kadal,katak,ikan
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks
dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan
aktivitas hidup. Organ dalam sistem organ tersebut mempunyai fungsi berbeda.
Berbeda dengan vertebrata yang lain, ikan bernapas menggunakan insang.
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) hidup dilingkungan perairan tawar.
Ikan Nilem termasuk Teleostei yaitu ikan-ikan yang banyak dilihat dan dimakan.
Ikan ini memiliki bagian tubuh yang terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana
tidak ada batas nyata sebagai batas antara caput dan truncus dipandang tepi caudal
opesculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus.
Bagian kulit cutis Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri atas carium
dan dermis dan epidermis. Corium terdiri atas jaringan pengikat. Epidermis yang
melapisinya dari sebelah luar ialah epithelium. Diantara sel-sel epithelium
terdapat kelenjar uniseluller yang mengeluarkan lendir. Lendir ini menyebabkan
kulit ikan menjadi licin. Di dalam corium terdapat chromatophor-chromatophor,
chromatophor yaitu sel-sel yang mengandung butir-butir pigment, yang
menentukan warna kulit.
Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) digunakan dalam praktikum ini karena
dapat mewakili kelas Pisces dan juga memiliki kemiripan dengan yang
lainnya,sehingga tidak langsung mengamati kelas pisces yang lainnya. Selaian itu
susunan organ-organ Ikan Nilem mudah dipahami.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Ikan
Nilem (Osteochillus hasselti ♂).
II. KERANGKA PEMIKIRAN
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae
seperti Ikan Mas dan Ikan Tawes. Mulut Ikan Nilem terdapat dua pasang kumis
(barbells). Warna badan Ikan Nilem adalah coklat atau hijau kehitaman dan
merah (Schimdt-Nielsen, 1990).
Ikan Nilem merupakan ikan peliharaan yang berasal dari sungai. Ikan
Nilem dapat dipelihara dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar 500-
800 meter di atas permukaan laut, dan lebih menyukai daerah perairan yang jernih
(Bevelander dan Ramaley, 1988).
Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan
ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini
merupakan fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988).
Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak
ventral dari ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam
sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini
mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang
bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977).
Menurut Storer dan Usinger (1961), sistem pencernaan ikan terdiri dari:
rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah
makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan
respirasi. Faring terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek
mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum.
III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah,
jarum penusuk.
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem
(Osteochillus haselti ♂), kloroform dan tissu.
C. Cara Kerja
1. Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum
penusuk.
2. Ikan digunting dimulai dari lobang dubur ke arah anterior sepanjang media
ventral tubuh ke arah depan sampai dekat sirip dada (digunting hati-hati
jangan sampai merusak organ dalam).
3. Pengguntingan dilanjutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang
dilanjutkan ke arah anterior tubuh sampai ke tutup insang.
4. Organ-organ yang terlihat diamati dan nama-nama organ tersebut ditulis
sesuai dengan gambar yang diberikan oleh asisten.
5. Ekor pada ikan dipotong melintang untuk mengamati penampang
melintang.
6. Bagian tulang-tulang ekor diamati dan gambar-gambar yang diberikan
oleh asisten diberi keterangan sesuai dengan bagian yang diamati pada
preparat.
Pembahasan
Klasifikasi Osteochillus hasselti menurut Brotowidjoyo (1993) adalah
sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Osteochillus hasselti
Hasil pengamatan anatomi Ikan Nilem didapatkan hasil bahwa tubuh
Ikan Nilem dibagi menjadi tiga bagian kepala, badan dan ekor. Kepala atau caput
yaitu mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang. Badan atau truncus
mulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus. Ekor atau cauda mulai dari
belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor. Seluruh badannya bersisik, pada
kiri kanan badan terdapat linea lateris atau gurat sisi, yang memanjang dari
belakang tutup insang sampai ekor. Hal itu sesuai dengan pernyataan Radiopoetro
1977, bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana tidak ada
batas nyata sebagai batas antara caput, truncus dipandang tepi caudal operculum
dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus.
