jurusanteknologihasilpertanian ...repository.ub.ac.id/8288/1/pratiwi, dinar ayu kusuma.pdfbrawijaya...
TRANSCRIPT
i
PROFILING ATRIBUT SENSORI DENGAN METODE RATA(RATE-ALL-THAT-APPLY ) PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
DI PT CHEIL JEDANG INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
SKRIPSI
OlehDINAR AYU KUSUMA PRATIWI
135100101111065
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2017
ii
PROFILING ATRIBUT SENSORI DENGAN METODE RATA(RATE-ALL-THAT-APPLY ) PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
DI PT CHEIL JEDANG INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
OlehDINAR AYU KUSUMA PRATIWI
135100101111065
Sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Teknologi Pertanian
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2017
iii
iv
IDENTITAS TIM PENGUJI
1 Dosen Penguji I
Nama Dr Siti Narsito Wulan STPMP
NIP 19731225 199903 2 0001
2 Dosen Penguji II
Nama Wenny Bekti SSTPMFoodStPhD
NIP 19820405 200801 2 015
3 Dosen Penguji
Nama Kiki Fibrianto STPMPhilPhD
NIP 198202062 200501 1 001
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
dilahirkan di Jombang pada tanggal 16 September 1995
dari ayah yang bernama Hariona dan Ibu yang bernama
Karmini Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara saudara penulis bernama Intan Ayu Citra N
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Losari 1 Ploso pada tahun 2007 kemudian
menyelesaikan pedidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Ploso 2010 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ploso
dan lulus pada tahun 2013
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang study S1 di Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya Malang Pada masa pendidikannya penulis aktif mengikuti kegiatan
akademik sebagai asisten praktikum Kimia Dasar tahun 2014 dan Analisis
Sensori tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT Cheil
Jedang Indonesia pada tahun 2016 dan Penulis melanjutkan Magang Skripsi di
PT Cheil Jedang Indonesia pada tahun 2017 Penulis memiliki pengalaman
kepanitiaan sebagai anggota Pendamping OPJH 2014
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
ii
PROFILING ATRIBUT SENSORI DENGAN METODE RATA(RATE-ALL-THAT-APPLY ) PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
DI PT CHEIL JEDANG INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
OlehDINAR AYU KUSUMA PRATIWI
135100101111065
Sebagai salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Teknologi Pertanian
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2017
iii
iv
IDENTITAS TIM PENGUJI
1 Dosen Penguji I
Nama Dr Siti Narsito Wulan STPMP
NIP 19731225 199903 2 0001
2 Dosen Penguji II
Nama Wenny Bekti SSTPMFoodStPhD
NIP 19820405 200801 2 015
3 Dosen Penguji
Nama Kiki Fibrianto STPMPhilPhD
NIP 198202062 200501 1 001
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
dilahirkan di Jombang pada tanggal 16 September 1995
dari ayah yang bernama Hariona dan Ibu yang bernama
Karmini Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara saudara penulis bernama Intan Ayu Citra N
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Losari 1 Ploso pada tahun 2007 kemudian
menyelesaikan pedidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Ploso 2010 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ploso
dan lulus pada tahun 2013
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang study S1 di Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya Malang Pada masa pendidikannya penulis aktif mengikuti kegiatan
akademik sebagai asisten praktikum Kimia Dasar tahun 2014 dan Analisis
Sensori tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT Cheil
Jedang Indonesia pada tahun 2016 dan Penulis melanjutkan Magang Skripsi di
PT Cheil Jedang Indonesia pada tahun 2017 Penulis memiliki pengalaman
kepanitiaan sebagai anggota Pendamping OPJH 2014
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
iii
iv
IDENTITAS TIM PENGUJI
1 Dosen Penguji I
Nama Dr Siti Narsito Wulan STPMP
NIP 19731225 199903 2 0001
2 Dosen Penguji II
Nama Wenny Bekti SSTPMFoodStPhD
NIP 19820405 200801 2 015
3 Dosen Penguji
Nama Kiki Fibrianto STPMPhilPhD
NIP 198202062 200501 1 001
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
dilahirkan di Jombang pada tanggal 16 September 1995
dari ayah yang bernama Hariona dan Ibu yang bernama
Karmini Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara saudara penulis bernama Intan Ayu Citra N
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Losari 1 Ploso pada tahun 2007 kemudian
menyelesaikan pedidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Ploso 2010 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ploso
dan lulus pada tahun 2013
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang study S1 di Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya Malang Pada masa pendidikannya penulis aktif mengikuti kegiatan
akademik sebagai asisten praktikum Kimia Dasar tahun 2014 dan Analisis
Sensori tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT Cheil
Jedang Indonesia pada tahun 2016 dan Penulis melanjutkan Magang Skripsi di
PT Cheil Jedang Indonesia pada tahun 2017 Penulis memiliki pengalaman
kepanitiaan sebagai anggota Pendamping OPJH 2014
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
iv
IDENTITAS TIM PENGUJI
1 Dosen Penguji I
Nama Dr Siti Narsito Wulan STPMP
NIP 19731225 199903 2 0001
2 Dosen Penguji II
Nama Wenny Bekti SSTPMFoodStPhD
NIP 19820405 200801 2 015
3 Dosen Penguji
Nama Kiki Fibrianto STPMPhilPhD
NIP 198202062 200501 1 001
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
dilahirkan di Jombang pada tanggal 16 September 1995
dari ayah yang bernama Hariona dan Ibu yang bernama
Karmini Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara saudara penulis bernama Intan Ayu Citra N
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Losari 1 Ploso pada tahun 2007 kemudian
menyelesaikan pedidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Ploso 2010 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ploso
dan lulus pada tahun 2013
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang study S1 di Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya Malang Pada masa pendidikannya penulis aktif mengikuti kegiatan
akademik sebagai asisten praktikum Kimia Dasar tahun 2014 dan Analisis
Sensori tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT Cheil
Jedang Indonesia pada tahun 2016 dan Penulis melanjutkan Magang Skripsi di
PT Cheil Jedang Indonesia pada tahun 2017 Penulis memiliki pengalaman
kepanitiaan sebagai anggota Pendamping OPJH 2014
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
v
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
dilahirkan di Jombang pada tanggal 16 September 1995
dari ayah yang bernama Hariona dan Ibu yang bernama
Karmini Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara saudara penulis bernama Intan Ayu Citra N
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Losari 1 Ploso pada tahun 2007 kemudian
menyelesaikan pedidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Ploso 2010 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ploso
dan lulus pada tahun 2013
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang study S1 di Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya Malang Pada masa pendidikannya penulis aktif mengikuti kegiatan
akademik sebagai asisten praktikum Kimia Dasar tahun 2014 dan Analisis
Sensori tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT Cheil
Jedang Indonesia pada tahun 2016 dan Penulis melanjutkan Magang Skripsi di
PT Cheil Jedang Indonesia pada tahun 2017 Penulis memiliki pengalaman
kepanitiaan sebagai anggota Pendamping OPJH 2014
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
dilahirkan di Jombang pada tanggal 16 September 1995
dari ayah yang bernama Hariona dan Ibu yang bernama
Karmini Penulis merupakan anak kedua dari dua
bersaudara saudara penulis bernama Intan Ayu Citra N
Penulis menyelesaikan Pendidikan Sekolah Dasar di SDN
Losari 1 Ploso pada tahun 2007 kemudian
menyelesaikan pedidikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 1 Ploso 2010 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 1 Ploso
dan lulus pada tahun 2013
Pada tahun 2013 penulis melanjutkan jenjang study S1 di Jurusan Teknologi
Hasil Pertanian dengan Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas
Brawijaya Malang Pada masa pendidikannya penulis aktif mengikuti kegiatan
akademik sebagai asisten praktikum Kimia Dasar tahun 2014 dan Analisis
Sensori tahun 2017 Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang di PT Cheil
Jedang Indonesia pada tahun 2016 dan Penulis melanjutkan Magang Skripsi di
PT Cheil Jedang Indonesia pada tahun 2017 Penulis memiliki pengalaman
kepanitiaan sebagai anggota Pendamping OPJH 2014
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir dengan judul
lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang IndonesiaJombang Jawa Timurrsquorsquo Dengan selesainya proposal ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
1 Kedua orang tua Hariono dan Karmini serta saudara tercinta Intan Ayu CN
yang selalu memberikan dukungan baik materi maupun moril
2 Ibu Dr Teti EstiasihSTPMP Selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian
3 Bapak Kiki Fibrianto STPMPhilPhD selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan arahan Ilmu dan Pengetahuan hingga
proposal ini terselesaikan dengan baik
4 Bapak Nugroho Bomo selaku pembimbing lapang pelaksanaan Magang
Skripsi beserta Bapak Catur dan Ibu Puspa selaku HRD di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timur
5 Pemimpin perusahaan beserta karyawan PT Cheil Jedang Indonesia
Jombang Jawa Timur
6 Sahabat tersayang Devi Nur Ikkah F Devi Farisa Maulidiah Nur Oktavia SL
Ratna Palupi N Erdila W Nur Fitri Herlin KPutri D Risa Anang S
7 Teman ndash teman satu perjuangan sensoris yang saling mendukung dan
menyemangati Ardisa Tari Caca Fakhri Haekal Umam Maria Sekar Adel
Kris Kak Aswin
Semoga semua kebaikan ilmu dan dukungan yang diberikan kepada penulis
dapat bermanfaat untuk kedepannya Penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dalam penulisan laporan selanjutnya
Malang 26 September 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
viii
PROFILING ATRIBUT SENSORI METODE RATA (Rate-All-That-Apply)PRODUK MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) DI PT CHEIL JEDANG
INDONESIA JOMBANG JAWA TIMUR
Profiling of Sensory Attributes Using RATA (Rate-All-That-Apply) MethodMonosodium Glutamat (MSG) Products at PT Cheil Jedang Indonesia Jombang
Jawa Timur
Abstrak
PT Cheil Jedang Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asingasal Korea Selatan yang memproduksi Monosodium Glutamat (MSG) MSGmerupakan salah satu jenis bahan tambahan pangan yang dapat menyebabkanrasa gurih Analisa sensori perlu dilakukan untuk menjaga kualitas mutu produkAnalisa sensori di PT Cheil Jedang Indonesia sudah diterapkan meliputikenampakan visual MSG dan aroma MSG namun perlu dilakukan analisa sensorimengenai rasa MSG Pada industri pangan analisa sensori metode RATA(Rate-All-That-Apply) dilakukan oleh panelis konsumen yang terdiri dari 30 - 100karyawan perusahaan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atributsensori produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Metode penelitiandiantaranya seleksi panelis dan pengujaian metode RATA (Rate-All-That-Apply)untuk mengentahui atribut sensori MSG Data yang diperoleh diolahmenggunakan program Minitab 17
Kata Kunci Analisa sensori MSG Panelis Konsumen PT Cheil JedangIndonesia RATA
Abstract
PT Cheil Jedang Indonesia is a foreign investment company from SouthKorea that produces Monosodium Glutamate (MSG) MSG is one type of foodadditive that can cause savory taste Sensory analysis needs to be done tomaintain the quality of product quality Sensory analysis at PT Cheil JedangIndonesia has been applied to include visual appearance of MSG and MSGaroma but sensory analysis of MSG flavor is necessary In the food industry RATA(Rate-All-That-Apply) sensory analysis is performed by consumer panelistsconsisting of 30 to 100 company employees The purpose of this study was todetermine the sensory attributes of MSG products in PT Cheil Jedang IndonesiaResearch methods include panelist selection and RATA (Rate-All-That-Apply)testing to identify the MSG sensory attributes The data obtained is processedusing Minitab 17 program
Keywords Sensory analysis MSG Consumer Panel PT Cheil JedangIndonesia RATA
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan baik Penulis menyadari bahwa terdapat berbagai kekurangan yang ada
pada tugas akhir dengan judul lsquorsquoProfiling Atribut Sensori Dengan Metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Produk Monosodium Glutamat (MSG) di PT Cheil Jedang
Indonesia Jombang Jawa Timurrsquorsquo ini sebagai akibat dari pengetahuan dan
keterbatasan penulis Sehubungan dengan hal tersebut penulis akan selalu
membuka diri untuk menerima segala kritik yang membangun dari berbagai pihak
sebagai salah satu usaha guna menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat
dalam tugas akhir ini
Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih mohon maaf bila ada
kesalahan mohon dimaafkan penulis hanya mampu mengharapkan agar semua
bantuan yang diterima dan berbagai pihak mendapat imbalan dari Tuhan Yang
Maha Esa Semoga tugas akhir ini dapat diterima sebagai sumbangan
pemikiran penulis yang ada nilainya kita semua
Malang 26 Desember 2017
Dinar Ayu Kusuma Pratiwi
NIM 135100101111065
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot iiiLEMBAR PENGESAHANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotivRIWAYAT HIDUPmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotvPERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viKATA PENGANTARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiRINGKASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot viiiSUMMARYmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot ixDAFTAR ISImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xDAFTAR TABELmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxiiiDAFTAR GAMBARmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot xivDAFTAR LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotxv
I PENDAHULUANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 11 1 Latar Belakangmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 1
1 2 Rumusan Masalahmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 3 Tujuan Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 4 Manfaat Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 3
1 5 Hipotesis Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot3
II TINJAUAN PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42 1 Pengertian Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
2 2 Karakteristik Monosodium Glutamate middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
2 3 Bahan Baku Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 1 Tetes Tebu (molase)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
2 3 2 Tepung Tapioka middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
2 3 3 Gula Kristal Mentah (Raw Sugar) middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 4 Bahan Kimia dan Biologi Pembantumiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
2 5 Proses Produksi MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 9
2 6 Evaluasi Sensorismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot13
2 7 Atribut Sensori Monosodium Glutamate (MSG)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 15
2 8 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 18
2 9 Uji Deskripsi (Descriptive test)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
2 10 Metode RATA (Rate-All-That-Apply)middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot20
xi
2 11 Panelis Konsumenmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 22
2 12 Faktor Demografimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 13 Palate Cleansermiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot23
2 14 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 24
2 15 Metabolisme MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
III METODE PELAKSANAANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot283 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot28
3 2 Peralatan dan Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 1 Alat dan Bahanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 2 2 Instrumen Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot29
3 3 Tahap Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 29
3 4 Metode Penelitianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot30
3 5 Analisa Fisik dan Analisa Kimiamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 32
3 6 Metode Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 36
3 7 Diagram Alirmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
3 7 1 Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot37
3 7 2 Uji Profiling MSG dengan Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
IV HASIL DAN PEMBAHASANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 414 1 Seleksi Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 41
4 1 1 Perekrutan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
4 1 2 Profil Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot42
4 2 Profilling Atribut Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot47
4 3 Respon Panelis pada Atribut yang Berbeda Nyatamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot50
4 3 1 Atribut Rasa MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 50
4 3 2 Atribut Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot58
4 3 3 Atribut Aftertastemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot62
4 4 Pengaruh Penggunaan Pelarut terhadap Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
4 5 Data Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
4 6 Data Analisa Kimia dan Fisik pada Sampelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
4 6 1 Hasil Analisa Protein pada MSG dan Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 69
V KESIMPULAN DAN SARANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 725 1 Kesimpulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot72
xii
5 2 Saranmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 72
VI DAFTAR PUSTAKAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot73LAMPIRANmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot78
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makananmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 5
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamatemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot5
Tabel 23 Standar Mutu Tepung Tapioka menurut SNI 01-3729-1995middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 7
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah
menurut SNI 01-31401-2001 17middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 8
Tabel 25 Klasifikasi Mouthfeelmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot17
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai SNI 01-35532006middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 27 Komposisi Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot26
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 26
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value Atribut Sensori MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot48
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umamimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot51
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 52
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot54
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 55
