kaattaa peennggaannttaarr - dinas kesehatan …...dinas kesehatan provinsi jawa timur merupakan...

156

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 i

KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR

Pembangunan kesehatan di Jawa Timur sebagai program berkelanjutan yang bertujuan

meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalu

mendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Jawa Timur.

Mengacu pada RPJMD Jawa Timur serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur, maka

pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan

daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta dan

pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi tingginya.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,

mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun rencana strategis secara rinci

sebagai acuan pembangunan dalam periode 5 tahun.

Dengan rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Perencana, Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 telah dapat disusun. Selanjutnya

diharapkan semua komponen Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan semua pihak yang

berkepentingan dalam bidang kesehatan dapat memanfaatkan Rencana Strategis Dinas

Kesehatan serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai acuan dan pedoman dalam

merencanakan kegiatan.

Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita

sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Jawa Timur.

Surabaya, April 2014

Kepala Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur

dr. HARSONO

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................................... ii

SK Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur …..................................... ..... iv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Landasan Hukum ............................................................................................. 2

1.3 Maksud danTujuan .......................................................................................... 4

1.4 Sistematika....................................................................................................... 4

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR

DAN UPT NYA ............................................................................................................. 6

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ................................................ 6

2.2 Sumber Daya SKPD ....................................................................................... 21

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD ............................................................................... 27

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ........................ 57

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI .................................... 65

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ....................................... 65

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur

Jawa Timur...................................................................................................... 69

3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra

SKPD Provinsi ................................................................................................. 71

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup

Strategis.......................................................................................................... 72

3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .......................................................................... 73

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ......................... 76

4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ................................... 76

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 iii

4.2 Tujuan dan Sasaran ....................................................................................... 77

4.3 Strategi dan Kebijakan .................................................................................. 84

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF .............................................................. 122

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD .............................................. 126

BAB VII PENUTUP ............................................................................................................. 129

LAMPIRAN

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 v

SURAT KEPUTUSAN

KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

Nomor : 4436/101.1/2014

TENTANG

RENCANA STRATEGIS

DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019

KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR

MENIMBANG : a. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah, mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun

Rencana Strategis secara rinci sebagai acuan pembangunan dalam

periode 5 tahun.

b. Bahwa Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada huruf a telah

disusun sebagai satu dokumen perencanaan indikatif yang memuat

program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan.

c. Bahwa sebagai dasar penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan

Propinsi Jawa Timur mengacu pada RPJMD 2014 - 2019, Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan, serta peraturan lain yang berlaku.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan

Daerah;

7. Permendagri 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan

Daerah;

8. Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Daerah Propinsi Jawa Timur;

9. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas

Sekretariat, Bidang Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan.

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

DINAS KESEHATAN Jl. Jend. A. Yani No. 118 Telp. 8280356 - 8280660 Fax (031) 8290423 Surabaya 60231

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 v

M E M U T U S K A N

MENETAPKAN :

PERTAMA : Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tentang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019.

KEDUA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019 sebagaimana

terlampir dalam keputusan ini.

KETIGA : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua digunakan

sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan

program pembangunan kesehatan di Jawa Timur

KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapk an dengan

ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila di

kemudian hari terdapat kekeliruan.

Ditetapkan di : Surabaya

Tanggal : 2 Mei 2014

KEPALA DINAS KESEHATAN

PROPINSI JAWA TIMUR

Dr. HARSONO

Pembina Utama Muda NIP. 19560703 198312 1 001

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 1

BBAABB II

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan

aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dalam rangka

mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).

Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014–2019

adalah dokumen resmi perencanaan yang merupakan arah dan tujuan bagi

seluruh komponen Dinas Kesehatan Provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) nya

dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan pembangunan

kesehatan selama kurun waktu lima tahun kedepan.

Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi 2014–2019 didasarkan

pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun

2014–2019, Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi Dinas Kesehatan yaitu (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

(b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kesehatan; (c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya

dalam rangka mewujudkan Visi Gubernur Jawa Timur “Jawa Timur Lebih Sejahtera

Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak”, dengan Misi “Makin Mandiri

dan Sejahtera bersama Wong Cilik”. Lebih lanjut Renstra Dinas Kesehatan Provinsi

Jatim juga merupakan sinergisme Perencanaan Pembangunan Kesehatan

Nasional dan Renstra Kementrian Kesehatan 2015-2019.

Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui satu

proses membangun komitmen dan kesepakatan para pelaksana tugas di Dinas

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 2

Kesehatan, UPT dan kesepahaman dengan lintas sektor atau pemangku

kepentingan lainnya termasuk didalamnya dengan para pelaksana pembangunan

kesehatan dari kabupaten/kota melalui sistem koordinasi, sosialisasi dan fasilitasi

yang mendalam dan berulang-ulang hingga tersusunnya Renstra Dinas Kesehatan.

Renstra ini merupakan komitmen Dinas Kesehatan untuk berusaha mencapai

sasaran strategis dan indikator-indikator kinerja yang telah disepakati yang

nantinya merupakan laporan pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan

kepada Gubernur Jawa Timur dan Masyarakat Jawa Timur. Disamping itu Renstra

merupakan acuan bagi seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku

pembangunan kesehatan yang bersifat koordinatif, integratif, sinergis, dan sinkron

satu dengan lainnya didalam satu Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Timur yaitu

“Masyarakat Jawa Timur yang Mandiri untuk Hidup Sehat”.

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 merupakan hasil

analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program dan kegiatan yang

dirinci pertahun selama 5 tahun. Untuk itu Renstra merupakan pedoman yang

penting dalam penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan monitoring

serta evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya.

1.2. Landasan Hukum

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun

berdasarkan:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban

Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pusat dan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 3

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional 2005–2025;

9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

11. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik;

12. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial;

13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

18. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan

Nasional;

19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

Daerah;

21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;

22. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/V/2008 tentang

Juknis SPM;

23. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/SK/V/2008 tentang

Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;

24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/160/I/2010 tentang

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 4

25. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;

26. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas

Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan;

27. Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2008 menjadi Peraturan Gubernur

Nomor 8 Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur.

1.3. Maksud Dan Tujuan

Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan agar seluruh program dan

kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-

nya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah dan fokus sehingga

tujuan pembangunan kesehatan Jawa Timur dapat terlaksana dengan sebaik-

baiknya.

Adapun tujuan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya

dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah:

a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang konsisten sesuai dengan

kebutuhan daerah dibidang kesehatan.

b. Sebagai bahan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-

nya.

c. Sebagai upaya sinergisme dan sinkronisasi segala upaya-upaya pembangunan

kesehatan di Dinas Kesehatan dan UPT-nya.

d. Sebagai arahan pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait

berperan aktif untuk mencapai tujuan dan sasaran.

1.4. Sistematika

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019

disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Memuat latar belakang penyusunan Renstra Dinas Kesehatan sebagai penjabaran

RPJMD dan Renstra Nasional yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi

Dinas Kesehatan, landasan hukum yang merupakan dasar penyusunan Renstra,

maksud dan tujuan Renstra disusun serta sistematika penyusunan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 5

BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DAN

UPT-NYA

Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT-

nya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara

ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi serta

menjelaskan capaian-capaian indikator penting yang telah dihasilkan melalui

pelaksanaan rencana strategis periode sebelumnya, mengemukakan capaian

program prioritas Dinas Kesehatan Provinsi dalam Renstra dan RPJMD

sebelumnya. Dan juga mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi

dan dinilai perlu diatasi melalui Rencana Strategis ini.

BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas

Kesehatan Provinsi, telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih,

telaahan Rencana Strategis Kementerian Lembaga dan Rencana Strategis Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan isu-isu strategis.

BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas

Kesehatan.

BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK

SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,

kelompok sasaran, pendanaan indikatif.

BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen

untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Jawa Timur

2014-2019.

BAB VII : PENUTUP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 6

BBAABB IIII

GGAAMMBBAARRAANN PPEELLAAYYAANNAANN DDIINNAASS KKEESSEEHHAATTAANN PPRROOVVIINNSSII JJAAWWAA TTIIMMUURR

DDAANN UUPPTT--NNYYAA

2. 1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu unsur yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan dalam bidang kesehatan di Jawa Timur yang dipimpin oleh Kepala

Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Timur.

Menurut Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas

Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi, Dinas Kesehatan mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang kesehatan;

2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum di bidang

kesehatan;

3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh:

1. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan

masyarakat dan protokol.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi:

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan perizinan;

b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan administrasi keuangan;

d. Pengelolaan administrasi perlengkapan;

e. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol;

f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-

undangan;

g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 7

h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas;

i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana;

j. Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

Sekretariat terdiri dari:

1) Sub Bagian Tata Usaha;

2) Sub Bagian Penyusunan Program;

3) Sub Bagian Keuangan.

2. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, kebijakan teknis

operasional, standar pelayanan, pedoman teknis, pembinaan, bimbingan dan

pengendalian program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang, rujukan

dan khusus serta kesehatan keluarga.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan;

b. Pengendalian kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta

Kesehatan Keluarga;

c. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta

prosedur tetap kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan

khusus serta kesehatan keluarga;

d. Penyelenggaraan kebijaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang,

kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;

e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program

kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta

kesehatan keluarga;

f. Pelaksanaan fasilitasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan

rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;

g. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan program kesehatan dasar dan

penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;

h. Pelaksanaan evaluasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan

rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 8

Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas:

1) Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang

2) Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus

3) Seksi Kesehatan Keluarga

3. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan

Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan

kebijaksanaan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan

pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan masalah

kesehatan, surveilans epidemiologi, pemberantasan penyakit, penyehatan air

serta penyehatan lingkungan.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengendalian Penyakit dan

Masalah Kesehatan mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian

pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,

kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;

b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta

prosedur tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan

penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan

lingkungan;

c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit

dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah

dan bencana;

d. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assesment) dan melakukan

tindakan darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah

kesehatan dan penyehatan lingkungan;

e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program

pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,

kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;

f. Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan

penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan

lingkungan;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 9

g. Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi

profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak

swasta program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit,

masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;

h. Pelaksanaan evaluasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan

penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan

lingkungan;

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:

1) Seksi Pemberantasan Penyakit

2) Seksi P3PMK (Pencegahan, Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan

Masalah Kesehatan)

3) Seksi Penyehatan Lingkungan

4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan

Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan

teknis operasional di bidang pendayagunaan tenaga kesehatan, kefarmasian

dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan Sumber Daya

Kesehatan mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program pengembangan dan pemberdayaan

sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan,

serta pembiayaan kesehatan;

b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta

prosedur tetap program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta

pembiayaan kesehatan;

c. Penyelenggaraan, pemantauan, pembinaan dan pengendalian program

pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan,

kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan;

d. Pelaksanaan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 10

e. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta

pembiayaan kesehatan;

f. Penyiapan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor organisasi

profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak

swasta pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia

kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan

kesehatan;

g. Pelaksanaan evaluasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya

manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta

pembiayaan kesehatan;

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:

1) Seksi P3SDMK (Perencanaan Pendayagunaan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Kesehatan)

2) Seksi Farkalkes (Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan)

3) Seksi Pembiayaan Kesehatan

5. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan

teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan

pengendalian dalam kegiatan promosi kesehatan, Upaya Kesehatan

Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan

penelitian pengembangan kesehatan.

Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan dan

Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:

a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian promosi

kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi

masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;

b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta

prosedur tetap pelayanan promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan

Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan

penelitian pengembangan kesehatan;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 11

c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap gizi masyarakat;

d. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program promosi

kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi

masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;

e. Pelaksanaan fasilitasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan

Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan

penelitian pengembangan kesehatan;

f. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan program promosi kesehatan dan

Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat,

sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;

g. Pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan

Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan

penelitian pengembangan kesehatan;

h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:

1) Seksi Promosi Kesehatan

2) Seksi Gizi

3) Seksi Informasi dan Penelitian Pengembangan Kesehatan

6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 118

Tahun 2008 yang kemudian di ganti menjadi Peraturan Gubernur Nomor 8

Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur. Bahwa UPT Dinas

Kesehatan Provinsi bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk

penyakit khusus, pengembangan pengobatan tradisional, pelatihan petugas

kesehatan dan pendidikan tertentu. Struktur organisasi UPT terdiri dari Kepala

dan KTU.

UPT Dinas Kesehatan terdiri dari:

1) Rumah Sakit Kusta Kediri

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Rumah Sakit Kusta Kediri, mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta;

b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta;

c. Pelayanan medis penyakit kusta;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 12

d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;

f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan

program;

h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta;

i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

k. Pelaksanaan ketatausahaan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

2) Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Rumah Sakit Sumberglagah, Mojokerto, mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta;

b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta;

c. Pelayanan medis penyakit kusta;

d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;

f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan

program;

h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta;

i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

k. Pelaksanaan ketatausahaan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

3) Rumah Sakit Paru Dungus Madiun

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Dungus Madiun, mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;

b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 13

c. Pelayanan medis penyakit paru;

d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;

f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan

program;

h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;

i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

k. Pelaksanaan ketatausahaan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

4) Rumah Sakit Paru Jember

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Jember, mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;

b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;

c. Pelayanan medis penyakit paru;

d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;

f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan

program;

h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;

i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

k. Pelaksanaan ketatausahaan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

5) Rumah Sakit Paru Batu

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Batu, mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 14

b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;

c. Pelayanan medis penyakit paru;

d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;

f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan

program;

h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;

i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

k. Pelaksanaan ketatausahaan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

6) Rumah Sakit Paru Surabaya

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;

b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;

c. Pelayanan medis penyakit paru;

d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;

e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;

f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan

program;

h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;

i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;

j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;

k. Pelaksanaan ketatausahaan;

l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

7) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Balai Kesehatan Mata Masyarakat, mempunyai fungsi:

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 15

a. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian operasional program

pemerintah berkaitan dengan kesehatan mata masyarakat yang

ditugaskan kepada Balai Kesehatan Mata Masyarakat, terutama

program Pemberantasan Kebutaan Nasional (PGPK) serta program

pendukungnya;

b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan mata masyarakat (promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif) baik peorangan (UKP) maupun

masyarakat (UKM) di dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah

kerjanya yaitu Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur;

c. Pelaksanaan pelayanan rawat bedah dan rawat inap kesehatan mata

dengan berorientasi pada komunitas dengan mempertimbangkan

keterjangkauan biaya oleh masyarakat;

d. Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis di bidang

kesehatan mata masyarakat;

e. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna di

bidang kesehatan mata masyarakat;

f. Pelaksanaan kemitraan, sosialisasi, advokasi peningkatan program di

bidang kesehatan mata masyarakat dengan segenap komponen

masyarakat termasuk LSM dalam dan luar negeri dengan sasaran

Kabupaten/Kota se-Jawa Timur;

g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan termasuk pengelolaan keuangan,

kerumahtanggaan dan Kehumasan baik secara mandiri maupun di

bawah koordinasi Dinas;

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas.

8) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun

a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan

penyakit paru;

b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan

pencegahan penyakit paru;

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru;

d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat;

e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 16

f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan;

g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa

paru;

h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;

i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

9) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Balai Pemberantasan Penyakit Paru Pamekasan,

mempunyai fungsi:

a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan

penyakit paru;

b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan

pencegahan penyakit paru;

c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru;

d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat;

e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;

f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan ;

g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa

paru;

h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;

i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

10) UPT Materia Medika Batu

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Materia Medika Batu, mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan pengawasan, pembinaan pengelolaan pemanfaatan

tanaman obat tradisional asli Indonesia ;

b. Pelaksanaan penyuluhan tentang perkembangan pemanfaatan

tanaman obat tradisional asli Indonesia.kepada masyarakat;

c. Penyeleksi dan mengoleksi tanaman obat asli Indonesia;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 17

d. Pelaksanaan pengembangan dan penelitian tanaman obat tradisional

asli Indonesia menjadi bahan baku obat tradisional terstandarisasi;

e. Pelaksanaan pembinaan wilayah bidang perkembangan pemanfaatan

tanaman obat asli Indonesia di Jawa Timur;

f. Pemantauan dan evaluasi perkembangan pemanfaatan tanaman obat

asli Indonesia di Jawa Timur;

g. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;

h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

11) UPT Akademi Gizi Surabaya

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Akademi Gizi Surabaya, mempunyai fungsi :

a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Gizi Surabaya;

b. Penyusunan rencana dan program UPT;

c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga kesehatan di bidang

gizi;

d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat;

e. Pelaksanaan penelitian di bidang gizi;

f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ;

g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program;

h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

12) UPT Akademi Keperawatan Madiun

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Akademi Keperawatan Madiun, mempunyai fungsi :

a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Keperawatan

Madiun;

b. Penyusunan rencana dan program UPT;

c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga keperawatan ;

d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat;

e. Pelaksanaan penelitian di bidang keperawatan ;

f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 18

g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program;

h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

13) UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang

Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas

dimaksud, UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang,

mempunyai fungsi:

a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Pelatihan Kesehatan

Masyarakat ;

b. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan pelatihan;

c. Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat;

d. Persiapan dan pengembangan daerah binaan dan daerah percontohan;

e. Pelaksanaan tugas operasional pelatihan dan pemberian pelayanan

dan administrasi dan penyedian sarana pelatihan;

f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pengembangan metode dan

pelaporan pelatihan;

g. Pelaksanaan pelayanan IPTEK kesehatan;

h. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan program pelatihan;

i. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum, ketatausahaan,

kehumasan dan keuangan;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.

Dengan ditetapkannya 12 UPT (kecuali UPT Balai Materia Medica) Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)

Unit Kerja maka 12 UPT tersebut diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan

meliputi:

a. pengelolaan pendapatan dan biaya

b. pengelolaan kas

c. pengelolaan utang

d. pengelolaan piutang

e. pengelolaan investas

f. pengelolaan barang dan/atau jasa

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 19

g. penyusunan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban

h. pengelolaan surplus dan defisit

i. kerjasama dengan pihak lain

j. memperkerjakan tenaga non Pegawai Negeri Sipil (PNS)

k. pengelolaan dana secara langsung

l. perumusan standar, kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 20

KEPALA DINAS KESEHATAN

Bagan 2.1

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

SEKSI PEMBIAYAAN KESEHATAN

SEKSI FARKALKES

BIDANG PENGEMBANGAN

SUMBER DAYA KESEHATAN

SEKSI PERENCANAAN, PENDAYAGUNAAN

&PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN

SEKSI PROMOSI KESEHATAN

SEKSI

GIZI

BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT

SEKSI INFORMASI,

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

KESEHATAN

SEKRETARIS

SUBAG PENYUSUNAN

PROGRAM

SUBAG KEUANGAN

SUBAG TATA USAHA

SEKSI PENCEGAHAN, PENGAMATAN PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN

SEKSI PEMBERANTASAN

PENYAKIT

SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN

BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH

KESEHATAN

UPT

SEKSI KESEHATAN RUJUKAN

DAN KHUSUS

SEKSI KESEHATAN DASAR

DAN PENUNJANG

SEKSI KESEHATAN KELUARGA

BIDANG PELAYANAN

KESEHATAN

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 21

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret

pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah

1 Struktural Eselon II 1

2 Struktural Eselon III 5

3 Struktural Eselon IV 15

4 Fungsional :

1) Epidemiolog 2

2) Pranata Labkes 1

5 Staf 342

Jumlah 366

Tabel 2.2

Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Golongan

No. Jabatan Jumlah

1 Golongan IV 67

2 Golongan III 235

3 Golongan II 61

4 Golongan I 3

Jumlah 366

Tabel 2.3

Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 S2

Magister Kesehatan 42

Magister Psikologi 1

Sp.MPK 1

Sp.Ortodontist 1

Sp.Konservasi Gigi 1

Umum 18

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 22

2 S1

Dokter 20

Dokter Gigi 26

Apoteker 9

Sarjana Kesehatan Masyarakat 41

Sarjana keperawatan 2

Kesehatan Lingkungan 1

Umum 52

3 DIII

Auntasi 1

Kebidanan 1

Kesehatan Lingkungan 3

Gizi 3

Umum 13

4 D I 7

5 SLTA 111

6 SLTP 7

7 SD 5

Jumlah 366

2.2.2. SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data

kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai

berikut : Tabel 2.4

Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan

No. UPT Ess III Ess

IV Staf JUMLAH

1. RSK Sumberglagah 1 1 110 112

2 RSP Batu 1 1 169 171

3 RSP Jember 1 1 108 110

4 RSP Dungus Madiun 1 1 68 70

5 RSP Surabaya 1 1 122 124

6 BP4 Madiun 1 1 42 44

7 BP4 Pamekasan 1 1 41 43

8 Latkemas Murnajati 1 1 57 59

9 BKMM Surabaya 1 1 45 47

10 RSK Kediri 1 1 72 74

11 AKZI Surabaya 1 1 39 41

12 AKPER Madiun 1 1 39 41

13 Balai Materia Medica 1 1 23 25

Jumlah 13 13 935 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 23

Tabel 2.5

Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Golongan

No. UPT Gol

IV

Gol

III

Gol

II

Gol

I JUMLAH

1. RSK Sumberglagah 1 37 73 1 112

2 RSP Batu 11 81 76 3 171

3 RSP Jember 3 40 65 2 110

4 RSP Dungus Madiun 1 32 35 2 70

5 RSP Surabaya 10 62 51 1 124

6 BP4 Madiun 3 18 23 0 44

7 BP4 Pamekasan 1 20 22 0 43

8 Latkemas Murnajati 5 33 17 4 59

9 BKMM Surabaya 9 20 18 0 47

10 RSK Kediri 3 42 23 6 74

11 AKZI Surabaya 4 35 2 0 41

12 AKPER Madiun 2 27 9 3 41

13 Balai Materia Medica 1 15 8 1 25

Jumlah 54 462 422 23 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 21

2.2 Sumber Daya SKPD

2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret

pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut :

Tabel 2.1

Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Jabatan

No. Jabatan Jumlah

1 Struktural Eselon II 1

2 Struktural Eselon III 5

3 Struktural Eselon IV 15

4 Fungsional :

1) Epidemiolog 2

2) Pranata Labkes 1

5 Staf 342

Jumlah 366

Tabel 2.2

Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Golongan

No. Jabatan Jumlah

1 Golongan IV 67

2 Golongan III 235

3 Golongan II 61

4 Golongan I 3

Jumlah 366

Tabel 2.3

Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 S2

Magister Kesehatan 42

Magister Psikologi 1

Sp.MPK 1

Sp.Ortodontist 1

Sp.Konservasi Gigi 1

Umum 18

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 22

2 S1

Dokter 20

Dokter Gigi 26

Apoteker 9

Sarjana Kesehatan Masyarakat 41

Sarjana keperawatan 2

Kesehatan Lingkungan 1

Umum 52

3 DIII

Auntasi 1

Kebidanan 1

Kesehatan Lingkungan 3

Gizi 3

Umum 13

4 D I 7

5 SLTA 111

6 SLTP 7

7 SD 5

Jumlah 366

2.2.2. SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi

Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data

kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai

berikut : Tabel 2.4

Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan

No. UPT Ess III Ess

IV Staf JUMLAH

1. RSK Sumberglagah 1 1 110 112

2 RSP Batu 1 1 169 171

3 RSP Jember 1 1 108 110

4 RSP Dungus Madiun 1 1 68 70

5 RSP Surabaya 1 1 122 124

6 BP4 Madiun 1 1 42 44

7 BP4 Pamekasan 1 1 41 43

8 Latkemas Murnajati 1 1 57 59

9 BKMM Surabaya 1 1 45 47

10 RSK Kediri 1 1 72 74

11 AKZI Surabaya 1 1 39 41

12 AKPER Madiun 1 1 39 41

13 Balai Materia Medica 1 1 23 25

Jumlah 13 13 935 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 23

Tabel 2.5

Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan Golongan

No. UPT Gol

IV

Gol

III

Gol

II

Gol

I JUMLAH

1. RSK Sumberglagah 1 37 73 1 112

2 RSP Batu 11 81 76 3 171

3 RSP Jember 3 40 65 2 110

4 RSP Dungus Madiun 1 32 35 2 70

5 RSP Surabaya 10 62 51 1 124

6 BP4 Madiun 3 18 23 0 44

7 BP4 Pamekasan 1 20 22 0 43

8 Latkemas Murnajati 5 33 17 4 59

9 BKMM Surabaya 9 20 18 0 47

10 RSK Kediri 3 42 23 6 74

11 AKZI Surabaya 4 35 2 0 41

12 AKPER Madiun 2 27 9 3 41

13 Balai Materia Medica 1 15 8 1 25

Jumlah 54 462 422 23 961

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 24

Tabel 2.6

Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur

berdasarkan tingkat Pendidikan

PENDIDIKAN RSK

SbR.Gla

gah

RSP

Batu

RSP

Jember

RSP

Dungus

RSP

Suraba

ya

BP4

Mad

iun

BP4

Pame

kasan

Latkes

mas

BKMM RSK

kediri

AKZI

Surab

aya

AKPER

Madiun

BMM JML

S2 MKes 1 2 1 4 2 1 4 5 3 6 6 1 36

MKep 2 2

Mgizi 1 1

Sp. A 1 1

Sp. B 1 1

Sp. M 1 1 4 1 7

Sp. R 1 1

Sp. P 1 1

Sp. OG 1 1 2

Sp. PD 1 1 2

Sp. KK 2 1 3

Sp. PK 1 1 2

Sp.

THT 2 2

Sp.

Rad 1 1

Umum 1 1 2 3 6 1 2 3 3 22

S1 dr 4 11 10 9 16 9 3 1 2 1 66

drg 1 1 1 3

Apt 1 2 2 1 1 7

SKM 2 3 6 2 3 1 17

Fisio 1 1

S.Kep 4 1 1 4 1 1 2 2 3 1 20

S. Gz 2 6 8

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 25

PENDIDIKAN

RSK

SbR.Gla

gah

RSP

Batu

RSP

Jember

RSP

Dungus

RSP

Suraba

ya

BP4

Mad

iun

BP4

Pame

kasan

Latkes

mas

BKMM RSK

kediri

AKZI

Surab

aya

AKPER

Madiun

BMM JML

KL

AK 1 1

Umu

m 15 13 10 1 11 1 3 6 1 4 15 5 4 89

DIII Kep 35 30 4 2 2 12 1 15 11 112

AK 2 2 1 2 1 1 9

Keb 2 1 1 1 5

Far 1 1

AMK 11 1 1 13

KL 1 1 2

RO 3 3

Rad 1 1 2

Gizi 1 1 1 1 1 6 11

Gigi 1 1

Umu

m 1 10 17 16 39 12 6 1 11 2 115

DI 2 1 3 1 1 8

SLTA 30 56 41 22 36 3 2 17 6 19 1 7 240

SLTP 5 3 2 2 4 5 1 22

SD 1 3 3 3 2 12

JUMLAH 106 150 101 59 133 37 32 52 43 62 41 21 15 852

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 26

2.2.3. Sarana dan Prasarana

Hingga tahun 2013, jumlah aset tetap Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

tercatat sebagai berikut :

Tabel 2.7

Daftar Aset Tetap Dinkes Provinsi Jawa Timur

Kode Bidang Pembidangan Jml Satuan Nilai(Rp)

01 Golongan Tanah 28 Bidang 888.322.331.505

0101 Tanah 28 Bidang 888.322.331.505

02 Golongan Peralatan Dan Mesin 33.498 Buah / Set 48.208.121.114

Alat-Alat Besar 40 Buah / Set 1.393.151.750

Alat - Alat Angkutan 139 Buah 4.747.879.000

Alat Bengkel Dan Alat Ukur 11.721 Buah 2.424.215.098

Alat Pertanian n Buah / Set 1.365.861.260

Alat Kantor Dan Rumah Tangga 6.482 Buah 12.109.275.592

Alat Studio Dan Alat Komunikasi 449 Buah 2.169.935.345

Alat-Alat Kedokteran 916 Buah 7.776.721.602

Alat Laboratorium 13.751 Buah 16.221.081.467

Alat-Alat Persenjataan/Keamanan 0 Buah 0

03 Golongan Gedung Dan Bangunan 242 Buah 59.627.182.803

Bangunan Gedung 239 Buah 59.610.721.303

Monumen 3 Buah 16.461.500

04 Golongan Jalan, Irigasi Dan Jaringan 9 Buah 230.689.309

Jalan Dan Jembatan 1 Buah 19.928.744

Bangunan Air Irigasi 1 Buah 9.948.565

Instalasi 6 Buah 102.912.000

Jaringan 1 Buah 97.900.000

05 Golongan Asset Tetap Lainnya 1.146 Buah / Set /

Ekor 174.226.175

Buku Dan Perpustakaan 1.135 Buah / Set 168.306.175

Barang Bercorak Kebudayaan 11 Buah / Set 5.920.000

Hewan Ternak Serta Tanaman 0 Ekor / Buah 0

06 Golongan Konstruksi Dalam

Pengerjaan 0 Buah 0

Jumlah 996.562.550.906

2.2.4. Unit Usaha yang Masih Operasional

Tabel 2.8

Daftar Unit Usaha Dinkes Provinsi Jawa Timur Yang Masih Operasional Tahun 2013

NO UNIT USAHA JML SATUAN

1 Kantin 2 UNIT

2 Koperasi Karyawan 2 UNIT

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 27

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD

Dalam mengukur kinerja, Dinas Kesehatan menjelaskan dalam dua indikator

yaitu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu capaian indikator impact dan

capaian Indikator Kinerja yaitu capaian indikator outcome dari upaya

pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan jajaran

kesehatan diseluruh Provinsi Jawa Timur. Capaian tersebut yang dilaporkan

Kepala Dinas Kesehatan kepada Gubernur Jatim dan masyarakat. Jatim capaian

indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:

2.3.1. Indikator Kinerja Utama (IKU)

Indikator Kinerja Utama Kesehatan merupakan indikator impact dari semua

kegiatan yang telah dilaksanakan. Indikator tersebut diwakili dengan beberapa

indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

Kematian Bayi (AKB) dan Prevalensi Gizi Buruk.

Tabel 2.9

Capaian IKU Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019-2013

NO INDIKATOR

KINERJA TARGET

IKK

TARGET

INDIKATOR

LAINNYA

TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Angka

Harapan

Hidup (AHH)

69,60 69,90 70,20 70,40 70,60 69,15 69,60 69,81 70,09 -

2 Angka

Kematian Ibu

(AKI)

82,5 82,00 81,5 81 80,5 90,7 101,4 104,3 97,43 97,39

3 Angka

Kematian

Bayi (AKB)

32 31,5 31 30,5 30 31,41 29,29 29,24 25,95 -

4 Prevalensi

Balita Gizi

Buruk

2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 4,33 4,06 3,88 2,30 2,2

Sumber BPS dan Laporan Program

Angka Harapan Hidup (AHH) capaian Jawa Timur pertahun meningkat cukup

baik, yang menyatakan bahwa semakin tahun umur harapan hidup penduduk

Jawa Timur semakin panjang dibandingkan tahun sebelumnya.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 28

Grafik 2.1

Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Jawa Timur

Tahun 2009 – 2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Angka Harapan Hidup (AHH) per kabupaten/kota menunjukkan bahwa daerah

Madura dan sekitarnya (tapal kuda) lebih rendah dibandingkan dengan daerah

kulonan (bagian barat Jatim). Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat

kesehatan masyarakat di Jatim terbagi sesuai daerahnya. Banyak pengaruh yang

menyebabkan hal tersebut antara lain perilaku masyarakat, pelayanan

kesehatan dan sarana prasarana yang tersedia, termasuk kebijakan daerah.

AHH masing-masing kab/kota dapat dilihat pada tabel 2.10.

