kadal,katak,ikan

36
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan aktivitas hidup. Organ dalam sistem organ tersebut mempunyai fungsi berbeda. Berbeda dengan vertebrata yang lain, ikan bernapas menggunakan insang. Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) hidup dilingkungan perairan tawar. Ikan Nilem termasuk Teleostei yaitu ikan-ikan yang banyak dilihat dan dimakan. Ikan ini memiliki bagian tubuh yang terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana tidak ada batas nyata sebagai batas antara caput dan truncus dipandang tepi caudal opesculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus. Bagian kulit cutis Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri atas carium dan dermis dan epidermis. Corium terdiri atas jaringan pengikat. Epidermis yang

Upload: fajar-nour-cholis

Post on 09-Feb-2016

148 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: kadal,katak,ikan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan merupakan organisme akuatik yang memiliki organ yang kompleks

dan terdiri atas beberapa sistem organ yang saling bekerja sama melakukan

aktivitas hidup. Organ dalam sistem organ tersebut mempunyai fungsi berbeda.

Berbeda dengan vertebrata yang lain, ikan bernapas menggunakan insang.

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) hidup dilingkungan perairan tawar.

Ikan Nilem termasuk Teleostei yaitu ikan-ikan yang banyak dilihat dan dimakan.

Ikan ini memiliki bagian tubuh yang terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana

tidak ada batas nyata sebagai batas antara caput dan truncus dipandang tepi caudal

opesculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus.

Bagian kulit cutis Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) terdiri atas carium

dan dermis dan epidermis. Corium terdiri atas jaringan pengikat. Epidermis yang

melapisinya dari sebelah luar ialah epithelium. Diantara sel-sel epithelium

terdapat kelenjar uniseluller yang mengeluarkan lendir. Lendir ini menyebabkan

kulit ikan menjadi licin. Di dalam corium terdapat chromatophor-chromatophor,

chromatophor yaitu sel-sel yang mengandung butir-butir pigment, yang

menentukan warna kulit.

Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) digunakan dalam praktikum ini karena

dapat mewakili kelas Pisces dan juga memiliki kemiripan dengan yang

lainnya,sehingga tidak langsung mengamati kelas pisces yang lainnya. Selaian itu

susunan organ-organ Ikan Nilem mudah dipahami.

Page 2: kadal,katak,ikan

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Ikan

Nilem (Osteochillus hasselti ♂).

Page 3: kadal,katak,ikan

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae

seperti Ikan Mas dan Ikan Tawes. Mulut Ikan Nilem terdapat dua pasang kumis

(barbells). Warna badan Ikan Nilem adalah coklat atau hijau kehitaman dan

merah (Schimdt-Nielsen, 1990).

Ikan Nilem merupakan ikan peliharaan yang berasal dari sungai. Ikan

Nilem dapat dipelihara dengan baik pada daerah dengan ketinggian sekitar 500-

800 meter di atas permukaan laut, dan lebih menyukai daerah perairan yang jernih

(Bevelander dan Ramaley, 1988).

Ikan melakukan fertilisasi secara eksternal. Telur dan sperma dilepaskan

ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar tubuh. Fertilisasi ini

merupakan fertilisasi yang primitif (Villee et al., 1988).

Ikan jantan terdapat sepasang testis yang panjang. Mereka terletak

ventral dari ren. Ujung caudal mulai dari vas deferens yang bermuara ke dalam

sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria yang panjang. Ovaria ini

mempunyai rongga yang ke caudal melanjutkan diri ke dalam oviduk, yang

bermuara ke dalam sinus urogenitalis (Radiopoetro, 1977).

Menurut Storer dan Usinger (1961), sistem pencernaan ikan terdiri dari:

rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk kerucut untuk mengunyah

makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut membantu gerakan

respirasi. Faring terdapat insang di sisi dan samping lalu ke oesophagus pendek

mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum.

Page 4: kadal,katak,ikan

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting bedah,

jarum penusuk.

B. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Ikan Nilem

(Osteochillus haselti ♂), kloroform dan tissu.

C. Cara Kerja

1. Ikan dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum

penusuk.

2. Ikan digunting dimulai dari lobang dubur ke arah anterior sepanjang media

ventral tubuh ke arah depan sampai dekat sirip dada (digunting hati-hati

jangan sampai merusak organ dalam).

3. Pengguntingan dilanjutkan dari anus ke arah tubuh bagian dorsal yang

dilanjutkan ke arah anterior tubuh sampai ke tutup insang.

