer menyikapi fenomena alam dengan menemukan

‘sesuatu’ dan mengungkapkannya dalam berbagai bentuk konsep, teori, dan

wacana.1 Wacana fotografi dalam tataran ideasional ini juga merupakan

pengimplementasian media fotografi sebagai wahana berkreasi dan

menunjukkan ide serta jati diri seorang fotografer. Jati diri tersebut sangat erat

kaitannya dengan riwayat hidup senimannya, maka dari itu muncullah

pemahaman tentang interpretasi biografis. Adapun interpretasi biografis

adalah cara untuk menemukan jawaban sebab-akibat mengapa fotografer

menghasilkan karya dengan ciri tertentu dengan mempertimbangkan latar

belakang kepribadiannya.2 Dengan demikian bentuk tampilan sebuah foto

1 Soeprapto Soedjono, Pot-pourri Fotografi (Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2007), hlm. 8 2 Terry Barrett, Criticizing Photographs: An Introduction to Understanding Images 3rd ed. (New York: McGraw-Hill, 2000), hlm. 47

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

2

sesungguhnya berkaitan dengan latar belakang kehidupan pembuatnya.

Ekspresi diri yang menciri dalam sebuah karya foto menjadi tujuan pencarian

identitas pribadi seorang fotografer masa kini.3

Di Indonesia muncul banyak fotografer-fotografer kreatif yang secara

intens menciptakan karya fotografi. Salah satu komunitas fotografi yang sudah

dikenal sejak lama adalah “Salon Foto”. Dalam komunitas tersebut banyak

fotografer-fotografer kelas nasional, bahkan internasional yang punya prestasi

mentereng. Salah satu tokoh tersebut adalah Stephanus Setiawan.

Stephanus Setiawan adalah fotografer kelahiran Yogyakarta, 31 Maret

1952, yang punya segudang prestasi di kancah lomba foto nasional maupun

internasional. Awal mula Setiawan terjun di bidang fotografi dimulai sejak dia

berumur 12 tahun sebagai fotografer untuk liputan acara sekolah.4 Namun awal

perjalanan sesungguhnya adalah pada tahun 1970, saat dia memutuskan untuk

menjadi anggota HISFA Yogyakarta.

Sejak saat itu dia sangat rajin berpameran yang diawali dengan

pameran fotografi di Solo yang diselenggarakan oleh FOCUS (Foto Club

Surakarta) pada tahun 1971 dan Salon Foto Indonesia tahun 1973. Berawal dari

itu, sejak tahun 1975 hingga sekarang berbagai lomba foto nasional hingga

internasional selalu diikutinya. Selama itu dia telah memenangkan ratusan

lomba foto hingga mendapatkan 21 gelar kehormatan dalam dunia fotografi.5

Pada tahun 1980-1990 dia aktif dalam kegiatan Salon Foto/ Eksibisi foto

yang dikoordinasi oleh FIAP (Federation Internationale de L’Art Photographique)

3 Soeprapto Soedjono, Pot-pourri Fotografi (Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2007), hlm. 10 4 Dokumen pribadi Setiawan 5 Dokumen pribadi Setiawan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

3

yang berada di Belgia, dan merupakan salah satu kegiatan seni foto dunia di

bawah naungan UNESCO, serta kegiatan foto yang dikoordinasi oleh PSA

(Photographic Society of America) yang berpusat di Amerika Serikat.

Dari berbagai prestasi yang mentereng tersebut, dia mendapat

kesempatan untuk menularkan ilmunya dengan menjadi staf pengajar di

beberapa perguruan tinggi, antara lain di Fakultas Seni Media Rekam Institut

Seni Indonesia Yogyakarta (1994-sekarang), Jurusan Komunikasi D-III

Universitas Gadjah Mada, Akademi Komunikasi Indonesia Yogyakarta serta

Modern School of Design Yogyakarta. Khusus di FSMR ISI Yogyakarta, dia

mengakui mulai merasakan adanya perubahan gaya foto yang mulai

dipengaruhi kultur seni rupa dan mulai sejak itulah dia berpandangan bahwa

fotografi juga bisa menjadi media berekspresi layaknya sebuah lukisan.

