jurusan ilmu perpustakaan dan informasi fakultas adab dan...
TRANSCRIPT
PERAN BACAAN ANAK PADA RUMAH BACA KUARTET
DALAM
MENINGKATKAN MINAT BACA
Oleh
Agil Purba Sandika
NIM : 104025000852
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
PERAN BACAAN ANAK PADA RUMAH BACA KUARTET
DALAM
MENINGKATKAN MINAT BACA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk memenuhi gelar Sarjana Ilmu Pepustakaan
Oleh
Agil Purba Sandika
NIM : 104025000852
Di Bawah Bimbingan
Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc.
NIP. 19441108 196205 001
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul “ Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet
Dalam Meningkatkan Minat Baca” telah diujikan dalam siding ujian skripsi
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Tanggal 24
November 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan.
Jakarta, 13 Januari 2011
Sidang Munaqasyah
Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Sekretaris Jurusan Ilmu Pepustakaan
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Pungki Purnomo. M.LIS
NIP.19530319 199504 1 001 NIP. 19641215 199903 1 005
Penguji Dosen Pembimbing
Drs. Rizal Saiful Haq, MA Drs. Zaenal Arifin Toy, MLS
NIP.19530319 199504 1 001 NIP. 19441108 196205 1 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperolah gelar sarjana strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Januari 2011
Agil Purba Sandika
i
ABSTRAK
Agil Purba Sandika
Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca Kuartet Dalam Meningkatkan Minat Baca.
Koleksi bacaan anak adalah koleksi yang diperuntukan untuk anak. Gaya bahasa
dan ilustrasinya pun sangat mudah dikenali mana buku khusus untuk anak atau
bukan. Banyak ragam jenis buku anak mulai dari komik, novel, buku bergambar,
cerita rakyat serta buku informasi.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi Rumah Baca Kuartet khususnya
bacaan anak memiliki keberagaman jenis dan judul. Keberagaman ini dapat
meningkatkan minat baca. Meskipun secara kuantitas jumlah koleksi beragam,
Rumah Baca Kuartet memiliki kendala dalam pengembangan minat baca. Salah
satunya adalah berdirinya rental video game yang lokasinya berdekatan dengan
rumah baca.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah melimpahkan
kesejahteraan serta cinta bagi umatnya, atas izin dan bimbingan serta kasih sayang
yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Tak
lupa sholawat serta salam yang penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW, dan para sahabat-sahabat Nabi yang setia menemani hingga
akhir zaman. Alhamdulillah, penulis ucapkan setelah terlepas dari beban pikiran.
Penulisan skripsi ini adalah sebagian dari syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk
menempuh ujian kesarjanaan strata satu (S1) pada Jurusan Ilmu Perpustakaan dan
Informasi, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penulisan skripsi ini bermula dari gagasan yang timbul dari pemikiran
penulis, tema yang diangkat pada tulisan ini adalah “ Ketersediaan dan Pengunaan
Literatur Anak Pada Rumah Baca Kuartet ”. Penulis sadar bahwa tulisan ini jauh
dari sempurna, maka sumbangsih dan pemikiran dalam bentuk kritik dan saran
sangat penulis harapkan.
Ucapan terima kasih pula kepada :
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kemudahan, kekuatan, dan kesabaran
dalam berbagai aktifitas yang penulis lakukan
2. Kedua orang tua, Bapak (almarhumah) dan ibu yang memberi semangat dalam
penyelesaian skripsi ini.
iii
3. Bapak Dr. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag., Selaku Dekan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Rizal Saiful Haq, MA, selaku ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan
dan Informasi.
5. Pungki Purnomo, M.LIS, selaku sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakan dan
Informasi
6. Drs. Zaenal Arifin Toy, M.S.c selaku pembimbing skripsi, atas kebaikan dan
kesabaran saat memberi dukungan serta memompa semangat penulis dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
7. Edi Dimyati, Gunawan, Sigit, dan Dewi selaku pendiri Rumah Baca Kuartet
yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data-data dan analisa
koleksi Rumah Baca.
8. Kepada teman-teman semuanya terima kasih atas dukungannya dalam
penulisan skripsi ini.
Penelitian ini bukanlah sebuah karya tanpa cela. Banyak pelajaran yang
masih dibutuhkan bagi penulis dan ditelaah kembali. Namun setetes pengetahuan
yang penulis cari dan berusaha menggali serta memindahkannya dalam lembaran
kertas berjilid ini, mudah-mudahan sedikit banyaknya dapat memberikan
pengetahuan dan juga untuk dijadikan referensi dalam pengembangan selanjutnya.
Jakarta, 13 Januari2011
Penulis
AGIL PURBA SANDIKA
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK…………………………………………………………….………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………….……………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. . …….v
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………………….....3
D. Tujuan dan Manfaat Penelitan…………………………................4
E. Metode Penelitian…………………………………………...........4
E. Sistematika Penulisan………………………………...……..........6
BAB II TINJAUAN LITERATUR
A. Bacaan Anak………………………………….….…………… 8
1. Pengertian Bacaan Anak………………………………….. 8
B. Jenis-jenis Bacaan Anak………………………….………… 9
1. Buku Bergambar ………………………….……………… 9
2. Komik ……….…………………………………………… 10
3. Sastra Tradisional……………………………………….. 11
4. Fiksi Modern ……………………………………………. 12
5. Fiksi Realistis …………………………………………….. 12
6. Fiksi Sejarah ………………………………………………. 12
vi
7. Puisi………………………………………………………. . 13
8. Buku Informasi ………………………………………… ….13
9. Buku Biografi……………………………………………….13
C. Minat Membaca ……………………………………...………. 15
1.Pengertian Membaca ………………….………………… 15
2. Fungsi Pembinaan Minat Baca............................................... 19
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca.....................20
BAB III GAMBARAN UMUM RUMAH BACA KUARTET
A. Tentang kuartet……………………………………………....... 24
1. Tentang Kuartet………………………………………..……… 24
B. Visi, Misi, dan Tujuan …………………………………….…....27
1. Visi…………………………………………………………........27
2. misi……………………………………………………………....27
3. Tujuan ………………………………………………………… 28
C. Layanan Rumah Baca Kuartet…………….…….......................28
1. Sistem Layanan……………………………………………….....28
2. Jam Layanan …………………………………………………. 29
3. Jenis Layanan………………………………………………….. 29
D. Koleksi Rumah Baca Kuartet………….……….…………… 29
1. Koleksi Umum ............................................................................30
2. Koleksi Islam................................................................................30
3. Koleksi Referen............................................................................30
vii
4. Skripsi..........................................................................................30
5. Koleksi Anak...............................................................................30
6. Majalah.........................................................................................31
7. Koleksi Non Cetak ......................................................................31
E. Organisasi Koleksi........................................................................31
F. Peraturan Rumah Baca..................................................................33
G.Kegiatan Yang Pernah Diadakan ……...……………………......33
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Koleksi Rumah Baca……………………………………….. .. 36
B. Ketersediaan Bacaan Anak Pada Rumah Baca
Kuarte...…………………………………………………….... 38
C. Peran Bacaan Anak dan Minat
Baca.........................................……………………………… 52
D. Kendala Dalam Pengembangan Minat
Baca.....................................................………………………. 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….. 54
B. Saran…………………………………………………………. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Daftar Majalah Anak........…………………………………………36
2. Tabel 2 Daftar koleksi majalah populer.........................................................37
3. Tabel 3 Koleksi Bacaan Anak...................................……………………….38
4. Tabel 4 Daftar Judul Komik...............................................………………...40
5. Tabel 5 Daftar Judul Novel...........................................................................44
6. Tabel 6 Daftar Judul Cerita Rakyat..............................................................45
7. Tabel 7 Daftar Judul Fabel............................................................................47
8. Tabel 8 Daftar Judul Cerita Bergambar........................................................48
9. Tabel 9 Daftar Judul Dongeng......................................................................49
10. Tabel 10 Daftar Buku Informasi.....................................................................50
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Secara umum definisi perpustakaan adalah tempat buku dan koleksi
lainnya dikumpulkan berdasarkan suatu sistem tertentu. Dalam
perkembangannnya perpustakaan menjadi berkembang jenisnya, yang
membedakan pada koleksi dan layanan yang diberikan kepada penggunannya.
Pada perpustakaan umum misalnya layanan tidak hanya diberikan kepada
satu golongan saja tetapi kepada masyarakat yang ada disekitar perpustakaan,
termasuk anak-anak. Dalam kenyataan pada perpustakaan umum sering kali
bacaan untuk anak-anak ini diabaikan atau kurang sesuai dengan usia anak1.
Pada perpustakaan umum biasanya disediakan pojok khusus anak serta
bacaan khusus anak, tetapi hal ini masih dirasakan kurang bagi anak-anak
pengguna perpustakaan, sehingga mendorong dibukanya perpustakaan anak.
Dibeberapa tempat tumbuh perpustakaan khusus anak yang dimana koleksinya
sebagian besar adalah literatur anak dan sesuai dengan anak lokasinya pun sangat
terpencil dan jauh dari perpustakaan umum berskala besar.
Pada perpustakaan umum yang memiliki layanan anak, koleksi bacaaan
anak yang dimiliki harus memiliki kriteria yang baik dari segi isi dan tampilan
dengan tujuan agar anak yang berkunjung ke perpustakaan memilih kemudian
1 Sulistyo basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. 1993. hal 48.
2
membacanya. Karena secara umum layanan anak pada perpustakaan umum
bertujuan untuk:
1. Sebagai sarana mengembangkan imajinasi
2. Meningkatkan minat membaca
3. Sebagai sarana rekreasi yang edukatif
Dari penjelasan diatas dapat dilihat bahwa layanan anak merupakan bagian
terbesar dalam perkembangan seorang anak dalam membaca.
Bacaan anak merupakan salah satu jenis koleksi yang dimiliki oleh sebuah
Rumah Baca atau perpustakaan khusus anak. Bacaan anak bukanlah bacaan yang
secara umum dapat dibaca oleh orang dewasa, melainkan sebuah buku yang
dimana tampilan dan isi cerita atau informasinya menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh anak. Bahasa yang mudah dimengerti anak pada sebuah
buku adalah bahasa yang mudah dimengerti dan tidak terlalu berbelit-belit dan
yang terpenting pada sebuah buku bahasanya tidak terlalu menggurui. Pada buku
anak biasanya informasi yang ditampilkan diimbangi dengan menggunakan
ilustrasi yang menarik anak agar mereka ingin membuka kemudian membacanya.
Namun pada perjalanan pengembangan minat baca masyarakat direpotkan
dengan adanya arus informasi dan arus hiburan yang deras dan membuat anak-
anak malas untuk membaca. Contoh yang secara nyata dapat dilihat arus hiburan
yang membuat anak malas membaca pada anak. Anak lebih cenderung bermain
video game daripada membaca.
Mengingat pentingnya keberadaan perpustakaan anak dan keterkaitannya
dengan minat baca anak, maka penulis ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan
3
kegiatan Rumah Baca Kuartet Jakarta Timur, keterpakaian literatur yang ada pada
Rumah Baca, serta keterkaitan antara ketersediaan buku anak dengan minat baca.
