kajhfshdf

16
SKENARIO Nn. Fanny, 22 tahun datang ke poli bedah RSMH dengan keluhan utama terdapat benjolan di leher kiri dan kanan sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan makin lama makin besar, tidak disertai nyeri. Benjolan mula-mula terjadi di leher kiri, 1 bulan terakhir teraba juga di leher kanan. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: tampak sakit sedang, sensorium compos mentis, BB 43 kg, TB 156 cm, sedikit anemis, RR: 20x/menit, nadi: 72x/menit, pada auskultasi paru tidak didapati ronchi. Status lokalis: Pada colli sinistra, teraba 2 buah nodul ukuran 4x3 cm dan 2x1 cm batas tegas, dan colli dextra 1 buah nodul ukuran 2x1 cm Hasil laboratorium: Hb: 11,2 g%, leukosit: 10.800/mm³, LED: 43 mm/jam, Diff.count: 0/1/4/46/44/5. Oleh dokter bedah dilakukan biopsy pada kelenjar limfe leher kiri dan specimen dikirim ke Lab Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi. Hasil pemeriksaan histopatologi: Tampak kelenjar getah bening berkapsul jaringan ikat tipis, bagian korteks tampak folikel limfoid hiperplasia, berbagai ukuran, dengan germinal center aktif. Tampak bagian kelenjar getah bening yang mengalami nekrosis perkijuan dikelilingi oleh sel sel limfosit makrofag, epitelioid, 1-2 sel datia langhans dapat dijumpai. Tidak dijumpai tanda-tanda ganas.

Upload: retno-tharra

Post on 07-Aug-2015

35 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

lakfhjlshjfg

TRANSCRIPT

Page 1: kajhfsHdf

SKENARIO

Nn. Fanny, 22 tahun datang ke poli bedah RSMH dengan keluhan utama terdapat

benjolan di leher kiri dan kanan sejak 6 bulan yang lalu. Benjolan makin lama makin besar,

tidak disertai nyeri. Benjolan mula-mula terjadi di leher kiri, 1 bulan terakhir teraba juga di

leher kanan.

Pemeriksaan fisik: Keadaan umum: tampak sakit sedang, sensorium compos mentis, BB 43 kg, TB 156 cm, sedikit anemis, RR: 20x/menit, nadi: 72x/menit, pada auskultasi paru tidak didapati ronchi.

Status lokalis: Pada colli sinistra, teraba 2 buah nodul ukuran 4x3 cm dan 2x1 cm batas tegas,

dan colli dextra 1 buah nodul ukuran 2x1 cm

Hasil laboratorium: Hb: 11,2 g%, leukosit: 10.800/mm³, LED: 43 mm/jam, Diff.count:

0/1/4/46/44/5.

Oleh dokter bedah dilakukan biopsy pada kelenjar limfe leher kiri dan specimen dikirim ke

Lab Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi.

Hasil pemeriksaan histopatologi: Tampak kelenjar getah bening berkapsul jaringan ikat tipis,

bagian korteks tampak folikel limfoid hiperplasia, berbagai ukuran, dengan germinal center

aktif. Tampak bagian kelenjar getah bening yang mengalami nekrosis perkijuan dikelilingi

oleh sel sel limfosit makrofag, epitelioid, 1-2 sel datia langhans dapat dijumpai. Tidak

dijumpai tanda-tanda ganas.

Page 2: kajhfsHdf

KLARIFIKASI ISTILAH

a. Benjolan :

b. Nyeri :

c. Sakit sedang :

d. Sensorium compos mentis : sadar sepenuhnya

e. Anemis :

f. Ronchi :

g. Colli :

h. Nodul :

i. Hb :

j. Leukosit :

k. LED :

l. Differential count :

m. Biopsi :

n. Kelenjar limfe :

o. Spesimen :

p. Pemeriksaan histopatologi :

q. Korteks :

r. Folikel limfoid hiperplasia :

s. Germinal center aktif :

t. Nekrosis perkijuan :

u. Limfosit :

v. Makrofag :

w. Epitelioid :

x. Sel datia langhans :

Page 3: kajhfsHdf

IDENTIFIKASI MASALAH

I. Nn. Fanny, 22 tahun datang ke poli bedah RSMH dengan keluhan utama terdapat

benjolan di leher kiri dan kanan sejak 6 bulan yang lalu

II. Benjolan makin lama makin besar, tidak disertai nyeri. Benjolan mula-mula terjadi di

leher kiri, 1 bulan terakhir teraba juga di leher kanan

III. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum Nn. Fanny tampak sakit sedang, sensorium

compos mentis, BB 43 kg, TB 156 cm, sedikit anemis, RR: 20x/menit, nadi:

72x/menit, pada auskultasi paru tidak didapati ronchi

IV. Pada colli sinistra, teraba 2 buah nodul ukuran 4x3 cm dan 2x1 cm batas tegas, dan

colli dextra 1 buah nodul ukuran 2x1 cm

V. Hasil laboratorium didapatkan Hb: 11,2 g%, leukosit: 10.800/mm³, LED: 43 mm/jam,

Diff.count: 0/1/4/46/44/5

VI. Oleh dokter bedah dilakukan biopsy pada kelenjar limfe leher kiri dan specimen

dikirim ke Lab Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi.

