jurusan akuntansi fakultas ekonomi dan llmu...
TRANSCRIPT
\..NALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI KOPERASI DAN AKUNTANSI > AJAK PENGHASILAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
(Studi Kasus Koperasi UIN SyarifHidayatullallI Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dll!n limn Sosial
Untuk Memennhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
Septia Handayani (104082002630)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN lLMU SOSIAL
UIN SY ARIF HIDAYATULLA"H JAKARTA 1429/2008
\
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI KOPERASI DAN AKUNTANSI
PAJAK PENGHASILAN P ADA LAPORAN KEUANGAN KOPERASI
(Studi Kasus Pada Kopearasi UIN SyarifHidayaitullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Saijana Ekonomi
Pembimbing I
Prof. Dr. Abdul Hamid MS
NIP. 131.474.891
Oleh
Septia Handayani
NIM : 104082002630
Di Bawah Bimbingan
JURUSAN AKUNTANSI
Pembimbing II
Rrnh awati SE. MM
NIP.150.377.441
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Hari ini Selasa Tanggal 16 Bulan September Tabun Dua Ribu Delapan telah'
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Septia Handayani, NIM: 104082002630 dengan
judul Skripsi "ANALISIS PERLAKUAN AKUNT ANSI KOPERASI DAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PADA LAPORAN KEUANGAN
KOPERASI (Studi Kasus Pada Kopearasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)".
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, malca
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullab Jakarta.
Jakarta, 16 Desember 2008
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Pernbirnbing I
Amilin SE, AK, M.Si Penguji Ahli
'
1,w,o, re, MM ~mbimbing II
Hari ini Jum'at Tanggal 11 Bulan April Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Septia Handayani, NIM : I 04082002630 dengan judul
Skripsi "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI KOPERASI DAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PADA LAPORAN KEUANGAN
KOPERASI (Studi Kasus Pada Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)".
Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka
skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana ekonomi pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
Jakarta, 3 September 2008
Iiru Pengu ii Uiian Komprehensif
fr!,!{, I!!:. d,bdyl Hamid, MS Penguji Ahli
M.Si
DAFTARRIWAYAT HIDUP
. Data Pribadi - '" _·-. -, __ -, -- - " <
..
.
Nama Septia Handayani Tempat & tanggal Lahir Jakarta, 03 September 1984 Jenis Kelamin Perempuan Kewarganegaraan Indonesia Hob bi Olahraga (Vally, renang), Travelling,_l?_erorganisasi Agama Islam No. Tip 085694834274 Alamat Jl.Swadaya V Rt.002/05 No.41
Cilangkap Jakarta Timur 13870 E-mail tya imoto [email protected]
Pendidikan Formal Tahun Jenjang Sekolah
1991 -1997 SD SDN 02 Pagi Jakarta 1997 - 2000 SLTP SLTP Negeri 103 Jakm1a 2000-2003 SMU SMU Negeri 39 Jakarta 2004-2008 SI UJN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pendidikan NonFo.rmal .
.
Bulan, Tahun Kursus Februari, 1999 Bahasa lnggris di Sarana Mandiri Informatika
. tingkat Elementary September,2004 Bahasa lnggris di LPPK Easy Course tingkat
Beginer 2 Januari,2005 Bahasa lnggris di LPPK Easy Course tingkat
Beginer 3 Mei,2005 Bahasa lnggris di LPPK Easy Course tingkat
Intermediet 1
. Kemampuan ...
• Dapat mengoperasikan komputer Ms.Office( Word, Power point. Exel) • Mampu Bekerja dibawah tekanan • Dapat bekerja dengan tim • Dapat menyelenggarakan suatu kegiatan atau acara (Event)
.. •• PengalamanQrganisasi ··· .. ,. ·· ......... · ...... . · .
. . . . . ·.·•. .· ... .. >· . . ····• 1997-2000 Palang Merah Remaja dan pada tahun 1998-1999 menjabat sebagai ketua
um um 2000-2003 Pasukan Pengibar Bendera dan pada tahun 2001-2002 menjabat sebagai
DEPATRI (Dewan Perwakilan Putri) 2003-2006 Karang Taruna wilayah Kelurahan dan menjabat sebagai Bendahara Umum
2004-2006 Koperasi Mahasiswa (KOPMA), pada tahun 2005 menjabat sebagai pengurus Div. Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT), dan pada tahun 2006 menjabat sebagai pengurus Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Anggota (PSDA)
2006 -2007 Koperasi Mahasiswa (KOPMA), menjabat sebagai ketua pengawas
2007-Sekarang Koperasi Mahasiswa (KOPMA), mer\jabat sebagai ketua pengawas
Pengalaman Bekeria dan Magang .·. . .
• Tahun 2003, bekerja di PT. Multi Media Metropolitan sebagai Marketing Eksekutif selama 3 bin
• Tahun 2005, menjadi tenaga pengajar privat bidang matematika selama 6 bulan • Tahun 2006, magang di PT. Raja Grafindo sebagai StafKeuangan selama • Tahun 2006, magan15 di Departemen Luar Negeri bagian Pembagunan Ekonomi dan
Lingkungan Hidup sub bidang Keuangan lnternasional • Talmo 2006,bulan September - 2007 bulan mei, mengajar di LPPK EASY COURSE
sebagai tenaga pengajar bidang studi Matematika, IPA, dan !PS • Tahun 2007 bulan Agustus - 2008 bulan Januari, mengajar sebagai guru privat bidang
studi matematika. • Tahun 2008, mengajar di LBB Alumni Jogja sebagai tenaga pengajar bidang Studi
matematika dan Ekonomi serta Akuntansi. • Tahun 2008 bulan Agustus- saat ini, beke1ja sebagai staff keuangan di PT.Gencar Moga
Sahaja.
. Seminar .dan Pelatihan yang Pernah diikuti . ..... ·· ... · • Tahun 2004 mengikuti Pendidikan Dasar Perkoperasian di jakaita • Tahun 2004 mengikuti Pelatihan Event Organizer di Jakarta • Talmo 2005 mengikuti Pendidikan Manajemen Koperasi di Bogor • Tahun 2005 Mengikuti Jambore Nasional Koperasi dan Outbond di Bandung • Tahun 2005 mengikuti Training Lifeskill di Jakatta • Talmo 2005 mengikuti Seminar Perbankan Syariah di Jakarta • Tahun 2005 mengikuti Seminar dan Pelatihan Kewirausahaan di Jakarta • Tahun 2005 mengikuti Pelatihan Perpajakan di Jakarta • Talmo 2007 mengikuti Pelatihan untuk Pelatih GRAMEEN BASIC di Bogor • Tahun 2007 mengikuti Pelatihan jurnalistik di Cisarua, Bogor.
.
ABSTRACT
The purpose of this research is to know the application of cooperation accounting according to the PSAK 27 and income taxaccounting according to the PSAK 46 and also the presentation impacts of the financial statement after applying PSAK 46 at UIN Jakarta Cooperation. According to PSAK 46, it is an obligation for all companies to acknowledge the llL'< consequences in the future as a result of temporary differences and also the loss that compensable.
This research is a comparative descriptive research with a case study research design. In this research, writer ·will analyse the accounting treatment for taxation in the financial statement of UIN Jakarta Cooperation according to the general accepted standard in Indonesia (PSAK 27 dan PSAK 46).
According to the research which have been done, the writer concludes that the financial statement at UIN Jakarta Cooperation has not applied cooperation accounting as according to PSAK 27 and PSAK 46. After applying PSAK 46 the financial statement of UIN Jakarta cooperation shmved the appearance of deferred tax asset on balance sheet 17.320.232 in 2006 and 37.932.059 in 2007. While in the Income Statement, showed the decrease of the net income after tax from 364.173.220 to 275.654.254 in 2006 and 411.040.703 to 309.761.592 in 2007.
Keyword: Cooperation, Temporary Differences, and Deferred Tax.
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untulc mengetahui penerapan akuntansi koperasi sesuai dengan PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan sesuai dengan PSAK 46 serta dampak penyajian laporan keuangan setelah penerapan PSAK 46 pada Koperasi UIN Jakarta. Berlakunya PSAK 46 ini mewajibkan perusahaan untuk mengakui konsekuensi pajak dimasa mendatang akibat perbedaan temporer yang terjadi serta kerugian yang dapat dikompensasi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif dengan rancangan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini, penlllis akan menganalisis mengenai perlakuan akuntansi mengenai perpajakan pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta sesuai dengan standar akuntansi yang berlak:u di Indonesia (PSAK 27 dan 46).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta belum menerapkan akuntansi koperasi sesuai dengan PSAK 27 dan PSAK 46. Dan setelah menerapkan PSAK 46 menunjulckan timbulnya aktiva pajak tangguhan sebesar 17.320.232 untuk tahun 2006 dan 37.932.059 untuk tahun 2007 di neraca. Sedangkan dalam laporan perhitungan hasil usaha, terjadi penurunan SHU setelah pajak dari 364.173.220 menjadi 275.654.254 untuk tahun 2006 dan te1jadi penurwian SHU setelah pajak dari 411.040.703 meniadi 309.761.592 untuk tahw1 2007.
Kata kunci : Koperasi, Beda Temporer, dan Pajak tangguhan
Bismillahirrahmanirralzim.
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, atas pe1juangan-Nya dalam menyebarkan syariat islam.
Skripsi dengan judul "Analisis Perlakuan Almntansi Koperasi dan
Akuntansi Pajak Penghasilan pada Laporan Keuani~an Koperasi (Studi
Kasus Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)" disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Saijana Ekonomi pada jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mengingat keterbatasan dan kemampuan ym1g penulis miliki, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dai·i sempurna. Oleh kareno
itu, penulis menerima kritik dan saran dari berbagai pihak untuk melengkapi dan
menyempumak;.;.-;. skripsi ini. Penulis berharap rnudah-muclahan skripsi ini clapat
memberikan manfaat bagi penulis maupun bagi semua pihak yang
rnemerlukmmya.
Atas segala bimbingan, saran dan bantuan yang telah diberikan kepada
penulis baik langsung maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih
kepacla:
1. Allah SWT, atas rahmat dm1 karunim1ya penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
2. Bapak dan Marnaku tercinta, yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan
dan do' a yang tiada hentinya kepadaku dalam segala ha!. Dan kini
kupersembahkan sedikit kenm1gan indah ini kepada bapak dan mama semoga
ini bisa menjadi salah satu kebanggaan untuk kalian.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan m·ahan bagi penulis.
4. !bu Rahmawati, SE., MM selaku Dosen Pembimbing II ym1g tidak bosan
5. Seluruh Dasen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial ; Pa Hepi, Pa
Amilin, Pa Slamet Riyadi, Bu Cut Erika, I3u Lili, Bu Dewi, Pa Rahmat, Pa
Bambang. Yang telah memberikan pengetahuan dan pelayanan akademik
kepada penulis selama kuliah.
6. Kedua kakakku tersayang (Ratna, Rohidin, Sari, dan Herry) dan keponakan
keponakanku tercinta (Dzakwan dan Youri). Terima kasih kalian mcnjadi
inspirasi dan penyemangat buat penulis dalam menyelesaikan skripsi.
7. Ketua Koperasi UIN Jakarta beserta stafnya, yang telah mengijinkan penulis
meneliti koperasi yang mereka kelola.
8. Aa, trima kasih atas semangatnya supaya penulis ga pernah berhenti dan putus
asa dalan1 menyelesaikan shipsi ini. Ayo Aa cepat menyusul ! ! !
9. Untuk Sahabat-sahabatku tercinta (Windy, Dwi, Aas, K' Iin, Sarah, K' Sari,
dan K' Dp ). You'r the best friend that I ever have. I love u all.
I 0. Kelurga besarku tersayang (Bang Dik-dik, Eka, Te' Ema, Te' Ida, Bang Eris,
Ira, Fahrni, Fajar, Ika, Ethe Eka, Om Saf, Bunda Lili, Bunda Lina, Adik
rindu ), terima kasih atas doanya.
11. Wahid yang telah memberikan bantuan, dan arahan yang sangat berharga
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Teman-teman karang taruna RW.05 (Bang Lukman, Bang Udin, Bang Rifar
"makasih udah mau jadi tukang ojek yang setia" ,Bang Arief, ivan, Devi, K'
Ita, Lasmi, Dini.). Dan karang taruna Rt.002/05, terima kasih atas do'anya.
13. Keluarga besar KOPMA (apri, lia, titi, bunda riza, ayah fandi, bang rey, amar,
emak inay, agus, sauqi, sulis, hami, biah, yayat, gudeng, k hendra, eva, panji,
rifa'l,mas bani, mas rudi, emak ketoprak, abang siomay). Terima kasih telah
menjadi keluarga keduaku yang sangat menyenangkan. Alrn bahagia bisa
mengenal keluarga ini.
14. Keluarga Besar Bengkel Seni dan Budaya Bina Budaya cilangkap.
15. Keuarga Besar Paskibra Ahmad Yani SMU N 39, terima kasih semangat dan
do'anya.
16. Nocommyt (K' Sari, K' Dp, Ade, Vina, Sesep, Odan, Bintang, Dita, Andi,
Tika). Terima Kasih Do'a dan dukmrn:annva. I Love lJ all.
17. Teman-teman akuntansi kelas C (Roni, Ega, Sunda boy, Nina, Ina, Yasin, adi)
dan kelas D (Nadiroh, Ilrn, Uwi, Nova, Sofi, Izzi, Rizkah, Harum, Qodir, dan
semuanya) angkatan 2003. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
18. Teman-teman pengajar di LPPK Easy Course (Mba desi dan Mba Kiki),
makasih udah mau jadi sahabatku.
19. Teman-teman pengajar dan staff di LBB Alumni Jogja (Mba Tyas, Mba Ani,
mba nur, Mas lfan, mas Irham, Mas Fauzi, Mas Toni, Mas Hartom, Mba ana).
Dan murid-muridku tersayang, terima kasih atas doanya.
20. Ababg Bakpaw, Mas Ari, Mas Didi, Edo, Aby, Akom, Bang Ibnu, Kang
Dadan, Ila, K' indi. Terima kasih masih setia menyemangati dan mendoakan
penulis dalam menyelesaiakan skripsi.
21. Keluarga besar FJPK (Forum Jurnalistik Pemuda Koperasi) yang telah
memberikan do'a dan semangatnya.
22. Teman-Teman yang lain dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, terima kasih atas segala bantuannya.
Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.
Ciputat, 3 September 2008
Penulis
DAFTARISI
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................... i
DAFTARRIWAYATHIDUP ........................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................. vi
ABSTRAKSI.. .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................. viii
DAFT AR ISL. ........................................................................... xi
DAFTAR TABEL. ...................................................................... xv
DAFT AR LAMPIRAN ................................................................. xvii
DAFT AR GAMBAR ................................................................... xviii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ....................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................ 6
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................. 7
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Penge1iian dan Karakteristik Koperasi ......................... 9
1. Pengertian Koperasi .......................................... 9
2. Karakteristik Koperasi ....................................... 10
3. Fungsi dan Peran Koperasi ................................. .10
4. Prinsip Koperasi .............................................. 11
5. Jenis-jenis Koperasi Menurut UU No.25 tentang
Perkoperasian ................................................. 11
6. Sumber Modal Koperasi. ..................................... 11
1 0
8. Sejarah Berdirinya Koperasi ................................. 14
9. Perangkat Organisasi Koperasi .............................. 14
B. Penge1iian dan Karakteristik Laporan Keuangan ............. 15
1. Pengertian laporan Keuangan ............................... 15
2. Tujuan Laporan Keuangan .................................. 16
3. Karakteristik Kualitatif La po ran Keuangan ............... 16
4. Pengakuan Pendapatan dan Beban ......................... 18
5. J enis-jenis Laporan Keuangan Kopernsi .................. 18
C. Pengertian dan Dasar-dasar Perpajakan ........................ 21
1. Definisi dan Unsur Pajak ..................................... 21
2. Fungsi Pajak ................................................... 22
3. Asas Pemungutan Pajak ...................................... 23
4. Sistem Pemungutan Pajak .................................... 23
D. Pajak penghasilan .................................................. 24
1. Pengertian Penghasilan ....................................... 24
2. Subjek Pajak Penghasilan .................................... 25
3. Objek Pajak Penghasilan ..................................... 25
4. Tarif Pajak Penghasilan ....................................... 27
E. Rekonsiliasi Fiskal ................................................ 28
1. Perbedaan Prinsip Akuntansi.. .............................. 28
2. Perbedaan Metode dan Prosedur Akuntansi ............... 29
3. Perbedaan dan Pengakuan terhadap Penghasilan dan
Beban ........................................................... 30
F. Metode Penangguhan Pajak Penghasilan ...................... 35
G. Pengakuan Pajak Kini dan Pajak tangguhan ................... 37
H. Pengukuran Aktiva dan Kewajiban Pajak ...................... 38
I. Penyajian Aktiva dan Kewajiban Pajak ........................ 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................ 41
B. Metode Penentuan Sampel.. ..................................... 41
C. Metode Pengumpulan Data ....................................... 42
D. Metode Analisis Data ............................................. 43
E. Definisi Operasional Variabel.. .................................. 49
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Koperasi ....................................... 52
1. Sejarah Koperasi UIN Jakarta ................................ 52
2. Visi dan Misi Koperasi.. ...................................... 53
3. Struktur Organisasi dan Manajemen Koperasi ............ 54
4. Jenis Bidang Usaha Koperasi UIN Jakarta .................. 55
B. Kebijakan Akuntansi .............................................. 58
C. Hasil dan Pembahasan .............................................. 59
1. Identifikasi Laporan Keuangan Koperasi .................. 60
2. Penerapan PSAK 27 .......................................... 65
3. Rekonsiliasi Fiskal Laporan Keuangan ..................... 69
a. Perbedaan Tetap .......................................... 70
b. Perbedaan Temporer. .................................... 72
4. Perhitungan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan ............ 84
a. Pajak Kini .................................................. ~4
b. Pajak Tangguhan .......................................... 84
5. .Turnal Penyesuaian untuk Penerapan PSAK 46 ........... 85
6. Dampak Penerapan PSAK 27 dan PSAK 46 .............. 86
BABY. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ......................................................... 92
B. lmplikasi ............................................................ 93
DAFTARPUSTAKA .................................................................... 95
Nomor
DAFTAR TABEL
Keterangan
2.1 Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Orang
Prihadi
2.2 Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Badan
Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
3.1 Pengukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan-Penyusutan
Aktiva tetap
3.2 Rekapitulasi Pajak tangguhan
3.3 Rekonsiliasi Fiskal
4.1 Jenis Usaha di Lingkungan Perdagangan fJmum
4.2 Neraca Koperasi UJN Jakarta sehelum penerapan PSAK 46
4.3 Laporan Perhitungan Basil Usaha Koperasi UJN Jakarta sehelum
Penerapan PSAK 46
4.4 Perhitungan Barga Pokok Penjualan Koperasi UIN Jakarta
4.5 Rincian Behan Usaha Koperasi UlN Jakarta
4.6 Rincian Pendapatan dan Behan diLuar Usaha Koperasi Jakarta
4.7 Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UJN Jakarta menurut PSAK 27
Hal
27
28
45
46
48
56
61
63
63
64
65
68
4.8 Laporan Promosi Ekonomi Anggota Koperasi UIN Jakarta menurut
PSAK27 69
4.9 Rincian Biaya Promosi 71
4.10 Rincian Beban Pajak Penghasilan 21 71
4.11 Rincian Pendapatan Bunga Deposito/Jasa Giro 72
Pada Koperasi UIN Jakarta tahun 2006 72
4.13 Rekap Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutannya Menurut fiskal pada
Koperasi UIN Jakmia tahun 2006 73
4.14 Rekap Daftm· Aktiva Tetap dan Penyusutannya Menurut Akuntansi
UIN Jakarta tahun 2007 73
4.15 Rekap Daftar Aktiva Tetap dan Penyusutannya Menurut Fiskal pada
Koperasi UIN Jakarta tahun 2007 73
4.16 Pengukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan-Penyusutan Aktiva
Tetap 74
4.17 Pengukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan-Cadangan Piutang
Tak Te1iagih 78
4.18 Rekonsiliasi Fiskal Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UIN
Jakarta Tahun 2006 81
4.19 Rekonsiliasi Fiskal Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi UIN
Jakarta Tahun 2007 83
4.20 Neraca Koperasi UIN Jakmia setelah Penerapan PSAK 46 87
4.21 Laporan Perhitungan Basil Usaha Koperasi setelah Penerapan
PSAK46 88
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
1 Penamhahan dan Penurunan Aktiva Tetap tahun 2006 dan 2007
Menurut akuntansi
2 Penamhahan dan Penurunan Aktiva Tetap tahun 2006 dan 2007
Menurut Fiskal
Hal
97
98
3 Rekapitulasi Pajak Tangguhan Koperasi UrN Jakmia tahun 2006 dan
2007
4 Rincian Behan Usaha Koperasi UrN Jakarta tahun 2006 Menurut
Akuntansi dan Fiskal
5 Rincian Behan Usaha Koperasi UIN Jakmia tahun 2007 Menurut
Akuntm1si dan Fiskal
6 Rincian Pendapatan Lain-lain dan Beban Lain-lain Koperasi UIN
Jakarta tahun 2006
7 Rincian Pendapatan Lain-lain dm1 Behan lain-lain Koperasi UIN
Jakarta tahun 2007
8 Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Tentm1g Perkoperasian
99
100
102
104
106
108
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan
1 Struktur Organisasi Koperasi UIN Jakarta
Hal
54
A. Latar Belakang Penelitian
BABI
PENDAHULUAN
Secara umum tujuan dibentuknya suatu koperasi adalah untuk
memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya. Agar tujuan
terse but dapat tercapai maka setiap koperasi harus menj alankan suatu usaha
yang kemudian akan menghasilkan keuntungan dari usahanya tersebut. Untuk
menghasilkan keuntungan, suatu koperasi harus memiliki produk yang dapat
dijual kepada masyarakat. Produk-prodnk tersebut dapat berupa produk non
fisik, bahan mentah, ataupun barang jadi yang siap dikonsumsi
(Rudianto,2::06: 11 ).
Koperasi merupakan badan huknm usaha yang unik, di mana modal
koperasi diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. Modal
tersebut memiliki kemiripan dengan perseroan dalam ha! memperoleh sumber
pendanaan. Akan tetapi, di dalam koperasi ada pembagian (SHU) terhadap
setiap anggotanya yang ticlak hanya didasarkan kepada besarnya simpanan
modal yang mereka tanamkan, namun memperhitungkan kontribusi anggota
dalam menyumbang pendapatan terhadap koperasi. Hal inilah yang membuat
koperasi berbeda dengan perusahaan pada umumnya (Hidayat, 2005: 1 ).
Untuk memiliki sun1ber dana yang dibutuhkan, koperasi juga dapat
memperolehnya dari pinjaman !creditor, dana cadangan, hibah, ataupun
sumber lain yang sah. Untuk memperoleh bahan balm yang diperoleh dalam
proses produksinya, koperasi dapat memperoleh dari produsen ataupun
pelanggannya maka koperasi akan dapat memperoleh laba usaha. Laba usaha
tersebut harus dilaporkan kepada pemerintah un1uk dikenakan pajak
penghasilan, kepada anggota koperasi untuk mengetahui bagian SHU yang
menjadi hak anggota.
Koperasi selalu berhubungan dengan pihak-pihak eksternal maupun
internal dalam kelancaran usahanya. Oleh karena itu, hubungan tersebut harus
dilanjutkan dalam bentuk komunikasi bisnis sesuai de11gan kebutuhan setiap
pihak tersebut. Untuk berkomunikasi dengan semua p1hak itulah dibutuhkan
suatu bahasa bisnis yang dapat dan mudah dimengerti oleh semua pihak yang
terkait. Bahasa bisni.s tersebut biasa disebut akuntansi.
Proses menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh berbagai pihak
yang berkepentingan, akuntansi harus melewati beberapa tahapan proses. Pada
tahapan proses tersebut akuntan koperasi harus membuat laporan keuangan
sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di lndonesia
mulai tahun 2004 (PSAK 27 tahun 2004), laporan keuangan koperasi terdiri
dari perhitungan hasil usaha, neraca, laporan arus kas dan laporan promosi
ekonomi anggota.