Oleh sebab itu penulis bermaksud mengadakan penelitian tentang
pengembangan minat baca pada anak. Untuk itu penulis memberi judul skripsi ini
yang berjudul “ Peran Bacaan Anak Pada Rumah Baca KUARTET Dalam
Meningkatkan Minat Baca “
B. Pembatasan Dan Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
penelitian ini membahas tentang peran bacaan anak dalam meningkatkan minat
baca serta kiat-kiat Rumah Baca Kuartet untuk meningkatkan minat baca
masyarakat khususnya anak-anak.
Perumusan masalah difokuskan pada :
1. Jenis literatur anak apa saja yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet?
2. Mengetahui bagaimana buku atau koleksi yang dimiliki dapat menarik
minat baca ?
3. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi rumah baca dalam
meningkatkan minat baca anak ?
C. Tujuan dan Manfaat penelitian
Penelitian ini membahas mengenai peran bacaan anak dalam prosesnya
sebagai alat untuk mengembangakan kreatifitas melalui membaca. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui gambaran umum tentang kegiatan pada Rumah Baca Kuartet
dalam meningkatkan minat baca.
4
2. Mengetahui bagaimana bacaan anak dapat menarik minat baca
3. Mengetahui perkembangan bacaan anak
Manfaat penelitian ini adalah :
1.Secara akademis, penelitian ini menjadi masukan bagi pengembangan ilmu
perpustakaan, khususnya mengenai literatur anak
2. Dapat menambah wawasan bagi peneliti khususnya, serta menambah
wawasan masyarakat umumnya.
3. Sebagai salah satu prasyarat dalam meraih gelar kesarjanaan strata satu (S1)
Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Ilmu Perpustakan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode
deskriptif analisis yaitu metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai
situasi atau kajadian dengan mengajukan data-data dan teri-teori yang relevan.
Deskripsi yang diinginkan adalah pendapat pengguna Rumah Baca Kuartet serta
hambatan-hambatan yang dialami oleh perpustakaan dalam melaksanakan
kegiatannya. kemudian penulis melakukan langkah-langkah untuk mendapatkan
data dengan cara :
1. Metode Penelitian Kepustakawan
Mempelajari dan mengidentifikasi serta menganalisis buku-buku,
majalah, artikel-artikel, dan sumber-sumber lain yang digunakan sebagai bahan
acuan dalam penulisan permasalahan yang akan dibahas.
5
2. Metode Penelitian lapangan ( field research )
Peneliti mengadakan pendekatan langsung kepada objek yang diteliti,
metode penelitian ini menggunakan berbagai cara antara lain :
a. Dokumentasi yaitu dengan melihat arsip atau data yang dijadikan
data utama seperti daftar koleksi, buku peminjaman, serta
dokumentasi kegiatan
b. Wawancara ( interview ), adalah Teknik pengumpulan data dengan
Tanya jawab anatara pihak pencari informasi dengan responden
yang berlangsung lisan guna memperoleh datat yang diperlukan.
Wawancara disini dilakukan dengan mengajuan beberapa
pertanyaan kepada pendiri rumah baca tentang kuartet dan
pengunjung Rumah Baca tentang buku yang mereka senangi.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui tentang ketersediaan
koleksi bacaan anak yang ada pada rumah baca. Tujuan wawancara
ini jug ingin mengetahui lebih dalam tentang Rumah Baca Kuartet
dan keterkaitannya antara minat baca dengan ketersediaan bacaan
anak.
c. Survei Deskriptif / observasi, dengan mengadakan pengamatan
langsung kepada objek penelitian, observasi dilakukan pada
Rumah Baca Kuartet dengan melihat daftar peminjaman buku,
buku yang sering digunakan, daftar kunjungan, dan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.
6
d. Pengolahan data
Data yang diperoleh kemudian diolah dan disederhanakan strukturnya
agar memudahkan dan mempercepat analisa data. Data-data diperoleh dari arsip,
dokumentasi Rumah Baca Kuartet, dan wawancara pendiri Rumah Baca kuartet
dan para anggota atau pengguna Rumah Baca Kuartet tentang ketersediaan
literatur anak serta keterkatiannya dengan minat baca.
E. Sistematika Penulisan
Dalam sistematika penulisan, penulis menguraikan secara sistematis kajian
penulisan skripsi dan dibagi dalam lima bab, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode
penelitian, dan sitematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini penulis memberikan gambaran mengenai teori-teori
tentang minat membaca, serta jenis-jenis literatur yang cocok bagi
anak
BAB III GAMBARAN UMUM
Pada bab ini menjelaskan tentang gambaran umum lokasi
penelitian, sejarahnya, tentang banyaknya koleksi yang dimiliki,
kegiatan yang pernah dilakukan.
7
BAB IV METOLOGI PENELITIAN DAN PENYAJIAN HASIL
PENELITIAN
Dalam bab ini diterangakan tentang hasil analisis yang telah
penulis lakukan. Analisis dilakukan dengan cara pengelompokan,
diantaranya : jumlah bacaan anak, pemakai taman bacaan, literatur-
literatur yang berhubungan dengan anak, serta hasil analisis
penelitian yang berkaitan dengan minat baca.
BAB V PENUTUP
Bab ini adalah bab terakhir penulis mengemukakan suatu
kesimpulan dari pembahasan skripsi ini dilengkapi saran dan
lampiran.
8
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. BACAAN ANAK
1. Pengertian Bacaan Anak
Secara umum bacaan anak adalah salah satu genre sastra yang ditulis dan
diterbitkan khusus untuk anak-anak. Namun tidak menutup kemungkinan bacaaan
anak ini juga dibaca oleh remaja dan orang dewasa. Menurut Asosiasi
Perpustakaan Amerika, buku anak adalah buku yang sesuai dengan kemampuan
membaca dan minat anak dari kelompok usia tertentu atau tingkatan pendidikan
tertentu misalnya pra sekolah hingga kelas enam.
Pada bacaan anak pada umumnya ditulis dengan kalimat yang singkat,
serta pilihan kosakata dan tata bahasa yang lebih sederhana agar mudah
dimengerti oleh anak yang membacanya. Buku teks juga dibacakan keras-keras
oleh orang dewasa untuk anak yang belum bisa membaca1. Ilustrasi pada bacaan
anak sangat penting dan merupakan satu kesatuan dengan cerita. Anak yang
belum bisa membaca sangat memperhatikan gambar-gambar dalam buku.
Selain buku yang berisi teks dan ilustrasi, bacaan anak juga ada yang
berisi gambar dan tanpa kata-kata atau disebut juga picture book. Pada buku jenis
ini jumlah ilustrasi yang ada lebih banyak dibandingkan jenis bacaan anak
lainnya. Buku jenis ini berfungsi untuk mengasah imajinasi anak untuk terjun
langsung pada cerita yang ada pada buku.
1 Tim Penyusum Bahasa Indonesia. Ensiklopedi Sastra Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. 2000. h
100
9
Jadi secara keseluruhan dari pengertian diatas tentang bacaan anak dapat
ditarik kesimpulan, bahwa bacaan anak adalah sebuah bacaan yang dibuat untuk
anak dengan tata bahasa yang mudah dimengerti oleh anak disertai dengan
ilustrasi yang menarik agar anak ingin membacanya.
Bacaan anak dapat dikelompokkan menjadi enam kategori:
1. Buku bergambar pra-sekolah, seperti buku pengenalan huruf, angka, warna,
dan sebagainya.
2. Sastra tradisional, seperti mitos, dongeng, cerita rakyat, legenda, dan sajak.
3. Fiksi, seperti fantasi, fiksi modern, dan fiksi sejarah.
4. Biografi dan Autobiografi.
5. Ilmu pengetahuan atau ensiklopedi
6. Puisi dan Syair.2
B. Jenis jenis bacaan anak
Bacaan anak banyak jenisnya, tiap-tiap jenis bacaan memiliki ciri masing-
masing3. Jenisnya antara lain adalah
1. Buku bergambar atau picture book
Buku bergambar memiliki dua golongan besar yaitu, buku bergambar yang
menyuguhkan informasi atau buku bacaan bergambar ( picture book ), dan buku
bergambar yang bercerita atau buku cerita bergambar ( picture story book ). Pada
buku cerita bergambar, jalan cerita berkesinambungan antara cerita dan gambar,
sehingga antara gambar dan teks diseluuh halaman buku selalu berhubungan dan
tokoh-tokoh yang ada pun sering muncul kembali.
2 ibid
3 Murti Bunanta, “ Buku, Mendongeng dan Membaca “. Jakarta : Pustaka Tangga, 2004.
10
Sedangkan pada buku bacaan bergambar karena bersifat informasi dan
membentuk cerita, setiap halamannya mampu berdiri sendiri. Ada pula buku
bergambar yang dinamakan buku konsep. Buku jenis ini mengajarkan suatu ide
abstrak pada anak, misalnya tentang warna, ukuran, kata-kata yang berlawanan
dan lain-lain.
Penyajian kisah pada cerita bergambar dibantu oleh gambar/ilustrasi. Maksud
pemuatan gambar adalah untuk melukiskan peristiwa, situasi dsb. Cerita
bergambar dapat dimuat didalam surat kabar, majalah, atau dalam bentuk buku.
Cerita bergambar berbeda dengan komik, karena cerita pada komik benar-benar
disampaikan oleh gambar. Sedangkan pada cerita bergambar, rangkaian cerita
tidak dijalin oleh gambar-gambar. Sifat dari gambar ini hanya membantu pembaca
untuk memahaminya. Bahkan seandainya gambar pada cerita bergambar
ditiadakan, maka tidak akan mengganggu jalan cerita4.
Buku bergambar ada juga yang diperuntukan bagi anak pra sekolah, yaitu
paticipation book, toy book, pop-up book, dan wordless picturebook. Sesuai
dengan namanya, buku partisipasi ( participation book ) dimaksudkan agar anak
mengikuti jalan cerita yang ada pada buku. Toy book adalah buku yang
berbentuk mainan seperti kereta api, mobil, bus, atau rumah. Pop-up book adalah
buku tiga dimensi yang bila dimana buku tersebut dibuka, maka ilustrasi yang ada
pada buku mencuat keluar. Wordless picturebook adalah buku bacaan bergambar
tanpa teks, yang berfungsi menigkatkan kemampuan anak berbahasa dengan cara
meminta anak bercerita tentang ilustrasi yang dilihatnya.
4 Tim Penyusun Bahasa Indonesia. Ensiklopedi Sastra Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka. 2000. h
153 .
11
2. Komik
Secara umum pengertian buku bergambar dan komik sering dikacaukan.
Meskipun sama-sama bergambar, segi penyajian ceritanya sangat berbeda. Secara
sederhana dapat dikatakan pada setiap halaman buku komik terdapat banyak
gambar yang disusun vertikal dan horisontal dengan balon teks didalamnya yang
bisa terdiri dari berbagai bentuk untuk menunjukan berbagai maksud.
