kab seruyan

Upload: wishvai

Post on 15-Oct-2015

129 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    1/32

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN

    NOMOR 06 TAHUN 2004

    TENTANG

    RENCANA TATA RUANG WILAYAHKABUPATEN SERUYAN TAHUN 2003 2013

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI SERUYAN

    Menimbang

    Mengingat

    :

    :

    a. bahwa untuk mengarahkan pembangunan di Kabupaten Seruyandengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, berhasilguna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan dalam rangkameningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta memantapkan

    pertahanan dan keamanan, perlu disusun Rencana Tata Ruang Wilayah;

    b. bahwa dalam rangka mewujudkan keterpaduan pembangunan antarsektor, daerah dan masyarakat, maka Rencana Tata Ruang Wilayahmerupakan arahan alokasi investasi pembangunan yang dilaksanakanpemerintah, masyarakat, dan atau dunia usaha;

    c. bahwa dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 5 tahun 2002Pasal 13 Ayat (1) dan (2), maka setiap Kabupaten baru hasil pemekarandi Provinsi Kalimantan Tengah wajib menyusun Rencana Tata RuangWilayah,

    d. bahwa sebagai kabupaten baru hasil pemekaran di Provinsi KalimantanTengah, Kabupaten Seruyan belum memiliki Rencana Tata RuangWilayah;

    e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hurufa, b, c dan d perlu menetapkan Rencana Tata Ruang WilayahKabupaten Seruyan Dengan Peraturan Daerah.

    1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, TambahanLembaran Negara Nomor 1622) ;

    2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan

    ketentuanPokok Pertambangan (Lembaran Negara Tahun 1967 Nomor 22,tambahan Lembaran Negara Nomor 2831);

    3. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974, tentang Pengairan (LembaranNegara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor3046) ;

    4. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang (Lembaran NegaraTahun 1980 Nomor 83, tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    2/32

    5. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

    (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 75, Tambahan LembaranNegara Nomor 3209);

    6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok

    Pertahanan Kamanan Negara RI (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor51, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3234):

    7. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (LembaranNegara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor3274);

    8. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan (LembaranNegara Tahun 1985 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor3299);

    9. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang konservasi Sumberdaya

    Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419) ;

    10. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan(Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan LembaranNegara Nomor 3427);

    11. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan danPermukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23);

    12. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 27, Tambahan Lembaran

    Negara Nomor 3470);

    13. Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 115, tambahan LembaranNegara 3501);

    14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 37, Tambahan LembaranNegara Nomor 3682);

    15. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang PengelolaanLingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699);

    16. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (LembaranNegara Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Nomor3888);

    17. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program PembangunanNasional (PROPENAS) (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 206);

    18. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentangPembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, KabupatenSukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten

    Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya, Dan Kabupaten Barito Timur diPropinsi Kalimantan Tengah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2002 nomor 18);

    19. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan LembaranNegara Nomor 4437) ;

    20. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan antara Pemerintahan Pusat dan Daerah. (Lembaran NegaraTahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438) ;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    3/32

    21. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air

    (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan LembaranNegara Nomor 3225);

    22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran

    Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor3293);

    23. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan,Pengaturan, Pembinaan dan Pengembangan Industri (LembaranNegara Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor3330);

    24. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa (LembaranNegara Tahun 1991 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Nomor3441);

    25. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Tata PengaturanAir (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan LembaranNegara Nomor 3445);

    26. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang PengusahaanPariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman HutanRaya Taman Wisata Alam (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 25,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3550);

    27. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hakdan Kewajiban, Serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta MasyarakatDalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 104,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 3660) ;

    28. Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 1996 tentang Kepelabuhan(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 107, Tambahan LembaranNegara Nomor 3661);

    29. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1996 tentang KebandarUdaraan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 108, TambahanLembaran Negara Nomor 3662);

    30. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana TataRuang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3721);

    31. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis MengenaiDampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 55,Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838);

    32. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang KewenanganPemerintah dan Kewenangan Kabupaten Sebagai Daerah Otonom(Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan LembaranNegara Nomor 3952) ;

    33. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang PengelolaanKualitas Air dan Pengendalian Air;

    34. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (LembaranNegara Tahun 2001 Nomor 143) ;

    35. Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 tentang Kawasan Industri;

    36. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang PengelolaanKawasan Lindung;

    37. Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang PenggunaanKawasan Tanah Bagi Kawasan Industri;

    38. Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1993 tentang PedomanPelaksaan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Kepentingan Umum ;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    4/32

    Menetapkan :

    39. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan otonomi daerah nomor 21 tahun2001 tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk-produkHukum Daerah;

    40. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah Nomor

    12 Tahun 1986 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di LingkunganPemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah;

    41. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 5 Tahun 2001Tentang Pola Dasar Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Tahun2001 2005;

    42. Peraturan Daerah Propinsi Kalimantan Tengah Nomor 8 Tahun 2003tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Kalimantan Tengah;

    43. Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 07 Tahun 2003 TentangPola Dasar Pembangunan Daerah Kabupaten Seruyan Tahun 2003

    2005;

    44. Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 08 Tahun 2003 tentangProgram Pembangunan Daerah Kabupaten Seruyan Tahun 2003 2003;

    45. Peraturan Daerah Kabupaten Seruyan Nomor 09 Tahun 2003 tentangRencana Strategis Daerah kabupaten seruyan Tahun 2003 2003;

    Dengan Persetujuan

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN SERUYAN

    MEMUTUSKAN

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN TENTANG RENCANATATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SERUYAN TAHUN 2003 2013.

    BAB IKETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

    1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Seruyan;

    2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom yang lainsebagai Badan Eksekutif Daerah;

    3. Bupati adalah Bupati Seruyan;

    4. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara sebagaisatu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lainnya hidup dan malakukankegiatan serta memelihara kelangsungan hidupnya;

    5. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang yang mencakupKawasan Lindung dan Kawasan Budidaya, baik direncanakan maupun tidak sertamenunjukan hirarki dan keterkaitan pemanfaatan.

    6. Penataan ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendaliannya;

    7. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanakan tata ruang;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    5/32

    8. Perencanaan Tata Ruang adalah kegiatan menyusun dan menetapkan rencana tata ruang,pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang;

    9. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten yang selanjutnya disebut RTRWK adalahRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Seruyan;

    10. Pemanfaatan Ruang adalah rangkaian program dan kegiatan pelaksanaan pembangunanyang memanfaatkan ruang menurut jangka waktu yang ditetapkan didalam rencana tataruang untuk membentuk ruang;

    11. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah kegiatan pengawasan dan penertibanpemanfaatan ruang sebagai usaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang denganfungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang dan untuk mengambil tindakanagar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud;

    12. Wilayah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsure terkaitpadanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atauaspek fungsional;

    13. Kawasan adalah wilayah dengan fungsi utama lindung dan budidaya ;

    14. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungikelestarian hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan;

    15. Kawasan Budidaya adalah kawasan yang diciptakan dengan fungsi utama untukdibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusiadan sumberdaya buatan;

    16. Kawasan Pemukiman adalah bagian dari kawasan budidaya (kawasan diluar kawasanlindung) yang ditetapkan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang

    berada di daerah perkotaan dan pedesaan;

    17. Kawasan Perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertaniandengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman perkotaan, pemusatan dandisribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan social dan kegiatan ekonomi ;

    18. Kawasan Pedesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasukpengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempatpemukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan social dan kegiatanekonomi;

    19. Kawasan Tertentu adalah kawasan yang ditetapkan secara nasional mempunyai nilai

    strategis yang penataan ruangnya diprioritaskan;

    20. Kawasan Prioritas adalah kawasan fungsional yang dianggap perlu diprioritaskanpengembangan atau penanganannya serta memerlukan dukungan penataan ruang yangsegera dalam kurun waktu rencana;

    21. Kawasan Strategis adalah kawasan yang berperan penting untuk perkembangan ekonomi,sosial, budaya dan lingkungan maupun pertahanan dan keamanan dilihat secara nasional,regional, dan daerah;

    22. Kawasan Andalan adalah Kawasan budidaya yang memiliki potensi tertentu meliputibeberapa atau keseluruhan dari aglomerasi sektor produksi yang didukung ketersediaansumberdaya manusia, sumberdaya alam, kedekatan dengan lokasi pusat pertumbuhanregional serta infrastruktur pendukung baik yang sudah berkembang maupun yangprospektif untuk berkembang;

    23. Wilayah (Kawasan) Khusus adalah wilayah atau kawasan strategis yang tidaktergambarkan pada Peta Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya KabupatenSeruyan.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    6/32

    BAB IIRUANG LINGKUP

    Pasal 2

    Ruang Lingkup Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kebupaten (RTRWK)

    Seruyan ini mencakup strategi, struktur, dan pola pemanfaatan ruang wilayah KabupatenSeruyan sampai dengan batas ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara menurutperaturan perundang-undangan.

    Pasal 3

    Rencana Tata Ruang Wilayah sebagai mana dimaksud dalam Pasal 2, meliputi :

    1. Tujuan pemenfaatan ruang wilayah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat danpertahanan keamanan yang diwujudkan meliputi strategi pemanfaatan ruang wilayah untuktercapainya pemanfaatan ruang yang berkualitas;

    2. Struktur dan Pola pemanfaatan ruang wilayah;

    3. Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.

