kaattaa peennggaannttaarr - dinas kesehatan …...dinas kesehatan provinsi jawa timur merupakan...
TRANSCRIPT
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 i
KKAATTAA PPEENNGGAANNTTAARR
Pembangunan kesehatan di Jawa Timur sebagai program berkelanjutan yang bertujuan
meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat yang berkeadilan sosial, selalu
mendapatkan prioritas dalam pembangunan daerah Jawa Timur.
Mengacu pada RPJMD Jawa Timur serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur, maka
pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan arah dan kebijakan pembangunan
daerah yang dilakukan oleh semua potensi yang terdiri dari masyarakat, swasta dan
pemerintah secara sinergis dan berhasil guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun rencana strategis secara rinci
sebagai acuan pembangunan dalam periode 5 tahun.
Dengan rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Perencana, Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 telah dapat disusun. Selanjutnya
diharapkan semua komponen Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan semua pihak yang
berkepentingan dalam bidang kesehatan dapat memanfaatkan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan serta Sistem Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai acuan dan pedoman dalam
merencanakan kegiatan.
Semoga Tuhan Yang Maha Bijaksana selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita
sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Jawa Timur.
Surabaya, April 2014
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur
dr. HARSONO
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
SK Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur …..................................... ..... iv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Landasan Hukum ............................................................................................. 2
1.3 Maksud danTujuan .......................................................................................... 4
1.4 Sistematika....................................................................................................... 4
BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR
DAN UPT NYA ............................................................................................................. 6
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD ................................................ 6
2.2 Sumber Daya SKPD ....................................................................................... 21
2.3 Kinerja Pelayanan SKPD ............................................................................... 27
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD ........................ 57
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI .................................... 65
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ....................................... 65
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur
Jawa Timur...................................................................................................... 69
3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra
SKPD Provinsi ................................................................................................. 71
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis.......................................................................................................... 72
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis .......................................................................... 73
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN ......................... 76
4.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur ................................... 76
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 iii
4.2 Tujuan dan Sasaran ....................................................................................... 77
4.3 Strategi dan Kebijakan .................................................................................. 84
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF .............................................................. 122
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD .............................................. 126
BAB VII PENUTUP ............................................................................................................. 129
LAMPIRAN
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 v
SURAT KEPUTUSAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
Nomor : 4436/101.1/2014
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014-2019
KEPALA DINAS KESEHATAN PROPINSI JAWA TIMUR
MENIMBANG : a. Bahwa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah, mengamanatkan setiap lembaga/dinas untuk menyusun
Rencana Strategis secara rinci sebagai acuan pembangunan dalam
periode 5 tahun.
b. Bahwa Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada huruf a telah
disusun sebagai satu dokumen perencanaan indikatif yang memuat
program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan.
c. Bahwa sebagai dasar penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Timur mengacu pada RPJMD 2014 - 2019, Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan, serta peraturan lain yang berlaku.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Daerah;
7. Permendagri 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian Evaluasi Perencanaan Pembangunan
Daerah;
8. Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Propinsi Jawa Timur;
9. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan.
PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN Jl. Jend. A. Yani No. 118 Telp. 8280356 - 8280660 Fax (031) 8290423 Surabaya 60231
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 v
M E M U T U S K A N
MENETAPKAN :
PERTAMA : Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur tentang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019.
KEDUA : Rencana Strategis Dinas Kesehatan Tahun 2014-2019 sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
KETIGA : Rencana Strategis sebagaimana dimaksud dalam diktum Kedua digunakan
sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Provinsi dalam penyelenggaraan
program pembangunan kesehatan di Jawa Timur
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapk an dengan
ketentuan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan.
Ditetapkan di : Surabaya
Tanggal : 2 Mei 2014
KEPALA DINAS KESEHATAN
PROPINSI JAWA TIMUR
Dr. HARSONO
Pembina Utama Muda NIP. 19560703 198312 1 001
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 1
BBAABB II
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya yang dilaksanakan dengan sasaran meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan mulai dari promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif secara berkesinambungan. Dalam rangka
mewujudkan hal tersebut diperlukan suatu Rencana Strategis (Renstra).
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014–2019
adalah dokumen resmi perencanaan yang merupakan arah dan tujuan bagi
seluruh komponen Dinas Kesehatan Provinsi dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) nya
dalam mewujudkan visi, misi, sasaran dan arah kebijakan pembangunan
kesehatan selama kurun waktu lima tahun kedepan.
Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi 2014–2019 didasarkan
pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara, Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Renstra
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur Tahun
2014–2019, Renstra tersebut dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi Dinas Kesehatan yaitu (a) perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
(b) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan; (c) pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya
dalam rangka mewujudkan Visi Gubernur Jawa Timur “Jawa Timur Lebih Sejahtera
Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak”, dengan Misi “Makin Mandiri
dan Sejahtera bersama Wong Cilik”. Lebih lanjut Renstra Dinas Kesehatan Provinsi
Jatim juga merupakan sinergisme Perencanaan Pembangunan Kesehatan
Nasional dan Renstra Kementrian Kesehatan 2015-2019.
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dilakukan melalui satu
proses membangun komitmen dan kesepakatan para pelaksana tugas di Dinas
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 2
Kesehatan, UPT dan kesepahaman dengan lintas sektor atau pemangku
kepentingan lainnya termasuk didalamnya dengan para pelaksana pembangunan
kesehatan dari kabupaten/kota melalui sistem koordinasi, sosialisasi dan fasilitasi
yang mendalam dan berulang-ulang hingga tersusunnya Renstra Dinas Kesehatan.
Renstra ini merupakan komitmen Dinas Kesehatan untuk berusaha mencapai
sasaran strategis dan indikator-indikator kinerja yang telah disepakati yang
nantinya merupakan laporan pertanggungjawaban Kepala Dinas Kesehatan
kepada Gubernur Jawa Timur dan Masyarakat Jawa Timur. Disamping itu Renstra
merupakan acuan bagi seluruh upaya yang dilakukan oleh masing-masing pelaku
pembangunan kesehatan yang bersifat koordinatif, integratif, sinergis, dan sinkron
satu dengan lainnya didalam satu Visi Pembangunan Kesehatan Jawa Timur yaitu
“Masyarakat Jawa Timur yang Mandiri untuk Hidup Sehat”.
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 merupakan hasil
analisis isu strategis yang dijabarkan dalam sasaran, program dan kegiatan yang
dirinci pertahun selama 5 tahun. Untuk itu Renstra merupakan pedoman yang
penting dalam penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan monitoring
serta evaluasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya.
1.2. Landasan Hukum
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun
berdasarkan:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pertanggungjawaban
Keuangan Negara;
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pusat dan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 3
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005–2025;
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
11. Undang Undang Nomor 14 Tahun 2010 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
12. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial;
13. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
14. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
Daerah;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
21. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/SK/V/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota;
22. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 828/Menkes/SK/V/2008 tentang
Juknis SPM;
23. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 922/Menkes/SK/V/2008 tentang
Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007;
24. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.03.01/160/I/2010 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 4
25. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;
26. Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Kesehatan;
27. Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2008 menjadi Peraturan Gubernur
Nomor 8 Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur.
1.3. Maksud Dan Tujuan
Penyusunan Rencana Strategis ini dimaksudkan agar seluruh program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-
nya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan dapat terarah dan fokus sehingga
tujuan pembangunan kesehatan Jawa Timur dapat terlaksana dengan sebaik-
baiknya.
Adapun tujuan perencanaan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-nya
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan adalah:
a. Sebagai pedoman/acuan perencanaan yang konsisten sesuai dengan
kebutuhan daerah dibidang kesehatan.
b. Sebagai bahan evaluasi kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan UPT-
nya.
c. Sebagai upaya sinergisme dan sinkronisasi segala upaya-upaya pembangunan
kesehatan di Dinas Kesehatan dan UPT-nya.
d. Sebagai arahan pemangku kebijakan (stakeholder) dan instansi terkait
berperan aktif untuk mencapai tujuan dan sasaran.
1.4. Sistematika
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019
disusun dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Memuat latar belakang penyusunan Renstra Dinas Kesehatan sebagai penjabaran
RPJMD dan Renstra Nasional yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi
Dinas Kesehatan, landasan hukum yang merupakan dasar penyusunan Renstra,
maksud dan tujuan Renstra disusun serta sistematika penyusunan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 5
BAB II : GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR DAN
UPT-NYA
Memuat informasi tentang tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT-
nya dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, mengulas secara
ringkas apa saja sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan Provinsi serta
menjelaskan capaian-capaian indikator penting yang telah dihasilkan melalui
pelaksanaan rencana strategis periode sebelumnya, mengemukakan capaian
program prioritas Dinas Kesehatan Provinsi dalam Renstra dan RPJMD
sebelumnya. Dan juga mengulas hambatan-hambatan utama yang masih dihadapi
dan dinilai perlu diatasi melalui Rencana Strategis ini.
BAB III : ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
Memuat identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi, telaahan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih,
telaahan Rencana Strategis Kementerian Lembaga dan Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan isu-isu strategis.
BAB IV : VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas
Kesehatan.
BAB V : RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK
SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bagian ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, pendanaan indikatif.
BAB VI : INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG
MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Pada bagian ini dikemukakan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen
untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Provinsi Jawa Timur
2014-2019.
BAB VII : PENUTUP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 6
BBAABB IIII
GGAAMMBBAARRAANN PPEELLAAYYAANNAANN DDIINNAASS KKEESSEEHHAATTAANN PPRROOVVIINNSSII JJAAWWAA TTIIMMUURR
DDAANN UUPPTT--NNYYAA
2. 1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur, Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu unsur yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam bidang kesehatan di Jawa Timur yang dipimpin oleh Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi yang bertanggung jawab kepada Gubernur Jawa Timur.
Menurut Peraturan Gubernur Nomor 79 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas
Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi, Dinas Kesehatan mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang kesehatan dan menyelenggarakan fungsi:
1. Perumusan Kebijakan Teknis di bidang kesehatan;
2. Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan dan Pelayanan Umum di bidang
kesehatan;
3. Pembinaan dan Pelaksanaan Tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur.
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas Kesehatan dibantu oleh:
1. Sekretaris
Sekretaris mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,
mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,
kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program, keuangan, hubungan
masyarakat dan protokol.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Sekretaris mempunyai fungsi:
a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan perizinan;
b. Pengelolaan administrasi kepegawaian;
c. Pengelolaan administrasi keuangan;
d. Pengelolaan administrasi perlengkapan;
e. Pengelolaan urusan rumah tangga, humas dan protokol;
f. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-
undangan;
g. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Bidang;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 7
h. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan Dinas;
i. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi organisasi dan tatalaksana;
j. Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.
Sekretariat terdiri dari:
1) Sub Bagian Tata Usaha;
2) Sub Bagian Penyusunan Program;
3) Sub Bagian Keuangan.
2. Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, kebijakan teknis
operasional, standar pelayanan, pedoman teknis, pembinaan, bimbingan dan
pengendalian program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang, rujukan
dan khusus serta kesehatan keluarga.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Bina Pelayanan Kesehatan
mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan;
b. Pengendalian kesehatan dasar dan penunjang, rujukan dan khusus serta
Kesehatan Keluarga;
c. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan
khusus serta kesehatan keluarga;
d. Penyelenggaraan kebijaksanaan program kesehatan dasar dan penunjang,
kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program
kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta
kesehatan keluarga;
f. Pelaksanaan fasilitasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan
rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
g. Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan program kesehatan dasar dan
penunjang, kesehatan rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
h. Pelaksanaan evaluasi program kesehatan dasar dan penunjang, kesehatan
rujukan dan khusus serta kesehatan keluarga;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 8
Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri atas:
1) Seksi Kesehatan Dasar dan Penunjang
2) Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus
3) Seksi Kesehatan Keluarga
3. Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan
Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan
kebijaksanaan teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan
pengawasan dan pengendalian dalam kegiatan pencegahan masalah
kesehatan, surveilans epidemiologi, pemberantasan penyakit, penyehatan air
serta penyehatan lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengendalian Penyakit dan
Masalah Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian
pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;
b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan
lingkungan;
c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap penyebaran penyakit
dan faktor resiko yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa/wabah
dan bencana;
d. Penilaian cepat kesehatan (Rapid Health Assesment) dan melakukan
tindakan darurat di bidang pencegahan pemberantasan penyakit, masalah
kesehatan dan penyehatan lingkungan;
e. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program
pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit, masalah kesehatan,
kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;
f. Pelaksanaan fasilitasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan
lingkungan;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 9
g. Pelaksanaan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor, organisasi
profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak
swasta program pencegahan, pengamatan, pemberantasan penyakit,
masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan lingkungan;
h. Pelaksanaan evaluasi program pencegahan, pengamatan, pemberantasan
penyakit, masalah kesehatan, kesehatan matra dan penyehatan
lingkungan;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:
1) Seksi Pemberantasan Penyakit
2) Seksi P3PMK (Pencegahan, Pengamatan Penyakit dan Penanggulangan
Masalah Kesehatan)
3) Seksi Penyehatan Lingkungan
4. Bidang Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan
teknis operasional di bidang pendayagunaan tenaga kesehatan, kefarmasian
dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan Sumber Daya
Kesehatan mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan,
serta pembiayaan kesehatan;
b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap program pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta
pembiayaan kesehatan;
c. Penyelenggaraan, pemantauan, pembinaan dan pengendalian program
pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan,
kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan kesehatan;
d. Pelaksanaan registrasi, akreditasi, sertifikasi tenaga kesehatan tertentu;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 10
e. Pelaksanaan fasilitasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta
pembiayaan kesehatan;
f. Penyiapan bahan koordinasi dengan lintas program, lintas sektor organisasi
profesi, institusi pendidikan, lembaga swadaya masyarakat dan pihak
swasta pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan serta pembiayaan
kesehatan;
g. Pelaksanaan evaluasi pengembangan dan pemberdayaan sumber daya
manusia kesehatan, kefarmasian dan perbekalan kesehatan, serta
pembiayaan kesehatan;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:
1) Seksi P3SDMK (Perencanaan Pendayagunaan dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kesehatan)
2) Seksi Farkalkes (Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan)
3) Seksi Pembiayaan Kesehatan
5. Bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Bidang ini mempunyai tugas menyusun perencanaan, merumuskan kebijakan
teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan pengawasan dan
pengendalian dalam kegiatan promosi kesehatan, Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Bidang Pengembangan dan
Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat mempunyai fungsi:
a. Pelaksanaan perencanaan program bimbingan dan pengendalian promosi
kesehatan, Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi
masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;
b. Penyusunan pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis serta
prosedur tetap pelayanan promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 11
c. Penyelenggaraan sistem kewaspadaan dini terhadap gizi masyarakat;
d. Pelaksanaan pemantauan, pembinaan dan pengendalian program promosi
kesehatan dan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi
masyarakat, sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;
e. Pelaksanaan fasilitasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan;
f. Penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan program promosi kesehatan dan
Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat,
sistem informasi dan penelitian pengembangan kesehatan;
g. Pelaksanaan evaluasi program promosi kesehatan dan Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), gizi masyarakat, sistem informasi dan
penelitian pengembangan kesehatan;
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Bidang ini terdiri dari 3 seksi yaitu:
1) Seksi Promosi Kesehatan
2) Seksi Gizi
3) Seksi Informasi dan Penelitian Pengembangan Kesehatan
6. Unit Pelaksana Teknis (UPT) sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 118
Tahun 2008 yang kemudian di ganti menjadi Peraturan Gubernur Nomor 8
Tahun 2013 tentang UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur. Bahwa UPT Dinas
Kesehatan Provinsi bertanggungjawab terhadap pelayanan kesehatan untuk
penyakit khusus, pengembangan pengobatan tradisional, pelatihan petugas
kesehatan dan pendidikan tertentu. Struktur organisasi UPT terdiri dari Kepala
dan KTU.
UPT Dinas Kesehatan terdiri dari:
1) Rumah Sakit Kusta Kediri
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Kusta Kediri, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta;
c. Pelayanan medis penyakit kusta;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 12
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
2) Rumah Sakit Kusta Sumberglagah Mojokerto
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Sumberglagah, Mojokerto, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit kusta;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit kusta;
c. Pelayanan medis penyakit kusta;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit kusta;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
3) Rumah Sakit Paru Dungus Madiun
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Dungus Madiun, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 13
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
4) Rumah Sakit Paru Jember
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Jember, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
5) Rumah Sakit Paru Batu
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Batu, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 14
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
6) Rumah Sakit Paru Surabaya
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Rumah Sakit Paru Surabaya, mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional rumah sakit paru;
b. Penyusunan rencana dan program rumah sakit paru;
c. Pelayanan medis penyakit paru;
d. Penyelenggaan pelayanan penunjang medis dan non medis;
e. Pelaksanaan pelayanan kesehatan umum masyarakat;
f. Penyelenggaran pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Penyelenggaraan pelayanan rujukan pasien, spesimen, IPTEK dan
program;
h. Penyelenggaraan koordinasi dan kemitraan kegiatan rumah sakit paru;
i. Penyelenggaraan penilitian, pengembangan dan diklat;
j. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi program;
k. Pelaksanaan ketatausahaan;
l. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
7) Balai Kesehatan Mata Masyarakat Surabaya
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Balai Kesehatan Mata Masyarakat, mempunyai fungsi:
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 15
a. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian operasional program
pemerintah berkaitan dengan kesehatan mata masyarakat yang
ditugaskan kepada Balai Kesehatan Mata Masyarakat, terutama
program Pemberantasan Kebutaan Nasional (PGPK) serta program
pendukungnya;
b. Pelaksanaan pelayanan kesehatan mata masyarakat (promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif) baik peorangan (UKP) maupun
masyarakat (UKM) di dalam gedung maupun di luar gedung di wilayah
kerjanya yaitu Kabupaten/Kota seluruh Jawa Timur;
c. Pelaksanaan pelayanan rawat bedah dan rawat inap kesehatan mata
dengan berorientasi pada komunitas dengan mempertimbangkan
keterjangkauan biaya oleh masyarakat;
d. Pelaksanaan pelayanan penunjang medis dan non medis di bidang
kesehatan mata masyarakat;
e. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi tepat guna di
bidang kesehatan mata masyarakat;
f. Pelaksanaan kemitraan, sosialisasi, advokasi peningkatan program di
bidang kesehatan mata masyarakat dengan segenap komponen
masyarakat termasuk LSM dalam dan luar negeri dengan sasaran
Kabupaten/Kota se-Jawa Timur;
g. Pelaksanaan urusan ketatausahaan termasuk pengelolaan keuangan,
kerumahtanggaan dan Kehumasan baik secara mandiri maupun di
bawah koordinasi Dinas;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala Dinas.
8) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Madiun
a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan
penyakit paru;
b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan
pencegahan penyakit paru;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru;
d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat;
e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 16
f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan;
g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa
paru;
h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;
i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
9) Balai Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Paru Pamekasan
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Balai Pemberantasan Penyakit Paru Pamekasan,
mempunyai fungsi:
a. Penyusunan rencana kegiatan balai pemberantasan dan pencegahan
penyakit paru;
b. Pengawasan dan pengendalian operasional pemberantasan dan
pencegahan penyakit paru;
c. Melaksanakan monitoring dan evaluasi teknis medis tuberculusa paru;
d. Menyelenggarakan pelayanan medis masyarakat;
e. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis;
f. Penyelenggaan pelayanan dan asuhan keperawatan ;
g. Pelaksanaan pembinaan wilayah di bidang teknis medis tuberculusa
paru;
h. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan;
i. Penyelenggaraan administrasi umum dan keuangan;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
10) UPT Materia Medika Batu
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Materia Medika Batu, mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pengawasan, pembinaan pengelolaan pemanfaatan
tanaman obat tradisional asli Indonesia ;
b. Pelaksanaan penyuluhan tentang perkembangan pemanfaatan
tanaman obat tradisional asli Indonesia.kepada masyarakat;
c. Penyeleksi dan mengoleksi tanaman obat asli Indonesia;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 17
d. Pelaksanaan pengembangan dan penelitian tanaman obat tradisional
asli Indonesia menjadi bahan baku obat tradisional terstandarisasi;
e. Pelaksanaan pembinaan wilayah bidang perkembangan pemanfaatan
tanaman obat asli Indonesia di Jawa Timur;
f. Pemantauan dan evaluasi perkembangan pemanfaatan tanaman obat
asli Indonesia di Jawa Timur;
g. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;
h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
11) UPT Akademi Gizi Surabaya
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Akademi Gizi Surabaya, mempunyai fungsi :
a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Gizi Surabaya;
b. Penyusunan rencana dan program UPT;
c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga kesehatan di bidang
gizi;
d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat;
e. Pelaksanaan penelitian di bidang gizi;
f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ;
g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program;
h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
12) UPT Akademi Keperawatan Madiun
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Akademi Keperawatan Madiun, mempunyai fungsi :
a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Akademi Keperawatan
Madiun;
b. Penyusunan rencana dan program UPT;
c. Pelaksanaan pendidikan dan pengajaran tenaga keperawatan ;
d. Pelaksanaan pengembangan dan pengabdian masyarakat;
e. Pelaksanaan penelitian di bidang keperawatan ;
f. Pelaksanaan pembinaan kemahasiswaan ;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 18
g. Pembinaan, monitoring dan evaluasi program;
h. Penyelenggaraan administrasi umum, kehumasan dan keuangan;
i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
13) UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang
Melaksanakan sebagian tugas Dinas. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, UPT Pelatihan Kesehatan Masyarakat Murnajati Lawang,
mempunyai fungsi:
a. Pengawasan dan pengendalian operasional UPT Pelatihan Kesehatan
Masyarakat ;
b. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan pelatihan;
c. Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat;
d. Persiapan dan pengembangan daerah binaan dan daerah percontohan;
e. Pelaksanaan tugas operasional pelatihan dan pemberian pelayanan
dan administrasi dan penyedian sarana pelatihan;
f. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, pengembangan metode dan
pelaporan pelatihan;
g. Pelaksanaan pelayanan IPTEK kesehatan;
h. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan program pelatihan;
i. Pelaksanaan kegiatan di bidang administrasi umum, ketatausahaan,
kehumasan dan keuangan;
j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Dinas.
Dengan ditetapkannya 12 UPT (kecuali UPT Balai Materia Medica) Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
Unit Kerja maka 12 UPT tersebut diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan
meliputi:
a. pengelolaan pendapatan dan biaya
b. pengelolaan kas
c. pengelolaan utang
d. pengelolaan piutang
e. pengelolaan investas
f. pengelolaan barang dan/atau jasa
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 19
g. penyusunan akuntansi, pelaporan dan pertanggungjawaban
h. pengelolaan surplus dan defisit
i. kerjasama dengan pihak lain
j. memperkerjakan tenaga non Pegawai Negeri Sipil (PNS)
k. pengelolaan dana secara langsung
l. perumusan standar, kebijakan, sistem dan prosedur pengelolaan keuangan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 20
KEPALA DINAS KESEHATAN
Bagan 2.1
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
SEKSI PEMBIAYAAN KESEHATAN
SEKSI FARKALKES
BIDANG PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA KESEHATAN
SEKSI PERENCANAAN, PENDAYAGUNAAN
&PENGEMBANGAN SDM KESEHATAN
SEKSI PROMOSI KESEHATAN
SEKSI
GIZI
BIDANG PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KESEHATAN MASYARAKAT
SEKSI INFORMASI,
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
KESEHATAN
SEKRETARIS
SUBAG PENYUSUNAN
PROGRAM
SUBAG KEUANGAN
SUBAG TATA USAHA
SEKSI PENCEGAHAN, PENGAMATAN PENYAKIT DAN PENANGGULANGAN MASALAH KESEHATAN
SEKSI PEMBERANTASAN
PENYAKIT
SEKSI PENYEHATAN LINGKUNGAN
BIDANG PENGENDALIAN PENYAKIT DAN MASALAH
KESEHATAN
UPT
SEKSI KESEHATAN RUJUKAN
DAN KHUSUS
SEKSI KESEHATAN DASAR
DAN PENUNJANG
SEKSI KESEHATAN KELUARGA
BIDANG PELAYANAN
KESEHATAN
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 21
2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret
pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 2.1
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Jabatan
No. Jabatan Jumlah
1 Struktural Eselon II 1
2 Struktural Eselon III 5
3 Struktural Eselon IV 15
4 Fungsional :
1) Epidemiolog 2
2) Pranata Labkes 1
5 Staf 342
Jumlah 366
Tabel 2.2
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan
No. Jabatan Jumlah
1 Golongan IV 67
2 Golongan III 235
3 Golongan II 61
4 Golongan I 3
Jumlah 366
Tabel 2.3
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 S2
Magister Kesehatan 42
Magister Psikologi 1
Sp.MPK 1
Sp.Ortodontist 1
Sp.Konservasi Gigi 1
Umum 18
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 22
2 S1
Dokter 20
Dokter Gigi 26
Apoteker 9
Sarjana Kesehatan Masyarakat 41
Sarjana keperawatan 2
Kesehatan Lingkungan 1
Umum 52
3 DIII
Auntasi 1
Kebidanan 1
Kesehatan Lingkungan 3
Gizi 3
Umum 13
4 D I 7
5 SLTA 111
6 SLTP 7
7 SD 5
Jumlah 366
2.2.2. SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data
kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai
berikut : Tabel 2.4
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan
No. UPT Ess III Ess
IV Staf JUMLAH
1. RSK Sumberglagah 1 1 110 112
2 RSP Batu 1 1 169 171
3 RSP Jember 1 1 108 110
4 RSP Dungus Madiun 1 1 68 70
5 RSP Surabaya 1 1 122 124
6 BP4 Madiun 1 1 42 44
7 BP4 Pamekasan 1 1 41 43
8 Latkemas Murnajati 1 1 57 59
9 BKMM Surabaya 1 1 45 47
10 RSK Kediri 1 1 72 74
11 AKZI Surabaya 1 1 39 41
12 AKPER Madiun 1 1 39 41
13 Balai Materia Medica 1 1 23 25
Jumlah 13 13 935 961
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 23
Tabel 2.5
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan
No. UPT Gol
IV
Gol
III
Gol
II
Gol
I JUMLAH
1. RSK Sumberglagah 1 37 73 1 112
2 RSP Batu 11 81 76 3 171
3 RSP Jember 3 40 65 2 110
4 RSP Dungus Madiun 1 32 35 2 70
5 RSP Surabaya 10 62 51 1 124
6 BP4 Madiun 3 18 23 0 44
7 BP4 Pamekasan 1 20 22 0 43
8 Latkemas Murnajati 5 33 17 4 59
9 BKMM Surabaya 9 20 18 0 47
10 RSK Kediri 3 42 23 6 74
11 AKZI Surabaya 4 35 2 0 41
12 AKPER Madiun 2 27 9 3 41
13 Balai Materia Medica 1 15 8 1 25
Jumlah 54 462 422 23 961
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 21
2.2 Sumber Daya SKPD
2.2.1. Sumber Daya Manusia (SDM) di Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah SDM di Dinas Kesehatan Provinsi dan UPTnya sampai tanggal 31 Maret
pada tahun 2014 sebanyak 1218 orang, dengan uraian sebagai berikut :
Tabel 2.1
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Jabatan
No. Jabatan Jumlah
1 Struktural Eselon II 1
2 Struktural Eselon III 5
3 Struktural Eselon IV 15
4 Fungsional :
1) Epidemiolog 2
2) Pranata Labkes 1
5 Staf 342
Jumlah 366
Tabel 2.2
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan
No. Jabatan Jumlah
1 Golongan IV 67
2 Golongan III 235
3 Golongan II 61
4 Golongan I 3
Jumlah 366
Tabel 2.3
Kekuatan SDM Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1 S2
Magister Kesehatan 42
Magister Psikologi 1
Sp.MPK 1
Sp.Ortodontist 1
Sp.Konservasi Gigi 1
Umum 18
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 22
2 S1
Dokter 20
Dokter Gigi 26
Apoteker 9
Sarjana Kesehatan Masyarakat 41
Sarjana keperawatan 2
Kesehatan Lingkungan 1
Umum 52
3 DIII
Auntasi 1
Kebidanan 1
Kesehatan Lingkungan 3
Gizi 3
Umum 13
4 D I 7
5 SLTA 111
6 SLTP 7
7 SD 5
Jumlah 366
2.2.2. SDM di UPT Dinas Kesehatan Provinsi
Jumlah SDM UPT Dinkes Provinsi Jatim pada tahun 2014 menurut data
kepegawaian Dinkes Provinsi Jatim sebanyak 852 orang dengan uraian sebagai
berikut : Tabel 2.4
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur berdasarkan Jabatan
No. UPT Ess III Ess
IV Staf JUMLAH
1. RSK Sumberglagah 1 1 110 112
2 RSP Batu 1 1 169 171
3 RSP Jember 1 1 108 110
4 RSP Dungus Madiun 1 1 68 70
5 RSP Surabaya 1 1 122 124
6 BP4 Madiun 1 1 42 44
7 BP4 Pamekasan 1 1 41 43
8 Latkemas Murnajati 1 1 57 59
9 BKMM Surabaya 1 1 45 47
10 RSK Kediri 1 1 72 74
11 AKZI Surabaya 1 1 39 41
12 AKPER Madiun 1 1 39 41
13 Balai Materia Medica 1 1 23 25
Jumlah 13 13 935 961
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 23
Tabel 2.5
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan Golongan
No. UPT Gol
IV
Gol
III
Gol
II
Gol
I JUMLAH
1. RSK Sumberglagah 1 37 73 1 112
2 RSP Batu 11 81 76 3 171
3 RSP Jember 3 40 65 2 110
4 RSP Dungus Madiun 1 32 35 2 70
5 RSP Surabaya 10 62 51 1 124
6 BP4 Madiun 3 18 23 0 44
7 BP4 Pamekasan 1 20 22 0 43
8 Latkemas Murnajati 5 33 17 4 59
9 BKMM Surabaya 9 20 18 0 47
10 RSK Kediri 3 42 23 6 74
11 AKZI Surabaya 4 35 2 0 41
12 AKPER Madiun 2 27 9 3 41
13 Balai Materia Medica 1 15 8 1 25
Jumlah 54 462 422 23 961
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 24
Tabel 2.6
Kekuatan SDM UPT Dinkes Provinsi Jawa Timur
berdasarkan tingkat Pendidikan
PENDIDIKAN RSK
SbR.Gla
gah
RSP
Batu
RSP
Jember
RSP
Dungus
RSP
Suraba
ya
BP4
Mad
iun
BP4
Pame
kasan
Latkes
mas
BKMM RSK
kediri
AKZI
Surab
aya
AKPER
Madiun
BMM JML
S2 MKes 1 2 1 4 2 1 4 5 3 6 6 1 36
MKep 2 2
Mgizi 1 1
Sp. A 1 1
Sp. B 1 1
Sp. M 1 1 4 1 7
Sp. R 1 1
Sp. P 1 1
Sp. OG 1 1 2
Sp. PD 1 1 2
Sp. KK 2 1 3
Sp. PK 1 1 2
Sp.
THT 2 2
Sp.
Rad 1 1
Umum 1 1 2 3 6 1 2 3 3 22
S1 dr 4 11 10 9 16 9 3 1 2 1 66
drg 1 1 1 3
Apt 1 2 2 1 1 7
SKM 2 3 6 2 3 1 17
Fisio 1 1
S.Kep 4 1 1 4 1 1 2 2 3 1 20
S. Gz 2 6 8
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 25
PENDIDIKAN
RSK
SbR.Gla
gah
RSP
Batu
RSP
Jember
RSP
Dungus
RSP
Suraba
ya
BP4
Mad
iun
BP4
Pame
kasan
Latkes
mas
BKMM RSK
kediri
AKZI
Surab
aya
AKPER
Madiun
BMM JML
KL
AK 1 1
Umu
m 15 13 10 1 11 1 3 6 1 4 15 5 4 89
DIII Kep 35 30 4 2 2 12 1 15 11 112
AK 2 2 1 2 1 1 9
Keb 2 1 1 1 5
Far 1 1
AMK 11 1 1 13
KL 1 1 2
RO 3 3
Rad 1 1 2
Gizi 1 1 1 1 1 6 11
Gigi 1 1
Umu
m 1 10 17 16 39 12 6 1 11 2 115
DI 2 1 3 1 1 8
SLTA 30 56 41 22 36 3 2 17 6 19 1 7 240
SLTP 5 3 2 2 4 5 1 22
SD 1 3 3 3 2 12
JUMLAH 106 150 101 59 133 37 32 52 43 62 41 21 15 852
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 26
2.2.3. Sarana dan Prasarana
Hingga tahun 2013, jumlah aset tetap Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
tercatat sebagai berikut :
Tabel 2.7
Daftar Aset Tetap Dinkes Provinsi Jawa Timur
Kode Bidang Pembidangan Jml Satuan Nilai(Rp)
01 Golongan Tanah 28 Bidang 888.322.331.505
0101 Tanah 28 Bidang 888.322.331.505
02 Golongan Peralatan Dan Mesin 33.498 Buah / Set 48.208.121.114
Alat-Alat Besar 40 Buah / Set 1.393.151.750
Alat - Alat Angkutan 139 Buah 4.747.879.000
Alat Bengkel Dan Alat Ukur 11.721 Buah 2.424.215.098
Alat Pertanian n Buah / Set 1.365.861.260
Alat Kantor Dan Rumah Tangga 6.482 Buah 12.109.275.592
Alat Studio Dan Alat Komunikasi 449 Buah 2.169.935.345
Alat-Alat Kedokteran 916 Buah 7.776.721.602
Alat Laboratorium 13.751 Buah 16.221.081.467
Alat-Alat Persenjataan/Keamanan 0 Buah 0
03 Golongan Gedung Dan Bangunan 242 Buah 59.627.182.803
Bangunan Gedung 239 Buah 59.610.721.303
Monumen 3 Buah 16.461.500
04 Golongan Jalan, Irigasi Dan Jaringan 9 Buah 230.689.309
Jalan Dan Jembatan 1 Buah 19.928.744
Bangunan Air Irigasi 1 Buah 9.948.565
Instalasi 6 Buah 102.912.000
Jaringan 1 Buah 97.900.000
05 Golongan Asset Tetap Lainnya 1.146 Buah / Set /
Ekor 174.226.175
Buku Dan Perpustakaan 1.135 Buah / Set 168.306.175
Barang Bercorak Kebudayaan 11 Buah / Set 5.920.000
Hewan Ternak Serta Tanaman 0 Ekor / Buah 0
06 Golongan Konstruksi Dalam
Pengerjaan 0 Buah 0
Jumlah 996.562.550.906
2.2.4. Unit Usaha yang Masih Operasional
Tabel 2.8
Daftar Unit Usaha Dinkes Provinsi Jawa Timur Yang Masih Operasional Tahun 2013
NO UNIT USAHA JML SATUAN
1 Kantin 2 UNIT
2 Koperasi Karyawan 2 UNIT
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 27
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Dalam mengukur kinerja, Dinas Kesehatan menjelaskan dalam dua indikator
yaitu capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu capaian indikator impact dan
capaian Indikator Kinerja yaitu capaian indikator outcome dari upaya
pelayanan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan jajaran
kesehatan diseluruh Provinsi Jawa Timur. Capaian tersebut yang dilaporkan
Kepala Dinas Kesehatan kepada Gubernur Jatim dan masyarakat. Jatim capaian
indikator-indikator tersebut adalah sebagai berikut:
2.3.1. Indikator Kinerja Utama (IKU)
Indikator Kinerja Utama Kesehatan merupakan indikator impact dari semua
kegiatan yang telah dilaksanakan. Indikator tersebut diwakili dengan beberapa
indikator yaitu Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Prevalensi Gizi Buruk.
