k 10-2 hukum anti trust

39
iwan r: Hukum dan Eika Bisnis iwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1 Hukum Hukum Anti Persaingan Anti Persaingan C C urang urang Salah satu Undang undang Salah satu Undang undang yang dipandang sebagai yang dipandang sebagai produk reformasi produk reformasi Indonesia adalah Undang Indonesia adalah Undang Undang Persaingan tidak Undang Persaingan tidak Sehat Sehat

Upload: angela-anggie

Post on 27-Jun-2015

380 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 11

Hukum Hukum Anti Persaingan CAnti Persaingan Curangurang

Salah satu Undang undang yang Salah satu Undang undang yang dipandang sebagai produk dipandang sebagai produk reformasi Indonesia adalah reformasi Indonesia adalah Undang Undang Persaingan Undang Undang Persaingan

tidak Sehattidak Sehat

Page 2: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 22

Hukum Hukum Anti Persaingan CAnti Persaingan Curangurang

Undang undang ini dilahirkan Undang undang ini dilahirkan untuk mencegah terjadinya untuk mencegah terjadinya

praktik curang atau tidak sehat praktik curang atau tidak sehat dalam bisnis antar pelaku bisnis dalam bisnis antar pelaku bisnis

dan tindakan curang kepada dan tindakan curang kepada konsumenkonsumen

Page 3: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 33

Hukum Anti Hukum Anti TTrust,rust, Persaingan CPersaingan Curangurang,, Perlindungan Perlindungan KKonsumenonsumen

PERBANDINGAN

Page 4: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 44

Kesamaan Kesamaan EEsensi 1:sensi 1:Semua mSemua mengakui engakui bbahwa ahwa

Perbedaan Peran Perbedaan Peran ddan/an/aatau Posisi tau Posisi ddalam Berbisnis alam Berbisnis ddapat Merugikan apat Merugikan Pihak Pihak ddengan Peran/Posisi Lebih engan Peran/Posisi Lebih

LemahLemah

Antara Antara yyang Melakukan ang Melakukan TrustTrust ddan an yyang Tidakang Tidak Antara Antara yyang Curang ang Curang ddan an yyang Tidakang Tidak Antara Produsen Antara Produsen ddan Konsumenan Konsumen

Page 5: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 55

Pengertian bentuk KecuranganPengertian bentuk Kecurangan

Kesamaan Kesamaan EEsensi 2:sensi 2:

Multi-dimensi;Multi-dimensi; T Tergantung cara ergantung cara melihat, melihat, PPosisi dan osisi dan KKepentinganepentingan

Penyimpangan Etik

Perbuatan Melawan Hukum

Pelanggaran Kontrak

Page 6: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 66

CARA MENGATASICARA MENGATASI MELARANGMELARANG::

Melarang anti-trust, Melarang anti-trust, melarang berbuat curang, melarang berbuat curang, melarang produsen melarang produsen mempermainkan mempermainkan konsumenkonsumen

MEMPERKUATMEMPERKUAT::

Membatasi anti-trust, Membatasi anti-trust, menanggulangi perbuatan menanggulangi perbuatan curang, melindungi curang, melindungi konsumenkonsumen

Melalui Legislasi yang Tidak Mengintervensi Pasar, Tetapi Mendorong Terciptanya Kompetisi yang Fair,

Efektif Dan Jauh Dari Pelanggaran

Page 7: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 77

PERSAINGAN USAHAPERSAINGAN USAHADilema Penguasaan dan Distribusi Dilema Penguasaan dan Distribusi

SumberSumber Ekonomi Ekonomi

Page 8: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 88

• Mengapa bersaing?• Apakah yang menjadi

instrumen persaingan?• Producer or consumer

welfare?• Kriteria pasar persaingan

sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna

• Jenis-Jenis Pasar: monopoli, oligopoli dll

• Perilaku (behavior) dan struktur pasar (market structure) ...... dsb.

• Demand, supply & equilibrium, deadweight loss, barrier to entry (artificial or natural), market power, elasticity of demand & elasticity of price

• Produk substitusi, penentuan pasar geografis

• Monopoli – akibat monopoli (menaikkan harga & membatasi output, social cost of monopoly)

• Oligopoli, kartel (perjanjian) – tacit collusion, price leader, price signalling, oligopolistic interdependence ..... dsb.