Jantung atau cor terdapat di dalam cavum pericardii, terdiri atas sinus
venosus, atrium, ventriculus dan bulbus arteriosus. Menurut Villee, et al., (1988),
sebagian besar ikan, semua darah masuk ke dalam jantung melalui vena
mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbondioksida yang tinggi, yaitu
yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah
atrium, sebuah ventrikel dan sebuah bulbus arteriosus yang tersusun dalam urutan
linear. Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darat yang di dalam vena
sangat rendah dan mengeluarkan darah melalui arteri, aorta ventral. Kelima atau
enam pasang lung aorta yang menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam
insang aorta dorsal. Waktu darah melalui insang karbondioksida dilepaskan dan
oksigen diambil, sehingga darah yang memasuki pembuluh arteri kaya akan
oksigen. Arteri dorsal membagi darah ini melalui cabang-cabangnya ke seluruh
bagian tubuh.
Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae
seperti Ikan Mas dan Ikan Tawes, mulutnya terpasang dua pasang kumis
(barbells). Sistem pencernaannya terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine,
pancreas, kantung empedu. Menurut Storer dan Usinger (1961), sistem
pencernaan ikan terdiri dari: rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk
kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut
membantu gerakan respirasi. Faring terdapat insang di sisi dan samping lalu ke
esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value
terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi,
mengambil ke intestine. Pankreasnya tidak jelas.
Menurut Villee, et al., (1988), pada sejumlah laut dan hewan air tawar,
telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar
tubuh dan fertilisasi ini disebut fertilisasi eksternal. Ikan jantan terdapat testis
yang panjang. Mereka terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai vas defferens
yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria
yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang caudal melanjutkan diri ke
dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Hal ini sesuai dengan
hasil pengamatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tubuh Ikan Nilem terdiri dari kepala (caput), badan (truncus) dan ekor
(cauda). Seluruh badannya bersisik dan terdapat gurat sisi.
2. Sirip pada Ikan Nilem antara lain Caudal fin, Dorsal fin, Anal fin, Abdomen
fin, dan Pectoral fin.
3. Sistem respirasi pada Ikan Nilem terdiri dari insang yang telah sempurna
dengan empat ruang antara lain atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan
ventrikel kanan.
4. Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri dari lidah, hati, gastrum, intestine,
pancreas, kantung empedu.
5. Sistem genitalia jantan terdiri atas testis, vas defferens yang bermuara ke
dalam sinus urogenitalis.
DAFTAR REFERENSI
Bevelander, G. dan J.A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.
Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta
Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiologi-Adaptation and Environment Fourth Edition. Cambridge University, Cambridge.
Storer dan Usinger. 1961. Element of Zoology. McGraw-Hill Book Company, INC, London.
Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Katak merupakan salah satu anggota dari classis Amphibia. Amphibia
adalah vertebrata yang secara tipipikal dapat hidup baik dalam air tawar (tidak ada
yang di air laut) dan di darat. Sebagian besar mengalami metamorphosis berudu
(akuatis dan bernafas denganinsang) ke dewasa (amphibious yang bernapas
dengan pari-paru), namun beberapa jenis amphibian tetap mempunyai insang
selama hidupnya. Jenis-jenis yang ada sekarang tidak mempunyai sisik luar. Kulit
biasanya tipis dan basah.
Hewan-hewan dari cubclass Anura/Salientia tidak mempunyai leher,
karena itukepalanya kelihatan menjadi satu dengan badanya, ekor juga tidak ada.
Kaki depan pendek, tetapi kaki belakang panjangdan besar serta ada selaput
diantara jari-jarinya digunakan untuk meloncat dan berenang, ruas-ruas tulang
belakang ada ada sepuluh buah dan tulang terakhir paling belakang bentuknya
memanjang dinamakan urostil (jasin, 1989).