Berbicara tentang fotografi sebagai media menciptakan karya seni, kita

harus mengingat bahwa karya foto merupakan produk dari seorang fotografer.

Dengan kata lain, foto selalu merefleksikan sudut pandang yang spesifik, baik

dari segi estetik, polemik, politik, atau ideologi.6 Jadi, penelitian ini membahas

karya-karya foto Setiawan yang kemudian dianalisis lebih lanjut untuk

menemukan hubungan antara ide penciptaan karya fotografinya dengan latar

belakang yang memengaruhi Setiawan dalam berkarya.

Dipilihnya Stephanus Setiawan sebagai subjek penelitian adalah karena

pengaruh yang cukup kuat dalam dunia fotografi, khususnya di Indonesia.

Dengan segala prestasi dan karya-karyanya, Setiawan layak untuk dijadikan

subjek penelitian. Selain itu, secara pribadi, penulis yang juga lahir dan besar

6 Graham Clarke, The Photograph, (New York: Oxford University Press, 1997), hlm. 29

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

4

di Yogyakarta merasa perlu untuk mengetahui secara mendalam fotografer

senior sarat prestasi yang masih berada dalam lingkup sekitar tempat tinggal

penulis sebelum mengikuti perkembangan fotografi ke depannya. Terlebih

lagi, Setiawan juga terbilang punya andil cukup besar atas berkembangnya

Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, yang merupakan almamater dari

penulis.

Dalam penelitian ini dipaparkan bahwa sebuah karya seni, dalam hal

ini fotografi, sangat dipengaruhi oleh latar belakang pribadi seorang fotografer.

Lebih jauh lagi diharapkan penelitian ini bisa berguna untuk menambah

wawasan tentang pemahaman sebuah karya seni fotografi dan memahami

sebuah potensi karya seni untuk bermetamorfosis dari sebuah ide menjadi

sebuah mahakarya bernilai seni tinggi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1. Apakah yang menjadi nilai estetis dari karya foto Stephanus Setiawan jika

dilihat dari aspek ideasional?

2. Apa saja yang telah memengaruhi Stephanus Setiawan dalam menemukan

sebuah ide yang dituangkan ke dalam karya fotografi?

3. Apakah yang menjadi karakter khas dalam karya foto Setiawan sebagai

imbas dari proses perkembangan dalam karirnya?

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

5

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan nilai estetis pada tataran ideasional dari karya fotografi

yang diciptakan oleh Stephanus Setiawan.

2. Meneliti dan mendeskripsikan hal apa saja yang telah memengaruhi

Stepahnus Setiawan secara langsung maupun tidak langsung dalam

menentukan sebuah ide yang kemudian dituangkan dalam karya fotografi.

3. Mendeskripsikan karakter karya foto Setiawan yang merupakan imbas

dari berbagai proses perkembangan dalam karirnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk

penyajian deskriptif atas fakta-fakta yang ditemukan. Metode penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.7

Metode ini dirasa sesuai karena sasaran utamanya adalah manusia dengan

segala kebudayaan dan kegiatannya.8

7 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 6 8 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006), hlm. 194

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

6

Gambaran garis besar alur penelitian ini dalam bentuk bagan

adalah seperti berikut:

Gambar 1: Alur proses penelitian

a. Observasi karya foto Stephanus Setiawan sekaligus wawancara

mengenai proses kreatif maupun konsep di balik karya foto.

Langkah awal yang diambil dalam penelitian ini adalah

observasi objek penelitian agar bisa menentukan sampel objek

penelitian. Dalam observasi ini juga dilakukan wawancara dengan

Setiawan untuk mencari tahu tentang proses kreatif karya foto yang

dijadikan calon objek penelitian maupun fakta-fakta mengenai

Setiawan yang mempengaruhi proses karirnya dalam dunia fotografi.

Wawancara yang kemudian ditranskripsikan menjadi tulisan adalah

kunci utama sumber informasi tentang calon objek penelitian karena

sejauh ini belum banyak buku atau dokumentasi cetak yang

membahas Setiawan maupun karya fotonya secara spesifik.