Ceck List !!! PERMASALAHAN PERSAINGANPERMASALAHAN PERSAINGAN

Page 9: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 99

Biasanya perusahaan monopoli memproduksi suatu produk Biasanya perusahaan monopoli memproduksi suatu produk dengan jumlah yang kurang dari dengan jumlah yang kurang dari demanddemand di pasar, sehingga di pasar, sehingga

unit cost menjadi lebih tinggiunit cost menjadi lebih tinggi

Adanya kecenderungan misalokasi sumber dayaAdanya kecenderungan misalokasi sumber daya

Diperlukan Diperlukan costcost dalam mencegah/mematikan kompetitor; dalam mencegah/mematikan kompetitor; misal melakukan usaha misal melakukan usaha entry deterringentry deterring

Diperlukan Diperlukan costcost untuk melobi pihak otoritas dan legislator untuk melobi pihak otoritas dan legislator untuk terus menjaga kehidupan bisnis yang tidak fairuntuk terus menjaga kehidupan bisnis yang tidak fair

MONOPOLIMONOPOLIdan Pemborosandan PemborosanSullivan & Harrison, 1989Sullivan & Harrison, 1989

Page 10: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1010

The Sherman Act, 1890The Sherman Act, 1890MelarangMelarang monopoli yang nyata, percobaan memonopoli dan monopoli yang nyata, percobaan memonopoli dan

kesepakatan untuk bersama-sama memonopolikesepakatan untuk bersama-sama memonopoli

The Clayton Act, 1914The Clayton Act, 1914MelarangMelarang mer mergger yang mengubah struktur dan ukuran bisnis, er yang mengubah struktur dan ukuran bisnis,

sehingga menciptakan monopoli dan mengurangi kompetisisehingga menciptakan monopoli dan mengurangi kompetisi

Federal Trade Commission Act, 1914Federal Trade Commission Act, 1914Mengatur tentang kesempatan bagi perusahaan yang dirugikan oleh Mengatur tentang kesempatan bagi perusahaan yang dirugikan oleh

perusahaan lain sebagai akibat perbuatan anti kompetisi guna perusahaan lain sebagai akibat perbuatan anti kompetisi guna menuntut kerugian ke pengadilan federalmenuntut kerugian ke pengadilan federal

Regulasi Regulasi Anti-TrustAnti-Trustdi ASdi AS

Page 11: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1111

Mentargetkan mencegah praktek-praktek berlebihan Mentargetkan mencegah praktek-praktek berlebihan yang berhubungan dengan pemikatan konsumen yang berhubungan dengan pemikatan konsumen

maupun pembatasan akses konsumen atas maupun pembatasan akses konsumen atas informasiinformasi

Mencegah monopoliMencegah monopoli

Mencegah pengekangan (Mencegah pengekangan (restraintrestraint) terhadap ) terhadap perdaganganperdagangan

Program Program Anti-Trust Common LawAnti-Trust Common Law di Inggrisdi Inggris

Page 12: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1212

INSTITUSI PENGAWASINSTITUSI PENGAWAS

Persaingan UsahaPersaingan Usaha

Federal Trade CommissionFederal Trade Commission dandan Divisi Anti Trust Divisi Anti Trust Departemen Kehakiman Departemen Kehakiman ((ASAS))

KartelamtKartelamt ((JermanJerman)) European CommissionEuropean Commission ((EUEU))

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Komisi Pengawas Persaingan Usaha ((IndonesiaIndonesia))

Page 13: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1313

PERSAINGAN CURANG:PERSAINGAN CURANG:Praktek Bisnis Curang, Persaingan Tidak Sehat, Kegiatan Praktek Bisnis Curang, Persaingan Tidak Sehat, Kegiatan Pemasaran Tidak Jujur, Praktek Pemasaran Tidak Jujur, Praktek Tidak Tidak Halal Halal ddalam Bisnisalam Bisnis

Lebih mudah mengenali yang curang, tidak sehat Lebih mudah mengenali yang curang, tidak sehat atau tidak jujur guna menentukan mana yang tidak atau tidak jujur guna menentukan mana yang tidak

curang, sehat dan jujur (Lubis, 1993)curang, sehat dan jujur (Lubis, 1993)

