jurusan ekonomi syariah fakultas ekonomi dan...
TRANSCRIPT
i
”ANALISIS PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BAITUL
MAAL WAT TAMWIL DAN KOPERASI SYARIAH DI WILAYAH
BANTEN”
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Dhimas Ary Putra
NIM :1112086000024
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. NamaLengkap : Dhimas Ary Putra
2. Tempat, TanggalLahir : Jakarta, 14- January-1995
3. Alamat : Jl. Cipinang baru bundar
4. Telepon : 087877972818
5. Email :[email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Kemalabhayangkari 5, Jakarta
2. SMPN 74 ,Jakarta
3. SMA Muhammadiyah 11 ,Jakarta
4. Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah, Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Karang Taruna RW 013
2. OSIS SMPN 74
3. IPM Muhammadiyyah 11
4. Badan eksekutif jurusan Ekonomi Syariah
5. Badan eksekutif fakultas Ekonomi dan Bisnis
6. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Ekonomi dan
Bisnis
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1.Ayah : Hermawan S
2.Ibu : Lily Sudiyanti
3.Alamat : Jl. Cipinang Baru Bundar RT 01 RW 013 Kelurahan Cipinang
4.Anak ke 1 dari 2 bersaudara
vi
HUMAN CAPITAL ANDENVIRONMENTAL UNCERTAINTYTO
MANAGERIAL PERFORMANCEAT BAITULMAAL WAT TAMWILIN
Banten AREAS
ABSTRACT
This research purposed toexa mine the human capitaland environ
mentaluncertainty tomanagerial performance. Respondentsin this research were
manager who workin Baitul Maal Wat Tam wil In Banten areas. Base
donpurposive sampling method, total samplein this research was 40 respondents
of 40 Baitul Maal Wat Tamwilin Banten areas. Hypothesis in this research used
multi pleregression analysis. The resultsof this research indicated human capital positive and significant
effect on managerial performance, and environ mental uncertaintyisnot significant effect on managerial performance.
Keyword: human capital, environ mental uncertainty, managerial
performance
vii
HUMAN CAPITAL DAN KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BAITULMAAL WAT
TAMWIL DI WILAYAH Banten
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh humancapital dan
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Responden dalam
penelitian ini adalah manager yang bekerja di Baitul Maal Wat Tamwil di Wilayah
Banten. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel dalam penelitian ini
adalah 40 responden dari 40 Baitul Maal Wat Tamwil di Wilayah Banten.Hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan analisisregresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa human capital berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja manajerial, dan ketidak pastian lingkungan tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial.
Kata kunci : human capital, ketidakpastian lingkungan, kinerja manajerial.
viii
KATA PENGANTAR
Segala pujibagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke zaman yang terangbenderang ini.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna
mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulis ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi initerutamakepada:
1. Kedua orang tua, bapak Agus Hermawan dan mama Lily Sudiyanti yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang
tiadahenti- hentinya kepada penulis.
2. Segenap keluarga yang telah menyemangati dan membantu penyelesaian
skripsi ini.
3. Bapak Dr.Arief Mufraini,Lc.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Yoghi Citra Pratama LC.,M.SI selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomidan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Tini Anggraini ST.,M.SI. selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi danBisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan juga
pembimbing II yang telah bersedia memberikan banyak ilmu dan solusi pada
setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak DR.H Burhanuddin Yusuf, MM.,MA selaku dosen Pembimbing SkripsiI
yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini. Bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
8. My life Dwi Bintari Putri perempuan yang selalu membantu dan memberikan
semangat kepada saya dalam mengerjakan skripsi ini.
9. Seluruh sahabat- sahabat saya di angkatan 2012 baik yang sudah lulus maupun
yang masih berjuang
10. Sahabat-sahabati PMIIKOMFEIS
11. Seluruh teman-teman Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang selalu kompak
didalam kelas maupun luar kelas.
12. seluruh teman-teman saya dari SD Kemala Bahyangkari 5 yang masih
kompak sampai saat ini
ix
13. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakartayangtelah memberikan bantuan kepadapenulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang kinerja manajemen.
Jakarta, 1 November 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah ................................................................................................... 13
C. Perumusan Masalah..................................................................................................... 14
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................................................. 14
1. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 14
2. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 17
A. Landasan Literatur ..................................................................................................... 17
1. Human Capital ..................................................................................................... 17
xi
2. Ketidak pastian Lingkungan ................................................................................. 36
3. Kinerja Manajerial ................................................................................................ 37
B. Hubungan atau Korelasi Variabel Indipendent .......................................................... 49
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 53
A. Pembahasan Masalah ................................................................................................. 53
B. Metode Penentuan Sample ........................................................................................ 53
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................................................ 54
1. Penelitian Pustaka (Library Research) ................................................................ 54
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ................................................................. 54
D. Metode Analisis ......................................................................................................... 54
1. Statistik Deskriptif ................................................................................................ 54
2. Uji Kualitas Data .................................................................................................. 55
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 55
4. Uji Hipotesis ......................................................................................................... 56
E,Operasional Variabel Penelitian ................................................................................. 60
1. Variabel Dependen ............................................................................................... 62
2. Variabel Independen ............................................................................................. 61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ......................................................................... 69
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................................... 69
B. Karakteristik profil responden .................................................................................. 70
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................................... 70
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ......................................................... 71
3. Karakteristik Responden Berdasarkan PerguruanTinggi ..................................... 72
xii
C. Analisisdan Pembahasan ........................................................................................... 72
1. Analisis Deskriptif ................................................................................................ 73
2. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................................... 74
3. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 78
4. Hipotesis ............................................................................................................... 88
5. Analisis Regresi Berganda………………………………………………………86
D. Interpretasi ................................................................................................................. 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 92
A KESIMPULAN .......................................................................................................... 92
B SARAN ....................................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 95
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................................ 100
xiii
DAFTARTABEL
Nomer Keterangan Halaman
1.1 Penelitian Sebelumnya…………………………….……………………………..……41
1.1 Distribusi Data Sampel Penelitian ………………….………………………….…..….65
1.2 Operasional Variabel Penelitian ………………….………………………….….……..62
1.1 Data Sampel Penelitian ……………………………….……………………………….70
1.2 Jenis Kelamin Responden …………..……………….…………………………..……..70
1.3 Usia Responden………………………………………………………………………...71
1.4 Tingkan Pendidikan Terakhir Responden………………………………………….......72
1.5 Pengalaman Kerja Responden …………………………………………………..…… 72
1.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………………………………..…..…..73
1.7 Hasil Uji Reabilitas………….…………………………...……………………………..74
1.8 Hasil Uji Validitas Human Capital…..............................................................................75
1.9 Hasil Uji Valiitas Ketidak pastian Lingkungan.……..……………………………..…..76
1.10 Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial ….……...……………………………………...77
1.11 Hasil Uji Multi kolonieritas………………..……...……………………………………78
1.12 Hasil Uji Normalitas …………………….…………………..........................................79
1.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)…….…………………………………………….81
1.14 Hasil Uji Statistik T……………………….……………………………………….…..82
1.15 Hasil Uji Statistik F …..………………………..………................................................85
1.16 Hasil Uji Analisis Regrasi Berganda…………………………………………………...86
xiv
DAFTARGAMBAR
Nomer Keterangan Halaman
1.1 Komponen-Komponen Human Capital………………………………………..…...6
3.1 Skema Kerangka Pemikiran ………………………………………………………68
4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas………………………………………………………80
1
. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini lembaga keuangan syariah menjadi lembaga keuangan
paling diminati di Indonesia terutama masyarakat muslim, kemajuan
tersebut menunjukan bahwa perkembangan perekonomian dengan sistem
Islam mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat (Wiroso, 2005).
Lembaga keuangan syariah sendiri dapat dipetakan menjadi Bank
Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syari’ah (BPRS).
Dan juga telah lahir lembaga keuangan baru yaitu BMT (Baitul Maal
Wat Tamwil) yang pada dasarnya merupakan lembaga keuangan non bank
atau lembaga keuangan mikro syariah (Lasmiatun, 2010).
Namun keberadaan BMT dengan jumlah yang signifikan
pada beberapa daerah di Indonesia tidak didukung oleh faktor-faktor
pendukung yang memungkinkan BMT untuk terus berkembang dan
berjalan dengan baik. Banyak BMT yang tenggelam dan bubar disebabkan
oleh adanya manajemen yang kurang profesional, pengelola yang tidak
amanah, sumber daya manusia yang kurang bekerja secara profesional,
tidak menarik kepercayaan masyarakat, kesulitan modal dan sebagainya.
Hal ini berakibat citra BMT di masyarakat menjadi jelek (Wulan, 2014).
Oleh karena itu meskipun BMT merupakan lembaga keuangan mikro,
dalam melakukan kegiatannya juga harus didukung oleh kinerja
manajerial yang baik demi keberlangsungan dan perkembangan BMT
tersebut.
2
Pada saat ini perkembangan BMT semakin pesat diiringi dengan
semakin besarnya tantangan yang di hadapi. Tantangan internal terpenting
di antaranya adalah soal keputusan syariah , missal tentang tata tertib
karyawan dan lingkungan kerjanya, tentang pembagian bagi hasil sesuai
dengan syariah atau tidak .mempertahankan idealisme gerakan yaitu
melahirkan berbagai asosiasi seperti asosiasi perhimpunan BMT se-
Indonesia, profesionalisme pengelolaan, praktiknya sudah memenuhi
kriteria syariah atau belum, pengembangan sumber daya insani yang
kurang mendukung jalanya BMT, etos kerja karyawan rendah . kerjasama
antar BMT sehingga saling menopang dan mengembangkan BMT
tersebut, dari sisi internal ini diakui masih ada kendala terkait
permodalan, sistem oprasional dan lain sebagainya.(roissatun hidayah
2015)
Tantangan eksternal yang utama adalah dinamika makro ekonomi
yaitu perputaran perekonomian yang mempengaruhi perusahaan dan
masyarakat (otoritas ekonomi, pertumbuhan ekonomi, angka
pengangguran terbuka) . masalah kemiskinan yang masih menjadi
masalah perekonomian Indonesia, dinamika sektor keuangan yang belom
menempatkan keuangan mikro sebagai pilar utama, serta masalah
legalitas dan regulasi untuk BMT , demografis dan ketenagakerjaan ,
peran dan posisi BMT. (roissatun hidayah 2015)
3
Koperasi merupakan bagian tiga pilar ekonomi yang turut serta
membangun kesejahteraan rakyat. Dalam kehidupan ekonomi bangsa
Indonesia koperasi itu sangatlah penting. Hal ini dibuktikan dengan dasar
hukum koperasi itu sendiri, yaitu UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1. Selanjutnya,
peranan dan tujuan koperasi dalam perkembangan perekonomian
Indonesia ini tertuang dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
Koperasi selain penting juga merupakan suatu badan usaha yang
memiliki karakter yang berbeda dengan badan usaha lainnya, baik Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha Milik Swasta
(BUMS). Kekhususan koperasi ini dilihat dari asasnya yaitu berasaskan
kekeluargaan. Asas kekeluargaan berarti bahwa dalam koperasi semua
anggota kelompok seperti keluarga, sehingga dalam usahanya
mementingkan kepentingan kelompok, yaitu kepentingan anggota pada
khususnya dan kepentingan masyarakat pada umumnya. Hal ini berbeda
dengan badan usaha lainnya yang lebih mementingkan kepentingan
ekonomi (kemajuan usahanya). Kekhususan lain, anggota koperasi
memiliki identitas ganda yaitu sebagai pemilik koperasi dan juga sekaligus
sebagai konsumen atau pengguna layanan koperasi.(Dani Qurbani 2015)
Tujuan utama dari kegiatan koperasi ini juga memiliki
kekhususan, yaitu untuk memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang
4
maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila serta Undang-Undang
Dasar 1945 (UU No.25/1992 pasal 3). Hal ini menjadikan koperasi
dipandang sebagai soko guru ekonomi di Indonesia, serta diharapkan
dapat bersaing dengan badan usaha lainnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut koperasi menyelenggarakan berbagai usaha yang bermanfaat bagi
anggotanya. Dari berbagai jenis tuntutan tersebut muncullah berbagai
jenis koperasi yang sesuai dengan kondisi dan keadaan di sekitarnya.
(Dani Qurbani 2015)
Salah satu masalah yang di alami oleh koperasi syariah menurut
(Dani Qurbani 2015) dari sisi minat dan kepercayaan masyarakat masih
dirasa kurang, yaitu minat dalam menggunakan jasa koperasi termasuk
jasa simpan pinjam, hal ini dibuktikan dengan banyaknya anggota yang
keluar, serta banyaknya hutang atau pinjaman yang tidak dilunasi. Hal ini
tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Oleh karena itu, perlu
dikaji faktorfaktor yang terkait dengan penggunaan jasa koperasi simpan
pinjam, serta apakah permasalahan tersebut juga berpengaruh terhadap
koperasi simpan pinjam berbasis syari’ah. Penelitian ini mencoba untuk
menganalisis faktor-faktor tersebut, yang mungkin faktor-faktor tersebut
terkait dengan kinerja koperasi simpan pinjam syari’ah yang
bersangkutan.
Negara Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya
beragama Islam. Dikarenakan penduduknya mayoritas beragama Islam,
5
maka dari itu segala sesuatu yang bernafaskan Islam mulai berkembang,
mulai dari gaya berbusana, gaya hidup, sampai berbagai badan usaha dan
lembaga keuangan. Kini banyak lembaga keuangan yang menerapkan
prinsip-prinsip Islam yang lebih sering disebut prinsip syari’ah, seperti
bank syari’ah, asuransi syari’ah, termasuk juga koperasi syari’ah.
Koperasi Syari’ah atau Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS)
merupakan salah satu gerakan ekonomi yang kegiatannya melandaskan
pada prinsip koperasi yang berasas kekeluargaan serta menerapkan
prinsip syari’ah. Konsep dan filosofi syari’ah yaitu adanya prinsip profit
sharing atau bagi hasil dan interest free, yang melarang penerapan bunga
dalam semua transaksi keuangan. Konsep tersebut merupakan salah satu
kelebihan koperasi syari’ah dibandingkan dengan koperasi konvensional.
Human capital merupakan kunci perusahaan agar dapat
memenangkan persaingan. Apabila perusahaan-perusahaan tersebut
mengacu pada perkembangan yang ada yaitu manajemen yang berbasis
pada pengetahuan, maka perusahaan-perusahaan di Indonesia akan dapat
bersaing dengan menggunakan keunggulan kompetitif yang
diperoleh melalui inovasi-inovasi kreatif yang dihasilkan oleh modal
intelektual yang dimiliki oleh perusahaan.
Walaupun sumber daya manusia atau human capital dapat
mendorong daya saing perusahaan namun di banyak perusahaan sumber
daya manusia masih jarang mendapat perhatian utama. Banyak para
pemimpin perusahaan kurang menyadari bahwa keuntungan yang
6
diperoleh perusahaan sebenarnya berasal dari human capital, hal ini
disebabkan aktivitas perusahaan lebih dilihat dari perspektif bisnis semata.
Para pemimpin perusahaan tidak melihat perusahaannya sebagai sebuah
unit yang berisi pengetahuandan ketrampilan yang unik, atau seperangkat
keunikan dari aset usahanya yang dapat membedakan produk atau jasa dari
para pesaingnya. (Dani Qurbani 2015)
Menurut Schermerhon (2005:180) human capital dapat diartikan
sebagai nilai ekonomi dari sumber daya manusia yang terkait dengan
kemampuan, pengetahuan, ide-ide, inovasi, energi, dan komitmennya.
Menurut Bontis et al., (2000:88) pembentukan nilai tambah yang
dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan tugas dan
pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di masa akan datang
bagi suatu organisasi. Munculnya pandangan bahwa pengetahuan dapat
digunakan untuk mengembangkan daya saing perusahaan karena
bernilai langka, sukar ditiru oleh para pesaing, dan tidak dapat
digantikan oleh jenis sumber daya yang lain (Mayo, 2000:11).
Menurut Mayo (2000), sumber daya manusia atau human capital
memiliki lima komponen yaitu individual capability, individual
motivation, leadership, the organizational climate, dan workgroup
effectiveness. Masing-masing komponen memiliki peranan yang berbeda
dalam menciptakan human capital perusahaan yang pada akhirnya
menentukan nilai sebuah perusahaan.
7
Gambar 1.1
Komponen-komponen Human Capital
Sumber: Mayo (2000)
Mayo (2000) sumber daya manusia atau human capital memiliki
lima komponen yaitu individual capability, Individual motivation,
leadership,the organizational climate, dan workgroup effectiveness.