Tabel 2.10

Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012

Kabupaten/Kota (Tahun)

2009 2010 2011 2012

01. Kabupaten Pacitan 71,04 71,26 71,48 71,69

02. Kabupaten Ponorogo 69,62 69,93 70,24 70,55

03. Kabupaten Trenggalek 71,36 71,62 71,87 72,13

04. Kabupaten Tulungagung 71,23 71,48 71,72 71,95

05. Kabupaten Blitar 70,66 70,88 71,09 71,30

06. Kabupaten Kediri 69,42 69,66 69,90 70,15

07. Kabupaten Malang 68,70 68,96 69,23 69,50

08. Kabupaten Lumajang 66,87 67,17 67,46 67,75

09. Kabupaten Jember 62,66 62,84 63,03 63,21

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 29

Kabupaten/Kota (Tahun)

2009 2010 2011 2012

10. Kabupaten Banyuwangi 67,18 67,58 67,98 68,38

11. Kabupaten Bondowoso 62,92 63,23 63,54 63,85

12. Kabupaten Situbondo 63,02 63,19 63,36 63,52

13. Kabupaten Probolinggo 60,85 61,13 61,42 61,70

14. Kabupaten Pasuruan 63,70 64,01 64,31 64,61

15. Kabupaten Sidoarjo 70,31 70,55 70,79 71,03

16. Kabupaten Mojokerto 69,97 70,19 70,42 70,64

17. Kabupaten Jombang 69,99 70,09 70,18 70,28

18. Kabupaten Nganjuk 68,67 68,89 69,11 69,33

19. Kabupaten Madiun 68,72 68,90 69,07 69,25

20. Kabupaten Magetan 70,93 71,17 71,41 71,66

21. Kabupaten Ngawi 69,58 69,91 70,24 70,57

22. Kabupaten Bojonegoro 67,01 67,15 67,28 67,42

23. Kabupaten Tuban 67,56 67,78 68,00 68,21

24. Kabupaten Lamongan 68,02 68,20 68,37 68,55

25. Kabupaten Gresik 70,73 70,98 71,22 71,47

26. Kabupaten Bangkalan 63,16 63,32 63,48 63,65

27. Kabupaten Sampang 62,34 63,00 63,49 63,98

28. Kabupaten Pamekasan 63,59 63,99 64,39 64,79

29. Kabupaten Sumenep 64,53 64,71 64,89 65,07

30. Kota Kediri 70,18 70,41 70,64 70,86

31. Kota Blitar 71,95 72,23 72,51 72,80

32. Kota Malang 69,96 70,32 70,68 70,97

33. Kota Probolinggo 69,83 70,17 70,52 70,86

34. Kota Pasuruan 66,33 66,37 66,41 66,46

35. Kota Mojokerto 71,35 71,56 71,78 72,00

36. Kota Madiun 70,81 71,01 71,22 71,42

37. Kota Surabaya 70,71 71,01 71,27 71,53

38. Kota Batu 69,16 69,44 69,72 70,00

Jawa Timur 69,15 69,60 69,81 70,09

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Angka Kematian Ibu juga merupakan perwujudan dari tingkat derajat kesehatan

masyarakat. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan

Provinsi menunjukan bahwa AKI di Jawa Timur naik di tahun 2011 kemudian

menurun ditahun 2012 dan 2013.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 30

Grafik 2.2

Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2013

Trend AKI yang cenderung menurun dua tahun terakhir, karena berbagai upaya

yang telah dilakukan berupa dukungan provinsi ke kabupaten/kota melalui

fasilitasi baik dari segi manajemen Program KIA maupun sistim pencatatan dan

pelaporan, peningkatan ketrampilan klinis petugas di lapangan serta melibatkan

multi pihak dalam pelaksanaan program KIA.

Di lihat dari gambaran kematian ibu di Jawa Timur terlihat jumlah kematian ibu

tahun 2013 di bandingkan dengan kematian ibu di tahun 2012, maka dari 9

kabupaten/kota yang menjadi fokus pembinaan provinsi (Kota Surabaya,

Jember, Kediri, Sidoarjo, Nganjuk, Tuban, Jombang) mengalami penurunan

sementara Kabupaten Malang dan Pasuruan terjadi peningkatan jumlah

kematian ibu. Beberapa kabupaten /kota lainnya terjadi peningkatan kematian

ibu yang cukup signifikan, hal ini disebabkan berbagai hal yang mempengaruhi

upaya penurunan kematian ibu yaitu alokasi anggaran untuk kegiatan kesehatan

ibu dan anak di 60% kabupaten/kota sangat minimalis dibawah 300 juta

setahun bahkan ada daerah yang hanya mendapat alokasi dana hanya 45 juta

per tahun ini menunjukkan belum adanya perhatian dari pemerintah daerah

terhadap permasalahan nasional yaitu tingginya AKI.

Dari sisi SDM belum semua tenaga kesehatan (dokter dan bidan) kompeten

dalam penanganan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sistim rujukan berjenjang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 31

dan regional belum berjalan optimal, penyebab mendasar adalah terkait dengan

ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan masyarakat yang belum memadai.

Angka Kematian Bayi dapat dilihat ada grafik 2.4 dibawah ini. AKB cenderung

menurun, hal ini juga selaras dengan capaian Indikator kinerja Anak yang akan

di jelaskan berikut ini.

Grafik 2.4

Capaian Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009–2012

Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur

Grafik 2.3. Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/Kota

di Jawa Timur Tahun 2012 - 2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 32

Trend AKB diatas cenderung menurun, hal ini juga selaras dengan capaian

Indikator kinerja Anak yang akan di jelaskan berikut ini. Mengingat AKB tahun

2013 belum dikeluarkan oleh BPS Prov. Jatim, maka jumlah kematian bayi yang

bersumber dari LB3-KIA dapat kami sajikan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) dapat diketahui bahwa

keadaan gizi balita di Jawa Timur semakin membaik. Hal tersebut dapat dilihat

dari prevalensi gizi buruk di Jawa Timur mulai tahun 2009–2013 menunjukkan

adanya kecenderungan menurun. Hasil survey PSG tahun 2013 memberikan

informasi bahwa prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target yang

ditetapkan yaitu sebesar 2,3 %.

Grafik 2.5. Jumlah Kematian Bayi per Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012 – 2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 33

Grafik 2.6

Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2013

Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013

Meskipun rata-rata prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target, tetapi

masih dijumpai kabupaten/kota dengan prevalensi gizi buruk di atas target,

yaitu Kabupaten : Sampang, Situbondo, Pasuruan, Probolinggo, Bangkalan,

Lumajang, Jember, Pamekasan, Ngawi, Lamongan, Sumenep, Bondowoso,

Mojokerto, Kediri, Tuban, Nganjuk, serta Kota: Pasuruan, Probolinggo, Malang,

dan Surabaya. Penyebab gizi buruk berkaitan dengan faktor asupan gizi yang

kurang mencukupi kebutuhan dan adanya penyakit infeksi. Beberapa faktor yang

menyebabkan belum tercapainya target penurunan prevalensi gizi buruk di

beberapa kabupaten/kota tersebut, antara lain karena faktor : SDM Kesehatan

(Ahli Gizi) yang belum mencukupi kebutuhan dan belum terdistribusi dengan

merata; fasilitas/sarana prasarana pendukung program gizi yang belum

mencukupi kebutuhan; sistem rujukan yang belum berjalan secara optimal;

pembiayaan kesehatan yang terbatas, regulasi, dukungan lintas program dan

lintas sektor yang belum optimal; pengetahuan masyarakat tentang pentingnya

gizi seimbang yang masih rendah, serta adanya faktor kemiskinan.

5,7

4,6

4,6

4,1

3,4

3,0

3,0

3,0

3,0

2,9

2,9

2,9

2,8

2,7

2,7

2,6

2,6

2,5

2,5

2,3

2,2

1,9

1,7

1,7

1,7

1,6

1,6

1,5

1,4

1,3

1,0

1,0

1,0

0,9

0,7

0,6

0,6

0,6

0,5

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

6,0

7,0

PREVALENSI GIZI BURUK DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Target MDGs 2015

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 34

Tabel 2.11

Status Gizi Balita Di Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Gizi Buruk

(%)

Gizi Kurang

(%)

Gizi Baik

(%)

Gizi Lebih

(%)

1. Kab. Pacitan 1,6 8,6 88,0 1,9

2. Kab. Ponorogo 1,0 5,5 90,7 2,7

3. Kab. Trenggalek 0,6 7,0 89,8 2,6

4. Kab. Tulungagung 0,5 6,3 89,9 3,4

5. Kab. Blitar 1,3 7,1 88,7 2,9

6. Kab. Kediri 2,5 11,0 84,1 2,4

7. Kab. Malang 1,0 7,2 88,8 3,0

8. Kab. Lumajang 3,0 10,3 83,1 3,6

9. Kab. Jember 3,0 15,8 80,1 1,1

10. Kab. Banyuwangi 1,7 10,3 84,3 3,8

11. Kab. Bondowoso 2,6 11,3 83,6 2,5

12. Kab. Situbondo 4,6 14,6 79,4 1,4

13. Kab. Probolinggo 3,4 14,1 80,4 2,1

14. Kab. Pasuruan 4,1 14,9 78,6 2,4

15. Kab. Sidoarjo 1,7 9,9 83,4 4,9

16. Kab. Mojokerto 2,6 7,9 86,6 2,9

17. Kab. Jombang 1,6 10,0 84,9 3,4

18. Kab. Nganjuk 2,3 10,1 84,8 2,7

19. Kab. Madiun 1,0 9,0 87,2 2,8

20. Kab. Magetan 1,4 10,9 84,5 3,2

21. Kab. Ngawi 2,9 10,0 84,8 2,3

22. Kab. Bojonegoro 0,9 8,2 88,3 2,6

23. Kab. Tuban 2,5 14,0 81,6 1,9

24. Kab. Lamongan 2,7 8,3 83,0 5,9

25. Kab. Gresik 1,7 9,5 85,4 3,4

26. Kab. Bangkalan 3,0 13,7 81,8 1,5

27. Kab. Sampang 5,7 17,7 76,1 0,5

28. Kab. Pamekasan 2,9 12,3 83,6 1,2

29. Kab. Sumenep 2,7 11,6 83,8 1,9

30. Kota Kediri 1,9 6,4 89,0 2,7

31. Kota Blitar 0,7 4,2 90,7 4,4

32. Kota Malang 2,9 6,6 86,8 3,9

33. Kota Probolinggo 3,0 11,2 82,3 3,5

34. Kota Pasuruan 4,6 12,8 79,7 2,9

35. Kota Mojokerto 1,5 10,3 83,0 5,2

36. Kota Madiun 0,6 6,9 88,1 4,4

37. Kota Surabaya 2,8 9,5 83,4 4,3

38. Kota Batu 0,6 6,3 91,8 1,3

Provinsi Jawa Timur 2,2 9,9 84,9 2,9

Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 35

2.3.2.Indikator Kinerja Upaya Kesehatan

Indikator kinerja upaya kesehatan Dinas Kesehatan adalah indikator yang

merupakan bagian indikator yang tertuang dalam Renstra 2009-2014, indikator

LAKIP ataupun LKPJ. Indikator tersebut juga untuk menilai keberhasilan

penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Jawa Timur. Indikator ini juga

merupakan gambaran capaian outcome yang merupakan capaian kinerja Dinas

Kesehatan Provinsi, UPT dan jajaran kesehatan lainnya di

provinsi/kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Kinerja ini merupakan indikator

indikator antara untuk mencapai indikator impact.

Indikator tersebut dirinci dalam 21 indikator yang target dan pencapaiannya

digambarkan selama 5 tahun seperti dilihat pada tabel 2.12.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 36

Tabel 2.12

Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan

Tahun 2009 - 2013

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

SPM TARGET IKK

TARGET

INDIKATOR

LAINNYA

TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 Persentase cakupan

pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan (PN)

V

V 90 90 93 94 94 92.96 95.04 95.95 97.13 94.40

2 Persentase cakupan

kunjungan neonatal lengkap

V

90 94 95 95 95 93.8 94.93 95.82 95.70 97,06

3 Jumlah Puskesmas yang

menjadi Puskesmas standar

V 0

0%

10

3%

30

8%

60

16%

90

24%

0

0%

10

3%

29

7.67%

59

15,61%

84

22,22%

4 Jumlah Puskesmas Rawat Inap

menjadi Puskesmas rawat inap

PLUS

V 0

0%

10

3%

30

8%

60

16%

90

24%

0

0%

8

2,12%

28

7,41%

43

11,38%

48

12,7%

5 Jumlah Pustu yang menjadi

Pustu yang layani gawat

darurat dan observasi

V

0

0%

50

3%

130

6%

180

8%

230

10%

0

0%

25

1,1%

105

4,63%

140

6,17%

175

7,7%

6 Jumlah Polindes menjadi

Ponkesdes V

0

0%

1814

31%

2383

41%

3714

64%

4500

78%

0

0%

1610

27,88%

2316

40,10%

2828

48,97%

3222

55,79%

7 Persentase posyandu dengan

strata PURI V 40 43 46 48 50

22.934

43,3%

22.934

43.3%

26.069

52.68%

27.683

56.79%

28.701

60.28%

8 Persentase Desa Siaga aktif V 50 55 60 65 70 59,97 60,15 80,53 89,77 95,4

9 Rumah Sakit Pemerintah yang

sudah terlatih PONEK V - 51 51 54 55 - 32 41 46 47

10 Persentase Rumah Sakit

Pemerintah terakreditasi 5

pelayanan dasar

V 50 55 60 65 70 62 62 90 95 88

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 37

NO INDIKATOR KINERJA TARGET

SPM TARGET IKK

TARGET

INDIKATOR

LAINNYA

TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-

2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

11 Partisipasi balita ditimbang

berat badannya (D/S) V 60% 65% 70% 75% 80% 71.90% 75.30% 75.90% 73.40% 74.20%

12 Cakupan Desa/Kelurahan

Universal Child Immunization

(UCI)

V >80% >80% >85% >90% >95% 79.90% 81.20% 87.40% 91.50% 95.80%

13 Angka keberhasilan pengobatan peny.TB

V 90 90 90 90 90 90 90 91 91 90

14 % RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan ODHA

V 0% 0% 30% 40% 70% 21% 24% 27% 30% 35%

15 API Malaria V <1 <1 <1 <1 <1 0,33 0,18 0,24 0,034 0,024

16 RFT rate Kusta V 85 85 87 90 95 92,35 91,56 90,25 91,1 88,8

17 Akses Air layak minum V 52 53,20 57,12 59 62 53,92 54,60 62,75 70,50 80.60

18 Akses Dasar (Jamban sehat) V 51 52,10 54,10 56 58 51,07 53,43 56,76 57,11 71,12

19 Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi berijin

V 100% 100% 100% 100% 100% 0 85.85% 100% 96.89% 0

20 Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di kab/kota

V >95% >95% >95% >95% >95% 65% 70% 87% 92% 95%

21 Persentase penduduk memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan

V 30% 40% 50% 55% 60% - 45% 46,1% 49,94% 52,51%

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 38

2.3.3. Analisis Capaian Kinerja Upaya Kesehatan

1). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)

Grafik 2.7 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 2009 - 2013

Persalinan disini adala persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan. Melihat hasil diatas maka bisa disimpulkan bahwa

ada kecederungan capaian Linakes meningkat dan telah mencapai target,

khusus untuk tahun 2013 capaian turun dan belum mencapai target. Hal ini

di karenakan sasaran ibu bersalin menggunakan Sensus Penduduk 2010,

sedangkan tahun 2009 - 2012 masih menggunakan Sensus Penduduk

2000. Secara absolut ada peningkatan sebesar 23.461 persalinan dalam

melihat capaian PN dari tahun 2010 ke tahun 2012.

2) Persentase kunjungan neonatal (KN) lengkap

Grafik 2.8. Kunjungan Neonatal (KN) lengkap 2009-2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 39

Trend meningkat tiap tahunnya dan telah mencapai target. Namun walaupun

dapat memenuhi target capaian, beberapa hal yang tidak terkorelasi antara

capaian yang memenuhi target dengan tetap tingginya angka kematian bayi

(AKB). Walapun upaya yang sudah dilakukan berupa fasilitasi baik dari segi

manajemen Programa KIA maupun sistim pencatatan dan Palaporan

peningkatan klinis ketrampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi

pihak dalam pelaksanaan program KIA.

3). Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar

Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar adalah salah satu program

ICON Gubernur yang dimulai tahun 2010 - 2014. Program Puskesmas

Standar adalah penambahan 1 orang tenaga dokter yang dibiayai oleh

Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan dan bantuan

alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap

dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Capaiannya dapat dilihat

pada grafik 2.9.

Grafik 2.9

Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar

Tahun 2010 –2013

20102011

20122013

10

30

60

90

1029

59

84

Target Capaian

Pada tahun 2010 capaian terpenuhi terhadap target, namun untuk tahun

2011 - 2013 capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang

berminat/ mendaftar untuk menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil

(Rp.1.250.000).

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 40

4). Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS

Puskesmas yang menjadi Puskesmas PLUS adalah salah satu program ICON

Gubernur yang dimulai tahun 2010 s/d 2014. Program Puskesmas PLUS

adalah penambahan 1 orang tenaga dokter dan kunjungan dr.Sp.OG dan

dr.Sp.A yang ada diwilayah Kabupaten terpilih yang dibiayai oleh

Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan, serta bantuan

alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap/

Puskesmas PONED dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan dan

menurunkan angka kematian ibu dan anak. Fungsi dr.Sp.OG dan dr.SpA di

Puskesmas terpilih adalah pembinaan dan transfer pengetahuan tentang

penanganan kesehatan ibu dan anak.

Grafik 2.10 Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi

Puskesmas rawat inap PLUS Tahun 2010 - 2013

0

20

40

60

80

100

20102011

20122013

10

30

60

90

8

2843 48

Target Capaian

Capaian program Puskesmas PLUS terhadap target tahun 2010 - 2013

capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang berminat untuk

menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil (Rp.1.250.000), dan tenaga untuk

dr.SpOG dan dr.SpA yang terbatas di Kabupaten/Kota terpilih, sehingga

Dinas Kesehatan Kabupaten terpilih tersebut tidak bisa melakukan MOU

dengan RSUD setempat, sehingga Puskesmas PLUS yang sudah dialokasi

tidak dapat memenuhi target.

5). Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang layani Gawat

Darurat dan Observasi

Puskesmas pembantu yang mampu melakukan pelayanan gawat darurat dan

Observasi (Pustu gadar) adalah salah satu program ICON Gubernur yang

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 41

dimulai tahun 2010 - 2014. Dengan memberikan bantuan alat kesehatan

untuk kegawatdaruratan diwilayah pustu yang rawan bencana atau

kecelakaan, melalui dana Bantuan Keuangan.

Grafik 2.11 Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang

layani Gawat Darurat dan Observasi

Tahun 2010-2013

Pada tahun 2010 capaian tidak terpenuhi terhadap target, karena dana

Bantuan Keuangan yang disediakan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

yang semula alokasi 50 Pustu, hanya bisa dipenuhi 25 Pustu, karena dana

yang disediakan hanya untuk 25 Pustu, sehingga mempengaruhi akumulasi

target dari tahun 2011 sampai dengan 2013.

6) Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes

Ponkesdes adalah salah satu program ICON Gubernur yang dimulai tahun

2010 - 2014. Ponkesdes merupakan pengembangan dari Polindes, dimana

ditempatkan 1 orang tenaga perawat di Polindes yang sudah ada Bidannya

serta memberikan bantuan alat kesehatan dan meubelair untuk mendukung

pelayanan. Tujuan dibentuknya Ponkesdes adalah untuk mendekatkan akses

pelayanan, dan meningkatkan mutu pelayanan dengan adanya tenaga

perawat. Bidan bertanggung Jawab terhadap Pelayanan Kesehatan maupun

program Ibu dan Anak, sedangkan perawat bertanggung jawab terhadap

pelayanan kesehatan umum maupun program diluar kesehatan ibu dan

anak.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 42

Grafik 2.12

Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes

0

1000

2000

3000

4000

5000

20102011

20122013

18142383

37144500

16102316 2828 3222

Target Capaian

Capaian program Ponkesdes terhadap target belum terpenuhi, karena

Program tersebut memberikan honor perawat sebesar Rp.500.000,-/bulan,

sedangkan pemerintahan kabupaten/kota harus menyediakan honor sharing

sebesar 50% dari Rp.500.000,- dari APBD II. Hal ini mengakibatkan

pemerintahan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk Honor perawat

secara terus menerus, jadi untuk Program ICON Ponkesdes, beberapa

pemerintah kabupaten/kota belum mendukung karena akan mengurangi

APBD II. Selain hal tersebut diatas, karena honor masih dibawah UMR,

sehingga perawat kurang berminat.

7) Persentase posyandu dengan Strata PURI

Grafik 2.13 Persentase posyandu dengan strata PURI

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 43

Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 Posyandu strata Purnama dan

Mandiri sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian Posyandu

Puri sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan

peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya ungkitan dari

Taman Posyandu yang merupakan peningkatan layanan Posyandu yang

berstrata Purnama atau Mandiri, sehingga Posyandu yang berstrata Pratama

dan Madya terpacu untuk meningkatkan stratanya menjadi Purnama dan

Mandiri. Selain itu dukungan dana untuk pembentukan Taman Posyandu

juga mulai meningkat pada tahun 2012 dan 2013.

8). Persentase Desa Siaga Aktif

Grafik 2.14

Persentase Desa Siaga aktif

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

50

55

60

65

70

59,97 60,15

80,53

89,77

95,44

Target

Capaian

Pencapaian Desa Siaga Aktif mengalami peningkatan sebesar 35,44 % dari

tahun 2009 hingga tahun 2013.

Capaian kuantitas setiap tahunnya sudah melebihi target nasional, namun

demikian kualitas Desa Siaga aktifnya masih didominasi aktif pratama

sehingga perlu dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas Desa

Siaga Aktifnya. Untuk meningkatkan kualitas Desa Siaga Aktif ini, perlu

dukungan dan peran aktif dari berbagai lintas sektor, ormas, LSM maupun

dunia usaha yang dapat berkontribusi dalam peningkatan di 8 indikator

Desa Siaga Aktif.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 44

9). Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan PONEK

RS Mampu PONEK 24 jam adalah RS yang mampu menyelenggarakan

pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif

dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, yang dapat

terukur melalui Penilaian Kinerja Manajemen dan Penilaian Kinerja Klinis dan

Buku Paket Pelatihan PONEK Protokol bagi Tenaga Pelaksana.

Grafik 2.15

Capaian RSU Pemerintah di Jawa Timur yang terlatih PONEK

Tahun 2010 – 2013

Pencapaian RS Ponek mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun 2010

hingga tahun 2013 dan masih terdapat 7 RSUD yang masih belum terlatih

PONEK yaitu: RSUD Dr R Soedarsono Pasuruan, RSUD RA Basuni Mojokerto,

RSUD Kertosono, RSUD Ngimbang, RSUD Lawang, RSUD Dolopo, RSUD Ploso

Jombang dan 1 RS baru yaitu RSUD Besuki Situbondo. Keterbatasan SDM

spesialistik khususnya dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak yang

full timer masih menjadi permasalahan RS Pemerintah belum mampu PONEK

24 jam.

10). Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi

Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam

maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan

ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 45

2009 pasal 40 dimana dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah

sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali.

Berbagai kegiatan terkait peningkatan pencapaian indikator renstra untuk

akreditasi RS antara lain:

a. Workshop Pembuatan Dokumen Akreditasi bagi RS, dengan tujuan agar

RS dapat membuat dokumen sesuai standar dan parameter penilaian

akreditasi RS, sasaran adalah RS Pemerintah yang belum terakreditasi

b. Monitoring dan Evaluasi

Grafik 2.16 Capaian Akreditasi Rumah Sakit RS di Jawa Timur

Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan capaian akreditasi rumah sakit di

Jawa Timur sebanyak 66,38% dengan menggunakan instrument penilaian

akreditasi versi 2007. Hingga tahun 2013 terdapat 33,61% Rumah Sakit

yang belum terakreditasi dan terbanyak RS Swasta (89,91%). RSU

pemerintah yang belum terakreditasi terdapat 5 RSU Pemerintah (RS

Ngimbang RS Besuki Situbondo, RSUD Lawang, RSUD Ploso, RS Universitas

Airlangga).

Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Akreditasi RS dimana disebutkan pada pasal 3 bahwa RS wajib mengikuti

akreditasi nasional, dan pada pasal 4 untuk dalam upaya meningkatkan daya

saing, RS dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan.

Sampai pada Oktober 2013 RS di Jawa Timur yang sudah terakreditasi

nasional adalah 2 (dua) RS swasta yaitu RS Panti Nirmala dan RS Khusus

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 46

Mata Undaan dan RS yang terakreditasi internasional adalah RS Premier

Surabaya.

11). Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

Capaian D/S pada tahun 2013 adalah : 74,2% yang berarti masih di bawah

target sebesar 80%. Grafik 2.17 berikut menggambarkan capaian D/S

selama kurun waktu 5 tahun terakhir.

Grafik 2.17

Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)

Masih rendahnya cakupan D/S tersebut antara lain berkaitan dengan banyak

berdirinya PAUD (pendidikan anak usia dini) yang kegiatnnya belum

terintegrasi dengan Posyandu.

a. Minimnya dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana

untuk menggerakkan kegiatan Posyandu.

b. Tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan

pertumbuhan dan konseling masih kurang karena banyaknya kader baru.

c. Tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan pentingnya

memantau pertumbhhan balita melalui kegiatan penimbangan di

Posyandu masih rendah.

d. Belum optimalnya pembinaan dari Tim Pokjanal Posyandu kepada kader .

e. Kurangnya kegiatan inovatif di Posyandu yang dapat meningkatkan

cakupan D/S.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 47

12) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

Secara umum terjadi peningkatan pencapaian dalam 5 tahun dan melebihi

target, pada tahun I sedikit dibawah target karena ada kendala dalam hal 1)

mobilisasi masyarakat untuk menerima program immunisasi misalnya

keengganan ibu membawa anaknya ke Posyandu, takut anaknya sakit

setelah diberi imunisasi, adanya kelompok masyarakat yang menolak, 2)

kegiatan layanan mobile yang belum optimal ( sweeping ).

13). Angka keberhasilan pengobatan penyakit TB

Angka keberhasilan TB menunjukkan capaian yang cukup baik dengan

melampaui target yang ditetapkan. Keberhasilan pengobatan ini

menunjukkan bahwa kualitas pengobatan TB di Jawa Timur telah cukup baik,

namun tantangannya adalah bila dikaji lebih teliti, dengan membandingkan

hasil pengobatan per fasilitas pelayanan kesehatan, maka akan tampak

bahwa rumah sakit masih memiliki hambatan untuk mencapai target yang

ditetapkan. Bila analisis berdasarkan kabupaten/kota, belum semua

kabupaten/kota mencapai angka keberhasilan pengobatan sesuai target,

meskipun jumlahnya tidak banyak.

14). Persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan Orang Dengan

HIV-AIDS (ODHA)

Dalam 5 tahun persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan

ODHA tidak mencapai target. Beberapa rumah sakit pemerintah yang sudah

dilatih untuk memberikan layanan HIV, ternyata masih belum bisa

melaksanakan kegiatan layanan HIV baik tes maupun pengobatan dan

dukungan. Masih ada 4 kabupaten yang belum memiliki RS untuk layanan

HIV.

15). API Malaria

Kasus malaria dapat ditekan dengan baik sehingga Annual Parasite Index

yang dicapai dapat melampaui target yang ditetapkan. Keinginan untuk

melakukan sertifikasi bebas malaria dapat menjadi motivasi untuk menekan

angka API sehingga angka terjaga selalu di bawah 1% sesuai dengan target.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 48

16). RFT Rate Kusta

Angka Release From Treatment yang menjadi indikator keberhasilan

pengobatan kusta telah mencapai target yang ditetapkan. Dukungan petugas

di tingkat layanan, khususnya yang memiliki permasalahan kusta serta

masyarakat (termasuk pasien dan orang yang terdampak kusta) menjadi

kunci keberhasilan ini.

Pada akhir tahun ke 5 tidak tercapai target karena penderita masih dalam

proses pengobatan dan belum semua bisa dievaluasi, setelah selesai.

17). Akses Air Layak Minum

Dalam RPJMD Jawa Timur 2009 – 2014 ditargetkan sampai dengan tahun

2013 masyarakat yang sudah dapat mengakes air minum dari sumber yang

layak 62%, sedangkan capaian Jawa Timur tahun 2013 sudah melebihi

target yang ditetapkan, yaitu sudah mencapai 80,6%. Dengan demikian maka

Jawa Timur telah mencapai target akses air minum yang layak. Diantara yang

mempercepat peningkatan akses minum air yang layak adalah adanya

koordinasi program peningkatan air bersih yang dilakukan oleh SKPD terkait

untuk mensinkronkan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan akses

dan kualitas. Di samping itu juga adanya pembinaan yang intensif yang

dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui petugas sanitarian puskesmas.

Sanitarian melakukan inspeksi sanitasi sarana air bersih, dengan inspeksi

tersebut diketahui faktor risiko pencemarannya, selanjutnya masyarakat

menindaklanjuti hasil inspeksi tersebut dengan perbaikan sarana air bersih.

Dan dari hasil inspeksi tersebut sanitarian bisa menindaklanjuti dengan

melakukan uji kualitas di Laboratorium.

18). Akses Jamban sehat

Dalam RPJMD Jawa Timur 2009 – 2014 ditargetkan bahwa sampai dengan

tahun 2013 jumlah masyarakat yang dapat mengakes sanitasi dasar

(jamban sehat) 57,11%. Dari hasil laporan sampai tahun 2013 jumlah

masyarakat yang mengakes sanitasi dasar (jamban sehat) sebesar 71,12%.

Dengan demikian maka Jawa Timur telah mencapai target sanitasi dasar

(jamban sehat). Diantara yang mempercepat peningkatan akses sanitasi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 49

dasar (jamban sehat) adalah keberhasilan Jawa Timur dalam melaksanakan

program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang lebih fokus pada

metode pemberdayaan masyarakat.

Dengan strategi menciptakan lingkungan yang kondusip, peningkatan

demand dan peningkatan supply, maka kebutuhan masyarakat akan adanya

jamban meningkat, sehingga masyarakat secara swadaya termotivasi untuk

memenuhi kebutuhan jamban tersebut. Dan keberhasilan tersebut juga

ditunjang adanya wira usaha sanitasi yang memfasilitasi kebutuhan

masyarakat terhadap jamban dengan opsi jamban yang murah tetapi sudah

memenuhi syarat kesehatan.

19). Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi

Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Tabel 2.13.

Pesentase tenaga kesehatan yang lulus kompetensi

No. Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Peserta Lulus Persentase

1. 2009 9.678 8.178 84,5%

2. 2010 23.911 20.138 84,2%

3. 2011 16.324 14.697 90,0%

4. 2012 30.638 29.806 97,0%

5. 2013 3.957 2.729 69,0%

Sesuai dengan Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal

23 ayat 3, disebutkan bahwa “Dalam menyelenggarakan pelayanan

kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah,” dan

kemudian ditegaskan pula pada pasal 34 ayat 2, yang menyatakan

“Penyelenggara fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mempekerjakan

tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan

pekerjaan profesi.”

Menyikapi hal tersebut di atas, maka di provinsiJawa Timur sejak tahun 2008

telah dilakukan Uji Kompetensi oleh MTKP Jawa Timur. Pelaksanaan Uji

Kompetensi oleh MTKP diberlakukan kepada tenaga kesehatan yang telah

lulus pendidikan sebagai salah satu syarat mendapatkan Surat Izin Tenaga

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 50

Kesehatan (sekarang berganti menjadi Surat Tanda Registrasi Tenaga

Kesehatan).

Setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan mengikuti Uji Kompetensi dan

dinyatakan lulus, maka kepada yang bersangkutan diberikan Sertifikat

Kompetensi sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Tenaga

Kesehatan/STR Tenaga Kesehatan, yang mana STR tersebut digunakan

sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Kerja (bagi tenaga

kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan) dan atau Surat Izin

Praktek Tenaga Kesehatan (bagi tenaga kesehatan yang praktek mandiri) di

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat bertugas.

Permenkes No. 1796 tahun 2012 tentang Registrasi tenaga kesehatan

menyatakan bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi adalah Majelis Tenaga

Kesehatan Indonesia (MTKI) di pusat. Tetapi karena sampai akhir 2012 MTKI

belum bisa menyelenggarakan uji kompetensi maka MTKP Jawa Timur masih

melakukan Uji Kompetensi agar tenaga kesehatan yang ada di Jawa Timur

dapat mengurus STR Tenaga Kesehatan yang nantinya diperuntukkan

sebagai salah satu syarat pengurusan SIK serta SIP di Kabupaten/Kota.