Laporan keuangan dibuat secara berkala, dengan tujuan memudahkan
dalam penilaian kinerja dan prediksi usaha dimasa datang. Laporan keuangan
merupakan suatu media informasi yang dimanfaatkan sebagai indikator atas
kinerja perusahaan. Laporan ini diperlukan untuk menilai pembahasan
potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa depan.
Dengan menganalisis laporan keuangan, para pemakai laporan keuangan dapat
daya yang ada. Disamping itu, laporan keuangan juga berguna dalam
perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber daya yang dimilikinya.
Kita mengenal adanya istilah laporan keuangan fiskal dan laporan
keuangan komersial. Laporan keuangan fiskal disusun berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, dan bertujuan untuk menghitung
besarnya pajak terhutang. Laporan keuangan komersil disusun berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Secara lebih spesifik perbedaan antara
laporan keuangan fiskal dan laporan keuangan kornersial pada umumnya
terdapat pada pengakuan penghasilan dan biaya antara Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) dan Undang-undang Perpajakan. Dalam menentukan
penghasilan atau pendapatan dan biaya antara Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) dan Undang-undang perpajakan terdapat persarnaan dan perbedaan.
Perbedaan ada 2 macam, yaitu perbedaan tetap clan perbeclaan waktu.
Perbeclaan waktu ini mengakibatkan konsekuensi pajak di masa yang akan
datang yang dapat berupa aktiva (kewajiban) pajak tangguhan
(Riyanto, 2008:2).
Laporan keuangan harus clisajikan sesuai dengan PSAK, termasuk
PSAK 27 dan PSAK 46. Akan tetapi, clalam kenyataan yang dihadapi selanm
ini, koperasi selama rnasa orde baru dipolitisasi oleh pemerintah. Koperasi
disanjung-sanjtmg sebagai soko guru perekonomian Indonesia. N amun, ha! itu
tidak bisa dipertahankan pada masa sekarang ini, karena ternyata banyak
koperasi yang tidak dapat mempertahankan eksistensinya. Dan banyak
koperasi, sehingga banyak memberikan kemudahan-kemudahan, mulai dari
pengurusan legalisasi lembaga koperasi sampai pada kewajiban-kewajiban
lainnya.
Akibat dari semua itu, banyak koperasi yang menjadi anak manja dan
lalai akan kewajiban-kewajibannya, termasuk kewajiban dalam bidang
perpajakan. Selain itu, banyak ditemukan pengurus koperasi yang kurang
memahan1i tentang kewajiban perpajakan terhadap koperasi atau bahkan tidak
sedikit dari mereka tidak mengerti bahwa koperasi ternyata memiliki
kewajiban dalam bidang perpajakan sama halnya seperti badan-badan hukum
lainnya.
Namun, kelalaian-kelalaian yang te1jadi dalam pemenuhan kewajiban
koperasi tidak lepas dari peran se1ia pemerintah khususnya Direktorat Jendral
Pajak yang kurang maksimal berperan aktif dalam menyampaikan informasi
yang tepat kepada koperasi-koperasi di Indonesia. Menurut Abdullah dalam
Djarot (2006:6), anggota forum Komunikasi perpajakan bagi koperasi
menyatakan bahwa ha! ini terjadi disebabkan pemahaman wajib pajak
koperasi terhadap Undang-undang Pajak belum maksimal. Selain itu,
kurangnya sosialisasi dari KPP ataupun Dinas Koperasi daerah setempat
mengenai Undang-undang Pajak menjadi salah satu penyebab utan1a. Sering
te1jadinya perubahan terhadap ketentuan perpajakan berakibat wajib pajak
koperasi tidak dapat mengikuti perkembangan kebijakan secara berkelanjutan.
Terlepas dari pennasalahan tersebut, faktanya koperasi mempunyai
kewajiban untuk memenuhi kewajiban perpajakaimya. Dengan melaporkan
kemudian dilaporkan kepada pemerintah untuk dikenakan pajak penghasilan
dari sebagian sisa hasil usahanya tersebut salah satu bentuk kepedulian
koperasi dalam mematuhi kebijakan yang ada. Namun dalam kenyataannya,
belum banyak koperasi yang melakukan kewajibannya tersebut atau bahkan
tidak mengerti prosedur penyusunan laporan keuangan yang benar sesuai
aturan yang berlaku ataupun ketentuan-ketentuan paj ak yang berlaku seperti
pernyataan tersebut di atas.
Koperasi UIN Jakm1a belum menerapkan PSAK 46 sehingga belum
mengakui adanya konsekuensi pajak di masa yang akan datang yang timbul
dari perbedaan temporer dan pajak kini yang seharusnya diakui. Hal ini
disebabkan karena kurangnya pemahaman mengenai perlakuan akuntansi
untuk pajak tangguhan. Dan Koperasi UIN Jakarta juga belum menerapkan
akuntansi koperasi sesuai dengm1 PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan
sesuai PSAK 46 secara menyelurnh.Untuk itu, penulis merasa tertarik untuk
menganalisis penerapan akuntansi koperasi dan akuntansi pajak penghasilan
pada Laporan Keuangan Koperasi.
Penelitian ini mengarah pada replikasi dari penelitian yang dilakukan
oleh Riyanto (2008), yang dalam penelitiannya ingim mengetahui praktik
akuntansi Pajak Penghasilan yang berdasarkan PSAK 46 dalam laporan
keuangan suatu pernsahaan. Hal yang membedakan dengan penelitian
sebelumnya adalah pada objek dan waktu penelitiannya.
Atas dasar alasan-alasan di atas, maka dalam penyusunan skripsi ini
penulis tertm·ik untuk mencoba membahas mengenai penerapan akuntansi
adalah:PSAK 27 dan Undang-Undang Pajak Penghasilan Tahun 2000 yang
berkenaan dengan masalah tersebut, dengan mengambil judul "Analisis
Perlakuan Akuntansi Koperasi dan Akuntansi Pajak Penghasilan pada
Laporan Keuangan Koperasi Studi Kasus Koperasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta."
B. Rumusan Masalah
Sebelum mencapai perumusan masalah, peneliti membatasi masalah
mengenai kepatuhan perpajakan yang berhubungan dengan aktiva (kewajiban)
pajak tangguhan pada Koperasi UIN Jakarta. Sehingga batasan dalam
penelitian ini adalah berfokus pada akun-akun yang dapat menimbulkan aktiva
(kewajiban) pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer kena
pajak, beda temporer yang dapat dikurangkan, dan cadangan piutang tak
tertagih. Penelitian ini membahas laporan keuangan koperasi talmn 2006 dan
2007.
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah
diuraikan di atas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan Akuntansi Koperasi (PSAK 27) di Koperasi UIN
Jalcarta?
2. Bagaimana penerapan Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46) di
Koperasi UIN Jakarta?
3. Bagaimanalcah dampak penerapan PSAK 46 pada laporan keuangan
Koperasi UIN Jalcarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
I. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dirwnuskan, maka tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian ini adalah:
a. Mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi koperasi pada koperasi
UIN Jakarta.
b. Mengetahui sejauh mana penerapan akuntansi pajak penghasilan pada
koperasi UIN Jakarta.
c. Mengetahui dampak penerapan PSAK 46 pada laporan keuanga
koperasi UIN Jakarta.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain adalah:
a. Bagi Koperasi
Basil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
terhadap koperasi mengenai metode pengakuan akuntansi sesuai
dengan PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan dengan dasar PSAK
46.
b. Bagi Anggota Koperasi
Basil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang
lebih mendalan1 tentang akuntansi koperasi dan aspek-aspek
perpajakan yang terkait didalamnya terhadap pengurns, pengawas dan
anggota koperasi.
c. Bagi UIN Syarif Hidayatullah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
terhadap UIN Syarif Hidayatullah mengenai metode pengakuan
akuntansi sesuai dengan PSAK 27 dan akuntansi pajak penghasilan
dengan dasar PSAK 46.
d. Bagi dunia ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infonnasi bagi
peneliti lain sehingga dapat melakukan perbaikan pada penulisan yang
telah ada
e. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat merupakan suatu pengalarnan dan perbandingan
antara teori yang didapat dari perkuliahan maupun literaturnya dengan
praktek yang telah ada.
BABU
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengcrtian dan Karaktcristik Koperasi
1. Pcngcrtian Kopcrasi
PSAK 27 mengartikan koperasi sebagai berikut:
Koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsipprinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan ekonomi rakyat pada umumnya serta soko guru perekonomian nasional.
Sedangkan berdasarkan Pasal I UU No.25 tahun 1992 adalah:
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Definisi tersebut memberikan kesimpulan bahwa koperasi memiliki unsur:
a. Badan usaha yang terdiri dari orang perorang atau badan hukum koperasi.
b. Badan yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya
ekonomi para anggotanya.
c. Berdasarkan prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi.
d. Bertujuan meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan ekonomi
rakyat pada umurnnya, sekaligns sebagai gerakan ekonomi rakyat.
e. Berdasarkan asas kekeluargaan.
f. Sebagai soko guru perekonomian nasional.
2. Karaktcristik Kopcrasi
Pada Pernyataan Standard Aknntansi Keuangan (PSAK) 27 Revisi tahun
membedakan dengan badan usaha lain, yaitu anggota koperasi memiliki
identitas :];anda. Identitas ganda maksudnya anggota koperasi merupakan
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Oleh karena itu:
a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada
satu kepentingan ekonomi yang sama.
b. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri
untuk menolong dan bertanggung jawab kepada diri sendiri,
kesetiakawanan, keadilan, persamaan dan demokrasi. Selain itu, anggota
anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan,
tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain.
3. Fungsi dim Peran Koperasi
Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa
fungsi dan peran koperasi sebagai berikut:
a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada ummnnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko-gurunya.
d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional, yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
4. Prinsip Koperasi
Menurut lTU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan prinsip koperasi,
yaitu:
a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota (andil anggota
tersebut dalam koperasi).
d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e. Kemandirian.
f. Pendidikan perkoperasian.
g. Kerjasama antar koperasi.
5. .!'cnis-jenis Koperasi menurut UU No. 25 Peirkoperasian
Koperasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi koperasi konsumen,
koperasi produsen dan koperasi kredit (jasa keuangan). Koperasi dapat pula
dikelompokkan berdasarkan sektor usahanya.
a. Koperasi Simpan Pi1tjan1.
b. Koperasi Konsumen.
c. Koperasi Produsen.
d. Koperasi Pemasaran.
e. Koperasi Jasa.
Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang bergerak di bidang
simpanan dan pinjaman. Koperasi Konsumen adalah koperasi beranggotakan
nara konsumen denrran menialankan kerriatannva iual beli meniual baranrr
kecil (UKM) dengan menjalankan kegiatan pengadaan bahan baku dan
penolong untuk ang:sotanya.
Koperasi Pemasaran Koperasi yang menjalankan kegiatan penjualan
produk/jasa koperasinya atau anggotanya. Koperasi Jasa Koperasi yang
bergerak di bidang usaha jasa lainnya.
6. Sumber Modal Koperasi
Seperti halnya bentuk badan usaha yang lain, untuk menjalankan kegiatan
usahanya koperasi memerlukan modal. Adapun modal koperasi terdiri atas
modal sendiri dan modal pinjaman. Modal sendiri meliputi sumber modal
sebagai berikut:
a. Simpanan Pokok
Simpanan pokok adalah sejumlal1 uang yang wajib dibayarkan oleh
anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan
pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih
menjadi anggota koperasi. Simpanan pokok jumlahnya sama untuk setiap
anggota.
b. Simpanan Wajib
Simpanan wajib adalal1 jumlah simpanan te1ientu yang hams dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu,
misalnya tiap bulan dengan jumlah simpanan yang sama untuk setiap
bulannya. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang
bersangkutan masih menjadi anggota koperasi.
c. Dana Cadangan
pembagian kepada anggota yang keluar dari keanggotaan koperasi dan
untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan.
d. Hibah
Hibah adalah sejmnlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan
tidak mengikat.
Adapun modal pinjaman koperasi berasal dari pihak··pihak sebagai berikut:
1) Anggota dan calon anggota.
2) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya yang didasari dengan
perjanjian kerjasama antar koperasi.
3) Bank dan lembaga keuangan lainnya yang dilakukan berdasarkan
ketentuan peraturan perudang-undangan yang berlaku.
4) Penerbitan oblig:osi dan surat utang laiunya yang dilakukan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5) Sumber lain yang sah.
7. Mekanisme Pendirian Koperasi
Mekanisme pendirian koperasi terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama
adalah pengmnpulan anggota, karena untuk menjalankan koperasi
membutuhkan minimal 20 anggota. Kedua, para anggota tersebut akan
mengadakan rapat anggota, untuk melakukan pemilihan pengurus koperasi
(ketua, sekertaris dan bendahara). Setelah itu, koperasi tersebut harus
merencanakan anggaran dasar dan rumah tangga koperasi itu. Lalu meminta
perizinan dari negara. Barulah bisa menjalankan koperasi dengan baik dan
8. Sejarah Berdirinya Koperasi
Gerakan koperasi digaga9 oleh Robert Owen, yang menerapkannya
pertama kali pada usaha pemintalan kapas di New Lanark, Skotlandia.
Gerakan koperasi ini dikembangkan lebih lanjut oleh William King (1786-
1865) - dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. Pada 1 Mei
1828, King menerbitkan publikasi bulanan yang bernama The Cooperator,
yang berisi berbagai gagasan dan saran-saran praktis tentang mengelola toko
dengan menggunakan prinsip koperasi. Koperasi akhirnya berkembang di
negara-negara lainnya. Di Jerman, juga berdiri koperasi yang menggunakan
prinsip-prinsip yang sama dengan koperasi buatan Inggris. Koperasi-koperasi
di Inggris didirikan oleh Charles Foirer, Raffeinsen dan Schulze Delitch. Di
Perancis, Louis Blanc mendirikan koperasi produksi yang mengutamakan
kualitas barang. Di Denmark Pastor Christiansone mendirikan koperasi
pertanian (Kopkari, 2007:4).
9. Perangkat Organisasi Koperasi
a. Rapa! Anggota
Rapat anggota adalah wadah aspirasi anggota dan pemegang kekuasaan
tertinggi dalam koperasi. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, maka
segala kebijakan yang berlaku dalam koperasi harus melewati persetujuan
rapat anggota terlebih dahulu, termasuk pemilihan, pengangkatan dan
pemberhentian personalia pengurus dan pengawas.
b. Pengnrus
Pengurus adalah badan yang dibentuk oleh rapat anggota dan disertai dan
diserahi mandat untuk melaksanakan kepemirnpinan koperasi, baik
anggota koperasi dalam rapat anggota. Dalam menjalankan tugasnya,
pengurus bertanggnng jawab te~·hadap rapat anggota. Atas persetujuan
rapat anggota pengurus dapat mengangkat manaJer untuk mengelola
koperasi. Namun, pengurus tetap bertanggung jawab pada rapat anggota.
c. Pengawas
Pengawas adalah badan yang dibentuk untuk melaksanakan pengawasan
terhadap kinerja pengurus. Anggota pengawas dipilih oleh anggota
koperasi di rapat anggota. Dalam pelaksanaannya, pengawas berhak
mendapatkan setiap laporan pengurus, tetapi merahasiakannya kepada
pihak ketiga. Pengawas bertanggung jawab kepada rapat anggota
(Kopkari, 2007:5).
B. Pengertian Laporan Keuangan dan Karakteristik Laporan Keuangan
Koperasi
1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah proses setelah transaksi dicatat dan ikhtisarkan, malca disiapkan laporan laba rugi bagi pemakai dan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi (Niswonger, 1999: 18).
Menurut Kieso (2001:3) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah:
Financial statement are the principal means through which financial informations communicated to those outside an enter prise. These statements provide the firm's histmy quantified in money terms.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) paragraf 7 bagian
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan menyebutkan
bahwa:
Laporan Keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. T -::annr-::an lrP1Hn'\a-::an lP.nak-::an hi::it:-::an·v;:i mP:1in11i"i nP.r:l{'.::l l:-1.nor::in l;:ih~/n1ai
dan laporan lain se1ia materi penjelasan yang merupakan integral dari laporan keuangan.
Dengan demikian penge1iian laporan keuangan secara umum adalah
laporan yang disusun terutama bagi para pengembil keputusan, yang memuat
informasi ten tang kondisi keuangan dan hasil akhir dari proses akuntansi.
2. Tujuan Laporan Keuaugau
Tujuan laporan keuangan menurut IAI (2004:4) adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kine1ja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
~"bagian besar pemakai. Namun demildan, laporan keuangan tidak
menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan, karena secara umum menggambarkan pengaruh
keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi non-keuangan. Jadi, tujuan utama dari penyusunan laporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna untnk
pengambilan keputusan ekonomi.
3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat infonnasi
dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok menurut PSAK 27 dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan (2004:7-11), yaitu:
a. Dapat dipahami
kemudaha1111ya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Pemakai
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas
ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi
dengan ketekunan yang wajar.
b. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Laporan keuangan memiliki kualitas relevan,
apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan
membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, menegaskan, atau mengoreksi basil evaluasi mereka dimasa lalu.
Relevansi informasi dipengaruhi oleh materialitasnya. Informasi
dipandang material apabila kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan
dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
· ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas
tergantung pada besamya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai dengan
situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau
kesalahan dalam mencatat (misstatement).
c. Keandalan
lnfonnasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material dan dapat diandalkan pemakaianya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang
seharusnya disajikan atau secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika halcikat atau penyajiannya tidak
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga hams dapat memperbandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Sehingga pengnkuran dan
penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa
dapat dilakukan secara konsisten untuk perubahan yang sama untuk
perusahaan yang berbeda. Implikasi penting dari karakteristik kualitatif
dapat diperbandingkan adalah pemakai harus mendapat informasi tentang
kebijakan akuntansi yang dipergunakan dalam penyusunan laporan
keuangan dan perubahan kebijakan, serta pengaruh perubahan tersebut.
Ketaatan pada SAK, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang
digunakan perusahaan dapat membantu pencapaian daya banding.
4. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Berdasarkan PSAK 27 (2004:11-12), pendapatan koperasi yang timbul
dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto. Partisipasi
bruto pada dasarnya adalah penjualan barang/jasa ke:pada anggota. Dalam
kegiatan pengadaan barang dan jasa untnk anggota, partisipasi bruto dihitung
dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup
beban pokok dan partisipasi neto.
5. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Koperasi
Jenis-jenis laporan keuangan koperasi berdasarkan PSAK 27 tahun 2004
"rl•l•h:
a. Neraca
Neraca menyajikan informasi mengenai aktiva, kewajiban dan eknitas
koperasi pada waktu tertentu.
b. Perhitungan Hasil Usaha
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan
beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.
Perhitungan hasil usaha menyajikan basil akhir yang disebut Sisa Hasil
Usaha (SHU). Sisa Hasil Usaha yang diperoleh mencakup hasil usaha
dengan anggota dan laba kotor atau rugi dengan non-anggota. Istilah
perhitungan hasil usaha digunakan mengingat manfaat dari usaha koperasi
tidak semata-mata diukur dari sisa basil usaha tetapi lebih ditentukan pada
manfaat bagi anggota.
c. Laporan Ams Kas
Laporan ams kas menyajikan informasi mengenai perubahan kas yang
meliputi saldo awal kas, sumber penerimaan kas, pengeluaran kas dan
saldo akhir kas pada periode tertentu.
d. Laporan Promosi Ekonomi Anggola
Dalan1 SHU lahun betjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir lahun buku dapal
dicalal sebesar taksiran jumlah Sisa Hasil Usaha yang akan dibagikan
unluk anggota.
e. Catatan alas Laporan Keuangan
Catalan alas laporan kenangan menyajikan pengungkapan (disclosure)
vang memuat:
1) Perlakuan akuntansi antara lain mengenai:
a) Pengakuan pendapatan dan beban sehubungan denga•1 transaksi
koperasi dengan anggota dan 11011-anggota.
b) Kebijakan akuntansi tentang aktiva tetap, penilaian persediaan
piutang, dsb.
c) Dasar penetapan harga pelayanan kepada anggota dan non
anggota.
2) Pengungkapan informasi lain, yaitu:
a) Kegiatan atau pelayanan utama koperasi kepada anggota baik yang
tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
maupun dalam praktek atau yang telah dicapai oleh kop~rasi.
b) Aktivitas koperasi dalam pengembangan sumber daya dan
mempromosikan usaha ekonomi anggota, pendidikan dan pelatihan
perkoperasian, usahakan manajemen yang diselenggarakan untuk
anggota dan penciptaan lapangan usaha baru untuk anggota.
c) Ikatan atau kewajiban bersyarat yang timbul dan transaksi koperasi
dengan anggota dan non-anggota.
d) Pengklasifikasian piutang dan hutang yang timbul dari transaksi
koperasi dengan anggota dan non-anggota.
e) Pembatasan penggunaan dan risiko atas aktiva tetap yang diperoleh
atas dasar hibah atau sumbangan.
f) Aktiva yang dioperasikan oleh koperasi tapi bukan milik koperasi.
g) Aktiva yang diperoleh secara hibah dalam bentuk pengalihan
~::th::tm clari nA111sahaan swasta.
i) Hak dan tanggungan pemodal penyertaan.
j) Penyelenggaraan rapat anggota dan keputusan-keputusan penting
yang berpengaruh terhadap perlakuan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan.
C. Pengertian dan Dasar-dasar Perpajakan
1. Definisi dan Unsur Pajak
Pajak adalah iuran rakyat kepada Negara berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapat balas jasa secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Negara (Nuno, 2004: I).
Definisi menurut DR. Rochmat Soemitro, SH dalam Nuno (2004: !):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.
Definisi tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa pajak memiliki
unsur-unsur:
a. Iuran dari rakyat kepada negara; yang berhak mernungut pajak hanyalah
negara melalui perantara yang telah ditentukan oleh undang-undang.
Iuran tersebut berupa uang (bukan barang).
b. Berdasarkan Undang-undang Pajak dipungut berdasarkan atau dengan
kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.
c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari Negara yang secara langsung
dapat ditunjuk. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjuldcan
adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara, yakni pengeluaran-
pengeluaran yang bennanfaat bagi masyarakat luas.
2. Fuugsi Pajak
Fungsi pajak menurut Mardiasmo (2001: 2) terbagi atas 2 (dua), yaitu:
a. Fungsi Budgeter
Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk rnernbiayai pengeluaran
rumah tangga Negara.
b. Fungsi Regulated
Pajak sebagai alat untuk rnengatur atau rnelaksanakan kebijakan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi, misalnya pengenaan pajak
yang tinggi untuk barang mewah untuk 1mmgurangi biaya hidup
konsumtif.
3. Asas Pemungutan Pajak
Asas pemungutan pajak rnenurut Smith dalam Priantara (2000: 3 dan 4)
adalah:
a. Ability to pay (equity of sacrifice)
Asas ini bermaksud bahwa pemungutan pajak harus memenuhi asas
keadilan, artinya wajib pajak yang lebih mampu akan membayar pajak
lebih besar dari pada wajib pajak yang mempunyai kemampuan lebih
kecil.
b. Certainty
Asas ini bermakna bahwa pemungutan pajak hams berdasarkan aturan
hukum yang pasti, di Indonesia pemungutan pajak berdasarkan UUD 1945
pas al 23 ayat ( 1).
c. Convenience
dilakukan dengan cara angsuran (PPh Pasal 25) atau melalui pemotongan
pada saat diterimanya penghasilan.
d. Ekonomi
Asas ini mengharuskan adanya efisiensi dalam pemungutan pajak artinya
biaya yang harus dikeluarkan dalam mengadministrasikan, mengelola dan
memungut pajak harus lebih kecil dari pada penerimaan pajak.
4. Sistem Pemungutan Pajak
Menurut Waluyo dan Wirawan (1999: 8), sistem pemungutan pajak dapat
dibagi menjadi yaitu:
a. Official Assessment System
Adalah suatu sistern pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang. Ciri
ciri Official Assessment System:
1) Wewenang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang berada
pada fiskus.