Observasi karya foto Setiawan sekaligus wawancara mengenai proses kreatif maupun konsep di balik karya foto

Penentuan sampel karya foto dengan teknik purposive sampling yang dianalisis berdasarkan proses karir Setiawan

Analisis karya foto Setiawan untuk menemukan hubungan antara visual karya dengan proses karir, yang membuat karya foto Setiawan memiliki karakter yang khas

Penulisan laporan penelitian dalam bentuk tugas akhir skripsi

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

7

Untuk mengerucutkan materi, dalam metode biografis

seringkali diambil berdasarkan spesifikasi materi biografis yang sudah

dikelompokkan.9 Data yang didapat dari wawancara tersebut

kemudian dibuat pengelompokan materi yang disebut dengan faktor.

Faktor tersebut digunakan untuk mempermudah pengidentifikasian

materi dalam mencari nilai subjektivitas dari Setiawan yang

berpengaruh besar terhadap proses kreatif karya-karyanya maupun

proses karir Setiawan. Pembagian faktor-faktor tersebut antara lain

sebagai berikut:

1. Lingkungan Belajar

Faktor ini adalah tentang hal-hal yang menyangkut cara-

cara dan lingkungan Setiawan dalam menimba ilmu di bidang

fotografi. Dalam faktor ini menunjukkan bagaimana proses

Setiawan menekuni bidang fotografi sejak belajar secara otodidak,

belajar fotografi secara non-formal, sampai akhirnya berada di

lingkungan belajar yang lebih akademis di sebuah perguruan

tinggi.

2. Peristiwa Penting

Faktor peristiwa penting maksudnya adalah titik-titik

kronologi dalam karir Setiawan di bidang fotografi. Selama

puluhan tahun berkarir, tentu saja banyak hal dilalui Setiawan.

Data yang terdapat dalam wawancara tentang informasi ini antara

lain awal mula Setiawan belajar fotografi secara otodidak,

9 Franco Ferarrotti, On the Science of Uncertainty: The Biographical Method in Social Research, (USA: Lexington Books, 2003), hlm. 56

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

8

kemudian belajar fotografi di HISFA, hingga menjadi staf pengajar

di FSMR ISI Yogyakarta.

3. Prestasi

Faktor ini berkaitan dengan hal-hal tentang prestasi di

bidang fotografi yang pernah dicapai Setiawan selama sejak

memulai karir di dunia fotografi. Prestasi yang dimaksud dalam

faktor ini bukanlah mengenai 21 gelar fotografi yang pernah

didapatnya, melainkan lebih pada suka-dukanya dalam mengejar

prestasi tersebut karena bahasan itu lebih personal dan mampu

menjadi pemicu dalam menemukan informasi yang subjektif.

4. Kebiasaan Pribadi

Faktor ini merupakan hal-hal yang telah menjadi kebiasaan

Setiawan, baik kebiasaan dalam hal teknis pemotretan maupun

kebiasaan sehari-hari. Berdasarkan kebiasaan pribadi ini diketahui

hal-hal yang dapat memengaruhi Setiawan dalam menciptakan

karya foto.

5. Pandangan Pribadi

Hampir sama seperti kebiasaan pribadi, hanya saja

sifatnya lebih kepada aspek ideasional yang berkaitan dengan

sudut pandang, selera dan ketertarikan khusus terhadap suatu

hal. Dari faktor ini diketahui hal-hal yang membuat karya foto

Setiawan mempunyai karakter yang khas, baik teknis maupun

kontennya.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

9

b. Penentuan sampel karya foto dengan teknik purposive sampling yang

dianalisis berdasarkan proses karir Stephanus Setiawan.

Setelah observasi dan wawancara dilakukan, langkah

selanjutnya adalah penentuan sampel karya foto yang dijadikan objek

penelitian. Dengan teknik purposive sampling karya foto yang

dipertimbangkan menjadi objek penelitian berdasarkan keterkaitan

faktor visual dengan faktor-faktor yang ditemukan dalam wawancara.

Keterangan lebih rinci lihat bagian ‘Populasi dan Cara Pengambilan

Sampel’, di halaman 11.

c. Analisis karya foto Stephanus Setiawan untuk menemukan hubungan

antara visual karya dengan proses karir, yang membuat karya foto

Setiawan memiliki karakter yang khas.

Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah analisis karya foto

Setiawan. Analisis dilakukan untuk mengupas karya foto Setiawan

secara visual dan biografis berdasarkan wawancara yang telah

dilakukan, untuk menemukan hubungan antara hal-hal yang

berkaitan dengan aspek ideasional dan interpretasi biografis dengan

karya foto Setiawan yang sangat memengaruhi karakter visual karya-

karyanya.

d. Penulisan Laporan Penelitian Dalam Bentuk Skripsi

Langkah terakhir adalah dengan menuliskan laporan

penelitian. Laporan ini beserta bukti otentik berupa rekaman suara

dari Setiawan serta transkripsi wawancara menjadi kunci untuk

menemukan jawaban dari rumusan masalah yang ada di awal

penelitian. Dibuatnya laporan penelitian ini adalah sebuah upaya

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

10

untuk membuktikan bahwa seseorang yang menciptakan sebuah

karya seni, dalam kasus ini karya fotografi, sangat erat dengan latar

belakang pribadi penciptanya.

2. Definisi Operasional Variabel

Gagasan utama dari penelitian ini adalah membahas tentang

keterkaitan suatu karya foto terhadap latar belakang fotografernya untuk

membuktikan bahwa karakter foto dari seorang fotografer sangat

bergantung pada kehidupan pribadinya. Sehingga variabel operasional

yang menjadi inti dari penelitian ini adalah aspek ideasional dan

interpretasi biografis.

Aspek ideasional adalah bagaimana seorang fotografer menyikapi

fenomena alam dengan menemukan ‘sesuatu’ dan mengungkapkannya

dalam berbagai bentuk konsep, teori, dan wacana.10 Aspek ideasional ini

juga merupakan pengimplementasian media fotografi sebagai wahana

berkreasi dan menunjukkan ide serta jati diri seorang fotografer. Adapun

interpretasi biografis adalah cara untuk mencari jawaban sebab-akibat

mengapa fotografer menghasilkan karya dengan ciri tertentu dengan

mempertimbangkan latar belakang kepribadiannya.11 Dengan demikian

bentuk tampilan sebuah foto sesungguhnya berkaitan dengan latar

belakang kehidupan pembuatnya. Dua aspek pembahasan ini akan saling

melengkapi karena latar belakang biografis akan berkaitan dengan pola

10 Soeprapto Soedjono, Pot-pourri Fotografi (Jakarta: Penerbit Universitas Trisakti, 2007), hlm. 8 11 Terry Barrett, Criticizing Photographs: An Introduction to Understanding Images 3rd ed. (New York: McGraw-Hill, 2000), hlm. 47

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

11

pikir seorang seniman yang pada akhirnya memengaruhi perwujudan

karyanya.

Sebagai fotografer senior di Yogyakarta yang memulai karirnya

sejak tahun 1970-an, sangat jelas bahwa Setiawan telah mengalami banyak

proses dalam karirnya yang membentuk mentalitas dan karakternya

seperti sekarang ini. Setiawan sendiri terhitung konsisten dengan gayanya

dalam menciptakan karya foto, walaupun pada prosesnya juga tetap

mengalami perkembangan. Bagaimanapun juga, konsistensi merupakan

hal yang sangat fundamental dalam sebuah karir dan sudah pasti

konsistensi berasal dari berbagai macam aspek yang saling melengkapi.

Aspek-aspek tersebut sangat bergantung pada perjalanan karir Setiawan

selama menyelami dunia fotografi. Sehingga informasi mengenai

keterkaitan karya foto Setiawan terhadap latar belakangnya bisa menjadi

bahasan yang menarik sebagai kajian fotografi.

Berhubung literatur yang membahas secara spesifik karya-karya

foto Setiawan jumlahnya masih sangat terbatas, penelitian ini sangat

mengandalkan informasi yang berasal dari wawancara langsung dengan

Setiawan. Wawancara yang berlangsung kurang lebih lima kali pertemuan

ini kemudian diubah menjadi sebuah transkripsi untuk memudahkan

pengolahan informasi dalam penelitian ini.