Seringkali diluar jangkauan hukum: benar secara Seringkali diluar jangkauan hukum: benar secara legal tetapi tetap terasa tidak adil; pelakunya merasa legal tetapi tetap terasa tidak adil; pelakunya merasa

lumrah melakukannya lumrah melakukannya

Page 14: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1414

Penghadangan Lawan Penghadangan Lawan ppada Tingkat Inputada Tingkat Input Mengadakan gangguan pada pemasokan bahan baku kompetitor, Mengadakan gangguan pada pemasokan bahan baku kompetitor, pembajakan sumber daya manusia, penguasaan jaringan usaha dari pembajakan sumber daya manusia, penguasaan jaringan usaha dari

hulu hingga hilirhulu hingga hilir

Penghadangan Lawan Penghadangan Lawan ppada Tingkat Prosesada Tingkat ProsesMengadakan penurunan struktur biaya dengan cara pelipatgandaan Mengadakan penurunan struktur biaya dengan cara pelipatgandaan

jumlah produksi guna mencapai tingkat economies of scale serta jumlah produksi guna mencapai tingkat economies of scale serta pemanfaatan lingkup atau scope produksi sejenispemanfaatan lingkup atau scope produksi sejenis

Penghadangan Lawan Penghadangan Lawan ppada Tingkat Outputada Tingkat OutputPenguasaan channel control, jalur tata niaga, penggunaan strategi Penguasaan channel control, jalur tata niaga, penggunaan strategi

periklanan yang eksploitatifperiklanan yang eksploitatif

PolaPola B Bersaing “ersaing “MMenyimpangenyimpang” ” DDewasa iniewasa ini (Martani Husaini, 1993)(Martani Husaini, 1993)

Page 15: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1515

Pasal-pasal Pasal-pasal yyang Mengatur ang Mengatur PERSAINGAN CURANGPERSAINGAN CURANG

Pasal 382 Bab XXV Pasal 382 Bab XXV KUHPidanaKUHPidana

Unsur-unsurnya adalah: Unsur-unsurnya adalah: perbuatan curang harus perbuatan curang harus berlangsung di bidang berlangsung di bidang perdagangan/usaha, perdagangan/usaha, bertujuan menyesatkan bertujuan menyesatkan masyarakat atau orang masyarakat atau orang tertentu dan tertentu dan menimbulkan kerugian menimbulkan kerugian bagi pesaingnyabagi pesaingnya

Ruang hukum sempitRuang hukum sempit

Pasal 1365-1366 Pasal 1365-1366 KUHPerdataKUHPerdata

Tentang kewajiban setiap Tentang kewajiban setiap orang atau pelaku usaha orang atau pelaku usaha memberikan ganti rugi memberikan ganti rugi kepada orang yang kepada orang yang mengalami kerugian akibat mengalami kerugian akibat kelalaian atau akibat kelalaian atau akibat perbuatan melawan perbuatan melawan hukumnyahukumnya

Ketentuan dirasakan terlalu Ketentuan dirasakan terlalu luas dan meninggalkan luas dan meninggalkan beban pembuktian beban pembuktian

Page 16: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1616

Dilahirkan pada awal era Reformasi, bersemangat populis

Pemerintah mengusulkan UU Persaingan Tidak Sehat, DPR menambahkan kata ‘Anti Monopoli’

Paradigma Dekonsentrasi - (belakangan dijalankan secara tidak konsisten)

Untuk BUMN, terjadi konsentrasi

UU ANTI MONOPOLI DAN UU ANTI MONOPOLI DAN PERSAINGAN TIDAK SEHAT PERSAINGAN TIDAK SEHAT

No. 5/1999No. 5/1999

Page 17: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1717

Asas Asas ddan Tujuanan Tujuan UU No. 5/1999 UU No. 5/1999Pasal 2

Pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseim-bangan

antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum.

Pasal 3Tujuan pembentukan Undang-Undang ini adalah untuk:

a. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat;

b. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama

bagi pelaku usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;

c. Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan oleh pelaku usaha;

d. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.

