newsletter trust edisi 2

8
Edisi II | Tahun 2015 TRUST 1 L angit cukup cerah pagi itu. Na- mun hangatnya sinar mentari tak mampu mengusir hawa dingin yang menusuk tulang. Kota Cam- bridge yang terletak di negara bagian Mas- sachusetts, Amerika Serikat itu memang sedang mengalami musim gugur. Suhun- ya sekitar 6 derajat celcius. Ratusan muda-mudi hilir mudik den- gan tas gendongnya. Dari gaya pakaian dan buku-buku yang ditenteng, sudah dapat dipastikan mereka adalah mahasis- wa. Di kota ini memang terdapat kampus ternama sejagad raya, Harvard University. Kampusnya orang-orang penting saentero dunia. Presiden Barrack Obama dan tujuh presiden Amerika lainnya pernah menun- tut ilmu di sini. Ban Ki-moon, Al Gore, Lee Hsien Loong, Donald Tsang, adalah deretan pemimpin dunia yang sempat merasakan bangku kuliah Harvard. Di In- donesia sendiri ada Gita Wirjawan, Agus Harimurti Yudhoyono, Arif Budiman, dan puluhan tokoh penting lainnya yang juga jebolan kampus ini. Universitas swasta yang masuk da- lam kelompok “Ivy League” ini memang memiliki kampus yang mentereng, den- gan fasilitas yang super lengkap. Ge- dung-gedung tua berwarna merah bata berjejer rapi mengelilingi Harvard Yard yang penuh dengan daun berserakan. Di sisi lainnya, deretan toko dan restoran di Harvard Square memanjakan mahasiswa dan pengunjung kampus tertua di Ameri- ka ini. Perpustakaan Harvard adalah per- pustakaan akademik terbesar di Amerika. Tak ayal, kualitas pendidikannya juga no- mor wahid. Bagaimana Harvard bisa “semegah” itu? Ternyata, salah satu sumber pen- danaan Harvard adalah dana abadi (en- dowment fund) yang dimiliki universitas. Pada tahun 2013, dana abadi yang dihim- pun Harvard mencapai USD 32 milyar, atau setara dengan Rp384 trilyun. Angka ini sebanding dengan 20 persen APBN In- donesia di tahun 2015. Mimpi Menyamai Harvard Edisi II | Tahun 2015 TRUST STF Optimalisasi Dana Abadi

Upload: social-trust-fund

Post on 24-Jul-2016

240 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Trust adalah sebuah newsletter yang diterbitkan oleh Lembaga Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bertujuan sebagai bentuk tanggungjawab kami, serta jembatan informasi dan komunikasi dengan masyarakat maupun donatur STF UIN Jakarta terkait aktivitas sosial yang kami lakukan.

TRANSCRIPT

Page 1: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

1

Langit cukup cerah pagi itu. Na-mun hangatnya sinar mentari tak mampu mengusir hawa

dingin yang menusuk tulang. Kota Cam-bridge yang terletak di negara bagian Mas-sachusetts, Amerika Serikat itu memang sedang mengalami musim gugur. Suhun-ya sekitar 6 derajat celcius.

Ratusan muda-mudi hilir mudik den-gan tas gendongnya. Dari gaya pakaian dan buku-buku yang ditenteng, sudah dapat dipastikan mereka adalah mahasis-wa. Di kota ini memang terdapat kampus ternama sejagad raya, Harvard University. Kampusnya orang-orang penting saentero dunia. Presiden Barrack Obama dan tujuh

presiden Amerika lainnya pernah menun-tut ilmu di sini. Ban Ki-moon, Al Gore, Lee Hsien Loong, Donald Tsang, adalah deretan pemimpin dunia yang sempat merasakan bangku kuliah Harvard. Di In-donesia sendiri ada Gita Wirjawan, Agus Harimurti Yudhoyono, Arif Budiman, dan puluhan tokoh penting lainnya yang juga jebolan kampus ini.

