kadar abu air kia

Upload: zakiyatul-mahmudah

Post on 15-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

HKJJJJJBGBKHKH BK UYIYUJFGF YTHYTFYTSDTRBVJH UIHGIUHGIUGIUGUIGTTFRTFDB

TRANSCRIPT

11IDENTIFIKASI AMILUM SECARA MIKROSKOPIS DAN KIMIAWIPENETEPAN KADAR ABU DAN KADAR AIR SIMPLISIA DAN EKSTRAK

A. TUJUANTujuan pada percobaan kali ini adalah untuk mengetahui kadar abu dan kadar air simplisia dan ekstrak.B. BAHAN

1. Klasifikasia. Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rhizoma) Regnum:PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: MonocotyledoneaeOrdo:ZingiberalesFamili: ZingiberaceaeGenus:ZingiberSpesies:Zingiber officinale Roxb.b. Sambiloto (Andrographis paniculata Herbae)Regnum: PlantaeDivisi: SpermatophytaKelas: ManoliopsidaOrdo: MamialesFamili: AcanthaceaeGenus: AndrographisSpesies: Andrographis paniculata Ness.c. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Rhizoma)Regnum:PlantaeDivisio:SpermatophytaClasses:MonocotyledoneaeOrdo:ZingiberalesFamilia:ZingiberaceaeGenus:CurcumaSpesies:Curcuma domestica Val.d. Daun jambu biji (Psidumi guajavae Folium)Regnum:PlantaeDivisio:MagnoliophytaClasses:MagnoliopsidaOrdo:MyrtalesFamilia:MyrteceaeGenus:PsidiumSpesies:Psidium guajava L.e. Daun johar (Cassia siamea Folium)Regnum:PlantaeDivisi:MagnoliophytaClasses:MagnoliopsidaOrdo:FabialesFamilia:FabaceaeGenus:SannaSpesies:Cassia siamea

2. Deskripsi Tanamana. Jahe (Zingiber officinale Rhizoma)Tema berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter,rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. tangkaidaun berambut, panjang 2-4 mm. bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm, lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper tidak berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.b. Daun jambu biji (Psidium guajavae Folium)Semak atau pohon, tinggi 3 meter sampai 10 m, kulit batang halus permukaannya, berwarna coklat dan mudah mengelupas. Daun berhadapan, bertulang menyirip, berbintik, berbentuk bulat telur agak menjorong atau agak bundar sampai meruncing, panjang helai daum 6 cm sampai 14 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm, panjang tangkai 3 mm sampai 7 mm, daun yang muda berambut, daun yang tua permukaan atasnya menjadi licin. Perbungaannya terdiri dari 1 sampai 3 bunga, panjang ganggang perbungaan 2 cm sampai 4 cm ; panjang kelopak 7 mm sampai 10 mm; ajuk berbentuk bundar sungsang panjang 1,5 cm sampai 2 cm. Buah bentuk bulat atau bulat telur, kalau masak berwarna kuning, panjang 5 cm sampai 8,6 cm, berdaging yang menyelimuti biji-biji daam massa berwarna kuning atau merah jambu.c. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Rhizoma)Terna dengan batang berwarna semu hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna, bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3 sampai 8 helai, panjang tangkai daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang helaian daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip berekor, keselurahannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28 cm sampai 85 cm, lebar 10 cm sampai 25 cm. perbungaan terminal, ganggang berambut, bersisik, panjang ganggang 16 cm sampai 40 cm; tenda bunga, panjang 10 cm sampai 19 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm; daun kelopak berambut, berbentuk lanset, pangjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 2 cm sampai 3,5 cm, daun kelopak yang paling bawah berwarna hijau, berbentuk bundar telur, makin ke atas makin menyempit serta memanjang, warna semu putih atau keunguan, kelopak berbentuk tabung, panjang 9 mm sampai 13 mm, bergigi tiga dan tipis seperti selaput; tajuk bagian bawah berbentuk tabung, panjang lebih kurang 20 mm, berwarna krem, bagian dalam tabing berambut; tajuk bagian ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu, panjang 10 mm sampai 15 mm, lebar 11 mm sampai 14 mm; bibir berbentuk bundar telur, panjang 16 mm sampai 20 mm, lebar 15 mm sampai 18 mm, warna jingga atau kuning keemasan dengan pinggir berwarna coklat dan di tengahnya berwarna kemerahan.d. Sambiloto (Andrographidis paniculatae Herbae)Terna tumbuh tegak, tinggi 40 cm sampai 90 cm, percabangan banyak dengan letak yang berlawanan, cabang berbentuk segi empat dan tidak berambut. Bentuk daun lanset, ujung daun dan pangkal daun tajam atau agak tajam, tepi daun rata, panjang daun 3 cm sampai 12 cm dan lebar 1 cm sampai 3 cm, panjang tangkai daun 5 mm sampai 25 mm; daun bagian atas bentukny seperti daun pelindung. Perbungaan tegak bercabang-cabang, gagang bunga 3 mm sampai 7 mm, panjang kelopak bunga 3 mm sampai 4 mm. bunga berbibir berbentuk tabung, panjang 6 mm, bibir bunga bagian atas berwarna putih dengan warna kuning di bagian atasnya, ukuran 7 mm sampai 8 mm, bibir bunga bawah lebar berbentuk biji, berwarna ungu dan panjang 6 mm. tangkai sari sempit dan melebar pada bagian pangkal, panjang 6 mm. Bentuk buah jorong dengan ujung yang tajam, panjang lebih kurang 2 cm, bila tua akan pecah terbagi menjadi 4 keping.e. Daun johar (Cassia siamea Folium)Daun tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian daun berbentuk lonjong sampai bundar memanjang atau bundar telur terbalik, ujungnya bundar. Pangkal asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergigi sangat dangkal. Panjang daun 2-7 mm, dan lebar 1,54 mm.