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, Komik Memiliki pengertian cerita
bergambar yang terdapat didalam surat kabar, majalah, atau berbentuk yang
mudah dicerna
Pengertian lain dari cerita komik adalah Cerita bergambar sebagai perpaduan
seni gambar dan seni sastra. Komik berbentuk rangkaian gambar, masing-masing
dalam kotak, yang keseluruhannya merupakan rentetan satu cerita. Gambar-
gambar itu umumnya dilengkapi balon – balon ucapan dan ada kalanya disertai
narasi sebagai penjelasan. Komik dimuat secara tetap sebagai sebuah cerita
bersambung dimajalah dan surat kabar. Komik juga diterbitkan dalam bentuk
buku dan majalah. Kata komik berasal dari bahasa perancis comique. Kata itu
merupakan kata sifat yang artinya lucu atau menggelikan. Sebagai kata benda kata
itu bermakna pelawak atau badut. Pada masa lampau, cerita pada komik mengacu
kepada cerita humor atau satiris untuk menghibur khalayak.
12
Cerita pada komik sangat digemari terutama oleh anak – anak. Beberapa tokoh
komik menjadi legenda dan dibuat dalam berbagai bentuk permainan dan hiburan.
Sejak tahun 1960-an, orang – orang diseluruh dunia sudah mengenal tokoh komik
seperti Superman, Mickey Mouse dan lain – lain. Tokoh – tokoh ini bahkan dibuat
dalam bentuk film kartun atau film animasi dan film layar lebar. Komik pernah
pula mendapat tempat di Indonesia. Di era tahun 1970-an, komik ciptaan
pengarang komik atau disebut komikus Indonesia beredar sangat luas. Salah satu
tokoh yang terkenal adalah Gundala, Si Buta dari Gua Hantu dll. Komikus di era
tahun 1970-an ini antara lain Jan Mintarja, Th Ganes. Saat ini komik kembali
menjadi bacaan anak-anak yang digemari, akan tetapi, komik yang beredar adalah
komik karya komikus Jepang. –(427-428, Ensiklopedi Sastra Indonesia)
Pada komik juga terdapat beberapa adegan yang ditulis seperti adegan
pukulan yang dilambangkan dengan bunyi “ BUK “, dan beberapa adegan lainya
yang dapat memancing tawa sang pembacanya.
3. Sastra tradisional
Cerita-cerita yang termasuk jenis sastra tradisional adalah legenda, mite,
dongeng, fabel, cerita tentang asal-usul, cerita tentang sipandir, epos, dan lain-
lain. Mite bercerita tentang dewa-dewi, makhluk setengah dewa, asal-usul dunia,
asal-usul manusia dan lain-lain. Misalnya cerita tentang Dewi Sri yang menurut
cerita mite jenazahnya menitis menjadi padi. Sehingga Dewi Sri dipercaya sebagai
dewi kesuburan.
13
Sedangkan legenda yang isi cerita yang bersifat keduniawian dan peristiwa
yang terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat didunia yang
kita kenal sekarang. Ada empat golongan legenda, pertama legenda keagamaan,
misalnya cerita tentang orang-orang saleh seperti Wali Sanga, Syech Siti Djenar,
dan lain-lain. Legenda setempat, legenda ini bercerita tentang suatu tempat, asal
usul, bentuk suatu permukaan suatu tempat, dan lain-lain. Misalnya legenda
tangkuban perahu, telaga warna.
Ada juga legenda alam gaib, legenda jenis ini bercerita tentang makhluk gaib,
hantu, siluman, gejala-gejala alam gaib, dan sebagainya. Legenda perseorangan
yang bercerita tentang tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar ada seperti
cerita si pitung yang berasal dari betawi.
Dongeng adalah salah satu jenis dari sastra tradisional. Dongeng termasuk
dalam sastra tradisional karena penyampaian ceritanya secara lisan. Pada dongeng
isi ceritanya berkisah tentang manusia atau binatang, ceritanya pun bisa dianggap
tidak benar-benar terjadi, walaupun ada banyak yang melukiskan kebenaran dan
banyak berisikan pesan moral.
4. Fiksi modern
Berlainan dari cerita yang dulunya diturunkan dari mulut ke mulut dan
dianggap sebagai milik bersama suatu masyarakat (tak diketahui pengarangnya),
cerita yang termasuk golongan fantasi modern adalah cerita yang ditulis oleh
seorang pengarang, cerita ini bisa berupa : (1) “dongeng-dongeng modern” yang
14
banyak mengambil elemen-elemen cerita rakyat, (2) fantasi ilmiah; (3) cerita-
cerita fantasi-fantasi lain mengenai binatang atau manusia, robot, dan sebagainya.
Fantasi modern jenis fairy tales (atau umumnya disebut modern fantasi saja)
mengambil motif-motif dan pola-pola naratif cerita rakyat.
5. Fiksi Realistis
Isi fiksi relistis antara lain cerita tentang perjuangan, detektif, humor, cerita
tentang masalah pribadi, dan sebagainya. Dalam golongan fiksi realisti ada cerita
yang disebut sebagai fiksi realistis kotemporer. Isi dari fiksi ini banyak bercerita
mengenai masalah-masalah masa kini yang dulu tabu dibicarakan, seperti
perceraian, kematian, persoalan, persoalan seksual, masalah homo seksual,
masalah pemakaian obat-obatan terlarang, dan sebagainya.
6. Fiksi Sejarah
Cerita sejarah biasanya tidak merekam nama rakyat biasa, jadi buku-buku
sejarah hampir selalu menceritakan tentang “orang-orang besar saja”, misalnya
Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan lain-lain. Sedangkan fiksi sejarah
bercerita tentang rakyat biasa, di mana peristiwa sejarah menjadi latar belakang
dan sumber inspirasi ceritanya.
7. Puisi
Puisi yang menarik bagi anak-anak adalah puisi yang berkaitan dengan
pengalaman dan minat anak-anak. Pada puisi yang terdapat elemen irama
(rhythm) dan rima. Puisi juga bercerita tentang binatang, puisi yang lucu.
(humouris poem), dan puisi-puisi yang berisi tentang keajaiban, hantu-hantu, dan
15
naga. Puisi yang bertujuan untuk memberikan instruksi biasanya tidak disukai
anak-anak.
8. Buku Informasi
Buku informasi untuk anak-anak bisa “dibungkus dalam cerita”, meskipun
demikian informasi harus akurat, autentik dan menggunakan fakta-fakta. Buku
informasi bisa saja membicarakan lingkungan (misalnya tentang hutan, alam,
binatang, dan sebagainya), bagian-bagian tubuh manusia, mekanisme, dan
kegunaan suatu alat, penciptaan suatu benda, dan lain-lain.
9. Buku Biografi
Buku jenis ini memperluas kesempatan anak-anak untuk identifikasi, tidak
biografi orang yang masih hidup sekarang, tetapi juga dengan yang hidup dimasa
lalu. Biografi mengisi kebutuhan anak-anak untuk identifikasi dengan seseorang
yang lebih “besar” dari mereka. Yang paling banyak didapatkan di sini cerita
tentang para pahlawan.
Anak-anak untuk mengetahui, mengenal orang-orang dimasa lampau,
biografi biasanya menceritakan tentang pahlawan, penemu,dan orang-orang
penting. Namun khusus buku biografi anak bahasa yang dipergunakan yaitu
bahasa yang mudah dimengerti anak. Buku biografi juga memiliki ilustrasi yang
dapat menarik minat baca anak.
Sedangkan menurut Wenny Widajatmi Pustakawan DIA menyatakan
pembagian buku anak menurut usia terbagi menjadi
16
1. Anak usia 0 - usia 2 tahun
Buku untuk anak usia ini terbuat dari bahan yang tidak mudah robek, aman,
jumlah halaman tidak lebih dari 10 halaman.
2. Anak usia 2 – 3 tahun
Pada usia ini berilah buku-buku bergambar dengan ilustrasi dan warna yang
menarik. Buku cerita bergambar tentang kehidupan sehari-hari yang akan
mereka alami seperti pergi ke dokter gigi, kesekolah, dan lain-lain.
3. Anak usia 3 – 4 tahun
Anak pada usia ini berilah buku-buku cerita fantasi, cerita rakyat, dan
dongeng yang alur cerita cepat dan sederhana. Pada masa ini anak sudah
dapat berimajinasi, karena itu terkadang berilah anak buku bergambar tanpa
teks agar anak dapat mengembangkan cerita sesuai dengan gambar yang ada
atau mintalah anak menceritakan kembali isi buku dengan gaya bahasa anak.
4. Anak usia 5 tahun
Berilah buku yang mempunyai tokoh cerita sentral atau yang alur ceritanya
sedikit rumit agar mereka dapat menebak akhir cerita.
5. Anak usia 6 -8 tahun
Berilah buku yang antara teks dan gambar berimbang agar anak tertarik pada
cerita bukan pada gambar yang ada pada buku.
6. Anak usia 9 – 11 tahun
Berilah buku pada anak yang bercerita tentang petualangan agar anak ingin
mengetahui isi cerita sampai akhir. Pada masa ini anak sudah dapat
17
memahami cerita yang sedikit agak rumit serta tampilan teks yang agak
banyak seperti buku yang diterbitkan oleh balai pustaka5
C. Minat Membaca
1.Pengertian Membaca
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi
beberapa huruf dan kata yang tertulis pada sebuah buku atau bahan bacaan6.
Sedangkan arti lain dari membaca adalah proses untuk mengenal kata dan
memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses
membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan7
Membaca merupakan penafsiran dan pemberian makna tentang lambang-
lambang oleh seorang pembaca dan usahanya untuk memperoleh pesan yang
disampaikan penulis melalui kegiatan bahasa yang ada pada sebuah buku.
Membaca adalah kegiatan fisik dan mental yang dilakukan guna memperoleh
informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan. Melalui membaca juga,
seorang pembaca dapat belajar dan memperluas wawasan, memperoleh informasi
dan juga menghibur diri.
Adapun faedah dari membaca yang dapat mempengaruhi pribadi si
pembaca
5 Wenny Widajatmi, “ Memperkenalkan Bacaan Kepada Anak “. Jurnal Anak, April 1998.
6 Ibid, hal 62
7 Kosam Rimbarawa, “ Peranan Perpustakaan Dalam Meningkatkan Minat Baca dan Menulis ”
Perpustakaan sebagai center for Learning Society. Ed : Sudarnoto Abdul Hakim ( Jakarta :
Fakultas Adab Dan Humaniora, 2006 ) h. 23
18
1. Merupakan cara untuk mendalami suatu masalah dengan mempelajari
suatu persoalan hingga dapat menambah pengetahuan yang
berhubungan dengan peningkatan kecakapan.
2. Dapat menambah pengetahuan umum secara aktual yang terjadi di
lingkungannya
3. merupakan sarana pengembangan diri
4. Sebagai sarana rekreasi dan hiburan yang murah
5. Mengisi waktu luang.8
Banyak manfaat yang dapat diambil dari membaca, contoh umum kita
dapat mengetahui dunia yang luas melalui membaca. Menambah serta membuka
wawasan ilmu pengetahuan. Membaca merupakan bentuk intrinsik yang menjadi
eksisrensi seseorang sebagai manusia yang berbudaya. Apabila kegiatan membaca
menjadi sesuatu yang berharga dalam kehidupan sehari-hari, maka pada umumnya
anak tidak sulit dalam belajar membaca, bahkan sejak dini anak ingin belajar
membaca9. Anak secara tidak langsung dapat belajar membaca sejak usia dini jika
didukung dengan situasi yang dapat menciptakan suasana belajar membaca.