Klasifikasi Fejervarya cancrivora (katak sawah) menurut jasin (1989)
adalah sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Amphibia
Ordo : Anura
Familia : Ranidae
Genus : Fejervarya
Spesies : Fejervarya cancrivora
Beberapa pertimbangan memungkinkan pemilihan katak atau
Fejervarya cancrivora, untuk mewakili classis Amphibia. Genus ini mudah
diperoleh dan ukuranya cukup besar, ia menunjukan banyaknya persamaan dalam
bentuk fungsi vertebrata tinggi termasuk manusia. Susunan tubuhnya mudah
dipelajari, demikian juga fisiologinya dapat ditunjukan. Cara hidupnya
sederhanadan mudah diamati.
II. Materi Dan Metode
A. Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset dan gunting bedah.
Bahan yang digunakan adalah katak sawah (Fejervarya cancrivora).
B. Metode
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Katak dimatikan dengan jarum penusuk.
2. Bagaian morfologi diamati, kemudia bagian bagian dari organya dicatat.
3. Pengamatan pada bagian cavum oris dilakukan dengan cara kedua sudut mulut
dipotong hingga permukaan yang dibuka dapat lebih lebar, lalu kemudian
mulai mengamati pada bagian cavum oris.
4. Untuk melihat otot yang ada di dalamnya dilakukan pengelupasan kulit
ventral, dilakukan dengan cara kulit diguntingdari medio-posterior kea rah
anterior, otot-otot yang terlihat diamati dengan bantuan gunting dan pinset.
5. Untuk melihat organ organ pencernaan, dilakukan pembedahan. Pembedahan
dimulai dengan pemotongan dari pangkal oesophagus dan ujung rectum
kemudia selaput yang menahan organ tersebut dengan dinding tubuh sebelah
dorsal digunting dan dibiarkan mesentrium yang melekat antara gastrum dan
duodenum karena pada selaput ini melekat pankreas. Sistem urogenitalianya
jangan dirusak. Kemudian diamati, lalu bagian-bagian organya dicatat.
6. Pengamatan sistem urogenitalis dengan cara bagian perut sebelah medium
posterior dijepit dan diangkat kearah atas kemudian digunting sepereti
sebelum sistem muscular diamati, sehingga dapat segera diamati sistem
urogenitalis di bawah intestine dalam tubuh katak.
7. Setelah selesai alat-alatnya dibersihkan
B. Pembahasan
Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang morfologi katak (Fejerfaria
cancrivora), bahwa katak terdiri dari caput, cavum oris, nares externa, membrane
nictitans, organon visus, annulus tympanicus, truncus. Ekstrimitas anterior yang
terdiri dari anthebrachium, carpus, brachium, dan jumlah digiti ada empat buah.
Ekstrimitas posterior yang terdiri dari femur, crus, pes, dan jumlah digiti ada lima
buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Susanto (1994), yang menyatakan bahwa
morfolgi katak sawah (Fejerfaria cancrivora) terdiri dari rongga mulut (cavum
oris), kepala (caput), lubang hidung (nares eksterna), gendang telinga (membrane
tympani), tungkai depan (ekstrimitas anterior), perut (abdomen), tungkai belakang
(ekstrimitas posterior) dan kloaka. Selain itu juga terdapat selaput diantara jari jari
kaki yang berfungsi membantu katak berenang di air sehingga katak dapat hidup
di darat dan di air.