    BAB IIIASAS, TUJUAN DAN STRATEGI

    Bagian PertamaAsas dan Tujuan

    Pasal 4

    Rencana Tata Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 disusun berasaskan :

    1. Pemanfaatan ruang bagi semua kepentingan secara terpadu, berdayaguna danberhasilguna, serasi, selaras, seimbang dan berkelanjutan;

    2. Keterbukaan, persamaan keadialan dan perlindungan hukum;

    Pasal 5

    Tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 angka 1 yaitu :

    1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang wilayah yang berkelanjutan dan berwawasanlingkungan sesuai dengan kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidupserta kebijaksanaan pembangunan nasional dan daerah;

    2. Terselenggaranya pengaturan dan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasanbudidaya di kawasan perkotaan, kawasan pedesaan dan kawasan tertentu;

    3. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan

    dengan diiringi pengembangan kualitas sumberdaya manusia;

    4. Terwujudnya pemerataan perkembangan antar wilayah dalam rangka menciptakanpemerataan pembangunan;

    5. Terwujudnya kehidupan masyarakat yang sejahtera.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    7/32

    Bagian Kedua

    Strategi

    Pasal 6

    (1) Untuk mewujudkan tujuan pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalamPasal 5 ditetapkan strategi pemanfatan ruang wilayah.

    (2) Strategi pemanfaatan Ruang Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. Strategi Pemanfaatan kawasan Lindung;b. Strategi Pengembangan Kawasan Budidaya;c. Strategi Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Kawasan Pedesaan;d. Strategi Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah;e. Strategi Pengembangan Kawasan Prioritas;f. Strategi Pengelolaan Tata Guna Tanah, Tata Guna Air, Tata Guna Udara, dan Tata

    Guna Sumberdaya Alam lainnya.

    Pasal 7

    Untuk menjamin kelestarian lingkungan dan keseimbangan pemanfaatan sumberdaya alam,sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjuan, maka strategi pemanfaatan kawasanlindung sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruf a adalah sebagai berikut :

    1. Strategi Pemantapan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasanBawahannya, meliputi langkah - langkah :a. Mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan pencegahan timbulnya kerusakan

    fungsi dan tatanan lingkungan kawasan lindung;b. Pengembalian fungsi hidrologi kawasan hutan lindung yang telah mengalami

    kerusakan;c. Memelihara kelestarian fungsi lingkungan kawasan bergambut dan pencegahan

    timbulnya kerusakan fungsi dan kualitas lingkungan kawasan bergambut dan atauberpasir;

    d. Pengendalian terhadap kegiatan-kegiatan budidaya yang ada di kawasan bergambutdan atau berpasir;

    e. Mengembalikan fungsi kawasan yang sudah rusak atau terganggu secara bertahap,melalui reboisasi penghijauan, reklamasi dan rehabilitas.

    2. Strategi Pemantapan Kawasan Perlindungan Setempat, meliputi :a. Strategi Pemantapan Kawasan Sempadan Pantai, mencakup kegiatan-kegiatan :

    1) Pelestarian fungsi lingkungan sempadan pantai dan pencegahan timbulnyakerusakan fungsi lingkungan kawasan sempadan pantai;

    2) Pengendalian kegiatan-kegiatan yang dapat menggunakan kelestarian lingkungandi kawasan sempadan pantai;

    3) Peningkatan konservasi ekologi kawasan pantai;

    b. Strategi Pemantapan Kawasan Sempadan Sungai, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pelestarian fungsi lingkungan dan pencegahan timbulnya kerusakan fungsi

    lingkungan kawasan sempadan sungai termasuk riam dan jeram;2) Pengandalian terhadap kegiatan-kegiatan budidaya yang menimbulkan kerusakan

    atau penurunan kualitas air dan morfologi di sepanjang kiri kanan sungai dan anjir.

    c. Strategi Pemantapan Sekitar Danau dan Waduk, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pelestarian fungsi lingkungan dan pencegahan timbulnya fungsi lingkungan

    kawasan sekitar danau dan waduk;2) Pengendalian kegiatan-kegiatan yang telah ada yang dapat menganggu kelestarian

    fungsi danau dan waduk.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    8/32

    d. Strategi Pemantapan Kawasan Sekitar Mata Air, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pelestarian fungsi lingkungan dan pencegahan timbulnya kerusakan fungsi

    lingkungan kawasan sekitar mata air;2) Pengendalian kegiatan-kegiatan yang telah ada di kawasan mata air yang dapat

    menimbulkan penurunan kuantitas dan kualitas airnya.

    e. Strategi Pemantapan Kawasan Sekitar Riam-Riam, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pelestarian fungsi lingkungan dan pencegahan kerusakan fungsi lingkungan

    kawasan riam;2) Pengandalian pemanfaatan air riam yang mengganggu fungsi riam.

    3. Strategi Pemantapan Kawasan Suaka alam dan Cagar Budaya, meliputi kegiatan :

    a. Strategi Pemantapan Kawasan Suaka alam, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pencegahan kegiatan-kegiatan budidaya yang menimbulkan kerusakan fungsi

    lingkungan kawasan suaka alam dan cagar alam;2) Pengendalian kegiatan-kegiatan yang telah ada dan dapat mengganggu kelestarian

    fungsi kawasan suaka alam dan cagar alam;

    3) Pengelolaan kawasan cagar alam sesuai dengan fungsi dan tujuanperlindungannya.

    b. Strategi Pemantapan Kawasan Suaka Alam Laut dan Perairan, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pencegahan kegiatan budidaya yang menimbulkan kerusakan fungsi lingkungan

    kawasan suaka alam laut dan perairan;2) Pengelolaan kawasan dengan mengembangkan zona-zona pemanfaatan ruang

    untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pariwisata, rekreasi dan pendidikan;3) Pengelolaan kawasan yang memadukan kepentingan kelestarian lingkungan dan

    kepariwisataan.

    c. Strategi Pemantapan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman wisata Alam,Taman Buru, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pencegahan kegiatan-kegiatan budidaya yang menimbulkan kerusakan fungsi

    lingkungan kawasan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam;2) Pengembangan zona-zona pemanfaatan ruang dikawasan taman nasional, taman

    hutan raya dan taman wisata alam yang berwawasan pelestarian fungsi lingkungankawasan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, kepariwisataan, rekreasi danpendidikan atau penelitian;

    d. Strategi Pemantapan Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, mencakupkegiatan-kegiatan :1) Pencegahan kegiatan-kegiatan budidaya yang menimbulkan kerusakan dan

    pengembangan kegiatan yang mendukung kelestarian fungsi lingkungan kawasancagar budaya dan ilmu pengetahuan;2) Pengembangan zona-zona pemanfaatan ruang di kawasan cagar budaya dan ilmu

    pengetahuan yang berwawasan pelestarian fungsi lingkungan kawasan untukpengembangan budaya masyarakat, ilmu pengetahuan, kepariwisataan danpendidikan atau penelitian.

    e. Strategi Pemantapan Kawasan pantai Baehutan bakau, mencakup kegiatan-kegiatan :1) Pelestarian fungsi lingkungan dan pencegahan kerusakan fungsi lingkungan

    kawasan pantai berhutan bakau;2) Pengendalian kegiatan-kegiatan yang telah ada yang dapat menimbulkan

    kerusakan fungsi lingkungan kawasan pantai berhutan bakau;

    3) Peningkatan fungsi lindung kawasan pantai berhutan bakau;4) Paningkatan konservasi ekologi kawasan pantai berhutan bakau;

    4. Strategi Pemantapan Kawasan Rawan Bencana, mencakup kegiatan-kegiatan :

    a) Penetapan dan perlindungan kawasan-kawasan rawan bencana alam, seperti kawasankritis, rawan banjir, rawan kebakaran hutan atau tanah gambut, rawan pangan danrawan kesehatan;

    b) Rehabilitasi kerusakan lingkungan yang dapat menimbulkan bencana alam;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    9/32

    c) Pengendalian kegiatan-kegiatan yang ada di sekitar kawasan rawan bencana yangdapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan terjadi bencana alam.

    Pasal 8

    Untuk meningkatkan potensi wilayah, daya dukung dan keselarasan serta keterpaduanpengembangan kawasan budidaya, maka strategi pengenbangan kawasan budidayasebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b adalah sebagai berikut :

    1. Strategi Pengembangan Kawasan Hutan produksi, meliputi :a. Pengembangan budidaya hutan produksi yang mempunyai nilai kompetitif dan

    komparatif di pasar dalam negeri dan luar negeri dengan upaya peningkatan dayadukung lingkungan dan pengembangan wilayah ;

    b. Pengembangan budidaya hutan produksi secara terpadu sehingga dapat berperanmendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan

    c. Bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

    2. Strategi Pengembangan Kawasan bbbbbbbbbbbbbba. Strategi bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb kawasan lahan

    basah untuk pengembangan kawasan budidaya pertanian terutama pertanian tanamanpangan dan holtikultura, perikanan, peternakan dan perkebunan.

    b. Strategi pengembangan kawasan lahan kering, meliputi kegiatan pemanfaatankawasan lahan kering untuk pengembangan budidaya pertanian terutama perkebunan,tanaman pangan dan holtikultura, peternakan dan perikanan;

    c. Strategi pengembangan kawasan pertambakan meliputi kegiatan pemanfaatankawasan untuk pengembangan budidaya pertanian dengan komoditi dominanperikanan (tambak).