Hasil pemeriksaan histopatologi: Tampak kelenjar getah bening berkapsul jaringan

ikat tipis, bagian korteks tampak folikel limfoid hiperplasia, berbagai ukuran, dengan

germinal center aktif. Tampak bagian kelenjar getah bening yang mengalami nekrosis

perkijuan dikelilingi oleh sel sel limfosit makrofag, epitelioid, 1-2 sel datia langhans

dapat dijumpai. Tidak dijumpai tanda-tanda ganas.

Page 4: kajhfsHdf

ANALISIS MASALAH

I. a. Bagaimana anatomi leher? Ketrin, frandi, eno

Regio colli anterior

a. Trigonum colli anterius

i. Trigonum suprahyoideum

1. Trigonum submentale

2. Trigonum submandibulare

ii. Trigonum infrahyoideum

1. Trigonum musculare

2. Trigonum caroticum

b. Trigonum colli posterius / lateral

i. Trigonum occipitale

ii. Trigonum subclavia /omoclaviculare

II. Regio colli posterior

Page 5: kajhfsHdf

b. Bagaimana patogenesis munculnya benjolan di leher? Imam, caca, imei, ira

c. Bagaimana hubungan gender, umur dengan munculnya keluhan Nn. Fanny? Frandi, eno,

intan,

data WHO bahwa penderita tuberkulosis lebihbanyak pria dibanding wanita

II. a. Mengapa benjolan makin lama makin membesar? Caca, imei, maya

b. Mengapa benjolan yang muncul tidak disertai nyeri? Eno, intan, ira

c. Sebutkan contoh munculnya benjolan yang disertai nyeri? Imei, maya, faris

d. Apa saja macam-macam nyeri? Intan, ira, tri

e. Mengapa benjolan juga teraba di leher kanan sejak 1 bulan terakhir? Maya, faris

f. Apa etiologi munculnya benjolan pada Nn. Fanny? Ira, tri

g. Apa saja diagnosis banding munculnya benjolan di leher? Faris, ketrin

III. a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik dan mekanisme terjadinya hasil pemeriksaan

fisik yang abnormal? Tri, imam,

b. Berapa Indeks Massa T ubuh Nn. Fanny? Ketrin, frandi,

IV. a. Bagaimana pemeriksaan fisik pada pasien dengan munculnya benjolan? Imam, caca

V. a. Bagaimana interpretasi hasil laboratorium dan mekanisme terjadinya hasil laboratorium

yang abnormal? Frandi, eno,

Hasil laboratorium didapatkan Hb: 11,2 g%, leukosit: 10.800/mm³, LED: 43 mm/jam,

Diff.count: 0/1/4/46/44/5

Leukosit :Nilai normal 5000-10000 sel/mm3

Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:

• Anemia hemolitik• Sirosis hati dengan nekrosis

Page 6: kajhfsHdf

• Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)• Keracunan berbagai macam zat• Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.

Laju endap darah

Nilai normal dewasa pria <15 mm/jam pertama, wanita <20 mm/jam pertama

• LED yang meningkat menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan.

Diff.count: 0/1/4/46/44/5

Nilai normal hitung jenis

• Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)• Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)• Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)• Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)• Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)• Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

• Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.

• Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

Hemoglobin (Hb)

Nilai Hb nn. Fanny rendah (11.2 g%)

Nilai normal dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL, wanita 12-16 gram/dL, wanita hamil 10-15 gram/dL

Nilai normal anak 11-16 gram/dL, batita 9-15 gram/dL, bayi 10-17 gram/dL, neonatus 14-27 gram/dL

b. Sebutkan kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan nilai Hb, leukosit, LED dan DC

abnormal? Caca, imei,

Page 7: kajhfsHdf

VI. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan histopatologi? Eno, intan,

I. Oleh dokter bedah dilakukan biopsy pada kelenjar limfe leher kiri dan specimen

dikirim ke Lab Patologi Anatomi untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi.