Universitas swasta yang masuk da-lam kelompok “Ivy League” ini memang memiliki kampus yang mentereng, den-gan fasilitas yang super lengkap. Ge-dung-gedung tua berwarna merah bata berjejer rapi mengelilingi Harvard Yard yang penuh dengan daun berserakan. Di

sisi lainnya, deretan toko dan restoran di Harvard Square memanjakan mahasiswa dan pengunjung kampus tertua di Ameri-ka ini. Perpustakaan Harvard adalah per-pustakaan akademik terbesar di Amerika. Tak ayal, kualitas pendidikannya juga no-mor wahid.

Bagaimana Harvard bisa “semegah” itu? Ternyata, salah satu sumber pen-danaan Harvard adalah dana abadi (en-dowment fund) yang dimiliki universitas. Pada tahun 2013, dana abadi yang dihim-pun Harvard mencapai USD 32 milyar, atau setara dengan Rp384 trilyun. Angka ini sebanding dengan 20 persen APBN In-donesia di tahun 2015.

Mimpi Menyamai Harvard

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

STF Optimalisasi Dana Abadi

Page 2: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

2

Lalu apa itu endowment fund? Dana abadi menurut James Tobin, adalah “the guardians of the future against the claims of the present. It is to preserve equity among generations”. Yang berarti sebagai “penja-min masa depan terhadap tuntutan masa sekarang. Hal ini untuk melindungi hak keadilan antargenerasi”. Secara sederhana kita dapat mengartikannya sebagai dana yang kebermanfaatannya panjang dan terus mengalir. Dalam Islam, kita mengenalnya dengan wakaf.

Di Indonesia, pada tahun 2013 total dana abadi untuk pendidikan baru bisa terkumpul sebanyak Rp10, 617 triliun dan menjadi Rp24 triliun di tahun 2014. Dana itu pun berasal dari ABN, yang disisihkan dari pos anggaran fungsi pendidikan. Ber-beda dengan kampus di luar negeri yang mampu menggalang dana abadi dari mas-yarakat dan alumni.

Direktur STF, Prof. Dr. Jamhari mengakui, rasa “iri” kepada perguruan tinggi besar di dunia seperti Harvard University menjadi motivasi tersendiri ketika mendirikan STF tahun 2012 lalu. “Kami memiliki mimpi besar bagaimana UIN Jakarta bisa menjadi ikon kebanggaan umat Islam Indonesia. Salah satu caranya adalah dengan memiliki dana abadi yang sangat besar. Dana abadi itu bisa menopang biaya operasional dan pengembangan pendidikan di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” terangnya.

Mimpi besar itu kemudian dirajut melalui langkah-langkah sederhana, menghimpun dan mengoptimalkan kedermawanan masyarakat. Potensi kedermawanan yang sangat besar di masyarakat harus bisa didayagunakan agar dapat membawa manfaat untuk

PERINGKAT UNIVERSITAS DENGAN DANA ABADI TERBESAR

No Universitas Dana Abadi (juta)

1. Harvard University $ 32,3

2. Yale University $ 20,780

3. The University of Texas System $ 20,448

4. Stanford University $ 18,689

5. Princeton University $ 18,200

6. Massachusetts Institute of Technology $ 11,006

7. The Texas A&M University System $ 8,732

8. University of Michigan $ 8,382

9. Columbia University $ 8,198

10. Northwestern University $ 7,883

masyarakat luas. “Untuk memulainya, kami mengajak kolega terdekat dari dosen dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah untuk menyisihkan sebagian rezekinya melalui STF. Ada yang berdonasi Rp 50 ribu, Rp 100 ribu, dan seterusnya.”

Perlahan namun pasti, kepercayaan masyarakat terhadap STF semakin men-ingkat. Pada tahun 2014 lalu, dana yang berhasil dihimpun dan dikelola STF mencapai Rp 2,1 milyar. Dana itu berasal dari donasi individu, grant dari lembaga donor, serta penjualan barang donasi di Charity Store. Khusus untuk endowment, dana yang terhimpun sejak 2012 menca-

pai Rp 531 juta.

