kabupaten temanggung tahun pelajarane-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/10088/1/skripsi... ·...

109
i

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

  • ii

    INOVASI PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING PADA

    GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP N 2 KLEDUNG

    KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN PELAJARAN

    2019/2020

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh

    Gelar Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Endy Wahyu Cahyono

    NIM 23010 15 0109

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    “Ilmu tidak akan dapat diraih kecuali dengan ketabahan” (Imam Syafi’i)

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya,

    penulis persembahkan skripsi ini kepada:

    1. Bapak dan Ibu saya tercinta, Bapak Tuyono dan Ibu Indang Sri Hidajati yang

    tak hentinya memberikan dukungan baik dukungan materiil maupun non

    materiil dan tentunya segenap doa restunya sehingga saya bisa menyelesaikan

    tugas kuliah akhir ini, Semoga ini menjadi salah satu hadiah indah untuk

    beliau dan semoga penulis bisa membahagiakan dan membanggakan dengan

    hal-hal positif lainnya.

    2. Adikku tersayang Nabila Wahyu Cahyati dimana telah membuat saya

    merasakan betapa indahnya menjadi seorang kakak. Sehingga semangat ini

    tumbuh berdasarkan kecintaan dan yang selalu mengingatkan doa atas

    perubahan yang lebih baik, yang selalu memberi semangat dan dukungan

    kepada saya.

    3. Keluarga besar mbah bandi dan alm mbah mayem yang senantiasa

    memberikan dukungan sehingga terselesaikannya skripsi ini.

    4. Khoeri Azizah beserta keluarga yang selalu memotivasi dan membantu

    penulis agar senantiasa menyelesaikan skripsi ini.

    5. Keluargaku Forum Mahasiswa Temanggung di Salatiga (FORMATAS) yang

    telah memberikan pengalaman dan pembelajaran yang tidak bisa saya

    sebutkan satu per satu.

    6. Teman teman pemuda sekrikil yang senantiasa mendukung dan memotivasi

  • viii

    7. Teman seperjuangan PPL MTs Al-Uswah Bergas dan KKN di desa

    Tembelang yang senantiasa membantu dalam hal pengembangan kepribadian

    8. Teman-teman PAI 2015 yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu serta

    teman di kampus seluruhnya.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr. Wb

    Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas

    segala limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan

    kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Inovasi Pembelajaran

    Berbasis E-Learning pada Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 2 Kledung

    Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan baginda Rasulullah

    SAW, manusia inspirasi penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa’at di

    hari kiamat. Tidak lupa shalawat serta salam juga disampaikan kepada keluarga

    sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqomah di jalan kebaikan.

    Penulis menyadari bahwa penulis skripsi ini tidak akan selesai tanpa motifasi,

    dukungan, dan hambatan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis

    mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

    dalam penyelesaian skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih

    kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor Institut Agama Islam

    Negeri IAIN Salatiga.

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan (FTIK).

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam

    (PAI).

  • x

    4. Bapak Guntur Cahyono M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

    membimbing dengan ikhlas, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk

    penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

    5. Ibu Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen Pembimbing Akademik.

    6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen IAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan

    satu-satu yang telah membekali ilmu pengetahuan serta karyawan IAIN

    Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

    7. Bapak Suadi, M.Ag. selaku Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2

    Kledung Kabupaten Temanggung.

    8. Seluruh bapak ibu guru dan karyawan di SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung.

    9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang

    diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah Swt. Serta tercatat sebagai

    amalan ibadah.

    Penulis masih menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka

    kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis, semoga hasil

    skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis serta bagi para pembaca pada

    umumnya Amiin.

    Temanggung, 12 Oktober 2020

    Endy Wahyu Cahyono

    NIM. 23010 15 0109

  • xi

    ABSTRAK

    Endy Wahyu Cahyono. (2020). Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning pada

    Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    Tahun Pelajaran 2019/2020.

    Kata Kunci: Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning dan Guru Pendidikan

    Agama Islam

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inovasi yang dilakukan oleh guru

    Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung dalam

    pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

    penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini

    merupakan penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah

    metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Tujuan observasi adalah untuk

    membaca gambaran kondisi yang diteliti sebelum mendokumentasikan informasi

    yang di dapat, tujuan wawancara untuk memperoleh informasi mengenai

    pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, dokumentasi bertujuan untuk

    mengetahui keadaan ketika pembelajaran berlangsung.

    Hasil penelitian ini mengungkapkan tiga temuan yaitu: 1) pelaksanaan

    pembelajaran berbasis e-learning yang dimana pada awalnya menggunakan metode

    daring, akan tetapi ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya 2) hambatan dalam

    pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, yaitu kurangnya perekonomian dari

    orang tua siswa, kurang minatnya siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis

    online, tidak semua siswa mempunyai handphone sendiri 3) guru berinovasi dalam

    pemecahan hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning yaitu

    mengkombinasikan pembelajaran berbasis daring atau e-learning dengan metode

    luring (luar jaringan). Hasil penelitian dapat disimpulkan Inovasi guru Pendidikan

    Agama Islam dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning, guru

    melakukan kombinasi antara Daring dengan Luring. Berbagai hambatan yang

    terjadi saat pembelajaran bisa terselesaikan dengan metode belajar Luring,

    pelaksanaan pembelajaran dengan metode luring adalah dengan pembagian

    kelompok sesuai alamat domisili tempat tinggal siswa yang dimana setiap

    kelompok diberikan perwakilan atau ketua kelompok yang diberi tugas untuk

    mengontrol anggota kelompoknya baik tugas ataupun pemahaman materi dan guru

    mengkoordinir melalui perwakilan atau ketua kelompok yang telah ditunjuk serta

    tetap menjelaskan materi baik melalui WA grup.

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL ......................................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO IAIN SALATIGA ...................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iii

    PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v

    MOTTO ........................................................................................................... vi

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

    ABSTRAK ....................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1

    B. FOKUS PENELITIAN ................................................................ 7

    C. TUJUAN PENELITIAN .............................................................. 8

    D. MANFAAT PENELITIAN .......................................................... 8

    E. PENEGASAN ISTILAH ............................................................. 10

    F. SISTEMATIKA PENULISAN .................................................... 15

  • xiii

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. LANDASAN TEORI

    1. INOVASI

    a. Pengertian Inovasi ...................................................... 18

    b. Tujuan Inovasi ............................................................ 20

    2. PEMBELAJARAN

    a. Pengertian Pembelajaran ............................................ 21

    b. Tujuan Pembelajaran .................................................. 23

    3. E-LEARNING

    a. Pengertian E-learning ................................................ 24

    b. Karakteristik E-learning ............................................. 26

    c. Manfaat E-learning .................................................... 27

    d. Kelebihan dan Kekurangan E-learning ...................... 28

    4. GURU

    a. Pengertian Guru ......................................................... 30

    b. Peran Guru ................................................................. 31

    c. Kompetensi Guru ....................................................... 33

    5. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ......................... 38

    b. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ..................... 39

    B. KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 40

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian .............................................................................. 43

    B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ....................................... 44

  • xiv

    C. Sumber Data .................................................................................. 44

    D. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 46

    E. Analisis Data ................................................................................. 48

    F. Pengecekan Keabsahan Data......................................................... 50

    BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data ................................................................................. 53

    B. Analisis Data ................................................................................. 68

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................... 75

    B. Saran ............................................................................................. 76

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xv

    DAFTAR TABEL

    4.1 Tabel jumlah siswa SMP N 2 Kledung

    4.2 Kegiatan Eekstrakurikuler SMP N 2 Kledung

    4.3 Ruang pokok SMP N 2 Kledung

    4.4 Ruang penunjang SMP N 2 Kledung

    4.5 Daftar Kepala Sekolah beserta Guru SMP N 2 Kledung

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru Pendidikan Agama Islam

    Lampiran 2 Dokumentasi Foto Penelitian

    Lampiran 3 Lembar Konsultasi

    Lampiran 4 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 5 Surat Bukti Observasi

    Lampiran 6 Satuan Keterangan Kegiatan

    Lampiran 7 Daftar Riwayat Hidup

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan Agama Islam yang merupakan salah satu mata pelajaran di

    sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah, memegang peranan yang

    sangat penting untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang

    diamanatkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional. Akan tetapi pada kenyataannya, berdasarkan pengamatan sebagian

    besar guru Pendidikan Agama Islam, mata pelajaran PAI tersebut kurang

    diminati oleh para siswa. Mereka kurang bersemangat dalam mengikuti

    proses pembelajaran dan kurang tekun dalam mengerjakan tugas.

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pembelajaran yang

    penting untuk membentuk dan menumbuhkan perilaku keagamaan dan

    karakter peserta didik. Pada sekolah umum, Pendidikan Agama Islam

    memiliki tujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan,

    serta pengalaman peserta didik terhadap ajaran Islam sehingga menjadi

    manusia muslim yang bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia

    dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Wahyudi

    & Lilis. 2017 : 27).