Tabel 2.9
Capaian IKU Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019-2013
NO INDIKATOR
KINERJA TARGET
IKK
TARGET
INDIKATOR
LAINNYA
TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Angka
Harapan
Hidup (AHH)
69,60 69,90 70,20 70,40 70,60 69,15 69,60 69,81 70,09 -
2 Angka
Kematian Ibu
(AKI)
82,5 82,00 81,5 81 80,5 90,7 101,4 104,3 97,43 97,39
3 Angka
Kematian
Bayi (AKB)
32 31,5 31 30,5 30 31,41 29,29 29,24 25,95 -
4 Prevalensi
Balita Gizi
Buruk
2,7 2,6 2,5 2,4 2,3 4,33 4,06 3,88 2,30 2,2
Sumber BPS dan Laporan Program
Angka Harapan Hidup (AHH) capaian Jawa Timur pertahun meningkat cukup
baik, yang menyatakan bahwa semakin tahun umur harapan hidup penduduk
Jawa Timur semakin panjang dibandingkan tahun sebelumnya.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 28
Grafik 2.1
Capaian Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Jawa Timur
Tahun 2009 – 2012
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Angka Harapan Hidup (AHH) per kabupaten/kota menunjukkan bahwa daerah
Madura dan sekitarnya (tapal kuda) lebih rendah dibandingkan dengan daerah
kulonan (bagian barat Jatim). Hal tersebut menunjukkan bahwa derajat
kesehatan masyarakat di Jatim terbagi sesuai daerahnya. Banyak pengaruh yang
menyebabkan hal tersebut antara lain perilaku masyarakat, pelayanan
kesehatan dan sarana prasarana yang tersedia, termasuk kebijakan daerah.
AHH masing-masing kab/kota dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10
Angka Harapan Hidup (AHH) Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2012
Kabupaten/Kota (Tahun)
2009 2010 2011 2012
01. Kabupaten Pacitan 71,04 71,26 71,48 71,69
02. Kabupaten Ponorogo 69,62 69,93 70,24 70,55
03. Kabupaten Trenggalek 71,36 71,62 71,87 72,13
04. Kabupaten Tulungagung 71,23 71,48 71,72 71,95
05. Kabupaten Blitar 70,66 70,88 71,09 71,30
06. Kabupaten Kediri 69,42 69,66 69,90 70,15
07. Kabupaten Malang 68,70 68,96 69,23 69,50
08. Kabupaten Lumajang 66,87 67,17 67,46 67,75
09. Kabupaten Jember 62,66 62,84 63,03 63,21
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 29
Kabupaten/Kota (Tahun)
2009 2010 2011 2012
10. Kabupaten Banyuwangi 67,18 67,58 67,98 68,38
11. Kabupaten Bondowoso 62,92 63,23 63,54 63,85
12. Kabupaten Situbondo 63,02 63,19 63,36 63,52
13. Kabupaten Probolinggo 60,85 61,13 61,42 61,70
14. Kabupaten Pasuruan 63,70 64,01 64,31 64,61
15. Kabupaten Sidoarjo 70,31 70,55 70,79 71,03
16. Kabupaten Mojokerto 69,97 70,19 70,42 70,64
17. Kabupaten Jombang 69,99 70,09 70,18 70,28
18. Kabupaten Nganjuk 68,67 68,89 69,11 69,33
19. Kabupaten Madiun 68,72 68,90 69,07 69,25
20. Kabupaten Magetan 70,93 71,17 71,41 71,66
21. Kabupaten Ngawi 69,58 69,91 70,24 70,57
22. Kabupaten Bojonegoro 67,01 67,15 67,28 67,42
23. Kabupaten Tuban 67,56 67,78 68,00 68,21
24. Kabupaten Lamongan 68,02 68,20 68,37 68,55
25. Kabupaten Gresik 70,73 70,98 71,22 71,47
26. Kabupaten Bangkalan 63,16 63,32 63,48 63,65
27. Kabupaten Sampang 62,34 63,00 63,49 63,98
28. Kabupaten Pamekasan 63,59 63,99 64,39 64,79
29. Kabupaten Sumenep 64,53 64,71 64,89 65,07
30. Kota Kediri 70,18 70,41 70,64 70,86
31. Kota Blitar 71,95 72,23 72,51 72,80
32. Kota Malang 69,96 70,32 70,68 70,97
33. Kota Probolinggo 69,83 70,17 70,52 70,86
34. Kota Pasuruan 66,33 66,37 66,41 66,46
35. Kota Mojokerto 71,35 71,56 71,78 72,00
36. Kota Madiun 70,81 71,01 71,22 71,42
37. Kota Surabaya 70,71 71,01 71,27 71,53
38. Kota Batu 69,16 69,44 69,72 70,00
Jawa Timur 69,15 69,60 69,81 70,09
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Angka Kematian Ibu juga merupakan perwujudan dari tingkat derajat kesehatan
masyarakat. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan
Provinsi menunjukan bahwa AKI di Jawa Timur naik di tahun 2011 kemudian
menurun ditahun 2012 dan 2013.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 30
Grafik 2.2
Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 – 2013
Trend AKI yang cenderung menurun dua tahun terakhir, karena berbagai upaya
yang telah dilakukan berupa dukungan provinsi ke kabupaten/kota melalui
fasilitasi baik dari segi manajemen Program KIA maupun sistim pencatatan dan
pelaporan, peningkatan ketrampilan klinis petugas di lapangan serta melibatkan
multi pihak dalam pelaksanaan program KIA.
Di lihat dari gambaran kematian ibu di Jawa Timur terlihat jumlah kematian ibu
tahun 2013 di bandingkan dengan kematian ibu di tahun 2012, maka dari 9
kabupaten/kota yang menjadi fokus pembinaan provinsi (Kota Surabaya,
Jember, Kediri, Sidoarjo, Nganjuk, Tuban, Jombang) mengalami penurunan
sementara Kabupaten Malang dan Pasuruan terjadi peningkatan jumlah
kematian ibu. Beberapa kabupaten /kota lainnya terjadi peningkatan kematian
ibu yang cukup signifikan, hal ini disebabkan berbagai hal yang mempengaruhi
upaya penurunan kematian ibu yaitu alokasi anggaran untuk kegiatan kesehatan
ibu dan anak di 60% kabupaten/kota sangat minimalis dibawah 300 juta
setahun bahkan ada daerah yang hanya mendapat alokasi dana hanya 45 juta
per tahun ini menunjukkan belum adanya perhatian dari pemerintah daerah
terhadap permasalahan nasional yaitu tingginya AKI.
Dari sisi SDM belum semua tenaga kesehatan (dokter dan bidan) kompeten
dalam penanganan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sistim rujukan berjenjang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 31
dan regional belum berjalan optimal, penyebab mendasar adalah terkait dengan
ekonomi keluarga dan tingkat pendidikan masyarakat yang belum memadai.
Angka Kematian Bayi dapat dilihat ada grafik 2.4 dibawah ini. AKB cenderung
menurun, hal ini juga selaras dengan capaian Indikator kinerja Anak yang akan
di jelaskan berikut ini.
Grafik 2.4
Capaian Angka Kematian Bayi (AKB) Provinsi Jawa Timur Tahun 2009–2012
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Grafik 2.3. Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/Kota
di Jawa Timur Tahun 2012 - 2013
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 32
Trend AKB diatas cenderung menurun, hal ini juga selaras dengan capaian
Indikator kinerja Anak yang akan di jelaskan berikut ini. Mengingat AKB tahun
2013 belum dikeluarkan oleh BPS Prov. Jatim, maka jumlah kematian bayi yang
bersumber dari LB3-KIA dapat kami sajikan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil survey Pemantauan Status Gizi (PSG) dapat diketahui bahwa
keadaan gizi balita di Jawa Timur semakin membaik. Hal tersebut dapat dilihat
dari prevalensi gizi buruk di Jawa Timur mulai tahun 2009–2013 menunjukkan
adanya kecenderungan menurun. Hasil survey PSG tahun 2013 memberikan
informasi bahwa prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target yang
ditetapkan yaitu sebesar 2,3 %.
Grafik 2.5. Jumlah Kematian Bayi per Kabupaten/Kota di Jawa Timur Tahun 2012 – 2013
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 33
Grafik 2.6
Prevalensi Balita Gizi Buruk Di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur Tahun 2013
Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013
Meskipun rata-rata prevalensi balita gizi buruk telah mencapai target, tetapi
masih dijumpai kabupaten/kota dengan prevalensi gizi buruk di atas target,
yaitu Kabupaten : Sampang, Situbondo, Pasuruan, Probolinggo, Bangkalan,
Lumajang, Jember, Pamekasan, Ngawi, Lamongan, Sumenep, Bondowoso,
Mojokerto, Kediri, Tuban, Nganjuk, serta Kota: Pasuruan, Probolinggo, Malang,
dan Surabaya. Penyebab gizi buruk berkaitan dengan faktor asupan gizi yang
kurang mencukupi kebutuhan dan adanya penyakit infeksi. Beberapa faktor yang
menyebabkan belum tercapainya target penurunan prevalensi gizi buruk di
beberapa kabupaten/kota tersebut, antara lain karena faktor : SDM Kesehatan
(Ahli Gizi) yang belum mencukupi kebutuhan dan belum terdistribusi dengan
merata; fasilitas/sarana prasarana pendukung program gizi yang belum
mencukupi kebutuhan; sistem rujukan yang belum berjalan secara optimal;
pembiayaan kesehatan yang terbatas, regulasi, dukungan lintas program dan
lintas sektor yang belum optimal; pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
gizi seimbang yang masih rendah, serta adanya faktor kemiskinan.
5,7
4,6
4,6
4,1
3,4
3,0
3,0
3,0
3,0
2,9
2,9
2,9
2,8
2,7
2,7
2,6
2,6
2,5
2,5
2,3
2,2
1,9
1,7
1,7
1,7
1,6
1,6
1,5
1,4
1,3
1,0
1,0
1,0
0,9
0,7
0,6
0,6
0,6
0,5
0,0
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
7,0
PREVALENSI GIZI BURUK DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013
Target MDGs 2015
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 34
Tabel 2.11
Status Gizi Balita Di Kabupaten/Kota se Jawa Timur Tahun 2013
No Kabupaten/Kota Gizi Buruk
(%)
Gizi Kurang
(%)
Gizi Baik
(%)
Gizi Lebih
(%)
1. Kab. Pacitan 1,6 8,6 88,0 1,9
2. Kab. Ponorogo 1,0 5,5 90,7 2,7
3. Kab. Trenggalek 0,6 7,0 89,8 2,6
4. Kab. Tulungagung 0,5 6,3 89,9 3,4
5. Kab. Blitar 1,3 7,1 88,7 2,9
6. Kab. Kediri 2,5 11,0 84,1 2,4
7. Kab. Malang 1,0 7,2 88,8 3,0
8. Kab. Lumajang 3,0 10,3 83,1 3,6
9. Kab. Jember 3,0 15,8 80,1 1,1
10. Kab. Banyuwangi 1,7 10,3 84,3 3,8
11. Kab. Bondowoso 2,6 11,3 83,6 2,5
12. Kab. Situbondo 4,6 14,6 79,4 1,4
13. Kab. Probolinggo 3,4 14,1 80,4 2,1
14. Kab. Pasuruan 4,1 14,9 78,6 2,4
15. Kab. Sidoarjo 1,7 9,9 83,4 4,9
16. Kab. Mojokerto 2,6 7,9 86,6 2,9
17. Kab. Jombang 1,6 10,0 84,9 3,4
18. Kab. Nganjuk 2,3 10,1 84,8 2,7
19. Kab. Madiun 1,0 9,0 87,2 2,8
20. Kab. Magetan 1,4 10,9 84,5 3,2
21. Kab. Ngawi 2,9 10,0 84,8 2,3
22. Kab. Bojonegoro 0,9 8,2 88,3 2,6
23. Kab. Tuban 2,5 14,0 81,6 1,9
24. Kab. Lamongan 2,7 8,3 83,0 5,9
25. Kab. Gresik 1,7 9,5 85,4 3,4
26. Kab. Bangkalan 3,0 13,7 81,8 1,5
27. Kab. Sampang 5,7 17,7 76,1 0,5
28. Kab. Pamekasan 2,9 12,3 83,6 1,2
29. Kab. Sumenep 2,7 11,6 83,8 1,9
30. Kota Kediri 1,9 6,4 89,0 2,7
31. Kota Blitar 0,7 4,2 90,7 4,4
32. Kota Malang 2,9 6,6 86,8 3,9
33. Kota Probolinggo 3,0 11,2 82,3 3,5
34. Kota Pasuruan 4,6 12,8 79,7 2,9
35. Kota Mojokerto 1,5 10,3 83,0 5,2
36. Kota Madiun 0,6 6,9 88,1 4,4
37. Kota Surabaya 2,8 9,5 83,4 4,3
38. Kota Batu 0,6 6,3 91,8 1,3
Provinsi Jawa Timur 2,2 9,9 84,9 2,9
Sumber : Survey Pemantauan Status Gizi (PSG) Tahun 2013
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 35
2.3.2.Indikator Kinerja Upaya Kesehatan
Indikator kinerja upaya kesehatan Dinas Kesehatan adalah indikator yang
merupakan bagian indikator yang tertuang dalam Renstra 2009-2014, indikator
LAKIP ataupun LKPJ. Indikator tersebut juga untuk menilai keberhasilan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Jawa Timur. Indikator ini juga
merupakan gambaran capaian outcome yang merupakan capaian kinerja Dinas
Kesehatan Provinsi, UPT dan jajaran kesehatan lainnya di
provinsi/kabupaten/kota di seluruh Jawa Timur. Kinerja ini merupakan indikator
indikator antara untuk mencapai indikator impact.
Indikator tersebut dirinci dalam 21 indikator yang target dan pencapaiannya
digambarkan selama 5 tahun seperti dilihat pada tabel 2.12.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 36
Tabel 2.12
Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan
Tahun 2009 - 2013
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPM TARGET IKK
TARGET
INDIKATOR
LAINNYA
TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 Persentase cakupan
pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan (PN)
V
V 90 90 93 94 94 92.96 95.04 95.95 97.13 94.40
2 Persentase cakupan
kunjungan neonatal lengkap
V
90 94 95 95 95 93.8 94.93 95.82 95.70 97,06
3 Jumlah Puskesmas yang
menjadi Puskesmas standar
V 0
0%
10
3%
30
8%
60
16%
90
24%
0
0%
10
3%
29
7.67%
59
15,61%
84
22,22%
4 Jumlah Puskesmas Rawat Inap
menjadi Puskesmas rawat inap
PLUS
V 0
0%
10
3%
30
8%
60
16%
90
24%
0
0%
8
2,12%
28
7,41%
43
11,38%
48
12,7%
5 Jumlah Pustu yang menjadi
Pustu yang layani gawat
darurat dan observasi
V
0
0%
50
3%
130
6%
180
8%
230
10%
0
0%
25
1,1%
105
4,63%
140
6,17%
175
7,7%
6 Jumlah Polindes menjadi
Ponkesdes V
0
0%
1814
31%
2383
41%
3714
64%
4500
78%
0
0%
1610
27,88%
2316
40,10%
2828
48,97%
3222
55,79%
7 Persentase posyandu dengan
strata PURI V 40 43 46 48 50
22.934
43,3%
22.934
43.3%
26.069
52.68%
27.683
56.79%
28.701
60.28%
8 Persentase Desa Siaga aktif V 50 55 60 65 70 59,97 60,15 80,53 89,77 95,4
9 Rumah Sakit Pemerintah yang
sudah terlatih PONEK V - 51 51 54 55 - 32 41 46 47
10 Persentase Rumah Sakit
Pemerintah terakreditasi 5
pelayanan dasar
V 50 55 60 65 70 62 62 90 95 88
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 37
NO INDIKATOR KINERJA TARGET
SPM TARGET IKK
TARGET
INDIKATOR
LAINNYA
TARGET RENSTRA SKPD THN KE- REALISASI CAPAIAN THN KE-
2009 2010 2011 2012 2013 2009 2010 2011 2012 2013
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
11 Partisipasi balita ditimbang
berat badannya (D/S) V 60% 65% 70% 75% 80% 71.90% 75.30% 75.90% 73.40% 74.20%
12 Cakupan Desa/Kelurahan
Universal Child Immunization
(UCI)
V >80% >80% >85% >90% >95% 79.90% 81.20% 87.40% 91.50% 95.80%
13 Angka keberhasilan pengobatan peny.TB
V 90 90 90 90 90 90 90 91 91 90
14 % RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan ODHA
V 0% 0% 30% 40% 70% 21% 24% 27% 30% 35%
15 API Malaria V <1 <1 <1 <1 <1 0,33 0,18 0,24 0,034 0,024
16 RFT rate Kusta V 85 85 87 90 95 92,35 91,56 90,25 91,1 88,8
17 Akses Air layak minum V 52 53,20 57,12 59 62 53,92 54,60 62,75 70,50 80.60
18 Akses Dasar (Jamban sehat) V 51 52,10 54,10 56 58 51,07 53,43 56,76 57,11 71,12
19 Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi berijin
V 100% 100% 100% 100% 100% 0 85.85% 100% 96.89% 0
20 Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di kab/kota
V >95% >95% >95% >95% >95% 65% 70% 87% 92% 95%
21 Persentase penduduk memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan
V 30% 40% 50% 55% 60% - 45% 46,1% 49,94% 52,51%
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 38
2.3.3. Analisis Capaian Kinerja Upaya Kesehatan
1). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)
Grafik 2.7 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 2009 - 2013
Persalinan disini adala persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan. Melihat hasil diatas maka bisa disimpulkan bahwa
ada kecederungan capaian Linakes meningkat dan telah mencapai target,
khusus untuk tahun 2013 capaian turun dan belum mencapai target. Hal ini
di karenakan sasaran ibu bersalin menggunakan Sensus Penduduk 2010,
sedangkan tahun 2009 - 2012 masih menggunakan Sensus Penduduk
2000. Secara absolut ada peningkatan sebesar 23.461 persalinan dalam
melihat capaian PN dari tahun 2010 ke tahun 2012.
2) Persentase kunjungan neonatal (KN) lengkap
Grafik 2.8. Kunjungan Neonatal (KN) lengkap 2009-2013
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 39
Trend meningkat tiap tahunnya dan telah mencapai target. Namun walaupun
dapat memenuhi target capaian, beberapa hal yang tidak terkorelasi antara
capaian yang memenuhi target dengan tetap tingginya angka kematian bayi
(AKB). Walapun upaya yang sudah dilakukan berupa fasilitasi baik dari segi
manajemen Programa KIA maupun sistim pencatatan dan Palaporan
peningkatan klinis ketrampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi
pihak dalam pelaksanaan program KIA.
3). Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar
Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar adalah salah satu program
ICON Gubernur yang dimulai tahun 2010 - 2014. Program Puskesmas
Standar adalah penambahan 1 orang tenaga dokter yang dibiayai oleh
Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan dan bantuan
alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap
dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan. Capaiannya dapat dilihat
pada grafik 2.9.
Grafik 2.9
Jumlah Puskesmas yang menjadi Puskesmas Standar
Tahun 2010 –2013
20102011
20122013
10
30
60
90
1029
59
84
Target Capaian
Pada tahun 2010 capaian terpenuhi terhadap target, namun untuk tahun
2011 - 2013 capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang
berminat/ mendaftar untuk menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil
(Rp.1.250.000).
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 40
4). Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi Puskesmas Rawat Inap PLUS
Puskesmas yang menjadi Puskesmas PLUS adalah salah satu program ICON
Gubernur yang dimulai tahun 2010 s/d 2014. Program Puskesmas PLUS
adalah penambahan 1 orang tenaga dokter dan kunjungan dr.Sp.OG dan
dr.Sp.A yang ada diwilayah Kabupaten terpilih yang dibiayai oleh
Pemerintahan Provinsi Jawa Timur melalui Bantuan Keuangan, serta bantuan
alat kesehatan untuk menunjang pelayanan di Puskesmas Rawat Inap/
Puskesmas PONED dengan tujuan meningkatkan mutu pelayanan dan
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Fungsi dr.Sp.OG dan dr.SpA di
Puskesmas terpilih adalah pembinaan dan transfer pengetahuan tentang
penanganan kesehatan ibu dan anak.
Grafik 2.10 Jumlah Puskesmas Rawat Inap menjadi
Puskesmas rawat inap PLUS Tahun 2010 - 2013
0
20
40
60
80
100
20102011
20122013
10
30
60
90
8
2843 48
Target Capaian
Capaian program Puskesmas PLUS terhadap target tahun 2010 - 2013
capaian tidak terpenuhi, karena tidak ada dokter yang berminat untuk
menjadi tenaga kontrak dengan gaji kecil (Rp.1.250.000), dan tenaga untuk
dr.SpOG dan dr.SpA yang terbatas di Kabupaten/Kota terpilih, sehingga
Dinas Kesehatan Kabupaten terpilih tersebut tidak bisa melakukan MOU
dengan RSUD setempat, sehingga Puskesmas PLUS yang sudah dialokasi
tidak dapat memenuhi target.
5). Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang layani Gawat
Darurat dan Observasi
Puskesmas pembantu yang mampu melakukan pelayanan gawat darurat dan
Observasi (Pustu gadar) adalah salah satu program ICON Gubernur yang
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 41
dimulai tahun 2010 - 2014. Dengan memberikan bantuan alat kesehatan
untuk kegawatdaruratan diwilayah pustu yang rawan bencana atau
kecelakaan, melalui dana Bantuan Keuangan.
Grafik 2.11 Jumlah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang menjadi Pustu yang
layani Gawat Darurat dan Observasi
Tahun 2010-2013
Pada tahun 2010 capaian tidak terpenuhi terhadap target, karena dana
Bantuan Keuangan yang disediakan oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Timur
yang semula alokasi 50 Pustu, hanya bisa dipenuhi 25 Pustu, karena dana
yang disediakan hanya untuk 25 Pustu, sehingga mempengaruhi akumulasi
target dari tahun 2011 sampai dengan 2013.
6) Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes
Ponkesdes adalah salah satu program ICON Gubernur yang dimulai tahun
2010 - 2014. Ponkesdes merupakan pengembangan dari Polindes, dimana
ditempatkan 1 orang tenaga perawat di Polindes yang sudah ada Bidannya
serta memberikan bantuan alat kesehatan dan meubelair untuk mendukung
pelayanan. Tujuan dibentuknya Ponkesdes adalah untuk mendekatkan akses
pelayanan, dan meningkatkan mutu pelayanan dengan adanya tenaga
perawat. Bidan bertanggung Jawab terhadap Pelayanan Kesehatan maupun
program Ibu dan Anak, sedangkan perawat bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan umum maupun program diluar kesehatan ibu dan
anak.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 42
Grafik 2.12
Jumlah Polindes menjadi Ponkesdes
0
1000
2000
3000
4000
5000
20102011
20122013
18142383
37144500
16102316 2828 3222
Target Capaian
Capaian program Ponkesdes terhadap target belum terpenuhi, karena
Program tersebut memberikan honor perawat sebesar Rp.500.000,-/bulan,
sedangkan pemerintahan kabupaten/kota harus menyediakan honor sharing
sebesar 50% dari Rp.500.000,- dari APBD II. Hal ini mengakibatkan
pemerintahan kabupaten/kota menyediakan anggaran untuk Honor perawat
secara terus menerus, jadi untuk Program ICON Ponkesdes, beberapa
pemerintah kabupaten/kota belum mendukung karena akan mengurangi
APBD II. Selain hal tersebut diatas, karena honor masih dibawah UMR,
sehingga perawat kurang berminat.
7) Persentase posyandu dengan Strata PURI
Grafik 2.13 Persentase posyandu dengan strata PURI
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 43
Sejak tahun 2009 sampai dengan 2013 Posyandu strata Purnama dan
Mandiri sudah memenuhi target yang telah ditetapkan. Capaian Posyandu
Puri sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya ungkitan dari
Taman Posyandu yang merupakan peningkatan layanan Posyandu yang
berstrata Purnama atau Mandiri, sehingga Posyandu yang berstrata Pratama
dan Madya terpacu untuk meningkatkan stratanya menjadi Purnama dan
Mandiri. Selain itu dukungan dana untuk pembentukan Taman Posyandu
juga mulai meningkat pada tahun 2012 dan 2013.
8). Persentase Desa Siaga Aktif
Grafik 2.14
Persentase Desa Siaga aktif
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
50
55
60
65
70
59,97 60,15
80,53
89,77
95,44
Target
Capaian
Pencapaian Desa Siaga Aktif mengalami peningkatan sebesar 35,44 % dari
tahun 2009 hingga tahun 2013.
Capaian kuantitas setiap tahunnya sudah melebihi target nasional, namun
demikian kualitas Desa Siaga aktifnya masih didominasi aktif pratama
sehingga perlu dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kualitas Desa
Siaga Aktifnya. Untuk meningkatkan kualitas Desa Siaga Aktif ini, perlu
dukungan dan peran aktif dari berbagai lintas sektor, ormas, LSM maupun
dunia usaha yang dapat berkontribusi dalam peningkatan di 8 indikator
Desa Siaga Aktif.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 44
9). Persentase Rumah Sakit Pemerintah menyelenggarakan PONEK
RS Mampu PONEK 24 jam adalah RS yang mampu menyelenggarakan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal secara komprehensif
dan terintegrasi 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, yang dapat
terukur melalui Penilaian Kinerja Manajemen dan Penilaian Kinerja Klinis dan
Buku Paket Pelatihan PONEK Protokol bagi Tenaga Pelaksana.
Grafik 2.15
Capaian RSU Pemerintah di Jawa Timur yang terlatih PONEK
Tahun 2010 – 2013
Pencapaian RS Ponek mengalami peningkatan sebesar 23% dari tahun 2010
hingga tahun 2013 dan masih terdapat 7 RSUD yang masih belum terlatih
PONEK yaitu: RSUD Dr R Soedarsono Pasuruan, RSUD RA Basuni Mojokerto,
RSUD Kertosono, RSUD Ngimbang, RSUD Lawang, RSUD Dolopo, RSUD Ploso
Jombang dan 1 RS baru yaitu RSUD Besuki Situbondo. Keterbatasan SDM
spesialistik khususnya dokter spesialis obgyn dan dokter spesialis anak yang
full timer masih menjadi permasalahan RS Pemerintah belum mampu PONEK
24 jam.
10). Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi
Akreditasi RS dilakukan oleh suatu lembaga independen baik dari dalam
maupun luar negeri berdasarkan standar akreditasi yang berlaku dan
ditetapkan oleh Menteri, sesuai yang diamanatkan pada UU RS No 44 Tahun
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 45
2009 pasal 40 dimana dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 tahun sekali.
Berbagai kegiatan terkait peningkatan pencapaian indikator renstra untuk
akreditasi RS antara lain:
a. Workshop Pembuatan Dokumen Akreditasi bagi RS, dengan tujuan agar
RS dapat membuat dokumen sesuai standar dan parameter penilaian
akreditasi RS, sasaran adalah RS Pemerintah yang belum terakreditasi
b. Monitoring dan Evaluasi
Grafik 2.16 Capaian Akreditasi Rumah Sakit RS di Jawa Timur
Berdasarkan gambar diatas, menunjukkan capaian akreditasi rumah sakit di
Jawa Timur sebanyak 66,38% dengan menggunakan instrument penilaian
akreditasi versi 2007. Hingga tahun 2013 terdapat 33,61% Rumah Sakit
yang belum terakreditasi dan terbanyak RS Swasta (89,91%). RSU
pemerintah yang belum terakreditasi terdapat 5 RSU Pemerintah (RS
Ngimbang RS Besuki Situbondo, RSUD Lawang, RSUD Ploso, RS Universitas
Airlangga).
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Akreditasi RS dimana disebutkan pada pasal 3 bahwa RS wajib mengikuti
akreditasi nasional, dan pada pasal 4 untuk dalam upaya meningkatkan daya
saing, RS dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan.
Sampai pada Oktober 2013 RS di Jawa Timur yang sudah terakreditasi
nasional adalah 2 (dua) RS swasta yaitu RS Panti Nirmala dan RS Khusus
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 46
Mata Undaan dan RS yang terakreditasi internasional adalah RS Premier
Surabaya.
11). Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)
Capaian D/S pada tahun 2013 adalah : 74,2% yang berarti masih di bawah
target sebesar 80%. Grafik 2.17 berikut menggambarkan capaian D/S
selama kurun waktu 5 tahun terakhir.
Grafik 2.17
Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S)
Masih rendahnya cakupan D/S tersebut antara lain berkaitan dengan banyak
berdirinya PAUD (pendidikan anak usia dini) yang kegiatnnya belum
terintegrasi dengan Posyandu.
a. Minimnya dana operasional dan kelengkapan sarana dan prasarana
untuk menggerakkan kegiatan Posyandu.
b. Tingkat pengetahuan kader dan kemampuan petugas dalam pemantauan
pertumbuhan dan konseling masih kurang karena banyaknya kader baru.
c. Tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan pentingnya
memantau pertumbhhan balita melalui kegiatan penimbangan di
Posyandu masih rendah.
d. Belum optimalnya pembinaan dari Tim Pokjanal Posyandu kepada kader .
e. Kurangnya kegiatan inovatif di Posyandu yang dapat meningkatkan
cakupan D/S.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 47
12) Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Secara umum terjadi peningkatan pencapaian dalam 5 tahun dan melebihi
target, pada tahun I sedikit dibawah target karena ada kendala dalam hal 1)
mobilisasi masyarakat untuk menerima program immunisasi misalnya
keengganan ibu membawa anaknya ke Posyandu, takut anaknya sakit
setelah diberi imunisasi, adanya kelompok masyarakat yang menolak, 2)
kegiatan layanan mobile yang belum optimal ( sweeping ).
13). Angka keberhasilan pengobatan penyakit TB
Angka keberhasilan TB menunjukkan capaian yang cukup baik dengan
melampaui target yang ditetapkan. Keberhasilan pengobatan ini
menunjukkan bahwa kualitas pengobatan TB di Jawa Timur telah cukup baik,
namun tantangannya adalah bila dikaji lebih teliti, dengan membandingkan
hasil pengobatan per fasilitas pelayanan kesehatan, maka akan tampak
bahwa rumah sakit masih memiliki hambatan untuk mencapai target yang
ditetapkan. Bila analisis berdasarkan kabupaten/kota, belum semua
kabupaten/kota mencapai angka keberhasilan pengobatan sesuai target,
meskipun jumlahnya tidak banyak.
14). Persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan Orang Dengan
HIV-AIDS (ODHA)
Dalam 5 tahun persentase RS pemerintah yang menyelenggarakan rujukan
ODHA tidak mencapai target. Beberapa rumah sakit pemerintah yang sudah
dilatih untuk memberikan layanan HIV, ternyata masih belum bisa
melaksanakan kegiatan layanan HIV baik tes maupun pengobatan dan
dukungan. Masih ada 4 kabupaten yang belum memiliki RS untuk layanan
HIV.
