jurusan ekonomi islam fakultas syari’ah institut...

111
PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN ( Studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang ) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1) Dalam Ilmu Ekonomi Islam Oleh: HABIB MASRURI 072411067 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: dodieu

Post on 25-Jul-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN ( Studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

Dalam Ilmu Ekonomi Islam

Oleh:

HABIB MASRURI

072411067

JURUSAN EKONOMI ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

ii

iii

Penguji II

iv

ABSTRAK

Upah merupakan salah satu elemen yang krusial. Artinya, elemen ini tak jarang

menjadi pemicu konflik intern perusahaan. Bahkan, hampir semua konflik yang muncul dalam perusahaan adalah wujud dari ketidakpuasan karyawan dalam hal upah. Dampak yang ditimbulkan adalah menurunnya angka produktivitas dan terganggunnya proses produksi. Oleh karena itu, perlu adanya satu alternatif yang bisa dijadikan dasar agar hubungan antara karyawan dan perusahaan bisa terjalin secara harmonis. Karena dengan terciptanya suasana yang kondusif dalam perusahaan maka proses produktivitas juga akan berjalan dengan lancar. Ada empat parameter dalam Islam yang dijadikan patokan atau dasar dalam menentukan sistem upah yang sesuai syariah, yaitu Moralitas, Dimensi Dunia dan Akhirat, Kelayakan dan Keadilan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif di mana terdapat dua variabel yaitu sistem upah Islami sebagai variabel bebas (independent) dan produktivitas karyawan sebagai variabel terikat (dependent), dengan menggunakan sumber data di antaranya data primer, sekunder, populasi dan sampel. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara, menyebar angket (kuesioner) kepada sejumlah responden dan dokumentasi data atau variabel yang berupa catatan-catatan, buku dan sebagainya.

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh cabang BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang yang meliputi Cabang: Buyaran, Sayung, Mranggen, Karangawen, Genuk, Johar, Banyumanik, Kaliwungu, Kendal, dan Limpung yang berjumlah 55 karyawan. Seluruh populasi diambil sebagai sampel sehingga disebut penelitian populasi dan tidak menggunakan teknik sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan angket yang telah diuji cobakan terlebih dahulu dan diuji validitas serta uji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisi deskriptif, analisis regresi sederhana, uji normalitas, uji T, uji R2.

Hasil analisis regresi memperoleh persamaan: Y= 19,249 + 0,374 yang artinya produktivitas karyawan dipengaruhi sistem upah Islami. Hasil analisis regresi juga memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,233, ini berarti 23,3% variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel sistem pemberian upah Islami. Sisanya sebesar 76,7% dijelaskan oleh variabel lain.

Sistem Upah Islami berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas karyawan pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang. Hal ini terbukti dari hasil uji t hitung sebesar 4,013 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka dengan demikian H0 ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan produktivitas karyawan.

Dalam penelitian ini variabel sistem upah Islami memberikan sumbangan efektif 23,3% terhadap produktivitas karyawan dan sisanya 76,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. ini menunjukkan bahwa sistem upah Islami memberikan pengaruh dominan terhadap produktivitas karyawan.

v

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, Penulis

menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang telah

pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga

skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Semarang, 10 Desember 2011

Deklarator,

Habib Masruri NIM. 072411067

vi

MOTTO

“Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik”

(Al Kahfi : 30)

“ Kesuksesan adalah 1% kejeniusan dan 99% kerja keras.”( Thomas Alfa Edision )

vii

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, kupersembahkan karya yang

sederhana ini untuk orang-orang yang telah memberi arti dalam hidupku:

1. Ayahanda Sarwan dan Ibunda Z. Rohmah tercinta yang telah membesarkanku, atas

segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya.

2. Kakak-kakakku (Mas Romie LH, Mbak Sida, Mbak Micho) Adikku (Umi)

Keponakanku (Haifa Hifni) terima kasih atas motivasi dan kasih sayangnya.

3. Lainy Diah Wijayanti sekeluarga tersayang yang selalu memberiku semangat dalam

menyelesaikan skripsi dan menjalani hidup ini.

4. Teman-teman Prodi Ekonomi Islam angkatan 2007, khususnya paket EIB ’07 yang

selalu memberikan motivasi kepada penulis.

5. Sahabat-sahabatku senasib dan seperjuangan ( Djamsoet, EIB belgoyang ).

6. Almamaterku dan Pejabat Prodi Ekonomi Islam IAIN Walisongo Semarang.

Tak ada yang penulis persembahkan selain kata terima kasih yang sebesar-

besarnya. Skripsi ini merupakan salah satu wujud dari terima kasihku untuk semuanya.

Kepada semua pihak yang telah bersedia dengan tulus ikhlas mendo’akan dan

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT selalu memberi

limpahan rahmat dan hidayah serta kesabaran dan ketabahan kepada semua dalam

mengarungi bahtera kehidupan ini.

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang

Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan maghfiroh-

Nya kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

senantiasa tercurahkan kehadirat Nabi Agung Muhammad SAW, keluarga dan para

sahabat dan para pengikut beliau, dengan harapan semoga kita mendapat syafa’at di hari

akhir nanti.

Berkat limpahan Rahmat, Taufik dan Hidayah-Nya serta usaha yang sungguh-

sungguh, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Sistem

Pemberian Upah Islami Terhadap Peningkatan Produktivitas Karyawan (Studi pada

BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang)”

Kepada semua pihak yang membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini,

penulis hanya bisa menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-

tinginya, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Muhibbin, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo

Semarang.

3. Dr. Ali Murtadlo, M.Ag selaku Kajur Ekonomi Islam, serta Bapak Nur Fatoni, M.Ag

selaku Sekjur Ekonomi Islam.

4. Bapak Drs. H. Djohan Masruhan, M.M selaku Dosen Pembimbing I, serta Bapak

Drs. Ghufron Ajib, M.Ag selaku Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Para dosen pengajar dan staff karyawan di lingkungan Fakultas Syariah IAIN

Walisongo Semarang yang telah membantu dan membekali penulis dengan berbagai

ix

ilmu pengetahuan dan pemahaman sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak Ahmad Zuhri selaku General Manajer BMT Bina Ummat Sejahtera yang

telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Suprapto selaku Manajer BMT Bina Ummat Sejahtera Cabang utama

Semarang, yang dengan sabar menyediakan data untuk penulis.

8. Ayahanda Sarwan dan Ibunda Z. Rohmah tercinta yang telah membesarkanku, atas

segala kasih sayang serta do’anya dengan tulus ikhlas untuk kesuksesan putranya.

9. Kakak-kakakku (Mas Romie LH, Mbak Sida, Mbak Micho) Adikku (Umi)

Keponakanku (Haifa Hifni) terima kasih atas motivasi dan kasih sayangnya.

10. Lainy Diah Wijayanti sekeluarga tersayang yang selalu memberiku semangat dalam

menyelesaikan skripsi dan menjalani hidup ini.

11. Semua sahabat dan teman-temanku yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu,

terima kasih atas dukungan dan motivasinya.

12. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Teriring do’a semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan dari semuanya

dengan sebaik-baik balasan. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini

belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Semarang, 10 Desembert 2011

Penulis,

Habib Masruri NIM. 072411067

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN ABSTRAK .................................................................................. iv

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. v

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................... viii

HALAMAN DAFTAR ISI .............................................................................. x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xiii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................... 9

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 9

1.5 Sistematika Penulisan.............................................................. 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Upah Islami .............................................................................. 12

2.1.1 Definisi Upah Islami .................................................... 12

2.1.2 Dasar Penentuan Upah ................................................ 15

2.1.3 Faktor Yang Menentukan Tingkat Upah .................... 17

2.1.4 Keadilan dan Kelayakan Dalam Pengupahan............. 19

2.1.5 Syarat Upah Islami....................................................... 22

2.2 Produktivitas ............................................................................ 22

2.2.1 Pengertian Produktivitas .............................................. 22

2.2.2 Produktivitas Kerja....................................................... 23

xi

2.2.3 Peningkatan Produktivitas Dalam Organisasi ............ 25

2.2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja 26

2.3 Penelitian Terdahulu................................................................ 30

2.4 Kerangka Berpikir ................................................................... 31

2.5 Hipotesis................................................................................... 32

BAB III : METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 33

3.1.1 Data Primer................................................................... 33

3.1.2 Data Sekunder .............................................................. 33

3.2 Populasi dan Sampel................................................................ 34

3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 34

3.3.1 Wawancara .................................................................. 34

3.3.2 Kuesioner (angket) ...................................................... 34

3.3.3 Observasi ...................................................................... 35

3.3.4 Dokumentasi................................................................. 35

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Data.............................. 36

3.4.1 Variabel Penelitian ....................................................... 36

3.4.2 Pengukuran Data .......................................................... 36

3.4.2.1 Sistem Pengukuran Upah Islami................... 36

3.4.2.2 Produktivitas............................ ...................... 37

3.5 Teknis Analisis Data................................................................ 38

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas....................................... 38

3.5.1.1 Uji Validitas .................................................... 38

3.5.1.2 Uji Reliabilitas ................................................ 39

3.5.2 Uji Normalitas .............................................................. 39

3.5.3 Analisis Deskriptif........................................................ 39

3.5.4 Analisis Regresi Sederhana ......................................... 40

3.5.4.1 Uji T................................................................. 40

3.5.4.2 Uji Koefisien Diterminasi (R2) ...................... 41

xii

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskriptif Objek Penelitian..................................................... 43

4.1.1 Gambaran Umum BMT Bina Ummat Sejahtera ........ 43

4.1.2 Sejarah BMT Bina Ummat Sejahtera.......................... 43

4.1.3 Visi dan Misi BMT Bina Ummat Sejahtera ............... 45

4.1.4 Budaya Kerja BMT Bina Ummat Sejahtera ............... 46

4.1.5 Produk Pebiayaan Anggota BMT Bina Ummat Sejahtera 46

4.1.6 Produk Simpanan BMT Bina Ummat Sejahtera ........ 47

4.2 Karakteristik Responden ........................................................ 48

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ................................ 53

4.3.1 Uji Validitas.................................................................. 53

4.3.2 Uji Reliabilitas.............................................................. 56

4.4 Uji Normalitas.......................................................................... 57

4.5 Deskriptif Variabel Penelitian................................................. 58

4.5.1 Variabel Sistem Pemberian Upah Islami (X) ............ 58

4.5.2 Variabel Produktivitas Karyawan (Y) ....................... 62

4.6 Hasil Analisis dan Uji Hipotesis............................................. 66

4.6.1 Analisis Regresi Sederhana ........................................ 66

4.6.2 Hasil Uji T atau Uji Parsial ........................................ 67

4.6.3 Koefisien Determinasi (R2) ........................................ 67

4.7 Pembahasan.............................................................................. 68

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 72

5.2 Saran-Saran .............................................................................. 73

5.3 Penutup..................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Angket Penelitian.

Lampiran 2 : Tabel Tanggapan Responden.

Lampiran 3 : Tabel Hasil Uji Validitas Responden.

Lampiran 4 : Tabel Hasil Uji Reabilitas Responden.

Lampiran 5 : Tabel Hasil Uji Normalitas.

Lampiran 6 : Tabel Hasil Frekuensi Deskriftif Responden.

Lampiran 7 : Tabel Hasil Uji Hipotesis (Uji T), Hasil Uji Koefisien Determinasi.

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan ekonomi syari’ah di Indonesia boleh dikatakan mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan banyak berdirinya lembaga

keuangan yang secara operasional menggunakan prinsip bagi hasil atau dikenal

dengan prinsip syari’ah.1

Perkembangan lembaga keuangan syariah diawali dengan terbitnya Undang-

Undang No 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No 10

tahun 1998.2 Implikasi positif dari kebijakan pemerintah diatas adalah banyak

berdirinya lembaga-lembaga keuangan syariah. Dalam perkembangannya sekarang

ini, ada dua jenis lembaga keuangan syariah yaitu lembaga keuangan syariah yang

berupa bank dan non bank. Lembaga keuangan syariah yang berupa bank terdiri dari

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sedangkan lembaga

keuangan syariah non bank antara lain berupa Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wa

Tamwill (BMT), Unit Simpan Pinjam Syariah (USPS) dan Asuransi Takaful ( AT ).3

Lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut, pada umumnya mempunyai

karakteristik yang berbeda dengan lembaga keuangan konvensional yakni berpegang

pada prinsip-prinsip ekonomi syariah dan mempunya lembaga pengawas syariah.

Namun yang paling banyak ditemukan di lapangan saat ini adalah berkembangnya

lembaga keuangan syariah non bank yakni Baitul Mal Wa Tamwil (BMT).4

1Ahmad Hassan Ridwan, BMT & BANK ISLAM: Instrumen Lembaga Keuangan Syari’ah, Bandung :

Pustaka Bani Quraisy. 2004 , h. 31. 2 H. Malayu S.P Hasibun, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta :PT BumiAksara. 2008, h. 39. 3Ahmad Hassan Ridwan, Op. Cit. h. 159. 4 Ibid. h. 159-160.

2

Menurut Muhammad Ridwan BMT merupakan kependekan dari Baitul Mal

wa Tamwil atau dapat juga ditulis dengan baitul maal wa baitul tanwil. Secara

harfiah/lughowi baitul maal berarti rumah dana dan baitul tamwil berarti rumah

usaha. Baitul maal dikembangkan berdasarkan sejarah perkembangannya, yakni dari

masa Nabi sampai abad pertengahan perkembangan Islam. Dimana baitul maal

berfungsi untuk mengumpulkan sekaligus mentasyarufkan dana sosial. Sedangkan

baitul tanwil merupakan lembaga bisnis yang bermotif laba.5

Dari pengertian tersebut dapat ditarik suatu pengertian yang menyeluruh

bahwa BMT merupakaan organisasi bisnis yang juga berperan sosial. Peran sosial

BMT akan terlihat pada definisi baitul maal, sedangkan peran bisnis BMT terlihat

dari definisi baitul tamwil. Sebagai lembaga sosial, baitul maal memiliki kesamaan

fungsi dan peran dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ), oleh karenanya, baitul maal ini

harus didorong agar mampu berperan secara profesional menjadi LAZ yang mapan.

Fungsi tersebut paling tidak meliputi upaya pengumpulan dana zakat, infaq, sedekah,

wakaf dan sumber dana-dana sosial yang lain, dan upaya pensyarufan zakat kepada

golongan yang paling berhak sesuai dengan ketentuan asnabiah (UU Nomor 38 tahun

1999).6

Sedangkan menurut Andri Soemitra BMT adalah kependekan kata Balai

Usaha Mandiri Terpadu atau Baitul Mal wat Tamwil, yaitu lembaga keuangan mikro

(LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT merupakan balai

usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan lembaga bait al-mal wa al-tamwil,

dengan kegiatan mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan

antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan

5 Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta : UII Pres. 2004, h. 126. 6 Ibid.

3

ekonominya. Selain itu, baitul mal wat tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infaq,

dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.7

Banyaknya lembaga keuangan mikro syariah yang tersebar di Indonesia

ternyata masih belum memberikan sinyal positif, termasuk Baitul Mal Wa Tamwil

(BMT). Sebagai lembaga keuangan mikro yang mempunyai keberpihakan terhadap

masyarakat ekonomi lemah, banyak tantangan dan permasalahan yang timbul dan

dihadapi dalam perkembangan BMT, baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Munculnya begitu banyak BMT di Indonesia tidak didukung oleh faktor-

faktor yang dapat mendukung suatu BMT untuk dapat terus berkembang dan berjalan

dengan baik. Fakta di lapangan menunjukkan banyak BMT yang tenggelam dan bubar

disebabkan berbagai hal, antara lain karena manajemen yang kurang profesional,

pengelola yang tidak amanah memunculkan ketidakpercayaan masyarakat sehingga

memicu penarikan dana secara besar-besaran dan kesulitan modal.8

Selain kelemahan internal BMT yang telah disebut diatas, BMT juga

dihadapkan pada tantangan yang lebih berat. BMT tidak dapat lagi mengandalkan

modal kepercayaannya pada sentimen masyarakat tentang isu-isu syariah, seperti

keharaman riba dan sistem bunga serta menjalankan sistem ekonomi berdasarkan

syariah Islam. Oleh karena itu mau tidak mau BMT harus meningkatkan mutu sumber

daya manusia dalam suatu sistem yang lebih besar yaitu strategi organisasi. Dalam

penempatan sasaran-sasaran organisasi dengan cara efektif dan efisien melalui

perencanaan, pengorganisasian, kemimpinan dan pengendalian sumber daya

organisasi agar mampu bersaing dan bertahan hidup.9

7Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

2009, h. 448. 8 Muhammad Ridwan, Op. cit. h. 136. 9 Rifki Ali Akbar, “Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil Dengan Menggunakan DATA

ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada Tahun 2009”, Skripsi, Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010, diPublikasikan, h. 20.