    Pendidikan Agama Islam disetiap jenjangnya memiliki kedudukan

    yang penting dalam sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan siswa

    yang beriman dan bertaqwa serta berakhlak mulia. Akan tetapi, kita ketahui

    selama ini pelaksanaan pendidikan agama yang berlansung di sekolah masih

  • 2

    banyak kelemahan. Mochtar Buchori menilai pendidikan agama masih gagal.

    Kegagalan ini disebabkan karena praktek pendidikannya hanya

    memperhatikan aspek kognitif semata dari pertumbukan kesadaran nilai-nilai

    agama, dan mengabaikan pembinaan aspek afektif dan psikomotorik, yakni

    kemauan dan tekad untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama (Abdul,

    2015 : 115).

    Inovasi dalam pendidikan juga berdampak pada pengembangan

    guru. Beberapa model pengembangan guru sengaja dirancang untuk

    menghadapi pembaharuan pendidikan. Salah satu tujuan inovasi adalah

    menciptakan kemudahan baru untuk kehidupan manusia melalui penemuan

    atau perkembangan baru dari ide-ide yang berhasil diwujudkan dengan baik.

    Pendidikan merupakan bidang atau sarana yang sangat strategis dan

    penting bagi kehidupan manusia, pendidikan dapat mendorong peningktan

    kualitas manusia dalam bentuk meningkatnya kompetensi pengetahuan

    (kognitif), sikap (afektif), maupun kopetensi keterampilan (psikomotorik)

    dan upaya untuk melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam

    kehidupan sehari-hari (Syukur, 2014: 1).

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

    mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntutan untuk

    menghormati ajaran agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar

    umat beragama hingga terwujud persatuan dan kesatuan bangsa (Nasrudin,

    2007: 12).

  • 3

    Pendidikan Agama Islam pada sekolah umum bertujuan untuk

    meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman siswa

    terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

    bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

    bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara (Nasrudin, 2007: 16). Dengan

    demikian, pendidikan agama Islam memiliki peranan yang sangat penting

    dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia yang

    berguna bagi kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara.

    Agar tujuan dari pendidikan tercapai maka perlu adanya pembelajaran

    yang efektif dimana dalam pembelajaran tersebut digunakan strategi

    pembelajaran yang tepat, ditetapkan langkah-langkah kegiatan yang akan

    dilakukan, termasuk sarana dan prasarana yang digunakan, media yang di

    gunakan, dan materi yang di berikan, serta metodologi yang digunakan dalam

    melaksanakan kegiatan pembelajaran (Ghafiqi, 2015:128).

    Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Namun kadang-

    kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya

    materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh

    siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pembelajaran dapat

    dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parahnya lagi siswa sebagai penerima

    pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan guru. Bahkan, anak didik

    cepat merasa bosan dan kelelahan yang tentu tidak dapat mereka hindari,

    disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami.

  • 4

    Guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai pendidik,

    pengajar, dan pelatih baik yang dilaksanakan dalam lembaga pendidikan,

    keluarga, formal maupun informal (Suparlan, 2006: 15). Guru yang bijaksana

    tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan anak didik adalah berpangkal dari

    penjelasan yang diberikan guru yang simpang siur, tidak fokus pada akar

    masalah. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi

    pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai alat bantu. Guru harus

    bisa berinovasi memainkan peran dalam proses pembelajaran.

    Seiring dengan berkembangnya teknologi di masa sekarang, guru tidak

    lagi sebagai sumber satu-satunya dalam suatu proses pembelajaran,

    melainkan hanya sebagai fasilitator. Perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi memberikan dampak positif terhadap dunia pendidikan. Berbagai

    macam media pembelajaran mulai muncul dan digunakan. Hingga saat ini

    yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer atau

    internet yang disebut dengan istilah e-learning. Dimana guru harus bisa

    mengkombinasikan pembelajaran agar tidak bersifat monoton yang membuat

    para murid menjadi bosan, jenuh dan bahkan sudah malas dengan

    menggunakan metode konvensional yang selama ini terjadi.

    SMP N 2 Kledung merupakan salah satu sekolah yang terletak di

    Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, tepatnya di Desa Kwadungan.

    SMP ini memiliki jumlah siswa yang relatif banyak, sehingga secara otomatis

    akan menghasilkan output yang banyak pula. Di era pendidikan yang sudah

    maju seperti sekarang ini, tentunya kualitas output sebuah sekolah akan

  • 5

    sangat menentukan dalam persaingan di segala sektor kehidupan di masa

    mendatang. Hal ini didasari dengan kondisi penyelenggaraan pendidikan

    yang sudah hampir merata kualitasnya, baik antara sekolah/madrasah yang

    berada di kota maupun di desa atau bahkan antara sekolah negeri dan swasta.

    Semuanya menunjukan perkembangan pesat yang bisa dikatakan sangat tipis

    perbedaannya.

    Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang

    cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang

    disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

    Kerumitan bahan yang akan disampaikan dapat disederhanakan dengan

    bantuan media. Media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar

    adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Sebagai contoh bisa

    memanfaatkan teknologi saat ini yaitu dengan e-learning yang sudah banyak

    di lakukan oleh guru dalam mengkombinasikan pembelajaran yang lebih

    menarik.

    E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh (distance learning)

    yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer atau internet. E-

    learning memungkinkan pembelajaran untuk belajar melalui computer di

    tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti

    pembelajaran atau perkuliahan di kelas (Made, 2009: 212-213).

    E-learning sebagai model pembelajaran yang baru dalam pendidikan

    memberikan peran dan fungsi dalam dunia pendidikan. E-learning menjadi

    suatu model dalam pembelajaran yang memanfaatkan teknologi dalam proses

  • 6

    pembelajaran. E-learning sekarang sudah tidak hanya berada di lingkungan

    universitas saja, akan tetapi sudah merambah ke sekolah menengah atas dan

    pertama. Oleh karena itu mengembangkan model ini tidak sekedar

    menyajikan materi pembelajaran kedalam internet tetapi perlu

    dipertimbangkan secara logis dan memegang prinsip pembelajaran. Begitu

    pula model pengembangan yang sederhana, personal, dan cepat.

    Kecenderungan untuk mengembangkan e-learning sebagai salah satu

    alternatif pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan semakin meningkat

    sejalan dengan perkembangan dibidang teknologi, komunikasi dan informasi.

    Salah satu hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah adalah

    bagaimana menyediakan suatu sistem pendidikan yang dapat menampung

    banyaknya siswa dan mampu melaksanakan inovasi dalam pembelajaran

    PAI.

    Apalagi di tengah pandemi covid-19 ini, semua pembelajaran

    dilaksanakan secara online lewat internet atau media penunjang sejenisnya.

    Dengan adanya pandemi covid-19 ini, guru dituntut untuk bisa berinovasi

    dalam melaksanakan proses pembelajaran, bisa dengan mengoperasikan atau

    menjalankan proses pembelajaran dengan sistem online yang dimana tentu

    ada beberapa kendala dalam proses pembelajarannya.

    Tentunya ada banyak kekurangan dalam proses pembelajaran berbasis

    e-learning diantaranya yaitu, akses internet yang kurang mencangkup di

    suatu daerah, keterbatasan ekonomi sehingga belum bisa mengikuti

    sepenuhnya proses pembelajaran berbasis e-learning . Ataupun ada kendala

  • 7

    dari guru sendiri yang belum bisa mengoperasikan atau memanfaatkan media

    pembelajaran berbasis e-learning.

    Sama halnya di SMP N 2 Kledung yang sebelumnya belum menerapkan

    metode pembelajaran berbasis e-learning. Namun pada saat ini, SMP N 2

    Kledung mulai menerapkan metode tersebut dikarenakan adanya pandemi

    covid-19. Dengan penerapan metode tersebut tentunya memudahkan guru

    dalam proses pembelajaran yang diharapkan bisa lebih efektif dan efisien.

    Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan sebuah

    penelitian terkait dengan Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning pada

    Guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung. Hal ini penting untuk diteliti atau dikaji karena seorang guru

    pendidikan agama Islam harus mampu membentuk pribadi muslim yang

    berkualitas.

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan

    permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning di SMP N 2

    Kledung Kabupaten Temanggung?

    2. Bagaimana inovasi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran

    berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung?

    3. Apa saja hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran berbasis e-

    learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung?

    C. Tujuan Penelitian

  • 8

    Agar dapat memberikan gambaran konkrit serta arahan yang jelas dalam

    pelaksanaan penelitian, maka perlu diketahui tujuan yang ingin dicapai

    sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbasis e-learning di

    SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung.

    2. Untuk mengetahui inovasi guru Pendidikan Agama Islam dalam

    pembelajaran berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung.