3. Deskripsi Haksela. Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rhizoma)Rimpang agak pipih, bgian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6.5 mm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar barwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.b. Daun jambu biji (Psidium guajavae Folium)Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau, bau khas aromatik, rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0.5-1 cm, helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kecoklatan, ibu tulang daun dan cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.c. Sambiloto (Andrographis paniculta Herbae)Batang tidak berambut, tebal 2-6 mm, jelas persegi empat, batang bagian atas seringkali dengan sudut agak berusuk. Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah tombak. Permukaan atas berwarna hijau tua atau hijau terdiri dari 5 helai daun kelopak, panjang 3-4 mm, berambut. Buah berbentuk kapsul, pangkal dan ujung tajam. Permukaan kulit luar buah berwarna hijau tua sampai hijau kecoklatan. Biji agak keras. Simplisia tidak berbau, rasa sangat pahit.d. Rimpang kunyit (Curcuma domestica Rhizoma)Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa tebal, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang, lebar 0.5-3 cm, panjang 2-6 cm tebal 1-5 mm, umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan.e. Daun johar (Cassia siamea Folium)Daun tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian daun berbentuk lonjong sampai bundar memanjang atau bundar telur terbalik, ujungnya bundar. Pangkal asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergigi sangat dangkal. Panjang daun 2-7 mm, dan lebar 1,54 mm..

C. HASIL PENGAMATAN

UjiBerat sebelum (g)Berat setelah dipanaskan

Kadar air3229,20

Kadar abu3029,4

1. Perhitungan Untuk Penentuan Kadar AirDik : Berat Cawan Kosong: 32 gram Berat Sampel: 1 gram Berat Setelah Pemijaran: 29,20 gramDit : Persentase kadar air.....?Peny : Keterangan :A : berat cawan + sampel sebelum pemanasanB : berat cawan + sampel setelah pemijaran2. Perhitunagn Untuk Penentuan Kadar AbuDik : Berat Cawan Kosong: 30 gram Berat Sampel: 1 gram Berat Setelah Pemijaran: 29,4 gramDit : Persentase kadar air.....?Peny : Keterangan :Berat abu : berat setelah pemijaran - berat cawan kosong