2) Wajib pajak bersifat pasif
3) Undang-undang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak
oleh fiskus.
b. Self Assessment System
Adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang,
kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak untuk mengitung,
memperhitungkan, membayar, dan melaporkan S•endiri besarnya pajak
yang harus dibayar.
c. Withholding System
pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang
terutang oleh wajib pajak.
D. Pajak Penghasilan
1. Pengertian Penghasilan
Penghasilan berdasarkan pasal 4 ayat 1 UU pajak penghasilan tahun 2000
adalah:
Setiap tambahan kemampuan ekonomi yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun (Muljono, 2006:27).
2. Subjek Pajak Pcnghasilan
Menurnt Undang-Undang No.17 talmn 2000, yang menjadi subjek pajak
adalal1:
a. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi ::ebagai satu kesatuan,
menggantikan yang berhak
b. Badan
Sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Ketentuan Umum dan
Tata cara Perpajakan, pengertian badan adalah sekumpulan orang dan/atau
modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usal1a maupun
tidak melalrnkan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer dan perseroan lainnya. Bac\an Usaha Milik Negara atau
Daeral1 dengan nama dan c\alam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi,
c\ana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,
organisasi sosial politik, atau organisasi sejenis, lembaga, bentuk usaha
c. Bentuk Usaha Tetap
Bentuk Usaha Tetap memiliki pengertian adanya suatu tempat usaha yaitu:
fasilitas yang dapat berupa tanah dan gedung termasuk juga mesin-mesin
dan peralatan. Tempat usaha tersebut bersifat permanen dan digunakan
untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dari orang pribadi yang
tidak bertempat tinggal atau badan yang tidak didirikan dan tidak
berkedudukan di Indonesia. Dan pengertian Bentuk Usaha Tetap
mencakup pula orang pribadi atau badan selaku agen yang kedudukannya
tidak bebas yang bertindak untuk dan atas nama orang pribadi atau badan
yang tidak beriempat tinggal atau tidak be1iempat kedudukan di Indonesia.
3. Objek Pajak Penghasilan
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat l, yang menjadi
Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam
bentuk apapun, termasuk:
a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan peke1jaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium,
komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk
lainnya, kecuali ditentukan lain dalan1 Undang-undang ini;
b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan;
c. Laba usaha;
persekutuan dan badan lai1mya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal;
2) Keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan
lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota;
3) Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan,
pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;
4) Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan, kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan atau badan
pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk
koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepaizjang tidak
ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau
penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
e. Penelimaan kembali pembayai-an pajak yang telah dibebankan sebagai
bi a ya;
f. Bunga termasuk premium, diskonto dan imbalan karena jaininan
pengembalian utang;
g. Dividen, dengan nama dan dalain bentuk apapun, termasuk dividen
dari perusahaai1 asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa
hasil usaha koperasi;
h. Royalti;
1. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaai1 harta;
tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
I. Keuntungan karena selisih !curs mata uang asing;
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
n. Premi asuransi;
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang
terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau peke1jaan bebas;
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan paj ak.
4. Tarif Pajak Penghasilan
Menurut Undang-undang Pajak Penghasilan pasal 17 ayat I adalah:
a. Wajib Pajak Orang Pribadi
Tabel 2.1 Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Orang Pribadi
Lanisan Pen!!hasilan Kena Paiak Tarif Pl!.iak
Sampai dengan Rp. 25.000.000,00 5% (Lima Persen)
Diatas Rp. 25.000.000,00 s.d. Rp.50.000.000,00 10%
~ (Sepuluh persen)
---
Diatas Rp. 50.000.000,00 s.d. Rp. 100.000.000,00 15 %
(Lima Belas Persen) -
Diatas Rp.100.000.000,00 s.d. Rp. 200.000.00,00 25%
(Dua Puluh Lima Persen)
Diatas Rp. 200.000.000,00 35 %
(Tiga Puluh Lima Persen)
Sumber: Undang-Undang PPh (2006 : 160)
b. Wajib Pajak Badan Usaha Tetap
[ P~;:u.;3·1·D ---· i'~~- 1/ ----------·-·----··-~--
Tabel 2.2
Tarif Pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak Bad an Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap
Lapisan Penghasilan Kena Paiak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp50.000.000 10 %
·--··--·-__ (S~uluh Persen)
Diatas Rp. 50.000.000 s/d. Rp. 100.000.000 15 %
(Lima Belas_Persen)
Diatas Rp.100.000.000 35 %
(Tiga Puluh Lima Persen)
Surnber: Undang-Undang PPh (2006 :160)
E. Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi fiskal adalah usaha mencocokkan perbedaan yang terdapat
dalam laporan keuangan komersial (yang disusun berdasarkan prinsip
akuntansi) dengan perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan fiskal
(yang disusun berdasarkan prinsip fiskal).
Menurut Resrni (2007: 339-344), penyebab perbeclaan antara laporan
keuangan komersil dengan keuangan fiskal adalah:
1. Perbedaan Prinsip Akuntansi
Ada bebrapa prinsip dalam standar akuntansi keuangan yang ticlak diakui
dalam fiskal, yaitu:
a. Prinsip Konservatif
Contohnya pada penilaian persediaan akhir clengan metode "nilai
terendah antara harga pokok dengan nilai realisasi bersih" dan pada
penilaian piutang dengan "nilai taksiran realisasi bersih" yang diakui
b. Prinsip Harga Perolehan
Contohnya menurut akuntansi komersil diperbolehkan untuk mengakui
biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam bentuk natura, tetapi
menurut fiskal tidak diakui.
c. Prinsip Penandingan antara Biaya-Manfaat (Matching Principles)
Contohnya pada aktmtansi komersil mengakui biaya penyusutan saat
aktiva tetap tersebut telah dioperasikan atau menghasilkan, tetapi
menurut fiskal penyusutan dapat dirnulai sebelum aktiva tersebut
dioperasikan.
2. Pcrbcdaan Metodc dan Prosedur Akuntansi
Ada beberapa metode dan prosedur akuntansi menurut akuntansi komersil
yang tidak diakui dalam fiskal, yaitu:
a. Metode Perhitungan Persediaan
Metode perhitungan persediaan yang diakui menurut akuntansi
komersil, yaitu metode FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First
Out), Average (rata-rata) dan lain-lain. Sedangkan menurut fiskal
hanya mengakui metode FIFO dan Average.
b. Metode Penyusutan
Metode penynsutan yang diakui menurut akuntansi komersil yaitu
metode Garis Lurus, metode Saldo Menurun, rnetode Saldo Menurun
. Ganda, metode Jumlah Angka Tahun, metode .Jam .Jasa dan lain-lain.
Sedangkan menurut fiskal, untuk aktiva tetap bangunan hanya
mengakui metode Garis Lurus dan untuk aktiva non-bangunan hanya
kebijakan dari manajemen. Sedangkan menurut fiskal, umur ekonomis
ditentukan berdasarka.'1 keputusan menteri keuangan, yaitu KMK No.
138/KMK.03/08 April 2002 tentang tarif penyusutan yang dapat
dilihat pada lampiran beserta pengelompokkan jenis harta menurut
fiskal. Kemudian, pada akuntansi komersil me:mperbolehkan adanya
nilai residu pada aktiva tetap, sedangkan menurut fiskal tidak.
c. Metode Penghapusan Piutang
Pada akuntansi komersil terdapat dua j en is metode penghapusan
piutang yang diakui, yaitu metode penghapusan langsung dan metode
penyisihan piutang. Sedangkan menurut fiskal, hanya mengakui
metode penghapusan langsung pada piutang tak tertagih.
3. Perbedaan dan Pengakuan terhadap Penghasilarn dan Beban
Terdapat 2 jenis perbedaan perlakuan dan pengakuan atas penghasilan dan
beban menurut akuntansi komersil dan fiskal, yaitu:
a. Perbedaan Tetap
Perbedaan tetap terjadi karena transaksi-transaksi pendapatan dan
biaya yang diakui menurut akuntansi komersial tetapi tidak diakui menurut
fiskal. Perbedaan tetap ini dikelompokkan ke dalam:
I) Penghasilan yang bukan objek PPh
Penghasilan ini terdiri dari:
a) Penggantian/imbalan yang diterima dalam bentuk natura.
b) Dividen yang diterima dari Perseroan Terbatas, koperasi dan
BUMN/D sebagai wajib pajak dalam negeri.
e) Bunga obligasi dari perusahaan reksa dana.
f) Penghasilan lain yang termasuk kelompok bukan objek pajak
penghasilan sesuai dengan UU PPh pasal 4 ayat 3.
2) Penghasilan yang pajaknya bersifat final
Penghasilan ini terdiri dari:
a) Bunga deposito/tabungan dan diskonto SBI.
b) Penghasilan obligasi yang tercatat pada bursa efek.
c) Penjualan saham di bursa efek.
d) Penjualan saham milik perusahaan modal ventura.
e) Penghasilan yang diterima penyalur/dealer/agen produk Pertamina.
f) Penghasilan yang diterima penyalur/distributor rokok.
g) Pengalihan hak atas tanah dan bangunan ol.eh yayasan/organisasi
sejenis.
h) Persewaan tanah dan bangw1an.
i) Imbalan jasa konstruksi.
j) Bllilga simpanan anggota koperasi dan lain-lain.
3) Biaya/pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai komponen
penghasilan bruto, seperti: Pengeluaran imbalan dalam bentuk
natura, sumbangan, biaya untuk kepentingan pribadi pemilik, PPh
dan biaya/pengurang lain yang tidak diperbolehkan (non
deductible expenses) menurut fiskal sesuai dengan UU PPh pasal 9
ayat I.
Untuk lebih jelasnya mengenai beban usaha yang termasuk ke dalam
b. Perbedaan Temporer
Perbedaan temporer terjadi karena perbedaan waktu pengakuan
pendapatan dan biaya dalam perhitungan laba.
Menurut PSAK 46 (2004:3), definisi perbedaan temporer adalah:
Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara
jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan Dasar Pengenaan Pajaknya
(DPP).
Perbedaan temporer dapat berupa:
1) Perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences)
adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena
pajak (taxable amounts) dalam perhitungan laba fiskal periode
mendatang pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered)
atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled).
2) Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible
temporary differences) adalah perbedaan temporer yang
menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible
amounts) dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada
saat nilai tercatat aktiva dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat
kewajiban tersebut dilunasi (settled).
Perbedaan temporer kena pajak akan mengakibatkan timbulnya
kewajiban pajak tangguhan pada periode terjadinya beda temporer, karena
terdapat kewajiban pajak penghasilan pada periode mendatang. Sedangkan
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan akan mengalcibatkan
tin1h11lnv::i ;:il(tiv;:i n::ii::ik t::inoPnhan kRrena n1anfaat elconomi vanQ akan
masa mendatang.
Contoh perbedaan temporer antara lain:
I) Pendapatan atau keuntungan yang dapat dikenakan pajak setelah
diakui dalam laba keuntungan.
Suatu aktiva (misalnya, piutang usaha atau investasi) dapat
diakui untuk pendapatan atau keuntungan yang akan menghasilkan
jumlah kena pajak dalam tahun-tahun mendatang ketika aktiva itu
dipulihkan.
Contohnya:
a) Penjualan cicilan yang dipertanggung jawabkan atas dasar
akrual untuk tujuan pelaporan keuangan dan atas dasar cicilan
(kas) untuk tujuan pajak.
b) Kontrak-kontrak yang dipertanggung jawabkan menurut
metode persentase penyelesaian untuk tujuan pelaporan
keuangan dan bagian dari laba kotor terkait yang ditangguhkan
untuk tujuan pajak.
c) Investasi yang dipertanggungjawabkan menurut metode ekuitas
untuk tujuan pelaporan keuangan dengan metode biaya untuk
tujuan pajak.
d) Keuntungan atas konversi aktiva nonmoneter yang terpaksa
dilakukan, yang diakui untuk tujuan pelaporan keuangan tetapi
ditangguhkan untuk tujuan pajak.
2) Behan atau kerugian yang dapat dikurangkan setelah diakui dalam
kerngian yang akan menghasilkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam
t:tlmn-tahun mendatang ketika kewajiban itu diselesaikan.
Contohnya:
a) Kewajibanjaminan produk.
b) Estimasi kewajiban yang berkaitan dengan operas1 yang
dihentikan atau restrnkturisasi.
c) Pos-pos a!aual yang berkaitan dengan perkara pengadilan.
d) Behan piutang tak te1iagih yang diakui dengan menggunakan
metode penyisihan untuk tujuan pelaporan keuangan,
sementara metode penghapusan langsung digunakan untuk
tujuan pajak.
3) Pendapatan atau keuntungan yang dapat dikenakan pajak sebelum
diakui ci"lam laba keuangan.
Suatu kewajiban dapat diakui alas pembayaran dimuka untuk barang
dan jasa yang akan diberikan ditahun-tahun mendatang. Untuk tujuan
pajak, pembayaran dimuka ini dimasukkan dalam laba kena pajak pada
saat diterimanya kas. Pengorbanan dimasa depan untuk menyediakan
barang atau jasa (atan pengembalian uang kepada mereka yang
membatalkan pesanan) yang menyelesaikan kewajiban tersebut akan
menghasilkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam tahun-tahun
mendatang. Contohnya:
a) Uang abodemen yang diterima dimuka.
b) Penerimaan sewa dimuka.
d) Kontrak dihayar dimuka dan royalti yang diterimna dimuka.
4) Behan atau kerugian yang dapat dikurangkan sehelum diakui
dalam !aha keuangan.
Harga perolehan suatu aktiva dapat dikurangkan untuk tujuan pajak
lebih cepat daripada pembebanannya untuk tujuan pelaporan keuangan.
Jumlah yang diterima dari pemulihan nilai aktiva itu dimasa depan untuk
pelaporan keuangan (melalui penggunaan atau penjualan) akan melebihi
dasar pajak yang tersisa untuk aktiva itu dan dengan demikian
menghasilkan jumlah kena pajak dalam tahun-tahun mendatang.
Contohnya:
a) Properti yang dapat disusutkan, sumber daya yang dapat dideplesi, dan
aktiva tak herwujud.
b) Pendanaan program pensiun yang dapat dikurangkan, yang melebihi
beban pensiun.
c) Behan dibayar di muka yang dikurangkan <la.lam SPT pajak pada
periode pembayaran.
F. Metode Penangguhan Pajak Penghasilan
Metode alokasi pajak digunakan untuk mempertanggungjawabkan
pengaruh-pengaruh pajak dan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebut harus
disajikan dalam laporan keuangan. Ada tiga metode untuk mengalokaikan
pajak, (Kieso dan Weygant, 2001 : 1067-1068) antara lain:
1. Deferred method (Metode Penangguhan)
Metode ini menggunakan pendekatan laba rugi (income statement
diakui dalam laporan laba rugi bagi dari komersial maupun fiskal. Pendekatan
ini mengenal ist:Jah perbedaan waktu dan perbedaan permanen. Hasil hitungan
dari pendekatan ini adalah pergerakan yang akan diakui sebagai pajak
tangguhan pada laporan laba rugi. Metode ini lebih menekankan matching
principle pada periode terjadinya perbedaan tersebut.
Namun, perkembangan dunia bisnis dan akuntansi telah sedemikian
pesatnya sehingga muncul transaksi-transaksi yang tidak diakui dalam laporan
laba rugi tetapi langsung diakui sebagai bagian dari ekuitas, misalnya
keuntungan atau kerugian dari surat berharga yang siap untuk dijual kapan
saja. Apabila menggunakan pendekatan laba rugi transaksi seperti itu tidak
dapat terdeteksi, sehingga pendekatan ini dipandang kurang relevan.
2. Asset-liability method (Metode Aktiva-Kewajiban)
Metode ini menggunakan pendekatan neraca (balance sheet approach)
yang menekankan pada kegunaan laporan keuangan dalam mengevaluasi
posisi keuangan dan memprediksikan aliran kas pada masa yang akan datang.
Pendekatan neraca memandang perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan
dari sudut pandang neraca, yaitu perbedaan antara saldo buku menurut
komersial dan dasar pengenaan pajaknya. Pendekatan ini mengenal istilah
perbedaan temporer dan perbedaan 11011-temporer. Pada metode ini terjadi
pengakuan pajak tangguhan (deferred tax) atas konsckuensi pajak di masa
mendatang berupa aktiva (kewajiban) pajak tangguhan yang harus dilaporkan
di neraca. Behan pajak tangguhan dilaporkan di laba rugi bagian taksiran PPh
sebagai komponen pajak tangguhan, sedangkan penghasilan pajak tangguhan
3. Net-of-tax method (Metode Bersih dari Pajak)
Pada metode ini <:idak ada pajak tangguhan yang diakui. Konsekuensi
pajak atas perbedaan temporer tidak dilaporkan secara terpisah, sebaliknya
diperlakukan sebagai penyesuaian atas nilai aktiva atau kewajiban tertentu dan
penghasilan atau be ban yang terkait. Dalam metode ini, be ban paj ak yang
disajikan dalan1 laporan laba rugi sama dengan jumlah pajak penghasilan yang
terhutang menurut SPT.
G. Pengakuan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan
Selama ini perusahaan mengakui jumlah taksir.;m pajak penghasilan
(provision for income taxes) di laporan laba rugi sesuai dengan jumlah
terutang menurut SPT berdasarkan tax payable method. PSAK 46
menggunakan pendekatan neraca (asset liability method), yaitu:
I. Pendekatan Ai,tiva
Apabila pada tahun berjalan jumlah tercatat aktiva (nilai buku komersial)
lebih besar dari DPP aktiva (nilai buku fiskal), maka akan timbul perbedaan
temporer kena pajak. Akibatnya, untuk tahun mendatang ada aktiva pajak
penghasilan yang diakui. aktiva pajak penghasilan di tahun mendatang
tersebut diakui sebagai aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) pada tahun
berjalan. Sebaliknya, apabila pada tahun berjalan jumlah tercatat aktiva (nilai
buku komersial) lebih kecil dari DPP aktiva (nilai buku fiskal), maka akan
timbul perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. 1\kibatnya, untuk tahun
mendatang ada manfaat ekonomi yang akan diperoleh wajib pajak dalam
bentuk pengurangan. Pengurangan terhadap laba fiskal di talmn mendatang
2. Pendekatan Kewajiban
Apabila pada tabun brjalan jumlab tercatat kewajiban (nilai buku
komersial) lebih besar dari DPP Kewajiban (nilai buku fiskal), malca akan
timbul perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Akibatnya, untuk tabun
mendatang ada manfaat ekonomi yang akan diperoleh wajib pajak dalam
bentuk pengurangan. Pengurangan terhadap laba fiskal ditahun mendatang
tersebut diakui sebagai alctiva pajak tangguhan (deferred tax asset) pada tahun
berjalan. Sebaliknya, apabila pada tabun berjalan jumlah tercatat kewajiban
(nilai buku komersial) lebih kecil dari DPP kewajiban (nilai buku fiskal),
malca akan timbul perbedaan temporer kena pajalc. Akibatnya, untuk tahun
mendatang ada kewajiban pajak penghasilan yang diakui. Kewajiban pajak
penghasilan ditahun mendatang tersebut diakui sebagai kewajiban pajak
tangguhan (deferred tax liabi/ies) pada tabun berjalan.
H. Pengukuran Aktiva dan Kewajiban Pajak
Dalam pengukuran aktiva dan kewajiban pajak terdapat beberapa ha! yang
perlu untuk diketahui, yaitu:
a. Tarif Pajak
Menurut PSAK 46 (2004 : 9-10), aktiva dan kewajiban pajak baik yang
bersifat kini maupun tangguhan, dihitung dengan tarif pajak sesuai dengan
peraturan pajak yang berlaku, yaitu dengan tarif pajak Undang-undang PPh.
Perubaban tarif PPh maupun perubaban ketentuan perpajakan dapat
mempengaruhi realisasi atau penyelesaian aktiva dan kewajiban pajak
tangguhan. Akibatnya, apabila terdapat perubahan tarif PPh atau perubaban
perubahan tersebut.
b. Diskonto (discounted)
Walaupun "deferred tax" merefleksikan ''.future tar:: effects" yang diakui
dalam laporan keuangan, aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh
clicliskonto (discounted) clan harus mencerminkan konsekuensi pajak untk
memulihkan nilai tercatat aktiva atau penyelesaian kewajiban yang diharapkan
perusahaan pacla tanggal neraca. Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus
ditinjau kembali pacla tanggal neraca. Perusahaan harus menurunkan nilai
tercatat tersebut apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk
mengkompensasi sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan
tersebut harus clisesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal
memadai.
I. Penyajian Aktiva dan Kewajiban Pajak
Dalam penyajian aktiva clan kewajiban pajak terdapat beberapa ha! yang
perlu cliketahui, yaitu:
a. Aktiva Pajak clan Kewajiban pajak
Menurut PSAK 46 (2004:13-14), aktiva clan kewajiban pajak harus
disajikan terpisah clari aktiva clan kewajiban lainnya clal.am neraca. Aktiva dan
kewajiban pajak tangguhan hams clibeclakan clari aktiva clan kewajiban pajak
kini. Bila dalam laporan keuangan, aktiva clan kewajiban lancar clisajikan
terpisah dari aktiva clan kewajiban ticlak lancar maka aktiva (kewajiban) pajak
tangguhan ticlak boleh clisajikan sebagai aktiva (kew<yiban) lancar.
b. Saling menghapuskan (offset)
PSAK 46 ticlak menyatakan secara tegas mengenai aktiva pajak tangguhan
terkait dengan pengenaan pajak penghasilan oleh otoritas pajak yang sama
terhadap entitas pajak yang sama serta terdapat "legal right of set-off', maka
berdasarkan IAS 12 (revisi 1996) aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus
di-offeet dan disajikan neto.
c. Beban pajak
Pada laporan laba rugi, beban (penghasilan) paj ak yang berhubungan
dengan laba atau rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri.
d. Pajak Penghasilan Final
Menyangkut PPh final, PSAK 46 (2004:13-14) menyatakan bahwa apabila
nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan PPh final
berbeda dengan nilai yang dijadikan dasar pengenaan pajak, maka perbedaan
tersebut tidak boleh diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan atas
penghasilan yangn dikenai PPh final, be ban paj ak diakui proporsional dengan
jumlah pendapatan yang diakui akuntansi pada periode berjalan. Selisih antara
jumlah PPh final yang terutang denganjumlah yang dibebankan sebagai beban
pajak kini pada perhitungan laba rugi dilaporkan di neraca akuntansi sebagai
PPh Final Dibayar Dimuka dan PPh final yang masih harus dibayar. Akun
PPh final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari PPh Final yang masih
harus dibayar.
PSAK 46 mulai berlaku efektif untulc penyusunan dan penyajian laporan
keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah
tanggal 1 Januari 1999 bagi perusahaan go public dan untuk perusahaan di
luar go public dimulai pada atau setelah I Januari 2001, namun penerapan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian dilakukan pada koperasi UIN Jakarta, yang berlokasi di
JI. Ibnu Batutah No.44 Ciputat 15419. Penulis mencoba menganalisis praktek
akuntansi koperasi dan aspek-aspek perpajakan khususnya pajak penghasilan
yang diterapkan pada koperasi UIN Jakaiia, apakah metode yang digunakan
telah sesuai dari metode yang diterapkan dan dikaitkan dengan landasan teori
mengenai akuntansi koperasi dan kewajiban pajak koperasi.
Penelitian dilakukan terhadap pengungkapan dan penyajian laporan
keuangan oleh koperasi yang akan berpengaruh terhaclap pembayaran Pajak
Penghasilan (PPh). Penerapan pengungkapan laporan keuangan tersebut akan
dibahas berdasarkan PSAK No.27 tentang akuntansi koperasi dan literatur
literatur lain yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Ruang lingkup pembahasan skripsi ini dibatasi pacla laporan keuangan
koperasi yang ada pada periode tahun 2006 dan 2007. Pembahasan atas PSAK
lainnya dan materi lain akan dilakukan sebatas yang terkait dengan informasi
yang disajikan dalan1 laporan keuangan koperasi pada ta.hun tersebut cliatas.