4

Mengingat semakin ketatnya persaingan antar lembaga keuangan syariah

dewasa ini menuntut BMT harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan lembaga

keuangan syariah lain, salah satu hal yang dapat ditempuh BMT agar mampu bertahan

dalam persaingan yang ketat, yaitu peranan sumber daya manusia dalam BMT

sangatlah penting kerena sebagai penggerak utama seluruh kegiatan atau aktivitas

BMT dalam mencapai tujuannya, baik untuk memperoleh keuntungan maupun untuk

mempertahankan kelangsungan hidup. Berhasil tidaknya suatu BMT dalam

mempertahankan eksitensinya dimulai dari manusia itu sendiri untuk

mempertahankan BMT dalam meningkatkan afektivitas dan efisiensi secara

maksimal. Dengan kata lain kinerja organisasi atau lembaga keuangan syariah sangat

dipengaruhi dan bahkan tergantung pada kualitas dan kemampuan kompetitif sumber

daya manusia yang dimilikinya.

Kinerja ialah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seorang dalam

bidang tugasnya.10 Tujuan dilakukannya penilaian kerja secara umum adalah untuk

memberikan feedback kepada pegawai dalam upaya memperbaiki tampilan kerjanya

dan upaya meningkatkan produktivitas organisasi, dan secara khusus dilakukan dalam

kaitannya dengan berbagai kebijaksanaan terhadap pegawai seperti untuk tujuan

promosi, kenaikan gaji, pendidikan dan latihan.11

Salah satu BMT yang ada di Indonesia adalah BMT Bina Ummat Sejahtera

(BUS). BMT ini beroperasi di daerah pesisir utara Jawa, diantara nelayan-nelayan

kecil di Lasem, Rembang. Pada awal pendiriaannya BMT Bina Ummat Sejahtera

mampu menggerakkan lebih dari 20 pendiri dengan mengumpulkan modal awal Rp

10 Husaini Usman, MANAJEMEN Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara. 2008,

h. 456. 11 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. 2002, h. 195.

5

10 juta. Pada April 2004, BMT Bina Ummat Sejahtera telah memiliki aset Rp 17,1

Milyar.12

Kenaiakan Upah atau gaji di BMT ( BUS ) naik sesuai jabatan yang di

kerjakan yaitu dari training ( 3 bln ) sampai magang naik 25%, magang ( 3 bln )

sampai kontrak naik 50%, kontrak (1 th ) sampai calon penglola naik 10%, calon

penglola ( 1 th ) sampai penglola naik 20%. Kenaikan upah juga bisa didapat dengan

hasil kinerja yang dinilai langsung oleh Manajer cabang masing-masing seperti

prestasi, fanding, landing, dan lain-lain.13 Hasil wawancara yang saya dapat dari

Manajer cabang utama Semarang upah yang diberiakan sudah dipotong zakat. Zakat

adalah sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-

orang yang berhak.14 Zakat mempunyai kedudukan penting dalam struktur ekonomi

keagamaan dari mekanisme keuangan Islam. Nabi menyebutnya sebagai salah satu

rukun Islam.15 Yaitu tiada tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah,

ditegakkannya solat, pembayaran zakat, pelaksanaan haji dan puasa pada bulan

Ramadhan.

Upah dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi karyawan untuk

meningkatkan prestasi kerja mereka dan merangsang karyawan untuk berperan aktif

dalam peran pencapaian tujuan perusahaan. Selain itu upah merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi produtivitas karyawan. Tujuan upah diberikan kepada

karyawan adalah untuk meningkatkan produktivitas karyawan, apakah dengan sistem

pemberian upah di BMT Bina Ummat Sejahtera tersebut karyawan bisa meningkatkan

produktivitasnya.

12 ttp://aenulloh.blogspot.com/2010/02/agus-muharram-banyaknya-skim-di-kjks.html 13 Data sumber diperoleh dari manajer BMT Bina Umat Sejahtera Cabang Sayung. 14 Makhalul Ilmi, Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah : Beberapa Permasalahan Dan

Alternative Solusi, Yogyakarta: UII Pres, 2002, h. 67. 15 Sabahuddin Azmi, Menimbang Ekonimi Islam, Bandung: Penerbit Nuansa, 2005, Cet. I, h. 93-94.

6

Produktivitas adalah ukuran sampai sejauh mana sebuah kegiatan mampu

mencapai target kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan.16 Untuk itu sudah

layaknya pemilik lembaga keuangan baik swasta maupun pemerintah memberikan

sebuah motivasi bagi karyawannya supaya menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Oleh karena itu lembaga keuangan memberikan semacam perhatian yang khusus pada

karyawannya untuk meningkatkan kemajuan dan kemampuan tenaga kerja serta

kesejahteraan karyawan.

Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi, efektivitas, sering

dihubungkan dengan produktivitas. Secara umum, pengertian produktivitas

dikemukakan orang dengan menunjukkan kepada rasio output terhadap input. Input

bisa mencakup biaya produksi dan biaya peralatan. Sedangkan output bisa terdiri dari

penjualan (sales), pendapatan, market share, dan kerusakan.17

John Kendrick mendefinisikan produktivitas sebagai “ hubungan antara output

(O) barang serta jasa dan input ( I ) sumberdaya manusia dan bukan manusia, yang

digunakan dalam proses produksi, hubungan tersebut biasanya dinyatakan dalam

bentuk ratio O/I “, dalam arti bahwa produktivitas adalah rasio output terhadap input.

Semakin tinggi numerik dari rasio ini, semakin besar pula angka produktivitas.18

Pada umumnya seseorang bekerja pada perusahaan mempunyai tujuan untuk

mendapatkan upah guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, dengan upah yang cukup

akan tercipta suasana kerja yang menyenangkan dilingkungan perusahaan tersebut.

Sebagai bagian dari biaya, upah sering dipandang sebagai aspek yang

diharapkan dapat memberikan dampak produktivitas setinggi-tingginya agar

kelangsungan hidup perusahaan dapat ditingkatkan dari waktu ke waktu. Sebaliknya

16 Ernie Tisnawati. S. dan Kurniawan. S, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2005, Cet. I, h. 369. 17 Faustino Cardoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI. 2003, h. 159. 18 James A.F Stoner Charles Wankel, Perencanaan & Pengembalian Keputusan Dalam Manajemen,

Jakarta: PT Rineka Cipta,2003, h. 318-319.

7

dari kacamata kaum pekerja, upah adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup

pekerja dan keluarga.19

Menurut Saul W. Gellerman upah adalah harga untuk adanya bakat.

Pentingnya bagi motivasi terutama ialah karena pengaruhnya untuk mendistribusikan

orang-orang dengan watak, tujuan, dan nilai yang berbeda-beda di antara pekerjaan

yang bersaing.20

Menurut Susilo Martoyo upah atau gaji karyawan adalah suatu bentuk

pemberian kompensasi21 yang bersifat “financial” dan merupakan yang utama dari

bentuk-bentuk kompensasi yang ada bagi karyawan.22

Upah Islami adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaannya dalam

bentuk imbalan materi di dunia (Adil dan Layak) dan dalam bentuk imbalan pahala di

akherat (imbalan yang lebih baik).23

Proses penentuan upah yang Islami berasal dari dua faktor, obyektif dan

subyektif. Obyektif adalah upah ditentukan melalui pertimbangan tingkat upah di

pasar tenaga kerja, sedangkan subyektif adalah upah ditentukan melalui

pertimbangan-pertimbangan sosial.24 Maksud dari pertimbangan-pertimbangan sosial

adalah nilai-nilai kemanusiaan dari tenaga kerja tersebut. Selama ini ekonomi

konvensional berpendapat bahwa upah ditentukan melalui pertimbangan tingkat upah

dipasar tenaga kerja. Namun ada sisi kemanusiaan yang harus dipertimbangkan pula.

Menurut Dewan penelitian pengupahan nasional Upah merupakan suatu

penerimaan sebagai suatu imbalan dan pemberian jasa kepada penerima jasa. Untuk

19 Budi W. Soetjipto, Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : Amara Book.

2008, h. 247. 20 Saul W. Gellerman, Manajer dan Bawahan, Jakarta : PT. Djaya Pirusa. 1983, h. 20. 21 Kompensasi adalah keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari

pelaksanaan pekerjaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya. 22 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. 1990, h. 102. 23 http://java-wira-oke.blogspot.com/2010/05/upah-dalam-islam.html 24 Ibid.

8

suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan yang berfungsi sebagai

jaminan kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi yang

dinyatakan atau dinilai dalam uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan

undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara

pemberi kerja dan penerima kerja.25

Perusahaan perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap keberadaan

karyawan agar loyalitas karyawan terhadap perusahaan juga tinggi. Perusahaan

sebaiknya juga perlu mengetahui latar belakang penyebab penurunnya kinerja

karyawan, salah satunya adalah masalah upah karyawan dalam pemberian upah,

perusahaan harus memperhatikan prinsip keadilan dan kelayakan sesuai syariah Islam.

Dalam pemberian upah perlu diperhatikan apakah upah tersebut telah mencukupi

kebutuhan minimal, selain itu faktor upah dan gaji ikut mempengaruhi baik tidaknya

kinerja karyawan.

Upah sebagai salah satu komponen kompensasi memegang peranan penting

dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan dan sebagai faktor perangsang dalam

mendorong karyawan tercapainya tujuan, sehingga pemberian upah yang layak bagi

karyawan harus diperhatikan. Tujuan utama pemberian kompensasi tampaknya sudah

tidak perlu dipermasalahkan lagi, yaitu untuk menarik pegawai yang berkualitas,

mempertahankan pegawai, memotivasi kinerja, membangun komitmen karyawan, dan

satu hal yang sering kali terlupakan adalah mendorong peningkatan pengetahuan dan

ketrampilan karyawan dalam upaya meningkatkan kompetensi organisasi secara

25 Heidjrachman Dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2002, h.

138.

9

keseluruhan. Sehingga kompensasi dapat juga dilihat sebagai salah satu aspek

pengembangan sumber daya manusia.26

Upah adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap peningkatan

produktivitas karyawan. Seorang karyawan yang mempunyai upah tinggi atau sesuai

dengan yang diharapkan akan memotivasi karyawan sehingga dapat tercapainya

maksud dan tujuan perusahaan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti

terdorong untuk mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul :

PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN “Studi Pada BMT Bina

Ummat Sejahtera di Kantor Cabang Utama Semarang “.

1.2 Rumusan Masalah

Sebagai suatu lembaga keuangan syariah, BMT Bina Ummat Sejahtera dalam

menjalankan bidang usahanya, BMT sangat memerlukan sumber daya manusia yang

berkualitas agar produktivitas karyawan maksimal dan dapat menjaga kelangsungan

hidup perusahaan. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang diajukan

dalam penelitian ini adalah : “ Bagaimana pengaruh sistem pemberian upah Islami

terhadap peningkatan produktivitas karyawan “.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk

mengetahui bagaimana pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan

produktivitas karyawan ?

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan sebagai berikut :

1. Bagi BMT Bina Ummat Sejahtera

26 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. 2002, h. 245.

10

BMT Bina Ummat Sejahtera menggunakan penelitian ini dapat diketahui

kelemahan dan kelebihan dari langkah-langkah yang diambil selama ini, sehingga

dimasa datang BMT Bina Ummat Sejahtera dapat menentukan kebijakan

khususnya mengenai upah yang Islami.

2. Bagi Penulis

Dapat digunakan untuk menerapkan teori yang telah diperoleh penulis

dibangku kuliah dan untuk menambah dan memperluas pengetahuan.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai tambahan pengetahuan, wawasan, dan referensi bagi yang ingin

mengembangkan penelitian ini, dan sebagai sumbangan pemikiran dalam

menyebarluaskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran dari skipsi ini maka disusun sistematika skipsi

sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini dimuat tentang : latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi teori-teori yang berkaitan dengan inti masalah yaitu meliputi

pengertian : sistem upah Islami, produktivitas, penelitian terdahulu, kerangka

pemikiran, dan hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang jenis dan sumber data, populasi dan

sampel, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran data,

dan Metode analisis data.

11

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini memuat tentang gambaran umum obyek penelitian, penyajian

data, analisis data, dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP

Dalam bab ini disajikan kesimpulan dari hasil analisis data yang dilakukan

penulis dan saran-saran yang perlu disampaikan.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Upah Islami

2.1.1 Definisi Upah Islami

Salah satu tugas yang sangat sulit dari manajemen personalia27 adalah untuk

menyusun suatu struktur upah yang memenuhi persyarat adil dan layak. Berapa

seharusnya suatu jabatan dibayar ? tepatkah kalau kita membayar seorang operator

mesin tenun dengan Rp 300,00 per hasil ? dan kalau ini kita anggap layak,

berapakah yang harus kita bayar untuk seorang tukang kelos ? pantaskah kita

memberi gaji seorang pesuruh sebesar Rp 10.000,00 per bulan dan Derektur Utama

menerima Rp 200.000,00 per bulan ? kalau kita anggap pantas, dasar apa yang bisa

kita pakai untuk menentukan ?28

Pada masanya, Rasulullah adalah pribadi yang menetapkan upah bagi para

pegawainya sesuai dengan kondisi, tanggung jawab dan jenis pekerjaan. Proses

penetapan gaji yang pertama kali dalam Islam bisa diliat dari kebijakan Rasulullah

untuk memberikan gaji satu dirham setiap hari kepada Itab bin Usaid yang

diangkat sebagai gubernur makkah.29

Ujarah (upah) menurut bahasa, adalah al-itsabah (memberi upah).

Misalnya aajartuhu, baik dibaca panjang atau pendek, yaitu memberi upah.

Sedangkan menurut istilah fiqih ialah pemberian hak pemanfa’atan dengan syarat

27 Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan SDM agar tercapai tujuan organisasi.

28 Heidjrachman Dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2002, h. 137.

29 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, Jakarta :PT Rajagrafindo Persada, 2006, h. 112-113.

13

ada imbalan. Disyaratkan pula agar upah dalam transaksi Ujarah disebutkan secara

jelas. 30 Diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khurdry r.a. menerangkan:

لھ وسلم عن استئجا نھى رسو ل اهللا صلى اهللا علیھ وا: عن ابى شعید رضي اهللا عنھ قال ) رواه أحمد(.وإلقاه الحجر, حتى یتبین لھ أجره وعن النجش واللمس, راألجیر

“Rasulullah SAW. Melarang kita menggunakan tenaga seorang buruh,

sehingga telah disepakati besarnya upah, sebagaimana melarang melakukan penawaran lebih tinggi dari yang ditawar orang, dan penjualan yang dilakukan secara memegang dan melempar batu ” (H.R. Ahmad; Al-Muntaqa II: 390)31

Upah atau ujrah dapat diklasifikasikan menjadi dua : pertama, upah yang

telah disebutkan (ajrun musamma), dan kedua, upah yang sepadan (ajrul mitsli).

Upah yang telah disebutkan (ajrun musamma) itu syaratnya ketika disebutkan

harus disertai kerelaan kedua pihak yang bertransaksi, sedangkan upah yang

sepadan (ajrul mitsli) adalah upah yang sepadan dengan pekerjaannya serta

sepadan dengan kondisi pekerjaanya (profesi kerja) jika akad ijarah-nya telah

menyebutkan jasa (manfaat) kerjanya.32

Ada beberapa pengertian mengenai upah ini. Di bawah ini dikutipkan

beberapa arti upah :33

1. Arti upah menurut undang- undang kecelakaan tahun 1974 No. 33 pasal 7 ayat

a dan b, dimaksudkan dengan upah ialah :

a. Tiap-tiap pembayaran berupa uang yang diterima oleh buruh sebagai ganti

pekerjaan.

b. Perumahan, makanan, bahan makanan dan pakaian dengan percuma, yang

nilainya ditaksir menurut harga umum ditempat itu.