Sedangkan pengertian minat adalah sebuah perhatian yang kuat, intensif,
dan menguasai individu secara mendalam untuk melakukan sebuah pekerjaan atau
aktifitas. Secara operasional Lilawati mengartikan minat membaca anak adalah
suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang
terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan
kemauannya sendiri. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
8 Mudjito, Pembinaan Minat Baca ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2001 ) h. 62.
9 Prof. Dr. Conny Semiawan, “ Belajar Membaca dan Menulis Bagi anak Usia Dini Ditinjau Dari
segi Pedagogi, Psikologi, dan Filologi Agama “. Jurnal Fasilitator Edisi 3 2006.
19
mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai individu
secara mendalam untuk tekun melalukan suatu aktivitas.
Jadi pengertian minat baca adalah suatu perhatian yang kuat untuk
membaca serta menafsirkan sebuah bacaan. Berdasar pendapat-pendapat di atas
maka dapat disimpulkan bahwa minat membaca adalah kekuatan yang mendorong
anak untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas
membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan
sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi
membaca dan kesadaran akan manfaat membaca. Sedangkan minat membaca
anak adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan
senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca
dengan kemauannya sendiri.
Minat baca tidak muncul sendiri harus ada yang merangsangnya, minat
baca harus mulai dari lingkungan keluarga, bahan bacaan yang tersedia, hingga
lingkungan tempat anak tinggal10
. Pada masa anak berada pada lingkungan
keluarga, orang tua harus berpran aktif dalam merangsang kebiasaan membaca
anak dengan cara mengajak ke toko buku atau membacakan cerita sebelum tidur.
Biasanya kebiasaan ini yang membuat anak untuk gemar membaca.
Sedangkan pada lingkungan tempat anak tinggal, biasanya terdapat
perpustakaan umum atau taman bacaan. Peran orang tua juga yang harus
memberitahukan atau mengajak anak untuk mengunjungi perpustakaan yang
dekat dengan rumah tinggalnya.
10
Wahyuningsih Usadiati, “ Perkembangan bahasa pada Anak” Jurnal Anak No. 29 tahun VIII
1998.
20
Minat membaca harus diperhatikan sejak anak usia dini karena membaca
merupakan kemampuan dasar untuk belajar dan memperoleh kesenangan.
Membaca juga merupakan alat bagi orang melek huruf untuk memperoleh
kesenangan, informasi dan menambah pengalaman yang luas dalam benutk karya
tulis 11
. Minat anak juga didapat dari orang tuanya ketika orang tua sedang
membaca, secara otomatis anak ikut membaca walaupun anak tidak dapat
membaca. Seperti membuka-buka buku, membalik-balik buku, terkadang
membaca terbalik. Dari sinilah kecintaan anak tentang buku mulai terbentuk.
Bagi anak yang belum bisa membaca peran orang tua sangat besar untuk
mengenalkan bacaan dengan memberikan bahan bacaan yang dapat merangsang
anak untuk membaca. Tidak jarang pula orang tua tidak perduli terhadap minat
baca anak dengan cara memberikan bahan bacaan yang tidak sesuai dengan
tahapan membaca anak. Misalnya anak yang belum dapat membaca diberikan
buku yang seharusnya untuk anak usia yang sudah bisa membaca.
2. Fungsi Pembinaan Minat Baca
Pembinaan minat baca dewasa ini telah menjadi salah satu yang sangat
urgen. Baik dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat.
Langkah-langkah untuk pembinaan minat baca sebagai upaya dalam
meningkatkan sumber daya manusia dan mencerdaskan masyarakat.
Pembinaan minat baca adalah serangkaian kegiatan sebagai suatu sistem
yang meliputi perencanaan, pengaturan, pengendalian,penilaian, dan
pengembangan minat baca. Mengingat pentingnya pembinaan minat baca
11
Mudjito, Pembinaan Minat Baca ( Jakarta : Universitas Terbuka, 2001 ) h. 62
21
yang bertujuan untuk menumbuh kembangkan perhatian dan kesukaan
membaca, maka fungsi pembinaan minat baca sebagai :
a. Sumber terhadap pelaksanaan kegiatan penumbuh kembangan minat
baca.
b. Pedoman terhadap kegiatan dalam menumbuhkembangkan minat baca.
c. Sebagai alat ukur dalam pengembangan minat baca.
Berikut kiat-kiat menumbuhkan minat baca pada anak usia prasekolah :
1. Orang tua harus sesering mungkin anak pergi keperpustakaan dan
toko buku sejak anak masih kecil
2. Orang tua harus membeli buku bergambar bagi anak
3. Orang tua harus seign mengajak anak untuk membaca dan
menjadikan membaca menjadi kesengan tersendiri
4. Orang tua jangan terlalu sering membacakan cerita kepada anak yang
menyebabkan anak jadi malas untuk membaca12
.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Baca
Dalam pembinaan minat baca terdapat motivasi yang mendukung dalam
peningkatan minat baca seseorang. Motivasi tersebut terbagi dalam dua
golongan, yaitu motivasi internal dan eksternal. Yang dimaksud motivasi
internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi internal antara lain:
1. Adanya kebutuhan seoarng pembaca terhadap bahan bacaan ini
merupakan keinginan dasar dalam minat baca.
12
Mary Leonhardt, 99 Cara Membuat Anak Anda Keranjingan Membaca ( Bandung : Kaifa, 2000
) h.44
22
2. Adanya pengetahuan tentang kemajuannya sendiri
3. Adanya cita-cita, karena dengan membaca cita-cita yang ingin kita
raih dapat dicapai13
.
Selain motivasi internal, peningkatan minat baca juga perlu motivasi eksternal.
Motivasi eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar seseorang. Ada juga
yang menyebutkan insentif atau perangsang. Hal-hal yang menimbulkan motivasi
eksternal adalah :
1. Hadiah adalah alat yang representative dan menjadikan hadiah sebagai
motivasi untuk menjadikan lebih giat membaca lagi
2. Hukuman dapat menjadikan seseorang lebih giat membaca
3. Persaingan atau kompetisi 14
Selain motivasi, terdapat juga faktor yang dapat mendukung peningkatan
minat baca. Dalam peningkatan minat baca terdapat faktor pendukung dengan
maksud untuk memperlancar pelaksanaan minat baca diantaranya adalah :
1. Adanya lembaga-lembaga yang mengembangkan minat baca anak
2. Adanya berbagai jenis perpustakaan
3. Media massa yang selalu mendukung adanya pengembangan minat
baca
4. Tumbuhnya penerbitan buku serta lahirnya penulis-penulis buku
khusus anak
13
Ibid h.86
14
Ibid h 93.
23
Pengembangan minat baca tidak selamanya berjalan mulus dalam
prakteknya terdapat beberapa faktor penghambat pelaksanaannya minat baca
seperti
1. Derasnya arus hiburan seperti film, permainan elektronik
2. Kurangnya mutu perpustakaan, baik dari koleksi dan pelayanan
3. Faktor ekonomi yang menyebabkan daya beli terhadap bahan pustaka
tidak menjadi prioritas utama
4. Lingkungan keluarga yang kurang mengerti tentang pentingnya
membaca.
Jika dikaitkan antara minat baca dan sebuah perpustakaan yang dapat
mempengaruhi minat baca antara lain koleksi yang sesuai dengan pemakai
(pembaca), tingkat pelayanan dari pustakawa, sikap pustakawan, tata letak antara
ruang baca dan koleksi,dan faktor dana untuk mengelola perpustakaan.15
Namun
dari beberapa hal tersebut terdapat beberapa usaha yang harus dilakukan oleh
sebuah perpustakaan untuk meningkatkan minat baca misalnya mengadakan acara
yang berkaitan dengan buku contohnya pemutaran film di perustakaan, dan
mengadakan acara yang langsung berhubungan dengan buku seperti
pemberitahuan tentang adanya buku baru, membuat daftar buku yang harus
dibaca, mengadakan pameran buku, berekreasi ke museum dan tempat-tempat
edukatif lainnya.16
15
Ibid h. 27 16
ibid
24
24
BAB III
GAMBARAN UMUM
RUMAH BACA KUARTET
A. Tentang Kuartet
1. Sejarah Singkat Berdirinya Rumah Baca Kuartet
Tanggal 30 Juli 2005 rumah baca kuartet mulai dibuka. Pada mulanya Rumah
Baca kuartet terwujud dari kecintaan sang pendiri Rumah Baca pada dunia literasi.
Minimnya minat baca dan mahalnya harga buku juga yang melatari untuk segera
merealisasikan sebuah sarana untuk mengatasi semua ini. Diberi nama Kuartet
dikarenakan pendirinya berjumlah empat orang yaitu Edy Dimyati, Gunawan, Sigit,
dan Dewi. Mereka ber-empat kemudian berkumpul untuk mengumpulkan semua
bahan pustaka yang mereka miliki untuk disimpan di Rumah Baca. Koleksi yang ada
pada waktu itu adalah koleksi-koleksi umum atau buku-buku yang mereka miliki
selama kuliah serta bahan bacaan anak seperti komik dan lainnya.
Rumah Baca yang berlokasi di Jalan Taruna Jaya , Gang Karya Bakti Rt.02/05
No.04 Cibubur Jakarta Timur ini merupakan rumah baca satu-satunya yang ada di
Kelurahan Cibubur. Pada awal-awal berdiri rumah baca ini hanya memiliki koleksi
berkisar 300 eksemplar buku yang kesemuanya itu berasal dari pendiri Rumah Baca
25
Kuartet. Kemudian pada perjalanannya koleksi pun bertambah mulai dari komik,
majalah, serta buku-buku umum. Walaupun ini hanya Rumah Baca anak tetapi
koleksinya tidak hanya untuk anak-anak saja tetapi juga semua usia. Pada rak
referensi terdapat skripsi, laporan penelitian, serta kliping yang berkaitan dengan
dunia perpustakaan.
Dalam perjalanannya Rumah Baca Kuartet mendapat antusias yang besar dari
masyarakat seperti memberikan bantuan berupa dana dan buku-buku. Anak-anak
yang menjadi anggota Rumah Baca Kuartet pada dasarnya sangat pemalu namun
setelah bergabung dengan rumah baca mereka lebih percaya diri, berani tampil, dan
lebih kreatif. Dari sinilah lahir sekelompok anak yang menamakan dirinya Group
Orkes ” Rhoma Merana ”. Setiap acara 17 Agustusan Group Orkes ini sering
memparodikan raja dangdut Rhoma Irama, dibawah asuhan Kang Edi Dimyati sang
pendiri Rumah Baca. Group ini sangat lucu, kocak, dan menggemaskan karena para
anggota group ini adalah pelajar Sekolah Dasar yang pada awalnya mereka pemalu
tetapi sekarang menjadi orang yang sangat lucu ketika tampil dipanggung.