15). API Malaria
Kasus malaria dapat ditekan dengan baik sehingga Annual Parasite Index
yang dicapai dapat melampaui target yang ditetapkan. Keinginan untuk
melakukan sertifikasi bebas malaria dapat menjadi motivasi untuk menekan
angka API sehingga angka terjaga selalu di bawah 1% sesuai dengan target.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 48
16). RFT Rate Kusta
Angka Release From Treatment yang menjadi indikator keberhasilan
pengobatan kusta telah mencapai target yang ditetapkan. Dukungan petugas
di tingkat layanan, khususnya yang memiliki permasalahan kusta serta
masyarakat (termasuk pasien dan orang yang terdampak kusta) menjadi
kunci keberhasilan ini.
Pada akhir tahun ke 5 tidak tercapai target karena penderita masih dalam
proses pengobatan dan belum semua bisa dievaluasi, setelah selesai.
17). Akses Air Layak Minum
Dalam RPJMD Jawa Timur 2009 – 2014 ditargetkan sampai dengan tahun
2013 masyarakat yang sudah dapat mengakes air minum dari sumber yang
layak 62%, sedangkan capaian Jawa Timur tahun 2013 sudah melebihi
target yang ditetapkan, yaitu sudah mencapai 80,6%. Dengan demikian maka
Jawa Timur telah mencapai target akses air minum yang layak. Diantara yang
mempercepat peningkatan akses minum air yang layak adalah adanya
koordinasi program peningkatan air bersih yang dilakukan oleh SKPD terkait
untuk mensinkronkan beberapa kegiatan dalam rangka peningkatan akses
dan kualitas. Di samping itu juga adanya pembinaan yang intensif yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan melalui petugas sanitarian puskesmas.
Sanitarian melakukan inspeksi sanitasi sarana air bersih, dengan inspeksi
tersebut diketahui faktor risiko pencemarannya, selanjutnya masyarakat
menindaklanjuti hasil inspeksi tersebut dengan perbaikan sarana air bersih.
Dan dari hasil inspeksi tersebut sanitarian bisa menindaklanjuti dengan
melakukan uji kualitas di Laboratorium.
18). Akses Jamban sehat
Dalam RPJMD Jawa Timur 2009 – 2014 ditargetkan bahwa sampai dengan
tahun 2013 jumlah masyarakat yang dapat mengakes sanitasi dasar
(jamban sehat) 57,11%. Dari hasil laporan sampai tahun 2013 jumlah
masyarakat yang mengakes sanitasi dasar (jamban sehat) sebesar 71,12%.
Dengan demikian maka Jawa Timur telah mencapai target sanitasi dasar
(jamban sehat). Diantara yang mempercepat peningkatan akses sanitasi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 49
dasar (jamban sehat) adalah keberhasilan Jawa Timur dalam melaksanakan
program STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yang lebih fokus pada
metode pemberdayaan masyarakat.
Dengan strategi menciptakan lingkungan yang kondusip, peningkatan
demand dan peningkatan supply, maka kebutuhan masyarakat akan adanya
jamban meningkat, sehingga masyarakat secara swadaya termotivasi untuk
memenuhi kebutuhan jamban tersebut. Dan keberhasilan tersebut juga
ditunjang adanya wira usaha sanitasi yang memfasilitasi kebutuhan
masyarakat terhadap jamban dengan opsi jamban yang murah tetapi sudah
memenuhi syarat kesehatan.
19). Persentase Tenaga Kesehatan yang Lulus Uji Kompetensi
Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 2.13.
Pesentase tenaga kesehatan yang lulus kompetensi
No. Tahun Pelaksanaan Jumlah Peserta Peserta Lulus Persentase
1. 2009 9.678 8.178 84,5%
2. 2010 23.911 20.138 84,2%
3. 2011 16.324 14.697 90,0%
4. 2012 30.638 29.806 97,0%
5. 2013 3.957 2.729 69,0%
Sesuai dengan Undang-undang no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal
23 ayat 3, disebutkan bahwa “Dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, tenaga kesehatan wajib memiliki izin dari pemerintah,” dan
kemudian ditegaskan pula pada pasal 34 ayat 2, yang menyatakan
“Penyelenggara fasilitas Pelayanan Kesehatan dilarang mempekerjakan
tenaga kesehatan yang tidak memiliki kualifikasi dan izin melakukan
pekerjaan profesi.”
Menyikapi hal tersebut di atas, maka di provinsiJawa Timur sejak tahun 2008
telah dilakukan Uji Kompetensi oleh MTKP Jawa Timur. Pelaksanaan Uji
Kompetensi oleh MTKP diberlakukan kepada tenaga kesehatan yang telah
lulus pendidikan sebagai salah satu syarat mendapatkan Surat Izin Tenaga
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 50
Kesehatan (sekarang berganti menjadi Surat Tanda Registrasi Tenaga
Kesehatan).
Setelah tenaga kesehatan yang bersangkutan mengikuti Uji Kompetensi dan
dinyatakan lulus, maka kepada yang bersangkutan diberikan Sertifikat
Kompetensi sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Tenaga
Kesehatan/STR Tenaga Kesehatan, yang mana STR tersebut digunakan
sebagai salah satu syarat pengurusan Surat Izin Kerja (bagi tenaga
kesehatan yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan) dan atau Surat Izin
Praktek Tenaga Kesehatan (bagi tenaga kesehatan yang praktek mandiri) di
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tempat bertugas.
Permenkes No. 1796 tahun 2012 tentang Registrasi tenaga kesehatan
menyatakan bahwa pelaksanaan Uji Kompetensi adalah Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) di pusat. Tetapi karena sampai akhir 2012 MTKI
belum bisa menyelenggarakan uji kompetensi maka MTKP Jawa Timur masih
melakukan Uji Kompetensi agar tenaga kesehatan yang ada di Jawa Timur
dapat mengurus STR Tenaga Kesehatan yang nantinya diperuntukkan
sebagai salah satu syarat pengurusan SIK serta SIP di Kabupaten/Kota.
Dilihat dari grafik kelulusan Uji Kompetensi bagi tenaga kesehatan, ternyata
masih banyak tenaga kesehatan yang tidak lulus uji kompetensi. Hal ini
menyebabkan input tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan
memiliki kompetensi yang belum optimal. Sehingga kedepannya perlu
dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan oleh
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Organisasi
Profesi Kesehatan.
Sesuai dengan Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Standarisasi Tenaga
Dokter Spesialis di Rumah Sakit, dari 21 RS tipe C hanya 5 RS yang
memenuhi standar (4 dasar untuk dokter spesialis penyakit dalam, dokter
spesialis anak, dokter spesialis bedah, dan spesialis obgyn masing-masing 2
dokter dan 4 dokter spesialis penunjang yaitu spesialis anestesi, spesialis
radiologi, spesialis rehab medik, dan spesialis patologi klini masing-masing 1
dokter).
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 51
Sesuai standar puskesmas, setiap puskesmas harus mempunyai 2 dokter
umum, sedangkan saat ini dari 960 puskesmas, yang tidak memiliki dokter
umum sebanyak 19 puskesmas dan puskesmas yang hanya mempunyai 1
dokter umum sebanyak 427 puskesmas.
Sedangkan untuk tenaga nutrisionis, dari 960 puskesmas ada 827
puskesmas yang memiliki tenaga nutrisionis, dan masih ada 133 puskesmas
yang belum memiliki tenaga nutrisionis.
Sehingga perlu penambahan jumlah dokter spesialis, dokter umum dan
nutrisionis serta penataan kembali penyebaran tenaga kesehatan agar
pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa optimal.
20). Persentase obat sesuai kebutuhan tersedia di kabupaten/kota
Mutu pelayanan kesehatan sangat bergantung kepada ketersediaan obat
dan alat kesehatan yang berkualitas sebagai penunjang utama dalam
pelayanan pengobatan kepada masyarakat. Oleh karena itu jaminan
ketersediaan obat baik secara kualitas maupun kuantitas harus tetap terjaga
di fasilitas pelayanan kesehatan. Ketersediaan obat harus dipertahankan
agar pelayanan kesehatan tdk terganggu dengan melalui kegiatan meliputi
perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan, dan penggunaannya yang
didukung dengan sarana pendukung, termasuk sistem informasi dan SDM
yang kompeten.
Permasalahan yang ada adalah :
1. Penggunaan obat bainyak dijumpai tidak rasional sehingga mengganggu
perhitungan perencaan kebutuhan obat, menimbulkan penyakit baru dan
menyebabkan pemborosan,
2. Tenaga teknis yang kompeten belum memadai jumlahnya,
3. Anggaran yang disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk pemenuhan
kebutuhan obat sangat kecil, sehingga hanya menggantungkan anggaran
dari DAK, yang bisa menyebabkan terjadinya kekurangan obat,
4. Pelayanan Kefarmasian belum dilaksanakan secara optimal di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 52
21). Penduduk yang memiliki Jaminan Kesehatan
Masyarakat Jawa Timur yang sudah memiliki Jaminan Kesehatan dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel. 2.14.
Jumlah penduduk yang punya jaminan kesehatan
No Kepesertaan Jumlah Jiwa
2010
Jumlah Jiwa
2011
Jumlah Jiwa
2012
Jumlah Jiwa
2013
1 Jamkesmas ( Maskin
Kuota )
10.710.051 10.710.051 12.586.401 14.001.871
2 Dijamin Prov, Kab/
Kota (Maskin Non
Kuota/Jamkesda )
1.257.572 1.257.572 1.257.572 707.305
3 Askes PNS 2.950.395 3.042.829 2.176.478 2.163.139
5 Jamsostek 539.047 698.482 822.121 922.369
6 TNI/POLRI 60.207 60.427 62.333 243.389
7 Asuransi Komersial 1.635.763 1.572.112 2.083.939 2.083.939
Jumlah penduduk yang
tercover
17.098.163
(45%)
17.281.046
(46,1%)
18.988.844
(49,94%)
20.122.012
(52,51%)
Belum tercover
Jaminan Kesehatan
20.333.857
(55%)
20.194.965
(53,89%)
19.037.706
(50,06%)
18.196.779
(47,48%)
Jumlah Total Penduduk 37.432.020 37.476.011 38.026.550 38.318.791
Dari data diatas bisa kita lihat bahwa dari tahun 2010 hingga 2013 terjadi
peningkatan penduduk yang tercover jaminan kesehatan. Pencapaian
tersebut untuk tahun 2011 dan 2013 masih dibawah angka dari Rencana
Strategis tahun 2009 s/d 2014, yaitu tahun 2011 sebesar 50%, 2012
sebesar 55% dan 2013 sebesar 60%. Hal tersebut disebabkan masih
kurangnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya asuransi kesehatan
dan perusahaan asuransi komersial belum mau terbuka dengan
keanggotaannya, sehingga masih sedikit sekali Perusahaan Asuransi
kesehatan swasta yang mau memberikan datanya. Kondisi tersebut masih
terjadi di Tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan penduduk yang
mempunyai jaminan kesehatan sebesar 9%, dengan bertambahnya sasaran
Jamkesmas, Jamsostek, TNI/POLRI dan Asuransi komersial, tetapi kondisi
tersebut masih belum bisa memenuhi target Renstra.
Dengan adanya program JKN oleh BPJS mulai 1 Januari 2014 target renstra
sebesar 70% diharapkan bisa terpenuhi. Oleh karena adanya kebijakan JKN
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 53
oleh Pemerintah Pusat yang bersifat wajib bagi semua masyarakat untuk
mempunyai jaminan kesehatan. Sosialisasi program JKN akan lebih banyak
diberikan kepada masyarakat baik melaluli media–media maupun
pertemuan–pertemuan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 54
Tabel 2.15.
Anggaran dan Realisasi APBD Dinas Kesehatan
No Uraian
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke-
Rasio antara realisasi dan anggaran
tahun ke-
Rata-rata
pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
2009 2010 2011 2012 2013
2009 2010
201
1 2012 2013 Anggaran Realisasi
1 Dana Ex Rutin
18.741.075
.000
11.815.565
.000
15.725.69
1.250
17.532.732.
000
11.392.400
.500
14.848.675
.115
10.635.146
.594
13.266.730
.149
15.591.810
.884
10.185.305
.714
9,46
3,43
4,43
0,52
6,82
(1.469.73
4.900)
(932.673
.880)
Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
14.324.525
.000
10.566.565
.000
11.855.23
8.650
11.310.469.
347
9.952.400.
500
12.203.809
.785
9.463.820.
279
10.690.907
.374
10.056.514
.138
8.849.737.
314
7,78
3,05
3,57
0,34
5,93
(874.424.
900)
(670.814
.494)
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Aparatur
4.416.550.
000
1.249.000.
000
3.650.452.
600
6.042.262.6
53
1.240.000.
000
2.644.865.
330
1.171.326.
315
2.364.472.
775
5.355.296.
746
1.155.568.
400
1,69
0,38
0,79
0,18
0,77
(635.310.
000)
(297.859
.386)
Program
Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
Pemerintah
Daerah
-
-
220.000.0
00
180.000.00
0
200.000.00
0
-
-
211.350.00
0
180.000.00
0
180.000.00
0
-
-
0,07
0,01
0,12
40.000.0
00
36.000.0
00
2 Dana Ex
Pembangunan
102.754.88
7.883
267.294.50
3.215
254.059.3
24.750
248.660.84
7.200
112.221.45
2.500
83.157.333
.423
228.999.64
3.754
239.150.04
0.872
218.859.10
1.349
85.140.617
.095
52,98
73,87
79,7
7
73,42
57,01
1.893.31
2.923
396.656.
734
Program Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
8.011.000.
000
7.850.000.
000
19.255.78
5.000
16.320.943.
000
12.695.000
.000
5.813.703.
584
4.401.998.
823
16.525.524
.144
13.432.139
.754
12.247.397
.158
3,70
1,42
5,51
4,51
8,20
936.800.
000
1.286.73
8.715
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
30.400.000
.000
23.370.000
.000
9.178.614.
000
7.843.894.7
00
6.363.312.
500
26.126.558
.520
19.003.749
.557
8.242.920.
450
7.271.599.
320
5.879.274.
608
16,65
6,13
2,75
2,44
3,94
(4.807.33
7.500)
(4.049.4
56.782)
Program
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
5.200.000.
000
5.250.000.
000
3.851.279.
000
4.123.963.5
00
5.684.926.
500
3.308.969.
587
4.400.537.
585
3.244.707.
750
3.838.723.
330
5.181.597.
847
2,11
1,42
1,08
1,29
3,47
96.985.3
00
374.525.
652
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 55
No Uraian
Anggaran pada tahun ke- Realisasi Anggaran pada tahun ke-
Rasio antara realisasi dan anggaran
tahun ke-
Rata-rata
pertumbuhan
2009 2010 2011 2012 2013
2009 2010 2011 2012 2013
2009 2010
201
1 2012 2013 Anggaran Realisasi
Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
7.600.000.
000
8.351.225.
000
9.716.460.
000
7.619.200.0
00
5.075.000.
000
6.289.042.
650
7.154.609.
125
3.056.368.
820
2.914.680.
910
4.424.502.
751
4,01
2,31
1,02
0,98
2,96
(505.000.
000)
(372.907
.980)
Program Upaya
Kesehatan
Perorangan
21.063.085
.383
4.140.000.
000
3.283.813.
000
2.937.668.0
00
2.087.431.
800
16.702.627
.929
3.386.574.
779
2.879.932.
400
2.684.110.
865
1.893.934.
930
10,64
1,09
0,96
0,90
1,27
(3.795.13
0.717)
(2.961.7
38.600)
Program
Manajemen
dan Kebijakan
Pembangunan
Kesehatan
7.640.000.
000
187.859.45
6.975
181.186.3
46.000
178.355.22
5.000
61.572.622
.500
5.538.045.
295
164.327.97
7.518
179.903.49
1.953
160.319.34
2.687
38.835.755
.636
3,53
53,01
60,0
1
53,78
26,01
10.786.5
24.500
6.659.54
2.068
Program
Sumber Daya
Kesehatan
6.100.000.
000
7.700.000.
000
7.643.870.
750
13.400.951.
500
2.554.372.
500
5.595.444.
507
6.749.812.
289
7.003.162.
573
12.397.502
.096
1.930.485.
081
3,56
2,18
2,34
4,16
1,29
(709.125.
500)
(732.991
.885)
Program
Lingkungan
Sehat
3.000.000.
000
4.250.000.
000
5.000.000.
000
2.946.842.5
00
2.500.000.
000
2.835.093.
561
4.112.004.
165
4.905.207.
935
2.915.137.
300
2.464.258.
092
1,81
1,33
1,64
0,98
1,65
(100.000.
000)
(74.167.
094)
Program
Pencegahan
dan
Pemberantasa
n Penyakit
13.740.802
.500
18.523.821
.240
14.943.15
7.000
15.112.159.
000
13.688.786
.700
10.947.847
.790
15.462.379
.913
13.388.724
.847
13.085.865
.087
12.283.410
.992
6,98
4,99
4,47
4,39
8,23
(10.403.1
60)
267.112.
640
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 56
Dinas Kesehatan mendapat APBD tahun 2009-2013 antara Rp 121– Rp
279 Milyar. Alokasi tersebut meningkat di Tahun 2010 karena adanya
penambahan anggaran pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
(jamkesda) dari tahun 2010 - 2012 sebesar Rp 170 Milyar. Pada tahun 2013
karena sebagian besar peserta jamkesda masuk menjadi peserta jamkesmas
(pembiayaan APBN) dan Dinas Kesehatan provinsi tidak lagi membiayai
pelayanan kesehatan bagi pemegang surat pernyataan miskin (SPM)
seluruhnya dibebankan pada dinas kabupaten/kota yang merujuk ke Rumah
Sakit Provinsi dan UPT sehingga anggaran jamkesda dikurangi menjadi Rp 55
Milyar.
Alokasi diluar jamkesda juga menurun karena sebagian APBD mulai tahun
2010 sampai tahun 2013 dengan aturan hibah dan bansos harus ditransfer
ke kabupaten/kota melalui bantuan keuangan. Utamanya untuk program
prioritas seperti ponkesdes dengan rata –rata yang ditransfer sebesar Rp 25
Milyar.
Grafik. 2.18.
APBD Dinas Kesehatan Provinsi dengan atau tanpa anggaran Jamkesda
Grafik 2.19. Anggaran dan Penyerapan APBD Tahun 2009-2013
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 57
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
2.4.1 Renstra K/L dan Renstra SKPD kabupaten/kota (untuk provinsi) dan Renstra
SKPD provinsi(untuk kabupaten/kota)
Komparasi capaian Renstra Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/kota dapat dijelaskan dalam tabel 2.13. Capaian Renstra
Kabupaten/Kota tidak bisa ditayangkan karena apa yang dihasilkan Dinas
Kesehatan Provinsi adalah merupakan capaian rata-rata atau total dari Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Sedangkan untuk Renstra Kementrian Kesehatan
tidak semua bisa sama dengan indikator Dinas Kesehatan Provinsi. Beberapa
indikator adalah indikator specifik daerah Jawa Timur.
Tabel 2.16.
Komparasi Capaian Sasaran Renstra SKPD Kabupaten/kota
terhadap Sasaran Renstra SKPD Provinsi dan Renstra K/L
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA SKPD
KABUPATEN/ KOTA
CAPAIAN SASARAN PADA
RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak
langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
CAPAIAN SASARAN
PADA RENSTRA K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Cakupan pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
Capaian cakupan Linakes
untuk Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2012 adalah
94,4. Angka ini di bawah
target yang telah
ditentukan, yakni 94%.
Cakupan proses
persalinan yang
ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih
ditargetkan sebesar
90% pada tahun 2014
dan sejak tahun 2010
telah menunjukkan
capaian yang melebihi
target tahunan. Tahun
2010 tercapai 84,78%
dari target 84%,tahun
2011 dengan target
86% tercapai 86,38%,
dan hingga Juni
2012 telah tercapai
45,22% dari target 88%
pada tahun 2012
2 Cakupan bayi
parpurna
Capaian cakupan Linakes
untuk Provinsi Jawa Timur
pada tahun 2012 adalah
89,14%. Angka ini di
bawah target yang telah
ditentukan, yakni 94%.
Cakupan proses
persalinan yang
ditolong oleh tenaga
kesehatan terlatih
ditargetkan sebesar
90% pada tahun 2014
dan sejak tahun 2010
telah menunjukkan
capaian yang melebihi
target tahunan. Tahun
2010 tercapai 84,78%
dari target 84%,tahun
2011 dengan target
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 58
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA SKPD
KABUPATEN/ KOTA
CAPAIAN SASARAN PADA
RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak
langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
CAPAIAN SASARAN
PADA RENSTRA K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
86% tercapai 86,38%,
dan hingga Juni
2012 telah tercapai
45,22% dari target 88%
pada tahun 2012
3 Persentase
Puskesmas yang
menjadi Puskesmas
rawat inap standar
Sampai Tahun 2013,
Puskesmas yang menjadi
Puskesmas rawat inap
standar 84 (22,22%)
Kegiatani ini specifik
Jawa Timur
4 Persentase
Puskesmas Rawat
Inap menjadi
Puskesmas rawat
inap PLUS
Sampai tahun 2013,
Puskesmas PLUS yang
terbentuk meningkat
menjadi 48 (12,7)
Puskesmas PLUS
Kegiatani ini specifik
Jawa Timur
5 Persentase Pustu
yang menjadi Pustu
yang layani gawat
darurat dan observasi
Pustu dengan
kemampuan penanganan
gawat darurat dan
melakukan observasi
telah terbentuk sebanyak
175(7,7%) sampai
dengan tahun 2012
Kegiatani ini specifik
Jawa Timur
6 Persentase Polindes
menjadi Ponkesdes
Hingga tahun 2012,
jumlah Ponkesdes yang
terbentuk adalah
sebanyak 3.222 (55,79%)
unit.
Kegiatani ini specifik
Jawa Timur
7 Persentase posyandu
dengan strata
PURI(Purnama-
Mandiri)
Capaian Posyandu
PURI tertinggi di
kabupaten Jember
93,39 % dan Kota
Blitar 93,87%
Tingkat perkembangan
Posyandu PURI dari tahun
ke tahun menunjukkan
peningkatan. Pada tahun
2010 (50,29%), tahun
2011 (54,07%) tahun
2012 (60,28%) dan tahun
2013 (62,37%. Sehingga
terdapat kenaikan 2,09 %
dari tahun 2012 ke tahun
2013.
Kegiatani ini specifik
Jawa Timur
8 Persentase Desa
Siaga aktif
Terdapat 20
Kabupaten/Kota
sudah mencapai Desa
Siaga 100%
Jumlah Desa/ Kelurahan
Siaga di Jawa Timur 8.497
desa/kel dari 8.505
desa/ kel yang ada.
Tahun 2013 jumlah Desa
Siaga Aktif 8.117
desa/kel sebesar 95,4%
Target Desa Siaga Aktif
Nasional Tahun 2013
sebesar 60%.
Sedangkan capaian
Desa Siaga Aktif Tahun
2013 sebesar 67,1%
9 Persentase Rumah
Sakit Pemerintah
menyelenggarakan
PONEK
Dari 38 Kab/Kota,
terdapat 1 kab/kota
yang RS
Pemerintahnya belum
terlatih PONEK yaitu
Kota Pasuruan, dan
terdapat 8 RS
pemerintah yang
Pencapaian RS PONEK
mengalami peningkatan
sebesar 23% dari tahun
2010 hingga tahun 2013
dan masih terdapat 7
RSUD yang masih belum
terlatih PONEK yaitu:
RSUD Dr R Soedarsono
Jumlah RS di Indonesia
yang terlatih PONEK
sebanyak .....RS dari
759 RS di Indonesia
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 59
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA SKPD
KABUPATEN/ KOTA
CAPAIAN SASARAN PADA
RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak
langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
CAPAIAN SASARAN
PADA RENSTRA K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
belum terlatih PONEK
adalah RS Kota
Pasuruan RS RA
Basuni Mojokerto, RS
Kertosono Nganjuk,
RS Ngimbang, RS
Lawang, RS Dolopo,
RS Besuki, RS Tongas
Pasuruan, RSUD RA
Basuni Mojokerto, RSUD
Kertosono, RSUD
Ngimbang, RSUD Lawang,
RSUD Dolopo, RSUD Ploso
Jombang dan 1 RS baru
yaitu RSUD Besuki
Situbondo. Keterbatasan
SDM spesialistik
khususnya dokter
spesialis obgyn dan
dokter spesialis anak yang
full timer masih menjadi
permasalahan RS
Pemerintah belum
mampu PONEK 24 jam
10 Persentase Rumah
Sakit Pemerintah
terakreditasi
Semua RS Pemerintah
di 38 Kab/Kota sudah
terakreditasi versi
2007, hanya ada 4 RS
yang belum
terakreditasi yaitu
RSUD Lawang di Kab
Malang, RSUD
Ngimbang di Kab
Lamongan, RSUD
Besuki di Kab
Situbondo, RSUD
Ploso di Kab Jombang
karena merupakan RS
baru kelas D
Terdapat peningkatan
jumlah RS yang
terakreditasi dari 60 %
menjadi 90 % pada tahun
2011, 95 % pada tahun
2012 tetapi pada tahun
2013 capaiannya 88 %
karena adanya
penambahan RS
pemerintah
Jumlah RS yang
terakretasi di Indonesia
adalah 52 % yaitu dari
2228 di Indonesia
sebanyak 1283 RS
(Data SIRS Online)
11 Pesentase balita
ditimbang berat
badannya (D/S)
Persentase D/S tahun
2013 tertinggi di Kota
Pasuruan sebesar
86,0% dan terendah di
Kota Mojokerto
sebesar 56,3%
Capaian angka D/S di
Jawa Timur tahun 2013
adalah sebesar 74,2%
dari target 85%
Target yang ditetapkan
untuk tahun 2014
adalah 85%. Capaian
tahun 2010 sebesar
67,9%, kemudian naik
menjadi 71,4% pada
tahun 2011, tahun
2012 69,6% dan tahun
2013 sebesar 74,2%
12 Cakupan
Desa/Kelurahan
Universal Child
Immunization (UCI)
Cakupan desa/kelurahan
UCI di Jawa Timur tahun
2012 sebesar 73,02%
dimana angka ini
mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2011
(54,62%).
Pencapaian UCI desa
secara nasional pada
tahun 2012 belum
mencapai target, yaitu
79,3% (target ≥ 90%)
13 Angka keberhasilan pengobatan peny.TB
Angka keberhasilan
pengobatan yang
tersendah pada tahun
2012 adalah Kota
Hasil pengobatan TB di
Provinsi Jawa Timur
menunjukkan angka yang
cukup baik, karena telah
Angka keberhasilan
pengobatan di tingkat
nasional ditargetkan
minimal sebesar 85%.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 60
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA SKPD
KABUPATEN/ KOTA
CAPAIAN SASARAN PADA
RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak
langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
CAPAIAN SASARAN
PADA RENSTRA K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
Batu (64%) dan yang
tertinggi adalah Kab.
Bojonegoro (97,2%)
mencapai angka
keberhasilan pengobatan
lebih dari 90% (tahun
2013 sebesar 91%)
Pada tahun 2012
Angka yang dicapai
adalah
14 Angka kematian DBD Angka kematian DBD
di Kabupaten Kota di
Jawa Timur pada
tahun 2013 yang
tertinggi terjadi di
Kabupaten Mojokerto
(6,45%) dan yang
paling rendah ada di 6
Kabupaten /kota (0%)
Angka kematian DBD Di
Jawa Timur tahun 2013
adalah 1,05% (lebih
rendah daripada tahun
2014 yang sebesar
1,46%)
Angka kematian DBD
Nasional di tahun 2012
adalah 0,9%. Angka
tertinggi ada di Provinsi
Papua (12,50%) dan
yang terendah di
Provinsi Sulawesi Barat
dan Maluku (0%). Jawa
Timur menempati
urutan ke 11 sebagai
provinsi dengan angka
kematian DBD tertinggi
15 %ODHA yang mendapatkan ARV
Pelayanan ODHA yang
mendapat ARV tidak
berbasis kab/ko,
namun berbasis
layanan rumah sakit
ODHA yang mendapat ARV
di tahun 2012 sebesar
71%
Capaian ODHA yang
memperoleh ARV tahun
tahun 2012 capaiannya
adalah 53%
16 API Malaria Kabupaten dan Kota
dengan API tertinggi
adalah Kab.
Trenggalek (0,46 di
tahun 2012)
Angka Annual Parasite
Incidence (API) Malaria
Jawa Timur pada tahun
2012 mencapai 0,12 per
1.000 penduduk beresiko
(target <1)
Capaian API pada tahun
2010 sebesar 2 per
1.000 penduduk dan
tahun 2011 sebesar
1,75 per 1.000
penduduk. Untuk Juni
2012 API menunjukkan
angka 0,63 dari target
sebesar 1,25
17 RFT rate Kusta Kabupaten dengan
RFT terbaik adalah
Kota Blitar, Kota
Mojokerto, Kota
Madiun dan Kota
Pasuruan dengan
capaian sebesar 100%
sedangkan yang
terendah adalah
Pacitan (68%)
Pada tahun 2010,
capaian RFT Kusta Tipe
MB adalah 89% dari
target 90%, sedangkan
RFT Kusta Tipe PB,
capaian pada tahun 2012
adalah 93% dari target
95%
Angka RFT secara
Nasional pada tahun
2012 adalah 89,6%
18 Akses sanitasi dasar Capaian akses sanitasi
dasar yang layak pada
tahun 2012 sudah
tercapai 57,11% dari
target 62,41%
Pemenuhan sanitasi
dasar masyarakat
dilakukan melalui
program Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat
(STBM)
Target tahun 2014
sebanyak 20.000 desa
menerapkan STBM dan
capaian tahun 2010
menunjukkan capaian
sebanyak 2.510 desa,
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 61
NO INDIKATOR KINERJA
CAPAIAN SASARAN
RENSTRA SKPD
KABUPATEN/ KOTA
CAPAIAN SASARAN PADA
RENSTRA SKPD PROVINSI (Sebagai Hasil tidak
langsung dr koordinasi dan
fasilitasi Dinkes Provinsi)
CAPAIAN SASARAN
PADA RENSTRA K/L
(1) (2) (3) (4) (5)
tahun 2011 sebanyak
6.235, dan hingga Juni
2012 sebanyak 7.325
desa sudah
menerapkan STBM.
19 Akses Jamban sehat Cakupan akses Jawa
Timur berdasarkan jumlah
Kepala Keluarga (KK)
diperiksa (52,90% dari KK
yang ada), KK yang
memiliki jamban sebesar
91,16% dan yang sehat
sebesar 69,36%.
Capaian masyarakat
yang menggunakan
jamban sehat pada
tahun 2010 tercapai
55,55% dan tahun
2011 tercapai 55,60%
dari target 75% sampai
dengan tahun 2014
20 Persentase tenaga kesehatan yang lulus uji kompetensi
Kab/kota tidak punya
kewenangan
kompetensi
Persentase kelulusan uji
kompetensi exit exam
pada tahun 2013 di Jawa
Timur sebesar 68,97 %
Angka uji kompetensi
exit exam pada tahun
2013 Pusat telah
mencapai 59,8%.Mulai
tahun 2014 uji ini
ditarik menjadi
21 Persentase obat
sesuai kebutuhan
tersedia di kab/kota
Persentase
ketersediaan obat
rata-rata di
kabupaten/kota
mencapai 90 %
(perhitungan terhadap
144 item obat)
Persentase ketersediaan
obat secara regional Jawa
Timur rata-rata mencapai
94,81%, yang berarti
bahwa dari 144 item obat
dapat terpenuhi 94,81%
Persentase
ketersediaan obat dan
vaksin menunjukkan
hasil
yang baik di mana pada
tahun 2012 capaiannya
102,5% dari target,
tahun
2013 capaiannya
102,35% dari target.
Pada tahun 2014,
hingga semester
I telah tercapai 74,44%
dari target
22 % penduduk yang
memiliki Jaminan
Kesehatan
Sampai dengan akhir
tahun 2012 masyarakat
Jawa timur yang telah
tercover dalam program
jaminan kesehatan
sebanyak 49,94% sedang
masyarakat yang masih
belum tercover dalam
jaminan kesehatan
sebesar 50,06%.
Ditargetkan 59%
masyarakat pada tahun
2010 mendapatkan
perlindungan
jaminan kesehatan
namun capaian saat itu
hanyalah 50,1%;
demikian pula pada
tahun 2011 dari target
70,3% hanya 64,48%
masyarakat yang
mendapatkan akses;
capaian tahun 2012
masih sama dengan
tahun 2011 dan
dibawah target yaitu
86,4% masyarakat
* Sumber : Laporan program Dinas Kesehatan dan Midterm Review Renstra Kemenkes Tahun 2010-
2014
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 62
2.4.2. Hasil telaahan terhadap RTRW
Berdasarkan Hasil Telahaan Struktur Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur
menunjuukan baha Jawa Timur mengembangan Struktur Tata Ruang Wilayah,
Pembangunan bidang kesehatan diarahkan untuk mendukung pengembangan
yang berbasis agribisnis dyang mendukung fungsi kawasan seperti kawasan
peternakan, perkebunan, perdagangan dan pariwisata.
Tabel. 2.17.
Hasil Telahaan Struktur Ruang Wilayah
No
Rencana
Struktur Ruang
Struktur
Ruang
Saat ini
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
pada periode
perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana
Struktur Ruang
terhadap
Kebutuhan
Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi
Pengembangan
Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Terwujudnya
ruang wilayah
Provinsi
berbasis
agribisnis dan
jasa komersial
yang berdaya
saing global
dalam
pembangunan
berkelanjutan”.