Page 18: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1818

• Prinsip Larangan terhadap Perilaku (restrictive business practices) – perjanjian atau tindakan

• Larangan terhadap Struktur Pasar (market structure restraint) –

• UU No 5/1999 menggunakan pendekatan keduanya dengan penekanan pada restrictive

business practice

• Hambatan yang sifatnya VERTIKAL dan HORIZONTAL

• Prinsip Larangan terhadap Perilaku (restrictive business practices) – perjanjian atau tindakan

• Larangan terhadap Struktur Pasar (market structure restraint) –

• UU No 5/1999 menggunakan pendekatan keduanya dengan penekanan pada restrictive

business practice

• Hambatan yang sifatnya VERTIKAL dan HORIZONTAL

Page 19: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 1919

PendekatanPendekatan Perse IllegalPerse Illegal dandan

Rule of ReasonRule of Reason ddalamalam Hukum Persaingan Hukum Persaingan

Page 20: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2020

Apabila suatu aktivitas jelas maksud/tujuannya mempunyai akibat MERUSAK PERSAINGAN, maka

hakim tidak perlu harus mempermasalahkan masuk-akal atau tidaknya dari peristiwa yang sama (analogi) sebelum menentukan bahwa peristiwa yang tersebut

merupakan pelanggaran hukum persaingan

Misalnya: secara universal penetapan harga (price fixing)

Pendekatan

PersePerse IllegalIllegal

Page 21: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2121

Pendekatan Rule of Reason :

Menyatakan suatu perbuatan dituduh melanggar hukum persaingan, maka pencari fakta harus mempertimbangkan dan menentukan apakah perbuatan tersebut menghambat persaingan dengan menunjukkan akibatnya terhadap proses persaingan dan apakah perbuatan itu tidak adil atau mempunyai pertimbangan lainnya .

Pertimbangan/Alasan lainnya: • Ekonomi

• Keadilan

• Efisiensi

• Perlindungan terhadap golongan ekonomi tertentu

• Fairness

• Pembuktian yang rumit

• dll

Pendekatan Rule of Reason

Page 22: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2222

•…….sehingga dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum ( Pasal 1 ayat 2) •…. Yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 4)• …sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat (Pasal 7, 21, 22,23)•….sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat (pasal 8) •.. sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 9)• ..yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 11,12,13,16,17,19)• ..yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat (Pasal 14)• ..yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 18,20,26)• …yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 28, ayat 1)• …dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 28 ayat 2)• Lihat & perhatikan Pasal 10 ayat 2 tentang Boykot : …. Sehingga perbuatan tersebut: merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain……dst

•…….sehingga dapat menimbulkan persaingan usaha tidak sehat dan dapat merugikan kepentingan umum ( Pasal 1 ayat 2) •…. Yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 4)• …sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat (Pasal 7, 21, 22,23)•….sehingga dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat (pasal 8) •.. sehingga dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 9)• ..yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 11,12,13,16,17,19)• ..yang dapat mengakibatkan terjadinya persaingan usaha tidak sehat dan atau merugikan masyarakat (Pasal 14)• ..yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 18,20,26)• …yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 28, ayat 1)• …dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat (Pasal 28 ayat 2)• Lihat & perhatikan Pasal 10 ayat 2 tentang Boykot : …. Sehingga perbuatan tersebut: merugikan atau dapat diduga akan merugikan pelaku usaha lain……dst

Page 23: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2323

BENTUK HAMBATANBENTUK HAMBATANdalam Persaingan

• Non price restraint (hambatan dalam bentuk bukan harga)

• Price restraint (hambatan harga)

• Ancillary restraint (Tambahan)

Page 24: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2424

HAMBATAN HAMBATAN VERTIKALVERTIKAL (Vertical Restraint)

HAMBATAN HAMBATAN VERTIKALVERTIKAL (Vertical Restraint)

•Hubungan antara pelaku dengan pelaku Hubungan antara pelaku dengan pelaku usaha yang merupakan suatu jaringan usaha yang merupakan suatu jaringan

proses produksiproses produksi• upstream atau downstream production upstream atau downstream production

•Dapat terjadi dalam satu perusahaanDapat terjadi dalam satu perusahaan• Dapat terjadi antara produser dengan Dapat terjadi antara produser dengan

distributor atau dealerdistributor atau dealer

•Hubungan antara pelaku dengan pelaku Hubungan antara pelaku dengan pelaku usaha yang merupakan suatu jaringan usaha yang merupakan suatu jaringan

proses produksiproses produksi• upstream atau downstream production upstream atau downstream production