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahitmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambarmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 57
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cairmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 58
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Kentalmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 59
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot60
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemakmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 61
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asinmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 63
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Gurih middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 64
Tabel 415 Hasil Analisa Protein MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
Tabel 416 Hasil Analisa Protein Kaldu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot70
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 21 Rumus Kimia MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 4
Gambar 22 Skema Bagian dari Molasemiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 6
Gambar 23 Diagram Alir Pembuatan MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot9
Gambar 24 Proses Pengolahan Makanan dalam Mulutmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot18
Gambar 25 Reseptor Rasamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 19
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner RATA produk Rotimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 21
Gambar 31 Diagram Alir Screening Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 37
Gambar 32 Diagram Alir Pelaksanaan Uji RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 38
Gambar 33 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Airmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 39
Gambar 34 Diagram Alir Pelarutan MSG dalam Kalu Ayammiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot40
Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot41
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 42
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot43
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot44
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 45
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok Perharimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 46
Gambar 47 Grafik Domisili Panelismiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 47
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 49
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 65
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi middotmiddotmiddotmiddotmiddot66
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste middotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot67
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warnamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 67
Gambar 413 Spider Chart Respon Atribut Aroma MSGmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot68
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner Persetujuanmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 78
Lampiran 2 Kuisioner Pengujian Metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot79
Lampiran 3 Evaluasi Sensori dan Analisa Datamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot80
Lampiran 4 Laporan Hasil Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot86
Lampiran 5 Kode pada Sampel Pengujianmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 88
Lampiran 6 Pengendalian Mutu Produk MSG di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 89
Lampiran 7 Alat dan Bahan yang digunakan dalam Pengujian Sensorimiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 90
Lampiran 8 Dokumentasi saat melakukan Pengujian metode RATAmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 91
Lampiran 9 Produk yang dihasilkan di PT CJImiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot 92
Lampiran 10 Interaksi antara peptida dan Komponen lainnyamiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddotmiddot93
1
I PENDAHULUAN
11 Latar BelakangBumbu penyedap rasa adalah satu jenis bahan tambahan pangan yang
banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia Bumbu penyedap rasa yang
banyak dipasarkan di Indonesia adalah jenis Monosodium Glutamat (MSG)
dengan berbagai merk tertentu Menurut Nuryani dan Jinap (2010) MSG adalah
garam natrium yang berikatan dengan asam amino berupa asam glutamat
Kandungan asam glutamat pada MSG merupakan asam amino non esensial yang
banyak dijumpai secara berlimpah pada bahan segar di alam (Bakrie 2005)
Monosodium Glutamat (MSG) dapat menyebabkan rasa umami yang biasanya
dikenal dengan rasa gurih MSG diproduksi dengan menggunakan bakteri seperti
Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp Sumber karbon yang biasanya
digunakan adalah molases glukosa atau pati terhidrolisis (Sano 2009)
Monosodium Glutamate (MSG) mulai terkenal tahun 1960-an (Halpern 2002)
Kemudian pada tahun 1963-an Jepang bersama Korea mempelopori produksi
MSG secara masal yang kemudian berkembang ke seluruh dunia Setidaknya
sampai tahun 1997 setiap tahun produksi MSG di Indonesia mencapai 254900
tontahun dengan konsumsi mengalami kenaikan rata-rata sekitar 241 per
tahun
Berdasarkan hasil survei oleh Kementrian Kesehatan (2007) MSG dikonsumsi
oleh sekitar 778 populasi di Indonesia Dilaporkan bahwa konsumsi MSG di
negara maju rata-rata berkisar 03-10 ghari (Geha et al 2000) Sedangkan di
negara Inggis rata- rata konsumsi MSG berkisar 06 g hari (Rhodes et al 1991)
Konsumsi rata - rata MSG di Indonesia sebesar 06 ghari di Jepang 16 ghari di
India 04 ghari di Korea 23 ghari dan di Amerika 035 ghari (Elpiana 2012)
Menurut Department of Health and Human Service pada tahun 1958 FDA (Food
and Drug Administration) menyatakan bahwa MSG termasuk kedalam kategori
GRAS (Generally Recognized As Safe) dan diikuti bahan tambahan pangan
seperti garam baking powder dan cuka Laporan Federation of American
Societies for Experimental Biology (FASEB) 1995 menyebutkan secara umum
MSG aman untuk dikonsumsi FAOWHO mengatur regulasi penggunaan MSG
pada produk pangan sebagai Good Manufacturing Practice (GMP) Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) melalui PerKBOM
No 23 2013 juga mengatur penambahan MSG dalam makanan sebagai kategori
2
Good Manufacturing Practice (GMP) Kemudian WHO menetapkan ADI
(Acceptable daily intake) penggunaan MSG untuk manusia sebesar 120 mgkg
Salah satu perusahaan yang memproduksi bahan tambahan pangan jenis
Monosodium Glutamat (MSG) adalah PT Cheil Jedang Indonesia MSG yang
dihasilkan oleh perusahaan perlu dilakukan analisa sensori untuk menghindari
penyimpangan mutu karena target pemasaran dari produk MSG adalah untuk
konsumsi masyarakat umum Sejauh ini analisa sensori yang dilakukan oleh
perushaan lebih berfokus pada kenampakan visual MSG dan aroma kristal MSG
namun kurang spesifik terhadap atribut rasa MSG
Penelitian mengenai profil atribut sensori MSG di Indonesia belum banyak
dilakukan Pada penelitian Adawiyah et al (2015) dilakukan nilai ambang deteksi
rasa umami dari MSG pada konsentrasi garam yang berbeda Ada banyak
penelitian tentang rasa umami dan glutamat dan hubungannya dengan
palatabilitas makanan dan penerimaan rasa (Barylko-Pikielna amp Kostyra 2007
Belliste 1999 Bellisle 2008 Fuke amp Shimizu 1993 Gould Mobini Prescott amp
Yeomans 2008) Winkel dkk (2008) membandingkan nilai ambang batas rasa
MSG GMP lactoyl GMP dan asetil GMP dalam larutan air natrium klorida dan
kaldu Penelitian yang sebelumnya belum fokus pada pengenalan akan atribut
sensori dari monosodium glutamate (MSG)
Perlu dilakukan pengujian sensoris mengenai karakteristik dari produk
Monosodium Glutamat (MSG) Penelitian ini dilakukan untuk penggalian atribut
sensori yang diharapkan dapat memberikan gambaran profil Monosodium
Glutamat (MSG) secara spesifik dengan menggunakan metode RATA
(Rate-All-That-Apply) Penentuan spesifikasi produk dalam industri dan
pemasaran produk pangan sangat penting dalam praktik perdagangan Dalam hal
ini mutu dan karakteristik suatu produk berkaitan dalam memenuhi kepuasan atau
kebutuhan konsumen Apabila diaplikasikan pada produk pangan definisi ini
terlihat dari dua elemen sensori yaitu atribut sensori yang diinginkan dalam suatu
sifatkarakteristik produk dan persepsi subjektif oleh konsumen atas suatu produk
Selain itu dengan dilakukan analisa sensori mengenai karakterisasi produk MSG
dapat bermanfaat bagi industri untuk pengembangan produk agar sesuai dengan
target yang diinginkan serta berguna dalam reformulasi produk menggunakan
ingredient atau proses yang baru
3
12 Rumusan MasalahRumusan masalah dari penelitian ini
1 Apa saja atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG)
13 Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini
1 Mengetahui profil sensori Monosodium Glutamate (MSG)
14 Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam
mendeskripsikan atribut sensori Monosodium Glutamate (MSG) pemahaman
mengenai presepsi konsumen terhadap MSG yang dihasilkan perusahaan
pengenalan metode uji analisa sensoris yang nantinya berguna dalam
pengembangan produk
15 Hipotesis PenelitianDiduga penggunaan pelarut air dan kaldu ayam serta penambahan
konsentrasi MSG berpengaruh nyata terhadap atribut sensori meliputi rasa
mouthfeel dan aftertaste Sedangkan ukuran kristal MSG (powder fine small)
tidak memberikan pengaruh nyata terhadap presepsi multisensoris MSG
4
II TINJAUAN PUSTAKA
21 Pengertian Monosodium Glutamate (MSG)Monosodium Glutamate (MSG) atau dikenal sebagai vetsin merupakan
garam sodium dari asam glutamat yang terdapat di alam Menurut Nuryani dan
Jinap (2010) MSG adalah garam natrium yang berikatan dengan asam amino
berupa asam glutamat Asam glutamat digolongkan sebagai asam amino non
essensial yang merupakan salah satu komponen protein yang dibutuhkan tubuh
kita dalam proses metabolisme (Bakrie 2005)
Gambar 21 Struktur asam glutamat (a) Struktur monosodium glutamat (b)(Kurihara2015)
Struktur asam amino glutamat dan MSG tidak jauh berbeda hanya pada
MSG gugus karboksilnya mengandung hidrogen yang digantikan oleh natrium
dimana dikenal secara kimia dengan nama 2-amino pentanedioic atau 2-amino
glutaric (asam glutamat) (Briliantana L 2012)(Ball DW Hill JW Scott RJ 2011)
MSG berbentuk kristal putih yang stabil tetapi dapat mengalami degradasi oleh
oksidator kuat (Lisdiana 2004) MSG ini sangat larut didalam air dan akan
terhidrolisa menghasilkan kation garam sodium dan anion asam glutamat MSG
mempunyai tingkat kelarutan 74 g100ml air tetapi tidak bersifat higoskopis dan
tidak dapat larut dalam larutan organik seperti eter
Glutamat bebas apabila bereaksi dengan ion natrium membentuk garam
MSG (Sukmaningsih A dkk 2011) Semakin tinggi kandungan glutamat bebas
pada suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Asam glutamat dalam bentuk
sodium merupakan suatu senyawa sintetik yang dapat menimbulkan rasa enak
(flavor potentiator) atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan
pangan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat didalam bahan
pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila ditambahkan dengan MSG
Dalam setiap gam MSG terdiri atas 782 glutamate 122 natrium (Na) dan
96 air (H2O) (Pusfitasari 2006) Secara komersial MSG diproduksi melalui
proses fermentasi alami menggunakan molase dari tebu atau gula bit serta pati
dan gula jagung (Fuke dan Shimizu1993) MSG diproduksi dengan
NH3+ Acidic pH NH3+ Neutral pH
-OOCCHCH2CH2COOH -OOCCHCH2CH2COO-Na+(a) (b)
5
menggunakan bakteri seperti Corynebacterium sp dan Brevibacterium sp
Sumber karbon yang biasanya digunakan adalah molases glukosa atau pati
terhidrolisis (Sano 2009) Selain itu MSG juga banyak dijumpai di alam seperti
pada sayuran susu ikan produk unggas dll
Tabel 21 Kandungan MSG alami yang terdapat didalam makanan
Glutamate (mg100 g)Plan Animal Traditional FoodsKombu 1200-3400 Scallop 140 Anchovies 630-1440Nori(seaweed)
1380 Kurumashrimp
120 Cheese 300-1680
Tamarillo 470-1200 Sea urchin 100 Fish sauce 620-1380Tomato 150-250 Crab 20-80 Soy sauce 410-1260Garlic 110 Egg yolk 50 Green tea 220-670Potato 30-100 Short necked
clam90 Aged cured
ham340
Carrot 40-80Onion 20-50Chinesecabbage
40-90
(sumber K Ninomiya and Y Katsuta 2014)
22 Karakteristik Monosodium GlutamateKarakteristik Monosodium Glutamate (MSG) yang dihasilkan oleh
perusahaan satu dengan perusahaan yang lain pasti akan berbeda Hal tersebut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis material bahan baku yang digunakan
proses produksi yang dilakukan komposisi dari monosodium glutamate (MSG)
yang dihasilkan serta proses pengemasan
Tabel 22 Karakteristik Monosodium Glutamat
Karakteristik KeteranganNama Alternatif Monosodium Glutamate monohydrate
Monosodium L-Glutamate monohydrateMSG
Nama Kimia L-Glutamic Acid Monosodium Saltmonohydrate
Bentuk Molekul C5H8NO4NaH2OKenampakan fisik Padat (bubuk kristal padatkristalin)Berat molekul 18713 gmoleTitik Lebur Suhu dekomposisi 225 deg C (437 deg F)Kelarutan Mudah larut dalam air dingin
Tidak larut dalam dietil eterBau Tidak berbauRasa Tidak tersediaWarna Putih(sumber ScienceLab 2013)
6
23 Bahan Baku Pembuatan MSGDi bawah ini adalah bahan baku pembuatan Monosodium Glutamate (MSG)
adalah sebagai berikut
231 Tetes Tebu (Molase)Tetes tebu berasal dari hasil samping industri gula tebu (Saccharum
officinarum) yang merupakan suspensi koloid Kandungan gula yang ada didalam
tetes tebu mengandung karbon yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
mikroorganisme Menurut Aini (2008) tetes tebu mengandung gula dengan kadar
tinggi yaitu 50-60 asam amino dan mineral Berdasarkan Chen dkk (1993)
kadar abu tetes tebu berkisar 7-15 Pada proses fermentasi MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia subtrat yang digunakan adalah tetes tebu karena murah dan
mudah diperoleh Pemeriksaan bahan baku tetes tebu salah satunya dilakukan
secara organoleptis meliputi warna bau dan rasa untuk menentukan kualitas
molase Dapat dilihat secara visual bahwa tetes tebu memiliki warna coklat
kehitaman (kental) baunya seperti gula terbakar dan rasanya manis agak
kepahitan
Warna coklat kehitaman pada bahan baku tetes tebu disebabkan adanya
pigmen meladonin degadasi termal dan kimiawi dari komponen non gula
(Harahap 2003) Larutan tetes tebu ini mengandung zat padat terlarut zat ini
terdiri dari gula dan non gula sehingga mempengaruhi warna dari tetes tebu
tersebut Berikut adalah skema bagian-bagian dari tetes tebu
Gambar 22 Skema Bagian dari Molase (Kuswurj 2008)
Kemudian bau seperti gula terbakar dan sulit mengkristal karena adanya
senyawa melasigenic komponen garam anorganik (Purnomo1997) Berdasarkan
analisa yang dilakukan bahan baku tetes tebu yang digunakan dalam
memproduksi MSG di PT Cheil Jedang Indonesia sudah memenuhi standart baku
Bukan GulaGula
NIRA
Air Zat Padat Terlarut
7
yang ditetapkan Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh divisi Quality Control (QC) yang meliputi warna bau rasa dan
viskositas sudah sesuai dengan standar baku perusahaan
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan secara mikrobiologis untuk
mengetahui jenis mikroorganisme yang tumbuh pada bahan baku tetes tebu
Apabila aktifitas mikroorganisme pada tetes tebu batasnya dibawah batas
standart maka tetes tebu bisa digunakan dalam proses fermentasi pembuatan
MSG Sebelum digunakan dalam proses fermentasi tetes tebu ini disterilisasi
terlebih dahulu untuk menghilangkan aktifitas mikroorganisme yang hidup
Supaya tidak mempengaruhi pada saat fermentasi MSG berlangsung
232 Tepung TapiokaTapioka merupakan suatu karbohidrat yang mengandung 17 amilosa dan
83 amilopektin dengan ukuran ganula 3 - 35 mikron
Tabel 23 Standar mutu tepung tapioka menurut SNI 01-3729-1995KLASIFIKASI KETERANGAN
A Keadan1 Bau2 Warna3 Rasa
NormalNormalNormal
B Benda Asing Tidak boleh adaCSeranga (bentuk stadia dan
potonganya)Tidak boleh ada
D Jenis pati lain Tidak boleh adaE Air ()F Abu()G Serat kasar()H Derajat asam (MI NaOH 1N10 gam)
Maksimum 13Maksimum 05Maksimum 01Maksimum 4
I SO2 (MgKg)J Bahan tambahan makanan (bahan
pemutih)K Kehalusanlolos ayakan 10 mesh ()
Maksimum 30Sesuai SNI 01-022-1995
Minimum 95L Cemaran logam
1 Timbal (Pb) MgKg2 Tembaga (Cu) MgKg3 Seng (Zn) MgKg4 Raksa (Hg) MgKg
Maksimum 10Maksimum 100Maksimum 400Maksimum 005
M Cemaran Arsen (As) MgKg Maksimum 05N Cemaran mikroba
1Angka lempengan total kolonigam2 E Coli APMgam3 Kapang koloni
Maksimum 106Maksimum 10Maksimum 104
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
8
Komposisi tapioka terdiri dari pati yang merupakan homopolimer glukosa
dengan ikatan alfa-glikosida Tapioka ini digunakan sebagai pendukung tetes tebu
yang ketersediaannya semakin menurun (Suratmah 1997) Kualitas tapioka yang
diterima perusahaan dari suplier juga harus memenuhi standart baku yang telah
ditetapkan oleh perusahaan Standar Nasional Indonesia mengenai tepung
tapioka dapat dilihat pada Tabel 23
233 Gula Kristal Mentah (Raw sugar)
Raw sugar dibuat di negara - negara tropis dimana tebu dapat tumbuh
dengan baik Gula dalam proses fermentasi berguna sebagai subtrat bagi
pertumbuhan bakteri (Winarno 2004) Menurut Baikow (1978) Raw sugar
merupakan gula kristal mentah yang masih mengandung lapisan molasses yang
menyelimuti kristal gula Pada proses produksi pembuatan MSG di PT Cheil
Jedang Indonesia fungsi dari raw sugar adalah sebagai sumber karbon untuk
pertumbuhan bakteri Brevibacterium Lactofermentum
Raw sugar yang datang dari suplier harus dilakukan analisa terlebih dahulu di
bagian Quality Control (QC) Warna raw sugar berdasarkan ICUMSA adalah
sebesar 1600-2000 Persyaratan mutu raw sugar yang digunakan perusahaan
juga mengacu pada standar nasional Indonesia (SNI)
Tabel 24 Standar Mutu Gula Kristal Mentah ( Raw sugar) menurut SNI 01-31401-2001
Sumber Badan Standarisasi Nasional (2011)
Tetapi penggunaanya biasanya relatif sedikit karena raw sugar ini digunakan
hanya untuk menambah kadar glukosa atau jika bahan baku tetes tebu berada
dalam jumlah yang kurang
24 Bahan Kimia dan Biologi PembantuBerikut adalah bahan pembantu yang digunakan dalam proses produksi MSG
secara umum
a H2SO4 digunakan untuk mengendapkan Ca2+ dalam tetes tebu mengatur
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan1 Warna larutan IU Min 6002 Susut pengeringan bb Maks 053 Polarisas i(oZ 20oC) oZ Min 954 Abu Konduktivitif bb Maks 05
9
b keasaman larutan saat pembentukan kristal α pada tahapan Half
Neutralization (HN) dan pada tahap Pyrolidone Carboxylic Acid (PCA)
c Action Carbon digunakan pada tahap Decolorization dari cairan Neutralized
Liquid Zero (NL-0) untuk menghasilkan warna putih pada kristal MSG
d Antifoam digunakan untuk mengurangi buih dikarenakan adanya proses
pengadukan dan aerasi yang dapat mengganggu jalannya proses fermentasi
e NaCl digunakan untuk regenerasi resin pada resin tower
f NaOH 20 digunakan menetralkan asam glutamat pada proses pencucian
atau netralisasi sehingga terbentuk monosodium glutamate (MSG)
g Enzim digunakan untuk proses sakarifikasi tapioka Enzim yang digunakan
adalah α-amilase dan glukoamilase
25 Proses Produksi Monosodium Glutamate (MSG)Dalam pembuatan MSG dalam bentuk kristal halus harus melalui beberapa
tahap proses produksi Berikut adalah gambaran secara umum proses produksi
Monosodium Glutamate
Gambar 23 Diagam alir pembuatan MSG secara umum
- Proses Adifikasi- Proses Separasi I- Proses Pencucian- Proses Pengubahan Kristal
Tetes Tebu
Proses Dekalsifikasi
Proses Sakarifikasi
Proses Fermentasi
Proses Isolasi
Proses Netralisasi
Proses Pengeringan
MSG
10
a Proses DekalsifikasiProses produksi Monosodium Glutamat dimulai dari proses dekalsifikasi
yaitu proses penghilangan kalsium yang terdapat pada bahan baku tetes tebu