B. Metode Penentuan Sampel
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan metocle convenience
sampling yaitu anggota sampel yang dipilih berdasarkan kemudahan
memperoleh data dan tidak menyusahkan mengukurnya serta bersifat
C. Mctodc Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Penelitian Lapangan
Metode ini berhubungan langsung dengan lingkungan ataupun objek yang
akan diteliti.
b. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan divisi akuntansi perpajakan atau
keuangan yang bersangkutan yang berkaitan dengan pennasalahan yang
sedang diteliti.
c. Observasi
Merupakan kegiatan pengumpulan data di lokasi penelitian dan mengamati
langsung terhadap objek yang diteliti untuk melengkapi data yang
dibutuhkan.
d. Dokumentasi
Perolehan data berupa ars1p, buku pedoman koperasi serta laporan
kegiatan pemungutan pajak.
e. Studi pustaka
Metode ini dilakukan dengan membandingkan teori dan literatur-literatur
yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
D. Metodc Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode
analisis deskriptif komparatif, yaitu metode yang membandingkan antara data
data maupun informasi yang diperoleh dari basil penelitian langsung pada
landasan teori yang diperoleh dari literatur-literatur yang tersedia berkenaan
dengan masalah yang diteliti.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat
pencandraan (deskripsi) mengenai situai-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam
arti penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif
semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mestest
hipotesis, membuat ramalan, atau mendapat makna dan implikasi, walaupun
penelitian yang beitujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup
juga metode-metode deskriptif (Suryabrata, 2002: 18-19}.
Metode ini dilakukan secara kualitatif, yaitu menguraikan dengan kalimat
atau secara teoritis dengan mengklasifikasikan data-dai:a yang diperoleh dari
hasil penelitian pada koperasi UIN Jakarta kemudian menganalisa apakah
koperasi tersebut telah menerapkan metode yang tepat dalam mengakui
transaksi-transaksinya sesuai dengan PSAK 27 dan penerapan akan kewajiban
pajak koperasinya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
Langkah-langkah penerapan akuntansi pajak penghasilan sesuai dengan
PSAK 27, menurut IAI (2005) adalah sebagai berikut:
1. Pengakuan Aktiva
Aktiva koperasi yang diperoleh dari sumbangan yang terikat
penggunaannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui
sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola koperasi,
tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva clan harus clijelaskan
2. Pengakuan Kewajiban
Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui
sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal
j atuh temponya dan dicatat sebesar nilai nominalnya.
3. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota dialcui
sebesar partisipasi bruto. Pendapatan koperasi yang berasal dai·i transaksi
dengan 11011-anggota diakui sebagai pendapata11 (pe11juala11) dan dilaporkan
terpisah dari paiiisipasi anggota dalam lapora11 perhitungan basil usaha sebesar
nilai transaksi. Selisih antara pe11dapatan da11 beban pokok transaksi denga11
non-anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan anggota.
4. Pengakua11 Behan
Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah
dalam laporan perhitungan hasil usaha.
5. Penyajian Laporan Keuangan
La11gkah-la11gkah pe11erapan akuntansi pajak pe11ghasilan sesuai dengan
PSAK 46, me11urut IAI (2005) adalal1 sebagai berikut:
1. Pengukuran dan Pengakuan Pajak ta11gguha11
Sebagaima11a dijelaskan dalam PSAK 46, bal1wasannya Pajak Tangguhan
dihasilkan dari perbedaan temporer dan kompe11sasi kerugian. U11tuk itu,
setiap akun yang menghasilkan Perbedaan temporer da11 kompe11sasi kerugiai1
dilakuk:an pengukuran dan pengalcuan pajak tangguhan, co11toh11ya sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Pcngukuran dan Pengakuan Pajak Tangguhan - Penyusutan Aktiva tetap
Uraian 2006 2007 Analisis Akun Neraca 1 Akuntansi
A Harga Perolehan xxx xxx B Akumulasi Penyusutan
!) Saldo Awa! xxx xxx 2) Penambahan xxx xxx 3) Saldo Akhir xxx xxx
c Nilai Sisa Buku (a - b.3) xxx xxx 2 Pajak
A Harga Perolehan xxx xxx B Akumulasi Penyusutan
!) Saldo Awai xxx xxx 2) Penambahan xxx xxx 3) Saldo Akhir xxx xxx
c Nilai Sisa Buku (a - b.3) xxx xxx 3 Selisih/beda •emporer (2.c - l.c) xxx xxx 4 Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan/tarif PPh
Ps.17 30% (XXX) (XXX) Analisis Akun Laba Rugi 1 Akuntansi
Biaya Penyusutan xxx xxx 2 Pajak
Biaya Penyusutan xxx xxx 3 Beda Waktn [Koreksi Positif(negatit)] (1-2) (XXX) (XXX) 4 Pajak Tangguhan/tarif Ps.176 (30%)
A Saldo Awa! (XXX) (XXX) B Penambahan(Penumnan) (XXX) (XXX) c Saldo Akhir (XXX) (XXX)
Pada analisis akun Neraca, beda temporer dihasilkan dari selisih mlai
aktiva tetap bersih menurut fiskal dan menurut akumansi komersil. Aktiva
Pajak Tangguhan dihasilkan apabila nilai buku akuntansi komersil lebih besar
dari nilai buku menurut fiskal, sedangkan kewajiban pajak tangguhan
dihasilkan apabila nilai buku aktiva menumt fiskal lebih besar dari nilai buku
adalah 30% dari jumlah beda temporer (merupakan tarif tertinggi PPh badan
pasal 17).
2. Rekapitulasi Pengakuan Pajak Tangguhan
Setelah dilakukan pengukuran dan pengakuan pajak tangguhan, kemudian
semua pajak tangguhan yang dihasilkan dimasukkan dalam rekapitulasi pajak
tangguhan.
Uraian
Tabel 3.2 Rekapitulasi Pajak Tanguhan
2006 Saldo Kenaikan Saldo Awai (Penurunan) Akhir
2007 S:aldo Kenaikan
Awai (Penurunan)
Penyusutan Aktiva Tetap (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) (XXX) Cadangan Piutang tak xxx xxx xxx xxx xxx tertagih Jumlah APT (KPT) xxx xxx xxx xxx xxx
Dari basil rekapitulasi pajak tangguhan, jumal penyesuaian yang dilakukan
adalah:
a. Aktiva Pajak Tangguhan
1) Untuk Mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan:
Aktiva Pajak tangguhan xxx
Koreksi SHU-Pend. Pajak Tangguhan xxx
2) Untuk mengakui penambahan aktiva pajak tangguhan:
Aktiva Pajak Tanngguhan xxx
Pendapatan Pajak Tangguhan xxx
Sal do Akhir
(XXX)
xxx xxx
3) Untuk mencatat penambahan aktiva pajak tangguhan ke dalam SHU
Pendapatan Pajak Tangguhan
Laba Ditahan-Pendapatan Pajak Tanggnhan
4) Untuk mengakui pengmangan aktiva pajak tangguhan:
Beban pajak Tangguhan
Aktiva Pajak Tangguhan
xxx
xxx
xxx
xxx
5) Untuk mencatat pengurangan aktiva pajak tangguhan ke dalam laba
ditahan:
Laba Ditahan-Beban Pajak Tangguhan
Laba Ditahan-Beban pajak Tangguhan
b. Kewajiban Pajak tangguhan
xxx
1) Untuk Mengakui saldo awal kewajiban pajak tangguhan:
Koreksi SHU - Beban Pajak tangguhan
Kewajiban Pajak Tangguhan
xxx
2) Untuk mengakui penamba11an kewajiban pajak tangguhan:
Beban Pajak Tangguhan
Kewajiban Pajak tangguhan
xxx
xxx
xxx
xxx
3) Untuk mencatat penambalmn kewajiban pajak tangguhan ke dalam
SHU Ditahan:
SHU ditahan-Beban Pajak tanggµhan
Beban Pajak Tangguhan
xxx
4) Untuk mengakui pengmangan kewajiban pajak tangguhan:
Kewajiban Pajak Tangguhan
Pendapatan Pajak Tangguhan
xxx
xxx
xxx
Pendapatan Pajak Tangguban xxx SHU ditahan-Pendapatan pajak tangguban xxx
3. Identifikasi perbedaan tetap
Kemudian mengidentifikasi akun-akun pada laporan perbitungan basil
usaba yang termasuk ke dalam perbedaan tetap.
4. Rekonsiliasi Fiskal
Setelab itu, rekonsiliasi fiskal dapat dilakukan. Adapun bentuk rekonsiliasi
fiskal adalab sebagai berikut:
Tahel 3.3 Rekonsiliasi Fiskal
Koreksi Fiskal
Uraian Komersial Beda Bed a
Fiskal Tetap Temporer Pendapatan Usaba xxx xxx Harga Pokok Penjualan (XXX) (XXX) (XXX) (XXX)
LabaKotor xxx xxx Behan Usaba (XXX) xxx (XXX) xxx Laba(rugi) Usaba xxx xxx
Pendapatan Lain-lain xxx xxx xxx Behan Lain-lain (XXX) (XXX) (XXX)
Laba (Rugi) Neto xxx xxx (XXX) xxx Laba (Rugi) Sebelum Pajak xxx PPb Badan xxx
Sumber: Data Diolah
Dari basil rekonsiliasi fiskal, jurnal penyesuaian yang perlu dibuat yaitu:
a. Untuk mengakui laba komersil ke dalam laba ditaban:
Pendapatan xxx
Pendapatan Lain-lain xxx
Be ban xxx
Ikhtisar SHU xxx
Ikhtisar SHU xxx
b. Untuk mengakui PPh badan terutang:
PPhBadan xxx
Hutang PPh Ps 29
c. Untuk mengakui PPh badan terutang kedalam laba ditahan:
SHU Ditahan- PPh badan
PPhBadan
5. Penyajian Laporan SHU
6. Penyajian Neraca
xxx
xxx
xxx
Dalam penelitian ini, penulis menyelidiki secara mendalam penerapan
akuntansi koperasi dan akuntansi pajak penghasilan di Koperasi UIN Jakarta
serta dampaknya terhadap laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta. Setelah
data-data Laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta dan data-data pendukung
dikumpulkan, penulis akan menganalisis mengenai perlakuan akuntansi
mengenai perpajakan pada laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia (PSAK 27 dan PSAK 46).
Kemudian penulis akan membandingkan laporan keuangan setelah penerapan
PSAK 27 dan PSAK 46 dengan laporan keuangan sebelum penerapan PSAK
27 dan PSAK 46 pada Koperasi UIN Jakarta.
E. Definisi Operasional Variabel
1. Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi fiskal adalah usaha mencocokkan perbeclaan yang terdapat
dalam laporan keuangan komersial (yang disusun berdasarkan PSAK) dengan
perbedaan yang terdapat dalam laporan keuangan fiskal (yang disusun
- _•_1_ - 1 - 1 - 1 '
2. Aktiva (Kewajihan) Pajak Tangguhan
Aktiva pajak tangguhan timhul apahila nilai huku aktiva hersih koperasi
menurut akuntansi lehih hesar dari nilai huku aktiva bersih menurut fiskal.
Sedangkan kewajihan pajak tangguhan timhul apabila nilai huku aktiva hersih
koperasi menurut akuntansi lehih keci\ dari nilai buku aktiva bersih menurut
fiskal.
3. Pendapatan (Behan) Pajak Kini dan Pajak Tangguhan
Behan pajak kini timhul dari penghasilan kena pajak yang dihasilkan
dengan tarif PPh. Penghasilan pajak tangguhan timhul dari kenaikan kativa
pajak tangguhan atau penurunan pajak tangguhan pada tahun be1jalan.
Sedangkan hehan pajak tangguhan timhul dari penurunan aktiva pajak
tangguhan atau kenaikan kewajihan pajak tangguhan pada tahun he1jalan.
4. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian adalah yang dilakukan untuk mengoreksi kesalahan
atau kekurangan penjurnalan yang dilakukan perusahaan.
5. Laporan Keuangan Koperasi
Laporan keuangan merupakan bagian dari proseE: pelaporan keuangan.
Laporan keuangan lengkap hiasanya melilputi neraca, laporan laha/rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam herhagai cara
misalnya: sehagai laporan ams kas atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan integral dari laporan
keuangan.
6. Neraca Koperasi
7. Laporan Perhitm1gan Basil Usaha Koperasi
Perhitungan hasil usaha menyajikan informasi mengenai pendapatan dan
beban-beban usaha dan beban perkoperasian selama periode tertentu.
Perhitungan hasil usaha menyajikan hasil akhir yang disebut Sisa Hasil Usaha
(SHU).
8. Laporan Arus Kas Koperasi
Dalam SHU tahun berjalan belum dibagi, malca manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir tahun buku dapat dicatat
sebesar taksiranjumlah Sisa Basil Usaha yang akan dibagikan untuk anggota.
9. Laporan Promosi Ekonomi Anggota Koperasi
Dalam SHU tahun berjalan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota dari pembagian SHU pada akhir tahun buku dapat dicatat
sebesar taksiran jumlah Sisa Hasil lJsaha yang akan dibagikan untuk anggota.
Mas'udi, SH. Tahun 1996 kepengurusan dan perubaha:n Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga koperasi disahkan dan pada tahun itu pula diadakan
pemilihan kepengurnsan barn yang diketuai oleh Drs.H. Harun Asfar selama
dua periode dari tahun 1996 sampai tahun 2000.
Akhir tahun 2001 te1jadi pemilihan pengurus barn dengan mengangkat
Drs. Jafar Sanusi sebagai Ketua Koperasi periode 2001-2003 dikukuhkan
melalui Surat Keputusan Rektor No.139 Tahun 2001. Seiring dengan
perubahan nama IAIN menjadi UIN pada tahun 2002, secara otomatis
koperasijuga mengalami perubahan, menjadi koperasi lJIN.
Pada RAT tanggal 19 Februari 2005 yang dihadiri oleh 852 orang dari
jumlah anggota 1065 (80%) Drs. Jafar Sanusi terpilih kembali sebagai Ketua
Koperasi secara aklamasi. Melalui Surat Keputusan Rektor lJIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor: 036 Tahun 2005 tentang pengukuhan Dewan
Penasehat, Pengawas dan Pengurus Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
periode tahun 2005-2008.
2. Visi dan Misi Koperasi
a. Visi
Menjadikan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta sebagai institusi
bisnis yang terpercaya dan handal dalam memenuhi kebutuhan barang
dan jasa bagi anggota dan masyarakat.
b. Misi
I) Melayani kebutuhan barang dan Jasa untuk anggota dan
masyarakat.
2) Melaksanakan kegiatan administrasi dan keuangan secara
3) Melaksankan pembianaan anggota dalam berkoperasi secara
professional.
4) Melaksanakan pengembangan dan pembinaan SDM untuk
menunjang mutu pelayanan.
5) Melaksanakan kerjasama bisnis clengan pihak lain yang saling
menguntungkan se1ia memperluas jaringan usaha clan pemasaran.
6) Melaksankan peningkatan kerjasama anggota.
7) Melaksanakan kaclerisasi sumber daya manusia untuk menjamin
kelangsungan manaj em en koperasi.
3. Struktur Organisasi dan Manajemen Koperasi
Berdasarkan rapat anggota tanggal 19 Februari 2005 clan sesuai dengan
Surat Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullal1 Jakarta Nomor: 036 tanggal
14 Maret 2005 telah disahkan struktnr organisasi koperasi UIN Syarif
Hidayatullall Jakaiia sebagai berikut:
Gambar4.1 Struktur Organisasi Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
~------~'! RapatA?gota '·-----~ Pcnasehat * C Pengawas
Pengurus
"' J\.1anajer
I
I I
Div. Administrasi Bisnis Div. Keuangan Div. Operasional Bisnis I. Administrasi Bisnis I. Akunting I. Pcnjualan 2. Ketatausahaan 2. Treasury 2. Pen1asaran 3. Personalia 3. Control Budget 3. Distribusi 4. Pe1ueliharaan 4. Kasir 4. Pergudangan 5. Customer Service 5. Juru Bayar 5. Pembelian 6. Logistik 6. Pengadaan 7. Kerjasm11a 7. Price Control
I I I
I I Anggota I I Anggota '------~--- L ____ ~ Anggota
4. .Tenis Bidang Usaha Koperasi UIN Syarif Hidayatullah
Koperasi UIN Syarif Hidayatullah memiliki bidang-bidang usaha yang
terns berkembang, yaitu:
a. Bidang Usaha Tako
Unit usaha toko Koperasi UIN Jakarta adalah jenis usaha yang
menjalankan kegiatan penjualan barang-barang primer dan sekunder untuk
memenuhi kebutuhan pokok anggota. Saat ini unit usaha toko mempunyai 6
unit, yaitu Tako I berada di Komplek Perumahan Dasen UIN, Tako II berada
di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Jakarta, Toko III berada di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Kegnruan UIN Jakarta, Tako IV berada di Fakultas
Psikologi UIN Jakarta, Toko V berada di samping Institut Ilmu Al-Qur'an
Jakarta dan Toko VI berada di samping SMU Triguna Ciputat. Bidang toko
memiliki program-program, diantaranya adalah:
1) Membangun toko baru di Fakultas Kedokteran dan Ilnm Kesehatan
(FKIK) UIN Syarif Hidayatullah dan di Lingkungan Teaching Hospital
yang sedang dibangun.
2) Membangun jaringan pemasaran yang luas dan peningkatan pelayanan
dengan basis customer services yang professional.
3) Mengadakan alat transpmiasi untuk penunjang pelayanan barang sampai
ke konsumen.
4) Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan pramuniaga, petugas
kasir, dan staf lain untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan
teknis diseluruh konter-konter ritail koperasi.
5) Melakukan riset untuk menentukan segmentasi pasar dan kebutuhan
pengadaan barang.
6) Melakukan market intelijen untuk memperkuat daya saing dengan bisnis
ri tail lain.
7) Mengembangkan counter barn di luar lingkungan kampus untuk
memperluas jaringan usaha dengan melibatkan sebanyak mungkin anggota
sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan.
b. Bidang Usaha Perdagangan Umum
Unit usaha Perdagangan Umum Koperasi Uil--T Jakarta adalah jenis usaha
yang menjalankan kegiatan penyediaan mebel, Alat Tulis Kantor, barang
elektronik dan kendaraan motor dan atau mobil se1ia usaha penyediaan
perumahan dan kavling tanah yang dibutuhkan anggota maupun pihak
universitas dan masyarakat.
Tabel 4.1 Jenis Usaha di Lingknngan Perdagangan Umnm
No. Jenis Usaha Bentuk Usaha Keteran!!an Pelayanan jasa internet, kursus
1. Syahid Comnputer Milik Sendiri pelatihan con1puter serta jasa
pengetikan.
2. Wartel Milik Sendiri Pelayana jasa teleko1nunikasi
Kerjasama PT. Asuransi 3. Asuransi 1-Iari Tua Saat ini terdaftar 300 anggota
Takaful
Kredit Pelayanan Jasa kredit 1notor dan 4. Dikelola PU
Kon1ersia1//easing mobil
5. Poto Copy Kerjasama dengan pihak lain Bagi hasil
Kerjasama dengan UIN Bulcti d.ukunganbagi Hasil UIN 6. Pengadaan Toga
l-1--... - ~ - I__ --L- i- -'- - -' - "
c. Bidang Usaha Simpan Pinjam
Kegiatan simpan pinjam merupakan bentuk pelayanan kepada anggota
dengan suku bunga layak yang bersumber dari dana anggota melalui
simpanan. Besar pinjaman yang diberkan kepada anggota tidak Jebih dari 3
(tiga) juta dengan bunga 1,5% (satu setengah persen) per bulan. Dengan lama
pinjaman rata-rata 10 (sepuluh) bulan. Pinjaman diatas 5 (lima) juta disalurkan
Jewat pinjaman bank yang tentu bunganya mengikuti ketentuan bank. Adapun
jenis layanan unit simpan pinjam adalah sebagai berikut:
1) Memberikan jasa layanan pinjaman kepada anggota sesuai permintaan.
2) Memberikanjasa layanan pinjaman bantuan pendidikan kepada anggota.
3) Mengelola iuran anggota dan menyalurkan kembali kepada anggota.
4) Mengadakanjasa layanan medis antara anggota dengan bank.
Program Ke1ja Bidang Simpan pinjam meliputi:
1) Melakukan kerjasama dengan lembaga perbankan untuk menunJang
kecukupan rasio modal (CAR).
2) Menerbitkan kartu ATM bekerja sama dengan lembaga perbankan yang
terkait.
3) Menyediakan paket-paket pembiayaan diatas 100 juta untuk bantuan
kebutuhan pendidikan bagi anggota.
4) Membuka counter pelayanan simpan pinjam di seluruh falrnltas dan unit
kerja di lingkungan UfN SyarifHidayatullah Jakarta.
5) Mengembangkan paket-paket pembiayaan dengan harga yang terjangkau
yang terkait dengan pemberdayaan dan kesejahteraan anggota.
1) Pinjaman untuk memenuhi kebutuhan anggota yang bersifat konsumtif
seperti biaya sekolah, sewa rnmah dan kebutuhan rumah tangga.
2) Pinjaman modal untuk usaha barn mauptm tambaha.n modal bagi anggota
yang telah memiliki usaha produktif.
B. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh Koperasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam menjalankan pencatatan transaksi keuangannya,
dijelaskan dibawah ini:
a. Penyajian laporan keuangan
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik
akuntansi yang berlaku umum. Pencatatan s<0tiap transaksi diseienggarakan
dalam bentnk software MYOB. Dasar penyusunan laporan keuangan adalah
menggw1akan dasar akrual. Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai
historis dalam mencatat aktiva dan kewajibannya.
b. Periode akuntansi
Periode aklli1tansi yang ditetapkan oleh Koperasi UTN Syarif Hidayatullah
dalam penyusunan laporan keuangannya adalah dimulai tanggal 1 J anuari dan
berakhir pada tanggal 31 Desember.
c. Transaksi saldo dalam mata uang asing
Dalarn penyusunan laporan keuangan mata uang pelaporan yang
digunal(an adalal1 mata uang Rupiah (Rp ).
d. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang jatuh
1 1 1 1 ., 1
e. Piutang usaha
Piutang usaha dinyatakan dalan1 nilai nominalnya. Koperasi UIN Syal1id
menggunakan metode langsnng, dalam hal terdapat piutang yang tak tertagih.
f. Persediaan
Persediaan bahan balm dan balian pembantu dihitung berdasarkan harga
perolehan persediaan dengan menggunakan metode masuk pertama keluar
pertama (FIFO).
g. Aktiva tetap
Aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan clan disusutkan dengan
dua metode kepada aktiva yang berbeda. Metode garis lurus (straight-line
method) pada bangunan, baik itu bangunan waserba ataupun bangunan IL
Sedangkan metode saldo menurun (double decline method) diterapkan pada
inventaris toko dan kantor.
h. Pengak:uan pendapatan dan beban
Pendapatan diakui pada saat barang keluar dari gudang dan beban diakui
pada saat terjadinya.
C. Hasil
Koperasi UIN Syarif Hidayatullali merupakan koperasi yang pada awal
terbentuk bergeralc dibidang simpan pinjam. Kemudian seiring dengan
perkembangan zaman, koperasi ini mulai melakukan ekstensifikasi ke
berbagai bidang usalia. Dalam perkembangan usaha yang semakin maju dan
perubalian kebijakan baik dari pihak internal maupun eksternal (pemerintali),
koperasi UIN Jakartapun memiliki kewajiban dalan1 melaporkan laporan
. '
diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 27 tentang
akuntansi koperasi. Koperasi UIN Jakarta juga memiliki kewajiban dalam hal
perpajakan, salah satunya adalah mengenai pajak penghasilan. Pembahasan
Pajak Penghasilan ini sesuai dengan Standar a tau ketentuan yang tel ah
ditetapkan yaitu PSAK No.46.
1. Identifikasi laporan Keuangan Koperasi
Koperasi UIN Jakarta melaporkan kinerja keuangannya dalam bentuk
Laporan Keuangan dengan periode akuntansi yang berakhir per 31 Desember.
Dalam membuat laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta memperhatikan
syarat-syarat yang harus dipenuhi, seperti relevan, dapat mengerti, dapat diuji,
dapat dibandingkan, dapat dipercaya, lengkap, penyampaiannya tepat waktu,
akurat dan objektif.