•Dapat terjadi dalam satu perusahaanDapat terjadi dalam satu perusahaan• Dapat terjadi antara produser dengan Dapat terjadi antara produser dengan

distributor atau dealerdistributor atau dealer

Page 25: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2525

Hambatan HorizontalHambatan Horizontal (Horizontal Restraint)

• Hubungan antara pelaku dengan pelaku pesaingnya yang sejajar

• Terjadi dalam suatu industri yang sama• Umumnya paling sering bersifat anti

persaingan

Page 26: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2626

Supplier Supplier Supplier

Manufakture Manufakture Manufakture

Wholesaler Wholesaler Wholesaler

Distributor Distributor Distributor

Retailer Retailer Retailer

Page 27: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2727

PERJANJIANPERJANJIAN, , adalah :adalah :suatu perbuatan satu atau lebih pelaku suatu perbuatan satu atau lebih pelaku usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu usaha untuk mengikatkan diri terhadap satu atau lebih usaha lain dengan nama apapun, atau lebih usaha lain dengan nama apapun, baik tertulis maupun tidak tertulisbaik tertulis maupun tidak tertulis

Definisi “ Definisi “ Perjanjian ” ”UU No. 5/1999 Pasal 1(7)UU No. 5/1999 Pasal 1(7)

Page 28: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2828

StStrruktur dan uktur dan MMateri UU No.5/1999ateri UU No.5/1999::

- - PerPerjanjianjanjian yang Dilarang yang Dilarang

- - PerPerbuatanbuatan yang Dilarang yang Dilarang

- - Posisi DominanPosisi Dominan

Pengecualian – lihat Pasal 33 UUD’1945Pengecualian – lihat Pasal 33 UUD’1945Pasal 50 tentang perbuatan, perjanjian serta pelaku Pasal 50 tentang perbuatan, perjanjian serta pelaku

usaha yang dikecualikan dari UU usaha yang dikecualikan dari UU Pasal 51 – BUMN ditetapkan dengan UUPasal 51 – BUMN ditetapkan dengan UU

Monopoli alamiah (Monopoli alamiah (natural monopoly)natural monopoly)

Page 29: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 2929

UNDANG-UNDANG NO. 5/1999UNDANG-UNDANG NO. 5/1999 TENTANGTENTANG

LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK

SEHATSEHAT

Page 30: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3030

Substansi UU No.5/1999:

• Perjanjian yang Dilarang (Pasal 4 – 16)

• Perbuatan yang Dilarang (Pasal 17 – 24)

• Posisi Dominan (Pasal 26-29)

Page 31: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3131

Oligopoli Oligopoli (P(Paassal al 4)4) Penetapan Harga Penetapan Harga – – Price Fixing Price Fixing (P(Pasal asal 55))

Penetapan Harga – Penetapan Harga – DDiskriminasi iskriminasi HHarga arga (Pasal (Pasal 66)) Penetapan Penetapan HHarga dibawah arga dibawah HHarga arga PPasar asar (pasal (pasal 77))

Penetapan harga jual kembali (Penetapan harga jual kembali (Resale Price Maintenance) (Resale Price Maintenance) (Pasal Pasal 8)8) Pembagian Wilayah Pembagian Wilayah (P(Paassal al 9)9)

Pemboikotan Pemboikotan (P(Paassal al 10)10) Kartel Kartel (P(Paassal al 11)11) TrustTrust (P(Paassal al 12)12)

Oligopsoni Oligopsoni (P(Paassal al 13)13) Integrasi Vertikal Integrasi Vertikal (P(Paassal al 14)14)

Perjanjian TertutupPerjanjian Tertutup – – Closed/Tying Agreement Closed/Tying Agreement (P(Paassal al 15)15) Perjanjian dPerjanjian dengan engan Pihak Luar Negeri Pihak Luar Negeri (P(Paassal al 16)16)

Perjanjian DILARANGPerjanjian DILARANG

Page 32: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3232

Monopoli Monopoli (P(Paassal al 17)17) Monopsoni Monopsoni (P(Pasal asal 18)18)