    3. Strategi Pengembangan Kawasan Pertambangan, meliputi :a. Peningkatan kegiatan penyelidikan umum dan eksploitasi guna lebih mengetahui

    potensi sumberdaya mineral di kawasan tersebut;b. Peningkatan kegiatan eksploitasi dengan memperhatikan prinsip-prinsip konservasi

    dan kelestarian lingkungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan industri,transportasi, pemukiman dan menambah devisa Negara;

    c. Rehabilitas kawasan pertambangan pasca eksploitasi sesuai peruntukan kawasansebelumnya;

    4. Strategi Pengembangan Kawasan Industri, meliputi :a. Peningkatan nilai tambahan terhadap produksi khususnya sumberdaya alam hayati

    dan non hayati dari daerah setampat dengan mengirimkan bahan jadi atau minimal

    setengah jadi;b. Mengembangkan industri-industri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    sekitarnya;c. Mengembangkan kawasan-kawasan sentra industri yang mengolah bahan baku dari

    daerah sekitar dan dapat menyerap lebih banyak angkatan kerja di sekitarnya.

    5. Strategi Pengembangan Kawasan Pariwisata, meliputi :a. Pelestarian obyek wisata;b. Pemanfaatan obyek wisata;c. Penegmbangan obyek wisata sesuai dengan sifat dan karakteristiknya;d. Penyediaan fasilitas pelayanan yang sesuai dan memadai;e. Pengembangan paket-paket wisata secara terpadu.

    6. Strategi Pengembangan Kawasan Pemukiman dan Penggunaan Lainnya, meliputipenataan kembali kawasan untuk pengembangan produksi sesuai dengan potensi dankondisi serta diutamakan pada pusat-pusat pemukiman yang dilintasi jalur antara sentraproduksi dan antar pusat pemukiman utama.

    7. Strategi Pengembangan Kawasan Khusus, meliputi penataan kembali kawasan sesuaiperuntukannya.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    10/32

    Pasal 9

    Strategi untuk mengembangkan kawasan perkotaan dan kawasan pedesaan sebagaimanayang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf c adalah sebagai berikut :

    1. Kawasan perkotaan yang dikembangkan adalah kawasan ibukota Kabupaten yaitu KualaPembuang dan semua wilayah ibukota kecamatan atau kawasan pemukiman denganluasan tertentu yang dalam waktu masa rencana 10 (sepuluh) tahun jumlah penduduknyadapat mencapai 10.000 orang atau lebih dan penduduknya dominan bekerja di sektor nonpertanian serta pemanfaatan lahannya dominan untuk kegiatan nin pertanian.

    2. Kawasan pedesaan yang diprioritaskan pengembangannya :a. Kawasan pusat desa yang berperan sebagai pusat kegiatan lokal yang belum

    memenuhi kriteria perkotaan;b. Kawasan pedesaan yang dikatagorikan sebagai kawasan tertinggi dan atau terpencil

    terutama diperbatasan kabupaten;c. Kawasan pedesaan yang berbatasan dengan kawasan lindung yang memiliki

    lingkungan kristis;d. Kawasan cepat tumbuh dan potensial berkembang cepat terutama yang berperan

    untuk menunjang sektor strategis;e. Kawasan yang potensial dikembangkan sebagai pendorong pemerataan agar dapat

    memacu pertumbuhan kawasan yang tertinggal dan/atau terpencil disekitarnya.

    Pasal 10

    Strategi untuk meningkatkan pembangunan prasarana pelayanan kepada masyarakat, makaStrategi Pengembangan Sistem Prasarana Wilayah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal6 ayat (2) hurup d, meliputi :

    1. Strategi Pengembangan Sistem Transportasi Wilayah, meliputi :a. Pengembangan jaringan transportasi darat, jaringan transportasi laut dan sungai,

    jaringan transportasi udara untuk menunjang kegiatan sosial ekonomi, pertanahan dankeamanan, menggerakan dinamika pembangunan, dan memantapkan kesatuanwilayah nasional;

    b. Pengembangan jaringan transportasi yang mendukung peraturan ruang di kawasanbudidaya dan penyebaran pusat-pusat pemukiman serta sektor terkait lainnya;

    c. Pengembangan jaringan transportasi yang menghubungkan antara ibukota kabupatendengan ibukota previnsi, ibukota kabupaten dengan semua ibukota kecamatan, ibukotakabupaten dengan ibukota kabupaten lainya, antar ibukota kecamatan serta antarakabupaten dangan wilayah kabupaten lainnya di luar provinsi Kalimantan Tengah;

    d. Pengembangan jaringan yang menghubungkan pusat-pusat pemukiman, kawasanproduksi, pelabuhan laut, udara (outlet pemasaran);e. Pengembangan jaringan jalan lokal untuk meningkatkan interaksi dalam wilayah

    kabupaten;f. Pengembangan jaringan jalur kereta api antar daerah yang sulit dibangun jalan darat;g. Pengembangan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan, terutama

    untuk daerah yang belum terdapat jaringan jalan darat dan jembatan atau daerahterpencil;

    h. Pengembangan jaringan transportasi laut berupa pelabuhan laut primer dan sekunder;i. Pengembangan jaringan transportasi udara berupa bandara sekunder dan tersier.

    2. Strategi Pengembangan Energi dan Kelistrikan, meliputi :

    a. Pengembangan jaringan kelistrikan diselaraskan dengan pengembangan pusat-pusatpemukiman, pusal-pusat produksi dan pusat-pusat distribusi;b. Pengembangan sumber-sumber energi dan tenaga listrik baru terutama yang murah,

    efisien, ramah lingkungan dan mudah didapat.

    3. Strategi Pengembangan Prasarana Sumber Air Baku, meliputi :a. Pengembangan jaringan prasarana dan sarana air baku untuk penyediaan air bersih

    dan air baku berbagai usaha atau kegiatan di perkotaan dan pedesaan;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    11/32

    b. Pengembangan waduk dan jaringan distribusi dan atau pengairan terutama di daerah-daerah potensial untuk pengembangan energi (PLTA makro dan mikro).

    4. Strategi Pengembangan Prasarana Telekomunikasi, meliputi :a. Pengembangan jaringan telekomunikasi diselaraskan dengan pengembangan pusat-

    pusat pemukiman,,pusat-pusat produksi dan pusat-pusat distribusi;

    b. Pengembangan jaringan transmisi untuk memberikan layanan jasa telekomunikasidiseluruh wilayah.

    Pasal 11

    Strategi Pengembangan Kawasan Prioritas sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 6 ayat(2) huruf e, meliputi :

    1. Pengembangan kawasan tertentu, kawasan andalan, kawasan pengembangan ekonomiterpadu serta kawasan-kawasan sentra produksi;2. Memberikan prioritas penyediaan atau peningkatan prasarana dan sarana termasuk

    meningkatkan keterkaitan spasial antara kawasan prioritas dengan kota sebagai pusatpemasaran;

    3. Mendorong dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan kawasan prioritasdengan memberikan kemudahan-kemudahan sesuai dengan ketentuan atau peraturanyang berlaku;

    4. Meningkatkan kualitas semberdaya manusia untuk memanfaatkan potensi sumberdayaalam secara optimal, selaras dan lestari.

    Pasal 12

    Strategi dalam pembangunan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara danpenatagunaan sumberdaya alam lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (2) huruff, meliputi :

    1. Penataan penggunaan tanah melalui penataan penggunaan, penguasaan danpemanfaatan tanah yang berwujud konsolidasi pemanfaatan melalui pengaturankelembagaan yang terkait dengan pemanfaatan tanah sebagai satu kesatuan sistem untukkepentingan masyarakat secara adil;

    2. Pengembangan sistem Informasi, penggunaan, penguasaan dan pemanfaatan tanahkawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten;3. Pengembangan dan penyelenggaraan pengelolaan pola penggunaan, penguasaan dan

    pemanfaatan tanah dalam rangka penyerasian tata guna tanah dengan Rencana TataRuang.

    4. Pengembangan peran serta aktif masyarakat pemili tanah untuk penyesuaian penggunaantanahnya berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten;

    5. Penataguaan tanah yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupatentidak dapat untuk dikembangkan dan diupayakan disesuaikan dengan RTRW Kabupaten;

    6. Penataguan air yang tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Pesisir dan lautKabupaten seruyan tidak dapat untuk dikembangkan dan diupayakan disesuaikan denganRTRW Kabupaten;

    7. Penggunaan lahan untuk pertanian dan atau untuk pemukiman di dalam kawasan lindungsecara bertahap dikeluarkan;8. Penggunaan kawasan industri dan atau pemukiman perkotaan tidak diarahkan pada

    kawasan pertanian yang beririgasi teknis dan kawasan lindung.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    12/32

    BAB IV

    STRUKTUR DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WILAYAH

    Bagian Pertama

    Struktur Pemanfaatan Ruang Wilayah

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 13

    (1) Struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dikamsud dalam Pasal 3 angka (2)diwujudkan berdasarkan strategi pengembangan sistem pusat-pusat pemukiman pedesaandan strategi pengembangan sistem pusat-pusat pemukiman perkotaan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf c serta strategi pengembangan sistem prasaranawilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 2 huruf d;

    (2) Struktur pemanfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pusat-pusat pemukiman pedesaan, pusat-pusat pemukiman perkotaan dan prsarana wilayah.