Akan tetapi, koperasi UIN Jakaiia belum sepenuhnya menerapkan prinsip
dan kebijakan akuntansi seperti yang telah diterapkan dalam PSAK,
khususnya PSAK 27 mengenai Akuntansi Perkoperasian. Dalam PSAK 27,
laporan keuangan yang harus dibuat oleh koperasi adalah laporan perhitungan
usaha, laporan promosi ekonomi anggota, neraca, laporai1 arus kas dai1 catatan
atas laporan keuangan.
Adapun laporan keuangan yang disajikai1 oleh Koperasi UIN Jakarta pada
periode yang berakhir 31 Desember 2006 dan 2007, meliputi neraca dai1
laporan perhitungan basil usaha adalah sebagai berikut:
a. Neraca
Pada tabel 4.2 neraca Koperasi UIN Jakarta tahun 2006 dan 2007 telah
neraca tersebut nilai pajak dibayar dibayar dirnuka diakui sebesar
Rp 2.096.800 pada tahun 2006 dan Rp 3.811.778 pada tahun 2007. Sedangkan
nilai saldo sisa hasil usaha sebesar Rp 324.562.611 pada tahun 2006 dan Rp
382.779.090 pada tahun 2007 diperoleh dari tabel 4.4 pada laporan
Perhitungan sisa hasil usaha.
Tabel 4.2 KOPERASI UIN JAKARTA
NERACA Per 31Desember2006 dan 31Desember2007
Cat 31 Dcscrnber 2007 Akti\'a Aldiva Lancar
Kas dan Setara Kas I Rp 724,635,956 Piutang Usaha 2 Rp I4,982,030,432 Piutang Lain~lain 3 Rp 262,485,I83 Persediaan 4 Rp 746,I5I,28I Behan ditangguhkan 5 Rp 6,!00,832,847 Pajak dibayar dimuka 6 Rp 3,8I I,778 Sewa dibayar din1uka 7 Rn 70,04I,700
Total Aktiva La.tear Rn 22,889,989,177 Aktiva tidal'. tancar
Investasi Jangka Panjang 8 Rp I02,993,I73 Ah.'tiva tctap 9 Gedung Rp 258,600,000 Inventaris Toko Rp 270,250,800 Inventaris Kantor Ro 127,937,784
Rp 656,688,584 Akumulasi Pcnyusutan Rn (35I,053,!07) Ni!ai Buku Rp 305,635,477
Total Aktiva tidak lancar Rp 408,628,650 TOTAL AKTIVA Rp 23,298,617,827 KEWAJIBAN&KEKA YAAN Kewajiban
llutang usaha IO Hutang Usaha Jangka Pendek Rp 6,695,937,35 I Hutang Usaha Jangka Panjang Ro 9,637,247,860
Total Hutang Usaha Rp 16,333,185,211 Laba belum direalisasi I I Ro 3,849,043,729
Total Kcwajiban Rn 20,l82,228,940 l(ekayaan
Simpanan 12 Simpanan Pokok Rp 19,523,000 Simpanan Wajib Rp 928,049,483 Simpanan Manasuka Rn 6!8,I75,899
'fotal Simpanan Rn 1,565,748,382 Penyertaan Modal Pihak III I3 Rp 830,000,000 Cadangan I4 Rp 337,86I,4I5 Sisa 1-Iasil Usaha I5
SHU belmn dibagikan -SHU Talmn 2007 Rp 382,779,090
Total J(ekayaan Rn 3,116,388,887 TOTAL KEW A.!IBAN&KEKA YAAN Rp 23,298,617,827
31 Dcsen1ber 2006
Rp 249, I 88,I 79 Rp !3,I56,772,I24 Rp I55,756,400 Rp 379,979,889 Rp 4,54I,048,949 Rp 2,096,800 -Ro 18,484,842,341
Rp I03,225,8I6
Rp 258,600,000 Rp I90,I83,020 RD 67,987,577 Rp 5 I6,770,597 Ro (273,595, I 70) Rp 243,175,427 Rp 346,401,243 Rp 18,831,243,584
Rp 6,047,006,522 Rp 7,40I,003,454 Rp 13,448,009,976 Rp 3,599,0I5,825 Ro 17,047,025,801
Rp I3,84I,000 Rp 685,439,037 Rp 507,I45,963 Rn 1,206,426,000 Rp I6,677,978 Rp 236,55I,I96
-Rp 324,562,6 I I Rn l,784,2I7,783 Rp 18,831,243,584
(Sumber : Laporan Keuangan Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
b. Laporan Perhitungan Sisa Hasil Usaha
Pada Tabel 4.3, mernpakan Laporan Perhitungan Hasil Usaha Koperasi
UIN Jakarta untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2006 dan
31 Desember 2007. Nilai saldo sisa hasil usaha yang diperoleh tahun 2006
sebesar Rp 324.562.611 dan pada tahun 2007 adalah Rp 382.779.090. Pada
laporan perhitungan hasil usaha ini bukanlah nilai sisa hasil usaha bersih, di
mana pajak badan yang dipotong oleh koperasi tersebut tidak sesuai dengan
ketentuan dan pelaporan yang benar. Pajak badan pacla tahun 2006 sebesar
Rp 3.233.000 dan tahun 2007 sebesar Rp 4.533.100, perhitungannya tidak
didasarkan pada perhitungan sisa hasil usaha yang sebenarnya. 0 !eh karena
itu, Koperasi UIN Jakarta masih memiliki kewajiban perpajakan yang belum
diselesaikan untuk tahun 2006 dan 2007. Pada laporan perhitungan hasil usaha
ini, koperasi UIN Jakarta melakukan pencatatan yang sama atas pendapatan
yang diterima dan beban-beban yang akan dikeluarkan terhadap anggota dan
non-anggota. Dalam laporan ini koperasi UIN tidak melakukan pemisahan
transaksi antara anggota dengan non-anggota.
Tabel 4.3 KOPERASl UlN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA Untuk Pcriode 31 Dcscmbcr 2006 dan 2007
KETERANGAN 2007
PENDAPATAN Divisi Bisnis Tako 7,241,661,025 Divisi Bisnis Simpan Pinjam 179,585,668 Divisi Bisnis Pcrdagangan Umum (PU) 2,783,442, 172 Bridan 166,500,000 lnvcstasi 800,000
Total Pcndapatan 10,371,988,865 1-lARGA POKOK
Divisi Bisnis Toko (6,146,330,877) Divisi Bisnis Perdagangan Umuiu (PU) -
Total Harga Pokok (6,146,330,877) Sisa I-Iasil Usaha (SI-IU) Kotor 4,225,657,988 BERAN USAHA
Divisi Bisnis Toko (766,976,627) Divisi Bisnis Simpan Pinjam (61,550,365) Divisi Bisnis pcrdagangan Unllnn (PU) (3%,675,448) Organisasi (168,988,838) Pcnyusutan Aktiva Tetap (92,839,805)
Total Bcban Usaha (l,481,031,083) SI-IU Scbclum Pcndapatan&Biaya lain~lain 2,744,626,905
PENDAPATANDAN BIAVA LAIN_LAIN Pcnd<1patan lain~lain 20,440,517 Beban Lain~lain (2,377,755,232)
Sisa I-lasil Usaha Scbclum Pajak 387,312,190 tlajak Pcnghasilan badan (4,533,100)
SISA HASIL USAHA BERSllI 382,779,090
(Sumber: Laporan Keuangan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta)
2006
4,571,457,868 167,377,799
2,517,599,498 132,000,000 20,100,000
7,408,535,165
(3,886, 191,031) (19,895,000)
(3,906,086,031)
3,502,449,134
(413,927,938) (44,000,000)
(296,656,760) (124,205,865)
(73,250,498) (952,041,061) 2,500,408,073
28,403,962 (2,251,016,424)
327,795,611 (3,233,000)
324,562,611
Untuk perhitumngan HPP, Biaya Usaha, Pendapatan dan Beban Lain-lain
di luar usaha yang dibuat oleh Koperasi UIN Jakarta disajikan Pada tabel 4.4
s/d 4.6 sebagai berikut:
Tabel 4.4 KOPERASI UIN SYRIF HIDA YA TULLAH JAKARTA
PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN ntu er10 e yang era Hr cs em er an U k P . d B kl. 31 D b 2006 d 2007
Uraian 2007
Pcnjualan Barang Dagang Di\'isi Bisnis Toko HPP-Barang Toko 6,146,330,877
Penjualan Barang Dagang Di\'.Bisnis PU HPP-Tanah -HPP-Suvenir koperasi -
Total llarga Pokok 6,146,330,877
(Sumber: Laporan Keuangan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakaiia)
2006
3,886,191,031
14,980,000 4,915,000
3,906,086,031
Tabet 4.5 KOPERASI UIN SY ARIF HIDA YA TULLAH JAKARTA
RINCIAN BEBAN USAHA nu eno e vang era< 1r esern er au U t kP 'd B Jh' 31D b 2006d 2007
2007 Beban Divisi Bisnis Toko
Gaji Pegawai 388,988,862 THR Pegawai 30,632,416 Kesekrctariatan dan A TK 10,617,890 Lcmbur 6,353,300 Listrik 41,308,880 Telepon 7,631,545 Perkngkapan 19,421,441 Pemeliharaan Gedung 22,937,700 Keperluan Sehari-hari 9,112,603 Pemeliharaan Inventaris 5,482,600 Transportasi 14,239,915 Pajak PPh 21 ,
Keainanan dan Kebersihan 5,210,550 Pemeliharaan kesehatan karyawan 5,967,985 Fee took pada badan 77,500,000 Sewa lokasi usaha 72,533,996 Pron1osi 21,500,400 Bonus Penjualan 19,491,048 Perawatan kendaraan 5,541,000 Pajak reklan1e 921,000 Pajak keluaran atas tagihan rcktorat l,532,496 Operasional 45,000
766,976,627 Behan Divisi Bisnis Sin1pan Pinjam
Gaji Pegawai SP 3,300,000 THR Pega\vai SP 500,000 Transportasi 480,000 Kesekrctariatan dan A TK 145,000 Fee SP kepada badan 29,000,000 Discount Penjualan PKS 27,275,365 Penyisihan Piutang SP dan PKS tak tertagih 850,000 LainMlain PKS ,
61,550,365 Bcban Divisi Bisnis Pcrdagangan Umum (PU)
Gaji pegawai PU 89,594,894 THR Pega\vai PU 4,42!:,000 Kesekretariatan dan A TK 4,311,700 Transportasi 10,232,400 Konsumsi rapat PU ,
Bonus Penjualan 150,000 Discount penjualan Elektronik&motor 154,807,762 Fee PU kcpada badan 60,0011,000 Bagi Basil Usaha Investasi anggota 57,4011,100 Promosi ,
Sewa Lokasi Usaha ,
Denda Pe1nbayaran hutang bank Mega 415,873 Biaya LS ATK UIN 204,000 Pajak Kendaraan 483,500 lainMlain PU 8,647,219
3901675,448 Beban Divisi Umum dan Adn1inistrasi
Honor pcngurus 40,950,000 THRAnggota 102,115,000 Kesekrctariatan dan ATK 2,383,900 Rapan Mingguan&Tahunan 14,225,100 Transportasi 5,958,338 fnsentif Potong Gaji Pegawai 2,860,500 Pemeliharaan Inventaris Kantor 495,000 Promosi ,
LainMJain Umun1 ,
168,988,838 f-1.ph,:m PPnv11<:11lim Q? $!:":\{)RO.:;
2006
201,451,858 17,256,000 4,869,079
21,659,000 19,304,685 7,026,609 2,770,568 4,865,300
15,307,860 4,628,000 3,736,200
415,800 4,728,582 6,914,624
54,000,000 26,250,000 13,959,373 2,850,000
,
,
,
l,934,400 413,927,938
7,075,000 ,
760,000 830,000
22,000,000 13,235,000
,
100,000 44,000,000
44,113,900 3,126,500 l,381,500
15,632,600 70,000
224,000 116,775,319 56,000,000 34,765,000 6,871,604 l,705,275
642,062 6,460,000
,
8,889,000 296,656, 760
33,050,000 50,286,500 13,386,065 13,756,IOO 2,719,000 3,342,700 l,460,500 2,400,000 3,805,000
124,205,865 7i ?'i040R
Tabet 4.6 KOPERASI UIN SYARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
RINCIAN PENDAPATAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA Untuk Pcriode vane: Berald1ir 31Desember2006 dan 2007 URA IAN 2007
PENDAPATAN LAIN-LAIN Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis Toko
Pendapatan Biaya Materai 6,22il,377 Pcndapatan Lain-lain Div. Bisnis SP
Pendapatan Piutang tak tertagih 3,278,230 Pcndapatan Lain-lain Div.Bisnis PU
Bagi hasil Tabungan BMI 866,874 Bagi Hasil Mudhorobah 190,840 J asa Giro Bank Mega ;.2,046 Jasa Tabungan Bank BNI 6,000,000 Komisi Asuransi Takaful -pendapatan Lain-Iain J,8:·1,1so
10,930,910 Pcndapatan Lain-lain Div. Badan
Pendapatan Tanah -Lain-lain -
-Total Pcndapatan Lain-Jain 20,-t4:0,517 BEBAN LAIN_ LAIN
Bcban Lain-lain Div. Bisnis Toko Adn1inistrasi Bank 2,353,483 Bagi Hasil kc Div. Bisnis PU 9,180,604 Penghapusan Piutang Tako 9,772,315 Rfr,iko Kehilangan Barang took 23,143,323
44,449,725 Behan lain-lain Div. Bisnis SP
Bagi Hasil kc Div. Bisnis PU -Bunga Pinjaman Bank Yudha 17,008,710 Penghapusan Piutang Minus Assalan1 -Notaris, Provisi, Administrasi Bank 176,438
17,185,148 Behan Lain-lain Div. BisnisPU
Notaris, Provisi, dan Ad1ninistrasi Bank I 05,506, 137 Bunga Pinjaman Bank Mega 15,116,219 Bunga Pinjaman Bank BHS 1,542,1 :i3,544 Bunga Pinjmnan Bank Yudha 452,863,030 Bagi Hasil bank Muamalat 127,587,695 Penyisihan Piutang tak tertagih l,3'11,200 Bagi hasil Bank Assalam 24,533,880
2,269,0~•l,705
Hcban Lain-lain Div. Bac!an Kerugian atas Penghapusan Aktiva tetap 11,1:;2,831 Ken1gian atas penjualan aktiva tetap 7,3110,000 Kerugian atas penghentian operasional moko 16,500,000 Perbaikan gedung -Beban Kecelakaan 1,475,823 Kerugian Piutang selisih pengurus lama 10,0110,000
47 ,O:tS,654 Total Behan Lain-Lain 2,377,755,232
2006
2,905,665
1,819,200
321,023 1,738,569
50,362 -
2,271,150 1,777,993 6,159,097
15,010,000 2,510,000
17,520,000 28,403,962
2,852,462 32,129,608
-17,573,330 52,555,400
1,724,561 25,513,044
1,700,000 264,000
29,201,605
77,413,679 49,745,220
l,348,125,119 269,372,285 329,715,357
-56,926,470
2,131,298,130
920,732 --
25,225,000 -
11,815,557 37,961,289
2,251,016,424
(Sumber: Laporan Keuangan Koperasi UIN SyarifHidayatullah Jakarta)
2. Penerapan PSAK No.27
a. Pengaknan Pendapatan
Berdasarkan PSAK No.27 (2004:27), pendapatan koperasi yang timbul
dari transaksi dengan anggota diakui sebesar patiisipasi bruto. Pmiisipasi
kegiatan pengadaan barang dan jasa untuk anggota, partisipasi bruto dihitung
dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup
beban pokok dan partisipasi neto. Dalan1 kegiatan pemasaran hasil produksi
anggota, partisipasi bruto dihitung dari beban jual hasil produksi anggota baik
kepada anggota manaupun non-anggota.
Pendapatan koperasi yang berasal dari transaksi dcngan non-anggota
diakui sebagai pendapatan (penjualan) dan dilaporkan terpisah dari partisipasi
anggota dalam laporan perhitungan basil usaha sebesar nilai transaksi. Selisih
antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan non-anggota diakui
sebagai laba atau rugi kotor dengan non-anggota. Laporan keuangan koperasi
harus dapat mencerminkan tujuan koperasi, maka perhitungan basil usalla
harus menonjolkan secara jelas kegiatan usaha koperasi dengan anggotanya,
karena itu pendapatan dari anggota disajikan terpisah dari pendapatan yang
berasal dari transaksi non-anggota. Penyajian pendapatan pada tabel 4.4 tahun
2006 sebesar Rp. 7.408.535.165 dan tahun 2007 sebesar Rp 10.371.988.865
koperasi UIN tidak memisahkan pencatatan transaksi pendapatan yang
diterima dari anggota ataupun non-anggota. Oleh karena itu, pengungkapan
pendapatan yang dibuat oleh koperasi UIN Jakaiia pada tabel 4.4 belum sesuai
dengan prosesur standar akuntansi koperasi yaitu PSAK 27.
b. Behan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 27 (27:2004) menyatakan ballwa
beban usalm dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalain
laporan perhitungan hasil usalla. Pada tabel 4.4 laporan perhitungan hasil
beban usaha dengan beban-beban perkoperasian. Dengan demikian,
pengunkapan beban yang disajikan dalam laporan perhitungan usaha tahun
2006 dan 2007 tersebut telah menerapkan standar akuntansi yang berlaku
umum yaitu PSAK 27.
c. Laporan Perhitungan Hasil Usaha
Laporan perhitungan hasil usaha yang disajikan oleh koperasi terdiri dari
pendapatan-pendapatan dan beban. Pendapatan dan beban yang dimaksud
telah memiliki ketentuan dalam penyajiannya sesuai dengan PSAK 27. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya pengakuan pendapatan yang dilakukan oleh
koperasi UIN Jakmia belum sesuai dengan standar yang berlaku umum
tersebut. Koperasi UIN Jakmia tidak melakukan pemisahan pendapatan
transaksi yang mereka lakukan antara partisipasi anggota dengan partisipasi
yang didapat dari non-anggota. Sehingga penulis tidak dapat melakukan
koreksi terhadap Laporan Perhitungan Hasil U saha Koperasi UIN Jakarta
sesuai dengan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi. Oleh karena itu, tabel 4.7
merupakan laporan perhitungan basil usaha yang harus dibuat oleh setiap
koperasi ym1g ada di Indonesia. Laporan tersebut disajikan sesuai dengan
ketentum1 umum akuntansi koperasi yang berlaku di Indonesia yaitu PSAK 27
tentang akuntansi koperasi.
Tabel 4.7 Koperasi UIN Jakarta
Perhitungan Hasil Usaha U t I t I n u' a iun yane: era ... esem er an , b kh' 31 D b 20Xl d WXO
Partisipasi Anggota WX1 Partisipasi bruto anggota xxx Beban pokok (xxxl Partisipasi Neto Anggota xxx
Pendapatan dari non-anggota Penjualan Xxx Harga Pokok (xxx) Laba(Rugi) kotor dengan Non-Anggota Xxx
SHU kotor Xxx Behan Operasi :
Behan Usaha r-(xxx) SHU koperasi Xxx
Beban perkoperasian (xxx) StIU setelah beban perkoperasian Xxx
Pendapatan dan beban lain-lain Xxx SHU sebelum pos luar biasa Xxx
Pendapatan dan bcban luar biasa Xxx SHU sebelum pajak Xxx
Pajak Penghasilan (xxx) SHU setelah pajak Xxx
Sumber: (PSAK, 2004:19)
d. Laporan Promosi E!rnnomi Anggota
20XO
Xxx (xxx) Xxx
Xxx (xxx) Xxx Xxx
(xxx) Xxx
(xxx) Xxx Xxx Xxx Xxx Xxx
(xxx) Xxx
PSAK 27 menjelaskan bahwa laporan keuangan koperasi meliputi Neraca,
laporan perhitungan hasil usaha, laporan ams kas, laporan promosi ekonomi
anggota dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan analisa, koperasi UIN
Jakarta tidak menyajikan laporan promosi ekonomi anggota. Dalam ha! sisa
has ii usaha tahun berj alan belum dibagi, maka manfaat ekonomi yang
diperoleh anggota dari pembagian sisa hasil usaha pada akhir tahun buku
dapat dicatat sebesar taksiran jumlah sisa hasil usaha yang akan dibagi untuk
anggota. Laporan promosi ekonomi anggota adalah laporan yang
memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh anggota koperasi selama
satu tahun (IAI, 2004:27). Dengan demikian, pernyataan tersebut
menggambarkan bahwa setiap koperasi wajib melaporkan manfaat ekonomi
yang diperoleh anggota koperasi dari pembagian sisa hasil usaha selama satu
ekonomi anggota merupakan wujud dari pencapaian tujuan koperasi. Hal ini
harus dipahami benar oleh pihak-pihak didalam maupun diluar koperasi, agar
koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalah tafsirkan
didalam mengevaluasi kinerjanya. Tabel 4.8 menampilkan laporan promosi
ekonomi anggota sesuai dengan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi.
Tabel4.8 Kopcrasi UIN Jakarta
Laporan Promosi Ekonomi Anggota U t k I b II . 31 D b 20Xl 20XO nu ta 1un van!! era { ur es em er can
Promosi Ekonon1i Sela ma Tahun Berjalan Manfaat ekonon1i dari pcmasaran produk anggota : 1. Pernasaran produk anggota atas dasar harga kopcrasi 2. Pe1nasaran produk anggota atas dasar harga pasar
Ju1nlah promosi ekonomi dari transaksi Pen1asaran produk anggota
!Vlanfaat ekononti dari pengadaan barang untuk anggota: 1. Pengadaan barang atas dasar harga pasar 2. Pcngadaan barang atas dasar harga koperasi
Jumlah promosi ekonomi dari transaksi Pcngadaan barang untuk anggota
Manfaat ekonomi dari simpan pinjan1 le\vat koperasi : 1. Penghc1natan beban pinjrunan anggota 2. Kelebihan balas jasa simpanan anggota
Jumlah pron1osi ekonorni dari transaksi jasa untuk anggota Jumlah prornosi ekonomi anggota sclama tahun bcrjalan
Prornosi Ekononti pada Akhir Tahun Pembagian SI-IU tahun betjalan untuk anggota Jumlah oromosi ekonomi anuuota
Sumber : (PSAK, 2004:20)
3. Rekonsiliasi Fiskal Laporan Keuangan
20XI
xxx (xxx)
xxx
xxx (xxx)
xxx
xxx (xxxl xxx xxx
xxx xxx
20XO
xxx (xxx)
xxx
xxx (xxx)
xxx
xxx (xxx) xxx xxx
xxx xxx
Dengan diberlakukannya PSAK 46, jumlah beban pajak atau taksiran
pajak penghasi!an terutang yang hams diakui terdiri dari pajak kini (current
tax) dan pajak tangguhan (deferred tax). Dalam menghitung pajak tangguhan
yang perlu diperhatikan adalah perbedaan temporer dan besarnya kerugian
fiskal yang terjadi pada koperasi UIN Jaka1ia.
PSAK 46 menggunakan pendekatang asset-liability method. Pendekatan
m1 memandang perbedaan per!akuan akuntansi dan perpaj akan dari sudut
tersebut akan menghasilkan beban pajak tangguhan (deferred tax expenses)
atau penghasilan pajak tangguhan (deferred tax income) dalam laporan laba
rugi pada tahun berjalan dan akan menghasilkan kewajiban pajak tangguhan
(deffered tax liability) atau aktiva pajak tangguhan (deferred tax asset) dalam
neraca. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak maksimum
yang digunakan untuk basis pelaporan keuangan talmnan, dalam ha! ini
menggunakan tarif tertinggi untuk menghitung pajak penghasilan (tarif pasal
17 untuk PPh badan) yakni sebesar 30% dari jumlah beda temporer yang
terjadi dan kerugian fiskal yang dapat dikompensasi.
a. Perbedaan Tetap
Perbedaan tetap yang terjadi pada Koperasi UIN Jakarta untuk tahun
2006 dan 2007 adalah sebagai berikut:
1) Bia ya Promosi
Sesuai dengan UU PPh pasal 9 ayat 1, biaya promosi ini termasuk
dalam beda tetap untuk kelompok biaya yang tidak boleh diperhitungkan
sebagai pengurang penghasilan bruto (non-deductible expenses). Namun,
jika biaya ini didukung dengan bukti secara terperinci maka biaya ini
dapan diakui sebagai pengurang penghasilan bruto.