Masing-masing komponen memiliki peranan yang berbeda dalam
menciptakan human capital perusahaan yang pada akhirnya menentukan
nilai sebuah perusahaan, kelima komponen tersebut meliputi:
1) Individual.capability.Knowledge/skill/experienc; ability
toachieve results, potential for growth; and what they bring into work from
other parts of their life, 2) individual motivation. Aspirations, ambitions
and drive; work motivations; productivity, 3) leadership.The clarity of
Individual
Capability
Individual
Motivation TheOrgani
zational
Climate
Workgroup
Effectivenes Leadership
8
vision of top management and thei ability to communicate it and behave in
a way that is consistent with it., 4) the organizational climate.The culture
of the organization, especially in its freedom to innovate, openness,
flexibility and respect for the individual. dan 5) Workgroup
Effectiveness.Supportiveness, mutual respect, sharing in common goals
and values.
Pemahaman sistem ekonomi yang Islami senantiasa mengacu pada
konsep Islam yang menyeluruh atau kafah.Pendekatan Islam kafah ini
mengandung makna adanya ekspos mengenai iman, Islam, dan ihsan. Tiga hal
diskursus ini diperkuat oleh rukun Islam yaitu: 1) Syahadat , 2) Shalat, 3)
Zakat, 4) Puasa, 5) Haji.
Resultan dari 3 pilar dalam Islam ini terejawantahkan pada teori dasar
ekonomi Islam yang terdiri dari: 1) Teori Tauhid, 2) Teori Ibadah, 3) Teori
Maslahah. Implementasi dari pilar utama ekonomi ini sejalan dengan
perkembangan perusahaan dengan perspektif Islam yang ada di Indonesia
(Aziz, 2017).
Human capital adalah salah satu modal penting bagi perusahaan,
karena merupakan sumber inovasi dan pembaharuan strategi, proses re-
engineering, serta sumber mimpi dari perusahaan. Menurut Bontis (1999),
salah satu unsur yang dapat menciptakan persepsi pasar yang positif bagi
perusahaan adalah personal skill yang dimiliki karyawan sehingga
perusahaan dapat mengungguli persaingan dan penjualan.
9
Menurut Totanan (2004:27) sebuah perusahaan akan
menghasilkan kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang yang
berbeda, artinya sumber daya manusia yang berbeda dalam mengelola
aset perusahaan yang sama akan menghasilkan nilai tambah yang
berbeda. Penilaian kinerja berbasis human capital merupakan hal
menarik yang perlu dikembangkan perusahaan kedepan. Human
capital merupakan salah satu komponen utama dari intellectual capital
(intangible asset) yang dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Mayo (2000:11) mengukur kinerja perusahaan dari
perspektif keuangan sangatlah akurat tetapi sebenarnya yang akan
menjadi dasar penggerak nilai dari keuangan tersebut adalah human
capital yaitu sumber daya manusia dengan segala pengetahuan, ide, dan
inovasi yang dimilikinya. Selain itu, human capital merupakan inti dari
suatu perusahaan. Perusahaan terdiri dari individu-individu yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi tidak akan
berjalan jika tidak ada individu di dalamnya. Tentunya hal ini berdampak
positif bagi perusahaan karena dengan meningkatnya kinerja sumber daya
manusia meningkat pula kinerja manajerial karena pada intinya
manusialah yang akan mengimplementasikan dalam kinerja manajerial,
dengan demikian begitu juga pengaruh human capital dengan
ketidakpastian lingkungan.
Ketidakpastian lingkungan adalah variabel lain yang
dipertimbangkan dalam penelitian ini. Ketidakpastian lingkungan yang
10
tinggi didefinisikan sebagai rasa ketidakmampuan individu untuk
memprediksi sesuatu yang terjadi di lingkungan secara akurat (Miliken,
1987).
Ketidakpastian Lingkungan. Organisasi yang sukses akan selalu
beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungannya dan secara
proaktif merubah lingkungannya. Ketidakpastian lingkugan merupakan
faktor kontijen yang sudah dikenali secara luas oleh peneliti dalam desain
organisasi (Syam dan Lilis, 2006). Deasy Dan Muindro (2007)
mendefinisikan ketidakpastian lingkungan sebagai rasa ketidakmampuan
individu untuk memprediksi sesuatu secara akurat. Ketidakmampuan
untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari keputusan yang diambil dapat
mengakibatkan kerugian akibat kesalahan dalam mengambil keputusan.
Hal tersebut dapat mempengaruh keberhasilan dan kegagalan terhadap
keputusan yang diambil. Ditambahkan oleh Deasy Dan Muindro (2007)
lingkungan ketidakpastian rendah, individu dapat memprediksi keadaan
sehingga dapat menentukan langkah untuk membantu organisasi
menyusun rencana yang akurat. Pada dasarnya ketidakpastian lingkungan
merupakan kondisi eksternal yang dapat mempengaruhi operasional
perusahaan (Syam dan Lilis, 2006).
Ketidakpastian lingkungan merupakan salah satu faktor
yang sering menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap
kondisi organisasi dengan lingkungan. Seseorang mengalami
ketidakpastian karena merasa tidak memiliki informasi yang cukup
11
untuk memprediksi keadaan pada masa yang akan datang. Bagi suatu
organisasi, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan yang
meliputi pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan tekhnologi yang
dibutuhkan (Kren dan Kerr, 1993; Wartono,1998 dalam Asriningati,
2006). Gul dan Chia (1994) dalam Dwirandra (2007) menyatakan
bahwa ketika persepsi ketidakpastian lingkungan tinggi, organisasi
membutuhkan tambahan informasi untuk mengantisipasi kompleksitas
lingkungan. Semakin canggih laporan yang dihasilkan dari informasi
sistem akuntansi manajemen akan dapat lebih membantu mengurangi
ketidakpastian dan memperbaiki kinerja manajerial (Dwirandra,2007).
Menurut Almatius (2005) dalam jangka panjang, lingkungan
perusahaan selalu mengalami perubahan. Hanya organisasi yang dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang akan dapat tetap beroperasi
dalam jangka panjang. Dalam lingkungan yang stabil proses perencanaan dan
pngendalian akan menjadi lebih sulit dan banyak menghadapi masalah,
karena kejadian-kejadian dimasa yang akan datang sulit diprediksikan.
Ketidakpastian lingkungan telah diidentifikasi sebagai variabel kotekstual
yang penting karena menyebabkan aktivitas perencanaan dan pengendalian
menjadi lebih sulit. Oleh karena itu, ketidakpastian lingkungan yang dihadapi
seorang manajer akan mempengaruhi karakteristik informasi yang
dibutuhkannya.
Duncan, (1972) dalam Darlis, (2002) mendefinisikan
ketidakpastian lingkungan sebagai keterbatasan individu dalam menilai
probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan gagal atau
12
berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Ketidakpastian lingkungan
merupakan situasi dimana seseorang mengalami hambatan untuk
memprediksi situasi di sekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan
sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian tersebut (Luthans, 1998 dalam
Darlis, 2002). Di dalam ketidakpastian lingkungan, individu akan
menghadapi keterbatasan dan memperoleh informasi dari lingkungan,
sehingga tidak dapat mengetahui kegagalan atau keberhasilan terhadap
keputusan yang telah dibuatnya (Fisher, 1996 dalam Darlis, 2002).
Untuk mengukur persepsi responden atas ketidakpastian
lingkungan yang dirasakan, digunakan 8 komponen yang dikembangkan
oleh Duncan, (1972) dalam Darlis, (2002). Skala yang digunakan
adalah ordinal satu untuk menunjukkan jawaban sangat tidak setuju dan
lima berarti sangat setuju.
Mulyadi dan Johny (1999) menyatakan kinerja manajerial adalah
kinerja individu anggota organisasi dalam kegiatankegiatan manajerial
antara lain: perencanaan, investigasi, koordinasi, pengaturan staf,
negosiasi, dan lain-lain. Seseorang yang memegang posisi manajerial
diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial. Berbeda
dengan kinerja karyawan umumnya yang bersifat konkrit, kinerja
manajerial adalah bersifat abstrak dan kompleks.
Aida dan Listianingsih (2005) menerangkan bahwa manajer
menghasilkan kinerja dengan mengerahkan bakat dan kemampuan, serta
13
usaha beberapa orang lain yang berada didalam daerah wewenangnya.
Kinerja manajerial merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
keefektifan organisasi. Deasy Dan Muindro (2007) mendefinisikan kinerja
manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam teori
manajemen klasik, yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan, investigasi,
koordinasi, evaluasi, supervisi, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan.
Peneliti mempunyai keinginan untuk mengetahui apakah human
capital, dan ketidakpastian lingkungan mempengaruhi kinerja manajerial
pada usaha yang bergerak disektor mikro, dan manakah variabel yang
paling mempengaruhi diantara keduanya.
Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang
berjudul “Analisi pengaruh Human Capital Dan Ketidakpastian
Lingkungan Terhadap Kinerja Manajerial Pada Baitul Maal Wat
Tamwil Dan Koperasi Syariah Di Wilayah Banten”
B. Pembatasan Masalah
1. Variablel yang akan digunakan dan penelitian inin adalah human captal,
ketidakpastian lingkungan . terhadap kinerja manajerial
2. Objek penelitian ini adalah baitul maal wat tamwil dan koperasi syariah
di wilayah Banten
3. Penelitian ini menggunakan data primer
14
C. Perumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang penelitian yang telah
disampaikan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah human capital dapat mempengaruhi kinerja manajerial ?
2. Apakah ketidakpastian lingkungan dapat mempengaruhi
kinerja manajerial ?
3. Apakah human capital dan ketidakpastian lingkungan secara
bersama-sama (simultan) dapat mempengaruhi kinerja manajerial ?
4. Seberapa besar pengaruh variable X (human capital, ketidakpastian
lingkungan) terhadap variable Y ( kinerja manajerial)?
D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
Sesuai dengan perumusan masalah diatas adapun tujuan dan
manfaat penelitian, yaitu:
1. Tujuan
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini,
sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis pengaruh human capital terhadap
kinerja manajerial.
b. Untuk menganalisis pengaruh ketidakpastian lingkungan
terhadap kinerja manajerial.
c. Untuk menganalisis pengaruh human capital dan
ketidakpastian lingkungan secara bersama-sama (simultan)
terhadap kinerja manajerial.
15
d. Untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variable X ( human
capital dan ketidakpastian lingkungan) terhadap variable Y( kinerja
manajerial) .
2. Manfaat
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Secara terperinci manfaat penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Bagi Baitul Maal Wat Tamwil dan koperasi syariah. Dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
bagi pihak intern dalam membuat kebijakan-kebijakan untuk
mencapai perbaikan kinerja manajerial sehingga akan membantu
dalam pencapaian tujuan secara umum.
b. Bagi akademisi penelitian ini dapat memberikan bukti empiris
mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manajemen,
sehingga dapat memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih
mendalam serta sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang kinerja
manajemen.
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dengan hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai sumber referensi dan informasi bagi
penelitian selanjutnya mengenai pembahasan kinerja manajerial
dan memberikan kesempatan bagi para peneliti selanjutnya untuk
menyempurnakan dan memperluas penelitian ini.
d. Bagi penulis penelitian ini dapat memperluas wawasan serta
menambah referensi, serta memberikan informasi dan pengetahuan
16
kepada penulis mengenai alasan dan faktor yang
mempengaruhi kinerja manajemen.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Human capital
a. Definisi Human Capital
Bontis et al., (2000:4) menyatakan bahwa intellectual capital
adalah faktor yang yang terdiri dari human capital, social capital,
and organisational capital. Human capital merupakan kombinasi
dari pengetahuan, keterampilan, inovasi dan, kemampuan
seseorang untuk menjalankan tugasnya sehingga dapat
menciptakan suatu nilai untuk mencapai tujuan. Pembentukan nilai
tambah yang dikontribusikan oleh human capital dalam menjalankan
tugas dan pekerjaannya akan memberikan sustainable revenue di
masa akan datang bagi suatu perusahaan.
Menurut Stewart (1997:12) human capital diartikan sebagai
manusia yang secara personal dipinjamkan kepada perusahaan
dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan
pengalaman pribadi. Walaupun tidak semata-mata dilihat dari
individual tapi juga sebagai tim kerja yang memiliki hubungan
pribadi baik di dalam maupun luar perusahaan.
Human capital penting karena merupakan sumber inovasi dan
pembaharuan strategi yang dapat diperoleh dari brainstorming melalui
riset laboratorium, impian manajemen, process reengineering, dan
18
perbaikan atau pengembangan ketrampilan pekerja. Selain itu, human
capital memberikan nilai tambah dalam perusahaan setiap hari,
melalui motivasi, komitmen, kompetensi serta efektivitas kerja tim.
Nilai tambah yang dapat dikontribusikan oleh pekerja
berupa:pengembangan kompetensi yang dimiliki oleh perusahaan,
pemindahan pengetahuan dari pekerja ke perusahaan serta perubahan
budaya manajemen (Mayo 2000 dalam Rachmawati et al.2004).
Human capital merupakan kombinasi dari pengetahuan,
ketrampilan, inovasi dan kemampuan seseorang untuk menjalankan
tugasnya sehingga dapat menciptakan suatu nilai untuk mencapai
tujuan. Pembentukan nilai tambah yang dikontribusikan oleh human
capital dalam menjalankan tugas dan pekerjaannya akan memberikan
sustainable revenue di masa akan datang bagi suatu organisasi
(Malhotra 2003 dan Bontis 2002 dalam Rachmawati dan Wulani
2004),Fitzenz (2000:181) mendeskripsikan human capital sebagai
kombinasi dari tiga faktor, yaitu:
1) Karakter atau sifat yang dibawa ke pekerjaan, misalnya
intelegensi, energi, sikap positif, keandalan, dan komitmen.
2) Kemampuan seseorang untuk belajar yaitu kecerdasan,
imajinasi, kreatifitas dan bakat.
3) Motivasi untuk berbagi informasi dan pengetahuan yaitu
semangat tim dan orientasi tujuan.
19
Kaffah Thinking adalah berfikir holistic dengan pendekatan
akar kata Islam berupa makna sinlamim (Roikhan, 2009). Berfikir
kaffah berarti bahwa sebuah sistem yang menyeluruh pastilah
bernilai Islam , sehingga sebuah system yang kaffah akan terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu Tuhan, Alam dan Ibadah. Tiga
variable ini bermetamorfosis sesuai dengan parameter yang
sedang diteliti. Variabel utama ini disebut sebagai super variable
yang terdiri dari variabel s,l,m yang merupakan akar kata dari
Islam itu sendiri (Roikhan, 2016).
1. God(Tuhan)
Merupakan pencipta alam semesta yang memiliki
kekuasaan tertinggi hanya milik Allah SWT.Semua kekayaan, hak
milik dan sumber-sumber pemasukan merupakan kepunyaan
Allah. Allah mengatur semua ini sesuai dengan cara yang
dikehendakinya. Allah menegaskan bahwa diantara kaum
muslimin dilarang saling memakan harta sesesama muslimin
dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan.Batil
yang dimaksud disini adalah yang tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip syari’ah seperti riba maisyir, gharar.Dalam
pengembangan muamalah ekonomi disini memasukkan unsur
tauhid yang diparameterkan dengan variabel L atau Lam (ل) yang
berarti Lillah atau ke Allah, bahwa pencipta tunggal dari
kehidupan ini hanyalah Allah Swt.
20
2. Human(manusia)
Kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk
kehidupan yang berpandu pada ketentuan-ketentuan Pencipta yaitu
keberangkatan dari kepercayaan akan adanya pencipta sebagai sebab
keterciptannya sesuatu yang ada didunia, Tuhan semesta Alam dan
menempatkan diri sebagai pelayan Tuhan maksudnya hidup karena
mencari keridhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk kepentingannya
sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam dianggap
kaffah dalam beragama. Sementara itu manusia sebagai khalifah Allah
tidak memiliki apapun, hak manusia terbatas pada hak pemanfaatan
dan pengurusan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah
(Rozalinda, 2014).Makna khalifah manusia pada umumnya yang
Diindikasikan sebagai wakil Allah di bumi dalam
menjalankan amanah dan menegakkan hukum-hukum Allah secara
kolektif (Rahim, 2012). Seperti pada kaitannya dengan ekonomi
dengan memasukanunsur kemanusiaan yang diparameterkan
sebagai variabel S atau Sin (س)dalam ekonomi untuk sama-sama
memberikan keuntungan pada pihak terkait, tanpa merugikan salah
satu pihak diantaranya dengan memperhitungkan pertanggung
jawaban dari ketetapan Nya.
21
3. Pray (Ibadah)
Merupakan umpan balik yakni ibadah kita yang akan
dikembalikan lagi kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemaslahatan atau manfaat kepada manusia. Tidak hanya
diarahkan untuk dunia dan akhirat saja melainkan berkaitan dengan
kepentingan perorangan dan kepentingan umum serta
keseimbangan hak dan kewajiban (Rozalinda, 2014).Sebagai
investasi kehidupan selanjutnya yaitu dimasa ukrawiah.Faktor
ibadah merupakan dimensi ketiga berupa parameter M atau Mim (م)
sebagai feedback dariTuhan dan manusia sebagai penyeimbang
berupanilai ibadah atau imball hasil yang dicapai. Dengan peluang
yang akan dihasilkan dari dari sistem ekonomi yang terjadi.
Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa
kafah ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara
makro dan mikro ekonomi.Implementasi dari kedua hal tersebut
dijabarkan dalam bentuk aksiologi
yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal
misalnya antara penawaran dan permintaan.Secara analogis, gambaran
tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan
sebagai hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Aziz,
2010). QS. Saba [34]: 28.
22
Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada
umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan
sebagai pemberi peringatan
b. Komponen Human Capital
Mayo (2000:10) human capital memiliki lima komponen.
Masing-masing komponen memiliki peranan yang berbeda dalam
menciptakan human capital perusahaan yang pada akhirnya
menentukan nilai sebuah perusahaan, kelima komponen tersebut
meliputi:
1) Kemampuan Individu (Individual Capability)
Kecakapan individu dapat dibagi kedalam dua
bagian yaitu kecakapan nyata (actual ability) dan kecakapan
potensial (potential ability). Kecakapan nyata (actual ability)
yaitu kecakapan yang diperoleh melalui belajar (achievement
atau prestasi) yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji
sekarang. Kecakapan potensial merupakan aspek kecakapan
yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari
faktor keturunan (herediter). Kecakapan potensial dapat dibagi
ke dalam dua bagian yaitu kecakapan dasar umum (inteligensi
atau kecerdasan) dan kecakapan dasar khusus (bakat atau
atitudes).
23
Bagian dari nilai aset manusia adalah akumulasi dari
pengetahuan yang mereka miliki dan sifatnya yang tidak
terlihat oleh orang lain, pengalaman yang terdahulu,
kemauan seseorang, dan waktu untuk belajar dapat dihasilkan
sekumpulan pengetahuan yang sangat bermanfaat didunia
kerja.
2) Motivasi individu (Individual motivation)
Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) dalam
menghadapi situasi kerja diperusahaan (situation)
(Mangkunegara, 2005:61). Motivasi individu adalah salah satu
hal yang penting dalam pembentukan karakter individu dalam
mengembangkan kemauan dan keinginan yang besar dalam
dunia kerja. Dengan kemampuan seseorang yang berbeda-beda
namun tidak menjamin kinerja seseorang tersebut baik jika
tidak memiliki motivasi dalam bekerja.
3) Gaya kepemimpinan (The Leadership style)
Menurut sejarah, masa “kepemimpinan” muncul pada
abad 18. Ada beberapa pengertian
kepemimpinan.“Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi,
dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi
untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu”
(Tannebaum et al., 1991:24).“Kepemimpinan adalah sikap
pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai
24
tujuan yang diinginkan” (Shared Goal et al.,
1957:7).“Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk
mencapai tujuan bersama” (Rauch dan Behling, 1984:46).
4) Budaya organisasi (The Organization Climate)
Menurut Schein (1992:12) budaya organisasi adalah
pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak
dan memecahkan masalah, membentuk anggota yang mampu
beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-
anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota
termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar
dalam mengkaji, berpikir, dan merasakan masalah yang
dihadapi.
5) Kerjasama Tim yang Efektif (Workgroup effectiveness)
Kerjasama Tim yang Efektif (Workgroup
effectiveness) Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil-
hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan berkenaan
dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan pribadi
pribadi anggotanya serta komitmen mereka. Hasil produktif
berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kinerja
seperti yang didefinisikan oleh tujuan-tujuan tim.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu
konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan budaya,
25
dan sistem penghargaan. Karakter tim yang penting adalah
jenis, struktur dan komposisi tim. Karakteristik-karakteristik
tim ini mempengaruhi proses internal tim, yang kemudian
mempengaruhi hasil dan kepuasan. Para pemimpin harus
memahami dan mengatur tingkat-tingkat perkembangan,
kekompakan, norma-norma, dan konflik supaya dapat
membangun tim yang efektif.
c. Pengembangan Human Capital
Upaya pengembangan sumber daya manusia mengandung
konsekuensi waktu dan biaya yang harus disediakan. Namun hal
tersebut diharapkan akan memberikan manfaat berupa
peningkatan kinerja sumber daya manusia yang berdampak pada
kinerja manajerial pula. Menurut Wibowo (2012:438) terdapat
empat taktik yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan
pekerja, yaitu mendesain ulang pekerjaan (job redesign), delegasi
(delegation), pelatihan keterampilan (skill training), dan
pengembangan karier (career development).
1) Job Redesign
Apabila pimpinan percaya bahwa bawahan dapat
memberi kontribusi pada tingkat yang lebih tinggi, maka
jangan sekedar diberi tambahan tanggung jawab baru. Apabila
demikian hanya akan membuat pekerja kelelahan atau burn
out. Sebaliknya, dilakukan perancangan ulang pekerjaan
26
dengan menyerahkan pekerjaan kepada pekerja yang lebih
tepat. Bawahan potensial hanya mendapat tugas mudah,
perlu diberikan beban tugas dengan tingkat yang lebih tinggi
yang menyangkut tantangan dan pembelajaran. Sedangkan
tugas yang ditinggalkan diserahkan kepada orang lain yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan demikian,
sumber daya manusia dapat memberikan konstribusi lebih
besar bagi organisasi.
Titik awal untuk rancang ulang pekerjaan adalah
mengadakan inventarisasi secara berhati-hati dari semua tugas
yang ada hubungannya dengan pekerjaan. Tugas mungkin
terdapat pada job description formal atau dalam catatan
penilaian kinerja. Apabila telah mempunyai daftar tersebut,
perlu dilihat peluang membongkar tugas.
Namun, perlu diingat bahwa seseorang yang selalu
melakukan pekerjaan yang sama tidak berarti melakukan
pekerjaan terburuk. untuk itu perlu dilakukan identifikasi dan
memberikan tambahan aktivitas yang lebih menantang.
2) Task Delegation
Job redesign bersifat menggeser pekerjaan secara
permanen. Tetapi dalam beberapa hal, perubahan permanen
tidak sesuai. Mungkin kita hanya memberi penugasan kepada
bawahan secara periodik yang memberi tantangan dan
27
pengalaman. Pendelegasian tugas merupakan mekanisme
manajerial yang lebih sesuai untuk melakukan ini.
Delegasi adalah pemberian tugas spesifik atau proyek
dari satu orang kepada lainnya. Apabila kita mendelegasikan,
kita tidak hanya mentransfer pekerjaan kepada orang lain,
tetapi juga akuntabilitas untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
standar yang ditentukan. Delegasi adalah salah satu
keterampilan yang paling penting ditunjukkan oleh manajer
yang sukses.
Delegasi yang efektif memberi manfaat nyata kepada
pimpinan, bawahan, dan organisasi. Apabila kita
mendelegasikan tugas, kita mengurangi beban tugas
dan tingkat stress dengan menggeser sebagian pekerjaan
yang harus dilakukan. Hal ini memberikan lebih banyak
waktu untuk memfokus pada aktivitas yang
memerlukan keterampilan dan kewenangan unik seperti
perencanaan, analisis bisnis, mengontrol operasi, mendapatkan
sumber daya, dan berhubungan dengan masalah manusia.
Delegasi juga memperbaiki tingkat kepercayaan antara atasan
dan bawahan. Demikian pula, pekerja yang baik mendapat
manfaat dari delegasi tugas dan proyek. Setiap saat kita
mendelegasikan penugasan, berarti memberi kesempatan
peluang seseorang untuk belajar bagaimana menerima
28
tanggung jawab, merencanakan pekerjaan, dan mendapatkan
kolaborasi dengan orang lain. Kenyataannya, pendelegasian
memberi pekerja pengalaman dengan pekerjaan material.
3) Skill Training
Pelatihan keterampilan adalah metode lain dari
pengembangan pekerja, dengan tujuan untuk menjaga
keterampilan pekerja searah dengan kemajuan teknologi dan
praktik bisnis dan membantu pekerja menguasai keterampilan
yang mereka perlukan untuk membuat kontribusi dan
kemajuan lebih besar dalam perusahaan. Pelatihan
keterampilan merupakan pengaturan yang bersifat saling
menguntungkan. Unit kerja, perusahaan, atau oraganisasi yang
mengusahakan pelatihan keterampilan yang sangat efektif
memperoleh manfaat dari pekerja yang bekerja baik dalam
standar sekarang. Pekerja memperoleh manfaat dengan
memelihara employ ability atau kemampuan untuk
dipekerjakan, dan dalam beberapa hal, beruntung naik ke
tingkat yang lebih tinggi.
Skill training dapat bersifat informal biasanya
dilakukan sebagai on the job training. Ini merupakan bentuk
pelatihan yang lebih murah, karena tidak membawa pekerja
keluar dari produksi dan merupakan pendekatan yang paling
29
umum pada keterampilan dibawah bimbingan senior atau yang
telah berpengalaman.
Formal training lebih mahal daripada on the job
training karena membawa pekerja keluar dari pekerjaannya,
menggunakan pelatih, dan tergantung materi kurikulum yang
harus dikembangkan dan dijaga agar selalu up to date.
4) Career Development
Pengembangan karier merupakan terminology yang
menjelaskan banyak pengalaman pelatihan, penugasan kerja,
dan hubungan mentoring. Setiap organisasi atau perusahaan
bermaksud mendapatkan orang yang berharga dan mengisi
lowongan yang disebabkan adanya pekerja yang memasuki
masa pensiun atau keluar dari pekerjaan. Untuk menjaga
kontinuitas dan pertumbuhan organisasi harus menjalankan
pengembangan karier. Akhirnya, praktik ini akan membentuk
orang kuat yang pada suatu hari memimpin perusahaan
sebagai professional teknis, manajer, dan eksekutif senior.
Orang dari bagian sumber daya manusia sering menyebut
sebagai career ladder atau tangga karier, ketika berbicara tentang
career development. A career ladder adalah serangkaian tahapan
yang memindahkan pekerja berbakat dan dapat dipromosikan
melalui posisi yang secara progresif lebih menantang dan
bertanggung jawab.
30
Pengembangan sumber daya manusia menyangkut
pembelajaran atau learning yang akan membantu organisasi dan
kemudian sumber daya manusia dalam kariernya. Banyak
organisasi menggunakan terminology learning daripada training
untuk menekankan bahwa aktivitas yang terikat didalamnya
adalah sebagai bagian dari proses pengembangan yang bersifat
luas dan menyangkut labih banyak hal daripada sekadar
mendapatkan keterampilan manual atau teknis secara langsung.
Learning menyatakan secara tidak langsung bahwa
pengembangan yang sedang berjalan dan pengembangan
berkelanjutan menambah keterampilan dan pengetahuan sumber
daya manusia untuk menghadapi tantangan dari lingkungan
eksternal yang dihadapi organisasi. Fokus pada learning
menekankan pada hasil daripada proses, membuat pendekatan ini
lebih cocok bagi eksekutif senior. Namun semua pembelajaran
sumber daya manusia yang tidak diperkuat oleh sistem reward
organisasi, mempunyai peluang kecil berdampak pada
perilaku dan kinerja sumber daya manusia.
2. Ketidakpastian Lingkungan
Fitri dan Syam (2002) mendefinisikan ketidakpastian
lingkungan sebagai gambaran situasi di luar perusahaan yang
mempengaruhi perilaku organisasi dalam menjalankan aktivitasnya.
Prasetyo (2002) menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan akan
menyulitkan manajer untuk membuat perencanaan dan melakukan
31
pengendalian terhadap operasi perusahaan. Ketidakpastian lingkungan
merupakan persepsi anggota organisasi dalam mengantisipasi
pengaruh faktor lingkungan terhadap organisasi. Otley (Nazaruddin,
1998) menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan adalah kondisi
lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi operasionalisasi
perusahaan. Seseorang mengalami ketidakpastian karena ia merasa
tidak memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan
secara akurat. Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian
lingkungan berasal dari pesaing, konsumen, pemasok, regulator, dan
teknologi yang dibutuhkan (Kren dan Kerr dalam Desmiyawati,
2001).
Ketidakpastian lingkungan yang dimaksud adalah persepsi
responden atas ketidakmampuan individu untuk menilai probabilitas
dirinya sebesar keputusan yang telah dibuat, akan gagal atau berhasil
yang disebabkan karena kesulitan untuk memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi.
Umar (2002) mendefinisikan ketidakpastian lingkungan
sebagai persepsi ketidakmampuan seseorang untuk meramalkan
lingkungan eksternal secara akurat.
Ketidakpastian lingkungan didefinisikan Duncan (1972) dalam
Rustiana (2000) sebagai:
32
a. Kesenjangan informasi yang menyangkut faktor-faktor lingkungan
yang dihubungkan dengan situasi Decision Making.
b. Tidak mengetahui outcome dari keputusan spesifik dalam istilah
seberapa banyak organisasi akan merugi jika keputusan tidak
benar.
c. Ketidakpastian untuk menaksir probabilitas dalam berbagai tingkat
kepercayaan yang menunjukkan bagaimana faktor-faktor
lingkungan sedang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan
keputusan unit dalam melakukan fungsinya.
Ketidakpastian (uncertainty) menurut Daft (2009) adalah para
manajer tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai faktor-
faktor lingkungan untuk memahami dan meramalkan kebutuhan serta
perubahan lingkungan. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi
sebagai factor penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan
perencanaan dan pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah
dalam situasi operasi yang tidak pasti karena tidak terprediksinya
kejadian masa mendatang.
Miliken (1987) dalam Lena (2009) menyatakan bahwa
ketidakpastian merupakan rasa ketidakpastian merupakan rasa
ketidmampuan individu dalam memprediksi sesuatu sacara tepat.
Ketidakpastian lingkungan sebagai ketidakmampuan individu untuk
menilai probabilitas seberapa besar keputusan yang telah dibuat akan
33
gagal atau berhasil yang disebabkan karena kesulitan untuk
memprediski situasi disekitarnya sehingga mencoba untuk melakukan
sesuatu untuk menghadapi ketidakpastian lingkungan, induvidu akan
menghadapi keterbatasan dalam memperoleh informasi dari
lingkungan. Sehingga tidak dapat mengetahui kegagalan dan
keberhasilan terhadap hasil keputusan yang telah dibuatnya.
Menurut Miliken (1987) dalam Lena (2009) ada tiga tipe
ketidakpastian lingkungan yaitu:
1) Ketidakpastian keadaan (state uncertainty) Seseorang merasakan
ketidakpastian keadaan (state uncertainty) jika ia merasakan bahwa
lingkungan organisasi tidak dapat diprediksi, artinya seseorang
tidak paham bagaimana komponen lingkungan akan mengalami
perubahan. Seorang manajer dapat merasakan tidak pasti terhadap
tindakan apa yang harus dilakukan menghadapi para pemasok,
pesaing dan konsumen atau manajer merasa tidak pasti terhadap
kemungkinan perubahan lingkungan yang relevan seperti
perubahan teknologi, kultural, demokrafi dan lain-lain.
2) Ketidakpastian pengaruh (effect uncertainty) Ketidakpastian
pengaruh (effect uncertainty) berkaitan dengan ketidakmampuan
seseorang untuk memprediksi pengaruh ini meliputi sifat,
kedalaman dan waktu. Seorang manajer dapat berada dalam
ketidakpastian pengaruh ini bila merasa tidak pasti terhadap
bagaimana suatu peristiwa berpengaruh pada perusahaan (sifat),
34
seberapa jauh masalah berpengaruh (kedalaman) dan kapan
pengaruh tersebut sampai ke perusahaan (waktu). Ketidakpastian
pengaruh akan peristiwa yang terjadi pada masa mendatang akan
menjadi lebih menonjol jika ketidakpastian lingkungan sangat
tinggi dimasa mendatang.
3) Ketidakpastian respon (respons uncertainty) Ketidakpastian respon
usaha untuk memahami pilihan respon yang tersedia bagi
organisasi dan mamfaat tiap-tiap respon didefinisikan sebagai
ketiadaan pengetahuan tentang pilihan ketidakpastian respon dan
ketidakmampuan memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul
sebagai akibat pilihan respon. Dari ketiga teori ketidakpastian
lingkungan, ketidakpastian keadaan (state uncertainty) merupakan
tipe yang secara konseptual paling sesuai menggambarkan
ketidakpastian lingkungan (environment uncertainty)
Menurut Laksamana dan Muslichah (2002), lingkungan yang
tidak pasti menyatakan persepsi seseorang terhadap lingkungan yang
tidak pasti. Hal ini berarti ketidakpastian tidak berhubungan pada
lingkungan secara fisik, tapi berhubungan dengan pangetahuan dan
persepsi seseorang terhadap lingkungannya. Sebagai contoh,
perubahan lingkungan, biasanya orang mengatakan bahwa perubahan
lingkungan tidak pasti, akan tetapi, perubahan dan ketidakpastian
tidaklah selalu sama. Jika perubahan lingkungan yang akan datang
bisa diramal secara tepat, maka lingkungan tersebut bisa dikatakan
35
pasti, tetapi jika persepsi seseorang tidak dapat memprediksi terhadap
yang akan datang, maka lingkungan menjadi tidak pasti, karena
pengetahuan seseorang tentang lingkungan itu tidak pasti.