Group Orkes ini pernah diundang untuk tampil pada acara WORLD BOOK DAY
pada tahun 2007 dan 2008, ini merupakan sebuah prestasi yang sangat
membanggakan bagi Rumah Baca Kuartet dan para anggota Rumah baca.
Setelah ini banyak media massa baik cetak maupun elektronik mengabadikan
kegiatan dan profil Rumah Baca Kuartet. Media yang elektronik antara lain adalah
Global TV, DAAI TV. Sedangkan media cetak yang pernah meliput berbagai
26
kegiatan Rumah Baca Kuartet adalah HER WORLD, SUARA PEMBARUAN,
ANNIDA. Dari sinilah kemudian rumah baca ini dikenal secara luas dan banyak juga
yang menyumbangkan koleksi-koleksi pribadinya dan dana untuk Rumah Baca
Kuartet.
Rumah Baca Kuartet mendapat perhatian dari MC Donald’s dalam
mengembangkan gedung rumah baca, perusahaan ini menyumbangkan keramik utnuk
lantai rumah baca sehingga membuat ruangan rumah baca menjadi nyaman. beberapa
penerbit lokal yang menyumbangkan koleksinya antara lain adalah Dastan Book,
Pustaka Lebah, Erlangga, Mizan, Tiga Serangkai, Elex Media Komputindo,
Gramedia dan juga dari Komunitas 1001 buku. Karena dari penerbit-penerbit dan
komunitas tersebut koleksi rumah baca menjadi beragam dan meningkat jumlahnya.
Dari penerbit itu juga koleksi yang diberikan tidak semuanya buku penulis lokal
ada juga buku terjemahan bahkan ada juga buku berbahasa jepang dengan tulisan
kanji. buku-buku yang diberikan semakin lama semakin meningkat, apalagi sejak
Rumah Baca Kuartet mengikuti acara World Book Day eksistensinya makin dilirik
oleh beberapa komunitas yang mengajak Rumah Baca Kuartet untuk bertukar pikiran
dalam meningkatkan minat baca.
Karena kesibukan para pendiri Rumah Baca untuk penjaga atau pustakwan rumah
baca ini diserahkan kepada anak-anak atau anggota rumah baca. Jika kita berkunjung
Rumah Baca ini, kita akan bertemu dengan Pustakawan cilik dan pada papan
27
pengumuman tertulis dicari pustakawan cilik dengan kriteria suka buku dan suka
membaca.
Pada pertengahan tahun 2006 Rumah Baca Kuartet membuat sebuah situs pustaka
bernama wisata-buku.com, dimana situs tersebut berisi tentang referensi-referensi
buku yang pernah diterbitkan. Situs ini pun juga mengajak bagi para pengguna
internet untuk menjadi penulis atau pengamat sebuah buku yang baik. Karena jika
menjadi penulis atau mengirimkan tulisan tentang referensi sebuah buku akan
mendapatkan hadiah. Situs ini merupakan hasil karya dari sang pendiri Rumah Baca
Kuartet dan merupakan saran promosi bagi keduanya yaitu Rumah Baca Kuartet dan
Wisata-buku.com.
B. Visi, Misi, dan Tujuan
1.Visi
Rumah Baca Kuartet berfungsi sebagai sarana yang dapat menghibur, mengasuh
dan memberi informasi serta tempat berkreasi dan interaksi bagi remaja khususnya
dan masyarakat pada umumnya
2. Misi
Menjadikan Rumah Baca Kuartete sebagai wadah interaksi para pencinta
buku
a. Menjadikan Rumah Baca Kuartet sebagai pusat informasi bagi mereka
yang membutuhkan serta membantu para pengunjung atau anak-anak yang
28
mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, rumah
baca bisa dijadikan sebagai tempat untuk bertanya.
b. Rumah Baca Kuartet sebagai tempat untuk menumpahkan segala
kreatifitas dalam bentuk karya apapun. Disini, nantinya bakat anak-anak
akan dengan sendirinya, pada intinya bebas berkarya tanpa batas.
c. Menjadikan Rumah Baca Kuartet tempat rekreasi yang mendidik. Tidak
hanya belajar serius, anak-anak juga membutuhkan hiburan yang penuh
canda. Setipa akhir bulan pada malam minggu, Rumah Baca Kuartet
menggelar acara nonton bareng film-film yang diputar tentu saja pilihan.
Temanya lebih banyak pendidikan dan film dokumenter. Selain itu, game-
game kelompok serta acara sulap menjadi hibuarn yang mendorong
pengujung untuk datang.
3. Tujuan
Secara umum tujuan Rumah Baca Kuartet adalah menjadikan Rumah Baca
Kuartet sebagai tempat mancari ilmu, tempat bermain, serta sarana mencurahkan
kreatifitas anak-anak pada umumnya.
C. Layanan Rumah Baca Kuartet
1. Sistem Layanan
Rumah Baca Kuartet menerapakan sistem layanan terbuka, di mana setiap
pengunjung dapat mengakses secara langsung ke koleksi yang ada pada Rumah Baca
29
Kuartet. Dengan sistem seperti ini diharapkan pengunjung dapat mencari informasi
secara maksimal.
2. Jam Layanan
Jadwal layanan Rumah Baca Kuartet buka setiap hari dari hari senin-minggu
dengan dua sesi mulai jam 08.00 – 11.00 WIB dan 14.00 - 20.00 WIB. Kecuali hari
libur nasional dan keagamaan.
3.Jenis layanan
a. Layanan Sirkulasi
Rumah Baca Kuartet memiliki layanan peminjaman dan pengembalian buku,
dimana bagi anggota dan pengunjung Rumah Baca yang ingin meminjam buku atau
koleksi hanya diwajibkan mengembalikan dengan tepat waktu dan tidak rusak.
Apabila koleksi rusak diwajibkan untuk menggatinya.
b. Layanan Referensi
Rumah Baca Kuartet juga menyediakan sumber referen meliputi kamus,
ensiklopesi, sumber biografi, sumber geografi, direktori, dan sumber referen lainnya.
Sumber referen yang dimiliki dibagi dua khsusus anak dan orag dewasamyang
dimana layanan ini diletakan berdampingan
c. Layanan Audia-Visual
Koleksi layanan Audio Visual Rumah Baca Kuartet disimpan dirumah sang
pendiri Rumah Baca. Koleksi ini biasanya digunakan pada malam minggu akhir
bulan sebagai acara nonton bareng.
30
D. Koleksi Rumah Baca Kuartet
Koleksi atau sumber informasi yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet terdiri
atas beberapa jenis koleksi umum, koleksi referen, koleksi skripsi, koleksi anak (
komik, novel, cerita rakyat, fabel, dongeng, cerita bergambar) , majalah anak, serta
koleksi bahan-bahan non-cetak.
Khusus untuk koleksi umum dan keislaman Rumah Baca Kuartet
menggunakan sistem klasikasi DDC sedangkan pada subjek Islam menggunakan
sistem klasifikasi keislaman yang diterbitkan oleh Departemen Agama.
1) Koleksi umum
Koleksi umum pada Rumah Baca Kuartet ini dapat dipinjam dengan jangka
waktu tertentu. Saat ini Rumah Baca Kuartet menyediakan tidak kurang dari 650
eksemplar koleksi yang siap dipinjamkan kepada para pengguna.
2) Koleksi Islam
Selain koleksi umum Rumah Baca Kuartet juga memiliki koleksi islam,
subjeknya pun beragam mulai dari kelas 2X0 sampai 2X9. jumlah koleksi islam
kurang lebih 68 eksemplar yang kesemuanya mencakup keseluruh subyek islam.
3) Koleksi Referen
Koleksi referen ( bahan rujukan ) adalah koleksi yang hanya bisa digunakan
atau dibaca di Rumah Baca. Hingga saat ini Rumah Baca Kuartet memiliki kurang
lebih 300 judul buku referen yang meliputi beberapa bisang ilmu yang berkaitan
dengan dunia ilmu pengetahuan. Serta biografi beberapa tokoh dunia.
31
4) Skripsi
Walaupun Rumah Baca Kuartet ini ditujukan untuk anak-anak. Ada juga
beberapa koleksi skripsi yang berasal dari pendiri dan teman-teman sang pendiri.
Jumlah koleksi skripsi ada 3 eksemplar
5) Koleksi Anak
Rumah baca Kuartet sebagai rumah baca anak dimana sebagian koleksi yang
dimiliki adalah koleksi anak seperti komik, novel, cerita rakyat, fabel, cerita
bergambar, serta koleksi permainan.
Tabel 1
Jumlah Koleksi Anak
No Jenis Koleksi Judul Jumlah
1 Komik 303 996 eksemplar
2 Novel 112 166 eksemplar
3 Cerita Rakyat 14 14 eksemplar
4 Fabel 63 63 eksemplar
5 Cerita Bergambar 54 54 eksemplar
6 Koleksi permainan 25 25 permainan
7 Buku Informasi 50 104 eksemplar
32
6) Majalah
Koleksi ini terdiri dari 3 kategori yaitu anak-anak,remaja, dan dewasa. Untuk
majalah anak diantaranya adalah bobo, xy-kids, mombi,Hot Gmae, Donald Bebek,
dan bee Magazine. Untuk koleksi majalah remaja diantaranya adalah Hai, Kawanku,
Gadis, dan Gaul . sedangkan majalah dewasanya sendiri adalah Motor, Femina,
komputer aktif, dan Pulsa . Majalah-majalah ini tidak berlangganan melainkan
didapatkan dari donatur atau dari tempat kerja sang pendiri atau teman-teman pendiri.
7) Koleksi Non-Cetak
Rumah Baca Kuartet memiliki koleksi non-cetak berupa Audio Visual. Jenis
koleksi ini hanya digunakan bersama pada saat nonton bareng pada malam minggu
akhir bulan. Jumlah koleksi ini berjumlah 35 keping VCD.
E. Organisasi Koleksi
Koleksi buku pada Rumah Baca Kuartet disusun berdasarkan masin-masing
disiplin ilmu dengan menggunakan klasifikasi Dewey Desimal ( Dewey Decimal
Classification ) untuk koleksi umum, sedangkan untuk koleksi ke-islaman
menggunakan klasifikasi ke-islaman yang di terbitkan oleh perpustakaan nasional.
Namun untuk koleksi komik Rumah Baca Kuartet memiliki peraturan sendiri yaitu
menerapkan aturan menulis tiga huruf pertama judul dari komik.