Dengan fokus strategis
untuk aspek kesehatan
adalah memberikan
pelayanan kesehatan
dalam rangka
pengembangan
kawasan budidaya
Berdasarkan
rencana tata ruang
wilayah (RTRW)
untuk Aspek
Kesehatan
diharapkan dapat :
Mendukung fungsi
dari kawasan
Pengembangan
kawasan
pertanian,
perkebunan,
peternakan,
perikanan,
pertambangan,
industri,
pariwisata,
permukiman,
kawasan andalan
dan kawasan
budidaya lainnya
Dinas Kesehatan
menyiapkan
pelayanan
kesehatan kepada
masyarakat sesuai
rencana Rencana
pengembangan
kawasan
permukiman yang
terkait dengan
pengembangan
industri,
pertambangan,
pelabuhan,
perdagangan,
pariwisata,
kawasan rawan
bencana.
Yang sudah ada
saat ini adalah :
Puskesmas/pustu/
ponkesdes di
kawasan
pemukiman.
Puskesmas
pariwisata
Puskesmas daerah
bencana.
Dan yang lain
dikembangkan
kemudian sesuai
dengan kawasan
masing-masing.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 63
No
Rencana
Struktur Ruang
Struktur
Ruang
Saat ini
Indikasi Program
Pemanfaatan Ruang
pada periode
perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana
Struktur Ruang
terhadap
Kebutuhan
Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi
Pengembangan
Pelayanan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Namun demikian
koordinasi
pengembangan
pelayanan harus
memperhatikan
pengembangan dan
kemampuan
pelayanan
kesehatan di
Kabupaten/kota
2.4.3. Hasil analisis terhadap KLHS
Dalam upaya mendukung Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Bappeda Prov. Jawa Timur) khusunya berkaitan
dengan pelayanan kesehatan dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 64
Tabel 2.18.
Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHS Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
No Aspek Kajian Implikasi terhadap
Pelayanan SKPD
Catatan bagi
Perumusan Program
Dan Kegiatan SKPD
1 Kapasitas daya
dukung dan daya
tampung
lingkungan hidup
untuk pembangunan
Kegiatan pemenuhan
sarana dan prasarana
untuk pembangunan
gedung adminsitrasi dan
gedung pelayanan dasar
dan rujukan
Program UKP dan UKM di
Dinas Kesehatan dan seluruh
UPTnya
2 Perkiraan mengenai
dampak dan risiko
lingkungan hidup
Kegiatan Peningkatan
SPAL , (Sarana
Pembuangan Air Limbah)
utamanya limban rumah
tangga. Kegiatan
Peningkatan sarana air
bersi dan jamban
keluarga
Program Lingkungan Sehat di
Dinas Kesehatan dan seluruh
UPTnya
3 Kinerja layanan/jasa
ekosistem
4 Efisiensi pemanfaatan
sumber daya alam
5 Tingkat kerentanan
dan kapasitas
adaptasi
terhadap perubahan
iklim
Kegiatan pemantauan
dan pengamatan
terhadap perkembangan
penyakit berbasis yang
berkaitan dengan
iklim/cuaca
Program Pengendalian
penyaikit
6 Tingkat ketahanan
dan potensi
keanekaragaman
hayati
Kegiatan peningkatan
Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi). Kegiatan
pengembangan tanaman
obat
Program Perbaikan Gizi dan
Pengembangan tanaman
Obat ( UPT Balai Materia
Medika)
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 65
BBAABB IIIIII
IISSUU--IISSUU SSTTRRAATTEEGGIISS BBEERRDDAASSAARRKKAANN TTUUGGAASS DDAANN FFUUNNGGSSII
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Dinamika perubahan lingkungan strategis berpengaruh terhadap program dan
kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dari
kondisi yang ada, maka identifikasi permasalahan berdasarkan tugas pokok dan
fungsi RS adalah sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Aspek
Kajian
Capaian/
Kondisi
Saat Ini
Standar
Yang
Digunakan
Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan
SKPD
Internal
(Kewenangan
SKPD)
Eksternal
(Diluar Kewenangan
SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Hasil
analisis
gambaran
pelayanan
SKPD
1. Masih
tingginya
Angka
Kematian
Bayi
MDGs 1. SDM
Kesehatan
belum
memadai
2. Fasilitas /
Sarana
prasarana
belum
memadai
3. Sistem
Rujukan
belum optimal
4. Pembiayaan
Kesehatan
masih kurang
5. Policy/
Regulasi
masih kurang
6. Koordinasi
lintas program
belum terpadu
1 1
2 2
3 3
4 4
3
.
Lulusan Institusi
Pendidikan belum siap
pakai
Belum semua
Organisasi Profesi
melaksanakan standar
kompetensi bagi
anggotanya
Kesadaran masyarakat
tentang kesehatan
belum maksimal
Dukungan lintas sektor
masih kurang
1. Kompeten
si, jumlah
dan
distribusi
kurang
2. Mutu
pelayanan
kesehatan
tidak
memenuhi
standar
3. Sistem
Rujukan
belum
optimal
2. Masih
lambatnya
penurunan
Angka
Kematian
Ibu
Renstra
2009-
2014
Masih
adanya
balita
kurang
buruk dan
stunting
Renstra
2009-
2014
1. SDM
Kesehatan
belum
mencukupi
2. Fasilitas /
Sarana
prasarana
3. Sistem
Rujukan
4. Pembiayaan
Kesehatan
5. Regulasi
1. Ketersediaan Pangan
2. Pengetahuan
masyarakat
3. Dukungan Lintas
Sektor
4. Kemiskinan
1. Asupan
gizi yang
rendah
2. Adanya
penyakit
infeksi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 66
Aspek
Kajian
Capaian/
Kondisi
Saat Ini
Standar
Yang
Digunakan
Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan
SKPD
Internal
(Kewenangan
SKPD)
Eksternal
(Diluar Kewenangan
SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
6. Dukungan
lintas program
Masih
tingginya
penyakit
menular,
tidak
menular
dan
bencana
Renstra
2009-
2014
1. SDM Program
masih belum
memadai dan
kompeten
2. Pembiayaan
Program
belum
memadai
3. Logistik
Program
kurang
4. Ketersediaan
alat diagnosis
dan terapi
masing kurang
5. Standar
Petunjuk
teknis
6. Fasilitas
pelayanan
kesesehatan
7. Sistem
Rujukan
8. Belum semua
didukung
Regulasi
1. Perubahan Iklim
2. Gaya hidup
3. Perubahan
Virulensi agen
penyakit
4. Pola resistansi
agen penyakit
5. Regulasi
6. Dukungan lintas
sektor
7. Lingkungan tidak
sehat
8. Kemudahan
Transportasi
9. Migrasi penduduk
10. Tingkat
pengetahuan
masyarakat
11. Komitmen
Organisasi profesi
masih kurang
mendukung
1. Pergantian
petugas
program
yang tidak
diimbangi
dengan
kesiapan
petugas
yang baru
2. Pembiayaan
masih
belum
memenuhi
kebutuhan
minimal
untuk
program
3. Perubahan
iklim yang
mempe
ngaruhi
virulensi
agen
4. Akses
layanan
yang
terhambat
karena
keterbatas
an jumlah
fasilitas
pelayanan
kesehatan
dan
hambatan
dalam
sistem
rujukan
untuk
penyakit
tertentu
5. Ketersedia
an logistik
program
yang
belum
terpenuhi
secara
terus
menerus
6. Kemudahan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 67
Aspek
Kajian
Capaian/
Kondisi
Saat Ini
Standar
Yang
Digunakan
Faktor Yang Mempengaruhi Permasalahan
Pelayanan
SKPD
Internal
(Kewenangan
SKPD)
Eksternal
(Diluar Kewenangan
SKPD)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
transportasi
dan migrasi
penduduk
yang
menyebabk
an
penyebaran
penyakit
menular
7. Pola hidup
yang tidak
sehat
menyebab
kan
peningkata
n risiko
penyakit
tidak
menular
Tingginya
kasus
gangguan
jiwa
Kebijakan
Nasional
dan
Provinsi
1. SDM
Kesehatan
terbatas dan
kurang
kompeten
2. Fasilitas /
Sarana
prasarana
penanganan
dasar belum
ada
3. Ketersediaan
obat belum
memadai
4. Sistem
Rujukan
5. Pembiayaan
Kesehatan
terbatas
6. Belum ada
Regulasi
1. Belum ada koneksi
Institusi Pendidikan
dengan program
2. Organisasi Profesi
khusunya pemyakit
kejiwaan yang ada
belum sinergis
3. Stigma masyarakat
tentang pasien
gangguan jiwa
4. Belum sinergis
dukungan lintas
sektor
5. 1. Stigma
masyarakat
terhadap
pasien jiwa
masih kuat
2. Terbatasnya
sarana
prasarana
perawatan
pasien jiwa
3. Kurangnya
tenaga
kesehatan
yang
mampu
menangani
pasien jiwa
4. Terbatasnya
sarana dan
prasana
untuk
kesehatan
jiwa
Berdasarkan hasil analisis faktor yang mempengaruhi tugas pokok dan fungsi
internal maupun eksternal Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, permasalahan
yang ada adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi, jumlah dan distribusi tenaga kesehatan kurang,
2. Kualitas/mutu pelayanan kesehatan belum memenuhi standar;
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 68
3. Sistem rujukan kesehatan Provinsi Jawa Timur belum optimal;
4. Konsumsi/asupan zat gizi yang masih rendah di tambah dengan adanya
penyakit infeksi yang mendorong balita kekurangan gizi/menjadi gizi buruk;
5. Pergantian petugas kesehatan/pengelola program di masing-masing
bidang/yang tidak diimbangi dengan kesiapan petugas yang baru;
6. Pembiayaan masih belum memenuhi kebutuhan minimal untuk meningkatkan
capaian kinerja kesehatan;
7. Perubahan iklim yang mempengaruhi virulensi agen;
8. Akses layanan yang terhambat karena keterbatasan jumlah fasilitas pelayanan
kesehatan dan hambatan dalam sistem rujukan untuk penyakit tertentu;
9. Ketersediaan obat dan logistik program yang belum terpenuhi secara terus
menerus;,
10. Kemudahan transportasi dan migrasi penduduk yang menyebabkan penyebaran
penyakit menular;
11. Pola hidup yang tidak sehat menyebabkan peningkatan risiko penyakit tidak
menular;
12. Stigma masyarakat terhadap pasien jiwa, kusta dan lainnya;
13. Terbatasnya sarana prasarana perawatan pasien jiwa.
Setelah menemukan permasalahan dalam pelayanan yang dilakukan Dinas
Kesehatan, maka akan dilihat juga permasalahan atau isu-isu strategis secara luas
yaitu isu internasional, nasional, regional maupun isu lainnya yang berdampak baik
langsung maupun tidak langsung yang akan mendorong atau menghambat dalam
pelayanan. Ada 25 isu strategis yang dijelaskan dalam yang Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Identifikasi Isu-Isu Strategis (Lingkungan Eksternal)
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/ Lokal Lain-Lain
(1) (2) (3) (4)
1. AFTA ( Asean Free
Trade Area)
2. MDGS (Millenium
Developments Goals)
3. Universal Coverage
4. Frame Convention on
1. Otonomi Daerah
2. Regulasi Kementrian
kesehatan belum
semua mendukung
Daerah
3. Jumlah fasilitas
pelayanan kesehatan
yang berkembang
1. Semakin banyaknnya
jumlah tenaga kesehatan
dan tidak Kompeten
2. Belum adanya
pemerataan tenaga
kesehatan
3. Perijinan, standarisasi dan
akreditasi pelayanan
falititas pelayanan
-
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 69
Isu Strategis
Dinamika Internasional Dinamika Nasional Dinamika Regional/ Lokal Lain-Lain
(1) (2) (3) (4)
5. Tobacco Control
(FTCT)
6. Global Warming
(Pemanasan Global)
7. Konvensi ILO
AEC (ASEAN Economic
Community)
8. Hak Azazi Manusia
(HAM)
pesat
4. Kebijakan JKN
5. Indikator MDGS yang
berakhir tahun 2015
dan ada beberapa
yang masih off track
6. Kebijakan Cukai dan
Pajak Rokok
7. Perubahan
lingkungan
menyebabkan
bencana alam dan
sosial
8. Pengarusutamaan
Gender
kesehatan
4. Persaingan fasilitas
pelayanan kesehatan
5. Belum semua masyarakat
menjadi peserta jaminan
kesehatan
6. Kerjasama lintas sektor
dalam upaya kesehatan
belum optimal
7. Tingginya perilaku
merokok dan pola makan
tidak sehat
8. Kondisi lingkungan umum,
lingkungan kesehatan
kurang mendukung.
9. Perubahan Gaya Hidup,
konsumsi makanan dan
bahan makanan tambahan
dengan pegawasan yang
belum optimal
10. Penutupan Lokalisasi
3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur
Berdasarkan Visi, Misi dan Program, Gubernur dan Wakil Gubernur dalam RPJMD
2014-2019, maka Dinas Kesehatan menindaklanuti Visi:“Jawa Timur Lebih
Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing” dan Misi: “Makin
Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik”. Utamanya Misi I yaitu meningkatkan
kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Kemudian dijabarkan dalam faktor
penghambat dan pendorong sesuai dengan tupoksi Dinas Kesehatan sebagai
berikut:
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 70
Tabel 3.3. Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program
Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur
Visi:“Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing”
Misi : “Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik”
No
Misi Dan Program
Gubernur Dan Wakil
Gubernur Jawa Timur
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
Misi 1 : Meningkatkan
kesejahteraan rakyat
yang berkeadilan
Fokus Program :
1. Meningkatkan
perluasan pelayanan
kesehatan pondok
bersalin desa
(polindes) menjadi
pondok kesehatan
desa (poskesdes)
untuk lebih
mendekatkan
pelayanan kesehatan
bagi masyarakat
desa.
2. Mengembangkan
Jaminan Kesehatan
Semesta bagi
seluruh penduduk
Jawa Timur
3. Meningkatkan
kualitas kesehatan
ibu dan anak di
bawah lima tahun
melalui penguatan
dan Pengembangan
Taman Posyandu,
Pos Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD) dan
Bina Keluarga Balita
(BKB)
4. Melanjutkan upaya
meminimalkan
hambatan keuangan
bagi penduduk
miskin dan rentan
dalam mengakses
memanfaatkan
pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan
1. Masih tingginya
Angka Kematian
Bayi
2. Masih lambatnya
penurunan
Angka Kematian
Ibu
3. Belum
optimalnya akses
terhadap
kualitas
pelayanan
kesehatan dasar
dan rujukan
4. Adanya kantong-
kantong gizi
kurang di wilayah
Jawa Timur
5. Masih tingginya
kasus jiwa yang
dipasung
6. Masih tingginya
penyakit menular
dan tidak
menular
7. Masih rendahnya
akses terhadap
kualitas
lingkungan sehat
8. Masih belum
optimalnya
sediaan mutu,
manfaat, dan
keamanan
sediaan farmasi,
alkes &
INTERNAL :
1. SDM :
- Kompetensi
- Jumlah
tenaga
medis yang
kurang
2. Sarana dan
prasarana
belum
memadai
3. Pembiayaan
operasional
4. Obat dan
perbekalan
kesehatan
EKSTERNAL :
1. tindak lanjut
hasil
koordinasi
lintas sektor
belum optimal
2. provinsi jatim
rawan
bencana alam
3. pemberdayaan
masyarakat
dalam bidang
kesehatan
4. belum sinkron
dan
terpadunya
indikator
programlintas
sektor
INTERNAL :
- Jumlah SDM
bidan dan
perawat cukup
- Pergub no 4
tahun 2010
tentang
Ponkesdes
- Pergub no 63
tahun 2011
tentang PAUD
holistik integratif
- SK Gub No 188
tahun 2013
tentan
pelaksanaan
regional sistem
rujukan prov
jatim
- Perda no 11
tahun 2011
tentang
Perbaikan Gizi
- Perda HIV no 4
tahun 2005
tentang
Pengendalian
HIV
- Pergub DBD no
20 tahun 2011
tentang
Pengendalian
DBD di Jatim
- Perda 4 tahun
2008 tentang
Jamkesda
EKSTERNAL :
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 71
Visi:“Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri Dan Berdaya Saing”
Misi : “Makin Mandiri dan Sejahtera Bersama Wong Cilik”
No
Misi Dan Program
Gubernur Dan Wakil
Gubernur Jawa Timur
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
(1) (2) (3) (4) (5)
kesehatan jiwa
5. Melanjutkan dan
memperkuat
revitalisasi program
keluarga berencana
untuk meningkatkan
kualitas hidup
keluarga
makanan
9. Belum
optimalnya
jumlah, jenis,
mutu,
pemerataan dan
pengembangan
sumber daya
kesehatan
10. Belum
optimalnya
pelaksanaan
Jaminan
Kesehatan
11. Belum
mencukupi
pembiayaan
kesehatan
dengan jumlah
mencukupi.
12. Belum
optimalisasi
pelaksanaan
manajemenpem
bangunan
kesehatan
- dukungan
kepala desa
melalui SK
penguatan desa
siaga
- kemitraan
strategis pihak
ketiga,
organisasi
kemasyarakatn
dan organisasi
profesi
- Permenkes 7
tahun 2012
tentang
Perpanjangan
bidan PTT
- Perpes 42
tahun 2013
tentang gerakan
nasional
percepatan
perbaikan gizi
3.3 Telaahan Renstra Kementerian/Lembaga (K/L) dan Renstra SKPD Provinsi
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Timur tidak lepas dari kebijakan yang diluncurkan oleh Kementrian Kesehatan
(Kemenkes). Kebijakan Kemenkes sangat berpengaruh terhadap kebijakan
kesehatan di provinsi. Sasaran Indikator Kemenkes juga merupakan sasaran yang
harus dicapai oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Untuk itu beberapa faktor
pendorong dan penghambat yang menyebabkan permasalahan di Dinas
Kesehatan Provinsi terkait Sasaran Kemenkes dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 72
Tabel. 3.4 Permasalahan Pelayanan Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Sasaran Renstra K/L beserta
Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
No
Sasaran
Jangka
Menengah
Renstra K/L
Permasalahan
Pelayanan SKPD Provinsi
Sebagai Faktor
PENGHAMBAT PENDORONG
(1) (2) (3) (4) (5)
Renstra
Kementerian
Kesehatan
1. Lemahnya
sinkronisasi
perencanaan dan
penganggaran
pusat dan daerah
dalam hal
keterkaitan
program dan
pendanaan
2. Kualitas lulusan
tenaga kesehatan
belum siap pakai
3. Efektifitas dan
efisiensi
pemanfaatan
anggaran yang
seringkali tidak
tepat waktu
4. Akreditasi,
sertifikasi dan
registrasi menjadi
kewenangan pusat
1. Belum sinkronnya
menu program pusat
dengan prioritas
daerah
2. Belum ada
standarisasi
kompetensi lulusan
tenaga kesehatan
3. Pernebitan e-katalog
dan alat kesehatan
dari LKPP tidak tepat
waktu
4. Belum optimalnya
implementasi
perencanaan melalui
e-planning dan e-
renggar
5. Banyak daerah sulit
yang tidak termasuk
dalam kategori DTPK.
6. Regulasi yang
diterbitkan Kemenkes
hanya didasarkan
pada standar minimal
belum mengakomodir
kebutuhan
pengembangan
pelayanan kesehatan
di Jawa Timur
1. Akreditasi
institusi
pendidikan
kesehatan
2. Regulasi
tentang
Internship
lulusan dokter
umum
3. UU 14/2008
dan PP
61/2010
tentang
keterbukaan
informasi publik
mendorong
tranparansi dan
akuntabilitas
kinerja
pelayanan
kesehatan
3.4. Telaah Rencana Tata Ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Tabel 3.5 Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Analisis KLHS
beserta Faktor Penghambat dan Pendorong KeberhasilanPenanganannya
No Hasil KLHS terkait dengan
tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1. Pemenuhan sarana
dan prasarana untuk
pembangunan
gedung adminsitrasi
1. Pembangunan
kesehatan belum
berwawasan
lingkungan
1. Lemah
Koordinasi
dengan
sektor
1. Sasaran
Renstra
Kementerian
Kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 73
No Hasil KLHS terkait dengan
tugas dan fungsi Dinas
Kesehatan
Permasalahan
Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
dan gedung
pelayanan dasar dan
rujukan
2. Peningkatan SPAL
(Sarana Pembuangan
Air Limbah)
3. Peningkatan sarana
air bersi dan jamban
keluarga
4. Pemantauan dan
pengamatan
terhadap
perkembangan
penyakit berbasis
yang berkaitan
dengan iklim/cuaca
5. Peningkatan Keluarga
Sadar Gizi (Kadarzi).
6. Pengembangan
tanaman obat
2. Belum ada juknis
tentang
pembangunan
berwawasan
lingkungan
3. Belum adanya
kesatuan gerak
dengan sektor
lain dalam
peningkatan
lingkungan sehat
terkait
lingkungan
2. Kurangnya
kompetensi
sumber
daya tenaga
adalah
pembangunan
berwawasan
kesehatan
2. Banyak lintas
sektor
mempunyai
tupoksi terkait
lingkungan
3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis
Dengan memperhatikan faktor-faktor dari pelayanan SKPD, yang mempengaruhi
permasalahan pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi ditinjau dari :
1. Gambaran pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
2. Sasaran Jangka Menengah pada Renstra Kementerian Kesehatan
3. Implikasi RTRW bagi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
4. Implikasi KLHS bagi pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi
Metode penentuan isu-isu strategis dilakukan dengan cara pembobotan dan
penilaian sebagai berikut :
Tabel 3.6
Skor Kriteria Penentuan Isu-Isu Strategis
No. Kriteria Bobot
1 Memiliki pengaruh yang besar/signifikan terhadap
pencapaian sasaran Renstra
Kementerian/Prov/Kab/Kota
20
2 Merupakan tugas dan tanggungjawab SKPD 10
3 Dampak yang ditimbulkan terhadap publik 20
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 74
No. Kriteria Bobot
4 Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah 10
5 Kemungkinan atau kemudahannya untuk ditangani 15
6 Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan 25
Berdasarkan penilaian isu-isu strategis berdasarkan skor diatas maka nilai skala dari
masing-masing isu strategis adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Nilai Skala Kriteria
No. Isu Strategis Nilai skala kriteria ke- Total
skor 1 2 3 4 5 6
1. Masih cukup tingginya
Angka Kematian Bayi (AKB)
menurut standar MDGs
20 10 20 10 10 25 95
2. Lambatnya penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) 20 10 20 10 10 25 95
3. Belum optimalnya akses
terhadap kualitas
pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan
16 10 16 8 12 20 82
4. Masih tingginya kasus jiwa
yang dipasung 17 8 20 10 12 25 92
5. Belum optimalnya
penanganan masalah gizi 19 8 20 10 13 23 93
6. Masih tingginya masalah
kesehatan yang
disebabkan oleh penyakit
menular, penyakit tidak
menular dan bencana
19 9 19 10 12 24 93
7. Masih rendahnya akses
terhadap kualitas
lingkungan sehat
17 8 17 7 12 22 83
8. Masih belum optimalnya
ketersediaan, mutu,
manfaat, dan keamanan
sediaan farmasi, alkes dan
makanan
16 8 16 7 14 20 81
9. Belum optimalnya jumlah,
jenis, mutu, pemerataan
dan pengembangan
sumber daya kesehatan
19 10 19 10 12 24 94
10 Belum optimalnya
pelaksanaan Jaminan
Kesehatan
15 7 14 6 10 22 74
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 75
Berdasarkan skala kriteria diatas, maka isu strategis yang ditetapkan adalah :
1. Masih cukup tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) menurut standar MDGs
2. Lambatnya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
3. Belum optimalnya jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan pengembangan
sumberdaya manusia kesehatan
4. Belum optimalnya penanganan masalah gizi
5. Masih tingginya masalah kesehatan yang disebabkan oleh penyakit menular,
penyakit tidak menular dan bencana
6. Masih rendahnya akses terhadap kualitas lingkungan sehat
7. Masih tingginya kasus jiwa yang dipasung
8. Belum optimalnya akses terhadap kualitas pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan
9. Masih belum optimalnya ketersediaan, mutu, manfaat, dan keamanan sediaan
farmasi, alkes dan makanan
10. Belum optimalnya pelaksanaan Jaminan Kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 76
BBAABB IIVV
VVIISSII,, MMIISSII,, TTUUJJUUAANN,, SSAASSAARRAANN,, SSTTRRAATTEEGGII DDAANN KKEEBBIIJJAAKKAANN
4.1 Visi Dan Misi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
4.1.1. Visi
Visi merupakan gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi Dinas
Kesehatan 2014 -2019 dilaksanakan melalui analisis dan teahaan pada bab-
bab sebelumnya. Visi Dinas Kesehatan merujuk pada visi Gubernur dalam
RPJMD 2014-2019 dan Visi dalam Renstra Kementrian Kesehatan. Rumusan
Visi Renstra Dinas Kesehatan 2014-2019 adalah sebagai berikut:
” Masyarakat Jawa Timur Lebih Mandiri untuk Hidup Sehat”.
Visi tersebut dijelaskan melalui beberapa pokok-pokok visi sebagai berikut:
Tabel 4.1.
Penyusunan Penjelasan Visi
Visi Pokok-Pokok Visi Penjelasan Visi
Masyarakat
Jawa Timur
Lebih Mandiri
Untuk Hidup
Sehat
Masyarakat Jawa Timur
Lebih Mandiri
Masyarakat Jawa Timur memiliki
kemampuan untuk menentukan
pilihan yang terbaik bagi dirinya
dalam menjaga kesehatannya
secara mandiri
Hidup Sehat:
Hidup dengan kondisi fisik, sosial,
mental, emosional, spiritual dan
kultural yang sehat dan dapat
beraktifitas sebagai manusia
produktif
Pendukung :
Dukungan manajemen dan
dukungan teknis lainnya
Sistem informasi kesehatan yang
kuat, regulasi yang memadai,
pengelolaan pembangunan
kesehatan yang berkuatitas dan
akuntabel
Sesuai pokok-pokok visi dapat dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan berupaya
untuk mewujudkan masyakakat yang mandiri dengan kemampuan yang optimal
bisa memelihara kesehatan secara mandiri dalam rangka mencapai hidup yang
sehat yang paripurna mulai dari fisik, mental, emosional, spiritual dan kultural.
Kondisi tersebut akan diukur melalui indikator-indikator kesehatan.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 77
4.1.2. Misi
Misi merupakan rumusan mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Misi Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur secara jelas mengambarkan visi Dinas Kesehatan yang
menjadi cita-cita upaya kesehatan dan menguraikan upaya-upaya yang akan
dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dalam perencanaan Misi ini
penting untuk memberikan kerangka dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
akan dicapai. Misi tersebut adalah:
1. Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat hidup sehat
2. Mewujudkan, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
3. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit dan penanggulangan masalah
kesehatan
4. Mendayagunakan sumber daya kesehatan
5. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih
Misi tersebut merupakan hasil dari proses perumusan visi sebagaimana tertuang
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Perumusan Misi
Visi Pokok-Pokok Visi Misi
Masyarakat
Jawa Timur
Lebih Mandiri
Untuk Hidup
Sehat
Masyarakat Jawa Timur
Lebih Mandiri
1. Mendorong terwujudnya kemandirian
masyarakat hidup sehat
Hidup Sehat 1. Mewujudkan, memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau
2. Mewujudkan upaya pengendalian penyakit
dan penanggulangan masalah kesehatan
Pendukung:
Dukungan manajemen
dan dukungan teknis
lainnya.
1. Mendayagunakan sumber daya kesehatan
2. Menciptakan tata kelola upaya kesehatan
yang baik dan bersih
4.2. Tujuan Dan Sasaran
4.2.1.Tujuan
Dalam upaya mencapai visi dan misi Dinas Kesehatan, dirumuskan suatu
bentuk yang lebih terarah berupa tujuan dan sasaran yang strategis organsisasi.
Tujuan dan sasaran adalah perumusan sasaran yang selanjutnya akan menjadi
dasar penyusunan kinerja selama lima tahun. Tujuan yang akan dicapai Dinas
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
Kesehatan adalah sebagi berikut:
1. Dalam mewujudkan misi kesatu yaitu “Mendorong terwujudnya kemandirian
masyarakat hidup sehat“, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
“Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat” dengan indikator
: Persentase Desa Siaga Aktif Purnama Mandiri (PURI
2. Dalam mewujudkan misi kedua yaitu “Mewujudkan, memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau”,
maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi upaya kesehatan secara
sinergis, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi
masyarakat“ dengan indicator :
a. Angka Kematian Ibu (AKI)
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Dalam mewujudkan misi ketiga yaitu “Mewujudkan upaya pengendalian
penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan” maka tujuan yang ingin
dicapai adalah “Optimalisasi penanggulangan masalah gizi“ dengan
indikator Persentase Balita Gizi Buruk dan “Optimalisasi upaya pengendalian
penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana“ dengan indikator
Persentase Penanggulangan KLB Skala Provinsi dalam < 48 jam serta
“Meningkatkan akses pada lingkungan yang sehat“ dengan indikator
Persentase Akses Air Minum Berkualitas .
4. Dalam mewujudkan misi keempat yaitu “Mendayagunakan sumber daya
kesehatan“, maka tujuan yang ingin dicapai adalah “Optimalisasi
ketersediaan, mutu, manfaat, dan keamanan sediaan farmasi, alkes dan
makanan” dengan indikator Persentase Sediaan Farmasi yang Memenuhi
Syarat Kesehatan dan “Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan dan
pengembangan sumber daya kesehatan” dengan indikator Rasio Dokter
Umum dan Rasio Bidan serta “Pembiayaan Kesehatan dengan jumlah
mencukupi yang teralokasi secara adil” dengan indikator Persentase
Masyarakat Miskin Peserta Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Terintegrasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
5. Dalam mewujudkan misi kelima yaitu “Menciptakan tata kelola upaya
kesehatan yang baik dan bersih”, maka tujuan yang ingin dicapai adalah
“Optimalisasi manajemen kesehatan untuk menunjang program kesehatan“
dengan indicator Persentase Temuan Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)
atas Penggunaan Anggaran Keuangan dan Aset yang Ditindaklanjuti.
4.2.2. Sasaran
Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan dan menggambarkan
hal-hal yang ingin dicapai, diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai
melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan secara operasional.
Berdasarkan hal tersebut, maka Dinas Kesehatan menetapkan sasaran sebagai
berikut:
1. Dalam mewujudkan tujuan “ Meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat “ maka ditetapkan sasaran “Masyarakat yang mandiri dan hidup
sehat” dengan indikator: Persentase Desa Siaga Aktif PURI.
2. Dalam mewujudkan tujuan “ Optimalisasi upaya kesehatan secara sinergis,
menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau dan bermutu bagi
masyarakat” maka ditetapkan sasaran “Meningkatnya Pelayanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat” dengan indikator:
a. Angka Kematian Ibu (AKI)
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
c. Persentase Fasilitas Kesehatan Dasar sesuai standar
d. Persentase Fasilitas Kesehatan Rujukan sesuai standar
e. Persentase Penurunan Kasus Pemasungan
3. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi penanggulangan masalah gizi”
maka ditetapkan sasaran “Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang
optimal“ dengan indikator:
a. Persentase Balita Gizi Buruk.
b. Persentase Balita Stunting
4. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi upaya pengendalian penyakit dan
masalah kesehatan akibat bencana”, maka ditetapkan sasaran
“Meningkatnya Upaya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat
bencana” dengan indikator:
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019
a. Persentase penanggulangan KLB skala provinsi dalam <48 jam
b. Persentase screening PTM bagi penduduk berisiko usia >15 tahun secara
kumulasi
5. Dalam mewujudkan tujuan “Meningkatkan akses pada lingkungan yang
sehat” maka ditetapkan sasaran “Meningkatnya Akses pada lingkungan yang
sehat“ dengan ndicator:
a. Persentase akses air minum berkualitas
b. Persentase akses sanitasi dasar (jamban sehat)
6. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi ketersediaan, mutu, manfaat, dan
keamanan sediaan farmasi, alkes, dan makanan”, maka ditetapkan sasaran
“ Meningkatnya sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu, bermanfaat,
dan aman” dengan ndicator: Presentase sediaan farmasi, yang memenuhi
syarat.
7. Dalam mewujudkan tujuan “Meningkatkan jumlah, jenis, mutu, pemerataan
dan pengambangan sumber daya kesehatan dan kecukupan pembiayaan
kesehatan”, maka ditetapkan sasaran “Terwujudnya Sumber daya kesehatan
yang memadai, proporsional, dan handal” dengan indikator rasio tenaga
kesehatan strategis terhadap jumlah penduduk yaitu:
a. Rasio Dokter Spesialis Anak
b. Rasio Dokter spesialis Obgyn
c. Rasio Dokter Umum
d. Rasio Bidan
e. Rasio Perawat
f. Rasio Nutrisionis
8. Dalam mewujudkan tujuan “Pembiayaan Kesehatan dengan jumlah
mencukupi yang teralokasi secara adil“, maka ditetapkan sasaran
“Meningkatnya pembiayaan kesehatan” dengan indikator: Persentase
kecukupan pembiayaan kesehatan sesuai standar.
9. Dalam mewujudkan tujuan “Optimalisasi kesehatan untuk menunjang
program kesehatan”, maka ditetapkan sasaran “Terwujudnya Tertib
adminstrasi dan manajemen keuangan , aset , perencanaan dan evaluasi”,
dengan indikator: Persentase Temuan Laporan Hasil Pemerikasaan (LHP)
atas penggunaan Anggaran keuangan dan aset yang ditindaklanjuti.