30 M. I. yusanto dan M. K. widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta : Gema Insane Press.

2002, h. 193. 31 Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Jakarta: Yayasan

Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. 2001, Cet I, h. 212. 32 Ibid, h.194. 33 Heidjrachman Dan Suad Husnan. Op. cit. h. 137-138.

14

2. Menurut Edwin B. Flippo, yang dimaksud dengan upah ialah harga untuk jasa-

jasa yang telah diberikan oleh seseorang kepada orang lain.

3. Hadi poerwono, memberikan definisi upah sebagai berikut : Upah ialah

jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah

dikeluarkan oleh tenaga kerja meliputi masa atau syarat-syarat tertentu.

4. Prof. Dr. F.J.H.M. Van Ber, Van mengartikan upah secara lebih luas yaitu

sebagai tujuan obyektif kerja ekonomis.

5. Dewan penelitian pengupahan nasional, memberikan definisi upah sebagai

berikut : upah ialah suatu penerimaan sebagai suatu imbalan dari pemberian

kerja kepada penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan

akan dilakukan, berfungsi sebagai jaminan kelangsungan kehidupan yang

layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan atau dinilai dalam bentuk

uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang- undang dan

peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi

kerja dan penerima kerja.

Menurut Marihot Tua Efendi Hariandja Upah atau gaji adalah balas jasa

dalam bentuk uang yang diterima pegawai sebagai konsekuensi dari kedudukannya

sebagai seorang pegawai yang memberikan sumbangan dalam mencapai tujuan

organisasi.34

Dari definisi-definisi di atas meskipun berbeda-beda artinya tetapi jelas

memiliki maksud yang sama, yaitu upah menurut pengganti atas jasa yang telah

diserahkan oleh pekerja kepada pihak lain atau majikan. Sedang ujud dari upah

dapat bermacam-macam.35

34 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. 2002, h. 245. 35 Heidjrachman Dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2002, h.

138.

15

Upah yang dibayarkan kepada para pekerja, terkadang boleh dibayarkan

berupa barang, bukan berupa uang tunai. Diriwayatkan bahwa Umar bin Khattab

memberikan upah kepada Gubernur Himsha, Iyadh bin Ghanam, berupa uang satu

dinar, satu ekor domba, dan satu mud korma setiap hari.36

2.1.2 Dasar Penentuan Upah

Rasulullah memberikan contoh yang harus dijalankan kaum muslimin

setelahnya, yakni, penentuan upah dari para pegawai sebelum mereka mulai

menjalankan pekerjaannya. Dengan memberikan informasi gaji yang akan

diterima, diharapkan akan memberikan dorongan semangat bagi pekerja untuk

memulai pekerjaan, dan memberikan rasa ketenangan. Mereka akan menjalankan

tugas pekerjaan sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja dengan majikan.37

Upah ditentukan berdasarkan jenis pekerjaan, ini merupakan asas

pemberian upah sebagaimana ketentuan yang dinyatakan Allah dalam firman-Nya:

Artinya: ” Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka ( balasan ) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan “ ( Al-Ahqaf 46 : 19).

Untuk itu, upah yang dibayarkan pada masing-masing pegawai bisa berbeda

berdasarkan jenis pekerjaan dan tanggung jawab yang dipikulnya.38

Menurut Susilo Martoyo beberapa cara perhitungan atau pertimbangan

dasar penyusunan upah dan gaji antara lain sebagai berikut :39

1. Upah menurut prestasi kerja

2. Upah menurut lama kerja

36 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer, Jakarta

:PT Rajagrafindo Persada, 2006, h. 113. 37 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, MANAJEMEN SYARIAH Sebuah Kajian Historis Dan Kontemporer,

Jakarta :PT Rajagrafindo Persada, 2006, h. 113. 38 Ibid, h. 113-114. 39 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. 1990, h. 102-

104.

16

3. Upah menurut sinioritas

4. Upah menurut kebutuhan

Upah menurut prestasi kerja yaitu pengupahan dengan cara ini langsung

mengaitkan besarnya upah dengan prestasi kerja yang telah ditunjukan oleh

karyawan yang bersangkutan. Berarti bahwa besarnya upah tersebut tergantung

pada banyak sedikitnya hasil yang dicapai dalam waktu kerja karyawan. Cara ini

dapat diterapkan apabila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Memeng dapat

dikatakan bahwa cara ini dapat mendorong karyawan yang kurang produktif

menjadi lebih produktif dalam bekerjanya. Disamping itu juga sangat

menguntungkan bagi karyawan yang dapat bekerja cepat dan berkemampuan

tinggi. Sebaliknya sangat tidak “favourable” bagi karyawan yang bekerja lamban

atau karyawan yang sudah berusia lanjut. Sering orang mengatakan bahwa cara ini

disebut pula sistem upah menurut banyaknya produksi atau “upah potongan”.

Upah menurut lama kerja yaitu cara ini sering disebut sistem upah waktu.

Besarnya upah ditentukan atas dasar lamanya karyawan melaksanakan atau

menyelesaikan suatu pekerjaan. Cara penghitungannya dapat menggunakan per

jam, per hari, per minggu ataupun per bulan. Namun demikian, umat islam

diberikan kebebasan untuk menentukan waktu pembayaran upah sesuai dengan

kesepakatan antara pekerja dan majikan, atau sesuai dengan kondisi.40 Umumnya

cara ini diterapkan apabila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan

berdasarkan prestasi kerja.

Upah menurut senioritas yaitu cara pengupahan ini didasarkan pada masa

kerja atau senioritas ( kewerdaan ) karyawan yang bersangkutan dalam suatu

organisasi. Dasar pemikirannya adalah karyawan senior, menunjukan adanya

40 Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Op. cit. h. 113.

17

kesetiaan yang tinggi dari karyawan yang bersangkutan pada organisasi dimana

mereka bekerja. Semakin senior seorang karyawan semakin tinggi loyalitasnya

pada organisasi.

Upah menurut kebutuhan yaitu cara ini menunjukan bahwa upah pada

karyawan didasarkan pada tingkat urgensi kebutuhan hidup yang layak dari

karyawan. Ini berarti upah yang diberikan adalah wajar apabila dapat dipergunakan

untuk memenuhi kebutuhan yang layak sehari-hari ( kebutuhan pokok minimum ),

tidak kelebihan, namun juga tidak berkekurangan. Hal seperti ini masih

memungkinkan karyawan untuk dapat brtahan dalam perusahaan atau organisasi.

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah

Di antara beberapa faktor penting yang mempengaruhi tinggi rendahnya

tinkat upah adalah :41

1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja

Meskipun hukum ekonomi tidaklah bisa ditetapkan secara mutlak dalam

masalah tenaga kerja, tetapi tidak bisa diingkari bahwa hukum penawaran dan

permintaan tetap mempengaruh. Untuk pekerjaan yang membutuhkan

keterampilan ( skill ) tinggi, dan jumlah tenga kerjanya langka. Maka upah

cenderung tinggi. Sedangkaan untuk jabatan-jabatan yang mempunyai

“penawaran” yang melimpah upah cenderung turun.

2. Organisasi buruh

Ada tidaknya organisasi buruh, serta lemah kuatnya organisasi buruh akan ikut

mempengaruhi terbentuknya tingkat upah. Adanya serikat buruh yang kuat,

yang berarti posisi “bargaining” karyawan juga kuat, akan menaikan tingkat

upah. Demikian sebaliknya.

41 Heidjrachman Dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta, 2002, h.

139-140.

18

3. Kemampuan untuk membayar

Meskipun mungkin serikat buruh menuntut upah yang tinggi tetapi ahirnya

realisasi pemberian upah akan tergantung juga pada kemampuan membayar

dari perusahaan. Bagi perusahaan upah merupakan salah satu komponen biaya

produksi, dan akhirnya akan mengurangi keuntungan. Kalau kenaikan biaya

produksi sampai mengakibatkan kerugian perusahaan, maka jelas perusahaan

akan tidak mampu memenuhi fasilitas karyawan.

4. Produktivitas

Upah sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi karyawan. Semakin tinggi

prestasi karyawan seharusnya semakin besar pula upah yang akan diterima.

Prestasi ini bisa dinyatakan sebagai produktivitas. Hanya yang menjadi

masalah adalah nampaknya belum ada kesepakatan dalam menghitung

produktivitas.

5. Biaya hidup

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah biaya hidup. Di kota-kota

besar, dimana biaya hidup tinggi, upah juga cenderung tinggi, bagaimanapun

nampaknya biaya hidup merupakan “batas penerimaan upah” dari para

karyawan.

6. Pemerintah

Pemerintah dengan peraturan-peraturanya juga mempengaruhi tinggi

rendahnya upah. Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bawah

dari tingkat upah yang akan dibayarkan.

19

2.1.4 Keadilan dan Kelayakan Dalam Pengupahan

Keadilan, di dalam pemberian kompensasi kita perlu juga memperhatikan

prinsip keadilan. Keadilan bukan berarti bahwa segala sesuatu mesti dibagi sama

rata. Keadilan harus dihubungkan antara pengorbanan ( input ) dengan penghasilan

( output ). Semakin tinggi pengorbanan, semakin tinggi penghasilan yang

diharapkan.42

Organisasi yang menerapkan prinsip keadilan dalam pengupahan

mencerminkan organisasi yang dipimpin oleh orang-orang bertaqwa. Konsep adil

ini merupakan ciri-ciri organisasi yang bertaqwa. Al-Qur’an menegaskan :43

Artinya “Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada Taqwa”. (QS.

Al-Maidah : 8). Rasa keadilan ini sangat diperhatikan oleh para karyawan. Mereka tidak

hanya memperhatikan besarnya uang yang dibawa pulang, tetapi juga

membandingkan dengan penghasilan rekan yang lain. Kalau A dan B sama-sama

memperoleh uang Rp30.000,00 per bulan, tetapi A merasa bahwa beban karyawan

lebih berat dari B, ia tentu akan merasa tidak adil mengenai upah yang dia terima.

Keadilan di dalam pengupahan itu bisa digambarkan dalam gambar berikut

ini.44

42 Susilo Martoyo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta. 1990, h. 104. 43 http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/06/20/pengertian-upah-dalam-konsep-islam/ 44 Heidjrachman Dan Suad Husnan. Op. cit. h. 140.

20

Rp Gambar 2.1 : Internal Consistency Dalam Pengupahan

nilai/ harga Jabatan dengan jabatan dengan jabatan Nilai rendah nilai tinggi

Dalam gambar 2.1 tersebut Nampak bahwa semakin tinggi nilai suatu

jabatan, semakin tinggi pula upah/gaji yang diterima. Keadilan didalam

pengupahan ini sering disebut sebagai konsistensi internal ( Internal Consistency).

Kelayakan, di samping masalah keadilan, maka dalam pengupahan perlu

diperhatikan pula unsur kelayakan. Kelayakan ini bisa dibandingkan dengan

pengupahan pada perusahan-perusahan lain, atau bisa juga dengan menggunakan

peraturan pemerintah tentang upah minimum atau juga dengan menggunakan

kebutuhan pokok minimum. Juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan

dengan cara pengupahan diperusahaan lain, yang dimaksudkan untuk menjaga apa

yang disebut “Eksternal Consistency”. Apabila upah didalam perusahaan yang

bersangkutan lebih rendah dari pada perusahaan-perusahaan lain, maka hal ini

dapat mengakibatkan kesulitan bagi perusahaan untuk memperoleh tenaga kerja.

Oleh karena itu untuk memenuhi kedua “Consistency” tersebut, bai “internal”

maupun “eksternal” tadi, perlu menggunakan suatu evaluasi jabatan ( job

evaluation )45

45 Susilo Martoyo, Op. cit. 1990, h. 105.

21

Di dalam Islam kelayakan bermakna cukup dari segi pangan, sandang dan

papan dan janganlah seseorang merugikan orang lain, dengan cara mengurangi

hak-hak yang seharusnya diperolehnya. Dalam pengertian yang lebih jauh, hak-

hak dalam upah bermakna bahwa janganlah mempekerjakan upah seseorang, jauh

dibawah upah yang biasanya diberikan. Misalnya saja untuk seorang staf

administrasi, yang upah perbulannya menurut pasaran adalah Rp 900.000,-. Tetapi

di perusahaan tertentu diberi upah Rp 500.000,-. Hal ini berarti mengurangi hak-

hak pekerja tersebut. Dengan kata lain, perusahaan tersebut telah memotong hak

pegawai tersebut sebanyak Rp 400.000,- perbulan. Jika ini dibiarkan terjadi, maka

pengusaha sudah tidak berbuat layak bagi si pekerja tersebut.46

Islam juga melihat Upah sangat besar kaitannya dengan konsep moral,

sementara barat tidak, Islam tidak hanya materi (kebendaan atau keduniaan) tetapi

menembus batas kehidupan, yakni berdimensi akhirat yang disebut dengan pahala,

sementara barat tidak, adapun persamaan kedua konsep upah antara barat dan

Islam adalah prinsip keadilan (justicce) dan prinsip kelayakan (kecukupan)47

Tabel 2.1 Konsep Upah antara Barat dan Islam

No Aspek Barat Islam

1 Keterkaitan yang erat antara UPAH dengan MORAL

Tidak Ya

2 Upah memiliki dua dimensi : Dunia dan akherat

Tidak Ya

3 Upah diberikan berdasarkan Prinsip Keadilan (justice)

Ya Ya

4 Upah diberikan berdasarkan prinsip Kelayakan Ya Ya

46 http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/06/20/pengertian-upah-dalam-konsep-islam/ 47 Ibid.

22

2.1.5 Syarat Upah Islami

Dalam Islam, upah merupakan salah satu unsur ijârah, selain tiga unsur

lainnya; âqid (orang yang berakad), ma’qûd ‘alaih (barang yang menjadi objek

akad), dan manfaat. Ketentuan pengupahan harus memenuhi syarat-syarat:48

1. Adanya kerelaan kedua belah pihak yang berakad.

2. Manfaat yang menjadi akad harus diketahui secara sempurna sehingga tidak

muncul masalah di kemudian hari.

3. Objek akad itu sesuatu yang halal atau tidak diharamkan.

4. Upah harus jelas, tertentu dan sesuatu yang bernilai harta. Bernilai

(mutaqawwim) di sini dapat diukur dari dua aspek; syar’i dan ‘urfi.

2.2 Produktivitas

2.2.1 Pengertian Produktivitas

Sarana utama yang digunakan manusia untuk keluar dari kemiskinan ke

suatu tempat kehidupan yang lebih makmur adalah peningkatan produktivitas.49

Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang dapat dicapai

dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan per satuan waktu. Produktivitas

secara umum dapat diartikan sebagai perbandingan antara apa yang dihasilkan

dengan apa yang dimasukkan.50

John Kendrick mendefinisikan produktifitas sebagai “ hubungan antara

output (O) barang serta jasa dan input ( I ) sumberdaya manusia dan bukan

manusia, yang digunakan dalam proses produksi, hubungan tersebut biasanya

dinyatakan dalam bentuk ratio O/I “, dalam arti bahwa produktivitas adalah rasio

48 http://p3ei.blogdetik.com/2008/07/10/buruh-dalam-islam/ 49 James A.F Stoner Charles Wankel, Perencanaan & Pengembalian Keputusan Dalam Manajemen,

Jakarta: PT RINEKA CIPTA,2003, h. 318. 50 Sonny Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Ketenagakerjaan, Yogyakarta :

Graham Ilmu. 2003, h. 62.

23

output terhadap input. Semakin tinggi numerik dari rasio ini, semakin besar pula

angka produktivitas.51

2.2.2 Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja berasal dari kata produktif artinya segala kegiatan yang

menimbulkan kegunaan (utility) jika seorang bekerja ada hasilnya maka dikatakan

dia produktif. Tapi kalau dia menganggur, dia disebut tidak produktif, tidak

menambah nilai guna bagi masyarakat.52

Islam mengajarkan umatnya untuk mengisi hidupnya dengan bekerja dan

tidak membiarkan waktunya terbuang percuma. Allah hanya akan melihat dan

mempertimbangkan hasil kerja manusia, karena itu bekerja secara produktif

merupakan amanat ajaran Islam, Allah berfirman dalam QS At-Taubah Ayat 109:53

.