4. Organ-organ yang terlihat diamati dan nama-nama organ tersebut ditulis

sesuai dengan gambar yang diberikan oleh asisten.

5. Ekor pada ikan dipotong melintang untuk mengamati penampang

melintang.

Page 5: kadal,katak,ikan

6. Bagian tulang-tulang ekor diamati dan gambar-gambar yang diberikan

oleh asisten diberi keterangan sesuai dengan bagian yang diamati pada

preparat.

Page 6: kadal,katak,ikan

Pembahasan

Klasifikasi Osteochillus hasselti menurut Brotowidjoyo (1993) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Familia : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Osteochillus hasselti

Hasil pengamatan anatomi Ikan Nilem didapatkan hasil bahwa tubuh

Ikan Nilem dibagi menjadi tiga bagian kepala, badan dan ekor. Kepala atau caput

yaitu mulai dari moncong sampai dengan batas tutup insang. Badan atau truncus

mulai dari belakang tutup insang sampai dengan anus. Ekor atau cauda mulai dari

belakang anus sampai dengan ujung sirip ekor. Seluruh badannya bersisik, pada

kiri kanan badan terdapat linea lateris atau gurat sisi, yang memanjang dari

belakang tutup insang sampai ekor. Hal itu sesuai dengan pernyataan Radiopoetro

1977, bahwa tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda, dimana tidak ada

batas nyata sebagai batas antara caput, truncus dipandang tepi caudal operculum

dan sebagai batas antara truncus dan ekor dipandang anus.

Jantung atau cor terdapat di dalam cavum pericardii, terdiri atas sinus

venosus, atrium, ventriculus dan bulbus arteriosus. Menurut Villee, et al., (1988),

sebagian besar ikan, semua darah masuk ke dalam jantung melalui vena

mempunyai kadar oksigen yang rendah dan karbondioksida yang tinggi, yaitu

Page 7: kadal,katak,ikan

yang disebut darah vena. Jantung terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah

atrium, sebuah ventrikel dan sebuah bulbus arteriosus yang tersusun dalam urutan

linear. Kontraksi otot jantung meningkatkan tekanan darat yang di dalam vena

sangat rendah dan mengeluarkan darah melalui arteri, aorta ventral. Kelima atau

enam pasang lung aorta yang menjulur secara dorsal melalui kapiler di dalam

insang aorta dorsal. Waktu darah melalui insang karbondioksida dilepaskan dan

oksigen diambil, sehingga darah yang memasuki pembuluh arteri kaya akan

oksigen. Arteri dorsal membagi darah ini melalui cabang-cabangnya ke seluruh

bagian tubuh.

Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) tergolong dalam keluarga Cyprinidae

seperti Ikan Mas dan Ikan Tawes, mulutnya terpasang dua pasang kumis

(barbells). Sistem pencernaannya terdiri atas lidah, hati, gastrum, intestine,

pancreas, kantung empedu. Menurut Storer dan Usinger (1961), sistem

pencernaan ikan terdiri dari: rahang ikan mempunyai banyak gigi kecil berbentuk

kerucut untuk mengunyah makanan dan lidah kecil dalam di dasar rongga mulut

membantu gerakan respirasi. Faring terdapat insang di sisi dan samping lalu ke

esophagus pendek mengikuti hingga timbul lambung atau gastrum. Pyloric value

terpisah belakang dari intestine. Tiga tubular pyloric caeca, fungsi mengabsorpsi,

mengambil ke intestine. Pankreasnya tidak jelas.

Menurut Villee, et al., (1988), pada sejumlah laut dan hewan air tawar,

telur dan sperma dilepaskan ke dalam air di sekitarnya dan fertilisasi terjadi diluar

tubuh dan fertilisasi ini disebut fertilisasi eksternal. Ikan jantan terdapat testis

yang panjang. Mereka terletak ventral dari ren. Ujung caudal mulai vas defferens

yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Ikan betina terdapat sepasang ovaria

Page 8: kadal,katak,ikan

yang panjang. Ovaria ini mempunyai rongga yang caudal melanjutkan diri ke

dalam oviduk, yang bermuara ke dalam sinus urogenitalis. Hal ini sesuai dengan

hasil pengamatan.

Page 9: kadal,katak,ikan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tubuh Ikan Nilem terdiri dari kepala (caput), badan (truncus) dan ekor

(cauda). Seluruh badannya bersisik dan terdapat gurat sisi.