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 81
Tabel 4.3
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
No.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1
(2015)
2
(2016)
3
(2017)
4
(2018)
5
(2019)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Meningkatkan kemandirian
masyarakat untuk hidup
sehat
Masyarakat yang
mandiri dan hidup
sehat
Persentase Desa Siaga aktif
berstrata PURI
10% 11% 12% 13% 14%
2 Optimalisasi upaya
kesehatan secara sinergis,
menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, terjangkau
dan bermutu bagi
masyarakat
Meningkatnya Upaya
Pelayanan kesehatan
yang bermutu dan
terjangkau bagi
masyarakat
1. Angka Kematian Ibu (AKI)
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
3. Persentase Fasilitas
Kesehatan Dasar sesuai
standar
4. Persentase Fasilitas
Kesehatan Rujukan sesuai
standar
5. Persentase Kasus
Pemasungan
97.29
26.48
9%
65 %
0.7
97.19
25.61
15%
65 %
0.6
97.09
24.74
20%
70 %
0.5
96.99
23.87
25%
75 %
0.4
96.89
23
30 %
>75%
0.3
3 Optimalisasi
penanggulangan masalah
gizi
Meningkatnya Upaya
Penanggulangan
masalah gizi yang
optimal
1. Persentase Balita Gizi Buruk.
2. Presentase Balita Stunting
2,1
28,2
2,0
27,2
1,9
26,2
1,9
25,2
1,7
25
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 82
No.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1
(2015)
2
(2016)
3
(2017)
4
(2018)
5
(2019)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
4 Optimalisasi upaya
pengendalian penyakit dan
masalah kesehatan akibat
bencana
Meningkatnya Upaya
Pengendalian penyakit
dan masalah
kesehatan akibat
bencana
1. Persentase penanggulangan
KLB skala provinsi dalam <48
jam
2. Persentase screening PTM
bagi penduduk berisiko usia
>1 5 tahun secara kumulasi
80%
6%
80%
12%
80%
18%
80%
24%
80%
30%
5 Meningkatkan akses pada
lingkungan yang sehat
Meningkatnya Akses
pada lingkungan yang
sehat
1. Persentase akses air minum
berkualitas
2. Persentase akses sanitasi
dasar (jamban sehat)
81,5
73
82
75
83
77
84
78
85
80
6 Optimalisasi ketersediaan,
mutu, manfaat, dan
keamanan sediaan farmasi,
alkes, dan makan
Meningkatnya Sediaan
farmasi, alkes, dan
makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman
Persentase sediaan farmasi,yang
memenuhi syarat
68% 70% 72% 74% 76%
7 Meningkatkan jumlah, jenis,
mutu, pemerataan dan
pengambangan sumber
daya kesehatan
Terwujudnya Sumber
daya kesehatan yang
memadai,
proporsional, dan
profesional
Terpenuhinya Rasio tenaga
kesehatan strategis terhadap
100.000 penduduk
1. Dokter Spesialis Obgyn
2. Dokter spesialis Anak
3. Dokter Umum
4. Bidan
5. Perawat
1
(355
SpOG)
1
(253 SpA)
17
(6632 dr)
46
(17652
bidan)
1
(359
(SpOG)
1
(259 SpA)
19
(7232 dr)
49
(18652
bidan)
1
(363
SpOG)
1
(265 SpA)
21
(7832 dr)
52
(19652
bidan)
1
(367
SpOG)
1
(271 SpA)
22
(8432 dr)
57
(22652
bidan)
1
(371
SpOG)
1
(271 SpA)
24
(9032 dr)
57
(21652
bidan)
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 83
No.
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR SASARAN
TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-
1
(2015)
2
(2016)
3
(2017)
4
(2018)
5
(2019)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
6. Nutrisionis
81
(30699
perawat)
5
(1961
nutriisionis
86
(32699
perawat)
6
(2361
nutriisionis)
91
(34699
perawat)
7
(2561
nutrisionis)
97
(36699
perawat)
7
(2761
nutrisionis)
102
(38644
perawat
7
2761
(nutrisionis)
8 Pembiayaan Kesehatan
dengan jumlah mencukupi
yang teralokasi secara adil
Meningkatnya
pembiayaan
kesehatan
Persentase kecukupan
pembiayaan kesehatan sesuai
standar
50% 60% 70% 80% 90%
9 Optimalisasi manajemen
kesehatan untuk
menunjang program
kesehatan
Terwujudnya Tertib
adminstrasi dan
manajemen keuangan
, aset , perencanaan
dan evaluasi
Persentase Temuan Laporan
Hasil Pemerikasaan (LHP) atas
penggunaan anggaran keuangan
dan aset yang ditindaklanjuti
85%
87%
89%
92%
95%
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 84
4.1 Strategi Dan Kebijakan
Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan adalah suatua cara untuk mencapai
tujuan, sasaran jangka menengah, dan target kinerja hasil (outcome) program
prioritas RPJMD yang menjadi tugas dan fungsi Dinas Kesehatan, Strategi dan
Kebijakan dirumuskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4, Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Dukungan Kementerian
Kesehatan dalam kegiatan
promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat
2. Dukungan dari TP PKK
Provinsi Jatim, PERSIT,
Fatayat, Aisyiah dan lainnya
(kemitraan lintas sektor yang
terjalin cukup baik)
3. Kesediaan lembaga
potensial dalam
memobilisasi sasaran
program kesehatan yaitu TNI-
AD di tingkat kecamatan
(koramil) dan desa (Babinsa)
4. Adanya dukungan aktif
Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat (Desa Siaga,
Posyandu Lansia, Balita,
Polindes, Poskesdes, Bindu
Penyakit Tidak Menular dan
Jumantik)
ANCAMAN (THREATS)
1. Sulitnya rekrutmen
kader kesehatan baru
2. Kepatuhan kader
dalam melakukan
pencatatan program-
program kesehatan
masih rendah
3. <2% Desa Siaga Aktif
PURI
KEKUATAN (STRENGTH)
1. Kemauan yang kuat
untuk melaksanakan
PHBS
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Meningkatkan peran serta
masyarakat, kemitraan
dengan organisasi profesi,
LSM dan Dunia Usaha
bidang kesehatan
ALTERNATIF STRATEGI
(ST)
1.Meningkatkan
kesadaran
masyarakat dan KIE
PHBS
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
Capaian indikator PHBS
masih rendah
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
Meningkatan koordinasi dengan
lintas sektor untuk pelaksanaan
PHBS
ALTERNATIF STRATEGI
(WT)
Peningkatan kemampuan
dan kapasitas kader
kesehatan Intensifikasi
pembinaan posyandu
dengan melibatkan lintas
sector
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 85
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Masyarakat yang mandiri dan hidup sehat” beserta indikatornya adalah :
Tabel 4.5. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Masyarakat
yang mandiri dan hidup sehat”
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH
Masyarakat yang
Mandiri dan hidup
sehat
1. Persentase
rumah tangga
sehat
2. % Desa Siaga
aktif berstrata
PURI
1. Meningkatkan
peran serta
masyarakat,
kemitraan
dengan
organisasi
profesi, LSM
dan Dunia
Usaha bidang
kesehatan
2. Meningkatkan
kesadaran
masyarakat dan
KIE PHBS
3. meningkatan
koordinasi
dengan lintas
sektor untuk
pelaksanaan
PHBS
4. Peningkatan
kemampuan
dan kapasitas
kader
kesehatan
5. Intensifikasi
pembinaan
posyandu
dengan
melibatkan
lintas sektor
Meningkatkan
peran serta dan
kesadaran
masyarakat
melalui kemitraan
dengan Organisasi
kemasyarakatan,
Profesi, LSM dan
dunia usaha serta
koordinasi lintas
sektor
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 86
Tabel 4.6. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “ Meningkatnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau bagi masyarakat”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. AFTA
2. Peningkatan Jumlah
Rumah Sakit yang
merupakan upaya
peningkatan jumlah
tempat tidur
3. Dukungan Program
Kemenkes untuk
Distribusi Dokter Spesialis
(PDBSBK)
4. Dukungan Organisasi
Profesi dan Asosiasi RS,
Dinkes dan Klinik
5. Sistem Pembiayaan
Puskesmas melalui
Kapitasi
6. Kebijakan Pelayanan
Publik untuk
melaksanakan survey
Indeks Kepuasan
Masyarakat
7. Sistem Penanggulangan
Gawat Darurat Terpadu
ANCAMAN (THREATS)
1. Akreditasi Puskesmas
2. Akreditasi Rumah Sakit
dengan standar JCI
3. Masih terbatasnya dan
tidak meratanya jumlah
dokter spesialis dan
subspesialis
4. Kendali Mutu dan
Kendali Biaya dalam
Pelayanan BPJS
5. Kompetensi Tenaga
Kesehatan
6. Masih terbatasnya
Dukungan Pemerintah
Daerah dalam Upaya
Penurunan AKI dan AKB
7. Perkembangan sistem
informasi dan teknologi
di bidang pelayanan
kesehatan
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Jumlah bidan 15.406
(tahun 2013)
2. Semua bidan desa
memiliki SK bidan desa
(tahun 2013)
3. Setiap puskesmas
memiliki pedoman
program-program
kesehatan
4. setiap kecamatan sudah
ada minimal satu
puskesmas dan
jaringannya
5. Ketersediaan buffer
stock obat dan vaksin
6. Adanya kebijakan semua
fasilitas kesehatan harus
mempunyai izin
operasional
7. Sebagian besar RSUD
mempunyai tim dan
pelayanan dalam
mendukung program
kesehatan
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Optimalisasi Koordinasi
antara Provinsi dan
Kab/Kota dalam kualitas
pelayanan kesehatan di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dasar dan
rujukan sesuai standar
2. Meningkatkan
Koordinasi kemitraan
dengan organisasi
profesi, LSM dan Dunia
Usaha bidang kesehatan
3. Fasilitasi Tenaga
spesialis dan
Rekomendasi Usulan
Sarana Prasarana dan
Peralatan Kesehatan
dalam rangka
Optimalisasi Rumah
Sakit sebagai rujukan
penyakit menular dan
tidak menular serta
penyakit jiwa
4. Koordinasi Distribusi
ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Meningkatkan advokasi
ke Pemerintah Daerah
tentang penurunan AKI-
AKB, bebas pasung,
penyakit menular/tidak
menular dan program
pembiayaan kesehatan
2. Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penanganan masalah
jiwa, pengetahuan
kesehatan ibu dan anak
3. Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penanganan masalah
jiwa
4. Meningkatkan kemitraan
dengan pihak swasta
5. Berkoordinasi dengan
Pusat untuk
meningkatkan jumlah
surveyor lokal dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 87
8. Adanya regulasi yang
mendukung program
kesehatan
9. Sudah adanya Standar
Prosedur Operasional di
Fasilitas Kesehatan
10. >90 & RS Pemerintah
sudah BLUD
11. > 90 % RS Pemerintah
mempunyai Sistem
Informasi Manajemen
RS terkait
pembiayaan/biling
system
Obat dan Vaksin pada
fasilitas Pelayanan
kesehatan rujukan
5. Meningkatkan kemitraan
dengan organisasi
profesi dan Institusi
pendidikan
6. Sinkronisasi
perencanaan
pengembangan sarana,
prasarana, peralatan dan
tenaga pada fasilitas
kesehatan di Kab/Kota
7. Pembinaan dan
Pengawasan
Standarisasi Pelayanan
Medis Pelayanan Maternl
Neonatal
8. Koordinasi pembiayaan
terkait dengan rujukan
maternal neonatal
9. Penguatan sistem
informasi pelayanan
kegawatdaruratan
10. Kebijakan Penangan
Keluhan Pasien di
Fasilitas Kesehatan
11. Program Improvement
Collaborating PONED-
PONEK
Membuat model Fasilitas
kesehatan terakreditasi
sebagai benchmark
fasilitas kesehatan
lainnya
6. Fasilitasi Clinical
Pathways di fasilitas
kesehatan rujukan untuk
kasus-kasus terbanyak
dan membutuhkan biaya
yang tinggi
7. Fasilitasi sistem
informasi bidang
kesehatan di fasilitas
kesehatan dasar dan
rujukan
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Kompetensi bidan (tata
laksana maternal
perinatal) kurang,dari
15.406 bidan, baru 30%
yang terlatih (Tahun
2013)
2. 30% bidan desa yang
memiliki SK tidak
berdomisili di desanya
(Tahun 2013)
3. 12 RSUD tidak memiliki
dokter spesialis anak
(Tahun 2013)
4. 5 (lima) RSUD tidak
memiliki dokter spesialis
obsgyn (Tahun 2013)
5. Dari 24 RSUD kelas B,
hanya 2 RSUD yang
memenuhi standar
tenaga medis sesuai
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Meningkatkan kerjasama
dengan fakultas
kedokteran dan institusi
pendidikan kesehatan
untuk memenuhi tenaga
kesehatan yang
kompeten (dokter umum,
SpOG,Sp.A, Sp. An, SpKJ
dan Nutrisionis)
2. Meningkatkan kapasitas
tenaga kesehatan dalam
pengelolaan program
kesehatan (Pelatihan
Nakes Mandiri/Kebijakan
In House
Training/Pemberdayaan
pelaihan oleh organisasi
profesi contoh : P2KS)
3. Peningkatan sosialisasi
tentang pentingnya
ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Pemetaan Sumber Daya
dan Manajemen
Puskesmas
2. Peningkatan status
Puskesmas menjadi
BLUD
3. Kebijakan grade mutu
sesuai kondisi sumber
daya fasilitas kesehatan
rujukan (dasar,
madya,utama, paripurna)
4. Peningkatan
Pengetahuan Nakes
pada deteksi dini
penyakit menular, bumil
resiko tinggi, gangguan
jiwa
5. Peningkatan
Pengetahuan Nakes
pada deteksi dini
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 88
permenkes 340 (Tahun
2013)
6. Hanya 2 RS yang telah
terakreditasi nasional
(Tahun 2013)
7. 30% puskesmas belum
memenuhi standar
(manajemen, sumber
daya, kinerja) dan 19
diantaranya tidak
memiliki tenaga medis
(dokter dan dokter gigi)
sesuai standar (Tahun
2013)
8. Terbatasnya tenaga
kesehatan yang terlatih
tata laksana program
kesehatan
9. Belum ada puskesmas
BLUD
10. 60% dokter spesialis
THT dan internist serta
dokter di unit potensial
belum mendukung
pengendalian penyakit
difteri (Tahun 2013)
11. 50% UPT Pelayanan
Dinas Kesehatan
Provinsi tidak memiliki
dokter spesialis (Tahun
2013)
12. Hanya 10% Tim PONEK
RSUD yang aktif
13. Hanya 8 RSU
Pemerintah dari 60 RS
yang mempunyai dr
SpKJ
14. 20 Puskesmas dengan
layanan unggulan jiwa
rawat jalan dan 2
Puskesmas layanan jiwa
rawat inap dari 960
pusk
15. Tiap kab/kota hanya
ada 1 tim yang terdiri
dari: dokter, perawat
dan kader yang dilatih
16. Belum semua NICU dan
ICU sebagai perawatan
intensif di RS
memenuhi standar
17. Jumlah kader jiwa dan
fasilitas kesehatan yang
mempunyai pelayan
program
kesehatan/promotif
preventif bagi
masyarakat
4. Optimalisasi tata laksana
penyakit menular , tidak
menular dan penyakit
yang terkait dengan
kematian ibu dan bayi
disemua jenjang
pelayanan kesehatan
5. Advokasi ke Pemerintah
Daerah terkait
penganggaran Dokter
spesialis/mengikutsertak
an program PDBSBK
6. Koordinasi dengan
Kab/Kota dalam rangka
pemanfaatan Kapitasi
Puskesmas
7. Pengembangan
Regionalisasi Sistem
Rujukan
penyakit menular, bumil
resiko tinggi, neo risti
dan gangguan jiwa
6. Pengembangan
Regionalisasi Sistem
Rujukan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 89
jiwa terbatas
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Meningkatnya Pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi
masyarakat adalah :
Tabel 4.7. Strategi Pencapaian Sasaran “Pelayanan
kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH
Pelayanan
kesehatan yang
bermutu dan
terjangkau bagi
masyarakat
a. % Fasilitas
Kesehatan
Dasar sesuai
standar
b. % Fasilitas
Kesehatan
Rujukan
sesuai
standar
c. % Penurunan
Kasus
Pemasungan
d. Angka
Kematian Ibu
e. Angka
Kematian Bayi
1. Optimalisasi
Koordinasi antara
Provinsi dan
Kab/Kota dalam
kualitas pelayanan
kesehatan di
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dasar dan
rujukan sesuai
standar
2. Meningkatkan
Koordinasi kemitraan
dengan organisasi
profesi, LSM dan
Dunia Usaha bidang
kesehatan
3. Fasilitasi Tenaga
spesialis dan
Rekomendasi Usulan
Sarana Prasarana
dan Peralatan
Kesehatan dalam
rangka Optimalisasi
Rumah Sakit sebagai
rujukan penyakit
menular dan tidak
menular serta
penyakit jiwa
4. Koordinasi Distribusi
Obat dan Vaksin
pada fasilitas
Pelayanan kesehatan
rujukan
5. Meningkatkan
kemitraan dengan
organisasi profesi
Penguatan advokasi ke
Pemda dalam
Penurunan AKI dan AKB,
Peningkatan Kualitas
Fasilitas pelayanan
kesehatan serta
Penangan kesehatan
jiwa
1. Meningkatkan
kemitraan dan
kerjasama dengan
organisasi profesi,
institusi pendidikan
dan lintas sektor
2. Meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penurunan AKI dan
AKB, penanganan
masalah kesehatan
jiwa serta kesehatan
lansia
3. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pelayanan kesehatan
dasar, rujukan, kesga
serta kesehatan
khusus
4. Pengembangan dan
penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dalam
regionalisasi sistem
rujukan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 90
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH dan Institusi
pendidikan
6. Sinkronisasi
perencanaan
pengembangan
sarana,
prasarana,peralatan
dan tenaga pada
fasilitas kesehatan di
Kab/Kota
7. Pembinaan dan
Pengawasan
Standarisasi
Pelayanan Medis
Pelayanan Maternal
Neonatal
8. Koordinasi
pembiayaan terkait
dengan rujukan
maternal neonatal
9. Penguatasn sistem
informasi pelayanan
kegawatdaruratan
10. Kebijakan Penangan
Keluhan Pasien di
Fasilitas Kesehatan
11. Meningkatkan
advokasi ke
Pemerintah Daerah
tentang penurunan
AKI-AKB, bebas
pasung, penyakit
menular/tidak
menular dan
program pembiayaan
kesehatan
12. meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penanganan masalah
jiwa,kesehatan ibu dan
anak
13. meningkatkan
pemberdayaan
masyarakat dalam
penanganan
masalah jiwa
14. meningkatkan
kemitraan dengan
pihak swasta
15. berkoordinasi
dengan Pusat untuk
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 91
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH meningkat kan
jumlah surveyor lokal
16. Membuat model
Fasilitas kesehatan
terakreditasi sebagai
benchmark fasilitas
kesehatan lainnya
17. Fasilitasi Clinical
Pathways di fasilitas
kesehatan rujukan
untuk kasus-kasus
terbanyak dan
membutuhkan biaya
yang tinggi
18. Fasilitasi sistem
informasi bidang
kesehatan di fasilitas
kesehatan dasar dan
rujukan
19. Meningkatkan
kerjasama dengan
fakultas kedokteran
dan institusi
pendidikan
kesehatan untuk
memenuhi tenaga
kesehatan yang
kompeten (dokter
umum, SpOG,Sp.A,
Sp. An, SpKJ dan
Nutrisionis)
20. Meningkatkan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pengelolaan program
kesehatan (Pelatihan
Nakes
Mandiri/Kebijakan In
House
Training/Pemberdaya
an pelaihan oleh
organisasi profesi
contoh : P2KS)
21. Peningkatan
sosialisasi tentang
pentingnya program
kesehatan/promotif
preventif bagi
masyarakat
22. Optimalisasi tata
laksana penyakit
menular , tidak
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 92
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI
TERPILIH menular dan penyakit
yang terkait dengan
kematian ibu dan bayi
disemua jenjang
pelayanan kesehatan
23. Advokasi ke
Pemerintah Daerah
terkait penganggaran
Dokter spesialis/
mengikutsertakan
program PDBSBK
24. Koordinasi dengan
Kab/Kota dalam
rangka pemanfaatan
Kapitasi Puskesmas
25. Pengembangan
Regionalisasi Sistem
Rujukan
26. Pemetaan Sumber
Daya dan Manajemen
Puskesmas
27. Peningkatan status
Puskesmas menjadi
BLUD
28. Kebijakan grade
mutu sesuai kondisi
sumber daya fasilitas
kesehatan rujukan
(dasar,
madya,utama,
paripurna)
29. Peningkatan
Pengetahuan Nakes
pada deteksi dini
penyakit menular,
bumil resiko tinggi,
gangguan jiwa
30. Program
Improvement
Collaborating PONED-
PONEK
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 93
Tabel 4.8. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “Meningkatkan Penanggulangan masalah gizi yang optimal”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Adanya Kelompok
Pendukung ASI (KP-ASI)
untuk mendukung
akselerasi perbaikan gizi
pada 1000 hari pertama
kehidupan
2. Adanya Asosiasi Ibu
Menyusui Indonesia
(AIMI) untuk mendukung
cakupan ASI Ekslusif
3. Ada 4 institusi pendidikan
gizi
4. Adanya Tim Koordinasi
Pengawasan dan
Pengendalian Makanan
Impor (TKP2MI)
5. Dukungan kebijakan dari
TP PKK Provinsi Jatim.
6. Adanya organisasi profesi
Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI)
ANCAMAN (THREATS)
1. 36% (data tahun 2012)
kasus gizi disebabkan
oleh pola asuh yang
salah dalam masyarakat
2. Belum semua tempat
kerja dan tempat-tempat
umum menyediakan
ruang laktasi
3. Budaya masyarakat yang
salah tentang pemberian
makanan pada bayi dan
anak
4. Sulitnya rekruitmen
kader kesehatan (gizi)
baru
5. Kepatuhan kader dalam
melakukan pencatatan
program-program
kesehatan (gizi) masih
rendah
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Ketersediaan Tablet
Fe dan kapsul vit A
cukup
2. Adanya Rencana Aksi
Daerah Pangan dan
Gizi (RAD-PG)
3. Semua RSUD memiliki
Tim Asuhan Gizi
4. PP 33/2012 tentang
ASI Eksklusif
5. PP 42/2013 tentang
Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan
Gizi
6. Therapeutic Feeding
Center (TFC) atau
Pusat Pemulihan Gizi.
7. Buku pedoman
pemberian makanan
bayi dan anak
8. Perda Nomor
11/2011 tentang
Perbaikan Gizi dan SK
Gubernur Jatim nomor
188/228/KPTS/013/
2013 tentang Tim
Pangan dan Gizi
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Akselerasi perbaikan gizi
pada 1000 hari pertama
kehidupan dalam rangka
pencegahan dan
penanggulangan gizi
buruk dan stunting
2. Memberdayakan
masyarakat dalam
peningkatan cakupan ASI
Eksklusif
3. Melakukan penguatan
terhadap Tim Pangan
dan Gizi serta TKP2MI
ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Mendorong penyediaan
ruang laktasi di tempat
kerja dan tempat-
tempat umum sesuai
dengan PP 33/2012
2. Meningkatkan peran
serta masyarakat
dalam keamanan
pangan
3. Meningkatkan cakupan
pemulihan gizi buruk
melalui pembentukan
Pusat Pemulihan Gizi
(TFC) di Puskesmas
Perawatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 94
9. Surat Edaran Menteri
Kesehatan No.
820/Menkes/V/2005
tanggal 27 Mei 2005
tentang Penanganan
KLB Gizi Buruk .
10. SK Menkes No.
1457/Menkes/SK/X/
2003 tentang
Kewenangan Wajib
Standar Pelayanan
Minimal.
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Jumlah nutrisionis di
Puskesmas dan RS
kurang
2. 30% tenaga
kesehatan yang
terlatih tata laksana
penanganan gizi buruk
3. Cakupan D/S 72%
(target : 85%)
4. Belum ada puskesmas
BLUD
5. Cakupan ASI eksklusif
54,6% (target : 80%)
6. Cakupan Kadarzi
34,8% (target : 70%)
7. Kurangnya sosialisasi
Gerakan Nasional
Sadar Gizi
8. Kurangnya sosialisasi
gerakan nasional
sadar gizi
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Meningkatkan jumlah
nutrisionis bekerja sama
dengan institusi
pendidikan gizi
2. Meningkatkan kapasitas
tenaga kesehatan dalam
penanganan gizi buruk
ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Melakukan
sosialialisasi
pemberian makanan
pada bayi dan anak
untuk merubah pola
asuh dan budaya
masyarakat
2. Meningkatkan jumlah
nutrisionis melalui
peningkatan status
Puskesmas menjadi
BLUD
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Meningkatnya Penanggulangan masalah gizi yang optimal” adalah:
Tabel 4.9. Strategi Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Penanggulangan
masalah gizi yang optimal”
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
Penanggulangan
masalah gizi yang
optimal
Persentase
balita gizi buruk
1. Akselerasi
perbaikan gizi
pada 1000 hari
pertama
kehidupan dalam
rangka
pencegahan dan
penanggulangan
1. Akselerasi
perbaikan gizi
pada 1000 Hari
Pertama
Kehidupan
dalam rangka
pencegahan dan
penanggulangan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 95
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
gizi buruk dan
stunting
2. Memberdayakan
masyarakat
dalam
peningkatan
cakupan ASI
Eksklusif
3. Melakukan
penguatan
terhadap Tim
Pangan dan Gizi
serta TKP2MI
4. Mendorong
penyediaan
ruang laktasi di
tempat kerja dan
tempat-tempat
umum sesuai
dengan PP
33/2012
5. Meningkatkan
peran serta
masyarakat
dalam keamanan
pangan
6. Meningkatkan
cakupan
pemulihan gizi
buruk melalui
pembentukan
Pusat Pemulihan
Gizi (TFC) di
Puskesmas
Perawatan
7. Meningkatkan
jumlah nutrisionis
bekerja sama
dengan institusi
pendidikan gizi
8. Meningkatkan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
penanganan gizi
buruk
9. Melakukan
sosialialisasi
pemberian
makanan pada
bayi dan anak
untuk merubah
pola asuh dan
gizi buruk dan
stunting.
2. Meningkatkan
jumlah
nutrisionis
melalui
peningkatan
status
Puskesmas
menjadi BLUD
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 96
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
budaya
masyarakat
10. Meningkatkan
jumlah nutrisionis
melalui
peningkatan
status
Puskesmas jadi
BLUD
Tabel 4.10. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Pengendalian penyakit dan masalah
kesehatan akibat bencana”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Tersedianya lembaga
potensial dalam
memobilisasi sasaran
imunisasi yaitu TNI-AD di
tingkat kecamatan
(koramil) dan desa
(Babinsa)yang
berpeluang
2. Organisasi profesi
mendukung kegiatan
identifikasi faktor resiko
penyakit menular dan
penyakit tidak menular
3. Adanya dukungan aktif
lembaga UKBM
(Posyandu Lansia, Balita,
dll)
4. Mitra kerja pendukung
seperti YKI, KPA dan LSM
lainnya.
5. Sekretariat Tetap DBD
6. Setiap desa memiliki
jumantik
7. Adanya kelompok
perawatan diri (kpd)
pasien kusta di 16 kab
8. Adanya bppd tk prov
/kab/kota
ANCAMAN (THREATS)
1. Adanya New emerging dan
re-emerging deseases
2. Mobilitas manusia / barang
yang tinggi
3. Kurangnya koordinasi Lintas
Program dan Lintas Sektor
pada penanggulangan
bencana
4. Jatim rawan bencana
5. Tingkat resistensi dan
stigma masyarakat terhadap
program kesehatan tertentu
masih tinggi
6. Kepatuhan penderita
minum obat
7. Pendampingan keluarga
penderita untuk rutin minum
obat
8. Kasus TB MDR meningkat
(Tahun 2013)
9. Keikutsertaan dokter
praktek swasta untuk program
DOTS masih rendah
10. Penutupan lokalisasi
KEKUATAN
(STRENGTHS)
12. 100% desa/kel
memiliki bidan.
