kab_anambas_9_2012.pdf

14

Click here to load reader

Upload: surya-gayo

Post on 05-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

1

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR 9 TAHUN 2012

TENTANG

PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

Menimbang : a. bahwa setelah dilakukan evaluasi dan monitoring perkembangan Ketenagakerjaan di Kabupaten

Kepulauan Anambas secara prosentase, penempatan Tenaga Kerja Lokal masih belum optimal dimanfaatkan oleh Perusahaan atau unit-

unit usaha yang beroperasi diwilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, maka dipandang perlu mengatur pemberdayaan dan penempatan Tenaga

Kerja Lokal secara optimal;

b. bahwa pemberdayaan dan penempatan Tenaga

Kerja Lokal secara optimal diarahkan sepenuhnya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal secara luas dan untuk menghindari terjadinya

kecemburuan sosial dan kesenjangan ekonomi dalam masyarakat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

Penempatan Tenaga Kerja Lokal;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor

76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3201);

Page 2: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

2

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kabupaten Kepulauan Anambas di Provinsi Kepulauan Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 106,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4870);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4737);

8. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang

Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan di Perusahaan;

9. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 2002 tentang Pengesahan Konvensi ILO Nomor 88, mengenai

Lembaga Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja;

10. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor PER.05/MEN/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;

11. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.07/MEN/IV/2008 tentang Penempatan Tenaga Kerja;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

dan

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENEMPATAN

TENAGA KERJA LOKAL.

Page 3: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

3

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Kepulauan Anambas.

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas.

3. Bupati adalah Bupati Kepulauan Anambas.

4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.

5. Pegawai Negeri Sipil adalah Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas.

6. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten

Kepulauan Anambas Penanggungjawab Masalah Ketenagakerjaan di Kabupaten Kepulauan Anambas.

7. Perusahaan adalah :

a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum

atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang

mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan yang mempekerjakan pekerja dengan tujuan

mencari keuntungan atau tidak, atau badan hukum baik milik swasta maupun Negara.

b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar

upah atau imbalan dalam bentuk lain. 8. Pengusaha adalah :

a. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri;

b. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan hukum miliknya;

c. orang perseorangan, persekutuan atau badan hukum yang berada di Kabupaten Kepulauan

Anambas mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam point (1) dan (2) diatas.

9. Pengurus adalah orang yang ditunjuk untuk

memimpin suatu perusahaan.

10. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta selanjut disingkat LPTKS adalah lembaga swasta

berbadan hukum yang telah memperoleh izin tertulis untuk menyelenggarakan pelayanan

penempatan tenaga kerja.

11. Pekerja adalah orang yang bekerja pada pengusaha dengan menerima upah yang berada dalam

hubungan kerja.

Page 4: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

4

12. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal

yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang

meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk

kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

13. Tenaga Kerja Lokal adalah tenaga kerja yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Anambas

dan/atau tenaga kerja yang sudah berdomisili di Kabupaten Kepulauan Anambas selama minimal 6

(enam) bulan memiliki Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk Kabupaten Kepulauan Anambas.

14. Antar Kerja adalah suatu mekanisme pelayanan

kepada pencari kerja untuk memperoleh pekerjaan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya,

baik untuk sementara waktu maupun tetap dalam suatu hubungan kerja maupun usaha mandiri serta pelayanan kepada pemberi kerja untuk

memperoleh tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan

15. Antar Kerja Lokal yang selanjutnya disingkat AKL adalah antar kerja yang dilaksanakan untuk

memberikan pelayanan kepada pencari kerja dan pemberi kerja yang masing-masing berdomisili

dalam daerah kerja Dinas Penanggungjawab masalah Ketenagakerjaan Kabupaten Kepulauan Anambas.

16. Antar Kerja Antar Daerah yang selanjutnya disingkat AKAD adalah antar kerja yang

dilaksanakan untuk memberikan pelayanan kepada pencari kerja dan pemberi kerja yang masing-masing berdomisili di daerah kerja antar

Dinas Penanggungjawab masalah Ketenagakerjaan Kabupaten/Kota antar Provinsi.