Penguasaan Pasar Penguasaan Pasar (P(Pasal asal 1919)) Menjual Menjual RRugi ugi (Pasal (Pasal 2020))

Melakukan Melakukan KKecurangan Biaya Produksi ecurangan Biaya Produksi (Pasal (Pasal 21)21) Persekongkolan TPersekongkolan Tender ender ((Collusive TenderingCollusive Tendering/Bid /Bid RiggingRigging) ) (P(Pasal asal 2222)) - - Lihat petunjuk KPPU mengenai Lihat petunjuk KPPU mengenai

Persekongkokolan TenderPersekongkokolan Tender Persekongkolan Mendapatkan Informasi Rahasia Persekongkolan Mendapatkan Informasi Rahasia

(Pasal (Pasal 2323)) Persekongkolan Menghambat Produksi/Pemasaran Persekongkolan Menghambat Produksi/Pemasaran

(Pasal (Pasal 24)24)

Perbuatan/Kegiatan Perbuatan/Kegiatan

DILARANGDILARANG

Page 33: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3333

Keadaan dimana Keadaan dimana PELAKU USAHAPELAKU USAHA [psl 1 (4)] : [psl 1 (4)] :

o Tidak mempunyai pesaing yang berarti di pasar bersangkutan dalam kaitan pangsa pasar yang dikuasai,

o …..Pelaku usaha mempunyai posisi tertinggi…dalam kemampuan keuangan,

o Akses pada pasokan dan pasar,

o Kemampuan menyesuaikan pasokan atau permintaan barang/jasa tertentu

POSISI DOMINANPOSISI DOMINAN

Page 34: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3434

Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku Satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku usaha menguasai 50% atau lebih pangsa pasar usaha menguasai 50% atau lebih pangsa pasar

satu jenis barang/jasa tertentu; satu jenis barang/jasa tertentu;

Dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok usaha Dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok usaha menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu menguasai 75% atau lebih pangsa pasar satu

jenis barang/jasa tertentujenis barang/jasa tertentu

Kriteria mKriteria memiliki emiliki

““Posisi DominanPosisi Dominan””, jika , jika [psl 25 (2)][psl 25 (2)] ::

Page 35: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3535

Menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk Menetapkan syarat-syarat perdagangan dengan tujuan untuk mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh mencegah dan atau menghalangi konsumen memperoleh

barang/ jasa yang bersaing dalam harga dan kualitas;barang/ jasa yang bersaing dalam harga dan kualitas;

Membatasi pasar dan perkembangan teknologi; Membatasi pasar dan perkembangan teknologi;

Menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi Menghambat pelaku usaha lain yang berpotensi menjadi pesaing untuk memasuki pasar bersangkutanpesaing untuk memasuki pasar bersangkutan

PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINANPENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN

((llangsung maupun tidak langsung),angsung maupun tidak langsung), dilarangdilarang [psl 25 (1)][psl 25 (1)] ::

Page 36: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3636

Jabatan Rangkap (Direksi atau KomisarisJabatan Rangkap (Direksi atau Komisaris – – Pasal Pasal 26);26);

Pemilikan Saham Mayoritas Pemilikan Saham Mayoritas (P(Pasalasal 27); 27);

Penggabungan, Peleburan Dan Penggabungan, Peleburan Dan Pengambilalihan Pengambilalihan (P(Pasal asal 28 & 29)28 & 29)

POSISI DOMINANPOSISI DOMINAN dapat terjadidapat terjadi,, melalui: melalui:

Page 37: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3737

Dari ‘Dari ‘product outproduct out’ menjadi ‘’ menjadi ‘market inmarket in’’ – memproduksi barang – memproduksi barang dan jasa dengan menguji aspek keamanan dan jasa dengan menguji aspek keamanan dandan perlindungan perlindungan

konsumenkonsumen

Dari ‘Dari ‘let consumer bewarelet consumer beware’ (atau ’ (atau caveat emptorcaveat emptor) menjadi ‘) menjadi ‘let let producer bewareproducer beware’’ (atau (atau caveat venditorcaveat venditor) – agar produsen ) – agar produsen

yang justru harus berhati-hati sebelum melepas produkyang justru harus berhati-hati sebelum melepas produk