    3. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi guru dalam pembelajaran

    berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung.

    D. Kegunaan Penelitian

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan

    pemikiran dan pengetahuan bagi guru pendidikan agama islam dalam

    pembelajaran berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung. Harapan lainnya agar para guru pendidikan agama islam

    di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung dapat mengkaji

    kekurangan dan kelebihan dalam pembelajaran berbasis e-learning

    dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan.

    2. Manfaat Praktis

  • 9

    Manfaat secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi guru,

    siswa, sekolah, dan bagi peneliti sendiri. Hal tersebut dapat diterangkan

    sebagai berikut :

    a. Manfaat bagi guru

    1) Dengan dilakukannya pembelajaran berbasis e-learning,

    guru dapat mengetahui pembelajaran yang bervariasi,

    efektif, dan efisien.

    2) Guru akan terbiasa dengan melakukan penelitian-penelitian

    yang tentunya akan sangat bermanfaat dalam pelengkapan

    pembelajaran dan juga bermanfaat bagi karier guru itu

    sendiri

    b. Manfaat bagi siswa adalah bermanfaat untuk membangkitkan

    motivasi dan minat siswa dalam pembelajaran, memberikan

    variasi pembelajaran, dan memudahkan siswa dalam memahami

    pokok bahasan.

    c. Manfaat bagi sekolah penelitian ini bisa dijadikan referensi yang

    dapat digunakan sebagai modal bagi kepala sekolah dalam

    membimbing guru-gurunya untuk mengoptimalkan penggunaan

    media dalam mengajar.

    d. Manfaat bagi peneliti dapat digunakan sebagai alat ukur

    kemampuan yang dimiliki berdasarkan teori-teori yang selama ini

    dipelajari di perkuliahan.

    B. Penegasan Istilah

  • 10

    1. Inovasi

    Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode yang

    dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau

    kelompok masyarakat, baik berupa hasil intervensi (penemuan baru)

    atau discovery (baru ditemuka orang), yang digunakan untuk mencapai

    tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan nasional

    (Subadi, 2011 : 1).

    Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara,

    barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai

    suatu yang baru bagi seseorang atau masyarakat. Hal yang baru itu

    dapat berubah invensi atau discoveri, yang digunakan untuk mencapai

    tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah (Udin, 2008:3).

    Inovasi pendidikan sebagai usaha pembaharuan dan perubahan

    pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus melibatkan beberapa

    elemen yang ada didalamnya. Keberhasilan inovasi pendidikan tidak

    ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa faktor utama yang perlu

    diperhatikan adalah guru, siswa, kurikulum, fasilitas, lingkungan

    masyarakat dan tujuan (Udin, 2008:52)

    Maksud pengertian inovasi pendidikan disini adalah suatu

    perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada

    sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan

    dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam pendidikan. Banyaknya

    ide proses, dan hasil dari upaya inovasi yang dilakukan dalam dunia

  • 11

    pendidikan sebetulnya tidak terlepas dari keberhasilan semua pihak

    khususnya dalam dunia pendidikan.

    2. Pembelajaran

    Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu proses

    mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik

    sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik melakukan

    proses belajar. Pembelajaran juga dikatakan sebagai proses

    memberikan bimbingan atau bantuan kepada peserta didik dalam

    melakukan proses belajar. Peran dari guru sebagai pembimbing

    bertolak dari banyaknya peserta didik yang bermasalah. Oleh karena

    itu, jika hakikat belajar adalah “perubahan”, maka hakikat

    pembelajaran adalah “pengaturan” (Syaiful dan Aswan, 2006: 39).

    Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk

    membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang

    dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mendukung daan

    mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal

    (Aunurrahman, 2010 : 34).

    Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi dan saling

    mempengaruhi antara guru dan peserta didik, dengan fungsi utama guru

    memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang mempengaruhi peserta

    didik, sedangkan peserta didik menerima pelajaran, pengaruh atau

    sesuatu yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran secara singkat

    adalah proses memanusiakan manusia yakni mengaktualisasikan

  • 12

    berbagai potensi manusia sehingga potensi tersebut bisa menolong

    dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara (Abuddin, 2010:143-

    144).

    3. E-learning

    Istilah e learning terdiri dari huruf e merupakan singkatan dari

    electronic dan kata learning artinya pembelajaran. Dengan demikian e-

    learning dapat diartikan sebagai pembelajaran dengan memanfaatkan

    bantuan perangkat elektronik. Khususnya perangkat komputer. Istilah

    e-learning dapat pula didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi

    informasi yang diterapkan dibidang pendidikan dalam bentuk dunia

    maya. Namun istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha

    untuk membuat sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada

    disekolah atau madrasah atau perguruan tinggikedalam bentuk digital

    yang dijembatani oleh teknologi internet (Munir, 2009 : 147).

    E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh (distance

    learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer

    atau internet. E-learning memungkinkan pembelajaran untuk belajar

    melalui computer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara

    fisik pergi mengikuti pembelajaran atau perkuliahan di kelas (Made,

    2009: 212-213).

    Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai

    sudut pandang. Definisi yang sering digunakan oleh banyak pihak

    adalah sebagai berikut:

  • 13

    1. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

    memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan

    menggunakan media internet atau media jaringan komputer lain.

    2. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi

    elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media

    internet, jaringan komputer.

    3. E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer

    dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran (Ghafini,

    2015:129).

    Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning adalah suatu

    sistem pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media internet

    atau komputer.

    4. Guru

    Kata guru berasal dari bahasa Arab, guru dikenal dengan istilah

    al-ustad yang bertugas memberikan ilmu dalam suatu majelis.

    Pengertian guru kemudian menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas

    dalam kegiatan keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan

    kecerdasan intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan jasmaniah,

    seperti guru tari, guru olahraga, dan lain-lain.

    Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian

    khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa

  • 14

    pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

    dasar, dan menengah (Imran, 2010 : 23).

    Guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai

    pendidik, pengajar, dan pelatih baik yang dilaksanakan dalam lembaga

    pendidikan, keluarga, formal maupun informal (Suparlan, 2006: 15).

    Sedangkan menurut Permenag PAN-RB Nomor 16 Tahun 2009, Bab 1

    pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa guru adalah pendidik professional

    dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

    melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang

    pendidikan.

    Berdasarkan beberapa pengertian di tersebut, dapat disimpulkan

    guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk

    mendidik anak pada jenjang pendidikan. Yang bertugas untuk

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan.

    5. Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam sebagai upaya mendidikan agama Islam

    atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life

    (pandangan dan sikap hidup) peserta didik. Pendidikan agama Islam

    juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan Allah sebagai

    pedoman dan dasar para peserta didik agar berpengetahuan keagamaan

    dan handal dalam menjalankan ketentuan-ketentuan Allah secara

    keseluruhan (Aidil, 2014 : 17).

  • 15

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

    menghayati,hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan

    tuntutan untuk menghormati ajaran agama lain dalam hubungannya

    dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud persatuan dan

    kesatuan bangsa (Nasrudin, 2007: 16).

    Pendidikan Agama Islam adalah kegiatan pembelajaran yang

    diharapkan dapat memebentuk kesholehan (kualitas) pribadi dan

    kesholehan sosial. Kesholehan pribadi yaitu manusia yang memiliki

    keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia yang bisa memancar keluar.

    Kesholehan sosial adalah ketika berhubungan dengan manusia lainnya

    (bermasyarakat) baik yang seagama maupun yang tidak seagama

    (Muhaimin, 2012:76).

    C. Sistematika Penulisan

    Dalam penulisan skripsi ini, penulis membagi menjadi beberapa bagian.

    Dengan harapan agar pembahasan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan

    baik dan dapat memenuhi standar penulisan skripsi. Adapun sistematik

    penulisan skripsi sebagai berikut :

  • 16

    BAB I : Pendahuluan

    Dalam pembahasan bab ini menjelaskan secara umum

    tentang arah dan fokus penelitian yang di lakukan oleh peneliti

    mengenai Inovasi Pembelajaran Berbasis E-Learning Bagi

    Guru Pendidikan Agama Islam Di SMP N 2 Kledung

    Kabupaten Temanggung sehingga pembaca dapat mengetahui

    mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

    penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan

    sistematika penulisan.

    BAB II : Kajian Pustaka

    Dalam bab kajian pustaka menjelaskan tentang teori-

    teori yang relevan dan sesuai dengan penelitian yang akan

    dilakukan dilapangan mengenai Inovasi Pembelajaran

    Berbasis E-Learning Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Di

    SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung.

    BAB III : Metode Penelitian

    Metode penelitian berisi tentang pendekatan dan jenis

    penelitian, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan

    data, analisis data, pengecekan keabsahan data.