17. Pencari Kerja adalah tenaga kerja baik yang

menganggur maupun yang masih bekerja tetapi ingin pindah atau alih pekerjaan yang harus

mendaftarkan diri pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kepulauan Anambas.

18. Pemberi kerja adalah setiap pihak atas nama

perusahaan dan atau pribadi yang membutuhkan tenaga kerja.

Page 5: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

5

BAB II

WAJIB LAPOR LOWONGAN PEKERJAAN

Pasal 2

(1) Setiap perusahaan atau pribadi wajib melaporkan

secara tertulis apabila akan mengadakan

penerimaan lowongan pekerjaan diperusahaannya kepada Dinas Penanggungjawab masalah

Ketenagakerjaan.

(2) Laporan lowongan pekerjaan, disampaikan

selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari kerja sebelum lowongan pekerjaan tersebut terisi.

(3) Laporan sebagaimana tersebut pada ayat (1) diatas sekurang-kurangnya memuat:

a. Nama Perusahaan dan atau nama perseorangan berbadan hukum atau tidak

berbadan hukum, sebagai pihak pemberi kerja;

b. Jumlah dan formasi jabatan pekerjaan yang

dibutuhkan; c. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan; d. Syarat-syarat pengisian jabatan; dan

e. Upah/gaji yang akan dibayarkan kepada tenaga kerja.

(4) Upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf (e) berpedoman kepada Upah Minimum Kabupaten

(UMK) dan Upah Minimum Sektor (UMS).

(5) Setelah menerima laporan lowongan pekerjaan dari pengusaha dan atau perusahaan, maka Dinas Penanggungjawab Masalah Ketenagakerjaan

menerbitkan Surat Bukti Lapor Lowongan Pekerjaan.

Pasal 3

(1) Perusahaan yang akan mengumumkan lowongan pekerjaan melalui media cetak maupun elektronik, diwajibkan terlebih dahulu memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3).

(2) Untuk melindungi pencari kerja dari orang atau pengusaha yang tidak bertanggungjawab, penyampaian melalui media cetak dan elektronik

dilarang menerbitkan atau menyiarkan berita lowongan pekerjaan bila pengusaha tidak dapat

menunjukkan Surat Bukti Lapor Lowongan Pekerjaan.

Page 6: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

6

BAB III

PENDAFTARAN PENCARI KERJA

Pasal 4

(1) Pencari Kerja yang akan mengisi lowongan

pekerjaan diperusahaan harus terdaftar pada

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(2) Pendaftaran Pencari Kerja dimaksudkan untuk

memudahkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk menyusun perencanaan dan pemberdayaan tenaga kerja sesuai kebutuhan

pasar kerja.

(3) Tanda bukti pendaftaran pencari kerja, yakni dengan dikeluarkan Kartu Pencari Kerja atau AK/I,

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Pasal 5

(1) Kartu tanda bukti pencari kerja atau AK/I

dikeluarkan setelah pencari kerja melengkapi persyaratan administratif seperti:

a. foto copy ijazah terakhir; b. Kartu Tanda Penduduk Kabupaten

Kepulauan Anambas;

c. pas foto berwarna dengan ukuran 3 x 4 = 2 lembar;

d. foto copy sertifikat keterampilan bagi yang

memilik;dan e. foto copy syarat keterangan pengalaman

kerja bagi yang memiliki.

(2) Pencari kerja yang telah memperoleh pelayanan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kartu tanda bukti pencari kerja AK/I.

(3) Pengantar kerja wajib melakukan pengisian data

pencari kerja AK/I melalui wawancara langsung untuk mengetahui bakat, minat, dan

kemampuannya.

(4) Bagi tenaga kerja yang telah mendapatkan pekerjaan Perusahaan wajib mengembalikan AK/I

kepada Dinas tenaga kerja dan Transmigrasi.