2. Sirip pada Ikan Nilem antara lain Caudal fin, Dorsal fin, Anal fin, Abdomen

fin, dan Pectoral fin.

3. Sistem respirasi pada Ikan Nilem terdiri dari insang yang telah sempurna

dengan empat ruang antara lain atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan

ventrikel kanan.

4. Sistem pencernaan pada Ikan Nilem terdiri dari lidah, hati, gastrum, intestine,

pancreas, kantung empedu.

5. Sistem genitalia jantan terdiri atas testis, vas defferens yang bermuara ke

dalam sinus urogenitalis.

Page 10: kadal,katak,ikan

DAFTAR REFERENSI

Bevelander, G. dan J.A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta

Schmidt-Nielsen, K. 1990. Animal Physiologi-Adaptation and Environment Fourth Edition. Cambridge University, Cambridge.

Storer dan Usinger. 1961. Element of Zoology. McGraw-Hill Book Company, INC, London.

Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.

Page 11: kadal,katak,ikan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Katak merupakan salah satu anggota dari classis Amphibia. Untuk

menggambarkan pola umum organisme ini sangatlah sulit karena adanya variasi

yang sangat luas dalam hal bentuknya. Amphibia berasal dari kata Amphi artinya

rangkap sedangkan bios artinya kehidupan, Amphibia ialah hewan yang hidup

dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula berada dalam air tawar, kemudian

dilanjutkan di darat.

Beberapa pertimbangan memungkinkan pemilihan katak atau Rana sp.

Untuk mewakili classis Amphibia, selain genus ini mudah diperoleh dan

ukurannya cukup besar, katak juga menunjukkan banyak persamaan dalam bentuk

dan fungsi dengan vertebrata tingkat tinggi termasuk manusia, selain itu susunan

tubuhnya mudah dipelajari, demikian juga dengan kondisi fisiknya yang mudah

diamati, begitu juga dengan hidupnya yang sangat sederhana.

Cara hidup katak sangat berbeda dengan ikan. Hewan ini tidak hidup di

dalam perairan dalam, tetapi menggunakan sebagian besar waktunya di darat.

Fungsi kulit pada katak yaitu untuk melindungi tubuh dari lingkungan luar dan

sebagai alat pernafasan. Untuk terjadinya pernapasan melalui kulit, kulit katak

harus selalu basah, ketika katak berada di darat, maka untuk mempertahankan

kulitnya selalu basah, maka dia dilengkapi dengan kelenjar-kelenjar yang

menghasilkan lendir. Bentuk kelenjar kulit katak seperti piala, terdapat tepat di

bawah epidermis dan salurannya melalui epidermis yang bermuara di permukaan

kulit.

Page 12: kadal,katak,ikan

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Katak

betina (Rana cancrivora ♀).

Page 13: kadal,katak,ikan

KERANGKA PEMIKIRAN

Katak (Rana cancrivora) termasuk ordo Salientia (Anura) seperti katak

bangkong (Bufo boreas). Amphibi dalam ordo ini pandai melompat. Katak

dewasa tidak mempunyai ekor. Katak dewasa bernafas dengan paru-paru. Kaki

dan skeleton sabuk katak tumbuh dengan baik. Kepala dan tubuhnya bersatu,

tidak mempunyai leher dan juga tidak mempunyai ekor. Kaki depan pendek, kaki

belakang besar yang berfungsi untuk melompat. Diantara jari-jari kaki ada

selaput (kulit) untuk berenang. Vertebrae ada 10, tidak ada rusuk. Fertilisasinya

eksternal. Larva (berudu) dengan ekor dan sirip-sirip median. Metamorfosis

nyata dan mencolok (Brotowidjoyo, 1993).

Hampir semua amphibia berkembang biak dalam air. Sebagian besar

bersifat ovipar, fertilisasi terjadi diluar dan telur berkembang menjadi larva yang

dapat berdiri sendiri. Fertilisasi katak termasuk fertilisasi eksternal (Villee, et al.,

1988).

Yang termasuk class Amphibi adalah katak (Rana cancrivora). Katak

mempunyai habitat di dua alam. Nama amphibi ini berasal dari Amphi: dua, Bios

: hidup. Katak hidup di air dan darat, tapi mereka lebih banyak berada di darat

(Storer dan Usinger, 1961).