    BAB IV : Paparan Data dan Analisis Data

    Bab ini menjelaskan tentang uraian data dan temuan

    yang di peroleh dari hasil dalam penelitian yang dilakukan di

    lapangan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  • 17

    Jadi dipembahasan ini penulis akan mengupas terkait inovasi

    guru pendidikan agama islam dalam pembelajaran yang

    berbasis e-learning di SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung.

    BAB V : Penutup

    Dalam pembahasan bab yang terakhir ini membahas

    tentang kesimpulan penelitian yang telah di lakukan dan saran

    yang di harapkan dari pembaca terkait skripsi yang telah

    dibuat.

  • 18

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Landasan Teori

    1. Inovasi

    a. Pengertian Inovasi

    Inovasi atau pembaharuan merupakan ide, barang, metode

    yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang

    atau kelompok masyarakat, baik berupa hasil intervensi

    (penemuan baru) atau discovery (baru ditemukan orang), yang

    digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan

    masalah pendidikan nasional (Subadi, 2011 : 1).

    Adanya tuntutan inovasi tersebut menjadikan guru sebagai

    ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan diharuskan

    memiliki ide atau barang yang dapat digunakan dalam rangka

    memecahkan permasalahan pendidikan di Indonesia lebih khusus

    lagi permasalahan yang ada di sekolah. Guru merupakan pihak

    yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar.

    Keahlian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan

    proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas

    (Subadi, 2011 : 8).

    Pentingnya seorang guru sebagai fasilitator sangat

    diharapkan dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan

    baik dan menyeluruh agar tujuan dari pembelajaran tersebut dapat

  • 19

    tercapai dan terlaksana secara baik. Disamping penyampaian

    materi dari guru, siswa dapat memperoleh tambahan materi dari

    buku dan internet agar siswa lebih mudah untuk belajar di rumah

    sesuai dengan keadaan sekarang yang dimana pelaksanaan

    pembelajaran dilakukan melalui online.

    Dengan harapan yang ada dari buku dan internet dapat

    menambah wawasan siswa dalam pembelajaran secara online

    terhambat dengan munculnya permasalahan yang ada diantaranya

    tidak lengkapnya materi yang ada di dalam buku, materi hanya

    disajikan secara garis besarnya saja, kurangnya akses internet.

    Adanya kendala tersebut guru diharapkan dapat memberikan

    kontribusi berupa ide maupun barang yang dapat dimanfaatkan

    untuk memecahkan permasalahan tersebut.

    Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode,

    cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan

    sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau masyarakat. Hal

    yang baru itu dapat berubah invensi atau discoveri, yang

    digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk

    memecahkan masalah (Udin, 2008 : 3).

    Inovasi pendidikan sebagai usaha pembaharuan dan

    perubahan pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, tetapi harus

    melibatkan beberapa elemen yang ada didalamnya. Keberhasilan

    inovasi pendidikan tidak ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa

  • 20

    faktor utama yang perlu diperhatikan adalah guru, siswa,

    kurikulum, fasilitas, lingkungan masyarakat dan tujuan (Udin,

    2008 : 52).

    Maksud pengertian inovasi pendidikan disini adalah suatu

    perubahan yang baru dan bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang

    ada sebelumnya serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan

    kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan tertentu dalam

    pendidikan. Banyaknya ide proses, dan hasil dari upaya inovasi

    yang dilakukan dalam dunia pendidikan sebetulnya tidak terlepas

    dari keberhasilan semua pihak khususnya dalam dunia

    pendidikan.

    b. Tujuan Inovasi

    Tujuan utama inovasi adalah meningkatkan sumber-sumber

    tenaga, uang dan sarana, termasuk strukstur dan prosedur

    organisasi. Sedangkan tujuan inovasi pendidikan adalah

    meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana

    serta sumber pendidik sebanyak-banyaknya, dengan hasil

    pendidikan sebesar-besarnya (menurut kriteria kebutuhan peserta

    didik, masyarakat dan pembangunan) dengan menggunakan

    sumber, tenaga, dan uang.

    Terdapat beberapa tujuan inovasi pendidikan Indonesia

    tahap demi tahap, yaitu:

  • 21

    1) Mengejar tertinggalnya kemajuan ilmu dan teknologi yang

    semakin canggih. Maka dari itu tujuan inovasi agar

    pendidikan dapat berjalan sejajar dengan kemajuan

    tersebut.

    2) Mengusahakan terselenggarakannya pendidikan sekolah

    maupun luar sekolah bagi setiap warga negara. Misalnya

    meningkatkan daya tampung usia sekolah.

    Dengan inovasi pembelajaran yang baru guru diharapkan

    menjadi lebih aktif, kreatif dan efektif dalam penyampaian materi

    pembelajaran. Sehingga dalam proses pembelajaran guru dapat

    mempermudah siswa selama proses pembelajaran online (Hasan,

    2010 : 192 ).

    2. Pembelajaran

    a. Pengertian pembelajaran

    Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses, yaitu

    proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar

    peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong

    peserta didik melakukan proses belajar. Pembelajaran juga

    dikatakan sebagai proses memberikan bimbingan atau bantuan

    kepada peserta didik dalam melakukan proses belajar. Peran dari

    guru sebagai pembimbing bertolak dari banyaknya peserta didik

    yang bermasalah. Oleh karena itu, jika hakikat belajar adalah

  • 22

    “perubahan”, maka hakikat pembelajaran adalah “pengaturan”

    (Syaiful dan Aswan, 2006: 39).

    Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi dan saling

    mempengaruhi antara guru dan peserta didik, dengan fungsi

    utama guru memberikan materi pelajaran atau sesuatu yang

    mempengaruhi peserta didik, sedangkan peserta didik menerima

    pelajaran, pengaruh atau sesuatu yang diberikan oleh guru. Proses

    pembelajaran secara singkat adalah proses memanusiakan

    manusia yakni mengaktualisasikan berbagai potensi manusia

    sehingga potensi tersebut bisa menolong dirinya, keluarga,

    masyarakat, bangsa dan Negara (Abuddin, 2010 : 143-144).

    Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapat diartikan

    sebagai upaya membuat peserta didik dapat belajar, terdorong

    untuk belajar, tertarik untuk terus menerus mempelajari Agama

    Islam secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa

    perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku seseorang baik

    dalam kognitif, efektif, psikomotorik (Abdul dan Dina, 2005 :

    132).

    Dengan dikemukakannya beberapa teori di atas, maka

    dapat diketahui bahwa pembelajaran merupakan suatu proses

    belajar yang dilakukan sehari-hari yang bertujuan agar siswa bisa

    mengembangkan apa potensi yang dimiliki sehingga bisa berguna

    bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini peneliti

  • 23

    dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran merupakan kegiataan

    yang dilakukan peserta didik sehingga akan mengalami

    perubahan secara individu baik sikap, pengetahuan, dan tingkah

    laku.

    b. Tujuan pembelajaran

    Tujuan pembelajaran pada dasarnya merupakan harapan,

    yaitu apa yang diharapkan dari siswa sebagai hasil belajar.

    Sumiati dan Asra (2009 : 10) memberi batasan yang lebih jelas

    tentang tujuan pembelajaran, yaitu maksud yang

    dikomunikasikan melalui pernyataan yang menggambarkan

    tentang perubahan yang diharapkan dari siswa.

    Menurut Daryanto (2005 : 58) tujuan pembelajaran adalah

    tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan,

    ketrampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat

    dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah

    laku yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran

    memang perlu dirumuskan dengan jelas, karena perumusan

    tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhsilan

    dari proses pembelajaran itu sendiri.

    Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

    pembelajaran harus berdasarkan standar kompetensi dan

    indikator yang telah ditentukan. Tujuan pembelajaran juga harus

    dirumuskan secara lengkap agar tidak menimbulkan penafsiran

  • 24

    yang bermacam-macam. Suatu tujuan pembelajaran juga harus

    memenuhi syarat-syarat berikut:

    1) Spesifik, artinya tidak mengandung penafsiran (tidak

    menimbulkan penafsiran yang bermacam-macam).

    2) Operasional, artinya mengandung satu perilaku yang dapat

    diukur untuk memudahkan penyusunan alat evaluasi.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan

    pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja yang

    harus dikuasai oleh siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran

    yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati

    dan diukur. Rumusan tujuan pembelajaran ini harus disesuaikan

    dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator

    pencapaian siswa. Selain itu tujuan pembelajaran yang

    dirumuskan juga harus spesifik dan operasional agar dapat

    digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari proses

    pembelajaran.

    3. E-learning

    a. Pengertian E-learning

    Istilah e learning terdiri dari huruf e merupakan singkatan

    dari electronic dan kata learning artinya pembelajaran. Dengan

    demikian e-learning dapat diartikan sebagai pembelajaran

    dengan memanfaatkan bantuan perangkat elektronik. Khususnya

    perangkat komputer. Istilah e-learning dapat pula didefinisikan

  • 25

    sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan

    dibidang pendidikan dalam bentuk dunia maya. Namun istilah e-

    learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat

    sebuah transformasi proses pembelajaran yang ada disekolah atau

    madrasah atau perguruan tinggikedalam bentuk digital yang

    dijembatani oleh teknologi internet (Munir, 2009 : 147).