(5) AK/I dikembalikan paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pencari kerja sudah diterima bekerja dalam

Perusahaan.

Pasal 6

Perusahaan wajib mencantumkan persyaratan

administratif yakni AK/I (Tanda Daftar Pencari Kerja) pada setiap persyaratan administratif formasi jabatan

yang dibutuhkan.

Page 7: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

7

BAB IV

PELAKSANA PENEMPATAN TENAGA KERJA

Pasal 7

Pelaksana penempatan tenaga kerja meliputi :

a. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

b. LPTKS.

Pasal 8

(1) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi sebagaimana

dimaksud pada Pasal 7 huruf a mempunyai fungsi

dan tugas meliputi: a. pelayanan IPK; b. pelayanan penyuluhan dan bimbingan

jabatan; c. pelayanan penempatan tenaga kerja AKL,

AKAD dan AKAN; d. pelayanan perijinan dan pembinaan lembaga

penempatan tenaga kerja swasta;

e. pembinaan pelaksanaan bursa kerja di lembaga satuan pendidikan menengah,

pendidikan tinggi, dan pelatihan; f. menyusun proyeksi permintaan dan

penawaran tenaga kerja;

g. melaksanakan pengembangan dan perluasan kesempatan kerja;

h. melakukan pembinaan jabtan fungsional

pengantar kerja dan petugas antar kerja; i. pengendalian penggunaan tenaga kerja

asing.

(2) Dalam proses penempatan tenaga kerja tidak

dipungut biaya apapun baik langsung, sebagian atau keseluruhan kepada tenaga kerja dan pengguna tenaga kerja.

Pasal 9

(1)

LPTKS dan atau pemberi kerja dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi dalam melakukan seleksi calon pelamar, sesuai dengan kualifikasi yang

dibutuhkan.

(2) Dalam pengisian lowongan pekerjaan, wajib

memprioritaskan penerimaan Tenaga Kerja Lokal, terutama yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi.

(3) LPTKS dan/atau pemberi kerja, wajib melaporkan penerimaan dan tenaga kerja setelah melalui

mekanisme sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6 dengan

melaporkan dalam bentuk laporan penerimaan tenaga kerja dengan bentuk dan format yang dikeluarkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

Page 8: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

8

BAB V

TATA CARA PENDIRIAN LPTKS

Pasal 10

(1) LPTKS wajib memiliki izin tertulis dari Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(2) Permohonan tertulis, dengan melampirkan :

a. Fotokopi akta pendirian dan atau akte perubahan badan hukum yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang

berwenang; b. Fotokopi Surat Keterangan Domisili

Perusahaan dari Kecamatan Setempat; c. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP; d. Fotokopi wajib lapor ketenagakerjaan sesuai

dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 yang masih berlaku;

e. Fotokopi anggaran dasar yang memuat kegiatan yang bergerak dibidang jasa penempatan tenaga kerja;

f. Fotokopi anggaran dasar yang memuat kegiatan yang bergerak dibidang jasa penempatan tenaga kerja;

g. Fotokopi sertifikat hak kepemilikan atas tanah berikut bangunan kantor atau perjanjian

kontrak minimal 5 (lima) tahun yang dikuatkan dengan akta notaris

h. Badan struktur organisasi dan personil;

i. Rencana kerja penempatan LPTKS minimal 1 (satu) tahun;

j. Pas foto pimpinan perusahaan berwarna ukuran 4 x 6 cm sebanyak 3 (tiga) lembar.

Pasal 11

Surat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) diberikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan

dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun.

Pasal 12

(1) Permohonan perpanjangan diajukan paling lambat

30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berakhir masa berlakunya.