Teori kontinjensi atas ketidakpastian lingkungan yang
dipersepsikan yang dipelopori oleh Burn & Stalker (1961) dalam
Oktavianus (2002:15), menyebutkan mencoba mengidentifikasi tipe
struktur dan praktik manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi
yang lingkungannya berbeda. Kedua peneliti tersebut menyimpulkan
bahwa organisasi yang mekanis (dengan ciri pembagian tugas yang
spesifik dan tegas) tepat untuk lingkungan yang stabil sedangkan
organisasi yang organis (dengan ciri dan kontrol lebih sulit dalam
situasi operasi yang tidak pasti disebabkan oleh kejadian-kejadian
dimasa akan datang tidak dapat diprediksi.
Dalam kondisi ketidakpastian lingkungan yang
dipersepsikan yang tinggi, informasi merupakan komoditi yang sangat
berguna sekali dalam proses kegiatan perencanaan dan kontrol dalam
suatu organisasi. Informasi akuntansi manajemen yang andal
(ditunjukkan dengan tingkat ketersediaan informasi akuntansi
manajemen) akan memudahkan penyediaan informasi yang tepat
waktu dan relevan, dimana manajemen (manajer) memiliki tingkat
kebutuhan informasi yang berbeda. Heterogenitas dan dinamika
lingkungan yang disebut Simon (1987) dan Oktovianus (2002:16)
sebagai sumber utama ketidakpastian lingkungan, membutuhkan
36
rentang sasaran yang memungkinkan untuk dicapai. Hal ini
disebabkan oleh kompleksitas, keanekaragaman aktivitas yang tidak
terduga, ketidakstabilan dan turbulensi lingkungan sulit diprediksi.
Bagaimanapun, dalam situasi tidak pasti respon yang cepat terhadap
perubahan yang sulit diprediksi. Semua itu disebabkan oleh
pencapaian sasaran dalam kondisi yang tidak menentu lebih besar
tantangannya daripada kondisi stabil. Umpan balik tepat waktu akan
sangat diharapkan.
Ketidakpastian lingkungan sering menjadi faktor yang
menyebabkan organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi
organisasi dengan lingkungan. Individu akan mengalami
ketidakpastian lingkungan yang tinggi jika merasa lingkungan tidak
dapat diprediksi dan tidak dapat memahami bagaimana komponen
lingkungan akan berubah. Sebaliknya dalam ketidakpastian
lingkungan yang rendah (lingkungan relatif stabil), individu dapat
memprediksi keadaan sehingga langkah-langkah yang akan diambil
dapat direncanakan dengan lebih akurat (Duncan, 1972 dalam Darlis,
2002). Kemampuan memprediksi keadaan di masa datang pada
kondisi ketidakpastian lingkungan rendah dapat juga terjadi pada
individu yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran. Informasi
pribadi yang dimiliki bawahan dapat digunakan untuk membantu
penyusunan anggaran yang akurat karena bawahan mampu mengatasi
37
ketidakpastian di wilayah tanggung jawabnya dan dapat memprediksi
lingkungannya.
3. Kinerja Manajerial
a. Pengertian Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial diartikan sebagai salah satu faktor penting
dalam perusahaan, karena dengan meningkatnya kinerja manajerial
diharapkan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja
manajerial yang diperoleh manajer juga merupakan salah satu
faktor yang dapat dipakai untuk meningkatkan keefektifan
perusahaan. Kinerja manajerial menunjukkan kemampuan manajemen
dalam menjalankan fungsi manajemen yang merupakan aktivitas
bisnis, yang tentu selalu berkenaan dengan pengambilan keputusan
(Widarsono, 2007:45).
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai
hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan
konsumen, dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Amstrong dan
Baron, 1985 dalam Prof. Dr. Wibowo, SE,M.Phil 2007:2). Dengan
demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang
dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.
38
Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan
memenuhi tanggung jawab sosialnya, sebagian besar tergantung
pada manajer. Apabila manajer mampu melakukan tugas-tugasnya
dengan baik, maka organisasi akan mampu mencapai sasaran dan
tujuan yang dikehendaki. Seberapa baik seorang manajer
melakukan perannya dalam mengerjakan tugas-tugas yang merupakan
isu utama yang banyak diperdebatkan dalam penelitian akhir-akhir ini.
Narsa (2007:80) menyatakan kinerja manajerial adalah
adalah kinerja para individu dalam kegiatan manajerial. Kinerja
personel meliputi delapan dimensi yaitu:
1) Perencanaan, dalam arti kemampuan untuk menentukan tujuan,
kebijakan dan tindakan/pelaksanaan, penjadwalan kerja,
penganggaran, merancang prosedur, dan pemrograman.
2) Investigasi, yaitu kemampuan mengumpulkan dan menyampaikan
informasi untuk catatan, laporan, dan rekening, mengukur hasil,
menentukan persediaan, dan analisis pekerjaan.
3) Pengkoordinasian, yaitu kemampuan melakukan tukar menukar
informasi dengan orang lain di bagian organisasi yang lain
untuk mengkaitkan dan menyesuaikan program, memberitahu
bagian lain, dan hubungan dengan manajer lain.
4) Evaluasi, yaitu kemampuan untuk menilai dan mengukur
proposal, kinerja yang diamati atau dilaporkan, penilaian pegawai,
39
penilaian catatan hasil, penilaian laporan keuangan, pemeriksaan
produk.
5) Pengawasan (supervisi), yaitu kemampuan untuk mengarahkan,
memimpin dan mengembangkan bawahan membimbing,
melatih dan menjelaskan peraturan kerja pada bawahan,
memberikan tugas pekerjaan dan menangani bawahan.
6) Pengaturan staff (staffing), yaitu kemampuan untuk
mempertahankan angkatan kerja dibagian anda, merekrut,
mewawancarai dan memilih pegawai baru, menempatkan,
mempromosikan dan mutasi pegawai.
7) Negosiasi, yaitu kemampuan dalam melakukan pembelian,
penjualan atau melakukan kontrak untuk barang dan jasa,
menghubungi pemasok, tawar menawar dengan wakil penjual,
tawar-menawar secara kelompok.
8) Perwakilan (representatif), yaitu kemampuan dalam menghadiri
pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, pertemuan
perkumpulan bisnis, pidato untuk acara-acara kemasyarakatan,
pendekatan kemasyarakatan, mempromosikan tujuan umum
perusahaan.
Kinerja (performance) adalah hasil yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka
mencapai tujuan organisasi. Seseorang yang memegang posisi
40
manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial.
Berbeda dengan kinerja karyawan yang umumnya
bersifat konkrit, kinerja manajerial adalah bersifat abstrak
dan kompleks (Mulyadi dan Johny, 2001:80).
b. Pentingnya Kinerja Manajerial
Menurut Mulyadi dan Johny (2001:80) menjelaskan
pentingnya kinerja manajerial sebagai berikut:
1) Memungkinkan tim manajemen yang bertanggung jawab
mewujudkan kinerja manajerial dapat bekerja in concert.
2) Memungkinkan setiap anggota tim melakukan alignment atas
kinerja yang dihasilkan dengan kinerja anggota tim yang lain.
3) Memungkinkan dilakukannya evaluasi terhadap konsistensi
kinerja manajerial.
4) Memungkinkannya dilakukannya evaluasi kekuatan dan
kelemahan setiap jika lingkungan bisnis menuntut perubahan
tertentu.
41
Tabel 2.1
Hasil-hasil penelitian terdahulu
Bersambung pada halaman berikutnya
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
1 Solechan dan Setiawati (2009)
“Pengaruh Karakteristik
Sistem Akuntansi
Manajemen dan
Desentralisasi sebagai
variabel
moderating terhadap
Kinerja Manajerial (Studi
empiris perusahaan
manufaktur
di Kabupaten
Semarang)”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Perusahaan manufaktur di Kabupaten Semarang
Sampel:
68 Responden (Manajer Perusahaan)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen
Desentralisasi
Kinerja Manajerial
1. Secara parsial (individu) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara karakteristik sistem
akuntansi manajemen (X1) terhadap kinerja
manajerial (Y). 2. Secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara Desentralisasi (X2) terhadap Kinerja Manajerial (Y)
3. Secara parsial (individu) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Karakteristik SAM dan Desentralisasi sebagai Variabel Moderating (X1,X2) terhadap Kinerja Manajerial (Y).
42
2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
2 Ongkorahardjo dkk. (2008)
“Pengaruh Human Capital
Terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi Empiris
pada Kantor Akuntan
Publik di Indonesia)”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Kantor Akuntan Publik di Indonesia
Sampel:
44 Responden Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Human Capital
Kinerja Perusahaan
1. individual capability memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Kantor Akuntan
Publik, semakin tinggi individual capabilityyang
dimiliki oleh para karyawan pada Kantor Akuntan
Publik tersebut maka semakin tinggi pula
kemampuan Kantor Akuntan Publik untuk
meningkatkan kinerjanya. 2. The organizational climate juga berpengaruh
signifikan terhadap kinerja Kantor Akuntan Publik, walaupun pengaruhnya tidak sebesar pada variabel individual capability yang sangat dominan, meskipun demikian budaya organisasi perlu dan sangat penting untuk ada dalam sebuah perusahaan untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk mendorong serta memotivasi para karyawan untuk memberikan kontribusi performa yang maksimum bagi perusahaan.
3. Pengujian secara bersama-sama atas variabel individual capability dan the organiztional climate menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja KAP, apabila dikelola secara bersama-sama dengan baik.
Bersambung pada halaman berikutnya
43
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian
3 Sutapa (2003) “Pengaruh Sistem
Akuntansi Manajemen,
Ketidakpastian
Lingkungan (Perceived
Environmental
Uncertainty) dan
Desentralisasi Terhadap
Kinerja Manajerial”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Perusahaan manufaktur di Jawa Tengah
Sampel:
73 Responden (Manajer Pemasaran dan Manajer Produksi)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Sistem Akuntansi Manajemen
Ketidakpastian Lingkungan
Desentralisasi
Kinerja Manajerial
1. Meskipun sistem akuntansi manajemen tidak dapat menjamin keberhasilan aktivitas dalam
perusahaan, namun efektifitas sistem akuntansi
manajemen dapat menciptakan informasi
akuntansi yang diperlukan dalam menghadapi
bisnis dewasa ini.
Bersambung pada halaman berikutnya
44
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil
Penelitian
4 Muafi (2010) “Pengaruh Strategic
Human Capital terhadap
Kinerja Entrepreneurial
pada Organisasi Sektor
Publik”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Organisasi sektor publik di Yogyakarta
Sampel:
102 Responden (Aparatur Pemerintah)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Strategic Human Capital
Kinerja Entrepreneurial
1. Strategic Human Capital yang terdiri dari pendidikan, pengalaman kerja dan
kompetensi akan berpengaruh pada
peningkatan Kinerja Entrepreneurial
dalam tingkatan individual.
5 Bontis, et.al. (2000) “Intellectual Capital and
Business Performance in
Malaysian Industries”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Malaysian Industries Sampel:
63 Responden Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian: 1. Intellectual Capital
2. Business Performance
Intellectual Capital mempunyai hubungan yang signifikan terhadap Business Performance
Bersambung pada halaman berikutnya
45
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil
Penelitian
6 Herawati dan Laela Sari (2015)
“Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan Dan
Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
BUMN di Kota Bandung Sampel:
42 Responden (Kepala Cabang)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Ketidakpastian Lingkungan
Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Pada model struktur persamaan yaitu pengaruh ketidakpastian lingkungan dan karakteristik
informasi sistem akuntansi manajemen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
manajerial perusahaan pada cabang bank
umum di Kota Bandung. Dan pengaruh yang
diberikan oleh kedua variabel tersebut tidak
signifikan terhadap kinerja manajerial
perusahaan.
2. Pada model struktur persamaan pengaruh
ketidakpastian lingkungan secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja
manajerial perusahaan pada cabang bank
umum di Kota Bandung
3. Pada model struktur persamaan
karakteristik informasi akuntansi
manajemen secara parsial tidak signifikan
terhadap kinerja manajerial perusahaan
pada cabang bank umum di Kota
Bandung. Berlanjut pada halaman berikutnya
46
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil
Penelitian
7 Indriani dan Nadirsyah (2014)
“ Interaksi antara
Budgetary Participation
dan Karakteristik Sistem
Akuntansi Manajemen
terhadap Kinerja
Manajerial (Survei pada
organisasi pemerintah
daerah)”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Organisasi Pemerintah Daerah di Kota Aceh
Sampel:
104 Responden (Aparatur SKPD)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Partisipasi Anggaran
Karakteristik Informasi
Sistem Akuntansi
Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Hasil interaksi antara Budgetary Participation dan
Karakteristik Sistem Akuntansi
Manajemen (Broadscope) mempengaruhi
Kinerja Manajerial secara negatif 2. Hasil interaksi antara Budgetary
Participation dan Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen (Integration) mempengaruhi kinerja manajerial secara positif
Berlanjut pada halaman berikutnya
47
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil
Penelitian
8 Lempas dkk. (2014) “Desentralisasi Dan
Sistem Akuntansi
Manajemen Terhadap
Kinerja Manajerial Pada
PT. Sinar Galesong Prima
Manado”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
PT. Sinar Galesong Prima Manado
Sampel:
50 Responden (Karyawan Perusahaan)
Metode Analisis:
Regresi Linier Barganda Variabel Penelitian:
Desentralisasi
Sistem Akuntansi Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Secara parsial atau secara bersama-sama desentralisasi dan sistem akuntansi
manajemen berpengaruh terhadap kinerja
manajerial pada PT. Sinar Galesong Prima
Manado. 2. Variabel desentralisasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap kinerja manajerial pada PT. Sinar Galesong Prima Manado.
3. Variabel sistem akuntansi manajemen berpengaruh terhadap kinerja manajer pada PT. Sinar Galesong Prima Manado.
Berlanjut pada halaman berikutnya
48
Tabel 2.1 (lanjutan)
No. Peneliti (Tahun) & Judul
Penelitian
Metodelogi Penelitian Hasil
Penelitian
9 Desmiyawati (2010) “Pengaruh Desentralisasi,
Ketidakpastian
Lingkungan Dan Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”.
Jenis Penelitian:
Kuantitatif Sumber Data:
Perusahaan Perbankan di Kota Pekanbaru
Sampel:
50 Responden (Manajer Personalia dan Manager Perusahaan)
Metode Analisis:
Path Variabel Penelitian:
Desentralisasi
Ketidakpastian Lingkungan
Sistem Akuntansi Manajemen
Kinerja Manajerial
1. Desentralisasi tidak mempunyai pengaruh
langsung terhadap kinerja
manajerial.
2. Tidak terdapat pengaruh tidak langsung
antara ketidakpastian lingkungan (X2)
terhadap kinerja manajerial (Y) melalui
penggunaan karakteristik informasi sistem
akuntansi manajemen (X3) dalam
pengambilan keputusan.
Sumber : diperoleh dari berbagai sumber
49
B. Hubungan Atau Kolerasi Variable Independent
1. Pengaruh human capital terhadap kinerja manajerial
Menurut Stewart (1997:12) mengatakan bahwa human capital
diartikan sebagai manusia yang secara personal dipinjamkan kepada
perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan
pengalaman pribadi dan human capital merupakan lifeblood dalam modal
intelektual, sumber dari innovation dan improvement, tetapi merupakan
komponen yang sulit untuk diukur. Hal ini berarti bahwa betapa pentingnya
human capital sebagai darah kehidupan (lifeblood) perusahaan salah satunya
dalam rangka menjalankan kinerja manajerial karena pada intinya
manusialah yang akan mengimplementasikan dalam kinerja manajerial.
Mayo (2000:10) sumber daya manusia atau human capital memiliki
lima komponen yaitu individual capability, individual motivation, leadership,
the organizational climate, dan workgroup effeectiveness.
2. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial
Menurut Miliken (1987) dalam Lena (2009), ketidakpastian
Lingkungan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan individu dalam
memprediksi lingkungannya secara tepat. Ketidakpastian lingkungan yang
dihadapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
perusahaan. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka semakin
rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.
Dwirandra (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dari hasil
50
penelitiannya disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai faktor
penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan
pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang
tidak pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Ini berarti
bahwa semakin tinggi ketidakpastian lingkungan akan semakin menurunkan
kinerja manajerial.
Organisasi yang sukses akan selalu beradaptasi dengan perubahan
perubahan lingkungannya dan secara proaktif merubah lingkungannya.
Organisasi harus mengelola ketidakpastian lingkungan untuk menjadi efektif.