13. Logistik obat dan
vaksin cukup
14. 100% Puskesmas
memiliki juknis
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Optimalisasi Rumah
Sakit sebagai rujukan
penyakit menular dan
tidak menular
2. Optimalisasi pencapaian
program kesehatan
dengan melibatkan
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Penguatan Manajemen
Bencana dan Surveilans
Epidemiologi
2. Peningkatan respon
petugas kesehatan
terhadap KLB, bencana ,
masalah kesehatan,
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 97
program
pengendalian
peny.menular dan
tidak menular dan
bencana
15. Tersedia Pusat
Penanggulangan
Krisis (PPK regional
jatim)
16. Telah tersusun
rencana kontigency
tiap kab/kota
sesuai jenis
ancaman bencana
17. Telah terbentuk Tim
Reaksi Cepat (TRC)
di tiap kab/kota
18. Dukungan RS
rujukan penyakit
menular dan tidak
menular
19. Ada 2 RSK Kusta, 2
RS Jiwa, 4 RS Paru
20. Ada Balai Pelatihan
Kesehatan
Masyarakat
21. Semua puskesmas
dan RS pemerintah
melaksanakan
program DOTS
22. Adanya kebijakan
BOK untuk prioritas
kegiatan promotif
dan preventif
Koramil dan babinsa
3. Meningkatkan kemitraan
dengan organisasi
profesi, LSM dan Dunia
Usaha bidang kesehatan
4. Membuat upaya inovatif
dalam pengendalian
penyakit dan
penanggulangan masalah
kesehatan dengan
melibatkan kalangan
akademisi dan lembaga
riset kesehatan
masyarakat dan berita yang
meresahkan masyarakat
3. Penguatan mutu program di
fasilitas pelayanan
kesehatan, khususnya RS
Khusus (RS Paru, RS
Kusta,dan BP4) dan
Puskesmas untuk
menghadapi tantangan
penyakit baik menular
maupun tidak menular
4. Peningkatan kapasitas
tenaga teknis program
melalui pelatihan yang
bermutu yang dikelola oleh
lembaga pelatihan
kesehatan yang terstandar
5. Penguatan dukungan
masyarakat sipil dalam
pengendalian penyakit
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
1. 46,5% lemari es
penyimpan vaksin
tidak berfungsi
sesuai standar
(Tahun 2013)
2. Capaian UCI Desa
hanya 84,8%
3. 27,1% masyarakat
menolak imunisasi
dengan alasan takut
anaknya menjadi
sakit panas
4. 60% tenaga
surveilans Puskemas
dan RS belum terlatih
(turn over tinggi)
ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Meningkatkan kapasitas
tenaga kesehatan dalam
pengelolaan program
kesehatan
2. Peningkatan sosialisasi
tentang pentingnya
program kesehatan bagi
masyarakat
3. Optimalisasi tata laksana
penyakit menular , tidak
menular disemua jenjang
pelayanan kesehatan
ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Penguatan kepemilikan
program di tingkat
kabupaten kota melalui
advokasi komunikasi dan
mobilisasi sosial
2. Pembuatan program
unggulan untuk RS Khusus
dan BP4 yang menjawab
permasalahan program
3. Membuat wilayah
percontohan untuk
pengendalian penyakit
4. Meningkatkan deteksi dini
penyakit menular,
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 98
5. Terbatasnya tenaga
kesehatan yang
terlatih tata laksana
program kesehatan
6. Terbatasnya tenaga
kesehatan yang
terlatih tata laksana
program kesehatan
7. 50% UPT Pelayanan
Dinas Kesehatan
Provinsi tidak
memiliki dokter
spesialis (Tahun
2013)
9. Rapid Diagnostic Test
untuk malaria kurang
10. Kurangnya akses
layanan Konseling
dan Tes Sukarela HIV
dan Perawatan
Dukungan dan
Pengobatan HIV
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Meningkatnya Pengendalian penyakit dan masalah kesehatan akibat
bencana “ adalah :
Tabel 4.11. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Meningkatnya Pengendalian
penyakit dan masalah kesehatan akibat bencana “
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH Pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana”
% Penurunan
KLB
% Penurunan
Penyakit Tidak
Menular
1. Optimalisasi Rumah
Sakit sebagai
rujukan penyakit
menular dan tidak
menular
2. Optimalisasi
pencapaian program
kesehatan dengan
melibatkan Koramil
dan babinsa
3. Meningkatkan
kemitraan dengan
organisasi profesi,
LSM dan Dunia
Usaha bidang
kesehatan
4. Membuat upaya
inovatif dalam
pengendalian
penyakit dan
penanggulangan
1. Penguatan kepemilikan
program di tingkat
kabupaten kota melalui
advokasi komunikasi
dan mobilisasi sosial
2. Optimalisasi tata
laksana penyakit
menular , tidak
menular disemua
jenjang pelayanan
kesehatan
3. Penguatan dukungan
masyarakat sipil dalam
pengendalian penyakit
4. Penguatan Manajemen
Bencana dan Surveilans
Epidemiologi
5. Peningkatan kapasitas
tenaga teknis program
melalui pelatihan yang
bermutu yang dikelola
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 99
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH masalah kesehatan
dengan melibatkan
kalangan akademisi
dan lembaga riset
kesehatan
5. Penguatan
Manajemen
Bencana dan
Surveilans
Epidemiologi
6. Peningkatan respon
petugas kesehatan
terhadap KLB,
bencana , masalah
kesehatan,
masyarakat dan
berita yang
meresahkan
masyarakat
7. Penguatan mutu
program di fasilitas
pelayanan
kesehatan,
khususnya RS
Khusus (RS Paru, RS
Kusta, dan BP4)
dan Puskesmas
untuk menghadapi
tantangan penyakit
baik menular
maupun tidak
menular
8. Peningkatan
kapasitas tenaga
teknis program
melalui pelatihan
yang bermutu yang
dikelola oleh
lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
9. Penguatan
dukungan
masyarakat sipil
dalam pengendalian
penyakit
10. Meningkatkan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pengelolaan
program kesehatan
11. Peningkatan
sosialisasi tentang
oleh lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
6. Membuat upaya
inovatif dalam
pengendalian penyakit
dan penanggulangan
masalah kesehatan
dengan melibatkan
kalangan akademisi
dan lembaga riset
kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 100
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH pentingnya program
kesehatan bagi
masyarakat
12. Optimalisasi tata
laksana penyakit
menular , tidak
menular disemua
jenjang pelayanan
kesehatan
13. Penguatan
kepemilikan
program di tingkat
kabupaten kota
melalui advokasi
komunikasi dan
mobilisasi sosial
14. Pembuatan program
unggulan untuk RS
Khusus dan BP4
yang menjawab
permasalahan
program
15. Membuat wilayah
percontohan untuk
pengendalian
penyakit
16. Meningkatkan
deteksi dini penyakit
menular,
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 101
Tabel 4.12. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “ Meningkatnya akses pada lingkungan yang sehat”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Pendekatan fokus pada
upaya pemberdayaan
masyarakat
2. Event program Kota
Sehat sebagai
pendekatan mengatasi
masalah melalui
sinergisitas lintas sector
ANCAMAN (THREATS)
1. Masih banyaknya
wilayah dengan kondisi
sanitasi yang buruk
2. Masih banyaknya
perilaku masyarakat
yang tidak sehat yang
berpotensi
menyebarkan penyakit
KEKUATAN
(STRENGTHS)
1. Adanya fasilitator
pemicuan (3.204
orang) yang tersebar
di 38 Kab/Kota
2. Surat Edaran
Gubernur tentang
strategi gerakan
Gotong Royong
untuk mengatasi
masalah sanitasi
dan masalah
kesehatan lainnya
3. Setiap Kab/Kota
memiliki Pokja AMPL
(Air Minum dan
Penyehatan
Lingkungan)
4. 34 Kab/Kota sudah
memiliki Tim
Pembina Teknis dan
Forum Kota Sehat
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Meningkatkan kegiatan
pemberdayaan
masyarakat dengan
metode pemicuan,
termasuk
membangkitkan gerakan
Gotong Royong
ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Meningkatkan
kerjasama lintas sektor,
upaya pembentukan
jejaring termasuk
meningkatkan peran
Pokja AMPL/Pokja
Sanitasi, dan Tim
Pembina Teknis Kota
Sehat
KELEMAHAN
(WEAKNESS)
1. Tidak semua
petugas kesehatan
lingkungan memiliki
basis pendidikan
Sanitarian
ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Menggalakkan
pemberdayaan
masyarakat dengan
melibatkan semua
stakeholder dan
intervensi lainnya
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Memanfaatkan event
Kota Sehat dalam
rangka memperbaiki
kondisi sanitasi dan
perilaku masyarakat
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 102
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Meningkatnya Akses Pada Lingkungan yang Sehat “ adalah:
Tabel 4.13. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Meningkatnya Akses Pada
Lingkungan yang Sehat “
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH Meningkat
nya Akses
pada
lingkunga
n yang
sehat
1. Persentase
akses air
minum
berkualitas
2. Persentase
akses sanitasi
dasar
(jamban sehat)
1. Meningkatkan
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat
dengan metode
pemicuan,
termasuk
membangkitkan
gerakan Gotong
Royong
2. Meningkatkan
kerjasama lintas
sektor, upaya
pembentukan
jejaring termasuk
meningkatkan
peran Pokja
AMPL/Pokja
Sanitasi, dan Tim
Pembina Teknis
Kota Sehat
3. Menggalakkan
pemberdayaan
masyarakat
dengan
melibatkan semua
stakeholder dan
intervensi lainnya
4. Memanfaatkan
event Kota Sehat
dalam rangka
memperbaiki
kondisi sanitasi
dan perilaku
masyarakat
1. Meningkatkan kegiatan
pemberdayaan
masyarakat dengan
metode pemicuan,
termasuk
membangkitkan
gerakan Gotong Royong
2. Meningkatkan
kerjasama lintas sektor,
upaya pembentukan
jejaring termasuk
meningkatkan peran
Pokja AMPL/Pokja
Sanitasi, dan Tim
Pembina Teknis Kota
Sehat
3. Menggalakkan
pemberdayaan
masyarakat dengan
melibatkan semua
stakeholder dan
intervensi lainnya
4. Memanfaatkan event
Kota Sehat dalam
rangka memperbaiki
kondisi sanitasi dan
perilaku masyarakat
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 103
Tabel 4.14.Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Adanya dukungan
organisasi profesi,
Asosiasi bidang
kefarmasian dan lintas
sektor
2. Adanya dukungan 5
Institusi pendidikan
dalam bidang
kefarmasian, alat
kesehatan dan makanan
baik secara kuantitas
maupun kualitas
3. dukungan Balai Besar
POM dalam pengawasan
Obat dan Makanan
4. dukungan sarana
kefarmasian dan alat
kesehatan mulai dari
sektor industri sampai
dengan pelayanan
ANCAMAN (THREATS)
1. Banyaknya jenis Produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
yang beredar yang
memerlukan perhatian
2. Banyaknya sarana produksi
dan distribusi bidang
farmasi, alat kesehatan dan
makanan yang ada di Jawa
Timur yang belum
memenuhi standar
3. Diberlakukannya
harmonisasi ASEAN
terhadap produk-produk
sediaan farmasi dan alat
kesehatan
4. Beredarnya bahan-bahan
berbahaya yang cenderung
disalahgunakan untuk
makanan
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Adanya UU dan
Peraturan lainnya di
bidang kefarmasian,
alkes dan makanan
yang merupakan
payung hukum
2. Adanya standar-standar
penilaian produk
sediaan farmasi, alkes
dan makanan yang
memenuhi syarat
3. Adanya standar-standar
penilaian sarana
produksi dan distribusi
yang memenuhi
standar
4. Adanya standar
penilaian pelayanan
kefarmasian
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Meningkatkan kerjasama
dengan institusi
pendidikan, organisasi
profesi dan asosiasi
2. Meningkatkan koordinasi
dengan Balai Besar POM
Meningkakan kualitas
sarana kefarmasian dan
alat kesehatan melalui
pembinaan dan
pengendalian
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Memperketat pengawasan
dan pengendalian terhadap
produk-produk sediaan
farmasi, alat kesehatan dan
makanan yang beredar
2. Pembatasan jenis produk
yang dibutuhkan di sektor
pelayanan
3. Memperketat persyaratan
perijinan sarana produksi
dan distribusi kefarmasian,
alat kesehatan dan
makanan
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Belum optimalnya
penerapan pelayanan
kefarmasian di fasilitas
ALTERNATIF STRATEGI : (W,O)
1. Meningkatkan kerjasama
dengan institusi
ALTERNATIF STRATEGI:(W T)
1. Meningkatkan kualitas SDM
farmasi dalam
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 104
kesehatan
2. Jumlah tenaga
kefarmasian di sarana
pelayanan kesehatan
dan instansi pelaksana
program kefarmasian
masih kurang
3. Dukungan lintas
program terhadap
pentingnya pelayanan
kefarmasian masih
belum optimal
4. Dukungan anggaran
untuk penyediaan obat
masih kurang
5. Sarana dan Prasarana
pengelolaan obat masih
kurang
pendidikan, organisasi
profesi dan lintas sektor
terkait untuk
meningkatkan kualitas
SDM
2. Meningkatkan kerjasama
dengan institusi
pendidikan, organisasi
profesi dan lintas sektor
terkait untuk
mengadvokasi terbitnya
kebijakan-kebijakan yang
mendukung program
kefarmasian dan
anggaran obat
3. Advokasi untuk
pengadaan tenaga
farmasi
mengoptimalkan sumber
daya yang ada untuk
meningkatkan pelayanan
kefarmasian
2. Meningkatkan kerjasama
lintas program dan sektor
dalam hal pengawasan dan
sediaan pengendalian produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman”
Tabel 4.15.
Strategi Pencapaian Indikator Sasaran “Meningkatnya Sediaan farmasi, alkes, dan
makanan bermutu, bermanfaat, dan aman”
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH
Sediaan farmasi,
alkes, dan
makanan
bermutu,
bermanfaat, dan
aman
Persentase
sediaan farmasi,
alat kesehatan
dan makanan
yang dinilai
memenuhi syarat
1. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi
pendidikan,
organisasi profesi
dan asosiasi
2. Meningkatkan
koordinasi dengan
Balai Besar POM
3. Meningkakan
kualitas sarana
kefarmasian dan
alat kesehatan
melalui pembinaan
dan pengendalian
4. Memperketat
pengawasan dan
pengendalian
terhadap produk-
produk sediaan
farmasi, alat
kesehatan dan
1.Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi pendidikan,
organisasi profesi dan
lintas sektor terkait
untuk mengadvokasi
terbitnya kebijakan-
kebijakan yang
mendukung program
kefarmasian dan
anggaran obat
2.Meningkatkan kualitas
SDM farmasi dalam
mengoptimalkan
sumber daya yang ada
untuk meningkatkan
pelayanan kefarmasian
3.Meningkatkan
kerjasama lintas
program dan sektor
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 105
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH makanan yang
beredar
5. Pembatasan jenis
produk yang
dibutuhkan di
sektor pelayanan
6. Memperketat
persyaratan
perijinan sarana
produksi dan
distribusi
kefarmasian, alat
kesehatan dan
makanan
7. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi
pendidikan,
organisasi profesi
dan lintas sektor
terkait untuk
meningkatkan
kualitas SDM
8. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi
pendidikan,
organisasi profesi
dan lintas sektor
terkait untuk
mengadvokasi
terbitnya kebijakan-
kebijakan yang
mendukung
program
kefarmasian
9. Advokasi untuk
pengadaan tenaga
farmasi
10. Meningkatkan
kualitas SDM
farmasi dalam
mengoptimalkan
sumber daya yang
ada untuk
meningkatkan
pelayanan
kefarmasian
11. Meningkatkan
kerjasama lintas
program dan sektor
dalam hal
pengawasan sedan
dalam hal pengawasan
dan pengendalian
produk sediaan farmasi,
alat kesehatan dan
makanan
4. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi pendidikan,
organisasi profesi,
Asosiasi dan lintas
sektor terkait untuk
meningkatkan kualitas
SDM
5. Memperketat
pengawasan dan
pengendalian terhadap
produk-produk sediaan
farmasi, alat kesehatan
dan makanan yang
beredar
6 Meningkakan kualitas
sarana kefarmasian
dan alat kesehatan
melalui pembinaan dan
pengendalian
7. Meningkatkan dan
mengembangkan bahan alam untuk sediaan farmasi yang berkualitas
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 106
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH pengendalian
produk sediaan
farmasi, alat
kesehatan dan
makanan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 107
Tabel 4.16.
Penentuan Alternatif Strategi Pencapaian Sasaran
“ Terwujudnya Sumber Daya Kesehatan yang memadai”
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Ada 10 fakultas kedokteran
(2 diantaranya mendidik
dokter spesialis), 83 D3
kebidanan, 12 D4
kebidanan, 46 S1
kebidanan, 46 s1
keperawatan, 55 D3
keperawatan
2. Adanya Uji Kompetensi Exit
Exam bagi calon lulusan
intitusi pendidikan tinggi
kesehatan (khususnya
Kebidanan dan
Keperawatan)
3. Adanya Program PPDSBK
4. Adanya jaminan
pembiayaan kesehatan
5. Dukungan Organisasi
Profesi terhadap
peningkatan pengetahuan
dan keterampilan tenaga
kesehatan melalui
pelatihan teknis
6. Hubungan yang harmonis
dengan Organisasi Profesi
7. Adanya dukungan dari LSM
dan dunia usaha
8. Alokasi minimal besaran
anggaran kesehatan
ditentukan dalam UU
Kesehatan
9. Adanya Komitmen Nasional
Jaminan kesehatan sesuai
UU SJSN
10. Dukungan politik
Pemerintah Povinsi dan
Kab/Kota untuk menjamin
masyarakat terutama
maskin dan tidak mampu
ANCAMAN (THREATS)
1. Sertifikasi kompetensi
diterbitkan oleh institusi
pendidikan sendiri
2. Penyebaran RS swasta
tidak merata hanya
menumpuk di 4 kab/kota
3. Penyebaran dokter
spesialis kandungan dan
dokter spesialis anak
menumpuk di 4 kab/kota
4. Pengaturan penempatan
tenaga kesehatan di
Kab/Kota seringkali tidak
sesuai dengan tupoksinya
5. Alokasi Anggaran
Pemerintah Provinsi dan
Kab/Kota masih belum
memenuhi standar
6. Pemerintah Daerah
Kab/Kota masih
menganggap pendapatan
Puskesmas dan RS
sebagai PAD, sehingga
pelayanan habis
mengarah ke kuratif dari
pada preventif dan
promotif
7. Kebijakan pengelolaan
keuangan daerah kurang
mendukung puskesmas
yang belum BLUD
8. Masyarakat belum
memahami manfaat JKN
sehingga enggan
membayar iuran kecuali
dalam kondisi sakit parah
9. Rumah sakit belum
memahami pembayaran
tarif paket Ina - CBG’s,
msh ada yang menarik iur
biaya dari pasien
10. Laporan klaim dan
pemanfaatan pelayanan
tidak tepat waktu, sulit
untuk memprediksi
kecukupan dana
11. Kemampuan petugas
tentang pembiayaan dan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 108
jaminan kesehatan masih
kurang
12. Kemampuan petugas
untuk pengelolaan
keuangan puskesmas
non BLUD kurang
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Tersusunnya Perda
tentang Tenaga
Kesehatan di Jawa
Timur
2. Proporsi dr.SpOG adalah
0,89/100 ribu
penduduk
3. Proporsi dr. SpA adalah
0,65/100 ribu
penduduk
4. Proporsi dokter umum
adalah 20,5/100 ribu
penduduk
5. Proporsi bidan adalah
40,5/100 ribu
penduduk
6. Memiliki 2 institusi
pendidikan tinggi
kesehatan (AKZI
Surabaya dan Akper
Soedono Madiun)
7. Adanya Perda, Pergub
Jamkesda dan adanya
Perjanjian Kerjasama
Jamkesda antara
Gubernur dan Walikota/
Bupati
8. Adanya anggaran untuk
biaya pelayanan dan
pembayaran premi dari
APBD Prov/Kab/Kota
9. Adanya Tim koordinasi
pelaksanaan JKN Prov.
Jatim dan Kab./Kota
10. Memiliki Jaringan
fasilitas kesehatan
dasar dan lanjutan
pemerintah dan swasta
yang telah bekerjasama
dengan BPJS
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Penguatan sistem
informasi perencanaan
nakes
2. Melakukan kerjasama
dalam hal pelaksanaan
pelatihan teknis
tenaga kesehatan
dengan Organisasi
Profesi
3. Menempatkan residen
PPDSBK di RS
Kab/Kota yang
membutuhkan
4. Advokasi kepada
Pemerintah Daerah
dan swasta
5. Koordinasi
pelaksanaan jaminan
kesehatan Pusat,
Pemerintah provinsi
Dinkes, provider,
Organisasi Profesi dan
masyarakat
6. Kerjasama yang baik
antara fasilitas
kesehatan dan BPJS
sesuai Peraturan yang
berlaku
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Mengadvokasi
pemerintah Kab/kota
untuk mengadopsi
Perda Tenaga
Kesehatan di setiap
kebijakannya yang
terkait dengan
pengaturan tenaga
kesehatan di wilayahnya
2. Sosialisasi
3. Peningkatan kapasitas
petugas
Dinkes/RS/Puskesmas
4. Peningkatan sarana dan
prasarana fasilitas
kesehatan sesuai
dengan standar
5. Evaluasi kecukupan dan
pemanfaatan dana di
Dinkes dan fasilitas
kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 109
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Tingkat kelulusan uji
kompetensi exit exam
bagi Bidan, Perawat,
dan Ners th 2013 masih
relatif rendah (68,97%)
2. 12 RSUD tidak memiliki
dokter spesialis anak
3. 5 RSUD tidak memiliki
dokter spesialis obsgyn
4. Dari 24 RSUD Kelas b,
hanya 2 RSUD yang
memenuhi standar
tenaga medis sesuai
permenkes 340
5. Dinas Kesehatan tidak
dapat lagi ikut serta
membina institusi
pendidikan tinggi
kesehatan
6. Kurangnya dana untuk
operasional kegiatan
pembiayaan dan
jaminan kesehatan
7. Merupakan Program
baru kebijakan belum
tersosialisasi dengan
baik dan berubah-ubah
8. Petugas di Puskesmas
dan Pejabat Pemda
Kab/Kota kurang
memahami pembayaran
kapitasi.
9. Petugas RS belum
memahami mekanisme
pembayaran klaim
10. Pemanfaatan dana lebih
banyak untuk biaya
pelayanan kuratif dari
pada preventif/promotif
11. Realisasi Dana lebih
untuk biaya tidak
langsung dari pada
biaya langsung ke
masyarakat.
12. Sosialisasi ke
masyarakat
ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Meningkatkan koordinasi
dengan fakultas
kedokteran untuk
memenuhi tenaga
kesehatan yang
kompeten (dokter umum,
SpOG,Sp.A)
2. Meningkatkan koordinasi
dengan Institusi
pendidikan tinggi
khususnya Kebidanan
untuk meningkatkan
kompetensinya
menghasilkan tenaga
bidan yang siap pakai
3. Menghitung pembiayaan
kesehatan daerah
4. Penguatan kapasitas
petugas dalam
penyelenggraan JKN
terutama dalam aspek
pembiayaan
ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Mengadvokasi institusi
pendidikan tinggi
kesehatan untuk
meningkatkan kualitas
lulusannya sesuai
dengan standar
2. Pemberian insentif
petugas yang
pelaksanaan kegitanan
preventif, promotif
3. Peningkatan
kemampuan tenaga
dalam perencanaan
pembiayaan kesehata
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran “Sumber daya kesehatan yang memadai”
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 110
Tabel 4.17.
Strategi Pencapaian Indikator Sasaran
““Sumber daya kesehatan yang memadai”“
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH Sumber daya
kesehatan yang
memadai,
proporsional,
dan handal
1. Rasio dokter
spesialis
kandungan
terhadap jumlah
penduduk
2. Ratio dokter
spesialis anak
terhadap jumlah
penduduk
3. Ratio dokter
umum terhadap
jumlah penduduk
4.Ratio Bidan
terhadap jumlah
penduduk
5. Ratio Perawat
terhadap jumlah
penduduk
6. Ratio Nutrisionis
terhadap jumlah
penduduk
7. Persentase
pembiayaan
kesehatan yang
memenuhi
standar
1. Penguatan
sistem informasi
perencanaan
nakes
2. Meningkatkan
koordinasi
dengan fakultas
kedokteran
untuk memenuhi
tenaga
kesehatan yang
kompeten
(dokter umum,
SpOG,Sp.A)
3. Menempatkan
residen PPDSBK
di RS Kab/Kota
4. Meningkatkan
koordinasi
dengan Institusi
pendidikan
tinggi khususnya
Kebidanan
untuk
peningkatan
kompetensi
menghasilkan
tenaga bidan
yang siap pakai
1. Penguatan sistem
informasi
perencanaan
nakes
2. Meningkatkan
koordinasi dengan
fakultas
kedokteran untuk
memenuhi tenaga
kesehatan yang
kompeten (dokter
umum, SpOG,Sp.A)
3. Menempatkan
residen PPDSBK di
RS Kab/Kota
4. Meningkatkan
koordinasi dengan
Institusi
pendidikan tinggi
khususnya
Kebidanan untuk
peningkatan
kompetensi
menghasilkan
tenaga bidan yang
siap pakai
5. Advokasi kepada
Pemda dan swasta
terkait dengan
pembiayaan
kesehatan
program
kesehatan
6. Peningkatan
kapasitas petugas
dalam pembiayaan
kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 111
Tabel 4.18. Penentuan Alternatif Strategi
Pencapaian Sasaran “Terwujudnya tertib administrasi dan manajemen keuangan, aset,
perencanaan dan evaluasi “
FAKTOR
EKSTERNAL
FAKTOR
INTERNAL
PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Peraturan keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi sudah tersedia
2. Tersedianya Pokja Unit
Layanan pengadaan
(ULP)
3. Kewajban untuk
memenuhi Good and
Clean Government
(WTP, WBK, WBBM)
4. Penilaian kinerja
pemerintahan (LAKIP,
LPPD)
5. Penilaian Budaya Kerja
dan PPID
TANTANGAN (THREATS)
1. Belum semua
kabupaten/kota
memanfaatkan sistem
informasi yang
terintegrasi (masih
manual)
2. Inkonsistensi dalam
perencanaan
KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Adanya SOP
2. Tersedianya data yang
up to date
3. Komitmen untuk
mencapai target
4. Adanya Tim SPIP,
PPID, Kelompok
Budaya Kerja,
Perencana Internal,
Manajemen Data
ALTERNATIF STRATEGI (SO)
1. Optimalisasi
pelaksanaan peraturan
dan pemenuhan
kewajiban dalam rangka
Good Government
ALTERNATIF STRATEGI (ST)
1. Menguatkan sistem
informasi terintegrasi
dan fasilitasi ke
kabupaten/kota dalam
manajemen data,
perencanaan dan
evaluasi
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Kurangnya koordinasi
2. Data inventaris aset
belum akurat
3. Jumlah tenaga yang
kompeten terbatas
ALTERNATIF STRATEGI (WO)
1. Meningkatkan
koordinasi dalam
manajemen keuangan,
aset, perencanaan dan
evaluasi
ALTERNATIF STRATEGI (WT)
1. Meningkatkan kapasitas
tenaga dalam bidang
aset, keuangan,
perencanaan dan
evaluasi.
Dari alternatif strategi tersebut diatas maka strategi terpilih untuk mencapai
sasaran ““Tertib administrasi dan manajemen keuangan dan aset” adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.19. Strategi Pencapaian Indikator Sasaran
“Tertib administrasi dan manajemen keuangan dan aset”
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH “Tertib administrasi
dan manajemen
keuangan dan aset
Persentase
Temuan Laporan
Hasil
Pemerikasaan
1. Optimalisasi
pelaksanaan
peraturan dan
pemenuhan
1. Meningkatkan
koordinasi
pelaksanaan
kegiatan sesuai
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 112
SASARAN INDIKATOR STRATEGI STRATEGI TERPILIH (LHP) atas
penggunaan
anggaran
keuangan dan aset
yang ditindaklanjuti
kewajiban dalam
rangka Good
Government
2. Menguatkan
sistem informasi
terintegrasi dan
fasilitasi ke
kabupaten/kota
dalam
manajemen data,
perencanaan dan
evaluasi
3. Meningkatkan
koordinasi dalam
manajemen
keuangan, aset,
perencanaan dan
evaluasi
4. Meningkatkan
kapasitas tenaga
dalam bidang
aset, keuangan,
perencanaan dan
evaluasi.
peraturan dalam
rangka Good and
Clean Governance
2. Menguatkan
sistem informasi
terintegrasi dan
fasilitasi ke
kab/kota dalam
manajemen data,
perencanaan dan
evaluasi
3.
Dari analisis SWOT, terpilih strategi yang prioritas untuk mencapai indikator sasaran,
yaitu seperti terlihat dalam tabel 4.20.
Tabel 4.20.
Strategi Terpilih
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGI
1 Masyarakat yang
mandiri dan hidup
sehat
1. Meningkatnya Desa
Siaga Aktif PURI
1. Meningkatkan peran serta
dan kesadaran masyarakat
melalui kemitraan dengan
Organisasi
kemasyarakatan, Profesi,
LSM dan dunia usaha
serta koordinasi lintas
sektor
2 Meningkatnya Upaya
Pelayanan kesehatan
yang bermutu dan
terjangkau bagi
masyarakat
1. Meningkatnya Angka
Harapan Hidup (AHH)
2. Menurunnya Angka
Kematian Ibu (AKI)
3. Menurunnya Angka
Kematian Bayi (AKB)
4. Meningkatnya
Fasilitas Kesehatan
Dasar sesuai standar
1. Penguatan advokasi ke
Pemda dalam Penurunan
AKI dan AKB, Peningkatan
Kualitas Fasilitas
pelayanan kesehatan serta
Penangan kesehatan jiwa
2. Meningkatkan kemitraan
dan kerjasama dengan
organisasi profesi, institusi
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 113
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGI
5. Meningkatnya
Fasilitas Kesehatan
Rujukan sesuai
standar
6. Menurunnya Kasus
Pemasungan
pendidikan dan lintas
sektor
3. Meningkatkan
pemberdayaan masyarakat
dalam penurunan AKI dan
AKB, penanganan masalah
kesehatan jiwa serta
kesehatan lansia
4. Peningkatan kapasitas
tenaga kesehatan dalam
pelayanan kesehatan
dasar, rujukan, kesga serta
kesehatan khusus
5. Pengembangan dan
penguatan fasilitas
pelayanan kesehatan
dasar, rujukan dalam
regionalisasi sistem
rujukan
3 Meningkatnya Upaya
Penanggulangan
masalah gizi yang
optimal
Menurunnya Persentase
balita gizi buruk
1. Akselerasi perbaikan gizi
pada 1000 Hari Pertama
Kehidupan dalam rangka
pencegahan dan
penanggulangan gizi buruk
dan stunting.
2. Meningkatkan jumlah
nutrisionis melalui
peningkatan status
Puskesmas menjadi BLUD
4
Meningkatnya Upaya
Pengendalian penyakit
dan masalah
kesehatan akibat
bencana
1. Menurunnya KLB
2. Menurunnya Penyakit
Tidak menular
1. Penguatan kepemilikan
program di tingkat
kabupaten kota melalui
advokasi komunikasi dan
mobilisasi sosial
2. Optimalisasi tata laksana
penyakit menular , tidak
menular disemua jenjang
pelayanan kesehatan
3. Penguatan dukungan
masyarakat sipil dalam
pengendalian penyakit
4. Penguatan Manajemen
Bencana dan Surveilans
Epidemiologi
5. Peningkatan kapasitas
tenaga teknis program
melalui pelatihan yang
bermutu yang dikelola
oleh lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 114
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGI
6. Membuat upaya inovatif
dalam pengendalian
penyakit dan
penanggulangan
masalah kesehatan
dengan melibatkan
kalangan akademisi dan
lembaga riset kesehatan
5 Meningkatnya Akses
pada lingkungan yang
sehat
1. Persentase akses air
minum berkualitas
2. Persentase akses
sanitasi dasar (jamban
sehat)
1. Meningkatkan kegiatan
pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan,
termasuk membangkitkan
gerakan Gotong Royong
2. Meningkatkan kerjasama
lintas sektor, upaya
pembentukan jejaring
termasuk meningkatkan
peran Pokja AMPL/Pokja
Sanitasi, dan Tim Pembina
Teknis Kota Sehat
3. Menggalakkan
pemberdayaan masyarakat
dengan melibatkan semua
stakeholder dan intervensi
lainnya
4. Memanfaatkan event Kota
Sehat dalam rangka
memperbaiki kondisi
sanitasi dan perilaku
masyarakat
6 Meningkatnya Sediaan
farmasi, alkes, dan
makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman
Meningkatnya persentase
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
yang dinilai memenuhi
syarat
1. Meningkatkan kerjasama
dengan institusi
pendidikan, organisasi
profesi dan lintas sektor
terkait untuk
mengadvokasi terbitnya
kebijakan-kebijakan yang
mendukung program
kefarmasian dan anggaran
obat
2. Meningkatkan kualitas
SDM farmasi dalam
mengoptimalkan sumber
daya yang ada untuk
meningkatkan pelayanan
kefarmasian
3. Meningkatkan kerjasama
lintas program dan sektor
dalam hal pengawasan
dan pengendalian produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 115
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGI
4. Meningkatkan kerjasama
dengan institusi
pendidikan, organisasi
profesi, Asosiasi dan lintas
sektor terkait untuk
meningkatkan kualitas
SDM
5. Memperketat pengawasan
dan pengendalian
terhadap produk-produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan makanan
yang beredar
6. Meningkakan kualitas
sarana kefarmasian dan
alat kesehatan melalui
pembinaan dan
pengendalian
7. Meningkatkan dan
mengembangkan bahan
alam untuk sediaan
farmasi yang berkualitas
7 Terwujudnya sumber
daya kesehatan yang
memadai
Terpenuhinya Rasio
tenaga kesehatan
strategis terhadap jumlah
penduduk
1. Penguatan sistem
informasi perencanaan
nakes
2. Meningkatkan koordinasi
dengan fakultas
kedokteran untuk
memenuhi tenaga
kesehatan yang kompeten
(dokter umum, SpOG,Sp.A)
3. Menempatkan residen
PPDSBK di RS Kab/Kota
4. Meningkatkan koordinasi
dengan Institusi
pendidikan tinggi
khususnya Kebidanan
untuk peningkatan
kompetensi menghasilkan
tenaga bidan yang siap
pakai
8 Meningkatnya
pembiayaan kesehatan
Persentase kecukupan
pembiayaan kesehatan
sesuai standar
1. Advokasi kepada Pemda
dan swasta terkait dengan
pembiayaan kesehatan
program kesehatan
2. Peningkatan kapasitas
petugas dalam pembiayaan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 116
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA
SASARAN STRATEGI
9 Meningkatnya
manajemen kesehatan
yang bersih untuk
menunjang program
kesehatan
Persentase Temuan
Laporan Hasil
Pemerikasaan (LHP) atas
penggunaan anggaran
keuangan dan aset yang
ditindaklanjuti
1. Meningkatkan koordinasi
pelaksanaan kegiatan
sesuai peraturan dalam
rangka Good and Clean
Governance
2. Menguatkan sistem
informasi terintegrasi dan
fasilitasi ke
kabupaten/kota dalam
manajemen data,
perencanaan dan evaluasi
Tabel 4.21
Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Kebijakan
VISI : MASYARAKAT JAWA TIMUR MANDIRI UNTUK HIDUP SEHAT
MISI I : Mendorong terwujudnya kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Meningkatkan
kemandirian
masyarakat
untuk hidup
sehat
Masyarakat yang
mandiri dan hidup
sehat
Meningkatkan peran
serta dan kesadaran
masyarakat melalui
kemitraan dengan
Organisasi
kemasyarakatan,
Profesi, LSM dan
dunia usaha serta
koordinasi lintas
sektor
1. Pembangunan
berwawasan
kesehatan
2. Koordinasi Lintas
Program dan Lintas
Sektor dalam
pelaksanaan PHBS
3. Pengembangan
Upaya Kesehatan
Berbasis
Masyarakat (UKBM
MISI II : Mewujudkan, memeliharadan meningkatkan yankes yang bermutu, merata
dan terjangkau
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Optimalisasi
upaya
kesehatan
secara
sinergis,
menyeluruh,
terpadu,
berkelanjuta
n, terjangkau
dan bermutu
bagi
masyarakat
Meningkatnya Upaya
Pelayanan kesehatan
yang bermutu dan
terjangkau bagi
masyarakat
1. Penguatan advokasi
ke Pemda dalam
Penurunan AKI dan
AKB, Peningkatan
Kualitas Fasilitas
pelayanan
kesehatan serta
Penangan kesehatan
jiwa
2. Meningkatkan
kemitraan dan
kerjasama dengan
organisasi profesi,
institusi pendidikan
dan lintas sektor
3. Meningkatkan
pemberdayaan
1. Peningkatan
pelayanan
kesehatan ibu,
KB, bayi, remaja
dan lansia
2. Peningkatan
aksesibilits dan
kualitas
pelayanan
kesehatan di
Fasilitas
Kesehatan Dasar
dan Rujukan
3. Penanganan
masalah
kesehatan jiwa
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 117
masyarakat dalam
penurunan AKI dan
AKB, penanganan
masalah kesehatan
jiwa serta kesehatan
lansia
4. Peningkatan
kapasitas tenaga
kesehatan dalam
pelayanan
kesehatan dasar,
rujukan, kesga serta
kesehatan khusus
5. Pengembangan dan
penguatan fasilitas
pelayanan
kesehatan dasar,
rujukan dalam
regionalisasi sistem
rujukan
MISI III : Mewujudkan upaya pengendalian penyakit, penyehatan lingkungan dan
penanggulangan masalah kesehatan
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN
Optimalisasi
penanggulang
an masalah
gizi
Meningkatnya Upaya
Penanggulangan
masalah gizi yang
optimal
.1. Akselerasi perbaikan
gizi pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan
dalam rangka
pencegahan dan
penanggulangan gizi
buruk dan stunting.