    Paragraf 2

    Sistem Pusat-Pusat Pemukiman

    Pasal 14

    1. Dalam lingkup regional, perwilayahan Kabupaten Seruyan secara hirarkis menginduk padaPusat Pelayanan Provinsi, yaitu Palangka Raya dan Pusat Palayanan Kabupaten yaitu diKuala Pembuang;

    2. Sistem Pusat-pusat Permukiman di Kabupaten Seruyan didalam konteks wilayahKabupaten serta kerkaitannya satu sama lain, secara spasial maupun fungsional terdiri dariPusat Pelanyanan Wilayah dan sub Pusat Pelayanan Wilayah, sebagai berikut :a. Pengembangan Kota Orde II (Kota Utama) yaitu Kuala Pembuang sebagia Pusat

    Pelayanan Wilayah Kabupaten yang dijadikan pusat pelayanan administrasipemerintahan kabupaten, pusat pendidikan, pusat pelayanan jasa dan perdaganganregional, kota pelabuhan dan pelayanan transportasi laut, pusat pemukiman regionalkabupaten dan kelompok pemukiman lokal. Sedangkan fungsi wilayah yangdilayaninya adalah sebagai wilayah perkotaan, transportasi, sentra pertambakan dansentra pertambakan dan sentra pertanian lahan basah. Sedangkan fungsi wilayahnyaadalah sebagai kawasan hutan produksi, pertambakan, pertanian, taman nasional danperlindungan bakau.

    b. Penetapan Sub Pusat Pelayanan Wilayah Kabupaten, yang terbagi 4 (empat), yaitu :1) Pusat pelayanan wilayah perlindungan dan produksi kehutanan serta perkebunan

    Rakyat Kabupaten, dengan pusat layanan di Tumbang manjul, yang membantupelayanan administratif pemerintah Kabupaten, pusat pengendalian dan penelitiankawasan hutan, pusat koleksi dan distribusi kebutuhan pokok kehidupanmasyarakat pedalaman. Fungsi wilayahnya adalah sebagai kawasan konservasilingkungan hidup dan produksi kehutanan serta perkebunan rakyat;

    2) Pusat Pelayanan Wilayah perkotaan dan perkebunan kabupaten, dengan pusatlayanan di Pembuang Hulu, yang juga membantu pelayanan administrasipemerintahan kabupaten, kebutuhan pemukiman, sentra produksi perkebunan,pusat pelayanan jasa sosial dan ekonomi. Fungsi wilayahnya adalah sebagaisentra produksi perkebunan;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    13/32

    3) Pusat Pelayanan wilayah Produksi Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten denganpusat layanan di Rantau Pulut, yang juga membentuk sentra produksi perkebunan

    dan kehutanan, pusat pelayanan jasa social dan ekonomi. Fungsi wilayahnyaadalah sebagai sentra produksi perkebunan dan kehutanan. Selain itu, fungsiwilayahnya adalah sebagai sentra produksi padi lahan kering dan hortikultura.

    4) Penetapan Kawasan Khusus Danau Sembuluh dengan pusat layanan di TelagaPulang yang direncanakan sebagai salah satu outlet komoditi-komoditi unggulankabupaten maupun sarana wisata dan simpul transportasi. Direncanakan kawasanini menjadi kawasan pertumbuhan ekonomi yang harmonis antara sektorpariwisata, transportasi, dan perkebunan sehingga perlu penataan danpengembangan kawasan tersebut secara terintegrasi dengan program peningkatanakses ke outlet luar (Pelabuhan Laut Kuala Pembuang) dan penambahaninfrastruktur penunjang lainnya. Selain itu, fungsi wilayahnya adalah sebagai sentraproduksi perikanan air tawar dan perkebunan.

    Pengembangan kota orde III yaitu semua ibukota kecamatan yang mempunyai skalapelayanan sub wilayah yaitu kota Telaga Pulang, Pembuang Hulu, Rantau Pulut dan TumbangManjul.

    Paragraf 3

    Sistem Prasarana Wilayah

    Pasal 15

    Sistem Prasarana wilayah yang dikembangakan meliputi prasarana transportasi, kelistrikandan sumberdaya energy, telekomunikasi, serta air bersih dan irigrasi.

    Pasal 16

    Sistem Transportasi di daerah meliputi sistem transportasi darat dan udara yang arah

    pengembangannya untuk memacu perkembangan wilayah, sentra-sentra produksi sertamenunjang pertumbuhan dan pengembangan ekonomi, pelayanan social, perdagangan,pariwisata serta pertahanan dan keamanan nasional.

    Pasal 17

    (1) Pengembangan transportasi darat diarahkan untuk memperlancar hubungan didalamdaerah antara wilayah pedalaman dan wilayah pesisir pantai untuk memacu pertumbuhan.

    (2) Jaringan transportasi yang diarahkan pengembangannya meliputi jaringan jalan darat,jaringan transportasi sungai dan penyeberangan.

    (3) Rencana pengembangan sistem jaringan jalan dalam rangka pengembangan daerahadalah jaringan jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungi antar sentra-sentra produksi dengan pemasaran, antar pusat-pusat kegiatan kabupaten, pusat kegiatanwilayah, dan antar pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan wilayah.

    (4) Pengembangan jaringan jalan arteri primer adalah ruas jalan :

    1) Tran Kalimantan poros Selatan yang melintasi wilayah Kecamatan Hanau dan DanauSembuluh (Ruas jalan Sampit-Pangkalan Bun).

    2) Rencana pembangunan jalan Trans Kalimantan poros Utama yang melintasi wilayahKecamatan Seruyan Hulu (Tumbang Sanamang Tumbang Manjul Kudangan).

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    14/32

    (5) Rencana pengembangan jaringan jalan kolektor primer, meliputi :a) Jalan yang menghubungkan rencana pengembangan jalan Trans Kalimantan poros

    Utama dengan jalan Trans Kalimantan poros selatan.1) Mojang Baru Tumbang Manjul2) Simpang Pangke Mojang Baru3) Rantau Pulut Simpang Pangke

    4) Simpang Pembuang Hulu

    Rantau Pulut

    b) Jalan yang menghubungkan Trans Kalimantan Poros Selatan dengan kota-kotadisebelah selatannya, terutama kota pelabuhan, meliputi :1) Ujung Pandaran Kuala Pembuang2) Kuala Pembuang Teluk Segintong3) Pembuang Hulu Telaga Pulang4) Kuala pembuang Telaga pulang5) Trans Kalimantan Poros Selatan Bangkal6) Bangkal Telaga Pulang

    c) Jalan yang menghubungakan rencana pengembangan jalan Trans Kalimantan Poros

    Utama dengan desa-desa di sebelah utara Provinsi Kalimantan Barat :1) Tumbang Manjul Tumbang Darap Perbatasan Kalimantan Barat2) Tumbang Manjul Tumbang Kubang Perbatasan Kalimantan Barat

    (6) Rencana pengembangan jaringan jalan dengan meningkatkan statusnya, yaitupeningkatan jalan Kabupaten menjadi jalan Propinsi, yaitu :

    a) Jalan Ujung Pandaran Kuala Pembuang.

    (7) Jaringan transportasi Sungai dan / atau penyeberangan diarahkan pengembangannyauntuk memperlancar hubungan antar wilayah :a) Kuala Pembuang Rantau Pulut (Jalur Sungai Seruyan)

    b) Telaga Pulang

    Bangkal (Jalur Danau Sembuluh)

    (8) Pembangunan, pengembangan dan peningkatan fungsi dermaga sungai di KualaPembuang, Telaga Pulang, Pembuang Hulu dan Rantau pulut.

    Pasal 18

    (1) Pengembangan transportasi laut diarahkan untuk memperlancar dan meningkatkankegiatan perdagangan regional, nasional dan internasional, yaitu dengan pembangunan

    pelabuhan laut utama di Teluk Sigintong Kecamatan Seruyan Hilir.

    (2) Pengembangan dan peningkatan fungsi pelabuhan kuala pembuang sebagai pelabuhansekunder atau pelabuhan pendukung (feeder).

    Pasal 19

    Pengembangan transportasi udara dilaksanakan dengan pengembangan fungsi BandaraUdara perintis di Kuala Pembuang sebagai pendukung pelayanan transportasi antar wilayahkabupaten dan memperlancar hubungan transportasi udara dengan ibukota provinsi diPalangka Raya.

    Pasal 20

    Pengembangan prasarana kelistrikan dan sumberdaya energi meliputi :

    1. Pengembangan jaringan listrik listrik sistem inter koneksi (PLTU) transmisi 500 KVA yangmelintasi wilayah Kecamatan Seruyan Tengah dan Hanau.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    15/32

    2. Pengembangan gardu induk 150 / 20 KVA di kota Pembuang Hulu3. Pengembangan PLTD dan pengembangan jaringan listrik disetiap ibukota kecamatan.

    4. Pengembangan sumberdaya energi dengan pemanfaatan sumberdaya air (Bendungan)dan atau pemanfaatan sumberdaya uap (Batu Bara).

    Pasal 21

    Pengembangan sarana telekomunikasi, meliputi :

    1. Pembangunan STO dan Kantor Pos disetiap ibukota kecamatan:2. Peningkatan pelayanan pemanfaatan STO di pusat-pusat kegiatan wilayah yang dinilai

    berkembang pesat;3. Pengembangan pelayanan telepon kepusat-pusat kegiatan.

    Pasal 22

    1. Pembangunan prasarana air bersih disetiap ibukota kecamatan dan atau pusat kegiatanwilayah;

    2. Pengembangan prasarana air bersih dengan meningkatkan pelayanan pada pusat-pusatpemukiman yang berperan sebagai pusat kegiatan wilayah.