Artinya : Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.

Peningkatan produktivitas merupakan dambaan setiap perusahaan.

Produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan denagan konsep ekonomis,

filosofis, dan sistem.54

Konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan

manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan

kebutuhan hidup manusia dan masyarakat pada umumnya.

51 James A.F Stoner Charles Wankel, op. cit. h. 318-319 52 Buchari Alma dan Doni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah, Bandung: Alfabeta, 2009, h.

171 53 Ibid, h. 170. 54 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, Jakarta : PT. RINEKA CIPTA, 2004, h. 175.

24

Konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap

mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana

keadan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari

esok harus lebih baik dari hari ini. Hal ini yang memberi dorongan untuk

berusaha dan mengembangkan diri.

Konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu

tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan

sebagai sistem.

Sedangkan konsep produktivitas menurut piagam Oslo 1984 adalah sebagai

berikut : ( J. Ravianto, 1985 )

1. Produktivitas adalah konsep universal, yaitu menyediakan banyak barang dan

jasa untuk kebutuhan semakain banyak orang dengan menggunakan semakin

sedikit sumber-sumber daya.

2. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif

merumuskan tujuan, rencana pengembangan, dan pelaksanaan cara-cara

produktif dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun

tetap menjaga kualitas.

3. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan

mengunakan modal, ketrampilan, teknologi, manajemen, informasi, energy,

dan sumber-sumber daya lainnya.

4. Produktivitas berbeda pada masing-masing Negara sesuai dengan kondisi,

potensi dan kekurangan, serta harapan-harapan yang dimiliki oleh Negara

yang bersangkutan dalam janka pendek dan jangka panjang.

25

5. Produktivitas lebih dari sekedar ilmu,teknologi, dan teknik-teknik

manajemen,akan tetapi juga mengandung filosofis dan sikap yang didasarkan

pada motivasi yang kuat untuk mencapai mutu kehidupan yang baik.

Menurut Dewan Produktivitas Nasional 1983, pengertian produktivitas

adalah sebagai berikut :55

1. Produktivitas mengandung pengertian sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin

dan hari esok lebih baik dari hari ini.

2. Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil

yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan.

2.2.3 Peningkatan Produktivitas Dalam Organisasi

Produktivitas telah menjadi perhatian pusat utama manajer, ada beberapa

tindakan yang mungkin dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan produktivitas

dalam sebuah organisasi, seperti berikut :56

1) Pengenalan sistem penunjang keputusan manajemen.

2) Pembukaan gudang sentral dengan penyimpanan dan pengambilan kembali

yang dilakukan secara otomatis.

3) Pelancaran arus kerja untuk mengurangi jumlah karyawan yang dibutuhakn

saat puncak.

4) Pengadaan fasilitas komputer ditempat yang membutuhkannya.

5) Pelatihan.

6) Program insentif berdasarkan peningkatan produktivitas jangka panjang.

Menurut Pandji Anoraga untuk meningkatkan utility dan menghasilkan

barang dan jasa tersebut diperlukan input yang berupa modal, tenaga, sarana, dan

55 Pandji Anoraga. Ibid. h. 176. 56 James A.F Stoner Charles Wankel, Perencanaan & Pengembalian Keputusan Dalam Manajemen,

Jakarta: PT Rineka Cipta,2003, h. 320.

26

pra sarana lain untuk kelengkapannya. Dengan proses input menjadi output,

produktivitas bukanlah diartikan jumlah produksi tetapi produktivitas adalah

ukuran atau angka indeks yang mencerminkan ratio antara ouput dan input. Pandji

Anoraga mendefinisikan peningkatan produktivitas dapat terlaksana apabila salah

satu situasi seperti ini dapat tercapai :57

1) Keluaran menigkat, masukan berkurang.

2) Keluaran menigkat, masukan meningkat tetapi lebih lambat.

3) Keluaran konstan, masukan berkurang.

4) Keluaran turun, masukan juga berkurang tetapi lebih cepat.

Pada dasarnya setiap perusahaan slalu berupaya untuk meningkatkan

produktivitasnya. Tujuan dari peningkatan produktivitas ini adalah untuk

meningkatkan efesiensi material, meminimalkan biaya per unit produk dan

memaksimalkan output per jam kerja. Peningkatan produktivitas tenaga kerja

merupakan hal yang penting, mengingat manusialah yang mengelola modal,

sumber alam dan teknologi, sehingga dapat memperoleh keuntungan darinya.58

2.2.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut Payaman J. Simanjuntak peningkatan produktivitas tenaga kerja

merupakan sasaran yang strategis karena peningkatan produktivitas faktor-faktor

yang lain sangat tergantung pada kemampuan tenaga manusia yang

memanfaatkannya. Faktor yang mempengaruhi produktivitas karyawan perusahaan

dapat digolongkan pada tiga kelompok : 59

1. Menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan.

2. Sarana pendukung.

57 Pandji Anoraga. op.cit. h. 177 58 Bambang Tri Cahyono,Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Badan Penerbit Ipwi, 1996, h.

282. 59 Sonny Sumarsono, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Ketenagakerjaan, Yogyakarta :

Graham Ilmu. 2003, h. 62.

27

3. Supra sarana.

Menurut Pandji Anoraga adapun faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja karyawan adalah sebagai berikut :60

1. Motivasi

Pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota

organisasi ( karyawan ). Dengan mengetahui motivasi itu maka pimpinan

dapat mendorong karyawan bekerja lebih baik.

2. Pendidikan

Pada umumnya seseorang yang mempunyai pendidikan lebih tinggi

akan mempunyai produktivitas kerja yang lebih baik, hal demikian ternyata

merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja

karyawan. Tanpa bekal pendidikan, mustahil orang akan mudah dalam

mempelajari hal-hal yang bersifat baru di dalam cara atau suatu sistem kerja.

3. Disiplin Kerja

Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau mematuhi segala peraturan yang

telah ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

motivasi, kedisiplinan dengan suatu latihan antara lain dengan bekerja

menghargai waktu dan biaya akan memberikan pengaruh yang positif terhadap

produktivitas kerja karyawan.

4. Keterampilan

Keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas kerja

karyawan, keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan

melalui training, kursus-kursus, dan lain-lain.

60 Pandji Anoraga, Manajemen Bisnis, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2004, h. 178-179.

28

5. Sikap Etika Kerja

Sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina hubungan yang

serasi, selaras, dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun dengan

kelompok lain. Etika dalam hubungan kerja sangat penting karena dengan

tercapainya hubungan yang selaras dan serasi serta seimbang antara perilaku

dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.

6. Gizi dan Kesehatan

Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh gizi dan

makanan yang didapat, hal itu akan mempengaruhi kesehatan karyawan,

dengan semua itu akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan.

7. Tingkat Penghasilan

Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan karena

semakin tinggi prestasi karyawan akan makin besar upah yang diterima.

Dengan itu maka akan memberikan semangat kerja tiap karyawan untuk

memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan tercapai.

8. Lingkungan Kerja dan Iklim Kerja

Lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk hubungan kerja antar

karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja,

penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan

perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak

ada kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak

menyenangkan. Hal ini akan mengganggu kerja karyawan.

29

9. Teknologi

Dengan adanya kemajuan teknologi yang meliputi peralatan yang

semakin otomatis dan canggih, akan dapat mendukung tingkat produksi dan

mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

10. Sarana Produksi

Faktor- faktor produksi harus memadai dan saling mendukung dalam

proses produksi.

11. Jaminan Sosial

Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan,

menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan

semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk kerja.

12. Manajemen

Dengan adanya manajemen yang baik maka karyawan akan

berorganisasi dengan baik, dengan demikian produktivitas kerja karyawan

akan tercapai.

13. Kesempatan Berprestasi

Setiap orang dapat mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,

dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan akan meningkatkan

produktivitas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja suatu

organisasi sangat dipengaruhi oleh produktivitas kerja karyawannya. Sedangkan

produktivitas kerja karyawan sangat dipengaruhi oleh faktor etika kerja,

lingkungan kerja, ketrampilan juga faktor-faktor lain seperti pendidikan,

pengupahan/gaji, motivasi, dan sebagainya.

30

2.3 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian Berthi Arlina dalam penelitian “pengaruh upah dan lingkungan kerja

terhadap produktivitas karyawan pada PT. Polysindo Eka perkasa kaliwungu-

kendal” Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa upah dan lingkungan

kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan, baik secara individual

maupun bersama-sama. Hal ini ditunjukkan dengan diperolehnya t-hitung untuk

variabel upah adalah sebesar 3,657 > t-tabel 2,024 dan t-hitung untuk variabel

lingkungan kerja adalah sebesar 3,537 > t-tabel 2,024. Sedangkan untuk uji F

diperoleh F-hitung sebesar 14,724 > F tabel sebesar 3,24 dengan signifikansi sebesar

0,000 (<0,05). Dengan demikian semua hipotesis yang diajukan diterima.

2. Penilitian skripsi oleh Lilik Khoiriyah (2009) yang berjudul “Pengaruh Upah dan

Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Aji Bali Jayawijaya

Surakarta” Hasil analisis regresi memperoleh persamaan: Y = 0,384 + 0,515.X1 +

0,463.X2 yang artinya kinerja karyawan dipengaruhi oleh upah dan lingkungan kerja

karyawan. Hasil analisis regresi juga memperoleh nilai koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,643, ini berarti 64,3% variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel

upah dan lingkungan kerja. Sisanya sebesar 35,7% dijelaskan oleh variabel lain,

misalnya motivasi kerja, komunikasi, sarana dan prasarana, dan jenjang karir.

3. Jurnal penelitian dari Mansor Jusoh Nor Ghani MD. Nor ( 2005 ) yang berjudul

“Tenaga Buruh dan Upah dalam Islam: Satu Pandangan Alternatif ” Islam

menuntut supaya upah dibayar setimpal dengan bidang kerja, Islam juga lebih

cenderung menerima prinsip musyawarah antara majikan dan pekerja dalam

menentukan upah.

4. Penelitian skripsi oleh Thoriq Sholikhul Karim ( 2006 ) “Analisis Hukum Islam

Terhadap Sistem Upah Karyawan (Studi Kasus P.T. Karya Toha Putra Semarang)”

31

Sistem upah karyawan P.T Karya Toha Putra Semarang diselenggarakan atas dasar

golongan yang meliputi golongan I, II, III dan IV yang sistem penghitungannya

memiliki kesamaan. Namun ada aspek yang tidak bisa dipublikasikan. Hal ini

mengindikasikan bahwa sistem upah di P.T Karya Toha Putra Semarang tidak

seluruhnya sesuai dengan hukum Islam.

5. Penelitian skripsi oleh Susi Supranti (2010) yang berjudul “Pengaruh Struktur Organisasi

Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan” hasil

penelitian di lapangan menunjukkan bahwa Struktur Organisasi memiliki tingkat

hubungan yang tinggi terhadap Produktivitas Kerja pegawai pada Rumah Sakit

Islam Malahayati Medan. Hal ini terbukti dari hasil perhitungan dimana r = 0,73. Ini

berati bahwa koefisien korelasi menunjukkan adanya hubungan yang positif antara

Struktur Organisasi dengan tingkat Produktivitas Kerja pegawai dengan nilai kritik

untuk taraf signifikan 5% adalah sebesar 0,297. Selanjutnya perhitungan koefisien

determinan yang diperoleh sebesar 53,29%. Hal ini berarti bahwa sejauh ini hanya

sebesar 53,29% pencapaian produktivitas kerja pegawai pada Rumah Sakit Islam

Malahayati Medan dipengaruhi oleh faktor Struktur Organisasi. Sedangkan sisanya

yaitu sebesar 46,71 % dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian ini.

2.4 Kerangka Berpikir

Untuk mengetahui masalah yang akan dibahas, perlu adanya kerangka pemikiran

yang merupakan landasan dalam meneliti masalah yang bertujuan untuk menemukan,

mengembangkan dan menguji kebenaran suatu penelitian dapat digambarkan sebagai

berikut:

32

Gambar 2.2 :

2.5 Hipotesis

Pengetian hipotesis menurut Sugiyono adalah jawaban sementara terhadap

rumusan penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan

mungkin salah, sehingga dapat dianggap atau dipandang sebagai konsklusi atau

kesimpulan yang sifatnya sementara, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu

hipotesis tersebut tergantung dari hasil penellitian terhadap faktor-faktor yang

dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan.61

Sehubungan dengan uraian di atas maka dapat dikemukakan hipotesis dalam

penelitian ini sebagai berikut : “Sistem pemberian upah Islami berpengaruh positif62 dan

signifikan63 terhadap peningkatan produktivitas karyawan pada BMT Bina Ummat

Sejahtera di kantor cabang utama Semarang ”.

61 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung : Alfabeta, 2008, h. 64. 62 Berpengaruh positif apabila antara kedua variabel saling berpengaruh berbanding lurus (tidak

terbalik) 63 Dikatakan signifikan jika dalam uji T nilai t hitung > nilai t tabel, dan dalam uji F nilai f hitung > f

tabel.s

Produktivitas

karyawan

1. Prestasi Kerja

2. Kualitas Kerja

3. Kuantitas Kerja

4. Disiplin Kerja

Sistem Upah Islami

1 Sistem pengupahan.

2. Sistem upah menurut

produksi.

3. Sistem upah menurut

senioritas.

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena data

yang diperoleh nantinya berupa angka. Dari angka yang diperoleh akan dinalisis

lebih lanjut dalam analisis data. Penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu sistem

pemberian upah Islami sebagai variabel bebas (independent) dan peningkatan

produktivitas karyawan sebagai variabel terikat (dependent).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer64 dan

data sekunder :65

3.1.1 Data primer

Data primer diperoleh penulis dari penyebaran angket atau kuesioner

kepada para responden, yaitu karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor

cabang utama Semarang yang terpilih sebagai sampel.

3.1.2 Data sekunder

Data sekunder diperoleh melalui sumber informasi yang telah

dipublikasikan baik jurnal ilmiah, penelitian terdahulu, majalah dan literatur

yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder dimaksudkan agar

dapat memberikan ilustrasi umum dan dapat mendukung hasil penelitian.

64 Data primer adalah data asli yang dikumpulkan sendiri oleh periset untuk menjawab masalah

risetnya 65 Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain)

34

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi66 dalam penelitian ini merupakan seluruh cabang BMT Bina Ummat

Sejahtera di kantor cabang utama Semarang yang meliputi Cabang: Buyaran,

Sayung, Mranggen, Karangawen, Genuk, Johar, Banyumanik, Kaliwungu, Kendal,

dan Limpung yang berjumlah 55 karyawan. Seluruh populasi diambil sebagai

sampel67 sehingga disebut penelitian populasi dan tidak menggunakan teknik

sampling.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yan harus diteliti, Pihak-pihak yang diwawancarai oleh penulis adalah Manajer

dan karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang.

3.3.2 Kuesioner (angket)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu

dengan pasti variable yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.

66 Populasi adalah seperangkat unit análisis yang lengkap yang sedang diteliti. 67 Sampel adalah sub dari perangkat elemen yang dipilih untuk dipelajari

35

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut

Imam Ghozali ( 2005 ), skala Likert adalah skala yang berisi 5 tingkat

preferensi jawaban dengan pilihan sebagai berikut :

Nilai 1 : Sangat tidak setuju

Nilai 2 : Tidak setuju

Nilai 3 : Ragu-ragu

Nilai 4 : Setuju

Nilai 5 : Sangat setuju

3.3.3 Observasi

Untuk mendapat data penelitian, penulis melakuakn observasi68 dengan

survey lokasi penelitian yaitu di BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang

utama Semarang dan menyebar kuesioner langsung pada responden ( karyawan

BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang ) agar

mendapat data yang otentik dan spesifik.

3.3.4 Dokumentasi

Informasi lain tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan,

buku dan sebagainya yang diperoleh peneliti adalah dengan dokumentasi, yaitu

dokumen yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan, buku-buku, jurnal

ilmiah, webset dan lain-lain yang bersangkutan dengan penilitian tersebut.

68 Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis.

36

3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran Data

3.4.1 Variabel penelitian

Variabel adalah gejala-gejala yang bervariasi yang menjadi titik

perhatian dari suatu penelitian dan menurut fungsinya variabel dibedakan

menjadi dua yaitu variabel penyebab dan variabel terikat.