Koperasi UIN Jakarta tidak membuat rincian daftar normatif, sehingga
harus dilakukan koreksi positif pada laporan l aba rugi sebesar Rp
22.866.977 untuk tahun 2006 dan sebesar Rp 21.500.400 untuk tahun 2007
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rincian Biava Pron1osi
Uraian 2006 2007 Behan Usaha Div. Bisnis Toko
Biaya Pron1osi 13,595,373 21,500,400 Behan Usaha Div. Bisnis PU
Biaya Promosi 6,871,604 -Behan Usaha Div. Um urn dan Administrasi
Biava Promosi 2,400,000 -Jun1lah 22,866,977 21,500,400
(Sumber : Data Diolah)
2) Beban PPh Ps,21
Beban pajak penghasilan termasuk dalam beda tetap kelompok biaya
yang tidak boleh diperhitungkan sebagai pengurang penghasilan bruto
(non-deductible expenses) sesuai dengan UU PPh pasal 9 ayat l. maka
perlu dilakukan koreksi positif sebesar Rp 415.800 pada tahun 2006 dan
untuk tahun 2007 sebesar 0 dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 4.10 1nc1an e an a1a < en HlSI an R' . B b P . I P I 'I 21
Uraian 2006
I
2007
I Behan Div. Bisnis Toko
Beban Penghasilan 415,800 -Jumlah 415,800 -
(Smnber : Data Diolah)
3) Pendapatan Bunga Deposito/Jasa Giro
Pendapatan Bunga Deposito/J asa Giro termasuk dalam beda tetap
untuk kelompok pendapatan yang dikenakan PPh final sehingga tidak
perlu digabungkan dengan penghasilan lain yang terkena PPh tidak final
pada saat penghitungan sisa basil usaba kena pajak Koperasi UIN Jakarta.
Maka perlu dilakukan koreksi negatif sebesar Rp 2.109.954 untuk tahun
2006 dan Rp 7.079.760 untuk tahun 2007 dengan perincian sebagai
berikut:
Tabel 4.11 Rincian Pcndapatan Bunga Deposito I Jasa Giro
Uraian 2006 2007 Pendapatan Lain~lain Div.Bisnis PU
Bagi Hasil Tabungan BM! 321,023 866,874 Bagi Hasil Mudharobah 1,738,569 190,840 Jasa Giro Bank Mega 50,362 22,046 Jasa Tabun!!an BNI - 6,000,000 Jumlah 2,109,954 7,079,760
(Sumber : Data D10lah)
No,
I 2 0
b. Perbedaan Temporer
Perbedaan temporer yang terjadi pada Koperasi UIN Jakarta untuk
tahun 2006 dan 2007 adalah sebagai berikut:
1) Aktiva Tetap
Sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dimilikinya, Koperasi UIN
Jakarta menerapkan metode garis lurus dan saldo menurun dalam
menghitung penyusutan aktiva tetapnya tahun 2006 dan 2007 adalah
sebagai berikut :
Tabel 4,J 2 dan 4,J 3 menunjuldcan daftar penyusutan aktiva tetap
menurut komersial dan menurnt fiskal untuk tahun 2006. Tabel 4. 14 dan
4.15 menunjukkan daftar penyusutan aktiva tetap memrrut komersil tahun
2007. Sedangkan lampiran dan lampiran menunjuldcan penambahan dan
penurnnan harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap tahun
2006 dan 2007 menurut akuntansi dan fiskal.
Tabel 4.12 Koperasi UIN Jakarta
Rckap Daftar Aktiva Tctan an env. enurut d P M Ak Harga Behan
Na ma Perolehan Penyusutan Tahun 2006
Bangunan 258,600,000 25,860,000 lnventaris Kantor 57,285,377 23,303,145 r .... ,,.,.n+n••:,... rr,.,.1,.,,... 1.i;;;:.;: 1 <11 .;:1n "lQ OO"l ').:;".!.
untans1 a a h . P d T 2006
Akumulasi Nilai Penyusutan Bulrn s/dl Tahun Tahun
2006 2006 113,482,313 145,117,687 33,982,232 23,303,145
11.< 1.::;'7 J.<'1 1Q 001 ')<:;:".!.
Tabel 4.13 J(operasi UIN Jakarta
e ao a ar hva e ap an cnvusu annya R k D ft Ak ' T t d P t M enurut iJS \.a a a I F' I I P d Tl 2006
Barga Beban Aku1nulasi Nilai No. Na ma Pcrolchan Penyusutan Penyusutan Bulrn
Tahun s/d Tahun Tahun 2006 2006 2006
I Bangunan 258,600,000 25,860,000 1!3,482,313 145,117,687 2 Inventaris Kantor 57,282,377 14,426,240 35,405,217 28,575,658 3 lnventaris Toko 155,150,520 30,917,472 I 04,229,486 44,222,536
Jumlah 471,032,897 71,203,712 253,ll7,0J6 217,915,881
(Sumber : Data Diolah)
Tabel 4.14 Koperasi UIN Jakarta
e ap a tar diva e ap an cny. enurut n1ntans1 lH fl I R k D f Al ' T t d P M Al . P l Tl 2007 Barga Be ban Akun1ulasi Nilai
No. Nan1a Perolchan Penyusutan Pcnyusutan Bulrn Tahun s/d Tahun Tahun
2007 2007 2007 1 Bangunan 258,600,000 25,860,000 139,342,313 119,257,687 2 Inventaris Kantor 127,837,784 31,704,358 65,686,590 62,151,194 3 lnventaris Toko 270,250,800 35,275,805 151,433,073 118,817,727
Jumlah 656,688,584 92,840,163 356,461,976 300,226,608
(Sumber : Data Diolah)
No.
1 2 3
e ao a tar A t1va R k D f k . T etao an enyusutannva
Tabel 4.15 l(operasi UIN Jakarta d P M enurut 11s {RI Pada T 1 -F' I I '007
Barga Be ban Aku111ulasi Nam a Perolchan Penyusutan Penyusutan
Tahun s/d Tahun 2007 2007
Bangunan 258,600,000 25,860,000 139,342,313 Inventaris J(antor 127,834,784 31,935,569 67,340,786 lnventaris Toko 270,250,800 34,383,582 138,613,068
Jumlah 656,685,584 92,179,151 345,296,167
Nilai Buku
1'ahun 2007 119,257,687 64,875,704
127,256,026 31l,389,417
(Sumber : Data Diolah)
Berdasarkan basil pada tabel 4.12 s/d 4.15 serta lampiran dan besarnya
perbedaan temporer dan dapat dijadikan manfaat dimasa mendatang yang
berasal dari penynsutan aktiva tetap dapat dihitung melalui pengukuran dan
pengaknan pajak tangguhan untuk penyusutan Aktiva Tetap sebagai berikut:
Tabel 4.16 Pengukuran dan Pcngakuan Pajak 1'angguhan -Penyusutan Aktiva tetap
Uraian 2006 2007 Analisis Akun Neraca 1 Akuntansi
a i-Iarga Perolehan 471,035,897 656,688,584 b Akun1ulasi Penyusutan
1) Saldo Awal 175,465,414 263,621,812 2) Penambahan 88, 156,398 92,840, 163 3) Saldo Akhir 263,621,812 356,461,976
c Nilai Sisa Buku (a - b.3) 207,414,085 300,226,608 2 Pajak
a Harga Pcrolehan 471,032,897 656,685,584 b Akumulasi Penyusutan
1) Saldo Awal 181,913,304 253,117,016 2) Penan1bahan 71,203,712 92, 179, 151 3) Saldo Akhir 253,117,016 345,296,167
c Nilai Sisa Buku (a- b.3) 217,915,881 311,389,417 3 Selisih/boda temporer (2.c - 1.c) l0,501,796 11,162,809 4 Aktiva (Kewajiban) Pajak Tangguhan/tariff PPh
Ps.17 30% 3,150,539 3,348,843 Analisis Akun Laba Rugi 1 Akantansi
a Biaya Penyusutan 88,156,398 92,840,163 2 Pajak
a Biaya Penyusutan 71,203,712 92,179,151 3 Beda Waktu (Koreksi Positif(negatil)J
(1 -2) 16,952,686 661,012 4 Pajak Tangguhan/tarif Ps.176 (30%)
a SaldoAwal (1,935,267) 3, 150,539 b Penambahan(Penurunan) 5,085,806 198,304 c Saldo Akhir 3,150,539 3,348,843
(Sumber : Data D1olah)
Pada analisis akun neraca untuk tahun 2006, harga perolehan aktiva
tetap setelah penambahan (penurunan) aktiva tetap menurut akuntansi
sebesar Rp 471.035.897 dan menurut fiskal sebesar Rp 471.032.897.
Akumulasi penyusutan sebelum penambahan (penurunan) aktiva tetap dan
sebelum pembebanan biaya penyusutan tahun 2006 menurut akuntansi
sebesar Rp 175.465.414, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 181.913.304.
Penambahan akumulasi penyusutan yang merupakan beban penyusutan pada
tahun 2006 menurut akuntansi sebesar Rp 88.156398, sedangkan menurut
fiskal sebesar Rp 71.203.712. Saldo akhir akumulasi penyusutan menurut
Rp 253.117.016. Nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi sebesar
Rp207.414.085 sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 217.915.881.
Sehingga, didapat selisih nilai buku aktiva tetap talmn 2006 menurut
akuntansi dan fiskal yang menghasilkan perbedaan temporer sebesar
Rp 10.501.796.
Menurut PSAK 46, koperasi UIN Jakarta harus mengakui timbulnya
manfaat di masa mendatang akibat adanya perbedaan temporer tersebut.
Karena nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi leb th kecil dari nilai buku
menurut pajak, maka akan timbul saldo kewajiban pajak tangguhan per
31 Desember 2006 disisi pasiva sebesar Rp 3.150.539 (10.501.796*30%).
Pada analisis akun laba rugi tahun 2006, beban penyusutan aktiva tetap
menurut akuntansi sebesar Rp 88.156.398 sedangkan menurut pajak sebesar
Rp 71.203.712. Sehingga, terdapat perbedaan temporer sebesar
Rp 16.952.686. Karena beban penyusutan menurut akuntansi lebih besar
dibandingkan dengan beban penyusutan menurut pajak, maka akan timbul
pendapatan pajak tangguhan untul( tahun 2006 sebesar Rp 5.085.806
(16.952.686*30%).
Karena pada neraca koperasi tidak terdapat aktiva (kewajiban) pajak
tangguhan, maka koperasi UIN Jakarta hams mengakui saldo awal aktiva
pajak tangguhan per 1 Januari 2006 sebesar (Rp 1.935.267) {3.150.539-
5.085.806}.
Pada analisis akun neraca untuk tahun 2007, harga perolehan aktiva
tetap setelah penambahan (penmunan) aktiva tetap menurut akuntansi
Akumulasi penyusutan sebelum penambahan (penurunan) aktiva tetap dan
sebelum pembebanan biaya penyusutan tahun 2007 menurut akuntansi
sebesar Rp 263.621.812, sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 253.117.016.
Penambahan akumulasi penyusutan yang merupakan beban penyusutan pada
tahun 2007 menurut akuntansi sebesar Rp 92.840.163, sedangkan menurut
fiskal sebesar Rp 92.179.151. Saldo akhir akumulasi penyusutan menurut
akuntansi sebesar Rp 356.461.976 sedangkan menurut fiskal sebesar
Rp 345.296.167. Nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi sebesar Rp
300.226.608 sedangkan menurut fiskal sebesar Rp 311.389.417. Sehingga
didapat selisih nilai buku aktiva tetap tahun 2007 menurut akuntansi dan
fiskal yang menghasilkan perbedaan temporer sebesar Rp 11.162.809.
Menurut PSAK 46, koperasi UlN Jakarta hams mengakui timbulnya
manfaat di masa mendatang akibat adanya perbedaan temporer tersebut.
Karena nilai buku aktiva tetap menurut akuntansi lebih kecil dari nilai buku
menurut pajak maka akan timbul saldo kewajiban pajak tangguhan per
31Desember2007 di sisi aktiva sebesar Rp 3.348.843 (11.162.809*30%).
Pada analisis akun laba rugi tahun 2007, beban penyusutan aktiva tetap
menurut akuntansi sebesar Rp 92.840.163, sedangkan menurut pajak sebesar
Rp 92.179.151. Sehingga terdapat perbedaan temporer sebesar Rp 661.012.
Karena beban penyusutan menurut akuntansi lebih besar dibandingkan
dengan beban penyusutan menurut pajak, maka ak.an timbul pendapatan
pajak tangguhan untuk tahun 2007 sebesar Rp 198.304 (661.012*30%).
Karena pada neraca koperasi tidak terdapat aktiva (kewajiban) pajak
pajak tangguhan per 1 Januari 2007 sebesar Rp 3.150.539 (3.348.843-
198.304).
Berdasarkan tabel 4.16, terdapat perbedaan jumlah penyesuaian aktiva
tetap tahun 2006 yang disebabkan karena perbedaan masa manfaat menurut
kebijakan akuntansi koperasi dengan ketentuan perp<ijakan setia pengakuan
besamya penyusutan yang diakui oleh koperasi pada awal tahun perolehan
aktiva tetap yang dihitung mulai tanggal perolehan aktiva tetap. Sedangkan
menurut ketentuan perpajakan pada awal tahun perolehan melainkan diakui
selama satu tahun penuh. Selisih antara penyusutaa menurut akuntansi dan
pajak tersebut disebut Beda waktu (temporer).
Adanya beda temporer pada aktiva tetap menimbulkan manfaat di
masa mendatang yang berupa aktiva (kewajiban) pajak tangguhan. Selama
ini Koperasi UIN Jakarta belum mengakui adanya pajak tangguhan yang
\
mereka miliki, dengan demikian Koperasi UIN Jakmia seharusnya:
(a) Mengakui saldo awal kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap
pada neraca 2006 sebesar (Rp 1.935.267).
(b) Mengakui penambahan kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap
tahun 2006 sebesar Rp 5.085.506.
(c) Mengakui saldo akhir kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap
pada neraca tahun 2006 yang juga sebagai saldo awal pada neraca
tahun 2007 sebesar Rp 3.150.539.
( d) Mengakui penmnbahan kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap
tahun 2007 sebesar Rp 198.304.
(e) Mengakui saldo akhir kewajiban pajak tangguhan untuk aktiva tetap
pada neraca 2007 sebesar Rp 3.348.843.
2) Penyisihan Piutang Tak tertagih
Koperasi UIN Jakarta mernbuat penyisihan atas piutang yang talc
tertagih. Menurut ketentuan perpaj akan, tidak mengakui segala
pengeluaran atau pembebanan yang bersifat ko11servatif (penyisihan),
sehingga besamya perbedaan temporer dan dapat dijadikan manfaat di
masa mendatang yang berasal dari Cadangan Piutang Tak Tertagih dapat
dihitung melalui rekonsiliasi fiskal dengan pendekatan assez-liability
method sebagai berikut:
Tabel 4.17 Penrrukuran dan Pen!-!akuan Paiak Tan\'.1t!Uhan ~ Cadangan Piutang Tak tertagih
Uraian 2006 2007 Analisis Akun Neraca I Akuntansi
A Piutang Usaha 13,156,772,124 14,982,030,432 B Penyisihan Piutang tak Tertagih
I) SaldoAwal - 68,235,904 2) Penan1bahan (penurunan) penyisihan 68,235,904 69,367,104 3) Saldo Akhir 68,235,904 137,603,008
c Piutang Usaha Neto (a-b) 13,088,536,220 14,844,427,424 2 Pajak
A Pitang Usaha 13,156,772,124 14,982,030,432 B Penyisihan Piutang tak Tertagih - -c Piutang Usaha Neto (a-b) 13,156,772,124 14,982,030,432
3 Selisih/beda temporer (2.c - 1.c) 68,235,904 137,603,008 4 Pajak Tangguhan/tarif PPh
Ps.17 30% 20,470,771 41,280,902 Analisis Akun Laba Rugi l Akuntansi
A Biaya Penyusutan piutang tak tertagih 68,235,904 69,367,104 2 Pajak
A Biaya Penyusutan piutang tak tertagih - -
3 Beda Waktu [Koreksi Positif(negatif)J (1 -2) 68,235,904 69,367, 104
4 Pajak Tangguhan/tarif Ps.176 (30%) A SaldoAwal - 20.470,771 B Penambahan(Pcnurunan) 20,470,771 20,810,131 c Saldo Akhir 20,470,771 41,280,902
(Sumber : Data Diolah)
Pada analisis akun neraca untuk tahun 2006, menurut akuntansi, saldo
(penurunan) penyisihan sebesar Rp 68.235.904. Dengan demikian, saldo
akhir penyisihan piutang tak te1iagih sebesar Rp 68.235.904. Sehingga,
piutang usaha menurut akuntansi sebesar Rp 13.088.536.220
(13.156.772.124 - 68.235.904). Sedangkan menurut pajak, tidak mengakui
adanya cadangan piutang tak tertagih pada posisi aki:iva, maka akan timbul
saldo ak:tiva pajak tangguhan per 31 Desember 2006 di sisi aktiva sebesar
Rp 20.470.771 (68.235.904*30%).
Pada analisis akun laba rugi tahun 2006, mengakui biaya penyusutan
piutang tak tertagih sebesar Rp 68.235.904. Sedangkan menurut pajak, tidak
mengakui adanya biaya penyusutan piutang tak tertagih. Dengan demikian,
akan timbul aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 20.470.771
(68.235.904*30%).
Pada analisis akun neraca untuk tahun 2007, menurut akuntansi, saldo
awal cadangan piutang tak tertagih sebesar Rp 68.235.904. Penambahan
(penurunan) penyisihan sebesar Rp 69.367.104. Dengan demikian saldo
akhir penyisihan piutang tak tertagih sebesar 137.603.008. Sehingga,
piutang usaha menurut akuntansi sebesar Rp 14.844.427.424
(14.982.030.432 - 137.603.008). Sedangkan menurut pajak, tidak mengakui
adanya cadangan piutang tak tertagih pada posisi aktiva, maka akan timbul
saldo aktiva pajak tangguhan per 31 Desember 2007 disisi aktiva sebesar
Rp 41.280.902 (137.603.008*30%).
Pada analisis akun laba rugi tahun 2007, mengakui biaya penyusutan
piutang tak tertagih sebesar Rp 69.367.104. Sedangkan menurut pajak, tidak
mengakui adanya biaya penyusutan piutang tak tertagih. Maka akan timbul
aktiva pajak tangguhan sebesar Rp 20.810.131 (69.367.l 04*30%).
Berdasarkan perhitungan tabel 4.17, terdapat perbedaan antara
kebijakan akuntansi koperasi dengan ketentuan perpajakan, menurut
akuntansi terdapat pengakuan atas cadangan piutang 1ak tertagih, sedangkan
menurut ketentuan perpajakan tidak mengakui adanya cadangan piutang tak
tertagih tersebut. Dengan demikian terdapat selisih antara pengakuan
cadangan piutang tak tertagih menurut akuntansi dan fiskal yang disebut
dengan beda waktu (temporer).
Adanya beda temporer pada piutang usaha, maka timbul manfaat
dimasa mendatang yang berupa aktiva (kewajiban) pajak tangguhan. PSAK
46 mengharuskan setiap perusahaan untuk memperhHungkan adanya pajak
tangguhan yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Selama ini,
Koperasi UIN Jakarta belum mengakui adanya pajak tangguhan yang
mereka miliki, dengan demikian Koperasi UIN Jakarta seharusnya:
(a) Mengakui pengurangan aktiva pajak tangguhan untuk cadangan
piutang tak tertagih tahun 2006 sebesar Rp 20.470.771.
(b) Mengakui saldo akhir aktiva pajak tangguhan untuk cadangan piutang
tak tertagih pada neraca tahun 2006 yang sebagai saldo awal neraca
tahun 2007 sebesar Rp 20.470.771.
(c) Mengakui penambahan aktiva pajak tangguhan untuk cadangan pitang
talc tertagih tahun 2007 sebesar Rp 20. 810 .131 .
( d) Mengakui saldo akhir aktiva paj ak tangguhan untuk cadangan manfaat
Memperhitungkan hasil perhitungan beda tetap dan beda temporer
yang dimiliki oleh Koperasi UIN Jakarta untuk tahun 2006 dan 2007,
penulis dapat membuat rekonsiliasi fiskal laporan laba rugi Koperasi UIN
Jakarta untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2006 dan 2007 sebagai
berikut:
Tabel 4.18
Rekonsiliasi fiscal Laporan Perhitungan llasil Usaha J(opcrasi Ull'f Jak:arta T:1hu11 2006
J(oreksi Fiskal
URAIAN Kon1ersil n d T t I Bcda e a e ap 'fern nor er Fiskal
PENDAPATAN
Divisi Bisnis Toko 4,571,457 ,868 4,571,457,868
Divisi Bisnis Si1npan Pinjam 167,377,799 167,377,799 Divisi Bisnis Perdagangan Umu1n (PU) 2,517,599,498 2,517,599,498 Bad an 132,000,000 132,000,000 Investasi 20,100,000 20,100,000
Total Pendapatan 7,408,535,165 7,408,535,165
HARGAPOKOK Divisi Bisnis Tako (3,886, 191;03 I) (3,886,191,031) Divisi Bisnis Perdagangan Un1um (PU) 119,895,000) (19,895,000)
Total Harga Pokok (3,906,086,031\ (3,906,086,03ll
Sisa Hasil Usaha (SHU) Kotor 3,502,449,134 . 3,502,449,134
BEBANUSAHA Divisi Bisnis Toko ( 413,927,938) 14,375,173 (399,552,765) Divisi Bisnis Simpan Pinjan1 ( 44,000,000) 100,000 (43,900,000) Divisi Bisnis perdagangan Umum (PU) (296,656, 760) 15,760,604 (280,896, 156) Organisasi (124,205,865) 6,205,000 (118,000,865) Penyusutan Aktiva Tetap (73,250,498) 2,046,786 (71,203,712)
'fotal Beban Usaha LJ2_52,04 l,061) (913,553,498) SHU Sebelum Pcndapatan&Biaya lain-lain 2,550,408,073 2,588,895,636
PENDAPATAN DANBIAYA LAIN_LAIN Pcndapatan lain-lain 28,403,962 (2,109,954) 26,294,008 Beban Lain-lain (2,251,016,424) (2,251,016,424)
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajall 327,795,611 364,173,220
Pajak Kini PPh Ps.29 (3,233,0001 191,751,9661
(Sumber : Data Diolah )
Hasil rekonsiliasi fiskal Laporan Perhitungan Hasil Usaha tahun 2006
sebagai berikut:
1) Behan Usaha divisi Bisnis Toko dilakukan koreksi positif dari heda
tetap hiaya PPh 21 dan Biaya promosi sehesar Rp 14.375.173. (Lihat
lampiran 4.a)
2) Beban Usaha divisi Bisnis Simpan Pinjam dilakukan koreksi positif
dari heda tetap hiaya lain-lain PKS sehesar Rp 100.000. (Lihat
larnpiran 4.a)
3) Beban Usaha divisi Perdagangan Umum clilakukan koreksi positif
dari hecla tetap hiaya promosi clan hiaya lain-lain PU sehesar
Rp 15.760.604. (lihat larnpiran 4.a)
4) Behan Usaha divisi Organisasi dilakukan koreksi positif clari heda
tetap hiaya promosi dan hiaya lain-lain umum sehesar Rp 6.205.000.