Hasil pemeriksaan histopatologi: Tampak kelenjar getah bening berkapsul jaringan

ikat tipis, bagian korteks tampak folikel limfoid hiperplasia, berbagai ukuran, dengan

germinal center aktif. Tampak bagian kelenjar getah bening yang mengalami nekrosis

perkijuan dikelilingi oleh sel sel limfosit makrofag, epitelioid, 1-2 sel datia langhans

dapat dijumpai. Tidak dijumpai tanda-tanda ganas.

Ny. Fanny 22 tahun menderita TBC yang desebabkan oleh mycobacterium tuberculosis

Radang kronik spesifik (TBC) adalah radang kronik imun granulomatosus yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis.

Makroskopik: Jaringan diambil dari operasi KGB (kelenjar getah bening) di region leher

Mikroskopik: sediaan dari KGB, dijumpai terdiri dari nekrosis kaseosa dibagian sentral yang dikelilingi oleh sel-sel epitheloid dengan infiltrasi sel radang limfosit(mononuclear/MN). Fibroblast dan giant cell langerhans.

b. Bagaimana cara melakukan biopsi KGB?

Imei, maya

c. Bagaimana prosedur pengiriman

spesimen ke laboratorium patologi anatomi? Intan, ira,

Page 8: kajhfsHdf

d. Bagaimana histologi kelenjar getah bening yang normal? Maya, faris,

e. Bagaimana gambaran histopatologi pada kasus ini (gambarnya)? Ira, tri,

f. Bagaimana patogenesis munculnya gambaran yang terjadi pada pemeriksaan histopatologi?

Faris, ketrin,

g. Apa saja penatalaksaan pada kasus ini? Tri, imam,

h. Apa prognosis Nn. Fanny? Ketrin, frandi

i. Apa diagnosis banding pada kasus? Imam, caca

LI

TBC (tri, faris, ira, maya)

Pemeriksaan PA TBC (ketrin,

imam, frandi, caca)

Biopsi KGB (eno, imei, intan)6.ABagaimana cara melakukan biopsi

Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk pemeriksaan patologis mikroskopik. Dari bahasa latin bios:hidup dan opsi: tampilan. Jadi secara umum biopsi

Page 9: kajhfsHdf

adalah pengangkatan sejumlah jaringan tubuh yang kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa. Biopsi kebanyakan dlakukan untuk mengetahui adanya kanker. Bagian apapun dari tubuh, seperti kulit, organ tubuh maupun benjolan dapat diperiksa. X-ray, CT scan ataupun ultrasound dapat dilakukan terlebih dahulu untuk mengalokasikan area biopsi. Biopsi dapat dilakukan juga dengan proses pembedahan. Dengan demikian biopsi adalah pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosa dokter bukan untuk terapi kanker kecuali biopsi eksisional dimana selain pengambilan sampel juga mengangkat semua massa atau kelainan yang ada.

Jenis Biopsi

Bentuk yang paling sederhana dari biopsi adalah pengambilan sebagian potongan tumor yang viable seperti pads kulit atau permukaan lain yang mudah dijangkau dengan tang pemotong yang sesuai. Prosedur semacam ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit dan biasanya dilakukan tanpa pemberian Novocain selama kanker tidak disuplai oleh saraf. Namun, kadang diperlukan biopsi yang melibatkan jaringan sehat serta yang dicurigai sakit untuk mendapatkan sel yang hidup. Dalam hal ini , tentu diperlukan anastesi lokal. Ada beberapa jenis biopsi yaitu:

Biposi insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Anda akan dibius total atau lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.

 

Biopsi eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase atau penyebaran tumor.

Page 10: kajhfsHdf

Biopsi jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal (hanya area sekitar jarum) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi.

 

Biopsy jarum dengan bantuan endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernafasan, pencernaan dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk ke dalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.

 

 

Page 11: kajhfsHdf

Punch biopsy. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrument tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Anda akan dibius lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.

 

 

Jaringan yang diperoleh dari hasil biopsi difiksasi, dan dikirim untuk pemeriksaan patologi dan atau imunohistokimia. Tujuan pemeriksaan patologi ini adalah untuk menentukan apakah lesi tersebut ganas atau jinak, dan membedakan jenis histologisnya. Pada beberapa keadaan, biopsi dari kelenjar getah bening menentukan staging dari keganasan. Tepi dari specimen (pada biopsi eksisional) juga diperiksa untuk mengetahui apakah seluruh lesi sudah terangkat (tepi bebas dari infiltrasi tumor)

Satu jenis biopsi khusus yang dapat mengetahui sitologi dari lesi adalah FNAB (fine needle aspiration biopsy). Untuk beberapa jenis keganasan, sensitifitas dan spesifisitas FNAB sama atau lebih baik dari biopsi konvensional