menggunakan asam sulfat Proses dekalsifikasi tersebut akan menghasilkan
Treated Cane Molasses (TCM) yang digunakan sebagai media pertumbuhan saat
proses fermentasi Asam sulfat yang ditambahkan juga berfungsi sebagai
pengontrol pH antara 28 ndash 32 pada suhu 50oC selama + 4 jam Konsentrasi
asam sulfat yang ditambahkan berbanding lurus dengan kalsium pada tetes tebu
artinya semakin besar kadar kalsium yang terdapat pada tetes tebu maka akan
semakin besar pula konsentrasi asam sulfat yang dibutuhkan pada proses
dekalsifikasi (Dianti 2013)
Proses selanjutnya yaitu dengan mengalirkan tetes tebu kedalam tangki
sedimentasi dan menggunakan alat sedimentasi yang disebut hane thickner
Tetes tebu yang telah dialirkan kedalam tangki tersebut diendapkan selama 4 jam
Tetes tebu yang telah melalui proses dekalsifikai disebut TCM yang kemudian
dialirkan ke dalam tangki TCM dan siap digunakan untuk fermentasi (Dianti
2013)
b Proses SakarifikasiProses sakarifikasi merupakan proses yang dilakukan setelah proses
dekalsifikasi Sakarifikasi dilakukan untuk mengatasi rendahnya kadar glukosa
pada TCM dengan cara menambahkan tepung tapioka Tepung tapioka akan
dihidrolisis menggunakan enzim alfa-amilase dan enzim glukoamilase menjadi
glukosa yang kemudian ditambahkan pada TCM dengan perbandingan TCM
Tepung tapioka adalah 3 1 Proses sakarifikasi ini dimulai dengan melarutkan
tepung tapioka dengan air dalam dissolution tank kemudian larutan tersebut
dipompa ke temporary screen disaring menggunakan penyaring + 40 mesh
Hasilnya akan ditampung pada tangki penampung kemudian dipompa ke mix pot
yang akan ditambahkan alfa-amilase pH dan temperatur dikontrol pada mix pot
untuk kondisi optimum alfa-amilase pada pH 6 dan temperatur 90 - 95oC
Enzim alfa-amilase yang telah dihidrolisis menghasilkan glukosa dan dextrin
Pemutusan ikatan alfa-16-glikosidik dilakukan dengan cara melakukan proses
lanjutan yaitu dengan penambahan enzim glukoamilase Titik kontrol
penambahan enzim glukoamilase yaitu pada pH 45 dengan suhu 55 - 60oC
Keseluruhan proses sakarifikasi ini dihasilkan glukosa Glukosa yang dihasilkan
11
ini merupakan parameter penghentian aktivitas enzim dengan cara pH
larutan diturunkan hingga 25 yang selanjutnya akan dibawa proses fermentasi
(Judoamidjodjo 2005)
c Proses FermentasiProses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan
asam glutamat Spesies yang digunakan dalam fermentasi ini yaitu bakteri
Brevibacterium lactofermentum Berikut ini adalah tahapan proses fermentasi
dalam pembuatan MSG
- Seeding
Tangki seeding merupakan tangki yang digunakan dalam fermentasi tangki
seeding hampir mirip dengan tangki fermentor tapi lebih kecil volumenya Tangki
seeding ini dilengkapi dengan alat pengaduk alat pendingin aerasi yang
berfungsi untuk perkembangbiakan bakteri
- Fermentasi
Bakteri yang sudah dikembangbiakkan di tangki seeding selanjutnya bakteri
tersebut dipindahkan ke tangki fermentor Pada tangki inilah akan dimulai proses
fermentasi Pada tahap fermentasi perlu dilakukan pengaturan pH dengan
pemberian NH3 pemberian oksigen asam pospat sebagai sumber P antifoam
sebagai zat pemecah buih penambahan gula dan jumlah bakteri harus selalu
dikontrol Pada proses fermentasi terjadi reaksi kimia
C6H12O6(l) + NH3(g) + 32 O2(g) C5H9NO4(l) + CO2(g) +3H2O(l)
glukosa amonia oksigen asam glutamat karbondioksida air(Atkinson 1983)
C5H9NO4(l) + NaOH(l) C5H8NNaO4(l) + H2O(l)
Asam glutamat sodium hidroksida monosodium glutamat air(Keyes 1961)
Hasil fermentasi adalah asam glutamat dalam bentuk cair yang masih tercampur
dengan sisa fermentasi
- Pengambilan asam glutamat
Setelah tahap fermentasi selesai dilakukan plusmn 30 - 40 cairan hasil fermentasi
dipekatkan untuk mengurangi kadar airnya Kemudian ditambahkan HCl untuk
mencapai titik isoelektrik pada pH plusmn 32
12
d Proses IsolasiPada proses Isolasi ini untuk memisahkan hasil fermentasi terdiri dari 4
tahapan yang meliputi
Proses Adifikasi
Pada proses ini HB (Hakko Broth) dialirkan melalui heat exchanger (HE)
untuk menurunkan suhu broth dari suhu 400C menjadi 25oC ke dalam tangki
kristalisasi I Tangki tersebut dilengkapi agigator untuk menghomogenkan
konsentrasi H2SO4 yang ditambahkan Pada proses ini ditambahkan H2SO4
dalam kondisi isoelektris yaitu sekitar 32 - 34 pada HB sehingga diperoleh
konsentrat asam glutamat Kesetimbangan ion yang terjadi pada kondisi
isoelektris menyebabkan menurunnya kelarutan dan terjadi kristalisasi
Proses Separasi I
Separasi dilakukan dengan alat Super Decenter Centrifuge (SDC) Dimana
kristal asam glutamat yang mempunyai berat jenis besar akan mendapat gaya
yang lebih besar sehingga akan terpisah ke tepi Sedangkan cairannya akan
berada ditengah hasil pesmisahannya disebut GH (Glutamic Hakko) berupa
asam glutamat dan larutan induk GM (Glutamic Mother) Kemudian larutan GM
yang masih mengandung sisa asam glutamat sisa mikroba serta sisa media
fermentasi ini dievaporasi dengan Falling Film Evaporator (FEE) dua efek
kemudian cairan didinginkan dengan cooling water (CW) dan dipisahkan lagi
dengan Super Decanter Sentrifuge (SDC)
Proses Pencucian
Pencucian kristal asam glutamat (GH) dengan cara penyemprotan ir kristal
asam glutamat dan laju air dijaga secara optimal agar menghindari hilangnya GH
Selanjutnya larutandipisahkan kembali dengan SDC untuk memisahkan kristal
GH dari air sisa pencucian (GM) Kemudian pada GM yang mengandung asam
glutamat dalam jumlah cukup besar dipekatkan dan dievaporasi menggunakan
FFE tiga efek
Proses Pengubahan Kristal
Proses ini dilakukan untuk mengubah kristal α pada GH menjadi kristal β
Tujuan pengubahan ini adalah untuk mengurangi kandungan pengotor (impurities)
yang terdapat pada kristal α Kristal β berbentuk prisma heksagonal pipih dan
memiliki kestabilan yang jauh lebih tinggi daripada kristal α Pengubahan krsital
dilakukan dengan cara pemanasan steam 80oC Pada kondisi temperatur
demikian kristal α akan melarut dan terbentuk kristal β Kristal yang keluar masih
13
bertemperatur tinggi oleh karena itu perlu didinginkan sampai suhu 40-50oC
dengan cara mengalirkan air pendingin proses ini terjadi di tangki Transform
Crystal Cooling (TCC)
e Proses NetralisasiProses netralisasi bertujuan untuk menstabilkan molekul asam amino yang
masih dipengaruhi pH yang asam Netralisasi dapat dilakukan dengan cara
menambahkan NaOH 20 hingga mencapai pH 67 ndash 72 dengan suhu 90oC
Asam glutamat dalam proses netralisasi ini akan diubah menjadi Monosodium
Glutamat cair yang disebut NL (Neutral Liquor) Asam glutamat yang telah diubah
menjadi NL tersebut akan memasuki tahap purifikasi Tahap purifikasi tersebut
memiliki 3 proses meliputi dekolorisasi kristalisasi II dan separasi II
(Judoamidjodjo 2005)
f Proses Pengeringan dan PengayakanTahap akhir dari proses ini yaitu proses pengeringan Pengeringan ini
dilakukan dengan cara menghembuskan udara panas yang terdapat dalam alat
pengering Udara panas dihembuskan dengan bantuan blower hingga pada
plusmnakhirnya kadar air kristal telah mencapai plusmn 2 dari kadar air sebelumnya plusmn 4 -
6 Kristal yang telah dikeringkan hingga mencapai 2 akan didinginkan terlebih
dahulu dalam mesin pendingin dengan suhu antara 30 - 40oC sehingga diperoleh
kristal MSG yang stabil pada suhu ruang (Dianti 2013) Selanjutnya diayak
dengan ayakan bertingkat misalnya SC (Small Crystal) FC (Fine Crystal) dan PC
(Powder Crystal) MSG dari hasil pengayakan kemudian dikemas
26 Evaluasi SensoriEvaluasi sensori merupakan metode yang digunakan untuk mengukur
menganalisis dan menginterpretasikan sebuah produk pangan melalui indra
(penglihatan pendengaran perasa penciuman dan sentuhan) (Lawless dan
Heymann 2010) Evaluasi sensori ini sangat penting bagi suatu perusahaan
karena melibatkan persepsi dari konsumen Penerimaan konsumen terhadap
suatu produk diawali dengan penilaian terhadap penampakan flavor dan tekstur
Menurut Wahono (2006) ada beberapa sifat sensoris dalam produk pangan yakni
bau flavor tekstur kenampakkan dan rasa Dengan adanya atribut sensori
tersebut akan lebih mudah dalam mendeskripsikan suatu produk pangan yang
diuji
14
Menurut Kemp (2009) dan Lawless dan Heymann (2010) evaluasi sensori
dibagai menjadi tiga metode sebagai berikut
A Metode DiskriminatifMetode ini digunkan untuk mengetahui adanya perbedaan yang jelas
antara dua tipe produk Analisa yang dilakukan biasanya berdasarkan frekuensi
dan proporsi dari perhitungan jawaban yang benar dan salah Menurut Naes
(2010) pada metode ini panelis harus dapat membedakan intensitas rasa pahit
manis asam asin dan umami yang sangat kecil pada sampel pengujian Metode
diskriminatif terdiri dari dua jenis yakni uji pembeda dan uji sensitifitas Uji
pembeda digunakan untuk membedakan antar sampel dengan karakterisitik yang
serupa Sedangkan uji sensitifitas digunakan dalam mengevaluasi salah satu
atribut pada produk Contoh dari uji diskriminasi adalah produk yang mengalami
pegantian komposisi maupun subtitusi sehingga perlu dilakukan uji diskriminatif
B Metode DeskriptifMetode ini digunakan untuk menganalisa karakteristik sensori dari produk
sehingga dapat dideskripsikan dan dapat diukur intensitasnya (Lawless dan
Heymann 2010) Sedangkan menurut Naes (2010) metode ini digunakan untuk
mendeskripsikan produk dan membedakan antar produk menggunakan panelis
terlatih sebanyak 10-15 orang berdasarkan kemampuan untuk mendeteksi
perbedaan atribut pada produk Selain itu metode ini digunakan untuk mengukur
intensitas yang dirasakan dari karakteristik sensori produk (Kempt 2009) Uji
deskriptif terdiri atas uji pemberian skor dan uji pemberian skala Kedua uji ini
dilakukan dengan menggunakan pendekatan skala atau skor yang dihubungkan
dengan deskripsi tertentu dari atribut mutu produk
Menurut Setyaningsih Dwi Apiyantono Anton dan Sari (2010) dalam
Fauzia T (2013) analisa deskriptif sebaiknya digunakan dalam mendefinisikan
sensori dari produk terget dalam pengembangan produk baru mendefinisikan
karakter dan spesifikasi dari kontrol atau standar dalam penjaminan mutu (quality
assurance) melacak perubahan sensori suatu produk dari waktu ke waktu guna
memahami masalah selamam proses penyimpanan produk serta pemetaan
atribut yang diamati dengan tujuan menghubungkannya dengan sifat-sifat
instrumental kimia dan fisika
C Metode AfektifUji afektif merupakan uji berdasarkan uji penerimaan (preference)
(Ebookpangan 2006) Uji afektif digunakan untuk mengetahui produk yang
15
disukai dan produk yang tidak disukai oleh panelis Contoh dari uji afektif
adalah uji hedonik dimana uji hedonik dapat dilakukan oleh panelis terlatih
maupun panelis konsumen Skala yang tersedia pada uji hedonik adalah mulai
dari sangat suka sampai sangat tidak suka terhadap sampel yang diberikan
dalam pengujian
27 Atribut Sensori Monosodium GlutamateMenurut Kikunae Ikeda MSG diidentifikasi memiliki rasa umami dari asam
glutamat serta berhasil mengisolasi asam glutamat dari tumbuhan laut (genus
laminaria) atau disebut ldquokonburdquo di Jepang yang memiliki cita rasa yang khas yang
disebut umami yaitu suatu elemen rasa yang dijumpai pada elemen alamiah
seperti kaldu dimana karakteristik umami berupa sedap lezat dan enak berbeda
dengan empat rasa yang lain yaitu pahit manis asin dan asam Rasa khas yang
dikenal dengan kata umami ini diciptakan oleh Jepang untuk menggambarkan
rasa yang ditimbulkan asam glutamate Kemudian orang barat sering
menggambarkan asam glutamate itu seperti rasa gurih kaldu atau meaty (Fuke
1993 dan Yamaguchi 2000)
Menurut Dr Chaudhari dan koleganya di University Miami School of
Medicine mengidentifikasi reseptor rasa glutamate tertentu di lidah (Chaudhari et
al 2000) Umami merupakan rasa yang banyak ditemukan pada makanan siap
saji makanan ringan serta masakan dengan berbasis rasa gurih Umami dapat
diperoleh dari kaldu yaitu dengan mengekstrak bahan alami pada tulang daging
sapi ayam ikan maupun sayuran Berikut adalah atribut sensori Monosodium
Glutamate (MSG)
Rasa UmamiRasa umami merupakan bagian dari lima rasa dasar selain rasa manis asin
asam dan pahit (Hallock 2007) Rasa umami timbul karena keberadaan asam
glutamate dan asam amino (protein) dalam makanan yang terhidrolisa oleh
pemanasan selama proses pemasakan akan menyebabkan pelepasan glutamate
sehingga glutamate menjadi bentuk bebas yang dapat menimbulkan rasa umami
Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang menstimulasi
syaraf yang berakhir dirongga hidung (Meilgaard 1999) Mekanisme interpretasi
umami dimulai ketika masuk kedalam mulut kemudian dikenali oleh reseptor
mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari et al 2009)
Pada rasa umami senyawa pemberi sensasi ini akan berperan melalui
16
protein G yang mengkait pada reseptor dan mengaktifkan pembawa pesan
kedua (second massenger) Selain itu rasa umami juga dapat diperoleh dengan
penambahan senyawa kimia antara lain disodium gluanylate (GMP) disodium
inosinate (IMP) serta monosodium glutamate (MSG) (Jinap 2010) Glutamate
juga dibentuk oleh tubuh dan berikatan dengan asam amino lain untuk
membentuk struktur protein Garam dari asam glutamat yaitu Monosodium
glutamate (MSG) juga dapat meningkatkan karakteristik khas flavor terutama
pada sensasi mouthfullness thickness dan continuity dari rasa Itu sebabnya
MSG dikenal sebagai flavor enhancer (Darmasetiawan 2004)
Studi juga menunjukkan bahwa penambahan MSG ke dalam makanan dapat
meningkatkan asupan vitamin yang diperlukan mineral dan protein dari makanan
(Filer 1994 Fernstrom 2000 Fuke 1993) MSG bersifat sinergis dengan garam
NaCl sehingga dapat menurunkan jumlah penggunaan keduanya untuk
mendapatkan sensasi yang sama After taste dari senyawa umami umummnya
lebih kuat dari senyawa sensasi lain dikarenakan pada afinitas yang dari senyawa
terhadap sel reseptor
Rasa AsinSelain menimbulkan rasa umami monosodium glutamate juga dapat
menimbulkan rasa asin Rasa asin timbul karena ion Sodium (Na+) menyentuh
ujung apical dari sel pengecap melalui saluran ion pada mikrovili yang akan
menimbulkan sensasi rasa asin Pada dasarnya semua kation dapat memberikan
rasa asin namun ukuran diameter ion akan sangat menentukan dimana semakin
besar ukuran garam akan mengubah rasa asin ke arah pahit seperti NaCl (056
nm) asin sedang MgCl2 (085 nm) Kation (Na+) mempunyai peran lain selain
memberi rasa asin yaitu kemampuannya untuk menstimulasi cita-rasa daging
atau meaty flavor serta peran yang tidak bisa dipisahkan dalam membentuk rasa
lezat khas pada daging kepiting (Wijaya 2012)
Rasa ManisMonosodium glutamate juga memiliki campuran rasa manis dan asin dan
tresholdnya 625 x 10-4 (12 x 10-2) dalam air Rasa manis yang timbul
dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung sukrosa 355 frukstosa
56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rasa manis disebabkan oleh senyawa
organik alifatik yang mengandung gugus hidroksi (OH) beberapa asam amino
aldehid dan gliserol Sensasi manis juga dapat dihasilkan oleh berbagai golongan
senyawa baik dari kelompok gula asam amino-peptida-protein bahkan
17
klorofomTingkat kemanisan dari senyawa yang berbeda akan menghasilkan
sensasi manis yang berbeda pula (Valentin et al2006)
Rasa PahitMononosodium Glutamate (MSG) dapat meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak dimulut apabila dikonsumsi secara berlebihan sehingga menyebabkan
kepekaan lidah menjadi menurun Semakin besar ukuran garam akan mengubah
rasa asin ke arah pahit Konsumsi MSG masih bisa ditoleransi sebesar 03-1 gam
per hari (Yuliarti 2007) Rasa pahit yang muncul bisa juga dikarenakan
hidrofobisitas rantai samping asam amino Efek rasa pahit juga dapat disebabkan
karena asam lambung yang naik seperti akan muntah (refluks) akibat
mengkonsumsi makanan secara berlebihan (seperti makanan terlalu asam
pedas asin dll)
MouthfullnessSensasi mouthfullness pada penyedap rasa merupakan gabungan dari
semua perasaan yang terdapat dalam mulut termasuk mouthfeel Mouthfeel
suatu bahan pangan yaitu perasaan kasar licin lunak liat dan cair kental
Penyedap rasa bukan hanya merupakan suatu zat melainkan suatu komponen
tertentu yang bersifat khas Bahwa penyedap mempunyai beberapa fungsi dalam
bahan pangan sehingga dapat memperbaiki membuat lebih bernilai atau diterima
dan lebih menarik (Cahyadi 2006) Menurut Selway dan Stokes 2013) mouthfeel
adalah bagian dari atribut sensori yang berkaitan dengan tekstur dalam bentuk
padat semi padat dan cair (Guinard dan Mazzucchelli 1996) yang mengacu pada
suatu sentuhan maupun sensasi yang dirasakan pada saat makanan maupun
minuman yang masuk ke dalam mulut hingga ditelan ke tenggorokanTabel 25 Klasifikasi Mouthfeel
No Kelompok Keterangan1 Viskositas Kental dan Encer2 Kondisi permukaan jaringan Halus dan Kasar3 Berkaitan dengan karbonasi Berbuihberbusa dan bergelembung4 Berkaitan dengan body Berair berat dan ringan5 Efek senyawa kimia Sepat dingin dan beku6 Berkaitan dengan lapisan dalam rongga mulut Berminyak berlemak dan clinging7 Retensi pergerakan lidah Berlendir lengket pasty dan syrupy8 Kondisi mouth-afterfeel Bersih dan ada yang tertinggal9 Kondisi fisiologis afterfeel Penuh menyegarkan membuat haus10 Berkaitan dengan suhu Panas dan dingin11 Berkaitan dengan tingkat kelembaban Basah dan keringSumber Szczesniak (1963)
18
Kenampakan VisualWujud dari MSG adalah serbuk kristal padat berbentuk pipih berwarna putih
dan tidak berbau yang dalam larutan terdisosiasi menjadi glutamat dan natrium
Gambar 24 Kristal MSG (wwwsehatfreshcom)
MSG mempunyai tingkat kemurnian lebih dari 90 maka dari itu MSG
berwarna putih sedikit bening (Suratmah 1997) Warna kristal putih yang
dihasilkan ini juga dikarenakan adanya proses pengubahan kristal pada tahap
isolasi dan adanya proses decolorization Dimana pada tahap isolasi ini bertujuan
untuk mengubah kristal α menjadi kristal β untuk mengurangi kandungan
pengotor (impurities) yang terdapat pada kristal α Kemudian pada tahap
decolorization ditambahkan dengan action carbon yang bertujuan untuk
menghasilkan warna putih pada kristal MSG Untuk tekstur apabila dilihat secara
visual kristalnya kering dan bentuk kristalnya ada yang besar dan ada yang kecil
itu tergantung dari ukuran mesh yang digunakan kemudian tidak menggumpal
dan sedikit kasar Tekstur adalah salah satu sifat bahan atau produk yang dapat
dirasakan melalui sentuhan kulit ataupun pencicipan Warna dari monosodium
glutamate juga berpengaruh terhadap presepsi konsumen Konsumen akan lebih
memilih MSG dengan warna yang putih daripada warna MSG yang kuning
Karena konsumen mungkin beranggapan warna MSG yang kuning berarti masih
banyak senyawa pengotor yang terkandung didalamnya atau proses produksinya
tidak sesuai standar bisa juga material yang digunakan tidak sesuai spesifikasi dll
28 Reseptor RasaBahan kimia makanan berinteraksi dengan reseptor pada sel rasa
Kebanyakan rangsangan rasa adalah molekul hidrofilik yang larut dalam saliva
Sistem gustatory membedakan lima rangsangan rasa dasar asin manis asam
pahit dan umami (monosodium glutamat) Bukti baru-baru ini menunjukkan bahwa
lemak dapat mewakili kualitas spesifik tambahan (Khan dan Besnard 2009) dan
sistem rasa juga mungkin responsif terhadap kelas senyawa lain (misalnya garam
kalsium) namun kurang diketahui tentang mekanisme yang mendasari untuk
19
mendeteksi nutrisi ini (Bachmanov dan Beauchamp 2007)
Gambar 25 Model transduksi untuk membran chemosensory sel rasa Keluargareseptor T1R dan T2R memediasi sensitivitas terhadap manis umami dan pahitdengan mengaktifkan fosfolipase β2 (PLCβ2) melalui GTP- protein pengikat (G)Pelepasan Ca2+ yang dihasilkan dari intraseluler membuka saluran TRPM51 yangmenghasilkan potensial reseptor depolarisasi Rasa asam dimediasi oleh kombinasijalur TRPP32 dan PKD1L33 Rasa asin mungkin sebagian dimediasi oleh saluranENaC4 (Direproduksi dengan izin Profesor Stephan Frings)
1potensial reseptor transient M52 potensial reseptor transien P33 saluran ion polikistik-ginjal-penyakit-seperti4 Na+ natrium epitel permeabel
Ada dua keluarga reseptor rasa untuk rasa manis umami dan rasa pahit
T1R dan T2R Ini diungkapkan dalam villi chemosensory di bagian apikal sel
reseptor rasa Rangsangan manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang
terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus
di sel-sel reseptor rasa Rasa Umami dikenali oleh dimer T1R1 T1R3 (Li et al
2002) Rasa pahit dikenali oleh T2Rs sekitar 25 reseptor 7-transmembran
sensitivitas masing-masing reseptor terhadap senyawa pahit tertentu dan
mekanisme lain untuk mendeteksi senyawa pahit masih belum jelas Pada
aktivasi oleh subtansi manis umami atau pahit kedua T1R dan T2Rs memberi
sinyal rasa pada aktivasi fosfolipase C (Zhang et al 2003) yang dimediasi oleh
gustducin (Gambar 25) Hal ini menyebabkan peningkatan IP3 dan Ca2+ yang
pada gilirannya menyebabkan masuknya Na+ dengan aktivasi saluran ion TRPM5
Depolarisasi sel ini dapat menyebabkan inisiasi potensial aksi
20
29 Uji Deskripsi (descriptive test)Uji deskripsi merupakan uji yang membedakan produk berdasarkan
karakteristik sensorinya dan menentukan deskripsi produk secara kuantitatif
(Ackbarali et al 2013) Menurut Setyaningsih (2010) parameter sensori yang
diamati menggambarkan atribut karakter kunci khas pada suatu produk pangan
Uji deskripsi terdiri atas Scoring test atau Skaling Flavor Profile amp Texture Profil
Test dan Qualitative Descriptive Analysis (QDA) RATA (Rate-All-That-Apply)
(Ebookpangan 2006) Analisis deskripsi mampu mengukur reaksi dari
rangsangan yang dihasilkan ketika memgkonsumsi produk memberi deskripsi
aspek kualitatif dan kuantitatif persepsi konsumen serta menghubungkannya
dengan parameter produk lainnya (Varela dan Gaston 2012) Menurut Poste
(2010) data analisis deskriptif yang diperoleh ini dapat membantu dalam
mengidentifikasi variabel bahan atau proses yang bertanggung jawab terhadap
karakteristik tertentu Di industri pangan analisis deskriptif sensori banyak
digunakan untuk mengetahui penerimaan konsumen pengendalian mutu bahan
baku serta berperan dalam pengembangan produk baru
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan uji RATA (Rate-All-That-Apply) Penelitian yang dilakukan adalah
untuk menggali atribut sensori dari produk Monosodium Glutamate (MSG) di PT
Cheil Jedang Indonesia Selain itu dalam penelitian ini panelis diminta
mengevaluasi intensitas dari produk Monosodium Glutamate (MSG) yang
dihasilkan sehingga dapat diketahui pula atribut sensorinya
210 RATA (Rate-All-That-Apply)Metode RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan suatu metode kuantitatif
yang bertujuan untuk mengetahui presepsi konsumen dalam menentukan
karakteristik suatu produk pangan Metode ini merupakan implementasi dari
metode Check-All-That-Apply (CATA) dimana metode ini termasuk metode
kualitatif dan tidak menentukan intensitas pada setiap atribut yang dipilih (Ares et
al 2014) Menurut Ares dan Jaeger (2013) kelebihan dari metode CATA yakni
dari segi konsumen menyatakan bahwa pertanyaan dari kuisioner CATA terbilang
mudah dan tidak membosankan
Namun metode ini juga mempunyai kelemahan yakni tidak dapat
memberikan deskripsi yang detail dan juga tidak bisa membedakan produk yang
memiliki profil terminologi sensori yang serupa (Ares et al 2014) Maka dari itu
21
mulai dikembangkan suatu metode yang menyediakan pilihan intensitas pada
atribut sehingga mampu mengkarakterisasi sensori produk dan membedakan
produk dengan karakteristik yang serupa yaitu metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
RATA (Rate-All-That-Apply) merupakan metode deskriptif sensori produk
yang menggunakan panelis konsumen sebagai sumber data dan informasi
mengenai produk pangan Metode RATA (Rate-All-That-Apply) tergolong dalam
metode kuantitaif yang bersifat objektif dimana panelis diminta untuk mencentang
atribut (RATA question) yang mendeskripsikan suatu produk dan memberi skala
intensitas dari atribut yang dipilih dengan 3 skala (rendah sedang dan tinggi)
Selain itu panelis diperbolehkan mengosongkan data atribut yang tidak ada
dalam produk yang diujikan (Ares et al 2014)
Metode ini memiliki kelebihan yakni adanya kesempatan kepada panelis
untuk menggambarkan seberapa besar intensitas atribut tersebut Skor RATA
dapat dihitung dengan menjumlahkan skor dari konsumen yang memilih
terminologi tersebut untuk deskripsi sampel Kemudian dibandingkan dengan
metode analisa deskriptif konsvensional metode RATA merupakan metode yang
cepat dan dapat dipercaya dalam menentukan karakteristik suatu produk RATA
question atau daftar istilah atribut merupakan daftar istilah yang digunakan dalam
mendeskripsikan dan mengevaluasi produk (Ares et al 2014) Berikut adalah
contoh RATA question dapat dilihat pada gambar
Gambar 26 Pertanyaan pada Kuisioner Rate-All-That-Apply (RATA) dengan produk IrisanRoti (Ares et al 2014)
22
211 Panelis KonsumenPanelis merupakan anggota panel atau orang yang terlibat dalam penilaian
organoleptik dari berbagai kesan subjektif produk yang disajikan Panelis
merupakan instrumen atau alat untuk menilai mutu dan analisa sifat sensorik
suatu produk pangan (Soekarto 2002) Panelis konsumen merupakan
sekelompok yang dipilih mewakili populasi dimana memiliki kebiasaan terhadap
pembelian atau konsumsi terhadap suatu produk atau jasa tertentu Panel
konsumen terdiri dari 30 hingga 100 orang yang tergantung pada target
pemasaran komoditi (Soekarto 2002) Panel ini mempunyai sifat yang sangat
umum dan dapat ditentukan berdasarkan perorangan atau kelompok tertentu
Penelitian Worch (2010) menyimpulkan bahwa konsumen dapat digunakan
untuk mendiskripsikan atribut sensori produk karena mereka memiliki
pengalaman sensori dengan produk tersebut Hal tersebut diperkuat dari
penelitian Ishi etal (2007) dan Koehn (2008) yang menyatakan bahwa konsumen
dapat digunakan untuk analisis deskriptif serta deskriminasi produk
Panelis merupakan alat untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi sifat
sensoris suatu produk (Ackbaralli 2014) Panelis konsumen dapat didefinisikan
sebagai individu yang belum menerima pelatihan evaluasi sensoris serta mewakili
populasi yang bersangkutan dalam hal usia jenis kelamin sosial tingkat ekonomi
budaya dll Dalam beberapa studi menyimpulkan bahwa konsumen kebanyakan
tahu apa yang mereka inginkan namun tidak bisa mengungkapkannya Jarak
pembeda antara konsumen dan panelis terlatih semakin kecil sehingga
kemampuan konsumen untuk karakterisasi produk semakin diakui Maka dari itu
evaluasi sensoris dapat menjadi wadah yang dapat menyampaikan apa yang
diinginkan oleh konsumen (Gambaro 2012)
Sebelum melakukan pengujian calon panelis harus melewati tahap-tahap
berikut ini
a Tahap seleksi tahap ini meliputi perekrutan panelis wawancara mengenai
identitas panelis kondisi kesehatan panelis dan kebersediaan panelis dalam
mengkuti rangkaian pengujian sensori
b Tahap pengujian metode RATA panelis yang lolos dalam tahap seleksi
kemudian panelis diminta untuk melanjutkan tahap pengujian metode RATA
produk MSG untuk menentukan deskripsi produk
23
212 Faktor DemogafiKajian faktor demogafi dalam penelitian ini adalah jenis kelamin usia dan
wilayah diharapkan ketiga faktor ini berpengaruh terhadap presepsi konsumen
dalam profiling produk monosodium glutamate (MSG)
a Jenis Kelamin
Jenis kelamin berpengaruh terhadap kebiasaan seseorang mengkonsumsi
suatu makanan Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Menurut Warnisari (2009) wanita
cenderung memiliki tingkat sensitivitas yang lebih tinggi daripada pria Sedangkan
dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia
Perubahan dalam presepsi sebuah rasa cita rasa (taste) berhubungan
dengan penuaan sudah diteliti oleh beberapa peneliti baik menggunakan manusia
maupun hewan sebagai obyek penelitiannya (Thaw1996) Nilai treshold pada
kelompok usia dewasa jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok usia muda
Proses penuaan dapat menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan
keras atapun jaringan lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap
mempersepsikan rasa (Kenway et al 2004)Kemudian faktor-faktor yang
mempengaruhi presepsi terhadap rasa antara lain kebiasaan merokok
pertambahan usia (Akal et al 2003)
c Wilayah
Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan etnisitas sebagaimana
dengan identitas budaya keadaan sosial dan tipe produk yang dikonsumsi
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
213 Palate cleanserPalate cleanser digunakan untuk mencegah kejenuhan sebelum dan
sesudah pengujian sensori yang dilakukan oleh panelis (Hough 2010) Menurut
Lawless dan Heymann (2010) manfaat palate cleanser adalah untuk membantu
menghilangkan sisa komponen dari sampel produk sebelumnya Kemp (2009) air
24
mineral pada suhu ruang dapat digunakan sebagai palate cleanser untuk
beragam produk Pada standar ASTM E1871 (2006) air hangat dapat digunakan
untuk produk yang meninggalkan rasa berminyak produk susu keju dan produk
dengan bawang putih maupun cabai Jika menggunakan palate cleanser cracker
roti apel maupun mentimun panelis diharuskan mengiringi palate cleanser
dengan air minum
Pada penelitian yang dilakukan menggunakan palate cleanser berupa air
mineral pada suhu ruang (bukan air hangat) Karena sampel pengujian yang
digunakan disajikan dalam suhu ruang sehingga apabila palate cleanser yang
digunakan air hangat maka dimungkinkan dapat memepengaruhi atribut sensori
produk MSG metode RATA
214 Jenis Pelarut yang digunakan dalam Pengujian Sensori Produk MSGa Air Minum
Air merupakan zat yang ada di alam yang dalam kondisi normal di atas
permukaan bumi berbentuk cair Pada hakekatnya air terdiri dari dua unsur yaitu
oksigen dengan dua lengan menggandeng hidrogen membentuk kesatuan
molekul (Pitoyo Amrih 2007) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No
492MENKESPERIV2010 dan Permendagi No 23 tahun 2006 tentang
Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum Departemen dalam Negeri Republik Indonesia air minum
adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum Menurut Sutomo
(2008) fungsi air bagi tubuh manusia adalah membantu proses pencernaan
membantu kestabilan suhu tubuh dan keseimbangan tubuh membantu proses
penyerapan zat makanan dalam tubuh melarutkan sampah dan racun dari sel-sel
tubuh untuk dibawa keluar tubuh melalui (keringat urine ingus) merawat
kesegaran tubuh
Pada pengujian terhadap atribut sensori produk monosodium glutamat
(MSG) pelarut yang digunakan salah satunya adalah air siap minum atau air
minum Alasan menggunakan pelarut air minum karena MSG bersifat polar dan
nantinya sampel yang diujikan akan disajikan kepada panelis untuk dianalisa
atribut sensorinya Air minum yang digunakan untuk melarutkan MSG juga
mengacu pada SNI yang sudah ditetapkan Berikut adalah tabel syarat mutu air
minum menurut SNI
25
Tabel 26 Persyaratan Mutu Air Minum sesuai Syarat Mutu SNI 01-3553 2006
No Parameter Satuan Air Mineral Air Dimineral1 Bau - Tidak berbau Tidak berbau2 Rasa - Tidak berbau Tidak berbau3 Warna Unit Pt-Co Maks 5 Maks 54 Kekeruhan Ntu Maks 3 Maks 35 pH - 60-85 -6 Zat Organik mgl Maks 10 -7 Nitrat (NO3) mgl Maks 45 -8 Nitrit (NO2) mgl Maks 3 -9 Ammonium
(NH4)mgl Maks 015 -
10 Sulfat (SO4) mgl Maks 200 -11 Klorida (Cl) mgl Maks 250 -12 Flourida (F) mgl Maks 1 -13 Sianida (Sn) mgl Maks 005 -14 Besi (Fe) mgl Maks 01 -15 Mangan (Mn) mgl Maks 04 -16 Klor Bebas (Cl2) mgl Maks 01 -17 Kromium (Cr) mgl Maks 0005 -18 Barium (Ba) mgl Maks 07 -19 Boron (Br) mgl Maks 03 -20 Selenium (Se) mgl Maks 001 -21 Timbal (Pb) mgl Maks 005 Maks 00522 Tembaga (Cu) mgl Maks 05 Maks 0523 Kadmium (Cd) mgl Maks 003 Maks 00324 Raksa (Hg) mgl Maks 0001 Maks 00125 Perak (Ag) mgl - Maks 002526 Kobalt (Co) mgl - Maks 00127 Bakteri Ecoli APM100ml lt2 lt2
Sumber Badan Standar Nasional Indonesia 2009
b Kaldu AyamKaldu ayam merupakan air yang berasal dari rebusan ayam Ayam yang
digunakan dalam pembuatan kaldu adalah ayam yang sudah dibersihkan terlebih
dahulu atau sudah dipisahkan dari jeroan di dalam ayam Lemak yang keluar dari
kaldu ayam memiliki rasa gurih Warna dari kaldu ayam biasanya kuning
kecoklatan dan bening (Ramadhanny 2015) Menurut Informasi Gizi dari
FatSecret Indonesia dalam 240 ml (1 gelas) kaldu ayam mengandung 12 kalori
yang meliputi 22 lemak 50 karbohidrat dan 28 protein Selain itu dalam
larutan kaldu ayam juga mengandung sodium sebesar 792 mg dan kalium 24 mg
Pada Tabel 27 dapat dilihat mengenai komposisi daging ayam namun tidak
dijelaskan secara spesifik jenis ayam yang dianalisa Namun dimungkinkan juga
kandungan daging ayam jawa yang digunakan dalam pembuatan kaldu ayam
mirip dengan komposisi daging ayam pada umumnya mungkin yang berbeda
adalah kadar komposisi gizinya yang sedikit berbeda
26
Tabel 27 Komposisi Gizi dalam 100g Daging AyamKomposisi Satuan JumlahProtein g 1820Lemak g 2500Kalsium mg 1400Fosfor mg 20000Besi mg 150
Vitamin B1 mg 008Air g 5590
Kalori kkal 30200Sumber Ditjenak (2001)
Tabel 28 Komposisi Asam Amino Daging AyamAsam Amino Jumlah ()
Arginin 67Cistein 18Histidin 20Isoleusin 41leusin 66Lisin 75
Metionin 18Penilalanin 40Treosin 40Triptofan 08Tirosin 25Valin 67
Sumber Mountey (1995)
Pada pengujian yang dilakukan pelarut yang digunakan dalam melarutkan
produk MSG adalah kaldu ayam Sebab digunakan pelarut kaldu ayam karena
dalam pengujian penggalian atribut sensori produk MSG paling mudah dideteksi
pada pelarut yang cair salah satunya air dan kaldu ayam Apabila MSG
ditambahkan pada makanan saji maka akan sulit dalam penggalian atribut sensori
MSG Karena untuk membuat makanan saji yang diinginkan dan untuk
meningkatkan intensitas rasa yang pas biasanya ditambahkan garam gula MSG
merica dan bahan tambahan lainnya
215 Metabolisme Monosodium Glutamate (MSG)Menurut Sardjono (1989) kadar asam glutamat yang dideteksi tubuh akan
lebih tinggi jika MSG diberikan melalui larutan (minum) dibandingkan melalui
makanan pada dosis yang sama Hal tersebut disebabkan karena MSG adalah
senyawa polar yang mudah larut dalam air maupun air ludah (saliva) pada mulut
MSG akan berdisosiasi menjadi garam bebas dalam bentuk anion glutamat
kemudian ion ini akan masuk dengan cara membuka saluran Ca2+ pada sel saraf
27
yang terdapat kuncup perasa sehingga menimbulkan depolarisasi reseptor
Depolarisasi inilah yang menimbulkan potensial aksi yang sampai ke otak untuk
kemudian diterjemahkan oleh otak sebagai rasa lezat (Siregar 2009)
Makanan yang mengandung monosodium glutamat (MSG) yang dikonsumsi
oleh manusia akan larut dalam air dan saliva pada mulut kemudian diserap oleh
usus selanjutnya akan bersirkulasi menuju vena hepar Di lidah mempunyai taste
receptor cell (TCRs) yang terdapat pada taste buds yang berfungsi sebagai
pendeteksi substansi kimia dan menginformasikan sensasi rasa ke otak (Pulido S
dan Bigiani A 2005) Rasa umami tersebut akan diterima oleh reseptor mGlur4
dan berikatan dalam domain ekstrasel dan menyalurkan sinyal melalui protein
reseptor ke sinyal intrasel pasangannya dimana mGluR4 ini bekerja dengan cara
memutuskan ikatan L-Glutamat sehingga L-Glutamat berada dalam bentuk bebas
akan menuju ke serebrum kemudian otak akan mempresentasikan sensasi rasa
yang lezat dan gurih (Brilliantina 2012)
Sekitar 30 nitrogen yang berasal dari N asam amio yang berasal dari
katabolisme asam amino dikirim ke hepar sebagai Alanin sisanya sebagai
glutamain Glikolisis dalam otot menghasilkan asam piruvat Piruvat dapat
mengalami transaminasi membentuk Alanin berikut reaksinya
Dalam hepar Alanin akan mengalami reaksi sebaliknya yaitu akan bereaksi
dengan α-Ketoglutarat membentuk glutamat dan asam piruvat
Glutamat yang terbentuk kemudian mengalami deaminasi oksidatif melepas
amonia dan α-Ketoglutarat Amonia akan diubah menjadi urea melalui siklus urea
Selanjutnya asam piruvat yang terbentuk kemudian dapat diubah menjadi
glukosa melalui jalur Glukoneogenesis Glukosa kemudian akan kembali lagi
menuju otot Sebagian glutamat dikonversikan oleh usus dan hepar ke bentuk
glukosa dan laktat kemudian dialirkan ke dalam pembuluh darah perifer (Sukawan
2008) Tubuh manusia terdiri dari 14-17 protein dan dari jumlah ini seperlimanya
merupakan glutamat Glutamat bebas juga terdapat dalam sistem saluran
pencernaan darah organ dll Jumlah glutamat bebas yang diperlukan untuk
keperluan tubuh berikisar 10 g Metabolisme asam amino non essensial glutamat
menyebar luas di dalam jaringan tubuh Dilaporkan bahwa 57 dari asam amino
Piruvat + Glutamat Alanin + α-Ketoglutarat
α-Ketoglutarat +Alanin Piruvat + Glutamat+
28
yang diabsorpsi dikonversi menjadi urea melalui hati 6 menjadi plasma
protein 23 absorpsi asam amino melalui sirkulasi umum sebagai asam amino
bebas dan sisanya 14 tidak dilaporkan dan diduga disimpan sementara di
dalam hati sebagai protein hatienzim Kenyataannya bahwa makanan yang
mengandung glutamat akan diserap oleh tubuh tetapi hanya 4 yang akan
dikeluarkan oleh tubuh manusia (Uke 2008)
Sementara itu Jurnal Nutritional Sciences tahun 2000 melaporkan kadar
asam glutamat dalam darah manusia mulai meningkat setelah konsumsi MSG 30
mgkg berat badanhari yang berarti sudah mulai melampaui kemampuan
metabolisme tubuh Bila masih dalam batas terkendali peningkatan kadar ini
akan menurun kembali ke kadar normal atau seperti kadar semula dalam 3 jam
Peningkatan yang signifikan baru mulai terjadi pada konsumsi 150 mgkg berat
badanhari Efek ini makin kuat bila konsumsi ini bersifat jangka pendek dan besar
atau dalam dosis tinggi (3 g atau lebih dalam sekali makan)
MSG lebih mudah menimbulkan efek bila tersaji dalam bentuk makanan
berkuah (Walker R and Lupien JR 2000) Asam glutamat bebas bersifat
eksitotoksik sehingga dihipotesisikan dapat merusak neuron otak bila sudah
melebihi kemampuan otak mempertahankannya dalam kadar rendah (Danbolt
2001) Melihat hasil penelitian untuk batasan metabolisme (30 mgkghari) berarti
rata-rata dalam sehari dibatasi penambahan maksimal 25 ndash 35 g MSG (berat
badan 50 ndash 70 kg) dan tidak boleh dalam dosis tinggi sekaligus Sementara satu
sendok teh rata-rata berisi 4 - 6 g MSG (Ardyanto2004)
29
III METODE PELAKSANAAN
31 Waktu dan Tempat PelaksanaanKegiatan penelitian tugas akhir ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Januari
2017 sampai dengan tanggal 2 April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di PT Cheil
Jedang Indonesia Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso
Jombang Jawa Timur
32 Peralatan dan Instrumen Penelitian321 Alat dan Bahan Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas beker (merk AGC IWAKI) sebagai
wadah untuk melarutkan MSG labu ukur (merk Pyrex 100ml) sendok plastik
digunakan untuk pencicipan sampel kertas polos timbangan analitik (merk
Mettler Toledo) digunakan untuk menimbang sampel spatula digunakan untuk
mengambil sampel yang akan ditimbang tissue cup plastik berukuran 35 cm
diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm digunakan untuk penyajian sampel dan gelas
plastik digunakan untuk membuang sampel yang sudah dicicipi oleh panelis
BahanSampel yang digunakan dalam penelitian adalah MSG dengan tiga jenis
ukuran kristal yang berbeda yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal
53 mikron fine (FC -60 ~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan
small (SC -45 ~ +100 gt 70) memiliki ukuran kristal 250 mikron Produk MSG
yang digunakan adalah produk yang dihasilkan dari PT Cheil Jedang Indonesia
Bahan pendukung yang digunakan dalam penelitian adalah air mineral sebagai
palate cleanser dan pelarut serta mentimun dan wortel juga sebagai palate
cleanser Fungsi dari palate cleanser adalah untuk menghindari efek carry-over
dan adaptasi terhadap rangsangan sensori
33 Tahap PenelitianTahap penelitian dilakukan melalui dua tahapan yakni tahap I yaitu seleksi
panelis dan tahap II yaitu tahap pengujian panelis Dua tahapan ini dilakukan
secara berkelanjutan dimana setelah panelis lolos pada tahap I kemudian panelis
langsung melanjutkan tahap II Berikut adalah dua tahapan penelitian
30
1 Tahap Seleksi
Pada tahap ini dilakukan seleksi panelis yang meliputi perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner
2 Tahap Pengujian Utama
Pada uji deskripsi menggunakan metode RATA (Rate-All-That-Apply) panelis
diminta untuk mendeskripsikan atribut sensori produk MSG Pada tahap ini
disediakan kuisioner penilaian metode RATA (Rate-All-That-Apply) berisi intruksi
kerja untuk evaluasi sampel dan daftar atribut sensori sampel MSG Pada uji
RATA dilakukan satu kali pengujian terhadap 18 sampel MSG yang berbeda
(larutan ukuran kristal dan konsentrasi)
34 Metode PenelitianProsedur PenelitianProsedur penelitian sensori yang dilakukan adalah tahap perekrutan panelis
wawancara dan pengisian kuisioner dan uji deskripsi produk
1 PerekrutanPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan karyawan
perusahaan dari PT Cheil Jedang Indonesia Kriteria panelis yang direkrut adalah
panelis yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG dan bersedia
mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Panelis konsumen terdiri dari
30 hingga 100 orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih
dari 100 orang Panelis yang dilibatkan dalam penelitian berjumlah 120 orang
dengan rincian 112 orang panelis berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang panelis
berjenis kelamin perempuan Sebagian besar panelis yang terlibat dalam
penelitian adalah berjenis kelamin laki-laki karena mayoritas karyawan di
perusahaan ini adalah laki-laki Menurut penelitian Akal et al (2003) menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia
18-30 tahun
2 Wawancara dan Pengisian KuisionerPanelis yang telah direkrut kemudian diminta untuk mengisi lembar kuisioner
Dimana akan disediakan lembar kuisioner yang berisi mengenai persetujuan
panelis dalam mengikuti rangkaian penelitian dari awal hingga akhir penelitian
dan identitas panelis yang meliputi nama usia jenis kelamin alamat asal alamat
tinggal merokok apa tidak divisi dan nomor telepon dapat dilihat pada (Lampiran1)
31
Panelis yang bersedia mengikuti rangkaian analisa sensoris produk MSG
selanjutnya akan melanjutkan pada tahap selanjutnya yakni uji deskripsi produk
MSG
3 Uji DeskripsiBerikut adalah beberapa tahapan sebelum melakukan pengujian deskripsi
metode RATA (Rate-All-That-Apply)
a Persiapan sampelSampel yang digunakan dalam pengujian ini adalah monosodium glutamate
(MSG) yang dihasilkan oleh PT Cheil Jedang Indonesia Sampel yang digunakan
adalah sampel MSG dengan 3 jenis ukuran ukuran kristal yang berbeda yakni
yakni powder (PD -100 gt 60) memiliki ukuran kristal 53 mikron fine (FC -60
~+120 gt 70) memiliki ukuran kristal 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70)
memiliki ukuran kristal 250 mikron Masing - masing sampel ditimbang sebanyak
(03 g 04 g dan 05 g) Kemudian sampel diberi dua perlakuan yakni sampel
MSG yang dilarutkan didalam 1000 ml air dan sampel MSG yang dilarutkan dalam
1000 ml kaldu ayam jawa Kaldu ayam sendiri merupakan hasil rebusan dari
daging ayam jawa yang diambil sarinya ataupun hidrolisat beserta airnya Setiap
sampel disajikan didalam cup plastik berwarna putih bening dengan ukuran 35
cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
b Kode Percobaan dan Urutan PenyajianKode percobaan pada pengujian ini terdiri dari 3 digit angka secara acak
kemudian kode tersebut ditempel di masing-masing cup plastik yang digunakan
untuk pengujian Kode angka 3 digit secara acak ini bertujuan menghindari bias
panelis dalam mencicipi sampel Untuk urutan penyajian sampel disajikan secara
acak sehingga untuk masing -masing panelis urutan penyajian akan berbeda satu
sama yang lain
c Instruksi Pencicipan1 Sebelum melakukan pengujian sebanyak 18 sampel disajikan kepada
panelis Sampel disajikan secara bergantian pada tahap pertama panelis
diminta untuk mencicipi sampel MSG yang dilarutkan dalam air (9 sampel )
dan tahap kedua panelis diminta untuk mencicipi sampel MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam jawa (9 sampel) Sampel yang disajikan sudah
diberi kode angka 3 digit secara acak dan sampel disajikan dalam cup plastik
berukuran 35 cm diameter 6 cm dan sebanyak plusmn 20 ml
32
2 Sebelum mencicipi sampel yang disajikan panelis diminta untuk menetralisir
mulutnya terlebih dahulu dengan meminum air mineral (palate cleanser)
3 Kemudian panelis diminta untuk mencicipi sampel yang sudah disediakan
oleh preparator Panelis boleh melakukan pengulangan dalam mencicipi
sampel tetapi sampel tidak harus habis dalam satu kali pencicipan
4 Penelis diminta untuk mengisi lembar kuisioner seperti pada (Lampiran 2)Dengan cara memberi angka pada daftar istilah atribut yang mendeskripsikan
sampel dan mengintensitaskan ke dalam tiga skala struktur (3-point
structured scale) (nilai 1 = rendah nilai 2 = sedang dan nilai 3 = tinggi )
Apabila panelis tidak merasakan atribut yang terdapat pada sampel panelis
boleh mengosongkan atribut pada kuisioner sehingga diberi nilai 0 Panelis
dapat memilih sebanyak mungkin atribut untuk mendeskripsikan sampel dan
tidak memilih jika istilah atau atribut tersebut tidak ada di dalam sampel yang
disajikan
5 Setiap pergantian sampel panelis diminta untuk menetralisir mulut dengan
menggunakan air mineral atau mentimun maupun rebusan wortel (palate
cleanser) supaya mulut panelis kembali netral kemudian membuangnya ke
dalam gelas pembuangan yang sudah disediakan untuk mengurangi
kejenuhan
35 Analisa Fisik dan Analisa KimiaAnalisa Fisika Mesh Distribution
Mesh distribution adalah alat yang digunakan untuk proses pengayakan atau
pemisahan partikel berdasarkan perbedaan ukuran Mekanisme dari pengayakan
adalah partikel yang berukuran kecil akan lolos melewati permukaan ayakan
sedangkan partikel berukuran besar akan tertinggal pada permukaan ayakan
Sampel yang dilakukan pengayakan lebih baik dalam keadaan kering agar hasil
yang diperoleh lebih optimal
Cara kerja dari mesh distribution adalah pertama MSG yang akan dianalisa
ditimbang terlebih dahulu menggunakan neraca analitik sebanyak 100 g
Kemudian sampel MSG yang sudah ditimbang dimasukkan ke dalam test sieve
(ayakan) yang sudah disusun sesuai dengan ukurannya Ukuran test sieve
sebagai berikut 1) medium crystal 2) regular crystal 3)small crystal 4)fine crystal
dan 5) powder crystal Setelah dimasukkan kedalam test sieve yang sudah sesuai
33
susunan ukuran kemudian langsung dimasukkan pada alat mesh distribution
Selanjutnya alat diset selama 10 menit dan kemudian alat dinyalakan Setelah
selesai dilakukan penimbangan untuk mencari selisih pada alat test yang telah
diisi MSG dan setelah MSG dikeluarkan Sehingga nanti akan diketahui nilai dari
selisih MSG tersebut
b Bulk DensityDigunakan untuk perencanaan daya tampung volume kemasan Densitas
dari seluruh bahan pangan yang terdapat dalam wadah disebut bulk density Cara
kerja dari alat bulk density adalah yang pertama sampel dimasukkan kedalam
gelas ukur plastik kemudian ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak
100 g Kemudian alat bulk density dinyalakan dan setting getaran yang
dibutuhkan yakni sebesar (6163) Sampel yang sudah ditimbang tersebut
kemudian diletakkan pada alat bulk density dan diberi tekanan agar massa jenis
zat padat dapat ditemukan Selanjutnya dilakukan perhitungan bulk density dan
akan diketahui hasil sampel yang dianalisa
c Whiteness meterPrinsip pengujian dengan menggunakan alat ini adalah membandingkan
derajat putih sampel dengan derajat putih standart yang telah ditentukan
berdasarkan jenis sampel yang diuji Cara kerja dari alat ini adalah yang pertama
adalah menyalakan alat whiteness meter dengan menekan tombol OnOff yang
ada pada alat Kemudian memasukkan standart pada alat whiteness sebelum
memasukkan sampel yang akan dianalisa Kemudian alat whiteness meter
dihidupkan sampai keluar hasil whiteness standart pada display Selanjutnya
MSG yang akan dianalisa dimasukkan kedalam alat kaca khusus sampai merata
sehingga akan lebih mudah dalam analisa menggunakan whiteness meter
Setelah itu di check nilai whiteness standart dengan menekan tombol save
Sampel MSG yang dianalisa kemudian dimasukkan ke dalam alat whiteness
meter dan dicatat hasil sampel MSG yang tertera pada display Tahap terakhir
dilakukan perhitungan sehingga nanti akan diketahui whiteness pada sampel
MSG
Analisa Kimiaa pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH Cara kerja dari pH
meter adalah yang pertama alat pH meter dinyalakan dengan menekan tombol
34
OnOff yang terdapat pada alat Kemudian alat pH meter dikalibrasi dengen
cara mengecek tingkat kepekaan alat pada buffer 700 dan buffer 921 Fungsi
dari larutan buffer adalah untuk mempertahankan pH Setelah alat pH meter
dikalibrasi selanjutnya menganalisa sampel MSG yang akan diujikan Apabila
ingin menganalisa sampel MSG maka stik pH meter dimasukkan kedalam
erlenmeyer yang berisi larutan sampel MSG Kemudian mencatat hasil yang
tertera pada display pH meter
b Analisa ProteinSebelum menganalisa protein pada sampel MSG harus menyiapkan alat
meliputi neraca analitik kjelflex disgestion glass tube micropipet blue tip dan
spatula sedangkan bahan yang harus dipersiapkan meliputi NaOH 35 Buric
acid 465 asam sulfat 98 katalisator dan H2SO4 Cara kerja untuk analisa
protein adalah yang pertama adalah
1 Kalibrasi alat kjelflex
Langkah pertama yang dilakukan adalah Menyalakan alat kjelflex dengan
menekan tombol OnOff yang ada pada alat Kemudian mengecek pH meter
pada alat kjelflex dengan menggunakan larutan buffer pH 401 700 921
standart pada pH meter 465 Selanjutnya pilih menu prehiting pada display alat
lalu tekan enter (prehiting akan beroperasi selama 3-4 menit) Setelah proses
prehiting telah selesai kemudian pilih menu priming untuk menjalankan semua
bagian pada alat tersebut Untuk mengetahui bahwa alat tersebut telah
memenuhi standart (priming akan beroperasi selama 3 - 4 menit) Setelah proses
priming selesai pilih menu cleaning pada display untuk membersihkan bagian -
bagian alat yang berkerja Kemudian dilakukan proses destilation pada alat
dengan menggunakan blank (up water) untuk mengetahui kinerja alat saat
pemanasan dan penguapan Selanjutnya dilakukan verifikasi menggunakan
ammonium dehidrogen phospat untuk mengetahui kinerja alat sudah sesuai
standart
2 Penimbangan sampel (01 g)
Cara menimbang sampel yang akan dianalisa adalah yang pertama adalah
menyalakan alat dengan menekan tombol onoff Kemudian temperature harus
dipastikan pada suhu 260C dan level balance dipastikan harus seimbang
Selanjutnya menekan tombol tare agar berat neraca 000 dan tahap terakhir
adalah sampel ditimbang seberat 1 g selanjutnya mencatat hasil yang tertera
pada display alat
35
3 Menganalisa protein
Cara kerja melakukan analisa protein pada tahap pertama menyiapkan 6
tube glass pada rak tabung Kemudian memasukkan setengah katalisator pada
tube glass lalu sampel yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam
tube glass Selanjutnya sampel yang telah dimasukkan dalam tube glass
kemudian ditambahkan dengan up water (air suling) sebanyak 20ml dan
ditambahkan asam sulfat 98 Glass tube yang sudah berisi katalisator sampel
air suling dan asam sulfat siap dimasukkan kedalam alat disgestion untuk
dilakukan proses pembakaranpemanasan selama 30 - 45 menit Setelah proses
disgestion selesai tube glass ditunggu sampai dingin kemudian tube glass
diambil untuk dianalisa proteinnya Sampel dianalisa menggunakan alat kjelflex
dengan metode kjeldhal Kemudian apabila analisa sudah selesai tahap terakhir
adalah mencatat hasil yang tertera pada display alat kjelflex
c Metode Hidrolisis (Weibull)Prinsip metode hidrolisis adalah ekstraksi lemak dengan pelarut non polar
setelah contoh dihidrolisis dalam suasana asam untuk membebaskan lemak yang
terikat Alat yang digunakan adalah kertas saring kertas saring pembungkus
(thimble) labu lemak soxhlet dan neraca analitik Sedangkan bahan yang
digunakan adalah larutan asam klorida HCl 25 kertas lakmus N-heksana
atau pelarut lemak lainnya
Cara kerja dari alat ini adalah menimbang seksama 1 g - 2 g cuplikan ke
dalam gelas piala Kemudian diberi penambahan 30 ml HCl 25 dan 20 ml air
serta beberapa butir batu didih Menutup gelas piala dengan kaca arloji dan
dididihkan selama 15 menit Setelai selasai kemudian dilakukan penyaringan
dalam keadaan panas dan cuci dengan air panas sehingga tidak bereaksi dengan
asam lagi Kemudian dilakukan proses pengeringan pada kertas saring pada
suhu 100oC - 105oC Setelah itu memasukkan ke dalam kertas saring
pembungkus (paper thimble) dan ekstrak dengan N-heksana atau pelarut lemak
lainnya 2 jam - 3 jam pada suhu lebih kurang 800C Kemudian sulingkan larutan
heksana dan pelarut lainnya dan dikeringkan ekstrak lemak pada suhu 100oC -
105oC Setelah kering dilakukan pendinginan dan dilakukan penimbangan
Ulangi proses pengeringan ini hingga mencapai bobot tetap
36
Perhitungan
Kadar lemak = 10021 xW
WW
Dimana
W bobot cuplikan dalam g
W1 bobot labu lemak sesudah ekstraksi dalam g
W2 bobot labu lemak sebelum ekstraksi dalam g
36 Metode Analisa Data1 Kuisioner Pendahuluan
Data hasil dari kuisioner pendahuluan dianalisa menggunakan progam
Microsoft Excel dalam bentuk tabulasi maupun presentase Hasil tabulasi tersebut
kemudian dideskripsikan dan diiterpretasikan sehingga menghasilkan data
kualitatif untuk mendukung data kuantitatif dalam pengujian selanjutnya
2 Profiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan metode RATA
(Rate-All-That-Apply)
Data hasil pengujian profiling monosodium glutamate (MSG) metode RATA
(Rate-All-That-Apply) ditabulasikan dan dianalisa penilaian dengan cara memberi
skor lsquorsquo0rsquorsquo untuk intensitas atribut yang tidak dipilih skor lsquorsquo1rsquorsquo untuk intensitas atribut
rendah (low) skor lsquorsquo2rsquorsquo untuk intensitas atribut sedang (medium) dan skor lsquorsquo3rsquorsquo
untuk intensitas atribut tinggi (high) Kemudian hasil atribut tersebut dianalisa
menggunakan ragam Statistik ANOVA dengan metode GLM (General LinearModel) kemudian dilakukan uji lanjut Fisher pada aplikasi progam Minitab 17Fungsi dari uji lanjut Fisher adalah untuk mengetahui signifikansi parameter dan
faktor yang berpengaruh nyata dalam pengujian
37
3 7 Diagam Alir371 Screening Panelis
Perekrutan dan Wawancara
Kuisioner Persetujuan terhadap 120 karyawanyang berpotensi menjadi calon panelis
Gambar 31 Diagam Alir Screening Panelis
Keterangan Perekrutan dan Wawancara meliputi beberapa aspek dan kriteria
1 Tertarik terhadap Uji sensori
2 Bersedia melakukan setiap uji Sensori terhadap produk Monosodium
Glutamate yang diteliti di PT Cheil Jedang Indonesia
Panelis konsumen dari perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia
- Tabulasi datadengan MicrosoftExcel
Calon panelis sebanyak 120 orang yang memenuhi kriteria
120 panelis melakukan Uji produk Monosodium Glutamate
dengan Metode RATA (Rate-All-That-Apply)
38
372 Uji Profiling produk Monosodium Glutamate dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Sampel dimasukkan ke dalam cup plastik putih berkode berukuran diameterbawah 35 cm diameter atas 6 cm dan tinggi 4 cm sebanyak 20 ml
Sampel disajikan kepada panelis (18 sampel 9 sampel MSG dilarutkan dalamair dan 9 sampel MSG dilarutkan dalam kaldu ayam)
Dilakukan pencicipan oleh panelis sesuai instruksi dalam lembar penilaian
Palate cleanser
Dilakukan pencicipan kembali pada sampel MSG berikutnya dst
Kuisioner atribut sensori MSG
Data
Pengolahan Data
Gambar 32 Diagam Alir Pelaksanaan Uji MSG dengan Metode RATA(Rate-All-That-Apply)
Hasil
Teknik pencicipan MSG dalam larutan airmineral dengan penggunaan ukuran kristalMSG berbeda dan konsentrasi berbeda
Teknik pencicipan MSG dalam larutan kalduayam dengan penggunaan ukuran kristal MSGberbeda dan konsentrasi berbeda
-Pembobotan-ANOVA metode GLM (GeneralLinear Model)-Uji lanjut metode Fisher
Sampel Monosodium Gutamate dari PT Cheil Jedang Indonesia
2 teknik pencicipan
Meminum air putih
39
Prosedur Pelaksanaan Uji Utama
1 Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Gambar 33 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam air mineral
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Air mineral1000 ml
Hasil
40
2 Pelarutan MSG dalam kaldu ayam
Masing-masing ditimbang dengan berat yang berbeda
Dimasukkan dalam erlenmeyer berukuran 1000 ml
Dilakukan pelarutan sampel
Dituang dalam masing-masing cup plastik yang berkodesebanyak + 20ml
Produk MSG ukuran kristal powder (PD -100 gt 60) kristal 53 mikron fine (FC -60~+120 gt 70) 160 mikron dan small (SC -45 ~ +100 gt 70) 250 mikron
03 g 04 g 05 g
Kaldu ayam jawa1000 ml
Hasil
Gambar 34 Diagam Alir Pelarutan sampel MSG dalam kaldu ayam
41
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
41 Seleksi Panelis411 Perekrutan Panelis
Perekrutan panelis dilakukan di PT Cheil Jedang Indonesia yang berlokasi di
Jl Raya Brantas km 35 desa Jatigedong kecamatan Ploso Jombang Jawa
Timur Perekrutan panelis dilakukan secara langsung yakni bertatap muka dan
melakukan wawancara serta membagikan kuisioner mengenai data diri karyawan
sebagai calon panelis
Keterangan Bulan ke -1 (januari) Bulan ke-2 (Februari) dan Bulan ke-3 (Maret)Gambar 41 Grafik Jumlah Perekrutan Panelis dalam Tiap Bulan
Perekrutan panelis dilakukan setiap hari sebelum melakukan pengujian
Panelis yang bersedia mengikuti pengujian langsung melakukan pengujian pada
hari itu juga Jumlah total panelis yang bersedia mengikuti pengujian sebanyak
120 orang Pada Gambar 41 dapat dilihat bahwa pada bulan ke-1 jumlah panelisyang bersedia melakukan pengujian sebanyak 53 orang (44) pada bulan ke-2
sebanyak 45 orang (38) dan pada bulan ke-3 sebanyak 22 orang (18)
Perekrutan panelis lebih dari 100 orang karena penelitian yang dilakukan
menggunakan panelis konsumen Panelis konsumen terdiri dari 30 hingga 100
orang (Soekarto 2002) 50-100 orang (Adams 2007) atau lebih dari 100 orang
Perekrutan panelis tidak didasarkan pada kesukaan terhadap produk
monosodium glutamate (MSG) namun kebanyakan panelis ingin mengetahui
atribut sensori produk MSG dan ingin berpartisipasi dalam penelitian yang
dilakukan Hasil wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa panelis bersedia
mengikuti pengujian dari awal hingga akhir memiliki kondisi kesehatan yang baik
42
(tidak dalam masa pengobatan) dan tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
monosodium glutamate (MSG)
412 Profil PanelisKaryawan perusahaan yang sudah direkrut menjadi panelis kemudian
mengisi kuisioner mengenai biodata yang berisi data diri para panelis Biodata
tersebut meliputi nama panelis jenis kelamin usia panelis alamat tinggal apakah
memiliki kebiasan merokok dan jumlah konsumsi rokok dalam tiap hari Berikut
adalah profil panelis konsumen di PT Cheil Jedang Indonesia
a Jenis KelaminPerekrutan dilakukan terhadap panelis konsumen yang merupakan panelis
tidak terlatih Dimana panelis konsumen ini adalah karyawan dari PT Cheil
Jedang Indonesia Berdasarkan Gambar 42 dapat diketahui bahwa jumlah
panelis yang bersedia mengikuti pengujian sensori produk monosodium
glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply) sebanyak 120 orang yang
terdiri dari 112 orang (93) berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang (7) berjenis
kelamin perempuan
Gambar 42 Grafik Jumlah Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Mayoritas panelis yang mengikuti pengujian adalah berjenis kelamin laki-laki
Hal tersebut dikarenakan sebagian besar karyawan di PT Cheil Jedang Indonesia
adalah berjenis kelamin laki-laki sehingga panelis perempuan yang mengikuti
pengujian juga minim Kriteria panelis yang direkrut dalam pengujian adalah
panelis konsumen yang tertarik terhadap uji sensori tidak alergi terhadap MSG
43
dan bersedia mengikuti rangkaian pengujian yang berlangsung Perbedaan
gender berpengaruh signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit
(Michon et al 2009) Biasanya perempuan memiliki papila lebih banyak daripada
laki-laki Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih peka terhadap rasa
Sedangkan dalam penelitian Akal et al (2003) menyatakan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara jenis kelamin dalam range usia 18-30 tahun
b Usia PanelisUsia atau umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau
diadakan) (Hoetomo 2005) Kategori umur menurut DEPKES RI (2009) masa
remaja awal (12-16 tahun) masa remaja akhir (17-25 tahun) masa dewasa awal
(26-35 tahun) masa dewasa akhir (36-45 tahun) masa lansia awal (46-55 tahun)
Dari data hasil pengujian didapatkan hasil mengenai usia panelis yang
berpartisipasi dalam pengujian berikut rinciannya panelis dengan rentang usia
(13-18 tahun) sebanyak 8 orang panelis dengan rentang usia (18-40 tahun)
sebanyak 108 orang dan panelis dengan rentang usia (40-60 tahun) sebanyak 4
orang
Gambar 43 Grafik Usia Panelis dalam Pengujian Sensori produk MonosodiumGlutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Rentang usia berpengaruh terhadap pengujian sensori Seiring
bertambahnya usia panelis maka sensitivitas reseptor perasapengecap yang
dimiliki juga semakin menurun (Evelyn 2001) Berkurangnya sensitivitas indra
pengecap saat manusia mendekati umur 20 tahun Saat mencapai umur 30
tahun manusia memiliki 245 taste buds pada tiap papilla di lidah Saat berumur
70 tahun jumlah taste buds di setiap papilla berkurang hingga 88 saja dimana
44
rasa manis dan asin lebih dulu terasa efeknya (Guyton 2009) Terjadi
penurunan jumlah papilla sirkumvalata dan penurunan fungsi transmisi pada taste
buds (Guyton 2001) Mojet et al (2005) menyatakan bahwa panelis berusia
muda (19-33 tahun) dan tua (60-75 tahun) memiliki perbedaan sensitivitas
ambang Kemudian studi lainnya yang dilakukan oleh Sanders et al (2002)
menunjukkan bahwa usia berpengaruh signifikan terhadap ambang sensori rasa
manis
c Jenis PekerjaanKerja merupakan hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau
suatu proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai pekerjaan (Rivai
2005) Menurut Mathis and Jackson (2006) deskripsi kerja merupakan proses
menyebutkan tugas tanggung jawab dari suatu pekerjaan
Gambar 44 Grafik Jenis Pekerjaan Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Sebagian besar panelis konsumen yang berpartisipasi dalam pengujian
adalah karyawan swasta perusahaan PT Cheil Jedang Indonesia Hal tersebut
dapat dilihat pada Gambar 44 data hasil menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
dari 120 (100) panelis yang berpartisipasi dalam pengujian sensori adalah
karyawan swasta Disebut karyawan swasta karena mereka diangkat oleh
perusahaan atau industri swasta sesuai kebutuhan perusahaan Karyawan
swasta tersebut akan memperoleh penghasilan dari gaji yang diberikan oleh
perusahaan Gaji yang diterima oleh karyawan swasta disesuaiakan dengan
kemampuan perusahaan dengan mengacu pada UMR (upah minimum regional)
45
pada daerah tersebut
d Kebiasaan MerokokMerokok merupakan aktifitas membakar tembakau kemudian menghisap
asapnya menggunakan rokok maupun pipa (Sitepoe 2000) Pada hasil data profil
panelis dapat dilihat bahwa panelis yang mempunyai kebiasaan merokok
berjumlah 58 orang (48) sedangkan 62 orang (52) panelis yang tidak
mempunyai kebiasaan merokok Menurut Tjandra (2003) selain usia penurunan
indra pengecap juga dapat disebabkan karena kebiasaan merokok karena rongga
mulut mudah terpapar efek merugikan akibat merokok Namun pengaruh
merokok pada mukosa mulut bervariasi tergantung pada umur jenis kelamin
etnis gaya hidup diet genetis jenis rokok cara merokok serta lamanya merokok
(Dewi 2005)
Gambar 45 Grafik Kebiasaan Merokok Panelis dalam Pengujian Sensori produk
Monosodium Glutamate (MSG) metode RATA (Rate-All-That-Apply)
Menurut studi dari Direktorat Departemen Kesehatan RI 2004 pada perokok
sensasi rasa manis asam asin dan pahit lebih sukar didapat karena adanya
kerusakan pada ujung saraf sensorik dan pada taste buds akibat dari panas yang
berasal dari asap rokok (Depkes RI 2004) Kuisioner yang diisi oleh panelis juga
mengenai kebiasan merokok dalam tiap hari Pada Gambar 45 dapat dilihat
mengenai kebiasaan merokok dari 120 panelis perusahaan Sebanyak 62 panelis
memiliki kebiaasaan merokok 0 batang dalam sehari 17 panelis (29) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 1-5 batang dalam sehari sebanyak 11 panelis
(19) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 6-10 batang dalam sehari
sebanyak 28 panelis (48) memiliki kebiasaan mengkonsumsi rokok 11-15
batang dalam sehari sebanyak 1 panelis (2) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
46
rokok 16-20 batang dalam sehari dan sebanyak 1 panelis (2) memiliki
kebiasaan mengkonsumsi rokok 21-25 batang dalam sehari Siteopoe (2000)
mengkategorikan perokok berdasarkan jumlah konsumsi rokok harian yakni
perokok ringan (1-10 batanghari) perokok sedang (11-20 batang hari) perokok
berat (gt20 batang hari)
Gambar 46 Grafik Jumlah Konsumsi Rokok dalam Sehari
Analisa lebih lanjut menggunakan One Proportion Test dengan hipotesis
0166 menunjukkan bahwa nilai P-value untuk panelis yang tidak mengkonsumsi
rokok dalam sehari (0 batang) adalah 0000 (lt005) Sehingga dapat dianalisa
bahwa ternyata benar bahwa sebanyak 62 panelis tidak mengkonsumsi rokok
dalam sehari (0 batang) Dari data statistik juga menunjukkan bahwa memang
benar konsumsi rokok dalam sehari antara panelis satu dengan panelis yang
lainnya berbeda
e Domisili AsalDomisili merupakan kediaman atau tempat tinggal yang tetap dan resmi
sedangkan alamat adalah tempat yang biasa digunakan untuk menemui
seseorang atau surat menyurat Pada Gambar 47 dapat dilihat hasil pengujian
mengenai domisili dari 120 panelis yang berpartisipasi dalam pengujian
47
Gambar 47 Grafik Domisili Panelis Konsumen
Pada gafik diatas dapat dilihat bahwa panelis yang berdomisili di Ploso lebih
banyak yakni sebanyak 56 orang Hal tersebut dimungkinkan karena letak
perusahaan berada di wilayah Ploso sehingga karyawan yang direkrut paling
banyak adalah di wilayah yang terdekat dengan perusahaan Selain berdomisili di
Ploso ada juga panelis yang berdomisili di Tuban sebanyak 1 orang di Surabaya
sebanyak 2 orang di Sidoarjo sebanyak 2 orang di Madiun sebanyak 2 orang di
Banyuwangi 1 orang di Probolinggo 1 orang di Malang 3 orang di Pasuruan 4
orang di Magetan 2 orang di Jombang 42 orang dan di Mojokerto 4 orang
Wilayah tempat tinggal biasanya mempengaruhi dalam pengujian sensori
Wilayah tempat tinggal mempengaruhi kebiasaan hidup mulai dari gaya hidup
dan pola makan Variasi kultural memberikan pengaruh sangat nyata terhadap
bagaimana presepsi atau prefernsi terhadap makanan serta komponen rasa dan
flavour (Prescott 1995)
42 Profiling Atribut SensoriProfiling produk monosodium glutamate (MSG) dengan menggunakan
metode RATA (Rate-All-That-Apply) untuk mengetahui deskripsi atribut sensori
produk MSG di PT Cheil Jedang Indonesia Terdapat 15 atribut sensori yang
tersedia pada dua kuisioner yang disediakan untuk penilaian oleh panelis Pada
kuisioner I penilaian atribut sensori untuk produk MSG yang dilarutkan kedalam
air sedangkan kuisioner II adalah penilaian untuk produk MSG yang dilarutkan
48
dalam kaldu ayam Atribut sensori tersebut meliputi aroma kristal rasa
aftertaste mouthfeel dan warna larutan Data hasil atribut dianalisa menggunakan
analisa ANOVA dengan General Linear Model (GLM)
Berdasarkan hasil analisa diperoleh nilai p-value untuk masing-masing atribut
sensori pada Tabel 41 Dari data hasil atribut yang dianalisa menggunakan
metode GLM diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan nyata terhadap ukuran
kristal MSG yang digunakan konsentrasi MSG yang digunakan dan larutan MSG
yang digunakan (MSG yang dilarutkan dalam air minum dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam) Ada perbedaan nyata terhadap MSG yang dilarutkan dalam
air minum dan kaldu ayam yakni didapatkan hasil bahwa dari 16 atribut yang
diujikan terdapat 4 atribut yang hasilnya tidak berbeda nyata yakni aftertaste
pahit aftertaste manis dan mouthfeel getir Dari data diatas juga dapat dilihat
bahwa perbedaan ukuran kristal MSG (powderfine dan small) yang digunakan
dalam pengujian tidak berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste mouthfeel
dan rasa (taste) Sedangkan perbedaan konsentrasi MSG (03 gL 04 gL dan
05 gL) berpengaruh nyata terhadap atribut aftertaste asin mouthfeel kental
mouthfeel berlemak rasa umami rasa asin rasa manis dan rasa hambar (tidak
berasa)
Tabel 41 Hasil Analisa Ragam p-value untuk Atribut Sensori Monosodium Glutamate
No Atribut Nilai p-valueLarutan(air dan kalduayam jawa)
Konsentrasi(03 gL 04 gL05 gL)
Ukuran KristalPowder (53 mikron)Fine (160 mikron)Small (250 mikron)
Aftertaste1 Pahit 0073 0496 03682 Asin 0041 0000 03873 Manis 0490 0087 05724 Asam 0013 0302 03375 Gurih 0000 0001 0535
Mouthfeel6 Getir 0537 0307 08587 Cair 0000 0062 05128 Kental 0000 0032 09099 Berminyak 0000 0463 084010 Berlemak 0000 0011 0721
Rasa (Taste)11 Umami 0000 0000 092312 Asin 0008 0000 064113 Manis 0638 0048 079014 Asam 0042 0391 077515 Pahit 0000 0792 035116 Hambar 0000 0000 0681
49
Hal tersebut dapat diketahui dari hasil nilai p-value dimana nilai p-value gt
005 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata pada sampel dan apabila
hasil nilai p-value lt 005 menunjukkan bahwa 12 atribut dinyatakan ada pada
sampel oleh panelis Sehingga hasil uji 12 atribut lainnya dinyatakan signifikan
atau berbeda nyata Hasil nilai p-value yang didapatkan dari analisa
menggunakan General Linear Model (GLM) kemudian dilakukan uji lanjutan yakni
uji Fisher dengan selang kepercayaan 95 untuk mengetahui perbedaan nyata
antar masing-masing sampel Menurut Sugiyono (2005) uji exact fisher ini
digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sampel kecil
independen bila datanya berbentuk nominal dan mempermudahkan dalam
perhitungan apabila memiliki data dengan jumlah tabel yang lebih besar
Keterangan Konsentrasi A (konsentrasi 03 gL) Konsentrasi B (konsentrasi04 gL) Konsentrasi C (konsentrasi 05 gL)
Gambar 48 Spider Chart Respon Atribut Monosodium Glutamate (MSG)
Berdasarkan data hasil atribut dari penilaian 120 panelis yang diolah
menggunakan spider chart dapat diketahui respon atribut Monosodium Glutamate
(MSG) Atribut sensori yang paling dominan dengan penggunaan konsentrasi
MSG yang berbeda adalah taste umami hal tersebut dapat dilihat dari nilai rataan
hitung dan memiliki jari-jari yang lebih panjang Penggunaan MSG dengan
konsentrasi 03 gL 04 gL 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0980 1125
50
dan 1229 Namun atribut taste umami yang lebih dominan dirasakan oleh
panelis adalah pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL Taste umami
yang timbul dikarenakan adanya glutamate bebas yang ada didalam minuman
maupun makanan Data hasil yang didapat sesuai dengan pendapat
Sukmaningsih dkk (2011) yang menyatakan bahwa semakin tinggi kandungan
glutamate bebas dalam makanan semakin kuat rasa gurihnya Dalam 1 g
monosodium glutamate (MSG) mengandung 127 glutamate dan 0122 Na
(Sukawan2008) Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang
reseptor spesifik pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam
amino atau reseptor glutamat lain dalam menginduksi rasa umami
43 Respon Panelis Pada Atribut yang Berbeda Nyata terhadap UkuranKristal MSG (powder fine dan small) Konsentrasi MSG (03 gL 04 gLdan 05 gL) dan larutan yang digunakan (Air dan Kaldu Ayam Jawa)
Dibawah ini adalah beberapa atribut sensori yang berbeda nyata setelah
dianalisa menggunakan metode ANOVA dengan General Linear Model (GLM) di
Minitab 17 Adapun yang dimaksud berbeda nyata adalah apabila nilai p-value lt
005 Selanjutnya hasil dari GLM yang berbeda nyata tersebut dilakukan
pengujian lanjut menggunakan uji Fisher untuk mengetahui perbedaan nyata
pada sampel yang diujikan yang dilambangkan dengan hasil notasi yang berbeda
Berikut adalah adalah data hasil setelah dilakukan uji Fisher
431 Atribut Rasa (Taste)1 Rasa UmamiRasa umami yang terdeteksi oleh 120 panelis disebabkan adanya senyawa
glutamate Umami juga merupakan rasa yang timbul dari faktor kimia yang
menstimulasi syaraf yang berakhir di rongga hidung (Meilgaard 1999)
Berdasarkan hasil tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa umami terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam
kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar 1334 sedangkan MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0889
51
Tabel 42 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Umami pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Umami Larutankaldu ayamair
120120
133426088889
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
122917112500098056
ABC
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menunjukkan beda nyata
Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa umami yang lebih tinggi dirasakan
oleh panelis terdapat pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
konsentrasi MSG 05 gL
Sensasi umami disampaikan oleh asam L-amino termasuk asam amino
glutamat Umami yang paling dikenal karena rasa spesifiknya pada MSG
(monosodium glutamat) sering digunakan untuk meningkatkan rasa makanan
Rasa umami timbul karena keberadaan asam glutamate dan asam amino (protein)
dalam ayam jawa yang terhidrolisa oleh pemanasan selama proses pemasakan
sehingga akan menyebabkan pelepasan glutamate menjadi bentuk bebas yang
dapat menimbulkan rasa umami Dimana kandungan asam glutamate bebas
pada ayam sebesar 44 mg100g dan asam glutamat yang terikat sebesar 3309
mg100g (IF 1987)
Menurut Krisna (2010) gugus L-glutamat yang merangsang reseptor spesifik
pada taste buds mengalami ionisasi seperti reseptor asam amino atau reseptor
glutamat lain dalam menginduksi rasa umami Reseptor rasa spesifik untuk
glutamat telah ditemukan (Chaudhari et al 2000 Zhao et al 2003 Maruyama et
al 2006) Mekanisme interpretasi umami dimulai ketika masuk kedalam mulut
kemudian dikenali oleh reseptor mGluR4 atau T1R1T1R3 pada lidah (Chaudhari
et al 2009 Li et al 2002) Reseptor umami T1R1 + T1R3 khusus untuk protein
kelas C GPCR kelas dan memiliki 7 bagian transmembran (Temussi 2009)
Sebagian besar GPCR kelas C adalah homodimers namun reseptor umami
T1R1 + T1R3 adalah heterodimer (Nelson dkk 2002) Reseptor TR1s terdiri dari
tiga rantai peptida dalam dua kombinasi yang membentuk heterodimer Dimer
pertama adalah kombinasi T1R1TIR3 yang sensitif terhadap glutamat sehingga
berfungsi sebagai reseptor rasa umami Selain itu perbedaan konsentrasi MSG
juga mempengaruhi atribut rasa umami
52
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan MSG dengan
konsentrasi 05 gL mempunyai nilai rataan hitung lebih tinggi yakni sebesar 1229
dibandingkan dengan penggunaan konsentrasi 03 gL (0980) dan 04 gL (1125)
Penggunaan MSG dengan konsentrasi yang berbeda berpengaruh terhadap
atribut rasa umami yang dihasilkan Menurut Pusfitasari (2006) menyatakan
bahwa penambahan MSG mampu membawa keluar rasa alami yang terdapat
didalam bahan pangan sehingga makanan akan lebih nikmat apabila
ditambahkan dengan MSG Semakin tinggi kandungan glutamat bebas pada
suatu makanan semakin kuat rasa gurihnya Menurut Winkel dkk (2008) ambang
batas rasa umami pada MSG yang dilarutkan dalam air adalah 5 ppm
Konsentrasi ambang MSG adalah 15 mM (Ohyama dkk 1988 Soldo dkk 2003)
Penambahan MSG diduga dapat meningkatkan atribut rasa umami dalam
larutan kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian Semakin tinggi konsentrasi
MSG yang digunakan atribut rasa umami yang terdeteksi juga akan semakin
tinggi (semakin terasa) Hasil ini menyiratkan bahwa media yang digunakan untuk
melarutkan peptida dapat penilaian rasa panelis
2 Rasa AsinRasa asin merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Rasa asin ini diakibatkan adanya garam pada suatu makanan
maupun minuman Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asin
dapat dilihat pada Tabel 43 dibawah ini
Tabel 43 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asin pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asin Larutankaldu ayamair
120120
03879630314815
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
043333303722220248611
AAB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asin terhadap larutan MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
53
dilarutkan dalam kaldu ayam serta penggunaan konsentrasi MSG yang berbeda
Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada
hasil analisa dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0387 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0314 Pada tabel diatas juga dapat diketahui bahwa
penggunaan konsentrasi mempengaruhi tingkat rasa asin Pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL berbeda nyata dengan penggunaan
MSG konsentrasi 03 gL Nilai rataan hitung pada penggunaan MSG konsentrasi
03 gL sebesar 0248 yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan konsentrasi
yang lainnya Sehingga dapat dianalisa bahwa atribut rasa asin yang lebih tinggi
dideteksi oleh panelis adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
dengan penggunaaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL
Atribut rasa asin yang lebih tinggi ada pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu
ayam kemungkinan besar kaldu ayam yang digunakan dalam pengujian
mengandung Na Hal tersebut sesuai dengan analisa pengujian yang dilakukan
menggunakan metode 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES bahwa rata- rata
kandungan Na pada kaldu ayam sebesar 1671 mg100ml yang berarti setiap 100
ml kaldu ayam mengandung Na sebanyak 1671 mg Selain itu rasa asin timbul
karena adanya penambahan MSG pada larutan kaldu ayam sehingga rasa asin
pada larutan kaldu ayam semakin meningkat Dalam 1 g monosodium glutamate
(MSG) mengandung 0122 Na (Sukawan 2008) 122 Na (Pusfitasasi
2006)
Rasa asin tersebut timbul juga dikarenakan garam terionisasi terutama ion
sodium pada MSG Dimana garam akan menimbulkan rasa ketika ion natrium
(Na+) sodium masuk melalui kanal ion pada mikrovili bagian apikal (atas) selain
masuk lewat kanal pada lateral (sisi) sel rasa (Diah Savitri 1997 Kus Irianto
2004) Menurut Ninomiya dan Funakoshi (1987) aplikasi MSG didalam lidah
menimbulkan impuls pada serabut saraf rasa Serabut saraf rasa tunggal yang
merespon MSG selalu merespon NaCl dan karenanya respon terhadap MSG
telah dipertimbangkan karena Na+ terkandung dalam MSG Sodium juga dapat
meningkatakan sifat sensoris makanan dengan meningkatakan rasa asin
mengurangi kepahitan dan meningkatkan rasa manis (Keast et al 2003)
Konsentrasi natrium yang dibutuhkan untuk memperoleh rasa asin akan sangat
bervariasi antara matriks makanan misalnya lebih mudah untuk mendeteksi
50mM NaCl dalam larutan air daripada dalam matriks roti (Keast et al 2007)
54
Kualitas rasa asin sedikit berbeda dari satu garam dengan garam lainnya dan
beberapa jenis garam akan menimbulkan rasa lain disamping rasa asin (Guyton
2009) Ambang deteksi untuk NaCl adalah 1 sampai 15 mM rata-rata pada
manusia tergantung pada volume stimulus (Brosvic dan McLaughlin 1989
Stotnick et al 1988)
3 Rasa ManisRasa manis merupakan salah satu atribut sensori yang dapat dideteksi oleh
120 panelis Beberapa zat kimia yang menyebabkan rasa manis yakni gula
alkohol aldehida keton amida ester glikol asam amino asam sulfonat asam
halogen garam anorganik dari timah hitam dan berilium (Guyton 2009) Berikut
adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa manis dapat dilihat pada Tabel 44dibawah ini
Tabel 44 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Manis pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Manis Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
011527800861110075000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan data hasil diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut rasa manis Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung pada hasil analisa dimana penambahan MSG dengan konsentrasi
03 gL memiliki rataan hitung sebesar 0115 penambahan MSG dengan
konsentrasi 04 gL memiliki rataan hitung sebesar 0086 dan penambahan MSG
dengan konsentrasi 05 gL memiliki rataan hitung sebesar 0075 Atribut rasa
manis yang lebih tinggi dirasakan panelis terdapat pada konsentrasi 03 gL
Rasa manis yang timbul dikarenakan Monosodium Glutamate mengandung
sukrosa 355 frukstosa 56 dan glukosa 26 (Suratmah 1997) Rangsangan
manis alami dan sintetis dikenali oleh dimer yang terdiri dari T1R3 dan T1R2 yang
bersama-sama membentuk stuktur flytrap venus di sel-sel reseptor rasa
Dimungkinkan rasa manis yang muncul karena bahan baku memproduksi MSG
adalah tetes tebu (molases) yang mengandung zat padat terlarut terdiri dari gula
dan non gula raw sugar (Winarno 2004) Kandungan asam amino dan protein
55
pada larutan kaldu ayam juga dimungkinkan dapat menyebabkan rasa manis
namun belum diketahui jenis asam amino spesifik yang dapat menyebabkan rasa
manis pada larutan kaldu ayam Roper (2007) menyatakan bahwa selain sukrosa
dan sakarin rasa manis juga dapat ditimbulkan karena adanya asam amino
peptida dan protein serta pemanis buatan Karena keragaman substansi yang
manis rasanya sulit untuk memberikan ambang deteksi namun ambang batas
sukrosa telah dilaporkan sekitar 2 - 5 mM (Zhang et al 2009) dan 14 - 22 mM
(Brosvic dan McLauglin 1989)
Kadar gula terendah yang dapat dideteksi oleh tubuh sekitar 10milimol per
liter untuk sukrosa dan 30 milimol per liter untuk laktosa (IFR 2006) Sehingga
dapat dianalisa bahwa ambang batas untuk atribut rasa manis pada MSG yang
dapat dirasakan panelis adalah pada konsentrasi yang rendah (03 gL) apabila
konsentrasi dinaikkan lagi maka panelis tidak bisa mendeteksi rasa manis pada
sampel pengujian Penambahan MSG yang berlebihan seringkali dapat merubah
zat dari rasa manis menjadi rasa pahit
4 Rasa AsamRasa asam disebabkan oleh asam dan dimediasi oleh reseptor tipe saluran
ion Asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain
yang disebut basa atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu
basa Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut rasa asam dapat dilihat
pada Tabel 45 dibawah ini
Tabel 45 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Asam Larutankaldu ayamair
120120
01787040137037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi dan
rataan hitung Dimana untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki
rataan hitung sebesar 0178 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki
rataan hitung sebesar 0137 Sehingga dapat dianalisa bahwa rasa asam
56
dirasakan lebih tinggi oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Bagian fungsional asam dalam sensasi asam adalah ion hidrogen tapi
tergantung pada anion yang terkait (Holzer 2007) ada variasi tingkat keasaman
terhadap asam yang berbeda Mekanisme transduksi sel-sel yang peka terhadap
asam telah terbukti sulit karena pH stimulus mempengaruhi banyak saluran dan
protein oleh karena itu sulit untuk mengisolasi tindakan perubahan pH (Frings
2009) Namun saat ini potensial terbaik untuk sensor proton khusus pada
reseptor rasa asam adalah saluran ion dari keluarga TRPP (Transient Receptors
Potential Polycystic) (Gambar 25) TRPP3 dan PKD1L3 (Huang et al 2006)Tamura et al (1989) meneliti rasa campuran yang mengandung N-terminal
dipeptida (Lys-Gly) asam tripeptida (Asp-Glu-Glu) tripeptida C-terminal
(Ser-Leu-Ala) dan salty dipeptide (Orn-β-Ala) Menurut hasil analisis sensorik
Tamura et al (1989) rasa dari asam amino Lys-Gly Ser-Leu-Alanin Asp-Glu-Glu
dan Orn-β-Ala berturut-turut adalah umami asam pahit dan pahit manis
Dimungkinkan rasa asam timbul karena adanya interaksi antara peptida dengan
peptida interaksi peptida dengan nukleotida (Tamura dkk 1989 Maehashi dkk
1999) (Lampiran 10)
Selain itu rasa asam yang timbul dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan
kaldu ayam Produk MSG yang dihasilkan oleh perusahaan mempunyai nilai
standar pH yakni 67-72 dalam 5 larutan sedangkan pH dari larutan kaldu ayam
berkisar 56 - 58 pH normal memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH (gt7)
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan pH (lt7) menunjukkan
keasaman Menurut Azmi dkk (2006) pH normal memiliki nilai 65 hingga 75
sementara bila nilai pH (lt65) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat asam
sedangkan nilai pH (gt75) menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa
Intensitas rasa asam tidak selalu sebanding dengan pH (DeSimone et al 2006)
misalnya rasa asam asetat lebih asam daripada HCl pada pH yang sama
(DeSimone et al 2001) Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga
berperan penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
5 Rasa PahitSecara umum rasa pahit adalah rasa yang tidak enak di alam rasa pahit
diindikasikan sebagai zat yang beracun pada tanaman (Simmonds 2011) Rasa
pahit disebabkan oleh asam amino peptida ester garam organik garam
anorganik alkaloid-alkaloid seperti kafein garam-garam Mg kuinon dan
57
senyawa fenol seperti naringin Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada
atribut rasa pahit dapat dilihat pada Tabel 46 dibawah ini
Tabel 46 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Pahit pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Pahit Larutankaldu ayamair
120120
00953700162963
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Data hasil menunjukkan bahwa rasa pahit yang tinggi adalah pada MSG yang
dilarutkan dalam air yang memiliki rataan hitung sebesar 0162 Rasa pahit yang
muncul dimungkinkan adanya nukleotida yakni monosodium glutamat (MSG)
didalam sampel pengujian Hal tersebut sesuai dengan Maehashi (1999) yang
meyatakan bahwa rasa pahit dipengaruhi oleh adanya nukleotida Rasa pahit
yang muncul bisa juga disebabkan karena konsentrasi MSG yang tinggi dalam
pengujian sehingga berpengaruh pada kejenuhan kelenjar saliva dan berefek
pada rasa pahit Molekul rasa pahit berikatan dengan reseptor G protein tipe
T2Rs pada membran apikal sel reseptor rasa (TRC) yang terletak pada kuncup
rasa (Zhang et al 2003) Selain itu perbedaan gender juga berpengaruh
signifikan terhadap kemampuan identifikasi rasa pahit (Michon et al 2009)
6 Rasa HambarRasa hambar identik dengan rasa tawar ataupun tidak berasa Contoh dari
rasa hambar adalah air minum dimana standar rasa air minum adalah normal
(tidak berasa) (Sutrisno 2004) Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
rasa hambar dapat dilihat pada Tabel 47 dibawah ini
Tabel 47 Hasil Uji Fisher Atribut Rasa Hambar pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Rasa Hambar Larutanairkaldu ayam
120120
04407410154630
AB
Konsentrasi03 gL04 gL05 gL
120120120
040555602819440205556
ABC
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
58
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
rasa hambar terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Rasa hambar yang tinggi dideteksi oleh panelis adalah
dengan penambahan MSG dengan konsentrasi 03 gL Hal tersebut dapat dilihat
dari perbedaan lambang notasi dan rataan hitung pada hasil analisa dimana
untuk MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam memiliki rataan hitung sebesar
0154 sedangkan MSG yang dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar
0440
Rasa hambar yang terdeteksi oleh panelis dimungkinkan konsentrasi MSG
yang rendah sehingga panelis sulit mendeteksi atribut rasa yang ada pada
sampel yang disajikan Faktor lain yang mempengaruhi kepekaan sensori panelis
yakni usia kurang fokus dalam pengujian dan kebiasaan merokok Menurut
Tjandra (2003) selain usia penurunan indra pengecap juga dapat disebabkan
karena kebiasaan merokok karena rongga mulut mudah terpapar efek merugikan
akibat merokok Menurut Lanfer et al (2013) dalam Hasanah et al (2014)
menyatakan bahwa gender dan sosioekonomi berpengaruh terhadap perferensi
rasa dan jenis produk pangan yang dikonsumsi Proses penuaan dapat
menimbulkan keluhan atau kelaianan baik pada jaringan keras atapun jaringan
lunak rongga mulut sehingga berpengaruh terhadap mempersepsikan rasa
(Kenway et al 2004)
432 Sensasi (Mouthfeel)1 Mouthfeel Cair
Mouthfeel cair adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Mouthfeel cair ini diakibatkan dari larutan yang digunakan untuk melarutkan
sampel MSG adalah air Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel cair dapat dilihat pada Tabel 48 dibawah ini
Tabel 48 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Cair pada Respon Panelis terhadapMonosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeel cair Larutanairkaldu ayam
120120
119722067037
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
59
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel cair terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang dilarutkan
didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang notasi
dan rataan hitung pada hasil analisa dimana rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam air sebesar 1197 sedangkan rataan hitung untuk MSG yang
dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0670 Sensasi cair yang lebih tinggi
dirasakan oleh panelis pada MSG yang dilarutkan dalam air karena air yang
digunakan bersifat cair pada suhu ruang Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Pitoyo Amrih (2007) yang menyatakan bhwa air merupakan zat yang ada di alam
yang dalam kondisi normal di atas permukaan bumi berbentuk cair Sifat air
adalah berwujud cair pada kisaran suhu yakni 0oC (32oF) ndash 100oC (Effendi 2007)
2 Mouthfeel KentalMouthfeel kental adalah salah satu atribut yang dirasakan oleh 120 panelis
Mouthfeel kental ini terjadi karena terlalu banyak komponen zat yang ada didalam
suatu larutan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel kental terhadap penggunaan larutan yang
berbeda Hal tersebut dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung
dimana nilai rataan hitung yang lebih tinggi terdapat pada MSG yang dilarutkan
dalam kaldu ayam sebesar 0198 Terdapat perbedaan nyata dalam penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL dan 05 gL
Tabel 49 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Mouthfeel Kental pada Respon Panelisterhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelkental
Larutankaldu ayamair
120120
01981480106481
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
018333301486110125000
AA B
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dimana mouthfeel kental yang dirasakan lebih tinggi pada penggunaan MSG
dengan konsentrasi 05 hal tersebut dapat diketahui dari nilai rataan hitung yang
lebih tinggi yakni sebesar 0183 Menurut Ditjenak (2001) komposisi dalam 100 g
daging ayam protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559 g dan kalori sebesar 302 kkal Komponen zat
60
gizi dalam 100 g ayam jawa yang terlarut meliputi kalori 404 kkal protein 181
g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca) 09 dan fosfor (P) 07 (Kaleka 2015)
Mouthfeel kental yang terdeteksi mungkin dikarenakan banyaknya komponen zat
gizi dalam kaldu ayam yang terlarut saat dilakukan proses perebusan sehingga
menghasilkan hidrolisat air yang kental yang berpengaruh terhadap sensasi
kental
3 Mouthfeel BerminyakMouthfeel berminyak merupakan salah satu atribut sensori yang dideteksi
oleh panelis Mouthfeel berminyak ini biasanya timbul karena adanya lemak
didalam suatu bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut
mouthfeel berminyak dapat dilihat pada Tabel 410 dibawah ini
Tabel 410 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berminyak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberminyak
Larutankaldu ayamair
120120
03555560061111
AB
Keterangan nilai yang disertai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berminyak terhadap penggunaan pelarut yang berbeda Hal tersebut
dapat dilihat dari lambang notasi dan nilai rataan hitung dimana nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0061 sedangkan nilai rataan
hitung MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0355 Mouthfeel
berminyak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis adalah pada MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam
Mouthfeel berminyak ini dimungkinkan adanya kandungan lemak dalam
kaldu ayam Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam
sebesar 12 g dalam 100 g daging ayam Menurut Ditjenak (2001) komposisi
dalam 100 g daging ayam mengandung lemak sebesar 25 g Berdasarkan data
analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode 18-8-5MUSMM-SIG
Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar 983 Sehingga ketika
daging ayam tersebut dilakukan proses pengolahan seperti pemanasan
diperkirakan kandungan lemak daging ayam akan terekstrak keluar dan dapat
mempengaruhi mouthfeel berminyak pada sampel pengujian
61
4 Mouthfeel BerlemakMouthfeel berlemak adalah salah satu atribut yang dideteksi oleh panelis
Mouthfeel berlemak bisa terjadi karena adanya kandungan lemak didalam suatau
bahan pangan Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut mouthfeel
berlemak dapat dilihat pada Tabel 411 dibawah ini
Tabel 411 Hasil Uji Fisher Atribut Mouthfeel Berlemak pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Mouthfeelberlemak
Larutankaldu ayamair
120120
01657410032407
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
013194400847220080556
ABB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
mouthfeel berlemak terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai
rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam air
memiliki rataan hitung sebesar 003 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0165 Sehingga dapat dianalisa
bahwa mouthfeel berlemak yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat pada
MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi
mouthfeel berlemak Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nyata atribut mouthfeel berlemak yang dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung dan lambang notasi Terdapat perbedaan nyata antara
penggunaan MSG konsentrasi 05 gL dengan 03 gL dan 04 gL Hal tersebut
dapat dilihat bahwa nilai rataan hitung yang lebih tinggi adalah pada penggunaan
MSG dengan konsentrasi 05 gL sebesar 0131 Namun penggunaan MSG
dengan konsentrasi 04 gL dan 05 gL tidak terdapat perbedaan nyata hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rataan hitung dan lambang notasi pada tabel
Mouthfeel berlemak mungkin dipengaruhi kandungan lemak hewani yang ada
dalam kaldu ayam Dimana lemak hewani cepat membeku dalam keadaan suhu
ruang (Sandra dkk 2010) Sebagian gliserida pada hewan adalah berupa lemak
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak (Suhardjo 1988)
62
Berdasarkan data analisa pengujian yang dilakukan menggunakan metode
18-8-5MUSMM-SIG Weilbull rata-rata kandungan lemak kaldu ayam sebesar
983 Menurut Kaleka (2015) kandungan lemak pada daging ayam sebesar 12
g dalam 100 g daging ayam Hal tersebut diperkirakan yang mempengaruhi
sampel pengujian memiliki mouthfeel yang berlemak Faktor lain yang
mempengaruhi mouthfeel berlemak adalah sampel larutan yang diujikan disajikan
dalam keadaan suhu ruang dan dibiarkan terlalu lama dan sampel baru diujikan
apabila panelis bisa melakukan pengujian mengingat panelis yang digunakan
adalah karyawan perusahaan sehingga pengujian baru bisa dilakukan apabila
ada waktu luang Sehingga perlu dilakukan pemanasan sampel agar lemak
hewani tidak cepat membeku
433 Aftertaste1 Aftertaste Asin
Aftertaste asin merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Aftertaste asin adalah sensasi setelah mengkonsumsi makanan yang mempunyai
rasa asin dimana ada kesan yang dirasakan setelah penginderaan selesai
dilakukan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG
yang dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan
nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang dilarutkan dalam
air memiliki rataan hitung sebesar 0410 sedangkan nilai rataan hitung pada MSG
yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0466
Selain itu konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut
aftertaste asin Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan
nyata atribut aftertaste asin hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan
hitung Hasil nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05
gL dan 04 gL tidak berbeda nyata yakni sebesar 0498 dan 0488 Sedangkan
penggunaan MSG dengan konsentrasi 03 gL terdapat perbedaan nyata dimana
nilai rataan hitung lebih rendah yakni sebesar 0327 Sehingga dapat dianalisa
bahwa atribut aftertaste asin yang lebih tinggi dirasakan oleh panelis terdapat
pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan konsentrasi 04 gL dan 05
gL
63
Tabel 412 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asin pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asin Larutankaldu ayamair
120120
04666670410185
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
120120120
049861104888890327778
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Aftertaste asin yang dirasakan oleh panelis karena MSG sendiri mengandung
sepertiga garam sodium (IFIC 2009) Menurut hasil pengujian yang dilakukan
menggunakan 18-31-1MUSMM-SIGICP-OES didapatkan hasil bahwa
kandungan Na pada kaldu ayam tanpa penambahan MSG sebesar 16716
mg100ml Dimana garam sodium inilah yang juga memberikan rasa asin Dapat
dianalisa bahwa timbulnya aftertaste asin tersebut diduga karena terlalu jenuhnya
indra pengecap panelis terhadap rasa asin karena tingginya intensitas kandungan
Na yang terdapat dalam sampel pengujian
2 Aftertaste AsamAftertaste asam merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 413 dibawah ini
Tabel 413 Hasil Uji Fisher Atribut Aftertaste Asam pada Respon Panelis terhadap
Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste asam Larutankaldu ayamair
120120
01694440123148
AB
Keterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata
atribut aftertaste asam terhadap MSG yang dilarutkan dalam air dan MSG yang
dilarutkan didalam kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan lambang
notasi dan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0123 sedangkan nilai rataan
64
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0169
Sehingga dapat dianalisa bahwa aftertaste asam yang lebih tinggi dirasakan oleh
panelis adalah MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam Aftertaste asam
dipengaruhi oleh pH produk dan pH larutan kaldu ayam sebesar 56 - 58 yang
sedikit bersifat asam Selain itu kapasitas penyangga pada saliva juga berperan
penting dalam rasa asam (Spielman 1990)
3 Aftertaste GurihAftertaste gurih merupakan salah satu atribut yang dirasakan oleh panelis
Berikut adalah hasil uji lanjut Fisher pada atribut aftertaste asam dapat dilihat
pada Tabel 414 dibawah ini
Tabel 414 Hasil Uji Fisher Pada Atribut Aftertaste Gurih pada Respon Panelis
terhadap Monosodium Glutamate (MSG)
Atribut yangberbeda nyata
Variabel yangdiamati
N Mean Grouping
Aftertaste gurih Larutankaldu ayamair
10801080
04203700273148
AB
Konsentrasi05 gL04 gL03 gL
720720720
038888903666670284722
AA
BKeterangan nilai yang disertatai notasi yang berbeda menujukkan beda nyata
Dari data hasil didapatkan hasil bahwa aftertaste gurih (enek) yang dideteksi
paling tinggi adalah pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam dengan
penggunaan konsentrasi MSG sebesar 05 gL Hal tersebut dapat dilihat dari