Dilihat dari grafik kelulusan Uji Kompetensi bagi tenaga kesehatan, ternyata

masih banyak tenaga kesehatan yang tidak lulus uji kompetensi. Hal ini

menyebabkan input tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan

memiliki kompetensi yang belum optimal. Sehingga kedepannya perlu

dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan oleh

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Organisasi

Profesi Kesehatan.

Sesuai dengan Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Standarisasi Tenaga

Dokter Spesialis di Rumah Sakit, dari 21 RS tipe C hanya 5 RS yang

memenuhi standar (4 dasar untuk dokter spesialis penyakit dalam, dokter

spesialis anak, dokter spesialis bedah, dan spesialis obgyn masing-masing 2

dokter dan 4 dokter spesialis penunjang yaitu spesialis anestesi, spesialis

radiologi, spesialis rehab medik, dan spesialis patologi klini masing-masing 1

dokter).

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 51

Sesuai standar puskesmas, setiap puskesmas harus mempunyai 2 dokter

umum, sedangkan saat ini dari 960 puskesmas, yang tidak memiliki dokter

umum sebanyak 19 puskesmas dan puskesmas yang hanya mempunyai 1

dokter umum sebanyak 427 puskesmas.

Sedangkan untuk tenaga nutrisionis, dari 960 puskesmas ada 827

puskesmas yang memiliki tenaga nutrisionis, dan masih ada 133 puskesmas

yang belum memiliki tenaga nutrisionis.

Sehingga perlu penambahan jumlah dokter spesialis, dokter umum dan

nutrisionis serta penataan kembali penyebaran tenaga kesehatan agar

pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa optimal.

20). Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di kabupaten/kota

Mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung kepada ketersediaan obat

dan alat kesehatan yang berkualitas sebagai penunjang utama dalam

pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Oleh karena itu jaminan

ketersediaan obat baik secara kualitas maupun kuantitas harus tetap terjaga

di fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan obat harus dipertahankan

agar pelayanan kesehatan tdk terganggu dengan melalui kegiatan meliputi

perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaannya yang

didukung dengan sarana pendukung, termasuk sistem informasi dan SDM

yang kompeten.

Permasalahan yang ada adalah :

1. Penggunaan obat bainyak dijumpai tidak rasional sehingga mengganggu

perhitungan perencaan kebutuhan obat, menimbulkan penyakit baru dan

menyebabkan pemborosan,

2. Tenaga teknis yang kompeten belum memadai jumlahnya,

3. Anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk pemenuhan

kebutuhan obat sangat kecil, sehingga hanya menggantungkan anggaran

dari DAK, yang bisa menyebabkan terjadinya kekurangan obat,

4. Pelayanan Kefarmasian belum dilaksanakan secara optimal di fasilitas

pelayanan kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 52

21). Penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan

Masyarakat Jawa Timur yang sudah memiliki Jaminan Kesehatan dapat

dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel. 2.14.

Jumlah penduduk yang punya jaminan kesehatan

No Kepesertaan Jumlah Jiwa

2010

Jumlah Jiwa

2011

Jumlah Jiwa

2012

Jumlah Jiwa

2013

1 Jamkesmas ( Maskin

Kuota )

10.710.051 10.710.051 12.586.401 14.001.871

2 Dijamin Prov, Kab/

Kota (Maskin Non

Kuota/Jamkesda )

1.257.572 1.257.572 1.257.572 707.305

3 Askes PNS 2.950.395 3.042.829 2.176.478 2.163.139

5 Jamsostek 539.047 698.482 822.121 922.369

6 TNI/POLRI 60.207 60.427 62.333 243.389

7 Asuransi Komersial 1.635.763 1.572.112 2.083.939 2.083.939

Jumlah penduduk yang

tercover

17.098.163

(45%)

17.281.046

(46,1%)

18.988.844

(49,94%)

20.122.012

(52,51%)

Belum tercover

Jaminan Kesehatan

20.333.857

(55%)

20.194.965

(53,89%)

19.037.706

(50,06%)

18.196.779

(47,48%)

Jumlah Total Penduduk 37.432.020 37.476.011 38.026.550 38.318.791

Dari data diatas bisa kita lihat bahwa dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi

peningkatan penduduk yang tercover jaminan kesehatan. Pencapaian

tersebut untuk tahun 2011 dan 2013 masih dibawah angka dari Rencana

Strategis tahun 2009 s/d 2014, yaitu tahun 2011 sebesar 50%, 2012

sebesar 55% dan 2013 sebesar 60%. Hal tersebut disebabkan masih

kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asuransi kesehatan

dan perusahaan asuransi komersial belum mau terbuka dengan

keanggotaannya, sehingga masih sedikit sekali Perusahaan Asuransi

kesehatan swasta yang mau memberikan datanya. Kondisi tersebut masih

terjadi di Tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan penduduk yang

mempunyai jaminan kesehatan sebesar 9%, dengan bertambahnya sasaran

Jamkesmas, Jamsostek, TNI/POLRI dan Asuransi komersial, tetapi kondisi

tersebut masih belum bisa memenuhi target Renstra.

Dengan adanya program JKN oleh BPJS mulai 1 Januari 2014 target renstra

sebesar 70% diharapkan bisa terpenuhi. Oleh karena adanya kebijakan JKN

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 53

oleh Pemerintah Pusat yang bersifat wajib bagi semua masyarakat untuk

mempunyai jaminan kesehatan. Sosialisasi program JKN akan lebih banyak

diberikan kepada masyarakat baik melaluli media–media maupun

pertemuan–pertemuan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 54

Tabel 2.15.

Anggaran dan Realisasi APBD Dinas Kesehatan

No Uraian

Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke-

Rasio antara realisasi dan anggaran

tahun ke-

Rata-rata

pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013

2009 2010 2011 2012 2013

2009 2010

201

1 2012 2013 Anggaran Realisasi

1 Dana Ex Rutin

18.741.075

.000

11.815.565

.000

15.725.69

1.250

17.532.732.

000

11.392.400

.500

14.848.675

.115

10.635.146

.594

13.266.730

.149

15.591.810

.884

10.185.305

.714

9,46

3,43

4,43

0,52

6,82

(1.469.73

4.900)

(932.673

.880)

Program

Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

14.324.525

.000

10.566.565

.000

11.855.23

8.650

11.310.469.

347

9.952.400.

500

12.203.809

.785

9.463.820.

279

10.690.907

.374

10.056.514

.138

8.849.737.

314

7,78

3,05

3,57

0,34

5,93

(874.424.

900)

(670.814

.494)

Program

Peningkatan

Sarana dan

Prasarana

Aparatur

4.416.550.

000

1.249.000.

000

3.650.452.

600

6.042.262.6

53

1.240.000.

000

2.644.865.

330

1.171.326.

315

2.364.472.

775

5.355.296.

746

1.155.568.

400

1,69

0,38

0,79

0,18

0,77

(635.310.

000)

(297.859

.386)

Program

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

Pemerintah

Daerah

-

-

220.000.0

00

180.000.00

0

200.000.00

0

-

-

211.350.00

0

180.000.00

0

180.000.00

0

-

-

0,07

0,01

0,12

40.000.0

00

36.000.0

00

2 Dana Ex

Pembangunan

102.754.88

7.883

267.294.50

3.215

254.059.3

24.750

248.660.84

7.200

112.221.45

2.500

83.157.333

.423

228.999.64

3.754

239.150.04

0.872

218.859.10

1.349

85.140.617

.095

52,98

73,87

79,7

7

73,42

57,01

1.893.31

2.923

396.656.

734

Program Obat

dan

Perbekalan

Kesehatan

8.011.000.

000

7.850.000.

000

19.255.78

5.000

16.320.943.

000

12.695.000

.000

5.813.703.

584

4.401.998.

823

16.525.524

.144

13.432.139

.754

12.247.397

.158

3,70

1,42

5,51

4,51

8,20

936.800.

000

1.286.73

8.715

Program Upaya

Kesehatan

Masyarakat

30.400.000

.000

23.370.000

.000

9.178.614.

000

7.843.894.7

00

6.363.312.

500

26.126.558

.520

19.003.749

.557

8.242.920.

450

7.271.599.

320

5.879.274.

608

16,65

6,13

2,75

2,44

3,94

(4.807.33

7.500)

(4.049.4

56.782)

Program

Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

5.200.000.

000

5.250.000.

000

3.851.279.

000

4.123.963.5

00

5.684.926.

500

3.308.969.

587

4.400.537.

585

3.244.707.

750

3.838.723.

330

5.181.597.

847

2,11

1,42

1,08

1,29

3,47

96.985.3

00

374.525.

652

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 56

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 55

No Uraian

Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke-

Rasio antara realisasi dan anggaran

tahun ke-

Rata-rata

pertumbuhan

2009 2010 2011 2012 2013

2009 2010 2011 2012 2013

2009 2010

201

1 2012 2013 Anggaran Realisasi

Program

Perbaikan Gizi

Masyarakat

7.600.000.

000

8.351.225.

000

9.716.460.

000

7.619.200.0

00

5.075.000.

000

6.289.042.

650

7.154.609.

125

3.056.368.

820

2.914.680.

910

4.424.502.

751

4,01

2,31

1,02

0,98

2,96

(505.000.

000)

(372.907

.980)

Program Upaya

Kesehatan

Perorangan

21.063.085

.383

4.140.000.

000

3.283.813.

000

2.937.668.0

00

2.087.431.

800

16.702.627

.929

3.386.574.

779

2.879.932.

400

2.684.110.

865

1.893.934.

930

10,64

1,09

0,96

0,90

1,27

(3.795.13

0.717)

(2.961.7

38.600)

Program

Manajemen

dan Kebijakan

Pembangunan

Kesehatan

7.640.000.

000

187.859.45

6.975

181.186.3

46.000

178.355.22

5.000

61.572.622

.500

5.538.045.

295

164.327.97

7.518

179.903.49

1.953

160.319.34

2.687

38.835.755

.636

3,53

53,01

60,0

1

53,78

26,01

10.786.5

24.500

6.659.54

2.068

Program

Sumber Daya

Kesehatan

6.100.000.

000

7.700.000.

000

7.643.870.

750

13.400.951.

500

2.554.372.

500

5.595.444.

507

6.749.812.

289

7.003.162.

573

12.397.502

.096

1.930.485.

081

3,56

2,18

2,34

4,16

1,29

(709.125.

500)

(732.991

.885)

Program

Lingkungan

Sehat

3.000.000.

000

4.250.000.

000

5.000.000.

000

2.946.842.5

00

2.500.000.

000

2.835.093.

561

4.112.004.

165

4.905.207.

935

2.915.137.

300

2.464.258.

092

1,81

1,33

1,64

0,98

1,65

(100.000.

000)

(74.167.

094)

Program

Pencegahan

dan

Pemberantasa

n Penyakit

13.740.802

.500

18.523.821

.240

14.943.15

7.000

15.112.159.

000

13.688.786

.700

10.947.847

.790

15.462.379

.913

13.388.724

.847

13.085.865

.087

12.283.410

.992

6,98

4,99

4,47

4,39

8,23

(10.403.1

60)

267.112.

640

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 56

Dinas Kesehatan mendapat APBD tahun 2009-2013 antara Rp 121– Rp

279 Milyar. Alokasi tersebut meningkat di Tahun 2010 karena adanya

penambahan anggaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin

(jamkesda) dari tahun 2010 - 2012 sebesar Rp 170 Milyar. Pada tahun 2013

karena sebagian besar peserta jamkesda masuk menjadi peserta jamkesmas

(pembiayaan APBN) dan Dinas Kesehatan provinsi tidak lagi membiayai

pelayanan kesehatan bagi pemegang surat pernyataan miskin (SPM)

seluruhnya dibebankan pada dinas kabupaten/kota yang merujuk ke Rumah

Sakit Provinsi dan UPT sehingga anggaran jamkesda dikurangi menjadi Rp 55

Milyar.

Alokasi diluar jamkesda juga menurun karena sebagian APBD mulai tahun

2010 sampai tahun 2013 dengan aturan hibah dan bansos harus ditransfer

ke kabupaten/kota melalui bantuan keuangan. Utamanya untuk program

prioritas seperti ponkesdes dengan rata –rata yang ditransfer sebesar Rp 25

Milyar.

Grafik. 2.18.

APBD Dinas Kesehatan Provinsi dengan atau tanpa anggaran Jamkesda

Grafik 2.19. Anggaran dan Penyerapan APBD Tahun 2009-2013

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 57

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

2.4.1 Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra

SKPD provinsi(untuk kabupaten/kota)

Komparasi capaian Renstra Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan

Kabupaten/kota dapat dijelaskan dalam tabel 2.13. Capaian Renstra

Kabupaten/Kota tidak bisa ditayangkan karena apa yang dihasilkan Dinas

Kesehatan Provinsi adalah merupakan capaian rata-rata atau total dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan untuk Renstra Kementrian Kesehatan

tidak semua bisa sama dengan indikator Dinas Kesehatan Provinsi. Beberapa

indikator adalah indikator specifik daerah Jawa Timur.

Tabel 2.16.

Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota

terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L

NO INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN SASARAN

RENSTRA SKPD

KABUPATEN/ KOTA

CAPAIAN SASARAN PADA

RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak

langsung dr koordinasi dan

fasilitasi Dinkes Provinsi)

CAPAIAN SASARAN

PADA RENSTRA K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Cakupan pertolongan

persalinan oleh

tenaga kesehatan

yang memiliki

kompetensi

kebidanan

Capaian cakupan Linakes

untuk Provinsi Jawa Timur

pada tahun 2012 adalah

94,4. Angka ini di bawah

target yang telah

ditentukan, yakni 94%.

Cakupan proses

persalinan yang

ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih

ditargetkan sebesar

90% pada tahun 2014

dan sejak tahun 2010

telah menunjukkan

capaian yang melebihi

target tahunan. Tahun

2010 tercapai 84,78%

dari target 84%,tahun

2011 dengan target

86% tercapai 86,38%,

dan hingga Juni

2012 telah tercapai

45,22% dari target 88%

pada tahun 2012

2 Cakupan bayi

parpurna

Capaian cakupan Linakes

untuk Provinsi Jawa Timur

pada tahun 2012 adalah

89,14%. Angka ini di

bawah target yang telah

ditentukan, yakni 94%.

Cakupan proses

persalinan yang

ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih

ditargetkan sebesar

90% pada tahun 2014

dan sejak tahun 2010

telah menunjukkan

capaian yang melebihi

target tahunan. Tahun

2010 tercapai 84,78%

dari target 84%,tahun

2011 dengan target

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 58

NO INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN SASARAN

RENSTRA SKPD

KABUPATEN/ KOTA

CAPAIAN SASARAN PADA

RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak

langsung dr koordinasi dan

fasilitasi Dinkes Provinsi)

CAPAIAN SASARAN

PADA RENSTRA K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

86% tercapai 86,38%,

dan hingga Juni

2012 telah tercapai

45,22% dari target 88%

pada tahun 2012

3 Persentase

Puskesmas yang

menjadi Puskesmas

rawat inap standar

Sampai Tahun 2013,

Puskesmas yang menjadi

Puskesmas rawat inap

standar 84 (22,22%)

Kegiatani ini specifik

Jawa Timur

4 Persentase

Puskesmas Rawat

Inap menjadi

Puskesmas rawat

inap PLUS

Sampai tahun 2013,

Puskesmas PLUS yang

terbentuk meningkat

menjadi 48 (12,7)

Puskesmas PLUS

Kegiatani ini specifik

Jawa Timur

5 Persentase Pustu

yang menjadi Pustu

yang layani gawat

darurat dan observasi

Pustu dengan

kemampuan penanganan

gawat darurat dan

melakukan observasi

telah terbentuk sebanyak

175(7,7%) sampai

dengan tahun 2012

Kegiatani ini specifik

Jawa Timur

6 Persentase Polindes

menjadi Ponkesdes

Hingga tahun 2012,

jumlah Ponkesdes yang

terbentuk adalah

sebanyak 3.222 (55,79%)

unit.

Kegiatani ini specifik

Jawa Timur

7 Persentase posyandu

dengan strata

PURI(Purnama-

Mandiri)

Capaian Posyandu

PURI tertinggi di

kabupaten Jember

93,39 % dan Kota

Blitar 93,87%

Tingkat perkembangan

Posyandu PURI dari tahun

ke tahun menunjukkan

peningkatan. Pada tahun

2010 (50,29%), tahun

2011 (54,07%) tahun

2012 (60,28%) dan tahun

2013 (62,37%. Sehingga

terdapat kenaikan 2,09 %

dari tahun 2012 ke tahun

2013.

Kegiatani ini specifik

Jawa Timur

8 Persentase Desa

Siaga aktif

Terdapat 20

Kabupaten/Kota

sudah mencapai Desa

Siaga 100%

Jumlah Desa/ Kelurahan

Siaga di Jawa Timur 8.497

desa/kel dari 8.505

desa/ kel yang ada.

Tahun 2013 jumlah Desa

Siaga Aktif 8.117

desa/kel sebesar 95,4%

Target Desa Siaga Aktif

Nasional Tahun 2013

sebesar 60%.

Sedangkan capaian

Desa Siaga Aktif Tahun

2013 sebesar 67,1%

9 Persentase Rumah

Sakit Pemerintah

menyelenggarakan

PONEK

Dari 38 Kab/Kota,

terdapat 1 kab/kota

yang RS

Pemerintahnya belum

terlatih PONEK yaitu

Kota Pasuruan, dan

terdapat 8 RS

pemerintah yang

Pencapaian RS PONEK

mengalami peningkatan

sebesar 23% dari tahun

2010 hingga tahun 2013

dan masih terdapat 7

RSUD yang masih belum

terlatih PONEK yaitu:

RSUD Dr R Soedarsono

Jumlah RS di Indonesia

yang terlatih PONEK

sebanyak .....RS dari

759 RS di Indonesia

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 59

NO INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN SASARAN

RENSTRA SKPD

KABUPATEN/ KOTA

CAPAIAN SASARAN PADA

RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak

langsung dr koordinasi dan

fasilitasi Dinkes Provinsi)

CAPAIAN SASARAN

PADA RENSTRA K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

belum terlatih PONEK

adalah RS Kota

Pasuruan RS RA

Basuni Mojokerto, RS

Kertosono Nganjuk,

RS Ngimbang, RS

Lawang, RS Dolopo,

RS Besuki, RS Tongas

Pasuruan, RSUD RA

Basuni Mojokerto, RSUD

Kertosono, RSUD

Ngimbang, RSUD Lawang,

RSUD Dolopo, RSUD Ploso

Jombang dan 1 RS baru

yaitu RSUD Besuki

Situbondo. Keterbatasan

SDM spesialistik

khususnya dokter

spesialis obgyn dan

dokter spesialis anak yang

full timer masih menjadi

permasalahan RS

Pemerintah belum

mampu PONEK 24 jam

10 Persentase Rumah

Sakit Pemerintah

terakreditasi

Semua RS Pemerintah

di 38 Kab/Kota sudah

terakreditasi versi

2007, hanya ada 4 RS

yang belum

terakreditasi yaitu

RSUD Lawang di Kab

Malang, RSUD

Ngimbang di Kab

Lamongan, RSUD

Besuki di Kab

Situbondo, RSUD

Ploso di Kab Jombang

karena merupakan RS

baru kelas D

Terdapat peningkatan

jumlah RS yang

terakreditasi dari 60 %

menjadi 90 % pada tahun

2011, 95 % pada tahun

2012 tetapi pada tahun

2013 capaiannya 88 %

karena adanya

penambahan RS

pemerintah

Jumlah RS yang

terakretasi di Indonesia

adalah 52 % yaitu dari

2228 di Indonesia

sebanyak 1283 RS

(Data SIRS Online)

11 Pesentase balita

ditimbang berat

badannya (D/S)

Persentase D/S tahun

2013 tertinggi di Kota

Pasuruan sebesar

86,0% dan terendah di

Kota Mojokerto

sebesar 56,3%

Capaian angka D/S di

Jawa Timur tahun 2013

adalah sebesar 74,2%

dari target 85%

Target yang ditetapkan

untuk tahun 2014

adalah 85%. Capaian

tahun 2010 sebesar

67,9%, kemudian naik

menjadi 71,4% pada

tahun 2011, tahun

2012 69,6% dan tahun

2013 sebesar 74,2%

12 Cakupan

Desa/Kelurahan

Universal Child

Immunization (UCI)

Cakupan desa/kelurahan

UCI di Jawa Timur tahun

2012 sebesar 73,02%

dimana angka ini

mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2011

(54,62%).

Pencapaian UCI desa

secara nasional pada

tahun 2012 belum

mencapai target, yaitu

79,3% (target ≥ 90%)

13 Angka keberhasilan pengobatan peny.TB

Angka keberhasilan

pengobatan yang

tersendah pada tahun

2012 adalah Kota

Hasil pengobatan TB di

Provinsi Jawa Timur

menunjukkan angka yang

cukup baik, karena telah

Angka keberhasilan

pengobatan di tingkat

nasional ditargetkan

minimal sebesar 85%.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 60

NO INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN SASARAN

RENSTRA SKPD

KABUPATEN/ KOTA

CAPAIAN SASARAN PADA

RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak

langsung dr koordinasi dan

fasilitasi Dinkes Provinsi)

CAPAIAN SASARAN

PADA RENSTRA K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

Batu (64%) dan yang

tertinggi adalah Kab.

Bojonegoro (97,2%)

mencapai angka

keberhasilan pengobatan

lebih dari 90% (tahun

2013 sebesar 91%)

Pada tahun 2012

Angka yang dicapai

adalah

14 Angka kematian DBD Angka kematian DBD

di Kabupaten Kota di

Jawa Timur pada

tahun 2013 yang

tertinggi terjadi di

Kabupaten Mojokerto

(6,45%) dan yang

paling rendah ada di 6

Kabupaten /kota (0%)

Angka kematian DBD Di

Jawa Timur tahun 2013

adalah 1,05% (lebih

rendah daripada tahun

2014 yang sebesar

1,46%)

Angka kematian DBD

Nasional di tahun 2012

adalah 0,9%. Angka

tertinggi ada di Provinsi

Papua (12,50%) dan

yang terendah di

Provinsi Sulawesi Barat

dan Maluku (0%). Jawa

Timur menempati

urutan ke 11 sebagai

provinsi dengan angka

kematian DBD tertinggi

15 %ODHA yang mendapatkan ARV

Pelayanan ODHA yang

mendapat ARV tidak

berbasis kab/ko,

namun berbasis

layanan rumah sakit

ODHA yang mendapat ARV

di tahun 2012 sebesar

71%

Capaian ODHA yang

memperoleh ARV tahun

tahun 2012 capaiannya

adalah 53%

16 API Malaria Kabupaten dan Kota

dengan API tertinggi

adalah Kab.

Trenggalek (0,46 di

tahun 2012)

Angka Annual Parasite

Incidence (API) Malaria

Jawa Timur pada tahun

2012 mencapai 0,12 per

1.000 penduduk beresiko

(target <1)

Capaian API pada tahun

2010 sebesar 2 per

1.000 penduduk dan

tahun 2011 sebesar

1,75 per 1.000

penduduk. Untuk Juni

2012 API menunjukkan

angka 0,63 dari target

sebesar 1,25

17 RFT rate Kusta Kabupaten dengan

RFT terbaik adalah

Kota Blitar, Kota

Mojokerto, Kota

Madiun dan Kota

Pasuruan dengan

capaian sebesar 100%

sedangkan yang

terendah adalah

Pacitan (68%)

Pada tahun 2010,

capaian RFT Kusta Tipe

MB adalah 89% dari

target 90%, sedangkan

RFT Kusta Tipe PB,

capaian pada tahun 2012

adalah 93% dari target

95%

Angka RFT secara

Nasional pada tahun

2012 adalah 89,6%

18 Akses sanitasi dasar Capaian akses sanitasi

dasar yang layak pada

tahun 2012 sudah

tercapai 57,11% dari

target 62,41%

Pemenuhan sanitasi

dasar masyarakat

dilakukan melalui

program Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat

(STBM)

Target tahun 2014

sebanyak 20.000 desa

menerapkan STBM dan

capaian tahun 2010

menunjukkan capaian

sebanyak 2.510 desa,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 61

NO INDIKATOR KINERJA

CAPAIAN SASARAN

RENSTRA SKPD

KABUPATEN/ KOTA

CAPAIAN SASARAN PADA

RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak

langsung dr koordinasi dan

fasilitasi Dinkes Provinsi)

CAPAIAN SASARAN

PADA RENSTRA K/L

(1) (2) (3) (4) (5)

tahun 2011 sebanyak

6.235, dan hingga Juni

2012 sebanyak 7.325

desa sudah

menerapkan STBM.

19 Akses Jamban sehat Cakupan akses Jawa

Timur berdasarkan jumlah

Kepala Keluarga (KK)

diperiksa (52,90% dari KK

yang ada), KK yang

memiliki jamban sebesar

91,16% dan yang sehat

sebesar 69,36%.

Capaian masyarakat

yang menggunakan

jamban sehat pada

tahun 2010 tercapai

55,55% dan tahun

2011 tercapai 55,60%

dari target 75% sampai

dengan tahun 2014

20 Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi

Kab/kota tidak punya

kewenangan

kompetensi

Persentase kelulusan uji

kompetensi exit exam

pada tahun 2013 di Jawa

Timur sebesar 68,97 %

Angka uji kompetensi

exit exam pada tahun

2013 Pusat telah

mencapai 59,8%.Mulai

tahun 2014 uji ini

ditarik menjadi

21 Persentase obat

sesuai kebutuhan

tersedia di kab/kota

Persentase

ketersediaan obat

rata-rata di

kabupaten/kota

mencapai 90 %

(perhitungan terhadap

144 item obat)

Persentase ketersediaan

obat secara regional Jawa

Timur rata-rata mencapai

94,81%, yang berarti

bahwa dari 144 item obat

dapat terpenuhi 94,81%

Persentase

ketersediaan obat dan

vaksin menunjukkan

hasil

yang baik di mana pada

tahun 2012 capaiannya

102,5% dari target,

tahun

2013 capaiannya

102,35% dari target.

Pada tahun 2014,

hingga semester

I telah tercapai 74,44%

dari target

22 % penduduk yang

memiliki Jaminan

Kesehatan

Sampai dengan akhir

tahun 2012 masyarakat

Jawa timur yang telah

tercover dalam program

jaminan kesehatan

sebanyak 49,94% sedang

masyarakat yang masih

belum tercover dalam

jaminan kesehatan

sebesar 50,06%.

Ditargetkan 59%

masyarakat pada tahun

2010 mendapatkan

perlindungan

jaminan kesehatan

namun capaian saat itu

hanyalah 50,1%;

demikian pula pada

tahun 2011 dari target

70,3% hanya 64,48%

masyarakat yang

mendapatkan akses;

capaian tahun 2012

masih sama dengan

tahun 2011 dan

dibawah target yaitu

86,4% masyarakat

* Sumber : Laporan program Dinas Kesehatan dan Midterm Review Renstra Kemenkes Tahun 2010-

2014

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 62

2.4.2. Hasil telaahan terhadap RTRW

Berdasarkan Hasil Telahaan Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur

menunjuukan baha Jawa Timur mengembangan Struktur Tata Ruang Wilayah,

Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mendukung pengembangan

yang berbasis agribisnis dyang mendukung fungsi kawasan seperti kawasan

peternakan, perkebunan, perdagangan dan pariwisata.

Tabel. 2.17.

Hasil Telahaan Struktur Ruang Wilayah

No

Rencana

Struktur Ruang

Struktur

Ruang

Saat ini

Indikasi Program

Pemanfaatan Ruang

pada periode

perencanaan

Berkenaan

Pengaruh Rencana

Struktur Ruang

terhadap

Kebutuhan

Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi

Pengembangan

Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terwujudnya

ruang wilayah

Provinsi

berbasis

agribisnis dan

jasa komersial

yang berdaya

saing global

dalam

pembangunan

berkelanjutan”.

Dengan fokus strategis

untuk aspek kesehatan

adalah memberikan

pelayanan kesehatan

dalam rangka

pengembangan

kawasan budidaya

Berdasarkan

rencana tata ruang

wilayah (RTRW)

untuk Aspek

Kesehatan

diharapkan dapat :

Mendukung fungsi

dari kawasan

Pengembangan

kawasan

pertanian,

perkebunan,

peternakan,

perikanan,

pertambangan,

industri,

pariwisata,

permukiman,

kawasan andalan

dan kawasan

budidaya lainnya

Dinas Kesehatan

menyiapkan

pelayanan

kesehatan kepada

masyarakat sesuai

rencana Rencana

pengembangan

kawasan

permukiman yang

terkait dengan

pengembangan

industri,

pertambangan,

pelabuhan,

perdagangan,

pariwisata,

kawasan rawan

bencana.

Yang sudah ada

saat ini adalah :

Puskesmas/pustu/

ponkesdes di

kawasan

pemukiman.

Puskesmas

pariwisata

Puskesmas daerah

bencana.

Dan yang lain

dikembangkan

kemudian sesuai

dengan kawasan

masing-masing.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 63

No

Rencana

Struktur Ruang

Struktur

Ruang

Saat ini

Indikasi Program

Pemanfaatan Ruang

pada periode

perencanaan

Berkenaan

Pengaruh Rencana

Struktur Ruang

terhadap

Kebutuhan

Pelayanan SKPD

Arahan Lokasi

Pengembangan

Pelayanan SKPD

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Namun demikian

koordinasi

pengembangan

pelayanan harus

memperhatikan

pengembangan dan

kemampuan

pelayanan

kesehatan di

Kabupaten/kota

2.4.3. Hasil analisis terhadap KLHS

Dalam upaya mendukung Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Bappeda Prov. Jawa Timur) khusunya berkaitan

dengan pelayanan kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 64

Tabel 2.18.

Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

No Aspek Kajian Implikasi terhadap

Pelayanan SKPD

Catatan bagi

Perumusan Program

Dan Kegiatan SKPD

1 Kapasitas daya

dukung dan daya

tampung

lingkungan hidup

untuk pembangunan

Kegiatan pemenuhan

sarana dan prasarana

untuk pembangunan

gedung adminsitrasi dan

gedung pelayanan dasar

dan rujukan

Program UKP dan UKM di

Dinas Kesehatan dan seluruh

UPTnya

2 Perkiraan mengenai

dampak dan risiko

lingkungan hidup

Kegiatan Peningkatan

SPAL , (Sarana

Pembuangan Air Limbah)

utamanya limban rumah

tangga. Kegiatan

Peningkatan sarana air

bersi dan jamban

keluarga

Program Lingkungan Sehat di

Dinas Kesehatan dan seluruh

UPTnya

3 Kinerja layanan/jasa

ekosistem

4 Efisiensi pemanfaatan

sumber daya alam

5 Tingkat kerentanan

dan kapasitas

adaptasi

terhadap perubahan

iklim

Kegiatan pemantauan

dan pengamatan

terhadap perkembangan

penyakit berbasis yang

berkaitan dengan

iklim/cuaca

Program Pengendalian

penyaikit

6 Tingkat ketahanan

dan potensi

keanekaragaman

hayati

Kegiatan peningkatan

Keluarga Sadar Gizi

(Kadarzi). Kegiatan

pengembangan tanaman

obat

Program Perbaikan Gizi dan

Pengembangan tanaman

Obat ( UPT Balai Materia

Medika)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 65

BBAABB IIIIII

IISSUU--IISSUU SSTTRRAATTEEGGIISS BBEERRDDAASSAARRKKAANN TTUUGGAASS DDAANN FFUUNNGGSSII

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan

kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dari

kondisi yang ada, maka identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan

fungsi RS adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

Aspek

Kajian

Capaian/

Kondisi

Saat Ini

Standar

Yang

Digunakan

Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan

Pelayanan

SKPD

Internal

(Kewenangan

SKPD)

Eksternal

(Diluar Kewenangan

SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Hasil

analisis

gambaran

pelayanan

SKPD

1. Masih

tingginya

Angka

Kematian

Bayi

MDGs 1. SDM

Kesehatan

belum

memadai

2. Fasilitas /

Sarana

prasarana

belum

memadai

3. Sistem

Rujukan

belum optimal

4. Pembiayaan

Kesehatan

masih kurang

5. Policy/

Regulasi

masih kurang

6. Koordinasi

lintas program

belum terpadu

1 1

2 2

3 3

4 4

3

.