    Pasal 23

    1. Pengembangan sistem prasarana drainase dikota Kuala Pembuang dan atau daerahpemukiman lainnya yang berpotensi tergenang;

    2. Pengembangan sistem prasarana irigasi pasang surut dan non-pasang surut yangdisesuaikan dengan arahan pengembangan kawasan budidaya pertanian lahan basahsebagai kawasan sentra produksi di daerah.

    Bagian Kedua

    Pola Pemanfaatan Ruang Wilayah

    Pasal 24

    Pola pemenfaatan ruang wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 2menggambarkan sebaran budidaya yang digambarkan dalam Peta RTRWK Seruyan denganketelitian peta skala 1 : 100.000.

    Paragraf 1

    Arah Pengelolaan kawasan Lindung

    Pasal 25

    Kawasan Lindung di Kabupaten Seruyan, terdiri dari :

    1. Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan budidaya;2. Kawasan perlindungan setempat;3. Kawasan suaka alam dan cagar budiya;4. Kawasan rawan bencana alam;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    16/32

    Pasal 26

    (1) Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya sebagaimana dimaksuddalam Pasal 25 angka 1 adalah Kawasan Hutan Lindung, yaitu kawasan hutan yangmemiliki sifat khas yang mampu memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahanya

    sebagai pengatur tata air, pencegahan banjir dan erosi serta memelihara kesuburan tanah;

    (2) Penyebaran kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahanya yaitu KawasanHutan Lindung hanya tersebar di wilayah Kecamatan Seruyan Hulu.

    Pasal 27

    (1) Kawasan perlindungan setempat, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 angka 2,mencakup :a. Kawasan sempadan Pantai yang meliputi daratan sepanjang tepian yang lebarnya

    proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai yaitu 100 200 meter dari titikpasang tertinggi ke arah darat dan 400 meter untuk pantai berhutan bakau;

    b. Kawasan Sempadan sungai yang meliputi kawasan selebar 100 meter di kiri kananutama, 50 meter di kiri kanan anak sungai yang berada di luar pemukiman, 10 15meter di kiri kanan saluran kanan (anjir) serta saluran irigasi untuk dibangun jalaninspeksi;

    c. Kawasan sekitar danau dan atau waduk meliputi dataran sepanjang tepian danau danatau waduk yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik danau danatau waduk antar 50 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat;

    d. Kasawan sekitar mata air yang meliputi kawasan sekurang-kurangnya dengan jari-jari200 meter di sekitar mata air;

    e. Kawasan sekitar riam yaitu badan sungai dengan aliran air yang deras dan berbatumeliputi kawasan sekurang-kurangnya 100 meter dari pinggir sungai.

    Pasal 28

    (1) Kawasan Suaka Alam dan cagar Budaya sebagaimana dimaksud Pasal 25 angka 3,mencakup :a. Kawasan taman Nasional, yaitu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem

    asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian ilmupengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata dan rekreasi;

    b. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan, yaitu kawasan yang merupakan lokasibangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukkan geologi lama

    yang khas;c. Kawasan Pantai Berhutan Bakau, yaitu kawasan pesisir laut yang merupakan habitat

    alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan laut.

    (2) Kawasan Cagar Alam dan Suaka Margasatwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufa, meliputi Taman Nasional Tanjung Puting di Kecamatan Seruyan Hilir, Danau Sembuluhdan Hanau;

    (3) Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalahpeninggalan sandung dan bangunan budaya yang terdapat di Desa Bangkal KecamatanDanau Sembuluh;

    (4) Kawasan Pantai Berhutan Bakau yang dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah kawasankonservasi mangrove yang terletak di wilayah Kecamatan Seruyan Hilir;

    (5) Kawasan Pantai Berhutan Bakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, jugamencakup kawasan dengan jarak minimal 130 kali nilai rata-rata perbedaan pasangtertinggi dan terendah tahunan diukur dari garis sudut terendah ka arah darat.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    17/32

    Pasal 29

    (1) Kawasan Rawan Bencana Alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 angka 4,mencangkup kawasan rawan (ambang) kritis, rawan banjir, rawan kebakaran hutan, rawan

    kebakaran tanah gambut, rawan pangan dan rawan kesehatan;

    (2) Penetapan Kawasan Rawan Bencana Alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inidiatur lebih lanjut dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Khusus dan atau ditetapkanmelalui Surat Keputusan Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan.

    Paragraf 2

    Arahan Pengembangan Kawasan Budidaya

    Pasal 30

    Kawasan Budidaya di Kabupaten Seruyan terdiri dari :

    1. Kawasan Hutan Produksi yang terdiri dari :a. Kawasan Hutan Produksi Terbatas;b. Kawasan Hutan Produksi;

    2. Kawasan Pertanian yang terdiri atas :

    a. Kawasan Pertanian Lahan Basah;b. Kawasan Pertanian Lahan Kering;c. Kawasan Pertambanga.

    3. Kawasan Pertambangan,

    4. Kawasan Industri,

    5. Kawasan Pariwisata,

    6. Kawasan Pemukiman.

    Pasal 31

    Kawasan Hutan Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 angka 1, meliputi :

    1. Kawasan Hutan Produksi Terbatas yang terletak di Kecamatan Seruyan Hilir, DanauSembuluh dan Hanua;

    2. Kawasan Hutan Produksi yang terletak di semua kecamatan.

    Pasal 32

    Kawasan Pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 angka 2, meliputi :

    1. Kawasan Pertanian Lahan Basah terletak di Kecamatan Seruyan Hilir, Danau Sembuluhdan Hanau;

    2. Kawasan Pertanian Lahan Kering Terletak di Kecamatan Danau Sembuluh, Hanau danSeruyan Hulu;

    3. Kawasan Pertambangan terletak di Kecamatan Seruyan Hilir.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    18/32

    Pasal 33

    Kawasan Pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 angka 3, meliputi :

    1. Potensi pertambangan emas primer dan sekunder terletak di Kecamatan Seruyan Tengahdan Seruyan Hulu;

    2. Potensi pertambangan batu bara terletak di Kecamatan Danau Sembuluh, Hanau danSeruyan Hulu;

    3. Potensi pertambangan gambut terletak di Kecamatan Seruyan Hilir;4. Potensi pertambangan granit, andesit, kaolin, pasir kwarsa dan tanah liat terletak di

    Kecamatan Seruyan Hilir, Danau Sembuluh, Hanau dan Seruyan Tengah.

    Pasal 34

    Kawasan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 angka 4 diprioritaskanpengembangannya adalah Kota Kuala Pembuang dan sekitarnya.

    Pasal 35

    Kawasan Pariwisata sebagaimana dimaksud pada Pasal 30 angka 5, mencangkup :

    1. Kawasan Wisata Alam Taman Nasional Tanjung Puting di Kecamatan Seruyan Hilir danKawasan Wisata Alam (Hutan Lindung) di Kecamatan Seruyan Hilir;

    2. Kawasan Wisata Pantai di desa Sungai Bakau Kecamatan Seruyan Hilir;3. Kawasan Wisata Tirta (arung jeram) Sungai Seruyan di Kecamatan Seruyan Tengah dan

    Seruyan Hulu serta wisata tirta di Kawasan Danau Sembuluh di Kecamatan Danau

    Sembuluh;4. Kawasan Wisata Cagar budaya di Desa Bangkal Kecamatan Danau Sembuluh.

    Pasal 36

    Kawasan Permukiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 angka 6, mencakup :

    1. Kawasan Permukiman perkotaan, yaitu kawasan perkotaan ibukota kabupaten Seruyandan semua ibukota kecamatan;

    2. Kawasan Permukiman Pedesaan, yaitu kawasan permukiman pedesaan di seluruh desa-desa di Kabupaten Seruyan.

    Paragraf 3

    Arahan Pengembangan sistem Pusat-pusat Permukiman

    Pasal 37

    Sistem Pusat-pusat Permukiman di Kabupaten Seruyan dilihat dari konteks wilayah sertaketerkaitannya satu sama lain, baik secara spasial maupun fungsional, mencakup :

    1. Kota Kuala Pembuang berfungsi sebagai Pusat Pemerintahan Kabupaten, pusatpendidikan, pelabuhan laut udara, pusat industry, pusat perdagangan dan jasa;

    2. Kota Telaga Pulang berfungsi sebagai sub pusat pelayanan administrasi pemerintahkabupaten, pusat/simpul transportasi komoditas unggulan, agro industri, perdagangan dan

    jasa;

    3. Kota Pembuang Hulu berfungsi sebagai sub pusat pelayanan administrasi pemerintahkabupaten, agro industri, perdagangan dan jasa;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    19/32

    4. Kota Rantau Pulut berfungsi sebagai sub pusat pelayanan administrasi pemerintahkabupaten, agro industri, perdagangan dan jasa;

    5. Kota Tumbang Manjul berfungsi sebagai sub pusat pelayanan administrasi pemerintahkabupaten, pusat pengembangan kehutan dan perkebunan rakyat, perdagangan dan jasa.

    Paragraph 4

    Arahan pengembangan kawasan prioritas

    Pasal 38

    (1) Kawasan yang diprioritaskan pengembangannya adalah kawasan yang diterapkan dengankriteria sebagai berikut :a. Kawasan terpencil, terisolir dan atau kawasan terbelakang karena keterbatasan

    sumberdaya;b. Kawasan pemacu pertumbuhan wilayah di sekitarnya;c. Kawasan yang berperan menunjang perkembangan sektor-sektor strategis;d. Kawasan kritis terutama yang berfungsi lindung.