Dari hak-hak konsumen menjadi Dari hak-hak konsumen menjadi hak-hak hukum konsumenhak-hak hukum konsumen – memberi legal basis bagi masyarakat konsumen untuk – memberi legal basis bagi masyarakat konsumen untuk

menuntut hakmenuntut hak

Paradigma Paradigma UU PERLINDUNGAN UU PERLINDUNGAN

KONSUMEN KONSUMEN NNo. 8/1999o. 8/1999

Page 38: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3838

Tahap Pra-transaksi KonsumenTahap Pra-transaksi KonsumenVital bagi konsumen memperoleh informasi atau keterangan yang Vital bagi konsumen memperoleh informasi atau keterangan yang

benar, jelas dan jujur serta akses untuk mendapatkannya dari pelaku benar, jelas dan jujur serta akses untuk mendapatkannya dari pelaku usaha yang beritikad baik dan bertanggungjawabusaha yang beritikad baik dan bertanggungjawab

Tahap Transaksi KonsumenTahap Transaksi KonsumenSaat terjadi proses peralihan kepemilikan barang daSaat terjadi proses peralihan kepemilikan barang dann/atau jasa, maka /atau jasa, maka

semua klausula baku atau perjanjian dengan syarat-syarat yang ditentukan semua klausula baku atau perjanjian dengan syarat-syarat yang ditentukan secara sepihak oleh pelaku usaha, tanpa membicarakan materianya secara sepihak oleh pelaku usaha, tanpa membicarakan materianya

dengan konsumen, batal demi hukumdengan konsumen, batal demi hukum

Tahap Purna-transaksi KonsumenTahap Purna-transaksi KonsumenApabila informasi (lisan atau tertulis) dari baApabila informasi (lisan atau tertulis) dari bararang dan/atau jasa ng dan/atau jasa

yang disediakan oleh pelaku usaha sesuai dengan pengalaman konsumenyang disediakan oleh pelaku usaha sesuai dengan pengalaman konsumen dalam pemakaian, penggunaan dan/atau pemanfaatan produk, maka dalam pemakaian, penggunaan dan/atau pemanfaatan produk, maka

konsumen akan puas.konsumen akan puas. Bila tidak puas dan terjadi gugatan, maka bukan Bila tidak puas dan terjadi gugatan, maka bukan penggugat yang wajib membuktikan ketidaksesuaian yang terjadi,tetapi penggugat yang wajib membuktikan ketidaksesuaian yang terjadi,tetapi

pelaku usahalah yang wajib membuktikan ketiadaan unsur kesalahan yang pelaku usahalah yang wajib membuktikan ketiadaan unsur kesalahan yang dilakukannyadilakukannya

PERLINDUNGAN berbasis PERLINDUNGAN berbasis Tahapan Transaksi KonsumenTahapan Transaksi Konsumen

Page 39: K 10-2 Hukum Anti Trust

iwan r: Hukum dan Eika Bisnisiwan r: Hukum dan Eika Bisnis 3939

Adanya Badan Penyelesaian Sengketa Adanya Badan Penyelesaian Sengketa KonsumenKonsumen

Antara pelaku usaha dan konsumenAntara pelaku usaha dan konsumen Dengan cara mediasi, konsiliasi atau arbitrasiDengan cara mediasi, konsiliasi atau arbitrasi

Adanya Gugatan KelompokAdanya Gugatan Kelompok Gugatan kelompok atau Gugatan kelompok atau clasclasss action action harus diajukan oleh konsumen yang benar- harus diajukan oleh konsumen yang benar-

benar dirugikan dan dapat dibuktikan secara hukum, antara lain adanya bukti benar dirugikan dan dapat dibuktikan secara hukum, antara lain adanya bukti transaksitransaksi

Bandingkan dengan UU no. 24/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Bandingkan dengan UU no. 24/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengartikan hak gugatan perwakilan sebagai “hakmengartikan hak gugatan perwakilan sebagai “hak kelompok kecil masyarakat untuk kelompok kecil masyarakat untuk

bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah besar yang dirugikan…”bertindak mewakili masyarakat dalam jumlah besar yang dirugikan…”

HAL SPESIFIKHAL SPESIFIK dalam UU no. 8/1999dalam UU no. 8/1999