Lulusan Institusi

Pendidikan belum siap

pakai

Belum semua

Organisasi Profesi

melaksanakan standar

kompetensi bagi

anggotanya

Kesadaran masyarakat

tentang kesehatan

belum maksimal

Dukungan lintas sektor

masih kurang

1. Kompeten

si, jumlah

dan

distribusi

kurang

2. Mutu

pelayanan

kesehatan

tidak

memenuhi

standar

3. Sistem

Rujukan

belum

optimal

2. Masih

lambatnya

penurunan

Angka

Kematian

Ibu

Renstra

2009-

2014

Masih

adanya

balita

kurang

buruk dan

stunting

Renstra

2009-

2014

1. SDM

Kesehatan

belum

mencukupi

2. Fasilitas /

Sarana

prasarana

3. Sistem

Rujukan

4. Pembiayaan

Kesehatan

5. Regulasi

1. Ketersediaan Pangan

2. Pengetahuan

masyarakat

3. Dukungan Lintas

Sektor

4. Kemiskinan

1. Asupan

gizi yang

rendah

2. Adanya

penyakit

infeksi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 66

Aspek

Kajian

Capaian/

Kondisi

Saat Ini

Standar

Yang

Digunakan

Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan

Pelayanan

SKPD

Internal

(Kewenangan

SKPD)

Eksternal

(Diluar Kewenangan

SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

6. Dukungan

lintas program

Masih

tingginya

penyakit

menular,

tidak

menular

dan

bencana

Renstra

2009-

2014

1. SDM Program

masih belum

memadai dan

kompeten

2. Pembiayaan

Program

belum

memadai

3. Logistik

Program

kurang

4. Ketersediaan

alat diagnosis

dan terapi

masing kurang

5. Standar

Petunjuk

teknis

6. Fasilitas

pelayanan

kesesehatan

7. Sistem

Rujukan

8. Belum semua

didukung

Regulasi

1. Perubahan Iklim

2. Gaya hidup

3. Perubahan

Virulensi agen

penyakit

4. Pola resistansi

agen penyakit

5. Regulasi

6. Dukungan lintas

sektor

7. Lingkungan tidak

sehat

8. Kemudahan

Transportasi

9. Migrasi penduduk

10. Tingkat

pengetahuan

masyarakat

11. Komitmen

Organisasi profesi

masih kurang

mendukung

1. Pergantian

petugas

program

yang tidak

diimbangi

dengan

kesiapan

petugas

yang baru

2. Pembiayaan

masih

belum

memenuhi

kebutuhan

minimal

untuk

program

3. Perubahan

iklim yang

mempe

ngaruhi

virulensi

agen

4. Akses

layanan

yang

terhambat

karena

keterbatas

an jumlah

fasilitas

pelayanan

kesehatan

dan

hambatan

dalam

sistem

rujukan

untuk

penyakit

tertentu

5. Ketersedia

an logistik

program

yang

belum

terpenuhi

secara

terus

menerus

6. Kemudahan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 67

Aspek

Kajian

Capaian/

Kondisi

Saat Ini

Standar

Yang

Digunakan

Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan

Pelayanan

SKPD

Internal

(Kewenangan

SKPD)

Eksternal

(Diluar Kewenangan

SKPD)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

transportasi

dan migrasi

penduduk

yang

menyebabk

an

penyebaran

penyakit

menular

7. Pola hidup

yang tidak

sehat

menyebab

kan

peningkata

n risiko

penyakit

tidak

menular

Tingginya

kasus

gangguan

jiwa

Kebijakan

Nasional

dan

Provinsi

1. SDM

Kesehatan

terbatas dan

kurang

kompeten

2. Fasilitas /

Sarana

prasarana

penanganan

dasar belum

ada

3. Ketersediaan

obat belum

memadai

4. Sistem

Rujukan

5. Pembiayaan

Kesehatan

terbatas

6. Belum ada

Regulasi

1. Belum ada koneksi

Institusi Pendidikan

dengan program

2. Organisasi Profesi

khusunya pemyakit

kejiwaan yang ada

belum sinergis

3. Stigma masyarakat

tentang pasien

gangguan jiwa

4. Belum sinergis

dukungan lintas

sektor

5. 1. Stigma

masyarakat

terhadap

pasien jiwa

masih kuat

2. Terbatasnya

sarana

prasarana

perawatan

pasien jiwa

3. Kurangnya

tenaga

kesehatan

yang

mampu

menangani

pasien jiwa

4. Terbatasnya

sarana dan

prasana

untuk

kesehatan

jiwa

Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengaruhi tugas pokok dan fungsi

internal maupun eksternal Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, permasalahan

yang ada adalah sebagai berikut:

1. Kompetensi, jumlah dan distribusi tenaga kesehatan kurang,

2. Kualitas/mutu pelayanan kesehatan belum memenuhi standar;

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 68

3. Sistem rujukan kesehatan Provinsi Jawa Timur belum optimal;

4. Konsumsi/asupan zat gizi yang masih rendah di tambah dengan adanya

penyakit infeksi yang mendorong balita kekurangan gizi/menjadi gizi buruk;

5. Pergantian petugas kesehatan/pengelola program di masing-masing

bidang/yang tidak diimbangi dengan kesiapan petugas yang baru;

6. Pembiayaan masih belum memenuhi kebutuhan minimal untuk meningkatkan

capaian kinerja kesehatan;

7. Perubahan iklim yang mempengaruhi virulensi agen;

8. Akses layanan yang terhambat karena keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan

kesehatan dan hambatan dalam sistem rujukan untuk penyakit tertentu;

9. Ketersediaan obat dan logistik program yang belum terpenuhi secara terus

menerus;,

10. Kemudahan transportasi dan migrasi penduduk yang menyebabkan penyebaran

penyakit menular;

11. Pola hidup yang tidak sehat menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak

menular;

12. Stigma masyarakat terhadap pasien jiwa, kusta dan lainnya;

13. Terbatasnya sarana prasarana perawatan pasien jiwa.

Setelah menemukan permasalahan dalam pelayanan yang dilakukan Dinas

Kesehatan, maka akan dilihat juga permasalahan atau isu-isu strategis secara luas

yaitu isu internasional, nasional, regional maupun isu lainnya yang berdampak baik

langsung maupun tidak langsung yang akan mendorong atau menghambat dalam

pelayanan. Ada 25 isu strategis yang dijelaskan dalam yang Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)

Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/ Lokal Lain-Lain

(1) (2) (3) (4)

1. AFTA ( Asean Free

Trade Area)

2. MDGS (Millenium

Developments Goals)

3. Universal Coverage

4. Frame Convention on

1. Otonomi Daerah

2. Regulasi Kementrian

kesehatan belum

semua mendukung

Daerah

3. Jumlah fasilitas

pelayanan kesehatan

yang berkembang

1. Semakin banyaknnya

jumlah tenaga kesehatan

dan tidak Kompeten

2. Belum adanya

pemerataan tenaga

kesehatan

3. Perijinan, standarisasi dan

akreditasi pelayanan

falititas pelayanan

-

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 69

Isu Strategis

Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/ Lokal Lain-Lain

(1) (2) (3) (4)

5. Tobacco Control

(FTCT)

6. Global Warming

(Pemanasan Global)

7. Konvensi ILO

AEC (ASEAN Economic

Community)

8. Hak Azazi Manusia

(HAM)

pesat

4. Kebijakan JKN

5. Indikator MDGS yang

berakhir tahun 2015

dan ada beberapa

yang masih off track

6. Kebijakan Cukai dan

Pajak Rokok

7. Perubahan

lingkungan

menyebabkan

bencana alam dan

sosial

8. Pengarusutamaan

Gender

kesehatan

4. Persaingan fasilitas

pelayanan kesehatan

5. Belum semua masyarakat

menjadi peserta jaminan

kesehatan

6. Kerjasama lintas sektor

dalam upaya kesehatan

belum optimal

7. Tingginya perilaku

merokok dan pola makan

tidak sehat

8. Kondisi lingkungan umum,

lingkungan kesehatan

kurang mendukung.

9. Perubahan Gaya Hidup,

konsumsi makanan dan

bahan makanan tambahan

dengan pegawasan yang

belum optimal

10. Penutupan Lokalisasi

3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur

Berdasarkan Visi, Misi dan Program, Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD

2014-2019, maka Dinas Kesehatan menindaklanuti Visi:“Jawa Timur Lebih

Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing” dan Misi: “Makin

Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik”. Utamanya Misi I yaitu meningkatkan

kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Kemudian dijabarkan dalam faktor

penghambat dan pendorong sesuai dengan tupoksi Dinas Kesehatan sebagai

berikut:

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 70

Tabel 3.3. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program

Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur

Visi:“Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing”

Misi : “Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik”

No

Misi Dan Program

Gubernur Dan Wakil

Gubernur Jawa Timur

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

Misi 1 : Meningkatkan

kesejahteraan rakyat

yang berkeadilan

Fokus Program :

1. Meningkatkan

perluasan pelayanan

kesehatan pondok

bersalin desa

(polindes) menjadi

pondok kesehatan

desa (poskesdes)

untuk lebih

mendekatkan

pelayanan kesehatan

bagi masyarakat

desa.

2. Mengembangkan

Jaminan Kesehatan

Semesta bagi

seluruh penduduk

Jawa Timur

3. Meningkatkan

kualitas kesehatan

ibu dan anak di

bawah lima tahun

melalui penguatan

dan Pengembangan

Taman Posyandu,

Pos Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) dan

Bina Keluarga Balita

(BKB)

4. Melanjutkan upaya

meminimalkan

hambatan keuangan

bagi penduduk

miskin dan rentan

dalam mengakses

memanfaatkan

pelayanan kesehatan

termasuk pelayanan

1. Masih tingginya

Angka Kematian

Bayi

2. Masih lambatnya

penurunan

Angka Kematian

Ibu

3. Belum

optimalnya akses

terhadap

kualitas

pelayanan

kesehatan dasar

dan rujukan

4. Adanya kantong-

kantong gizi

kurang di wilayah

Jawa Timur

5. Masih tingginya

kasus jiwa yang

dipasung

6. Masih tingginya

penyakit menular

dan tidak

menular

7. Masih rendahnya

akses terhadap

kualitas

lingkungan sehat

8. Masih belum

optimalnya

sediaan mutu,

manfaat, dan

keamanan

sediaan farmasi,

alkes &

INTERNAL :

1. SDM :

- Kompetensi

- Jumlah

tenaga

medis yang

kurang

2. Sarana dan

prasarana

belum

memadai

3. Pembiayaan

operasional

4. Obat dan

perbekalan

kesehatan

EKSTERNAL :

1. tindak lanjut

hasil

koordinasi

lintas sektor

belum optimal

2. provinsi jatim

rawan

bencana alam

3. pemberdayaan

masyarakat

dalam bidang

kesehatan

4. belum sinkron

dan

terpadunya

indikator

programlintas

sektor

INTERNAL :

- Jumlah SDM

bidan dan

perawat cukup

- Pergub no 4

tahun 2010

tentang

Ponkesdes

- Pergub no 63

tahun 2011

tentang PAUD

holistik integratif

- SK Gub No 188

tahun 2013

tentan

pelaksanaan

regional sistem

rujukan prov

jatim

- Perda no 11

tahun 2011

tentang

Perbaikan Gizi

- Perda HIV no 4

tahun 2005

tentang

Pengendalian

HIV

- Pergub DBD no

20 tahun 2011

tentang

Pengendalian

DBD di Jatim

- Perda 4 tahun

2008 tentang

Jamkesda

EKSTERNAL :

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 71

Visi:“Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing”

Misi : “Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik”

No

Misi Dan Program

Gubernur Dan Wakil

Gubernur Jawa Timur

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

kesehatan jiwa

5. Melanjutkan dan

memperkuat

revitalisasi program

keluarga berencana

untuk meningkatkan

kualitas hidup

keluarga

makanan

9. Belum

optimalnya

jumlah, jenis,

mutu,

pemerataan dan

pengembangan

sumber daya

kesehatan

10. Belum

optimalnya

pelaksanaan

Jaminan

Kesehatan

11. Belum

mencukupi

pembiayaan

kesehatan

dengan jumlah

mencukupi.

12. Belum

optimalisasi

pelaksanaan

manajemenpem

bangunan

kesehatan

- dukungan

kepala desa

melalui SK

penguatan desa

siaga

- kemitraan

strategis pihak

ketiga,

organisasi

kemasyarakatn

dan organisasi

profesi

- Permenkes 7

tahun 2012

tentang

Perpanjangan

bidan PTT

- Perpes 42

tahun 2013

tentang gerakan

nasional

percepatan

perbaikan gizi

3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Provinsi

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Timur tidak lepas dari kebijakan yang diluncurkan oleh Kementrian Kesehatan

(Kemenkes). Kebijakan Kemenkes sangat berpengaruh terhadap kebijakan

kesehatan di provinsi. Sasaran Indikator Kemenkes juga merupakan sasaran yang

harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk itu beberapa faktor

pendorong dan penghambat yang menyebabkan permasalahan di Dinas

Kesehatan Provinsi terkait Sasaran Kemenkes dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 72

Tabel. 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta

Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

No

Sasaran

Jangka

Menengah

Renstra K/L

Permasalahan

Pelayanan SKPD Provinsi

Sebagai Faktor

PENGHAMBAT PENDORONG

(1) (2) (3) (4) (5)

Renstra

Kementerian

Kesehatan

1. Lemahnya

sinkronisasi

perencanaan dan

penganggaran

pusat dan daerah

dalam hal

keterkaitan

program dan

pendanaan

2. Kualitas lulusan

tenaga kesehatan

belum siap pakai

3. Efektifitas dan

efisiensi

pemanfaatan

anggaran yang

seringkali tidak

tepat waktu

4. Akreditasi,

sertifikasi dan

registrasi menjadi

kewenangan pusat

1. Belum sinkronnya

menu program pusat

dengan prioritas

daerah

2. Belum ada

standarisasi

kompetensi lulusan

tenaga kesehatan

3. Pernebitan e-katalog

dan alat kesehatan

dari LKPP tidak tepat

waktu

4. Belum optimalnya

implementasi

perencanaan melalui

e-planning dan e-

renggar

5. Banyak daerah sulit

yang tidak termasuk

dalam kategori DTPK.

6. Regulasi yang

diterbitkan Kemenkes

hanya didasarkan

pada standar minimal

belum mengakomodir

kebutuhan

pengembangan

pelayanan kesehatan

di Jawa Timur

1. Akreditasi

institusi

pendidikan

kesehatan

2. Regulasi

tentang

Internship

lulusan dokter

umum

3. UU 14/2008

dan PP

61/2010

tentang

keterbukaan

informasi publik

mendorong

tranparansi dan

akuntabilitas

kinerja

pelayanan

kesehatan

3.4. Telaah Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Analisis KLHS

beserta Faktor Penghambat dan Pendorong KeberhasilanPenanganannya

No Hasil KLHS terkait dengan

tugas dan fungsi Dinas

Kesehatan

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

1. Pemenuhan sarana

dan prasarana untuk

pembangunan

gedung adminsitrasi

1. Pembangunan

kesehatan belum

berwawasan

lingkungan

1. Lemah

Koordinasi

dengan

sektor

1. Sasaran

Renstra

Kementerian

Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 73

No Hasil KLHS terkait dengan

tugas dan fungsi Dinas

Kesehatan

Permasalahan

Pelayanan SKPD

Faktor

Penghambat Pendorong

dan gedung

pelayanan dasar dan

rujukan

2. Peningkatan SPAL

(Sarana Pembuangan

Air Limbah)

3. Peningkatan sarana

air bersi dan jamban

keluarga

4. Pemantauan dan

pengamatan

terhadap

perkembangan

penyakit berbasis

yang berkaitan

dengan iklim/cuaca

5. Peningkatan Keluarga

Sadar Gizi (Kadarzi).

6. Pengembangan

tanaman obat

2. Belum ada juknis

tentang

pembangunan

berwawasan

lingkungan

3. Belum adanya

kesatuan gerak

dengan sektor

lain dalam

peningkatan

lingkungan sehat

terkait

lingkungan

2. Kurangnya

kompetensi

sumber

daya tenaga

adalah

pembangunan

berwawasan

kesehatan

2. Banyak lintas

sektor

mempunyai

tupoksi terkait

lingkungan

3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis

Dengan memperhatikan faktor-faktor dari pelayanan SKPD, yang mempengaruhi

permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi ditinjau dari :

1. Gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementerian Kesehatan

3. Implikasi RTRW bagi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi

4. Implikasi KLHS bagi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi

Metode penentuan isu-isu strategis dilakukan dengan cara pembobotan dan

penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.6

Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis

No. Kriteria Bobot

1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap

pencapaian sasaran Renstra

Kementerian/Prov/Kab/Kota

20

2 Merupakan tugas dan tanggungjawab SKPD 10

3 Dampak yang ditimbulkan terhadap publik 20

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 74

No. Kriteria Bobot

4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10

5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15

6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25

Berdasarkan penilaian isu-isu strategis berdasarkan skor diatas maka nilai skala dari

masing-masing isu strategis adalah sebagai berikut:

Tabel 3.7 Nilai Skala Kriteria

No. Isu Strategis Nilai skala kriteria ke- Total

skor 1 2 3 4 5 6

1. Masih cukup tingginya

Angka Kematian Bayi (AKB)

menurut standar MDGs

20 10 20 10 10 25 95

2. Lambatnya penurunan

Angka Kematian Ibu (AKI) 20 10 20 10 10 25 95

3. Belum optimalnya akses

terhadap kualitas

pelayanan kesehatan

dasar dan rujukan

16 10 16 8 12 20 82

4. Masih tingginya kasus jiwa

yang dipasung 17 8 20 10 12 25 92

5. Belum optimalnya

penanganan masalah gizi 19 8 20 10 13 23 93

6. Masih tingginya masalah

kesehatan yang

disebabkan oleh penyakit

menular, penyakit tidak

menular dan bencana

19 9 19 10 12 24 93

7. Masih rendahnya akses

terhadap kualitas

lingkungan sehat

17 8 17 7 12 22 83

8. Masih belum optimalnya

ketersediaan, mutu,

manfaat, dan keamanan

sediaan farmasi, alkes dan

makanan

16 8 16 7 14 20 81

9. Belum optimalnya jumlah,

jenis, mutu, pemerataan

dan pengembangan

sumber daya kesehatan

19 10 19 10 12 24 94

10 Belum optimalnya

pelaksanaan Jaminan

Kesehatan

15 7 14 6 10 22 74

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 75

Berdasarkan skala kriteria diatas, maka isu strategis yang ditetapkan adalah :

1. Masih cukup tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) menurut standar MDGs

2. Lambatnya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)

3. Belum optimalnya jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan pengembangan

sumberdaya manusia kesehatan

4. Belum optimalnya penanganan masalah gizi

5. Masih tingginya masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyakit menular,

penyakit tidak menular dan bencana

6. Masih rendahnya akses terhadap kualitas lingkungan sehat

7. Masih tingginya kasus jiwa yang dipasung

8. Belum optimalnya akses terhadap kualitas pelayanan kesehatan dasar dan

rujukan

9. Masih belum optimalnya ketersediaan, mutu, manfaat, dan keamanan sediaan

farmasi, alkes dan makanan

10. Belum optimalnya pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 76

BBAABB IIVV

VVIISSII,, MMIISSII,, TTUUJJUUAANN,, SSAASSAARRAANN,, SSTTRRAATTEEGGII DDAANN KKEEBBIIJJAAKKAANN

4.1 Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

4.1.1. Visi

Visi merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang

ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas

Kesehatan 2014 -2019 dilaksanakan melalui analisis dan teahaan pada bab-

bab sebelumnya. Visi Dinas Kesehatan merujuk pada visi Gubernur dalam

RPJMD 2014-2019 dan Visi dalam Renstra Kementrian Kesehatan. Rumusan

Visi Renstra Dinas Kesehatan 2014-2019 adalah sebagai berikut:

” Masyarakat Jawa Timur Lebih Mandiri untuk Hidup Sehat”.

Visi tersebut dijelaskan melalui beberapa pokok-pokok visi sebagai berikut:

Tabel 4.1.

Penyusunan Penjelasan Visi

Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi

Masyarakat

Jawa Timur

Lebih Mandiri

Untuk Hidup

Sehat

Masyarakat Jawa Timur

Lebih Mandiri

Masyarakat Jawa Timur memiliki

kemampuan untuk menentukan

pilihan yang terbaik bagi dirinya

dalam menjaga kesehatannya

secara mandiri

Hidup Sehat:

Hidup dengan kondisi fisik, sosial,

mental, emosional, spiritual dan

kultural yang sehat dan dapat

beraktifitas sebagai manusia

produktif

Pendukung :

Dukungan manajemen dan

dukungan teknis lainnya

Sistem informasi kesehatan yang

kuat, regulasi yang memadai,

pengelolaan pembangunan

kesehatan yang berkuatitas dan

akuntabel

Sesuai pokok-pokok visi dapat dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan berupaya

untuk mewujudkan masyakakat yang mandiri dengan kemampuan yang optimal

bisa memelihara kesehatan secara mandiri dalam rangka mencapai hidup yang

sehat yang paripurna mulai dari fisik, mental, emosional, spiritual dan kultural.

Kondisi tersebut akan diukur melalui indikator-indikator kesehatan.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 77

4.1.2. Misi

Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk

mewujudkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Misi Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur secara jelas mengambarkan visi Dinas Kesehatan yang

menjadi cita-cita upaya kesehatan dan menguraikan upaya-upaya yang akan

dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dalam perencanaan Misi ini

penting untuk memberikan kerangka dalam mencapai tujuan dan sasaran yang

akan dicapai. Misi tersebut adalah:

1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat

2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau

3. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah

kesehatan

4. Mendayagunakan sumber daya kesehatan

5. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih

Misi tersebut merupakan hasil dari proses perumusan visi sebagaimana tertuang

pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Perumusan Misi

Visi Pokok-Pokok Visi Misi

Masyarakat

Jawa Timur

Lebih Mandiri

Untuk Hidup

Sehat

Masyarakat Jawa Timur

Lebih Mandiri

1. Mendorong terwujudnya kemandirian

masyarakat hidup sehat

Hidup Sehat 1. Mewujudkan, memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau

2. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit

dan penanggulangan masalah kesehatan

Pendukung:

Dukungan manajemen

dan dukungan teknis

lainnya.

1. Mendayagunakan sumber daya kesehatan

2. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan

yang baik dan bersih

4.2. Tujuan Dan Sasaran

4.2.1.Tujuan

Dalam upaya mencapai visi dan misi Dinas Kesehatan, dirumuskan suatu

bentuk yang lebih terarah berupa tujuan dan sasaran yang strategis organsisasi.

Tujuan dan sasaran adalah perumusan sasaran yang selanjutnya akan menjadi

dasar penyusunan kinerja selama lima tahun. Tujuan yang akan dicapai Dinas

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

Kesehatan adalah sebagi berikut:

1. Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu “Mendorong terwujudnya kemandirian

masyarakat hidup sehat“, maka tujuan yang ingin dicapai adalah

“Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat” dengan indikator

: Persentase Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri (PURI

2. Dalam mewujudkan misi kedua yaitu “Mewujudkan, memelihara dan

meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”,

maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi upaya kesehatan secara

sinergis, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi

masyarakat“ dengan indicator :

a. Angka Kematian Ibu (AKI)

b. Angka Kematian Bayi (AKB)

3. Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu “Mewujudkan upaya pengendalian

penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan” maka tujuan yang ingin

dicapai adalah “Optimalisasi penanggulangan masalah gizi“ dengan

indikator Persentase Balita Gizi Buruk dan “Optimalisasi upaya pengendalian

penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana“ dengan indikator

Persentase Penanggulangan KLB Skala Provinsi dalam < 48 jam serta

“Meningkatkan akses pada lingkungan yang sehat“ dengan indikator

Persentase Akses Air Minum Berkualitas .

4. Dalam mewujudkan misi keempat yaitu “Mendayagunakan sumber daya

kesehatan“, maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi

ketersediaan, mutu, manfaat, dan keamanan sediaan farmasi, alkes dan

makanan” dengan indikator Persentase Sediaan Farmasi yang Memenuhi

Syarat Kesehatan dan “Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan

pengembangan sumber daya kesehatan” dengan indikator Rasio Dokter

Umum dan Rasio Bidan serta “Pembiayaan Kesehatan dengan jumlah

mencukupi yang teralokasi secara adil” dengan indikator Persentase

Masyarakat Miskin Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)

Terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

5. Dalam mewujudkan misi kelima yaitu “Menciptakan tata kelola upaya

kesehatan yang baik dan bersih”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah

“Optimalisasi manajemen kesehatan untuk menunjang program kesehatan“

dengan indicator Persentase Temuan Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)

atas Penggunaan Anggaran Keuangan dan Aset yang Ditindaklanjuti.

4.2.2. Sasaran

Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan menggambarkan

hal-hal yang ingin dicapai, diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai

melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional.

Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan menetapkan sasaran sebagai

berikut:

1. Dalam mewujudkan tujuan “ Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk

hidup sehat “ maka ditetapkan sasaran “Masyarakat yang mandiri dan hidup

sehat” dengan indikator: Persentase Desa Siaga Aktif PURI.

2. Dalam mewujudkan tujuan “ Optimalisasi upaya kesehatan secara sinergis,

menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi

masyarakat” maka ditetapkan sasaran “Meningkatnya Pelayanan kesehatan

yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat” dengan indikator:

a. Angka Kematian Ibu (AKI)

b. Angka Kematian Bayi (AKB)

c. Persentase Fasilitas Kesehatan Dasar sesuai standar

d. Persentase Fasilitas Kesehatan Rujukan sesuai standar

e. Persentase Penurunan Kasus Pemasungan

3. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi penanggulangan masalah gizi”

maka ditetapkan sasaran “Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang

optimal“ dengan indikator:

a. Persentase Balita Gizi Buruk.

b. Persentase Balita Stunting

4. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi upaya pengendalian penyakit dan

masalah kesehatan akibat bencana”, maka ditetapkan sasaran

“Meningkatnya Upaya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat

bencana” dengan indikator:

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019

a. Persentase penanggulangan KLB skala provinsi dalam <48 jam

b. Persentase screening PTM bagi penduduk berisiko usia >15 tahun secara

kumulasi

5. Dalam mewujudkan tujuan “Meningkatkan akses pada lingkungan yang

sehat” maka ditetapkan sasaran “Meningkatnya Akses pada lingkungan yang

sehat“ dengan ndicator:

a. Persentase akses air minum berkualitas

b. Persentase akses sanitasi dasar (jamban sehat)

6. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi ketersediaan, mutu, manfaat, dan

keamanan sediaan farmasi, alkes, dan makanan”, maka ditetapkan sasaran

“ Meningkatnya sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu, bermanfaat,

dan aman” dengan ndicator: Presentase sediaan farmasi, yang memenuhi

syarat.

7. Dalam mewujudkan tujuan “Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan

dan pengambangan sumber daya kesehatan dan kecukupan pembiayaan

kesehatan”, maka ditetapkan sasaran “Terwujudnya Sumber daya kesehatan

yang memadai, proporsional, dan handal” dengan indikator rasio tenaga

kesehatan strategis terhadap jumlah penduduk yaitu:

a. Rasio Dokter Spesialis Anak

b. Rasio Dokter spesialis Obgyn

c. Rasio Dokter Umum

d. Rasio Bidan

e. Rasio Perawat

f. Rasio Nutrisionis

8. Dalam mewujudkan tujuan “Pembiayaan Kesehatan dengan jumlah

mencukupi yang teralokasi secara adil“, maka ditetapkan sasaran

“Meningkatnya pembiayaan kesehatan” dengan indikator: Persentase

kecukupan pembiayaan kesehatan sesuai standar.

9. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi kesehatan untuk menunjang

program kesehatan”, maka ditetapkan sasaran “Terwujudnya Tertib

adminstrasi dan manajemen keuangan , aset , perencanaan dan evaluasi”,

dengan indikator: Persentase Temuan Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)

atas penggunaan Anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti.

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 81

Tabel 4.3

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

No.

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1

(2015)

2

(2016)

3

(2017)

4

(2018)

5

(2019)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Meningkatkan kemandirian

masyarakat untuk hidup

sehat

Masyarakat yang

mandiri dan hidup

sehat

Persentase Desa Siaga aktif

berstrata PURI

10% 11% 12% 13% 14%

2 Optimalisasi upaya

kesehatan secara sinergis,

menyeluruh, terpadu,

berkelanjutan, terjangkau

dan bermutu bagi

masyarakat

Meningkatnya Upaya

Pelayanan kesehatan

yang bermutu dan

terjangkau bagi

masyarakat

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

2. Angka Kematian Bayi (AKB)

3. Persentase Fasilitas

Kesehatan Dasar sesuai

standar

4. Persentase Fasilitas

Kesehatan Rujukan sesuai

standar

5. Persentase Kasus

Pemasungan

97.29

26.48

9%

65 %

0.7

97.19

25.61

15%

65 %

0.6

97.09

24.74

20%

70 %

0.5

96.99

23.87

25%

75 %

0.4

96.89

23

30 %

>75%

0.3

3 Optimalisasi

penanggulangan masalah

gizi

Meningkatnya Upaya

Penanggulangan

masalah gizi yang

optimal

1. Persentase Balita Gizi Buruk.

2. Presentase Balita Stunting

2,1

28,2

2,0

27,2

1,9

26,2

1,9

25,2

1,7

25

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 82

No.

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1

(2015)

2

(2016)

3

(2017)

4

(2018)

5

(2019)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

4 Optimalisasi upaya

pengendalian penyakit dan

masalah kesehatan akibat

bencana

Meningkatnya Upaya

Pengendalian penyakit

dan masalah

kesehatan akibat

bencana

1. Persentase penanggulangan

KLB skala provinsi dalam <48

jam

2. Persentase screening PTM

bagi penduduk berisiko usia

>1 5 tahun secara kumulasi

80%

6%

80%

12%

80%

18%

80%

24%

80%

30%

5 Meningkatkan akses pada

lingkungan yang sehat

Meningkatnya Akses

pada lingkungan yang

sehat

1. Persentase akses air minum

berkualitas

2. Persentase akses sanitasi

dasar (jamban sehat)

81,5

73

82

75

83

77

84

78

85

80

6 Optimalisasi ketersediaan,

mutu, manfaat, dan

keamanan sediaan farmasi,

alkes, dan makan

Meningkatnya Sediaan

farmasi, alkes, dan

makanan bermutu,

bermanfaat, dan aman

Persentase sediaan farmasi,yang

memenuhi syarat

68% 70% 72% 74% 76%

7 Meningkatkan jumlah, jenis,

mutu, pemerataan dan

pengambangan sumber

daya kesehatan

Terwujudnya Sumber

daya kesehatan yang

memadai,

proporsional, dan

profesional

Terpenuhinya Rasio tenaga

kesehatan strategis terhadap

100.000 penduduk

1. Dokter Spesialis Obgyn

2. Dokter spesialis Anak

3. Dokter Umum

4. Bidan

5. Perawat

1

(355

SpOG)

1

(253 SpA)

17

(6632 dr)

46

(17652

bidan)

1

(359

(SpOG)

1

(259 SpA)

19

(7232 dr)

49

(18652

bidan)

1

(363

SpOG)

1

(265 SpA)

21

(7832 dr)

52

(19652

bidan)

1

(367

SpOG)

1

(271 SpA)

22

(8432 dr)

57

(22652

bidan)

1

(371

SpOG)

1

(271 SpA)

24

(9032 dr)

57

(21652

bidan)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 83

No.