    (2) Kawasan yang diprioritaskan pengembangan atau pengelolaannya sebagaimana ayat (1)adalah :a. Kawasan pedesaan terpencil, terisolir dan terbelakang di wilayah perbatasan dengan

    Kalimantan Barat dan sekitar jalur Sungai Seruyan ruas Rantau Pulut ke hulu;b. Kawasan Teluk Segintong Kacamatan Seruyan Hilir;c. Kawasan sentra produksi Sukamandang dan Kuala Pembuang;d. Kawasan Desa Sungai Bakau di Kecamatan Seruyan Hilir;

    e. Kawasan andalan Sampit

    Pangkalan Bun di Kecamatan Danau Sembuluh danHanau;

    f. Kawasan Nasional Tanjung Puting;g. Kawasan Danau Sembuluh.

    Bagian Ketiga

    Pemanfaatan Ruang Daerah

    Pasal 39

    Pemanfaatan ruang daerah dilaksanakan berdasarkan strategi arahan pengembangan tataruang wilayah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12.

    Pasal 40

    (1) Di dalam kawasan lindung dilarang melakukan kegiatan budiya kecuali ditentukan lainmenurut peraturan perundang-undangan;

    (2) Daerah milik jalan (Damija) pada jalan arteri primer, kolektor primer dan lokal primer baik didalam kota maupun di luar kota diperuntukan bagi daerah manfaat jalan dan pelebaran

    jalan maupun penambahan jalur lalu lintas dikemudian hari serta kebutuhan ruang untukpengaman jalan ditetapkan dan diatur sesuai peraturan perundang-undangan;

    (3) Untuk mempercepat proses pengembangan wilayah dan peningkatan kesejahteraanmasyarakat maka terhadap lahan yang direncanakan untuk kegiatan budidaya namunbelum dimanfaatkan, dapat dilakukan konversi dari rencana yang telah ditetapkan denganketantuan :a. Setiap jenis kawasan budidaya dapat dikonversi untuk pengembangan kegiatan

    pertambangan dan pariwisata dengan tetap mematuhi peraturan dan perundang-undangan;

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    20/32

    b. Pada Kawasan yang direncanakan sebagai Kawasan Pertanian Lahan Kering (PLK)dapat dikonversi untuk pengembangan kawasan perkotaan atau untuk pengembangankegiatan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan rakyat, usahapeternakan, perikanan dan budidaya pertanian lahan basah jika ternyata potensialdikembangkan dengan pemanfaatan teknologi tepat guna;

    c. Pada Kawasan yang direncanakan sebagai Kawasan Pertanian Lahan Basah (PLB)dapat dikonversi untuk pengembangan kawasan perkotaan atau pengembangankegiatan pertanian tanaman pangan, dan hortikultura, perkebunan rakyat, usahapeternakan dan perikanan, jika ternyata potensial dikembangkan dengan pemanfaatanteknologi tepat guna.

    BAB V

    PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

    Pasal 41

    (1) Pembinaan terhadap pemanfaatan ruang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah ;

    (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini meliputi :a. Mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang wilayah kepada masyarakat;b. Menumbuhkan serta mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat

    melalui penyuluhan, pemberian pedoman, bimbingan, arahan serta pendidikan danpelatihan.

    Pasal 42

    (1) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang sebagaimana di maksud dalam Pasal 3 angka3 didasarkan atas strategi pengembangan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksuddalam pasal 6, 7, 8, 9, 10, 11 dan 12.

    (2) Pengendalian pemanfaatan ruang di kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasanperkotaan, kawasan pedesaan dan kawasan tertentu dilaksanakan melalui kegiatan

    pengawasan dan penerbitan dalam pemanfaatan ruang, termasuk terhadap tata gunatanah, tata guna air, tata guna udara dan tata guna sumberdaya alam lainnya, dengantetap memperhatikan ekosistem yang ada.

    (3) Segala bantuk kegiatan pemanfaatan ruang wajib dilakukan secara terpadu dengankegiatan pengelolaan lingkungan hidup.

    Pasal 43

    (1) Pengendalian melalui kegiatan pengawasan dan penertiban dilakukan agar pemanfaatanruang sesuai dengan rencana tata ruang.

    (2) Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam bentuk pelaporan,pemantauan dan evaluasi.

    Pasal 44

    (1) Agar pemanfaatan ruang dapat terwujud dapat dilakukan tindakan penertiban.

    (2) Pelaksanaan tindakan penertiban dilaksanakan oleh Pemarintah daerah.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    21/32

    (3) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruangdiselenggarakan dalam bentuk pengenaan sanksi sesuai dengan Peraturan Daerah sertaperaturan perundang-undangan.

    Pasal 45

    (1) Penyelenggaraan pengendalian pemanfaatan ruang selain melalui kegiatan pengawasandan penertiban juga meliputi mekanisme perijinan.

    (2) Pengendalian pembangunan fisik di kawasan budidaya dilakukan melalui pemberianperijinan dari instansi Pemerintah Kabupaten Seruyan, Pemerintah Provinsi maupunPemerintah Pusat berdasarkan peraturan dan perundang-undangan.

    BAB VI

    PELAKSANAAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH

    Pasal 46

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kebupaten (RTRWK) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2digambarkan pada peta wilayah daerah dengan tingkat ketelitian berskala 1 : 100.000,sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Daerah ini.

    Pasal 47

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kebupaten (RTRWK) sebagaimana dimaksud Pasal 2 berfungsisebagai matra ruang dari Pola Dasar Pembangunan (POLDAS) dan sebagai acuan untukpenyusunan Program Pembangunan Daerah (PROPEDA) pada periode berikutnya.

    Pasal 48

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kebupaten (RTRWK) sebagaimana dimaksud Pasal 2,digunakan sebagai pedoman bagi :

    1. Perumusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di daerah;2. Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah

    dan kawasan di daerah serta keserasian antara sektor;3. Pengarahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah dan / atau masyarakat di

    daerah;

    4. Penyususun rencana tata ruang yang lebih rinci di daerah;5. Pelaksaan pembangunan dalam pemanfaatan ruang bagi kagiatan pembangunan.

    Pasal 49

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) menjadi dasar untuk penerbitan perijinanlokasi pembangunan.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    22/32

    Pasal 50

    Ketentuan mengenai penataan ruang lautan dan udara akan diatur lebih lanjut sesuai denganperaturan perundang-undangan.

    Pasal 51

    (1) Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) dapat ditinjau atau disempurnakankembali untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan.

    (2) Peninjauan kembali atau penyempurnaan RTRWK sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dilakukan minimal 5 (lima) tahun sekali dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah).

    BAB VII

    HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT

    Pasal 52

    Dalam kegiatan penataan ruang wilayah, masyarakat berhak :

    1. Berperan serta dalam proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang danpengendalian pemanfaatan ruang;

    2. Mengetahui secara terbuka Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK);3. Menikmati pemanfaatan ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat dari

    penataan ruang;4. Memperoleh pergantian ruang yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat

    pelaksaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang.

    Pasal 53

    Untuk mengetahui rencana tata ruang sebagaimana dimaksud Pasal 52 angka 2, masyarakatdapat mengetahui RTRWK dari Lembaran Daerah, pengumuman atau penyebarluasan olehPemerintah Daerah.

    Pasal 54

    (1) Dalam rangka pemanfaatan ruang dan atau pertambangan nilai ruang sebagai akibat

    penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 angka 3, pelaksanaan dilakukansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Untuk menikmati pemanfaatan ruang serta sumberdaya alam yang terkandung didalamnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa manfaat ekonomi, sosialdan lingkungan yang dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan atau pemberian haktertentu berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    23/32

    Pasal 55

    (1) Hak untuk memperoleh penggantian yang layak atas kerugian atas perubahan statussemula yang dimiliki oleh masyarakat sebagai akibat pelaksanaan RTRWK

    diselenggarakan dengan cara musyawarah antar pihak yang berkepentingan.

    (2) Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pasal ini, maka penyelesaiannya dilakukan sesuai denganketentuan peratura perundang-undangan.

    Pasal 56

    Dalam kegiatan penataan ruang di daerah, masyarakat wajib :

    1. Berperan serta dalam memelihara kualitas ruang;2. Berlaku tertib dalam keikutsertaannya dalam proses perencanaan tata ruang;3. Mentaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.

    Pasal 57

    (1) Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 56 dilaksanakan dengan mematuhi dan menetapkan kriteria, kaidah, baku mutu danaturan-aturan penataan ruang yang ditetapkan dengan peraturan perudang-undangan.(2) Kaidah dan peraturan pemanfaatan ruang yang dipraktekan masyarakan secara turun

    temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan fakto-faktor daya dukung lingkungan,estetika lingkungan, lokasi dan struktur pemanfaatan ruang yang serasi, selaras danseimbang.

    Pasal 58

    Dalam pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk :

    1. Pemanfaatan ruang daratan, ruang lautan dan ruang udara berdasarkan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

    2. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan wujud struktur dan polapemanfaatan ruang di kawasan perkotaan dan pedesaan;

    3. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan RTRWK;4. Pemanfaatan tanah, udara, air dan sumberdaya alam lainnya untuk tercapainya

    pemanfaatan ruang yang berkualitas;5. Pemanfaatan atau konversi pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRWK;6. Kegiatan menjaga, memelihara ruang meningkatkan fungsi lingkungan.