3. Populasi dan Cara Pengambilan Sampel

Populasi yang diambil dalam penelitian ini karya-karya foto

Setiawan yang dibagi menjadi dua kelompok, yaitu karya-karya yang

dibuat setelah tahun 1994 dan karya-karya yang dibuat sebelum tahun

1994. Pengambilan rentang waktu tersebut berdasarkan salah satu fase

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

12

penting dalam karir fotografi Setiawan, yaitu masuk menjadi staf pengajar

di jurusan fotografi Fakultas Seni Media Rekam Institut Seni Indonesia

Yogyakarta. Fase ini menjadi penting bagi Setiawan karena sejak menjadi

bagian dari FSMR ISI Yogyakarta, dia merasakan perubahan gaya dan cara

pandang dalam menciptakan karya fotografi.

Populasi tersebut tidak dibatasi genre foto atau subject matter

tertentu. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah teknik purposive

sampling yaitu sampel ditarik dengan sengaja karena alasan-alasan

diketahuinya sifat-sifat sampel tersebut.12 Sampel karya foto yang diambil

adalah karya-karya foto yang diarsipkan sendiri oleh Setiawan yang

disimpan dalam ruangan pribadi di kediamannya yang beralamatkan di

Jalan Pangeran Mangkubumi (disebut juga Jalan Margo Utomo) No. 24,

Yogyakarta, atau yang lebih dikenal masyarakat merupakan toko es krim

“Tip-Top”. Karya-karya foto yang rata-rata berukuran 12R tersebut

kemudian direproduksi satu per satu dengan alat pemindai foto. Ada juga

satu karya foto yang direproduksi dari katalog Salon Foto Indonesia 1973.

Khusus untuk foto yang sudah terbingkai, reproduksi foto dilakukan

dengan pemotretan untuk menghasilkan kualitas reproduksi foto

seoptimal mungkin.

Karya-karya foto Setiawan yang dijadikan sampel berjumlah 12

karya, dengan rincian 8 karya foto yang diciptakan setelah tahun 1994 dan

4 karya foto yang diciptakan sebelum tahun 1994 sebagai pembanding.

Adapun alasan-alasan bagi penulis dalam mempertimbangkan memilih 12

12 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Edisi Ke 7 (Bandung: Tarsito, 1990), hlm. 101

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

13

karya ini untuk dijadikan sampel antara lain adalah faktor estetika visual

yang konsisten, sehingga pembahasan yang didasarkan pada visual karya

foto bisa dinilai cukup mewakili karya foto Setiawan secara keseluruhan.

Selain itu juga dipilih karena faktor nilai konten foto yang memiliki

kedekatan secara personal terhadap Setiawan, sehingga bisa dijadikan

pemicu bagi Setiawan dalam wawancara untuk mengungkap alasan-

alasan yang bersifat pribadi tentang pemilihan objek yang dia jadikan

subject matter dalam karya-karyanya. Terakhir, karya-karya yang memiliki

perbedaan konsep pengaplikasian ide yang cukup signifikan, sehingga

bisa dijadikan perbandingan gaya penyampaian ide saat Setiawan masuk

FSMR ISI Yogyakarta dengan karya-karyanya di masa awal karir.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Mengingat belum banyak adanya jurnal, buku, maupun

dokumentasi cetak yang membahas tentang riwayat hidup maupun

karya foto Setiawan, maka informasi yang didapat dalam penelitian ini

sangat bergantung pada proses wawancara. Dari sekian banyak

wawancara yang telah dilakukan dalam penelitian ini, pendekatan yang

dilakukan pada masing-masing wawancara berbeda-beda, antara lain

wawancara riwayat secara lisan, wawancara terbuka, dan wawancara

tak terstruktur.13

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini sebenarnya

lebih dari lima kali, akan tetapi wawancara yang direkam atau dicatat

13 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 189-191

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

14

kemudian ditranskripsikan menjadi tulisan dilakukan sebanyak lima

kali. Lima wawancara tersebut dilangsungkan pada tanggal 25

September 2015, 30 September 2015, 7 Oktober 2015, 18 November 2015,

dan 25 November 2015.