Dana ini dikelola untuk berbagai program yang dijalankan STF seper-ti beasiswa, dana talangan pendidikan, dan Tabungan Kesehatan Masyarakat (Bungkesmas). Pada tahun 2015 ini, STF akan menghimpun dana endowment un-tuk pembangunan Philanthropy Tower. Gedung ini selain dimanfaatkan untuk pengembangan filantropi, juga akan di-gunakan untuk komersil, seperti apar-temen, balai pertemuan, dan fasilitas komersial lainnya. Keuntungannya akan digunakan untuk beasiswa dan berbagai program sosial lainnya. [fah/mir]

CIPUTAT—Social Trust Fund (STF) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuka outlet

Charity Store di samping Bank Mandiri Kas UIN Jakarta. Direktur STF, Prof. Dr. Jamhari Makruf meresmikan langsung pembukaan outlet ini.

Dalam sambutannya, Prof. Dr. Jamhari mengapresiasi pembukaan gerai ini. Menurutnya, lokasi outlet yang strategis akan memudahkan masyarakat untuk berderma melalui STF. “Mereka bisa berderma dengan berdonasi ataupun membeli barang-barang yang ada di sini,” tuturnya sesaat sebelum menggunting pita peresmian, Senin (29/9).

Selain itu, Prof. Jamhari menambahkan,

STF Resmikan Gerai Charity Store

Page 3: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

3

CIPUTAT — Di penghungjung tahun 2014 lalu Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta

kembali memberikan beasiswa kepada mahasiswa/I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. STF memilih 35 mahasiswa yang memiliki latar belakang ekonomi rendah namun memiliki prestasi yang baik.

Semua penerima beasiswa itu telah menyisihkan 1800 lebih aplikasi yang masuk, dan 120 yang diwawancara. Kesemuanya berasal dari berbagai fakultas yang ada di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Secara simbolis, beasiswa diserahkan kepada Ummu Salamah (mahasiswi Prodi. Ilmu Hukum/FSH) dan Ipan Maspupan (mahasiswa Jur. SKI/FAH) di Ruang Sidang Utama Gd Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta oleh Direktur STF, Prof. Dr. Jamhari, Rabu (26/11).

Dalam arahannya, Prof. Jamhari berpesan agar mahasiswa penerima beasiswa STF, atau yang akrab disapa Truster, dapat menjaga amanah beasiswa ini dengan baik. Pasalnya,

beasiswa yang diberikan itu adalah titipan dari para donatur yang tulus ikhlas menitipkan sebagian hartanya melalui STF. “Uang beasiswa ini tidak serta merta ada, melainkan dari mereka para dermawan, yang notabene juga bukan orang yang berkelebihan,” pesannya.

Mantan Wakil Rektor IV UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga berpesan agar para mahasiswa juga mengalirkan kebaikan yang telah diberikan oleh para dermawan itu dengan berkontribusi melalui STF, baik dengan materil, moril, pikiran ataupun gagasan. “Beramal itu tidak harus menunggu kaya,” tegasnya.

Manager Beasiswa STF, Eva Mushoffa mengatakan, selain mendapat bantuan SPP dan atau uang saku, para penerima beasiswa STF juga akan dibekali berbagai pelatihan dan penguatan kapasitas, baik akademik, maupun non-akademik. “Mereka juga dituntut untuk aktif sebagai volunteer STF sebagai bentuk kontribusi sosialnya,” tukasnya.