Sistem pencernaan katak terdiri dari cavum oris, pancreas, gastrum,
pylorus, intestin, rectum, kloaka dan mesentrium. Menurut Saktiono (1989), yang
menyatakan bahwa saluran pencernaan pada katak sawah (Fejerfaria cancrivora)
dimulai dari rongga mulut, dan pelepasan terakhir di kloaka. Setelah makanan
masuk melalui mulut yang terdapat gigi pada rahang atas langit-langit yang
berbentuk kerucut, dan lidah yang bercabang dua dimana fungsinya sebagai alat
penangkap mangsa, lalu dengan bantuan gigi dan kelenjar air ludah kemudian
makanan masuk ke kerongkonganya merupakan saluran pendek yang dilalui
makanan untuk menuju ke lambung, dimana lambung tersebut hanya berupa
kantung yang tergantung dan dapat menjadi besar apabila terisi makanan.
setelah itu sari-sari makana yang telah halus diserap oleh dinding usus halus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler darah. Sedangkan usus ini berakhir di
kloaka yang berfungsi sebagai alat ekskresi, tetapi sebelum dikeluarkan melalui
kloaka, kotoran sisa makanan ditampung didalam rektum.
Sistem ekskresi pada katak terdiri dari sepasang ginjal yang menempel
pada dinding tubuh bagian belakang. Ginjal berwarna merah kecoklatan dan
berfungsi sebagai alat penyaring darah. Filtratnya berupa zat-zat yang tidak
berguna melalui sepasang saluran ureter dan kantung kemih, filtrate urin nantinya
akan dibuang melalui kloaka (Soemiadji, 1986).
Pada pengamatan sistem reproduksi katak sawah (Fejerfaria cancrivora)
jantan memiliki sepasang testis yang berfungsi menghasilkan sperma. Sperma
yuang dihasilkan oleh testis dikeluarkan melalui saluran sperma dan bersama
urine keluar melalui kloaka. Kloaka merupakan satu muara dari tiga saluran yaitu
pencernaan, saluran kelamin (reproduksi), dan pengeluaran (ekskresi). Katak
sawah (Fejerfaria cancrivora) jantan memiliki sistem reproduksi yaitu berupa
badan lemak, testis, vas aferen,uterus, kantong sperma, kantong kemih, ginjal, dan
kloaka (Soepomo, 1997).
Sistem reproduksi katak sawah (Fejerfaria cancrivora) betina yaitu
berupa sel telur, ovarium, ginjal, uterus, ureter, kantong kemih, oviduk, dan
kloaka. Ovarium pada katak betina berfungsi menghasilkan sel telur (ovum), sel
telur tersebut dikeluarkan menuju oviduk dan selanjutnya keluar melalui kloaka.
Ketika melakukan reproduksi di dalam air, katak betina yang memiliki ukuran
lebih besar dirangkul oleh pejantan (Amin, 1990).
Selain itu diketahui bahwa katak betina memiliki sepasang ovarium yang
mengeluarkan telur. Apabila telur sudah masak, katak betina menuju ke air
kemudian katak jantan dating dan menaiki punggung katak betina. Selanjutnya
katak betina mengeluarkan telur ke dalam air dan bersamaan dengan itu katak
jantan mengeluarkan spermanya.
Telur yang sudah dibuahi menyerap air sehingga membesar kemudian
berkembang menjadi embrio. Embrio mendapat makanan dari kining telur, kurang
lebih seminggu setelahpembuahan embrioberkembang menjadi berudru.
Selanjutnya katak berkembang terus mengalami perubahan yang disebut dengan
metamorphosis (soepomo, 1997).
Sistem otot ventral dari hasil pengamatan terbagi menjadi empat bagian,
yaitu pada caput, pectoral, dan abdominal. Otot pada caput terdiri atas muscullus
submandibularis, muscullus subhyoideus. Pada otot dada terdapat muscullus
deltoideus yang dibagi lagi menjadi muscullus pars epicoracoidea, muscullus par
sternalis, dan muscullus pars abdominalis. Otot pada perut terdiri dari muscullus
rectus abdominalis, inscription tendinae, linea alba, muscullus obliqus externus
dan internus. Otot pada ekstrimitas posterior terdiri dari otot pada bagian femur
dan crus. Menurut Hildebrand (1995), sistem otot sumbu amfibi merupakan
bentuk perantara dari ikan dan reptilian. Lapisan otot-ototnya berurutan dari luar
ke dalam yaitu otot obliqus eksternus, obliqus internus, dan tranverses. Otot-otot
epaxial, secara bersama sekarang dinamakan truncus dorsalis.