(2) Jika pada waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) LPTKS tidak memperpanjang surat izin

usahanya, maka LPTKS yang bersangkutan wajib mengembalikan surat izin tersebut kepada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Page 9: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

9

Pasal 13

(1) Permohonan perpanjangan surat izin usaha LPTKS

diajukan secara tertulis dan bermaterai cukup dengan melampirkan :

a. Fotokopi izin LPTKS yang masih berlaku.

b. Bukti penyampaian laporan rekapitulasi penempatan tenaga kerja;

c. Rencana penempatan tenaga kerja yang akan datang sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun.

d. Fotokopi bukti kepemilikan sarana dan

prasarana kantor atau bukti surat perjanjian sewa kantor/kerjasama dalam waktu 5 (lima) tahun;

e. Pas foto penanggungjawab berwarna dengan ukuran 4x6 sebanyak 3 (tiga) lembar.

(2) Permohonan perpanjangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), diajukan kepada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

(3) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam

waktu paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak permohonan diterima.

Pasal 14 Dalam hal terjadi perubahan nama perusahaan, alamat,

dan Direksi atau Komisaris LPTKS harus menyampaikan perubahan surat izin kepada Dinas

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB VI

PERLINDUNGAN, PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

Pasal 15

Perusahaan yang telah memperkerjakan tenaga kerja

tenaga kerja, diwajibkan untuk: a. perencanaan penggunaan Tenaga kerja Mikro; b. Melaksanakan pelatihan atau pengembangan

masyarakat yang ada di sekitar domisili perusahaan;

c. Menerima 1 (satu) orang tenaga kerja lokal penyandang cacat fisik ringan untuk bekerja di perusahaannya setiap 100 (seratus) orang tenaga

kerja yang telah bekerja di perusahaannya.

Pasal 16

(1) Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

15 wajib mengupayakan secara bertahap dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pertama pengisian lowongan pekerjaan di perusahaannya diisi oleh

tenaga kerja lokal minimal 50 (lima puluh) persen dan pada 5 (lima) tahun berikutnya minimal

menjadi 75 (tujuh puluh lima) persen sesuai

Page 10: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

10

dengan syarat kualifikasi jabatan yang

dibutuhkan; (2) Apabila kualifikasi jabatan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi oleh tenaga kerja lokal, Perusahaan dapat menerima tenaga kerja dari luar daerah.

Pasal 17

Perusahaan diwajibkan untuk membuat perencanaan pengisian atau perencanaan penggantian posisi jabatan

line management diperusahaannya dengan tenaga kerja lokal yang memenuhi kriteria untuk jabatan tersebut.

Pasal 18

(1) Untuk memenuhi penggunaan tenaga kerja lokal pada perusahaan, pengusaha wajib menyampaikan setiap awal bulan laporan keadaan tenaga kerja

perusahaannya kepada Dinas Tenaga Kerja.

(2) Bentuk laporan keadaan tenaga kerja perusahaan akan ditetapkan oleh Dinas Tenaga Kerja.

BAB VII PENEMPATAN TENAGA KERJA

MEKANISME AKAD

Pasal 19

Penempatan tenaga kerja antar daerah melalui

mekanisme AKL dan AKAD harus mendapat izin tertulis

dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

BAB VIII PENGAWASAN

Pasal 20

(1) Setiap pengusaha dan atau pengurus maupun

LPTKS wajib memfasilitasi dan dapat memberikan keterangan yang sebenarnya kepada Pengawas Ketenagakerjaan yang ditugaskan Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi dalam melaksanakan tugas-tugas pemantauan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan Peraturan ini sesuai dengan

Peraturan Perundangan.

(2) Pengawas Tenaga Kerja merupakan jabatan Fungsional yang ditunjuk dari unsur Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Page 11: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

11

BAB IX

PENYIDIKAN

Pasal 21

Penyidikan terhadap pelanggaran pidana, dilaksanakan

oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 22

(1) Dalam melaksanakan tugas, penyidik memiliki

kewenangan sebagaimana yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

(2) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi pemberitahuan dimulainya penyidikan dan penyampaian hasil penyidikan kepada

penuntut umum melalui penyidik Kepolisian Republik Indonesia.

BAB X SANKSI ADMINISTRATIF

Pasal 23

(1) Perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya

sebagaimana diatur dalam Pasal 10 ayat (1) dan Pasal 14 dikenakan sanksi administratif.