Selain itu, pada awal tahun 2015 ini, STF bekerjasama dengan Bank Indonesia, juga memberikan beasiswa kepada 40 mahasiswa/i. Namun, beasiswa ini diberikan kepada jurusan-jurusan tertentu seperti Ilmu Ekonomi, Perbankan Syariah, Manajemen, dan Agribisnis. [mir]

Komitmen STF Bantu Mahasiswa Kurang Mampu

Charity Store juga bisa menjadi sarana latihan dan penumbuhan jiwa entrepreneurship mahasiswa-mahasiswi penerima beasiswa STF. Beasiswa STF, tambah Prof. Jamhari, tidak sekedar memberikan uang SPP atau uang saku, melainkan juga keterampilan yang bisa meng-up grade kapasitas penerima beasiswanya.

Sementara itu, Manager Program STF, Emi Ilmiah dalam kesempatan yang sama melaporkan pertumbuhan Charity

Store yang menggembirakan. “Banyak masyarakat yang antusias mendermakan barang dan koleksi pribadinya seperti pakaian dan aksesoris. Penjualan Charity Store juga sangat memuaskan,” tukasnya.

Charity Store adalah layanan donasi yang disiapkan bagi para donatur yang ingin mendermakan barang-barangnya, baik berupa pakaian, aksesoris, elektronik, maupun perlengkapan hobi. Barang-barang yang didonasikan ini akan dijual, dan hasilnya akan

digunakan untuk beasiswa.Bagi masyarakat yang ingin

berdonasi, silahakn mendatangi outlet CS dekat pintu keluar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau di Gd. Auditorium Harun Nasution Lt Dasar, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl Ir H Juanada No 50 Ciputat. Anda juga bisa menghubungi kami di 021 7499531 atau HP 081380559914. Mari berderma untuk mengubah dunia!

Page 4: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

4

Mahasiswa adalah aset bangsa yang sangat berharga. Mereka akan mewarnai bangsa ini ke depannya. Sayangnya, banyak mahasiswa yang mengalami

kesulitan ekonomi, dan terancam tak bisa melanjutkan kuli-ahnya karena kendala biaya. Termasuk di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, banyak mahasiswa yang berasal dari kelompok ekonomi rendah, kondisi mereka sangat rawan.

Sebagai anak bangsa kita memiliki tanggung jawab sosial untuk menyelamatkan mereka. Meski banyak lembaga yang memberikan beasiswa, masih banyak mahasiswa yang tidak mendapat kesempatan. Untuk itu, kontribusi alumni, sekecil apa pun, sangat dibutuhkan untuk membantu mengatasi kes-ulitan adik-adik mahasiswa. “Kita bisa menyumbang melalui STF untuk adik-adik yang mengalami kesulitan ekonomi,” ungkap Yoes Rusmaeni.

Yoes Rusmaeni adalah alumni IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia masuk UIN pada tahun 1994. Yoes juga telah men-jadi donatur tetap STF UIN Jakarta. Menurut ibu dua orang anak ini, keberadaan STF sangat penting dalam membantu mahasiswa-mahasiswi UIN yang berasal dari kalangan kelu-arga tak mampu. Ia membandingkan bagaimana dirinya ber-sama teman-temannya harus pontang-panting mencari bea-siswa, saat masih kuliah dahulu. “Di masa kita dahulu tidak ada (lembaga seperti STF),” ungkap Yoes.

Yoes mengatakan, selain bentuk rasa syukur, berdona-si melalui STF juga bagian dari upaya untuk membersihkan harta dan rezeki yang diterimanya selama ini. Selain itu, ia yakin donasi yang disalurkan melalui STF akan dikelola den-gan baik. “Saya kenal pengelola (STF)-nya, saya percaya dan tidak ada keraguan,” ujarnya.

Ia pun mengajak teman-temannya sesama alumni UIN untuk berdonasi melalui STF. Selain itu, ia juga memberi masukan kepada STF agar lebih intens menjalin komunikasi dengan alumni lebih banyak lagi. “Ini adalah salah satu ben-tuk kontribusi kita kepada almamater. Semakin banyak yang berdonasi, semakin banyak yang terbantu.” tukasnya.