3. Meningkatkan jumlah
nutrisionis melalui
peningkatan status
Puskesmas menjadi
BLUD
Penanganan
masalah gizi kurang
dan gizi buruk pada
bayi, anak balita,ibu
hamil dan menyusui
Optimalisasi
upaya
pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Meningkatnya Upaya
Pengendalian penyakit
dan masalah kesehatan
akibat bencana
1. Penguatan
kepemilikan
program di tingkat
kabupaten kota
melalui advokasi
komunikasi dan
mobilisasi sosial
2. Optimalisasi tata
laksana penyakit
menular , tidak
menular disemua
jenjang pelayanan
kesehatan
a. Mengacu pada
UU No. 36 tahun
2009 tentang
Kesehatan
b. Mengacu pada
kebijakan
Nasional
Program-program
Pengendalian
Penyakit (menular
dan tidak
menular), Gizi,
Penyehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 118
3. Penguatan dukungan
masyarakat sipil dalam
pengendalian penyakit
4. Penguatan
Manajemen
Bencana dan
Surveilans
Epidemiologi
5. Peningkatan
kapasitas tenaga
teknis program
melalui pelatihan
yang bermutu yang
dikelola oleh
lembaga pelatihan
kesehatan yang
terstandar
6. Membuat upaya
inovatif dalam
pengendalian
penyakit dan
penanggulangan
masalah kesehatan
dengan melibatkan
kalangan akademisi
dan lembaga riset
kesehatan
Lingkungan dan
Bencana
Meningkatkan
akses pada
lingkungan
yang sehat
1. Persentase akses air
minum
berkualitas
2. Persentase aks es
sanitasi dasar
(jamban sehat)
1. Meningkatkan
kegiatan
pemberdayaan
masyarakat dengan
metode pemicuan,
termasuk
membangkitkan
gerakan Gotong
Royong
2. Meningkatkan
kerjasama lintas
sektor, upaya
pembentukan jejaring
termasuk
meningkatkan peran
Pokja AMPL/ Pokja
Sanitasi, dan Tim
Pembina Teknis Kota
Sehat
3. Menggalakkan
pemberdayaan
masyarakat dengan
melibatkan semua
stakeholder dan
intervensi lainnya
1. Peningkatan
akses Lingkungan
Sehat melalui
pemberdayaan
masyarakat
2. Peningkatn peran
lintas sektor
dalam
mendukung akses
lingkungan sehat
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 119
4. Memanfaatkan event
Kota Sehat dalam
rangka memperbaiki
kondisi sanitasi dan
perilaku masyarakat
MISI IV : Mendayagunakan sumber daya kesehatan
TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN Optimalisasi
ketersediaan,
mutu,
manfaat, dan
keamanan
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makan
Meningkatnya Sediaan
farmasi, alkes, dan
makanan bermutu,
bermanfaat, dan aman
1. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi pendidikan,
organisasi profesi dan
lintas sektor terkait
untuk mengadvokasi
terbitnya kebijakan-
kebijakan yang
mendukung program
kefarmasian dan
anggaran obat
2. Meningkatkan
kualitas SDM
farmasi dalam
mengoptimalkan
sumber daya yang
ada untuk
meningkatkan
pelayanan
kefarmasian
3. Meningkatkan
kerjasama lintas
program dan sektor
dalam hal
pengawasan dan
pengendalian produk
sediaan farmasi, alat
kesehatan dan
makanan
4. Meningkatkan
kerjasama dengan
institusi pendidikan,
organisasi profesi,
Asosiasi dan lintas
sektor terkait untuk
meningkatkan
kualitas SDM
5. Meningkatkan dan
mengembangkan
bahan alam untuk
sediaan farmasi yang
berkualitas
Peningkatan Sediaan
farmasi, alat
kesehatan dan
makanan memenuhi
syarat untuk
mencukupi
kebutuhan pelayanan
kesehatan yang
berorientasi patient
safety
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 120
Meningkatkan
jumlah, jenis,
mutu,
pemerataan
dan
pengambanga
n sumber
daya
kesehatan
Terwujudnya Sumber
daya kesehatan yang
memadai, proporsional,
dan handal
1. Penguatan sistem
informasi perencana
an nakes
2. Meningkatkan
koordinasi dengan
fakultas kedokteran
untuk memenuhi
tenaga kesehatan
yang kompeten (dokter
umum, SpOG,Sp.A)
3. Menempatkan
residen PPDSBK di RS
Kab/Kota
4. Meningkatkan
koordinasi dengan
Institusi pendidikan
tinggi khususnya
Kebidanan untuk
peningkatan kompetensi
menghasilkan tenaga
bidan yang siap pakai
5. Advokasi kepada
Pemda dan swasta
terkait dengan
pembiayaan
kesehatan program
kesehatan
6. Peningkatan
kapasitas petugas
dalam pembiayaan
1. Pendistribusian
tenaga kesehatan
di rumah sakit,
balai kesehatan,
puskesmas dan
jaringannya
2 .Pendayagunaan
tenaga kesehatan
yang kompeten
sesuai kebutuhan
penataan
3. Pembuatan
regulasi penataan
tenaga kesehatan
Pembiayaan
Kesehatan
dengan
jumlah
mencukupi
yang
teralokasi
secara adil
Meningkatnya
pembiayaan kesehatan
1. Advokasi kepada
Pemda dan swasta
terkait dengan
pembiayaan
kesehatan program
kesehatan
2. Peningkatan
kapasitas petugas
dalam pembiayaan
kesehatan
3. Perbaikan sistem
pencatatan
pembiayaan
kesehatan
4. jaminan kesehatan
kepada masyarakat
dan organisasi
masyarakat
5. Peningkatan kegitan
evaluasi
pelaksanaan
jaminan kesehatan
1. Peningkataan
pembiayaan
kesehatan
provinsi/kab/kota
melalui DHA
2. Pemberdayaan
masyarakat
/swasta dalam
jaminan
kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 121
MISI V : Menciptakan tata kelola upaya kesehatan yang baik dan bersih
Optimalisasi
manajemen
kesehatan
untuk
menunjang
program
kesehatan
Terwujudnya Tertib
adminstrasi dan
manajemen keuangan ,
aset , perencanaan dan
evaluasi
Meningkatkan
koordinasi
pelaksanaan kegiatan
sesuai peraturan
dalam rangka Good
and Clean
Governance
1. Peningkatan
manajemen
kesehatan yang
bersih dan
bertanggungjawa
b
2. Pengembangan
Regulasi Bidang
Kesehatan
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 122
BBAABB VV
RREENNCCAANNAA PPRROOGGRRAAMM DDAANN KKEEGGIIAATTAANN,, IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA,, KKEELLOOMMPPOOKK SSAASSAARRAANN,,
DDAANN PPEENNDDAANNAAAANN IINNDDIIKKAATTIIFF
Berdasarkan Isu Strategis, Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan yang
telah dirumuskan maka Rencana Program dan Kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur tahun 2014-2019 dijabarkan sebagai berikut :
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, terdiri dari 3 Kegiatan
yaitu :
a) Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
b) Pengembangan UKBM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat)
c) Pengembangan posyandu dan Desa Siaga
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, terdiri dari 8 kegiatan yaitu :
a) Peningkatan kesehatan anak, remaja dan usila
b) Peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
beserta jaringannya
c) Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu, bayi, balita dan anak pra
sekolah
d) Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
e) Perluasan fungsi pelayanan Pondok Bersalin Desa (polindes), dari hanya
melayani pasien bersalin menjadi Pondok Kesehatan Desa
f) Peningkatan Pelayanan Kesehatan Khusus (Indra, Jiwa, Olahraga, Batra dan
Kesehatan Kerja)
g) Peningkatan Mutu Pelayanan dan Jangkauan Kesehatan Penunjang
(Laboratorium, Darah, Radiomedik, Bengkel Alkes)
h) Peningkatan Kesehatan Penduduk Miskin, Daerah Terpencil dan Tertinggal di
Puskesmas dan Jaringannya
3. Program Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari 2 kegiatan yaitu :
a) Peningkatan Kualitas Pelayanan di RS
b) Peningkatan pelayanan kesehatan penunjang dan kegawatdaruratan di RSU
dan RS khusus
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a) Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 123
b) Pemberdayaan masyarakat Untuk pencapaian keluarga sadar gizi
c) Penyelidikan surveillans untuk kewaspadaan pangan dan gizi
5. Program Pengendalian Penyakit, terdiri dari 12 kegiatan yaitu :
a) Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit serta Tata Laksana Penderita
b) Peningkatan Surveillance Epidemologi dan Pengamatan Penyakit serta
Penanggulangan KLB
c) Pengendalian Penyakit Kusta dan Frambusia
d) Pengendalian Penyakit TBC (Tuberkulosis)
e) Pengendalian HIV/AIDs
f) Pengendalian Penyakit Malaria
g) Pengendalian Penyakit PES
h) Pencegahan DBD (Demam Berdarah)
i) Penyelenggaraan dan pemberantasan penyakit menular dan wabah
j) Peningkatan Imunisasi
k) Pemberantasan penyakit menular langsung (P2ML)
l) Pemberantasan penyakit bersumber binatang (P2B2)
m) Peningkatan pelayanan dan penanggulangan masalah bencana
6. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
a) Pengembangaan Sarana SAPL Melalui Participatory
b) Penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar
c) Penyehatan Lingkungan
d) Peningkatan upaya pengamanan limbah cair dan padat
7. Program Kefarmasian, Alat Kesehatan dan Pengamanan Makanan, terdiri dari 9
kegiatan yaitu :
a) Upaya penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
b) Peningkataan pemerataan obat dan perbekalan kesehatan
c) Peningkatan mutu Penggunaan obat
d) Upaya Pengembangan Pemanfaatan Bahan Alam Indonesia dalam bentuk obat
tradisional dan kosmetika
e) Peningkatan mutu dan keamanan makanan
f) Peningkatan dan Pengembangan Balai Materia Medika Batu
g) Pencegahan Penyalahgunaan Narkotik, Psikotropika Dan Zat Adiktif Lainnya
(Napza)
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 124
h) Peningkatan kualitas produk alat kesehatan
i) Pengadaan Bahan Kimia dan Laboratorium
8. Program Sumber Daya Kesehatan, yang terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a) Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas dan jaringannya serta
Rumah Sakit
b) Penempatan, pengembangan dan pemenuhan tenaga kesehatan di tempat
pelayanan (puskesmas, rumah sakit dan jaringannya)
c) Peningkatan Profesionalisme dan pengembangan karir tenaga kesehatan
d) Peningkatan Pembiayaan Kesehatan.
9. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, yang terdiri dari
kegiatan yaitu :
a) Pengembangan dan fasilitasi Program Kesehatan
b) Pengembangan manajemen perencanaan dalam bidang kesehatan
c) Kerjasama program, lintas sektor dan antar daerah dalam bidang kesehatan
d) Peningkatan manajemen dan fungsi kelembagaan UPT
10. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran, terdiri dari 1 kegiatan yaitu:
a) Pelaksanaan Administrasi Perkantoran
11. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, terdiri dari 4 kegiatan yaitu :
a) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana
b) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Sarana
c) Penyediaan Peralatan dan Kelengkapan Prasarana
d) Pemeliharaan Peralatan dan Kelengkapan Prasarana
12. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah, terdiri dari 2
kegiatan yaitu :
a) Koordinasi dan Konsultasi Kelembagaan Pemerintah Daerah
b) Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
13. Program Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Dokumen Penyelenggaraan
Pemerintahan, terdiri dari 3 kegiatan yaitu :
a) Penyusunan Dokumen Perencanaan
b) Penyusunan Laporan Hasil Pelaksanaan Rencana Program dan Anggaran
c) Penyusunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Pelaksanaan Sistem
Informasi Data
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 125
Rencana Program dan Kegiatan diatas disertai indikator kinerja, kelompok sasaran,
serta pendanaan indikatifnya. Program Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
merupakan program prioritas RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 yang
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran beserta pendanaan
indikatif dimaksud sebagaimana diuraikan pada tabel 5.1. (excel)
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Pagu Indikatif Program: 4,540,000,000 4,994,000,000 5,493,400,000 6,042,740,000 6,647,014,000
Persentase Desa Siaga (Desi)
Aktif Purnama Mandiri (PURI)
60% 64% 68% 70% - 72% - 74% -
Dinkes
Persentase rumah tangga
sehat
46% 50% 53% 56% - 59% - 62% -
Dinkes
Persentase posyandu PURI
yang menjadi taman
posyandu
38% 41% 43% - 45% - 47% - 49% -
Dinkes
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,934,250,000 2,127,675,000 2,340,442,500 2,574,486,750 2,831,935,425
Jumlah jenis media promosi
program prioritas yang di
hasilkan
9 9 9 - 9 - 9 - 9 -
Persentase program prioritas
yang disosialisasikan elalui
media
100% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 605,750,000 666,325,000 732,957,500 806,253,250 886,878,575
Jumlah UKBM yang dibina 98 111 198 - 298 - 397 - 496 -
Persentase UKBM yang dibina 0.54% 1% - 2% - 3% - 4% - 5% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 2,000,000,000 12.602 2,200,000,000 12.804 2,420,000,000 13.004 2,662,000,000 2,928,200,000
Jumlah posyandu PURI yang
dibina
10.912 12.40
4
12.602 - 12.804 - 13.004 - -
Jumlah desa siaga aktif
madya yang dibina
0 101 201 302 403 504
Outcome Kegiatan:
Persentase posyandu PURI
yang dibina
38% 41% - 43% - 45% - 47% - 49% -
Persentase Desa Siaga aktif
Madya yang dibina
0 4% 8% - 12% - 16% - 20% -
1 Angka
Kematian Ibu
Pagu Indikatif Program: 6,265,700,000 6,892,270,000 7,581,497,000 8,339,646,700 9,173,611,370
3 Persentase
Fasilitas
Kesehatan
Dasar sesuai
standar
Persentase Puskesmas yang
terakreditasi
9% 15% 20% 1,056,000,000 25% 1,161,600,000 30% 1,277,760,000 >35% 1,405,536,000
Dinkes
4 Persentase
Fasilitas
Kesehatan
Persentase Ponkesdes sesuai
standar
44% 46% 48% - 50% - 52% - >52% -
Dinkes
5 Persentase
kasus
pemasungan
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Remaja
64% 65% 66% - 67% - 68% - >68% -
Dinkes
Cakupan pelayanan
kesehatan USILA
53% 54% 55% - 56% - 57% - 58% -
Dinkes
Cakupan Peserta KB Aktif 66% 67% 68% - 69% - 70% - >70% - Dinkes
Cakupan Pertolongan
Persalinan Oleh Nakes
93% 94% 95% - 96% - 97% - >97% -
Dinkes
Cakupan Pelayanan Bayi 95% 95% 96% - 96% - 97% - >97% - Dinkes
Persentase Kasus Pasung
ditangani
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Dinkes
Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN
Meningkatkan
kemandirian
masyarakat
untuk hidup
sehat
Optimalisasi
upaya
kesehatan
secara
sinergis,
menyeluruh,
terpadu,
berkelanjutan,
terjangkau
dan bermutu
bagi
masyarakat
SASARAN
Masyarak
at yang
mandiri
dan hidup
sehat
Meningkat
nya Upaya
Pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
dan
terjangka
u bagi
masyarak
at
Persentase
Desa Siaga
aktif berstrata
PURI
KODE
1.02.19
1.02.19.001
1.02.19.013
1.02.19.015
1.02.16
PROGRAM /
KEGIATAN
Program Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan
Masyarakat
Pengembangan
media promosi dan
informasi sadar
hidup sehat
Pengembangan
UKBM (Upaya
Kesehatan
Bersumber
Masyarakat)Pengembangan
posyandu dan Desa
Siaga
Program Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000
Jumlah Nakes yang terlatih
Pelayanan Kesehatan Peduli
Remaja
10 10 10 10 10 10
Jumlah Tim Pembina UKS
yang aktif
2% 10% 10% 12% 12% 14%
Dinkes
Puskesmas yang
melaksanakan Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja
29% 29% 29% 29% 29% 29%
Dinkes
Jumlah Nakes yang terlatih
pelayanan kesehatan lansia
5
Puskesma
s
5Puske
smas
5
Puskes
mas
5
Puskes
mas
5
Puskes
mas
5
Puskes
mas
Persentase sekolah yang
melaksanakan program UKS
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Dinkes
Persentase Puskesmas
santun lansia
5% 6% 7% - 7% - 8% - 8% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000 1,610,510,000
Jumlah Puskesmas yang
terakreditasi
150 Pusk 200
pusk
300
pusk
400
Pusk
500
Pusk
600
Pusk
Jumlah Puskesmas PONED
yang aktif
100 Pusk 125
Pusk
150
Pusk
175
Pusk
200
Pusk
225
Pusk
Jumlah Puskesmas dengan
pelayanan gawat darurat
sesuai standar
150 Pusk 200
Pusk
300
Pusk
400
Pusk
500
Pusk
600
Pusk
Outcome Kegiatan:
Persentase Puskesmas dan
jaringannya yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar
9% 15% 20% - 25% - 30% - >35% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 2,000,000,000 2,200,000,000 2,420,000,000 2,662,000,000 2,928,200,000
Jumlah kemitraan dalam
peningkatan pelayanan ANC
berkualitas
6 6 6 6 6 6
Jenis data kesehatan ibu,
bayi, balita dan anak
prasekolah
7 7 7 7 7 7
Jumlah forum PENAKIB yang
terbentuk tk kab/kota
3 6 8 10 12
Jumlah kemitraan dalam
peningkatan kualitas
pelayanan kesehatan bayi
2 2 2 2 2
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan ANC
berkualitas
86% 87% 88% - 89% - 90% - 90% -
Persentase bayi yang
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas
97% 97% 97% 98.00% 98.00% 98%
Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Jumlah tenaga kesehatan
terlatih CTU
20 orang 20
orang
20
orang
20
orang
20
orang
20
orang
Optimalisasi
upaya
kesehatan
secara
sinergis,
menyeluruh,
terpadu,
berkelanjutan,
terjangkau
dan bermutu
bagi
masyarakat
Meningkat
nya Upaya
Pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
dan
terjangka
u bagi
masyarak
at
1.02.16.021
1.02.16.023
1.02.16.037
1.02.16.038
Peningkatan
kesehatan anak,
remaja dan usila
Peningkatan mutu
dan jangkauan
pelayanan
kesehatan dasar di
Puskesmas beserta
jaringannya
Peningkatan kualitas
pelayanan
kesehatan ibu, bayi,
balita dan anak pra
sekolah
Peningkatan Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi dan
Keluarga Berencana
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah tenaga kesehatan
terlatih APBK
20 orang 20
orang
20
orang
20
orang
20
orang
20
orang
Persentase tenaga kesehatan
terlatih CTU dan APBK
7% 8% 9% - 9,2% - 10 - 11% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
Jumlah Ponkesdes yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar
200
Ponkesdes
400
Ponkes
des
500
Ponkes
des
- 600
Ponkesd
es
- 800
Ponkes
des
- 1000
Ponkes
des
-
Persentase Ponkesdes yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar
44% 46% 48% - 50% - 52% - 55% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Jumlah Koordinasi dalam
rangka meningkatkan
Puskesmas mempunyai
unggulan minimal 1 program
khusus/seluruh Puskesmas
32 kali 40 kali 44 kali - 48 kali - 52 kali - 56 kali -
Jumlah tenaga kesehatan
yang meningkat pengetahuan
dan keterampilan Program
Kesehatan Khusus
22 orang 40
orang
40
orang
40
orang
40
orang
40
orang
Persentase Puskesmas
mempunyai unggulan minimal
1 program khusus/seluruh
Puskesmas
5% 10% 15% - 20% - 25% - 30% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 265,700,000 292,270,000 321,497,000 353,646,700 389,011,370
Jumlah Laboratorium
sederhana di Puskesmas
sesuai standar
150 Pusk 200
Pusk
250 300 350 400
Persentase tenaga kesehatan
yang terlatih Laboratorium
sederhana puskesmas sesuai
standar
9% 15% 20% - 25% - 30% - 35% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Jumlah Puskesmas dan
jaringannya yang
melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai standar
Outcome : Persentase
Puskesmas melaksanakan
pelayanan kesehatan sesuai
0 10% 15% - 20% - 25% - 30% -
Pagu Indikatif Program: 2,230,000,000 2,453,000,000 2,698,300,000 2,968,130,000 3,264,943,000
Persentase Rumah Sakit
terakreditasi
65% 65% 70% - 75% - 75% - >75% -
Dinkes
Persentase Rumah Sakit
Pemerintah yang
melaksanakan PONEK
50% 50% 55% - 60% - 65% - >65% -
Dinkes
Persentase RS yang
menyelenggarakan Pelayanan
IGD level 1 sesuai standar
75% 75% 80% - 80% - 80% - >80% -
Dinkes
Optimalisasi
upaya
kesehatan
secara
sinergis,
menyeluruh,
terpadu,
berkelanjutan,
terjangkau
dan bermutu
bagi
masyarakat
Meningkat
nya Upaya
Pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
dan
terjangka
u bagi
masyarak
at
1.02.16.038
1.02.16.044
1.02.16.050
1.02.16.051
1.02.16.052
1.02.33
Peningkatan Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Reproduksi dan
Keluarga Berencana
Perluasan fungsi
pelayanan Pondok
Bersalin Desa
(polindes), dari
hanya melayani
pasien bersalin
menjadi Pondok
Kesehatan Desa Peningkatan
Pelayanan
Kesehatan Khusus
(Indra, Jiwa,
Olahraga, Batra dan
Kesehatan Kerja)
Peningkatan Mutu
Pelayanan dan
Jangkauan
Kesehatan
Penunjang
(Laboratorium,
Darah, Radiomedik,
Bengkel Alkes)
Peningkatan
Kesehatan
Penduduk Miskin,
Daerah Terpencil
dan Tertinggal di
Puskesmas dan
Jaringannya
Program Upaya
Kesehatan
Perorangan
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Pagu Indikatif Kegiatan: 960,000,000 1,056,000,000 1,161,600,000 1,277,760,000 1,405,536,000
Jumlah dokumen analisa
kinerja pelayanan RS di Jawa
Timur
1 buah 1buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah
Jumlah RS yang
melaksanakan On The Job
Training PONEK
25 RS 30 RS 35 RS 40 RS 45 RS 50 RS
Prosentase RS yang
mempunyai SOP sesuai
standar
10% 10% 15% 2,453,000,000 20% 2,698,300,000 25% 2,968,130,000 30% 3,264,943,000
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,270,000,000 1,397,000,000 1,536,700,000 1,690,370,000 1,859,407,000
Jumlah Bimbingan Teknis
dalam rangka
pengembangan sistem
kegawatdaruratan
pelayananpenunjang di RSU
dan RS Khusus
6 kali 6 kali 8 kali 8 kali 8 kali 8 kali
Jumlah tenaga RS terlatih
sistem informasi
kegawatdaruratan
20 orang 20
orang
20
orang
20
orang
20
orang
20
orang
Jumlah sarkes melaksanakan
uji coba juknis sistem rujukan
0 2
sarkes
3
sarkes
4 sarkes 5 sarkes 6
sarkes
Jumlah Pengobatan dan rapat
koordinasi pada P3K
257 kali 257
kali
257
kali
- 257 kali - 262 kali - 267
kali
-
Persentase rujukan fasilitas
primer ke RS Tersier
80% 75% 75% - 70% - 70% - 65% -
1 Persentase
Balita Gizi
Buruk
Pagu Indikatif Program: 3,250,000,000 3,575,000,000 3,932,500,000 4,325,750,000 4,758,325,000
Persentase Balita Kurang Gizi 12,1 11,7 10,3 - 10,9 - 10,5 - 10,1 -
Pesentase Balita Stunting 29,2 28,2 27,2 26,2 25,2 25
Pagu Indikatif Kegiatan: 2,100,000,000 2,310,000,000 2,541,000,000 2,795,100,000 3,074,610,000
Jumlah kemitraan yang
mendukung penanggulangan
masalah Kurang Gizi
Tersedianya data status gizi
balita melalui survey
Pemantauan Status Gizi (PSG)
1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Jumlah Pengadaan MP-ASI
dalam rangka Intervensi Gizi
bagi Ibu Hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), buffer stock MP-
ASI bagi balita dalam rangka
antisipasi keadaan bencana,
dan kegiatan momentum
1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Persentase balita gizi buruk
yang ditemukan yang
mendapat perawatan
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Optimalisasi
upaya
kesehatan
secara
sinergis,
menyeluruh,
terpadu,
berkelanjutan,
terjangkau
dan bermutu
bagi
masyarakat
Melaksanaka
n upaya
penanggulang
an masalah
gizi
Meningkat
nya Upaya
Pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
dan
terjangka
u bagi
masyarak
at
Meningkat
nya Upaya
Penanggul
angan
masalah
gizi yang
optimal
2 Pesentase
Balita
Stunting
1.02.33.008
1.02.33.019
1.02.20
1.02.20.003
Peningkatan
Kualitas Pelayanan
di RS
Peningkatan
pelayanan
kesehatan
penunjang dan
kegawatdaruratan di
RSU dan RS khusus
Program Perbaikan
Gizi Masyarakat
Penanggulangan
Kurang Energi
Protein (KEP),
Anemia Gizi Besi,
Gangguan Akibat
Kurang Yodium
(GAKY), Kurang
Vitamin A dan
Kekurangan Zat Gizi
Mikro lainnya
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Pagu Indikatif Kegiatan: 620,000,000 682,000,000 750,200,000 825,220,000 907,742,000
Jumlah survey dalam rangka
pemetaan situasi Kadarzi
1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
Jumlah pertemuan berkaitan
dengan pemberdayaan
masyarakat untuk pencapaian
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
Persentasebalita yang
ditimbang berat badannya
(D/S).