Menurut Daft (2009), ada dua strategi dasar untuk mengatasi
ketidakpastian lingkungan yang tinggi yaitu mengadaptasi organisasi
dengan perubahan-perubahan lingkungan untuk membuatnya lebih
harmonis dengan kebutuhan-kebutuhan organisasi
Bagi perusahaan, sumber utama ketidakpastian berasal dari lingkungan
pesaing. Dalam suasana ketidakpastian lingkungan, seorang manajer akan
mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan dan melakukan pengendalian
terhadap perusahaan. Perencanaan akan menjadi masalah dalam ketidakpastian
karena peristiwa-peristiwa yang akan datang tidak dapat diprediksi.
Pengendalian terhadap aktivitas perusahaan juga sulit dilakukan dalam suasana
yang tidak pasti.
Ketidakpastian lingkungan yang tinggi diidentifikasi sebagai faktor
yang penting karena kondisi demikian dapat menyulitkan perencanaan dan
pengendalian. Perencanaan menjadi bermasalah dalam situasi operasi yang tidak
51
pasti karena tidak terprediksinya kejadian masa mendatang. Dalam
ketidakpastian lingkungan individu akan mengalami keterbatasan sehingga tidak
dapat mengetahui kegagalan atau keberhasilan terhadap keputusan yang telah
dibuat. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka berarti semakin
rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.
3. Pengaruh human capital dan ketidakpastian lingkungan terhadap
kinerja manajerial
Menurut Stewart (1997:12) mengatakan bahwa human capital
diartikan sebagai manusia yang secara personal dipinjamkan kepada
perusahaan dengan kapabilitas individunya, komitmen, pengetahuan, dan
pengalaman pribadi dan human capital merupakan darah kehidupan
(lifeblood) dalam modal intelektual, sumber dari innovation dan
improvement, tetapi merupakan komponen yang sulit untuk diukur. Hal ini
berarti bahwa betapa pentingnya human capital sebagai darah kehidupan
(lifeblood) perusahaan salah satunya dalam rangka menjalankan kinerja
manajerial karena pada intinya manusialah yang akan
mengimplementasikan dalam kinerja manajerial.
Menurut Miliken (1987) dalam Lena (2009), ketidakpastian
Lingkungan dapat diartikan sebagai rasa ketidakmampuan individu dalam
memprediksi lingkungannya secara tepat. Ketidakpastian lingkungan yang
dihadapi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
perusahaan. Semakin tinggi kemampuan dalam memprediksi, maka semakin
rendah tingkat ketidakpastian lingkungan yang dihadapi.
52
Dwirandra (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dari hasil
penelitiannya disimpulkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh
terhadap kinerja manajerial.
Menurut Mahoney et al., (1965:23) yang dimaksud dengan kinerja
manajerial adalah kinerja indvidu anggota organisasi dalam kegiatan- kegiatan
manajerial atau fungsi-fungsi manajemen, meliputi : perencanaan, investigasi,
koordinasi, evaluasi, pengawasan, pengaturan staff, negosiasi, dan perwakilan.
Kinerja manajerial yang baik menghasilkan keefektivitasan yang
meningkatkan perolehan keuntungan perusahaan dan akan menambah
kepercayaan investor ke perusahaan
53
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pembatasan masalah
Jenis Penelitian ini menggunakan causalitas study yaitu tipe penelitian
berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variable
dependen. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh human capital dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan peneliti dalam pemilihan sample penelitian adalah
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik berdasarkan
pertimbangan (judgement sampling) yang merupakan tipe pemilihan sampel secara
tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu
(umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian) (Indriantoro dan
Supomo, 2002).
Sampel pada penelitian ini adalah manajer pada Baitul Mal Wat Tamwil Dan
Koprasi Syariah di wilayah Banten Hal ini dilakukan karena manajer berperan
penting dalam pengambilan keputusan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti
menggunakan dua cara yaitu:
54
1. Penelitian Pustaka (Library Research)
Peneliti menggunakan data yang berkaitan dengan masalah yang sedang
diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, artikel, internet, dan perangkat lainnya yang
berkaitan dengan judul penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Data utama penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan, peneliti
memperoleh data langsung dari pihak pertama (data primer). Pada penelitian
ini, yang menjadi subyek penelitian adalah BMT dan Koprasi Syariah yang berada di
wilayah BANTEN. Peneliti memperoleh data dengan mengirimkan kuesioner kepada
BMT dan Koprasi Syariah tersebut secara langsung ataupun melalui perantara. Data
primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah terstruktur
dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari manajer BMT dan Koprasi
Syariah sebagai responden dalam penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah
skor masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner.
Data primer diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah
terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari para responden
dalam penelitian.
D. Metode Analisis
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)
(Ghozali, 2011:19).
55
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur sah atau validnya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan pearson correlation yaitu
dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor (Ghozali,2011:52). Kriteria valid atau tidak
adalah jika korelasi antar skor masing masing butir pertanyaan dengan total
skor mempunyai tingkat signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan
tersebut dapat dikatakan valid dan jika korelasi skor masing- masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikan diatas 0,05
maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali,
2011:52).
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner
dapat memberikan ukuran yang konstan atau tidak. Teknik yang digunakan
adalah teknik koefisien cronbach’s alpha. Suatu variabel dikatakan
reliable jika memberikan nilai cronbach’s alpha> 0,70 (Ghozali, 2011:46).
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti
melakukan uji multikoloniearitas, uji normalitas, dan uji heteroskedastisitas.
56
a. Uji Multikoloniearitas
Pengujian ini bertujuan apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,2011:105). Uji
multikolinearitas dilakukan dengan melihat besarnya variance invelations
factor (VIF) dan tolerance. Jika nilai VIF >10 dan tolerance <0,1, hal
ini berarti terjadi korelasi antar variabel independen dan sebaliknya jika
nilai VIF<10 dan nilai tolerance > 0,1 hal ini berarti tidak terjadi
korelasi antar variabel (Ghozali, 2011:96).
b. Uji Heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya (Ghozali,
2011:139).
c. Uji Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah di dalam model regresi variabel
independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal
atau mendekati normal (Ghozali, 2011:160).
4. Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena ingin
mengetahui bagaimana variabel independen (X) dapat mempengaruhi variabel
dependen (Y) secara langsung. Model regresi berganda bertujuan untuk
memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel
independen yang sudah diketahui besarnya. Analisis regresi ini mempuyai
persamaan sebagai berikut:
57
Keterangan:
Y = Kinerja Manajerial
A = Konstanta
X1 = Human Capital
X2 = Ketidakpastian Lingkungan
b1b2 = Koefisien Regresi
e = Error
Ƞ = β₀ + βɳ + Гξ + ζ
Atau sebagai parameter pembanding:
H = a + h + S + L +M
Dimana:
Ƞ = H = Vektor variabel laten endogen (dependen)
β₀ = a = Konstanta atau Koefisien ke-n (Sβɳ)
ζ = e = Error atau tingkat kesalahan
Гξ = S,L,M = Vektor variabel laten eksogen (independen)
S = variable internal eksogen (independen)
L = variable eksternal eksogen (independen)
M = variable religiusitas eksogen (independen)
Pengujian hipotesis dilakukan melalui:
a. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
58
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati
satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua variabel
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2011: 97).
b. Uji Statistik F
Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji secara
signifikan dengan nilai 0,05 (Ghozali,2011:88).
c. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang di uji pada tingkat signifikan 0.05 (Ghozali,
2011:88).
5. Uji H
Metodologi memiliki fleksibilitas dalam penentuan variabel yang akan
diuji. Hal ini untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi intepretasi dari hasil
olah data yang dilakukan.
59
Secara prosedural proses rekayasa metodologi H ini dilakukan dari
pengumpulan data dari obyek yang dijadikan sampel dalam implementasi teori ini
(Aziz, 2015).
1. Pertama melakukan pendataan untuk memperoleh besaran dari obyek yang
akan ditinjau dalam nilai, harga, indeks, persentase, atau nominal yaitu dalam
bentuk harga asli.
2. Kedua meninjau laju besaran dari obyek yang akan dihitung dalam skala
persentase berupa selisih dari harga awal dengan harga berikutnya atau
perbedaan dari besaran pertama dengan besaran kedua dan selanjutnya.
3. Ketiga membuat pola rata-rata dari obyek yang akan ditinjau dengan perspektif
teori ini dibandingkan dengan obyek-obyek lain yang sejenis atau meninjau
posisi obyek dikomparasi dengan rata-rata obyek yang sejenis.
4. Setelah memperoleh nominal, laju, dan rata-rata laju, selanjutnya dibutuhkan
data lain dari obyek yang sama berupa data yang bersifat intangible atau
berkaitan dengan nilai religiusitas untuk didapatkan besaran bobotnya
dibandingkan dengan obyek lain. Cara melakukan nilai bobot yaitu:
a. Membuat rasio bobot berdasarkan data lain dari obyek yang sama
kemudian dibandingkan dengan bobot dari obyek lain dengan data yang
untuk diperoleh ranking atau urutan bobot antara obyek utama dengan obyek
pembanding yang lain.
b. Selain menggunakan sumber data dari obyek yang diteliti, dikombinasikan
dengan expert adjustment / wawancara terstruktur dengan pakar sains yang
memiliki otoritas untuk menilai bobot suatu obyek.
60
c. Kemudian melakukan perangkingan obyek berdasarkan bobot yang
diperoleh dari berbagai sumber data tersebut, sehingga urutan tersebut juga
merepresentasikan besaran bobot dari obyek yang diteliti tersebut.
5. Selanjutnya setelah diperoleh data nominal, laju, dan bobot maka dilakukan
penghitungan berupa perkalian dari data obyek tersebut berupa: nominal x laju
x bobot.
6. Setelah mendapatkan hasil dari perhitungan dari obyek yang diteliti maka
dilakukan perlakuan matriks untuk memperoleh kategori hasil sesuai format
dalam hal ini obyek akan dikategorikan dalam formasi straight, loads, dan
impact:
a. Jika hasil positif adalah straight (jika minus adalah turn)
b. Jika hasil lebih besar dari 0,1 adalah load
c. Jika hasil lebih besar dari rata-rata nilai berarti impact
E. Operasional Variabel Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang
digunakan:
1. Human capital
a. Individual capability
b. individual motivation
c. The organi zational climate
d. workgroup effectiveness
e. leadership
2. Ketidakpastian lingkungan
61
a. Ketidak pastian keadaan( State Uncertainty)
b. ketidak pastian pengaruh ( Effect uncertainty)
c. Ketidak pastian respon ( Respons uncertainty)
3. kinerja manajerial
a. Perencanaan
b. Investigasi
c. Pengkordinasian
d. Evaluasi
e. Pengawasan
f. Pengaturan staf
g. Negosiasi
h. Perwakilan
1. Variabel Independen (X)
a. Human Capital (X1)
Menurut Mayo (2000:10) human capital memiliki lima komponen yaitu
individual capability, individual motivation, leadership, the organizational
climate, dan workgroup effectiveness. Masing masing komponen memiliki
peranan yang berbeda dalam menciptakan human capital perusahaan yang pada
akhirnya menentukan nilai sebuah perusahaan. Tentunya hal ini berdampak
positif bagi perusahaan karena dengan meningkatnya kinerja sumber daya
manusia meningkat pula kinerja manajerial.
b.Ketidakpastian Lingkungan (X2)
62
Menurut Miliken (1987) dalam Listeria (2009) ada tiga tipe ketidakpastian
lingkungan.Pertama, ketidakpastian keadaan (state uncertainty) yaitu seseorang
merasakan ketidakpastian keadaan (state uncertainty) jika ia merasakan bahwa
lingkungan organisasi tidak dapat diprediksi, Kedua, ketidakpastian pengaruh
(effectuncertainty) berkaitan dengan ketidakmampuan seseorang untuk
memprediksi pengaruh ini meliputi sifat, kedalaman dan waktu. Ketiga,
ketidakpastian respon (responsuncertainty) untuk memahami pilihan respon yang
tersedia bagi organisasi dan manfaat tiap-tiap respon didefinisikan sebagai
ketiadaan pengetahuan tentang pilihan ketidakpastian respon dan
ketidakmampuan memprediksi konsekuensi yang mungkin timbul sebagai akibat
pilihan respon. Dari ketiga teori ketidakpastian lingkungan, ketidakpastian
keadaan (stateuncertainty) merupakan tipe yang secara konseptual paling sesuai
menggambarkan ketidakpastian lingkungan.
2. Variabel Dependen (Y)
a. Kinerja Manajerial (Y)
Menurut Mahoney et al (1965) yang dimaksud kineja manajerial adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial atau fungsi-
fungsi manajemen meliputi perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi,
supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan representasi. Menurut Stoner (1992:16)
kinerja manajerial yaitu ukuran seberapa efektif dan efisien manajer telah
bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Dari pengertian tersebut, kinerja
manajerial dapat didefinisikan sebagai kecakapan manajer dalam melaksanakan
63
kegiatan-kegiatan manajerial yaitu perencanaan, investasi, koordinasi,
pengawasan, evaluasi, pengaturan staff, negosiasi, dan perwakilan.
Tabel 3.1
Oprasionalisasi variable dan pengukuran
Variabel
Indikator Skala Pengukuran
No. Butir Pertanyaan
Human Capital
(X1)
1. Poses
2. Kapasitas Inovasi
3. Pengetahuan yang tidak
terkihat dari para anggotanya
4. Jaringan koloborasi serta
hubungan organisasi
5. Kecakapan nyata
6. Sikap yang di hadapi dalam
mengambil keputusan
7. Gaya kepemimpinan
demokratis Gaya
kepemimpinan bebas
8. Gaya kepemimpinan bebas
9. Bertindak dan memecahkan
masalah
10. Membentuk anggota yang
dapat beradaptasi dengan
lingkungan
11. Mempersatukan anggota-
anggota organisasi
12. Hasil –hasil produktif
13. Akumulasi kapabilitas
14. Peluang yang di miliki
anggota organisasi
Skala
Interval
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
64
Ketidakpastian
Lingkungan (X2)
1. Ketidakpastian keadaan
2. Ketidak pastian pengaruh
3. Ketidak pastian respon
4. Faktor alam
5. Tidak memiliki informasi
6. Pesaing
7. Harga yang ditawarkan;
8. Saluran distribusi atau lokasi
cabang yang dimiliki;
9. Promosi yang dijalankan;
10.Rencana kegiatan pesaing ke
depan.
11. Regulator
12. Bertanggung jawab
13. Teknologi
Skala
Interval
1 2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Kinerja Manajerial
(Y)
1. Menetapkan tujuan atau
serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasi segala
kemudahan dan hambatan
4. Penelitian,
5. Penyelidikan,
6. Pengusutan,
7. Informasi,
8. Latihan/ training
9. Memecahkan konflik
dan menciptakan efisiensi
10. Menciptakan dan memelihara
iklim dan sikap saling responsif-
antisipatif
11. Kemampuan berartikulasi
12. Memiliki selera humor
13. Perbandingan antara
penghasilan dan biaya yang
menguntungkan
Skala
Interva
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
65
14. Kecakapan potensi
15. pengalaman
16. Mendeteksi masalah
14
15
16
Sumber diolah dari berbagai referensi
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam tabel 3.1.
Tabel 3.2
Data Distribusi Sampel Penelitian
Bersambung pada halaman berikutnya.
NO Nama Baitul Maal Wat Tamwil Dan Koperasi Syariah
1 BMT Al- Mubar
2 BMT Amanah
3 KOPSYAH Abdi Kerta Raharja
4 BMT Al- azkar
5 BMT AL- Bayan
6 BMT alfath IKMI
7 BMT Al Ittihad
8 BMT Al jibal
9 BMT AL Misbah
10 BMT AL Mujahidin
66
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Bersambung pada halaman berikutnya.