Page 14: kadal,katak,ikan

II. Materi Dan Metode

A. Materi

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting

bedah, dan jarum penusuk. Bahan yang digunakan adalah Katak betina (Rana

cancrivora ♀), air kran, kloroform dan formalin.

B. Metode

Metode praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Katak dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan dengan jarum

penusuk.

2. Katak digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang

mediaventral tubuh mengikuti lekuk tubuh dan bagian yang akan diamati.

3. Anatomi katak yang telah dibedah diamati.

Page 15: kadal,katak,ikan

B. Pembahasan

Klasifikasi Fejerfaria cancrivora menurut Brotowidjoyo (1993) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Amphibia

Ordo : Anura

Familia : Ranidae

Genus : Fejerfaria

Spesies : Fejerfaria cancrivora

Hasil pengamatan anatomi katak (Fejerfaria cancrivora) di dapatkan hasil

bahwa tubuh katak dibagi menjadi dua bagian yaitu caput (kepala) dan truncus

(badan). Caput yaitu mulut, mata, lubang hidung dan lubang telinga. Truncus

yaitu berbentuk cembung pada bagian dorsal dan merata pada bagian ventral,

dimana terdapat kaki depan 4 buah digiti dan kaki belakang 5 buah digiti. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Bevelander dan Ramaley (1988), bahwa caput berujung

tumpul, tanpa moncong yang menonjol dan rima oris ialah terminal. Daerah

dataran dorsal moncongnya terdapat sepasang nares atau lubang hidung kecil.

Sepasang mata terdapat hampir pada apex caput, ia berukuran besar dan menonjol.

Truncus, pendek dan kompak, memipih pada setengah bagian distal yaitu pada

daerah yang ditempati vertebrae sacrales. Lubang kloaka terletak terminal.

Serupa dengan Vertebrata terestrial lainnya, katak dilengkapi dengan dua pasang

Page 16: kadal,katak,ikan

extremitas. Sepasang extremitas anterior ialah pendek, tetapi bagian-bagiannya

dapat dikenal karena adanya persendian.

Sistem pencernaan pada katak terdiri atas rongga mulut (covum oris),

faring, oesophagus, gastrum, duodenum, intestine, colon, dan kloaka. Sedangkan

sistem respirasinya terdiri dari paru-paru, faring dan glotis. Menurut

Brotowidjoyo (1993), dalam sistem pencernaan tidak ada gigi. Lidah lebar, tetapi

tidak dapat ditonjolkan ke luar. Sistem pencernaan terdiri dari faring yang dapat

dibesarkan, oesophagus berdinding tebal, lambung, usus halus, usus besar dan

kloaka. Sedangkan sistem respirasinya dari faring melalui celah suara (glottis)

terus menuju trakea (bercincin kartilago), dilanjutkan ke bronki yang kemudian

bercabang-cabang dalam paru-paru. Paru-paru itu terbagi dalam kompartemen–

kompartemen (lobus-lobus). Laring dari kartilago terdapat diujung anterior

trakea. Respirasi katak menurut Radiopoetro (1977), mekanisme pernapasan

meliputi dua fase ialah: inspirasi atau menghisap udara ke dalam pulmo dan

expirasi atau mengeluarkan udara dari pulmo, keduanya dilaksanakan dalam

kedaan mulut tertutup. Pernapasan melalui kulit pada katak dapat berlangsung

baik di darat maupun di dalam air. Di samping itu penting pula artinya pembuluh

darah pada dinding covum oris. Selaput lendir di sini berfungsi pula untuk

pernapasan. Pada stadium larva pernapasan berlangsung melalui insang, yang

terbentuk dari perluasan epithelium pharynx.

Pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui sistem genital katak

menggunakan katak betina. Organ dalam sistem genital katak betina adalah

ovarium, oviduk dan corpus adiposum (badan lemak). Menurut Villee, et al.,

(1988), saluran reproduksi betina, telur disalurkan dari rongga tubuh oleh

Page 17: kadal,katak,ikan

sepasang oviduk, tetapi oviduk tersebut mengalami perubahan sesuai dengan cara

reproduksinya. Hampir semua ampibia berkembang biak di dalam air. Sebagian

besar bersifat ovipar, fertilisasi terjadi diluar dan telur berkembang menjadi larva

yang dapat berdiri sendiri. Tiap oviduk pada katak merupakan suatu saluran

sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior rongga tubuh ke

kloaka. Oviduk mempunyai sel kelenjar yang mensekresi lapisan jeli di sekitar

telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara, tetapi

selain oviduk tidak mengalami spesialisasi.