TUJUAN

SASARAN

INDIKATOR SASARAN

TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-

1

(2015)

2

(2016)

3

(2017)

4

(2018)

5

(2019)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

6. Nutrisionis

81

(30699

perawat)

5

(1961

nutriisionis

86

(32699

perawat)

6

(2361

nutriisionis)

91

(34699

perawat)

7

(2561

nutrisionis)

97

(36699

perawat)

7

(2761

nutrisionis)

102

(38644

perawat

7

2761

(nutrisionis)

8 Pembiayaan Kesehatan

dengan jumlah mencukupi

yang teralokasi secara adil

Meningkatnya

pembiayaan

kesehatan

Persentase kecukupan

pembiayaan kesehatan sesuai

standar

50% 60% 70% 80% 90%

9 Optimalisasi manajemen

kesehatan untuk

menunjang program

kesehatan

Terwujudnya Tertib

adminstrasi dan

manajemen keuangan

, aset , perencanaan

dan evaluasi

Persentase Temuan Laporan

Hasil Pemerikasaan (LHP) atas

penggunaan anggaran keuangan

dan aset yang ditindaklanjuti

85%

87%

89%

92%

95%

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 84

4.1 Strategi Dan Kebijakan

Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan adalah suatua cara untuk mencapai

tujuan, sasaran jangka menengah, dan target kinerja hasil (outcome) program

prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kesehatan, Strategi dan

Kebijakan dirumuskan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4, Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Dukungan Kementerian

Kesehatan dalam kegiatan

promosi kesehatan dan

pemberdayaan masyarakat

2. Dukungan dari TP PKK

Provinsi Jatim, PERSIT,

Fatayat, Aisyiah dan lainnya

(kemitraan lintas sektor yang

terjalin cukup baik)

3. Kesediaan lembaga

potensial dalam

memobilisasi sasaran

program kesehatan yaitu TNI-

AD di tingkat kecamatan

(koramil) dan desa (Babinsa)

4. Adanya dukungan aktif

Upaya Kesehatan Berbasis

Masyarakat (Desa Siaga,

Posyandu Lansia, Balita,

Polindes, Poskesdes, Bindu

Penyakit Tidak Menular dan

Jumantik)

ANCAMAN (THREATS)

1. Sulitnya rekrutmen

kader kesehatan baru

2. Kepatuhan kader

dalam melakukan

pencatatan program-

program kesehatan

masih rendah

3. <2% Desa Siaga Aktif

PURI

KEKUATAN (STRENGTH)

1. Kemauan yang kuat

untuk melaksanakan

PHBS

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Meningkatkan peran serta

masyarakat, kemitraan

dengan organisasi profesi,

LSM dan Dunia Usaha

bidang kesehatan

ALTERNATIF STRATEGI

(ST)

1.Meningkatkan

kesadaran

masyarakat dan KIE

PHBS

KELEMAHAN

(WEAKNESS)

Capaian indikator PHBS

masih rendah

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

Meningkatan koordinasi dengan

lintas sektor untuk pelaksanaan

PHBS

ALTERNATIF STRATEGI

(WT)

Peningkatan kemampuan

dan kapasitas kader

kesehatan Intensifikasi

pembinaan posyandu

dengan melibatkan lintas

sector

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 85

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat” beserta indikatornya adalah :

Tabel 4.5. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Masyarakat

yang mandiri dan hidup sehat”

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI

TERPILIH

Masyarakat yang

Mandiri dan hidup

sehat

1. Persentase

rumah tangga

sehat

2. % Desa Siaga

aktif berstrata

PURI

1. Meningkatkan

peran serta

masyarakat,

kemitraan

dengan

organisasi

profesi, LSM

dan Dunia

Usaha bidang

kesehatan

2. Meningkatkan

kesadaran

masyarakat dan

KIE PHBS

3. meningkatan

koordinasi

dengan lintas

sektor untuk

pelaksanaan

PHBS

4. Peningkatan

kemampuan

dan kapasitas

kader

kesehatan

5. Intensifikasi

pembinaan

posyandu

dengan

melibatkan

lintas sektor

Meningkatkan

peran serta dan

kesadaran

masyarakat

melalui kemitraan

dengan Organisasi

kemasyarakatan,

Profesi, LSM dan

dunia usaha serta

koordinasi lintas

sektor

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 86

Tabel 4.6. Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “ Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan

terjangkau bagi masyarakat”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. AFTA

2. Peningkatan Jumlah

Rumah Sakit yang

merupakan upaya

peningkatan jumlah

tempat tidur

3. Dukungan Program

Kemenkes untuk

Distribusi Dokter Spesialis

(PDBSBK)

4. Dukungan Organisasi

Profesi dan Asosiasi RS,

Dinkes dan Klinik

5. Sistem Pembiayaan

Puskesmas melalui

Kapitasi

6. Kebijakan Pelayanan

Publik untuk

melaksanakan survey

Indeks Kepuasan

Masyarakat

7. Sistem Penanggulangan

Gawat Darurat Terpadu

ANCAMAN (THREATS)

1. Akreditasi Puskesmas

2. Akreditasi Rumah Sakit

dengan standar JCI

3. Masih terbatasnya dan

tidak meratanya jumlah

dokter spesialis dan

subspesialis

4. Kendali Mutu dan

Kendali Biaya dalam

Pelayanan BPJS

5. Kompetensi Tenaga

Kesehatan

6. Masih terbatasnya

Dukungan Pemerintah

Daerah dalam Upaya

Penurunan AKI dan AKB

7. Perkembangan sistem

informasi dan teknologi

di bidang pelayanan

kesehatan

KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Jumlah bidan 15.406

(tahun 2013)

2. Semua bidan desa

memiliki SK bidan desa

(tahun 2013)

3. Setiap puskesmas

memiliki pedoman

program-program

kesehatan

4. setiap kecamatan sudah

ada minimal satu

puskesmas dan

jaringannya

5. Ketersediaan buffer

stock obat dan vaksin

6. Adanya kebijakan semua

fasilitas kesehatan harus

mempunyai izin

operasional

7. Sebagian besar RSUD

mempunyai tim dan

pelayanan dalam

mendukung program

kesehatan

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Optimalisasi Koordinasi

antara Provinsi dan

Kab/Kota dalam kualitas

pelayanan kesehatan di

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan dasar dan

rujukan sesuai standar

2. Meningkatkan

Koordinasi kemitraan

dengan organisasi

profesi, LSM dan Dunia

Usaha bidang kesehatan

3. Fasilitasi Tenaga

spesialis dan

Rekomendasi Usulan

Sarana Prasarana dan

Peralatan Kesehatan

dalam rangka

Optimalisasi Rumah

Sakit sebagai rujukan

penyakit menular dan

tidak menular serta

penyakit jiwa

4. Koordinasi Distribusi

ALTERNATIF STRATEGI (ST)

1. Meningkatkan advokasi

ke Pemerintah Daerah

tentang penurunan AKI-

AKB, bebas pasung,

penyakit menular/tidak

menular dan program

pembiayaan kesehatan

2. Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat dalam

penanganan masalah

jiwa, pengetahuan

kesehatan ibu dan anak

3. Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat dalam

penanganan masalah

jiwa

4. Meningkatkan kemitraan

dengan pihak swasta

5. Berkoordinasi dengan

Pusat untuk

meningkatkan jumlah

surveyor lokal dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 87

8. Adanya regulasi yang

mendukung program

kesehatan

9. Sudah adanya Standar

Prosedur Operasional di

Fasilitas Kesehatan

10. >90 & RS Pemerintah

sudah BLUD

11. > 90 % RS Pemerintah

mempunyai Sistem

Informasi Manajemen

RS terkait

pembiayaan/biling

system

Obat dan Vaksin pada

fasilitas Pelayanan

kesehatan rujukan

5. Meningkatkan kemitraan

dengan organisasi

profesi dan Institusi

pendidikan

6. Sinkronisasi

perencanaan

pengembangan sarana,

prasarana, peralatan dan

tenaga pada fasilitas

kesehatan di Kab/Kota

7. Pembinaan dan

Pengawasan

Standarisasi Pelayanan

Medis Pelayanan Maternl

Neonatal

8. Koordinasi pembiayaan

terkait dengan rujukan

maternal neonatal

9. Penguatan sistem

informasi pelayanan

kegawatdaruratan

10. Kebijakan Penangan

Keluhan Pasien di

Fasilitas Kesehatan

11. Program Improvement

Collaborating PONED-

PONEK

Membuat model Fasilitas

kesehatan terakreditasi

sebagai benchmark

fasilitas kesehatan

lainnya

6. Fasilitasi Clinical

Pathways di fasilitas

kesehatan rujukan untuk

kasus-kasus terbanyak

dan membutuhkan biaya

yang tinggi

7. Fasilitasi sistem

informasi bidang

kesehatan di fasilitas

kesehatan dasar dan

rujukan

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. Kompetensi bidan (tata

laksana maternal

perinatal) kurang,dari

15.406 bidan, baru 30%

yang terlatih (Tahun

2013)

2. 30% bidan desa yang

memiliki SK tidak

berdomisili di desanya

(Tahun 2013)

3. 12 RSUD tidak memiliki

dokter spesialis anak

(Tahun 2013)

4. 5 (lima) RSUD tidak

memiliki dokter spesialis

obsgyn (Tahun 2013)

5. Dari 24 RSUD kelas B,

hanya 2 RSUD yang

memenuhi standar

tenaga medis sesuai

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Meningkatkan kerjasama

dengan fakultas

kedokteran dan institusi

pendidikan kesehatan

untuk memenuhi tenaga

kesehatan yang

kompeten (dokter umum,

SpOG,Sp.A, Sp. An, SpKJ

dan Nutrisionis)

2. Meningkatkan kapasitas

tenaga kesehatan dalam

pengelolaan program

kesehatan (Pelatihan

Nakes Mandiri/Kebijakan

In House

Training/Pemberdayaan

pelaihan oleh organisasi

profesi contoh : P2KS)

3. Peningkatan sosialisasi

tentang pentingnya

ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Pemetaan Sumber Daya

dan Manajemen

Puskesmas

2. Peningkatan status

Puskesmas menjadi

BLUD

3. Kebijakan grade mutu

sesuai kondisi sumber

daya fasilitas kesehatan

rujukan (dasar,

madya,utama, paripurna)

4. Peningkatan

Pengetahuan Nakes

pada deteksi dini

penyakit menular, bumil

resiko tinggi, gangguan

jiwa

5. Peningkatan

Pengetahuan Nakes

pada deteksi dini

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 88

permenkes 340 (Tahun

2013)

6. Hanya 2 RS yang telah

terakreditasi nasional

(Tahun 2013)

7. 30% puskesmas belum

memenuhi standar

(manajemen, sumber

daya, kinerja) dan 19

diantaranya tidak

memiliki tenaga medis

(dokter dan dokter gigi)

sesuai standar (Tahun

2013)

8. Terbatasnya tenaga

kesehatan yang terlatih

tata laksana program

kesehatan

9. Belum ada puskesmas

BLUD

10. 60% dokter spesialis

THT dan internist serta

dokter di unit potensial

belum mendukung

pengendalian penyakit

difteri (Tahun 2013)

11. 50% UPT Pelayanan

Dinas Kesehatan

Provinsi tidak memiliki

dokter spesialis (Tahun

2013)

12. Hanya 10% Tim PONEK

RSUD yang aktif

13. Hanya 8 RSU

Pemerintah dari 60 RS

yang mempunyai dr

SpKJ

14. 20 Puskesmas dengan

layanan unggulan jiwa

rawat jalan dan 2

Puskesmas layanan jiwa

rawat inap dari 960

pusk

15. Tiap kab/kota hanya

ada 1 tim yang terdiri

dari: dokter, perawat

dan kader yang dilatih

16. Belum semua NICU dan

ICU sebagai perawatan

intensif di RS

memenuhi standar

17. Jumlah kader jiwa dan

fasilitas kesehatan yang

mempunyai pelayan

program

kesehatan/promotif

preventif bagi

masyarakat

4. Optimalisasi tata laksana

penyakit menular , tidak

menular dan penyakit

yang terkait dengan

kematian ibu dan bayi

disemua jenjang

pelayanan kesehatan

5. Advokasi ke Pemerintah

Daerah terkait

penganggaran Dokter

spesialis/mengikutsertak

an program PDBSBK

6. Koordinasi dengan

Kab/Kota dalam rangka

pemanfaatan Kapitasi

Puskesmas

7. Pengembangan

Regionalisasi Sistem

Rujukan

penyakit menular, bumil

resiko tinggi, neo risti

dan gangguan jiwa

6. Pengembangan

Regionalisasi Sistem

Rujukan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 89

jiwa terbatas

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Meningkatnya Pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi

masyarakat adalah :

Tabel 4.7. Strategi Pencapaian Sasaran “Pelayanan

kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI

TERPILIH

Pelayanan

kesehatan yang

bermutu dan

terjangkau bagi

masyarakat

a. % Fasilitas

Kesehatan

Dasar sesuai

standar

b. % Fasilitas

Kesehatan

Rujukan

sesuai

standar

c. % Penurunan

Kasus

Pemasungan

d. Angka

Kematian Ibu

e. Angka

Kematian Bayi

1. Optimalisasi

Koordinasi antara

Provinsi dan

Kab/Kota dalam

kualitas pelayanan

kesehatan di

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan dasar dan

rujukan sesuai

standar

2. Meningkatkan

Koordinasi kemitraan

dengan organisasi

profesi, LSM dan

Dunia Usaha bidang

kesehatan

3. Fasilitasi Tenaga

spesialis dan

Rekomendasi Usulan

Sarana Prasarana

dan Peralatan

Kesehatan dalam

rangka Optimalisasi

Rumah Sakit sebagai

rujukan penyakit

menular dan tidak

menular serta

penyakit jiwa

4. Koordinasi Distribusi

Obat dan Vaksin

pada fasilitas

Pelayanan kesehatan

rujukan

5. Meningkatkan

kemitraan dengan

organisasi profesi

Penguatan advokasi ke

Pemda dalam

Penurunan AKI dan AKB,

Peningkatan Kualitas

Fasilitas pelayanan

kesehatan serta

Penangan kesehatan

jiwa

1. Meningkatkan

kemitraan dan

kerjasama dengan

organisasi profesi,

institusi pendidikan

dan lintas sektor

2. Meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat dalam

penurunan AKI dan

AKB, penanganan

masalah kesehatan

jiwa serta kesehatan

lansia

3. Peningkatan

kapasitas tenaga

kesehatan dalam

pelayanan kesehatan

dasar, rujukan, kesga

serta kesehatan

khusus

4. Pengembangan dan

penguatan fasilitas

pelayanan kesehatan

dasar, rujukan dalam

regionalisasi sistem

rujukan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 90

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI

TERPILIH dan Institusi

pendidikan

6. Sinkronisasi

perencanaan

pengembangan

sarana,

prasarana,peralatan

dan tenaga pada

fasilitas kesehatan di

Kab/Kota

7. Pembinaan dan

Pengawasan

Standarisasi

Pelayanan Medis

Pelayanan Maternal

Neonatal

8. Koordinasi

pembiayaan terkait

dengan rujukan

maternal neonatal

9. Penguatasn sistem

informasi pelayanan

kegawatdaruratan

10. Kebijakan Penangan

Keluhan Pasien di

Fasilitas Kesehatan

11. Meningkatkan

advokasi ke

Pemerintah Daerah

tentang penurunan

AKI-AKB, bebas

pasung, penyakit

menular/tidak

menular dan

program pembiayaan

kesehatan

12. meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat dalam

penanganan masalah

jiwa,kesehatan ibu dan

anak

13. meningkatkan

pemberdayaan

masyarakat dalam

penanganan

masalah jiwa

14. meningkatkan

kemitraan dengan

pihak swasta

15. berkoordinasi

dengan Pusat untuk

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 91

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI

TERPILIH meningkat kan

jumlah surveyor lokal

16. Membuat model

Fasilitas kesehatan

terakreditasi sebagai

benchmark fasilitas

kesehatan lainnya

17. Fasilitasi Clinical

Pathways di fasilitas

kesehatan rujukan

untuk kasus-kasus

terbanyak dan

membutuhkan biaya

yang tinggi

18. Fasilitasi sistem

informasi bidang

kesehatan di fasilitas

kesehatan dasar dan

rujukan

19. Meningkatkan

kerjasama dengan

fakultas kedokteran

dan institusi

pendidikan

kesehatan untuk

memenuhi tenaga

kesehatan yang

kompeten (dokter

umum, SpOG,Sp.A,

Sp. An, SpKJ dan

Nutrisionis)

20. Meningkatkan

kapasitas tenaga

kesehatan dalam

pengelolaan program

kesehatan (Pelatihan

Nakes

Mandiri/Kebijakan In

House

Training/Pemberdaya

an pelaihan oleh

organisasi profesi

contoh : P2KS)

21. Peningkatan

sosialisasi tentang

pentingnya program

kesehatan/promotif

preventif bagi

masyarakat

22. Optimalisasi tata

laksana penyakit

menular , tidak

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 92

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI

TERPILIH menular dan penyakit

yang terkait dengan

kematian ibu dan bayi

disemua jenjang

pelayanan kesehatan

23. Advokasi ke

Pemerintah Daerah

terkait penganggaran

Dokter spesialis/

mengikutsertakan

program PDBSBK

24. Koordinasi dengan

Kab/Kota dalam

rangka pemanfaatan

Kapitasi Puskesmas

25. Pengembangan

Regionalisasi Sistem

Rujukan

26. Pemetaan Sumber

Daya dan Manajemen

Puskesmas

27. Peningkatan status

Puskesmas menjadi

BLUD

28. Kebijakan grade

mutu sesuai kondisi

sumber daya fasilitas

kesehatan rujukan

(dasar,

madya,utama,

paripurna)

29. Peningkatan

Pengetahuan Nakes

pada deteksi dini

penyakit menular,

bumil resiko tinggi,

gangguan jiwa

30. Program

Improvement

Collaborating PONED-

PONEK

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 93

Tabel 4.8. Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “Meningkatkan Penanggulangan masalah gizi yang optimal”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Adanya Kelompok

Pendukung ASI (KP-ASI)

untuk mendukung

akselerasi perbaikan gizi

pada 1000 hari pertama

kehidupan

2. Adanya Asosiasi Ibu

Menyusui Indonesia

(AIMI) untuk mendukung

cakupan ASI Ekslusif

3. Ada 4 institusi pendidikan

gizi

4. Adanya Tim Koordinasi

Pengawasan dan

Pengendalian Makanan

Impor (TKP2MI)

5. Dukungan kebijakan dari

TP PKK Provinsi Jatim.

6. Adanya organisasi profesi

Persatuan Ahli Gizi

Indonesia (PERSAGI)

ANCAMAN (THREATS)

1. 36% (data tahun 2012)

kasus gizi disebabkan

oleh pola asuh yang

salah dalam masyarakat

2. Belum semua tempat

kerja dan tempat-tempat

umum menyediakan

ruang laktasi

3. Budaya masyarakat yang

salah tentang pemberian

makanan pada bayi dan

anak

4. Sulitnya rekruitmen

kader kesehatan (gizi)

baru

5. Kepatuhan kader dalam

melakukan pencatatan

program-program

kesehatan (gizi) masih

rendah

KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Ketersediaan Tablet

Fe dan kapsul vit A

cukup

2. Adanya Rencana Aksi

Daerah Pangan dan

Gizi (RAD-PG)

3. Semua RSUD memiliki

Tim Asuhan Gizi

4. PP 33/2012 tentang

ASI Eksklusif

5. PP 42/2013 tentang

Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan

Gizi

6. Therapeutic Feeding

Center (TFC) atau

Pusat Pemulihan Gizi.

7. Buku pedoman

pemberian makanan

bayi dan anak

8. Perda Nomor

11/2011 tentang

Perbaikan Gizi dan SK

Gubernur Jatim nomor

188/228/KPTS/013/

2013 tentang Tim

Pangan dan Gizi

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Akselerasi perbaikan gizi

pada 1000 hari pertama

kehidupan dalam rangka

pencegahan dan

penanggulangan gizi

buruk dan stunting

2. Memberdayakan

masyarakat dalam

peningkatan cakupan ASI

Eksklusif

3. Melakukan penguatan

terhadap Tim Pangan

dan Gizi serta TKP2MI

ALTERNATIF STRATEGI (ST)

1. Mendorong penyediaan

ruang laktasi di tempat

kerja dan tempat-

tempat umum sesuai

dengan PP 33/2012

2. Meningkatkan peran

serta masyarakat

dalam keamanan

pangan

3. Meningkatkan cakupan

pemulihan gizi buruk

melalui pembentukan

Pusat Pemulihan Gizi

(TFC) di Puskesmas

Perawatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 94

9. Surat Edaran Menteri

Kesehatan No.

820/Menkes/V/2005

tanggal 27 Mei 2005

tentang Penanganan

KLB Gizi Buruk .

10. SK Menkes No.

1457/Menkes/SK/X/

2003 tentang

Kewenangan Wajib

Standar Pelayanan

Minimal.

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. Jumlah nutrisionis di

Puskesmas dan RS

kurang

2. 30% tenaga

kesehatan yang

terlatih tata laksana

penanganan gizi buruk

3. Cakupan D/S 72%

(target : 85%)

4. Belum ada puskesmas

BLUD

5. Cakupan ASI eksklusif

54,6% (target : 80%)

6. Cakupan Kadarzi

34,8% (target : 70%)

7. Kurangnya sosialisasi

Gerakan Nasional

Sadar Gizi

8. Kurangnya sosialisasi

gerakan nasional

sadar gizi

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Meningkatkan jumlah

nutrisionis bekerja sama

dengan institusi

pendidikan gizi

2. Meningkatkan kapasitas

tenaga kesehatan dalam

penanganan gizi buruk

ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Melakukan

sosialialisasi

pemberian makanan

pada bayi dan anak

untuk merubah pola

asuh dan budaya

masyarakat

2. Meningkatkan jumlah

nutrisionis melalui

peningkatan status

Puskesmas menjadi

BLUD

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang optimal” adalah:

Tabel 4.9. Strategi Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Penanggulangan

masalah gizi yang optimal”

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH

Penanggulangan

masalah gizi yang

optimal

Persentase

balita gizi buruk

1. Akselerasi

perbaikan gizi

pada 1000 hari

pertama

kehidupan dalam

rangka

pencegahan dan

penanggulangan

1. Akselerasi

perbaikan gizi

pada 1000 Hari

Pertama

Kehidupan

dalam rangka

pencegahan dan

penanggulangan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 95

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH

gizi buruk dan

stunting

2. Memberdayakan

masyarakat

dalam

peningkatan

cakupan ASI

Eksklusif

3. Melakukan

penguatan

terhadap Tim

Pangan dan Gizi

serta TKP2MI

4. Mendorong

penyediaan

ruang laktasi di

tempat kerja dan

tempat-tempat

umum sesuai

dengan PP

33/2012

5. Meningkatkan

peran serta

masyarakat

dalam keamanan

pangan

6. Meningkatkan

cakupan

pemulihan gizi

buruk melalui

pembentukan

Pusat Pemulihan

Gizi (TFC) di

Puskesmas

Perawatan

7. Meningkatkan

jumlah nutrisionis

bekerja sama

dengan institusi

pendidikan gizi

8. Meningkatkan

kapasitas tenaga

kesehatan dalam

penanganan gizi

buruk

9. Melakukan

sosialialisasi

pemberian

makanan pada

bayi dan anak

untuk merubah

pola asuh dan

gizi buruk dan

stunting.

2. Meningkatkan

jumlah

nutrisionis

melalui

peningkatan

status

Puskesmas

menjadi BLUD

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 96

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH

budaya

masyarakat

10. Meningkatkan

jumlah nutrisionis

melalui

peningkatan

status

Puskesmas jadi

BLUD

Tabel 4.10. Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Pengendalian penyakit dan masalah

kesehatan akibat bencana”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Tersedianya lembaga

potensial dalam

memobilisasi sasaran

imunisasi yaitu TNI-AD di

tingkat kecamatan

(koramil) dan desa

(Babinsa)yang

berpeluang

2. Organisasi profesi

mendukung kegiatan

identifikasi faktor resiko

penyakit menular dan

penyakit tidak menular

3. Adanya dukungan aktif

lembaga UKBM

(Posyandu Lansia, Balita,

dll)

4. Mitra kerja pendukung

seperti YKI, KPA dan LSM

lainnya.

5. Sekretariat Tetap DBD

6. Setiap desa memiliki

jumantik

7. Adanya kelompok

perawatan diri (kpd)

pasien kusta di 16 kab

8. Adanya bppd tk prov

/kab/kota

ANCAMAN (THREATS)

1. Adanya New emerging dan

re-emerging deseases

2. Mobilitas manusia / barang

yang tinggi

3. Kurangnya koordinasi Lintas

Program dan Lintas Sektor

pada penanggulangan

bencana

4. Jatim rawan bencana

5. Tingkat resistensi dan

stigma masyarakat terhadap

program kesehatan tertentu

masih tinggi

6. Kepatuhan penderita

minum obat

7. Pendampingan keluarga

penderita untuk rutin minum

obat

8. Kasus TB MDR meningkat

(Tahun 2013)

9. Keikutsertaan dokter

praktek swasta untuk program

DOTS masih rendah

10. Penutupan lokalisasi

KEKUATAN

(STRENGTHS)

12. 100% desa/kel

memiliki bidan.

13. Logistik obat dan

vaksin cukup

14. 100% Puskesmas

memiliki juknis

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Optimalisasi Rumah

Sakit sebagai rujukan

penyakit menular dan

tidak menular

2. Optimalisasi pencapaian

program kesehatan

dengan melibatkan

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Penguatan Manajemen

Bencana dan Surveilans

Epidemiologi

2. Peningkatan respon

petugas kesehatan

terhadap KLB, bencana ,

masalah kesehatan,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 97

program

pengendalian

peny.menular dan

tidak menular dan

bencana

15. Tersedia Pusat

Penanggulangan

Krisis (PPK regional

jatim)

16. Telah tersusun

rencana kontigency

tiap kab/kota

sesuai jenis

ancaman bencana

17. Telah terbentuk Tim

Reaksi Cepat (TRC)

di tiap kab/kota

18. Dukungan RS

rujukan penyakit

menular dan tidak

menular

19. Ada 2 RSK Kusta, 2

RS Jiwa, 4 RS Paru

20. Ada Balai Pelatihan

Kesehatan

Masyarakat

21. Semua puskesmas

dan RS pemerintah

melaksanakan

program DOTS

22. Adanya kebijakan

BOK untuk prioritas

kegiatan promotif

dan preventif

Koramil dan babinsa

3. Meningkatkan kemitraan

dengan organisasi

profesi, LSM dan Dunia

Usaha bidang kesehatan

4. Membuat upaya inovatif

dalam pengendalian

penyakit dan

penanggulangan masalah

kesehatan dengan

melibatkan kalangan

akademisi dan lembaga

riset kesehatan

masyarakat dan berita yang

meresahkan masyarakat

3. Penguatan mutu program di

fasilitas pelayanan

kesehatan, khususnya RS

Khusus (RS Paru, RS

Kusta,dan BP4) dan

Puskesmas untuk

menghadapi tantangan

penyakit baik menular

maupun tidak menular

4. Peningkatan kapasitas

tenaga teknis program

melalui pelatihan yang

bermutu yang dikelola oleh

lembaga pelatihan

kesehatan yang terstandar

5. Penguatan dukungan

masyarakat sipil dalam

pengendalian penyakit

KELEMAHAN

(WEAKNESS)

1. 46,5% lemari es

penyimpan vaksin

tidak berfungsi

sesuai standar

(Tahun 2013)

2. Capaian UCI Desa

hanya 84,8%

3. 27,1% masyarakat

menolak imunisasi

dengan alasan takut

anaknya menjadi

sakit panas

4. 60% tenaga

surveilans Puskemas

dan RS belum terlatih

(turn over tinggi)

ALTERNATIF STRATEGI (ST)

1. Meningkatkan kapasitas

tenaga kesehatan dalam

pengelolaan program

kesehatan

2. Peningkatan sosialisasi

tentang pentingnya

program kesehatan bagi

masyarakat

3. Optimalisasi tata laksana

penyakit menular , tidak

menular disemua jenjang

pelayanan kesehatan

ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Penguatan kepemilikan

program di tingkat

kabupaten kota melalui

advokasi komunikasi dan

mobilisasi sosial

2. Pembuatan program

unggulan untuk RS Khusus

dan BP4 yang menjawab

permasalahan program

3. Membuat wilayah

percontohan untuk

pengendalian penyakit

4. Meningkatkan deteksi dini

penyakit menular,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 98

5. Terbatasnya tenaga

kesehatan yang

terlatih tata laksana

program kesehatan

6. Terbatasnya tenaga

kesehatan yang

terlatih tata laksana

program kesehatan

7. 50% UPT Pelayanan

Dinas Kesehatan

Provinsi tidak

memiliki dokter

spesialis (Tahun

2013)

9. Rapid Diagnostic Test

untuk malaria kurang

10. Kurangnya akses

layanan Konseling

dan Tes Sukarela HIV

dan Perawatan

Dukungan dan

Pengobatan HIV

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Meningkatnya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat

bencana “ adalah :

Tabel 4.11. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Meningkatnya Pengendalian

penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana “

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH Pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana”

% Penurunan

KLB

% Penurunan

Penyakit Tidak

Menular

1. Optimalisasi Rumah

Sakit sebagai

rujukan penyakit

menular dan tidak

menular

2. Optimalisasi

pencapaian program

kesehatan dengan

melibatkan Koramil

dan babinsa

3. Meningkatkan

kemitraan dengan

organisasi profesi,

LSM dan Dunia

Usaha bidang

kesehatan

4. Membuat upaya

inovatif dalam

pengendalian

penyakit dan

penanggulangan

1. Penguatan kepemilikan

program di tingkat

kabupaten kota melalui

advokasi komunikasi

dan mobilisasi sosial

2. Optimalisasi tata

laksana penyakit

menular , tidak

menular disemua

jenjang pelayanan

kesehatan

3. Penguatan dukungan

masyarakat sipil dalam

pengendalian penyakit

4. Penguatan Manajemen

Bencana dan Surveilans

Epidemiologi

5. Peningkatan kapasitas

tenaga teknis program

melalui pelatihan yang

bermutu yang dikelola

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 99

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH masalah kesehatan

dengan melibatkan

kalangan akademisi

dan lembaga riset

kesehatan

5. Penguatan

Manajemen

Bencana dan

Surveilans

Epidemiologi

6. Peningkatan respon

petugas kesehatan

terhadap KLB,

bencana , masalah

kesehatan,

masyarakat dan

berita yang

meresahkan

masyarakat

7. Penguatan mutu

program di fasilitas

pelayanan

kesehatan,

khususnya RS

Khusus (RS Paru, RS

Kusta, dan BP4)

dan Puskesmas

untuk menghadapi

tantangan penyakit

baik menular

maupun tidak

menular

8. Peningkatan

kapasitas tenaga

teknis program

melalui pelatihan

yang bermutu yang

dikelola oleh

lembaga pelatihan

kesehatan yang

terstandar

9. Penguatan

dukungan

masyarakat sipil

dalam pengendalian

penyakit

10. Meningkatkan

kapasitas tenaga

kesehatan dalam

pengelolaan

program kesehatan

11. Peningkatan

sosialisasi tentang

oleh lembaga pelatihan

kesehatan yang

terstandar

6. Membuat upaya

inovatif dalam

pengendalian penyakit

dan penanggulangan

masalah kesehatan

dengan melibatkan

kalangan akademisi

dan lembaga riset

kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 100

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH pentingnya program

kesehatan bagi

masyarakat

12. Optimalisasi tata

laksana penyakit

menular , tidak

menular disemua

jenjang pelayanan

kesehatan

13. Penguatan

kepemilikan

program di tingkat

kabupaten kota

melalui advokasi

komunikasi dan

mobilisasi sosial

14. Pembuatan program

unggulan untuk RS

Khusus dan BP4

yang menjawab

permasalahan

program

15. Membuat wilayah

percontohan untuk

pengendalian

penyakit

16. Meningkatkan

deteksi dini penyakit

menular,

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 101

Tabel 4.12. Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “ Meningkatnya akses pada lingkungan yang sehat”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Pendekatan fokus pada

upaya pemberdayaan

masyarakat

2. Event program Kota

Sehat sebagai

pendekatan mengatasi

masalah melalui

sinergisitas lintas sector

ANCAMAN (THREATS)

1. Masih banyaknya

wilayah dengan kondisi

sanitasi yang buruk

2. Masih banyaknya

perilaku masyarakat

yang tidak sehat yang

berpotensi

menyebarkan penyakit

KEKUATAN

(STRENGTHS)

1. Adanya fasilitator

pemicuan (3.204

orang) yang tersebar

di 38 Kab/Kota

2. Surat Edaran

Gubernur tentang

strategi gerakan

Gotong Royong

untuk mengatasi

masalah sanitasi

dan masalah

kesehatan lainnya

3. Setiap Kab/Kota

memiliki Pokja AMPL

(Air Minum dan

Penyehatan

Lingkungan)