80% 81% 82% - 83% - 84% - 85% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 530,000,000 583,000,000 641,300,000 705,430,000 775,973,000
Jumlah indikator yang
disepakati untuk pelaksanaan
surveilans gizi
4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali 4 kali
Persentase pelaksanaan
surveilans gizi
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
1 Persentase
penanggulang
an KLB skala
provinsi
Pagu Indikatif Program: 6,955,317,500 7,650,849,250 8,415,934,175 9,257,527,593 10,183,280,352
Persentase Penderita
penyakit tidak menular tidak
terjadi komplikasi
22 20 20 - 20 - 20 - 20 -
Persentase KLB Pasca
Bencana
0 0 0 0 0 0
Persentase RFT Rate 90 90 90 91 92 93 Dinkes,
UPT RSK
Kusta
Persentase ODHA dengan ARV 71 75 80 85 87 90
Persentase penderita Malaria
mendapatkan ACT
99,81 95 95 95 95 95
Persentase penderita suspect
pes yang tertangani
100 100 100 100 100 100
Insiden rate DBD 39 <51 <51 <51 <51 <51
Persentase penyakit menular
wabah dilakukan PE
100 100 100 100 100 100
Persentase cakupan diare 70 75 80 85 90 95
Persentase cakupan
pneumonia
30 40 45 45 45 50
Persentase penurunan KLB
penyakit bersumber binatang
16 10 10 10 10 5
Persentase keberhasilan
pengobatan TB
90 90 90 95 95 95
Dinkes,
UPT RS
Paru, BP4
Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
Jumlah kegiatan fasilitasi PTM
yang dilakukan
20 38 38 38 38 38
Melaksanaka
n upaya
penanggulang
an masalah
gizi
Optimalisasi
upaya
pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Meningkat
nya Upaya
Penanggul
angan
masalah
gizi yang
optimal
Meningkat
nya Upaya
Pengendal
ian
penyakit
dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
2
2
Pesentase
Balita
Stunting
Persentase
screening
PTM bagi
penduduk
berisiko usia
>1 5 tahun
secara
kumulasi
1.02.20.004
1.02.20.011
1.02.xx
1.02.42.001
Pemberdayaan
masyarakat Untuk
pencapaian keluarga
sadar gizi
Penyelidikan
surveillans untuk
kewaspadaan
pangan dan gizi
Program
Pengendalian
Penyakit
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit serta Tata
Laksana Penderita
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah kelompok populasi
yang dilakukan pelayanan
screening faktor risiko PTM
0 5 10 15 20 25
Persentase penduduk usia
lebih dari 20 tahun yang di
screening FR PTM
0 0 6% - 6% - 6% - 6% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 700,000,000 770,000,000 847,000,000 931,700,000 1,024,870,000
Jumlah kegiatan fasilitasi
surveilans PD3I yang
dilakukan
30 38 38 38 38 38
Jumlah kegiatan fasilitasi
surveilans Difteri yang
dilakukan
30 38 38 38 38 38
Jumlah kegiatan fasilitasi
surveilans Matra/Haji yang
dilakukan
30 38 38 38 38 38
Jumlah kegiatan fasilitasi
surveilans sentinel yang
dilakukan
30 38 38 38 38 38
Jumlah kegiatan fasilitasi
surveilans SKD-KLB yang
dilakukan
30 38 38 38 38 38
Jumlah kegiatan fasilitasi
surveilans Terpadu Penyakit
(STP) yang dilakukan
30 38 38 38 38 38
Jumlah KLB skala provinsi
yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi
100 110 120 130 140 150
Persentase KLB skala
provinsi yang ditanggulangi
dalam waktu 2x 24 Jam
70% 80% 80% - 80% - 80% - 80% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
Jumlah fasilitasi pengendalian
penyakit kusta dan frambusia
yang dilakukan
76% 76% 76% 76% 76% 76%
Jumlah penderita kusta
ditemukan
4000 4100 4200 4300 4400 4500
Jumlah KPD Kusta terbentuk 33 35 37 39 41 43
Persentase penderita kusta
ditemukan
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase KPD baru Kusta
terbentuk
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Jumlah fasilitasi pengendalian
penyakit TB yang dilakukan
76 76 76 76 76 76
Jumlah layanan rujukan TB
MDR
5 7 10 13 17 20
Jumlah laboratorium
diagnosis TB yang bermutu
16 19 22 25 27 30
Optimalisasi
upaya
pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Meningkat
nya Upaya
Pengendal
ian
penyakit
dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
2 Persentase
screening
PTM bagi
penduduk
berisiko usia
>1 5 tahun
secara
kumulasi
1.02.42.001
1.02.42.002
1.02.42.003
1.02.42.004
Pencegahan dan
Pemberantasan
Penyakit serta Tata
Laksana Penderita
Peningkatan
Surveillance
Epidemologi dan
Pengamatan
Penyakit serta
Penanggulangan
KLB
Pengendalian
Penyakit Kusta dan
Frambusia
Pengendalian
Penyakit TBC
(Tuberkulosis)
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Persentase RS Rujukan atau
sub rujukan TB MDR
terbentuk
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase laboratorium TB
yang tidak memiliki angka
kesalahan baca besar
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Jumlah fasilitasi pengendalian
penyakit HIV/AIDS dan IMS
yang dilakukan
76 76 76 76 76 76
Jumlah kegiatan sero survey 10 10 10 10 10 10
Jumlah layanan CST yang
aktif
40 45 50 55 60 65
Jumlah layanan VCT yang
aktif
100 103 106 109 112 115
Persentase layanan CST yang
aktif
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase layanan VCT yang
aktif
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pagu Indikatif Kegiatan: 655,317,500 720,849,250 792,934,175 872,227,593 959,450,352
Jumlah fasilitasi pengendalian
penyakit malaria yang
dilakukan
76 76 76 76 76 76
Jumlah spot check vektor
malaria
12 19 19 19 19 19
Jumlah kasus malaria yang
dilakukan pelacakan
25 30 35 40 45 50
Outcome : Persentase spot
check vektor malaria
12% 19% 19% - 19% - 19% - 19% -
Outcome : Persentase kasus
malaria yang dilakukan
pelacakan
25% 30% 35% 40% 45% 50%
Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Jumlah fasilitasi
pengendalian penyakit pes
yang dilakukan
50 60 60 60 70 70
Jumlah dusun fokus yang
dilakukan surveilans rodent
18 18 18 15 15 15
Jumlah Puskesmas yang
melakukan surveilans
humans
5 5 5 5 5 5
Persentase dusun fokus yang
dilakukan surveilans rodent
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase Puskesmas yang
melakukan surveilans
humans
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Optimalisasi
upaya
pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Meningkat
nya Upaya
Pengendal
ian
penyakit
dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
2 Persentase
screening
PTM bagi
penduduk
berisiko usia
>1 5 tahun
secara
kumulasi
1.02.42.004
1.02.42.005
1.02.42.006
1.02.42.007
1.02.42.008
Pengendalian
Penyakit TBC
(Tuberkulosis)
Pengendalian
HIV/AIDs
Pengendalian
Penyakit Malaria
Pengendalian
Penyakit PES
Pencegahan DBD
(Demam Berdarah)
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah fasilitasi pengendalian
DBD yang dilakukan
76 76 76 76 76 76
Jumlah penderita DBD
meninggal yang dilacak
3 15 15 15 15 15
Jumlah desa dengan jumantik
terlatih
30 40 50 60 70 80
Persentase penderita DBD
meninggal yang dilacak
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase desa dengan
jumantik terlatih
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
Jumlah fasilitasi penyakit
menular wabah yang
dilakukan
76 76 76 76 76 76
Jumlah penyakit menular
wabah yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi
16 10 10 10 5 5
Persentase penyakit menular
wabah yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000
Jumlah kegiatan fasilitasi
imunisasi yang dilakukan
20
kab/kota,
200 Pusk
22
kab/ko
ta, 220
Pusk
24
kab/kot
a, 240
Pusk
26
kab/kot
a, 260
Pusk
28
kab/kot
a, 280
Pusk
30
kab/ko
ta, 300
Pusk Jumlah kegiatan Rapid
Convinience Self Assessment
(RCA)
45
Desa/kel
50
Desa/k
el
55
Desa/k
el
60
Desa/ke
l
65
Desa/k
el
70
Desa/k
el
Jumlah kegiatan Data Qualty
Self Assessment (DQS)
80 Pusk
Dan 80
Desa/kel
80
Pusk
Dan 80
Desa/k
80
Pusk
Dan 80
Desa/k
80
Pusk
Dan 80
Desa/ke
80
Pusk
Dan 80
Desa/k
80
Pusk
Dan 80
Desa/kPersentase Desa/ Kelurahan
yang mencapai UCI
90% 90% 90% - 90% - 90% - 90% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Jumlah fasilitasi penyakit
menular langsung yang
dilakukan
76 76 76 76 76 76
Persentase kematian karena
pneumonia yang dilakukan
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase kematian diare
yang dilakukan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Jumlah fasilitasi penyakit
bersumber binatang yang
dilakukan
76% 76% 76% 76% 76% 76%
Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Jumlah survey logitudinal
malaria yang dilakukan
76 76 76 76 76 76
Optimalisasi
upaya
pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Meningkat
nya Upaya
Pengendal
ian
penyakit
dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
2 Persentase
screening
PTM bagi
penduduk
berisiko usia
>1 5 tahun
secara
kumulasi
1.02.42.008
1.02.42.009
1.02.42.010
1.02.42.011
1.02.42.012
Pencegahan DBD
(Demam Berdarah)
Penyelenggaraan
dan pemberantasan
penyakit menular
dan wabah
Peningkatan
Imunisasi
Pemberantasan
penyakit menular
langsung (P2ML)
Pemberantasan
penyakit bersumber
binatang (P2B2)
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah survey logitudinal DBD
yang dilakukan
1 2 2 2 3 3
Jumlah uji resistensi vektor
yang dilakukan
1 2 2 2 3 3
Jumlah uji efikasi insektisida
yang dilakukan
2 4 4 4 4 4
Jumlah kasus gigitan hewan
penular rabies yang ditangani
18 23 28 33 38 43
Jumlah pasien filariasis yang
ditemukan
2 4 4 4 4 4
Persentase survey logitudinal
malaria yang dilakukan
20 20 20 20 - 100% - 100% -
Persentase survey logitudinal
DBD yang dilakukan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase uji resistensi
vektor yang dilakukan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase uji efikasi
insektisida yang dilakukan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase kasus gigitan
hewan penular rabies yang
ditangani
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Persentase pasien filariasis
yang ditemukan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pagu Indikatif Kegiatan: 650,000,000 715,000,000 786,500,000 865,150,000 951,665,000
Jumlah kegiatan fasilitasi
penanggulangan bencana
yang dilakukan
20 kab
kota
25 kab
kota
25 kab
kota
30 kab
kota
30 kab
kota
38 kab
kota
jumlah kejadian bencana
yang mendapatkan dukungan
logistik bencana
30 kej 30 kej 35 kej 35 kej 40 kej 40 kej
Jumlah dokumen rencana
kontingensi (RENKON) yang di
Update
10 dok 10 dok 15 dok 15 dok 15 dok 20 dok
Jumlah kejadian bencana
yang dilakukan rapid health
assessment (RHA)
30 kej 30 kej 35 kej 35 kej 40 kej 40 kej
Persentase Bencana yang
dilaksanakan pelayanan
kesehatan
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
1 Persentase
akses air
minum
Pagu Indikatif Program: 2,300,000,000 2,530,000,000 2,783,000,000 3,061,300,000 3,367,430,000
Persentase Rumah Tangga
yang memiliki akses terhadap
sarana air minum
layak/terlindung;
81 81.5 82 - 83 - 84 - 85 -
Optimalisasi
upaya
pengendalian
penyakit dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Mewujudkan
mutu
lingkungan
yang lebih
sehat
Meningkat
nya Upaya
Pengendal
ian
penyakit
dan
masalah
kesehatan
akibat
bencana
Meningkat
nya akses
pada
lingkunga
n yang
sehat
2
2
Persentase
screening
PTM bagi
penduduk
berisiko usia
>1 5 tahun
secara
kumulasi
Persentase
akses sanitasi
dasar
(jamban
sehat)
1.02.42.012
1.02.42.013
1.02.37
Pemberantasan
penyakit bersumber
binatang (P2B2)
Peningkatan
pelayanan dan
penanggulangan
masalah bencana
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Persentase rumah tangga
yang memiliki akses terhadap
sanitasi dasar/jamban sehat
71 73 75 77 78 80
Pagu Indikatif Kegiatan: 700,000,000 770,000,000 847,000,000 931,700,000 1,024,870,000
Jumlah Desa yang sudah
dilakukan pemicuan
5878 ds/kl 255
ds/kl
255
ds/kl
255
ds/kl
255
ds/kl
255
ds/kl
Persentase Desa STBM 71 73 75 - 77 - 78 - 80 -
Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Jumlah Sarana Air Minum
Yang di Inspeksi Sanitasi
4560
SAB
5320
SAB
6080
SAB
6840
SAB
7600
SAB
Persentase Sarana Air Minum
Yang memenuhi Syarat
Kesehatan
81 81.5 82 - 83 - 84 - 85 -
Pagu Indikatif Kegiatan: 800,000,000 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000
Jumlah Forum Kota Sehat
yang terbentuk di tingkat
Kabupaten/Kota
30 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt
Jumlah rumah yang diperiksa 5000
rmh
5000
rmh
5000
rmh
5000
rmh
5000
rmh
Jumlah Tempat Tempat
Umum (TTU) & Tempat
Pengelolaan Makanan (TPM)
Yang dibina
2500
TTU/TP
M
1500
TTU/TP
M
2600
TTU/TP
M
2600
TTU/TP
M
2600
TTU/TP
M
Jumlah Kab/Kota potensi
yang melaksanakan Strategi
Adaptasi Dampak Perubahan
Iklim
10 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt 2 kb/kt
Jumlah TP Pestisida (Tempat
Pengelolaan Pestisida) yg
dibina
200
TPP
200
TPP
200 TPP 200
TPP
200
TPP
Persentase Forum Kab./Kota
yang terbentuk
75 80 85 - 90 - 95 - 100 -
Persentase rumah memenuhi
syarat
72 73.5 75 76.5 78 79.5
Persentase Tempat Tempat
Umum dan Tempat
Pengelolaan Makanan yang
memenuhi syarat kesehatan
76 76.5 77 77.5 78 78.5
Persentase Kab/Kota yg
melaksanakan Strategi
Adaptasi dampak Kesehatan
Akibat Perubahan Iklim
26 31 36 41 46 51
Persentase TP Pestisida yang
memenuhi syarat
52 55 60 63 67 70
Pagu Indikatif Kegiatan: 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
Jumlah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang dibina
30 RS 15 RS 30 RS 15 RS 30 RS 30 RS
Jumlah rumah tangga yang
dibina tentang pengelolaan
limbah Rumah Tangga
250 RT 250 RT 250 RT 250 RT 250 RT
Mewujudkan
mutu
lingkungan
yang lebih
sehat
Meningkat
nya akses
pada
lingkunga
n yang
sehat
2 Persentase
akses sanitasi
dasar
(jamban
sehat)
1.02.37
1.02.21.009
1.02.21.005
1.02.21.006
1.02.21.008
Program
Pengembangan
Lingkungan Sehat
Pengembangaan
Sarana SAPL Melalui
Participatory
Penyediaan sarana
air bersih dan
sanitasi dasar
Penyehatan
Lingkungan
Peningkatan upaya
pengamanan limbah
cair dan padat
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Persentase Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
(Fasyankes) Yang
melaksanakan pengelolaan
limbah sesuai peraturan
10 15 25 - 30 - 40 - 50 -
Persentase rumah tangga
yang sudah mengelola limbah
Rumah Tangga dengan benar
10 10.5 11 11.5 12 12.5
Pagu Indikatif Program: 12,414,590,000 13,656,049,000 15,021,653,900 16,523,819,290 18,176,201,219
Persentase Ketersediaan obat
dan Vaksin
95% 96% 97% - 98% - 99% - 100% -
Persentase produk alat
kesehatan yang memenuhi
syarat
65% 67% 69% 71% 73% 75%
Persentase produk makanan
yang memenuhi syarat
65% 68% 71% 74% 77% 80%
Persentase produk obat
tradisionalyang memenuhi
syarat
60% 62% 64% 66% 68% 70%
Pagu Indikatif Kegiatan: 3,560,000,000 3,916,000,000 4,307,600,000 4,738,360,000 5,212,196,000
jumlah paket obat buffer
program yang diadakan
3 4 5 5 5 5
Persentase ketersediaan
obat buffer, obat program,
KLB, dan bencana
90% 92% 93% - 95% - 96% - 98% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 300,000,000 330,000,000 363,000,000 399,300,000 439,230,000
Jumlah Kab / Kota yang
ketersediaan obatnya cukup
sesuai kebutuhan
25 30 32 34 36 38
Persentase kab/kota yang
ketersediaan obatnya cukup
65% 78% 84% - 89% - 94% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan pemerintah yang
dibina dalam menerapkan
standar pelayanan
kefarmasian
12% 17% 25% 35% 45% 55%
Persentase sarana pelayanan
kesehatan pemerintah yang
dinilai mampu menerapkan
pelayanan kefarmasian
sesuai standar
7% 10% 15% - 20% - 25% - 30% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 227,640,000 250,404,000 275,444,400 302,988,840 333,287,724
Mewujudkan
mutu
lingkungan
yang lebih
sehat
Optimalisasi
ketersediaan,
mutu,
manfaat, dan
keamanan
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makan
Meningkat
nya akses
pada
lingkunga
n yang
sehat
Meningkat
nya
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makanan
bermutu,
bermanfa
at, dan
aman
2 Persentase
akses sanitasi
dasar
(jamban
sehat)
Meningkatnya
Persentase
produk
sediaan
farmasi, yang
memenuhi
syarat
1.02.21.008
1.02.44
1.02.44.001
1.02.44.002
1.02.44.003
1.02.44.004
Peningkatan upaya
pengamanan limbah
cair dan padat
Program
Kefarmasian, Alat
Kesehatan dan
Pengamanan
Makanan
Upaya penyediaan
obat dan perbekalan
kesehatan
Peningkataan
pemerataan obat
dan perbekalan
kesehatan
Peningkatan
pelayanan
kefarmasian
Peningkatan mutu
Penggunaan obat
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Output : Jumlah sarana
pelayanan kesehatan primer
yang melaksanakan
penggunaan obat secara
rasional untuk tiga penyakit
indikator
192 240 288 336 382 432
Persentase penggunaan obat
rasional untuk tiga penyakit
indikator
20 23 26 - 29 - 32 - 35 -
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,700,000,000 1,870,000,000 2,057,000,000 - 2,262,700,000 2,488,970,000
Jumlah jenis tanaman obat
asli Indonesia yang
dibudidaya di UPT untuk
dimanfaatkan oleh
masyarakat
850 850 1000 1300 1750 2000 Dinas
Kesehata
n
Jumlah masyarakat Jatim
memahami manfaat TOGA
yang aman dan benar
350000 35000
0
95000
0
130000
0
16000
00
20000
00
Dinas
Kesehata
n
Persentase Tanaman obat asli
Indonesia di UPT Materia
Medica Batu dapat
dimanfaatkan untuk
menunjang pemeliharaan
kesehatan.
100 100 100 100 100 100 Dinas
Kesehata
n
Pagu Indikatif Kegiatan: 570,000,000 627,000,000 689,700,000 758,670,000 834,537,000
Jumlah sarana kefarmasian
yang dibina dalam mengelola
narkotika dan Psikotropika
2,319 2,551 2,783 3,015 3247 3,479
Outcome : Persentase
sarana kefarmasian yang
mengelola narkotika dan
psikotropika sesuai standar
50 55 60 65 70 75
Pagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
Jumlah sarana obat
tradisional dan kosmetika
yang di bina untuk memenuhi
standar
50% 60% 60% 60% 60% 60%
Persentase sarana obat
tradisional dan kosmetika
yang dinilai memenuhi
standar
70% 72% 74% - 76% - 78% - 80% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 450,000,000 495,000,000 544,500,000 598,950,000 658,845,000
Jumlah Industri rumah Tangga
Pangan (IRTP) yang dibina
dalam memproduksi
makanan yang aman,
bermutu dan bergizi
5,000 6,000 7,000 8,000 9,000 10,000
Persentase produk makanan
olahan industri rumah tangga
pangan (IRTP) yang dinilai
memenuhi syarat
67% 70% 72% - 75% - 77% - 80% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Optimalisasi
ketersediaan,
mutu,
manfaat, dan
keamanan
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makan
Meningkat
nya
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makanan
bermutu,
bermanfa
at, dan
aman
Meningkatnya
Persentase
produk
sediaan
farmasi, yang
memenuhi
syarat
1.02.44.004
1.02.44.005
1.02.44.006
1.02.44.007
1.02.44.008
1.02.44.009
Peningkatan mutu
Penggunaan obat
Peningkatan dan
Pengembangan
Balai Materia
Medika Batu
Pencegahan
Penyalahgunaan
Narkotik,
Psikotropika Dan Zat
Adiktif Lainnya
(Napza)
Upaya
Pengembangan
Pemanfaatan Bahan
Alam Indonesia
dalam bentuk obat
tradisional dan
kosmetika
Upaya Peningkatan
mutu dan keamanan
makanan
Peningkatan kualitas
produk alat
kesehatan
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah sarana produksi dan
sarana distribusi yang di bina
untuk dapat memenuhi
standar
50 60 60 60 60 60
Outcome: Persentase sarana
produksi dan distribusi alat
kesehatan yang memenuhi
standar
70 71 72 - 73 - 74 - 75 -
Pagu Indikatif Kegiatan: 400,000,000 440,000,000 484,000,000 532,400,000 585,640,000
output : tersedianya bufer
bahan kimia dan laboratorium
2 2 2 2 2 2
Outcome : Persentase paket
bahan kimia dan laboratorium
yang diadakan
100% 100% 100% 600,000,000 100% 660,000,000 100% 726,000,000 100% 798,600,000
1.02.xx.xxx Pagu Indikatif Kegiatan: 3,932,640,000 0 0 0 0
output : Terlaksananya
rehab/perluasan gudang
Instalasi Farmasi Provinsi
0 100%
Outcome : Tersedianya
sarana penyimpanan obat di
provinsi yang memadai sesuai
standar
0 80%
1.02.xx.xxx pagu indikatif 574,310,000 0 0 0 0
output : Terlaksananya
rehab/perluasan gudang
Instalasi Farmasi Provinsi
100%
Outcome : Tersedianya
sarana penyimpanan obat di
provinsi yang memadai sesuai
standar
80%
1 Pagu Indikatif Program: 2,500,772,500 2,750,849,750 3,025,934,725 3,328,528,198 3,661,381,017
Output : Rasio dokter
spesialis, dokter umum dan
bidan terhadap jumlah
penduduk (Rasio x jumlah
penduduk/100.000)
SpOG : 1
per
100.000
pddk(341
dr.spOG)
SpA : 1
per
100.000
pddk (247
dr Sp A)
Dr umum :
16 per
100.000
pddk
(6.032.dr.)
Bdn : 44
per
100.000
pddk
SpOG :
1 (355
dr.SpO
G)
SpA : 1
(253 dr
SP.A)
Dr : 17
(6.632
dr)
Bdn :
46
(17.65
2
bidan)
Pwt :
81
(30.69
9
SpOG :
1 (359
dr.SpO
G)
SpA : 1
(259 dr
SP.A)
Dr : 19
(7.232
dr)
Bdn :
49(18.
652
bidan)
Pwt :
86
(32.69
9
perawa
SpA : 1
(363
dr.SpA)
SpOG :
1 (265
dr SP.A)
Dr : 21
(7.832
dr) Bdn
:
52(19.6
52
bidan)
Prwt :
91
(34.699
perawat
Ntr : 6 (
2.361
SpOG:
1 (367
dr.SpO
G)
SpA : 1
(271 dr
SP.A)
Dr : 22
(8.432
dr)
Bdn :
54(22.
652
bidan)
Pwt :
97
(36.69
9
perawa
SpOG :
1 (371
dr.SpO
G)
SpA : 1
(277 dr
SP.A)
Dr : 24
(9.032
dr)
Bdn :
57
(21.65
2
bidan)
Pwt :
102
(38.69
9 Pagu Indikatif Kegiatan: 150,772,500 165,849,750 182,434,725 200,678,198 220,746,017
Optimalisasi
ketersediaan,
mutu,
manfaat, dan
keamanan
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makan
Meningkatkan
jumlah, jenis,
mutu,
pemerataan
dan
pengembanga
n sumberdaya
kesehatan
Meningkat
nya
sediaan
farmasi,
alkes, dan
makanan
bermutu,
bermanfa
at, dan
aman
Terwujudn
ya sumber
daya
kesehatan
yang
memadai,
proporsio
nal, dan
handal
Meningkatnya
Persentase
produk
sediaan
farmasi, yang
memenuhi
syarat
Rasio tenaga
kesehatan
strategis
terhadap
jumlah
penduduk
1. Dokter
Spesialis
Anak
2. Dokter
spesialis
Obgyn
3. Dokter
Umum
4. Bidan
5. Perawat
1.02.44.009
1.02.44.0010
1.02.36
1.02.36.001
Peningkatan kualitas
produk alat
kesehatan
Pengadaan Bahan
Kimia dan
Laboratorium
Optimalisasi
Instalasi Farmasi
Provinsi ( DAK )
Pendampingan
Optimalisasi
Instalasi Farmasi
Provinsi ( DAK )
Program Sumber
Daya Kesehatan
Perencanaan
kebutuhan tenaga
kesehatan di
puskesmas dan
jaringannya serta
Rumah Sakit
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah dokumen
perencanaan,
pendayagunaan, dan
pengembangan tenaga
kesehatan di Dinkesprov dan
UPT Dinkes
0 1 3 6 9 14
Persentase dokumen
perencanaan,
pendayagunaan, dan
pengembangan tenaga
kesehatan sesuai standar
0% 38% 54% - 69% - 85% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Jumlah RS Pemerintah yang
memiliki tenaga medis
spesialis sesuai dengan
standar (Permenkes 340
tahun 2010)
5 7 10 13 15 17
Persentase RS pemerintah
yang memiliki dokter spesialis
sesuai dengan standar
(Permenkes 340 th 2010)
8% 11% 15% - 23% - 31% - 38% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000 805,255,000
Output : Jumlah pelatihan di
bidang kesehatan yang
terakreditasi di Dinkesprov
dan UPT Dinkesprov
62 70 80 90 100 100
Jumlah Penerbitan Angka
Kredit pejabat fungsional di
RS Pemerintah dan UPT
Dinkesprov Jatim yang belum
diselesaikan
33 30 25 15 5 0
Persentase Jumlah pelatihan
di bidang kesehatan yang
terakreditasi
80% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Persentase Jumlah
Penerbitan Angka Kredit
pejabat fungsional di RS
Pemerintah dan UPT
Dinkesprov Jatim
98% 100% - 100% - 100% - 100% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 81,800,000,000 89,980,000,000 98,978,000,000 108,875,800,000 119,763,380,000
Jumlah Dokumen DHA Sesuai
standar
3 7 13 15 17 19
Jumlah maskin yang dicover
jamkesda
100% 100% 75% 50% 25% 0%
Persentase Kab./Kota Yang
Memiliki DHA
8% 20% 35% 40% 45% 50%
Pagu Indikatif Program: 1,448,000,000 1,592,800,000 1,752,080,000 1,927,288,000 2,120,016,800
Meningkatkan
jumlah, jenis,
mutu,
pemerataan
dan
pengembanga
n sumberdaya
kesehatan
Optimalisasi
tata kelola
kesehatan
untuk
menunjang
program
kesehatan
Terwujudn
ya sumber
daya
kesehatan
yang
memadai,
proporsio
nal, dan
handal
Mewujudk
an tertib
adminstra
si dan
manajem
en
keuangan
, aset ,
perencan
aan dan
evaluasi
2
Rasio tenaga
kesehatan
strategis
terhadap
jumlah
penduduk
1. Dokter
Spesialis
Anak
2. Dokter
spesialis
Obgyn
3. Dokter
Umum
4. Bidan
5. Perawat
Persentase
kecukupan
pembiayaan
kesehatan
sesuai
standar
Menurunnya
Jumlah
Temuan
Laporan Hasil
Pemerikasaan
(LHP) atas
penggunaan
Anggaran
keuangan dan
aset
1.02.36.001
1.02.36.013
1.02.36.002
1.02.36.xxx
1.02.34
Perencanaan
kebutuhan tenaga
kesehatan di
puskesmas dan
jaringannya serta
Rumah Sakit
Penempatan,
pengembangan dan
pemenuhan tenaga
kesehatan di tempat
pelayanan
(puskesmas, rumah
sakit dan
jaringannya)
Peningkatan
Profesionalisme dan
pengembangan karir
tenaga kesehatan
Peningkatan
Pembiayaan
Kesehatan.
Program Kebijakan
dan Manajemen
Pembangunan
Kesehatan
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Persentase Pengelolaan
Admisnitrasi Keuangan sesuai
SKP
100 100 100 - 100 - 100 - 100 -
Persentase dokumen
perencanaan dan anggaran
tersusun sesuai standar
100 100 100 - 100 - 100 - 100 -
Persentase Dinkes dan UPT
yang melaksanakan budaya
kerja
50 60 70 80 90 100
Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Jumlah fasilitasi BLUD UPT
yang dilaksanakan
7 7 8 9 10 12
Jumlah pelayanan informasi
dan dokumentasi yang tepat
dan terselesaikan.
70 70 72 75 77 78
Jumlah dokumen hasil
pembinaan bakorwil
4 4 4 4 4 4
Pagu Indikatif Kegiatan: 498,000,000 547,800,000 602,580,000 662,838,000 729,121,800
Jumlah rapat koordinasi
bidang kesehatan yang
dilaksanakan
6 6 0 6 0 6 0 6 0 6 0 Dinas
Kesehata
n
Jumlah fasilitasi/monev/
konsultasi perencanaan dan
penganggaran yang
36 36 0 36 0 36 0 36 0 36 0 Dinas
Kesehata
nPagu Indikatif Kegiatan: 250,000,000 275,000,000 302,500,000 332,750,000 366,025,000
Jumlah fasilitasi penyusunan
PKS/ kerjasama yang
dilaksanakan
2 3 4 5 6 7
Jumlah dokumen kerjasama
antar provinsi / kab/kota/BLN
dll terdokumentasi
60 60 70 - 80 - 90 - 100 -
Pagu Indikatif Kegiatan: 200,000,000 220,000,000 242,000,000 266,200,000 292,820,000
Jumlah dokumen hukum
struktur organisasi (SOTK)
UPT,
1 1 1
Jumlah Kelompok Budaya
Kerja di dinkes dan UPT
6 6 7 8 9 10
Jumlah dokumen Standar
Operasional Prosedur yang
disusun UPT sesuai aturan
dan uraian jabatan
6 6 - 7 8 9 10
Optimalisasi
tata kelola
kesehatan
untuk
menunjang
program
kesehatan
Mewujudk
an tertib
adminstra
si dan
manajem
en
keuangan
, aset ,
perencan
aan dan
evaluasi
Menurunnya
Jumlah
Temuan
Laporan Hasil
Pemerikasaan
(LHP) atas
penggunaan
Anggaran
keuangan dan
aset
1.02.34
1.02.34.005
1.02.34.006
1.02.34.007
1.02.34.008
Program Kebijakan
dan Manajemen
Pembangunan
Kesehatan
Pengembangan dan
fasilitasi Program
Kesehatan
Pengembangan
manajemen
perencanaan dalam
bidang kesehatan
Kerjasama program,
lintas sektor dan
antar daerah dalam
bidang kesehatan
Peningkatan
manajemen dan
fungsi kelembagaan
UPT
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Optimalisasi
tata kelola
Mewujudkan tertib adminstrasi dan manajemen keuangan , aset , perencanaan dan evaluasiPersentase
Temuan
Pagu Indikatif Program: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625
Indeks kepuasan
masyarakat/aparatur
terhadap pelayanan
administrasi perkantoran dan
kenyamanan kantor
100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625
waktu pelayanan perkantoran
dengan ketersediaan
operasional yang memadahi
12 12 12 12 12 12
Pagu Indikatif Program: 7,883,461,530 8,342,285,376 8,837,105,937 9,371,226,315 9,948,271,025
Persentase sarana dan
prasarana aparatur yang
layak fungsi
100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 2,196,150,000
Jumlah paket sarana
perkantoran yang diadakan
4 4 4 5 5
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,264,000,000 1,390,400,000 1,529,440,000 1,682,384,000 1,850,622,400
Jumlah paket pemeliharaan
sarana perkantoran
4 4 4 5 5
Pagu Indikatif Kegiatan: 3,619,461,530 3,651,885,376 3,677,665,937 3,695,842,315 3,705,348,625
Jumlah paket peralatan dan
kelengkapan prasarana
perkantoran
3 3 3 3 3
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,500,000,000 1,650,000,000 1,815,000,000 1,996,500,000 2,196,150,000
Jumlah paket pemeliharaan
peralatan dan kelengkapan
prasarana
9 9 9 9 9
Pagu Indikatif Program: 2,619,461,530 2,551,885,376 2,467,665,938 2,364,842,316 2,241,248,624
Persentase kelembagaan
yang tepat fungsi
100 100 100 - 100 - 100 - 100 -
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
output : Jumlah koordinasi
dan konsultasi yang dilakukan
9 9 9 9 9
Pagu Indikatif Kegiatan: 1,619,461,530 1,451,885,376 1,257,665,938 1,033,842,316 777,148,624
1.02.01
1.02.01.001
1.02.02
1.02.02.001
1.02.02.002
1.02.02.003
1.02.02.004
1.02.07
1.02.07.001
1.02.07.002
Koordinasi dan
Konsultasi
Kelembagaan
Pemerintah Daerah
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Pelaksanaan
Administrasi
Perkantoran
Program
Peningkatan Sarana
dan Prasarana
Aparatur
Penyediaan
Peralatan dan
Kelengkapan Sarana
Pemeliharaan
Peralatan dan
Kelengkapan Sarana
Penyediaan
Peralatan dan
Kelengkapan
Prasarana
Pemeliharaan
Peralatan dan
Kelengkapan
Prasarana
Program
Peningkatan
Kapasitas
Kelembagaan
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 20
Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
TUJUAN SASARAN KODEPROGRAM /
KEGIATAN
Indikator
Kinerja Program
(Outcome) dan Kegiatan
(Output)
Data
Capaian
pada Tahun
Awal
Perencanaa
n
Penangg
ung
Jawab
INDIKATOR
SASARAN
Jumlah pegawai yang
mengikuti diklat PIM
5 5 5 5 6 6
Pagu Indikatif Program: 2,380,000,000 2,618,000,000 2,879,800,000 3,167,780,000 3,484,558,000
Persentase operasional
perkantoran yang
dilaksanakan sesuai rencana
100% 100% 100% - 100% - 100% - 100% -
Pagu Indikatif Kegiatan: 880,000,000 968,000,000 1,064,800,000 1,171,280,000 1,288,408,000
Jumlah dokumen
perencanaan dan
penganggaran yang disusun
5 5 5 5 5 5
Jumlah fasilitasi perencanaan
dan penganggaran di UPT
13 13 13 13 13 13
Jumlah dokumen usulan
musrenbang kab/kota
38 38 38 38 38 38
Pagu Indikatif Kegiatan: 500,000,000 550,000,000 605,000,000 665,500,000 732,050,000
Jumlah dokumen evaluasi
yang disusun sesuai aturan
yang berlaku
13 13 13 13 13 13
1.02.11.003 Pagu Indikatif Kegiatan: 1,000,000,000 1,100,000,000 1,210,000,000 1,331,000,000 1,464,100,000
Jumlah Puskesmas yang
memiliki SIK sesuai standar 0 100 300 600 750 960
Jumlah UPT Dinkes Provinsi
(non RS) yang memiliki SIK
sesuai standar 0 1 2 3 4 4
Jumlah Dinkes Kab/Kota yang
memiliki SIK sesuai standar 0 8 15 25 31 38
1.02.07.002
1.02.11
1.02.11.001
1.02.11.002
Peningkatan
Kapasitas Sumber
Daya Aparatur
Program:
Penyusunan,
Pengendalian dan
Evaluasi Dokumen
SKPD
Penyusunan
Dokumen
Perencanaan
Penyusunan Laporan
Hasil Pelaksanaan
Rencana Program
dan Anggaran
Penyusunan,
Pengembangan,
Pemeliharaan, dan
Pelaksanaan Sistem
Informasi Data
Jumlah RS Pemerintah yang
memiliki SIK sesuai standar
0 5 10 25 45 66
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 126
BBAABB VVII
IINNDDIIKKAATTOORR KKIINNEERRJJAA DDIINNAASS KKEESSEEHHAATTAANN PPRROOVVIINNSSII JJAAWWAA TTIIMMUURR YYAANNGG
MMEENNGGAACCUU PPAADDAA TTUUJJUUAANN DDAANN SSAASSAARRAANN RRPPJJMMDD
Berikut ditampilkan indikator kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang
secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai dalam lima tahun
mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
RPJMD.
Tabel 6.1
Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur yang Mengacu pada Tujuan
dan Sasaran RPJMD
No Indikator
Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja
pada
akhir
periode
RPJMD Tahun
0
Tahun
1
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1
Persentase Desa
Siaga aktif
berstrata PURI
60 10% 11% 12% 13% 14% 14%
2
Angka Kematian
Ibu (AKI)
36 97.29
97.19
97.09
96.99
96.89
96.89
3 Angka Kematian
Bayi
48 26.48
25.61
24.74
23.87
23
23
4 Persentase
Fasilitas Kesehatan
Dasar sesuai
standar
9% 15% 20% 25% 30% 30%
5 Persentase
Fasilitas Kesehatan
Rujukan sesuai
standar
65% 65% 70% 75% >75% .>75%
6 Persentase Kasus
Pemasungan
0,7% 0.6% 0,5% 0,4% 0,3% 0,3%
7 Prevalesi Balita Gizi
Buruk.
2,1 2,0 1,9 1,9 1,7 1,7
8 Persentase
penanggulangan
KLB skala provinsi
80% 80% 80% 80% 80% 80%
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 127
No Indikator
Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja
pada
akhir
periode
RPJMD Tahun
0
Tahun
1
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
dalam <48 jam
9 Persentase
screening PTM bagi
penduduk berisiko
usia >1 5 tahun
secara kumulasi
6% 12% 18% 24% 30% 30%
10 Persentase akses
air minum
berkualitas
80,6 81,5
82
83
84
85
85
11 Persentase
akses sanitasi
dasar (jamban
sehat)
71,12 73 75 77 78 80 80
12 Persentase sediaan
farmasi, alat
kesehatan dan
makanan yang
dinilai memenuhi
syarat
68% 70% 72% 74% 76% 76%
13 Terpenuhinya Rasio
tenaga kesehatan
strategis terhadap
100.000 penduduk
1. Dokter Spesialis
Obgyn
2. Dokter spesialis
Anak
3. Dokter Umum
4. Bidan
5. Perawat
6. Nutrisionis
1
(355 SpOG)
1
(253 SpA)
17
(6632 dr)
46
(17652
bidan)
81
(30699
perawat)
5
(1961
nutriisionis
1
(359
(SpOG)
1
(259 SpA)
19
(7232 dr)
49
(18652
bidan)
86
(32699
perawat)
6
(2361
nutriisionis)
1
(363
SpOG)
1
(265 SpA)
21
(7832 dr)
52
(19652
bidan)
91
(34699
perawat)
7
(2561
nutrisionis)
1
(367
SpOG)
1
(271 SpA)
22
(8432 dr)
57
(22652
bidan)
97
(36699
perawat)
7
(2761
nutrisionis)
1
(371)
SpOG)
1
(271 SpA)
24
(9032 dr)
57
(21652
bidan)
102
(38644
perawat
7
2761
(nutrisionis)
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 128
No Indikator
Kondisi
Kinerja
pada
awal
periode
RPJMD
Target Capaian Setiap Tahun
Kondisi
Kinerja
pada
akhir
periode
RPJMD Tahun
0
Tahun
1
Tahun
2
Tahun
3
Tahun
4
Tahun
5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
14 Persentase
kecukupan
pembiayaan
kesehatan sesuai
standar
50% 60% 70% 80% 90% 90%
15 Persentase
Temuan Laporan
Hasil
Pemerikasaan
(LHP) atas
penggunaan
anggaran
keuangan dan aset
yang ditindaklanjuti
83% 85%
87%
89%
92%
95%
95%
Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2014-2019 129
BBAABB VVIIII
PPEENNUUTTUUPP
Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2009 –2014
yang berisi visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, sasaran berikut indikator kinerja
diharapkan mampu menjadi acuan dan arah pembangunan kesehatan di Jawa
Timur selama kurun waktu 5 tahun.
Sangat dimungkinkan akan terjadi perubahan pesat, tidak menentu yang
dipengaruhi faktor ekonomi, sosial, politik maupun iklim, baik yang bersifat
nasional maupun global yang dapat mengubah situasi epidemiologi maupun
kebijakan sehingga rencana strategis yang telah disusun ini memerlukan
penyesuaian.
Tentunya rencana strategis ini (atau yang telah disesuaikan) hanya akan sangat
bermanfaat bila semua pelaku pembangunan kesehatan bekerja penuh dedikasi
dan berorientasi pada tujuan akhir pembangunan sebagaimana amanah para
pendiri Republik Indonesia yang tersurat dalam pembukaan UUD 1945.