    Pasal 59

    (1) Tata cara peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang di daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 58 dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

    (2) Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inidikoordinasikan oleh Bupati;

    (3) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukan denganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    24/32

    Pasal 60

    Dalam pengendalian pemanfaatan ruang, peran serta masyarakat dapat berbentuk :

    1. Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, termasuk pemberianinformasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang;

    2. Bantuan pemikiran atau pertimbangan untuk penertiban kegiatan pemanfaatan ruang danpeningkatan kualitas pamanfaatan ruang.

    Pasal 61

    Peran serta masyarakat dalam pengembangan pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan didaerah disampaikan kepada Bupati dan atau Pelabat yang berwenang.

    BAB VIII

    PENYIDIKAN

    Pasal 62

    (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintahan Daerah diberiwewenang khusus sebagai penyidikan untuk melakukan penyidikan tindak pidana terhadappelanggaran Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

    (2) Wewenang penyidik sebagaimana di maksud pada ayat (1) pasal ini adalah :

    a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaandengan tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah ini;

    b. Menerima, mancari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi dan ataubadan tentang keterangan perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindakpidana;

    c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan

    dengan tindak pidana;

    d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengantindak pidana;

    e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti, pembukuan, pencatatandan dokumen-dokumen serta malakukan penyitaan terhadap bahan tersebut.

    f. Menerima bantuan tentang ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindakpidana;

    g. Menyuruh berhenti dan melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat padasaat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau

    dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ayat ini;h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana;

    i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atausaksi;

    j. Menghentikan penyidikan;

    k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan menurut hukum yangdapat dipertanggungjawabkan.

    (3) Penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini memberitahukan dimulainyapenyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada pencatat umum sesuai dengan

    ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum AcaraPidana.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    25/32

    BAB IX

    KETENTUAN PIDANA

    Pasal 63

    (1) Setiap orang atau badan hukum yang karena kelalaiannya melanggar ketentuan Pasal 56,dipidana dengan kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah);

    (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran;

    (3) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tindak pidana kejahatandiancam pidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

    (4) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (3) diserahkan ke Kas Daerah.

    BAB X

    KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 64

    (1) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Daerah ini, maka semua rencana tata ruangkawasan, rencana rinci tata ruang kawasan di daerah dan rencana sektoral yang berkaitandengan penataan ruang di daerah tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan denganRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) sesuai Peraturan Daerah ini.

    (2) Terhadap kegiatan budidaya yang telah ada di dalam kawasan lindung yang ijin usahanyaditerbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini masih tetap berlaku sampaidengan masa berlaku ijin yang diberikan dan harus dilakukan kajian AMDAL, UKL/UPL.

    BAB XI

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 65

    Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai pelaksanaannyaakan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

    Pasal 66

    Jangka waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) adalah 10 (sepuluh) tahunsejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    26/32

    PENJELASAN

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN

    NOMOR : TAHUN 2004

    TENTANG

    RENCANA TATA RUANG WILAYAH

    KABUPATEN SERUYAN TAHUN 2003-2013

    I. PENJELASAN UMUM

    Ruang Wilayah Kabupaten Seruyan dengan keanekaragaman ekosistemnya yang

    mengandung potensi sumberdaya alam yang besar adalah sebagai bagian dari WilayahRepublik Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa.

    Sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa yang perlu disyukuri, dilindungi dan dikelola atau

    dimanfaatkan secara optimal dan berkalanjutan, maka ruang harus dikembangkan dan

    dilestarikan pemanfaatannya secara optimal dan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan

    manusia, menciptakan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mewujudkan masyarakat

    yang adil dan makmur.

    Mengingat potensi yang sangat besar dan keterbatasan ruang, maka dalam pemanfaatan

    ruang perlu dilaksanakan secara bijaksana, baik untuk kegiatan-kegiatan pembangunanmaupun kegiatan-kegiatan lain dengan memperhatikan dan mempertimbangkan azas-azas

    pemanfaatan ruang, antara lain azas terpadu, tertib, serasi, seimbang dan lestari. Dengan

    demikian ruang sebagai sumberdaya perlu dilidungi guna mempertahankan kemampuan

    dan daya dukungnya bagi kegiatan-kegiatan manusia. Oleh karena itu, diperlukan penataan

    ruang untuk mengatur pemanfaatannya dengan mempertimbangkan besaran kegiatan,

    fungsi lokasi, kualitas dan kemampuan ruang, serta estetika lingkungan.

    Ruang meliputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara beserta sumber daya alam

    yang terkandung didalamnya bagi kehidupan dan penghidupan. Kegiatan manusia dan

    makhluk hidup lainnya membutuhkan ruang sebagai tempat kelangsungan kehidupan dan

    penghidupannya. Atau sebaliknya, suatu ruang dapat ditempati berbagai kegiatan sesuaidengan kondisi alam setempat dan teknologi yang diterapkan. Meskipun suatu ruang tidak

    dihuni manusia atau makhluk hidup lainnya, seperti ruang hampa udara, lapisan di bawah

    kerak bumi dan lainnya tetapi ruang tersebut mampunyai pengaruh terhadap kehidupan dan

    dapat dimanfaatkan untuk kegiatan dan kelangsungan hidup.

    Penataan ruang sebagai suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan

    pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan sistem yang tidak

    terpisahkahkan satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, dalam pengaturan ruang

    menuntut dikembangkannya suatu sistem keterpaduan sebagai ciri utama. Ini berarti perlu

    adanya suatu kebijakan penataan ruang yang memadukan sebagai kebijakan pemanfaatanruang.

    Berkenaan dengan hal-hal diatas, agar dalam perencanaan, pemanfaatan dan

    pengendalian ruang dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan berhasilguna perlu

    ditetapkan pokok-pokok kebijakan dan strategi pengembangan dalam suatu Rencana Tata

    Ruang Wilayah Kabupaten yang merupakan penjabaran Strategis Nasional dan Provinsi

    Pengembangan Pola Tata Ruang Kabupaten serta Rencana Detail Tata Ruang Kawasan.

    Untuk menjamin tercapainya tujuan penataan ruang maka diperlukan peraturan perundang-

    undangan dalam satu kesatuan sistem yang harus mamberi dasar yang jelas, tegas dan

    menyeluruh guna menjamin kepastian hukum bagi upaya pemanfaatan ruang. Untuk itu

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    27/32

    perlu menetapkan Peraturan Dearah Kabupaten Seruyan.

    II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

    Pasal 1 s.d 3Pasal 4 :

    Angka 1

    Angka 2

    Pasal 5 dan 6

    Pasal 7

    Angka 1

    Huruf a

    Huruf b

    Huruf c

    Huruf d

    Huruf e

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Cukup Jelas

    Yang dimaksud dengan semua kepentingan adalah kepentinganpemerintah dan masyarakat baik orang seorang, kelompok orang,maupun masyarakat hukum adat atau badan hukum secara adil.

    Yang dimaksud dengan terpadu adalah bahwa penataan ruangdianalisis dan dirumuskan menjadi satu kesatuan dari berbagaikegiatan pemanfaatan ruang baik oleh pemerintah maupun olehmasyarakat.

    Yang dimaksud dengan berdayaguna dan berhasil guna adalahbahwa penataan ruang harus dapat mewujudkan kualitas ruangyang sesuai dengan potensi dan fungsi ruang.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

    Yang dimaksud dengan pembangunan berkelanjutan adalah bahwapenataan ruang menjamin kelestarian sumberdaya alam denganmemperhatikan kepentingan antar generasi, maka perlu upayauntuk memantapkan kawasan-kawasan berfungsi lindung sehinggapengelolaannya dapat terkendali.

    Upaya mewujudkan kelestarian fungsi lingkungan hidup danmencegah timbulnya kerusakan fungsi dan tatanan lingkungankawasan lindung dilakukan malalui :

    1) Peningkatan perlindungan terhadap air, tanah, iklim,keanekaragaman hayati, tumbuhan dan satwa, serta nilaisejarah dan budaya;

    2) Pemeliharaan keanekaragaman hayati, ekosistem dan keunikanalam dan kearifan tradisional;

    3) Penetapan pokok-pokok kriteria penentuan kawasan lindung

    serta kebijaksanaan pengelolaannya.

    Pengembalian fungsi hidrologi dimaksudkan untuk mengembalikanfungsi kawasan hutan lindung melalui upaya antara lain, reboisasiatau penghutanan kembali daerah yang telah terbuka/rusaksehingga siklus atau daur hidrologi dari masing-masing daerahaliran sungai dapat berjalan dengan normal.

    Kawasan bergambut yaitu kawasan yang tanahnya bergambutdengan ketebalan 3 (tiga) meter atau lebih yang terdapat di bagianhulu sungai dan rawa.

    Pengendalian kegiatan budidaya yang telah dimaksudkan untukmembatasi dan mengatur kegiatan agar sedapat mungkin agartidak mengganggu fungsi lindungnya, sedangkan bila kegiatannyaberdampak penting terhadap lingkungan hidup dikenakanketentuan yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam PeraturanPemaritah Nomor 27 Tahun 1999 tentang analisis mengenaidampak lingkungan hidup.