Yoes Rusmaeni:Saatnya Alumni Berkontribusi

Page 5: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

5

Masjid Bencoolen di Singapura itu tidak ter-lalu besar untuk ukuran masjid. Lebih tepat disebut musala karena ukurannya yang

mungil. Masjid ini seperti menjadi tumpuan bangu-nan yang menjulang di atasnya. Namanya Somerset Building, sebuah apartemen.

Apartemen ini adalah aset wakaf yang dikelola Ma-jelis Ugama Islam Singapura (MUIS), atau MUI-nya umat Islam Singapura. Apartemen itu dikelola oleh perusahaan swasta yang ditunjuk oleh MUIS lewat unit usahanya, Waress Investment Pte Ltd.

Sebelum menjadi apartemen, aset wakaf itu hanya berupa masjid. Wakaf itu berasal dari saudagar Mus-lim, Syed Omar bin Ali Aljuneid yang membangun masjid pada 1845. Setelah Singapura merdeka, pe-merintah membentuk dan menunjuk MUIS sebagai otoritas yang mengatur aktivitas kaum muslimin, ter-masuk kegiatan ekonomi. Penunjukan itu dimanfaat-kan otoritas umat Islam itu dengan pengelolan secara profesional.

Warees bekerjasama dengan Ascott Group Limited memugar masjid dan membangun apartemen untuk rumah tinggal. Adapun Masjid Bencoolen tetap ber-diri dan menyatu dengan kawasan apartemen yang bernama Somerset. Tidak jauh dari Masjid juga ter-dapat restaurant yang menjual makanan halal bagi kaum muslim dan masyarakat Singapura.

Hasil dari pembangunan ini adalah apartemen 12 lantai, masjid Bencoolen dengan daya tampung 1.110 jamaah, dan properti komersial lainnya. Prop-erti wakaf ini disewakan kepada siapa saja, boleh non-muslim, asalkan bisnisnya itu halal.

Selain mengatur zakat, MUIS berfokus mengelola wakaf. Mereka mendobrak kejumudan wakaf yang dulunya hanya berupa masjid dan tanah. Kebutuhan properti yang tinggi di Singapura, baik untuk rumah tinggal maupun perkantoran, membuat MUIS makin bersemangat berinovasi.

Mereka tak segan mengubah masjid menjadi kawa-san bisnis, kendati tetap mempertahankan keberadaan masjid. Salah satu contohnya Masjid Bencoolen itu. Mereka juga berani menyewakan aset wakaf tidak

strategis ke pengusaha dalam kurun waktu puluhan tahun. Hasil sewa dibelikan aset baru di lokasi yang strategis. Tujuannya menghasilkan pendapatan yang akan menambah aset wakaf dan dana untuk dakwah Islam.

Strategi tersebut tokcer. Pengelolaan aset wakaf menghasilkan jutaan dolar keuntungan. Bahkan aset wakaf bertambah. Bukan hanya kalangan muslim yang terperangah, Mantan Perdana Menteri Singapura, Goh Chok Tong, melirik aset muslim ini. Ia m e m b e r i k a n p e r h a t i a n terhadap wakaf. Ia sampaikan ketertarikannya itu ketika ada konferensi wakaf internasional pada 2007. Bahkan ia menantang dana-dana wakaf di luar Singapura agar diinvestasikan di Singapura.

Goh Chok Tong sadar, ekonomi Singapura akan melambat seiring warganya yang menua. Maka harus ada formula baru meramu perekonomian Singapura. Ia melihat pengelolaan wakaf menjadi salah satu daya tarik yang bakal memberikan angin segar untuk per-tumbuhan ekonomi Singapura.

Ibarat pasar, perhatian Goh Chok Tong bukan pasar kaget. Jauh sebelumnya MUIS diberikan kemu-dahan dan kelonggaran. Salah satunya membebaskan pajak untuk pendapatan yang dihasilkan aset wakaf. Kendati Singapura bukan dijalankan dengan syariah Islam, namun otoritas Singapura lebih fair dan men-junjung akal sehat kepada umat Islam. Mereka tidak melihat umat Islam yang minoritas sebagai ancaman namun justru sebagai aset negara yang harus diber-lakukan sama dengan kelompok lain. [mir]

Optimalisasi dan Pengembangan Wakaf

Berkaca pada Negeri Singa

Page 6: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

6

Matanya terus dipaksa menat-ap data-data di layar monitor.