Di dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu satu

variabel bebas dan satu variabel terikat atau tidak bebas.

1. Sistem pemberian upah Islami variabel bebas (independent variabel)

diberi simbol (X).

2. Produktivitas karyawan variabel terikat atau tidak bebas (dependent

variabel) diberi simbol (Y).

3.4.2 Pengukuran data

Dari masing-masing variabel tersebut dapat diukur dengan faktor-faktor

yang mempengaruhinya yang dituangkan dalam sebuah koesioner, sehingga

lebih terarah dan sesuai dengan metode yang digunakannya.

3.4.2.1 Sistem pemberian upah Islami

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Upah Islami yang

diukur dengan kuesioner yang menentukan fakta sesuai dengan teori

yang dikemukakan As`ad Indikator-indikator Upah.69

Indikator upah antara lain :

1. Sistem pengupahan.

69 Lilik Khoiriyah, “Pengaruh Upah dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Aji

Bali Jayawijaya Surakarta”, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009, dipublikasikan, h. 38.

37

2. Sistem upah menurut produksi.

3. Sistem upah menurut senioritas.

4. Sistem upah menurut kebutuhan.

3.4.2.2 Produktivitas

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Produktivitas kerja

dengan indikatornya sebagai berikut:70

1. Prestasi Kerja adalah suatu hasil yang dicapai oleh

pegawai/karyawan dalam mengerjakan tugas atau pekerjaannya

secara efesien dan efektif. Dapat dilihat dengan indicator :

Kecakapan adalah kemampuan, kesanggupan dan keterampilan

yang diperlukan seseorang untuk menjalankan pekerjannya.

Pengalaman kerja merupakan proses pembentukan

pengetahuan / keterampilan tentang metode suatu pekerjaan.

2. Kualitas Kerja adalah mutu yang dihasilkan didasarkan pada

standar yang ditetapkan. Dapat dilihat dengan indikator:

Keterampilan kerja adalah kemampuan (kecakapan) dan

penguasaan pegawai atas teknis pelaksanaan tugasnya.

Keberhasilan kerja merupakan kepuasan pemberian tugas

(atasan) dengan hasil kerja sebagai bukti pegawai dapat

melaksanakan intruksi dengan tepat.

70 Susi Supranti, “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada

Rumah Sakit Islam Malahayati Medan”, Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2010, Dipublikasikan, h. 26.

38

3. Kuantitas Kerja adalah banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu

kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil rutin tetapi

seberapa cepat pekerjaan dapat diselesaikan.

4. Disiplin kerja merupakan sikap kewajiban dari seseorang atau

kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau

mematuhi segala aturan keputusan yang telah ditetapkan dan

menghargai waktu dan biaya.

3.5 Teknis Analisis Data

Di dalam penelitian ini ada beberapa analisis yang digunakan untuk

mengetahui pengaruh sistem pemberian Upah Islami terhadap peningkatan

produktivitas karyawan. Di antaranya yaitu menggunakan analisis:

3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.5.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut.71 Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan

melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor

konstruk atau variabel. Sedangkan untuk mengetahui skor masing –

masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria

statistik sebagai berikut :

71 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan

Penerbit Undip, 2005, h. 45

39

a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut

valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap

ditolak dan H1 diterima.

3.5.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.72

3.5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau

tidak. Untuk mengujinya digunakan normal probability plot, yaitu apabila

grafik menunjukkan penyebaran data yang berada di sekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal maka model tersebut memenuhi asumsi

normalitas.

3.5.3 Analisis Deskriptif

Analisi deskriptif yaitu analisi yang digunakan untuk menggambarkan

atau mendeskripsikan masing-masing jawaban penelitian agar lebih mudah

dibaca dan dipahami data atau angka yang ditampilkan. metode ini digunakan

untuk mengukur nilai atau rata-rata dari hasil uji pengaruh variabel X ( Upah

Islam ) terhadap variabel Y ( Produktivitas )

72 Ibid, h. 41

40

3.5.4 Analisis Regresi Sederhana

Untuk manganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan analisis

regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara pengaruh

sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan produktivitas karyawan.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi

yaitu :73

Y = a + bX

Keterangan :

X : variabel bebas

Y : variabel terikat

a,b : koefisien korelasi

b adalah koefisien arah regresi linier yang digunakan untuk menyatakan

perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu

unit. Jika b positif maka terjadi pertambahan dan jika b negatif maka terjadi

penurunan atau pengurangan.

3.5.4.1 Uji T

Menunjukan nilai signifikan dari tiap-tiap koefisien regresi

terhadap kenyataan yang ada.74 langkah-langkah :

1. Menentukan hipotesis nihil dan alternative :

73 J. Supranto, Statistik, Jakarta: Erlangga, 1998, h. 218. 74 Algifari, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000, h. 39

41

H0: β1 = β2 = 0 ( tidak ada pengaruh yang signifikan antara tingkat

sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan produktivitas

karyawan ).

H1: β1 β2 β0 ( ada pengaruh yang signifikan antara tingkat sistem

pemberian upah Islami terhadap peningkatan produktivitas

karyawan ).

2. Menentukan level of significant (α = 0, 05)

3. Kriteria pengujian

H0 diterima bila t-tabel < t-hitung < t-tabel

H0 ditolak bila t-hitung > t-tabel atau t-hitung < - t-tabel

4. Perhitungan nilai T

Dimana:

Β = koefisien regresi dari variabel tingkat pendidikan

Sb1 = standar error koefisien regresi

5. Kesimpulan

Dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dapat

diketahui pengaruh antara sistem pemberian upah Islami terhadap

peningkatan produktivitas karyawan.

3.5.4.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R² yang

kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

42

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel independen. Secara umum koefisien determinan untuk data

silang (crossection) relatif rendah karena adanya variasi yang besar

antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data tuntun waktu

(time series) biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang

tinggi. Untuk menjelaskan aplikasi dengan menggunakan program

SPSS.75

Untuk mengetahui persentase besarnya perubahan variabel

independen yang disebabkan oleh variabel dependen. Koefisien

determinasi ini di mana:

R2: koefisien determinasi

Y : Produktivitas

X : Sistem pemberian upah Islami.

75 Algifari, op. cit. h. 45-48.

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum BMT Bina Ummat Sejahtera

BMT Bina Ummat Sejahtera, didirikan tahun 1995, bertempat di daerah

pesisir Utara Jawa, diantara nelayan-nelayan kecil, di Lasem, Rembang.

Pemrakarsanya adalah Drs.Abdullah Yazid, MM, berhasil menggerakkan lebih dari

20 para pendiri dengan mengumpulkan modal awal Rp 10 juta. Pada April 2004,

BMT Bina Ummat Sejahtera telah memiliki Rp 17,1 Milyar aset. Sampai saat ini

BMT Bina Ummat Sejahtera memiliki 42 kantor cabang di Jawa Tengah, 10 kantor

cabang di Jawa Timur, 3 kantor cabang di Yogyakarta, dan 2 kantor cabang di

Jakarta.

Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor

Cabang Utama Semarang BMT Bina Ummat Sejahtera yang meliputi Cabang

Buyaran, Cabang Sayung, Cabang Karang Awen, Cabang Mranggen, Cabang

Genuk, Cabang Johar, Cabang Banyu Manik, Cabang Kendal, Cabang Kali

Wungu, Cabang Limpung.

4.1.2 Sejarah BMT Bina Ummat Sejahtera

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) Baitul Maal Wat Tamwil Bina

Ummat Sejahtera berdiri, bermula dari sebuah keprihatinan menatap realitas

perekonomian masyarakat lapis bawah yang tidak kondusif dalam mengantisipasi

perubahan masyarakat global.

Tahun 1996 Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Orsat Rembang

berusaha menggerakkan organisasi dengan mendirikan sebuah lembaga keuangan

alternatif berupa usaha simpan pinjam yang dimotori gerakan Kelompok Swadaya

44

Masyarakat (KSM), Karena perkembangan lembaga ini mendapat tanggapan yang

baik dari masyarakat, maka pada tahun 1998 berubah menjadi Koperasi Serba

Usaha (KSU), pada tahun 2002 berubah menjadi Koperasi Simpan Pinjam Syari'ah

(KSPS) BMT Bina Ummat Sejahtera sampai pada akhirnya pada tahun 2006

berubah menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS).

Sebagaimana motto KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera sebagai "Wahana

Kebangkitan Ekonomi Ummat" Dari Ummat Untuk Ummat, Sejahtera Untuk

Semua. Bukanlah mudah dalam mewujudkannya, maka sangatlah penting dalam

menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam

mewujudkan demokrasi ekonomi yang mempunyai ciri-ciri demokratif,

keterbukaan, kekeluargaan, menjadi keniscayaan untuk dilaksanakan, maka

Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT Bina Ummat Sejahtera selalu

berusaha menangkap sinyal-sinyal gerakan ekonomi masyarakat kecil menjadi

gerakan jamaah yang bersama-sama mewujudkan kesejahteraan umat.

Sejak awal berdiri sampai sekarang KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera

senantiasa mengedepankan kepentingan anggota, salah satu wujud kepedulian

tersebut tercermin dalam program kerja yang telah disusun untuk kepentingan

anggota, program-program yang saat ini telah teraplikasi seperti pembagian hadiah

untuk anggota Si Rela secara proposianal tanpa diundi, kepedulian terhadap dunia

pendidikan dangan pemberian beasiswa untuk anak anggota kurang mampu,

pengajian akbar anggota, pembagian zakat maal dan shodaqoh, pembagian daging

kurban dan lain sebagainya. Hal tersebut diatas dilakukan atas dasar Ta'awun

dalam rangka pemberdayaan ekonomi ummat penuh kerahmatan, serta sebagai

upaya membangun peradaban ekonomi ummat.

45

4.1.3 Visi dan Misi BMT Bina Ummat Sejahtera

4.1.3.1 Visi

Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terdepan Dalam

Pendampingan Usaha Kecil Yang Mandiri.

4.1.3.2 Misi

1. Membangun lembaga jasa keuangan mikro syari'ah yang mampu

memberdayakan jaringan ekonomi mikro syari'ah, sehingga menjadikan

ummat yang mandiri.

2. Menjadikan lembaga jasa keuangan mikro syari'ah yang tumbuh dan

berkembang melalui kemitraan yang sinergi dengan lembaga syariah lain,

sehingga mampu membangun tatanan ekonomi yang penuh kesetaraan dan

keadilan.

3. Mengutamakan mobilisasi pendanaan atas dasar ta'awun dari golongan

aghniya, untuk disalurkan kr pembiayaan ke pembiayaan ekonomi kecil

dan menengah serta mendorong terwujudnya manajemen zakat, infaq

dan shodaqoh, guna mempercepat proses menyejahterakan ummat,

sehingga terbebas dari dominasi ekonomi ribawi.

4. Mengupayakan peningkatan permodalan sendiri, melalui penyertaan

modal dari para pendiri, anggota, pengelola dan segenap potensi

ummat, sehingga menjadi lembaga jasa keuangan mikro syari'ah yang

sehat dan tangguh.

5. Mewujudkan lembaga yang mampu memberdayakan, membebaskan

dan membangun keadilan ekonomi ummat, sehingga menghantarkan

ummat Islam sebagai Khoera Ummat.

46

4.1.4 Budaya Kerja BMT Bina Ummat Sejahtera

BMT Bina Ummat Sejahtera sebagai lembaga jasa keuangan mikro syariah

menetapkan budaya kerja dengan prinsip-prinsip syariah yang mengacu pada sikap

akhlaqul karimah dan kerahmatan.

Sikap tersebut terinspirasi dengan empat sifat Rosulullah, yang disingkat

SAFT :

1. Shidiq

Menjaga integritas pribadi yang bercirikan ketulusan niat, kebersihan hati, kejernihan

berfikir, berkata benar, bersikap terpuji dan mampu jadi teladan.

2. Amanah

Menjadi terpercaya, peka, obyektif dan disiplin serta penuh tanggung jawab.

3. Fathonah

Profesionalisme dengan penuh inovasi, cerdas, terampil dengan semangat belajar dan

berlatih yang berkesinambungan.

4. Tablig

Kemampuan berkomunikasi atas dasar transparansi, pendampingan dan

pemberdayaan yang penuh keadilan.

4.1.5 Produk Pembiayaan Anggota BMT Bina Ummat Sejahtera

a. Produk Pembiayaan / Kredit Pedagang

Sasaran pembiayaan / kredit ini dengan sistem angsuran harian, mingguan dan

bulanan dengan jangka waktu pembayaran sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

b. Produk Pembiayaan / Kredit Pertanian

Sasaran pembiayaan pertanian dititik beratkan pada modal tanam dan pemupukan,

jumlah modal yang dibutuhkan disesuaikan dengan luas lahan garam, pembiayaan ini

dengan sistem musiman, atau jatuh tempo yang telah disepakati kedua belah pihak.

c. Produk Pembiayaan / Kredit Nelayan

47

Jenis pembiayaan yang diperuntukkan bagi masyarakat nelayan, produk ini sangat

fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat nelayan berupa pemupukan

modal nelayan dengan pengadaan sarana penangkapan ikan, dengan sistem angsuran

yang telah ditentukan oleh KJKS BMT Bina Ummat Sejahtera dan Mudhorib.

d. Produk Pembiayaan / Kredit Industri dan Jasa

Produk ini dikususkan bagi para pengusaha yang bergerak dalam bidang

pengembangan jasa, dan industri, PNS melalui sistem angsuran ataupun jatuh tempo

yang telah disepakati kedua belah pihak.

4.1.6 Produk Simpanan BMT Bina Ummat Sejahtera

Produk yang ditawarkan BMT Bina Ummat Sejahtera untuk menghimpun

dana dari pihak ketiga antara lain:

a. Simpanan Sukarela Lancar (Si Rela)

Simpanan lancar, sistem penyetoran dan pengembaliannya dapat dilakukan

setiap saat, penyetoran Si Rela dapat dilakukan melalui sistem jemput bola

yakni pengelola/petugas akan mendatangi anggota yang hendak menitipkan

dana. Jasa atau bagi hasil diperhitungkan dengan nisbah 30% : 70%

b. Simpanan Sukarela berjangka (Si Suka)

Simpanan berjangka dengan sistem setoran dapat dilakukan setiap saat dan

pengembaliannya disesuaikan dengan tanggal valuta. Jenis simpanan Si Suka 1

bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun.

c. Simpanan Siswa Pendidikan (Si Sidik)

Simpanan yang dipersiapkan sebagai penunjang khusus untuk biaya

pendidikan dengan cara penyetorannya setiap bulan atau sekali diawal dan

pengembaliannya pada saat siswa akan masuk Perguruan Tinggi.

48

d. Simpanan Haji

Bentuk simpanan yang ditunjukan bagi ummat Islam yang hendak menunaikan

Ibadah Haji, Simpanan Haji menggunakan prinsip Wadiah Yadhomanah dan

Ijaroh Bittamlik sehingga memberikan kemudahan dan manfaat dalam

menunaijan Ibadah Haji serta mempunyai nilai dakwah bil jama’ah.

e. Simpanan Ta’awun Sejahtera (Si Tara)

Simpanan yang didukung dengan fasilitas teknologi online. Dengan akad

Wadiah semakin mempermudah dan menguntungkan anggota dalam

bertransaksi.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden perlu disajikan dalam penelitian ini guna untuk

menggambarkan keadaan atau kondisi responden yang dapat memberikan informasi

tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian. Penyajian data deskriptif penelitian ini

bertujuan agar dapat dilihat profil dari data penelitian tersebut dan hubungan antar

variabel yang digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini peneliti membagi karateristik

responden menjadi 4 jenis, yaitu:

1 Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui sebagaimana

dalam gambar 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-laki 32 58.2 58.2 58.2

Perempuan 23 41.8 41.8 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

49

Berdasarkan keteranganpada tabel 4.1 diatas,dapat diketahui tentang jenis

kelamin responden karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera di Cabang Utama

Semarang yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas

responden adalah laki-laki, yaitu sebanyak 32 orang dengan presentase 58,2%,

sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 23 orang dengan

presentase 41,8%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari karyawan BMT

Bina Ummat Sejahtera di Kantor Cabang Utama Semarang yang diambil sebagai

responden adalah laki-laki.