Sistem otot pada katak terbagi menjadi dua bagian, yakni otot-otot
ventral tubuh dan otot-otot dorsal tubuh. Otot-otot ventral tersebar pada kelompok
otot-otot anggota, dimana kelompok ini terbagio menjdi dua kelompok.
Kelompok pertama yakni kelompok otot ventrolateral yang bekerja menarik
anggota ke depan arah sumbu tengah dan terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama yaitu kelompok otot ventral yang bekerja menarik anggota ke
depan arah sumbu tengah dan terbagi menjadi dua kelompok lagi, menjadi otot
pada proksimal dan distal. Kelompok ventral otot-otot proksimal anggota depan
yang terdiri dari muscullus deltoideus yang terdiri dari dua bagian, episternalis
berupa otot kecil dengan origonya epiternum dan skapularis dengan origonya pada
scapula, muscullus pectoralis yang trdiri dari tiga bagian yaitu bagian epikorakoid
dengan origo pada epikorakoid, bagian sternal yang terletak pada posterior dari
bagian epikorakoid serta bagian abdominal yang terletak latero ventral pada
dinding abdomen, muscullus coracobrachialis yang terlentang antara permukaan
dalam bagian proksimal korakoid dan muscullus coracoradialis yang terdapat di
sebelah anterior dari muscullus pectoralis bagian epikorakoid dan posterior dari
otot deltoideus bagian episternalis. Kelompok ventral otot-ototdistal anggota
depan terdiri dari muscullus brachioradialis yang mengembangkan sikut,
muscullus fleksorcarpiradialis dan muscullus fleksocarpiulnaris yang
membengkokan antebrachium, muscullus fleksordigitorium longus yang
terlentang dari tengah-tengah apicondile, dan muscullus fleksor digitorium brevis
yang origonya pada tendo dan insertionya pada jari-jari (Djuhanda, 1982).
Kelompok kedua adalah kelompok otot-otot dorsomedil yang bekerja
untuk menarik anggota ke belakang mrnjauhi sumbu tengah tubuh dan
merentangkan ruas-ruas anggota dan terbagi menjadi dua juga, proksimal
dandistal. Kelompok ventral dari otot-otot proksimal anggota belakang yaitu,
muscullus Sartorius terletak pada permukaan femur, muscullus gracillis major
yang terletak lebih medial dari muscullus Sartorius, muscullus minor yang
terdapat medial agak ke dorsal dari gracillis major, muscullus aductor magnus
yang terletak sebelah dorsal dari Sartorius, muscullus adductor longus berada di
sebelah dorsal dari Sartorius dan muscullus trisep femoris terletak lateraldi bagian
paha. Kelompok ventral otot-otot distal anggota belakang terdiri dari muscullus
tibialis yang berupa tiga buah otot di daerah tibio fibula yang bekerja untuk
menekuk dan memutar tumit. Otot pada katak tidak sebatas dari otot-otot anggota
tersebut saja, terdapat pula pada otot-otot ventral tubuh juga terdapat pula otot-
otot lainya, seperto muscullus subhyoideus yang terlentang antara rahang bawah
kiri dan kanan, muscullus submaxilaris yang melintang antara kedua rami rahang
bawah di depan muscullus subhyoideus, muscullus rectus abdominis yang terletak
medio ventral pada tubuh dan di tengah-tengah otot ini terdapat suatuurat yang
disebut linea alba dan selanjutnya muscullus obliqus externus yang terdapatpada
dinding lateral abdomen (Djuhanda, 1982).