11 BMT AL Munawwarah
12 BMT AL Quryah
13 BMT EL STIE
14 BMT AN Nur
15 KOPSYAH Assyifa
16 BMT Attaqwa
17 KOPSYAH Auliya
18 BMT Berkah Mentari
19 KOPSYAH Biru Wataqwa
20 BMT Bisa
21 BMT Bisma
22 BMT BISS
23 BMT Bumi Syariah
24 BMT EL Hamid
25 KOPSYAH fajar hidayah
67
Tabel 3.2 (Lanjutan)
Sumber : Data Primer
26 KOPSYAH Ibu Mandiri
27 BMT KAS
28 KOPSYAH Mahkota Mandiri Sejahtera
29 BMT Masjid Pondok Hijau
30 BMT Mekar Dakwah
31 BMT Mitra Al Amin
32 KOPSYAH Nurassodah
33 KOPSYAH Persaudaraan Harmonis
34 BMT Pinbuk
35 Banten BTM Pusat
36 PUSKOPSYAH Banten
37 BMT Shahida ikaluin
38 BMT Tawakal
39 KOPSYAH Ubasyada
40 BMT UMJ
41 KOPSYAH AL Amin
42 BMT Pasar kemis
68
Human Capital (x1)
(mayo, 2000:2010)
Ketidakpastian lingkungan
(x2)
(ducan, 1972)
Gambar 3.1
Skema Kerangka Pemikiran
Keberadaan human capital dan faktor ketidakpastian lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kinerja manajerial pada usaha yang bergerak
disektor mikro
Tuntutan atas kinerja Baitul Maal Wat Tamwil, Koperasi Syariah
Model Penelitian: Uji validitas /
reabilitas Uji asumsi klasik
Analisis Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan, dan Saran
Kinerja Manajerial
(Y)
Stoner (1992:16)
69
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
D. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Baitul Maal Wat Tamwil dan
koperasi syariah yang berada di daerah banten . Pada penelitian ini penulis
mencoba untuk menganalisis pengaruh human capital dan ketidakpastian
lingkungan terhadap kinerja manajerial. Dimana objek penelitian ini adalah
para manajer Baitul Maal Wat Tamwil dan Koprasi Syariah di daerah Banten.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang
diperoleh dengan cara mengirimkan kuesioner sebanyak 40 kuesioner kepada
para manajer Baitul Maal Wat Tamwil dan Koprasi Syariah. Untuk
mendapatkan data yang tidak bias dan berkualitas tinggi, kuesioner
didistribusikan secara langsung kepada responden, selain itu pendistribusian
kuesioner juga dilakukan melalui email. Periode penyebaran kuesioner
dimulai pada tanggal 22 desember 2016 sampai dengan tanggal 24
febuary 2017. Rincian distribusi kuesioner dalam penelitian disajikan
dalam tabel 4.1 berikut ini:
70
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
Sumber :Data primer
Data distribusi penyebaran kuesioner penelitian ini dapat dilihat
dalam table 4.2
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para manajer Baitul Maal Wat
Tamwil dan Koprasi Syariah yang berada di daerah Banten. Berikut ini
adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari
jenis kelamin, usia, jabatan, pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja
responden.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 36 90%
Perempuan 4 10%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer yang diolah
No Keterangan Jumlah Presentase
1 Jumlah Kuesioner yang di sebar 42 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 2 4,7%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat di olah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 40 95,3
71
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 36 orang atau 90%
responden berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sebesar 4 orang atau 10%
responden berjenis kelamin perempuan. Hal ini menjelaskan bahwa mayoritas
sebagian besar responden adalah laki-laki.
b. Deskripsi responden berdasarkan usia
Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan usia.
Tabel 4.3 Usia Responden
Usia Frekuensi Persentase
< 30 tahun 6 15%
31-40 tahun 25 62,5%
> 40 tahun 9 22,5%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden yang bekerja pada
perusahaan sebesar 15% diantaranya dalam rentang usia dibawah 30 tahun
sedangkan yang berusia lebih dari 40 tahun sebanyak 62,5%, dan mayoritas
responden yang bekerja pada perusahaan berusia antara 31-40 tahun atau
22,5%
c. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir
Hasil uji deskripsi responden berdasarkan posisi terakhir disajikan
pada tabel berkut ini:
72
Tabel 4.4 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase
D3 8 20%
S1 24 60%
S2 8 20%
S3 0 0%
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas
responden sebanyak 24 orang atau sebesar 60% mempunyai pendidikan
terakhir S1, sedangkan sisanya yaitu mempunyai pendidikan terakhir D3 dan
S2 masing-masing sebesar 8 dan 8 orang atau sekitar 20% dan 20%.
d. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
pengalaman kerja.
Tabel 4.5
Pengalaman Kerja Responden
Pengalaman Kerja Frekuensi Persentase
< 3 tahun 4 10%
3-5 tahun 8 20%
> 5 tahun 28 70%
Jumlah 4000
100%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden
sebanyak 70% atau sekitar 28 orang manajer memiliki pengalaman bekerja lebih
dari 5 tahun.Responden yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun
73
sebanyak 4 orang atau 10% dan sisanya 20% atau sekitar 8 orang manajer
memiliki pengalaman bekerja antara 3-5 tahun.
3. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi human
capital, ketidakpastian lingkungan dan kinerja manajerial akan diuji secara
statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel
Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.6 menjelaskan bahwa pada variabel sistem human capital
memiliki jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner
adalah sebesar 2,62 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari
penyebaran kuesioner adalah sebesar 4,00, dengan rata-rata total jawaban 3,56
(rata-rata jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan
standar deviasi sebesar 0,36. Variabel ketidakpastian lingkungan memiliki
jawaban minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah
sebesar 1,69 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran
kuesioner adalah sebesar 3,77, dengan rata-rata total jawaban 3,03 (rata-rata
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ketidakpastian
lingkungan 40 1.69 3.77 3.0365 .64075
human capital 40 2.62 4.00 3.5609 .36209
kinerja manajerial 40 2.71 4.00 3.5679 .36312
Valid N (listwise) 40
74
jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar
deviasi sebesar 0,64. Sedangkan variabel kinerja manajerial memiliki jawaban
minimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner adalah sebesar
2,71 dan jawaban maksimum responden yang didapat dari penyebaran kuesioner
adalah sebesar 4,00, dengan rata-rata total jawaban sebesar 3,56 (rata-rata
jawaban responden yang didapat melalui penyebaran kuesioner) dan standar
deviasi sebesar 0,36.
2. Hasil Uji Kualitas Data
a. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari instrumen
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai
Cronbach Alpha berada diatas 0,60. Tabel menunjukkan hasil uji
reliabilitas untuk variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Human Capital 0,845 Reliabel
Ketidakpastian Lingkungan 0,959 Reliabel
Kinerja Manajerial 0,924 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.7 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel human
capital sebesar 0,845, ketidakpastian lingkungan sebesar 0,959 dan kinerja
manajerial sebesar 0,924. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
75
pernyataan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
cronbach’s alpha lebih dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item
pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang konsisten
yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan diperoleh
jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.
b. Hasil Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Corelation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga
variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Human Capital (HC),
Ketidakpastian Lingkungan (KL) dan Kinerja Manajerial (KM) dengan 40
sampel responden. Berikut adalah rincian tabel hasil uji validitas untuk
setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Uji Validitas Human Capital (HC)
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Human Capital
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
R table
Keterangan
X1.1 0,496 0,3081 Valid X1.2 0,367 0,3081 Valid
X1.3 0,338 0,3081 Valid
X1.4 0,454 0,3081 Valid
X1.5 0,676 0,3081 Valid
X1.6 0,569 0,3081 Valid
X1.7 0,373 0,3081 Valid
Bersambung pada halaman berikutnya
76
table 4.8 (lanjutan)
X1.8 0,619 0,3081 Valid
X1.9 0,563 0,3081 Valid
X1.10 0,451 0,3081 Valid
X1.11 0,417 0,3081 Valid
X1.12 0,417 0,3081 Valid
X1.13 0,556 0,3081 Valid
X1.14 0,554 0,3081 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.8 menunjukan bahwa variable Human capital memiliki kriteria
valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria signifikansi lebih kecil
dari r table 0,3081.
2) Variable ketidakpastian lingkungan (KL)
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Ketidakpastian Lingkungan
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
R table
Keterangan
X2.1 0,853 0,3081 Valid
X2.2 0,803 0,3081 Valid
X2.3 0,891 0,3081 Valid
X2.4 0,589 0,3081 Valid
X2.5 0,653 0,3081 Valid
X2.6 0,814 0,3081 Valid
X2.7 0,875 0,3081 Valid
X2.8 0,838 0,3081 Valid
X2.9 0,785 0,3081 Valid
X2.10 0,750 0,3081 Valid
X2.11 0,869 0,3081 Valid
X2.12 0,752 0,3081 Valid
X2.13 0,891 0,3081 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
77
Tabel 4.9 menunjukan bahwa variable ketidakpastian lingkungan
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari r table 0,3081.
3) Variable Kinerja Manajerial (KM)
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Kinerja Manajerial
Item
Pertanyaan
Corrected
Item-Total
Correlation
R table
Keterangan
y.1 0,779 0,3081 Valid
y.2 0,540 0,3081 Valid
y.3 0,523 0,3081 Valid
y.4 0,678 0,3081 Valid
y.5 0,557 0,3081 Valid
y.6 0,583 0,3081 Valid
y.7 0,713 0,3081 Valid
y.8 0,779 0,3081 Valid
y.9 0,779 0,3081 Valid
y.10 0,540 0,3081 Valid
y.11 0,523 0,3081 Valid
y.12 0,678 0,3081 Valid
y.13 0,557 0,3081 Valid
y.14 0,585 0,3081 Valid
y.15 0,713 0,3081 Valid
y.16 0,748 0,3081 Valid
Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 4.10 menunjukan bahwa variable kinerja manajerial
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan kriteria
signifikansi lebih kecil dari r table 0,3081.
78
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat dilakukan
dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF)
serta besaran korelasi antar variable independen. Tabel 4.12
menunjukkan hasil uji multikolonieritas pada penelitian ini
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonialitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficient
s
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleran
ce VIF
1 (Constant) .048 .070 .689 .495
human capital .995 .016 .992 60.461 .000 .967 1.034
ketidakpastian
lingkungan -.008 .009 -.014 -.866 .392 .967 1.034
a. Dependent Variable: kinerja
manajerial
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan table 4.11 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar
angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan nilai tolerance
untuk human capital sebesar 0,967 dan ketidakpastian lingkungan sebesar
0,967. Selain itu nilai VIF untuk human capital sebesar 1,034 dan
79
ketidakpastian lingkungan sebesar 1,034. Suatu model regresi dikatakan
bebas dari problem Multikolonialitas apabila memiliki nilai VIF kurang dari
10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan
regresi tidak terdapat problem multikolonialitas dan dapat digunakan
dalam penelitian ini.
b. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen dan variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal.
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .03565916
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .086
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .570
Asymp. Sig. (2-tailed) .901
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Data primer yang diolah
Pada tabel 4.12 uji selanjutnya yang digunakan adalah uji
kolmogorov-smirnov, diperoleh hasil output asymp. sig. (2-tailed) sebesar
80
0,901atau jauh diatas 0,05 menunjukkan bahwa angka signifikan diatas 0,05
adalah data tersebut terdistribusi secara normal.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu
pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan
pada gambar.
Gambar 4.1
Hasil Uji heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah
81
Berdasarkan gambar grafik scatterplot menunjukkan bahwa data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat
suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model
regresi layak digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial berdasarkan
variabel yang mempengaruhinya, yaitu manajemen, human capital dan
ketidakpastian lingkungan.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel-varabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).
Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Sumber : Data primer yang diolah
Tabel 4.13 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar0,990
atau 99,0%, ini menunjukkan bahwa variabel kinerja manjerial yang
dapat dijelaskan oleh variable human capital dan ketidakpastian lingkungan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .995a .990 .990 .03661
a. Predictors: (Constant), ketidakpastian lingkungan, human capital
b. Dependent Variable: kinerja manajerial
82
adalah sebesar 99,0%. Sedangkan sisanya sebesar 0.001 atau 0,01% dijelaskan
oleh faktor-faktor lain
b. Hasil Uji Statistik t
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.14, jika nilai
probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0,
sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima
dan menolak Ha (Ghozali, 2011).
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.14 , maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut
Hipotesis 1: Pengaruh Human Capital terhadap Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.14, variabel human
capital mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini
mengindikasikan bahwa human capital berpengaruh positif dan secara
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .048 .070 .689 .495
human capital .995 .016 .992 60.461 .000
ketidakpastian
lingkungan -.008 .009 -.014 -.866 .392
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
83
signifikan terhadap kinerja manajerial karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel Human Capital lebih kecil dari 0,05.
Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin berkualitas
sumber daya manusia yang memiliki human capital maka semakin baik pula
tingkat kinerja manajerial. Human capital merupakan modal intelektual dan
sumber dari innovation dan improvement. Hal ini berarti bahwa betapa
pentingnya human capital sebagai darah kehidupan (lifeblood) perusahaan
salah satunya dalam rangka menjalankan kinerja manajerial. Kemampuan
mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang penting bagi
keberhasilan perusahaan seperti keahlian, pengetahuan, kemampuan, dan
perilaku tertentu dari manusia sangat diperlukan karena pada intinya
manusialah yang akan mengimplementasikan kinerja manajerial. Sebuah
perusahaan akan menghasilkan kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang
yang berbeda, artinya sumber daya manusia yang berbeda dalam
mengelola aset perusahaan yang sama akan menghasilkan nilai tambah
yang berbeda (Idayati, 2009).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Idayati (2009) bahwa adanya pengaruh human capital secara parsial terhadap
kinerja manajerial
Hipotesis 2: Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap
Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.14, variabel
ketidakpastian lingkungan memiliki tingkat signifikansi 0,392. Tingkat
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
84
ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial.
Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh signifikan dikarenakan
BMT dam Koprasi Syariah yang diteliti berskala kecil dan core bisnisnya
tidak terlalu luas sehingga perubahan-perubahan lingkungan usaha jarang
terjadi. Hal ini mengakibatkan kemampuan manajer dalam memprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan mengidentifikasi tipe
struktur dan praktik manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi yang
lingkungannya berbeda tidak mempengaruhi kinerja manajerial BMT dan
Koprasi Syariah tersebut.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Herawati dan Laela Sari (2015) bahwa ketidakpastian lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Desmiyanti
(2010) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak
mendukung hipotesis yang diajukan
c. Hasil Uji Statistik F
Pengujian secara simultan dilakukan dengan menggunakan uji
F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen dalam
model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen yang diuji
secara simultan. Tabel berikut menggambarkan hasil uji statistik F.
85
Tabel 4.15
Hasil Uji Statitik f
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarakan hasil uji F pada tabel 4.15 didapat nilai F hitung
sebesar 1,900 dengan signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari pada 0,05 maka model regresi dapat dikatakan bahwa human
capital dan ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh terhadap
kinerja manajerial.
Hipotesis 3: PengaruhHuman Capital dan Ketidakpastian Lingkungan
terhadap Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.15 nilai F
diperoleh sebesar 1,900 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model
regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem human capital dan
ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kinerja manajerial.
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.093 2 2.546 1.900E3 .000a
Residual .050 37 .001
Total 5.142 39
a. Predictors: (Constant), ketidakpastian lingkungan, human capital
b. Dependent Variable: kinerja manajerial
86
5. Uji Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
regresi linierr ganda. Analisis regresi linier berganda digunakan sebagai alat
analisis statistik karena penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel-variabel
yang berpengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen dimana
variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari satu. Untuk menentukan
persamaan regresi, maka dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan tabel 4.16 Coefficient diatas dapat diperoleh
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y = 0,048 + 0,995X1 + -0,008X2 + €
Keterangan
Y = Kinerja Manajerial
A = Konstanta
X1 = Human Capital
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .048 .070 .689 .495
human capital .995 .016 .992 60.461 .000
ketidakpastian
lingkungan -.008 .009 -.014 -.866 .392
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
87
X2 = Ketidakpastian Lingkungan
b1b2 = Koefisien Regresi
e = Error
Adapun interpretasi statistic penulis pada model persamaan regresi
diatas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta yang diperoleh sebasar 0,048 menyatakan jika nilai variabel
Human capital, ketidakpastian lingkungan sama dengan 0,495 maka nilai
kinerja manajerial adalah meningkat sebesar 0,048%.
2. human capital = 0,995 maksutnya adalah variabel human capital
mempengaruhi kinerja manajerial sebesar 0,995% dengan asumsi variabel
lain dianggap tetap.
3. ketidakpastian lingkungan = -0,008 maksudnya maksudnya adalah
variabel ketidakpastian lingkungan hanya meningkatkan kinerja
manajerial sebesar -0,008% dengan asumsi variabel lain dianggap tidak
tetap.
6. Uji H
H merupakan variabel dependen dari singkatan Huda atau petunjuk dalam hal ini
adalah ROA. Sedangkan a merupakan konstanta yang menjadi variabel pembeda
(differentiate variable) atau disebut sebagai varians, yang dalam th memiliki arti
jalan dari singkatan alif. Untuk variabel utamanya atau super variable merupakan
terjemahan dari S atau Sin yang berarti Manusia atau variabel internal, kemudian L
atau Lam singkatan dari Lillah yang berarti ke Allah atau variabel eksternal serta
M atau Mim singkatan dari Masjid yang berarti ibadah.
Dari penelitian diatas dapat kita ketahui hasil uji H :
88
Y = a + e + 1x1+ 2x1 + 3x3
H = A + h + a1S + a2L + a3M
VAIC = a+e+VAHU+VACA+STVA
Dimana:
Variabel Internal (S) adalah VAHU
Variabel Eksternal (L) adalah VACA
Variabel Religiusitas (M) adalah STVA
H = €+0,048 + 0,995X1 + -0,008X2
H = Kinerja Manajerial
A = Konstanta
h = Eror
S = human capital
LM = ketidakpastian lingkungan
D.Interpretasi
Hipotesis 1: Pengaruh Human Capital terhadap Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.14, variabel human
capital mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000. Hal ini
mengindikasikan bahwa human capital berpengaruh positif dan secara
signifikan terhadap kinerja manajerial karena tingkat signifikansi yang
dimiliki variabel Human Capital lebih kecil dari 0,05.
Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin berkualitas
sumber daya manusia yang memiliki human capital maka semakin baik pula
tingkat kinerja manajerial. Human capital merupakan modal intelektual dan
89
sumber dari innovation dan improvement. Hal ini berarti bahwa betapa
pentingnya human capital sebagai darah kehidupan (lifeblood) perusahaan
salah satunya dalam rangka menjalankan kinerja manajerial. Kemampuan
mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang penting bagi
keberhasilan perusahaan seperti keahlian, pengetahuan, kemampuan, dan
perilaku tertentu dari manusia sangat diperlukan karena pada intinya
manusialah yang akan mengimplementasikan kinerja manajerial. Sebuah
perusahaan akan menghasilkan kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang
yang berbeda, artinya sumber daya manusia yang berbeda dalam
mengelola aset perusahaan yang sama akan menghasilkan nilai tambah
yang berbeda (Idayati, 2009).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Idayati (2009) bahwa adanya pengaruh human capital secara parsial terhadap
kinerja manajerial
Hipotesis 2: Pengaruh Ketidakpastian Lingkungan terhadap
Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.14, variabel
ketidakpastian lingkungan memiliki tingkat signifikansi 0,392. Tingkat
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja manajerial.
Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh signifikan dikarenakan
BMT dam Koprasi Syariah yang diteliti berskala kecil dan core bisnisnya
90
tidak terlalu luas sehingga perubahan-perubahan lingkungan usaha jarang
terjadi. Hal ini mengakibatkan kemampuan manajer dalam memprediksi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan mengidentifikasi tipe
struktur dan praktik manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi yang
lingkungannya berbeda tidak mempengaruhi kinerja manajerial BMT dan
Koprasi Syariah tersebut.
Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan
oleh Herawati dan Laela Sari (2015) bahwa ketidakpastian lingkungan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja manajerial. Namun hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Desmiyanti
(2010) yang menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh
terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak
mendukung hipotesis yang diajukan
Hipotesis 3: Pengaruh Human Capital dan Ketidakpastian Lingkungan
terhadap Kinerja Manajerial
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.15 nilai F
diperoleh sebesar 1,900 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti model
regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi lebih
kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem human capital dan
ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kinerja manajerial.
Hipotesis 4: Seberapa besar pengaruh variable X (human capital,
ketidakpastian lingkungan) terhadap variable Y ( kinerja manajerial)
91
Hi[potesis 4 dapat dilihat diTabel 4.13 menunjukkan nilai Adjusted R
Square sebesar0,990 atau 99,0%, ini menunjukkan bahwa variabel
kinerja manjerial yang dapat dijelaskan oleh variable human capital dan
ketidakpastian lingkungan adalah sebesar 99,0%. Sedangkan sisanya sebesar
0.001 atau 0,01% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh human capital dan
ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial. Responden penelitian ini
berjumlah 40 manajer yang bekerja di 340 Baitul Maal Wat Tamwil dan Koprasi
Syariah yang berada di Banten. Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan
hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel human capital s eb aga i v a r i ab l e i n t e rn a l mempunyai tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa human capital
berpengaruh positif dan secara signifikan terhadap kinerja manajerial karena
tingkat signifikansi yang dimiliki variabel Human Capital lebih kecil dari
0,05.
Pengaruh positif yang ini mengindikasikan bahwa semakin berkualitas
sumber daya manusia yang memiliki human capital maka semakin baik pula
tingkat kinerja manajerial. Human capital merupakan modal intelektual dan
sumber dari innovation dan improvement. Hal ini berarti bahwa betapa
pentingnya human capital sebagai darah kehidupan (lifeblood) perusahaan salah
satunya dalam rangka menjalankan kinerja manajerial. Kemampuan
mengelola sumber daya manusia sebagai aset yang penting bagi keberhasilan
perusahaan seperti keahlian, pengetahuan, kemampuan, dan perilaku tertentu
dari manusia sangat diperlukan karena pada intinya manusialah yang akan
93
mengimplementasikan kinerja manajerial. Sebuah perusahaan akan menghasilkan
kinerja yang berbeda jika dikelola oleh orang yang berbeda, artinya sumber
daya manusia yang berbeda dalam mengelola aset perusahaan yang sama
akan menghasilkan nilai tambah yang berbeda (Idayati, 2009).
2. Variabel ketidakpastian lingkungan sebagai variable eksternal atau religiusitas
memiliki tingkat signifikansi 0,392. Tingkat signifikansi tersebut lebih besar
dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja manajerial.
Ketidakpastian lingkungan tidak berpengaruh signifikan dikarenakan
BMT dam Koprasi Syariah yang diteliti berskala kecil dan core bisnisnya tidak
terlalu luas sehingga perubahan-perubahan lingkungan usaha jarang terjadi. Hal
ini mengakibatkan kemampuan manajer dalam memprediksi kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi dan mengidentifikasi tipe struktur dan praktik
manajemen yang tepat untuk berbagai kondisi yang lingkungannya berbeda tidak
mempengaruhi kinerja manajerial BMTdan Koprasi Syariah tersebut.
3. Nilai F diperoleh sebesar 1,900 dengan signifikansi 0,000. Ini berarti
model regresi ini layak untuk digunakan. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem human capital
dan ketidakpastian lingkungan berpengaruh secara simultan dan signifikan
terhadap kinerja manajerial.
4. Human capital dan ketidakpastian lingkungan mempunyai pengaruh yang
cukup besar , human capital dan ketidakpastian lingkungan mempunyai
pengaruh 99% terhadap kinerja manajerial
94
B. Saran
Penelitian mengenai kinerja manajerial dimasa yang akan datang diharapkan
mampu memberikan hasil penelitian yang lebih berkualitas, dengan
mempertimbangkan saran di bawah ini:
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan wawancara dan terlibat
langsung dalam aktivitas perusahaan, sehingga kesimpulan yang dikemukakan
lebih akurat.
2. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah variabel bebas yang lain.
3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat memperluas daerah survey, sehingga
hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.
95
Daftar pustaka
Aziz, Roikhan Mochamad. 2004. Islamic Micro Macro Economics. Module 1, Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2005. Sinlammim Kode Tuhan. Esa Alam, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2006. Jejak Islam Yang Hilang. Sinlammim, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad.2008. Analisis Pemodelan Sukuk Indonesia Malaysia
Dengan System Dynamics. Disertasi, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. January-April 2008. Comparative Study of Islamic Bonds in
Indonesia and Malaysia on System Dynamics Approach. Jurnal Ekonomi
Kemasyarakatan Equilibirium, Vol,5, No. 2 Jakarta. http://www.stiead.ac.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. August 2008. Kaffah Approach In Islamic Economics
Theory. Journal.University Islamic Indonesia (UII), Jogjakarta, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. August 2008. Holistic Thinking To Develop Islamic Bonds
In Indonesia. Proceeding. IAEI – University Airlangga (Unair), Surabaya,
Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. September 2008. Sukuk Dynamics In System Thinking.
School Of Business (SBM), Institute Technology Bandung (ITB), Bandung,
Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Application Of Mathematics In
Information System Based On Al-Quran. Working Paper, Studium General,
State Islamic University (UIN) Jakarta, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Assimilation of Sinlammim Into System
Thinking In The Quantitative Method With Modeling On Sukuk As Islamic
Economic Instrument. Proceeding.University of Malahayati, Lampung,
Indonesia.
96
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Future of Sukuk Between Malaysia and
Indonesia Based on System Thinking. Proceeding.Monash University, Sunway
Campus, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Mistery of Digital Root Based On
Sinlammim Method. Proceeding.Institut Teknologi Bandung (ITB). Bandung,
Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2008. The Root Of Mathematics And Science Is level
Compared With Religious Thinking. Proceeding. State Islamic University (UIN)
Jakarta, Indonesia.
Aziz, Roikhan Mochamad. November 2008. The Sukuk Competition Between Indonesia
and Malaysia With System Dynamics. Proceeding.University Malaysia Sabah,
Labuan, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim Method Through Digital
Root.Proceeding, ISOIT International Seminar on Islamic Thought, UKM, Bangi,
Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Education on Root Of Islam. Proceeding, International
Seminar On Islamic Education. UNJ, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Pasar Modal Syariah. Modul Kuliah, Fakultas Ekonomi
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Moneter Syariah. Modul Kuliah, Fakultas Ekonomi
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Perekonomian Indonesia. Modul Kuliah, Fakultas
Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. Ekonomi Makromikro Syariah. Modul Kuliah, Pasca
Sarjana, Institut Agama Islam Negeri Raden Intan, Lampung.
97
Aziz, Roikhan Mochamad. 2009. New Paradigm on Sinlammim Kaffah In Islamic
Economics. Jurnal Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. March 2009. The Application of Kaffah Economics on Sukuk
As Islamic Economic Instrument In OIC Countries.IRTI-IDB, IIUM, Kuala
Lumpur, Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. April 2009. Pemodelan Institusi Keuangan Islam Berbasis
Metode Sinlammim Kaffah (Studi Kelayakan Pada Bofsa), UII, Jogjakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad.August 2009. Islamic Principle and Financial Aspect in Sukuk
on Asset Becked securities.IALE Hukumonline.com, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. October 2009. Kaffah Thinking on Sinlammim Method
Through Digital Root.Proceeding, UKM Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Makro Islam Tuga Dimensi. Modul Kuliah,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Modul Kuliah,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Islamic Civilization Versus western
System.Proceeding.International Conference on Islamic Civilization. Kahorem
Pakistam.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Moneter Tiga Dimensi. Modul Kuliah,
Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Perbankan Syariah. Modul Kuliah, Fakultas Ekonomi
Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Ekonomi Islam Tiga Dimensi. Modul Kuliah, Fakultas
Ekonomi Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
98
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. The Prospect Of Islamic Revival In Indonesia 2015
Based on Development of Sukuk The Sukuk Through Sinlammim Kaffah Method.
Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second), UI, Depok.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. New Paradigm in On Sinlammim Kaffah In Islamic
Economics. Jurnal Signifikan, Vol. 9, No.2, Mei-Agustus,
Jakarta.http://www.uinjkt.ac.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Academic Literature, Haji Finance Management,
Ministerial of Religious, Affair.Directorate General of Haji, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2010. Education on Root of Islam. Proceeding International
Seminar Islam's Contribution in Education to Empower Human Resources.
Aziz, Roikhan Mochamad. April 2010. The prospect of IslamicRevival in Indonesia 2015
Based on Development of Sukuk The Skuk Through Sinlamim Kaffaf Method.
Approved Paper For Seminar Sharia Economics Days (Second), UI, Depok.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2011. New Paradigm on System Thinking. Jurnal Ekonotika.
Fakultas Ekonomi Bisnis, Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (IESP),
Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2011. Draft regulation Act of Haji Finance Management,
Ministerial of Religious, Affair.Directorate General of Haji, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Sinlamim: Kode Tuhan, Esa Alam, Jakarta.
Http://www.tokogunungagung.co.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Information System on Islam. Book Of MIS Project Vol
1, Vol 2, Vol 3, Vol 4, Computer Comunication Information Techonology, Faculty
of Techniquem University of Indonesia, Depok.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Five Pillars of Economy, Economy Development In
Islamic Perspective.Book ofJournal,Development Studdies, Fauculty Economics
Bussiniess, State Islamic University. Jakarta.
99
Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Islamic Economic. Book of Article, University Of Islam
Riau (UIR).
Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. Keterkaitan Indikator Moneter Syariah Terhadap
Pendapatan Domestik Bruto. Jurnal Signifikan Vol. 1 No. 1.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2012. New Paradigm on Islamic Kafah in Islamic Economics.
Jurnal Signifikan Vol. 1 No. 2.
Aziz, Roikhan Mochamad. April 2012. Islamic Micro Economy.Book of Article, IESP
Program FEB, UIN Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. May 2012. Macro Economy in Islam.Book of Article
Accounting Program FEB, UIN Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. June 2012. Islamic Economic.Book of Article, University of
Islam Riau (UIR).
Azis, Roikhan Mochamad. Oktober 2012.Five Pillars of Economy.Economy Press. Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. November 2012. Information System on Islam. Book Of MIS
Project Vol 1, Vol 2, Vol 3, Vol 4, Computer Communication Information
Technology, Faculty Of Techniquem University Of Indonesia, Depok.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. Pemodalan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank
Dengan Metode Islam. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No.2, Jakarta.
http://www.uhamka.ac.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. Islamic Monetary Based On Method. Book of
Journal.Islamic Monetary Program State Islamic University, Faculty of Economics
Bussiness.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. The Simulation of Islamic Economic Instrument as
Sukuk. Jurnal Nalar Fiqh Vol. 8 No. 2.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2013. Determinan Tabungan Mudharabah di Indonesia. Jurnal
Signifikan Vol. 2 No. 2. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
100
Aziz, Roikhan Mochamad. Januari 2013.Islamic Monetary Based On Method. Book of
Islam.Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. UIN Press, Jakarta.
Azis, Roikhan Mochamad. Januari – April 2013. Pemodelan Lembaga Keuangan Syariah
Non Bank Dengan Metode Islam. Jurnal Ekonomi Umat. Vol 7 No.2, Jakarta
http://www.uhamka.ac.id.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan Filosofis dan
Simbolik. Integrasi Keilmuan. UIN Press, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Dida dan Kada dalam Bahasa, Agama, serta Keragaman
Budaya. Dialektika, Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. 1 No. 1.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Economic is Universal Compliance. The 1st International
Conference on Thoughts on Human Science in Islam (IC-ThuSI) Sadra International
Institute & STFI Sadra Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Islamic Physics. Proceeding of Islam, Science, and
Civilization UIN Walisongo dan Universitas Teknologi Malaysia.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2014. Peran Kata Ganti Dalam Membangun Karakter
Generasi Muda. Prosiding Seminar Nasional STKIP Siliwangi Bandung.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Investasi Pasar
Modal Syariah. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah. UIN Press,
Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Bahan Ajar (Diktat) Mata Kuliah: Ekonomi Makro
Mikro Dalam Prespektif Islam. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
UIN Press, Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan Turats.
Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.
101
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Schumpeter Thought and Islamic Worldview.
Proceedings of International Seminar on Islamic Economics FEB UIN Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Hahslm Islamic Economic Methodology. Proceeding
ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global Universitas Negri Solo,
Surakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. The Influence of Household's Income, Price and
Religiosity Towards Consumption of Halal Product. Proceeding of Call For Paper And
International Seminar on Thoughts of Schumpeter and Islamic Economics Jakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Hahslm Psychology in Family System.Book of Abstract
International Conference on Islamic Psychology (ICONYPSY).
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Rumus Tuhan Hahslm Dalam Ekonomi. Buku Program
Seminar Nasional Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2015. Peer Review of Teaching as an Integral Part of The
Programme Accreditation Self Evaluation in FEB SIU Jakarta. International
Collaborative Research antara FEB UIN Jakarta dengan University of Graz (Austria),
University of Applied Sciences Wurzburg-Schweinfurt (Jerman), dan University of
Rhein Waal (Jerman).
Aziz, Roikhan Mochamad. Agustus 2015.Rumus Tuhan Hahslm Dalam Berpikir
Menyeluruh Sebagai Metedologi Ekonomi Islam. Procedding ICIEF15: Strengthning
Islamic Economics and Financial Institution for Financial Institution for the Welfare of
Ummah. Universitas Mataram, Lombok.
Aziz, Roikhan Mochamad. September 2015. Hahslm Islamic Economics
Methodology.Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global
Universitas Negeri Solo, Surakarta.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Teori H Sebagai Wahyu Dan Turats Dalam Islam.
Jurnal Ushuluddin Vol 24 No 1.Universitas Islam Negeri Riau.
102
Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Gold Pawn in Indonesian Islamic Banks and Pawnshop
for Asset Growth of Islamic Pawnshop. The 3rd
Sebelas Maret International Conference
on Business, Economics and Social Science Solo.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Factors of Internal, External And Religiosity To
Influence Lecture Performance By Peer Review Teaching on HAHSLM Approach. The
3rd International Conference on Socio-Cultural Relationship and Education Pedagogy
Learning Science Bali.
Aziz, Roikhan Mochamad. 2016. Bazis Scholarship Funds And Student Achievement.
Jurnal Shirkah Vol. 1 No. 2.
Becker, Gary s , “Human capital” Chicago and London ,the university of Chicago press,
Bordnar, George dan Hasan, Alwi. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta,
Balai Pustaka, 2001.
Qurbani , dani “Analisis Kinerja koperasi simpan pinjam berbasis syariah dikabupaten
Magelang tahun 2011-2013” di akses pada 2015 , dari
http://eprints.uny.ac.id/29017/1/Skripsi%20Dani%20Qurbani.pdf
Desmiyawati. “Pengaruh Desentralisasi, Ketidakpastian Lingkungan Dan Sistem
Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Pekbis Jurnal, Vol.2, No.3,
November, 2010.