33
F. Peraturan pengguna rumah baca
1. pengguna rumah baca sebagai pustakwan yang menjaga kerapihan buku
2. anggota rumah baca hanya boleh meminjam maksimal 2 judul atau
eksemplar buku dan waktu maksimal peminjaman adalah 2 hari
3. jika ingin meminjam buku lagi harus mengembalikan buku yang dipinjam
4. buku yang dipinjam dapat diperpanjang dengan syarat membawanya
G. Kegiatan-kegiatan yang pernah diadakan
Salah satu tujuan Rumah Baca Kuartet adalah menjadi wadah untuk
berkreatifitas bagi anak-anak dan warga sekitar. Pada awal berdirinya Rumah Baca
Kuartet mengadakan acara yaitu Gitar dan Bass Klinik yang bertujuan mengajarkan
kepada anak-anak yang datang agar dapat bermain gitar dan bass. Acara yang
diadakan pada sore hari ini dapt antusias yang sangat besar dari anak-anak maupun
orang dewasa. Rumah Baca Kuartet mengadakan acara Senam Jari. Acara ini
mendapat antusias dari anak-anak dan sebuah media elektronik nasional untuk
mengabadikan moment ini.
Acara yang tidak kalah seru adalah tebak kata dimana kita atau peserta diajak
untuk meng-eja huruf pada kata yang disepakati namun secara cepat. Seperti kata
rumah dieja dengan R-U-M-A-H, walau terlihat mudah namun pada pelaksanaanya
sangat sulit dan memancing tawa dari anak-anak yang mengikuti acara ini.
34
Rumah Baca Kuartet juga pernah mengunjungi sebuah penerbit dimana anak-
anak diajak untuk mengenal bagaimana proses penerbitan sebuah buku. Penerbit
Pustaka Lebah yang mengundang anak-anak anggota Rumah Baca Kuartet
bagaimana menggambar komik, mewarnai, hingga mengeditnya pada sebuah
majalah.
Rumah Baca Kuartet seirng sekali mengajak anggotanya untuk berkunjung
kemuseum. Museum yang pernah Rumah Baca Kuartet adalah Museum Nasional,
Museum Sejarah Nasional dan monumen nasional, meseum reptil ( TMII ), museum
Bank Indonesia. Dari semua museum yang pernah dikunjungi yang sangat menarik
adalah saat berkunjunng ke Museum Bank Indonesia, karena hampir setengah dari
anggota aktif yang ada di Rumah Baca Kuartet ikut serta. Selain itu Rumah Baca juga
mengunjungi Museum Polri yang terletak di sekitar Mabes Polri pada museum ini
anak-anak anggota Rumah Baca yang ikut serta mendapat pengalaman tentang
bagaimana sejarah polisi secara keseluruhan. Pada museum ini terdapat juga ruang
aktifitas yang mengajak anak-anak yang mengunjunginya untuk bermain dan belajar.
Musuem ini juga menyimpan foto dan reka adegan Bom Bali, anak-anak sangat
menyukai perjalanan kemusuem ini.
Rumah Baca Kuartet jug mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan
kreatifitas seperti bermain Origami yaitu seni melipat kertas dari Jepang pada
kegiatan ini anak-anak diajak untuk belajar membuat burung dengan kertas Origami.
35
Belajar bermain sulap, serta belajar bermain balon panjang dan membentuknya
menjadi beragam bentuk seperti jearapah,motor dan pedang.
Acara besar yang pernah diikuti oleh Rumah Baca Kuartet adalah World
Book Day ( WBD ) yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Membaca. Keikut
sertaan Rumah Baca Kuartet pada acara WBD sendiri baru pada tahun kedua yaitu
tahun 2007 yang diadakan di Gedung Mendiknas di Senayan. Pada acara ini rumah
baca Kuartet ridak hanya ikut serta sebagai komunitas bacaan saja tetapi
menampilkan sebuah parodi dengan judul Rhoma Merana. Dari keikutertaan ini
Rumah Baca Kuartet dikenal oelh seluruh komunitas seindonesia. Karena pada acara
World Book Day berkumpul berbagai komunitas seperti komunitas layang-layang
indonesia, komunitas pecinta bacaan anak, komunitas star wars, dan lain-lain. Dan
pada tahun 2008 juga ikut serta pada acara ini namun lokasi acaranya berpindah di
Museum Bank Mandiri. Ini dikarenakan lokasinya berdekatan dengan sekretariat
Forum Indonesia Membaca sendiri. Pada tahun ini juga Rumah Baca Kuartet juga
ikut serta sebagai pengisi acara pameran komunitas literasi.
Acara besar yang diikuti oleh Rumah Baca Kuartet adalah Olympiade Taman
Baca, acara yang diadakan di Mall Mega Glodok Kemayoran ini mengriimkan 20
anak atau anggota Rumah Baca. Pada acara ini Rumah Baca Kuartet mengikuti lomba
marathon kreatifitas diantaranya adalah membuat origami, membuat layang-layang,
cerdas cermat seputar cerita rakyat, tebak gaya, menghias layang-layang,
menyelesaikan cerita dan membuat majalah dinding.
36
Acara paling akhir yang diadakan oleh Rumah Baca Kuartet adalah nonton
bareng Film ” Laskar Pelangi ”. Film yang mendapat antusias dari masyarakat
Indonesia itu akhirnya diputar juga di rumah baca. Anggota rumah baca yang
mayoritas adalah anak-anak banyak yang hadir dan tidak banyak juga ibu-ibu warga
sekitar rumah baca yang ikutan untuk menyaksikan film tersebut. Pada acara tersebut
anak-anak Rumah Baca Kuartet sangat serius karena pada akhir acara terdapat kuis
yang mendapat hadiah menarik. Tidak sedikit juga dari mereka berebut untuk
menjawab dan mendapatkan hadiah.
36
BAB IV
KOLEKSI LITERATUR ANAK DI RUMAH BACA KUARTET
A. Koleksi Rumah Baca Kuartet
Sebagai perpustakaan umum, rumah baca ini memiliki koleksi yang
ditujukan untuk masyarakat umum. Namun pada perjalanannya, pengunjung
rumah baca akhirnya didominasi oleh anak-anak.
Pada awal berdirinya Rumah Baca Kuartet, koleksi buku yang dimiliki
tidaklah bervariasi seperti saat ini. Namun untuk memenuhi kebutuhan
penggunanya, sang pendiri rumah baca mulai menambah jumlah koleksi yang
dimiliki.
Karena pengguna Rumah Baca Kuartet lebih dominan anak-anak.
Penambahan koleksi lebih banyak pada koleksi anak. Mulai dari komik, fabel,
cerita rakyat hingga ensiklopedi anak.
Pada Rumah Baca Kuartet, jumlah koleksi yang dimiliki pada saat ini
berjumlah 2848 buah atau setara kurang lebih 1200 judul baik buku dan
terbitan berkala. Dari jumlah tersebut, 1418 eksemplar adalah koleksi anak.
Jumlah ini meliputi koleksi komik, novel anak, fabel, cerita bergambar, cerita
rakyat,dongeng, hingga buku informasi.
Khusus untuk koleksi majalah atau terbitan berkala. Rumah Baca Kuartet
memiliki koleksi yang terbagi dua yaitu majalah anak. Berikut ini adalah beberapa
judul majalah anak yang dikoleksi oleh Rumah Baca Kuartet yaitu Bobo, Mombi,
Hot Game, XY Kids, Bee Magazines dan Donald Bebek. Untuk mengetahui
37
keberadaan koleksi majalah anak yang dikoleksi oleh Rumah Baca Kuartet dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1
Koleksi Majalah Anak
No Judul Status
1 Bobo Berlangganan
2 Mombi Tidak berlangganan
3 Xy kids Berlangganan
4 Bee Magazines Tidak berlangganan
5 Hot Games Tidak berlangganan
6 Donald bebek Tidak berlangganan
Dari tabel diatas dapat kira lihat bahwa koleksi majalah anak Rumah Baca
Kuartet sangatlah beragam dimana beberapa judul diantaranya merupakan terbitan
terbaik. Tetapi ada kekurangan dari beberapa judul diatas adalah tidak
berlangganan, maka informasi yang ada didalamnya ada yang sudah tidak
uptodate lagi. Untuk majalah remaja dan dewasa dapat dilihat pada tabel 2
38
Tabel 2
Koleksi Majalah Populer
No Judul Status
1 Motor Tidak berlangganan
2 Kawanku Berlangganan
3 Hai Berlangganan
4 Forsel Tidak berlangganan
5 Hidayah Tidak berlangganan
6 Auto Bild Tidak berlangganan
Sama dengan majalah anak, majalah yang dikhususkan bagi remaja dan
dewasa ini juga banyak dari segi jumlah dan judul. Namun dibalik jumlah itu
terdapat kekurangan dalam hal up to date informasi dan beberapa diantaranya
tidak berlangganan.
B. Ketersediaan Bacaan anak pada Rumah Baca Kuartet
Sedangkan untuk jenis dan jumlah koleksi literatur anak yang dimiliki oleh
Rumah Baca dapat kita lihat pada tabel 3
39
Tabel 3
Koleksi Rumah Baca Kuartet
No Jenis Koleksi Judul Persentase Eksemplar Persentase
1 Komik 303 49.1% 996 70,24 %
2 Novel 112 18.15% 166 11,71 %
3 Buku Informasi 50 8.1% 104 7,33 %
4 Fabel 63 10.2% 63 4,44 %
5 Cerita Bergambar 54 8.75% 54 3,81 %
6 Dongeng 21 3.4% 21 1,48 %
7 Cerita Rakyat 14 2.2% 14 0,99%
Jumlah 617 N=P/J
100%
1418 N= P/E
100 %
Dari 49,79% dari jumlah keseluruhan atau 1418 eksemplar bacaan anak
yang dimiliki oleh rumah baca, pada tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa koleksi
anak jenis komik berjumlah 996 eksemplar (70,24%) dengan 303 judul yang
sangat beragam, untuk jenis novel berjumlah 166 eksemplar (11,71%) dengan
112 judul, cerita rakyat berjumlah 14 eksemplar (0,99%) dengan 14 judul, fabel
berjumlah 63 eksemplar (4,44 %) dengan 63 macam judul, cerita bergambar
berjumlah 54 eksemplar (3,81%) dengan 54 macam judul, buku informasi
berjumlah 104 eksemplar (7,33%) dengan 50 judul, dan untuk koleksi dongeng
berjumlah 21 eksemplar (1,48%) dengan 21 macam judul. Dari data tersebut dapat
40
disimpulkan bahwa koleksi yang paling dominan yang dimiliki Rumah Baca
Kuartet adalah komik yaitu 996 eksemplar (70,24%).
Dari jumlah 1418 eksemplar buku anak, hampir seluruhnya adalah komik, jumlah
komik sendiri mencapai 996 eksemplar. Komik merupakan cerita bergambar yang
disukai anak-anak karena gambar yang disajikan terkadang menampilkan adegan
yang secara nyata dan ada juga adegan lucu. Tapi dibalik itu beberapa komik juga
pernah difilmkan jadi ini merupakan salah satu hal kenapa komik menjadi disukai.
Berikut judul-judul komik ang dimilik oleh Rumah Baca Kuartet diantaranya
adalah Doraemon, Kungfu Boy, Sailor Moon, Break Shot, Dragon Ball, Crayon
Shincan, Detective Conan, Get Becker, Shaolin, Princes Army, Pokemon,
Kimigure Orange Road, Ichigo Chanel, Monster, Kings Of Bandit, Ufo Baby,
Baby Love, Dream Kiss, Golden Fish, Jendela Orpheus, dan Aurora. Komik ini
merupakan kesukaan anak yang berkunjung ke rumah baca. Daftar Judul komik
dapat dilihat pada lampiran 1.