Untuk lebih jelasnya berikut gambar yang menunjukkan jenis kelamin

responden yang dapat peneliti peroleh:

Grafik 4.1

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

2 Usia Responden

Deskripsi responden dalam klasifikasi usia, peneliti membaginya dalam lima jenis,

diantaranya adalah responden dengan usia dibawah 20 tahun, 20 tahun s/d 29 tahun, 30

tahun s/d 39 tahun, 40 tahun s/d 49 tahun dan responden yang berusia lebih dari 50 tahun.

Adapun deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

50

Tabel 4.2 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

< 20 th 12 21.8 21.8 21.8

20 s/d 29 th 34 61.8 61.8 83.6

30 s/d 39 th 9 16.4 16.4 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.2 terlihat bahwa usia dari responden BMT Bina Ummat Sejahtera di

Kantor Cabang Utama Semarang yang dijadikan sampel, yang usianya kurang dari20 tahun

ada 12 orang yakni sebesar 21,8%. Yang usianya diantara 20 s/d 29 tahun ada 34 orang

yakni sebesar 61,8%. Yang usianya diantara 30 s/d 39 tahun ada 9 orang yakni sebesar

16,4%. Yang usianya diantara 40 s/d 49 tahun dan yang usianya diatas 50 adalah 0% artinya

tidak ada. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan BMT Bina Ummat

Sejahtera di Kantor Cabang Utama Semarang usianya antara 20 tahun s/d 29 tahun.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar usia responden yang dapat dilihat pada grafik

berikut:

Grafik 4.2

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

3 Pekerjaan Responden

Adapun data mengenai pekerjaan responden karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera

di Kantor Cabang Utama Semarang adalah sebagai berikut:

51

Tabel 4.3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Manajer 11 20.0 20.0 20.0

Kasir 11 20.0 20.0 40.0

Staf Administrasi 11 20.0 20.0 60.0

Staf Pemasaran 14 25.5 25.5 85.5

Profesi Lain 8 14.5 14.5 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa pekerjaan karyawan BMT Bina Ummat

Sejahtera di Kantor Cabang Utama Semarang adalah: Manajer 11 orang atau 20,0%. Kasir

11 orang atau 20,0%. Staf Administrasi 11 orang atau 20,0%. Staf Pemasaran 14 atau

25,5%. Dan Profesi Lain 8 atau 14,5%.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pekerjaan responden yang dapat dilihat pada

grafik berikut:

Grafik 4.3

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

4 Tingkat Pendidikan

Data tentang deskripsi responden dalam klasifikasi tingkat pendidikan, peneliti

membaginya dalam tiga kategori, yaitu SMP, SMA, dan Sarjana. Adapun data mengenai

tingkat pendidikan responden yang diambil sebagai responden adalah sebagai berikut:

52

Tabel 4.4 Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Gambar 4.4 di atas menunjukkan bahwa pendidikan karyawan BMT Bina Ummat

Sejahtera di Kantor Cabang Utama Semarang yang menjadi responden Pendidikan SMP

tidak ada. Pendidikan SMA atau sederajat sebanyak 42 orang atau 76,4%. Dan pendidikan

Sarjana sebanyak 13 orang atau 23,6%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar

pendidikan karyawan adalah SMA.

Untuk lebih jelasnya, berikut gambar pendidikan responden karyawan BMT Bina

Ummat Sejahtera yang dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 4.4

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SMA 42 76.4 76.4 76.4

Sarjana 13 23.6 23.6 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

53

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

4.3.1 Uji validitas

Uji validitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor atau

butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variable. hal ini dapat dilakukan

dengan uji signifikansi yang membandingkan r hitung dengan r table untuk (dk) = n-1

dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Apabila r hitung untuk r tiap butir dapat dilihat

pada kolom Corected Item Total Correlation lebih besar dari r tabel dan nilai r

positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid.

Pengujian ini dilakukan apakah kuesioner yang ada dapat mengungkapkan

data-data yang ada pada variabel-variabel penelitian secara tepat. Hasil dari

pengujian validitas kuesioner dapat diketahui sejauh mana data yang terkumpul

sesuai dengan variabel-variabel penelitian.

Untuk mengetahui soal valid dan tidak valid dapat dilihat nilai rhitung

dibandingkan dengan tabel corelation produk moment untuk dk (Derajat

Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5% adalah 0,266. Jika rhitung > rtabel maka

soal tesebut valid dan sebaliknya.

54

Tabel 4.5

Uji Validitas Instrumen Variabel Sistem Pemberian Upah Islami

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom corrected item-total

correlation untuk masing-masing item memiliki rhitung lebih besar dan positif

dibanding rtabel untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5%

adalah 0,266. terkecuali untuk item Q1, Q2, dan Q6 yang memiliki rhitung lebih

kecil dibanding rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator X adalah

valid, kecuali untuk item Q1, Q2, dan Q6 harus dihapus karena tidak valid dan

perlu dilakukan pengujian validitas kembali tanpa mengikutkan item Q1, Q2, dan

Q6.

Corrected item-total Variabel Item correlation

(r hitung) r tabel Keterangan

Q1 0,018 0,266 Tidak Valid Q2 0,172 0,266 Tidak Valid Q3 0,407 0,266 Valid Q4 0,613 0,266 Valid Q5 0,665 0,266 Valid Q6 0,222 0,266 Tidak Valid Q7 0,506 0,266 Valid Q8 0,455 0,266 Valid Q9 0,44 0,266 Valid Q10 0,615 0,266 Valid Q11 0,474 0,266 Valid

Sistem pemberian Upah Islami

(x)

Q12 0,388 0,266 Valid

55

Tabel 4.6

Hasil Ulang Uji Validitas Instrumen Variabel Sistem Pemberian Upah Islami

Corrected item-total Variabel Item

correlation (r hitung) r tabel Keterangan

Q3 0,409 0,266 Valid

Q4 0,604 0,266 Valid Q5 0,641 0,266 Valid Q7 0,501 0,266 Valid Q8 0,436 0,266 Valid Q9 0,529 0,266 Valid

Q10 0,555 0,266 Valid Q11 0,602 0,266 Valid

Ssistem pemberian

Upah Islami (x)

Q12 0,504 0,266 Valid Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom corrected item-total

correlation untuk masing-masing item yang di hitung ulang memiliki rhitung lebih

besar dan positif dibanding rtabel untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54

untuk alfa 5% adalah 0,266. maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator

variabel X adalah valid.

Tabel 4.7

Uji validitas Instrumen Variabel produktivitas Karyawan

Corrected item-total Variabel Item correlation (r hitung)

r tabel Keterangan

Q13 0,543 0,266 Valid

Q14 0,65 0,266 Valid Q15 0,808 0,266 Valid Q16 0,568 0,266 Valid Q17 0,671 0,266 Valid Q18 0,016 0,266 Tidak Valid Q19 0,724 0,266 Valid

Produktivitas Karyawan

(y)

Q20 0,629 0,266 Valid Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

56

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom corrected item-total

correlation untuk masing-masing item memiliki rhitung lebih besar dan positif

dibanding rtabel untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54 untuk alfa 5%

adalah 0,266. terkecuali untuk item q18 yang memiliki rhitung lebih kecil dibanding

rtabel sebesar 0,016 maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator Y adalah

valid, kecuali untuk item Q18 harus dihapus karena tidak valid dan perlu dilakukan

pengujian validitas kembali tanpa mengikutkan item Q18.

Tabel 4.8

Hasil Ulang Uji validitas Instrumen Variabel Produktivitas karyawan

Variabel Item Corrected item-total r tabel Keterangan correlation (r hitung)

Q13 0,567 0,266 Valid

Q14 0,677 0,266 Valid Q15 0,812 0,266 Valid Q16 0,567 0,266 Valid Q17 0,706 0,266 Valid Q19 0,708 0,266 Valid

Produktivitas Karyawan

(y)

Q20 0,61 0,266 Valid Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai r hitung pada kolom corrected item-total

correlation untuk masing-masing item yang di hitung ulang memiliki rhitung lebih

besar dan positif dibanding rtabel untuk dk (Derajat Kebebasan) = n-1 = 55 -1 = 54

untuk alfa 5% adalah 0,266. maka dapat disimpulkan bahwa indikator-indikator

variabel Y adalah valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel. Untuk mengetahui soal tersebut reliabel atau

57

tidak dilihat pada nilai Alpha dicocokkan dengan nilai rtabel = 0,266 apabila nilai

Alpha lebih besar dari rtabel maka artinya signifikan atau reliabel dan sebaliknya:

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas

Variabel Reliability

Coefficients Alpha Keterangan X 12 Item 0,739 Reliabel

Y 8 Item 0,843 Reliabel Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Untuk variabel (X) dilihat pada nilai Alpha = 0,739 dicocokkan dengan

nilai tabel r produc moment adalah 0,266, ternyata nilai Alpha lebih besar dari r

tabel artinya signifikan atau reliabel.

Untuk variabel (Y) dilihat pada nilai Alpha = 0,843 dicocokkan dengan

nilai tabel r produc moment adalah 0,266, ternyata nilai Alpha lebih besar dari rtabel

artinya signifikan atau reliabel.

4.4 Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi data dalam suatu

variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak untuk

membuktikan model-model penelitian tersebut adalah data yang memiliki distribusi

normal.

Deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik.

Dasar pengambilan keputusan :

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka

model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

58

Jika data menyebar jauh garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal dan /atau

tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumi

Normalitas.

Hasil pengujian normalitas data dapat diliat pada gambar 4.5 sebagai berikut:

Grafik 4.5

Hasil Uji Normalitas

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari grafik di atas, terlihat titik-titik menyebar desekitar garis diagonal, serta

penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi layak dipakai untuk

prediksi produktivitas karyawan berdasarkan masukan variabel independentnya.

59

4.5 Deskriptif Variabel Penelitian

4.5.1 Variabel Sistem Pemberian Upah Islami ( X )

Dalm variabel sistem pemberian upah Islami disini terdiri atas 4 indikator

yaitu: sistem pengupahan, sistem upah menurut produktivitas, sistem upah menurut

senioritas, sistem upah menurut kebutuhan.

1. Indikator sistem pengupahan.

Adapun hasil penelitian tentang tanggapan responden terhadap

indikator sistem pengupahan dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai berikut:

Tabel 4.10

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sistem Pengupahan

SS S N TS STS Total

Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

1 32 58,2 23 41,8 0 0 0 0 0 0 55 100

2 4 7,3 50 90,9 0 0 1 1,8 0 0 55 100

3 8 14,5 44 80 2 3,6 1 1,8 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.10 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem pengupahan tergolong sangat baik.

Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera sudah menerima upah tepat waktu.

60

Untuk Q1 sebanyak 58,2% item pertanyaan didominasi oleh jawaban

sangat setuju, 41,8% menjawab setuju. Dan untuk Q2 sebanyak 7,3%

menjawab sangat setuju, 50,0% menjawab setuju, sisanya 1,8% menjawab

tidak setuju. Sedangkan untuk Q3 sebanyak 14,5% menjawab sangat setuju,

80,0% didominasi jawaban setuju, sisanya 1,8% menjawab tidak setuju.

2. Indikator sistem upah menurut produksi.

Adapun hasil penelitian tentang tanggapan responden terhadap

Indikator sistem upah menurut produksi dapat dilihat pada tabel 4.11 sebagai

berikutt:

Tabel 4.11

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sistem Upah Menurut Produksi

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

4 10 18,2 44 80 0 0 1 1,8 0 0 55 100

5 5 9,1 45 82 2 3,6 3 5,5 0 0 55 100

6 3 5,5 28 51 4 7,3 14 25,5 6 10,9 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.11 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut produksi tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera sudah menerima upah sesuai dengan

pekerjaannya.

61

Untuk Q4 Sebanyak 18,2% item pertanyaan dijawab sangat setuju,

80,0% item pertanyaan didominasi oleh jawaban setuju, sisanya 1,8 dijawab

tidak setuju. Dan untuk Q5 sebanyak 9,1% menjawab sangat setuju, 82,0%

didominasi jawaban setuju, 3,6% item menjawab netral, sisanya 5,5%

menjawab tidak setuju. Sedangkan untuk Q6 sebanyak 5,5% menjawab sangat

setuju, 51,0% jawaban setuju, 7,3% menjawab netral, 25,5% menjawab tidak

setuju, terahir 10,9% menjawab sangat tidak setuju.

3. Indikator sistem upah menurut senioritas.

Adapun hasil penelitian tentang tanggapan responden terhadap

Indikator sistem upah menurut senioritas dapat dilihat pada tabel 4.12 sebagai

berikutt:

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sistem Upah Menurut

Senioritas.

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

7 4 7,3 46 83,6 4 7,3 1 1,8 0 0 55 100

8 4 7,3 46 8,36 3 5,5 1 1,8 1 1,8 55 100

9 1 1,8 50 90,9 3 5,5 1 1,8 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.12 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut senioritas tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

62

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera sudah menerima kenaikan upah pada

waktu tertentu.

Itu terbukti pada Q7 Sebanyak 7,3% item pertanyaan dijawab sangat

setuju, 83,6% item pertanyaan didominasi oleh jawaban setuju, dan 7,3%

menjawab netral, sisanya 1,8 dijawab tidak setuju. Dan untuk Q8 sebanyak

7,3% menjawab sangat setuju, 83,6% didominasi jawaban setuju, 5,5% item

menjawab netral, sisanya tidak setuju dan sangat tidak setuju menjawab 1,8%.

Sedangkan untuk Q9 sebanyak 1,8% menjawab sangat setuju, 90,9%

didominasi jawaban setuju, 5,5% menjawab netral, 1,8% menjawab tidak

setuju.

4. Indikator sistem upah menurut kebutuhan.

Adapun hasil penelitian tentang tanggapan responden terhadap

Indikator sistem upah menurut senioritas dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai

berikut:

Tabel 4.13

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Sistem Upah Menurut Kebutuhan

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

10 10 18,2 41 74,5 4 7,3 0 0 0 0 55 100

11 1 1,8 41 74,5 12 21,8 1 1,8 0 0 55 100

12 0 0 39 70,9 15 27,3 1 1,8 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

63

Dari tabel 4.13 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut senioritas tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera sudah menerima upah yang layak dan

adil.

Itu terbukti pada Q10 Sebanyak 18,2% item pertanyaan dijawab sangat

setuju, 74,5% item pertanyaan didominasi oleh jawaban setuju, dan 7,3%

menjawab netral. Dan untuk Q11 sebanyak 1,8% menjawab sangat setuju,

74,5% didominasi jawaban setuju, 21,8% item menjawab netral, sisanya 1,8%

menjawab tidak setuju. Sedangkan untuk Q12 sebanyak 90,9% didominasi

jawaban setuju, dan 27,3% menjawab netral, sisanya 1,8% menjawab tidak

setuju.

4.5.2 Variabel Produktivitas Karyawan ( Y )

Definisi produktivitas adalah kemampuan Sumber Daya Manusia untuk

dapat menghasilkan suatu karya yang bermanfaat bagi perusahaan. Dalam variabel

Produktivitas karyawan disini terdiri atas 4 indikator yaitu: prestasi kerja, kualitas

kerja, kuantitas kerja, disiplin kerja.

1. Indikator Prestasi kerja.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator

prestasi kerja dapat dilihat pada gambar 4.14 sebagai berikut:

64

Tabel 4.14

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Prestasi Kerja

SS S N TS STS Total Q

Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

13 37 67,3 18 32,7 0 0 0 0 0 0 55 100

14 33 60 21 38,2 1 1,8 0 0 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.14 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut senioritas tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera sudah melaksanakan pekerjaan dengan

optimal.

Itu terbukti pada Q13 Sebanyak 67,3% item pertanyaan didominasi

jawaban sangat setuju, 32,7% item pertanyaan dijawab setuju. Dan untuk Q14

sebanyak 60,0% menjawab sangat setuju, 38,2% jawaban setuju, dan sisanya

1,8% item menjawab netral.

2. Indikator Kualitas kerja.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator

kualitas kerja dapat dilihat pada gambar 4.15 sebagai berikut:

Tabel 4.15

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kualitas Kerja

SS S N TS STS Total

Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

15 39 70,9 12 21,8 4 7,3 0 0 0 0 55 100

16 29 52,7 25 45,5 1 1,8 0 0 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

65

Dari tabel 4.15 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut senioritas tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera puas dengan hasil kerja mereka.