4. 34 Kab/Kota sudah

memiliki Tim

Pembina Teknis dan

Forum Kota Sehat

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Meningkatkan kegiatan

pemberdayaan

masyarakat dengan

metode pemicuan,

termasuk

membangkitkan gerakan

Gotong Royong

ALTERNATIF STRATEGI (ST)

1. Meningkatkan

kerjasama lintas sektor,

upaya pembentukan

jejaring termasuk

meningkatkan peran

Pokja AMPL/Pokja

Sanitasi, dan Tim

Pembina Teknis Kota

Sehat

KELEMAHAN

(WEAKNESS)

1. Tidak semua

petugas kesehatan

lingkungan memiliki

basis pendidikan

Sanitarian

ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Menggalakkan

pemberdayaan

masyarakat dengan

melibatkan semua

stakeholder dan

intervensi lainnya

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Memanfaatkan event

Kota Sehat dalam

rangka memperbaiki

kondisi sanitasi dan

perilaku masyarakat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 102

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Meningkatnya Akses Pada Lingkungan yang Sehat “ adalah:

Tabel 4.13. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Meningkatnya Akses Pada

Lingkungan yang Sehat “

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH Meningkat

nya Akses

pada

lingkunga

n yang

sehat

1. Persentase

akses air

minum

berkualitas

2. Persentase

akses sanitasi

dasar

(jamban sehat)

1. Meningkatkan

kegiatan

pemberdayaan

masyarakat

dengan metode

pemicuan,

termasuk

membangkitkan

gerakan Gotong

Royong

2. Meningkatkan

kerjasama lintas

sektor, upaya

pembentukan

jejaring termasuk

meningkatkan

peran Pokja

AMPL/Pokja

Sanitasi, dan Tim

Pembina Teknis

Kota Sehat

3. Menggalakkan

pemberdayaan

masyarakat

dengan

melibatkan semua

stakeholder dan

intervensi lainnya

4. Memanfaatkan

event Kota Sehat

dalam rangka

memperbaiki

kondisi sanitasi

dan perilaku

masyarakat

1. Meningkatkan kegiatan

pemberdayaan

masyarakat dengan

metode pemicuan,

termasuk

membangkitkan

gerakan Gotong Royong

2. Meningkatkan

kerjasama lintas sektor,

upaya pembentukan

jejaring termasuk

meningkatkan peran

Pokja AMPL/Pokja

Sanitasi, dan Tim

Pembina Teknis Kota

Sehat

3. Menggalakkan

pemberdayaan

masyarakat dengan

melibatkan semua

stakeholder dan

intervensi lainnya

4. Memanfaatkan event

Kota Sehat dalam

rangka memperbaiki

kondisi sanitasi dan

perilaku masyarakat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 103

Tabel 4.14.Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu,

bermanfaat, dan aman”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Adanya dukungan

organisasi profesi,

Asosiasi bidang

kefarmasian dan lintas

sektor

2. Adanya dukungan 5

Institusi pendidikan

dalam bidang

kefarmasian, alat

kesehatan dan makanan

baik secara kuantitas

maupun kualitas

3. dukungan Balai Besar

POM dalam pengawasan

Obat dan Makanan

4. dukungan sarana

kefarmasian dan alat

kesehatan mulai dari

sektor industri sampai

dengan pelayanan

ANCAMAN (THREATS)

1. Banyaknya jenis Produk

sediaan farmasi, alat

kesehatan dan makanan

yang beredar yang

memerlukan perhatian

2. Banyaknya sarana produksi

dan distribusi bidang

farmasi, alat kesehatan dan

makanan yang ada di Jawa

Timur yang belum

memenuhi standar

3. Diberlakukannya

harmonisasi ASEAN

terhadap produk-produk

sediaan farmasi dan alat

kesehatan

4. Beredarnya bahan-bahan

berbahaya yang cenderung

disalahgunakan untuk

makanan

KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Adanya UU dan

Peraturan lainnya di

bidang kefarmasian,

alkes dan makanan

yang merupakan

payung hukum

2. Adanya standar-standar

penilaian produk

sediaan farmasi, alkes

dan makanan yang

memenuhi syarat

3. Adanya standar-standar

penilaian sarana

produksi dan distribusi

yang memenuhi

standar

4. Adanya standar

penilaian pelayanan

kefarmasian

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Meningkatkan kerjasama

dengan institusi

pendidikan, organisasi

profesi dan asosiasi

2. Meningkatkan koordinasi

dengan Balai Besar POM

Meningkakan kualitas

sarana kefarmasian dan

alat kesehatan melalui

pembinaan dan

pengendalian

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Memperketat pengawasan

dan pengendalian terhadap

produk-produk sediaan

farmasi, alat kesehatan dan

makanan yang beredar

2. Pembatasan jenis produk

yang dibutuhkan di sektor

pelayanan

3. Memperketat persyaratan

perijinan sarana produksi

dan distribusi kefarmasian,

alat kesehatan dan

makanan

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. Belum optimalnya

penerapan pelayanan

kefarmasian di fasilitas

ALTERNATIF STRATEGI : (W,O)

1. Meningkatkan kerjasama

dengan institusi

ALTERNATIF STRATEGI:(W T)

1. Meningkatkan kualitas SDM

farmasi dalam

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 104

kesehatan

2. Jumlah tenaga

kefarmasian di sarana

pelayanan kesehatan

dan instansi pelaksana

program kefarmasian

masih kurang

3. Dukungan lintas

program terhadap

pentingnya pelayanan

kefarmasian masih

belum optimal

4. Dukungan anggaran

untuk penyediaan obat

masih kurang

5. Sarana dan Prasarana

pengelolaan obat masih

kurang

pendidikan, organisasi

profesi dan lintas sektor

terkait untuk

meningkatkan kualitas

SDM

2. Meningkatkan kerjasama

dengan institusi

pendidikan, organisasi

profesi dan lintas sektor

terkait untuk

mengadvokasi terbitnya

kebijakan-kebijakan yang

mendukung program

kefarmasian dan

anggaran obat

3. Advokasi untuk

pengadaan tenaga

farmasi

mengoptimalkan sumber

daya yang ada untuk

meningkatkan pelayanan

kefarmasian

2. Meningkatkan kerjasama

lintas program dan sektor

dalam hal pengawasan dan

sediaan pengendalian produk

sediaan farmasi, alat

kesehatan dan makanan

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu,

bermanfaat, dan aman”

Tabel 4.15.

Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan

makanan bermutu, bermanfaat, dan aman”

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH

Sediaan farmasi,

alkes, dan

makanan

bermutu,

bermanfaat, dan

aman

Persentase

sediaan farmasi,

alat kesehatan

dan makanan

yang dinilai

memenuhi syarat

1. Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi

pendidikan,

organisasi profesi

dan asosiasi

2. Meningkatkan

koordinasi dengan

Balai Besar POM

3. Meningkakan

kualitas sarana

kefarmasian dan

alat kesehatan

melalui pembinaan

dan pengendalian

4. Memperketat

pengawasan dan

pengendalian

terhadap produk-

produk sediaan

farmasi, alat

kesehatan dan

1.Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi pendidikan,

organisasi profesi dan

lintas sektor terkait

untuk mengadvokasi

terbitnya kebijakan-

kebijakan yang

mendukung program

kefarmasian dan

anggaran obat

2.Meningkatkan kualitas

SDM farmasi dalam

mengoptimalkan

sumber daya yang ada

untuk meningkatkan

pelayanan kefarmasian

3.Meningkatkan

kerjasama lintas

program dan sektor

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 105

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH makanan yang

beredar

5. Pembatasan jenis

produk yang

dibutuhkan di

sektor pelayanan

6. Memperketat

persyaratan

perijinan sarana

produksi dan

distribusi

kefarmasian, alat

kesehatan dan

makanan

7. Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi

pendidikan,

organisasi profesi

dan lintas sektor

terkait untuk

meningkatkan

kualitas SDM

8. Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi

pendidikan,

organisasi profesi

dan lintas sektor

terkait untuk

mengadvokasi

terbitnya kebijakan-

kebijakan yang

mendukung

program

kefarmasian

9. Advokasi untuk

pengadaan tenaga

farmasi

10. Meningkatkan

kualitas SDM

farmasi dalam

mengoptimalkan

sumber daya yang

ada untuk

meningkatkan

pelayanan

kefarmasian

11. Meningkatkan

kerjasama lintas

program dan sektor

dalam hal

pengawasan sedan

dalam hal pengawasan

dan pengendalian

produk sediaan farmasi,

alat kesehatan dan

makanan

4. Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi pendidikan,

organisasi profesi,

Asosiasi dan lintas

sektor terkait untuk

meningkatkan kualitas

SDM

5. Memperketat

pengawasan dan

pengendalian terhadap

produk-produk sediaan

farmasi, alat kesehatan

dan makanan yang

beredar

6 Meningkakan kualitas

sarana kefarmasian

dan alat kesehatan

melalui pembinaan dan

pengendalian

7. Meningkatkan dan

mengembangkan bahan alam untuk sediaan farmasi yang berkualitas

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 106

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH pengendalian

produk sediaan

farmasi, alat

kesehatan dan

makanan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 107

Tabel 4.16.

Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Sasaran

“ Terwujudnya Sumber Daya Kesehatan yang memadai”

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Ada 10 fakultas kedokteran

(2 diantaranya mendidik

dokter spesialis), 83 D3

kebidanan, 12 D4

kebidanan, 46 S1

kebidanan, 46 s1

keperawatan, 55 D3

keperawatan

2. Adanya Uji Kompetensi Exit

Exam bagi calon lulusan

intitusi pendidikan tinggi

kesehatan (khususnya

Kebidanan dan

Keperawatan)

3. Adanya Program PPDSBK

4. Adanya jaminan

pembiayaan kesehatan

5. Dukungan Organisasi

Profesi terhadap

peningkatan pengetahuan

dan keterampilan tenaga

kesehatan melalui

pelatihan teknis

6. Hubungan yang harmonis

dengan Organisasi Profesi

7. Adanya dukungan dari LSM

dan dunia usaha

8. Alokasi minimal besaran

anggaran kesehatan

ditentukan dalam UU

Kesehatan

9. Adanya Komitmen Nasional

Jaminan kesehatan sesuai

UU SJSN

10. Dukungan politik

Pemerintah Povinsi dan

Kab/Kota untuk menjamin

masyarakat terutama

maskin dan tidak mampu

ANCAMAN (THREATS)

1. Sertifikasi kompetensi

diterbitkan oleh institusi

pendidikan sendiri

2. Penyebaran RS swasta

tidak merata hanya

menumpuk di 4 kab/kota

3. Penyebaran dokter

spesialis kandungan dan

dokter spesialis anak

menumpuk di 4 kab/kota

4. Pengaturan penempatan

tenaga kesehatan di

Kab/Kota seringkali tidak

sesuai dengan tupoksinya

5. Alokasi Anggaran

Pemerintah Provinsi dan

Kab/Kota masih belum

memenuhi standar

6. Pemerintah Daerah

Kab/Kota masih

menganggap pendapatan

Puskesmas dan RS

sebagai PAD, sehingga

pelayanan habis

mengarah ke kuratif dari

pada preventif dan

promotif

7. Kebijakan pengelolaan

keuangan daerah kurang

mendukung puskesmas

yang belum BLUD

8. Masyarakat belum

memahami manfaat JKN

sehingga enggan

membayar iuran kecuali

dalam kondisi sakit parah

9. Rumah sakit belum

memahami pembayaran

tarif paket Ina - CBG’s,

msh ada yang menarik iur

biaya dari pasien

10. Laporan klaim dan

pemanfaatan pelayanan

tidak tepat waktu, sulit

untuk memprediksi

kecukupan dana

11. Kemampuan petugas

tentang pembiayaan dan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 108

jaminan kesehatan masih

kurang

12. Kemampuan petugas

untuk pengelolaan

keuangan puskesmas

non BLUD kurang

KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Tersusunnya Perda

tentang Tenaga

Kesehatan di Jawa

Timur

2. Proporsi dr.SpOG adalah

0,89/100 ribu

penduduk

3. Proporsi dr. SpA adalah

0,65/100 ribu

penduduk

4. Proporsi dokter umum

adalah 20,5/100 ribu

penduduk

5. Proporsi bidan adalah

40,5/100 ribu

penduduk

6. Memiliki 2 institusi

pendidikan tinggi

kesehatan (AKZI

Surabaya dan Akper

Soedono Madiun)

7. Adanya Perda, Pergub

Jamkesda dan adanya

Perjanjian Kerjasama

Jamkesda antara

Gubernur dan Walikota/

Bupati

8. Adanya anggaran untuk

biaya pelayanan dan

pembayaran premi dari

APBD Prov/Kab/Kota

9. Adanya Tim koordinasi

pelaksanaan JKN Prov.

Jatim dan Kab./Kota

10. Memiliki Jaringan

fasilitas kesehatan

dasar dan lanjutan

pemerintah dan swasta

yang telah bekerjasama

dengan BPJS

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Penguatan sistem

informasi perencanaan

nakes

2. Melakukan kerjasama

dalam hal pelaksanaan

pelatihan teknis

tenaga kesehatan

dengan Organisasi

Profesi

3. Menempatkan residen

PPDSBK di RS

Kab/Kota yang

membutuhkan

4. Advokasi kepada

Pemerintah Daerah

dan swasta

5. Koordinasi

pelaksanaan jaminan

kesehatan Pusat,

Pemerintah provinsi

Dinkes, provider,

Organisasi Profesi dan

masyarakat

6. Kerjasama yang baik

antara fasilitas

kesehatan dan BPJS

sesuai Peraturan yang

berlaku

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Mengadvokasi

pemerintah Kab/kota

untuk mengadopsi

Perda Tenaga

Kesehatan di setiap

kebijakannya yang

terkait dengan

pengaturan tenaga

kesehatan di wilayahnya

2. Sosialisasi

3. Peningkatan kapasitas

petugas

Dinkes/RS/Puskesmas

4. Peningkatan sarana dan

prasarana fasilitas

kesehatan sesuai

dengan standar

5. Evaluasi kecukupan dan

pemanfaatan dana di

Dinkes dan fasilitas

kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 109

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. Tingkat kelulusan uji

kompetensi exit exam

bagi Bidan, Perawat,

dan Ners th 2013 masih

relatif rendah (68,97%)

2. 12 RSUD tidak memiliki

dokter spesialis anak

3. 5 RSUD tidak memiliki

dokter spesialis obsgyn

4. Dari 24 RSUD Kelas b,

hanya 2 RSUD yang

memenuhi standar

tenaga medis sesuai

permenkes 340

5. Dinas Kesehatan tidak

dapat lagi ikut serta

membina institusi

pendidikan tinggi

kesehatan

6. Kurangnya dana untuk

operasional kegiatan

pembiayaan dan

jaminan kesehatan

7. Merupakan Program

baru kebijakan belum

tersosialisasi dengan

baik dan berubah-ubah

8. Petugas di Puskesmas

dan Pejabat Pemda

Kab/Kota kurang

memahami pembayaran

kapitasi.

9. Petugas RS belum

memahami mekanisme

pembayaran klaim

10. Pemanfaatan dana lebih

banyak untuk biaya

pelayanan kuratif dari

pada preventif/promotif

11. Realisasi Dana lebih

untuk biaya tidak

langsung dari pada

biaya langsung ke

masyarakat.

12. Sosialisasi ke

masyarakat

ALTERNATIF STRATEGI (ST)

1. Meningkatkan koordinasi

dengan fakultas

kedokteran untuk

memenuhi tenaga

kesehatan yang

kompeten (dokter umum,

SpOG,Sp.A)

2. Meningkatkan koordinasi

dengan Institusi

pendidikan tinggi

khususnya Kebidanan

untuk meningkatkan

kompetensinya

menghasilkan tenaga

bidan yang siap pakai

3. Menghitung pembiayaan

kesehatan daerah

4. Penguatan kapasitas

petugas dalam

penyelenggraan JKN

terutama dalam aspek

pembiayaan

ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Mengadvokasi institusi

pendidikan tinggi

kesehatan untuk

meningkatkan kualitas

lulusannya sesuai

dengan standar

2. Pemberian insentif

petugas yang

pelaksanaan kegitanan

preventif, promotif

3. Peningkatan

kemampuan tenaga

dalam perencanaan

pembiayaan kesehata

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran “Sumber daya kesehatan yang memadai”

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 110

Tabel 4.17.

Strategi Pencapaian Indikator Sasaran

““Sumber daya kesehatan yang memadai”“

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH Sumber daya

kesehatan yang

memadai,

proporsional,

dan handal

1. Rasio dokter

spesialis

kandungan

terhadap jumlah

penduduk

2. Ratio dokter

spesialis anak

terhadap jumlah

penduduk

3. Ratio dokter

umum terhadap

jumlah penduduk

4.Ratio Bidan

terhadap jumlah

penduduk

5. Ratio Perawat

terhadap jumlah

penduduk

6. Ratio Nutrisionis

terhadap jumlah

penduduk

7. Persentase

pembiayaan

kesehatan yang

memenuhi

standar

1. Penguatan

sistem informasi

perencanaan

nakes

2. Meningkatkan

koordinasi

dengan fakultas

kedokteran

untuk memenuhi

tenaga

kesehatan yang

kompeten

(dokter umum,

SpOG,Sp.A)

3. Menempatkan

residen PPDSBK

di RS Kab/Kota

4. Meningkatkan

koordinasi

dengan Institusi

pendidikan

tinggi khususnya

Kebidanan

untuk

peningkatan

kompetensi

menghasilkan

tenaga bidan

yang siap pakai

1. Penguatan sistem

informasi

perencanaan

nakes

2. Meningkatkan

koordinasi dengan

fakultas

kedokteran untuk

memenuhi tenaga

kesehatan yang

kompeten (dokter

umum, SpOG,Sp.A)

3. Menempatkan

residen PPDSBK di

RS Kab/Kota

4. Meningkatkan

koordinasi dengan

Institusi

pendidikan tinggi

khususnya

Kebidanan untuk

peningkatan

kompetensi

menghasilkan

tenaga bidan yang

siap pakai

5. Advokasi kepada

Pemda dan swasta

terkait dengan

pembiayaan

kesehatan

program

kesehatan

6. Peningkatan

kapasitas petugas

dalam pembiayaan

kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 111

Tabel 4.18. Penentuan Alternatif Strategi

Pencapaian Sasaran “Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset,

perencanaan dan evaluasi “

FAKTOR

EKSTERNAL

FAKTOR

INTERNAL

PELUANG (OPPORTUNITIES)

1. Peraturan keuangan,

aset, perencanaan dan

evaluasi sudah tersedia

2. Tersedianya Pokja Unit

Layanan pengadaan

(ULP)

3. Kewajban untuk

memenuhi Good and

Clean Government

(WTP, WBK, WBBM)

4. Penilaian kinerja

pemerintahan (LAKIP,

LPPD)

5. Penilaian Budaya Kerja

dan PPID

TANTANGAN (THREATS)

1. Belum semua

kabupaten/kota

memanfaatkan sistem

informasi yang

terintegrasi (masih

manual)

2. Inkonsistensi dalam

perencanaan

KEKUATAN (STRENGTHS)

1. Adanya SOP

2. Tersedianya data yang

up to date

3. Komitmen untuk

mencapai target

4. Adanya Tim SPIP,

PPID, Kelompok

Budaya Kerja,

Perencana Internal,

Manajemen Data

ALTERNATIF STRATEGI (SO)

1. Optimalisasi

pelaksanaan peraturan

dan pemenuhan

kewajiban dalam rangka

Good Government

ALTERNATIF STRATEGI (ST)

1. Menguatkan sistem

informasi terintegrasi

dan fasilitasi ke

kabupaten/kota dalam

manajemen data,

perencanaan dan

evaluasi

KELEMAHAN (WEAKNESS)

1. Kurangnya koordinasi

2. Data inventaris aset

belum akurat

3. Jumlah tenaga yang

kompeten terbatas

ALTERNATIF STRATEGI (WO)

1. Meningkatkan

koordinasi dalam

manajemen keuangan,

aset, perencanaan dan

evaluasi

ALTERNATIF STRATEGI (WT)

1. Meningkatkan kapasitas

tenaga dalam bidang

aset, keuangan,

perencanaan dan

evaluasi.

Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai

sasaran ““Tertib administrasi dan manajemen keuangan dan aset” adalah

sebagai berikut :

Tabel 4.19. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran

“Tertib administrasi dan manajemen keuangan dan aset”

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH “Tertib administrasi

dan manajemen

keuangan dan aset

Persentase

Temuan Laporan

Hasil

Pemerikasaan

1. Optimalisasi

pelaksanaan

peraturan dan

pemenuhan

1. Meningkatkan

koordinasi

pelaksanaan

kegiatan sesuai

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 112

SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH (LHP) atas

penggunaan

anggaran

keuangan dan aset

yang ditindaklanjuti

kewajiban dalam

rangka Good

Government

2. Menguatkan

sistem informasi

terintegrasi dan

fasilitasi ke

kabupaten/kota

dalam

manajemen data,

perencanaan dan

evaluasi

3. Meningkatkan

koordinasi dalam

manajemen

keuangan, aset,

perencanaan dan

evaluasi

4. Meningkatkan

kapasitas tenaga

dalam bidang

aset, keuangan,

perencanaan dan

evaluasi.

peraturan dalam

rangka Good and

Clean Governance

2. Menguatkan

sistem informasi

terintegrasi dan

fasilitasi ke

kab/kota dalam

manajemen data,

perencanaan dan

evaluasi

3.

Dari analisis SWOT, terpilih strategi yang prioritas untuk mencapai indikator sasaran,

yaitu seperti terlihat dalam tabel 4.20.

Tabel 4.20.

Strategi Terpilih

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGI

1 Masyarakat yang

mandiri dan hidup

sehat

1. Meningkatnya Desa

Siaga Aktif PURI

1. Meningkatkan peran serta

dan kesadaran masyarakat

melalui kemitraan dengan

Organisasi

kemasyarakatan, Profesi,

LSM dan dunia usaha

serta koordinasi lintas

sektor

2 Meningkatnya Upaya

Pelayanan kesehatan

yang bermutu dan

terjangkau bagi

masyarakat

1. Meningkatnya Angka

Harapan Hidup (AHH)

2. Menurunnya Angka

Kematian Ibu (AKI)

3. Menurunnya Angka

Kematian Bayi (AKB)

4. Meningkatnya

Fasilitas Kesehatan

Dasar sesuai standar

1. Penguatan advokasi ke

Pemda dalam Penurunan

AKI dan AKB, Peningkatan

Kualitas Fasilitas

pelayanan kesehatan serta

Penangan kesehatan jiwa

2. Meningkatkan kemitraan

dan kerjasama dengan

organisasi profesi, institusi

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 113

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGI

5. Meningkatnya

Fasilitas Kesehatan

Rujukan sesuai

standar

6. Menurunnya Kasus

Pemasungan

pendidikan dan lintas

sektor

3. Meningkatkan

pemberdayaan masyarakat

dalam penurunan AKI dan

AKB, penanganan masalah

kesehatan jiwa serta

kesehatan lansia

4. Peningkatan kapasitas

tenaga kesehatan dalam

pelayanan kesehatan

dasar, rujukan, kesga serta

kesehatan khusus

5. Pengembangan dan

penguatan fasilitas

pelayanan kesehatan

dasar, rujukan dalam

regionalisasi sistem

rujukan

3 Meningkatnya Upaya

Penanggulangan

masalah gizi yang

optimal

Menurunnya Persentase

balita gizi buruk

1. Akselerasi perbaikan gizi

pada 1000 Hari Pertama

Kehidupan dalam rangka

pencegahan dan

penanggulangan gizi buruk

dan stunting.

2. Meningkatkan jumlah

nutrisionis melalui

peningkatan status

Puskesmas menjadi BLUD

4

Meningkatnya Upaya

Pengendalian penyakit

dan masalah

kesehatan akibat

bencana

1. Menurunnya KLB

2. Menurunnya Penyakit

Tidak menular

1. Penguatan kepemilikan

program di tingkat

kabupaten kota melalui

advokasi komunikasi dan

mobilisasi sosial

2. Optimalisasi tata laksana

penyakit menular , tidak

menular disemua jenjang

pelayanan kesehatan

3. Penguatan dukungan

masyarakat sipil dalam

pengendalian penyakit

4. Penguatan Manajemen

Bencana dan Surveilans

Epidemiologi

5. Peningkatan kapasitas

tenaga teknis program

melalui pelatihan yang

bermutu yang dikelola

oleh lembaga pelatihan

kesehatan yang

terstandar

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 114

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGI

6. Membuat upaya inovatif

dalam pengendalian

penyakit dan

penanggulangan

masalah kesehatan

dengan melibatkan

kalangan akademisi dan

lembaga riset kesehatan

5 Meningkatnya Akses

pada lingkungan yang

sehat

1. Persentase akses air

minum berkualitas

2. Persentase akses

sanitasi dasar (jamban

sehat)

1. Meningkatkan kegiatan

pemberdayaan masyarakat

dengan metode pemicuan,

termasuk membangkitkan

gerakan Gotong Royong

2. Meningkatkan kerjasama

lintas sektor, upaya

pembentukan jejaring

termasuk meningkatkan

peran Pokja AMPL/Pokja

Sanitasi, dan Tim Pembina

Teknis Kota Sehat

3. Menggalakkan

pemberdayaan masyarakat

dengan melibatkan semua

stakeholder dan intervensi

lainnya

4. Memanfaatkan event Kota

Sehat dalam rangka

memperbaiki kondisi

sanitasi dan perilaku

masyarakat

6 Meningkatnya Sediaan

farmasi, alkes, dan

makanan bermutu,

bermanfaat, dan aman

Meningkatnya persentase

sediaan farmasi, alat

kesehatan dan makanan

yang dinilai memenuhi

syarat

1. Meningkatkan kerjasama

dengan institusi

pendidikan, organisasi

profesi dan lintas sektor

terkait untuk

mengadvokasi terbitnya

kebijakan-kebijakan yang

mendukung program

kefarmasian dan anggaran

obat

2. Meningkatkan kualitas

SDM farmasi dalam

mengoptimalkan sumber

daya yang ada untuk

meningkatkan pelayanan

kefarmasian

3. Meningkatkan kerjasama

lintas program dan sektor

dalam hal pengawasan

dan pengendalian produk

sediaan farmasi, alat

kesehatan dan makanan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 115

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGI

4. Meningkatkan kerjasama

dengan institusi

pendidikan, organisasi

profesi, Asosiasi dan lintas

sektor terkait untuk

meningkatkan kualitas

SDM

5. Memperketat pengawasan

dan pengendalian

terhadap produk-produk

sediaan farmasi, alat

kesehatan dan makanan

yang beredar

6. Meningkakan kualitas

sarana kefarmasian dan

alat kesehatan melalui

pembinaan dan

pengendalian

7. Meningkatkan dan

mengembangkan bahan

alam untuk sediaan

farmasi yang berkualitas

7 Terwujudnya sumber

daya kesehatan yang

memadai

Terpenuhinya Rasio

tenaga kesehatan

strategis terhadap jumlah

penduduk

1. Penguatan sistem

informasi perencanaan

nakes

2. Meningkatkan koordinasi

dengan fakultas

kedokteran untuk

memenuhi tenaga

kesehatan yang kompeten

(dokter umum, SpOG,Sp.A)

3. Menempatkan residen

PPDSBK di RS Kab/Kota

4. Meningkatkan koordinasi

dengan Institusi

pendidikan tinggi

khususnya Kebidanan

untuk peningkatan

kompetensi menghasilkan

tenaga bidan yang siap

pakai

8 Meningkatnya

pembiayaan kesehatan

Persentase kecukupan

pembiayaan kesehatan

sesuai standar

1. Advokasi kepada Pemda

dan swasta terkait dengan

pembiayaan kesehatan

program kesehatan

2. Peningkatan kapasitas

petugas dalam pembiayaan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 116

NO SASARAN INDIKATOR KINERJA

SASARAN STRATEGI

9 Meningkatnya

manajemen kesehatan

yang bersih untuk

menunjang program

kesehatan

Persentase Temuan

Laporan Hasil

Pemerikasaan (LHP) atas

penggunaan anggaran

keuangan dan aset yang

ditindaklanjuti

1. Meningkatkan koordinasi

pelaksanaan kegiatan

sesuai peraturan dalam

rangka Good and Clean

Governance

2. Menguatkan sistem

informasi terintegrasi dan

fasilitasi ke

kabupaten/kota dalam

manajemen data,

perencanaan dan evaluasi

Tabel 4.21

Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan

VISI : MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT

MISI I : Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Meningkatkan

kemandirian

masyarakat

untuk hidup

sehat

Masyarakat yang

mandiri dan hidup

sehat

Meningkatkan peran

serta dan kesadaran

masyarakat melalui

kemitraan dengan

Organisasi

kemasyarakatan,

Profesi, LSM dan

dunia usaha serta

koordinasi lintas

sektor

1. Pembangunan

berwawasan

kesehatan

2. Koordinasi Lintas

Program dan Lintas

Sektor dalam

pelaksanaan PHBS

3. Pengembangan

Upaya Kesehatan

Berbasis

Masyarakat (UKBM

MISI II : Mewujudkan, memeliharadan meningkatkan yankes yang bermutu, merata

dan terjangkau

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Optimalisasi

upaya

kesehatan

secara

sinergis,

menyeluruh,

terpadu,

berkelanjuta

n, terjangkau

dan bermutu

bagi

masyarakat

Meningkatnya Upaya

Pelayanan kesehatan

yang bermutu dan

terjangkau bagi

masyarakat

1. Penguatan advokasi

ke Pemda dalam

Penurunan AKI dan

AKB, Peningkatan

Kualitas Fasilitas

pelayanan

kesehatan serta

Penangan kesehatan

jiwa

2. Meningkatkan

kemitraan dan

kerjasama dengan

organisasi profesi,

institusi pendidikan

dan lintas sektor

3. Meningkatkan

pemberdayaan

1. Peningkatan

pelayanan

kesehatan ibu,

KB, bayi, remaja

dan lansia

2. Peningkatan

aksesibilits dan

kualitas

pelayanan

kesehatan di

Fasilitas

Kesehatan Dasar

dan Rujukan

3. Penanganan

masalah

kesehatan jiwa

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 117

masyarakat dalam

penurunan AKI dan

AKB, penanganan

masalah kesehatan

jiwa serta kesehatan

lansia

4. Peningkatan

kapasitas tenaga

kesehatan dalam

pelayanan

kesehatan dasar,

rujukan, kesga serta

kesehatan khusus

5. Pengembangan dan

penguatan fasilitas

pelayanan

kesehatan dasar,

rujukan dalam

regionalisasi sistem

rujukan

MISI III : Mewujudkan upaya pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan dan

penanggulangan masalah kesehatan

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN

Optimalisasi

penanggulang

an masalah

gizi

Meningkatnya Upaya

Penanggulangan

masalah gizi yang

optimal

.1. Akselerasi perbaikan

gizi pada 1000 Hari

Pertama Kehidupan

dalam rangka

pencegahan dan

penanggulangan gizi

buruk dan stunting.