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa :
1. Secara morfologi tubuh katak terbagi atas empat yaitu caput, truncus,
ekstrimitas anterior, dan ekstrimitas posterior.
2. Sistem pencernaan katak terdiri dari pancreas, pylorus, intestine, rectum,
cloaca.
3. System ekskresi pada katak terdiri dari ginjal sebagai penghasil urine
disalurkan melalui ureter, vesica urinaria, rectum dan bermuara pada cloaca.
4. System genitalia pada organ reproduksi katak betina adalah ovarium,
sedangkanpada katak jantan adalah testis.
5. Otot ventral pada katak dibagi lagi pada bagian caput, pectoral, dan
abdominal.
6. Otot xtrimitas posterior dibagi menjadi femur, crus dan pes, diantara digiti
terdapat selaput renang (web).
DAFTAR REFERENSI
Amin, M. 1990. Dikktat Asistensi Anatomi Hewan. Balai Pustaka, Jakarta.
Djuhanda, T. 1982. Analisis Struktur Vertebrata I. Armico, Bandung.
Hildebrand, M. 1995. Analysis of Vertebrate Structure. Fourth Edition. John Wiley and Sons, Inc, Canada.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Sinar Winaja, Surabaya.
Radiopoetro. 1997. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Saktiono. 1989. Biologi Umum. Erlangga, Jakarta.
Soemiadjii. 1986. Biologi II. Karunuka, Jakarta.
Soepomo. 1997. Zoologi. Erlangga, Jakarta.
Susanto, Heru. 1994 Budidaya Kodok Unggul. Penebar Swadaya, Jakarta.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reptilia adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik
atau papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan
sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Tubuh kadal
terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda).
Tubuh kadal ditutupi oleh kulit kering dengan sisik-sisik zat tanduk
dipermukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir.
Kadal bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari
amphibia. Ginjal kadal (Mabouya multifasciata) bertipe metanefros.
Fertilisasinya internal bersifat ovovipar dengan menghasilkan telur dengan banyak
kuning telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur)
hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.
Praktikum kali ini menggunakan kadal karena mudah ditemukan di
lingkungan sekitar kita, termasuk Reptil yang jinak, dan organ-organ dalamnya
mudah diamati.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Kadal
betina (Mabouya multifasciata ♀).
II. KERANGKA PEMIKIRAN
Kadal (Mabouya multifasciata) termasuk ordo Squamata dan subordo
Lacertilia. Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat
pentadactil. Membran tympani tidak cembung dan celah nares eksterna jelas
dapat dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan begitu juga dengan
membran nictitans. Kedua rahang bawahnya bersatu, sehingga hewan kurang
dapat membuka mulutnya. Kadal memiliki kulit kering dan beraquama. Jarinya
mengandung kuku (Radiopoetro, 1977).
Kadal termasuk hewan yang hidup di darat. Fertilisasinya disebut
fertilisasi internal berifat ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning
telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk hewan betina. Embrio
dikelilingi oleh amnion, horion dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).
Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup
besar. Sistem pencernaan terdiri dari tenggorokkan yang panjang dan lambung
yang masih sederhana. Jantung kadal memanjang dan berwarna merah tua yang
di depannya terlihat batang trachea. Jantung terdiri dari tiga lobi yakni dua atrium
dan satu ventrikel (Djuhanda, 1994).
III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA
A. Alat
Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting
bedah, dan jarum penusuk.
B. Bahan
Bahan yang digunakan adalah Kadal betina (Mabouya multifasciata ♀),
air kran, kloroform dan formalin).
C. Cara Kerja
Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Kadal dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan
dengan jarum penusuk.
2. Kadal digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang
mediaventral tubuh mengikuti lekuk tubuh dan bagian yang akan diamati.