Page 18: kadal,katak,ikan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tubuh katak terdiri atas dua bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus)

dimana terdapat kaki depan dan kaki belakang pada bagian truncus.

2. Sistem Pencernaan pada Katak Sawah secara umum terdiri dari

Hepar,empedu, gastrum, pankreas, intestine, duodenum, rektum,dan kloaka.

3. Sistem Genitalia Katak Sawah betina adalah Ovarium, Corpus adiposa, dan

Oviduct.

4. Fertilisasi pada katak termasuk fertilasi secara eksternal

5. Katak dewasa mempunyai alat respirasi berupa insang dan kulit tipis yang

berlendir.

Page 19: kadal,katak,ikan

DAFTAR REFERENSI

Bevelander, G. dan J.A. Ramaley. 1988. Dasar-Dasar Histologi. Erlangga, Jakarta.

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta

Storer and Usinger. 1961. Element of Zoology. McGraw-Hill Book Company, INC, London.

Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.

Page 20: kadal,katak,ikan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reptilia adalah vertebrata dengan kulit kering, tertutup oleh sisik-sisik

atau papan-papan epidermal. Tengkorak biasanya sedikit tertekan lateral, dengan

sebuah kondil oksipital. Sabuk-sabuk badan (girdle) tumbuh baik. Tubuh kadal

terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (cauda).

Tubuh kadal ditutupi oleh kulit kering dengan sisik-sisik zat tanduk

dipermukaannya tanpa adanya kelenjar-kelenjar lendir.

Kadal bernafas dengan paru-paru yang strukturnya lebih kompleks dari

amphibia. Ginjal kadal (Mabouya multifasciata) bertipe metanefros.

Fertilisasinya internal bersifat ovovipar dengan menghasilkan telur dengan banyak

kuning telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk (saluran telur)

hewan betina. Saluran telur itu disebut uterus.

Praktikum kali ini menggunakan kadal karena mudah ditemukan di

lingkungan sekitar kita, termasuk Reptil yang jinak, dan organ-organ dalamnya

mudah diamati.

Page 21: kadal,katak,ikan

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari Anatomi Kadal

betina (Mabouya multifasciata ♀).

Page 22: kadal,katak,ikan

II. KERANGKA PEMIKIRAN

Kadal (Mabouya multifasciata) termasuk ordo Squamata dan subordo

Lacertilia. Kadal biasanya mempunyai dua pasang anggota badan yang bersifat

pentadactil. Membran tympani tidak cembung dan celah nares eksterna jelas

dapat dilihat. Palpebra superior dan inferior dapat digerakkan begitu juga dengan

membran nictitans. Kedua rahang bawahnya bersatu, sehingga hewan kurang

dapat membuka mulutnya. Kadal memiliki kulit kering dan beraquama. Jarinya

mengandung kuku (Radiopoetro, 1977).

Kadal termasuk hewan yang hidup di darat. Fertilisasinya disebut

fertilisasi internal berifat ovovivipar menghasilkan telur dengan banyak kuning

telur, dan telur itu tumbuh dan berkembang dalam oviduk hewan betina. Embrio

dikelilingi oleh amnion, horion dan alantois (Brotowidjoyo, 1993).

Paru-paru kadal sudah berkembang dengan baik dan ukurannya cukup

besar. Sistem pencernaan terdiri dari tenggorokkan yang panjang dan lambung

yang masih sederhana. Jantung kadal memanjang dan berwarna merah tua yang

di depannya terlihat batang trachea. Jantung terdiri dari tiga lobi yakni dua atrium

dan satu ventrikel (Djuhanda, 1994).

Page 23: kadal,katak,ikan

III. ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA

A. Alat

Alat-alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, pisau, gunting

bedah, dan jarum penusuk.

B. Bahan

Bahan yang digunakan adalah Kadal betina (Mabouya multifasciata ♀),

air kran, kloroform dan formalin).

C. Cara Kerja

Cara kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Kadal dibius dengan menggunakan kloroform atau dimatikan

dengan jarum penusuk.

2. Kadal digunting mulai dari lubang dubur ke arah anterior sepanjang

mediaventral tubuh mengikuti lekuk tubuh dan bagian yang akan diamati.