Untuk koleksi Novel yang dimiliki oleh rumah baca, merupakan Novel
lama seperti Novel yang berjudul Lupus, Lima Sekawan, Goosebumps dan
Jembatan Madison County. Sedangkan untuk koleksi jenis novel yang baru
diantaranya Kambing Jantan, Tentang Dia, Eiffel I’m In Love, Gege Mengejar
Cinta, Ada Apa Dengan Cinta, Macarin Anjing, dan Cewek Komersil.
Daftar Judul novel dapat dilihat pada lampiran 2.
Khusus untuk cerita rakyat, rumah baca memiliki beberapa judul
diantaranya adalah Cerita Rakyat dari Kedu, Cerita Rakyat dari Australia, Cerita
41
Rakyat dari Lampung, Sumur Lembusura, Patung Dewa Bertopi Jerami( Cerita
Rakyat Dari Jepang ), Putri Mandalika dan Bujang Permai.
Daftar judul cerita rakyat dapat dilihat pada lampiran 3.
Fabel merupakan cerita anak yang menampilkan binatang sebagai tokoh
utamanya, mampu menarik anak-anak untuk membacanya. Buku jenis ini menarik
dan baik untuk anak-anak karena binatang pada buku ini dapat bertingkah laku
seperti manusia, berikut judul koleksi fabel yang dimiliki oleh rumah baca,
diantaranya adalah Si Cerdik Kancil: Sirang Kok Kena Batunya, Beruang Teddy
Patricia Chare, Bramble Beruang: Seandainya Aku, Laba-laba Penolong, The
little mermaid,Aku Tiger, dan Bergembiralah, ee Yore.
Daftar judul fabel dapat dilihat pada lampiran 4.
Untuk anak yang belum dapat membaca, buku cerita bergambar
merupakan alternatif bacaan. Karena pada buku jenis ini, teks dan gambar yang
letaknya berdampingan sangat menarik untuk dibaca. Berbagai unsur yang ada,
seperti pewarnaan dan teks yang besar merupakan salah satu kebaikan buku ini,
untuk anak yang belum dan yang baru bisa membaca. Beberapa judul diantaranya
adalah Cerita Nabiku: dibakar Hidup-hidup Dari Kisah Nabi Ibrahim, Aku Suka
Memberi, Empat Sekawan Pengamen, Waldo dan Pesta Hutan, Aku Berani
Bertanya, Aku Senang Sekolah, Aku Sayang Guru dan Mengenal Bilangan.
Daftar judul Cerita Bergambar dapat dilihat pada lampiran 5.
Buku dongeng yang dimiliki oleh rumah baca, merupakan buku-buku
terjemahan dari luar negeri. Tidak hanya dari luar negeri, beberapa judul yang di
miliki juga merupakan terbitan dalam negeri. Judul buku cerita dongeng
42
diantaranya adalah Seri Dongeng Terkenal: Ratu Salju, Si Cantik dan Pangeran
Buruk Rupa, A Famous Tales retold: Trojan Wars, Kamu Hebat Anemon,
Thumbelina, Alice di Negeri Ajaib, dan Muni Peniup Terompet.
Daftar Judul Dongeng dapat dilihat pada Lampiran 6
Dari beberapa jenis buku diatas belum lengkaplah koleksi rumah baca
tanpa koleksi buku informasi. Dimana buku jenis ini menampilkan informasi yang
disampaikan kepada anak dengan gaya bahasa anak, dengan beberapa variasi
bentuk cerita agar anak ingin membacanya terus menerus sampai halaman
terakhir. Beberapa judul dianataranya adalah : Menjelejah dan Mempelajari Atlas
Dunia, Seri Mengenal Dunia Ikan: Kembang Biak Ikan, Kreasi Daur Ulang Tutup
Botol, Dari Mana Asalku? Kupu-Kupu, Menjaga Kebersihan Tubuh, Aneka
Bangsa Aneka Peristiwa, Seri Panduan Berkreatifitas: Benda alampun Berguna,
Ensiklomini: Olah Ragaku, dan Start Science: Forces and Moiton.
Daftar judul buku informasi, dapat dilihat pada lampiran 7.
Jenis-jenis buoku diatas adalah buku yang sudah dikoleksi oleh Rumah
Baca Kuartet, dimana kesemuanya itu adalah buku-buku khusus anak. Pada jenis
komik, isi cerita dan adegan yang ditampilkan pada komik ada yang menampilkan
adegan kekerasan seperti perkelahian seperti pada Dragon Ball. Tetapi ada juga
yang menampilkan adegan persahabatan seperti pada Doraemon. Buku yang baik
bagi anak adalah buku yang menampilkan unsur pendidikan, namun tidak terlalu
rumit dalam bahasa yang disampaikan. Dari buku-buku jenis inilah minat baca
anak dapat dikembangkan, karena anak pada usia tertentu lebih menyukai gambar
daripada teks.
43
C. Peran Bacaan Anak dan Minat Baca.
Dalam proses pengembangan minat baca, buku memiliki daya tarik
tersendiri kepada pembacanya. Buku yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet
sangat menarik baik dari bentuk dan isi. Namun, tidak semua buku dapat menarik
minat baca seseorang, tanpa adanya peran serta orang lain. Dalam
perkembangannya, minat baca seseorang dimulai dari usia dini. Pentingnya
ketersediaan bahan bacaan yang dapat merangsang minat baca dapat
meningkatkan minat seseorang dalam membaca.
Semakin banyak berdirinya rumah baca, mampu mendorong tumbuhnya
minat baca. Keberagaman buku yang dimiliki pada rumah baca dapat merangsang
perkembangan minat baca. Karena rumah baca adalah sebuah tempat dimana ilmu
dan masyarakat dapat membaca, serta memperoleh bahan bacaan yang tersedia
pada tempat tersebut tanpa harus membeli. Maka dari itu, rumah baca sekarang ini
sangat berperan dalam meningkatkan minat baca, tapi perlu diperhatikan, bahwa
hal yang dapat menunjang dalam meningkatkan minat baca yaitu keberagaman
koleksi.
Keberagaman tersebut diantaranya adalah buku umum, buku agama serta
buku yang dikhususkan untuk anak. Buku yang dikhususkan untuk anak
diantaranya adalah komik, novel, buku cerita bergambar, fabel, dan lain-lain.
Buku bacaan anak yang tersedia pada Rumah Baca Kuartet sangat beragam dan
jumlahnya cukup banyak. Komik, novel, fabel, cerita bergambar, dongeng, dan
ensiklopedi anak merupakan jenis koleksi yang dimiliki oleh Rumah Baca
Kuartet.
44
Salah satu jenis bacaan anak yakni komik, merupakan buku bergambar
yang memiliki cerita pendek dan dapat dibaca dalam waktu yang singkat pula oleh
pembacanya, dalam hal ini anak-anak Rumah Baca Kuartet. Beberapa judul
diantaranya adalah Doraemon, Detective Conan, Crayon Sincan, Dragon Balls,
Sailor Moon, Kungfu Boy, Dragon Ball, Get Becker, Shaolin, Princes Army,
Pokemon, Kimigure Orange Road, Ichigo Chanel, Monster, Kings Of Bandit, Ufo
Baby, Baby Love, Dream Kiss, Golden Fish, dan Jendela Orpheus.
Selain itu, pada ketika sedang membaca komik. Pembaca diajak untuk
berimajinasi kedalam cerita yang dibacanya. Pada tiap halaman komik dilengkapi
dengan balon-balon kata yang berada diatas gambar. Serta pembaca dapat
menerka arti kata yang terdapat dalam komik, apabila hanya terdapat gambarnya
saja. Apakah tokoh cerita dalam komik sedang sedih atau gembira. Pasalnya
dalam komik ekspresi sang tokoh dijelaskna dalam gambar. Tentunya, hal ini
juga dapat melatih daya imajinasi dan kreatifitas anak dalam merangkai, dan
memahami cerita yang di paparkan dalam sebuah komik.
Selain hal itu komik juga memiliki daya tarik lain. Selain adanya balon
kata, penggambaran karakter komik yang lucu dapat memancing tawa
pembacanya. Misalnya pada saat karakter menangis, tokoh pada komik seperti
memancurkan air yang banyak, padahal pada kenyataannya itu tidak mungkin
terjadi. Hal inilah yang menjadi daya tarik dari komik, namun tidak hanya hal itu
yang menjadikan komik sebagai sebuah bahan bacaan yang menarik untuk dibaca.
Tidak semua komik menyajikan sisi hiburan, terdapat juga komik yang
mengedepankan unsur edukatif.
45
Gambar 1
Contoh adegan yang ada pada komik Doraemon yang menarik anak
untuk membacanya
Perbedaan antara novel yang diperuntukan bagi orang dewasa dan anak-
anak hanyalah pada penggunaan bahasa yang lebih sederhana, terkadang cerita
yang dan tokohnya hampir sama. Pada novel anak, penggunaan bahasa yang
dipergunakan sedikit mudah untuk dimengerti. Novel anak biasanya bercerita
tentang kegiatan sehari-hari, seperti bercerita tentang sekolah, teman bermain, dan
pada beberapa novel teenlit ceritanya tentang kehidupan remaja seperti
percintaaan.
Judul-judul novel yang dimiliki oleh Rumah Baca Kuartet merupakan
koleksi yang diperuntukan pembaca remaja. Tokoh ceritanya pun lebih banyak
usia remaja, ini menjadikan novel khususnya novel remaja menjadi bacaan yang
menarik. Beberapa judul diantaranya Gege Mengejar Cinta, Lupus, Lima
46
Sekawan, Goosebump, Kambing Jantan, Tentang Dia, Ada Cewek Komersil, Ada
Apa Dengan Cinta, Macarin Anjing, dan Eiffel I’m In Love. Dari judul tersebut
memang ditujukan untk remaja usia 12 tahun keatas. Namun pembaca pada
Rumah Baca Kuartet justru pembacanya banyak yang berusia 9-12 tahun.
Meskipun begitu, novel sangat menarik untuk dibaca. Karena seting cerita,
karakter, dan jalan cerita merupakan kejadian sehari-hari.
Cerita rakyat biasanya menceritakan tentang kejadian di masa lampau,
tentang suatu daerah atau tempat, dan ada juga cerita rakyat yang menceritakan
tentang asal muasal suatu tempat. Dalam cerita rakyat juga menyediakan jendela
pengetahuan tentang keyakinan, kultur serta budaya yang merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Selain itu cerita rakyat juga terdapat legenda seperti Legenda
Banyuwangi, Legenda Si Malin Kundang, semua ini bercerita tentang kehidupan
dimasa lampau yang dapat kita petik pelajarannya.
Pada cerita rakyat biasanya cerita yang disampaikan berupa pesan moral
agar kita tidak bebuat semena-mena, berbuat baik kepada orang tua dan
sebagainya, yang menjadikan cerita rakyat sebagai bahan pelajaran untuk
bertindak.