Wawancara pertama membicarakan tentang proses

perkembangan karir Setiawan sejak awal mula belajar fotografi hingga

akhirnya ikut menjadi staf pengajar di jurusan fotografi FSMR ISI

Yogyakarta. Maka, dalam wawancara pertama ini pendekatan yang

dilakukan adalah wawancara riwayat secara lisan. Maksud dari

wawancara ini ialah untuk mengungkapkan riwayat hidup,

pekerjaannya, kesenangannya, ketekunannya, pergaulannya, dan lain-

lain. Wawancara ini dilakukan sedemikian rupa sehingga narasumber

berbicara terus-menerus, sedangakan pewawancara mendengarkan

dengan baik diselingi dengan sesekali mengajukan pertanyaan.14

Wawancara mengenai proses kreatif karya foto berlangsung

pada wawancara kedua dan ketiga. Pada kesempatan wawancara

kedua dan ketiga, pendekatan yang dilakukan adalah dengan

wawancara terbuka. Wawancara terbuka merupakan wawancara yang

narasumbernya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan

mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu.15

Sedangkan wawancara keempat dan kelima lebih

membicarakan tentang kehidupan Setiawan dalam keluarganya dan

14 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 189 15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 189

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

15

pengalaman-pengalaman berharga selama berkarir di dunia fotografi.

Berhubung topik yang dibicarakan pada wawancara keempat dan

kelima lebih mengarah pada topik personal, untuk menghindari

pemaksaan topik maka pendekatan yang dilakukan adalah dengan

wawancara tidak terstruktur karena wawancara semacam ini

digunakan untuk menemukan informasi yang bukan bahan baku atau

informasi tunggal. Hasil wawancara semacam ini menekankan

perkecualian, penyimpangan, penafsiran yang tidak lazim, penafsiran

kembali, pendekatan baru, pandangan ahli, atau perspektif tunggal.16

b. Pustaka Laman

Pustaka laman merupakan data-data yang dikutip dari media

elektronik, khususnya internet. Informasi dari pustaka laman ini

sifatnya sebagai pelengkap informasi-informasi yang belum didapat

dari wawancara maupun studi pustaka. Selain itu, pustaka laman juga

digunakan untuk mengklarifikasi data yang didapat selama penelitian.

Informasi yang didapat dari pustaka laman ini antara lain adalah

informasi mengenai detail gelar kehormatan fotografi yang telah

didapatkan oleh Setiawan, karena gelar-gelar tersebut adalah gelar non-

akademik yang mungkin tidak diketahui orang awam. Sehingga

pustaka laman dapat bermanfaat untuk menemukan detail informasi

dari mana gelar tersebut diberikan dan apa saja kepanjangan dari gelar-

gelar tersebut.

16 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 190

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

16

c. Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan untuk melengkapi data dari bidang

keilmuan yang meliputi buku, majalah, artikel, jurnal dan data cetak

yang memiliki hubungan dengan tema kajian fotografi yang dibahas.

Dokumen pribadi dari Setiawan berupa biodata membantu

untuk mengetahui informasi singkat tentang Setiawan serta menjadi

acuan untuk menjadi topik dalam wawancara.

Buku-buku yang membahas tentang Salon Foto Indonesia,

seperti buku Fotografi Untuk Salon dan Lomba Foto karya R. M. Soelarko

dan Refracted Visions karya Karen Strassler, membantu untuk

mengetahui gambaran secara umum mengenai Salon Foto Indonesia

dan aktivitas para fotografer Salon Foto Indonesia yang juga dijadikan

referensi dalam wawancara dengan Setiawan.

E. Tinjauan Pustaka

Sebagai pendukung dalam melengkapi penyusunan penulisan ini,

sebagai suatu pertanggungjawaban ilmiah dalam karya tulis, digunakan buku-

buku sebagai berikut:

Soeprapto Soedjono. Pot-Pourri Fotografi. Jakarta: Penerbit Universitas

Trisakti, 2007. Buku ini membahas fotografi secara detail. Mulai dari membahas

sejarah fotografi, perkembangan fotografi, hingga teori-teori untuk

menganalisis karya fotografi. Sangat layak dijadikan acuan utama dalam

penelitian ini.