3. Meningkatkan jumlah

nutrisionis melalui

peningkatan status

Puskesmas menjadi

BLUD

Penanganan

masalah gizi kurang

dan gizi buruk pada

bayi, anak balita,ibu

hamil dan menyusui

Optimalisasi

upaya

pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Meningkatnya Upaya

Pengendalian penyakit

dan masalah kesehatan

akibat bencana

1. Penguatan

kepemilikan

program di tingkat

kabupaten kota

melalui advokasi

komunikasi dan

mobilisasi sosial

2. Optimalisasi tata

laksana penyakit

menular , tidak

menular disemua

jenjang pelayanan

kesehatan

a. Mengacu pada

UU No. 36 tahun

2009 tentang

Kesehatan

b. Mengacu pada

kebijakan

Nasional

Program-program

Pengendalian

Penyakit (menular

dan tidak

menular), Gizi,

Penyehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 118

3. Penguatan dukungan

masyarakat sipil dalam

pengendalian penyakit

4. Penguatan

Manajemen

Bencana dan

Surveilans

Epidemiologi

5. Peningkatan

kapasitas tenaga

teknis program

melalui pelatihan

yang bermutu yang

dikelola oleh

lembaga pelatihan

kesehatan yang

terstandar

6. Membuat upaya

inovatif dalam

pengendalian

penyakit dan

penanggulangan

masalah kesehatan

dengan melibatkan

kalangan akademisi

dan lembaga riset

kesehatan

Lingkungan dan

Bencana

Meningkatkan

akses pada

lingkungan

yang sehat

1. Persentase akses air

minum

berkualitas

2. Persentase aks es

sanitasi dasar

(jamban sehat)

1. Meningkatkan

kegiatan

pemberdayaan

masyarakat dengan

metode pemicuan,

termasuk

membangkitkan

gerakan Gotong

Royong

2. Meningkatkan

kerjasama lintas

sektor, upaya

pembentukan jejaring

termasuk

meningkatkan peran

Pokja AMPL/ Pokja

Sanitasi, dan Tim

Pembina Teknis Kota

Sehat

3. Menggalakkan

pemberdayaan

masyarakat dengan

melibatkan semua

stakeholder dan

intervensi lainnya

1. Peningkatan

akses Lingkungan

Sehat melalui

pemberdayaan

masyarakat

2. Peningkatn peran

lintas sektor

dalam

mendukung akses

lingkungan sehat

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 119

4. Memanfaatkan event

Kota Sehat dalam

rangka memperbaiki

kondisi sanitasi dan

perilaku masyarakat

MISI IV : Mendayagunakan sumber daya kesehatan

TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Optimalisasi

ketersediaan,

mutu,

manfaat, dan

keamanan

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makan

Meningkatnya Sediaan

farmasi, alkes, dan

makanan bermutu,

bermanfaat, dan aman

1. Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi pendidikan,

organisasi profesi dan

lintas sektor terkait

untuk mengadvokasi

terbitnya kebijakan-

kebijakan yang

mendukung program

kefarmasian dan

anggaran obat

2. Meningkatkan

kualitas SDM

farmasi dalam

mengoptimalkan

sumber daya yang

ada untuk

meningkatkan

pelayanan

kefarmasian

3. Meningkatkan

kerjasama lintas

program dan sektor

dalam hal

pengawasan dan

pengendalian produk

sediaan farmasi, alat

kesehatan dan

makanan

4. Meningkatkan

kerjasama dengan

institusi pendidikan,

organisasi profesi,

Asosiasi dan lintas

sektor terkait untuk

meningkatkan

kualitas SDM

5. Meningkatkan dan

mengembangkan

bahan alam untuk

sediaan farmasi yang

berkualitas

Peningkatan Sediaan

farmasi, alat

kesehatan dan

makanan memenuhi

syarat untuk

mencukupi

kebutuhan pelayanan

kesehatan yang

berorientasi patient

safety

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 120

Meningkatkan

jumlah, jenis,

mutu,

pemerataan

dan

pengambanga

n sumber

daya

kesehatan

Terwujudnya Sumber

daya kesehatan yang

memadai, proporsional,

dan handal

1. Penguatan sistem

informasi perencana

an nakes

2. Meningkatkan

koordinasi dengan

fakultas kedokteran

untuk memenuhi

tenaga kesehatan

yang kompeten (dokter

umum, SpOG,Sp.A)

3. Menempatkan

residen PPDSBK di RS

Kab/Kota

4. Meningkatkan

koordinasi dengan

Institusi pendidikan

tinggi khususnya

Kebidanan untuk

peningkatan kompetensi

menghasilkan tenaga

bidan yang siap pakai

5. Advokasi kepada

Pemda dan swasta

terkait dengan

pembiayaan

kesehatan program

kesehatan

6. Peningkatan

kapasitas petugas

dalam pembiayaan

1. Pendistribusian

tenaga kesehatan

di rumah sakit,

balai kesehatan,

puskesmas dan

jaringannya

2 .Pendayagunaan

tenaga kesehatan

yang kompeten

sesuai kebutuhan

penataan

3. Pembuatan

regulasi penataan

tenaga kesehatan

Pembiayaan

Kesehatan

dengan

jumlah

mencukupi

yang

teralokasi

secara adil

Meningkatnya

pembiayaan kesehatan

1. Advokasi kepada

Pemda dan swasta

terkait dengan

pembiayaan

kesehatan program

kesehatan

2. Peningkatan

kapasitas petugas

dalam pembiayaan

kesehatan

3. Perbaikan sistem

pencatatan

pembiayaan

kesehatan

4. jaminan kesehatan

kepada masyarakat

dan organisasi

masyarakat

5. Peningkatan kegitan

evaluasi

pelaksanaan

jaminan kesehatan

1. Peningkataan

pembiayaan

kesehatan

provinsi/kab/kota

melalui DHA

2. Pemberdayaan

masyarakat

/swasta dalam

jaminan

kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 121

MISI V : Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih

Optimalisasi

manajemen

kesehatan

untuk

menunjang

program

kesehatan

Terwujudnya Tertib

adminstrasi dan

manajemen keuangan ,

aset , perencanaan dan

evaluasi

Meningkatkan

koordinasi

pelaksanaan kegiatan

sesuai peraturan

dalam rangka Good

and Clean

Governance

1. Peningkatan

manajemen

kesehatan yang

bersih dan

bertanggungjawa

b

2. Pengembangan

Regulasi Bidang

Kesehatan

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 122

BBAABB VV

RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM DDAANN KKEEGGIIAATTAANN,, IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA,, KKEELLOOMMPPOOKK SSAASSAARRAANN,,

DDAANN PPEENNDDAANNAAAANN IINNDDIIKKAATTIIFF

Berdasarkan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan yang

telah dirumuskan maka Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Timur tahun 2014-2019 dijabarkan sebagai berikut :

1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari 3 Kegiatan

yaitu :

a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat

b) Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat)

c) Pengembangan posyandu dan Desa Siaga

2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, terdiri dari 8 kegiatan yaitu :

a) Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila

b) Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas

beserta jaringannya

c) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra

sekolah

d) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana

e) Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes), dari hanya

melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa

f) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga, Batra dan

Kesehatan Kerja)

g) Peningkatan Mutu Pelayanan dan Jangkauan Kesehatan Penunjang

(Laboratorium, Darah, Radiomedik, Bengkel Alkes)

h) Peningkatan Kesehatan Penduduk Miskin, Daerah Terpencil dan Tertinggal di

Puskesmas dan Jaringannya

3. Program Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari 2 kegiatan yaitu :

a) Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS

b) Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di RSU

dan RS khusus

4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

a) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat

Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 123

b) Pemberdayaan masyarakat Untuk pencapaian keluarga sadar gizi

c) Penyelidikan surveillans untuk kewaspadaan pangan dan gizi

5. Program Pengendalian Penyakit, terdiri dari 12 kegiatan yaitu :

a) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata Laksana Penderita

b) Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Pengamatan Penyakit serta

Penanggulangan KLB

c) Pengendalian Penyakit Kusta dan Frambusia

d) Pengendalian Penyakit TBC (Tuberkulosis)

e) Pengendalian HIV/AIDs

f) Pengendalian Penyakit Malaria

g) Pengendalian Penyakit PES

h) Pencegahan DBD (Demam Berdarah)

i) Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah

j) Peningkatan Imunisasi

k) Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)

l) Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)

m) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana

6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :

a) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory

b) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar

c) Penyehatan Lingkungan

d) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat

7. Program Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Pengamanan Makanan, terdiri dari 9

kegiatan yaitu :

a) Upaya penyediaan obat dan perbekalan kesehatan

b) Peningkataan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan

c) Peningkatan mutu Penggunaan obat

d) Upaya Pengembangan Pemanfaatan Bahan Alam Indonesia dalam bentuk obat

tradisional dan kosmetika

e) Peningkatan mutu dan keamanan makanan

f) Peningkatan dan Pengembangan Balai Materia Medika Batu

g) Pencegahan Penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya

(Napza)

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 124

h) Peningkatan kualitas produk alat kesehatan

i) Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium

8. Program Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

a) Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta

Rumah Sakit

b) Penempatan, pengembangan dan pemenuhan tenaga kesehatan di tempat

pelayanan (puskesmas, rumah sakit dan jaringannya)

c) Peningkatan Profesionalisme dan pengembangan karir tenaga kesehatan

d) Peningkatan Pembiayaan Kesehatan.

9. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, yang terdiri dari

kegiatan yaitu :

a) Pengembangan dan fasilitasi Program Kesehatan

b) Pengembangan manajemen perencanaan dalam bidang kesehatan

c) Kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam bidang kesehatan

d) Peningkatan manajemen dan fungsi kelembagaan UPT

10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 1 kegiatan yaitu:

a) Pelaksanaan Administrasi Perkantoran

11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :

a) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana

b) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana

c) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Prasarana

d) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Prasarana

12. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah, terdiri dari 2

kegiatan yaitu :

a) Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah

b) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

13. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan

Pemerintahan, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :

a) Penyusunan Dokumen Perencanaan

b) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran

c) Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem

Informasi Data

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 125

Rencana Program dan Kegiatan diatas disertai indikator kinerja, kelompok sasaran,

serta pendanaan indikatifnya. Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur

merupakan program prioritas RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran beserta pendanaan

indikatif dimaksud sebagaimana diuraikan pada tabel 5.1. (excel)

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Pagu Indikatif Program: 4,540,000,000 4,994,000,000 5,493,400,000 6,042,740,000 6,647,014,000

Persentase Desa Siaga (Desi)

Aktif Purnama Mandiri (PURI)

60% 64% 68% 70% - 72% - 74% -

Dinkes

Persentase rumah tangga

sehat

46% 50% 53% 56% - 59% - 62% -

Dinkes

Persentase posyandu PURI

yang menjadi taman

posyandu

38% 41% 43% - 45% - 47% - 49% -

Dinkes

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,934,250,000 2,127,675,000 2,340,442,500 2,574,486,750 2,831,935,425

Jumlah jenis media promosi

program prioritas yang di

hasilkan

9 9 9 - 9 - 9 - 9 -

Persentase program prioritas

yang disosialisasikan elalui

media

100% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 605,750,000 666,325,000 732,957,500 806,253,250 886,878,575

Jumlah UKBM yang dibina 98 111 198 - 298 - 397 - 496 -

Persentase UKBM yang dibina 0.54% 1% - 2% - 3% - 4% - 5% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 2,000,000,000 12.602 2,200,000,000 12.804 2,420,000,000 13.004 2,662,000,000 2,928,200,000

Jumlah posyandu PURI yang

dibina

10.912 12.40

4

12.602 - 12.804 - 13.004 - -

Jumlah desa siaga aktif

madya yang dibina

0 101 201 302 403 504

Outcome Kegiatan:

Persentase posyandu PURI

yang dibina

38% 41% - 43% - 45% - 47% - 49% -

Persentase Desa Siaga aktif

Madya yang dibina

0 4% 8% - 12% - 16% - 20% -

1 Angka

Kematian Ibu

Pagu Indikatif Program: 6,265,700,000 6,892,270,000 7,581,497,000 8,339,646,700 9,173,611,370

3 Persentase

Fasilitas

Kesehatan

Dasar sesuai

standar

Persentase Puskesmas yang

terakreditasi

9% 15% 20% 1,056,000,000 25% 1,161,600,000 30% 1,277,760,000 >35% 1,405,536,000

Dinkes

4 Persentase

Fasilitas

Kesehatan

Persentase Ponkesdes sesuai

standar

44% 46% 48% - 50% - 52% - >52% -

Dinkes

5 Persentase

kasus

pemasungan

Cakupan Pelayanan

Kesehatan Remaja

64% 65% 66% - 67% - 68% - >68% -

Dinkes

Cakupan pelayanan

kesehatan USILA

53% 54% 55% - 56% - 57% - 58% -

Dinkes

Cakupan Peserta KB Aktif 66% 67% 68% - 69% - 70% - >70% - Dinkes

Cakupan Pertolongan

Persalinan Oleh Nakes

93% 94% 95% - 96% - 97% - >97% -

Dinkes

Cakupan Pelayanan Bayi 95% 95% 96% - 96% - 97% - >97% - Dinkes

Persentase Kasus Pasung

ditangani

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Dinkes

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN

Meningkatkan

kemandirian

masyarakat

untuk hidup

sehat

Optimalisasi

upaya

kesehatan

secara

sinergis,

menyeluruh,

terpadu,

berkelanjutan,

terjangkau

dan bermutu

bagi

masyarakat

SASARAN

Masyarak

at yang

mandiri

dan hidup

sehat

Meningkat

nya Upaya

Pelayanan

kesehatan

yang

bermutu

dan

terjangka

u bagi

masyarak

at

Persentase

Desa Siaga

aktif berstrata

PURI

KODE

1.02.19

1.02.19.001

1.02.19.013

1.02.19.015

1.02.16

PROGRAM /

KEGIATAN

Program Promosi

Kesehatan dan

Pemberdayaan

Masyarakat

Pengembangan

media promosi dan

informasi sadar

hidup sehat

Pengembangan

UKBM (Upaya

Kesehatan

Bersumber

Masyarakat)Pengembangan

posyandu dan Desa

Siaga

Program Upaya

Kesehatan

Masyarakat

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000

Jumlah Nakes yang terlatih

Pelayanan Kesehatan Peduli

Remaja

10 10 10 10 10 10

Jumlah Tim Pembina UKS

yang aktif

2% 10% 10% 12% 12% 14%

Dinkes

Puskesmas yang

melaksanakan Pelayanan

Kesehatan Peduli Remaja

29% 29% 29% 29% 29% 29%

Dinkes

Jumlah Nakes yang terlatih

pelayanan kesehatan lansia

5

Puskesma

s

5Puske

smas

5

Puskes

mas

5

Puskes

mas

5

Puskes

mas

5

Puskes

mas

Persentase sekolah yang

melaksanakan program UKS

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Dinkes

Persentase Puskesmas

santun lansia

5% 6% 7% - 7% - 8% - 8% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000 1,610,510,000

Jumlah Puskesmas yang

terakreditasi

150 Pusk 200

pusk

300

pusk

400

Pusk

500

Pusk

600

Pusk

Jumlah Puskesmas PONED

yang aktif

100 Pusk 125

Pusk

150

Pusk

175

Pusk

200

Pusk

225

Pusk

Jumlah Puskesmas dengan

pelayanan gawat darurat

sesuai standar

150 Pusk 200

Pusk

300

Pusk

400

Pusk

500

Pusk

600

Pusk

Outcome Kegiatan:

Persentase Puskesmas dan

jaringannya yang

melaksanakan pelayanan

kesehatan sesuai standar

9% 15% 20% - 25% - 30% - >35% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 2,000,000,000 2,200,000,000 2,420,000,000 2,662,000,000 2,928,200,000

Jumlah kemitraan dalam

peningkatan pelayanan ANC

berkualitas

6 6 6 6 6 6

Jenis data kesehatan ibu,

bayi, balita dan anak

prasekolah

7 7 7 7 7 7

Jumlah forum PENAKIB yang

terbentuk tk kab/kota

3 6 8 10 12

Jumlah kemitraan dalam

peningkatan kualitas

pelayanan kesehatan bayi

2 2 2 2 2

Persentase ibu hamil yang

mendapatkan pelayanan ANC

berkualitas

86% 87% 88% - 89% - 90% - 90% -

Persentase bayi yang

mendapatkan pelayanan

kesehatan yang berkualitas

97% 97% 97% 98.00% 98.00% 98%

Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000

Jumlah tenaga kesehatan

terlatih CTU

20 orang 20

orang

20

orang

20

orang

20

orang

20

orang

Optimalisasi

upaya

kesehatan

secara

sinergis,

menyeluruh,

terpadu,

berkelanjutan,

terjangkau

dan bermutu

bagi

masyarakat

Meningkat

nya Upaya

Pelayanan

kesehatan

yang

bermutu

dan

terjangka

u bagi

masyarak

at

1.02.16.021

1.02.16.023

1.02.16.037

1.02.16.038

Peningkatan

kesehatan anak,

remaja dan usila

Peningkatan mutu

dan jangkauan

pelayanan

kesehatan dasar di

Puskesmas beserta

jaringannya

Peningkatan kualitas

pelayanan

kesehatan ibu, bayi,

balita dan anak pra

sekolah

Peningkatan Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Reproduksi dan

Keluarga Berencana

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah tenaga kesehatan

terlatih APBK

20 orang 20

orang

20

orang

20

orang

20

orang

20

orang

Persentase tenaga kesehatan

terlatih CTU dan APBK

7% 8% 9% - 9,2% - 10 - 11% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000

Jumlah Ponkesdes yang

melaksanakan pelayanan

kesehatan sesuai standar

200

Ponkesdes

400

Ponkes

des

500

Ponkes

des

- 600

Ponkesd

es

- 800

Ponkes

des

- 1000

Ponkes

des

-

Persentase Ponkesdes yang

melaksanakan pelayanan

kesehatan sesuai standar

44% 46% 48% - 50% - 52% - 55% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000

Jumlah Koordinasi dalam

rangka meningkatkan

Puskesmas mempunyai

unggulan minimal 1 program

khusus/seluruh Puskesmas

32 kali 40 kali 44 kali - 48 kali - 52 kali - 56 kali -

Jumlah tenaga kesehatan

yang meningkat pengetahuan

dan keterampilan Program

Kesehatan Khusus

22 orang 40

orang

40

orang

40

orang

40

orang

40

orang

Persentase Puskesmas

mempunyai unggulan minimal

1 program khusus/seluruh

Puskesmas

5% 10% 15% - 20% - 25% - 30% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 265,700,000 292,270,000 321,497,000 353,646,700 389,011,370

Jumlah Laboratorium

sederhana di Puskesmas

sesuai standar

150 Pusk 200

Pusk

250 300 350 400

Persentase tenaga kesehatan

yang terlatih Laboratorium

sederhana puskesmas sesuai

standar

9% 15% 20% - 25% - 30% - 35% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000

Jumlah Puskesmas dan

jaringannya yang

melaksanakan pelayanan

kesehatan sesuai standar

Outcome : Persentase

Puskesmas melaksanakan

pelayanan kesehatan sesuai

0 10% 15% - 20% - 25% - 30% -

Pagu Indikatif Program: 2,230,000,000 2,453,000,000 2,698,300,000 2,968,130,000 3,264,943,000

Persentase Rumah Sakit

terakreditasi

65% 65% 70% - 75% - 75% - >75% -

Dinkes

Persentase Rumah Sakit

Pemerintah yang

melaksanakan PONEK

50% 50% 55% - 60% - 65% - >65% -

Dinkes

Persentase RS yang

menyelenggarakan Pelayanan

IGD level 1 sesuai standar

75% 75% 80% - 80% - 80% - >80% -

Dinkes

Optimalisasi

upaya

kesehatan

secara

sinergis,

menyeluruh,

terpadu,

berkelanjutan,

terjangkau

dan bermutu

bagi

masyarakat

Meningkat

nya Upaya

Pelayanan

kesehatan

yang

bermutu

dan

terjangka

u bagi

masyarak

at

1.02.16.038

1.02.16.044

1.02.16.050

1.02.16.051

1.02.16.052

1.02.33

Peningkatan Mutu

Pelayanan

Kesehatan

Reproduksi dan

Keluarga Berencana

Perluasan fungsi

pelayanan Pondok

Bersalin Desa

(polindes), dari

hanya melayani

pasien bersalin

menjadi Pondok

Kesehatan Desa Peningkatan

Pelayanan

Kesehatan Khusus

(Indra, Jiwa,

Olahraga, Batra dan

Kesehatan Kerja)

Peningkatan Mutu

Pelayanan dan

Jangkauan

Kesehatan

Penunjang

(Laboratorium,

Darah, Radiomedik,

Bengkel Alkes)

Peningkatan

Kesehatan

Penduduk Miskin,

Daerah Terpencil

dan Tertinggal di

Puskesmas dan

Jaringannya

Program Upaya

Kesehatan

Perorangan

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Pagu Indikatif Kegiatan: 960,000,000 1,056,000,000 1,161,600,000 1,277,760,000 1,405,536,000

Jumlah dokumen analisa

kinerja pelayanan RS di Jawa

Timur

1 buah 1buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah

Jumlah RS yang

melaksanakan On The Job

Training PONEK

25 RS 30 RS 35 RS 40 RS 45 RS 50 RS

Prosentase RS yang

mempunyai SOP sesuai

standar

10% 10% 15% 2,453,000,000 20% 2,698,300,000 25% 2,968,130,000 30% 3,264,943,000

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,270,000,000 1,397,000,000 1,536,700,000 1,690,370,000 1,859,407,000

Jumlah Bimbingan Teknis

dalam rangka

pengembangan sistem

kegawatdaruratan

pelayananpenunjang di RSU

dan RS Khusus

6 kali 6 kali 8 kali 8 kali 8 kali 8 kali

Jumlah tenaga RS terlatih

sistem informasi

kegawatdaruratan

20 orang 20

orang

20

orang

20

orang

20

orang

20

orang

Jumlah sarkes melaksanakan

uji coba juknis sistem rujukan

0 2

sarkes

3

sarkes

4 sarkes 5 sarkes 6

sarkes

Jumlah Pengobatan dan rapat

koordinasi pada P3K

257 kali 257

kali

257

kali

- 257 kali - 262 kali - 267

kali

-

Persentase rujukan fasilitas

primer ke RS Tersier

80% 75% 75% - 70% - 70% - 65% -

1 Persentase

Balita Gizi

Buruk

Pagu Indikatif Program: 3,250,000,000 3,575,000,000 3,932,500,000 4,325,750,000 4,758,325,000

Persentase Balita Kurang Gizi 12,1 11,7 10,3 - 10,9 - 10,5 - 10,1 -

Pesentase Balita Stunting 29,2 28,2 27,2 26,2 25,2 25

Pagu Indikatif Kegiatan: 2,100,000,000 2,310,000,000 2,541,000,000 2,795,100,000 3,074,610,000

Jumlah kemitraan yang

mendukung penanggulangan

masalah Kurang Gizi

Tersedianya data status gizi

balita melalui survey

Pemantauan Status Gizi (PSG)

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

Jumlah Pengadaan MP-ASI

dalam rangka Intervensi Gizi

bagi Ibu Hamil Kurang Energi

Kronis (KEK), buffer stock MP-

ASI bagi balita dalam rangka

antisipasi keadaan bencana,

dan kegiatan momentum

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

Persentase balita gizi buruk

yang ditemukan yang

mendapat perawatan

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Optimalisasi

upaya

kesehatan

secara

sinergis,

menyeluruh,

terpadu,

berkelanjutan,

terjangkau

dan bermutu

bagi

masyarakat

Melaksanaka

n upaya

penanggulang

an masalah

gizi

Meningkat

nya Upaya

Pelayanan

kesehatan

yang

bermutu

dan

terjangka

u bagi

masyarak

at

Meningkat

nya Upaya

Penanggul

angan

masalah

gizi yang

optimal

2 Pesentase

Balita

Stunting

1.02.33.008

1.02.33.019

1.02.20

1.02.20.003

Peningkatan

Kualitas Pelayanan

di RS

Peningkatan

pelayanan

kesehatan

penunjang dan

kegawatdaruratan di

RSU dan RS khusus

Program Perbaikan

Gizi Masyarakat

Penanggulangan

Kurang Energi

Protein (KEP),

Anemia Gizi Besi,

Gangguan Akibat

Kurang Yodium

(GAKY), Kurang

Vitamin A dan

Kekurangan Zat Gizi

Mikro lainnya

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Pagu Indikatif Kegiatan: 620,000,000 682,000,000 750,200,000 825,220,000 907,742,000

Jumlah survey dalam rangka

pemetaan situasi Kadarzi

1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali

Jumlah pertemuan berkaitan

dengan pemberdayaan

masyarakat untuk pencapaian

Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali

Persentasebalita yang

ditimbang berat badannya

(D/S).

80% 81% 82% - 83% - 84% - 85% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 530,000,000 583,000,000 641,300,000 705,430,000 775,973,000

Jumlah indikator yang

disepakati untuk pelaksanaan

surveilans gizi

4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali

Persentase pelaksanaan

surveilans gizi

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

1 Persentase

penanggulang

an KLB skala

provinsi

Pagu Indikatif Program: 6,955,317,500 7,650,849,250 8,415,934,175 9,257,527,593 10,183,280,352

Persentase Penderita

penyakit tidak menular tidak

terjadi komplikasi

22 20 20 - 20 - 20 - 20 -

Persentase KLB Pasca

Bencana

0 0 0 0 0 0

Persentase RFT Rate 90 90 90 91 92 93 Dinkes,

UPT RSK

Kusta

Persentase ODHA dengan ARV 71 75 80 85 87 90

Persentase penderita Malaria

mendapatkan ACT

99,81 95 95 95 95 95

Persentase penderita suspect

pes yang tertangani

100 100 100 100 100 100

Insiden rate DBD 39 <51 <51 <51 <51 <51

Persentase penyakit menular

wabah dilakukan PE

100 100 100 100 100 100

Persentase cakupan diare 70 75 80 85 90 95

Persentase cakupan

pneumonia

30 40 45 45 45 50

Persentase penurunan KLB

penyakit bersumber binatang

16 10 10 10 10 5

Persentase keberhasilan

pengobatan TB

90 90 90 95 95 95

Dinkes,

UPT RS

Paru, BP4

Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000

Jumlah kegiatan fasilitasi PTM

yang dilakukan

20 38 38 38 38 38

Melaksanaka

n upaya

penanggulang

an masalah

gizi

Optimalisasi

upaya

pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Meningkat

nya Upaya

Penanggul

angan

masalah

gizi yang

optimal

Meningkat

nya Upaya

Pengendal

ian

penyakit

dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

2

2

Pesentase

Balita

Stunting

Persentase

screening

PTM bagi

penduduk

berisiko usia

>1 5 tahun

secara

kumulasi

1.02.20.004

1.02.20.011

1.02.xx

1.02.42.001

Pemberdayaan

masyarakat Untuk

pencapaian keluarga

sadar gizi

Penyelidikan

surveillans untuk

kewaspadaan

pangan dan gizi

Program

Pengendalian

Penyakit

Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit serta Tata

Laksana Penderita

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah kelompok populasi

yang dilakukan pelayanan

screening faktor risiko PTM

0 5 10 15 20 25

Persentase penduduk usia

lebih dari 20 tahun yang di

screening FR PTM

0 0 6% - 6% - 6% - 6% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 700,000,000 770,000,000 847,000,000 931,700,000 1,024,870,000

Jumlah kegiatan fasilitasi

surveilans PD3I yang

dilakukan

30 38 38 38 38 38

Jumlah kegiatan fasilitasi

surveilans Difteri yang

dilakukan

30 38 38 38 38 38

Jumlah kegiatan fasilitasi

surveilans Matra/Haji yang

dilakukan

30 38 38 38 38 38

Jumlah kegiatan fasilitasi

surveilans sentinel yang

dilakukan

30 38 38 38 38 38

Jumlah kegiatan fasilitasi

surveilans SKD-KLB yang

dilakukan

30 38 38 38 38 38

Jumlah kegiatan fasilitasi

surveilans Terpadu Penyakit

(STP) yang dilakukan

30 38 38 38 38 38

Jumlah KLB skala provinsi

yang dilakukan penyelidikan

epidemiologi

100 110 120 130 140 150

Persentase KLB skala

provinsi yang ditanggulangi

dalam waktu 2x 24 Jam

70% 80% 80% - 80% - 80% - 80% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000

Jumlah fasilitasi pengendalian

penyakit kusta dan frambusia

yang dilakukan

76% 76% 76% 76% 76% 76%

Jumlah penderita kusta

ditemukan

4000 4100 4200 4300 4400 4500

Jumlah KPD Kusta terbentuk 33 35 37 39 41 43

Persentase penderita kusta

ditemukan

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase KPD baru Kusta

terbentuk

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000

Jumlah fasilitasi pengendalian

penyakit TB yang dilakukan

76 76 76 76 76 76

Jumlah layanan rujukan TB

MDR

5 7 10 13 17 20

Jumlah laboratorium

diagnosis TB yang bermutu

16 19 22 25 27 30

Optimalisasi

upaya

pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Meningkat

nya Upaya

Pengendal

ian

penyakit

dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

2 Persentase

screening

PTM bagi

penduduk

berisiko usia

>1 5 tahun

secara

kumulasi

1.02.42.001

1.02.42.002

1.02.42.003

1.02.42.004

Pencegahan dan

Pemberantasan

Penyakit serta Tata

Laksana Penderita

Peningkatan

Surveillance

Epidemologi dan

Pengamatan

Penyakit serta

Penanggulangan

KLB

Pengendalian

Penyakit Kusta dan

Frambusia

Pengendalian

Penyakit TBC

(Tuberkulosis)

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Persentase RS Rujukan atau

sub rujukan TB MDR

terbentuk

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase laboratorium TB

yang tidak memiliki angka

kesalahan baca besar

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000

Jumlah fasilitasi pengendalian

penyakit HIV/AIDS dan IMS

yang dilakukan

76 76 76 76 76 76

Jumlah kegiatan sero survey 10 10 10 10 10 10

Jumlah layanan CST yang

aktif

40 45 50 55 60 65

Jumlah layanan VCT yang

aktif

100 103 106 109 112 115

Persentase layanan CST yang

aktif

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase layanan VCT yang

aktif

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pagu Indikatif Kegiatan: 655,317,500 720,849,250 792,934,175 872,227,593 959,450,352

Jumlah fasilitasi pengendalian

penyakit malaria yang

dilakukan

76 76 76 76 76 76

Jumlah spot check vektor

malaria

12 19 19 19 19 19

Jumlah kasus malaria yang

dilakukan pelacakan

25 30 35 40 45 50

Outcome : Persentase spot

check vektor malaria

12% 19% 19% - 19% - 19% - 19% -

Outcome : Persentase kasus

malaria yang dilakukan

pelacakan

25% 30% 35% 40% 45% 50%

Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000

Jumlah fasilitasi

pengendalian penyakit pes

yang dilakukan

50 60 60 60 70 70

Jumlah dusun fokus yang

dilakukan surveilans rodent

18 18 18 15 15 15

Jumlah Puskesmas yang

melakukan surveilans

humans

5 5 5 5 5 5

Persentase dusun fokus yang

dilakukan surveilans rodent

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase Puskesmas yang

melakukan surveilans

humans

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000

Optimalisasi

upaya

pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Meningkat

nya Upaya

Pengendal

ian

penyakit

dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

2 Persentase

screening

PTM bagi

penduduk

berisiko usia

>1 5 tahun

secara

kumulasi

1.02.42.004

1.02.42.005

1.02.42.006

1.02.42.007

1.02.42.008

Pengendalian

Penyakit TBC

(Tuberkulosis)

Pengendalian

HIV/AIDs

Pengendalian

Penyakit Malaria

Pengendalian

Penyakit PES

Pencegahan DBD

(Demam Berdarah)

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah fasilitasi pengendalian

DBD yang dilakukan

76 76 76 76 76 76

Jumlah penderita DBD

meninggal yang dilacak

3 15 15 15 15 15

Jumlah desa dengan jumantik

terlatih

30 40 50 60 70 80

Persentase penderita DBD

meninggal yang dilacak

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase desa dengan

jumantik terlatih

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000

Jumlah fasilitasi penyakit

menular wabah yang

dilakukan

76 76 76 76 76 76

Jumlah penyakit menular

wabah yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi

16 10 10 10 5 5

Persentase penyakit menular

wabah yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000

Jumlah kegiatan fasilitasi

imunisasi yang dilakukan

20

kab/kota,

200 Pusk

22

kab/ko

ta, 220

Pusk

24

kab/kot

a, 240

Pusk

26

kab/kot

a, 260

Pusk

28

kab/kot

a, 280

Pusk

30

kab/ko

ta, 300

Pusk Jumlah kegiatan Rapid

Convinience Self Assessment

(RCA)

45

Desa/kel

50

Desa/k

el

55

Desa/k

el

60

Desa/ke

l

65

Desa/k

el

70

Desa/k

el

Jumlah kegiatan Data Qualty

Self Assessment (DQS)

80 Pusk

Dan 80

Desa/kel

80

Pusk

Dan 80

Desa/k

80

Pusk

Dan 80

Desa/k

80

Pusk

Dan 80

Desa/ke

80

Pusk

Dan 80

Desa/k

80

Pusk

Dan 80

Desa/kPersentase Desa/ Kelurahan

yang mencapai UCI

90% 90% 90% - 90% - 90% - 90% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000