(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa : a. teguran;

b. peringatan tertulis; c. pembatasan kegiatan usaha;

d. pembekuan kegiatan usaha; e. pembatalan persetujuan; f. pembatalan pendaftaran;

g. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;

h. pencabutan ijin.

(3) Ketentuan mengenai sanksi administratif

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB XI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 24

(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, Pasal 16,

Pasal 17, Pasal 18 dan Pasal 19 diancam dengan Pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling tinggi Rp.50.000.000,- (lima puluh

juta rupiah).

Page 12: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

12

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2012 NOMOR 23

(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) adalah pelanggaran.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.

Diundangkan di Tarempa

pada Tanggal 26 Desember 2012

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS,

RADJA TJELAK NUR DJALAL

Ditetapkan di Tarempa pada Tanggal 26 Desember 2012

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS,

T. MUKHTARUDDIN

Page 13: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

13

PENJELASAN

ATAS RANCANGAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PENEMPATAN TENAGA KERJA LOKAL

I. UMUM

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan ketenagakerjaan tidak hanya permasalahan Daerah namun merupakan permasalahan Nasional. Sehingga harus diselesaikan secara sinergis,

terpadu dan berkesinambungan. Permasalahan-permasalahan yang dimaksud antara lain tingginya tenaga kerja yang menganggur dan masih rendahnya kualitas dan produktifitas tenaga kerja dan belum

memadainya perlindungan terhadap tenaga kerja.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan dimaksud,

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas berupaya untuk menetapkan beberapa langkah untuk mengurangi jumlah pengangguran di daerah antara lain melalui perencanaan pemberdayaaan ketenagakerjaan,

pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja (BLK), pelatihan dan pemberdayaan

tenaga kerja mandiri, penempatan tenaga kerja lokal dengan sistem AKL dan AKAD, pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja.

Dalam rangka pelaksanaan berbagai program pembangunan bidang ketenagakerjaan tersebut, dalam hal penyelenggaraan penempatan tenaga kerja, perlu ditetapkan pedoman bagi semua pihak

yang berkepentingan dalam penyelenggaraan penempatan tenaga kerja. Pedoman tersebut dimaksudkan untuk memberikan jaminan,

perlindungan serta upaya-upaya pencegahan bagi tenaga kerja dari daerah, terhadap permasalahan-permasalahan yang timbul berkaitan dengan kegiatan penempatan tenaga kerja. Hal tersebut merupakan

kewajiban Daerah sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah berdasarkan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut diatas , maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas tentang

Penempatan Tenaga Kerja Lokal yang harus ditaati bagi setiap penyelenggara penempatan tenaga kerja di Kabupaten Kepulauan Anambas serta semua pihak yang bergerak di bidang ketenagakerjaan.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas

Pasal 2

Ayat (1) cukup jelas Ayat (2)

Cukup jelas Ayat (3)

Cukup Jelas Ayat (4) Upah Minimum Kabupaten UMK dan/atau UMS

Ayat (5) Cukup jelas

Pasal 3

Page 14: KAB_ANAMBAS_9_2012.pdf

14

Cukup jelas

Pasal 4 Cukup jelas

Pasal 5 Cukup jelas

Pasal 6

Cukup jelas Pasal 7

Cukup jelas Pasal 8

Cukup jelas

Pasal 9 Cukup jelas

Pasal 10

Cukup jelas Pasal 11

Cukup jelas Pasal 12

Cukup jelas

Pasal 13 Cukup jelas

Pasal 14 Cukup jelas

Pasal 15

Cukup jelas Pasal 16

Cukup jelas

Pasal 17 Cukup jelas

Pasal 18 Cukup jelas

Pasal 19

Cukup jelas Pasal 20

Cukup jelas Pasal 21

Cukup jelas

Pasal 22 Cukup jelas

Pasal 23

Cukup jelas Pasal 24

Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2012 NOMOR 25