    E-learning merupakan pembelajaran jarak jauh (distance

    learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan

    komputer atau internet. E-learning memungkinkan pembelajaran

    untuk belajar melalui computer di tempat mereka masing-masing

    tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pembelajaran atau

    perkuliahan di kelas (Made, 2009 : 212-213).

    Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari

    berbagai sudut pandang. Menurut Ghafini (2015 : 129) definisi

    yang sering digunakan oleh banyak pihak adalah sebagai berikut:

    1) E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang

    memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa

    dengan menggunakan media internet atau media jaringan

    komputer lain.

    2) E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan

    aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar

    dengan media internet, jaringan komputer.

  • 26

    3) E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan

    komputer dalam menunjang peningkatan kualitas

    pembelajaran.

    Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa e-learning

    adalah suatu sistem pembelajaran jarak jauh dengan

    menggunakan media internet atau komputer.

    b. Karakteristik E-learning

    Menurut Daryanto (2013 : 31), karakteristik e-learning sebagai

    berikut :

    1) Adanya keterpisahan yang mendekati secara permanen

    antara guru dan siswa selama proses pembelajaran online.

    2) Adanya keterpisahan yang mendekati secara permanen

    anatara siswa satu dengan siswa yang lain selama proses

    pembelajaran online.

    3) Adanya suatu institusi yang mengelola proses pembelajaran

    online.

    4) Pemanfaatan sarana komunikasi baik secara mekanis

    maupun secara elektronis yang digunakan untuk

    menyampaikan materi pembelajaran.

    5) Penyediaan sarana komunikasi dua arah sehingga siswa

    dapat mengambil inisiatif dan dapat mengambil manfaat

    pembelajaran online.

    c. Manfaat E-learning

  • 27

    E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik

    dengan materi pelajaran. Peserta didik saling berbagi informasi

    atau pendapat mengenai berbagai hal yang menyangkut pelajaran

    atau kebutuhan pengembangan diri siswa. Selain itu, guru dapat

    menempatkan bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang harus

    dikerjakan oleh siswa melalui pembelajaran online. Sesuai

    dengan kebutuhan, guru dapat memberikan kesempatan kepada

    peserta didik untuk mengakses materi diluar waktu yang

    ditentukan.

    Menurut Munir (2009 : 171-172) manfaat e-learning dalam

    pembelajaran jarak jauh antara lain :

    1) Guru dan siswa dapat berkomunikasi dengan mudah dan

    cepat melalui fasilitas internet tanpa dibatasi oleh tempat,

    jarak, waktu, dan kapan saja kegiatan berkomunikasi dapat

    dilakukan.

    2) Guru dan siswa dapat menggunakan materi pembelajaran

    yang ruang lingkup dan urutannya sudah sistematis dan

    terjadwal melalui internet.

    3) Dengan e-learning dapat menjelaskan materi pembelajaran

    yang sulit dan rumit menjadi mudah dan sederhana. Selain

    itu, materi pembelajaran dapat disimpan, sehingga siswa

    dapat mempelajari kembali atau mengulang materi

  • 28

    pembelajaran yang telah dipelajari sebelumnya setiap saat

    dan dimana saja sesuai dengan keperluannya.

    4) Internet dapat dijadikan media untuk melakukan diskusi

    antara guru dengan siswa.

    5) Peran siswa menjadi lebih aktif mempelajari materi

    pembelajaran, memperoleh ilmu pengetahuan atau

    informasi secara mandiri, tidak hanya mengandalkan

    bantuan dari guru.

    6) Relatif lebih efisien dari segi waktu, tempat dan biaya.

    7) Memberikan pengalaman yang menarik dan bermakna bagi

    siswa karena dapat berinteraksi langsung, sehingga

    pemahaman terhadap materi akan lebih bermakna, mudah

    dipahami dan diingat.

    d. Kelebihan dan Kekurangan E-learning

    Menurut Effendi (2005 : 125) e-learning dapat dengan

    cepat diterima karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

    1) Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, dimana

    saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.

    2) Menghemat waktu proses belajar mengajar.

    3) Mengurangi biaya perjalanan.

    4) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan

    (infrastruktur, peralatan, buku-buku).

  • 29

    5) Menjangkau wilayah yang lebih luas dan melatih

    pembelajaran lebih mandiri dalam mendapatkan ilmu

    pengetahuan.

    6) Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan belajar

    mereka.

    Namun menururt Munir (2009 : 174) pembelajaran e-

    learning juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya sebagai

    berikut:

    1) Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan

    antar siswa itu sendiri.

    2) Berubahnya peran guru yang semula menguasai teknik

    pembelajaran konvensional, guru juga dituntut menguasai

    teknik pembelajaran yang menggunakan internet.

    3) Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar cenderung

    akan gagal.

    4) Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

    Pendidikan sebagai proses transformasi yang mempunyai

    tujuan tertentu, mempunyai unsur-unsur berikut: materi yaitu

    agama Islam, obyek penelitian artinya orang yang belajar dan

    metode dan sarana pendidikan.

    4. Guru

    a. Pengertian Guru

  • 30

    Kata guru berasal dari bahasa India yang artinya orang yang

    mengajarkan tentang kelepasan dari sengsara. Dalam bahasa

    Arab, guru dikenal dengan istilah al-ustad yang bertugas

    memberikan ilmu dalam suatu majelis. Pengertian guru kemudian

    menjadi semakin luas, tidak hanya terbatas dalam kegiatan

    keilmuan yang bersifat kecerdasan spiritual dan kecerdasan

    intelektual, tetapi juga menyangkut kecerdasan jasmaniah, seperti

    guru tari, guru olahraga, dan lain-lain.

    Guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan

    keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur

    pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah (Imran,

    2010 : 23).

    Guru adalah siapa saja yang melaksanakan tugas sebagai

    pendidik, pengajar, dan pelatih baik yang dilaksanakan dalam

    lembaga pendidikan, keluarga, formal maupun informal

    (Suparlan, 2006 : 15). Sedangkan menurut Permenag PAN-RB

    Nomor 16 Tahun 2009, Bab 1 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa

    guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,

    mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi peserta didik pada jenjang pendidikan.

  • 31

    Berdasarkan beberapa pengertian di tersebut, dapat

    disimpulkan guru adalah tenaga profesional yang membantu

    orang tua untuk mendidik anak pada jenjang pendidikan, yang

    bertugas untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

    melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jenjang

    pendidikan. Guru merupakan profesi yang penting di dunia

    pendidikan dalam menentukan kualitas pendidik. Guru juga

    tokoh yang diberi tugas untuk membina dan membimbing para

    siswa terutama dalam pembelajaran PAI.

    b. Peran Guru

    Guru sebagai pelaku utama dalam pelaksanaan pendidikan

    di sekolah. Oleh karena itu, guru memiliki peranan yang sangat

    penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

    Seorang guru harus memiliki pedoman pembelajaran bagi seluruh

    siswa agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

    Ketika dalam proses pembelajaran seorang guru harus memiliki

    tujuan yang jelas agar dalam proses pembelajaran siswa dapat

    memahami dengan mudah.

    Banyak peranan yang diperlukan guru untuk menjadi

    tenaga pendidik, diantaranya adalah sebagai berikut :

    1) Guru sebagai pembimbing

    Peran guru sebagai pembimbing sangat penting

    kehadirannya dalam proses pembelajaran. Karena guru

  • 32

    yang akan membimbing siswa untuk bisa menjadi mandiri

    dan dewasa serta membimbing siswa dalam memecahkan

    suatu permasalahan di dalam proses pembelajaran.

    2) Guru sebagai pengelola kelas

    Dalam peranannya dalam pengelolaan kelas, guru

    hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan

    belajar yang membuat siswa memiliki rasa aman, nyaman,

    serta bisa mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses

    pembelajaran.

    3) Guru sebagai mediator dan fasilitator

    Sebagai mediator guru hendaknya memiliki

    pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan media

    pembelajaran karena media dalam proses pembelajaran

    merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk alat

    komunikasi dalam mempermudah proses pembelajaran.

    Sebagai fasilitator guru hendaknya dapat

    memfasilitasi proses pembelajaran yang berlangsung dan

    menjadikan guru bukan hanya satu-satunya sumber

    informasi, sehingga siswa memperoleh pengalaman yang

    nyata dan otentik. Dengan memfasilitasi pembelajaran,

    guru sudah berusaha mengajak dan membawa siswa agar

    lebih aktif dan lebih bisa berpartisipasi di dalam kelas.