3. Anatomi kadal yang telah dibedah diamati.

Page 24: kadal,katak,ikan

B. Pembahasan

Klasifikasi Mabouya multifasciata menurut Brotowidjoyo (1993) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebrata

Class : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Lacertilia

Familia : Scincidae

Genus : Mabouya

Spesies : Mabouya multifasciata

Hasil pengamatan anatomi kadal (Mabouya multifasciata) didapatkan

hasil bahwa tubuh kadal dibagi menjadi tiga bagian yaitu caput (kepala), truncus

(badan) dan cauda (cauda). Daerah kepala terdiri dari mata, lubang hidung, dan

telinga. Badan bentuknya bulat memanjang. Sisik pada daerah perut warnanya

putih kekuning-kuningan, sisik pada daerah punggung berwarna antara kuning

cokelat sampai cokelat tua. Di bagian perut sebelah belakang antara kaki

belakang dan pangkal ekor terdapat lubang kloaka. Ekor (cauda) cukup kukuh,

bersisik, bentuknya bulat pajang meruncing ke ujungnya dan mudah putus.

Menurut Brotowidjoyo (1993), tubuh memanjang tertekan lateral. Kaki empat,

kuat dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior.

Kelopak mata dapat digerakkan. Sabuk pectoral berkembang baik. Mulut

lengkap, mempunyai kandung kemih. Ekornya digunakan untuk keseimbangan

Page 25: kadal,katak,ikan

gerak kertika berlari. Kulit tertutup sisik yang tersusun seperti susunan genting,

sisik-sisik ini lunak. (Schmidt-Nelsen,1990)

Sementara sistem pencernaannya terdiri atas hepar, gastrum, lien,

pancreas, duodenum, ductus choleodecus, rektum dan kloaka. Menurut

Brotowidjoyo (1993), sistem pencernaan pada kadal terdiri dari lidah yang dapat

dijulurkan ke luar dengan mudah. Gigi-gigi yang melekat pada rahang, dari mulut

dilanjutkan ke faring, oesophagus dan lambung. Dari lambung kemudian ke

testinum, rektum dan kloaka. Hati dan pankreasnya berpembuluh ke intestinum.

Kloaka berfungsi mengeluarkan sisa-sisa dari Sistem Pencernaan (Feces),

Ekskresi (Urine) dan Reproduksi (sel gamet). Sedangkan untuk sistem

respirasinya adalah udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam

kemudian ke glottis, trachea, bronki (ada 2), di lanjutkan ke paru-paru (dengan

kapiler-kepilernya) (Villee, et al., 1988).

Praktikum yang dilakukan untuk mengamati sistem genital kadal

menggunakan kadal betina yang organnya adalah osteum tuba, ovarium, oviduk,

ren, ureter, uterus, vesica urinaria dan kloaka. Menurut Radiopoetro (1977), pada

semua reptilia fertilisasi secara internal dan terjadi dibagian atas oviduk.

Fertilisasi kadal bersifat ovovivipar yaitu telur tetap dipertahankan di dalam

oviduk hingga hewan muda keluar. Ovarium memanjang dan tidak simetris.

Vesica urinaria ini berisi air yang digunakan untuk membasahi pasir apabila akan

membuat sarang untuk meletakkan telurnya.

Page 26: kadal,katak,ikan

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tubuh kadal terdiri atas tiga bagian yaitu kepala (caput), badan (truncus) dan

ekor (cauda).

2. Fertilisasi kadal termasuk fertilisasi internal bersifat ovovivipar.

3. Jantung Kadal terdiri dari tiga ruangan yaitu dua Atrium dan satu Ventrikel.

4. Sistem Urogenital Kadal Betina yang Organnya adalah Osteum Tuba,

Ovarium, Oviduk, Ren, Ureter, Uterus, Vesica urinaria dan Kloaka

5. Sistem Pencernaan pada Kadal terdiri dari Hepar, Empedu, Gastrum,

Pankreas, Intestine, Rektum,dan Kloaka.

6. Sistem respirasi pada Kadal dimulai ke nares externa, nares interna, glottis,

larink, trakea, paru-paru.

Page 27: kadal,katak,ikan

DAFTAR REFERENSI

Brotowidjoyo, M.D. 1993. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta.

Djuhanda, 1994. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata 2. Armico,

Bandung.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta

Schmidt-Nelsen, K. 1990. Animal Physiologi-Adaptation and Environment

Fourth Edition. Cambridge University, Cambridge.

Villee, et al., 1988. Zoologi Umum 1. Erlangga, Jakarta.