Franco Ferrarotti. 2003. On The Science of Uncertainty: The Biographic

Method In Scientific Research. USA: Lexington Books. Buku tentang metode

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

17

biografis ini menjadi buku acuan utama untuk mencari tahu cerita di balik

karya-karya Setiawan dan hal apa saja yang memengaruhi tataran ideasional

Setiawan dalam menciptakan karya fotografi.

Irwandi, M. Fajar Apriyanto. 2012. Membaca Fotografi Potret: Teori,

Wacana, dan Praktik. Yogyakarta: Gama Media. Buku ini membahas tentang

analisis fotografi potret melalui teori, wacana, dan praktik. Meskipun yang

dibahas dalam penelitian ini bukanlah foto potret, buku ini membantu dalam

membaca foto pada bab pembahasan karya.

Edmund Burke Feldman. 1992. Varieties of Visual Experience: Fourth

Edition. New York: Harry N. Abrams, Inc.

Gene Markowski. 1984. The Art of Photography: Image and Illusion. New

Jersey: Prentice-Hall Inc. Dua buku tersebut membantu menjadi referensi

dalam mengupas karya foto secara teoretis dalam penelitian ini.

Karen Strassler. 2010. Refracted Visions: Popular Photography and National

Modernity in Java. Durham & London: Duke University Press. Buku ini

membahas tentang perkembangan awal dan pengaruh fotografi dalam

masyarakat khususnya di tanah Jawa, karena di Indonesia fotografi menjadi

populer karena adanya andil dari fotografer amatir maupun profesional yang

ada di pulau Jawa. Selain itu adanya komunitas Salon Foto Indonesia, di mana

Setiawan juga terlibat di dalamnya, punya pengaruh kuat membuat fotografi

menjadi populer pada waktu itu. Dari buku ini bisa dijadikan acuan untuk

informasi mengenai Setiawan berdasarkan kisah-kisah mengenai Salon Foto

yang ada di dalam buku ini.

R. M. Soelarko. 1978. Fotografi Untuk Salon dan Lomba Foto. Bandung: PT.

Karya Nusantara. Dalam buku ini membahas tentang seluk beluk Salon Foto

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

18

Indonesia mulai dari sejarah, prosedur lomba, hingga kriteria foto yang punya

peluang memenangi lomba foto. Dengan begitu dalam buku ini membahas juga

tips dan trik memotret a la Salon Foto dari Prof. R. M. Soelarko yang notabene

juga merupakan mentor Setiawan semasa awal belajar fotografi. Dari fakta

tersebut bisa dijadikan tolok ukur apa saja materi-materi fotografi yang pernah

dipelajari oleh Setiawan dari Prof. R. M. Soelarko.

Tubagus P. Svarajati. 2013. PHōTAGōGóS: Terang-Gelap Fotografi

Indonesia. Semarang: Penerbit Suka Buku. Dalam penelitian ini, jika diibaratkan

sebuah film, bisa jadi buku ini adalah “tokoh antagonis”. Buku ini membahas

berbagai wacana dalam dunia fotografi Indonesia, salah satunya adalah

tentang Salon Foto Indonesia, di mana Setiawan merupakan tokoh penting

dalam komunitas tersebut. Memang, dalam buku ini tidak membahas tentang

Setiawan. Akan tetapi bahasan dengan sudut pandang yang menentang Salon

Foto bisa dijadikan referensi yang menarik sebagai bahan wawancara dengan

Setiawan. Dengan begitu bisa mendorong Setiawan untuk mengeluarkan

argumennya mengenai perwujudan karya fotonya.

Sayangnya, sejauh ini penulis belum menemukan tinjauan pustaka

yang secara spesifik membahas riwayat hidup Setiawan maupun yang

membahas tentang karya-karya fotonya. Dalam buku ‘Refracted Vision’

Setiawan memang disebutkan di salah satu babnya, juga karya fotonya yang

berjudul “Payung Fantasi” (gambar 14, hlm. 48) dimasukkan dalam buku

tersebut. Akan tetapi tetap tidak ada pembahasan yang lebih spesifik tentang

Setiawan.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta