jurusan pendidikan agama islam fakultas ilmu...

74
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA (Studi Kasus Di SMA PGRI 3 Jakarta) Oleh: DAHRIYANI NIM: 204011002722 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Upload: phamhanh

Post on 19-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Di SMA PGRI 3 Jakarta)

Oleh:

DAHRIYANI

NIM: 204011002722

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM HUBUNGANNYA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Kasus di SMA PGRI 3 Jakarta)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh DAHRIYANI 204011002722

Dosen Pembimbing

Dr. Sururin, M.Ag NIP. 197103191998032001

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASAH Skripsi berjudul “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Hubungannya

Dengan Motivasi Belajar Siswa” studi kasus di SMA PGRI 3 Jakarta, disusun

oleh Dahriyani, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 24 Maret 2010 dihadapan Dewan

Penguji. Karena itu penulis berhak memperoleh gelar S1 (S.Pd.I) dalam program

Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, Maret 2010

Panitia Ujian Munaqosah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan / Prodi) Tanggal Tanda Tangan Dr. H. AF. Wibisono, MA NIP. 195801121988031002 .......... .................. Sekretaris (Sekretaris Jurusan / Prodi) Drs. Safiuddin Shidiq, M.Ag NIP. 196703282000031001 .......... .................. Penguji I Dr. H. AF. Wibisono, MA NIP. 195801121988031002 .......... .................. Penguji II Bahris Salim M. Pd NIP. 196803071998031002 .......... ..................

Mengetahui

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Prof. Dr. Dede Rosyada,MA NIP. 195710051987031003

Page 4: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

1. Nama : Dahriyani

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1984

3. NIM : 204011002722

4. Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

5. Program : Non Reguler

6. Judul Skripsi Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Hubungannnya Dengan Motivasi

Belajar Siswa (Studi Kasus Di SMA PGRI 3 Jakarta

7. Pembimbing : Dr. Sururin, M.Ag

8. Penguji : 1. Dr. H. AF. Wibisono, M.Ag

2. Bahris Salim, M. Pd

9. Tanggal Lulus : 24 Maret 2010

10. Nomor Ijazah :

11. Indeks Prestasi / Yudisium : 3, 26

12. Jabatan Dalam Organisasi

Kemahasiswaan : Anggota

13. Alamat Asal : Madina - Sumut

14. Alamat Sekarang : Jln. Kerta Mukti Raya No. 11 c Rt.

001/008

15. NO. HP : 081381278902

16. Nama Ayah : Syamsuddin Batubara

17. Pendidikan Terakhir : Aliyah

18. Pekerjaan Ayah : Guru

19. Nama Ibu : Derliana Lubis

20. Pendidikan Terakahir : Aliyah

21. Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga

Jakarta, 26 Maret 2010

Calon Wisudawan

(Dahriyani)

Page 5: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta
Page 6: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar Strata Satu Pendidikan Agama Islam pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di Universitas Islam Negeri Syarf

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada

Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang

berlaku di Jurusan Pendidikan Agama Islam pada Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah.

Jakarta, Februari 2010

Dahriyani

Page 7: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

ABSTRAKSI

(A). Fakultas Tarbiyah (B). Maret 2010 (C). Dahriyani (D). “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Siswa” (Studi Kasus Di SMA PGRI 3 Jakarta). (E). 91 + viii (F). Profesional merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan untuk mewujudkan profesi yang dikerjakannya. Profesionalisme guru PAI adalah sebutan untuk guru PAI yang mengacu pada sikap mental untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmen terhadappeningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi. Tujuan dari pembahasan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru PAI, motivasi belajar siswa dan hubungan profesionalisme guru PAI dengan motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif korelasional yaitu penelitian yng menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti, yaitu dengan membandingkan kedua variabel penelitian. Data tentang profesionalisme guru PAI dan motivasi belajar siswa diungkapkan melalui penelitian skala profesionalisme guru PAI dan motivasi belajar siswa dalam bentuk skala likert. Skala kedua variabel ini terdiri dari 52 item dengan tingkat validitas cukup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan motivasi belajar siswa. Artinya, semakin tinggi tingkat profesionalisme guru PAI makin tinggi pula motivasi belajar siswa. Kenyataan dari hasil penelitian profesionalisme guru PAI pada umumnya tergolong sedang, motivasi belajar siswapun tergolong sedang. Oleh karena itu, hendaknya guru PAI harus tetap meningkatkan profesionalitasnya dengan terus mengembangkan wawasan dan kualitas diri sebagai seorang guru, sehingga dapat meningkatkan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kontribusi profesionalisme guru PAI terhadap motivasi belajar siswa DI SMA PGRI 3 Jakarta tergolong kuat, hal ini dapat dilihat dari perhitungan koefisien determinasi sebesar (44,5 %).

Page 8: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta
Page 9: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

ABSTRAKSI

(A). Fakultas Tarbiyah (B). Maret 2010 (C). Dahriyani (D). “Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Siswa” (Studi Kasus Di SMA PGRI 3 Jakarta). (E). 91 + viii (F). Profesional merupakan salah satu faktor yang diperlukan dalam melakukan suatu pekerjaan untuk mewujudkan profesi yang dikerjakannya. Profesionalisme guru PAI adalah sebutan untuk guru PAI yang mengacu pada sikap mental untuk mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang memiliki profesionalisme yang tinggi akan tercermin dalam sikap mental serta komitmen terhadappeningkatan kualitas professional melalui berbagai cara dan strategi. Tujuan dari pembahasan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru PAI, motivasi belajar siswa dan hubungan profesionalisme guru PAI dengan motivasi belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif korelasional yaitu penelitian yng menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti, yaitu dengan membandingkan kedua variabel penelitian. Data tentang profesionalisme guru PAI dan motivasi belajar siswa diungkapkan melalui penelitian skala profesionalisme guru PAI dan motivasi belajar siswa dalam bentuk skala likert. Skala kedua variabel ini terdiri dari 52 item dengan tingkat validitas cukup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara profesionalisme guru PAI dengan motivasi belajar siswa. Artinya, semakin tinggi tingkat profesionalisme guru PAI makin tinggi pula motivasi belajar siswa. Kenyataan dari hasil penelitian profesionalisme guru PAI pada umumnya tergolong sedang, motivasi belajar siswapun tergolong sedang. Oleh karena itu, hendaknya guru PAI harus tetap meningkatkan profesionalitasnya dengan terus mengembangkan wawasan dan kualitas diri sebagai seorang guru, sehingga dapat meningkatkan dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Kontribusi profesionalisme guru PAI terhadap motivasi belajar siswa DI SMA PGRI 3 Jakarta tergolong kuat, hal ini dapat dilihat dari perhitungan koefisien determinasi sebesar (44,5 %).

i

Page 10: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam yang telah mencurahkan rahmat-Nya kepada kita, yang dengan karunia-Nya

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurah bagi Rasulullah SAW, beserta

keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Karya tulis ini merupakan skripsi yang diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang

dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu,

pengumpulan data maupun pembiayaan dan lain sebagainya. Akan tetapi berkat

kesungguhan dqan usaha disertai motivasi dan bantuan berbagai pihak, maka segala

hambatan dapat dihadapi dengan baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya terutama kepada yang terhormat:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurusan Pendidikan

Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Sururin, M.Ag, selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

membimbing dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. H Achmad Sjamsuri, MM, selaku Kepala Sekolah SMA PGRI 3

Jakarta yang telah memberikan izin dan membantu dalam pengambilan data.

5. Ayahanda (Syamsuddin Batubara) dan Ibunda (Derliana Lubis) tercinta, yang

tak pernah lelah menuntun dan memberiku semangat, dan terus mencurahkan

ii

Page 11: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

kasih sayang serta do’a kepadaku, yang tanpa itu semua mungkin diri ini tidak

akan mampu berjuang setegar ini.

6. Abangku (Irul) dan adik-adikku tersayang (Usan, Ami, Biah And Fatma)

terima kasih untuk do’a, dukungan dan motivasinya.

7. Saudara-saudaraku, khususnya udak Khollad, atas keikhlasan mendidik,

memberikan do’a, dukungan moril maupun materil serta motivasi sehingga

Utet dapat menyelesaikan pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah.

8. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

9. Dan terakhir, penulis ucapkan terima kasih Teruntuk yang Terindah Ahmad

Hanafi Lubis yang juga tak henti-hentinya memberikan do’a dan dukungan

atas selesainya penulisan skripsi ini.

Tak lupa pula penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Harapan penulis semoga karya ini dapat bermanfaat sebagai bekal menambah

ilmu pengetahuan. Amin Ya Robbal ’Alamin

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa karya tulis

ini jauh dari sempurna mengingat keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta

kemampuan dalam menulis, namu demikian, saya berharap agar karya tulis ini dapat

menjadi sumbangsih yang berarti dalam dunia pendidikan.

Jakarta, 10 Maret 2010

Penulis

iii

Page 12: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 7

D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian

1.1 Guru ........................................................................... 9

1.2 Profesionalisme ............................................................ 10

2. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Guru ................................. 12

3. Kompetensi Profesionalisme Guru .................................... 16

4. Prinsip Profesionalitas Guru ............................................. 19

B. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................ 20

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ...................................... 22

3. Ruang Lingkup Pelajaran Pendidikan Agama Islam ........ 22

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam ...................................... 23

C. Motivasi Belajar siswa

1. Pengertian Motivasi ............................................................. 24

2. Peran Motivasi ..................................................................... 26

iv

Page 13: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

3. Sifat Motivasi dalam Belajar................................................. 27

4. Bentuk-bentuk Motivasi dalam Belajar ................................ 28

D. Kerangka Berpikir ................................................................... 29

E. Hipotesis .................................................................................. 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain penelitian ..................................................................... 31

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 32

C. Populasi dan Sampel ............................................................... 32

D. Variabel Penelitian .................................................................. 33

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33

F. Instrumen Penelitian ............................................................... 34

G. Teknik Pengolaan Data ............................................................ 35

H. Teknik Analisis Data................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................ 41

B Deskripsi data .......................................................................... 44

C Analisis Data dan Interpretasi Data......................................... 46

BAB V PENUTUP

A Kesimpulan .............................................................................. 49

B Saran-Saran............................................................................... 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 14: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

vi

Page 15: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan

kehidupan umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sarana

untuk memperoleh kelangsungan hidup manusia dan juga merupakan hak

asasi tiap manusia dalam proses mempersiapkan dirinya menuju masa depan

yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap warga negara memperoleh hak untuk

memperoleh pendidikan sesuai dengan pasal 31 UUD RI 1945.1

Pendidikan juga merupakan syarat mutlak dalam menghadapi globaliasi

yang dampaknya makin terasa di masyarakat luas, baik di lingkungan bawah,

menengah maupun atas.

Secara fundamental agama Islam telah memberikan landasan yang jelas

mengenai pendidikan dan secara tegas pula mewajibkan semua orang tua

untuk mendidik anak-anaknya sebagian dari amanat Allah Swt. dalam Q. S.

An- Nisa ayat 9 yang berbunyi:

1 Mohammad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Profesional, Sejahtera dan

Terlindungi. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006), h. 209.

1

Page 16: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

2

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.

Selain pendidikan, agama juga memiliki peran yang penting dalam

kehidupan manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan

suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat. Menyadari betapa

pentingnya peran agama dalam kehidupan manusia maka internalisasi nilai-

nilai agama dalam kehidupan tiap pribadi menjadi satu keniscayaan yang

ditempuh melalui pendidikan, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun

masyarakat.

Namun bagaimanapun karakteristik pendidikan itu akan lebih bijak bila

ada filter dalam segala perubahan yang yelah terkonstruk oleh agama, dengan

kata lain pendidikan adalah alat filter yang sangat relevan dengan keadaan

sekarang. Oleh karena itu dibutuhkan banyak tenaga-tenaga profesional untuk

melakukan transfer ilmu agama yang bersifat teori maupun pratik dalam

proses pembelajaran formal.

Pendidikan agama dimaksud untuk peningkatan potensi spiritual dan

membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlaq mulia yang mencakup etika, budi

pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama2.

Memahami hal tersebut maka diperlukan guru agama profesional dan

berpendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia berkemauan

dan berkemampuan untuk senantiasa meningkatkan kualitasnya secara terus-

menerus. Hal ini penting karena dunia pendidikan modern telah mengalami

kemajuan yang pesat seiring dengan tuntutan perkembangan dunia global.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional (Undang-Undang Sisdiknas), mengemukakan bahwa pendidikan nasional bertujuan

2 Departeman Agama RI, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU

Sisdiknas, (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003), hal. 79.

Page 17: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

3

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Untuk meningkatkan tingkat profesionalisme guru, maka pemerintah

merumuskan standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar pendidik

adalah kriteria pendidikan pra jabatan dan kelayakan fisik maupun mental,

serta pendidikan dalam jabatan.4

Standar pendidik ini secara jelas terperinci dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Dan

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan yang bertujuan memberikan jaminan, kepastian hukum bagi

peserta didik, orang tua dan masyarkat untuk mendapatkan pelayanan

pendidikan yang profesional memenuhi kualifikasi dan kompetensi.5

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus

sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki keahlian untuk melakukan pekerjaan sebagai guru. Untuk menjadi

guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional yang

harus menguasai pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu

pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa

pendidikan tertentu atau pendidikan pra jabatan.6

Tugas dan tanggung jawab guru sebagai pendidik adalah membantu dan

mendidik siswa untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan. Untuk

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu, guru berkewajiban

merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan

membimbing siswa dalam melapangkan jalan menuju perubahan positif

3 Undang-Undang Sisdiknas 2003, (UU RI NO. 20 TH. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika,

2007), cet. Ke-4, hal. 5. 4 E. Mulyasa, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-1,

hal. 40. 5 Asrorun Ni'am Shaleh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elses, 2006), Cet.

Ke-1, hal.12. 6 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008),

hal. 5.

Page 18: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

4

seluruh ranah kejiwaannya. Dalam hal ini yang paling utama dalam memberi

bantuan dan bimbingan itu adalah mengajar. Peran guru diharapakan dapat

menciptakan pendidikan yang membebaskan masyarakat dari keterpurukan,

kemiskinan dan berbagai krisis yang tengah melanda seluruh elemen bangsa

ini.7

Dibutuhkan kesadaran bagi tenaga-tenaga yang berprofesi langsung

dalam dunia pendidikan agar senantiasa mengikuti tuntutan zaman jika tidak

ingin tertinggal dengan lembaga-lembaga lainnya. Kesadaran seperti inii

sangat diperlukan dalam rangka mencegah gencarnya serangan yang

ditimbulkan oleh kemajuan informasi yang dengan mudah dapat diserap anak

didik.

Pada tataran seperti itu, pendidikan Islam akan merasakan dampak

negatif yang luar biasa bagi perubahan mental anak didik. Oleh karena itu

peran ganda pendidikan agama Islam menuntut untuk dilakukan kajian-kajian

intensif agar siswa termotivasi untuk mempelajarinya. Untuk itu pelajaran

yang dikemas harus selalu sesuai dengan pertumbuhan mental dan kondisi

zamannya. Artinya nilai-nilai keislaman yang disampaikan dalam pelajaran

sekolah harus tetap menarik dengan contoh-contoh kongkrit sesuai

perkembangan pengetahuan. Disinilah guru agama memegang peranan kunci

bagi keberhasilan pendidikan agama di sekolah. Fungsinya sebagai pengajar

dan pendidik menuntut dedikasi yang dilandasi dengan kemampuan

profesional seorang guru.

Selain guru, hal yang menentukan keberhasilan suatu proses belajar

adalah siswa. Dalam kegiatan belajar, setiap siswa mempunyai tingkatan

motivasi yang berbeda-beda. Tugas gurulah untuk membangkitkan motivasi

siswa sehingga ia mau melakukan belajar.8 Motivasi merupakan suatu hal

yang penting dalam pencapaian tujuan pendidikan serta mempunyai pengaruh

yang sangat besar dalam kegiatan belajar siswa, Sardiman AM mengatakan

bahwa dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

7 E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran…, h. 37. 8 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional..., h. 29.

Page 19: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

5

seseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan

belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek tersebut dapat tercapai.9

Dari pengertian diatas tersirat bahwa motivasi mengarah pada tujuan

yang dikehendaki oleh seseorang. Motivasi yang kuat pada diri individu akan

mengarahkan mereka untuk senantiasa berusaha mewujudkan tujuannya.

Dengan motivasi ini, maka akan mengarah pada terlaksananya aktifitas belajar

seseorang dengan baik dan memuaskan. Tanpa adanya motivasi yang kuat

maka suatu aktifitas belajar seseorang akan melemah.

Dalam proses pendidikan dituntut banyak faktor untuk menumbuhkan

motivasi belajar anak, diantara faktor-faktor tersebut adalah guru. Guru sangat

dominan sebab guru adalah sebagai pembimbing siswa-siswanya. Selama

pengajaran berlangsung siswa dapat mengamati dan ikut berpartisipasi dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar. Dari pengamatan tersebut timbul

kesan dan akhirnya siswa dapat menyikapi bagaimana proses belajar mengajar

berlangsung selama diajar oleh guru.

Pada waktu belajar sering kali siswa-siswa dalam satu kelas ada yang

giat dan ada pula yang bermalas-malasan untuk belajar, ada yang suka

membolos pada mata pelajaran tertentu, ada juga yang suka bermain-main di

dalam kelas dan tidak serius mengikuti pelajaran yang diterangkan oleh guru.

Hal ini mungkin disebabkan oleh guru yang tidak dapat mendorong atau

membangkitkan motivasi anak untuk belajar. Mungkin siswa tidak memahami

apa yang diterangkan oleh guru, siswa tidak simpatik terhadap gerak-gerik

guru, atau siswa tidak senang dengan penampilan guru mengajar sehingga

tidak timbul motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran. Atau dapat juga karena

siswa tidak mengetahui manfaat dari pelajaran yang disajikan oleh guru

tersebut.10 Oleh karena itu dibutuhkan profesionalisme guru (sikap mental

berupa keahlian khusus dan kemampuan dalam bidang keguruan sehingga ia

9 Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,

1988), cet. Ke-1, Hal. 75. 10 Nashar, Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan Pembelajaran,

(Jakarta: Delia Press, 2004), h. 18.

Page 20: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

6

mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal) dalam mengajar, sehingga diharapkan mampu meningkatkan

motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan

pengamatan di SMA PGRI 3 Jakarta diperoleh gambaran bahwa guru dalam

kegiatan pembelajaran telah berusaha dengan baik meningkatan

profesionalisme guru dalam mengajar, akan tetapi sering kali dalam kegiatan

pembelajaran guru menemukan siswa yang kurang semangat dalam mengikuti

proses pembelajaran di sekolah, khususnya pada pelajaran pendidikan agama

Islam.

Dari fenomena tersebut, muncul beberapa permasalahan menarik untuk

diteliti, yaitu: Seberapa besar peran profesionalisme guru pendidikan agama

Islam dalam mengajar? Serta bagaimana keterkaitan profesionalisme guru

pendidikan agama Islam dengan motivasi belajar siswa?

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik

untuk mengadakan penelitiaan yang berjudul "Profesionalisme Guru

Pendidikan Agama Islam Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Siswa"

(Studi Kasus Di SMA PGRI 3 Jakarta)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

mengidentifikasi masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Profesionalisme guru pendidikan agama Islam di SMA PGRI 3 Jakarta

2. Motivasi belajar siswa di SMA PGRI 3 Jakarta

3. Hubungan antara profesionalisme guru pendidikan agama Islam dengan

motivasi belajar siswa.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis

membatasi masalah yang diteliti sebagai berikut:

Page 21: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

7

a. Profesionalisme yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kompetensi atau keahlian guru pelajaran PAI dalam mengajar bidang

studi/mata pelajaran agama Islam yang meliputi penguasaan bahan

pengajaran, penyusunan program pengajaran, pelaksanaan program

pengajaran di kelas, penilaian hasil dan prosese belajar mengajar yag

telah dilaksanakan.

b. Motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis

merumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:

a. Bagaimana profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA

PGRI 3 Jakarta?

b. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI?

c. Adakah hubungan antara profesionalisme guru Pendidikan Agama

Islam dengan motivasi belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui profesionalisme guru Pendidikan Agama Islam di

SMA PGRI 3 Jakarta

2. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI

3. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru Pendidikan

Agama Islam dengan motivasi belajar siswa

E. Manfaat penelitian

Bagi instansi sekolah tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu

acuan dalam meningkatkan profesionalisme guru pendidikan agama Islam dan

motivasi belajar siswa di SMA PGRI 3 Jakarta.

Page 22: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

8

Sedangkan bagi guru mata pelajaran PAI, penelitian ini dapat menjadi

bahan acuan untuk mengetahui profesionalisme guru pendidikan agama Islam

dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pai di SMA PGRI 3 Jakarta,

sehingga lebih lanjut secara bersama-sama dapat diperbaiki dan dicari

solusinya

Bagi penulis sendiri penelitian ini diharapkan dapat menjadi konsentrasi

lebih lanjut sehingga dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi dan dapat

dicari solusinya.

Page 23: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Profesionalisme Guru

1. Pengertian

1.1. Guru

Dari segi bahasa, guru atau pendidik adalah orang yang melakukan

kegiatan dalam bidang mendidik.1 Dalam bahasa Arab disebut mu'allim dan

dalam bahasa Inggris Teacher, semua memiliki arti sedarhana, sebagaimana

Muhibbin Syah mengutip pernyataan Mc. Leod yaitu a person whose

occupation is teach other (seseorang yang pekerjaannya mengajar orang lain).

Pengertian-pengertian itu masih bersifat umum dan dapat mengundang

bermacam-macam interpretasi. Pertama, kata seseorang (a person) dapat

mengacu pada siapa saja asal pekerjaan sehari-harinya (profesi) mengajar.

Dalam hal ini berarti bukan hanya seseorang yana dapatdisebut guru,

melainkan juga orang lain yang berposisi sebagai: kyai di pesantren, instruktur

di balai pendidikan dan pelatihan. Kedua, kata mengajar dapat pula ditafsirkan

macam-macam misalnya:

a. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan pada orang lain (kognitif)

b. Melatih ketrampilan jasmani pada orang lain (psikomotorik) dan

1 W. J. S. Purwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1991), Cet.ke-12, h. 250.

Page 24: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

10

c. Menanamkan nilai keyakinan pada orang lain (afektif)2

Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (pasal 1 ayat 1) dinyatakan

bahwa guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal,

pendidikan dasar dan pendidikan menengah.3

1.2. Profesionalisme

Membicarakan masalah profesionalisme, ada beberapa istilah yang

berkaitan dangan masalah tersebut yaitu, profesi, profesional, profesionalisasi.

Profesi menunjukkan pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut

keahlian, tanggungjawab dan kesetiaan pada suatu profesi. Suatu profesi

secara teori tidak dapat dilakukan oleh orang yang tidak disiapkan untuk itu.

Secara etimilogi, profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu, profession

atau bahasa latin profecus yang artinya mengakui, pengakuan, menyatakan

mampu atau ahli dalam melaksanakan pekerjaan tertentu. Sedangkan secara

terminologi profesi dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang

mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada

pekerjaan mental, bukan pekerjaan manual.4

Sedangkan dalam Undang-Undang Sisdiknas, profesional diartikan

"sebagai pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi

sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau

kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi.5

Profesional juga memiliki makna yang mengacu pada sebutan tentang

orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan

2 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004), Cet-9, h. 222-223. 3 Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h. 2 4 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme

Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), h. 20-21. 5 Departemen Agama RI, UU RI Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen serta UU RI No.

20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2006), h. 2.

Page 25: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

11

seorang dalam mewujudkan untuk kerja sesuai profesinya. Penyandangan dan

penampilan profesional ini telah mendapat pengakuan, baik secara formal

maupun informal. Pengakuan secara formal diberikan oleh lembaga atau suatu

badan yang memiliki kewenagan untuk itu, yaitu pemerintah atau organisasi

profesi. Sedang secara informal pengakuan itu diberikan oleh masyarakat luas

dan para pengguna jasa suatu profesi.6

Seseorang yang profesional adalah seseorang yang pekerjaannya

memerlukan pelatihan dan pengalaman khusus yang lebih tinggi, tanggung

jawab yang sah secara hukum, seperti lisensi untuk melakukan pekerjaan dan

menentukan prestasi etika standar.

Guru profesional adalah guru yang telah mendapat pengakuan secara

formal berdasarkan ketentuan yang berlaku, baik dalam kaitan dengan jabatan

maupun latar belakang pendidikan formalnya. Pengakuan ini dinyatakan

dalam bentuk surat keputusan, ijazah, akta, sertifikat dan sebagainyabaik yang

berupa kualifikasi maupun kompetensi.

Dihubungkan dengan profesi guru sebagai karir, maka guru yang

profesional menurut Mondy adalah meraka yang mengambil keahlian khusus

untuk tujuan organisasi pendidikan/sekolah. Kemajuan ini biasanya diperoleh

dari hasil pendidikan atau training khusus. Sedangkan menurut Drs. M. Uzer

Usman guru yang profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas

dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata

lain, guru profesional adalah orang terdidik dan terlatih dengan baik, serta

memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.7

Mohamad Surya dalam bukunya Percikan Perjuangan Guru mengatakan

bahwa profesionalisme adalah sebutan yang mengacu pada sikap mental

dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa

mewujudkan dan menimgkatkan kualitas profesionalnya. Seorang guru yang

memiliki profesionalisme yang tinggi akan akan tercermin dalam sikap mental

6 Mohammad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Profesional, Sejahtera dan Terlindungi. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006), h. 214.

7 Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 15.

Page 26: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

12

serta komitmennya terhadap perwujudan dan peningkatan kualitas profesional

melalui berbagai cara dan strategi. Ia akan selalu mengembangkan dirinya

sesuai dengan tuntutan zaman sehingga keberadaannya senantiasa

memberikan makna profesional.8

1. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Guru

2. 1. Kedudukan Guru

Tenaga Pendidik atau guru merupakan salah satu kunci utama berhasil

atau tidaknya gerakan pendidikan dalam rangka memenuhi standar mutu, baik

standar produk dan pelayanan maupun standar kustuomer pada umumnya.9

Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 pasal 2 ayat (1) dan

(2) secara tegas menyebutkan bahwa, ”guru mempunyai kedudukan sebagai

tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai

peraturan perundang-undangan. Adapun pengakuan kedudukan guru sebagai

tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikat pendidik”.10

Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru

hanya dapat dilakukan seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,

kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap

jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Adapun pengakuan kedudukan guru

sebagai tenaga profesional mempunyai misi untuk melaksanakan cita-cita dan

tujuan dari Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen itu.

Cita-cita dan tujuan Undang-Undang ini antara lain:

1. Mengangkat martabat guru dan dosen 2. Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen. 3. Meningkatkan kompetensi guru dan dosen,

4. Memajukan profesi serta karir guru dan dosen. 5. Meningkatkan mutu pembelajaran. 6. Meningkatkan mutu pendidikan nasional.

8 Mohammad Surya, Muhammad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Profesional,

Sejahtera dan Terlindungi. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006), h. 214. 9 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme... h.

34. 10 Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h. 5

Page 27: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

13

7. Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi.

8. Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah, dan 9. Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.

Berkaitan dengan hal di atas, sebenarnya guru memiliki peranan yang

unik dan sangat kompleks di dalam proses belajar-mengajar, dalam usahanya

untuk mengantarkan anak didik ke taraf yang di cita-citakan. Karenanya setiap

kegiatan guru harus dapat didudukkan dan dibenarkan semata-mata demi

kepentingan anak didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.11

Oleh karena itu, guru sebagai salah satu unsur di bidang kependidikan

harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga

profesional, sesuai dengan tuntunan masyarakat yang semakin berkembang.

2.2. Tugas dan Fungsi Guru Sebagai Tenaga Pendidik

Kedudukan tenaga pendidik sebagai tenaga profesional untuk

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi

untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. Fungsi guru berpengaruh

terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Di antara peran dan fungsi guru

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Guru sebagai agen pembelajaran

Yang dimaksud guru sebagai agen pembelajaran (learning agent)

adalah peran guru antara lain:

a. Fasilitator

Sebagai fasilitator, tugas guru dalam hal ini memberikan fasilitas

atau kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya saja

dengan menciptakan suasana kegiatan yang sedemikian rupa, serasi

dengan perkembangan siswa, sehingga interaksi belajar mengajar

akan berlangsung secara efektif.12

11 A.M Sardiman,. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006), Cet. Ke-13, h. 125 12 A.M Sardiman,. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, h. 146

Page 28: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

14

b. Motivator

Peran Guru disini adalah sebagai motivator, guru harus mampu

membangkitkan motivasi belajar, dengan memperhatikan prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1) Peserta didik akan bekerja keras kalau memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaanya,

2) Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengeri, 3) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan prestasi

peserta didik, 4) Menggunakan hukuman dan hadiah secara efektif dan tepat

guna, serta 5) Memberikan penilaian dengan adil dan transparan.

c. Admnistrator

Sebagai administrator setiap guru akan dihadapkan pada

berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan disekolah,

sehingga harus memiliki kepribadian jujur, teliti, rajin, serta

memahami strategi dan manajemen pendidikan.

d. Inisiator

Pemberi inspirasi belajar, guru harus mampu memerankan diri

dan memberikan inspirasi bagi peserta didik, sehingga kegiatan

belajar dan pembelajaran dapat membangkitkan berbagai pemikiran,

gagasan, dan ide-ide baru.

Demikian beberapa tugas dan fungsi guru pada umumnya, yang harus

dilakukan guru sebagai pekerja profesional. Melengkapi uraian tersebut,

berikut dikemukakan tugas dan fungsi guru yang dirumuskan oleh P2TK

(Program Pengadaan Tenaga Kependidikan) Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Page 29: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

15

Tabel 3

Tugas dan Fungsi Guru yang dirumuskan oleh P2TK (Program Pengadaan

Tenaga Kependidikan) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

TUGAS FUNGSI URAIAN TUGAS

I. Mendidik,

Mengajar,

Membimbing

dan Melatih

Sebagai Pendidik

1.1 Mengembangkan

potensi/kemampuan dasar

peserta didik.

1.2 Mengembangkan kepribadian

peserta didik.

1.3 Memberikan keteladanan.

1.4 Menciptakan suasana

pendidikan yang kondusif.

Sebagai Pengajar 2.1 Merencanakan Pembelajaran

2.2 Melaksanakan Pembelajaran

yang mendidik

2.3 Menilai proses dan hasil

pembelajaran

Sebagai

Pembimbing

3.1 Mendorong berkembangnya

prilaku positif dalam

pembelajaran

3.2 Membimbing peserta didik

memecahkan masalah dalam

pembelajaran

Sebagai Pelatih

4.1 Melatih keterampilan-

keterampilan yang diperlukan

dalam pembelajaran

4.2 Membiasakan peserta didik

berprilaku positif dalam

pembelajaran

Page 30: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

16

Sebagai

Pengembangan

program

5.1 Membantu mengembangkan

program pendidikan sekolah

dan hubungan kerjasama intra

sekolah

II. Membantu

pengelolaan dan

pengembangan

program

sekolah

Sebagai Pengelola

Program

6.1 Membantu secara aktif dalam

menjalin hubungan dan

kerjasama antar sekolah dan

masyarakat

III. Mengembngkan

keprofesionalan

Sebagai tenaga

profesional

7.1 Melakukan upaya-upaya

untuk meningkatkan

kemampuan profesional

Sumber: Ditjen Dikti P2TK (Program Pengadaan Tenaga Kependidikan), 2004.

2. Kompetensi Profesionalis Guru

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (WJS. Purwadarminta)

kompetensi berarti kewenangan/kekuasaan untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yakni kemampuan atau

kecakapan.13

Sedang dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen

dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan

dan kepribadian yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau

dosen dalam melaksanakan keprofesionalan.14

Drs. M. Uzer Usman dalam bukunya Menjadi Guru Profesional

mengatakan bahwa kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru

dalam melaksanakan profesi keguruannya.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru

profesional yang berkompetensi adalah orang yang memiliki kemampuan dan

13 Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 14. 14 Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h. 3.

Page 31: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

17

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas

dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

E. Mulyasa mengatakan, ada empat macam kompetensi yang harus

dimiliki seorang guru, antara lain:

1. Kompetensi Pedagogik, yaitu kemampuan mengelola pembelajaran

peserta didik. Kompetensi ini meliputi:

e. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan f. Pemahaman terhadap peserta didik g. Pengembangan kurikulum/silabus h. Perancancangan pembelajaran i. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis j. Pemanfaatan teknologi pembelajaran k. Evaluasi belajar l. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimilikinya.15

2. Kompetensi Kepribadian, yaitu kemampuan kepribadian yang mantap,

berakhlak mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta

didik. Kompetensi ini meliputi:

a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya

b. Pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dianut oleh seseorang guru

c. Penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya16

3. Kompetensi Sosial, yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan

berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, orang

tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini

merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat

untuk:

a. Berkomunikasi lisan dan tulisan. b. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional. c. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,

15 Muhammad Surya, Percikan Perjuangan Guru Menuju Profesional, Sejahtera dan

Terlindungi. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006), h. 172. 16 Martinis yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan..., h. 22.

Page 32: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

18

tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik. d. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.17

4. Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan penguasaan materi

pelajaran secara luas dan mendalam. Dari berbagai sumber yang

membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasi

dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi profesional guru

sebagai berikut:

a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik.

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan.

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.18

3. Kompetensi Dasar Guru Pendidikan Agama Islam

Disamping kualifikasi pendidikan yang harus S-1, seorang guru agama

juga harus memiliki beberapa kompetensi dasar yang meliputi:

a. Penguasaan Materi Pelajaran

Penguasaan materi pelajaran bagi guru merupakan hal yang sangat

menentukan khususnya dalam proses belajar mengajar yang melibatkan

guru mata pelajaran.

b. Penguasaan Metodologi Pembelajaran

Metode-metode pembelajaran yang digunakan guru dalam proses

belajar mengajar akan membuat pelajaran agama lebih menarik dan

mengesankan bagi siswa, sehingga mempermudah pencapaian sasaran

yang diinginkan. Guru agama harus mampu menggunakan pendekatan

17 Muhammad Surya, Percikan Perjuangan Guru..., h. 176. 18 E. Mulyasa, Standar Kompetensi..., h. 135-136

Page 33: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

19

atau metode pembelajaran yang bervariasi.

c. Pengelolan Kelas

Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan

memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya apabila

terjadi gangguan dalam proses belajar-mengajar.

Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai apabila guru

mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya

dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pengajaran.

Hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa dan siswa dengan

siswa juga merupakan syarat keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan

kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses

belajar mengajar yang efektif.19

d. Variasi Media Belajar

Dalam melaksanakan sistem pembelajaran di sekolah, guru agama

diharapkan mampu mengembangkan dan menggunakan variasi media

pembelajaran. Hal ini guna untuk mengatasi kebosanan murid sehingga,

dalam situasi belajar-mengajar, murid senantiasa menunjukkan ketekunan,

antusiasme dan partisipasi.

e. Evaluasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang

evaluator yang baik. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

tujuan yag telah dirumuskan tercapai atau belum, dan apakah materi yang

diajarkan sudah cukup tepat. Semua pertanyaan tersebut dapat dijawab

melalui kegiatan evaluasi atau penilaian.20

4. Prinsip Profesionalitas Guru

Prinsip profesionalitas guru ini dijelaskan pada pasal 7 ayat 1 Undang-

Undang nomor 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa

guru merupakan pekerjaan khusus yang dilandasi oleh sembilan prinsip yaitu:

19 Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 97. 20 Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 11.

Page 34: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

20

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketakwaan dan akhlak mulia.

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan.

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.21

Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen

diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara

demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan

menjunjung tinggi hak asasi manusia,nilai keagamaan, nilai kultural,

kemajemuan bangsa, dan kode etik profesi.

Dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

tentang Guru dan Dosen diharapkan dapat menjadi sebuah ”rumah” yang

senantiasa menjadi pelindung profesi dari perubahan zaman. Dengan

demikian, rumah itulah yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan

martabat dan mutu guru.

B. Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

21 Undang-Undang Guru dan Dosen, UU RI No 14 Tahun 2005…h. 6.

Page 35: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

21

mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama

Islam dari sunber utamanyakitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman. Dibarengi

tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

kerukunan umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan

persatuan bangsa.22

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami

ajaran Islam secara menyeluruh. Sedangkan Ahmad Tafsir mengatakan bahwa

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan seseorang kepada

seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.23

Sedangkan Khoirun Rosyadi, Pendidikan Agama Islam adalah

"mengarahkan anak didik (manusia) pada optimal kemampuannya dengan

tujuan terbentuknya kepribadian yang utuh sebagai manusia individual, sosial

dan hamba Allah yang mengabdikan diri kepada-Nya."24

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Berkenaan dengan tanggung

jawab ini, maka pendidikan agama di sekolah berarti: suatu usah yang secara

sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi siswa dalam rangka pembentukan

manusia baragama. Pemberian pengaruh pendidikan agama disini mempunyai

arti ganda, yaitu: pertama sebagai salah satu sarana agama (da’wah Islamiyah)

yang diperlukan bagi pengembangan kehidupan keagamaan. Kedua, sebagai

satu sarana pendidikan nasional untuk terutama meningkatkan ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.25

Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan agama Islam

tidak hanya bersifat mengajar, dalam arti menyampaikan ilmu pengetahuan

tentang agama Islam kepada peserta didik, melainkan mengarahkan kepada

22 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI SMA&MA,

(Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003), h. 7. 23 Abdul Majid, Pendidikan Agama..., h. 131 24 Khiron Rrosyadi, Pendidikan Profetik, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2004), h. 135. 25 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara ,

1995), Cet. 1, h. 172.

Page 36: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

22

pembentukan pribadi muslim yang taat, berilmu dan beramal agar ia bahagia

di dunia dan akhirat.

Pendidikan agama Islam dilakukan dalam rangka mempersiapakan peserta

didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Dalam UU RI NO. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pendidikan

keagamaan merupakan pendidikan dasar, menengah dan tinggi yang

mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang

menuntut penguasaan tentang ajaran agama atau menjadi ahli ilmu agama.26

Dan pada (pasal 37 ayat 1) UU ini juga disebutkan bahwa pendidikan

agama dimaksudkan unuk membentuk peserta didik yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.27

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

penumpukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman

peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang

terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya. Berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi

(kurikulum PAI: 2003)28

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Pengajaran agama Islam diberikan pada sekolah umum dan sekolah agama

(madrasah), baik negeri maupun swasta. Seluruh bahan pelajaran yang

diberikan disekolah/madrasah diorganisasikan dalam bentuk kelompok-

26 Departemen Agama RI, Memahami Paradigma..., hal. 72. 27 Departemen Agama RI, Memahami Paradigma..., hal. 79. 28 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI

SMA&MA…, h. 8.

Page 37: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

23

kelompok mata pelajaran yang disebut bidang studi (broadfield) dan

dilaksanakan melalui sistem kelas.

Dalam stuktur program sekolah, pengajaran agama merupakan satu

kesatuan atau keseluruhan dan dipandang sebagai sebuah bidang studi, yaitu:

bidang studi agama Islam.

Dalam stuktur program madrasah, pengajaran agama Islam dibagi menjadi

4 macam bidang studi, yaitu: bidang studi aqidah akhlak, Al-Quran hadist,

syariah dan sejarah islam.29

Ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi Sekolah

Menengah Atas berfokus pada aspek:

a. Al-Quran Hadits

b. Keimanan

c. Syariah

d. Akhlak

e. Tarikh30

Pendidikan agama Islam menekankan keseimbangan dan keselarasan

antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan

sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri dan hubungan

manusia dengan alam sekitarnya.31

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah berfungsi

sebagai berikut:

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta

didik kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkup

keluarga.

29 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

1995), ed.1, Cet.1. h. 173 30 Departemen Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI

SMA&MA…, h. 9. 31 Abdul Majid, Pendidikan Agama... h. 131.

Page 38: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

24

b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian

dunia akhirat.

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

d) Perbaikan, yaitu kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan

peserta didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

e) Penecegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari

lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia

seutuhnya.

f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam

nyata dan nir nyata), sistem dan fungsionalnya.

g) Penyaluran, yaitu menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus

di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara

optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi

orang lain.32

C. Motivasi Belajar Siswa 1. Pengertian Motivasi

Manusia dalam melakukan aktivitasnya memiliki suatu daya penggerak atau pendorong. Gerakan atau dorongan itu bisa datang dari dalam individu atau bisa juga dari luar. Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, seorang guru harus memperhatikan segala sesuatu yang dapat mendorong siswa untuk belajar dengan baik dan apa yang telah diusahakan guru dapat menimbulkan satu motif untuk belajar sesuai yang diharapkan.

Secara etomologi, motif atau dalam bahasa inggrisnya motive, berasal dari kata motion yang berarti "gerakan" atau "sesuatu yang bergerak". Jadi istilah

32 Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasisis Kompetensi…,

h. 134 -135.

Page 39: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

25

motif erat kaitannya dengan gerak, yakni gerakan yang dilakukan manusia, atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku.33

Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.

Selain motif, dalam psikologi dikenal pula istilah motivasi. Sebenarnya motivasi merupakan istilah umum yang menunjukkan pada seluruh proses gerakan termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkannya dan tujuan atau akhir dari segala gerakan atau perbuatan. Karena itu dapat dikatakan bahwa motivasi berarti pembangkit motif, membangkitkan daya gerak atau menggerakkan seseorang atau diri sendiri untuk berbuat sesuatu dalam mencapai suatu tujuan.34

Menurut Purwanto, motivasi adalah pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar dapat tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.35

Sedangkan Usman, mengungkapkan bahwa motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Drs. H. M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan, mengatakan bahwa motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.

Berkaitan dengan masalah belajar, maka secara umum syah mengungkapkan bahwa belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Dalam proses belajar dorongan sangat mutlak dilakukan, baik dari dalam dirinya sebagai pelaksananya maupun dari luar dirinya, sehingga dengan adanya dorongan belajar yang diterimanya dapat membantu pencapaian hasil belajar.

33 Drs. Alex Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia,

2003), Cet. Ke-1, h. 268. 34 Alex Sobur, Psikologi Umum…, h. 268. 35 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 71.

Page 40: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

26

2. Peran Motivasi dalam Belajar

Motivasi sangat berperan dalam belajar. Dengan motivasi inilah siswa menjadi tekun dalam proses belajar dan dengan motivasi ini pulalah kwalitas hasil belajar siswa juga kemungkinan dapat diwujudkan. Siswa yang dalam proses belajar mengajar memiliki motivasi tinngi dan jelas pastilah akan tekun dan berhasil belajarnya. Kepastian itu mungkin oleh sebab adanya tiga fungsi motivasi sebagai berikut:

a. Pendorong orang untuk berbuat dalam mencapai tujuan b. Penentu arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai c. Penyeleksian perbuatan sehingga perbuatan orang yang mempunyai

motivasi senantiasa selektif dan tetap terarah pada tujuan yang ingin dicapai.36

Di samping itu, motivasi juga berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar dengan baikakan mendapatkan prestasi yang baik.37

Berdasarkan arti dan fungsi motivasi itu bukan tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga merupakan penentu hasil perbuatan. Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi tersebut dalam agama islam ada sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu "niat", seperti yang dikemukakan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits: "Sesungguhnya setiap amal itu tergantung dalam niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan dengan niatnya". Dengan demikian niat itu sama dengan motivasi akan mendorong orang untuk bekerja atau melakukan suatu perbuatan dengan sungguh-sungguh (tekun) dan selanjutnya niat/motifasi itu pula yang akan menentukan pahala/balasan sebagai hasil perbuatannya.

36 Drs. H. M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007),

cet. Ke-3, h. 86. 37 M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, h. 86.

Page 41: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

27

3. Sifat Motivasi dalam Belajar

Pada pokoknya motivasi memiliki dua sifat, yakni motivasi intrinsik dan

motivasi ekstrinsik, yang paling berkaitan satu dengan lainnya.

Motivasi instrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar

yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa itu sendiri. Motivasi ini

sering disebut "motivasi murni" atau motivasi sebenarnya yang timbul dari

dalam diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan

tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap

untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar memberikan sumbangan

kepada kelompok, keinginan untuk diterima orang lain dan sebagainya.

Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. Motivasi intrinsik adalah

motivasi yang hidup dari dalam diri peserta didik dan berguna dalam situasi

belajar yang fungsional.38

Motivasi ekstrinsik merupakan kegiatan belajar yang tumbuh dari

dorongan dan kebutuhan seseorang tidak secara mutlak berhubungan dengan

kegiatan belajarnya. Motivasi ini bukan tumbuh diakibatkan oleh dorongan

dari diri seseorang seperti dari orang lain dan sebagainya.

Beberapa bentuk motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel diantaranya

adalah:

a. Belajar demi memenuhi kewajiban

b. Belajar demi menghindari hukuman

c. Belajar demi memperoleh hadiah

d. Belajar demi meningkatkan gengsi

e. Belajar demi memperoleh pujian

f. Belajar demi tuntutan jabatan yang diinginkan.39

Perlu diingat bahwa perbuatan yang kita lakukan sehari-hari banyak motif

motif intrinsik atau keduanya sekaligus. Meskipun demikian, yang paling baik

dalam hal belajar adalah motif intrinsik. 40

38 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Cet. Ke-

5, hal 112-113. 39 Martinis yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan..., h. 179. 40 Alex Sobur, Psikologi Umum…, h. 296.

Page 42: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

28

4. Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Pembelajaran

Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sanagt diperlukan.

Dengan motivasi pelajar dapat memgembangkan inisiatif dan aktivitas, dapat

mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.

Guru harus berhati-hati dalam menumbuhkan dan memberi motivasi bagi

kegiatan belajar para siswa.

Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam

kegiatan belajar di sekolah, antara lain:

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.

2. Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu

demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan

menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu

pekarjaan tersebut.

3. Saingan/kompetisi

Saingan atau kompetensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk

mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun

kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Memberi ulangan

Para siswa akan menjadi giat belajar jika mengetahui akan ada

ulangan. Oleh karena itu ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.

Tetapi yang harus diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering karena

dapat membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru juga harus

bersikap terbuka, maksudnya jika akan diadakan ulangan harus

diberitahukan pada siswa.

5. Pujian

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi jika terjadi kemajuan akan

mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa

hasil belajar meningkat, makaakan timbul motivasi pada diri siswa untuk

terus belajar, dengan suatu harapan hasilya terus meningkat.

Page 43: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

29

6. Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi jika diberikan

secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru

harus memahami prinsip-prinsip pemberia hukuman.

7. Minat

Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena

adanya kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah jika minat

merupakan alat motivasi pokok. Proses belajar mengajar akan berjalan

lancar jika disertai minat.

8. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti bahwa ada unsur kesengajaan dan ada

maksud untuk belajar. Hal ini baik, bila dibandingkan dengan sesuatu

tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti ada pada diri anak didik itu

memang ada motivasi untuk belajar, sehingga hasil belajar akan lebih baik.

9. Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan

merupakan alat motivasi yang penting. Sebab dengan memahami tujuan

yang yang harus dicapai, karena dirasa sangat berguna dan

menguntungkan, maka akan timbul semangatuntuk terus belajar.41

D. Kerangka Berfikir

Guru adalah salah satu dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi

seberapa besar keberhasilan pembelajaran itu tercapai, baik peranannya

sebagai fasilisator, motivator, administrator dan inovator, guru bukanlah satu-

satunya subjek pembelajaran. Maka bijaklah bahwa seorang guru harus

memiliki profesionalitas tinggi dalam menjalankan tugasnya karena baik

disadari atau tidak profesionalitas guru sangat penting peranannya dalam

menentukan keberhasilan pembelajaran. Seorang siswa akan lebih termotivasi

belajar apabila guru yang mengajar memiliki kompetensi profesional,

pedagogik, kepribadian dan sosial.

41 M Sardiman,. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar…, h. 91-95.

Page 44: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

30

Hal ini bukanlah hal baru dalam pembelajaran yang ada selama ini.

Motivasi belajar siswa merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri siswa

untuk dapat melakukan kegiatan belajar, menambah ketrampilan dan

pengalaman. Dan tugas guru adalah membangkitkan motivasi siswa. Guru

yang profesional dibidangnya mampu memberi stimulus bagi siswa sehingga

menghasilkan feedback yang mengagumkan.

Sebagaimana diketahui bahwa motivasi guru profesional maupun yang

tidak profesional akan memiliki implikasi yang berbeda. Motivasi yang

diberikan guru profesional akan berimplikasi pada efek proses pembelajaran

(siswa akan memiliki motivasi). Motivasi yang dilakukan oleh guru yang

profesional secara psikologis mampu menjamah hal-hal yang dibutuhkan oleh

seorang siswa baik instrinsik maupun ekstrinsik, dimana keduanya tidak dapat

dipungkiri dalam tercapainya proses pembelajaran.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara, yang sifatnya bisa benar dan bisa

juga salah. Maka untuk itulah diperlukan adanya penelitian.

Jadi, dari kerangka berfikir di atas hipotesa yang diajukan penulis

sementara ini untuk menjawab benar atau tidaknya dugaan sementara

mengenai profesionalisme guru PAI hubungannya dengan motivasi belajar

siswa, maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:

Ha : Terdapat korelasi positif yang signifikan antara profesionalisme guru PAI

hubungannya dengan motivasi belajar siswa

Ho : Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara profesionalisme

guru PAI hubungannya dengan motivasi belajar siswa

Lebih jelasnya, jika terdapat hubungan yang positif antara

profesionalisme guru PAI dengan motivasi belajar siswa, maka hipotesa

alternativ (Ha) diterima, sedangkan hipotesa nihil (Ho) ditolak.

Page 45: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam perencanaan

dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah

desain penelitian deskriptif korelasional (descriptive correlational research)

melalui pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu proses

menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.1 Metode

deskriptif korelasional digunakan untuk memberi gambaran tentang sifat

sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu penelitian dilakukan dan

mencari sebab-sebab dari suatu gejala tertentu, dalam hal ini untuk

menemukan hubungan antara dua variabel yang akan diteliti. Dalam teknik

penulisan penulis mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi yang

diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

1 S. Margono, Metologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet. Ke-4, h. 100.

31

Page 46: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

32

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini adalah di SMA PGRI 3 Jakarta, yang terletak di

Jalan Pondok Labu 1B No. 29A Pondok Labu, Cilandak Jakarta Selatan.

Adapun waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah pada tahun

ajaran 2008-2009 yaitu pada bulan Februari 2009.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang terdiri dari manusia,

tumbuhan, peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu

dalam sebuah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas II dan III SMA PGRI 3 Jakarta dengan jumlah 150 orang.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat mewakili populasi. Untuk

menyederhanakan proses pengimpulan data dan pengolahan data, maka

penulis menggunakan teknik sampling, dengan mengacu pada pendapat

suharsimi Arikunto, yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik

diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dapat diambil 10-15%, atau 20-

25%, atau lebih.2

Dalam penelitian ini, penulis hanya mengambil 20% saja dari jumlah

populasi yang ada, yaitu 30 orang siswa yang pengambilan sampel

menggunakan random sampling.

Tabel 3.1

Matrik populasi

Jenis kelamin No. Kelas

Laki-laki Perempuan

Jumlah

1 II 34 33 67

2 III 36 47 83

Jumlah 70 80 150

2 Suharsima Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), Cet. Ke- 13, h. 134.

Page 47: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

33

Matrik Sampel

Jenis kelamin No. Kelas

Laki-laki Perempuan

Jumlah

1 II 5 6 11

2 III 8 11 19

Jumlah 13 17 30

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah "objek penelitian yang bervariasi" dalam hal ini, yang

menjadi objek penelitiannya adalah profesionalisme guru pendidikan agama

Islam dalam mengajar dan upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.

Dengan demikian, variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas atau independent (x) yaitu: profesionalisme guru

pendidikan agama Islam

2. Variabel terikat atau dependent (y) yaitu: motivasi belajar siswa

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan dan pencatatan yang

sistematis terhadap objek yang dipandang dapat dijadikan sumber data.

Dalam penelitian ini penulis melakukan observasi langsung. Hasil

pengamatan tersebut akan menjadi salah satu data untuk bahan rujukan

yang selanjutnya akan dianalisa dalam penelitian ini.

2. Interview atau wawancara

Interview yaitu Tanya jawab atau dialog yang dilakukan oleh

pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.

3. Kuesioner atau angket

Kuesioner atau angket yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk menperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang

Page 48: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

34

hal-hal yang ingin diketahui. Metode ini digunakan untuk memperoleh

data dan informasi tentang keterkaitan antara profesionalisme guru

Pendidikan Agama Islam dan hubungannya dengan motivasi belajar siswa

di SMA PGRI 3 Jakarta.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah3.

Berikut mengenai kisi-kisi instrumen penelitian

Tabel 3.4

Kisi-Kisi instrumen Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam

Hubungannya Dengan Motivasi Belajar Siswa

Variabel Indikator Butir Pertanyaan No item

Profesionalisme

Guru PAI

(Variabel X)

1. Penguasaan materi

pelajaran

2. Penguasaan metodologi

pembelajaran

3. Pengelolaan kelas

4. Variasi media

belajar

5. Evaluasi belajar

6 3

14

4 3

1-6

7-9

10-23

24-27

28-30 Motivasi Belajar

Siswa (Variabel

Y)

A. Motivasi Intrinsik

1. Kebutuhan

2. Keinginan

3. Cita-cita

B. Motivasi Ekstrinsik

1. Pemberian hadiah

4

3

2 2

1-4

5-7

8-9

10-11

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi

VI)…, H. 160.

Page 49: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

35

2. Pemberian pujian

3. Mengetahui hasil

ulangan

4. Pemberian hukuman

5. Angka/nilai

6. Persaingan

7. Memberi ulangan

4

3

4

3

2

3

12-15

16-18

19-22

23-25

26-27

28-30

Adapun untuk melihat validitas instrumen, maka perlu diadakan uji coba:

1. Pengujian Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kebenaran suatu instrumen.

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apanyang diinginkan

dan dapat mengungkap suatu data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yag dimaksud.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data diperoleh maka selanjutnya data tersebut akan diolah dengan

menggunakan teknik pengolahan data sebagai berikut :

a. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah

diserahkan oleh responden. Tujuan dari editing adalah mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang telah

diselesaikan.4

Pada tahap ini penulis melakukan pemeriksaan terhadap data yang

diperoleh khususnya pada angket yang telah diisi siswa.

4 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: PT. Sinar

Baru, 1989). H. 70.

Page 50: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

36

b. Memberikan kode (Coding)

Setelah data diedit, langkah selanjutnya adalah coding

(memberikan kode), yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban

responden menurut macam-macamnya. Dalam penelitian ini penulis

membuat lima alternatif jawaban yaitu:

1. Selalu (SL)

2. Sering (SR)

3. Kadang-kadang (KK)

4. Pernah (P)

5. Tidak Pernah (TP)

c. Memberikan skor (Scoring)

Untuk menentukan skoring semua pertanyaan angket, maka akan

ditabulasikan dengan skor nilai setiap itemnya, dengan cara jawaban yang

berupa huruf akan diubah menjadi angka, sebagai berikut:

Adapun jawaban yang pernyataan cenderung positif skornya

sebagai berikut:

Untuk jawaban SL diberi skor 5

Untuk jawaban SR diberi skor 4

Untuk jawaban KK diberi skor 3

Untuk jawaban P diberi skor 2

Untuk jawaban TP diberi skor 1

Adapun jawaban yang pernyataannya cenderung negatif skornya

sebagai berikut:

Untuk jawaban SL diberi skor 1

Untuk jawaban SR diberi skor 2

Untuk jawaban KK diberi skor 3

Untuk jawaban P diberi skor 4

Untuk jawaban TP diberi skor 5

Page 51: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

37

H. Teknis Analisis Data

Data yang berasal dari sumber kepustakaan digunakan sebagai rumusan

teori yang dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan. Adapun data

yang berasal dari hasil observasi, wawancara dan angket dianalisis dengan

menggunakan teknik deskriptif analisis. Deskriptif analisis yaitu

menggambarkan apa adanya, kemudian dianalisis.

Untuk mempermudah analisis data, maka terlebih dahulu ditabulasikan

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif. Setelah itu analisis data

dilakukan dengan teknik korelasional untuk mencari tahu hubungan kedua

variabel. Secara operasional teknik analisa data ini dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Memperoleh nilai frekuensi atas jawaban responden terhadap angket

mengenai profesionalisme guru pendidikan agama Islam dengan

menggunakan rumus:

P = NF x 100%

Keterangan :

P = Angka Persentase

F = Frekuensi Jawaban

N = Jumlah Responden5

5 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

2006), Cet-16, h. 43.

Page 52: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

38

Adapun ketentuan skala persentase dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Penafsiran Persentase

No. Presentase Penafsiran

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

100 %

90-99 %

60-89 %

51-59 %

50 %

40-49 %

10-39 %

1-9 %

0 %

Seluruh

Hampir seluruh

Sebagian besar

Lebih dari setengah

Setengah

Hampir setengah

Sebagian kecil

Sedikit sekali

Tidak ada

2. Mencari angka korelasi

Penelitian dalam skripsi ini membahas dua variabel yang saling

berhubungan (korelasi bivariat), maka data yang diperoleh juga diolah

menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Person untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel tersebut dengan

rumus sebagai berikut:

πxy = ( )( )( )( ) ( )( )22 .. YYNXXN

YXXYN

∑−∑∑−∑

∑∑−∑

πxy = Angka indeks korelasi ”r” product moment

N = Number of casses

ΣX = Jumlah seluruh skor X

ΣY = Jumlah seluruh skor Y

ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara variabel X dan Y

Page 53: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

39

Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data

dengan dua cara sebagai berikut:

a. Interpretasi kasar atau sederhana, dengan berpedoman pada angka

indeks korelasi product moment sebagai berikut:

Tabel 3.6

Angka Indeks Korelasi Product Moment

Besarnya ”r” product moment

Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi akan tetapi korelasi itu sangat rendah sehingga korelasi diabaikan atau dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y

0,20-0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang rendah

0,40-0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi

0,70-0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang tinggi

0,90-1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

b. Interpretasi nilai "r" dengan berkonsultasi pada tabel nilai "r" product

moment, dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degrees of

freedom) dengan rumus:

df = N - nr

Keterangan:

df = degrees of freedom

N = number of class

nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan

Page 54: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

40

Setelah itu hasilnya dicocokan dengan nilai koefisien "r" pada

tabel nilai "r" procuct moment, baik pada taraf sinifikasi 1 % maupun

pada taraf 5 %.

3. Analisis Determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel X

(Profesionalisme guru pendidikan agama Islam) terhadap variabel Y

(motivasi belajar siswa), maka selanjutnya dilakukan analisis determinasi

dari angka indeks korelasi (r) product moment yang telah diperoleh.

Koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus:

KD = r x 100 %

Keterangan:

KD = koefisien determinasi

r = angka indeks korelasi product moment

Page 55: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMA PGRI 3 JAKARTA Tahun 2008/2009

1. Sejarah Berdirinya SMA 3 PGRI 3 Jakarta

SMA PGRI 3 Jakarta didirikan pada tanggal 1 Juni 1981, dengan

ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Alamat tempat pendidikan : Gedung bertingkat SD Pondok Labu

Jln. H. Saleh Pondok Labu, Cilandak -

Jakarta Selatan Telp. 021-766630

Waktu belajar : Jam 13.15 – 18.00

Dewan pengajar : Guru-guru SMP/SMA Negeri di Wilayah

Kecamatan Cilandak

Dewan Pembina : 1. Ketua PGRI Ancab. Cilandak

2. Ketua PGRI Cab. Jakarta Selatan

3. Kepala SMP/SMA se-Kecamatan Cilandak

Status sekolah : Swasta Tahap Pertama

Berbantuan Tahap Selanjutnya.

SMA PGRI 3 Cilandak – Jakarta Selatan berlindung di bawah Yayasan Lembaga

Pendidikan PGRI DKI Jakarta.

41

Page 56: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

42

Tempat kedudukan Yayasan Pembina Pendidikan PGRI Daerah Khusus Ibukota

Jakarta: Jalan Cikini Raya No. 10 – Telp. 021- 331178.

3. VISI dan MISI

Visi

Mitra Pemerintah mendidik anak bangsa

Misi

a. Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya

b. Mengembangkan kualitas dan kuantitas sarana pendidikan

c. Meningkatkan nilai produktifitas hasil belajar

d. Mengembangkan profesionalisme tenaga kependidikan.

4. TUJUAN

a. Mengembangkan sekolah sebagai pusat budaya dikonsentrasaikan kepada

nilai budi pekerti luhur.

b. Mengembangkan kualitas dan kuantitas fasilitas pendidikan

dikonsentrasikan pada pembangunan gedung dan peralatan sekolah sesuai

standar

c. Meningkatkan pengetahuan peserta didik dengan memberi kesempatan

lulusan SMA yang tidak diterima di SMU Negeri agar dapat melanjutkan

ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

d. Melaksanakan profesionalisme tenaga kependidikan dengan memberi

kesempatan dan bantuan untuk mengikuti MGMP, penataran dan

pendidikan lanjut.

B. Deskripsi Data

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan teknik observasi,

wawancara, dan penyebaran angket. Observasi yang penulis lakukan adalah

untuk mengetahui bagaimana profesionalisme guru pendidikan agama Islam

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam kelas. Instrumen yang

digunakan berbentuk cheklist yang berisi pengamatan penulis terhadap

Page 57: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

43

profesionalisme guru pendidikan agama Islam. Penulis melakukan observasi

secara langsung ke lapangan untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat

dengan melihat dan mengamati secara langsung ke dalam kelas.

Kemudian juga melakukan wawancara dengan guru agama, berkaitan

dengan masalah profesionalisme guru pendidikan agama Islam, dan motivasi

belajar siswa. Selain itu penulis juga melakukan wawancara dengan kepala

sekolah SMA PGRI 3 Jakarta untuk memperoleah informasi mengenai sistem

pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA PGRI 3 Jakarta.

Selanjutnya penulis menyebarkan angket. Angket yang penulis gunakan

adalah angket tertutup, artinya pertanyaan dan jawabannya sudah penulis

sediakan. Adapun angket yang penulis buat berjumlah 52 butir dan disebarkan

pada sampel sebanyak 30 orang responden dari seluruh populasi yamg

berjumlah 150 orang.jumlah soal yang diberikan pada responden sebanyak 52

item yang berbentuk pilihan ganda, yang harus dijawab oleh siswa dengan

memberikan tanda silang (X). Kemudian angket yang telah diisi oleh

responden, ditabulasikan dalam bentuk hitungan statistik dan diolah, dan

kemudian dapat diperoleh kesimpulan.

Page 58: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

44

C. Analisis Data dan Interpretasi Data

1. Analisa Dan Interpretasi Data Menggunakan Rumus Korelasi Product

Moment

Setelah data yang diperoleh dari jawaban responden dianalisa secara

deskriptif analisis dengan menggunakan nilai presentasi frekuensinya, maka

selanjutnya akan dicari korelasi antara kedua variabel penelitian dengan

menggunakan rumus korelasi product moment. Dalam menggunakan

perhitungan angka indeks korelasi kita harus mengacu berdasarkan skor asli

yang tertera dibawah ini:

Tabel 4.55

Data Mentah Pengumpulan Angket Responden

No. Subjek X Y X² Y² XY

1. A 122 95 14884 9025 11590

2. B 109 94 11664 8836 10246

3. C 102 77 10404 5929 7854

4. D 122 107 14884 11449 13054

5. E 120 84 14400 7056 10080

6. F 115 101 13225 10201 11615

7. G 100 78 10000 6084 7800

8. H 117 85 13689 7225 9945

9. I 109 89 11881 7921 9701

10. J 119 89 14161 7921 10591

11. K 117 90 13389 8100 10530

12. L 101 77 10201 5929 7777

13. M 109 89 11881 7921 9701

14. N 99 88 9801 7744 8172

15. O 127 101 16129 10201 12827

16. P 122 108 14884 11664 13176

17. Q 126 96 15876 9216 12096

18. R 126 98 15876 9604 12348

Page 59: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

45

19. S 124 98 15376 9604 12152

20. T 124 103 15376 10609 12772

21. U 116 94 13456 8836 10904

22. V 120 83 14400 6889 9960

23. W 121 87 14641 7569 10527

24. X 127 89 16129 7921 11303

25. Y 134 92 17956 8464 12328

26. Z 115 92 13225 8464 10580

27. AB 106 88 11236 7744 9328

28. AC 103 83 10609 6889 8549

29. AD 110 87 12100 7569 9570

30. AE 106 92 11236 8464 9752

Jumlah ΣX=3468 ΣY=2734 ΣX²=402969 ΣY²=241048 ΣXY=317368

Setelah keseluruhan data dihitung maka dapat diketahui N = 30, Σ X =

3468, Σ Y = 2734, Σ X2 = 402969, Σ Y2 = 241048, Σ XY = 317368, maka

dapat dicari indeks korelasinya dengan menggunakan rumus product moment

sebagai berikut:

rxy = N Σ X Y – (Σ X) (Σ Y) √[N Σ Χ2 – (Σ Χ) 2] [N Σ Y2 – (Σ Y)2]

= (30 X 410145) - (4870 X 5053)

√ [ 60 (398642) – (4870)2] [ 60 (429045) – (5053)2]

= 9521040 - 9481512 √ [ (12089070 – 12027024)] [( 7531440 – 7474756)] = 39528

√(62046) (56684)

= 39528 √ 3517015464

[

Page 60: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

46

= 39528 59304,43

rx y = 0,667

Setelah melakukan perhitungan secara keseluruhan, maka hasil yang

didapatkan antara profesionallisme guru PAI dengan Motivasi Belajar Siswa

di SMA PGRI 3 Jakarta, diperoleh angka indeks korelasi “r” product moment

sebesar 0,667.

Setelah diketahui hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data

dengan dua cara sebagai berikut:

a. Interpretasi Kasar Atau Sederhana

Dari perhitungan diatas, angka indeks korelasi (rx y) berhasil diperoleh

sebesar 0,667 dan tidak bertanda negatif. Ini berarti korelasi antara variabel X

(Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam) terdapat hubungan yang

searah atau terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Artinya

semakin tinggi profesionalitsme guru pendidikan agama Islam, maka semakin

tinggi pula motivasi belajar siswa dalam belajar. Pernyataan tersebut apabila

dibuat bagannya adalah sebagai berikut:

Var. X:

Var. Y:

Var. X:

Var. Y:

Selanjutnya besarnya rxy yang diperoleh (0,667) ternyata terletak antara

0,40 - 0,70. Berdasarkan pedoman dapat dinyatakan bahwa korelasi antara

variabel X dan Y terdapat korelasi yang besar atau tinggi. Dengan demikian

secara sederhana penulis dapat memberi interpretasi terhadap rxy tersebut,

yaitu bahwa terdapat korelasi positif yang besar atau tinggi antara

profesionalisme guru pendidikan agama Islam dan motivasi belajar siswa.

Page 61: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

47

b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai “r” product moment

Rumusan hipotesa kerja/alternative (Ha) dan hipotesa (Ho), yang

penulis ajukan adalah:

Ha : Terdapat korelasi positif antara variabel X (Profesionalisme

Guru Pendidikan Agama Islam) dan variabel Y (Motivasi

Belajar Siswa) di SMA PGRI 3 Jakarta.

Ho : Tidak terdapat korelasi positif antara variabel X

(Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam) dan

variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) di SMA PGRI 3

Jakarta.

Adapun kriteria pengajuan adalah jika r hitung > r tabel maka Ha diterima

dan Ho ditolak. Sebaliknya jika r hitung < r tabel maka Ha ditolak dan Ho

diterima.

Kemudian penulis mencari derajat kebebasannya (df atau db).

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Df = N-nr

= 30 – 2

= 28

Dengan memeriksa tabel “r” product moment ternyata df sebesar 28

dan taraf signifikasi 5 %, diperoleh r tabel = 0,361, sedangkan pada taraf 1 %

diperoleh r tabel = 0,463. Dengan demikian ternyata rxy (yang besarnya 0,667)

adalah jauh lebih besar daripada rtabel, baik pada signifikasi 5 % maupun 1%.

Karena rxy lebih besar daripada rtabel, maka hipotesis alternatif diterima,

sedangkan hipotesis nihil ditolak.

Dengan demikian penulis dapat menarik kesimpulan bahwa: korelasi

positif antara Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Dan Motivasi

Belajar Siswa disini merupakan korelasi positif yang signifikan.

Page 62: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

48

2. Analisis Determinasi

Selanjutnya dilakukan analisis determinasi dari angka indeks korelasi

(rxy) product moment yang telah diperoleh dengan rumus:

KD = r2 x 100%

= (0,667)2 x 100%

= 0,444889 x 100% dibulatkan menjadi

= 44,5 %

Dari perhitungan koefisien determinasi diketahui bahwa nilai koefisien

determinasinya sebesar 44,5 %. Hal ini menunjukkan bahwa variabel X

(Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam) mempengaruhi atau

memberi kontribusi terhadap variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) sebesar

44,5 %. Adapun sisanya adalah faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

motivasi belajar siswa dan hal itu tidak diteliti oleh peneliti.

Page 63: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

49

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mengkaji secara teoritis mengenai pengaruh

profesionalisme guru pendidikan agama Islam terhadap motivasi belajar

siswa, kemudian dilanjutkan dengan melakukan penelitian lapangan untuk

membuktikan kebenaran hipotesis, maka penulis dapat menarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dilihat dari hasil perhitungan distribusi frekuensi tentang tingkat

profesionalisme guru, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru di

SMA PGRI 3 Jakarta termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dilihat dari

jumlah responden yang berjumlah 12 orang dari 30 responden berada

pada interval 122-111. Adanya responden yang berada pada interval 110-

99, menunjukkan masih rendahnya atau kurangnya profesionalitas guru

agama di mata siswa.

2. Motivasi belajar siswa berada pada tingkat sedang. Hal ini dapat dilihat

dari jawaban yang diberikan oleh 15 dari 30 responden yang menjadi

sampel penelitian berada pada interval 100-89.

3. Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di SMA PGRI 3 Jakarta,

penulis memperoleh adanya hubungan positif yang tinggi antara variabel

49

Page 64: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

50

X (Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam) dan variabel Y

(Motivasi Belajar Siswa), dengan perolehan nilai koefisien korelasi

sebesar 0,667. Nilai ini mencerminkan bahwa profesionalisme guru

pendidikan agama Islam dan motivasi belajar siswa secara kualitatif

memiliki hubungan yang kuat.

4. Hubungan yang kuat tersebut dinyatakan dengan adanya kontribusi

variabel X (Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam) terhadap

variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) melalui koefisien determinasi

sebesar 44,5 %.

5. Atas dasar temuan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa motivasi

belajar siswa dapat dipengaruhi oleh profesionalisme guru. Namun

demikian, profesionalisme guru bukan satu-satunya faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar siswa, melainkan masih banyak faktor

lain yang berkontribusi terhadap motivasi belajar siswa.

B. Saran

Setelah penulis melakukan penelitian di SMA PGRI 3 Jakarta, dan dapat

dilihat bahwa terdapat korelasi yang tinggi antara profesionalisme guru PAI

terhadap motivasi belajar siswa, maka ada beberapa saran yang penulis ajukan

sebagai berikut:

1. Pimpinan sekolah hendaknya tetap memberikan perhatian terhadap kinerja

guru, penyediaan media belajar, fasilitas dan prasarana sekolah yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa lebih termotivasi

2. Karena dalam penelitian ini diperoleh hasil korelasi yang tinggi antara

kedua variabel, hendaknya guru agama harus tetap meningkatkan

profesionalitasnya dengan terus mengembangkan wawasan dan kualitas

diri sebagai seorang guru, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan

motivasi belajar siswa yang lebih tinggi.

50

Page 65: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

51

51

3. Upaya-upaya yang dapat dilakukan pihak sekolah dalam rangka

meningkatkan motivasi belajar siswa hendaknya terus ditingkatkan,

dengan berbagai kegiatan yang dapat menunjang motivasi belajar siswa.

4. Siswa lebih memotivasi diri agar mendapatkan hasil yang maksimal

5. Orang tua hendaknya dapat mengawasi dan membina anak- anaknya

ketika berada di lingkungan rumah khususnya dalam hal peningkatan

motivasi belajar siswa.

Page 66: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

88

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali, 1988), Cet. ke-1.

Danim Sudarwan, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan

Profesionalisme Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002). Departemen Agama RI, Memahami Paradigma Baru Penidikan Nasional dalam

Undang-Undang Sisdiknas (Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2006.

Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005),

Cet. ke-5. Majid, Abdul, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005). Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005). Margono, S, Metologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), Cet.

ke-4. Mulyasa, E, Kurikulum Yang Disempurnakan, (Bandung: Rosdakarya, 2006), Cet.

ke-1. Mulyasa, E, Menjadi Guru Professional: Menciptakan Pembelajaran Yang

Kreatif Dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet ke-1.

Mulyasa, E, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: Rosdakarya,

2007), cet. Ke-1. Nashar, Peranan Motivasi Dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan

Pembelajaran, (Jakarta: Delia Press, 2004). Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004). Rosyadi, Khoirun, Pendidikan Profetik, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2004). Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet.

ke-3.

Page 67: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

89

Shaleh, Asrorun Ni’am Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elsas, 2006), Cet. ke-1.

Sobur, Alex, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia,

2003), Cet. ke-1. Sudijono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2006), Cet-16. Surya, Mohammad Percikan Perjuangan Guru, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy,

2006). Usman M. Uzer, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), Cet- ke-22. Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan Di Indonesia, (Jakarta:Gaung

Persada Press, 2006), Cet. Ke-1.

Page 68: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

ANGKET PENELITIAN

Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam Hubungannya Dengan

Motivasi Belajar Siswa Di SMA PGRI 3 Jakarta

Identitas responden

Nama siswa : Kelas : Jenis kelamin :

Petunjuk umum:

1. Bacalah bismillah sebelum anda mengerjakan angket ini.

2. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dengan teliti sebelum menjawab.

3. Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang anda kehendaki.

SL (Selalu)

SR (Sering)

KK (Kadang-Kadang)

P (Pernah)

TP (Tidak Pernah)

4. Diterapkan kejujuran agar penelitian ini dapat memperoleh jawaban yang valid

agar tercapainya tujuan pendidikan.

5. Angket ini tidak ada hubungannya dengan nilai anda.

6. Terima kasih atas partisipasi dan kejujurannya.

A. Butir Soal Proesionalisme Guru PAI

No. Pertanyaan SL SR KK P TP

1. Sebelum mengajar di kelas Guru Agama

mempersiapkan materi yang akan diajarkan

Page 69: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

2. Ketika menerangkan materi pelajaran, Guru

Agama melihat dan terpaku pada buku

pelajaran

3. Guru Agama menerangkan dengan baik dan

mudah dipahami

4. Guru Agama menjawab dengan baik

pertanyaan siswa

5. Sewaktu menyampaikan materi, Guru

Agama memberi gambaran dengan

kejadian/fakta yang terjadi di masyarakat

6. Ketika mengajar di kelas, Guru Agama

menerangkan mata pelajaran dengan bahasa

yang baku

7. Guru Agama menjelaskan mata pelajaran

denagan bahasa yang mudah dimengerti oleh

siswa

8. Setiap mengajar Guru Agama menggunakan

metode sesuai dengan materi pelajaran

9. Guru Agama tidak menggunakan metode

yang bervariasi ketika mengajar

10. Guru Agama tidak menggunakan metode

yang menarik dan menyenangkan ketika

KBM berlangsung

11. Sebelum memulai proses pembelajaran.

Guru Agama memeriksa kebersihan dan

kerapian kelas

12. Guru Agama tidak memperhatikan keadaan

ruang kelas

Page 70: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

13. Sebelum memulai proses pembelajaran,

Guru Agama membuka pelajaran dengan

doa bersama

14. Sebelum memulai proses pembelajaran,

Guru Agama menanyakan keadaan siswa

dan mengabsen siswa

15. Guru mengatur posisi duduk siswa

berdasarkan kemampuan siswa

16. Guru Agama menciptakan suasana belajar

yang menarik dan menyenangkan

17. Guru Agama tidak memperhatikan kondisi

siswa ketika KBM berlangsung

18. Ketika KBM berlangsung guru Agama

memperhatikan semua aktivitas siswa

19. Ketika menjelaskan materi Guru Agama

hanya duduk di kursinya dan tidak

memperhatikan siswa

20. Ketika ada teman yang bercanda sewaktu

proses pembelajaran berlangsung, Guru

Agama menegur dan memberikan

pertanyaan tentang materi pelajaran yang

sedang diberikan

21. Siswa diberikan hukuman oleh Guru Agama

jika tidak mengerjakan tugas

22. Guru Agama datang tepat waktu sebelum

pelajaran dimulai

23. Guru Agama menggunakan jam pelajaran

lain untuk menyelesaikan materinya

Page 71: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

24. Guru Agama memulai dan mengakhiri

pelajaran tepat waktu

25. Guru Agama menggunakan buku sumber

lain selain buku paket yang diwajibkan

26. Untuk memudahkan dan membantu siswa

agar cepat memahami materi pelajaran,

maka guru menggunakan media, seperti

televisi, VCD dan sebagainya

27. Media yang digunakan Guru Agama ketika

proses pembelajaran tidak bervariasi

28. Guru Agama memberikan kesempatan pada

siswa untuk bertanya

29. Guru Agama memberikan pertanyaan pada

siswa tentang pelajaran yang telah diajarkan

30. Bagi siswa yang mendapatkan nilai kurang,

Guru Agama memberikan bimbingan dan tes

ulang (remedial)

B. Butir Soal Motivasi Belajar Siswa

No. Pertanyaan SL SR KK P TP

1. Ketika anda mengalami kesulitan untuk

memahami pelajaran, anda akan bertanya

pada guru

2. Untuk meningkatkan hasil belajar, anda akan

mengulang pelajaran yang diajarkan Guru

Agama di rumah

3. Untuk menambah pengetahuan keagamaan,

anda membaca buku agama yang berkaitan

Page 72: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

dengan materi pelajaran

4. Motivasi dari Guru Agama dapat

menyemangati anda untuk aktif dalam

berdiskusi di kelas

5. Anda berusaha untuk giat belajar Pendidikan

Agama Islam

6. Setiap mata pelajaran PAI berlangsung anda

senang untuk duduk di barisan depan

7. Ketika anda ingin menjadi suri tauladan,

anda berusaha menjadi yang terbaik

8. Untuk dapat menjadi seorang ahli agama

yang handal dan pintar, anda selalu berusaha

untuk belajar tentang agama Islam

9. Motivasi dalam diri anda membuat anda

semangat dalam meraih cita-cita

10. Ketika anda berprestasi Guru Agama

memberi hadiah

11. Ketika orang tua menjanjikan hadiah jika

anda mendapat nilai yang baik pada mata

pelajaran PAI, anda akan lebih giat lagi

belajar

12. Anda merasa senang belajar PAI jika guru

menjanjikan hadiah bagi yang mendapatkan

nilai bagus

13. Pujian dari Guru Agama membuat anda

senang pelajaran PAI

14. Jika anda menyelesaikan tugas dari Guru

Agama tepat waktu, anda mendapat pujian

Page 73: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

15. Pujian pada siswa yang aktif, memotivasi

anda untuk ikut aktif

16. Guru Agama tidak pernah memberi pujian

kepada siswa/i yang berprestasi

17. Dengan mengetahui hasil ulangan, anda akan

berusaha memperbaikinya dan lebih giat lagi

belajar

18. Anda termotivasi untuk belajar PAI ketika

anda mengetahui hasilnya memuaskan

19. Setelah mendapatkan penghargaan atas

prestasi, anda merasa senang dan berusaha

mempertahankannya

20. Anda mengerjakan tugas PAI karena takut

hukuman dari Guru Agama

21. Guru Agama memberikan hukuman kepada

anda yang tidak mengerjakan tugas tepat

waktu

22. Guru Agama memberikan teguran jika

mendapat hasil yang rendah dalam ujian

23. Agar mendapat nilai yang tinggi, anda

berusaha giat belajar

24. Ketika anda mendapat nilai tinggi, anda

tetap giat belajar

25. Setelah meraih nilai tinggi, anda merasa

senang dan berusaha mempertahankannya

26. Anda berusaha belajar dengan giat karena

takut nilai mata pelajaran PAI anda kalah

dengan teman

Page 74: JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3393/... · 2013-04-15 · Dosen Pembimbing . Dr. Sururin, M.Ag. ... Jln. Kerta

27. Setelah anda melihat teman anda

menunjukkan prestasi yang baik, maka anda

berusaha menyainginya

28. Ketika Guru Agama anda memberitahu akan

diadakan ulangan, maka anda berusaha

untuk belajar secara sungguh-sungguh

29. Setelah mengetahui Guru Agama anda akan

mengadakan ulangan pelajaran PAI, anda

termotivasi untuk belajar

30. Anda merasa tidak bersemangat ketika Guru

Agama memberitahu akan diadakan ulangan

pelajaran PAI