Dininovia.” Masalah- Masalah yang timbul dalam koperasi Indonesia saat ini” Di akses
pada 8 January 2012, dari https://dininovia.wordpress.com/2012/01/08/masalah-
masalah-yang-timbul-dalam-koperasi-indonesia-saat-ini/
Echols, John. M. dan Sadily, Hasan. “Kamus Inggris-Indonesia”. Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Umum, 1996.
Firianti, Diana & Riharjo, Ikhsan Budi “Pengaruh partisipasi anggaran , desentralisasi,
komitmen organisasi, dan ketidakpastian lingkungan terhadap kinerja manajerial
pada pemerintahan kota Surabaya” Jurnal ilmu dan riset akuntansi Vol 1 no 1,
Januari 2013
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Semarang,
Badan Penerbit UNDIP, 2011.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis ”Buku Panduan Penulisan Skripsi”. Jakarta , FEB
UIN Syarif Hidayatullah, 2012.
103
Herawati, Tuti dan Fatma Laela Sari, Yatmi. “Pengaruh Ketidakpastian
Lingkungan Dan Karakteristik Informasi Sistem Akuntansi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial”. Study & Accounting Research, Vol XII, No. 1,
2015.
Hidayah , Roissatun “ SWOT analysis baiul maal wat tamwil (BMT) di usaha mikro
propinsi DIY 2012 2013 “ Diakses pada 2015 , Dari http://digilib.uin-
suka.ac.id/17921/1/BAB%20I%2C%20IV%2C%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
Idayati, “Pengaruh Kepribadian, Keluarga, Human Capital Terhadap Karier Dan
Kinerja Manajer”. Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.7 No.1. 2009
.
Indriani, Mirna dan Nadirsyah. “Interaksi antara Budgetary Participation dan
Karakteristik Sistem Akuntansi Manajemen terhadap Kinerja Manajerial
(Survei pada organisasi pemerintah daerah)”. SNA 17 Mataram, Lombok,
Universitas Mataram, 2014.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, “Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi & Manajemen”. Yogyakarta ,BPFE Yogyakarta, 2002.
Jatmiko, Bambang. “Metodologi Penelitian”. Jakarta,, Penerbit UIN Syarif
Hidayatullah, 2007.
Juanda , Bambang, “Ekonometrika pemodelan dan pendugaan “ IPB Press 2009
Juwita , Siti Pritiza “ pengaruh human capital terhadap business performance melalui
customer capital “ Jurnal akuntansi dan keuangan indonesia, Vol 4 No 02 .
Desember 2017 hal . 229-250
Kusmaningtia, Wulan. “Praktik Risk Management Pembiayaan Mikro”
Bandung , Universitas Pendidikan Indonesia, 2014.
Lasmiatun. “Perbankan Syari’ah”. Semarang, LPSDM. RA Kartini, 2010.
Mahoney, T. A., T. H. Jerdee and S. J. Carroll. “Development of Managerial
Performance: A Research Approach”. Cincinnati: South Western Publ. Co.,
1963.
Maisel, Lawrence S. and American Institute of Certified Public Accountans
.“AICPA Core Competency Framework for Entry into the
AccountingProfession “.New York, NY: AICPA, 2001.
Mangkunegara, Anwar Prabu. “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan”
Bandung, Remaja Rosdakarya, 2005.
Mayo. “The Role of Employee Development in The Growth Of Intellectual
Capital”. Personal Review, Vol. 29 No.4, 2000.
Muafi. “Pengaruh Strategic Human Capital Terhadap Kinerja Entrepreneurial Pada
Organisasi Sektor Publik”. Jurnal Akuntansi, Manajemen Bisnis dan Sektor
Publik, Vol. 6 No. 2, 2010.
104
Ongkoraharjo, Martina Dwi Puji Astri & Susanto Antonius “ Analisis pengaruh human
capital terhadap kinerja perusahaan “ Jurnal akuntansi dan keuangan , vol 10
No 01 Mei 2008 11-21
Pahan , Iyung “ Kiat keberhasilan bisnis sepanjang masa “ Indeks 2004
Prof. Dr. Wibowo. “Manajemen Kinerja”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007.
Robbins, Stephen. “Teori Organisasi : Konsep, Desain dan Aplikasi”. Jakarta,
PT Prenhallindo, 2001.
Santoso, Singgih. “Statistik Parametrik”. Jakarta, PT Elex Media Komputindo,
2004.
Sarwono , Jonathan “ Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif “ Graha ilmu 2006
Schein. “Organization Culture and Leadership”. San Fransisco, Jossey-Bass
Publishers, 1992.
Schermerhon. “Management”. USA ,John Willey and Sons Inc, 2005.
Setiawan , Antonius Singgih “ ketidakpastian lingkungan moderasi hubungan antara
sistem akuntansi manajemen terhadap kinerja manajerial” Jurnal akuntansi , Vol
XVII No 01, January 2012 : 99-111
Sholahudin , Muhammad & lukman hakim “lembaga ekonomi dan keuangan syariah
konenporer” Universitas muhmmadiyah Surakarta 2008
Stalker and Burn. ”Budgetary Participation, Motivation, an Managerial
Performance”. The Accounting Review, 61 October: 586-600, 1961.
Stewart. “Intellectual Capital: The New Wealth of Organizations”. New York,
Doubleday Currency, 1997.
Stoner, J.A.F. “Human Resource Management”. John Willey and Sons Inc, Sydney,
1992.
Sugara , Asep “ Pengaruh positioning dan human capital terhadap kinerja perusahaan
pada PT media berliang tangerang” Jurnal mozaik Vol III edisi 2
Tannenbaum, et.all. “Meeting Trainees Expectation Influence of Training Fullfillment
of The Development of Commitment, Self Efficacy, and Motivation”. Journal of
Applied Psychology, 1991.
Tim PINBUK. “Pedoman Cara Mendirikan BMT”. PINBUK Jawa Timur, Surabaya,
1999.
Totanan. “Peranan Intellectual Capital dalam Penciptaan Nilai untuk
Keunggulan Bersaing”. Jakarta, Usahawan, 2004.
105
Wiroso. “Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil Usaha Bank Syariah”, Jakarta :
Gramedia Widiasarana. 2005,
106
LAMPIRAN-LAMPIRAN
107
KUESIONER
”ANALISIS PENGARUH HUMAN CAPITAL DAN KETIDAKPASTIAN
LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA BAITUL MAAL WAT
TAMWIL DAN KOPERASI SYARIAH DI WILAYAH BANTEN”
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :Dhimas Ary Putra
NIM :
1112086000024
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017 M
IDENTITAS RESPONDEN
Nama : …………………….
108
(boleh tidak diisi)
Nama Perusahaan : …………………….
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Umur : ………… tahun
Jabatan : ................................
Pendidikan Terakhir : SMA D3 S1 S2 S3
Pengalaman Kerja : < 3 tahun 3-5 tahun > 5 tahun
BAGIAN I HUMAN CAPITAL
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai human capital. Berilah tanda ceklis (√)
pada
jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS S SS
1
Saya mendapatkan jabatan saya saat ini
perlu proses yang panjang di dalamnya
2
Perlu inovasi baru dalam strategi pemasaran untuk mendapatkan konsumen
3
Dalam jabatan saya saat ini saya selalu membagi ilmu saya dengan karyawan saya
4
Dengan memiliki jaringan dan koneksi
yang luas dengan seluruh mitra kerja
memudahkan saya untuk mendapatkan
informasi yang di butuhkan
109
5
Saya selalu belajar dalam hal percakapan ,
dan di demonstrasikan di dalam pekerjaan
saya
6
Dengan memiliki pengalaman yang cukup
dalam bidang saya bekerja, sangat
membantu saya bekerja, sangat membantu
dan memudahkan saya dalam mengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah
dalam perusahaan
7
Saya selalu meminta pendapat karyawan
saya dalam mengambil keputusan sekecil
apapun
8
Saya selalu membiarkan karyawan saya
mengambil keputusan dalam segala
masalah
9
Dalam memecahkan masalah di perusahaan
saya selalu mengeluarkan ide-ide yang saya
punya dalam memecahkan masalah
10
Jika ada karyawan baru masuk di
perusahaan saya selalu membantu mereka
supaya cepat beradaptasi di dalam
perusahaan
11
Perusahaan ini saya selalu menciptakan
suasana kekeluargaan sesama karyawan
12
Sebelum melaksanakan pekerjaan , saya
selalu membuat program kerja yang
disesuaikan dengan rencana dan tujuan
13
Perusahaan tempat saya bekerja tidak hanya
fokus pada proses setiap pekerjaan tetapi
juga berorientasi pada hasil
14
Perusahaan saya bekerja setiap karyawan
memiliki peluang yang sama untuk
menempati jabatan yang lebih tinggi lagi
110
BAGIAN II KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai ketidakpastian lingkungan. Berilah tanda
ceklis
(√) pada jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3= Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS S SS
1 saya merasa nyaman dan aman dalam
posisi saya saat ini
2 Saya siap menerima resiko dalam setiap
keputusan yang saya ambil
3 Saya siap kapanpun jika ada yang
membutuhkan saya
4 Sebagai manager saya selalu menjaga
kesehatan saya dari cuaca buruk yang ada
supaya saya selalu bisa bekerja secara
maksimal
5 Saya selalu memberitahu pegawai saya
bekerja informasi-informasi yang saya
dapatkan
6 Dengan karyawan yang perusahaan miliki
saya yakin bisa lebih baik dari pesaing-
pesaing saya
7 Dengan produk-produk yang perusahaan
ini tawarkan ,membuat nasabah tidak
memilih perusahaan lain.
8 Kami memiliki tempat perusahaan yang
mampu mengajak nasabah untuk
menggunakan produk-produk dari kami
9 Menurut saya iklan media cetak atau
elektronik sangat berpengaruh untuk
mempromosikan perusahaan saya
10 Perusahaan ini memiliki produk- produk
yang tidak kalah menariknya dengan
perusahaan lain
11 Perusahaan ini memiliki regulator (dps,
pimpinan, karyawan) yang jelas agar bisa
di percaya oleh nasabah
111
12 Saya memberkan keputusan dengan
penunuh tanggung jawab, dan siap
menerima resiko apapun yang didapat dari
keputusan saya
13 Saya selalu menggunakan teknologi yang
baru supaya untuk mempermudah
karyawan bekerja
BAGIAN III KINERJA MANAJERIAL
Petunjuk pengisian :
Berikut ini sejumlah pernyataan mengenai kinerja manajerial. Berilah tanda ceklis (√)
pada
jawaban yang anda pilih!
1 = Sangat Tidak Setuju (STS) 3 = Setuju (S)
2 = Tidak Setuju (TS) 4 = Sangat Setuju (SS)
No. Pernyataan STS TS S SS
1
Sebagai manager saya sangat
memikirkan berbagai konsep untuk
memajukan perusahaan
2
Dengan berbagai keadaan keadaan saya
sebagai manajer harus siap berbagai
masukan yang di berikan karyawan saya
3
Dalam mengambil rencana saya selalu
memikirkan matang-matang dan selalu
melibatkan karyawan saya
4 Dalam mengambil kebijakan saya sebagai
manejer selalu meneliti terlebih dahulu
sebelum menetapkan keputusan
5 Sebagai manajer saya selalu menyelidiki
masalah yang ada dalam perusahaan
6
Dalam sebuah masalah yang ada dalam
perusahaan saya selalu melakukan
pengusutan dan mengambil kesimpulan
agar masalah tersebut tidak terulang
kembali
7
Saya perlu mengumpulkan dan
menyiapkan informasi serta
menganalisa pekerjaan
112
8
Dalam merekrut pegai pegawai saya selalu
menggunakan training sebelum menjadi
pegawai tetap
9
Dengan pengalaman yang saya dapat saya
bisa mmcahkan konflik yang terjadi pada
perusahaan
10
Sebagai manajer saya selalu bersosialisasi
ke pegawai, agar terjadi keharmonisan di
perusahaan
11
Sebagai manajer saya selalu menggunakan
artikulasi yang baik, karna saya sadar
artikulasi yang baik menjadi penilaian dari
nasabah saya
12
Sebagai manajer anda sering bercanda
kepada karyawan saya agar suasana di
perusahaan menjadi santai dan tidak tegang
13
Saya sebagai manager selalu memikirkan inovasi-inovasi yang ada di perusahaan agar perusahaan mendapat laba yang sangat baik.
14
Kecakapan potensial sangat penting untuk
mengawasi kinerja pegawai saya
15
Dalam memiliki pengalaman yang cukup dalam bidang saya bekerja, sangat membantu dan mempermudah saya dalam mengambil keputusan dalam menyelesaikan masalah di p Erusahaan
16
Dalam pengalaman saya bekerja saya
mampu mendeteksi masalah yang akan
terjadi, dan saya sudah siap mengatasi
masalah tersebut
113
114
Human capital
Responden Hc1 Hc2 Hc3 Hc4 Hc5 Hc6 Hc7 Hc8 Hc9 Hc10 Hc11 Hc12 Hc13 Hc14
1 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3
2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4
3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 2 4 3 2
4 3 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4
5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4
6 3 4 4 2 4 3 2 2 3 3 3 3 4 3
7 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3
8 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3
9 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 2
11 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4
13 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3
14 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4
15 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 4 4
21 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2
22 2 2 4 2 2 2 4 3 4 3 4 2 2 2
23 4 4 4 2 2 2 3 2 3 4 4 4 2 2
24 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3
115
25 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4
26 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4
27 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4
28 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
29 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
31 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
33 4 2 4 2 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3
34 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
35 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3
36 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
37 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 2 3
38 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
39 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 4 3
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
116
Ketidakpastian lingkungan
Responden Kl1 Kl2 Kl3 Kl4 Kl5 Kl6 Kl7 Kl8 Kl9 Kl10 Kl11 Kl12 Kl13 Jumlah
1 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 46
2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 47
3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
5 3 2 1 2 2 2 1 1 3 2 1 2 1 23
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 39
8 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
9 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 46
10 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 23
11 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 35
12 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
13 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 45
14 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 48
15 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
16 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
17 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 46
18 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 44
19 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 49
20 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 47
21 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 45
22 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 46
23 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 49
117
24 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
25 2 2 1 3 3 2 1 2 1 1 1 2 1 22
26 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
27 3 2 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 1 28
28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 38
29 3 2 1 2 2 4 2 3 2 2 2 3 1 28
30 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 48
31 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 46
32 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 44
33 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 49
34 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 4 47
35 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 45
36 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 46
37 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 49
38 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
39 2 2 1 3 3 2 1 2 1 1 1 2 1 22
40 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 35
118
Kinerja manajerial
responden Km1 Km2 Km3 Km4 Km5 Km6 Km7 Km8 Km9 Km10 Km11 Km12 Km13 Km14 Km15 Km16 jumlah
1 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 50
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 48
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 53
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
11 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 52
12 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 62
13 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 62
14 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 58
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
16 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 56
17 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 55
18 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 53
19 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 55
20 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 53
21 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 55
22 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 53
23 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 55
119
24 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 53
25 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 53
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
27 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 50
28 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 50
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
30 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 52
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 48
33 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 53
34 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 57
35 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 52
36 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 62
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
38 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 58
39 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 50
40 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 56
120
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.845 14
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.959 13
121
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 40 100.0
Excludeda 0 .0
Total 40 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.924 16
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .048 .070
.689 .495
human capital .995 .016 .992 60.461 .000 .967 1.034
ketidakpastian lingkungan -.008 .009 -.014 -.866 .392 .967 1.034
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
122
Coefficient Correlationsa
Model
ketidakpastian
lingkungan human capital
1 Correlations ketidakpastian lingkungan 1.000 .181
human capital .181 1.000
Covariances ketidakpastian lingkungan 8.654E-5 2.771E-5
human capital 2.771E-5 .000
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) human capital
ketidakpastian
lingkungan
1 1 2.963 1.000 .00 .00 .00
2 .033 9.484 .02 .08 .79
3 .004 26.832 .98 .92 .20
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 2.6323 4.0076 3.5679 .36136 40
Residual -.07521 .08203 .00000 .03566 40
Std. Predicted Value -2.589 1.217 .000 1.000 40
Std. Residual -2.054 2.241 .000 .974 40
a. Dependent Variable: kinerja manajerial
123
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .03565916
Most Extreme Differences Absolute .090
Positive .086
Negative -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .570
Asymp. Sig. (2-tailed) .901
a. Test distribution is Normal.
124
125
Variables Entered/Removedb
126
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 ketidakpastian
lingkungan, human
capitala
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: kinerja manajerial
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 .995a .990 .990 .03661
a. Predictors: (Constant), ketidakpastian lingkungan, human capital
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.093 2 2.546 1.900E3 .000a
Residual .050 37 .001
Total 5.142 39
a. Predictors: (Constant), ketidakpastian lingkungan, human capital
b. Dependent Variable: kinerja manajerial
127
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) .048 .070 .689 .495
human capital .995 .016 .992 60.461 .000
ketidakpastian lingkungan -.008 .009 -.014 -.866 .392
a. Dependent Variable: kinerja manajerial