(Lihat lampiran 4.a)
5) Biaya Penyusutan dilakukan koreksi positif dari becla temporer hiaya
penyusutan Rp 2.046.785. (Lihat lampiran 4.a)
6) Penclapatan lain-lain clilakukan koreksi negatif dari heda tetap
Rp 2.109.954 penclapatan bunga cleposito/jasa giro. (Lihat lampiran
5.a)
Tabel 4.19
Rekonsiliasi fiskal Laporan Perhitungan Ilasil Usaha l(operasi Uil'l Jakarta Tahun 2007
Koreksi Fiskal
URAIAN J(on1ersil Bcda Tetap Bed a
Fiskal Temnorer
PENDAPATAN Divisi Bisnis Toko 7 ,241,661,025 7,241,661,025 Divisi Bisnis Sin1pan Pinjan1 179,585,668 179,585,668 Divisi Bisnis Perdagangan U1num (PU) 2,783,442, 172 2, 783,442, 172 Badan 166,500,000 166,500,000 Invcstasi 800,000 800,000
Total Pcndapatan 10,371,988,865 10,371,988,865
HARGAPOKOK Divisi Bisnis Tako (6,146,330,877) (6, 146,330,877) Divisi Bisnis Pcrdagangan Umu1n (PU) - -
Total Harga Pokok 6,146,330,877' (6,146,330,877\
Sisa Hasil Usaha (SHU) Kotor 4,225,657 ,988 4,225,657,988
BEBANUSAHA Divisi Bisnis Toko (766,976,627) 21,500,400 (745,476,227) Divisi Bisnis Siinpan Pinjaw (61,550,365) (61,550,365) Divisi Bisnis perdagangan U1num (PU) (390,675,448) 8,647,219 (3 82 ,028 ,229) Organisasi (168,988,838) (168,988,838) Penyusutan Aktiva Tetap (92,839,805) 660,654 (92,179,151)
Total Behan Usaha 'l,481,031,083' 11,450,222,810\ SiiU Sebclum Pendapatan&Biaya lainMlain 2,744,626,905 2, 775,435,178
PENDAPATAN DAN BIAYA LAIN_LAIN Pendapatan lain-lain 20,440,517 (7,079,760) 13,360,757 Beban Lain-lain (2,377,755,232' (2,377,755,232)
Sisa l-Iasil Usaha sebelurn Pajak 387,312,190 4!1,040,703
Paiak Kini PPh Ps.29 ( 4,533, 100) (105,812,211)
(Sumber : Data D10lah)
Hasil rekonsiliasi fiskal Laporan Perhitungan Hasi 1 U saha tahun 2007
sebagai berik:ut:
1) Beban Usaha divisi Bisnis Toko dilakukan koreksi positif dari beda
tetap biaya promosi sebesar Rp 21.500.400. (Lihat lampiran 4.b)
2) Beban Usaha divisi Perdagangan Umum dilakukan koreksi positif dari
beda tetap biaya lain-lain PU sebesar Rp 8.647.219. (lihat lampiran 4.b)
3) Bia ya Penyusutan dilakukan koreksi positif dari beda temporer biaya
4) Pendapatan lain-lain dari beda tetap
Rp 7.079.760 pendapatan bunga deposito/jasa giro. (Lihat lampiran
5.b)
4. Perhitungan Pajak Kini dan Pajak Tangguhan
a. Pajak Kini
Berdasarkan rekonsiliasi perhitungan hasil usaha tahun 2006 dan 2007
(tabel 4.18 dan 4.19), Koperasi UIN Jakarta dikenakan beban pajak PPh 29
tahun 2006 sebesar Rp 91.751.966 dan tahun 2007 sebesar Rp 105.812.211.
Pajak kini yang diakui oleh koperasi UIN Jakarta tahun 2006 dan 2007 sebesar
Rp 3.233.000 dan Rp 4.533.100. Hal ini mengakibatkan Koperasi UIN Jakarta
kurang bayar terhadap pajak kini PPh Ps 29 tahun 2006 dan 2007 sebesar Rp
88.518.966 (91.751.966-3.233.000) dan Rp 101.279.111 (105.812.211-
4.533.100). Sehingga Hutang pajak PPh 29 tahun 2006 yang dicatat sebesar
Rp 91.751.966 hams dikoreksi dengan mendebit PPh badan (kurang bayar)
sebesar Rp 88.518.966 dan Pajak dibayar dimuka sebesar Rp 3.233.000 se1ia
mengkredit hutang Pajak sebesar Rp 91.751.966. Hutang pajak PPh 29 tahun
2007 yang dicatat sebesar Rp 105.812.211 harus dikoreksi dengan mendebit
PPh badan (kurang bayar) sebesar Rp 101.279.111 dan Pajak dibayar dimuka
sebesar Rp 4.533.100, serta mengkredit hutang pajak sebesar Rp 105.812.211.
b. Pajak tangguhan
Berdasarkan analisis akun neraca dan laba rngi pada rekonsiliasi laporan
keuangan, dapat dihasilkan rekapitulasi pajak tanguhan pada lampiran.
Dengan demikian, Koperasi UIN Jakarta seharusnya
l) Mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1 Januari 2006 sebesar
!Zp 22.406.038 pada ekuitas koperasi
2) Mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan yang juga sebagai beban
pajak tangguhan tahun 2006 sebesar Rp 21.556.577.
3) Mengakui saldo akhir per 31 Desember 2006 yang juga sebagai saldo awal
1Januari2007 Aktiva Pajak Tangguhan sebesar Rp 17.320.232.
4) Mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan yang juga merupakan beban
pajak tangguhan tahun 2007 sebesar Rp 21.008.435.
5) Mengakui saldo akhir per 31 Desember 2007 Aktiva Pajak Tangguhan
sebesar Rp 37.932.059.
5. Jurnal Penyesuaian untuk Penerapan PSAK No.46
Setelah penerapan PSAK no.46 pada laporan keuangan Koperasi UIN
Jakarta, penulis menemukan beberapa penyesuaian yang harus dilakukan oleh
koperasi yang berkaitan dengan akun-akun yang berhubungan dengan
perpajakan, yaitu sebagai berikut:
a. Tahun 2006
1) Untuk mengakui saldo awal aktiva pajak tangguhan per 1 Januari 2006
pada sisi aktiva.
Aktiva Pajak tangguhan
Koreksi SHU tahun sebelumnya
22.406.038
22.406.038
2) Untuk mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan dan timbulnya
beban pajak tangguhan tahun 2006.
Behan Pajak Tangguhan 25.556.577
b. Tahun 2007
1) Untuk mengoreksi hutang PPh 29 ke dalam SHU
SHU-Pajak kini
Pajak dibayar dimuka
I-Iutang PPh 29
101.279.111
4.533.100
105.812.211
2) Untuk mengakui penurunan aktiva pajak tangguhan dan timbulnya
beban pajak tangguhan tahun 2007.
Beban Pajak Tangguhan 21.008.435
Aktiva Pajak tangguhan 21.008.435
6. Dampak Penerapan PSAK No.27 dan PSAK No. 46
Dari penelitian, dihasilkan laporan keuangan Kopernsi UIN J aka1ia berupa
Neraca dan Laporan Perhitungan hasil Usaha Tahun 2006 dan 2007 setelah
penerapan PSAK 46 yang disajikan pada tabel 4.20 dan 4.21. Dampak dari
penerapan PSAK 46 pada laporan keuangan clapat dilihat dengan
membandingkan laporan keuangan sebelum penerapan PSAK 46 dengan
laporan keuangan setelah penerapan PSAK 46 pacla tabel 4.2 dan 4.3.
Pacla neraca setelah penerapan PSAK 46, untuk tahun 2006 terclapat
penambahan aktiva Koperasi UIN Jakarta berupa aktiva pajak tangguhan
sebesar Rp 17.320.232 yang berasal dari saldo akhir aktiva pajak tangguhan
tahun 2006, sedangkan tahun 2007 sebesar Rp 37.932.059. Hal ini berarti ada
manfaat ekonomi dimasa mendatang yang akan diperoleh oleh koperasi.
Hutang pajak pada tahun 2006 clan 2007 mengalami kenaikan sebesar
Rp 91.751.966 clan Rp 105.812.211. Oleh karena itu, Koperasi UIN Jakarta
kurang bayar atas hutang pajak tahun 2006 dim 2007 sebesar Rp 88.518.966
dan Rp 101.279.111.
Aktiva
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas
Piutang Usaha
Piutang Lain-lain
Persediaan
Behan ditangguhkan
Pajak dibayar din1uka
Sewa dibayar dinu1ka
Total Aktiva Lancar
Aktiva tidak lancar
Investasi Jangka Panjang
Aktiva tctap
Gedung
lnventaris Tako
Inventaris Kantor
Akun1ulasi Penyusutan
Nilai Buku
Total Aktiva tidak lancar
Aktiva Pajak Tangguhan
TOT AL AICTIV A
KEWAJIBAN&KEKAY AAN
Kewajiban
llutang usaha
Tabel 4.20 KOPERASI UIN JAKARTA
NERACA Sctelah Penerapan PSAK 46
Per 31Descmber2006 dan 31Dcsembcr2007
2007
724,635,956
14,982,030,432
262,485,183
746,151,281
6, 100,832,847
3,811,778
70,041,700
22,889,989,177
102,993, 173
258,600,000
270,250,800
127,937,784
656,688,584
\351.053.107)
305.635.477
408,628,650
37.932.059
231336,549,886
Hutang Usaha Jangka Pendek 6,695,937,351
Hutang Pajak 101.279.111
Hutang Usaha Jangka Panjang 9,637,247,860
Total llutang Usaha 16.434.391.322
Laba belum direalisasi 3,849,043,729
Total Kewajiban 20.283.535.051
Kekayaan
Simpanan
Sin1panan Pokok 19,523,000
Simpanan Wajib 928,049,483
Sin1panan Manasuka 618,175,899
Total Simpanan 1,565,748,382
Penyertaan Modal Pihak III 830,000,000
Cadangan 347,504,861
SHU Tahun berjalan 309.761.592
2006
249, 188, 179
13,156,772,124
155,756,400
379,979,889
4,541,048,949
2,096,800
-18,484,842,341
103,225,816
258,600,000
190,183,020
67,987,577
516, 770,597
(273.595.170)
243.175.427
346,401,243
17.320.232
18.848,563,816
6,04 7,006,522
88.518.966
7,401,003,454
13.536.528.942
3,599,015,825
17.135.544.767
13,841,000
685,439,037
507,145,963
1,206,426,000
16,677,978
258,841,575
275.654.254
Pada Laporan Perhitungan Hasil Usaha setelah penerapan PSAK 46, untuk
tahun 2006 dihasilkan SHU bersih setelah pajak sebesar Rp 275.654.254 yang
berasal dari SHU bersih sebelum pajak Rp 364.173.220 dikurangi dengan
pajak kini (Rp 88.518.966) dan pajak tangguhan (Rp 25.556.577), sedangkan
untuk tahun 2007 dihasilkan SHU bersih setelah pajak sebesar
Rp 309.761.592 yang berasal dari SHU bersih sebelum pajak Rp 411.040.703
dikurangi dengan pajak kini (Rp 101.279.111) dan pajak tangguhan
(Rp 21.008.435).
Tabel 4.21 KOPERASI UIN SY ARIF HIDA YATULLAB JAKARTA
LAPORAN PERHITUNGAN BASIL USABA Setelah Penernpan PSAK 46 Untuk Periode 31 Dcsember 2006 dan 2007
KETERANGAN 2006 2007 PENDAPATAN
Divisi Bisnis 1'oko 4.571.457.368 7.241.661.025 Divisi Bisnis Simpan Pinjam 167.377.799 179.585.668 Divisi Bisnis Perdagangan Umum (PU) 2.517.599.498 2. 783.442.172 Badan 132.000.000 166.500.000 Jnvestasi 20.100.000 800.000
Total Pendapatan 7 .408.535.165 10.371.988.865
BARGAPOKOK Divisi Bisnis Toko (3.886.191.031) (6.146.330.877) l)ivisi Bisnis Perdagangan Umun1 (PU) (19.895.000) -
Total Barga Pokok (3.906.086.031) ( 6.146.330.877)
Sisa Basil Usaha (SHU) Kotor 3.502.449.134 4.225.657.988
BEBANUSAHA Divisi Bisnis Toko (399.552.765) (745.476.227) Divisi Bisnis Simpan Pinjam (43.900.000) (61.550.365) Divisi Bisnis perdagangan U1nurn (PU) (280.896.156) (382.028.229) Organisasi (118.000.865) (168.988.838) Penyusutan Aktiva Tetap (71.203.712) (92.179.151)
Total Behan Usaha (913.553.498) (l.450.222.810) SI-IU Sebelum Pendapatan&Biaya lain-lain 2.588.895.636 2.775.435.178
PENDAPATAN DAN BIA YA LAIN_LAIN Pendapatan lain~lain 26.294.008 13.360.757 Behan Lain~tain (2.251.016.424) (2.377.755.232)
Sisa Hasil Usaha Sebelum Pajak 364.173.220 411.040.703
Pajak Penghasilan badan Pajak kini (88.518.966) (101.279.111) Pajak Tangguhan (25,556,577) (21,008,435)
SISA HASIL USAHA BERSIH 275.654.254 309.761.592
(Sumber : Data diolah)
Dampak dari tidak diterapkannya PSAK 27 dan PSAK 46 pada laporan
yang disajikan selama ini belum menggambarkan laporan yang sesuai dengan
aturan dan standar yang berlaku (PSAK 27) dan tidak dapat disajikannya
Laporan Promosi Ekonomi Anggota. Laporan promosi ekonomi anggota
adalah laporan yang memperlihatkan manfaat ekonomi yang diperoleh
arrggota koperasi selama satu tahun (IA!, 2004:27). Laporan promosi ekonomi
anggota merupakan wnjud dari pencapaian tujuan koperasi. Hal ini hams
dipahami benar oleh pihak-pihak di dalam maupun di luar koperasi, agar
koperasi ditempatkan pada posisi yang tepat dan tidak disalahtafsirkan dalam
mi:ngevaluasi kinerjanya.
Tidak disajikannya taporan promosi ekonomi anggota, maka Koperasi
UIN Jakarta tidak dapat memperlihatkan seberapa besar manfaat ekonomi
yang akan diterima oleh masing-masing anggota koperasi. Sehingga Koperasi
UIN Jakarta belum dapat mengetahui sejauh mana efektivitas akan kinerja
para pengurus dalam mengelola koperasi sesuai dengan asas dan tujuan
koperasi, yaitu memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Apabila Koperasi UIN tetap menyajikan laporan keuangannya tidak sesuai
dengan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi, maka Koperasi UIN Jakarta
tidak dapat mengetahui bagaimana perkembangan kinerja koperasi itu sendiri
kembali kepada tujuan dan konsep dasar dibentulmya suatu koperasi. Tujuan
dasar koperasi yang ada tidak menitikberatkan kepada keutungan materil,
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Lain halnya dengan perusahaan
komersil yang berorientasi pada Keuntungan. Jilrn ha! ini terns berlangsung,
operasional Koperasi UIN Jakarta tidak bedanya dengan perusahaan
perusahaan komersil lai1mya yang lebih berorientasi pacla keuntungan.
Hasil analisa, Koperasi UIN belum menerapkan PSAK 46 dalam
menyaj ikan la po ran keuangannya. Analisa terse but menghasilkan bahwa
apabila Koperasi UIN Jakarta menerapkan PSAK 46, maka akan terjadi
kenaikan SHU sebelum pajak yang dibuat oleh penulis clibandingkan dengan
SHU scbelum pajak yang dibuat oleh manajemen Koperasi. Hal ini
berpengruh terhadap besar kecilnya jumlab pajak terhutang yang menjadi
kewajiban koperasi dalam hal perpajakan dalam masing periode akuntansi
(tahun 2006 clan 2007). Dan hasil dari analisa, pajak terhutang Koperasi UIN
Jakarta kurang bayar pada tahun 2006 clan 2007 sebesar
Rp 88.096.800(90.613.766-2.096.800) clan Rp 105.090.889 (101.279.111-
3.811.788). Dengan demikian, Koperasi UIN Jakarta tidak mernatuhi
kebijakan fiskal yang ditetapkan pernerintab clan rnelakukan tindakan yang
rnerugikan Negara dengan tidak melaporkan hutang pajaknya sesuai dengan
fakta yang harus diungkapkan.
Narnun, apabila Koperasi UIN telah rnenyajikan laporan keuangannya
sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku urnurn di Indonesia yaitu PSAK
27 dan PSAK 46, banyak keuntungan yang akan dipero.leh, antara lain:
a. Pada saat laporan keuangan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, akan
mernpermudah proses audit khususnya aktrn-akun perpajakan. Karena
laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan PSAK 27 dan PSAK 46
yang didukw1g dengan data-data yang memadai.
b. Pada saat pelaporan SPT Tahunan ke kantor pajak, Koperasi UIN Jakarta
dapat memberikan data-data yang diperlukan secara lengkap. Apabila akan
dilakukan pemeriksaan pajak, Koperasi UIN Jakarta sudah mempersiapkan
dengan baik.
c. Koperasi UIN Jakarta dapat mengetahui efektivitas kinerja dalam
mengelola koperasi sesuai dengan asas dan tujuan koperasi yang
sesungguhnya.
A. Kesimpulan
BABV
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan pembahasan dan analisis yang dilakukan pada bah IV, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Selama ini Koperasi UIN Jakarta belum menerapktm PSAK 27 mengenai
akuntansi koperasi dalam menyajikan laporan keuangam1ya.
2. Pada tahun 2006 dan 2007 Koperasi UIN Jakarta tidak menyajikan
Laporan Promosi Ekonomi anggota, di mana Laporan Promosi Ekonomi
anggota merupakan wujud dari pencapaian tujuan koperasi dan indikator
dalam mengevaluasi kinerja yang telah dilakukannya selama ini.
3. Selama ini Koperasi UIN Jakarta juga belum menerapkan PSAK 46
mengenai akuntansi pajak penghasilan khususnya untuk pajak tangguhan.
4. Dengan penerapan PSAK 46, untuk tahun 2006 dihasilkan beban pajak
kini sebesar Rp 88.518.966, dan beban pajak tangguhan (deferred tax
expense) sebesar Rp 25.556.577 karena ada penambahan pajak di masa
mendatang yang belum dicatat oleh Koperasi UJN Jakarta. Sedangkan
untuk tahun 2007, dihasilkan beban pajak kini sebesar Rp 101.279.111 dan
beban pajak tangguhan (deferred tax expense) sebesar Rp 21.008.435
karena adanya penambahan pajak di masa mendatang yang akan datang.
Pada neraca Koperasi UIN Jakarta muncul pas barn, yaitu aktiva pajak
tangguhan. Hal ini berarti ada manfaat ekonomi sebesar Rp 3 7 .932.059
untuk tahun 2006 dan Rp 17.320.232 untuk tahun 2007 di masa
Perhitungan Hasil Usaha muncul beban pajak tangguhan sebesar
Rp 25.556.577 sehingga te1jadi penurunan ~HU setelah pajak dari
Rp 364.173.220 menjadi Rp 275.654.254 untuk tahun 2006 dan beban
pajak tangguhan sebesar Rp 21.008.435 sehingga terjadi penurunan SHU
setelah pajak dari Rp 411.040.703 menjadi Rp 309.761.592 untuk tahun
2007.
B. Implikasi
I. Koperasi UIN Jakarta seharusnya menerapkan pemisahan transaksi dari
anggota dan non-anggota, sehingga Laporan Perhitungan Hasil Usaha
lebih relevan terhadap sumber pendapatan yang diterima oleh koperasi
terse but.
2. Koperasi UIN Jakarta seharusnya menyajikan Laporan Promosi Ekonomi
Anggota, sehingga Koperasi UIN Jakarta dapat mengetahui efektivitas
kinerjanya sesuai dengan asas dan tujuan koperasi sesungguhnya.
3. Dengan menerapkan PSAK 27 tentang akuntansi koperasi pada laporan
keuangan Koperasi UIN Jakarta, koperasi dapat menjalankan usaha sepe1ii
layaknya perusahaan lain bukan koperasi, namun tetap sesuai dengan
tujuan dasarnya sebagai gerakan ekonomi rakyat dan soko guru
perekonomian nasional yang berpihak kepada rakyat kecil.
4. Koperasi UIN Jakaiia seharusnya mengakui adanya penghasilan (beban)
pajak tangguhan berdasai·kan beda temporer yang te1jadi pada Laporan
Perhitungan Hasil Usaha, sehingga mencerminkan beban pajak yang
sebenarnya.
5. Beda temporer yang te1jadi akibat adanya konsekuensi pajak dimasa
mendatang dan kompensasi rugi sejak tahun 2006-2007 seharusnya
ditampakkan pada laporan keuangan Koperasi Ull\ Jakarta dalam bentuk
aktiva (kewajiban) pajak tangguhan.
6. Dengan menerapkan PSAK 46 tentang akuntansi pajak penghasilan pada
laporan keuangan Koperasi UIN Jakarta, koperasi dapat mengakui manfaat
pajak dimasa yang akan datang yang dapat diberlakukan sebagai
pengurang dari beban pajak kini yang harus dikeluarkan Koperasi UIN
Jakarta pada tahun 2007 dan tahun-tahun berikutnya.