Terbukti pada Q15 Sebanyak 70,9% item pertanyaan didominasi

jawaban sangat setuju, 21,8% item pertanyaan dijawab setuju, 7,3% menjawab

netral. Dan untuk Q16 sebanyak 52,7% menjawab sangat setuju, 45,5%

jawaban setuju, dan sisanya 1,8% item menjawab netral.

3. Indikator Kuantitas kerja.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator

kuantitas kerja dapat dilihat pada gambar 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.16

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Kuantitas Kerja

SS S N TS STS Total

Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

17 37 67,3 16 29,1 2 3,6 0 0 0 0 55 100

18 9 16,4 46 83,6 0 0 0 0 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.16 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut senioritas tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera dapat menyelesaikan pekerjaannya

dengan tepat waktu.

66

Terbukti pada Q17 Sebanyak 67,3% item pertanyaan didominasi

jawaban sangat setuju, 29,1% item pertanyaan dijawab setuju 3,6% menjawab

netral. Dan untuk Q18 sebanyak 16,4% menjawab sangat setuju, 83,6%

pertanyaan didominasi jawaban setuju.

4. Indikator Disiplin kerja.

Hasil penelitian tentang tanggapan responden mengenai indikator

disiplin kerja dapat dilihat pada gambar 4.17 sebagai berikut:

Tabel 4.17

Tanggapan Responden Terhadap Indikator Disiplin Kerja

SS S N TS STS Total Q Frk % Frk % Frk % Frk % Frk % Frk %

19 50 90 3 5,5 2 3,6 0 0 0 0 55 100 20 49 89,1 4 7,3 2 3,6 0 0 0 0 55 100

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel 4.17 di atas dapat dideskripsikan bahwa tanggapan

responden untuk indikator sistem upah menurut senioritas tergolong sangat

baik. Mayoritas responden memberi jawaban setuju dan sangat setuju bahwa

karyawan BMT Bina Ummat Sejahtera dapat mematuhi segala aturan

keputusan dari perusahaan,

Terbukti pada Q19 Sebanyak 90,0% item pertanyaan didominasi

jawaban sangat setuju, 5,5% item pertanyaan dijawab setuju, 3,6% menjawab

netral. Dan untuk Q20 sebanyak 89,1% item menjawab sangat setuju, 7,3%

menjawab setuju, terahir 3,6% menjawab netral.

67

4.6 Hasil Analisis dan Uji Hipotesis

4.6.1 Analisi Regresi Sederhana

Untuk menganalisis data dalam penelitian skripsi ini digunakan analisis

regresi, untuk mengetahui adakah pengaruh yang signifikan pada sistem pemberian

upah Islam terhadap peningkatan produktivitas karyawan. Adapun rumus yang

digunakan untuk menghitung persamaan garis regresi yaitu :

Y = a + bX

Hasil analisis data yang diperoleh dari hasil penghitungan adalah untuk

variabel bebas = 0,374 dengan konstanta 19,249 sehingga persamaan regresi yang

diperoleh adalah:

Y= 19,249 + 0,374(X)

Dimana:

Y= Variabel produktivitas karyawan

X= Variabel sistem pemberian upah Islami

1. Konstanta sebesar (Y) sebesar 19,249 menyatakan bahwa jika variabel sistem

pemberian upah Islami (X) nilainya adalah 0 (nol) maka produktivitas karyawan (Y)

adalah 19,249.

2. Koefisienen regresi sistem pemberian upah Islami (X) dari penghitungan linier

sederhana didapat nilai koefisien (b)= 0,374 menyatakan bahwa setiap penambahan

(karena tanda +) 1 point, maka sistem pemberian upah Islami (X) akan meningkatkan

produktivitas karyawan (Y) sebesar 0,374.

68

4.6.2 Hasil Uji T atau Uji Parsial

Untuk menguji pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap

peningkatan produktivitas karyawan digunakan uji Statistik t (uji t). Apabila nilai t

hitung > nilai t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sebaliknya apabila nilai t

hitung < nilai t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Hasil pengujian hipotesis

secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.18 berikut ini:

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa uji hipotesis memperoleh hasil

uji t hitung sebesar 4,013 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan

lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka dengan demikian H0 ditolak dan

menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan

antara pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan produktivitas

karyawan.

4.6.3 Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

nilai prosentase kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari hasil

perhitungan didapatkan nilai koefisien sebagai berikut:

Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

95% Confidence Interval for B

Model B Std. Error Beta T Sig. Lower Bound

Upper Bound

(Constant) 19.249 4.418 4.357 .000 10.388 28.110 1

upah Islami .374 .093 .483 4.013 .000 .187 .560 a. Dependent Variable: produktivitas

69

Tabel 4.19

Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .483a .233 .219 2.45272 1.731

a. Predictors: (Constant), upah Islami

b. Dependent Variable: produktivitas

Sumber data: output SPSS yang diolah, 2011

Dari tabel di atas diketahui bahwa angka R sebesar 0,483 munujukkan

bahwa korelasi / hubungan antara sistem pemberian upah Islami (X) dengan

variabel dependen produktivitas (Y) dalah lemah, karena berada dibawah 0,5.

Angka R square atau Koefisien Determinasi adalah 0,233 (berasal dari

0,483 x 0,483). Hal ini berarti 23,3% variasi dari sistem pemberian upah Islami (X)

bisa dijelaskan oleh variasi variabel dependent produktivitas (Y). Sedangkan

sisanya (100%-23,3% = 76,7%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain.

4.7 Pembahasan

Dalam point pembahasan disini menguraikan fakta-fakta lapangan yang sudah

diuraian diatas kaitannya dengan menjawab rumusan masalah pertama bagaimanakah

sistem pemberian upah Islami pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama

Semarang, serta bagaimanakah pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap

peningkatan produktivitas karyawan pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang

utama Semarang.

70

Melihat penilaian deskriptif kuantitatif sistem pemberian upah Islami sebagai

variabel independen dan produktivitas karyawan sebagai variabel dependen dapat

dijelaskan sebagai berikut:

Bahwa berdasarkan pada nilai koefisien regresi sederhana yang telah diuraikan

sebelumnya menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi untuk variabel sistem pemberian

upah Islami dengan variabel terikat produktivitas karyawan adalah 0,374 dengan

konstanta sebesar 19,249. Persamaan regresi yang diperoleh dari penelitian ini adalah Y=

19,249 + 0,374 (X). dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa parameter koefisien

regresi untuk variabel sistem pemberian upah Islami adalah positif terhadap produktivitas

karyawan di BMT Bina Ummat Sejahtera, artinya setiap terjadi peningkatan variabel

sistem pemberian upah Islami di BMT terkait, maka produktivitas juga akan mengalami

kenaikan.

Dalam upaya mengidentifikasi seberapa jauh pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependennya, perlu melihat nilai dari koefisien determinasi.

Sebagaimana sudah diuraikan diatas, bahwa nilai koefisien determinasi yang dinotasikan

dalam angka R2 (R square) adalah sebesar 0,233, yang artinya besar pengaruh variabel

independen (sistem pemberian upah Islami) terhadap variabel dependen (produktivitas

karyawan) adalah 0,233 ini menunjukkan bahwa kontribusi variabel sistem pemberian

upah Islami (X) dalam upaya menjelaskan variabel produktivitas karyawan (Y) adalah

sebesar 23,3% sedangkan sisanya sebesar 76,7% dipengarui faktor lain yang tidak

diteliti.

Selanjutnya untuk mengetahui signifikan tidaknya hasil penelitian ini, perlu

menunjukkan perbandingan antara t hitung dengan t tabel, diketahui dari item uji hipotesis

parsial diatas menunjukkan bahwa hasil uji t hitung sebesar 4,013 dengan tingkat

71

signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka

dengan demikian H0 ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa ada

pengaruh positif dan signifikan antara pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap

peningkatan produktivitas karyawan.

Upah merupakan balas jasa untuk pelaksanaan pekerjaan dan memotivasi

karyawan. Maksud pokok pemberian upah adalah untuk mempertahankan karyawan

organisasi dalam jangka panjang. Upah diberikan perusahaan kepada karyawan agar

terjadi peningkatan kesejahteraan. Karena salah satu aspek mendasar seseorang untuk

bekerja atau menjadi karyawan pada suatu perusahaan adalah karena ingin mendapatkan

suatu penghasilan untuk biaya hidupnya. Dengan memberikan pemberian gaji yang layak

akan membuat karyawan merasa telah diperhatikan dan kerja keras yang mereka lakukan

telah dihargai oleh perusahaan. Dalam kondisi seperti ini karyawan akan bekerja secara

disiplin dan hasilnya adalah kinerja yang semakin tinggi.

Berbagai upaya yang dilakukan oleh seorang manajer untuk dapat menarik,

memelihara maupun memperhatikan karyawan untuk tetap berada dalam perusahaan,

perusahaan harus memberikan imbalan atas jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja

pada perusahaan. Hal ini mencakup pembayaran uang secara langsung dalam bentuk

upah baik upah lembur, insentif, komisi dan bonus serta kesejahteraan. Pemberian balas

jasa kepada tenaga kerja yang langsung dapat berupa uang dimaksudkan untuk

meningkatkan produktivitas karyawan dan memperhatikan karyawan yang berprestasi

untuk berada pada perusahaan. Dengan pemberian upah, diharapkan seorang tenaga kerja

dapat untuk lebih produktif dan mempunyai tanggung jawab penuh terhadap tugasnya,

sehingga target volume produksi perusahaan dapat terpenuhi. Selain itu dengan adanya

72

upah hubungan tenaga kerja dan pihak perusahaan akan dapat terjalin dengan baik,

sehingga seluruh tenaga kerjanya akan berusaha untuk meningkatkan kinerja.

Dalam penelitian ini variabel sistem upah Islami memberikan sumbangan efektif

23,3% terhadap produktivitas karyawan dan sisanya 76,7% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain. ini menunjukkan bahwa sistem upah Islami memberikan pengaruh dominan

terhadap produktivitas karyawan. Sesuai dengan pendapat Panji Anoraga (1998: 56)

yang menyatakan bahwa pada dasarnya seseorang bekerja mengharapkan imbalan yang

sesuai dengan jenis pekerjaannya. Karena diberikan upah yang sesuai, maka akan timbul

semangat. Pekerja dapat memenuhi kebutuhan hidup bagi diri maupun keluarganya,

merasa dibutuhkan perusahaan dan pekerja membutuhkan pekerjaan tersebut sehingga

terjadi hubungan timbal balik yang selaras. Hal ini berdampak positif pada peningkatan

produktivitas karyawan.

73

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal

sesuai dengan hipotesis sebagai berikut:

1. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan: Y= 19,249 + 0,374(X) yang artinya

produktivitas karyawan dipengaruhi sistem upah Islami. Hasil analisis regresi juga

memperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,233, ini berarti 23,3%

variabel kinerja karyawan dipengaruhi oleh variabel sistem pemberian upah Islami.

Sisanya sebesar 76,7% dijelaskan oleh variabel lain, misalnya motivasi kerja,

komunikasi, sarana dan prasarana, dan jenjang karir.

2. Sistem Upah Islami berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas

karyawan pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang. Hal

ini terbukti dari hasil uji t hitung sebesar 4,013 dengan tingkat signifikan sebesar

0,000. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka dengan demikian

H0 ditolak dan menerima H1. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan antara pengaruh sistem pemberian upah Islami terhadap peningkatan

produktivitas karyawan.

3. Dalam penelitian ini variabel sistem upah Islami memberikan sumbangan efektif

23,3% terhadap produktivitas karyawan dan sisanya 76,7% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain. ini menunjukkan bahwa sistem upah Islami memberikan pengaruh

dominan terhadap produktivitas karyawan.

74

5.2 Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, penulis

memberikan saran yang bertujuan untuk kebaikan dan kemajuan KJKS BMT BMT Bina

Ummat Sejahtera, sebagai berikut:

1. Bagi KJKS BMT BMT Bina Ummat Sejahtera diharapkan lebih memperhatikan

karyawan, memperhatian hak-hak karyawan, memberikan kesejahteraan, dan

sebagainya agar karyawan merasa betah dan memiliki produktivitas yang tinggi.

2. Idealisme produk dan kinerja yang berdasarkan operasional Syari’at Islam harus terus

dipertahankan dalam Lembaga Keuangan Syari’ah, karena hal tersebut yang

membedakannya dengan Lembaga Keuangan Konvensional.

3. Bagi penelitian yang akan datang sebaiknya mengadakan mengembangkan penelitian

ini dengan menambah variabel lain karena masih banyak faktor yang mempengaruhi

produktivitas karyawan.

5.3 Penutup

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan kekuatan, hidayah dan taufik-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini. shalawat serta salam semoga tatap tercurah kepada

Baginda Rasulullah Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya kelak di hari

kiamat.

Penulis menyadari meskipun dalam penulisan skripsi ini telah berusaha

semaksimal mungkin, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan

kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang

penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif

dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Sinn, Ahmad Ibrahim, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2006.

Akbar, Rifki Ali, “Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil Dengan Menggunakan DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada Tahun 2009”, Skripsi, Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010.

Algifari, Analisis Regresi : Teori, Kasus dan Solusi, Yogyakarta : BPFE UGM, 2000.

Alma, Buchari dan Doni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syari’ah, Bandung: Alfabeta, 2009,

Anoraga, Pandji, Manajemen Bisnis, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004.

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi, Koleksi Hadis-Hadis Hukum 7, Jakarta: Yayasan Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy. 2001. Cet I.

Azmi, Sabahuddin, Menimbang Ekonimi Islam, Bandung: Penerbit Nuansa, 2005, Cet. I.

Cahyono, Bambang Tri, Manajemen Sumberdaya Manusia, Jakarta: Badan Penerbit Ipwi, 1996.

Gellerman, Saul W, Manajer dan Bawahan, Jakarta: PT. Djaya Pirusa. 1983

Ghozali, Imam, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan Penerbit Undip, 2005.

Gomes, Faustino Cardoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: ANDI. 2003.

Hakim, Abdul, Aspek Hukum pengupahan, Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2006

Hariandja, Marihot Tua Efendi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT Grasindo. 2002.

Hasibun, Malayu S.P, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT BumiAksara, 2008.

Ilmi, Makhalul, Teori Dan Praktek Mikro Keuangan Syariah : Beberapa Permasalahan Dan Alternative Solusi, Yogyakarta: UII Pres, 2002.

Khoiriyah, Lilik, “Pengaruh Upah dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada CV. Aji Bali Jayawijaya Surakarta”, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.

Martoyo, Susilo, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 1990.

Ranupandojo, Heidjrachman Dan Suad Husnan, Manajemen Personalia, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2002.

Ridwan, Ahmad Hassan, BMT & BANK ISLAM: Instrumen Lembaga Keuangan Syari’ah, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004.

Ridwan, Muhammad, Manajemen Baitul Maal Wa Tamwil, Yogyakarta: UII Pres, 2004.

Soemitra, Andri, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Soetjipto, Budi W, Paradigm Baru Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Amara Book. 2008.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D, Bandung: Alfabeta, 2008.

Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, Jakarta: Kencana, 2005, Cet. I.

Supranti, Susi, “Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Rumah Sakit Islam Malahayati Medan”, Skripsi, Medan: Universitas Sumatera Utara, 2010.

Supranto, J, Statistik, Jakarta: Erlangga, 1998

Sumarsono, Sonny, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan Ketenagakerjaan, Yogyakarta: Graham Ilmu. 2003.

Usman, Husaini, MANAJEMEN Teori, Praktik, & Riset Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara. 2008.

Wankel, James A.F Stoner Charles, Perencanaan & Pengembalian Keputusan Dalam Manajemen, Jakarta: PT Rineka Cipta. 2003.

Yusanto, M. I. dan M. K. Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islami, Jakarta: Gema Insane Press. 2002.

http://aenulloh.blogspot.com/2010/02/agus-muharram-banyaknya-skim-di-kjks.html

http://ilmumanajemen.wordpress.com/2009/06/20/pengertian-upah-dalam-konsep-islam/

http://java-wira-oke.blogspot.com/2010/05/upah-dalam-islam.html.

Lampiran 1

Perihal : Permohonan Pengisian Angket

Lampiran : Satu Berkas

Kepada Yth.