12PENETEPAN KADAR ABU DAN KADAR AIR SIMPLISIA DAN EKSTRAK

2PENETEPAN KADAR ABU DAN KADAR AIR SIMPLISIA DAN EKSTRAK

ZAKIYATUL MAHMUDAH ADRYAN FRISTIOHADY, S.FARM., M.Si. Apt.F1F1 12 064

ZAKIYATUL MAHMUDAH ADRYAN FRISTIOHADY, S.FARM., M.Sc. Apt.F1F1 12 064

D. PEMBAHASANFarmakognosi merupakan cara pengenalan ciri-ciri atau karakteristik obat yang berasal dari bahan alam. Farmakognosi mencakup seni dan pengetahuan pengobatan dari alam yang meliputi tanaman, hewan, mikroorganisme, dan mineral. Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil penyarian atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral atau pelikan.Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman, yang dimaksud dengan eksudat tanaman yaitu isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya. Simplisia hewani adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni. Simplisia mineral atau pelikan adalah simplisia yang merupakan bahan pelikan atau mineral yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.Kontrol kualitas merupakan parameter yang digunakan dalam proses standarisasi suatu simplisia. Parameter standarisasi simplisia meliputi parameter non spesifik dan spesifik. Parameter nonspesifik lebih terkait dengan factor lingkungan dalam pembuatan simplisia sedangkan parameter spesifik terkait langsung dengan senyawa yang ada di dalam tanaman. Penjelasan lebih lanjut mengenai parameter standardisasi simplisia sebagai berikut: 1) Kebenaran simplisia, Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptik, makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan organoleptik dan makroskopik dilakukan dengan menggunakan indera manusia dengan memeriksa kemurnian dan mutu simplisia dengan mengamati bentuk dan ciri-ciri luar serta warna dan bau simplisia. Sebaiknya pemeriksaan mutu organoleptik dilanjutkan dengan mengamati ciri-ciri anatomi histologi terutama untuk menegaskan keaslian simplisia. 2) Parameter non spesifik, meliputi uji terkait dengan pencemaran yang disebabkan oleh pestisida, jamur, aflatoxin, logam berat, dll.a. penetapan kadar abuPenentuan kadar abu dilakukan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai diperoleh simplisia dan ekstrak baik yang berasal dari tanaman secara alami maupun kontaminan selama proses, seperti pisau yang digunakan telah berkarat). Jumlah kadar abu maksimal yang diperbolehkan terkait dengan kemurnian dan kontaminasi. Prinsip penentuan kadar abu ini yaitu sejumlah bahan dipanaskan pada temperatur dimana senyawa organik dan turunannya terdestruksi dan menguap sehingga tinggal unsur mineral dan anorganik yang tersisa.b.penetapan susut pengeringanSusut pengeringan adalah persentase senyawa yang menghilang selama proses pemanasan (tidak hanya menggambarkan air yang hilang, tetapi juga senyawa menguap lain yang hilang).Pengukuran sisa zat dilakukan dengan pengeringan pada temperatur 105C selama 30 menit atau sampai berat konstan dan dinyatakan dalam persen (metode gravimetri).Untuk simplisia yang tidak mengandung minyak atsiri dan sisa pelarut organik menguap, susut pengeringan diidentikkan dengan kadar air, yaitu kandungan air karena simplisia berada di atmosfer dan lingkungan terbuka sehingga dipengaruhi oleh kelembaban lingkungan penyimpanan.c. kadar airTujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui batasan maksimal atau rentang tentang besarnya kandungan air di dalam bahan. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Dengan demikian, penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan bahan selama penyimpanan. Simplisia dinilai cukup aman bila mempunyai kadar air kurang dari 10%.Dalam percobaan ini dilakukan penentuan kadar air dan kadar abu pada sampel ekstrak daun sambiloto. Pengujian kadar air menggunakan metode gravimetri dengan menghitung susut pengeringan hingga tercapai bobot tetap meggunakan oven. Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar air sebesar 2,8%. Sedangkan untuk pengujian kadar abu dengan menggunakan tanur didapatkan hasil perhitungan kadar abu sebesar 0,6%. Nilai ini merupakan nilai yang cukup sedikit, yang menandakan tingkat kemurnian dari simplisia tersebut terhadap zat kontaminan lainnya.

E. PENUTUP1 KESIMPULANKadar abu dari daun sambiloto adalah 0,6% dan kadar air daun sambiloto 2,8 %. Suatu simplisia dinyatakan aman jika memiliki kadar abu kurang dari 2% dan kadar air kurang dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa simplisia sambiloto aman untuk digunakan sebagai bahan obat herbal.2 SARANSaran dalam praktikum ini adalah saat pengujia organoleptik diharapkan mahasiswa dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Asni, 2010, Buku Ajar Materi Mediak dan Terapi, Farmasi UMI, Makassar.

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.

Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid 3, Departemen Kehutanan, Jakarta.

Steenis Van, C.G.G.J. 1978. Flora. P.T. Pradnya. Paramita Jakarta.

YUNITA DAWURINI HAMSIDI, S.Farm., M.Farm., Apt.F1F112050