Sesekali ia membolak-balik ker-tas putih yang menumpuk di atas mejanya, lalu kembali memencet papan tuts untuk memasukkan data. Empat kali dalam seminggu memasukkan data penuh angka ke komputer adalah hal yang san-gat membosankan, terlebih hanya dengan gaji Rp200 ribu per bulan. Namun apa daya, semua pekerjaan itu harus ia jalani karena tak ada pilihan lain.

Ipan Maspupan namanya. Pria asal Garut ini masih berusia 21 ta-hun, dan baru duduk di semester 3 Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Namun, pengalamannya untuk melanjutkan studinya bisa dia-cungi jempol. Banyak pekerjaan serabutan telah dilakoni. Ia per-nah berjualan nasi kucing dengan modal menjual vespa miliknya. Pekerjaan itu hanya bertahan be-berapa bulan, karena uang usaha dibawa kabur temannya sendiri. Diapun harus rela menanggung biaya sewa tempat yang sampai se-karang belum lunas.

Kesulitan yang menderanya tak berani ia sampaikan kepada kel-uarga. Orang tuanya terlanjur senang karena menyangka Ipan telah menerima beasiswa sejak

semester awal. Ia teringat, saking senangnya, sang Ibu pernah mem-buatkan tumpeng sebagai bentuk syukur karena Ipan diterima di Perguruan Tinggi. “Saya sempat menangis tersedu-sedu di halte kampus saat mengetahui informa-si beasiswa itu tidak jadi ia terima,” ujar Ipan. Alih-alih berkata jujur yang mungkin bisa dimengerti orang tuanya, Ipan justru memilih untuk berjuang sendiri.

Ipan juga pernah menjalani pekerjaan sebagai pencuci motor. Pekerjaan itu ia lakukan selepas jam kuliah. Kulitnya yang sensitif dengan deterjen, membuatnya harus menahan perih tiap waktu. Hanya hal itu yang bisa dilakukannya, setelah 27 lamaran kerjanya ditolak. Masa-masa akhir semester adalah momok baginya. Pasalnya, uang SPP yang baginya amat mahal sudah harus ia siapkan. Ipan pun harus melipatgandakan usahanya mencari penghasilan.

Ipan sempat bergumam dan mer-atapi nasib. Alangkah beruntung-nya teman-teman di kampusnya yang bisa gonta-ganti sepatu kapan pun ia mau, sedang dirinya hanya bisa membeli sepatu second dari tukang sol sepatu. Malang nian, terlebih saat satu-satunya sepatu yang ia miliki diambil pemulung. Ipan pun harus mengenakan san-dal ke kampus. “Itu pun pinjaman,” tukasnya.

Orang mungkin sempat tidak per-caya apa yang telah menimpan-ya selama ini. Sejak pertama kali menginjakkan kakinya di Ciputat hingga semeseter 2, Ipan tidak

memiliki tempat tinggal atau kos layaknya mahasiswa lain. Untuk menyiasatinya, ia menumpang, berpindah dari satu kosan ke ko-san temannya yang lain. Baru saat menjelang semester 3, dia bisa merasakan betapa nikmatnya pun-ya kamar kos sendiri, meski ia ha-rus berbagi dengan 14 teman lain-nya dalam satu rumah kontrakan yang dibayar patungan.

Bagaimanapun, Ipan merasa bang-ga karena ia mampu bertahan. Ia tak pernah meminta uang sepeser pun kepada orang tua untuk mem-biayai kuliahnya. Ipan pun harus menahan kerinduan tak pulang ke kampung halaman dalam wak-tu lama untuk menghemat uang. “Pulang ke rumah juga semakin bikin sedih,” tuturnya. Ipan tak in-gin ibu-bapaknya tahu bagaimana kesulitasn yang dialaminya.