    4) Guru sebagai evaluator

  • 33

    Sebaagai evaluator guru hendaknya melakukan

    tinjauan ulang atau penilaian terhadap apa yang sudah

    dilaksanakan selama satu proses pembelajaran. Kegiatan ini

    bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan yang telah

    dirumuskan sudah berjalan atau belum, apakah materi yang

    disampaikan sudah tepat atau belum, langakah apa yang

    akan dilakukan apabila dalam pelaksanaan proses

    pembelajaran belum terlaksana dengan baik (Uzer, 2007 :

    9-10).

    c. Kompetensi Guru

    Menurut Mulyasa (2011 : 26) kompetensi guru merupakan

    perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi,

    sosial, dan spiritual yang dapat membentuk kompetensi guru

    yang mencakup penguasaan materi, pemahaman peserta didik,

    pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

    profesionalisme.

    Menurut Sarimaya (2009 : 17) kompetensi guru merupakan

    seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus

    dimiliki, dihayati, diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan

    tugas keprofesionalnya. Kompetensi sebagai seperangkat

    tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

    tugas-tugasnya sesuai dengan pekerjaan tertentu. (Sarimaya,

    2009 : 17).

  • 34

    Dalam Undang-Undang RI tentang Guru dan Dosen Nomor

    14 tahun 2005 dan Permendiknas Nomor 16 tahun 2007 tentang

    Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dinyatakan

    bahwa kompetensi guru terdiri dari empat kompetensi, yaitu :

    1) Kompetensi Profesional

    Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14 Tahun

    2005, yang dimaksud kompetensi profesional adalah

    kemampuan menguasai pelajaran secara luas dan

    mendalam. Sedangkan menurut Permendiknas No. 16

    Tahun 2007, kompetensi profesional terdiri dari :

    a) Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir

    keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang

    diampu.

    b) Menguasai standar kompetensi, dan kompetensi dasar

    mata pelajaran yang diampu.

    c) Mengembangkan materi pelajaran yang diampu

    secara kreatif.

    d) Mengembangkan keprofesionalan secara

    berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif.

    e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

    untuk mengembangkan diri.

    2) Kompetensi Pedagogik

  • 35

    Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14

    Tahun 2005, yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah

    kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.

    Sedangkan menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007,

    kompetensi pedagogik terdiri dari :

    a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek

    fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan

    intelektual.

    b) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

    pembelajaran yang mendidik.

    c) Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan

    mata pelajaran yang diampu.

    d) Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

    e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

    untuk kepentingan pembelajaran.

    f) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik

    untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

    dimiliki.

    g) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

    dengan peserta didik.

    h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan

    hasil belajar.

  • 36

    i) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk

    kepentingan pembelajaran.

    j) Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan

    kualitas pembelajaran.

    3) Kompetensi Kepribadian

    Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14

    Tahun 2005, yang dimaksud kompetensi kepribadian

    adalah kemampuan pribadi yang mantap, berakhlak mulia,

    arif dan bijaksana serta menjadi teladan bagi peserta didik.

    Sedangkan menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007,

    kompetensi kepribadian terdiri dari :

    a) Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum,

    sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia.

    b) Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur,

    berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan

    masyarakat.

    c) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap,

    stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

    d) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi,

    rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

    e) Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

    4) Kompetensi Sosial

  • 37

    Menurut penjelasan Undang-Undang RI No. 14

    Tahun 2005, yang dimaksud kompetensi sosial adalah

    kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi

    secara efektif dan efisien kepada siswa, sesama guru, kepala

    sekolah, orang tua/wali dan masyarakat sekitar. Sedangkan

    menurut Permendiknas No. 16 Tahun 2007, kompetensi

    sosial terdiri dari :

    a) Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak

    diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin,

    agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan

    status sosial ekonomi.

    b) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun

    dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

    tua, dan masyarakat.

    c) Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah

    Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial

    budaya.

    d) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan

    profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.

    Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik

    kesimpulan bahwa kompetensi guru adalah kebulatan

    pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berwujud tindakan

  • 38

    cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas

    sebagai agen pembelajaran.

    5. Pendidikan Agama Islam

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan Agama Islam sebagai upaya menjadikan agama

    Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of

    life (pandangan dan sikap hidup) peserta didik. Pendidikan agama

    Islam juga merupakan upaya sadar untuk mentaati ketentuan

    Allah sebagai pedoman dan dasar para peserta didik agar

    berpengetahuan keagamaan dan handal dalam menjalankan

    ketentuan-ketentuan Allah secara keseluruhan (Aidil, 2014 : 17).

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana

    dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

    menghayati,hingga mengimani ajaran agama Islam dibarengi

    dengan tuntutan untuk menghormati ajaran agama lain dalam

    hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga

    terwujud persatuan dan kesatuan bangsa (Nasrudin, 2007 : 16).

    Pendidikan Agama Islam adalah kegiatan pembelajaran

    yang diharapkan dapat membentuk kesholehan (kualitas) pribadi

    dan kesholehan sosial. Kesholehan pribadi yaitu manusia yang

    memiliki keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia yang bisa

    memancar keluar. Kesholehan sosial adalah ketika berhubungan

  • 39

    dengan manusia lainnya (bermasyarakat) baik yang seagama

    maupun yang tidak seagama (Muhaimin, 2012 : 76).

    b. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

    Menurut Nazarudin (2007 : 13) Pendidikan Agama Islam

    SMP mempunyai karakteristik tertentu yang membedakan

    dengan mata pelajaran yang lainnya:

    1) Pendidikan Agama Islam adalah rumpun mata pelajaran

    yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok yang terdapat

    dalam agama Islam. Dari segi isinya, Pendidikan Agama

    Islam merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah

    satu komponen, dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun

    mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan moral dan

    kepribadian siswa.

    2) Pendidikan Agama Islam sebagai sebuah program

    pembelajaran, diarahkan pada: (a) menjaga aqidah dan

    ketaqwaan peserta didik, (b) mejadi landasan untuk rajin

    mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekolah, (c)

    mendorong peserta didik untuk kritis, kreatif, dan inovtif,

    (d) menjadi landasan dalam kehidupan sehari-hari bukan

    hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam,

    tetapi juga untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

    (membangun etika sosial).

  • 40

    3) Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya

    menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi

    juga afektif dan psikomotoriknya.

    4) Materi Pendidikan Agama Islam dikembangkan dari tiga

    kerangka dasar ajaran Islam

    5) Output program pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

    sekolah adalah terbentuk peserta didik yang memiliki

    akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga

    pencapaian akhlak mulia (karimah) adalah tujuan

    sebenarnya dari pendidikan.

    B. Kajian Pustaka

    Setelah penulis mambaca dan mengamati beberapa skripsi yang sudah

    ada, penulis menemukan beberapa skripsi yang relevan dengan judul “Inovasi

    Pembelajaran Berbasis E-Learning pada Guru Pendidikan Agama Islam Di

    SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    Akan tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh

    penulis. Diantaranya yaitu :

    1. Penelitian karya Zumrotun Nikmah tahun 2013, yang berjudul

    “Implementasi E-learning PAI di SMA N 1 Teladan Yogyakarta”.

    Peneliti membahas tentang implementasi pelaksanaan e-learning yang

    berlangsung di SMA N 1 Teladan Yogyakarta. Peneliti menyatakan

    bahwa SMA N 1 Teladan Yogykarta merupakan salah satu sekolah

    favorit di Yogyakarta yang telah menggunakan media e-learning untuk

  • 41

    menunjang pembelajaran yang berlangsung mulai dari tahun 2006.

    Dimana dari tahun 2006 sampai sekarang mengalami kemajuan dalam

    pelaksanaannya.

    2. Penelitian Aldila Siddiq Hastomo tahun 2013, yang berjudul

    “Efektivitas Media Pembelajaran E-Learning Terhadap Prestasi

    Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA Negeri 1 Yogyakarta”.

    Peneliti membahas tentang efektif atau tidak pembelajaran e-learning

    terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMA N 1

    Yogyakarta. Dimana sekolah tersebut telah mengapresiasi dengan baik

    perkembangan teknologi terbukti telah menyediakan bagi tiap-tiap guru

    laptop untuk sebagai pendukung dalam proses pembelajaran. Selain itu

    proyektor sudah ada di tiap-tiap kelas.

    3. Penelitian karya Nurul Mulyaningsih tahun 2012, yang berjudul

    “Penggunaan Multimedia Komputer Sebagai Upaya Meningkatkan

    Motivasi Belajar Aqidah Akhlaq Siswa Kelas VII A MTsN Prambanan

    Klaten”. Peneliti membahas tentang motivasi siswa dalam

    pembelajaran Aqidah Akhlaq sebelum menggunakan multimedia

    berbasis komputer tergolong rendah karena pembelajaran yang

    monoton dan kurang menarik.

    Persamaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu adalah

    pemanfaatan media pembelajaran berbasis internet atau e-learning yang

    diharapkan dapat membantu siswa lebih aktif dan efesien dalam

    melaksanakan proses pembelajaran. Meskipun terdapat persamaan tetapi ada

  • 42

    perbedaan yaitu dari penelitian terdahulu membahas tentang pemanfaatan

    media untuk menunjang pembelajaran agar lebih efisien dengan

    memanfaatkan media yang ada di sekolah, disini penulis lebih menekankan

    terhadap inovasi guru dalam melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh di

    masa pandemi covid-19 ini.

  • 43

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

    penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Penelitian ini

    merupakan penelitian kualitatif, yakni penelitian yang dimaksudkan untuk

    memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

    Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang memerlukan

    pemahaman dalam konteks waktu dan situasi yang terjadi sesuai dengan

    kondisi obyektif di lapangan.

    Penelitian kualitatif adalah sebagai metode penelitian imu-ilmu sosial

    yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun

    tulisan), dan perubahan-perubahan manusia serta peneliti tidak berusaha

    menghitung atau mengkualifikasi data yang telah diperoleh dan dengan

    demikian tidak menganalisis angka-angka yang diperoleh (Afrizal, 2017 :

    13). Menurut Sukmadinata ( 2007 : 60) penelitian kualitatif adalah suatu

    penelitian yang ditunjukkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

    fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran

    orang secara individu maupun kelompok.

    Moleong (2011 : 5) penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada

    suatu latar alamiah dengan menggunakan metode alamiah, yang dilakukan

    oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah. Moleong (2011 : 5)

    mengartikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunkan

  • 44

    latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan

    dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

    Sugiyono (2012 : 15) metode kualitatif adalah metode penelitian yang

    berlandaskan pada filsafat postpositivisme, dugunakan untuk meneliti pada

    obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrimen kunci,

    pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,

    teknik penelitian triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif /

    kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada

    generalisasi. Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian

    yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis data dan dalam

    penelitian yang penulis teliti yaitu dengan mendiskripsikan dan menganalisis

    kegiatan yang ada baik sebelum pembelajaran e-learning berlangsung atau

    pada saat pembelajaran e-learning itu berlangsung.

    B. Lokasi Penelitian

    Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini di SMP N 2 Kledung

    Temanggung. Sekolah ini berada di Desa Kwadungan Gunung, Kecamatan

    Kledung, Kabupaten Temanggung.

    C. Sumber Data

    Pada tahap ini peneliti berusaha mencari dan mengumpulkan berbagai

    sumber data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dalam

    penelitian ini terdapat data utama (primer) dan data pendukung (sekunder).

  • 45

    1. Data Primer

    Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-

    kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang

    dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010 : 22).

    Menurut Widoyoko (2012 : 22) data primer merupakan data yang

    diperoleh dari sumber pertama atau dengan kata lain data yang

    mengumpulkannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung

    seperti hasil wawancara. Sumber data primer dalam penelitian ini

    adalah hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMP

    N 2 Kledung Temanggung.

    2. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-

    dokumen graffis (tabel, catatan, dan lain-lain), foto-foto, rekaman

    video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer (Arikunto,

    2010 : 20). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat

    dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara.

    Adapun sumber data sekunder yang digunakan adalah buku terkait

    pembelajaran, dokumen yang terkait dengan pembelajaran, catatan dan

    laporan pembelajaran online mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

    SMP N 2 Kledung Temanggung.

  • 46

    D. Prosedur Pengumpulan Data

    Terkait dengan pelaksanaan pembelajaran online, maka peneliti

    menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :

    1. Observasi

    Observasi menurut Sugiyono (2012 : 145) adalah teknik

    pengumpulan data yang mempunyai ciri spesifik berkenaan dengan

    perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan responden yang

    diamati tidak terlalu besar. Menurut Widoyoko (2012 : 40) observasi

    adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-

    unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Menurut

    Riyanto (2010 : 96) observasi adalah metode pengumpulan data yang

    menggunakan pengamatan secara langsung maupun secara tidak

    langsung.

    Berdasarkan penjelasan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

    observasi adalah penelitian dengan melakukan pengamatan dan

    pencatatan dari berbagai proses baik secara langsung atau secara tidak

    langsung. Dalam proses observasi pembelajaran berbasis e-learning ini,

    peneliti mengamati situasi-situasi yang ada di SMP N 2 Kledung

    Kabupaten Temanggung observasi dilakukan untuk melihat kegiatan

    pembelajaran e-learning dan pembelajaran secara luring serta media

    yang digunakan dalam pembelajaran tersebut.

  • 47

    2. Wawancara

    Wawancara adalah pertemuan antara dua orang untuk bertukar

    informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan

    makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai

    teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

    pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang hars diteliti, tetapi

    apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih

    mendalam (Sugiyono, 2017 : 114). Wawancara dilakukan secara

    tersturktur maupun tidak terstruktur, dapat dilakukan langsung maupun

    melalui online.

    Kegiatan penelitian ini dilaksanakan dengan wawancara terbuka

    dengan guru Pendidikan Agama Islam di SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung dan terstruktur karena informan atau narasumber

    mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai, peneliti sudah

    menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang tersusun secara sistematis.

    Dalam penelitian ini metode wawancara digunakan oleh peneliti

    sebagai metode pengumpulan data untuk mengetahui inovasi

    pembelajaran online Pendidikan Agama Islam SMP N 2 Kledung

    Temanggung.

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi merupakan upaya untuk memperoleh data dan

    informasi berupa catatan tertulis atau gambar yang tersimpan berkaitan

    dengan masalah yang diteliti. Dokumen merupakan fakta dan data yang

  • 48

    tersimpan dalam berbagai bahan. Sebagian besar data yang tersedia

    adalah berbentuk surat-surat, laporan, peraturan, catatan harian,

    biografi, simbol, artefak, foto, sketsa dan data lainnya yang tersimpan.

    Dokumen bersifat tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi

    peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi

    untuk penguatan data observasi dan wawancara dalam memeriksa

    keabsahan data, membuat interpretasi dan penarikan kesimpulan.

    (Indrawan & Rully, 2016 : 139).

    Menurut Sugiyono (2017 : 124) dokumentasi merupakan catatan

    peristiwa yang sudah berlalu, dokumentasi dapat berupa tulisan,

    gambar, atau karya-karya dari seseorang. Dokumentasi merupakan

    pelengkap dari penggunaan metode wawancara dalam penelitian

    kualitatif. Dokumentasi dalam penelitian ini baik berupa foto, rekaman

    percakapan pada saat wawancara, dan data yang diperoleh dari guru

    Pendidikan Agama Islam baik berupa screenshoot percakapan grup

    dengan siswa, screenshoot google classroom yang dilaksanakan di

    SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung selama pelaksanaan

    pembelajaran berbasis e-learning.

    E. Analisis Data

    Data yang telah dikumpulkan dalam kegiatan penelitian ini selanjutnya

    dianalisis supaya bisa diambil suatu kesimpulan atau pengertian. Adapun

    metode yang peneliti gunakan yaitu metode analisis deskriptif. Teknik

    analisis data yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis berupa klasifikasi

  • 49

    dari hasil wawancara sebagai jawaban dari permasalahan dalam penelitian

    ini. Dalam penelitian ini, pertanyaan yang digunakan berupa indikator dari

    rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini.

    Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemais

    data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi dengan cara

    mengorganisasikan data dan memilih mana yang penting serta mana yang

    perlu dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami

    (Sugiyono, 2012 : 333). Menurut Moleong (2011 : 280) analisis data adalah

    proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan

    satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

    hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

    Teknik analisis data pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga

    prosedur perolehan data yaitu :

    1. Reduksi Data

    Reduksi data merupakan proses penyempurnaan data, baik

    pengurangan terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak

    relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih kurang. Data

    yang diperoleh mungkin jumlahnya sangat banyak. Menurut Sugiyono

    (2012 : 247) reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

    penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang akan

    direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

    peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

    mencarinya bila diperlukan.

  • 50

    2. Penyajian Data

    Dengan mendisplay atau menyajikan data akan memudahkan

    untuk memahami apa yang terjadi selama penelitian berlangsung.

    Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja berdasarkan apa yang telah

    dipahami. Dalam penyajian data selain menggunakan teks secara

    naratif, juga dapat berupa bahasa nonverbal seperti bagan, grafik,

    denah, matriks, dan tabel. Penyajian data merupakan proses

    pengumpulan informasi yang disusun berdasarkan kategori.

    Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam

    bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, flowchart dan

    sejenisnya. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2012 : 249)

    mengungkapkan bahwa “yang paling sering digunakan untuk

    menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang

    bersifat naratif.

    3. Verifikasi Data

    Langkah terakhir dalam teknik analisis data adalah verifikasi

    data. Verifikasi data dilakukan apabila kesimpulan awal yang

    dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan ada perubahan-

    perubahan jika tidak dibarengi dengan bukti-bukti pendukung yang

    kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

    Kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan

  • 51

    bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian kembali ke

    lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

    merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono,

    2012 : 252).

    F. Pengecekan Keabsahan Data

    Penelitian kualitatif harus mengungkap kebenaran yang objektif.

    Karena keabsahan data dalam sebuah penelitian kualitatif sangat penting.

    Pengecekan keabsahan data digunakan agar memperoleh valid setelah

    melakukan analisis data dilakukan.

    1. Perpanjang pengamatan

    Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masih

    dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi yang

    diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih banyak

    yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti

    mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini merupakan

    data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini

    setelah dicek kembali pada sumber data asli atau sumber data lain

    ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang

    lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data kebenarannya

    (Sugiono, 2014: 370).

  • 52

    2. Meningkatkan Ketekunan

    Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan lebih

    cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian

    data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis

    (Sugiono, 2014 : 370).

    3. Triangulasi

    Traingulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan

    pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik

    triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

    sumber lainnya (Moleong, 2011: 330).

    a) Triangulasi Data

    Yaitu cara membandingkan data hasil pengamatan dengan

    hasil wawancara dengan dokumentasi dan data hasil pengamatan

    dengan dokumentasi hasil perbandingan ini diharapkan akan

    menyamakan pencapaian atas data yang diperoleh.

    b) Triangulasi Metode

    Yaitu pencarian data yang dilakukan peneliti untuk mencari

    fenomena yang sudah diperoleh dengan menggunakan metode

    wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil yang diperoleh

    dengan metode ini kemudian dibandingkan sehingga diperoleh

    data yang dipercaya.

  • 53

    c) Triangulasi Sumber

    Yaitu dilakukan dengan cara membandingkan kebenaran

    suatu fenomena berdasarkan data yang diperoleh peneliti baik

    yang dilihat dari dimensi waktu maupun sumber lain. Selain

    menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data

    agar memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan

    data tersebut maka dengan itu diperlukan teknik pemeriksaan.

  • 54

    BAB IV

    PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA

    A. Paparan Data

    1. Gambaran Umum SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    SMP N 2 Kledung didirikan pada tahun 2003, berlokasi di Jl.

    Raya Wonosobo km. 7 Kecamatan Kledung Kabupaten Temanggung.

    Pada mulanya sekolah ini merupakan upaya pemerintah dalam

    menyediakan pendidikan masyarakat di sekitar Desa Kwadungan yang

    tidak terjangkau oleh sekolah negeri yang telah ada.

    Sesuai dengan visi dan misi sekolah yang diharapkan bisa

    tercapai dan bisa diaplikasikan dengan kehidupan bagi siswa. Tahun

    demi tahun SMP N 2 Kledung selalu mengalami perkembangan atau

    kemajuan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Saat ini SMP N 2

    Kledung adalah sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional dan misi

    lingkungannya menuju Adiwiyata Mandiri. Gelar sekolah Adiwiyata

    ini diberikan pada sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.

    Program adiwiyata sendiri dilaksanakann dengan berdasarkan tiga

    prinsip utama, yaitu edukatif,partipatif, dan berkelanjutan.

    Dari beberapa tahun terakhir jumlah siswa di SMP N 2 Kledung

    diangka yang hampir stabil dikarenakan perkembangan baik secara

    fasilitas ataupun pelaksanaan pembelajaran. Adapun jumlah siswa

    dalam 3 Tahun terakhir adalah sebagai berikut :

  • 55

    Tabel 4.1

    Jumlah Siswa SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung Tahun

    Pembelajaran 2018-2020

    Dari banyaknya siswa di SMP N 2 Kledung, sekolah berupaya

    meningkatkan kualitas per individu sesuai dengan minat dan bakat dari

    siswa itu sendiri. Maka sekolah menyediakan beberapa program guna

    untuk pengembangan minat bakat siswa atau lebih dikenal dengan

    program ekstrakurikuler. Program ekstrakurikuler yang

    diselenggarakan sekolah bertujuan agar siswa bisa menggali potensi

    yang ada dalam diri siswa serta siswa dapat mengisi waktu luang untuk

    mengerjakan hal positif. Adapun program ekstrakurikuler di SMP N 2

    Kledung adalah sebagai berikut :

    Tahun

    Pelajaran

    Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Kelas

    (1+2+3 )

    Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah Siswa Jumlah

    Siswa

    2017/2018 128 org 130 org 143 org 401 org

    2018/2019 115 org 126 org 127 org 368 org

    2019/2020 154 org 110 org 122 org 386 org

  • 56

    2. Letak Geografis SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    SMP N 2 Kledung terletak di Desa Kwadungan Kecamatan

    Kledung Kabupaten Temanggung. Letak SMP N 2 Kledung Kabupaten

    Temanggung sangat strategis dikarenakan berada di dekat jalan raya

    yang dimana bisa dijangkau dengan mudah. Selain itu, lingkungan

    sekitar SMP N 2 Kledung sangat kondusif dikarenakan tidak berada di

    tengah kota sehingga mendukung dalam berjalannya proses belajar

    mengajar.

    3. Identitas Sekolah

    Adapun profil dari SMP N 2 Kledung adalah sebagai berikut :

    a. Nama Sekolah : SMP N 2 Kledung

    Alamat Jalan : Jalan Raya Wonosobo km 7

    Desa : Kwadungan Gunung

    Kecamatan : Kledung

    Kab / Kota : Temanggung

    b. Jenjang Akreditasi : A

    c. Tahun Didirikan : 2003

    d. Tahun Beroprasi : 2003

    e. Kepemilikan Tanah : Pemerintah

    Status Tanah : Hak Guna Pakai

    Luas Tanah : 6980 m2

    f. Status Bangunan : Pemerintah

    Surat Ijin Bangunan : No.425.1/141/2003

  • 57

    Luas Seluruh Bangunan : 2792 m2

    4. Visi dan Misi SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    a. Visi SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    Terwujudnya peserta didik yang percaya diri, religius,

    bertanggung jawab, berbasis pendidikan yang berwawasan

    kebangsaan dan lingkungan.

    b. Misi SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    Mengembangkan ketrampilan berkomunikasi dan

    kolaboratif melalui diskusi kelas dalam pembelajaran dan

    kegiatan sekolah.

    1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan melalui

    pembelajaran akademik dan non akademik.

    2) Mengembangkan sikap tanggung jawab dengan cara

    melakukan yang diucapkan dan berkomunikasi dengan baik

    pada setiap kegiatan pembelajaran.

    3) Mengembangkan sikap cinta tanah air melalui kegiatan

    pembiasaan menyanyikan lagu nasional sebelum

    pembelajaran dan mengadakan upacara bendera.

    4) Mengembangkan karakter dan kepedulian terhadap upaya

    pelestarian lingkungan melalui pembelajaran dan

    pembiasaan.

  • 58

    5. Sarana dan Prasarana SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    Agar terciptanya pembelajaran yang efektif dan efisien, maka ada

    beberapa sarana dan prasarana yang ada di lingkungan SMP N 2

    Kledung yang berguna untuk menunjang jalannya pembelajaran. Di

    harapkan dengan adanya sarana prasarana tersebut siswa bisa menerima

    pembelajaran dengan maksimal dan guru bisa memanfaatkan fasilitas

    yang ada untuk menjelaskan materi pembelajaran dan menjadi

    fasilitator bagi para siswanya. Berikut adalah sarana dan prasarana yang

    ada di SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung :

    Tabel 4. 3

    Ruang Pokok SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    No Nama Ruang Jumlah Kondisi

    1 Ruang Kelas/ Belajar 14 Baik

    2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik

    3 Ruang Guru 1 Baik

    4 Ruang Tata Usaha 1 Baik

  • 59

    Tabel 4.4

    Ruang Penunjang SMP N 2 Kledung Kabupaten Temanggung

    No Nama Ruang Jumlah Kondisi

    1 Ruang Perpustakaan 1 Baik

    2 UKS 1 Baik

    3 Toilet Guru 1 Baik

    4 Toilet Murid 8 Baik

    5 Kantin 2 Baik

    6 Rumah Dinas 1 Baik

    7 Rumah Penjaga 1 Baik

    8 Lapangan Basket 1 Baik

    9 Laboraturium 1 Baik

    10. Pos Jaga 1 Baik

    11. Mushola 1 Baik

    6. Jumlah Guru dan Tenaga Pendukung di SMP N 2 Kledung

    Kabupaten Temanggung

    Disini guru dan tenaga pendukung bertugas sebagaimana hak dan

    tanggung jawabnya masing-masing. Yang dimana guru dalam hal ini

    bisa menjadi pengganti peran orang tua siswa selama siswa tersebut

    belajar atau mengikuti pembelajaran di sekolah dan guru juga menjadi