    Cukup Jelas.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    28/32

    Angka 2Huruf a

    Huruf b

    Huruf c sd e

    Angka 3Huruf a sd d

    Angka 4Huruf a

    Huruf b s.d

    Pasal 8

    Angka 1Angka 2Huruf a

    Huruf b

    Angka 3 s.d 6Angka 7

    Pasal 9 dan 10

    Pasal 11Angka 1

    Angka 2 s.d 4

    Pasal 12Angka 1Angka 2

    Pasal 13 s.d 17

    ::

    :

    :

    ::

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Kawasan sempadan pantai adalah daratan sepanjang tepian yanglebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai,minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi kearah darat.

    Garis sempadan sungai yang bertanggul ditetapkan dengan batas

    lebar sekurang-kurangnya 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjangkaki tanggul, sedangkan yang tidak bertanggul atau yang berada diperkotaan ditetapkan berdasarkan pertimbangan tehnis dan socialekonomis oleh Pejabat yang berwenang.

    Cukup Jelas

    Cukup Jelas

    Yang dimaksud dengan kawasan kritis adalah kawasan yangmengalami penurunan kualitas daya dukung lingkungannya akibat

    adanya gejala-gejala baik yang bersifat alami maupun karenadampak negatif yang timbul sebagai akibat kegiatan manusia.Cukup Jelas

    Meningkatkan keterkaitan potensi wilayah dimaksudkan untukmengembangkan potensi masing-masing wilayah sesuai denganperuntukan dan daya dukungnya sehingga didapatkan keselarasandan keterpaduan pengembangan kawasan dalam lingkup yanglebih luas.Cukup Jelas

    Yang dimaksud lahan basah adalah lahan irigasi, lahan pasang

    surut dan lahan lebak.Cukup Jelas

    Cukup JelasKawasan khusus di Kabupaten Seruyan adalah Kawasan untuklatihan TNI POLRI dan untuk kepentingan lainnya, seperti yangterdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur.

    Cukup Jelas

    Pencanangan Kawasan Andalan Sampit Pangkalan Bun (KADAL

    SAMBUN) merupakan kawasan andalan tertentu di ProvinsiKalimantan Tengah sebagai mencakup dua wilayah kecamatanyaitu Kecamatan Hanau dan danau Sembuluh.Cukup Jelas

    Cukup JelasYang dimaksud dengan penguasaan tanah adalah pengusaan atastanah yang diatur oleh Negara.

    Cukup Jelas

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    29/32

    Pasal 18

    Pasal 19 s.d 25

    Pasal 26Ayat (1)Huruf a dan bHuruf c

    Ayat (2)

    Pasal 28Ayat (1)Hurup a s.d c

    Ayat (2)s.d (5)Ayat (6)

    Pasal 29Ayat (1)

    Ayat (2)

    Pasal 30

    Pasal 31Ayat (1)Ayat (2)

    Pasal 32

    Pasal 33

    Pasal 34

    Pasal 35

    Pasal 36

    Pasal 37

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Pelabuhan laut utama diarahkan pengembangannya untukmelayani kegiatan dan alih muat angkutan nasional daninternasional dalam jumlah yang sangat besar dan jangkauanpelayanan sangat luas serta berfungsi sebagai simpul jaringantranportasi laut nasional.Pelabuhan Sekunder diarahkan pengembangannya untuk melayani

    kegiatan dan alih muat angkutan laut lokal dalam jumlah menengahdan jangkauan pelayanan menengah.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.Kawasan resapan air dalam Peta RTRW Kabupaten Seruyantercakup dalam kawasaan hutan lindung, dan taman nasional.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.Cukup Jelas.Kawasan dengan jarak minimal 130 kali rata-rata perbedaanpasang tertinggi dan terendah tahunan, yaitu jarak minimal 130 kalinilai rata-rata perbedaan tinggi muka air pada pasang tertinggi dantinggi muka air pada pasang terendah tahunan.

    Yang di maksud dengan kawasan adalah kawasan kritis adalah

    kawasan yang mengalami penurunan kualitas gaya dukunglingkungannya akibat adanya gejala-gejala seperti banjir,kebakarang, kekurangan pangan, baik yang bersifat alami maupunkarena adanya intervensi manusia beserta kegiatannya.Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.Yang dimaksud dengan terletak di semua kecamatan adalah bahwakawasan yang sesuai untuk pengembangan hutan produksi tidak

    hanya berada pada satu wilayah kecamatan, tetapi berada disemua wilayah kecamatan.

    Yang dimaksud dengan kawasan pertanian dalam arti luas, yaitumencakup pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, dankehutanan.

    Cukup Jelas.

    Industri dalam hal ini, termasuk industri pengolahan hasil pertaniandalam arti luas dan industri hasil tambang dan galian.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    30/32

    Pasal 38Ayat (1)Huruf a

    Huruf b

    Huruf c

    Huruf d

    Ayat (2)Huruf a s.d. g

    Pasal 39 dan 40

    Pasal 41 :Ayat (1)Ayat (2)Huruf a

    Huruf b

    Pasal 42 :Ayat (1)dan(2)Ayat (3)

    Pasal 43

    Ayat (1)

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Yang dimaksud dengan kawasan pemukiman pedesaan yangterpencil adalah kawasan pemukiman pedesaan yang letaknya jauhdari pusat kegiatan.

    Yang dimaksud dengan kawasan pemukiman pedesaan yangterisolir adalah kawasan pemukiman pedesaan yang belummempunyai prasarana dan sarana perhubungan yang memadai.

    Yang dimaksud dengan kawasan pemukiman pedesaan yangterbelakang adalah kawasan pemukiman pedesaan yang memilikiketerbatasan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dansumberdaya buatan.

    Yang dimaksud dengan kawasan pemacu pertumbuhan adalahkawasan yang mewadahi intensitas kegiatan yang tinggi danperubahan yang cepat yang ditandai dengan perubahan dan

    pergeseran penggunaan tanah, tersier (jasa) serta mobilitaspenduduk.

    Yang dimaksud kawasan yang berperan menunjang perkembangansektor-sektor strategis adalah kawasan yang memiliki sumberdayaalam yang potensial dan berorientasi substitusi impor dan ataupeningkatan ekspor.

    Yang dimaksud dengan kawasan Kritis yang mengalami penurunankualitas daya dukung lingkungannya akibat adanya gejala gejalaseperti banjir, kebakaran, kekurangan pangan, baik yang bersifatalami maupun karena adanya intervensi manusia beserta

    kagiatannya.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

    Penyebarluasan imformasi tentang rencana Tata Ruang wilayahkepada masyarakat dapat dilakukan melaui media elektronik dan

    media cetak serta sarana komunikasi lainnya.Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.Segala bentuk kegiatan pemanfaatan ruang wajib dilakukan secaraterpadu dengan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup, bahwasegala bentuk perijinan yang berkaitan dengan permanfaatan ruangdiberikan sesudah dilakukan penilaian terhadap hasil AMDAL,UKL/UPL oleh Pejabat yang berwenang.

    Yang dimaksud dengan pengawasan dalam ketentuan ini adalahusaha untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang denganfungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    31/32

    Ayat (2)

    Pasal 44 dan 50

    Pasal 51Ayat (1)

    Ayat (2)

    Pasal 52Angka 1Angka 2

    Angka 3

    Angka 4

    Pasal 53

    Pasal 54

    Pasal 55Ayat (1)

    Ayat (2)

    Pasal 56Ayat 1

    Angka 2 dan 3

    Pasal 57 s.d 67

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Yang dimaksud dengan penertiban dalam ketentuan ini adalahusaha untuk mengambil tindakan agar pemanfaatan ruang yang direncanakan dapat terwujud.

    Penertiban adalah tindakan menertibkan yang dilakukan malaluipemeriksaan dan penyidikan atas semua pelanggaran atau

    kejahatan yang dilakukan terhadap pemanfaatan ruang yang tidaksesuai dengan rencana tata ruang.

    Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

    Agar rencana tata ruang tetap sesuai dengan tuntunanpembangunan dan perkembangan keadaan, rencana tata ruangdapat ditinjau kembali dan atau disempurnakan.Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.Masyarakat dapat mengetahui KTRW Kabupaten Seruyan Secaraterbuka antara lain melalui sosialisasi, buku dan peta tata ruang,dan lainnya.

    Pertambahan nilai ruang contohnya meningkatnya harga pasarsebidang tanah sebagai akibat perencanaan, pelaksaan, danpeningkatan pembangunan jalan (prasarana dan sarana fisiklainnya) disisi bidang tanah dimaksud atau di daerah sekitarnya.

    Penggantian yang layak diberikan kepada masyarakat yangmelepaskan sebagian atau sepenuhnya hak atas ruang sebagaiakibat dari pelaksaan rencana tata ruang berdasarkan perundan undangan yang berlaku.

    Pengumuman dan penyebarluasan RTRW Kabupaten Seruyandilakukan dengan penempelan atau pemasangan peta RTRWKabupaten pada kantor-kantor yang secara fungsional mengenaitata ruang.

    Cukup Jelas.

    Yang dimaksud dengan penggantian yang layak adalahpenggantian yang nilainya ditentukan dari hasil musyawarah antarapihak yang berkepentingan dan atau berdasarkan harga standarsetempat.Cukup Jelas.

    Pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam menjaga, memelihara,dan meningkatkan kualitas ruang lebih mematuhi dan mentaatisegala ketentuan normatif yang ditetapkan dalam rencana tata

    ruang dan mendorong terwujudnya kualitas ruang yang lebih baik.Cukup Jelas.

    Cukup Jelas.

  • 5/26/2018 KAB SERUYAN

    32/32