Kehadiran cerita rakyat sebagai literatur anak dapat membantu anak-anak
menjadi lebih mengenal kebudayaan, cerita yang disampaikan secara turun
temurun, yang tidak hanya berasal dari Indonesia, tapi juga cerita rakyat yang
berasal dari seluruh dunia.
Berbeda dengan cerita rakyat, fabel adalah genre cerita anak yang
menampilkan binatang sebagai tokoh ceritanya. Walau tokohnya binatang, tetapi
47
dapat berbuat seperti manusia seperti makan dengan alat makan, memiliki rumah,
berjalan dengan dua kaki, dan banyak lagi.
Cerita yang ditampilkan pada fabel biasanya tentang persahabatan. Fabel
merupakan cerita anak yang menampilkan binatang sebagai tokoh utamanya ini
mampu menarik anak untuk membacanya. Buku jenis ini menarik dan baik untuk
anak karena binatang pada buku ini dapat bertingkah laku seperti manusia, berikut
judul koleksi fabel yang dimiliki oleh rumah baca diantaranya adalah Si Cerdik
Kancil: Sirang Kok Kena Batunya, Beruang Teddy Patricia Chare, Bramble
Beruang: Seandainya Aku, Laba-laba Penolong, The little mermaid, Aku Tiger,
dan Bergembiralah, ee Yore.
Hal yang sama dapat ditemui pada kategori bacaan anak jenis buku cerita
bergambar. Buku jenis ini dapat menarik minat baca karena gambar lebih
berperan daripada teks. Anak-anak sangat menyukainya karena pada buku ini
jalan ceritanya berdasarkan kejadian sehari-hari yang dialami anak, dengan gaya
penceritaan yang ringan mampu mengajak anak untuk terlibat didalamnya.
Walau anak belum dapat membaca, tetapi gambar yang ada mampu
mengajak anak untuk mengerti isi cerita yang ada. Karena pada buku bergambar,
teks dan gambar yang letaknya berdampingan sangat menarik untuk dibaca.
Berbagai unsur yang ada seperti pewarnaan dan teks yang besar merupakan salah
satu kebaikan buku ini untuk anak yang belum atau yang baru bisa membaca.
Beberapa judul diantaranya adalah Cerita Nabiku: dibakar Hidup-hidup Dari
Kisah Nabi Ibrahim, Aku Suka Memberi, Empat Sekawan Pengamen, Waldo dan
48
Pesta Hutan, Aku Berani Bertanya, Aku Senang Sekolah, Aku Sayang Guru, dan
Mengenal Bilangan.
Buku dongeng yang dimiliki oleh rumah baca merupakan buku-buku
terjemahan dari luar negeri, tetapi ada juga beberapa judul dari terbitan dalam
negeri. Judul buku cerita dongeng diantaranya adalah Seri Dongeng Terkenal:
Ratu Salju, Si Cantik dan Pangeran Buruk Rupa, A Famous Tales retold: Trojan
Wars, Kamu Hebat Anemon, Thumbelina, Alice di Negeri Ajaib, dan Muni Peniup
Terompet.
Tersedia pula buku yang menampilkan informasi, yang disampaikan
kepada anak dengan gaya bahasa anak, dengan beberapa variasi bentuk cerita agar
anak ingin membacanya terus menerus sampai halaman terakhir, tanpa
mengesampingkan isi dari informasi yang disampaikan. Tidak hanya dari segi
bentuk, penggunaan isi cerita yang mengarah permainan sangatlah disukai oleh
anak-anak. Jenis buku seperti ini sangat disukai oleh anak-anak karena
menyenangkan, selain bermain juga mendapatkan informasi yang diperoleh dari
buku.
Beberapa judul diantaranya adalah : Menjelejah dan Mempelajari Atlas
Dunia, Seri Mengenal Dunia Ikan : Kembang Biak Ikan, Kreasi Daur Ulang
Tutup Botol, Dari Mana Asalku? Kupu-Kupu, Menjaga Kebersihan Tubuh, Aneka
Bangsa Aneka Peristiwa, Seri Panduan Berkreatifitas: Benda alampun Berguna,
Ensiklomini: Olah Ragaku, dan Start Science: Forces and Moiton.
D.Kendala Dalam Pengembangan Minat Baca
49
Masalah awal dalam minat membaca adalah kurangnya perhatian orangtua
tentang tujuan akhir membaca yaitu selain memperolah wawasan. Tidak hanya
itu, berdirinya rental game (dalam hal ini rental Play Station) juga menjadi salah
satu faktor penghambat minat baca.
Harga buku yang mahal menjadi kendala dalam pengembangan minat baca
anak. Maka dengan berdirinya rumah baca dan beragamnya koleksi yang dimiliki
sudah dapat menarik minat baca anak. Tapi itu tidak langsung, karena berdirinya
rumah baca, anak-anak yang datang tidak langsung membaca buku, melainkan
hanya ingin bermain. Dari bermain inilah peran rumah baca untuk menarik anak
untuk membaca.
Tersedianya literatur anak yang sangat beragam pada Rumah Baca Kuartet
dan beberapa faktor pendorong minat baca lainnya, membuat anak-anak yang ada
disekitar rumah baca menemukan tempat untuk membaca, tanpa harus membeli
karena untuk membaca anak-anak tidak perlu mengeluarkan uang untuk
membaca, dan meminjamnya untuk dibaca dirumah.
Karena pengguna rumah baca yang terbanyak adalah anak-anak, maka
sangat penting tersedianya literatur anak. Tidak hanya literatur yang bersifat
mendidik, tapi perlu juga literatur yang dapat menghibur, dan dapat
mengembangkan daya kreativitas anak-anak. Selain itu, anak anak juga sebagai
pengguna perpustakaan dapat kita jadikan sebagai sumber informasi sebagai
pustakawan, tentang apa saja yang kita perlu ketahui tentang literatur anak.
Sebagai sarana pemenuhan akan kebutuhan informasi anak-anak, Rumah Baca
Kuartet memiliki tugas untuk menyediakan literatur anak dengan jumlah yang
50
cukup banyak. Menyediakan berbagai macam karya-karya fiksi dan non fiksi,
berkaitan dengan dunia anak-anak. Dengan adanya Rumah Baca Kuartet, maka
ketersediaan koleksi literatur anak juga harus terus berkembang sesuai dengan
perkembangan pola pikir dari anak-anak sekitar lingkungan Rumah Baca Kuartet.
60
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pada pembahasan yang berkaitan dengan Peran Bacaan
Anak Pada Rumah Baca Kuartet (RBK), penulis menarik kesimpulan bahwa
koleksi yang dimiliki oleh RBK sudah sangat beragam, dari segi bentuk dan
isi. Walaupun secara umum rumah baca ini ditujukan untuk anak-anak, juga
memiliki koleksi untuk remaja dan dewasa. Dari jenis koleksi yang dimiliki
terbagi menjadi 5 jenis yaitu koleksi umum, koleksi ke-Islaman, koleksi anak,
majalah anak, dan majalah remaja.
Jumlah koleksi Rumah Baca Kuartet berjumlah 1418 eksemplar.
Yang terdiri dari komik, novel, cerita bergambar, cerita rakyat, fabel,
dongeng, dan buku informasi. Dari jumlah tersebut, koleksi komiklah yang
memiliki jumlah paling banyak yaitu 996 eksemplar dari berbagai macam
judul baik itu berseri atau tidak. Sedangkan untuk novel berjumlah 166
eksemplar, cerita bergambar 166 eksemplar, cerita rakyat 14 eksemplar, fabel
63 eksemplar, buku dongeng 21eksemplar, dan buku informasi sebanyak 104
eksemplar.
Komik merupakan koleksi yang paling sering digunakan oleh
pengguna rumah baca, diantara berbagai macam jenis koleksi yang dimiliki.
61
Selain itu untuk koleksi majalah yang tidak up to date, tidak menjadikan
minat baca anak terhadap koleksi ini surut, hanya saja beberapa dari anggota
rumah baca mengeluhkan tentang ini. Trik dan cara yang dilakukan oleh
rumah baca untuk meningkatkan minat baca terhadap penggunanya sangat
baik, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap minat baca pengguna. Trik
diantaranya adalah mengajak anak untuk menyampul buku, menyetempel
buku, dan merapihkannya ke dalam rak, merupakan cara jitu untuk mengajak
anak mencintai buku.
SARAN
Beberapa masukan kepada pengurus Rumah Baca Kuartet diantaranya adalah
:
1. Rumah baca harus menambah kegiatan yang berkaitan dengan
membaca seperti story telling, karena dapat merangsang minat anak
terhadap buku.
2. Perlunya rak khusus atau memisahkan koleksi anak dan koleksi remaja
dan dewasa, karena beberapa koleksi anak tercampur dengan koleksi
yang lain.
3. Perlunya peng-uptodate majalah yang bersifat informasi, khususnya
majalah anak, karena banyak majalah yang dikoleksi sudah lama.
62
4. Harus ada peraturan tentang pengembalian buku yang dipinjam,
karena fakta dilapangan banyak buku yang dipinjam namun belum
kembali.
63
DAFTAR PUSTAKA
Anas, Sudjono. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada.
1997
Arani, Salma. “ Pemanfaatan Layanan Anak di Pepustakaan Umum Jakarta Selatan :
Analisis Survei Pemakai Jasa.” Skripsi S1 Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2003
Basuki, Sulistyo. Pengantar Ilmu Pepustakaan, Jakarta : Universitas Terbuka. 1993
Broto, A.S. Pengajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua di Sekolah Dasar
Berdasarkan Pendekatan Linguistik Kontrastif. Jakarta : Bulan Bintang.1978
Bunanta, Murti. Buku, Mendongeng dan Minat Membaca. Jakarta : Pustaka Tangga.
2004
_______. Problematika Penulisan Cerita Rakyat : Untuk Anak di Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka.1998
Ensiklopedi Sastra Indonesia,
Farkhan, Muhammad. Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Cella. 2006.
Harhasujana, A.S. Membaca, Jakarta : Karunika Jakarta. 1998.
Leonhardht. Mery. 99 Cara Membuat Anak Keranjingan Membaca. Bandung :
Kaifa.1999
Minat Baca Anak Harus di Pupuk Dari Keluarga. Media Indonesia. 27-08-97.
Mudjito. Pembinaan Minat Baca. Jakarta : Universitas Terbuka. 1999.
64
Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Jakarta : Universitas Terbuka.1996.
Nasuki, Hamid dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis, dan Disertasi
). Jakarta : Universitas Islam Negeri, 2007.
Purawijaya, Ipon Sukarsih. Penyusunan Laporan. Jakarta : Universitas Terbuka.
1994.
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta : Logos.1999.
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. 2001.
Tarigan, HG. Membaca Ekspresif, Bandung : Angkasa Media. 1987.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 1990
Tampubolon. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca Pada Anak. Bandung
: Angkasa. 1991
Wenny Widajatmi, “ Memperkenalkan Bacaan Kepada Anak “. Jurnal Anak, April
1998
http://id.wikipedia.org diakses pada 02 Januari 2009