Daftar Pustaka
~ Dinas Koperasi."Undang-undang Koperasi no 25. tahun 1992", artikel ini diakses tanggal 16 juni 2008 pada http://www.papua.go.id/ddpkoperasi/uu25-1992a.html
Djarot, Sutrisno,"Menggugal Keadi/an Pajak", Majalah Pusat Informasi Perkoperasian Edisi Ke.278, Jaka1ta: 2006
Hamid, Abdul. " Buku Panduan Penu/isan Sla-ipsi " FEIS UIN Jakarta: Jakarta, 2005
Hardi."Perhitungan Pqjak Tangguhan atas Penyusutan Aktiva Tetap",artikel ini diakses tanggal 16 juni 2008 pada http://hardijma.wordpress.com/2008/04/28/perhitungan-pajak-tangguhanatas-penyusutan-aktiva-tetap/
. Hidayat, Nur. " Mengungkap Kemba/i Aspek Pe1pajakan Koperasi " Jumal Perpajakan Indonesia, Volume 4: Jakarta, 2005
Ikatan Akuntan lndonesia, " Standar Akuntansi Keuangan", Salemba Empat: Jakarta, 2004
Ikopin."Pedoman Umum Akuntansi Koperasi", KMN KUKM: Jakarta, 2001
Indriartoro, nur dan bambang supomo. " Metodologi Penelitian Bisnis untuk Alcuntansi dan Manajemen ", BPFE Yogyakarta: Yogyakarta, 2002
Ismanidar, Nur. "Rancangan Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK No.45 dengan Kepatuhan Perpajakan pada Yayasan Bina Antar Budaya" , Slaipsi: Jakarta, 2006
Kieso.D. E., Weygand & Warfield. "lntermediete Accounting (tenth edition)". John Wiley ans Sons, Inc, New York, 2001
Koperasi UIN Syarif Hidayatullah "Profi/ Koperasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta",UIN Jakarta Press: Jakarta, 2006
-Kopkari."Definisi Koperasi", artikel ini dikases pada timggal 16 juni 2008 pada.http :/ /kopkarisejahtera.wordpress .com/2007/12/3 01 d efinisi-koperasi/
Mardiasmo. "Pe1pajakan Edisi Revisi ",Andi Yogyakarta: Yogyakarta, 2003
Mulyono, Djoko, "Akuntansi Paja/(', Andi Y ogyakarta: Yogyakarta, 2006
Nuno, Hanafi. "Buku Saku Perpajakan Indonesia", Karisma: Jakarta, 2002
Priantara, Diaz." Pemeriksaan dan penyidikan Pajak", Dja:mbatan: Jakarta, 2000
Resmi, Siti."Perpajakan", Salemba Empat: Jakarta, 2007
Riyanto, Wahid."Analisis Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan(Studi Kasus Pada PT"X")", skripsi: Jakarta, 2008
Rudianto. "Akuntansi Koperasi Konsep dan Tehnik Penyusunan Laporan Keuangan", Grasindo: Jakarta, 2006
Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian.Rajawali:Jakarta, 1990
Undang-undang Republik Indonesia. " Undang-undang Pajak dan PTKP 2000 ", Mitrawacana media: Jakarta, 2006
Waluyo, Wirawan, Ilyas. "Pe1pajakan Indonesia", Salemba Empat: Jakaiia, 2000
Widjayatunggal, Amien, "Akuntansi Untuk Koperasi", Rineka Cipta: Jakarta, 2002
Lampiran 1 Penambahan dan Pcnurunan Aktiva Tetap tahun 2006 dan 2007 menurut Almntansi
Aktiva Tetap Menu rut Akuntansi l'h 2006 di Nernca
Saldo Penambahan Pengurangan Saldo Akhir Awai
llarga Perolchan
Bangunan 258,600,000 - - 258,600,000
Inventaris Kantor 40,486,777 16,798,600 - 57,285,377
Inventaris Toko 141,870,340 13,280, 180 - 155, 150,520
Jumlah 440,957,117 30,078,780 - 471,035,897
Akuntulasi Penyusutan
Ban gun an 87,622,313 25,860,000 - 113,482,313
Invebtaris l(antor 10,679,087 23,303, 145 - 33,982,232
Inventads Toko 77,154,014 32,993,253 - 116,157,267
Ju1nlah 175,465,414 88,156,398 - 263,621,812
(Sumber : Dato Diolah)
Aktiva 1'etap Menurut Akuntansi Th 2007 di Neraca
Saldo Penambahan Pengurangan Saldo Akhir A\val
llarga Pcrolehan
Bangunan 258,600,000 - - 258,600,000
Inventaris Kantor 57,285,377 70,552,407 - 127,837,784
Inventaris Toko 155,150,520 115, 100,280 - 270,250,800
Jumlah 471,035,897 185,652,687 - 656,688,584
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 113,482,313 25,860,000 - 139,342,313
Invebtaris Kantor 33,982,232 31,704,358 - 65,686,590
Inventaris Toko 116, 157,267 35,275,805 - 151,433,073
Jumlah 263,621,812 92,840,163 - 356,461,976
(Sumber : Data d10lah)
Lampiran 2 : Pcnambahan dan Pcnurunan Aktiva Tctap tahun 2006 dan 2007 mcnurut Fiskal
Aktiva 1'etap l\1cnurut Fiskal Th 2006 di Neraca
SaldoAwal Pcna1nbahan Pengurangan Saldo Akhir
Harga Perolehnn
Bangunan 258,600,000 - - 258,600,000
Inventaris Kantor 40,483,777 16,798,600 - 57,282,377
Inventaris Toko 141,870,340 13,280,180 - 155,150,520
Jumlah 440,954, 117 30,078,780 - 471,032,897
Akumulasi Penyusutan
Bangunan 87,622,313 25,860,000 - 113,482,313
Invcbtaris Kantor 20,978,977 14,426,240 - 35,405,217
Inventaris Toko 73,312,014 30,917,472 - 104,229,486
Jurnlah 181,913,304 71,203,712 - 253,117,016
(Sumber: Data Diolah)
Aktiva Tctap I\tlenurut Fiskal Th 2007 di Neraca
Saldo Awai Penambahan Pcngurangan Saldo Akhir
llarga Perolehan
Bangunan 258,600,000 - - 258,600,000
Inventaris Kantor 57,282,377 70,552,407 - 127,834,784
Inventaris Toko 155, 150,520 115,100,280 - 270,250,800
Ju1nlah 4 71,032,897 185,652,687 - 656,685,584
Akumulasi Pcnyusutan
Bangunan 113,482,313 25,860,000 - 139,342,313
Invebtaris Kantor 35,405,217 31,935,569 - 67,340,786
Inventaris Toko I 04,229,486 34,383,582 - 138,613,068
Jun1lah 253,117,016 92,179,151 - 345,296,167
(Sumber : Data D1olah)
Lampiran 3 : Rekapitulasi pajak Tangguhan Koperasi UIN Jakarta tahun 2006 dan 2007
Rekapitulasi Pajak Tangguhan
2006 2007
Uraian Saldo Awai Penambaha11 SaldoAkhir Saldo Awai Penambahan SaldoAkhir (Penurunan) (Penurunan)
Penyusutan Aktiva tetap 1,935,267 (5,085,806) (3, 150,539) (3, 150,539) (198,304) (3,348,843) Cadangan Piutang Tak
Tertagih 20,470,771 (20,470,771) 20,470,771 20,470, 771 (20,810,131) 41,280,902 Jumlah 22,406,038 (25,556,577) 17,320,232 17,320,232 (21,008,435) 37,932,059
,Sumber: Data Diolah)
99
Lampiran 4-a : Rincian Bcban Usaha Kopcrasi UIN Jakarta tahun 2006 mcnurut almntansi dan fiskal
KOPERASI VIN SY ARIF HIDA YATULLAH JAKARTA
RINCIAN BEBAN USAHA
Untuk Periode yang Berakhir 31Desentber2006
l(oreksi Fiskal
Komersil Beda Tetap Beda Temporer
Behan Divisi Bisnis Toko
Gaji Pega\vai 201,451,858 THRPegawai 17,256,000 Kesekretariatan dan ATK 4,869,079 Lembur 21,659,000 Listrik 19,304,685 Telepon 7,026,609 Perlengkapan 2,770,568
Pemeliharaan Gedung 4,865,300
Keperluan Sehari-hari 15,307,860
Pemeliharaan Inventaris 4,628,000 Transportasi 3,736,200
Pajak PPh 21 415,800 (415,800) Keamanan dan Kebersihan 4,728,582
Pemeliharaan kesehatan karya\van 6,914,624 Fee toko pada badan 54,000,000
Sc\Va lokasi usaha 26,250,000
Pron1osi 13,959,373 (13,959,373) Bonus Penjualan 2,850,000
Pera\vatan kendaraan 0
Pajak rcklarne 0 Pajak keluaran atas tagihan rcktorat 0
Operasional 1,934,400
413,927,938 (14,375,173)
Beban Divisi Bisnis Simpan Pinjam Gaji Pegawai SP 7,075,000
THR Pegawai SP 0 Transportasi 760,000
Kesekretariatan dan ATK 830,000
Fee SP kepada badan 22,000,000
Discount Penjualan PKS 13,235,000
Penyisihan Piutang SP dan PKS tak tertagih 0 Lain-lain PKS 100,000 (100,000)
44,000,000 (100,000)
Behan Divisi Bisnis Perdagangan Un1un1 (PU) Gaji pegawai PU 44,113,900
THR Pegawai PU 3,126,500
Kesekretariatan dan ATK 1,381,500
Transportasi 15,632,600
Konsurnsi rapat PU 70,000
Bonus Penjualan 224,000 -· -·. ., 0 • t/' ,,..,,.."" ,., ...
Fiskal
201,451,858
17,256,000
4,869,079
21,659,000
19,304,685
7,026,609
2,770,568
4,865,300
15,307,860
4,628,000
3,736,200
0
4, 728,582
6,914,624
54,000,000
26,250,000
0 2,850,000
0
0
0
1,934,400
399,552,765
7,075,000
0
760,000
830,000
22,000,000
13,235,000
0
0
43,900,000
44,113,900
3,126,500
1,381,500
15,632,600
70,000
224,000 1 1,.;. .,.,&: '> 1 n
Promosi 6,871,604 (6,871,604) 0
Se\va Lokasi Usaha 1,705,275 1,705,275
Denda Pembayaran hutang bank Mega 642,062 642,062
Biaya LS ATK UIN 6,460,000 6,460,000
Pajak K.endaraan 0 0 lain-lain PU 8,889,000 (8,889,000) 0
296,656,760 (15,760,604) .
280,896,156
Beban Divisi Um um dan Administrasi
1.-Jonor pengurus 33,050,000 33,050,000
THRAnggota 50,286,500 50,286,500
Kesekrttariatan dan ATK 13,386,065 13,386,065
Rapan Mingguan&Tahunan 13,756,100 13,756,100
Transportasi 2,719,000 2,719,000
Insentif Potong Gaji Pcga\vai 3,342,700 3,342,700
Pe111eliharaan Inventaris Kantor 1,460,500 1,460,500
Pron1osi 2,400,000 (2,400,000) 0 Lain-lain Umu1n 3,805,000 (3,805,000) 0
124,205,865 (6,205,000) !18,000,865
Behan Penyusutan 73,250,498 (2,046, 786) 71,203,712
TOTAL BEBAN USAHA 952,041,061 (36,440, 777) (2,046,786) 842,349,786
(Sumber : Data D10lah)
Lampiran 4-b : Rincian Beban Usaha Kopernsi UIN Jakarta talnm 2007 menurut akuntansi dan fiskal
KOPERASI VIN SY ARIF HIDA YA TULLAH JAKARTA
RINCIAN BEBAN USAHA
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2007
J(oreksi Fisk.al
J(on1ersil Beda Tetap Beda Temporer
Behan Divisi Bisnis Tako
Gaji Pega\vai 388,988,862
THR Pega\vai 30,632,416
Kesekretariatan dan ATK 10,617,890
Lembur 6,353,300
Listrik 41,308,880
Telepon 7,631,545
Perlengkapan 19,421,441
Pemeliharaan Gedung 22,937,700
Keperluan Sehari-hari 9,112,603
Pen1eliharaan Inventaris 5,482,600
Transportasi 14,239,915
Pajak PPh 21 0
Keamanan dan Kebersihan 5,210,550
Pcmeliharaan keschatan karya\van 5,967,985
Fee toko pada badan 77,500,000
Se\va lokasi usaha 72,533,996
Promosi 21,500,400 (2 I ,500,400 I
Bonus Penjualan 19,491,048
Perawatan kendaraan 5,541,000
Pajak reklame 927,000
Pajak keluaran atas tagihan rektorat 1,532,496
Operasional 45,000
766,976,627 (21,500,400 I
Behan Divisi Bisnis Sin1pan Pinjam
Gaji Pcgawai SP 3,300,000
THR Pcgawai SP 500,000
Transportasi 480,000
Kesekretariatan dan ATK 145,000
Fee SP kcpada badan 29,000,000
Discount Penjualan PKS 27,275,365
Penyisihan Piutang SP dan PKS tak tertagih 850,000
Lain-lain PKS 0
61,550,365
Behan Divisi Bisnis Perdagangan Un1um (PU)
Gaji pegawai PU 89,594,894
THR Pegawai PU 4,428,000
Kesekretariatan dan ATK 4,311,700
Transpo1tasi I0,232,400
Konsumsi rapat PU 0 Or>nHC o~ ... ;,,<>l<>n 1.:;n nnn
Fiskal
388,988,862
30,632,416
10,617,890
6,353,300
41,308,880
7,631,545
19,421,441
22,937,700
9,112,603
5,482,600
14,239,915
0
5,2!0,550
5,967,985
77,500,000
72,533,996
0
19,491,048
5,541,000
927,000
1,532,496
45,000
745,476,227
3,300,000
500,000
480,000
145,000
29,000,000
27,275,365
850,000
0
61,550,365
89,594,894
4,428,000
4,311,700
10,232,400
0 1 "(\ (\(\(\
Bagi Basil Usaha Investasi anggota 57,400, 100 57,400,100
Promosi 0 0
Sewa Lokasi Usaha 0 0
Denda Pen1bayaran hutang bank Mega 415,873 415,873
Biaya LS A TK UIN 204,000 204,000
Pajak Kendaraan 483,500 483,500
lain-lain PU 8,647,219 (8,647,219) 0
390,675,448 (8,647,219) 382,028,229
Behan Divisi Um um dan Administrasi
I-Ionor pengurus 40,950,000 40,950,000
THRAnggota 102, 115,000 102, 115,000
Kesekretariatan dan ATK 2,383,900 2,383,900
Rapan Mingguan&Tahunan 14,225,100 14,225,100
Transportasi 5,958,338 5,958,338
Insentif Potong Gaji Pega\vai 2,860,500 2,860,500
Pemeliharaan Inventaris Kantor 496,000 496,000
Pron1osi 0 0
Lain-lain Umum 0 0
168,988,838 168,988,838
Beban Penyusutan 92,839,805 (660,654) 92,179,151
TOTAL BEBAN USAHA 1,481,031,083 (30,147,619) (660,654) 1,358,043,659
(Sumber : Data D1olah)
Lampiran 5-a : Rincian Pendapatan Lain-lain dan Behan Lain-lain Koperasi UIN Jakarta tahun 2006
KOPERASI UIN SY ARIF HIDAY A TULLAH JAKARTA
RINCIAN PENDAPA TAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA
Untuk Periode yang Berakhir 31 Dese1nber 2006
J(oreksi Fiskal
URAIAN l(on1ersil Beda ~retap Reda
Ten1porer
PENDAPATAN LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis Toko Pcndapatan Biaya Materai 2,905,665
Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis SP
Pendapatan Piutang tak tertagih 1,819,200
Pendapatan Lain-lain Div.Bisnis PU
Bagi hasil Tabungan BM! 321,023 (321 ,023)
Bagi Hasil Mudhorobah 1,738,569 (l, 738,569)
Jasa Giro Bank Mega 50,362 (50,362)
Jasa Tabungan Bank BNI 0
Komisi Asuransi Takaful 2,271,150
pendapatan Lain-lain 1,777,993
6,159,097 (2, 109,954)
Pcndapatan Lain-lain Div. Badan
Pendapatan Tanah 15,010,000
Lain-lain 2,510,000
17,520,000
Total Pendapatan Lain-lain 28,403,962
BEBAN LAIN_LAIN
Behan Lain-lain Div. Bisnis Toko
Administrasi Bank 2,852,462
Bagi Hasil ke Div. Bisnis PU 32,129,608
Pcnghapusan Piutang Toko 0
Risiko Kehilangan Barang toko 17,573,330
52,555,400
Behan lain-lain Div. Bisnis SP
Bagi I-lasil kc Div. Bisnis PU 1,724,561
Bunga Pinjaman Bank Yudha 25,513,044
Penghapusan Piutang Minus Assalam 1,700,000
Notaris, Provisi, Administrasi Bank 264,000
29,201,605
Behan Lain-lain Div. BisnisPU
Notaris, Provisi, dan Administrasi Bank 77,413,679
Bunga Pinjaman Bank Mega 49,745,220
Bunga Pinjaman Bank BHS 1,348,125,119
Bunga Pinjaman Bank Yudha 269,372,285
Bagi Hasil bank Muamalat 329,715,357
Pe:nvi~ihan PintflnP' tak tertaP'ih 0
Fiskal
2,905,665
1,819,200
0
0
0
0
2,271,150
1,777,993
4,049,143
15,010,000
2,510,000
17,520,000
26,294,008
2,852,462
32,129,608
0
17,573,330
52,555,400
1,724,561
25,513,044
1,700,000
264,000
29,201,605
77,413,679
49,745,220
1,348,125,119
269,372,285
329,715,357
0
Behan Lain-lain Div. Badan
Kerugian atas Penghapusan Aktiva tetap 920,732 920,732
Kerugian atas penjualan aktiva tetap 0 0
Kerugian atas penghentian operasional moko 0 0
Perbaikan gedung 25,225,000 25,225,000
Behan Kecelakaan 0 0 Kerugian Piutang selisih pengurus lama 11,815,557 11,815,557
37,961,289 37,961,289
Total Behan Lain-Lain 2,251,016,424 (2,109,954) 2,248,906,470
Sumber : data Diolah)
Lampiran 5-b : Rincian Pendapatan Lain-lain dan Beban Lain-lain Koperasi UIN Jakarta
tahun 2007
KOPERASI UIN SY ARIF HIDA YA TULLAI-1 JAKARTA
RINCIAN PENDAPATAN DAN BEBAN DI LUAR USAHA
Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2007
l{oreksi Fiskal
URAIAN I<.omersil Bed a Bed a Tctari Temporcr
PENDAPA TAN LAIN-LAIN
Pendapatan Lain-lain Div. Bisnis Toko
Pendapatan Biaya Materai 6,231,377
Pcndapatan Lain-lain Div. Bisnis SP
Pendapatan Piutang tak tertagih 3,278,230
Pendapatan Lain-lain Div.Bisnis PU
Bagi hasil Tabungan BM! 866,874 (866,874)
Bagi 1-!asil Mudhorobah l 90,840 (l 90,840)
J asa Giro Bank Mega 22,046 (22,046)
Jasa Tabungan Bank BNl 6,000,000 (6,000,(100)
Komisi Asuransi Takaful 0
pendapatan Lain-lain 3,851, 150
lu,930,910 (7,079,760)
Pendapatan Lain-lain Div. Badan
Pendapatan Tanah 0
Lain-lain 0
0 --Total Pendapatan Lain-lain 20,440,517
BEBAN LAIN_LAIN
Behan Lain-lain Div. Bisnis Toko
Administrasi Bank 2,353,483
Bagi 1-!asil kc Div. Bisnis PU 9,180,604
Penghapusan Piutang Toko 9,772,315
Risiko I(ehilangan Barang toko 23,143,323
44,449,725
Behan lain-lain Div. Bisnis SP
Bagi I-Iasil ke Div. Bisnis PU 0
Bunga Pinjarnan Bank Yudha 17,008,710
Penghapusan Piutang Minus Assalam 0
Notaris, Provisi, Administrasi Bank 176,438
17,185,148
Behan Lain-lain Div. BisnisPU
Notaris, Provisi, dan Administrasi Bank 105,506,137
Bunga Pinjaman Bank Mega 15,116,219
Bunga Pinjaman Bank Bl-IS 1,542, 153,544
Bunga Pinjaman Bank Yudha 452,863,030
Bagi Hasil bank Muarnalat 127,587,695 -· .. 1 'l., 1 ')"{\
Fiskal
6,231,377
3,278,230
0
0
0
0
0
3,851,150
3,851,150
0
0
0
13,360,757
2,353,483
9,180,604
9,772,315
23,143,323
44,449,725
0
17,008,710
0
176,438
17,185,148
105,506,137
15,116,219
1,542,153,544
452,863,030
127,587,695
1 ''' ?nn
Beban Lain~lain Div. Badan Kerugian atas Penghapusan Aktiva tetap 11, 752,831 11,752,831
Kerugian atas penjualan aktiva tetap 7,300,000 7,300,000
Kerugian atas penghentian operasional moko 16,500,000 16,500,000
Perbaikan gedung 0 0
Beban Kecelakaan l,475,823 1,475,823
Kerugian Piutang selisih pengurus lama 10,000,000 10,000,000
47,028,654 47,028,654
Total Beban Lain-Lain 2,377,755,232 (7,079,760) 2,370,675,472
Sumber : Data Diolah)
UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 25 TAHUN 1992 (25/1992)
Tanggal: 21OKTOBER1992 (JAKARTA)
Tentang: PERKOPERASIAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,
Menimbang:
a. Bahwa Koperasi, baik sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun sebagai badan usaha berperan sei1a untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam tata perekonomian nasional yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;
b. Bahwa Koperasi perlu lebih membangun dirinya dan dibangun menjadi kuat dan mandiri berdasarkan prinsip Koperasi sehingga mampu berperan sebagai sokoguru perekonomian nasional;
c. Bahwa pembangunan Koperasi merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah dan seluruh rakyat;
d. Bahwa untuk mewujudkan hal-hal tersebut dan menyelaraskan dengan perkembangan keadaan, perlu mengatur kembali ketentuan tentang perkoperasian dalam suatu Undangundang sebagai pengganti Undang-undang Nomor 12 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian;
Mengingat:
Pasal 5 ayat (!), Pasal 20 ayat (1), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;
Dengan persetujuan
DEW AN PER W AKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
UNDANG-UNDANG TENTANG PERKOPERASIAN.
BAIH KETENTUAN UMUl\II
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
2. Perkoperasian adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan Koperasi. 3. Koperasi Primer adalah Koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan orang-seorang.
5. Gerakan Koperasi adalah keseluruhan organisasi Koperasi yang bersifatterpadu menu ju tercapainya Koperasi.
BAB II LANDASAN, ASAS, DAN TUJUAN
Bagian Pertama
Landasan dan Asas
Pasal 2
clan kegiatan perkoperasian cita-cita bersan1a
Koperasi berlandaskan Paneasila dan Undang-Undang Dasar 1945 se11a berdasar atas asas kekeluargaan.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khusus.nya dan masyarakat pada umun1nya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional clalan1 rangka me\vujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila clan Undang-Undang Dasar 1945.
BABIII FUN GS!, PERAN, DAN PRINSIP KOPERASI
Fungsi dan peran Koperasi adalah:
Bagian Pertama Fungsi dan Peran
Pasal 4
a. membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya;
b. berperan serta secara a1'1if dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan 1nasyarakat;
c. memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan Koperasi sebagai sokogurunya;
d. berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan pernkonomian nasional yang n1erupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan de1nokrasi ekono1ni.
Bagian Kedua Prinsip Koperasi
Pasal 5
(I) Koperasi melaksanakan prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka; b. pengelolaan dilakukan secara demokratis; c. pembagian sisa basil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing-masing anggota; d. pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal; e. kemandirian.
(2) Dalam mengembangkan Koperasi, maka Koperasi melaksanakan pula prinsip Koperasi sebagai berikut:
a. Pendidikan perkoperasian; b. Ke1ja Sama antarkoperasi.
BAB IV PEMBENTUKAN
Bagian Pertama Syarat Pembentukan
Pasal 6
(1) Koperasi Primer dibentuk oleh selrnrang-kurangnya 20 (duapuluh) orang.
(2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi.
Pasal 7
(I) Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar.
(2) Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Pasal 8
Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) memuat sekurang-kurangnya:
a. daftar nama pendiri; b. nama dan tempat kedudukan; c. maksud dan tujuan serta bidang usaha; d. ketentuan mengenai keanggotaan; e. ketentuan mengenai Rapa! Anggota; f. ketentuan mengenai pengelolaan; g. ketentuan mengenai permodalan; h. ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
k-P.tP.ntnnn mP.nP-f':n:::ii nP-tnhnP-inn sisa hasi1 nsaha:
Bagian Kedua Status Badan Hukum
Pasal 9
Koperasi memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh Pemerintah.
Pasal 10
(I) Untuk mendapatkan pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian Koperasi.
(2) Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.
(3) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Serita Negara Republik Indonesia.
Pasal ll
(I) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan penolakan diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam. waktu paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.
(2) Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat mengajukar: permintaan ulang dalam wak'tu paling lama I (satu) bulan sejak diterimanya penolakan.
(3) Ke]Oc!usan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam jangka waktu paling lama I (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan permintaan ulang.
Pasal 12
(I) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapa! Anggpta.
(2) Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha Koperasi dimintakan pengesahan kepada Pemerintah.
Pasal 13
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan atau penolakan pengesahan akta pendirian, dan perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal I 0, Pasal 11, dan Pasal 12 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
(I) Untuk keperluan pengembangan dan/atau efisiensi usaha, satu Kop,;rasi atau lebih dapat:
a. menggabungkan diri me1tjadi satu dengan Koperasi lain, atau b. bersama Koperasi lain meleburkan diri dengan membentuk Koperasi baru.
(2) Penggabungan atau peleburan dilakukan dengan persetujuan Rapat Anggota masing-masing Koperasi.
Bagian Ketiga Bentuk clan Jenis
Pasal 15
Koperasi clapat berbentuk Koperasi Primer atau Koperasi Sekuncler.
Pasal 16
Jenis Koperasi didasarkan pacla kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
BABY KEANGGOTAAN
Pasal 17
(I) Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dicatat dalam buku daftar anggota.
Pasal 18
(I) Yang dapat menjadi anggota Koperasi ialah setiap warga negara Indonesia yang mampu melakukan tindakan hukum atau Kope'"1si yang 1nemenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
(2) Koperasi dapat memiliki anggota luar biasa yang persyaratan, ha~, dan kewajiban keanggotaannya ditetapkan dalam Anggaran Dasar.
Pasal 19
(!) Keanggotaan Koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha Koperasi.
(2) Keanggotaan Koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dipenuhi.
(3) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipinclahtangankan.
(4) Setiap anggota mempunyai kewajiban clan hak yang sama terhadap Koperasi sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar.
Pasal 20
(I) Setiap anggota mempunyai kewajiban:
a. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati dalam Rapa! Anggota;
b. berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Koperasi; c. mengembangkan dan memelihara kebersamaan berclasar atas asas kekeluargaan.
(2) Setiap anggota mempunyai hak:
a. menghadiri, menyatakan r endapat, dan memberikan suara dalam Rapat Anggota; b. memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas; c. meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalarn Anggaran Dasar; d. mengemukakan pendapat atau saran kepada Pengurus diluar Rapat Anggota baik diminta
maupun tidak diminta; e. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota; f. tnendapatkan keterangan inengenai perke1nbangan I<operasi 1nenurut ketentuan dalam
Anggaran Dasar.