Jumlah fasilitasi penyakit

menular langsung yang

dilakukan

76 76 76 76 76 76

Persentase kematian karena

pneumonia yang dilakukan

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase kematian diare

yang dilakukan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Jumlah fasilitasi penyakit

bersumber binatang yang

dilakukan

76% 76% 76% 76% 76% 76%

Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000

Jumlah survey logitudinal

malaria yang dilakukan

76 76 76 76 76 76

Optimalisasi

upaya

pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Meningkat

nya Upaya

Pengendal

ian

penyakit

dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

2 Persentase

screening

PTM bagi

penduduk

berisiko usia

>1 5 tahun

secara

kumulasi

1.02.42.008

1.02.42.009

1.02.42.010

1.02.42.011

1.02.42.012

Pencegahan DBD

(Demam Berdarah)

Penyelenggaraan

dan pemberantasan

penyakit menular

dan wabah

Peningkatan

Imunisasi

Pemberantasan

penyakit menular

langsung (P2ML)

Pemberantasan

penyakit bersumber

binatang (P2B2)

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah survey logitudinal DBD

yang dilakukan

1 2 2 2 3 3

Jumlah uji resistensi vektor

yang dilakukan

1 2 2 2 3 3

Jumlah uji efikasi insektisida

yang dilakukan

2 4 4 4 4 4

Jumlah kasus gigitan hewan

penular rabies yang ditangani

18 23 28 33 38 43

Jumlah pasien filariasis yang

ditemukan

2 4 4 4 4 4

Persentase survey logitudinal

malaria yang dilakukan

20 20 20 20 - 100% - 100% -

Persentase survey logitudinal

DBD yang dilakukan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase uji resistensi

vektor yang dilakukan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase uji efikasi

insektisida yang dilakukan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase kasus gigitan

hewan penular rabies yang

ditangani

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Persentase pasien filariasis

yang ditemukan

100% 100% 100% 100% 100% 100%

Pagu Indikatif Kegiatan: 650,000,000 715,000,000 786,500,000 865,150,000 951,665,000

Jumlah kegiatan fasilitasi

penanggulangan bencana

yang dilakukan

20 kab

kota

25 kab

kota

25 kab

kota

30 kab

kota

30 kab

kota

38 kab

kota

jumlah kejadian bencana

yang mendapatkan dukungan

logistik bencana

30 kej 30 kej 35 kej 35 kej 40 kej 40 kej

Jumlah dokumen rencana

kontingensi (RENKON) yang di

Update

10 dok 10 dok 15 dok 15 dok 15 dok 20 dok

Jumlah kejadian bencana

yang dilakukan rapid health

assessment (RHA)

30 kej 30 kej 35 kej 35 kej 40 kej 40 kej

Persentase Bencana yang

dilaksanakan pelayanan

kesehatan

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

1 Persentase

akses air

minum

Pagu Indikatif Program: 2,300,000,000 2,530,000,000 2,783,000,000 3,061,300,000 3,367,430,000

Persentase Rumah Tangga

yang memiliki akses terhadap

sarana air minum

layak/terlindung;

81 81.5 82 - 83 - 84 - 85 -

Optimalisasi

upaya

pengendalian

penyakit dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Mewujudkan

mutu

lingkungan

yang lebih

sehat

Meningkat

nya Upaya

Pengendal

ian

penyakit

dan

masalah

kesehatan

akibat

bencana

Meningkat

nya akses

pada

lingkunga

n yang

sehat

2

2

Persentase

screening

PTM bagi

penduduk

berisiko usia

>1 5 tahun

secara

kumulasi

Persentase

akses sanitasi

dasar

(jamban

sehat)

1.02.42.012

1.02.42.013

1.02.37

Pemberantasan

penyakit bersumber

binatang (P2B2)

Peningkatan

pelayanan dan

penanggulangan

masalah bencana

Program

Pengembangan

Lingkungan Sehat

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Persentase rumah tangga

yang memiliki akses terhadap

sanitasi dasar/jamban sehat

71 73 75 77 78 80

Pagu Indikatif Kegiatan: 700,000,000 770,000,000 847,000,000 931,700,000 1,024,870,000

Jumlah Desa yang sudah

dilakukan pemicuan

5878 ds/kl 255

ds/kl

255

ds/kl

255

ds/kl

255

ds/kl

255

ds/kl

Persentase Desa STBM 71 73 75 - 77 - 78 - 80 -

Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000

Jumlah Sarana Air Minum

Yang di Inspeksi Sanitasi

4560

SAB

5320

SAB

6080

SAB

6840

SAB

7600

SAB

Persentase Sarana Air Minum

Yang memenuhi Syarat

Kesehatan

81 81.5 82 - 83 - 84 - 85 -

Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000

Jumlah Forum Kota Sehat

yang terbentuk di tingkat

Kabupaten/Kota

30 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt

Jumlah rumah yang diperiksa 5000

rmh

5000

rmh

5000

rmh

5000

rmh

5000

rmh

Jumlah Tempat Tempat

Umum (TTU) & Tempat

Pengelolaan Makanan (TPM)

Yang dibina

2500

TTU/TP

M

1500

TTU/TP

M

2600

TTU/TP

M

2600

TTU/TP

M

2600

TTU/TP

M

Jumlah Kab/Kota potensi

yang melaksanakan Strategi

Adaptasi Dampak Perubahan

Iklim

10 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt

Jumlah TP Pestisida (Tempat

Pengelolaan Pestisida) yg

dibina

200

TPP

200

TPP

200 TPP 200

TPP

200

TPP

Persentase Forum Kab./Kota

yang terbentuk

75 80 85 - 90 - 95 - 100 -

Persentase rumah memenuhi

syarat

72 73.5 75 76.5 78 79.5

Persentase Tempat Tempat

Umum dan Tempat

Pengelolaan Makanan yang

memenuhi syarat kesehatan

76 76.5 77 77.5 78 78.5

Persentase Kab/Kota yg

melaksanakan Strategi

Adaptasi dampak Kesehatan

Akibat Perubahan Iklim

26 31 36 41 46 51

Persentase TP Pestisida yang

memenuhi syarat

52 55 60 63 67 70

Pagu Indikatif Kegiatan: 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000

Jumlah Fasilitas Pelayanan

Kesehatan yang dibina

30 RS 15 RS 30 RS 15 RS 30 RS 30 RS

Jumlah rumah tangga yang

dibina tentang pengelolaan

limbah Rumah Tangga

250 RT 250 RT 250 RT 250 RT 250 RT

Mewujudkan

mutu

lingkungan

yang lebih

sehat

Meningkat

nya akses

pada

lingkunga

n yang

sehat

2 Persentase

akses sanitasi

dasar

(jamban

sehat)

1.02.37

1.02.21.009

1.02.21.005

1.02.21.006

1.02.21.008

Program

Pengembangan

Lingkungan Sehat

Pengembangaan

Sarana SAPL Melalui

Participatory

Penyediaan sarana

air bersih dan

sanitasi dasar

Penyehatan

Lingkungan

Peningkatan upaya

pengamanan limbah

cair dan padat

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Persentase Fasilitas

Pelayanan Kesehatan

(Fasyankes) Yang

melaksanakan pengelolaan

limbah sesuai peraturan

10 15 25 - 30 - 40 - 50 -

Persentase rumah tangga

yang sudah mengelola limbah

Rumah Tangga dengan benar

10 10.5 11 11.5 12 12.5

Pagu Indikatif Program: 12,414,590,000 13,656,049,000 15,021,653,900 16,523,819,290 18,176,201,219

Persentase Ketersediaan obat

dan Vaksin

95% 96% 97% - 98% - 99% - 100% -

Persentase produk alat

kesehatan yang memenuhi

syarat

65% 67% 69% 71% 73% 75%

Persentase produk makanan

yang memenuhi syarat

65% 68% 71% 74% 77% 80%

Persentase produk obat

tradisionalyang memenuhi

syarat

60% 62% 64% 66% 68% 70%

Pagu Indikatif Kegiatan: 3,560,000,000 3,916,000,000 4,307,600,000 4,738,360,000 5,212,196,000

jumlah paket obat buffer

program yang diadakan

3 4 5 5 5 5

Persentase ketersediaan

obat buffer, obat program,

KLB, dan bencana

90% 92% 93% - 95% - 96% - 98% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000

Jumlah Kab / Kota yang

ketersediaan obatnya cukup

sesuai kebutuhan

25 30 32 34 36 38

Persentase kab/kota yang

ketersediaan obatnya cukup

65% 78% 84% - 89% - 94% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000

Jumlah sarana pelayanan

kesehatan pemerintah yang

dibina dalam menerapkan

standar pelayanan

kefarmasian

12% 17% 25% 35% 45% 55%

Persentase sarana pelayanan

kesehatan pemerintah yang

dinilai mampu menerapkan

pelayanan kefarmasian

sesuai standar

7% 10% 15% - 20% - 25% - 30% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 227,640,000 250,404,000 275,444,400 302,988,840 333,287,724

Mewujudkan

mutu

lingkungan

yang lebih

sehat

Optimalisasi

ketersediaan,

mutu,

manfaat, dan

keamanan

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makan

Meningkat

nya akses

pada

lingkunga

n yang

sehat

Meningkat

nya

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makanan

bermutu,

bermanfa

at, dan

aman

2 Persentase

akses sanitasi

dasar

(jamban

sehat)

Meningkatnya

Persentase

produk

sediaan

farmasi, yang

memenuhi

syarat

1.02.21.008

1.02.44

1.02.44.001

1.02.44.002

1.02.44.003

1.02.44.004

Peningkatan upaya

pengamanan limbah

cair dan padat

Program

Kefarmasian, Alat

Kesehatan dan

Pengamanan

Makanan

Upaya penyediaan

obat dan perbekalan

kesehatan

Peningkataan

pemerataan obat

dan perbekalan

kesehatan

Peningkatan

pelayanan

kefarmasian

Peningkatan mutu

Penggunaan obat

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Output : Jumlah sarana

pelayanan kesehatan primer

yang melaksanakan

penggunaan obat secara

rasional untuk tiga penyakit

indikator

192 240 288 336 382 432

Persentase penggunaan obat

rasional untuk tiga penyakit

indikator

20 23 26 - 29 - 32 - 35 -

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,700,000,000 1,870,000,000 2,057,000,000 - 2,262,700,000 2,488,970,000

Jumlah jenis tanaman obat

asli Indonesia yang

dibudidaya di UPT untuk

dimanfaatkan oleh

masyarakat

850 850 1000 1300 1750 2000 Dinas

Kesehata

n

Jumlah masyarakat Jatim

memahami manfaat TOGA

yang aman dan benar

350000 35000

0

95000

0

130000

0

16000

00

20000

00

Dinas

Kesehata

n

Persentase Tanaman obat asli

Indonesia di UPT Materia

Medica Batu dapat

dimanfaatkan untuk

menunjang pemeliharaan

kesehatan.

100 100 100 100 100 100 Dinas

Kesehata

n

Pagu Indikatif Kegiatan: 570,000,000 627,000,000 689,700,000 758,670,000 834,537,000

Jumlah sarana kefarmasian

yang dibina dalam mengelola

narkotika dan Psikotropika

2,319 2,551 2,783 3,015 3247 3,479

Outcome : Persentase

sarana kefarmasian yang

mengelola narkotika dan

psikotropika sesuai standar

50 55 60 65 70 75

Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000

Jumlah sarana obat

tradisional dan kosmetika

yang di bina untuk memenuhi

standar

50% 60% 60% 60% 60% 60%

Persentase sarana obat

tradisional dan kosmetika

yang dinilai memenuhi

standar

70% 72% 74% - 76% - 78% - 80% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 450,000,000 495,000,000 544,500,000 598,950,000 658,845,000

Jumlah Industri rumah Tangga

Pangan (IRTP) yang dibina

dalam memproduksi

makanan yang aman,

bermutu dan bergizi

5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000

Persentase produk makanan

olahan industri rumah tangga

pangan (IRTP) yang dinilai

memenuhi syarat

67% 70% 72% - 75% - 77% - 80% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000

Optimalisasi

ketersediaan,

mutu,

manfaat, dan

keamanan

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makan

Meningkat

nya

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makanan

bermutu,

bermanfa

at, dan

aman

Meningkatnya

Persentase

produk

sediaan

farmasi, yang

memenuhi

syarat

1.02.44.004

1.02.44.005

1.02.44.006

1.02.44.007

1.02.44.008

1.02.44.009

Peningkatan mutu

Penggunaan obat

Peningkatan dan

Pengembangan

Balai Materia

Medika Batu

Pencegahan

Penyalahgunaan

Narkotik,

Psikotropika Dan Zat

Adiktif Lainnya

(Napza)

Upaya

Pengembangan

Pemanfaatan Bahan

Alam Indonesia

dalam bentuk obat

tradisional dan

kosmetika

Upaya Peningkatan

mutu dan keamanan

makanan

Peningkatan kualitas

produk alat

kesehatan

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah sarana produksi dan

sarana distribusi yang di bina

untuk dapat memenuhi

standar

50 60 60 60 60 60

Outcome: Persentase sarana

produksi dan distribusi alat

kesehatan yang memenuhi

standar

70 71 72 - 73 - 74 - 75 -

Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000

output : tersedianya bufer

bahan kimia dan laboratorium

2 2 2 2 2 2

Outcome : Persentase paket

bahan kimia dan laboratorium

yang diadakan

100% 100% 100% 600,000,000 100% 660,000,000 100% 726,000,000 100% 798,600,000

1.02.xx.xxx Pagu Indikatif Kegiatan: 3,932,640,000 0 0 0 0

output : Terlaksananya

rehab/perluasan gudang

Instalasi Farmasi Provinsi

0 100%

Outcome : Tersedianya

sarana penyimpanan obat di

provinsi yang memadai sesuai

standar

0 80%

1.02.xx.xxx pagu indikatif 574,310,000 0 0 0 0

output : Terlaksananya

rehab/perluasan gudang

Instalasi Farmasi Provinsi

100%

Outcome : Tersedianya

sarana penyimpanan obat di

provinsi yang memadai sesuai

standar

80%

1 Pagu Indikatif Program: 2,500,772,500 2,750,849,750 3,025,934,725 3,328,528,198 3,661,381,017

Output : Rasio dokter

spesialis, dokter umum dan

bidan terhadap jumlah

penduduk (Rasio x jumlah

penduduk/100.000)

SpOG : 1

per

100.000

pddk(341

dr.spOG)

SpA : 1

per

100.000

pddk (247

dr Sp A)

Dr umum :

16 per

100.000

pddk

(6.032.dr.)

Bdn : 44

per

100.000

pddk

SpOG :

1 (355

dr.SpO

G)

SpA : 1

(253 dr

SP.A)

Dr : 17

(6.632

dr)

Bdn :

46

(17.65

2

bidan)

Pwt :

81

(30.69

9

SpOG :

1 (359

dr.SpO

G)

SpA : 1

(259 dr

SP.A)

Dr : 19

(7.232

dr)

Bdn :

49(18.

652

bidan)

Pwt :

86

(32.69

9

perawa

SpA : 1

(363

dr.SpA)

SpOG :

1 (265

dr SP.A)

Dr : 21

(7.832

dr) Bdn

:

52(19.6

52

bidan)

Prwt :

91

(34.699

perawat

Ntr : 6 (

2.361

SpOG:

1 (367

dr.SpO

G)

SpA : 1

(271 dr

SP.A)

Dr : 22

(8.432

dr)

Bdn :

54(22.

652

bidan)

Pwt :

97

(36.69

9

perawa

SpOG :

1 (371

dr.SpO

G)

SpA : 1

(277 dr

SP.A)

Dr : 24

(9.032

dr)

Bdn :

57

(21.65

2

bidan)

Pwt :

102

(38.69

9 Pagu Indikatif Kegiatan: 150,772,500 165,849,750 182,434,725 200,678,198 220,746,017

Optimalisasi

ketersediaan,

mutu,

manfaat, dan

keamanan

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makan

Meningkatkan

jumlah, jenis,

mutu,

pemerataan

dan

pengembanga

n sumberdaya

kesehatan

Meningkat

nya

sediaan

farmasi,

alkes, dan

makanan

bermutu,

bermanfa

at, dan

aman

Terwujudn

ya sumber

daya

kesehatan

yang

memadai,

proporsio

nal, dan

handal

Meningkatnya

Persentase

produk

sediaan

farmasi, yang

memenuhi

syarat

Rasio tenaga

kesehatan

strategis

terhadap

jumlah

penduduk

1. Dokter

Spesialis

Anak

2. Dokter

spesialis

Obgyn

3. Dokter

Umum

4. Bidan

5. Perawat

1.02.44.009

1.02.44.0010

1.02.36

1.02.36.001

Peningkatan kualitas

produk alat

kesehatan

Pengadaan Bahan

Kimia dan

Laboratorium

Optimalisasi

Instalasi Farmasi

Provinsi ( DAK )

Pendampingan

Optimalisasi

Instalasi Farmasi

Provinsi ( DAK )

Program Sumber

Daya Kesehatan

Perencanaan

kebutuhan tenaga

kesehatan di

puskesmas dan

jaringannya serta

Rumah Sakit

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah dokumen

perencanaan,

pendayagunaan, dan

pengembangan tenaga

kesehatan di Dinkesprov dan

UPT Dinkes

0 1 3 6 9 14

Persentase dokumen

perencanaan,

pendayagunaan, dan

pengembangan tenaga

kesehatan sesuai standar

0% 38% 54% - 69% - 85% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000

Jumlah RS Pemerintah yang

memiliki tenaga medis

spesialis sesuai dengan

standar (Permenkes 340

tahun 2010)

5 7 10 13 15 17

Persentase RS pemerintah

yang memiliki dokter spesialis

sesuai dengan standar

(Permenkes 340 th 2010)

8% 11% 15% - 23% - 31% - 38% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000 805,255,000

Output : Jumlah pelatihan di

bidang kesehatan yang

terakreditasi di Dinkesprov

dan UPT Dinkesprov

62 70 80 90 100 100

Jumlah Penerbitan Angka

Kredit pejabat fungsional di

RS Pemerintah dan UPT

Dinkesprov Jatim yang belum

diselesaikan

33 30 25 15 5 0

Persentase Jumlah pelatihan

di bidang kesehatan yang

terakreditasi

80% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Persentase Jumlah

Penerbitan Angka Kredit

pejabat fungsional di RS

Pemerintah dan UPT

Dinkesprov Jatim

98% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 81,800,000,000 89,980,000,000 98,978,000,000 108,875,800,000 119,763,380,000

Jumlah Dokumen DHA Sesuai

standar

3 7 13 15 17 19

Jumlah maskin yang dicover

jamkesda

100% 100% 75% 50% 25% 0%

Persentase Kab./Kota Yang

Memiliki DHA

8% 20% 35% 40% 45% 50%

Pagu Indikatif Program: 1,448,000,000 1,592,800,000 1,752,080,000 1,927,288,000 2,120,016,800

Meningkatkan

jumlah, jenis,

mutu,

pemerataan

dan

pengembanga

n sumberdaya

kesehatan

Optimalisasi

tata kelola

kesehatan

untuk

menunjang

program

kesehatan

Terwujudn

ya sumber

daya

kesehatan

yang

memadai,

proporsio

nal, dan

handal

Mewujudk

an tertib

adminstra

si dan

manajem

en

keuangan

, aset ,

perencan

aan dan

evaluasi

2

Rasio tenaga

kesehatan

strategis

terhadap

jumlah

penduduk

1. Dokter

Spesialis

Anak

2. Dokter

spesialis

Obgyn

3. Dokter

Umum

4. Bidan

5. Perawat

Persentase

kecukupan

pembiayaan

kesehatan

sesuai

standar

Menurunnya

Jumlah

Temuan

Laporan Hasil

Pemerikasaan

(LHP) atas

penggunaan

Anggaran

keuangan dan

aset

1.02.36.001

1.02.36.013

1.02.36.002

1.02.36.xxx

1.02.34

Perencanaan

kebutuhan tenaga

kesehatan di

puskesmas dan

jaringannya serta

Rumah Sakit

Penempatan,

pengembangan dan

pemenuhan tenaga

kesehatan di tempat

pelayanan

(puskesmas, rumah

sakit dan

jaringannya)

Peningkatan

Profesionalisme dan

pengembangan karir

tenaga kesehatan

Peningkatan

Pembiayaan

Kesehatan.

Program Kebijakan

dan Manajemen

Pembangunan

Kesehatan

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Persentase Pengelolaan

Admisnitrasi Keuangan sesuai

SKP

100 100 100 - 100 - 100 - 100 -

Persentase dokumen

perencanaan dan anggaran

tersusun sesuai standar

100 100 100 - 100 - 100 - 100 -

Persentase Dinkes dan UPT

yang melaksanakan budaya

kerja

50 60 70 80 90 100

Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000

Jumlah fasilitasi BLUD UPT

yang dilaksanakan

7 7 8 9 10 12

Jumlah pelayanan informasi

dan dokumentasi yang tepat

dan terselesaikan.

70 70 72 75 77 78

Jumlah dokumen hasil

pembinaan bakorwil

4 4 4 4 4 4

Pagu Indikatif Kegiatan: 498,000,000 547,800,000 602,580,000 662,838,000 729,121,800

Jumlah rapat koordinasi

bidang kesehatan yang

dilaksanakan

6 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 Dinas

Kesehata

n

Jumlah fasilitasi/monev/

konsultasi perencanaan dan

penganggaran yang

36 36 0 36 0 36 0 36 0 36 0 Dinas

Kesehata

nPagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000

Jumlah fasilitasi penyusunan

PKS/ kerjasama yang

dilaksanakan

2 3 4 5 6 7

Jumlah dokumen kerjasama

antar provinsi / kab/kota/BLN

dll terdokumentasi

60 60 70 - 80 - 90 - 100 -

Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000

Jumlah dokumen hukum

struktur organisasi (SOTK)

UPT,

1 1 1

Jumlah Kelompok Budaya

Kerja di dinkes dan UPT

6 6 7 8 9 10

Jumlah dokumen Standar

Operasional Prosedur yang

disusun UPT sesuai aturan

dan uraian jabatan

6 6 - 7 8 9 10

Optimalisasi

tata kelola

kesehatan

untuk

menunjang

program

kesehatan

Mewujudk

an tertib

adminstra

si dan

manajem

en

keuangan

, aset ,

perencan

aan dan

evaluasi

Menurunnya

Jumlah

Temuan

Laporan Hasil

Pemerikasaan

(LHP) atas

penggunaan

Anggaran

keuangan dan

aset

1.02.34

1.02.34.005

1.02.34.006

1.02.34.007

1.02.34.008

Program Kebijakan

dan Manajemen

Pembangunan

Kesehatan

Pengembangan dan

fasilitasi Program

Kesehatan

Pengembangan

manajemen

perencanaan dalam

bidang kesehatan

Kerjasama program,

lintas sektor dan

antar daerah dalam

bidang kesehatan

Peningkatan

manajemen dan

fungsi kelembagaan

UPT

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Optimalisasi

tata kelola

Mewujudkan tertib adminstrasi dan manajemen keuangan , aset , perencanaan dan evaluasiPersentase

Temuan

Pagu Indikatif Program: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625

Indeks kepuasan

masyarakat/aparatur

terhadap pelayanan

administrasi perkantoran dan

kenyamanan kantor

100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625

waktu pelayanan perkantoran

dengan ketersediaan

operasional yang memadahi

12 12 12 12 12 12

Pagu Indikatif Program: 7,883,461,530 8,342,285,376 8,837,105,937 9,371,226,315 9,948,271,025

Persentase sarana dan

prasarana aparatur yang

layak fungsi

100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 2,196,150,000

Jumlah paket sarana

perkantoran yang diadakan

4 4 4 5 5

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,264,000,000 1,390,400,000 1,529,440,000 1,682,384,000 1,850,622,400

Jumlah paket pemeliharaan

sarana perkantoran

4 4 4 5 5

Pagu Indikatif Kegiatan: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625

Jumlah paket peralatan dan

kelengkapan prasarana

perkantoran

3 3 3 3 3

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 2,196,150,000

Jumlah paket pemeliharaan

peralatan dan kelengkapan

prasarana

9 9 9 9 9

Pagu Indikatif Program: 2,619,461,530 2,551,885,376 2,467,665,938 2,364,842,316 2,241,248,624

Persentase kelembagaan

yang tepat fungsi

100 100 100 - 100 - 100 - 100 -

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000

output : Jumlah koordinasi

dan konsultasi yang dilakukan

9 9 9 9 9

Pagu Indikatif Kegiatan: 1,619,461,530 1,451,885,376 1,257,665,938 1,033,842,316 777,148,624

1.02.01

1.02.01.001

1.02.02

1.02.02.001

1.02.02.002

1.02.02.003

1.02.02.004

1.02.07

1.02.07.001

1.02.07.002

Koordinasi dan

Konsultasi

Kelembagaan

Pemerintah Daerah

Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Program Pelayanan

Administrasi

Perkantoran

Pelaksanaan

Administrasi

Perkantoran

Program

Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Aparatur

Penyediaan

Peralatan dan

Kelengkapan Sarana

Pemeliharaan

Peralatan dan

Kelengkapan Sarana

Penyediaan

Peralatan dan

Kelengkapan

Prasarana

Pemeliharaan

Peralatan dan

Kelengkapan

Prasarana

Program

Peningkatan

Kapasitas

Kelembagaan

target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

2015 2016 2017 2018 2019

TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /

KEGIATAN

Indikator

Kinerja Program

(Outcome) dan Kegiatan

(Output)

Data

Capaian

pada Tahun

Awal

Perencanaa

n

Penangg

ung

Jawab

INDIKATOR

SASARAN

Jumlah pegawai yang

mengikuti diklat PIM

5 5 5 5 6 6

Pagu Indikatif Program: 2,380,000,000 2,618,000,000 2,879,800,000 3,167,780,000 3,484,558,000

Persentase operasional

perkantoran yang

dilaksanakan sesuai rencana

100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -

Pagu Indikatif Kegiatan: 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000 1,288,408,000

Jumlah dokumen

perencanaan dan

penganggaran yang disusun

5 5 5 5 5 5

Jumlah fasilitasi perencanaan

dan penganggaran di UPT

13 13 13 13 13 13

Jumlah dokumen usulan

musrenbang kab/kota

38 38 38 38 38 38

Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000

Jumlah dokumen evaluasi

yang disusun sesuai aturan

yang berlaku

13 13 13 13 13 13

1.02.11.003 Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000

Jumlah Puskesmas yang

memiliki SIK sesuai standar 0 100 300 600 750 960

Jumlah UPT Dinkes Provinsi

(non RS) yang memiliki SIK

sesuai standar 0 1 2 3 4 4

Jumlah Dinkes Kab/Kota yang

memiliki SIK sesuai standar 0 8 15 25 31 38

1.02.07.002

1.02.11

1.02.11.001

1.02.11.002

Peningkatan

Kapasitas Sumber

Daya Aparatur

Program:

Penyusunan,

Pengendalian dan

Evaluasi Dokumen

SKPD

Penyusunan

Dokumen

Perencanaan

Penyusunan Laporan

Hasil Pelaksanaan

Rencana Program

dan Anggaran

Penyusunan,

Pengembangan,

Pemeliharaan, dan

Pelaksanaan Sistem

Informasi Data

Jumlah RS Pemerintah yang

memiliki SIK sesuai standar

0 5 10 25 45 66

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 126

BBAABB VVII

IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA DDIINNAASS KKEESSEEHHAATTAANN PPRROOVVIINNSSII JJAAWWAA TTIIMMUURR YYAANNGG

MMEENNGGAACCUU PPAADDAA TTUUJJUUAANN DDAANN SSAASSAARRAANN RRPPJJMMDD

Berikut ditampilkan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang

secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun

mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran

RPJMD.

Tabel 6.1

Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang Mengacu pada Tujuan

dan Sasaran RPJMD

No Indikator

Kondisi

Kinerja

pada

awal

periode

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi

Kinerja

pada

akhir

periode

RPJMD Tahun

0

Tahun

1

Tahun

2

Tahun

3

Tahun

4

Tahun

5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1

Persentase Desa

Siaga aktif

berstrata PURI

60 10% 11% 12% 13% 14% 14%

2

Angka Kematian

Ibu (AKI)

36 97.29

97.19

97.09

96.99

96.89

96.89

3 Angka Kematian

Bayi

48 26.48

25.61

24.74

23.87

23

23

4 Persentase

Fasilitas Kesehatan

Dasar sesuai

standar

9% 15% 20% 25% 30% 30%

5 Persentase

Fasilitas Kesehatan

Rujukan sesuai

standar

65% 65% 70% 75% >75% .>75%

6 Persentase Kasus

Pemasungan

0,7% 0.6% 0,5% 0,4% 0,3% 0,3%

7 Prevalesi Balita Gizi

Buruk.

2,1 2,0 1,9 1,9 1,7 1,7

8 Persentase

penanggulangan

KLB skala provinsi

80% 80% 80% 80% 80% 80%

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 127

No Indikator

Kondisi

Kinerja

pada

awal

periode

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi

Kinerja

pada

akhir

periode

RPJMD Tahun

0

Tahun

1

Tahun

2

Tahun

3

Tahun

4

Tahun

5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

dalam <48 jam

9 Persentase

screening PTM bagi

penduduk berisiko

usia >1 5 tahun

secara kumulasi

6% 12% 18% 24% 30% 30%

10 Persentase akses

air minum

berkualitas

80,6 81,5

82

83

84

85

85

11 Persentase

akses sanitasi

dasar (jamban

sehat)

71,12 73 75 77 78 80 80

12 Persentase sediaan

farmasi, alat

kesehatan dan

makanan yang

dinilai memenuhi

syarat

68% 70% 72% 74% 76% 76%

13 Terpenuhinya Rasio

tenaga kesehatan

strategis terhadap

100.000 penduduk

1. Dokter Spesialis

Obgyn

2. Dokter spesialis

Anak

3. Dokter Umum

4. Bidan

5. Perawat

6. Nutrisionis

1

(355 SpOG)

1

(253 SpA)

17

(6632 dr)

46

(17652

bidan)

81

(30699

perawat)

5

(1961

nutriisionis

1

(359

(SpOG)

1

(259 SpA)

19

(7232 dr)

49

(18652

bidan)

86

(32699

perawat)

6

(2361

nutriisionis)

1

(363

SpOG)

1

(265 SpA)

21

(7832 dr)

52

(19652

bidan)

91

(34699

perawat)

7

(2561

nutrisionis)

1

(367

SpOG)

1

(271 SpA)

22

(8432 dr)

57

(22652

bidan)

97

(36699

perawat)

7

(2761

nutrisionis)

1

(371)

SpOG)

1

(271 SpA)

24

(9032 dr)

57

(21652

bidan)

102

(38644

perawat

7

2761

(nutrisionis)

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 128

No Indikator

Kondisi

Kinerja

pada

awal

periode

RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun

Kondisi

Kinerja

pada

akhir

periode

RPJMD Tahun

0

Tahun

1

Tahun

2

Tahun

3

Tahun

4

Tahun

5

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

14 Persentase

kecukupan

pembiayaan

kesehatan sesuai

standar

50% 60% 70% 80% 90% 90%

15 Persentase

Temuan Laporan

Hasil

Pemerikasaan

(LHP) atas

penggunaan

anggaran

keuangan dan aset

yang ditindaklanjuti

83% 85%

87%

89%

92%

95%

95%

Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 129

BBAABB VVIIII

PPEENNUUTTUUPP

Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009 –2014

yang berisi visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, sasaran berikut indikator kinerja

diharapkan mampu menjadi acuan dan arah pembangunan kesehatan di Jawa

Timur selama kurun waktu 5 tahun.

Sangat dimungkinkan akan terjadi perubahan pesat, tidak menentu yang

dipengaruhi faktor ekonomi, sosial, politik maupun iklim, baik yang bersifat

nasional maupun global yang dapat mengubah situasi epidemiologi maupun

kebijakan sehingga rencana strategis yang telah disusun ini memerlukan

penyesuaian.

Tentunya rencana strategis ini (atau yang telah disesuaikan) hanya akan sangat

bermanfaat bila semua pelaku pembangunan kesehatan bekerja penuh dedikasi

dan berorientasi pada tujuan akhir pembangunan sebagaimana amanah para

pendiri Republik Indonesia yang tersurat dalam pembukaan UUD 1945.