Kini, Ipan dapat tersenyum lega. Minimal ia tak perlu bersusah payah memikirkan uang SPP yang nilainya sangat besar bagi seorang Ipan. Ya, Ipan adalah salah satu penerima beasiswa STF sejak akhir tahun 2014 lalu. Meski harus ber-juang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, prestasi akademik Ipan tetap terjaga. IPK terakhir yang diraihnya mencapai 3,6.

Namun, perjuangan Ipan belum berakhir. Ia masih menyisakan empat semeter masa studinya. Ipan masih harus menjaga prestasi akademiknya agar tetap mendapat beasiswa. Ia juga masih harus bek-erja untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari. [fah/mir].

Tak Kenal LelahBerjuang untuk Kuliah

Ipan Maspupan

Page 7: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

7

I. DANA MASUK Donasi Umum Rp. 139.494.637 Program Beasiswa Rp. 46.116.500 Program Bungkesmas Rp. 25.122.500 Program Charity Store Rp. 26.079.500 Program Dana Talangan Rp. 42.870.000 Grant Rp. 1.830.652.008 Endowment Rp. 1.380.000 TOTAL DANA MASUK Rp. 2.111.715.145 II. DANA KELUAR 1. Program Beasiswa Rp. 177.380.000 2. Program Bungkesmas Rp. 389.453.312 3. Program Dana Talangan Rp. 22.550.000 4. Program Charity Store Rp. 22.095.950 5. Shortcourse Antropologi Rp. 600.000.000 5. Operasional Rp. 294.040.700 TOTAL DANA KELUAR Rp. 1.505.519.962 SALDO 2014 Rp. 606.195.183 PIUTANG Dana Talangan 2012 & 2013 Rp. 19.360.100 POSISI KEUANGAN 2013 Rp. 1.415.123.993 POSISI KEUANGAN 2014 Rp. 2.040.679.276

LAPORAN KEUANGAN SOCIAL TRUST FUND UIN

Tahun 2014

Penanggungjawab: Prof. Dr. Jamhari | Dewan Redaksi : Dr. Amelia Fauzia, Emi Ilmiah, Husnul Khitam, Wilda Farah, Rosita, Sri Hidayati| Pemimpin Redaksi: Amirul Hasan | Redaktur: Asia Tarjamah, Intan Widhy Astuti, Dorifah, Gerhana Ika Saraswati, Robia-tul Adawiyahi | Sekretaris Redaksi: Fuzi Fauziah | Distribusi dan sirkulasi : Baryati | Design dan Lay Out : Kasyfiyullah | Alamat Redaksi : Gd Auditorium Prof. Dr. Harun Nasution Lt Dasar, Jl Ir H Juanda No 95 Ciputat 15412. Telp 021-7499531 Fax 021-749 9531 email: [email protected] web : www.socialtrustfund-uinjkt.org

Dewan Redaksi

Page 8: Newsletter TRUST edisi 2

Edisi II | Tahun 2015 TRUST

8

“Ketua Dewan Pembina STF UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat menyumbangkan 3000 lebih bukunya kepada STF UIN Jakarta. Buku ini nantinya akan dijual kembali melalui Charity Store yang hasilnya akan digunakan untuk beasiswa.

Secara simbolis, buku diterima Manager Charity Store, Roosita Meilani, MA, Jumat 9 Januari 2015”

Keluarga Besar Social Trust Fund UINMengucapkan Selamat kepada:

di Jakarta, 26 Januari 2015

Prof. Dr. Azyumardi Azra (Anggota Dewan Pembina Social Trust Fund)

Prof. Dr. Jamhari (Direktur Sosial Trust Fund)

Atas Penghargaan“Foreign Minister Commendations”dari Kementrian Luar Negeri Jepang