3. Anatomi kadal yang telah dibedah diamati.
B. Pembahasan
Klasifikasi Mabouya multifasciata menurut Brotowidjoyo (1993) adalah
sebagai berikut :
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Reptilia
Ordo : Squamata
Subordo : Lacertilia
Familia : Scincidae
Genus : Mabouya
Spesies : Mabouya multifasciata
Hasil pengamatan anatomi kadal (Mabouya multifasciata) didapatkan
hasil bahwa tubuh kadal dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus
(badan) dan cauda (cauda). Daerah kepala terdiri dari mata, lubang hidung, dan
telinga. Badan bentuknya bulat memanjang. Sisik pada daerah perut warnanya
putih kekuning-kuningan, sisik pada daerah punggung berwarna antara kuning
cokelat sampai cokelat tua. Di bagian perut sebelah belakang antara kaki
belakang dan pangkal ekor terdapat lubang kloaka. Ekor (cauda) cukup kukuh,
bersisik, bentuknya bulat pajang meruncing ke ujungnya dan mudah putus.
Menurut Brotowidjoyo (1993), tubuh memanjang tertekan lateral. Kaki empat,
kuat dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior.
Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral berkembang baik. Mulut
lengkap, mempunyai kandung kemih. Ekornya digunakan untuk keseimbangan
gerak kertika berlari. Kulit tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting,
sisik-sisik ini lunak. (Schmidt-Nelsen,1990)
Sementara sistem pencernaannya terdiri atas hepar, gastrum, lien,
pancreas, duodenum, ductus choleodecus, rektum dan kloaka. Menurut
Brotowidjoyo (1993), sistem pencernaan pada kadal terdiri dari lidah yang dapat
dijulurkan ke luar dengan mudah. Gigi-gigi yang melekat pada rahang, dari mulut
dilanjutkan ke faring, oesophagus dan lambung. Dari lambung kemudian ke
testinum, rektum dan kloaka. Hati dan pankreasnya berpembuluh ke intestinum.
Kloaka berfungsi mengeluarkan sisa-sisa dari Sistem Pencernaan (Feces),
Ekskresi (Urine) dan Reproduksi (sel gamet). Sedangkan untuk sistem
respirasinya adalah udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam
kemudian ke glottis, trachea, bronki (ada 2), di lanjutkan ke paru-paru (dengan
kapiler-kepilernya) (Villee, et al., 1988).
Praktikum yang dilakukan untuk mengamati sistem genital kadal
menggunakan kadal betina yang organnya adalah osteum tuba, ovarium, oviduk,
ren, ureter, uterus, vesica urinaria dan kloaka. Menurut Radiopoetro (1977), pada
semua reptilia fertilisasi secara internal dan terjadi dibagian atas oviduk.
Fertilisasi kadal bersifat ovovivipar yaitu telur tetap dipertahankan di dalam
oviduk hingga hewan muda keluar. Ovarium memanjang dan tidak simetris.
Vesica urinaria ini berisi air yang digunakan untuk membasahi pasir apabila akan
membuat sarang untuk meletakkan telurnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tubuh kadal terdiri atas tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan
ekor (cauda).
2. Fertilisasi kadal termasuk fertilisasi internal bersifat ovovivipar.
3. Jantung Kadal terdiri dari tiga ruangan yaitu dua Atrium dan satu Ventrikel.
4. Sistem Urogenital Kadal Betina yang Organnya adalah Osteum Tuba,
Ovarium, Oviduk, Ren, Ureter, Uterus, Vesica urinaria dan Kloaka
5. Sistem Pencernaan pada Kadal terdiri dari Hepar, Empedu, Gastrum,
Pankreas, Intestine, Rektum,dan Kloaka.
6. Sistem respirasi pada Kadal dimulai ke nares externa, nares interna, glottis,
larink, trakea, paru-paru.
DAFTAR REFERENSI
Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.
Djuhanda, 1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico,
Bandung.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta
Schmidt-Nelsen, K. 1990. Animal Physiologi-Adaptation and Environment
Fourth Edition. Cambridge University, Cambridge.
Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.