Bapak / Ibu / Sdr/i, karyawan

BMT Bina Ummat Sejahtera

di Tempat

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Bapak/Ibu/Saudara/i dalam rangka menyelesaikan karya ilmiah (skripsi) pada

program studi Ekonomi Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang,

saya:

Nama : Habib Masruri

NIM : 072411067

Jurusan : Program Studi Ekonomi Islam Semester IX

Sedang melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH SISTEM PEMBERIAN

UPAH ISLAMI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN ”

Studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang ”

Untuk membantu kelancaran penelitian ini, Saya mohon dengan hormat kesediaan

Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner penelitian ini. Peran serta Bapak/Ibu/Saudara/i

akan sangat bermanfaat bagi keberhasilan penelitian yang dilaksanakan.

Atas bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i dalam menjawab pertanyaan/pernyataan pada

kuesioner ini, disampaikan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Hormat Saya,

Peneliti

Habib Masruri

Nim 072411067

KUESIONER

PENGARUH SISTEM PEMBERIAN UPAH ISLAMI TERHADAP PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS KARYAWAN

( Studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di kantor cabang utama Semarang )

A. IDENTITAS PRIBADI Mohon dengan hormat kesediaan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk menjawab pertanyaan

dibawah ini dengan memberilah tanda ():

1. Jenis Kelamin : 1 Laki-laki 2 Perempuan

2. Berapa Usia Anda?

1 Dibawah 20 th

2 20 – 29 th

3 30 – 39 th

4 40 – 49 th

5 50 th keatas

3. Pekerjaan/Profesi

1 Manajer 2 Kasir 3 Staf. Adminitrasi

4 Staf. Pemasaran 5 Profesi Lain

4. Pendidikan Terakhir

1 SMP

2 SMA

3 Sarjana

Tanda Tangan

B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.

2. Isilah semua nomor dengan memilih satu diantara 5 alternatif jawaban dengan

memberikan tanda cawang ( √ ) pada kolom yang sudah disediakan.

3. alternatif jawaban sebagai berikut :

5 = Sangat Setuju ( SS )

4 = Setuju ( S )

3 = Netral ( N )

2 = Tidak Setuju ( TS )

1 = Sangat Tidak Setuju ( STS )

4. Jawablah semua pertanyaan yang ada tanpa ada yang terlewati.

5. Kami menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang anda berikan

1. Pertanyaan Yang Berkaitan Dengan Sistem Pemberian Upah Islami (X )

a. Sistem pengupahan No Pernyataan SS S N TS STS

1 Upah yang Anda terima tepat waktu

2 Upah yang Anda terima sesuai yang ada dikontrak kerja

3 Upah yang Anda terima sudah memenuhi UMR

b. Sistem upah menurut produksi No Pernyataan SS S N TS STS

1 Upah yang Anda terima sesuai dengan pekerjaan anda

2 Anda menerima upah insentif dalam waktu tertentu

3 Anda sering mendapat bonus dari perusahaan

c. Sistem upah menurut senioritas No Pernyataan SS S N TS STS

1 Upah yang Anda terima cukup besar

2 Anda menerima kenaikan upah pada waktu tertentu

3 Upah yang Anda terima membuat loyalitas anda tinggi pada perusahaan

d. Sistem upah menurut kebutuhan No Pernyataan SS S N TS STS

1 Upah yang Anda terima cukup untuk kebutuhan sehari-hari

2 Upah yang Anda terima sudah layak

3 Upah yang Anda terima sudah adil

2. Pernyataan yang berkaitan dengan produktivitas karyawan ( Y )

a. Prestasi kerja No Pernyataan SS S N TS STS

1 Anda sudah memiliki pengalaman tentang kerja yang anda kerjakan

2 Anda dapat melaksanakan pekerjaan dengan optimal

b. Kualitas kerja No Pernyataan SS S N TS STS

1 Anda puas dengan hasil kerja yang sudah anda kerjakan

2 Anda menguasai pekerjaan yang telah ditentukan oleh perusahaan

c. Kuantitas kerja No Pernyataan SS S N TS STS

1 Hasil kinerja Anda terkadang melebihi target yang telah diberikan perusahaan

2 Anda dapat menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu

d. Disiplin kerja No Pernyataan SS S N TS STS

1 Anda selalu mematuhi segala aturan yang telah ditetapkan perusahaan

2 Anda selalu mematuhi jam kerja yang telah ditentukan.

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA

Lampiran 2

Skor identitas responden

Identitas Responden

Id Jenis Kelamin Umur Pekerjaan Pendidikan 1 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 1 2 1 2 4 1 2 1 2 5 1 2 1 3 6 2 1 3 2 7 2 1 3 2 8 2 2 3 2 9 1 2 3 2 10 1 2 4 2 11 1 2 4 2 12 1 2 4 2 13 2 2 2 2 14 2 2 2 3 15 2 1 4 2 16 2 1 4 2 17 2 2 2 2 18 1 3 5 2 19 2 1 4 2 20 2 1 4 2 21 1 2 4 2 22 1 3 5 2 23 1 3 5 3 24 1 2 1 3 25 1 2 4 2 26 2 3 3 3 27 1 3 5 2 28 2 2 2 3 29 1 2 3 2 30 1 3 5 3 31 1 2 1 2 32 2 2 2 2 33 2 2 2 3 34 2 2 2 2 35 1 2 1 2 36 2 2 2 3 37 2 2 2 2 38 1 2 1 2 39 1 2 1 3 40 1 2 1 2 41 1 2 4 2 42 2 1 4 2 43 1 3 5 3 44 1 3 5 2 45 2 3 5 2

46 2 1 3 2 47 1 2 3 2 48 1 2 3 2 49 2 2 2 2 50 2 1 3 2 51 1 1 3 2 52 1 2 1 3 53 1 1 4 2 54 1 2 4 2 55 1 1 4 2

Skor hasil angket variabel Sistem Pemberian Upah Islami

Sistem Pemberian Upah Islami NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12

JM (x)

1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 45 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50 3 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 52 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 52 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 50 6 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 49 7 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 52 8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 48 9 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 3 3 50

10 5 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 44 11 4 5 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 44 12 4 4 3 4 3 2 3 1 4 4 3 3 38 13 4 4 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 46 14 5 4 4 2 2 2 3 2 2 3 2 2 33 15 5 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 46 16 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 45 18 5 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 47 19 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 20 5 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 46 21 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 45 22 5 5 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 51 23 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 24 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 51 25 5 4 2 4 2 2 2 5 4 4 4 4 42 26 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 3 41 27 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50 28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 29 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 3 3 49 30 5 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 46 31 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 52 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 33 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 50 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 35 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 51

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 46 37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 46 38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47 39 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 50 40 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 51 41 5 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 46 42 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 43 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 44 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 46 45 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 48 46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 47 47 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 48 48 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 49 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 46 50 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 51 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 52 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 56 53 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 54 5 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 47 55 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49

Skor hasil angket variabel produktivitas karyawan

Produktivitas Karyawan NO Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8

JM (y)

1 5 4 5 4 5 4 5 5 37 2 4 4 5 5 4 4 5 5 36 3 5 5 4 4 4 4 5 5 36 4 4 4 4 4 5 4 5 5 35 5 5 5 4 4 5 4 5 5 37 6 5 5 5 5 5 4 5 4 38 7 5 5 5 5 5 4 5 5 39 8 5 5 5 4 5 4 5 5 38 9 4 5 5 4 5 4 5 5 37

10 4 4 5 4 4 5 5 5 36 11 4 4 3 4 4 4 4 4 31 12 5 4 3 4 4 4 4 4 32 13 4 4 4 4 4 4 5 5 34 14 4 4 3 4 3 4 3 3 28 15 5 5 5 5 5 4 5 5 39 16 5 5 5 5 5 4 5 5 39 17 4 5 5 4 5 4 5 5 37 18 5 5 5 5 5 4 5 4 38 19 5 5 5 5 5 4 5 5 39 20 5 5 5 5 5 4 5 5 39 21 5 5 5 5 5 4 5 5 39 22 5 4 5 5 5 4 5 5 38 23 5 5 5 5 5 4 5 5 39 24 4 4 5 4 5 4 5 5 36 25 4 4 4 4 4 5 5 5 35 26 4 3 3 3 3 4 3 3 26

27 5 5 5 5 5 4 5 5 39 28 5 5 5 4 4 5 5 5 38 29 5 5 5 4 5 4 5 5 38 30 5 5 5 4 5 4 5 5 38 31 5 4 5 5 4 4 5 5 37 32 4 4 4 4 5 5 5 5 36 33 4 4 4 4 4 4 5 5 34 34 5 5 5 4 5 4 5 5 38 35 5 4 5 5 4 5 5 5 38 36 5 5 5 5 4 4 5 5 38 37 4 4 4 5 5 4 5 5 36 38 5 5 4 4 5 4 4 5 36 39 5 5 5 4 4 4 5 5 37 40 4 4 4 4 4 4 5 5 34 41 4 4 5 5 5 4 5 5 37 42 5 5 5 5 5 5 5 5 40 43 5 5 5 5 5 5 5 5 40 44 5 4 5 4 5 4 5 5 37 45 5 5 5 5 5 5 5 5 40 46 5 5 5 5 5 4 5 5 39 47 5 5 5 5 5 4 5 5 39 48 5 5 5 5 5 4 5 5 39 49 4 4 4 4 4 4 5 5 34 50 5 5 5 5 5 4 5 5 39 51 5 5 5 5 5 4 5 5 39 52 4 4 4 5 4 5 5 5 36 53 5 5 5 5 5 4 5 5 39 54 5 5 5 5 5 4 5 5 39 55 5 5 5 5 5 4 5 5 39

Lampiran 3

Uji Validitas Responden

1. Uji validitas angket sistem upah Islami

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

q1 42.7273 12.535 .018 .276 .758

q2 43.2727 12.239 .172 .195 .741

q3 43.2364 11.221 .407 .355 .718

q4 43.1636 10.658 .613 .580 .697

q5 43.3636 10.013 .665 .514 .683

q6 44.1636 9.769 .222 .495 .793

q7 43.3455 11.045 .506 .424 .709

q8 43.3818 10.685 .455 .402 .711

q9 43.3818 11.574 .440 .505 .720

q10 43.2000 10.607 .615 .473 .696

q11 43.5455 10.993 .474 .645 .711

q12 43.6182 11.277 .388 .627 .720

2. Pengujian ulang Uji validitas angket sistem upah Islami

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

q3 31.4727 7.328 .409 .349 .819

q4 31.4000 6.911 .604 .548 .797

q5 31.6000 6.430 .641 .483 .791

q7 31.5818 7.211 .501 .420 .809

q8 31.6182 6.944 .436 .359 .820

q9 31.6182 7.463 .529 .480 .808

q10 31.4364 6.991 .555 .347 .803

q11 31.7818 6.840 .602 .639 .797

q12 31.8545 7.090 .504 .553 .809

3. Uji validitas angket produktivitas karyawan

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

q13 32.2545 6.193 .543 .554 .828

q14 32.3455 5.749 .650 .600 .814

q15 32.2909 5.062 .808 .695 .789

q16 32.4182 5.914 .568 .380 .825

q17 32.2909 5.618 .671 .545 .811

q18 32.7636 7.591 -.016 .113 .877

q19 32.0545 5.978 .724 .816 .809

q20 32.0727 6.106 .629 .749 .819

4. Pengujian ulang Uji validitas angket produktivitas karyawan

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

q13 28.0909 6.047 .567 .553 .871

q14 28.1818 5.596 .677 .599 .857

q15 28.1273 4.965 .812 .695 .838

q16 28.2545 5.823 .567 .376 .872

q17 28.1273 5.446 .706 .518 .854

q19 27.8909 5.914 .708 .815 .856

q20 27.9091 6.047 .610 .746 .866

Lampiran 4

Uji Reliabilitas Responden

1. Uji reliabilitas angket sistem upah Islami

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.739 .783 12

2. Uji reliabilitas angket produktivitas karyawan

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.843 .830 8

Lampiran 5

Uji Normalitas

Lampiran 6

Frekuensi Deskriptif

1. Identitas responden jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Laki-laki 32 58.2 58.2 58.2

Perempuan 23 41.8 41.8 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

< 20 th 12 21.8 21.8 21.8

20 s/d 29 th 34 61.8 61.8 83.6

30 s/d 39 th 9 16.4 16.4 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Manajer 11 20.0 20.0 20.0

Kasir 11 20.0 20.0 40.0

Staf Administrasi 11 20.0 20.0 60.0

Staf Pemasaran 14 25.5 25.5 85.5

Profesi Lain 8 14.5 14.5 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

SMA 42 76.4 76.4 76.4

Sarjana 13 23.6 23.6 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

2. Variabel sistem upah Islami

q1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

S 23 41.8 41.8 41.8

SS 32 58.2 58.2 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

S 50 90.9 90.9 92.7

SS 4 7.3 7.3 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

N 2 3.6 3.6 5.5

S 44 80.0 80.0 85.5

SS 8 14.5 14.5 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

S 44 80.0 80.0 81.8

SS 10 18.2 18.2 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 3 5.5 5.5 5.5

N 2 3.6 3.6 9.1

S 45 81.8 81.8 90.9

SS 5 9.1 9.1 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

STS 6 10.9 10.9 10.9

TS 14 25.5 25.5 36.4

N 4 7.3 7.3 43.6

S 28 50.9 50.9 94.5

SS 3 5.5 5.5 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

STS 1 1.8 1.8 1.8

TS 1 1.8 1.8 3.6

N 3 5.5 5.5 9.1

S 46 83.6 83.6 92.7

SS 4 7.3 7.3 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

N 3 5.5 5.5 7.3

S 50 90.9 90.9 98.2

SS 1 1.8 1.8 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

N 4 7.3 7.3 9.1

S 46 83.6 83.6 92.7

SS 4 7.3 7.3 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q11

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

N 12 21.8 21.8 23.6

S 41 74.5 74.5 98.2

SS 1 1.8 1.8 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q12

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

TS 1 1.8 1.8 1.8

N 15 27.3 27.3 29.1

S 39 70.9 70.9 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

N 4 7.3 7.3 7.3

S 41 74.5 74.5 81.8

SS 10 18.2 18.2 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

3. Variabel produktivitas karyawan

q13

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

S 18 32.7 32.7 32.7

SS 37 67.3 67.3 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q14

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

N 1 1.8 1.8 1.8

S 21 38.2 38.2 40.0

SS 33 60.0 60.0 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q15

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

N 4 7.3 7.3 7.3

S 12 21.8 21.8 29.1

SS 39 70.9 70.9 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q16

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

N 1 1.8 1.8 1.8

S 25 45.5 45.5 47.3

SS 29 52.7 52.7 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q18

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

S 46 83.6 83.6 83.6

SS 9 16.4 16.4 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q19

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

N 2 3.6 3.6 3.6

S 3 5.5 5.5 9.1

SS 50 90.9 90.9 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

q20

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

N 2 3.6 3.6 3.6

S 4 7.3 7.3 10.9

SS 49 89.1 89.1 100.0

Valid

Total 55 100.0 100.0

Lampiran 7

1. Hasil Uji Hipotesis (Uji t)

2. Hasil Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .483a .233 .219 2.45272 1.731

a. Predictors: (Constant), upah Islami

b. Dependent Variable: produktivitas

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

95% Confidence Interval for

B

Model B Std. Error Beta T Sig. Lower Bound Upper Bound

(Constant) 19.249 4.418 4.357 .000 10.388 28.110 1

upah Islami .374 .093 .483 4.013 .000 .187 .560

a. Dependent Variable: produktivitas

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Habib Masruri

Tempat/tanggal lahir : Demak, 7 April 1989

Alamat asal : Ds. Donorejo Rt 1/ Rw2 Kec. Karang Tengah,

Kab. Demak

Alamat Sekarang : Jl. Pandana Merdeka Blok R3 Kel. Bringin, Rt5/ Rw3 Kec.

Ngaliyan, Kab. Semarang

Riwayat Pendidikan :

1. TK Budi Luhur Tahun Ajaran 1995

2. SDN Donorejo 02 Tahun Ajaran 2001

3. MTs N Karang Tengah Tahun Ajaran 2004

4. MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2007

5. IAIN Walisongo Tahun Ajaran 2011

Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya untuk menjadikan maklum

adanya.

Semarang, Desember 2011

Penulis

Habib Masruri NIM. 072411067