perbedaan nilai rataan hitung pada kedua larutan dimana pada MSG yang
dilarutkan dalam air memiliki rataan hitung sebesar 0273 sedangkan nilai rataan
hitung pada MSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam sebesar 0420 Selain itu
konsentrasi yang berbeda ternyata dapat mempengaruhi atribut aftertaste gurih
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan nyata atribut
aftertaste gurih hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan nilai rataan hitung Hasil
nilai rataan hitung pada penggunaan MSG dengan konsentrasi 05 gL dan 04 gL
tidak berbeda nyata yakni sebesar 0388 dan 0366 Sedangkan penggunaan
MSG dengan konsentrasi 03 gL memiliki nilai rataan hitung lebih rendah yakni
sebesar 0284
Aftertaste gurih diduga kandungan asam glutamate yang terlalu tinggi pada
65
sampel pengujian Dalam 1 g monosodium glutamat (MSG) mengandung
127 glutamat dan 0122 Na (Sukawan 2008) Selain itu aftertaste gurih bisa
juga disebabkan karena banyaknya komponen kandungan gizi pada kaldu ayam
yang meliputi protein 1820 g lemak 25 g kalsium 14 mg fosfor 200 mg besi 15
mg vitamin B1 008 mg air 559g dan kalori sebesar 302 kkal (Ditjen 2010)
Dimungkinkan juga aftertaste gurih yang dirasakan disebabkan oleh terlalu
jenuhnya indra pengecap dalam merasakan rasa gurih saat pengujian sehingga
berefek pada aftertaste gurih
44 Pengaruh Penggunaan Pelarut Air dan Kaldu Ayam terhadap AtributSensori Monosodium Glutamate (MSG)
Pengaruh penggunakan pelarut yang berbeda akan mempengaruhi presepsisensori salah satunya adalah mempengaruhi indra pengecapan Hal tersebutdikarenakan zat yang digunakan dalam melarutkan sebuah komponen tertentumemiliki komposisi gizi yang berbeda Dalam pengujian yang dilakukanmenggunakan pelarut air dan kaldu ayam dimana kedua pelarut tersebutnantinya akan diberi penambahan monosodium glutamat (MSG) dengankonsentrasi berbeda dan dengan ukuran kristal MSG yang berbeda Daripengujian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa penggunaan pelarut yangberbeda dapat mempengaruhi presepsi atribut sensori meliputi rasa sensaiaftertaste dan warna larutan
Gambar 49 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Rasa MSG
Pada Gambar 49 dapat dilihat bahwa penggunaan pelarut yang berbedadapat mempengaruhi intensitas atribut monosodium glutamat (MSG) Peggunaan
66
pelarut kaldu ayam yang diberi penambahan MSG dapat meningkatkan rasaumami rasa asin rasa asam namun kurang berpengaruh terhadap intensitasrasa pahit dan rasa hambar Tinggginya nilai intensitas pada rasa umami (1334)rasa asin (0387) rasa asam (0178) dikarenakan kaldu ayam dan MSG yangditambahkan mengandung glutamat Nalemak protein mineral vitamin dansenyawa komplek lainnya Namun pada intensitas rasa pahit yang palingberpengaruh adalah penggunaan pelarut air Hal tersebut dapat dilihat dari rataanhitung lebih tinggi yakni sebesar 0162 Intensitas rasa pahit yang tinggi didugakarena adanya kandungan protein dan asam amino karena kemungkinan proteindan asam amino ini bersifat basa karena mempunyai gugus N sehingga dapatmenyebabkan rasa pahit Rasa hambar yang terdeteksi dimungkinkankonsentrasi MSG yang rendah sehingga panelis sukar dalam mendeteksi rasabisa juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti mempunyai kebiasaaan merokokjenis kelamin usia dan bisa juga karena gangguan pada indra pengecapan
Gambar 410 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Atribut Sensasi MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
atribut sensasi monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam
yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar terhadap intensitas sensasi
kental (0198) sensasi berminyak (0355) dan sensasi berlemak (0165)
Sedangkan pelarut air yang diberi penambahan MSG berpengaruh besar
terhadap intensitas sensasi cair (1197) Hal tersebut diduga karena karakteristik
dari pelarut yang berbeda dan bisa juga kandungan nutrisi dalam pelarut yang
digunakan juga berbeda
67
Gambar 411 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Aftertaste MSG
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadap
aftertaste monosodium glutamat (MSG) Penggunaan pelarut kaldu ayam dapat
meningkatkan intensitas aftertase asin dan aftertaste gurih dan aftertaste asam
Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 411 intensitas aftertaste asin (0466)
aftertaste gurih (0420) dan aftertaste asam (0169) Sehingga dapat dianalisa
bahwa penambahan MSG pada larutan kaldu ayam dapat meningkatkan
kandungan Na dan kandungan glutamat dalam larutan kaldu ayam Kandungan
Na dan glutamat dan lemak yang tinggi dimungkinkan dapat menyebabkan
kejenuhan pada indra pengecap panelis dan mengakibatkan aftertaste
asinaftertaste gurih dan aftertaste asam Aftertaste yang timbul bisa juga
dipengaruhi oleh masih tertinggalnya residu sampel didalam indra pengecap
panelis
Gambar 412 Pengaruh Penggunaan Larutan terhadap Warna
68
Penggunaan pelarut yang berbeda ternyata juga berpengaruh terhadapwarna sampel pengujian Dari data hasil pengujian dapat dilihat bahwa intensitaswarna yang berpengaruh besar adalah pada warna bening dan keruh Intensitaswarna bening pada MSG yang dilarutkan dalam air sebesar 0065 lebih tinggidibandingkan warna bening pada kaldu ayam Hal tersebut dipengaruhi olehpelarut karena pelarut yang digunakan adalah air minum dimana baku mutuuntuk air minum adalah tidak berwarna (berwarna bening) Sehingga saatditambahkan dengan MSG warna pelarut juga tetap bening karena kenampakandari kristal MSG adalah kristal berwarna putih yang memiliki tingkatkemurnian gt90 Namun intensitas warna keruh yang lebih tinggi terdapat padaMSG yang dilarutkan dalam kaldu ayam yakni sebesar 1751 Hal tersebutdipengaruhi oleh banyaknya komponen yang terlarut dalam kaldu ayam Danwarna kuning yang dideteksi oleh panelis lebih tingi pada kaldu ayam dikarenakanadanya kandungan lemak
45 Data Hasil Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)Berikut adalah data hasil atribut dari penilaian 120 panelis mengenai aroma
kristal yang dominan pada MSG dapat dilihat pada Gambar 413
Atribut aroma yang dominan pada MSG dengan ukuran kristal powder
adalah aroma gula pasir Hal tersebut dapat dilihat dari data hasil analisa bahwa
intensitas aroma gula pasir pada kristal powder sebesar 05 Aroma gula pasir
Gambar 413 Respon Atribut Aroma Monosodium Glutamate (MSG)dengan penggunaan ukuran kristal PD (powder 53 mikron) FC (fine 160mikron) dan SC (Small 250 mikron)
69
yang terdeteksi dimungkinkan karena bahan baku pembuatan MSG salah
satunya adalah tetes tebu Menurut Suratmah (1997)menyatakan bahwa MSG
mengandung dextrosa 115 sukrosa 359 frukstosa 56 dan glukosa 26
Kandungan berbagai macam gula tersebut dimungkinkan mempengaruhi aroma
gula pada kristal MSG
Dari data hasil diatas juga dapat diketahui aroma yang dominan pada kristal
MSG dengan ukuran fine dan small Aroma yang dominan pada kristal MSG
dengan ukuran fine dan small adalah sama yakni aroma asam Hal tersebut dapat
dilihat dari data hasil analisa Aroma asam yang terdeteksi pada MSG dengan
ukuran fine memiliki rataan hitung sebesar 04 sedangkan aroma asam yang
terdeteksi pada MSG dengan ukuran small memiliki rataan hitung sebesar 0366
Aroma asam yang terdeteksi dimungkinkan karena proses pembuatan MSG
adalah dengan cara fermentasi Menurut Peralta et al (2005) fermentasi
merupakan penguraian protein menjadi senyawa yang lebih sederhana (asam
amino) dalam keadaan terkontrol melalui proses penguraian secara biologis atau
semi biologis Biasanya hasil produk fermentasi mempunyai karakteristik aroma
yang khas yakni aroma asam tidak dapat diproduksi dengan teknik pengolahan
lainnya
46 Data Hasil Analisa Kimia dan Fisik pada Sampel461 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG) dan Kaldu
Ayam JawaProtein merupakan senyawa organik yang komplek Protein merupakan zat
utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh manusia Proses kimia
didalam tubuh berlangsung dengan baik karena adanya enzim dimana protein
menjadi biokatalis Hemogoblin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang
berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh
adalah salah satu jenis protein (Poedjiadi 2006) Struktur protein mengandung N
(1530-18) C (5240) H (690-730) O (21-235) S (08-2) disamping
CHO (seperti juga karbohidrat dan lemak) dan S kadang-kadang P Fe dan Cu
(sebagai senyawa kompleks dengan protein) Berikut adalah hasil analisa total
protein MSG dapat dilihat pada Tabel 416 dan Tabel 417 untuk analisa total
protein kaldu ayam
70
Tabel 415 Hasil Analisa Total Protein Monosodium Glutamate (MSG)
No Jenis Uji Ukuran Kristal MSG Satuan Hasil Uji Metode1 Protein PD -100 gt 60 763 Kjeldahl
2 FC -60~+120gt 70 760
3 SC -45~+100gt 70 754
Keterangan ukuran kristal MSG PD (powder) FC( fine) dan SC (Small)
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein pada
monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal yang bereda Total protein
pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal powder sebesar
763 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan ukuran kristal
fine sebesar 760 Total protein pada monosodium glutamate (MSG) dengan
ukuran kristal small sebesar 763 Sehingga dapat dianalisa bahwa total protein
yang lebih tinggi terdapat pada MSG dengan ukuran kristal powder Selain
menganalisa kandungan protein pada MSG dilakukan juga analisa kandungan
protein pada kaldu ayam Berikut adalah hasil analisa kaldu ayam dapat dilihat
pada Tabel 416
Tabel 416 Hasil Analisa Total Protein Kaldu Ayam
Dari data tabel diatas dapat diketahui rerata nilai total protein kaldu ayam dari
tiga kali pengujian dengan menggunakan metode AOAC98110OM-UDK 129
Kjeldahl Total protein pada pengujian pertama didapatkan hasil uji sebesar 275
Total protein pada pengujian ke dua didapatkan hasil uji sebesar 343
Sedangkan total protein pada pengujian ke tiga didapatkan hasil uji sebesar
291 Total protein yang paling tinggi terdapat pada pengujian ke dua Sehingga
dari ketiga kali ulangan pengujian didapatkan nilai rata-rata total protein kaldu
ayam sebesar 303
Total protein pada monosodium glutamate (MSG) paling tinggi dibandingkan
total protein pada kaldu ayam Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pengujian
dimana rata-rata total protein pada MSG sebesar 759 sedangkan rata-rata total
protein pada kaldu ayam sebesar 303 Kandungan protein pada monosodium
No Jenis Uji Pengujian ke Satuan Hasil Uji Rerata Metode1 Protein 1 275
303
AOAC98110OM-
UDK 129Kjeldahl2 343
3 291
71
glutamate (MSG) tinggi karena sebagian besar monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate Hal tersebut sesuai dengan pernyataan
Suratmah (1997) yang menyatakan bahwa monosodium glutamate (MSG)
mengandung asam amino glutamate dan mempunyai tingkat kemurnian lebih dari
90
Protein dalam kaldu ayam rendah dikarenakan komposisi dari zat gizi kaldu
ayam tidak hanya protein saja melainkan ada komponen zat gizi lain Menurut
Kaleka (2015) dalam 100g ayam jawa yang terlarut dalam pembuatan kaldu
ayam meliputi kalori 404 kkal protein 181 g lemak 12 g vitamin kalsium (Ca)
09 dan fosfor (P) 07 Kandungan glutamat yang paling tinggi terdapat pada
makanan kaya protein Dimungkinkan glutamat ada dalam bentuk terikat sebagai
komponen protein dan peptida atau glutamat bebas Tingkat glutamat bebas
pada makanan hewani umumnya cukup rendah (misalnya daging sapi 33
mg100g susu sapi 2 mg100 g) tingkat yang lebih tinggi terlihat pada sayuran
(30-200 mg 100g) dan bumbu saus dan makanan restoran (FSANZ 2003
Rhodes et al 1991)
72
V KESIMPULAN DAN SARAN
51 KesimpulanDari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa produk monosodium glutamat
(MSG) memiliki karakteristik rasa umami rasa asin rasa manis rasa asam rasa
pahit rasa hambar mouthfeel cair mouthfeel kental mouthfeel berminyak
mouthfeel berlemak aftertaste asin aftertaste asam aroma gula pasir pada
kristal MSG dan aroma asam pada kristal MSG Faktor yang memberikan
pengaruh nyata terhadap intensitas rasa adalah adalah jenis pelarut kaldu ayam
dan konsentrasi MSG yang ditambahkan pada sampel pengujian Sedangkan
ukuran kristal MSG (powder fine small) tidak memberikan pengaruh nyata
terhadap presepsi sensori panelis dalam pengujian
52 SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai kandungan gizi pada
monosodium glutamat (MSG) kandungan gizi pada larutan air yang diberi
penambahan monosodium glutamat (MSG) dan kandungan gizi pada larutan
kaldu ayam yang diberi penambahan monosodium glutamat (MSG)
77
DAFTAR PUSTAKA
Adawiyah DR Nurtama B Meutia Ismah N 2015 Ambang deteksi dan interaksibiner rasa umami (laporan penelitian) Bogor (ID) Institut Pertanian Bogor
Bachmanov AA and Beauchamp GK 2007 Taste receptor genes AnnualReview of Nutrition 27 389-914
Ball DW Hill JW Scott RJ 2011Introduction to Chemistry general organik andbiological v10
Briliiantina L2012 Pengaruh pemberian monosodium glutamat pada induk tikushamil terhadap berat badan dan perkembangan otak anaknya pada usia7 dan 14 hari JakartaFakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Bhattarai S Tran VH and Duke CC 2001 Stability of gingerol and shogaol insimulated gastric and intestinal fluid Pharmaceutical and Biomedical Analysis45 648ndash653
Boron WF Boulpeap EL 2005 Medical Physiology Update Ed Sounders CompAmericap327
Budi Riyanto Wreksoatmodjo 2004 Aspek Neurologik Gangguan RasaPengecapan Majalah Kedokteran Atma Jaya 3 (3) hlm 155-6
Chaudhari N Landin AM Roper SD 2000 A metabotropic glutamate receptorvariant functions as a taste receptor Nature Neurosci 3(2)113ndash9
Danbolt NC 2001 Glutamate Uptake Prog Neurobiol 2001 Sep65(1)1-105
Depkes RI 2004 Data dan Fakta Konsumsi Rokok di Indonesia Agustus 12-LastUpdate [Homepage of website Departemen Kesehatan Republik Indonesia][Online] Available httpwwwlizaherbalcommaingt[12 Agustus 2004]
DeSimone JA Lyall V 2001 Heck GL Feldman GM Acid detection by tastereceptor cells Respir Physiol 129 231ndash245
DeSimone JA Lyall V 2006Taste Receptors in the Gastrointestinal Tract IIISalty and sour taste Sensing of sodium and protons by the tongue Am JPhysiol Gastrointest Liver Physiol 291 G1005ndashG1010
Dewi D 2005 Pengaruh kebiasaan merokok terhadap mukosa mulut DentikaDental Journal vol10no 2hlm 132-5
Don W Fawcett 2002 Buku Ajar Histologi Penerjemah DrJan TambayongPenerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta
Ebookpangan 2006 Pengujian Organoleptik (Evaluasi Sensori) Dalam IndustriPangan httptekpanunimusacid Tanggal akses 16072017
Evelyn Pearce 2001 Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis Penerjemah SriYuliani Handoyo Penerbit PT gamedia Pustaka Utama Jakarta
77
FSANZ 2003 Monosodium Glutamate A safety assesment Technical ReportSeries No 20 Canberra Food Standard Australia New Zealand
Geha RS Beiser A Ren C Patterson R geenberger PA gammer LC Ditto AMHarris KE Shaughnessy MA Yarnold PR Corren J Saxon A 2000 Reviewof alleged reaction to monosodium gluatamte and outcome of a multicenterDouble-Blind Placebo-Controlled study Journal of Nutrition 130(4)1058S-1062S
Guyton AC Hall JE Text book of medica physiology (Taste and smell)11 th EdMississipi Elsevier Book Aid International2009663-7
Guyton A C 2001 Buku ajar fisiologi kedokteran (Indera Kimia-pengecapan danpenciuman) Penerjemah Irawati Setiawan Penerbit Buku KedokteranEGC Jakarta
Halpern B 2002 Whatrsquo in a name Are MSG and umami are the sameChemical Sense
Hasanah U Adawiyah DR Nurtama B 2014 Preferensi dan Ambang DeteksiRasa Manis dan Pahit Pendekatan multikultural di Indonesia (tesis) Bogor(ID) Pertanian Bogor
Holzer P 2007 Taste receptors in the gastrointestinal tract V Acid sensing in thegastrointestinal tract Am J Physiol Gastrointest Liver Physiol 292G699ndashG705
Hurlock EB1994Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan SepanjangRentang Kehidupan (eds5)JakartaErlangga
Hallock R M (2007) The Taste of Mushrooms Article of McIlvainea 17 (1) 33-41
Irianto Koes 2012 Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Penerbit AlfabetaBandung
Jason R Stokes 2013 Oral Processing texture and mouthfeel From rheology totribology and beyond Current Opinion in Colloid amp InterfaceScience18(4)349-359
K Ninomiya and Y Katsuta 2014 Basic Information and Ways to Learn More inUmami The Fifth Taste pp Japan Publication Trading 136-151
Keast R Roper J 2007 A complex relationship among chemical concentrationdetection threshold and suprathreshold intensity of bitter compounds ChemSenses 32 245ndash253
Kurihara Kenzo 2015 Umami the Fifth Basic Taste History of Studies onReceptor Mechanisme and Role as a Food Flavor Hindawi PublishingCorporation BioMed Research International Volume Article ID 189402 10pages [httpdxdoiorg1011552015189402]
77
Lawless HT amp Heyman 2010 Sensory Evaluation of Food Principles andPractices 3 rd ed London Springer
Liliard D A Oxidative deterioration in meat poultry and fish 1987 In ANGELOAJ BAILEY ME (Eds) Warmed-over flavor of meat London AcademicPress p41-67
Marya R K 2002 A text book of phisiology for dental students (Taste and Smell)New Delhi CBS Publisher amp Distributors 256-9
Nelson G Chandrashekar J Hoon MA Feng L Zhao G Ryba NJ ZukerCS 2002 An amino-acid taste receptor Nature 416(6877)199ndash202
Ohyama S Ishibashi N Tamura M Nishizaki H Okai H 1988 Synthesis of bitterpeptides composed of aspartic acid and glutamic acid (Food ampNutrition) Agricul Biol Chem 52(3)871ndash2
Peralta EM Hideo H Daisuke W Hisashi M 2005 Antioxidative activity ofphilipine salt fermented shrimp and variation of its constituens duringfermentation Journal of Oleo Science 54(10)553-558
Puspitasari Diana (2006) Analisis Pengaruh Persepsi Kualitas Dan KepuasanPelanggan Terhadap Minat beli Ulang Tesis Diakses pada 01 Juli 2011 dariWorld Wide Web httpscribdcomdoc498540187Gambar-2-3-Indikator-indikator-Harga
Sandra Hermanto Anna Muawanah Prita Wardhani 2010 Analisi TingkatKesukaan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses PemanasanValensi Vol 1 No6
Sardjono OS 1989 Penggunaan Obat Tradisional Secara Tradisional 20-24Ilmu Dunia Kedokteran Jakarta
Soldo T Blank I Hofmann T2003(S)-alapyridaine a general tasteenhancer Chem Senses 28(5)371ndash9
Sovia Lenny 2006 Senyawa Flavonoid Fenil Propanoida dan Alkaloidahttplibraryusuaciddownloadfmipa06003489pdf diakses 8 Oktober 2009
Spielman AI 1990 Interaction of saliva and taste J Dent Res 69 838ndash843
Sudarmadji S dkk 1989 Analisa Bahan Makanan dan Pertanian Penerbit`Liberty Yogyakarta
Sukawan UY 2008 Efek Toksisk Monosodium Glutamate (MSG) pada BinatangPercobaan Jurnal Suitisning 3(2) 306-314
Sukmaningsih A Ermayanti G Wiratmini N Sudatri N 2011 GangguanSpermatogenesis setelah Pemberian Monosodium Glutamat pada Mencit(musmusculus l) Jurnal Biologi15(2)49-52
Tamura M Nakatsuka T Tada M Kawasaki Y Kikuchi E 1989a The relationshipbetween taste and primary structure of ldquodelicious peptiderdquo
77
(Lys-Gly-Asp-Glu-Glu-Ser-Leu-Ala)rdquo from beef soup Agricul Biol Chem(Japan) 53(2)319ndash25
Temussi PA 2002Why are sweet proteins sweet Interaction of brazzeinmonellin and thaumatin with the T1R2-T1R3 receptor FEBSLetters 526(1)1ndash4
Temussi PA 2009 Sweet bitter and umami receptors a complexrelationship Trends in Biochem Sci 34(6)296ndash302
Walker R and Lupien JR 2000 The safety evalution of Monosodium GlutamateJ Nutr 1301049S-1052S 2000
Winkel C de Klerk A Visser J de Rijke E Bakker J Koenig T RenesH 2008 New developments in umami (enhancing) molecules ChemBiodiver 5(6)1195ndash203
Yuliarti Nurheti 2007 Awas Bahaya diBalik Lezatnya Makanan YogyakartaANDI Yogyakarta
Zhang F Klebansky B Fine RM Xu H Pronin A Liu H Tachdjian C LiX 2008 Molecular mechanism for the umami taste synergism Procee NatAcad Sci 105(52)20930ndash4
- Bagian Depanpdf
- BAB Ipdf
- BAB IIpdf
- BAB IIIpdf
- BAB IVpdf
- BAB Vpdf
- Daftar Pustakapdf
-